PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc....

83
PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELUARGA DAN KESEJAHTERAAN SUBYEKTIF KELUARGA NELAYAN PADA SISTEM MATRILINEAL ARINA ZULIANY DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc....

Page 1: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA

KELUARGA DAN KESEJAHTERAAN SUBYEKTIF

KELUARGA NELAYAN PADA SISTEM MATRILINEAL

ARINA ZULIANY

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Peran Istri dalam Pengelolaan

Sumberdaya Keluarga dan Kesejahteraan Subyektif Keluarga Nelayan pada

Sistem Matrilineal adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2013

Arina Zuliany

NIM I24080042

Page 3: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

ABSTRACT

ARINA ZULIANY. Wife’s Role in Managing Family Resources and Subjective Well-

Being Among Matrilineal Fishermen Families. Supervised by ISTIQLALIYAH

MUFLIKHATI.

Wife’s role in managing family resources determined as her bargaining position

in planning, controlling, actuating, and managing family resources. Matrilineal system

creates a typical role of women because of it’s maternal areships. This study intended to

analyze the effect of wife’s role in managing family resources to fishermen family’s

subjective well-being. This study was placed in Batang Arau Village, Padang Selatan

Sub-District, Padang Municipality, West Sumatra, from February to March 2012. There

were 60 fishermen families involved in this study, both 30 owner fishermen and 30

laborer fishermen from Minangkabau ethnics chosen by using snowball method. Data

collection was held with guidance of questionnaire, then was analyzed with descriptive

statistics, independent sample t-test, paired sample t-test, and multiple linear regression

test. The result showed that difference between perceived norms and practice on

implementing matrilineal system was detected among fishermen families (p<0,05).

Fishermen families were in a high level of wife’s role. Subjective well-being of

fishermen’s wife was also in a high category. The were no difference of owner fishermen

and laborer fishermen’s subjective well-being (p>0,05). Subjective well-being was

affected by family size and wife’s contribution in family income.

Keywords: matrilineal, subjective well-being, wife’s contribution, wife’s role.

ABSTRAK

ARINA ZULIANY. Peran Istri dalam Pengelolaan Sumberdaya Keluarga dan

Kesejahteraan Subyektif Keluarga Nelayan pada Sistem Matrilineal. Dibimbing oleh

ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI.

Peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga adalah posisi tawar yang

dimiliki oleh istri karena keterlibatannya dalam merencanakan, mengatur, melaksanakan,

dan mengelola sumberdaya keluarga. Sistem matrilineal menciptakan peran yang khas

pada perempuan karena sistem ini menganut garis keturunan ibu. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh peran istri dalam mengelola sumberdaya keluarga terhadap

kesejahteraan subyektif yang dirasakannya. Penelitian dilakukan di Kelurahan Batang

Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, pada bulan Februari

hingga Maret 2012. Penelitian ini melibatkan 30 nelayan pemilik dan 30 nelayan buruh

bersuku bangsa Minangkabau yang dipilih secara snowball. Pengambilan data dilakukan

dengan wawancara menggunakan kuesioner, kemudian diolah dengan analisis deskriptif,

uji beda, dan uji regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem

matrilineal dalam keluarga nelayan yang diteliti menunjukkan adanya kesenjangan antara

persepsi dan praktik pelaksanaannya (p<0,05). Istri nelayan memiliki peran yang tinggi

dalam mengelola sumberdaya materi keluarga. Kesejahteraan subyektif pada istri nelayan

juga terkategori tinggi. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

subyektif istri nelayan pemilik dan nelayan buruh (p>0,05). Kesejahteraan subyektif

dipengaruhi oleh besar keluarga dan kontribusi istri terhadap pendapatan.

Kata kunci: kesejahteraan subyektif, kontribusi istri, matrilineal, peran istri.

Page 4: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi
Page 5: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

RINGKASAN

ARINA ZULIANY. Peran Istri dalam Pengelolaan Sumberdaya Keluarga dan

Kesejahteraan Subyektif Keluarga Nelayan pada Sistem Matrilineal. Dibimbing

oleh ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran istri dalam pengelolaan

sumberdaya keluarga dan mengukur tingkat kesejahteraan subyektif istri nelayan

pemilik dan buruh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan khususnya

adalah: (1) mengidentifikasi penerapan sistem matrilineal pada keluarga nelayan,

(2) menghitung tingkat kontribusi ekonomi istri nelayan pemilik dan buruh, (3)

menjelaskan peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga, (4)

mengidentifikasi hubungan antara karakteristik keluarga dengan tingkat kontribusi

ekonomi istri dan peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga, (5)

mengukur tingkat kesejahteraan subyektif istri nelayan pemilik dan buruh serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan metode survei.

Penelitian dilakukan di Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota

Padang, Sumatera Barat. Penentuan lokasi penelitian dipilih secara sengaja

(purposive). Pengambilan data dilakukan dari bulan Februari sampai Maret 2012.

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan di wilayah Kelurahan

Batang Arau, Sumatera Barat. Keluarga nelayan dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu: (1) kelompok nelayan pemilik dan (2) kelompok nelayan buruh. Responden

dalam penelitian ini adalah istri nelayan. Pemilihan contoh menggunakan teknik

nonprobability sampling secara snowball dan diambil sebanyak 60 keluarga yang

terdiri dari 30 keluarga nelayan pemilik dan 30 keluarga nelayan buruh.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data primer dan sekunder.

Data primer meliputi karakteristik istri, keluarga, lingkungan, kontribusi istri

terhadap pendapatan keluarga, penerapan sistem matrilineal dalam keluarga,

tingkat peran istri terhadap sumberdaya keluarga, dan tingkat kesejahteraan

subyektif yang dirasakan oleh istri. Data yang diperoleh lalu diolah melalui proses

pengeditan, pengkodean, pemasukan, pembersihan, dan analisis data. Variabel-

variabel diukur berdasarkan skor dan data dianalisis dengan menggunakan analisis

korelasi Pearson dan regresi linear berganda.

Seluruh contoh berasal dari Suku Minangkabau. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nelayan pemilik lebih tua daripada nelayan buruh dengan

proporsi terbesar usia suami dan istri berada pada rentang dewasa madya untuk

nelayan pemilik dan dewasa muda untuk nelayan buruh. Pendidikan suami dan

istri nelayan pemilik lebih rendah daripada nelayan buruh dengan proporsi

terbesar berada pada tingkat SD untuk nelayan pemilik dan tingkat SMP untuk

nelayan buruh. Berdasarkan jenis pekerjaan, lebih dari separuh istri nelayan

pemilik tidak bekerja, sementara sisanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga

dan pedagang. Adapun separuh dari istri nelayan buruh bekerja sebagai pembantu

rumah tangga, dan sisanya bekerja sebagai pedagang, sementara kurang dari

sepersepuluh istri nelayan buruh tidak bekerja. Besar keluarga nelayan pemilik

dan buruh berada pada kategori sedang (5-6 orang). Berdasarkan pendapatan

perkapita, proporsi terbesar nelayan pemilik dan nelayan buruh berada pada

kategori hampir miskin dengan kisaran pendapatan sebesar Rp306.109,00-

Page 6: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

Rp612.216,00/kapita/bulan. Sebanyak 71,7 persen keluarga nelayan memiliki

rumah sendiri yang keseluruhan hak kepemilikannya dipegang oleh istri.

Nelayan pemilik melakukan penerapan sistem matrilineal dalam keluarga

lebih tinggi daripada nelayan buruh. Hampir seluruh keluarga nelayan pemilik

memiliki praktik yang tinggi dalam penerapan sistem matrilineal. Terdapat

perbedaan yang signifikan antara penerapan sistem matrilineal dalam keluarga

nelayan pemilik dan nelayan buruh (p<0,05).

Istri nelayan pemilik berkontribusi dalam pendapatan keluarga dengan

rataan sebesar 17,2 persen, sedangkan istri nelayan buruh sebesar 20,9 persen.

Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara kontribusi istri nelayan pemilik dan nelayan buruh dalam pendapatan

keluarga.

Hampir seluruh istri nelayan (90,0%) memiliki peran yang tinggi dalam

pengelolaan sumberdaya keluarganya. Indikator pengukuran peran istri dalam

pengelolaan sumberdaya keluarga diantaranya diukur berdasarkan pembagian

peran dalam tanggung jawab dan wewenang antara suami dan istri dalam hal

peran pengelolaan keuangan, peran domestik, dan peran publik atau sosial. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa istri berperan paling dominan dalam urusan

domestik seperti dalam hal perawatan anak sehari-hari, urusan rumah tangga, dan

pemeliharaan kebersihan rumah.

Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

signifikan antara pendidikan istri dengan perannya dalam mengelola sumberdaya

keluarga. Jika ditinjau dari masing-masing dimensi peran istri, diketahui bahwa

umur istri dan suami berhubungan positif signifikan dengan peran sosialnya.

Pendidikan istri berpengaruh positif signifikan dengan peran domestiknya, dan

penerapan matrilineal dalam keluarga berpengaruh signifikan terhadap peran

sosialnya.

Sebanyak 83,4 persen nelayan pemilik dan nelayan buruh keduanya

memiliki kesejahteraan subyektif yang tinggi. Tidak ada perbedaan yang

signifikan antara kesejahteraan subyektif nelayan pemilik dan nelayan buruh.

Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa kesejahteraan subyektif istri

nelayan dipengaruhi oleh besar keluarga dan kontribusi istri dalam pendapatan

keluarga. Bertambahnya anggota keluarga akan meningkatkan skor kesejahteraan

subyektif yang dirasakan oleh istri, sedangkan bertambahnya persentase

kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga akan menurunkan skor

kesejahteraan subyektif yang dirasakannya.

Kata kunci: kesejahteraan subyektif, kontribusi istri, matrilineal, peran istri.

Page 7: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, dan penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik,

atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan

kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 8: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA

KELUARGA DAN KESEJAHTERAAN SUBYEKTIF

KELUARGA NELAYAN PADA SISTEM MATRILINEAL

ARINA ZULIANY

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 9: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

Judul : Peran Istri dalam Pengelolaan Sumberdaya Keluarga dan

Kesejahteraan Subyektif Keluarga Nelayan pada Sistem

Matrilineal

Nama : Arina Zuliany

NIM : I24080042

Disetujui,

Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si

Pembimbing

Diketahui,

Dr. Ir. Hartoyo, M. Sc

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Tanggal Lulus:

Page 10: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

PRAKATA

Alhamdulillaahirabbil’alamiin. Tiada kalimat yang tepat untuk disampaikan

selain kesyukuran yang tak terhingga. Puji dan syukur penulis sampaikan kepada

Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan berbagai pertolongan dan

kemudahan dalam menyelesaikan penelitian ini. Salam terindah juga ingin penulis

sampaikan pada Rasulullah Muhammad SAW., yang telah membawa rahmat bagi

seluruh alam.

Rampungnya penelitian ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas

bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa Departemen

Ilmu Keluarga dan Konsumen.

3. Irni Rahmayani Johan, SP., MM selaku dosen pemandu seminar hasil dan

dosen penguji Komisi Pendidikan, serta Megawati Simanjuntak, SP., M.Si

selaku dosen penguji utama yang telah memberikan masukan-masukan yang

membangun bagi perbaikan skripsi.

4. Segenap staf pengajar, pegawai, dan rekan-rekan mahasiswa Departemen

Ilmu Keluarga dan Konsumen yang selalu memberi dukungan bagi

terciptanya suasana sarat pengetahuan bagi penulis.

5. Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar dan para responden dari warga

Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Sumatera Barat, atas

partisipasi dan bantuannya dalam proses pengambilan data.

6. Ibunda dan ayahanda tercinta, Dra. Any Thrisna dan Drs. Zulfahmi, MM

(alm) serta kakak dan adik penulis Zulian Fikry, S.Psi dan Muhammad

Rayyan Ramadhan. Selanjutnya kepada Opa H. Achmad Noer, Oma Hj.

Theresia, dan Elly Thrisyanti, SE., Akt. Terima kasih atas segala do’a, cinta,

dan dukungan yang begitu tulus untuk penulis.

7. Rizki Amalia, S.Si; Winda Dwi Gustiana, S.Si; Iin Khoirunnisa; RR Dewi

Suci CIA, S.Si; Dewi Sekar Mukhti, S.Si; Amania Farah, S.Si; Yayang

Ayesya, S.Si; Nisrinah Kharisma, S.Si; R Ifah Kholifah; Neneng Nurul

Sopiah; dan segenap rekan-rekan IKK 45 yang telah memberikan

sumbangan pikiran dan tenaga dalam pengerjaan skripsi ini.

8. Aldian Farabi, S.TP; Dimas Surya Utama, Fitriany Podungge, S.Pi; Nadita

Zairina Suchesdian, Siti Luthfiyyah Azizah, Susi Susanti, dan keluarga

besar Forum Indonesia Muda lainnya atas diskusi, motivasi, bantuan, serta

dukungan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penelitian ini adalah salah satu perspektif untuk memotret sistem

kekerabatan yang kompleks dan terbilang langka di dunia tapi justru ada di

Indonesia: Sistem Matrilineal. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Kendati demikian, penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkan informasi di dalamnya.

Bogor, Januari 2013

Arina Zuliany

Page 11: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

Latar Belakang ..................................................................................... 1

Perumusan Masalah ............................................................................. 4

Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

Kegunaan Penelitian ............................................................................ 6

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

Definisi Keluarga ................................................................................. 7

Fungsi Keluarga ................................................................................... 7

Pendekatan Teori Struktural-Fungsional ............................................. 7

Manajemen Sumberdaya Keluarga ...................................................... 9

Manajemen........................................................................................... 9

Sumberdaya ......................................................................................... 9

Manajemen Sumberdaya Keluarga ...................................................... 9

Peran Gender dalam Keluarga ............................................................. 10

Kesejahteraan Keluarga ....................................................................... 12

Karakteristik Sistem Matrilineal .......................................................... 14

KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................... 16

METODE PENELITIAN ............................................................................ 19

Desain, Lokasi, dan Waktu .................................................................. 19

Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh .......................................... 18

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 18

Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 24

Definisi Operasional ............................................................................ 26

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 29

Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 29

Karakteristik Keluarga ......................................................................... 29

Status Usaha Nelayan .......................................................................... 29

Umur Suami dan Istri ........................................................................... 30

Pendidikan Suami dan Istri .................................................................. 31

Pekerjaan Istri ...................................................................................... 32

Besar Keluarga ..................................................................................... 32

Pendapatan Keluarga ........................................................................... 33

Halaman

Page 12: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

2

Pendapatan Perkapita ........................................................................... 34

Aset dan Status Kepemilikan Aset Keluarga ....................................... 35

Penerapan Sistem Matrilineal dalam Keluarga .................................... 39

Persepsi Istri dalam Pengelolaan Sumberdaya Keluarga ..................... 40

Praktik Sistem Matrilineal dalam Keluarga ......................................... 40

Penerapan Sistem Matrilineal pada Keluarga Nelayan ........................ 41

Kontribusi Istri terhadap Pendapatan .................................................. 42

Peran Istri dalam Pengelolaan Sumberdaya Rumah Tangga................ 44

Hubungan Antara Karakteristik dengan Penerapan Matrilineal,

Kontribusi Istri terhadap Pendapatan Keluarga, dan Peran Istri .......... 45

Kesejahteraan Subyektif Istri ............................................................... 46

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kesejahteraan

Subyektif Istri ....................................................................................... 48

Pembahasan .......................................................................................... 49

Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 52

SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 53

Simpulan ............................................................................................... 53

Saran ..................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 55

LAMPIRAN ................................................................................................ 59

RIWAYAT HIDUP .................................................................................... 69

Page 13: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

3

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Jenis dan skala data ................................................................................ 20

2 Sebaran keluarga berdasarkan umur suami ............................................ 30

3 Sebaran keluarga berdasarkan umur istri ............................................... 30

4 Sebaran keluarga berdasarkan pendidikan suami .................................. 31

5 Sebaran keluarga berdasarkan pendidikan istri ...................................... 32

6 Sebaran keluarga berdasarkan pekerjaan istri ........................................ 32

7 Sebaran keluarga berdasarkan besar keluarga........................................ 33

8 Sebaran keluarga berdasarkan pendapatan keluarga per bulan .............. 34

9 Sebaran rataan pendapatan keluarga berdasarkan sumber ..................... 34

10 Sebaran keluarga berdasarkan pendapatan perkapita ............................. 35

11 Sebaran keluarga berdasarkan kepemilikan aset .................................... 36

12 Sebaran keluarga berdasarkan status kepemilikan aset keluarga ........... 38

13 Sebaran per item persepsi istri dalam pengelolaan sumberdaya

keluarga .................................................................................................. 39

14 Persepsi istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga ......................... 40

15 Sebaran per item praktik peran istri dalam sistem matrilineal ............... 41

16 Praktik sistem matrilineal dalam keluarga ............................................. 41

17 Uji beda paired sample t-test antara persepsi dan praktik matrilineal ... 42

18 Sebaran keluarga berdasarkan peran istri dalam pengelolaan

sumberdaya ............................................................................................. 43

19 Sebaran keluarga berdasarkan kontribusi istri terhadap pendapatan ..... 44

20 Hubungan antara karakteristik dengan penerapan matrilineal, .............. 45

21 Hubungan karakteristik contoh dengan dimensi peran istri dalam ........ 46

22 Sebaran keluarga berdasarkan kesejahteraan subyektif ......................... 47

23 Hubungan karakteristik, kontribusi ekonomi, dan peran istri dengan ... 47

24 Nilai koefisien regresi linier faktor-faktor yang mempengaruhi

kesejahtraan subyektif istri ..................................................................... 48

Halaman

Page 14: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

4

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peta lokasi penelitian ................................................................. 61

2 Korelasi semua variabel............................................................. 62

3 Sebaran per item peran istri dalam pengelolaan sumberdaya

keluarga ..................................................................................... 63

4 Sebaran per item kesejahteraan subyektif ................................. 65

5 Dokumentasi penelitian ............................................................. 69

Page 15: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumatera merupakan pulau yang memiliki sejumlah suku besar berciri khas

tradisional. Suku yang terkenal adalah Minangkabau, Aceh, Batak, Melayu, dan

ada juga sejumlah suku-suku minoritas di Sumatera sebelah timur di kawasan

hutan luas diantara sungai-sungai besar, rawa-rawa pantai dan pulau-pulau lepas

pantai (Weintré 2003). Di antara suku-suku tersebut, yang paling unik sistem

kekerabatannya adalah suku Minangkabau yang berada di Sumatera Barat.

