Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

40
PERAN GIZI TERHADAP KESEHATAN GIGI & MULUT PADA ANAK BALITA Risqa Rina Darwita Dept. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi pencegahan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 1. Pendahuluan Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen). Achmad Djaeni, (1987), menjelaskan di dalam hasil penelitiannya bahwa ada empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk: a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan / perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak. b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari. c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain. d. Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. 1

Transcript of Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Page 1: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

PERAN GIZI TERHADAP KESEHATAN GIGI & MULUT PADA ANAK BALITA

Risqa Rina Darwita

Dept. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi pencegahanFakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

1. Pendahuluan

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena makanan

adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen). Achmad

Djaeni, (1987), menjelaskan di dalam hasil penelitiannya bahwa ada empat fungsi pokok

makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk:

a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan / perkembangan serta mengganti

jaringan tubuh yang rusak.

b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.

c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan

cairan tubuh yang lain.

d. Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.

Makanan harus mengandung zat-zat gizi agar makanan yang masuk ke dalam tubuh dapat

berfungsi dalam metabolism dan tumbuh kembang tubuh.i Dengan perkataan lain makanan

yang kita makan sehari-hari harus dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan

tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan

untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni

1

Page 2: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain

sebagai berikut :

a. Protein

Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati)

dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi tubuh antara lain :

- membangun sel-sel yang rusak.

- membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon.

- membentuk zat inti energi (1 gram protein kira-kira menghasilkan 4,1 kalori).

Lemak

Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi pokok

lemak bagi tubuh ialah :

- menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1 gram lemak menghasilkan

9,3 kalori).

- sebagai pelarut vitamin A,D,E,K.

- sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dan pelindung bagian

tubuh pada temperatur rendah.

c. Karbohidrat

Karbohidrat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi

monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah juga salah satu

pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber karbohidrat ini

2

Page 3: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang

merupakan makanan pokok.

d. Vitamin-vitamin

Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B) dan

vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,K).

Fungsi masing-masing vitamin ini antara lain :

1. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur

kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.

2. Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam

tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.

3. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim

dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.

4. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses

pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.

5. Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam foramen perombak protein

dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, yang penting dalam

pembentukan trombosit.

6. Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama

kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan 3

Page 4: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.

7. Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah

keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.

8. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam

proses pembekuan darah.

e. Mineral

Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na) dan chlor (Cl),

kalium (K) dan iodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat aktif

dalam metabolisme sel atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Sebagai

contoh adalah konsumsi ion fluoride yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya

enamel hipoplasia, sementara itu asupan Calcium yang kurang dapat mengakibatkan

antara lain kurang kompaknya struktur email gigi, dan rapuhnya jaringan ikat gingival,

sehingga mudah terjadi perdarahan/gingivitis.

Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan.

Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan gizi optimum dimana jaringan jenuh oleh

semua zat gizi maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas

dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya.

Intake zat gizi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi seseorang merupakan salah satu

penyebab langsung dari timbulnya masalah gizi. Apabila konsumsi gizi makanan pada

seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi malnutrition.

4

Page 5: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Malnutrisi ini mencakup kelebihan nutrisi (overnutrition) dan kekurangan gizi atau gizi

kurang (undernutrition).

Tujuan penulisan adalah menjelaskan dan membahas tentang peran zat gizi terhadap

terjadinya penyakit gigi dan mulut, seperti karies gigi dan penyakit periodontal, terutama

yang dapat terjadi pada anak usia balita dan dewasa.

2. Pembahasan

2.1. Status Gizi dan penyakit karies gigi

Status gizi anak balita dapat diketahui melalui pemeriksaan antropometri dengan

membandingkan antara berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur

(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).4 Status gizi sangat berhubungan

erat dengan tumbuh kembang gigi dan mulut dalam hal kecukupan asupan gizi ibu saat

masih dalam kandungan, Sedangkan pada gigi tetap sangat dipengaruhi oleh asupan gizi

pada masa tumbuh kembang anak usia dini.4 Status gizi balita erat juga hubungannya

dengan munculnya plak gigi dan penyakit periodontal.4,5 Malnutrisi dapat meningkatkan

risiko terjadinya karies dikarenakan adanya kerusakan kelenjar saliva sehingga

menyebabkan laju alir saliva menurun dan komposisi saliva juga berubah.5 Asupan makanan

dan status gizi mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal, seperti banyaknya plak dan

komposisinya, integritas epitel, pembentukan kolagen dan perbaikannya, pembentukan

tulang dan perbaikannya, respon kekebalan, dan pelindung dari kerusakan radikal bebas.5

