PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN …
Transcript of PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN …
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI
SMK NEGERI 20, CILANDAK, JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
NISA KHAIRANY
NIM: 1113018200055
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROGRAM
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI
SMK NEGERI 20, CILANDAK, JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan mencapai
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Pr ogram Studi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh: Nisa Khairany
NIM. 1113018200036
Di bawah bimbingan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nisa Khairany
NIM : 1113018200055
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Manajemen Pendidikan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Peran Humas Sekolah Dalam Mendukung Program
Praktik Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 20, Cilandak, Jakarta Selatan adalah
benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan:
Pembimbing I
Nama : Dr. Salman Tumanggor, M.Pd
NIP : 19570710 197903 1 002
Pembimbing II
Nama : Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil
NIP : 19560530 198503 1 002
Demikian surat pernyataan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta , 19 Maret 2018
Nisa Khairany
SURAT KETERANGAN UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul
“Peran Humas Sekolah Dalam Mendukung Program Praktik Kerja Industri
(Prakerin) di SMK Negeri 20, Cilandak, Jakarta Selatan”, yang disusun olehNisa
Khairany, 1113018200055, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah
diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Jakarta, 15 Maret 2018
Mengetahui
i
ABSTRAK
Nisa Khairany, NIM: 1113018200055. Peran Humas Sekolah Dalam
Mendukung Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) di SMKN 20,
Cilandak, Jakarta Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana peran Humas
sekolah dalam mendukung keberhasilan program Prakerin di SMK Negeri 20,
Cilandak, Jakarta Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data mengunakan
teknik wawancara yang dilengkapi dengan observasi dan studi dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatf
melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Humas SMKN 20 Jakarta telah
menjalankan perannya yang cukup baik dalam mendukung pelaksanaan Prakerin
melalui beberapa program kehumasan. Dalam menjalankan perannya Humas SM
KN 20 Jakarta dinilai cukup baik, terutama dalam merancang perencanaan
program pra Prakerin dan mempersiapkan keterampilan siswa sebelum
melaksanakan kegiatan Prakerin.
Kata Kunci : Peran Humas Sekolah, Program Prakti Kerja Industri.
ii
ABSTRACT
Nisa Khairany, NIM: 1113018200055. The Role Of School Public Relations
In Industrial Working Practices Program in State Vocational High School 20
of South Jakarta
This research aims to explain how the role of school public relations to
support the Industrial Working Practices Program in State Vocational High
School 20 of Cilandak, South Jakarta. The method that used in this research is the
qualitative method that are descriptive. The data collection technique of this
research used interviews, equipped by observation and documentation technique.
Data analysis technique that used in this research is the qualitative analysis by
data reduction, data display and conclusion drawing or verification.
The results of this research showed that: The public relationsof 20 State
Vocational High School Jakarta has performed a quite important role in
supporting the Industrial Working Practices program through several programs
and public relationsactivities. In carrying out its role of Public Relations , 20
Vocational High School of Jakarta is considered quite good. especially as experts
and presciber. 20 Vocational High School of Jakarta has been planning a Pre
Industrial Working Practices program to prepare student’s skills before
implementing that program.
Keyword: The role of School of Public Relation, Industrial Working Practices
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang senantiasa penulis panjatkan kepada
Allah SWT atas berkat Rahmat, Anugrah dan KaruniaNya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skrispi ini sebagai syarat dalam
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat
dan umatnya hingga akhir zaman.
Selama proses penyelesaian skripsi ini penulis sangat menyadari
banyak pihak yang telah membantu dan membimbing penulis baik moral
maupun materill kepada penulis. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang
selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing dan
mendukung proses belajar mengajar, selama penulis menempuh
pendidikan di Jurusan Manajemen Pendidikan
3. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd. Dosen Pembimbing I penulisan skripsi,
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu,
mengarahkan, mendukung, memotivasi dan membimbing penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
4. Drs.Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phill Dosen Pembimbing II penulisan
skripsi, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam
membantu, mengarahkan, mendukung, memotivasi dan membimbing
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
5. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Manajemen Pendidik yang telah
mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang
baik kepada penulis selama menjalani perkuliahan;
iv
6. Ibu Drs.Endri Suryani, MM. Selaku Kepala Sekolah SMKN 20 Jakarta
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk dapat melakukan
penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi;
7. Drs. Khitra Devi. Selaku Wakil Kepala Bidang Humas SMKN 20 Jakarta
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk dapat melakukan
penelitian dan memberikan informasi untuk melengkapi penulisan skripsi;
8. Guru-guru dan Staff Tata Usaha SMKN 20 Jakarta yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan informasi mengenai rekrutmen dan
pengembangan guru serta data sekolah;
9. Kedua orang tua tercinta, Bapak Baharmansyah dan Ibu Neny Triana
Yuni Sahara atas segala doa, kasih sayang, motivasi, nasehat, dan
dukungan moral maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini;
10. Adik & Kakak tercinta, Rasyidin Idris Abdillah dan Amri Irawan yang
telah memberikan kasih sayang, doa dan dukungan moral kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;
11. Kepada semua pihak yang membantu, yang saya tidak dapat sebutkan
satu persatu.
Tentunya penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,
setiap kritik dan saran yang bersifat membangun dapat menjadi masukan
yang berarti bagi penulis. Semoga skripsi ini, dapat bermanfaat untuk semua
pihak, baik bagi penulis maupun pembaca. Aamiin
Jakarta, 01 April 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................. i
ABSTRACT .............................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ........................................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................................... 7
A. (Hubungan Masyarakat) Sekolah ................................................................................... 7
1. Pengertian Humas Sekolah ........................................................................................ 7
2. Tujuan Manajemen Hubungan Manusia Dalam Lembaga Pendidikan ..................... 9
3. Fungsi Humas .......................................................................................................... 12
4. Ruang Lingkup Humas ............................................................................................ 13
5. Prinsip Humas dalam Manajemen Sekolah ............................................................. 14
6. Bentuk Bentuk Kegiatan Humas ............................................................................. 16
7. Peran Humas Sekolah .............................................................................................. 19
B. Praktik Kerja Industri ................................................................................................... 21
1. Pengertian Praktik Kerja Industri (Prakerin) ........................................................... 21
2. Prinsip Prakerin ....................................................................................................... 23
3. Tujuan Praktik Kerja Industi (Prakerin) .................................................................. 24
4. Bentuk / Model Program Prakerin ........................................................................... 26
5. Manfaat Prakerin ..................................................................................................... 27
6. Karakteristik Prakerin .............................................................................................. 29
vi
7. Tahapan tahapan Program Prakerin ......................................................................... 31
C. Penelitian yang relevan ................................................................................................. 35
D. Kerangka Berfikir ......................................................................................................... 37
1. Kerangka Berfikir Deskriptif ................................................................................... 37
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................................... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................................... 40
B. Metode Penelitian ......................................................................................................... 41
C. Sumber Data ................................................................................................................. 41
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 42
1. Wawancara .............................................................................................................. 42
2. Observasi ................................................................................................................. 43
3. Dokumentasi ............................................................................................................ 43
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 50
A. Gambaran Umum SMK Negeri 20 Jakarta Selatan ...................................................... 50
1. Sejarah Singkat SMK Negeri 20 Cilandak, Jakarta Selatan .................................... 50
2. Visi, Misi SMK Negeri 20 Cilandak, Jakarta Selatan ............................................. 51
3. Struktur Organisasi SMK Negeri 20 Jakarta Selatan .............................................. 51
4. Keadaan Guru dan Karyawan SMK Negeri 20, Cilandak, Jakarta Selatan ............. 52
5. Keadaan Peserta Didik SMK Negeri 20, Cilandak, Jakarta Selatan ........................ 53
B. Deskripsi Data .............................................................................................................. 57
1. Prakerin SMK N 20 Jakarta ..................................................................................... 57
2. Hubungan Masyarakat SMKN 20 Jakarta Selatan ................................................. 65
3. Mitra Kerja .............................................................................................................. 81
C. Analisis Data ................................................................................................................. 82
1. Peran Humas Dalam Mendukung Program Prakerin .............................................. 82
2. Hambatan yang dialami Humas SMKN 20 dalam menjalankan perannya ............. 99
3. Upaya Humas SMKN 20 Mengurai Hambatan Dalam Melaksanakan Perannya.. 102
4. Dampak Peran Humas dalam Mendukung Program Prakerin ............................... 105
D. Temuan Penelitian ...................................................................................................... 108
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 110
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 110
B. Saran ........................................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 112
LAMPIRAN - LAMPIRAN ................................................................................................. 115
FOTO DOKUMENTASI ...................................................................................................... 168
BIODATA PENULIS ....................................................................................................... 191
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kisi - Kisi Penelitian ............................................................................................ 44
Tabel 3. 2 Kisi - Kisi Obervasi ............................................................................................. 47
Tabel 3. 3 Kisi - Kisi Studi Dokumentasi ............................................................................ 48
Tabel 4. 1 Tabel Data PTK SMKN 20, Cilandak, Jakarta Selatan ................................. 53
Tabel 4. 2 Data Rekapitulasi Peserta Didik SMK Negeri 20, Jakarta Selatan ............... 54
Tabel 4. 3 Daftar Sarana Prasaranan SMK N 20 ............................................................. 55
Tabel 4. 4 Daftar Sarana Prasarana / Fasilitas Prakerin di SMKN 20 Jakarta ............ 60
Tabel 4. 9 Tabel Daftar Dokumen Persiapan Prakerin .................................................... 71
Tabel 4. 10 Tabel Evaluasi Prakerin terhadap Mitra Kerja ............................................ 81
Tabel 4. 11 Daftar Institusi Pasangan SMKN 20 Jakarta Tahun 2015/2016................. 98
Tabel 4. 12 Rekapitulasi nilai Prakerin siswa jurusan Akuntansi ................................ 105
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Pola Prakerin ............................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 2 Tahapan Tahapan Program Prakerin ............................................. 31
Gambar 2. 3 Skema Kerangka Berfikir ................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi SMKN 20 Cilandak, Jakarta SelatanError! Bookmark not defined.
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Kepengurusan Prakerin ................................ 57
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 – Surat Bimbingan 116
Lampiran 2 – Surat Penelitian 117
Lampiran 3 – Surat Balasan 119
Lampiran 4 – Instrumen Pedoman Wawancara Instrumen Pedoman
Wawancara 121
Lampiran 5 – Transkip Wawancara 124
Lampiran 6 – Hasil Observasi 157
Lampiran 7 – Hasil Studi Dokumentasi 162
Lampiran 8 – Data Guru Dan Tenaga Pendidik 163
Lampiran 9 – Dokumen Tugas & Wewenang Humas SMKN 20 Jakarta 165
Lampiran 10 – Dokumen Program Kerja Humas SMKN 20 166
Lampiran 11 – Dokumen Program Prakerin SMKN 20 Jakarta 168
Lampiran 12 – Data Mitra Kerja Prakerin SMKN 20 Jakarta 169
Lampiran 13 – Dokumen MoU Mitra Kerja Prakerin 171
Lampiran 14 – Dokumen Daftar Hadir Pembekalan Prakerin 173
Lampiran 15 – Sertifikat Prakerin Siswa SMKN 20 Jakarta 174
Lampiran 16 – Lembar Uji Referensi 175
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini pamor Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai
sekolah lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sedang berada di
puncak ketenaran. Dilansir dari web resmi Kemendikbud yang menampilkan
grafik jumlah siswa SMK se Indonesia yang mengalami peningkatan tiap
tahunnya, yaitu pada tahun 2010 / 2011 terhitung terdapat 3.737.158 siswa
dan mengalami akumulasi peningkatan hingga 4.211.245 siswa pada tahun
2015/2016.1 Data tersebut menggambarkan ketertarikan masyarakat terhadap
SMK cukup tinggi. Jargon “SMK Bisa- Hebat ” dengan jargon “Siap Kerja,
Santun dan Mandiri “ yang di publikasi di beberapa media elektronik dan
surat kabar menjadi daya tarik, SMK menawarkan lulusannya memiliki
kompetensi yang siap kerja dan banyak oleh Dunia Usaha Dunia Industri
(DUDI) sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya, lulusan langsung
dapat bekerja sesuai kompetensi jurusan pilihan.2
Hal tersebut juga relevan dengan Peraturan Pemerintah Nomer 29
Tahun 1990 yang menyebutkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program-program
pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja. Pada awal
pendiriannya sekolah menengah kejuruan perlu mempunyai sejumlah program
yang memungkinkan tamatannya memasuki lapangan kerja yang tersedia.
Program-program diharapkan senantiasa disesuaikan dengan perkembangan
lapangan kerja. 3
1Kemendikbud RI, http://publikasi.data.kemdikbud.go.id, Arus Siswa Menengah Kejuruan,
diakses tgl 10 September 2017. 2 Sumber Iklan dari: https://www.youtube.com/watch?v=rrECXZ7xaLY, 12/10/2016, diakses
tgl 14 Juli 2017 3 Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, h.15
2
Salah satu usaha SMK dalam menyelenggarakan program guna
mempersiapkan tamatan yang memiliki keahlian professional adalah dengan
terselenggaranya program Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) bersama dengan institusi pasangan, memadukan secara
sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah dengan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung pada pekerjaan
sesungguhnya di institusi pasangan, terarah untuk mencapai suatu tingkat
keahlian profesional tertentu.4 Melalui Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
diharapkan ada kesesuaian antara mutu dan kemampuan yang dimiliki
lulusan, dengan tuntutan dunia kerja sehingga siswa SMK lebih siap dan
lebih kompeten untuk bersaing dengan lulusan dari sektor pendidikan yang
lain.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bentuk
nyata dari penerapan program PSG di sekolah adalah dengan dibentuknya
program Praktik Kerja Industri (Prakerin). Program prakerin disusun bersama
antara sekolah dan dunia kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta
didik dan sebagai kontribusi dunia kerja terhadap pengembangan program
pendidikan SMK.5 Tujuan dilaksanakannya program prakerin menurut
Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan tahun 2015 adalah sebagai
berikut:
1. Mengaktualisasikan model penyelenggaraan Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Dunia Usaha Dunia Industri
(DU/DI) yang memadukan secara sistematis dan sistemik program
pendidikan di sekolah SMK dan program latihan penguasaan
keahlian di dunia kerja DU/DI.
2. Membagi topik-topik pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang
dapat dilaksanakan di sekolah (SMK) dan yang dapat dilaksanakan
pada DU/DI sesuai dengan sumber daya yang tersedia di masing-
masing pihak.
4 SK Mendikbud No.323 Pasal 1 ayat 1 tahun 1997
5 Dikmenjur, Tentang Pelaksanaan Praktik Kerja Industri , 2008 , h.1
3
3. Memberikan pengalaman kerja langsung kepada peserta didik
dalam rangka menanamkan iklim kerja positif yang berorientasi
pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
4. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk
memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja
global. 6
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan dengan terlaksananya
program prakerin, peserta prakerin diharapkan memiliki pengalaman tentang
dunia kerja meliputi keterampilan dan budaya kerja sehingga lulusan SMK
memiliki kompetensi professional dan kepercayaan diri yang lebih baik
dibanding lulusan SMA atau lulusan sektor pendidikan lain yang dibutuhkan
oleh dunia kerja, sesuai apa yang diatur dari program link n match di SMK .
Untuk melancarkan kegiatan prakerin di sekolah maka pihak
sekolah harus banyak menjalin kerjasama dengan DUDI. Semua komponen
dalam mitra kerja berpengaruh dalam pencapaian keterampilan siswa, siswa
akan dibimbing untuk mendapatkan pengalaman kerja dari tutor,
mendapatkan pengalaman dari pekerjaan / Jobdesk yang diberikan pada saat
Prakerin dan siswa mendapatkan pengalaman bagaimana menjalankan alat
kerja yang ada di perusahaan. Semua hal tersebut dapat membangun
kesiapan kerja siswa peserta prakerin.
Untuk menciptakan hubungan baik dengan mitra kerja, maka pihak
sekolah harus mengoptimalkan peran serta humas. Humas sekolah bertugas
menangani kebutuhan program prakerin dari mulai awal, pelaksanaan,
hingga evaluasin ya. Humas sekolah bertanggung jawab tidak hanya
memperlancar program prakerin namun memastikan bahwa program
prakerin dapat memberikan manfaat bagi semua pihak diantaranya sekolah,
siswa, dan mitra kerja tentunya. Divisi humas terdapat dibeberapa institusi
pendidikan, dari mulai SMP, SMA, dan SMK. Divisi Humas pada SMK
menjadi sangat penting untuk menjembatani sekolah dengan mitra kerja.
6 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan ,Buku Saku Praktik Kerja Lapangan
Implementasi Kurikulum , 2015, h.2
4
SMKN 20 Jakarta adalah salah satu sekolah kejuruan yang
mengoptimalkan kerja divisi humas yang aktif, dilihat dari kedudukan dan
strukturnya dalam keorganisasian sekolah, jumlah MoU dengan perusahaan
perusahaan terkait, dan jumlah prestasi siswa yang berhubungan dengan
industri yang artikelnya diterbitkan di web resmi sekolah, terselenggaranya
program kehumasan secara rutin contohnya seminar industri, pelatihan,
kunjungan industri, bursa kerja dan prakerin. Humas SMKN 20
mengoptimalkan perannya melalui beberapa cara untuk melaksanakan
kegiatan prakerin. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dibantu oleh Kepala
Jurusan mengorganisir dari mulai tahapan perencanaan prakerin meliputi
penyiapan dokumen dokumen, pembuatan program persiapan prakerin,
penyeleksian tempat kerja hingga proses monitoring selesai.
Namun setelah semua usaha humas sekolah dalam mempersiapkan
pelaksanaan program prakerin dilakukan, masih saja ditemukan masalah
masalah yang berkaitan dengan pelaksanaannya. Contoh pertama adalah
kesiapan sekolah untuk melaksanakan prakerin yang masih kurang, ini
terbukti pada saat pelaksanaan program prakerin hampir dimulai masih
terdapat beberapa siswa yang belum mendapatkan tempat prakerin yang
sesuai. Kedua adalah banyaknya keluhan yang datang dari siswa mengenai
beban tugas sekolah yang masih diberikan pada saat prakerin, sehingga
konsentrasi siswa untuk sepenuhnya belajar mengenai dunia kerja terpecah.
Disamping itu, beberapa siswa peserta prakerin juga sering
dihadapkan oleh masalah sosialisasi di lingkungan kerja. Siswa terkadang
merasa canggung untuk memulai berkomunikasi dengan karyawan yang baru
ditemui di tempat prakerin, hal tersebut menyebabkan terhambatnya siswa
dalam mengembangkan pemahaman mengenal dunia kerja.7
7 Hasil wawancara observasi awal dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas,Ibu Khitra
Devi, (16 Mei 2017 pukul 10:05 wib), di Ruang Wakil Kepala Sekolah SMKN 20 Jakarta.
5
Dari semua keadaan di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang humas sekolah yang berjudul “Peran Humas Sekolah
Dalam Melaksanakan Program Prakerin (Studi Kasus di SMKN 20 ,
Cilandak , Jakarta Selatan)”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan
yang muncul berkaitan dengan peran humas dan prakerin yang ada di SMKN
20 Jakarta Selatan adalah sebagai berikut :
1. Masih kurangnya komunikasi yang baik antara pihak humas sekolah
dengan pihak intern ( peserta didik dan orangtua )
2. Terbatasnya tenaga kerja staf humas.
3. Belum optimalnya kinerja staf humas dalam mempersiapkan program
prakerin.
4. Masih kurangnya pengawasan yang dilakukan sekolah pada saat
pelaksanaan prakerin.
5. Kurangnya feedback/ evaluasi pasca program prakerin.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka
penulis membatasi masalah dengan memfokuskan pada peran humas
sekolah dalam melaksanakan kegiatan prakerin meliputi tahap persiapan,
pengawasan, evaluasi pasca program dan juga faktor penghambat
pelaksanaan program prakerin di SMKN 20 Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah sebelumnya, maka rumusan
masalah yang diteliti yaitu “Bagaimanakah peran humas sekolah dalam
melaksanakan program prakerin di SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan ? ”
6
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penulis dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran humas sekolah dalam
melaksanakan program prakerin di SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan nantinya diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik secara teoritis maupun
praktis. Adapun manfaat yang dimaksud yaitu sebagai berikut:
1. Bagi SMK
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Kepala Sekolah dan Staff
untuk mengevaluasi program humas sekolah, sehingga pihak sekolah
dapat meningkatkan kinerja divisi Kehumasan dan program Prakerin dapat
berjalan lebih efektif.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca
dan membantu peneliti selanjutnya yang ingin membuat penelitian dengan
variabel yang masih berhubungan tentang kehumasan sekolah dan kegiatan
Praktik Kerja Industri.
3. Bagi Perusahaan Mitra Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan kepada pimpinan
perusahaan dalam mengambil keputusan untuk memilih sekolah yang
baik untuk menjadi mitra kerja dan bagaimana kerjasama yang baik antara
sekolah dengan perusahaan khususnya.
4. Bagi Dinas Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan evaluasi program
Pendidikan Sistem Ganda agar dapat dioptimalkan lebih baik lagi sehingga
tujuan SMK yang telah ditetapkan sebagai penghasil tamatan yang siap
kerja dapat terlaksana dengan baik.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. (Hubungan Masyarakat) Sekolah
1. Pengertian Humas Sekolah
Berikut ini adalah pengertian humas secara umum. Menurut British
Institute of Public Relations dalam buku crisis public relations, Humas adalah
keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap khalayak.8 Dari pendapat tersebut
dinyatakan bahwa humas sebagai upaya yang dilaksanakan secara terencana
dan berkesinambungan, artinya kegiatan humas adalah kegiatan yang
terorganisir dirancang sebagai program yang terpadu dan terorganisir bukan
kegiatan yang sifatnya dadakan atau spontanitas.
Dalam pengertian lain dikemukakan oleh ahli humas Cultip Center
dan Broom sebagaimana dikutip oleh Yosal Iriantara merumuskan bahwa
humas sebagai fungsi manajemen yang mengidentifikasi, membangun dan
menjaga hubungan saling memberi manfaat antara organisasi dan publiknya
yang menjadi landasan keberhasilan organisasi.9 Dari pendapat tersebut
humas didefinisikan sebagai sebuah bagian dari manajemen dalam suatu
organisasi untuk menjaga hubungan baik antara organisasi dengan organisasi
lain atau entitas lain.
Sedangkan menurut International Public Relations (IPRA) yang
dikutip oleh Onong Utjana, bersepakat untuk merumuskan sebuah definisi
sebagai berikut, Hubungan Masyarakat adalah komunikasi dua arah antara
organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka
8 Nova, Firsan. Crisis Public Relatons Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan
(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2009),h.34 9 Yosal Iriantara, Manajemen Humas Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013),h.6
8
meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan
bersama.10
Humas sendiri menjadi sebuah tools pendukung bagi
manajemen dalam perusahaan, untuk berkomunikasi dengan pihak lainnya
seperti organisasi, individu maupun entitas lainnya yang saling
berhubungan dengan perusahaan.
Ketiga definisi di atas menjelaskan pengertian humas secara umum.
Selanjutnya adalah definisi pengertian humas yang dikemukakan lebih
khusus yaitu humas yang ada dalam lingkungan sekolah. Menurut Yosal
Iriantara dalam buku Manajemen Humas Sekolah menjelaskan :
Humas pendidikan adalah salah satu fungsi manajemen yang
terencana dan sistematis yang membantu memperbaiki program program
dan layanan layanan organisasi pendidikan. Humas bergantung pada proses
komunikasi dua arah yang komprehensif pada dan dari publik internal dan
publik eksternal,dengan tujuan mengembangkan pemahaman yang lebih
baik terhadap , sasaran, pencap aian, dan kebutuhan organisasi. 11
Berdasarkan definisi dari ke empat ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa humas adalah suatu upaya manajemen di suatu organisasi yang
berfungsi untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik antara satu
organisasi dengan khalayak luas, dilakukan secara terpadu atau
terorganisir untuk membentuk pandangan positif dan saling pengertian
yang bemanfaat untuk kelancaran dan keberhasilan organisasi tersebut.
Hubungan yang baik, saling pengertian dan memiliki tujuan yang sama
menjadi kunci keberhasilan dari tujuan humas.
10
Onong Uchjana Effendy,Hubungan Masyarakat ( Suatu Studi Komunikologis), (Bandung
: PT Remaja RosdaKarya, 2006), Cet.7,h.23
11
Yosal Iriantara,Opcit, h.19
9
Dewasa ini bidang kehumasan tidak saja dijalankan oleh lembaga
profit semata namun dijalankan oleh organisasi non profit seperti halnya
sekolah. Lembaga Profit diketahui adalah satu kesatuan usaha (single
entity) yang utuh pada organisasi-organisasi yang berorientasi pada laba
yang didapat, contohnya adalah perusahaan manufaktur dan jasa yang lain.
Sedangkan organisasi nonprofit, tujuan utama dari organisasi ini bukanlah
semata-mata untuk mencari laba. Organisasi non profit berdiri untuk
mewujudkan perubahan pada individu atau komunitas. Organisasi
nonprofit menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang paling
berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari,
oleh dan untuk manusia.Contoh Organisasi nonprofit adalah Sekolah dan
LSM.
Dapat di tarik kesimpulan humas sekolah adalah upaya
manajemen sekolah untuk menjalin hubungan baik dengan khalayak luas
yang bersinggungan dengan kegiatan pendidikan dengan membentuk
program yang terpadu dan terorganisir, dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan terhapan pihak internal dan eksternal sekolah sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan baik seperti apa yang dikuatkan oleh
NSPRA.
2. Tujuan Manajemen Hubungan Manusia Dalam Lembaga Pendidikan
Dilihat dari penjelasan definisi humas sekolah dapat dijelaskan
tujuan dari humas sekolah itu sendiri berikut adalah tujuan humas sekolah
yang dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satunya T Sianipar
sebagaimana yang dikutip oleh Mulyono dalam bukunya, tujuan humas
ditinjau dari kepentingan sekolah dan tujuan manajemen humas ditinjau
dari kepentingan masyarakat. Ditinjau dari kepentingan sekolah,
pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat
bertujuan untuk:
10
a. Melangsungkan kelangsungan hidup sekolah
b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan
c. Memperlancar proses belajar mengajar
d. Memperoleh dukungan dan batuan dari masyarakat yang
diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program
sekolah.12
Penjelasan di atas menyebutkan tujuan humas adalah untuk
mempermudah sebuah organisasi dalam mencapai tujuan tertentu, humas
bertujuan untuk menciptakan pandangan baik masyarakat terhadap suatu
organisasi sehingga suatu organisasi dapat mendapatkan dukungan dari
masyarakat dalam kegiatannya.
Sedangkan menurut Yosal Iriantara menjelaskan bahwa tujuan
humas adalah :
a. Mengembangkan pemahaman tentang maksud dan sasaran-
sasaran dari sekolah
b. Menilai program sekolah dalam kata-kata kebutuhan-kebutuhan
yang terpenuhi
c. Mempersatukan orang tua murid dan guru-guru dalam memenuhi
kebutuhan anak didik
d. Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan
sekolah dalam era pembangunan
e. Membangun dan memelihara kepercayaan terhadap sekolah
f. Mengerahkan bantuan dan dukungan bagi pemeliharaan dan
peningkatan program sekolah.13
Pendapat di atas menjelaskan tujuan humas diselenggarakan ialah
untuk menjembatani kepentingan pihak sekolah dengan pihak pihak lain,
contohnya wali murid, guru guru, masyarakat, dan lainnya melalui berbagai
program sekolah agar tujuan dari pendidikan itu sendiri tercapai dengan
baik.
12
Mulyono, Manajemen Administras i& Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta : Arus Media,
2008). hal.211 13
Yosal Iriantara, Manajemen Humas Sekolah ,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2013),h.28
11
Untuk menguatkan tujuan dari hubungan masyarakat secara umum
berikut adalah hasil analisa yang di kemukakan oleh Piet A.Sahertian
dalam bukunya yaitu :
a. Mengembangkan tata hubungan antara sekolah dan masyarakat
b. Meningkatkan usaha masing masing pihak masyarakat dapat
meningkatkan pemahamannya terhadap sekolah dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Meningkatkan kualitas belajar siswa dan meningkatkan
pertumbuhan pribadi tiap anak
d. Menciptakan rasa ikut serta dan tanggung jawab bersama antara
komponen rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Dalam
mengembangkan amanat pendidikan yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa.14
Dari pendapat Piet Sahertian menjelaskan lebih rinci mengenai
tujuan humas sekolah bukan hanya mengenai pembentukan citra humas
bertujuan untuk meningkatkan kualitas suatu organisasi dalam hal ini
sekolah. Humas bertanggung jawab dalam peningkatan kualitas belajar
siswa. Hal ini mengungkapkan bahwa humas juga berperan sebagai back up
manajement.
Dari ketiga pendapat para ahli humas yang menyatakan tujuan dari
humas secara umum dan yang berkaitan dengan pendidikan. Para ahli
memiliki pendapat yang sama bahwa keberadaan humas bertujuan untuk
memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah,
dengan adanya program humas, sekolah dapat terbantu dalam pelaksanaan
14 Piet Sahertan, Dimensi Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya ;usaha
nasional, 2002)h.234
12
pembelajaran contohnya perbantuan sarana prasarana. Kongkritnya
adalah pada sekolah menengah kejuruan para siswa dituntut untuk terampil
untuk mengoperasikan alat kerja contohnya komputer, faksimail, cash
register dan lainnya. Namun, sekolah tidak semuanya memiliki alat
secanggih yang disediakan di kantor. Dengan adanya hubungan baik antara
sekolah dengan perusahaan melalui humas, sekolah dapat menjalankan
kegiatan prakerin sehingga para siswa dapat mengenal dan belajar secara
langsung alat alat operasional kantor seperti contoh tersebut.
3. Fungsi Humas
Berikut adalah penjelasan tentang fungsi humas menurut Yosal
Iriantara, menyebutkan fungsi humas adalah, (1) Mengabdi pada
kepentingan umum, (2) Memelihara Komunikasi yang baik dan, (3)
Menekankan pada moral dan perilaku yang baik.15
Pengungkapan peran
humas tersebut menganggap bahwa humas itu hanya penting dalam
perspektif organisasi semata, namun pada kenyataannya publik pun
membutuhkan kegiatan tersebut.
Humas di lembaga sekolah memiliki fungsi ganda seperti yang
dikemukakan oleh F. Rahmadi (1996: 21) sebagaimana yang dikutip oleh
Mei Arma dalam jurnalnya yaitu : fungsi internal dan fungsi eksternal.
Fungsi humas internal lebih kepada membangun komunikasi dan distribusi
informasi lowongan pekerjaan. Sementara fungsi eksternal humas lebih
kepada pihak luar, membina, mengatur dan mengembangkan hubungan
dengan komite sekolah dan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).16
Dari kedua pandangan di atas fungsi humas terbagi atas dua yaitu
fungsi ekternal dan internal, dilihat dari fungsi humas internal memiliki
fungsi untuk menjalin dan memastikan sirkulasi komunikasi dalam
15
Yosal Iriantara, Manajemen Humas Sekolah,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2013),h.24 16
Mei Arma, Fungsi Humas Dalam Percepatan PenyaluranLlulusan ke DUDI,Jurnal
Pendidikan Administrasi Perkantoran, 2009, h.2
13
organisasi berjalan lancar, sehingga semua masalah yang terbentuk dari
dalam dapat dengan mudah diuraikan melalui komunikasi yang baik.
Sedangkan fungsi humas eksternal lebih mengutamakan bagaimana sekolah
dapat membentuk citra yang baik agar masyarakat memberikan
dukungannya untuk mengembangkan organisasi/sekolah bersama sama.
4. Ruang Lingkup Humas
Menurut Rosady Ruslan ruang lingkup tugas humas dalam sebuah
organisasi/ lembaga antara lain meliputi aktifitas sebagai berikut:
a. Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang
menjadi bagian dari unit, badan/perusahaan atau organisasi itu
sendiri. Seorang humas harus mampu mengindetifikasi atau
mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di
masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.
b. Membina hubungan ke luar (publik eksternal)
Yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum
(masyarakat) mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik
yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. 17
Paparan di atas menjelaskan bahwa ruang lingkup humas adalah
membina hubungan ke dua jalur yaitu dalam dan luar. Tenaga humas harus
mampu membina hubungan dengan bagian dari publik internal yaitu
anggota anggota yang berada dalam organisasi. Sebelum membentuk
hubungan baik keluar diharapkan humas mampu mempererat hubungan serta
menyatukan komitmen organisasi di dalam.
Selanjutnya dalam Jurnal Penelitian oleh Rhenald Kasali yang
diterbitkan LIPI dalam Jurnal Transformasi Usaha Industri Media Masa
menyebutkan ruang lingkup tugas humas terlihat bersifat dua arah yaitu
orientasi kedalam dan keluar. Kegiatan dan sasaran publik relations
sebagaimana yang disebutkan
a. Membangun identitas dan citra positif perusahaan, dengan sasaran :
1) Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif
17
Rosady Ruslan, Manajemen Publik Relations & Media Komunikasi, (Jakarta:T raja
Grafindo Persada, 2006). h.23
14
2) Mendukung komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
berbagai pihak
b. Menghadapi krisis. Sasaran kegiatannya adalah :
1) Menangani keluhan
2) Menghadapai krisis yang terjadi dengan membentuk
manajemen krisis guna memperbaiki lose of image and
demage.
c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan yang meliputi beberapa
sasaran yaitu :
1) Mempromosikan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan
publik
2) Mendukung kegiatan kampanye misal, kampanye anti rokok,
anti narkoba anti kekerasan pada anak dan perempuan dan
sebagainya.18
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa humas memiliki
dua jenis dalam ruang lingkupnya, yaitu publik internal dan publik
eksternal. Publik eksternal akan lebih banyak dibanding publik internal.
Sekolah memiliki banyak publik eksternal, bukan hanya orang tua/ wali
siswa, siswa dan pemerintah saja yang berkepentingan dengan pendidikan.
LSM, media masa, akademisi, pengamat pendidikan, masyarakat, dan
dunia kerja pun berkepentingan dengan pendidikan. Diantara sekian
banyak publik eksternal sekolah ada kelompok publik yang dianggap
penting yaitu siswa, orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat. Publik-
publik itulah yang sedikit banyak mempengaruhi keberhasilan belajar siswa
yang merupakan tujuan lembaga pendidikan di jenjang apapun.
5. Prinsip Humas dalam Manajemen Sekolah
Ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam humas
manajemen sekolah, menurut Piet Sahertian dalam bukunya yang berjudul
“Dimensi - Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah”, ada sejumlah
prinsip yang harus diperhatikan yaitu, (a) Keterpaduan (integtrating), (b)
Berkesinambungan (continuiting), (c) Menyeluruh (coverage), (d)
18
Aji Sularso, Profesionalisme Humas Dalam Menghadapi Tantangan,( Jakarta: LIPI Vol. 9
No. 2, 2006)h.26
15
Sederhana (simplecity), (e) Konstruktif (constructivenes), (f) Kesesuaian
(ad, aptability), (g) Luwes (flexibility) 19
Menurut Mulyono dalam Manajemen Administrasi & Organisasi
Pendidikan menyebutkan bahwa prinsip dan kaidah humas dalam
manajemen sekolah memberikan penjelasan bahwa: 1) Keterpaduan
(integrating) yaitu keterpaduan hubungan keterkaitan antara kepala
sekolah, masyarakat dan keluarga yang merupakan satu kesatuan yang satu
berhubungan dengan yang lain. 2) Berkesinambungan (continuiting) yaitu
suatu proses yang berkembang terus-menerus. Sekolah seharusnya
memberikan informasi terus-menerut, dan sebaliknya, masyarakat ikut
membantu sekolah melalui pembentukan public-opinion agar image
masyarakat tetap baik terhadap sekolah. 3) Menyeluruh (coverage) yang
dimaksud adalah sekolah harus menyajikan seluruh aspek aspek sekolah
kepada masyarakat, dari mulai aspek agama sampai ekonomi. Untuk itu,
setiap kegiatan sekolah dapat dijelaskan melalui media masa, surat kabar
sekolah, laporan berkala lainnya. 4) Sederhana (simplecity) yang dimaksud
sederhana adalah informasi yang diberikan secara sederhana menggunakan
kata-kata yang mudah dimengerti dengan rasa persahabatan birokrasi. 5)
Konstruktif (Constructivenes) yaitu informasi yang diberikan dapat
membentuk pendapat umum yang positif terhadap sekolah. 6) Kesesuaian
(Adaptability) yaitu hendaknya program sekolah itu memperhatikan dan
menyesuaiakan keadaan masyarakat sekitar. 7) Luwes (Fleksibility) yaitu
program yang sewaktu-waktu mampu menerima perubahan yang terjadi.20
Menurut Kristiawan dkk, dalam buku Majemen Pendidikan
menjelaskan asas atau prinsip humas yang efisien harus memperhatikan :
19
Piet Sahertan, Dimensi Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya;usaha
nasional,2002) h.237 20
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Djogja: Ar-ruzz Media;
2008),h.214-215.
16
a. Objektiv dan resmi, informasi yang dikelurkan tidak boleh
bertentangan dengan kebijakan yang dijalankan, pemberitaan yang
disampaikan harus merupakan suara resmi dari instansi atau
lembaga yang bersangkutan.
b. Organisasi yang tertib dan disiplin, humas akan berfungsi bila mana
tugas-tugas organisasi berjalan lancar dan efektif serta memiliki
hubungan keluar dan kedalam yang efektif juga
c. Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk ikut
berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar kepada
masyarakat
d. Kontinuitas, informasi humas harus berusaha agar masyarakat
memperoleh informasi secara berkesinambungan sesuai dengan
kebutuhan dan
e. Respon yang timbul dikalangan masyarakat merupakan umpan
balik dari informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian
sepenuhnya.21
Dari apa yang dijelaskan oleh Kristiawan di atas dapat disimpulkan
humas memiliki beberapa pakem yang menjadi pedoman, kegiatan
kehumasan tidak dapat lepas dari adanya komunikasi, pemberian informasi
dalam berkomunikasi dalam humas harus obyektif, resmi, dan dapat
dipertanggung jawabkan keabsahannya. Informasi yang diberikan humas
harus bersifat persuasif yang positif.
Ketiga ahli di atas mengemukakan pendapat yang sama tentang
prinsip kehumasan, humas sebagai komunikator atau informan haruslah
memberikan informasi secara akurat, berkesinambungan dengan cara yang
fleksibel agar mudah dimengerti dan diterima oleh seluruh kalangan.
Program yang diadakan oleh humas harus sesuai dengan keaadaan
masyarakat sekitar.
6. Bentuk Bentuk Kegiatan Humas
Bentuk bentuk aktifitas humas menurut Nasution (2010) dalam
Liana Feruca menyebutkan pelaksanaan aktivitas humas pada lembaga
pendidikan untuk membina hubungan ke dalam dan ke luar, terdiri dari dua
21
Kristiawan dkk, Manajmenen Pendidikan, (Sleman: CV Budi Utama,2017)h.11
17
yaitu: (1) Pelaksanaan aktivitas humas secara eksternal dilaksanakan
dengan tujuan mempererat hubungan dengan masyarakat atau instansi di
luar lembaga, (2) Pelaksanaan internal humas dimaksudkan untuk menjalin
hubungan lembaga pendidikan, yaitu hubungan antara pimpinan dengan
karyawan, guru dan siswa.22 Dengan kata lain humas menyelenggarakan
aktifitas aktifitas yang dapat memperkokoh hubungan dalam organisasi
maupun antara organisasi dengan masyarakat luar.
