PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA...

108
PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA DALAM MENGEMBALIKAN HAK-HAK ANAK PADA ANAK-ANAK TERLANTAR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: MUHAMMAD MARTIN NIM. 1112044100044 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1438 H / 2016 M

Transcript of PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA...

Page 1: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA DALAM

MENGEMBALIKAN HAK-HAK ANAK PADA ANAK-ANAK

TERLANTAR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

MUHAMMAD MARTIN

NIM. 1112044100044

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1438 H / 2016 M

Page 2: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 3: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 4: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 5: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

iv

ABSATRAK

Muhammad Martin, 1112044100044, Peran Komisi Perlindungan Anak

Indonesia dalam mengembalikan hak-hak anak pada anak terlantar (studi kasus

KPAI Jakarta). Konsentrasi Pradilan Agama Program Studi Hukum Keluarga

Fakultas Syariah’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatuallah Jakarta, 1437 H/ 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komisi perlindungan anak

Indonesia dalam mengembalikan hak-hak anak pada anak terlantar. Hal tersebut

tidak jarang menjadikan anak sebagai korban dari penelantaran terhadap

keluarganya. Ketika hal tersebut terjadi peran serta lembaga-lembaga yang

memiliki wewenang terhadap perlindungan anak sangat diperlukan guna

memberikan perlindungan dan menjaga hak-hak anak yang seharusnya didapatkan

didalam keluarga.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,. Sumber data terdiri dari data

primer yaitu hasil wawancara dengan pihak KPAI dan skunder terdiri dari buku,

jurnal, peraturan perundang-undangan yang terkait dengan masalah penelitian,

tehnik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawanncara dengan KPAI

dan studi dokumen yang merupakan data informasi, tulisan ilmiah. Analisa data

dalam melakukan penelitian tersebut, penulis menggunakan metode analisis

deskristif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, didalam hukum positif dan hukum

islam seorang anak berhak mendapatkan asuhan yang layak dari orang tuanya,

mendapatkn penddikan yang baik, dan berhak mendapat hidup yang layak. Ada

beberapa faktor yang menyebabkan anak seharusnya hidup dengan layak dan

terpenuhi hak-haknya, akan tetapi dalam faktanya hak-hak tersebut tidak

didapatkan oleh anak dan anak hidup terlantar, faktor tersebut adalah ekonomi,

masalah ekonomi masih menjadi penyebab tertinggi hilangnya hak-hak anak

sehingga anak hidup terlantar, perceraian, orang tua yang sibuk kerja, kasih

sayang tidak didapatkan secara utuh dari orang tua. Adapun peran KPAI dalam

mengembalikan hak-hak anak terlantar adalah dengan melimpahkannya kepada

LPSA dan Panti Swasta untuk dirawat agar mendapat hidup yang lebih layak, dan

dalam memenuhi hak pendidikannya, KPAI berkerja sama dengan Dinas

Pendidikan lalu untuk menjamin hak kesehatannya KPAI berkerja sama dengan

Dinas Kesehatan. KPAI sebagai lembaga yang diberi wewenang dalam ranah

pengawasan perlindungan hak anak khususnya anak terlantar, masih belum

optimalnya yang disebabkan keterbatasan kewenangan yang tidak sebanding

dengan ekspetasi kerja, sulitnya pembangunan KPAD disetiap provinsi dan

keterbatasan anggaran.

Kata Kunci : Hak, Anak, Terlantar, KPAI.

Pembimbing : Hj. Hotnidah Nasution, M.A.

Daftar Pustaka : Tahun 1990 sampai Tahun 2015.

Page 6: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Yang dengan rahmat dan

hidayah-Nya selalu memberikan kekuatan iman dan islam, sehingga setelah melalui

proses yang panjang, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitia ini sebagai

syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H).

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kehadirat Nabi

Muhammad saw, yang telah membawa dan menyempurnakan agama isalam sebagai

penyelamat umat manusia di muka bumi ini dan akhirat kelak.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, tentunya tidak terlepas dari beberapa pihak

terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan

motivasi, saran dan kritik yang membangun. Maka, sudah barang tentu menjadikan

suatu kewajiban bagi penulis untuk menghaturkan terimakasih yang setinggi-

tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif hidayatuallah Jakarta Dr.

Asep saepudin jahar, MA serta staf-stafnya.

2. Dr. H. Abdul Halim, M.Ag., dan Arip Purkon, MA., Ketua program Studi dan

Sekretaris Program Studi Hukum Keluarga (SAS) Fakultas Syaria’ah dan

Hukum Universitas Islam Negri Jakarta.

3. Dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik Hj.

Hotnidah Nasution, M.A yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan penelitian ini.

Page 7: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

4. Salam hormat seiring doa penulis haturkan kepada kedua pelita yang selalu

menerangi tiap langkah dalam hidup ini, ayahanda tercinta H. Mansyur dan

ibunda Hj. Ukaesih, terimakasih atas doa dan limpahan kasih sayangnya.

5. Kakak tercinta Marsitoh S.Thi dan Marini S.H serta Mariyam A.Md.Kep,

terimakasih atas dukungan, motivasi serta doa selama ini.

6. Keponakan tercinta Sukma Melati, Muhammad Faqih, Lintang Marelda, Tirta

Khalis Azrak, dan Faris Janwar hadirnya ananda menjadi semangat dan

motivasi dalam hidup ini.

7. Terimakasih untuk KH.Zainuddin Ma’shum Ali selaku kepala pengasuh

pondok pesantren Al-hamidiyah depok yang selalu mendo’akan dan untuk

ustadz Ashri Azhari dan Ustadz Sarwani yang selalu mendo’akan dan memberi

motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Teman-teman seperjuangan, Muhammad Ilham Fuadi, Rivaldi Fahlepi, Ahmad

Faiq, Sufyan Zulkarnain, Lutfan Adly, Ziyad Mubarok, Rahmat Muhajir, Hilmi

Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, Malik Shofi, Ahmad Fauzi,

Nauval Hafidz, Syaul Haq, Putri Shafwatil Huda, Nanik Maulida, Sarifah

Dacosta, Itmam Huda, dan teman-teman seluruh Pradilan Agama A dan B,

teruslah semangat dan teruslah menggapai cita-cita kalian.

9. Sahabat-Sahabat gokil M.Abrar Zulsabrian S.H, M.Fadli Rahman S.Si,

M.Rizky Faray S.H, Achmad Sanjaya, M.Ramdhani S.Sos, Ahmad Mujiyaki,

Zahri Amrillah, Afiq Zaki Lubis S.H, Huzainah Asroriyah, Avisa Yufajilan

Page 8: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

yang selalu memberi motivasi, saran, doa, dan menerima keluh kesah semoga

kalian tetap ada sampai akhir hayat dan disatukan kembali disurganya.

10. Keluarga Besar CABUTIF (Campuran Budaya Otomotif) yang telah

memberikan bantuan semangat dan doa selama ini.

11. Keluarga Besar MAKTAH (Majelis Kopi Tahlil) yang selalu memberikan doa

untuk kelancaran penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini penulis

haturkan terimakasih semoga kebaikan kalian menjadi amal sholeh dan dilipat

gandakan pahalanya oleh ALLAH SWT.

Akhirnya kepada ALLAH SWT juga lah penulis serahkan segalanya serta

panjatan doa dan semoga amal kebaikan mereka diterima oleh-Nya. Penulis berharap

semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta bagi para

pembaca pada umumnya serta menjadi amal baik disisi ALLAH SUBHANAHU WA

TA’ALA.

Jakarta , 09 September 2016

Penulis

Page 9: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

viii

DAFTAR ISI

HALAM JUDUL ........................................................................................... i

PERSETUJUAN BIMBINGAN ................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 9

D. Metode Penelitian .................................................................... 10

E. Review Studi Terdahulu ........................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 12

BAB II Tinjauan umum tentang hak anak

A. Pengertian Hak Anak dan Anak Terlantar ............................... 14

B. Hak-hak anak dalam Hukum Islam ......................................... 23

C. Hak-hak anak dalam Hukum Positif ........................................ 35

D. Hak-hak anak terlantar ............................................................. 42

BAB III Gambaran Umum Tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia

A. Profil Komisi Perlindungan Anak Indonesia ........................... 46

B. Sususan Pengurus Komisi Perlindungan Anak Indonesia ....... 50

C. Tujuan berdirinya Komisi Perlindungan Anak Indonesia ....... 53

D. Hambatan Komisi Perlindungan Anak dalam menanggulangi

masalah anak ............................................................................ 56

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Faktor-faktor penyebab terjadinya penelantaran anak

di Indonesia ............................................................................. 60

B. Upaya Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam

mengembalikan Hak-hak anak Terlantar ................................. 69

C. Kontribusi Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia

terhadap anak-anak terlaantar ................................................. 76

D. Analisis penulis ........................................................................ 79

BAB V Penutup

A. Kesimpulan .............................................................................. 82

B. Saran-saran .............................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86

LAMPIRAN

Page 10: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nikah adalah salah satu sendi pokok pergaulan bermasyarakat. Oleh

karena itu agama memerintahkan kepada umatnya untuk melangsungkan

pernikahan bagi yang sudah mampu, sehingga malapetaka yang diakibatkan

oleh perbuatan terlarang dapat dihindari.1

Terhadap persoalan seputar hukum nikah, ulama fiqih berbeda pendapat

dalam menetukan kedudukan hukumnya. Secara umum ada pendapat tentang

hukum nikah seperti sunnah menurut kelompok jumhur dan wajib menurut

golongan zahiriyah. Kelompok pengikut mazhab Malik yang belakangan

memerinci kedudukan hukum nikah berdasarkan kondisi, yaitu hukum wajib

untuk sebagian orang dan sunnah untuk sebagian yang lainya dan dapat juga

berhukum mubah bahkan haram, tergantung pada keadaan masing-masing

sesuai kemampuan menghindarkan diri dari perbuatan tercela.2

Tujuan Nikah adalah agar setiap pasangan suami istri dapat meraih

kebahagiaan dengan pengembangan potensi mawaddah dan rahmah. Yang

dapat melaksanakan tugas kekhalifaan dalam pengabdian kepada Allah SWT

, yang darinya lahir fungsi-fungsi yang harus diemban oleh keluarganya.

Diadakannya akad nikah adalah dengan niat untuk selama-lamanya hingga

1 Djedjen Zainuddin & Mundzier Suparta, Pendidikan Agama Islam Fikih, ( Semarang :

Pt.Karya Toha Putra, 2008 ), Hal. 66.

2 Ahmad Sudirman Abbas, Pengantar Pernikaahan, ( Jakarta : Pt. Prima Heza Lestari,

2006 ), Hal.7.

Page 11: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

2

suami istri meninggal dunia, karena yang diinginkan oleh islam adalah

langgengnya kehidupan perkawinan. Suami istri bersama-sama dapat

mewujudkan rumah tangga tempat berlindung, menikmati naungan kasih

sayang dan dapat memelihara anak-anaknya hidup dalam pertumbuhan yang

baik agar anak-anak itu bisa menjadi generasi yang berkualitas.3

Anak merupakan amanah dan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa yang

dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.

Hadannah merupakan hak bagi anak-anak yang masih kecil, karena ia

membutuhkan pengawasan, penjagaan, pelaksanaan urusannya, dan orang

yang mendidiknya.

Hadhannah berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti antara lain

hal memelihara, mendidik,mengatur, mengurus segala kepentingan urusan

anak-anak yang belom mummayiz. Hadannah menurut bahasa berarti

meletakan sesuatu di dekat tulang rusuk atau pangkuan karena ibu waktu

menyusukan anaknya meletakan anak itu di pangkuanya, seakan-akan ibu di

saat itu melindungi dan memelihara anaknya sehingga hadannah di jadikan

istilah yang maksudnya pendidikan dan pemeliharaan anak sejak dari lahir

sampai sanggup berdiri sendiri mengurus dirinya yang dilakukan oleh kerabat

anak itu.

Para ulama fikih mendefinisikan hadannah sebagai tindakan

pemeliharaan anak-anak yang masih kecil, baik laki-laki maupun perempuan

atau yang sudah besar tetapi belum mumayyiz, menyediakan sesuatu yang

3 Huzaemah Tahido Yanggo, Fikih Perempuan Kontemporer , ( Bogor : Ghalia Indonesia,

2010 ), Hal. 167.

Page 12: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

3

menjadikan kebaikanya, menjaganya dari sesuatu yang menyakitinya dan

merusaknya, mendidik jasmani, rohani dan akalnya, agar mampu berdiri

sendiri menghadapi hidup dan memikul tanggung jawab.4

Para fuqaha mengartikan hadhannah sebagai upaya menjaga anak

lelaki kecil, atau anak perempuan kecil atau anak yang memili gangguan

mental yang tidak dapat membedakan sesuatu dan tidak mampu mandiri,

mengembangkan kemampuannya, melindungi dari segala sesuatu yang

menyakitinya

Hukum hadhannah atau mengasuh anak kecil, baik laki-laki maupun

perempuan adalah adalah wajib, karena jika diabaikan dapat merusak anak

dan membuatnya terlantar.5

Menurut Muhammad Ibnu Ismail Al-san’ani, hadhannah adalah

memelihara anak yang belum mampu mengurus diri sendiri dan menjaganya

dari sesuatu yang dapat membinasakan atau membahayakan.6

Para ulama sepakat hukum hadhannah, menddik dan merawat adalah

suatu kewajiban. Tetapi mereka dalam hal itu, apakah hadhannah ini menjadi

hak hak orang tua terutama ibu atau hak anak. Ulama mazhab Hanafi dan

Maliki berpendapat bahwa hak hadhannah itu menjadi hak ibu sehingga ia

dapat menggugurkan haknya. Tetapi menurut jumhur ulama , hadhannah itu

4 Tihami & Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, (Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada, 2009),

Hal. 215-217

5 Sayyid sabiq, Fiqih sunnah jilid 2, penerjemah Asep Sobari (Jakarta Al-I’tishom, 2008),

h 529.

6 Sayyid sabiq, Fiqih sunnah jilid 2, penerjemah Asep Sobari (Jakarta Al-I’tishom, 2008),

h 527.

Page 13: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

4

menjadi hak bersama antaraorang tua dan anak. Bahkan menurut Wahab Al-

Zuhailiy hak hadhannah adalah hak yang bersyarikat antara ibu, ayah dan

anak. Jika terjadi pertengkaran maka yang didahulukan adalah hak atau

kepentingan anak.7

Mengasuh anak-anak yang masih kecil (Hadannah) hukumnya wajib,

sebab mengabaikanya berarti menghadapkan anak-anak yang masih kecil

kepada bahaya kebinasaan. Pendidikan anak juga merupakan salah satu factor

yang sangat penting dalam keluarga. Orang tua berkewajiban mengarahkan

anak agar mereka menjadi orang-orang yang beriman dan berakhlak, mulia,

seperti patuh dalam melaksanakan kewajiban agama dengan baikagar terhindr

dari dosa dan maksiat.

Islam telah mewajibkan pemeliharaan atas anak sampai sampai anak

tersebut mampu berdiri dengan sendirinya tanpa menghrapkan bantuan orang

lain. Dasar hukum hadhannah tertera sebagaimana firman Allah Swt dalam

surat Al-Baqoroh ayat 233.

7 Abd. Rahman Ghazali, Fikih Islam,(Jakarta: Kencana, 2006), h. 177.

Page 14: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

5

Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban

ayah memberi makan dan Pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf.

seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.

janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena anaknya dan seorang

ayah Karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila

keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin

anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila

kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu

kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu

kerjakan.(AL-Baqoroh 233)

Pada ayat tersebut Allah mewajibkan kepada kedua orang tua untuk

memelihara anak mereka dan ibu wajib menyusukannya selama 2 tahun. Dan bapak

wajib menafkahkan ibu.8

Pemeliharaan anak adalah pemenuhan berbagai aspek kebutuhan primer dan

skunder anak. Pemeliharaan meliputi berbagai aspek diantaranya pendidikan,

kesehatan dan segala aspek kebutuhan yang melekat pada anak. Ajaran islam

diungkapkan bahwa tanggung jawab ekonomi berada dipundak suami sebagai kepala

rumah tangga, dan tidak menutup kemungkinan istri untuk membantunya bila suami

tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Oleh karena itu, amat

penting mewujudkan kerja sama dan Saling membantu antara suami dan istri untuk

memelihra anak sampai dewasa. Hal dimaksud pada prinsipnya adalah tanggung

jawab istri kepada anak-anaknya sebagaimana yang terdapat dalam UU No. 1 Tahun

1974 diantarnya:

Pasal 45 ayat (1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak

mereka sebaik-baiknya (2) kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal

8 Syaikh Hasan Ayyub, Fiqh Keluarga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), h. 392

Page 15: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

6

ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat bderdiri sendiri kewajiban mana

berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua oramg tua terputus. Pasal 46 ayat

(1) Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang wajib.

Pasal 47 ayat (1) anak yang belum mencapai umur 18 (Delapan belas tahun) tahun

atau belum pernah melangsungkan perkawinan ada dibawah kekuasaan orang tuanya

selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya. (2) orang tua mewakili anak

tersebut mengenai perbuatan hukum didalam dan diluar pengadilan.

Sebagaimana setalah melakukan pernikahan seorang pria (kepal rumah

tangga) wajib memenuhi kebutuhan anggota keluarganya dalam (menafkahi).

Nafkah berasal dari bahasa arab ( نفقة -ينفق –نفق ) yang artinya biaya, belanja,

pengeluaran uang.9 Sedang menurut istilah nafkah adalah diartikan sebagai belanja

untuk hidup berupa uang pendapatan.

