Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi...

26
2 Pendahuluan Komunikasi merupakan suatu proses yang memungkinkan manusia saling memahami satu dengan yang lain. Dikatakan demikian karena, “rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum pertama ketika kita berkomunikasi dengan orang lain sebab pada prinsipnya manusia lebih cenderung berharap untuk dihargai”. 1 Proses komunikasi ini berawal dari suatu keinginan untuk menelusuri sesuatu yang lahir dari pemikiran seseorang untuk disampaikan kepada orang lain. Pada tahap ini seseorang berusaha untuk bagaimana menyatukan keinginannya dengan orang lain sebab apabila suatu pesan tidak sesuai dengan keinginan seseorang tentu akan menimbulkan akibat-akibat yang tidak dikehendaki. Menurut Stewart, “Komunikasi itu berkaitan dengan konsep diri sehingga setiap individu memperoleh identitas diri dengan memperhatikan dan diperhatikan oleh orang lain”. 2 “Bila komunikasi itu bersifat terbuka, bila maksud dan tujuan sudah jelas maka akan tumbuh sikap percaya diri. Sikap percaya itu berkembang apabila setiap komunikan menanggap komunikan lainnya berlaku jujur”. 3 Disini akan tercermin sikap saling menerima yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Orang berkomunikasi karena mereka membutuhkan kepastian, sebab melalui komunikasi seseorang mengekspresikan dirinya sehingga kehadirannya mempunyai arti dan makna bagi orang lain, apakah dia disenangi oleh orang lain, apakah dia benar-benar berperan, apakah kelemahan dan kelebihannya?Hal-hal itulah yang akan ditemukan melalui komunikasi yang dilakukan. Oleh karena itu maka komunikasi sangat dibutuhkan. Pada saat manusia mengalami gangguan kesehatan, mereka membutuhkan kehadiran orang lain, misalnya dokter atau perawat. Kenyataan yang sering terjadi bahwa komunikasi yang diharapkan pasien tidak dapat dipenuhi karena kesibukan kerja para medis. Metode yang paling relevan dalam proses penyembuhan pasien adalah pendekatan holistik. “Kata holistik berasal dari kata benda whole yang berarti keseluruhan, utuh, lengkap dan sempurna. Seseorang dikatakan sehat bila dia 1 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi. Rosdakarya. Bandung 2005. 22. 2 Stewart L. Lubbs. Sylvia Moss. Human Communication. Prinsip-prinsip Dasar. Remaja Rosdakarya. Bandung 2001. 3-4 3 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung 2005. 131.

Transcript of Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi...

Page 1: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

2

Pendahuluan

Komunikasi merupakan suatu proses yang memungkinkan manusia saling

memahami satu dengan yang lain. Dikatakan demikian karena, “rasa hormat dan

saling menghargai merupakan hukum pertama ketika kita berkomunikasi dengan

orang lain sebab pada prinsipnya manusia lebih cenderung berharap untuk

dihargai”. 1

Proses komunikasi ini berawal dari suatu keinginan untuk menelusuri

sesuatu yang lahir dari pemikiran seseorang untuk disampaikan kepada orang lain.

Pada tahap ini seseorang berusaha untuk bagaimana menyatukan keinginannya

dengan orang lain sebab apabila suatu pesan tidak sesuai dengan keinginan

seseorang tentu akan menimbulkan akibat-akibat yang tidak dikehendaki.

Menurut Stewart, “Komunikasi itu berkaitan dengan konsep diri sehingga setiap

individu memperoleh identitas diri dengan memperhatikan dan diperhatikan oleh

orang lain”.2 “Bila komunikasi itu bersifat terbuka, bila maksud dan tujuan sudah

jelas maka akan tumbuh sikap percaya diri. Sikap percaya itu berkembang apabila

setiap komunikan menanggap komunikan lainnya berlaku jujur”.3 Disini akan

tercermin sikap saling menerima yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dengan

orang lain.

Orang berkomunikasi karena mereka membutuhkan kepastian, sebab

melalui komunikasi seseorang mengekspresikan dirinya sehingga kehadirannya

mempunyai arti dan makna bagi orang lain, apakah dia disenangi oleh orang lain,

apakah dia benar-benar berperan, apakah kelemahan dan kelebihannya?Hal-hal

itulah yang akan ditemukan melalui komunikasi yang dilakukan. Oleh karena itu

maka komunikasi sangat dibutuhkan.

Pada saat manusia mengalami gangguan kesehatan, mereka membutuhkan

kehadiran orang lain, misalnya dokter atau perawat. Kenyataan yang sering terjadi

bahwa komunikasi yang diharapkan pasien tidak dapat dipenuhi karena kesibukan

kerja para medis.

Metode yang paling relevan dalam proses penyembuhan pasien adalah

pendekatan holistik. “Kata holistik berasal dari kata benda whole yang berarti

keseluruhan, utuh, lengkap dan sempurna. Seseorang dikatakan sehat bila dia

1 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi. Rosdakarya. Bandung 2005. 22. 2 Stewart L. Lubbs. Sylvia Moss. Human Communication. Prinsip-prinsip Dasar. Remaja

Rosdakarya. Bandung 2001. 3-4 3 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung 2005. 131.

Page 2: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

3

dapat hidup dan bertumbuh secara penuh, sempurna dalam seluruh aspek

kehidupannya.

Pada sisi lain, unsur-unsur kekeluargaan, suku, agama atau golongan juga

sering dominan dalam pelayanan. Salah satu fungsi komunikasi itu adalah

mengobati dan menyembuhkan, tetapi tanpa disadari bahwa dalam hal melayani

sesama yang menderita secara fisik telah tercipta diskriminasi.

Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang peran komunikasi dalam proses penyembuhan pasien di Rumah

Sakit Sejahtera Bhakti dan Holistik Salatiga dikarenakan Rumah Sakit ini

menggunakan metodologi akupuntur dan terapi herbal. Rumah Sakit tersebut

berada di Jl. Damar 136 Magersari, Tegalrejo Salatiga. Waktu pelaksanaan

wawancara pada tanggal 12 Desember 2013 - 11 Januari 2014 dengan jumlah

responden adalah 2 dokter dan 4 perawat. Yang hendak diteliti adalah: apakah

menurut dokter dan perawat komunikasi berperan dalam proses penyembuhan?

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

dan metode deskriptif. Metode ini memaparkan situasi atau peristiwa yang diteliti

dengan menggambarkan dan melukiskan objek pada saat yang sama berdasarkan

fakta, kemudian dari fakta yang dijelaskan secara kualitatif. Penelitian ini tidak

mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat

prediksi.4

Sistematika Penulisan Jurnal

I. Pendahuluan

II. Kerangka pemikiran teoritis

III. Hasil wawancara

IV. Analisis hasil penelitian

V. Penutup

4Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung 2001.24-26.

