PERAN JEJARING SOSIAL DALAM REVOLUSI MELATI DI...
Transcript of PERAN JEJARING SOSIAL DALAM REVOLUSI MELATI DI...
PERAN JEJARING SOSIAL DALAM REVOLUSI
MELATI DI TUNISIA 2010-2011
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh :
Achmad Sehabudin
NIM: 1110022000028
KONSENTRASI TIMUR TENGAH
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
PERAN JEJARING SOSIAL DALAM REVOLUSI
MELATI DI TUNISIA 201O-2OII
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untrjh Memenuhi ! ersy ar atan Merrrper o\ehGelar Saq'ana Humaniora (S.Hum)
Oleh :
Achmad SehabudinI\tIl\iI . I llnn?rnnnl.\?Qlf ltYl, I I tvvLLvvvv4u
Dra. Hj. Tati Harlimah,NIP:1 9550131 989032001
Perrbimbing II.
r\ ( -
\1fo)&t [w,ar):V L/
.,.
-----.?-MA Dr.Saiful Utran-r. MA.NIP: 1 967 1208 1 99303 1 002
KONSENTRASI TIMUR TENGAH
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAN{
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
201s M
Pernbimbing I,
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Sla'ipsi clengan judul PERAN JEJARING SOSIAL DAI-AM REVOLUSIMELATI DI TUNISIA 2010-2011 telah diujikan dalarn sidang munaqasyahFakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah .Takarla
pada 10 Juli 2015. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu syarat memperolehgelar Sa{ana Humaniora (S.Hurn) pada prograrn studi Sejarah dan KebudayaanIslam.
.Iakafia, 10 Juli 2015
SIDANG MUNAQASYAH
Sekretari s Merangkap Anggota
ANGCOTA
Penguji II
NIP : 1 967 0612 199403 1 006
PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
ffiry,^thruADra. Hj. Tati Harlimah MA
NIP:19550731 198903 2 001
Dr. Saiful Umam. MANIP:19671208 199303 1 002
Ketua Meran
NIP: I 969A72419970100 I 7 5041120050t2007
,\
1.
2.
a-r-
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Skripsi ini merupakaan hasil karyaasli saya yang di ajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana stara I di UIN
Syarif Hidayatullah J akarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Achmad Sehabudin
Ciputat, 10 Juli 2015
i
ABSTRAK
Achmad Sehabudin
Peran Jejaring Sosial dalam Revolusi Melati di Tunisia 2010-2011
Tunisia di bawah kediktatoran rezim Ben Ali, terjadi pelanggaran Hak
Asasi Manusia dan kasus-kasus lainnya, seperti kekerasan fisik, pembungkaman
media massa, tekanan kebebasan berpendapat dan kebebasan berpolitik.
Ketidakstabilan pembangunan membuat tingginya angka pengangguran,
kemiskinan, yang juga melahirkan kemarahan dan ketidakpuasan rakyat Tunisia.
Munculnya internet dan perkembangan jejaring sosial di abad ini menjadi alat
vital media informasi masyarakat Tunisia. Ketika media masa konvensional
(televisi, radio, koran) dikuasai oleh pemerintah, maka internet dan jejaring sosial
(facebook, twitter) menjadi jalan alternatif media informasi untuk mengerakkan
dan mengorganisir massa turun ke jalan. Melalui kajian pustaka yang intensif
terhadap perkembangan internet dan jejaring sosial di Tunisia, dapat dikatakan
bahwa penyebaran informasi secara massif melalui internet dan jejaring sosial
menyebabkan terjadinya revolusi melati. Revolusi melati di Tunisia ini menjadi
fenomena baru yang terjadi dikawasan Timur Tengah yang berakibat tergulingnya
rezim diktator Ben Ali.
Kata kunci: Tunisia, Revolusi, Diktator, Twitter, Facebook.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul : PERAN JEJARING SOSIAL DALAM REVOLUSI MELATI
DI TUNISIA 2010-2011”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh ujian Sarjana Humaniora Fakultas Adab dan Humaniora, UIN
(Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan
skripsi ini, penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat
membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Cukup banyak
kesulitan yang penulis temui dalam penulisan skripsi ini, tetapi Alhamdullilah
dapat penulis atasi dan selesaikan dengan baik.
Semua proses tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari banyak pihak yang
dengan tulus hati memberikan tenaga, pikiran, ilmu, inspirasi, motivasi,
akomodasi, saran, kritik, cinta dan kasih sayang. Maka izinkanlah saya untuk
mengucapkan banyak rasa terimakasih kepada sejumlah pihak yang bersangkutan.
1. kepada Ketua Prodi Sejarah Kebudayaan Islam, Nurhasan, M.A
Sekretaris Prodi, Sholikatus Sa'diyah, M.Pd, Dosen Pembimbing
Akademik: Awalia Rahma, MA, dan seluruh jajaran dosen-dosen jurusan
iii
Sejarah dan Kebudayaan Islam yang lelah memberikan banyak inspirasi
dan ilmu pengetahuan.
2. Kepada Dosen Pembimbing Skripsi Dra. Hj. Tati Hartimah, MA dan Dr.
Saiful Umam, MA, yang telah membimbing selama penulisan skripsi ini,
begitu banyak kritikan dan saran bimbingan maupun arahan sangat
berguna dalam penyusunan skripsi ini yang tanpa bimbingan mereka
mungkin belum dapat diselesaikan.
3. Kepada teman-teman seperjuangan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
angkatan 2010, dan juga adik-adik kelas yang telah mensuport, agar cepat
selesainya tugas akhir kuliah ini. Semua proses skripsi yang penulis alami
bersama kalian menjadi kenangan yang sulit dilupakan. Semoga kalian
segera menyusul dan selesai dalam menjalani misi ini.
4. Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih juga kepada keluarga
besar penulis, bapak Tata Mashudi dan almarhumah Ibu Kunainah. Semua
didikan dari kecil hingga dewasa ini, memberikan pelajaran hidup yang
sangat berguna. Semoga apa yang di cita-citakan keluarga besar ini
menjadi kenyataan. Kepada kakak saya Muhammad Jauhadi S.S,
Achoiriyah S.Sos, Mar’atussholihah S.Ud, Achmad Haris S.Sy, selalu
memberikan motifasi, saran dan pengalaman kalian menjadi inspirasi.
Juga adik-adik tersayang, Siti Romlah S.s, Almh Siti Muthohharoh, dan si
bontot Adah Mawaddah yang masih di Pondok Pesantren Al-Mu’minien,
yang setiap hari mendoakan dan memberikan dukungan untuk
keberhasilan semuanya.
iv
5. Kepada Titi Maria Ulfah, yang tidak merasa capek walau dalam keadaan
sakitpun, tetap membantu dalam mentraslate sumber-sumber bahasa asing,
terutama bahasa Inggris. Tanpa sumber-sumber asing, mungkin skripsi ini
tidak akan terasa lengkap. Semoga cita-citanya menjadi seorang translator
tercapai. Amin.
6. Kepada Pihak Perpustakaan UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan UI (Universitas Indonesia) Depok,
Perpustakaan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Jakarta,
Perpustakaan Imam Jama Lebak Bulus, yang telah memberikan
kemudahan dalam mengakses koleksi buku-buku yang berkaitan mengenai
judul skripsi yang telah penulis garap selama ini.
7. Kepada dosen dan teman-teman di Universitas Zaitunah Tunisia sangat
besar dalam membantu proses penyusunan penelitian skripsi ini. Teman-
teman PPIT (Perkumpulan Pelajar Indonesia di Tunisia) terutama Zakiyya,
Zulfikar dan Mohamed Marven aktivis revolusi melati Tunisia, tanpa
bantuan kalian penelitian ini mungkin tidak rampung-rampung. Senang
bisa bertemen dengan kalian, saya harap kita bisa bertemu lagi di lain
waktu. Semoga kalian disana juga cepat selesai dengan program study
kalian.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Perbuatan kalian menjadi ladang
amal (ibadah) yang sangat berharga. Semoga kita menjadi orang-orang
yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa Indonesia.
v
Akhir kata, selamat membaca skripsi sebagai hasil penelitian yang sangat
sederhana dan informasi ini, semoga dapat menambah khazanah wawasan Timur
Tengah, Afrika utara khususnya Tunisia. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga amal baik yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.
Ciputat, 10 Juli 2015
Achmad Sehabudin
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAKS……………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...1
B. Batasan dan Perumusan Masalah………………………………….8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………..8
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………9
E. Tinjauan Pustaka…………………………………………………..9
F. Kerangka Teori…………………………………………………...15
G. Metode Penelitian………………………………………………...19
H. Sistematika Penulisan…………………………………………….21
BAB II SEKILAS SEJARAH PEMERINTAHAN TUNISIA 1881 – 2010
A. Tunisia Sebelum Kolonialisasi Eropa……………………………23
1. Geografis Negara Tunisia…………………………………….23
2. Sejarah Singkat Bangsa Tunisia ……………………………..26
3. Kehadiran Bangsa Arab……………………………………...26
vii
4. Pemerintahan Turki Utsmani………………………………...29
B. Protektorat Perancis ……………………………………………...32
C. Presiden Habib Bourgoiba ………………………………………36
D. Presiden Ben Ali …………………………………………………42
E. Kesimpulan.....................................................................................47
BAB III KEHIDUPAN RAKYAT TUNISIA MASA BEN ALI
A. Sosial dan Budaya ……………………………………………… 49
B. Perekonomian… …………………………………………………55
C. Hak Asasi Manusia dan Pers ……..……………………………...57
D. Agama di Tunisia………………………………………………..59
1. Agama Kristen……………………………………………60
2. Agama Yahudi……………………………………………61
3. Agama Islam……………………………………………..62
E. Kesimpulan...................................................................................68
BAB IV REVOLUSI DAN JEJARING SOSIAL
A. Kronologi Peristiwa Revolusi Melati di Tunisia 2010-2011…….72
B. Internet dan Perkembangan Jejaring Sosial di Tunisia Abad 21…90
C. Peran Jejaring Sosial dalam Revolusi Melati di Tunisia…………93
1. Penyebaran Informasi Melalui Twitter ……………………...92
2. Penyebaran Informasi Melalui Facebook ……………………98
3. Tunisia Setelah Revolusi........................................................110
D. Kesimpulan...................................................................................114
BAB V KESIMPULAN ………………..…………………………………..117
viii
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….119
LAMPIRAN……………………………………………………………………135
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Republik Tunisia sebuah negara Arab Muslim di Afrika utara, terletak di
pesisir laut tengah. Tunis merupakan ibu kota Tunisia. Tunisia berbatasan
langsung dengan negara al-Jazair di sebelah barat dan Libya di selatan dan timur.
Sejak zaman sebelum masehi, Tunisia merupakan daerah koloni dari bangsa-
bangsa lain. Berawal dari koloni Funisia, Romawi, Vandal, Bizantium, Arab,
Turki dan Perancis yang menjadikan daerah Protektorat sampai memperoleh
kemerdekaannya. Suku Berber adalah penduduk asli Tunisia. sebelum agama
Islam masuk, negara ini disebut Ifriqiya dengan Ibu Kotanya Qairawan
(Kairouan).1
Dalam literatur islam, sejak abad ke-7 Uqba bin Nafi adalah tokoh penting
dalam sejarah bangsa tunisia yang berhasil berdakwah hingga mengislamisasi
masyarakatnya. Hingga kini mayoritas agama Tunisia adalah agama Islam. Diantara
dinasti dinasti islam yang pernah menguasai tunisia yaitu dinasti Umayyah, Abbasiyyah,
Aghlabiyyah, Fathimiyyah, Ziridiyyah, al-Muwahhidun, Hafsiyyah dan Turki Utsmani.2
Tahun 1574, Turki Utsmani memegang kekuasaan penuh atas wilayah itu
dan menjadikan provinsi tersebut di bawah imperiumnya. Pertengahan abad 19,
1 Sirojuddin, Ensiklopedi Islam 5 Sya-Zun, (Jakarta: PT Ictiar Baru Van Hoeve,1999), h.
112. 2 PPIT (Persatuan Pelajar Indonesia Tunisia) “Sejarah Tunisia” diakses 26 mei 2015,.
http://www.angelfire.com/planet/ppitunisia/tunisia/sejarah.htm
2
Tunisia menanggung problem yang sama sebagaimana yang di alami oleh Turki
Utsmani dan Mesir. Menghadapi kekuatan ekonomi Eropa yang sedang
berkembang pesat dan mengalami kemunduran dalam perekonomian internal,
para bey Tunisia berusaha untuk memodernisasikan rezimnya. Mendirikan
sekolah politeknik, mengundang sejumlah ahli Eropa untuk melatih pasukan
keamanan, dan sejumlah reformasi lainnya. Namun reformasi yang dijalankan
oleh bey Tunisia belum bisa membawa kearah kemajuan yang pesat. Tekanan
politik dan ekonomi internasional membuat Tunisia tidak mampu bertahan.
Negara-negara Eropa memainkan politik kolonialisasinya hingga akhirnya
Perancis menjadikan Tunisia sebagai negara protektorat, dengan ditanda
tanganinya Perjanjian Bardo pada 12 Mei 1881. 3
Perancis membangun sebuah sistem pertanian dan pendidikan modern,
mendukung kolonisasi dengan menjual tanah kolektif dan tanah wakaf, mengubah
perundang-undangan pertanahan, membuka lahan pertanian baru dan menjamin
hak milik para pembeli Eropa. Sistem pendidikan Perancis dikembangkan oleh
Alliance Francaise dan oleh Gereja Katolik. Hingga perguruan Masjid Zaitunah
berusaha direformasi dengan menambah mata pelajaran modern.4
Namun sekalipun dalam politik relatif tenang, para pejabat, intelektual dan
ulama Tunisia bangkit untuk menentang protektorat Perancis. Masyarakat Tunisia
tidak puas oleh pemerintahan protektorat. Maka suatu delegasi yang mewakili
elemen masyarakat dan diketuai oleh Syeikh Abd al-Aziz Taalbi seorang jurnalis
3 Ira M Lapidus “Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian ke Tiga” (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada) h 228-231. 4 Ira M Lapidus “Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian ke Tiga” (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada) h 232-233.
3
dan reformer Arab mempresentasikan sebuah petisi di depan Paris Peace
Conference pada tahun 1919 yang menuntut penentuan nasib sendiri (self-
determination) oleh bangsa Tunisia. Meski tuntutan ini ditolak mentah-mentah
oleh pemerintahan protektorat Perancis, namun hal ini menjadi basis terbentuknya
partai Destour. Dua dekade kemudian partai Destour semakin menguat. Namun
karena perbedaan visi misi di kalangan elit, ia pecah menjadi dua partai. Syeikh
Abd al-Aziz Taalbi tetap memimpin partainya yang disebut Old Destour.
Sedangkan partai baru, Neo Destour, dipimpin oleh tokoh baru yaitu Habib
Bourguiba.5
Dengan dukungan dari masyarakat Tunisia, para petani, dan orang-orang
kota, Habib Bourguiba menjadi pemimpin yang menentang dan melawan
kolonialisme di Tunisia. Aksi yang dilancarkan oleh Bourguiba membuat Perancis
gerah hingga menutup gerakan Bourguiba serta anggotanya dari partai Neo
Destour dan memenjarakan Bourguiba.6 Ketika Perang Dunia II, aliansi Axis
Jerman dan Italia yang menguasai Tunisia dari tahun 1940-1943 membebasakan
tokoh-tokoh pergerakan Tunisia, termasuk Bourguiba. Saat koalisi pimpinan
Amerika Serikat mengusir aliansi Axis dari wilayah Tunisia dan mengembalikan
kekuasaan ke Perancis, pengaruh nasionalisme di Tunisia di bawah pimpinan
Bourguiba telah kuat. Kondisi itu membuat Perancis terpojok hingga
5 Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015 https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia 6 Ira M Lapidus “Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian ke Tiga” (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada) h 233
4
mereformulasi kebijakannya dengan lebih terbuka dan semakin sensitif terhadap
tuntutan-tuntutan rakyat Tunisia.7
Setelah perang Dunia II berakhir, pemerintahan protektorat Perancis di
Tunisia melemah. Anti-kolonialisme partai Neo Destour pimpinan Bourguiba
semakin radikal dan ekstrem. Di awal tahun 1950, perlawanan terhadap
protektorat Perancis berubah menjadi aksi perjuangan fisik dan genjatan
bersenjata pun tak terelakkan. Walaupun Perancis melakukan aksi penahanan
terhadap figur-figur perlawanan seperti Mohammad Chenik, Bourguiba, Salah ben
Youssef dan yang lainnya. Namun aksi itu semakin membuat kemarahan dan
perlawanan yang besar dan meluas. Kondisi Tunisia yang semakin tidak kondusif,
Perancis memutuskan untuk memberikan otonomi kepada Tunisia pada tanggal 3
Juni 1955. 8
Kemerdekaan penuh akhirnya diperoleh Tunisia pada tanggal 20 Maret
1956, dan Habib Bourguiba menjadi Perdana Menteri. Setelah lewat lima hari,
dibentuklah lembaga perwakilan National Constituent Assembly yang bertugas
untuk menyusun rancangan Undang-Undang Dasar. Posisi perdana menteri yang
dipegang Bourguiba kemudian berubah menjadi Presiden seiring dengan
penghapusan sistem monarki bey dan Tunisia menjadi negara Republik pada
tanggal 25 Juli 1957. Undang-Undang Dasar Tunisia pun akhirnya terbentuk dan
secara resmi mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Juni 1959.9
7 Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015 https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia 8 Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015 https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia 9 Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015 https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia.
5
Pemerintahan Habib Bourguiba banyak melakukan perubahan ke arah
kemajuan yang bersifat modernisasi dan westernisasi. Reformasi sosial yang
dibentuk terutama difokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan, partisipasi
wanita dan perbaikan ekonomi. Di tahun 1960-an, pemerintah menegakkan sistem
kebijakan sosialis, tapi kemudian kembali pada pola liberalism dengan
mempertahankan keterlibatan negara pada beberapa sektor substansial ekonomi.
Pada Tahun 1987, Bourguiba dilengserkan dari kursi kepresidenan atas alasan
kesehatan dan digantikan oleh Zine El Abidine Ben Ali yang sebelumnya
menjabat sebagai Perdana Menteri. 10
Awal Api Revolusi
Pada 14 Januari 2011, Presiden Tunisia Zine Al-Abidine Ben Ali
melarikan diri ke Arab Saudi.11
Sebelum pergi ke Arab Saudi, Ben Ali sempat
pergi ke Perancis, namun ditolak untuk tinggal di negara mode tersebut. Presiden
Tunisia beserta keluarganya pergi pada Jum‟at malam meninggalkan negaranya
dalam kondisi amburadul oleh para demonstran. Orang nomor satu Tunisia yang
telah berkuasa selama 23 tahun itu jatuh setelah sebulan unjuk rasa dan
demonstrasi massal berdarah yang banyak menjatuhkan korban jiwa.12
Revolusi berawal pada tanggal 17 Desember 2010, di pusat kota Sidi
Bouzid Tunisia. Seorang pedagang sayur dan buah-buahan membakar dirinya
10
Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015 https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia 11
Salanova, Regina “Social Media and Political Change: The Case of The 2011
revolutions in Tunisia and Egypt”, Institut Català Internacional Per La PauBarcelona, Desember
2012, h. 19. 12
“Tunisia's uprising, Chronicle of nationwide demonstrations over the country's
unemployment crisis”. Aljazeera.com 23 Januari 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.
aljazeera.com/indepth/spotlight/tunisia/2011/01/201114142223827361.html
6
sendiri sebagai protes terhadap penghinaan dan pelecehan dari seorang petugas
kota (Polisi) setelah barang dagangannya disita.13
Pedagang itu adalah Mohamed
Bouazizi seorang pemuda usia 26 tahun. Dikatakan Bouazizi adalah seorang
sarjana yang selama kurang lebih tujuh tahun berjibaku menjadi tukang sayur dan
buah-buahan untuk memenuhi kebutuhannya. Polisi menyita gerobak yang
menjadi satu satunya penopang hidupnya, dengan tuduhan berjualan tanpa izin.
Bouazizi menolak dan berusaha agar gerobaknya tidak disita. Walau sudah
membayar 10 dinar Tunisia, ia malah ditampar lalu diludahi dan ayahnya yang
sudah meninggal dihina. Kendati demikian Bouazizi belum putus asa. Ia putuskan
untuk melapor ke provinsi pusat, berharap keluhannya didengarkan. Namun
sebagaimana biasanya, para pejabat enggan bertemu dengannya, dengan alasan
sedang dalam rapat. Lagi-lagi usaha Mohamed Bouazizi pun gagal. Merasa putus
asa, frustasi dan dihinakan oleh pemerintahnya sendiri, Bouazizi mengambil
langkah tragis. Dia menuangkan bahan bakar ke tubuhnya dan membakar
dirinya.14
Bouazizi meninggal di rumah sakit karena luka-lukanya yang parah
pada tanggal 4 Januari 2011. 15
Tidak ada yang mengira bahwa kasus Bouazizi ini memicu gelombang
protes terhadap pemerintahan rezim Ben Ali. Setelah kejadian tersebut kota-kota
di Tunisia seperti Sidi Bouzid, Thala dan Kasserine menjadi tempat protes para
13
Salanova, Regina “Social Media and Political Change: The Case Of The 2011
revolutions in Tunisia and Egypt”, Institut Català Internacional Per La PauBarcelona, Desember
2012, h. 18. 14
Masyarakat Tunisia mendapatkan berita kejadian tragis tersebut dari media sosial
terutama facebook dan twitter. Channel TV nasional Tunis belum memberitakan hal tersebut. Dan
channel Al Jazeera lah yang memberitakan pertama kali (wawancara dengan Mohamed Marven
aktvis kampus Ez Zitouna, Tunis.) 15
Jennifer Pogue-Geile, Two Tunisias:How A Revolution Which Brought The Country
Together Also Highlighted A Deep Divide, ed. Terrence Hopmann & William Zartman. Johns
Hopkins University, School For Advanced International Studies. h. 27.
7
pemuda Tunisia. Demonstrasi cepat menjalar ke pusat-pusat kota Tunisia hingga
slogan-slogan berubah menajdi ekstrim, "Ben Ali Degage" (Keluar Ben Ali),
"Freedom" dan "Demokrasi".16
Semua kalangan masyarakat dari semua usia, laki-
laki maupun perempuan, dari semua golongan masyarakat, dan dari berbagai
macam daerah, berpartisipasi dalam protes untuk menyuarakan keluhan mereka
terhadap rezim yang berkuasa.17
Untuk memantau aksi unjuk rasa Ben Ali mengendalikan semua media
konvensional, baik itu koran, radio maupun televisi, bahkan menteror wartawan
yang meliput aksi demonstrasi. Internet sangat diawasi dengan ketat. Situs-situs
atau Blog yang dianggap berbahanya segera diblokir. Dailymotion dan youtube
pun diblokir. Entah kerena lupa atau disengaja facebook dan twitter tidak diblokir.
Dari sinilah pergerakkan dimulai dan mendapat dukungan dari berbagai kalangan
masyarakat Tunisia hingga aktivis pro demokrasi di luar negeri. Penyebaran
informasi dan penggalangan aksi yang massif via media sosial telah menyebabkan
runtuhnya kekuasaan Ben Ali yang telah berkuasa selama 23 tahun.18
Twitter dan facebook merupakan dua jejaring sosial yang berpengaruh
dalam pergerakan revolusi Tunisia. Twitter didesain dengan 140 karakter untuk
16
Setelah Bouazizi meninggal, orang-orang semakin ramai untuk berdemo, terutama di
kota Sidi Bouzid kota Bouazizi tinggal. Ketika itu masyarakat Tunisia terbagi menjadi dua
kelompok, ada yang mendukung Ben Ali. Namun mayoritas masyarakat Tunisia sangat marah
dengan Ben Ali dan sepakat untuk berkumpul di La Kasbah dan di depan Kementrian Dalam
Negeri dengan berteriak DEGAGE, DEGAGE, DEGAGE. (wawancara Mohamed Marven aktivis
kampus Ez Zitouna, Tunis.) 17
Jennifer Pogue-Geile, Two Tunisias:How A Revolution Which Brought The Country
Together Also Highlighted A Deep Divide, ed. Terrence Hopmann & William Zartman. Johns
Hopkins University, School For Advanced International Studies. h. 27. 18
Masyarakat Tunisia berdemo dengan menuntut kesejahteraan, hak-hak mereka tanpa
memakai senjata tajam atau yang membahayakan. “Senjata yang kami pakai hanyalah jejaring
sosial, karena kami tidak bisa mengadu di televisi, kalaupun kita berbicara di televisi tidak ada
satupun yang mendengar dan menjawab apa yang masyarakat keluhkan”. (wawancara dengan
Mohamed Marven aktvis kampus ez-Zitouna, Tunis.)
8
diposting sehingga dapat dengan mudah disebarkan dan facebook dengan fitur-
fiturnya memudahkan informasi membantu mengumpulkan massa turun aksi ke
jalan. Sebagian besar dukungan datang dari serikat buruh“Union G´en´erale des
Travailleurs Tunisiens” (UGTT) yang turut dalam demonstrasi untuk reformasi
dan menyerukan pemogokan. Ada juga dukungan dari badan-badan lain seperti
Tunisia Bar Association, hingga setiap hari gerakan rakyat memperoleh
pendukung baru. Masyarakat Tunisia dari semua lapisan turun ke jalan-jalan,
mengorganisir diri mereka sendiri melalui internet, ponsel dan alat komunikasi
lainnya. Akhirnya, Ben Ali tumbang oleh kekuatan rakyatnya.19
Revolusi Melati atau 'jasmine revolution' digagasi oleh seorang wartawan
surat kabar Tunisia "Essahafa", bernama Zied El Hani, dalam suatu tulisan pada
sebuah blog yg dipublikasikan pada 13 Januari 2011, sehari sebelum presiden Ben
Ali melarikan diri dari negaranya. Bunga Melati menajadi simbol revolusi karena
melati adalah bunga nasional Tunisia. Di Tunis, ibu kota Tunisia, tempat
perbelanjaan dan jalan-jalan dipenuhi oleh penjual "machmoum" (Bouquet), yaitu
tangkai kecil karangan bunga yang disusun dari bunga melati.20
B. Batasan dan Rumusan Masalah
19
Schiller Thomas, “Tunisia A Revolution and Its Consequences” International Report,
Berlin, 16 Mei, 2011. 20
Dibeberapa sumber ada menyebutkan nama “melati” diambil dari lambang negara
tersebut. Melati sebagai lambang kesucian mempunyai aroma yang wangi. Demonstran yang
gugur dianggap sebagai para syuhada yang darahnya harum seharum melati. Fersi lainnya yaitu
Revolusi Melati adalah suatu istilah yang diberikan oleh orang-orang Timur Tengah untuk
mengidentikkan pergolakan rakyat di negara-negara Timur Tengah bagaikan bunga Melati yang
sedang mekar. Bunga melati adalah jenis tumbuhan bunga yang menarik untuk dipandang, harum,
dan simbol dari ekspresi kesucian dan ketulusan kasih sayang. Negara-negara yang bergejolak
tersebut ibaratnya merupakan sebuah tangkai yang berada satu di Afika utara dan kawasan Timur
Tengah. Satu persatu kuncup itu mulai mengeluarkan baunya yang harum yaitu peristiwa-peristiwa
yang memicu terjadinya revolusi.
9
Skripsi ini akan membahas dua persoalan yang menjadi fokus perhatian
dalam penelitian.
1. Bagaimana Tunisia di bawah pemerintahan rezim Ben Ali (1987-2010) ?
2. Bagaimana peranan jejaring sosial dalam ikut mensukseskan revolusi
dalam waktu yang relatif singkat ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengungkapkan sejauh mana
peran jejaring sosial (facebook dan twitter) dalam mensukseskan revolusi melati
di Tunisia 2010-2011.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan skripsi yang berjudul “Peran Jejaring Sosial Dalam
Jasmine Revolution di Tunisia 2010-2011” antara lain adalah menambah
khazanah pengetahuan dan perkembangan sejarah Peradaban Islam di Timur
Tengah, terutama di negara Tunisia. Selain itu tulisan skripsi ini memberikan
pengetahuan yang jelas tentang akar permasalahan kawasan Timur Tengah
khususnya Revolusi Melati di Tunisia sehingga Presiden yang telah menjabat
selama 23 tahun itu tumbang; hingga menimbulkan efek kepada negara-negara
tetangganya hingga disebut Arab Spring.
E. Tinjauan Pustaka
Sven Pöhle menulis artikel dengan judul ”Peran Jejaring Sosial Dalam
Revolusi Tunisia“ artikel yang dimuat di Deutsche Welle. Dalam tulisannya, dia
menerangkan bagaimana peran, facebook dan twitter dan jejaring sosial lainnya
10
memainkan peran penting, bahkan beberapa media menyebutkan bahwa revolusi
yang terjadi di Tunisia sebagai ”revolusi media sosial“. Akan tetapi tidak semua
pengamat setuju dengan hal tersebut. Richard Heeks, seorang Profesor
Informatika di Universitas Manchester kepada Deutsche Welle berpendapat
bahwa ”ada gambaran yang bias tentang peran teknologi informasi dan
komunikasi dalam hubungannya dengan musim semi Arab“. Sependapat dengan
Richard, ahli politik dilembaga jerman Deutsches Institut Fur Entwicklungshilfe
(DIE), Anita Breuer, yang mengikuti secara intensif perkembangan di Tunisia
mengatakan ”facebook tidak menyebabkan pecahnya reolusi, tapi media itu
membangun dan mengumpulkan massa di jalan“.21
Jejaring sosial di internet bisa mempercepat dan memperkuat gerakan
massa. Hal ini disebabkan karena media cetak seperti koran, televisi dan radio
diawasi ketat oleh pemerintah, maka jejaring sosial menjadi solusi untuk
menyebar informasi dan sebagai penerus aspirasi massa. Richard lebih lanjut
mengatakan bahwa media sosial juga bisa menjadi alat penindasan. Banyak rezim
yang sudah menyadari bagaimana jejaring sosial bekerja sebagai media informasi.
Semakin banyak pemerintah yang sekarang mengawasi penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai alat untuk mengawasi dan menindas
perlawanan.22
Gilad Lotan menulis artikel dengan judul “The Revolutions Were
Tweeted: Information Flows During The 2011 Tunisian And Egyptian
21
Sven Pöhle, “Peran Jejaring Sosial Dalam Revolusi Tunisia”. 15 april .2013 diakses 16
maret 2015. http://www.dw.de/peran-jejaring-sosial-dalam-revolusi-tunisia/a16744069 22
Sven Pöhle, “Peran Jejaring Social Dalam Revolusi Tunisia” 15 April 2013 diakses 16
maret 2015.http://www.dw.de/peran-jejaring-sosial-dalam-revolusi-tunisia/a6744069
11
Revolutions” yang dimuat dalam International Journal of Communication 5.
Artikel ini adalah hasil sebuah penelitian yang digarap oleh beberapa orang, selain
Gilad Lotan, yaitu Erhardt Graeff (Web Ecology Project), Mike Ananny
(Microsoft Research,) Devin Gaffney (Web Ecology Project), Ian Pearce (Web
Ecology Project), Danah Boyd (Microsoft Research), tentang fenomena revolusi
yang terjadi di negara Tunisia dan Mesir yang pergerakan massanya digawangi
oleh para aktivis lewat jejaring sosial terutama twitter. Revolusi tersebut adalah
wajah baru yang belum pernah terjadi di kawasan Timur Tengah hingga
lengsernya pemerintahan diktator. Protes di Tunisia 17 desember 2010 diawali
oleh seorang diri, Mohamed Bouazizi, 26 tahun, seorang pedagang sayur berdiri
di depan gedung pemerintahan kemudian mengguyur minyak cat kesekujur
tubuhnya dan membakar dirinya hingga tewas di rumah sakit.
Lebih lanjut Gilad Lotan menerangkan tentang bagaimana twitter
menggerakkan massa Tunisia dan Mesir. Dia juga membahas tentang jaringan dan
penyebaran berita di twitter selama kurun waktu tahun 2011 ketika terjadi revolusi
di Tunisia dan Mesir yang dipantau memalui aktivis, blogger, jurnalis, media
utama, dan mayarakat lain yang terlibat. Kemudian menerangkan pola jenis
pengguna dan menganalisis pola sumber dan informasi jumlah diantara mereka
dan menggambarkan hubungan simbiosis antara media, individu dan peran yang
berbeda beda sesuai jenis pengguna yang ikut terlibat. Bila disimpulkan artikel ini
memfokuskan bagaimana twitter memainkan peran penting dalam memperkuat
dan menyebarkan informasi yang tepat waktu di seluruh dunia, terutama kasus
yang terjadi di Tunisia dan Mesir.
12
Faizal Musada menulis skripsi dengan judul “Demokratisasi Tunisia dan
Pengaruhnya Terhadap Negara-Negara Arab” yang di ajukan Jurusan Ilmu
Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Hasanuddin, Makassar. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif, dan data yang
dihimpun hanya data sekunder. Hasil penelitian dalam skripsi ini menyatakan
bahwa demokrasi di Tunisia terjadi akibat perekonomian dan perpolitikan.
Perekonomian Tunisia yang buruk dan Banyaknya pengangguran serta tingkat
hidup yang rendah menjadi indikatornya. Perpolitikan Tunisia di bawah Ben Ali
yang memerintah dengan otoriter, melakukan korupsi, nepotisme sehingga
mengurangi uang negara. Rezim Ben Ali hanya memberlakukan partai tunggal
untuk mempertahankan kekuasaan. Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia)
menjadi isu yang panas, dan juga menjadi salah satu faktor terjadinya
demokratisasi Tunisia. Dengan menggunakan internet dan medai sosial, rakyat
Tunisia berhasil menjatuhkan rezim Ben Ali dan menciptakan pemerintahan yang
demokrasi. Tumbangnya rezim diktator Ben Ali, memberikan efek domino
kepada beberapa negara dikawasan Timur Tengah. Kondisi keadaan politik dan
keadaan sosial yang hampir sama menyerupai kasus Tunisia, menginspirasi rakyat
Timur Tengah bangkit dan melawan rezim di negaranya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui lebih mendalam tentang faktor-faktor terjadinya demokratisasi
di Tunisia serta melihat bagaimana demokratisasi Tunisia dapat mempengaruhi
negara-negara Arab di Timur Tengah.