Balita yang mengalami malnutrisi dan gizi buruk ternyata memiliki hubungan langsung

dengan pemberian asupan makanan dan gizi yang diberikan. Pada fase gizi buruk, anak

rentan terhadap infeksi.3 Salah satu zat makanan yang berpengaruh adalah protein karena

berfungsi sebagai unsur pembangun sel jaringan tubuh dan berperan serta dalam terjadinya

kasus gizi buruk.4,6 karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi tubuh, vitamin dan mineral 5

Page 6: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

esensial merupakan zat gizi yang penting bagi pertumbuhan dan kesehatan seperti kalsium

dan fosfor yang berfungsi untuk pertumbuhan dan menguatkan tulang.6,7 Asupan makanan

erat kaitannya dengan perilaku ibu dalam pemberian asupan makanan kepada balita.

Karena kurangnya zat nutrisi dapat menyebabkan kelainan struktur gigi sehingga salah satu

manifestasinya adalah terjadi kerapuhan pada email gigi yang menguraikan bahwa

kecukupan zat gizi akan berpengaruh terhadap pola erupsi gigi anak, kemudian hasil

penelitian dari peneliti terdahulu juga menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan

antara malnutrisi pada balita terhadap terjadinya karies gigi tetap.5,6 Karies gigi erat

hubungannya dengan asupan makanan terutama sukrosa dan glukosa, karena jenis

makanan ini kalau berlebihan akan bersifat lengket dan cenderung berpotensi

mempercepat terjadinya karies gigi, terutama ditemui pada kebersihan gigi anak yang

rendah.8,9 Menurut Jean-charles pada anak dengan keadaan early childhood protein energy

malnutrition (ECPEM) ternyata memiliki hubungan langsung pada peningkatan skor CPITN

(Community periodontal index of treatment needs) yang berakibat pada adanya penyakit

periodontitis saat pertumbuhan gigi permanen. 10

Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau

kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya

di Indonesia, antara lain sebagai berikut :

1. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan

protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein.

Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita karena pada umur tersebut anak

mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan

kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).

6

Page 7: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) dibagi dalam 3 tingkat, yakni :

a. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut

standar Harvard.

b. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan

menurut standar Harvard.

c. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan

menurut standar Harvard.

Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi kurang

dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau

penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan

ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut

kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.

Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis seperti oedema atau honger

oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema

pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki.

2. Penyakit Kegemukan (Obesitas)

Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, yakni

konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi.

7

Page 8: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Kelebihan energi di dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak. Pada keadaan normal,

jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam jaringan subkutan

dan didalam jaringan tirai usus. Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badan

pada laki-laki melebihi 15% ,dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut

umurnya.

Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih

berat karena harus membawa kelebihan berat badan. Oleh sebab itu pada umumnya lebih

cepat capai dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja.

Akibat dari penyakit obesitas ini, para penderitanya cenderung menderita penyakit-penyakit

kardiovaskuler, hipertensi, dan diabetes melitus.

Berat badan yang ideal pada orang dewasa menurut rumus Dubois ialah :

B (kg) = (Tcm - 10) + 10%, dengan :

B = Berat badan hasil perkiraan / pengukuran

T = Tinggi badan

Oleh Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dilakukan koreksi

sebagai berikut :

B (kg) = {(Tcm - 100) - 10%} + 10%

Contoh :

8

Page 9: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Si Ali (Dewasa) diukur tinggi badannya 160 centimeter maka berat badan Ali yang

ideal adalah antara 54 kilogram dengan 66 kilogram (paling rendah 54 kilogram dan

paling tinggi 66 kilogram). Apabila orang dewasa yang tinggi badannya 160 cm

dengan berat badan dibawah 54 kg maka ia kurang gizi dan bila lebih dari 66 kg, ia

termasuk obesitas (kegemukan).