Page 3: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

4

1. Kebutuhan pasien terhadap komunikasi.

Pasien atau orang yang sakit secara fisik adalah “Orang yang banyak atau

sedikit-merasa bahwa ia dibuat menjadi pasif atau barangkali lebih baik-dibuat

menjadi non-aktif terutama kalau ia dirawat di rumah sakit”.5 Mereka diliputi rasa

takut, khawatir, kecewa karena penyakit, masalah keluarga, tekanan ekonomi dan

sebagainya. Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan pasien yang dirawat di

rumah sakit itu berbeda-beda atau tidak sama. Ada yang membutuhkan

percakapan, penyuluhan atau bimbingan, penghiburan dan sebagainya. Menurut

J.L.Ch. Abineno, “Orang sakit harus melihat penyakit sebagai musuh yang harus

dilawan dan dimusnakan”.6

“Galen percaya bahwa penyakit berasal dari ketidak-seimbangan cairan

penting dalam tubuh yang disebut humor. Ia berkata: “Dalam tubuh ada darah,

lendir, empedu kuning dan empedu hitam, kita berada dalam kesehatan yang

sempurna tatkala unsur-unsur ini dalam proporsi yang tepat”.7 Menurut

Hipokrates, “Setiap penyakit mempunyai penyebab alami. Temukan penyebabnya

maka anda akan bisa menyembuhkan penyakitnya”.8 “Penyakit parah harus diatasi

dengan obat ampuh” dan “penyakit bisa lebih parah jika pikiran susah”.9Tetapi

“WHO mengatakan bahwa sehat bukan berarti tidak ada keluhan atau penyakit

melainkan kondisi sejahtera, fisik, mental dan sosial”.10

Wiryasaputra Totok. S mengatakan bahwa, “Manusia itu sehat bila dapat

berelasi dan berinteraksi secara seimbang, penuh dan dinamis dengan tiga kurun

waktu yaitu masa lalu, kini, dan masa depan”.11

Berdasarkan pemahaman diatas maka pengertian pasien terbagi atas dua

bagian yaitu pasien dalam atau rawat inap dan pasien luar atau rawat jalan. Pasien

dalam adalah pasien yang memperoleh pelayanan tinggal atau dirawat pada suatu

unit pelayanan tertentu. Sedangkan pasien luar atau rawat jalan adalah pasien

yang hanya memperoleh pelayanan tertentu, tidak tinggal atau dirawat pada suatu

unit pelayanan tertentu. Jadi pasien adalah setiap orang yang melakukan

5 J.L.Ch.Abineno. Pelayanan Pastoral Kepada Orang-orang Sakit. BPK-GM. Jakarta 2002. 4

6 Ibid. 18.

7 John Hudson Tiner. Menggali Sejarah Pengobatan. Komunikasi Bina Kasih/Omf. Jakarta

2005.19. 8 Ibid.9. 9 Ibid.11. 10 Wiryasaputra, Totok S. Ready to Care:Pendampingan dan Konseling Psikologi. Galang Press.

Yogyakarta 2006.33. 11 Ibid.43.

Page 4: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

5

konsultasi untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan dokter atau perawat.

”Proses keperawatan ini digunakan untuk merencanakan dan memberikan

perawatan kepada pasien melalui suatu rencana perawatan dan diagnosis

keperawatan untuk mencapai kebutuhan pasien”.12

Terkadang ada pasien yang

tidak menghargai orang lain, mencela orang lain, cerewet atau pemarah. Ada yang

tidak minta dihormati melainkan hanya ingin dihargai sebagai manusia yang

mempunyai perasaan, pikiran dan kepribadian. Ia merasa diri senang dan aman

bila dirinya dianggap sebagai manusia dengan perlakuan yang sepantasnya.13

Pada prinsipnya, “semua pasien mengharapkan sikap ramah dari perawat,

ingin merasa diri aman dalam perawatan dan memperoleh kesembuhan”.14

Jadi

menghadapi seorang pasien, lebih sulit mengobati sikapnya terhadap penyakit dari

penyakitnya sendiri. Artinya bahwa sikap dan tingkah laku pasien misalnya tidak

mau mengikuti petunjuk dokter atau perawat, tidak mau menggunkan obat-obatan

yang diberikan, cerewet, marah-marah, selalu mempersalahkan perawat atau

dokter, mungkin karena pasien merasa memiliki suatu jabatan dalam masyarakat.

Sikap ini memang tidak mudah diobati. Untuk memahami tingkah laku pasien

dibutuhkan pengertian terhadap masalahnya: apa yang ia alami, rasakan, dan

mengapa demikian? Terkadang tingkah laku pasien merupakan gejala dari

penyakitnya.

Hasil analisa dan diagnosa perawat terhadap tingkah laku pasien akan

tersingkap bagaimana kepribadian pasien. Skinner membedakan perilaku menjadi

dua bagian yaitu “perilaku yang dibawah sejak lahir dan perilaku operan yaitu

perilaku yang dibentuk melalui proses belajar”.15

“Pengetahuan dan kepribadian seseorang sangat penting agar kita dapat

mempengaruhi orang tersebut sebab kita mengenal mana orang baik dan mana

orang jahat dari tingkah lakunya”.16

Dengan mengetahui sifat pasien maka kita

dapat menentukan sikap sesuai kepribadiannya sehingga pasien dapat menjalani

proses pengobatan dengan baik.

12

Judith M. Wilkinson. Nancy R. Ahem. Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta 2012.6.

13 Singgih D. Gunarsa. Y. Singgih D. Gunarsa. Psikologi Perawatan. BPK-GM. Jakarta 2003.29. 14 Ibid.28-29. 15 Been Rafanany. Rahasia Membaca Pikiran Orang Lain. Pinang Merah Publisher. Yogyakarta

2012.31. 16 Ibid.22.

Page 5: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

6

Menurut Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, “perawat

adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan

keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui pendidikan keperawatan”.17

Berdasarkan latar belakang pendidikan yang dimiliki maka tugas seorang

perawat tidak hanya sebatas menjaga atau mengontrol pasien, tetapi juga

melakukan pelayanan dan pengobatan kepada masyarakat secara menyeluruh,

menjalin hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga, teman seprofesi, yang

memiliki kepribadian yang berbeda-beda, “tidak mendiskriminasikan pasien

berdasarkan agama, ras, sosial budaya, dan ekonomi, tetapi harus mempunyai

kemampuan berinteraksi dengan orang lain, memperlakukan pasien sebagai

manusia yang memerlukan bantuan”.18

Seorang perawat harus berusaha sedapat mungkin agar segala ucapan dan

tindakannya tidak menyakiti orang lain, dan menimbulkan kejengkelan ataupun iri

hati, tetapi memiliki sikap penuh pengertian dan pengabdian, memiliki sikap

yang memungkinkan dapat membantu dan mengatasi kesulitan pasien maupun

keluarganya.

Sunaryo mengatakan, “sikap positif seorang pasien terhadap perawat yang

memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu, ditandai dengan ia akan

mentaati segala nasihat dari perawat tersebut”.19

Jadi walaupun seorang perawat

harus menghadapi kepribadian pasien yang berbeda tetapi “para perawat tidak

boleh membedakan bahkan mengistimewakan pasien satu dengan pasien yang lain

selama mereka dirawat dari kelas perawatan yang berbeda”.20

Tidak hanya sebatas

itu, tetapi “seorang perawat juga harus dapat siap senyum, memberi salam dengan

ramah, sikap yang optimis dan percaya diri. Ingat motto: “Senyumku adalah

obatmu”.21

Seorang perawat juga harus peka terhadap kemungkinan penilaian

pasien terhadap perbuatannya dan perlu memperoleh kepercayaan diri dari pasien,

sebab keberhasilan perawat tergantung dari bagaimana ia memperkembangkan

kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

Sikap yang perlu dimiliki oleh seorang perawat dalam merawat seorang

pasien menurut Sunaryo adalah, “sikap ramah terhadap semua orang terlebih

17 Rahayuni J. Kamus Keperawatan. Dinamika.Press.10 18 Ibid.14. 19 Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 2004.196. 20

Ibid.121. 21 Ibid.127.