Nafkah adalah yang dikeluarkan kepada keluarga (wanita,anak), seperti

makan, pakaian, harta dan lain sebagainya. Sedang menurut istilah adalah suatu

kewajiban suami memberian suatu pekerjaan (nafkah) kepada istri dan anak-

anaknya.10

Pada dasarnya setiap suami yang telah berkeluarga wajb hukumnya

memberikan nafkah kepada kesetiap anggota keluargnya, didalam terminology fikih,

fuqaha memberikan definisi nafkah sebagai biaya yang wajib dikeuarkan seseorang,

terhadap sesuatu yang sudah menajdi tanggungannya meliputiputi biaya kehidupan

sehari-hari. Dengan demikian pemebrian nafkah oleh seorang kepala keluarga

merupakan tanggunggung jawab yang harus terus melekat daam keadaan apapun

untuk diberikan untuk pertumbuhan anak sampai ia dewasa atau bisa hidup sendiri.11

9 Amad warson Munawir, Al-Munawir :Kamus Arab- Indonesia (Jakarta: Yayasan

Penerbitan Univesitas Indonesia 1996),h 147.

10

Ibrahim Muhammad al-jamal, Fiqh Al-Mar’ah al-Muslimah , (Jakarta , PT Multi Kreasi

Singgasana , 1991 ), h. 155. 11

Ibrahim Muhammad al-jamal, fiqh Al-Marah, al-Muslimah , h. 115.

Page 16: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

7

Wahab Az-Zuhaili menafsirkan kata nafkah adalah sesuatu yang wajib

dikeluarkan oleh kepala keluarga kepada setiap anggota keluarganya, agar setiap

kelurga dapat merasakan rezeki yang berikan oleh Allah, supaya hidup dalam

berkecukupan. Setiap anak wajib merasakan nafkah yang diberikan oleh orang

tuanya baik kecil maupun besar,12

karena itu sumber awal untuk pemunuhan hak-

haknya agar setiap anak merasakan hidup dengan baik dan layak.

Didalam hukum positif Indonesia, permasalahan nafkah atau pemenuhan

kebutuhan keluarga telah diatur dan dinyatakan menjadi kewajiban suami. Hal ini

sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1974 pasal 34 ayat (1) suami wajib

melindungi istrinya dan memberkan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga

sesuai dengan kewajibannya. Dan dipetegas oleh KHI pasal 80 ayat (4) sesuai

dengan penghasilannya suami menanggung : a). nafkah, kiswah dan tempat

kediaman bagi istri. b). biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan

bagi istri dan anak. c). biaya pendidikan bagi anak. Keberadaan nafkah tentu

mempunyai pengaruh dan fungsi yang sangat besar dalam membina keluarga yang

bahagia, tentram, dan sejahtera.

Sebagai mana yang diketauhi, anak merupakan amanah dan anugrah

dari Tuhan yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat

sebagai manusia seutuhnya. Setiap anak mempunyai harkat dan martabat

yang patut di junjung tinggi dan setiap anak yang terlahir harus mendapatkan

hak-haknya tanpa anak tersebut meminta. Hal ini sesuai ketentuan konvensi

Hak anak yang diratifikasi oleh pemerintah indonesia melalui keputusan

presiden Nomer 36 Tahun 1990 yang mengemukakan tentang prinsip-prinsip

12

Wahab Az-Zuhaili, Fiqih Isalam Adilatahu jilid 10. Penerjemah abdul hayyie al-

kattimi (Jakarta gema insani, 2011), h.94.

Page 17: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

8

umum perlindungan anak,yaitu nondiskriminasi, kepentingan terbaik anak,

kelangsugan hidup dan tumbuh kembang anak, dan menghargai partisipasi

anak.13

Setiap anak yang lahir pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan fitrah.

Namun, dalam beberapa kesempatan perseteruan yang dihasilkan dari orang

tuanya dan faktor-faktor lain menjadikan anak sebagai korban ketidak

perdulian,hal ini menyebabkan terlantarnya hak-hak anak yang seharusnya

mendapatkan kesejahtraan harkat dan martabat anak. Akan tetapi, hingga

keluarnya undang-undang perlindungan anak dan sampai sekarang

pemenuhan hak anak masih jauh yang yang di harapkan. Hal ini dapat dilihat

dari situasi dan kondisi anak Indonesia yang terlantar. Maka oleh sebab itu

peneliti mengambil judul skripsi ini :

“PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA DALAM

MENGEMBALIKAN HAK-HAK ANAK PADA ANAK TERLANTAR”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih akurat dan terarah sehingga tidak

menimbulkan masalah baru serta pelebaran secara meluas, maka peneliti

membatasi penelitian ini pada seputar peran Komisi Perlindungan Anak

Indonesia yang terletak di Jalan Teuku Umar, No. 10 menteng, Jakarta

Pusat, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dalam mengembalikan hak-hak

anak pada anak terlantar.

13

Rika Saraswati, Hukum Perlindungan Anak Di Indonesia,( Semarang : Pt. Citra Aditya

Bakti,2015 ), Hal. 1

Page 18: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

9

2. Perumusan Masalah

Beberapa kasus penelantran yang terjadi di Indonesia menunjukan

bahwa tingkat kesejateraan anak dan pemenuhan hak anak masih jauh dari

yang diharapakan. Hal ini dapat dilihat pada anak-anak yang terlantar di

Indonesia, yang di sebabkan beberapa faktor-faktor dan perseteruan yang

terjadi di keluarganya.

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka pertanyaan

penelitiannya adalah :

1. Apa hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh seorang anak

menurut Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kasus

pertelantaran anak di indonesia ?

3. Bagaimana peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam

mengembalikan hak-hak anak yang terlantar.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun hasil yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah

terjawabnya semua permasalahan yang dirumuskan, yaitu :

1. Mengetahui Hak-hak anak yang terlantar menurut Hukum Islam

dan Hukum Positif.

2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab anak-

anak terlantar di Indonesia.

3. Mendapatkan gambaran tentang peran Komisi Perlindungan Anak

Indonesia dalam melindungi hak-hak anak yang terlantar.

Page 19: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

10

2. Manfaat Penelitian

2.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini memberikan kebermanfaatan dalam menambah

kajian tentang peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia terhadap

anak-anak yang terlantar.

2.2 Manfaat Praktis

Dalam konteks praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi hasil perbaikan yang lebih baik bagi

pelaksanaan perlindungan anak- anak yang terlntar oleh Komisi

Perlindungan Anak Indonesia.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif menurut Creswell (2007) merupakan metode –

metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah

individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial

atau kemanusiaan.

Peneliti menggunakan metode penelitian ini karena peneliti ingin

mengeksplorasi Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam

mengembalikan hak-hak anak pada anak-anak terlantar.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Page 20: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

11

- Hasil wawancara dengan KPAI.

b. Data Skunder

- Buku,jurnal,peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

masalah penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

a) Wawancara dilakukan dengan KPAI.

b) Studi Dokumen, merupakan metode pengumpulan data dan

informasi dari buku dokumentasi, tulisan ilmiah, peraturan

perundang-undangan dan berbagai sumber tulisan lainnya.

3. Model Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis

deskriptif, yaitu salah satu model analisis data dimana peneliti

menjabarkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara/interview

dan studi kepustakaan

Dalam hal teknis penelitian, peneliti mengacu pada buku pedoman

Penelitian skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Islam Universitas Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

E. Review Studi Terdahulu

Dari beberapa skripsi yang terdapat di fakultas syariah dan hukum

Universitas Islam Negeri Jakarta, peneliti menemukan data yang berhubungan

dengan penelitian yang sedang peneliti tulis. Antara lain :

Page 21: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

12

a) Peneliti yang bernama Hilman Reza dengan judul “Peran Komisi

Perlindungan Anak Dalam Mengatasi Kekerasan Seksual Terhadap

Anak” tahun 2014 hanya membahas mengenai peran Komisi Nasional

Perlindungan Anak (KOMNAS PA) terhadap anak korban kekerasan

seksual, tidak membahas mengenai hak-hak anak korban perceraian

yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.

b) Peneliti yang bernama Imaniah, Ifada dengan judul “Kinerja Komisi

Nasional Perlindungan Anak Dalam Menanggulangi Perdagangan

Anak di Indonesia” tahun 2009 yang hanya membatasi pada kasus

perdagangan anak di Indonesia.

c) Peneliti yang bernama Trisna Laila Yunita dengan judul “Peranan

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap Perlindungan

Hak Asuh Anak Akibat Perceraian” tahun 2008 yang hanya

membatasi pada hak asuh anak dan lembaga yang dijadikan tempat

penelitian adalah KPAI.

Dari penelitian – penelitian di atas, peneliti melihat bahwa belum ada

penelitian tentang peran komisi perlindungan anak Indonesia dalam

mengembalikan hak-hak anak pada anak-anak terlantar. Sesuai dengan yang

akan peneliti lakukan dalam bentuk skripsi.

F. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan dalam penelitian ini, peneliti membagi pembahasan

dalam 5 bab, yaitu :

Page 22: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

13

Bab I Merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, review studi terdahulu dan sistematika

Penelitian.

Bab II Tentang perkawinan dan hak-hak anak terlantar, mencakup

pengertian perkawinan dan mencakup pengertian hak asuh anak.

Bab III merupakan eksistensi Komisi Perlindungan Anak Indonesia, profil

serta susunan pengurus Komisi Perlindungan Anak Indoensia, dan

tujuan berdirinya Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan mengenai hak-hak anak dalam

hukum islam dan hukum positif, faktor-faktor penyebab terjadinya

kasus penelantaran anak di Indonesia, peran serta komisi

perlindungan anak Indonesia terhadap anak-anak terlantar dan

implementasi peran komisi perlindungan anak Indonesia terhdap

anak-anak terlantar.

Bab V Merupakan bab terakhir dari Penelitian skripsi ini, terdiri dari

analisi penulis, kesimpulan dan saran-saran.

Page 23: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

14

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HAK ANAK

A. Pengertian Hak Anak dan Anak Terlantar

1. Pengertian

Pengertian Hak dan Anak dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki

arti salah satu nya adalah “kewenangan” dan ini satu sama lain saling

berkaitan dengan mempunyai arti yang sama.1 Maka hak dan anak tidak bisa

dipisahkan karena kedua nya saling berkaitan, anak tidak bisa hidup tanpa

hak. Dan hak tidak akan jelas bila tidak ada anak sebagi objek nya, karena

anak dalam kandunganpun sudah mempunyai hak, mulai dari hak si cabang

bayi dinyatakan sehat oleh dokter sampai akhir nya anak itu lahir kedunia.

Hak anak adalah yang harus didapatkan oleh seorang anak tanpa anak itu

harus meminta, untuk kelangsuangan tumbuh kembangnya seorang anak. Hak

anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi,

dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan Negara.

Hak anak tersebut mencakup non diskriminasi, kepentingan bagi anak dan

penghargaan terhadap pendapat anak (UU Perlindungan anak Bab I Pasal 1

No.12 dan Bab II Pasal 2).2

1 Departemen Pendidikan Nasional, KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005)h.43.

2 Mohammad Taufik Makaro, Weny Bukamo, Syaiful Azri, Hukum Perlindungan Anak

dan Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) h, 104.

Page 24: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

15

Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang

telah ada sejak lahir bahkan seblum lahir. 3 Didalam kamus Besar Bahasa

Indonesia hak memiliki kewenangan sesuatu yang benar, milik, kepunyaan,

kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu.4 Anak merupakan amanah

dan anugrah dari tuhan yang maha esa yang didalam dirinya melekat harkat

dan martabat seutuhnya .

Hak Anak merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia yang mendapat

jaminan dan perlindungan hukum, baik hukum internasional maupun hukum

nasional. Hak asasi anak bahkan harus diperlakukan berbeda dengan orang

dewasa, yang diatur secara khusus dalam konvensi-konvensi khusus. Hak

asasi anak diperlakukan berbeda dari orang dewasa karena anak sejak masih

dalam kandungan lahir, tumbuh, dan berkembang sampai menjadi orang

dewasa masih dalam keadaan tergantung pada keluarga dan lingkungannya,

belum mandiri dan memerlukan perlakuan khusus baik dalam gizi, kesehatan,

pendidikan, pengetahuan, agama, keterampilan, pekerjaan, keamanan, bebas

dari rasa ketakutan, bebas dari kekhawatiran maupun kesejahteraannya5.

Perlakuan khusus tersebut berupa perlindungan hukum dalam mendapatkan

hak sipil, hak politik dan ekonomi, hak sosial maupun hak budaya yang lebih

baik sehingga begitu anak tersebut menjadi dewasa, ia akan lebih mengerti

dan memahami hak-hak yang dimilikinya serta akan mengaplikasikan hak-

3 Pengertian Hak online, Akses pada: https://id.wikipedia.org/wiki/Hak. Pukul 09.00 WIB

4 Departemen Pendidikan Nasional, KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005)h.43.

5 Abdussalam, Hukum Perlindungan Anak, (Jakarta : 2007, Restu Agung), h. 1.

Page 25: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

16

haknya tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, anak yang telah dewasa tersebut akan menjadi tiang dan

fondasi yang sangat kuat, baik bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan

negara6.

Definisi anak dipahami berbeda dalam setiap disiplin ilmu, sesuai

pandangan dan pengertian masing-masing dalam undang-undang Nomor 23

Tahun 2002 tentang perlindungan anak, anak adalah seseorang yang berusia

18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih didalam kanndungan.7

Dan didalam KUHP Perdata pasal 2 disebutkan bahwasannya anak adalah

yang ada didalam kandungan seorang perempuan dianggap telah lahir, setiap

kali kepentingan si anak menghendakinya. Bila telah mati setelah dilahirkan,

dia dianggkap tidak pernah ada.8 Pengertian anak dalam kedudukan hukum

meliputi pengertian kedudukan hukum anak dari pandangan system hukum

atau disebut kedudukan dalam arti khusus sebagai subjek hukum. Kedudukan

anak dalam artian tersebut meliputi pengelompokan dari pengertia sebagi

berikut:

a. Pengertian Anak Dalam Hukum Pidana

Pengertian kedudukan anak dalam lapangan hukum pidana

dietakan dalam pengertian anak yang bermakna “penafsiran hukum

secara negatif” dala arti anak sebagai subjek hukum yang seharusnya

6 Abdussalam, Hukum Perlindungan Anak, h. 4.

7 Prabowo, Budy, Anak-anak Korban Tsunami Mereka perlu Perlindungan Khusus,

(Media Prempuan Edisi No.6 Biro umum dan Humas Kementrian Pemberdayaan Perempuan

Republik Indonesia), Jakarta, 2004, Hal. 11-14.

8 Burgerlijk wetbook voor Indonesia. Kitab Undang-undang KUHP perdata, h. 2.

Page 26: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

17

bertanggung jawab terhadap tindak pidana (strafbaar feit) yang

dilakukan oleh anak itu sendiri, ternyata krena kedudukan sebagai

seorang anak yang berada dalam usia belum dewasa.

b. Pengertian Anak Menurut Undang-Undang Dasar 1945

Pengertian anak menurut pasal 34 Undang-undang 1945

mempunyai makna khusus terhadap pengertian dan setatus amak dalam

bidang politik, karena menjad dasar kedudukan anak, dalam pengertian

kedua ini, yaitu anak adalah sebagai subjek hukum dari system hukum

nasional yang harus dilindungi, dipelihara, dilindungi, dibina untuk

mencapai kesejahteraan.

c. Pengertian Undang-Undang Nomer 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan

Anak

Anak adalah seorang manusia yang dibawah 21 tahun dan belum

menikah dan anak adalah mahluk social seperti hal nya orang dewasa.

d. Pengertian Anak Menurut Psikologi

Anak adalah individu yang berusia 3-11 tahun. Diatas 11 tahun

anak adalah individu yang sudah dewasa. Selain didasarkan dengan

perkembangan fisik, yang memang sangat jelas membedakan anak

dengan individu yang sudah dewasa, perbedaan dilihat dengan

perkembangan kognisi dan moral individu.9

9 LBH Jakarta , Mengawal Perlindungan Anak Berhadapan Dengan Hukum (LBH

Jakarta: Jakarta, 2012), hal. 12.

Page 27: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

18

e. Pengertian anak dalam islam.

Anak adalah merupakan mahuk yang dhaif dan mulia, yang

keberadaan nya adalah kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan

proses melalui penciptaan

Dan dari uraian yang sudah dijelaskan diatas dapat dijelaskan, pengertian

hak anak adalah bagian dari integral dari hak asasi manusia yang merupakan

instrument berisi rumusan prinsip-prinsip universal dan ketentuan norma

hukum mengenai hak-hak anak. sedang menurut pengertian yang lain hak

anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi,

dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga masyarakat, pemerintah dan negara.10

Anak agar bisa menjadi generasi penerus keluarga dan bangsa yang kuat,

maka hak-hak mereka haruslah dilindungi oleh pihak-pihak yang memiliki

peranan penting dalam penyelenggaraan perlindungan anak seperti orang tua,

keluarga, masyarakat, bangsa dan juga negara.