3. Anemia (Penyakit Kurang Darah)

Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari

kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh yang sangat

diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam hemoglobin (Hb).

Disamping itu Fe juga diperlukan enzim sebagai zat aktif. Zat besi (Fe) lebih mudah diserap

oleh usus halus dalam bentuk ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi

yang diatur oleh kadar ferritin yang terdapat dalam sel-sel mukosa usus. Dalam kondisi Fe

yang baik, hanya sekitar 10% saja dari Fe yang terdapat di dalam makanan diserap ke dalam

mukosa usus.

Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar sehingga sudah menjadi

masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemia besi, khususnya untuk ibu

hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cuma melalui puskesmas atau

posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan sebagian besar ibu-ibu hamil

maka program ini tampak berjalan lambat.

4. Xerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)

9

Page 10: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A didalam tubuh. Gejala-gejala

penyakit ini adalah kekeringan epitel biji mata dan kornea karena glandula lakrimalis

menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam bila biji mata bergerak.

Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau noctalmia yang oleh awam disebut buta

senja atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remang-remang. Pada stadium

lanjut maka mengoreng karena sel-selnya menjadi lunak yang disebut keratomalasia dan

dapat menimbulkan kebutaan.

Fungsi vitamin A sebenarnya mencakup 3 fungsi yakni fungsi dalam proses melihat, dalam

proses metabolisme, dan proses reproduksi. Gangguan yang diakibatkan karena kekurangan

vitamin A yang menonjol, khususnya di Indonesia adalah gangguan dalam proses melihat

yang disebut xerophthalmia ini.

Selain mencegah terjadinya gangguan mata rabun senja, vitamin A juga sangat dibutuhkan

dalam tumbuh kembang struktur gigi email. Dimana vitamin A akan membantu sel-sel

ameloblas dalam membentuk struktur jaringan email gigi.

5. Penyakit Gondok Endemik

Zat iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan komponen dari

hormon Thyroxin. Zat iodium ini dikonsentrasikan didalam kelenjar gondok (glandula

thyroidea) yang diperlukan dalam sintesa hormon Thyroxin. Hormon ini ditimbun dalam

folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein (globulin) maka disebut thyroglobulin.

Apabila diperlukan, thyroglobulin ini dipecah dan terlepas hormon thyroxin yang dikeluarkan

dari folikel kelenjar ke dalam aliran darah.

10

Page 11: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Kekurangan zat iodium ini berakibat kondisi hypothyroidisme (kekurangan iodium) dan

tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok.

Akibatnya terjadi hypertrophi (membesarnya kelenjar thyroid) yang kemudian disebut

penyakit gondok.

Apabila kelebihan zat iodium maka akan mengakibatkan gejala-gejala pada kulit yang disebut

iodium dermatitis. Penyakit gondok ini di Indonesia merupakan endemik terutama di daerah-

daerah terpencil di pegunungan yang air minumnya kekurangan zat iodium. Oleh sebab itu

penyakit kekurangan iodium ini disebut gondok endemik. Kekurangan iodium juga dapat

menyebabkan gangguan kesehatan lain, yaitu cretinisma. Kretinisma adalah suatu kondisi

penderita dengan tinggi badan dibawah normal (cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat

keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan sampai dengan

sangat berat (debil). Ekspresi muka seorang cretin ini memberikan kesan orang bodoh

karena tingkat kecerdasannya sangat rendah. Pada umumnya orang cretin ini dilahirkan dari

ibu yang sewaktu hamil kekurangan zat iodium.

Terapi penyakit ini pada penderita dewasa pada umumnya tidak memuaskan. Oleh sebab itu

penanggulangan yang paling baik adalah pencegahan yaitu dengan memberikan dosis

iodium kepada ibu hamil.

Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :

a. Kelompok bayi : 0-1 tahun

b. Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun

c. Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun

d. Kelompok remaja : 13-20 tahun

e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.

11

Page 12: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

f. Kelompok usia lanjut

Kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi meskipun kelompok ini tidak

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan kelompok usia

ini mengalami kelainan gizi.

