PERAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN …etheses.uinmataram.ac.id/3150/1/Ruslan...
Transcript of PERAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN …etheses.uinmataram.ac.id/3150/1/Ruslan...
PERAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK BMT AL-IQTISHADY
(Study Kasus di KSU BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram)
RUSLAN NIM. 1502.131.465
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2020
i
PERAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK KSU BMTAL-IQTISHADY
(Study Kasus di KSU BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram)
RUSLAN NIM. 1502.131.465
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2019
ii
PERAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK KSU BMTAL-IQTISHADY
(Study Kasus di KSU BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram)
Skripsi Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
RUSLAN NIM. 1502.131.465
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2019
iii
iv
vi
vii
MOTTO
Barang siapa ingin do’anya terkabul dan dibebaskan dari kesulitanya hendaklah ia
mengatasi kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)1
1IbnuBasyar, MengisiHati di LorongKehidupan, Depok, GemaInsani
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu saya yang telah berjuang untuk terus mendorong,
menyemangati dan memenuhi segala keperluan dalam menempuh
pendidikan saya.
2. Semua keluarga tercinta yang tidak bisa saya tulis satu persatu namanya
yang selalu memberikan motivasi kepada saya untuk terus melangkah
membawa perubahan terhadap keluarga kami.
3. Untuk sahabat-sahabatku tercinta dan teman-teman seperjuangan terutama
keluarga ES kelas A 2015.
4. Untuk Pembimbing I dan Pembimbing II saya yang telah berusaha keras
membantu saya dalam menghasilakan penelitian yang baik dan benar.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
juga keluarga, sahabat dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.
1. Dr. Riduan Mas’ud, M. Ag. sebagai Pembimbing I dan Syukriati, M. Hum.
sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan
koreksi mendetail, terus-menerus dan tanpa bosan di tengah kesibukannya
dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat
selesai;
2. Dr. H. M. Said Gazali, Lc., MA dan Muh. Baihaqi, M. SI sebagai penguji
yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini;
3. H. Bahrur Rosyid, M.M. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam dan wali kelas kami di Ekonomi Syariah kelas A
angkatan tahun 2015 yang telah memberikan bimbingan akademik dari
semester awal hingga akhir.
4. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam;
x
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan.
6. Dan semua keluarga, sahabat dan teman-teman tanpa terkecuali yang telah
menjadi bagian dari hidup saya.
Semoga amal kebaikan dari pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis
pribadi dan pembaca. Amin.
Mataram,05 Desember 2019 Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .......................................... 7
E. Telaah Pustaka............................................................................... 7
F. Kerangka Teori .............................................................................. 12
G. Metode Penelitian .......................................................................... 26
H. Sistematika Pembahasan ............................................................... 37
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum KSU BMT Al –Iqtishady ................................. 39
1. Sejarah berdirinya KSU BMT Al- Iqtishady .......................... 39
2. Visi dan Misi KSU BMT Al-Iqtishady................................... 41
3. Letak Geografis KSU BMT Al-Iqtishady .............................. 42
xii
4. Jumlah Karyawan, Teknologi dan Keuangan ........................ 43
5. Struktur Organisasi Lembaga ................................................. 46
6. Tugas Masing-masing Jabatan di KSU BMT Al-Iqtishady ... 47
7. Produk dan Jasa yang diberikan KSU BMT Al-Iqtishady ..... 49
B. Peran Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan
Produk KSU BMT Al-Iqtishady .................................................... 56
C. Faktor Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penerapan
Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Produk di
KSU BMT Al-Iqtishady ................................................................ 68
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Peran Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan
Penjualan Produk KSU BMT Al-Iqtishady ................................... 76
B. Analisis Faktor Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam
Penerapan Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan
Produk di KSU BMT Al-Iqtishady ................................................ 85
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 92
B. Saran ..................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: peningkatan jumlah asset 45
Tabel 1.2: jumlah anggota penabung 51
Tabel 1.3: jumlah anggota pembiayaan 54
xiv
Peran Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Produk KSU BMT Al-Iqtishady
(Study Kasus di KSU BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram)
Oleh
Ruslan NIM.1502131465
ABSTRAK
Pemasaran merupakan keseluruhan dari kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan atau menentukan harga dan mempromosikan barang atau produk, agar perusahaan dapat berhasil dalam memasarkan produknya. Untuk menjaga eksistensinya BMT harus mampu menerapkan peran bauran pemasaran yang tepat pada sasaran. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat digunakan dan dikendalikan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.
KSU BMT Al-Iqtishady Pegasangan Mataram adalah lembaga keuangan syariah yang telah berdiri kurang lebih 9 tahun. Agar KSU BMT Al-Iqtishady mampu menjaga kelangsunganya maka KSU BMT Al-Iqtishady melakukan penerapan bauran pemasaran yang terdiri dari tujuh kebijakan yaitu produk (product), harga (price), tempat (place),promosi (promotion), proses (process), pelanggan/orang (people), dan fasilitas fisik (physical avidance). Kebijakan-kebijakan tersebut saling berkaitan dan merupakan strategi pemasaran yang sering digunakan untuk mempengaruhi permintaan anggota, sehingga mampu meningkatkan hasil penjualan suatu produk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran bauran pemasaran yang di terapkan di BMT Al-Iqtishady. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan cara mengumpulkan data sekunder dan data primer, melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan metode diatas, dapat diketahui bahwa peran bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, promosi, proses, orang, dan fasilitas fisik yang diterapkan oleh KSU BMT Al-Iqtishady dapat meningkatkan penjualan produknya.