Masyarakat Minangkabau menganut sistem matrilineal yang merupakan

sistem kekerabatan berdasarkan garis ibu. Sistem kekerabatan ini memberikan

peran yang penting bagi perempuan tidak hanya sebagai sumber keturunan, tapi

juga sebagai simbol kearifan, kebijakan, finansial, kekuatan, keindahan,

kemegahan, dan masa depan. Penguasaan perempuan terhadap basis ekonomi,

fisik, dan budaya dengan berlandaskan sistem “matrilineal-nya”, membuat

perempuan Minangkabau relatif memiliki akses penguasaan dan kemampuan

pemanfaatan ekonomis yang tinggi dan mandiri (Khaidir 2005).

Filosofi adat Minangkabau yang tertuang dalam sistem matrilineal tersebut

memberikan kedudukan ekonomis yang sangat kokoh pada perempuan. Hal ini

direalisasikan dalam sistem pewarisan (harato pusako) berupa sawah, tanah, dan

rumah yang diturunkan kepada anak perempuan. Sementara anak laki-laki

mendapatkan tuah atau kehormatan dalam bentuk gelar adat (sako) dan

kewenangan untuk mengatur anak kemenakan. Fatmariza et al. (2003)

menyimpulkan bahwa perempuan yang sudah menikah akan tetap tinggal di

rumah ibunya (rumah gadang) dan menganut sistem keluarga luas (extended

family). Perempuan mendapat kepercayaan penuh untuk mengatur rumah tangga.

Meskipun sistem kekerabatan Minangkabau adalah matrilineal, hal itu tidak

serta merta menentukan posisi perempuan dalam penentuan kebijakan publik

masyarakat. Menurut Syarizal dalam Surur (2009), posisi perempuan dalam

masyarakat matrilineal Minangkabau terbilang unik karena terdapat perbedaan

tajam antara struktur sosial dan ekonomi. Dalam kehidupan ekonomi, perempuan

Minangkabau sangat terkenal sebagai perempuan pekerja keras sehingga tidak

tergantung pada laki-laki. Namun, dalam struktur sosial, perempuan lebih banyak

Page 16: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

2

berada pada ranah domestik, yaitu manajemen sumberdaya keluarga dan urusan

rumah tangga, sementara pembuatan keputusan secara publik banyak didominasi

oleh laki-laki yang disebut sebagai ninik mamak maupun datuk pemimpin kaum.

Abidin (2009) secara sarkastis menyatakan bahwa dalam masyarakat

Minangkabau tradisional, pada hakekatnya peranan perempuan yang seimbang

dengan laki-laki sudah melebihi apa yang diperlukan perempuan itu sendiri,

sebagaimana yang mereka perlukan dalam kehidupan masyarakat modern. Dulu,

tidak dipakai kata emansipasi, persamaan hak, atau gender sebagaimana yang

sering disuarakan oleh kaum wanita barat masa kini. Namun, setelah dikaji,

ternyata makna matrilineal dan feminisme sama-sama merujuk pada kesetaraan

hak antara laki-laki dan perempuan. Hal itu memberikan arti bahwa masyarakat

Minangkabau, terutama pada keberadaan dan posisi perempuannya, sudah

menjadi modern sebelum kata modern itu ada. Sistem matrilineal bahkan sudah

ada sebelum kata feminisme lahir.

Abidin (2009) melanjutkan, dari aspek sistem nilai, karakteristik perempuan

Minangkabau telah terpola dalam suatu pembagian kerja yang seimbang antara

laki-laki dan perempuan. Di dalam adat Minangkabau, perempuan adalah owner

(pemilik), sedangkan laki-laki adalah manager (pengurus) terhadap semua aset

keluarga matrilinealnya. Oleh karena itu, sistem matrilineal telah menempatkan

perempuan pada suatu posisi yang mengharuskannya berpikir lebih luas,

bijaksana, dan tegas terhadap putusan-putusan yang akan diambil terkait dirinya,

keluarga, dan masyarakat.

Penempatan perempuan sebagai pemilik aset keluarga matrilineal membuat

perempuan Minangkabau memegang peran yang tinggi terhadap sumberdaya

keluarganya. Hal ini mencerminkan kehidupan matrilineal di Minangkabau

memiliki perspektif gender yang unik dibandingkan dengan sistem kekerabatan

lainnya di Indonesia bahkan di dunia. Moser (2001) mendefinisikan bahwa gender

berbeda dengan jenis kelamin yang maknanya mengacu pada perbedaan fisik yang

terdapat pada laki-laki dan perempuan. Gender mengacu pada peran yang berbeda

antara laki-laki dan perempuan yang berlaku di masyarakat, serta mencakup hak

dan kewajiban yang menyertai peran itu (Riley 1997).

Page 17: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

3

Peran gender muncul dalam setiap segi kehidupan sosial manusia, seperti

dalam institusi sosial, termasuk struktur keluarga, tanggung jawab pekerjaan

rumah tangga, pasar tenaga kerja, sekolah, kesehatan, hukum, dan kebijakan

publik. Hasil penelitian Oladeji (2008) menyatakan bahwa peran gender dan

norma gender bersifat spesifik secara budaya dan juga beragam di seluruh penjuru

dunia. Hampir di semua daerah, laki-laki dan perempuan memiliki kekuasaan,

status, dan kebebasan yang berbeda dan bervariasi secara substansial. Gender

memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pengambilan keputusan dan perilaku

reproduktif dalam keluarga.

Hasil penelitian Gusnita (2011) mengenai pengaruh kontribusi ekonomi

perempuan dan peran gender terhadap kesejahteraan keluarga di salah satu

komunitas matrilineal Minangkabau menunjukkan bahwa kepemilikan aset pada

perempuan Minangkabau memberikan pengaruh yang positif terhadap kontribusi

ekonomi dirinya dalam keluarga, sehingga peran gender perempuan di

Minangkabau, dalam hal ini istri, menjadi semakin signifikan. Jika peran gender

istri semakin signifikan, maka peran istri terhadap pengelolaan sumberdaya

keluarga juga semakin tinggi. Hal ini berpengaruh positif terhadap kesejahteraan

keluarga subyektif yang dirasakan oleh istri. Adapun faktor-faktor yang

berpengaruh positif terhadap peran gender perempuan ini adalah kepemilikan aset

dan kontribusi ekonomi perempuan. Sementara itu, faktor-faktor yang

berpengaruh positif terhadap kesejahteraan keluarga subyektif adalah kepemilikan

aset dan pendapatan total yang dimiliki keluarga.

Banyaknya penelitian mengenai keragaan sosial masyarakat matrilineal

Minangkabau di luar negeri menunjukkan bahwa Minangkabau bukan lagi ranah

penelitian yang perawan. Penerbitan tentang Minangkabau, baik yang ditulis oleh

para ilmuwan sosial Minangkabau, maupun oleh orang-orang asing, tampak

meningkat dalam jumlah dan keberagaman topiknya yang sebagian besar

didasarkan pada penelitian di lapangan (Beckmann 2000).

Namun, masih sedikit literatur yang menyajikan data yang empiris untuk

menjelaskan aspek manajemen sumberdaya keluarga dengan perspektif gender di

Minangkabau. Ditambah lagi dengan semakin tergerusnya nilai-nilai budaya

tradisional nusantara, tentulah cerita-cerita kaba dan tambo tradisional yang

Page 18: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

4

menjadi rujukan untuk pengetahuan tentang matrilinealisme serta kebudayaan

yang diturunkan secara fragmentaris dari generasi ke generasi saja menjadi kurang

relevan. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai peran

istri terhadap pengelolaan sumberdaya keluarga dalam keluarga nelayan

matrilineal Minangkabau.

Perumusan Masalah

Minangkabau sebagai representasi komunitas tempat diberlakukannya

sistem matrilineal memiliki cakupan wilayah yang luas di Sumatera Barat. Daerah

asli Minangkabau yang bertahan hingga kini adalah Luhak nan Tigo, yaitu Luhak

Limo Puluah Koto, Luhak Agam, dan Luhak Tanah Data. Tiga daerah tersebut

dikenal sebagai daerah darek atau kampung halaman. Sementara itu, daerah

pesisir pantai Sumatera Barat secara adat disebut sebagai daerah rantau. Daerah

pesisir ini menjadi cikal bakal tujuan perantauan bagi pemuda asli Minangkabau.

Rumah, keluarga, kampung, serta konsep anak tertantang secara agresif dan

lantas tertransformasi di daerah pesisir perantauan ini. Masyarakat pesisir yang

sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan, diasumsikan sebagai

komunitas masyarakat di wilayah Minangkabau yang paling banyak menerima

paparan budaya luar. Dalam kehidupan masyarakat nelayan yang banyak

bercampur dengan kebudayaan lain sebagai pendatang, orang Minangkabau asli

dipaksa mempertanyakan definisi-definisi budaya yang sangat elementer dan

sudah menjadi nilai-nilai dasar. Kondisi perubahan fundamental dan tak

terhindarkan inilah yang membuat daerah pesisir Minangkabau unik dan menarik

(Hadler 2009).

Salah satu komunitas bangsa Indonesia yang teridentifikasi sebagai

golongan miskin saat ini adalah nelayan. Sedikitnya sekitar 14,58 juta jiwa atau

sekitar 90 persen dari 16,2 juta jiwa jumlah nelayan di Indonesia masih berada di

bawah garis kemiskinan (BPS 2009). Di sisi lain, nelayan mempunyai peran yang

sangat substansial dalam modernisasi peran kehidupan manusia. Nelayan

termasuk agent of development yang paling reaktif terhadap lingkungan (Hadler

2009). Sifatnya yang lebih terbuka jika dibandingkan dengan masyarakat yang

hidup di pedalaman, menjadi stimulator untuk menerima perkembangan zaman

yang lebih modern. Sifat masyarakat nelayan yang terpapar dengan berbagai

Page 19: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

5

budaya luar ini tentu mendorong terjadinya akulturasi dengan lebih pesat,

begitupun di Sumatera Barat, khususnya Minangkabau.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

berpusat pada masalah berikut:

1. Bagaimana penerapan sistem matrilineal yang terjadi pada keluarga

nelayan?

2. Bagaimana tingkat kontribusi ekonomi istri nelayan pemilik dan

buruh?

3. Bagaimana peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga?

4. Bagaimana hubungan antara karakteristik keluarga dengan tingkat

kontribusi ekonomi istri dan peran istri dalam pengelolaan sumberdaya

keluarga serta kesejahteraan subyektif istri?

5. Bagaimana tingkat kesejahteraan subyektif istri nelayan pemilik dan

buruh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat peran istri

dalam pengelolaan sumberdaya materi keluarga dan kesejahteraan subyektif istri

dalam keluarga nelayan yang menganut sistem matrilineal di Sumatera Barat.

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi penerapan sistem matrilineal yang terjadi pada

keluarga nelayan.

2. Menghitung tingkat kontribusi ekonomi istri nelayan pemilik dan buruh.

3. Menjelaskan peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga.

4. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik keluarga dengan tingkat

kontribusi ekonomi istri dan peran istri dalam pengelolaan sumberdaya

keluarga, serta kesejahteraan subyektif istri.

5. Mengukur tingkat kesejahteraan subyektif istri nelayan pemilik dan

buruh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Page 20: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

6

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya dimensi

literatur yang menjelaskan mengenai keragaan masyarakat nelayan dan

masyarakat matrilineal Minangkabau. Melalui penelitian ini, diharapkan kajian

mengenai manajemen sumberdaya keluarga dan peran gender dalam masyarakat

yang unik dan berbeda dari mayoritas kebudayaan masyarakat Indonesia semakin

memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. Lebih jauh lagi, penelitian ini dapat

digunakan sebagai tambahan informasi bagi pemerintah, dinas-dinas terkait, serta

akademisi baik di bidang kebudayaan, keluarga, maupun daerah pesisir dan laut,

dalam mengambil kebijakan.

Page 21: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

7

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori

Definisi Keluarga

Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10, keluarga

adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami,

istri, dan anak. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang memiliki ikatan darah,

perkawinan, atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah tangga.

Rumah tangga dan keluarga adalah dua istilah yang berbeda. Keluarga

adalah unit terkecil yang menampung anggota yang terikat dalam ikatan darah,

perkawinan, atau adopsi, sementara rumah tangga adalah sebuah kesatuan dari

beberapa individu yang mengelola sumberdaya secara bersama-sama untuk

mencapai kepuasan bersama, sehingga dalam sebuah keluarga pasti terdapat

rumah tangga (bisa jadi lebih dari satu rumah tangga), akan tetapi dalam rumah

tangga bisa jadi tidak terdapat hubungan keluarga (Puspitawati 2009).

Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga diterangkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun

1994 (BKKBN 1996), dimana fungsi-fungsi tersebut ada delapan, yaitu: 1) Fungsi

Keagamaan, 2) Fungsi Sosial Budaya, 3) Fungsi Cinta Kasih, 4) Fungsi

Melindungi, 5) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, 6) Fungsi Reproduksi, 7)

Fungsi Ekonomi, 8) Fungsi Pembinaan Lingkungan. Sementara itu, menurut

resolusi majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), fungsi utama keluarga

adalah sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak,

mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan

fungsinya di masyarakat dengan baik, serta menciptakan kepuasan dan lingkungan

yang sehat untuk tercapainya keluarga sejahtera (Megawangi, 1999).

Pendekatan Teori Struktural-Fungsional

Pendekatan struktural fungsional merupakan salah satu pendekatan teori

sosiologi yang digunakan dalam menganalisis keluarga. Keluarga dipandang

sebagai institusi dalam masyarakat yang memiliki prinsip-prinsip yang serupa

dengan kehidupan sosial masyarakat. Pendekatan ini mengakui adanya segala

keragaman dalam kehidupan sosial yang merupakan sumber dari adanya struktur

Page 22: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

8

dalam masyarakat. Keragaman struktur tersebut menciptakan peran yang beragam

dalam sistem (Megawangi 1999).

Selanjutnya, Megawangi (1999) menyatakan bahwa keseimbangan akan

menciptakan sebuah sistem sosial yang tertib. Ketertiban sosial ini akan tercipta

jika keluarga memiliki struktur atau strata yang jelas dan setiap individu yang ada

dalam keluarga tersebut mematuhi sistem nilai yang ada dengan menjalankan

peran dan fungsinya masing-masing. Menurut teori ini, keluarga dilihat sebagai

salah satu subsistem yang tidak terlepas dari interaksinya dengan subsistem-

subsistem lainnya yang ada dalam masyarakat. Dalam interaksi tersebut, keluarga

berfungsi sebagai pemelihara keseimbangan sosial masyarakat (equilibrium state).

Persyaratan struktural yang diperlukan oleh keluarga agar dapat berfungsi

sebagai sistem adalah: (1) diferensiasi peran yang merupakan sebentuk alokasi

peran yang harus dilakukan oleh anggota keluarga, (2) alokasi solidaritas yang

menyangkut distribusi hubungan antaranggota keluarga menurut cinta, kekuatan,

dan intensitas hubungan, (3) alokasi ekonomi yang menyangkut distribusi barang

dan jasa untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, (4) alokasi politik yang

berkaitan dengan distribusi kekuasaan, peran, dan pengaruh dalam keluarga, serta

(5) alokasi integrasi dan ekspresi yang merupakan distribusi teknik atau cara-cara

bersosialisasi dan menunjukkan afeksi yang ditunjukkan keluarga dalam

berinteraksi (Megawangi 1999).

Pendekatan struktural-fungsional menekankan pada keseimbangan sistem

yang stabil dalam keluarga dan kestabilan sistem sosial dalam masyarakat.

Adapun asumsi dasar dalam teori ini adalah: (1) masyarakat selalu mencari titik

keseimbangan, (2) masyarakat membutuhkan kebutuhan dasar agar keseimbangan

terpenuhi, (3) kebutuhan dasar terpenuhi apabila fungsi dijalankan, (4) fungsi

terpenuhi apabila terdapat struktur demi berlangsungnya kondisi homeostatik

(Megawangi 1999).

Page 23: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

9

Manajemen Sumberdaya Keluarga

Manajemen

Manajemen adalah upaya untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki

seoptimal mungkin untuk mencapai hasil yang diharapkan. Proses dalam

manajemen bermula dari perencanaan hingga pelaksanaan dari penggunaan

sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan. Manajemen

memungkinkan individu dan keluarga untuk bertahan menghadapi tekanan dan

kondisi yang berubah, serta menjadi jalan untuk menghadapi masa depan.

Manajemen mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan internal dan

eksternal dalam suatu ekosistem. Tindakan manajerial berorientasi pada tujuan

dan terkait dengan sumberdaya yang dimiliki atau yang tersedia (Deacon dan

Firebaugh 1988).

Sumberdaya

Sumberdaya adalah alat atau kekayaan yang tersedia untuk menyelesaikan

persoalan atau masalah. Deacon dan Firebaugh (1988) mendefinisikan

sumberdaya sebagai alat atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya untuk

memenuhi keinginan. Sumberdaya juga didefinisikan sebagai segala bentuk

komoditi, baik secara materi dan non materi yang bisa memuaskan kebutuhan

fisik dan psikologis individu (Rettig dan Leichtentritt 1998). Sumberdaya ini

mencakup cinta, status, informasi, uang, barang, dan jasa.

Sumberdaya materi adalah sumberdaya yang digunakan untuk memuaskan

kebutuhan fisik, yaitu uang dan aset. Sementara itu, sumberdaya non materi

adalah sumberdaya yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan psikologis dan

relatif tidak berwujud, seperti cinta, status, informasi, dan jasa.

