PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB)...

97
PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DALAM MENANGANI KONFLIK RUMAH IBADAT TAHUN 2015 DI KABUPATEN ACEH SINGKIL Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: RAHMAT SAHPUTRA 1112112000034 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Transcript of PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB)...

Page 1: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB)

DALAM MENANGANI KONFLIK RUMAH IBADAT TAHUN

2015 DI KABUPATEN ACEH SINGKIL

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

RAHMAT SAHPUTRA

1112112000034

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FIflB) DALAMMENANGANI KONFLIK RUMAH IBADAT TAHUN 2OI5 DI

KABUPATEN ACEII SINGKIL

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan IImu politik

Untuk Memenuhi persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Rahmat Sahputra

NIM: rr12112000034

Dosen Pembimbing,

Dr. Achmad Ubaedillah. MANIP: 19670803 199603 I 002

./

PROGRAM STUDI ILMU POLITIKFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA1438 II/2017 M

Page 3: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

PERI\TYATAAN BEBAS PLAGIALISME

Skripsi yang berjudul:

PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DALAMMENANGANI KONFLIK RUMAH IBADAT TAHT]N 2015 DI

KABUPATEN ACEH SINGKIL

Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk mernenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri rufN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Of$ Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kernudian hari terbukti bahwa ka.ya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1.

2.

J.

)

,*.l

Page 4: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, pembimbing skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Rahmat Sahputra

NIM : ttt2ttZO}OO3

Program Studi : Ilmu politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA GKUB) DALAM

MENANGANI KONFLIK RUMAH IBADAT TAHUN 2015 DI

KABUPATEN ACEH SINGKIL

Dan telah diuji,

Jakarta, 27 Desember 2017

Mengetahui, Menyetujui,PembimbingKetua Program Studi

\-1t,Dr. Idine Rosvidin. M.SiNIP: 19701013 200501 I 003

l

rj

ffi

ilt

Dr. Achmad Ubaedilah. MANIP: 19670803 199603 1002

Page 5: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

LEMBAR PENGESAIIAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (TKUB) DALAMMENANGANI KONFLIK RUMAH IBADAT TAHUN 2015 DI

KABUPATEN ACEH SINGKIL

Oleh

Rahmat Sahputra11i2112000034

Telah dipertatrankan dalam sidang ujian slaipsi di Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal27 Deserrber 2017 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperolehgelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Itmu politik.

Ketua,

Dr.Iding Rosyidin, MANIP: 19701013 200501 1 003

{fu"Dr.Iding Rosyidin, MANIP: 19701013 200s01 I 003

t_7tw

Pe

DrlA. Bakir lhsan, M.SiNIP: 19720412 200312 I 002 NtrP: 19631024199903 2 001

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 27 Desember

2017

Ketua Program StudiFISIP UIN Jakarta

NIP: 19770424200710 2 003

IV

Page 6: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

v

ABSTRAKSI

Nama : Rahmat Sahputra

Judul : PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB)

DALAM MENANGANI KONFLIK RUMAH IBADAT TAHUN 2015

DI KABUPATEN ACEH SINGKIL

Skripsi ini menganalisis peran dari FKUB Aceh Singkil dalam menangani

konflik yang terjadi di Aceh Singkil tahun 2015. Konflik yang terjadi di Aceh

Singkil merupakan konflik bernuansa agama karena melibatkan simbol-simbol

agama seperti adanya penyegelan dan pembakaran rumah ibadat, konflik yang

mengakar dari dekade tahun 1979, 2001, hingga kembali meletus di tahun 2015

memiliki akar permasalahan yang sama yakni permasalahan perijinan rumah

ibadat umat non Muslim. Di era setelah runtuhnya rezim Orde Baru Muncul

forum kerukunan umat beragama (FKUB) kehadiran forum tersebut kemudian

hari dianggap mampu menyikapi permasalah-permasalahan yang menyangkut

kerukunan kehidupan beragama ditengah masyarakat.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian

bersifat deskriptif. Adapun teori yang digunakan ialah teori konflik dan teori

kebijakan publik. Teori konflik digunakan untuk menjelaskan dinamika konflik

yang terjadi agar dapat mengetahui dimana letak FKUB ketika berada dalam

konflik tersebut, sedangkan untuk melihat peran FKUB menggunakan teori

kebijakan publik dan memakai pendekatan implementasi kebijakan model Van

Meter dan Van Horn, begitupun pendekatan regulasi sosial menurut tim PUSAD

Paramadina. Dua teori tersebut digunakan sebagai alat analisis dalam melihat

peran FKUB Aceh Singkil dalam menangani konflik di Aceh Singkil tahun 2015.

Penelitian ini menemukan bahwa FKUB Aceh Singkil sudah berperan baik

dengan mengeluarkan surat rekomendasi bagi sebelas rumah ibadat di Aceh

Singkil yang nantinya surat rekomendasi tersebut menjadi syarat penting bagi

setiap rumah ibadat dalam mendapatkan IMB. Rekomendasi tersebut keluar sesuai

dengan amanat Pergub Aceh No. 25 Tahun 2007, namun dalam proses

pengimplementasian pergub tersebut FKUB Aceh Singkil masih dipengaruhi oleh

hadirnya regulasi sosial yang mengakibatkan Pergub Aceh No. 25 Tahun 2007 di

Aceh Singkil tidak terimplementasikan dengan baik.

Kata kunci: FKUB, konflik, rumah ibadat.

Page 7: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah

SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam dicurakan kepada Nabi Muhammad

SAW, rasul yang telah membawa umatnya semua dari kegelapan pada masa yang

terang benderang hingga saat ini.

Skripsi yang berjudul “ Peran forum kerukunan umat beragama (FKUB)

dalam menangani konflik rumah ibadat tahun 2015 di Kabupaten Aceh Singkil”

disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari betul dalam penyusunan skripsi ini belumlah sempurna,

dan masih banyak kekurangan. Tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai

pihak, penulis menyadari betul penelitian ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, beserta seluruh staff dan jajarannya.

2. Prof. Dr. Zulkifli, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staff dan

jajarannya.

3. Dr. Iding Rosyidin, M.Si, selaku Kepala Program Studi Ilmu Politik

FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas bimbingan,

kritikan dan dorongannya selama ini.

4. Suryani, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas bimbingan, kritikan dan

dorongannya selama ini.

Page 8: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

vii

5. Dr. Achmad Ubaedillah, MA selaku dosen pembimbing dalam

penelitian ini, Terima kasih atas bimbingan, kritikan dan dorongannya

selama penelitian ini.

6. Dr. A. Bakir Ihsan M.Si selaku penguji 1 dan Dra. Gefarina Djohan,

MA selaku penguji 2 yang telah bersedia menjadi penguji dalam ujian

skripsi ini. Masukan, kritikan yang membangun dari kedua penguji ini

sangat membangun demi kesempurnaan dari hasil akhir skripsi ini.

7. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Ilmu Politik yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama kuliah.

8. Jeruslim Ray Manik, telah menyempatkan diri menjadi pendamping

selama penulis saat berada di lapangan dan menyediakan transportasi

dan lain-lain.

9. Seluruh narasumber yang telah menyempatkan diri untuk memberikan

informasi dalam penyelesaiaan skripsi ini. Anggota FKUB Aceh

Singkil Drs. Ramlan, Pak Mustafa, Pak Budiman Berutu. Jemaat

GKPPD Aceh Singkil Pak Nourim Berutu, Pak Boas Tumangger.

Jemaat Gereja HKI Aceh Singkil Ibu Massa Berutu. Tokoh pemuda

muslim Aceh Singkil Pak Azwar Ramnu. Kepala Gampong Siatas

Darianto. Mantan Kapolda Aceh Irjen. Pol. Purn. Husein Hamidi.

Sekretaris Kesbangpol Linmas Kabupaten Aceh Singkil Pak Azman,

SH. Kan Kemenag Kabupaten Aceh Singkil Pak Salihin, MA yang

dikemudian hari setelah ujian skripsi berlangsung kembali dihubungi

walaupun hanya melalui alat media komunikasi karena alasan

keterbatasan waktu, dana, dan juga jarak.

10. Ayah tercinta Drs. Surya, MM dan mamak tercinta Indrawati, S.pdi,

serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) beserta suami

Mahadhir, ST (bg mahadir), Sulastri,SE (tri) beserta suami Harry Arfan,

SH (bg hary) yang selalu memberikan do‟a, dukungan, dan pertanyaan

setianya yang menghantui setia handphone berdering “Udah bisa daftar

wisuda?”. Juga dua keponakan yang “gemay” Alisha Shafia (3 tahun)

Page 9: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

viii

serta Kirana Arfan (1 tahun) menjadi penghibur penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11. Kawan seperjuangan aneuk d‟kuphie Nur hadi (hadi), Fajri Kamal

(bapak kuda), M. Ivan Haris (omes), Reza Satria (gatot), Ridho

Chaharsya M (rido), Alif Hafiz (geuchik), Alvin Murad R (Anu), Anas

M (bg “play” boy), Ariep M.P (cipmang), Chossy Al-hafidz (neneng),

Zaiyard Aulia P (koyok), T. Kevin Varaby (kevin), M. Ridhan

(Dendeng), Putra Aulia Kesuma (putra), Aufa Ghufran (cabul) alm.

Arrayan Aprisma (rayan) dulu kita bersama tertawa setiap waktu, ngopi

siang malam, touring sesuka hati, melawan guru dan cabut kelas

merupakan cerita yang paling dibanggakan saat ngopi haha lupakan!.

Ingin hati mengulang hal tersebut tetapi sungguh sulit. Untuk

berkumpul satu sama lain pun sulit, masing-masing dari kita sudah

memiliki cara pandang berbeda ketika berbicara tentang “iklim dunia

dan preposisinya”. “Rayan, kutitipkan do‟a agar kawan-kawan mu ini

nantinya sukses didunia yang telah dan akan dipilihnya, semoga kita

semua dapat berkumpul dengan cerita yang baru cerita kesuksesan kita

der”. Penulis merasa bangga pernah memiliki cerita bersama mereka.

12. Teman-teman angkatan SMA Labschool Unsyiah angkatan III

(labschool third generation “Lantern”) kekompakan kita InsyaAllah

terus menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Seluruh kanda/yunda keluarga besar HMI KOMFISIP Cabang Ciputat.

14. Kawan-kawan pengurus HMI KOMFISIP Cab. Ciputat 2016-2017

tetaplah istiqomah dengan jalur perjuangan.

15. Para kabid dan wasekbid HMI KOMFISIP Cab. Ciputat 2016-2017

Travelio R A (travel), M. Fikri Aly (ali), Bimo Arfino (masbim), Arif

(„senior m‟ bod), Luthfi H (lutfi), Faizah Z (faizah), Quwatul M (Eza),

Afrilini (lini), Novi D (teteh), Sabrina (sasab). Kalian petarung-

petarung sejati. Kesuksesan kalian akan mengiringi kesuksesan penulis

nantinya.

Page 10: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

ix

16. Ketum Galih Adi Widodo, Bendum Fajar Fachrian dan Wabendum Riri

Azil “maaf bukan mau ngasal banting lidah Sekum mu ini lulus duluan

ya heheheh”. Bangga pernah punya cerita dengan orang-orang sehebat

kalian, sampai jumpa dengan cerita kesuksesan kita “der”.

17. Abang dan kakak-kakak yang tersayang Bhayu Nanda (masbay), Afdal

Fitrah (kadal), Irfan Zarfandy (bg irfan), Faisal Husen (bg oye), Sopian

HP (bg sopian), Gerry N A (bg gerry), Hijri P (bg hijri), Achmad

Fanani (bg awe), Zulfikar (bg ijung), Ikhsan F (rakancan), Aisyah (kak

aisyah), Adis Puji (kak adis), Dara A P (kak dara), Dida N (kak dida),

Yeni S (Tum yeni) dari kalianlah penulis bisa mengetahui apa arti dari

perjuangan dan cara menjadi senior yang baik, terimakasih telah

menjadi pendidik yang baik, bangga mengenal kalian di HMI.

18. Teman-teman HMI Fisip 2012 Rizki A (Pelo), Ahmad Mikail (dipo),

M. Amin (Amin), Doni (doni), Fauzan M (arab), Guntomo (tomo),

Mutiarani (tara), Ratna KJ (ratna), Saikhu (doyok), Ikhsan (pekat),

Rusdan (rusdan), A Lutfi (gopay), Arini M, April, Rozi. Semangat yang

pernah kita ukir akan selalu terpatri dalam hati penulis.

19. Teman-teman Ilpol UIN JKT 2012 A Alfi (mba alfi), Ferry, Annisa,

Fauzan, Fachmi, Yusuf, Ruhul, Fahrul (maho), Rizki (bogel), Saeful

(cak ipul), Helmi, Abrar, Hatta. Riuh kelas itu tidak akan pernah

terlupakan kawan semoga sukses ditempat yang kalian kehendaki.

20. Adik-adik tingkat di perkuliahan terutama sama-sama ditempa dalam

kawah candradimuka HMI KOMFISIP Cabang Ciputat angkatan 2013,

2014, 2015, 2016, 2017. Khususon Ulfa (oel), Rowdoh (odoh), Dendi

(masden), Aldo S (aldo), Alfira M J (fira pesek), Sakinah (sakin),

Cahyo (cahyo), Kartika (Tika), M. Abyan (byan), Najmawan (jems),

Eza F (eza lanang), Aden (mas aden), Ghayda (ghay), Tami (tam-tam),

Zahra (Zahra). Canda tawa serta kehangatan yang kalian berikan selalu

menyertai perjuangan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

21. Wisma safira brother hood mang mu‟an, Bude eni beserta suami,

Andris Sambung, Vano, Alam, Frizan (pak kibo), Riski H (pa aji),

Page 11: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

x

Farhan (pa jonkei), Firman (bg pesek 1), panji (ba pesek 2), Dame dan

Rian (tachibana besodara). Kalian menjadi penghibur penulis selama 5

tahun menempati wisma safira. Suka duka sudah kita lewati bersama.

22. Yang tercinta Cherlinda Hestiane Cahyani dengan cinta dan kasihnya

penulis dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian ini dan

menjadi pribadi yang benar-benar profesional dapat membedakan mana

tuntutan pribadi, tuntutan khalayak dan tentunya arti penting sebuah

kesabaran. “Terimakasih sayang atas waktumu, kesabaranmu suatu

pembelajaran bagiku, hadirmu suatu kenikmatan bagiku, teruslah

bersamaku”.

Tanpa adanya mereka, peneliti tidak yakin penelitian ini dapat selesai

dengan baik. Penulis berterima kasih dengan sepenuh hati, semoga Allah SWT

membalas kebaikan mereka. Namun demikian, penulis bertanggungjawab penuh

atas segala kekurangan dalam penelitian ini, kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan. “Yakinkan diri dengan iman, maksimalkan usaha

dengan karya , pastikan kita sampai pada tujuan. Tetap muda, semangat, dan

berbahaya” .

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ciputat, 28 Oktober 2017

Rahmat Sahputra

Page 12: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

xi

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah ..................................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat penelitian..................................................................... 7

D. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7

E. Metode Peneliatian ....................................................................................... 9

E.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 9

E.2 Sumber data ........................................................................................ 10

E.3 Teknik pengumpulan data ................................................................... 11

F. Sistematika penulisan ................................................................................. 12

BAB II KERANGKA TEORI ............................................................................ 14

A. Teori Konflik .............................................................................................. 14

1. Penanganan Berbasis Kekuatan .............................................................. 19

2. Penanganan Berbasis HAK .................................................................... 21

3. Penanganan Berbasis Kepentingan......................................................... 22

B. Teori Kebijakan Publik .............................................................................. 25

B.1 Pengertian Kebijakan Publik .............................................................. 25

B.2 Tahap-Tahap Pembuatan Kebijakan Publik ....................................... 28

B.3 Implementasi Kebijakan Publik .......................................................... 29

BAB III PROFIL ACEH SINGKIL, SEJARAH MINORITAS KRISTEN,

DAN PROFIL FKUB KABUPATEN ACEH SINGKIL ................... 35

A. Profil Kabupaten Aceh Singkil .................................................................. 35

A.1 Sejarah Terbentuknya Kabupaten Aceh Singkil ................................. 35

A.2 Kondisi Geografis ............................................................................... 37

A.3 Pemerintahan ...................................................................................... 39

Page 13: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

xii

A.4 Kependudukan .................................................................................... 41

A.5 Ketenagakerjaan.................................................................................. 41

B. Sejarah Minoritas Kristen dan Pertemuan Islam-Kristen di Aceh Singkil 42

C. Profil Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Singkil Periode

2015-2017 .................................................................................................. 45

G.1 Sejarah Terbentuknya FKUB.............................................................. 45

G.2 Susunan dan Manajemen FKUB Kabupaten Aceh Singkil ................ 47

G.3 Acuan Kerja FKUB Kabupaten Aceh Singkil .................................... 48

BAB IV DINAMIKA KONFLIK DAN PERAN FKUB MENANGANI

KONFLIK .............................................................................................. 52

A. Dinamika Konflik....................................................................................... 52

A.1 Fase Menuju Tragedi 06-13 Oktober 2015 ........................................ 55

A.2 Fase Pemulihan Keadaan 14 – 18 Oktober 2015 ................................ 61

A.3 Fase Tampilnya Aparatur Kabupaten Aceh Singkil 19 Oktober 2015 62

A.4 Mediasi Konflik .................................................................................. 64

B. Peran FKUB Aceh Singkil ......................................................................... 67

B.1 Implementasi Kebijakan Pendirian Rumah Ibadat di Aceh Singkil ... 67

B.2 Transformasi Kebijakan Pendirian rumah ibadat di Aceh Singkil ..... 71

C. Hambatan dan Pendukung FKUB Kab. Aceh Singkil dalam Menjalankan

Tugas ......................................................................................................... 74

C.1 Hambatan-Hambatan ......................................................................... 74

C.1 Pendukung .......................................................................................... 75

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 76

A. Kesimpulan ................................................................................................ 76

B. Saran ........................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xiii

Page 14: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel III.B.1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten

Aceh Singkil ..................................................................................38

Tabel III.C.1 Jumlah Desa Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten

Aceh Singkil ..................................................................................40

Page 15: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Kehidupan beragama di Indonesia tercermin dengan diakuinya eksistensi

agama-agama yang ada seperti Islam, Katholik, Protestan, Hindu, dan Budha.1

Pada tahun 2000, negara memberikan pengakuan resmi terhadap Agama

Khonghucu melalui keputusan presiden RI No. 6 tahun 2000 tentang pencabutan

inpres No. 14 tahun 1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat cina.2

Sejak Keppres tersebut disahkan maka jumlah agama yang diakui di Indonesia

menjadi 6 agama meliputi Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan

Khonghucu.

Persebaran penganut agama yang ada di Indonesia sampai saat ini tidak

merata. Penganut Agama Islam mayoritas di Pulau Sumatera, Jawa, Madura,

Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Sumbawa dan beberapa pulau bagian timur

layaknya Maluku Utara sedangkan Agama Kristen mayoritas di Papua, Katolik di

Pulau Flores, dan Hindu di Pulau Bali. Keanekaragaman tersebut yang meliputi

suku, bahasa, adat-istiadat dan agama merupakan fakta yang mestinya kita syukuri

sebagai suatu kekayaan bangsa, akan tetapi keanekaragaman tersebut terdapat

unsur kerawanan tersendiri, kerawanan itu dapat memunculkan konflik

kepentingan antar kelompok tersebut.

1 Tim Proyek Pembinaan Kerukunan Hidup Beragama, Dinamika kerukunan hidup

Beragama di Daerah “laporan observaasi 1979/1980” proyek pembinaan kerukunan hidup

beragama Departemen Agama R.I (Jakarta : Departemen Agama RI, 1983), h. 3. 2 Lihat Keputusan Presiden Republik Indonesia (KEPPRES) Nomor 6 Tahun 2000

Tentang Pencabutan Instruksi presiden Nomor 14 Tahun 1967 Tentang Agama, Kepercayaan, dan

Adat Istiadat Cina.

Page 16: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

2

Pengelolaan kehidupan keagamaan di Indonesia pasca Orde Baru

menunjukan perkembangan baik dari sisi positif ataupun negatif, kekerasan

kolektif sempat menyentak kita ialah kekerasan kolektif antar agama yang terjadi

di Ambon dan Poso. Beberapa laporan menunjukkan peningkatan insiden konflik

dan sengketa terkait tempat ibadat serta pembangunannya, penggunaanya,

peruntukannya, dan lain-lain.3

Catatan laporan kebebasan beragama tahun 2008 yang dimuat oleh Centre

for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) setidaknya terdapat 12 kasus

yang menyangkut masalah keberadaan rumah ibadat sepanjang tahun 2008. Dari

kasus-kasus tersebut terdapat dua kasus kekerasan pengrusakan rumah ibadat dan

tujuh kasus yang dapat menghilangkan hak-hak kelompok dalam beribadat.4

Laporan tahunan kebebasan beragama/berkeyakinan dan intoleransi 2013

The Wahid Institute menunjukan setidaknya ada 27 serangan fisik yang dilakukan

oknum non-negara dan 25 kasus penolakan/penutupan/penyegelan gereja5. Kasus-

kasus ini bisa berpotensi hilangnya kebebasan umat beragama untuk menjalankan

ibadahnya. Padahal bila kita melihat Undang-Undang Dasar (UUD) Indonesia

telah menjamin akan adanya kebebasan umat beragama untuk mendirikan dan

menjalankan ajaran agamanya.