Selanjutnya bentuk bentuk kegiatan humas khususnya humas di
lingkungan sekolah yang dijelaskan kembali oleh Suryobroto (2010:160)
dalam Manajemen Humas Pendidikan Islam antara lain :
a. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua siswa.
Contoh kegiatan yang melibatkan orang tua siswa adalah galang
dana, donatur untuk beasiswa, dan kegiatan lain yang melibatkan
orang tua siswa
b. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan
lembaga-lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi sosial. Contoh
adalah mengadakan seminar, atau kunjungan universitas ke sekolah
c. Memberikan pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah,
melalui bermacam-macam teknik komunikasi (majalah, surat
kabar).
d. Memelihara hubungan baik dengan badan pembantu penyelenggara
pendidikan (saat ini disebut dengan komite sekolah).
e. Hubungan dinas (dengan instansi atasan)
Hubungan lembaga sekolah dengan dinas/instansi atasan akan
menciptakan suatu penilaian yang positif terhadap suatu lembaga
sekolah yang bersangkutan.
f. Kerja sama dengan lembaga pendidikan lainnya.
Kerja sama dengan lembaga Pendidikan lain dapat dilakukan
dengan melakukan studi lapangan di masing-masing lembaga.
Dengan demikian akan diperoleh gambaran tentang kegiatan humas
yang dilakukan di lembaga pendidikan lainnya.23
22
Liana Feruca dan Meylia Elizabeth Ranu, Dukungan Humas SMK Negeri 1 Magetan
Terhadap Kemitraan Dengan Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI), Universitas Negeri Surabaya,h 5 23
Maskur, Manajemen Humas Pendidikan Islam : Teori dan Palikasi/ Oleh Maskur Edisi 1,
(Yogyakarta: Deepublish, Mei 2015), h.48-49
18
Penjelasan selanjutnya mengenai kegiatan humas di sekolah
dijelaskan oleh Sriminarti dalam buku Manajemen Sekolah sebagai
berikut :
a. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua murid
b. Memelihara hubungan baik dengan dewan pendidikan dan komite
sekolah
c. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan
lembaga lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi sosial
d. Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah
melalui bermacam macam teknik komunikasi (majalah, surat
kabar, dll).24
Kegiatan humas sekolah seperti yag dijelaskan di atas bahwa
humas bertugas untuk mengurus segala urusan mengenai kerjasama yang
dibangun sekolah dengan pihak lain, dimana pihak tersebut dapat
mendukung pencapaian program sekolah, pihak tersebut antara lain orang
tua murid, dewan pendidikan, swasta dan media massa. Staff humas
sekolah harus menguasai teknik komunikasi yang memadai untuk memulai
dan membangun hubungan baik antara sekolah dengan stakeholdernya.
Selanjutnya bentuk bentuk tugas humas dijelaskan kembali oleh
Kusumastui dalam Jurnal Liana Feruca adalah sebagai berikut.
a. Menginterpretasikan, menganalisis, dan mengevaluasi
kecenderungan perilaku publik
b. Mempertemukan kepentingan organisasi atau lembaga dengan
kepentingan publik,
c. Mengevaluasi program-program organisasi atau lembaga,
khususnya yang berkaitan dengan publik.25
Bentuk bentuk kegiatan humas seperti apa yang dipaparkan di atas
memperhatikan pengadaan program program yang dapat mendekatkan
sekolah dengan publik, humas dalam hal ini harus menganalisa di awal
perilaku publik sekitar yang selanjutnya akan dibentuk program humas yang
sesuai dengan keadaan sekitar. Kegiatan humas sekolah dalam
24
Sri Minarti, Manajemen Sekolah,(Yogyakarta:Arruzz Media,2011) h,285 25
Opcit, Liana Feruca, Tanpa Halaman
19
pelaksanaannya melibatkan banyak publik yang berbeda contohnya instansi
pemerintahan, swasta , komite sekolah dan juga dengan lembaga pendidikan
yang lainnya.
7. Peran Humas Sekolah
Sebelum membahas lebih jauh tetang peran humas sekolah, akan
lebih baik untuk mengetahui peran humas secara umum, humas dalam
bahasa inggris disebut “Public Relations (PR) ” pada jurnal Ari Sularso
memiliki 4 kategori dalam organisasi yaitu Expert Presciber,
Communications Fasilitator, Problem Solving Fasilitator, Communication
Technican. Berikut adalah penjabaran keempat kategori :
a. Communication Technican./Teknisi Komunikasi
Peranan humas erat kaitannya dengan fungsi dan peranan
manajemen organisasi, peranan ini menjadikan PR sebagai
Journalist in Resident yang menyediakan layanan teknis
komunikasi ,
b. Expert Presciber/ Penasihat atau ahli
Pakar maupun praktisi PR yang memiliki kemampuan tingi dapat
membantu memberikan solusi dalam penyelesaian masalah
hubungan dengan publiknya kepada top management. Dalam hal
ini, seorang praktisi PR biasanya mendefinisikan permasalahan
yang terjadi dalam organisasi, maupun suatu program, sekaligus
bertanggung jawab terhadap semua bentuk implementasi dari
program yang telah dibuatnya.
c. Communications Fasilitator/Memfasilitasi Komunikasi
Praktisi PR bertindak sebagai komunikator dan mediator antara
organisasi dengan publiknya. Selain itu dalam peranan ini praktisi
humas harus menjalin komunikasi dua arah secara timbal balikdan
mengatasi hambatan hambatan yang terjadi dengan tetap
membuka saluran komunikasi.
d. Problem Solving Fasilitator/ Pemecah Masalah
Sebagai bagian dari strategic planning team, PR bekerjasama
dengan unit lain dalam organisasi untuk memecahkan persoalan
Public Relations . Ini dimaksud untuk membantu top management
mengambil keputusan secara professional dan rasional di tengah
krisis.26
26
Aji Sularso, Professionalisme Humas Dalam Menghadapi Tantangan, jurnal Komunika,
Vol 9 o 2, 2006) h,25
20
Dari 4 kategori yang disebutkan mengenai peran humas secara
garis besar menitik beratkan pada proses komunikasi, dimana humas sebagai
media komunikasi atara organisasi dengan khalayak luas. Humas diandalkan
sebagai teknisi operasional komunikasi seperti halnya membuat web,
menyunting majalah, membuat artikel dan hal lain yang bersangkutan dengan
komunikasi.
Selanjutnya Menurut Rosady Ruslan dalam Jurna Komunika
menjelaskan secara rinci empat peran humas adalah sebagai berikut :
a. Communicator, kemampuan sebagai komunikator secarala angsung
maupun tidak langsung,melalui media, disamping itu bertindak sebagai
mediator. Komunikasi ini bersifat vertikal, horizontal dan ekstrernal
b. Good Image Maker
, menciptakan citra atau publikasi yang positif
merupakan prestasi, reputasi, dan menjadi utama bagi aktifitas humas
dalam melaksanakan manejemen kehumasan untuk membangun citra baik
organisasi yang diwakilinya
c. Relationship, kemampuan peran humas membangun hubungan positif
anatara lembaga yang diwakilinya dengan public internal dan eksternal.
Berupaya menciptakan kepercayaan, dukungan, toleransi antara kedua
belah pihak
d. Back Up Management, melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan
lain, seperti promosi, pemasaran, operasional, personalia untuk mencapai
tujuan bersama dalan suatu perusahaan27
Dari pendapat di atas mengenai peranan humas dapat dikatakan
penjelasan tersebut hampir sama dengan penjelasan peranan humas yang
dikemukaan ahli humas sebelumnya yaitu sama sama menitik beratkan pada
aspek komunikasi, hanya saja menambahkan pada pengupayaan
pembentukan citra baik terhadap organisasi. Seorang tenaga ahli humas
sekolah harus menguasai sedetil mungkin komponen sekolahnya sebagai
bahan menyalurkan informasi kepada masyarakat.
Selanjutnya pendapat ke tiga mengenai peranan humas sekolah
dikemukakan oleh Zulkarnain Nasution (2006;30) antara lain :
a. Membina hubungan harmonis kepada publik internal dan eksternal
b. Membina komunikasi dua arah yang harmonis kepada publik
internal dan eksternal dengan beberapa proses
27
www.googlebooks.co.id/KOMUNIKA, Majalah Komunika Dalam Pembangunan,LIPI, Vol
10.No.1, 2007,h.38
21
c. Mengkaji dan mengidentifikasi opini publik atau permasalahan
yang terjadi didalam atau diluar sekolah atau organisasi
d. Memiliki kekampuan untuk medengarkan aspirasi, keinginan
masyarakat serta,
e. Terampil dalam menerjemahkan kebijakan kebijakan yang dibuat
pemimpin.28
Dari ke tiga ahli di atas yang mengemukaan pendapatnya tentang
peranan humas dapat disimpulkan bahwa humas sangat berperan penting
dalam terjalinnya hubugan harmonis antara organisasi dengan khalayak
luas/stake holder dengan cara membangun komunikasi dua arah yang baik.
Dengan terjalinnya komunikasi yang baik maka akan membentuk citra yang
positif juga pada organisasi tersebut, humas dalam hal ini menjadi ujung
tombak suatu organisasi untuk mewakilkan seluruh komponen organisasi
dalam penyaluran informasi kepada khalayak/masyarakat.
B. Praktik Kerja Industri
1. Pengertian Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Salah satu program pendidikan kejuruan untuk meningkatkan
kompetensi keterampilan siswa adalah dilaksanakannya program Praktik
Kerja Industri (Prakerin). Meunurut Aznil dalam penelitianya, prakerin pada
dasarnya merupakan suatu bentuk pendidikan yang melibatkan siswa
langsung bekerja di dunia kerja/industri agar siswa memiliki kompetensi yang
sesuai dengan harapan dan tuntutan dunia kerja/industri. Disamping itu juga
agar diperoleh pengalaman kerja sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan keahlian profesional.29
Pengertian prakerin selanjutnya dikutip berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 323/U/1997 (pasal
1;ayat1) menyebutkan :
28 Pandit Isbianty, Peran Humas Dalam Menjalin Kerjasama Antara SMK Dengan Dunia
Usaha Dunia Industri,Jurnal Manajemen Pendidikan Universitas Negri Yogyakarta,No 1 Th 5 April
2009), h. 45 29
Azmil .Pengembangan Instrument Praktik Kerja Industri Paket Keahlian Teknik Sepeda
Motor,2014, Tesis Universitas Pendidikan Indonesia, h 1
22
Pendidikan Sistem Ganda (PSG)/dalam kata lain prakerin adalah
suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah
menengah kejuruan dengan program keahlian yang diperoleh melalui bekerja
langsung pada pekerjaan sesungguhnya di institusi pasangan, terarah untuk
mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.30
Pengertian ketiga dikemukankan Raelin (2008: 2) sebagaimana yang
dikutip oleh Zam Zam Zamadi dalam Jurnal Pendidikan Vokasi menyebutkan
bahwa prakerin adalah pembelajaran berbasis dunia kerja yang merupakan
penggabungan pembelajaran teori dengan penguasaan praktik. Siswa dapat
belajar langsung dari pengalaman praktik yang terencana sesuai dengan
program keahlian yang diminati. 31
Berikut adalah gambar peta pola PSG atau
pendidikan dual system yang menjadi konsep dari prakerin.:
Gambar 2.1. Peta Pola Prakerin. dikutip dari jurnal APTEKINDO oleh
Aaltje Wayong, ISSN 1907 - 2066
30
Kep Mendikbud,Nomor 323/U/1997 (pasal 1;ayat1) 31
Zamza Zamawi, Pengaruh Unit Produksi, Prakerin dan Dukungan Keluarga Terhadap
Kesiapan Kerja Siswa SMK,(Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012)h,400
23
Sebagaimana gambar di atas menunjukkan putaran program
pembelajaran prakerin yang terjadi di sekolah dan di industri. Di sekolah para
siswa belajar dengan para guru dan pada umumnya dibiayai oleh pemerintah
sedangkan di perusahaan pada umumnya mereka berlatih dengan para
instruktur yang ada di perusahaan dan dibiayai oleh perusahaan.32
Dari
keterangan tersebut dapat ditarik kesimpulan kegiatan PSG melibatkan dua
belah pihak institusi, yaitu institusi lembaga pendidikan seperti sekolah dan
pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan dan juga pihak
Institusi pasangan atau Dunia Industri.
Dari ketiga pendapat di atas dapat ditarik keimpulan bahwa prakerin
adalah program pembelajaran dual system yang memadukan pembelajaran
di sekolah dan praktik langsung diluar sekolah. Siswa diarahkan untuk terlibat
langsung dalam pekerjaan yang ada di dunia industri setelah siswa tersebut
mendapat teori dari pembelajaran selama di sekolah. Diharakan dengan
adanya pembelajaran dual system siswa dapat lebih meningkatkan
keterampilan kerja dan menyiapkan pengetahuan siswa tentang kondisi kerja
secara keseluruhan dan nyata. Prakerin seperti yang disebutkan di atas dapat
menjembatani hubungan antara sekolah dengan Dunia Usaha Dunia Industri.
Dalam hal ini sekolah dapat mengetaui kompetensi lulusan seperti apa yang
menjadi tuntutan Dunia Industri, sehingga visi misi sekolah dalam
membentuk peserta didik yang professional dan kompetitif dapat terwujud.
2. Prinsip Prakerin
Menurut Suyanto (1993) pada dasarnya ada empat prisip dari sistem
ganda (magang) yaitu :
a. Membuat setting dunia kerja dan masyarakat sebagai lingkungan
belajar bagi para siswa
b. Menghubungkan pengalaman kerja dengan penghargaan akademik
32
Aaltje D. Ch. Wayong, Relevansi Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada Sekolah Kejuruan
dengan Kebutuhan Dunia Kerja, APTEKINDO,ISSN 1907-2066,h 380
24
c. Memberi peran para siswa secara konstruksi sebagai pekerjadisertai
tanggung jawab nyata. Dan sebagai peserta didik dalam waktu yang
bersamaan
d. Menanamkan hubungan yang erat antara peserta didik dan pekerja
dewasa yang bertindak sebagai mentor.33
Selanjutnya dipaparkan oleh Wahyu Suhardjatmo dalam jurnalnya,
sebagai pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam pendidikan sistem
ganda ada beberapa prinsip dasar yaitu :
a. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan di sekolah dan apa yang
dilakukan di institusi pasangan sebagai suatu rangkaian yang utuh
b. Praktik keahlian di institusi pasangan merupakan proses belajar yang
utuh, bermakna dan sarat nilai untuk mencapai kompetesi lulusan.
c. Ada kesinambungan proses belajar dengan waktu yang sesuai dalam
mencapai tingkat kompetensi yang dibutuhkan.
d. Berorientasi pada proses disamping berorientasi kepada produk dalam
mencapai kompetensi lulusan secara optimal.34
Dari pendapat para ahli di atas yang mengulas tentang prinsip prakerin
dapat disimpulakan bahwa dalam proses pelaksanaan prakerin harus terdapat
keterkaitan yang kuat antara kebutuhan siswa dengan pelaksanaan prakerin
di institusi pasangan, sehingga pelaksanaan prakerin dapat memberikan
pengalaman dan penghargaan kerja siswa yang bermanfaat untuk menambah
kempetensi keahliannya.
3. Tujuan Praktik Kerja Industi (Prakerin)
Seperti yang tertera dalam pengertian prakerin di atas tujuan umum
diadakannya program prakerin adalah untuk meningkatkan kualitas
keterampilan lulusan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tujuan prakerin
berdasarkan Keputusan Menteri Pendididkan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomer 323/U/1997 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem
Ganda pada SMK, menyebutkan :
a. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan melalui peran
serta institusi pasangan.
33
Made Wena, Pendidikan Sistem Ganda, (Bandung:Tarsito,1996)h,77 34
Wahyu Nurhajadmo, Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di
Sekolah Kejuruan,(Spirit Public,Vol 4 No 2,2008)h,219
25
b. Menghasilkan tamatan yang memiliki pegetahuan, keterampilan, dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
c. Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang menjadi bekal dasar pengembangan dirinya secara
berkelanjutan.
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan
e. Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan menengah
kejuruan melalui pendayagunaan sumberdaya pendididkan yang ada
di dunia kerja.35
Dari tujuan prakerin yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa
prakerin bertujuan untuk meningkatkan kualitas tamatan dengan penguasaan
ketrampilan. Tamatan tidak hanya memiliki wawasan teori semata namun
memiliki kemampuan dalam penguasaan pada praktiknya.
Menurut Ahim Surahim dalam bukunya tujuan praktik kerja industri
adalah sebagai berikut :
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional
(dengan pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja
b. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and macth) antara
dunia sekolah dengan dunia kerja
c. Menghasilkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas professional
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses. 36
Menurut Ahim Surahim tujuan prakerin sepaham dengan pendapat di
atas. Hanya saja menitik beratkan pada hubungan harmonis yang harus
dijalin sekolah dengan dunia kerja . Sehingga terciptanya link n mach antara
SMK dengan dunia kerja.
Selanjutnya penjelasan tentang tujuan prakerin dikutip dari Oemar
Hamalik(1990: 205), dalam Jurnal Pendidikan Vokasi yang mengemukakan
bahwa tujuan prakerin adalah memberi kesempatan kepada peserta didik
35
Kep Mendikbud,Nomor 323/U/1997 (pasal 2) 36
Ahim Surahim, Efektifitas Pembelajaran Pola Pendidikan Sistem Ganda,
(Bandung:Alfabeta,2016)h.16
26
sekolah kejuruan untuk mendalami dan menghayati situasi dan kondisi dunia
usaha yang aktual sesuai dengan program studi yang sedang didalaminya.37
Dari ketiga sumber di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prakerin
bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja siswa SMK untuk lebih
mengenal kondisi kerja secara keseluruhan. Tujuan prakerin juga
dikhususkan untuk memberikan pengakuan kerja dan penghargaan kepada
siswa yang melaksanakannya. Dengan hal tersebut, siswa dapat lebih
percaya diri dan lebih berani untuk berkompetisi di pasar kerja nantinya
setelah kelulusan, dikarenakan siswa SMK setelah mengikuti program
prakerin dianggap lebih terampil dan lebih kompeten dalam hal pekerjaan
sesuai keahliannya jika dibandingkan dengan lulusan menengah atas
lainnya. Dan untuk mengetahui bahwa visi misi SMK tercapai atau tidaknya
dapat dilihat dari penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan siswa
SMK setelah menyelesaikan program prakerin.
4. Bentuk / Model Program Prakerin
Menurut Wadi Mena Model penyelenggaraan pendidikan sistem
ganda dapat mempertimbangkan model berikut:
a. Model day realese. Dimana dari 6 hari waktu belajar dalam satu
minggu. Beberapa hari di industri/perusanaan dan berapa hari di
sekolah.
b. Model block release, waktu belajar disepakati bersama perbulan catur
wulan/semester di industri/perusahaan dan bulan /catur
wulan/semester mana di sekolah.
c. Model hours release, dimana disepakati jam jam belajar yang harus
dilepas dari sekolah dan dilaksanakan di industri/ perusahaan.38
Selanjutnya dijelaskan oleh Aditya model atau pola penyelenggaraan
prakerin Secara garis besar berbentuk :
37
Alan andika priyatama , Profil Kompetensi Siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan di Kota Pekalongan,(Universitas Negri Yogyakarta,vol 3 No.2, Juni 2013),h.157 38
Wadi mena, Pendidika Sistem Ganda,(Bandung:Tarsito,1996),h 32
27
a. Model Day Release. Ialah model penyelenggaraan prakerin yang
disepakati bersama dari 6 hari belajar dalam satu minggu, 1 hari
praktik di intitusi pasangan dan 1 hari belajar di sekolah.
Keistimewaan model ini adalah selain siswa dapat melaksanakan
prakerin siswa juga bisa mendapat materi sesuai dengan tuntutan
kurikulum sekolah.
b. Model Block Release. Dalam penyelenggaraan block release
disepakati bersama bulan/semester mana siswa berada di institusi
pasangan, dan bulan/semester mana siswa berada di sekolah.
Keistimewaan dari model ini hampir sama dengan day release, hanya
saja jangka waktu yang diberikan pada siswa untuk berkonsentrasi
diindustri lebih lama. Kelemahan dari model ini adalah siswa
difokuskan untuk selalu berada di tempat prakerin selama kurun waktu
yang ditentukan sehingga membuat kesulitan sekolah melaksanakan
evaluasi secara tatap muka.
c. Model Hour Release. Dalam penyelenggaraan hour release disepakati
jam-jam belajar yang harus dibagi antara jam belajar di sekolah
dengan jam belajar di industri. Dalam model ini siswa memiliki
kelebihan yaitu tidak melupakan pelajaran yang ada di sekolah dan
tetap mengikuti prakerin.39
Dapat dimengerti bahwa model prakerin dapat bervariasi tergantung
kebutuhan setiap sekolah, kesepakatan model prakerin disepakati bersama
oleh pihak sekolah dengan mitra kerja untuk mendapatkan keseuaian waktu
antara kedua belah pihak. Siswa dapat hitungan minggu belajar di sekolah
dan minggu berikutnya praktik di perusahaan, atau bisa juga siswa diberikan
waktu beberapa bulan untuk prakerin di perusahaan setelah siswa sudah
mendapatkan bekal di sekolah.
5. Manfaat Prakerin
Tujuan dari diselenggarakannya prakerin tentunya agar pihak pihak
yang terkait dapat mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut, seperti yang
dijelaskan oleh Yati Siti Mulyati dalam disertasinya yang menjelaskan bahwa
prakerin diselenggarakan untuk memberikan manfaat bagi 3 pihak, (1) Pihak
Lembaga Pendidikan, (2) Siswa, (3) Institusi Pasangan/Dunia Usaha Dunia
39
Firmansyah Aditya, Analisis Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Pada Program
Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas Xi Smk Negeri 4 Surabaya,(Jurnal Unesa,2013),h.12
28
Industri. Pertama, manfaat yang akan didapatkan oleh sekolah/lembaga
pendidikan dengan adanya prakerin antara lain prakerin dinilai mampu untuk
mengembangkan kurikulum, dapat membantu mempersiapkan tenaga kerja
yang siap pakai sesuai dengan keahlian, dan juga membantu sebagai
pengembangan SDM. Kedua, manfaat yang didapat oleh siswa dengan
adanya program prakerin adalah sebagai tempat menimba ilmu dan
pengalaman tentang lingkungan pekerjaan, dapat membentuk etos kerja yang
terampil, dapat membantu siswa belajar mandiri juga dapat membantu siswa
belajar mengevaluasi suatu lembaga. Ketiga, bagi Institusi Pasangan,
prakerin dapat membantu dalam proses perekrutan karyawan yang siap pakai,
dapat mendapatkan keuntungan secara finansial dan juga dapat meningkatkan
produktifitasnya. 40
Dijelaskan lagi manfaat prakerin oleh Avida Arisandi dalam Jurnal
Pendidikan bahwa hal yang didapat oleh sekolah dan siswa jika melaksanakan
kegiatan prakerin adalah, (1) Dapat memberikan pendidikan keahlian
professional yang lebih efektif pencapaiannya, (2) Sekolah dapat
menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja, (3)
Tanggungan pendidikan yang diberikan sekolah menjadi lebih ringan, (4)
Siswa akan mendapatkan hasil pendidikan yang lebih bermakna karena
memiliki keahlian yang lebih profesional sehingga diharapkan setelah lulus
peserta didik dapat menjadi tenaga kerja yang siap pakai. 41
Dari kedua pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa prakerin
diselenggarakan untuk memberi manfaat atau kemudahan bagi pihak pihak
terkait, bukan hanya pihak sekolah dan siswa yang diuntungkan, namun
pihak institusi pasangan atau dunia kerja juga harus mendapat manfaat dari
diselenggarakannya prakerin. Manfaat prakerin bagi sekolah dan siswa sudah
40
Yati Siti Mulyati. Relevansi Program SMK Dengan Relevansi Kebutuhan Dunia Kerja
Bandung. Disertasi Universitas Pendidikan Indonesia , 2012 , h.530-531 41
Avida Arisandi, Pengaruh Praktik Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Kompetensi Siswa
SMKN 1 Sidoarjo, Jurnal Universitas Negri Surabaya,h.4
29
pasti adalah program peningkatan kompetensi lulusan. Dengan
diselenggarakannya prakerin pihak institusi pasangan dapat terbantu dalam
peningkatan produktifitas, dan kemudahan dalam perekrutan karyawan.
6. Karakteristik Prakerin
Karakteristik pendidikan berbasis pekerjaan/prakerin dijelaskan oleh
Zamzam Zamadi dalam Jurnal Pendidikan Vokasi yaitu :
a. Kemitraan antara organisasi eksternal dan sebuah lembaga pendidikan
khusus didirikan untuk membantu pembelajaran
b. Peserta didik terlibat layaknya karyawan,
c. Program diikuti berasal dari kebutuhan tempat kerja,
d. Proses pengakuan kompetensi setelah peserta didik terlibat dalam
kegiatan secara utuh menurut ukuran dunia kerja,
e. Proyek-proyek pembelajaran yang dilakukan di tempat kerja,dan
f. Lembaga pendidikan menilai hasil pembelajaran dari program
dinegosiasikan sehubungan dengan kerangka kerja standar.42
Dijelaskan kembali karakteristik program menurut Boud & Solomon
(2003) dalam Putut Said Permana diantaranya.
a. Adanya kemitraan/hubungan antara institusi pendidikan dengan dunia
usaha/industri,
b. Siswa dilibatkan sebagai pekerja,
c. Program dalam WBL dirancang dengan mengikuti apa yang di-
butuhkan di tempat kerja,
d. Titik awal (starting point) dan level pendidikan dalam program
ditentukan setelah siswa dilibatkan dalam proses perumusan
kompetensi,
e. Elemen penting dalam WBL adalah proyek-proyek pembelajaran
(learning pro-ject) yang akan dilakukan di tempat kerja,
f. Institusi pendidikan menilai penilaian pembelajaran berdasarkan
kesepakatan dalam program ini.43
Selanjutnya menurut Pakpahan dalam tesis Umar Nur Arif
menyebutkan ada lima karakteristik prakerin, yaitu (a) Standart profesi, (b)
42
Zamzam, Pengaruh Unit Produksi, Prakerin Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kesiapan
Kerja Siswa SMK, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012,h.400 43
Putut said permana, Efektifitas Manajemen Praktik Kerja Industri Di SMK Yogyakarta
,Jurnal Akuntabilitan Manajemen Pendidikan, Univ Negri Yogyakarta,2015.h.202
30
Kerjasama dengan dunia industri, (c) Pengujian dan sertifikasi , (d) Landasan
hukum, (e) Nilai tambah .44
Dijelaskan lebih rinci oleh Umar Nur Arif mengenai poin poin di atas.
Pertama, yang dimaksud dengan standar profesi adalah program prakerin
harus mengacu pada pencapaian kemampuan professional sesuai dengan
jabatan atau profesi tertentu. Kejelasan tersebut akan memudahkan dalam
penentuan pembuatan suatu standar profesi baji suatu jenis pekerjaan, dengan
kata lain standar profesi merupakan saranan pengukur kemampuan dan
kewenangan seseorang yang memegang keterampilan tertentu. Kedua,
kerjasama SMK dengan industri maksudnya adalah kerjasama dalam hal ini
tidak hanya sebatas pada formalitas administratsi saja melainkan isi dan bobot
dari kerjasama harus lebih diperhatikan. Ketiga, pengujian dan sertifikasi
maksudnya yaitu bertujuan unutk mengetahui pada tingkat mana keberhasilan
tingkat didik dalam mencapai keberhasilan sesuai dengan standa yang
diperlukan.alam hal ini pengujian dilakukan oleh tim uji profesi yang
anggotanya terdiri dari sekolah, institusi pasangan, dan organisasi kerja. Bagi
peserta yang dinyatakan lulus akan diberikan sertifikat yang menunjukkan
pencapaian suatu keahlian professional tertentu. Keempat, Prakerin
diharapkan akan menjembatani link n match antara sekolah dengan dunia
kerja. Secara yuridis kebijakan link n match sesuai dengan kebijakan
pendidikan nasional yaitu untuk meningkatkan mutu luusan . Kelima, nilai
tambah maksudnya adalah kerja samam antara SMK dilaksanakan dengan
prisnsip saling menguntungkan yaitu menguntungkan pihak siswa, sekolah
maupun institusi pasangan.45
Dapat disimpulkan dari semua pandangan di atas karakteristik prakerin
haruslah memberikan manfaat dalam peningatan kualitas pembelajaran di
sekolah, prakerin adalah momen untuk siswa bekerja layaknya karyawan
44
Umar Nur Arif,tesis, Evaluasi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Peserta Didik Program
Keahlian Teknik Otomotif Sekolah Menengh Kejuruan Giripuro ,Universitas Negri Yogyakarta, 2013,
h.29 45
Ibid,Umar Nur Arif, h.29
31
lainnya, program prakerin harus sesuai dengan kebutuhan pihak kerja, siswa
harus diberikan pengakuan kompetensi atas apa yang sudah dicapainya pada
saat prakerin.
7. Tahapan tahapan Program Prakerin
Berikut ini adalah alur/tahapan prakerin menurut yang dijelaskan
Kementrian Perindustrian :
Gambar 2. 1 Tahapan Tahapan Program Prakerin
Tahapan Tahapan Program prakerin menurut Pedoman Pelaksanaan
prakerin yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian terdapat lima
tahap diantaranya. (1) Mendapatkan Kandidat Yang Sesuai, (2) Perencanaan,
(3) Seleksi, (4) Manajemen prakerin; Peserta prakerin adalah bagian dari Tim
Perusahaan, (5) Monitoring dan Evaluasi. Berikut adalah penjelasan lebih
32
lengkap tentang tahapan tahapan prakerin .46
Lebih lanjut tahapan tahapan prakerin dijelaskan Kementerian
Perindustrian. Pertama, yang dimaksud dengan mendapatkan kandidat yang
Sesuai untuk menentukan mitra kerjasama untuk melaksanakan prakerin,
sekolah dianjurkan melaksanakan survei diawal agar mitra prakerin yang
dipilih sesuai dengan jurusan program studi. Siswa juga dapat mengusulkan
mitra kerja mana yang akan dipilih untuk kegiatan prakerin, namun pihak
sekolah tetap harus mengevaluasinya. Pada tahap ini, yang harus dilakukan
adalah (1) Evaluasi kebutuhan dan kesiapan perusahaan, (2) Tentukan kriteria
peserta prakerin, (3) Promosikan kepada siswa. Kemudian sekolah dan
industri menyepakati hal-hal mendasar di dalam MoU.
Kedua, yang dimaksud dengan perencanaan prakerin harus mengacu pada
nota kesepakatan bersama (MoU). Bila diperlukan, surat ijin orang tua harus
mulai dikoordinasikan pada tahap perencanaan ini. Hal hal yang harus siapkan
untuk dalam rangka persiapan prakerin antara lain, membuat “Job
Description” (Scope of Work) untuk peserta prakerin, mentukan target prakerin
(Learning Goal) dan indikator kompetensi, dan menyusun rencana
pelaksanaan.
Ketiga, yang dimaksud dengan proses seleksi biasanya dilakukan oleh
pihak mitra kerja sekolah (perusahaan), perusahaan memiliki kriteria calon
siswa yang akan melakukan program prakerin. Perusahaan mencari calon
siswa prakerin yang keahliannya sesuai yang dibutuhkan perusahaan. Dalam
hal ini perusahaan mengerti bahwa calon peserta prakerin belum mengenal
atau terbiasa dengan proses seleksi kerja, maka dari itu proses seleksi
dilakukan secara sederhana dan dilakukan dengan suasana yang cair.
Keempat, manajemen prakerin yang dimaksudkan adalah hal yang
penting pada pelaksanaan prakerin adalah bagaimana proses prakerin dapat
memberikan pengalaman kerja sebanyak-banyaknya pada siswa. Siswa
46
Kementeran Perindustrian, Pedoman Pelaksanaan Mengembangkan Kerjasama Efektif
Antara Lembaga Diklat Kejuruan,(Jakarta:GIZ,2016), h.17-20
33
diharapkan dapat terlibat langsung dalam proses kerja, dengan keterlibatan
tersebut siswa dapat belajar bagaimana kompetensi teknis diterapkan dalam
dunia kerja industri bukan hanya itu siswa juga dapat melatih soft skill dalam
bekerja contohnya komunikasi, organisasi, kedisiplinan, manajemen waktu
dan lainnya.
Kelima, monitoring dan evaluasi. Kegiatan evaluasi harus dilihat
sebagai bagian dari pengembangan, baik oleh perusahaan, sekolah, maupun
siswa. Selain itu, prakerin juga diharapkan menjadi wadah penyampaian
umpan balik. Oleh karena itu evaluasi sebaiknya dilakukan secara reguler,
tidak hanya pada akhir periode. prakerin, tapi misalnya dilakukan sebulan
sekali.Beberapa hal yang dievaluasi antara lain:
a. Kemajuan peserta prakerin sesuai dengan tujuan prakerin yang
ditetapkan
b. Pengembangan kompetensi teknis
c. Pengembangan kompetensi non-teknis (soft skill dan attitude), terutama
berdasarkan target kompetensi yang ditetapkan
d. Kinerja sesuai job description serta kontribusi pada perusahaan
e. Potensi lain dari peserta.47
Dijelaskan lagi oleh Umar Nur Arif dalam tesisnya tahapan – tahapan
praktik kerja Industri dilaksanakan sebagai berikut:
a. Persiapan yang meliputi kegiatan membuat administari kelengkapan
praktik yang berupa surat permintaan untuk praktik, modul
pembelajaran, jurnal kegiatan peserta didik. Menentukan tempat
industri dan peserta didik yang praktik dan pemantapan dengan
melakukan perjanjian kerjasama.
b. Tahapan pelaksanaan, kegiatan ini berupa pengiriman peserta didik ke
industri. Pengiriman dilakukan oleh pembimbing sekolah
menyerahkan langsung ke industri. Pelaksanaan kegiatan dibimbing
oleh pembimbing industri yang bertugas memberikan bimbingan
selama proses praktik. Monitoring dilakukan oleh pembimbing
sekolah untuk mengetahui perkembangan dari peserta didik yang
praktik sehingga dapat mengambil langkah untuk perbaikan program.
c. Penarikan peserta didik dari industri dilakukan oleh pembimbing
sekolah yang terdiri dari pemberian surat penarikan peserta didik,
47
Ibid, Kementerian Perindustrian, h.20
34
ucapakn terimakasih dan pemberian cinderamata.48
Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) menurut Yuli Rifiani dalam
tesisnya menyebutkan terbagi menjadi tiga tahap kegiatan yaitu, (1)
Perencanaan prakerin, (2) Pelaksanaan prakerin dan, (3) Evaluasi program
prakerin. Berikut adalah penjelasan lebih rincinya. Pertama, menurut T. Hani
Handoko (1985:77) dalam Yuli Rifiani perencanaan adalah pemilihan
sekumpulan kegiatan dan pemutusan apa yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana, dan oleh siapa. Menurut Butler dalam Yuli Rifiani pada umumnya
langkah-langkah perencanaan pembelajaran praktik industri meliputi:
a. Perumusan tujuan pembelajaran praktik industri
b. Penentuan isi pembelajaran praktik industri
c. Perumusan penentuan prosedur kerja sama
d. Merancang masalah yang berkaitan dengan administrasi
e. Merancang penempatan kerja
f. Menentukan alokasi waktu
g. Merumuskan deskripsi dan wewenang masing-masing pihak yang
terlibat
h. Merumuskan strategi evaluasi praktik industri.49
Kedua adalah tahap pelaksanaan, tahap ini adalah tahap dimana siswa
diterjunkan langsung untuk bekerja di dalam perusahaan atau tempat
prakerin. Hal hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran
praktik di industri yaitu :
a. Pengajaran praktik harus tetap berpijak pada pembelajaran teori di
sekolah dan perkembangan jenis pekerjaan di DU/DI.
b. Pengajaran praktik harus diatur sedemikian rupa sehingga peserta
didik mendapat pengalaman kerja secara lengkap.
c. Pengajaran praktik harus diatur mulai dari praktik yang bersifat
sederhana menuju praktik yang bersifat lebih kompleks. Langkah-
langkah kerja yang bersifat prosedural harus diajarkan secara bertahap,
sehingga benar-benar mengerti dan dapat mempraktikkannya pada
setiap tahap secara benar.
48
Umar Nur Arif, Evaluasi Pelaksanaan Program Praktik Kerja Industri Peserta Didik
Program Keahlian Otomotif Sekolah Menengah Kejuruan Giri Puro, Tesis Universitas Negri
Yogyakarta, 2013, h.26-27 49
Yuli Rifiani, Partisipasi Pasaraya Sri Ratu Pemuda Semarang Dalam Kegiatan Prakerin
Siswa SMK Program Keahlian Penjualan Tesis, 2008, Universitas Negeri Semarang,h.25
35
d. Dalam pembelajaran prakerin siswa tidak semata-mata belajar
keterampilan kerja yang bersifat motorik saja, tetapi juga bersifat
kognitif dan afektif.
e. Harus ada petunjuk kerja praktik yang bersifat sederhana dan mudah
dipahami yang dapat memberi arah pada siswa tentang hal-hal yang
harus dilakukannya50
Ketiga adalah Evaluasi program prakerin, tahap evaluasi menjadi tahap
yang paling penting karena digunakan sebagai pengukuran sejauh mana siswa
dapat menyerap ilmu dan keterampilan pada saat pelaksanaan prakerin.
Secara garis besar Groundlund (1981:12) dalam Yuli Rifiani mengatakan
bahwa evaluasi bisa dimanfaatkan untuk memberikan laporan kepada orang
tua siswa tentang kemajuan belajar anaknya, memberikan bimbingan dan
penyuluhan pada siswa, untuk keperluan administrasi sekolah dan keperluan
riset penelitian.
Dari penjelasan seluruh ahli di atas dapat disimpulakn kembali
tahapan prakerin terbagi atas tiga tahap yaitu, tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi. Tahap perencanaan prakerin dimulai dari
seleksi calon institusi pasangan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah
dilanjut dengan persiapan administrasi guna menjalin atau penandatangan
MoU. Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana siswa diserahkan pihak
sekolah untuk bekerja atau melakukan praktik kerja di perusahaan, siswa
dalam tahap ini tidak luput dari pengawasan guru pembimbing dan instruktur
prakerin. Dan yang terakhir adalah tahap evaluasi, tahap evaluasi dilakukan
oleh sekolah yang feedback nya akan disalurkan oleh pihak pihak yang
membutuhkan yaitu siswa dan institusi pasangan untuk nantinya dilakukan
perbaikan.