Manajemen Sumberdaya Keluarga

Menurut Iskandar (2007), manajemen sumberdaya keluarga adalah

kemampuan keluarga untuk meraih hasil dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya melalui kegiatan suami, istri, anak-anak, dan anggota

lainnya. Oleh karena itu, fungsi-fungsi dalam manajemen sumberdaya keluarga

menjadi sangat penting.

Page 24: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

10

Adapun fungsi dalam manajemen sumberdaya keluarga menurut Deacon

dan Firebaugh (1988) ada empat, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan berdasarkan kebutuhan

dan sumberdaya yang dimiliki secara keseluruhan serta menetukan cara

terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan merupakan proses yang

penting dalam manajemen, karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi

lainnya tidak dapat berjalan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan

besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih sederhana. Pengorganisasian

memudahkan keluarga untuk melakukan pengawasan dan menentukan

sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan menentukan tugas yang harus

dikerjakan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,

bagaimana tugas tersebut diselesaikan, dan berapa lama waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan adalah membuat perencanaan menjadi kenyataan.

Pembagian tugas yang telah disepakati dilaksanakan dalam keluarga.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua

anggota keluarga berusaha mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan

yang telah disepakati. Dalam fungsi pengawasan ini, jika diperlukan,

akan dilakukan penyesuaian standar antaranggota keluarga.

Peran Gender dalam Keluarga

Konsep Gender

Menurut Moser (2001), gender berbeda dengan jenis kelamin yang

maknanya mengacu pada perbedaan fisik yang terdapat pada laki-laki dan

perempuan. Gender mengacu pada peran yang berbeda antara laki-laki dan

perempuan yang berlaku di masyarakat, serta mencakup hak dan kewajiban yang

Page 25: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

11

menyertai peran itu (Riley 1997). Hasil penelitian Oladeji (2008) menyatakan

bahwa peran gender dan norma gender bersifat spesifik secara budaya dan juga

beragam di seluruh penjuru dunia. Hampir di semua daerah di dunia, laki-laki dan

perempuan memiliki kekuasaan, status, dan kebebasan yang berbeda dan

bervariasi secara substansial. Gender memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam

pengambilan keputusan dan perilaku reproduktif dalam keluarga. Gender

menciptakan peran yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Besarnya porsi

pembagian peran dan tanggung jawab ini diasosiasikan sebagai peran gender.

Semakin seimbang peran gender, berarti semakin banyak tanggung jawab yang

dibagi bersama antara laki-laki dan perempuan.

Peran

Peran adalah suatu bagian yang dimainkan seseorang dalam suatu

pengaturan sosial yang dipengaruhi oleh norma kepantasan dan kepatutan. Suatu

peran mengindikasikan tugas, tanggung jawab, kualifikasi, atau sesuatu yang

diharapkan dari seseorang berdasarkan statusnya. Adapun peran gender maknanya

adalah norma yang diterima dalam masyarakat yang dihubungkan dengan sifat

laki-laki atau perempuan dalam suatu masyarakat tertentu.

Menurut Puspitawati (2012), berkaitan dengan peran gender, terdapat istilah

kegiatan produktif, reproduktif, dan kemasyarakatan yang digunakan dalam

analisis gender, yang bermakna: (1) kegiatan produktif atau peran publik yaitu

kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat dalam mencari nafkah, (2) kegiatan

reproduktif atau peran domestik yaitu kegiatan yang berhubungan erat dengan

pemeliharaan dan pengembangan keluarga serta menjamin keberlangsungan

sumberdaya manusia dalam keluarga yang biasanya dilakukan bersamaan dengan

tanggung jawab domestik tanpa menghasilkan uang, dan (3) kegiatan sosial atau

peran kemasyarakatan yang berkaitan dengan kegiatan politik dan sosial budaya.

Peran Istri

Peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga adalah posisi tawar

yang dimiliki oleh istri karena keterlibatannya dalam merencanakan, mengatur,

dan mengelola sumberdaya keluarga serta mencakup penguasaannya terhadap

faktor-faktor ekonomi baik materi maupun non materi. Ashraf et al. (2006)

Page 26: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

12

menemukan bahwa pendapatan harus berada dalam wewenang istri dalam upaya

untuk meningkatkan posisi tawar mereka dalam rumah tangga, bukan hanya

dihasilkan oleh istri.

Duflo (2003) dan Rangel (2005) yang menemukan bahwa peningkatan pada

kontribusi ekonomi istri diartikan sebagai meningkatnya peran istri dalam

pengelolaan dan penguasaan sumberdaya keluarga yang akhirnya akan membawa

kepada tingkat kepuasan yang lebih baik dari perspektif istri. Namun, perlu

diperhatikan bahwa pendapatan yang lebih tinggi saja tidak cukup untuk membuat

istri merasa lebih sejahtera. Hal yang terpenting adalah memberikan akses yang

memadai kepada istri dalam mengatur pendapatan dan meningkatkan peran istri

dalam mengelola sumberdaya materi dan non materi berdasarkan uang yang telah

dialokasikan (Ashraf et al. 2006).

Di masa yang semakin modern ini, perempuan tampak semakin berperan di

ranah publik termasuk dalam mencari nafkah. Hal tersebut mendorong perempuan

untuk ikut serta berperan dalam sektor ekonomi demi menambah penghasilan

keluarga dalam pemenuhan kebutuhan. Berkaitan dengan hal ini, menurut

Puspitawati 1998, terdapat 2 (dua) strategi yang dilakukan oleh keluarga dalam

mengatasi masalah keuangan, yaitu: (1) generating additional income atau

menambah penghasilan dan (2) cutting back expenses atau melakukan

penghematan. Perempuan yang bekerja, dalam hal ini, melakukan peningkatan

sumberdaya keluarga dengan cara bekerja hingga mampu berkontribusi dalam

menambah pendapatan keluarga.

Kesejahteraan Keluarga

Pengertian Kesejahteraan Keluarga

Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material,

maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman

lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha-

usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi

diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta

kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Page 27: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

13

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga antara lain

(Syarief dan Hartoyo 1993):

1. Faktor ekonomi.

Kemiskinan dapat menghambat upaya peningkatan pembangungan

sumberdaya yang dimiliki keluarga, akhirnya dapat menghambat upaya

peningkatan kesejahteraan keluarga.

2. Faktor budaya.

Kualitas kesejahteraan keluarga ditandai oleh adanya kemantapan

budaya yang dicerminkan dengan penghayatan dan pengamalan nilai-

nilai luhur budaya bangsa. Kemantapan budaya diharapkan mampu

memperkokoh keluarga dalam melaksanakan fungsinya.

3. Faktor teknologi.

Peningkatan kesejahteraan keluarga harus didukung oleh

pengembangan teknologi. Keberadaan teknologi dalam proses produksi

harus diakui telah mampu meningkatkan kapasitas dan efisiensi

produksi. Penguasaan teknologi ini berkaitan dengan tingkat

pendidikan, kualitas sumberdaya manusia, dan kepemilikan modal.

4. Faktor keamanan.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam rangka peningkatan

kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh adanya stabilitas keamanan

yang terjamin.

5. Faktor kehidupan beragama.

Kesejahteraan keluarga juga menyangkut masalah kesejahteraan

spiritual. Setiap keluarga diberi hak untuk dapat mempelajari dan

menjalankan syariat agamanya masing-masing tanpa memaksakan

agama yang satu kepada yang lain.

6. Faktor kepastian hukum.

Peningkatan kesejahteraan keluarga menuntut adanya jaminan atau

kepastian hukum.

Page 28: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

14

Kesejahteraan Keluarga Subyektif

Kesejahteraan digolongkan menjadi dua, yaitu kesejahteraan obyektif dan

kesejahteraan subyektif. Kesejahteraan obyektif hanya dinilai berdasarkan

kepuasan finansial atau materi. Menurut Krueger (2009), kesejahteraan subyektif

adalah pengukuran tingkat kepuasan dan kebahagiaan seseorang secara subyektif

terhadap keadaannya dalam waktu tertentu. Kesejahteraan subyektif ini

berhubungan erat dengan kepuasan. Kesejahteraan subyektif dibagi menjadi

kesejahteraan materi dan non materi. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat

kepuasan individu atau keluarga, maka semakin tinggi kesejahteraan subyektif

yang dirasakannya.

Hasil penelitian Simanjuntak (2010) menyatakan bahwa peningkatan akses

terhadap sumberdaya fisik dan non fisik keluarga seperti keuangan, makanan,

maupun aset akan memberikan kepuasan subyektif yang lebih tinggi. Hal ini

didukung oleh hasil penelitian Gusnita (2011) mengenai kesejahteraan subyektif

yang menunjukkan bahwa kesejahteraan subyektif perempuan bekerja di

Sumatera Barat dipengaruhi oleh: (1) kepemilikan aset atau peran terhadap

sumberdaya keluarga dan (2) pendapatan total keluarga. Aset adalah sumberdaya

atau kekayaan yang dimiliki. Aset berperan sebagai alat pemuas kebutuhan, baik

fisik maupun hedonik. Oleh karena itu, keluarga yang memiliki aset lebih banyak

cenderung lebih sejahtera dibandingkan yang memiliki aset terbatas.

Karakteristik Sistem Matrilineal

Sistem Kekerabatan Garis Keturunan Ibu

Sistem matrilineal adalah suatu sistem yang mengatur kehidupan dan

ketertiban suatu masyarakat yang terikat dalam suatu jalinan kekerabatan dalam

garis ibu. Seorang anak laki-laki atau perempuan merupakan klen dari perkauman

ibu. Ayah tidak dapat memasukkan anaknya ke dalam klen-nya sebagaimana yang

berlaku dalam sistem patrilineal. Oleh karena itu, waris dan pusaka diturunkan

menurut garis ibu pula (Abidin 2009).

Sistem matrilineal menegaskan bahwa perempuan diposisikan sebagai

pengikat, pemelihara dan penyimpan, sebagaimana diungkapkan pepatah adatnya

amban puruak atau tempat penyimpanan. Itulah sebabnya dalam penentuan

Page 29: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

15

peraturan dan perundang-undangan adat, perempuan tidak diikut sertakan.

Perempuan menerima bersih tentang hak dan kewajiban di dalam adat yang telah

diputuskan sebelumnya secara adat.

Menurut Radjab (1969) dalam Abidin (2009), sistem matrilineal mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut:

1. Keturunan dihitung menurut garis ibu.

2. Suku terbentuk menurut garis ibu.

3. Tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar sukunya (exogami).

4. Kekuasaan di dalam suku, menurut teori, terletak di tangan “ibu”, tetapi

jarang sekali dipergunakan karena bersifat kekuasaan domestik.

5. Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi atau tinggal

di rumah istrinya.

6. Hak-hak dan pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakannya.

Suami dan anak laki-laki dalam keluarga tidak punya hak atas

kepemilikan harta pusaka.

Keunggulan dari sistem ini adalah mampu bertahan walaupun sistem

patrilineal muncul sebagai sebuah sistem kekerabatan yang lain. Sistim matrilieal

tidak hanya jadi sebuah “aturan” saja, tetapi telah menjadi semakin kuat menjadi

suatu budaya, jalan hidup, hingga menjadi kecenderungan yang paling dalam dari

diri setiap orang Minangkabau.

Laki-laki Minang cenderung untuk menyerahkan harta pusaka dan warisan

dari hasil pencahariannya sendiri kepada anak perempuannya, yang seharusnya

dibagi menurut hukum faraidh. Anak perempuan itu nanti menyerahkan pula

kepada anak perempuan keturunan selanjutnya. Proses tersebut terus berlangsung

dari generasi ke generasi. Namun, pewarisan seperti ini hanya berlaku untuk harta

pusaka tinggi milik kaum dalam suku, bukan harta pencaharian suami istri. Harta

pencaharian suami istri diwariskan secara hukum Islam.

Page 30: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

16

Page 31: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

17

KERANGKA PEMIKIRAN

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga sejahtera

merupakan landasan awal terciptanya masyarakat yang madani. Kesejahteraan

suatu keluarga dapat dilihat dari segi fisik, ekonomi, sosial, dan psikologis.

Keluarga harus dapat menciptakan sumberdaya yang berkualitas agar dapat

menjadi input yang baik bagi masyarakat. Perempuan, dalam hal ini istri, adalah

pemegang tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anaknya sehingga menjadi

sumberdaya manusia yang berkualitas.

Penelitian ini ingin melihat sejauh mana peran istri pada masyarakat yang

menganut sistem matrilineal atau menurut garis keturunan ibu, sehingga penting

untuk mengetahui karakteristik istri, karakteristik keluarga, dan karakteristik

lingkungan. Karakteristik istri dan keluarga yang terdiri dari umur, pendapatan,

lama pendidikan, besar keluarga, status kepemilikan aset keluarga, dan penerapan

sistem matrilineal dalam keluarga akan berpengaruh terhadap kontribusi ekonomi

istri dan selanjutnya terhadap peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga.

Terdapat hubungan yang positif antara kontribusi ekonomi istri dengan

perannya di dalam keluarga. Sementara, kepemilikan yang tinggi atas sumberdaya

materi ataupun non materi akan meningkatkan kepuasan istri terhadap perkawinan

yang akhirnya akan membawa pada kepuasan subyektif yang lebih tinggi untuk

istri. Kesejahteraan akan tercapai dengan maksimal apabila kerjasama atau

kemitraan antara suami dan istri dalam keluarga tercipta dengan optimal. Peran

gender bagi seorang istri secara tradisional adalah di sekitar sektor domestik,

sementara suami berperan pada sektor publik. Diferensiasi peran ini akan

memberikan pengaruh pada kesejahteraan subyektif istri dalam keluarga.

Umur, pekerjaan, dan lama pendidikan istri dapat mempengaruhi

kesejahteraan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kontribusi ekonomi

dan tingkat peran istri dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan subyektif istri.

Hal inilah yang akan diteliti lebih jauh di keluarga nelayan matrilineal

Minangkabau. Bagan kerangka pemikiran secara lengkap dapat dilihat pada

Gambar 1.

Page 32: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional

Penerapan Sistem

Matrilineal dalam

Keluarga

- Persepsi

- Praktik

Kesejahteraan

Subyektif

Peran Istri

dalam Pengelolaan

Sumberdaya

Rumah Tangga

Kontribusi Istri

terhadap

Pendapatan

Keluarga

Karakteristik Istri:

- Umur

- Lama Pendidikan

- Pekerjaan

Karakteristik

Keluarga:

- Umur Suami

- Lama Pendidikan

Suami

- Pekerjaan Suami

- Besar Keluarga

- Pendapatan

Keluarga

- Status Kepemilikan

Aset

18

Page 33: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi, dan Waktu

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain

cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh

gambaran karakteristik istri. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Batang Arau,

Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat. Pemilihan lokasi

penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa daerah ini

merupakan wilayah pesisir yang masih kental dengan nuansa budaya

Minangkabau dan menganut sistem matrilineal. Selain itu, berdasarkan data BPS

2010, Kelurahan Batang Arau merupakan pusat pengembangan minapolitan

wilayah Sumatera Barat yang memiliki populasi nelayan terbesar di provinsi ini,

yaitu sebanyak 1721 jiwa. Pengambilan data dilakukan selama dua bulan, yaitu

dari bulan Februari sampai Maret 2012.

Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan di wilayah Kelurahan

Batang Arau, Sumatera Barat. Dalam penelitian ini, keluarga nelayan dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu: (1) kelompok nelayan pemilik, dan (2) kelompok

nelayan buruh. Responden dalam penelitian ini adalah istri nelayan. Metode

pemilihan contoh yang digunakan ialah teknik nonprobability sampling secara

snowball dan diambil sebanyak 60 keluarga contoh. Pengambilan contoh secara

snowball dilakukan karena tidak adanya data yang valid mengenai daftar nama

nelayan pemilik dan buruh di Kelurahan Batang Arau, maka data mengenai hal

tersebut ditanyakan kepada Ketua PKK setempat, setelah itu dilakukan

pengambilan contoh dengan bertanya kepada responden mengenai tetangganya

sesama nelayan buruh atau nelayan pemilik. Secara bertahap, jumlah responden

terkumpul sebanyak 30 keluarga nelayan pemilik dan 30 keluarga nelayan buruh.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan panduan kuesioner

terstruktur, yaitu karakteristik istri, keluarga, kontribusi istri terhadap pendapatan

Page 34: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

20

keluarga, penerapan sistem matrilineal dalam keluarga, tingkat peran istri dalam

mengelola sumberdaya keluarga, dan tingkat kesejahteraan subyektif yang

dirasakan oleh istri.