Setara Institute melaporkan pada tahun 2015 adanya peningkatan angka

pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan sepanjang 2015

3 Ihsan Ali-Fauzi dkk, Pemolisian Konflik Keagamaan di Indonseia (Jakarta: PUSAD

Paramadina, 2013), h. 2. 4 Tim CRCS, Laporan Tahunan kehidupan beragama di Indonesia Tahun 2008

(Yogyakarta: Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS) sekolah pasca sarjana UGM,

2008), h. 17. 5Tim The Wahid Institute, Laporan Tahunan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan dan

Intoleransi 2013 (Jakarta: The wahid institute, 2014), h. 24.

Page 17: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

3

dibanding 2014. Berdasarkan laporan setara Institute selama 2015 terjadi 197

peristiwa dan 236 tindakan. Sementara itu selama 2014, terjadi 134 peristiwa dan

177 tindakan.6

Indonesia mempunyai aturan yang membahas pembangunan rumah ibadat

dan kerukunan antar umat beragama. Peraturan tersebut ialah peraturan bersama

menteri agama dan menteri dalam negeri (PBM) tentang pedoman pelaksanaan

tugas kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat

beragama, pemberdayaan forum kerukunan umat beragama (FKUB), dan

pendirian rumah ibadat No.8 dan 9 tahun 2006, peraturan tersebut merupakan

peraturan pengganti dari surat keputusan bersama (SKB)1/Ber/MDN-MAG/1969.

PBM ini diturunkan dalam rangka menertibkan ketertiban sipil dalam

konteks penjagaan kerukunan nasional termasuk menanggulangi permasalahan

pendirian rumah ibadat, tetapi sengketa tentang pendirian rumah ibadat masih saja

terjadi bahkan insiden-insiden serupapun meningkat.

Bentuk konflik rumah ibadat dan sektarian bisa berupa (1) Benturan bilateral,

ketika dua kelompok bentrok dalam konflik terbuka, (2) Serangan unilateral, ketika

salah satu kelompok menyerang kelompok lain, dan (3) Kerusuhan terbuka dan

lebih luas sehingga mencakup seluruh kota dan melibatkan lebih banyak pihak.7

Bentrokan tersebut dapat terjadi antar kelompok beragama atau antara

kelompok beragama melawan aparat pemerintah dan penyerangan yang terjadipun

seringkali ditujukan baik kepada perorangan atau kelompok pastinya yang

6Diakses pada tanggal 15 Mei 2016 dari situs

http://nasional.kompas.com/read/2016/01/18/17250491/Laporan.Setara.Institute.Pelanggaran.Kebe

basan.Beragama.Meningkat.di.2015 7 Ihsan Ali-Fauzi dan Rizal Panggabean, Pemolisian Konflik Keagamaan di Indonesia

(Jakarta: PUSAD Paramadina, 2014), h. 12.

Page 18: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

4

menjadi objek ialah rumah ibadat bahkan properti milik pemerintah apabila

penyerangan ditujukan kepada aparat pemerintah.

Insiden-insiden seperti penyegelan, pembongkaran atau pembakaran rumah

ibadat sering terjadi di Indonesia, konflik sengketa rumah ibadat di Indonesia pun

kembali terjadi pada 13 Oktober 2015 di Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh.

Aceh Singkil mendadak terkenal se-Indonesia melalui pemberitaan di media cetak

ataupun elektronik. Bukan karena prestasi yang menunjang kemajuan daerah

melainkan terjadinya pencederaan terhadap kearifan yang selama ini telah

dipupuk bersama. Hal ini menyebabkan elit-elit penting seperti Menteri Agama,

Menteri Dalam Negeri, Kapolri, Gubernur Aceh turun langsung melihat kondisi

Aceh Singkil satu hari setelah kerusuhan terjadi.

Tanggal 13 Oktober 2015 ratusan warga bergerak dari Desa Lipat Kajang,

Kecamatan Simpang Kanan menuju Kecamatan Gunung Meriah, menggunakan

berbagai kendaraan sembari membawa berbagai senjata sajam (Sajam) dan bom

molotov. Upaya meredam amarah massa sudah coba dilakukan oleh tokoh

masyarakat ketika mereka tiba di Desa Simpang Amal Gunung Meriah, tetapi

upaya ini tidak membuahkan hasil massa bergerak menuju ke Desa Suka Makmur

disanalah terjadi pengrusakan serta pembakaran satu unit bangunan rumah ibadat

milik umat Kristen yang notabene tidak memiliki izin.

Konflik sosial yang menggunakan simbol agama harus sesegera mungkin

diatasi serta jalan penyelesaiannya yang tidak merusak tatanan dan nilai-nilai

kemanusiaan.

Page 19: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

5

Konflik sosial yang dimaksud ialah konflik antar kelompok yang memiliki identitas

yang jelas dan dengan sadar kedua kelompok tersebut atau lebih dari dua kelompok

terlibat perselisihan yang disebabkan oleh tujuan-tujuan yang bertentangan. Dalam

prosesnya pertentangan tersebut ditandai oleh adanya upaya pihak yang terlibat

untuk menetralisasi, mencederai, sampai mengeliminasi eksistensi lawan.8

Konflik sosial di Aceh Singkil terjadi antara kelompok penganut agama

tertentu dan penganut agama yang lainnya karena membawa nilai atau bahkan

simbol-simbol dari keagamaan. Konflik pendirian rumah ibadat termasuk kategori

konflik bernuansa agama yang memiliki keterkaitan dengan perizinan mendirikan

rumah ibadat yang termaktub didalam PBM No.8 dan No.9 Tahun 2006 di

Provinsi Aceh kebijakan turunan dari PBM tersebut ialah Pergub Aceh No. 25

Tahun 2007.

Penjelasan di atas telah membuktikan bahwa hadir dan pengimplementasian dari

peraturan tersebut menimbulkan masalah, konflik yang terjadi di Aceh Singkil dapat

menjadi bahasan utama dalam studi Ilmu Politik karena konflik sosial dikatakan menjadi

konflik politik ketika konflik tersebut mempunyai konotasi politik. Konflik politik sendiri

mempunyai keterkaitan dengan negara/pemerintah, para pejabat politik/pemerintahan,

dan kebijakan.9

Peran masyarakat dalam kasus ini akan terwakilkan oleh forum kerukunan

umat beragama (FKUB) maupun ormas keagamaan dalam mencari simpul perihal

penyelesaian konflik tersebut. Alasannya FKUB sebagai wadah yang secara

teoritis memiliki dua fungsi yaitu representatif dan aspiratif oleh karena itu

pertimbangan penganggotaan FKUB ada pada nilai kearifan, kematangan,

kepribadian, kepemimpinan, dan keteladanan. Ini menjadikan anggota FKUB

8 Moh. Soleh Isre, Konflik Etno Religius Indonesia Kontemporer (Jakarta: Departemen

Agama RI, 2003), h. 2. 9 Maswadi Rauf, Konsensus Politik Sebuah Penjajagan Teori (Jakarta : Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 19.

Page 20: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

6

menjadi sosok berpengaruh memiliki suara yang berwibawa saat dipandang

masyarakat terutama ketika memediasikan setiap perselisihan yang terjadi

mengenai kerukunan terutama perselisihan mengenai pembangunan rumah ibadat.

Negara berperan penting dalam melindungi hak kebebasan beragama

termasuk dalam hal mendirikan rumah ibadat, dalam penelitian ini akan melihat

bagaiamana negara menjalankan fungsinya (state capacity) dengan cara tersebut

akan terlihat bagaimana negara menangani kasus konflik di Aceh Singkil.

Pada aspek peran negara berdasarkan PBM tersebut FKUB merupakan aktor

terdepan yang menjamin ketertiban sipil dalam hal menjaga dan menyelesaikan

sengketa pendirian rumah ibadat, karena FKUB dinilai sebagai jawaban akan

isntitusi negara yang dapat menampung aspirasi dari kelompok-kelompok yang

terlibat dalam permasalahan sengketa pendirian rumah ibadat, maka penulis

melihat penting untuk melakukan kajian mendalam perihal tersebut melalui

penelitian yang berjudul: Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

dalam menangani konflik rumah ibadat Tahun 2015 di Kabupaten Aceh

Singkil.

B. Pertanyaan Penelitian

Fokus terhadap penelitian ini adalah konflik terkait pembakaran gereja dan

peran FKUB Kabupaten Aceh Singkil dalam menanganinya. Untuk memberi

batasan pada penelitian ini penulis memunculkan beberapa pertanyaan bagi

penelitian ini :

1. Bagaimana peran FKUB dalam menangani konflik bernuansa agama

yang terjadi di Kabupaten Aceh Singkil?

Page 21: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

7

2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung bagi FKUB dalam

menangani konflik tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Mendeskripsikan bagaimana peranan FKUB dalam menangani konflik

bernuansa agama di Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh.

2. Menjelaskan faktor penghambat dan pendukung FKUB dalam menangani

konflik bernuansa agama di Kabupaten Aceh Singkil.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai “Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

dalam penyelesaian sengketa agama sudah banyak dilakukan, diantara hasil

penelitian adalah :

Pertama, skripsi yang berujudul “Forum Kerukunan Umat Beragama

(FKUB) Kota Tanggerang Selatan dalam menangani konflik tempat ibadat: Studi

kasus pembangunan Gereja Protestan Indonesia Barat Obor Banten Serpong

Utara”. Skripsi di tulis oleh Adi Ridwan Syam mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik jurusan Ilmu Politik. Di

dalam skripsi ini menemukan bahwa FKUB TANGSEL sangat sportif dalam

menanggapi isu kebebasan beragama salah satu indikatornya ialah terwujudnya

SKB/SPB/PBM No. 8 dan No. 9 Tahun 2006. FKUB TANGSEL tidak

terpengaruh dengan kelompok penentang dalam memberi rekomendasi

pembangunan Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) obor Banten

Serpong Barat. Adapun persamaan penelitian ini ialah berfokus pada FKUB dan

bagaimana peranannya dalam menangani konflik bernuansa agama di Kabupaten

Page 22: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

8

Aceh Singkil, perbedaan dengan penelitian ini ialah dinamika konflik yang begitu

rumit berbeda dengan dinamika yang terjadi dan dialami oleh FKUB Tangsel.

Pengimplementasian dari kebijakan Pergub Aceh No.25 Tahun 2007 masih

dipengaruhi oleh adanya regulasi sosial yang dihasilkan pada saat konflik mulai

terlihat. Dan titik tekan dari penelitian ini ialah peran FKUB dalam proses

mengimplementasikan Pergub tersebut

Kedua, The Wahid Institute pernah melakukan penelitian “Berjudul Peranan

FKUB Kota Depok dan Kabupaten Bandung Dalam Hal Penanganan Konflik

tempat ibadat pada tahun 2009”. Hasil dari penelitian tersebut ialah FKUB

berjalan tidak sesuai dengan peraturan yang ada (SKB/SPB/PBM) dan dianggap

tidak tegas dalam menyikapi hal tersebut. Penelitian tersebut juga tidak

menjelaskan mengapa FKUB memiliki pandangan dan sikap seperti itu dan apa

saja faktor penghambat dan pendukungnya dalam membahas penanganan konflik

tersebut. Perbedaan dengan penelitian ini ialah penelitian ini bermaksud

menyelami lebih dalam tentang konflik dan penanganan konflik sengketa rumah

ibadat di Kabupaten Aceh Singkil yang dilakukan oleh FKUB setempat.

Perbedaan dengan penilitian ini ialah FKUB secara tegas menyatakan dan sudah

menjalankan Pergub Aceh No. 25 tahun 2007 akan tetapi tekan-tekan sosial yang

berbentuk kesepakatan dan dinamakan regulasi sosial pada akhirnya menjadi

acuan FKUB Aceh Singkil dalam mengimplementasikan Pergub tersebut.

Ketiga, tesis berjudul “Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

Dalam Merawat Kehidupan Umat Beragama atas FKUB Bantul Yogyakarta” tesis

karya Abdul Kirom yang merupakan mahasiswa program pascasarjana UIN

Page 23: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

9

Sunan Kalijaga tahun 2015. Dalam tesis ini menemukan bahwa FKUB Bantul

sudah berperan sangat aktif dalam merawat kerukunan antar umat beragama di

daerah kerjanya. Dalam tesis tersebut pendekatan lebih ditekankan pada proses

dialog-dialog yang dilakukan oleh FKUB Bantul karena dari dialog yang

dilakukan oleh FKUB mengedepankan rasa toleran dan memunculkan peerasaan

ke-Indonesiaan, di mana FKUB Bantul di sini berinisiatif melakukan dialog

bersama antar tokoh-tokoh agama yang ada di daerahnya. Penelitian ini akan

membahas peran FKUB dalam konflik dengan dinamika yang sangat bergejolak,

dimana telah terjadinya gesekan hingga timbulnya pengrusakan rumah ibadah.

Pedekatan yang digunakan ialah pendekatan implementasi kebijakan publik

karena FKUB merupakan lembaga dibawah naungan pemerintah yang dibentuk

oleh masyarakat dan diwadahi/difasilitasi oleh pemerintah, tugas dan tupoksi dari

FKUB sudah dijelaskan didalam kebijakan pemerintah yaitu Pergub No. 25 tahun

2007.

E. Metode Peneliatian

Berikut metode penelitian yang digunakan penulis sebagai dasar penulisan

penelitian ini :

E.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif ialah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata

lisan maupun yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan

maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang

Page 24: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

10

diteliti.10

Tujuan dasar dari jenis penelitian ini ialah untuk mengembangkan

konsep-konsep yang dapat menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi.

Fenomena sosial yang menyangkut perilaku, kejadian, tempat akan

dieksplorasi berdasarkan pendalaman dengan memakai pendekatan-pendakatan

tertentu. Hal ini bertujuan agar dapat menghasilkan gambaran yang utuh tentang

objek yang akan maupun sedang diteliti.

E.2 Sumber data

Dalam pengumpulan data kualitatif, data yang didapatkan melalui cara

wawancara, kajian kepustakaan, jurnal, referensi yang mengacu pada objek

penelitian yaitu FKUB Aceh Singkil. Berikut jenis-jenis data dalam penelitian:

E.2.a Data primer

Data primer diperoleh dengan cara wawancara mendalam dengan

narasumber yang terkait dengan objek yang diteliti dalam hal ini seperti anggota

FKUB Aceh Singkil, masyarakat Muslim, masyarakat Kristen, Pemerintah yang

mampu untuk memenuhi kebutuhan penelitian ini. Data primer merupakan

sumber data yang orisinil. Data juga primer merupakan sumber-sumber dasar

yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu.11

E.2.b Data sekunder

10

Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatife

Pendekatan,4th

ed.(Jakart: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 166. 11

Moh.Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 50.

Page 25: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

11

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari

sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan.12

Data

sekunder diperoleh dari sumber yang tidak langsung dapat diperoleh seperti buku,

majalah, koran, ataupun warta online.

E.3 Teknik pengumpulan data

Berikut teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini

E.3.a Dokumentasi

Melalui studi kepustakaan dengan beberapa literatur berupa jurnal-jurnal,

gambar, artikel. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga

memberi peluang kepada peneiliti untuk mengetahui hal-hal yang terjadi pada

waktu silam.13

E.3.b Wawancara

Wawancara sendiri merupakan teknik pengumpulan data yang dilaksanakan

dengan bertatap muka secara langsung dengan narasumber yang diwawancarai.

Hal ini bertujuan untuk menggali data secara mendalam agar menemukan

jawaban-jawaban yang dipertanyakan dalam bahan penelitian.

E.3.c Teknik Analisa Data

Penulis sendiri menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif yang mana

setiap permasalahan yang diangkat digambarkan dengan fakta-fakta dan

disejajarkan antara satu fakta dan fakta yang lain untuk mempermudah penulis

12

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung : PT Refika Aditama, 2010), h. 291. 13

Dr. Juansyah Noor, Metodolegi Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah

(Jakarta: Kencana, 2011), h. 141.

Page 26: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

12

menemukan satu titik kesimpulan yang benar. Dengan memakai pendekatan-

pendekatan untuk melihat sebuah fenomena tersebut. Dalam penelitian ini

pendekatan yang digunakan ialah seperti terori konflik, terori kebijakan publik

dan pendekatan regulasi sosial.

F. Sistematika penulisan

Dalam penelitian skripsi ini peneliti hendak menyusun pokok-pokok

pembahasan kedalam beberapa bagian sistematika penulisan , berikut ulasannya :

Bab I: Pendahuluan. Dalam bab ini peneliti menjelaskan permasalahan

yang melatarbelakangi pembahasan dan perumusan masalah serta tujuan dari

penelitian tentang Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam

menangani konflik sengketa rumah ibadat tahun 2015 di Kab.Aceh Singkil

pendekatan kebijakan publik.

Bab II: Kerangka teori. Dalam bab ini peneliti menjelaskan tentang teori dan

juga konsep yang digunakan, yang nantinya dari pendekatan teori dan konsep

tersebut permasalahan dari skripsi yang berjudul Peran Forum Kerukunan Umat

Beragama (FKUB) dalam menangani konflik sengketa rumah ibadat tahun 2015

di Kab.Aceh Singkil pendekatan kebijakan publik.

Bab III: Profil. Pada bab ini peneliti menggambarkan secara umum tentang

profil arean penelitian, Sejarah pertemuan antara Islam dan Kristen di Kabupaten

Aceh Singkil, dan profil FKUB Kabupaten Aceh Singkil.

Bab IV: Analisi. Pada bab ini merupakan bagian yang berisi tentang

pembahasan dinamika konflik yang terjadi di Aceh Singkil dan melihat Peran dari

Page 27: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

13

FKUB Aceh Singkil dalam menangani konflik sengketa rumah ibadat tahun 2015

di Aceh Singkil pendekatan kebijakan publik.

Bab V: Penutup. Pada bab ini peneliti berusaha untuk menyimpulkan

pembahasan penelitian mengenai Peran Forum Kerukunan Umat Beragama

(FKUB) dalam menangani konflik sengketa rumah ibadat tahun 2015 di

Kabupaten Aceh Singkil dengan pendekatan kebijakan publik.

Page 28: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

14

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Teori Konflik

Konflik merupakan bagian dari dinamika sosial yang lumrah terjadi di

setiap interaksi sosial dalam tatanan keseharian. Konflik dapat berperan sebagai

pemicu proses pada penciptaan keseimbangan sosial.1 Konflik sendiri merupakan

hasil dari hubungan sosial yang menyebabkan konflik tidak dapat dipisahkan

dalam kehidupan bermasyarakat.2 Konflik secara etimologi berasal dari bahasa

inggris yaitu conflict, dari bahasa latin berasal dari configure yang berarti saling

mengejutkan atau konflik terjadi karena ada pihak-pihak yang saling mengejutkan

dengan kata lain kekerasan.3

George Simmel berpendapat, Konflik merupakan bentuk interaksi di mana

tempat, waktu serta intensitas dan lain sebagainya tunduk pada perubahan.4

Senada dengan Simmel, Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi berpendapat,

konflik merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang terjadi akibat adanya

ketegangan antara satu pihak dengan pihak yang lain.5 Menurut Simon Fisher,

1 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Terj. Robert M.Z.Lawang,

(Jakarta: Gramedia Pustaka,1990), h. 52. 2 Maswadi rauf, Konsensus Politik (sebuah penjajagan teori), (T.tp.: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional,2000), h. 2. 3Dewi Fortuna, dkk, Konflik Kekerasan Internal, (Jakarta: Yayasan Obor, MOST-

LIPI,LASEMA-CNRS,KITLV,2000), h. 396.. 4 Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer, cetakan keempat, tahun 2000, Terj.

Yasogama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2000), h. 107. 5 Puslitbang Kehidupan Beragama DEPAG RI,Konflik Sosial bernuansa agama di

Indonesia, (Jakarta: DEPAG RI BALITBANG dan DIKLAT Keagaman PUSLITBANG

Kehidupan Beragama bagian proyek peningkatan kerukunan hidup umat bergama,2003), h. 27.

Page 29: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

15

konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok)

yang memiliki, atau merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan.6

Maswadi Rauf berpendapat konflik adalah setiap pertentangan atau

perbedaan pendapat antara paling tidak dua orang atau kelompok7. Berdasarkan

penjelasan Maswadi Rauf dapat diartikan konflik tersebut merupakan konflik non-

fisik tetapi apabila konflik non-fisik tersebut tidak mencapai kesepakatan damai

maka bisa jadi akan bertranformasi kepada konflik fisik diamana adanya benda-

benda fisik yang hadir didalam setiap perbedaan atau pertentangan pendapat

tersebut.

Louis R. Pondy merumuskan lima episode konflik yang disebut “Pondys Model of

Organizational Conflict”. Menurutnya, konflik berkembang melalui lima fase

secara berurutan, yaitu: Laten Conflict, Perceived Conflict, Felt Conflict, Manifest

Conflict, dan Conflict Aftermath.8

Tahap I konflik yang terpendam (Laten). Konflik ini merupakan awal dari

konflik yang bisa terjadi dalam interaksi individual ataupun kelompok dalam

organisasi, oleh karena set up organisasi dan perbedaan konsepsi, namun masih

dibawah permukaan. Konflik ini berpotensi sewaktu-waktu muncul kepermukaan.

Konflik laten bersifat mengejutkan, karena datang tiba-tiba dan biasanya sangat

berdampak. Konflik laten ini berlaku seperti api dalam sekam, tak tampak adanya

dipermukaan, tetapi sangat bermasalah secara tersembunyi didalam. Gejalanya

sulit dideteksi karena bersifat tertutup, justru konflik laten sangat berbahaya.

