PERAN INOV ASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKA...

6
Peran Inovasi Teknologi Material Dalam MeningkaJkan Daya Saing Industri Nasional (D. N. Adnyana) PERAN INOVASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAMMENINGKATKAN DAYA SAINGINDUSTRI NASIONAL D.N. Adnyana UPT - Laboratorium Uji Konstruksi BPP- Teknologi PUSPIPTEK, Serpong. ABSTRAK PERAN INOVASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONALTeknologi material merupakan salah satu bidang yang memiliki pecan yang sangat penting dalam mendukung perkembangan industri nasional, khususnyasektor industri enjiniring dan manufaktur. Oleh karena itu kemampuandaDdaya saing industri enjiniring dan manufaktur akan sangat tergantung pada berbagai inovasi yang dihasilkandalam bidang teknologimaterial. Dalam makalah ini akan ditinjau beberapa usaha dan pendekatan yang diperlukan untuk meningkatkan inovasi teknologi melalui perbaikan infrastruktur dalam bentuk perluasan serta pendalaman kegiatan litbang daDpendidikan yang bercorak lebih inovatif dan berorientasi pasar. ABSTRACT Materials technology is considered to be one of the important field in supporting industrial development, particularly in engineering and manufacturing sector. The ability and competitiveness of this engineering and manufacturing industry will be much relied on various innovation developed in the field of materials technology. In this paper, some effort and approach will be considered in improving technological innovation by establishing a well developed infrastructure in R&D and education which is based on innovation and market oriented. Kata kunci: Teknologi material, Industri enjiniring daDmanufaktur, Daya saing, Inovasi teknologi, Infrastruktur, Litbang PENDAHULUAN Salah satu sektor industri yang sangat menentukan proses industrialisasi adalah sektor industri enjinering daD manufaktur. Sektor industri tersebut merupakan sektor industri pembuat barang daD mesin bagi sektor ekonomi lainnya. Dalam proses produksinya banyak menggunakan berbagai macam material atau bahan baku untuk membuat produk setengah jadi atau komponen daD suku cadang daD selanjutnya membuat barang daDmesin. Oleh karena itu industriini mempunyai peranan yang strategis dalam kegiatan industri secara keseluruhan karena sektor industri ini mempunyai kemampuan mendorong serta menentukan perkembangan industri lainnya. Walaupun posisi daD kemajuan yang dicapai sektor industri enjinering daD manufaktur selama ini cukup bait, namun peranannya dirasakan masih sangat tecH. Hal ini terlihat dari sumbangan yang diberikannya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dalam bentuk produksi, nilai tambah, ekspor (sumber devisa) daD penyerapan tenaga kerja umumnyamasih rendah. Banyaksuku cadang/komponen daDbarang modal yang masih harus diimpor. Masalah utama yang dihadapi oleh produksi Indonesia selama ini adaIah lemahnya daya saing bait di pasaran dalam negeri maupun di pasaran luar negeri terutama dalam hal quality, cost and delivery. Jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berlangsung sejak tahun 1997 temyata tidak mampu mendongkrak daya saing produk ekspor. Kondisi ini terutama dialami oleh industri yang proses produksinya sangat tergantung pactabahan baku daDbahan penolong impor sehingga harga jual basil produksinya menjadi kurang kompetitif. Disamping itu kebanyakan industri enjinering dan manufaktur dalam kenyataannya belum siap untuk melakukan ekspor terutama dalam hal memenuhi persyaratan mutu produk ekspor yang relatif ketal. Kendalalainnya adalahbahwa kebanyakanindustri enjinering daD manufaktur terlambat melakukan diversifikasiproduk sebagaiakibat lemahnyakemampuan inovasinya. Hal ini tentu sang at terkait dengan kemampuan teknologi material yang belum sepenuhnya dapat mendukung industri enjinering daD manufaktur. Masih banyak mala rantai industri pengolahan material yang terputus, disamping industri yang ada masih menggantungkan teknologinya kepada pihak luar sehingga menimbulkan high-cost technology. Ini

Transcript of PERAN INOV ASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKA...

Page 1: PERAN INOV ASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1411-2213-1999-1-013.pdf · Prosiding Pertemuan I'mioh Ilmu Pengetahuan don Teknologi Bahan

Peran Inovasi Teknologi Material Dalam MeningkaJkan Daya Saing Industri Nasional (D. N. Adnyana)

PERAN INOVASI TEKNOLOGI MATERIALDALAMMENINGKATKAN DAYA SAINGINDUSTRI NASIONAL

D.N. AdnyanaUPT- Laboratorium Uji Konstruksi

BPP-TeknologiPUSPIPTEK, Serpong.