Nukman Lutfie, menulis artikel dengan judul “Internet, Twitter,
Demokrasi dan Revolusi” yang dimuat di majalah Rolling Stone Indonesia edisi
71, Maret 2011, menerangkan peran internet dan jejaring sosial menurut
13
pandangan para ahli, sehingga melahirkan istilah cyberutopianism.
Cyberutopianism adalah pandangan yang mengatakan teknologi informasi dan
internet mampu mengubah dunia. Internet, misalnya, akan menggedor demokrasi
di negara-negara tiran. Internet, bisa meredam teror. Bahkan Internet bisa
meningkatkan taraf ekonomi sebuah negara. Internet diyakini sebagai senjata yang
amat ampuh untuk mengatasi segala macam masalah dunia saat ini. Utopia bisa
terjadi di Internet. Penyebaran informasi, penggalangan aksi yang masif via sosial
media dan jatuhnya rezim Ben Ali setelah 23 tahun berkuasa inilah yang
kemudian menimbukan asumsi bagi para penganut faham cyberutopianism:
”Yang terjadi di Tunisia merupakan revolusi twitter pertama didunia”.
Disisi lain beberapa ahli menafikan peran internet dan jejaring sosial
sebagai alat untuk memecahkan berbagai masalah negara. Malcolm Gladwell,
penulis buku best-seller The Tipping Point berpendapat dalam tulisannya di The
New Yorker bahwa, revolusi twitter itu ilusi. Revolusi adalah gerakan yang
berisiko tinggi, termasuk kerusuhan dan kehilangan nyawa. Risiko tinggi itu
hanya bisa dihadapi oleh aktivis sosial yang memiliki akar yang kuat ke bawah
dan hubungan yang kuat dengan yang lain. Pengguna twitter, facebook dan
jejaring sosial lainnya tidak memiliki dua syarat itu. Hubungan pertemanan di
facebook itu encer. Apalagi di twitter yang hanya following/follower saja.
Mustahil keduanya menjadi elemen penting revolusi. “Sudah berabad-abad terjadi
revolusi yang menurunkan rezim penguasa, terjadi di mana-mana, jauh sebelum
facebook dan twitter ada,” kata Gladwell.23
Evgeny Morozov, penulis buku The
23
Malcolm Gladwell “Small Change, Why the revolution will not be tweeted.” The New
Yorker, diakses 13 November 2014 http://www.newyorker.com/ magazine/ 2010/10/04/small-
change-3
14
Net Delution, menganggap kaum cyberutopianism terlalu berlebihan memandang
peran Internet, dengan cara lebih lunak mengatakan, meletakkan teknologi
sebagai kunci tunggal itu pendekatan yang sangat dangkal.24
Melirik kasus Tunisia, jejaring sosial terbesar dunia yang kebetulan tidak
diblokir saat sosial media lain diblokir, hal itu dimanfaatkan untuk berbagi video
tentang kekejaman rezim dan kehidupan mewah para pejabat dan istrinya. Segala
fitur dan aplikasi di facebook termasuk wall, email, chat, group, fanpage dan
agenda, dimanfaatkan para aktivis pro demokrasi. Di situlah mereka bisa berbagi
informasi, membangun agenda, mengorganisasikan gerakan turun ke jalan.
Sebagai jejaring komunikasi dan informasi, facebook dan twitter sangat powerful.
Inilah senjata untuk melawan rezim. Militer sangat faham, mematikan komunikasi
adalah strategi ampuh menekan lawan. Tentu, twitter dan facebook bukan pemicu
revolusi. Tapi mengabaikan peran senjata itu juga keliru.25
Apriadi Tamburakan, dalam buku judul “Revolusi Timur Tengah”
menceritakan revolusi Timur Tengah yang dimulai tanggal 17 Desember 2010, di
depan kantor Gubernur Sidi Bouzid Tunisia. Mohamed Bouazizi melakukan aksi
mengejutkan, yaitu membakar dirinya sendiri. Aksi nekat ini dipicu oleh
kekesalan Bouazizi atas pengaduan yang tidak direspons baik oleh pemerintah
setempat. Hingga akhirnya Mohamed Bouazizi meninggal setelah sebelumnya
dilarikan kerumah sakit. Kejadian ini menyebabkan kemarahan warga Tunisia.
Hal ini kemudian menambah tuntutan pendemo agar Presiden Zine el-Abidine
24
Evgeny Morozov, The Net Delusion, The Dark Side of Internet Freedom, (United
States: Publicaffairs,2011) h. 314. 25
Nukman Lutfie “Internet, Twitter, Demokrasi dan Revolusi.” Majalah Rolling Stone,
Edisi 71 Maret 2011, diakses 17 Desember 2014 http://www.sudutpandang.com/2011/04/internet-
twitter-demokrasi-dan-revolusi/
15
Ben Ali turun dari kursi kepresidenan. Pada akhirnya revolusi Tunisia ini tak
berhenti disana karena memiliki efek berantai, menjalari beberapa negara tetangga
di Timur Tengah.
Halaman-halaman buku yang dikarang Apriadi Tamburakan ini,
menjelaskan tentang beberapa revolusi yang terjadi pada negara-negara di
kawasan Timur Tengah. Mulai dari penyebab, pemicu, bahkan sampai jalannya
revolusi-revolusi tersebut diceritakan, dari revolusi Tunisia, revolusi Mesir,
revolusi Al-jazair, revolusi Bahrain, revolusi Yaman, dan revolusi Libya.
Kejadian ini disebut dengan Arab Spring.26
M. Agastya ABM dalam buku judul “Arab Spring Badai Revolusi
Timur Tengah Yang Penuh Darah” menjelaskan bahwa Arab Spring adalah
gelombang revolusi unjuk rasa dan protes yang terjadi di dunia Arab. Revolusi
tersebut bertujuan menggulingkan diktator yang berkuasa di negara-negara di
Timur Tengah. Buku ini secara umum menjabarkan tentang revolusi-revolusi
yang terjadi di Timur Tengah yang dimulai dari negara Tunisia, kemudian Mesir,
Libya, Yaman, Suriah, dan Bahrain. Dijelaskan pula mengenai profil para
pemimpinnya termasuk Ben Ali, Husni Mubarak, Muhammad Mursi, Muammar
Khadafi, Ali Abdullah Saleh, Bashar al-Assad, dan Syekh bin Salman al-Khalifah.
Buku ini memaparkan pula bentuk-bentuk pemberontakan dan aksi rakyat di
negara-negara yang mengalami revolusi tersebut, berikut dengan gambar-gambar
penjelasnya.
26
Tamburakan, Apriadi. Revolusi Timur Tengah: Keruntuhan Para Penguasa Otoriter,
(Yogyakarta , Penerbit Narasi , 2011)
16
F. Kerangka Teori
1. Teori Public Sphere
Jurgen Habermas adalah seorang filsuf ternama aliran Frankfurt, sosiolog
Jerman dalam tradisi teori kritis dan juga pragmatisme Amerika. Ia lahir pada 18
Juni 1929 di Dusseldorf, North Rhine Westphalia, Jerman. Jurgen Habermas
sangat dikenal dengan karyanya tentang konsep ruang publik, dari buku
pertamanya “The Structural Transformation of The Public Sphere”. Habermas
menawarkan sistem demokrasi, dimana suatu wilayah sosial bebas dari sensor dan
dominasi. 27
Habermas mencatat ruang publik yang muncul di abad 17 sampai pada
transformasinya di abad 18 dan 19. Ketika itu kaum borjuis membentuk forum-
forum diskusi di salon, warung kopi, club dan table societies. Pada mulanya ruang
publik yang dibentuk kaum borjuir bukan hanya masalah ekonomi, namun bersifat
literer yang berkaitan dengan sastra yang dimuat di buku-buku dan jurnal. Namun
seiring perkembangan zaman, berbagai media massa mulai bermunculan dengan
alat yang lebih canggih. Media penyiaran dan komunikasi menjadi lebih efektif,
seperti koran harian, radio, televisi dan internet. Kondisi demikian ini membuat
perubahan signifikan dalam perkembangan public sphere Habermas. Media massa
seperti televisi, radio, koran, majalah, internet dan jejaring sosial mengandung
pemahaman public sphere.28
27
K. Bertens, Filsafat Barat Kontemporer Inggris-Jerman, cet. IV (Jakarta: Gramedia,
2002), h. 236. 28
Galih Prasetyo, Antonius, “Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran Jürgen
Habermas tentang Ruang Publik”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 16, Nomor 2,
November 2012, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. h. 95-186.
17
Dalam bukunya, Habermas menerangkan ruang publik borjuis yang
sesungguhnya menyimpan suatu ideal-ideal normatif warisan Pencerahan yang
secara implisit terkandung di dalamnya adalah: liberte, fraternite, egalite
(kebebasan, solidaritas, persamaan).29
Antonius Galih Prasetyo, menjelaskan
dalam artikelnya yang berjudul “Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran
Jürgen Habermas tentang Ruang Publik”, Habermas mengatakan tiga ideal
normatif yang inheren dalam konsep Ruang Publik, yaitu:
1. Ruang publik merupakan suatu perkumpulan sosial dimana setiap orang
dipandang sama, tidak memiliki status.
2. Setiap orang mempunyai kepentingan, namun apa yang menyatukan
orang-orang yang bertemu di ruang publik adalah kesamaan akan
penggunaan pemikiran yang berkarakter “tanpa kepentingan. Maksudnya,
kebenaran terhadap argumen yang muncul dalam ruang publik itu harus
berlandaskan kepada kepentingan umum dan bukan kepentingan
tertentu/khusus.
3. Ruang publik bersifat inklusif. yaitu setiap anggota yang dapat
menggunakan rasionalitasnya.30
2. Teori Gerakan Sosial
Gerakan sosial (social movement) menurut Turner dan Killian yang
dijelaskan oleh Syafiruddin Jurdi dalam bukunya yang berjudul Sosiologi
29
Galih Prasetyo, Antonius, “Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran Jürgen
Habermas tentang Ruang Publik”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 16, Nomor 2,
November 2012, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. h. 95-186 30
Galih Prasetyo, Antonius, “Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran Jürgen
Habermas tentang Ruang Publik”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 16, Nomor 2,
(Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta November 2012), h. 95-186
18
Nusantara adalah “a collectivity acting with some continuity to promoter or resist
a change in the society or organization of which it is part” adalah suatu tindakan
kolektif berkelanjutan untuk mendorong atau menghambat perubahan dalam
masyarakat atau organisasi yang menjadi bagian dari masyarakat itu.31
Secara
singkat dapat disimpulkan bahwa gerakan sosial berkaitan dengan aksi organisasi
atau kelompok civil society dalam mendukung dan menentang perubahan sosial.32
Perubahan politik dan modernisasi yang terjadi dalam masyarakat
mendorong lahirnya gerakan sosial dengan berbagai macam isu dan agenda-
agenda yang diperjuangkan. Gerakan sosial yang masih hangat kita rasakan ini
adalah peristiwa yang terjadi di Timur Tengah lima tahun silam. Gerakan sosial
yang mendorong demokratisasi tumbuh dan berkembang di negara-negara Timur
Tengah. Bermula dengan lengsernya presiden Tunisia, Ben Ali, kemudian Mesir,
Hosni Mubarok tumbang setelah 30 tahun berkuasa. Gerakan sosial serupa
ternyata terus bergerak seperti virus mematikan yang menulari negara Yaman,
Bahrain, Jordania, hingga kematian presiden Libia, Moamar Khadafi.
Organisasi gerakan sosial mempunyai beberapa aspek yang secara utuh
guna memahami suatu bangunan organisasinya. Menurut John Lofland terdapat
enam aspek penting yang terdapat di tubuh gerakan sosial yaitu:
1. Aspek kepercayaan, aspek ini mengandung makna sebagai hal-hal yang
dianggap benar, di mana anggapan tersebut digunakan sebagai penggerak
31
Syarifuddin Jurdi, SOSIOLOGI NUSANTARA, Memahami Sosiologi Integralistik,
(Jakarta: kencana 2013) h 301 32
Darmawan Triwibowo, GERAKAN SOSIAL, Wahana Civil Society Bagi Demokrasi,
(Jakarta: LP3ES 2006) h xvi
19
untuk menantang realitas, yang termasuk di dalamnya doktrin, ideology,
pandangan hidup, harapan, kerangka berfikir, dan wawasan.
2. Organisasi gerakan sosial, dengan adanya pelembagaan gerakan sosial
merupakan sarana yang efektif dalam mencapai tujuan. Adanya organisasi
adalah sebagai cara untuk menggerakkan orang-orang yang mempunyai
kepercayaan sama, agar mau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
3. Sebab-sebab timbulnya gerakan sosial. Sebagian besar dari gerakan sosial
yang tumbuh dan berkembang pesat lahirnya dari tradisi, budaya, dan
mempunyai sistem kepercayaan dan doktrin yang secara setidaknya
terdapat ideology yang dipegang teguh oleh actor gerakan yang kemudian
mendorong mereka untuk bergerak.
4. Keikutsertaan. Setiap gerakan sosial memerlukan adaanya keikutsertaan
dalam gerakan. Ketika banyak orang yang merasa tidak puas dan kecewa
terhadap perlakuan tidak adil, ketimpangan sosial dan ekonomi, kebijakan
yang diskriminatif atau adanya gangguan dalam keyakinan individu,
mereka berusaha mencari upaya yang bermakna agar kondisi dan keadaan
yang mereka hadapi dapat di ubah yang dimanifestasikan dalam bentuk
gerakan, baik individu maupun kolektif.
5. Strategi. Setiap gerakan sosial mempunyai sasaran gerakan yang bersifat
jangka pendek, menengah, dan panjang.
6. Efek, (pengaruh) gerakan. Gerakan sosial yang membuat agenda yang
jelas, tentu akan mendapatkan atau merekrut anggota yang tidak sedikit.
Efek dari pengorganisasian itu akan terjadi perubahan dan cara pandang
pihak-pihak yang di anggap kompeten untuk merespon tuntutan actor-
20
aktor gerakan sosial. Jika agenda yang diperjuangkan menyangkut
kepentingan umum masyarakat, maka pengikutnya akan semakin banyak,
hingga efek yang dihasilkannya akan lebih besar dirasakan oleh warga.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian sejarah sebagai seperangkat aturan atau prinsip-prinsip
dasar yang sistematis, digunakan dalam proses pengumpulan data atau sumber-
sumber, mengerti dan menafsirkannya serta menyajikannya secara sistesis dalam
bentuk sebuah cerita sejarah (Historiografi).33
Penulis menggunakan penelitian
kualitatif historis deskriptif untuk memaparkan dan menjelaskan serta menganalis
data historis. Tujuan utama dalam penulisan metode deskriptif adalah
menggambarkan sifat suatu keadaan yang berjalan dan memeriksa dari sebab-
sebab dari gejala tersebut.34
Adapun tahapan dalam penelitian ini yaitu:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah hal yang penting dalam penulisan skripsi ini.
Seorang yang sedang meneliti sejarah tentunya harus mempunyai data-data yang
kongkrit dan relevan yang berkaitan dengan permasalahan penelitiannya. Berikut
beberapa cara penulis dalam pengumpulan data:
a) Penelitian kepustakaaan (library research). Penulis mendapatkan data
tersebut lewat penjelajahan di Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan
UI (Universitas Indonesia) Depok, Perpustakaan Imam Jama di Lebak
33
Basri, Metode Penelitian Sejarah, Pendekatan, Teori dan Praktik, (Jakarta: Restu
Agung 2006), h. 35 34
Consuelo G Sevilla dkk Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Universitas
Indonesia, 1993), h.69
21
Bulus Jakarta Selatan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Nasional (LIPI) di
Jalan Gatot Subroto, dan beberapa sumber lainnya yang didapat juga
berasal dari pribadi, dan dari teman penulis.
b) Jejaring sosial (twitter dan facebook). Penulis meriset pengguna twitter
dan facebook masyarakat Tunisia langsung, dengan menggunakan
komputer, notebook dan smartpone. Bahasa Arab, Inggris, dan Perancis
kurang lebih 500 pengguna.
c) Wawancara. Penulis mewawancara satu aktivis Tunisia yang hidup dan
mengikuti jalannya revolusi, yaitu dengan perantara mahasiswa Indonesia
yang kuliah di ez-Zetouna Tunis, Tunisia. Hasil rekaman
wawancaranyapun masih tersimpan rapih. Kemudian mewawancarai dua
Mahasiswa Indonesia di Tunisia melalui Blackberry Massage (BBM),
dengan menggunakan bahasa Indonesai
2. Interpretasi
Penulis melakukan proses interpretasi yaitu dengan memberi pandangan
dan penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh dengan menggunakan teori
yang di ajukan oleh penulis. Penulis menggunakan pendekatan-pendekatan yang
berkaitan dengan penulisan. Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan ilmu
sosial yaitu Teori Kritis Public Sphere Jurger Hubermas
3. Historiografi
Proses terakhir setelah penelitian sejarah adalah penulisan sejarah
(historiografi). Penulis melakukan proses penulisan sejarah dengan memaparkan
peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan memberikan penilaian atas peristiwa
tersebut dengan pemahaman dari sudut pandang sejarah, sosial dan politik.
22
H. Sistematika Penulisan
Dalam menjabarkan penelitian ini kedalam bentuk penulisan, maka
penulis menyusunnya secara sistematis guna memudahkan dalam menganalisa
masalah. Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dan sistematika penulisan
skripsi ini adalah:
Bab pertama akan membahas pendahuluan yang berisi dengan latar
belakang, batasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua akan membahas mengenai sejarah negara Tunisia hingga
lengsernya Ben Ali. Dimulai pembahasan mengenai Tunisia sebelum masa
kolonialis, lalu di bawah Protektorat Perancis, kemudian di bawah kendali Habib
Bourguiba, dan terakhir adalah Ben Ali.
Bab ketiga akan menjelaskan tentang masyarakat Tunisia ditinjau dari
sosial, budaya, ekonomi dan agama negara Tunisia.
Bab keempat ini adalah bab yang paling utama dalam penulisan skripsi ini,
yaitu akan membahas Revolusi Melati dan peranan jejaring sosial dalam
mensukseskan revolusi.
Bab kelima merupakan bagian akhir yaitu penutup dari hasil keseluruhan
skripsi yang meliputi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya.
23
BAB II
SEKILAS SEJARAH PEMERINTAHAN TUNISIA 1881-2011
A. Tunisia Sebelum Masa Kolonialisasi Eropa
1. Geografis Negara Tunisia
Republik Tunisia (al-Jumhuriyyah at-Tunisiyya) terletak di kawasan
Timur Tengah ujung utara benua Afrika. Negara Tunisia memiliki Luas wilayah
63.200 mil persegi atau sekitar 164.000 km2 dengan perbatasan laut Mediterania
di sebelah timur dan utara, negara al-Jazair di barat dan barat daya serta negara
Libya di selatan dan tenggara. Letak posisinya di tengah-tengah selat Gibraltar
dan terusan Suez hanya berjarak 86 mil dari Sicilia Italia. Dalam terminologi
Arab, daerah-daerah yang termasuk bagian dari Afrika utara meliputi: lembah
sungai Nil bagian bawah yang disebut dengan al-Misr (Mesir modern), wilayah
Libya, Cyenacia, Tripolitania dan Tunisia, yang seluruh wilayah itu di kenal
orang-orang Arab sebagai Afrika; serta wilayah Al-Jazair dan Maroko, yang oleh
orang-orang Arab dikenal dengan sebutan al-Maghribi. Daerah-daerah itulah yang
termasuk bagian dari Afrika utara.35
Negeri ini memiliki empat musim dengan perbedaan yang mencolok
antara bagian utara dan bagian selatan. Pada musim dingin, suhu udara bisa
mencapai rata-rata berkisar 7-10°C, tetapi di beberapa tempat bisa mencapai
hingga -5°C. Jika musim panas datang, rata-rata suhu udara mencapai 25-40°C,
35
Siti Maryam, dkk. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern,
(Yogyakarta: LESFI, 2002) , h. 220.
24
dan di beberapa daerah bisa mencapai 50 °C. Dapat dipastikan ketika musim semi
dan musim gugur datang, udara hangat dan pastinya pemandangan sangat indah.
Tunisia tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah, 40% tahannya berupa
gurun sahara yang tandus dan kering. Hanya terdapat sekitar 60% tanahnya yang
cocok untuk pertanian.36
Tunisia juga dikenal negara dengan banyak tempat wisata yang indah.
Posisinya yang diapit oleh laut mediterania dan gurun sahara membuat Tunisia
menjadi lokasi yang menawarkan keindahan alam nan eksotis. Maka tidak heran
pendapatan negara Tunisia banyak dari sektor pariwisata. Ibu kota negara Tunisia
adalah Tunis (dulu bernama Tarsyisy).37
Tunis dalam sejarah ibu kota negara
Tunisia lahir dari kota kuno “Carthage” (kartago) yang berjarak 10 km dari laut
Mediterranea. Kota Carthage merupakan pusat kebudayaan bersejarah terkemuka
di wilayah itu sejak abad ke-9 SM hingga abad 8 M. Mempunyai garis pantai laut
mediterrania sekitar 1.300 km, membuat pemandangan alam Tunisia sangat
eksotis. Panorama alam yang luar biasa ini memikat para wisatawan asing untuk
berkunjung hingga betah dan berlama lama tinggal di Tunisia. Salah satu gunung
tertinggi adalah gunung Chaambi sekitar 1.544 meter.
Penduduk tunisia sekarang ini menurut Trading Economics berjumlah 11
juta.38
Adapun penduduk asli negeri Tunisia adalah suku Berber yang pada
36
PPIT (Persatuan Pelajar Indonesia Tunisia) “Sejarah Tunisia” artikel diakses 26 mei
2015, http://www.angelfire.com/planet/ppitunisia/tunisia/sejarah.htm 37
Sirojuddin, Ensiklopedi Islam 5 Sya-Zun (Jakarta, PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999),
h. 111. 38
“Tunisia population” Trading economics, diakses 5 september 2015.
http://www.tradingeconomics.com/tunisia/population
25
umumnya bagi seluruh kawasan Afrika utara (al-Jazair, Maroko, Libya).39
Bahasa
Arab adalah bahasa resmi dengan dialek yang nyaris seragam walau dalam
sejarahnya, Tunisia menjadi bagian dari kekuasaan Turki Utsmani. Hal ini
dikarenakan karena hampir berabad-abad telah terarabisasi secara formal,
dibawah dinasti Umayyah, Abbasiyyah maupun Fathimiyyah. Bahasa Perancis
adalah bahasa resmi kedua. Tunisia menempati posisi yang sangat strategis
sebagai penghubung antara Eropa dan Afrika, serta antara bagian timur dan
bagian barat dunia Arab. Tunisia, Maroko, dan al-Jazair, adalah kumpulan negara
yang membentuk sebuah zona regional yang disebut dengan Arab Maghreb. 40
Seperti wilayah Afrika utara lainnya, Tunisia juga memiliki wilayah
padang pasir, bagian dari Gurun Sahara di bagian selatan. Namun, wilayah selatan
yang lebih kering dan berpasir itu di karuniai sejumlah Oase. Kurma lebih banyak
dikembangkan di Tunisia bagian selatan.41
Iklimnya panas dan kering ketika
musim panas, dan hangat serta basah ketika musim dingin tiba. Adapun hasil
pertanian Tunisia ini antara lain kurma, minyak zaitun, jeruk manis dan anggrur
yang merupakan bagian barang ekspor yang menghasilkan devisa. Dari
pertambangan dan bahan galian yaitu fostat, biji besi, timah hitam, seng dan
39
Dalam buku The Great Arab Conquests disebutkan nama Berber diambil dari istilah
Barbari (orang asing) yang sering bangsa Romawi sebut, dan orang Arab menyebutnya Barbar.
Wilayah orang Berber terbentang dari perbatasan lembah Nil disisi timur sampai Maroko di sisi
barat. 40
Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif Etno-Linguistik dan Geo-Politik
(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2009), h. 283. 41
Tri Agung Kristanto. “Tunisia, Afrika nan Hijau” Selasa, Harian kompas, diakses 22
April 2014, http://travel.kompas.com/read/2014/04/22/1124449/Tunisia. Afrika. Nan. Hijau
26
bahan semen. Hasil industri utama meliputi tekstil, pengalengan ikan laut, besi
baja, perakitan kendaraan bermotor, kertas dan gula.42
2. Sejarah Singkat Bangsa Tunisia
Sejarah peradaban di Tunisia dimulai dengan datang dan menetapnya suku
Punisia (Punic) sejak sekitar 1100 tahun sebelum masehi. Suku Punisia
mendirikan kota pertamanya yang diberi nama “Utica” yang terletak antara Tunis
dan Bizerte. Kemudian melebarkan luas wilayah dengan mendirikan banyak
pemukiman lain di sekitar daerah pesisir. Salah satu pemukiman baru, yang
tersohor adalah Carthage. Carthage dibangun sekitar tahun 800 sebelum masehi. 43
Dalam perkembangannya, kota Carthage semakin pesat dan menjadi ibu
kota kerajaan yang kuat dengan kekuasaan yang melingkupi daerah sepanjang
pantai Mediteranea hingga ke wilayah al-Jazair. Sekitar tahun 400 SM, Carthage
pada dasarnya adalah negara maritim yang melebarkan wilayahnya ke daerah
pedalaman. Kekuasaan wilayah Carthage inilah yang kemudian menjadi pondasi
entitas kultural Tunisia sebagai sebuah kesatuan. Pada tahun 146 SM terjadi
pertempuran besar yang menyebabkan Tunisia jatuh dibawah kekuasaan Romawi.
Di antara peninggalan kebudayaan Romawi masih begitu jelas sampai saat ini,
adalah koleksi mozaik Romawi yang masih terawat rapi di Museum Bardo. 44
3. Kehadiran Bangsa Arab
42
Sirojuddin, Ensiklopedi Islam 5 Sya-Zun (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve 1999),
h. 112. 43
“Tunisia Profile – Timeline “A Chronology of Key Events”. BBC News, diakses 31
Desember 2014 Http://News.Bbc.Co.Uk/2/Hi/Middle_East/Country_Profiles/2506465.Stm 44
Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015, https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia.
27
Fase pertama dari penaklukkan bangsa Arab ke arah barat berhenti setelah
tahun 641 M dengan terjadinya penaklukkan Mesir. Kaum Muslimin pada saat itu
tidak cukup kuat untuk melakukan penyerangan dari depan atas Kekaisaran
Byzantium, dan pasukan Byzantium pun masih mendominasi wilayah Mediterania
pada saat itu. Namun, pasukan Arab mampu dengan cepat menggabungkan
tawanan perang dan menggunakan keahlian mereka. Pada tahun 660 M, Dinasti
Umayyah membangun sebuah pasukan yang dapat mengancam Byzantium di
wilayah perairan. Target dari serangan ini sebetulnya adalah Konstatinopel,
namun kaum Muslimin memulainya dengan sebuah pergerakan menuju Tunisia.
Pada tahun 670 M, mereka telah membangun daerah pertahanan di pelosok Afrika
yang berhadapan dengan Pulau Sisilia. Dinasti Umayyah sendiri menemukan
kesamaan strategi posisi dengan Romawi, Vandal, dan Byzantium yang
dahulunya pernah menduduki wilayah tersebut.45
Serangan terhadap Konstatinopel mengalami kegagalan, namun kaum
Muslimin bergerak ke daerah pedalaman Tunisia dan membangun pangkalan di
Kairouan, yang berguna sebagai titik kuat untuk melawan suku Berber non-
Muslim di perbukitan dan sebuah titik aman untuk melawan Kristen (jika
diperlukan) lewat jalur laut. Di daerah ini kaum Muslimin maju stabil hingga
tahun 700 M; dengan suku Berber yang memegang sebagian wilayah Maghrib,
garnisun Byzantium di beberapa kota pelabuhan Afrika utara, dan Dinasti
Umayyah yang memegang pusat Afrika utara dari pangkalan mereka di
Kairouan.46
Pasukan yang bermarkas di Kairawan ini dipimpin oleh „Uqbah Ibn
Nafi‟ al-fihri selama dua dekade, yang kemudian berhasil melunakkan pengaruh
45
Curtin Philip “African History” (Boston: Little Brown, 1978) h. 71-72 46
Curtin Philip “African History” (Boston: Little Brown, 1978) h. 71-72
28
Byzantium dari wilayah Maghreb. „Uqbah pun menjadikan Kairouan sebagai Ibu
kota pertama pemerintahan Islam di wilayah Maghreb.47
Dinasti Umayyah yang berfaham sunni berhasil menaklukan kota
Carthage, dan mendirikan Tunis sebagai basis angkatan laut yang terdiri dari
pelabuhan-pelabuhan Mediterania yang merupakan sisa peninggalan zaman
Byzantium. Kemudian, dinasti Umayyah dapat tantangan oleh Berber Khawarij.
Paham Khawarij di Afrika utara yang mempunyai pandangan mengenai Islam
yang berbeda dengan Islam yang dijalankan oleh Pemerintah (Dinasti Umayyah).
Selama beberapa dekade, Berber dan Bizantium menentang Dinasti Umayyah di
Afrika utara. Pada tahun 702 M, Ratu Berber, al-Kahina membuat pertahanan
terakhirnya untuk melawan tentara Arab di Coliseum el-Jem, kota Tunisia dan
para Khawarij ini dengan cepat memegang kota Kairouan pada tahun 750 M. Pada
tahun 750 M, Kekhalifahan Umayyah digantikan oleh Kekhalifahan Abbasiyyah
di Baghdad dengan doktrin Sunninya yang baru dan lebih toleran.48
Pada tahun 800 M, seorang gubernur yang ditunjuk oleh Dinasti
Abbasiyyah, yakni Aghlab ibn Salim al-Tamimi, menyetir roda pemerintahan
dinasti baru yang dinamai dinasti Aghlabiyyah. Dinasti Aghlabiyyah ini bertahan
hingga tahun 909 M dengan kekuasaan yang telah meluas dari Tripoli hingga Al-
Jazair Tengah dan berhasil menaklukkan Sicilia. Kekuasaan Aghlabiyyah
selanjutnya digantikan oleh Dinasti Fatimiyyah yang Syiah berdiri pada tahun 909
47
Mervyn Hiskett “The Course of Islam in Africa” (Edinburgh University Press) h. 1 48
Defense Language Institute Foreign Language Center, Tunisia in Perspective an
Orientation Guide, Technology Integration Division. Oktober 2012, h. 15.
29
M.49
Dengan dukungan suku Berber, pendiri Fathimiyyah mendirikan kota baru
yang diberi nama Mahdiya, Pada tahun 1135 M, bangsa Normans dari Sicilia
sempat menaklukan daerah pesisir Tunisia dari tangan Arab-Islam. Namun
kemudian wilayah ini kembali dikuasai oleh Dinasti al-Muwahhidun dari Maroko
dan mengintegrasikannya sebagai keseluruhan wilayah Maghreb dibawah
komando ibu kota Marakesh, Maroko. Tahun 1228 M, gubernur Tunis yang
ditetapkan oleh Dinasti Muwahidun memisahkan diri dan membentuk sebuah
kerajaan baru, yakni Dinasti Hafsiyah.
Dinasti Hafsiyah ini berhasil bertahan selama lebih dari 300 tahun. Di
bawah pemerintahan dinasti Hafsiyah inilah Tunisia mencapai puncak
kejayaannya. Pusat-pusat peradaban tumbuh subur dan berhasil mengembangkan
literatur, seni dan ilmu pengetahuan Islam di tengah-tengah kehidupan urban yang
didominasi oleh masyarakat borjuis. Universitas Zaitunah didirikan pada masa
keemasan ini, dan secara umum dinasti Hafsiyah telah berhasil membangun pilar
identitas masyarakat Tunisia yang inklusif. Di awal tahun 1500-an, Dinasti
Hafsiyah mengalami kemunduran, dan pengaruh kekuasaan atas wilayah
Mediterrania menjadi ajang kontestasi antara kekuatan Spanyol dan Turki
Utsmani.50
4. Pemerintahan Turki Utsmani
Tunis, ibu-kota dari Kesultanan Hafsiyah yang merupakan pertahanan
terakhir mereka, tidak jatuh dengan mudah ke dalam dominasi Turki Utsmani.
49
Philip K. Hitti, History of The Arabs, From the Earlest Time for the Present, alih
bahasa R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semseta,
2002). h 787. 50
Rosdiawan, Ridwan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia”
artikel diakses 26 mei 2015, https://www.academia.edu/5728612/ Demokratisasi di_tunisia
30
Kota tersebut dua kali ditaklukkan dan diduduki oleh gubernur yang berasal dari
al-jazair yakni Khayr al-Din (1529-1534), dan „Illij „Ali (1569-1572), dua kali
menyerah kepada pasukan Spanyol, dan memulihkan kekuasaan Hafsiyah disana.
Akhirnya, pada musim panas tahun 1574, sebuah ekspedisi angkatan laut di
bawah komando vizier Sinan Pasha, disokong oleh „Illij „Ali yang pada saat itu
ditunjuk oleh kapudan pasha (laksamana agung armada laut Turki Utsmani) yang
berlayar dari Istanbul hingga pantai Tunisia.51
Pasukan itu diperkuat oleh rombongan-rombongan yang dikirim dari
provinsi Kairouan, Tripoli, al-jazair, dan Mashriq. Pejuang-pejuang Utsmani
pertama kali berhasil menggempur benteng Halq al-Wadi, dekat Tunis, dimana
pasukan Spanyol ditempatkan untuk melindungi Raja Hafsiyah, Mulay
Muhammad, dan pada akhirnya berhasil mengamankan ibu kota. Usaha perebutan
wilayah tersebut berlangsung selama dua bulan dan Turki Utsmani berhasil
mendapatkan kemenangan dengan pembentukan provinsi Utsmani di wilayah
Arab Maghreb atau wilayah Berber. Terlebih penting lagi, penambahan atas
provinsi-provinsi Maghreb ke dalam Kesultanan Utsmani ini, mewakili sebuah
perpanjangan dominasi lebih jauh atas dunia Arab Muslim.52
Tunisia secara perlahan memperoleh hak untuk memerintah dari
Kesultanan Turki Utsmani. Di abad ke-18, Eropa mengalami masa Renaissance.