Sama halnya sebuah kekuatan yang disimpan, tentu akan menjadi semakin kuat

6 Simon Fisher, dkk, Mengelola Konflik keterampilan dan strategi untuk bertindak, Terj.

S.N Kartikasari, dkk, (Jakarta: The British Council Indonesia, 2001), h. 4. 7 Maswadi Rauf, Konsensus Politik (sebuah penjajagan teori), (T.tp.: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional,2000), h. 2. 8 Jakiatin Nisa,”Resolusi Konflik Dalam Perspektif Kounikasi,” Salam Jurnal Sosial dan

Budaya Syar’i. Vol. II No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1459 - 153, h. 22

Page 30: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

16

dan berdaya tinggi bila sewaktu-waktu meledak. Bahaya laten yang tidak

terdeteksi dan bisa ditengarai akan menjadi konflik laten yang merusak. Dalam

masyarakat yang tertindas misalnya, ketertundukan yang bukan karena kepatuhan

dapat menjadi bahaya laten yang terbalik menyerang pada waktunya. Bentuk-

bentuk dasar dari situasi ini seperti: Saling ketergantungan kerja, perbedaan tujuan

dan prioritas, faktor birokrasi, perbedaan status, dan sumber daya yang terbatas.

Tahap II konflik yang terpersepsi. Fase ini dimulai ketika para aktor yang

terlibat mulai mengkonsepsi situasi-situasi konflik termasuk cara mereka

memandang, menentukan pentingnya isu-isu, membuat asumsi-asumsi terhadap

motif-motif dan posisi kelompok lawan.

Tahap III konflik yang terasa. Fase ini dimulai ketika para individu atau

kelompok yang terlibat menyadari konflik dan merasakan pengalaman-

pengalaman yang bersifat emosi, seperti kemarahan, frustrasi, ketakutan, dan

kegelisahan yang melukai perasaan.

Tahap IV konflik yang termanifestasi. Pada fase ini salah satu pihak

memutuskan bereaksi menghadapi kelompok dan sama-sama mencoba saling

menyakiti dan menggagalkan tujuan lawan. Misalnya agresi terbuka, demonstrasi,

sabotase, pemecatan, pemogokan dan sebagainya.

Tahap V konflik sesudah penyelesaian. Fase ini adalah fase sesudah konflik

diolah. Bila konflik dapat diselesaikan dengan baik hasilnya berpengaruh baik

pada organisasi (fungsional) atau sebaliknya (disfungsional). 9

9 Jakiatin Nisa,”Resolusi Konflik Dalam Perspektif Kounikasi,” Salam Jurnal Sosial dan

Budaya Syar’i. Vol. II No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1459 - 163, h. 23.

Page 31: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

17

Pada penjelasan berikutnya penulis akan memakai pendekatan konflik

bernuansa agama karena dengan memakai pendekatan tersebut konflik yang

terjadi di Aceh Singkil lebih dapat dipahami berdasarkan ketegori konfliknya.

Konflik keagamaan adalah suatu situasi individu atau kelompok yang terlibat

dalam pertentangan dalam wilayah agama yang dapat memberikan dampak

kekerasan atau bahkan damai. Sumber konflik tersebut meliputi pendirian rumah

ibadat, perkawinan antar agama, perayaan hari besar, penodaan agama, atau

kegiatan aliran sempalan. 10

Konflik keagaman merupakan perseteruan menyangkut nilai, klaim, dan

identitas yang melibatkan isu-isu keagamaan atau isu-isu yang dibingkai dalam

slogan atau ungkapan keagamaan.11

Konflik tempat ibadat bisa berbentuk

serangan bilateral yaitu adanya dua kelompok yang terlibat didalam konflik

tersebut, serangan unilateral hal ini terjadi ketika kelompok mulai bergerak dan

menyerang kelompok lain, kerusuhan terbuka yang meluas hingga melibatkan

seluruh kota dan banyak pihak. Konflik tersebut dapat terjadi antara kelompok

agama atau kelompok agama dan pemerintah, ketika konflik terbuka ini meletus

dan mulai mengarah kepada penyerangan sasarannya ialah perorangan atau

kelompok terhadap properti rumah ibadat milik orang ataupun sekelompok orang

tersebut.

Konflik sosial sendiri dapat terjadi ketika keempat elemen penting bertemu

dalam satu waktu keempat elemen tersebut yaitu konteks pendukung (facilitating

conflict), akar konflik (core of conflict), Sumbu (fuse factor), Pemicu (triggerung

10

Resolusi Konflik Keagamaan di Berbagai Daerah (Jakarta: Puslitbang kehidupan

keagamaan badan litbang dan diklat kementerian agama RI,2014), h. 17. 11

Ihsan Ali-Fauzi dan Rizal Panggabean, Pemolisian Konflik Keagamaan di Indonesia

(Jakarta: PUSAD Paramadina, 2014), h. 12.

Page 32: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

18

factors).12

Dalam konflik sosial bernuansa agama konteks pendukung bisa saja

berupa kompetisi perkembangan demografi keagamaan, urbanisasi, pola

pekerjaan, pola pemukiman. Akar konflik bisa berupa bentuk penderitaan sosial

yang tidak dapat ditolerir lagi dalam perebutan sumber-sumber daya. Sumbu ini

sudah berada didalam area atau diantara kedua kelompok yang berkonflik, akan

tetapi tidak akan bertranformasi menjadi konflik apabila tidak disulut atau

tersulut. Pemicu konflik diartikan sebagai momentum yang nantinya tempat

dimana semua faktor yang dijelaskan sebelumnya dapat bertemu dan

terakumulasikan menjadi sebuah konflik.

Akar permasalahan konflik di Aceh Singkil ialah pada proses implementasi

dari PERGUB Aceh No.25 tahun 2007 merupakan turunan dari PBM No.8 dan

No.9 tahun 2006 terbentur dengan regulasi sosial yang termanifestasi kedalam

kesepakatan tahun 2001. Hal tersebut menjadi pegangan kelompok Muslim dan

disatu sisi kelompok non-Muslim menilai ini sudah kurang relevan untuk

dijadikan acuan dalam pembangunan rumah ibadat.

Konflik pendirian rumah ibadat di Aceh Singkil merupakan konflik

keagamaan karena didalam konflik tersebut turut terlibat dua poros kelompok

yakni antara kelompok Muslim dan non-Muslim. Bentuk penyerangan yang

termasuk kedalam konflik rumah ibadat dapat berupa intimidasi, penyitaan, penyegelan,

pembakaran, pembunuhan hingga pengeboman.13 Pernyataan ini akan penulis

gambarkan pada bab IV dalam pembahasan dinamika konflik untuk melihat

12

Moh. Soleh Isre, Konflik Etno Religius Indonesia Kontemporer, (Jakarta: DEPAG RI

BALITBANG Agama dan Diklat Keagamaan Puslitbang Kehidupan Beragama Bagian proyek

peningkatan pengkajian kerukunan hidup umat beragama,2003), h. 5. 13

Rizal Panggabean dan Ihsan Ali-Fauzi, Pemolisian Konflik Keagamaan di Indonesia,

(Jakarta: PUSAD Paramadina Magister perdamaian dan Resolusi Konflik, 2014), h. 13.

Page 33: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

19

dimana dan bagaimana letak serta peran FKUB Aceh Singkil dalam menangani

konflik tersebut.

Syamsu rizal panggabean sendiri merumuskan beberapa model dalam

penanganan konflik tersebut. Ilustrasinya berasal dari penanganan konflik

keagamaan di Indonesia. Dari uraian tersebut akan tampak beberapa implikasi dari

masing-masing model.14

Berikut uraian ketiga pendekatan tersebut :

1. Penanganan Berbasis Kekuatan

Model penanganan ini terjadi saat pihak yang berkonflik mengerahkan daya

dan upaya yang ada untuk membela ataupun memenangkan kepentingan mereka.

Penggunaan ancaman, intimidasi, protes, dan kekerasan fisik terhadap lawan

adalah bagian dari pendekatan ini. Upaya lain adalah dengan membuat keputusan

secara sepihak, termasuk melalui pengambilan suara nantinya dapat memastikan

menangnya satu pihak karena jumlah mayoritas. Hal ini menyebabkan pengabaian

terhadap kepentingan orang lain atau musuh/lawan. Kepentingan ini seringkali

ditandai dengan adanya suasana mencekam, permusuhan yang akan menyulitkan

pihak-pihak yang berkonflik untuk mengambil jalur kompromi dan kerjasama

agar konflik tersebut selesai.

Penanganan bermodel ini dibagi menjadi dua bentuk. Pertama, penanganan

titik tumpunya ada pada otoritas dan pemimpin yang kuat. Didunia modernpun

organisasi-organisasi masih banyak yang bertitik tumpu pada kepatuhan pimpinan

seperti militer, kelompok pemberontak, organisasi bisnis, dan lain-lain. Hal ini

bisa digunakan sebagai alat menangani atau mencegah konflik selama pihak-pihak

14

Syamsu Rizal Panggabean,”Penanganan Konflik Sosial Berlatarbelakang Agama:

Kekuatan,Hak,& Kepentingan,” artikel diakses pada 12 Januari 2016 dari http://crcs.ugm.ac.id/wp-

content/uploads/2015/01/10_Samsu_Rizal_Panggabean_penganganan_konflik.pdf, h. 4.

Page 34: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

20

yang berkonflik tunduk pada pimpinannya. Kedua, bentuk yang kedua tidak

bertolak dari ketundukan kepada pemimpin dan otoritas, tetapi pada pertukaran

dan kompetisi instrumental yang dimiliki pihak-pihak yang bertikai, khususnya

dalam konflik yang sifatnya horizontal.15

Instrumen ini bisa berbentuk apa saja

baik itu ancaman, imbalan, hukuman, intimidasi, stimatisasi. Bila dilihat dalam

konteks kekuasaan yang pastinya bervariasi pendekataan ini dapat membawa

pihak yang bertikai kepada pertarungan kekuasaan dan rangkaian aksi balas

dendam.

Di era Orde Baru sendiri pendekatan ini menjadi cara dominan untuk

menengahi (menangani) konflik. Orde Baru menggunakan kebijakan SARA yang

nanti akan diikuti dengan ancaman dan penggunaan represi, sensor ketat, dan

instrumen kekuatan dan kekuasaan yang lainnya. Tuntutan otoritas hanya

kepatuhan semata, konsultasi dianulir begitu saja. Bila kepatuhan dianggap tidak

terjadi maka kekerasan akan digunakan. Konflik antar agama, sektarian, lahan,

industri, demonstrasi dll didekati dengan cara yang sama: mengerahkan kekuatan

aparat militer dan polisi.

Kelemahan dari pendekatan kekuatan ialah bersifat win-lose pihak yang

menang karena kekuatannya dan yang kalah karena lebih lemah, pihak yang kalah

tidak rela dan puas dengan hasilnya.16

15

Syamsu Rizal Panggabean,”Penanganan Konflik Sosial Berlatarbelakang Agama:

Kekuatan,Hak,& Kepentingan,” artikel diakses pada 12 Januari 2016 dari http://crcs.ugm.ac.id/wp-

content/uploads/2015/01/10_Samsu_Rizal_Panggabean_penganganan_konflik.pdf , h. 5. 16

Syamsu Rizal Panggabean,”Penanganan Konflik Sosial Berlatarbelakang Agama:

Kekuatan,Hak,& Kepentingan,” artikel diakses pada 12 Januari 2016 dari http://crcs.ugm.ac.id/wp-

content/uploads/2015/01/10_Samsu_Rizal_Panggabean_penganganan_konflik.pdf , h. 4.

Page 35: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

21

2. Penanganan Berbasis HAK

Penangan ini bertitik tumpu pada keunggulan hak salah satu pihak terhadap

pihak lain, hak ini ditopang dari berbagai sumber apakah itu dukungan, Undang-

Undang, peraturan, konvensi, kebijakan, kontrak, kebiasaan dan adat istiadat.

Untuk mendapat apa yang mereka perebutkan masing-masing akan menggunakan

hak mereka dengan mengangkat keunggulan hak mereka terhadap hak pihak

lainnya. Seringkali proses ini memakai jalur litigasi, pengadilan, arbitrase, dll .

kekuatan dari model ini ialah akan timbulnya prinsip-prinsip standar hak yang

diterapkan kepada pihak manapun hingga memiliki legitimasi dan sering

dipandang lebih obyektif.

Penggunaan dari pendekatan ini ditandai dengan ciri mencari dan mengadili

si pelanggar hak dengan kata lain penggunaan pendekatan ini sering mengacu

kepada siapa yang salah dan siapa yang benar. Pihak pelanggar bisa berasal dari

pihak yang berkonflik dalam konflik antar agama atau bahkan aparatnya sendiri

seperti polisi, militer, pemerintah yang dinilai gagal dalam melindungi hak

warganya terlebih warga atau pihak minoritas.

Pendekatan ini akan menghasilkan hasil yang sifatnya menang salah satu

pihak atau kalahnya pihak yang lainnya. Selain itu waktu yang cenderung panjang

karena proses pengadilan yang panjang dari pengadilan tingkat pertama bahkan

hingga masuk ke Mahkamah Agung. Model ini bisa menyebabkan konflik

mengalami peningkatan bukannya mereda dan menurun ketegangannya dan

mempersulit proses rekonsiliasi diantara pihak yang berkonflik.

Page 36: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

22

Belum lagi proses penegakan hukum yang bisa saja dipengaruhi

sepertihalnya pada pendekatan kekuatan. Hampir seluruh tahapan proses sistem

peradilan pidana dapat dipengaruhi.

3. Penanganan Berbasis Kepentingan

Menurut John Burton, penanganan berbasis kepentingan ini juga disebut

pendekatan pemecahan masalah berbasis kebutuhan (needs).17

Pendekatan ini

memberi alternatif penyelesaian konflik, alternatif disini maksudnya alternatif dari

penggunaan model pendekatan pertama (berbasis kekuatan ) dan model

pendekatan kedua (berbasis hak). Pendekatan ini ditandai dengan beberapa ciri.

Pertama, ada Usaha merukunkan pihak yang bertikai dan nantinya bisa memenuhi

kepentingan mereka, seperti keinginan, kebutuhan, harapan, dan kekuatiran

mereka. Proses ini juga dinilai lebih murah ketimbang harus memakai pendekatan

berbasis kekuatan yang akan menelan biaya belum lagi penggunaan kekerasan

akan menimbulkan kerusakan dan dan kerugian baik itu korban harta maupun

jiwa. Proses yang akan digunakan pada pendekatan ini lebih mengacu pada proses

negosiasi, mediasi, pemecahan masalah bersama, curah pendapat, dialog, dan lain-

lain.

Kelebihan pendekatan ini Pihak-Pihak yang berkonflik akan bekerja sama

dalam mencari jalan keluar bagi konfliknya, tidak konfrontatif (tidak ada yang

menang dan kalah) melainkan win-win. Pihak-pihak yang bertikai menciptakan

jalan keluarnya sendiri tidak ada paksaan dari pemerintah atau non-pemerintah.

Fokus dari pendekatan ini ialah memecahkan masalah bukan menghukum,

17

Syamsu Rizal Panggabean,”Penanganan Konflik Sosial Berlatarbelakang Agama:

Kekuatan,Hak,& Kepentingan,” artikel diakses pada 12 Januari 2016 dari http://crcs.ugm.ac.id/wp-

content/uploads/2015/01/10_Samsu_Rizal_Panggabean_penganganan_konflik.pdf, h. 10.

Page 37: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

23

menyalahkan dan mendominasi siapapun, karena proses yang kolaboratif, tidak

ada konfrontasi dan tidak ada dominasi hubungan pihak yang bertikai tidak rusak

dan rekonsiliasi akan dipermudah oleh keadaan tersebut. Pada akhirnya karena

yang dicapai ialah kesepakatan bersama antar pihak yang berkonflik maka

kesepakatan tersebut lebih bertahan .

Kelebihan dari pendekatan ini ialah bagaimana memperlakukan pihak lain

setara tidak ada yang mengalah tapi tidak juga bermusuhan. Beberapa kemampuan

yang terkait dengan pendekatan ini adalah: empati, memahami dan menghargai

kepentingan orang lain, melindungi pihak yang lebih lemah, dapat mengurus diri

sendiri dan bersedia memberikan balasan dan imbalan kepada pihak yang

menolong mereka.18

Keinginan untuk mencapai kepentingan diri sendiri akan tetapi tidak dengan

menafikkan kepentingan orang lain, kesediaan untuk memenuhi kepentingan

orang lain maka orang lain akan memenuhi kepentingan kita pula. Suasana Trust,

saling bahu membahu ini akan meningkatkan modal sosial dan keadaban

masyarakat madani.

Mekanisme yang ditempuh ialah dialog, dan perundingan, mekanisme ini

memungkinkan pihak-pihak bisa saling tatap muka memberi pengertian akan

perbedaan yang mencuat dan juga menimbulkan rasa saling mengakomodasi

bukan saling adu kekuatan dan terjadinya dominasi disegala lini.

Studi negosiasi menjelaskan tidak semua konflik sosial berlatarbelakang

agama bisa dirundingkan, berbicara masalah iman pasti tidak bisa dirundingkan.

18

Syamsu Rizal Panggabean,”Penanganan Konflik Sosial Berlatarbelakang Agama:

Kekuatan,Hak,& Kepentingan,” artikel diakses pada 12 Januari 2016 dari http://crcs.ugm.ac.id/wp-

content/uploads/2015/01/10_Samsu_Rizal_Panggabean_penganganan_konflik.pdf , h. 12.

Page 38: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

24

Tapi pihak ini bisa duduk dalam satu forum dan saling mengakomodasikan

kepentingan mereka karena memiliki kepentingan, perasaan, dan kebutuhan asasi.

Hal tersebut tidak bisa diraih dengan hasil akhir menang-kalah dimana ada pihak

yang menang dan ada yang akan menjadi pihak yang kalah yang menjadi hasil

dari penggunaan cara pendekatan kekuatan dan hak. Maka ada fase dimana untuk

mewadahi model penanganan konflik berbasis kepentingan adalah mediasi.

Menelaah tahapan penyelesaian konflik mediasi merupakan salah satu cara

yang dapat dipakai. Mediasi adalah suatu proses interaksi antara satu pihak-pihak

yang berkonflik menemukan penyelesaian yang mereka sepakati sendiri.19

Dari segi terminologi (istilah) menurut Prof. Dr. Takdir Rahmadi, mediasi

merupakan suatu proses penyelesaian sengketa antara dua pihak atau lebih melalui

perundingan atau cara mufakat dengan bantuan pihak netral yang tidak memiliki

kewenangan memutus.20

Para praktisi mediasi yang juga merupakan akademisi mediatorpun punya

peran aktif dan fungsi yang subtansial hingga menawarkan usulan penyelesaian

konflik pada pihak yang berseteru. Simkin merupakan seorang praktisi mediasi

yang berpendapat tidak ada perbedaan antara mediasi dan konsiliasi karena

mediator juga menjalankan peran aktif dan fungsi subtansial.21

Singkat kata

Simkin sendiri berpendapat definisi dari mediasi meliputi pula definisi konsiliasi.

19

Simon Fisher, Mengelola konflik:Keterampilan dan strategi untuk bertindak,

(Jakarta:SMK Grafika Desa Putra,2001), h. 96. 20

Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H ,LL.M, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui

Pendekatan Mufakat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 12. 21

Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H, LL.M, Mediasi Penyelesaian sengketa melalui

pendekatan mufakat..., h. 19.

Page 39: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

25

Namun perbedaan mencolok hanya terlihat antara media dan arbitrase

dimana mediator tidak punya kewenangan untuk membuat suatu keputusan tapi

sebaliknya arbitrase mempunyai wewenang untuk membuat suatu keputusan.

Nantinya keputusan tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan konflik yang

sedang terjadi. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa unsur unsur

essensial dari mediasi ialah:22

1. Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa melalui perundingan

berdasarkan pendekatan mufakat atau konsensus para pihak.

2. Para pihak meminta bantuan pihak lain yang bersifat tidak memihak yang

disebut mediator.

3. Mediator tidak memiliki kewenangan memutuskan, tetapi hanya membantu para

pihak yang bersengketa dalam mencari penyelesaian yang dapat diterima para

pihak.

Berdasarkan penjelasan diatas dari ketiga pendekatan tersebut pendekatan

berbasis kepentingan merupakan pendekatan yang sangat ideal dalam

mewujudkan perdamaian di Aceh Singkil. Dalam dinamika yang akan penulis

jelaskan pada bab IV akan terlihat bagaimana cara penanganan konflik yang

terjadi di Aceh Singkil pada tahun 2015.

B. Teori Kebijakan Publik

B.1 Pengertian Kebijakan Publik

Konsekuensi dari membuminya istilah globalisasi ialah timbulnya berbagai

masalah dan isu-isu dikhalayak publik, timbul bahkan semakin rumitnya

permasalahan dan isu tersebut menyebabkan perlunya jawaban-jawaban atas

permasalahan yang menjadi persoalan publik, dimana jawaban-jawaban tersebut

pada akhirnya menjadi sebuah agenda publik dan diimplementasikan untuk

22

Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H, LL.M, Mediasi Penyelesaian sengketa melalui

pendekatan mufakat..., h. 13.