Page 6: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

7

terhadap pasien, dapat dipercaya, memiliki sikap yang dapat memberikan rasa

aman pada pasien, dapat menahan diri jangan sampai menyalahkan, mengkritik,

menyudutkan dan mempermalukan pasien dan keluarga. Setiap perawat harus

memiliki sikap harmonis sesuai situasi dan kondisi pasien untuk sekedar

menghibur”.22

Dikatakan demikian karena “dari semua anggota tim yang

menangani pasien, perawatlah yang banyak berhubungan dengan pasien”.23

Dalam pelayanan kesehatan, hubungan perawat dan pasien harus terjalin

dengan baik dan penuh keterbukaan, sebab dengan keterbukaan maka komunikasi

dapat berlangsung secara adil, transparan, dapat diterima oleh semua pihak yang

berkomunikasi. Metode yang paling relevan adalah konseling.

Menurut Ivey dan Simek-Downing (1980), “Konseling adalah memberikan

alternatif, membantu klien dalam melepaskan dan merombak pola-pola lama,

yang memungkinkan kita untuk melakukan proses pengambilan keputusan dan

menemukan pemecahan-pemecahan yang tepat terhadap masalah”.24

Jadi konseling ditandai oleh adanya hubungan profesional antara konselor

yang terlatih dan klien. Dengan kata lain bahwa konseling itu berhubungan

dengan tujuan membantu orang lain. Masalahnya adalah mengapa orang

membutuhkan konseling?

Menurut Haris (dalam Corey 1988), ada beberapa alasan mengapa orang

membutuhkan konseling, diantaranya karena “mereka cukup menderita terhadap

masalah dan berniat untuk menghentikan, adanya keputus-asaan pada masalahnya

dan adanya kejenuhan menghadapi masalah yang tidak kunjung selesai dan

keinginan mereka untuk bisa berubah”.25

Jadi orang membutuhkan konseling

karena melalui konseling itu pasien atau klien akan dibantu untuk menemukan

solusi, keputusan, kebutuhan dan perasaan agar bisa hidup efektif, sebab fokus

utama dari konseling itu terletak pada usaha untuk menemukan sumber-sumber

masalah.

Salah satu syarat dari komunikasi dalam bidang keperawatan dipengaruhi

oleh sikap respek. “Respek dalam komunikasi diartikan sebagai bentuk sikap

saling menghargai dan menghormati antara komunikator dan komunikan.

Keinginan untuk dihargai dan dihormati merupakan bentuk kebutuhan

22 Ibid.206. 23 Singgih D.Gunarsa. Konseling dan Psikoterapi. BPK-GM. Jakarta 1996.18. 24

Ibid.20. 25 Herri Zan Pieter. Pegantar Komunikasi dan Konseling. Kencana. Jakarta 2012.244.

Page 7: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

8

manusia”.26

Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap efektifitas

konseling adalah faktor kemampuan berempati. “Istilah empati menggambarkan

sejauh mana seseorang ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Empati

diartikan sebagai menghayati perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang

dirasakan orang lain”.27

Masalahnya adalah bagaimana membangun kemampuan

empati sehingga kita dapat mengetahui perasaan orang lain.

Dikatakan demikian karena empati pada dasarnya dibangun berdasarkan

kesadaran diri, sehingga semakin kita terbuka maka semakin terampil kita

membaca perasaan orang lain. Menurut Enjang As, “Kunci untuk memahami

perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan non verbal; nada bicara,

gerak-gerik, ekspresi wajah dan sebagainya”.28

Langkah pertama dalam meningkatkan kemampuan untuk melakukan

empati adalah dengan menyediakan waktu dan berusaha untuk memperhatikan

pembicaraan orang lain.

Dengan demikian maka “proses interaksi yang baik antara konselor dan

konseli bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien, mencari tahu latar belakang

klien, membantu klien dalam menemukan persoalan yang terjadi, dan bersama

klien mencari solusi yang terbaik atas persoalan yang dihadapi klien”.29

Menurut Farid Mashudi, “Konseling adalah proses pemberian bantuan yang

dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada

individu yang sedang mengalami masalah (klien)”.30

Seorang konselor adalah

orang yang memahami hati orang lain, orang yang peduli dengan orang lain atau

orang yang memberi alternatif (bukan nasihat). Dikatakan demikian karena

sahabat itu yang disenangi orang dewasa ini. Seorang dokter atau perawat harus

hidup bertanggung jawab, dan menghargai efektifitas, mampu mengaktualisasikan

diri dan jujur apa adanya.

Seorang dokter atau perawat juga harus memiliki nalar yang baik serta

intelegensi sosial yang baik pula, dan harus mampu memusatkan perhatiannya

pada konseling. Dokter atau perawat juga mesti menerima dan menghargai pasien

apa adanya tanpa syarat, jangan memecahkan masalah secara langsung tetapi

26 Ibid. 66. 27 Ibid.103. 28 Enjang As. Komunikasi Konseling. Nuansa. Bandung 2009.182. 29

Ibid.122. 30 Farid Mashudi. Psikologi Konseling. Ircisod. Yogyakarta 2012.19.

Page 8: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

9

berikan alternatif pilihan kepada pasien. Perawat harus fokus pada usaha untuk

membentuk relasi dengan pasien, atau berusaha mengenali pasien. Minuchin

mengatakan bahwa, “Seorang konselor harus mendapatkan hak untuk masuk ke

dalam kehidupan klien dan harus berusaha menarik klien untuk bisa bekerja

sama”.31

Dokter atau perawat semestinya tidak hanya memusatkan perhatiannya

kepada masalah yang dihadapi pasien, tetapi sebaliknya melihatnya sebagai anak

Tuhan atau manusia yang perlu dikasihi dan dilayani.

Dikatakan demikian sebab fungsi konseling yaitu membantu pasien untuk

mencegah timbulnya masalah bagi diri pasien, membantu pasien untuk

memecahkan masalah yang sedang dihadapi, dan tetap menjaga agar situasi dan

kondisi yang semula tidak baik (bermasalah) menjadi baik agar tetap baik

(terpecahkan). Jadi masalah manusia adalah masalah relasi. Relasi bisa tercipta

dengan baik apabila ada saling mempercayai.

2. Komunikasi dan Kesembuhan

Istilah komunikasi pada awalnya bersumber dari bahasa latin

“Communicatio” artinya pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Kata ini

kemudian diadopsi dalam bahasa Inggris “Communication” artinya hubungan.

Dalam bahasa Indonesia disebut “Komunikasi”. “Communicatio” berasal dari

bahasa Latin “Communis” artinya membuat kebersamaan atau membangun

kebersamaan antara dua orang atau lebih”.32

Komunikasi juga berasal dari akar

kata dalam bahasa Latin “Communicatio” artinya membagi.

Berdasarkan pengertian diatas maka setiap orang yang terlibat dalam

komunikasi harus terdapat kesamaan pikiran sehingga komunikasi itu dapat

berlangsung dengan baik. Dengan kata lain bahwa komunikasi merupakan suatu

proses untuk memindahkan informasi dan pendapat sehingga dapat diterima dan

dipahami oleh orang lain. Proses ini dapat dilakukan melalui aktifitas berbicara,

mendengarkan ataupun melihat.

“Komunikasi adalah suatu respons dimana dua orang atau lebih membentuk

atau melakukan pertukaran informasi satu sama lainnya, yang pada gilirannya

akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”. Sedangkan menurut Murphy

31

Ibid.65-66 32 Suryati Romauli. Komunikasi Kebidanan. Trans Info Media. Jakarta 2013. 2.

Page 9: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

10

dan Hovland, “Komunikasi adalah seluruh proses yang diperlukan untuk

mencapai pikiran-pikiran yang dimaksud oleh orang lain”. “Komunikasi adalah

suatu proses dimana kita mengerti orang lain dan kemudian berusaha dimengerti

oleh mereka”.33

Proses komunikasi sering dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor

misalnya emosi atau peran dan hubungan. Dari aspek emosi; seorang perawat

perlu mengevaluasi emosinya karena emosi itu sulit disembunyikan. Demikian

juga dengan gaya perawat berkomunikasi dengan pasien tentu berbeda dengan

cara perawat berbicara dengan dokter atau teman perawat. Karena itu seorang

perawat perlu menyadari peranannya ketika berinteraksi dengan pasien atau klien

pada waktu memberikan asuhan.