Kata kunci : Bauran pemasaran, peningkatan penjualan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas ekonomi syariah saat ini meningkat dengan baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Indikasinya adalah maraknya pengkajian tentang ini dan
maraknya pertumbuhan lembaga keuangan syariah. Fenomena ini mendorong
tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan mikro berbasis syariah seperti bank
perkreditan rakyat syariah (BPRS) dan Baitul Mal wa at-Tamwil (BMT) sebagai
bagian dalam rangka pengembangan bisnis syariah.1 Meningkatnya persaingan
pada penyedia jasa keungan bank dan lembaga keuangan lainya membuatmereka
berlomba-lomba untuk menarik nasabah, hal ini yang membuat persaingan yang
cukup ketat antar bank dan lembaga keuangan lainya yang bergerak pada
penyedia jasa keuangan, bank, BPR, dan lembaga keuangan lainya seperti BMT,
koperasi, dan lainya. Mereka berusaha untuk mengeluarkan produk-produk yang
menggiurkan dan menarik sehingga nasabah tertarik untuk menabung atau
berimvestasi pada bank atau lembaga keuangan lainya. Tidaklah cukup dengan
mengeluarkan produk-produk yang menarik dan menggiurkan, akan tetapi bank
dan lembaga keuangan lainya harus melakukan pemasaran produk yang mana
pemasran produk ini sangat penting untuk menarik minat nasabah.2
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan atau keinginan nasabah akan produk
maupun jasa. BMT perlu menerapkan bauran. Bauran pemasaran merupakan
1Eius Amalia, Keadilam Distribusi Dalam Islam (Jakarta: Raja Garapindo Persada, 2009), h.
242 2Ibid, hlm. 5
2
seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.3
Penerapan bauran pemasaranyang dilakuakan pada produk barang berbeda dengan
penerapan bauran pemasaran yang dilakukan produk jasa, hal ini dilihat dari
perbedaan antara barang dan jasa. Pembelian produk pasti akan terkait dengan
pelayanan, sedangkan pembelian jasa atau pelayanan sulit disusun,
karenapembelian jasa atau pelayanan pasti terkait dengan produk, seperti restoran.
Untuk bauran pemasaran pada produk barang banyak peneliti menyebutkan bahwa
terdapat elemen 4P yaitu: (Product (Produk), Price (Harga), Promotion
(Promosi), dan Place (Distribusi)). Sedangkan pada produk jasa banyak penelitian
menyebutkan bahwa bauran pemasaran menggunakan elemen 7P yaitu: (Product
(Produk), Price (Harga), Place (Distribusi), Promotion (Promosi), Process
(Proses), People (Pelanggan/Orang), dan Physical Avidance (Fasilitas fisik)).4
Baitul Maal WaatTamwil (BMT) adalah lembaga swadaya masyarakat,
dalam artianya, didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat. Terutama sekali
pada awal pendiriannya, biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber daya,
dana atau modal, dari masyarakat setempat sendiri. Pendirian BMT memang
cukup banyak yang di bantu oleh pihak luar masyarakat lokal, tetapi hal itu sering
bersifat bantuan teknis. Bantuan dari pihak luar sering bersifat konsepsional atau
3Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prisip-prinsip Pemasaran, Edisi 12, (Jakarta: Erlangga,
2008), hlm. 60. 4Andhinie Rahmatul Jannah, Implementasi Marketing Mix dalam Meningkatkan Jumlah
Nasabah Rahn di Pegadaian Syari’ah Kantor Cabang Sidoarjo, (Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018), hlm. 3
3
stimulan, umumnya dari lembaga atau asosiasi yang peduli BMT atau masalah
pemberdayaan ekonomi rakyat.5
KSU BMT Al-Iqtishady adalah lembaga keuangan syariah yang
memberikan jasa pelayanan perkoperasian serba usaha di Kota Mataram, yang
berdiri pada tanggal 18 Juni 2010 dengan NAP (Nomer Akte Pendirian) 35
/Tanggal, 31 Januari 2012. Assetawal pendirian sebesar Rp. 12.500.000,- dan terus
mengalami peningkatan, hingga sampai dengan tahun ke 2018 asset mencapai Rp.
2.157.078.456 dengan jumlah karyawan 4, yaitu satu orang bertugas sebagai
pengurus produk pendanaan, satu orang bertugas sebagai pengurus produk
pembiayaan, satu orang bertugas sebagai teller dan satu orang bertugas sebagai
customer service (CS).6Kegiatan KSU BMT Al-Iqtishady sebagai lembaga yang
menyimpan dana masyarakat dan menyalurkan dana masyarakat tersebut dalam
bentuk pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dalam hal
pembiayaan masyarakat yang mengajukan pembiayaan tidak sedikit dari mereka
yang tidak mampu melunasi pinjaman. Hal ini yang menjadi motivasi KSU BMT
Al-Iqtishady terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dalam penjualan produk
produknya. Salah satu bentuk usaha yang dilakukankan oleh KSU BMT Al-
Iqtishady adalah dengan cara melakukan kegiatan pemasaran terhadap para calon
anggotanya dengan sebaik mungkin agar dapat menumbuhkan ketertarikan dari
para calon anggotanya. Dengan demikian, jumlah anggota akan dapat berkembang
dan tujuan dari KSU BMT Al-Iqtishady dapat tercapai.
5Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2009), hlm. 82 6Observasi, BMT Al-Iqtishady, 23 juli 2019, 13:33.