Page 40: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

26

menghadapi bahkan menyelesaikan persoalan yang terjadi. Begitu pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa tak menutup kemungkinan

telah terjadi banyak revolusi berbagai konten dalam ilmu pengetahuan apapun itu

tak terkecuali studi tentang kebijakan publik pun pastinya telah mengalami hal

yang sama. “kebijakan” atau “policy” digunakan untuk menunjukkan perilaku

seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga

pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.23

Menurut Carl Friedrich, kebijakan publik adalah suatu arah tindakan yang

diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan

tertentu yang memberikan hambatan dan peluang terhadap kebijakan, untuk

mencapai suatu maksud tertentu.24

Hoogewerf berpendapat, bahwa kebijakan publik merupakan proses

membangun masyarakat secara terarah melalui pemakaian kekuasaan. David

Easton dalam bukunya The Political System berpendapat, kehidupan politik

mencakup bermacam-macam kegiatan yang memengaruhi kebijakan dari pihak

yang berwenang, yang diterima untuk suatu masyarakat, dan yang memengaruhi

cara untuk melaksanakan kebijakan itu.25

Kesediaan semua pihak untuk sedikit merendahkan tuntutannya dan

menerima bagian-bagian dari tuntutan pihak lain. Merupakan hambatan bagi

tercapainya konsensus apabila adanya sikap yang dianut secara fanatis, bila ini

23

Prof. Dr. Budi Winarno, MA, Kebijakan Publik: Teori dan Proses (Jakarta: PT Buku

Kita, 2007), h. 16. 24

Riant Nugroho, Public Policy, Teori, Manajemen, Dinamika, Analisis, Konvergensi dan

Kimia Kebijakan, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014), h. 126. 25

Prof. Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka,2009),

h. 21

Page 41: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

27

telah terjadi dan tidak bisa ditanggulangi bisa dipastikan musyawarah akan

berujung pada kebuntuan.

Kemampuan inilah yang menjadi bagian dari toleransi dan muncul sebagai

persyaratan penting dalam berdemokrasi, hambatan pula bagi berdirinya

demokrasi ialah ketika ada segelintir orang atau kelompok yang mengaku

pendapatnya paling benar dan meng-anulir pendapat kelompok lain.

Penjelasan di atas berkaitan dengan apa yang dikemukakan Anderson “a

purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a

problem or matter concern”,26

tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang

diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok untuk memecahkan

suatu masalah. Konsep kebijakan sendiri bertitik tumpu pada apa yang dilakukan,

bukan apa yang diusulkan, dan nantinya membedakan kebijakan dari keputusan

yang merupakan pilihan alternatif.

Senada dengan Carl Friedrich menurut Anderson kebijakan merupakan arah

tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau

sekonsep kebijakan ini kita anggap tepat karena memusatkan perhatian pada apa

yang sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau

dimaksudkan.27

Bagi Anderson konsep kebijakan publik ini mempunyai beberapa

implikasi, yaitu :

1. Kebijakan publik secara luas dalam sistem politik modern bukan sesuatu yang

terjadi begitu saja melainkan direncanakan oleh aktor-aktor yang terlibat

didalam sistem politik.

2. Kebijakan merupakan arah atau pola tindakan yang dilakukan oleh pejabat-

pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusan-keputusan yang tersendiri.

26

James E. Anderson, Public Policymaking, (New York: Cengage Learning, 2014), h. 7. 27

Prof. Dr. Budi Winarno, MA, Kebijakan Publik: Teori dan Proses (Jakarta: PT Buku

Kita,2007), h. 19.

Page 42: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

28

3. Kebijakan adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah untuk

menimbulkan suatu perubahan karena apabila tidak mengalami perubahan

bahwa hal ini bisa dikatakan nonregulasi. Karena kebijakan itu bukanlah

tentang apa yang diinginkan oleh pemerintah melainkan rakyat.

4. Kebijakan publik memiliki sisi positif dan negatif, sisi positifnya ialah seperti

bentuk tindakan pemerintahan yang jelas layaknya kebijakan yang dapat

mempengaruhi suatu masalah tertentu. sisi negatifnya ialah kebijakan bersifat

otoritatif dan memaksa dimana kebijakan public ini memaksa ketaatan

masyarakat luas dan ini yang membedakan kebijakan public dan kebijakan lain

seperti kebijakan organisasi.

Sifat kebijakan publik sebagai arah tindakan dapat dipahami bila konsep ini

dirinci menjadi kebeberapa bentuk kategori :28

1. Tuntutan kebijakan (policy decisions).

Hal ini lebih kepada desakan yang dilakukan aktor swasta atau pemerintah yang

ditujukan untuk pejabat pemerintah dalam suatu sistem politik. Tuntutan itu

berupa desakan agar pejabat pemerintah mengambil atau tidak tindakan atas

suatu masalah.

2. Keputusan kebijakan publik (policy demands).

Keputusan-keputusan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang mengesahkan

atau memberi arah dan subtansi kepada tindakan-tindakan kebijakan publik.

3. Pernyataan kebijakan (policy statements).

Pernyataan-pernyataan resmi atau artikulasi-artikulasi kebijakan publik.

4. Hasil kebijakan publik (policy outputs).

Hasil kebijakan lebih berpijak pada manifestasi nyata kebijakan public,

sedangkan dampak kebijakan public lebih kepada akibat-akibat bagi

masyarakat.

B.2 Tahap-Tahap Pembuatan Kebijakan Publik

Perlu pengkajian dan melibatkan variabel dalam menyelesaikan masalah,

tahap tersebut saling bergantung yang diatur berdasarkan urutan waktu. Ada

beberapa tahapan pembuatan kebijakan yakni:29

1. Tahap perumusan masalah.

2. Tahap formulasi kebijakan.

3. Tahap adopsi kebijakan.

4. Tahap implementasi kebijakan.

5. Tahap evaluasi kebijakan

28

Prof. Dr. Budi Winarno, MA, Kebijakan Publik: Teori dan Proses (Jakarta: PT Buku

Kita,2007), h. 21. 29

Prof. Dr. Budi Winarno, MA, Kebijakan Publik: Teori dan Proses (Jakarta: PT Buku

Kita,2007), h. 32.

Page 43: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

29

B.3 Implementasi Kebijakan Publik

Suatu kebijakan dibuat bukan hanya untuk kepentingan pribadi saja,

melainkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.30

Implementasi merupakan tahapan setelah ditetapkannya UU yang mana aktor-

aktornya menjalankan kebijakan tersebut untuk mencapai tujuannya.

Implementasi dapat diartikan sebagai suatu proses keputusan yang dituju agar

diterima oleh lembaga pemerintah dan bisa dijalankan.

Merilee S. Grindle berpendapat, tugas implementasi adalah membentuk

suatu kaitan (linkage) yang memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa

direalisasikan sebagai dampak dari suatu kegiatan pemerintah. Oleh karena itu,

tugas implementasi mencakup terbentuknya “a policy delivery system” di mana

sarana-sarana tertentu dirancang dan dijalankan dengan harapan sampai pada

tujuan-tujuan yang diinginkan.

Implementasi menurut Van Meter dan Van Horn adalah tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok pemerintah maupun swasta

yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, tindakan-

tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah sebuah keputusan menjadi

tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu.31

B.3.a Model Implementasi Van Meter dan Van Horn

Implementasi Van Meter dan Van Horn, menawarkan model dasar yang

mempunyai enam variabel yang membentuk ikatan (linkage) antara kebijakan

30

M. Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, (Jakarta: Bina

Aksara, 1988), h. 77. 31

Budi Winarno, Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus, (Yogyakarta: CAPS,

2014), h. 149

Page 44: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

30

dan pencapaian (performance), sesungguhnya implementasi kebijakan sebagai

tindakan yang dilakukan individu atau kelompok pemerintah atau swasta untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.32

Model implementasi kebijakan publik, pada dasarnya dapat dibuat

pemilahan model-model implemantasi. Pemilahan pertama implementasi

kebijakan yang berpola “dari atas ke bawah” (top-downer) yaitu kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah, dan pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah untuk

rakyat. Pemilah yang kedua implementasi kebijakan yang berpola dari “bawah ke

atas” (bottom-upper), yaitu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, tetapi rakyat

sendiri yang melaksanakannya.33

Dalam pandangan Van Meter dan Van Horn, memberikan harapan untuk

menguraikan proses-proses dengan cara melihat bagaimana keputusan-keputusan

kebijakan dapat dilaksanakan, dibandingkan sekedar menghubungkan variabel

bebas dan variabel terikat dalam suatu cara yang semena-mena. Variabel yang

disediakan oleh Van Meter dan Van Horn ialah :

B.3.a.1 Ukuran Dasar dan Tujuan Kebijakan

Indikator pencapaian merupakan tahap yang krusial dalam implementasi

kebijakan. Indikator kebijakan menilai sejauh mana ukuran dan tujuan kebijakan

telah direalisasikan. Ukuran dasar dan tujuan kebijakan yang akan dilaksanakan

harus diidentifikasi terlebih dahulu, karena implementasi dapat dikatakan gagal

32

Budi Winarno, Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus..., h. 149. 33

Riant Nugroho, Public Policy, Teori, Manajemen, Dinamika, Analisis, Konvergensi dan

Kimia Kebijakan, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014), h. 678.

Page 45: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

31

apabila tujuannya tidak dipertimbangkan dengan baik dan dapat dikatakan gagal

ketika para pelaksana tidak menyadari ukuran dasar dan tujuan kebijakan.34

B.3.a.2 Sumber-Sumber Kebijakan

Sumber-sumber kebijakan berpengaruh dalam keberhasilan implementasi,

tergantung dari bagaimana memanfaatnya sumber daya yang tersedia. Dalam

implementasi kebijakan sumber daya finansial sangat dibutuhkan, seperti dana

atau perangsang (incentive) agar mendorong dan memperlancar implementasi

yang efektif.35

B.3.a.3 Komunikasi antar Organisasi dan Kegiatan-Kegiatan Pelaksanaan

Implementasi akan berjalan efektif apabila ukuran dan tujuan dipahami

oleh para individu, yang bertanggung jawab pencapaian tujuan, karena sangat

penting memberi perhatian untuk kejelasan tujuan kebijakan. Sehingga ketepatan

komunikasi dan konsistensi dari tujuan kebijakan yang dikomunikasikan dengan

adanya sumber informasi. Komunikasi dapat dikatakan sulit, apabila sumber

informasi yang berbeda memberikan interpretasi yang tidak konsisten, atau

sumber yang sama memberikan interpretasi yang bertentangan terhadap ukuran

dan tujuan kebijakan, para pelaksana akan kesulitan untuk melaksanakan tujuan

dari kebijakan yang ingin dicapai.36

Maka, implementasi membutuhkan mekanisme-mekanisme serta prosedur

lembaga, agar tercapainya tujuan secara efektif dan mendorong pembuat

keputusan untuk memerintahkan para pelaksana agar bertindak secara konsisten

34

Budi winarno, Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus..., h. 159. 35

Budi winarno, Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus..., h. 161. 36

Budi winarno, Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus..., h. 162.

Page 46: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

32

dengan ukuran dan tujuan kebijakan. Semakin baiknya komunikasi, antara pihak-

pihak yang terlibat dari implementasi, akan semakin kecil kegagalan yang terjadi.

B.3.a.4 Karakteristik Badan-Badan Pelaksana

Dalam pembahasan karakteristik badan pelaksana, tidak lepas dari struktur

birokrasi, norma-norma dan pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi. Para

pelaksana dalam menjalankan tugas harus dilandasi dengan sikap disiplin dan

harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya yang telah ditetapkan

sebelumnya, karena sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi yang ingin

dicapai.37

B.3.a.5 Kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik

Kondisi ekonomi, sosial dan politik Van Meter dan Van Horn adalah

menilai sejauh mana lingkungan mendorong keberhasilan implementasi, apakah

sumber-sumber ekonomi dalam yuridiksi mendukung implemetasi secara efektif,

apakah elite mendukung implementasi kebijakan serta sejauh mana kelompok

kepentingan mendukung. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak

kondusif akan menimbulkan masalah dari kegagalan kinerja implementasi. Maka

lingkungan sosial, ekonomi dan politik harus kondusif.

B.3.a 6 Kecenderungan/Sikap Pelaksana (Implementors)

Sikap menerima atau menolak sangat mempengaruhi keberhasilan atau

kegagalan dalam implementasi kebijakan, karena menyangkut permasalahan

yang dihadapi. Sikapnya dipengaruhi oleh kepentingan organisasi dan

kepentingan pribadi. Terdapat tiga unsur yang mempengaruhi kemampuan dan

37

Budi winarno, Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus..., h. 166.

Page 47: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

33

keinginan untuk melaksanakan kebijakan, yaitu pemahaman terhadap kebijakan,

arah respon apakah penerimaan netral atau penolakan, dan intensitas terhadap

kebijakan. Para pelaksana harus memahami betul tujuan dari sebuah kebijakan.

Adanya kesadaran untuk menyadari sebuah kebijakan akan menentukan

keberhasilan implementasi. Kegagalan dalam implementasi dikarenakan adanya

ketidaktaatan dan ketidakpahaman para pelaksana terhadap tujuan dari sebuah

kebijakan. Sedangkan, penerimaan dan kepahaman dari para pelaksana secara

yang menyebar, memungkinkan keberhasilan implementasi, kerena mempunyai

kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan.38

Dapat dikatakan bahwa implementasi merupakan proses yang sulit, apabila

salah melangkah sedikit, akan mendapat kesulitan bahkan kegagalan dalam

implementasi kebijakan. Tanpa adanya implementasi tidak ada langkah yang

dilakukan bagi pelaksana kebijakan.

Dalam penelitian ini teori kebijakan publik dipakai untuk melihat sejauh

mana tingkat implementasi kebijakan publik diranah lembaga dan badan

pelaksana aparatur negara tak terkecuali FKUB sendiri apalagi dalam cakupan

penelitian ini konflik yang terjadi Di Kabupaten Aceh Singkil merupakan konflik

yang disebabkan oleh perizinian pendirian rumah ibadah yang tertuang didalam

PBM No. 8 dan 9 Tahun 2006 serta PERGUB Aceh No.25 tahun 2007.

Untuk melihat bagaiamana peran aparatur negara dalam menyikapi,

menangani, atau bahkan menjadi penyebab terjadinya pembiaran akan

38

Budi Winarno, Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus..., h. 168.

Page 48: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

34

permasalahan gereja. Ada tiga pendekatan yang menjadi standar CRF (Center

Religious Freedom):39

1. Ada/tidaknya peraturan pemerintah yang membatasi kebebasan beragama

2. Apakah pemerintah memfavoritkan agama tertentu

3. Apakah terdapat dinamika atau konvensi sosial yang membatasi kebebasan

beragama

Tiga point di atas merupakan cara mudah untuk melihat bagaimana peran

negara ketika terlibat kedalam masalah rumah ibadat point satu dan dua

memasuki ranah regulasi negara dimana hadirnya PBM No.8 dan 9 tahun 2006

dan Pergub No.25 Tahun 2007, Kepolisian, FKUB, dan aparat lokal hingga ke

tingkat desa. Sedangkan point ketiga memasuki wilayah regulasi sosial dimana

munculnya unsur penolakan tekanan-tekanan sosial, baik dari tokoh agama,

warga sekitar, Ormas, seringkali negara tunduk pada tekanan sosial hal itulah

yang menyebabkan regulasi sosial ini menjadi penting ketika berbicara konflik.

Pendekatan kebijakan publik ini akan menggambarkan bagaimana peran

negara dalam menangani konflik sengketa rumah ibadat yang terjadi di Aceh

Singkil peran negara ini meliputi semua unsur seperti FKUB.

Melalui pendekatan ini pula peneliti ingin memperlihatkan adanya integrasi

regulasi sosial kedalam regulasi negara yang terjadi di Aceh Singkil hingga

implementasi kebijakan publik (regulasi negara) dapat dipengaruhi oleh regulasi

sosial. Inilah yang membedakan penelitian ini terhadap penelitian-penelitian

penyelesaian konflik bernuansa agama lainnya.

39

Ihsan Ali Fauzi, dkk., Kontroversi Gereja di Jakarta (Yogyakarta:CRCS,2011), h. 25.

Page 49: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

35

BAB III

PROFIL ACEH SINGKIL, SEJARAH MINORITAS KRISTEN, DAN

PROFIL FKUB KABUPATEN ACEH SINGKIL

A. Profil Kabupaten Aceh Singkil

A.1 Sejarah Terbentuknya Kabupaten Aceh Singkil

Seorang putra kelahiran Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan Alm.

Almelz yang merupakan anggota DPR RI periode tahun 1957 menyampaikan

kepada salah seorang wedana pertama wilayah Singkil yaitu A.Mufti AS dan

tokoh masyarakat Singkil Anhar Muhammad Hosen bahwa dengan aset yang

dimiliki Singkil, maka kewedanan Singkil sudah layak statusnya untuk dijadikan

sebuah kabupaten. Berkat pendapat dari Almelz tersebut mulailah masyarakat

Singkil mencetuskan pemekaran tersebut pada tanggal 21 Maret 1957. Alim

ulama, partai politik, dan ormas-ormas dalam pertemuan untuk pertama kali

sepakat membentuk Panitia Aksi Penentu Kabupaten Otonomi Singkil (PAPKOS)

yang dimotori Tengku M. Bakri sebagai ketua I.

Pada tahun 1964 digelarnya musyawarah wilayah Singkil kedua dibalai

Syekh Abdurrauf Singkil, pada saat itu pesertanya ialah para tokoh masyarakat

Singkil yang ada diwilayah Singkil atau yang menetap diluar Singkil seperti

Jakarta, Medan, Sibolga, Banda Aceh dalam musyawarah itu didapatlah beberapa

kesepakatan yaitu:

1. Perjuangan PAPKOS tahun 1957 dilanjutkan.

2. Membentuk dan mengutus delegasi untuk menghadap kembali Pemerintah

Propinsi Otonomi Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

Page 50: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

36

3. Personil panitia tahun 1957 yang sudah tidak ada supaya diganti dengan yang

lain, hingga disepakatilah susunan PAPKOS yang baru tersebutlah nama

Alibasyah dan Kamaluddin masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris.1

Tahun 1967 digelar pertemuan untuk yang ketiga kalinya membahas hal

yang sama yakni tuntutan untuk menjadikan status Singkil menjadi kabupaten

yang otonom. Pertemuan ketiga ini diinisiasikan karena pergerakan panitia sempat

terhambat oleh adanya Gerakan 30 S-PKI akan tetapi setelah pertemuan yang

ketiga digagas panitia PAPKOS kembali berfungsi. Dalam pertemuan ketiga

tersebut dihadiri oleh peserta yang sama pada pertemuan yang kedua namun

ditambah dengan kehadiran Bupati dan MUSPIDA tingkat dua Kabupaten Aceh

Selatan.

Tahun 1968 delegasi mulai diutus menuju Banda Aceh mereka berusaha

mengaspirasikan ke DPRD Kab. Aceh Selatan, DPRD Prov D.I Aceh hingga

akhirnya delegasi diizinkan bertemu dengan Gubernur Muzakir Walad

diruangannya didampingi oleh Wakil Gubernur Marzuki Nyakman.

Atas usaha seluruh panitia tersebut akhirnya pemerintah menyetujui

peningkatan status daerah Singkil dari kewedanan menjadi perwakilan kabupaten,

dengan dikeluarkannya:2

1. Surat Keputusan DPRD-GR Kabupaten Aceh Selatan No.003/DPRD-GR/1968.

2. Surat Keputusan DPRD-GR Prov D.I Aceh No.20/DPRD-GR/1968 tanggal 6

Juni 1968.

3. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh No. 04/DESES/1969

tanggal 1 Mei 1969.

1 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh, Aceh Singkil Dalam Angka 2015 No.Katalog

BPS: 1102001.1102 ISSN: 2302-4089 2015. (Aceh Singkil: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh

Singkil,2015), h..xxiii 2 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh, Aceh Singkil Dalam Angka 2015 No.Katalog

BPS: 1102001.1102 ISSN: 2302-4089 2015. (Aceh Singkil: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh

Singkil,2015), h.xxiii

Page 51: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

37

Sebagai kepala perwakilan pertama adalah bapak Ibrahim Abduh, namun

perjuangan terhambat oleh kebijakan Bupati Aceh Selatan Drs.Sukardi Is pada

saat itu telah berkuasa selama sebelas tahun. Bahkan setiap PNS yang terlibat

dengan PAPKOS akan dipecat apabila tidak bersedia menandatangi surat

penyataan untuk mengundurkan diri dari keanggotaan PAPKOS.

Bupati terus berganti dari Sukardi Is kepada Ridwansyah beralih kepada

Sayed Mudhlar Ahmad hingga Sari Subqi kesemuanya tidak mendukung

pemekaran Singkil menjadi kabupaten. Perjuangan masyarakat Singkil

menjadikan daerahnya menjadi kabupaten terwujud pada tahun 1999 dengan

dikeluarkannya U.U.No.14 tahun 1999 pada tanggal 20 April 1999 dengan resmi

Wilayah Singkil menjadi Kabupaten Aceh Singkil dan Makmursyah Putra, SH

dilantik di Jakarta pada tanggal 27 April 1999 oleh MENDAGRI sebagai bupati

pertama Kabupaten Aceh Singkil.