1. Kelompok Bayi

Didalam siklus kehidupan manusia, bayi berada didalam masa pertumbuhan dan

perkembangan yang paling pesat. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada umur 6 bulan

akan mencapai pertumbuhan atau berat badan 2 kali lipat dari berat badan pada waktu

dilahirkan.

Untuk pertumbuhan bayi dengan baik, zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah :

a. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan.

b. Calsium (Ca)

c. Vitamin D tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis maka hal ini tidak

begitu menjadi masalah.

d. Vitamin A dan K yang harus diberikan sejak post natal.

e. Fe (zat besi) diperlukan karena didalam proses kelahiran sebagian Fe ikut

terbuang.

12

Page 13: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

ASI tetap diteruskan dan mulai umur 18 bulan dapat diberikan makanan tambahan agak keras

(semisolid) sampai dengan umur 2 tahun. Akhirnya pada umur 2 tahun, ASI diberhentikan (anak

disapih) dan sudah dapat diberi makanan seperti makanan orang dewasa. Mengenai jumlah

makanan tambahan pun juga makin lama makin ditingkatkan, sesuai dengan kebutuhan kalori

yang diperlukan bayi / anak untuk berkembang.

Tabel 1. Peralihan ASI ke Makanan dan Kebutuhan Kalori

--------------------------------------------------------------------------

Umur Anak PMT Kebutuhan Kalori

--------------------------------------------------------------------------

0- 4 bulan ASI saja 300 kalori

4- 9 bulan Makanan halus 800 kalori

9-12 bulan Makanan lembut 900 kalori

12-18 bulan Makanan lunak 1100 kalori

18-24 bulan Makanan semi keras 1300 kalori

24 bulan Makanan dewasa

-------------------------------------------------------------------------

13

Page 14: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

2. Kelompok Anak Balita

Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok

ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP) dan jumlahnya

dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini

rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :

a. Anak balita berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang

dewasa.

b. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja

penuh sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

c. Anak balita sudah mulai main di tanah dan sudah dapat main diluar rumahnya

sendiri sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang

memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.

d. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih

makanan. Dipihak lain ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan

anak balita karena dianggap sudah dapat makan sendiri.

Dengan adanya posyandu (pos pelayanan terpadu) yang sasaran utamanya adalah anak

balita, sangat tepat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak balita.

3. Kelompok Anak Sekolah

14

Page 15: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih baik dibandingkan

dengan kesehatan anak balita. Masalah-masalah yang timbul pada kelompok ini antara lain :

berat badan rendah, defisiensi Fe (kurang darah) dan defisiensi vitamin E.

Masalah ini timbul karena pada umur anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan, baik di

sekolah maupun di lingkungan rumah tangganya. Di pihak lain anak kelompok ini kadang-

kadang nafsu makanan mereka menurun sehingga konsumsi makanan tidak seimbang

dengan kalori yang diperlukan.

4. Kelompok Remaja

Pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga sangat pesat kemudian juga kegiatan-kegiatan

jasmani termasuk olahraga juga pada kondisi puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi

makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-

kegiatannya maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat menghambat

pertumbuhannya. Pada anak remaja puteri mulai terjadi menarche (awal menstruasi) yang

berarti mulai terjadi pembuangan Fe. Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan, khususnya

Fe maka akan terjadi kekurangan Fe (anemia).

5. Kelompok Ibu Hamil

Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan

janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung 15

Page 16: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

proses kehamilan tersebut, misalnya mammae. Untuk mendukung berbagai proses

pertumbuhan ini maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat.

Kebutuhan kalori tambahan bagi ibu hamil sekitar 300-350 kalori per hari. Demikian pula

kebutuhan protein meningkat dengan 10 gram sehari. Peningkatan metabolisme berbagai

zat gizi pada ibu hamil juga memerlukan peningkatan suplai vitamin, terutama thiamin,

riboflavin, vitamin A dan D. Kebutuhan berbagai mineral, khususnya Fe dan calsium juga

meningkat.

Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin dan mineral yang meningkat ini tidak dapat

dipenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi.