Kata anak terlantar, terdiri dari kata anak dan kata terlantar. Dari

uraian sebelumnya, anak menurut Undang-undang perlindungan anak adalah

sebagai manusia yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun, termasuk

anak yang masih didalam kandungan.11

Menurut Undang-undang No 4 Tahun

1979 tentang kesejahteraan anak, anak terlantar adalah anak yang karena

suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak

10

Rika saraswati, Hukum Perlindungan Anak di Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2015)h, 16. 11

Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Page 28: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

19

tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun

sosial.12

“fakir misikin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.” Bunyi

pasal 34 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 tersebut menjadi acuan dan

pedoman bagi Negara dalam hal ini pemerintah melalui lembaga-lembaganya

untuk menjamin bahwa anak terlantar harus dipelihara dan dijamin

kelangsungan hidup serta masa depan anak memang harus dimiliki oleh

setiap elemen bangsa.

Kata terlantar mengandung arti tidak terurus atau tidak terpelihara.13

Sedangkan kata penelantaran sebagai kata kerja berasal dari kata lantar yang

berarti tidak terpelihara, terbengkalai, tidak terurus.14

Maka dari beberapa

rumusan definisian dan kata terlantar tersebut dapat disimpulkan bahwa anak

terlantar adalah seseorang yang secara umum berusia dibawah delapan belas

tahun atau ditentukan lain menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan karena suatu sebab tidak diberikan pemeliharaan yang layak,

tidak terurus, dan terbengkalai sehingga hak-hak nya tidak terpenuhi.

Menurut Undang-undang perlindungan Anak, anak terlantar adalah anak

yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual

hingga social.15

Sedangkan menurut Kementrian Sosial, anak terlantar adalah

12

Undang-undang RI Nomer 4 Tahun 1979 Tentang kesejahteraan Anak

13

M. B Ali dan Dedi, Kamus lengkap Bahasa Indonesia. H.46

14

W.J.S Poerwadarminata, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1976), h.

564

15

Pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Page 29: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

20

seorang anak berusia 6 (enam) tahun sampai 18 (delapan belas) tahun,

meliputi anak yang mengalamai perlakuan salah dan ditelantarkan oleh orang

tua atau keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua atau keluarga.

Hal yang lazim terjadi pada anak terlantar antara lain:

a. Berasal dari keluarga fakir miskin

b. Anak yang dilalaikan oleh orang tuanya

c. Anak yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya hingga hak-hak nya.16

Anak terlantar sesungguhnya adalah anak-anak yang termasuk kategori

anak rawan atau anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus

(children in need of special protection). Dalam buku pedoman pembinaan

anak terlantar yang dikelurkan oleh dinas social Provinsi Jawa Timur

disebutkan bahwa yang dimaksud anak terlantar adalah anak yang karena

suatu sebab tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasar hingga hak-hak nya

dengan wajar baik secara rohani, jasmani, maupun sosialnya.17

Seorang anak dikatakan terlantar, bukan sekedar karena sudah tidak lagi

memiliki orang tua atau kedua orang tuanya, tetapi, pengertian disini adalah

ketika hak-hak anak, untuk tumbuh kembangnya secara wajar, untuk

memperoleh pendidikan yang layak, dan untuk memperoleh kesehatan yang

memadai, tidak terpenuhi karena kelalaian, ketidak mengertian orang tua,

ketidak mampuan atau kesengajaan. Seorang anak yang kelahirannya tidak

16

Lampiran Mentri sosial Republik Indonesia tentang Pendataan dan Pengelolaan Data

Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial dan potensi serta Sumber Kesejahteraan Sosial Online:

Akses pada: http://datascience.or.id/2015/08/02/pembinaan-anak-jalanan-keberadaan-rumah-

singgah-adakah-upaya-agar-pembinaan-yang-menyeluruh/. Tanggal 17-8-2016. Pukul 01.00 WIB

17

Bagong suyatno, Masalah Sosial Anak, (Jakarta : Kenana Prenada Media Grup, 2010),

h.212

Page 30: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

21

dikehendaki seperti mereka umumnya sangat rawan untuk ditelantarakan dan

bahkan diperlakukan salah (child abouse). Pada tingkat ekstrime, perilaku

penelantaran anak bisa berupa tindakan orang tua membuang anaknya seperti

membuangnya di hutan, diselokan, di tempat sampah, dan sebegainya baik

ingin menutupi aib atau karena ketidaksiapan orang tua untuk melahirkan dan

memelihara anaknya secara wajar.18

Dalam ajaran islam melalaikan anak adalah salah satu perbuatan yang

tidak dibenarkan, walaupun tidak dijelaskan secara mendetail mengenai anak

terlantar, namun konsep perlindungan terhadap anak dan hak-hak anak juga

disebutkan dalam Al-qur’an. Dalam islam, perlindungan terhadap hak-hak

anak adalah salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan khususnya oleh

kedua orang tua karena anak merupakan titipan ALLAH SWT yang dapat

menjadi penyenang hati. Hal ini terdapat dalam surah Al-Furqon ayat 74

Artinya: Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah

kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang

hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang

bertakwa. (QS Al-Furqon: 74)

Selain itu, anak merupakan amanah yang dititipkan oleh ALLAH SWT

kepada orang tua, hal ini terdapat dalam surah Al-Anfal ayat 27

18

Bagong suyatno, Masalah Sosial Anak, h.213.

Page 31: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

22

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati

Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati

amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu

Mengetahui.(QS Al-Anfaal:27)

Selanjutnya kewajiban pemeliharaan anak sebagaimana dijelaskan dalam

surah At-Tahrim ayat 6

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS At-Tahrim:6)

Ditegaskan pula bahwa anak merupakan bagian dari cobaan yang harus

dilalui oleh kedua orang tua. Jika orang tua berhasil memelihara anak dengan

baik maka tentu pahala yang besar yang akan diperoleh. Namun sebaliknya,

jika anak tidak dipelihara dengan baik ditelantarkan, maka dosa yang akan

diperoleh sebagaimana yang disebutkan didalam surah Al-Anfal ayat 28

Page 32: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

23

Artinya: Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah

sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang

besar.(QS Al-Anfal 28)

Pada ayat yang lain Allah menjelaskan bahwasannya tidak boleh

meninggalkan anak dalam keadaan lemah.19

Yaitu hak-haknya yang tidak

terpenuhi sehingga rentan terjadi anak terlantar. Didalam surah An-Nisa ayat

9 Allah berfirman

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang

benar.(QS An-Nisa 9)

Maka berdasarkan penjelasan ayat-ayat diatas dapat diketahui

bahwasannya tindakan yang mengakibatkan anak terlantar sehingga tidak

terpenuhui hak-hak dan kebutuhan dasarnya merupakan tindakan yang

dilarang. Anak adalah amanah yang diberikan kepada orang tua sehingga

harus dipelihara dan dipenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik.

B. Hak-hak anak dalam hukum islam

Setelah anak lahir, Islam telah memeberi ketetapan bagi orang tua atau

yang bertanggung jawab agar menegakkan hak-haknya karena hal itu akan

19

Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Shahih Ibnu Katsir, (Pustaka Ibnu Katsir, 2008),h 600.

Page 33: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

24

memeberikan pengaruh positif pada proses tumbuh kembang seorang anak itu

nanti. Sebagaimana ditegaskan didalam Al-Qura’an surat An-Nisa ayat 9

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang

benar. (An-Nisa 9)

Dimasa kanak-kanak merupakan masa dimana pertama kalinya

kehidupan manusia di alam dunia ini, yang berawal dari sejak lahirnya dan

berakhirnya pada saat ia mencapai umur dewasa atau akhil baliq. Oleh

karenya pada masa itu merupakan masa yang sangat vital untuk arah yang

sangat vital bagi kehidupan manusia di dalam mengembangkan potensi-

potensi yang ada pada diri manusia itu sendiri.

Oleh kerena itu, orang tua sangat dituntut untuk dapat memahami

karakter dari anaknya pada masa perkembangannya, memenuhi hak-hak

anaknya dan kemudian mengusahakan suatu lingkungan pendidikan yang

dapat memupuk seluruh aspek perkembanganya secara optimal.

1. Hak untuk hidup

Islam melarang keras pembunuhan yang terjadi pada anak dengan

alasan apapun, baik itu karena kemiskinan, ancaman kemiskinan atau

gairah yang berlebihan akan suatu kehormatan. Pada zaman jahiliyah

beberapa anak perempuan dikubur secara hidup-hidup karena kemiskinan

atau untuk melindungi keluarganya dari akibat perilaku yang buruk dan

Page 34: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

25

memalukan.20

Di dalam ayat-ayat Al Quran Allah mengecam perbuatan

mereka dan menetapkannya sebagai dosa besar, lebih lagi bahwasanya

Allah menegaskan bahwa Dialah yang akan memeberikan rezeki kepada

anak-anak maupun orang tuanya.

Menurut pandangan Quraish Shihab, karena sedemikian murkanya

Allah terhadapat pembunuhan atas anak yang tidak berdosa, sehingga

Allah menjelaskan dengan pristiwa-pristiwa kiamat dan Al Quran

menguraikanya dengan sebuah pertanyaan ؟ بأ ي ذنب قـتلت karena dosa

apakah dia (anak perempuan) dibunuh (dikuburkan hidup-hidup)”. (QS.

Al-Tawakir [81] : 9)

Artinya: Karena dosa apakah dia dibunuh

Ayat ini tidak mempersoalkan siapa yang membunuh, untuk

mengisyaratkan akan kemurkaan Allah sehinga pelaku tidak wajar untuk

di ajak berdialog dengan Allah.21

2. Hak perlindungan terhadap anak

Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebutkan hak asuh anak

dibawah umur dalam pasal 105 :

“Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12

tahun adalah hak ibunya. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz

diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah atau ibunya

20

Rahim Umran & M. Hasyim, Islam Dan Keluarga Berencana, (Jakarta : Lentera, 1997)

h. 36. 21

Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, (Jakarta : Lentera Hati, Vol. 14, 2003) h. 213.

Page 35: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

26

sebagai pemegang hak pemeliharaanya. Biaya pemeliharaanya di

tanggung oleh ayahnya”22

.

Dalam kompilasi bab XIV pasal 98 dijelaskan sebagai berikut:

1. Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21

tahun, sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental

atau belum pernah melangsungkan perkawinan.

2. Orang tuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan

hukum di dalam dan diluarpegadilan.

3. Pengadilan agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat

yang mampu menunaikan kewajiban apabila kedua orang tuanya

meninggal. Sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-Baqarah [2] :

233)

Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama

dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan

penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian

kepada para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani

melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu

menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena

anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya

22

Basiq Djalil, Pernikahan Lintas Agama, (Jakarta: Qalbun Salim, 2005), h. 58.

Page 36: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

27

ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika

kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa

bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha

melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah [2] : 233 )

Pemeliharaan anak pada dasarnya menjadi tanggung jawab kedua

orang tuanya pemeliharaan dalam hal ini meliputi berbagai hal, masalah

ekonomi, pendidikan dan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan pokok

anak. Dalam konsep Islam, tanggung jawab ekonomi berada pada tulang

punggung suami sebagai kepala rumah tangga. Bagaimana pun di dalam

hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa istri dapat membantu suami

dalam menanggung kewajiban ekonomi tersebut. Karena itu hal yang

terpenting adalah adanya kerjasama dan tolong menolong antara suami

istri dalam memelihara anak, dan mengantarkannya hingga anak itu

dewasa. Kompilasi Hukum Islam (KHI) tidak secara rinci mengatur

masalah tersebut. Karena tugas dan kewajiban memelihara anak, sama

dengan tugas dan tanggung jawab suami sekaligus sebagai bapak bagi

anak-anaknya23

.

3. Hak waris

Salah satu perintah Allah kepada orang tua adalah memberi warisan

kepada anak-anaknya. Firman Allah Swt.

23

Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, Cet-1, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2000), h. 189.

Page 37: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

28

Artinya: “Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka

untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama

dengan bagahian dua orang anak perempuan dan jika anak itu

semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga

dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja,

Maka ia memperoleh separu harta. dan untuk dua orang ibu-bapa,

bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan,

jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang

meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya

(saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu

mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam.

(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat

yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang)

orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di

antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini

adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa [4] : 11)

Di sisi lain, Rasulullah Saw membatasi jumlah wasiat harta hanya

sepertiga dari harta dengan tujuan agar kehidupan anak-anak kelak lebih

terjamin dengan bekal harta yang cukup. Tentunya bekal harta ini

dimanfaatkan untuk hal-hal yang sangat bermanfat bagi hidup anaknya

Page 38: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

29

dimana untuk menjamin masa depan anak walaupun oarang tuanya sudah

tidak ada lagi.

Islam pun menetapkan bahwa janin mempunyai hak waris namun

hak warisya belum sempurna sebelum ia lahir, apabila anak telah lahir

dan nampak ada tanda-tanda kehidupan pada dirinya ia telah mempunyai

hak waris yang sempurna. Rasulullah Saw. Bersabda:

“Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Saw.. Bersabda jika bayi

bersuara maka berhak mendapatkan warisan” (HR. Abu Dawud)24

.

Seorang anak belum mampu untuk mengurusi hartanya sendiri, maka

kepengurusan harta benda anak tersebut tentunya diserahkan kepada ayah

atau walinya. Hal tersebut dilakukan hingga anak itu dewasa atau sudah

memiliki kemampuan untuk mengelola harta bendanya sendiri.

4. Hak nasab dan nama yang baik

Penetapan nasab merupakan salah satu hak seseorang anak yang

terpenting dan merupakan sesuatu yang banyak memeberikan dampak

terhadap kepribadian masa depan anak.25

Penetapan nasab mempunyai dampak yang sangat besar terhadap

individu, keluarga dan masyarakat sehingga setiap individu berkewajiban

untuk merefleksikannya dalam masyarakat dengan demikian diharapkan

anggota masyarakat nasabnya menjadi jelas. Karena pemusnahan nasab

24

Kitab Jamiul Ahadis, (Mesir: Mesir 3 Hijriyah). No. 12265

25

Kautsar Muhammad, Al Mainawi, Huquq Altifi Fi Al Islam, (Riyadh: Ammar Press,

1414 H), h. 49.

Page 39: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

30

akan menjadikan seseorang rendah di mata orang lain dan kemungkinan

akan dicaci maki karena tidak jelas asal usulnya. Selain itu dengan tidak

jelasnya nasab tersebut di khawatirkan akan terjadi perkawinan dengan

mahram. Untuk itulah islam mengharamkan untuk menisbatkan

seseorang terhadap orang lain yang bukan ayahmya dan diharamkan

untuk memusnahkan nasab dari pihak sang ayah. Oleh karena itu akan

dapat menimbulkan fitnah dan mafsadah yang besar serta merupakan

penghancuran terhadap sendi-sendi keluarga.

5. Hak perlindungan duniawi dan ukhrawi

Pada abad ke 14 Allah Swt sudah mempringatkan agar tidak

meninggalkan anak dalam keadaan lemah, tidak hanya lemah dari segi

materi atau hal-hal keduniaan tapi juga tidak meninggalkan anak dalam

keadaan lemah iman. Firman Allah Swt..

Artinya: “dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang

lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh

sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah

mereka mengucapkan Perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa [4] : 9)

Pada ayat tersebut tidak hanya terbatas pada kelemahan fisik atau

jasmani dikarenakan kekurangan gizi, kesehatanya yang kurang terjamin

atau cacat tubuh. Akan tetapi juga dapat di pahami dengan kekurangan

harta benda atau kemiskinan sehingga anak tidak dapat memperoleh

Page 40: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

31

pendidikan yang maksimal atau tidak memperoleh tempat hidup yang

layak sehingga kehidupan anak tersebutmenjadi terlantar dan

mengantarkannya menjadi anak yang hidup di jalan dan menjadi beban

masyarakat.

Islam telah menciptakan hak asasi anak ketika masih di dalam air

mani ayahnya dan rahim ibunya. Dimana yang memeliki keberadaan

dalil atas hal itu kita bisa dapatkan bahwasanya dari ajaran-ajaran islam

sendiri mendorong umatnya untuk memilik keturunan dengan melakukan

perkawinan yang resmi dan islam juga menganjurkan supaya agar

memperbanyak keturunan dan memakruhkan pembatasanya. Bahkan kita

bisa mendapatkan al-Quran menilai anak itu sebagai hiasan hidup di

dunia. Allah berfirman yang artinya “ harta dan anak – anak adalah

perhiasan kehidupan dunia’26

. Anak juga akan menjadi penolong orang

tua di saat butuh dan keperluan mendesak. Imam Ali Zainal abidin as

salah satu kebahagiaan bagi seorang pria ialah disaat memiliki anak yang

membantu mereka.

Anak juga akan mewarisi sifat-sifat yang ada dari kedua orang

tuanya, dimana melalui seorang anak lah orang tua menurunkan sifatnya

sendiri, pemikiran dan moral mereka dalam proses berlangsung

pewarisan aspek sepiritual bagi eksistensi mereka. Dapat disimpulkan

bahwa islam sebagaimana al-Quran dan sunnah dengan arti yang lebih

luas yaitu ucapan dan prilaku serta sikap para imam terdahulu membahas

26

Markaz Al-Risalah, Hak-Hak Sipil Dalam Islam, Cet-1, (Jakarta: 2005), h. 46.

Page 41: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

32

pentingnya mendidik seorang anak. Dengan kata lain memperhatikan

anak-anak dari ketiadaan menuju keberadaan hingga kehidupan terus

berlangsung dari generasi sampai allah mewariskan kepada penghuninya.

Adapun sebagai berikut:

1. Dipilihkan ( calon ) ibunya

Seorang anak sebelom lahir kedunia memiliki hak lain dari

ayahnya yaitu dia harus memilihkan seorang ibu yang soleh bagi

anaknya kelak nanti ketika sudah lahir karena bakal calon akan

dititipkan kepadanya. Sains juga mengatakan bahwa sifat bawaan

secara fisik dan spritual akan berpindah melalui proses reproduksi.

