Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

21
19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kewenangan Pemerintah Daerah Pemerintah daerah menurut Misdyanti dan Kartasapoetra 1 sebagai berikut : “Pemerintah daerah adalah penyelenggara pemerintah di daerah, dengan kata lain pemerintah daerah adalah pemengang kemudi dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah di daerah”. Jadi berdasarkan definisi di atas, pemerintah daerah adalah penyelenggara pemerintahan di daerah yaitu sebagai pelaksana semua kegiatan yang mengatur jalannya pemerintahan yang ada di daerah berdasarkan tugas dan fungsi pemerintah daerah. Sedangkan menurut Misdayanti dan R.G Kartasapoetra 2 fungsi pemerintah daerah sebagai berikut : 1. Fungsi Otonom Fungsi otonom dari pemerintah daerah adalah melaksanakan segala urusan yang telah diserahkan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang lebih tinggi tingkatannya. 2. Fungsi Pembantu Merupakan fungsi untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah oleh pusat atau pemerintah daerah tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskan. 3. Fungsi Pembangunan 1 Misdyanti dan kartasapoetra 1993. Fungsi Pemda dalam Pembuatan Perda. Jakarta. Bumi Aksara,hal 17 2 Ibid,hal 18

Transcript of Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

Page 1: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kewenangan Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah menurut Misdyanti dan Kartasapoetra1 sebagai

berikut :

“Pemerintah daerah adalah penyelenggara pemerintah di daerah, dengan

kata lain pemerintah daerah adalah pemengang kemudi dalam pelaksanaan

kegiatan pemerintah di daerah”.

Jadi berdasarkan definisi di atas, pemerintah daerah adalah

penyelenggara pemerintahan di daerah yaitu sebagai pelaksana semua

kegiatan yang mengatur jalannya pemerintahan yang ada di daerah

berdasarkan tugas dan fungsi pemerintah daerah. Sedangkan menurut

Misdayanti dan R.G Kartasapoetra2 fungsi pemerintah daerah sebagai berikut

:

1. Fungsi Otonom

Fungsi otonom dari pemerintah daerah adalah melaksanakan segala

urusan yang telah diserahkan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang

lebih tinggi tingkatannya.

2. Fungsi Pembantu

Merupakan fungsi untuk turut serta dalam melaksanakan urusan

pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah oleh pusat atau

pemerintah daerah tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggung

jawabkan kepada yang menugaskan.

3. Fungsi Pembangunan

1Misdyanti dan kartasapoetra 1993. Fungsi Pemda dalam Pembuatan Perda. Jakarta. Bumi Aksara,hal

17 2 Ibid,hal 18

Page 2: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

20

Fungsi ini untuk meningkatkan laju pembangunan dan menambah

kemajuan masyarakat.

4. Fungsi Lainnya

Selain ketiga fungsi diatas terdapat fungsi lainnya adalah sebagai berikut :

a. Pembinaan Wilayah

b. Pembinaan Masyarakat

c. Pemberian pelayanan, pemeriharaan serta perlindungan kepentingan

umum.

Jadi berdasarkan fungsi pemerintah daerah di atas dapat disimpulkan

bahwa pemerintah daerah harus melaksanakan segala urusan pemerintahan

yang telah diserahkan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang lebih

tinggi tingkatannya dengan meningkatkan laju pembangunan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Untuk itu pemerintah daerah harus

dapat membina wilayah dan membina masyarakat.

Adapun wewenang dan Tanggung jawab penyelenggara kesejahteraan

sosial adalah pemerintah dan pemerintah daerah menurut Pasal 25 UU No.

