PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/31391/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/31391/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNGDALAM PEMBINAAN KEGIATAN OLAHRAGA REKREASI
(SKRIPSI)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
DEVIKA TRYZA AYODHYA
ABSTRAK
PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNGDALAM PEMBINAAN KEGIATAN OLAHRAGA REKREASI
Oleh
DEVIKA TRYZA AYODHYA
Pada dasarnya tujuan utama dari pelaksanaan kebijakan otonomi daerah adalahmembebaskan pemerintah pusat dari segala tugas-tugas pemerintahan yangmembebani dan dinilai tidak perlu karena lebih efektif jika ditangani olehpemerintah daerah.Salah satu bukti nyata otonomi daerah telah terlaksana yaituwewenang pemerintah daerah untuk melaksanakan kebijakan dalam bidangpemuda dan olahraga oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalamkegiatan olahraga rekreasi. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan: (1)bagaimana peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalampembinaan kegiatan olahraga rekreasi? (2) faktor internal dan eksternal apakahyang menjadi penghambat dalam pembinaan kegiatan olahraga rekreasi?
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan normatif dan empiris dengan dataprimer dan data sekunder, dimana masing-masing data diperoleh dari penelitianstudi lapangan dan studi kepustakaan, analisis data dilakukan secara kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peran Dinas Pemuda dan OlahragaProvinsi Lampung dalam pembinaan kegiatan olahraga rekreasi dilaksanakansesuai dengan Pergub No 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan,Susunan Organisasi,Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga ProvinsiLampung. Peran tersebut dilaksanakan sebagai perencana, pembinaan,pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan dibidang olahraga rekreasi.Didalam Pergub tersebut dicantumkan tupoksi dari pelaksaan pembinaan kegiatanolahraga rekreasi yang menjadi acuan dalam perkembangan olahraga rekreasi diProvinsi Lampung. Namun dalam kenyataannya pengembangan olahraga rekreasioleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung saat ini masih kurang efektif.Olahraga rekreasi yang sudah ada di Provinsi Lampung saat ini yaitu olahragasenam, bmx, skateboard, dan surfing. Berdasarkan hasil penelitian, terdapatbeberapa faktor yang menghambat Dinas Pemuda dan Olahraga ProvinsiLampung dalam mengembangkan olahraga rekreasi, yaitu kurangnya SDM,Pendanaan dan dari segi eksternal kurangnya pengetahuan masyarakat terhadapolahraga rekreasi.
Kata Kunci: Dinas Pemuda dan Olahraga, Pembinaan, Olahraga Rekreasi
ABSTRACT
THE ROLE OF OFFICE OF YOUTH AND SPORTS AFFAIRS OFLAMPUNG PROVINCE IN LEADING RECREATIONAL SPORTS
ACTIVITIES
By
DEVIKA TRYZA AYODHYA
Basically the main objective of the policy implementation of regional autonomy isto free the central government from all burdensome and unnecessary governmenttasks because it is more effective when handled by the local government. Oneclear evidence of regional autonomy has been implemented by the localgovernment to implement a policy in youth and sports by Office of Youth andSports Affairs for recreational sport activities. The problems in this research wereformulated as follows: (1) how is the role of Office of Youth and Sports Affairs ofLampung Province in the development of recreational sport activities? (2) whatare internal and external factors which inhibit the fostering of recreational sportactivities?
This research was conducted using normative and empirical approaches withprimary and secondary data obtained from field study and library research, thenthe data analysis was carried out qualitatively.
Based on the result and discussion of the research, the role of Office of Youth andSports Affairs in the development of recreational sport activities has been appliedin accordance with the Governor Regulation No. 78 year of 2016 regardingPosition, Organizational Structure, Duties and Functions And Work Procedures ofOffice of Youth and Sports Affairs of Lampung Province. The role was carriedout as planning, guidance, development, implementation, and supervision in thefield of recreational sports. The governor regulation consisted of main duties andfunctions of the implementation of recreational sport activities as reference in thedevelopment of recreational sports in Lampung Province. But in reality thedevelopment of recreational sports by the Office of Youth and Sports LampungProvince is still less effective. Existing sports recreation in Lampung Provincecurrently is sport gymnastics, BMX, skateboard, and surfing. Based on the resultsof the research, there were several factors inhibited the development ofrecreational sports by the Office of Youth and Sports Affairs, such as: lack ofhuman resources, lack of funding; and in terms of external factor, lack of publicknowledge of recreational sports.
Keywords: Office of Youth and Sports Affairs, Development, RecreationalSports
PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAMPEMBINAAN KEGIATAN OLAHRAGA REKREASI
Oleh :
DEVIKA TRYZA AYODHYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Hukum
Pada
Bagian Hukum Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap penulis adalah Devika Tryza
Ayodhya , penulis dilahirkan di Sukadana Ilir pada
tanggal 12 Agustus 1996. Penulis adalah anak
ketiga dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan
Bapak Ujang Supriyanto,S.H.,M.H. dan
Ibu Ismiyati, S.Pd.
Penulis Mengawali pendidikan di TK Al Azhar Bandar Lampung yang
diselesaikan pada tahun 2002. Tahun 2002 penulis melanjutkan sekolah di SD 1
Kedaton Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008. Tahun 2008
penulis diterima di SMPN 22 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun
2011. Tahun 2011 penulis diterima di SMAN 5 Bandar Lampung yang
diselesaikan pada tahun 2014. Tahun 2014 penulis diterima sebagai Mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Lampung, program pendidikan Strata 1 (S1) melalui
jalur Mandiri. Pada pertengahan Juni 2016 penulis memfokuskan diri dengan
mengambil bagian Hukum Administrasi Negara.
Penulis juga telah melakukan program pengabdian langsung kepada masyarakat
yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumber Sari, Kecamatan Padang Ratu,
Kabupaten Lampung Tengah selama 40 (empat puluh) hari dari bulan Januari
sampai dengan Februari 2017. Pada tahun 2018 penulis melakukan penelitian di
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.
MOTTO
Man jadda Wajada
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan
mendapatkannya”
(HR Bukhari Muslim)
“Apapun yang telah kita lakukan percayalah usaha tidak akan
mengkhianati hasil”
(Devika Tryza Ayodhya)
Live as if you were to die tomorrow learn as if you were to live
forever
“Hiduplah seperti kamu akan mati besok belajarlah seperti kamu akan
hidup selamanya”
(Mahatma Gandhi)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya Skripsikecilku ini kepada inspirasi terbesarku :
Papaku Tersayang Ujang Supriyanto, S.H.,M.H.MamakuTersayang Ismiyati, S.Pd.
yang senantiasa membesarkan, mendidik, membimbing,berkorban, mendukungku, dan berdoa untuk menantikan
keberhasilanku, terima kasih untuk semua kasihsayang dancinta yang takterhingga sehingga aku bisa menjadi seseorang
yang kuat dan konsisten kepada cita-cita.
Kakak-kakakku tercintaDevias Prima Ayodhya, S.IP.Devina Dwika Ayodhya, S.E.
Atas segala canda dan tawa sertayang selalu memotivasi, memberi bantuan dan memberikan
doa untuk keberhasilan ku.
Terima kasih atas kasih sayang tulus yang diberikan, semogasuatu saat dapat membalas semua budi baik dan nantinya
dapat menjadi anak yang membanggakan kalian.