“Seorang perawat yang mempunyai pikiran negatif terhadap kliennya dapat

menimbulkan rasa tidak hormat terhadap klien dan mengurangi rasa keterbukaan

klien”.34

Dikatakan demikian karena komunikasi dilihat sebagai suatu proses

untuk menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Artinya bahwa

komunikasi harus dilihat sebagai suatu proses belajar mengajar sehingga

seseorang tidak hanya menjadi pola anutan tetapi juga mampu membangkitkan

semangat orang lain. Cara ini dimaksudkan agar seseorang dapat merubah sikap

dan tingkah lakunya dengan kesadaran sendiri karena sasaran komunikasi adalah

merubah sikap dan tingkah laku seseorang.

Berdasarkan penjelasan diatas maka komunikasi dapat dilihat dari beberapa

aspek menurut beberapa ahli.

Dilihat dari aspek pemahaman, “Komunikasi adalah proses yang

memungkinkan kita saling memahami (Anderson 1959)”. Dari aspek pengaruh,

“Komunikasi adalah usaha untuk mengirimkan pesan tertentu untuk

mempengaruhi penerima pesan tersebut (Miller 1966)”. Dilihat dari aspek proses,

“Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, ketrampilan, emosi dengan

mempergunakan simbol, kata, gambar, angka dan sebagainya (Bereslson dan

Steiner 1964)”. Dari aspek kuasa, “Komunikasi adalah mekanisme yang dipakai

untuk mempergunakan kuasa (Schacter 1951)”. Sedangkan dari aspek tujuan,

“Komunikasi adalah pengiriman pesan dari sumber kepada penerima, juga dalam

33 Onong Uchjana Effendy. Human Relations and Public Relations. Mandar Maju. Bandung

1993.11. 34 Ibid.16.

Page 10: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

11

bentuk perilaku tertentu dan bertujuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain

dalam situasi-situasi tertentu”.35

Menurut Carl I. Hovland, “Ilmu komunikasi adalah upaya yang sistimatis

untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta

pembentukan pendapat dan sikap”. Sedangkan menurut Effendy:“Komunikasi

adalah proses mengubah perilaku orang lain”.36

Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi sangat penting karena

komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan proses keperawatan. Dalam

asuhan keperawatan, keperawatan ditujukan untuk mengubah perilaku klien

dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Stuart, G.W., 1998).

Karena bertujuan untuk terapi maka komunikasi dalam keperawatan disebut

komunikasi terapeutik. Northouse (1998, hal. 12) menyatakan bahwa,

“Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk

membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis, dan

belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. Sedangkan Stuart G. W.

(1998) menyatakan bahwa, Komunikasi terapeutik merupakan hubungan

interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien

memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman

emosional klien”.37

Hibdon, S. (2000) menyatakan bahwa pendekatan konseling

yang memungkinkan klien menemukan siapa dirinya merupakan fokus dari

komunikasi terapeutik.

Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien ke

arah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang

meliputi: Pertama, realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan

diri. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri klien.

Klien yang tadinya tidak bisa menerima diri apa adanya atau merasa rendah diri,

setelah berkomunikasi terapeutik dengan perawat akan mampu menerima dirinya.

Kedua, kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan

saling bergantung dengan orang lain. Melalui komunikasi terapeutik, klien belajar

bagaimana menerima dan diterima orang lain. Dengan komunikasi yang terbuka,

jujur, dan menerima klien apa adanya, perawat dapat meningkatkan kemampuan

35 Robby I. Chandra. Teologi dan Komunikasi. Duta Wacana Univercity Press. Yogyakarta 1996.3. 36 Onong Uchjana Effendy. Op.Cit.10. 37

Suryani. Komunikasi Terapeutik “Teori dan Praktik”. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 2005.12.

Page 11: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

12

klien dalam membina hubungan saling percaya (Hibdon, S., 2000). Ketiga,

peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai

tujuan yang realistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan yang

terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya. Keempat, rasa identitas personal

yang jelas dan peningkatan integritas diri. Identitas personal disini termasuk

status, peran, dan jenis kelamin.

Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun dan

mempertahankan hubungan yang terapeutik. Pertama, hubungan perawat dengan

klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan. Hubungan ini

didasarkan pada prinsip “humanity of nurse and clients”. Kualitas hubungan

perawat-klien ditentukan oleh bagaimana perawat mendefinisikan dirinya sebagai

manusia (human). Hubungan perawat dengan klien tidak hanya sekedar hubungan

seorang penolong dengan kliennya tapi lebih dari itu, yaitu hubungan antara

manusia yang bermartabat (Duldt-Battey, 2004). Kedua, perawat harus

menghargai keunikan klien. Tiap individu mempunyai karakter yang berbeda-

beda. Karena itu perawat perlu memahami perasaan dan perilaku klien dengan

melihat perbedaan latar belakang keluarga, budaya, dan keunikan setiap individu.

Ketiga, semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri

pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga

harga dirinya dan harga diri klien. Keempat, komunikasi yang menciptakan

tumbuhnya hubungan saling percaya (trust) harus dicapai terlebih dahulu sebelum

menggali permasalahan dan memberikan alternatif pemecahan masalah (Stuart,

G.W., 1998). Hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah kunci dari

komunikasi terapeutik.

Menurut Roger dalam Stuart G.W. (1998), ada beberapa karakteristik

seorang helper (perawat) yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang

terapeutik. Karakteristik helper (perawat) tersebut antara lain: Kejujuran, tidak

membingungkan dan cukup ekspresif, bersikap positif, empati, mampu melihat

permasalahan dari kaca mata klien, menerima klien apa adanya, sensitif terhadap

perasaan klien, dan tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri

perawat sendiri.

Seorang perawat yang mempunyai pikiran negatif terhadap pasiennya dapat

menimbulkan rasa tidak hormat terhadap pasien dan mengurangi rasa

keterbukaan. Padahal fungsi komunikasi itu adalah menumbuhkan semangat

Page 12: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

13

kebersamaan (solidaritas), mempengaruhi orang lain dan memberi informasi dan

memecahkan masalah bersama.

Effendy mengatakan bahwa “Komunikasi itu akan berhasil apabila pikiran

disampaikan dengan menggunakan perasaan, sebaliknya komunikasi akan gagal

jika sewaktu menyampaikan, perasaan tidak terkontrol”.38

“Bila komunikasi itu

bersifat terbuka, bila maksud dan tujuan sudah jelas, bila ekspektasi sudah

dinyatakan maka akan tumbuh sikap percaya dan saling menerima”. “Menerima

adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut

dihargai (Anita Taylor 1977:193). Sebab keakraban hanya terjadi bila kita semua

bersedia untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran kita”.39

Hubungan manusiawi ini bertujuan untuk menghilangkan hambatan-

hambatan komunikasi dan meniadakan salah pengertian antara perawat dengan

pasien. “Anehnya, betapapun sulitnya kita mempersepsi orang lain, kita toh

berhasil juga memahami orang lain. Buktinya, kita masih dapat bergaul dengan

mereka, masih dapat berkomunikasi dengan mereka dan masih dapat menduga

perilaku mereka”.40

“Komunikasi juga dihubungkan dengan kesehatan fisik”.41

Pada jaman Hipokrates, salah satu cara menyembuhkan pasien adalah,

“menyuruh orang sakit mengunjungi salah satu kuil. Mereka menyembuhkan

pasien dengan mengucapkan mantra dan membuat ramuan ajaib, pasien harus

menyajikan kurban dan bermalam. Sementara ia tidur penyakitnya akan hilang”.