Termasuk hal yang penting hendaklah seorang calon istrinya yang

memeliki nasab yang baik. Islam juga mewasiatkan seorang ayah

agar memilih ibu anak-anaknya dari golongan orang yang beragama

dan beriman sebagai filter yang aman dimana untuk mencegah

munculnya hal-hal yang tidak diinginkan27

2. Hak anak setelah dilahirkan

Hak hidup, seorang anak baik laki-laki maupun perempuan

memilik hak hidup. Oleh karenanya ini syariat sama sekali tidak

membolehkan kedua orang tua untuk memadamkan buah hatinya,

baik hatinya, baik dengan atau dibunuh atau di aborsi. Islam telah

mengecam keras kebiasaan mengubur anak hidup-hidup yang sempat

menyebar di zaman Jahiliyah. Al-quran menanyakan dengan

27

Markaz Al-Risalah, Hak-Hak Sipil Dalam Islam, h. 67.

Page 42: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

33

penentangan dan ancaman apabila bayi-bayi perempuan yang

dikubur hidup-hidup ditanya karena dosa apakah mereka dibunuh?

al-quran menganggap bahwa hal itu adalah kejahatan dalam

terpaksa.28

Perlu kita jelaskan di sini bahwa imam Ja’far telah membalikan

pandangan diskriminatif yang mengungulkan kaum laki-laki dari

pada perempuan selaras dengan pandangan religius yang luas yaitu

bahwa anak laki-laki itu adalah nikmat dan anak perempuan itu

sebagai kebaikan. Dimana Allah akan menanyakan nikmat tersebut

dan memberikan pahala terhadap kebaikan tersebut.

3. Hak anak untuk memperoleh nama baik

Sebagian orang memeliki nama yang indah yang mengandung

ketinggian makna dan melahirkan kebahagian. Nama-nama akan

membawa kita terhadap seseorang yang memiliki nama tersebut

bagaikan doa dari orang tua untung anak supaya kelak sang anak

bisa mudah dikenal oleh orang lain dan bisa bersosialisasi, dan

sebagian lain malah memilih nama yang jelek yang tidak bermakna

sama sekali, ketika anda mendengarnya akan merasa jengkel dan

muak.

Sejatinya pengaruh psikologis dan sosial dari nama yang kita

berikan kepada anak-anak kita nanti. Berapa banyak dari mereka

dengan nama yang jelek membuatnya tidak bisa tidur malam dan

28

Markaz Al-Risalah, Hak-Hak Sipil Dalam Islam, h72.

Page 43: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

34

tidak tenang di karenakan cemoohan yang diterimanya dari

masyarakat.

Islam sebagai salah satu agama yang menuntun proses

perubahan terbesar tetap memberikan perhatian khusus terhadap

masalah dalam pemberian nama dan Nabi Muhammad Saw

melakukan perubahan nama-nama yang jelek atau nama-nama yang

bertolak belakang dengan aqidah tauhid. Islam menangapi atas hak

seorang anak terhadap ayahnya memberi nama untuknya nama yang

bisa diterima.29

4. Hak pendidikan dan pengajaran

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya masa-masa awal anak

merupakan masa penentuan dalam kehidupan selanjutnya. Atas dasar

ulama menekankan pentingnya sebuah pendidikan di masa awal

pertumbuhannya khususnya dibidang pendidikan dengan cara

memberikan pendidikan sopan santun yang baik.

5. Hak keadilan dan persamaan

Di dalam kehidupan anak laki-laki maupun perempuan pasti

akan timbul di antara mereka sebuah pertengkaran dimana hal ini

menyebabkan salah satu dari mereka menjadi sakit hati yang

kelamaan bisa menjadi dendam di antara mereka. Anak-anak

mempunyai persaan yang sangat sensitif dan ketika mereka merasa

bahwa orang tuanya lebih mengutamakan saudaranya yang lain akan

29

Markaz Al-Risalah, Hak-Hak Sipil Dalam Islam, h74.

Page 44: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

35

timbul rasa iri di dalam hatinya. Oleh karenanya sudah seharusnya

orang tua berbuat adil dan memberikan rasa nyaman kepada mereka

tali persaudaraan di antara saudara antara keluarga, kalau tidak maka

perselisihan dan pertengkaran akan selalu ada pada dirinya dan hati

mereka.

C. Hak-hak anak dalam hukum positif

Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945,

pada alinea IV menyatakan bahwa, tujuan dari dibentuknya Negara Republik

Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia. Melindungi segenap bangsa indonesia berarti baik

laki-laki dan perempuan, tua ataupun muda yang menjadi bagian dari bangsa

indonesia wajib mendapatkan perlindungan dari negara. Melindungi disini

berarti memberikan kesempatan yang sama baik laki-laki maupun perempuan.

Anak-anak dilahirkan baik dan tidak berdosa. Namun kita bertangungjawab

untuk secara bijaksana mendukung mereka sehingga potensi dan bakatnya

tertarik keluar. Oleh karenanya anak-anak ini membutuhkan kita untuk

membetulkan mereka atau membuat mereka lebih baik sebagai masa depan

bangsa.30

Anak merupakan manusia kecil yang tidak mampu unuk melindungi

dirinya sendiri terhadap segala hal yang dapat mengancam kehidupannya

bahkan mengancam masadepanya. Untuk itu perlu diingat bahwa anak adalah

30

Jhon Gray, Ph.D., Children Are From Heaven, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta:

2011, h. 1.

Page 45: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

36

cikal bakal penerus kehidupan bangsa dan negara, oleh karenanya diperlukan

upaya-upaya untuk mempersiapkan dalam memikul tanggung jawab yang

sangat mulia nanti. Maka dari itu sudah menjadi suatu kewajiban pokok yang

harus dilakukan oleh orang tua, masyarakat bahkan negara untuk

mengoptimalkan perlindungan terhadap anak dalam segala aspek

kehidupanya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan adanya sarana

kelembagaan dan peraturan yang dapat menjadi acuan dan sarana di dalam

mengimplementasikan hal tersebut. Dengan hal tersebut, maka pada tanggal

22 oktober 2002 telah disahkan undang-undang tentang perlindungan anak

oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri.31

Undang-

undang No 23 Tahun 2002 diamandemen dengan Undang-undang No 35

Tahun 2014.

Undang-undang ini terdiri dari 14 bab dan 93 pasal. Bab I, memuat

tentang ketentuan umum (pasal 1); Bab II, memuat tentang asas dan tujuan

(pasal 2-3); Bab III, memuat tentang Hak dan Kewajiban Anak (pasal4-19);

Bab V, memuat tentang kedudukan anak (pasal 27-29); Bab VI, memuat

tentang kuasa asuh (pasal 30-32); Bab VII memuat tentang perwalian (pasal

33-36); Bab VIII memuat tentang pengasuhan dan pengangkatan anak (pasal

37-41); Bab IX memuat tentang penyelengaraan perlindungan anak (pasal 42-

71); Bab X memuat tentang peran masyarakat (pasal 72-73), Bab XI memuat

31

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, sebagaimana telah

dirubah dengan Undang-Undang No.35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 23

Tahun 2002.

Page 46: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

37

tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia (pasal 74-76), Bab XII tentang

ketentuan pidana (pasal 77-90), Bab XIII ketentuan peralihan (pasal 91) dan

Bab XIV penutup (pasal 92-93).32

Dalam Pasal 1 (1) dan (2) Undang-undang No 23 tahun 2002 yang di

amandemen dengan Undang-undang No 35 Tahun 2014 Tentang

Perlindungan anak dikatakan bahwa yang dimaksud dengan (1) Anak adalah

seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang

masih dalam kandungan; (2). Perlindungan anak yang ada di dalam segala

kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat

hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan

harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan

dan diskriminasi.

Hak – hak anak dalam undang-undang No 23 Tahun 2002 tentang

perlindungan anak dijelaskan:

Anak berhak tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar.

Diatur dalam pasal 4:

“Setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi.”

32

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, sebagaimana telah

dirubah dengan Undang-Undang No.35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 23

Tahun 2002.

Page 47: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

38

Setiap anak berhak mendapat jaminan identitas dan kewarganegaraan.

Diatur dalam pasal 5:

“Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

kewarganegaraan.”

Setiap anak berhak beribadah sesuai agama yang dianutnya dan berfikir,

berkreasi. Diatur dalam pasal 6:

“Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berfikir dan

berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam

bimbingan orang tua.”

Setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya serta dibesarkan dan anak

berhak mendapat asuhan dari orang lain apabila anak tersebut terlantar.

Diatur dalam pasal 7 ayat 1 dan 2 :

“Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan

diasuh oleh kedua orang tuanya sendiri” dan dalam ayat 2 “Dalam hal

suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak,

atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh

atau diangkat oleh orang lainsesuai dengan ketentuan perturan

perundang-undangan yang berlaku.”

Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan, jaminan sosial,

mental, spiritual. Diatur dalam pasal 8:

“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan

sosial sesuai kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.”

Page 48: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

39

Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan. Diatur dalam pasal 9:

“Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam

rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai

minat dan bakatnya”

Setiap anak berhak menyatakan pendapat dan didengar pendapatnya

lalu mendapat informasi, mencari dan menerima. Diatur dalam pasal

10:

“Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima,

mencari dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan

dan seusianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai

kesusilaan dan kepatutan.”

Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,

bergaul dengan sebayanya, bermain, berkreasi. Diatur dalam pasal 11:

“Setiap anak berhak untuk beristirhat dan memanfaatkan waktu luang,

bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berkreasi sesuai dengan

minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi perkembangan diri.”

Setiap anak yang menyandang cacat berhak mendapat rehabiltasi,

bantuan sosial, dan kesejahteraan sosial. Diatur dalam pasal 12 :

“Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi,

bantuan sosail, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.”

Page 49: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

40

Setiap anak yang diasuh oleh orang tua, wali, atau pihak lainnya berhak

mendapat tanggung jawab dari perlakuan tidak baik. Diatur dalam pasal

13:

“Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain

mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan berhak mendapat

perlindungan dari perlakuan:

a. Diskrimanasi

b. Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual

c. Penelantaran

d. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan

e. Ketidakadilan

f. Perlakuan salah lainya

Setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya sendiri kecuali ada alasan

hukum tertentu yang menyebabkan pemisahan anak dan orang tua

secara sah demi kepentingan anak. Diatur dalam pasa 14:

“Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali

jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukan bahwa

pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan

merupakan pertimbangan terakhir.”

Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari perlakuan

tidak baik seperti penyalahgunaan politik, kerusuhan sosail, kekerasan,

peperangan. Diatur dalam pasal 15:

“Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari:

Page 50: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

41

a. penyalahan dalam kegiatan politik

b. Perlibatan dalam sengketa bersenjata

c. Perlibatan dalam kerusuhan soisal

d. Perlibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan

e. Perlibatan dalam peperangan

Setiap anak berhak mendapat perlindungan, dari penganiayaan serta

kekerasaan lainnya dan setiap anak berhak memperoleh kebebasan

hukum dan penangkapan bagi anak yang terkena hukuman pidana

hanya bisa dipidanakan abila ada hukum yang berlaku. Diatur dalam

pasal 16 ayat 1,2 dan 3:

“1. Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran

penganiaayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak

manusiawi. 2. Setiap anak berhak memperoleh kebebasan sesuai dengan

hukum. 3. Penangkapan, penahanaan, atau tindak pidana penjara anak

hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukuman yang berlaku dan

hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.”

Hak anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang wajib di

lindungi, di majukan, di penuhi, dan di jamin oleh orang tua, keluarga,

masyarakat, pemerintah, dan oleh negara. Hak anak dapat di bangun dari

pengertian secara umum kedalam pengertian hak anak adalah sesuatu

kehendak yang dimiliki oleh anak yang dilengkapi dengan kekuatan dan yang

diberikan oleh hukum kepada anak yang bersangkutan. Setiap anak berhak

untuk mendapat hidup, tumbuh, berekembang, dan berpartisipasi secara wajar

Page 51: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

42

sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan

dari kekerasan dan diskriminasi.33

D. Hak- hak anak terlantar

Undang-undang dasar 1945 sebagai basic law atau norma hukum

tertinggi di Indonesia telah memuat pasal-pasal yang berkaitan dengan

perindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan dari setiap hak manusia

yang melekat pada tiap-tiap diri. Didalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal

34 ayat 1 yang berbunyi “Fakir Miskin dan Anak Terlantar dipelihara oleh

Negara” karena mereka berhak untuk hiduplayak.

Bentuk hak asasi manusia tersebut penting untuk menjamin

perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak, karena anak

terlantar juga sama dengan kebanyakan manusia yang lebih beruntung dari

padanya dalam permasalahan hak-haknya sebagai anak, tidak ada beda dan

diskriminasi.

Dengan dijaminnya perlindungan anak terlantar oleh negara, maka

seharusnya sudah sepatutnya anak yang kurang mampupun tetap

diperhatikan. Sebetulnya hak yang melekat pada anak terlantar itu sama saja

seperti anak yang lebih beruntung darinya. Undang-undang Perlindungan

Anak No. 23 Tahun 2002 yang jelas menegaskan pada pasal 4 “setiap anak

berhak untuk hidup, tumbuh dan berekmbang, dan berpartisipasi secara wajar

sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan

33

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, sebagaimana telah

dirubah dengan Undang-Undang No.35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 23

Tahun 2002, Pasal 6

Page 52: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

43

dari kekerasan dan diskriminasi” didalam pasal tersebut jelas bahwasannya

kesamaan dalam melakukan perlindungan kepada anak dan tidak ada yang

dibeda-bedakan. Berikut adalah persamaan hak anak terlantar dan anak yang

lebih beruntung berdasarkan Undang-undang Perlindungan Anak :34

Anak beruntung Anak terlantar

Hak untuk Hidup Hak untuk hidup

Hak untuk bermain Hak untuk bermain

Hak untuk beristirahat Hak untuk beristirahat

Hak untuk memanfaatkan

waktu luang

Hak untuk memanfaatkan

waktu luang

Hak untuk berpartisipasi Hak untuk berpartisipasi

Hak untuk bergaul dengan

anak sebaya

Hak untuk bergaul dengan

anak sebaya

Hak untuk menyatakan dan

didengar pendapatanya

Hak untuk menyatakan dan

didengar pendapatanya

Hak untuk dibesarkan dan

diasuh oleh orang tuanya

sendiri

Hak untuk dibesarkan dan

diasuh oleh orang tuanya

sendiri

Hak berhubungan dengan

orang tuanya bila terpisahkan

Hak berhubungan dengan

orang tuanya bila

terpisahkan

34

Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Pedoman Perlindungan Anak Indonesia, h.77.

Page 53: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

44

Hak untuk beribdah menurut

dengan agamanya

Hak untuk beribdah

menurut dengan agamanya

Hak anak atas nama, identitas,

kewarganegaraan

Hak anak atas nama,

identitas, kewarganegaraan

Hak untuk pendidikan dan

pengajaran

Hak untuk pendidikan dan

pengajaran

Hak untuk mendapat

informasi sesuai dengan

usianya

Hak untuk mendapat

informasi sesuai dengan

usianya

Hak atas pelayanan kesehatan,

jaminan sosial,

Hak atas pelayanan

kesehatan, jaminan sosial,

Hak kebebasan sesuai dengan

hukum

Hak kebebasan sesuai

dengan hukum

Hak untuk mendapat bantuan

hukum dan bantuan lainnya

apabila anak menjadi korban

atau pelaku tindak pidana

Hak untuk mendapat

bantuan hukum dan bantuan

lainnya apabila anak

menjadi korban atau pelaku

tindak pidana

Hak untuk mendapat

perlindungan diskriminasi

Hak untuk mendapat

perlindungan diskriminasi

Hak untuk mendapat

perlindungan eksploitasi,

ekonomi, seksual dan

Hak untuk mendapat

perlindungan eksploitasi,

ekonomi, seksual dan

Page 54: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

45

penelantaran penelantaran

Hak untuk mendapatkan

perlindungan dari kekejaman,

kekerasan dan penganiayaan

Hak untuk mendapatkan

perlindungan dari

kekejaman, kekerasan dan

penganiayaan

Hak untuk mendapatkan

perlindungan dari ketidak

adilan

Hak untuk mendapatkan

perlindungan dari ketidak

adilan

Hak untuk mendapat

perlindungan dari

penyalahgunaan dan kegiatan

politik

Hak untuk mendapat

perlindungan dari

penyalahgunaan dan

kegiatan politik

Hak untuk mendapatkan

perlindungan dari perlibatan

dalam sengketa bersenjata

Hak untuk mendapatkan

perlindungan dari perlibatan

dalam sengketa bersenjata

Page 55: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

46

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA

A. Profil Komisi Perlindungan Anak Indoneisa

Keikutsertaan Negara Indonesia dalam Konvensi Hak Anak (KHA)

dalam siding umum PBB pada tahun 1989 menunjukan bahwa pemerintah

Indonesia menjamin kesejahteraan anak. Diratifikasinya konvensi tersebut

melalui kepperes No. 36 Tahun 1990 menunjukan bahwa keseriussan bangsa

ini pada saat itu.