Almamater tercinta UniversitasLampung
Tempatku memperoleh ilmu dan merancang mimpi yang menjadisebagian jejak langkahku menuju kesuksesan
SANWACANA
Alhamdulilahirobbil’alamin,puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Dalam
Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan untuk pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini. Pada penulisan
skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai
pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Pada
kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih
yang sebesar- besarnya terhadap :
1. Ibu Sri Sulastuti,S.H.,M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan masukan sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Syamsir Syamsu,S.H.,M.Hum., selaku Dosen pembimbing II yang
telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi,
dan nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Elman Eddy Patra,S.H.,M.H., selaku Dosen Pembahas I yang telah
memberikan kritik dan saran serta masukan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Fathoni,S.H.,M.H., selaku Dosen Pembahas II dan yang telah
membimbing, dan memotivasi penulis, serta memberikan kritik dan saran
dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Heni Siswanto,S.H.,M.H., selaku dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama ini.
6. Ibu Sri Sulastuti,S.H.,M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi
Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah membantu
penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.
7. Bapak Syamsir Syamsu,S.H.,M.H., selaku Sekertaris Bagian Hukum
Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah
membantu penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas
Lampung.
8. Bapak Armen Yasir,S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Lampung.
9. Seluruh Dosen Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Lampung yang
penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. Para staf dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, terutama
pada Bagian Hukum Administrasi Negara.
11. Ibu Noviria Indah Sari,S.E.,M.M., yang telah membantu penulis dan
member kelengkapan data dalam penelitian membuat skripsi ini.
12. Teristimewa untuk papaku tercinta Ujang Supriyanto,S.H.,M.H., dan
mamaku tersayang Ismiyati,S.Pd., terimakasih telah membesarkan,
mendidik, dan membimbing penulis serta atas segala cinta, kasih sayang,
canda tawa, dukungan, bantuan, motivasi, saran, perhatian, dan doa yang
tidak pernah putus kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
13. Kakak-kakakku tersayang Devias Prima Ayodhya,S.IP., Devina Dwika
Ayodhya,S.E., Terimakasih untuk segala canda, tawa serta doa dan
dukungan yang diberikan selama ini. Semoga kelak kita dapat menjadi
orang sukses yang akan membanggakan papa dan mama.
14. Kedua kakak iparku Mela Andesta,S.IKom., dan M. Ferry
Erwandi,S.Kom., Terimakasih untuk segala canda, tawa serta doa dan
dukungan yang diberikan selama ini.
15. Kedua Keponakanku Danish Arkana Ayodhya dan Annasya Khaira
Syaquita Azzahra, terimakasih telah menghibur saat penulis mulai berada
dititik terlelah, onty selalu sayang kalian.
16. Keluarga Besar Abdul Wahab (Alm) dan keluarga besar Abdul Mu’in
(Alm) terimakasih atas segala dukungan dan doanya.
17. Sahabatku sedari dulu yang sudah kuanggap sebagai saudara Try
Ruliyanti, Tiara Sagita, Trinita Wulan Sari, Dea Olivia Wijaya atas segala
keceriaan, dukungan, motivasi, saran, serta kritik yang membangun, serta
yang senantiasa mendengarkan segala keluh dan kesahku.
18. Terimakasih kepada sahabat-sahabat tersayang yang sudah kuanggap
sebagai keluarga seperjuangan perkuliahan, tim “Hampir Bubar” Ervina
Eka Putri, Dinda Puspa Antika, Fanni Ayu Sevtiya, Febri Trisanti yang
selalu ada dan mendengar keluh kesahku selama ini dalam proses
penulisan maupun kehidupan, terimakasih atas bantuan, semangat, canda
tawa,dan dukungannya selama ini. Semoga persahabatan kita selalu
kompak untuk selamanya dan kita semua bisa menjadi orang sukses
nantinya.
19. Terimakasih kepada Sigit Yudi Prasetyo yang senantiasa mendengarkan
semua keluh-kesah, canda tawa, memberikan doa,pencerahan, kritik-
kritik membangun, semangat, motivasi, serta nasihat dan masukan-
masukan yang membangun kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
20. Teman-teman sepermainanku Lussyta Anggraini, Sintya Try Ramadhani
Zunda, Reka Septiana Rais, terimakasih atas dukungan serta bantuannya
selama ini.
21. Teman-teman fakultas Hukum Dini Destia Amir, Benny Rachmansyah,
Tanti Senja, Diaz Pratiwi, Elsa Intan Pratiwi, Fitria Ulfa, Terimakasih
untuk dukungan selama ini dan tetap berjuang untuk kita semua.
22. Teman-teman Hima HAN terkhusus untuk Nabila Zatadini, Zaika Rara
Sakti, Nabila Rosa, Nurul Fadilah, Yunita Andriani, Oti Dwi Magistya,
Ovilia Harisma P, Selly Permata Bunda, Ika Chania Maldeva, Dimas
Putra Pamungkas, dan Mia Lestari atas segala keceriaan, dukungan,
serta bantuannya selama ini.
23. Teman-teman seperjuangan KKN Desa Sumber Sari Belinda Apriliani,
Alfa Rani, Hisa Audrina, Ramadirga Thio, Alfa Sandi, Ma’ruf Fajar
Santoso, terimakasihatas 40 hari yang indah penuh suka dan duka serta
dukungan atas skripsi ini.
24. Sahabat satu angkatan 2014
25. Almamaterku tercinta
26. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung
27. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua, Amin.