ABSTRAK

PERAN INOVASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRINASIONALTeknologi material merupakan salah satu bidang yang memiliki pecan yang sangat penting dalam mendukungperkembanganindustri nasional, khususnyasektor industrienjiniringdan manufaktur. Oleh karena itu kemampuandaDdaya saingindustrienjiniring dan manufakturakan sangat tergantung pada berbagai inovasiyang dihasilkandalam bidang teknologimaterial.Dalam makalah ini akan ditinjau beberapa usahadan pendekatanyang diperlukan untuk meningkatkan inovasi teknologi melaluiperbaikan infrastruktur dalam bentuk perluasan serta pendalaman kegiatan litbang daDpendidikan yang bercorak lebih inovatifdan berorientasi pasar.

ABSTRACT

Materials technology is considered to be one of the important field in supporting industrial development, particularly inengineering and manufacturing sector. The ability and competitiveness of this engineering and manufacturing industry will bemuch relied on various innovation developed in the field of materials technology. In this paper, some effort and approach will beconsidered in improving technological innovation by establishing a well developed infrastructure in R&D and education whichis based on innovation and market oriented.

Kata kunci: Teknologi material, Industri enjiniring daDmanufaktur, Daya saing, Inovasi teknologi, Infrastruktur, Litbang

PENDAHULUAN

Salah satu sektor industri yang sangatmenentukanproses industrialisasi adalah sektor industrienjinering daD manufaktur. Sektor industri tersebutmerupakan sektor industri pembuat barang daD mesinbagi sektor ekonomi lainnya. Dalam proses produksinyabanyak menggunakan berbagai macam material ataubahan baku untuk membuat produk setengah jadi ataukomponen daD suku cadang daDselanjutnya membuatbarangdaDmesin. Oleh karena itu industriini mempunyaiperanan yang strategis dalam kegiatan industri secarakeseluruhan karena sektor industri ini mempunyaikemampuan mendorong serta menentukanperkembangan industri lainnya. Walaupun posisi daDkemajuan yang dicapai sektor industri enjinering daDmanufaktur selama ini cukup bait, namun peranannyadirasakan masih sangat tecH. Hal ini terlihat darisumbangan yang diberikannya terhadap pertumbuhanekonomi nasional dalam bentuk produksi, nilai tambah,ekspor (sumber devisa) daD penyerapan tenaga kerjaumumnyamasih rendah. Banyaksuku cadang/komponendaDbarang modal yang masih harus diimpor.

Masalah utama yang dihadapi oleh produksi

Indonesiaselama ini adaIah lemahnya daya saing bait dipasaran dalam negeri maupun di pasaran luar negeriterutama dalam hal quality, cost and delivery. Jatuhnyanilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yangberlangsung sejak tahun 1997 temyata tidak mampumendongkrak daya saing produk ekspor. Kondisi initerutama dialami oleh industri yang proses produksinyasangat tergantung pactabahan baku daDbahan penolongimpor sehingga harga jual basil produksinya menjadikurang kompetitif. Disamping itu kebanyakan industrienjinering dan manufaktur dalam kenyataannya belumsiap untuk melakukan ekspor terutama dalam halmemenuhi persyaratan mutu produk ekspor yang relatifketal. Kendalalainnya adalahbahwa kebanyakanindustrienjinering daD manufaktur terlambat melakukandiversifikasiproduk sebagaiakibat lemahnyakemampuaninovasinya. Hal ini tentu sang at terkait dengankemampuan teknologi material yang belum sepenuhnyadapat mendukung industri enjinering daDmanufaktur.Masih banyak mala rantai industri pengolahan materialyang terputus, disamping industri yang ada masihmenggantungkan teknologinya kepada pihak luarsehingga menimbulkan high-cost technology. Ini

Page 2: PERAN INOV ASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1411-2213-1999-1-013.pdf · Prosiding Pertemuan I'mioh Ilmu Pengetahuan don Teknologi Bahan

Prosiding PeTtemuan Rmioh lima Pengetahuan dan Teknologi Bahan '99Serpong, 19 -20 Oktober 1999 ISSN 1411-2213

menoojukkan bahwa walaupoo cadangan somber dayaalam ootukberbagai jenis material cukup banyak, tetapikemampuanmemproduksibasil olahan material tersebutmasih rendah. Oleh karena itu kekayaan alam bukanlahsatu-satunya potensi untuk pengembangan industri.Penguasaan teknologi dengan berbagai usaha inovatifternyatalebihdominan. .