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berakibat :

a. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah atau sering disebut berat badan bayi

rendah (BBLR).

b. Kelahiran prematur (lahir belum cukup umur kehamilan)

c. Lahir dengan berbagai kesulitan dan lahir mati.

6. Ibu Menyusui

Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama bayi oleh sebab itu maka untuk menjamin

kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI

rata-rata 800-850 mililiter per hari dan mengandung kalori 60-65 kalori, protein 1,0-1,2 gram

dan lemak 2,5-3,5 gram setiap 100 mililiter.

16

Page 17: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu dan harus digantikan dengan suplai makanan ibu sehari-

hari. Untuk itu maka ibu yang sedang menyusui memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan

tambahan protein 25 gram sehari, diatas kebutuhan bila ibu tidak menyusui.

Dalam batas-batas tertentu kebutuhan bayi akan zat-zat gizi ini diambil dari tubuh ibunya

tanpa menghiraukan apakah ibunya mempunyai persediaan cukup atau tidak. Apabila

konsumsi makanan ibu tidak mencukupi, zat-zat didalam ASI akan terpengaruh, ASI akan

tetap memberikan jatah yang diperlukan oleh anaknya dengan mengambil jaringan ibunya,

akibatnya ibunya menjadi kurus. Bila konsumsi Ca ibu yang berkurang, Ca akan diambil dari

cadangan Ca jaringan ibunya sehingga memberikan osteoporosis dan kerusakan gigi (caries

dentis).

7. Kelompok Usia lanjut (Usila)

Meskipun usia ini sudah tidak mengalami penurunan fungsinya maka sering terjadi gangguan

gizi. Contohnya pada usila beberapa gigi-geligi bahkan semuanya tanggal sehingga terjadi

kesulitan dalam mengunyah makanan. Oleh sebab itu apabila makanan tidak diolah

sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan pengunyahan maka akan terjadi gangguan

dalam pencernaan dan penyerapan oleh usus.

Disamping itu, alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun sehingga

makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan. Makanan

yang tidak banyak mengandung lemak pada umumnya mudah dicerna. Kadar serat yang

tidak dapat dicerna sebaiknya tidak dikonsumsi oleh usila namun demikian makanan yang

i

17

Page 18: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

mengandung serat yang lain harus banyak, agar dapat melancarkan peristaltik dan dengan

demikian melancarkan defekasi (buang air besar).

Keperluan energi pada usila sudah menurun, oleh sebab itu konsumsi makanan untuk usila

secara kuantitas tidak sama dengan kelompok rentan yang lain. Yang penting disini kualitas

makanan dalam arti keseimbangan zat gizi harus dijaga. Kegemukan pada usila sangat

merugikan bagi usila sendiri karena merupakan resiko untuk berbagai penyakit seperti :

kardiovaskuler, diabetes melitus, hipertensi, dan sebagainya.

Hubungkan antara asupan gizi dan makanan dengan keadaan rongga mulut khususnya gigi

geligi dan jaringan periodontal, yang dapat dilihat dari kandungan gizi, fungsi zat gizi di

dalam tubuh, dan proses pemecahan yang tidak sempurna.

2.2. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)

Dalam pedoman umum gizi seimbang terdapat 12 (dua belas) pesan yang perlu

diperhatikan yaitu :

1. Makanlah aneka ragam makanan

2. Makanlah makanan yang memenuhi kecukupan energi

3. Pilihlah makanan berkadar lemak sedang dan rendah lemak jenuh

4. Gunakan garam beryodium

5. Makanlah makanan sumber zat besi

6. Berikan asi saja kepada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahkan mp-asi sesudahnya

7. Biasakan makan pagi

8. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya

9. Lakukan aktifitas fisik secara teratur

10. Hindari minumanyang berakohol 18

Page 19: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

11. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

12. Bacalah label pada makanan yang dikemas14.

Peranan berbagai kelompok bahan makanan secara jelas tergambar dalam logo gizi seimbang

yang berbentuk kerucut (Tumpeng). Dalam logo tersebut bahan makanan dikelompokkan

berdasarkan fungsi utama zat gizi yang dalam ilmu gizi dipopulerkan dengan istilah “Tri Guna

Makanan”14.