4
KSU BMT Al-Iqtishady sebagai salah satu lembaga keuangan yang
menghimpun dana (tabungan) dan menyalurkannya kembali pada masyarakat
dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana untuk
kegiatan usahanya. Peran bauran pemasaran harus dapat berjalan dengan baik,
karena baik-buruknya bauran pemasaran yang dijalankan oleh suatu lembaga
BMT akan berpengaruh pada tingkat penjualan produk BMT tersebut.
Tabel 1.2
Jumlah Anggota Penabungan KSU BMT Al-Iqtishady tahun 2016-2018
Anggota Penabungan Jumlah
2016 939
2017 1.113
2018 1.287
Sumber: Data olahan 2016-2018
Tabel 1.1
Jumlah Anggota Pembiayaan KSU BMT Al-Iqtishady tahun 2016-2018
Anggota Pembiayaan Jumlah
2016 105
2017 203
2018 235
Sumber: Data olahan 2016-2018
5
Kedua tabel diatas merupakan tabel jumlah anggota penabung dan
pembiayaan pada tiga tahun terakhir. Pada tabel produk tabungan ditahun 2016
mencapai 939, tahun 2017 mencapai 1.113, dan tahun 2018 mencapai 1.287.
Sedangkan jumlah anggota pada produk pembiayaan ditahun 2016 mencapai 105,
tahun 2017 mencapai 203, dan tahun 2018 mencapai 235. Dilihat dari uraian
jumlah anggota penabung dan pembiayaan pada tiga tahun terakhir dapat
disimpulkan bahwa kedua produk tersebuut selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya.7
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
”Peran Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Produk KSU BMT
Al-Iqtishady (Study Kasus di KSU BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram)”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran terhadap peningkatan penjualan
produk di KSU BMT Al-Iqtishady?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan bauran pemasaran
terhadap peningkatan penjualan produk di KSU BMT Al-Iqtishady?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana peran bauran pemasaran terhadap
peningkatan penjualan produk di KSU BMT Al-Iqtishady?
7Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019.
6
b. Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat dalam
penerapan bauran pemasaran terhadap peningkatan penjualan produk di
KSU BMT Al-Iqtishady?
2. Manfaat Penelitian
a. Mamfaat teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pedoman bagi
peneliti dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan
datang.
2) Hasil penelitian ini juga di harapkan mampu menambah khazanah
ilmu pengetahuan dari informasi yang lebih mendalam mengenai
peran bauran pemasaran terhadap peningkatan penjualan produk
BMT.
b. Manfaat praktis
1) Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi
masyarakat dalam rangka untuk mengetahui, dan mendalami serta
menambah informasi tentang bauran pemasaran yang diterapkan
oleh KSU BMT Al-Iqtishady.
2) Bagi lembaga BMT
Penelitian ini diharapkan untuk bisa menjadi bahan masukan
dan pertimbangan bagi pihak lembaga KSU BMT Al-Iqtishady
dalam menentukan kebijakan ataupun keputusan di masa yang akan
datang.
7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam hal melaksanakan penelitian ini disadari bahwa masih banyak
keterbatasan baik dari segi ilmu pengetahuan, waktu maupun segi pendanaan.
Oleh karena itu, peneliti perlu adanya pembatasan dalam hal melakukan
penelitian sehingga penelitian ini menjadi tidak bias.
Masalah pokok yang diteliti berkaitan dengan peran bauran pemasaran
terhadap peningkatan penjualan produk BMT. Beberapa hal yang perlu dikaji
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Peran bauran pemasaran terhadap peningkatan penjualan produk di KSU
BMT Al-Iqtishady.
b. Faktor faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan bauran
pemasaran terhadap peningkatan penjualan produk di KSU BMT Al-
Iqtishady.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KSU BMT Al-Iqtishady Jalan KH. Ahmad
Dahlan No. 8 Kelurahan Pagesangan Kecamatan Mataram Kota Mataram,
Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dimulai pada tanggal 29 juli 2019.
E. Telaah Pustaka
Dalam kegiatan penelitian biasanya peneliakan memulai penelitiannya
dengan cara menganalisis dari apa yang telah diteliti oleh para pakar peneliti
8
sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menunjukan bahawa ada kesamaan dan
perbedaan penelitian yang diambil oleh peneliti dengan para-pakar peneliti
sebelumnya.
Pertama, Nina Wahyu Amalia “Peranan Bauran Pemasaran (Marketing
Mix) Dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Produk Sijangka Di KJKS BMT
Walisongo Semarang”. Skripsi tahun 2016, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.8
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Nina Wahyu Amalia dapat
disimpulkan bahwa penerapan bauran pemasaran 4p (product, place, price, dan
promotion) yang dilakukan oleh BMT Walisongo Semarang sudah sesuai dengan
teori yang ada.
Dalam penerapannya strategi produk (product), BMT Walisongo telah
melakukanya dengan baik yaitu telah meluncurkan produk baru, produk tersebut
adalah deposito atau Sijangka (simpanan berjangka) dimana jangka waktunya
mulai dari 1bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan dan tentunya dengan persyaratan
yang mudah dan fasilitas atau layanannya. Dan untuk penerapan strategi tempat
(place) pada produk sijangka adalah pihak pegawai BMT Walisongo memilih
tempat kantor yang strategis agar mudah diketahui oleh masyarakat.
Strategi harga (price) yang ada pada produk sijangka adalah dengan
memberikan harga yang terjangkau kepada calon anggota dengan saldo minimal
Rp. 1.000.000 serta bebas biaya administrasi dan diterimanya bagi hasil. Untuk
8Nina Wahyu Amalia, Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Dalam Upaya
Meningkatkan Penjualan Produk Sijangka Di KJKS BMT Walisongo Semarang, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016), xiii.