Data sekunder diperlukan untuk memperkaya dan menunjang analisis data

primer. Data sekunder diperoleh dari dinas-dinas terkait seperti Dinas Kelautan

dan Perikanan, Kantor Badan Pusat Statistik, Kantor Kecamatan, dan Kantor

Kelurahan di lokasi penelitian. Variabel penelitian, jenis data, dan skala data

dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis dan skala data

No. Variabel Satuan Skala Saat

Analisis Jenis Data

1. Karakteristik Istri

a. Umur Istri tahun Rasio Primer

b. Lama Pendidikan Istri tahun Rasio Primer

c. Pekerjaan Nominal Primer

2. Karakteristik Keluarga Rasio

a. Umur Suami tahun Rasio Primer

b. Lama Pendidikan Suami tahun Nominal Primer

c. Pekerjaan Suami - Primer

d. Besar Keluarga orang Rasio Primer

e. Pendapatan per kapita Rp/bln Rasio Primer

f. Pendapatan keluarga

berdasarkan sumber

persen Rasio Primer

g. Aset - Nominal Primer

h. Status Kepemilikan Aset - Nominal Primer

3. Kontribusi Istri terhadap

Pendapatan Keluarga

persen Rasio Primer

4. Penerapan Sistem Matrilineal

dalam Keluarga

Primer

a. Persepsi Peran Istri terhadap

Pengelolaan Sumberdaya

Materi

skor Interval Primer

b. Peran Istri dalam Praktik indeks Interval Primer

5. Tingkat Peran Istri

berdasarkan Pembagian Peran

Gender dalam Keluarga

indeks Interval Primer

6. Kesejahteraan Subyektif Istri

(Subjective Quality of Life)

skor Interval Primer

7. Data kondisi geografis - - Sekunder

8. Data kependudukan - - Sekunder

Data hasil tangkapan ikan - - Sekunder

Page 35: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

21

Pengukuran Variabel Penelitian dan Pengelompokannya

Variabel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan atas kerangka

pemikiran yang disesuaikan untuk mencapai tujuan penelitian. Variabel dalam

penelitian dan pengukurannya dijelaskan sebagai berikut:

1. Karakteristik istri dan karakteristik keluarga meliputi:

a. Umur istri dan suami

Berdasarkan Papalia, Old, dan Friedman (2008), kategori umur

dewasa adalah dewasa muda (19-40 tahun), dewasa madya (40-60

tahun), dan dewasa tua (>60 tahun).

b. Lama pendidikan

Lama pendidikan diukur berdasarkan tahun yang dikelompokkan

menjadi 0 tahun, 1-6 tahun, 7-9 tahun, 10-12 tahun, 10-12 tahun, 13-

16 tahun, dan >16 tahun.

c. Pekerjaan istri dan suami

Pekerjaan meliputi pekerjaan tetap dan pekerjaan tambahan. Istri

bekerja sebagai pedagang ataupun pembantu rumah tangga, sementara

suami bekerja sebagai nelayan dengan kapal sendiri dan buruh

nelayan.

d. Besar keluarga

Besar keluarga dikelompokkan berdasarkan BKKBN (1998) yang

terdiri atas tiga kategori, yaitu keluarga kecil (≤4 orang), keluarga

sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (>7 orang).

e. Status kepemilikan aset

Status kepemilikan aset terdiri atas sendiri, bersama, dan atas nama

istri. Selanjutnya dikelompokkan berdasarkan persentase kepemilikan.

f. Pendapatan per kapita

Pendapatan per kapita adalah pendapatan keluarga dibagi dengan

jumlah anggota keluarga. Selanjutnya, dikategorikan menjadi miskin

(<Rp306.108), hampir miskin (Rp306.109-Rp612.216), dan

menengah ke atas (>Rp612.217) berdasarkan Garis Kemiskinan

Sumatera Barat (BPS 2010) yaitu pada nominal

Rp306.108/kapita/bulan. Pengelompokan ini mengacu kepada

Page 36: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

22

Puspitawati et al. (2009) yang mengategorikan miskin setara dengan

<1GK, hampir miskin setara dengan 1-2 GK, dan menengah ke atas

setara dengan >2 GK.

2. Kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga

Kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga diukur dengan

persentase pendapatan istri terhadap pendapatan total keluarga dengan

rumus sebagai berikut:

Kontribusi = Pendapatan Istri (Rupiah/bulan) x 100%

Pendapatan Keluarga Total (Rupiah/bulan)

Selanjutnya, persentase kontribusi istri dikelompokkan menjadi tujuh

kategori, yaitu:

a. 0,0%

b. 0,1%-10,0%

c. 10,1%-20,0%

d. 20,1%-30,0%

e. 30,1%-40,0%

f. 40,1%-50,0%

g. 50,1%-60,0%

3. Penerapan sistem matrilineal dalam keluarga

a. Persepsi istri mengenai pengelolaan sumberdaya

Persepsi istri diukur dengan enam butir pernyataan tentang sistem

matrilineal, dengan pilihan jawaban (1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3)

Tidak setuju dan (4) Sangat tidak setuju. Selanjutnya, jawaban

diberikan skor sebagai berikut:

Skor 1= untuk jawaban (1) Sangat setuju dan (2) Setuju

Skor 0= untuk jawaban (3) Tidak setuju dan (4) Sangat tidak setuju

Persepsi istri diolah dalam bentuk indeks, dengan rumus:

Indeks = skor capaian-skor terendah x 100%

skor tertinggi-skor terendah

Kemudian, persepsi istri dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

a. Rendah (< 60%)

b. Sedang (60 %-80%)

c. Tinggi (>80%)

Page 37: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

23

b. Praktik pengelolaan sumberdaya materi dalam sistem matrilineal

Praktik pengelolaan sumberdaya keluarga diukur dengan enam

butir pernyataan yang sejalan dengan persepsi isteri, dengan pilihan

jawaban: (1) Terjadi dan (2) Tidak terjadi. Selanjutnya, jawaban

diberikan skor sebagai berikut:

Skor 1= untuk jawaban (1) Terjadi

Skor 0= untuk jawaban (3) Tidak terjadi

Praktik matrilineal diolah dalam bentuk indeks, dengan rumus:

Indeks = skor capaian-skor terendah x 100%

skor tertinggi-skor terendah

Kemudian, praktik matrilineal dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

a. Rendah (< 60%)

b. Sedang (60 %-80%)

c. Tinggi (>80%)

4. Peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga

Peran istri dinilai dengan menggunakan pertanyaan mengenai

distribusi tanggung jawab dalam pengambilan keputusan dalam

keluarga yang diukur dengan skala likert. Setiap butir pertanyaan

diberikan lima pilihan jawaban, yaitu: (1) Istri saja, (2) Istri dominan,

(3) Istri dan suami bersama-sama, (4) Suami dominan, dan (5) Suami

saja. Selanjutnya, jawaban diberikan skor sebagai berikut:

Skor 5 = untuk jawaban nomor (1) Istri saja

Skor 4 = untuk jawaban nomor (2) Istri dominan

Skor 3 = untuk jawaban nomor (3) Istri dan suami secara bersama

Skor 2 = untuk jawaban nomor (4) Suami dominan

Skor 1 = untuk jawaban nomor (5) Suami saja

Peran istri diolah dalam bentuk indeks, dengan rumus:

Indeks = skor capaian-skor terendah x 100%

skor tertinggi-skor terendah

Kemudian, indeks peran istri dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

a. Peran istri rendah (<33,3%)

b. Peran istri sedang (33,3 %-66,7%)

c. Peran istri tinggi (>66,7%)

Page 38: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

24

5. Tingkat kesejahteraan secara subyektif (subjective quality of life)

Pengukuran tingkat kesejahteraan subyektif didasarkan atas tingkat

kepuasan yang dirasakan oleh istri atas kondisi yang dirasakannya.

Tingkat kepuasan subyektif istri dikategorikan menjadi sangat tidak

puas (skor 1), cukup puas (skor 2), tidak puas (skor 3), puas (skor 4),

dan sangat puas (skor 5), berdasarkan 30 butir pertanyaan yang

dimodifikasi dari Iskandar (2007), Muflikhati (2010), dan Irzalinda

(2010). Pengategorian ditentukan dengan cut-off point yang membagi

kesejahteraan subyektif istri menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Rendah (< 60%)

b. Sedang (60 %-80%)

c. Tinggi (>80%)

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh melalui kuesioner penelitian diolah dengan langkah-

langkah: transfer, coding, editing, entry, cleaning, dan analisis data. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis

inferensia. Analisis inferensia yang digunakan adalah uji beda dan uji regresi

linear berganda.

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik istri dan

keluarga. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap

variabel pada contoh penelitian. Data dan informasi yang diperoleh disajikan

dalam bentuk tabulasi. Statistik dasar yang digunakan bagi data kuantitatif adalah

rata-rata, standar deviasi, maksimum, dan minimum. Sementara itu, untuk data

kualitatif digunakan proporsi. Data statistik deskriptif ini diolah menggunakan

program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16,0.

Adapun analisis statistik inferensia yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Uji Beda Independent Samples T-Test

Uji beda Independent Samples T-Test digunakan untuk melihat perbedaan

karakteristik istri dan karakteristik keluarga pada keluarga nelayan pemilik

dan nelayan buruh.

Page 39: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

25

2. Uji Beda Paired Samples T-Test

Uji beda ini digunakan untuk melihat perbedaan penerapan sistem

matrilineal pada keluarga nelayan dengan membandingkan antara persepsi dan

praktik yang terjadi dalam keluarga.

3. Analisis Korelasi Pearson

Analisis korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara

karakteristik keluarga dengan penerapan sistem matrilineal, kontribusi istri

terhadap pendapatan, dan peran istri. Selain itu, diukur pula hubungan antara

karakteristik contoh dengan dimensi peran istri dalam pengelolaan

sumberdaya keluarga. Hubungan antara karakteristik keluarga, kontribusi

ekonomi, dan peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga dengan

kesejahteraan subyektif istri juga diolah dengan analisis korelasi Pearson ini.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap kesejahteraan subyektif istri.

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y= α+β1X1+ β2X2+ β3X3+β4X4+ β5X5+ β6X6

Keterangan:

Y= Kesejahteraan subyektif istri (skor)

α = galat

X1= Umur istri (tahun)

X2= Lama pendidikan istri (tahun)

X3= Besar keluarga (orang)

X4= Pendapatan keluarga (Rp/bulan)

X5= Persepsi peran istri (skor)

X6= Kontribusi istri terhadap pendapatan (persen)

β1, β2, β3, β4, β5, β6= koefisien regresi

Page 40: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

26

Definisi Operasional

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang anggotanya terikat oleh

perkawinan, pertalian darah, atau adopsi.

Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri demografis yang dimiliki keluarga

meliputi umur, lama pendidikan, dan jumlah anggota keluarga.

Karakteristik istri adalah ciri-ciri demografis istri yang meliputi umur,

pekerjaan, pendapatan, dan lama pendidikan.

Umur adalah lama masa kehidupan individu yang dinyatakan dalam tahun dan

diukur berdasarkan ulang tahun terakhir.

Besar keluarga adalah banyaknya jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah

dan masih menjadi tanggungan keluarga.

Nelayan adalah individu yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan

di laut.

Nelayan pemilik adalah nelayan yang memiliki alat tangkap untuk melaut.

Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja pada nelayan pemilik karena tidak

memiliki perahu atau alat tangkap sendiri.

Pendapatan total keluarga adalah pendapatan yang diterima oleh istri, suami,

dan anggota keluarga lain yang sudah bekerja, dinyatakan dalam rupiah.

Pendapatan utama adalah pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan yang

dilakukan dengan pemakaian waktu lebih banyak dan pendapatan paling

besar dibandingkan pekerjaan lain, dinyatakan dalam rupiah.

Pendapatan tambahan adalah pendapatan dari pekerjaan yang dilakukan dengan

pemakaian waktu lebih sedikit, dinyatakan dalam rupiah.

Pendidikan adalah mencakup tingkat pendidikan yang dinyatakan dalam interval

dan lamanya pendidikan formal yang diukur dalam tahun.

Kontribusi istri terhadap pendapatan adalah persentase pendapatan yang

diperoleh istri terhadap pendapatan total keluarga.

Peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga adalah posisi tawar yang

dimiliki oleh istri karena penguasaan atas faktor-faktor ekonomi baik materi

maupun non materi, dinyatakan dalam indeks dan diukur dengan skala

likert.

Page 41: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

27

Kesejahteraan subyektif istri adalah tingkat kepuasan ibu rumah tangga

terhadap kehidupannya secara fisik dan non fisik serta pada gaya

manajemen sumberdaya keluarganya, dinyatakan dalam persen dan diukur

dengan skala likert.

Sistem matrilineal adalah suatu sistem masyarakat yang menghitung garis

keturunannya berdasarkan garis ibu dan suami bermukim di sekitar pusat

keluarga istrinya.

Penerapan sistem matrilineal adalah persepsi istri mengenai pengelolaan

sumberdaya keluarga berdasarkan sistem matrilineal dan praktik sistem

matrilineal yang dilakukan dalam keluarga, diukur dengan skala likert dan

dinyatakan dalam skor.

Page 42: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi
Page 43: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

29

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kondisi Geografis dan Kependudukan

Kelurahan Batang Arau termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan

Padang Selatan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Kecamatan Padang

Selatan terbentang seluas 10,03 Km2 antara 0

0 58’ LS dan 100

0 21’’ 11’ BT (BPS

2010). Luas Kelurahan Batang Arau adalah 0,34 Km2. Batas wilayah Kelurahan

Batang Arau sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Barat dan

Kecamatan Padang Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera

Indonesia, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Begalung, dan

sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia (Lampiran 1).

Dilihat dari aspek kependudukan, data dari Kelurahan Batang Arau

menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah 4.500 jiwa yang terdiri

dari 2.266 laki-laki dan 2.280 perempuan. Pekerjaan masyarakat Kelurahan

Batang Arau mayoritas sebagai nelayan, yaitu sejumlah 852 jiwa dengan perincian

425 orang buruh nelayan dan 427 orang nelayan pemilik. Selain itu, pekerjaan lain

warga Kelurahan Batang Arau adalah berdagang (325 jiwa), PNS (52 jiwa),

TNI/Polri (12 jiwa), swasta (115 orang), dan pengangguran (429 jiwa).

Agama yang dianut oleh penduduk Kelurahan Batang Arau cukup beragam,

mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Terdapat satu masjid

sebagai rumah ibadah umat Islam dan satu pengajian perempuan yang

diselenggarakan di masing-masing RW setiap minggu. Kegiatan warga lainnya

adalah Siskamling, Posyandu, Klub Voli, Klub Sepakbola, Arisan, dan Wirid di

masjid setempat.

Karakteristik Keluarga

Status Usaha Nelayan

Contoh yang dipilih dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan dengan

kategori status usaha yang berbeda. Separuh dari keluarga (50,0%) adalah nelayan

pemilik dan separuh lainnya (50,0%) adalah buruh nelayan. Seluruh contoh

berasal dari Suku Minangkabau.

Page 44: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

30

Umur Suami dan Istri

Berdasarkan kategori umur, secara umum lebih dari separuh keluarga

nelayan (60,0%) berada pada pada kategori dewasa madya. Rata-rata umur

nelayan pemilik (49,7) lebih besar daripada rata-rata umur nelayan buruh (39,3).

Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

umur nelayan buruh dan nelayan pemilik. Hal ini dikarenakan nelayan yang

berprofesi sebagai buruh cenderung lebih muda daripada yang menjadi nelayan

pemilik (Tabel 2).

Tabel 2 Sebaran keluarga berdasarkan umur suami

Umur suami Pemilik Buruh Total

n % n % n %

Dewasa muda 3 10,0 18 60,0 21 35,0

Dewasa madya 24 80,0 12 40,0 36 60,0

Dewasa tua 3 10,0 0 0,0 3 5,0

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Min-maks (tahun) 37-70 29-49 29-70

Rataan ± SD (tahun) 49,7 ± 8,3 39,3 ± 6,0 44,5 ± 8,9

p-value 0,000**

Keterangan : **=signifikan pada selang kepercayaan 99%

Berdasarkan pengategorian yang sama dengan variabel umur suami, secara

keseluruhan, separuh (50,0%) dari istri nelayan berada pada kategori umur dewasa

muda. Hampir tiga perempat (70,0%) istri buruh nelayan berada pada kategori

dewasa muda. Sementara itu, lebih dari separuh istri nelayan pemilik berada pada

kategori dewasa madya (63,3%). Terdapat perbedaan yang signifikan antara umur

istri nelayan buruh dengan istri nelayan pemilik. Hal ini bermakna bahwa istri

nelayan buruh cenderung lebih muda daripada istri nelayan pemilik (Tabel 3).

Tabel 3 Sebaran keluarga berdasarkan umur istri

Umur istri Pemilik Buruh Total

n % n % n %

Dewasa muda 9 30,0 21 70,0 30 50,0

Dewasa madya 19 63,3 9 30,0 28 46,7

Dewasa tua 2 6,7 0 0,0 2 3,3

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Min-maks (tahun) 27-61 27-46 27-61

Rataan ± SD (tahun) 44,7 ± 8,0 35,9 ± 6,5 40,3 ± 8,5

p-value 0,000**

Keterangan : **=signifikan pada selang kepercayaan 99%

Page 45: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

31

Pendidikan Suami dan Istri

Pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan seseorang

dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan. Tabel 4 menunjukkan

bahwa secara keseluruhan, kurang dari separuh suami (38,3%) berada pada

kategori lama pendidikan 7-9 tahun. Hal ini berarti kurang dari separuh suami

menamatkan pendidikan hingga sekolah menengah pertama (SMP).

Suami yang bekerja sebagai buruh nelayan memiliki rata-rata lama

pendidikan sebesar 9,13 tahun. Lebih dari separuh (56,7%) buruh nelayan berada

pada kategori lama pendidikan 7-9 tahun (SMP). Sementara itu, separuh (50%)

dari suami yang bekerja sebagai nelayan pemilik menyebar pada kategori lama

pendidikan ≤6 tahun. Hal ini berarti separuh dari nelayan pemilik hanya

menamatkan pendidikan hingga sekolah dasar (SD).

Tidak terdapat suami yang bersekolah hingga jenjang perguruan tinggi.

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendidikan nelayan pemilik dan

nelayan buruh karena pendidikan nelayan buruh hampir sama tinggi dengan

nelayan pemilik (Tabel 4).

Tabel 4 Sebaran keluarga berdasarkan pendidikan suami

Pendidikan suami Pemilik Buruh Total

n % n % n %

SD/sederajat (≤6 tahun) 15 50.0 5 16,7 20 33,3

SMP/sederajat (7-9 tahun) 6 20.0 17 56,7 23 38,4

SMA/sederajat (10-12 tahun) 9 30.0 8 26,3 17 28,3

Perguruan tinggi (>12 tahun) 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Total 30 100.0 30 100,0 60 100,0

Min-maks (tahun) 0-12 6-12 0-12

Rataan ± SD (tahun) 8.0 ± 3.0 9,1 ± 2.0 8,6 ± 2,6

p-value 0,118

Berdasarkan pengategorian yang sama dengan variabel pendidikan suami,

pendidikan istri nelayan berada pada rentang 0 sampai 12 tahun. Hampir separuh

(48,3%) dari istri nelayan memiliki kategori pendidikan pada rentang ≤6 tahun

atau setara dengan SD. Sebanyak 56,7 persen istri buruh nelayan berada pada

kategori pendidikan 7-9 tahun. Hal ini berarti bahwa lebih dari separuh istri buruh

nelayan telah menamatkan pendidikan hingga SMP.