C. Penelitian yang relevan
1. Dukungan Humas Sekolah SMK Negri 1 Magetan Terhadap Kemitraan
dengan Dunia Usaha Dunia Industri. Jurnal yang ditulis oleh Liana Feruca
dan Meylia tahun 2009,Universitas Negri Surabaya. Dalam penelitiannya
50
Opcit,Yuli Rifiani,h 29
36
penulis menjelaskan upaya yang di lakukan Humas SMK 1 Magetan
untuk menjalin kerjasama dengan Dunia Usaha Dunia Industri dari mulai
tahap persiapan , pelaksanaan dan evaluasi. Dijelaskan aktifitas humas
kedalam dan aktifitas keluar. Program yang terlaksana dalam kerjasmanya
antara humas dengan DUDI berbentuk prakerin, Jobfair, Kunjungan
Industri dan perekrutan karyawan. Penelitian Liana Feruca relevan dengan
judul penelitian yang peniliti angkat, namun perbedaannya adalah
penelitian ini lebih mendalami tentang bagaimana humas dalam
melancarkan program prakerin, lebih banyak mengulas bagaimana usaha
humas dari awal mula penandatanganan MoU prakerin sampai evaluasi.
Sedangakan penelitian Liana Feruca tidak mengulas mendalam tentang
program prakerin.
2. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah
Kejuruan. Jurnal yang di tulis oleh Wahyu Nurhardjatmo tahun 2008,
Universitas Sebelas Maret. Jurnal ini memaparkan proses Pendidikan
Sistem Ganda di SMKN 2 Klaten dari proses perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi apakah dalam pelasanaannya sesuai dengan prosedur dan
ketentuan peraturan direktorat PSMK. Penelitian ini juga menjelaskan
faktor yang mendukung dan penghambat program PSG di SMKN 2
Klaten. Perbedaan penelitian Wahyu Nurhardjatmo dengan penelitian
yang akan diangkat adalah penelitian ini lebih mengulas tentang
pelaksanaan prakerin dari awal hingga evaluasi dan mengulas faktor
faktor apa yang mempengaruhinya, namun tidak mengulas faktor humas
sekolah sebagai salah satu pendukung keberhasilan program prakerin.
37
D. Kerangka Berfikir
1. Kerangka Berfikir Deskriptif
Program prakerin adalah bentuk realisasi Pembelajaran Sistem Ganda
yang diselanggarakan Sekolah Menengah Kejuruan yang bertujuan untuk
membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan. Namun,
kenyataannya dilapangan program prakerin dirasa kurang efektif karena
pihak sekolah kurang berusaha mengoptimalkan peran Humas untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Contoh kendala yang menghambat
efektifitas prakerin terbentuk karena staf humas sekolah belum memiliki
kemampuan publik relations yang mumpuni, sehingga humas sekolah
dalam hal ini belum mahir berkomunikasi dan membentuk strategi guna
menarik institusi pasangan untuk menjadi mitra kerja. Humas Sekolah
dalam pelaksanaan prakerin banyak ditemukan hanya memperhatikan
proses penandatanganann MoU di awal namun kurang memerhatikan
pengawasan pada saat program prakerin berlangsung, sehingga proses
evaluasi prakerin tidak mendapat hasil yang optimal. Setelah program
prakerin berlangsung humas tidak dapat memberikan hasil laporan/feed
back kepada pihak pihak terkait yang dapat menjadi perbaikan untuk
program prakerin tersebut.
Disisi lain terwujudnya efektifitas program prakerin merupakan
hal yang harus dicapai, hal ini dapat terwujud jika humas mengoptimalkan
perannya dalam melaksanakan program prakerin dari mulai proses
perencanaan, pengawasan hingga proses evaluasi.
Akan tetapi, jika dilihat dari kondisi nyata prakerin dengan apa
yang ingin diwujudkan seperti ada kesenjangan, karena peran humas
sekolah belum optimal dalam melaksanakan program prakerin, sehingga
peneliti ingin melihat bagaimana upaya humas dalam optimalisasi peranan
humas sekolah.
38
Ada beberapa strategi untuk mengatasi permasalahan humas di
atas antara lain, pihak sekolah dalam hal ini harus membekali kompetensi
staf humas dengan cara memberikan pelatihan dan seminar tentang
komunikasi publik relations sehingga humas lebih mengerti bagaimana
strategi membentuk komunikasi yang harmonis dengan pihak intern dan
ekstern. Pihak humas sekolah juga harus memberikan pelatihan calon
peserta prakerin sebelum masa prakerin dimulai, hal itu dapat membekali
wawasan calon peserta prakerin sehingga peserta lebih percaya diri
mengikuti program tersebut. Tidak kalah penting adalah pengawasan
dan evaluasi, humas sekolah harus bertanggung jawab dalam pengawasan
kegaian Prakerin pada saat berlangsung, humas harus mengetahui kendala
kendala apa yang di dapat oleh siswa pada saat prakerin sehinga diakhir
proses evaluasi dapat memberikan feedback yang berarti untuk pihak
pihak terkait dengan program prakerin tersebut.
39
Gambar 2.3 Skema Kerangka Berfikir
KONDISI NYATA
1. Masih kurangnya komunikasi yang baik antara
pihak humas sekolah dengan pihak intern (
peserta didik dan orangtua )
2. Terbatasnya tenaga kerja staf humas.
3. Kurangnya jaringan kerja antara sekolah dengan
Dunia Usaha Dunia Industri dalam pelaksanaan
program prakerin.
4. Belum optimalnya kinerja staf humas dalam
mempersiapan program prakerin .
5. Masih kurangnya pengawasan yang dilakukan
sekolah pada saat pelaksanaan Prakerin.
6. Kurangnya feedback/ evaluasi paska program
prakerin.
MASALAH
Kurang berperannya humas
sekolah dalam mendukung
efektifitas program prakerin di
SMKN 20 Cilandak Jakarta
Selatan
STRATEGI
1. Memberikan pelatihan tentang stategi
komunikasi public relations kepada staff
humas sekolah
2. Memperbanyak perjanjian kerjasama
MoU dengan Dunia Usaha Dunia
Industri Terkait program prakerin
3. Melibatkan banyak pihak DUDI dalam
proses perecanaan program prakerim
4. Melaksanakan seminar dan pelatihan
tentang dunia kerja pada siswa masa pra
prakerin
5. Menyelenggarakan rapat/ sosialisasi
antara pihak sekolah dengan siswa dan
orang tua siswa terkait program prakerin
6. Meningkatkan pengawasan secara
periodik selama program prakerin
berlangsung
7. Meningkatkan evaluasi program prakerin
dan memberikan feed back kepada pihak
pihak terkait (siswa, sekolah dan institusi
pasangan )
HASIL
Terlaksananya
optimalisasi peran
humas sekolah dalam
mendukung program
PRAKERIN
INPUT PROSES OUTPUT
Feed Back
40
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 20 Cilandak, Jakarta Selatan.
Alasan pemilihan SMKN 20 Jakarta sebagai obyek penelitian adalah karena
sekolah tersebut memiliki permasalahan yang menjadi fokus dalam penulisan
skripsi ini. SMKN 20 terletak di Jalan Melati nomer 42 Cilandak Barat,
Jakarta Selatan. Alasan peneliti memilih SMKN 20 Jakarta sebagai obyek
penelitian karena sekolah tersebut banyak menjalin kerjasama dengan dunia
usaha dunia industri untuk melaksanakan program prakerin. SMKN 20 juga
termasuk dalam sekolah kejuruan yang unggul di daerah Jakarta Selatan
dilihat dari indeks integritas nilai ujian nasional yang relatif tinggi. Adapun
waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pada minggu ke 1
bulan Juni hingga bulan Juli akhir tahun 2017.
Tabel 3.1
Rencana Kegiaan Penelitian
No KEGIATAN BULAN KET
Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Observasi
pendahuluan
2 Penyerahan izin
penelitian
3 Bimbingan dengan
dosen pembimbing
4 Pembuatan instrumen
penelitian
5 Wawancara dan
pengambilan data
6 Pengolahan dan
analisis data
41
B. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberi penjelasan dan pemaparan
bagaimana usaha Humas mengoptimalkan perannya dalam melaksanakan
keberhasilan program prakerin. Pendekatan yang digunakan untuk penelitian
adalah kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian kualitatif
menurut Lincoln and Guba disebut sebagai “ Naturalistik Inquiry “.
Penggunaan pendekatan ini dikarenaka cara pengamatan dan pengumpulan
data dilakukan dalam latar / setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi
subjek yang diteliti.51
Sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan
untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau lain lain yang sudah di sebutkan,
yang hasilkan dipaparkan dalam sebuah laporan.52
Sesuai dengan pendekatan dan metode yang digunakan maka
penelitian ini menggunakan teknik dalam pengumpulan data yaitu wawancara
sebagai teknik utama dan dilengkapi dengan teknik observasi dan studi
dokumentasi sebagai pendukung penggalian data yang lebih mendalam.
C. Sumber Data
Adapun yag menjadi sumber data yang ada dalam penelitian antara
lain :
1. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
2. Kepala Kompetensi Keahlian, sebanyak 4 orang, yaitu Kepala
Kompeteni Keahlian Akuntansi, Kepala Kompeteni Keahlian
Administrasi Perkantoran, Kepala Kompeteni Keahlian Pemasaran,
Kepala Kompeteni Keahlian Perbankan Syariah.
51
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, h. 61 52
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rhineka
Cipta, 2010),h.3
42
3. Mitra Kerja, yaitu PT Sejantung Grup Indonesia, dan PT Jasaraharja
Putera. Alasan peneliti memilih dua perusahaan tersebut sebagai
sumber data adalah mengingat perusahaan tersebut sudah lama dan
terpercaya menjadi mitra kerja SMKN 20 Jakarta dalam
melaksanakan program prakerin.
Pemilihan sumber data di atas dengan alasan, mereka adalah orang
orang yang berkaitan langsung dengan humas dan aktifitas program prakerin,
sehingga dianggap paling mengetahui tentang tujuan penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menggali informasi tentang dasar
kebijakan landasan program, bentuk bentuk program, hambatan dan
tantangan pelaksanaan prakerin, stategi yang dilakukan humas untuk
keberhasilan program prakerin, dan mekanisme pengawasan/dan evaluasi
program prakerin di SMKN 20. Sasaran yang diwawancara dalam hal ini
adalah seluruh sumber data yang sudah ditetapkan .
Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik terstruktur.
Menurut Sugiono dalam bukunya “Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif &RD” menyebutkan wawancara terstruktur digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui tentang informasi apa yang akan diperoleh.53
Dimana
pewawancara mengembangkan pertanyaan yang diajukan kepada
narasumber berdasarkan struktur aspek aspek masalah yang menjadi
fokus penelitian. Tujuan dari wawancara ini dilakukan untuk mengetahui
pengoptimalan peranan humas untuk melaksanakan program prakerin.
53
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitati R&D, (Bandung :Alfabeta, 2009 ),
h.154
43
2. Observasi
Metode observasi menurut buku pedoman penulisan skripsi UIN
Jakarta adalah proses pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak
pada objek penelitian. 54
Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui kelayakan tempat prakerin, sarana prasarana dan proses
pelaksanaan prakerin apakah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Observasi dilakukan di sekolah maupun pada perusahaan atau mitra kerja
pelaksan aan program prakerin.
3. Dokumentasi
Di dalam melaksanakan kegiatan dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda benda tertulis seperti buku buku, majalah, dokumen,
peraturan peraturan, catatan harian dan sebagainya.55
Teknik dokumentasi
dilakukan peneliti adalah mengumpulkan berkas atau dokumen fisik
terkait dengan kinerja humas dan pelaksanaan program prakerin.
Dokumen dapat berupa gambar, dokumen tertulis, maupun dokumen
dalam bentuk elektronik. Contoh dokumen yang akan dihimpun adalah :
a. Dokumen tentang profil sekolah seperti struktur organisasi,
sejarah singkat, visi misi dan lain lain.
b. Dokumen berisi tentang peraturan sekolah tentang kehumasan dan
kerjasamanya dengan Dunia Usaha Dunia Industri
c. Dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan program Praktik
Kerja Industri, antara lain jurnal harian peserta prakerin, sertifikat,
absensi, laporan lainnya.
54
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, h. 66 55
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rhineka
Cipta, 2010),h.201
44
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian digunakan sebagai acuan dalam penghimpunan
data yang akan diteliti, namun tidak menutup kemungkinan instrument akan
berkembang sewaktu waktu dalam proses pelaksanaan penghimpunan data
tergantung dari data yang dibutuhkan. Berikut adalah kisi kisi instrument
penelitiannya.
Tabel 3. 1 Kisi - Kisi Penelitian
Varabel Aspek Indikator
Humas
1. Konsep Humas Sekolah
1. Prinsip humas sekolah
2. Tujuan Humas Sekolah
1. Membangun Citra Sekolah
2. Meningkatkan performa
sekolah (dengan
diselengarakan seminar
industri, prakerin, bursa kerja,
kunjungan industri).
3. Meningkatkan profesionalitas
staff humas
4. Menghubungkan kepentingan
sekolah degan kepentingan
masyarakat.
3. Ruang lingkup humas sekolah 1. Ruang Internal (rapat, arisan,
outing rutin )
2. Ruang Eksternal (workshop,
seminar, audiensi, partisipasi
olimpiade, kunjungan industri)
45
4. Tupoksi Humas Sekolah 1. Membangun jaringan antara
sekolah dengan masyarakat
2. Mensosialisasikan program
sekolah
3. Mendokumentasikan kegiatan
program sekolah
4. Mengevaluasi program
program sekolah yang
berkaitan dengan public
5. Peran Humas Sekolah 1. Sebagai Ahli/Penasihat
(mendefinisikan masalah,
membuat perecanaan
program, bertanggung jawab
atas program komunikasi
yang sedang berjalan)
2. Fasilitator dalam
berkomunikasi
3. Problem Solving Fasilitator
(memberikan saran masukan
kepada top management
dalam pengambilan
keputusan, mengurai
permasalahan berkaitan
dengan kehumasan)
4. Teknisi Komunikasi
(teknis operasional seperti
menyunting majalah,
membuat artikel,
mengembangkan web,
46
memproduksi pesan
komunikasi )
1. Konsep Prakerin
1. Karakteristik prakerin
2. Prinsip prakerin
Prakerin
(Praktik
Kerja
Industri)
2. Tujuan Praktik Kerja Industri 1. Meningkatkan mutu
pendidikan
2. Relevansi antara dunia sekolah
dengan dunia kerja
3. Referensi kerja
3. Bentuk/model program
prakerin
1. Model Day Release
2. Model Block Release
3. Model Hours Release
4. Manfaat Prakerin 1. Manfaat untuk sekolah
2. Manfaat untuk murid
3. Manfaat untuk mitra kerja
5. Tahapan Program Prakerin
1. Perencanaan prakerin
(persiapan berkas berkas,
pencarian kandidat mitra kerja,
dan persiapan pelatihan pra
prakerin)
2. Pelaksanaan prakerin (
pengiriman siswa ketempat
prakerin, monitoring kegiatan
prakerin)
3. Pengawasan dan Evaluasi
prakerin (proses penarikan
siswa prakerin, evaluasi
47
kegiatan prakerin).
6. Faktor penghambat kegiatan
Praktik Kerja Industri
(Prakerin)
1. Faktor penghambat kegiatan
prakerin
2. Upaya mengatasi hambatan
dalam kegiatan prakerin .
Tabel 3. 2 Kisi - Kisi Obervasi
No Aspek yang
Diamati
Indikator Keterangan
1.
2.
Kelayakan
Tempat
Prakerin
Proses
Pelaksanaan
Prakerin
a. Jarak tempuh
b. Suasana
Kerja (kondsi
fisik
lingkungan
kerja)
c. Alat alat
kerja
a. Perencanaan
(persiapan
berkas berkas
calon peserta
prakerin)
b. Pelaksanaan
(Jobdeks
yang
diterima
siswa, proses
komunikasi
antara
pegawai
dengan siswa
prakerin)
48
3.
Sarana
Prasarana
Prakerin
c. Pengawasan
(penilaian
program
prakerin,
evaluasi
program
prakerin)
a. Ketersediaan
ruang belajar
praktik
b. Ketersediaan
alat alat
pratik
Tabel 3. 3 Kisi - Kisi Studi Dokumentasi
No
Indikator
Keterangan
Ada Tidak
1. Sejarah SMKN 20 Cilandak, Jakarta Selatan
2. Visi, Misi dan Tujuan SMKN 20 Cilandak Jakarta
Selatan
3. Struktur organisasi SMKN 20 Jakarta
4. Data Guru dan Karyawan SMKN 20 Jakarta
5. Data jumlah siswa SMKN 20 Jakarta
6. Sejarah awal mula prakerin SMKN 20 Jakarta
7. Data program kerja humas sekolah
8. Job deskripsi staff humas sekolah SMKN 20 Jakarta
9. Data jumlah Mitra Kerja (perusahaan) yang bekerja
sama dalam program prakerin
10. Surat kesepakatan MoU prakerin antara SMKN 20
49
Jakarta dengan Mitra Kerja
11. Petunjuk Teknis Pelaksanaan prakerin SMKN 20
Jakarta
12. Jadwal pelaksanaan prakerin SMKN 20
13. Laporan kegiatan prakerin/ Jurnal harian peserta
prakerin SMKN 20
14. Sertifikat hasil prakerin dari Mitra Sekolah SMKN 20
Jakarta
15. Data RAPBS sekolah mengenai prakerin
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMK Negeri 20 Jakarta Selatan
1. Sejarah Singkat SMK Negeri 20 Cilandak, Jakarta Selatan
SMKN 20 Jakarta adalah salah satu SMK Jurusan Manajemen Bisnis
di daerah Jakarta Selatan. SMK ini didirikan pada tahun 1969 oleh Dewan
Guru SMEA Negeri 4 Jakarta dengan nama SMEA 4 Filial, dengan Kepala
Sekolah pertama Drs. Sucahyo. Pada awal berdiri SMEA 4 Filial masih
menumpang di gedung sekolah YAPENKA Komplek P dan K Cipete Selatan.
Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1970 SMEA 4 Filial
berubah menjadi SMEA Negeri 12 berdasarkan SK Mendikbud No.99/UU
U3/1969 tanggal 02 Juni 1969 dengan NSS.No.341016307011. Kemudian
pada tahun 1973 SMEA Negeri 12 pindah ke gedung baru (ex SD Inpres )
yang terletak di Jalan Melati 24 Cilandak Barat, Jakarta Selatan yang
sekarang inidi tempati. Selanjutnya berdasarkan SK Mendikbud
No.036/o/1997 tanggal 7 maret 1997, SMEA Negeri 12 berubah nama
menjadi SMK Negeri 20 Jakarta.
Pada awal pertumbuhannya SMK Negeri 20 Jakarta memiliki 2 kelas
dan 90 siswa dengan 2 program studi: Program Akuntansi dan Ketatausahaan.
Selama kurun waktu 38 tahun pengabdiannya, jumlah kelas berkembang
menjadi 22 kelas dengan 4 kompetensi keahlian, yaitu, (1) Kompetensi
Keahlian Akuntansi, (2) Kompetensi Keahlian Perbankan Syariah, (3)
Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran, (4) Kompetensi Keahlian
Pemasaran, Selain membuka 4 kompetensi keahlian, SMK Negeri 20 Jakarta
juga mengembangkan program program Test Center, yang kegiatannya antara
lain membuka, Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK),
51
English Training & ( ETTC ), Bank Mini Syariah (BMS), Unit Produksi dan
Jasa, Bisnis Center, Koperasi Guru dan Karyawan, Asuransi Syariah Sekolah,
Pusat Pelayanan dan Pembinaan Mental Spiritual dan Sosial (PPMS), Klinik
Psykologi56
2. Visi, Misi SMK Negeri 20 Cilandak, Jakarta Selatan
a. Visi
Menghasilkan Tamatan SMK Negeri 20 Jakarta Yang Berakhlak Mulia,
Mandiri Dan Kompetitif
b. Misi
1) Mengamalkan nilai-nilai agama dengan baik dan benar
2) Melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan efektif
3) Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan
teknologi
4) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan
5) Mengembangkan jiwa kewirausahaan
6) Meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri.57
3. Struktur Organisasi SMK Negeri 20 Jakarta Selatan
Setiap organisasi memiliki struktur organisasinya masing masing.
Adanya struktur organisasi mempermudah sekolah untuk melaksanakan
koordinasi antara satu bidang fungsi dengan bidang fungsi yang lain,
Berdasarkan hasil studi dokumentasi berikut adalah struktur organisasi yang
diterapkan di SMKN 20 Cilandak, Jakarta Selatan :
56
Didownload dari Web SMKN 20 Jakarta, www.SMKN20.sch.org, diakses (7/Juli/2017
pukul 19:20 WIB) 57
Ibid
52
Gambar 2.4 Skema Struktur Organisasi SMKN 20 Jakarta
4. Keadaan Guru dan Karyawan SMK Negeri 20, Cilandak, Jakarta
Selatan
Keberhasilan program tidak lepas dari peran guru dan tenaga pendidik,
jumlah guru dan tenaga pendidik juga kompetensi yang dimiliki menjadi tolak
Kepala Sekolah
Dra.Endri Suryani ,
M.M
Mitra
Kerja/DUDI Komite
Sekolah
Kasubag TU
Kristiyanto,M.
Pd
WK Bid Kurikulum
Iqbal, S.Kom,M.M WK Bid Humas /DUDI
Dra,Hj, Khitradevi
WK Bid Kesiswaan
Mursalih, S.Pd
WK Bid Sarpras
Yuli Rahayu, M.Pd
KaKom AK
Ferawati, M.Pd KaKom PB
Indah Nuhyati, S.Pd
KaKom PJ
Netty, S.Pd
KaKom AP
Gurnizar, S.Pd
Koordinator
BKK
Safarudin,S.So
KA.Unit Prod
P.Gendra
,S.Pd.
Direktur BMS
Arsudin, S.Pd
Wali Kelas/Guru
Siswa
Koord. BP/BK
Dra.Hj, Umi
Wardani
53
ukur keberhasilan dalam kemajuan di sebuah sekolah, berdasarkan hasil studi
dokumenasi berikut adalah jumlah data guru, tenaga pendidik yang
menangani seluruh siswa di SMKN 20, Cilandak, Jakarta Selatan.
Tabel 4. 1
Tabel Data PTK SMKN 20, Cilandak, Jakarta Selatan
Uraian Guru Tendik PTK PD
Laki laki 22 15 37 222
Perempuan 22 2 24 513
Total 44 17 61 735
Sumber : Diolah dari data dapodik SMKN 20 Jakarta . http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah, Tahun 2017
Keterangan Tabel 4.1 :
1) Tendik = Tenaga Kependidikan
2) PTK = Pendidik dan Tenaga Kependidikan
3) PD = Peserta Didik
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat jumlah tenaga pendidik di SMKN
20 Jakarta dinilai cukup memadai, jumlah seluruh guru ditambah tenaga
pendidik seimbang dengan jumlah seluruh siswa SMKN 20 dari kelas X
hingga XII. Sehingga kegiatan belajar mengajar siswa dapat lebih terkontrol
dengan baik oleh guru maupun tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan
didalamnya adalah termasuk satpam sekolah, caraka dan staff tata usaha.
5. Keadaan Peserta Didik SMK Negeri 20, Cilandak, Jakarta Selatan
Berikut adalah data peserta didik yang diolah dari data dokumentasi
Tata Usaha SMKN 20 Jakarta tahun 2016/ 2017 :
54
Tabel 4. 2
Data Rekapitulasi Peserta Didik SMK Negeri 20, Jakarta Selatan
Sumber : Data diolah dari absensi siswa SMKN 20 Jakarta , tahun
2016/2017
Dilihat dari data tabel 4.2 yang menampilkan hasil rekapitulasi peserta
didik SMKN 20 Jakarta dapat disimpulkan bahwa dari tahun ketahun jumlah
peserta didik cenderung stabil berkisar antara 70-75 per satu angkatan. Jumlah
penerimaan peserta didik disesuaikan dengan ketersediaan sarana prasarana
sekolah. Hal itu dimaksudkan agar pemanfaatan sarana prasarana menjadi
lebih efektif. Dari jumlah satu angkatan siswa per jurusan terbagi atas 2
rombongan belajar, satu kelas terdapat 30–33 siswa. Penerimaan peserta didik
adalah melalui proses seleksi melalui nilai ujian nasional. Hal ini sesuai
dengan ketentuan Kemendikbud tentang prosedur PPDB sekolah Negeri di
Jakarta, dimana siswa siswi yang diterima menjadi peserta didik SMKN 20
adalah siswa siswi pilihan yang nilai ujian nasionalnya mencapai standar
minimal yang telah ditentukan pemerintah.
Dari hasil studi dokumentasi terhadap berkas daftar permbekalan
Prakerin SMKN 20 Jakarta menunjukan bahwa siswa yang sudah
menyelesaikan prakerin adalah seluruh siswa yang ada pada rombel kelas XII,
sedangkan kelas XI akan memulai prakerin pada bulan Desember tahun
Tahun Kompetensi
Keahlian
Kelas Jumlah Total
JK X XI XII
2016 s/d
2017
Akuntansi L 23 13 16 52
212 P 49 57 54 160
Perkantoran L 25 16 20 61
198 P 46 46 45 137
Pemasaran L 30 33 22 85
202 P 41 34 42 117
Perbankan
Syariah
L 19 14 10 43
138 P 53 17 25 95
55
2017.58
Pengiriman siswa peserta prakerin pada semester akhir kelas XI adalah
disebabkan pemberian ilmu teori produktif yang dinilai cukup memadai untuk
mempersiapkan siswa praktik, dan juga untuk memfokuskan siswa untuk
mempersiapkan ujian nasional pada kelas XII. Hal tersebut sesuai yang
dikatakan oleh Ibu Indah Kepala Kompetensi Keahlian (KaKom) Perbankan
Syariah berikut ini:
“Sebenarnya yang penting kompetensi, kalau sudah masuk ke
prakerin contoh administrasi, keuangan juga sudah masuk dan
pengetahuan dasar dasar tentang perbangkan juga sudah diberikan.
Jadi menurut perhitungan kami kelas XI akhir sudah memilki
kompetensi teori yang memadai, maka kita lepas pas kelas sebelas
akhir, kan kelas XII mereka sudah fokus dengan UN….”59
6. Kondisi Sarana Prasarana SMK Negeri 20 Jakarta Selatan
Sarana prasarana sekolah sangat mendukung dalam kualitas
pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan keterampilan kerja.
Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari hasil dokumentasi mengenai
sarana prasarana di SMKN 20 Jakarta pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 3
Daftar Sarana Prasaranan SMK N 20
58
Diolah dari daftar siswa yang mengikuti pembekalan prakerin tahun 2015/2016 59
Hasil wawancara Ibu Indah Ketua Prodi Perbankkan Syariah SMKN 20 Jakarta , 22 Juli 2017
No Nama Ruangan Jumlah Keadaan
1 Ruang Kelas 22 Baik
2 Masjid (Tempat Ibadah) 1 Baik
3 Ruang Audio Visual (Ruang Serba Guna/Aula) 1 Baik
4 Ruang Bank Mini Syariah (Ruang Praktik Kerja) 1 Baik
56
Sumber : Dikutip dari data dapodik SMKN 20 Jakarta .
http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah, tahun 2017
Dari data tabel 4.3 di atas terlihat bahwa kondisi sarana prasarana
SMKN 20 Jakarta dalam kondisi baik dan memadai, semua ruangan berada di
gedung sekolah yang memiliki tiga lantai sehingga ruang gerak siswa dan
guru sangat leluasa. Gedung sekolah juga di kelilingi oleh penghijauan
sehingga suasana menjadi rindang dan membuat sekolah menjadi nyaman,
namun terdapat beberapa alat alat praktik di lab pemasaran alat yang tidak
berfungsi dengan baik contohnya cash register, sehingga jumlah alat praktik
dan jumlah siswa satu kelas tidak sebanding.
Satu alat cash register digunakan oleh dua orang siswa secara
bersamaan. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar,
karena siswa kurang leluasa untuk mengoperasikan alat praktik tersebut.
Selain itu SMKN 20 Jakarta juga memiliki lapangan yang sangat luas,
5 Ruang BP/BK (Ruang BP/BK) 1 Baik
6 Ruang Guru (Ruang Guru) 1 Baik
7 Ruang Kepala Sekolah (Ruang Kepala Sekolah) 1 Baik
8 Ruang Komite Sekolah 1 Baik
9 Ruang OSIS (Ruang OSIS) 1 Baik
10 Ruang Praktik Adm.Perkantoran (Ruang Praktik Kerja) 1 Baik
11 Ruang Praktik Akuntansi (Ruang Praktik Kerja) 1 Baik
12 Ruang Praktik Pemasaran (Ruang Praktik Kerja) 1 Kurang baik
13 Ruang Praktik Perbankan (Ruang Praktik Kerja) 1 Baik
14 Ruang Tata Usaha (Ruang TU) 1 Baik
15 Ruang Toko (Unit Produksi) 1 Baik
16 Ruang UKS (Ruang UKS) 1 Baik
17 Ruang Wakil Kepala Sekolah (Ruang Guru) 1 Baik
18 Kantin 1 Baik
19 Ruang Kajur (Kepala Jurusan) 1 Baik
19 Gudang 1 Baik
20 Ruang Band 1 Baik
21 Perpustakaan 1 Baik
22 Lapangan 1 Baik
57
lapangan futsal dan badminton, yang sayangnya berada dalam lingkup yang
sama sehingga kedua lapangan tidak bisa digunakan secara efektif secara
bersamaan.
B. Deskripsi Data
1. Prakerin SMK N 20 Jakarta
a. Struktur Kepengurusan Prakerin
Gambar 4. 1
Struktur Organisasi Kepengeurusan Prakerin
Gambar di atas merupakan struktur kepengurusan prakerin di
SMK Negeri 20 Jakarta yang berhubungan dengan kegiatan prakerin.
Struktur keorganisasian ini tidak berubah dari tahun ketahun namun yang
berubah hanya guru yang bertangung jawab atas jabatan tersebut. Adapun
job deskripsi dari masing masing jabatan antara lain:
Guru
Pembimbing Guru
Pembimbing
KaKom AK,
Koordinator
teknis
KaKom
PB/Koordinator
KaKom AP/
Koordinator teknis
WK Bid Humas
/DUDI Kepala
Koodinator
TutorMitra
Kerja/DUDI
Kepala kordinator
Prakerin di perusahaan
Komite Sekolah
KaKom PJ/
Koordinator teknis
Guru
Pembimbing Guru
Pembimbing
58
1) Kepala koordinator
Beberapa bentuk program kerja kehumasan salah satunya prakerin
dikordinasikan oleh satu orang yaitu Wakil Kepala Sekolah Hubungan
Masyarakat (Wakahumas). Kepala kordinator prakerin bertanggung
jawab atas perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program prakerin,
kepala kordinator mengawasi kerja dari bawahannya yaitu koodinator
teknis sebagai penanggung jawab teknis prakerin. Jobdeks Kepala
koordinator adalah membuka hubungan antara perusahaan dengan
perusahaan dengan cara menjadi tuan rumah dari sekolah, memfasilitasi
rapat staff humas untuk membicarakan prakerin, mejadi pembicara dalam
pertemuan antara orang tua murid, bertanggung jawab atas penyiapan
kompetensi siswa sebelum prakerin. Kepala kordinator berperan
memetakan tugas tugas bawahannya sesuai porsinya sehingga kegiatan
prakerin dapat berjalan dengan baik sesuai apa yang dikatakan Waka
Humas SMKN 20 Jakarta dalam wawancara sebagai berikut :
“Saya sebagai ketua kordinator, jadi tugas saya pertama sesuai
dengan tugas pokok humas yaitu menjalin kerjasama dengan dunia
kerja, saya harus membuka jalan, memfasilitasi sekolah untuk
menjalin MoU dengan sekolah dibidang apapun salah satunya
Prakerin.mengkordinir dengan pihak dalam sekolah juga
contohnya Komite, Guru BK dan lainnya. Saya bekerja sama
dengan Kakom, KaKom merancang untuk teknis pelaksanaan
prakerin, nanti saya pelajari apa yang dikerjakan oleh KaKom
baru saya setujui”60
2) Tutor DUDI
Tutor di perusahaan menjadi penting untuk keberhasilan prakerin,
tutor bertanggung jawab atas pembelajaran siswa selama prakerin,
bertugas membimbing dan mengarahkan segala hal yang berkaitan
dengan kompetensi dasar siswa. Sebelum pelaksanaan prakerin Tutor
DUDI biasanya berkomunikasi dengan guru pembimbing untuk
membicarakan tentang kehalian dan jobdesk yang akan diberikan kepada
60
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli 2017
59
siswa agar tujuan prakerin dapat tercapai dan dapat memberikan manfaat
bagi siswa, sekolah dan perusahaan tentunya. Hal ini seperti apa yang
dikutip dari hasil wawancara dengan tutor prakerin ibu Wina Naya dari
PT Jasaraharja Putera sebagai berikut :
“Kalau saya sebagai tutor tugasnya membimbing dan
mengarahkan siswa untuk melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan bidang keahlian mereka, sesuai apa yang disepakati
oleh sekolah dan saya, kami sudah membicarakan tentang
kompetensi apa yang anak anak punya, nah saya sebagai tutor
memberikan tugas yang sejalur dengan kompetensinya keahlian
mereka di sekolah. Saya dan teman teman disini tidak akan
memberikan tugas yang berat diluar kemampuan mereka
sih”61
3) Komite
Komite tidak terlalu banyak ambil andil dalam prakerin, komite
hanya berperan sebagai wakil dari para wali murid untuk mengawasi
jalannya prakerin.
4) Koodinator Teknis Prakerin
Kordinator teknis prakerin adalah masing masing Kepala
Kompetensi Keahlian (KaKom). Berdasarkan data yang diolah dari studi
dokumen program kerja jurusan SMKN 20 Jakarta memperlihatkan
Koordinator Teknis prakerin memiliki tugas untuk merancang
perencanaan program prakerin, meliputi menginformasikan tempat
prakerin, penyiapan berkas, mengelompokan siswa, menunjuk guru
pembimbing, mengatur jadwal pembekalan prakerin siswa, menjadi
penasihat prakerin bagi guru pembimbing 62
Berdasarkan keterangan di atas tiap tiap kepengurusan prakerin
SMK Negeri 20 Jakarta memiliki tugas masing masing untuk
melancarkan program prakerin, tangung jawab satu dengan yang lain
saling berkaitan, maka dari itu pihak Waka humas sebagi ketua kordinator
61
Hasil Wawancara dengan Ibu Winanaya Tutor DUDI PT. Jasa Raharja 23 Juli 2017 62
Dokumen Program Kerja Jurusan SMKN 20 Jakarta tahun 2016/2017
60
harus dengan baik mengkoordinir para bawahannya untuk mencapai
tujuan bersama.
b. Fasilitas Prakerin
Beberapa ruang lab dan alat alat lain dari masing masing jurusan di
sediakan untuk membekali siswa dengan keterampilan kerja sesuai dengan
jurusannya masing masing. Berikut adalah fasilitas penunjang prakerin yang
disediakan SMK Negeri 20 Jakarta :
Tabel 4. 4
Daftar Sarana Prasarana / Fasilitas Prakerin di SMKN 20 Jakarta
No Nama Sarana
Prasarana
Fungsi Kondisi
1 Lab MYOB Digunakan siswa sebagai tempat
praktik komputerisasi akuntansi.
Memadai
2 Lab Perkantoran Digunakan siswa sebagai tepat praktik
mengenal Microsoft office, cara
mengetik cepat, dan pemberkasan.
Memadai
3 Bank Mini Syariah BMS adalah unit sekolah yang
berfungsi sebagai bank syariah,
dimana siswa ataupun guru dapat
menabung dan melakukan seluruh
transaksi sekolah melalui BMS.
Memadai
4 Lab Perbankan Digunakan siswa Jurusan Perbankan
Syariah untuk simulasi menjadi
pegawai bank
Memadai
5 Lab Penjualan Digunakan sebagai tempat praktik
simulasi penjualan dagang, contohnya
pengoperasian mesin penjualan (Cash
Register, Scanner, Printer struk,
Timbangan, dll)
Memadai
6 Bisnis Center Minimarker sekolah yang dikelola oleh
guru guru dan siswa Jurusan Penjualan
dan Akuntansi.
Memadai
7 Ruang Audio Visual Digunakan sebagai tempat perteman
antara sekolah dengan orang tua murid
dan siswa untuk menyalurkan
informasi tentang prakerin.
Memadai
Sumber : Dikelola dari hasil Observasi sarana prasarana prakerin di SMKN 20,Jakarta,
22 Juli 2017
61
c. Program Prakerin SMK Negeri 20, Cilandak, Jakarta Selatan
SMKN 20 Jakarta menjalankan tahapan program prakerin sesuai dengan
pedoman dari Direktorat Pendidikan Kejuruan Kemendikbud RI. Berikut
adalah tahapan program prakerin yang telah diolah berdasarkan hasil studi
dokumentasi dan dilengkapi oleh hasil wawancara sebagai berikut :
1) Persiapan
Berdasarkan data yang penulis olah dari hasil studi dokumentasi
prakerin SMKN 20 Jakarta, mengungkapkan bahwa tahap persiapan
prakerin adalah tahapan yang paling memakan waktu yang lama, berkisar
antara 4 – 5 bulan, yaitu dari bulan Juli hingga Desember awal. Kegiatan
dari persiapan prakerin diantaranya adalah, mendata siswa untuk
mengetahui seberapa banyak siswa yang akan prakerin, bagaimana
kondisi fisik dan jarak tempat prakerin. Setelah proses pendataan siswa
dibentuk perkelompok kelompok, satu kelompok berisi 7 – 8 orang siswa.
Selanjutnya penentuan guru pembimbing prakerin dan permohonan
prakerin ke mitra kerja. Sekolah mengeluarkan surat permohonan
prakerin yang nantinya akan ditunjukan kepada pihak HRD mitra kerja
untuk persetujuan prakerin. Isi dari surat tersebut adalah daftar nama
siswa dan kompetensi kejuruan yang dimiliki ditandatangani oleh kepala
sekolah.Tahap terakhir dari persiapan adalah pembekalan prakerin. 63
Pembekalan dilakukan sesuai dengan jurusan masing masing dan
ditentukan oleh kepala jurusan, pada proses pembekalan siswa diberikan
buku jurnal prakerin yang akan digunakan untuk melaporkan segala
kegiatan selama prakerin berlangsung. Berikut adalah materi pembekalan
prakerin untuk siswa siswi SMKN 20 Jakarta antara lain, (1) Karakteristik
63
Diolah dari dokumen diagram Venn Waktu pelaksanaan Prakerin di SMKN 20 Jakarta
2015/2016
62
budaya kerja, (2) Tata krama industri, (3) Penyusunan jurnal dan, (4)
Pembuatan laporan, (5) Penilaian pasca prakerin 64
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan prakerin di SMKN 20 dilaksanakan pada bulan
Desember sampai dengan Febuari. Dilakukan dengan bentuk block
release, yaitu dalam waktu 3 bulan adalah waktu pemblokan dimana
siswa full time untuk menjalankan kegiatan prakerin di perusahaa
sebagaimana yang dijelaskan oleh Waka Humas Ibu Khitra sebagai
berikut :
“…Prakerin diadakan metodenya block, yaitu 3 bulan di block
untuk melepas seluruh siswa untuk pelaksanaan prakerin, agar
tidak ada yang ketinggalan pelajaran. Jadi seluruh siswa sama
sama belajar di luar sekolah dan sama sama belajar di sekolah.