A.2 Kondisi Geografis

Letak Geografis Kabupaten Aceh Singkil berada pada posisi 2002

‟-2

027‟20”

Lintang Utara dan 97004‟-97

045‟00” Bujur Timur. Kabupaten Aceh Singkil

sendiri memiliki batas wilayah secara administrasi meliputi sebelah Utara

berbatasan dengan Kota Subulussalam, Sebelah Selatan berbatasan dengan

Samudera Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Sumatera Utara dan sebelah

barat berbatasan dengan Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan.3

Luas daerah mencapai 1.857,88 km2

wilayah seluas ini membuat pembagian

Kecamatan di Aceh Singkil pun dibutuhkan, Aceh Singkil terdiri dari 11

3 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh, Aceh Singkil Dalam Angka 2015 No.Katalog

BPS: 1102001.1102 ISSN: 2302-4089 2015. (Aceh Singkil: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh

Singkil,2015), h.3

Page 52: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

38

Kecamatan, 16 Mukim, dan 120 Desa. Aceh Singkil terbagi kepada dua wilayah

yaitu daratan dan kepulauan, Kabupaten Aceh Singkil memiliki luas wilayah yang

begitu luas sehingga jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan

bervariasi, kecamatan terjauh adalah Pulau Banyak berjarak 96 Mil dari ibukota

Aceh Singkil sedangkan kecamatan yang ada didaratan ialah Kecamatan Kota

Baharu yang berjarak 80km dari ibukota Kabupaten. Berikut luas wilayah

berdasarkan kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil :4

Tabel III.B.1

Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil

*) : Mil Laut Sumber: BPS Kabupaten Aceh Singki

4Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh, Aceh Singkil Dalam Angka 2015 No.Katalog BPS:

1102001.1102 ISSN: 2302-4089 2015. (Aceh Singkil: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh

Singkil,2015), h.6.

No Kecamatan Luas (km2) Jarak ke Ibukota

Kabupaten (km)

1 Pulau Banyak 15,02 26*)

2 Pulau Banyak

Barat

278,63 96*)

3 Singkil 135,94 0

4 Singkil Utara 142,23 10

5 Kuala Baru 45,83 18

6 Simpang Kanan 289,96 49

7 Gunung Meriah 224,30 40

8 Danau Paris 206,04 83

9 Suro Baru 127,60 64

10 Singkohor 159,63 73

11 Kota Baharu 232,69 80

Aceh Singkil 1.857,88

Page 53: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

39

A.3 Pemerintahan

Hasil PILKADA tahun 2012 di Aceh Singkil menetapkan bahwa H.

Safriadi, SH dan Dulmusrid menjadi pemenang dalam PILKADA tersebut masing

masing dari mereka menjadi Bupati dan Wakil Bupati periode 2012-2017. 5

Melalui adanya penyelenggaraan pemilihan legislatif tahun 2014 maka

muncul nama-nama baru hasil dari pemilihan tersebut yang menduduki kursi

DPRK Kabupaten Aceh Singkil periode 2014-2019 ada dua puluh lima anggota

DPRK yang terpilih saat itu diantaranya dua puluh dua orang laki-laki dan tiga

orang perempuan.

Menurut UU No. 14 Tahun 1999 Aceh Singkil telah sah menjadi kabupaten

yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan. Secara

administratif Kabupaten Aceh Singkil terdiri dari 11 Kecamatan dan 120 Desa

berikut pembagian jumlah desa berdasarkan kecamatan di Kabupaten Aceh

Singkil:

5 Diakses pada 26 Juni 2017dari http://aceh.tribunnews.com/2012/04/15/safriadidulmursid-

raih-3758-persen-suara

Page 54: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

40

Tabel III.C.1

Jumlah Desa Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Singkil

Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil dalam menjalankan fungsinya sebagai

pelayan masyarakat dan pembangunan daerah membutuhkan faktor penunjang

yakni Pegawai Negeri Sipil (PNS). PNS di Kabupaten Aceh Singkil sebagian

besar merupakan lulusan S1, D3, dan SMA hanya sebagian kecil yang merupakan

lulusan SD. Jumlah total pegawai negeri sipil di Aceh Singkil sebanyak 3.410

No Kecamatan Desa

1 Pulau Banyak 3

2 Pulau Banyak Barat 4

3 Singkil 16

4 Singkil Utara 7

5 Kuala Baru 4

6 Simpang Kanan 25

7 Gunung Meriah 25

8 Danau Paris 7

9 Suro 12

10 Singkohor 7

11 Kota Baharu 10

Aceh Singkil 120

Page 55: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

41

jiwa yang terbagi keberbagai instansi baik itu disetiap kecamatan hingga instansi

kabupaten seperti badan, dinas, inspektorat yang ada didalam naungan Pemerintah

Kabupaten Aceh Singkil.

A.4 Kependudukan

Populasi jumlah penduduk Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2014

tercatat sebesar 112.161 jiwa, terdiri dari 56.589 jiwa laki-laki dan 55.572 jiwa

perempuan.6 Dengan persentasi penduduk terbanyak berada di Kecamatan

Gunung Meriah yaitu 29,88% sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk

terkecil yakni Kecamatan 2,12%. Pada tahun 2014 besarnya sex ratio Kabupaten

Aceh Singkil adalah sebesar 101,8 ini mengartikan jumlah penduduk laki-laki

1,8% lebih banyak ketimbang jumlah penduduk perempuan.

Kerapatan penduduk di Aceh Singkil sendiri sebanyak 60 jiwa/km2 dengan

kerapatan penduduk paling tinggi jumlahnya ada di Kecamatan Pulau Banyak 194

jiwa/km2 dan kecamatan yang terendah kerapatan penduduknya ada Di

Kecamatan Pulau Banyak Barat dengan angka 15 jiwa/km2.

A.5 Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan gambaran aktivitas masyarakat dalam

mencapai kesejahteraan dan kelancaran perekonomian. Indikator ketenagakerjaan

ini dapat menjadi gambaran yang dapat menjelaskan aktivitas masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya dalam mencapai kesejahteraan.

Jumlah penduduk yang berusia 15 tahun keatas pada tahun 2013 Di Aceh

Singkil sebanyak 67.576 jiwa dan yang termasuk dalam kategori angkatan kerja

6Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh, Aceh Singkil Dalam Angka 2015 No.Katalog BPS:

1102001.1102 ISSN: 2302-4089 2015. (Aceh Singkil: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh

Singkil,2015), h. 47.

Page 56: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

42

sebesar 39.921 jiwa. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2013

sebesar 59,08% mengalami penurunan dibandingkan dengan TPAK tahun 2012.

Pada tahun 2013 TPAK penduduk laki-laki sebesar 82,60% dan TPAK

perempuan sebesar 35,24%. Menurunnya nilai TPAK Aceh Singkil menyebabkan

angka pengangguran meningkat.7

B. Sejarah Minoritas Kristen dan Pertemuan Islam-Kristen di Aceh

Singkil

Sangat sedikit literatur yang menuliskan sejarah Kristen di Aceh Singkil hal

tersebut menyulitkan penulis dalam mengembangkan pengetahuan tentang sejarah

pertemuan Kristen dan Islam di Aceh Singkil. Besar kemungkinan pada paruh

kedua abad ketujuh dibelakang pesisir pantai Sibolga Barat Laut Sumatera, sudah

ada beberapa gereja yang kemungkinan telah dibangun oleh Kristen Nestorian

dari Persia. Orang-orang kristen lain juga ditemukan di Aceh.8

Salah satu cara Agama Kristen menyebarkan pengaruhnya adalah melalui

misionaris dan gereja lokal yang dikembangkan Para misionaris, menyadari

bahwa untuk bisa berhasil mereka harus menjaga karakter komunal masyarakat

tradisional. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya aliran-aliran Kristen yang

berdasarkan suku tidak terkecuali di Aceh Singkil.

Agama Kristen pertama kali masuk kewilayah Aceh Singkil pada tahun

1930 melalui seorang penginjil berasal dari Salak Pakpak Bharat, bernama

7Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh, Aceh Singkil Dalam Angka 2015 No.Katalog BPS:

1102001.1102 ISSN: 2302-4089 2015. (Aceh Singkil: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh

Singkil,2015), h. 49. 8 Van Klinken, Gerry 2010, Lima Penggerak Bangsa yang Terlupa: Nasionalisme

Minoritas Kristen (terj). (Yogyakarta: LkiS, 2010), h. 9-10.

Page 57: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

43

Evangelist I.W. Banuera.9 Pada tahun 1932 Evangelis berkerja sama dengan

perkebunan sawit Socfindo untuk membangun gereja di Aceh Singkil.

Dalam perkembangannya Aceh Singkil tidak bisa dilepaskan dari

masyarakat Pakpak Suak Boang. Orang Pakpak yang tinggal di Aceh Singkil

mayoritas memeluk agama Islam, tetapi juga ada yang memeluk agama Kristen

dan menjadi pengikut Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) hingga

saat ini. Mereka berasal dari marga yang sama yaitu Pakpak Silima Suak, hal

tersebut menyebabkan didalam satu keluarga di Aceh Singkil ada yang memeluk

agama Islam dan ada juga agama Kristen. Suatu hal yang lumrah apabila ada

dalam satu keluarga yang menjadi tokoh Islam ada juga yang menjadi tokoh

Kristen.10

Gereja di Aceh Singkil sendiri sudah ada sejak tahun 1930an gereja tertua

yang ada di Aceh Singkil ialah GKPPD Kuta Kerangan Gereja tersebut sudah

berdiri sejak tahun 1931. Seiring dengan berkembangnya zaman karena tuntutan

pemenuhan jemaat yang terus bertambah jumlahnya akibat perkawinan dan angka

natalitas yang juga meningkat. Hingga tahun 2015 tercatat ada 24 Gereja 19 di

antaranya tidak berizin dan 5 diantaranya merupakan hasil dari perjanjian tahun

2001.

Sarana peribadatan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2014

terdiri dari 144 unit Mesjid, dan Meunasah sebanyak 153 unit. Jumlah penduduk

bila dikategorikan kedalam kategori pemeluk agama ada pengklasifikasian

9 Halili, dkk., Kepemimpinan Tanpa Prakarsa Kondisi Kebebasan

Beragama/Berkeyakinan di Indonesia 2012 (T.tp.: Pustaka Masyarakat Setara, t.t.), h. 156. 10

Wawancara dengan Pak Boas Tumangger (jemaat GKPPD Sanggar Beru) Pada tanggal

09 Mei 2017.

Page 58: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

44

kembali akan adanya pemeluk Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan lainnya.

Banyaknya pemeluk Islam di Aceh Singkil ialah 115.377 jiwa, Kristen sebesar

14.447 jiwa, Katolik sebanyak 1.164 jiwa hindu ada 10 jiwa budha ada 9 jiwa .

lainnya ada 267 jiwa11

. Yang dimaksud dengan agama lainnya ini ialah paham

kepercayaan dari leluhur nenek moyang yaitu Permalim/Pambi. “iya

Pambi/Permalim itu semacam kepercayaannya pula itu dia dek ada tempat mereka

ibadatnya itu cuma kan kenak bongkar juga kemaren kan? ya gimanalah kita buat itukan?

agamanya ga diakuinya itu sama negara kita kan?”12

.

Sejak pertama kali agama Kristen masuk kewilayah Aceh Singkil tercatat

kehidupan antar beragama berjalan dengan damai. Relasi antara umat Islam dan

umat Kristenpun berjalan dengan amat baik. Integrasi budayapun terjadi disana,

kearifan lokal menunjukkan upaya membangun rasa senasib sepenanggungan

sudah dimulai semenjak nenek moyang dahulu. Adanya budaya makan bersama

dipasar tradisional saat datangnya hari raya idul fitri, perayaan tahun baru masehi,

ataupun perayaan hari natal.

Budaya tersebut sudah berkurang intensitasnya pasca tahun 1998 hingga

sekarang. Acara tersebut diadakan seperti musyawarah warga akan tetapi

makanan-makanan disuguhkan dan semua warga duduk berkeliling ditengah-

tengahnya duduk dan hadir tokoh masyarakat bahkan tokoh lintas agama, tokoh

tersebut akan dipersilahkan memberikan sambutan sebelum acara makan bersama

dimulai.

11

Data diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Aceh Singkil. 12

Wawancara dengan Pak Darianto (Tokoh masyarakat Desa Siatas) pada tanggal 06 Mei

2017.

Page 59: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

45

Selain budaya makan bersama, ikatan kebersamaan di Aceh Singkil pun

terjalin lewat tingginya perasaan tenggang rasa hal ini juga terlihat ketika masing-

masing umat agama saling berkunjung dengan salah satu tetangganya yang akan

merayakan hari-hari besar agama, seperti umat Kristen akan berkunjung dengan

membawa beras hitam dan gula aren sebagai bahan membuat wajik karena wajik

merupakan suguhan wajib umat Islam di Aceh Singkil saat merayakan idul fitri.

Begitupun sebaliknya ketika umat Kristen akan mengadakan hari besar

tetangganya yang merupakan umat Islam akan mengunjungi dengan membawa

tepung dan minyak goreng sebagai bahan adonan kue kembang goyang, kue

kembang goyang adalah penganan wajib yang ada ketika umat Kristen Aceh

Singkil merayakan tahun baru masehi atau natalan. Begitulah bentuk tenggang

rasa yang sebenarnya sudah terjalin secara alamiah didalam kalangan masyarat

Aceh Singkil yang mempunyai perbedaan secara suku dan agama.

C. Profil Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Singkil

Periode 2015-2017

G.1 Sejarah Terbentuknya FKUB

Hak beragama adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam

keadaan apapun, setiap orang bebas beribadat menurut agamanya masing-masing

dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan tersebut.13

Pemerintah

mempunyai kewajiban untuk melindungi apapun bentuk usaha penduduknya

melaksanakan ajaran dan ibadat para pemeluknya, selama hal tersebut tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, tidak ada usaha menodai

agama, ataupun mengganggu ketentraman dan ketertiban umum. Agar pelaksaan

13

Lihat UUD tahun 1945, pasal 29.

Page 60: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

46

ajaran agama tersebut dapat berjalan dengan rukun dan tertib pemerintahpun harus

melakukan bimbingan dan pelayanan.

Pembangunan nasional di bidang agama pemerintah tidak tinggal diam

untuk mengarahkan kebijakannya seperti peningkatan kualitas pelayanan,

pemahaman agama ataupun kehidupan beragama, dimulai dengan peningkatan

kerukunan dalam internal umat beragama atau bahkan kelingkup yang lebih besar

yakni antar umat beragama.

Pemerintah daerah memiliki kewajiban melaksanakan urusan wajib bidang

perencanaan, pengalokasian, serta melindungi masyarakat, menjaga persatuan,

kesatuan dan kerukunan nasional bahkan keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI). Selain itu pelaksaan tugas dan wewenang kepala daerah dan

wakil kepala daerah yang berkewajiban menjaga keamanan dan ketertiban

masyarakat, tidak terkecuali kerukunan umat bergama yang merupakan bagian

penting dari kerukunan nasional.

Berdasarkan PBM No. 8 dan No. 9 Tahun 2006 tentang pedoman

pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan

kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum kerukunan umat beragama, dan

pendirian rumah ibadat. Dalam bab II yang termaktub dalam PBM tersebut telah

dijabarkan tugas kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama.

Dalam pasal 8 membahas dari pembentukan FKUB, pasal 9 menjelaskan

tugas dari FKUB tingkat provinsi berlanjut ke pasal 10 pula menjelaskan tugas

dari FKUB tingkat kabupaten dan dalam pasal 11 menjelaskan tentang

Page 61: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

47

keanggotaan FKUB tingkat provinsi ataupun kabupaten dan tugas dari dewan

penasehat FKUB.

G.2 Susunan dan Manajemen FKUB Kabupaten Aceh Singkil

Dalam PBM No. 8 dan 9 tahun 2006 bab III pasal 10 yang mengatur tentang

keanggotaan FKUB, keanggotaan FKUB terdiri dari beberapa pemuka agama

yang merupakan perwakilan dari berbagai agama yang ada di Indonesia.

Di tingkat kabupaten anggota FKUB berjumlah 17 orang, susunan

kepengurusan FKUB Aceh Singkil masa bakti 2013-2017 telah dilantik karena

ketua FKUB Aceh Singkil masa bakti 2013-2017 meninggal dunia maka

dilakukan pergantian. Hasil forum musyawarah anggota menunjuk Drs. Ramlan

sebagai pengganti Alm. Pak Kasman Chaniago.14

Kepengurusan FKUB Aceh Singkil masa bakti 2013-2017 berdasarkan

surat keputusan Bupati Aceh Singkil No.43 tahun 2013 tentang pembentukan

forum kerukunan umat beragama Aceh Singkil masa bakti 2013-2017

mengesahkan Kasman Chaniago sebagai Ketua FKUB Kabupaten Aceh Singkil

masa bakti 2013-2017.

Berdasarkan keputusan Bupati Aceh Singkil Provinsi Aceh No.63 Tahun

2015 tentang perubahan kedua atas keputusan Bupati Aceh Singkil No. 43 tahun

2014 tentang pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Aceh

Singkil Masa Bakti 2013-2017 Ketua FKUB Aceh Singkil digantikan oleh Drs.

Ust. Ramlan yang menggantikan Ust.Kasman Chaniago yang telah meninggal

dunia.

14

Wawancara dengan Ust.Ramlan (Ketua FKUB Kabupaten Aceh Singkil)

Page 62: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

48

Tetapi dalam perjalannya ditahun 2015 terjadi perombakan kembali di tubuh

fungsionaris FKUB Kabupaten Aceh Singkil karena alasan beberapa anggota

FKUB Aceh Singkil telah berpindah domisili.

“setelah kejadian itu memang ada pergantian kayak Pendeta (Pdt). Erde Berutu itu

pindah ke Kab. Pakpak jadi beliau digantikan sama Pdt.Yusman Banchin terus

ada lagi Domeniktus Padang dia pindah ke Kota Subulussalam beliau digantikan

oleh Budiman Berutu”. 15

Pada bab III pasal 11 PBM No.8 dan 9 tahun 2006 pun mencantumkan

keberadaan dari dewan penasehat FKUB, dewan penasehat FKUB terdiri dari

orang-orang yang telah ditetapkan oleh Bupati/Walikota, begitupun halnya

dengan keberadaan dewan penasehat FKUB Aceh Singkil memiliki tugas

membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan pemeliharaan kerukunan

umat beragama dan dapat memfasilitasi hubungan kerja FKUB dengan PEMDA

serta instansi terkait diwilayah kerjanya.

Berdasarkan pasal 11 dalam bab III PBM No.8 dan 9 tahun 2006 dewan

penasehat FKUB tingkat Kota/Kabupaten akan diketuai oleh Wakil

Walikota/Wakil Bupati begitupun dewan penasehat FKUB Kab. Aceh Singkil

ditunjuk menjadi ketua Dewan Penasehat FKUB Kab.Aceh Singkil.

G.3 Acuan Kerja FKUB Kabupaten Aceh Singkil

PBM No. 8 dan 9 Tahun 2006 telah mengatur dari tugas kepala daerah

mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, tak heran di dalamnya pun

mengatur tentang tatacara pembentukan agen pelaksana dari penjaga kerukunan

kehidupan beragama di dalam masyarakat yaitu FKUB tidak hanya mengatur tata

15

Wawancara dengan Pak Mustafa (Wakil Sekretaris FKUB Aceh Singkil) pada tanggal 05

Mei 2017.

Page 63: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

49

cara pembentukan kepersonaliaan FKUB, PBM tersebut juga memaparkan tugas

dari para fungsionaris tersebut dalam bekerja menjaga dan menjamin terciptanya

kerukunan kehidupan beragama ditengah-tengah masyarakat luas.

Aceh merupakan provinsi yang memiliki masyarakat hukum dan diberi

kewenangan khusus dalam mengatur diri sendiri sesuai dengan prinsip-prinsip

NKRI serta UUD 1945 hal tersebut termaktub didalam UU No.11 tahun 2006

tentang Pemerintahan Aceh, berdasarkan hal tersebut pemerintah aceh

mengeluarkan peraturan turunan dari PBM No.8 dan 9 tahun 2006 peraturan

tersebut ialah Peraturan Gubernur Aceh No.25 Tahun 2007.

Pergub tersebut digunakan oleh FKUB seluruh Aceh dalam melakukan

tugasnya didaerah masing-masing tak terkecuali FKUB Aceh Singkil. FKUB

Aceh Singkil dalam melakukan tugasnya berdasar pada Pergub Aceh No. 25

tahun 2007 yang merupakan turunan dari PBM No.8 dan 9 Tahun 2006.16

Pergub No. 25 tahun 2007 terdiri dari 6 bab yang lebih mengarah kepada

teknis pendirian rumah ibadat yang termaktub dalam Bab II yakni Syarat

Pendirian Rumah Ibadat, berikut bunyinya :17

BAB II

SYARAT PENDIRIAN RUMAH IBADAT

Pasal 2

(1) Pendirian rumah ibadat didasarkan pada keperluan nyata dan sungguh-sungguh

berdasarkan komposisi jumlah penduduk bagi pelayanan umat beragama yang

bersangkutan di wilayah kelurahan/gampong;

(2) Pendirian rumah ibadat dilakukan dengan tetap menjaga kerukunan umat

beragama, tidak menganggu ketentraman dan ketertiban umum serta mematuhi

peraturan perundang-undangan;

(3) Dalam hal keperluan nyata bagi pelayanan umat beragama di wilayah

kelurahan/gampong sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak terpenuhi,

16

Wawancara dengan Pak Mustafa (Wakil Sekretaris FKUB Aceh Singkil) pada 05 Mei

2017. 17

Lihat Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 25 Tahun 2007.