BandarLampung, 11 April 2018Penulis
Devika Tryza Ayodhya
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.............................................................................................................................iHALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................iiiHALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................ivHALAMAN PERNYATAAN..............................................................................................vRIWAYAT HIDUP..............................................................................................................viMOTTO.................................................................................................................................viiPERSEMBAHAN.................................................................................................................viiiSANWANCANA...................................................................................................................ixDAFTAR ISI..........................................................................................................................xiii
I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup................................................................................61.2.1 Permasalahan.......................................................................................................61.2.2 Ruang Lingkup Penelitian...................................................................................7
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................................................71.3.1 Tujuan Penelitian.................................................................................................71.3.2 Kegunaan Penelitian............................................................................................7
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Peran...............................................................................................................................92.2 Dinas Pemuda dan Olahraga..........................................................................................13
2.2.1 Pengertian Dinas Pemuda dan Olahraga.............................................................132.2.2 Tugas Dinas Pemuda dan Olahraga.....................................................................142.2.3 Fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga....................................................................14
2.3 Pembinaan Kegiatan......................................................................................................152.3.1 Pengertian Pembinaan.........................................................................................152.3.2 Tujuan Pembinaan...............................................................................................172.3.3 Pengertian Kegiatan.............................................................................................18
2.4 Pelaku Pembinan dan Obyek yang Dibina. ..................................................................182.4.1 Pelaku Pembinaan...............................................................................................182.4.2 Obyek yang Dapat Dibina...................................................................................21
2.5 Dasar Hukum Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi Oleh Dinas Pemuda danOlahragaProvinsi Lampung...........................................................................................21
2.6 Olahraga Rekreasi.........................................................................................................222.6.1 Pengertian Olahraga............................................................................................222.6.2 Olahraga Rekreasi...............................................................................................262.6.3 Sasaran Olahraga Rekreasi..................................................................................272.6.4 Tujuan Olahraga Rekreasi...................................................................................27
2.7 Induk Organisasi Formi.................................................................................................27
III. METODE PENELITIAN3.1 Pendekatan Masalah....................................................................................................293.2 Sumber dan Jenis Data................................................................................................303.3 Prosedur Pengumpulan data........................................................................................323.4 proser Pengolahan Data...............................................................................................333.5 Analisis Data...............................................................................................................34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Gambaran Umum Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung...........................35
4.1.1 Struktur Organisasi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung...............364.2 Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Dalam Pembinaan Kegiatan
Olahraga Rekreasi........................................................................................................404.2.1 Kewenangan Dispora Dalam Pembinaan Olahraga Rekreasi.............................404.2.2 Kebijakan Teknis Operasional Pembinaan Olahraga Rekreasi...........................444.2.3 Bentuk Kerja Sama Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung
Dengan FORMI Provinsi Lampung....................................................................474.2.4 Jenis Olahraga Rekreasi Di Provinsi Lampung dan Prestasi Yang
Telah Diraih........................................................................................................494.3 Faktor Penghambat Dalam Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi
Di Provinsi Lampung....................................................................................................524.3.1 Faktor Penghambat Internal................................................................................534.3.2. Faktor Penghambat Eksternal.............................................................................54
V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan....................................................................................................................565.2 Saran..............................................................................................................................57
DAFTAR GAMBARGambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung..................39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penjelasan mengenai asas otonomi daerahterdapat pada Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu Kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
tersebut berbunyi otonomi daerah merupakan hak, wewenang, serta kewajiban
daerah otonom guna mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan serta
kepentingan masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi
pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Pada dasarnya, tujuan utama dari pelaksanaan kebijakan otonomi daerah adalah
membebaskan pemerintah pusat dari segala tugas-tugas pemerintahan yang
membebani dan dinilai tidak perlu karena lebih efektif jika ditangani oleh
2
pemerintah daerah. Dengan demikian pusat lebih banyak waktunya untuk
mengamati dan merespon setiap perkembangan yang terjadi di dunia global untuk
dijadikan pertimbangan dari setiap kebijakan yang akan diambil.
Dalam melaksanakan otonomi daerah, Indonesia adalah negara yang
penyelenggaraan urusan pemerintahannya menggunakan asas desentralisasi,
dekonsetrasi, dan tugas pembantuan. Sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang berbunyi,
“Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.1
Ketentuan tersebut menjelaskan bahwa Indonesia memiliki wilayah yang luas dan
terbagi-bagi dalam bentuk kepulauan, oleh sebab itu penyelenggaraan
pemerintahaan negara ini tidak mungkin hanya dijalankan dengan sistem
sentralisasi.
Jika ditinjau dari aspek sosial, terdapat ragam masalah yang kemudian sering
terabaikan dari kacamata kebijakan pemerintah daerah seperti kurangnya upaya
yang serius untuk mengurangi pengaruh sosial yang mengungkung masyarakat
dalam kondisi kemiskinan struktural apalagi jika lebih diperparah dengan
kurangnya akses masyarakat untuk memeperoleh pengetahuan dan keterampilan
serta informasi yang digunakan untuk kemjuan masyarakat ditambah dengan
kurangnya berkembangnya kelembagaan masyarakat dan organisasi sosial yang
merupakan sarana untuk melakukan interaksi serta memperkuat ketahanan dan
perlindungan bagi masyarakat.
1Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
3
Melihat kondisi tersebut, menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk
senantiasa mendorong dan mengoptimalkan potensi-potensi dalam masyarakat
dalam wilayah otoritasnya agar pembangunan daerah dapat berhasil sesuai dengan
apa yang diharapkan, baik dalam aspek pembangunan ekonomi sosial maupun
politik.
Dalam fokus penelitian kali ini, peneliti akan lebih menitikberatkan pada
pembangunan sosial sebagai salah satu fokus pembangunan daerah dengan
mengangkat bidang olahraga sebagai potensi masyarakat yang harus mendapat
perhatian mendalam dari pemerintah daerah.
Salah satu bukti nyata bahwa otonomi daerah telah terlaksana, yaitu pemberian
wewenang dari pemerintah pusat dalam hal ini kementerian pemuda dan olahraga,
kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kebijakan dalam bidang pemuda
dan olahraga sesuai dengan keadaan daerah masing-masing yang tetap
berdasarkan pada aturan nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional menjelaskan bahwa olahraga merupakan bagian dari
proses dan pencapaian tujuan pembangunan nasional sehingga keberadaan dan
peranan olahraga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus
ditempatkan pada kedudukan yang jelas dalam sistem hukum nasional.
Penanganan keolahragaan ini tidak dapat lagi ditangani secara sekadarnya tetapi
harus ditangani secara profesional. Penggalangan sumber daya untuk pembinaan
dan pengembangan keolahragaan khusunya olahraga rekreasi dilakukan melalui
4
pembentukan dan pengembangan hubungan kerja para pihak terkait secara
harmonis, terbuka, timbal balik, sinergis dan saling menguntungkan.
Prinsip transparansi dan akuntabilitas diarahkan untuk mendorong ketersediaan
informasi yang dapat diakses sehingga memberikan peluang bagi semua pihak
untuk berperan serta dalam kegiatan keolahragaan, memungkinkan semua pihak
untuk melaksanakan kewajibannya secara optimal dan kepastian untuk
memperoleh haknya, serta memungkinkan berjalannya mekanisme kontrol untuk
menghindari kekurangan dan penyimpangan sehingga tujuan dan sasaran
keolahragaan nasional bisa tercapai.
Sistem pengelolaan, pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional diatur
dalam semangat otonomi daerah guna mewujudkan kemampuan daerah dan
masyarakat yang mapan secara mandiri mengembangkan kegiatan keolahragaan,
khususnya kegiatan olahraga rekreasi. yang dimaksud antara lain, pelaku
olahraga, organisasi olahraga, dana olahraga, sarana dan prasarana olahraga, peran
serta masyarakat, dan penunjang keolahragaan termasuk ilmu pengetahuan,
teknologi, informasi dan industri olahraga nasional yang manfaatnya dapat
dirasakan oleh semua pihak.
Sebagaimana wilayah-wilayah lain yang ada dalam ruang kedaulatan NKRI,
Provinsi Lampung sendiri mempunyai tanggung jawab yang serupa untuk
melaksanakan pembangunan masyarakat yang sesuai dengan konteks
pengembangan daerah.
5
Selain itu bidang ini dapat menampung dan memberikan ruang-ruang kreativitas
sebagai wadah aktualisas angkatan muda untuk dapat diarahkan kearah
pembangunan sosial yang positif mengingat sebuah ungkapan lama yang
mengatakan bahwa ”dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”, hal ini
kemudian dapat mengurangi tingkat patologi masyarakat yang kemudian jika ini
diterapkan di Provinsi Lampung sebagai sebuah kota yang mampu
mengembangkan potensi masyarakatnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, konkuren,
dan urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan konkuren menjadi
kewenangan daerah yang mana urusan kepemudaan dan olahraga masuk ke dalam
urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.