Kecuali yang udah ada MoU ya, misalkan permintaan ada di bulan
oktober ya akan kita lepas saja “65
Dari hasil wawancara Waka Humas SMKN 20 Jakarta
menyatakan ada beberapa kasus perbedaan waktu prakerin siswa hal itu
karena permintaan dari tempat prakerin, misalkan perusahan dan sekolah
sudah menandatangani MoU Prakerin selama 4 bulan, maka pihak
sekolah harus mengirim siswa untuk melaksanakan prakerin lebih dahulu
dibanding jadwal yang telah ditentukan sekolah.
Selanjutnya mengenai seluruh kegiatan saat prakerin di
dipercayakan oleh instruktur atau tutor yang ditunjuk oleh mitra kerja
sebagai pembimbing. Seluruh hak dan kewajiban siswa peserta prakerin,
sekolah dan mitra kerja sudah diatur dalam kesepakatan MoU yang telah
disetujui kedua belah pihak.
3) Monitoring Prakerin
Tahap monitoring dan evaluasi program prakerin di SMKN 20
dilakukan oleh guru pembimbing yang telah ditunjuk oleh KaKom. Berikut
64
Diolah dari Juknis pelatihan implementasi kurikulum 2013 SMK tentang Praktik Kerja
Lapangan h.6 65
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, 20 Juli 2017
63
adalah kutipan wawancara oleh Wulan siswa SMKN 20 Jurusan
Perbankan mengenai pelaksanaan monitoring yang dilakukan pihak
sekolah sebagai berikut :
“ Biasanya sekolah mendampingi diawal pas prakerin istilahnya
sekolah mempercayakan siswa ke pembimbing di dunia kerja, nanti
beberapa bulan sesuai kesepakatan ada guru pembimbing dari
sekolah datang ke tempat kerja buat mengadakan pengawasan,
kalau ada masalah pasti guru dari sekolah dateng buat komunikasiin
sama pendamping di tempat kerja, guru pembimbing datang
kembali itu pada saat terakhir masa prakerin untuk menarik siswa
prakerin dan mengucapkan terimakasih kepada pihak
perusahaan”.66
Kutipan di atas menjelaskan bahwa monitoring dilakukan tiga kali
oleh guru pembimbing pada saat pelaksanaan prakerin, yaitu di awal,
pertengahan prakerin dan di akhir pelaksanaan prakerin.
4) Buku Monitoring Guru Pembimbing
Buku monitoring prakerin yang digunakan SMKN 20 Jakarta
sebagai laporan kerja kegiatan monitoring guru pembimbing dari sekolah
saat melakukan pengawasan siswa prakerin ke mitra kerja. Satu buku
monitoring diberikan kepada masing masing guru pembimbing. Satu guru
pembimbing dapat memegang tanggung jawab sampai 3 kelompok
prakerin, atau 3 mitra kerja. Terdapat beberapa sub yang ada di dalam
buku montoring tersebut antara lain
a) Identitas perusahaan
b) Identitas siswa prakerin
c) Periode prakerin
d) Hasil monitoring (Saran tanggapan Mitra Kerja, tanngapan siswa,
masalah masalah yang ditemui)
e) Kesimpulan hasil prakerin 67
Terdapat kategori nilai untuk hasil penilaian yaitu Sangat baik (81-
100), Baik (70-80), Cukup (60-70), Kurang (<60). Laporan monitoring
66
Hasil wawancara siswa Wulan, Perbankan Syariah SMKN 20 Jakarta, 16 Juli 2017 67
Diolah dari dokumen Buku monitoring guru pembimbing SMKN 20 Jakarta tahun 2016
64
ditandatangani oleh guru pembimbig, tutor mitra kerja, dan Waka Humas
SMKN 20 Jakarta.
5) Evaluasi Prakerin
Evaluasi prakerin di SMKN 20 Jakarta pada setiap jurusan
menggunakan proses sidang, berikut pernyataan salah satu siswa bernama
Wulan Jurusan Perbankan Syariah SMKN 20 yang sudah melaksanakan
Prakerin
“ Kita di jurusan perbankan diadakan sidang perkelompok, nanti
kita perkelompok seperti presentasi, semua bahan presentasi kita
ambil dari jurnal harian, kita jelasin perusahaannya operasional
dibidang apa, divisi masing masing siswa itu fugsinya apa, sama
pekerjaan Prakerin sehari hari di kantor. Pokoknya menjelaskan apa
yang menjadi tanggung jawab kita disana selama prakerin, job desk
seperti apa yang yang dikerjakan terus nanti kita ditanya sama yang
yang menyidangkan sedetil detilnya ”68
Hasil wawacara di atas mengungkapkan bahwa proses sidang
evaluasi Prakerin bertujuan untuk menggali secara menyeluruh sejauh m
ana siswa menguasai keterampilan kerja yang di berikan pada saat
Prakerin. Siswa harus menguasai pengetahuan dari mulai profil
perusahaan, siklus kerja per divisi didalam perusahaan, dan job deskripisi
yang diberikan masing masing. Melalui sidang ini pihak sekolah dapat
mengevaluasi apakah pekerjaan di perusahaan relevan dengan kurikulum
dari sekolah sehingga kedepannya sekolah dapat mengambil keputusan
apakah kerjasama MoU Prakerin antara sekolah dengan perusahaan
tersebut di rekomendasikan kembali atau tidak untuk periode Prakerin
selanjutnya.
68
Hasil wawancara siswa Wulan, Perbankan syariah SMKN 20 Jakarta , 16 Juli 2017
65
2. Hubungan Masyarakat SMKN 20 Jakarta Selatan
a. Tugas pokok Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan
SMKN 20 Jakarta Selatan memiliki struktur organisasi kepengurusan
khusus untuk hubungan sekolah dengan masyarakat. Divisi humas dibentuk
untuk memberikan support dalam hal membangun kerjasama sekolah dengan
publiknya. Berikut adalah data uraian tugas wakil kepala sekolah bidang
kehumasan SMKN 20 Jakarta yang diolah dari hasil dokumentasi sebagai
berikut :
1) Merencanakan program kerja hubungan industri setiap program studi
2) Mengkordinasikan pembuatan peta dunia kerja/ industri yang relevan
3) Mengkordinir dan menggerakan kelancaran Praktik Kerja
4) Mempromosikan sekolah dan menggerakan kelancaran Praktik Kerja
5) Merencanakan dan melaksanakan hubungan kerja dan pembinaannya
dengan dengan DUDI bekerjasama dengan ketua jurusan /Program
studi dan wali kelas yang relevan
6) Bersama POKJA Prakerin menyusun Program kerja prakerin, magang
gutu, dan mengkordinir prlaksanaan kerja
7) Mengkoordinir Guru tamu dan DUDI dan industri lain
8) Mengkordinir pengelolaan Unit produksi dan jasa sekolah
9) Mengajar 12 jam
10) Menyusun laporan berkala. 69
Dari uraian di atas tugas wakil kepala sekolah SMKN 20 Jakarta
Selatan bidang kehumasan adalah mengkordinir seluruh kegiatan sekolah yang
berhubungan dengan masyarakat khususnya dunia industri. Wakil Kepala
Sekolah bidang kehumasan menjalankan seluruh tugasnya dibantu oleh seluruh
komponen sekolah antara lain kelapa sekolah, KaKom, wali kelas dan lainnya.
Untuk mnjalankan tuga pokok kehumaan maka staff humas haru mengasai
keterampilan yang handal dalam berkomunikasi berikut adalah keterampilan
WaKa Humas SMKN 20 yang harus dimilki antara lain: 1) Mampu
bekerjasama dengan DUDI, 2) Memiliki kemampuan manajerial dan
kepemimpinan, 3) Mampu mengajak DUDI dalam menyelenggarakan
69
Diolah dari dokumentasi tugas dan fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMKN 20
Jakarta .
66
pendidikan, 4) Mempunyai jiwa bisnis, 5) Mampu mendorong staf untuk
berkembang. 70
Melalui penjelasan yang dipaparkan di atas dapat penulis simpulkan
bahwa keterampilan Waka Humas SMKN 20 Jakarta telah memiliki standar
yang baik. Hal ini berarti juga bahwa tidak semua guru di sekolah dapat
menjadi Waka Humas. Keterampilan tersebut dibutuhkan mengingat Waka
humas sekolah adalah “Brand Ambasador” dari sebuah organisasi sekolah yang
mewakilkan reputasi sekolah kepada masyarakat. Waka Humas SMKN 20
dipilih melalui pemilihan umum sekolah. Yaitu dengan pengambilan suara
terbanyak dari seluruh guru di SMKN 20 Jakarta, seperti yang diperoleh dari
wawancara Waka Humas SMKN 20 Jakarta, Ibu Khitra Devi sebagai berikut
“Jabatan saya diawali dari guru, walikelas, ketua program kejuruan, sampai
sakarang dipercaya menjadi wakahumas melalui pemilihan yang demokratis,
yaitu diajukan oleh kepala sekolah dan dipilih melalui persetujuan guru guru
yang ada “.71
Dari pernyataan hasil wawancara tersebut Waka Humas SMKN 20
tidak dipilih secara sepihak melainkan dengan cara demokratis. Dimana
keputusan untuk mengangkat posisi Waka Humas sesuai dengan persetujuan
bersama.
b. Program Humas SMK Negeri 20 Jakarta
Merujuk pada uraian tugas humas SMK Negeri 20 Jakarta, Waka
Humas merealisasikannya dengan membuat beberapa program kehumasan,
yang dijalankan dengan bekerjasama bersama pihak pihak lain didalam
maupun di luar sekolah. Program humas bertujuan untuk mempromosikan
sekolah dan lulusannya kepada stake holders khususnya dunia industri agar
sekolah mempunyai citra baik di masyarakat, dan dunia industri serta
70
Ibid 71
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli
2017
67
masyarakat bersedia untuk ikut ambil andil dalam kemajuan mutu sekolah
melalui program program humas. Sesuai yang dikatakan Waka Humas SMKN
20 Jakarta sebagai berikut :
“ Intinya Waka humas harus memiliki program yang bertujuan untuk
membangun komunikasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada di
sekolah untuk memepromosikan anak anak 20 di mata dunia usaha
,yang paling penting program humas harus menyiapkan lulusan
menjadi lebih kompeten, jujur, bertangung jawab sehingga kami
harapkan adanya jenjang karir dari alumni untuk adek adek
kelasnya”.72
Berikut adalah pernyataan yang penulis dapatkan dari wawacara
dengan Waka humas SMKN 20 mengenai program dan kegiatan kehumasan
yang telah terlaksana dari tahun ketahun sebagai berikut :
“program humas dengan DUDI disini pertama, Prakerin, Recruitment /
Bursa kerja itu sekolah setiap tahun mengadakan job fair untuk
menyalurkan tenaga kerja, Kunjungan industri di kelas 11 setahun
sekali, kegiatannya itu seperti program sekolah membawa siswa ke
pabrik atau perusuhaan perusahaan contohnya yakult, indomilk,
cocacola kegiatan itu supaya anak anak mengetahui proses kerja di
pabrik atau industri besar pada umumnya. Lanjut Seminar industri
contohnya, seminar perbankan dari institut muamalah, Zahir
accounting dan yang lain. Dan yang terakhir publikasi, membuat web
sekolah… “73
Dari hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa terdapat lima
kegiatan humas yang berhubungan dengan Dunia Usaha Dunia Industri
(DUDI) antara lain, (1) Prakerin, (2) Bursa Kerja Khusus, (3) Kunjungan
Industri,(4) Seminar Industri, (5) Publikasi. Seluruh kegiatan ini diharapkan
dapat meningkatkan relevansi antara SMKN dengan Dunia Usaha Dunia
Industri. Berikut adalah ketetangan lebih rinci mengenai ke lima kegiatan
kehumasan di SMKN 20 yang penulis olah dari hasil wawancara dan studi
dokumentasi berikut ini :
72
Ibid, Waka Humas SMKN 20 Jakarta 73
Ibid,h.3
68
Pertama adalah program Praktik Kerja Industri (Prakerin). Menurut
data yang penulis olah dari hasil dokumentasi data institusi pasangan, SMKN
20 Jakarta sudah memiliki 74 mitra kerja untuk meneyelenggarakan program
magang atau Prakerin.
Kedua adalah Bursa Kerja Khusus, sesuai dengan apa yang dikatakan
waka humas pada wawancara di atas bahwa bursa kerja khusus
diselenggarakan oleh SMKN 20 Jakarta setiap setahun sekali. Bursa kerja
khusus dilaksanakan untuk mempercepat lulusan mendapatkan pekerjaan.
Humas bekerja sama dengan banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga
kerja yang relevan dengan keahlian lulusan siswa SMKN 20 Jakarta.
Ketiga adalah Kunjungan Industri, merupakan kegiatan kujungan
siswa beserta guru ke dunia kerja yang lingkupnya besar guna mengetahi cara
kerja operasional sebuah perusahaan. Kunjungan industri SMKN 20 Jakarta
dilakukan satu kali selama 3 tahun pada siswa kelas XI. Sekolah bekerjasama
dengan industri besar seperti PT Yakult Indonesia, PT Coca Cola, PT
Indomilk.
Keempat adalah Seminar Industri, untuk melaksanakan kegiatan ini
sekolah menggandeng beberapa mitra kerja untuk mengisi audiensi kepada
siswa siswi SMKN 20 Jakarta. Melalui web resmi sekolah penulis
mendapatkan informasi tentang beberapa kegiatan seminar industri yang telah
dilaksanakan di SMKN 20 antara lain Short Course Perbankan Syariah yang
diselenggarakan pihak Institut Bank Muamalah Indonesia (IBMI). Kegiatan
ini diselenggarakan 14 hari dimana siswa dilatih oleh istruktur dari IBMI.
Kemudian Seminar Penyuluhan Hukum Perburuhan dan Hubungan Industrial
diselenggarakan oleh Universitas Pancasila. Kegiatan audiensi ini berisi
tentang bagaimana trik dan cara-cara melamar pekerjaan kepada peserta yang
memang rata-rata setelah lulus ingin langsung melanjutkan bekerja, seperti
membuat surat lamaran sampai cara-cara melihat lowongan lowongan
69
pekerjaan yang ada. Selanjutnya pelatihan kompetrisasi Akuntansi oleh PT
Zahir Acc Indonesia, Pelatihan Zahir mengajarkan siswa SMKN 20 Jakarta
bagaimana menyelesaikan laporan keuangan menggunakan sistem
komputeterisasi aplikasi Zahir, dan yang terakhir adalah penyuluhan
kesehatan yang diselenggarakan oleh LKC Dompet Duafa.74
Kelima. Kegiatan Publikasi, SMKN 20 merealisasikan program
publikasi sekolah dengan cara membuat web sekolah. Berikut adalah
pernyataan lain Waka Humas mengenai fungsi dari web sekolah “…web
sekolah yaitu semua kegiatan dan prestasi sekolah di tampilkan di dalam web,
sehingga masyarakat luas bisa mengakses sekolah kita lewat web. Soalnya
kan jaman sekarang udah jaman internet kita manfaatkan google sebagai
sarana promosi lewat web sekolah.” 75
Kelima program Humas yang dilaksanakan oleh SMKN 20 di atas
bertujuan untuk mengembangkan kerjasama dengan berbagai perusahaan,
profit maupun non profit. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan
relevansi pembelajaran di SMK dengan Dunia Usaha Dunia Industri.
Diharapkan dengan seluruh kegiatan yang di berikan oleh siswa dapat
meningkatkan keterampilan dan profesionalitas yang dibutuhkan pasar kerja.
c. Peran Humas dalam Persiapan Prakerin
Seperti yang dibahas pada ulasan sebelumya mengenai tahapan
persiapan prakerin di SMKN 20 adalah proses yang paling memakan waktu
yang lama, dimana pihak sekolah harus mempersiapkan segala sesuatunya
dengan matang agar pelaksanaan prakerin berjalan dengan lancar, seperti yang
dikemukakan oleh Ibu Indah, Kepala Kompetensi Keahlian Perbankan
Syariah tentang persiapan yang harus di lakukan sekolah sebelum
pelaksanaan Prakerin antara lain “Prosedur program itu dimulai proses
74
Diolah dari Web Resmi SMKN 20 ,www.SMKN20JKT.sch.org/kegiatan, diakses tgl 5 Juli
2017, 18:44 75
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra Devi Waka Humas SMKN 20 Jakarta, 20 Juli 2017
70
perencanaan program, proses pelaksanaan dan akhir. Penyusunan program
dimulai dari, penyiapan berkas berkas, penetapan tempat Prakerin,
mengelompokan siswa, kemudian pemilihan guru pembimbing…”76
Pernyataan yang lain dikemukakan oleh Ibu Indah mengambarkan
pelaksanaan persiapan Prakerin secara teknis di SMKN 20, pernyataan
tersebut dipengaruhi oleh tugas pokok Ibu indah sebagai koordinator teknis
prakerin . Dalam nuansa berbeda di sampaikan oleh Waka Humas SMKN 20
Jakarta Ibu Khitra Devi sebagai berikut .
“Yang harus disiapkan pertama harus administratifnya itu untuk
perizinan, terus rencana kerja, jurnal lain lain ya, dilanjut dengan
memastikan bahwa siswa siswi itu memiliki keterampilan kerja, dan
pengetahuan tentang keahliannya harus memadai, tidak mungkin kita
lepas mereka prakerin tapi mereka tidak mengetahui teori tentang
program keahliannya dong, untuk mewujudkan persiapan tersebut saya
bersama tim berkoordinasi dengan pihak pihak tertentu yang tentunya
berkaitan dengan prakerin kaya contohnya pihak DUDI, Komite, Wali
Murid dan Guru guru yang ikut serta dalam program ini untuk
membicarakan rencana program prakerin kedepannya.”77
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan tahapan yang
SMKN 20 lakukan untuk mempersiapkan program prakerin adalah 1)
mempersiapkan administratif dan pemberkasan, 2) Menyiapkan keterampilan
kerja dan pengetahuan siswa, 3) Mengkoordinasi dengan unit unit tertentu.
Dengan ketiga tahapan di atas diharapkan agar pelaksanaan prakerin dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak terkait dan dapat memberikan
pengalaman kerja yang efektif sebagai bekal siswa yang nantinya berguna
pada dunia kerja sebenarnya. Berikut ini adalah ulasan yang menjelaskan
lebih rinci tentang ketiga proses dalam tahapan prakerin yang penulis olah
dari hasil wawancara dan studi dokumentasi berikut ini :
1) Menyiapkan pemberkasan dan administrasi
76
Hasil wawancara Ibu Indah, KaKom Perbankan Syariah, 22 Juli 2017 77
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra Devi Waka HUmas SMKN 20 Jakarta, 20 Juli 2017
71
Program prakerin adalah program sekolah yang melibatkan
banyak pihak di luar sekolah contohnya orang tua wali siswa maupun
mitra kerja, maka dari itu untuk membangun kerjasama harus ada
bentuk kerjasama tertulis untuk memulai hubungan tersebut. Berikut
adalah data surat atau berkas berkas yang diolah dari hasil
dokumentasi staff humas SMKN 20 Jakarta sebagai prosedur
pelaksanaan program prakerin antara lain:
Tabel 4. 5
Tabel Daftar Dokumen Persiapan Prakerin
Sumber: Diolah dari dokumen persiapan prakerin di SMKN 20 Jakarta
Dari Tabel 4.9 di atas menggambarkan kesiapan Humas SMKN
20 Jakarta dalam menyiapkan administrasi sebelum prakerin dimulai,
berkas berkas dan domumen tersebut dapat menjadi sumber informasi
untuk penilaian program prakerin selanjutnya, dan juga surat surat
yang dikirim sekolah untuk mitra kerja menandakan bentuk
komunikasi tertulis untuk memulai menjalin kerjasama antar dua belah
pihak. Dari semua berkas yang disiapkan oleh tim prakerin dapat
No Nama Surat Penerbit Penerima Keterangan
1 Surat
Permohonan
Prakerin
KaKom Mitra Kerja Digunakan sebagai surat untuk
meminta izin melakukan prakerin
2 MoU
Prakerin
WK.Humas
dan KaKom
Mitra Kerja Surat perjanjian antara sekolah
dan perusahaan terkait
pelaksanaan prakerin
3 Jurnal Harian
Prakerin
WK.Humas
dan KaKom
Siswa
Prakerin
Buku jurnal unruk mencatat
kegiatan/jobdeks siswa selama
prakerin
4 Buku Monitoring WK Humas Guru
Pembimbing
Digunakan sebagai buku catatan
atau penilaian selama guru
pembimbing melakukan
monitoring
5 Surat lainnya WK Humas
dan KaKom
Mitra kerja Surat ini biasanya dikeluarkan
jika ada pergantian hal diluar
MoU, contoh surat pergantian
siswa prakerin, dan surat balasan
72
penulis simpulkan bahwa persiapan administrasi sekolah berjalan baik
dan lengkap.
2) Menyiapkan keterampilan kerja dan pengetahuan siswa
Untuk melancarkan pelaksanaan prakerin, Waka Humas beserta
KaKom per Jurusan didukung oleh Waka Sarpras meyiapkan
program program yang dikhususkan untuk mengembangkan
keterampilan kerja siswa sesuai jurusan tertentu.
Berikut adalah program penyiapan keterampilan kerja siswa
SMKN 20 Jakarta :
a) Program “Kantin Mandiri”
Program Kantin Mandiri merupakan program sekolah
diperuntukan seluruh siswa dari kelas X dan XI. Hasil observasi
yang penulis lakukan di Kantin SMKN 20 Jakarta
mengungkapkan bahwa :
“ kantin mandiri merupakan kantin biasa yang
menyediakan makanan dan minuman untuk seluruh siswa
dan guru di sekolah. Terdapat delapan gerai dengan
berbagai varian makanan dan minuman. Yang membuat
kantin ini berbeda dengan kantin sekolah lain adalah yang
menjual dan yang melayani gerai gerai makanan tersebut
adalah siswa siswi SMKN sendiri. Satu gerai dapat dijaga 3
orang siswa. Siswa membuat makanan, mengantar
makanan, membersihkan gerai sendiri. Dekorasi kantin
dibuat seperti kafe modern pada umumnya hal ini sangat
berbeda dengan penampakan kantin sekolah sekolah biasa
yang terkesan kaku. Suasana kantin lebih nyaman karena
dilengkapi dengan musik dan posisi kantin bersebelahan
dengan ruang band sehingga pengunjung kantin dapat
menikmati makanan sambil melihat pertunjukan musik
secara langsung. 78
Penjelasan Tentang kantin Mandiri juga di paparkan
oleh Waka Humas Ibu Khitra Devi Sebagai berikut :
78
Hasil Observasi Kantin Mandiri SMKN 20 Jakarta, 22 Juli 2017
73
“…Kantin kita juga dikelola sama siswa dari mulai jual
beli sampai pembukuannya itu dilaksanakan sama siswa
seluruh jurusan, orang kantin hanya masok barang aja .kan
ada 8 gerai, itu per 2 gerainya dikelola oleh satu jurusan.
Jadi AK, AP, PJ, PB memiliki masing masing 2 gerai. Dan
kantin mandiri tersebut punya satu penanggung jawab
yaitu Ibu Vera dibantu oleh KaKom masing masing
jurusan untuk pengurusannya“.79
Berdasarkan pemaparan di atas kantin mandiri dikelola
untuk memberikan pengalaman kerja langsung, dimana siswa
melayani sendiri pelanggan dari mulai penjualan barang dagang,
produksi hingga pembukuan. Konsep kantin juga dibuat berbeda
dengan kantin sekolah pada umumnya, dimana tampilan kantin
dibuat lebih modern dan nyaman seperti yang dijelaskan pada
wawancara di atas. Sehingga siswa dapat lebih inovatif dan kreatif
dalam berbisnis.
b) Program “Student Receiptionis”
Berbicara soal adminisrasi perkantoran erat kaitannya dengan
bagaimana cara pegawai untuk menerima tamu atau sering disebut
receiptionist. SMKN 20 Jakarta memilki receiptionis sekolah, dan yang
menjadi receiptionis sekolah adalah siswa siswi jurusan Administrasi
Perkantoran.
Dari hasil observasi penulis di SMKN 20, program Student
Receiptionist merupakan program dimana siswa siswi di dayagunakan
untuk menjadi penerima tamu setiap hari dari mulai jam operasional
sekolah dimulai sampai akhir. Peralatan yang digunakan receiptionist
adalah meja receiptionist, buku tamu, pulpen, dan kursi. Sebagai
receiptionist langkah pertama yang dilakukan siswa adalah menyapa tamu
yang datang, kedua tamu diarahkan mengisi buku tamu, kemudian ditanya
79
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli 2017
74
keperluannya. Selanjutnya receiptionist memproses permintaan keperluan
tamu yang datang.80
c) Program Bank Mini Syariah
Seperti yang sudah di paparkan pada tabel 4. 5 tentang sarana
prasarana Bank Mini Syariah (BMS) menggambarkan bahwa suasana
BMS di desain meryerupai cabang bank pada umumnya. Hasil
dokumentasi yang penulis peroleh, BMS merupakan wadah praktik siswa
siswi Jurusan Perbankan Syariah untuk belajar langsung tentang kegiatan
operasional bank syariah pada umumnya. Siswa siswi berlaku sebagai
pegawai BMS yaitu teller dan customer service. Pegawai BMS secara
langsung melayani pelanggan yaitu siswa siswi smkn 20 maupun guru
yang ingin menabung, membayar administrasi lainnya ataupun mengambil
uang .81
d) Program Bussines Center
Program Bussiness Center ditawarkan olek SMKN 20 sebagai
wadah melatih kesiapan kerja siswa siswi SMKN 20 Jurusan Penjualandan
akuntansi dalam mengelola sebuah bisnis. Sebagaimana yang dipaparkan
oleh majalah online yaitu majalahouch.com dalam artikelnya
“Untuk jurusan Pemasaran SMK 20 Jakarta menyediakan Bisnis
Center untuk mempraktikan ilmunya. Nah, di Bisnis Center(BC)
kamu diajarin untuk mengelola usaha, dari penjualan, pembelian,
barang, dan masih banyak lagi. Jadi, pas udah lulus dari SMK 20
Jakarta kamu udah siap untuk terjun ke dunia usaha. Mantap kan
Sob?”82
Senada dengan penjelasan di atas kepala Jurusan Penjualan Ibu
Netty juga memaparkan tentang kegunaan BC sebagai berikut :
80
Diolah dari hasil Observasi Kegiatan di Student Receiptionis SMKN 20 Jakarta, 20 Juli
2017 81
Diolag dari hasil Observasi Kegiatan Perbankan di Bank Mini Syariah SMKN 20 Jakarta 82
www. majalahouch.com, diakses 2 September 2017, 19:07 wib.
75
“Kita juga ada Bisnis Center (BC) atau kopsis, itu lab nya
pemasaran, BC itu semacam minimarket sekolah yang pegawainya
adalah siswa siswi smk sendiri, jadi siswa yang jaga BC adalah
Jurusan Penjualan dibantu oleh anak Akuntansi, anak-anak sebelum
prakerin mereka sudah tahu gimana menggunakan cash register,
scanner, cara melayani pelanggan, stok barang secara nyata.
Soalnya siswa langsung melayani pelanggan yang ingin membeli
barang - barang yg di jual secara realnya selayaknya di supermarket
pada umumnya”.83
Berdasarkan kedua sumber informasi di atas penulis
menyimpulakan bahwa BC adalah wadah yang dibuat sekolah sebagai
tempat /alat latihan siswa siswi memasukin dunia bisnis secara nyata.
Kegiatan operasional di bisnis center adalah kegiatan yang terjadi
diperusahaan dagang pada umumnya, kegiatan tersebut mengkoordinasi
dari mulai barang dagang didistribusikan dari supplier sampai dengan
barang dagang diterima pembeli, dengan itu siswa dilatih untuk menangani
seluruh kegiatan tersebut bersama sama denga tim.
Dari keempat program yang telah dijelaskan satu persatu, penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa setiap jurusan memiliki kebutuhan dan
caranya masing masing dalam meningkatkan keterampilan kerja. Staff
humas SMKN 20 dibantu dengan unit unit lain sudah melakukan usaha
yang baik dengan cara menganalisis kebutuhan tersebut dalam
merealisasikan keempat program di atas. Diharapkan dengan adanya
keempat program di atas siswa memiliki keterampilan kerja yang memadai
sebelum meraka melaksanakan prakerin.
3) Mengkoordinasi dengan unit unit tertentu
Humas SMKN 20 dalam rangka mempersiapkan prakerin
berkodinasi dengan unit unit terkait di sekolah dengan mengadakan
pertemuan yang bertujuan untuk membicarakan rencana pelaksanaan
prakerin yang akan diselenggarakan. Hasil wawancara dari beberapa pihak
83
Hasil Wawancara Ibu Netty, KaKom Penjualan SMKN 20 Jakarta, 23 Juli 2017
76
dapat dijelaskan tentang rapat atau pertemuan yang dilakukan staff humas
dengan beberapa unit tersebut antara lain pertama, rapat pimpinan. Berikut
penjelasan tentang rapat pimpinan yang penulis dapatkan dari hasil
wawancara dengan Waka Humas SMKN 20 sebagai berikut:
“… Nah rapat mengenai program sekolah biasanya diselenggarakan
Kepala Sekolah bersama wakil yang lain, contoh kesiswaan,
kurikulum dan sarana prasarana, biasanya membicarakan tentang
program sekolah secara garis besar, semua program salah satunya
prakerin juga di bicarakan… “.84
Dari keterangan di atas, rapat pimpinan merupakan wadah
komunikasi antar Kepala Sekolah dengan para wakilnya, rapat tersebut
juga dapat mengkordinasi Waka humas dengan Waka bidang lain untuk
saling membantu dalam menyukseskan program sekolah, karena tidak
dapat dipungkiri program humas akan berhasil jika didukung oleh
kurikulum dan fasilitas sarana prasarana yang baik. Dengan bertemu
secara tatap muka lewat rapat komunikasi dirasa akan lebih efektif.
Kedua, rapat kerja rutin, Humas SMKN 20 Jakarta berkoordinasi
dengan banyak pihak untuk membicarakan teknis prakerin antara lain
dengan setiap KaKom seperti yang dijelaskan oleh Ibu Indah KaKom
Perbankan Syariah berikut ini:
“Kalau berkoordinasi secara formal ada forumnya yaitu pada saat
rapat, sekolah melaksanakan rapat rutin dengan Waka humas dan
guru pembimbing sebelum prakerin. Itu untuk membicarakan
rencana prakerin kedepannya Hal hal yang dibicarakan dalam rapat
kerja rutin biasanya tentang penjadwalan prakerin, kendala prakeirn
yang harus di perbaiki dari tahun lalu, teknis pengawasan,
pembekalan prakerin, dan juga mempersiapkan segala sesuatu hal
yang berkaitan tentang prakerin. Pada rapat ini Waka humas juga
dapat membicarakan tentang pengembengambangan program untuk
menambah keterampilaan siswa sebelum prakerin kepada setiap
KaKom….”85
84
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, 20 Juli 2017 85 Hasil wawancara Ibu Indah, KaKom Perbankan Syariah, 22 Juli 2017
77
Penjelasan lain yang selaras juga di utarakan oleh KaKom
Penjualan Ibu Netty sebagai berikut :
“….kordinasi mungkin rapat saja, sebelum prakerin membicarakan
tentang bagaimana rencana yang akan dilakukan untuk teknisnya
.apa mitra kerjanya kurang, nanti kita saling membantu aja mencari
informasi mitra kerja lain yang bisa menerima siswa prakerin,dan
diakhir juga diadakan rapat kerja buat evaluasi…“86
Dari keterangan yang dikemukakan Ibu Indah dan Ibu Netty di atas
menyebutkan rapat kerja dilakanakan secara rutin dan kondisional. Rapat
kerja digunakan untuk mengevaluasi program prakerin dari awal
perencanaan hingga akhir pelaksanaan. Pada rapat ini Waka humas dapat
mengkordinasi pembagian tugas antar tim.
Ketiga adalah rapat rutin dengan Wali murid merupakan pertemuan
untuk membicarakan program sekolah salah satunya program kehumasan.
Berikut adalah pernyataan yang penulis dapatkan dari hasil wawancara
dengan Waka Humas SMN 20 Jakarta :
“Orang tua murid diberitahu, biasanya diundang dirapat dulu kalau
putra putri beliau akan mengadakan prakerin satu sampai tiga bulan
.kita juga menjelaskan program program sekolah selama selama di
kelas 11 salah satunya prakerin dan seluruh program kehumasan
yang kami anggap orang tua harus tahu”.87
Berdasarkan pendapat Ibu Khitra dapat dijelaskan bahwa rapat
tersebut sebenarnya tidak dikhususkan untuk memberitahukan keseluruhan
kegiatan prakerin, namun rapat tersebut memberi informasi kepada seluruh
wali murid tentang program kehumasan seperti kunjungan industri,
prakerin dan lainnya. Diharakan setelah orang tua mengetahui program
yang akan di laksanakan mereka dapat lebih aktif untuk mendukung
program dengan cara memberi dorongan finansial non finansial dan
pegawasan kepada siswa.
86 Hasil Wawancara Ibu Netty, KaKom Penjualan SMKN 20 Jakarta , 23 Juli 2017
87 Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli 2017
78
Akhir dalam rangkaian rapat dan pertemuan dengan unit unit
tertentu adalah pembekalan siswa sebelum prakerin. Pembekalan siswa
peserta prakerin di SMKN 20 diadakan per setiap jurusan beberapa hari
sebelum siswa melaksanaka prakerin, kegiatan pembekalan prakerin
dijelaskan oleh salah seorang siswa SMKN 20 bernama Elsa yang sudah
melaksanakan prakerin sebagai berikut :
“Persiapan sebelum prakerin biasanya siswa itu dikumpulikan
dimasjid dikasi pengarahan, pembekalan oleh beberapa guru
khususnya kaya KaKom dan guru bimbingan konseling. Kita
biasanya dikasih tau gimana sih budaya kerja, aturan aturan kerja,
terus buat laporan, ngisi jurnal, pokoknya dijelasikan tentang
gambaran prakerin tahun kemarin sama guru guru. 88
Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa pembekalan prakerin
SMKN 20 Jakarta merupakan cara sekolah memberikan penjelasan dan
pengertian hal apa yang harus dan tidak harus dilakukan ketika
pelaksanaan prakerin, juga apa yang harus dipersiapkan sebelum
pelaksanaannya. Melalui pembekalan prakerin siswa diharapkan lebih
percaya diri untuk membaur dengan karyawan yang ada di
perusahaan.pihak humas bekerjasama dengan pihak lain untuk
melaksanakan pembekalan prakerin.
d. Peran Humas Dalam Pelaksanaan Prakerin
Selama prakerin berlangsung tidak terlalu banyak yang dilakukan
pihak seolah. SMKN 20 melalui Waka Humas dibantu oleh Kepala
Jurusan dan Guru pembimbing hanya melakukan pengawasan pelaksanaan
prakerin, seperti yang di katakan oleh wulan salah satu siswa Jurusan
Perbankan Syariah dalam sesi wawancara berikut ini.“ Beberapa bulan
sesuai kesepakatan ada guru pembimbing dari sekolah datang ke tempat
kerja buat mengadakan pengawasan, kalau ada masalah pasti guru dari
88
Hasil wawancara Elsa siswa Jurusan Penjualan, SMKN 20 Jakarta , 18 Juli 2017
79
sekolah datang buat mengkomunikasikan sama pendamping di tempat
kerja”.89
Penjelasan responden di atas menyatakan adanya hubungan
komunikasi yang dijalin sekolah dengan pihak dunia keja untuk
memastikan bahwa prakerin berjalan dengan baik. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh tutor mitra kerja Ibu Winanaya dari perusahaan
Jasaraharja Putera tentang pelasanaan pengawasan prakerin sebagai
berikut :
“Biasanya guru kalau siswanya dateng guru pembimbing nganterin,
kaya serah tanggung jawab nanti sekolah nitipin siswanya buat kita
bombing karena kan karena prakerin berlangsung tanggung jawab
siswa dialihkan ke saya. Nanti ditengah juga datang buat monitor ya ,
kayananya nanya kinerja anak anak seperti apa, kenadala apa yang di
alami.nanti pembimbing juga kita kasih waktu buat ngobrol tuh sama
peserta prakerin .Terus dateng lagi di akhir utnuk menarik siswa
prakerin. ”90
Kedua pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu Winanaya dan
siswa tersebut menguatkan bahwa pihak humas SMKN 20 Jakarta
mencoba menjamin bahwa hubungan harmonis antar sekolah dan mitra
kerja tercipta dengan baik. Pihak sekolah melalui guru pembimbing
memastikan jalannya proses prakerin tidak memberatkan kedua belah
pihak antara pihak perusahaan dengan siswa maka itu perlu pengawasan di
tengah pelaksanaannya agar jika perbaikan memungkinkan terjadi maka
guru pembimbing dapat memberikan saran untuk mengurai masalah yang
terjadi.
Namun dalam pelaksanaan pengawasan prakerin tidak selalu sesuai
dengan prosedur yang ada, kadang kala guru pembimbing berhalangan
hadir sehingga pengawasan tidak rutin sebanyak 3 kali dilakukan. Seperti
89
Hasil wawancara siswa Wulan, Perbankan Syariah SMKN 20 Jakarta , 16 Juli 2017 90
Hasil wawancara Ibu Wina Naya , Tutor mitra kerja PT Jasaraharja Putera 23 Juli 2017
80
yang di katakana oleh siswa peserta prakerin, Alya jurusan akuntansi
sebagai berikut :
“Kalau guru pembimbing biasanya datang ke tempat prakerin pada
saat awal mengantarkan, sama akhir, guru pembimbing dari sekolah
menitipkan kita nantinya akan prakerin diperusahaan, kalau pas di
tengah kadang ada kelompok yang guru pembimbingnya datang
untuk monitor, kadang juga tidak ada tergantung gurunya sama ada
masalah yang timbul apa tidak di tempat prakerin”.91
Dari pernyataan yang Alya kemukakan pada sesi wawancara
mengungkapkan bahwa guru pembimbing tidak selalu datang dalam tiga
kali selama pelaksanaan prakerin, namun ada beberapa kelompok yang
hanya di monitor dua kali yaitu pada saat awal program prakerin dan
diakhir pelaksanaanya, jika tidak ada masalah yang berarti yang terjadi
selama prakerin guru pembimbing tidak selalu memonitor langsung ke
tempat prakerin. Dapat disimpulkan kunjungan guru pembimbing ke
tempat prakerin adalah kondisional sesuai dengan kebutuhan siswa dan
mitra kerjanya.
Kekurangan lain dalam pelaksanaan pengawasan prakerin dilihat
dari buku monitoring yang diberikan kepada setiap guru pembimbing.