Lemahnyadaya saing Indonesiajuga ditunjukkanpada data "The 1999 Global CompetitivenessReport"yang dipublikasikan oleh World Economic Forum diGenewa pada tanggal13 JuIi 1999[1], dimana peringkatdaya saing Indonesia taboo 1999 turun tajam keurutan37 dibandingkantaboo 1998yang mencapaiurutan ke 31dari 59 negara yang diteliti, sedangkan Malaysia beradadi peringkat 16 (17 pada taboo 1998), Thailand 30 (21taboo 1998),Cina32 dan Filipina33. Peringkatitudisusunberdasarkan penilaian terhadap delapan kriteria yaitu :keterbukaan terhadap perdagangan daD investasi(huboogan internasional), pecan negara (pemerintah),keuangan, infrastruktur, gains daD teknologi (iptek),manajemen, tenaga kerja (SDM) dan kelembagaan.

Anjloknyaperingkat daya saing Indonesiadalambeberapa tahun terakhir ini tidak terlepas dari pengaruhkrisis ekonomiyang berkepanjanganyang menyebabkansebagaian besar industri enjinering daD manufakturmengalami kesulitan keuangan daD permodalan,sementara utilisasi kapasitas produksinya hanya tinggalsekitar20-30 % [2].

Disamping itu rendahnya daya saing Indonesiajuga disebabkanoleh pola pemerintahanyang selama initersentralisasi daD top down sehingga mematikankreativitas daD semangat untuk melakukan inovasiteknologi [3,4]. Pola sentralisasi tersebut juga telahmenimbulkan kesenjangan antara industri besar(konglomerat) daD industri kecil-menengah (IKM).Industri besar walau menguasai hampir sebagian besarperekonomiannasional, tetapi teknologiyang diterapkansemuanya didasarkan pada lisensi sehingga industribesar tersebut hampir tidak melakukan kegiatan litbanguntuk menghasilkan inovasi teknologi.

Oleh karena itu tantangan selanjutnya adalahbagaimana meningkatkan motu produk daD prosesproduksi, produktivitas daD efisiensi melaluipemanfaatan, pengembangan daD penguasaan iptekyang dapat mendorong kegiatan inovasi. Perkembanganiptekuntuk menghasilkanberbagai produk industri yangkompetitifsangat tergantung pada kegiatan litbangyangdilaksanakan baik di dalam industri sendiri maupoo dilembaga litbang daDperguruan tinggi. Untuk itu dalammakalah ini akan ditinjau mengenaiberbagai usaha yangdilakukan ootuk meningkatkan kegiatan litbang sebagaiusaha untuk meningkatkan kemampuan inovasi.Disamping itudalam makalah inijuga dibahas mengenaipecan pendidikan dalam meningkatkan pecan somberdaya iptek ootuk menunjang pengembangan kegiatanlitbang yang bercorak inovatif. Yang terakhir, dalammakalah ini juga ditinjau tentang pecan litbang dalam

meningkatkankegiatan inovasi berupa penemuan-penemuan barn yang dapat di "paten" kan.

PENlNGKA TAN DAYA SAING MELALUIPENGUATAN DAN PENDALAMANSTRUKTUR INDUSTRI NASIONAL

Untuk mendukung terwujudnya industri yangkuat, maju daD seimbang perlu penguatan daDpendalaman struktur industri nasional yang berorientasipada upaya ootuk meningkatkan produktivitas industri.Penguatan daD pendalaman struktur tersebutdilaksanakan secara simultan untuk mendorong polaketerkaitan yang kukuh daDefisien, baik antara industridasar (huIu),antaradan bilir maupooantara industribesar,menengah daDkecil, serta pengembangan industri yangberdaya jangkau luas daDstrategis yaitu yang tergolongdalam jenis industri permesinan daD penghasil barangmodal yang umumnya merupakan industri padatteknologi daDsomber daya manusia yang berkualitas.