Cara pengobatan ini dilakukan karena “terkadang dokter bisa disuap agar pasien

meninggal, atau dipaksa oleh penguasa untuk membuat racun untuk

menyingkirkan saingannya”.42

Banyak pelayanan kesehatan non medis (semacam

dukun) dan pengobatan alternatif yang kini tersebar ditengah masyarakat. Bentuk

pelayanan non medis seperti ini tidak pernah sepi dari pasien, malah orang rela

antri hanya untuk mendapatkan kesembuhan.

38 Onong Uchjana Effendy. Op.Cit.11. 39 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Rosdakarya. Bandung 2005.130-131. 40 Ibid.82. 41 Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss. Human Communication. Prinsip-prinsip Dasar Rosdakarya.

Bandung 2001.3. 42 John Hudson Tiner. Op.Cit. 9-10

Page 13: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

14

Ada dua alasan yang melatar belakangi pemikiran pasien atau anggota

masyarakat:

1. Semakin tingginya biaya pengobatan sehingga sulit dijangkau terutama

masyarakat menengah ke bawah.

2. Semakin berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan

perawat atau petugas kesehatan.

Akibatnya terjadi konflik dalam masyarakat, walaupun konflik tidak selamanya

positif atau negatif, tergantung bagaimana orang melihat konflik itu. Menurut

Farid Mashudi, “Perawat sebagai konselor wajib memberikan pelayanan hingga

tuntas sepanjang dikehendaki klien, dan tidak diperkenankan melakukan

diskriminasi atas dasar suku, bangsa, warna kulit, agama atau status sosial

tertentu”.43

Apabila pasien memahami penyakit yang menimpa dirinya, dan

percaya bahwa perawat yang merawatnya benar-benar memperdulikan

kesembuhannya, maka pasien akan menunjukan kepuasannya terhadap perawatan

yang dilakukan oleh perawat.

Metode yang paling relevan dalam proses penyembuhan pasien adalah

pendekatan holistik. “Kata holistik berasal dari kata benda whole yang berarti

keseluruhan, utuh, lengkap dan sempurna. Dalam pemahaman holistik, kita tidak

memakai model medis yang hanya berfokus pada aspek fisik atau biologis untuk

memahami arti sehat. Seseorang dikatakan sehat bila dia dapat hidup dan

bertumbuh secara penuh, sempurna dalam seluruh aspek kehidupannya. Begitu

pula, orang dikatakan sehat bila dia mampu berelasi dan berinteraksi secara

dinamis, penuh, selaras dan seimbang dengan dirinya, sesama dan Tuhannya”.44

Pendekatan holistik melihat manusia dalam satu kesatuan yang utuh,

jasmani dan rohani, karena hidup manusia saling berhubungan dan saling

mempengaruhi, serta bertanggung jawab seorang terhadap yang lain.

Berdasarkan pemahaman ini maka seorang perawat harus melihat pasien

sebagai manusia yang perlu dikasihi dan dilayani. Pendekatan holistik harus

melihat sesama manusia sebagai “saudara, kawan, tetangga, dan sebagainya”.

Istilah ini menerangkan suatu hubungan yang erat antara manusia yang satu

dengan manusia yang lain.45

43 Farid Mashudi. Op. Cit. 257. 44

Wiryasaputra, Totok.S. Op. Cit. 35. 45 J.L.Ch.Abineno. Op. Cit. 98-99.

Page 14: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

15

Menurut Harry Stack Sullivan (1953), “Jika kita diterima orang lain,

dihormati dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap

menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu

meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita akan cenderung tidak

akan menyenangi diri kita”.46

Sesama manusia yang dimaksudkan disini adalah

siapa saja yang menunjukkan belas kasihan dan menolong kita pada saat kita

membutuhkan pertolongan karena identitas atau jati diri kita terbentuk melalui

komunikasi dengan orang lain terutama orang-orang yang mengalami penderitaan

secara fisik atau badaniah karena penyakit, tekanan ekonomi dan sebagainya.

Pendekatakan holistik bertujuan untuk menolong pasien agar mengalami

kesembuhan dalam dimensi vertikal maupun horisontal. Dikatakan demikian

karena seorang pasien dapat menjadi lebih utuh secara fisik, mental dan

spiritualitas apabila ia ditolong untuk mengembangkan dirinya dan menghargai

sesama. Seorang perawat juga harus memiliki kemampuan untuk mendengarkan

atau mengerti sebelum mendengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Farid

Mashudi mengatakan “Semakin banyak mendengar cerita, masalah dan perasaan

orang lain, maka perasaan kita akan semakin kaya. Akhirnya kita semakin

mengetahui cara memahami masalah dan perasaan orang lain”.47

Sikap ini akan membantu terbukanya hubungan yang saling

menyembuhkan. Jadi pelayanan holistik itu harus menyentuh semua orang tanpa

kecuali, sebab ketrampilan membina hubungan baik merupakan dasar dari proses

komunikasi antara perawat dengan pasien misalnya senyum, menghormati,

menerima pasien apa adanya, santai dan sikap bersahabat. Jika tidak demikian

maka pelayanan perawat bukan pelayanan holistik sebab pelayanan holistik berarti

mengubah orientasi dari ingat diri sendiri kepada kepentingan orang lain. Kalau

pelayanan seorang perawat hanya dilihat sebagai suatu aspek ritual untuk

membantu suatu yayasan atau rumah sakit misalnya, maka pelayanan yang

dilakukan tidak akan menjadi pelayanan sosial yang dapat menjangkau

masyarakat.

46

Jalaluddin Rakhmat. Op. Cit. 101. 47 Farid Mashudi. Op. Cit. 100.

Page 15: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

16

Holistik didefinisikan sebagai pendekatan yang memperhatikan pasien

secara keseluruhan terutama kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan

spiritualitas pasien berdasarkan sakit yang diderita. Howard Clinebell mengatakan

bahwa, “Pendekatan holistik memandang manusia sebagai makhluk yang

mempunyai kekayaan yang masih belum ditemukan......dan masih belum

dikembangkan”.48

Ketika komunikasi antara perawat dan pasien terjadi melalui

pendekatan holistik, empati dan pesan positif dari perawat dapat diterima oleh sel

dalam tubuh pasien akan memberikan dampak positif bagi kesembuhan pasien.

Disini perawat dituntut untuk memahami keadaan pasien apapun latar

belakangnya (Kultur budaya, sosial, ideologi dan sebagainya).

Sebagai tenaga kesehatan yang selalu berhubungan dengan pasien, perawat

dituntut untuk selalu menunjukkan sikap yang bersahabat, menyenangkan, ramah

dan simpatik, walaupun terkadang harus berhadapan dengan pasien yang rewel

dan sombong sekalipun. Jiwa besar perawat dituntut untuk membantu

memulihkan kesehatan pasien... Arifin (1975:63) meyakini bahwa “beberapa ahli

kedokteran jiwa melakukan penyembuhan penyakit pasien bisa lebih cepat ketika

menggunakan metode yang berdasarkan keagamaan yaitu dengan membangkitkan

potensi keimanan kepada Tuhan, kemudian menggeraknnya ke arah pencerahan

batin yang pada akhirnya menimbulkan kepercayaan diri bahwa Tuhan Yang

Maha Kuasa adalah satu-satunya kekuatan penyembuh dari penyakit”. 49

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi holistik

adalah bagian dari komunikasi interpersonal atau komunikasi diadik atau

komunikasi dua arah penerapan holistik dalam komunikasi kesehatan khususnya

hubungan antara perawat-pasien dapat membantu baik dari pihak perawat maupun

pasien untuk mencapai tujuan bersama yaitu kesembuhan pasien. Pendekatan

holistik merupakan pendekatan secara mental, fisik dan spiritual dimana perawat

melihat pasien secara keseluruhan tidak secara terpisah-pisah. Unsur yang sangat

penting dalam komunikasi holistik adalah rasa empati yang tinggi. Artinya

kemampuan untuk seperasaan dengan orang lain.