Semangat imperialisme dan kapitalisme mulai disebarluaskan ke seluruh wilayah
dunia, termasuk negara-negara Islam di Afrika utara. Tetapi, Turki Utsmani hanya
51
Asma Moalla, “THE REGENCY OF TUNIS AND THE OTTOMAN PORTE, 1777–
1814 Army and government of a North-African Ottoman eyalet at the end of the eighteenth
century”, (Routledge Curzon, Taylor & Francis e-Library, London and New York, 2005), h. 4-5. 52
Asma Moalla, “THE REGENCY OF TUNIS AND THE OTTOMAN PORTE, 1777–
1814 Army and government of a North-African Ottoman eyalet at the end of the eighteenth
century”, (Routledge Curzon, Taylor & Francis e-Library, London and New York, 2005) h, 4-5.
31
berkonsentrasi pada perluasan wilayah kekuasaan yang kemajuannya menitik
beratkan pada bidang militer. Sedangkan keilmuan lainnya mundur dan tidak
menghasilkan para ilmuan baru. Pintu Ijtihat tertutup, hingga menghasilkan tradisi
taklid, bid‟ah, dan khurafat.53
Di tahun 1820 kondisi Tunisia tidak begitu
menguntungkan bagi rakyatnya. Karena masih menggunakan teknologi
tradisional, maka perekonomian Tunisia jauh tertinggal.54
Pada pertengahan abad ke-19, Tunisia menanggung sejumlah kesulitan
yang dialami oleh Turki Utsmani. Menghadapi kekuatan ekonomi Eropa yang
sedang berkembang pesat dan kemunduran perekonomian internal, para bey
Tunisia berusaha memodernisasi rezim mereka. Maka pada tahun 1857,
Muhammad Bey memberlakukan konstitusi yang memberikan perlindungan
kepada penduduk Tunisia dalam hal persamaan pajak; kebebasan beragama; dan
pengadilan campuran Tunisia-Eropa. Lalu pada tahun 1938, Ahmad Bey
mendirikan sekolah politeknik dan mengundang sejumlah ahli Eropa untuk
melatih infantri baru yang digunakan untuk memberikan perlindungan tersebut. 55
Bey adalah gubernur di bawah kekuasaan Sultan, tapi Bey Tunisia
mendapatkan hak otonomi yang independen dan secara mandiri dapat menjalin
hubungan politik dan ekonomi dengan bangsa Eropa, terlebih kepada Perancis
yang telah memberikan pinjaman dana besar pada Bey di Tunisia. Ketika
Terjebak dengan banyak hutang di luar negeri yang diberikan oleh bangsa Eropa,
bey penguasa Tunisia mulai kehilangan kontrol penuh atas roda pemerintahan.
53
Ratna Ningsih, “Khairuddin At-Tunisi dan Revormasi Islam di Tunisia”‟, (Skripsi FIB,
UI 2009) h. 3. 54
A Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di Timur Tengah (Jakarta: Djambatan, 1995)
h. 192. 55
Ira M Lapidus “Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian ke Tiga” (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada). h 229.
32
Inggris, Italia dan Perancis memainkan politik kolonialisasinya melalui
kompensasi utang, dan Perancis keluar sebagai koloni pemenang berdasarkan
Kongres Berlin 1878.56
B. Protektorat Perancis
Datangnya kolonial Perancis di Tunisia bermula ketika pendudukan
Perancis di al-Jazair pada tahun 1830. Selama kongres Berlin pada tahun 1878,
Inggris menyetujui untuk menyerahkan kekuasaan Tunisia ke tangan Perancis,
dan sebagai gantinya Perancis memberikan pengakuan kepada Inggris atas
kekuasaan di pulau Cyprus.57
Awalnya ketika Perancis melakukan serbuan
terhadap al-Jazair, Tunisia secara resmi merupakan sebuah provinsi kekaisaran
Turki Utsmani, namun pada kenyataannya Tunisia adalah negara otonomi. Karena
ancaman agresi militer yang telah lama datang dari negara al-Jazair, Bey Tunisia
yang sedang memerintah kerajaan Husyain, dengan hati-hati mendapatkan
jaminan dari Perancis yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki tujuan
untuk menjajah Tunisia. Tapi pada akhirnya, Tunisia pun menjadi wilayah
protektorat Perancis lewat sebuah perjanjian bukan dengan penaklukan seperti al-
Jazair.
Secara resmi, Bey tetaplah sebuah monarki absolut; menteri-menteri
Tunisia masih ditunjuk, struktur pemerintahan masih dipelihara, dan masyarakat
Tunisia tetap berlanjut sebagai warga negara dari Bey. Perancis tidak mengambil
alih tanah, mengubah masjid menjadi gereja, atau mengubah bahasa resmi.
56
Ridwan Rosdiawan, “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia”
artikel diakses 26 mei 2015, https://www.academia.edu/5728612/ Demokratisasi di_tunisia 57
Defense Language Institute Foreign Language Center, Tunisia in Perspective an
Orientation Guide, Technology Integration Division Oktober 2012,.h. 18.
33
Namun, hak wewenang tertinggi diberikan kepada jenderal penduduk Perancis,
Lucien Saint.58
Pada tahun 1881, 40.000 tentara dan pelaut Perancis tiba, berpura-
pura untuk mengatasi serangan penduduk Khumiri dari Tunisia hingga ke Al-
Jazair. Namun dua tahun kemudian, pengesahan Konvensi La Marsa ( 1883) telah
mengubah hal-hal seperti; pengenalan kode resmi Perancis (meninggalkan
persoalan-persoalan yang hanya bersifat pribadi kepada pengadilan syari‟ah
Islam) dan pengadaan wajib militer. Perancis memusatkan perbaikan dalam
bidang ekonomi untuk memberikan keuntungan bagi negaranya sendiri, seperti;
mengatur keuangan dan perbankan, mengindustrisasikan pertanian, dan
mengembangkan prasarana alat-alat transportasi.59
Sebagai protektorat, Perancis membuat sejumlah investasi yang penting.
Pada tahun 1914, mereka membangun kilang-kilang minyak, sekolah-sekolah, dan
rumah sakit; serta menaikkan tugas dan memperpanjang jaringan jalan kereta api
yang menghubungkan Tunisia dengan al-jazair, kota Sousse dan Sfax. Di Tunis,
Perancis memperluas pelabuhan La Goulette dan memulainya pembangunan Ville
Nouvelle (kota modren) secara cepat, yang nantinya akan menjadi tempat kantor-
kantor besar untuk pemerintahan.60
Pendirian protektorat Perancis, memindai sebuah titik balik di dalam
sejarah Tunisia, terutama ibu kotanya, Tunis. Sebuah peningkatan populasi orang-
orang Eropa yang sangat cepat juga mulai tampak di negara ini. Dari tahun ke
tahun, secara berurut turut gelombang imigran membengkak jumlah masyarakat,
58
Amy mc kenna, The History Of Northern Africa, (New York: 2010), h. 157. 59
Defense Language Institute Foreign Language Center, Tunisia in Perspective an
Orientation Guide, Technology Integration Division Oktober 2012,.h 18. 60
Elzbieta, Eyewitness Travel Guides: Tunisia, (London: 2005), h. 56.
34
dan di kota Tunis sendiri pada tahun 1911, terdapat 17.875 orang Perancis, 44.237
orang Italia, 5.986 orang Maltese dan 1.381 orang Yunani, orang Spanyol dan
lain-lain hingga berjumlah sekitar 70.000 orang Eropa. Di waktu yang bersamaan,
populasi pribumi yang belum terhitung, tidak bisa melewati angka 85.000, yang
terdiri dari 65.000 penduduk Muslim dan 20.000 Yahudi. Pertumbuhan populasi
orang Eropa berpengaruh kepada seluruh perkembangan pekerjaan yang
diasumsikan oleh ibu kota. Penerapan sebuah administrasi modern, mendorong
kepada peningkatan kantor-kantor dan pegawai negeri. Usaha ke arah kemajuan
ini, diwakili dengan kreasi jalur kereta api dan jalan-jalan raya yang memperbaiki
hubungan antara Tunis dan daerah-daerah pedalaman.61
Sebuah pelabuhan modern didirikan di bawah kota, menghubung La
Goulette dan membuka laut dengan sebuah terusan 10km/6 mil yang panjangnya
melewati air danau di pinggir laut. Pelabuhan itu selesai pada tahun 1897 dan
menjadi sebuah pusat untuk pengeksporan fostat, besi dan biji; begitu pula
produksi pertanian Tunisia sebelah utara; sementara pelabuhan ini juga
menangani hampir semua pemasukan dari produk-produk pabrik, mesin-mesin,
dan barang barang yang mudah terbakar. Penerapan dalam perusahaan kredit,
perbankan dan cabang-cabangnya; menambah perdagangan ekspor-impor. Di
samping itu, para tenaga kerja profesional dalam bidang tradisional diuji untuk
berkompetisi dengan barang-barang pabrik hasil impor. Indusri-industri modern
pun mulai tumbuh besar. Mereka menggunakan mesin-mesin uap, hasil-hasil
barang paling terkemuka yang sering dipakai berasal dari (penggilongan tepung,
61
C. Edmund Bosworth, Historic Cities of The Islamic Wort, (Leiden: 2007), h. 546.
35
pabrik pasta gigi, tempat penyulingan) dan bahan-bahan bangunan (pekerjaan
menembok, memasang keramis, pembuatan kapur).
Kota-kota di Tunisia (khususnya Tunis) semakin berkembang, dan
menjadi sebuah kota ganda. Selain sebagai kota kuno yang menyimpan segi-segi
kota Arab, kota baru ini datang dengan karakteristik kota-kota Eropa, dengan
metode perencanaan, pola papan catur dan lalu lintas jalan raya. Dalam bidang
pendidikan sekolah-sekolah dasar berbahasa Perancis terbuka untuk laki-laki
Tunisia, Perancis, dan Eropa lainnya. Sekolah-sekolah Arab-Perancis ini
menerapkan sebuah kurikulum Perancis yang telah dimodifikasi sewajarnya dan
memasukkan bahasa Arab sebagai mata pelajaran. 62
Dari sudut pandang pendidikan sosial, sekolah-sekolah tersebut
diperbolehkan untuk diajukan sebagai perwakilan dari warisan Arab di Tunisia,
selama cocok dengan administrasi protektorat yang sementara masih
mempromosikan asimilasi melalui penyebaran bahasa Perancis. Untuk para
penetap, sekolah-sekolah tersebut memberikan anak mereka sebuah pendidikan
dasar bahasa Perancis; sementara untuk mata pelajaran bahasa Arab, walaupun
terdapat beberapa nada ketidaksukaan; memperlengkapi mereka dengan sebuah
potensi keterampilan berharga yang secara relatif memliki oleh beberapa orang
Eropa. Sebagian masyarakat Tunisia menyambut sekolah-sekolah terebut sebagai
petunjuk akses ke komunitas masyarakat Eropa, namun kantor-kantor
pemerintahan dan tokoh-tokoh terkemuka lokal sering mendaftarkan anak anak
mereka dengan paksaan, atau untuk menjilat kemurahan hati bangsa Perancis.
62
C. Edmund Bosworth, Historic Cities of The Islamic Wort, (Leiden: 2007), h. 546.
36
Banyak masyarakat Tunisia menentang sekolah-sekolah Perancis-Arab (biasanya
didasari latar belakang keagamaan), dari pada mendukung mereka.63
C. Presiden Habib Bourguiba
Pada awal tahun 1930-an, generasi nasionalis tampil ke barisan terdepan
dengan membawa ide-ide perubahan untuk Tunisia. Partai Destour yang
merupakan Gerakan nasionalis, selama satu dekade lebih dipimpin oleh keluarga
konservatif, umumnya berpendidikan Zaitunah dengan naluri identitas Arab
muslim yang kuat. Sebelumnya pada tahun 1919 Syeikh Abdel Aziz Taalbi,64
mengajukan sebuah petisi di depan Paris Peace Conference yang menuntut
penentuan nasip oleh Tunisia sendiri. Namun petisi ini ditolak oleh Perancis. Tapi
ini menjadi benih terbentuknya partai Destour. Beberapa tahun kemudian
perkembangan di partai Destour semangkin pesat hingga pecah menjadi dua
partai. Syeikh Abdel Aziz Taalbi tetap menjadi ketua, di partai Old Destour.
Kemudian muncul tokoh baru di partai yang baru yaitu Neo Destour yang
dipimpin oleh Habib Borgouiba.65
Para wakil dari kota-kota provinsi kecil dan menengah, dengan sebuah
model pendidikan yang menggabungkan pengajaran bahasa Arab dan Perancis
dan dengan gagasan sosialis sekuler tentang masyarakat Tunisia, bangkit
menentang elite lama. Para pemuka baru ini mendapatkan dukungan kuat dari
63
Kenneth J. Perkins, History of Modern Tunisia, (United Kingdom: 2004), h. 62. 64
Syeikh Abdel Aziz Taalbi adalah seorang intelektual muslim Afrika utara yang
menamatkan program pasca sarjananya di Paris dalam sejarah Afrika Utara. Kariernya juga
sebagai pemikir modern, penulis profilik mengenai persoalan islam modern. Tulisan-tulisannya
banyak ditulis dalam bahasa Arab, Perancis, dan Inggris. Salah satu karya Taalbi yang popular
adalah Iyah Allah dan Ummat Al-Wasat. Dikutip dari buku karangan John Cooper“Pemikiran
Islam Dari Sayyid Ahmad Khan Hingga Nasr Hamid Abu Zaid”(Jakarta: Erlangga) h. 130 65
Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam Jilid 3, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1999), h. 233-234.
37
orang kota, kaum petani migran dan penduduk kota yang lebih luas, dengan
dipimpin oleh Habib Bourguiba. Sebelumnya, Bourguiba adalah seorang
pengacara muda.66
Kepeminpinan Bourguiba menentang kolonialisme di Tunisia
yang sedang diduduki oleh Perancis yaitu dengan pidato-pidato, menerbitkan
koran-koran dan pemboikotan yang sangat menantang protektorat Perancis itu,
menjadikan Habib Bourguiba dan kelompoknya banyak mendapat tantangan dari
pergerakannya. Pada tanggal 9 april 1938, angkatan Perancis menembak para
pemrotes nasionalis, tercatat lebih dari 100 masyarakat Tunisia mati. Perancis
melarang partai tersebut, menahan dan mengasingkan Bourguiba.67
Pada Perang Dunia II tokoh-tokoh pergerakan anti kolonialisme Tunisia
yang di penjara oleh Perancis berhasil dibebaskan aliansi Axis Jerman dan Italia
yang ketika itu menguasai Tunisia tahun 1940-1943. Saat koalisi Amerika Serikat
berhasil menduduki Tunisia yang mengusir aliansi Axis Jerman dan Italia, dan
mengembalikan kontrol Tunisia kepada Perancis, ketika itu nasionalisme Tunisia
di bawah pimpinan Bourguiba sudah kuat. Hal ini membaut Perancis mengubah
peraturan-peraturan dan kebijakannya lebih terbuka kepada rakyat Tunisia. 68
Selepas Perang Dunia II pemerintahan Perancis menjadi lemah, dan aksi
partai pimpinan Bourguiba semakin ganas. Tahun 1950 perjuangan melawan
protektorat Perancis berubah menjadi radikal dan aksi perjuangan fisik tak
terelakkan. Pemerintah Perancis mengambil inisiatif yang ke sekian kalinya
dengan menahan dan memenjarakan figur-figur Tunisia, termasuk Bourguiba.
66
Elzbieta, Eyewitness Travel Guides: Tunisia, (London: 2005), h. 56. 67
Defense Language Institute Foreign Language Center, Tunisia in Perspective an
Orientation Guide, Technology Integration Division Oktober 2012,.h 18. 68
“Habib Bourguiba: Father of Tunisia”, Bcc.com Kamis, 6 April, 2000, diakses 13
Desember 2014 http://news.bbc.co.uk/2/hi/obituaries/703907.stm
38
Namun aksi tersebut justru membuat kekesalan dan kemarahan masyarakat
Tunisia menyebar luas. Kondisi yang semakin rumit membuat pemerintah
Perancis memberikan hak otonomi kepada Tunisia pada tanggal 3 juni 1955. Pada
tanggal 20 maret 1956 akhirnya Tunisia memperoleh kemerdekaan secara penuh
dan Habib Bourguiba menduduki kursi Perdana Mentri. Kemudian lembaga
National Constituent Assembly dibentuk dengan tugas menyusun undang-undang
dasar dan memutuskan Bourguiba menjadi presiden. Secara resmi undang-undang
Tunisia di berlakukan sejak 1 juni 1959.69
Dalam perkembangannya Habib Bourguiba memimpin dengan tangan besi
dan menekankan pada pembangunan ekonomi dan sosial, terutama pendidikan,
status perempuan, dan penciptaan lapangan pekerjaan. Program itu berhasil
menciptakan stabilitas politik dan sosial. Dalam menyatukan hukum perkawinan
yang ditunjukkan kepada semua warga tanpa memandang perbedaan agama.
Pembaharuan hukum keluarga di Tunisia sangat ditunjang oleh kepribadian
Presiden Habib Bourguiba yang memberikan hak-hak lebih banyak kepada
perempuan dibanding negara-negara Arab lain. Beberapa bulan setelah
kemerdekaan 1956, pemerintahan Tunisia langsung memberlakukan hukum
keluarga bernama Majallah Al-Ahwal Al-Syakhsiyah (status personal) no. 66
tahun 1956 yang oleh banyak pengamat dianggap sangat progresif dalam
menginterpretasikan Syariat Islam, terutama dalam membela hak-hak
perempuan.70
69
Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
di akses 26 mei 2015 https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia 70
Salah satunya adalah masalah talak (penceraian). Tercatat bahwa, talak hanya jatuh dan
sah bila terjadi di muka pengadilan. Ia bisa terjadi karena kesepakatan suami dan isteri, atau
karena permohonan salah satunya. Bila talak terjadi karena hal yang kedua, maka pemohon - baik
39
Namun bagi kalangan tradisional, hukum keluarga itu dianggap menyalahi
bahkan menentang syariat. Hukum keluarga yang baru mengakomodasi sejumah
perubahan sosial yang terjadi di Tunisia. Adapun materi hukum yang terkandung
dalam Majallah itu mencakup perkawinan, perceraian, dan pemeliharaan anak
yang pada umumnya bersebrangan dengan ketetapan hukum Islam sebagaimana
terbaca dalam kitab-kitab klasik. Dalam perkembangan selanjutnya, Majallah itu
mengalami beberapa kali perubahan, penambahan dan modifikasi yaitu pada
tahun 1959, 1964, 1981, 1993. Ada dua hal yang menonjol dalam perubahan
hukum keluarga di Tunisia, yakni keharusan perceraian di pengadilan dan
larangan poligami secara mutlak. Ketentuan hukum ini memicu perdebatan serius
di kalangan ulama, dan manyoritas ulama menolak ketentuan tersebut. Meskipun
demikian, perubahana hukum keluarga di Tunisia tetap dilakukan dengan
berpegang pada prinsip pembelaan dan pemberdayaan kaum perempuan.
Larangan poligami ditegaskan pada pasal 18: bahwa beristri lebih dari satu
dilarang. Siapa saja yang menikah sebelum perkawinan pertamanya benar-benar
berakhir, akan dikenakan hukuman penjara selama satu tahun atau denda sebesar
240.000 malin atau penjara dan denda sekaligus. 71
suami maupun isteri - diwajibkan untuk memberi kompensasi kepada pihak yang dimohon. Bila
isteri menjadi pihak yang dirugikan dalam proses perceraian, suami diwajibkan memberi nafkah
kepada isteri selama hidupnya, sampai si isteri yang dicerai meninggal dunia atau kawin lagi.
Tetapi, semua itu tetap ditentukan atas dasar pertimbangan kondisi suami dan kebutuhan hidup
layak isteri. Selain talak, masalah lain adalah pelarangan poligami. Di dalam hukum keluarga
tersebut dinyatakan, siapapun yang sudah beristeri, kemudian kawin lagi dengan perempuan lain
sebelum resmi berpisah dari isteri tersebut, ia bisa dikenakan hukuman satu tahun penjara, atau
denda tidak lebih dari 240.000 Frank, atau kedua-duanya. Dikitip dari “Tunisia: Simbol Kemajuan
Hukum Keluarga Islam ?” Terpong Dunia Edisi 2 : Senin, 08 Juni 2009 10:57 - Terakhir
Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 h, 1-5 71
Zainul Kamal dkk. Islam Negara dan Civil Society. Gerakan dan Pemikiran Islam
Kontemporer. (Jakarta: Paramadina Maret 2005), h. 308.
40
Tahun 1960 beberapa kebijakan Bourguiba cendrung mengarah sosialis
dan menerapkan nasionalisasi perusahaan dan pembangunan perekonomian
kooperatif yang mengakibatkan boykot besar-besaran dari negara-negara asing
yang sebelumnya menjadi donor utama pembangunan negara. Kondisi yang
seperti itu membuat perekonomian Tunisia menjadi timpang hingga menimbulkan
ketidakpuasan masyarakat luas. Protes dengan menuntut perubahan kebijakan
perekonomian dilakukan dan, karena gaya populisnya, Bourguiba merespon
dengan penghapusan sistem ekonomi sosialis lalu memecat menteri perencanan
pembangunannya. Tuntutan-tuntutan rakyat yang awalnya bersifat ekonomi inilah
kemudian memicu lahirnya seruan-seruan ke arah demokratisasi.72
Awal tahun 1970, Perekonomian yang sosialisme menuju liberal jelas
menguntungkan pemilik modal dan merugian para pekerja. Hingga perkembangan
selanjutnya, tuntutan-tuntutan yang dilakukan UGTT (Union Generale Des
Travailleurs Tunisiens) melebar ke issu-issu politis yaitu penentangan terhadap
kebijakan otoriter dan usulan pembagian kekuasaan. Unjuk rasa dan demonstrasi
yang dilakukan oleh UGTT mendapat dukunga dari masyarakat hingga akhirnya
kelompok-kelompok masyarakat ikut turut bergabung dan berpartisifasi. Arus
demonstrasi dan unjuk rasa semakin luas hingga menyulitkan posisi
pemerintahan. Ironisnya Bourguiba terus mempertahankan pola Authoritarian-
populisnya.73
72
Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015, https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia. 73
Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015 https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia
41
Kelompok-kelompok Muslim menjadi bagian penting dalam gerakan anti
pemerintahan Bourguiba. Bermula, issu yang disuarakan kelompok Muslim
adalah kritik terhadap kebijakan yang dipandang anti-Islam. Hingga tahun 1978,
kritik yang dilakukan kelompok Muslim semakin komprehensif dengan
melibatkan argumen sosio-politik dan religius dalam menggalang massa untuk
menghantam pemerintah yang dianggap diktator, antek kekuatan asing dan
penindas.74
Dengan kebijakan otoriternya, Tunisia di bawah pemerintah Bourguiba
mengambil alih Masjid Zaitunah. Bourguiba mengikuti langkat jejak Mustafa al-
Taturk di Turki yang terkesan sangat arogan dalam melakukan kebijakan
sekularisasai. Beberapa kasus antara lain Perguruan Masjid Zaitunah diambil alih,
sekolah-sekolah agama di negerikan, Peradilan sekuler digiatkan, pelarangan
poligami, perkawinan dan perceraian dimasukkan dalam perkara sipil, sampai-
sampai pada tahun 1960 puasa Ramadhan dikecam sebagai penghambat
produktivitas. Semua kebijakan ini berada di bawah rezim Partai Neo-Destour
yang berkuasa sejak tahun1934 setelah kelompok radikal mengambil alih Partai
Neo-Destour.75
Pada tahun 1983, ketika Bourguiba merayakan 25 tahun kekuasaannya,
pecah pemogokan oleh warga sipil dan kaum religius, di karenakan memburuknya
perekonomian dan naiknya harga bahan-bahan kebutuhan pokok. Banyak tokoh
pimpinan dari elemen kekuatan masyarakat ditangkap dan lari ke luar negeri. Pada
74
Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015 https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia. 75
Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam, bagian ke tiga. (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1999). h. 235-237
42
tahun berikutnya, pecah kerusuhan di jalanan yang menelan 80 korban jiwa.
Ironisnya, Bourguiba malah memperkuat kekuasaan dengan menunjuk orang-
orangnya untuk duduk di Komite Sentral dan Politbiro. Salah satu anggotanya
adalah Zine al-Abidine Ben Ali, yang pada tahun 1987 justru menyingkirkannya
karena menganggap Bourguiba sakit dan tak mampu memerintah lagi.76
D. Presiden Ben Ali
Ben Ali mempunyai nama lengkap Zine El Abidine Ben Ali atau Zainal
Abidin Bin Ali. Ben Ali lahir di Hamman Sousse kota pantai Tunisia hari minggu
tanggal 3 september 1939. Istri pertamanya Naima el-Kafy, dan yang ke dua
adalah Leila Ben Ali yang ikut terjerat dalam kasus korupsi. Anak-anak Ben Ali
yaitu Ghazwa El Abidine, Dorsaf El Abidine, Cyrine el Abidine, Nesrine el-
Abidine, Halima El Abidine, Mohamed Zine el-Abidine. Menurut Sumber-sumber
yang ada tercatat bahwa Ben Ali belum menyelesaikan pendidikan sekolah
dasarnya. Tetapi Ben Ali pernah mengikuti pelatihan pada special Inter-Sevice
School di Saint Cyr, Perancis; Artillery School di Chalons-Sur-Marne, Perancis;
Senior Intelligence School di Maryland; dan School For Anti-Aircraft Field
Artillery di Texas Amerika Serikat.77
Ben Ali memulai karir sebagai militer dimulai pada tahun 1964 ketika
diangkat sebagai staf pegawai di Tunisia. Ketika berada di unit militer itu, Ben Ali
mendirikan Departemen Keamanan Militer dan mengatur pengoperasian badan ini
selama 10 tahun. Pada tahun 1977 Ben Ali menjadi atase militer Tunisia untuk
76
Trias Kuncahyono, Sebuah Cerita Lama dari Negeri Tunisia, Ed: Egidius Patnistik,
kompas.com, Rabu, 19 Januari 2011 di akses 5 juli 2015 http://lipsus.kompas.com/smartliving/
read/2011/01/19/07305940/Sebuah. Cerita.Lama.dari.Negeri.Tunisia 77
Noviana indah . Profil Ben Ali, merdeka.com, diakses 23 Februari 2014.
http://profil.merdeka.com/mancanegara/b/ben-ali/
43
Maroko dan Spanyol sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Direktur Jenderal
Keamanan Nasional di tahun yang sama. Ben Ali juga pernah ditunjuk sebagai
Duta Besar untuk Polandia tahun 1980 dan melaksanakan tugasnya di sana selama
empat tahun. Kemudian Ben Ali ditugaskan sebagai Menteri Negara yang
bertanggung jawab atas urusan dalam negeri sebelum akhirnya diangkat menjadi
Menteri Dalam Negeri pada 28 April 1986. Karier hidupnya semakin menanjak
ketika Ben Ali diangkat menjadi Perdana Menteri oleh presiden Habib Bourguiba
bulan oktober tahun 1987.78
Merasa telah dapat banyak dukungan Ben Ali merencanakan penggulingan
Presiden Habib Bourguiba. Untuk itu, ia tugaskan kepada tujuh dokter untuk
memeriksa kesehatan Presiden Habib Bourguiba dan menandatangi surat
pernyataan yang menegaskan bahwa Presiden Habib Bourguiba tidak layak lagi
untuk menjadi pemimipin negara. Kudeta pun berhasil dan Ben Ali menasbihkan
diri sebagai presiden Tunisia pada 7 November 1987. Hari diangkatnya Ben Ali
sebagai Presiden diperingati setiap tahun di Tunisia sebagai Hari Era Baru, hingga
dikenal sebagai Ben A Vie, yang artinya presiden seumur hidup.79
Di awal menduduki kursi kepresidenan, Ben Ali menanggung beban yang
diwariskan oleh presiden pertamanya, Habib Bourguiba. Ben Ali menerapkan
agenda demokratisasi dan mempercepat reformasi ekonomi, dan Ben Ali memulai
komitmennya dalam jalur yang benar. Di tahun 1988, Presiden merangkul para
pemimpin elemen kelompok sosial untuk menandatangani sebuah konsensus atau
78
Profile: Zine al-Abidine Ben Ali, BBC.com 20 Juni 2011 diakses 6 November 2014
http://www.bbc.com/news/world-africa-12196679 79
Ian Black, “Profile President Ben Ali” The Guardian. Jum‟at 14 Januari 2011 diakses 5
November 2014, http://www.theguardian.com/world/2011/jan/14/tunisia-president-ben-ali-profile
44
rujuk nasional yang berisi perjanjian untuk menghapus sistem partai tunggal,
membatasi otoritas lembaga negara serta mencegah terjadinya monopoli
kekuasaan. Keputusan ini menjadikan Tunisia di mata internasional berbeda dan
optimis akan menjadi contoh masyarakat Timur Tengah dan Afrika utara.80
Mengawali demokrasi, Ben Ali menerapkan sistem baru mencoba dengan
menerapkan sistem politik multi partai, membebaskan tahanan politik,
menghapuskan pengadilan keamanan negara dan membatasi kekuasaan polisi
dalam melakukan penahanan. Tahanan politik yang telah diasingkan diminta
untuk kembali dan banyak keputusan tepat lainnya yang dilakukan.81
Tahun 1989,
pemilu legislatif yang pertama kali menerapkan sistem demokrasi baru
dilaksanakan. Hingga kini beberapa partai yang menjadi oposisi partai ben ali ada
delapan, yaitu; Movement des Democrates Socialistes (MDS) , Parti de l‟Unité
Populaire (PUP) , Union Democratique Unioniste (UDU) , Mouvement atau
Harakat Ettajdid (HE) , Parti Social Liberal (PSL) , Parti Social pour le Progres
(PSP) , Forum Democratique pour les Libertes et le Travail (FDLT) , Parti des
Verts pour Progress (PVP).82
Walaupun sistem demokrasi yang disuguhkan Ben Ali dengan membentuk
multi partai, tapi tidak seenaknya menggunakan partai sebagai benteng demokrasi.
Ben Ali selalu menekankan pentingnya pelaksanaan sistem multi-partai di bawah
pengawasan negara dan menciptakan iklim civil society yang pelaksanaannya
tidak menganggu konsensus persatuan nasional. Ini berarti menjadikan Presiden
80
Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015 https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia 81
Abigail Hole,Tunisia ( Country Guide ), Lonely Planet Publications, 2007. h. 33-34. 82
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia, Tunisia Selayang Pandang, KEDUTAAN
BESAR REPUBLIK INDONESIA DI TUNIS Rue du Lac Malaren/Rue du Lac Oubeira Berges du
Lac, Le Grand Tunis, Tunisia, 2006, h. 6-7.
45
dan penasihatnya yang tergabung dalam partai penguasa terus berhak untuk
menentukan bentuk dan konsep “ konsensus nasional” dan tetap menjadi arsitek
utama dalam setiap kebijakan negara.83
Rezim baru ini mengakui adanya oposisi
dan memberikan ruang kepada mereka untuk menyajikan pandangan-pandangan
alternatif tetapi dengan mencegah segala pengaruh yang mungkin mengganggu
peran hegemonik partai penguasa.
An-Nahdhah menjadi saingan partai Ben Ali Rassemblement
Constituonnel Democratique (RCD). Sebelum dinamai An-Nahdhah, ia bernama
Mouvement de la Tendance Islamique (MTI). Pada pemilu 1989 diubah menjadi
An-Nahdhah karena Ben Ali melarang partai-partai menggunakan nama-nama
Islam.84
An-Nahdhah mendapat suara rakyat dengan jumlah paling besar diantara
partai-partai oposisi lainnya. Hal ini membuat kehkawatiran dikalangan partai Ben
Ali. Partai ini memperoleh sekitar 14 persen suara nasional dan bahkan sampai 25
persen di kota-kota besar. Banyak yang percaya bahwa tingkat dukungan
sebenarnya bagi an-Nahdhah bahkan lebih tinggi. Ben Ali memberi pernyataan
An-Nahdhah sebagai partai terlarang dengan tuduhan perencanaan kudeta
kepresidenan Ben Ali.85
Pada akhirnya kursi parlemen yang diperoleh partai ini
dianulir dan para petinggi serta aktivisnya ditahan. Ia memenjarakan lebih dari
30.000 aktivis gerakan Islam yang merupakan tulang punggung partai yang
83
Ridwan Rosdiawan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman Tunisia” artikel
diakses 26 mei 2015 https://www.academia.edu/5728612/Demokratisasi_di_tunisia. 84
Defense Languange Institute Foreign Langunge Center, “Tunisia in Perspective : an
Orientation Guide”. Technology Integration Division, Oktober, 2012. h, 20-21. 85
Defense Languange Institute Foreign Langunge Center, “Tunisia in Perspective : an
Orientation Guide”. Technology Integration Division, Oktober, 2012. h, 20-21.