11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial meliputi:3

a. Merumuskan kebijakan dan programpenyelenggaraan kesejahteraan

sosial.

b. Menyediakan akses penyelenggaraan kesejahteraansosial.

c. Melaksanakanrehabilitasisosial,jaminansosial,pemberdayaansosial,da

n perlindungansosialsesuaidengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

d. Memberikan bantuansosial sebagai stimulan kepada masyarakat

yang menyelenggarakan kesejahteraansosial.

e. Mendorong danmemfasilitasi masyarakat sertadunia usaha dalam

melaksanakan tanggung jawabsosialnya.

f. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia di

bidangkesejahteraansosial.

g. Menetapkan standar pelayanan, registrasi,akreditasi, dan sertifikasi

3Republik Indonesia, Undang-Undang No.11 Tahun 2009, Bab V, Pasal 25.

Page 3: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

21

pelayanan kesejahteraansosial;

h. Melaksanakan analisis dan audit dampak sosialterhadap kebijakan

dan aktivitas pembangunan;

i. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitiankesejahteraansosial.

j. Melakukan pembinaandan pengawasan serta pemantauan dan

evaluasi terhadap penyelenggaraankesejahteraan sosial.

k. Mengembangkanjaringankerjadankoordinasilintas

pelakupenyelenggaraan kesejahteraan sosial

tingkatnasionaldaninternasionaldalampenyelenggaraan kesejahteraan

sosial.

l. Mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan kesejahteraan

sosial dalam Anggaran PendapatandanBelanjaNegara.

Wewenang dan tugas Pemerintah Kota Magelang juga merupakan

pelaksanaan dari layanan publik, sehingga hal tidak terlepas dari UU No. 25

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik khususnya pasal (4) yang berbunyi:

Penyelenggaraan pelayanan public berasaskan:

a. kepentingan umum

b. kepastian hokum

c. kesamaan hak

d. keseimbangan hak dan kewajiban

e. keprofesionalan

f. partisipatif

g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif

h. keterbukaan

i. akuntabilitas

j. fasilitas dan pelakuan khusus bagi kelompok rentan

k. ketepatan waktu

l. kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan

Dalam hal ini gelandangan yang berpenyakit jiwa memiliki kesamaan

hak dan berhak mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan publik.

Pelayanan yang diterima oleh gelandangan yang memiliki penyakit jiwa adalah

pelayanan dalam bidang jaminan social. Hal ini mengacu pada UU No. 25

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Pasal 5 ayat (1) dan (2) yang berbunyi:

Page 4: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

22

(1) Ruang lingkup pelayanan public meliputi pelayanan barang

public dan jasa public serta pelayanan administrative yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan

(2) Ruag lingkupsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal,

komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan

social, energy, perbankan, perhubungan, sumber daya alam,

pariwisata, dan sector strategi lainnya.

B. Ketentuan-ketentuan Hukum dalam penanggulangan Gelandangan yang

Mengalami Gangguan Jiwa

Untuk melaksanakan penanggulangan gelandangan yang mengalami

sakit jiwa, perlu adanya peraturan-peraturan yang mendukung, ada beberapa

peraturan yang menjadi pedoman yaitu :

1. UUD 1945

Pasal 27 ayat (2) : Tiap Warga Negara berhak atas pekejaan dan penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan.4

Pasal 34 : Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

Negara.5

2. Undang- undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

Pasal 1 (1) : kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup

4 UUD 1945, CV Aneka Ilmu , Semarang, Hal 10.

5 UUD 1945, Ibid, hal 11.

Page 5: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

23

layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya.

3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

unsure kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pasal 1 ayat (14) : Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan

dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan

untuk menyembuhkan penyakit, pengurangan penderitaan

akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau

pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat

terjaga seoptimal mungkin.

Pasal 1 ayat (15) : Pelayanan kesehatan rehabilitative adalah kegiatan

dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan

bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga berfungsi

lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk

dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai

dengan kemampuannya.

Pasal 4 : Setiap orang berhak atas kesehatan

Page 6: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

24

Pasal 5 ayat (1) : Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam

memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan

Pasal 14 ayat (1) : Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur,

menyelanggarakan, membina dan mengawasi

penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan

terjangkau oleh masyarakat.