Dalam perjalanannya, sebelum KPAI berdiri seperti saat ini, rangkaian

sejarah tentang upaya perlindungan anak di Indonesia telah dibentuk. Hal

tersebut berawal dari rangkaian siding umum PBB pada tahun 1989, tepat nya

pada tanggal 20 November 1989, Majelis umum PBB telah menyesetujui dan

mengesahkan rumusan-rumusan Konvensi Hak-Hak Anak (KHA) yang

dikenal dengan sebutan Convention On The Rights Of The Child (CRC)

termasuk di ikuti oleh delegasi pemerintahan Indonesia yang ikut aktif dalam

merumuskan dan mendatatangani kesepakan tersebut.

Dalam dokumen Konvensi Hak-Hak Anak (KHA) secara garis besar di

bagi atas tiga bagian dengan pasal 54, karena itu KHA merupakan bagian

yang tidak bias dipisahkan dari Deklrasi Hak Asasi Manusia (Declaration of

Human Right PBB – 1984). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa upaya

Page 56: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

47

perlindungan hak-hak anak merupakan perlindungan terhadap hak-hak anak

berarti pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).1

Hingga dibentuknya Undang-undang No. 23 Tahun 2002 yang direvisi

menjadi Undang-undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

merupakan usaha sinkronsisasi konvrensi hak anak (KHA) dan berbagai

perjanjian internasional lain dengan peraturan perundang-undangan di

Indonesia. Yang pada akhirnya kedua Undang-undang Perlindungan Anak

tersebut melahirkan lembaga baru bersifat independen yang bergerak didalam

masalah anak yaitu Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau yang disingkat

KPAI.

Didalam pasal 74 Undang-undang No. 35 tahun 2014 Tentang

Perlindungan Anak, perubahan atas Undang-undang No. 23 tahun 2002 yang

menyatakan bahwa:

1. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan penyelenggaraan

pemenuhan Hak Anak Indonesia dengan undang-undang ini dibentuk

Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat independen

2. Dalam hal diperlukan, pemerintah daerah dapat membentuk Komisi

Perlindungan Anak Daerah atau lembaga yang sejenis untuk membantu

pengawasan penyelenggaraan perlindungan Anak didaerah.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) adalah lembaga Negara

yang bersifat independen, dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 23

tahun 2002 tentang perlindungan anak. Undang-undang tersebut disahkan

1 Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen untuk Perlindungan

Anak. (Jakarta: KPAI, 2015), hal. 9

Page 57: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

48

oleh siding paripurna DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) pada tanggal 20

Oktober 2002. Setahun kemudian pasal 76 Undang-Undang Perlindungan

Anak, Presiden menerbitkan KEPRES Nomer 77 tahun 2003 tentang Komisi

Perlindungan Anak Indonesia. Diperlukan waktu sekitar 8 bulan untuk

memilih dan mengangkat anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia

seperti yang diatur didalam peraturan perundang-undangan.2

Nama Komisi Perlindungan Anak Indonesia dipilih berdasarkan

Komnas Perlindungan Anak yang setara dengan nama Komnas dan Komnas

Perempuan, karena dibentuk berdarkan keputusan presiden telah terlebih

dahulu dipakai oleh lembaga swadaya masyarakat yang pembentukannya

dilakukan oleh akta notaris. Ketika dalam pembahasan RUU perlindungan

Anak, diantara PANSUS DPR dan wakil pemerintah disepakati menggunakan

nama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah Komisi Negara yang

dibentuk berdasarkan amanat Undang-undang Pasal 74,75 dan 76 dari UU

No. 23 Tahun 2002 tentang komisi Perlindungan Anak, yang disahkan pada

pada tanggal 20 Oktober 2002. Pembentukan Komisi Perlindungan Anak

Indonesia dilakukan melalui KEPRES No. 77 Tahun 2003, dan pengangkatan

anggota Komisi Perlindungan Anak Indoensia Berjumlah 9 orang dan tidak

boleh lebih dan juga kurang, yang dipilih mewakili unsur yang tercantum

2 Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen untuk Perlindungan

Anak. (Jakarta: KPAI, 2015), hal.1

Page 58: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

49

dalam UU yang dipilih dan diangkat berdasarkan persyaratan prosedur yang

diatur berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku.3

Bedasarkan ketentuan di atas, maka Status Komisi Perlindungan Anak

Indonesi sejajar dengan lembaga komisi-komisi milik Negara lainnya, seperti

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Pemilihan Umum (KPU),

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Yudisial

(KY), Komisi Penyiaran Indonsia (KPI), dan Komisi Pengawasan Persaingan

Usaha (KPPU) serta Komisi Kepolisian Nasional (KOMPOLNAS).

KPAI merupakan salah satu dari tiga institusi nasional pengawal dan

pengawas implementasi HAM di Indonesia yakni KPAI, Komnas HAM, dan

Komnas Perempuan. Dapat dikatakan bahwa kedudukan KPAI dalam struktur

ketatanegaraan di Indonesia adalah sebagai lembaga pengawas pemerintah

dalam hal ini adalah eksekutif sebagai pelaksana kebijakan.

Kedudukan KPAI sebagai lemabaga negara pengawas bukan sebagai

lembaga pelaksana teknisperlindungan anak dikarenakan sebenarnya

Indonesia sudah memiliki lembaga-lembaga teknis dalam hal perlindungan

anak. Untuk membuat suatu kebijakan sudah ada lembaga eksekutif melalui

Kementrian Pemberdayaan Prempuan dan Perlindungan Anak. Sedangkan

apabila pelanggaran terhadap hak-hak anak sudah ada lembaga kepolisian,

kejaksaan, peradilan guna menangani kasus tersebut.

Keberadaan KPAI sebagai lembaga independen menjadi sangat penting

karena lembaga-lembaga yang sudah ada tidak mampu menjalnkan fungsinya

sebagaimana mestinya. Atas dasar tersebut maka lahirlah lembaga baru yang

3 Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen untuk Perlindungan

Anak,(Jakarta: KPAI, 2006), hal. 3

Page 59: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

50

khusus bergerak dalam hal perlindungan anak Indonesia agar lebih optimal

dalam menjalankan fungsinya. Kewenangan yang dimiliki KPAI di bidang

pengawasan tentu bertuajan agar mampu berperan optimal dalam

meningkatkan efektivitas pelaksanaan pemenuhan hak anak.

Sebagai komisi Negara yang independen, harus bebas dari intervensi

dari berbagai pihak dalam rangka pemenuhan hak dasar perlindungan secara

nasional dan daerah. Dengan kata lain setiap Anggota Komisi Perlindungan

Anak Indoensia baik secara individu maupun kelompok memiliki resiko

dalam menjamin Hak-hak Anak.

B. Susunan Pengurus Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Pemilihan anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sejak

awal telah di atur dalam Undang-undang dalam Pasal 75 ayat (2) dari UU No.

23 Tahun 2002 bahwa keanggotaan Komisi Perlindungn Anak Indonesia

berdasarkan dari unsur masyarakat agar dapat menggambarkan sifat ke

independenannya. Karena itu tidak ada unsur wakil yang dominan (memiliki

wakil lebih dari satu orang). Status kesejahteraan itu diformulasikan secara

tegas dalam keppres No. 95/M tahun 2004 tentang pengangkatan Anggota

Komisi Perlindungan Anak Indonesia dengan menyebutkan nama dan wakil,

tanpa disebutkan posisi dan jabatan sebagai ketua, wakil ketua atau sekretris,

setiap oaring hanya disebutkan sebagi anggota. Karena itu siapapun yang

terpilih dan di beri mandat oleh anggota sebagai ketua, wakil ketua atau

sekretaris maka kedudukan tersebut bukan memimpin yang memiliki otoritas

lebih tinggi tetapi lebih berfungsi sebagai coordinator pengaturan pembagian

tugas diantaranya anggota. Dengan Dengan demikian jabatan atau posisi

Page 60: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

51

tersebut tidak bersifat steructural seperti organisasi yang dikenal selama ini.

Kepemimpinan Komisi Perlindungan Anak Indonesia lebih bersifat kolektif

Kolega bukan hierarkis steructural dengan system organisasi tersebut “Flas

Organization Model” . Dalam rangka ketentuan tata tertib tersebut maka

setiap anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia memiiki wewenang

untuk melakukan tindakan mengirim surat atau lain sebaginya dalam rangka

memberikan perlindungan untuk kepentingan dari anak, dengan tetap

memberi laporan dan informasi kepada anggota lain nya segera mungkin.

Adapun keorganisasian Komisi Perlindungan Anak Indonesia 75 ayat (2) :

Keanggotaan KPAI sebagai mana yang dimaksud dalam didalam pasal (1)

terdiri dari unsur a). Tokoh Agama; b) Pemerintah; c) Organisasi Sosial; d)

Tokoh Masyarkat; e) Organisasi Kemasyarakatan f) Organisasi Profesi; g)

Lembaga Swadaya Masyarakat; h) Dunia usaha; i) Kelompok Masyarakat

yang Perduli Terhadap Anak.4

Mengenai Pengangkatan dan Pemberhentian Keanggotaan Komisi

perlindungan Anak Indonesia telah diatur didalam Undang-undang No. 23

Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dalam pasal 75 ayat (3) :5

“Keanggotan Komisi Perlindungan Anak Indonesia sebagi mana dimaksud

pada ayat (1) dan (2) diangkat dan diberhentikn oleh presiden dan mendapat

pertimbangan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, untuk

masa jabatan (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk (satu) tahun kali

masa jabatan.

4 Undang-Undang Perlindungan Anak, UU RI No.23 Tahun 2002, (Jakarta : Sinar Grafika,

2009), hal.27

5 Undang-Undang Perlindungan anak, UU RI No.23 Tahun 2002, (Jakarta : Sinar Grafika,

2009), hal.27

Page 61: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

52

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) , dengan anggota 9-10

orang. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia saat ini adalah Dr. HM.

Asrorun Ni’am Sholeh, MA. Yang langsung diberi mandat oleh Presiden.

Adapun susunan Struktur dari Komisi Perlindungan Anak Indonsia sebagai

berikut :

STRUKTUR KEORGANISASIAN

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA

Ketua : Dr. HM. Asrorun Ni’am Sholeh, MA

Wakil ketua 1 (satu) : Putu Eva

Wakil Ketua 2 (dua) :Susanto, MA

Sekretaris : Rita Pranawati, MA

Anggota : Dr. Budiharjo, M. Si

Dra. Maria

Ulfa Ansor, M.Si

Erlinda

Maria Advanti, SP

DR. Titi Haryati, M,Pd.

GAMBARAN UMUM

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA

Singkatan : KPAI

Didirikan : 20 Oktober 2002

Dasar Hukum Pendirian : Undang-Undang No 23 Tahun 2002

Sifat : Independen.6

6 Komisi Perlindungan Anak Indonesia Online Sitius Resmi KPAI, Akses pada

https://www.google.com/search?q=Keorganisasian+Komisi+perlindungan+Anak+indonesia&ie=u

tf-8&oe=utf-8. Pukul 21:00 WIB.

Page 62: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

53

C. Tujuan Berdirinya Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Salah satu tujuan dari berdiri nya Komisi Perlindungan Anak Indonesia,

karena Negara ingin menjamin Perlindungan Anak dari hal-hal yang tidak

baik bagi anak, dikarenakan Anak adalah aset bangsa yang paling berharga.

Dan menjadikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai pusat

pelopor untuk menyuarakan kepada masyarakat untuk membela kepentingan

bagi anak, agar selalu memberikan perlindungan kepada anak baik fisik,

mental, ekonomi yang rentan terhadap kekerasan eksploitasi. Dan ini tertuang

dalam pasal 76, huruf a,b,c,d,e,f,g dari UU No.23 Tahun 2002 Yang di

Amandemenkan kepada UU No. 35 Tahun 2014 menyatakan bahwa tujuan

dari berdirinya Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah :7

a. Melakukan pengawasaan terhadap pelakasaan perlindungan dan

pemenuhan Hak Anak.

b. Memberikan dan usulan dalam perumusan kebijakan tentang

penyenggalaraan perlindungan anak.

c. Mengumpulkan data dan informasi mengenai perlindungan anak.

d. Menerima dan melakukan penelaahan atas pengaduan masyarakat

mengenai pelanggaran hak anak.

e. Melakukan mediasi atas sengketa pelanggaran hak anak.

f. Melakukan kerja sama dengan lembaga yang dibentuk masyarakat di

bidang perlindungan anak.

7 7 Rika Saraswati, Hukum Perlindungan Anak di Indonesia , (Bandung: Citra Aditya Bakti,

2009), h. 240.

Page 63: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

54

g. Memberikan laporan kepada pihak berwajib tantang adanya dugaan

pelanggaran terhadap undang-undang perlindungan anak.8

Berdsarkan tujuaan yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI) serta tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan kondisi

ideal anak Indonesia yang berakhlak mulia, sehat, cerdas, ceria dan

terlindungi.

Disamping terdapat juga visi Komisi perlindungan Anak Indonesia

yaitu terjamin terpenuh dan terlindunginya hak-hak Indonesia , visi tersebut

meliputi dua sapek:

a. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengutamkan promosi

dan upaya pencegahan terhadap pelanggaran hak-hak anak tanpa

meninggalakan upaya refresif dan kuratif.

b. Komisi perlindungan Anak Indonesia berupaya mengayomi,

melindungi, memenuhi Hak-hak Anak termasuk upaya rehabilitasi dan

reintegrasi anak dengan keluarga dan lingkungan, untuk dapat

mewujudkan visi tersebut KPAI harus mampu menjadi lembaga Negara

yang independen, terpercaya, dan melindungi Hak-hak Anak baik di

dalam maupun luar lingkungan rumah tangga.

Adapun untuk mewujudkan visi diatas maka Komisi Perlindungan

Anak Indonesia memiliki sejumlah misi.9 Adalah sebagai berikut:

a. Menyadarkann semua pihak terutama orang tua, keluarga, masyarakat

dan Negara akan pentingnya perlindungan Hak-hak Anak.

8 Rika Saraswati, Hukum Perlindungan Anak di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti,

2009), h. 240.

9 Komisi Perlindungan Anak Indonesia , Lembaga Negara Independen unruk Perlindungan

Anak. (Jakarta:KPAI 2015),hal 24.

Page 64: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

55

b. Menyadarkan Anak sendiri akan Hak-hak nya.

c. Melakukan pengkajian, penalaahan, dan penelitian terharhadap berbagai

peraturan perundang-undangan, kebijakan pemerintah dan pelaksanaan

program penyelenggaraan, perlindungan anak ditingkat pusat dan

daerah.

d. Menerima pengaduan masyarakat dan memfasilitasi terhadap kasus-

kasus pelanggaran hak-hak anak.

e. Membangun kerja sama dan kemitraan dengan berbagai pihak dalam

rangka perlindungan hak-hak anak.

f. Mengumpulkan data informasi yang berkaitan dengan pelaksanaa

perlindungan anak.

g. Melakukan pengawasaan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak

yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

h. Melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga donor tingkat nasional

dan internal dalam pelaksanaan perlindungan anak.

i. Memberikan saran serta masukan kepada pemerintah (presiden) dan

berbagai pihak dalam meningkatkan perlindungan hak-hak anak.

Fungai dan wewenang KPAI adalah diluar wilayah penyelenggaraan

negara dalam artian eksekutif. KPAI adalah lemabaga yang bersifat

independen. KPAI bisa memberikan teguran, publikasi, rekomendasi, dan

hal-hal lain yang dianggap perlu kepada seluruh Penyelenggara negara,

namun KPAI tidak bisa menjatuhkan sanksi internal atau admnistratif.

KPAI tidak menajalanakan pelaksana teknis kegiatan perlindungan anak

seperti penyediaan pendidikan bagi anak, dann KPAI juga tidak seharunya

menggantikan fungsi advokasi individual manyarakat yang pada prakteknya

Page 65: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

56

dijalankan oleh organisasi kemsyarakatan dan non pemerintah, namun

sebagai sebuah lembaga pengawas, penyeimbang dan penyelenggara

perlindungan anak. KPAI mempunyai wewenang untuk memberikan

wewenang untuk memberikan penanganan sementara dan untuk selanjutnya

melimpahkan kepada instansi terkait untuk menjalankan fungsinya terkait

dengan masalah anak.

D. Hambatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam menanggulangi

masalah anak

Sebagai komisi Negara, Komisi Perlindungan Anak Indonesia bertugas

untuk memberikan perlindungan terhadap anak yang bersifat independen agar

terbebas dari pengaruh atau intervensi dari kepentingan-kepentingan lain

diluar kepentingan terbaik bagi anak. Sejak didirikannya KPAI melalui

Undang-undang No.23 Tahun 2002 hingga saat ini, KPAI mengalami

beberapa permasalahan serta hambatan yang cukup rumit. Dalam melakukan

pengkampanyean kepada pihak terkait seperti pemerintah, aparat penegak

hukum, pemangku kebijakan, serta umum nya kepada masyarakat luas dalam

rangka mensosialisasikan bahwa kepentingan untuk tumbuh kembang seorang

anak tetap harus dijaga.

Hal yang dihadapi oleh KPAI tidak semudah membalikan telapak

tangan, karena usaha semaksimal mungkin tetap harus dilakukan demi

terwujudnya anak Indonesia yang sehat, berkarakter serta pintar. Sebagai

lembaga yang bergerak dibidang anak, KPAI sering kali menemukan

hambatan dalam hal penegakan hukum terhadap kasus yang menerpa anak.