Dalam hal ini, kewenangan sepenuhnya dalam hal pembinaan segala urusan
kepemudaan dan olahraga khususnya di Provinsi Lampung ada pada Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, seperti yang tertulis pada Peraturan
Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit Kerja Pada Dinas Pemuda dan Olahraga
pasal 2 ayat (2), yaitu urusan kepemudaan dan olahraga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib diselenggarakan oleh semua daerah provinsi dan
kabupaten/kota.2
2Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Pedoman NomenklaturPerangkat Daerah dan Unit Kerja Pada Dinas Pemuda dan Olahraga
6
Namun dalam pengamatan penulis terkait hal ini, upaya Dispora Provinsi
Lampung masih kurang efektif dan efisien sehingga kemudian keberdayaan
masyarakat terutama di bidang keolahragaan masih terbatas pada minat dan bakat
yang belum terwadahi, akses terhadap sumber daya dalam peningkatan
produktivitas masyarakatnya disamping itu ketersediaan sarana dan prasarana
menjadi masalah utama dalam merealisasikan hal diatas.
Permasalahan keolahragaan baik tingkat nasional maupun daerah semakin
kompleks dan berkaitan dengan dinamika sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
dan bangsa serta tutuntutan perubahan global sehingga sudah saatnya pemerintah
memperhatikan secara menyeluruh dengan memperhatikan semua aspek terkait,
adaptif terhadap perkembangan oahraga dan masyarakat, sekaligus sebagai
instrumen hukum yang mampu mendukung pembinaan dan pengembangan
keolahragaan nasional dan daerah pada masa kini dan masa yang akan
datang,khususnya pada olahraga rekreasi, kurangnya perhatian terhadap
perkembangan olahraga rekreasi.
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul, “Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Lampung DalamPembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi”.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
1.2.1 Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
7
1) Bagaimanakah peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam
pembinaan kegiatan olahraga rekreasi ?
2) Faktor internal dan ekstenal apakah yang menjadi penghambat dalam
pembinaan kegiatan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Lampung ?
1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat luasnya permasalahan mengenai pembinaan kegiatan olahraga
rekreasi, maka ruang lingkup pembahasan terhadap permasalahan ini dibatasi
hanya mengenai Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung terhadap
pembinaan kegiatan olahraga rekreasi di Provinsi Lampung.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, maka tujuan dari penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam
membina kegiatan olahraga rekreasi.
2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pembinaan
kegiatan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, kegunaan penelitian ini dibagi
menjadi 2 yaitu, secara Teoritis dan Praktis.
8
a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep pengetahuan dalam rangka
mengetahuiperan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung terhadap
pembinaan kegiatan olahraga rekreasi. Serta memberi sumbangan pemikiran bagi
perkembangan Hukum Administrasi Negara.
b. Kegunaan Praktis
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan serta bentuk
sumbangan yang dapat diberikan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat
umumnya untuk meningkatkan peranan yang lebih besar dalam rangka
pelaksanaan pembinaan terhadap kegiatan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda
dan Olahraga Provinsi Lampung. Serta sebagai syarat pencapaian gelar Sarjana
Hukum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah kata peran memiliki arti yaitu
pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan, perangkat tingkah yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto, peran merupakan sekumpulan tingkah laku yang
dihubungkan dengan suatu posisi tertentu. Peran yang berbeda membuat jenis
tingkah laku yang berbeda pula. Tetapi apa yang membuat tingkah laku itu sesuai
dalam suatu situasi dan tidak sesuai dalam situasi lain relatif bebas pada seseorang
yang menjalankan peran tersebut.3
Peran adalah aspek dinamis yang berupa tindakan atau prilaku yang dilaksanakan
oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu posisi dalam melaksanakan
hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Jika seseorang menjalankan
peran tersebut dengan baik, dengan sendirinya akan berharap bahwa apa yang
dijalankan sesuai keinginan dari lingkungannya.4
3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press. Jakarta. 2002. Hlm 221.4Ibid. Hlm. 223.
10
Peran dalam konteks hukum meliputi tugas, fungsi, dan wewenang aparat penegak
hukum dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sebagai aspek yuridis peran tersebut,
peran dalam hal ini di bagi menjadi :
1) Peran Normatif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga
yang didasarkan pada seperangkat norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat.
2) Peran Ideal adalah peran yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga
yang didasarkan pada nilai – nilai ideal atau yang seharusnya dilakukan
sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem.
3) Peran Faktual adalah peran yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga
yang didasarkan pada kenyataan konkrit dilapangan atau dikehidupan
sosial yang terjadi secara nyata.5
Didalam ilmu hukum lainnya, peran adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang
berisikan patokan patokan perikelakuan, pada kedudukan-kedudukan tertentu
didalam masyarakat, kedudukan mana dapat dipunyai pribadi ataupun kelompok-
kelompok pribadi dan berperannya pemegang peranan tadi, dapat sesuai atau
mungkin berlawanan dengan apa yang ditentukan didalam kaidah-kaidah.6
Suatu peran dari individu atau kelompok dapat dijabarkan dalam beberapa bagian,
yaitu :
1) Peran yang ideal yaitu peran yang dijalankan oleh individu atau kelompok
sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang ditetapkan
5Ibid. Hlm. 225.6Soerjono Soekanto. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2003.Hlm 139.
11
2) Peran yang seharusnya yaitu peran yang memang seharusnya dijalankan
oleh individu atau kelompok sesuai dengan kedudukannya
3) Peran yang dianggap diri sendiri yaitu peran yang dijalankan oleh diri
sendiri karena kedudukannya dilakukan untuk kepentingannya
4) Peran yang sebenarnya telah dilakukan yaitu peran di mana individu atau
kelompok itu mempunyai kedudukan dan benar telah menjalankan peran
sesuai dengan kedudukannya.7
Berkaitan dengan hukum, peranan yang ideal dan peranan yang seharusnya adalah
memang peranan yang dikehendaki dan diharapkan oleh hukum dan ditetapkan
oleh Undang-Undang. Sedangkan peran yang dianggap diri sendiri dan peranan
yang sebenarnya telah dilakukan adalah peran yang mempertimbangkan antara
kehendak hukum yang tertulis dengan kenyataan-kenyataan.8
Analisis terhadap prilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu
ketentuan peranan, gambaran peranan, dan harapan peranan. Ketentuan peranan
adalah pernyataan formal dan terbuka tentang prilaku yang harus ditampilkan
seseorang dalam membawa perannya. Gambaran peranan adalah suatu gambaran
tentang prilaku yang secara aktual ditampilkan sesorang dalam membawa
perannya secara aktual ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya.
Harapan peranan adalah hasil dari prilaku seseorang yang telah di tampilkan yang
kemudian berharap mendapatkan hasil yang sesuai dengan peran yang telah
ditampilkan
7Ibid. Hlm 140.8Deni Achmad. “Peranan Mahasiswa Fakultas Hukum Sebagai Pelaksana Bantuan Hukum (LegalAid) Kepada Masyarakat”. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum. Volume 9 No 1. Januari-Maret 2015.Hlm 22.
12
Peran merupakan tindakan atau prilaku yang dilakukan oleh seseorang yang
menempati suatu posisi di dalam status sosial, syarat-syarat peran mencakup tiga
hal, yaitu :
1) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
bermasyarakat.
2) Peran adalah suatu konsep prilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh
individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peran juga dapat
dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.
3) Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk
hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi
interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat
lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan
pelaksanaan suatu hak dan kewajiban seseorang berdasarkan kedudukannya.
Setiap orang memiliki perannya masing – masing guna menjalankan kehidupan
dimasyarakat. Peran menentukan apa yang seharusnya diperbuat. Pelaksanaan
peran diatur dalam norma-norma yang berlaku. Seseorang dapat dikatakan telah
berperan jika telah melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik didalam
kehidupan bermasyarakat.
13
2.2 Dinas Pemuda dan Olahraga
2.2.1 Pengertian Dinas Pemuda dan Olahraga
Dinas Pemuda dan Olahraga merupakan salah satu instansi pemerintahan didaerah
yang bergerak dibidang kepemudaan dan olahraga. Dinas ini bertugas dalam
menyusun dan menyiapkan rencana strategis sekretariat dinas dan bidang-bidang
dalam lingkup dinas, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, mengarahkan
dan membuat petunjuk pelaksanaan teknis dibidang pemuda dan olahraga dan
tugas lain yang diserahkan oleh Gubernur. Serta melaksanakan pengawasan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkup pemuda dan olahraga
dengan laporan secara berkala.
Dalam hal urusan olahraga, semua akan diatur dan dikoordinasikan melalui Dinas
Pemuda dan Olahraga. Pemerintah pusat mempunyai tugas untuk membuat dan
menetapkan, serta melaksanakan kebijakan standarisasi bidang keolahragaan
secara nasional.
Sedangkan pemerintah daerah khususnya pemerintah daerah Lampung,
mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan standarisasi bidang
keolahragaan secara nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat,
tentunya dengan memperhatikan potensial di daerah, khususnya di daerah
Lampung sendiri.
Ada kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan,
dan mengawasi penyelenggaraan dibidang olahraga. Dalam hal ini, dilakukan
secara terpadu dan berkesinambungan yang telah dikoordinasikan oleh menteri.
14
2.2.2 Tugas Dinas Pemuda dan Olahraga
Tugas pokok Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung tertuang di dalam
Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 78 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja Dinas Pemuda
dan Olahraga Provinsi Lampung.
Tugas pokok dari Dinas Pemuda dan Olahraga provinsi Lampung sebagaimana
yang telah dijabarkan dalam Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 78
Tahun 2016Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta
Tatakerja Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, pasal 3 ayat (1), yaitu
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan provinsi dibidang kepemudaan dan
keolahragaan berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, tugas
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada
Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.9
Dalam hal ini, Dinas Pemuda dan Olahraga merupakan perpanjangan tangan
pemerintah pusat di daerah, yang dimana pemerintah pusat yang menaungi urusan
kepemudaan dan olahraga adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga.
2.2.3 Fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga
Dalam hal fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, tertulis juga di
dalam Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 78 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja Dinas Pemuda
9Peraturan Gubernur Provinsi Lampung No 78 Tahun 2016, Tentang Kedudukan,SusunanOrganisasi,Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.
15
dan Olahraga Provinsi Lampung. Fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Lampung berdasarkan pasal 3 ayat (2), yaitu :
1) Perumusan kebijakan teknis operasional bidang kepemudaan dan
keolahragaan.
2) Penyediaan bantuan / dukungan pengadaan sarana dan prasarana
kepemudaan dan keolahragaan.
3) Mendukung / memfasilitasi organisasi kepemudaan dan keolahragaan.
4) Pembinaan, pengendalian, pengawasan, dan koordinasi pelayanan
administratif
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.10
2.3 Pembinaan Kegiatan
2.3.1 Pengertian Pembinaan
Pembinaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pembinaan, cara,
perbuatan, membina. Atau merupakan pembaharuan dan penyempurnaan. Atau
bisa berupa usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan
efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bina11. Pembinaan adalah proses,
pembuatan, cara pembinaan, pembaharuan, usaha dan tindakan, atau kegiatan
yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik.
10Ibid11Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta.2001
16
Menurut Miftah Thoha dalam bukunya yang berjudul Pembinaan Organisasi
mendefiniskan pengertian pembinaan, yaitu :
1) Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, atau pernyataan menjadi lebih
baik.
2) Pembinaan merupakan suatu strategi yang unik dari suatu sistem
pembaharuan dan perubahan (change).
3) Pembinaan merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni menjelaskan
bagaimana perubahan dan pembaharuan yang berencana serta
pelaksanaannya.
4) Pembinaaan berusaha untuk mencapai efektivitas, efisiensi dalam suatu
perubahan dan pembaharuan yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.12
Pembinaan juga dapat diartikan bantuan dari seseorang atau sekelompok orang
yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain melalui materi
pembinaaan dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan, sehingga tercapai
apa yang diharapkan.13
Selain itu, pembinaan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk merubah
kebiasaan yang tidak baik menjadi baik.Konsep pembinaan hendaknya didasarkan
pada hal bersifat efektif dan pragmatis yang dalam arti dapat memberikan
pemecahan persoalan yang dihadapi dengan sebaik-baiknya, dan pragmatis dalam
arti mendasarkan fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan sehingga
bermanfaat karena dapat dimanfaatkan dalam praktek.
12Miftah Thoha.Pembinaan Organisasi:Proses Diagnosa dan Intervensi.RajaGrafindo.Jakarta.1997.Hlm 1613Ahmad Tanzeh.Pengantar Metode Penelitian.Teras.Yogyakarta.2009.Hlm 144.
17
Dalam pembinaan terdapat unsur tujuan, materi, proses, cara, pembaharuan dan
tindakan pembinaan. Selain itu, untuk melaksanakan kegiatan pembinaan
diperlukan adanya perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa pembinaan merupakan serangkaian kegiatan
terstruktur yang menimbulkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pembinaan dilakukan guna menciptakan keselarasan dengan apa yang menjadi
tujuan dari pembinaan itu sendiri.
2.3.2. Tujuan Pembinaan
Tujuan dari pembinaan olahraga rekreasi yang dilakukan oleh pemerintah sebagai
berikut:
1) Pembinaan dan perkembangan olahraga rekreasi dilaksanakan dan
diarahkan untuk memasalkan olahraga, dalam hal ini olahraga sebagai
upaya untuk mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan
kesehatan, kebugaran, kegembiraan dan hubungan sosial
2) Pembinaan dan perkembangan olahraga rekreasi dilaksanakan agar dapat
menumbuhkembangkan sanggar-sanggar dan mengaktifkan perkumpulan
olahraga dalam masyarakat, dan juga menyelenggarakan festival olahraga
rekreasi yang berjenjang dan berkelanjutan pada tingkat daerah, nasional,
dan internasional.14
14 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional
18
2.3.3 Pengertian Kegiatan
Kegiatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah aktivitas, usaha,
pekerjaan, atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan.Kegiatan bagian dari
program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai
bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri atas
sekumpulan tindakan.
Suatu kegiatan merupakan sebuah operasi individu yang untuk kegunaannya
dalam penjadwalan dapat dipandang sebagai suatu satuan kegiatan terkecil yang
tidak dirinci lagi.
Penulis menyimpulkan bahwa kegiatan merupakan realisasi berupa tindak lanjut
dari program-program yang telah terencana. Pelaksaannya secara terstruktur dan
terprogram. Dalam hal ini, kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kegiatan olahraga rekreasi.