Terlihat banyak catatan kosong pada kolom buku monitoring tersebut,
sehingga informasi yang positif atau negatif detil tentang keadaan siswa
dan mitra kerja kurang tergambarkan . 92
e. Peran Humas Sekolah Dalam Evaluasi Prakerin
Berdasarkan data yang diolah dari hasil dokumentasi, laporan hasil
evaluasi Prakerin di SMKN 20, menghasilkan sebuah data berisi daftar
nama perusahaan dan statusnya. Status perusahaan menunjukan layak
tidaknya perusahaan tersebut untuk direkomendasikan menjadi tempat
Prakerin tahun berikutnya. Laporan tersebut terbentuk karena dukungan
91
Hasil wawancara siswa Alya, Akuntansi SMKN 20 Jakarta, 16 Juli 2017 92
Diolah dari data dokumentasi buku monitoring prakerin, tahun 2015/2016
81
dari laporan buku monitoring guru pembimbing dan jurnal harian prakerin
peserta prakerin. 93
Berikut adalah contoh tabel hasil evaluasi prakerin
terhadap mitra kerja.
Tabel 4. 6
Tabel Evaluasi Prakerin terhadap Mitra Kerja
Sumber: Diolah dari dokumen Evaluasi prakerin di SMKN 20 Jakarta, tahun 2016
3. Mitra Kerja
Berikut adalah sekilas informasi dari mitra kerja prakerin SMKN 20
Jakarta yang menjadi subyek penelitian :
a. PT Jasa Raharja Putera
PT Asuransi Jasaraharja Putera (JP-INSURANCE) telah
memberikan layanan asuransi yang luas kepada masyarakat di seluruh
Indonesia. Menyediakan produk jasa asuransi antara lain, JP-ASTOR
93
Diolah dari data dokumentasi evaluasi mitra kerja Prakerin SMKN 20 Jakarta .
No Nama Perusahaan Alamat
Kesesuaian Rencana Prakerin
Akan Datang
Sesu
ai
Tdk
Sesuai
Reko
men
Tdk
Reko
men
1 Koperasi Pasar
Cipete Jl. Cipete Raya √ √
2 PT. SUN STAR
PRIMA MOTOR
Jl. Raya Fatmawati
No. 58 Jakarta 12150 √ √
3
PT. BNI SYARIAH
Kantor Cabang
Fatmawati
Jl. RS. Fatmawati No.
30 C-D Cilandak Jak-
Sel
√ √
4 Konsultan Pajak . H.
Sudiyono
Jl. Ulujami Raya No.
54 Pesanggrahan Jak-
Sel
√ √
5 KPP Pratama Jakarta
Kebayoran Baru Dua
Jl. Ciputat Raya No.2
Pondok Pindang Jak-
Sel 12310
√ √
6 PT. Enneren
Technologi
Jl. Kemang Raya
No.4 Jak-Sel 12730 √ √
82
(Asuransi Kendaraan Bermotor), JP-GRAHA (Asuransi Kebakaran), JP-
ASPRI (Asuransi Kecelakaan Pribadi), Asuransi Pengangkutan, dll.94
Pelaksanaan program prakerin di PT Jasaraharja di khususkan
untuk siswa SMKN 20 Jurusan Administrasi Perkantoran, dikarenakan
job deks perusahaan tersebut relevan dengan kompetensi keahlian
Administrasi Perkantoran.
b. PT Sejantung Grup Indonesia
PT Sejantung Group adalah perusahaan investasi dana asing,
salah satu anak perusahaannya PT ACB adalah perusahaan jasa yang
bergerak bidang pengamanan (jasa security) terhadap perusahaan yang
mengembangkan bisnis di Indonesia.95
PT ini sangat direkomendasikan oleh Staff Humas sebagai tempat
Prakerin, sesuai yang terlampir dalam dokumen Mitra Kerja DUDI
SMKN 20 Jakarta tahun 2015/2016. PT SGI menandatanagni MoU
Prakerin dengan SMKN 20 Jakarta sejak 3 tahun yang lalu.96
C. Analisis Data
1. Peran Humas Dalam Melaksanakan Program Prakerin
Menurut Ari Sularso dalam Jurnal komunika yang telah diulas pada
bab 2 di atas terdapat empat kategori peran humas dalam organisasi yaitu
sebagai ahli/penasihat, teknisi komunikasi, dan fasilitator komunikasi.
Berikut adalah ulasan ketiga peran humas tersebut yang penulis olah dari
hasil wawancara di SMKN 20 Jakarta sebagai berikut :
a. Humas sebagai ahli / penasihat
Dalam rangka menjadi ahli atau penasihat sekolah dalam melaksanakan
94
Web resmi PT Jasa Raharja Putera, https://www.jasaraharja.co.id/diakses tgl 6 september
2017 pukul 14:54 95
Didownload dari http://cijantungscurity.blogspot.co.id/2013/11/latar-belakang-pt-
acb.html.more, diakses tgl 5 september 2017, 12:39 wib 96
Diolah dari data mitra kerja Prakerin SMKN 20 Jakarta tahun 2015-2016
83
progam prakerin di SMKN 20, humas sekolah dalam hal ini merancang
perencanaan program prakerin. Humas mengkoordinir unit lain di
sekolah meliputi kepala program keahlian, guru BK dan Komite untuk
memberikan kontribusinya. Tidak sampai disitu, staff humas juga
membantu dalam hal pengawasan program dan ketersediaan sarana
praktik umtuk pelaksanaan program tersebut. Berikut adalah program
yang dirancang untuk mempersiapkan siswa prakerin antara lain :
1) Bank Mini Syariah
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Indah Ketua
Jurusan Perbankan Syariah dalam wawancara yang dilakukan oleh
penulis, beliau menyatakan bahwa:
“Sebenarnya yang paling penting untuk disiapkan sebelum
Prakerin itu adalah kompetensi siswanya, kalo kelas sepuluh
materinya sudah masuk ke Prakerin contoh administrasi,
keuangan juga sudah masuk dan pengetahuan dasar dasar
tentang perbangkan juga sudah diberikan…”97
Uraian di atas, menunjukan bahwa hal yang paling penting
untuk mempersiapkan pelaksanaan prakerin adalah mempersiapkan
kompetensi keteramilan siswa sesuai dengan program keahliannya.
Jika kompetensi keterampilan siswa dirasa sudah mencukupi, siswa
tidak khawatir dan canggung untuk menerima tugas dari tutor atau
pegawai lain dalam melaksanakan prakerin. Maka dari itu Bank
Mini Syariah hadir untuk menjadi wadah para siswa SMKN 20
Jakarta untuk memberi pengalaman kerja seputar kegiatan transaksi
di perbankan syariah secara langsung dan nyata. Seperti apa yang
dikemukakan oleh salah satu siswa perbankan syariah sebagai
berikut:
“…praktik di BMS si ngebantu banget, itu kan kita bisa jadi
latihan untuk pemula gimana jadi banker, sebagai pekenalan
gimana sih teknis teknis di bank .kurang lebihnya suasana
97
Hasil wawancara Ibu Indah KaKom Perbankan Syariah, 22 Juli 2017
84
kerja di bank. Jadi kita tidak kagok kalo beneran terjun ke
dunia perbankan realnya “98
Seluruh kegiatan di BMS dirancang relevan dengan kegiatan
perbankan syariah pada umumnya. Siswa diberikan pengalaman
layaknya pegawai bank yang memproses transaksi bank seperti,
transaksi menabung, penarikan uang, pengalihan saldo transaksi
bank, pembagian bagi hasil dan lainnya. Seluruh kegiatan di BMS
membantu siswa untuk lebih cepat beradaptasi didunia perbankan
yang notabennya adalah tempat prakerin mereka. Hal ini dikuatkan
oleh pernyataan wulan siswa Jurusan Perbankan Syariah SMKN 20
Jakarta berikut adalah kutipannya:
“Ada beberapa yang sama, ada beberapa hal yang kita baru
tahu disana, kita prakerin belajar tentang teller, customer
service, nyari nasabah pernah sih kak, yang terpakai banget
apalagi akad, terus di tempat kerja juga dijelasin lebih jelas
lagi, kita di sekolah mempelajari tentang akad pas di BMS
juga praktekan sedikit, nah pada saat prakerin kita seperti
mempraktikan gitu, tapi memang sedikit beda sih pada
pelaksanaanya tapi minimal kita udah ada bayangan soalnya
udah pernah tau pas praktik di BMS”.99
Dari pemaparan terungkap bahwa siswa peserta prakerin
SMKN 20 Jakarta dilatih untuk mengembangkan pengetahuan yang
sudah dimilikinya pada saat prakerin. Dengan pengetahuan yang
dimiliki lewat praktik langsung di sekolah siswa lebih familiar
untuk menjalankan tugas prakerinnya. Hal itu menandakan bahwa
kegiatan prakerin sangat relevan dengan kegiatan praktik kerja di
BMS hanya saja berbeda sistem dan dengan siapa siswa bekerja. Di
sekolah, yang menjadi pelanggan mereka hanyalah warga sekolah
seperti siswa dan guru, namun pada saat prakerin ketika siswa
menjadi customer service siswa dihadapkan untuk melayani
98
Hasil wawancara siswa Wulan, Perbankan Syariah SMKN 20 Jakarta , 16 Juli 2017 99
Wulan, Ibid
85
pelangan bank sebenarnya. Dari situlah siswa memanfaatkan
keterampilannya dalam melayani pelanggan.
Tidak hanya itu, menurut data yang dioleh dari hasil
observasi tentang sarana prasarana prakerin menggambarkan bahwa
sarana prasarana yang disediakan di BMS sangat membantu dalam
penguasaan keterampilan siswa menguasai alat kerja sebelum
mereka dilepas untuk prakerin. Ketersediaan alat alat kerja seperti
computer, berbagai form untuk pelanggan, printer kwitansi dan
lainnya yang siswa juga temukan di bank pada saat prakerin siswa
juga temui di BMS hanya saja lebih sederhana. Siswa minimal
sudah mengetahui fungsi dan kegunaan alat alat kerja tersebut
secara umum
2) Program “Student Receiptionist”
Program student receiptionist adalah program sekolah
untuk menyiapkan mental dan kesiapan kerja siswa sebelum siswa
langsung praktik di dunia kerja. Ibu Khitra Devi menjelaskan alasan
dibuat program persiapan kesiapan kerja sebelum prakerin adalah
sebagai berikut :
“….Masalah lain adalah karena Siswa itu sebelumnya suka
berkelompok di tempat kerja, mungkin karena masih
canggung ya jadi kurang bisa berbaur, tapi sering kita
ingatkan dan kita buatkan program perjurusan untuk melatih
mereka agar mudah beradaptasi dengan orang baru, ditambah
kita di pecah divisi per anak yang satu kelompok Prakerin agar
anak anak bisa melatih komunikasi mereka di tempat kerja,
jadi siswa tidak berbicara dengan teman yang itu itu
saja,sebisa mungkin kita bimbing dia sebagai image pekerja
bukan sebagai siswa “.100
Penjelasan di atas mengungkapkan masalah siswa prakerin
yang disebabkan oleh kemampuan komunikasi siswa yang terbatas.
Banyak waktu yang tebuang hanya untuk dapat berbaur dengan
100
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli 2017
86
lingkungan kerja, sehingga waktu yang dipergunakan untuk belajar
dan praktik diperusahaan menyempit. Dengan alasan tersebut pihak
sekolah membuat program program kesiapan kerja perjurusan
seperti BMS, Student Receiptionis dan lainnya untuk megurai
masalah komunikasi yang dialami siswa.
SMKN 20 membuat program untuk meningkatkan
keterampilan kerja dan mentalitas kerja siswa Jurusan Administrasi
Perkantoran dengan cara, siswa tersebut menjadi penerima tamu di
sekolah setiap harinya secara bergilir. Sesuai dengan yang dikatakan
oleh siswa jurusan Administrasi Perkantoran SMKN 20 sebagai
berikut :
“iya kak di rolling. Kalo jadi receiptionist, kita pakai baju
kantor ya selayaknya receiptionist aja, tugasnya nanti kita
menyapa tamu, menanyakan keperluannya, mencatat tujuan
berkunjung, terus kalo udah tau apa keperluannya tinggal di
panggilin aja dengan siapa tamu mau bertemu, atau mungkin
tamu hanya menitipkan barang” 101
Penjelasan di atas menunjukan bahwa dengan siswa bertemu
langsung dengan tamu, maka siswa akan terbiasa untuk
berkomunukasi dengan orang lain, mentalnya akan terbentuk untuk
lebih berani dalam berkomunikasi dan menanggapi respon. Untuk
itu, diharapkan pada dunia kerja yang notabennya adalah orang
orang yang baru dikenal siswa mampu berkomunikasi dan
beradaptasi dengan baik. Kemampuan baik siswa SMKN 20 dalam
berkomunkasi dibuktikan dari pengakuan tutor Prakerin Ibu Wina
Naya sebagai berikut:
“Kinerjanya, cukup baik, so far oke ko, rata rata dari mereka
cukup disiplin santun, yah kalo salah salah dikit dalam
mengerjakan tugas yang diberikan kan wajar ya namanya
masih belajar. Makanya kita terus tuntun, kita juga pilih pilih
101
Hasil wawancara Monica, siswa jurusan Administrasi Perkantoran, SMKN 20 Jakarta ,
16 Juli 2017
87
kasih kerjaan yang sekiranya sulit bukan keahlian mereka ya
kita tidak berikan. Untungnya rata rata siswa dari SMKN 20
yang Prakerin sih pada aktif aktif ya sering nanya kalo tidak
mengerti sama tugas yang dikasih, tidak diam aja, jadi
kitanya enak bimbingnya kaya temen aja tidak terlalu
kaku.”102
Penjelasan tersebut memberi bukti bahwa siswa SMKN 20
tidak memiliki masalah yang berarti dalam proses adaptasi di dunia
kerja, mereka tanggap dalam memahami tugas dan kewajban mereka
sebagai peserta prakerin sehingga tutor lebih mudah untuk
memberikan tugas dan tanggung jawab.
3) Program Bussines Center
Berdasarkan hasil observasi di Bisnis Center SMKN 20
Jakarta program ini merupakan wadah bagi siswa jurusan akuntansi
dan penjualan untuk lebih memahami kegiatan operasional yang
berkaitan dengan dunia kerja yang relevan dengan Jurusan
Akuntansi dan Pemasaran. Program ini memberikan pengalam kerja
sesuai dengan apa yang didapat pada saat prakerin, hal ini selaras
dengan pernyataan yang dikemukakan Elsa, siswa SMKN 20 Jakarta
Jurusan Penjualan, sebagai berikut:
“…kita kan udah tahu gambarannya kalo prakerin di retail itu
seperti apa, pasti berhubungan sama alat alat kasir, cash
register, scanner, terus timbangan makanan atau buah, jadi di
sekolah kita sudah diajarkan, sekolah ada lab penjualan.
Sebelum prakerin juga kan kita disuru jaga BC jadi sedikit
banyak tau lah bagaimana susahnya di retail swalayan. Kaya
selving barang, ngecek barang datang, melayani pembeli dan
lain-lain.”103
Uraian di atas menunjukan bahwa Mitra Kerja Jurusan
Penjualan adalah retail besar, dimana perkerjaan yang dilakukan
lebih menguras tenaga karena siswa langsung dihadapkan untuk
102
Hasil wawancara Ibu Wina Naya, tutor mitra kerja PT Jasaraharja Putera 23 Juli 2017 103
Hasil wawancara oleh Elsa Siswa Jurusan Penjualan SMKN 20 Jakarta 16 Juli 2017
88
mengurus persediaan barang dagang pada retail retail besar yang
jumlahnya sangat banyak. Namun, dengan adanya BC siswa sudah
memiliki gambaran mengenai uraian pekerjaan yang akan dilakukan,
dimana pekerjaan tersebut berhubungan dengan pekerjaan fisik yang
sedikit berat. Sejauh ini, dengan siswa sebelumnya belajar tentang
dunia bisnis penjualan di bisnis center siswa menjadi luwes untuk
mengerjakan pekerjakan yang diberikan di tempat Prakerin. Berikut
adalah pernyataan Elsa, siswa peserta prakerin SMKN 20 Jakarta
yang melaksanakan Prakerin di PT Cahaya
“. job deksnya pas prakerin kalau barang dagang datang kita
cek di list merchandise sama kita input nanti di komputenya.
kita cek si kuantitasnya sama tidak dengan barang yang di
order, terus ngecek selvingan, terus kita juga kalo jam jam
toko lagi ramai biasanya kita dipercaya buat buka kassa, satu
kassa buka dua orang dibantu temen, kalo buka kassa kita
sendiri yang melakukan transaksi, transaksi pakai tunai non
tunai, menerima uang dan lainnya sama kaya kasir yang lain
.104
Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa pihak mitra
kerja mempercayakan siswa prakerin untuk diberikan pekerjaan
sejenis dengan yang diberikan pegawai mitra kerja. Dapat dinilai
bahwa tidak ada keraguan pihak mitra kerja tentang kemampuan
yang siswa miliki untuk membantu mengurangi beban kerja
perusahaan.
b. Humas sebagai Teknisi Komunikasi
Waka humas SMKN 20 menjalani perannya sebagai divisi yang
mengerti teknis berkomunikasi dengan publiknya dengan berbagai cara,
salah satunya dengan bertanggung jawab atas pembuatan web sekolah,
sebagaimana di katakan oleh Waka Humas, Ibu Khitra Devi dalam
wawancara berikut :
104
Hasil wawancara Elsa Siswa Jurusan Penjualan, SMKN 20 Jakarta , 16 Juli 2017
89
“Pembuatan web saya bekerjasama dengan TU untuk mengelola
datanya kaya data siswa, sarana prasarana, data guru , profil
sekolah. Untuk pembuatannya juga kita kerjasama dengan salah
satu guru yang expert dibidangnya. Dan kalo artikel itu biasanya
bebas yang buat , bisa tulisan dari guru bisa tulisan dari TU siapa
saja sih, pokoknya kalau ada event atau lomba harus
didokumentasikan nanti dibuat tulisan. Kita sortir mana yang
harus dimasukin web mana yang tidak.tidak semua kegiatan
dimasukin, pokonya saya bertanggung jawab memastikan webnya
aktif dan komunikasatif”.105
Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa humas berperan
sebagai teknisi untuk berkomunikasi dengan publiknya, dengan adanya
web, publik sekolah contohnya orang tua murid, perusaaan , dan
masyarakat luas dapat mengakses informasi dari web tersebut tanpa
harus datang langsung kesekolah. Hal ini mempermudah sekolah untuk
mempromosikan program program yang ditawarkan.. Pada web resmi
SMKN 20 terdapat berbagai artikel tentang kegiatan yang dilakukan guru
serta siswa dalam pembelajaran. Dengan membaca artikel lewat web,
pembaca yang mengakses web dapat menilai bagaimana reputasi
SMKN 20 Jakarta melalui artikel tanpa harus sekolah
mempromosikannya dengan mengeluarkan biaya lebih untuk mencetak
brosur atau pamflet
Ternyata adanya web sekolah secara tidak langsung juga dapat
mendukung program prakerin, berikut adalah pernyataan tutor prakerin
PT Sejantung Grup Indonesia berikut ini :
“SMKN 20 udah saya kenal juga soalnya temen saya dulu
alumni situ, terus sekarang kan udah maju ya internet, HRD
sama saya juga searching SMKN 20 di internet waktu saya
terima surat permohonan prakerin, terus ada webnya ya saya
baca baca ternyata banyak prestasinya terus dulu kan RSBI jadi
menurut saya sekolahnya bagus apalagi Negeri jadi kan udah
terjamin dan langsung kami acc untuk kerjasama Prakerinnya”106
105
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli 2017 106
Hasil wawancara Bapak Wahidayat Tutor DUDI PT Sejantung Group Indonesia, 24
Juli 2017
90
Melalui web sekolah, publik yang dalam hal ini adalah
perussahaan mengetahui status dan keadaan suatu lembaga pendidikan
dengan cepat dan jelas, perusahaan sebelumnya menyeleksi lembaga
pendidikan yang mengajukan kerjasama dibidang Prakerin, dengan
adanya web sekolah memberikan kemudahan untuk memberikan
informasi kepada calon mitra kerja tentang segala informasi mengenai
seluruh kegiatan dan prestasi SMKN 20, sehingga dengan lebih mudah
mitra kerja mengambil keputusan untuk menjalin kerjasama dalam
bidang apapun salah satunya Prakerin.
c. Humas sebagai Fasilitator komunikasi
Peran humas tidak jauh dari kegiatan komunikasi. Salah satu
peran humas dalam komunikasi adalah dengan mengadakan pertemuan
dengan publiknya yang dalam hal ini adalah publik internal dan eksternal
1) Rapat dengan publik internal, seperti yang diketahui dalam paparan
bab 2 tentang ruang lingkup prakerin. Terdapat dua jenis publik
yaitu internal dan eksternal. Publik internal sekolah antara lain
seluruh komponen sekolah. Dalam melaksanakan program Prakerin
humas menjalin komunikasi dengan publik internal dengan cara
menyelenggarakan rapat. Rapat rapat yang diselenggarakan seperti
yang sudah diulas diatss adalah rapat pimpinan, rapat kerja bersama
KaKom dan guru pembimbing, dan pertemuan dengan siswa
sebelum melaksanakan prakerin. Berikut adalah pernyataan Waka
Humas SMKN Negri 20 Jakarta dalam sesi wawancara :
“….Rapat atau koordinasi dengan pengurus prakerin yang lain
biasa dilakukan sebelum prakerin, dan mungkin diadakan di
tengah Prakerin kalo ada kendala kendala atau masukan dari
staff humas lain kaya guru pembimbing dan KaKom, kalo itu
sebenernya kondisional ya tidak formal banget kecuali yang
awal dan yang akhir. Kalo rapat yang akhir kita biasanya
91
membicarakan tentang evaluasi prakerin yang tahun berjalan”. 107
Pernyataan di atas menunjukan bahwa tujuan rapat di
selenggarakan adalah untuk merencanakan program prakerin dari
tahap awal hingga akhir. Rapat dilakukan sebagai wadah tatap muka
antara penanggung jawab prakerin dan pelaksana teknis prakerin.
Rapat yang terselenggara dengan baik sangat efektif untuk mengurai
masalah pada awal dan proses pelaksanaan prakerin. Jika salah satu
staff humas menemukan masalah maka akan di bagikan pada forum
rapat untuk dicarikan solusi pemecahan masalanya secara bersama
sama, seperti apa yang dikemukakan oleh Ibu Indah KaKom Jurusan
Perbankan Syariah SMKN 20 Jakarta berikut ini :“ kan tidak semua
guru pernah menjadi pembimbing, nah kita sharing aja tuh
permasaahan dan solusi yang biasanya terjadi ketika Prakerin”108
.
Dengan adanya rapat guru pembimbing yang belum memiliki
pengalaman sebelumnya dapat bertanya tentang pelaksanaan
pengawasan kepada guru pmbining lain atau bahkan dengan WaKa
Humas langsung.
Jika ada permasalahan yang ditemui di tengah pelaksanaan
prakerin, guru pembimbing dapat menemui Waka Humas dan KaKom
untuk meminta solusi dari maslah tersebut. Jika masalah yang
ditimbulkan berat maka Waka Humas akan melakukan tindakan yaitu
dengan menarik siswa prakerin. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu
Netty KaKom Jurusan Penjualan SMKN 20 Jakarta sebagai berikut:
“…Kalau ada masalah berat seperti itu biasanya langsung ada
pengaduan dari tempat prakerin, ya kita tarik aja langsung.
Kita kasih pengertian dan sanksi lah agar siswa tidak
melakukan hal hal negatif seperti tadi. Sekolah memalui Waka
107
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli 2017 108
Hasil wawancara Ibu Indah KaKom Perbankan Syariah, 22 Juli 2017
92
Humas dan saya minta maaf dengan pihak mitra kerja tapi
untungnya pihak mitra kerja memaklumi.”109
Jika terjadi masalah yang berat dan merugikan mitra kerja
pihak humas sekolah langsung mengkomunikasikan kepada pihak
mitra kerja untuk memita maaf dan menarik siswa prakerin. Hal ini
dilakukan untuk menjaga citra SMKN 20 agar tidak tercoreng. Pihak
SMKN bertanggung jawab penuh untuk mengurai seluruh masalah
yang terjadi di tempat kerja.
Melalui rapat tidak hanya membicarakan tentang masalah atau
kendala saja, namun membicarakan tentang banyak hal salah satunya
adalah kriteria tempat prakerin seperti yang dikemukakan oleh Ibu
Indah berikut ini :
“Karena kita Jurusan Perbankan Syariah diusahakan untuk
mencari tempat prakerin yang sesuai yaitu perbankan syariah,
tapi karena perbankan syariah tidak terlalu banyak seperti bank
konvensional kita sedikit kesulitan dalam hal pencariannya,
jadi kita bicarakan sama sama dengan Waka humas, nanti
Waka humas membantu mencari tempat prakerin juga sampai
memadai. Lalu juga kalo nyari tempat prakerin sesuai domisili
ya walaupun masih ada si yang jauh jauh, tapi sudah disetujui
oleh peserta prakerin”110
Dari kedua penjelasan di atas menggambarkan bahwa tim
humas SMKN 20 bekerjasama satu sama lain uttuk menyelesaikan
tugasnya. Jika suatu tugas tidak dapat diselesaikan sendiri maka beban
tugas tersebut dibagikan ke anggota lain untuk di selesaikan bersama
sama. Waka Humas memiliki banyak koneksi dengan industri.
Dengan kemampuan tersebut Waka humas dengan lebih mudah
menghubungi perusahaan perusahaan tersebut melalui media
elektronik seperti telefon, whatsapp atau surat resmi. Hal tersebut
109
Hasil wawancara Ibu Netty, KaKom Penjualan SMKN 20 Jakarta ,23 Juli 2017 110
Hasil wawancara Ibu Indah, KaKom Penjualan SMKN 20 Jakarta, 22 Juli 2017
93
dilakukan untuk mengembangkan jaringan guna mencari tempat
prakerin untuk siswa.
Peran humas menjadi fasilitator, tergambar melalui kegiatan
rapat dengan siswa sebelum masa prakerin dimulai. Hal ini
diperuntukan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan ketika
pelaksanaan Prakerin. Seperti apa yang dikatakan oleh Elsa, siswa
Jurusan Akuntansi SMKN 20 Jakarta “ Biasanya waka humas dan
guru bk mengajarkan sikap yang harus dilakukan kalo ada di
perusahaan gimana, lebih ke bagaimana kita bersikap sih, biasanya
kita di kumpulin si di masjid buat dikasi pengarahan ”.111
Dari keterangan yang dikatakan oleh Elsa menggambarkan
proses pengarahan dilakukan per jurusan, hal ini dilakukan karena
setiap jurusan memiliki kebutuhan prakerin yang berbeda, bagaimana
cara kerja, etika bekerja, dan teknis pelaporan prakerin dari masing
masing jurusan sehingga pembekalan dan pemberian informasi
seputar prakerin lebih spesifik diterima calon siswa prakerin.
Pembekalan siswa oleh pihak sekolah untuk persiapan prakerin diakui
oleh siswa sangat efektif, sebagaimana yang dikatakan oleh wulan
siswa perbankan syariah berikut ini :
“….kalau pada saat pembekalan memang sih cuma sebentar
tapi kita jadi lebih tenang aja, ngerasa kita kaya ada yang
tanggung jawabin, terus kita udah tahu kalau kita prakerin tuh
sebelumnya pihak sekolah sudah nitipin kita ke tempat kerja.
Namanya baru pertama kali ikut prakerin jadi gatau gimana
pelaksanaannya, ada rasa takut, takut salah, kalau disuruh
kerja, takut tidak mengerti. Nah pada saat pembekalan
biasanya ada sesi tanya jawab antara murid sama guru. Jadi
kita bisa tanyakan semua ketidaktauan kita tentang prakerin .112
Beralih dari dunia sekolah ke dunia kerja adalah sesuatu hal
yang baru untuk para siswa. Siswa akan dihadapkan oleh tanggung
111
Hasil wawancara Alya Jurusan Akuntansi, SMKN 20 Jakarta, 18 Juli 2017 112
Hasil wawancara siswa Wulan, Perbankan Syariah SMKN 20 Jakarta, 16 Juli 2017
94
jawab yang lebih besar, tugas yang diberikan akan berpengaruh
terhadap produktifitas perusahaan, semua hal tersebut membuat rasa
khawatir timbul, melalui pembekalan prakerin menjadikan momen
dimana siswa dapat mempertanyakan segala hal yang akan dialami
selama prakerin, apa hambatan yang sering muncul dan bagaimana
cara mengurainya. Sehingga siswa lebih percaya diri untuk memulai
pelaksanannya.
2) Rapat / Pertemuan dengan publik eksternal
Humas sekolah memiliki banyak sekali publik eksternal seperti
yang disebutkan pada ulasan bab II di atas, salah satu cara humas
untuk mendukung kelancaran program prakerin adalah dengan
menjadi fasilitator komunikasi untuk publik eksternanya, ditandai
dengan terealisasikannya kegiatan rapat orangtua murid dan pertemuan
dengan mitra kerja. Sebagaimana yang dikatakan oleh Waka Humas
SMKN 20 Jakarta tentang tujuan diselenggarakan rapat dengan Wali
Murid berikut ini :
“…kalau kita beri tahu orang tua keadaan prakerin kan orang tua
bisa siap siap, mereka jadi tahu lah anak anak berangkat bukan
kesekolah melainkan ke perusahaan, orang orang yang
bertanggung jawab kan pegawai perusahaan, belum lagi
perbedaan jam operasional sekolah dan perusahaan berbeda,
minimal orang tua mengetahui lah apa yang harus dilakukan
terhadap anaknya waktu pelaksanaan prakerin, ya orang tua ikut
mengawasi juga gitulah “.113
Dari pernyataan yang dipaparkan Waka Humas penulis dapat
menyimpulkan bahwa rapat dengan wali murid sebelum prakerin
bertujuan untuk mencari dukungan dari wali murid untuk mendukung
program prakerin. Melalui pembekalan ini orang tua diharapkan dapat
memperlakukan anaknya sesuai dengan kebutuhannya selama
prakerin, semisal adalah keperluan biaya prakerin yang berbeda
113
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli
2017
95
dengan keperluan siswa sekolah secara biasa. Siswa membutuhkan
dana lebih untuk keperluan transportasi, dan biaya konsumsi karena
dapat diketahui aka nada perbedaan biaya transportasi ketempat kerja
dan biaya konsumsi yang lebih mahal jika di tempat kerja.
Dukungan dana yang lebih dari orang tua siswa sangat
dibutuhkan untuk mendukung program prakerin dikarenakan pihak
sekolah tidak menganggarkan biaya lain untuk keperluan siswa selama
pelaksanaan prakerin, dimana sekolah hanya mengeluarkan biaya
untuk keperluan transportasi guru pembimbing. Seperti yang
dikemukakan oleh Ibu Netty KaKom Penjualan berikut ini “.Dana
khusus tidak ada, paling hanya uang transport untuk ke tempat
prakerin yang di dapat oleh guru pembimbing, itu juga tidak sebanding
sih, pas pasan banget itu juga.”114
Maka dari itu dukungan dana dari orang tua sangat
dibutuhkan untuk berjalannya program prakerin. Dalam forum
pertemuan antara sekolah dan wali murid sebelum prakerin diharapkan
dapat mengurai masalah tersebut, sehingga siswa terbantu dengan
adanya kerjasama dari sekolah dan wali murid. Maka dari itu
dukungan dana dari orang tua sangat dibutuhkan untuk berjalannya
program prakerin. Dalam forum pertemuan antara sekolah dan wali
murid sebelum prakerin diharapkan dapat mengurai masalah tersebut.
Sehingga siswa terbantu dengan adanya kerjasama dari sekolah dan
wali murid.
Selanjutnya, publik eksternal yang paling berpengaruh
langsung dengan pelaksanaan proram prakerin adalah mitra kerja.
Jumlah dan kualitas mitra kerja menentukan kualitas penguasaan
keterampilan kerja siswa selama prakerin. Humas SMKN 20 dalam hal
114
Hasil Wawancara Ibu Netty, KaKom Penjualan SMKN 20 Jakarta, 23 Juli 2017
96
ini mencoba menjebatani hubungan antara sekolah dengan perusahaan
khusus program prakerin melalui berbagai cara, contohnya membuka
komunikasi langsung dengan mitra kerja melalui surat permohonan
Prakerin, menelusuri kembali alumni, dan dengan menjalin mitra kerja
dari program kehumasan lain.
Proses menjebatani komunikasi secara langsung yang pihak
Humas SMKN 20 Jakarta lakukakn dijelaskan oleh Ibu Indah KaKom
Jurusan Perbankan Syariah dalam wawancara berikut ini
“Pada mitra kerja yang belum pernah bekerjasama apapun
dengan SMKN 20 kita kirim surat saja, sekolah keluarin surat
permohonan Prakerin, nanti kita berikan ke ketua kelomok
masing masing jurusan buat didistribusikan ke calon calon
perusahaan yang dituju. Setelah mengantar surat nunggu
konfirmasi kan bisa lama bisa hari itu juga dapat jawaban
diizinkan atau tidaknya. Biasanya siswa kita arahkan untuk
meminta kontak perusahaan tersebut untuk sewaktu waktu
meminta balasan dari surat tersebut”.115
Dari keterangan di atas menunjukan bahwa sekolah membuka
komunikasi dengan mitra kerja prakerin melalui surat resmi, humas
juga mengkordinir siswa untuk lebih mandiri dengan cara
menghubungi langsung mitra kerja yang ditujuk. Dengan cara itu
siswa dapat memantau langsung tempat tempat prakerin yang akan
menjadi mitra kerjanya. Siswa juga dapat menyarankan tempat
prakerinnya sendiri jika siswa tersebut memiliki koneksi, hal tersebut
dapat membuka jalan koneksi antara perusahaan dan sekolah dengan
lebih luas dan beragam.
Cara selanjutnya yang dilakukan Humas SMKN 20 untuk
membuka komunikasi dengan mitra kerja prakerin adalah dengan
menelusuri kembali alumni, baik alumni yang sudah lulus dari jenjang
sekolah ataupun alumni siswa prakerin tahun sebelumnya yang masih
115
Hasil wawancara Ibu Indah KaKom Perbankan Syariah, 22 Juli 2017
97
bersekolah di SMKN 20 Jakarta. Sebagaimana yang di kemukakan
oleh Waka Humas SMKN 20 Jakarta berikut ini :
“…Terus ada juga kan ya link dari alumni, dulu alumni yang
menghubungkan prakerin di PT Astra, seterusnya tahun
berikutnya PT Astra saya hubungin lagi untuk melanjutkan
kerjasama prakerin, apakah masih bisa menerima atau tidak .
tapi kita harus terus keep contact sama mitra mitra kerja
relevan yang tahun sebelumnya ya agar memudah mendapatkan
link prakerin lagi “116
Pernyataan di atas menggambarkan peran humas sekolah
yang secara berlanjut menjaga komunkiasi untuk mempertahankan
jaringan kerja. Humas juga menjamin bahwa kejasama yang di bangun
harus menguntung semua pihak sehingga untuk kedepannya pihak
mitra kerja dengan sukarela untuk menerima kerjasama kembali
dibidang apapun.
Cara di atas sejauh ini memberikan hasil yang baik, SMKN 20
memiliki lebih dari 70 mitra kerja prakerin selama kurun waktu dua
tahun terakhir. Cara terakhir yang dilakukan humas SMKN 20 untu
memfasilitasi siswa agar mendapat tempat prakerin adalah dengan
memanfaatkan koneksi humas terhadap mitra kerja dari proram humas
lainnya, seperti yang dinyatakan oleh Waka Humas SMKN 20 Ibu
Khitra berikut ini :
“Link mitra kerja juga kadang referensinya dari mitra kerja
yang sudah ada tapi dari kegiatan humas yang lain contoh,
ada program bursa kerja kan banyak menggandeng
perusahaan seperti contohnya carefour, terus intitusi
pendidikan contohnya Univesitas dan lainnya. Nah kadang
Kami coba tawarkan kerjasama prakerin selain mereka
tergabung dalam program bursa kerja kami, terus seperti
Konsultan Yudhiyono, perusahaan itu kan bekerjasama
dalam pengawasan ujian praktik untuk kelas XII, tapi kita
116
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli 2017
98
coba tawarin juga untuk menjadi mitra kerja prakerin, dan
mereka bersedia”.117
Berdasakan wawancara di atas menggambarkan humas SMKN
20 tidak melewatkan kesempatan untuk membuka jalan komunikasi
dalam hal mengembangkan jaringan kerja antara sekolah dengan
perusahaan. Melalui program kehumasan yang lain humas melihat
adanya jalan kerjasama yang lebih luas. Berikut adalah tabel daftar
mitra kerja SMKN 20 tahun 2015 - 2016 :
Tabel 4. 7
Daftar Institusi Pasangan SMKN 20 Jakarta Tahun 2015/2016
No Program Studi
Keahlian Jenis Perusahaan Institusi Pasangan DU/DI
1
Akuntansi
Perusahaan jasa
Kantor Akuntan Drs. G. Lesmana
PT Sumber Jaya Kelola Indonesia
Bank BRI,dll
Perusahaan Dagang
PT Windu Sarana Development
PT Toyota astra
Toko Melati (BC),dll
BUMN &instansi
pemerintahan
PT PLN Persero Cinere Gandul
Departemen Kominfo
Departemen Pertanian ,dll
2
Perbankan
Bank Syariah
BMS Pondok Indah
PT BDI Bank Danamon
BMT Usaha Mulya
3
Penjualan
Perusahaan dagang
&Ritel
Carfour Lebak Bulus
Koperasi Sejahtera RS Fatmawati
Giant karang tengah,dll
Perusahaan Jasa PT Jasaraharja Putera
Universitas Moestopo Beragama dll
Perusahaan Dagang PT Toyota astra bintaro
117
Ibid.Ibu Khitra Waka HUmas SMKN 20 Jakarta
99
4
Adm. Perkantoran PT Dexa Medika, dll
Instansi
Pemerintahan
Perum Peruri
Kantor Wali Kota Jakarta Selatan
Departmen Perhubungan Umum
Sumber: Diolah dari data unstitusi pasangan SMKN 20 Jakarta tahun 2015- 2016
Tabel 4.11 Menampilkan beberapa data perusahaan yang menjadi
mitra kerja prakerin SMKN 20 Jakarta, terlihat terdapat beberapa jenis
perusahaan seperti perusahaan dagang, Badan Usaha Syariah, Perusahaan
Jasa, dan Instansi Pemerintahan. Data tersebut menunjukan bahwa mitra
prakerin yang dimiliki SMKN 20 sangat beragam sehingga dapat menjadi
referensi tempat prakerin yang lebih relevan dengan kurikulum SMK.
Pencapaian kerjasama dengan banyak perusahaan ini tidak terlepas dari
peranan humas dalam menalin kerjasama yang baik dengan publiknya.