Pasal 149 ayat (2) yang menyebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah,

dan masyarakat wajib melakukan pengobatan dan

perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan bagi penderita

gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang,

mengancam keselamatan dirinya dan/atau orang lain,

dan/atau mengganggu ketertiban dan/atau keamanan

umum

Pasal 149 ayat (4) : tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk

pembiayaan pengobatan dan perawatan penderita

gangguan jiwa untuk masyarakat miskin.

4. Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1980 tentang penanggulangan

gelandangan dan pengemis.

Pasal 2 : penanggulangan gelandangan dan pengemis yang meliputi

usaha-usaha preventif, represif, rehabilitative bertujuan agar

tidak terjadi pergelandangan dan pengemisan di dalam

Page 7: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

25

masyarakat, dan memasyarakatkan kembali gelandangan dan

pengemisan menjadi anggota masyarakat yang menghayati

harga diri, serta memungkinkan pengembangan para

gelandangan dan pengemis untuk memiliki kembali

kemampuan guna mencapai taraf hidup, kehidupan, dan

penghidupan yang layak sesuai dengan harkat martabat

manusia.

Pasal 4 ayat (1) :Pemerintah Daerah dapat melaksanakan kebijaksanaan

khusus berdasarkan kondisi daerah sepanjang tidak

bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini.

5. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 tahun 2008 tentang Struktur

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi

dan Sosial Kota Magelang.

Kepala Bidang Sosial mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Tenaga

Kerja, Transmigrasi dan Sosial dalam melaksanakan perencanaan, pembinaan,

pengendalian dan pengembangan peningkatan pelayanan dibidang sosial.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kepala

Bidang Sosial mempunyai fungsi:

a. Perencanaan penyusunan program dan kegiatan bidang sosial.

b. Pengkoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan bidang sosial.

c. Pelaksanaan kegiatan bidang sosial.

d. Pembinaan dan pengendalian program dan kegiatan bidang sosial.

Page 8: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

26

Tugas pokok yang terkait dengan penanganan gelandangan adalah:

a. Menyusun rencana program dan kegiatan bidang sosial

b. Mengumpulkan dan mengkaji data dan informasi lainnya sebagai bahan

perumusan kebijakan tekni di bidang social

c. Mengmpulkan, megnolah dan menganalisa data bidang social

d. Melaksanakan pembinaan dan rehabilitasi social, perlindungan dan

penyantunan anak serta pelayanan kesejahteraan social

e. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, pemantauan dan pengawasan

kegiatan kesejahteraan social

f. Adapun usaha-usaha nyata yang telah dilakukan untuk keluar dari

masalah kemiskinan yaitu dengan adanya Undang-Undang Republik

Indonesia No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial termuat

dalam Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut :

“KesejahteraanSosialadalahkondisiterpenuhinyakebutuhanmaterial,spiritual,

dan sosialwarga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkandiri, sehinggadapatmelaksanakanfungsi sosialnya”.6

Dimana tugas dan usaha pemerintah dalam hal ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan garis kebijaksanaan yang diperoleh untuk memelihara,

membimbing dan meningkatkan usaha kesejahteraan sosial.

b. Memupuk, memelihara, dan membimbing serta meningkatkan kesaddarn

dan rasa tanggung jawab sosial masyarakat.

6 UUD No.11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial, hal 1.

Page 9: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

27

Sedangkan usaha-usaha tersebut adalah termuat dalam Undang-Undang No.