Dalam rangka mendukung peningkatan eksporbasil industri, peningkatan daya saing daD perluasanpasar merupakanprogram yang penting. Pengembanganjenis industri yang berorientasi ekspor ditempuh denganpenganekaragaman produk industri dari industri yangtengah berdiri, maupoo dengan mendorong berdirinyaindustribaru. Selain itu perlu dikembangkanpula produkunggulan industri yang meliputi jenis industri yangmempooyai nilai tambah tinggi, menyerap tenaga kerjayangpadat keterampilan,mempunyaistiuktur keterkaitanyang kuat dengan industri dalam negeri lainnya daDmampu beradaptasi dengan permintaan pasar yangdinamis.

Untuk mendukung pengembangan usaha-usahatersebut diatas maka kuncinya adalah terletakpada usahapenguasaan daD pendalaman iptek, terutama yangberkaitan dengan teknologi produk daD manufakturlteknologimaterialserta peningkatankualitasSDM. Untukmeningkatkan kualitas, komposisi dan kuantitas SDMyang mampu memanfaatkan, mengembangkan daDmenguasai iptek, sangat penting dilaksanakan usahauntukmemadukanantarakebijaksanaanpembinaan iptekdaDkebijaksanaandalam pengembangan SDM di sektorpendidikan, khususnya pendidikan tinggi yaitu antaralain melalui penerapan kurikulum yang berorientasiindustri; meningkatkan kemampuan litbang iptek untukmengembangkan berbagai komposisi disiplin ilmupengetahuan terapan daDilmu pengetahuan dasar yangdiperhitungkan akan memiliki nilai yang strategis daDdapat diooggulkan dimasa mendatang (3).

Dewasa ini kalangan industri di Indonesianampaknya sudah mulai menyadari pentingnyapenguasaan daD pengembangan teknologi agar bisa"survive" daDkompetitif, tetapi pada umumnya merekamasih enggan untuk melakukan kegiatan litbang. Dinegara-negara maju, sebagian besar industri disanasang at tergantung pada basil penemuan teknologi

Page 3: PERAN INOV ASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1411-2213-1999-1-013.pdf · Prosiding Pertemuan I'mioh Ilmu Pengetahuan don Teknologi Bahan

Pe1'tl1lInovasi Teknologi Material Dalam Meningkatkan Daya Saine Industri Nasional (D. N. Adnyana)

(inovasi) yang dihasilkan dati kegiatan litbang. Tidakada industri yang dapat maju dan berkembang tanpamampu membuat penemuan-penemuan barn dalam usahamemenuhi kebutuhan pasar. Kemajuan teknologi denganpenemuan-penemuan tersebut dapat merubah pola hidupmasyarakat dengan cepat dalam memberikan nilai tambahyang jauh lebih tinggi.

PEMBANGUNAN IPTEK MELALUIPERLUASAN DAN PENDALAMANBIDANG STUDI PENDIDlKAN TEKNIK

Dalam mempersiapkan diri memasuki eraglobalisasi daD perdagangan bebas, maka dirasakansangat mendesak untuk dilakukan penguasaan ketigabidangpentingdalam industrienjineringdan manufaktur,yaitu : I) Teknologi produk, 2) Teknologi manufakturlTeknologi Material daD 3) Manajemen teknologilproduksi, yaitu melalui penyelenggaraan pendidikandengan bidang studi yang lebih diperluas pada jalursarjana strata S-I dan bidang sturnyang lebihdiperdalamyaitu pada tingkat pascasarjana S-2/S-3.

Dewasa ini program pendidikan di Indonesiauntukbidang teknologiproduk daDmanufaktur/materialmasih sangat terbatas. Dengan demikian jumlah tenagatulusan yang menguasai teknologi prod uk daDmanufaktur/material dengan kemampuan melakukanperan sebagai design/development engineer Bertaresearch engineer masih sangat terbatas daD belummemadai. Akibatnyaindustrienjineringdan manufakturlmaterial di Indonesia masih kurang kreatif daDinovatif,sehinggabasil produksinyapada umumnya masihkurangunggul daD kurang kompetitif dibandingkan produk-produk dari loaf negeri. Pada dasarnya keunggulanindustri disamping ditentukan oleh jumlah dan kualitaspabrik atau mesin daDperalatan yang digunakan, jugaditentukan oleh kemampuan SDM daD teknologi(litbang). Makinpesatnyakemajuanteknologidan makincepatnya perubahan berbagai jenis produk industrimenyebabkan makin tingginya kualitas SDM yangdibutuhkan oleh berbagai Bettor industri. Inovasi yangharus dikejar setiap saat membutuhkantenaga kerja yangtidak Baja terampil, tetapi juga memiliki kemampuaninovasi yang tinggi. Dengan corak SDM yang inovatifitu maka industri akan mudah menghasilkan inovasiteknologi sehingga dapat membuat produk/prosesunggulanyang mempunyai daya Baingtinggi yang dapatdicapai bait melalui perbaikan dan modiftkasi terhadapproduk/proses yang telah ada atau melalui prosespembuatan produk/proses barn yang bernilai tekno-ekonomi yang lebih tinggi.