2. Hambatan yang dialami Humas SMKN 20 dalam menjalankan perannya
a. Kurangnya staff tenaga Humas
Prakerin adalah kegiatan sekolah yang melibatkan seluruh siswa
kelas XI, diketahui seluruh jumlah siswa kelas XI cukup banyak yaitu sekitar
lebih dari 200 orang pertahunnya, dan mereka serentak dalam satu waktu
untuk melaksanakan tugasnya untuk melaksanakan prakerin. Hal ini
menimbulkan hambatan mengingat tim yang dikoordinir untuk pelaksanaan
prakerin terbatas jumlahnya, dapat dilihat pada skema kepengurusan Prakerin
di atas, terdapat 4 orang penanggung jawab teknis untuk perencanaan
Prakerin yaitu KaKom masing masing jurusan meliputi, KaKom Akuntansi,
Perkantoran, Penjualan, dan Perbankan Syariah. Jumlah tersebut dirasa belum
terlalu memadai sehingga humas megalami kendala dalam pencarian tempat
kerja seperti yang dikatakan oleh Waka Humas Ibu Khitra Devi “Dulu
kwalahan buat nyari tempat prakerin soalnya jumlah seangkatan kan banyak,
100
jadi kita butuh tempat prakerin lebih banyak”.118
Terkait hal ini humas harus
lebih keras untuk mencari tempat prakerin mengingat waktu yang disediakan
sangat sempit dikarenakan terpakai untuk kepengurusan laporan evaluasi
prakerin dan tugas lainnya. Hal ini dapat dinilai sangat membebani keempat
KaKom SMKN 20 Jakarta.
b. Permintaan siswa tentang penempatan prakerin
Salah satu kendala yang baru baru ini muncul adalah kendala kondisi
tempat mitra kerja prakerin yang letaknya sedikit jauh. Sebenarnya jarak
tempat prakerin tidak menjadi kendala pada 3 tahun belakangan, dikarenakan
Humas SMKN 20 sudah mengkoordinir siswa dengan mencarikan tempat
Prakerin sesuai dengan domisili, namun 2 tahun belakangan ini terjadi
perbaikan jalan MRT disepanjang Jakarta selatan sampai dengan perbatasan
Jakarta, hal itu membuat siswa menjadi berkendala utnuk datang tepat waktu
ke tempat prakerin seperti yang diungkapkan oleh Waka Humas Ibu Khitra
Devi, “… terkendala dengan pembangunan Jakarta kan ya macet, jadi anak
anak ngeluh minta pindah, katanya macet lah terus kalo macet jarak dari
fatmawati ke blok m aja bisa 1,5 jam, yah banyak banget emang yang sering
request pindah tempat prakerin di tengah proses prakerin “. 119
Hal tersebut
membuat kendala bagi humas karena masalah tersebut jika tidak bisa
ditangani oleh siswa maka akan memunculkan keluhan dari pihak mitra kerja,
mitra kerja akan menilai bahwa siswa siswi SMKN 20 tidak disiplin dalam
ketepatan waktu, hal ini akan berimbas pada reputasi sekolah
c. Terdapat beberapa mitra kerja yang kurang kooperatif
Salah satu kendala humas SMKN 20 Jakarta muncul pada proses
pengawasan prakerin, sebagaimana di katakan oleh Ibu Netty, KaKom
Jurusan Penjualan sebagai berikut, ”Kalau menghubungi langsung pada saat
Prakerin kita tidak terlalu sering, pihak sekolah takut akan mengganggu
118
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli 2017 119
Ibid, Ibu Khitra Waka Humas SMKN 20 Jakarta
101
mereka yang sedang prakerin. Tutor mereka juga biasanya sulit ditemui karna
sibuk “.120
Hal tersebut membuat pihak humas sekolah kesulitan untuk
mendapatkan informasi tentang kendala apa yang ditemui siswa dan mitra
kerja di tengah pelaksanaan prakerin. Pihak humas hanya dapat mengetahui
kendala di akhir prakerin ketika proses pelaksanaan prakerin sudah selesai.
Jika tutor lebih banyak waktu untuk lebih berkomunikasi dengan pihak
sekolah maka pihak sekolah dapat lebih efektif mengawasi kegiatan dan
jobdesks yang diberikan oleh mitra kerja.
d. Kurangnya dana khusus untuk prakerin
Seperti yang sudah dibahas pada sub sebelumnya, sekolah
menganggarkan dana untuk keperluan prakerin hanya sekedar untuk
transportasi guru pembimbing, dan jumlahnya tidak banyak seperti yang
dikeluhkan oleh Ibu Netty dalam jawaban wawancara berikut ini “ paling
hanya uang transport untuk ke tempat prakerin yang di dapat oleh guru
pembimbing , itu juga ga sebanding sih, pas pasan banget”.121
Dari potongan
wawancara di atas menggambarkan keluhan guru atas dana yang dikeluarkan
untuk khusus keperluan prakerin belum mencukupi.
Sedangkan untuk keperluan pengawasan, guru pembimbing harus
menghabiskan waktu yang cukup lama untuk sampai di tempat prakerin
mengingat keadaan Jakarta yang sangat macet. Keadaan ini membuat guru
sewaktu waktu harus mengeluarkan dana untuk keperluan lain selama
pengawasan seperti keperluan konsumsi, maka timbulah masalah anggaran
melebihi yang telah dianggarkan oleh sekolah.
Selain itu sekolah juga tidak menganggarkan dana untuk membantu
siswa dalam pelaksanaan prakerin, sehingga biaya transportasi dan konsumsi
dan biaya lain ditanggung sendiri oleh siswa. Contoh, pada waktu
mendistribusikan surat perizinan prakerin ke perusahaan perusahaan, siswa
120
Hasil Wawancara Ibu Netty, KaKom Penjualan SMKN 20 Jakarta ,23 Juli 2017
121ibid
102
menggunakan dana pribadi untuk membiayai transportasi dan konsumsi
selama dijalan. Hal ini menjadi hambatan jika biaya yang dikeluarkan siswa
untuk pelaksaaan prakerin lebih besar dibanding dengan biaya kegiatan di
sekolah. Maka mau tidak mau wali murid harus merogoh kocek lebih dalam
untuk membiayai semua hal tersebut.
3. Upaya Humas SMKN 20 Mengurai Hambatan Dalam Melaksanakan
Perannya.
a. Membuat kelompok kelompok siswa prakerin menjadi lebih besar
Upaya SMKN 20 Jakarta untuk mengurai permasalahan kurangnya
jumlah staff humas dalam mengatasi kepengurusan prakerin adalah
dengan cara membuat siswa yang akan berangkat prakerin menjadi
beberapa kelompok besar, seperti apa yang di katakan oleh Ibu Indah
KaKom Perbankan Syariah dalam sesi wawancara berikut ini “hanya
untuk efisiensi ya, dalam artian untuk pengurusannya, dapat diketahui
berapa butuh pembimbing satu kelompok, kemudian disesuaikan juga
dengan kapasitas penerimaan tempat prakerinnya, jadi lebih terkontrol
sih”.122
Pengelompokan siswa prakerin mengalami perubahan dalam 3
tahun terakhir. Dulu kelompok prakerin hanya terdapat 2 sampai 4 orang
siswa satu perusahaan, hal itu mengakibatkan butuh banyaknya jumlah
mitra kerja yang harus disediakan perusahaan untuk pelaksanaan prakerin,
namun karena sekarang dibuat perkelompok besar berisi 7 sampai 10
orang maka tempat prakerin yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
sehingga meringankan beban staff humas dalam proses pencarian dan
pengawasan pelaksanaan prakerin nantinya.
b. Memberi ketegasan pada siswa peserta prakerin dan wali murid
Keluhan dalam sebuah pelayanan adalah hal yang wajar. Seperti
halnya siswa SMKN 20 Jakarta yang sering mengeluh tentang kondisi
122
Hasil wawancara Ibu Indah KaKom Perbankan Syariah, 22 juli 2017
103
jalanan yang padat dipagi hari, dikarenaakan pembangunan infrastruktur
Jakarta yang mengakibatkan siswa lebih sulit datang tepat waktu di
tempat kerja. Namun dalam hal ini Humas SMKN 20 tidak dapat berbuat
banyak, hal yang dapat dilakukan adalah menegaskan kembali kepada
siswa dan wali murid untuk lebih berkomitmen untuk menjaga nama baik
sekolah. Seperti yang dikatakan Waka Humas SMKN 20 Ibu Khitra Devi
berikut ini :
“...yah banyak banget emang yang sering request pindah tempat
prakerin di tengah proses prakerin. Kalo seperti itu kita ga turutin
repot juga, kalo pindah pindah sebelum masa prakerin selesai
dapat berakibat buruk untuk citra sekolah dimata perusahaan. Jadi
kita tidak pindahin. Mungkin kita evaluasi aja untuk tahun
selanjutnya untuk ditempatkan sesuai domisili banget”.123
Waka humas dari awal sudah menempatkan siswa prakerin
ketempat Prakerin sesuai domisili, semua hal sudah dlalam pertimbangan
yang matang, hanya saja ada hambatan yang tidak terduga diluar
kekampuan sekolah untuk menyelaesaikanya, maka yang dilakukan pihak
humas adalah memberi peringatan kepada siswa dan juga lebih memberi
arahan kepada wali murid untuk memperhatikan kebutuhan anaknya selagi
pelaksanaan prakerin, sehingga siswa dapat lebih mudah untuk
menjalankan proses pelaksanaan prakerin.
c. Lebih meningkatkan komunikasi dengan siswa peserta prakerin
Proses pengawasan di tengah pelaksanaan prakeirn menjadi sangat
penting karena seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, proses
pengawasan dapat memberikan hasil informasi sejauh mana siswa
menguasai kompetensi kerja sesuai dengan tujuan prakerin, dan sejauh
mana kesesuaian job deks yang diberikan dari mitra kerja. Namun
123
Hasil wawancara dengan Ibu Khitra, Wakil Kepala Sekolah Bid Humas, 20 Juli
2017
104
dikarenakan terdapat beberapa tutor mitra kerja memiliki kesibukan yang
tinggi. Akibatnya staff humas sekolah sedikit kesulitan untuk
mendapatkan informasi tersebut. Untuk mengatasi hambatan tersebut
Humas SMKN 20 dan guru pembimbing lebih mengembangkan hubungan
komunikasi dengan siswa prakerin lewat media komunikasi seperti SMS,
Whatsapp, ataupun via telefon. Seperti yang dikemukankan oleh Ibu Indah
selaku KaKom dan koordinator guru pembimbing “… maka dari itu kita
selalu komunikasi dengan siswa sih setiap saat. Kalau dari siswa ada
keluhanya kita langsung kasih saran gimana penyelesaiannya, kalo gabisa
diselesaikan langsung oleh siswa mau gak mau guru pembiming turun
tangan “.124
Dari keterangan tersebut pihak humas SMKN 20 mengetahui
kemajuan siswa dalam pelaksanaan prakerin dengan cara menanyakan
langsung kepada siswanya. Jika ada masalah yang berarti maka guru
pembimbing akan mengkomunikasikan langsung dengan mitra kerja.
d. Lebih terbuka dalam hal keuangan untuk meningkatkan rasa saling
pengertian
Masalah dana adalah masalah yang sulit untuk diurai, sekolah
tidak bisa meminta peningkatan dana lewat pemerintah ataupun orang tua
murid dalam pelaksanaan prakerin, hanya saja Waka Humas lebih terbuka
untuk mengkomunikasikan trasparansi dana anggaran kepada bawahan
untuk dapat dimengerti bagaimana menyesuaikan pengeluaran untuk
pelaksanaan prakerin khususnya untuk biaya transportasi guru
pembimbing. Seperti yang dikatan oleh Ibu Netty KaKom Penjulan
SMKN 20 Jakarta berikut ini :
“ya kalau dana terbatas mau gimana lagi, memang kan Ibu Kitra
juga sudah menjelaskan dana yang anggarkan pada dana BOS
untuk prakerin hanya untuk pengawasan guru pembimbing, kita
harus mengunakan dana itu secukup mungkin, pada saat rapat
124
Hasil wawancara Ibu Indah KaKom Perbankan Syariah, 22 Juli 2017
105
dengan guru pembiming juga kita komunikasikan tentang dana
tersebut saling terbuka aja, gimana bisa bisa guru pembimbing
sama kita aja si ngaturnya gimana”.125
Dari apa yang dijelaskan Ibu Netty pada penggalan wawancara di
atas penulis dapat simpulkan bahwa permasalahan dana prakerin di
SMKN 20 tidak hanya dapat diurai dengan penambahan dana, dengan
meningkatkan rasa saling pengertian melalui komunikasi dapat membuat
semua pihak bekerjasama dalam melancarkan program tersebut.
4. Dampak Peran Humas dalam Melaksanakan Program Prakerin
Peran Humas di SMK sangat dibutuhkan guna mengurus keperluan
program sekolah yang berkaitan dengan publik diluar sekolah. Salah satunya
adalah penyelenggaraan program prakerin. Prakerin diadakan untuk
memberikan pengalaman kerja kepada siswa SMK. Menurut hasil evaluasi
program prakerin SMKN 20 sampel Jurusan Akuntansi, diperoleh nilai prakerin
tahun 2015-2016.
Tabel 4. 8
Rekapitulasi nilai Prakerin siswa jurusan Akuntansi
Sumber: Diolah dari daftar nilai Prakerin siswa jurusan akutansi tahun 2015 – 2016
Kriteria Penilaian
A = Sangat Baik = 81- 100
B = Baik = 70 – 80
C = Cukup = 60 – 70
D = Kurang = < 60
Berdasarkan Tabel 4.12 penulis dapat menyimpulkan bahwa rata rata
nilai yang didapat oleh siswa prakerin jurusan akuntansi SMKN 20 Jakarta
adalah “Sangat Baik “. Nilai tersebut diberikan oleh mitra kerja sesuai dengan
125
Hasil Wawancara Ibu Netty, KaKom Penjualan SMKN 20 Jakarta, 23 Juli 2017
No Rombel Nilai Rata rata Range Keterangan
1 Akuntansi 1 86,7 84 - 93 Sangat Baik
2 Akuntansi 2 86,5 82 - 90 Sangat Baik
106
kompetensi keahlian yang dicapai. Nilai tersebut juga menggambarkan bahwa
humas sangat berperan dalam menyukseskan program prakerin.
Selain nilai yang sangat baik, siswa prakerin SMKN 20 dinilai cakap
dan kompeten oleh mitra kerja dalam menyelesaikan tugas Prakerin ditandai
dengan komentar tutor sebagaimana yang dikataka oleh Bapak Wahidayat ,
tutor mitra kerja PT Sejantung Group Indonesia berikut ini “ Pasti ya,
perusahaan sangat diuntungkan dengan kerjasama prakerin ini, seperti saya
tadi bilang produktifitas perusahaan menjadi meningkat, banyak ngebantu si.
Saya seneng sih ada anak rakerin sekalian, mereka belajar kita juga
terbantu“.126
Pernyataan Bapak Wahidayat menjelaskan bahwa prakerin
dinilai memberi keuntungan bagi perusahaan, tidak ada keluhan yang berarti
dalam proses pelaksanaannya. Hal senada dengan yang dikatakan bapak
Wahi, Ibu Wina Naya tutor mitra kerja dari PT Jasarahrja memberi
pernyataan sebagai berikut:
“ Menguntungkan banget, hasil kerja jadi lebih cepat karena ada yang
bantu, suasana juga jadi ramai sih ke hibur kalo ada siswa prakerin.
Perusahaan juga senang sih bisa memberikan ilmu untuk siswa
prakerin buat bekal dia nanti kalau akan bekerja minimal kan mereka
tah, bagaimana sih lingkup dunia kerja . “127
Kedua mitra kerja menilai kinerja siswa SMKN 20 dalam
menjalankan prakerin sangat baik. Mereka berpendapat bahwa siswa SMKN
20 membantu mitra kerja untuk meningkatkan produktifitas, dengan kata lain
seluruh kegiatan humas yang dilakukan sangat berperan dalam mendukung
keberhasilan program ini.
Selain itu siswa juga merasa terbantu dalam meminimalisir hambatan
hambatan terkait prakerin dengan adanya dukungan dari humas sekolah
seperti yang dikatakan oleh Monica siswi Jurusan Administrasi Perkantoran
berikut ini “ menurut saya sekolah sudah usaha banget si untuk
126
Hasil wawancara Bapak Wahidayat, tutor mitra kerja Pt Sejantung Grup Indonesi , 8
Agustus 2017 127
Hasil wawancara Ibu Wina Naya , tutor mitra kerja PT Jasaraharja Putera 23 Juli 2017
107
mempersiapkan siswanya prakerin, saya pribadi selama prakerin merasa
terlindungi karna sekolah benar benar perduli dari awal sampe akhir, kalau
kita ada keluhan juga guru pembimbingnya tanggap buat memberi masukan
“.128
Pernyataan tersebut di atas memberikan apresiasi tentang peran humas
dalam mendukung prakerin, sehingga siswa tidak mengalami hambatan yang
berarti dalam proses pelaksanaannya.
Disisi lain dampak peran humas SMKN 20 Jakarta dalam
melaksanakan program prakerin adalah dengan melakukan usaha untuk
membangun komunikasi antara sekolah dengan pihak pihak terkait seperti
alumni, perusahaan, dan masyarakat maupun warga sekolah. Pihak pihak
tersebut memberikan banyak bantuan kepada sekolah dalam memberikan
informasi terkait lowongan tempat tempat prakerin yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan program, sehingga proses pencarian mitra kerja menjadi lebih
cepat dan tepat sehingga proses pelaksanaan prakerin dapat memberikan
siswa pengalaman kerja yang cukup relevan sesuai dengan program
keahliannya. Berikut adalah 11 perusahaan yang berpredikat relevan dari
total 22 perusahaan yang menjadi mitra kerja prakerin di SMKN 20 Jakarta
tahun 2015/2016 diantaranya, pada perusahaan Jasa adalah KPP Pratama
Jakarta Kebayoran Baru, Konsultan Pajak Sudiyono dan lainnya, pada
perusahan dagang yaitu PT Elora, PT Isuzu Warung Buncit, dll. Selanjutnya
untuk perusahaan instansi pemerintahan adalah PERUM PERURI, PT. PLN
(Persero) Pusat Pendidikan & Pelatihan.
Perusahaan perusahaan tersebut menjadi kandidat yang mungkin akan
diajukan untuk pelaksanaan prakerin tahun selanjutnya. Hal ini memudahkan
sekolah untuk memperbaiki program prakerin tahun lalu, sehingga
pelaksanaannya mendapat hasil yang lebih efektif dan efisien.
128
Hasil wawancara Monica Siswa Jurusan Adm Perkantoran, SMKN 20 Jakarta, 18 Juli
2017
108
D. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis dan deskripsi data di atas, berikut adalah temuan
hasil penelitian yang peneliti dapatkan terkait dengan peran Humas SMKN 20
Jakarta dalam melaksanakan program prakerin adalah sebagai berikut :
1. Humas SMKN 20 Jakarta memiliki empat peran dalam pelaksanaan
kegiatan Prakerin, salah satu peran yang paling menonjol yaitu sebagai
ahli/ penasihat. Peran ini dinilai sangat penting untuk mempersiapkan
siswa yang nantinya akan melaksanakan prakerin. Sebagai ahli atau
penasihat membuat program program khusus pra prakerin untuk
memberikan pengalaman kerja sebelum siswa memasuki dunia prakerin.
Program program tersebut adalah, Bank Mini Syariah, Bisnis Center,
Student Receiptionist, dan Kantin Mandiri. Dari keempat program di atas,
program Bank Mini Syariah dinilai paling relevan dengan siswa praktik di
BMS. Siswa dapat memiki pengalaman kerja langsung layaknya banker
pada umumnya. Semua program ini terlaksana dengan baik dengan
didukung oleh fasilitas yang memadai dan melalui bimbingan dari guru
yang ditunjuk oleh kepala sekolah dibantu dengan staff humas.
2. Dari analisis di atas yang terkait peran humas sebagai fasilitator
komunikasi, ternyata program program kehumasan yang diselenggarakan
oleh SMKN 20 seperti Kunjungan Industri, Seminar Industri dan Bursa
Kerja Khusus berpengaruh dalam pelaksanaan Prakerin. Dengan program
program tersebut sekolah lebih mudah mendapatkan mitra kerja prakerin
melalui rekomendasi mitra kerja program di atas.
3. Dari deskripsi data diatas mengenai peranan humas dalam pelaksanaan
prakerin ditemukan bahwa proses pengawasan prakerin kurang berjalan
efektif, dibuktikan dari pernyataan beberapa siswa peserta prakerin yang
109
mengatakan bahwa frekuensi pengawasan yang dilakukan oleh guru
pembimbing tergantung dari adanya aduan masalah atau kondisi pada
mitra kerja. Dan juga guru pembimbing prakerin kurang mampu
memanfaatkan buku monitoring sebagai alat penyaluran informasi tentang
prakerin. Sehingga beberapa masalah kecil yang muncul pada pelaksanaan
prakerin tidak diketahui.
4. Hambatan terbesar yang humas SMKN 20 Jakarta hadapi dalam
melaksanakan program prakerin adalah ketersediaan dana untuk
melakukan proses pengawasan pelaksanaan prakerin. Humas SMKN 20
tidak dapat benar benar bisa mengurai masalah tersebut dikarenakan dana
sekolah untuk prakerin sudah dianggarkan oleh pemerintah dan tidak dapat
mengalami perubahan jumlah.
5. Keseluruhan usaha yang Humas lakukan untuk melaksanakan program
prakerin cukup berperan dalam melancarkan program prakerin. Hal
tersebut ditandai dengan hasil rata rata nilai prakerin siswa yang diberikan
mitra kerja mendapat nilai “sangat baik” dan komentar tutor mitra kerja
yang positif terdahap kinerja siswa selama masa Prakerin. Hal tersebut
dapat meningkatkan citra SMKN 20 sebagai sekolah yang baik dalam
pelaksanaan praktik kerja industri.
110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran humas
SMKN 20 Jakarta dalam pelaksanaan program Prakerin, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Peranan Humas SMKN 20 dalam perencanaan program prakerin dinilai
cukup efektif, hal ini dilihat dari terlaksananya beberapa program
pembekalan dan ketersediaan sarana prasarana penunjang prakerin yang
berpengaruh dalam peningkatan persiapan siswa sebelum prakerin. Hanya
saja terdapat sedikit kendala dalam pencarian tempat prakerin dikarenakan
tenaga staff humas yang kurang memadai jumlahnya.
2. Peranan Humas SMKN 20 dalam pengawasan program prakerin dinilai
belum cukup efektif. Terlihat dari pelaksanaan kunjungan guru
pembimbing antara satu kelompok prakerin dengan kelompok yang lain
berbeda kuantitasnya. Hal ini mengakibatkan kurangnya informasi tentang
hambatan yang dialami siswa ataupun mitra kerja dalam pelaksanaa
prakerin. Yang perlu diperhatikan kembali dalam proses pengawasan
adalah dana yang disediakan sekolah untuk keperluan pengawasan dinilai
sangat minim, ini mengakibatkan pembebanan biaya pengawasan tidak
sedikit dikeluarkan dari dana pribadi guru pembimbing itu sendiri.
3. Peran Humas SMKN 20 dalam Evaluasi prakerin melibatkan Kepala
sekolah, Wakil, Komite dan seluruh guru produktif yang bersangkutan.
Evaluasi diadakan dengan cara rapat/pertemuan langsung. Selanjutnya
hasil dari rapat tersebut diwujudkan dalam beberapa dokumen sebagai
bahan informasi. Namun pelaksanaan evaluasi dinilai kurang efektif karena
kekurangan dalam proses pengawasan pelaksanaan prakerin. Hal itu
menyebabkan hasil dari evaluasi minim dengan informasi.
111
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran
sebagai berikut :
1. Sekolah melalui humas hendaknya memperbaiki proses pengawasan dan
evaluasi Prakerin untuk lebih selektif mencari mitra kerja Prakerin.
2. Humas SMKN 20 hendaknya lebih meningkatkan aktiftas kehumasan
lainnya untuk mengembangkan jalur komunikasi antara sekolah dengan
publik luar
3. Sekolah melalui peran humas hendaknya lebih proaktif meningkatkan
komunikasi dengan mitra kerja dalam keterkaitan dan kesepadanan antara
SMK dan dunia industri
4. Mudah mudahan hasil kajian ini dapat berguna bagi Dinas Pendidikan
Kejuruan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan Prakerin
112
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Firmansyah. Analisis Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas Xi Smk Negeri 4
Surabaya.Jurnal Unesa,2013.
Andika, Alan Priyatam. Profil Kompetensi Siswa Smk Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di Kota Pekalongan. Jurnal Universitas Negri
Yogyakarta.vol 3 no 2, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta :
Rhineka Cipta, 2010
Arma, Mei.Fungsi Humas Dalam Percepatan Penyaluran Lulusan Ke DUDI.
Jurnal Pendidikan Adm Perkantoran,2009.
Avida Arisandi, Pengaruh Praktik Kerja Industri (Prakerin) Terhadap
Kompetensi Siswa Smkn 1 Sidoarjo. Jurnal univ negri Surabaya,2011
Azmil.Pengembangan Instrument Praktik Kerja Industripaket Keahlian
Teknik Sepeda Motor.Tesis universitas pendidikan Indonesia,2014.
Dikmenjur, Tentang Pelaksanaan Praktik Kerja Industri , 2008
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan ,Buku Saku Praktik Kerja
Lapangan Implementasi Kurikulum , 2015.
Iriantara,Yosal. Manajemen Humas Sekolah.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2013
Kasali, Rhenald. Transaformasi Usaha Industri Media Masa, Jakarta: LIPI
Vol. 9 No. 2, 2006.
Kemendikbud RI.(http://publikasi.data.kemdikbud.go.id, Arus Siswa
Menengah Kejuruan.diakses tgl 10 September 2017.
Kementeran perindustrian.Pedoman Pelaksanaan Mengembangkan
Kerjasama Efektif Antara Lembaga Diklat Kejuruan,Jakarta:GIZ,2016
113
Putut Said Permana. Efektifitas Manajemen Praktik Kerja Industri Di
SMK.Yogyakarta:univ negri Yogyakarta,2015.
Rifiani,Yuli. Partisipasi Pasaraya Sri Ratu Pemuda Semarang Dalam
Kegiatan Prakerin Siswa SMK Program Keahlian Penjualan.Semarang:Tesis
Universitas Negeri Semarang, 2008.
Ruslan, Rosady. Manajemen Publik Relations& Media Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2006.
Sahertian, Piet.Dimensi Dimensi Administrasi Pendidikan Di
Sekolah.Surabaya: Usaha nasional, 2002.
Siti Mulyati, Yati. relevansi program SMK dengan relevansi kebutuhan
Dunia Kerja. Disertasi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2012.
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif &RD.Bandung :Alfabeta. 2014
Sularso, Ari. Professionalisme Humas Dalam Menghadapi Tantangan, Jurnal
Komunika, Vol 9 no 2, 2006.
Surahim,Ahim.Efektifitas Pembelajaran Pola Pendidikan System Ganda.
Bandung: Alfabeta, 2016.
Uchjana, Onong. Hubungan Masyarakat ( Suatu Studi Komunikologis).
Bandung : PT Remaja RosdaKarya.2006.
Umar Nur Arif,Evaluasi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Peserta Didik
Program Keahlian Teknik Otomotif Sekolah Menengh Kejuruangiripuro.Tesis Univ
Negri Yogyakarta,2013.
Wayong, Aaltje D. Ch. Relevansi Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada
Sekolah Kejuruan dengan Kebutuhan Dunia Kerja.APTEKINDO,ISSN 1907-2066.
Wena,Made,Pendidikan Sistem Ganda.Bandung:Tarsito,1996.
Youtube,SMK Bisa.(https://www.youtube.com/watch?v=rrECXZ7xaLY,
12/10/2016, diakses tgl 14 Juli 2017).
114
Zamzam zamawi, Pengaruh Unit Produksi, Prakerin Dan Dukungan
Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK. Jurnal pendidikan vokasi. Vol 2,
Nomor 3,2012.
115
;
LAMPIRAN - LAMPIRAN
116
Lampiran 1 – Surat Bimbingan Skripsi
117
Lampiran 2 – Surat Izin Penelitian
118
Lampiran 3 - Surat Balasan
119
120
121
Lampiran 4 - Instrumen Pedoman Wawancara Instrumen Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
JUDUL SKRIPSI: PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG
KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
PANDUAN WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR
A. Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat
1. Bagaimana pengalaman pekerjaan bapak sebelum menjadi Waka humas
sampai saat ini menjadi Wakahumas ?
2. Progam kerja humas apa saja yang telah dilakukan?
3. Bagaimana pihak sekolah mengkomunikasikan perencanaan Prakerin
kepda Stake holder (orang tua dan siswa) ?
4. Bagaimana konsep prakerin yang ada di sekolah ini?
5. Bagaimana prosedur pelaksanaan prakerin di sekolah ini?
6. Apakah humas meyeleksi kelayakan Mitra Kerja untuk melaksanakan
prakerin?
7. Bagaimana perencanaan Humas sebelum melaksanakan prakerin ?
8. Siapa sajakah yang terlibat dalam urusan prakerin?
9. Peran bapak/ibu dalam kegiatan prakerin ini apa saja?
10. Bagaimana pembagian tugas dari setiap personel staff humas ?
11. Bagaimana pengelolaan kegiatan prakerin yang telah dilakukan?
12. Bagaimana cara membangun komunikasi awal dengan Mitra Kerja
prakerin ?
13. Sejauh ini, bagaimana capaian (keberhasilan) apa yang telah diperoleh
sekolah dalam prakerin ini?
14. Apakah sekolah menyediakan dukungan fasilitas bagi pelaksanaan
prakerin ?
15. Bagaimana bentuk evaluasi prakerin yang telah dilakukan?
16. Hambatan atau masalah apa saja yang muncul terkait dengan pelaksanaan
prakerin ?
122
17. Adakah solusi yang sudah diupayakan untuk mengurai masalah tersebut ?
B. Kepala Program Kompetensi Keahlian / Staf Pengelola Prakerin
1. Bagaimana riwayat pekerjaan anda sebelum menduduki bidang pekerjaan
ini?
2. Bagaimana prosedur prakerin yang berlaku saat ini?
3. Bagaimana fungsi dan tugas pokok anda?
4. Apakah atasan selalu memonitor tugas Kepala Progra Studi sebagai
koordinator prakerin ?
5. Bagaimana cara anda berkoordinasi dengan Wakahumas dalam rangka
pengembangan prakerin ?
6. Dalam penyelenggaraan prakerin dukungan apa saja yang diberikan
pimpinan untuk kelancaran programnya ?
7. Hambatan apa saja yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan prakerin?
8. Bagaimana solusi yang telah dilakukan?
C. Koordinator yang ditunjuk di Mitra Kerja
1. Apa bidang pekerjaan yang digeluti perusahaan/ lembaga Bapak/ Ibu
2. Siapa yang ditunjuk sebagai koordinator pembimbing prakerin di
perusahaan ini ?
3. Pertimbangan apa sehingga perusahaan ini menerima kerjasama dalam
program prakerin ?
4. Berapa jumlah siswa yang telah melakukan kegiatan prakerin di
perusahaan Bapak/ Ibu?
5. Apakah keahlian mereka relevan dengan bidang pekerjaan yang
perusahaan Bapak/ Ibu geluti?
6. Apa ada proses penyeleksian calon siswa sebelum menjalankan prakerin
disini ?
7. Bagaimana kinerja para siswa tersebut ?
123
8. Apakah dari pihak sekolah/ pimpinan sekolah pernah datang untuk
menengok dan berkomunikasi dengan siswa di perusahaan Bapak/ Ibu?
9. Apakah dari pihak sekolah pernah melakukan kerjasama (MoU/ non
MoU) dengan perusahaan Bapak/ Ibu?
10. Apakah sudah ada lulusan yang bekerja di perusahaan Bapak/ Ibu ?
11. Apakah ada kemungkinan untuk meneyelenggarakan formasi lowongan
pekerjaan bagi para siswa dari sekolah?
12. Apa saja hambatan/masalah dalam menangani kegiatan prakerin? Jika
ada apakah pihak sekolah SMKN 20 beretikad baik untuk menyelesaikan
hambatan tersebut bersama sama dengan perusahaan?
13. Apa perusahaan merasa diuntungkan dengan adanya prakerin ini ?
D. Siswa
1. Di mana anda melakukan kegiatan prakerin?
2. Bagaimana cara anda memilih lokasi tersebut sebagai tempat prakerin ?
3. Sebelum terjun langsung dalam program phal apa yang sekolah lakukan
untuk mempersiapkan kegiatan tersebut?
4. Manfaat apa yang anda peroleh dari prakerin?
5. Bagaimana peran sekolah yang telah dilakukan terhadap jalannya prakerin
(Guru, pengelola prakerin, Wakahum) ?
6. Hambatan apa saja yang terjadi saat melakukan prakerin (internal /
eksternal)
7. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?
124
Lampiran 5 - Hasil Transkip Wawancara
TRANSKIP WAWANCARA
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
Nama : Drs.H. Khitra Devi
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah SMKN 20 Jakarta
Waktu : 20 Juli 2017
Peneliti: Bagaimana riwayat pekerjaan anda sebelum menduduki bidang
pekerjaan ini?
Narasumber: Jabatan saya diawali dari guru, walikelas, ketua program kejuruan,
sampe sakarang dipercaya menjadi wakahumas melalui pemilihan
demokasi, yaitu diajukan oleh kepala sekolah dan dipilih melalui
persetujuan guru guru yang ada .
Peneliti: Apakah ada syarat syarat untk menjadi Waka Humas ?
Narasumber: Intinya Waka humas harus memiliki program yang bertujuan untuk
membangun komunikasi dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di
sekolah untuk memepromosikan anak anak 20 di mata dunia usaha
,yang paling penting program humas harus menyiapkan lulusan
menjadi lebih kompeten, jujur, bertangung jawab sehingga kami
harapkan adanya jenjang karir dari alumni untuk adek adek kelasnya
Peneliti: Bagaimana Prosedur Program Prakerin di SMKN 20 Jakarta ?
Narasumber: Program humas dengan DUDI disini pertama, Prakerin, Recruitment /
Bursa kerja itu sekolah setiap tahun mengadakan job fair untuk
menyalurkan tenaga kerja , Kunjungan industri di kelas 11 setahun
sekali , kegiatannya itu seperti program sekolah membawa siswa ke
pabrik atau perusuhaan perusahaan contohnya yakult, indomilk,
cocacola. Kegiatan itu supaya anak anak mengetahui proses kerja di
pabrik atau industri besar pada umumnya. Lanjut Seminar industri
contohnya, seminar perbankan dari institute muamalah, Zahir
accounting dan yang lain. Dan yang terakhir publikasi ,membuat web
sekolah yaitu semua kegiatan dan prestasi sekolah di tampilkan di
dalam web , sehingga masyarakat luas bisa mengankses Sekolah kita
lewat web. Soalnya kan jaman sekarang udah jaman internet kita
manfaatkan google sebagai sarana promosi lewat web sekolah.
Peneliti: Untuk pembuatan Web apa ibu menangani kepengerusannya sendiri ?
125
Narasumber: Pembuatan web saya bekerjasama dengan TU untuk mengelola
datanya kaya data siswa , sarana prasarana, data guru ,profil sekolah.
Untuk pembuatannya juga kita kerjasama dengan salah satu guru yang
expert bidangnya. Dan kalau artikel itu biasanya bebas yang buat, bisa
tulisan dari guru bisa tulisan dari TU siapa saja sih, pokonya kalau ada
event atau lomba harus di dokumentasiin nanti dibuat tulisan nanti
kita sortir mana yang harus dimasukin web mana yang tidak.Tidak
semua kegiatan dimasukin, saya bertanggung jawab memastikan
webnya aktif dan komunikasatif
Peneliti: Siapa sajakah yang terlibat dalam urusan prakerin
Narasumber: Struktur organisasi yang mengurus prakerin tidak berubah, hanya saja
orang yang menduduki jabatannya yang berubah. Kepala sekolah
bertanggung jawab atas semua program yang diasakan sekolah, kalau
saya sebagai koordinator utama prakerin, ada coordinator utama
prakerin di perusahaan, saya membawahi kajur dalam hal koordinasi
teknis prakerin , contohya kajur memilih tempat prakerin atau guru
pembimbing , saya bertugas memilah dan menyetujuinya.
Peneliti: Peran bapak/ibu dalam kegiatan Prakerin ini apa saja?
Narasumber: Saya sebagai ketua kordinator , jadi tugas saya pertama sesuai dengan
tugas pokok humas yaitu menjalin kerjasama dengan dunia kerja, saya
harus membuka jalan, memfasilitasi sekolah untuk menjalin Mou
dengan sekolah dibidang apapun salah satunya prakerin.mengkordinir
dengan pihak dalam sekolah juga contohnya komite, guru bk dan
lainnya, Saya bekerja sama dengan Kakom, Kakom merancang untuk
teknis pelaksanaan prakerin, nanti saya pelajari apa yang dikerjakan
oleh Kakom baru saya setujui
Peneliti: Apa yan seolah persiapkan untuk pelaksanaan program prakerin ?
Narasumber: Yang harus disiapkan pertama harus administratifnya itu untuk
perizinan , terus rencana kerja, jurnal lain lain ya ,dilanjut dengan
memastikan bahwa siswa siswi itu memilki keterampilan kerja , dan
pengetahuan tentang keahliannya harus memadai, tidak mungkin
kita lepas mereka prakerin tapi mereka tidak mengetahui teori
tentang program keahliannya dong, untuk mewujudkan persiapan
tersebut saya bersama team berkoordinasi dengan pihak pihak
tertentu yang tentunya berkaitan dengan prakerin kaya contohnya
pihak DUDI, komite, wali murid dan guru guru yang ikut serta
dalam program ini untuk membicarakan rencana program prakein
kedepannya.
126
Peneliti: Bagaimana pihak sekolah mengkomunikasikan perencanaan Prakerin
kepda Stake holder orang tua ?
Narasumber: Orang tua murid diberitahu , biasanya di undang dirapat dulu kalau
putra putri beliau akan mengadakan prakerin satu sampai tiga bulan
.kita juga menjelaskan program program sekolah selama selama di
kelas 11 salah satunya prakerin dan seluruh program kehumasan
yang kami anggap orang tua harus tau. Kalau kita beri tahu orang
tua keadaan prakerin kan orang tua bisa siap siap, mereka jadi tau
lah anak anak berangkat bukan kesekolah melainkan ke perusahaan,
orang orang yang bertanggung jawab atas anaknya kan pegawai
perusahaan, belum lagi perbedaan jam operasional sekolah dan
perusahaan beda , minimal orang tua mengetahui lah apa yang harus
dilakukan terhadap nakanya waktu pelaksanaan prakerin , ya orang
tua ikut mengawasi juga gitulah .
Peneliti: Bagaimana cara ibu mengkoordinasiakan kepengurusan prakerin
dan program humas bersama tim ?
Narasumber: Kalau koordinasi ada waktunya pada saat rapat kan ,yang
berkepentingan ngumpul tuh baru dibicarakan. Nah rapat mengenai
program sekolah biasanya diselenggarakan kepala sekolah bersama
wakil yag lain, contoh kesiswaan, kurikulumdan sarana prasarana,
biasanya membicarakan tentang program sekolah secara garis besar
,semua program salah satunya prakerin juga di bicarakan. Kalau
rapat rapat atau koordinasi dengan pengurus prakerin yang lain
biasa dilakukan sebelum prakerin , dan mungkin diadakan di tengah
prakerin kalau ada kendala kendala atau masukan dari staff humas
lain kaya guru pembimbing dan Kakom , kalau itu sebenernya
kondisional ya tidak formal bgt kecuali yang awal dan yang akhir .
kalau rapat yang akhir kita biasanya membicarakan tentang
evaluasi prakerin yang tahun berjalan
Peneliti: Bagaimana awal mulanya anda membuka kerjasama dengan mitra
kerja untuk program prakerin ?