2.4 Pelaku Pembinaan dan Obyek yang Dibina
2.4.1 Pelaku Pembinaan
Dalam hal ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang sistem
Keolahragaan Nasional, pelaku pembinaan digolongkan menjadi empat, yaitu :
1) Pemerintah Daerah
Dijelaskan dalam pasal 21 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Sistem Keolahragaan Nasional bahwa pemerintah dan pemerintah daerah
wajib melakukan pembinaaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawabnya.
19
2) Masyarakat
Sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Sistem Keolahragaan Nasional, dijelaskan bahwa :
a.masyarakat dapat melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga
melalui berbagai kegiatan keolahragaan secara aktif, baik yang
dilaksanakan atas dorongan pemerintah dan/atau pemerintah daerah,
maupun atas kesadaran atau prakarsa sendiri
b. Pembinaan dan pengembangan olahraga masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh perkumpulan olahraga
dilingkungan masyarakat setempat.
c. Masyarakat dalam melakukan pembinaaan dan pengembangan olahraga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat membentuk
organisasi cabang olahraga yang tidak bertentangan dengan Undang-
Undang ini.
3) Lembaga Pemerintah dan Lembaga Swasta
Dalam ini sesuai dengan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, bahwa lembaga pemerintah
maupun swasta berkewajiban menyelenggarakan pembinaan dan
pengembangan olahraga bagi karyawannya untuk meningkatkan kesehatan
kebugaran dan kegembiraan serta kualitas dan produktivitas kerja sesuai
dengan kondisi masing-masing.
20
4) Pelatih atau pembina Olahraga
Pada Pasal 60 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Sistem
keolahragaan Nasional, dijelaskan bahwa :
a. Pembina olahraga meliputi pembina perkumpulan, induk organisasi,
atau lembaga olahraga pada tingkat pusat dan tingkat daerah yang telah
dipilih atau yang ditunjuk sebagai pengurus
b. Pembina olahraga melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga
sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam organisasi
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
Keolahragaan menejelaskan bahwa pembina olahraga adalah orang yang memiliki
minat dan pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan manejerial, dan/atau
pendanaan yang didedikasikan untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan
olahraga.
Hak dan kewajiban dari pembina olahraga terdapat pada Pasal 61 Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional, yaitu:
1) Pembina olahraga berhak memperoleh peningkatan pengetahuan,
keterampilan, penghargaan, dan bantuan hukum
2) Pembina olahraga berkewajiban :
a. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan terhadap organisasi
olahraga,Olahragawan, tenaga keolahragaan, dan pendanaan
keolahragaan.
b. Melaksanaan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai prinsip.
21
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pemerintah daerah wajib
membina dan mengembangkan kegiatan olahraga rekreasi sesuai dengan
kewenangannya dan tanngung jawabnya. Pelaksana dari pembinaan dilakukan
oleh pembina olahraga atau pelatih yang memiliki sertifikat kompetensi dari induk
organisasi cabang olahraga yang bersangkutan atau instansi pemerintah.
2.4.2 Obyek Yang Dapat Dibina
Obyek yang dapat dibina dalam olahraga rekreasi adalah masyarakat yang
memiliki kesadaran akan pentingnya olahraga demi kebugaran, kesehatan dan
hubungan sosial, yang kemudian membentuk sebuah organisai olahraga dibawah
naungan FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia).
2.5 Dasar Hukum Pembinaan Olahraga Rekreasi Oleh Dinas Pemuda danOlahraga Provinsi Lampung
Setiap program pemerintah yang hendak dijalankan yang menyangkut dengan
kepentingan umum atau masyarakat luas, haruslah memiliki dasar hukum yang
jelas, guna mencegah terjadinya pelanggaran wewenang yang dilakukan oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Berikut dasar hukum dari pembinaan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Lampung :
1) Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan
Nasional;
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan
22
4) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaran
Keolahragaan;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
pekan dan Kejuaraan Olahraga;
6) Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 33 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit Kerja Pada Dinas
Pemuda dan Olahraga;
7) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Lampung;
8) Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 78 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung
2.6 Olahraga Rekreasi
2.6.1 Pengertian Olahraga
Olahraga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gerak badan, untuk
menguatkan, dan menyehatkan tubuh (seperti sepak bola, berenang, lempar
lembing).
Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan
Nasional, olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong,
membina, serta mengembangkan potensi jasmasi, rohani, dan sosial.15
UNESCO mendefinisikan bahwa olahraga sebagai aktifitas fisik berupa
permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain,
15Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional
23
ataupun diri sendiri. Sedangkan Dewan Eropa merumuskan olahraga sebagai
aktifitas spontan, bebas, dan dilaksanakan dalam waktu luang. Definisi terakhir ini
merupakan cikal bakal panji olahraga dunia yaitu “Sport Of All” dan di Indonesia
tahun 1983, “memasyarakatkan olahraga, dan mengolahragakan masyarakat”.16
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang
dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan
rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk
memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila.
Fungsi utama dari olahraga adalah untuk menyehatkan badan dan memastikan
organ tubuh juga sehat. Olahraga berperan penting dalam kehidupan, dikarenakan
didalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, oleh karena itu kesehatan tidak
diperlukan secara fisik saja, namun secara batin juga kesehatan harus selalu
terjaga, salah satunya dengan rutin berolahraga.
Namun, selain untuk menyehatkan, olahraga juga merupakan ajang yang
diperlombakan, baik dalam perlombaan nasional, maupun perlombaan
internasional.
Olahraga sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu olahraga pendidikan,
olahraga prestasi, olahraga amatir, olahraga profesional, olahraga penyandang
cacat, dan olahraga rekreasi.
16 Rusli Lutan dan Sumardianto.Filsafat Olahraga.Depdiknas.Jakarta.2000. Hal 6
24
1) Olahraga Pendidikan
Olahraga Pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan
sebagai bagian dari proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk
memperoleh pengetahuan, kepribadian, ketrampilan, kesehatan dan kebugaran
jasmani.17
Olahraga pendidikan biasa kita temui di sekolah-sekolah, dimana diharapkan
dengan jangka waktu pendek paling tidak para siswa memiliki kebugaran jasmani,
kesenangan melakukan aktivitas fisik, dan terbentuklah manusia yang sehat secara
jasmani.
Pembinaan olahraga pendidikan dilaksanakan dengan arahan satu kesatuan yang
sistematis, dan saling berkesinambungan dengan menggunakan standar
pendidikan nasional. Pelaku pembinaan sendiri terdiri dari dosen/guru olahraga
yang telah bersertifikat kompetensi dan berkualifikasi dengan didukung oelh
sarana dan prasarana penunjang yang memadai.
2) Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi merupakan olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan, melalui kompetisi
untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan ilmu
keolahragaan.
17 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional
25
Harsono mengungkapkan bahwa prestasi olahraga yang dibayangkan orang sukar
atau mustahil akan dapat dicapai, kini menjadi hal yang lumrah, dan jumlah atlet
yang mampu untuk mencapai prestasi demikian kini semakin banyak.18
Pasal 27 ayat (4) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional menyatakan bahwa pembinaaan dan pengembangan
olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga
pada tingkat daerah, nasional, dan internasional.19
Dengan adanya olahraga prestasi, diharapkan para atlet-atlet yang tergabung
dalam beberapa jenis olahraga agar bisa membawa nama baik daerah maupun
nama baik negara dalam hal ajang perlombaan.