Angka kecukupan gizi rata-rata per orang per hari dapat digunakan untuk merencanakan

penyediaan makanan bagi keluarga, kelompok maupun nasional. Sehingga Keseimbangan gizi

dapat diperoleh apabila hidangan sehari-hari terdiri dari sekaligus tiga kelompok bahan

makanan. Dari setiap kelompok dipilih satu atau beberapa jenis bahan makanan 14.

Balita 1-3 tahun

Nasi/pengganti : 1-1½ piring

Lauk Hewani : 2-3 potong

: 1 gls susu

Lauk nabati : 1-2 potong

Sayuran : ½ mangkuk

Anak 2-4 tahun

Nasi/pengganti : 1-3 piring

Lauk Hewani : 2-3 potong

: 1-2 gls susu

Lauk nabati : 1-3 potong

Sayuran :1-1½ mangkuk

19

Page 20: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Buah : 2-3 potong Buah-buahan : 2-3 potong

Sumber: Buku Pedoman Umum Gizi Seimbang, Depkes, 1995

2.2. Hubungan asupan makanan, gizi dan penyakit karies gigi

Sejak kehidupan dalam kandungan, masa kanak-kanak telah terekspos factor lingkungan

terutama asupan makanan. Peningkatan asupan diet dengan kualitas gizi yang tinggi sebaiknya

dilakukan sejak awal kehidupan, agar dapat mengurangi factor risiko terjadinya penyakit dimasa

dewasa.4

Peneliti terdahulu memperlihatkan kalau jumlah karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh

secara umum dibagi atas 3 jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.32

Monosakarida dibagi lagi menjadi 3 jenis yang mempunyai nilai gizi yaitu glukosa, fruktosa, dan

galaktosa. Lalu disakarida dibagi menjadi 3 jenis yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa,

maltosa, dan glukosa dan terakhir polisakarida yang terbagi atas sumbernya yaitu dari hewani

(glikogen) dan dari tumbuhan (glukogen).32

Salah satu yang berhubungan langsung dengan karies adalah glukosa dan sukrosa, dan hasil

temuan memperlihatkan adanya kelebihan zat tersebut sehingga akan meningkatkan terjadinya

karies.34 Sukrosa merupakan gula paling banyak dialam dan paling sering digunakan sehari-hari

dan ini biasa dikenal dengan gula pasir. Kemudian, sukrosa bisa dipecah menjadi glukosa dan

fruktosa, dan ini merupakan penyebab utama terjadinya karies.34 Faktor yang menjadi

penyebab utama karies adalah adanya makanan yang mengandung sukrosa tinggi dan

tertinggal cukup lama pada gusi dan gigi.34

Hampir seluruh peneliti melaporkan bahwa sukrosa merupakan perangsang dan penyebab

utama terjadinya karies gigi pada manusia. Mikroba seperti streptococcus secara aerobik

melalui enzim yang diproduksinya mampu mencerna atau menghidrolisis sukrosa menjadi

glukosa dan fruktosa.34 Dari hasil metabolisme tersebut terbentuklah polimer rantai panjang

dari glukosa yang disebut dekstran atau polimer rantai panjang dari fruktosa yang disebut

levans.34 Jenis polimer-polimer tersebut kemudian berkembang menjadi noda pada permukaan

20

Page 21: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

gigi. Noda tersebut bersifat gel yang sangat lengket sekali. Proses pengeroposan gigi sendiri

disebabkan oleh pengaruh asam laktat, yaitu produk hasil sampingan dari metabolisme fruktosa

dan levans. 34

Tetapi pada 20 tahun terakhir, Makinen dkk (1980) telah menemukan jenis gula dengan rantai

polyol, yaitu pada gugus gula mempunyai rantai ikatan gugus hidroksi (OH-) yang dikenal

dengan sebutan Xylitol. Sebenarnya selain xylitol juga di kenal adanya Malitol, dll. Xylitol adalah

gula alcohol yang tidak dapat difermentasi oleh bakteri, sehingga sangat baik digunakan untuk

mencegah terjadinya penyakit karies gigi.