9
kegiatan promosi sijangka pihak BMT Walisongo melakukan strategi promosi
dengan cara mencetak brosur-brosur mengenai produk sijangka dan agar lebih
baik pihak BMT menggunakan sarana internet dengan membuat blog tentang
BMT Walisongo, berbicara dari mulut ke mulut untuk mengenalkan produk
sijangka kepada masyarakat, melakukan promosi penjualan dengan menbagikan
hadiah atau dorprize pada saat acara tertentu kepada nasabah dan pelayanan
sistem jemput bola untuk nasabah atau anggota.
Adapun peranan bauran pemasaran (marketing mix) di KJKS BMT
Walisongo Semarang adalah sebagai penentuan strategi yaitu dengan adanya
sistem jemput bola di KJKS BMT Walisongo, untuk mengurangi resiko adanya
kredit macet, dan pihak BMT dapat menganalisa secara langsung calon anggota
yang akan mengajukan pembiayaan di BMT
Dengan demikian dapat diketahui bahwa strategi bauran pemasaran
(marketing mix) yang meliputi produk, harga, tempat danpromosi yang diterapkan
oleh BMT Walisongo dapat meningkatkan volume penjualan produknya.
Terdapat perbedaan dan persamaan atas penelitian yang di lakukan oleh
Nina Wahyu Amalia dan penelitian ini. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan
Nina Wahyu Amalia dan penelitian ini adalah penelitian Nina Wahyu Amalia ini
bertujuan untuk mengetahui strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang di
terapkan oleh BMT Walisongo dalam upaya meningkatkan penjualan produk
Sijangka dengan menggunaka elemen bauran pemasaran 4p yang meliputi produk,
harga, tempat dan promosi. Sedangkan pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran bauran pemasaran yang di terapkan oleh KSU BMT Al-
10
Iqtishady dalam meningkatkan penjualan produk pembiayaan dan penabungan
dengan menggunakan elemen bauran pemasaran 7p yang meliputi produk, harga,
tempat, promosi, pelanggan/orang, proses, dan fasilitas fisik. Persamaan dari
penelitian ini dengan penelitian yang di lakukan oleh Nina Wahyu Amalia adalah
sama-sama menggunaka peran bauran pemasaran dengan metode penelitian
kualitatif serta cara mengumpulkan data sekunder dan data primer, melakukan
wawancara langsung dan dokumentasi.
Kedua, Sari Nastiti “Penerapan Marketing Mix Pada Produk Tabungan di
BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Bringin”.Skripsi 2017, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.9
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Sari Nastiti dapat diketahui
bahwa BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Bringin berusaha menerapkan
komponen marketing mix dalam produk tabungan/simpanan yaitu dengan
pengembangan produk, penetapan harga atau bagi hasil yang sesuai dengan
syariat islam, meningkatkan program promosi dan penentuan lokasi yang strategis
yang menentukan peningkatan nasabah. Dalam menerapkan marketing mix pada
produk tabungan/simpanan di BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Bringin
lebih meningkatkan promosi dengan menonjolkan kelebihan dari produk tersebut.
Dalam melakukan penerapan marketing mix pada BMT Taruna Sejahtera Cabang
Bringin dapat meningkatkan jumlah nasabah, maka dari itu BMT Taruna
Sejahtera Kantor Cabang Bringin semakin berkembang.
9 Sari Nastiti, Penerapan MarketingMixPada Produk Tabungan di BMT Taruna Sejahtera
Kantor Cabang Bringin, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017)
11
Hambatan yang di hadapi oleh BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang
Bringin dalam melakukan marketing mix adalah pemahaman masyarakat tentang
menabung yang sesuai dengan syariat islam, mereka menganggap menabung di
bank besar atau bank konvensional sama saja tidak ada bedanya dengan BMT
Taruna Sejahtera Kantor Cabang Bringin. Kemudian mereka menganggap jika
menabung di BMT tidak dijamin keamannannya.
Terdapat perbedaan atas penelitian yang di lakukan oleh Sari Nastiti dan
penelitian ini. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan Sari Nastiti adalah untuk
mengetahui bagaimana cara menerapkan marketing mix di BMT Taruna Sejahtera
dan apa saja yang menjadi hambatan dalam menerapkan marketing mix.
Sedangkan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran bauran
pemasaran yang di terapkan oleh KSU BMT Al-Iqtishady di Kota Mataram-NTB
dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dan hambatan dalam meningkatkan
penjualan produk di KSU BMT Al-Iqtishady. Sedangkan persamaan dalam
penelitian ini adalah sama-sama menerapkan bauran pemasaran dalam
penelitiannya.
Ketiga, Diana Ulfa “Implementasi Marketing Mix Pruduk Tabungan Utama
dalam Menarik Minat Nasabah di Bank Mega Syariah Kantor Cabang
Mataram”.Skripsi 2018, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram.10
10Diana Ulfa, Implementasi Marketing Mix Produk Tabungan Utama dalam Menarik Minat
Nasabah di Bank Mega Syariah Kantor Cabang Mataram), (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, 2018).
12
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari kesimpulan menyatakan bahwa
Bank Mega Syariah telah mengimplementasikan marketing mixsesuai dengan
teori yang ada. Implementasi pada produk Tabungan Utama memberikan 2 opsi
akad yaitu akad mudharabah dan akad Wadi’ah.Implementasi yang dilakuakan
Bank Mega Syariah memiliki dampak yang positif dalam menarik minat nasabah,
hal ini dapat dilihat dari jumlah nasabah Tabungan Utama Bank Mega Syariah
yang terus mengalami peningkatan setiap tahunya.