11 Tahun 2009 yaitu :

Pasal 5

(1) Penyelenggaraankesejahteraansosialditujukankepada:

a. perseorangan

b. keluarga

c. kelompok

d. masyarakat

(2) Penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana pada ayat (1)

diprioritaskankepadamerekayangmemilikikehidupanyangtidaklayak

secara kemanusiaandanmemilikikriteriamasalahsosial:

a. kemiskinan;

b. ketelantaran;

c. kecacatan;

d. keterpencilan;

e. ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku;

f. korban bencana; dan/atau

g. korbantindakkekerasan,eksploitasidandiskriminasi

Pasal 6

Penyelenggaraankesejahteraansosialmeliputi:

a. rehabilitasi sosial;

b. jaminan sosial;

Page 10: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

28

c. pemberdayaan sosial; dan

d. perlindungan sosial.7

Sedangkan langkah lanjut dari undang-undang No. 11 Tahun 2009

salahsatunya, penanggulangan gelandangan dan pengemis, maka dipandang

perlu untuk menetapkan suatu Peraturan Pemerintah yaitu No. 31 Tahun 1980

Tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis dengan pertimbangan

sebagai berikut :

a. Bahwa gelandangan dan pengemis tidak sesuai dengan norma-norma

kehidupan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

undang Dasar 1945, karena itu perlu diadakan usaha-usaha

penanggulangannya.

b. Bahwa usaha penanggulangan tersebut disamping usaha pencegahan

timbulnya gelandangan dan pengemis bertujuan pula untuk memberikan

rehabilitasi kepada gelandangan dan pengemis agar mampu mencapai

taraf hidup, kehidupan dan penghidupan yang layak sebagai seorang

Warga Negara Republik Indonesia8

C. Teori Peran

Pengertian tentang peranan yang dikemikakan oleh Komarudin9dapat

didefenisikan sebagai berikut :

7 Ibid, hal 3

8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 31 Tahun 1980, Tentang Penanggulangan

Gelandangan dan Pengemis, hal. 1. 9Komaruddin, 1994, Esiklopedia Manajemen, edisi kesatu, Bumi Aksara, Jakarta, hal 768

Page 11: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

29

1. Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam

manajemen.

2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu usaha.

3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang

adanya padanya

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.

Peranan menurut Poerwadarminta adalah “tindakan yang dilakukan

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa”10

Berdasarkan hal

tersebut peranan adalah tindakan yang dilakukan orang atau sekelompok orang

dalam suatu peristiwa, peranan merupakan perangkat tingkah laku yang

diharapkan, dimiliki oleh orang atau seseorang yang berkedudukan di

masyarakat. Kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan pengetahuan,

keduanya tidak dapat dipisahkan satu samalain. Menurut Soerjono Soekanto,11

Peranan adalah aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan

Peranan merupakan proses dinamis kedudukan . Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia

menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah

10Poerwadarminta, (1995).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, hal 751 11Soekanto, Soerjono, 2002, Teori Peranan, Jakarta, Bumi Aksara, hal 243

Page 12: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

30

untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan

karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.

Levinson dalam Soekanto mengatakan peranan mencakup tiga hal, antara lain:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

bermasyarakat.

2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam peranan terdapat dua macam

harapan, yaitu: pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang

peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran, dan kedua harapan-

harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap

orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau

kewajiban-kewajibannya. Dalam pandangan David Berry, peranan-peranan dapat

dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat sehingga struktur masyarakat

dapat dilihat sebagai pola-pola peranan yang salingberhubungan.12

12

Soerjono Soekanto; 2009, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru, Rajawali Pers Jakarta,hal 213

Page 13: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

31

Dalam ilmu hukum ada istilah das sollen dan das sein.Das sollen disebut

kaidah hukum yang menerangkan kondisi yang diharapkan.Sedangkan das sein

dianggap sebagai keadaan yang nyata.Das sein tidak selalu sejalan dengan das sollen.

