Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

13
PENDAHULUAN Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,2009), laporan keuangan perusahaan bermanfaat sebagai sumber informasi dalam mengukur nilai perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu informasi yang terdapat dalam laporan keuangan adalah berkaitan dengan laba. Menurut Wijayanti (2006) informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan Tax Management dengan Kualitas Laba Riwayat Artikel: Diterima 12 Okt 2015 Direvisi 22 Nop 2015 Disetujui 2 Des 2015 NI KOMANG ANGGRENI 1 ; NYOMAN K. A. M. PUTRA 1 ; I NYOMAN P. YASA 2*1 1 Program Studi Akuntansi, Universitas Mahasaraswati, Jl. Kamboja No. 11 A Denpasar, Bali, Indonesia. 2 Program Studi Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha, Jalan Udayana No.11 Singaraja, Indonesia. *Corresponding Author, E_mail address: [email protected] ABSTRACT This study aims to knows the effect of tax management, managerial ownership, institutional ownership to earnings quality a company listed on Indoneisa Stock Exchange. This study focused on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2008-2013. The sampling method used is purposive sampling. Data were analyzed using moderated regression analysis (MRA). The results showed that the tax management negatively affect earnings quality, managerial ownership does not affect the tax relationship management and the quality of earnings and strengthen institutional ownership tax is a negative relationship management to the quality of earnings. Keywords: Tax Management; Managerial Ownership; Institutional Ownership; Earnings Quality ABSTRAK P)enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen pajak, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008-2013. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tax management berpengaruh negatif terhadap kualitas laba, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan tax management dan kualitas laba dan kepemilikan institusi memperkuat hubungan negatif tax management terhadap kualitas laba. Kata Kunci:Tax Management, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan institusi dan Kualitas Laba kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Pada prakteknya, perusahaan meng-hitung dua versi laporan keuangan setiap tahunnya, yaitu laporan keuangan ber-dasarkan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dan laporan keuangan yang dihitung berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku (Deviana, 2010). Pajak saat ini diandalkan sebagai sumber pendapatan utama pemerintah, karenanya pemerintah membuat peraturan yang dapat memaksimalkan penerimaan pajak (Firman, 2013). Bagi perusahaan, pajak DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Transcript of Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

Page 1: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

PENDAHULUANMenurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,2009),

laporan keuangan perusahaan bermanfaat sebagaisumber informasi dalam mengukur nilaiperusahaan sebagai dasar pengambilan keputusanekonomi. Salah satu informasi yang terdapat dalamlaporan keuangan adalah berkaitan dengan laba.Menurut Wijayanti (2006) informasi yangterkandung di dalam laba (earnings) mempunyaiperan sangat penting bagi pihak-pihak yangberkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihakinternal dan eksternal perusahaan menggunakanlaba sebagai dasar pengambilan keputusan sepertipemberian kompensasi dan pembagian bonus

Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi HubunganTax Management dengan Kualitas Laba

Riwayat Artikel: Diterima 12 Okt 2015 Direvisi 22 Nop 2015 Disetujui 2 Des 2015

NI KOMANG ANGGRENI1; NYOMAN K. A. M. PUTRA1; I NYOMAN P. YASA2*1

1Program Studi Akuntansi, Universitas Mahasaraswati, Jl. Kamboja No. 11 A Denpasar, Bali, Indonesia.2Program Studi Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha, Jalan Udayana No.11 Singaraja, Indonesia.

*Corresponding Author, E_mail address: [email protected]

ABSTRACTThis study aims to knows the effect of tax management, managerial ownership, institutional ownership to earnings quality a company listed onIndoneisa Stock Exchange. This study focused on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2008-2013. Thesampling method used is purposive sampling. Data were analyzed using moderated regression analysis (MRA). The results showed that the taxmanagement negatively affect earnings quality, managerial ownership does not affect the tax relationship management and the quality of earningsand strengthen institutional ownership tax is a negative relationship management to the quality of earnings.Keywords: Tax Management; Managerial Ownership; Institutional Ownership; Earnings Quality

ABSTRAKP)enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen pajak, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kualitas labapada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BursaEfek Indonesia untuk periode 2008-2013. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis data menggunakanmoderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tax management berpengaruh negatif terhadap kualitas laba, kepemilikanmanajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan tax management dan kualitas laba dan kepemilikan institusi memperkuat hubungan negatif taxmanagement terhadap kualitas laba.Kata Kunci:Tax Management, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan institusi dan Kualitas Laba

kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerjamanajemen, dan dasar penentuan besarnyapengenaan pajak.

Pada prakteknya, perusahaan meng-hitung duaversi laporan keuangan setiap tahunnya, yaitulaporan keuangan ber-dasarkan Generally AcceptedAccounting Principles (GAAP) dan laporan keuanganyang dihitung berdasarkan ketentuan perpajakanyang berlaku (Deviana, 2010). Pajak saat inidiandalkan sebagai sumber pendapatan utamapemerintah, karenanya pemerintah membuatperaturan yang dapat memaksimalkan penerimaanpajak (Firman, 2013). Bagi perusahaan, pajak

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 2: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016 67

merupakan beban pengeluaran yang dapatmenurunkan laba bersih, sehingga manajerberusaha meminimalkan kewajibannya (Boynton,1992, Desai dan Dharmapala, 2006).