Terdapat perbedaan atas penelitian yang di lakukan oleh Diana Ulfa
penelitian ini. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan Diana Ulfa dengan
penelitian ini adalah perbedaan lembaga, lokasi, dan produk yang diteliti.
Sedangkan persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Diana Ulfa dan
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan bauran pemasaran atau marketing
mix 7p sebagai acuan teori dalam penelitian.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Peran
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu yang
jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama.11 Peran
merupakansuatu bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada
situasi sosial tertentu. Andaikan yang diartikan dengan peran adalah perilaku
yang diharapkan dari seseorang dalamsuatu status tertentu, maka perilaku
peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran
11 W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka,
1984), hlm. 735
13
tersebut, hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian
perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu.
Peran menurut Soekanto adalah proses dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan
dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak
dapat dipisah-pisahkan karena saling ketergantungan antara yang satu dengan
yang lain.12
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu
perilaku atau tindakan yang diharapkan oleh sekelompok orang dan/atau
lingkungan untuk dilakukan oleh seseorang individu, kelompok, organisasi,
badan atau lembaga yang karena status atau kedudukan yang dimiliki akan
memberikan pengaruh pada sekelompok orang dan/atau lingkungan tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut apabila dihubungkan dengan lembaga
BMT dapat diartikan bahwa, peran merupakan tindakan berupa serangkaian
usaha-usaha dan kegiatan yang dijalankan oleh lembaga BMT karena
kedudukannya sebagai pengerakan ekonomi masyarakat serta sebagai
lembaga keuangan syariah yang berfungsi mengelola dana keuangan secara
islami yang diharapkan dapat memberikan pengaruh pada anggota serta
masyarakat sesuai dengan tujuan BMT tersebut.
12https://www.materibelajar.id/2016/01/definisi-peran-dan-pengelompokan-peran.html, di
akses 19 Agustus 2019, 10:15
14
2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan perangkat alat pemasaran taktis yang
dapat dikendalikan dan dipadukan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan
respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.13 Setiap perusahaan memerlukan
bauran pemasaran dalam membantu menjalankan usahanya. Perusahaan yang
beroperasi harus mengambil keputusan mengenai bauran pemasaran yang
akan dilakukannya dengan menyesusuaikan lingkungan sekitarnya agar tidak
terjadi kesalahan dalam melakukan pemasaran.
Untuk membangun sebuah startegi pemasaran yang efektif, suatu
perusahaan menggunakan variable-variabel bauran pemasaran (Marketing
mix) yang terdiri dari:
a. Produk (product): barang/jasa yang ditawarkan.
b. Harga (Price) yang ditawarkan
c. Saluran distribusi (placement) yang digunkan (grosir, distributor,
pengecer) agar produk tersebut tersedia bagi pelanggan.
d. Promosi (promotion): iklan, personal selling, promosi penjualan, dan
publikasi.14
e. Orang (Poeple): kinerja tinggi, penampilan, etika, body language.
f. Proses (Process): kegiatan berjalan sesuai dengan sistem.
g. Sarana Fisik (Physical Evidence): bangunan, brosur, fasilitas ruangan
dan pelayanan.
13 Daryanto, Manajemen Pemasaran, (Bandung: Satu Nusa , 2011), hlm. 22 14Murti Sumarni dan Jhon Soeprapto, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan),
(Yogyakarta: Liberty, 2013), hlm. 273-274
15
Untuk mencapai tujuan pemasaran, maka ketujuh unsur tersebut harus
saling mendukung satu sama yang lain, manajemen harus berusaha agar
variabel-variabel marketing mix itu dapat terpadu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukanoleh perusahaan. Jadi, dengan marketing mix itu akan dapat
ditentukan tingkat keberhasilan pemasaran yang diikuti oleh kepuasan
konsumen.
a) Produk (product)
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar,
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kotler
menyatakan “A produck is anything that can be offered to a market to
statisfy a want or need. Produck that are marketed include physical
goods, services, experiences, event, persons, places, properties,
organizations, information, and ideas”.15
b) Harga (Price)
Harga merupakan jumlah uang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan.16 Philip
Kotler mengungkapkan bahwa harga adalah salah satuunsur bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya
menghasilkan biaya.17
15 Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta, Cet. 12,
2016:),hlm. 139 16 Basu Swastha dan Irawan, ManajemenPemasaranModern, (Yogyakarta: Liberty offset
2008), hlm. 247 17 Philip Kotler dan Kevin Lane, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Indeks, E. 12, J. 2,
2018), hlm. 77
16
c) Distribusi (place)
Distribusi (place) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan agar produk dapat diperoleh dengan mudah tersedia bagi
konsumen sasaran sebagian besar produsen menggunakan prantara
pemasaran untuk memasarkan produk. Untuk memperoleh keuntungan
yang lebih besar dibutuhkan startegi distribusi yang tepat dalam
menyalurkan barang atau jasa dagangnya ke tangan konsumen.18
d) Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan perusahaan untuk mendorong
penjualan yang mengarahkan komunikasi-komunikasi yang dapat
meyakinkan para pembeli. Menurut Lamb, air, McDaniel startegi
promosi adalah rencana untuk penggunaan yang optimal dari elemen-
elemen promosi: periklanan, hubungan masyarakat, penjualan pribadi,
dan promosi penjualan.19
e) Orang (People)
Orang merupakan asset utama dalam setiap industri jasa, terlebih
lagi orangyang merupakan karyawan dengan performance tinggi.
Kebutuhan konsumen akan karyawan yang memiliki kinerja tinggi akan
menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge
(pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal
perusahaan dan pencitraan yang baik di luar perusahaan. Faktor penting
18 Buchari Alma, Manajemen pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta, 2004),
hlm. 176 19 Murti Sumarni dan Jhon Soeprapto, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan),
(Yogyakarta: Liberty, 2013), hlm. 273-274
17
lainnnya dalam orang adalah attitude dan motivation dari karyawan
dalam industri jasa. Moment oftruth akan terjadi pada saat terjadi kontak
antara karyawan dan konsumen. Attitude sangat penting, dapat
diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan karyawan, suara
dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan
motivasi karyawan diperlukan untuk memberikan penyampaian pesan
dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan.
f) Proses (Process)
Proses, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses
penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa yang menjadi
penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk
menjamin mutu suatu layanan (quality assurance), seluruh operasional
perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang
terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan
loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja.
g) Sarana Fisik (Physical Evidence)
Building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang
menjadi persyaratan yang memiliki nilai tambah bagi konsumen dari
perusahaan jasa yang memiliki karakter. Perhatian terhadap interior,
perlengkapan bangunan, termasuk lightning sistem, dan tata ruang yang
18
lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood
pengunjung atau konsumen.20
3. Penjualan
a. Pengertian Penjualan
Menurut Mulyadi, Penjualan adalah rangkaian transaksi penjualan
barang atau jasa, baik secara tunai maupun kredit. Penjualan merupakan
sebuah proses perpindahan suatu hak atas barang atau jasa untuk
mendapatkan sumber daya lainnya, seperti kas atau janji untuk
membayar atau piutang.
Pengertian lain dari penjualan menurut Marwan yaitu bentuk
usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategi yang
mengarah pada usaha memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen,
guna untuk mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.21
b. Faktor faktor yang mempengaruhi Peningkatan Penjualan
Menurut Swatha dan Irawan, dalam prakteknya kegiatan penjualan
itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun fakor-faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat penjualan adalah sebagai berikut:22
1) Kondisi dan kemampuan penjual
20http://rifkiemuhammad.blogspot.com/2012/11/bauran-pemasaran-7p_8878.html, di akses
15 juni 2019, 12:24. 21 Rina Racmawati, Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Peningkatan
Penjualan (Sebuah Kajian terhadap Bisnis restoran), dalam jurnal Kompetensi Teknik, Vol. 2, No.2, Mei 2011, hlm. 147
22Nuri Arisa, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Tingkat Penjualan Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam (Study Pada Rahmat Batik Lampung, Bandar Lampung), (Skripsi IAIN Raden Intan Lampung, 2017), hlm. 96.
19
Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara
komersial atas barang dan jasa iru pada prinsipnya melibatkan dua
pihan, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai
pihak kedua.
a) Jenis dan karakteristik yang ditawarkan.
b) Harga produk.
c) Syarat penjualan, seperti pembayaran, pengiriman, garansi, dan
sebagainya.
Masalah-masalah tersebut biasanya menjadi pusat perhatian
pembeli sebelum melakukan pembelian. Selain itu manajer perlu
memperhatikan jumlah serta sifat-sifat tenaga penjual yang akan
dipakai. Dengan tenaga penjual yang baik dapatlah dihindari
timbulnya kemungkinan rasa kecewa pada pembeli dalam
pembeliannya. Adapun sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang
penjual yang baik antara lain: sopan, pandai bergaul, pandai bicara,
mempunyai kepribadian yang menarik, sehat jasmani, jujur,
mengetahui cara-cara penjualan dan sebagainya.
2) Kondisi pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi
sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan
penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu
diperhatikan, yaitu:
20
a) Jenis pasarnya.
b) Kelompok pembeli atau segmen pasar.
c) Daya belinya.
d) Frekuensi pembeliannya.
e) Keinginan dan kebutuhannya.
3) Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya
apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon
pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam
keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa
barangnya ke tempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut
penjual diperlukan adanya sarana serta usaha seperti: alat
transportasi, tempat peragaan baik di dalam perusahaan maupun di
luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini dapat
dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan
untuk itu.
4) Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini
ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang
orang-orang tertentu atau orang yang ahli di bidang penjualan. Lain
halnya dengan perusahaan kecil di mana masalah penjualan
ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi lain. Hal ini
disebabkan jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit, sistem
21
organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi, serta
sarana yang dimilki juga tidak sekompleks perusahaan besar.
Biasanya, masalah penjualan ditangani oleh pimpinan dan tidak
diberikan kepada orang lain.
5) Faktor lain
Faktor-faktor lain seperti: periklanan, peragaan, kampanye,
pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk
melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi
perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat
dilakukan.Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal
relative kecil, kegiatan ini jarang dilakukan.23
4. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
a. Pengertian BMT
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan salah satu lembaga
keuangan syariah yang berfungsi mengelola dana keuangan secara Islami
dengan prinsip bagi hasil. Proses pengelolaan dana BMT yaitu dengan
menghimpun dana dari anggota yang memiliki kelebihan dana kemudian
disalurkan kepada anggota yang kekurangan dana. BMT memiliki fungsi
yang sesuai dengan bank syariah hanya saja yang membedakan BMT
memiliki fungsi sosial, BMT menyalurkan dana sosial kepada
masyarakat dalam bentuk zakat, infaq dan shadaqah. Baitul Maal Wat
23 Basu Swastha dan Irawan, ManajemenPemasaranModern, (Yogyakarta: Liberty offset
2008), hlm. 406-408
22
Tamwil (BMT) merupakan kelompok swadaya masyarakat sebagai
lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan usaha-usaha
produktif dan investasi dengan sistem bahi hasil ntuk meningkatkan
kualitas ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dalam upaya
pengentasan kemiskinan.24
Baitul Maal dikembangkan berdasarkan sejarah
perkembangannya, yakni dari masa Nabi sampai abad pertengahan
perkembangan Islam, di mana Baitul Maal berfungsi untuk
mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial.25 Sedangkan
Baitul Tamwil yang dikembangkan pada abad 20 yaitu sebagai usaha
pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha tersebut menjadi
bagian tak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan
ekonomi masyarakat kecil yang berlandaskan syariah.26
Sebagai lembaga usaha yang mandiri BMT memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Berorientasi bisnis, yakni memiliki tujuan mencari laba bersama
dengan meningkatkan pemanfaatan segala profesi ekonomi yang
sebanyak-banyaknya bagi para anggota dan lingkungannya.
2) BMT bukan lembaga sosial, tetapi dapat dimanfaatkan untuk
mengelola dana umat seperti zakat, infaq, shodaqoh, hibah dan
wakaf.
24 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII Pres,
2004), hlm. 126. 25Ibid., hlm. 127. 26 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi & Ilustrasi,
(Yogyakarta: Ekonosia, 2004), hlm. 97.
23
3) Lembaga ekonomi umat yang dibangun dari bawah secara swadaya
yang melibatkan peran serta masyarakat sekitar.
4) Lembaga ekonomi milik bersama antara kalangan masyarakat bawah
dan kecil serta bukan milik perseorangan atau kelompok tertentu
diluar masyarakat sekitar BMT.27
Dalam masyarakat, BMT memiliki beberapa peran, diantara
peran BMT adalah sebagai berikut:
a) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi non syariah.
BMT aktif mensosialisasikan tentang pentingnya ekonomi
Islam.
b) Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus
bersikap aktif dalam menjalankan fungsi sebagai keuangan
mikro.
c) BMT mampu melepaskan masyarakat dari ketergantungan
rentenir dengan pelayanan yang bagus dan birokrasi yang
sederhana.
d) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan pendistribusian
yang merata, misalnya dalam pembiayaan. BMT harus mampu
memerhatikan kelayakan anggota dalam hal golongan anggota
dan jenis pembiayaan.28
27Ibid., hlm. 29 28Ibid., hlm. 97-98
24
b. Akad dan Produk BMT
Dalam menjalankan usahanya, berbagai akad yang ada pada BMT
mirip dengan akad yang ada pada bank pembiayaan rakyat Islam.
Adapun akad-akad tersebut adalah: Pada sistem operasional BMT,
pemilik dana menanamkan uangnya di BMT tidak dengan motif
mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi
hasil. Produk penghimpunan dana lembaga keuangan Islam adalah
(Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003):
1) Giro Wadiah, adalah produk simpanan yang bisa ditarik kapan saja.
Dana nasabah dititipkan di BMT dan boleh dikelola. Setiap saat
nasabah berhak mengambilnya dan berhak mendapatkan bonus dari
keuntungan pemanfaatan dana giro oleh BMT. Besarnya bonus tidak
ditetapkan di muka tetapi benar-benar merupakan kebijaksanaan
BMT (Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000).
2) Tabungan Mudharabah, dana yang disimpan nasabah akan dikelola
BMT, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan
kepada nasabah berdasarkan kesepakatan nasabah (Fatwa DSN-MUI
No. 02/DSN-MUI/IV/2000).29
3) Deposito Mudharabah, BMT bebas melakukan berbagai usaha yang
tidak bertentangan dengan Islam dan mengembangkannya. BMT
bebas mengelola dana (mudarabah mutaqah). BMT berfungsi
mudharib sedangkan nasabah juga shahibul mal. Ada juga dana
29 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan
Praktis, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 366.
25
nasabah yang dititipkan untuk usaha tertentu. Nasabah memberi
batasan penggunaan dana untuk jenis dan tempat tertentu. Jenis ini
disebut mudarabah muqayyadah.30
c. Prinsip Operasional BMT
Prinsip operasinya berdasarkan atas prinsip bagi hasil, jual beli,
dan titipan (wadi’ah).31 Dalam menjalankan usahanya BMT
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip bagi hasil
Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum
dari landasan dasar bagi operasional bank Islam secara keseluruhan,
secara syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah.
Berdasarkan prinsip ini bank Islam akan berfungsi sebagai mitra,
baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam
dana. Dengan penabung bertindak sebagai mudhorib “pengelola”
sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal “penyandang
dana”. Antara keduanya menggunakan akad mudharabah yang
menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak.32
2. Sistem Jual Beli
Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam
pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi
kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian
30Ibid,.hlm, 366-367. 31Ibid,.hlm, 363. 32 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Pres, 2001), hlm. 137.
26
bertindak sebagai penjual dengan menjual barang yang telah
dibelinya tersebut dengan ditambah mark-up. Keuntungan BMT
nantinya akan dibagi kepada penyedia dana.33
3. Sistem non-profit
Sistem ini sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini
merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan non komersial.