Di Indonesia sistem penyelenggaraanpendidikanteknik masih banyak terfokus pada jenjang strata satu(S-l). Hal ini disebabkan karena pada awalnyakebanyakan industri di Indonesia masih berada padatahap pertama transformasi yaitu suatu tahapan dimana

industri memproduksidengan lisensi. Dengandemikiankualitas SDM yang diperlukan masih terbatas padaoperating and maintenance engineer. Oleh karena itululusan S-I pada umumnya belum banyak menunjangprogram litbang, sehingga pengembangan produk danmanufaktur/material di industri berjalan sangat lambatdan lebihumum lagi pengembangan iptek tidak berjalanlancar. Jika ingin mengembangkan iptek, tampaknyaprogram pendidikan padajenjang S-I perlu memasukanunsur-unsur litbang walupun tidak sedalam seperti padajenjang pendidikan S-2 dan S-3, daDdiharapkan dapatmenghasilkan lulusan dengan kemampuanmengembangkan iptek melalui kegiatan enjinering danlitbang yang inovatif. Hal ini tentu akan sangatmendukung usaha transformasi industri pada tahapanberikutnya yaitu suatu tahapan dimana industri mampumemproduksidenganmelakukanintegrasiteknologiyangada atau memproduksi dengan basil pengembanganteknologi barn.

Sistim pendidikan dengan muatan unsur-unsurtersebut diatas akan diperdalam daDdipertajam melaluikegiatan litbangpada tahapan tugas skripsi yaitu melaluipengembangan modellprototipe produk/proses yangbersifat generik ataupun dalam bentuk kegiatanpeningkatan nilai tambah produksi industri (teknikproduksi) daDperekayasaan. Topik-topik tugas skripsitersebut harus memiliki keterkaitan daD kesepadanandengan kegiatanlaplikasi industri yang mencakup hal-hal seperti :a.Peningkatanlperbaikan terhadap produk/proses yang

ada sehingga dapat meningkatkan efisiensi daDproduktivitas. Dengan demikian akan dapatmeningkatkan kemampuan daya Baing produk/prosestersebut terutama dalam hat : quality, cost and delivery.

Kegiatan litbang ini sesungguhnya didasarkan padaprinsip "reverse engineering", yaitu melalui usaha-usaha antara lain seperti : modifikasidesain, modifikasipenampilanlergonomik, subtitusi material, modifikasiproses manufaktur/fabrikasi, memperluas daDmenambah ruang lingkup pemakaian (service),memperpanjang umur pemakaian, dan lainnya.

b.Pengembangan produk/proses barn yang memiliki nilaitambah tinggi. Pengembangan ini dapat dilakukan baikdengan mengitegrasikan teknologi yang sudah adamaupun dengan mengembangkan teknologi baru.

Program-program penelitian untuk tugas skripsidiharapkan supaya mengacu kepada pola kebijaksanaanpengembangan industri yang didasarkan padakemampuan untuk :l.Menggunakan bahan baku dalam negeri sebanyak

mungkin agar mampu memberikan nilai tambah yangtinggi.

2.Sejauh mung kin menghasilkan barang-barangkonsumtif yang diimpor daDsekaligus menghasilkanproduk ekspor yang unggul.

3.Menyediakan lapangan kerja.4.Menunjang industri yang memanfaatkan teknologi

~'"

Page 4: PERAN INOV ASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1411-2213-1999-1-013.pdf · Prosiding Pertemuan I'mioh Ilmu Pengetahuan don Teknologi Bahan

Prosiding Pertemuan I'mioh Ilmu Pengetahuan don Teknologi Bahan '99Setpong, 19 -20 Oktober 1999 ISSN 14lJ-2213

maju, serta5.Tetap memeliharakelestarian lingkungan.Dengantopik-topiklitbangootukkegiatanskripsi sepertitersebut diatas, diharapkan akan dapat menumbuhkanminat daD motivasi untuk melakukan penemuan-penemuan barn (invention) yang kemudian dapatdikembangkan dalam bentuk paten sehingga padaakhirnya akan dapat menghasilkan lulusan denganwatak dan corak inovatif.