48 Howard Clinebell. Tipe-tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral. Kanisius. GPK-GM.

Yogya 2002. 37. 49 Enjang. As. Op. Cit.65.

Page 16: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

17

3. Pandangan para dokter dan perawat di Rumah Sakit Sejahtera Bhakti

dan Holistik Salatiga tentang peran komunikasi dalam proses

kesembuhan pasien.

Setelah melakukan penelitian di rumah sakit Sejahtera Bhakti dan Holistik

Salatiga tentang peranan komunikasi dalam proses penyembuhan pasien, menurut

2 orang dokter yang diwawancarai bahwa komunikasi itu sangat penting dalam

proses penyembuhan. Dikatakan demikian karena pasien dalam kondisi tubuh

yang tidak sehat atau sakit mungkin sudah bertahun-tahun kalau hanya diobati

dengan terapi medis tanpa komunikasi yang baik maka pasien akan down. Tetapi

kalau komunikasi antara dokter dengan pasien itu baik maka bukan hanya pasien

tetapi keluarga juga merasa terhibur. Kalau dikatakan bahwa komunikasi sebagai

alat terapi mungkin terlalu signifikan tetapi hanya sekedar membantu secara

psikologi.

Jadi orang yang sudah lama menderita sakit kalau diperhatikan, mereka lebih

senang atau terhibur apabila komunikasi itu tercipta dengan baik. Disini mereka

merasa diperhatikan, dihormati atau dihargai sehingga melalui cara ini mereka

lebih terbuka terhadap dokter, tidak segan menyampaikan perasaan mereka, apa

yang mereka alami dan rasakan. Dari segi medispun dokter membantu.

Disisi lain menurut dokter komunikasi antara dokter dengan pasien juga

penting sebab komunikasi merupakan alat yang termudah untuk berdialog dengan

pasien memberikan support dan menjelaskan kondisi pasien sehingga ada

semangat dalam dirinya, sebab dengan berkomunikasi, memberi semangat atau

penjelasan tentang pola kehidupannya maka pasien akan merasa optimis dan sikap

ini sangat membantu proses penyembuhan. Tetapi dari pada meminum obat yang

diberikan maka menurut dokter lebih baik kalau tergantung dari pada kepercayaan

pasien sendiri.

Jadi dalam konsultasi, pasien tetap dilayani, diberi masukkan dengan cara

keagamaan. Istilahnya tetap berdoa tetapi apapun hasilnya, kita harus pasrahkan

kepada Yang Maha Kuasa (dokter hanya sebagai perantara). Kalau pasien apatis

maka obat apapun bisa menyembuhkan tetapi jika tidak ada rasa optimis dalam

diri pasien, sudah menyerah atau pasrah maka obat apapun tidak dapat

menyembuhkan. Untuk membangkitkan rasa percaya diri maka komunikasi itu

sangat penting.

Page 17: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

18

Hasil penelitian membuktikan bahwa setiap pasien memiliki tingkah laku

yang berbeda-beda yang dapat menghalangi proses penyembuhan. Tingkah laku

pasien memang tidak bisa diubah tetapi bisa diperbaiki. Terkadang pasien mudah

kecewa dan putus asa. Kebiasaan ini sulit dirubah sebab apabila pasien sudah

putus asa maka obat apapun yang diberikan, pasien tidak akan percaya bahwa

melalui obat yang diberikan kesembuhan dapat diperoleh. Karakter seperti ini

menyebabkan dokter mengalami kesulitan karena tidak ada rasa percaya diri dari

pihak pasien.

Walaupun karakter pasien seperti itu tetapi dokter harus tetap memberikan

semangat untuk menghilangkan rasa tidak percaya diri. Jadi pasien tetap diobati

tetapi harus mengembalikan rasa percaya diri. Dikatakan demikian sebab

komunikasi antara dokter dengan pasien tidak bisa hanya melalui pemeriksaan

fisik, tetapi pasien juga harus aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apa

yang pasien rasakan dan alami. Kalau pasien tidak berbicara atau berdiam diri

maka dokter tidak dapat memberikan pelayanan yang optimal.

Menurut kode etik keperawatan, tugas seorang dokter adalah membuat

analisa terhadap kondisi kesehatan pasien serta mendiagnosa penyakit yang

dialami. Hasil diagnosa disampaikan kepada perawat untuk mempersiapkan obat-

obatan yang dibutuhkan pasien sesuai petunjuk dokter. Jadi perawat tidak hanya

mendampingi dokter atau pasien tetapi juga menjadi penghubung. Fungsi perawat

sebagai penghubung adalah menerima dan meneruskan informasi baik kepada

pasien maupun dokter.

Menurut pendapat 4 perawat yang diwawancarai bahwa tingkah laku pasien

itu berbeda-beda dan bisa menghambat proses penyembuhan.

Dilihat dari volume pekerjaan atau kesibukan di ruang perawatan,

perawatlah yang lebih banyak mendampingi pasien dalam ruang perawatan,

mengontrol, melayani pasien sesuai kebutuhannya dan memelihara lingkungan

dimana pasien dirawat.

Berdasarkan pemahaman ini maka komunikasi antara pasien dengan

perawat lebih akrab jika dibandingkan dengan pasien dan dokter, karena dokter

hanya dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu sedangkan perawat adalah orang

yang 24 jam mendampingi pasien sehingga dapat memahami watak, karakter serta

kesulitannya.

Page 18: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

19

Tugas seorang perawat adalah melayani pasien sebaik mungkin demi

tercapainya kesembuhan walaupun kadang-kadang menghadapi karakter pasien

yang seolah-olah tidak menghargai pelayanan seorang perawat, tetapi kesabaran

itu sangat dibutuhkan. Dengan kata lain bahwa tugas seorang perawat adalah

merawat pasien tanpa membeda-bedakan dalam segi apapun (suku, ras, agama,

atau golongan). Dimata perawat semua manusia itu sama sehingga harus

memberikan yang terbaik kepada pasien demi kesembuhannya. Kalau pasien mau

supaya sehat harus dengan teratur menggunakan obat yang diberikan dan kalau

ada keluhan pasien maka perawat harus dengan penuh kesabaran melayaninya.

Hal yang harus dilakukan oleh seorang pasien untuk mendapatkan

kesembuhan yaitu pasien harus mempunyai sugesti tersendiri. Artinya pasien

harus yakin sebab kalau tidak ada keyakinan untuk sembuh secara otomatis

kondisi psikisnya menentukan kondisi fisiknya. Kalau psikisnya sudah pesimis

tidak akan sembuh maka secara otomatis fisik juga mengikuti. Jadi karakter atau

tingkah laku pasien itulah yang menjadi penghalang. Seringkali tingkah laku

pasien membuat perawat emosi atau rewel misalnya pasiennya merasa sehat atau

mampu, padahal kondisi fisiknya lemah, waktu-waktu istirahatpun tidak

dimanfaatkan untuk memulihkan kondisi tubuh yang lemah.