46
dianggap sebagai "pembangkang" Represi terhadap an-Nahdhah oleh
pemerintahan Ben Ali jauh lebih tragis dibandingkan rezim Bourguiba.86
Setelah mengeluarkan gerakan oposisi Islamis pada awal tahun 1990-an,
Ben Ali dengan pintar mencoba menenangkan populasinya yang sangat luas. Dia
memimpin perjalanan haji ke Mekkah. Perjalanan yang dipublikasikan ini
dilakukan untuk membangun kepercayaan rakyat terhadap dirinya sebagai Muslim
yang baik. Dia juga memerintahkan agar puasa Ramadhan dijalankan dan
dihormati oleh masyarakat umum.87
Pemerintah Tunisia sebenarnya masih
bersikap kaku terhadap kelompok oposisi, seperti menerapkan pengawasan ketat
terhadap para mantan tahanan politik dan para aktivis partai oposisi. Kebebasan
partai masih terbatas, hingga tidak diperbolehkan melakukan hal-hal yang sifatnya
berlawanan dengan kebijakan pemerintah. Selama masa pemerintahan Ben Ali,
telah dilaksanakan tiga kali pemilihan umum, yaitu pada tahun 1994, 1999 dan
2004. Dalam tiga kali pemilu (1994, 1999, 2004) Ben Ali meraih suara mayoritas
dan selalu memenagkan pemilihan umum.88
Laporan pantauan pelaksanaan HAM di Tunisia tahun 2010 yang dirilis
oleh Department of State AS mencantumkan banyak pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh pemerintahan Ben Ali. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa
pemerintah Tunisia secara sistematis telah melakukan pembungkaman terhadap
kebebasan individu untuk berkumpul, berserikat dan beraspirasi. Prosedur-
86
Iran Indonesian Radio, Islam vs Sekularisme di Tunisia, IRIB Selasa, diakses 04
Oktober 2014http://indonesian.irib.ir/ranah/sosialita/item/34154-Islam_Vs_Sekularis me_di_
Tunisia 87
Abigail Hole, Tunisia ( Country Guide ), (Lonely Planet Publications, 2007), h. 33-34. 88
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia, Tunisia Selayang Pandang, KEDUTAAN
BESAR REPUBLIK INDONESIA DI TUNIS Rue du Lac Malaren/Rue du Lac Oubeira Berges du
Lac, Le Grand Tunis, Tunisia, 2006, h 6-7
47
prosedur illegal seperti intimidasi, penahanan, penyiksaan hingga pembunuhan
sering ditempuh oleh aparat pemerintahan untuk menekan suara oposisi di
kalangan masyarakat. Tahanan-tahanan kasus politik adalah pihak yang paling
teraniaya. Penekanan terhadap kebebasan pers pun dilakukan secara massif atas
dasar menjaga consensus persatuan nasional. Bukan hanya dalam bentuk
pembatasan penerbitan, suara pers pun dibungkam melalui intimidasi terhadap
para jurnalisnya.89
E. Kesimpulan
Tunisia terletak di kawasan Timur Tengah paling ujung utara benua
Afrika, antara laut Mediterranean dan gurun Sahara. Luas wilayah 63.200 mil
persegi atau sekitar 164.000 km2 dengan perbatasan laut Mediterania di sebelah
timur dan utara, negara al-Jazair di barat dan barat daya serta negara Libya di
selatan dan tenggara. Negara Tunisia terbilang negara termakmur ke tiga setelah
Afrika Selatan dan Libya yang mempunyai kilang-kilang minyak. Tunisia unggul
di bidang pariwisata. Keindahan alama bumi Tunisia, membuat para turis Eropa
tidak kunjung sepi. Di sebelah selatan, ada chott dan oase. Perkebunan zaitun
menghampar di tanah Tunisia. Selain itu, situs-situs arkeologi, tempat ibadah
bersejarah, serta pasar-pasar tradisional bernuansa Arab pertengahan juga menjadi
daya tarik lainnya. Bahkan Tunisia di juluki dengan Swiss of Arab.
Keberadaan Tunisia kini, adalah hasil dari sejarah peradaban Tunisia masa
lalu. Kekuasaan dan pemerintahan di Tunisia silih berganti, bermula bangsa
89
“Tunisia, Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor, International Religious
Freedom Report 2010” U.S Department of State, Diplomacy in Action, 17 November, 2010
diakses 3 Juni 2015 http://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2010/148847.htm
48
Punisia, Romawi, Arab, Turki Utsmani, Protektorat Perancis, hingga akhirnya
mencapai kemerdekaan. Habib Bourguiba menjadi presiden pertama Tunisia yang
memimpin dengan tangan besi, dan banyak melakukan kebijakan-kebijakan
sekuralisasi. Diantaranya sekolah-sekolah agama di negerikan, peradilan agama di
sekulerkan, pelarangan poligami, memakai hijab, hingga pelarangan puasa
ramadhan. Hal ini menjadi polemik di Tunisia terutama masyarakat muslim.
Kritik terhadapat pemerintah tidak bisa dihindari, hingga menimbulkan kerusuhan
dan pemberontakan. Tahun 1983 keadaan negara semakin buruk, dan pada
akhirnya terjadi kudeta terhadap Habib Bourguiba yang di gantikan oleh Ben Ali
ketika itu menjabat sebagai Perdana Mentri.
Namun, pemerintahan yang di jalankan oleh Ben Ali, tidak banyak
membuat hati masyarakat Tunisia lebih baik. Bahkan Ben Ali lebih diktator
ketimbang terdahulunya Habib Bourguiba. Walau katanya demokrasi, dan
membrikan ruang kepada masyarakat untuk menyajikan pandangan-pandangan
alternatif, tetapi dengan mencegah segala pengaruh yang mungkin mengganggu
peran hegemonik partai penguasa. Pengasingan dan pembunuhan tokoh yang
menantang pemerintah sering terjadi. Penekanan Hak Asasi Manusia, menjadikan
tidak bebasnya berekspresi bahkan sering terjadinya intimidasi. Korupsi dan
pembanguan yang tidak merata menjadikan masyarakat Tunisia banyak yang
miskin dan pengangguran.
49
BAB III
KEHIDUPAN RAKYAT TUNISIA MASA BEN ALI
A. Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial masa lalu Afrika utara adalah sebuah kehidupan
masyarakat pedesaan yang bersifat kesukuan, Nomad (berpindah-pindah tempat)
dan patriarkhi (sistem kemasyarakatan yang menentukan ayah sebagai kepala
keluarga). Ketika daerah ini berada di bawah kekuasaan Romawi, tak pelak
pengaruhnya sangat besar bagi masyarakat Berber. Umumnya mereka dipengaruhi
oleh para elit kota yang mengadopsi bahasa, gagasan dan adat istiadat para
penguasa. Selanjutnya, setelah orang-orang Vandal (Berber) memperoleh
kemenangan, pengaruh Romawi di sebagian besar Afrika mulai berhenti, kecuali
pengaruh ekonomi, dan peradaban Berber lama secara bertahap muncul kembali.90
Negara Tunisia mempunyai akar sejarah panjang dan masyarakatnya
dibentuk oleh berbagai bangsa dan suku-suku yang beragam, mulai dari bangsa
Punisia, Romawi, Vandal/Berber, Arab, Turki Utsmani, Spanyol dan Perancis.
Kebudayaan yang telah mewarnai Tunisia ini, telah mempengaruhi corak budaya
dan sosial masyarakat Tunisia. Hingga kini masih tampak jelas beberapa
peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik. Letak geografis yang
strategis juga menjadikan Tunisia menjadi lokasi persimpangan berbagai
peradaban. Kini Tunisia kaya akan sejarah dan warisan kepurbakalaan. Sejak
90
Siti Maryam, dkk. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern,
(Yogyakarta: LESFI, 2002), h. 220.
50
lebih dari 8000 tahun silam Tunisia telah memberikan sumbangsih kebudayaan
tradisional yang dinamis, sehingga pada tahun 1997 UNESCO telah menjadikan
Tunisia sebagai "Ibu kota Kebudayaan Daerah”.91
Berbagai peninggalan sejarah tersebut saat ini menjadi cagar budaya yang
telah masuk daftar situs UNESCO World Heritage. Salah satunya adalah
reruntuhan kota kuno Carthage di kawasan perbukitan pinggiran kota Tunis, ibu
kota Tunisia. Berjarak sekitar 15 km sebelah timur laut Tunis dan berada di dekat
pantai, Carthage tercatat sebagai salah satu kota terbesar pada masa peradaban
Hellenistik (Yunani kuno). Kota itu juga termasuk kota terbesar dalam sejarah
pra-industri. Kota kuno tersebut didirikan salah seorang ratu dari Punisia (kini
Lebanon). Carthage merupakan salah satu situs bersejarah yang paling terkenal
dari kekaisaran Romawi. Keberadaan Carthage menggambarkan keindahan dan
kekayaan Roma, dan memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan
arsitektur struktural dan karakteristik Punisia dan perencanaan kota Romawi.92
91
Persatuan Pelajar Indonesia Tunisia, Tunisia Selayang Pandang Kedutaan Besar
Republik Indonesia di Tunis 2006, Rue Du Lac Malaren/Rue Du Lac Oubeira Berges Du Lac, Le
Grand Tunis, Tunisia 92
Carthage didirikan pada abad ke-9 oleh pedagang Punisia dari Tirus. Pada zaman itu
masyarakat mengembangkan keterampilan tinggi dalam pembangunan kapal dan menggunakannya
untuk mendominasi lautan selama berabad-abad. Barang dagangan yang paling penting adalah
perak, timah, gading, emas, tempat tidur, tembikar murah sederhana, perhiasan, barang pecah
belah, hewan liar dari Afrika, buah, dan kacang-kacangan. Situs tersebut saat ini tersebar di antara
jalan-jalan perumahan mewah kota modern. Selain Thermes d‟Antonine (pemandian Antonine)
dan vila-vila peninggalan Romawi di Bukit Byrsa, di dalam kompleks kota kuno yang kini
menjadi Carthage Museum tersebut dapat disaksikan bekas-bekas permukiman Romawi. Ada pula
kompleks makam yang luas dan tempat suci Trophet atau Tanit serta Ball Hammon dari
peninggalan Punisia, pelabuhan kuno (era Punisia), dan basilika terbesar di Afrika. Peninggalan
terpenting dari puing-puing kota kuno Carthage adalah sebuah teater di wilayah perbukitan Odeon.
Dibangun kaisar Romawi Hadrian pada abad 2 SM, teater itu memiliki tiga galeri konsentris
dengan serambi yang bertiang di atasnya. Hingga kini teater tersebut masih digunakan untuk
berbagai festival internasional, terutama pada musim panas. Dikutip dari “7 Tempat Wisata
Terbaik di Tunisia, Discussion in 'Tourism' started by alampedia, diakses 14 desember 2014
https://www.bersosial.com/threads/7-tempat-wisata-terbaik-di-tunisia.16853/
51
Reruntuhan Dougga atau Thugga juga masuk UNESCO World Heritage.
Kota kuno di perbukitan utara Tunisia di sekitar 100 km sebelah barat daya Tunis
itu dianggap sebagai Kota Romawi yang paling terjaga dan terawat di Afrika
utara. Saat ini Dougga tercatat sebagai Taman Arkeologi Nasional. Sekitar 70
hektare luas situs arkeologi tersebut, sekitar sepertiga yang baru digali. Tetapi,
penggaliannya telah mencakup bangunan-bangunan utama dan bagian penting
dari sebuah kota tua Romawi. Selain puing-puing villa para pejabat atau pembesar
Romawi, dapat disaksikan reruntuhan permukiman, pasar tua, sejumlah kuil
pemujaan, pemandian, dan pemakaman. Situs arkeologi itu berjarak sekitar 5 km
dari Kota Teboursouk dan terletak di sebuah Plateau yang dikelilingi sejumlah
bukit dan tebing. Situs arkeologi Thugga atau Dougga adalah peninggalan budaya
sejarah pada masa Romawi, Helenistik, Punisia, dan Numidian. Koleksi
prasastinya sekitar 2.000 buah.93
Tidak kalah penting juga Thysdrus kota yang berjarak sekitar 175 km
selatan Tunis itu merupakan salah satu kota jajahan Romawi. Bahkan, Thysdrus
tercatat sebagai satu kota terpenting di Afrika utara setelah Carthage. Di kota
dekat pantai timur Tunisia tersebut, terdapat sebuah Amphiteater atau Colosseum.
Bangunan ikon peninggalan Romawi itu tidak jauh berbeda dengan Colosseum di
Kota Roma, Italia. Berbentuk eliptik dengan ukuran panjang 148 meter, lebar 122
meter, dan perimeter 427 meter. Bangunan yang disebut The Roman Amphitheater
of el-Jem merupakan bukti sejarah luar biasa atas keberadaan Kaisar Romawi
93
Dougga di perkirakan di bangun pada abad ke-5 sebelum Masehi. Julius Caesar
menjadikan Dougga sebagai kota Romawi. Penduduknya tidak pernah melebihi 5.000 meski
terjadi perkembangan ekonomi pedesaan di daerah tersebut. Dougga diberikan hak politik seiring
dengan kembalinya kekuasaan Bizantium.. Salah satu monumen yang paling penting di Dougga
adalah makam Lybico-Punisia di bagian selatan dari kota dibangun kembali pada 1908-1910. Ini
adalah satu-satunya monumen utama arsitektur Punisia yang masih bertahan di Tunisia. Diakses 9
mei 2015,. http://www.alampedia.com/2014/09/7-tempat-wisata-terbaik-di-tunisia. html
52
terkait monumen yang dibangun untuk setiap acara pertunjukan di Afrika utara
yang masih berdiri hingga saat ini.94
Bangunan tua Ksar Ouled Soltane adalah sebuah lumbung yang dibangun
oleh orang Berber pada abad ke-15. Terletak sekitar 20 km di sebelah selatan kota
Tataouine, di Selatan Tunisia, situs ini dibangun dari bata. Seperti lumbung lain
yang dibuat oleh masyarakat Berber Afrika utara, Ksar Ouled Soltane sengaja
dibangun di puncak bukit, untuk membantu melindunginya dari perampok.
Lumbung ini memiliki ratusan ghorfas untuk penyimpanan biji-bijian. Ghorfas
merupakan gedung tingkat berkubah yang di bangun mengelilingi lumbung.
Kemudian pada abad ke-19, jumlah ghorfas meningkat menjadi sekitar 400.
Ghorfas dapat diakses dengan tangga luar yang curam. Ghorfas hanya boleh
digunakan oleh satu keluarga.95
Kemudian peninggalan Islam yang masih eksis hingga kini adalah Masjid
Uqbah bin Nafi‟. Masjid Agung Kairouan ini menjadi bagian terpenting dalam
peninggalan sejarah Islam di Tunisia. Masjid yang diberi nama Uqba bin Nafi‟
94
Bangunan tua ini terletak di sebuah dataran di tengah Tunisia dan dibangun seluruhnya
dari blok batu dengan mengadopsi model Coliseum Roma. Ukurannya untuk sumbu besar 148
meter dan sumbu kecil 122 meter dengan kapasitas lebih dari 35.000 penonton. Fasadnya terdiri
atas tiga tingkat arcadedari Corinthian atau gaya komposit. Di dalamnya terdapat monumen yang
telah dilestarikan. Sebagian besar infrastruktur pendukungnya dibuat duduk berjenjang. Dinding
dari podium, arena dan bagian bawah tanah praktis sebagian ada yang masih utuh. Sebagian lagi
mengalami kerusakan. Pembangunan arsitektur ini sekitar 238 Masehi. The Amphitheatre of El
Jem juga menjadi saksi kemakmuran kota kecil Thysdrus (sekarang El Jem) pada saat kekaisaran
Romawi. Hampir seluruh bagian dinding Colosseum masih seperti aslinya alias belum berubah
warna akibat terkena polusi industri. Di kutip dari Wahyu Dwi Fintarto “Melancong ke Tunisia,
Salah Satu Surga Wisata Dunia.” Diakses 09 mei 2015 http://www.jawapos.com/baca/
artikel/2456/melancong-ke-tunisia-salah-satu-surga-wisata-dunia 95
Selama lima abad, suku-suku nomad menggunakan lumbung ini untuk menyimpan biji-
bijian dan buah zaitun. Pada hari Jumat sore, halaman lumbung akan diubah menjadi tempat
pertemuan bagi warga yang tinggal di sekitarnya, yang sebagian besar menghabiskan tahun
beraktivitas di padang rumput bersama kambing, domba dan unta mereka. Ksar sempat diperbaiki
pada tahun 1997 dan dikembalikan ke bentuk semula, meskipun hanya menggunakan semen bahan
asli berasal dari lumpur dan batu-bata. Dikutip dari Destriyana , “Ksar Ouled Soltane, eksotika
situs lumbung di selatan Tunisia”, Merdeka.com. diakses Sabtu, 8 November 2014
http://www.merdeka.com/gaya/ksar-ouled-soltane-eksotika-situs-lumbung-di-selatan-tunisia.html
53
pertama kali dibangun di Kairouan pada 670 M, tak lama setelah kedatangan
muslim Arab ke Afrika utara pada masa khalifah Bani Umayyah. Masjid yang
dibangun oleh, Sidi Oqba (Uqba bin Nafi‟) melalui arsiteknya yang bernama Abu
Ibrahim Ahmed. Selama berabad-abad, Masjid Agung Kairouan menjadi tujuan
ziarah bagi warga Afrika utara yang tidak mampu melakukan perjalanan panjang
ke Mekkah. Masjid tersebut memiliki panjang 125 meter dan lebar 75 meter
dengan sekitar 400 pilar penyangga. Setiap masuk Masjid tua tersebut,
pengunjung wajib menggunakan busana sopan. Bagi wanita, harus menggunakan
jilbab.96
Beberapa peninggalan budaya-budaya dan sejarah di Tunisia bisa kita lihat
di Museum Bardo. Museum Bardo merupakan museum tertua lebih dari satu abad
yang lalu, didirikan berdekatan dengan Istana Beylical. Selanjutnya pada
pertengahan Abad ke-19, bangunan tersebut diperluas dengan tetap
mempertahankan semua fitur dari tempat tinggal pangeran. Ribuan benda yang
menggambarkan berbagai tahap sejarah Tunisia mulai zaman prasejarah sampai
pertengahan abad terakhir dipamerkan. Secara bertahap, mulai prasejarah, periode
Punisia-Libyic, Romawi dan periode Kristen awal, dengan Vandal dan era
Bizantium, dan akhirnya, periode Islam berjalan sampai zaman sekarang.97
Adapun masakan masyarakat Tunisia merupakan olahan laut tengah
selatan, yang mengingatkan pada masakan Italia selatan dan Perancis. Dahulu
kala, suku Berber menambah masakan tradisional masyarakat Tunisia, yakni
96
“7 Tempat Wisata Terbaik di Tunisia”, Discussion in 'Tourism' started by alampedia,
diakses 22 Desember, 2014 https://www.bersosial.com/threads/7-tempat-wisata-terbaik-di-
tunisia.16853/ 97
“7 Tempat Wisata Terbaik di Tunisia”, Discussion in 'Tourism' started by alampedia,
diakses 22 Desember, 2014. https://www.bersosial.com/threads/7-tempat-wisata-terbaik-di-
tunisia.16853/
54
Couscous. Makanan ini terbuat dari biji-bijian semolina (semacam biji gandum)
dan disajikan dengan sayuran atau rebusan ayam, domba, atau makanan laut.
Orang-orang Spanyol membawa cabai ke Afrika utara dari dunia baru, dan
masyarakat Tunisia membuatnya menjadi makanan Harissa. Corak keberagaman
masyarakat Tunisia juga bisa kita lihat dari pakaian tradisional yang dipakai
mengingatkan bangsa arab, laki-laki memakai Jalabiyya (jubah panjang)
berwarna putih dan celana yang longgar, digunakan bersamaan dengan memakai
sebuah rompi pendek berwarna gelap pada bulan-bulan yang lebih hangat, atau
sebuah bernous (jubah berkerudung) berwarna coklat tua yang terbuat dari bulu
domba atau unta ketika musim lebih dingin. Chehia (kopiah), sebuah topi yang
terbuat dari bulu kempa (kain tenun yang dibuat dari benang kapas atau asbes
yang dikempa untuk bahan topi) berbentuk bundar berwarna merah atau cokelat,
dengan rumbai berwarna hitam yang muncul dari atas topi, penutup kepala
tradisional untuk laki-laki. Tunisia merupakan pabrik utama sekaligus eksportir
kopiah sepanjang masa kekaisaran Turki Usmani. Perempuan secara tradisional
memakai jubah hitam panjang (Sisfari) untuk menutupi tangan, kaki, dan seluruh
badan di khalayak umum, bersamaan dengan sebuah mellia untuk menutupi
kepala dan bahu.98
Kegiatan olahraga tradisional termasuk berburu babi hutan dan unta, serta
balap kuda. Kompetisi tahunan, seperti Festival Sahara di Douz (yang dilakukan
dari tahun 1910), sekarang dipromosikan kepada para turis. Tunisia memiliki
sejarah yang panjang dari permainan yang hampir sama dengan permainan
98
Defense Languange Institute Foreign Langunge Center, “Tunisia in Perspective : an
Orientation Guide”. Technology Integration Division, Oktober, 2012. h. 42-44
55
Hockey (el-„egfa) dan sepak bola (el-Koura) yang mungkin dikembangkan dari
upacara ritual suku Berber untuk kesuburan pertanian dan turunnya hujan.99
B. Perekonomian
Di masa Ben Ali, Tunisia mengalami peningkatan kestabilan politik dan
peningkatan kesejahteraan dengan mengembangkan program pembangunan.
Selama masa pemerintahan Ben Ali pencapaian prestasi berupa peningkatan
pendapatan per kapita, penurunan tingkat kemiskinan, peningkatan angka harapan
hidup, dan pengendalian peningkatan jumlah penduduk. Berdasarkan data yang
diperoleh tersebut, program pembangunan yang dicanangkan dan dilaksanakan
dalam masa pemerintahan Ben Ali sudah terbukti berhasil. Data yang menyatakan
bahwa pada tahun 2002-2008 terjadi pertumbuhan GDP melampaui 4.6%
sehingga terjadi peningkatan standar hidup yang menunjukkan keseimbangan
kebijakan sosial dan pendekatan ekonomi yang humanis. Angka harapan hidup
meningkat dari 67 tahun pada 1984 menjadi 74,6 tahun pada 2008. Pertumbuhan
penduduk berhasil dikendalikan dari 2,34 persen tahun 1967 menjadi 1,09 persen
tahun 2008. Demikian juga income per-kapita rata-rata meningkat dari 960 dinar
tahun 1986 menjadi 4.847,2 dinar tahun 2008.100
Dari data-data yang ada ini menyimpulkan keberhasilan Ben Ali pada
masanya. Angka kemiskinan dalam populasi Tunisia yang semula 32,4% pada
tahun 2000, mulai menurun pada tahun 2005 menjadi 23,3% dan mencapai 15,5%
99
Defense Languange Institute Foreign Langunge Center, “Tunisia in Perspective : an
Orientation Guide”. Technology Integration Division, Oktober, 2012. h. 42-44. 100
Jones Sirait, “22 Tahun Pemerintahan Ben Ali Mengubah Tunisia Negeri Kaya”,
Harian Umum Pelita diakses 29 April 2014 http://www.pelita.or.id/baca.php?id=82677
56
pada tahun 2010.101
Pemerintahan Ben Ali menginvestasikan program-program
pekerjaan dan inisiatif-inisitaif lainnya untuk kalangan muda, namun program ini
hanya dikonsentrasikan pada wilayah perkotaan. Angka kemiskinan di dalam
negeri mendekati 30% dan angka pengangguran di perkirakan 25-44% di antara
tamatan Universitas yang baru saja lulus.102
Perkembangan ekonomi di Tunisia
tidak banyak dinikmati oleh masyarakat Tunisia hingga tidak membawa dampak
yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Tunisia. Namun yang terjadi
adalah kesenjangan antar kelas semakin kentara, yang kaya semakin kaya dan
miskin semakin miskin. Perusahaan besar di Tunisia dikuasai oleh keluarga
pemerintah Ben Ali, begitu pun sekolah, pusat perbelanjaan, dan juga lahan
bisnis.
C. Hak Asasi Manusia dan Pers
Presiden Ben Ali berjanji untuk meningkatkan hak asasi manusia dan
kebebasan pers. Namun dalam prakteknya, tetap saja kebebasan pers dan Hak
Asasi Manusia di Tunisia ditekan. Dalam beberapa kasus pada tahun 1994
Moncef Marzouki yang merupakan Jenderal Liga Hak Asasi Manusia di Tunisia
dipenjara, kemudian lembaga Press Nasional seperti Le Monde dan Liberation
berpartisipasi ingin membantu perkara namun dilarang. Kelompok Hak Asasi
Manusia seperti Amnesty International, Freedom House dan Perlindungan
Internasional, mengkritik pejabat Tunisia karena tidak menghormati standar
internasional atas hak-hak politik dan mengganggu pekerjaan dari Organisasi Hak
101
THE WORLD BANK. IBRD-IDA di akses 11 juni 2014 http://data.worldbank.org/
country/ tunisia 102
Defense Languange Institute Foreign Langunge Center, “Tunisia in Perspective : an
Orientation Guide”. Technology Integration Division, Oktober, 2012, h,.53
57
Asasi Manusia lokal. Menurutnya Rezim pemerintahan Ben Ali dianggap otoriter
dan tidak demokratis.
Zouhair Yahyaoui dipenjarakan selama 18 bulan pada tahun 2002 karena
menerbitkan artikel-artikel yang mengkritik tindakan pemerintah, dan menyatakan
bahwa terdapat tindakan korupsi di kalangan pemerintah. Zouhair Yahyaoui
menerbitkan artikel yang berisi sindiran terhadap pemerintah dalam websitenya,
TunisZine. Kemudian Mohammed Abbou, seorang pengacara HAM, telah di
penjara sejak Maret 2005, dikenai hukuman tiga setengah tahun dalam penjara
karena kritik terbukanya mengenai pemerintah di situs online. Ketika dua jurnalis,
Slim Boukhdir dan Taoufik al-Ayachi, pergi untuk mewawancarai istrinya di
rumahnya, mereka dipukuli oleh polisi. Ini menandakan Pemerintah mengabaikan
kebebasan informasi dalam undang-undang dasar, dan memperkenalkan undang-
undang kebebasan pers pada tahun 2005.103
Ketika pemilu tahun 2009 Ben Ali kembali terpilih dengan suara 89%,
African Union mengirimkan penyelidik untuk menyelidiki pemilihan tersebut.
Delegasi tersebut dipimpin Benjamin Bounkoulou yang menyatakan bahwa
pemilu yang diselenggarakan tersebut aman dan bebas. Namun, seorang juru
bicara dari US State Department mengindikasikan bahwa Tunisia tidak
mengizinkan pengawasan penyelidik internasional, dan memastikan semua
kandidat tidak menggunakan media asing dan mencegah pihak asing dalam urusan
Tunisia.104
Kebebasan berbicara, berpolitik dan partai politik dibatasi oleh
103
Abigail Hole, “Tunisia Country Guide”, Lonely Planet Publications, 2007, h. 40. 104
Clement M. Henry, “Countries At The Crossroads 2011:Tunisia”, Freedem House, h.
4
58
pemerintahan Ben Ali di Tunisia.105
The Bertelsmann Stiftung‟s Transformation
Index (BTI) 2012, melaporkan bahwa Pemilihan umum legistatif dan presiden
yang diadakan pada tahun 1994 tidak benar-benar pluralistik, terorganisir secara
profesional, tidak bebas dan adil. Tanggal 25 Oktober 2009, pemilihan umum
parlemen dilaksanakan seperti pada pemilu sebelumnya tahun 1989, 1994, 1999
dan 2004, yang sistem pemilu diskriminatif dengan memastikan partai RCD
menang dalam semua mandat yang dialokasikan dengan jumlah 26–anggota.106
Sejak tahun 1956, dengan lahirnya republik pertama di bawah
kepemimpinan Presiden Habib Bourguiba, pemerintah yang berkuasa
mengkontrol media massa dan penyiaran. Akibatnya hampir semua media
menjadi alat propaganda di bawah pemerintah Bourguiba dan partai yang
berkuasa. Di bawah Ben Ali hubungan media dan pemerintah bertambah buruk.
Dalam waktu singkat ketika surat kabar independen muncul keberadaan mereka
tidak berlangsung lama.107
Internet ditekan dan televisi pemerintah berperan untuk
mempromosikan citra presiden sebagai pemimpin yang kompeten, sukses dan
progresif. Hampir setengah dari program berita utama di TV7 atau Saluran 21
adalah berisi laporan pada pertemuan sehari-hari, inisiatif dan keterlibatan
presiden di dalamnya. Walau ada beberapa media independen namun tetap saja
kebebasan berekspresi belum membaik dan tetap dikontrol pemerintah. Tidak ada
105
Lisa Anderson, “Demystifying the Arab Spring”. Foreign Affairs, 2011, Vol. 90, No.
3, h. .3 106
Bertelsmann Stiftung‟s Transformation Index, (BTI) 2012Tunisia Country Report 107
“Tunisia: A media led revolution? Are we witnessing the birth of the second republic
fueled by social media?” Aljazeera.com, 17 Januari 2011 diakses 5 juli 2015 http://www.al
jazeera.com/indepth/opinion/2011/01/2011116142317498666.html
59
ruang untuk menentang pendapat, mengkritik presiden, menteri kabinet, atau
korupsi pemerintah.108
Pembatasan terhadap kebebasan masyarakat sesuai dengan Hukum Pidana
Pasal 125 sampai 128, yang menyatakan bahwa hukum pidana atau undang-
undang dalam pasal nomor 125 hingga 128 memberikan masa tahanan dan denda
untuk tiap individu, yang melakukan penghinaan terhadap pegawai pemerintah
saat mereka sedang bertugas, begitu pula untuk individu yang, tanpa mampu
menyediakan bukti, menuduh pegawai pemerintah melanggar hukum ketika
mereka sedang bertugas. Pasal tersebut menjelaskan bahwa masyarakat dilarang
untuk menghina public servants atau pegawai negeri dan menuduh public official
pejabat publik melanggar hukum. 109
D. Agama di Tunisia
Secara sosial dan budaya Arab muslim adalah bagian yang mendominasi,
tetapi masyarakat Tunisia masih dibilang negara yang menghargai perbedaaan dan
sangat toleran terhadap monoritas. Kasus-kasus yang di latar belakangi oleh
sekterian agama jarang ditemukan. Pernah terjadi kerusuhan sektarian yang
memicu respon dunia internasional pada bulan april tahun 2002. Sebuah bom
108
Walaupun demikian, di Tunisia terdapat 4 buah harian yang sangat berpengaruh,
antara lain: La Presse (berdiri tahun 1936), L‟ Action (berdiri tahun 1932), Al Amal (berdiri tahun
1934), dan As Sabah (berdiri tahun 1951). Selain keempat harian tersebut masih terdapat kurang
lebih 170 buah surat kabar dan majalah yang masing-masing terdiri atas 50 buah penerbitan baru,
3 majalah wanita, 47 penerbitan ekonomi, 9 penerbitan budaya, 8 surat kabar harian (5 harian
ditulis dalam bahasa Arab dan 3 lainnya dalam bahasa Perancis), 21 surat kabar mingguan dan 10
surat kabar kawasan. Adapun media elektronik yang ada di Tunisia terdiri atas 8 stasiun radio (3
stasiun nasional dan 5 buah stasiun regional) ditambah dengan 2 stasiun televisi pemerintah dan 1
buah stasiun televisi swasta. Kantor berita resmi Tunisia bernama "Tunis Afrique Presse" (TAP)
yang didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 dan memiliki 3 kantor cabang di kota Sousse, Sfax dan
Gafsa, serta beberapa perwakilan di luar negeri . dikutip dari, Tunisia Selayang Pandang Kedutaan
Besar Republik Indonesia di Tunis 2006, yang di susun oleh Persatuan Pelajar Indonesia Tunisia 109
“Tunisia‟s Repressive Laws The Reform Agenda.” Humam Rights Watch, (November
2011), h. 23
60
bunuh diri terjadi di sinagog umat Yahudi yang bersejarah di Djerba dan
mengakibatkan 21 orang terbunuh.110
pemboman sinagog di Djerba pada tahun
2002 yang secara drastis mempengaruhi sektor pariwisata Tunisia.111
Tetapi
disebutkan pelakunya adalah kelompok muslim ekstrim yang diduga adalah
simpatisan Osama Bin Laden atau Al-Qeda Pusat.112
1. Agama Kristen
Agama Kristen merupakan agama mayoritas ketika bangsa Romawi
menguasai Tunisia. Tapi Gereja-Gereja di Tunisia kebanyakan bangunan baru,
kejayaan keristenan Romawi dengan bangunan aslinya sudah hilang. Pemeluk
agama Kristen kebanyakan warga asing atau keturunan Eropa yang berjumlah
sekitar 25.000 penduduk di Tunisia. Jumlah 22.000 diantaranya adalah Katolik
Roma, yang sekitar 500 anggotanya berpartisipasi aktif dalam ibadah keagamaan.
Ada sekitar 12 bangunan Gereja, beberapa Perpustakaan, Sembilan sekolahan dan
dua Klinik. Sedangkan Kristen Protestan sekitar 2.000 orang, termasuk warga
pribumi.113
Terdapat Gereja Ortodoks Rusia, sekitar 100 jumlah anggota dan memiliki
beberapa Gereja di Tunis dan Bizerte. Gereja Reformasi Perancis juga terdapat di
Tunis, dengan 140 anggota yang umumnya warga asing. Gereja Anglikan
memiliki Gereja di Tunis dengan beberapa ratus anggota yang juga didominasi
warga asing. Sekitar 50 jemaat datang setiap minggunya. Bangunan Gereja
110
Abigail Hole, “Tunisia ,Country Guide”, Lonely Planet Publications, 2007, h. 33-34. 111
Abigail Hole, “Tunisia: Country Guide”, Lonely Planet Publications, 2007, h. 278 112
Saragih, Operation Neptune Spear: Menguak Persembunyian Osama bin Laden.