D. Gelandangan

Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai

dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak

mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan

hidup mengembara di tempat umum. Dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 31 Tahun 1980 Tentang Penanggulangan Gelandangan pada

pasal 1 dikatakan bahwa gelandangan adalah orang yang hidup dalam keadaan

tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat,

serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah

tertentu dan hidup mengembara di tempat umum. Gelandangan adalah orang

yang tidak tentu tempat tinggalnya, pekerjaannya, dan arah tujuan

kegiatannya.13

Gelandangan adalah orang-orang baik merupakan perseorangan

laki-laki atau perempuan remaja atau anak -anak maupun merupakan keluarga

(suami, istri), yang tanpa nafkah/ kerja yang berkeliaran di kota-kota tanpa

rumah atau tempat tinggal, bahkan tidak terdaftar sebagai warga penduduk.14

13

Argo Twikromo, Gelandangan Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 1999, hlm. 6 14

Panyaman J. Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Fakultas Ekonomi UI, 1990.

Page 14: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

32

Pengertian dan istilah gelandangan itu sendiri dalam Undang-Undang

Dasar 1945 tidak diatur secara tegas, namun mengenai hak dan kewajiban diatur

sama seperti warga negara lainnya secara tegas dalam pasal 27 (2) bahwa “tiap-

tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan”.

Dalam uraian di atas yang dimaksud warga negara Indonesia, tidak ada

pengecualian termasuk di dalamnya para gelandangan. Para gelandangan pun

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, akan tetapi sebagian besar

mereka hidup tidak mau diatur, bebas, tidak mau bekerja yang berat-berat, tidur

seenaknya, sehingga bekerja dengan orang lain bagi mereka dirasakan sebagai

beban.

Penelitian mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya gelandangan dalam

perspektif teoritis tidaklah berarti mencari faktor mana yang kiranya dapat

merupakan faktor sebab akibat, akan tetapi dalam hal ini menerangkan mengenai

faktor yang akan membawa resiko lebih besar ataupun lebih kecil dalam

menyebabkan orang -orang tertentu dapat menjadi gelandangan.15

Pribadi yang

menyimpang karena kurangnya kontrol sosial merupakan proses terjadinya rasa

inferior (rasa rendah diri). Kondisi tersebut akan menjadi parah apabila

lingkungan sekitar menghina, menolak atau mengucilkan dirinya, sehingga ia

bisa menjadi sosiopatik. Oleh karena itu, sekelompok individu akan tumbuh

15

Kartini Kartono. (2005). Patologi Sosial 2; Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 57

Page 15: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

33

dan berkembang dalam kelas sosial yang sangat memilukan, di mana kriminal,

kemiskinan, pola asusila dan kebiasan mengemis, atau gelandangan menjadi cara

hidup (way of life) yang melembaga dalam kelompok tersebut. Dalam situasi

dan kondisi demikian, pertumbuhan sosiopsikologis dari pribadi seseorang

menjadi abnormal atau menyimpang, sehingga tingkah laku individu tersebut

menjadi cocok dengan pola perilaku lokal tersebut namun dianggap patologis

oleh masyarakat luas.16

Gelandangan yang pada umumnya berpendidikan rendah, hanya

mempunyai sedikit alternatif dalam memilih dan menentukan pekerjaan.

Misalnya orang yang tidak sekolah tidak dapat melamar pekerjaan di suatu

perusahaan, sehingga mereka mencari alternatif lain misalnya menjadi

pengamen, mencari barang bekas plastik atau puntung rokok, kuli bangunan atau

malah menjadi pengemis atau peminta-minta.

Psikotik gelandangan adalah penderita gangguan jiwa kronis yang

keluyuran di jalan-jalan umum, dapat mengganggu ketertiban umum dan

merusak keindahan lingkungan.17

Penyebab dari gelandangan psikotik adalah

dikarenakan tidak mampunya seseorang menghadapi masalah yang dialami

ketika menjalani kehidupan.18

Gelandangan yang mengalami gangguan jiwa ini

dapat dilihat dari cirri-cirinya sebagai orang dengan tubuh yang kotor sekali,

rambutnya seperti sapu ijuk, pakaiannya compang-camping, membawa

16

Ibid, hlm. 58 17

Psikososial,http://www.depkes.go.id/downloads/Psikososial.PDF, (2Oktober 2013) 18

Waspada Online, Selasa, 10 November 2009

Page 16: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

34

bungkusan besar yang berisi macam-macam barang, bertingkah laku aneh seperti

tertawa sendiri, serta sukar diajak berkomunikasi.