Narasmber: Kalau secara langsung dan pada mitra kerja yang belum pernah
bekerjasama apapun dengan SMKN 20 kita kirim surat aja, sekolah
keluarin surat permohonan prakerin, nanti kita berikan ke ketua
kelompok masing masing jurusan buat di distribusikan ke calon calon
perusahaan yang dituju untuk meminta permohonan prakerin.Setelah
mengantar surat nunggu konfirmasi kan bisa lama bisa hari itu juga
dapat jawaban diizinkan atau tidaknya, biasanya siswa kita arahkan
untuk meminta kontak perusahaan tersebut untuk sewaktu waktu
meminta balasan dari surat tersebut. Link mitra kerja juga kadang
referensi dari mirta kerja tapi dari kegiatan humas yang lain contoh,
127
ada bursa kerja kan banyak menggandeng perusahaan kaya cotohnya
carefour, terus intitusi pendidikan kaya univesitas dan lainna . nah
kadang kami coba tawarin kerjasama prakerin selain merka tergabung
dalam program bursa kerja kami, terus kaya Konsultan Yudhiyono,
perusahaan itu kan bekerjasama dalam pengawasan ujian praktik untuk
kelas XII , tapi kita coba tawarin juga untuk menjadi mitra kerja
prakerin , dan mereka bersedia. Terus ada juga kan ya link dari alumni
, dulu alumni yang menghubungkan prakerin di PT Astra, seterusnya
tahun berikutnya PT Astra saya hubungin lagi untuk melanjutkan
kerjasama prakerin, apakah masih bisa menerima atau tidak . tapi kita
harus terus keep contact sama mitra mitra kerja relevan yang tahun
sebelumnya ya biar memudah mendapatkan link prakerin lagi
Peneliti: Apakah ada kriteria mitra kerja yang bekerjasama dalam pelaksanaan
prakerin ?
Narasumber: Seharusnya ada itu sesuai dengan jurusan masing asing, karna kalau
tidak nanti apa yang mereka pelajari sama yang di praketekin ga
nyambung .pokoknya kegiatan operasional perusahaan prakerin harus
melingkupi materi atau kurikulum per jurusannya. Tapi banyak juga
bebererapa yang mereka prakerin ga sesuai sama jurusannya contoh
anak pemasaran mengerjakan administrasi .atau anak administrasi
mengerjakan jobdeks akuntansi. Tapi kalau d sisni yang paling sesuai
relevan si jurusan pemasaran, karna mereka kan prakerinnya di retail
yah jadi sangat sesuai jobdeksnya dengan materi yang diajarkan
Peneliti: Pihak yang lebih dulu meminta bekerjasama apajah pihak sekolah atau
pihak perusahaan ?
Narasumber: 2 pihak si kalau disini,banyak perusahaan yang minta anak prakerin
,Ya karena mereka sudah mengetahui kapasitas sekolah kita , biasanya
dari informasi alumni, atau ada yang beum pernah bekerja sama tapi
dateng buat minta keja smaa karna mereka udah tau reputasi sekolah
kejuruanna kita . nah kalau kita yang mengajukan nani kajur mencari
informasi lperusahaan mana yang menerima program prakerin, lalu
kajur mengeluarkan surat permohonan yang nantinya di berikan ke
ketua kelompok prakerin yang sudah dibuat oleh kajur untuk di
salurkan ke perushaan perusahaan
Peneliti: Menurut informasi yang saya dapat ada perubahan metode prakerin
3 tahun lalu dengan sekarang, mengapa ?
Narasumber: Iya dulu itu prakerin diadakan ga serentak jadi setengah kelas prakerin
setengahnya lagi belajar disekolah namun sekarang ada perubahan.
Prakerin diadakan metodenya block , yaitu 3 bulan di block untuk
melepas seluruh siswa untuk pelaksanaan prakerin, agar tidak ada yang
128
ketinggalan pelajaran. Jadi seluruh siswa sama sama belajar diluar
sekolah dan sama sama belajar di sekolah. Kecuali yang udah ada
MOU ya. Misalkan permintaan ada dibulan oktober ya akan kita lepas
saja
Peneliti: Apa alasan ibu untuk membuat pakerin menjadi berkelompok
kelompok ?
Narasumber: Dulu kan kwalahan buat nyari tempat prakerin soalnya jumlah
seangkatan kan banyak, jadi kita butuh tmpat prakerin lebih banyak.
Makanya kita buat kelompok kelompok prakerin ini, soalnya tahun
tahun kemarin tidak dibuat . jadi kalau prakerin satu tempat ngacak
jumlahnya ada 2 orang kadang 3 atau 6 .
Peneliti: Bagaimana prosedur pegawasan prakerin yang diterapkan di seklah
?
Narasumber: Biasanya dilakukan sebelum prakerin , mungkin diadakan di tengah
prakerin kalau ada kendala kendala atau masukan dari staff humas lain
kaya guru pembimbing dan kajur, kalau itu sebenernya kondisional ya
tidak formal bgt kecuali yang awal dan yang akhir. Kalau rapat yang
akhir kita biasanya membicarakan tentang evaluasi prakerin yang
tahun berjalan.
Peneliti: Bagaimana prosedur evaluasi prakerin yang diterapkan di SMKN 20 ?
Narasumber: Setiap jurusan kana da sidan, kan ada laporan ,dari situ kita bisa tau
apa sih yang dikerjakan selama prakerin, sinkron ga jurusan mreka
dengan apa yang mereka kerjakan, nilai prakerin kan murni diberikan
oleh mitra kerja ya . kita cuma mengevaluasi apakah pekerjaan mereka
sesuai degan kurikulum misalkan jurusan perbankan kan siswa
prakerin belum langsung jadi teller atau cs mungkin mereka diberi
tugas di bagian back office, nah itu deh yang akan kita analisis apakah
siswa sudah menguasai jobdeks yag diberikan perusahaan. Kalau
relevan materi dan praktik berarti tempat prakerin sesuai dan
dikatakann berhasil, namun kalau di kroscek kerjaan mereka hanya
fotocopy saja nah itu nanti untuk prakerin selanjutnya kita bisa
evaluasi ,kita komunikasikan ke instruktur di mitra kerja. atau kita ga
akan mengajukan permohonan untuk prakerin selanjutnya. Harus
fleksible sih nyelesain masalahnya
Peneliti: Apakah sekolah menyediakan dukungan fasilitas bagi pelaksanaan
prakerin ?
Narasumber: Lab sebenernya termasuk fasilitas yang disiapkan sekolah . Itu
sebenarnya lab masing masing, itu untuk mengembangkan
keterampilan siswa dalam menggunakan alat alat kerja yang nyata di
129
dunia kerja, jadi mungkin secara tidak langsung berpengaruh untuk
mempersiapkan kesiapan kerja siswa.kaya ada bank mini syariah
punya jurusan perbankan ,terus kami sediakan kopsis/ BC buat anak
juusan penjualan dan akuntansi , penjualan untuk mengurus jual beli
barang, anak akuntansi itu mngurus pembukuannya. Semua kegiatan di
percayakan oleh siswa tapi ada satu dua guru yang bertanggung jawab.
Terus juga ada program Kantin mandiri . Kantin juga dikelola sama
siswa dari mulai jual beli sampe pembukuannya itu dilaksanakan sama
siswa seluruh jurusan , orang kantin hanya masok barang aja .kan ada
8 gerai , itu per 2 gerainya dikelola oleh satu jurusan. Jadi AK, AP, PJ,
PB memiliki masing masing 2 gerai.dan kantin mandiri tersebut punya
satu penanggung jawab yaitu Ibu Vera dibantu oleh Kaprodi masing
masing jurusan untuk pengurusannya
Peneliti: Apakah sekolah menganggarkan dana ntuk program prakerin ?
Narasumber: Sekolah ada biaya prakerin hanya untuk guru pembimbing .kalau
misalkan kaya pelatihan kerja yang instrukturnya dari mitra kerja
biasanya orangnya maah yang dateng kekita .mereka kan perusahaan
ada csr pasti ada program program mereka utnuk sekolah
Peneliti: Hambatanatau masalah apa saja yang muncul terkait dengan
pelaksanaan Prakerin ? Bagaimana cara penyelesaiannya ?
Narasumber: Baru baru ini jarak antara tempat prakerin dengan rumah siswa,
terkendala dengan pembangunan Jakarta kan ya macet .jadi anak anak
ngeluh minta pindah, katanya macet lah terus kalau macet jarak dari
fatmawati ke blok m aja bisa 1,5 jam. Yah banyak banget emang yang
sering request pindah tempat rakerin di tengah proses prakerin. kalau
sampetapi kita tidak turutin repot juga ,kalau pindah pindah sebelum
masa prakerin selesai dapat berakibat buruk untuk citra sekolah dimata
perusahaan , jadi kita tidak pindahin. Mungkin kita evaluasi aja untuk
tahun selanjutnya untuk ditempatkan sesuai domisili banget. Masalah
lain adalah karena, siswa itu sebelumnya suka berkelompok ditempat
kerja , mungkin karena masih canggung ya jadi kurang bisa berbaur,
tapi sering kita ingatkan dan kita buatkan program perjurusan untuk
melatih mereka agar mudah beradaptasi dengan orang baru, ditambah
kita di pecah divisi per anak yang satu kelompok prakerin agar anak
anak bisa melatih komunikasi mereka di tempat kerja, jadi siswa tidak
berbicara dengan teman yang itu itu saja,sebisa mungkin kita bimbing
dia sebagai image pekerja bukan sebagai siswa
Peneliti: Siapa yang menunjuk guru pembimbing prakerin ?
Narasumber: Yang menunjuk guru pembimbing itu saya dibantu dengan kajur , jadi
yang akan menjadi guru pembimbing itu adalah guru guru yang
130
mengajar dijurusan tersebut. Semua guru mata pelajaran tidak menutup
kemungkinan bisa jadi guru pembimbing . karena sekolah mau
mengembangan kemampuan para guru juga . Jadi guru ga hanya
mengajar jadi semua guru bisa punya pengalaman jadi guru
pembimbing, lebih mengetahui dunia kerja, lebih mengasah
kemampuan komunikasi mereka kepada publik.
Peneliti: Sejauh ini, bagaimana capaian (keberhasilan) apa yang telah diperoleh
sekolah dalam Prakerin ini?
Narasumber: Dengan MOU aja kita udah merasa dihargain, paling ada ya paling
guru tamu lah kaya di FIF Group. Nanti perusahaan tersebut ngisi
seminar tentang asuranasi dan Zahir accounting juga jadi guru tamu.
Peneliti: Apakah humas memiliki sasaran program ?
Narasumber: Sasaran program humas, kita bekerja sama dengan Bimbingan
Konseling untuk pendataannya. Paling tidak 50% lulusan bekerja. Tapi
era sudah berubah ya dimana anak lebih tertarik untuk kuliah dulu ,
mangkanya kita mengusahakan anak ga sembarangan kerja, harus
sesuai dengan kompetensi
131
TRANSKIP WAWANCARA
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
Nama : Indah Nuhyati, S.Pd
Jabatan : Kepala Kompetensi Keahlian Program Perbankan Syariah
Tempat : Kantin Sekolah SMKN 20 Jakarta
Waktu : 20 Juli 2017
Peneliti: Bagaimana riwayat pekerjaan anda sebelum menduduki bidang
pekerjaan ini?
Narasumber: Saya sebelumnya jadi guru mta pelajaran, terus pernah jadi wali kelas,
pembimbing ekskul dan sekarang menjadi Kakom Perbankan Syariah.
Peneliti : Apakah tugas pokok anda dalam program prakerin ?
Narasumber: Saya sebagai koordiantor teknis dar program prakerin, saya di kepalai
oleh waka Humas , jadi saya mengatur segala teknis yang berkaitan
dengan prakerin contohnya penyiapan kompetensi siswa dengan cara
mengkordinasi dengan guru guru produktif, mengkroscek lab atau alat
alat praktik, perencanaan prakerin, pelaksanaan dan evaluasi
prakerinnya.
Peneliti: Bagaimana Prosedur Program Prakerin di SMKN 20 Jakarta ?
Narasumber: Prosedur program itu dimulai proses perencanaan program, proses
pelaksanaan dan akhir. Penyusunan program dimulai dari,
penyiapan administrative, penetapan tempat prakerin,
mengelompokan siswa, kemudian pemilihan guru pembimbing . Terus
kalau proses pelaksanaan awalnya siswa di antar ketempat prakerin
oleh guru pembimbing dan dilakukan proses pengawasan diawal
dengan cara guru pembimbing menitipkan dan mengalihkan tanggung
jawab kepada tutor di mitra kerja dalam semua kegiatan siswa selama
prakerin. Proses akhir penarikan siswa dan evaluasi dengan memeriksa
menyidangkan laporan akhir dari kegiatan siswa prakerin.
Peneliti : Bagaimana penempatan atau pemilihan tempat prakerin untuk calon
peserta prakerin ?
Narasumber: Karena kita jurusan perbankan syariah diusahakan untuk mencari
tempat prakerin yang sesuai yaitu perbankan syariah, tapi karena
perbankan syariah tidak terlalu banyak seperti bank konvensional kita
atidak kesulitan dalam hal pencariannya, jadi kita bicarain sama sama
132
dengan Waka humas ,nanti Waka humas membantu mencari tempat
prakerin juga sampai memadai . terus juga kalau nyari tempat prakerin
sesuai domisili ya walaupun masih ada si yang jauh jauh, tapi udah
disetujui oleh peserta prakerin.
Peneliti: Bagaimana cara sekolah membuka kerjasama dengan mitra kerja untuk
perizinan prakerin ?
Narasumber: Pada mitra kerja yang belum pernah bekerjasama apapun dengan
SMKN 20 kita kirim surat aja, sekolah keluarin surat permohonan
prakerin, nanti kita berikan ke ketua kelomok masing masing jurusan
buat di distribusikan ke calon calon perusahaan yang dituju. Setelah
mengantar surat nunggu konfirmasi kan bisa lama bisa hari itu juga
dapat jawaban diizinkan atau tidaknya, biasanya siswa kita arahin
untuk meminta kontak perusahaan tersebut untuk sewaktu waktu
meminta balasan dari surat tersebut.
Peneliti: Mengapa di bentuk kelompok kelompok dari peserta prakerin ?
Narasumber: Hanya untuk efisiensi ya, dalam artian untuk pengurusannya, dapat
diketahui berapa butuh pembibing satu kelompok,kemudian
disesuaikan juga dengan kapasitas penerimaan tempat prakerinnya
,jadi lebih terkontrol sih.
Peneliti: Apakah tidak lanjut dari hasil evaluasi prakerin yang telah
berlangsung ?
Narasumber: Tindak lanjutnya otomatis dianalisis kelayakannya apakah tempat
tersebut sesuai dengan kurikulum kita, apakah tempat prakerin sama
kegiatannya sesuai dengan kurikulum program prakerin, kalau sesuai
ya kita lanjutkan untuk memakai tepat prakerin, kalau tidak sesuai ya
kita putus kerjasama dibidang prakerinnya.
Peneliti: Bagaimana cara anda berkoordinasi dengan wakahumas dalam rangka
pengembangan Prakerin ?
Narasumber: Kalau berkoordinasi secara formal ada forumnya yaitu pada
saat rapat, sekolah melaksanakan rapat rutin dengan waka
humas dan guru pembimbing sebelum prakerin.itu untuk
membicarakan rencana prakerin kedepannya Hal hal yang
dibicarakan dalam rapat kerja rutin biasanya tentang
penjadwalan prakein, kendala prakeirn yang harus di perbaiki
dari tahun lalu, teknis pengawasan, pembekalan prakerin, dan
juga mempersiapkan segala sesuatu hal yang berkaitan tentang
prakerin. Pada rapat ini waka humas juga dapat membicarakan
tentang pengembengambangan program untuk menambah
133
keterampilaan siswa sebelum prakerin kepada setiap KaKom,
kan tidak semua guru pernah menjadi pembimbing nah kita
sharing aja tuh permasaahan dan solusi yang biasanya terjadi
ketika prakerin, kemudian adalagi rapat diakhir sih biasanya
untuk membicarakan evaluasi programnya . Sama sih paling
yang dibahas tentang kendala sama apa yang harus dipebaiki
aja buat tahun selanjutnya. Kalau rapat di tengah biasanya
cuma pertemuan aja .jika biasanya guru pembimbing
menemukan masalah dengan siswa atau mitra kerja ya paling
akan dikonukasiin bersama.
Peneliti : Bagaimana cara evaluasi program prakerin ?
Narasumber: Ada evaluasi masing masing, kalau di jurusan perbangkan kita melalui
sidang
Peneliti : Apa saja yang harus di siapkan siswa sebelum prakerin ?
Narasumber: Sebenernya yang penting kompetensi,kalau kelas sepuluh materinya
sudah masuk ke prakerin contoh administrasi kan,keuangan juga sudah
masuk dan pengetahuan dasar dasar tentang perbangkan juga sudah
diberikan.Jadi menurut perhitungan kami kelas XI akhir sudah
memiliki kompetensi teori yang mamadai makanya kita pada saat kelas
sebelas akhir kan kelas XII mereka udah fokus dengan UN.
Nah kalau di jurusan perbankan sendiri selain dari kompetensinya
dianjurkan praktek dulu di bms (bank mini syariah)dilakukan pada saat
siswa kelas X, minimal di BMS budaya kerjanya harus dipahami,
kemudian kompetensi kompetensinya itu yang harus dipahami,iya
pokonya minimal dia memahami masalaha masalah yang muncul dari
sebuah pekerjaan gitu
Peneliti: Apa indikator keberhasilan siswa dalam prakerinnya ?
Narasumber: Indikatorya ya kompetensinya, di Perbankan tuh ada kompetensi
minimum yaitu siswa dapat melayani nasabah, dalam arti pelayanan
nya .kegiatan prakerin harus mengarah pada kurikulum perbankan
syariah, jadi istilahnya ada kompetensi umum contoh siswa dapat
berkomunikasi, siswa dapat menyelesaikan masalah, sedangkan
kompetensi khususnya siswa memahami produk produk perbankan
syariah .nah kalau memenuhi misalkan diatas 70% ya sudah
layak,soalnya ada contoh kasus yang tahun kemaren dia di perusahaan
besar BuS (Badan Usaha Syariah) tapi siswa hanya melakukan scaning
Peneliti: Jika pekerjaan siswa tidak relevan dengan teori yang ada disekolah
apakah prakerinnya diulang ?
134
Narasumber: Tidak si, ya minimal siswa harus mencari informasi lagi ,karena kan
ada laporan akhir biarpun siswa di tempat prakerin tidak dapet apa yg
ditargetkan.minimal dia harus memahami dari mulai strruktur
organisasinya, teknis pekerjaannya dia harus paham ,minimal dia
observasi dan wawancaa mereka , walaupun dia ga praktek langsung
siswa harus melaporkan hasil observasi mereka .
Peneliti: Hambatanatau masalah apa saja yang muncul terkait dengan
pelaksanaan Prakerin ?
Narasumber: Pertama adalah budaya kerja,biasanya belum dipahami siswa
siswa,rata rata yang saya dan staff humas evaluasi masih bermasalah
dengan komunikasi siswa .beberapa anak kalau tidak di kasih tugas
siswa belum inisiatif untuk meminta pekerjaan.kemudian bersosialisasi
dengan orang lain kurang masih cenderung grouping,dan keingin
tahuan mereka belum muncul.jadi masih menunggu peritah dan
kadang satu anak yang seperti itu bisa mempengaruhi kinerja anak
yang lain.
Peneliti: Apa ada indisipliner yang dilakukan peserta prakerin ?
Narasumber: Kalau indispliner si belum pernah ada ya
Peneliti: Apakah sekolah memberikan dana khusus untuk program prakerin ?
Narasumber: Sebenernya ada ,tapi dalam hal kegiatan monitoring yaitu transportasi
guru pembimbing, hnya itu yang dianggarkan
Peneliti: Apakah pembimbing dari sekolah selalu berkomunikasi dengan tutor
di mitra kerja ?
Narasumber: Kalau untuk hubungin tutor pada saat pelaksanaan prakerin tidak
karena beberapa dari mereka sibuk sekali itu membuat kendala sih buat
kita sebagai guru pembimbing kalau mau nanya nanya seputar kerjaan
siswa ,maka dari itu kita selalukomunikasi dengan siswa sih setiap
saat. Kalau dari siswa ada keluhanya kita langsung kasih saran gimana
penyelesaiannya, kalau gabisa diselesaikan langsung oleh siswa mau
tidak mau guru pembiming turun tangan , sebaliknya kalau
pembimbingnya ada keluhan kita teruskan ke siswanya untuk
menyeselesaikan keluhannya tadi.kalau ke tutor kita ketemu langsung
paling 3 kali si di awal kita menitipkan siswa ,di tengah untuk
monitoring, dan diakhir untuk penarikan siswa .dianjurkan si ama
waka humas
Peneliti: Bagaimana dengan metode pelaksanaan prakerin ? Apa yang sekolah
terapkan ?
135
Narasumber: Ada pemblockan buat pola pembelajarannya. Kita 3 bulan langsung
lepas siswa semua prakerin . biar mereka sama sama belajar . kalau
dulu sistemnya tuh ada yang belajar di sekolah sebagian ada yang
prakerin ,nah beda untuk sekarang.Cara ini dilakuan melihat
kemampuan anak beda beda buat ngikutin pelajaran , nah jadinya
kalau ada yang prakerin ada yang belajar jadi ga seimbang mereka
belajarnya .jadi kita buat pola block deh. Biar serentak semuanya
KaKom Jurusan
Perbankan Syariah
136
TRANSKIP WAWANCARA
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
Nama : Ibu Nety Haryani, S.Pd
Jabatan : Kepala Kompetensi Program Keahlian Pemasaran
Tempat : Ruang Kajur/KaKom
Waktu : 23 Juli 2017
Peneliti: Bagaimana riwayat pekerjaan anda sebelum menduduki bidang
pekerjaan ini?
Narasumber: Sebelum KaKom saya pernah jadi wali kelas, pembina paskibra, dulu
waktu saya di SMKN 43 saya mengajar ekonomi tapi kalau disini saya
mengajar pemasaran
Peneliti: Bagaimana prosedur Prakerin yang berlaku saat ini?
Narasumber: Pertama kita proses perencanaan prakerin, kita buat kelompok prakerin
terlebih dahulu, kita tentukan yang domisilinya sekiranya satu
kelompok tidak jauh, satu kelompom 7 sampai 8 orang. Terus saya
bersama Waka humas menunjuk guru pembimbing untuk setiap
kelompok. Biasanya guru pembimbing nya yang mengajar di jurusan
pemasaran khususnya guru produktif, terus kan sekolah memang ada
kerjasama dengan DUDI ya seperti Lottemart, PT Cahaya Baru. Baru
deh kita buat surat untuk permohonan prakerin yang akan disampaikan
oleh siswa calon peserta prakerin
Peneliti: Apakah ada kriteria penetapan tempat prakerin di jurusan yang Ibu
pimpin?
Narasumber: Ada, kebetulan kalau pemasaran kan yang mendekati kriteria itu retail
retail besar kaya Lotte, Carfour dll, ditambah mitra kerja seperti itu
butuh siswa prakerin sangat banyak, kadang malah kita kurang siswa,
nah kita kan tidak enak ya kalau pihak mitra kerja minta terus, soalnya
divisinya kan macem macem kaya fresh ,bakery, groceries jadi mereka
kalau minta anak prakerin suka dalam jumlah banyak .dan jobdeks
yang mereka berikan kepada siswa juga relevan dengan kompetensi
siswa. Seperti mendisplay barang, stock opname, cekin orderan dan
lainnya. Tapi pernah sih jurusan pemasaran kita tempatkan prakerin di
perusahaan pengiriman barang.
Peneliti: Bagaimana fungsi dan tugas pokok anda?
137
Narasumber: Kalau menghubungi langsung pada saat prakerin kita gak terlalu
sering, pihak sekolah tahu waktu takutnya mengganggu mereka yang
sedang prakerin. Tutor mereka juga biasanya sulit ditemui karna sibuk.
Cuma kadang kita suka menanyakan ke pada pembimbing di mitra
kerja bagaimana kinerja siswa siswi prakerin itu kalau pada saat akhir
aja. Kalau berhubugan langsung atau komunikasi dengan siswa ya
sering via grup whatssup.
Peneliti: Bagaimana prosedur pengawasan prakerin yang dilakukan oleh guru
pembimbing Prakerin ?
Narasumber: Kalau diawal biasanya kita sekalian menitipkan anak anak kepada
pembimbing disana, kita kan juga punya perjanjian kerja sama dengan
perusahaan paling kita omongin lagi teknisnya, contohnya berapa lama
siswa prakerin, jam kerja, jobdeks dan lainnya. Kalau monitoring
paling sebulan atau dua bulan setelah pengantaran awal siswa prakerin.
itu gunanya untuk mengawasi aja si selama prakeirn apa yang
dierjakan siswa, nah diakhir guru pembimbing mengunjungi lagi
tempat prakerin untuk penutupan lah istilahnya
Peneliti: Bagaimana cara anda berkoordinasi dengan wakahumas dalam rangka
pengembangan program Prakerin ?
Narasumber: Kalau koordinasi dengan Waka humas paling pas penandatanganan
Mou, jurusan pemasaran diminta menyelenggarakan Mou tiga tahun
kedepan untuk prakerin kalau menyepakati Mou dijurusan lain lebih
sulit tidak seperti di pemasaran. Koordinasi mungkin rapat aja
sebelum prakerin membicarakan tentang bagaimana rencana yang
akan dilakukan untuk teknisnya. Apa mitra kerjanya kurang, nanti kita
saling membantu aja mencari informasi mitra kerja lain yang bisa
menerima siswa prakerin, dan diakhir juga diadakan rapat kerja buat
evaluasi. Semisal jurusan perbankan syariah kan agak sulit untuk
mendapatkan mitra kerja, nah Kakom yang lain dan Waka humas
paling tidak membantu mencari informasi bank mana yang bisa
menjadi tempat prakerin
Peneliti: Hal apa yang dipersiapkan sekolah untuk menyiapkan siswa sebelum
berangkat prakerin ?
Narasumber: Sebelum prakerin biasanya siswa dikumpulkan dulu oleh Waka humas,
nanti di berikan arahan, arahannya seperti di infokan apa yang harus
dan dilarang di perusahaannya. Jadi kaya membicarakan hak dan
kewajiban siswa prakerin di calon tempat prakerin, biasanya dibantu
para K dan BP untuk pengarahan tersebut. Soanya kan keluar
membawa nama 20 ya jangan sampai buruk dimata perusahaan
138
Peneliti: Mengenai Kantin Mandiri, Apakah program tersebut dibuat untuk
mempersiapkan keterampilan siswa sebelum prakerin ?
Narasumber: Itu gagasan dari beberapa guru dan kepala sekolah, karena kan
sekarang kampus kampus dan instansi pendidikan lain sedang
menggalakkan siswa siswi untuk berwirausaha, nah dengan adanya
kantin dengan konsep seperti itu siswa jadi dilatih untuk berwirausaha,
mental mereka juga sudah dilatih untuk melayani pelanggan dan
mengupayakan produkanya terjual .
Peneliti: Apalagi program sekolah untuk mempersiapkan prakerin dari jurusan
pemasaran ?
Narasumber: Kita juga ada Bisnis center (BC) atau kopsis, itu lab nya pemasaaran .
ada lab simulasi ada alat cash register, timbangan, scanner terus
barang barang kosong yang dipajang itu buat praktik siswa jurusan
pemasaran. Ada di lantai dua .tapi jumlahnya tidak banyak. Kalau lab
realnya yaitu ada BC, BC itu semacam minimarket sekolah yang
pegawainya adalah siswa siswi smk sendiri, jadi siswa yang jaga BC
adalah jurusan pemasaran dibantu oleh anak akuntansi. Jadi anak anak
sebelum prakerin mereka sudah tahu gimana menggunakan cash
register, scanner, cara melayani pelanggan, stock barang secara nyata.
Soalnya siswa langsung melayani pelanggan yang ingin memberi
barang barang yg di jual secara realnya. Selayaknya yang dilakukan di
supermarket pada umumnya.
Peneliti: Hambatan atau masalah apa saja yang muncul terkait dengan
pelaksanaan Prakerin ? Misalkan indisipliner ?
Narasumber: Kalau di Jurusan pemasaran pernah si undisipliner, siswa tuh kadang
rasa keingintahuannya suka tidak terkontrol, contohnya produk
kadaluarsa atau reject kadang suka mereka konsumsi padahal kan
harus ada laporan returnya dari perusahaannya. Kalau ada masalah
berat seperti itu biasanya langsung ada pengaduan dari tempat
prakerin, ya kita tarik aja langsung .kita kasi pengertian dan sanksi lah
agar siswa tidak melakukan hal hal negatif seperti tadi. Sekolah minta
maaf dengan pihak mitra kerja tapi untungnya pihak mitra kerja
memaklumi
Peneliti: Bagaimana bentuk evaluasi Prakerin yang telah dilakukan?
Narasumber: Pertama pas disidangkan siswa siswi mampu menjawab , terus nilai
dari tempat prakerin lulus atau tidaknya
Peneliti: Apakah sekolah mengkhususkan dana untuk program prakerin ?
139
Narasumber: Dana khusus tidak ada, paling hanya uang transport utuk ke tempat
prakerin yang di dapat oleh guru pembimbing, itu juga tidak sebanding
sih, pas pasan banget itu juga
Peneliti: Bagaimana ibu mengatur keterbatasan dana tersebut ?
Narasumber: Ya kalau dana terbatas mau gimana lagi, memang kan Ibu Khitra Devi
juga sudah menjelaskan dana yang anggarkan BOS untuk prakerin
hanya untuk pengawasan guru pembimbing, kita harus mengunakan
dana itu secukup mungkin, pas rapat dengan guru pembiming juga kita
komunikasikan tentang dana tersebut saling terbuka aja, gimana bisa
bisa guru pembimbing sama kita aja si ngaturnya gimana.
TRANSKIP WAWANCARA
140
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
Nama : Wulan Sari Ningsih
Jabatan : Siswa XII perbankan Syariah SMKN 20 Jakarta
Tempat : Ruang Kelas PB SMKN 20 Jakarta
Waktu : 16 Juli 2017
Peneliti: Di mana anda melakukan kegiatan prakerin ?
Narasumber: Di kantor pusat bank BRI sudirman
Peneliti: Apa ada persyaratan untuk pemilihan tempat prakerin ?
Narasumber: Kalau kitakan jurusan perbankan syariah jadi di utamakan nyari
perbangkan syariah dulu, tapi karna aku tidak dapet disyariah jadi di
bank umum biasa.Sebenernya kalau sebelumnya sekolah udah ada
koneksi dengan pihak bank syariah itu gampang ,tapi kalau nyari ke
kantor kantor cabang itu sulit ,soalnya dia pasti confirm ke pusat lama
prosesnya.
Peneliti: Bagaimana cara anda memilih lokasi tersebut sebagai tempat prakerin
?
Narasumber: Awalnya dapet informasi dari guru , lalu kita konfimasi ke kantornya
kita ajuin permohonan izin prakerin ,sebelumnya kaya udah ada yg
prakerin alumni kaya gitu makanya di setujuin
Peneliti: Sebelum terjun langsung dalam Program Prakerin hal apa yang
sekolah lakukan untuk mempersiapkan kegiatan tersebut?
Narasumber: Persiapan biasanya siswa itu dikumpulin dimasjid dikasih
pengarahan,pembekalan oleh beberapa guru khususnya kaya ketua
jurusan . kalau pas pembekalan memang sih. Cuma sebentar tapi kita
jadi lebih tenang aja , ngerasa kita kaya ada yang tanggung jawabin ,
terus kita udh tau kalau kita prakerin tuh sebelumnya pihak sekolah
udah nitipin kita ke tempat kerja. Dan kita kan baru pertama kali ikut
prakerin jadi gatau gimana pelaksanaannya , ada rasa takut, takut salah
, kalau disuruh kerja , takut tidak ngerti. Nah pas pembekalan
biasanya ada sesi Tanya jawab antara murid sama guru . Jadi kita bisa
tanyain semua ketidak tauan kita tentang prakerin .
Peneliti: Apakah selain rapat ada hal lain yang sekolah siapkan, contohnya
program atau sarana untuk membantu mempersiapkan siswa prakerin ?
141
Narasumber: Kalau di bawah ada bms kak ,itu kita praktek untuk kelas sepuluh
praktik di BMS si ngebantu banget, itu kan kita bisa jadi latihan untuk
pemula gimana jadi banker, sebagai pekenalan gimana sih teknis teknis
di bank .kurang lebihnya suasana kerja di bank.jadi kita tidak kagok
kalau benerran terjun ke dunia perbankan realnya
Peneliti: Manfaat apa yang anda peroleh dari prakerin
Narasumber: Banyak, pertama kita banyak kenalan ,banyak chanel kerja , kedua
banyak belajar komunikasi kerja itu seperti apa, trus dunia
perkabankan yang sebenarnya.
Peneliti: Apakah pelajaran teori yang didapat disekolah relevan dengan
pekerjaan di tempat prakerin ?
Narasumber: Ada beberapa yang sama , ada beberapa hal yang kita baru tau disana,
kita prakerin belajar tentang teller , customer service , nyari nasabah
pernah sih kak, yang kepake banget apalagi akad , terus di tempat kerja
juga dijelasin lebih jelas lagi, kita dijelasin di sekolah mempelajari
tentang akad pas d BMS juga praktkin sedikit, nah pas pakerin kita
kaya meraktekin gitu tapi memang sedikit beda sih pada
pelaksanaanya tapi minimal kita udah ada bayangan soalnya udah
pernah tau pas praktik di BMS.
Peneliti: Berapa lama Anda melaksanakan Prakerin ?
Narasumber: 3 bulan prakerin di mitra kerja , full 3 bulan disana , itu berlaku semua
jurusan kak jadi bareng bareng kelas dikosongin.
Peneliti: Bagaimanakah peran sekolah yang telah dilakukan terhadap jalannya
prakerin (Guru, pengelola prakerin, Wakahum)?
Narasumber: Biasanya sekolah mendampingi diawal pas prakerin istilahnya sekolah
mempercayakan siswa ke pembimbing di dunia kerja , nanti beberapa
bulan sesuai kesepakatan ada guru pembimbing dari sekolah dateng ke
tempat kerja buat mengadakan pengawasan,kalau ada masalah pasti
guru dari sekolah dateng buat komunikasiin sama pendamping di
tempat kerja, guru pembimbing datang kembali itupas terkhir masa
prakerin untuk menarik siswa prakein dan mengucapkan terimakasih
kepada pihak perusahaan.
Peneliti: Apakah ada Indisipliner yang dilakukan Anda atau teman pada saat
pelaksanaan Prakerin ?
142
Narasumber: Kalau saya sih engga ada , Cuma kalau kaya alumni saya pernah
denger ada sih yang tidak masuk tanpa keterangan tapi kalau masuk
baru kasih keterangan. Biasanya tau guru pembimbing di sekolah kalau
kita absen, karena tutor di mitra kerja saling melakukan komunikasi
gitu .jadi apa yg kita lakukan di tempat kerja sedikit banyaknya guru
pembimbing disekolah mengetahui.
Peneliti: Apa yang dilakukan sekolah untuk mengrai masalah tersebut ?
Narasumber: Lebih ke menegur sih ke siswanya, atau guru pembingbing kordinasi
oleh ketua kelompok prakerinnya untuk memperingati siswa yang
undisipliner tadi.
Peneliti: Bagaimana pembagian kelompok prakerin di jurusan Perbankan ?
Narasumber: Di PB satu kelompok ada tujuh orang siswa , kelompok tersebut di
buat oleh kepala jurusan .satu kelompok itu satu tempat prakerin tapi
beda divisi, jadi menyebar, jobdeksnya juga beda beda Cuma masih
dalam lingkup perbankan .
Peneliti: Bagaimana evaluasi Prakerin di Jurusan Perbankan Syariah ?
Narasumber: Kita di jurusan perbankan diadakan sidang perkelompok, nanti kita
perkelompok kaya presentasi, semua bahan presentasi kita ambil dari
jurnal harian, kita jelasin perusahaannya operasional dibidang apa,
divisi masing masing siswa itu fugsinya apa, sama pekerjaan prakerin
sehari hari dikantor. Pokok nya menjelaskan apa yang menjadi
tanggung jawab kita disana selama prakerin , jobdesk seperti apa yang
yang dikerjakan, terus nanti kita ditanya sama yang yang
mengsidangkan sedetil detilnya
143
TRANSKIP WAWANCARA
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
Nama : Elsa Wahyu
Jabatan : Siswa XII perbankan Syariah SMKN 20 Jakarta
Tempat : Kantin SMKN 20 Jakarta
Waktu : 18 Juli 2017
Peneliti: Di mana anda melakukan kegiatan prakerin?
Narasumber: Di pamulang di cahaya baru pamulang. Cahaya baru itu retail
supaermarket, job deksnya pas prakerin kalau barang dagang datang
kita cekin di list merchandise sama kita input nanti di komputenya. kita
cek si kuantitasnya sama tidak dengan barang yang di order, terus
ngecek selvingan, terus kita juga kalau jam jam toko lagi ramai
biasanya kita dipercaya buat buka kassa, satu kassa buka dua orang
dibantu temen, kalau buka kassa kita sendiri yang ngelayanin transaksi
,transaksi pake tunai non tunai , nerima uang dan lainnya sama kaya
kasir yang lain.
Peneliti: Bagaimana cara anda memilih lokasi tersebut sebagai tempat prakerin
?
Narasumber: Kebetuan kalau PJ di cariin dari seklah dari tahun ketahun si biasanya
udah ada alumni yang prakerin disini.tapi kita tetep kasi surat
permohonan prakerin nanti mereka menyetujuin sih .
Peneliti: Sebelum terjun langsung dalam Program Prakerin hal apa yang
sekolah lakukan untuk mempersiapkan kegiatan tersebut?
Narasumber: Persiapan sebelum prakerin biasanya siswa itu dikumpulin dimasjid
dikasi pengarahan,pembekalan oleh beberapa guru khususnya kaya
ketua jurusan dan guru bimbingan konseling. Kita biasanya dikasih tau
gimana sih budaya kerja, aturan aturan kerja, terus buat laporan , ngisi
jurnal ,pokonya dijelasin tentang gambaran prakerin tahun kemarin
sama guru guru.
Peneliti: Apa ada balas jasa untuk hasil kerja Anda selama Prakerin ?
Narasumber: Biasanya kita kan disitu kerja juga bantuin pegawai sana kita kerjanya
tidak dibedain jadi pas diakhir dikasi uang gaji sama uang makan .
144
Peneliti: Apa Anda kesulitan ketika pertama kali Prakerin di tempat tersebut?
Narasumber: Kita kan udah tau gambarannya kalau prakerin di retail itu seperti apa,
pasti berhubungan sama alat alat kasir, cash register, scanner, terus
timbangan makanan atau buah , jadi disekolah kita udah diajarin,
sekolah ada lab penjualan. Sebelum prakerin juga kan kita disuru jaga
BC jadi sedikit banyak tau lah bagaimana susahnya di retail swalayan.