(Jakarta: Kompas, 2011), h. 137 113
“Tunisia, Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor, International Religious
Freedom Report 2010” U.S Department of State, Diplomacy in Action 17 November, 2010 di
akses 3 Juni 2015 http://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2010/148847.htm
61
Ortodoks Yunani berdiri di Tunis, Sousse, dan Djerba. Terdapat sekitar 50 jemaat
Jehovah‟s Witnesses, dimana separuh pemeluknya adalah warga pribumi.114
Dalam beberapa kasus, pemerintah melarang umat Nasrani ini, untuk menerbitkan
dan mendistribusikan bacaan-bacaan Kristen. Yang di anggap pemerintah
merusak kerukunan umat dan menjadi ancaman bagi ketertiban umum. Namun
pemerintah memperbolehkan hanya di Gereja untuk membagikan catatan
keagamaan umat.115
2. Agama Yahudi
Yahudi menempati agama ketiga terbesar dengan penduduk sekitar 1.600
anggota. Sepertiga warga Yahudi tinggal di kota Tunis dan sekitar dua pertiga
menetap di pulau Djerba dan Zarzis, yang telah hidup sekitar 2.500 tahun.116
Orang Yahudi telah tinggal di Djerba sejak 500 Sebelum Masehi. Populasi Yahudi
telah menyusut hingga 1500 orang dan pada tahun 1960 turun kembali hingga
1000 orang. Hanya sedikit dari mereka ada yang masih hidup setelah perang 1967
antara Israel dan negara-negara Arab dan kebijakan ekonomi yang diterapkan
pemerintah pada akhir tahun 1960 juga mengusir banyak pemilik usaha Yahudi.
Pemimpin Yahudi di Tunisia mengatakan sinagog Ghriba yang dibangun
pada 586 SM itu telah menarik 2000 pengunjung per hari. Pemerintah juga
mengizinkan kebebasan beribadah umat Yahudi dan membayar gaji para Rabbi.
114
“Tunisia, Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor, International Religious
Freedom Report 2010” U.S Department of State, Diplomacy in Action 17 November, 2010 diakses
3 Juni 2015 http://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2010/148847.htm 115
“Tunisia, Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor, International Religious
Freedom Report 2010” U.S Department of State, Diplomacy in Action 17 November, 2010 diakses
3 Juni 2015 http://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2010/148847.htm 116
“Tunisia, Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor, International Religious
Freedom Report 2010” U.S Department of State, Diplomacy in Action 17 November, 2010 diakses
3 Juni 2015 http://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2010/148847.htm
62
Pemerintah juga menjamin keamanan semua tempat peribadatan, restorasi dan
melihara serta mensubsidi beberapa di antaranya. Pemerintah tetap memelihara
pemakaman Yahudi di Tunis. Djerba kaya akan legenda. Konon orang-orang
Yahudi pertama datang dengan membawa sebuah batu dari kuil kuno Yerusalem
yang dihancurkan oleh orang-orang Babel. Batu tersebut disimpan di gua di
Sinagog. Perempuan dan anak-anak turun ke gua untuk menempatkan telur yang
bertuliskan pesan dan mimpi mereka”.117
3. Agama Islam
Kontak pertama kali Afrika dengan Islam terjadi pada masa Nabi
Muhammad SAW setelah beberapa sahabatnya hijrah ke Habsy dan mendapatkan
perlakuan yang baik dari masyarakat dan penguasa yaitu Raja Najjasyi atau
Negus. Kedatagan Islam mulai bergerak ke wilayah Tunisia sejak masa khalifah
Umar Ibn Khattab. Kemudian dilanjutkan jihad dengan skala besar dipimpin oleh
Uqbah Ibn Nafi. Ketika islam sudah mewarnai masyarakat Tunisia di bawah
kekusaan dinasti Aghlabiyah ini terjadi perubahan penting. Dari kawasan yang
tadinya dihuni oleh para penganut Kristen yang berbicara dengan bahasa Latin
menjadi kawasan para penganut Islam yang berbicara dengan bahasa Arab.118
Dinasti-dinasti yang pernah mendiami negara Tunisia sekarang ini sangat
mempengaruhi pola aliran keberagamaan masyarakatnya. Aliran yang paling
banyak dianut adalah madzhab Maliki dan berhasil menjadi mazhab resmi pada
117
Diah Anggraeni Retnaningrum “Ziarah Yahudi di Tunisia Berkembang Meski ada
Perdebatan,” satuharapan.com diakses 7 Juli 2015 http://www.catuharapan.com/read-
detail/read/ziarah-yahudi-di-tunisia-berkembang-meski-ada-perdebatan 118
Philip K. Hitti, History of The Arabs, From the Earlest Time for the Present, alih
bahasa R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semseta,
2002). h. 571.
63
masa dinasti Hafsiyah. Madzhab Hanafi juga banyak dianut oleh masyarakat
Tunisia, tetapi tidak mayoritas. Madzhab Hanafi ini dibawa dan disebar luaskan
oleh Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Utsmani melalui para Bey Husain. Di awal
kemerdekaan, madzhab ini sangat menentukan proses kualifikasi seseorang dalam
menduduki jabatan publik. Individual dengan latar belakang madzhab Maliki
umumnya lebih di utamakan. Selain persaiangan pada publik, kedua madzhab ini
sangat mempengaruhi visi para pionir negara Tunisia dalam membentuk
pandangan keagamaan mereka yang khususnya pada kebijakan hak-hak
perempuan.119
Tunisia juga pernah dikenal sebagai basis aliran Khawarij. Aliran ini
dibawa oleh dinasti Rustamiyyah di al-Jazair. Dinasti ini dipelopori oleh
Abdurrahman ibn Rustam yang beraliran Khawarij Ibadiyah. Ibu kotanya adalah
Tahart yang berhubungan dengan kota Aures, Tripolitania dan Tunisia selatan.
Dinasti ini berakhir dengan jatuhnya Tahart ke tangan para penyebar dakwah
Fatimiyyah tahun 761-908 M. Walaupun secara politis Rustamiyah di bawah
kekuasaan Fatimiyyah, tetapi ajaran Khawarij masih berkembang dan
berpengaruh di beberapa wilayah Maghrib seperti Oase Mazb al-jazair, Pulau
Djerba di Tunisia, dan Jabal Nefusa. 120
Hingga kini pulau Djerba pernah menjadi
populasi khawarij terbesar dengan pemeluk 60% dari keseluruhan penduduknya
dan menempati 2/3 wilayah tersebut.121
119
Ridwan Rosdiawan “Islam di Tunisia” diakses 17 Mei 2015 15:42 WIB https://www.
academia.edu/5647737/ISLAM_DI_TUNISIA 120
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997) h, 110. 121
Tetapi kini kondisi tersebut cenderung menurun dan hanya tersisi sekitar sepertiganya
saja (35.000 pemeluk dari keseluruhan 110.000 penduduk). Bentuk alirannya pun cenderung
semakin moderat dan tampak membaur dengan aliran mainstream Sunni. Mereka umumnya
64
Fakta inilah yang melatarbelakangi kuatnya pengaruh Islam dan Arab
dalam struktur sosial dan cultural masyarakat Tunisia. Beberapa referensi
menyebutkan bahwa warga Muslim membentuk 97-98% komposisi penduduk.
Departemen Luar Negeri AS (US Department of State) bahkan melaporkan
jumlah warga Muslim mencapai lebih dari 99% dengan mayoritas Sunni, dan 1%
sisanya terdiri dari Syi‟ah, Baha‟I, Yahudi dan Kristen.122
Di awal kemerdekaan Tunisia yang dipimpin oleh Habib Bourguiba,
pembukaan Konstitusi secara eksplisit menyatakan bahwa Tunisia “berpegang
teguh pada ajaran Islam”, dan di pasal pertama tercatat bahwa Islam adalah agama
resmi negara. Begitupun konstitusi yang mensyaratkan Presiden harus seorang
Muslim. Ini menandakan Tunisia bahwa Islam menempatkan dalam
perpolitikannya. Dimensi praktis selanjutnya diatur oleh Konstitusi dengan bahasa
bahwa “Negara melindungi kebabasan beribadah sepanjang kegiatan itu tidak
mengganggu ketertiban umum”.123
Namun dalam membangun negara, Bourguiba mengeluarkan kebijakan
radikal, dengan mengambil sikap pro-Barat dan sekuler. Salah satu kebijakannya
adalah menghapus pengadilan agama, menghapus kewajiban memakai jilbab bagi
wanita, upaya meninggalkan puasa Ramadhan untuk meningkatkan produktifitas
dan mengganti hukum syari‟ah dengan hukum sipil yang diadopsi dari Perancis.
mengidentifikasikan diri sebagai al-Khawamis, sebagai upaya untuk membedakan diri dari aliran
Khawarij ekstrem seperti Al-Azariqah atau Al-Nukkariyah. Aliran Syi‟ah juga pernah berkembang
khususnya pada masa Dinasti Fatimiyah, meski pada perkembangan berikutnya terus merosot dan
kini hanya menjadi minoritas di Tunisia. 122
“Tunisia, Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor, International Religious
Freedom Report 2010” U.S Department of State, Diplomacy in Action 17 November, 2010 di
akses 3 Juni 2015 http://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2010/148847.htm 123
Constitution of the Tunisian Republic Article 6 Tunisia Constitution,Unofficial
Translation by Jasmine Foundation final edition 26/01/2014
65
Melarang nikah selain sesama muslim, kecuali diluar negeri. Kemudian di tahun
1956 menjadi negara yang pertama kali melarang poligami.124
Sementara itu, Kementrian Agama hanya mengontrol dan mensubsidi
Masjid serta memberi gaji tetap kepada para imam dan pengurusnya. Kegiatan
Masjid hanya dibuka sebelum dan sesudah aktifitas ibadah wajib atau acara
pernikahan. Materi-materi khutbah jumat atau lainnya yang disampaikan juga
dikontrol secara ketat melalui proses penyeleksian yang dilakukan oleh cabang
kementrian di pemerintah lokal setempat. Dalam pelaksanaan ibadah haji,
pemerintah menjadi sponsor sekaligus menjadi supervisor. Pemerintah
memberikan subsidi biaya berangkat haji bagi Muslim yang melaksanakannya
untuk pertamakali. Hari besar islam juga dirayakan seperti Idul Fitri, Idul Adha,
Tahun Baru Hijriyah dan maulid Nabi Muhammad SAW.125
Beberapa kebijakan kontroversi yang berlaku pada masa Bourguiba dan
kemudian berlanjut pada masa Ben Ali adalah larangan dalam berpenampilan
sectarian di kantor-kantor institusi resmi negara dan lembaga pendidikan. Seperti
berjenggot, memakai gamis, hijab. Menurut pemerintah hal demikian tidak ada
kewajiban dalam syariat, dan yang demikian adalah bagian dari kaum
ekstremisme dengan menggunakan dalih agama untuk tujuan politis. Larangan
penampilan sektarian di institusi-institusi pemerintah juga dimaksudkan sebagai
cerminan netralitas pegawai negeri. Pemerintah juga melarang munculnya partai-
partai yang bernafaskan agama. Alasan pemerintah adalah: Pertama, Partai yang
124
Masnun Tahir “Hak-hak Perempuan dalam Hukum Keluarga Syiria dan Tunisia)“
Jurnal Al Mawarid (Jurnal Hukum Islam) Edisi XVIII Tahun 2008. h, 208 125
“Tunisia, Bureau Of Democracy, Human Rights, and Labor, International Religious
Freedom Report 2010” U.S Department of State, Diplomacy in Action Report 17 November, 2010
diakses 3 Juni 2015 http://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2010/148847.htm
66
bernafas agama adalah wadah ekstremisme. Kedua, pemerintah berusaha
mencegah terjadinya keributan, intoleransi, dan terroris dari gerakan partai
tersebut.126
Peraturan pemerintah menjadikan tidak bebasnya bagi kalangan umat
Islam dan juga agama lainnya. Laporan-laporan pengaduan tercatat di lembaga
independent masalah masyarakat Muslim dalam mempraktekan keyakinannya.
Pemerintah pernah memberikan hukuman kepada imam Masjid di beberapa
daerah karena tidak mentaati kebijakan keagamaan yang ditetapkan. Beberapa
imam juga dipecat karena memberikan materi khutbah Jum‟at di luar daftar materi
yang ditetapkan pemerintah. Tak jarang polisi memaksa wanita untuk melepaskan
hijab yang dipakainya di tempat-tempat umum. Beberapa siswi berhijab juga
sering dilaporkan mendapatkan sanksi. Disamping dipaksa untuk menangggalkan
hijabnya, beberapa siswi ditolak untuk mengikuti ujian bahkan dalam beberapa
kasus sampai ditahan dan diinterogasi meski akhirnya dilepaskan. Muslim yang
sering beribadah di Masjid tidak luput dari kecurigaan pemerintah. Sepanjang
2007-2010 polisi sering kali mengepung masjid dan menangkapi orang dengan
janggut, berpakaian Islami, dan secara rutin berjamaah di mesjid. Setiap warga
harus membawa kartu khusus ijin shalat di Masjid tertentu yang ditandatangani
petugas saat masuk dan saat keluar.127
Pada tahun 2007 dan 2008, ada beberapa orang di tangkap pemerintah
dengan kasus penampilan Islam, keseringan di Masjid, atau tindakan lain yang
126
“Tunisia, Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor, International Religious
Freedom Report 2010” U.S Department of State, Diplomacy in Action 17 November, 2010 diakses
3 Juni 2015 http://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2010/148847.htm 127
Namun begitu Ben Ali tumbang dan melarikan diri ke arab saudi, maka rakyat Tunisia
bebas melaksanakan shalat di jalan-jalan dan masjid-masjid tanpa perlu menunjukkan kartu izin
solat di Masjid
67
berkaitan dengan praktek mereka dalam ber-Islam. Pada tahun 2010 juga ada
laporan bahwa polisi menahan pria yang berjenggot panjang atau yang
mengenakan pakaian Islam tradisional (gamis). Pemerintah secara rutin
mempertanyakan dan kemudian menahan beberapa Muslim yang sering berdoa di
Masjid-masjid. Pengacara aktivis Hak Asasi Manusia melaporkan kejadian di
tanggal 9 Januari 2010, setelah shalat Jumat di Masjid Taouba di Tunis, dimana
polisi mengepung Masjid dan menangkap beberapa pemuda yang secara rutin
beribadah di masjid.128
Pemerintah yang liberal dan sekular ini menjadi beban dalam
mengekspresikan kehidupan keagamaan dan keberagamaan, tetapi semangat
keagamaan di kalangan rakyat Tunisia tidak memudar. Jumlah orang yang
berusaha menunjukkan identitas ke-Muslim-annya melalui pemakaian gamis,
hijab dan menumbuhkan jenggot semakin bertambah. Saat Israel menyerang Jalur
Gaza di tahun 2008, pemerintah Tunisia juga melarang warganya untuk
melakukan demonstrasi anti Israel. Tidak hanya itu, Ben Ali juga melarang upaya
mengumpulkan bantuan rakyat untuk warga Gaza.129
Di bawah kediktatoran
pemerintah, manyarakat Tunisia harus menerima konsukwensi yang nyata, dan
mengakibatkan tidak berkembangnya ilmu pengetahuan, kesenian, kebudayaan
hingga berujung depresi yang tak terbendung.
128
“Tunisia, Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor, International Religious
Freedom Report 2010” U.S Department of State, Diplomacy in Action 17 November, 2010 diakses
3 Juni 2015 http://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2010/148847.htm 129
“Tunisia, Bureau Of Democracy, Human Rights, and Labor, International Religious
Freedom Report 2010” U.S Department Of State, Diplomacy In Action 17 November, 2010
diakses 3 Juni 2015 akses http://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2010/148847.htm
68
E. Kesimpulan
Sejarah panjang Tunisia telah membawa kebaragaman masyarakatnya,
baik agama, bahasa, budaya dan sosial. Keberagaman yang sejak dulu mewarnai
tunisia hingga kini masih tampak nyata. Puing-puing bangunan bersejarah
beberapa masih banyak yang utuh. Hingga pada tahun 1997 UNESCO
menjadikan Tunisia sebagai „Ibu Kota Kebudaayaan Daerah‟. Diantara cagar
budaya yang telah terdaftar di UNESCO World Heritage antara lain reruntuhan
kota kuno Carthage, dan reruntuhan Dougga. Selain itu bangunan-bangunan
bersejarah lainnya antara lain adalah Thysdrus, Ouled Soltane, peninggalan islam
Masjid Agung Kairoun yang di bangun oleh Uqbah bin Nafi, dan beberapa
koleksi peninggalan budaya-budaya dan sejarah Tunisia bisa kita lihat di Museum
Bardo.
Olahan makanan tradisional Tunisia tidak lepas dari peninggalan masa
lampau, seperti couscous, yang merupakan olahan dari biji-bijian semolina
(semacam biji gandum) yang di sajikan oleh sayuran atau sebusan ayam, domba
dan makanan laut. Selain itu ada harissa yang merupakan makanan peninggalan
Spanyol. Pakaian tradisional tunisia menggambarkan pengaruh dari bangsa arab,
seperti Jalabiyya (jubah panjang), Bernous (jubah berkerudung), Chehia (kopiah),
Sisfari yang dipakai bersamaan dengan Mellia. Kegiatan-kegiatan tradisional
tunisia yang masih berkembang hingga kini, antara lain festival sahara di Douz
yang dilakukan sejak tahun 1910, yang hingga kita menjadi daya tarik wisatawan
manca negara.
69
Dari sektor perekonomian negara Tunisia memiliki potensi dalam
mensejahterakan rakyatnya. Program pembangunan yang di usung oleh presiden
Ben Ali terbilang tidak begitu buruk. Dari data yang di dapat menunjukkan
pertumbuhan GDP atau produk domestik broto, sejak tahun 2002-2008
melampaui 4,6% sehingga terjadi peningkatan standar hidup yang menunjukkan
keseimbangan kebijakan sosial dan pendekatan ekonomi yang humanis. Angka
harapan hidup meningkat dari 67 tahun pada 1984 menjadi 74,6 tahun pada 2008.
Pertumbuhan penduduk berhasil dikendalikan dari 2,34 persen tahun 1967
menjadi 1,09 persen tahun 2008. Demikian juga income per-kapita rata-rata
meningkat dari 960 dinar tahun 1986 menjadi 4.847,2 dinar tahun 2008.
Dari data-data yang ada ini menyimpulkan keberhasilan Ben Ali pada
masanya. Angka kemiskinan dalam populasi Tunisia yang semula 32,4% pada
tahun 2000, mulai menurun pada tahun 2005 menjadi 23,3% dan mencapai 15,5%
pada tahun 2010. Pemerintahan Ben Ali menginvestasikan program-program
pekerjaan dan inisiatif-inisitaif lainnya untuk kalangan muda, namun program ini
hanya dikonsentrasikan pada wilayah perkotaan. Angka kemiskinan di dalam
negeri mendekati 30% dan angka pengangguran di perkirakan 25-44% di antara
tamatan Universitas yang baru saja lulus. Keanikan harga pangan pokok seperti
beras, gandum, dan jagung di tahun 2006-2008. Selain itu kenaikan harga gula,
sereal, dan bahan-bahan dasar minyak goreng. Perkembangan ekonomi di Tunisia
tidak banyak dinikmati oleh masyarakat Tunisia hingga tidak membawa dampak
yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Tunisia. Di tengah kemiskinan
yang semakin meluas, ben ali dan keluarganya malah memperkaya diri keluarga
mengontrol 30%- 40% perekonomian, sekitar 10 milyar dollar AS. Jumlah aset
70
yang dimiliki oleh rezim dan kerabat ini adalah sangat signifikan di semua sektor
ekonomi, termasuk Bank, asuransi, distribusi, transportasi, pariwisata, properti
"130
Namun yang terjadi adalah kesenjangan antar kelas semakin kentara, yang
kaya semakin kaya dan miskin semakin miskin. Perusahaan besar di Tunisia
dikuasai oleh keluarga pemerintah Ben Ali, begitupun sekolah, pusat
perbelanjaan, dan juga lahan bisnis.
Kebebasan berekspresi masyarakat Tunisia di masa Ben Ali tidak banyak
menguntungkan masyarakat. Tidak jarang penekanan-penekanan pemerintah
hingga berujung pengasingan dan pembunuhan. Banyak sekali kasus-kasus
pemerintah Tunisia yang bisa di sebut rezim yang diktator, antara lain penekanan
media massa yang tidak boleh mengkritisi pemerintah, pemilu yang tidak sehat
hingga partai Ben Ali selalu menang, akses internet sangat ketat, dan
pemerintahannya sangat korupsi.
Masyarakat Tunisia mayoritas muslim, bisa di bilang masyarakat yang
menghargai perbedaan dan sangat toleransi tarhadap minoritas. Kasus-kasus yang
dilatar belakangi oleh agama jarang dijumpai. Jika ada, itu adalah kaum
ekstrimisme yang ada di perbatasan tunisia yang merupakan daerah rawan
konflik. Kaum kristiani, yahudi dan Islam hidup berdampingan dengan damai.
Sekolah dan tempat peribadatan agama masih terjaga. Tetapi kebebasan beribadah
di tempat ibadah (Gereja/Masjid dll) di batasi oleh pemerintah, karena
130
Aidan Lewis “Tracking down the Ben Ali and Trabelsi fortune”, BBC News , diakses 5
september 2015, http://www.bbc.com/news/world-africa-12302659
71
dikhawatirkan aktifitas-aktifitas di dalamnya mengandung unsur intoleransi, atau
yang berfaham radikal.
Presiden pertama Tunisia Habib Bourguiba menyatakan bahwa Tunisia
merupakan negara yang berpegang teguh pada Islam. Tetapi dalam membangun
negara, Bourguiba mengeluarkan kebijakan yang cukup radikal dengan
mengambil sikap pro-Barat dan sekuler. Diantara kebijakan-kebijkannya adalah
menghapus Peradilan Agama, menghapus kewajiban memakai jilbab,
meninggalkan puasa Ramadhan untuk meningkatkan produktifitas etos kerja,
mengganti hukum syari‟ah dengan hukum sipil yang di adopsi dari Perancis dan
lainnya yang menyebabkan tidak bebasnya melaksanakan ibadah.
Ketika Bourguiba di gantikan oleh Ben Ali, kebijakan-kebijakan yang
kontroversial ternyata diteruskan. Antara lain melarang berpakaian sektarian di
kantor-kantor resmi, seperti berjenggot, berjilbab, memakai gamis. Selain itu
melarang partai yang bernafaskan agama. Tidak jarang terjadi pengepungan
masjid-masjid, para muslimah dipaksa menaggalkan jilbabnya. Bahkan
pemerintah tunisia melarang pengumpulan dana untuk warga Gaza Palestina.
Pemerintah Tunisia di nilai sangat sekuler dan liberal yang menjadikan beban
dalam mengekspresikan kebebasan beragama.
72
BAB IV
REVOLUSI DAN JEJARING SOSIAL
A. Kronologi Peristiwa Revolusi Melati di Tunisia 2010-2011
Ketika banyak negara dengan berbagai macam sistem politik otoritarian-
monarki, oligarki, diktator militer, rezim satu partai berubah dan menganut sistem
demokrasi.131
Angin perubahan itu tidak menyentuh kawasan Timur Tengah
khususnya Tunisia.132
Hingga abad pergantian dari abad 20 ke 21, kawasan Timur
Tengan tetap sama, tidak berubah. Tetapi, di akhir tahun 2010 memasuki 2011
dunia Timur Tengah dikejutkan oleh demonsrasi yang terjadi di Tunisia, Afrika
utara. Revolusi itu bermula di kota kecil Sidi Bouzid, sebuah kota di sebelah
selatan kota Tunis. Perisitiwa itu di mulai pada hari Jum‟at 17 desember 2010.
Jum’at 17 Desember 2010 : Di persimpangan jalan kota Sidi Bouzid,
terlihat seorang penjual sayur dan buah-buahan sedang adu mulut, terjadi
percekcokan dengan beberapa petugas keamanan setempat. Fetya Hamdi salah
satu dari petugas keamanan itu menghentikan pedagang sayur dan buah-buahan
yang tak lain adalah Mohamed Bouazizi ketika sedang mendorong gerobaknya
131
Trias Kuncahyono, Musim Semi di Suriah, Anak-Anak Penyulut Revolusi. (Jakarta:
Kompas, Januari 2013). h. 1-2. 132
Pada tahun 1848 di Eropa terjadi revolusi yang mendorong lahirnya Liberalism dan
Nasionalisme yang kemudian dikenal “Musim Semi Bangsa Bangsa”. Lalu pergolakan di
Cekoslovakia pada tahun 1968, disebut “musim semi praha. Kemudian pada akhir april 1974,
sekelompok perwira muda dijajaran militer Portugal melancarkan kudeta terhadap diktator
Marcello Caetano, dalam beberapa hari tumbang hingga pecah pergolakan politik dan akhirnya
berhasil menapaki jalan kebebasan yang disebut “gelombang ketiga” demokrasi global. Trias
Kuncahyono, Musim Semi di Suriah, Anak-Anak Penyulut Revolusi. (Jakarta: Kompas, Januari
2013). h. 1-2.
73
menuju tempat biasa dia berjualan. Polisi wanita itu menuduh Bouazizi tidak
memiliki surat izin berjualan dan meminta kepada Bouazizi untuk menyerahkan
timbangan jualannya sebagai barang sitaan. Akan tetapi Mohamed Bouazizi
menolak keras dan meminta agar barang dagangannya tidak disita. Tidak ada yang
tahu apa sebenarnya yang dibicarakan oleh mereka berdua. Tak lama kemudian,
sekitar 10 menit, Fetya Hamdi menghampiri Bouazizi lagi dengan membawa dua
rekannya, yaitu dua polisi laki-laki. Kedua polisi itu lalu membanting Bouazizi ke
tanah dan menyita semua barang dagangannya termasuk timbangan. Menurut
sebuah cerita, saat itulah Fetya Hamdi menamparnya di hadapan banyak orang.
Ayahnya yang telah meninggal dunia dicaci maki dan barang dagangannya
diobrak-abrik. Versi lain menyebutkan, bahwa Fetya Hamdi hanya diam saja
melihat kedua rekannya membanting Bouazizi. Padahal sebelumnya Mohamed
Bouazizi telah memberikan uang sebesar 10 dinar, yaitu sekitar 70.000 rupiah
kepada polisi-polisi tersebut.
Bukan kali itu saja Mohamed Bouazizi diperlakukan demikian;
sebelumnya Bouazizi telah mengalami beberapa pelecehan dan penyitaan. Hal itu
sudah menjadi incaran otoritas berwenang di kota kecil Sidi Bouzid. Kejadian
serupa pun dialami bukan hanya Mohamed Bouazizi saja, melainkan seluruh
masyarakat Sidi Bouzid. Bahkan sekitar enam bulan sebelum Bouazizi
diperlakukan seperti itu, otoritas setempat juga telah meminta denda sebesar 400
dinar yang setara dengan dua bulan penghasilan Mohamed Bouazizi.133
133
Ryan, Yasmine. “The tragic life of a street vendor: Al Jazeera travels to the birthplace
of Tunisia‟s uprising and speaks to Mohamed Bouazizi‟s family”. Al Jazeera.com 20 Januari
2011. diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/indepth/features/2011/ 01/2011116842425
18839.html
74
Setelah kejadian tersebut, Mohamed Bouazizi masih sabar dan tidak putus
asa. Kemudian Bouazizi pergi menuju kantor pemerintahan setempat, ingin
bertemu sang Wali Kota dan melaporkan atas kejadian yang dia alami. Setelah
sampai di kantor Wali Kota, dia berkata kepada resepsionis agar dia bisa bertemu
kepada Wali Kota. Tetapi resepsionis itu mengatakan bahwa Wali Kota sedang
rapat. Bagi masyarakat Sidi Bouzid perkara itu adalah suatu kebohongan yang
telah mereka ketahui bersama. Lagi-lagi usaha Mohamed Bouazizi pun gagal.
Merasa putus asa, frustasi dan dihinakan di tangan pemerintah daerahnya sendiri,
maka Bouazizi mengambil langkah tragis. Dia lalu pergi ke suatu toko dan
membeli minyak cet (ada yang menyebutnya tinner atau bensin).
Kurang lebih satu jam setelah peristiwa konfrontasi atau perkelahian
antara Bouazizi dengan tiga polisi itu, sekitar pukul 11:30 dia kebali lagi ke kantor
pemerintahan dengan membawa dua botol minyak tinner cet. Sumber
cbsnews.com menyebutkan Bouazizi diikuti oleh temannya bernama Jamil. Dia
berlari, berteriak-teriak, ke kantor pemerintah di pusat kota. Dia hanya ingin
meminta barang dagangannya saja. Tapi Bouazizi tak dihiraukan. Lalu dia pergi
ke sebuah Pom Bensin, mengisi bensin di tabung dan kembali ke gedung
Pemerintah.134
Jamil mengatakan Bouazizi berdiri di tengah-tengah lalu lintas,
menuangkan bensin ke dirinya sendiri dan di tengah keramaian ia berteriak sambil
menangis.“how do you expect me to make a living”?135
134
Bob Simon “How A Slap Sparked Tunisia's revolution”. Cbsnews.com 22, Februari,
2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.cbsnews.com/news/how-a-slap-sparked-tunisias-revolution-
22-02-2011/ 135
Micheal Saylor The Mobile Wave ; How Mobile Intelligence Will Change Everything,
(Vanguard Press 2012), h. 124 diakses melalui google books 24 Februari 2015.
75
Bouazizi menuangkan minyak cet atau bensin yang telah ia beli tadi,
keseluruh tubuhnya dan dengan menggunakan korek api, ia menyulut ke tubuh
kurusnya. Mohamed Bouazizi membakar dirinya sendiri dan api pun menyala-
nyala dari tubuhnya. Dalam buku Tamburaka Apriadi, “Revolusi Timur-Tengah”,
disebutkan Bouazizi pun berlari turun keluar di Kantor Gubernur menuju
halaman. Setelah berlari dengan tidak beraturan, akhirnya Bouazizi terjatuh ke
tanah.136
Setelah kejadian tersebut, Mohamed Bouazizi ternyata tidak langsung
mati, kemudian segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Bouazizi yang telah
luka-luka parah disekujur tubuhnya itu dipindahkan ke rumah sakit kota Ben
Arous, dekat Tunis dan menjalani perwatan Trauma Centre dan Burn.137
18-19 Desember 2010 : Keesokan harinya, ibu Mohamed Boazizi,
Menobia, yang sudah sakit sakitan dan berkerudung mendatangi wali kota, untuk
memprotes perlakuan terhadap anaknya oleh polisi dan menuntut agar polisi itu
136
Tamburaka Apriadi . Revolusi Timur-Tengah. (Jakarta: PT Buku Seru, 2011), h. 26 137
Mohamed Bouazizi. Ia adalah seorang warga Tunisia kelahiran 29 maret tahun1984 di
kota Sidi Bouzid, Tunisia bagian tengah. Ketika umur 19 tahun, Mohamed Bouazizi mensudahi
pendidikannya dan menfokuskan waktunya untuk menafkahi keluarganya, terutama untuk kelima
adiknya agar tetap bisa terus bersekolah. Catatan dari artikel cbsnews (Bob Simon “How A Slap
Sparked Tunisia's Revolution”, cbsnews.com, 22, February, 2011). Ada suatu riwayat
menceritakan bahwa Bouazizi ketika tidak mempu untuk membayar uang pendidikannya,
kemudian bekerja di peternakan milik pamannya. Ketika Peternakan tersebut bangkrut karena
pemerasan aparat, maka Bouazizi memutuskan untuk pindah ke Sidi Bouzid, Tunisia Tengah,
untuk mengadu nasib. Di sana Bouzizi beralih profesi menjadi pedagang kaki lima menjual buah
dan sayur. Mohamed Bouazizi mendapatkan modal dengan cara berhutang. Mohamed Bouazizi
merupakan tulang punggung keluarganya. Sejak umur tiga tahun ayah bouazizi meninggal dunia,
meski Menobia Bouazizi telah menikah yang kedua kalinya, tapi suami baru Menobia sudah sering
sakit sakitan, hingga tidak bisa menafkahi keluarganya. kakak Bouazizi tinggal jauh di Sfax. Oleh
sebab itu, Mohamed Bouazizi mau tak mau harus menjadi seseorang yang bertanggung jawab
dalam keluarga. Kisah ini dimuat di artikel Aljazeera (Yasmine Ryan “The tragic life of a street
vendor, Al Jazeera travels to the birthplace of Tunisia's uprising and speaks to Mohamed
Bouazizi's family”. Aljazeera.com,) Setiap hari, Bouazizi mendorong gerobak kayunya ke pasar
induk dan mengisi sayur mayur dan juga buah buahan. Setelah itu, Bouazizi membawa sayur dan
buah-buahan itu ke pasar tempat biasa Bouazizi berjualan jaraknya sekitar dua kilo meter.
Rutinitas ini dilakukan setiap hari, walau mendapat tekanan setiap ia berjualan. Bouazizi dan
gerobaknya telah menjadi target razia petugas aparat setempat selama bertahun-tahun. Tak jarang
Bouazizi dipergok oleh petugas dan meminta uang tebusan lantaran tuduhan yang menurut polisi
itu tidak mempunyai izin untuk berjualan.