E. Asas Pemerintahan yang Baik

Crince Le Roy mengemukakan sebelas (11) butir asas pemerintahan yang

baik dan Kuntjoro Purbopranoto menambahkan dua (2) butir, jadi totalnya

menjadi tiga belas (13),yaitu :.

a. Asas Kepastian Hukum

Artinya didalam pemerintah menjalankan wewenagnya haruslah sesuai

dengan aturan-aturan hukum yang telah ditetapkannya. Pemerintah harus

menghormati hak-hak seseoang yang diperoleh dari pemerintah dan tidak

boleh ditarik kembali. Pemerintah harus konsekwen atas keputusannya

demi terciptanya suatu kepastian hukum.

b. Asas Keseimbangan

Yaitu adanya keseimbangan antara pemberian sanksi terhadap suatu

kesalahan seseorang pegawai, janganlah hukuman bagi seseorang

berlebihan dibandingkan dengan kesalahannya, misalnya seorang pegawai

baru tidak masuk kerja langsung dipecat, hal ini tidak seimbang dengan

hukuman yang diberikan kepadanya. Dengan adanya asas ini maka lebih

menjamin terhadap perlindungan bagi pegawai negeri.

c. Asas Kesamaan

Page 17: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

35

Artinya pemerintah dalam menghadapi kasus yang sama/ fakta yang

sama, pemerintah harus bertindak yang sama tidak ada perbedaan, tidak

ada pilih kasih dan lain sebagainya.

d. Asas Bertidak Cermat

Artinya pemerintah senantiasa bertindak secara hati-hati agar tidak

menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat, misalnya kewajiban

pemerintah memberi tanda peringatan terhadap jalan yang sedang

diperbaiki, jangan sampai dapat menimbulkan korban akibat jalan

diperbaiki.

e. Asas Motivasi

Artinya setiap keputusan pemerintah harus mempunyai alasan atau

motivasi yang benar dan adil dan jelas. Jadi tindakan-tindakan pemerintah

disertai alasan-alasan yang tepat dan benar.

f. Asas Jangan Mencampuadukan Kewenangan

Artinya pemerintah jangan menggunakan wewenang untuk tujuan

yang lain, selain tujuan yang sudah ditetapkan untuk wewenang itu.

g. Asas Fair Play

Artinya pemerintah harus memberikan kesempatan yang layak kepada

warga masyarakat untuk mencari kebenaran dan keadilan, misalnya

memberi hak banding terhadap keputusan pemerintah yang tidak diterima.

Page 18: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

36

h. Asas Keadilan dan Kewajaran

Artinya pemerintah tidak boleh bertindak sewenang-wenang atau

menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya untuk kepentingan

pribaduinya.

i. Asas Menanggapi Penghargaan Yang Wajar

Artinya agar tindakan pemerintah dapat menimbulkan harapan-

harapan yang wajar bagi yang berkepentingan, misalnya seorang pegawai

negeri minta izin untuk menggunakan kendaraan pribadi pada waktu dinas,

yang kemudian izin yang telah diberikan untuk menggunakan kendaraan

pribadi dicabut, tindakan pemerintah demikian dianggap salah/ tidak wajar.

j. Asas Meniadakan Akibat-Akibat Suatu Keputusan Yang Batal

Asas ini menghendaki jika terjadi pembatalan atas suatu keputusan,

maka yang bersangkutanharus diberi ganti rugi atau rehabilitasi.

k. Asas Perlindungan Hukum

Artinya bahwa setiap pegawai negeri diberi hak kebebasan untuk

mengatur kehidupan pribadinya sesuai dengan pandangan hidup yang

dianutnya atau sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

l. Asas Kebijaksanaan

Artinya pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

undangundang dan menyelenggarakan kepentingan umum. Unsur bijaksana

harus dimiliki oleh setiap pegawai/ Pemerintah.