Dalam hal pajak, manajemen dapat memilihstrategi tax management yang bermanfaat bagiperusahaan dalam jangka panjang (Firman, 2013).Tax management merupakan upaya perusahaandalam hal penanganan pembayaran pajak mulaidari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian(Irawan dan Farahmita, 2012). Perencanaan pajakdilakukan untuk efisiensi pembayaran pajak.Perusahaan melakukan tax manage-ment atau taxplanning untuk meminimalkan kewajiban pajak,melalui legal tax avoidance, yaitu penghindaran pajaksesuai peraturan pajak dengan cara mengetahuijenis transaksi yang menguntungkan perusahaandari sisi penghematan pajak (Firman, 2013).

Corporate governance juga berkaitan denganmanajemen laba dan kualitas laba (Klein, 2002;Givoly dan Hayn, 2010). Agency theory memandangperbedaan kepentingan principal dan agen, masing-masing berusaha memaksimalkan kepenti-ngannya.Konflik yang muncul antara keduanya dapatmempengaruhi kualitas laba. Corporate governanceberhubungan dengan tax management karenamembayar pajak yang kecil dianggap adanyapenghematan uang untuk kepentingankesejahteraan pemegang saham (Chen et al., 2009)karenanya direksi dan CEO memegang perananpenting dalam menentukan strategi tax management(Minnick dan Noga, 2010).

Penelitian ini dilakukan untuk menge-tahuibagaimana pengaruh tax management, kepemilikanmanajerial dan kepemilikan institusi terhadapkualitas laba. Perbedaan penelitian ini denganpenelitian sebelumnya adalah pada penelitian inimenggunakan variabel corporate governance sebagaipemoderasi sedangkan penelitian sebelumnyacorporate governance digunakan sebagai variabel

bebas, serta alat analisis yang digunakan adalahmoderate regression analysis yang sebelumnyamenggunakan poll regression (Firman,2013)

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSANHIPOTESISKUALITAS LABA

Bellovary et al. (2005) mendefinisikan kualitaslaba sebagai kemampuan laba dalam merefleksikankebenaran laba dan mem-prediksi laba dimasamendatang, dengan acuan stabilitas dan persistensilaba. Laba persisten merupakan indikatorkemampuan laba dalam membayar dividen dimasamendatang, dapat dikatakan pertanggung-jawabanmanajer perusahaan dalam pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepada mereka. Pentingnyapersistensi laba akhirnya menjadi perhitungan laindi dalam pengambilan keputusan (Fanani, 2010).Persistensi laba sebagai komponen yang memilikinilai prediktif atas harapan laba, memiliki relevansidengan book-tax differences (Firman, 2013). Book-taxdifferences merupakan informasi yang dapatmembantu investor dalam menentukan kualitaslaba dan nilai perusahaan.

TAX MANAGEMENTTax management merupakan pelaksa-naan dari

peran pengaturan dan pengawasan dalam bidangperpajakan yang bersifat rutin, karenabersangkutan dengan transaksi yang berulang kaliterjadi bertujuan untuk meminimalisasi tax exposureatau risiko hutang pajak (www.ortax.org, 2015).Minnick dan Noga (2010) mengartikan tax manage-ment sebagai kemampuan untuk membayar jumlahyang lebih sedikit atas pajak dalam jangka waktuyang panjang. Menurut Irawan dan Farahmita(2012) tax management merupakan upayaperusahaan dalam hal penanganan pembayaranpajak mulai dari perencanaan, pelaksanaan, danpengendalian.

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 3: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI68

Peraturan pajak memiliki banyak keten-tuanyang memungkinkan perusahaan untukmengurangi pajak secara benar tanpa melanggarhukum (Irawan dan Farahmita, 2012). Suandy,seperti dikutip oleh Suarningrat dan Setiawan(2013), menga-takan bahwa tax managementmempunyai dua tujuan, yaitu menerapkanperaturan pajak secara benar dan usaha efisiensiuntuk mencapai laba yang seharusnya.

LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKALChariri dan Ghozali (2007) menyatakan bahwa

laba adalah laba akuntansi yang merupakan selisihpengukuran pendapatan dan biaya. PSAK 46(Revisi 2014) mendefinisikan laba akuntansi sebagailaba atau rugi bersih selama satu periode sebelumdikurangi beban pajak. Menurut Statement ofFinancial Accounting Concept (SFAC) No. 1,informasi laba memiliki manfaat dalam menilaikinerja manajemen, membantu mengestimasikemampuan laba yang repre-sentatif dalam jangkapanjang, memprediksi laba dan menaksir risikodalam investasi. Laba akuntansi mengandungmakna bersih atau neto yaitu sebagai net incomeatau penghasilan bersih untuk suatu periodesedangkan dalam PSAK 46 (Revisi 2014) laba kenapajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal)adalah laba (rugi) selama satu periode yang dihitungberda-sarkan peraturan yang ditetapkan olehOtoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang(dilunasi). Akibat adanya perbedaan dasarpenyusunan laba berdasarkan akuntansi danperaturan perpajakan, maka laba yang dihasilkanmelalui proses akuntansi memberikan ukuran yangberbeda dalam pengukuran pendapatan dan beban,namun tetap dapat dibandingkan dengan laporanlaba berdasarkan peraturan pajak (Plesko, 2004).

CORPORATE GOVERNANCE (CG)Menurut Monks dan Minow (2004) corporate

governance (CG) merupakan sebuah studi yangmempelajari hubungan direktur, manajer,karyawan, pemegang saham, pelanggan, krediturdan pemasok terhadap perusahaan dan hubunganantar sesamanya. Cadbury Committee, seperti dikutipoleh Forum for Corporate gover-nance in Indonesia(FCGI), mengartikan corporate governance atau tatakelola perusahaan sebagai seperangkat peraturanyang mengatur hubungan antara pemegang saham,pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,pemerintah, karyawan serta para pemegangkepentingan intern dan ekstern lainnya yangberkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka,atau dengan kata lain suatu sistem yang mengaturdan mengendalikan perusahaan. The InstituteIndonesia of Corporate Governance (IICG), dalamsitusnya (www.icg.org), mendefinisikan corporategovernance sebagai serangkaian mekanisme untukmengarahkan dan mengendalikan suatuperusahaan agar operasional perusahaan berjalansesuai dengan harapan para pemangkukepentingan.