Lama pendidikan istri nelayan pemilik berada pada rentang 0-12 tahun dan

lebih dari separuhnya (53,3%) menyebar terbanyak pada kategori ≤6 tahun. Hal

Page 46: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

32

ini berarti bahwa lebih dari separuh istri nelayan pemilik hanya menamatkan

pendidikan hingga SD. Tidak terdapat istri nelayan yang bersekolah hingga

jenjang perguruan tinggi. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

pendidikan istri nelayan buruh dan nelayan pemilik karena tingkat pendidikan istri

nelayan pemilik hampir setara dengan istri nelayan buruh (Tabel 5).

Tabel 5 Sebaran keluarga berdasarkan pendidikan istri

Pendidikan istri Pemilik Buruh Total

n % n % n %

SD/sederajat (≤6 tahun) 16 53,3 13 43,3 29 48,3

SMP/sederajat (7-9 tahun) 9 30,0 17 56,7 26 43,3

SMA/sederajat (10-12 tahun) 5 16,7 0 0,0 5 8,4

Perguruan tinggi (>12 tahun) 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Min-maks (tahun) 0-12 6-9 0-12

Rataan ± SD (tahun) 7,3 ± 3.0 7,6 ± 1,5 7,5 ± 2,4

p-value 0,635

Pekerjaan Istri

Istri yang bekerja akan mampu membantu perekonomian keluarga. Secara

keseluruhan, sebanyak hampir tiga perempat istri nelayan (30,0%) tidak bekerja,

sisanya memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri, yaitu pembantu rumah tangga

(40,0%) dan pedagang (30,0%). Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan antara istri nelayan pemilik dan nelayan buruh dalam hal pekerjaan.

Sebagian besar (86,7%) persen istri buruh nelayan bekerja dan lebih dari separuh

(53,30%) istri nelayan pemilik tidak bekerja. Istri nelayan pemilik yang bekerja

hanya sebesar 53,3 persen dan sisanya tidak bekerja (Tabel 6).

Tabel 6 Sebaran keluarga berdasarkan pekerjaan istri

Jenis Pekerjaan Pemilik Buruh Total

n % n % n %

Tidak Bekerja 16 53,3 2 6,7 18 30,0

Pembantu Rumah Tangga 8 26,7 15 50,0 24 40,0

Pedagang 6 20,0 13 43,3 18 30,0

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Besar Keluarga

Besar keluarga adalah jumlah seluruh anggota keluarga yang masih menjadi

tanggungan orang tua. Besar keluarga dikategorikan menjadi keluarga kecil

(jumlah anggota keluarga lebih kecil atau sama dengan empat orang), keluarga

Page 47: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

33

sedang (jumlah anggota keluarga antara lima sampai enam orang), dan keluarga

besar (jumlah anggota keluarga lebih besar atau sama dengan tujuh orang).

Berdasarkan pengamatan di lapangan, diketahui bahwa besar keluarga

nelayan berada pada kategori keluarga sedang. Tabel 7 menunjukkan bahwa

secara keseluruhan, lebih dari separuh keluarga nelayan (60,0%) berada pada

kategori keluarga sedang (5-6 orang). Besar keluarga terkecil adalah tiga orang

dan besar keluarga terbesar adalah sembilan orang.

Sebagian besar keluarga buruh nelayan (70,0%) berada pada kategori

keluarga sedang dengan rentang antara empat orang hingga delapan orang.

Sementara itu, separuh contoh (50,0%) dari kalangan nelayan pemilik berada pada

kategori besar keluarga sedang dengan jumlah anggota paling sedikit tiga orang

dan paling banyak sembilan orang. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara besar keluarga nelayan pemilik dengan nelayan buruh.

Tabel 7 Sebaran keluarga berdasarkan besar keluarga

Besar Keluarga Pemilik Buruh Total

n % n % n %

Keluarga kecil (≤ 4 orang) 9 30,0 3 10,0 12 20,0

Keluarga sedang (5-6 orang) 15 50,0 21 70,0 36 60,0

Keluarga besar (≥ 7 orang) 6 20,0 6 20,0 12 20,0

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Min-maks (orang) 3-9 4-8 3-9

Rataan± SD (orang) 5,4 ± 1,6 5,6 ± 1,0 5,5 ± 1,1

p-value 0,495

Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga diperoleh dari jumlah pendapatan yang diperoleh

suami dan istri per bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir separuh

nelayan pemilik dan lebih dari separuh nelayan buruh berada pada kategori

pendapatan antara satu hingga dua juta rupiah per bulan. Rataan pendapatan

keluarga nelayan pemilik lebih tinggi daripada nelayan buruh. Meskipun

demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan keluarga

nelayan pemilik dan nelayan buruh (Tabel 8).

Page 48: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

34

Tabel 8 Sebaran keluarga berdasarkan pendapatan keluarga per bulan

Pendapatan keluarga

(Rp/bulan)

Pemilik Buruh Total

n % n % n %

0-1.000.000 3 10,0 1 3,3 4 6,7

1.000.001-2.000.000 11 36,7 18 60,0 29 48,3

2.000.001-3.000.000 6 20,0 11 36,7 17 28,3

3.000.001-4.000.000 2 6,7 0 0,0 2 3,3

4.000.001-5.000.000 1 3,3 0 0,0 1 1,7

5.000.001-6.000.000 1 3,3 0 0,0 1 1,7

6.000.001-7.000.000 0 0,0 0 0,0 0 0,0

7.000.001-8.000.000 6 20,0 0 0,0 6 10,0

Total 30 100,0 30 100,0 55 100,0

Min-maks (Rp) 1.000.000-8.000.000 800.000-2.600.000 800.000-8.000.000

Rataan (Rp) ± SD 2.394.400±1.679.482 1.936.667±408.937,5 2.144.727±1.181.670

p-value 0,195

Tabel 9 menunjukkan bahwa dalam keluarga nelayan, dominasi suami

dalam hal pendapatan masih tinggi. Suami berkontribusi sebesar 85,9 persen

sementara istri hanya berkontribusi sebesar 14,1 persen. Hal ini dikarenakan

hanya terdapat sedikit istri yang bekerja di luar rumah untuk menghasilkan

pendapatan tambahan. Pendapatan istri nelayan pemilik relatif lebih tinggi

daripada istri nelayan buruh. Hal ini menunjukkan bahwa istri nelayan buruh yang

bekerja di luar rumah dituntut oleh tekanan ekonomi yang membuatnya harus

mencari pendapatan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hasil

pengamatan di lapangan juga mendukung hal ini. Istri buruh nelayan bekerja tidak

semata-mata untuk mengaktualisasikan diri, tapi cenderung karena dituntut

tekanan ekonomi.

Tabel 9 Sebaran rataan pendapatan keluarga berdasarkan sumber

Sumber Pemilik Buruh Total

Rp/bulan % Rp/bulan % Rp/bulan %

Suami 3.777.000,0 89,3 1.520.000,0 78,5 2.648.500,0 85,9

Istri 451.666,67 10,7 416.666,7 21,5 434.166,7 14,1

Total 4.228.666,7 100,0 1.936.666,7 100,0 3.082.666,7 100,0

Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita per bulan diperoleh dari hasil pembagian antara

pendapatan total keluarga per bulan dengan jumlah anggota keluarga. Pendapatan

keluarga perkapita per bulan dikategorikan berdasarkan garis kemiskinan Provinsi

Sumatera Barat pada tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

keseluruhan, lebih dari separuh keluarga nelayan (56,7%) berada pada kategori

Page 49: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

35

hampir miskin, dengan perincian lebih dari tiga perempat keluarga buruh nelayan

(76,7%), dan hampir separuh keluarga nelayan pemilik (36,7%) terkategori

hampir miskin dengan rentang antara Rp160.000,00/kapita/bulan sampai

Rp7.666.666,66/kapita/bulan dan rata-rata sebesar Rp638.392,62/kapita/bulan.

Lebih dari seperempat keluarga contoh (26,7%) berada pada kategori miskin yaitu

kurang dari Rp306.108,00/kapita/bulan (Tabel 10).

Tabel 10 Sebaran keluarga berdasarkan pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita

(Rp/bulan)

Pemilik Buruh Total

n % n % n %

Miskin (< 306.108) 9 30,0 7 23,3 16 26.7

Hampir Miskin (306.109-612.216) 11 36,7 23 76,7 34 56.7

Menengah ke atas (>612.217) 10 33,3 0 0,0 10 16.6

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Min-maks (Rp) 166.666,0-

7.666.666,0

160.000,0-

475.000,0

160.000,0-

7.666.666,0

Rataan (Rp) ± SD 924.868,7±

1.476.836,4

351.916,5±

739.769,9

638.392,6±

1.076.217,3

p-value 0,018*

Keterangan : * =signifikan pada selang kepercayaan 95%

Aset dan Status Kepemilikan Aset Keluarga

Aset dalam penelitian ini adalah sumberdaya materi milik keluarga yang

mempunyai nilai ekonomi. Aset yang dimiliki keluarga nelayan terdiri dari alat

transportasi, alat tangkap, barang berharga, barang elektronik, dan tabungan

(Tabel 11). Status kepemilikan aset keluarga dikategorikan menjadi milik istri,

milik suami, dan milik bersama (Tabel 12).

Hanya nelayan pemilik yang memiliki alat transportasi sendiri untuk melaut.

Sebanyak 6,7 persen nelayan mempunyai kapal motor ukuran sedang atau disebut

sebagai kapal tonda untuk melaut. Nelayan dengan kapal jenis ini melaut

sebanyak dua trip dalam satu bulan. Satu trip melaut memerlukan waktu dua

minggu untuk musim banyak ikan. Beberapa hari istirahat di darat, lalu minggu

berikutnya melayar lagi selama dua minggu. Apabila dalam kondisi musim biasa,

nelayan dengan kapal tonda hanya melaut satu trip dalam sebulan. Apabila musim

paceklik atau hujan badai yang parah, nelayan memilih untuk tidak melaut dengan

kapal tonda.

Kapal tonda yang berukuran sedang ini memerlukan anak buah kapal (ABK)

sekitar 13 orang sampai 15 orang, ditambah satu orang kapten dan satu orang

Page 50: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

36

navigator. Oleh sebab itu, nelayan pemilik membutuhkan nelayan buruh sebagai

pekerja ABK di kapal tonda. Pembagian hasil dalam pelayaran ini adalah satu

bagian untuk buruh, dua bagian untuk kapten (pemilik kapal) dan dua bagian

untuk navigator. Jenis ikan yang ditangkap dengan menggunakan armada ini

biasanya ikan-ikan besar seperti tuna, cakalang, tongkol, kakap, tenggiri, layur,

dan sisik yang diburu hingga Kepulauan Mentawai.

Tabel 11 Sebaran keluarga berdasarkan kepemilikan aset

Jenis Aset

Memiliki

Tidak Memiliki

n % n %

Alat transportasi

- Kapal motor (tonda) 4 6,7 56 93,3

- Perahu motor robin 26 43,3 34 56,7

- Mobil 1 1,7 59 98,3

- Motor 43 71,7 17 28,3

- Sepeda 21 35,0 39 65,0

Alat tangkap 29 48,3 31 51,7

Barang berharga

- Rumah 43 71,7 17 28,3

- Emas 11 18,3 49 81,7

Barang elektronik

- Televisi 58 96,7 2 3,3

- Radio 34 56,7 26 43,3

- Kulkas 37 61,7 23 38,3

- Pemutar VCD/DVD 40 66,7 20 33,3

- Telepon genggam 42 70,0 18 30,0

- Kipas angina 44 73,3 16 26,7

- Mesin Cuci 16 26,7 44 73,3

- Dispenser 41 68,3 19 31,7

- Perangkat suara 36 60,0 24 40,0

- Komputer 4 6,7 56 93,3

- Laptop 13 21,7 47 78,3

- Tape recorder 19 31,7 41 68,3

- Rice Cooker/Magic Jar 48 80,0 12 20,0

- Play Station 16 26,7 44 73,3

- Blender 28 46,7 32 53,3

Tabungan 8 13,3 52 86,7

Page 51: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

37

Sementara itu, hampir separuh (43,3%) nelayan melaut dengan

menggunakan perahu motor robin dengan mesin tempel milik sendiri. Perahu

motor jenis ini berukuran kecil, hanya seukuran sampan tradisional yang hanya

mampu membawa dua sampai tiga orang. Perahu ditempeli mesin robin di bagian

buritan dengan sebuah tali untuk menghidupkan mesin dan sebuah pedal untuk

mengarahkan jalannya perahu.

Nelayan dengan perahu motor robin ini melaut dengan frekuensi trip harian.

Nelayan berangkat pukul empat pagi dan kembali lagi pukul delapan pagi untuk

menjual hasil tangkapan. Nelayan dengan armada jenis ini tidak membutuhkan

bantuan ABK, sehingga nelayan hanya melaut sendiri, berdua dengan anak laki-

laki, atau berdua dengan saudara laki-lakinya. Nelayan dengan armada perahu

motor robin ini didominasi oleh laki-laki yang berumur dewasa madya hingga

dewasa tua. Hal ini diduga karena nelayan yang berumur lebih muda cenderung

untuk memilih pekerjaan lain yang lebih menjanjikan.

Separuh dari nelayan (50,0%) tidak memiliki armada alat transportasi

apapun untuk melaut. Nelayan jenis ini lebih memilih untuk menjadi ABK di

kapal-kapal yang berukuran sedang dan besar atau disebut juga sebagai nelayan

buruh. Adapun kepemilikan alat transportasi melaut ini hampir sepenuhnya

dipegang oleh suami sebagai kepala keluarga dan pengguna utama armada

tersebut.

Hampir tiga perempat nelayan (71,7%) memiliki motor sebagai alat

transportasi darat. Sebanyak 41,9 persen dari kepemilikan motor nelayan tersebut

dimiliki oleh istri. Sedangkan kepemilikan motor yang dimiliki oleh suami dan

bersama berturut-turut sebesar 25,6 persen dan 32,6 persen.

Tidak ada keluarga nelayan yang memiliki hak kepemilikan atas tanah,

karena tanah di Kecamatan Batang Arau dan sekitarnya hanya memperoleh hak

pakai dari pemilik tanah adat. Penduduk di kecamatan ini berhak untuk

mendirikan bangunan namun tidak diizinkan untuk melakukan praktik jual beli

tanah. Hampir tiga perempat (71,7%) nelayan memiliki rumah sendiri. Seluruh

bangunan rumah yang dimiliki nelayan (100,0%), hak kepemilikannya dipegang

oleh istri. Hal ini berimplikasi pada peran absolut yang dimiliki istri terhadap

sumberdaya materi keluarga berupa rumah.

Page 52: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

38

Seluruh barang elektronik dan tabungan yang dimiliki oleh keluarga nelayan

dipandang sebagai harta bersama yang dimiliki bersama pula oleh suami dan istri.

Adapun barang elektronik yang paling banyak dimiliki oleh sebagian besar

nelayan (96,7%) adalah televisi. Sebagian besar nelayan (80,0%) memiliki magic

jar untuk alat bantu memasak nasi. Sementara itu, hampir tiga perempat nelayan

memiliki kulkas (61,7%), telepon genggam (70,0%), pemutar VCD/DVD

(66,7%), kipas angin (73,3%), dispenser (68,3%), dan perangkat suara (60,0%).

Kurang dari separuh nelayan (46,7%) memiliki blender. Status kepemilikan aset

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Sebaran keluarga berdasarkan status kepemilikan aset keluarga

Jenis Aset

Persentase Kepemilikan

Istri Suami Bersama

n % n % n %

Alat Transportasi

- Kapal motor (tonda) 0 0,0 3 75,0 1 25,0

- Perahu motor robin 0 0,0 26 100,0 0 0,0

- Mobil 1 100,0 0 0,0 0 0,0

- Motor 18 41,9 11 25,5 14 32,6

- Sepeda 6 28,6 5 23,8 10 47,6

Alat tangkap 0 0,0 29 100,0 0 0,0

Barang Berharga

- Rumah 43 100,0 0 0,0 0 0,0

- Emas 11 100,0 0 0,0 0 0,0

Barang Elektronik

- Televisi 0 0,0 0 0,0 58 100,0

- Radio 9 26,5 3 8,8 22 64,7

- Kulkas 5 13,5 6 16,2 26 70,3

- Pemutar VCD/DVD 5 12,5 3 7,5 32 80,0

- Telepon genggam 10 23,8 6 14,3 26 61,9

- Kipas angina 14 31,8 0 0,0 30 68,2

- Mesin Cuci 0 0,0 0 0,0 16 100,0

- Dispenser 0 0,0 0 0,0 41 100,0

- Perangkat suara 3 8,3 3 8,3 30 83,4

- Komputer 0 0,0 0 0,0 4 100,0

- Laptop 0 0,0 0 0,0 13 100,0

- Tape recorder 0 0,0 0 0,0 19 100,0

- Rice Cooker/Magic Jar 0 0,0 7 14,6 41 85,4

- Play Station 0 0,0 0 0,0 16 100,0

- Blender 0 0,0 0 0,0 28 100,0

Tabungan 0 0,0 0 0,0 8 100,0

Page 53: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

39

Penerapan Sistem Matrilineal dalam Keluarga

Persepsi Istri dalam Pengelolaan Sumberdaya Keluarga

Sistem matrilineal merupakan sistem kehidupan tradisional masyarakat

Minangkabau dari zaman dahulu. Adanya sistem matrilineal ini telah menjadi

landasan bagi hampir seluruh tata kehidupan bermasyarakat di Minangkabau,

mulai dari hal yang sederhana dalam lingkup keluarga hingga hal yang kompleks

dalam lingkup nagari atau daerah. Seiring dengan perkembangan zaman,

penerapan sistem ini dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau telah

mengalami pergeseran makna dan realita. Untuk mengukur pergeseran makna

budaya Matrilineal tersebut, dilakukan uji beda antara persepsi istri dalam

pengelolaan sumberdaya keluarga dengan praktik pengelolaan sumberdaya

keluarga yang dilaksanakan sehari-hari.