3) Olahraga Amatir
Olahraga amatir adalah olahraga yang dilakukan atas kecintaan dan kegemaran
berolahraga.
4) Olahraga Profesional
Olahraga profesional yaitu olahraga yang bertujuan untuk memperoleh
pendapatan dalam bentuk uang atau yang lain atas dasar kemahiran dalam
penguasaan suatu bidang olahraga.
18 Harsono.Panduan Pengajar Buku Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis DalamOlahraga.Proyek Pengambangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.Jakarta.1988.Hlm9819 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 27 Ayat 4
26
5) Olahraga Penyandang Cacat
Olahraga penyandang cacat merupakan olahraga yang khusus dilakukan sesuai
dengan kondisi kelainan fisik dan mental seseorang. Olahraga ini bertujuan untuk
menumbuhkan rasa percaya diri seseorang, kesehatan, dan prestasi olahraga.
2.6.2 Olahraga Rekreasi
Undang-Undang No 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragan Nasional
menjelaskan bahwa olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh
masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan,
kebugaran, dan kegembiraan.20
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekreasi adalah penyegaran kembali badan
dan fikiran, sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan, seperti hiburan
dan piknik.
Menurut Nurlan Kusmaedi, olahraga rekreasi adalah kegiatan olahraga yang
ditujukan untuk rekreasi atau wisata.21
Olahraga rekreasi merupakan aktivitas indoor maupun outdoor yang didominasi
unsur-unsur olahraga/gerak positif sehingga dapat menyenangkan dan
menggembirakan.
20 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional21 Nurlan Kusmaedi.Pembelajaran Hidup Sehat Berbasis Masyarakat.FPOK-UPI.Bandung.2002.Hlm 4
27
2.6.3 Sasaran Olahraga Rekreasi
Sasaran yang dituju dari olahraga rekreasi adalah kalangan masyarakat luas yang
tentu sesuai dengan usia pelaku olahraga. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.
2.6.4 Tujuan Olahraga Rekreasi
Tujuan olahraga rekreasi adalah :
1) Pengisi waktu luang
2) Pelepas lelah, kebosanan, dan kepenatan
3) Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap),
contoh pendidikan dan pekerjaan/bekerja
4) Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan
berkelompok serta rekreasi aktif)
5) Untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang
menyenangkan
6) Memperoleh kesenangan dengan berolahraga
7) Memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan
2.7 Induk Organisasi FORMI
Formi adalah induk organisasi yang menajdi wadah berhimpun dari organisasi
olahraga rekreasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, baik secara
nasional maupun didaerah, menjadi mitra strategis dari pemerintah, pemerintah
28
dan masyarakat dalam kerangka mendorong dan menggerakan pembinaan dan
pengembangan olahraga rekreasi di seluruh Indonesia.22
Pada awalnya, organisasi olahraga masyarakat belum terbentuk, tahun 2002
Direktorat Keolahragaan Depdiknas berupaya membentuk organisasi olahraga
masyarakat karena adanya desakan dari beragam organisasi yang sebelumnya
telah berdiri secara mandiri.
Organisasi olahraga masyarakat tersebut berhasil dibentuk dengan nama awal
Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI). Pada pelaksanaan Musyawarah
Nasional FOMI III tahun 2009 menetapkan perunbahan nama FOMI menjadi
Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) melalui ketetapan
nomor : 007/munas FORMI/XII/2009 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia.
Sejalan dengan tuntutan zaman dan perkembangan olahraga sebagai bagian dari
olahraga rekreasi sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal Undang-Undang
Nomor 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Federasi Olahraga
Rekreasi-Masyarakat Indonesia (FORMI) telah menyesuaikan namanya menjadi
Federasi Olahraga Rekreasi –Masyarakat Indonesia (FORMI) yang diputuskan
pada MUNAS III FORMI pada tanggal 5 Desember 2009.23
Namun demikian, sampai dengan tahun 2009 perkembangan kelembagaan
ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, agak sulit diwujudkan. Artinya belum
tumbuh berkembang secara merata diseluruh Indonesia.
22 www.formi.or.id23 Ibid
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodelogi berasal dari kata dasar metode dan logi. Metode merupakan cara
melakukan sesuatu dengan teratur (sistematis), sedangkan logi artinya ilmu yang
berdasarkan logika berfikir. Metodelogi artinya ilmu tentang cara melakukan
sesuatu dengan teratur (sistematis). Metodelogi penelitian artinya ilmu tentang
cara melakukan penelitian dengan teratur (sistematis). Metodelogi penelitian
hukum artinya ilmu tentang cara melakukan penelitian hukum dengan teratur
(sistematis).24
3.1 Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum normatif
empiris. Pendekatan normatif adalah pendekatan yang dilakukan melalui studi
kepustakaan dalam mencari data dan sumber data yang bersifat teori dan berguna
untuk memecahkan masalah. Pendekatan ini dikenal dengan nama pendekatan ke
pustakaan atau yang biasa disebut dengan studi kepustakaan, yakni dengan
mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan, dan dokumen lainnya
yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan pendekatan empiris yang
dimaksudkan disini adalah suatu pendekatan yang dilakukan dengan melihat dan
24 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan penelitian hukum, Citra Aditya, Bandung, 2004. Hlm 57
30
mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan kenyataan di dalam
praktek lapangannya.
3.2. Sumber dan Jenis Data
Sumber dan jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu sebagai
berikut: 25
1) Data Primer
Data primer adalah data utama yang diperoleh secara langsung dari
lapangan penelitian dengan cara melakukan wawancara dengan kepada
narasumber untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.
Dalam hal ini penelitian dilakukan di Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Lampung.
2) Data Sekunder
Data merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian, karena dalam
penelitian hukum normatif yang dikaji adalah bahan hukum yang berisi
aturan-aturan yang bersifat normatif.26 Data yang diperoleh dan diolah
dalam penelitian hukum normatif adalah data sekunder yang berasal dari
sumber kepustakaan yang terdiri dari:
25Soerjono Soekanto & Sri Mamudji.Penelitian Hukum Normatif (Suatu TinjauanSingkat)..Rajawali Press.Jakarta.2001.Hlm 6126Ibid.
31
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai kekuatan
secara mengikat secara umum (perundang-undangan) atau mempunyai
kekuatan mengikat bagi pihak-pihak berkepentingan.27
Dalam penelitian ini bahan hukum primer yang digunakan adalah:
1.Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2007 Tentang Penyelenggaran
Keolahragaan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
pekan dan Kejuaraan Olahraga;
6. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 33 Tahun 2016
Tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit Kerja Pada
Dinas Pemuda dan Olahraga;
7. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Lampung;
27 AbdulKadir Muhammad.Op.Cit.hlm 82
32
8. Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 78 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan
terhadap bahan hukum primer, misalnya: rancangan undang-undang,
hasil-hasil penelitian, hasil karya pakar hukum, dan sebagainya.28
Bahan hukum sekunder yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini
di peroleh dari studi kepustakaan yang terdiri dari buku-buku yang
berhubungan dengan penulisan ini.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, antara lain
kamus hukum, indeks majalah hukum, jurnal penelitian hukum, dan
bahan-bahan diluar bidang hukum, seperti majalah, surat kabar, serta
bahan-bahan hasil pencarian yang bersumber dari internet berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
3.3 Prosedur Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
28 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum,(Jakarta: Sinar Grafika, 2013),hlm. 23.