2.3 Hubungan gizi dan penyakit periodontal berdasarkan skor CPI

Hubungan dengan konsumsi asupan makanan dan gizi

Penelitian yang dilakukan di oleh Jean-Charles, menemukan kalau ada hubungan antara Early

childhood Protein Malnutrition (ECPEM) dengan perkembangan penyakit periodontal pada gigi

permanen.10 Study dilakukan pada 96 anak Haiti selama 5 tahun, dengan masalah kemiskinan

dan malnutrisi yang telah kronis. Kemudian hasil penelitian itu memperlihatkan kalau ada

hubungan yang signifikan antara ECPEM dengan peningkatan score CPITN yang menjadi faktor

presdiposisi terjadinya periodontitis pada gigi permanen.10 Keadaan ini juga terlihat pada balita

1,5 – 5 tahun yang kekurangan protein mempunyai hubungan langsung dengan peningkatan

skor Community Periodontal Index, yaitu bila terjadi defisiensi protein akan berakibat pada

peningkatan score CPI yang akan berperan pada terjadinya penyakit periodontal.

Berbagai macam cara untuk mengukur kualitas diet anak maupun dewasa, antara lain adalah

Healthy Eating Index (HEI), yang menggunakan 10 penilaian yaitu dari nilai 0= buruk sampai

dengan sangat baik =10. Pada tahap pertama adalah penilaian terhadap 5 komponen yang akan

mendapatkan nilai 0-5 dengan bentuk makanan sayur-sayuran, buah, beras dan tepung-

tepungan, daging, susu yang tergambar pada piramida petunjuk makanan sehat, nilai 6-7

penilaian makanan mengandung lemak dan lemak jenuh, nilai 8-9 untuk penilaian kolesterol

21

Page 22: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

dan kandungan Natrium dari makanan, nilai 10 adalah hasil penjumlahan yang menunjukkan

arti asupan nutrisi yang baik.

Diet counciling

Diet counciling adalah kegiatan seorang dokter gigi yang dapat memberikan nasehat kepada

pasiennya tentang bentuk makanan sehat yang dapat di makan sehari-hari, sehingga dapat

mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut.

Langkah-langkah dalam kegiatan Diet conseling :

1. Mengukur diet intake yaitu segala sesuatu yang di makan dalam waktu 1 sampai 3 hari

atau bahkan dapat di buat dalam 1 minggu.

2. Kelompokkan jenis makanan yang dimakan kedalam bentuk kelompok makanan manis

atau makanan yang diberi gula, kelompok makanan tidak manis, kelompok makanan

berkarbohidrat seperti roti, nasi, sereal, dst, kelompok susu, kelompok sayur dan buah-

buahan, kelompok juice (Tabel 3)

3. Kelompokkan makanan yang di makan ke dalam kelompok kandungan gizi yang

terkandung di dalam makanan (Tabel 2)

4. Kelompok makanan yang di makan apakah termasuk makanan manis dan makanan

mengandung gula dikelompokkan menjadi makanan manis padat dan lengket, makanan

manis cair, makanan manis yang lambat larut

5. Tahap akhir adalah menjumlahkan semua nilai, kemudian cocokkan apakah nilai

tersebut masuk ke dalam kelompok nilai :

Jumlah nilai 4 kelompok penilaian makanan yang di makan:

22

Page 23: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

aa. 72-96 Sangat baik

ab. 64-72 Baik

ac. 56-64 Cukup

ad. <56 buruk

Nilai bentuk makanan manis yang di makan:

ae. ≤5 sangat baik

af. 10 baik

ag. ≥15 Zona “Watch Out”

Tabel 2. Skor kandungan dari jenis makanan yang di makan sehari-hari

23

Page 24: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

24

Page 25: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Tabel 3. Kelompok makanan disesuaikan dengan frekuensinya

25

Page 26: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Tabel 4. Bentuk kelompok makanan yang dimakan sehari-hari

26

Page 27: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

Contoh perhitungan Tabel 4

Daftar Pustaka

1. Rully. (2005, 20 juli). “Peningkatan SDM harus dikedepankan”, Radar Sulteng.

Diakses 21 juli 2009.