Tabel 13 Sebaran per item persepsi istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga

No. Pernyataan

Setuju

(skor=1)

Tidak

Setuju

(skor=0)

n % n %

1. Istri memiliki hak atas kepemilikan aset tetap (seperti

rumah, tanah, kendaraan, dll).

59 98,3 1 1,7

2. Istri secara sadar meminta atau diberikan wewenang

agar aset tertentu didaftarkan atas namanya agar

dapat diwariskan kepada anak perempuan dalam

keluarga.

45 75,0 15 25,0

3. Istri berhak untuk berunding bersama suami ataupun

keluarga besar untuk pengeluaran yang sifatnya besar

atau pembayarannya jangka panjang.

55 91,7 5 8,3

4. Istri berhak atas seluruh pendapatan suami 55 91,7 5 8,3

5. Istri memiliki hak penuh atas pendapatannya sendiri 58 96,7 2 3,3

6. Istri bertindak sebagai pengelola utama keuangan

keluarga

60 100,0 0 0,0

Min-maks 3,0-6,0

Rataan persepsi±SD (skor) 5,5±0,6

Tabel 13 menunjukkan bahwa hampir seluruh istri memiliki persepsi yang

sesuai dengan budaya Matrilineal dalam menanggapi pernyataan bahwa dirinya

memiliki hak atas kepemilikan aset, hak untuk berunding bersama suami atau

keluarga besar terkait pengeluaran yang besar atau pembayaran yang sifatnya

jangka panjang, hak untuk memperoleh nafkah dari pendapatan suami, dan hak

untuk mengelola pendapatan sendiri. Seluruh istri menyatakan setuju bahwa

Page 54: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

40

dirinya adalah pengelola utama keuangan keluarga. Hal ini sesuai dengan falsafah

Minangkabau yang menyatakan bahwa perempuan adalah ambun puruak kuncian

rangkiang (pemegang utama hak atas pengelolaan sumberdaya kaumnya).

Lebih dari separuh istri menyatakan bahwa dirinya secara sadar meminta

atau diberikan wewenang agar aset tertentu didaftarkan atas nama dirinya agar

dapat diwariskan kepada anak perempuan dalam keluarga. Adapun pernyataan-

pernyataan tersebut merupakan sebagian dari nilai-nilai dasar sistem matrilineal

yang dianut masyarakat Minangkabau.

Apabila dibagi berdasarkan karakteristik pekerjaan suami, maka diketahui

bahwa istri nelayan pemilik dan buruh berada pada kategori tinggi dalam hal

persepsinya mengenai pengelolaan sumberdaya keluarga berdasarkan sistem

matrilineal (Tabel 14). Hal ini bermakna bahwa baik istri nelayan pemilik

maupun istri nelayan buruh sama-sama memiliki pandangan dan pengetahuan

yang baik mengenai hak-hak mereka sebagai perempuan dalam sistem matrilineal.

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi istri nelayan pemilik dan

istri nelayan buruh dalam hal pengelolaan sumberdaya keluarga berdasarkan

sistem matrilineal.

Tabel 14 Persepsi istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga

Kategori Pemilik Buruh Total

n % n % n %

Rendah (<60%) 0 0 1 3,3 1 1,7

Sedang (60%-80%) 0 0 1 3,3 1 1,7

Tinggi (>80%) 30 100,0 28 93,4 58 96,6

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Min-maks 83,3-100,0 50,0-100,0 50,0-100,0

Rataan±SD (persen) 92,7±10,4 91,6±12,2 92,2±10,4

p-value 0,000**

Keterangan : **=signifikan pada selang kepercayaan 99%

Praktik Sistem Matrilineal dalam Keluarga

Pernyataan yang sama digunakan untuk mengetahui penerapan nilai-nilai

tersebut dalam praktik keseharian keluarga. Tabel 15 menunjukkan hanya pada

pernyataan bahwa istri berhak atas seluruh pendapatan suami dan istri bertindak

sebagai pengelola utama keuangan keluarga yang dipraktikkan oleh sebagian

besar keluarga nelayan.

Page 55: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

41

Tabel 15 Sebaran per item praktik peran istri dalam sistem matrilineal No. Pernyataan Terjadi

(skor=1)

Tidak terjadi

(skor=0)

n % n %

1. Aset tetap seperti rumah, tanah, dan kendaraan yang

dimiliki keluarga berada dalam hak milik istri

(didaftarkan atas nama istri).

43 71,7 17 28,3

2. Sumberdaya materi yang dimiliki saat ini akan

diwariskan kepada anak perempuan dalam bentuk harato

pusako.

30 50,0 30 50,0

3. Selalu berunding dengan suami ataupun keluarga besar

terkait pengeluaran yang besar atau jangka panjang.

32 53,3 28 46,7

4. Memperoleh pendapatan dari suami setiap bulannya

secara rutin.

49 81,7 11 18,3

5. Mempergunakan pendapatan pribadi (dari usaha selain

nafkah suami) sesuai keinginan sendiri.

45 75,0 15 25,0

6. Istri yang selama ini memegang wewenang untuk

membelanjakan, mengelola, dan mengatur pola

pembelanjaan uang dari pendapatan dalam keluarga.

60 100,0 0 0,0

Min-maks 2,0-6,0

Rataan praktik±SD (skor) 4,32±1,2

Nelayan pemilik melakukan praktik sistem matrilineal dalam keluarga lebih

tinggi daripada nelayan buruh. Lebih dari tiga perempat keluarga nelayan pemilik

memiliki praktik yang tinggi dalam penerapan sistem matrilineal, sedangkan pada

nelayan buruh hanya kurang dari separuh yang berada pada kategori tinggi.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara praktik peran istri dalam sistem

matrilineal pada keluarga nelayan pemilik dan nelayan buruh. Data selengkapnya

dapat dilihat di Tabel 16.

Tabel 16 Praktik sistem matrilineal dalam keluarga

Kategori Pemilik Buruh Total

n % n % n %

Rendah (<60%) 0 0,0 13 43,3 13 21,7

Sedang (60%-80%) 5 16,7 13 43,3 18 30,0

Tinggi (>80%) 25 83,3 4 13,4 29 48,3

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Min-maks 0,0-83,3 13,4-43,3 21,7-48,3

Rataan±SD (persen) 85,5±11,3 58,3-16,2 71,9±66,7

p-value 0,000**

Keterangan : **=signifikan pada selang kepercayaan 99%

Penerapan Sistem Matrilineal pada Keluarga Nelayan

Hasil uji beda paired sample t-test antara persepsi dan praktik matrilineal

menunjukkan bahwa persepsi istri mengenai pengelolaan sumberdaya keluarga

Page 56: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

42

berdasarkan sistem matrilineal menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

dibandingkan dengan praktik yang terjadi di dalam keluarga. Hal ini bermakna

bahwa telah terjadi pergeseran makna dan nilai budaya dalam penerapan sistem

matrilineal pada keluarga nelayan di Minangkabau. Secara perseptual, istri tahu

akan nilai-nilai dan hak yang diberikan oleh sistem ini terhadap kedudukan

dirinya di keluarga, namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak demikian. Hasil

uji beda dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17 Uji beda paired sample t-test antara persepsi dan praktik matrilineal Rata-rata Persepsi Rata-rata Praktik

Penerapan sistem

matrilineal dalam keluarga

(skor)

5,53 4,32

p-value 0,000**

Keterangan : **=signifikan pada selang kepercayaan 99%

Kontribusi Istri terhadap Pendapatan

Kontribusi istri terhadap pendapatan adalah persentase pendapatan yang

diperoleh istri terhadap pendapatan total keluarga. Istri yang bekerja akan

memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan total keluarga dan

membantu suami dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Berdasarkan hasil

penelitian, diketahui bahwa secara keseluruhan, sebagian besar istri nelayan

memiliki kontribusi yang rendah terhadap pendapatan keluarga. Hal ini karena

hanya sebagian kecil dari istri nelayan yang bekerja. Sebagian besar istri nelayan

hanya tinggal di rumah dan menjadi ibu rumah tangga.

Hampir separuh istri nelayan pemilik tidak berkontribusi terhadap

pendapatan keluarga, sementara hanya kurang dari sepersepuluh istri nelayan

buruh yang tidak berkontribusi. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak istri

nelayan pemilik yang bekerja untuk membantu keuangan keluarga dibandingkan

istri nelayan buruh. Lebih dari separuh istri nelayan buruh berada pada kategori

kontribusi antara 20,1%-30,0% terhadap pendapatan keluarga. Tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kontribusi istri nelayan pemilik dan istri

nelayan buruh terhadap pendapatan keluarga (Tabel 18).

Page 57: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

43

Tabel 18 Sebaran keluarga berdasarkan kontribusi istri terhadap pendapatan

Kontribusi (%) Pemilik Buruh Total

n % n % n %

0,0 17 56,6 2 6,7 19 31,7

0,1-10,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

10,1-20,0 2 6,7 9 30,0 11 18,3

20,1-30,0 4 13,3 18 60,0 22 36,7

30,1-40,0 4 13,3 0 0,0 4 6,6

40,1-50,0 2 6,7 1 3,3 3 5,0

50,1-60,0 1 3,3 0 0,0 1 1,7

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Min-maks (persen) 0,0-54,5 0,0-50,00 0,0-54,5

Rataan (persen) ± SD 17,2±14,473 20,9±18,917 19,6±9,347

p-value 0,376

Peran Istri dalam Pengelolaan Sumberdaya Rumah Tangga

Peran adalah keikutsertaan seseorang untuk mengambil keputusan atas

sesuatu dalam suatu kegiatan. Peran mengindikasikan suatu tugas, tanggung

jawab, kualifikasi, atau wewenang seseorang. Peran istri dalam pengelolaan

sumberdaya keluarga adalah posisi tawar yang dimiliki oleh istri karena

keikutsertaannya dalam merencanakan, mengelola, dan mengambil keputusan atas

faktor-faktor ekonomi keluarga, baik materi maupun non materi, dinyatakan

dalam indeks dan diukur dengan skala likert. Peran istri dalam pengelolaan

sumberdaya keluarga dibagi menjadi tiga indikator, yaitu peran dalam mengelola

keuangan, peran domestik, dan peran publik atau sosial, kemudian dikategorikan

menjadi rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan indeks.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hampir seluruh istri nelayan

(90,0%) memiliki peran yang tinggi dalam mengelola sumberdaya keluarganya.

Indikator pengukuran peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga

diantaranya diukur berdasarkan pembagian peran gender dalam tanggung jawab

dan wewenang antara suami dan istri dalam hal peran pengelolaan keuangan,

peran domestik, dan peran publik atau sosial.

Hampir tiga perempat (73,3%) keluarga nelayan hanya didominasi oleh istri

saja dalam melaksanakan peran pengelolaan keuangan keluarga, mengatur,

mencatat, dan menganggarkan keuangan keluarga. Sementara itu, dalam

perencanaan keuangan keluarga dan pemegang hak milik atas aset tetap seperti

rumah dan kendaraan, hampir separuh dari istri nelayan cenderung berperan lebih

dominan. Kepemilikan aset tetap yang lebih dominan dipegang oleh istri ini

Page 58: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

44

diduga karena masih adanya pengaruh nilai budaya matrilineal Minangkabau

dalam keluarga nelayan.

Selanjutnya, dalam melaksanakan peran perawatan anak sehari-hari baik

saat sakit maupun sehat, serta peran pemeliharaan domestik, hampir seluruh

kegiatan tersebut (90,0%) dikelola oleh istri saja. Sedangkan peran dalam aktivitas

sosial di luar rumah dalam hal pelaporan keluhan atas pelayanan PAM, Telkom,

atau PLN, serta turut aktif dalam aktivitas sosial di lingkungan rumah, menjadi

tokoh masyarakat, mengikuti pengajian di masjid, dan kegiatan sosial di luar

rumah, lebih dari separuh (76,7%) istri dan suami dalam keluarga nelayan bekerja

sama dalam melaksanakannya, sehingga peran istri berada pada kategori sedang.

Suami berperan dominan dalam pemenuhan keperluan properti rumah yang

rusak dan suku cadang kendaraan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa tingginya peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga disebabkan

oleh tingginya keikutsertaan istri dalam pelaksanaan manajemen sumberdaya

keluarga dan kepemilikan aset tetap (Tabel 19). Sebaran per item pertanyaan

untuk peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Tabel 19 Sebaran keluarga berdasarkan peran istri dalam pengelolaan

sumberdaya

Kategori Keuangan Domestik Publik Total

n % n % n % n %

Rendah (<33,3%) 2 3,3 0 0,0 0,0 0,0 0 0,0

Sedang (33,3 %-66,7%) 14 23,3 6 10,0 46 76,7 6 10,0

Tinggi (>66,7%) 44 73,4 54 90,0 14 23,3 54 90,0

Total 60 100,0 60 100,0 60 100,0 60 100,0

Min-maks 28,0-100,0 50,0-100,0 34,0-100,0 37,0-100,0

Rataan±SD 73,8±17,322 86,8±13,678 57,5±14,535 72,7±12,480

Tabel 19 menunjukkan bahwa dalam peran keuangan, lebih dari separuh

istri berada pada kategori tinggi. Peran istri dalam urusan domestik juga berada

pada kategori tinggi, sedangkan peran publik istri nelayan berada pada kategori

sedang. Namun, secara keseluruhan, peran istri berada pada kategori tinggi. Hal

ini berarti istri nelayan memiliki keikutsertaan dan tanggung jawab yang tinggi

dalam mengelola sumberdaya keluarganya.

Page 59: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

45

Hubungan Antara Karakteristik dengan Penerapan Matrilineal, Kontribusi

Istri terhadap Pendapatan Keluarga, dan Peran Istri

Tabel 20 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara

pendidikan istri dengan perannya dalam mengelola sumberdaya keluarga. Hal ini

berarti peran istri akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

pendidikan istri.. Pendapatan istri dan suami juga berhubungan dengan kontribusi

istri terhadap pendapatan. Adapun hubungan pendapatan suami dengan kontribusi

istri terhadap pendapatan adalah negatif. Hal ini bermakna semakin tinggi

pendapatan suami, istri pun semakin sedikit berkontribusi dalam ekonomi

keluarga. Dapat diketahui bahwa istri nelayan yang diteliti akan ikut bekerja

apabila pendapatan dari suami dianggap kurang.

Adapun jika ditinjau dari masing-masing dimensi peran istri, diketahui

bahwa umur istri dan suami berhubungan positif signifikan dengan peran

sosialnya. Pendidikan istri berpengaruh positif signifikan dengan peran

domestiknya, dan penerapan matrilineal dalam keluarga berpengaruh sangat

signifikan terhadap peran sosialnya. Selain itu, semakin tua usia suami dan istri,

maka peran sosialnya akan semakin meningkat. (Tabel 20).

Tabel 18 Hubungan antara karakteristik dengan penerapan matrilineal,

kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga, dan peran istri

Variabel

Penerapan

Matrilineal

Kontribusi

Pendapatan

Istri

Peran Istri

dalam

MSDK

Umur istri (tahun) .225 -.149 -.009

Umur suami (tahun) .235 -.122 .030

Pendidikan istri (tahun) -.007 -.041 .310 *

Pendidikan suami (tahun) -.162 -.062 .059

Besar keluarga (orang) -.135 .236 -.151

Pendapatan istri (Rp/bln) .119 .643 ** .125

Pendapatan suami (Rp/bln) .228 -.317 * -.063

Keterangan : * =signifikan pada selang kepercayaan 95%

**=signifikan pada selang kepercayaan 99%

Dalam masyarakat pesisir Kota Padang yang diteliti, nilai-nilai budaya

matrilineal masih dianut dalam kehidupan bermasyarakat. Terbukti dengan

hubungan yang signifikan antara umur suami dan penerapan matrilineal dengan

dimensi sosial peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga (Tabel 21).

Page 60: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

46

Tabel 19 Hubungan karakteristik contoh dengan dimensi peran istri dalam

pengelolaan sumberdaya keluarga Variabel Keuangan Domestik Sosial

Umur istri (tahun) -.152 -.108 .258

Umur suami (tahun) -.164 -.100 .366 **

Pendidikan istri (tahun) .268 * .381 * .111

Pendidikan suami (tahun) .105 .162 -.127

Besar Keluarga (orang) -.101 -.200 -.078

Pendapatan istri (Rp/bulan) -.005 -.190 .147

Pendapatan suami (Rp/bulan) -.164 -.038 .074

Pendapatan keluarga (Rp/bulan) -.158 -.011 .090

Penerapan matrilineal (skor) -.204 -.090 .372 **

Kontribusi ekonomi istri (persen) .125 .170 .130

Kesejahteraan subyektif (skor) -.065 -.143 -.171

Keterangan : * =signifikan pada selang kepercayaan 95%

**=signifikan pada selang kepercayaan 99%

Kesejahteraan Subyektif Istri

Kesejahteraan adalah hasil dari pengelolaan sumberdaya keluarga untuk

mencapai suatu keadaan yang mencukupi baik secara fisik, ekonomi, maupun

psikologis. Kesejahteraan yang dinilai berdasarkan tingkat kepuasan psikologis

disebut juga sebagai kesejahteraan subyektif. Kesejahteraan subyektif istri adalah

tingkat kepuasan istri terhadap kehidupannya secara fisik dan non fisik serta pada

gaya manajemen sumberdaya keluarganya, dinyatakan dalam persen dan diukur

dengan skala likert. Adapun pengategorian untuk kesejahteraan subyektif istri

antara lain rendah (kurang dari 60 persen), sedang (antara 60 persen hingga 80

persen), dan tinggi (di atas 80 persen).