Page 64: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

50

pertimbangan komposisi jumlah penduduk digunakan batas wilayah kecamatan

atau Kabupaten/Kota atau Provinsi;

Pasal 3

(1) Pendirian rumah ibadat harus mematuhi persyaratan administratif dan

persyaratan teknis bangunan gedung;

(2) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pendirian

rumah ibadat harus memenuhi persyaratan khusus meliputi :

a. Daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk pengguna rumah ibadat paling

sedikit 150 (Seratus lima puluh) orang disahkan oleh pejabat setempat

sesuai dengan tingkat batas wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2

ayat (3);

b. Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 120 (seratus dua puluh) orang

yang disahkan oleh Lurah/Geuchik setempat;

c. Rekomendasi tertulis Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota;

dan

d. Rekomendasi tertulis FKUB Kabupaten/Kota;

(3) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terpenuhi

sedangkan persyaratan huruf b belum terpenuhi, Pemerintah Kabupaten/Kota

berkewajiban memfasilitasi tersedianya lokasi bangunan rumah ibadat;

Pasal 4

Rekomendasi FKUB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d

merupakan hasil musyawarah dan mufakat dalam rapat FKUB, dituangkan dalam

bentuk tertulis;

Pasal 5

(1) Permohonan pendirian rumah ibadat sebagaimana dimaksud dalam pasal 4

diajukan oleh panitia pembangunan rumah ibadat kepada Bupati/Walikota untuk

memperoleh IMB rumah ibadat;

(2) Bupati/Walikota memberikan keputusan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari

sejak permohonan pendirian rumah ibadat diajukan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1);

Pasal 6

Pemerintah Kabupaten/Kota memfasilitasi penyediaan lokasi baru bagi bangunan

gedung rumah ibadat yang telah memiliki IMB yang dipindahkan kerena perubahan

rencana tata ruang wilayah;

Wewenang dan tugas dari FKUB Aceh Singkil jelas tertera dalam pasal 2

sedangkan pasal 3 dan pasal 4 merupakan bentuk penjelasan dari pasal 2, FKUB

hendak mengkaji terlebih dahulu permohonan pembangunan rumah ibadat yang

dilayangkan oleh setiap panitia pembangunan. Acuan dari proses pengkajian

tersebut jelas tertera pada pasal 3 dengan melampirkan nama (identitas) pengguna

aktif sebanyak 150 orang dan dukungan dari warga sekitar yang merupakan

masyarakat yang berbeda agama sebanyak 120 nama (identitas) aktif.

Page 65: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

51

Pasal 4 menjelaskan bahwa FKUB pada nantinya akan mengeluarkan surat

rekomendasi secara tertulis yang ditujukan kepada pemohon apabila syarat

administrasi telah dipenuhi untuk selanjutnya menjadi syarat untuk mengurusi

IMBnya melalui instansi terkait.

Page 66: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

52

BAB IV

DINAMIKA KONFLIK DAN PERAN FKUB MENANGANI KONFLIK

A. Dinamika Konflik

Konflik permasalahan sengketa rumah ibadat di Aceh Singkil telah dimulai

pada tahun 1979, di saat yang bersamaan hadir sebuah perjanjian yang

ditandatangani oleh ulama sebagai perwakilan Umat Islam dan para tokoh Agama

Kristen yang isinya bahwa pihak Umat Kristen sepakat untuk tidak mendirikan

atau merenovasi gereja sebelum mendapatkan izin dari pemerintah daerah tingkat

dua. Perjanjian tersebut tercetus pada tanggal 11 Juli 1979 di Lipat Kajang, tepat

tanggal 13 Oktober 1979 dengan ditandatanganinya sebuah ikrar bersama untuk

menjaga kerukunan serta mentaati perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.1

Dalam acara ikrar tersebut hadir sebelas pemuka agama Islam, dan sebelas

pemuka agama Kristen, serta disaksikan oleh unsur musyawarah pimpinan daerah

(Muspida) Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Dairi (Sumatera Utara),

Kabupaten Tapanuli Tengah (Sumatera Utara) dan juga unsur musyawarah

pimpinan kecamatan (Muspika) Kecamatan Simpang Kanan.

Tanggal 11 Oktober 2001 kembali dicetuskan sebuah perjanjian setelah

adanya tragedi dibakarnya sebuah gereja di Kecamatan Suro, penyebabnya ialah

pembangunan gereja tanpa izin yang sudah melanggar janji yang disepakati

sebelumnya oleh para pemuka masing-masing agama. Perjanjian pada tahun 2001

tersebut difasilitasi oleh unsur Muspida dan Muspika serta menghasilkan

1 Tim UPTD PAI & Da‟i Dinas Syari‟at Islam Aceh, Catatan kronologis kejadian awal

kerusuhan antar umat beragama di Kabupaten Aceh Singkil mulai dari tahun 1979-2015 “36

Tahun” (Banda Aceh: UPTD PAI & Da‟i Dinas Syari‟at Islam Aceh,2015), h. 1.

Page 67: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

53

kesepakatan yaitu hanya ada 01 Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD

Kuta Kerangan) dan 04 undung-undung yaitu : 2

1. GKPPD Biskang Kecamatan Danau Paris

2. GKPPD Gunung Meriah Kecamatan Gunung Meriah

3. GKPPD Keras Kecamatan Suro

4. GKPPD Lae Gecih Kecamatan Simpang Kanan

Tahun 2012 jumlah gereja di Aceh Singkil sudah mencapai dua puluh empat

unit dan tersebar ditujuh kecamatan, tanggal 30 April 2012 atas nama Forum

Umat Islam (FUI) Kabupaten Aceh Singkil melakukan aksi damai untuk

menyampaikan kepada pemerintah setempat tentang maraknya bangunan gereja

liar (ilegal).

Pemerintah setempat langsung merespon pada tanggal 01 Mei 2012, tim

penertiban yang dibentuk oleh Pemerintah Aceh Singkil melakukan monitoring ke

lokasi dan setelah itu menyegel lima unit gereja. Rumah Ibadat non Muslim di

Aceh Singkil semakin bertambah, penambahan tersebut tidak berdasarkan izin

sesuai aturan yang ada sehingga timbul keresahan dikalangan kaum Muslim Aceh

Singkil.3 Tanggal 01 Mei - 08 Mei tahun 2012 ada dua puluh Gereja yang disegel

oleh tim penertiban yang diutus oleh Pemerintah Aceh Singkil.

Segala macam cara telah diupayakan oleh pihak pemeluk agama kristen

seperti meminta perlindungan pemerintah provinsi sampai pemerintah pusat.

Tercatat bahwa pihak pengurus GKPPD sempat melayangkan surat permohonan

2 Tim UPTD PAI & Da‟i Dinas Syari‟at Islam Aceh, Catatan kronologis kejadian awal

kerusuhan antar umat beragama di Kabupaten Aceh Singkil mulai dari tahun 1979-2015 “36

Tahun” (Banda Aceh: UPTD PAI & Da‟i Dinas Syari‟at Islam Aceh,2015), 1. 3 Cuplikan Wawancara Tim Program Inside Metro TV dengan Pak Razali AR (PJS Bupati

Aceh Singkil tahun 2012), Video diakses dari Youtube.com pada 12 Februari 2013.

Page 68: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

54

kepada Bapak Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh perihal permohonan

perlindungan hukum terhadap penutupan Gereja di Kabupaten Aceh Singkil.

Pada periode ini Komisi Nasional (KOMNAS) Perempuan Jakarta sempat

mengirim surat kepada Bupati Aceh Singkil tentang peristiwa penyegelan Gereja

di Kabupaten Aceh Singkil, akan tetapi pemerintah setempat tetap berpegang pada

dasar hukumnya yakni UU No.44 Tahun 1999 tentang keistimewan Aceh yang

menetapkan istimewa dalam bidang agama, adat istiadat, pendidikan, dan ulama

ada pula UU No.11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang mengkafer UU

No.18 Tahun 2001 dengan UU tersebut maka Aceh bebas menjalankan hukum

Allah bagi seluruh rakyatnya dan tidak ada yang harus merasa sakit hati.4 Dari

semua gereja yang ada pada saat itu yang diakui hanya gereja-gereja yang

dihasilkan pada kesepakatan (regulasi sosial) tahun 2001.

Pada periode tahun 2012 ketika masalah sengketa rumah ibadat ini mencuat

kembali, telah terjadi penambahan akan keberadaan Gereja di Aceh Singkil

sedangkan didalam perjanjian tersebut dikatakan hanya ada 1 Gereja dan 4

Undung-undung (gereja kecil), hal tersebut yang membuat pihak muslim Aceh

Singkil merasa terusik sampai melakukan protes kepada pemerintah setempat.

Selama perkembangan hingga 2012 jumlah gereja sudah lebih dari 20 unit

hal tersebut disebabkan oleh jumlah umat kristen mengalami kenaikan dari tahun

ke tahunnya.5 Kenaikan jumlah umat kristen tersebut dikarena adanya angka

4 Catatan kronologis kejadian awal kerusuhan antar umat beragama Di Kabupaten Aceh

Singkil mulai dari tahun 1979-2015 “36 Tahun”.(Aceh: UPTD PAI & Da‟i Dinas Syari‟at Islam

Aceh,2015), h. 2. 5 Cuplikan Wawancara Tim Program Inside Metro TV dengan Veryanto Sitohang (Aktivis

LSM Aliansi SUMUT Bersatu “ASB”), Video diakses dari Youtube.com pada 12 Februari 2013.

Page 69: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

55

kelahiran yang meningkat, sehingga kebutuhan akan tempat ibadat ikut meningkat

untuk menampung jemaat dimasing-masing gerejanya.

Penyegelan gereja ini turut disesalkan oleh umat kristen sendiri karena

menurut mereka niat baiknya untuk menyembah tuhan seperti dipersulit. Apabila

yang dikhawatirkan ialah proses kristenisasi ini sulit untuk ditangkap oleh akal

sehat, Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) sendiri merupakan gereja

protestan yang ingin mempertahankan budaya Pakpak dan dalam setiap kegiatan

peribadatannya memakai bahasa Pakpak.6 Sulit untuk melakukan kristenisasi

kepada orang-orang yang tidak sama sekali memahami bahasa pakpak untuk bisa

menerima budaya pakpak itu sendiri. Dari periode penyegelan hingga memasuki

fase terjadi bentrokan tahun 2015 permasalahan penyegelan ini tidak ada

kejelasan bagaiamana kelanjutan setelah penyegelan tersebut dilangsungkan.7

A.1 Fase Menuju Tragedi 06-13 Oktober 2015

Kegaduhan pada tahun 2015 berawal dari aduan kepada pemerintah

setempat tentang adanya pembangunan rumah ibadah di wilayah Desa Silulusan

Sanggaberu yang disinyalir tidak memiliki izin mendirikan bangunan. Anggota

FKUB dan dewan penasehat bereaksi cepat memonitoring langsung ke desa

tersebut ternyata benar di sana sedang berlangsung pembangunan tersebut.

FKUB menyurati bupati setempat perihal hasil monitoring yang dilakukan

bersama dewan penasehat FKUB ke Desa Silulusan Sanggaberu dengan

rekomendasi untuk menghentikan sementara pembangunan tersebut dan dapat

6 Cuplikan Wawancara Tim Program Inside Metro TV dengan Pdt. Erde Berutu (Pendeta

GKPPD Kuta Kerangan), Video diakses dari youtube.com pada 12 Februari 2013.. 7 Wawancara dengan Pak Mustafa (Wakil Sektretaris FKUB Aceh Singkil) pada tanggal 05

Mei 2017.

Page 70: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

56

mengikuti aturan yang telah ada. Menyikapi rekomendasi tersebut Pemerintah

Aceh Singkil menyurati Camat Gunung Meriah untuk dapat menghentikan

pembangunan gereja tersebut sampai izinnya dikeluarkan.

Tanggal 27 Juli 2015 FKUB kembali mengadakan rapat koordinasi dengan

unsur pimpinan daerah setempat dalam rangka menyikapi aduan-aduan akan

maraknya pembangunan gereja. Pada rapat tersebut FKUB merekomendasikan

agar setiap Camat dapat menindaklanjuti aduan tersebut dan upaya-upaya dialog

sebisa mungkin dikedepankan, serta menghimbau kesemua pihak untuk mentaati

aturan yang telah ada.8

Tanggal 13 Agustus 2015 pengurus FKUB dan dewan penasehat kembali

melakukan monitoring ke Desa Silulusan Sanggaberu Kecamatan Gunung Meriah

untuk mengklarifikasi aduan tentang pembangunan rumah ibadat umat Kristiani

disana masih berlanjut. Temuan tim yang memonitoring tersebut benar bahwa

pembangunan rumah ibadat tersebut belum berhenti.

Pada hari Selasa tanggal 06 Oktober 2015 aksi damai menuntut Pemerintah

Aceh Sigkil untuk segera membongkar gereja dan undung-undung yang tidak

berizin di Aceh Singkil yang tertuang pada PERGUB Aceh No. 25 Tahun 2007

serta PBM No.8 dan 9 Tahun 2006 aksi damai tersebut dilakukan oleh massa yang

menamakan diri sebagai Pemuda Peduli Islam Aceh Singkil.

Waktu yang diberikan oleh massa atas pemenuhan tuntutannya ialah satu

minggu untuk pembongkarannya terhitung mulai 06 Oktober 2015, apabila

tuntutan massa ini tidak diindahkan oleh pemerintah setempat maka massa akan

8 Laporan FKUB Aceh Singkil atas peristiwa 13 Oktober 2015 arsip FKUB Aceh Singkil

diperoleh pada tanggal 07 Mei 2017.

Page 71: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

57

mengambil tindakan sendiri.9 Namun dari sisilain dapat dilihat persoalan tersebut

masih berpusat pada jumlah gereja yang ada di Aceh Singkil karena tidak sesuai

dengan regulasi sosial kesepakatan yang telah disepakati pada tahun 2001, karena

massa meminta pemerintah agar dapat membongkar seluruh gereja yang tidak

berizin.

FKUB pada saat itu bereaksi dengan melakukan rapat pada tanggal 08

Oktober 2015 di kantor bupati.10

Hasil dari rapat tersebut ialah FKUB

merekomendasikan kepada Pemerintah Aceh Singkil untuk dapat melakukan

penertiban terhadap gereja-gereja yang tidak berizin dan dapat meredam emosi

dari massa yang melakukan aksi pada tanggal 06 Oktober 2015.

Tanggal 08 Oktober beredar pesan gelap yang mengajak seluruh umat Islam

Aceh Singkil untuk dapat berkumpul pada hari Selasa tanggal 13 Oktober 2015

perihal akan adanya aksi dan pembongkaran seluruh gereja yang tidak memiliki

izin. Wakil Bupati Aceh Singkil menanggapi hal tersebut dengan mengkoordinir

rapat pada tanggal 10 Oktober dan menyepakati rekomendasi yang dilayangkan

oleh FKUB. Sepulang bupati dari luar daerah tanggal 12 Oktober barulah didalam

rapat yang dikoordinir oleh Bupati Aceh Singkil menghasilkan kesepakatan

bahwa akan ada 10 gereja yang tidak berizin yang akan ditertibkan dengan cara

dibongkar pada saat itu dan juga menentukan kesepuluh gereja mana saja yang

akan ditertibkan. Akan tetapi forum yang dihadiri oleh tujuh puluh satu orang

9 Wawancara dengan Pak Drs.Ramlan (Ketua FKUB Aceh Singkil) pada tanggal 05 Mei

2017. 10

Wawancara dengan Pak Mustafa (Wakil Sekretaris FKUB Aceh Singkil) pada tanggal 05

Mei 2017.

Page 72: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

58

tersebut semuanya merupakan perwakilan muslim tidak ada keterwakilan dari

pihak Kristen.11

Penetapan kesepakatan tersebut berlandaskan pada pemetaan yang

dilakukan pada saat forum tersebut berlangsung, dengan pertimbangan 10 gereja

yang akan ditertibkan tersebut dapat dialihkan ke 14 gereja yang akan diberi

kesempatan mengurus administrasi perizinan untuk pelaksanaan peribadatan

sehari-harinya. Pemetaan ini dilakukan dibantu oleh Dandim Aceh Singkil.12

Ancaman dari massa aksi yang memberi batas waktu satu minggu mulai dari

tanggal 06 Oktober 2015 akan jatuh tempo pada tanggal 13 Oktober 2015

sedangkan rapat yang membuahkan hasil baru selesai dimusyawarahkan pada

tanggal 12 Oktober malam karena pembahasan yang alot. Dalam forum tanggal 12

Oktober tersebut tidak hadir perwakilan yang mengatas namakan diri dari massa

aksi tanggal 06 Oktober.13

Sedangkan dalam forum tersebut menghasilkan

keputusan bahwa eksekusi hasil perjanjian tanggal 12 Oktober tersebut akan

dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2015 dengan pertimbangan persiapan dana,

personil, peralatan penunjang, dan lainnya.

Rasa tidak percaya massa terhadap Pemerintah Aceh Singkil bisa dilihat

pada 12 Oktober malam sudah ada upaya dari pemerintah dan beberapa tokoh

agama maupun tokoh masyarakat akan tetapi massa tidak mau dipertemukan,

semua unsur ditolak untuk berdialog dengan massa, yang diterima hanyalah tokoh

agama dan tokoh masyarakat dengan catatan para tokoh ini bukanlah

11

Wawancara dengan Pak Ramlan (Ketua FKUB Kab.Aceh Singkil) pada tanggal 05 Mei

2017. 12

Wawancara dengan Pak Ramlan pada tanggal 05 Mei 2017. 13

Wawancara dengan Azwar Ramnur (Sekretaris FPI Aceh Singkil) pada tanggal 07 Mei

2017.

Page 73: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

59

perpanjangan tangan dari Pemerintah Aceh Singkil. Beberapa tokoh bertemu

seperti pimpinan pondok pesanteren Babussalam, Ketua FPI Aceh Singkil, Ketua

Forum Umat Islam dan beberpa tokoh lain. Dalam pertemuan pada 12 Oktober

malam tersebut perwakilan massa tetap bersikukuh pada tuntutannya harus tetap

ada pembongkaran.

Pertemuan dengan para tokoh ini tidak menghasilkan sebuah hasil tentang

bagaimana jalan keluar untuk meredam massa aksi ditanggal 13 Oktober. Hal

tersebut memaksa Bupati, Dandim, dan Kapolres untuk bermalam di Mako

Koramil Lipat Kajang Atas.

Ditempat bersamaan bupati melalui ajudannya meminta Sekretaris FPI Aceh

Singkil saat itu Sdr. Azwar untuk dipertemukan dengan Ketua PPI Aceh Singkil

yakni Sdr. Suryadi dan rekannya Sdr. Musliman, saat pertemuan

terimplementasikan DANDIM berbicara dengan tegas. “pasukan saya sudah siap dua

mobil, kalo kalian bergerak kami hadang, perintah cuma satu kalo melawan kami

tembak”.14

Sdr. Suryadi pun mengubah pola aksinya yakni hanya aksi damai, pawai

dan do‟a bersama dimesjid setempat. Konsentrasi massa saat itu berada di Lipat

Kajang Atas dan tidak menyepakati bahwa aksi dirubah menjadi pawai dan do‟a

dimesjid, massa menolak hasil pertemuan tersebut dan situasi mulai tidak

terkendali.

Konsentrasi massa berada di Mesjid Almukhlisin, Lipat Kajang Atas,

Kecamatan Simpang Kanan.15

Massa berdatangan dari berbagai kampung yang

14

Petikan Wawancara dengan Pak Azwar), pada tanggal 07 Mei 2017. 15

Wawancara dengan Pak. Azwar, pada tanggal 07 Mei 2017.

Page 74: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

60

ada di Kecamatan Simpang kanan adapun dari luar Kecamatan Simpang kanan

seperti Kecamatan Suro, Gunung Meriah, dan Singkil.

13 Oktober pagi massa mulai berdatangan ketitik konsentrasi Sdr. Suryadi

menyurati Kapolsek Lipat Kajang Atas atas arahan Danramil, menyatakan massa

takterkendali dan bukan lagi dibawah kendali Sdr. Suryadi. Pihak kepolisianpun

sudah mencoba upaya dialog akan tetapi massa tidak ada yang bisa diajak untuk

berdialog.

Tokoh agama manapun yang mencoba meredam tidak berhasil massa mulai

bergerak dan kendaraan terdepan disinyalir sebagai pemandu tidak diketahui

siapa yang memimpin.16

Arakan massa mengarah kearah Kuta Kerangan tetapi

sudah ada blokade dari aparat setempat, massa mengarah ke Kecamatan Gunung

Meriah saat itu massa sempat dihadang oleh beberapa tokoh Agama Islam untuk

coba ditenangkan, akan tetapi sebagian arakan massa telah terlebih dahulu

merangsek kedalam sebelum dihadang oleh tokoh-tokoh agama tersebut. Ketika

sebagian massa sudah berhenti oleh arahan tokoh agama terlihat dilangit sudah

mengepul asap putih dan ternyata Gereja HKI Gunung Meriah sudah dibakar oleh

massa didalam.

Tidak ada yang mampu berbuat apa-apa saat itu termasuk polisi yang

berjaga sekitar dua puluh lima orang.17

Polisi sudah berupaya menghentikan

upaya massa yang merangsek kedalam karena kalah jumlah massa tetap memaksa

masuk kearah Gereja HKI Gunung Meriah, kejadian tersebut disaksikan langsung

16

Wawancara dengan Pak. Azwar, pada tanggal 07 Mei 2017. 17

Wawancara dengan Bu Massa Berutu (Pengurus Gereja Huria Kristen Indoensia Gunung

Meriah) pada tanggal pada tanggal 08 Mei 2017.