PENGARUH TAX MANAGEMENT TERHADAPKUALITAS LABA

Aktivitas tax management di antaranyaditunjukkan dengan adanya perbedaan labaakuntansi keuangan (financial accounting income)dengan laba fiskal (taxable income) atau lebihdikenal dengan book-tax differences (Firman, 2013).Lev dan Nissim (2004) berargumentasi labaperusahaan memiliki kualitas tinggi ketika dapatmemprediksi kejadian masa depan. Laba fiskalsemestinya memberikan informasi kualitas labaperusahaan karena aturan pajak tidak mengijinkanestimasi sebagaimana GAAP (generally acceptedaccounting principles). Oleh karena itu agar pengam-bilan keputusan dapat dilakukan dengan baik,diperlukan suatu informasi tentang laba yangberkualitas. Kualitas laba seringkali dikaitkan

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 4: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016 69

dengan persistensi laba, karena persistensi labamerupakan salah satu komponen nilai prediktiflaba dalam mengukur kualitas laba.

Hanlon (2005) menyatakan bahwa perusahaanyang memiliki beda temporer kena pajak besar,cenderung melakukan pre tax income yang persisten.Joos et al.(2000) dalam Djamaludin et al. (2008)mem-buktikan bahwa perusahaan dengan book taxdifferences besar baik positif (laba akuntansi lebihbesar dari laba fiskal) maupun negatif (labaakuntansi lebih kecil dari laba fiskal) didugamemiliki kualitas laba yang rendah. Berdasarkanuraian diatas maka dapat diajukan hipotesis sebagaiberikut:

H1: Tax management berpengaruh negatif terhadapkualitas laba.

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAPHUBUNGAN TAX MANAGEMENT DAN KUALITASLABA

Salah satu tujuan penerapan corporate governanceadalah untuk mengatasi masalah yang munculakibat konflik kepentingan antara pemilikperusahaan dengan mana-jemen. Manajemen tidakakan bertindak untuk kepentingan pemegangsaham jika tidak bermanfaat bagi mereka sendiri(Irawan dan Farahmita, 2012). Jensen dan Meckling(1976) menyatakan bahwa proporsi kepemilikansaham yang dikontrol oleh manajer dapatmempengaruhi kebijakan-kebijakan perusahaandan akan dapat menyejajarkan kepentingan antaraprinsipal dan agent. Peranan kepemilikan manajerialmenjadi berpengaruh pada perusahaan, manajerbukan hanya berperan sebagai manajer melainkanjuga sebagai pemegang saham (Jumiati dan Ratnadi,2013). Hal ini akan menjadikan manajer akan lebihgiat untuk memenuhi keinginan dari pemegangsaham.

Kepemilikan manajerial dapat digunakan untukmenentukan kualitas laba mendatang yang

tercermin dari persistensi labanya, semakin pihakmanajemen memiliki saham perusahaan berartisemakin besar rasa tanggung jawab manajer untukmemper-tanggung jawabkan laporan keuangan(Jumiati dan Ratnadi, 2014). Dengan memperbesarkepemilikan manajerial maka diharapkanmanajemen dapat lebih transparan danmeningkatkan kinerja mana-jemen. Sebagai hasilpeningkatan kinerja manajemen tersebut dengansendirinya kinerja perusahaan juga akanmeningkat. Kinerja perusahaan selama ini, padaumumnya, masih diukur melalui bottom-line perfor-mance (kinerja laba). Kinerja laba salah satunyadipengaruhi oleh efisiensi pembayaran pajakperusahaan (Wijayanti, 2006). Semakin efisienpengelolaan pajak perusahaan maka diharapkanakan semakin tinggi marjin laba yang dihasilkanperusahaan (Irawan dan Farahmita, 2012).Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarikhipotesis sebagai berikut :

H2: Kepemilikan manajerial memoderasiterhadap hubungan tax management dankualitas laba.

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSI TERHADAPHUBUNGAN TAX MANAGEMENT DAN KUALITASLABA

Penelitian yang dilakukan Shleifer dan Vishney(1986) menyatakan bahwa pemilik institusionalmemainkan peran penting dalam memantau,mendisiplinkan dan mempengaruhi manajer.Mereka berpendapat bahwa seharusnya pemilikinstitusional berdasarkan besar dan hak suara yangdimiliki, dapat memaksa manajer untuk berfokuspada kinerja ekonomi dan menghindari peluanguntuk perilaku mementingkan diri sendiri.

Adanya tanggung jawab perusahaan kepadafidusia, maka pemilik institusi memiliki insentifuntuk memastikan bahwa manajemen perusahaanmembuat keputusan yang akan memaksimalkan

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 5: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI70

kesejahteraan pemegang saham (Annisa damKurniasih, 2012). Hasil penelitian yang dilakukanoleh Khurana dan Moser (2009) adalah besarkecilnya konsentrasi kepemilikan institusi makaakan mempengaruhi kebijakan pajak agresif olehperusahaan, dan semakin besarnya konsentrasishort-term shareholder institusional akanmeningkatkan kebijakan pajak agresif, tetapisemakin besar konsentrasi kepemilikan long-termshare-holder maka akan semakin mengurangitindakan kebijakan pajak yang agresif.

Manajemen akan cenderung oportunistik apabilamemiliki insentif atas kinerja keuangan diantaranyamelalui adanya perbedaan standar akuntansikeuangan dengan peraturan perpajakan yangmenimbulkan book-tax differences (Tang, 2006).Berda-sarkan penjelasan diatas dapat dirumuskanhipotesis sebagai berikut:

H3: Kepemilikan institusi memoderasi terhadaphubungan antara tax management dan kualitas laba.

METODE PENELITIANMODEL PENELITIAN

Untuk membantu dalam memahami dinamikavariabel-variabel di atas, maka diperlukan suatumodel penelitian. Landasan teori yang telahdiungkapkan disusun hipotesis yang merupakanalur pikiran peneliti dan untuk menghindariadanya bias maka dalam penelitian ini jugamenggunakan tiga variabel kontrol meliputi aruskas operasi (Penman, 2001), ukuran perusahaan(Manzon dan Plesko, 2002), dan kinerjaperusahaan (Lev dan Nissim, 2004). Dengandemikian, model penelitian pengaruh tax manage-ment pada kualitas laba dan corporate governancesebagai variabel moderasi adalah sebagai berikut.

LOKASI PENELITIANLokasi Penelitian dilakukan di Bursa Efek

Indonesia (BEI) melalui situs resminya www.idx.co.id

dan Kantor Perwakilan BEI Denpasar, Jl. P.B.Sudirman 10X Kav. 2 Denpasar, didasarkan ataspertimbangan BEI merupakan salah satu tempattransaksi perdagangan saham dari berbagai jenisperusahaan yang ada di Indonesia dan BEImemberikan informasi yang lengkap tentang data-data keuangan perusahaan.

OBJEK PENELITIANObjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah

tax management, corporate governance dan kualitaslaba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar diBEI periode tahun 2008-2013.

DEFINISI OPERASIONAL VARIABELKualitas Laba

Bellovary et al. (2005) mendefinisikan kualitaslaba sebagai kemampuan laba dalam merefleksikankebenaran laba dan memprediksi laba dimasamendatang, dengan acuan stabilitas dan persistensilaba.

Tax management

Tax management merupakan pelaksa-naan dariperan pengaturan dan pengawasan dalam bidangperpajakan yang bersifat rutin, karenabersangkutan dengan transaksi yang berulang kali

GAMBAR 1. MODEL PENELITIAN

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 6: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016 71

terjadi bertujuan untuk meminimalisasi tax expo-sure/risiko hutang pajak (www.ortax.org). Tax manage-ment dilihat dari perbedaan antara laba akuntansidan laba fiskal (book-tax differences) (Firman, 2013).

KEPEMILIKAN MANAJERIALKepemilikan manajerial merupakan proporsi

pemegang saham dari pihak manajemen yangsecara aktif ikut dalam pengambilan keputusanperusahaan (direktur dan komisaris). Dalampenelitian ini kepemilikan manajerial merupakankepemi-likan saham oleh manajemen perusahaanyang diukur dengan persentase jumlah saham yangdimiliki oleh manajemen (Soliman et al., 2012).

KEPEMILIKAN INSTITUSIKepemilikan institusi merupakan kepemilikan

saham oleh institusi keuangan, institusi berbadanhukum, institusi luar negeri, dana perwalian sertainstitusi lainnya pada akhir tahun. Dalam peneliti-an ini, Kepemilikan institusi diukur melalui besar-nya persentase saham yang dimiliki oleh investorinstitusi (Soliman et al., 2012; Yunianto, 2013).

VARIABEL KONTROLVariabel kontrol pertama yang digunakan adalah

arus kas operasi berdasarkan arus kas operasi ataucash flow operation (CFO). CFO digunakanberdasarkan peneli-tian Penman (2001) bahwapersistensi laba juga ditentukan oleh komponenarus kas. CFO dihitung dengan total arus kasoperasi dikurangi pos luar biasa (extraordinary items)ditambah beban pajak penghasilan.

Size atau ukuran perusahaan juga digunakansebagai variabel penelitian berdasarkan Manzondan Plesko (2002) bahwa ukuran perusahaan dapatmemberikan kesempatan tax planning yang lebihbesar sehingga dapat menimbulkan efek book-taxdifferences yang bias. Size diukur denganmenggunakan logaritma natural total asset.

Variabel kontrol terakhir yang digunakan adalahkinerja perusahaan yang diukur dengan return onasset (ROA). Penggunaan variabel kontrol ini adalahberdasarkan Lev dan Nissim (2004) bahwa ROAdapat mempengaruhi persistensi laba. ROAdiperoleh dari laba bersih dibagi dengan total asset.

METODE DAN TEKNIK PENENTUAN SAMPELPopulasi dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2013.Pemilihan populasi dilakukan pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesiakarena sektor manufaktur merupakan sektor yangmampu memberikan kontribusi dan penyumbangpemasukan terbesar dalam penerimaan pajak padatahun 2008-2013. Penentuan sampel dalampenelitian ini menggunakan metode purposivesampling dengan kriteria perusahaan yang dijadikansampel penelitian adalah:1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI1

selama periode penelitian, yaitu tahun 2008 –2013.

2) Perusahaan manufaktur yang menerbitkanlaporan dalam mata uang rupiah.

3) Perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidakmengalami kompensasi pajak akibat kerugianselama tahun pengamatan.

4) Perusahaan harus memiliki ketersediaan dataseperti kepemilikan manajerial, kepemilikaninstitusi, dan data lainnya yang dibutuhkandalam penelitian ini.

Adapun jumlah populasi perusahaanmanufaktur yang terdaftar berturut-turut di BEIselama periode penelitian adalah sebanyak 119perusahaan sedangkan sampel penelitian setelahdisesuaikan dengan kriteria pemilihan sampeldalam penelitian ini sebanyak 12 sampel denganjumlah observasi sebanyak 72 yang dapat dilihatpada tabel 1.

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 7: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI72

METODE PENGUMPULAN DATAMetode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:1) Studi pustaka, yaitu pengumpulan data yang

dilakukan yaitu dengan mengolah literatur,artikel, jurnal, hasil penelitian terdahulu,maupun media tertulis lainnya yang berkaitandengan topik pemba-hasan dari penelitian ini.

2) Studi dokumentasi, yaitu pengambilan data yangdigunakan dengan mengumpulkan seluruh datasekunder dan seluruh informasi yang digunakanuntuk menyelesaikan masalah yang ada dalamdokumen. Sumber-sumber data dokumenterseperti laporan keuangan perusa-haan yangmenjadi sampel penelitian periode 2008-2013.

TABEL 1. DAFTAR PEMILIHAN SAMPEL

TEKNIK ANALISIS DATAStatistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gam-baran ataudeskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata(mean), standar deviasi, varian, maksimum, mini-mum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali,2013). Statistik deskriptif yang digunakan dalampenelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum,rata-rata, dan standar deviasi.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian iniuntuk menguji apakah data memenuhi asumsiklasik. Hal ini untuk menghindari terjadinyaestimasi yang bias mengingat tidak semua datadapat diterapkan regresi. Salah satu syarat untukbisa menggunakan uji regresi adalah terpenuhinyauji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, ujimultikolonieritas, uji heteros-kedastisitas dan ujiautokorelasi.

Analisis Regresi dengan Variabel Moderasi

Moderated Regression Analysis (MRA) atau ujiinteraksi merupakan aplikasi khusus regresiberganda linear dimana dalam persamaanregresinya mengandung unsur interaksi (perkaliandua atau lebih variabel independen) (Liana, 2009).Model yang digunakan dalam MRA untuk mengujipengaruh tax management terhadap kualitas labadan corporate governance sebagai variabel moderasiadalah sebagai berikut:

Uji Kelayakan Model (Goodness of fit test)

Penelitian ini menggunakan lebih dari satuvariabel independen, maka untuk mengukurpengaruh variabel independen terhadap variabeldependen digunakan adjusted R2. Nilai adjusted R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 8: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016 73

dependen amat terbatas selaian itu untukmenjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitianini juga menggunakan uji F yang pada dasarnyamenunjukkan apakah semua variabel independenatau bebas yang dimasukkan dalam modelmempunyai pengaruh secara bersama-samaterhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2013)dan Uji T yang pada dasarnya menunjukanseberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkanvariasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Uji tdapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi tmasing-masing variabel. Jika nilai signifikansi darimasing-masing variabel independen lebih kecil dari0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruhvariabel independen terhadap variabel dependen.Untuk arah, jika koefisien (+) maka berpengaruhpositif, dan jika tanda koefisien negatif (-) makaberpengaruh negatif.

HASIL DAN PEMBAHASANSTATISTIK DESKRIPTIF

Statistik deskriptif memberikan gambaran ataudeskripsi suatu data, dalam penelitian ini statistikdeskriptif dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilaiminimum, maksimum dan standar deviasi darimasing-masing variabel penelitian. Hasil darianalisis deskriptif dari variabel-variabel penelitianini dapat dilihat pada Tabel 2.

UJI ASUMSI KLASIKSalah satu syarat untuk bisa menggunakan uji

regresi adalah terpenuhinya uji asumsi klasik yangterdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, ujiheteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Hasil ujiasumsi klasik disajikan sebagai berikut:1) Uji Normalitas, bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabelpengganggu atau residual memiliki distribusinormal atau tidak (Ghozali 2013). Berdasarkanhasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov di atasmenun-jukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnovsebesar 1,340 dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar0,55 lebih besar dari á (0,05), sehingga dapatdisimpulkan bahwa residual berdistribusi nor-mal.

TABEL 3. RINGKASAN UJI MULTIKOLENIARITAS

TABEL 2. HASIL STATISTIK DESKRIPTIF

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 9: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI74

2) Uji Multikolonieritas, bertujuan untuk mengujiapakah model regresi ditemukan adanya korelasiantar variabel bebasnya (Ghozali 2013). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menun-jukkanadanya multikolonieritas adalah nilai tolerance e”0.10 atau sama dengan VIF d” 10.Berdasarkan hasil uji multikolonieritas di atasmenunjukkan bahwa nilai masing-masingvariabel bebas memiliki nilai tolerance e— 0,10dan nilai VIF d— 10. Sehingga disimpulkanbahwa tidak ada gejala multikolonieritas antarvariabel bebas dalam model regresi.

3) Uji Autokorelasi, bertujuan untuk mengujiapakah dalam model regresi linier ada korelasiantara kesalahan pengganggu pada periode tdengan kesalahan pengganggu pada periode t-1atau sebelumnya (Ghozali, 2013). Pengujian adatidaknya autokorelasi dapat dilakukan denganuji Durbin-Watson (DW Test). Model dikatakanterbebas dari autokorelasi positif atau negatifapabila nilai du<d<4-du. Berdasarkan hasil ujiDurbin-Watson di atas diperoleh bahwa nilaiDurbin-Watson untuk persamaan regresi adalah1,839 dengan tarif signifikan 5 persen, untukN=72 dan K=3 diperoleh nilai du 1,704. Nilai ddari persamaan tersebut berada pada du<d<4-du

atau 1,704<1,839<2,296 maka dapatdisimpulkan tidak terdapat autokorelasi sehinggamodel ini layak digunakan untuk analisisselanjutnya.

4) Uji Heteroskedastisitas, bertujuan untukmenguji apakah model regresi terjadiketidaksamaan varian dari residual satupengamatan ke pengamatan lain (Ghozali,2013). Untuk mendeteksi ada atau tidaknyaheteroskedastisitas dapat dilakukan denganmenggunakan uji Glejser. Jika hasil uji Glejsermenunjukkan nilai probabilitas signifikansilebih besar dari 0,05 maka model regresi tidakmengandung heteroskedastisitas. Adapun hasil

uji Glejser dapat di lihat pada tabel 4.

TABEL 4. RINGKASAN HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

TABEL 5. RINGKASAN HASIL MODERATED REGRESSION ANALYSIS

Berdasarkan hasil uji Glejser diketahui bahwatidak satupun dari variabel indepen-den yang terdiridari tax management, kepemilikan manajerial,kepemilikan institusi, interaksi tax management dankepe-milikan manajerial, interaksi tax managementdan kepemilikan institusi, arus kas operasi, ukuranperusahaan, dan kinerja perusahaan memiliki nilaiprobabilitas kurang dari 0,05. Hasil inimenunjukkan bahwa bahwa model regresi dalampenelitian ini bebas dari heteroskedastisitas. Dari -hasilhasil analisis di atas, maka dapat disimpulkanbahwa model regresi dalam penelitian ini telahmemenuhi kriteria uji asumsi klasik.

ANALISIS REGRESI DENGAN VARIABEL MODERASIModerated Regression Analysis digu-nakan dalam

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 10: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016 75

penelitian ini untuk menjawab hipotesis yangdiajukan dalam penelitian ini. Adapun hasil ujiModerated Regression Analysis (lihat Tabel 5).

Berdasarkan hasil analisis regresi Tabel 5diperoleh persamaan sebagai berikut:

UJI KELAYAKAN MODEL (GOODNESS OF FIT TEST)Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinyamengukur seberapa jauh kemampuan model dalammenerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,2013). Penelitian ini menggunakan lebih dari satuvariabel independen, maka untuk mengukurpengaruh variabel independen terhadap variabeldependen digunakan adjusted R2. Nilai adjusted R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabeldependen amat terbatas.

Berdasarkan hasil pengujian, nilai koefisien(Adjusted R Square) sebesar 0,284 atau 28,4 persen.Hal ini berarti 28,4 persen variabel kualitas labadipengaruhi oleh tax management, kepemilikanmanajerial dan kepemilikan institusi, sedangkansisanya sebesar 71,6 persen dipengaruhi oleh faktorlainnya yang tidak dijelaskan dalam model regresiini.

TABEL 6. RINGKASAN HASIL UJI F

Hasil Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apa-kahsemua variabel independen atau bebas yangdimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2013).

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Fhitung

4,526 dengan sig. 0,000 yang lebih kecil dari 0,05,sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabelindependen secara bersama-sama berpengaruhterhadap variabel dependen. Hasil inimenunjukkan bahwa model penelitian ini adalahfit atau layak.

Hasil Uji tUji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independen secaraindividual dalam menerangkan variasi variabeldependen (Ghozali, 2013). Uji t dapat dilakukandengan melihat nilai signifikansi t, jika nilaisignifikansi dari masing-masing variabelindependen lebih kecil dari 0,05 maka dapatdikatakan bahwa ada pengaruh variabelindependen terhadap variabel dependen. Untukarah, jika koefisien (+) maka berpengaruh positif,dan jika tanda koefisien negatif (-) makaberpengaruh negatif. Adapun hasil uji t dapatdilihat pada tabel 7.

TABEL 7. RINGKASAN HASIL UJI T

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 11: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI76

Berdasarkan hasil uji statistik t pada Tabel 7,diperoleh hasil pengaruh tax management yangdilihat dari BTD mempunyai nilai thitung sebesar -3,852 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000yang berarti lebih kecil dari 0,05 dengan arahkoefisien negatif. Hal ini berarti bahwa tax manage-ment yang dilihat dari BTD berpengaruh negatifterhadap kualitas laba, sehingga H1 diterima. Hasilpenelitian ini mendukung penelitian yangdilakukan oleh Wijayanti (2006) yang menyatakanbahwa book-tax differences berpengaruh negatifsignifikan terhadap persistensi laba. Semakin kecilbook-tax differences akan meningkatkan persistensilaba, sehingga informasi tentang pajak perusahaansebagaimana disajikan dalam laporan keuanganjuga turut memberikan informasi mengenaikualitas laba.

Selanjutnya, pengaruh kepemilikan manajerialmemoderasi terhadap hubungan tax managementdan kualitas laba. Variabel interaksi antara taxmanagement dan kepemilikan manajerial yangdilihat dari BTD*MO mempunyai nilai thitung

sebesar 1,414 dengan tingkat signifikansi sebesar0,162 yang berarti lebih besar dari 0,05 dengan arahkoefisien positif. Hal ini berarti bahwa kepemilikanmanajerial sebagai variabel moderasi tidakberpengaruh terhadap hubungan antara tax manage-ment dan kualitas laba, sehingga H2 ditolak. Halini dikarenakan masih rendahnya saham yangdimiliki oleh pihak manajemen yang ikut andildalam pengambilan keputusan. Secara individukepemilikan manajerial juga tidak berpengaruhterhadap kualitas laba yang berarti ada atau tidaksaham yang dimiliki oleh pihak manajemenperusahaan, kualitas laba tidak mengalamipeningkatan dimata investor.