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar istri nelayan

(83,3%) memiliki kesejahteraan subyektif yang tinggi. Sebanyak 41,7 persen

nelayan pemilik dan nelayan buruh keduanya memiliki kesejahteraan subyektif

yang tergolong tinggi. Hasil uji beda menunjukan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan antara kesejahteraan subyektif nelayan pemilik dan nelayan buruh

(Tabel 20). Hal ini didukung fakta bahwa mayoritas istri nelayan menyatakan

puas dan sangat puas pada seluruh item pertanyaan yang mengukur kesejahteraan

subyektif istri (Lampiran 4).

Responden menyatakan sangat puas pada kondisi fisik dan psikologis anak,

dan puas terhadap kondisi psikologis, perekonomian, tempat tinggal, aset, dan

hubungan komunikasi baik dalam internal keluarga inti maupun keluarga luas.

Responden juga merasa puas dengan hubungannya dengan suami dan anak-anak

Page 61: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

47

serta lingkungan pertetanggaan. Kesejahteraan subyektif bersifat sangat personal,

berkaitan dengan kepuasan psikologis dan emosional terhadap kondisi diri dan

keluarga. Maka, dapat dikatakan bahwa contoh cenderung mensyukuri apapun

yang diperoleh sehingga perasaan puas terhadap kondisi keluarganya dapat

tercapai dengan baik.

Tabel 20 Sebaran keluarga berdasarkan kesejahteraan subyektif

Kategori Pemilik Buruh Total

n % n % n %

Rendah (<60,0%) 2 6,6 0 0,0 2 3,3

Sedang (60,00%-80,0%) 3 10,0 5 16,6 8 13,3

Tinggi (>80,0%) 25 83,4 25 83,4 50 83,4

Total 30 100,0 30 100,0 60 100,0

Min-maks (persen) 56,8-99,3 74,2-87,7 56,8-94,2

Rataan (persen) ± SD 82,2±10,1 81,8±2,9 81,8±6,0

p-value 0,595

Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa kesejahteraan subyektif istri

berhubungan negatif signifikan dengan pendapatan istri dan kontribusi ekonomi

istri dalam keluarga (Tabel 23). Artinya, semakin tinggi pendapatan istri, maka

semakin besar kontribusinya, semakin istri merasa tidak puas terhadap kondisi diri

dan keluarganya. Hal ini unik, diduga terjadi karena istri bekerja bukan untuk

mengaktualisasikan diri, melainkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang

dirasa kurang bisa dipenuhi suami. Alasan lainnya adalah ketidakpuasan yang

menjadi sifat dasar manusia. Secara psikologis, manusia tidak pernah merasa puas

terhadap hal-hal yang dimilikinya hari ini.

Tabel 21 Hubungan karakteristik, kontribusi ekonomi, dan peran istri dengan

kesejahteraan subyektif istri Variabel Kesejahteraan Subyektif Istri

Umur istri (tahun) -.102

Umur suami (tahun) -.190

Pendidikan istri (tahun) -.036

Pendidikan suami (tahun) .066

Besar Keluarga (orang) .213

Pendapatan istri (Rp/bulan) -.351 **

Pendapatan suami (Rp/bulan) .023

Pendapatan keluarga (Rp/bulan) -.025

Penerapan matrilineal (skor) .069

Kontribusi ekonomi istri (persen) -.334 **

Peran istri dalam MSDK (skor) -.146

Keterangan : **=signifikan pada selang kepercayaan 99%

Page 62: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

48

Manusia selalu mengharapkan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Oleh sebab itu, kesejahteraan subyektif yang diukur berdasarkan tingkat kepuasan

psikologis menunjukkan hasil yang bertolak belakang dengan pendapat bahwa

perempuan bekerja akan meningkatkan kesejahteraannya, yang diukur

berdasarkan kepuasan materi atau finansial.

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kesejahteraan Subyektif Istri

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan subyektif istri diuji

menggunakan uji regresi linier berganda. Adapun model regresi linier berganda

terdiri ini terdiri dari enam variabel independen yaitu umur istri, pendidikan istri,

besar keluarga, pendapatan keluarga, peran istri, dan kontribusi istri dalam

pendapatan, sedangkan kesejahteraan subyektif istri sebagai variabel dependen.

Model ini memiliki nilai Adjusted R square sebesar 0,167. Hal ini berarti,

variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

kesejahteraan subyektif sebesar 16,7 persen sedangkan sisanya (83,3%)

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti (Tabel 24).

Tabel 22 Nilai koefisien regresi linier faktor-faktor yang mempengaruhi

kesejahteraan subyektif istri

Variabel

Koefisien β

Tidak

terstandarisasi

Terstandarisasi .Sig

Konstanta 130,385 - 0,000 **

Umur istri (tahun) -0,208 -0,189 0,134

Pendidikan istri (tahun) 0,285 0,074 0,579

Besar keluarga (orang) 2,369 0,332 0,012 *

Pendapatan keluarga (rupiah) -2,401E-7 -0,095 0,459

Peran istri (skor) -0,038 -0,062 0,636

Kontribusi istri (persen) -0,283 -0,441 0,001 **

F 2,968*

0,167

0,014

Adjusted R Square

Sig.

Keterangan : *=signifikan pada selang kepercayaan 95%

**=signifikan pada selang kepercayaan 99%

Hasil uji regresi linier berganda (Tabel 24) menunjukkan bahwa besar

keluarga berpengaruh positif signifikan dengan koefisien regresi sebesar 2,369

dan kontribusi istri berpengaruh negatif signifikan dengan koefisien regresi

sebesar 0,283 terhadap kesejahteraan subyektif istri. Artinya, dengan

bertambahnya satu orang anggota keluarga, maka akan meningkatkan skor

Page 63: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

49

kesejahteraan subyektif yang dirasakan oleh istri sebesar 2,369. Bertambahnya

satu persen kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga akan menurunkan skor

kesejahteraan subyektif yang dirasakannya sebesar 0,283.

Pembahasan

Kedudukan perempuan di Sumatera Barat dipengaruhi oleh budaya

matrilineal yang menjadi nilai dasar kehidupan orang suku Minangkabau.

Pandangan tentang gender di masyarakat Minangkabau penting untuk dipelajari

karena keunikan praktik pelaksanaannya dibandingkan dengan daerah lain di

Indonesia.

Konsep gender tidak dapat dipisahkan dengan konsep ekologi manusia yang

menyangkut saling ketergantungan antara manusia dan lingkungan sekitar yang

sesuai dengan aturan norma kultural yang dianut. Sumatera Barat, dalam hal ini,

menganut kultur sistem matrilineal yang mengatur akses, kontrol, peran, dan

fungsi laki-laki dan perempuan baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat

sesuai dengan garis keturunan ibu. Masyarakat Minangkabau secara ideal

mengatur bahwa kedudukan perempuan setara dengan laki-laki. Bahkan, pada

beberapa hal, perempuan memiliki akses dan kontrol lebih tinggi daripada laki-

laki, seperti pengaturan hak waris dan kepemilikan aset tetap. Di Minangkabau,

hak atas kepemilikan aset tetap seperti rumah, tanah, dan kendaraan cenderung

berada dalam penguasaan istri.

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan pemilik dan nelayan

buruh di Kecamatan Batang Arau, Kelurahan Padang Selatan, Kota Padang,

Sumatera Barat. Contoh yang diambil dalam penelitian ini adalah istri nelayan,

baik yang bekerja maupun tidak bekerja. Masyarakat nelayan Minangkabau yang

diteliti memiliki keunikan dari karakteristik kehidupan sosialnya yang rentan

terhadap pengaruh budaya luar. Begitupun dengan konsep sistem matrilineal yang

dianut oleh suku Minangkabau, dalam hal ini nelayan, tampaknya telah

mengalami pergeseran makna.

Teori ekologi yang dijelaskan oleh Brofenbrenner (1981) yang telah

dimodifikasi oleh Puspitawati (2012) menyatakan bahwa konsep kesetaraan dan

keadilan gender berada pada sistem makro, dimana terdapat keterkaitan antara

keluarga dan lingkungan dalam melihat perubahan budaya. Selain itu, model yang

Page 64: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

50

dikembangkan dalam teori ini juga relevan untuk melihat pengaruh budaya secara

makro terhadap lingkungan ekso, meso, dan mikro tempat keluarga berkembang

sesuai dengan kultur sosial budaya yang berlaku setempat.

Istri lebih banyak berperan pada ranah domestik daripada mengurusi

keuangan atau berkiprah di ranah sosial. Adapun peran yang didominasi oleh istri

adalah perawatan anak sehari-hari, urusan rumah tangga, dan urusan keluarga. Hal

ini sesuai dengan budaya Minangkabau yang memberikan wewenang kepada

perempuan dalam mengurusi rumah tangga dan menjadi pewaris atas harta pusaka

keluarga matrilinealnya. Proses tersebut berlangsung terus menerus dari generasi

ke generasi (Abidin 2009). Namun, perempuan tidak dapat memangku fungsi

pemimpin kelompok ke ranah sosial di luar keluarga. Jika suami berhalangan,

fungsi keluar ini diwakili oleh pemimpin keluarga yang paling dekat

kekerabatannya, yaitu saudara laki-laki ibu (Beckmann 2000).

Dalam penelitian ini, kesejahteraan subyektif istri ditinjau berdasarkan

pengaruh kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga dan peran istri dalam

pengelolaan sumberdaya rumah tangga. Selain itu, kesejahteraan subyektif istri

juga dipengaruhi oleh karakteristik individu dan keluarganya seperti umur,

pendidikan istri, dan besar keluarga. Hal lain yang memberikan pengaruh adalah

penguasaan istri atas aset dan sumberdaya keluarga. Semakin istri memiliki hak

kepemilikan atas aset dan sumberdaya keluarga, maka semakin tinggi pula rasa

kepuasan yang dirasakan istri, meski mayoritas istri nelayan tidak bekerja.

Nelayan pemilik dan nelayan buruh yang diteliti berada pada status hampir

miskin dengan sebagian besar istri tidak bekerja. Adapun istri yang bekerja

mayoritas adalah istri nelayan buruh yang memiliki pendapatan lebih rendah

daripada nelayan pemilik. Guhardja et al. (1992) menyatakan bahwa individu dan

keluarga berpendapatan rendah biasanya mempunyai orientasi untuk masa

sekarang saja daripada orientasi untuk masa depannya dalam perspetif waktu.

Oleh karenanya, kontribusi pendapatan istri tergolong rendah. Hal yang menarik

dari kontribusi pendapatan istri nelayan ini adalah semakin tinggi kontribusinya

maka semakin rendah kesejahteraan subyektif yang dirasakannya. Sejalan dengan

hal ini, Andriyadi (2000) menyatakan bahwa tinggi rendahnya kontribusi ekonomi

wanita ditentukan oleh jumlah anggota keluarga atau rumah tangga yang bekerja

Page 65: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

51

mencari nafkah dan memperoleh pendapatan berupa uang. Apabila kontribusi

ekonomi istri tinggi, maka kebutuhan dapat terpenuhi dan meningkatkan

kesejahteraan obyektif keluarga.

Kontribusi istri terhadap pendapatan berpengaruh negatif terhadap

kesejahteraan subyektif. Hal ini dapat dijelaskan dengan fakta di lapangan yang

menunjukkan bahwa istri yang bekerja dan berkontribusi dalam pendapatan

keluarga kebanyakan adalah istri nelayan buruh yang berpendapatan rendah.

Sehingga, motif istri dalam bekerja di luar rumah adalah untuk membantu

keuangan keluarga yang kekurangan, bukan sebagai ajang aktualisasi diri. Adapun

hasil penelitian Hayati (2011) menunjukkan bahwa kontribusi ekonomi istri

terhadap pendapatan keluarga berpengaruh positif terhadap kesejahteraan

obyektif.

Kesejahteraan subyektif istri ditinjau berdasarkan pengaruh kontribusi istri

terhadap pendapatan keluarga dan peran istri dalam pengelolaan sumberdaya

rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan subyektif istri

dipengaruhi besar keluarga dan kontribusi pendapatan istri. Hal lain yang

memberikan pengaruh adalah penguasaan istri atas aset dan sumberdaya keluarga.

Semakin istri memiliki hak kepemilikan atas aset dan sumberdaya keluarga, maka

semakin tinggi pula rasa kepuasan yang dirasakan istri. Sejalan dengan hasil

penelitian Rachmawati (2010), yang menyatakan bahwa kesejahteraan subyektif

dipengaruhi secara negatif oleh kontribusi ekonomi istri.

Besar keluarga berpengaruh positif terhadap kesejahteraan subyektif istri.

Hal ini berarti meskipun masyarakat Minangkabau secara adat mengutamakan

perempuan dalam segala hal, tapi peran dan fungsi nature perempuan dalam

pengasuhan dan pemeliharaan keluarga tidak mengalami pergeseran nilai karena

sudah diatur sedemikian rupa oleh norma budaya setempat. Semakin banyak

anggota keluarga yang diurus di dalam keluarga, maka semakin tinggi pula

kepuasan yang dirasakan oleh istri. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurulfirdausi

(2010), yang menyatakan bahwa besar keluarga berpengaruh positif signifikan

terhadap kesejahteraan subyektif istri.

Peran gender dalam keluarga nelayan yang diteliti lebih dititikberatkan

kepada peran istri dalam pengelolaan sumberdaya rumah tangga. Berkaitan

Page 66: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

52

dengan peran gender tersebut, digunakan istilah-istilah dalam analisis gender

Moser dan Harvard (Puspitawati 2012) yang mencakup peran domestik, peran

publik, dan peran kemasyarakatan. Dalam masyarakat Minangkabau yang

mengutamakan perempuan, ternyata peran gender yang terjadi dalam keluarga

masih dominan dipegang oleh istri. Peran gender istri nelayan pemilik dan

nelayan buruh dalam penelitian ini sama-sama berada pada kategori tinggi. Hal ini

diduga karena besarnya alokasi waktu melaut yang dihabiskan suami di luar

rumah, sehingga istri berperan lebih besar dalam mengelola rumah tangga.

Namun, tingginya peran istri dalam mengelola sumberdaya keluarga ini

justru memberikan pengaruh positif terhadap kesejahteraan subyektif yang

dirasakannya. Hal ini diduga karena istri nelayan memiliki penguasaan yang

absolut terhadap hak atas kepemilikan rumah dan benda berharga, sehingga istri

nelayan memperoleh rasa aman dalam hal finansial.

Penelitian ini memberikan pandangan yang sedikit berbeda dari konsep

gender secara umum karena tatanan masyarakat yang diteliti juga memiliki

kekhasan yang tidak dimiliki oleh masyarakat lain di Indonesia. Kesejahteraan

subyektif perempuan dari perspektif gender ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh

kiprah perempuan di luar rumah, namun bisa jadi dengan pengabdian perempuan

di dalam keluarganya, perempuan merasakan kesejahteraan dan kepuasan secara

psikologis. Demikian pula dengan kesejahteraan, penelitian ini menunjukkan

bahwa kesejahteraan tidak hanya bisa diraih dengan kecukupan materi, namun

bisa dirasakan dengan kepuasan batin dalam menjalankan peran dan fungsi dalam

keluarga yang dianut oleh masyarakat setempat.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak diketahuinya jumlah sampel

antara nelayan pemilik dengan nelayan buruh, sehingga tidak bisa dilakukan

pengambilan sampel secara acak proporsional. Untuk mengatasi hal ini, peneliti

melakukan pengambilan sampel dengan metode purposive secara snowball. Hal

ini menyebabkan hasil penelitian hanya dapat menerangkan kondisi masyarakat

nelayan yang diteliti, akan tetapi tidak bisa di generalisasi pada masyarakat

Matrilineal yang lebih luas.

Page 67: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

53

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran makna kultural

pada sitem Matrilineal di kalangan masyarakat nelayan yang diteliti. Sebagian

besar istri nelayan memiliki kontribusi ekonomi yang rendah terhadap pendapatan

keluarga. Istri nelayan buruh menunjukkan kontribusi yang lebih tinggi daripada

istri nelayan pemilik. Istri nelayan berperan tinggi dalam pengelolaan sumberdaya

rumah tangga, baik istri nelayan buruh maupun istri nelayan pemilik. Adapun

faktor yang mempengaruhi peran istri dalam mengelola sumberdaya adalah

pendidikan istri, pekerjaan istri, dan besar keluarga. Kesejahteraan subyektif yang

dirasakan oleh istri nelayan buruh dan nelayan pemilik berada pada kategori

tinggi, yang menunjukkan bahwa istri nelayan buruh dan nelayan pemilik

keduanya merasakan kepuasan psikologis yang tinggi terhadap keluarganya.

Kesejahteraan subyektif istri dipengaruhi oleh besar keluarga dan kontribusi istri

terhadap pendapatan.

Saran

Istri nelayan perlu diberikan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan

dan keterampilan dirinya, sehingga bisa turut meningkatkan kondisi

perekonomian keluarga. Kesehatan fisik keluarga dan kualitas hubungan

komunikasi dengan keluarga inti dan keluarga luas juga penting untuk

ditingkatkan. Selain itu, nilai-nilai dasar sistem matrilineal perlu untuk

dipertahankan dan diwariskan kepada generasi penerus, oleh karenanya

diperlukan dukungan dari pemerintah dan instansi pendidikan untuk menanamkan

pengetahuan mengenai sistem matrilineal pada generasi muda. Untuk penelitian

selanjutnya, disarankan untuk menggunakan metode pengambilan contoh acak

proporsional agar memperoleh hasil bisa digeneralisir.

Page 68: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

54

Page 69: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

55

DAFTAR PUSTAKA

Abidin M. 2009. Sistim Kekeluargaan Matrilineal. http://blogminangkabau.word

press.com/2009/01/04/perempuan-minangkabau-di-masa-depan/ [diakses

tanggal 27 November 2011].

Andriyadi Y. 2000. Pengaruh Kontribusi Ekonomi Wanita Bekerja terhadap Pola

Pengambilan Keputusan dan Tingkat Kesejahteraan dalam Rumah

Tangga Nelayan [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian. Institut Pertanian

Bogor.