76
ditindak. Karena tidak ada yang memperdulikannya, perempuan tua itu berdiri di
luar gedung dan melakukan protes sendirian. Tidak lama kemudian sepupunya
Bouazizi, yaitu Harchani dan Ali Bouazizi datang, ia membawa Handycam dan
merekam protes tunggal yang dilakukan oleh Menobia. Hasil rekaman itu di
unggah ke facebook. Pada hari yang sama jaringan televisi Al-Jazeera
mengambilnya dan menayangkan dalam televisi pada malam hari. Dalam tempo
24 jam, kisah Mohamed Bouazizi, seorang pedagang kaki lima, yang sebelumnya
tidak pernah dikenal, menjadi berita internasional.138
Minggu 19 Desember 2010 : Demonstrasi telah menyebar ke Kairouan,
Sfax dan Ben Guerdane.139
Masyarakat Tunisia dari semua lapisan turun ke jalan-
jalan, mengorganisir diri mereka sendiri melalui internet, ponsel dan alat
komunikasi lainnya.140
Demonstrasi cepat menjalar ke pusat-pusat kota Tunisia
hingga slogan-slogan berubah menajdi ekstrim, "Ben Ali Degage" (Keluar Ben
Ali), "Freedom" dan "Demokrasi". Semua kalangan masyarakat dari semua usia,
laki-laki maupun perempuan, dari semua golongan masyarakat, dan dari berbagai
macam daerah, berpartisipasi dalam protes besar-besaran untuk menyuarakan
keluhan mereka terhadap rezim yang berkuasa.141
138
Yasmine Ryan. “How Tunisia's revolution began. From day one, the people of Sidi
Bouzid broke through the media blackout to spread word of their uprising”. Aljazeera.com 26
Januari 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/indepth/features/ 2011/01/201112612
1815985483.html 139
”Tunisia struggles to end protests, Demonstrations over unemployment and poor
living conditions continue despite president's warnings of reprisals.” Aljazeera.com 29 Desember
2010 diakses 5 Juli 2015. http://www.aljazeera.com/news/africa/2010/12/20101229 12273312
2341.html 140
Schiller Thomas, “Tunisia- A Revolution and Its Consequences” Berlin: International
Report, 16 Mei, 2011. 141
Jennifer Pogue-Geile, “Two Tunisias:How A Revolution Which Brought The Country
Together Also Highlighted A Deep Divide”, Johns Hopkins University, School for Advanced
International Studies, Tunisia: Understanding Conflict 2012, Conflict Management Program,
Student Field Trip To Tunisia, h. 27
77
Untuk memantau aksi unjuk rasa dan meminimalisirnya, Ben Ali lebih
menekan mengendalikan semua media konvensional, baik itu koran, radio
maupun televisi. Ben Ali tidak segan-segan menteror wartawan yang meliput aksi
demonstrasi. Internet sangat diawasi dengan ketat. Situs-situs atau blog yang
dianggap berbahanya segera diblokir. Dailymotion dan youtube pun diblokir.
Namun akses facebook dan twitter tidak diblokir. Dari sinilah pergerakkan
dimulai dan mendapat dukungan dari berbagai kalangan masyarakat Tunisia
hingga aktivis Pro Demokrasi di luar negeri. Walau ada beberapa aktivis cyber
yang mengakui akun mereka di hack.
Rabu 22 Desember 2010 : Houcine Falhi, berusia 22 tahun, melakukan
bunuh diri dengan menyetrum dirinya di tengah demonstrasi lainnya atas
pengangguran di Sidi Bouzid dengan berteriak “tidak pada kesengsaraan, tidak
pada pengangguran.142
Kamis 23 Desember 2010 : Mohammed al-Nouri al-Juwayni, Menteri
Pembangunan Tunisia, berkunjung ke Sidi Bouzid untuk mengumumkan sebuah
program kerja bernilai 10 juta US dollar. Tapi para demonstran terus melakukan
unjuk rasa, tidak berhenti.143
Jum’at 24 Desember 2010 : Ratusan pemrotes berkumpul di depan
markas besar Persatuan Tenaga Kerja dan berselisih dengan pasukan keamanan
Tunisia di pusat kota al-Ragab dan Miknassi. Baku hantampun pecah ketika
pasukan keamanan menindak dengan tegas kampanye yang dilakukan hingga
142
Yasmine Ryan “Another Tunisian protester dies, A protester dies after being shot by
police, as activists criticise government repression of protests.” Aljazeera.com 31 Desember 2010 .
diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/africa/2010/12/2010123175366 78834.html 143
Agencis Protester dies in Tunisia clash Aljazeera.com diakses 8 juli 2015
http://www.aljazeera.com/news/african/2010/12/2010122423582478885.html
78
malam hari. 144
Demonstrasi di pusat kota Menzel Bouzaiene, polisi menembak
beberapa demonstran, diantaranya Mohammed Ammari,145
Chawki Belhoussine
El Hadri, laki-laki berusia 44 tahun.
Sabtu 25-26 Desember 2010 : Terjadi banyak kesusuhan di kota-kota
Tunisia. Terutama di Sidi Boazid dan di Tunis. Mohamed Fadel, pemimpin dari
Secondary Education Union, meninggal. Seorang juru-bicara Kementerian Dalam
Negeri mengatakan bahwa polisi dipaksa untuk “menembak sebagai pertahanan
diri” setelah tembakan peringatan gagal untuk membubarkan jumlah pemrotes
yang memblokade mobil-mobil polisi dan membakar gedung-gedung.146
Senin 27 Desember 2010 : Terjadi kerusuhan dan perkelahian antara
demonstran dan polisi. Sebanyak 1000 masyarakat Tunisia berkumpul di Tunis,
sebagai aksi solidaritas bersama para pemrotes di wilayah-wilayah yang lebih
miskin. Demonstrasi juga pecah di wilayah Sousse.147
Selasa 28 Desember 2010 : Channel TV nasional yaitu channel 7,
memberitakan bahwasanya Ben Ali membesuk Bouazizi di „Rumah Sakit
Huququl Balighah‟ yang bertempat di kota Monastir, seolah Ben Ali memberikan
perhatian, akan tetapi sebenarnya Ben Ali tidak suka pada Bouazizi.148
144
Yasmine Ryan “Another Tunisian protester dies, A protester dies after being shot by
police, as activists criticise government repression of protests.” Aljazeera.com. 31 Desember 2010.
diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/africa/2010/12/201012317536678834 .html 145
Bilal Randeree, “Protests continue in Tunisia, Clashes erupt between security forces
and residents in Sidi Bouzid amid wave of social unrest”. Aljazeera.com. 26 Desember 2010.
Diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/africa/2010/12/2010122682433 751904.html 146
”Protester dies in Tunisia clash, Several wounded in Sidi Bouzid as demonstrations
against unemployment turn violent.” Aljazeera.com. 25 Desember 2010. Diakses 8 Juli 2015
http://www.aljazeera.com/news/africa/2010/12/20101229122733122341.html 147
“A timeline for Tunisia's revolution”. Al-Araby al-Jadeed. Diakses 13 Januari, 2015
http://www.alaraby.co.uk/english/blog/95422005-5871-4874-87b9-ee29c738519d 148
Wawancara dengan Mohamed Marven aktivis Universitas Ez Zitouna, Tunis. Tunisia.
79
Presiden Ben Ali, memberi peringatan, dalam siaran televisi nasional,
menyatakan bahwa para pemrotes tidak dapat diterima dan akan memberikan
pengaruh negatif terhadap perekonomian. Ben Ali mengkritik penggunaan
kekerasan di jalan-jalan oleh yang menurutnya ulah dari minoritas ekstremis dan
mengatakan bahwa hukum akan diberlakukan pada semua ketegasan yang ada
untuk menghukum para pemrotes. Federasi Persatuan Tenaga Kerja Tunisia
UGTT berkumpul dan berdemonstrasi di Provinsi Gafsa, yang kemudian
dihentikan oleh pasukan keamanan. Pada saat yang bersamaan, sekitar 300
pengacara mengadakan perkumpulan di dekat istana pemerintahan di Tunis
sebagai solidaritas bersama para pemrotes lainnya. Para pengacara juga bergerak
di beberapa kota lainnya.
Rabu 29 Desember 2010 : Pasukan keamanan secara damai
menghentikan sebuah demonstrasi di timur-laut kota Monastir, namun beberapa
masyarakat Tunisia menyebutkan, terjadi kekerasan di kota Sbikha. Ada pula
beberapa laporan atas kebrutalan polisi di kota Chebba, di mana satu orang
pemrotes masuk rumah sakit. TV Nessma, sebuah Channel berita swasta, menjadi
saluran media besar pertama Tunisia yang meliput protes, setelah 12 hari
demonstrasi.
Kamis 30 Desember 2010 : Terjadi banyak kekacauan dan keributan.
Penembakan demonstrasi. Pengacara Abderrahman Ayedi (seorang pengacara
80
terkemuka di Tunisia) di tangkap dan disiksa oleh polisi karena mendukung para
pengunjuk rasa. 149
Jum’at 31 Desember 2010 : Pengacara di seluruh Tunisia menanggapi
panggilan untuk berkumpul sebagai bentuk protes atas pengacara yang ditangkap
dan sebagai aksi solidaritas dengan penduduk Sidi Bouzid. Pihak berwenang
menanggapi pemprotes dengan kekerasan, dan pengacara memberitahu Al-Jazeera
mereka "dipukuli dengan kejam"
Minggu 2 Januari 2011 : kelompok cyberactivist “Anonymous”
mengumumkan operasi Tunisia dalam rangka solidaritas bersama protes dengan
merusak sejumlah website pemerintah Tunisia, dengan melakukan penyerangan
“direct denial of service” yang menyebabkan 14 situs presiden, termasuk partai
yang berkuasa, Perdana Mentri, pelayanan hubungan luar negeri dan bursa tidak
dapat di akses selamaa 4 hari.150
Senin 3 Januari 2011 : Di kota Thala Sekitar 250 demonstran yang
kebanyakan dari mereka adalah pelajar, melakukan arak-arakan protes secara
damai. Kemudian protes berubah menjadi kekerasan setelah polisi mencoba untuk
menghentikan dengan menembakkan tabung gas air mata. Setidaknya terdapat
149
Yasmin Rian, “Another Tunisian Protester dies” Aljazeera.com diakses 7 Juli 2015
http://googleweblight.com/lite_url=http://english.aljazeera.net/news/africa/2010/12/201012317536
678834.html&lc=id 150
Yasmine Ryan. “Tunisia's bitter cyberwar, Anonymous has joined Tunisian activists to
call for end to the government's stifling of online dissent”. Aljazeera.com 06 Januari
2011. diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/indepth/features/2011/01/2011161
4145839362.html
81
sembilan pemrotes yang dilaporkan terluka. Sebagai responnya, para pemrotes
membakar ban dan menyerang kantor-kantor lokal yang dikuasai oleh partai.151
Selasa 4 Januari 2011 : Asosiasi Bar (Pengacara) Tunisia mengumumkan
pemogokan umum yang akan digelar pada tanggal 6 Januari sebagai protes atas
serangan oleh pasukan keamanan terhadap anggotanya. 152
Mohamed Bouazizi, meninggal dunia akibat luka bakar yang dideritanya,
setelah 19 harian yang lalu melontarkan pemberontakan dengan membakar
dirinya. Mohamed Bouazizi tidak bisa diselamatkan. karena kondisinya yang
sangat parah, akhirnya hari selasa, tanggal 4 Januari 2011 atau 19 hari setelah aksi
bakar dirinya tersebut, tepat pukul 17.30 waktu setempat di rumah sakit Ben
Arous.153
Bouazizi menghembuskan nafas terakhirnya.
Rabu 5 Januari 2011 : Pemakaman kemudian diadakan di Sidi Bouzid,
kota kelahirannya. Lebih dari 5.000 simpatisan menghadiri prosesi pemakaman
sang pahlawan kaum miskin dari Tunisia, 265 kilometer selatan ibu kota Tunis.154
151
Bilal Randeree “Violent clashes continue in Tunisia, Protests over unemployment
continue to spread across the country as the government forces try to curb growing unrest”.
Aljazeera.com. 04 Januari 2011. Diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/
africa/2011/01/201114101752467578.html 152
Bilal Randeree “Violent clashes continue in Tunisia, Protests over unemployment
continue to spread across the country as the government forces try to curb growing unrest”.
Aljazeera.com. 04 Januari 2011. Diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/
africa/2011/01/201114101752467578.html 153
“Tunisian Protester Dies of Burns, Mohamed Bouazizi, The 26-Year-Old Unemployed
Man Whose Self-Immolation Sparked Nationwide Unrest, Dies Of Severe Burns”. Al Jazeera and
Agencies, 05 January 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/
news/africa/2011/01/201115101926215588.html 154
“Musthafa Abdurahman, “Bouazizi, Pahlawan Kemiskinan Tunisia”. kompas.com,
Sabtu, 8 Januari 2011 diakses 5 Juli 2015 http://nasional.kompas.com/read/2011/ 01/08/09424340/
Bouazizi.Pahlawan.Kemiskinan.Tunisia
82
Kamis 6 Januari 2011 : Laporan-laporan menyatakan bahwa 95% dari
8000 pengacara Tunisia mengadakan sebuah pemogokan, menuntut pengakhiran
kekejaman polisi melawan para pemrotes damai.155
Sabtu 8-12 Januari 2011 : Terdapat laporan setidaknya enam pemrotes
dibunuh dan enam orang lainnya dilukai ketika terjadi bentrokan dengan polisi di
Thala. Di kota Kasserine, tiga orang lainnya dibunuh dalam bentrokan yang sama.
Di Thala, para saksi mengatakan bahwa polisi menembakkan senjata mereka
setelah menggunakan meriam gas air mata untuk mencoba membubarkan sebuah
kerumunan yang membakar gedung pemerintah. Kerumunan demonstran tersebut
juga melemparkan batu dan bom gasolin ke arah polisi. Para penembak jitu
tersembunyi melakukan rangkaian pembunuhan besar-besaran di Kasserine dan
Thala. Kekejaman yang menggoncang seluruh rakyat Tunisia menebarkan benih
pemberontakan secara nasional.156
Kamis 13 Januari 2011 : Ben Ali, berpidato yang ditayangkan di televisi,
mengumumkan sebuah kelonggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan
berjanji untuk tidak turut serta dalam pemilihan kembali pada 2014. Dia berjanji
untuk lebih memperkenalkan kebebasan kepada masyarakat umum, perbaikan
lembaga secara lebih luas dan menyelidiki pembunuhan atas para pemrotes
selama terjadinya demonstrasi. Beberapa website yang tadinya diblokir atau
dilarang, dapat diakses kembali. Tapi tak satu pun dari janji-janji Ben Ali yang
155
Al-Jazeera and Agencies . ”Thousands of Tunisia lawyers strike, The lawyers demand
an end to beatings by police, following what they say is police brutality against protesters.
Aljazeera.com 06 Januari 201 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/ africa/2011/01/
201116193136690227.html 156
Yasmine Ryan. ”The massacre behind the revolutionIt was the deliberate slaying of
protesters in Tunisia that turned a regional uprising into a nationwide revolution”. Aljazeera.com.
16 Februari 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/indepth/features/ 2011/02/
2011215123229922898.html
83
dapat mengambil hati rakyat.157
Dengan sangat marah, masyarakat
melempar/menjatuhkan microphone yang di pegang Ben Ali.158
Jum’at 14 Januari 2011 : Militer dan para pemimpin politik menganggap
cukup sudah kekuasaan bagi Ben Ali. Tentara menolak menembak para
demonstran. Ben Ali menentukan keadaan darurat bagi negara. Dia menjanjikan
pemilihan legislatif yang baru dalam masa percobaan enam bulan untuk
mengakhiri ketidaksepakatan massa. Media nasional melaporkan bahwa
perkumpulan lebih dari tiga orang akan dilarang dan “senjata akan digunakan jika
perintah dari pasukan keamanan tidak digubris.” Malam itu, laporan ditayangkan
bahwa tentara telah menguasai bandara utama Tunisia dan menutup wilayah udara
negara. Meskipun anggota keluarga besarnya dilaporkan ditahan, Ben Ali
mengatur kepergiannya dengan menggunakan pesawat. Mohammed Ghannouchi,
Menteri Utama, tampil pada TV nasional untuk mengumumkan bahwa ia
memikul peran presiden untuk sementara dibawah undang-undang Tunisia bab 56.
Ben Ali, menurut laporan, pertama kali terbang ke arah Malta, kemudian
ke Paris, sebelum akhirnya berputar kembali ke arah teluk, di mana ia mendarat di
Jeddah, Saudi Arabia.159
Media Perancis melaporkan bahwa Nicolas Sarkozy,
Presiden Perancis, menolak untuk mengizinkan Ben Ali mendarat di negaranya.
157
“Tunisian Protester Dies Of Burns, Mohamed Bouazizi, The 26-Year-Old
Unemployed Man Whose Self-Immolation Sparked Nationwide Unrest, Dies Of Severe Burns”. Al
Jazeera and Agencies 05 January 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/ news/
africa/2011/ 01/201115101926215588.html 158
Wawancara dengan Mohamed Marven aktivis Universitas Ez Zitouna, Tunis, Tunisia. 159
Turmoil in Tunisia : As it Happened on Friday”. Bbc.news.com. Jumat 14 Januari
2011 diakses 5 Juli 2015 http://news.bbc.co.uk/2/hi/9361546.stm
84
Akhirnya Ben Ali kabur meninggalkan Tunisia beserta seluruh keluarganya yang
dianggap sebagai para pencuri kekayaan rakyat, ke Arab Saudi.160
Sabtu 15 Januari 2011 : Saudi Arabia secara resmi mengumumkan
bahwa ia menerima Ben Ali dan keluarganya untuk periode waktu yang tak
ditentukan. Mahkamah konstitusi Pengadilan Negara, Hak Tingkat Tinggi Tunisia
pada persoalan undang-undang, mengatur bahwa Fouad Mebazaa, ketua
parlemen, seharusnya menggantikan Presiden, bukan Ghannouchi. Mebazaa
menugaskan Ghannouchi dengan pembentukan koalisi pemerintahan yang baru.
Kosongnya kekuasaan yang ditinggalkan oleh Ben Ali, dimanfaatkan oleh
para perampok dan gerombolan preman, yang merampok toko-toko bahan
makanan dan tanah mahal milik para bangsawan pada saat rezim lama, begitulah
pernyataan para saksi. Penduduk di beberapa bagian Tunis mengatakan bahwa
kelompok-kelompok mencari kesempatan melalui para tetangganya pada malam
hari dengan membakar gedung-gedung dan menyerang orang maupun tanah milik
mereka, tanpa sepenglihatan polisi.
Minggu 16 Januari 2011 : Tekanan dan ketidakpastian mencengkram
Tunisia ketika pasukan militer mencoba untuk memulihkan keadaan.161
Imed
Trabelsi, seorang keponakan dari istri Ben Ali, menurut laporan meninggal di
rumah sakit militer di Tunis. Kemungkinan dia adalah orang pertama dari
keluarga besar presiden yang meninggal akibat dari pemberontakan, namun agensi
160
“Tunisia's uprising, Chronicle of nationwide demonstrations over the country's
unemployment crisis”. Aljazeera.com 23 Januari 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.
aljazeera.com/indepth/spotlight/tunisia/2011/01/201114142223827361.html 161
Al-Jazeera and agencies, Tunisia situation remains tense, Reports of gunshots in the
capital Tunis as politicians struggle to restore order and form a government., Aljazeera.com 16 Jan
uari 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/20111161 413596
83604.html
85
berita Reuters kemudian melaporkan pada 21 januari bahwa Trabelsi sebenarnya
telah ditahan. Salim Shayboub, menantu Ben Ali, menurut laporan juga turut serta
ditahan. Rafik Belhaj, mantan Menteri Dalam Negeri Tunisia dan lelaki yang
bertanggung jawab besar atas aksi tindakan polisi terhadap para pemrotes, turut
ditahan dan berdiam diri di kota kelahirannya, Beja, di sebelah utara Tunisia.
WikiLeaks menyiarkan empat bagian rangkaian dari hubungan diplomatik
US yang mempertunjukkan bahwa US mengetahui tentang tingkat korupsi dan
ketidakpuasan di Tunisia, dan bagaimanapun juga memilih untuk mendukung Ben
Ali.162
Senin 17 Januari 2011 : Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi
mengatakan bahwa ia menyesalkan turunnya Ben Ali, yang meninggalkan
negaranya dalam “kekacau-balauan yang kelihatannya tanpa akhir.”163
Perdana
Menteri Tunisia berjanji untuk mengumumkan sebuah koalisi pemerintahan yang
baru, berharap dapat menegakkan semangat bagi kemajuan politik untuk
menghindari munculnya pemrotes-pemrotes baru dan juga menjual dengan harga
yang lebih rendah perampok bersenjata api yang setia kepada presiden yang telah
diusir.
Ghannouchi juga mengumumkan perbaikan-perbaikan secara luas,
menjanjikan kebebasan bagi pers, mencabut larangan pada kelompok-kelompok
HAM yang beroperasi di Tunisia, dan membebaskan para tahanan politik. Sebuah
162
D. Parvaz “Cable: US knew of corruption, Leaked diplomatic cables reveal detailed
US knowledge of Tunsian corruption, and support for the since ousted president”. Aljazeera.com
16 Januari 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/2011116
191654327302.html 163
Agencies.”Libya leader regrets Ben Ali's fall Muammar Gaddafi laments ousted
president's departure saying it has left Tunisia in "chaos with no end in sight". 17 Januari 2011.
diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/2011117244693773.html
86
pemerintahan baru telah diumumkan, namun beberapa pendukung pemerintahan
Ben Ali dimasukkan dalam jabatan-jabatan penting, termasuk Menteri-Menteri
Pertahanan Dalam dan Luar Negeri. Sementara beberapa anggota oposisi dalam
posisi yang lebih rendah. Pemimpin oposisi yang dikucilkan berteriak curang,
mengatakan bahwa mereka telah diberhentikan dalam “persatuan” pemerintah
yang baru, yang menyokong anggota-anggota dari pengawalan yang lama.
Selasa 18 Januari 2011 : Tidak senang dengan barisan pemerintahan
yang baru, masyarakat Tunisia turun ke jalan-jalan untuk melakukan protes.
Menteri-menteri oposisi lainnya mengancam untuk keluar, mengatakan bahwa
mereka tidak ingin menjadi bagian dalam pemerintahan dengan mantan anggota-
anggota partai Ben Ali yang berkuasa sebelumnya, Perkumpulan Undang-Undang
Demokrasi (RCD). Ghannouchi dan Mebazaa mengundurkan diri dari partai RCD
sebagai sebuah cara untuk mendamaikan para pemrotes.164
Rabu 19 Januari 2011 : Micheline Calmy-Rey, Menteri Luar Negeri
Swiss mengatakan bahwa pemerintah Swiss memerintahkan pembekuan terhadap
seluruh dana yang dipegang oleh Ben Ali di Switzerland. Pada waktu yang
bersamaan, agensi berita TAP secara resmi melaporkan bahwa para jaksa di
Tunisia membuka sebuah penyelidikan terhadap aset Ben Ali dan keluarga
besarnya. Gordon Gray, Duta Besar US di Tunisia, mengatakan kepada Al-
Jazeera dalam keterangan pertamanya sejak pemberontakan, bahwa pergerakan
tersebut sebagai “kerja dalam proses kemajuan” dan sebuah “fenomena baru”.
164
Al-Jazeera dan Agencies “Tunisia leaders resign from party, President and prime
minister step down from ruling party as several opposition members resign from the new cabinet”.
Aljazeera.com 18 Januari 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/ africa/2011/
01/201111810106847770.html
87
Komisaris tinggi PBB untuk HAM, Navi Pillay mengatakan bahwa PBB
berencana untuk mengirim tim HAM secara resmi ke Tunisia untuk melihat ke
dalam minggu-minggu sengit dan menasihati koalisi pemerintahan yang baru.165
Kamis 20 Januari 2011 : Seluruh menteri dalam pemerintahan sementara,
keluar dari partai RCD Ben Ali namun tetap dalam jabatan kabinet mereka.
Komite pusat RCD dibubarkan.166
Jum’at 21 Januari 2011 : Masa pertama dari tiga-hari berkabung
nasional, terlihat para pemrotes berkumpul secara damai sepanjang hari di Tunis.
Mereka menuntut pembubaran dari pemerintahan yang baru, sebagaimana mereka
menghormati korban-korban yang telah meninggal dalam kerusuhan pada
minggu-minggu sebelumnya. Dalam sebuah usaha untuk mengurangi kemarahan,
Ghannouchi berjanji untuk keluar dari perpolitikan setelah pemilihan legislatif
dan presiden, yang ia katakan akan segera diadakan secepat mungkin.167
Sabtu 22 Januari 2011 : Ribuan pemrotes masih turun ke jalan lagi,
melanjutkan permintaan untuk pembersihan seluruh anggota RCD dari
pemerintahan sementara. Sekitar 2000 polisi ikut serta dengan para pemrotes dari
masyarakat sipil, meminta untuk kondisi bekerja yang lebih baik dan sebuah
persatuan baru dan mengeluhkan tentang asosiasi mereka dengan rezim Ben Ali
yang bersifat menekan. Para pemrotes menerobos barikade kantor Menteri Utama,
165
Haig Simonian in Zurich. “Swiss freeze Ben Ali and Gbagbo assets”. ft.com ,Middle
East & North Africa Januari 19, 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.ft.com/cms/s/0/ a0ff7106-
23e7-11e0-8bb1-00144feab49a.html#axzz3Sd55bcgs 166
Neji Ali Dhakoani, “Tunisia: RCD OUT” MRZINE.com 20 Januari 2011 diakses 5 Juli
2015 http://mrzine.monthlyreview.org/2011/dhakouani20011.htlm 167
“Tunisia mourns unrest victims, North African nation begins three-day mourning to
honour those who died in the uprising that toppled president Ben Ali.” Aljazeera.com 21 Januari
2011diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/2011 1215365840302.
html
88
namun menurut laporan, tidak terjadi aksi kekejaman. Tentara dan Departemen
Keadilan diperintahkan untuk melindungi dokumen apa saja dan bukti-bukti yang
dapat dikumpulkan sehingga pemerintahan lama dapat dilibatkan selama
penyelidikan.168
Minggu 23 Januari 2011 : Ketika hari ketiga dan hari terakhir berkabung
nasional dimulai, para pemrotes turun kembali ke jalan seperti yang diharapkan,
setelah menteri-menteri pemerintahan mantan RCD, tidak menunjukkan tanda-
tanda pengunduran diri. Ratusan masyarakat Tunisia menentang jam-malam pada
malam hari dan berjalan ratusan kilometer. Mereka menyebutnya sebagai “kafilah
kebebasan” (Liberation caravan) untuk bergabung dengan para pemrotes di ibu
kota Tunis, dimana kemarahan pada pemerintahan sementara, terus bertambah.
Agensi berita nasional negara melaporkan bahwa sekutu Ben Ali – Abdel Aziz bin
Dhia, juru bicara dan ketua penasihat Ben Ali, dan Abdallah Qallal, seorang
mantan Ketua Menteri Dalam Negeri Tunisia yang ditunjuk oleh Majelis
Parlementer Tinggi telah ditempatkan dalam rumah tahanan. Agensi tersebut juga
melaporkan bahwa polisi sedang mencari Abdel wahhab Abdalla, penasihat
politik Ben Ali, yang menghilang dan Larbi Nasra, pemilik dari Hannibal TV dan
anaknya yang telah ditahan atas kecurigaan akan “penghianatan” karena bekerja
kepada Ben Ali sepulangnya dari Saudi Arabia (di mana presiden yang telah
dijatuhkan sedang dalam masa pengasingan). Nasra, menurut laporan agensi,
memiliki hubungan dengan istri Ben Ali, Leila, dan dituduh atas penggunaan
channel untuk menciptakan sebuah kekosongan konstitusi, mengganggu stabilitas
168
Al-Jazeera and Agencies “Police join protests in Tunisia, PM's pledge to quit politics
after elections fails to pacify demonstrators demanding dissolution of interim government.”
Aljazeera.com 23 Januari 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/ news/africa/2011/
01/2011122133816146515.html
89
dan membawa negara ke dalam sebuah pusaran kekejaman yang akan membawa
kembali kediktatoran seperti presiden terdahulu.169
Senin 24 Januari 2011 : Para politikus bernegosiasi dalam pembuatan
sebuah dewan untuk mengawasi pemerintahan sementara. Tugas ini akan
melindungi Revolusi “Melati” yang menjatuhkan Ben Ali.
Rabu 26 Januari 2011 : Bentrokan pecah di dekat kantor-kantor
pemerintahan di kota tua, Casbah, di mana terjadi kerusuhan dan polisi
menembakkan gas air mata pada ratusan demonstran. Jenderal Persatuan Tenaga
Kerja Tunisia mengadakan sebuah pemogokan umum di Sfax, kota kedua dan
pusat ekonomi Tunisia, dan ribuan dari mereka menuntut pemerintah untuk
mengundurkan diri. Menteri Keadilan Bangsa sementara mengatakan bahwa
Tunisia meminta polisi internasional untuk membantu menahan Presiden Ben Ali
yang telah dijatuhkan beserta keluarganya, sehingga mereka dapat diadili karena
pencurian dan peredaran mata uang.170
Kamis 27 Januari : Menteri Luar Negeri Tunisia, Kamel Morjane,
mengumumkan pengunduran dirinya. Kemudian Menteri Utama mengumumkan
sebuah perubahan susunan kabinet, menjatuhkan menteri-menteri penting dari
pemerintahan Presiden Zine El Abidine Ben Ali yang dikritik. Angka resmi
pemerintah menyebutkan, 78 orang tewas sejak unjuk rasa dimulai pertengahan
desember 2010 lalu. Sebuah tim bentukan PBB menyebutkan selama masa
169
Al Jazeera and agencies. “Liberation caravan' reaches Tunis Hundreds of protesters
overwhelm security forces surrounding office of interim PM as they rally in the capital.”
Aljazeera.com 23 Januari 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/ africa/2011/
01/2011123124352723753.html 170
“Tunisia seeks arrest of ex-leader, Ousted President Ben Ali is wanted to stand trial for
theft and currency offences, says the nation's justice minister.” Aljazeera.com. 27 Januari 2011
diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/20111261396505578.html
90
demonstrasi menggulingkan presiden Ben Ali, sedikitnya 219 orang tewas
termasuk mereka yang meninggal akibat penjara yang terbakar hingga Ben Ali
lari ke Arab Saudi.171
Berdasarkan artikel yang dipublikasikan oleh Human Rights
Watch, 132 Orang meninggal dunia dan 1.452 mengalami cidera selama bulan
desember 2010 sampai dengan januari 2011.172
Kasus seperti Mohamed Bouazizi bukanlah kasus yang pertama yang
terjadi di Tunisia. Demonstrasi-demonstrasi sudah banyak terjadi di beberapa kota
Tunisia. Seperti Abdesslem Trimech yang juga sebagai pedagang kaki lima yang
membakar dirinya akibat birokrasi pemerintahan kota Monastir tanggal 3 maret
lalu. Namun keberadaan berita-berita seperti itu sangat sulit ditemukan, lantaran
pemerintah sangat ketat dalam mensensor media.173
B. Internet dan Perkembangan Jejaring Sosial di Tunisia Abad 21
Akses terhadap internet sekarang ini, tidak hanya dapat dilakukan melalui
fasilitas kantor, warnet, ataupun rumah, tapi juga dilakukan melalui telepon
seluler pribadi dimanapun dan kapanpun. Fenomena jejaring sosial (facebook,
twitter dll) menegaskan bahwa dalam dunia kehidupan”ada”, didengar,
diperdulikan, dan diakui. Siapapun dapat leluasa mengakses berbagai macam
informasi dari berbagai tempat. Informasi dapat dengan mudah diakses baik
berupa teks, grafik, suara ataupun video. Dengan jaringan internet, dapat pula
171
“Tunisia minta Ben Ali diekstradisi dari Arab Saudi”, Bbc Indonesia, 21 Februari
2011diakses 5 Juli 2015 http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/02/110221_benaliextra
dited.shtml 172
Human Rights Watch, “Tunisia: Injured Of The Uprising Urgently Need Care, 17 Months On,
Government Failing Victims Of Police Gunfire”, 28 mei, 2012 diakses 5 Juli 2015
http://www.hrw.org/news/2012/05/28/tunisia-injured-uprising-urgently-need-care 173
Yasmine Ryan. “How Tunisia's revolution began. From day one, the people of Sidi
Bouzid broke through the media blackout to spread word of their uprising”. Aljazeera.com 26
January 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/indepth/features/2011/
01/20111261218 15985483.html
91
berfungsi sebagai media konferensi. Sejumlah orang melakukan diskusi tanpa
harus bertatap muka secara langsung satu dengan yang lainnya, melainkan melalui
layar computer pribadi masing masing.174
Berawal dari jaringan komputer yang dibentuk oleh departemen
pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. Proyek jaringan komputer yang
disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) bertujuan
untuk mengatasi masalah serangan nuklir dan mempercepat penyebaran informasi
militer. Prinsip kerja ARPANET adalah menghubungkan beberapa software dan
hardware komputer berbasis UNIX agar bisa melakukan komunikasi dalam jarak
tertentu melalui saluran telepon.175
Perkembangan pesat ARPANET membuat sistem ini diperkenalkan secara
umum pada tahun 1972 yang kemudian pecah menjadi dua kelompok yakni
MILNET untuk kepentingan militer dan ARPANET baru untuk kepentingan
lainnya seperti sarana komunikasi di beberapa universitas. Universitas pertama
yang mengkoneksikan dengan ARPAnet adalaha UCLA kemudian SRI (Stanford
research institute), UC santa Barbara, university of Utah. Koneksi ini adalah untuk
kepentingan akademis yang memudahkan pertukaran informasi antar
universitas.176
Pada tahun 1978 BBS (Bulletin Board Systems) berhasil mempertukarkan
data lewat jalur telepon. Tahun 1994 Geocities di luncurkan. Tahun 1995
174
Budi Sutedjo dkk, Pengantar Teknologi Informasi Internet Konsep dan Aplikasi,
(Yogyakarta: ANDI 2007), h. 22 175
Dalam Kamus Istilah komputer dan internet (2005: 132) disebutkan pengertian dari
internet adalah jaringan komputer dunia yang menghubungkan jaringan-jaringan komputer
regional diseluruh dunia. 176
Supardi, Internet Untuk Segala Kebutuhan, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo),
2009, h. 2
92
Theglobe.Com yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk
mempublikasikan konten mereka sendiri dan saling berbagi bersama orang-orang
yang mempunyai kesamaan minat dan selera. Tahun 1997 Oal Instant Messenger
diluncurkan dan Instan Menssaging menjadi popular. Sixdegrees.Com
meluncurkan web dengan fitur profil dan lsiting teman. Tahun 2002 Friendster di
luncurkan memelopori jejaring social. Sekitar tiga juta orang mendaftar dengan
waktu tiga bulan pertama. Tahun 2003 Myspace dan Linkedin di luncurkan, yang
merupakan situs kaum professional. Pada tahun 2004 Facebook diluncurkan yang
bermula hanya untuk mahasiswa Harvard, namun berkembang menjadi jejaring
social secara global yang anggotanya melebihi 700 juta. 2006 Twitter diluncurkan
dengan sistem microblogging 140 karakter dan cepat popular dangan pengguna
sekitar 380 juta.177
Kehadiran teknologi ini disambut oleh masyarakat dunia, termasuk
negara-negara Afrika. Dalam study baru, yang dilakukan oleh Euromonitor
International, Selama beberapa tahun terakhir, internet di Timur Tengah dan
Afrika utara berkembang secara dramatis. Kenyataan ini membuktikan sejak
tahun 2003, mencapai 85.500.000 pengguna pada tahun 2008, atau 5,2% dari
pengguna dunia (Studi ini mencakup Iran dalam jumlah tersebut). Kebanyakan
pengguna internet adalah kaum muda yang rata-rata di bawah umur 35 tahun. Di
dalam blog-blog, para blogger lebih banyak mengangkat isu-isu masalah negara,
177
“Sejarah Social Network” Voice, Agustus 2012 edisi 1, h 13
93
politik, budaya dan agama. Selain itu, perkembangan media online pun masuk ke
dunia bisnis, hiburan dan permainan, yang merupakan bagian tren masyarakat.178
C. Peran Jejaring Sosial dalam Revolusi Melati di Tunisia
Di abad 21 ini, kehadiran berbagai situs media sosial terus meluas ke
seluruh penjuru dunia dan bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Keberadaan jejaring sosial tersebut (contoh: facebook, twitter,youtube, ) adalah
salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan informasi dan komunikasi. Dalam
kasus revolusi Tunisia, twitter dan facebook memang menjadi alat bantu dalam
mensukseskan revolusi. Pada masa lalu mungkin hanya pemberitaan media massa,
unjuk rasa, atau jajak pendapat yang bisa dijadikan alat pengukur pendapat umum.