Rendahnya kepemilikan saham oleh manajemenmengindikasi bahwa praktik corporate governance diperusahaan Indo-nesia masih sangat rendah.Kebanyakan saham perusahaan Indonesia masih

didominasi oleh kepemilikan asing sehinggamanajemen perusahaan menjalankan peru-sahaanhanya untuk insentif saja. Menurut Jensen danMeckling (1976) kepemilikan manajerial dapatmensejajarkan kepentingan manajemen danpemegang saham, akan tetapi masih rendahnyakepemilikan manajerial tersebut akan dapatberdampak perilaku yang menyimpang dari tujuanperusahaan. Perilaku menyimpang tersebut secaratidak langsung akan dapat menurunkan kualitaslaba perusahaan yang dapat merugikan kreditor,investor, dan pemerintah. Hasil ini tidak konsistendengan penelitian yang dilakukan oleh Jumiati danRatnadi (2014) yang menemukan bahwakepemilikan manajerial berpengaruh positifterhadap persistensi laba. Hasil yang berbeda jugaditemukan oleh Irawan dan Farahmita (2012) yangmenemukan bahwa kepemilikan direksiberpengaruh negatif signifikan terhadapmanajemen pajak perusahaan.

Pengaruh kepemilikan institusi memoderasiterhadap hubungan tax management dan kualitaslaba. Variabel interaksi antara tax management dankepemilikan institusi yang dilihat dari BTD*IOmempunyai nilai thitung sebesar -3,371 dengan tingkatsignifikansi sebesar 0,001 yang berarti lebih kecildari 0,05 dengan arah koefisien negatif. Hal iniberarti bahwa kepemilikan institusi merupakanvariabel moderasi yang berarti bahwa kepemilikaninstitusi memoderasi terhadap hubungan antara taxmanagement dan kualitas laba, sehingga H3 diterima.Hasil penelitian ini berbeda dari perkiraan bahwakepemilikan institusi akan memperlemah pengaruhtax management terhadap kualitas laba.

Hasil ini menunjukkan bahwa dalam tax plan-ning, pembentukan anak perusahaan dan holdingcompany di antaranya memiliki tujuan penghematanpajak melalui income shifting, sehingga sangatdimungkinkan keterlibatan principal melalui indukperusa-haan dalam kebijakan perpajakan

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 12: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016 77

perusahaan dalam satu grup. Anak perusahaansebuah grup cenderung memiliki tarif pajak efektiflebih rendah dibandingkan perusahaanindependen. Perusahaan induk secara strategis akanmelakukan penggeseran laba yang dilaporkan(income shifting) di antara perusahaan afiliasi untukmenurunkan tarif pajak efektif secara keseluruhan(Gramlich et al., 2002). Hasil penelitian ini tidakkonsisten dengan Sumomba (2013) yangmenemukan bahwa kepemilikan isntitusi tidakberpengaruh terhadap manajemen pajak. Begitujuga dengan Firman (2013) yang menemukanbahwa interaksi kepemilikan institusi dengan book-tax differences tidak berpengaruh terhadaphubungan antara book-tax differences dan persistensilaba.

Variabel kontrol arus kas operasi yang dilihatdari CFO mempunyai nilai thitung sebesar -0,661dengan tingkat signifikansi sebesar 0,511 yangberarti lebih besar dari 0,05 dengan arah koefisiennegatif. Hal ini berarti bahwa kualitas laba dalampenelitian ini tidak dipengaruhi arus kas operasi(CFO). Variabel kontrol ukuran perusahaan yangdilihat dari size mempunyai nilai thitung sebesar 0,087dengan tingkat signifikansi sebesar 0,931 yangberarti lebih besar dari 0,05 dengan arah koefisienpositif. Hal ini berarti bahwa kualitas laba dalampenelitian ini tidak dipengaruhi oleh ukuranperusahaan (size). Variabel kontrol kinerjaperusahaan yang dilihat dari ROA mempunyai nilaithitung sebesar 5,173 dengan tingkat signifikansisebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwakualitas laba dalam penelitian ini dipengaruhi olehkinerja perusahaan (ROA).

SIMPULANTujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji

pengaruh tax management terhadap kualitas labadan corporate governance sebagai variabel moderasi

pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indone-sia tahun 2008-2013. Berdasarkan hasil penelitiandan pembahasan maka diperoleh kesimpulan taxmanagement yang diproksikan dengan book-taxdifferences berpengaruh negatif terhadap kualitaslaba. Hal ini berarti perusahaan rata-ratamelaporkan laba sebelum pajak yang lebih besardibandingkan dengan laba fiskal.

Selanjutnya, kepemilikan manajerial tidakberpengaruh pada hubungan tax mana-gement dankualitas laba. Hal ini berarti ada atau tidaknyakepemilikan manajerial tidak akan mempengaruhikualitas laba perusahaan di mata investor.Kepemilikan institusi memoderasi hubungan taxmanagement dan kualitas laba. Hal ini berartidengan pembentukan anak perusahaan dan holdingcompany, perusahaan memiliki tujuan penghematanpajak melalui income shifting, sehingga sangatdimungkinkan keterlibatan principal melalui indukperusahaan dalam kebijakan perpajakanperusahaan dalam satu grup.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasanyaitu: pertama, jumlah sampel yang digunakandalam penelitian relatif sedikit, yaitu 12 perusahaanmanufaktur sehingga hasil penelitian ini tidakdapat digunakan sebagai dasar generalisasi. Hal inidisebabkan beberapa data yang dibutuhkan dalampenelitian ini tidak lengkap. Kedua, penelitian inihanya berfokus pada perusa-haan yangmendapatkan laba selama periode pengamatan.

Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikandalam mengembangkan dan memperluas penelitianselanjutnya, meliputi: pertama, penelitianberikutnya perlu mem-pertimbangkan pengaruh taxmanagement yang meliputi perbedaan permanendan temporer terhadap kualitas laba. Kedua,penelitian selanjutnya sebaiknya meng-gunakansampel perusahaan baik yang laba maupun rugi danmengembangkan model penelitian ini pada sektorlain selain sektor manufaktur. Ketiga, penelitian

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78

Page 13: Peran Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Hubungan

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI78

selanjutnya dapat menggunakan proksi tax manage-ment yang lain seperti cashETR yang digunakanoleh Irawan dan Faramita (2012). Terakhir, perlukiranya di penelitian berikutnya untukmenambahkan mekanisme corporate gover-nanceyang dapat mepengaruhi kualitas laba.

DAFTAR PUSTAKABellovary, N., A. B. Farris, D. Hackel, M. Kumershek, B. Pederson., dan

C. Thistle. 2005. Current corporate income tax developments:Northeast Region. Journal of State Taxation, Summer, 23 (1), 51-.

Boynton, C. E., P. S. Dobbins, G. A. Plesko. 1992. Earning manage-ment and the corporate alternative minimum tax. Journal ofAccounting Research, 30, 131-153.

Bursa Efek Indonesia. 2015. www.idx.co.id, diunduh Mei 2015Chariri, A. dan I. Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Universitas

Diponogoro.Chen, S., X. Chen, Q. Chen, dan T. Shevlin. 2008. Are family firms more

tax aggressive than non-family firms?. Working Paper. FosterSchool of Business, University of Washington.

Desai, M. A. dan D. Dharmapala, 2004. Corporate tax avoidance andhigh-powered incentives. Working Papers. Departement ofEconomics, Univers-ity of Connecticut.

Deviana, B. S. P. 2009. Kemampuan beban pajak tangguhan danbeban pajak masa kini dalam mendeteksi manajemen laba padasaat seasoned equity offerings. Skripsi, Universitas Diponogoro.

Djamaluddin, S., Rahmawati, dan H. T. Wijayanti. 2008. AnalisisPengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskalterhadap persistensi Laba, Akrual, dan Arus Kas pada PerusahaanPerbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Working Papers.Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Fanani, Z. 2010. Analisis faktor-faktor penentu persistensi laba. Jurnalakuntansi dan keuangan Indonesia, 7 (1), 109-123.

Firman, A. M. 2013. Kualitas laba, Tax management dan CorporateGovernance. Paper Dipresentasikan pada Simposium NasionalAkuntansi XVI, Manado.

Givoly, D, C. K. Hayn dan S. P. Katz. 2010. Does Public Ownership ofEquity Improve Earning Quality. The Accounting Review, 85 (1),195-225.

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBMSPSS 21. Semarang: Universitas Diponogoro.

Hanlon, M. 2002. The Persistence of Earnings, Accruals, and Cashflowswhen Firms have Large Book-Tax Differences. Doctoral Dissertation,University of Washington.

Irawan, H. P. dan A. Farahmita. 2012. Pengaruh kompensasimanajemen dan corporate governance terhadap manajemen pajakperusahaan. Paper Dipresentasikan pada Simposium NasionalAkuntansi XV, Banjarmasin.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan No. 46 tentang Akuntansi Pajak Pengha-silan. Jakarta.

Jensen, M. C. dan W. H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Manage-rial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal ofFinancial Economics, Oktober, 1976, Vol. 3, No. 4, pp. 305-360.

Jumiati, F. dan N. M. D. Ratnadi. 2014. Pengaruh kepemilikan

manajerial dan book tax differences terhadap persistensi laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8 (2), 91-101.

Klein, A. 2002. Audit Committee, Board of Director Characteristics andEarning Management. Working Paper. Law and EconomicsResearch Paper Series. New York University.

Lev, B. dan D. Nissim. 2004. Taxable Income, future earnings andequity values. The Accounting Review, 79 (4), 1039-1074.

Manzon, G. B. dan G. A. Plesko. 2002. The Relation between Financialand Tax Reporting Measures of Income. Working Paper. MIT SloanSchool of

Minnick, Kristina. Tracy Noga. 2009. Do Corporate governancecharacteristic influence tax management?. Bentley university.

Plesko, G. A. 2004. Corporate Tax Avoidance and the properties ofcorporate earnings. National tax Journal, 57 (3), 729-737.

Republik Indonesia. 2008. Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentangPajak Penghasilan.

Sumomba, C. R. 2013. Pengaruh Corporate Governance padaManajemen Pajak pada Perusahaan Non Keuangan yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Tesis, Universitas Dipone-goro.

Wijayanti, H. T. 2006. Analisis Perbedaan Antara Laba Akuntansi danLaba Fiskal Terhadap Persistensi Laba Akrual dan Arus Kas. PaperDipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Yunianto, A. 2013. Pengaruh Penggantian Manajemen, DewanKomisaris Inde-penden, Kepemilikan Managerial, KepemilikanInstitusional, Dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba.Jurnal Akuntansi dan Investasi, 14 (2), 156-172.

www.economy.okezone.com. diakses April 2015www.ortax.org. diakses Februari 2015

DOI: 10.18196/jai.2016.0045. 66 - 78