33
1) Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan dimaksud adalah usaha untuk memperoleh data sekunder.
Dalam hal ini penulis melakukan serangkaian studi dokumentasi dengan cara
mengumpulkan, membaca, mempelajari, membuat catatan-catatan, dan
kutipan-kutipan serta menelaah bahan-bahan pustaka yaitu berupa karya tulis
dari para ahli yang tersusun dalam literatur dan peraturan-peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan ada kaitannya dalam permasalahan
yang dibahas dalam penelitian ini.
2) Studi Lapangan
Studi Lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan
menggunakan teknik wawancara yang langsung dengan responden yang telah
direncanakan sebelumnya. Wawancara dilaksanakan secara langsung dan
terbuka dengan mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan keterangan atau
jawaban yang bebas sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan. Wawancara dilakukan kepada Kepala Bidang Keolahragaan
beserta staf Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.
3.4 Prosedur Pengolahan Data
Keseluruhan data yang diperoleh dari metode tersebut, kemudian dikumpulkan
untuk kemudiandiolah dengan menggunakan tahap-tahap, yaitu :
1) seleksi data, yaitu mengidentifikasi data yang telah terkumpul apakah data
lengkap, benar dan sesuai dengan permasalahan ;
34
2) klasifikasi data, yaitu penempatan data ditetapkan sesuai dengan bidang
atau pokok bahasan sehingga diperoleh data yang objektif dan mudah dalam
mengnalisanya ;
3) sistematika data, yaitu penelusuran data berdasarkan urutan data yang telah
ditentukan sesuai dengan ruang lingkup pokok bahasan secara sistematis ;
4) pemeriksaan data, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh mengenai
kelengkapan, kejelasan, dan kebenaran jawabannya.
3.5 Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatifyaitu analisis data yang dilakukan dengan menjabarkan secara
rinci kenyataan atau keadaan atassuatu objek dalam bentuk kalimat guna
memberikan gambaran yang lebih jelas terhadappermasalahan yang diajukan,
sehingga memudahkan untuk ditarik suatu kesimpulan.
Dengandiadakannya pembahasan tersebut diharapkan permasalahan yang telah
ditentukan dapat dijawabdan dapat diambil suatu kesimpulan dari permasalahan
yang dibahas, dan pada akhirnya akandikemukakan saran-saran yang dapat
dijadikan sebagai bahan perbaikan dalam melaksanakantugas pokok dan fungsi
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peran Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Lampung Dalam Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Dari hasil penelitian dan riset serta analisis yang dilakukan, bahwa Peran Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Dalam Pembinaan Kegiatan Olahraga
Rekreasi masih belum efektif. Dilihat dari perkembangannya, olahraga rekreasi di
Lampung masih sedikit. Banyak masyarakat luas yang belum mengetahui apa itu
olahraga rekreasi, selain itu banyak orang beranggapan bahwa olahraga rekreasi
merupakan olahraga mahal, padahal sejatinya olahraga rekreasi ada juga yang
tidak menggunakan alat ataupun tempat yang khusus. Seperti tujuan dari olahraga
rekreasi itu sendiri yaitu mengolahragakan masyarakat, disini masyarakat
ditekankan untuk lebih sering berolahraga guna mendapatkan jiwa dan raga yang
sehat dan kuat.
57
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung masih kurang dalam hal
memperkenalkan olahraga rekreasi kepada masyarakat luas, Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Lampung belum mempunyai strategis khusus dalam rangka
pengenalan terhadap olahraga rekreasi.
Olahraga rekreasi yang sudah adapun masih belum dapat dikatakan efektif, dari
segi fasilitas masih banyak yang belum terpenuhi. Selain itu organisasi yang
menaungi olahraga rekreasi yaitu Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat
Indonesia (FORMI) belum terbentuk sebagaimana mestinya.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan, yaitu:
1) Perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah dalam hal pengenalan olahraga
rekreasi kepada masyarakat luas, karena tujuan utama dari olahraga rekreasi
adalah mengolahragakan masyarakat guna memiliki jiwa dan raga yang sehat
2) Hendaknya pemerintah segera membentuk badan organisasi yang menaungi
olahraga rekreasi agar olahraga rekreasi bisa berjalan dan terealisasi
sebagaimana mestinya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
Tentang sistem Keolahragaan Nasional
3) Sebaiknya kerjasama antara Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi dan Dinas
Pemuda dan Olahraga Kabupaten lebih ditingkatkan lagi, dalam hal menjaring
bibit-bibit pelaku olahraga rekreasi yang berprestasi, sehingga mampu
membanggakan dan mengangkat nama daerah asalnya lebih tinggi ke ajang
tingkat nasional maupun internasional.
58
4) Segera dibentuk organisasi FORMI yang dapat membantu Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Lampung agar kegiatan olahraga rekreasi di Provinsi
Lampung bisa berjalan sesuai dengan peraturan yang ada.
Daftar Pustaka
Abdul Kadir, Muhammad. Hukum dan Penelitian Hukum. 2004. Bandung: Citra
Aditya.
Ali, Zainuddin. Metode penelitian hukum. 2013. Jakarta: Sinar Grafika.
Harsono. Panduan Pengajar Buku Coaching dan Apek-Aspek Psikologis Dalam
Olahraga.1988. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
HR, Ridwan. Hukum Administrasi Negara. 2013. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kusmaedi, Nurlan. Pembelajaran Hidup Sehat Berbasis Masyarakat. 2002.
Bandung:FPOK-UPI
Lusta, Rusli dan Sumardianto. Filsafat Olahraga . 2000. Jakarta: Depdiknas.
Mulyadi, Dedy. Studi Kebijakan publik dan Pelayanan Publik. 2015. Bandung.
Alfabeta.
Nurmayani. Hukum Pemerintahan Daerah. 2006. Bandar Lampung: Universitas
Lampung.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar.2002. Jakarta: Rajawali Press.
________________. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum.2003. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Sutrisno, Edy. Mengenal Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi
Kebijakan/Program. 2009. Surabaya: Untag Press.
Tahir, Arifin. Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah. 2014. Bandung: Alfabeta.
Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitians. 2009 .Yogyakarta: Teras.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001.
Jakarta: Balai Pustaka.
Thoha, Miftah. Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi. 1997.
Jakarta: Raja Grafindo.
Undang-Undang
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional
Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 33 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit Kerja Pada Dinas
Pemuda dan Olahraga
Peraturan Gubernur Provinsi Lampung No 78 Tahun 2016, Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Lampung
Jurnal
Achmad, Deni. “Peranan Mahasiswa Fakultas Hukum Sebagai Pelaksana Bantuan
Hukum (Legal Aid) Kepada Masyarakat”. Fiat Justisia Jurnal Ilmu
Hukum. Vol 9 No 1. Januari-Maret 2015
Skripsi
Abdurrahman. 2014. Implementasi Program Pembinaan Olahraga Prestasi Di
Provinsi Lampung Tahun 2013 (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas
Lampung.
Alamat Web
www.bbc.com
www.formi.or.id
www.kupastuntas.com
www.Lampungpro.com