Page 66: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

57

Sebagai lembaga yang khusus bergerak dibidang anak, KPAI juga sering kali

mensosialisasikan terhadap perlindungan anak kepada seluruh masyarkat

Indonesia, akan tetapi sering kali masyarakat Indonesia masih kurang perduli

terhadap perlindungan anak. Hal ini dapat dilihat wawancara dengan

narasumber:

KPAI seringkali terhambat dengan proses penegakan hukum yang

lamban dilakukan oleh pemangku penegak hukum.10

Sebagai lembaga yang bergerak dibidang anak, KPAI sering

menuturkan bahwasannya dari 34 provinsi yang ada di Indonesia baru 28

yang baru ada KPAI nya disetiap provinsi, dan ini yang menjadi hambatan

tersendiri bagi KPAI terhadap perlindungan anak. Hal ini dapat dilihat

wawancara dengan narasumber:

Dalam rangka pengawasan terhadap perlindungan anak di Indonesia,

KPAI mengakui dalam hal ini negara kurang mampu dalam permasalahan

mendukung untuk ada KPAD disetiap daerah karena keterbatasan anggaran,

walaupun sebagaian sudah ada namun dari 34 provinsi yang ada di Indonesia

baru ada 28 KPAD nya, dan ini sangat menghambat dalam menegakan

pengawasan terhadap anak. Dan ini yang menjadi hambatan tersendiri bagi

KPAI, namun dengan penuh semangat yang diamanatakan oleh undang-

undang, menjadi motivasi terdesendiri bagi KPAI dalam rangka menjadikan

anak Indonesia tanpa masalah. Akan tetapi kami selalu berusaha mendorong

negara untuk hadir dalam rangka mensosialisasiakan perlindungan anak.11

10

Hasil wawancara dengan ibu popy selaku narasumber di KPAI Jakarta 2 september 2016

jam 14.00

11

Hasil wawancara dengan ibu popy selaku narasumber di KPAI Jakarta 2 september 2016

jam 14.00

Page 67: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

58

Dari kewenangan KPAI sesuai pasal 78 Undang-undang No. 23 Tahun

2002 Komisi Perlindungan Anak Indonesia bertugas melakukan sosialisasi

seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan

masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi, dan pengawasan

terhadap penyelanggaraan perlindungan anak. Dari beberapa perkara yang

masuk dalam KPAI, terdapat salah persepsi mengenai kewengan KPAI dalam

menangani kasus yang berkaitan dengan anak. Hal ini dapat dilihat dari

wawancara narasumber yaitu :

KPAI punya wewenang dalam mengatasi anak terlantar di Indonesia,

namun dengan artian kita harus tahu terlebuh dahulu tugas dan fungsinya.

KPAI itu bukan menyelesaikan masalah tapi hanya memberi pengawasan

setiap ada kasus pada konteks ini anak terlantar. Sebagai lembaga

pengawasan jika terjadi penelantaran anak, bagaimana KPAI beperan dengan

mencarikan stake holder untuk merawat anak terlantar kepada pihak terkait

dalam hal ini dinas sosial dan lain-lainnya sebagai mana kita bermitra dengan

pihak terkait.12

Jadi terdapat banyak salah persepsi bagi sebagian masyarakat luas

bahwa KPAI didirikan untuk menyelesaikan masalah anak, tetapi hanya lebih

bersifat memberi solusi kepada pihak stake holders. Hal demikian dirasa oleh

12

Hasil wawancara dengan ibu popy selaku narasumber di KPAI Jakarta 2 september 2016

jam 14.00

Page 68: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

59

banyak masyarakat bahwa KPAI tidak terlalu berperan jika hal itu hanya

sebatas pencarian solusi ketika terjadi kasus yang ada khusus nya anak

terlantar.13

13

Hasil wawancara dengan ibu popy selaku narasumber di KPAI Jakarta 2 september 2016

jam 14.00

Page 69: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

A. Faktor-faktor penyebab terjadinya penelantaran anak di

Indonesia

Anak sebagai seorang yang masih dapat dikatakan rentan baik karena

factor psikologis yang belum matang atau karena fisiknya yang lemah sangat

membutuhkan bantuan dari orang dewasa disekitarnya untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya. Namun sangat disayangkan sering pula oarang dewasa

yang diharpakan mampu memenuhi kebutuhan dasar anak agar dapat tumbuh

dan berkembang justru melakukan tindakan yang tidak sesuai sehingga

menyebabkan anak menjadi terlantar.

Kasus-kasus penelantaran anak di Indonesia yang sering terjadi sudah

seharusnya di selesaikan secara sungguh-sungguh karena apabila tidak akan

menyebabkan anak itu sendiri rusak fisik, mental, jasmani dan rohaninya,

karena seorang anak adalah aset bangsa yang sangat berharga untuk

melanjutkan regenerasi selanjutnya. Ini sesuai dengan undang-undang yang

memang Negara sendiripun menjamin “fakir miskin dan anak-anak terlantar

di pelihara oleh Negara” bunyi pasal 34 ayat (1) Undang-undang Dasar

1945.1 Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 2002 yang dirubah dengan

Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak yang disebut

1 Alghifari, Mengawal Perlindungan Anak, (Jakarta: LBH Jakarta, 2012), h. 23.

Page 70: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

61

anak terlantar adalah anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara

wajar, baik fisik, mental, spiritual dan juga sosial.2

Masalah keterlantaran yang dialami oleh anak-anak semakin meningkat.

Keterlambatatan terjadi karena kelalaian dan ketidakmampuan orang tua dan

keluarga dalam melaksanakan kewajibannya sehingga kebutuhan jasmani,

rohaninya maupun sosialnya tidak terpenuhi secara wajar. Masalah

keterlantaran semakin Nampak dalam situasi terbatasnya atau minimnya

ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh keluarga dan masyarakat.

Padahal upaya perlindungan anak sudah seharusnya dilakukan tepatnya ketika

anak masih dalaam kandungan.

Bila melihat kebelakang permasalahan anak terlantar sanagatlah serius,

data badan pusat statistik (BPS) dan pusdatin mencatat dari tahun ketahun

jumlah anak dengan berbagai permasalahannya semakin meningkat. Tepatnya

pada tahun 2008 tercatat sebanyak 2.250.152 anak terlantar, pada tahun 2009,

jumlah anak terlantar berdasarkan data yang ada sebanyak 3.488.309 dan

pada tahun 2010 jumlah anak terlantar berdasarkan data berjumlah 3.390.400.

Kementrian sosial Republik Indonesia mencatat jumlah anak terlantar

yang ada di Indonesia sampai saat ini terbilang banyak, ini sesuai dengan

table yang dikeluarkan oleh kementrian social dalam kurun waktu 2015 :3

2 Eni Suharti, UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK, (Jakarta: Sinar Grafika,

2012), h.17.

3 Lampiran Mentri sosial Republik Indonesia tentang Pendataan dan Pengelolaan Data

Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial dan potensi serta Sumber Kesejahteraan Sosial Online:

Akses pada: http://datascience.or.id/2015/08/02/pembinaan-anak-jalanan-keberadaan-rumah-

singgah-adakah-upaya-agar-pembinaan-yang-menyeluruh/. Tanggal 17-8-2016. Pukul 01.00 WIB

Page 71: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

62

Data Kemernterian Sosial tahun 2015

Kategori Jumlah

Anak Terlantar 3.488.309

Balita Terlantar 1.178.824

Anak Rawan Terlantar 10.322.674

Sumber : Lampiran Mentri Sosial RI bidang pendataan dan

pengelolan data tentang kesehajteraan sosial.

Menurut Soetarso (2004)4. Seorang pakar, permasalahan anak terlantar

tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal seperti berikut :

a. Berlangsungnya kemiskinan structural dalam masyarakat.

b. Semakin meningkatnya gejala ekonomi upah serta pertumbuhan

ekonomi yang tidak merata.

c. Terbatasnya tempat bermain untuk anak karena pembangunan yang

tidak mempertimbangkan kepentingan dan perlindungan untuk anak

Dalam buku yang berjudul “Masalah Sosial Anak” yang ditulis oleh

bagong suyatno dan lestari basuki (1999) mengemukakan bahwa penyebab

terjadinya penelantaran anak adalah:

1. Orang tua yang dahulu dibesarkan dengan kekerasan cenderung

menurunkan pendidikan tersebut kepada anak-anak nya.

2. Kehidupan yang penuh stress dampak dari perekonomian yang lambat

sehingga menyebabkan setiap kepala keluarga menanggung beban.

3. Keluarga yang cenderung keras akibat himpitan ekonomi sehingga

sering menimbulkan tingkah laku agresif dan menyebabkan terjadinya

penganiayaan fisik terhadap anak.

4 Soetarso (2004) Praktek Pekerja sosial, Bandung : Sekolah Tinggi Kesejahteran

Page 72: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

63

4. Isolasi sosial, tidak adanya dukungan yang cukup dari lingkungan

sekitar, tekanan sosial dari akibat situasi krisisekonomi, tidak bekerja

dan masalah perumahan sehingga meningkatkan kerentanan keluarga

yang akhirnya terjadi penelantaran anak.5

Bentuk penelantaran anak pada umumnya dilakukan dengan cara

membiarkan anak dalam siatuasi gizi buruk, kurang gizi, tidak mendapat

perawatan kesahatan yang memadai, memaksa anak untuk melakukan ngemis

atau pengamen, anak jalanan, buruh pabrik, pembantu rumah tangga (PRT),

pemulung dan jenis pekerjaan lainnya yang membahayakan pertumbuhan dan

perkembangan anak.6

Penelantaran anak termasuk penyiksaan pasif, yaitu segala keadaan

perhatian yang tidak memadai baik fisik, emosi, maupun sosial. Sebab lain

terjadinya penelantaran anak adalah dimana orang dewasa yang

bertangungung jawab gagal untuk menyediakan kebutuhan memadai untuk

berbagai keperluan, termasuk fisik ( gagal untuk menyediakan makanan yang

cukup, pakaian, kebersihan), emosional (kegagalan memberikan pengasuhan

serta kasih sayang), pendidikan (kegagalan dalam mengenyam bangku

sekolah), kesehatan (kegagalan untuk mengobati anak).7

Sedangkan menurut Undang-Undang yang termasuk tindakan yang

menyebabkan penelantaran anak yaitu:

5 Bagong suyatno , Masalah Sosial Anak, h.31.

6 Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak, (Bandung: Nuansa, 2006)h.37

7 Dewi hapriyanti, Jurnal Ilmiah, Penelantaran Anak Oleh Orang Tua Ditinjau dari

KUHP dan Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Universitas

Mataram 2013, h.3

Page 73: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

64

a. Tindakan yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan anak

secara wajar baik fisik, mental, spiritual maupun sosial (pasal 1 butir 6

Undang-undang Perlindungan Anak).

b. Tindakan atau perbuatan mengakibatkan dengan sengaja kewajiban

untuk memelihara, merawat, atau mengurus anak sebagai mana

mestinya (Pasal 13 ayat (1) huruf c Undang-undang Perlindungan Anak.

c. Tindakan yang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya,

sedangkan menurut hukum yang berlaku baginya atau karena

persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan perawatan

dan pemeliharan kepada orang tersebut (Pasal 9 ayat (1) Undang-

undang penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

Selain bentuk-bentuk diatas, sebab yang menandai seorang anak

dikategorikan terlantar adalah :

a. Anak Terlantar biasanya berusia 5-18 tahun.

b. Anak yang terlantar acap kali adalah anak yang lahir di luar nikah,

kemudian mereka tidak ada yang mengurus yang disebabkan orang tua

mereka tidak siap secara psikologis maupun ekonomi untuk memelihara

anak yang dilahirkan.

c. Anak yang kelahirannya tidak direncanakan atau tidak diinginkan oleh

kedua orang tua nya atau keluarga besarnya.

d. Kemiskinan bukan satu-satunya penyebab anak ditelantarkan dan tidak

selalu keluarga miskin akan menelantarkan anaknya. Tetapi

bagaimanapun harus diakui bahwa tekanan kemiskinan dan kerentanan

Page 74: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

65

ekonomi keluarga akan menyebabkan kemampuan mereka memberikan

fasilitas dan memenuhi hak anak menjadi terbatas.

e. Anak yang berasal dari keluarga broken home, korban perceraian orang

tuanya, anak yang tengah hidup dari kondisi keluarga yang

bermasalah.8

Didalam buku Rika saraswati yang berjudul Hukum Perlindungan Anak

di Indonesia disebutkan bahwasannya penyebab pengabaian, penelantaran

anak disebabkan factor berikut :

1. Cara mengasuh menggunakan kekerasan yang diterapkan lintas

generasi

Pengasuhan demikian biasanya masih menggunakan pendekatan

militer atau pendekatan otoriter. Jenis pengasuhan ini memberi

penagalam kepada anak tentang kekerasan

2. Kemiskinan yang Berdampak Urbanisasi, perubahan Gaya Hidup, dan

perubahan Harapan terhadap Kualitas Hidup

Kemiskinan jelas telah menghambat kesempatan dan cita-cita

anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai denagan keinginannya.

Pemerintah yang tidak mampu memberi kesempatan kerja kepada para

orang tua akan berdampak pada anak-anak, diantaranya anak berhenti

sekolah, setelah berhenti sekolah anak akan aktif hidup di kehidupan

liar sehingga menyebabkan anak tesebut terabaikan.

8 Bagong Suyatno, Masalah Sosial Anak, h. 216

Page 75: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

66

3. Nilai-nilai dimasyarakat yang eksploitatif (Nilai Anak Sebagai

Komoditas) dan diskriminatif

Masih ada orang tua di masyarakat yang menganggap anak adalah

hak miliknya sehingga hak-hak anak cenderung diabaikan. Namun

disisi lain, anak selalu di tuntut untuk memenuhi kewajibannya, seperti

harus menghormati kedua orang tuanya, menghormati gurunya. Hal ini

menunjukan bahwa anak sering masih dipandang sebgai kelompok yang

tidak pernah dianggap secara sosial, kultural, atau secara legal.

Akibatnya anak menajdi renatan terhadap segala macam kekerasan

(fisik, pskis, penelantaran, eksploitasi, diskriminasi serta pelecehan)

yang pada hakikatnya merupakan bentu pelanggran terhadap

pelanggran hak asasi manusia.

4. Sistem Hukum yang tidak mendukung Perlindungan Anak

Meskipun Indonesia sudah memiliki peraturan hukum yang

mengatur tentang anak di berbagai bidang, namun perlindungan hukum

bagi anak masih rendah dan sangat jauh dari harapan. Pada dasarnya

penelantaran anak merupakan tindakan pidana yang jelas di atur dalam

Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, BAB

XII ketentuan pidana pasal 77 setiap orang yang melakukan tindak

penelantaran terhdap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit

atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial, dipidana dengan

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahu dan/ atau denda paling banyak

Rp 100.000.000 (seartus juta rupiah).9

9 Rika saraswati, Hukum Perlindungan Anak di Indonesia, h.27-28

Page 76: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

67

Penyebab anak terlantar di Indonesia menurut Komisi Perlindungan

Anak Indonesia adalah:

1. Ekonomi

Dengan perkembangan ekonomi di Indonesia yang ada pada saat

ini, sepertinya Negara harus lebih cepat dalam membangun

perekonomiannya bila tidak ingin kasus tentang anak dalam hal ini anak

terlantar itu tidak ada lagi. Dalam hal ini pemeritah (KPAI) mengakui

bahwasannya permasalahan anak terlantar cukup banyak di Indonesia

dan akan bertambah seiring dengan berjalannya waktu selama ekonomi

Indonesia tidak membaik, karena anak yang berasal dari keluarga

miskin, rentan terhadap kasus penelantaran anak, karena kebutuhan

hak-hak yang melekat pada anak tersebut tidak terpenuhi dengan baik.

Dan dari dampak kemiskinan yang mengakibatkan anak tersebut hak

nya tidak terpenuhi dengan baik akan menyebabkan anak tersebut

terlantar, dan biasanya anak yang terlantar akan menimbulkan kasus

baru seperti kekerasan seksual, memanfaatkan anak yang terlantar

untuk disurh ngamen, tracficking, dan yang parahnya lagi adalah

memanfaatkan anak yang terlantar untuk dimanfaatkan oleh orang yang

tidak bertanggung jawab untuk di ambil salah satu organ tubuhnya. Dan

ini adalah sebagin kasus dari dampak terlantarnya anak.

2. Perceraian

Dampak dari perceraian orang tua berimbas kepada anak nya itu

sendiri, karena pada dasarnya anak itu harus ikut dengan ibu nya, akan

tetapi seorang ibu yang tidak mampu merawatnya dengan baik yaitu

Page 77: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

68

dengan tidak terpenuhi hak-haknya maka akan menyebabkan anak

tersebut terlantar. karena diera modern seperti saat ini percerain adalah

hal yang sangat mudahnya dilakukan oleh orang tua, mereka tidak

memikirkan nanti kedepannya bagaimana dampak dari percerian

tersebut kepada anak-anaknya.

3. Kurangnya perhatian

Setiap anak sejatinya membutuhkan perhatian dan kasih sayang

dari kedua orang tuanya akan tetapi bila seorang anak dalam hal

perhatian saja, seorang anak tidak mendapatkan nya, maka seorang

anak akan mencari perhatian kepada yang lain untuk bisa

memperhatikan dirinya, dan dari dampak kurangnya perhatian yang

anak itu dapatkan dari orang tuanya akan menyebabkan anak tersebut

terlantar. kehidupan diera modern seperti saat ini khususnya di kota-

kota besar yang ada di Indonesia biasanya menjadikan orang tua sibuk

dalam kehidupan mencari nafkah dan pasti anak akan selalu ditinggal

oleh orang tuanya, dari kesibukan orang tua diluar pastinya ada

keterbatasan kasih sayang yang didapati oleh anak dari orang tuanya,

maka berdampak kepada terlantarnya anak.

4. Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Biasanya setiap TKI yang bekerja diluar negri akan lama

meninggalkan sanak family nya termasuk anak-anaknya, disini

menyebabkan anak akan kurang kasih sayang dari orang tua nya yang

akhirnya menyebabkan anak itu terlantar.

Page 78: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

69

5. Orang tua yang sibuk kerja

Setiap anak membutuhkan perhatian lebih dari orang tua, bila mana

orang tua terlalu sibuk akan pekerjaan nya dapat mengakibtkan anak itu

lepas perhatian yang baik dan dapat mengikuti pemikiran liar anak itu

sendiri yang berakibat fatal dan membuat betah anak hidup diluar

sehingga dia dikata anak terlantar.

6. Bukan hanya materi tetapi kasih sayang orang tua yang diperlukan.

Setiap yang miskin belum tentu anak nya terlantar, disini karena

sifat orang tua yang mengajarkan kehidupan kepada anaknya. Bila

mana sudah karna factor kemiskinan dan tidak adanya perhatian itu

berimbas kepada anak, yang pada akhirnya menyebabkan anak itu

terlantar bahkan kadang yang kaya tidak menjamin untuk anaknya

mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

B. Upaya Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam mengembalikan

hak-hak anak terlantar

Dari dari data yang didaptkan di KPAI jumlah anak terlantar yang

dilakukan pengawasan sebagai berikut:

Page 79: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

70

NO

Kasus yang

dihadapi anak

Pengawasan

yang

dilakukan

KPAI

Tahun

Jumlah

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Anak

Terlantar

(Anak

Penyandang

masalah

kesejahteraan

sosial)

92

kasus

79

kasus

246

kasus

191

kasus

174

kasus

148

kasus

930

Sumber data:

Komisi Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI) Bidang Data

Informasi dan Pengaduan 2016.

Pengawasan yang dilakukan oleh KPAI dalam menangani anak terlantar

sudah cukup maksimal, dan terbilang masih bisa ditangani. Akan tetapi bila

menangani secara nasional KPAI masih butuh bantuan dari negara dalam

membantu meredam berbagai permasalahan anak, khususnya anak terlantar.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia, tidak mempunyai peran terhadap

pengasuhan anak terlantar, akan tetapi KPAI hanya melakukan pengawasan

terhadap anak terlantar yang ada di Indonesia. Karena pada dasarnya anak

terlantar adalah kewenangan Negara yang bertanggung jawab penuh terhadap

anak-anak terlantar. Disini KPAI hanya wengawasi dan menerima pengaduan

dan merekomendasikan setiap ada permasalahan anak terutama tentang anak

terlantar. Berikut adalah data table yang didapatkan dari KPAI mengenai anak

terlantar:

Page 80: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

71

NO

BIDANG

TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 ANAK TERLANTAR 92 79 246 191 174 148

Sumber: KPAI

Upaya yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam

mengembalikan hak-hak anak terlantar adalah dengan bekerja sama dengan

mitra terkait. Apabila anak ini terlantar maka KPAI harus behubungan dengan

dinas sosial untuk merawat anak itu di Lembaga Perumahan Sosial Anak

(LPSA) berikut data anak terlantar yang dirujuk ke LPAS:

No Kasus Anak Rujukan Jumlah di

LPSA

Jumlah di Panti Swasta

1 Anak Terlantar

Tahun 2011

sebanyak 92 kasus

terhitung dari 01

Januari sampai

dengan 29 Desember.

LPSA dan

panti

asuahan non

pemerintah

82

10

2 Anak terlantar Tahun

2012 sebanyak 79

kasus Tehitung dari

01 Januari samapai

28 Desember

LPSA dan

pantiasuhan

non

pemerintah

79

3 Anak terlantar Tahun

2013 sebanyak 246

kasus terhitung dari

01 Januari samapai

29 Desember

LPSA dan

pantiasuhan

non

pemerintah

200

46

4 Anak terlantar Tahun

2014 sebanyak 191

kasus terhitung dari

01 Januari samapai

29 Desember

LPSA dan

pantiasuhan

non

pemerintah

191

Page 81: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

72

5 Anak terlantar Tahun

2015sebanyak 174

kasus terhitung dari

01 Januari samapai

29 Desember

LPSA dan

pantiasuhan

non

pemerintah

100

74

6 Anak terlantar Tahun

2016 sebanyak 148

kasus terhitung dari

01 Januari sampai −

LPSA dan

pantiasuhan

non

pemerintah

148

Sumber: KPAI

Sedangkan Hak pendidikannya KPAI sendiri bekerja sama dengan

dinas pendidikan yang nanti menentukan kemauan sianak ingin bersekoalah

dimana. Lalu untuk kesehatannya KPAI bekerja sama dengan dinas kesehatan

yakni untuk menjamin kesehatan anak itu sendiri. Dan untuk keuangan sianak

untuk membli pakaian sekolah, alat tulis dan apa yang anak itu inginkan ada

yang nama nya PEKSOS (pekerja sosial) dari sini sianak bisa mendapat uang

untuk keperluan nya.10

Sejauh ini tindak lanjut (follow up) yang KPAI

lakukan pengawasan terhadap lembaga terkait masih berlangsung sampai

masih adanya kasus anak terlantar baik yang sudah di tempatkan ke mitra

terkait maupun anak yang masih terlantar dimasyarakat, pengawasan terhadap

anak terlantar yang sudah dititipkan ke mitra terkait, masih perlu pengawasan,

karena apakah anak tersebut yang sudah dititipkan dipenuhi haknya dengan

baik disana, setiap harinya KPAI selalu melakukan koordinasi terhadap anak

terlantar yang sudah dititipkan kepada mitra terkait. 11

10

Hasil wawancara dengan ibu popy selaku narasumber di KPAI Jakarta 2 september

2016 jam 14.00

11

Hasil wawancara dengan ibu popy selaku narasumber di KPAI Jakarta 2 september

2016 jam 14.00

Page 82: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

73

Komisi Perlindungan Anak Indonesia hanya sebagai pengawas diantara

tugas utamanya, justru Komisi Perlindungan Anak Indonesia ini mencari tahu

setiap kasus yang dihadapi oleh setiap anak dengan cara mencari informasi

langsung terjun kemasyarakat, apabila ada kasus seputar anak khususnya

anak terlantar, KPAI langsung menemui anggota keluarganya anak tersebut,

agar anak tersebut dirawat dengan baik. Diera modern saat ini perlakuan

terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua tidak begitu memperhatikan segi

hak dasar anak, anak yang masih kecil dibiarkan saja dengan tidak

memperhatikan pendidikannya, kesehatannya dan kasih sayangnya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia selalu berupaya

mensosialisasiakan kepada seluruh lapisan masyarakat agar pentingnya

melakukan perlindungan kepada anak sejak dini dan mendorong pemerintah

agar bisa lebih serius dalam meningkatkan perlindungan anak.

Meningkatnya berbagai bentuk penelantaran dan pelanggaran hak anak

di Indonesia yang terjadi sepanjang tahun ini, menunjukan bahwa Negara,

pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua telah gagal menjalankan

tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan perlindungan , pemenuhan

dan penghormatan hak anak di Indonesia. Komisi Perlindungan Anak

Indonesia sebagai lembaga independen yang dibentuk oleh Negara dan diberi

tugas untuk mengupayakan perlindungan, pemenuhan dan penghormatan hak

anak di Indonesia. Sadar benar mempunyai banyak keterbatasan dalam

menghadapi berbagai peristiwa.

Page 83: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

74

Sebagai amanah anak harus dijaga dan dilindungi segala

kepentingannya, fisik, psikis, intelektualnya, hak-haknya harkat dan

martabatnya. Melindungi anak bukan kewajiban orang tua biologisnya saja

melainkan kewajiban kita semua. Sebagai agama yang sarat dengan muatan

kasih sayang (rahmatan lilalamin), islam memberikan perhatian secara kusus

dan serius terhadap anak, mulai anak masih masih dalam kandungan ibunya

sampai anak menjelang dewasa. Kewajiban menyusui (radha’ ha) mengasuh

(hadhanah), kebolehan ibu tidak berpuasa saat hamil dan menyusui,

kewajiban memberi nafkah yang halal lagi bergizi, berlaku adil dalam

pemberian, memberi nama yang baik, mengakikahkan, mengkhitan,

mendidik, merupakan wujud dari kasih sayang tersebut. Dalam Al-qur’an pun

Allah menyebutkan bahwasannya anak merupakan titipan yang Allah berikan

kepada manusia untuk senantiasa merawatnya, sebagaimana Allah berfirman

didalam surah Al-Anfal ayat 27

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah

kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,

sedang kamu Mengetahui.(QS Al-Anfal 27)

Dan keawajiban manusia untuk memelihara anak dijelaskan didalam

Al-Qur’an surah At-Tahrim ayat 6

Page 84: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

75

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS At-Tahrim 6)

Lalu dipertegas kembali oleh Allah untuk tidak meninggalkan kesehajteraan

anak yakni hak-haknya agar tidak menjadikan anak tersebut menjadi anak terlantar.

Sebagai mana firman Allah didalam surah An-Nisa ayat 9

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang

benar.(QS An-Nisa 9)

Dalam konteks inilah anak memerlukan perlindungan, dimana anak

adalah aset berharga keluarga, Negara juga bangsa. Sebenernya Negara

bahkan dunia internasional telah merumuskan aturan tentang perlindungan

anak. Hanya saja dalam perakteknya masih belum maksial. Disinilah peran

dari lembaga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam hal ini

perlu ditonjolkan mengingat bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat

Page 85: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

76

terhadap hak anak itu sendiri. Bagaimana KPAI memberikan perlindungan

terhadap anak, inilah yang menjadi kajian sentral dalam tulisan ini.12

Perlindungan yang diberikan oleh KPAI itu sendiri yaitu untuk

memberikan hak dasar anak sebagai mana mestinya, bukan berarti KPAI

lepas tangan begitu saja dalam mengembalikan hak-hak aanak terhadap anak

terlantar. Akan tetapi KPAI berperan untuk bisa mengembalikan hak anak

terlantar secara utuh dengan bermitra dengan lembaga pemerintah lain nya

maupun non pemerintah seperti rumah singgah swasta yayasan sayap ibu

untuk bisa anak itu hidup normal sebagaimana anak lain nya yang bernasib

lebih beruntung. Dampak dari terlantarnya anak itu sendiri adalah anak bisa

diperjual belikan oleh pasal gelap dari oknum yang tidak bertanggung jawab,

anak bisa diambil organ tubuh nya untuk diperjual belikan dan ini hanya

sedikit dari sebegitu banyaknya dampak dari terlantar nya anak.

C. Kontribusi peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia terhadap anak

terlantar

Untuk menjadikan generasi anak-anak Indonesia yang bebas dari setiap

permasalahan, dengan cara mengkampanyekan dan mensosiallisasikan

kepada seluruh orang tua agar menjadikan anak itu sebagai aset berharga

yang harus dirawat tumbuh kembangnya agar kelak menjadi generasi yang

sehat, intelek untuk meneruskan cita-cita bangsa.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia memberikan pengawasan

terhadap setiap permasalahan yang dihadapinya kususnya anak terlantar agar

12

Hasil wawancara dengan ibu Popy selaku narasumber di KPAI Jakarta 2 september

2016 jam 14.00

Page 86: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

77

mereka layak hidup normal bak anak yang lebih beruntung. Dengan cara

bermitra dengan pihak-pihak terkait agar kelak anak itu bisa hidup normal

dengan hak-hak nya yang terpenuhi. KPAI dalam hal ini memberikan

perhatian khusus terhadap anak terlantar dikarenakan dampak dari anak

terlantar ini bisa berujung dengan muncul nya kasus-kasus baru seperti

trafficking dan lain sebagainya. Maka itu orang tua diharapakan untuk bisa

menjaga anak dengan baik dalam kondisi apapun agar hak-hak mereka bisa

terpenuhi dengan baik. 13

Kontribusi Komisi Perlindunagan Anak Indonesia dalam seputar

masalah anak dan perlindunagan anak memberikan hal positif dalam

memberikan perlindungan anak di Indonesia. Sebetulnya permaslahan yang

menimpa anak khususnya, sudah banyak lembaga lain yang bergerak untuk

membantu dari setiap permasalahaa anak, akan tetapi lembaga lain yang

bergerak didalam permasalahana anak seperti kepolisian, kementrian, tidak

bisa secara tuntas dalam memberikan penanganan terhadap masalaha anak.

Maka KPAI hadir di perlembagaan Indonesia yang bertujuan melaksanakan

perlindunagan anak Indonesia dan memberikan hal manfaat terhadap

penyelenggaraan perlindunagana anak Indonesia.

KPAI sebagai pihak pengawas sudah menjalankan tugasnya dengan

baik, sebagai contoh, tetapnya pada saat penggusuran kampong pulo, yang

dilakukan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta saat itu, KPAI hadir dengan

tujuan memberikan perlindungan kepada anak dari korban penggusuran, na’as

nya pada saat pemantauan yang dilihat oleh KPAI, terlihat banyak anak yang

13

Hasil wawancara dengan Ibu Popy selaku narasumber di KPAI Jakarta 2 september

2016 jam 14.00

Page 87: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

78

hidup terlantar disekitaran kampong pulo, atau tidak diurus oleh kedua orang

tuanya, melihat kejadian seperti itu KPAI bersama tim langsung menanyakan

langsung kepada kedua orang tua yang telah menelantarkan anaknya tersebut.

Setelah melakukan diskusi terhadap orang tua yang anaknya terlantar, orang

tua dari sipenelantar tidak sanggup dan mampu untuk mengurus anak nya.

Maka dari itu untuk kebaikan anak tersebut KPAI menanyakan kepada kedua

orang tua sipenelantar anak untuk bisa anak ini, pihak KPAI yang merawat,

setelah ada mou antar KPAI dan orang tua sipenelantar anak, maka anak yang

terlantar tersebut bersedia dirawat oleh KPAI. Setelah itu KPAI langsung

membawa anak tersebut ke karantina yang berada dikantor KPAI, serta

pemulihan psikis anak tersebut. Setelah anak tersebut sudah terbiasa dengan

kehidupan yang baru, maka KPAI langsung memberi tahu pihak terkait dalam

hal ini LPSA untuk dirawat disana. Dengan catatan anak tersebut dirawat

dengan waktu yang tidak ditentukan, seandainya orang tua dari sipenelantar

anak tersebut ingin membawa pulang kembali anaknya, maka di persilahakan,

dan orang tua anak tersebut bisa kapan saja menjenguk anak tersebut.14

Bila melihat persoalan diatas, KPAI sebagai pihak pengawas atas setiap

terjadinya persoalan anak sudah menjalankan fungsinya sebegaimana

mustinya. Sebagai lembaga yang bergerak dibidang anak KPAI sudah

seharusnya banyak memberikan kontribusi sebagaimana mestinya. Mentri

sosial RI, Khofifah indar parawansa menyebutkan bahwasannya jumlah anak

terlantar di Indonesia masih banyak terjadi. Khofifah menuturan ada 4,1 juta

jiwa anak terantar diseluruh Indonesia, diantaranya 5900 anak ada yang

14

Hasil wawancara dengan Ibu Popy selaku narasumber di KPAI Jakarta 2 september

2016 jam 14.00

Page 88: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

79

menajdi korban perdagangan manusia, 3600 anak bermasalah dengan hukum,

dan 1,3 juta balita terlantar serta 34.000 anak jalanan.15

Dapat disumpulkan

bahwasannya usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah melalui peraturan

perundang-undangan dan pelaksanaannya masih belum efektif dalam

penanganan masalah anak terlantar.

Indonesia sudah memiliki sederet aturan hukum untuk melindungi,

mensejahterakan dan memenuhi hak-hak anak. Misalnya saja jauh sebelum

Ratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) tahun 1990, Indonesia mengesahkan

Undang-undang No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteran Anak. Lalu muncul

kembali Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak

setelah itu diamandemenkan menjadi Undang-undang No.35 Tahun 2014

tentang perlindungan anak, seharusnya sudah dapat menjadikan rujukan untuk

benar-benar menjadikan anak Indonesia bebas dari berbagai masalah.

D. Anlisis penulis

Komisi Perlindungan Anak Indonesia tidak mempunyai peran terhadap

pengasuhan anak akibat dari penelantaran anak, akan tetapi Negara lah yang

mempunyai hak atas perawatan nya, KPAI hanya mengarahi apabila ada anak

yang terlantar agar segera ditangani oleh pihak terkait dalam hal ini

kementrian beserta lembaga nya agar anak itu langsung ditangani dengan

baik. Tugas dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah menerima

pengaduan dari masyarakat, mengawasi, akan tetapi Komisi Perlindungan

Anak Indonesia tidak menangani masalah terebut secara langsung melainkan

15

Detik.com 16 19 juli 2016, “ mensos: Jumlah anak terlantar Indonesia adaa 4,1 juta,

diakses pada 15 agustus 2016.

Page 89: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

80

melimpahkan masalah tersebut kepada kementrian dan lembaga-lembaga

yang berkaitan dengan masalah tersebut. Seorang anak berhak mendapatkan

perawatan, perlindungan, pendidikan, dan perhatian sebagai mana yang

ditegaskan oleh hukum positif dan hukum islam. Hak-hak tersebut melekat

pada anak bukan pada orang tua atau siapapun.