Ashraf N, Karlan D, Yin W. 2006. Female empowerment: impact of a

commitment savings product in the Philippines. Center Discussion

Paper 949.

Beckmann F von B. 2000. Properti dan Kesinambungan Sosial: Kesinambungan

dan Perubahan dalam Pemeliharaan Hubungan-Hubungan Properti

Sepanjang Masa di Minangkabau. Simbolon E, penerjemah; editor.

Jakarta: Penerbit Grasindo. Terjemahan dari: Property and Continuity of

the Society.

[BPS] Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. 2009. Perkembangan Indikator

Sosial Ekonomi Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

______ 2010. Jumlah Penduduk Sumatera Barat. Sumbar. http://sumbar.bps.go.id.

[diakses pada 29 September 2010].

Deacon RE, Firebaugh FM. 1988. Family Resource Management Principles and

Applications Second Edition. Massachusetts: Alin and Bacon Inc.

Duflo E. 2003. Intrahousehold Resource Allocation in Cote d'Ivoire: Social

Norms, Separate Accounts and Consumption Choices. M.I.T. Working

Paper.

Fatmariza Y, Nasution Z, Priyatama N. 2003. Kajian Pengembangan Pusat

Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2) Provinsi

Sumatera Barat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Guhardja S, Syarief H, Hartoyo, Puspitawati H. 1993. Pengembangan

Sumberdaya Keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia

Gusnita W. 2011. Pengaruh Kontribusi Ekonomi Perempuan dan Peran Gender

terhadap Kesejahteraan Keluarga (Kasus di Kecamatan Ampek Angkek,

Kabupaten Agam, Sumatera Barat) [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor.

Hadler J. 2009. Sengketa Tiada Putus. Berlian S, penerjemah; editor. Jakarta:

Freedom Institute. Terjemahan dari: Moslems and Matriachs: Cultural

Resilience in Indonesia through Jihad and Colonialism.

Hayati L. 2011. Kontribusi Ekonomi, Peran Ganda Perempuan, dan Kesejahteraan

Keluarga Buruh Pabrik (Kasus di Kecamatan Dramaga-Kabupaten

Bogor). [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian

Bogor.

Page 70: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

56

Irzalinda V. 2010. Kontribusi Ekonomi, Peran Istri, dan Kesejahteraan Keluarga

di Kota dan Kabupaten Bogor (Studi Kasus pada Istri di Kelurahan Situ

Gede, Kecamatan Bogor Barat) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi

Manusia Institut Pertanian Bogor.

Iskandar A. 2007. Analisis Praktik Manajemen Sumberdaya Keluarga dan

Dampaknya terhadap Kesejahteraan Keluarga di Kabupaten dan Kota

Bogor [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Khaidir A. 2005. Minangkabau sebagai Basis Kultural dan Pemberdayaan

Perempuan. http://www.cimbuak.net [diakses tanggal 15 Februari 2011]

Megawangi R. 1994. Gender Perspectives in Early Childhood Care and

Development in Indonesia, The consultative group on early childhood

care and development, Indonesia.

_____________ 1999. Membiarkan Berbeda: Sudut Pandang Baru tentang Relasi

Gender. Bandung: Penerbit Mizan.

Moser RM. 2001. Reproductive health issue for refugees in Latin America.

Journal of Personal Communication.

Muflikhati I. 2010. Analisis dan Pengembangan Model Peningkatan Kualitas

Sumberdaya Manusia dan Kesejahteraan Keluarga di Wilayah Pesisir

Provinsi Jawa Barat [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor.

Nurulfirdausi. 2010. Analisis Pengaruh Kontribusi Ekonomi Perempuan dan

Manajemen Keuangan Keluarga terhadap Kesejahteraan Keluarga pada

Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW). [skripsi]. Bogor: Fakultas

Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

Oladeji D. 2008. Gender roles and norms factors influencing reproductive

behavior among couples in Ibadan, Nigeria. Journal of Anthropologist

10 (2): 133-138.

Papalia DE, Olds SW, Feldman RD. 2008. Perkembangan Manusia Edisi 10,

Marswendy B, penerj. Jakarta: Salemba Humanika. Terjemahan dari:

Human Development, ed 10th

.

Pusptawati H. 2009. Sistem dan Dinamika Keluarga. Departemen Ilmu Keluarga

dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

___________. 2012. Gender dan Keluarga. Bogor: IPB Press.

Rachmawati. 2010. Strategi Koping dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kesejahteraan Subyektif pada Keluarga Penerima Program Keluarga

Harapan (PKH). [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia Institut

Pertanian Bogor.

Rangel, M. 2005. Alimony Rights and Intrahousehold Allocation of Resources:

Evidence from Brazil. Harris School Working Paper Series 05.

Rettig KD, Leichtentritt RD.1998. A general theory for perceptual indicators of

family life quality. Social Indicators Research 47 (3): 307.

Page 71: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

57

Riley NE. 1997. Gender, power and population change. Population Bulletin 52(1):

2-48.

Simanjuntak M. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan

Keluarga dan Prestasi Belajar Anak pada Keluarga Penerima Program

Keluarga Harapan [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor.

Surur M. 2009. Bundo Kanduang Bicara Gender. Depok: Tankinaya Institute.

Syarief H, Hartoyo. 1993. Aspek dalam Kesejahteraan Keluarga: Seminar

Menyongsong Abad 21 dan Peranannya dalam Pengembangan

Sumberdaya Indonesia. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Weintré J. 2003. Organisasi Sosial dan Kebudayaan Kelompok Minoritas

Indonesia: Studi Kasus Masyarakat Orang Rimba di Sumatra (Orang

Kubu Nomaden) [disertasi]. Jogjakarta: Program Studi Indonesia

Kerjasama Pendidikan Tersier Indonesia – Australia Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta.

Page 72: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

58

Page 73: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

59

LAMPIRAN

Page 74: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

60

Page 75: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

61

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Page 76: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

Lampiran 2 Korelasi antar variabel (Pearson Product Moment Correlations)

Variabel X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

X1 1

X2 .924**

1

X3 -.122 -.205 1

X4 -.172 -.271* .691

** 1

X5 .119 .036 -.129 -.022 1

X6 -.103 -.068 .166 .075 .041 1

X7 .032 .052 .273* .404

** -.150 .281

* 1

X8 .017 .040 .283* .396

** -.137 .401

** .992

** 1

X9 -.061 -.077 .130 .184 .198 -.085 .032 .019 1

X10 .225 .235 -.007 -.162 -.135 .119 .228 .234 .043 1

X11 .204 .215 -.024 -.182 -.125 .084 .184 .187 .050 .939**

1

X12 -.110 -.087 -.020 .073 .259 .915**

-.245 .036 -.071 -.052 -.039 1

X13 -.009 .030 .310* .059 -.151 .125 -.063 -.043 -.017 .017 .051 .172 1

X14 -.102 -.190 .036 .066 .213 -.351**

.023 -.025 .137 .069 .039 -.343* -.146 1

*= signifikan pada selang kepercayaan 95% **=signifikan pada selang kepercayaan 99%

XI : Umur Istri (tahun)

X2 : Umur Suami (tahun)

X8 : Pendapatan keluarga (Rp/bln)

X9 : Persepsi istri mengenai sistem matrilineal (skor)

X3 : Pendidikan Istri (tahun) X10 : Praktik matrilineal dalam keluarga (skor)

X4 : Pendidikan Suami (tahun) X11 : Penerapan matrilineal (skor)

X5 : Besar Keluarga (orang) X12 : Kontribusi istri dalam pendapatan keluarga (persen)

X6 : Pendapatan istri (Rp/bln) X13 : Peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga (indeks)

X7 : Pendapatan suami (Rp/bln) X14 : Kesejahteraan subyektif (skor)

62

Page 77: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

Lampiran 3 Sebaran keluarga berdasarkan peran gender dalam pengelolaan

sumberdaya keluarga

No

. Pertanyaan

Suami

Saja

Suami

Lebih

Domi-

nan

Istri dan

Suami

Bersa-

ma

Istri

Lebih

Domi-

nan

Istri

Saja

A. Manajemen Keuangan Keluarga

1. Perencanaan keuangan keluarga 0,0 0,0 33,3 43,3 23,3

2. Mengelola keuangan keluarga

(mengatur, mencatat, dan

menganggarkan)

0,0 6,7 11,7 25,0 56,7

3. Melakukan pembelanjaan per bulan

untuk keperluan rumah tangga

0,0 0,0 8,3 13,3 71,7

4. Mencari jalan keluar masalah

keuangan

5. Melakukan pinjaman di bank 8,3 15,0 53,3 10,0 13,3

6. Mencari pinjaman pada

tetangga/keluarga

0,0 6,7 25,0 36,7 31,7

7. Pemegang hak milik atas aset tetap

(rumah, tanah, kendaraan,dll)

0,0 3,3 11,7 43,3 41,7

8. Perencanaan pendidikan anak 0,0 3,3 23,3 15,0 58,3

B. Aktivitas domestik

9. Perawatan fisik anak sehari-hari 0,0 0,0 13,3 18,3 68,3

10. Perawatan fisik anak saat sakit 0,0 0,0 10,0 5,0 85,0

11. Mendampingi anak belajar 0,0 0,0 10,0 21,7 68,3

12. Memandikan anak 0,0 0,0 13,3 18,3 68,3

13. Menyuapi anak 0,0 0,0 10,0 20,0 70,0

14. Mengantar anak

ke sekolah/pengajian

0,0 0,0 10,0 23,3 66,7

15. Menidurkan anak 0,0 3,3 6,7 18,3 71,7

16. Membersihkan rumah 0,0 0,0 6,7 20,0 73,3

17. Mencuci dan menyetrika pakaian 0,0 0,0 10,0 10,0 80,0

18. Menyediakan makanan untuk

keluarga

0,0 3,3 6,7 18,3 71,7

19. Memelihara perabotan rumah 0,0 3,3 10,0 8,3 78,3

20. Mencuci kendaraan 3,3 15,0 60,0 3,3 18,3

C. Aktivitas publik

21. Bekerja di luar rumah 10,0 16,7 53,3 13,3 6,7

22. Bertanggung jawab atas masalah

ekonomi di luar rumah

10,0 13,3 13,3 60,0 3,3

23. Membayar tagihan ke PLN,

Telkom, dan PAM

0,0 6,7 3,3 38,3 51,7

24. Belanja ke pasar untuk keperluan

keluarga dan anak

0,0 6,7 6,7 60,0 33,3

25. Belanja ke pasar untuk membeli

keperluan properti rumah yang

sudah rusak (kran air, pompa, alat-

alat listrik, atau cat dinding rumah)

di toko bangunan

0,0 58,3 13,3 6,7 21,7

26. Belanja ke pasar untuk keperluan

spare part kendaraan di bengkel

atau toko alat-alat pertukangan

6,7 60,0 13,3 10,0 10,0

63

Page 78: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

64

27. Melaporkan keluhan atas pelayanan

(baik PAM, Telkom, Bank atau

PLN) ke kantor yang bersangkutan

0,0 0,0 50,0 10,0 40,0

28. Bertanggung jawab atas aktivitas

sosial di lingkungan rumah (aktif

terlibat di RT, RW, ataupun

pengurus masjid)

0,0 0,0 71,7 15,0 13,3

29. Menjadi tokoh masyarakat 0,0 0,0 75,0 15,0 10,0

30. Aktif mengikuti pengajian di

masjid

0,0 0,0 76,7 13,3 10,0

31. Aktif mengikuti kegiatan sosial di

sekitar rumah

0,0 0,0 83,3 6,7 10,0

Page 79: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

65

Lampiran 4 Sebaran keluarga berrdasarkan kesejahteraan subyektif istri

No. Pertanyaan

Sangat

Tidak

Puas

Tidak

Puas

Cukup

Puas

Puas

Sangat

Puas

1. Kondisi psikologis keluarga (cinta kasih,

saling memiliki, dan saling membantu)

0,0 11,7 0,0 60,0 28,3

2. Kondisi perekonomian keluarga sehari-

hari

0,0 23,3 1,7 63,3 11,7

3. Kondisi tempat tinggal 0,0 13,3 0,0 73,3 13,3

4. Keadaan aset yang miliki 0,0 3,3 1,7 68,3 26,7

5. Kondisi mental dan spiritual 0,0 6,7 0,0 81,7 11,7

6. Kondisi kesehatan fisik 0,0 23,3 0,0 71,7 5,0

7. Cara keluarga bertahan dari tekanan

akibat stres ataupun ekonomi

0,0 0,0 0,0 93,3 6,7

8. Gaya pengaturan alokasi waktu di dalam

keluarga

0,0 8,3 3,3 81,7 6,7

9. Gaya pengelolaan, pembelanjaan, dan

tabungan keuangan keluarga

0,0 1,7 1,7 71,7 25,0

10. Gaya manajemen stress saat mengalami

masalah

0,0 3,3 0,0 75,0 21,7

11. Gaya manajemen pekerjaan di keluarga 0,0 8,3 0,0 81,7 10,0

12. Hubungan komunikasi dengan

orangtua/mertua

3,3 11,7 0,0 58,3 26,7

13. Hubungan komunikasi dengan

kerabat/sanak saudara

0,0 8,3 3,3 73,3 15,0

14. Hubungan komunikasi dengan tetangga 0,0 1,7 0,0 71,7 26,7

15. Hubungan komunikasi dengan suami

dan anak-anak

3,3 3,3 0,0 51,7 41,7

16. Perasaan optimis untuk menyongsong

masa depan

3,3 6,7 0,0 60,0 30,0

17. Pembagian tugas dan tanggung jawab

dengan suami

0,0 8,3 0,0 80,0 11,7

18. Keterlibatan dalam aktivitas ekonomi

dan mencari nafkah

0,0 8,3 0,0 80,0 11,7

19. Keterlibatan dalam aktivitas sosial dan

pertetanggaan di sekitar tempat tinggal

0,0 8,3 0,0 75,0 16,7

20. Kepuasan terhadap pengetahuan,

kemampuan, dan keterampilan diri

0,0 21,7 0,0 60,0 18,3

21. Perasaan terhadap kesehatan fisik anak 5,0 3,3 0,0 43,3 48,3

22. Perasaan terhadap kesehatan mental

anak

5,0 0,0 1,7 41,7 51,7

23. Perasaan terhadap pencapaian akademik

anak di sekolah

1,7 5,0 0,0 45,0 48,3

24. Perasaan terhadap perilaku sosial yang

ditunjukkan anak

1,7 0,0 0,0 53,3 45,0

25. Perasaan terhadap kebersihan rumah dan

pekarangan

1,7 5,0 0,0 71,7 21,7

26. Perasaan terhadap pendapatan yang

diperoleh dari suami

3,3 13,3 0,0 66,7 16,7

27. Kepuasan terhadap kesehatan fisik

suami

5,0 5,0 0,0 71,7 18,3

Page 80: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

66

28. Kepuasan terhadap kesehatan mental

suami

3,3 8,3 1,7 68,3 18,3

29. Kepuasan terhadap kebutuhan seksual

dengan suami

3,3 6,7 0,0 65,0 25,0

30. Perasaan terhadap hubungan komunikasi

dengan suami

3,3 8,3 0,0 73,3 15,0

31. Perasaan terhadap perilaku suami dalam

membantu pekerjaan rumah tangga

3,3 5,0 0,0 68,3 23,3

Page 81: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

67

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

Page 82: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

68

Page 83: PERAN ISTRI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA … · tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc. selaku dosen pembimbing akademik atas bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi

69

RIWAYAT HIDUP

ARINA ZULIANY, lahir di Padang pada tanggal 3 Juni

1991. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan Zulfahmi (alm) dan Any

Thrisna. Pada tahun 2002 penulis menamatkan sekolah

dasar di SD Kartika 1-11 Padang, kemudian di SMP

Negeri 8 Padang pada tahun 2005 dan di SMA Negeri

10 Padang pada tahun 2008. Pada tahun yang sama,

penulis berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan

strata 1 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI) di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen,

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

untuk gelar mayor dan Kebijakan Agribisnis untuk gelar minor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai trainer dan tim

manajemen di Golden Training Indonesia (GTI) tahun 2012. Penulis aktif dalam

mengikuti kompetisi karya tulis ilmiah seperti Program Kreativitas Mahasiswa

bidang Pembedayaan Masyarakat. Proposal PKM yang diketuai penulis didanai

oleh DIKTI pada tahun 2009 dan 2010, berjudul “Menyentuh Remaja Dengan

Hati, Menuju Perilaku Reproduksi Sehat Remaja Perkotaan di Bogor” dan

“Membingkai Sejarah dalam Kartu dan Film Pendek untuk Meningkatkan Minat

Belajar Sejarah dan Jiwa Nasionalisme di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan

Cibungbulang, Kabupaten Bogor”.

Selain itu, penulis juga ikut terlibat dalam beberapa kegiatan sosial dan

entrepreneurship, diantaranya pegiat Rumah Belajar FIM regional Bogor,

Relawan Gempa Sumatera Barat September pada 2009 oleh Palang Merah

Indonesia (PMI), Relawan Erupsi Merapi pada Januari 2011 dalam IPB Goes to

Field, serta bisnis pembenihan dan pembesaran ikan nila merah pada tahun 2011.

Penulis merupakan alumni sekaligus peserta terbaik dalam pelatihan Forum

Indonesia Muda (FIM) angkatan 10 dan berkesempatan untuk mengikuti studi

banding bisnis dalam Echelon 2011 Startup Bussiness Conference Singapore pada

tahun 2011.

Penulis pernah menjadi trainer dalam Course of Public Speaking and

English Communication Skills yang diadakan oleh Ikatan Pelajar Mahasiswa

Minang (IPMM) tahun 2011 dan Upgrading BEM FPIK “Ekspansi Biru” pada

tahun yang sama. Penulis menerbitkan tulisan di Majalah Komunitas edisi Maret

2011 dan Tim Penulis Buku “Insan Mutiara Emas” pada tahun 2012. Penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Giri Tirta, Kelurahan

Pejawaran Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011.