Kaya selving barang , ngecek barang dateng, negelaynanin pembeli
dan lain-lain. Ada Kantin Mandiri juga, jadi siswa yang ngejualin,
ngatur pembukuannya juga . ada yang tanggung jawab kajur masing
masing sih.kalau ada aapa apa maslah inggal lapor aja ama kajur.
Peneliti: Apakah BC dan Kantin Mandiri menurut anda efektif untuk
mempersiapkan siswa prakerin ?
Narasumber: Menurut aku efektif si, jadi kita dilatih punya rasa tanguung jawab
sama barang yang mau kita jual . soalnya kan ini barang ada
pemasoknya jadi kalau barang dagang abis 5 terus uang ada Cuma
seharga 4 barang ya kita nombok gitu kak..harus balance antara uang
yang diterima sama barang yang terjual.
Peneliti: Manfaat apa yang anda peroleh dari prakerin?
Narasumber: Kan prakerin kerja praktik nyata jadi menurutaku ngerasain gimana
rasanya kerja, menggunakan alat alat kerja secara nyata langsung ama
pelanggan yang sesungguhnya .jadi lebih tau ngerasain job deks jadi
orang penjualan tuh kaya gimana sih .kita juga banyak diajarin jadi
kasir beneran lagsung megang uang sama alatnya .Instruktur disana
juga ngajarin banget ,sama aja kaya pegaai yang lain dijarin dulu
awalnya .
Peneliti: Bagaimana peran sekolah yang telah dilakukan terhadap jalannya
prakerin (Guru, pengelola prakerin, Wakahum)?
Narasumber: Pihak sekolah si care ya , kalau misalkan rakerin di retailkan cae
banget ya banyak kerjaan yang berat kalau siswanya cape kelelahan
terus sakit .biasanya pihak sekolah langsung hubungin tutornya ya
komunikasiin supaya beban kerjaya dikurangin ,atau bisa sampe
ditarik.
Peneliti: Hambatan apa saja yang terjadi saat melakukan prakerin ?
Narasumber: Biasanya kalau prakerin masih dikasih tugas, jadi kita kadang prakerin
masih mikirin tugas sekolah yang lain jadi kaya kurang focus aja.
Kalau di tempat prakerin biasanya Cuma penggnaan alat alat baru
ya.kaya mesin cash register . edc bank, kan suka beda ya ama yang di
145
sekolah merek ama tampilannya, ya kadang lama buat bisa
operasionalinnya. Sama pernah sih salah input harga barang yang mau
dijual , tapi tidak apa apa customer sama tutor kita tempat kerja udah
paham sih kan masih belajar .
Peneliti: Apa ada indisipliner yang dilakukan siswa prakerin pada saat
pelaksanaan ?
Narasumber: Kalau indisipliner kalau ada yang bolos gamasuk prakerin atau ada
yang suka dateng telat .sama kan setiap orang beda beda ya satu
kelompok ada yang suka males ada yang rajin jadi ya ga inisiatif aja
kalau salah satu ada yang repot tapi ga dibantuin. Waktu itu sih kan
ada yang sakit ya kak kelompok aku , ada yang fisikya lemah .nah
dirembukin deh sama kelompok dan guru pembimbing untuk jobdesk
di tempat prakerin.nanti gruru pembimbing kounikasiin ke tutor mitra
kera supaya di pilah pilih jobdeks .
146
TRANSKIP WAWANCARA
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
Nama : Alya Rizki
Jabatan : Siswa Jurusan Akuntansi
Tempat : Ruang Kelas Jurusan Akuntansi
Waktu : 16 Juli 2017
Peneliti: Di mana anda melakukan kegiatan prakerin?
Narasumber: Kalau saya di itc bravo sequrity Indonesia , itu dibidang penyediaan jasa
keamanan , dan saya di hrdnya
Peneliti: Bagaimana cara anda memilih lokasi tersebut sebagai tempat prakerin ?
Narasumber: Awalnya saya sama temen kelompok nyari sendiri, dapet informasi
kalau nerima peserta prakerin langsung saya ajuin surat permohonan
dan diterima .
Peneliti: Sebelum terjun langsung dalam Program Prakerin hal apa yang sekolah
lakukan untuk mempersiapkan kegiatan tersebut?
Narasumber: Ada pertemuan gitu untuk pengarahan. Biasanya waka humas dan guru
bk ngajarin kaya sikap yang harus dilakukan kalau ada di perusahaan
gimana ,lebih ke bagaimana kita bersikap sih .biasanya kita di kumpulin
si di masjid buat dikasi pengarahan
Peneliti: Fasilitas prakerin apa yang disiapkan sekolah untuk mendukung
prakerin ?
Narasumber: Kalau di sekolah karena kita akuntansi ya kak jadi fasilitasnya Cuma lab
MYOB, isinya seperangkat computer.nah biasanya kita dilatih buat
nyelesain kasus perusahaan misalkan minggu ini pembukuan
perusahaan dagang , dua minggu kedepan perushaan jasa .
Peneliti: Manfaat apa yang anda peroleh dari prakerin?
Narasumber: Banyak ka pertama jadi tahu dunia kaya gimana ,harus berbuat apa
kalau smaa pegawai yang lain, sikapnya harus gimana, harus disiplin
tanggung jawab sama kerjaan . kaya di tempat kerja ada mesin fotocopy,
fax jadi kita tahu gimana cara gunainnya,input data, banyak sih .
147
Peneliti: Bagaimana peran sekolah yang telah dilakukan terhadap jalannya
prakerin (Guru, pengelola prakerin, Wakahum)?
Narasumber: Kalau guru pembimbing biasanya datang ke tempat prakerin pas awal
nganterin , sama akhir, guru pembimbing dari sekolah menitipkan kita
nantinya akan prakerin diperusahaan, Kalau pas di tengah kadang ada
kelompok yang guru pembimbingnya datang untuk monitor, kadang
juga tidak ada tergantung gurunya sama ada masalah yang timbul apa
tidak di tempat prakerin
Peneliti: Apakah ada evalusasi prakerin pada akhir prosesnya ?
Narasumber: Ada kita buat laporan, buat jurnal kegiatan apa si yag kita lakuin seala
prakerin, jobdeksnya apa .dinilai sama guru pembimbing yang di mitra
kerja
Peneliti: Hambatan apa saja yang terjadi saat melakukan prakerin ?
Narasumber: Hambatan serius sih tidak ada. Pas bagian awal awal kan malu ya , jadi
suka canggung sama karyawan lain. Dan biasanya kalau temen ada yang
tidak masuk tanpa keterangan nanti ditanyain ama pembimbng dari
mitra kerja .Tapi guru pembimbing disekolah tahu kalau ada yang bolos
karena tutor sama guru pembimbing salaing komunikasi kalau maslah
absen. Nanti baru deh guru pembi,bing komunikasiin sama ketua
kelompok prakerinnya. Jadi kalau ada yang gamasuk tanpa keteanagan
yang temen temen lain satu kelompok kena imbasnya ikut tanggung
jawab.
Peneliti: Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?
Narasumber: Paling kalau ada yang kaya gitu kita lapor aja ama guru pembimbing
yang disekolah
148
TRANSKIP WAWANCARA
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
Nama : Monica putri
Jabatan : Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran
Tempat : Depan Ruang Administrasi Perkantoran
Waktu : 16 Juli 2017
Peneliti: Di mana anda melakukan kegiatan prakerin?
Narasumber: Saya prakerin penempatannya di PLN Cinere di bagian
administrasinya
Peneliti: Bagaimana cara anda memilih lokasi tersebut sebagai tempat prakerin?
Narasumber: Pertama cari sendiri dapet informasi dari kakak kelas, terus kita
datengin langsung PT PLNnya
Peneliti: Sebelum terjun langsung dalam program prakerin apa yang sekolah
lakukan untuk mempersiapkan kegiatan tersebut?
Narasumber: Persiapan prakerin paling nanti kita dapet arahan dari guru guru sama
kajur. dibilangin apa yang harus kita siapkan, terus disana harus pakai
apa, apa yang harus dikerjakan, gitu si kak
Peneliti: Disini sebelum prakerin siswa jurusan Administrasi perkantoran jadi
receiptionist ya ?
Narasumber: iya kak rolling . Kalo jadi receiptionist , kita pakai baju kantor ya
selayaknya receiptionist aja, tugasnya nanti kita menyapa tamu ,
menanyakan keperluannya, mencatat tujuan berkunjung, terus kalo
udah tau apa keperluannya tinggal di panggilin aja dengan siapa tamu
mau bertemu, atau mungkin tamu hanya menitipkan barang
Peneliti: Kalo kemampuan kamu pas prakerin apa menurut kamu sudah siap ?
Narasumber: Alhamdulillah si tidak ada tugas tugas yang sulit sulit banget . Tutor di
perusahaannya kalau ngasih tugas kita diarahin dulu .Dan sebelumnya
kita kan sudah belajar word excel terus yang lain juga. Tugasnya tidak
jauh jauh dari itu.
149
Peneliti: Manfaat apa yang anda peroleh dari prakerin?
Narasumber: Banyak, jadi tau gimana si kalo jadi staff admin sesungguhnya.
Banyak ilmu teman juga, seneng sih bisa tahu banyak dunia kerja
yang asli.
Peneliti: Bagaimana peran sekolah yang telah dilakukan terhadap jalannya
prakerin (Guru, pengelola prakerin, Wakahum) ?
Narasumber: menurut saya sekolah sudah usaha banget si untuk mempersiapkan
siswanya prakerin, saya pribadi selama prakerin merasa terlindungi
karna sekolah benar benar perduli dari awal sampe akhir, kalau kita
ada keluhan juga guru pembimbingnya tanggap buat memberi
masukan
Peneliti: Hambatan apa saja yang terjadi saat melakukan prakerin (internal /
eksternal)
Narasumber: Kalo hambatan paling tempat prakerinnya si kak agak jauh terus macet
banget . jadi ya gimana ya kadang beberapa kali telat. Kerjaannya juga
banyak banget tapi jadi sedikit cape aja. Kalo yang lain si tidak ada
kendala. Orang orang di PLN baik baik.
Peneliti: Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?
Narasumber: Kita si dah bilang sama guru pembimbing kalo tempat prakerinnya
mina pindah Karena kejauhan, tapi waktu itu tidak diizinin. Yaudah
tidak apa apa kita lanjutin saja sampai selesai.
150
TRANSKIP WAWANCARA
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
Nama : Wina Aulia, SE
Jabatan : Staff Admin PT Jasaraharja (Tutor Mitra Kerja)
Tempat : Wisma Raharja Tb Simatupang
Waktu : 23 Juli 2017
Peneliti: Ibu disini jabatannya sebagai apa ?
Narasumber: Jabatan saya sebagai staff administrasi
Peneliti: Apa bidang pekerjaan yang digeluti perusahaan/ lembaga bapak/ ibu?
Narasumber: Asuransi, kalau jasaraharja itu bekerja dibidang jasa asuransi ada
berbagai asuransi , kalau saya pegang asuransi jaminan proyek , ada
lagi jaminan kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, kontaktor
ada lima jenis
Peneliti: Siapa yang ditunjuk sebagai koordinator pembimbing prakerin di
perusahaan ini?
Narasumber: Saya sendiri yang ditunjuk oleh bagian HRD
Peneliti : Seperti apa tugas ibu sebagai kordinator pembimbing prakerin ?
Narasumber: Kalau saya sebagai tutor tugasnya membimbing dan mengarahkan
siswa untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bidang
keahlian mereka, sesuai apa yang disepakati oleh sekolah dan saya,
kami sudah membicarakan tentang kompetensi apa yang anak anak
punya, nah saya sebagai tutor memberikan tugas yang sejalur dengan
kompetensia keahlian mereka disekolah. Saya dan teman teman
disini tifdak akan memberikan tugas yang berat diluar kemampuan
mereka sih.
Peneliti: Pertimbangan apa sehingga perusahaan ini menerima kerjasama
dalam program prakerin ?
Narasumber: Karena kan pihak perusahaan butuh anak prakerin untuk membantu
dalam operasional kerja, lebihmembantu sih .jadi beban kerja
pegawai juga berkurang. Dan pihak sekolah yang pertama
mengajukan kerjasama prakerin pasti mereka juga pastinya
151
memperoleh keuntungan dari prakerin sendiri. Jadi sama sma
menguntungkan makanya kita menerima kerja sama prakerin dengan
instansi sekolah
Peneliti: Apa pertimbangan perusahaan menerima kerjasama prakerin dengan
SMKN 20 ?
Narasumber: Memang sebelumnya sudah terjalin baik hubungan antara jasaraharja
dengan SMKN 20 , beberapa pegawai juga lulusan dari SMKN, jadi
sedikit banyak kita mengetahui lah kualitas siswa prakerinnya ,jadi
pihak Jasaraharja sudah percaya banget kalau ada pengajuan
kerjasama prakerin dari SMKN 20
Peneliti: Berapa jumlah siswa yang telah melakukan kegiatan prakerin di
perusahaan bapak/ ibu?
Narasumber: Saya gatau pastinya berapa ya soalnya kan udah dari tahun 2009
jasaraharja bekerjasama dengan pihak SMKN 20, dan kalau prakerin
itu kan dulu sepanjang tahun ada jadi banyak yang prakerin, bisa
setahun 3 kloter, beda sama sekarang cuma setahun sekali satu
kelompok. kalau dulu per tiga bulan ada beberapa orang.
Peneliti: Apakah keahlian mereka relevan dengan bidang pekerjaan yang
perusahaan Bapak/ Ibu geluti?
Narasumber: Sejauh ini relevan, kalau awal awal mereka masih bingung karena
mungkin walaupun materi yang diajarkan disekolah saama Cuma kan
formatnya beda di tempat kerja jadi kita ajarin dulu sampe bisa.
Peneliti: Contoh hal yang berbeda apa ya ?
Narasumber: Misalkan mereka belajar tentang surat masuk, nah disini juga ada
surat masuk. Cuma beda kan format penulisan yang di sekolah ama
di perusahaan jadi kita ajarin gimana buat formatnya terus gimana
caranya kita arsipin . lama lama karna sudah biasa mereka jadi bisa.
Peneliti: Apa ada proses penyeleksian calon siswa sebelum menjalankan
Prakerin disini ?
Narasumber : Ada, kita biasanya request tuh sama sekolah anak anak peserta
prakerin yang cakap, nanti pihak sekolah langsung mengantarkan ke
tempat prakerin. Perusahaan udah yakin si sama sekolah pasti
menyiapkan peserta prakerin yang terampil. Sebelum prakerin kita
juga brkomunikasi dulu si kepihak guru pembimbingnya kita plajarin
dulu karternya , istilahnya kita bertanya Tanya dulu tentang profil
peserta prakerin baru deh kita tempatin di divisi mana yang cocok
dan yang membutuhkan
152
Peneliti: Bagaimana kinerja para siswa tersebut selama prakerin ?
Narasumber: Kinerjanya cukup baik , so far oke ko , rata rata dari mereka cukup
disiplin santun, yah kalau salah salah dikit dalam mengerjakan tugas
yang diberikan kan wajar ya namanya masi belajar . makanya kita
terus tuntun , kita juga pilih pilih kasih kerjaan yang sekiranya sulit
bukan keahlian mereka ya kita ga berikan. Untungnya rata rata siswa
dari SMKN 20 yang prakerin sih pada aktif aktif ya sering nanya
kalau tidak mengerti sama tugas yang dikasih, tidak diem aja, jadi
kitanya enak bimbingnya kaya temen aja tidak terlalu kaku.
Peneliti: Apakah dari pihak sekolah/ pimpinan sekolah pernah datang untuk
menengok dan berkomunikasi dengan siswa di perusahaan bapak/
ibu?
Narasumber: Biasanya guru kalau siswanya dateng guru pembimbing nganterin,
kaya serah tanggung jawab nanti sekolah nitipin siswanya buat kita
bombing karena kan karena prakerin berlangsung tanggung jawab
siswa dialihkan ke sayan .nanti ditengah juga dateng buat monitor ya
, kayananya nanya kinerja anak anak seperti apa, kenadala apa yang
di alami.nanti pembimbing juga kita kasih waktu buat ngobrol tuh
sama peserta prakerin .terus dateng lagi di akhir utnuk menarik siswa
prakerin.
Peneliti: Apakah dari pihak sekolah pernah melakukan kerjasama (MoU/ non
MoU) dengan perusahaan bapak/ Ibu?
Narasumber: MoUnya paling prakerin aja sih belum ada yang lainnya.
Peneliti: Apakah sudah ada lulusan yang bekerja di perusahaan bapak/ ibu ?
Narasumber: Sudah banyak,setau saya di jasarharja putera ada dua orang yang
lulusan dari SMKN 20, tapi kalau di jasaraharja pusat saya
gatau.waktu itu anak pkl tahun 2011 diangkat jadi pegawai magang
samp sekarang.
Peneliti: Apakah ada kemungkinan untuk meneyelenggarakan formasi
lowongan pekerjaan bagi para siswa dari sekolah?
Narasumber: Kalau buat sekarang sih belum ada lagi, soalnya system rwkruitment
sekarag lagi ada kerjasama dengan universitas . tapi tifak menutup
kemungkinan jika nanti dibutuhkan kita akan minta dari lulusan
SMKN 20
Peneliti: Apa saja hambatan/masalah dalam menangani kegiatan prakerin ?
153
Narasumber: Hambatan yang berarti sih belum ada .indisipliner anak juga tidak
ada , kalau tidak masuk prakerin karena sakit atau ada urusan lain
sih ada satu dua tapi pasti mereka izin ke perusahaan . pihak sekolah
juga komunikasi via wa atau sms jadi mereka juga ngawasi siswa
prakerin. Jadi kalau indisipliner yang keterlaulan sih belum ada.
Peneliti: Apa perusahaan merasa diuntungkan dengan adanya prakerin ini ?
Narasumber: Menguntungkan banget, hasil kerja jadi lebih cepat karena ada yang
bantu, Suasana juga jadi ramai sih ke hibur kalau ada siswa
prakerin.perusahaan juga seneng sih bisa memberikan ilmu sama
siswa prakerin buat bekal dia nanti kalau mau bekerja minimal kan
mereka tahu apa gmana sih lingkup dunia kerja .
154
TRANSKIP WAWANCARA
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
Nama : Wahidiyat Fauzi
Jabatan : Staff Sejantung Grup Indonesia (ACB)
Tempat : Gedung Ericson, Jl Metro Pondok Indah
Waktu : 18 Juli 2017
Peneliti: Apa bidang pekerjaan yang digeluti perusahaan/ lembaga bapak/ ibu?
Narasumber: Perusahaan ini bergerak dibidang penanaman modal asing ya , ini
perusahaan induk yang membawahi beberapa anak perusahaan ,
contohnya ACB anugrah cijantuk bersatu bergerak dibidang jasa
keamanan,
Peneliti: Siapa yang ditunjuk sebagai koordinator pembimbing prakerin di
perusahaan ini?
Narasumber: Sama pihak HRD sih saya yang ditunjuk ya , mungkin karena jabatan
sayakan accounting jadi mungkin relevan sama jurusan anak
prakerinnya.
Peneliti: Alasan apa sehingga perusahaan Bapak menerima siswa Prakerin ?
Narasumber: Mungkin pertama karena perusahaan kan banyak tugas operasionalnya
jadi kami pikir jika ada perbantuan tenaga apalagi siswanya juga
terbantu sebagai proses belajar ya kenapa enggak , saling
menguntungkan . produktifitas perusahaan meningkat karena terbantu
anak prakerin , siswanya juga terbantu karena mendapat pengalaman
kerja .
Peneliti: Bagaimana awal kerjasama perusahaan menjalin kerjasama dengan
SMKN 20 ?
Narasumber: Kalau anak prakerin yang dari SMKN 20 itu kalau gak salah ada surat
pengajuan dari sekolah si, salah satu siswa dapat informasi kalau di
perusahaan ini bisa menerima siswa prakerin, terus kami seleksi dulu
kami liat dulu surat pengajuannya dan background sekolahnya.
Peneliti: Pertimbangan apa sehingga perusahaan ini menerima kerjasama dalam
program prakerin?
Narasumber: SMKN 20 udah saya kenal juga soalnya temen saya dulu alumni situ ,
terus sekarang kan udah maju ya internet , HRD sama saya juga
searching si SMKN 20 di internet waktu saya terima surat permohonan
prakerin, terus ada webnya ya saya baca baca ternyata banyak
155
prestasinya terus dulu kan RSBI jadi menurut saya sekolahnya bagus
apalagi Negeri jadi kan udah kejamin dan langsung kami acc untuk
kerjasama prakerinnya.
Peneliti: Berapa jumlah siswa yang telah melakukan kegiatan prakerin di
perusahaan bapak/ ibu?
Narasumber: Kalau kita nerima anak prakerin dari 3 tahun lalu cuma yang dari smkn
20 baru 2 tahun belakangan , satu kelompok sih biasanya 7 sampai 8
orangan.
Peneliti: Apakah keahlian mereka relevan dengan bidang pekerjaan yang
perusahaan bapak/ ibu geluti?
Narasumber: Ya sejauh ini relevan ko , mereka bisa ngikutin kalau diajarkan .soalya
kita juga milih milih ngasih tugas .tidak yang susah banget yaa
tergantung porsinya
Peneliti: Apa ada proses penyeleksian calon siswa sebelum menjalankan Prakerin
disini ?
Narasumber: Tidak ada , susah mba kalau di seleksi satu satu kami ga punya waktu.
Paling pihak sekolah si yang meyakinkan apalagi kan ada guru
pembimbing mereka yang sering komunikasi sama saya, guru
pembimbing ngejamin , jadi saya percaya aja deh sama kemampuan
anak anak prakerinnya.
Peneliti: Bagaimana kinerja para siswa tersebut?
Narasumber: Bagus si, cekatan . apa yang disuruh sejauh ini dikerjain dengan cukup
baik.
Peneliti: Apakah dari pihak sekolah/ pimpinan sekolah pernah datang untuk
menengok dan berkomunikasi dengan siswa di perusahaan bapak/ ibu?
Narasumber: Iya mengengok, kemaren ya 3 bulan prakerin guru pembimbingnya
nengok 3 kali, pas awal peyerahan siswa prakerin dateng, terus 2 bulan
setelah prakerin dateng , sama pas diakhir.
Peneliti: Apa yang Guru pembimbing sekolah lakukan jika melakukan
kunjungan ?
Narasumber: Ya kalau dateng biasa ya Cuma silaturahmi nannya nanya kendala,
bagaimana kinerja siswanya .kalau pas diakhir itu yang penarikan
dateng lagi .
Peneliti: Apakah dari pihak sekolah pernah melakukan kerjasama (MoU/ non
MoU) dengan perusahaan bapak/ Ibu?
Narasumber: Belum , selain prakerin.
Peneliti: Apakah sudah ada lulusan yang bekerja di perusahaan bapak/ ibu ?
156
Narasumber: Belum ada, karena emg baru 2 tahun kerjasamanya, terus retensi
pegawai disini enggak teralu tinggi.jadi belum buka recruitment.
Peneliti: Apakah ada kemungkinan untuk meneyelenggarakan formasi lowongan
pekerjaan bagi para siswa dari sekolah?
Narasumber: Ada , nanti mungkin kalau butuh staff ga menutup kemungkinan si .
Peneliti: Apa saja hambatan/masalah dalam menangani kegiatan prakerin? Jika
ada apakah pihak sekolah SMKN 20 beretikad baik untuk
menyelesaikan hambatan tersebut bersama sama dengan perusahaan?
Narasumber: Hambatan engga ada sih , anaknya baik baik belum ada indisipliner
yang berarti, ya kalau telat sekali dua kali mah wajar . pihak sekolah
juga kooperatif ngurusin siswa prakerin.
Peneliti: Apakah perusahaan merasa diuntungkan dengan adanya kerjasama
Prakerin ?
Narasumber: Pasti ya, perusahaan sangat diuntungkan dengan kerjasama prakerin ini ,
seperti saya tadi bilang produktifitas perusahaan menjadi meningkat ,
banyak ngebantu si .saya seneng si ada anak prakerin sekalian ,mereka
belajar kita juga terbantu.
157
Lampiran 6 - Hasil Observasi
HASIL OBSERVASI
PERAN HUMAS SEKOLAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI DI SMKN 20 JAKARTA
Nama Observer : Nisa Khairany
Nama Lembaga : SMKN 20, Cilandak, Jakarta Selatan
Tanggal Observasi : 20 & 22 Juli 2017
No Aspek yang
Diamati
Indikator Keterangan
1
Kelayakan
Tempat Prakerin
d. Jarak tempuh
e. Suasana Kerja
(kondsi fisik
lingkungan
kerja)
f. Alat alat kerja
Jarak tempuh dari sekolah dengan tempat prakerin
yaitu PT Jasaraharja putera yang berada di JL Tb
Simatupang berjarak hanya 2 kilometer dari
sekolah yang berdomisili di cilandak barat,
terdapat jalur trayek kendaraan umum contoh bus
metromini dan angkutan kota D01 dari SMKN 20
ke arah PT Jasaraharja.Sedangkan tempat prakerin
kedua di PT Sejantung Group Indonesia berada di
JL Metro Pondok Indah berjarak 2,5 km dari
SMKN 20 . kedua tempat yang diobservasi
memiliki jarak tempuh yang wajar dengan
kemudahan alat transportasi.
Tempat prakerin berada di gedung Wisma Raharja
lantai satu, gedung wisma memiliki delapan
lantai, tempat prakerin sangat luas , menggunakan
asas tata ruang karntor semi tertutup, yaitu
terdapat sekat sekat per setiap meja kerja
karyawan dan terdapat ruang tertutup untuk
ruangan khusus pimpinan. Terdapat sebuah ruang
kerja yang cukup besar , satu ruang rapat dan satu
ruang pipinan yang terpisah,seluruh ruangan full
ac membuat suasana ruangan menjadi sejuk dan
nyaman., hal yang sama juga ada pada kantor PT
SGI , namun PT SGI memiliki tenant di lantai 6
gedung Ericson dengan keadaan gedung yang
lebih besar dan pengamanan yang ketat. Sehingga
penunjung kantor yang datang lebih terkontrol
.suasana kantor telihat sangat kondusif dan privat.
Dalam kantor PT SGI terdapat banyak ruangan
yang terpecah , satu ruang tamu, ruang rapat
besar, ruang tunggu,satu ruang kerja karyawan
cukup besar, dua ruang pimpinan yang terpisah.
158
2
Proses
Pelaksanaan
Prakerin
d. Perencanaan
(persiapan
berkas berkas
calon peserta
prakerin)
e. Pelaksanaan
program
persiapan
prakerin
Pada PT Jasaraharja Putera terdapat tiga ruangan
secara terpisah pertama ruangan pimpinan,
ruangan rapat dan ruang kerja karyawan .pada
ruang kerja karyawan terdapat tiga belas set
computer beserta keyboard , mouse , cpu dan
speaker yang digunakan oleh pegawai,terdapat 2
alat fotocopy, 3 printer salah satunya dilengkapi
scanner, terdapat sebuah mesin fax , dua telfon
kabel pada ruangan karyawan sedangkan
perlengapan kantor terdapat cermin, televisi,rak
rak utntuk arsip, kalkulator ,ATK tertata di
posisinya masing masing dengan rapih .terdapat
meja penerima tamu didepan kantor dilengkapi
buku tamu dan telpon kabel.
Tidak jauh berbeda dengan PT Jasaraharja, PT
SGI juga memiliki alat kerja yang sejenis seperti
terdapat 10 set komputer , 2 printer beserta
scanner , sebuah mesin fotocopy besar , sebuah
alat fax, dua buah telpon kabel, mesin penghancur
kertas, dan setiap ruangan pimpinan terdapat
mejakerja yang dilengkapi satu set computer dan
sofa untuk tamu, yang membedakan PT SGI
dengan PT Jasaraharja adalah kantor SGI
memiliki Pantry dengan alat dapur seperti gelas ,
piring, alat pemanas air yang cukup lengkap.
Perlegakapn seperti ATK juga tersedia di posisi
masing masing meja kerja karyawan.
Sekolah memberikan jurnal harian yang akan
dikerjakan oleh siswa prakerin sebelum
menjalankan prakerin pada bulan desember, surat
menyurat seperti surat permohonan prakerin
sudah di distribusikan ke siswa dan beberapa
siswa sudah mendistribsikan ke mitra kerja untuk
mendapatkan perizinan prakerin, sekolah jga
sudah menyiapkan format buku jurnal harian
siswa prakerin dan format monitoring guru
pembimbing.
Kantin mandiri, merupakan kantin biasa yang
menyediakan makanan dan minuman untuk
seluruh siswa dan guru di sekolah. Terdapat
delapan gerai dengan berbagai varian makanan
dan minuman. Yang membuat kantin ini berbeda
dengan kantin sekolah lain adalah yang menjual
dan yang melayani gerai gerai makanan tersebut
adalah siswa siswi SMKN sendiri. Satu gerai
dapat dijaga 3 orang siswa. Siswa membuat
makanan, mengantar makanan, membersihkan
gerai sendiri. Dekorasi kantin dibuat seperti kafe
modern pada umumnya hal ini sangat berbeda
159
a. Pelaksanaan
(Jobdeks yang
diterima siswa,
proses
komunikasi
antara pegawai
dengan siswa
prakerin)
b. Pengawasan
(penilaian
dengan penampakan kantin sekolah sekolah biasa
yang terkesan kaku. Suasana kantin lebih nyaman
karena dilengkapi dengan musik dan posisi kantin
bersebelahan dengan ruang band sehingga
pengunjung kantin dapat menikmati makanan
sambil melihat pertunjukan musik secara
langsung
Student Receiptionist, Pada awal memasuki
sekolah terdapat dua orang siswa sekolah sebagai
penerima tamu yang berjaga. Dua siswa ini
menggunakan pakaian kantor selayaknya pegawai
kantor pada umumnya. Terdapat beberapa
peralatan receiptionist seperti buku tamu, meja
penerima tamu, dan alat tulis. Selayaknya
penerima tamu, mereka menyapa tamu yang
datang, meminta tamu untuk mengisi buku tamu
yang sudah disediakan. Lalu receiptionist
bertanya keperluan para tamu yang datang dan
segera memproses keperluannya
Bank Mini Syariah, adalah bank milik sekolah
yang kegiatannya menyangkut trasaksi siswa dan
guru di SMKN 20. Terdapat beberapa siswa yang
berlaku sebagai pegaiwai bank, contohnya
terdapat dua teller, seorang customer service dan
beberapa siswa lagi yang bekerja sebagai back
office bank tersebut. Siswa sebagi teller terlihat
sedang melayani pengujung bank yang tidak lain
adalah siswa yang ingin menabung dan menarik
uang. Dan juga beberapa siswa lain terlihat di
antrian customer service.
Bussines Center (BC), adalah minimarket yang
dimiki sekolah. Didalamnya terdapat barang
barang dagang seperti makanan minuman, alat
tulis, seragam, dan lainnya yang telah tersusun
rapih di rak. Kasir dan sales di BC adalah siswa
SMKN 20 . Terdapat mesin Cash Register sebagai
alat bantu transaksi jual beli. Siswa siswi di
SMKN 20 melakukan transaksi jual beli layaknya
seperti di minimarket pada umumnya .
Proses ini belum dapat diobeservasi mengingat
waktu prakerin yang berlangsung pada bulan
Desember 2017
Proses evaluasi secara langsung belum dapat
diobservasi dikarenakan proses tersebut dilakukan
160
3
Sarana Prasarana
Prakerin
program
prakerin,
evaluasi
program
prakerin)
c. Ketersediaan
ruang belajar
praktik
d. Ketersediaan
alat alat pratik
pada bulan maret 2018 yang akan datang, namun
terdapat dokumen dokumen hasil monitoring dan
evaluasi tahun lalu yang sudah tersedia seperti
laporan pengawasan guru pembimbing, dan
kelayakan tempat prakerin juga laporan keputusan
sekolah untuk lanjur kerjasama prakerin
SMKN 20 memiliki ruang praktik untuk masing
masing jurusan, jurusan Akunansi memiliki
sebuah Lab MYOB yang cukup luas menampung
hingga 40 orang terletak di lantai dua gedung
sekolah , Jurusan Admiistrasi Perkantoran (AP)
mempunyai Lab perkantoran teretak di lantai tiga,
Jurusan Perbankan mempunyai Bank mini syariah
berada di lantai dasar , ruangan bms menganut
asas sem tertutup dengan menyekat ruangan untuk
memisahkan satu meja kerja dengan yang lain,
terdapat beberapa tanaman dalam ruangan untuk
menghias. dan sebuah lab perbankan ,terakhir
jurusan Penjulan memiliki dua buah lab yaitu BC
(Bussiness Center yaitu lab praktik
langsungberada di lantai dasar bangunan paling
depan dari sekolah , dan lab simulasi yang
terbagia atas dua ruangan terletak di lantai dua
gedung sekolah.
Ruang Lab MYOB terdapat 40 set computer
dilengkapi dengan meja mouse keyboard dan
CPU, satu meja guru beserta satu set computer,
sebuah papan tulis , LCD proyektor , layar
proyektor, sebuah lemari, dan alat ATK ,dua buah
printer, terdapat rak sepatu didepan kelas untuk
meltakan sepatu.ruagan dilengkapi AC sehingga
suasana ruang lab kedap suara dan nyaman.
Ruang Lab Perkantoran terdapat 41 set computer
beserta keyboard , speaker, mouse,meja kursi,
bindex, terdapat LCD proyektor, sebuah
papantulis, sebuah meja guru beserta set computer
, dua buah lemari, sebuah printer , dan dua buah
alat penghancur kertas
Ruang lab BMS dielngkapi AC terdapat satu set
sofa untuk nasabah, didalamnya terdapat ruangan
yang disekat sekat digunakan sebagai meja kerja
dilengakapi dengan ATK diatasnya , terdapat tiga
buah computer , alat printer kwitansi , meja teller,
kursi . meja formulir untuk nasabah .
Ruang lab Perbankan, terdapat sebuah meja teller
, dua buah mesin EDC , dan meja untuk empat
meja untuk staff marketing sebagai simulasi.
161
Ruang lab PJ Simulasi terdapat dua ruangan ,
ruangan pertama berisi dua puluh dua mesin cash
regiter berseta drawer dan scanner dan struk
merek sharp manual, dan empat buah computer
dengan scanner dan drawer merek Samsung.
Ruanagan kedua lebih kecil ruangantersebut
diatur layaknya minimarkert kecil terdapat barang
dagangan ynagn dipajang, sebuah mesin cash
register, dua buah mesin EDC bank, dua buah
timbangan buah sayur, dua buah rak barang,
sebuah etalase besar , terdapat beberapa parcel
makanan dan parcel alat makan
Ruangan Bussines Center (BC) , ruangan ini
layaknya minimarket pada umumnya, terdapat
banyak rak barang beserta barang dagangan nyata
yang akan dijual, 3 buah frezzer minuman, mesin
pemanas air, sebuah meja kasir, satu set mesin
cash register beserta drawer dan scanner, dua
buah etalase barang, sebuah lemari , sebuah meja
pelanggan dengan empat buah kursi untuk
pelanggan, dua buah tong sampah, didalam BC
terdapat sebuah ruangan yang dgunaakan sebgaai
gudang barang dagang.
162
Lampiran 7 – Hasil Studi Dokumentasi
Hasil Studi Dokumentasi Peran Humas Sekolah Dalam Mendukung Program
Praktik Kerja Industri (Prakerin) Di
SMKN 20, Cilandak, Jakarta Selatan
No
Indikator
Keterangan
Ada Tidak
16. Sejarah SMKN 20 Cilandak, Jakarta Selatan √
17. Visi, Misi dan Tujuan SMKN 20 Cilandak Jakarta
Selatan
√
18. Struktur organisasi SMKN 20 Jakarta √
19. Data Guru dan Karyawan SMKN 20 Jakarta √
20. Data jumlah siswa SMKN 20 Jakarta √
21. Sejarah awal mula prakerin SMKN 20 Jakarta √
22. Data program kerja humas sekolah √
23. Job deskripsi staff humas sekolah SMKN 20 Jakarta √
24. Data jumlah Mitra Kerja (perusahaan) yang bekerja
sama dalam program prakerin
√
25. Surat kesepakatan MoU prakerin antara SMKN 20
Jakarta dengan Mitra Kerja
√
26. Petunjuk Teknis Pelaksanaan prakerin SMKN 20
Jakarta
√
27. Jadwal pelaksanaan prakerin SMKN 20 √
28. Laporan kegiatan prakerin/ Jurnal harian peserta
prakerin SMKN 20
√
29. Sertifikat hasil prakerin dari Mitra Sekolah SMKN 20
Jakarta
√
30. Data RAPBS sekolah mengenai prakerin √
163
Lampiran 8 - Data Guru Dan Tenaga Pendidik
164
165
Lampiran 9 - Dokumen Tugas dan Wewenang Humas SMKN 20 Jakarta
166
Lampiran 10 – Dokumen Program Kerja Humas SMKN 20
167
168
Lampiran 11 – Dokumen Program Prakerin SMKN 20 Jakarta
169
Lampiran 12 – Data Mitra Kerja Prakerin SMKN 20 Jakarta
170
171
Lampiran 13 – Dokumen MoU Mitra kerja Prakerin
172
173
Lampiran 14 – Dokumen Daftar Hadir Pembekalan Prakerin
174
Lampiran 15 - Sertifikat Prakerin Siswa SMKN 20 Jakarta
175
Lampiran 15 – Lembar Uji Referensi
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
FOTO DOKUMENTASI
Ruang Bisnis Center SMKN 20 Jakarta Siswi sedang menjalankan tugas sebagai
kasir melayani pembeli di Bisnis Center
SMKN 20
Dua orang siswa sebagai Receiptions
yang siap melayani keperluan tamu yang
datang
Suasana Kantin SMKN 20 yang
Nampak modern
189
Suasana di dalam ruangan Lab MYOB
SMKN 20 Jakarta Ruangan Audio Visual yang digunakan
untuk pertemuan pembekalan Prakerin
Siswa siswi SMKN 20 Jakarta menjadi
teller di Bank Mini Syariah SMKN 20 Siswa siswi berjualan di Kantin Mandiri
SMKN 20 Jakarta
190
BIODATA PENULIS
Nisa Khairany, Mahasiswa Jurusan
Manajemen Pendidikan yang lahir di Jakarta
14 September tahun 1995. Pernah menempuh
pendidikan di SDN 16 Pagi Cipete Utara,
SMPN 12 Jakarta dan melanjutkan ke salah
satu sekolah Menengah Kejuruan Jurusan
Akuntansi di Jakarta. Memiliki ketertarikan
dengan dunia seni menghitung sejak SMP dan
bercita-cita menjadi seorang Akunting .Diluar
k egiatannya menjadi mahasiswa, penulis juga
gemar untuk mendampingi belajar atau
memberikan kursus untuk anak anak sekolah dasar di lingkungan rumah.Diluar
kegiatan akademik, penulis memiliki hobby berenang, dan menonton konten tutorial
di utube.Penulis telah menyelesaikan tugas akhir ini, semoga dengan adanya skripsi
ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama bagi dunia pendidikan.