Dengan memasukkan kegiatan litbang padakegiatan togas skripsi ini maka diharapkan akanmemberikan manfaat yang sangat besar bagi starpengajar (dosen) , baik menyangkut peningkatankemampuan kualifikasi daD manajemen litbangnyamaupun terhadap usaha memperkaya ilmupengetahuannya yang tentu akan sangat bermanfaatterhadap motu daD komposisi. materi pengajarannya.Lebih jauh basil penelitian dari togas skripsi tersebutdapat diangkat untuk makalah iliniah yang dapatdipublikasikan dalam seminar atau jurnal ilmiah ataubahkan sampai kepada aplikasi paten. Dengan usahaseperti itu maka diharapkan secara bertahap akandihasilkanpeningkatankemampuanSDM litbangsebagaisalah satu semberdaya iptek yang sangat penting.

LITBANG DAN HASIL PENEMUAN

Sejak oodang-undang paten dioodangkan padatanggall November 1989dan diberlakukanefektifmulaiI Agustus 1991, Kantor Paten tercatat telah menerimasejumlahpermintaanpaten. Sekitar97% lebihdiantaranyameruPakanpermintaan eks paten luar negeri, sedangkansisanya sekitar 3% merupakan permintaan eks patendalamnegeri. Dari indikatortersebutmenoojukkanbahwakemampuaninovasimasyarakatkita masihsangatrendah[5]. Padahal menurut ketentuan WTO, produkeksporIndonesia terancam kena sanksi TRIP'S (Trade RelatedAspects of Intellectual Property Right's) hila jumlahpaten domestiknyadibawah 10%, karena dianggaptidakmemenuhi hak alas kekayaan intelektual (HAKI) yangberlaku di dooia [6].

Negara maju sebagai penghasil paten terbesaradalah Amerika Serikat, kemudian di tempat keduaJepang dan di tempat ke tiga Jerman. Pembuat patenterbesar dinegara maju tersebut umumnya berasal darikalangan industri, kemudian individu, kalanganpemerintah/lembaga litbang, perguruan tinggi dan yangterakhir adalah pihak asing. Jumlah danjenis penemuanatau paten yang dibuat sangat ditentukan oleh kegiatanlitbang yang sekaligus mencirikan keunggulanteknologinya. Sebagai contoh, Amerika Serikatmerupakan penghasil paten terbesar ootuk teknologidirgantara atau teknologi produksi daD pengolahanmigas sehingga negara tersebut unggul dalam industri-industri tersebut. Jepang sekarang oogguldalam industrielektronikakarena negara tersebut merupakanpenghasil

paten yang cukup besar dalam teknologi mikroelektroniksejak 10-20 taboo terakhir ini.

Pada dasarnya, setiap penemuan biasanya diawalidari ide yang sederhana dan bahkan seringkali merupakansubstitusi dari produk/proses yang telah ada, tetapiproduklproses basil penemuan itu hams dapat memberifungsi yang lebib OOggul,baik secara teknis maupoosecara ekonomi. Kecenderungan terjad.inya substitusidalampenemuanitujuga dirasakandinegara-negaramaju:Keadaan ini disebabkan karena kemoogkinaan untukmenghasilkan penemuan yang seluruhnya barn adalahsangat kecil mengingat tingkat variasi produklprosesyang ada dipasaran sudahsangat banyak. Walaupoobasilpenemuan yang dipatenkan itu tidak halos gelatodiperoleh dari kegiataillitbang tetapi kegiatan litbang ituakan diperlukan bilamana penemuan itu berkembangmenjadi inovasi.

Berikut ini diuraikansiklusdari so8tulitbangyang,mengarah pada penemuan dan sekaligus inovasi.

THE RESEARCH CYCLE

Prall

Dalam gambar diatas ditunjukkan 8 (delapan) tahapansiklus penelitian yang diperlukan mulai dari penentuanjenis kebutuhan hingga menghasilkan produk/prosesootuk memenuhi kebutuhan tersebut, yaitu.:I. Tahap Pertama : Penentuanjenis kebutuhanmenurut

tingkat prioritas. Kebutuhan yang dimaksud dapatberupa produk, proses atau jasa, baik berupa produklproses barn maupoo berupa perbaikan dari produkyangtelahada. .

2. Setelah kebutuhan yang sangat penting daDmendesak itu ditetapkan, maka kemudian dibuatrumusan permasalahannya. Untuk itu para penelitidaD para pakar dikumpulkan untuk membantumenterjemahkankebutuhantersebut kedalam.bentukprinsip-prinsip dasar. Dari sini selanjutnya dibuatdefmisi terhadap spesif1kasi awal daD parameter-

Page 5: PERAN INOV ASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1411-2213-1999-1-013.pdf · Prosiding Pertemuan I'mioh Ilmu Pengetahuan don Teknologi Bahan

Peran [novas; Teknologi Material Dalom Meningkatkan Daya Saing [ndustri Nasional (D. N. Adnyana)

parameter untuk kemungkinannya diperlukankegiatan litbang.

3. Setelah program daft target serta metode yangdiperlukan selesai disusun secara keseluruhan, makakepada para peneliti/inventordimintakanuntukmengajukan pemecahan-pemecahan teoritis terhadappennasalahan, disamping kemungkinan altematif lain.

4. Kemudian dilanjutkan dengan mencari daftmengumpulkansumber-sumberpenunjangsepertibahan-bahan, komponen-komponen, termasukinformasi/data melalui penelusuran literatur. Semuakegiatan ini merupakan bagian dari pengembangansuatu produk baru. Pada tahapan ini semua "by-products" berupa hasil-hasil penelitian baik yangdiperolehdari luar maupundari dalam (intern)ditelitiuntuk kemungkinan digunakan memecahkanpermasalahan.Seringkali"by-products"berupabasil-basil penelitian yang belurn pernah dimanfaatkandapat digunakan.

5. Tahapan berikutnya yaitu melaksanakan.kegiatanlitbang yang tentunya sangat bervariasi menurutkompleksnya permasalahan, waktu daDbiaya yangdiperlukan. Dalam suatu kegiatan litbang seringkalimembutuhkan waktu yang cukup lama untukpenyelesaiannya serta membutuhkan tim denganjumlah anggotayang besar terdiri dari para ahIi/pakardari berbagai disiplin. Pada tahapan ini seringkalidiperlukan ketajaman dari peneliti/inventor untukmelihatkemungkinanadanya "product spin-off" darirencana pengembangan produk semula, yaitukemungkinan pemakaian basil litbang untukpengembangan produk yang lain. Disamping ituselama kegiatan litbang dilaksanakan, agar tetapmengumpulkan,mengolahdan menyimpandata ataupenenlUan-penemuanyang walaupun mungkintidaklangsung dapat dimanfaatkan pada saat itu, tetapibesar kemungkinanakandapat dimanfaatkandimasayang akan datang Seringkali terjadi bahwa "spin-offby-products" lebih menguntungkan bagiperusahaan/lembaga dibandingkan rencanapengembangan produk semula.

6. Hasil-hasillitbang berupa data, model, prototipe, clanlainnya kemudian dianalisa secara teliti, sehinggadapat diperoleh kesimpulan apakah basil litbangterse but memenuhi kebutuhan yang ditetapkansebelumnya. Bila diperlukan, seringkali dilakukanmodifikasi untuk memperbaiki produk yang dibuat,tetapi setiap usaha modifikasi hams diteliti denganseksama agar setiap perubahan yang diambil adamanfaatnya.

7. Bila data litbang yang dihasilkan ternyatamendukung hipotesis, maka selekasnya diperlukanusaha untuk memberikan perlindungan (proteksi)terhadap basil penemuan tersebut. Usaha proteksitersebut pada umumnya dilakukan denganmendaftarkan penemuannya pada Kantor DruganPaten (di Patenkan). Diusahakan agar paten yang

diproses itu dapat memberikan ruang lingkup yanglebih luas, sehingga dapat mencegah kemungkinanpendaftaran paten barn yang terkait oleh pihak luar.Dengan usaha proteksi melalui paten tersebutdiharapkan investasi lebih lanjut untukpengembangan produk (product R&D) dapatdilaksanakan. Walaupun pada umumnya banyakkalanganterutamapihak industriberusahamelakukanproteksi terhadap hasil-hasil temuan litbangnyadengan membuat paten, tetapi banyak pula.diantaramereka memilih untuk tidak membuat paten. Hal inidimaksudkan untuk menghindari "disclosure"menyangkut keberhasilan dari produk/proses yangsedang dikembangkannya. Disamping itu banyakkalangan industri cenderung tidak menggunakansistim patenkarena perubahan teknologi yang cepatsedangkan proses untuk mendapatkan paten darikantor paten memerlukan waktu yang cukup lamasehingga kemungkinanpada waktu paten mendapatpengesahan, kegunaan (fungsi) nya sudah harusdirubah atau dimodiflkasikan.

8. Akhirnya, produk barn berhasil dibuat. Pada tahappenyelesaian ini diharapkan keuntungan yangditargetkan dari penjualan produk baru dapatdirealisasikan. Keberhasilan pengembangan produkbarn ini sekaligus berarti suatu keberbasilan dalampenanaman modal (investasi) atau peletakan dasarpengetabuan clan keablian yang memperkuatlandasan teknologi untuk melakukan litbang padamasa-masa yang akan datang. Disamping itu darihasil-basil pengembangan tersebut dapat dibuatmakalahatau tulisan ilmiahuntukdipublikasikanataudipresentasikandalammajalahilmiahataukonferensi.Ini berarti dapat meningkatkan reputasi pribadi dariorang-orang yang terlibat dalam kegiatan litbang.Reputasi tersebut berarti pula akan dapat membukakODiakbusiness barn, atau kemungkinan membuatkontrak barn dengan kalangan industri.

PENUTUP

Permasalahan rendabnya clara saing negaraberkembang seperti Indonesiadalam hal pendayagunaanteknologi material untuk menunjang perkembangansektor industri enjinering clan manufaktur adalabbahwa [7] :1. Cadangan surnber daya alam untuk berbagai jenis

material cukup baByak, tetapi kemampuanmemproduksi clanmengkonsumsinya masih rendah.Hal ini antara lain disebabkan oleb banyaknya malarantai industri yang masih terputus. Disamping itu,industri yang ada masih menggantungkanteknologinya kepada pihak luar. Keadaan seperti inidapat diartikan bahwa kegiatan industri clanekonomimasih rendah.

2. Adanya semacam skenario yang memperkirakan

Page 6: PERAN INOV ASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1411-2213-1999-1-013.pdf · Prosiding Pertemuan I'mioh Ilmu Pengetahuan don Teknologi Bahan

Prodding Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bahan '99Serpong, 19 -20 Ok/ober 1999 ISSN 1411-2213

perpindahan .. sunset industries" dari negara maju ke

negara berkembang termasuk pula untuk industripengolahan material. Industri-industri seperti itumemiliki ciri-ciri : teknologi konvensional denganmenggunakan banyak tenaga kerja, membutuhkanbanyakenergi serta berpotensimencemarilingkunganhidup.

3. Teknologi tinggi, termasuk puladalam bidang materialcenderung dipertahankan oleh negara industri maju.Dan penggunaan material barn atau proses barnterbukti mampu meningkatkan daya saing serta nilaitambah yang cukup besar dari suatu produk industrikarena sifat/performance yang lebih unggul atau pulakarena lebih ringan, murah atau lebih mudah dalamperakitannya, clan lain-lain. Beberapa contoh untuklogam clan paduan yang termasuk dalam kategoritekt1o.1ogUinggiadalah antara lain: baja per1cakas(tool steels), extra low carbon steel untuk otomotif,nickel based superalloys, baja karbon tinggi, bajastainless, paduan cupro nikel, paduan shape memlJry,metal matrix composites (MMC), clan lain-lain.

DAFT AR ACUAN

1. Peringkat Daya Saing Anjlok Tajam, Kompas, Rabu,14 Juli, hal. 2

2. 50% Perusahaan ILMEA Tak Siap Hadapi AFT A,Bisnis Indonesia, Rabu, 28 April 1999, hal. 23

3. Teknologi Lompat Katak Hancurkan Perekonomian,Kompas, Rabu, 21 April 1999, hal. 2

4. SentralisasiMatikan Inovasi, Kompas, Senin, 19Juli .

1999, halo285. Jumlah Paten RI Rendah, Bisnis Indonesia, Kamis,

15 Juli 1999, halo 66. Kecemasan goal Paten, Bisnis Indonesia, Kamis, 29

Juli 1999, bal. 9

7. I. TAUFIK, Peran Material Dalam MenghadapiPersaingan Global, Seminar Prospek Bisnis MaterialDaIam Milenium Ill, Jakarta, 28 September 1999.""