Ada pasien yang penyakitnya sama misalnya jantung tetapi psikisnya

berbeda yaitu yang satu mempunyai semangat untuk sembuh tetapi yang lainnya

sudah pasrah, dan itulah kenyataan dari sifat manusia. Kepada pasien seperti ini

perlu pendekatan dan diajak untuk berkomunikasi. Kalau perawat memberikan

pelayanan yang baik, pasti pasien merasa senang dan puas sehingga pasien

termotivasi untuk sembuh.

Disamping itu ada juga hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang

perawat yang melayani misalnya membentak pasien, membantah, mengeluh,

emosi atau bersungut-sungut terhadap pasien. Jika pasien mengeluh atau

memohon bantuan harus dilayani apapun bentuk keluhannya. Apabila pasien

kecewa, khawatir atau stres karena masalah keluarga, ekonomi dan sebagainya

maka perawat perlu mengadakan pendekatan untuk memberikan pengertian

misalnya melalui ajaran agama, memberi semangat untuk meyakinkan pasien

bahwa semua penyakit dapat diobati tergantung keyakinan pasien.

Page 19: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

20

Walaupun pasien yang dirawat itu diberikan obat-obatan, tetapi kalau tidak

bersemangat tentu tidak dapat sembuh. Terkadang pasien juga menunjukan sikap

sok pintar, mungkin karena memiliki jabatan-jabatn penting dalam masyarakat,

tetapi apapun keadaaan pasien, perawat harus tetap melayani dengan sabar. Ada

pula pasien yang merasa berasal dari keluarga yang berada atau kaya tetapi tidak

mempunyai tata krama, dan memperlakukan perawat seperti pembantu rumah

tangga. Itu hak seorang pasien, tetapi perawat harus dengan bijaksana untuk

melayaninya. Perawat jangan memberi beban kepada pasien tetapi berikanlah

semangat sehingga pasien mendapatkan kesembuhan.

4. Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Sejahtera Bhakti dan

Holistik Salatiga tentang peran komunikasi dalam proses penyembuhan pasien

dapat dikatakan bahwa komunikasi sangat berperan dalam kehidupan manusia.

Artinya, komunikasi itu menjadi jembatan yang dapat membantu seseorang untuk

mencapai kebutuhan hidupnya. Jadi ketrampilan berkomunikasi sangat

mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam profesinya. Oleh karena itu maka

komunikasi sangat berperan dalam proses penyembuhan pasien maupun dalam

membangun hubungan dengan sesama. Hubungan yang tercipta dengan baik

antara dokter, perawat dan pasien dimaksudkan bukan hanya untuk memberikan

kepuasan tetapi juga untuk memberikan kesenangan kepada pasien yang dilayani.

Dalam komunikasi kesehatan sering terjadi perbedaan pendapat antara

dokter dengan pasien. Pada satu pihak pasien dan keluarga merasa kurang puas

dengan hasil pengobatan yang dilakukan oleh dokter, tetapi dipihak lain dokter

dan pihak rumah sakit merasa sudah melakukan pengobatan terhadap pasien

secara optimal. Perbedaan pemahaman ini terjadi karena argumen yang terlalu

berlebihan dari pasien terhadap dokter. Seorang pasien yang berkonsultasi dengan

dokter mempunyai harapan untuk sembuh dan dokter mempunyai kewajiban

untuk memberikan pengobatan sebaik mungkin, sebab komunikasi yang baik

antara dokter dengan pasien akan berdampak pada kesehatan, kenyamanan dan

kepuasan pasien. Oleh karena itu pasien juga perlu diberi pemahaman yang jelas

tentang penyakitnya dan juga kekuatan mental, bukan hanya diberikan obat-

obatan secara medis. Untuk memberi kekuatan terhadap pasien harus dimulai

Page 20: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

21

dengan komunikasi, karena kemampuan komunikasi yang baik akan memberikan

keuntungan yang besar dalam kehidupan antar manusia.

Penderitaan atau penyakit yang dialami pasien bukan semata-mata karena

adanya kuman-kuman penyakit didalam tubuh, tetapi juga ada banyak faktor yang

menjadi penyebab, misalnya stres karena merasa ditinggalkan, kesepian, tidak

diperhatikan, atau karena masalah-masalah keluarga, ekonomi, pendidikan dan

sebagainya.

Fungsi dokter dan perawat disini adalah memberikan alternatif (bukan

nasihat) sehingga pasien dapat mengenal diri dan kelemahan. Karena itu maka

yang harus dilakukan oleh seorang dokter dan perawat bukan hanya memberikan

obat-obatan sesuai penyakit yang diderita, tetapi juga mencari tahu latar belakang

masalah yang dihadapi, berusaha memenuhi kebutuhannya, membantu

menemukan persoalan yang terjadi dalam diri pasien sehingga dokter, perawat

dan pasien secara bersama-sama mencari solusi yang terbaik terhadap masalah

yang dihadapi pasien.

Dokter dan perawat harus benar-benar memahami pasien, bagaimana

mengamatinya, karena rasa empati itu terjadi ketika dokter atau perawat berbicara

terhadap pasien dengan penuh keterbukaan dan cinta kasih. Disitulah pasien

merasa diterima (apa adanya) dan dokter serta perawatpun turut merasakan apa

yang selama ini dirasakan oleh pasien. Tugas pelayanan yang dilakukan dokter

dan perawat terhadap sesama manusia yang menderita sakit harus dilakukan

dalam sikap “melayani dengan sepenuh hati”.

Sikap bersungut-sungut atau marah-marah dari pihak perawat dan pasien

wajar terjadi, mungkin karena beban kerja yang berat, karena faktor pembawaan

dan sebagainya sehingga seorang perawat harus selalu mengambil sikap positif

untuk terus melayani pasien, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan karakter

mereka, sehingga dapat menemukan makna hidup yang sebenarnya, sehingga

seluruh masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif, dalam upaya peningkatan

kesehatan di Rumah Sejahtera Bhakti dan Holistik Salatiga.

Tetapi dalam melayani kebutuhan pasien, rasa akrab dan rukun perlu

dikembangkan tanpa membedakan seorang dengan yang lain dengan penuh

persaudaraan dan cinta kasih.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan komunikasi berperan dalam proses

penyembuhan yaitu: melalui komunikasi pasien termotivasi untuk sembuh, sebab

Page 21: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

22

dengan cara ini pasien dapat menyampaikan keluhannya. Diharapkan, bahwa

keluhan itu ditanggapi dengan baik sehingga pasien termotivasi untuk sembuh.

Seorang perawat harus senantiasa bersikap baik, sopan, ramah, mudah senyum

ketika berkomunikasi dengan pasien, mendengar serta menanggapi keluhannya,

dan memberikan jawaban yang memuaskan, sehingga pasien merasa senang dan

termotivasi untuk sembuh. Suasana dalam berkomunikasi juga harus

menyenangkan sehingga pasien tidak merasa bosan untuk berkonsultasi.

Sikap empati terhadap keluhan pasien juga perlu ditanamkan selama

berkomunikasi atau berkonsultasi, dan perawat harus memposisikan dirinya untuk

mengerti dan merasakan apa yang sedang dialami pasien. Selama berkomunikasi

dengan pasien, perawat tidak boleh menggunakan kata-kata kasar tetapi harus

berbicara dengan lembut, ramah, dan sopan sehingga pasien termotivasi untuk

sembuh. Setiap teguran dari perawat harus diterima oleh pasien untuk membantu

proses penyembuhan sebab suasana komunikasi yang menyenangkan di rumah

sakit akan turut mempengaruhi kedua pihak, terutama pasien merasa semakin

termotivasi untuk sembuh.