Pada dasarnya menurut hasil penelitian ini, penulis menemukan

bahwasannya permasalahan anak terlantar yang ada di Indonesia sangatlah

banyak, ini sebagai mana yang di utarakan oleh berbagai pihak, mulai dari

narasumber yang berada di KPAI dan pejabat negara ini yang mempunyai

wewenang bertindak mengurus permasalahana anak terlantar yang ada di

Indonesia, akan tetapi tingkat keseriusan pemerintah dalam hal menuntasakan

permasalahan anak terlantar masih belum sesuai target yang diharapkan.

KPAI sebagai lembaga negara yang bersifat independen sudah banyak

melakukan gerakan pengkampanyean terhadap perlindungan anak di

Indonesia

Permasalahan ekonomi yang mendera bangsa Indonesia masih menjadi

factor terbesar dalam menghasilkan anak terlantar.

Penulis memahami bahwasannya yang berhak bertanggung jawab atas

permasalahan anak khususnya pada anak terlantar adalah Negara sebagimana

bunyi pasal 34 ayat (1) undang-undang 1945 “fakir miskin dan anak terlantar

dipelihara oleh Negara”. Karena hakikatnya setiap anak itu berhak

mendapatkan hidup yang layak beserta hak-haknya yang terpenuhi, dengan

begitu anak dapat tumbuh dengan baik.

Page 90: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

81

Pada dasarnya menurut hasil penelitian ini, penulis menemukan

bahwasan nya KPAI berupaya agar permasalahan anak terlantar itu tidak ada

lagi, akan tetapi lemahnya Negara membuat permasalahan anak itu seperti

tidak ada habisnya, dalam hal ini KPAI menyadari bila memang

permasalahan anak terlantar ingin terhapusi di Indonesia harus didorong

dengan anggaran yang memadai, tetapi melihat kondisi ekonomi negara yang

tidak setabil membuat keterbatasan ruang gerak dalam menangani

permasalahan anak, bayangkan dari 33 provinsi yang ada di Indonesia baru

28 yang ada KPAI nya disetiap daerah, dan ini patut di kritisi, bahwasannya

dalam hal ini Negara seperti tidak mampu, sedangkan selama dunia masih

berputar pasti akan ada terus permasalahan yang ada, dan ini tidak di topang

dengan lembaga yang bergerak independen dalam mengurusi anak.

Page 91: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian dan analisi penulis terhadap penelitian yang

telah diuraikan pada pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Didalam hukum positif anak berhak mendapatkan hak berupa, anak

berhak tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar. Setiap

anak berhak mendapat jaminan identitas dan kewarganegaraan. Setiap

anak berhak beribadah sesuai agama yang dianutnya dan berfikir,

berkreasi. Setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya serta dibesarkan

dan anak berhak mendapat asuhan dari orang lain apabila anak tersebut

terlantar. Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan, jaminan

sosial, mental, spiritual. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan.

Setiap anak berhak menyatakan pendapat dan didengar pendapatnya

lalu mendapat informasi, mencari dan menerima. Setiap anak berhak

untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan

sebayanya, bermain, berkreasi Setiap anak berhak untuk beristirahat dan

memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan sebayanya, bermain,

berkreasi. Setiap anak yang menyandang cacat berhak mendapat

rehabiltasi, bantuan sosial, dan kesejahteraan sosial. Setiap anak yang

diasuh oleh orang tua, wali, atau pihak lainnya berhak mendapat

tanggung jawab dari perlakuan tidak baik. Setiap anak berhak diasuh

oleh orang tuanya sendiri kecuali ada alasan hukum tertentu yang

Page 92: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

83

menyebabkan pemisahan anak dan orang tua secara sah demi

kepentingan anak. Dan didalam hukum islam anak berhak mendapatkan

hak berupa, Hak untuk hidup. Hak waris. Hak nasab dan nama yang

baik. Hak perlindungan duniawi dan ukhrawi. Dipilihkan ( calon )

ibunya. Hak anak setelah dilahirkan. Hak anak memperoleh nama baik.

Hak pendidikan dan pengajaran. Hak keadilan dan persamaan.

2. Faktor penyebab terjadinya penelantaran anak A). Ekonomi Dengan

perkembangan ekonomi di Indonesia yang ada pada saat ini, sepertinya

Negara harus lebih cepat dalam membangun perekonomiannya bila

tidak ingin kasus tentang anak dalam hal ini anak terlantar itu tidak ada

lagi. B). Perceraian Dampak dari perceraian orang tua berimbas kepada

anak nya itu sendiri, karena pada dasarnya anak itu harus ikut dengan

ibu nya, akan tetapi seorang ibu yang tidak mampu merawatnya dengan

baik yaitu dengan tidak terpenuhi hak-haknya maka akan menyebabkan

anak tersebut terlantar. C). Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Biasanya

setiap TKI yang bekerja diluar negri akan lama meninggalkan sanak

family nya termasuk anak-anaknya, disini menyebabkan anak akan

kurang kasih sayang dari orang tua nya yang akhirnya menyebabkan

anak itu terlantar.Orang tua yang sibuk kerja Setiap anak membutuhkan

perhatian lebih dari orang tua, bila mana orang tua terlalu sibuk akan

pekerjaan nya dapat mengakibtkan anak itu lepas perhatian yang baik

dan dapat mengikuti pemikiran liar anak itu sendiri yang berakibat fatal

dan membuat betah anak hidup diluar sehingga dia dikata anak

terlantar. D). Bukan hanya materi tetapi kasih sayang orang tua yang

diperlukan.Setiap yang miskin belum tentu anak nya terlantar, disini

Page 93: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

84

karena sifat orang tua yang mengajarkan kehidupan kepada anaknya.

Bila mana sudah karna factor kemiskinan dan tidak adanya perhatian itu

berimbas kepada anak, yang pada akhirnya menyebabkan anak itu

terlantar bahkan kadang yang kaya tidak menjamin untuk anaknya

mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

3. Peran KPAI untuk mengembalikan hak-hak anak terlantar adalah

sebatas pengawasan, dalam artian KPAI bertindak bila ada kasus anak

terlantar. KPAI hanya mencarikan solusi apabila ada anak terlantar,,

agar anak terlantar tersebut tidak terlantar lagi, yaitu dengan

melimpahkan kepada mitra terkait yaitu LPSA untuk dirawat disana,

dan untuk pendidikannya KPAI bermitra dengan Dinas pendidikannya

dan untuk menjamin kesehatan anak terlantar tersebut KPAI bermitra

dengan Dinas Kesehatan.Komisi Perlindungan Anak Indonesia tidak

mempunyai peran terhadap pengasuhan anak terhadap anak terlantar,

akan tetapi KPAI dalam hal mengembalikan hak yang hilang pada anak

terlantar dengan melimpahkan kepada lembaga-lemabaga terkait untuk

bisa merawatnya sebagaimana anak yang lebih beruntung. KPAI

berperan adalah dengan mengawasi dan memberi masukan sejauh mana

lemabaga-lembaga terkait merawatnya dan mengawasi situasi anak

diindonesia dengan setiap permasalahannya. Peran KPAI hanyalah

sebatas pengawasan, akan tetapi bukan dalam artian KPAI tidak

bertindak apabila ada kasus pada anak khususnya anak terlantar. KPAI

hanya mencarikan solusi apabila ada anak terlantar agar anak tersebut

tidak terlantar lagi, yaitu dengan menyerahkannya kepada mitra terkait

yaitu LPSA untuk rumah singgahnya dan untuk pendidikannya KPAI

Page 94: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

85

bermitra dengan Dinas Pendidikan dan untuk kesehatannya KPAI

bermitra dengan Dinas Kesehatan.

B. Saran

Selain beberpa kesimpulan yang diuraikan penulis diatas, penulis

memberikan saran-saran yang berkaitan dengan mengembalikan hak-hak

anak pada anak terlantar:

1. Komisi Perlindungan Anak Indonesia diharapkan lebih aktif lagi dalam

menangani kasus anak terlantar walaupun dengan fasilitas yang amat

minim akibat tidak berdayanya Negara, agar permasalahan anak

terlantar bisa tuntas dan tidak ada lagi di Indonesia.

2. Kepada masyarakat diharapkan meningkatkan kesadaran akan

pentingnya perlindungan anak, apabila ada anak yang terlantar bisa

dibantu dengan membiayainya dalam hal apapun, memahami peraturan

perundang-undangan berkaitan dengan perlindungan anak, dan perduli

terhadap pelanggaran dan upaya pemenuhan hak anak dan apabila ada

kasus terhadap perlindungan anak agar segara dapat melaporkan kepada

lembaga peduli perlindungan anak atau aparat pemerintah.

3. Untuk setiap orang tua diharapkan lebih serius dalam menangani anak

dalam kondisi apapun, jangan sampai akibat ada factor tertentu nasib

anak, jadi terlantar dengan tidak terpenuhi hak-haknya.

4. Diharapkan Negara lebih serius dalam menangani anak terlantar jangan

sampai anak menjadi korban, dan tidak bertambah lagi kasus pada anak,

khusunya anak terlantar.

Page 95: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

86

DAFTAR PUSTAKA

Abas, Ahmad Sudirman, Pengantar Pernikahan, Jakarta : PT. Prima Heza Lestari,

2006.

Abdussalam, Hukum Perlindungan Anak, Jakarta : 2007, Restu Agung

Abdussalam, Hukum Perlindungan Anak, Rofiq, Ahmad, Hukum Islam Di

Indonesia, Cet-1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2000

Ahmadi, Muhammad Ahmadi & Jaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum,

Ciputat : Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah, 2010.

Alghifari, Mengawal Perlindungan Anak, Jakarta: LBH Jakarta, 2012

Al-jamal Muhammad Ibrahim, Fiqh Al-Mar’ah al-Muslimah , (Jakarta , PT Multi

Kreasi Singgasana , 1991 )

Al-Risalah, Markaz, Hak-Hak Sipil Dalam Islam, Cet-1, Jakarta: 2005

Ayyub Hasan Abd, Fiqh Keluarga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006)

Az-zuhaili Wahab, Fiqih Isalam Adilatahu jilid 10. Penerjemah abdul hayyie al-

Kattimi (Jakarta Gema Insani, 2011)

Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rineka

Cipta,2008.

Budy, Prabowo, Anak-anak korban tsunami perlu perlakuana khusus, (Media

perempuan Edidi No.6 Biro Umum dan Humas Kementrian Pemberdayaan

Perempuan Republik Indonesia), Jakarta, 2004

Departemen Pendidikan Nasional, KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA

Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Departemen pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai

Pustaka, 2005.

Detik.com 16 19 juli 2016, “ mensos: Jumlah anak terlantar Indonesia adaa 4,1

juta, diakses pada 15 agustus 2016.

Dewi Hapriyanti, Jurnal Ilmiah, Penelantaran Anak Oleh Orang Tua Ditinjau

dari KUHP dan Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak, Universitas Mataram 2013, h.3

Djalil, Basiq, Pernikahan Lintas Agama, Jakarta: Qalbun Salim, 2005

Page 96: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

87

Ghazali Rahman Abd, Fikih Islam,(Jakarta: Kencana, 2006),

Gray. Ph.D, Jhan., Children Are From Heaven, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta:

2011, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang No.35 Tahun 2014

Tentang Perubahan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002.

Hasil data Komisi Perlindungan Anak Indonesia Bidang Data Informasi dan

Pengaduan 2016.

Hasil wawancara dengan ibu popy selaku narasumber di KPAI Jakarta 2

september 2016 jam 14.00

Hasil wawancara dengan Ibu popy selaku narasumber di KPAI menteng Jakarta,

tanggal 2 september 2016 jam 14.00

Hasil wawancara ibu popy di KPAI menteng Jakarta 2 september 2016 jam 14.00

Haya Binti Mubarok Al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah, Jakarta : PT. Darul

Falah, 2008.

Huraerah, Abu, Kekerasan Terhadap Anak, Bandung: Nuansa, 2006

Kharlie, Achmad Tholabi & Asep Syarifuddin Hidayat, Hukum Keluarga di

Dunia Islam Kontemporer, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011.

Kitab Jamiul Ahadis, Mesir: Mesir 3 Hijriyah

Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen unruk

Perlindungan Anak. Jakarta:KPAI 2015

Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen untuk

Perlindungan Anak. Jakarta: KPAI, 2006

Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen untuk

Perlindungan Anak,

Jakarta: KPAI, 2006

Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Negara Independen untuk

Perlindungan Anak. Jakarta: KPAI, 2015

LBH Jakarta , Mengawal Perlindungan Anak Berhadapan Dengan Hukum LBH

Jakarta: Jakarta, 2012

LBH Jakarta, Mengawal Perlindungan Anak berhadapan dengan Hukum,

LBH Jakarta: Jakarta, 2012

Page 97: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

88

M. B Ali dan Deli , Kamus lengkap bahasa Indonesia , Bandung: Penabur Ilmu,

2009

Makaro, Taufik Mohammad, Weny Bukamo, Syaiful Azri, Hukum perlindungan

Anak dan penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Jakarta :

Rineka Putra, 2013.

Muhammad, Kautsar, Al Mainawi, Huquq Altifi Fi Al Islam, Riyadh: Ammar

Press, 1414 H

Mulyono, Model Pengembangan Anak Dalam Perlindungan Khusus. (Laporan

Penelitian Pada Konfeksi Nasional Kesejahteraan Sosial Ketiga), DNIKS,

Bukittinggi, Thn.67

Munawir Warson Amad, Al-Munawir :Kamus Arab- Indonesia (Jakarta: Yayasan

Penerbitan Univesitas Indonesia 1996)

Pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak.

Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomer 4 tahun 1979 Tentang Kesejahteraan

Anak

Pasal 1b angka 1 Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak

Prabowo, Budy, Anak-anak Korban Tsunami Mereka perlu Perlindungan Khusus,

(Media Prempuan Edisi No.6 Biro umum dan Humas Kementrian

Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia), Jakarta, 2004

Sabiq, Sayyid, Fiqih sunnah jilid 2, penerjemah Asep Sobari (Jakarta Al-I’tishom,

2008)

Saraswati, Rika, Hukum Perlindungan Anak Di Indonesia, Semarang : PT. Citra

Aditya Bakti, 2015.

Saraswati, Rika, Hukum Perlindungan Anak di Indonesia, Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2009

Sayyid sabiq, Fiqih sunnah jilid 2, penerjemah Asep Sobari (Jakarta Al-I’tishom,

2008)

Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Shahih Ibnu Katsir, Pustaka Ibnu Katsir, 2008

Shihab, Quraish, Tafsir Al Mishbah, Jakarta : Lentera Hati, Vol. 14, 2003

Sholeh, Asrorun Ni’am, Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan Di Dalam Keluarga,

Jakarta : Graha Paramuda, 2008.

Page 98: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

89

Soetarso (2004) Praktek Pekerja sosial, Bandung : Sekolah Tinggi Kesejahteran

Suhartini, Eni, UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK, Jakarta: Sinar

Grafika, 2012

Sumarno, M Ibnu, Anak Jalanan dan Undang-Undang tentang Perlindungan

Anak Jakarta : 2011, Prenada

Suyatno, Bagong, Masalah Sosial Anak, Jakarta : Kenana Prenada Media Grup,

2010

Tihami & Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, (Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada,

2009)

Tim Penyusunan Pusat Pertimbangan dan Pengembangan Bahasa DEPDIKBUD,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka, 1991

Tommy, Penanganan Anak Jalanan melalui pendekatan komprehensif,

www.sdc.depsos.go.id. diakses tanggal 25 September 2015

Umran, Rahim & M. Hasyim, Islam Dan Keluarga Berencana,

Jakarta : Lentera, 1997

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, sebagaimana

telah dirubah dengan Undang-Undang No.35 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002, Pasal 6

Undang-Undang Perlindungan Anak, UU RI No.23 Tahun 2002, Jakarta : Sinar

Grafika, 2009

Undang-Undang Perlindungan anak, UU RI No.23 Tahun 2002, Jakarta : Sinar

Grafika, 2009

W.J.S Poerwadarminata, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1976

Wadong, Maulana Hasan, Pengantar Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak,

Jakarta: PT Gramedia Widiasrana Indonesia, 2000

Yanggo, Huzaimah Tahido, Fikih Perempuan Kontemporer, Bogor : Ghalia

Indonesia, 2010.

Zaiunuddin, Djejen & Mundzier Suparta, Pendidikan Agama Islam Fikih,

Semarang : PT.Karya Toha Putra, 2008.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Akses Pada: http://artikata.com/arti-

335802-komisi.html Tanggal 20 oktober 2015. Pukul 17.45 WIB

Page 99: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008

90

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Online Sitius Resmi KPAI, Akses pada

https://www.google.com/search?q=Keorganisasian+Komisi+perlindungan

+Anak+indonesia&ie=utf-8&oe=utf-8. Pukul 21:00 WIB.

Lampiran Mentri sosial Republik Indonesia tentang Pendataan dan Pengelolaan

Data Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial dan potensi serta Sumber

Kesejahteraan Sosial Online: Akses pada:

http://datascience.or.id/2015/08/02/pembinaan-anak-jalanan-keberadaan-

rumah-singgah-adakah-upaya-agar-pembinaan-yang-menyeluruh/.Akses

pada Pukul 01.00 WIB

Pengertian Hak online, Akses pada: https://id.wikipedia.org/wiki/Hak. Pukul

09.00 WIB

Page 100: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 101: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 102: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 103: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 104: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 105: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 106: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 107: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008
Page 108: PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Afif Arifqi, Sulaiman, Ilham Harsya, Fadli Azami, ... Pt.Karya Toha Putra, 2008