Page 75: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

61

oleh sebagian jemaat Gereja HKI Gunung Meriah yang kebetulan berkumpul

disudut halaman gereja setelah menjalankan ibadahnya tanpa ada perlawanan.

Setibanya massa didaerah Simpang Dangguran sebagian massapun ada

yang memaksa masuk kearah Dangguran ternyata pihak Kristen yang sudah siaga

memblokade jalan dengan tebangan pohon disepanjang jalan yang mengarah

kepermukiman dan gereja mereka, saat itulah terjadi penembakan yang

menewaskan Sdr. Syamsul yang tertembak tepat disebelah mata, pada saat itu

juga aparat Kepolisian dan TNI mengamankan setidaknya empat puluh tujuh

orang massa dari Islam.

A.2 Fase Pemulihan Keadaan 14 – 18 Oktober 2015

Jenderal. Polisi. Badrodin Haiti turun langsung meninjau lapangan yang

didampingi oleh Kapolda Aceh dan Panglima Daerah Militer Iskandar Muda

(Pangdam IM) saat itu. Penyelesaian sementara dilimpahkan kepada Kapolda

Aceh dan Pangdam IM saat itu mereka sampai berdiam di Aceh Singkil kurang

lebih lima hari dalam proses penyelesaian konflik tersebut.

Kapolda Aceh dan Pangdam IM saat itu mengambil alih seutuhnya dalam

hal penyelesaian konflik tersebut. Dari segi SOP kepolisian Kapolres Aceh

Singkil tetap disalahkan karena telah gagal membaca dan mengamankan kondisi

saat itu konsekuensinya ialah KAPOLRES Aceh Singkil dicopot dari

jabatannya.18

Langkah pertama yang dilakukan oleh KAPOLDA Aceh dan PANGDAM

IM yakni mengerahkan pasukan untuk melakukan penyekatan wilayah agar tidak

18

Wawancara dengan Irjen.Pol.Purn. Husein Hamidi (mantan Kapolda Aceh), pada tanggal

26 Mei 1994

Page 76: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

62

ada kejadian balasan untuk mengembalikan rasa aman masyarakat akibat dari

tragedi 13 Oktober tersebut.

Kapolda Aceh dan Pangdam IM di Aceh Singkil melakukan rapat

koordinasi dengan PEMDA Aceh Singkil dalam rapat tersebut FKUB

merekomendasikan untuk melepas empat puluh tujuh orang yang diamankan oleh

aparat serta menjemput kembali penduduk yang mengungsi ke Tapanuli Tengah,

hal tersebut dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat akan

kondisi aman di Kabupaten Aceh Singkil.

Kapolda Aceh dan Pangdam IM mengambil alih penuh proses meredam

konflik karena melihat Pemerintah Aceh Singkil sudah tidak mampu

menanggulangi konflik ini. Pada akhirnya disepakati kesepakatan yang dihasilkan

dari tanggal 12 Oktober dimana akan ada sepuluh Gereja yang akan ditertibkan

dengan cara dirobohkan dan empat belas diantaranya diberikan kesempatan untuk

mengurus administrasi perizinannya. Kapolda Aceh dan Pangdam IM saat itu

bertugas hanya sebagai fasilitator yang menjembatani komunikasi antar pihak-

pihak yang terlibat dalam konflik yaitu umat Muslim, Pemerintah Aceh Singkil,

umat Kristen.19

A.3 Fase Tampilnya Aparatur Kabupaten Aceh Singkil 19 Oktober 2015

Setelah kesepakatan tanggal 12 Oktober tersebut disepakati berdasarkan hak

otonom dari Kabupaten Aceh Singkil Kapolda Aceh dan Pangdam IM

menyerahkan perihal eksekusi hasil kesepakatan tersebut kepada Pemerintah

Kabupaten Aceh Singkil.

19

Wawancara dengan Irjen. Pol. Purn. Husein Hamidi, pada tanggal pada tanggal 26 Mei

2017.

Page 77: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

63

Pihak ummat Kristen merasa dirugikan karena dari kesepakatan tanggal 12

Oktober 2017 itu gereja yang ditertibkan dengan cara dirobohkan tidak sesuai

dengan kebutuhan mereka. Ada 14 gereja yang diberi kesempatan untuk

mengurusi adminstrasi perizinannya akan tetapi dari empat belas tersebut hanya

sebelas gereja yang memenuhi syarat sesuai amanat Pergub Aceh No.25 tahun

2007 seperti GKPPD Siatas yang penggunanya mencapai dialihkan ke GKPPD

Guha, GKPPD Sanggar Beru dialihkan ke GKPPD situbuh-tubuh sedangkan

ketika proses pelengkapan administrasi yang dipandu oleh FKUB Kab. Aceh

Singkil GKPPD Situbuh-tubuh dan GKPPD Guha tidak memenuhi syarat kedua

Gereja ini tidak lulus ferifikasi data berdasarkan Pergub Aceh No. 25 tahun 2007

ini yang amat membuat pihak kristen kecewa terhadap pemerintah.20

Pihak gereja GKPPD Sanggaberu tetap mencoba mengurusi perihal

administrasi perijinan untuk memperoleh rekomendasi pembangunan rumah

ibadat. Ketika syarat sudah lengkap dan proposal diajukan FKUB Aceh Singkil

tidak bisa berbuat apa-apa mereka tetap mengarah kepada kesepakatan 12 Oktober

2015 bahwa nama GKPPD Sanggaberu tidak termasuk kedalam empat belas

gereja yang diberikan waktu untuk mengurusi administrasi perizinannya.21

Setelah disepakati kesepakatan tersebut barulah FKUB melakukan

sosialisasi tentang proses administrasi untuk mendapatkan rekomendasi dari

FKUB Aceh Singkil kepada panitia-panitia pembangunan gereja tersebut.

20

Wawancara dengan Pak Norim Berutu (Jemaat GKPPD Siatas ) pada tanggal 06 Mei

2017. 21

Wawancara dengan Pak Boas Tumangger (Jemaat GKPPD Sanggaberu) pada tanggal 09

Mei 2017.

Page 78: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

64

FKUB Aceh Singkil turut merangkul seluruh elemen institusi yang ada

didalam Pemerintahan Aceh Singkil. Tak terkecuali dalam hal pembentukan tim

verifikasi data yang melibatkan aparatur sipil negara (ASN) dari BPS dan Dinas

Pencatatan Sipil Kab. Aceh Singkil.

A.4 Mediasi Konflik

Dalam Ilmu-Ilmu Sosial, dikenal dua pendekatan yang saling bertentangan

untuk memandang masyarakat. Kedua pendekatan ini meliputi struktural-

fungsional (konsensus) dan pendekatan struktural-konflik.22

Bila pendekatan

konsensus itu diartikan dengan masyarakat yang berbeda tetapi berhubungan

secara fungsional, berbeda halnya dengan pendekatan konflik dimana ada

masyarakat yang berbeda dan saling bertentangan.

Pada dasaranya konflik yang mengandung kekerasan terjadi pada

masyarakat yang belum memiliki konsensus, beginilah situasi di Aceh Singkil

Tahun 2015. Konsensus paska tragedi 2015 terkesan bersifat sementara hal ini

dapat dilihat hingga saat inipun masih ada salah satu pihak yang merasa seperti

tidak diakomodir kepentingannya.

Kapolda dan Pangdam IM saat itu melakukan tugasnya yaitu pemulihan

kondisi, melalui tiga pendekatan yang dipaparkan oleh Syamsu rizal panggabean

maka dapat diartikan bahwa dalam menangani konflik pendekatan kekuatan yang

digunakan karena aparat militer dengan otoritasnya sebagai aparat negara lebih

leluasa melakukan tekanan-tekanan kepada pihak manapun tanpa harus melihat

kepentingan semua pihak. Untuk meredam konflik dalam jangka waktu pendek

pendekatan berbasis kekuatan ini memang ampuh, tapi mengingat kelemahan-

22

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik , 8th ed. (Jakarta: PT Grasindo,2010), h. 190.

Page 79: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

65

kelemahan yang akan berdampak dari pengaplikasian pendekatan tersebut

hendaknya ini menjadi acuan bersama untuk menyelesaikan permasalahan ini tak

terkecuali FKUB Aceh Singkil.

Pihak Kristen masih terus menyayangkan tindakan Pemerintah Aceh Singkil

yang melakukan penertiban beberapa gereja mereka dengan cara pembongkaran,

menurut mereka ada beberapa gereja yang dipaksakan untuk masuk kedalam

daftar nama gereja yang dibongkar seperti GKPPD Sanggar Beru dan GKPPD

Siatas. sedangkan jemaat GKPPD Sanggar beru dan GKPPD Siatas masing-

masing akan dialihkan ke GKPPD Situbuh-tubuh dan GKPPD Guha.23

Yang lebih disayangkan lagi ialah ketika proses pelengkapan administrasi

sebagai syarat untuk memperoleh rekomendasi dari FKUB dan memperoleh IMB

ternyata GKPPD Situbuh-tubuh dan GKPPD Guha tidak memenuhi syarat

berdasarkan Pergub Aceh No. 25 Tahun 2007.

Hingga tahun 2017 GKPPD Siatas dan GKPPD Sangga Beru tidak ada

kejelasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan mereka dalam beribadat, dan

dimulai dari proses pembongkaran tersebut kedua gereja ini hanya mengandalkan

tanah kebun milik warga disana mereka bahu-membahu membangun tenda yang

sekilas memang tidak layak untuk dikatakan sebagai rumah ibadat.

Kapolda Aceh dan Pangdam IM saat itu ditugaskan oleh pemerintah pusat

melalui KAPOLRI untuk mengembalikan kekondusifan situasi Aceh Singkil

paska tragedi 13 Oktober 2015. Kapolda Aceh dan Pangdam IM hanya

mengaplikasikan kesepakatan yang dibuat oleh pemerintah Aceh Singkil tanggal

23

Wawancara dengan Pak Budiman Berutu (Anggota FKUB perwakilan dari Protestan)

pada tanggal 09 Mei 2017.

Page 80: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

66

12 Oktober 2015, penjelasan carut marut perjanjian tersebut akan penulis jelaskan

pada bagian selanjutnya. Sedangkan untuk perihal eksekusi dan peremasalah

teknis Kapolda Aceh dan Pangdam IM menyerahkan kembali kepada Pemerintah

Aceh Singkil. Kapolda Aceh dan Pangdam IM hanya menekan kelompok Islam

untuk menghentikan tekanan-tekanan dan meredam kelompok Kristen untuk

sedikit menurunkan tensinya agar kekondusifan di Aceh Singkil kembali tercipta.

Pemaparan dinamika konflik bermaksud agar terlihat secara gamblang

dimana letak FKUB Aceh Singkil ketika konflik telah termanifestasi dan pada

saat proses penyelesaiaan, pemaparan dinamika konflik diatas merupakan bentuk

penjelasan dari model yang ditawarkan oleh Louis R. Pondy kemudian dikenal

dengan “Pondys Model of Organizational Conflict”24

conflict yang berkembang

melalui beberapa fase.

Fase laten dapat tergambarkan pada fase setelah kejadian tahun 2012 yakni

dengan adanya penyegelan terhadap gereja yang dilakukan oleh pemerintah

setempat dan tidak ada upaya tindak lanjut, menyebabkan kasus tersebut tidak

berujung, hingga pada waktunya memasuki fase persiapan konflik ditahun 2015

konflik dengan permasalahan yang sama yakni masalah perijinan pendirian

rumah ibadat kembali terkonsepsi hal ini dapat dilihat dengan upaya

memobilisasi masa oleh salah satu kelompok. Aktor konflik mulai mengkonsepsi

keadaan mengadakan propaganda tentang rumah ibadat (gereja) ilegal.

24

Jakiatin Nisa,”Resolusi Konflik Dalam Perspektif Kounikasi,” Salam Jurnal Sosial dan

Budaya Syar’i. Vol. II No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1459 - 663, h.22.

Page 81: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

67

Fase tersebut berlanjut kepada arah konflik mulai termanifestasi hal ini

dapat dilihat dengan adanya, penggerakan massa hingga kelompok dari terjadinya

demosntrasi hingga berujung pembakaran gereja pada Oktober 2015.

Pada proses penyelesaiaan konflik tersebut, masih menggunakan

pendekatan kekuatan dimana ketaatan pada otoritas tertinggi masih dipakai dan

pengambilan keputusan secara sepihak, dalam proses penyelesaiaan tersebut

kehadiran militer dan aparat keamanan negara (TNI dan POLRI). Setelah

kehadiran militer dan aparat keamanan tersebut situasi kembali kondusif baru

setelah itu segala penyelesaiaan diserahkan dan diambil alih kembali oleh

pemerintah setempat beserta FKUB Aceh Singkil.

B. Peran FKUB Aceh Singkil

B.1 Implementasi Kebijakan Pendirian Rumah Ibadat di Aceh Singkil

Pengaturan pendirian rumah ibadat bukanlah intervensi negara atau

pemerintah terhadap agama, melainkan bersifat pengadministrasian semata.25

Kelengkapan administrasi inipun bukan yang tertera didalam PBM saja, akan

tetapi masalah teknis harusnya menjadi syarat-syarat bagi pembangunan rumah

ibadat.

Keseriusan pemerintah pusat dalam mengupayakan terciptanya kerukunan

nasional memang bisa dilihat dari penerapan PBM No.8 dan 9 Tahun 2006 itu

sendiri. Seiring dengan diberlakukan PBM No. 8 dan 9 tahun 2006 banyak

muncul ketidaksamaan pemahaman dalam membaca dan menafsirkan PBM.26

Hal

25

Tim puslitbang KEMENAG R.I, Kasus-Kasus Aktual Hubungan Antar Umat Beragama

di IndonesiaI (Jakarta: Puslitbang kehidupa keagaamaan balitbang kemenang R.I,2015), h. 4. 26

BALITBANG dan Diklat DEPAG R.I, Buku tanya jawab Peraturan Bersama Menteri

Agama dan Menteri Dalam Negeri NO.9 tahun 2006 No.8 tahun 2006 tentang pedoman

pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat

Page 82: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

68

ini dinilai berbahaya dalam proses implementasi kebijakan apabila tidak terjadi

ketidaksamaan pemahaman yang akan mempengaruhi proses pelaksaan pada

setiap lembaga yang bertindak sebagai pelaksana.

Dalam cakupan konflik yang terjadi di Aceh Singkil sebenarnya

pemahaman meliputi ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan,

komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksana, karakteristik badan

pelaksana sesua dengan pendekatan implementasi kebijakan publik model Van

Meter dan Van Horn sudah teraplikasikan dengan baik. Karena memang didalam

tubuh keorganisasian (kepersonaliaan) FKUB Aceh Singkil kebanyakan adalah

mantan-mantan praktisi birokrasi yang memang memahami seluk beluk birokrasi

negara.27

Pemahaman FKUB Aceh Singkil terhadap pergub aceh tersebut dapat

terlihat dari rekomendasi dan proses pengeluaran rekomendasi tersebut

dikeluarkan. Setidaknya ada sebelas rekomendasi rumah ibadat yang dikeluarkan

FKUB Aceh Singkil28

. Dikeluarkannya rekomendasi tersebut berdasarkan amanah

pergub aceh no. 25 tahun 2007.

Komunikasi yang terjalin antar institusipun dirasa sangat baik seperti saat

proses verifikasi data pelengkapan administrasi keempat belas gereja yang diberi

kesempatan untuk mengurusi izinnya, FKUB Aceh Singkil berinisiatif mengajak

seluruh elemen Pemerintah Aceh Singkil untuk bersmusyawarah dan

beragama pemberdayaan forum kerukunan umat beragama dan pendirian rumah ibadat (Jakarta:

T.pn, 2007), h. Vi

27

Wawancara dengan Pak Azman, SH (Sekretaris KESBANGPOL LINMAS Kab. Aceh

Singkil), pada tanggal 07 Mei 2017. 28

Wawancara dengan Pak Salihin, MA ( KEMENAG Kab. Aceh Singkil), pada tanggal 08

Januari 2018.

Page 83: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

69

menghasilkan sebuah kesepakatan dengan dibentuknya tim khusus investigasi

data yang diperbantukan dari BPS dan Dinas Pencatatan Sipil Kab. Aceh Singkil.

FKUB Aceh Singkil amat terbantu dengan adanya dewan penasehat FKUB yang

ikut serta membantu FKUB Aceh Singkil dalam menjaga komunikasi yang baik

dengan Kepala Daerah dan seluruh elemen Pemerintahan Aceh Singkil.29

Sumber-sumber kebijakan FKUB Kab. Aceh Singkil sendiri masih sangat

minim dalam hal pemenuhan fasilitas penunjang kerja. Hal tersebut bila dilihat

dari pendekatan implementasi kebijakan publik juga akan berpengaruh kepada

kinerja FKUB Aceh Singkil. Akan tetapi dalam keterbatasan itu FKUB telah

berupaya menjalankan amanat dari PBM No.8 dan 9 tahun 2007 serta Pergub

Aceh No.25 tahun 2007. Begitupun kegiatan-kegiatan penunjang untuk menjamin

kerukunan kehidupan beragama.

Berdasarkan pendekatan kecenderungan pelaksana (Implementors) FKUB

Kab. Aceh Singkil di satu sisi sudah bertindak sangat sportif dengan tidak

menghiraukan tekanan-tekanan dari kelompok penekan yang mayoritas berasal

dari kelompok Islam bahkan dari beberapa anggota FKUB yang mewakili Agama

Islam yang masih mempermasalahkan ketika sebelas rekomendasi30

pendirian

Gereja hendak dikeluarkan. Ini bentuk ketegasan Ketua FKUB Aceh Singkil yang

menitik beratkan pengeluaran rekomendasi yang ada tersebut sudah tidak bisa

29

Wawancara dengan Pak Ramlan (Ketua FKUB Aceh Singkil) pada tanggal 05 Mei 2017. 30

Dalam kesepakatan 12 Oktober 2015 terdapat 14 gereja yang akan diberikan kesempatan

mengurus administrasi perizinannya dan 10 diantaranya akan ditertibkan dengan cara dirobohkan,

saat perjalanan ferifikasi data oleh tim yang telah ditunjuk terdapat 2 gereja yang tidak memenuhi

syarat dari PERGUB Aceh No.25 tahun 2007 yang akhirnya tetap dirobohkan dan 1 diantaranya

sudah memiliki izin sejak zaman penjajahan Belanda. Maka rekomendasi yang dikeluarkan oleh

FKUB Aceh Singkil hanya 11 rekomendasi bagi gereja yang memenuhi syarat yang tercantum

dalam PERGUB tersebut.

Page 84: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

70

dianulir atau tidak perlu ditinjau ulang akan adanya pengeluaran sebelas

rekomendasi tersebut karena sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati

dan kesebelas Gereja tersebut sudah memenuhi syarat yang tertuang didalam

Pergub Aceh No.25 Tahun 2007.31

Kesepakatan tersebut bukanlah hasil dari kebijakann Pergub Aceh No.25

Tahun 2007 ataupun turunan dari PBM No. 8 dan 9 tahun 2006. Kesepakatan

tersebut dibuat dan disepakati oleh umat islam, karena dalam forum terciptanya

kesepakatan tersebut perwakilan dari umat Kristen tercatat tidak berada didalam

forum ketika forum berlangsung. Forum tersebut dipimpin oleh Bupati Aceh

Singkil tanggal 12 Oktober 2015 setelah kesepakatan tersebut disepakati oleh

kedua belah pihak yang dijembatani oleh Kapolda Aceh dan Pangdam IM

kesepakatan tersebut diapalikasikan untuk menjadi salah satu acuan yang paling

mempengaruhi pengeluaran rekomendasi kesebelas gereja di Aceh Singkil oleh

FKUB setempat.

Kecenderungan pelaksana (Implementor) seperti yang telah penulis jabarkan

diatas yang kemudian dapat diartikan kedalam pendekatan yang diberikan oleh

Van Meter dan Van Horn sebagai tanggapan akan adanya kesetiaan-kesetiaan

ekstra organisasi atau hubungan-hubungan yang ada dan yang lebih disenangi.32

Kecenderungan yang muncul ini tidak bisa kita abaikan karena FKUB Aceh

Singkil dalam perjalanan mengimplementasikan kebijakan Pergub Aceh tersebut

mempunyai hubungan secara struktural (hirarki) dalam birokrasi, dan semua

31

Wawancara dengan Pak Budiman Berutu (anggota FKUB perwakilan dari Protestan)

pada tanggal 09 Mei 2017. 32

Budi Winanro, Kebijakan Publik Teori dan Proses, 1st ed. (Jakarta: Media Pressindo,

2007), h. 166.

Page 85: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

71

unsur institusi lembaga pemerintah yang ada ditubuh Pemerintah Aceh Singkil,

apalagi kesepakatan tersebut lahir dari forum yang dipimpin oleh Bupati Aceh

Singkil.