Tanda tangan pernyataan keprihatinan, atau pita hitam tanda solidaritas kini
sudah berganti (atau ditambah) coret-coret (graffiti), lukisan mural dan pernyataan
lewat internet yang tidak kalah dahsyat evektifitasnya. Kenyataan tersebut
menandakan munculnya kesadaran umum tentang manfaatnya media baru dalam
gerakan sosial di Tunisia.
Internet akan mengatasi beberapa kendala financial, dan memperluas
peluang bagi perdebatan politik, bagi penyebaran informasi, dan bagi interaksi
kelompok, sehingga bisa dikatakan bahwa internet bisa mereduksi ketidakadilan
sosial dalam kehidupan berpolitik.179
Pengguna jejaring sosial di Tunisia
178
Mohamed Marwen Meddah , “Growing Internet Usage In The Middle East & North
Africa” Euromonitor International, Startuparabia.Com , 24 Agustus 2009 diakses 16
November 2014 http://www. startuparabia.com/2009/08/growing-internet-usage-in-
the-middle-east-northafrica 179
Idi Subandy Ibrahim, Kritik Budaya Kominikasi, Budaya, Media, dan Gaya Hidup
dalam Proses Demokrasi di Indonesia. Preface: Prof. Thomas Hanitzch, (Yogyakarta: jalansutra.
Mei 2011) h.99
94
didominasi oleh para remaja. Dengan berdasarkan umur, pengguna facebook di
Tunisia sangat bervariasi, dari usia 18 sampai 24 tahun.180
1. Penyebaran informasi melalui Twitter
Twitter adalah sebuah situs jejaring sosial microblogging yang didirikan
oleh Jack Dorsey pada tahun 2006 dan menjadi senjata masyarakat Tunisia ketika
revolusi berlangsung. Dengan desain 140 karakter untuk diposting (share) ia
mudah disebarkan melalui via sms. Selain itu twitter memberikan para
penggunanya untuk memfollow pengguna lain, walau tidak memerlukan balasan
balik. Ini yang menjadi perbedaan dengan beberapa situs jejaring social lainnya.
Dengan seperti ini, maka banyak sekali pengguna twitter dengan jutaan followers.
Beberapa pengguna twitter cukup memiliki pengaruh, (tokoh masyarakat, artis,
media massa internasional, dll) sehingga penyiaran dan pesan-pesan secara luas
dapat diterima dan menjadikan suatu informasi menyebar secara cepat. Dan bila
beberapa pengguna berbicara masalah Tunisia, “Tunisia” menjadi dapat dilihat
oleh seluruh pengguna dan menjadi Trending Topic.
Fitur twitter dan tweet memudahkan pengguna untuk menyebarkan
informasi apa saja. Banyak kasus yang menyeruak dan langsung diketahui oleh
banyak pengguna twitter di saat yang bisa dibilang real-time atau semasa dengan
waktu kejadian berlangsung. Ini membuat tweet-tweet protes di Tunisia menyebar
luas secara cepat hingga memicu revolusi. Ketika revolusi berjalan di Tunisia,
masyarakat Tunisia aktif dalam bersosial media lewat twitter. Tweet-tweetnya
berisi tentang masalah apa saja yang berkaitan kejadian ketika revolusi
180
“Tunisia Facebook Statistic, SocialBakers,2011, diakses 24 Februari 2015
http://www.socialbakers.com/statistics/facebook/pages/total/tunisia/
95
berlaangsung, seperti tweet ancaman, peringatan dari lokasi sniper, tweet meminta
pertolongan donor darah, tweets mengorganisir protes dan lain sebagainya. Dalam
catatan dubai school of government terdapat 33,06% dalam menyebarkan
informasi mengenai hal itu.181
Berikut cara kerja twitter dan penyebaran informasi dalam situasi Revolusi
Melati di Tunisia hasil dari penelitian yang didapat.
a) Tweet
Tweet adalah elemen utama dari Twitter yang digunakan untuk update
status, membalas tweet dari pengguna lain, dan masih banyak lagi. Jumlah tweet
pada Twitter dibatasi hingga maksimal 140 karakter saja.
b) Retweet
Retweet adalah sebuah cara untuk membagikan ulang tweet yang dibuat
oleh pengguna lain. Ada yang meretweet langsung tanpa memberikan komentar
181
Civil movements: the impact facebook dan twitter”, arab social media, mei 2011, vol
1, no 2
96
dan ada pula retweet dengan memberikan komentar terhadap tweet tersebut.
Biasanya menyertakan “RT” di depan tweet yang ingin diretweet.182
c) Mention
Mention merupakan cara untuk menyebut seseorang dengan menggunakan
simbol @ di depan nama pengguna yang ingin disebut, mention ini bisa
diletakkan pada awal, tengah, maupun akhir kalimat dari isi tweet. Pengguna yang
di-mention akan diberi tahu sehingga dapat membalas mention yang user berikan
tersebut.
182
fitur retweet ini hanya terdapat pada aplikasi client twitter seperti tweetdeck,
tweetcaster, dan lainnya
97
d) Hashtag (#)
Hashtag digunakan untuk menandai topik pembicaraan tertentu, seperti
#Tunisia, #Tunis, #SidiBouzid, #BenAli dan lainnya. Hashtag ini bisa diklik,
kemudian user akan dibawa kepada tweet dari pengguna lain yang menggunakan
hashtag serupa meskipun pengguna tersebut tidak termasuk dalam daftar orang-
orang yang user ikuti.
e) Trending Topic
Trending topik merupakan topik pembicaraan yang sedang hangat
dibicarakan di Twitter. Trending topic dapat dibagi berdasarkan wilayah atau
waktu tertentu. Selain itu, terdapat pula trending topic dunia yang dikenal dengan
istilah Trending Topic World Wide (TTWW).
f) Upload Foto dan Video
Tidak seperti Facebook yang dapat digunakan untuk mengunggah foto dan
kemudian memasukannya ke dalam sebuah album, twitter hanya dapat
mengunggah foto atau video dalam sebuah tweet saja. Untuk mengunggahnya
98
yaitu dengan mengklik tombol tambahkan foto ketika menulis tweet baru dan juga
bisa langsung menaruh link dari situs penyimpanan foto dan video pihak ketiga.
Dengan menggunakan aplikasi twitter program penghubung (API) untuk
mempertanyakan postingan twitter terupdate setiap 5 menit, terutama dari akun
yang tidak dilindungi, data yang masuk terdapat 168,663 tweets yang diposting
pada tanggal 12-19 januari 2011 dengan kata kunci “#SidiBouzid” atau
“#Tunisia.”183
2. Penyebaran informasi melalui Facebook
Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg yang diluncurkan pada bulan
Februari 2004. Pengguna harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini.
Setelah itu, pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain
183
Kemudian pada penelitian Gilad Lotan yang ditulis dalam artikel The Revolutions
Were Tweeted: Information Flows During the 2011 Tunisian and Egyptian Revolutions di muat
dalam jurnal International Journal of Communication 5 (2011),
99
sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika
mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan
grup pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat
kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan
teman-teman mereka ke dalam daftar seperti "Rekan Kerja" atau "Teman
Dekat".184
Dikutip dari The Next Web, tercatat dalam bulan September 2014,
pengguna aktif bulanan Facebook sudah melewati angka 1,19 miliar akun. Dari
angka tersebut, 874 juta pengguna di antaranya mengakses facebook dari
perangkat mobile. Pada bulan yang sama, secara rata-rata facebook diakses secara
aktif oleh 728 juta pengguna per hari, dengan 507 juta pengguna di antaranya
merupakan pengakses facebook dari ponsel dan tablet. Ini berarti facebook
menikmati peningkatan jumlah pengguna sebanyak 18 persen untuk pengguna
aktif bulanan, 25 persen untuk pengguna aktif harian, dan 45 persen pengguna
mobile aktif bulanan.
Saat ini pengakses facebook dari perangkat mobile tercatat sebanyak 73,44
persen dari total pengguna.185
Hingga kuartal pertama tahun 2014, jumlah
pengguna facebook mencapai hampir 1,28 miliar orang setiap bulan atau
184
Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama
mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan
Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja,
kemudian diperluas ke perguruan lain di Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini
secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa
sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun. Meski
begitu, menurut survei Consumer Reports bulan Mei 2011, ada 7,5 juta anak di bawah usia 13
tahun yang memiliki akun facebook dan 5 juta lainnya di bawah 10 tahun, sehingga melanggar
persyaratan layanan situs ini 185
Reza Wahyudi, “Facebook Tembus 1,19 Miliar Pengguna Aktif”, Kompas.com,
Kamis, 31 Oktober,2013 diakses 1 januari 2015 http://tekno.kompas.com/read/2013/10/31/
1426203/Facebook.Tembus.1.19.Miliar.Pengguna.Aktif
100
meningkat 15 persen dari tahun lalu. Laporan lainnya juga menyebutkan,
sebanyak 802 juta orang atau 63 persen mengakses situs yang dibangun oleh Mark
Zuckerberg tersebut setiap hari. Pengguna yang mengakses media sosial ini lewat
perangkat mobile mencapai satu miliar orang. Jumlah tersebut mengalami
peningkatan sebesar 34 persen atau bertambah sebanyak 250 juta orang jika
dibandingkan pada kuartal yang sama di tahun lalu.186
Mei 2010 facebook telah memiliki 15 juta pengguna di seluruh Timur
Tengah dan Afrika utara. Dengan 70% para penggunanya berasal dari Mesir
Maroko, Saudi Arabia, Tunisia dan Uni Emirat Arab. Afrika utara memberikan
51% total populasi facebook di MENA (Midlle East and North Africa) GCC (Gulf
Cooperation Council) 34% sementara itu Levant dan Iraq 14%. Mesir Negara
dengan wilayah populasi terbesar dan jumlah terbesar pengguna internet dengan
pengguna 3,4juta. Saudi Arab dan Uni Emirat Arab merupakan mayoritas yang
sangat besar dari pengguna facebook dalam GCC, secara berturut-turut 45% dan
31%. Di Afrika utara, Tunisia merupakan peringkat teratas dengan penertasi 44%
dari pengguna internet menggunakan facebook dan memberikan presentase 20%
dari total pengguna facebook di Afrika utara. secara keseluruhan, Mesir
memberikan 44% dari total pengguna facebook di Afrika utara.187
186
Eko Lannueardy, “Kuartal Pertama 2014, Pengguna Facebook Menyentuh 1,28
Miliar”, ChipOnline diakses 24 April 2014, http://chip.co.id/news/corporate-web_internet-
social_media-gadget-appspress_release/11401/kuartal pertama_2014_pengguna facebook
menyentuh 128_miliar 187
Carrington Malin “Middle East & North Africa. Facebook Demographics. Spot On
Public Relations. United States Licence 24 Mey 2010
101
7,7 JUTA PENGGUNA FACEBOOK DI AFRIKA UTARA 5 JUTA PENGGUNA FACEBOOK DI GCC
Dari data penelitian Carrington malin, di MENA (Mei 2010) terdapat 15
Juta Pengguna Facebook dan pengguna facebook d Tunisia sebanyak 1,554,760,
menggunakan bahasa Arab1%, Inggris 3%, Perancis 95%.188
Dari data Dubai
School of Government189
jumlah pengguna facebook pada awal mula terjadi
protes di negara Tunisia 18,8%. Di bawah ini grafik jumlah pertumbuhan
pengguna facebook selama protes pada tahun 2011, dibandingkan dengan periode
waktu yang sama pada 2010, yakni 14 Januari hingga 5 April, (Tunisia pada 2010:
10%; pada 2011: 17%).
188
Carrington malin, “Middle East And North Africa, Facebook Demographis,” mei 2010
Spot on public relation, h 4-5 189
“Civil Movements: The Impact of Facebook and Twitter,” Arab Social Media report,
Mei 2011, Vol 1, No 2
102
Secara umum facebook telah digunakan secara utama untuk meningkatkan
kesadaran di dalam negara mereka mengenai pergerakan penduduk sipil yang
terjadi terus-menerus, (persentase pengguna sebanyak 31%), menyebarkan
informasi ke dunia mengenai pergerakan tersebut (dengan persentase pengguna
secara berturut-turut 24%), dan mengorganisir para aktivis dan aksi-aksi (dengan
persentase pengguna secara berturut-turut 30%). Di negara Tunisia, kurang dari
15% yang percaya bahwa facebook secara utama digunakan untuk hiburan atau
alasan-alasan sosial semata.
Grafik kegunaan utama facebook di Tunisia selama pergerakan penduduk sipil
dan peristiwa-peristiwa pada awal tahun 2011
22,31% : mengorganisir aksi-aksi dan mengatur para aktivis (kelompok
atau individu).
33,06% : menyebarkan informasi ke dunia mengenai pergerakan dan
peristiwa yang berhubungan.
31,40% : meningkatkan kesadaran di dalam negara atas penyebab-
penyebab pergerakan.
103
10,74% : kegunaan hiburan dan sosial (terhubung dengan teman-teman,
bermain game, dll).
2,48% : kegiatan lainnya.190
:
Grafik pengaruh utama pada pergerakan penduduk sipil atas pemblokiran
kewenangan hak internet dan facebook di Tunisia
59,05% : positif (membuat orang-orang semakin bertekad, menekan
orang-orang yang bimbang untuk menjadi lebih aktif, mengerahkan orang-
orang untuk menemukan cara yang lebih kreatif untuk berorganisasi dan
berkomunikasi).
28,57% : negatif ( mengganggu channel utama komunikasi orang-orang
yang menggunakannya untuk berorganisasi dan berkomunikasi satu sama
lain ).
12,38% : tidak ada pengaruh : mematikan internet atau memblokir
facebook tidak memiliki pengaruh apapun pada pergerakan penduduk
sipil.
190
Civil movements: the impact facebook dan twitter”, arab social media, mei 2011, vol
1, no 2
104
Grafik bahasa utama yang digunakan untuk berkomunikasi di facebook selama
pergerakan penduduk sipil di Tunisia
51,43% : Bahasa Arab.
0,95% : Bahasa Inggris.
47,62% : Bahasa Perancis.191
Grafik dari mana berita/informasi mengenai peristiwa-peristiwa selama
pergerakan penduduk sipil diperoleh ?
191
Civil movements: the impact facebook dan twitter”, arab social media, mei 2011, vol
1, no 2
105
88,10% : sumber-sumber sosial media (situs jejaring sosial : facebook,
twitter, blog, dll).
62,70% : media lokal, bebas atau swasta (tv, koran, radio, sumber-sumber
online di negara Tunisia).
59,09% : sumber-sumber lainnya.
56,85% : media kedaerahan atau internasional (tv satelit, koran, berita-
berita portal melalui radio).
35,71% : situs media yang disponsori (tv, koran, atau radio yang
disponsori oleh pemerintah).192
Fitur-fitur dalam situs jejaring social facebook banyak sekali. Namun
dalam penelitian ini, ada beberapa yang saya temukan dalam proses membantu
suksesnya revolusi. Ketika masuk ke halaman Beranda, ini terdapat beberapa hal
yang bisa user lakukan, seperti update status, membaca semua berita masuk baik
itu upload foto, postingan status teman-teman facebooker, dan lain sebagainya.
Namun dalam proses revolusi, facebook berperan dalam menyebarkan informasi,
meggalang massa dan lain sebagainya.
1. Update Status
Di semua jejaring sosial, update status adalah elemen terpenting, yang
bertujuan untuk menuliskan segala macam hal apa yang kita pikirkan. Update
status ini akan dilihat oleh teman teman yang ada di facebook, dan bisa
memberikan komentar di dalamnya. Ini memungkinkan kita mengetahui keadaan
penggunanya tanpa harus bertemu atau berkomunikasi langsung dengannya.
192
Civil movements: the impact facebook dan twitter”, arab social media, mei 2011, vol
1, no 2
106
2. Upload Gambar, Foto atau Video
User bisa menambahkan status dengan mengklik tambahkan gambar, foto
maupun video dan bisa langsung dimasukkan ke dalam album. kemudian bisa
juga berkomentar, menyukai dan membagikan ke anggota facebook.
107
Foto revolusi melati di kota Sidi Bouzid
Video berita Aljazeera yang pertama kali memberitakan Mohamed Bouazizi bakar
diri
3. Mengesher link.
Membagikan link berita-berita kejadian di Tunisia
Gambar membagikan link di facebook
108
Terdapat kolom komentar atau menyukai status di setiap update-an status
baik itu foto, video, catatan, maupun link. Di sinilah terciptanya komunikasi,
informasi dan diskusi-diskusi yang bebas menurut opini masing masing. Lalu user
juga bisa membagikan status-status yang menurutnya bagus, setuju atau
mendukung hingga tersebar luas.
4. Membuat Acara
Kita bisa membuat acara dalam bentuk suatu undangan elektronik dan
dibagikan kepada anggota facebook kita atau dengan meng-add bisa juga dengan
mengesher ke publik.
Gambar tampilan undangan acara di facebook.
Gambar tampilan undangan acara di facebook.
109
5. Grup dan Halaman Facebook
Grup dan halaman facebook biasanya di buat kepada suatu lembaga atau
kelompok social masyarakat yang mempunyai visi, misi dan minat yang sama. Di
dalam grup atau halaman ini, masyarakat bisa lebih massiv dalam berdiskusi,
menggalang massa dan lain sebagainya. Salah satunya adalah TAKRIZ. TAKRIZ
adalah kelompok internet pertama yang ada di Tunisia. Didirikan pada tahun 1998
oleh dua pemuda Tunis, Foetus dan Waterman. Hingga perkembangannya, grup
ini memiliki cabang intelijen di beberapa kawasan Tunisia dan suatu jaringan
kelompok aksi turun lapangan yang secara independen yaitu TAKRIZ
Network.193
193
Tahun 2000 lebih dari satu juta pengunjung. Namun gerakan yang dilakukan pada
tahun 2002 mendapat kecaman dari pemerintah hingga akhirnya akun TAKRIZ disensor oleh
pemerintah dan sang admin di tangkap. Ada rumor yang menyatakan admin TAKRIZ dipenjara
atau telah mati. Namun rumor tersebut dipecahkan oleh suxydelik.com yang merupakan merek
dagang dari TAKRIZ Network dengan dibukanya kembali. Kemudian di akhir 2009 mulai
beroperasi di facebook. Dengan secara rahasia, TAKRIZ melatih anggota-anggotanya turun ke
jalan untuk melakukan rangkaian revolusi. TAKRIZ memproduksi video, podcasts, majalan dan
beberapa surat kabar. Takriz juga memiliki server dienkripsi komunikasi SILC dan relay TOR
anonymisation, dan teknologi komunikasi pribadi lainnya. Tahun 2002 - 2004 Banyak dari
anggota TAKRIZ pergi ke pengasingan Eropa, Amerika dan Asia. Aksi aksinya yang dilancarkan
tahun 2009-2010 mendapat ribuan pendukung dari internet dan juga anggotanya yang tingga di 12
negara akibat pengasingan. Takriz bekerja sama dengan kelompok kelompok internasional seperti
Phrack, EFF, Amnesty, WikiLeaks, RSF dan Parti Pirate. Di Tahun 2010 merupakan serangan-
serangan terbesar yang dilancarkan oleh TAKRIZ kepada presiden Ben Ali, baik di internet
maupun di jalan-jalan. Selama pemberontakan akhir desember 2010 halaman facebook TAKRIZO
mendapatkan ratusan ribu hits. Ketika Ben Ali mengangkat sensor internet TAKRIZO halaman
telah memiliki puncak lebih dari 2 juta kunjungan setiap hari selama seminggu. Halaman Hari ini
sekitar 600.000 kunjungan per hari bervariasi sesuai dengan mobilisasi dan lapangan tindakan saat
ini. Adapun postingan-postingan dari halaman ini adalah mengenai isu perpolitikan, demokrasi.
Dengan pesan-pesan, foto dan video propaganda gambar sindiran, dan dialog-dialog public lainnya
untuk melakukan serakaian pemberontakan melalui internet, menggalang massa turun ke jalan.
110
Gambar halaman facebook TAKRIZ
Selain takriz, ada ada banyak kelompok grup-grup dan halaman facebook
yang berperan dalam membangun kekuatan. Antara lain nawaat,194
Free tunisian
artists/liberate gli artisti tunisini/libérez les artistes tu,195
بحقا لشاب محمد بوعزيزي“
, ”المطالبت196
Tunisie, La révolution de la dignité_ تونس ثورة الكرامت “. 197
D. Tunisia Setelah Revolusi
Revolusi Melati masyarakat Tunisia berhasil menumbangkan presiden
diktator Ben Ali dan juga membubarkan partai penguasa Rassemblement
constitutionnel démocratique (RCD). Namun bukan berarti setelah lengsernya
Ben Ali, tunisia harus bersenang senang dengan demokrasi. Banyak PR yang
harus diselesaikan. Bahkan Sejak Ben Ali tumbang, perekonomian Tunisia
melemah. Sektor pariwisata yang menjadi andalan, kini merosot. Pantai dan hotel-
194
Nawaat bisa di akses di https://www.facebook.com/nawaat?ref=ts&fref=ts 195
Free tunisian artists/liberate gli artisti tunisini/libérez les artistes tu silahkan akses di
https://www.facebook.com/groups/232692386889841/?ref=ts&fref=ts 196
silahkan akses di ”المطالبت بحقا لشاب محمد بوعزيزي“
https://www.facebook.com/Mohamedbouazizi/timeline 197
Tunisie, La révolution de la dignité_ تونس ثورة الكرامت silahkan akses di
https://www.facebook.com/TUNISIE.REVOLUTION.DE.LA.DIGNITE?ref=br_rs
111
hotel terlihat sepi. Setelah revolusi, sejak bulan januari 2011, ribuan pegawai hotel
kehilangan pekerjaan.198
Pada 12 Desember 2011 terpilihlah presiden sementara secara demokrasi
pengganti Ben Ali, yaitu Moncef Marzouki. Moncef marzouki seorang pilitisi
lahir 7 Juli 1945. Moncef Marzouki, juga seorang dokter pendidikan Perancis,
aktivis hak asasi manusia juga pemimpin oposisi, seorang penulis di beberapa
penerbit di Perancis, Arab dan Inggris, dan menjabat sebagai presiden sementara
negara. Selain memimpin persatuan HAM tunisia di tahun 80-an dan 90-an,
Marzouki adalah salah satu dari orang Tunisia yang berani menentang Ben Ali
ketika menjabat sebagai presiden. Dia ditangkap beberapa kali, dipenjarakan,
dilarang bepergian, dan ditempatkan di bawah tahanan rumah selama lima
tahun.199
Moncef Marzouki menjadi Presiden Tunisia setelah memperoleh 153 suara
dari total 217 suara milik anggota parlemen. Sebelumnya Fouad Mebazaa
bertindak sebagai Pelaksana Tugas Presiden Tunisia dari 15 Januari 2011.
Marzouki merupakan capres dari partai republik.200
Pada masa kepemimpinan
Presiden Ben Ali, Marzouki yang merupakan opisisi terkuat ini sempat diasingkan
ke Perancis selama satu dekade.201
198
Ayu purwaningsih, Tunisia, Enam Bulan Setelah Revolusi, Deutsche Welle, di akses 8
september 2015 http://www.dw.com/id/tunisia-enam-bulan-setelah-revolusi/a-15235268 199
“Meet Tunisia‟s two presidential contenders: Marzouki and Essebsi”.
alArabiyanews.com. diakses 8 september 2015. http://english.alarabiya.net/en/perspective/profiles/
2014/12/21/Meet-Tunisia-s-two-presidential-contenders-Essebsi-and-Marzouki.html 200
Tunisian activist, Moncef Marzouki, named president, Bbc.com. diakses 8 september
2015 http://www.bbc.com/news/world-africa-16149119 201
"Veteran human rights activist chosen as Tunisia's new interim president", The
Telegraph, diakses 7 september 2015. http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/
africaandindianocean/tunisia/8892755/Veteran-human-rights-activist-chosen-as-Tunisias-new-
interim-president.html
112
Setelah revolusi masyrakat Tunisia mengalami banyak perubahan. Ruang
politik semakin terbuka bagi siapa saja dan gerakan masyarakat sipil mulai aktif.
Ada berbagai perubahan besar menyangkut kebebasan, antara lain kebebasan
berpendapat dan kebebasan berekspresi, termasuk kebebasan untuk mengkritik
pemerintah.
kebebasan beragama kini semakin semarak dengan Menjamurnya
pengajian dan ta‟lim-ta‟lim agama islam, seperti Ta‟lim Zitouni adalah sebuah
program pengajian halaqah yang digelar oleh Masjid Zitouna, juga masjid-masjid
besar lain yang tersebar di seluruh penjuru negeri. 202
selain itu ada pula pengajian
pengajian lainnya yaitu, Ma‟had Imam Malik lil „Ulum as Syar‟iyyah, Darul
Hadits az Zaituniyyah, Jam‟iyyah Mushtafa lil „Ulum as Syar‟iyyah, Jam‟iyyah
Tunisiyyah lil Ulum as Syar‟iyyah. Gerakan masyarakat sipil inilah yang telah
benar-benar berubah di Tunisia. Mereka menjadi semakin aktif, bahkan dalam
situasi politik dan sosio-ekonomi yang tetap tak stabil. Ada berbagai banyak
komunitas dan perkumpulan di Tunisia yang kian tumbuh. Seperti festival publik,
konferensi hingga kegiatan amal. Baru baru ini, pada 3 September kemarin, ada
organisasi bernama Mouwatana & Tawassol (Kewarganegaraan & Komunikasi),
yang bertujuan menumbuhkan kesadaran tentang kewarganegaraan dan
pengabdian masyarakat, meluncurkan sebuah portal interaktif yang dirancang
202 Pengajarnya adalah para syekh terkemuka di Tunis. Sistem pengajiannya mirip dengan
sistem pesantren tradisional di Indonesia. Dilakukan terjadwal setiap hari, serta menggunakan
kitab tertentu sebagai panduan. Syekh membaca teks kitab dan menerangkan kandungannya,
sedangkan para santri menyimak dan mencatat. Pada akhir sesi belajar, biasanya ada tanya jawab.
Pasca Revolusi, Pengajian Pun Menjamur Di Tunisiahttps://www.islampos.com/pasca-revolusi-
pengajian-pun-menjamur-di-tunisia-59080/
113
untuk membantu masyarakat sipil bekerja lebih erat dengan Majelis Konstituten,
pada saat masa sidangnya dimulai.203
Namun, bukan berarti bebas dari masalah. kekerasan dalam berbagai aksi
protes pun masih terjadi. Situasi keamanan tidak stabil, perekonomian tidak dalam
kondisi terbaik, dan sistem pendidikan belum direformasi.204
Selain itu, lahirnya
gerakan-gerakan ekstremis yang hanya menerima ideologi mereka sendiri dan
tidak mengakui hak orang lain untuk bebas berekspresi. Misalnya, dalam suatu
pameran seni Tunisia, “Printemps des arts”, yang menampilkan karya dari
beberapa galeri dan seniman Tunisia, ada aksi protes yang diwarnai kekerasan
terhadap pameran ini.205
Selain itu, beberapa kaum ekstrimis (teroris) masih
bergerak di Tunisia. Hingga presiden sekarang ini, (Beji Caid Essebsi) kasus
kasus kaum radikal masih saja menyerang orang-orang yang tidak bersalah.
Seperti kejadian Serangan teroris bersenjata di Museum Nasional Bardo di
Tunisia, Rabu 18 maret 2015 menewaskan 23 orang dan melukai puluhan
lainnya.206
Kemudian di Kota Sousse Sedikitnya 39 orang tewas dalam serangan
di pantai Sousse, Tunisia, pada Jumat 26 juni 2015.207
203
Pemuda Tunisia mempertanyakan perubahan sejak revolusi Common Ground
(CGNews). Diakses 8 september 2015 http://www.commongroundnews.org/
article.php?id=32132&lan=ba&sp=0 204
Akrem Kaabi, Pemuda Tunisia mempertanyakan perubahan sejak revolusi,
www.commongroundnews. diakses 7 september 2015, http://www.commongroundnews.org/
article. php?id=32132&lan=ba&sp=0 205
Yasmine Ryan, “Tunisia's embattled artists speak out” Al-Jazeera.com, di akeses 9
September 2015http://www.aljazeera.com/indepth/features/2012/06/2012615111819112421.html 206
Tunis Bardo museum: Nine suspects arrested for links to attack bbc.com diakses
http://www.bbc.com/news/world-africa-31960926 207
Tunisia attack on Sousse beach 'kills 39' bbc.com. diakses 8 september 2015
http://www.bbc.com/news/world-africa-33287978
114
E. Kesimpulan
Jejaring sosial mempunyai peran dalam mensukseskan revolusi yang
menggusur rezim diktator Ben Ali. Namun, jejarng sosial bukanlah satu-satunya
faktor penyebab suksesnya revolusi. Ketika media konvensional
(televisi,radio,koran) dikuasai oleh rezim, maka jejaring sosial menjadi alat
alternatif untuk menyebarkan informasi. Facebook dan twitter menjadi alat
informasi dalam menggalang massa turun aksi ke jalan. Masyarakat Tunisia
melakukan demonstrasi, di Sidi Bouzid, Thala, Kasserine hingga menjalar ke kota
Tunis. Masalah yang di usungpun bukan hanya masalah Bouazizi, tetapi
merambah kemasalah sosial lainnya. Hingga slogan-slogan menjadi ekstrime,
BEN ALI DEGAGE, FREEDOM, DEMOKRASI”. Hingga pada akhirnya tanggal
14 januari 2011, Ben Ali pun jatuh dan meninggalkan negaranya ke Arab Saudi.
Di Tunisia sebelum terjadinya revolusi, baik media massa ataupun jejaring
sosial mempunyai sensor yang ketat. Masarakat tunisia tidak bisa sembarangan
memposting segala sesuatu kejadian ataupun masalah masalah yang terjadi di
Tunisia. Pemerintah dengan mudah menemukan kita yang melanggar, karena
polisi tunisia mempunyai login dan passwort. Tapi ketika kejadian revolusi
terjadi, banyak facebook dan twitter mengunggah video, foto, berbagi fikiran dan
mengomentarai kejadian-kejadian yang terjadi di tunisia, sehingga pemerintah
tidak bisa mengontrol dan masyarakat semakin berani bercuap mengkritik
pemerintah di jejaring sosial.
Dari data yang di dapatkan dalam jurnal International Journal of
Communication 5 (2011) dengan menggunakan aplikasi twitter program
115
penghubung (API) untuk mempertanyakan postingan twitter terupdate setiap 5
menit, terutama dari akun yang tidak dilindungi, data yang masuk terdapat
168,663 tweets yang diposting pada tanggal 12-19 januari 2011 dengan kata kunci
“#SidiBouzid” atau “#Tunisia.
Sedangkan facebook, data penelitian Carrington malin, di MENA (Mei
2010) terdapat 15 Juta Pengguna Facebook dan pengguna Facebook d Tunisia
sebanyak 1,554,760, yang menggunakan bahasa Arab 1%, Inggris 3%, Perancis
95%. Sedangkan dari data Dubai School of Government jumlah pengguna
facebook pada awal mula terjadi protes di negara Tunisia 18,8%. Di bawah ini
grafik jumlah pertumbuhan pengguna facebook selama protes pada tahun 2011,
dibandingkan dengan periode waktu yang sama pada 2010, yakni 14 Januari
hingga 5 April, (Tunisia pada 2010: 10%; pada 2011: 17%). Bahasa yang
digunakan 51,43% : Bahasa Arab, 0,95% : Bahasa Inggris, 47,62% : Bahasa
Perancis.