2. Pramono, bagus. (2007, 22 juni). “Malnutrisi, keteledoran sebuah bangsa”,

Sarapanpagi portal. Diakses 14 juli 2009.

3. Malehere, adhie. (2008, 26 september). “Perubahan Iklim Picu Gizi Buruk Meluas di

NTT“, positive defiance resource center. Diakses 13 juli 2009.

4. Fajar, Ibnu, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

27

Page 28: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

5. Moynihan, Paul. 1995. “The Relationship Between Diet, Nutrition and Dental

Health: an overview and update for 90s”. Newcastle : Dental school, University of

Newcastle.

6. Notoadmojo, soekidjo.”Gizi klinik dan maryarakat”. Situs ilmu kesehatan. diakses

38 juni 2009.

7. AD, Sony. 1988. Ilmu Gizi . Jakarta : Indonesia publishing house.

8. Sasiwi, Noerwida R. (2007). Hubungan tingkat keparahan karies gigi dengan status

anak. FKM Undip.

9. Community Dentistry. 2008. Caries status and overweight in 2- to 18-year-old US

children. USA : Blackwell Publishing Ltd.

10. Baker, Lois. (2009, 10 april). “Poor nutrition in Haitian children linked to gum

disease”, UB Reporter. Diakses 24 juni 2009.

11. WK, Antonius. (2008, 14 april). “Gizi buruk statistik atau empiric ? ”, bappenas &

UNDP(target MDGs). Diakses 21 juli 2009.

12. Knowles, J. Mencermati Kemiskinan yang Terjadi pada Negara Berkembang di

Asia, Kesrepro info. Diakses 10 agustus 2009

13. BA, Burt & SA, Elund. 1999. Dentistry, Dental Practice and the Community .

Philadelphia: W.B. Saunders Company.

14. D, Locker & D, Matear. 1998. Oral disorders systemic health, well-being and the

quality of life : A summary of recent research evidence.

15. JJ, Vitale & SA, Broitman. 1982. Advance in Human Clinical Nutrition . Boston :

Martinus Njhoff Publisher.

28

Page 29: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

16. SP , Rao & MS, Bharambe.(30 juni 1993). Dental caries and periodontal diseases

among urban, rural and tribal school children. NCBI.

17. Singarimbun, Masri & Effendi, Sofian.1987. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

18. Surakhmad, Winarno. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metoda Teknik.

Bandung: Tarsito.

19. Muchsin. (2006, 10 okteber). Karies gigi : Pengukuran resiko dan evaluasi, Usupress.

Diakses 24 juni 2009.

20. Riyanti, Eriska. (2005, 29 mei). Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak

dini, unpad. publikasi 24 juni 2009.

21. Tomasowa, RA. 1983. Pengetahuan Dasar tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.

Jakarta : Direktorat Kesehatan Gigi.

22. McDonald, RE dan Avery, DR. 1994. Dentistry for The Child and Adolescent. 6th

edition. St.Louis : Mosby.

23. Nowak, A & Crall, J. 1994. Prevention of Dental Disease. In site Pediatric Dentistry.

2nd edition. Philadelphia : W. B. Saunders Co.

24. Lewis, Morgan, & Wright. 1994. The validity of the CPITN scoring and presentation

method for measuring periodontal conditions. J Clin Periodontal. 21: 1-6.

25. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC.

26. Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka

Cipta.

27. Pudjiadi, solihin. 1996. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta : FKUI

29

Page 30: Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga

28. Almatsier, sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. gramedia pustaka

utama.

29. Aryo. 2008. “Gizi Kurang Pada Balita”, Ilmu Penyakit Dalam. Diakses 8 juli 2009.

30. WHO. 2006. Community Periodontal Index of Treatments Needs (CPITN), Institute

for Algorithmic Medicine. Houston ; Publikasi 24 april 2009.

31. Ensiklopedia bebas. (25 februari 2008). Malnutrisi. Wikipedia.

32. Djaeni, Achmad Sediaoetama. 2004. Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Dian Rakyat

33. Medicastore. 2006. Gingivitis. Diakses 10 november 2009

34. Koswara, Sutrisno. Makanan Bergula dan Kerusakan Gigi. Diakses 10 november

2009.

30