B.2 Transformasi Kebijakan Pendirian rumah ibadat di Aceh Singkil

Hadirnya negara sebagai penentu kebijakan, menertibkan ketertiban sipil

dan keamanan merupakan dambaan yang sangat ideal dinegara manapun. Negara

memiliki wewenang dalam menyusun regulasi dan menegakkannya dengan aparat

keamanan.33

Konflik yang terjadi Di Aceh Singkil sudah terjadi dari fase Orde Baru

(1970an-1998), fase transisi demokrasi (1998-2004), hingga fase demokrasi baru

(2004- sekarang). Bila kita melihat dari ketiga fase ini fase transisi demokrasi

dirasa wajar bila tumbuh dan berkembangnya konflik yang telah menjamur karena

memang pada fase ini upaya konsolidasi demokrasi sedang berjalan jadi situasi

politik masih chaos belum lagi munculnya fragmentasi sipil. Itulah Penyebab

keran konflik cenderung terbuka dan sulit dikendalikan ditambah lagi pemimpin

direzim yang baru belum menemukan pijakan politik yang bisa absah diterima

oleh semua kelompok politik untuk melembagakan konflik politik yang muncul.34

Konflik di Aceh Singkil Tahun 2015 merupakan permasalah yang sudah

dimulai dari tahun 1979 sebenarnya bila melihat penjelasan dalam bab ini jelas

akar permasalahannya merupakan permasalahan perizinan pendirian rumah ibadat

kembali meletus pada tahun 2015 ini merupakan pengulangan fase-fase

33

Ikhsan Ali Fauzi dkk, Kontroversi Gereja di Jakarta (Yogyakarta: CRCS,2011), h. 26. 34

Kris Nugroho, “Konsolidasi Demokrasi,” Masyarakat, Kebudayaan dan Politik , Th

XIV, No 2, April 2001, 25-34, h. 28.

Page 86: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

72

sebelumnya dan membuktikan bahwa dalam periode tahun 2012 hingga kembali

terjadi tahun 2015, pada akar permasalahan dari konflik ini belum pernah

terselesaikan.

Pemberlakuan PBM No. 8 dan 9 Tahun 2006 serta aturan turunan dari

Pergub Aceh No.25 Tahun 2007 di Aceh sebenarnya merupakan jawaban dari

permasalahan ini dan FKUB menjadi garda terdepan sebagai agen yang harus

menjamin tegaknya kebijakan ini sesuai amanat dari PBM itu sendiri dalam upaya

mewujudkan kerukunan kehidupan beragama. Akan tetapi carut marut penegakan

aturan terkait pendirian rumah ibadat di Aceh Singkil ternyata terlihat berbeda.

Penerapan regulasi negara dalam hal ini PBM dan Pergub Aceh tersebut

bertranformasi dengan adanya regulasi sosial, seperti adanya kesepakatan-

kesepakatan yang meniadakan kepentingan bersama dengan kata lain kesepakatan

tersebut lahir karena adanya tekanan-tekanan sosial.

Regulasi negara dan regulasi sosial ini sebenarnya bisa berjalan beriringan

akan tetapi di Aceh Singkil regulasi sosial malah menjajaki regulasi negara.

Seperti halnya penertiban GKPPD Siatas dan GKPPD Sangga Beru kedua gereja

tersebut secara administrasi apabila disesuaikan dengan Pergub Aceh No. 25

tahun 2007 telah memenuhi syarat untuk mendirikan gerejanya, akan tetapi

karena hasil dari regulasi sosial (kesepakatan), kedua gereja tersebut tetap

ditertibkan dengan cara dibongkar.

“kesepakatan itu udah dikeluarkan dan sudah menjadi hal yang mesti dilaksanakan,

FKUB tetap keluarkan itu rekomendasi tapi kan rekomendasi gereja yang

dikeluarkan cuma gereja-gereja yang yang ada didalam kesepakatan itulah kan.

Baru itu data nanti dicek lagi pake Pergub itu itu kan amanah Pergub Aceh.

Page 87: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

73

Makanya ada gereja yang di dalam kesepakatan itu ga dikasih rekomnya karena

gak bisa lengkapi syarat dari pergub itu”35

.

Sebagai implementors dari Pergub Aceh dan PBM FKUB Aceh Singkil

merupakan pasukan garda terdepan didalam pelaksanaan menjaga kerukunan

kehidupan beragama di Aceh Singkil. Saat konflik meletus FKUB Aceh Singkil

tidak tampak taringnya.36

Hal tersebut disebabkan oleh dinamika konflik yang

begitu besar hingga FKUB tidak dapat melangkah kemanapun saat konflik terjadi

keadaan pada saat itu sangat chaos.

Disepakatinya kesepakatan tanggal 12 Oktober tersebut memunculkan

keprihatinan dalam diri Ketua FKUB Aceh Singkil menurutnya kesepakatan

tersebut sedikit memaksa Umat Kristen agar dapat menggabung gerejanya

menjadi satu dengan gereja lain. Penggabungan ini tidak bisa diterima oleh Umat

Kristen sendiri karena antar gereja yang digabung tersebut berbeda cara

beribadatnya walaupun secara keimanan tetap menyembah tuhan hal tersebut

telah menjadi kesepakatan dan menjadi harga mati untuk dilaksanakan.

Kecenderungan FKUB dalam mengimani kesepakatan 12 Oktober juga

tidak bisa dianulir dikemudian hari karena didalam kesepakatan itu Bupati Aceh

Singkil hadir dalam forum tersebut dan ikut menyepakatinya.“apalah kita bilang

dek kita juga ga bisa buat apa-apa untuk ini karena kesepakatan sudah dibuat ya

kita menjalankan aja gak mungkin kita melawan pak Bupati kan ?”.37

35

Wawancara dengan Pak Azman, SH (Sekretaris KESBANGPOL LINMAS Kab. Aceh

Singkil) 36

Wawancara dengan Sdr. Azwar (Sekretaris FKUB Aceh Singkil) 37

Petikan wawancara dengan Pak Ramlan (Ketua FKUB Aceh Singkil) pada tanggal 05

Mei 2017.

Page 88: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

74

FKUB Aceh Singkil pun menyayangkan nasib dari sebelas gereja yang

telah dikeluarkan surat rekomendasinya akan tetapi masih tertahan untuk

mendapatkan IMB, hingga saat ini memang tidak ada satupun gereja di Aceh

Singkil yang mengantongi izin walaupun amanat dari PERGUB No.25 tahun

2007 telah dipenuhi oleh pihak gereja yang diberikan kesempatan untuk

mengurusi IMBnya.

Pendekatan yang dijadikan CRF (Center Religious Freedom) pada point

tiga membuktikan bahwa dengan adanya dinamika dan konvensi sosial dapat

membatasi kebebasan beragama. Seharusnya pengimplementasian Pergub Aceh

No. 25 tahun 2007 dapat menjadi konsensus bagi pendirian rumah ibadat di

Provinsi Aceh terutama Kabupaten Aceh Singkil.

C. Hambatan dan Pendukung FKUB Kab. Aceh Singkil dalam

Menjalankan Tugas

C.1 Hambatan-Hambatan

Dalam mengemban tugas FKUB menemui berbagai hambatan seperti:

Pertama, konflik yang telah melibatkan unsur fisik menjadi hambatan utama bagi

FKUB menangani konflik tersebut. Keterbatasan tersebut menyangkut dengan

kekuatan FKUB yang memang belum kuat ketika dihadapkan dengan konflik

tersebut. Kedua, prasarana penunjang yang tidak memadai seperti belum

terpenuhinya kebutuhan sekretariat resmi yang khusus untuk memusatkan

informasi FKUB Aceh Singkil, sarana transportasi bagi FKUB Aceh Singkil yang

belum ada menyebabkan terhambatnya tugas dari FKUB dalam

mengkomunikasikan bahkan saat terjun kelapangan tetap harus menunggu

rombongan dari pemerintah setempat agar mendapatkan sarana transportasi.

Page 89: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

75

Ketiga, jarak antar kecamatan yang memang berjauhan hingga sulit dalam

mengumpulkan anggota FKUB apabila terdapat pembahasan yang harus cepat

diselesaikan terkait isu-isu kerukunan di Aceh Singkil. Percobaan menggunakan

alat komunikasipun tidak menjawab karena kekhawatiran akan adanya kesalah

pahaman dalam mengartikan isi konten yang akan disampaikan nantinya.

C.1 Pendukung

Selain menemukan hambatan dalam bertugas, FKUB Aceh Singkil

menemukan kemudahan dalam melaksanakan tugasnya seperti: Pertama,

kehadiran Kapolda Aceh dan Pangsam IM dalam mengkondusifkan situasi paska

tragedi tersebut berlangsung karena FKUB Aceh Singkil tidak mempunyai

kekuatan untuk bisa sampai terjun sejauh apa yang dilakukan oleh Kapolda dan

Pangdam IM melihat konflik tersebut telah melibatkan unsur-unsur fisik. Kedua,

sikap yang komunikatif yang ditunjukkan oleh seluruh lembaga yang ada

dilingkungan kerja Pemerintahan Aceh Singkil. Ketiga, sikap kooperatif yang

ditunjukkan oleh setiap panitia pembangunan Gereja memudahkan anggota FKUB

Aceh Singkil dalam menyelesaikan proses administrasi perizinan pendirian rumah

ibadat.

Page 90: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehadiran negara pada hakikatnya adalah untuk menenteramkan

masyarakatnya, kehadiran negara juga dapat menertibkan ketertiban sipil. Negara

menjadi unsur yang paling penting dalam melindungi kebebasan beragama, dan

yang tidak terlupakan ialah terjaminnya hak mendirikan rumah ibadat. Menyusun

kebijakan sudah menjadi tugas negara dan mengakkannya dengan unsur aparat

keamanan. Negara dengan unsur regulasi yang matang dan aparat keamanan yang

kuat senantiasa akan mampu menekan angka kelompok-kelompok untuk

melakukan tindakan sepihak. Untuk melihat bagaimana peran negara menjadi

penengah saat konflik dalam konteks konflik sengketa rumah ibadat yang menitik

beratkan pada Peran FKUB Kabupaten Aceh Singkil Dalam Menangani Konflik

Sengketa rumah ibadat Tahun 2015 di Kabupaten Aceh Singkil: Pendekatan

Kebijakan Publik.

Berlandaskan pada tema besar di atas maka penulis menyimpulkan

penulisan skripsi ini sebagai berikut:

1. Konflik yang terjadi di Aceh Singkil tahun 2015 merupakan konflik sosial

bernuansa agama dengan akar permasalahan konflik tersebut ialah perijinan

pendirian rumah ibadat.

2. Penyelesaian konflik tersebut masih menggunakan pendekatan kekuatan,

yakni menggunakan otoritas militer terhadap sipil. Dalam penanganan

konflik di Aceh Singkil pada tahun 2015 FKUB Aceh Singkil berperan

Page 91: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

77

penting dalam mengeluarkan rekomendasi sebagai wujud penyelesaian

konflik tersebut, tetapi dalam proses penanganan konflik tersebut ada

beberapa unsur penting yang sangat membantu peran FKUB seperti

hadirnya negara di sana melalui keterlibatan pihak keamanan yang berhasil

menengahi konflik secara langsung.

3. FKUB Aceh Singkil telah mengeluarkan sebelas rekomendasi terhadap

gereja-gereja tersebut sesuai dengan amanat Pergub Aceh No.25 tahun

2007, dalam mengeluarkan rekomendasi tersebut FKUB Aceh Singkil masih

dipengaruhi oleh regulasi sosial yang tertuang dalam kesepakatan tanggal 12

Oktober 2015. Pengimplementasian amanat pergub yang dilakukan oleh

FKUB Aceh Singkil hanya berlaku kepada gereja-gereja yang tertera dalam

kesepakatan tersebut. FKUB Aceh Singkil tidak mempunyai kekuatan untuk

menganulir kesepakatan tersebut, karena kesepakatan tersebut disepakati

oleh para tokoh masyarakat dan tokoh agama serta Bupati Aceh Singkil saat

forum tersebut dilaksanakan. Hal ini menunjukkan pengimplementasian

Pergub Aceh No. 25 Tahun 2007 belum maksimal di Kabupaten Aceh

Singkil.

B. Saran

Konflik yang telah berulang kali terjadi harusnya menjadi cambukan kepada

pemerintah daerah ataupun pusat untuk bisa duduk bersama dan mencari solusi

dari konflik yang sudah berulang kali terjadi di Aceh Singkil. Konflik ini muncul

kembali ditahun 2015 stelah sekian lama pernah meletus di tahun 2001 dan di

tahun 1979. Dari periode tahun ketahun tersebut bisa dilihat bahwa permasalahan

yang menjadi isu hingga bergerak kepada proses memobilisasi massa adalah

Page 92: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

78

sama, tertibkan gereja yang tidak berijijn, bongkar gereja, setelah itu muncul isu

konversi agama yang diangkat seperti halnya kristenisasi.

Diera deomokrasi yang sudah sestabil ini sudah selayaknya penyelesaian

konflik tidak berbasis kekuatan atau bahkan otoritas kembali dipakai,

penyelesaian konflik berbasis kekuatan hanya akan menghasilkan win and lose

ketika ini terjadi maka akan ada sebagian kelompok yang merasa semakin tidak

diakomodir dan akan membangun lini massa yang tidak terduga nantinya.

Penulis ingin memberi rekomendasi kepada pihak-pihak terkait termasuk

FKUB Aceh Singkil :

1. FKUB Aceh Singkil merekomendasikan kepada pemerintah setempat untuk

mengagendakan safari kesetiap rumah ibadat antar umat beragama setiap

seminggu sekali, karena cara tersebut dapat mengokohkan kembali posisi

FKUB dan menambah rasa percaya masyarakat terhadap pemerintah

sekaligus meredam isu-isu yang berkembang ditengah masyarakat terkait

kerukunan antar umat beragama. Cara tersebut harus dilakukan secara

berkala dengan mengedepankan proses dialog dalam nuansa kekeluargaan.

2. Isu keagamaan sangat mudah memunculkan konflik kepermukaan, untuk itu

perlu adanya pelatihan-pelatihan mediasi kepada pengurus FKUB seluruh

Aceh tidak terkecuali FKUB Aceh Singkil, karena persinggungan kehidupan

antar umat beragama di Aceh begitu besar terutama Aceh Singkil.

3. Umat Kristen sudah seharusnya melalui perwakilannya yang menjadi

anggota pengurus FKUB dapat berkomunikasi dan memperoleh informasi

setidaknya bagaimana cara mengambil hati dari kelompok-kelompok yang

Page 93: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

79

tadinya menentang keberadaan gerejanya untuk melakukan pendekatan

dengan cara prefentif.

4. Hadirnya regulasi sosial sebenarnya sudah membuka upaya dialog antara

kedua belah pihak, situasi dan kondisi pasca konflik pada Oktober 2015

berangsur pulih untuk mencapai konsensus dan terciptanya kedamaian di

Aceh Singkil maka FKUB dapat menjadi agen dalam menerapkan

pengangan konflik berbasis kepentingan.

5. Pemerintah bersama perangkatnya termasuk FKUB hendaknya saling bahu

membahu menggalakkan kembali kearifan lokal yang setadinya memang

tercipta untuk menanggulangi konflik perbedaan dan bernuansa agama di

Aceh Singkil seperti budaya makan bersama yang sudah mulai ditinggalkan

oleh masyarakat setempat.

Page 94: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Anderson, James E. 2014. Public Policy Making. New York: Cengage Learning.

Badan Pusat Statistik Aceh. 2015. Aceh Singkil dalam Angka No. Katalog BPS:

1102001.1102 ISSN: 2302-4089 2015. Aceh Singkil: Badan Pusat Statistik

Kabupaten Aceh Singkil.

Budiarjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

DEPAG RI, Balitbang dan DIKLAT. 2007. Buku Tanya Jawab Peraturan

Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.9 Tahun 2006 dan

No. 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat

Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan

Pendirian Rumah Ibadat Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Departemen

Agama RI.

Fisher, Simon. 2001. Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk

Bertindak. Jakarta: SMK Grafika Desa Putra.

Fauzi, Ihsan Ali. 2011. Kontroversi Gereja di Jakarta. Yogyakarta: CRCS.

Gerry, Klinken Van. 2010. Lima Penggerak Bangsa yang Terlupa: Nasionalisme

Minoritas Kristen. Yogyakarta: LKIS.

Galtung, Johan. 2005. Mencari Solusi yang Ampuh Bagi Konflik. Jakarta: Yayasan

Obor.

Islamy, M.Irfan. 1988. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara.

Jakarta: Bina Aksara.

Isre, Moh.Soleh. 2003. Konflik Etno Religius Indonesia Kontemporer. Jakarta:

Departemen Agama.

Johnson, Doyle Pau. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia

Pustaka.

KEMENANG RI, Puslitbang. 2014. Resolusi Konflik Keagamaan di Berbagai

Daerah. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan

Diklat Kementerian Agama RI

KEMENAG RI, Tim Puslitbang. 2015. Kasus-Kasus Aktual Hubungan Antar

umat Beragama di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan

Balitbang Kemenang RI.

Page 95: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

xiv

Mcdaniel, R Edwin. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba

Humanika.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Noor, Juansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis,Desertasi dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana

Nugroho, Riant. 2014. Public Policy, Teori, Manajemen, Dinamika, Analisa,

Konvergensi dan Kimia Kebijakan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Panggabean, Rizal dan Ihsan Ali-Fauzi. 2013. Pemolisian Konflik Keagamaan di

Indonesia. Jakarta: PUSAD Paramadina.

Rauf, Maswadi. 2000. Konsensus Politik (Sebuah Penjajagan Teori). Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Rahmadi, Takdir. 2011. Mediasi Penyelesaian sengketa melalui pendekatan

mufakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sutina dan Bagong Suyanto. 2008. Metode penelitian sosial:berbagai alternative

pendekatan. Jakarta: Kecana Prenada Media Group.

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama..

Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo.

Tim Proyek Pembinaan Kerukunan Hidup Beragama. 1983. Dinamika Kerukunan

Kehidupan Beragama di Daerah “Laporan Observasi 1979/1980” Proyek

Pembinaan Kerukunan Hidup Beragama Departemen Agama. Jakarta:

Departemen Agama RI.

Tim CRCS. 2008. Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia Tahun

2008. Yogyakarta: Program Studi Agama dan Lintas Budaya CRCS sekolah

pascasarjana UGM.

Tim The Wahid Institute. 2014. Laporan Tahunan Kebebasan

Beragama/Berkeyakinan dan Intoleransi 2013. Jakarta: The Wahid Institute.

Wirawan, I Wayan Ardhi. 2016. Konflik dan Kekerasan Komunal: Komunitas

Hindu di Nusa Tenggara Barat Pasca Otonomi. Yogyakarta:

Deepublish/publisher.

Winarno, Budi. 2007. Kebijaka Teori: Teori dan Proses. Jakarta: PT Buku Kita.

------. 2014. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus. Yogyakarta: CAPS.

Z.Rubin, Jeffrey dan Dean G.Pruit. 2009. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Page 96: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

xv

Karya Ilmiah

Kirom, Abdul. 2015. Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

Dalam Merawat Kehidupan Umat Beragama. Tesis Pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga Program Studi Agama dan Filsafat Konsentrasi Studi

Agama dan Resolusi Konflik.

Syam, Adi Ridwan. 2014. Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

Kota Tangerang Selatan dalam Menangani Konflik Tempat Ibadat: Studi

Kasus Pembangunan Gereja Protestan Indonesia Barat Obor Banten

Serpong Utara. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jurnal

Nisa, Jakiatin. 2015. “Resolusi Konflik dalam Perspektif Komunikasi.” Salam

Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i Vol.II No.1. Juni 2015. ISSN:2356-1459-

16.

Nugroho, Kris. 2001. “Konsolidasi Demokrasi,” Masyarakat, Kebudayaan dan

Politik Th XIV,No 2, April 2001, 25-34.

Internet

Laporan Setara Intitute, Pelanggaran Kebebasan Beragama Meningkat pada 2015.

diakses pada 15 Mei 2016

http://nasional.kompas.com/read/2016/01/18/17250491/Laporan.Setara.Insti

tute.Pelanggaran.Kebebasan.Beragama.Meningkat.di.2015.

Panggabean, Syamsu Rizal. Penanganan Konflik Sosial Berlatarbelakang Agama:

Kekuatan, Hak, & Kepentingan. artikel diakses pada 12 Januari 2016 dari

http://crcs.ugm.ac.id/wp-

content/uploads/2015/01/10_Samsu_Rizal_Panggabean_penganganan_konfl

ik.pdf

Wawancara

Wawancara dengan Irjen. Pol. Purn. Husein Hamidi (Mantan Kapolda Aceh), 26

Mei 2017.

Wawancara dengan Pak Azman (Sekretaris KESBANGPOL LINMAS Kabupaten

Aceh Singkil), 07 Mei 2017.

Wawancara dengan Pak Azwar Ramnur (Tokoh Masyarakat Muslim- Sekretaris

FPI Aceh Singkil), 07 Mei 2017.

Page 97: PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42186... · 2018-10-29 · serta kakak kandung tercinta Susanti, SE (uning) ... Abang

xvi

Wawancara dengan Pak Boas Tumangger (Jemaat GKPPD Sanggar Beru) , 09

Mei 2017.

Wawancara dengan Pak Budiman Berutu (Anggota FKUB Aceh Singkil

Perwakilan Protestan), 09 Mei 2017.

Wawancara dengan Pak Darianto (Tokoh masyarakat Kampung Siatas), 06 Mei

2017.

Wawancara dengan Ibu Massa Berutu (Pengurus Gereja HKI Suka Makmur), 08

Mei 2017.

Wawancara dengan Pak Mustafa (Wakil Sekretaris FKUB Aceh Singkil), 05 Mei

2017.

Wawancara dengan Pak Nourim Berutu (Jemaat GKPPD Si Atas), 06 Mei 2017.

Wawancara dengan Pak Ramlan (Ketua FKUB Aceh Singkil), 05 Mei 2017.

Wawancara dengan Pak Salihin, MA (Kepala KEMENANG Kabupaten Aceh

Singkil), 08 Januari 2018.