Suksesnya revolusi melati di Tunisia, tidak semata mata diperani oleh
jejaring sosial facebook dan twitter. Media asing, seperti Aljazeera, de France 24,
116
Jeune Afrique, The Independent, Alarabiya Tv, nawaat dan lain-lain. Selain itu
organisasi-organisasi di tunisia juga memiliki peranan penting, seperti organisasi
demokratik, HAM, dan serikat-serikat buruh seperti UGTT (Persatuan Serikat
Buruh Tunisia) dan juga cyberactivist, TAKRIZ, Anonymous.
Setelah tumbangnya presiden Ben Ali, bukan berarti masyarakat tunisia
bisa hidup dengan nyaman. Nyatanya setelah revolusi sektor pariwisata yang
menjadi andalan, kini merosot. Pantai dan hotel-hotel terlihat sepi. Setelah
revolusi, sejak bulan januari 2011, ribuan pegawai hotel kehilangan pekerjaan.
Kemiskinan belom bisa diperbaiki dan keamanan belum bisa terkontrol dengan
penuh. Aksi aksi terorisme masih saja menyerang di tunisia. Namun masyrakat
Tunisia menikmati banyak perubahan. Ruang politik semakin terbuka bagi siapa
saja dan gerakan masyarakat sipil mulai aktif. Ada berbagai perubahan besar
menyangkut kebebasan, antara lain kebebasan berpendapat dan kebebasan
berekspresi, termasuk kebebasan untuk mengkritik pemerintah.
117
BAB V
KESIMPULAN
Ben Ali menjalankan roda pemerintahan dengan kekuatan tangan besi atau
diktator. Secara sistematis telah melakukan pembungkaman terhadap kebebasan
individu untuk berkumpul, berserikat dan beraspirasi. Prosedur-prosedur illegal
seperti intimidasi, penahanan, dan penyiksaan sering ditempuh oleh aparat
pemerintahan untuk menekan suara oposisi di kalangan masyarakat.
Terjadi banyak kasus pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia), larangan
untuk berpenampilan sectarian di kantor-kantor institusi resmi negara dan
lembaga pendidikan yang meliputi larangan berjenggot, memakai gamis, dan
hijab. Beberapa kasus lainnya, seperti kekerasan fisik, dan pembungkaman media
massa juga marak terjadi.
Ben Ali mengendalikan semua media konvensional, baik itu koran, radio
maupun televisi untuk mempromosikan citra presiden sebagai pemimpin yang
kompeten, sukses dan progresif. Internet pun diawasi ketat, sehingga situs-situs
yang dianggap berbahaya dan melawan diblokir.
Pembangunan yang tidak merata, menghasilkan tingginya angka
pengangguran, dan kemiskinan di kota-kota kecil. Pengekangan kebebasan
berpendapat dan berpolitik membuat kemarahan dan ketidakpuasan rakyat
Tunisia.
118
Perkembangan internet dan jejaring sosial menjadi alasan suksesnya
gerakan revolusi Tunisia. Ketika media cetak dan etetronik dibungkam, jejaring
sosial menjadi solusi untuk kebebasan melawan pemerintahan. Melalui jejaring
sosial itulah perlawanan digalang.
Facebook dan twitter adalah jejaring sosial yang menjadi senjata
masyarakat Tunisia. Fitur-fitur yang ada di facebook dan twitter, dengan update
status, menyebarkan foto-foto dan video dengan membentuk halaman grup-grup,
masyarakat Tunisia dengan mudah mendapatkan informasi, membangun
serangkaian agenda, berkumpul dan turun aksi ke jalan untuk berdemo.
Penyebaran informasi, penggalangan aksi yang masif melalui internet dan
jejaring sosial, hingga semua golongan masyarakat bersatu, menyebabkan
jatuhnya rezim Ben Ali setelah 23 tahun berkuasa.
119
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Primer:
Al Jazeera dan Agencies “Tunisian Protester Dies Of Burns, Mohamed Bouazizi,
The 26-Year-Old Unemployed Man Whose Self-Immolation Sparked
Nationwide Unrest, Dies Of Severe Burns”. 05 Januari 2011 diakses 5 juli
2015 http:// www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/ 20111510192
6215588. html
Al Jazeera dan agencies “Police join protests in Tunisia, PM's pledge to quit
politics after elections fails to pacify demonstrators demanding dissolution
of interim government.” Aljazeera.com 23 Januari 2011 diakses 5 juli
2015 http:// www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/2011122133816146
515.html
Al Jazeera dan agencies. “Liberation caravan' reaches Tunis Hundreds of
protesters overwhelm security forces surrounding office of interim PM as
they rally in the capital.” Aljazeera.com 23 Januari 2011. Diakses 5 juli
2015 http: //www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/20111231243527
23753.html
Al Jazeera dan Agencies “Tunisia leaders resign from party, President and prime
minister step down from ruling party as several opposition members resign
from the new cabinet”. Aljazeera.com 18 Januari 2011. Diakses di http://
www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/201111810106847770.html
Al Jazeera dan agencies, Tunisia situation remains tense, Reports of gunshots in
the capital Tunis as politicians struggle to restore order and form a
government., Aljazeera.com 16 Januari 2011. Diakses 5 juli 2015
120
http://www .aljazeera.com/ news/africa/2011/01/2011116141359683604.
html
Al Jazeera dan Agencies . ”Thousands of Tunisia lawyers strike, The lawyers
demand an end to beatings by police, following what they say is police
brutality against protesters. Aljazeera.com 06 Januari 2011 diakses 5 juli
2015 http: //www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/2011161931366902
27.html
Al Jazeera. “Tunisia: A media led revolution? Are we witnessing the birth of the
second republic fueled by social media?” Aljazeera.com, 17 Januari 2011
5 juli 2015 http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2011/01/20111161
42317498666.html
Al Jazeea. ”Tunisia struggles to end protests, Demonstrations over unemployment
and poor living conditions continue despite president's warnings of
reprisals.” Aljazeera.com 29 Desember 2010 diakses 5 juli 2015 http://
www .aljazeera.com/news/africa/2010/12/20101229122733122341. html
Agencies.”Libya leader regrets Ben Ali's fall Muammar Gaddafi laments ousted
president's departure saying it has left Tunisia in "chaos with no end in
sight".17 Januari 2011 di akses 5 juli 2015 http://www.aljazeera.com/
news/africa/ 2011/01/2011117244693773.html
Abdurahman, Musthafa, “Bouazizi, Pahlawan Kemiskinan Tunisia”. kompas.com,
Sabtu, 8 Januari 2011. Di akses 5 juli 2015 http://nasional.kompas.com/
read/2011/ 01/08/09424340/Bouazizi.Pahlawan.Kemiskinan.Tunisia.
Black, Ian, “Profile President Ben Ali” The Guardian. Jumat 14 Januari 2011, di
akses 5 Juli 2015 http://www.theguardian.com/world/2011/jan/14/tunisia-
president-ben-ali-profile
121
D. Parvaz “Cable: US knew of corruption, Leaked diplomatic cables reveal
detailed US knowledge of Tunsian corruption, and support for the since
ousted president”. Aljazeera.com 16 Januari 2011. Diakses 5 Juli 2015
http:// www.aljazeera.com/news/africa/2011/01/2011116191654327302.
html
Dhakoani, Neji Ali “Tunisia: RCD OUT” MRZINE.com 20 Januari 2011 diakses 5
Juli 2015 http://mrzine.monthlyreview.org/2011/dhakouani20011.htlm
Haig Simonian “Swiss freeze Ben Ali and Gbagbo assets”. ft.com ,Middle East &
North Africa Januari 19, 2011 diakses 5 Juli 2015 http:// www.ft.
com/cms/s/ 0/a0ff7106-23e7-11e0-8bb1 00144feab49a.html#axzz 3Sd55b
cgs
Simon, Bob “How A Slap Sparked Tunisia's revolution”. Cbsnews.com 22,
February, 2011 diakses 5 Juli 2015 http://www.cbsnews.com/news/how-
a-slap-sparked-tunisias-revolution-22-02-2011/
Profile: Zine al-Abidine Ben Ali, BBC.com 20 Juni 2011 diakses di
http://www.bbc.com/news/world-africa-12196679
”Protester dies in Tunisia clash, Several wounded in Sidi Bouzid as
demonstrations against unemployment turn violent.” Aljazeera.com. 25
Desember 2010, diakses 5 Juli 2015 http://www.aljazeera.com/
news/africa/2010/12/20101229122733122341. html
Ryan, Yasmine “How Tunisia's revolution began. From day one, the people of
Sidi Bouzid broke through the media blackout to spread word of their
uprising”. Aljazeera.com 26 Januari 2011. Diakses di 5 Juli 2015 http://
www. aljazeera.com/ indepth/ features/2011/01/2011126121815985483.
html
122
Ryan, Yasmine. “The tragic life of a street vendor: Al Jazeera travels to the
birthplace of Tunisia‟s uprising and speaks to Mohamed Bouazizi‟s
family”.Al Jazeera.com 20 Januari 2011 di akses di 5 Juli 2015
http://www.aljazeera.com/indepth/features/2011/01/20111168424251
8839.html
Ryan, Yasmine.. ”The massacre behind the revolutionIt was the deliberate slaying
of protesters in Tunisia that turned a regional uprising into a nationwide
revolution”. Aljazeera.com. 16 Februari 2011 diakses 5 Juli 2015
http://www.aljazeera.com/indepth/features/2011/02/201121512322992
2898.html
Ryan, Yasmine. “Another Tunisian protester dies, A protester dies after being shot
by police, as activists criticise government repression of protests.”
Aljazeera.com 31 Desember 2010 diakses 5 Juli 2015
http://www.aljazeera.com/ news/ africa/ 2010/12/201012317536678834
.html
Ryan, Yasmine. “How Tunisia's revolution began. From day one, the people of
Sidi Bouzid broke through the media blackout to spread word of their
uprising”. Aljazeera.com 26 January 2011. 5 Juli 2015 Diakses di
http://www. aljazeera.com/indepth/features/2011/01/20111261218159854
83.html
Ryan, Yasmine.“Tunisia's bitter cyberwar, Anonymous has joined Tunisian
activists to call for end to the government's stifling of online dissent”.
Aljazeera.com 06 Januari 2011 diakses 5 Juli 2015 di
http://www.aljazeera. com/indepth/features/2011/01/20111614145839362
.html
123
Ryan, Yasmine “Tunisia's embattled artists speak out” Al-Jazeera.com, di akeses
9 September 2015http://www.aljazeera.com/indepth/features/2012/06/
2012615111819112421. html
Randeree, Bilal “Violent clashes continue in Tunisia, Protests over
unemployment continue to spread across the country as the government
forces try to curb growing unrest”. Aljazeera.com. 04 Januari 2011.diakses
5 Juli 2015 http://www. aljazeera. com/news/africa/2011/01/
201114101752467578. html
Randeree, Bilal “Protests continue in Tunisia, Clashes erupt between security
forces and residents in Sidi Bouzid amid wave of social unrest”.
Aljazeera.com. 26 Desember 2010. Diakses 5 Juli 2015
http://www.aljazeera.com/ news/ africa/ 2010/12/2010122682433751904
.html
“Tunisia's uprising, Chronicle of nationwide demonstrations over the country's
unemployment crisis”. Aljazeera.com 23 Januari 2011. Diakses 5 Juli 2015
di http:// www.aljazeera.com/indepth/spotlight/tunisia/2011/01/
201114142223827361.html
Tunisia mourns unrest victims, North African nation begins three-day mourning
to honour those who died in the uprising that toppled president Ben Ali.”
Aljazeera.com 21 Januari 2011. Diakses 5 Juli 2015 di
http://www.aljazeera.com/ news/africa/2011/01/20111215365840302.html
“Tunisia seeks arrest of ex-leader, Ousted President Ben Ali is wanted to stand
trial for theft and currency offences, says the nation's justice minister.”
Aljazeera.com. 27 Januari 2011 diakses 5 Juli 2015
http://www.aljazeera.com/ news/africa/2011/01/20111261396505578.html
124
“Tunisia minta Ben Ali diekstradisi dari Arab Saudi”, Bbc Indonesia, 21 Februari
2011 diakses di http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/02/ 110221
benaliextradited.shtml
“Turmoil in Tunisia : As it Happened on Friday”. Bbc.news.com. Jumat 14 Januari
2011 diakses 5 Juli 2015 http://news.bbc.co.uk/2/hi/9361546.stm
Tunisian activist, Moncef Marzouki, named president, Bbc.com. diakses 8
september 2015 http://www.bbc.com/news/world-africa-16149119
Tunis Bardo museum: Nine suspects arrested for links to attack bbc.com diakses
http://www.bbc.com/news/world-africa-31960926
Tunisia attack on Sousse beach 'kills 39' bbc.com. diakses 8 september 2015
http://www.bbc.com/news/world-africa-33287978
Wawancara dengan Mohamed Marven Aktivis Kampus Ez Zitouna, Tunis,
Tunisia.
www.facebook.com
www.twitter.com
Sumber Skunder:
Ali, Mukti. Alam Pikiran Islam Modern di Timur Tengah Jakarta: Djambatan,
1995.
Anderson, Lisa, “Demystifying the Arab Spring”. Foreign Affairs, Vol. 90, No. 3.
2011.
125
Bertelsmann Stiftung‟s Transformation Index, (BTI) 2012, Tunisia Country
Report.
Basri, Metode Penelitian Sejarah, Pendekatan, Teori dan Praktik, Jakarta: Restu
Agung 2006.
Bosworth, Edmund. Historic Cities of The Islamic Wort, Leiden: 2007.
Bertens, Filsafat Barat Kontemporer Inggris-Jerman, cet. IV Jakarta: Gramedia,
2002.
“Civil Movements: The Impact of Facebook and Twitter,” Arab Social Media
report, Mei 2011, Vol 1, No 2
Cooper, John Pemikiran Islam Dari Sayyid Ahmad Khan Hingga Nasr Hamid Abu
Zaid. Jakarta: Erlangga.
Constitution of the Tunisian Republic Article 6 Tunisia Constitution,Unofficial
Translation by Jasmine Foundation final edition 26/01/2014
Defense Language Institute Foreign Language Center, Tunisia In Perspective An
Orientation Guide, Technology Integration Division October 2012.
Dudung Abdurrahman , (et. al.) ed. Siti maryam (et.al) Sejarah Peradaban Islam
Dari Masa Klasik Hingga Moderm. (Yogyakarta: LESFI) cet 4 2012. h
221
Dar Al Ilm, Atlas Sejarah Islam , Sejak Masa Permulaan Hingga Kejayaan Islam.
(Jakarta: Kaysa Medya, IKAPI) cet ke-1 2011. h 64
Elzbieta, Eyewitness “Travel Guides: Tunisia”, London: 2005.
126
Esposito, john, Ensiklopedia Oxford, Dunia Islam Modern. Bandung: Mizan,
2001.
Galih Prasetyo, Antonius, “Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran
Jürgen Habermas tentang Ruang Publik”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Volume 16, Nomor 2, November 2012, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Hitti, Philip K., History of The Arabs, From the Earlest Time for the Present, alih
bahasa R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semseta, 2002.
Henry, Clement. “Countries At The Crossroads 2011:Tunisia”, Freeden House.
Hole, Abigail,Tunisia ( Country Guide ), Lonely Planet Publications, 2007.
Hiskett, Mervyn.“The Course of Islam in Africa” Edinburgh University Press.
Ibrahim, Idi Subandy. Kritik Budaya Kominikasi, Budaya, Media, dan Gaya
Hidup dalam Proses Demokrasi di Indonesia. Preface: Prof. Thomas
Hanitzch, Yogyakarta: jalansutra. Mei 2011.
Jurdi, Syarifuddin, SOSIOLOGI NUSANTARA, Memahami Sosiologi Integralistik,
(Jakarta: kencana 2013)
kenna, Amy mc. The History of Northern Africa, New York: 2010.
Kamal Zainul. Islam Negara dan Civil Society. Gerakan dan Pemikiran Islam
Kontemporer. Jakarta: Paramadina Maret 2005.
Kuncahyono, Trias. Musim Semi di Suriah, Anak-Anak Penyulut Revolusi.
Jakarta: Kompas, Januari 2013.
127
Malin, Carrington. “Middle East & North Africa. Facebook Demographics”. Spot
On Public Relations. United States Licence 24 Mey 2010
Morozov, Evgeny. The Net Delusion, The Dark Side Of Internet Freedom. United
States: Publicaffairs,2011.
Maryam, Siti. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern.
Yogyakarta: LESFI, 2002.
Mufrodi, Ali. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997.
Majalah Voice, Agustus 2012, Edisi 1
Moalla, Asma “THE REGENCY OF TUNIS AND THE OTTOMAN PORTE,
1777–1814 Army and government of a North-African Ottoman eyalet at
the end of the eighteenth century”, Routledge Curzon, Taylor & Francis e-
Library, London and New York, 2005.
Micheal, Saylor. “The Mobile Wave ; How Mobile Intelligence Will Change
Everythin”g, (Vanguard Press 2012), h. 124 di akses melalui google books
24 februari 2015.
Ningsih, Ratna. “Khairuddin At-Tunisi dan Revormasi Islam di Tunisia” Skripsi
FIB, Universits Indonesia, Depok 2009.
Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian ke Tiga. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
128
Lotan, Gilad & et all “The Revolutions Were Tweeted:Information Flows During
the 2011 Tunisian and Egyptian Revolutions”, International Journal of
Communication 5, 2011.
Pogue-Geile, Jennifer Two Tunisias:How A Revolution Which Brought The
Country Together Also Highlighted A Deep Divide, ed. Terrence Hopmann
& William Zartman Johns Hopkins University, School For Advanced
International Studies, Tunisia: Understanding Conflict 2012, Conflict
Management Program, Student Field Trip To Tunisia, h. 27
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia, “Tunisia Selayang Pandang”,
KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA DI TUNIS Rue du Lac
Malaren/Rue du Lac Oubeira Berges du Lac, Le Grand Tunis, Tunisia,
2006.
Perkins, Kenneth, History of Modern Tunisia. United Kingdom: 2004.
Philip, Curtin. “African History” Boston: Little Brown, 1978.
Richard, Wigley. “Novel Nouse ? A System-Theoritichal Appoarch to Twitter
culture policy, criticism and management research, City University
London.
Sirojuddin, Ensiklopedi Islam 5 Sya-Zun. Jakarta: PT Ictiar Baru Van
Hoeve,1999.
Salanova, Regina “Social Media And Political Change: The Case Of The 2011
revolutions In Tunisia And Egypt”, Institut Català Internacional Per La
Pau Barcelona, Desember 2012.
Sevilla, Consuelo. Pengantar Metodologi Penelitian Jakarta: Universitas
Indonesia, 1993.
129
Saragih, Operation Neptune Spear: Menguak Persembunyian Osama bin Laden.
Jakarta: Kompas, 2011.
Schiller, Thomas, “Tunisia- A Revolution and Its Consequences” Berlin:
International Report, 16 Mei, 2011.
Sutedjo Budi. Pengantar Teknologi Informasi Internet Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: ANDI 2007.
Supardi, Internet Untuk Segala Kebutuhan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Thomas, Schiller. “Tunisia A Revolution and Its Consequences” International
Report, Berlin, 16 Mei, 2011.
Thohir, Ajid. Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif Etno-Linguistik dan Geo-
Politik. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2009.
Tamburakan, Apriadi. Revolusi Timur Tengah: Keruntuhan Para Penguasa
Otoriter. Yogyakarta: Narasi , 2011
“Tunisia: Simbol Kemajuan Hukum Keluarga Islam ?” Terpong Dunia Edisi 2 :
Senin, 08 Juni 2009..
“Tunisia‟s Repressive Laws The Reform Agenda.” Humam Rights Watch,
November 2011.
Tahir, Masnun “Hak-hak Perempuan dalam Hukum Keluarga Syiria dan Tunisia)“
Jurnal Al Mawarid (Jurnal Hukum Islam) Edisi XVIII Tahun 2008.
Triwibowo, Darmawan, GERAKAN SOSIAL, Wahana Civil Society Bagi
Demokrasi, (Jakarta: LP3ES 2006)
130
Ware, L. B. “Ben Ali's Constitutional Coup in Tunisia” Middle East Journal, Vol.
42, No. 4 (Autumn, 1988), Middle East Institute , h. 587-601, http://www.
jstor.org/stable/4327834 . 09/01/2014 01:45
Berita Online :
“A timeline for Tunisia's revolution”. Al-Araby al-Jadeed diakses 13 Januari,
2015 di http://www.alaraby.co.uk/english/blog/95422005-5871-487487b9-
ee29c738519d
Destriyana, Ksar Ouled Soltane, eksotika situs lumbung di selatan Tunisia,
Merdeka.com. di akses Sabtu, 8 November 2014 di http://www.merdeka.
com/gaya/ksar-ouled-soltane-eksotika-situs-lumbung-di-selatan-tunisia.
Dwi Fintarto, Wahyu “Melancong ke Tunisia, Salah Satu Surga Wisata Dunia,
Terengah-engah di Kota Tua, Terbayang Gladiator Afrika.” Jawa Pos,
Diakses 09 mei 2015 di http://www.jawapos.com/baca/artikel/2456/
melancong-ke-tunisia-salah-satu-surga-wisata-dunia
Gladwell, Malcolm “Small Change, Why the revolution will not be tweeted.” The
New Yorker, 4 Oktober, 2010 diakses di http://www.newyorker.com/
magazine/2010/10/04/small-change-3
Human Rights Watch, “Tunisia: Injured Of The Uprising Urgently Need Care, 17 Months
On, Government Failing Victims Of Police Gunfire”, 28 mei, 2012 di
akses 3 Juli 2015 http://www.hrw.org/news/2012/05/28/tunisia-injured-
uprising-urgentl -need-care
“Habib Bourguiba: Father of Tunisia”, BCC.com Kamis, 6 April, 2000, diakses di
3 Juli 2015 http://news.bbc.co.uk/2/hi/obituaries/703907.stm
131
Iran Indonesian Radio, Islam Vs Sekularisme di Tunisia, IRIB Selasa, 04 Oktober
2011 di akses 3 Juli 2015 di http://indonesian.irib.ir/ranah/sosialita/item/
34154-Islam _Vs_ Sekularisme_di_Tunisia
Sirait, Jones, “22 Tahun Pemerintahan Ben Ali Mengubah Tunisia Negeri Kaya”,
Harian Umum Pelita 29 April 2014 diakses 2 Januari 2015
http://www.pelita.or.id/baca .php?id= 82677
Fleisman, Jeffrey, “Islam is on the Rise in Repressed Tunisia”, Los Angeles
Times, 30 November, 2007 di akses http://articles.latimes.com/2007/ov/
30/world/fg-tunisia30
Lannueardy, Eko, “Kuartal Pertama 2014, Pengguna Facebook Menyentuh 1,28
Miliar”, ChipOnline 24 April 2014, diakses di http://chip.co.id/news/
corporate -web_internet-social_media-gadget-apps- press_release/11401/
kuartal_pertama_2014_pengguna_facebook_menyentuh_128_miliar
Lutfie, Nukman “Internet, Twitter, Demokrasi dan Revolusi.” Majalah Rolling
Stone, Edisi 7, 1 Maret 2011, diakses http://www.sudutpandang.com/
2011/04/internet-twitter-demokrasi-dan-revolusi/
Indah, Noviana. “Profil Ben Ali”, merdeka.com, diakses pada 23 februari 2014, di
http://profil.merdeka.com/mancanegara/b/ben-ali/
Pöhle, Sven, “Peran Jejaring Sosial Dalam Revolusi Tunisia”. 15 april .2013
diakses 16 maret 2015. http://www.dw.de/peran-jejaring-sosial-dalam-
revolusi-tunisia/a-16744069
Purwaningsih, Ayu, “Tunisia, Enam Bulan Setelah Revolusi”, Deutsche Welle, di
akses 8 september 2015 http://www.dw.com/id/tunisia-enam-bulan-
setelah-revolusi/a-15235268
132
Pasca Revolusi, Pengajian Pun Menjamur Di Tunisiahttps://www.islampos.com/
pasca-revolusi-pengajian-pun-menjamur-di-tunisia-59080/
Pemuda Tunisia mempertanyakan perubahan sejak revolusi Common Ground
(CGNews). http://www.commongroundnews.org/article.php?id=32132
&lan=ba&sp=0
PPIT (Persatuan Pelajar Indonesia Tunisia) “Sejarah Tunisia” dikutip 26 mei 2015
diakses di http://www.angelfire.com/planet/ppitunisia/tunisia/ sejarah.htm
Rosdiawan, Ridwan “Islam di Tunisia” diakses 17 mei 2015 15:42 WIB
https://www.academia.edu/5647737/ISLAM_DI_TUNISIA
Rosdiawan, Ridwan “REVOLUSI MENUJU DEMOKRATISASI: Pengalaman
Tunisia” artikel diakses 26 mei 2015, https://www.academia.edu/5728612/
Demokratisasi di_tunisia
Kaabi, Akrem, Pemuda Tunisia mempertanyakan perubahan sejak revolusi,
www.commongroundnews. diakses 7 september 2015, http://
www.commongroundnews.org/ article.php?id=32132&lan=ba&sp=0
Kristanto, Tri Agung. “Tunisia, Afrika Nan Hijau” Selasa, Harian kompas, 22
April 2014 diakses http:// travel.kompas.com/read/2014/04/22/1124449/
TunisiaAfrika.Nan.Hijau.
Tunisia population” Trading economics, diakses 5 september 2015.
http://www.tradingeconomics.com/tunisia/population
“Tunisia Facebook Statistic, SocialBakers,2011, diakses februari 24 2015
http://www.socialbakers.com/statistics/facebook/pages/total/tunisia/
133
“Tunisia Profile – Timeline “A Chronology Of Key Events”. BBC News, 31
Desember 2014 Http://News.Bbc.Co.Uk/2/ Hi/Middle_East/Country
_Profiles/ 2506465.Stm
“Tunisia, Bureau Of Democracy, Human Rights, and Labor, International
Religious Freedom Report 2010” U.S Department Of State, Diplomacy In
Action Report 17 November, 2010 diakses 3 Juli 2015
http://www.state.gov/ j/drl/rls/irf/2010/148847.htm
“7 Tempat Wisata Terbaik di Tunisia, Discussion in 'Tourism' started by
alampedia, diakses Desember 22, 2014, https://www.bersosial.com/
threads/7-tempat-wisata-terbaik-di-tunisia.16853/
THE WORLD BANK. IBRD-IDA http://data.worldbank.org/country/tunisia
Marwen Meddah, Mohamed, “Growing Internet Usage In The Middle East &
North Africa” Euromonitor International, Startuparabia.Com, diakses
24 Agustus 2009 di akses di http://www.startuparabia.com/
2009/08/ growing-internet-usage-in-the-middle-east-northafrica
“Meet Tunisia‟s two presidential contenders: Marzouki and Essebsi”. Al-
Arabiyanews.com. diakses 8 september 2015. http://english.alarabiya.net/
en/perspective/profiles/2014/12/21/Meet-Tunisiatwo-presidential-conten
ders-Essebsi-and-Marzouki.html
Wahyudi Reza, “Facebook Tembus 1,19 Miliar Pengguna Aktif”, Kompas.com,
Kamis, 31 Oktober,2013, diakses 5 Juli 2015
http://tekno.kompas.com/read/2013/10/31/1426203/Facebook.Tembus.1.
19.Miliar.Pengguna.Aktif
"Veteran human rights activist chosen as Tunisia's new interim president", The
Telegraph, diakses 7 september 2015. http://www.telegraph.co.uk/news/
134
worldnews/africaandindianocean/ tunisia/8892755/Veteran-human-rights-
activist-chosen-as-Tunisias-new-interim-president.html
135
LAMPIRAN
Wawancara bersama Mohamed Marven Aktivis Kampus Ez Zitouna Tunis
Semester 8 yang aktif mengikuti perkembangan Revolusi Melati Tunisia
Dari mana anda tahu berita tentang bakar diri Bou Azizi?
Kami dapat berita tersebut dari media sosial, dari facebook dan media lain.
Kemudian berita tersebut langsung tersebar luas, orang-orang saling telp via Hp.
Akan tetapi channel TV nasional Tunis belum memberitakan hal tersebut. Ketika
itu yang memberitakan hanya channel Al Jazeera (milik Qatar).
Bou Azizi ketika itu tidak langsung meninggal, dia membakar diri pada
tanggal 18 desember atau sehari sebelumnya, kemudian di channel TV nasional
yaitu channel 7, diberitakan bahwasanya Ben Ali (presiden ketika itu) membesuk
Bou Azizi di „Rumah Sakit Huququl Balighah‟ yang bertempat di kota Monastir,
seolah Ben Ali memberikan perhatian, akan tetapi sebenarnya Ben Ali tidak suka
pada Bou Azizi. Kemudian barulah terdengar kabar bahwa Bou Azizi sudah
meminggal dunia.
Nah, setelah Bou Azizi meninggal, orang-oraang semakin ramai untuk
demo di seluruh kota di negara Tunisia, terutama di kota Sidi Bouzid, kota tempat
asal Bou Azizi.
Kondisi masyarakat Tunisia/Tunis ?
136
Masyarakat ketika itu terbagi dua kelompok, ada kelompok yang sudah
sangat marah dengan meninggalnya Bou Azizi, dan ada kelompok yang masih
sangat mendukung Ben Ali dan masih berteriak dengan semboyan “Yahya Ben
Ali, Ben Ali Alfain wa Arba‟tasyar (Hidup Ben Ali, Ben Ali untuk 2014)” dengan
tujuan untuk pemilu selanjutnya.
Akan tetapi mayoritas masyarakat Tunis di seluruh kota di negara Tunisia
sudah sangat marah terhadap Ben Ali, di kota Gabes, Sfax, Sousse, Sidi Bou Zid,
Gasrine, Ben Gardan, Mednin dan di semua tempat. Kemudian mereka itu sepakat
semuanya untuk pergi ke Pusat Kota Tunis berkumpul di La Kasbah dan di Depan
Kementerian Dalam Negeri di Habib Bourghuiba Avenue. Dan mereka semua
berteriak dengan mengucapkan “DEGAGE DEGAGE DEGAGE”. Dan
kemarahan ini memuncak pada tanggal 13 Januari, dan malam hari itu keluarlah
Ben Ali dan berpidato di depan umum, dengan sangat marah masyarakat
melempar/menjatuhkan microphone yang dipegang Ben Ali, dan masyarakat
mengira bahwa malam itu merupakan malam terakhir Ben Ali hidup di dunia ini.
Dan langsung pada tanggal 14 Januari kami mendengar dari channel Al Jazeera
bahwa Ben Ali sudah pergi meninggalkan Negara Tunisia.
Dan terkait keadaan masyarakat ketika hari-hari revolusi, banyak kejadian
seperti penjarahan, sniper yang menyebabkan beberapa orang meninggal,
pemukulan, pembakaran dan hal lain yang serupa.
Pendapat anda tentang terjadinya revolusi Tunisia?
Revolusi di Tunisia merupakan revolusi yang sangat rapi dan sempurna,
ketika orang keluar untuk demo, mereka menuntut kesejahteraan, menuntut hak
137
mereka yang baik, dan tanpa satupun memakai senjata tajam baik pisau atau
senjata atau apapun itu. Senjata yang kami pakai hanyalah „jejaring sosial‟ karena
kami tidak bisa mengadu di Televisi, kalaupun kita berbicara di Televisi, tidak
akan ada satupun yang mendengar atau menjawab apa yang masyarakat keluhkan.
Yang kami punya hanya facebook, twitter atau media sosial lainnya. Sekali lagi
senjata utama yang kami pakai hanya facebook, twitter atau media internet
lainnya.
Kondisi Tunis sekarang dengan sebelum revolusi?
Mungkin jawaban saya ini bisa jadi berbeda dengan yang lain, tergantung
cara pandang.
Pandangan saya, masyarakat Tunis sebelum revolusi hidup dalam keadaan
sangat jelek dan tidak layak; tidak bebas, tidak ada demokrasi dan banyak
masalah. Setelah revolusi masyarakat Tunis berubah, masyarakat Tunis bisa hidup
bebas dan bisa hidup lebih baik di segala hal.
Akan tetapi, kita melihat banyak terjadi perbedaan antar masyarakat
setelah revolusi, padahal ketika hari-hari revolusi, ketika masyarakat Tunis ingin
melengserkan Ben Ali, mereka satu ide dan satu kata. Namun setelah itu timbul
banyak partai, ada yg ingin begini, ada yang ingin begitu, ada yang benci Islam
dll.
Namun pada umumnya, di bidang ekonomi sehari-hari, kehidupan
masyarakat lebih buruk dari sebelum revolusi, dari segi keamanan juga lebih
buruk, maaf ini kenyataan hari ini. Masyarakat Tunis hidup dan makan makanan
pokok, makan roti, sangat mudah dan sangat baik ketika sebelum revolusi.
138
Keamanan juga, dahulu tidak ada copet, rampasan, pemukulan, teroris, sebelum
revolusi tidak ada hal semacam ini. Akan tetapi setelah revolusi banyak didapat
hal-hal seperti ini, polisi dibunuh, tentara dibunuh dan sebagainya.
Akan tetapi hal baik yang terjadi dan dirasakan masyarakat Tunis setelah
revolusi adalah Demokrasi dan kami benar-benar merasakan demokrasi, kami
bebas berbicara apa saja, kami bebas menginginkan apa saja, misal saya ingin
mengajukan seseorang untuk jadi presiden, silahkan, tidak ada seorangpun yang
melarang. Kita bebas. Sampai ketika pemilu kemaren, masyarakat merasakan
demokrasi sesungguhnya, bebas memilih siapa saja. Tidak ada kecurangan
misalnya seorang calon mendapatkan suara 90 persen, tidak ada. Terakhir
kemaren suara terbanyak hanya 53 persen, ini menunjukkan pemilu demokrasi.
Jadi secara umum, kehidupan dan keamanan menjadi lebih buruk. Akan
tetapi kebebasan dan demokrasi sangat sangat lebih baik dari sebelumnya.