Apabila sistem komunikasi ini diterapkan dengan baik di lingkungan Rumah

Sakit Sejahtera Bhakti dan Holistik Salatiga maka dapat menciptakan suasana

yang menyenangkan dalam menerima dan memberikan pelayanan terhadap pasien

dan sesama manusia yang membutuhkan pelayanan.

Sejarah Rumah Sakit Sejahtera Bhakti dan Holistik Salatiga.

Rumah Sakit Sejahtera Bhakti dan Holistik Salatiga pada awalnya hanya

merupakan sebuah klinik pengobatan yang diberikan nama “Indonesia Holistic

Medical Center” sebagai pusat pengobatan dengan metodologi akupuntur dan

terapi herbal. Kehadiran rumah sakit ini yaitu dalam rangka melayani masyarakat

Salatiga yang mengalami gangguan kesehatan.

Seiring dengan berjalannya waktu maka klinik pengobatan ini berkembang

menjadi sebuah Rumah Sakit Umum yang memadukan berbagai jenis pengobatan

modern dan kemudian berpartisipasi sesuai ciri khas budaya Indonesia.

Hingga saat ini Rumah Sakit Sejahtera Bhakti dan Holistik Salatiga

merupakan rumah sakit pertama yang setara dengan rumah sakit tipe D yang

memiliki fasilitas plus.

Page 22: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

23

Visi dan Misi Rumah Sakit Sejehtara Bhakti dan Holistik Salatiga

Visi Rumah Sakit:

Menjadikan Rumah Sakit Umum Sejahtera Bhakti dan Holistik Salatiga sebagai

rumah sakit umum pilihan dengan keunggulan pelayanan Holistik.

Misi Rumah Sakit:

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan umum dengan unggulan rehabilitasi

medik berbasis akupuntur dan holistik.

2. Mengembangkan menejemen pengelolaan rumah sakit yang mandiri dan

modern.

3. Menjalankan sistem rujukan dari dan ke institusi pelayanan kesehatan

lainnya.

4. Mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan umum

dengan spesifikasi unggulan rehabilitasi medik berbasis akupuntur dan

holistik.

5. Berpartisipasi aktif dalam peningkatan kesehatan masyarakat secara lintas.

6. Menggalang kerjasama dan meningkatkan kemitraan dengan instasi atau

lembaga lain yang bergerak dalam bidang kesehatan, baik didalam negeri

maupun diluar negeri dan yang terakahir mensejahterakan organisasi.

Motto Rumah Sakit Sejahtera Bhakti dan Holistik Salatiga :

“Melayani dengan sepenuh hati”.

Page 23: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

24

5. Penutup

Berdasarkan teori dan hasil analisis di atas maka penulis menarik beberapa

kesimpulan dan mengusulkan beberapa saran.

Pertama, secara teoritis maupun hasil wawancara dengan para dokter dan

perawat di Rumah Sakit Sejahtera Bhakti dan Holistik di Salatiga, komunikasi

yang baik antara dokter, perawat dengan pasien sangat berperan dalam proses

kesembuhan pasien. Hal ini disebabkan karena kesembuhan pasien bukan semata-

mata karena obat-obatan tetapi juga motivasi yang kuat dari pasien untuk sembuh,

dan komunikasi sangat membantu menumbuhkan motivasi ini. Selain itu

komunikasi juga menolong pasien untuk bebas dari stres dan rasa khawatir yang

berlebihan sehingga secara fisik lebih cepat proses kesembuhan itu, karena

dibantu oleh suasana kejiwaan yang kondusif.

Kedua, karena pandangan tersebut, maka para dokter dan perawat dalam

berhubungan dengan pasien selalu menekankan komunikasi yang baik dan

membangun. Mereka tidak hanya mengandalkan diagnosa penyakit dan obat-

obatan, tetapi juga membangun komunikasi yang baik dengan para pasien

sehingga lebih mendukung proses kesembuhan mereka.

Suasana yang menyenangkan selama pasien berkomunikasi dengan perawat

atau dokter juga berperan dalam proses penyembuhan pasien. Jika komunikasi

antara perawat, dokter dan pasien dapat dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan

baik maka akan terjadi peningkatan proses penyembuhan pasien di Rumah Sakit

Sejahtera Bhakti dan Holistik Salatiga.

Berikut ini beberapa saran berkaitan dengan bidang studi saya sebagai

mahasiswa Teologi. Dengan menyadari betapa pentingnya peran komunikasi

terapeutik, maka dalam konseling pastoral sebagai salah satu implikasi bagi

gereja,warga Jemaat, Pendeta dan juga Majelis perlu sungguh-sungguh memberi

perhatian yang serius terhadap kemampuan membangun dan mengembangkan

komunikasi terapeutik dengan para pasien (Jemaat) baik itu di rumah tinggal

pasien maupun dirumah sakit tempat pasien dirawat. Keterampilan komunikasi

terapeutik perlu benar-benar dilatih dan tidak hanya dipelajari secara teoritis saja.

Page 24: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

25

Proses konseling pastoral hendaknya dipahami sebagai suatu kesempatan

emas untuk membangun harapan pasien agar termotivasi untuk sembuh, dan

menciptakan suasana hati yang gembira dan mempercepat proses kesembuhannya

sebagai tambahan atas tindakan medis.

Page 25: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

Daftar Pustaka

Lubbs L. Stewart. Moss Sylvia. (2001). Human Communication. Bandung: Prinsip-prinsip Dasar.

Remaja Rosdakarya.

Rakhmat Jalaudin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Abineno. Ch. J.L. (2002). Pelayanan Pastoral Kepada Orang-orang Sakit. Jakarta : BPK-GM.

Tiner Hudson John. (2005). Menggali Sejarah Pengobatan. Jakarta : Komunikasi Bina

Kasih/Omf.

S. Totok, Wiryasaputra. (2006). Ready to Care:Pendampingan dan Konseling Psikologi.

Yogyakarta: Galang Press

Wilkinson. M. Judith. Ahern R. Nancy (2012). Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran.

Gunarsa. D. Singgih. Gunarsa. D. Singgih. Y. (2003). Psikologi Perawatan. Jakarta: BPK-GM.

Rafanany Been. (2012). Rahasia Membaca Pikiran Orang Lain. Yogyakarta: Pinang Merah

Publisher.

J. Rahayuni. Kamus Keperawatan. Dinamika. Press.

Sunaryo. (2004). Psikolgi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ibid.

121.

Gunarsa. D. Singgih. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: BPK-GM.

Pieter Zan Herri. (2012). Pengantar Komunikasi dan Konseling. Jakarta: Kencana.

As. Enjang. (2009). Komunikasi Konseling. Bandung: Nuansa.

Mashudi Farid. (2012). Psikologi Konseling. Yogyakarta: Ircisod.

Effendy Uchjana Onong. (1993). Human Relations dan Public Relations. Bandung: Mandar

Maju.

Romauli Suryati. (2013). Komunikasi Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Chandra I. Robby. (1996). Teologi dan Komunikasi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Effendy Uchjana Onong. (2005). Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.

Rakhmat Jalaluddin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: Edisi Revisi. Rosdakarya.

Tubbs L. Stewart-Moss Sylvia. 2001. Human Communication. Bandung: Prinsip-prinsip Dasar.

Rosdakarya.

Page 26: Peran Komunikasi Dalam Proses Penyembuhan Pasien : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8885/3/T1_712009025_Full... · Dalam pelayanan kesehatan, ... “Respek dalam komunikasi

Clinebell Howard. (2002). Tipe-tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral. Yogya:

Kanisius. BPK-GM.

Rakhmat Jalaluddin. (2001). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryani. (2005). Komunikasi Terapeutik “Teori dan Praktik”. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC .