Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
-
Upload
narutomovie -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
-
8/20/2019 Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
1/9
Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN 2302-0172Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 77- 85
77 - Volume 1, No. 1, Februari 2013
PERAN USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DALAM
PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI ACEH
Yassir Amri1, Abubakar Hamzah
2, Sofyan Syahnur
2
1) Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh2)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The presence ofmicroand smallindustriesare veryimportant ineconomic activity,because this industryhas aconsiderablecontributionin the creation ofemployment opportunities.
In addition,theindustryis also actingas a driving forcefor economic development. In this studyanalyzedemploymentinmicroand smallindustriesin the province ofAcehby usingmultipleregression analysis. The data was usedin this study iscross-sectionaldata,the datain the formofemployment,outputand wagesin thesector ofmicroand smallindustriesin 2011. Based oncalculationsshow thatthe outputvariable(X 1 ) andwages(X 2 ) either partially orjointlyagainsttheemploymentvariable(Y). This can be determinedbyttest resultstodetermine ofpartial effectand Ftest(simultaneously) to determine the effecttogether. Influence of outputvariable(X 1 )
andwages(X 2 ) on the employmentvariable(Y) equal to 44.7%,while theremaining55.3%byother factors.From this research,the Aceh Provincial Governmentisexpected topay more attention tomicroand smallindustriesdevelopment policydue to itsabilityinemployment absorption.
Keywords : Employment, wages,output, micro and small industries, demand of labor,elasticity
Abstrak : Keberadaan industri mikro dan kecil sangat penting dalam kegiatan ekonomi, karena industri
ini memiliki konstribusi yang cukup besar dalam penciptaan kesempatan kerja. Selain itu, kelompok
industri ini juga berperan sebagai motor penggerak bagi pembangunan ekonomi. Dalam penelitian ini
menganalisis tentang penyerapan tenaga kerja pada industri mikro dan kecil di Provinsi Aceh dengan
menggunakan metode analisis regresi berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
section data, berupa data tenaga kerja, output dan upah pada sektor industri mikro dan kecil pada tahun2011. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa variabel output (X1) dan upah (X2) baik secara
parsial maupun secara bersama-sama terhadap variabel terikat penyerapan tenaga kerja (Y). Hal ini
dapat ditentukan dengan hasil uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan uji F (simultan) untuk
mengetahui pengaruh secara bersama-sama. Besar pengaruh variabel output (X1) dan upah (X2)terhadap variabel terikat penyerapan tenaga kerja (Y) sebesar 44,7% sedangkan sisanya 55,3% oleh
faktor yang lain.Dari penelitian ini diharapkan Pemerintah Provinsi Aceh lebih memperhatikan industri
mikro dan kecil dalam kebijakan pembangunan karena kemampuannya dalam penyerapan tenaga kerja.
Kata Kunci : Tenaga kerja, upah, output,industri mikro dan kecil, permintaan tenaga kerja dan
elastisitas
PENDAHULUAN
Perekonomian Indonesia yang dikelom-
pokan ke dalam “ Labour surplus economy”
memiliki permasalahan pokok secara global
yang ditandai oleh lebih rendahnya kesempatan
kerja dibandingkan dengan angkatan kerja yang
tersedia.Dalam situasi seperti ini kesempatan
kerja perlu ditumbuhkan dengan laju melebihi
pertumbuhan angkatan kerja untuk mengatasi
masalah ketenagakerjaan di masa mendatang.
Pemerintah Provinsi Aceh juga meng-
hadapi masalah penyediaan kesempatan kerja
bagi penduduknya, tenaga kerja merupakan
salah satu faktor terpenting karena peranannya
dalam proses produksi dan kesejahteraan
masyarakat. Untuk menciptakan hasil produksi
-
8/20/2019 Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
2/9
Jurnal Ilmu EkonomiPascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 78
harus ada keterpaduan antar tenaga kerja dan
kesempatan kerja (Ritonga et al, 2007:2).
Untuk melihat perkembangan jumlah
angkatan kerja dan pencari kerja di ProvinsiAceh tahun 1995 – 2010 dapat dilihat pada
Gambar 1.berikut ini :
Gambar 1. Angkatan Kerja dan Pencari Kerja di
Provinsi Aceh Tahun 1995 – 2010
Dari Gambar 1. terihat bahwa jumlah
angkatan kerja di Provinsi Aceh cenderung
bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk yaitu dari 1.623.293 angkatan kerja
pada tahun 1995 menjadi 1.938.519 pada tahun
2010. Kenaikan jumlah angkatan kerja yang
terbesar terjadi pada tahun 1999 dengan jumlah
2.024.639 angkatan kerja. Sedangkan jumlah
pengangguran semakin berkurang sejak tahun
2005 yaitu dari 238.495 jumlah angkatan kerja
yang menganggur menjadi 162.265 pada tahun
2010, hal ini disebabkan oleh meningkatnya
jumlah angkatan kerja yang bekerja.
Usaha Industri Mikro dan Kecil (IMK)
merupakan usaha yang banyak menyerap
tenaga kerja tanpa harus mensyaratkan jenjang
pendidikan formal yang tinggi.Penyerapan
tenaga kerja sektor industri, khususnya IMK
cukup besar dibandingkan dengan sektor
lainnya. IMK merupakan sektor yang memiliki
efek kesempatan kerja (employment effect ) jauhlebih besar dibandingkan dengan efek serupa
yang ditimbulkan oleh industri skala besar dan
menengah (Supratikno, dkk,1994:62). Selain itu
sifat padat karya yang melekat pada IMK yang
menggunakan teknologi sederhana serta tidak
tergantung pada bahan baku impor menjadikan
perkembangan industri mikro kecil tersebut
sebagai pilihan karena memiliki daya tahan
yang terbukti tidak rentan terhadap krisis
ekonomi.
Dari hasil Survey Industri Mikro dan Kecil
tahun 2011 (VIMK 2011) yang dilakukan
Badan Pusat Statistik tercatat jumlah usaha
IMK di Aceh sebanyak 56.118 usaha.Umumnya
kegiatan yang diusahakan adalah industri
makanan, minuman, industri kayu dan bahan
dari kayu, industri anyamandan rotan, bambu
dan sejenisnya. Jika dibandingkan dengan
jumlah usaha secara nasional, jumlah usaha
IMK di Aceh hanya sebesar 2,05% dari jumlah
usaha IMK nasional, dimana jumah seluruh
IMK di Indonesia mencapai 2,73 juta usaha.
Bila dilihat dari respon tenaga kerja, IMK di
Aceh menyerap jumlah Tenaga kerja sebanyak
102.301 ribu orang, sedangkan secara nasional
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 6,44
juta tenaga kerja.
Bertitik tolak dari peran IMK dalam
menyerap tenaga kerja, maka dalam penelitian
ini yang ingin diketahui lebih mendalam adalah
bagaimana peran dari masing-masing jenis atau
0
500
1000
1500
2000
2500
r i b u o
r a n g
Pencari Kerja Angkatan Kerja
-
8/20/2019 Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
3/9
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
79 - Volume 1, No. 1, Februari 2013
subsektor industri kecil dalam menyerap tenaga
kerja, dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada
industri tersebut dan bagaimana elastisitas permintaan tenaga kerja pada subsektor industri
mikro dan kecil.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pengertian dan Karakteristik Industri
Mikro Kecil
Stanley dan Morse (Suryana, 2001:84)
mengklasifikasikan industri berdasarkan
penyerapan tenaga kerja bahwa industri yang
menyerap tenaga kerja kurang dari 10 orang
termasuk industri rumah tangga, industri yang
menyerap tenaga kerja 10 sampai dengan 49
orang termasuk industri kecil dan industri yang
menyerap tenaga kerja lebih dari 100 orang
termasuk industri besar.
Pengertian Tenaga Kerja
Sukirno (2005:6) dilihat dari segi keahlian
dan pendidikannya, tenaga kerja dibedakan atas
tiga golongan yaitu: pertama, tenaga kerja kasar
adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan
atau rendahnya pendidikan dan tidak memiliki
keahlian dalam suatu pekerjaan. Kedua, tenaga
kerja terampil adalah tenaga kerja yang
memiliki keahlian dari pelatihan atau
pengalaman kerja. Ketiga, tenaga kerja terdidik
adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan
cukup tinggi dan ahli dalam bidang ilmu
tertentu.
Teori Permintaan Tenaga Kerja
Menurut Sukirno (2000:69) bahwa
permintaan keatas tenaga kerja merupakan
permintaan tidak langsung, maksudnya tenaga
kerja dipekerjakan oleh perusahaan dengantujuan untuk digunakan dalam menghasilkan
barang-barang yang mereka jual. Perusahaan
akan terus menambah jumlah pekerja selama
pekerjaan tambahan tersebut akan
menghasilkan penjualan tambahan yang
melebihi upah yang dibayarkan kepadanya.
Perusahaan akan berhenti menambah
pekerjaannya apabila tambahan pekerja yang
terakhir hanya dapat menghasilkan tambahan
produksi yang sama nilainya. Sedangkan
penawaran tenaga kerja terdapat hubungan yang
erat diantara tingkat upah yang akan
diperolehnya dan jumlah tenaga kerja yang
akan ditawarkannya. Pada tingkat upah yang
rendah penawaran tenaga kerja dalah
rendah.semakin tinggi upah maka semakin
tinggi masa kerja yang ditawarkannya.
Teori Upah
Kuantitas tenaga kerja yang diminta akan
menurun sebagai akibat dari kenaikan upah.
Apabila tingkat upah naik sedangkan harga
input lain tetap, berarti harga tenaga kerja relatif
lebih mahal dari input lain. Situasi inimendorong pengusaha untuk mengurangi
penggunaan tenaga kerja yang relatif mahal
dengan input-input lain yang harga relatifnya
lebih murah guna mempertahankan keuntungan
yang maksimum. Haryo Kuncoro (2001).
Teori produksi
-
8/20/2019 Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
4/9
Jurnal Ilmu EkonomiPascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 80
Kegiatan produksi dalam suatu industri
selalu berdasarkan pada fungsi produksi
tertentu.Artinya input-input mempengaruhi
output . Teori produksi adalah teori yangmembahas hubungan antara input dan output
atau hubungan antara kuantitas produksi dengan
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
memproduksinya, (Wijaya, 1999:210-211).
Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja
Sumarsono (2003:42) menyatakan bahwa
elastisitas merupakan ukuran derajat kepekaan
jumlah permintaan akan sesuatu berupa barang,
tenaga kerja, produksi dan lain-lain, terhadap
salah satu faktor yang mempengaruhinya
misalnya harga, produksi, modal dan lain-lain.
Angka koefisien elastisitas didapat dengan
membagi suatu persentase dengan persentase,
maka koefisien ini adalah suatu angka yang
tidak mempunyai unit atau angka murni.
Bentuk umum dari rumus elastisitas yang
merupakan koefisien daya serap tenaga kerja
dari lapangan kerja adalah sebagai berikut:
eij = %∆Ej
%∆Yj .......................... (1)
Dimana:
Ej = Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
(orang)
Yj = Jumlah output (unit)
Rinaldi (2005) dalam penelitiannya
“Analisis permintaan tenaga kerja pada sektor
industri pengolahan di Sumatera Utara”
menyimpulkan bahwa upah dan teknologi
(beroengaruh negatif terhadap permintaan
tenaga kerja, sedangkan nilai total output
berpengaruh positif terhadap permintaan tenaga
kerja. Elastisitas dari upah, nilai total output
dan teknologi (produktivitas) bersifat inelastis
terhadap permintaan tenaga kerja. Upah lebihsensitif pada industri pengolahan yang
berorientasi ekspor. Nilai total output sedikit
lebih sensitive pada industri pengolahan yang
berorientasi ekspor, sedangkan teknologi
(produktivitas) sedikit lebih sensitif pada
industri pengolahan yang tidak berorientasi
ekspor. Muhammd Ali (2004) dalam
penelitiannya mengenai penyerapan tenga kerja
pada industry kecil di Lombok menyimpulkan
bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan
tenaga kerja pada sektor industri kecil, maka
perlu ditingkatkan, akan tetapi peningkatan
upah akan menyebabkan permintaan terhadap
tenaga kerja turun, sehingga kebijakan yang
harus dilakukan adalah peningkatan upah harus
diikuti oleh peningkatan kapasitas produksi
dalam kombinasi yang optimal sehingga
produktivitas tenaga kerja juga meningkat dan
tetap ada penyerapan.
METODE PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini adalah
industri mikro dan kecil yang ada di provinsi
Aceh, sedangkan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder dan data
primer. Data sekunder berupa data yang berasal
dari BPS, Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Aceh, Dinas Tenaga Kerja Aceh,
literatur kepustakaan. Sedangkan data Primer
berupa data mentah (raw data) sampel
perusahaan IMK di Provinsi Aceh berdasarkan
-
8/20/2019 Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
5/9
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
81 - Volume 1, No. 1, Februari 2013
survey usaha Industri Mikro Kecil (IMK) tahun
2011 yang dilakukan oleh BPS Aceh. Adapun
data tersebut adalah jumlah unit usaha, jumlah
tenaga kerja, nilai produksi dan upah. Datayang didapatkan berupa data Cross Section
IMK di Provinsi Aceh tahun 2011 yang terdiri
dari 523 perusahaan IMK. Model yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh upah
dan output terhadap penyerapan tenaga kerja
pada IMK adalah:
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada
IMK, maka dalam penelitian ini digunakan
fungsi permintaan tenaga kerja. Fungsi
permintaan tenaga kerja diperoleh dari proses
“derivasi” pendekatan maksimasi keuntungan,
di mana persamaan fungsi maksimisasi
keuntungan adalah (Nicholson, 1998:325):
π = TR – TC .................................. (2)
π adalah keuntungan yang diperoleh suatu
perusahaan, TR adalah total jumlah penerimaan
dan TC merupakan total biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi.
Penerimaan diperoleh dari perkalian kuantitas
output(Q) yang dihasilkan dengan harga
output(P) itu sendiri atau:
TR = ( P.Q ) .................................. ( 3)
Sementara itu total biaya (TC) merupakan
penjumlahan dari nilai tenaga kerja (W) dan
nilai modal (K) atau:
TC = ( wL + rK ) .............................. (4)
Bila disubstitusikan maka fungsi maksimasi
keuntungan menjadi:
π = P. Q − (wL − rK)………......... (5)
Output (Q) merupakan fungsi dari tenaga kerjadan modal atau dikenal dengan fungsi produksi,
di mana dalam kontek ini fungsi produksi
tersebut berbentuk fungsi produksi Cobb-
Dougglas (Nicholson, 1998:307) yaitu:
Q = A.Kα . Lβ ...................................... (6)
Bila fungsi produksi pada persamaan
disubstitusikan, maka fungsi maksimisasi
keuntungan menjadi:
π = P.AKαLβ − wL − rK.................. (7)
Untuk memperoleh fungsi permintaan tenaga
kerja dapat dilakukan dengan menderivasi
fungsi maksimasi keuntungan pada persamaan
diatas terhadap tenaga kerja (L) yaitu:
∂π
∂L = P∂Q
∂L − w∂L
∂L − r∂K
∂L = 0 ................... (8)
∂Q
∂L = ∂
∂(A.KαLβK
∂L = A.KαLβ−1K……… (9)
Kemudian persamaan (8) dan persamaan (9)
disubstitusikan menjadi:
∂π
∂L = P. A. KαLβ−1 − w
∂L
∂L− r
∂K
∂L = 0
= P. A. KαLβ−1 − w = 0
P.A.KαLβ−1 = w
(P.A.KαLβ)/L = w
P.A.KαL
L = w.L
L =P.A.KαLβ
w
L =P. Q
w
-
8/20/2019 Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
6/9
Jurnal Ilmu EkonomiPascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 82
L = P.Q.w-1
Diasumsikan P = 1 karena harga dan jumlah
barang yang di hasilkan tiap unit usaha terdiri
dari berbagai macam dan jenis dan mempunya
harga yang berbeda-beda, sedang data yang
tersedia adalah nilai total produksi. sehingga
persamaan diatas menjadi:
L = Q.w-1
................... (10)
Setelah di transformasi menggunakan
logaritma natural, selanjutnya persamaan diatas
diubah kedalam bentuk persamaan regresi
linear sehingga bentuk persamaannya menjadi
sebagai berikut:
Ln L = β0 + β1Ln Q − β2Ln w + e ..... (11)
Dimana :
Ln L = jumlah permintaan tenaga kerja
subsektor industri mikro dan kecil,
satuan ukurannya dalam orang.
Ln Q = jumlah output subsektor industri mikro
dan kecil, satuan ukurannya dalam
rupiah.
Ln w = upah dari tenaga kerja subsektor
industri mikro dan kecil, satuan
ukurannya dalam rupiah.
β0 = Konstanta
β = Koefisien
e = error term
HASIL PEMBAHASAN
Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda yaitu persamaan regresi yang
melibatkan 2 (dua) variabel atau lebih (Gujarati,
1997). Untuk melakukan analisis dengan
regresi berganda, maka harus dilakukan uji
asumsi klasik terhadap data yang diperoleh. Uji
asumsi klasik meliputi uji normalitas data, ujiheteroskedastisitas, uji autokolineritas dan uji
multikolinearitas. Hasil uji asumsi klasik
menunjukan bahwa tidak terjadi penyimpangan
asumsi klasik terhadap data yang diperoleh.
Analisis Regresi
Berdasarkan hasil analisis regresi, secara
bersama-sama variabel upah dan output pada
industri mikro dan kecil di provinsi aceh
berpengaruh secara signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja. Besarnya pengaruh
dari kedua variabel tersebut secara bersama
sama sebesar 44,7% terhadap penyerapan
tenaga kerja. Lebih jelas dapat dilihat pada
Tabel berikut :
Tabel 1. Model summary dan R
2
Model RR
Square
AdjustedR
Square
Std. Errorof the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .669a .447 .445 .41050 1.509
a. Predictors: (Constant), Ln_w, Ln_Q
b. Dependent Variable: Ln_L
Sedangkan pengaruh dari masing-masing
variabel upah dan output terhadap penyerapan
tenaga kerja di provinsi aceh pada tahun 2011
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Koeffisien regress variabel
Model
UnstandardizedCoefficients
t Sig.
CollinearityStatistics
BStd.Error Tol VIF
(Constant)Ln_Q
Ln_w
-3.845 .243 -15.798 .000
.195 .020 9.633 .000 .487 2.052
.132 .02
3
5.744 .000 .487 2.052
-
8/20/2019 Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
7/9
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
83 - Volume 1, No. 1, Februari 2013
Dari Tabel di atas dapat di tuliskan persamaan
sebagai berikut :
Ln L = -3,845 + 0,195 (Ln Output) + 0,132 (Ln
upah)
Persamaan di atas menjelaskan bahwa pada saat
tidak ada output dan upah, penyerapan tenaga
kerja di provinsi Aceh pada sektor industri
mikro dan kecil akan sebesar 0,3845%. Dengan
asumsi ceteris paribus, jika variabel output
tumbuh sebesar 1% maka penyerapan tenaga
kerja pada sektor industri mikro dan kecil
sebesar 0,195%, sedangkan jika upah
bertambah sebesar 1% maka penyerapan tenaga
kerja sebesar 0,132%. Respon perubahan
permintaan IMK terhadap permintaan tenaga
kerja sebagai akibat perubahan upah pekerja itu
sendiri adalah positif dan signifikan.Hubungan
yang positif terhadap semua subsektor industri
yang diteliti.Hubungan yang positif ini tidak
sesuai dengan hipotesa yang dikemukakan. Hal
ini berkaitan dengan teori upah efisiensi
(efficiency wage theory) yang dikemukakan
oleh Ress,1973 dan Katz, 1986 (Nasri
Bachtiar,1998). Mereka mengemukakan bahwa
keuntungan perusahaan masih dapat
ditingkatkan walaupun upah dibayarkan kepada
pekerja berada diatas tingkat upahkeseimbangan pasar.Karena dengan
meningkatnya upah maka dapat meningkatkan
motivasi dan sekaligus produktivitas kerja. Bila
dibandingkan dengan Upah Minimum Regional
(UMR) provinsi Aceh tahun 2011 (Pemprov
Aceh 2010) sebesar Rp. 1.350.000, maka rata-
rata jumlah upah yang diterima pekerja per
bulannya diseluruh subsektor IMK di provinsi
Aceh hanya sebesar Rp. 775.627,- jauh dibawah
UMR yang ditetapkan.,-.
Pada subsektor industri makanan dan minuman,
persamaan yang diperoleh adalah : Ln L = -3,992 + 0.202 (Ln Output)+ 0,134 (Ln
upah)
Persamaan regresi untuk sub sektor
makanan dan minuman di atas tidak jauh
berbeda dengan persamaan pada sektor industri
mikro dan kecil secara keseluruhan. Pengaruh
masing-masing variabel output dan upah
terhadap penyerapan tenaga kerja pada
subsektor makanan dan minuman masih sangat
rendah dimana jika terjadi kenaikan output
sebesar 1 %, maka penyerapan tenaga kerja
akan bertambah sebesar 0,20%. Demikian juga
jika terjadi kenaikan upah sebesar 1% hanya
akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja
sebesar 0,13%
Untuk Subsektor Industri Kayu, BarangAnyaman dari Rotan, Bambu dan sejenisnya,
didapatkan persaman linear sebagai berikut :
Ln L = -6,068 + 0,044 (Ln output) + 0,439 (Ln
upah)
Dari persamaan di atas, nilai konstanta
lebih besar dibanding industri mikro dan kecil
secara umum, berarti jika variabel lain tidak ada
perubahan, maka penyerapan tenaga kerja pada
subsektor ini jauh lebih sedikit yaitu sebesar -
6,068%. Sedangkan jika terjadi kenaikan
sebesar 1 % pada variabel output, maka
penyerapan tenaga kerja di subsektor ini hanya
naik sebesar 0,04%. Sedangkan variabel upah
pengaruh perubahanya terhadap penyerapan
tenaga kerja sedikit lebih besar pengaruhnya
-
8/20/2019 Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
8/9
Jurnal Ilmu EkonomiPascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 84
dibandingkan sektor industri mikro dan kecil
secara umum.
Pada Subsektor Industri Barang Galian
Bukan Logam, persamaan yang didapatkan darihasil regresi adalah sebagai berikut :
Ln L = -2,784 + 0,202 (Ln output) + 0,067 (Ln
upah)
Dari persamaan linier diatas dapat dilihat
bahwa koefisien regres upah tidak signifikan
dalam mempengaruhi penyerapan tenaga kerja
pada subsektor industri barang galian bukan
logam. sedangkan koefisien regresi output
berkorelasi positif terhadap penyerapan tenaga
kerja, bahwa setiap kenaikan jumlah produksi
sebesar 1% akan meningkatkan permintaan
tenaga kerja sebesar 0,20%.
Pada Subsektor Industri Lainya,
persamaan linearnya adalah :
Ln L = -2,788 + 0,184 (Ln output) + 0,069 (Lnupah)
Dari persamaan linier diatas dapat
diartikan bahwa setiap kenaikan 1% upah
tenaga kerja dalam subsektor industri lainnya
(ceteris paribus) akan menaikkan permintaan
tenaga kerja sejumlah 0,069%. Sedangkan
setiap kenaikan jumlah output sebesar 1%
akan meningkatkan permintaan tenaga kerja
sebesar 0,184%.
Elastisitas Variabel Upah Dan Output Terhadap
Permintaan Tenaga Kerja
Elastisitas penyerapan tenaga kerja
industri mikro dan kecil di Provinsi Aceh dapat
dilihat dari hasil koefisien estimasi yang
berfungsi sebagai koefisien elastisitas dengan
tingkat elatisitas < 1 yang berarti bersifat
inelastis dan jika tingkat elastsitas > 1 maka
bersifat elastis. Dari hasil regresi diatas terlihat
nilai keofisien regresi dari masing-masingvariabel (upah dan output) tidak ada yang
bernilai >1, hal ini menyatakan bahwa upah dan
output inelastis terhadap jumlah permintaan
tenaga kerja di provinsi Aceh.Elastisitas ditulis
dalam angka mutlak sehingga pengaruh tanda
positif (+) ataupun negatif (-) bisa diabaikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil analisis data menunjukkan bahwa
biaya upah dan output secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap permintaan
tenaga kerja pada IMK di provinsi Aceh.
Besaran pengaruh pada masing-masing sub
sektor industri mikro dan kecil bervariasi.
Pengaruh tertinggi terdapat pada sub sektor
industri kayu, barang anyaman dari rotan,
bambu dan sejenisnya sedangkan pengaruh
terendah terdapat pada subsektor industri
lainnya. Variabel upah dan variabel output
berpengaruh positif terhadap jumlah permintaan
tenaga kerja pada industri mikro dan kecil di
provinsi Aceh. Dilihat dari elastisitas dari
masing-masing variabel yang inelastis,
menunjukkan bahwa perubahan tingkat upahdan output tidak banyak berpengaruh terhadap
jumlah permintaan tenaga kerja pada industri
mikro dan kecil di Provinsi Aceh.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ali, M., 2004. Peran Industri Kecil Dalam
Penyerapan Tenaga Kerja di Lombok.Tesis.
Universitas Gadjah Mada.
-
8/20/2019 Peran IMK Dlm Penyerapan TK Di Prov Aceh
9/9
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
85 - Volume 1, No. 1, Februari 2013
Bachtiar, N., 2008. Permintaan Industri Manufaktur
Terhadap Tenaga Kerja Mahir di
Indonesia.Tesis. Universitas Andalas.
Gujarati, D., 1997. Ekonomitrika Dasar . Jakarta:
Erlangga.
Kuncoro,H., 2001.Sistem Bagi Hasil dan StabilitasPenyerapan Tenaga Kerja. Media
Ekonomi.Volume 7, Nomor 2 hal 165-168.
Rinaldi, 2005.Analisis Permintaan Tenaga Kerja
Pada Sektor Industri Pengolahan Sumatera
Utara.Tesis.Tidak dipublikasikan. Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala.Ritonga dan Firdaus, Y., 2007. Ekonomi dan
Akuntansi. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Guna.
Sukirno, S., 2000. Makro Ekonomi Modern :
Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga
Keynesian Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sukirno, S., 2005. Makro Ekonomi : Teori
Pengantar . Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,.
Sumarsono, S., 2003. Ekonomi ManajemenSumberdaya Manusia dan Ketenagakerjaan.
Yogyakarta: GrahaIlmu.
Supratikno, Hendrawan, dan Hendry Sandred,
1994.Pengembangan Industri Kecil di
Indonesia, Pelajaran Dampak Jawa
Tengah.Prisma.No.9:62-70.Suryana, 2001, Kewirausahaan.Jakarta: Salemba
Empat.
Wijaya, F., 1999. Ekonomika Mikro.Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE.