Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

8
 Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi http://mhugm.wikidot.com/artikel:003  I. HISTORICAL BUMN Pada awalnya BUMN adalah hasil nasionalisasi ex-perusahaan-perusahaan asing (Belanda) yang kemudian ditetapkan sebagai perusahaan Negara. Kemudian de-gan UU No. 1 Prp 1969 dibentuklah pembagian 3 jenis bentuk Badan Usaha Milik Negara menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Persero. Pembagian ini dibentuk sesuai dengan tugas, fungsi dan misi Usaha pada waktu itu. Filosofi mengapa dibentuk Badan Usaha Milik Negara adalah karena berdasarkan pada bunyi ketentuan UU Pasal 33 khususnya ayat (2) dan (3) yang mengandung maksud bahwa; cabang-cabang produksi penting bagi Negara yang menguasai ha-jat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Kemudian bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarny a kemakmuran rakyat. Dengan demkian tugas pertama Negara dengan membentuk badan usaha adalah untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat, manakala sektor-sektor tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta. Kemudian tugas-tugas seperti itu diterje-mahkan sebagai bentuk  “pioneering” usaha oleh Negara yang membuat BUMN menjadi agen pembangunan/ agent o f development. Pemahaman BUMN sebagai agent of development berlanjut sampai dengan peri-ode tahun 80an, yang kemudian pemahaman tersebut membawa dampak “negatif/minir” karena fungsi kontrol terhadap BUMN dianggap sangat lemah, BUMN sebagai sarang korupsi dan lain-lain. Pada periode akhir 80an, tepatnya 1989, manajemen BUMN dibenahi sekaligus di-luruskan kembali fokus usahanya serta ditata kembali pola reportingnya, yaitu den-gan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 741/1989 yang mewajibkan manajemen BUMN membuat laporan kerja dan laporan keuangannya sekaligus mempublikasikannya. Hal ini sebenarnya merupakan cerminan dari pemberlakuan program-program Good Corporate Governance, antara lain dengan mempublikasi-kan laporan keuangan berarti telah terjadi pembelajaran dan pendisiplinan BUMN terhadap pelaksanaan prinsip GCG (keterbukaan) sekaligus pembelajaran penera-pan protokol Pasar Modal (capital market protocol) mulai pada waktu itu. Dengan penerapan prinsip-prinsip GCG, sekaligus terkandung maksud untuk dapat memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi sebagai regulator. Hal ini bila tidak di-pahamkan tentang pemisahan fungsi dimaksud akan membawa akibat adanya intervensi-intervensi yang dimulai dari pemilik kemudian akan diikuti oleh pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan. II. SEKTOR USAHA BUMN Pada dasarnya sektor-sektor usaha yang dilakukan oleh BUMN mencakup hampir seluruh sektor dan bidang usaha yang ada dimana didalamnya terdapat 11 kelom-pok besar sektor, yaitu;  Agro Industri;

Transcript of Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

Page 1: Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

5/17/2018 Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-bumn-dalam-pemulihan-ekonomi 1/8

 

Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

http://mhugm.wikidot.com/artikel:003 

I. HISTORICAL BUMN

Pada awalnya BUMN adalah hasil nasionalisasi ex-perusahaan-perusahaan asing (Belanda)

yang kemudian ditetapkan sebagai perusahaan Negara. Kemudian de-gan UU No. 1 Prp

1969 dibentuklah pembagian 3 jenis bentuk Badan Usaha Milik Negara menjadi PerusahaanJawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Persero. Pembagian ini dibentuk sesuaidengan tugas, fungsi dan misi Usaha pada waktu itu.

Filosofi mengapa dibentuk Badan Usaha Milik Negara adalah karena berdasarkan pada bunyiketentuan UU Pasal 33 khususnya ayat (2) dan (3) yang mengandung maksud bahwa;

cabang-cabang produksi penting bagi Negara yang menguasai ha-jat hidup orang banyakdikuasai oleh Negara. Kemudian bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnyadikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan demkian tugas pertama Negara dengan membentuk badan usaha adalah untukmemenuhi segala kebutuhan masyarakat, manakala sektor-sektor tersebut belum dapat

dilakukan oleh swasta. Kemudian tugas-tugas seperti itu diterje-mahkan sebagai bentuk “pioneering” usaha oleh Negara yang membuat BUMN menjadi agen pembangunan/agent of development.

Pemahaman BUMN sebagai agent of development berlanjut sampai dengan peri-ode tahun80an, yang kemudian pemahaman tersebut membawa dampak “negatif/minir” karena

fungsi kontrol terhadap BUMN dianggap sangat lemah, BUMN sebagai sarang korupsi danlain-lain.

Pada periode akhir 80an, tepatnya 1989, manajemen BUMN dibenahi sekaligus di-luruskankembali fokus usahanya serta ditata kembali pola reportingnya, yaitu den-ganditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 741/1989 yang mewajibkan manajemen

BUMN membuat laporan kerja dan laporan keuangannya sekaligus mempublikasikannya.

Hal ini sebenarnya merupakan cerminan dari pemberlakuan program-program GoodCorporate Governance, antara lain dengan mempublikasi-kan laporan keuangan berarti

telah terjadi pembelajaran dan pendisiplinan BUMN terhadap pelaksanaan prinsip GCG(keterbukaan) sekaligus pembelajaran penera-pan protokol Pasar Modal (capital market

protocol) mulai pada waktu itu. Dengan penerapan prinsip-prinsip GCG, sekaligusterkandung maksud untuk dapat memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi sebagai

regulator. Hal ini bila tidak di-pahamkan tentang pemisahan fungsi dimaksud akanmembawa akibat adanya intervensi-intervensi yang dimulai dari pemilik kemudian akan

diikuti oleh pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan.

II. SEKTOR USAHA BUMN

Pada dasarnya sektor-sektor usaha yang dilakukan oleh BUMN mencakup hampir seluruhsektor dan bidang usaha yang ada dimana didalamnya terdapat 11 kelom-pok besar sektor,yaitu;

  Agro Industri;

Page 2: Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

5/17/2018 Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-bumn-dalam-pemulihan-ekonomi 2/8

 

  Telekomunikasi;

  Semen, konstruksi dan Konsultan Engineering;

  Pertambangan;

  Energi;

  Logistik;

  Pariwisata;

  Kehutanan dan Kertas;  Jasa Keuangan;

o  Industri Startegis;o  Jasa Penunjang Pertanian

Dari sektor tersebut terbagi lagi menjadi sub-subsektor seperti Jasa Keuangan dapat dibagi

menjadi Jasa Keuangan Perbankan dan Jasa Keuangan Non Perbankan (misalnya Asuransi),demikian juga terhadap sektor logistik yang dapat dibagi men-jadi bidang transportasi,

penunjang transportasi (misalnya Bandara, pelabuhan), Ka-wasan Industri, Dok Perkapalandlsb.

Luasnya sektor dan bidang usaha yang dilakukan oleh BUMN mengesankan bahwa semua

sektor usaha menjadi monopoli badan usaha Negara. Dari kajian yang kami lakukan,sebaiknya Pemerintah bertahan pada pengelolaan dibidang yang me-menuhi kriteriadibawah ini

  Amanat pendiriannya oleh Peraturan Perundangan

  Mengemban tugas Public Service Obligation  Terkait dengan Keamanan Negara

  Melakukan konservasi alam/budaya

  Berbasis sumber daya alam

  Padat karya  Penting bagi stabilitas ekonomi/keuangan Negara

Selanjutnya dari kajian tersebut dicoba untuk mengkategorikan sektor-sektor dan bi-dangapa saja yang masih tepat dilakukan oleh BUMN, apakah sektor-sektor yang masih sangat

kompetitif, pelaksana layanan publik, atau yang strategis, lalu bagai-mana dengan sifat

bisnisnya apakah sudah sunset (tidak memiliki prospek) atau sifat usaha yang telah banyakdilakukan oleh pihak swasta, bahkan bila dilaksakan oleh swasta justru dapat lebih efisien?

Bila demikian halnya perlu dicarikan solusi terhadap sektor/bidang usaha apa saja yangtepat dikelola/dilakukan oleh BUMN yang juiga mengacu pada ketentuan pasal 33 UU 1945dimaksud dalam kriteria kriteria diatas.

III. KINERJA BUMN

Saat ini BUMN berjumlah 139 yang dalam pelaksanaan tugasnya masih memerlu-kan

beberapa perbaikan-perbaikan sistem manajemennya untuk mengangkat kiner-janya.Perangkat perbaikan tersebut termasuk untuk menciptakan kontrol sistem, oleh karenanyasejak tahun 2002 diwajibkan bagi seluruh BUMN untuk menerap-kan program GCG yang

kemudian diikuti dengan penerapan program-program lain yang dapat menunjang

kinerjanya seperti penerapan program Risk Management yang gencar diwajibkan sejak awal2006 ini, selain beberapa BUMN yang bergerak di bidang industri-industri penting sepertiTelkom, PLN, Perbankan dan Industri-industri berbasis teknologi tingggi telah lebih dulu

menerapkan program Risk Man-agement ini. dengan melaksanakan program-programtersebut perangkat-perangkat korporasi lainnya yang juga perlu ditingkatkan adalah

Page 3: Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

5/17/2018 Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-bumn-dalam-pemulihan-ekonomi 3/8

 

kualitas manaje-men/sumber daya manusia agar lebih mempunyai visi pada orientasi bisnis

dan berani mengambil keputusan-keputusan bisnis, sehingga paradigma BUMN secara

simultan dapat diubah, termasuk mindset manajemen, karyawan dan sistem teknologinya juga (perlahan) harus dilakukan perombakan.

Hingga saat ini dengan upaya-upaya yang telah dilakukan nyatanya membawa peruba-han,

lebih nampak pada indikasi meningkatnya jumlah BUMN yang bertambah sehat danberkurangnya BUMN rugi.

Selain perusahaan-perusahaan yang dapat menunjukan peningkatan kinerja dari sisi

perolehan laba, tentunya dapat dibuktikan dari sisi Negara yang memperoleh Dividen selakupemegang saham, dan pajak, tidak tertutup pula sumbangan retribusi daerah.

Kemudian dari sisi pasar modal, dapat dikatakan bahwa BUMN adalah salah satu indikatortentang dinamisnya perdagangan saham dan obligasi di bursa efek, dimana 12 BUMN yanglisted saham di bursa (12 BUMN) mencapai 36.8% pada tahun 2004, dan 34.2% pada tahun

2006 dari nilai transaksi perdagangan di bursa, dengan total kapitalisasi pasar BUMN sejak2001 s/d 2006 mencapai ± Rp.273 Trilliun. Belum lagi bila dihitung dengan atraktifnya

perdagangan obligasi yang di-issued oleh BUMN.

IV. KEBIJAKAN YANG AKAN DITEMPUH

Namun patut kita cermati, bahwa kinerja yang tergambar tersebut tidak tersebar se-caramerata di semua BUMN. Jika kita urutkan BUMN berdasarkan angka har-ta/aset, ekuitas,

penjualan, dan laba bersih, kemudian kita pilih BUMN yang memiliki setidaknya 3 figur yang

termasuk 25 terbesar pada kategorinya, maka akan kita da-patkan 22 BUMN yangmemenuhi kategori ini dan bisa kita katakan sebagai BUMN terbesar, dimana 8 diantaranyaadalah BUMN Tbk. Bila dibandingkan dengan jum-lah agregat seluruh BUMN, maka 22

BUMN ini memiliki 92.21% aset, 92.64% ekui-tas, 87.16% penjualan dan 91.78% lababersih, atau dengan kata lain dari 139 BUMN yang kita miliki, 117 BUMN diantaranya hanya

memiliki proporsi kurang dari 10% terhadap keseluruhan BUMN. Hal ini mengimplikasikanadanya kinerja yang ti-dak optimal pada sebagian besar BUMN dan urgensi pertimbanganmengenai jum-lah dan besaran BUMN yang ideal (rightsizing policy).

Kebijakan rightsizing BUMN akan ditempuh dengan melakukan merjer/konsolidasi, holding,maupun privatisasi sehingga pada tahun 2009 jumlah BUMN diharapkan akan menjadi 89dan selanjutnya menjadi 25 pada tahun 2020, yang diharapkan merupakan ukuran yang

ideal sehingga kita mampu memiliki BUMN dengan daya saing tinggi dan merupakanpemain utama di pasar internasional.

Kebijakan rightsizing ini merupakan bagian dari upaya profitisasi BUMN yang mengacu padapemetaan BUMN dengan membagi BUMN menjadi 2 kelompok yaitu BUMN yangmenjalankan fungsi public service obligation (PSO) dan BUMN komer-sial. Pengelompokan

tersebut sangat penting agar masing-masing BUMN tersebut benar-benar memperolehpenanganan yang tepat.

Tidak kalah pentingnya adalah Revitalisasi BUMN melalui restrukturisasi sektoral denganmemperhatikan peraturan/perundangan yang ada dan restrukturisasi peru-sahaan melaluipenerapan key performance indicator (KPI) dan GCG secara konsis-ten. Melalui

restrukturisasi sektoral tersebut, diharapkan setiap kebijakan yang di-ambil olehKementerian Negara BUMN akan sejalan dengan kebijakan dari depar-temen teknis. Disamping itu, melalui penerapan KPI dan GCG secara konsisten, di-harapkan akan tercapai

Page 4: Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

5/17/2018 Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-bumn-dalam-pemulihan-ekonomi 4/8

 

BUMN yang terfokus, memiliki core competence, well per-formed dan well managed sertamenjadi champion di bidangnya.

Bahwa keberadaan BUMN memberikan pula efek mutiplier selain sebagai dinamisa-tor pasar

mengingat tugas dan fungsi BUMN selain berorientasi kpd laba dan laya-nan umum, juga

menjadi katalisator terhadap pertumbuhan ekonomi di level me-nengah kecil. yaitu dapat

dibuktikan dengan kepesertaan BUMN terhadap pembina-an dan pemberian pendampinganbimbingan/bantuan teknis kepada UKM-UKM yang merupakan mitra binaannya. Efek

multiplier tersebut tentunya akan berdampak pada pertumbuhan industri/ekonomi, selainpenyiapan lapangan pekerjaan bagi ma-syarakat. sebagaimana diketahui 139 BUMNmemiliki total nilai aset sebesar RP. 1300 Triliun, ternyata dalam pelaksanaannya masih

dirasakan adanya kekurangan-kekurangan, antara lain apabila dillihat dari sisi efisiensi

tenaga kerja yang ada. Pada dasarnya jumlah tenaga kerja yang ada pada BUMN-BUMNbisa dikatagori-kan overstaffing. Namun bila kita memperhatikan amanah dari UUD 1945,

tersirat bahwa Negara perlu menyediakan cukup lapangan pekerjaan bagi warganya, oleh

karenanya BUMN-BUMN sebagai suatu badan usaha yang dimiliki Negara sekaligus sebagaialat produksi tentunya harus mempertimbangkan tentang penampungan te-naga kerja.

Sehingga efisiensi tenaga kerja di BUMN ada anggapan tidak/bukan menjadi sorotan utama

dikaitkan dengan performa kinerja perusahaan.

V. MODEL UNTUK MENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI

Untuk mewujudkan amanah Undang-undang No. 19 tahun 2003 mengenai Badan Usaha

Milik Negara pasal 2 ayat (1) butir (a) tentang salah satu maksud dan tujuan pendirianBUMN yaitu “memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional padaumumnya dan penerimaan Negara pada khususnya” maka Kemente-rian BUMN telah

menyusun strategi penataan BUMN kedepan yang berada dalam kerangka rightsizing policy

yang tadi telah kami jelaskan. Untuk meningkatkan kon-tribusi BUMN dalam pertumbuhanekonomi Kementerian BUMN akan memantapkan orientasi pengembangan kepada BUMN-

BUMN yang memiliki potensi bisnis mau-pun pelayanan, dalam besaran dan strukturorganisasi yang sesuai.

Untuk mencapai besaran dan struktur yang sesuai, rightsizing policy akan diwujud-kandalam kategorisasi BUMN dalam 5 (lima) bentuk atau jenis tindakan, yaitu;

(1) Stand Alone

BUMN yang masuk dalam kategori ini adalah BUMN yang memiliki kriteria beri-kut ini;

  Market share cukup signifikan dan mengandung unsur keamanan;

  Single player atau masuk sebagai pemain utama;  Belum memiliki potensi untuk dimerger ataupun holding; dan

  Keberadaannya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku & umumnya

captive market.

(2) Holding

BUMN yang masuk dalam kategori ini adalah BUMN yang memiliki kriteria beri-kut ini;

  Sektor usahanya sama

  Jenis usaha dan segmen pasar berlainan

Page 5: Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

5/17/2018 Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-bumn-dalam-pemulihan-ekonomi 5/8

 

  Kompetisi tinggi

  Masih ada prospek/ bisnis prospektif   Pemerintah merupakan pemilik mayoritas

(3) Divestasi

Divestasi merupakan tindakan pemegang saham (shareholder’s action), yang se-lalumempertimbangkan unsur cost & benefit, sebagaimana pemegang saham pada perseroyang lain. Namun, karena tindakan divestasi ini dikaitkan dengan kepemilikan Badan UsahaMilik Negara, maka Divestasi hanya dapat dilakukan pada BUMN yang memiliki kriteria

berikut ini;

  Berbentuk Persero.

  Berada pada sektor usaha atau industri yang kompetitif atau unsur teknologinyacepat berubah.