Page 19: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

37

m. Asas Penyelenggraan Kepentingan Umum

Artinya tugas pemerintah untuk mendahulukan kepentingan umu

daripada kepentingan pribadi. Pegawai negeri sebagai aparatur Negara,

abdi Negara, dan abdi masyarakat dan Pemerintah menyelenggarakan tugas

pemerintah dan pembangunan.

Secara resmi Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik di Indonesia

menurut penjelasan Pasal 53 UU No. 9 Tahun 2004 mengacu pada UU No, 28

Tahun 1999, yaitu terdiri dari asas kepastian hukum, asas keterbukaan, asas

proporsionalitas, asas profesionalitas, asas akuntabilitas, asas tertib

penyelenggaraan negara dan asas kepentingan umum.

F. Teori Sosiologi Hukum

Sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis

dan empiris yang menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara

hukum dengan gejala-gejala sosial lainya19

.Menurut Eugen Erlich20

, sosiologi hukum

berusaha membuktikan teori bahwa titik berat perkembangan hukum bukan berada

dalam perundang-undangan, bukan pula pada keputusan pengadilan dan juga bukan

di dalam ilmu hukum tetapi dalam kehidupan masyarakat.Sedangkan dalam The

19

Soerjono, Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo. 2002, hal 310 20

Ibid, 2002

Page 20: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

38

Dictionary of Sociology21

menyebutkan bahwa soiologi hukum adalah studi tentang

konsep sosiologi berkaitan dengan lembaga-lembaga hukum. Fokus studi sosiologi

adalah norma sosial, maka analisi sosiologi menganai aturan hukum menjadi

perhatian pokok. Analisis terhadap tindakan kriminal, peranan ahli hukum, hakim,

hakim anggota dan sebagainya dan bagaimana hubungannya dengan struktur sosial

menjadi aspek yang penting dalam sosiologi hukum.

Dari beberapa definisi sosiologi hukum di atas dapat disimpulkan rumusan

definisi sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari

hubungan antara hukum dengan gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat.Jadi

sosiologi hukum mempelajari mengenai keberlakuan hukum di masyarakat dan

bagaimana reaksi masyarakat setelah diterapkannya suatu peraturan hukum.

Dalam dunia hukum tidak mempelajari pola-pola kelakuan (hukum) warga

masyarakat.Sejauh mana keefektifan hukum dalam membentuk pola perilaku dalam

masyarakat dan apakah pembentukan suatu peraturan hukum didasarkan pada pola

perilaku masyarakat tidak dipelajari dalam dunia hukum.Hal ini lah yang merupakan

ruang lingkup sosiologi hukum yang pertama.

Ruang lingkup sosiologi hukum selanjutnya menyangkut hukum dan pola

perilaku sebagai ciptaan serta wujud daripada keinginan-keinginan kelompok-

kelompok sosial.Kekuatan-kekuatan apakah yang membentuk, menyebarluaskan atau

21

Abrecombi, Nicholas.1984. Dictionary of sociology New York: Penguin Books

Page 21: Peran Disnakertransos (dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial ...

39

bahkan merusak pola-pola perilaku yang bersifat yuridis.Selanjutnya, bidang

penelitian sosiologi meliputi juga hubungan timbal balik antara perubahan-perubahan

dalam hukum dengan perubahan-perubahan sosial dan budaya.Untuk meneliti hal itu

diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai hukum sebagai suatu gejala sosial.

Jadi pada dasarnya ruang lingkup sosiologi hukum adalah pola-pola perilaku

dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau berkelakuan yang sama dari orang-

orang yang hidup bersama dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dirumuskan

bahwa sosiologi hukum merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang antara lain

meneliti mengapa manusia patuh pada hukum dan mengapa dia gagal untuk mentaati

hukum tersebut serta faktor-faktor sosial lain yang mempengaruhinya.