  Bidang usahanya menurut undang-undang tidak secara khusus harus dikelola oleh

BUMN.  Tidak bergerak di sektor pertahanan dan keamanan.

  Tidak mengelola sumber daya alam yang menurut ketentuan perundang-undangantidak boleh diprivatisasi.

  Tidak bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas khususuntuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kepentinganmasyarakat.

  Memenuhi ketentuan/peraturan pasar modal apabila privatisasi dilakukan melaluipasar modal.

Termasuk pula dari tindakan divestasi, meliputi pula tindakan privatisasi. Bahwa tindakanprivatisasi selain akan memperlihatkan kesiapan dan performa kinerja perusahaan yang

membaik yang kemudian mempunyai suatu nilai (value ) yang tinggi, maka perusahaan-

perusahaan yang baik tersebut diberikan kesempatan kepada khalayak/masyarakat daninstansi (Pemda) untuk turut menikmati BUMN dengan cara memiliki saham Perusahaan.Dengan demikian pengertian priva-tisasi tentang penjualan aset kepada asing sebenarnya

hanya terkait dengan masalah privatisasi dengan metode Initial Public Offering (IPO)

tentunya meng-gunakan suatu mekanisme pasar yang tidak bisa dikontrol investor-investornya.

Demikian pula sebaliknya, bagaimana perlakuan terhadap BUMN yang usa-hanya sudahsunset (yang potensi perkembangan usahanya sudah turun) bila-mana Pemerintah akan

bertindak sebagai regulator?. Seperti misalnya pada kegiatan BUMN di bidang usaha

penerbitan dan perdagangan buku, termasuk pula usaha pergedungan dan pertokoan,dimana sektor swasta lebih maju dan lebih efisien mengelolanya, apakah negara masihlayak untuk memiliki dan mengelola BUMN tersebut?

(4) Merjer dan Konsolidasi

Dalam rangka penguatan sinergi antar-BUMN, tindakan merjer dan konsolidasi menjadipertimbangan, apabila memenuhi kriteria berikut ini;

  Jenis usaha dan segmen pasar sama

  Kompetisi tinggi  Mayoritas saham dimiliki Pemerintah

  Kinerja tergolong kurang baik

Page 6: Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

5/17/2018 Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-bumn-dalam-pemulihan-ekonomi 6/8

 

  Going concern diragukan, namun masih memiliki potensi untuk digabung denganBUMN lain.

(5) Likuidasi

Tindakan pemegang saham untuk melakukan likuidasi, tentunya setelah me-menuhi

pertimbangan dan kajian tentang cost & benefit dari usaha tersebut, meliputi;

  Tidak ada PSO – non “Strategis” (tidak harus dipertahankan status BUMN) 

  Dalam beberapa tahun mengalami kerugian terus-menerus

  Kompetisi usaha tinggi

  Eksternalitas rendah

  Usahanya tidak prospektif 

  Ekuitas negatif 

Selain pertimbangan diatas, tentunya cost & benefit tersebut sudah meliputi pen-ghitungantentang biaya likuidasi (cost of liquidation) harus lebih kecil dari biaya apabila perusahaantetap dioperasikan.

VI. KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI

  Dari sisi hukum;

Perlu mendapatkan suatu kejelasan mengenai pengertian “dikuasai” sebagai-manatermaktub dalam ayat (2) dan (3) Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945, apakah yang

dimaksud seluruhnya dimiliki dan dikelola oleh Negara, atau dimiliki tetapi dapat tidakdikelola oleh Negara, atau tidak perlu memiliki dan tidak perlu mengelola tetapi cukupmempunyai kewenangan dalam hal pengaturan (regu-lasi).

Selain itu, dengan telah ditetapkannya UU No 19 Tahun 2003 tentang BUMN, dalam pasal 4

(1) dan penjelasannya telah ditegaskan bahwa modal BUMN yang berasal dari kekayaanNegara yang dipisahkan adalah pemisahan kekayaan Ne-gara dari APBN untuk dijadikan

penyertaan modal Negara pada BUMN, untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannyatidak lagi didasarkan pada sistem APBN namun didasarkan pada prinsip-prinsip perusahaan

yang sehat. Lebih lan-jut terdapat pengaturan dalam PP No. 33 Tahun 2006 yangmenyatakan bahwa penyelesaian piutang BUMN diselesaikan dengan mekanisme korporasi

yang di-dasarkan pada pengertian piutang Negara dalam UU No. 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara dimana dalam UU tersebut tidak lagi dimasukkan pen-gertianpiutang BUMN sebagai bagian dari piutang Negara.

Dari hal diatas, pengertian sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (2) dan (3)

diatas, belum memiliki definisi yang seragam tentang arti “dikuasai” dan “cabang-cabang

produksi penting” seperti apa. Kemudian terhadap pemahaman tentang kekayaan Negarayang dipisahkan, perlu mendapatkan pemahaman se-cara meluas bahwa modal yang telahdipisahkan untuk pendirian suatu BUMN bu-kan lagi kategori kekayaan Negara.

  Dari sisi perusahaan;

Bahwa perlu disadari fungsi dan tugas utama BUMN tidak hanya sekedar mem-perolehkeuntungan saja, yang kemudian diukur hanya dengan adanya peningkatan RoA, RoE, RoIsaja, tetapi juga mengemban beberapa tugas yang lebih bersifat makro, seperti menjaga

Page 7: Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

5/17/2018 Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-bumn-dalam-pemulihan-ekonomi 7/8

 

stabilitas ekonomi/harga, dan untuk memenuhi sifat penu-gasan layanan publik atau agent

of development serta pioneering. Sehingga menge-lola BUMN tentunya juga harus dapat

memahami kepentingan-kepentingan stakeholdernya. Dengan demikian, seharusnya darisisi regulasi untuk kepentingan pelaksanaan usaha BUMN khususnya yang mengembantugas layanan umum perlu diatur dengan suatu regulasi yang lebih mendukung pada BUMN.

Kemudian, dalam rangka pengembangan usahanya perlu adanya pemikiran men-genaikebijakan tentang dividen perlu lebih mempertimbangkan kepentingan- kepentingan

perusahaan dalam rangka investasinya, karena apabila kebijakan divi-den selalu untukkepentingan APBN semata tentunya akan mengurangi kemampuan perusahaan dalamrangka pengembangan dan kelangsungan usahanya (sustain-ability).

Demikian pula, gaya manajemen BUMN yang ada perlu dilakukan perubahan para-digmanya(mind set), bahwa paradigma baru menghendaki adanya suatu inovasi dan terobosan bisnis

yang harus dilakukan tanpa harus menciptakan birokrasi yang berbelit, namun harus tetapmengutamakan prinsip governance. Untuk mendukung perubahan paradigma baru tersebut

dalam pengadaan manajemen BUMN yang dit-erapkan saat ini sudah menggunakan metodefit & proper test yang melibatkan pula pihak independent assessor, yang dalam

pelaksanannya diikat dengan Statement of Corporate Intent (SCI) sebagai acuan komitmenmanajemen dalam peningkatan kinerjanya, yang akan diukur dalam kinerjanya dengan Key

Performance Indicator (KPI) yang disepakati bersama dan dituangkan dalam suatu KontrakManajemen.

VII. KESIMPULAN

BUMN memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun agar perantersebut bisa lebih maksimal, BUMN harus memebuhi syarat-syarat berikut;

  Dikelola berdasarkan prinsip dan kultur korporasi yang sehat;  Dikelola oleh manajemen profesional, integritas dan leadership yang kuat, serta

memiliki sense of business yang tinggi. Untuk itu pola rekrutmen dan pola re-munerasi harus dikembangkan sesuai dengan standar korporasi;  Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG), secara konsis-ten dan

berkesinambungan;

  Mampu terus menciptakan nilai tambah dan inovasi;

  Siap bersaing di era kompetisi global, dan memiliki kemampuan untuk survive dalamsegala kondisi;

  Memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility), baik dalam hal

kepedulian terhadap lingkungan hid up, pengentasan problem masyarakat sekitar,dan pengembangan pengusaha kecil.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan pengelolaan BUMN membutuhkan keterlibatanyang aktif dari semua pihak, baik Pemerintah, manajemen BUMN, karyawan BUMN,

akademisi, parlemen, dan masyarakat luas yang memiliki per-hatian terhadap BUMN.Karena itu, marilah bersama-sama kita pikirkan dan pantau bersama pengelolaan BUMN ini,untuk dapat memberikan hasil yang seoptimal mungkin bagi masyarakat dan negara ini.

Demikian kami sampaikan, mari kita berjuang dalam kapasitas kita masing-masing, untukIndonesia yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 

Page 8: Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi

5/17/2018 Peran Bumn Dalam Pemulihan Ekonomi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-bumn-dalam-pemulihan-ekonomi 8/8