Nasabah hanya cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja.34
4. Akad Bersyarikat
Kerjasama antara dua pihak atau lebih dan masing-masing pihak
mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk) dengan perjanjian
pembagian keuntungan atau kerugian yang disepakati.35
G. Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah kerja ilmiah dengan mengumpulkan data data
yang berkaitan dengan fakta penelitian untuk tujuan dan kegunaan ilmu
pengetahuan.36
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan peneliti. Penelitian pada hakikatnya merupakan
suatu upaya untuk menemukan suatu kebenaran dalam penelitian, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
33 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi & Ilustrasi,
(Yogyakarta: Ekonosia, 2004), hlm. 108. 34Ibid,.hlm. 109. 35Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktik, hlm. 90-95. 36 Amir Hamzah, Metodologi Penelitian, (Malang: Literasi Nusantara, 2019), hlm. 29
27
penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah
dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang
holistis, kompleks dan rinci. Penelitian-penelitian dengan pendekatan induktif
yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui
pengungkapan fakta merupakan contoh penelitian yang menggunakan
paradigma kualitatif.37
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitianyang menghasilkan data-data deskriptif
berupa kata yang tertulis atau lisan dari seseorang dan perilaku seseorang
yang diamati. Metode penelitian kualitaif digunakan karena lebih mudah apa
bila dihadapkan dengan kenyataan.38
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan merupakan keharusan dalam kegiatan
penelitian agar informasi yang didapatkan benar-benar sesuai dengan keadaan
yang terjadi atau keadaan yang ada di lapangan, karena peneliti lebih banyak
berhubungan atau berintraksi dengan informan sekaligus pengamat
partisipasi.39 Kehadiran peneliti di lapangan atau lokasi penelitian merupakan
kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dengan menggunakan
berbagai metode seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi.
37Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Akuntansi dan Manajemen
(Malang: Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, 1998), hlm. 12.
38 Lexy J. Maleong, MetodePenelitianKualitatif (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001), hlm. 211 39 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm. 24.
28
Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data hasil wawancara
dengan manajer BMT, jumlah asset pertahun, jumlah anggota tiga tahun
terakhir, serta profil lembaga.
3. Lokasi Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di KSU BMT Al-Iqtishady yang
terletak di Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 8 Pagesangan, Kota Mataram, NTB.
Bangunan BMT ini terdiri dari dua lantai, lantai pertama digunakan sebagai
tempat pemberian pelayanan terhadap anggota dan lantai kedua digunakan
sebagai tempat ibadah dan rapat pimpinan dengan karyawan.40
Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di KSU BMTAl-Iqtishady
kerena belum belum ada peneliti yang meneliti tentang perang bauran
pemasaran 7p dalam meningkatkan penjualan produk yang dilakukan oleh
KSU BMT Al-Iqtishady.
4. Sumber Data dan Jenis Data
a. Sumber Data
Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen yaitu data lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini
jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data
tertulis, foto, dan statistik.41
40Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019. 41 Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 157.
29
Adapun yang menjadi sumber data dan informasi dalam penelitian
ini diperoleh dari karyawan dan pimpinan KSU BMT Al-Iqtishady. Data
yang dikumpulkan adalah:
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian, berupa dokumen-dokumen dan laporan tertulis dari
perusahaanserta informasi lain yang ada hubungannya dengan
masalah ini. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data dan
informasi adalah karyawan dari lembaga terkait dimana untuk
mendapatkan data tersebut dapat dilakukan dengan wawancara
lansung kepada karyawan KSU BMT Al-Iqtishady. dengan data ini
peneliti mendapakan gambaran umum dan peran bauran pemasaran
dalam meningkatkan penjualan produk di KSU BMT Al-Iqtishady.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah diterbitkan atau
digunakan pihak lain. Contohnya jurnal, majalah, dan publikasi
lainnya.42 Dalam penelitian ini yang merupakan data sekunder
adalah data anggota BMT, data pengelola BMT, asset,dan prifil
BMT.
b. Jenis Data
1) Data Kualitatif
42 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 80.
30
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau
gambar. Data kualitatif dapat dikatakan sebagai penelitian opini atau
pendapat. Penelitian opini (opinion research) merupakan penelitian
terhadap fakta berupa opini atau pendapat orang (informan).
2) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data
kualitatif yang diangkakan (scoring). Data kuantitatif menunjukkan
jumlah atau banyaknya sesuatu.43
Dalam penelitian iniyang termasuk dalam penelitian kualitatif adalah
data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Sedangkan yang
termasuk dalam penelitian kuantitatif adalah data yang diperoleh berupa
jumlah anggota selama tiga tahun terakhir dan jumlah asset dari tahun ke
tahun. Untuk mempermudah mengelola data peneliti menggunakan jenis data
kualitatif dalam penelitian.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar-benar objektif, peneliti
menggunakan beberapa metode sehingga diharapkan obyektifitas data
menjadi signifikan dan sesuai dengan harapan peneliti. Adapun metode yang
digunakan peneliti dalam teknik pengumpulan data yaitu metode obsevasi,
wawancara, dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya peneliti menguraikan
sebagai berikut:
43Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian…, hlm. 29.
31
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara pengamatan dan mencatat secara sistematik gejala-gejala
yang diselidiki.44 Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil
suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Berikut beberapa bentuk observasi yaitu:
1. Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan, sedang peneliti terlibat dalam
keseharian informan.45
2. Observasi non-partisipan adalah observervasi yang tidak
melibatkan diri secara langsung dalam obyek yang diteliti.
Jadi, peneliti hanya melakukan pengamatan untuk
mendapatkan gambaran tentang obyek yang diteliti.46
Peneliti saat ini peneliti sedang melakukan observasi non
partisipan. Obsevasi non partisipan dilakukan oleh peneliti dalam
rangkauntuk mengetahui keadaan suatu lembaga tanpa harus ikut
terlibat dalam keseharian informan.
44Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009), hlm.70. 45 Amir Hamzah, Metodologi Penelitian, (Malang: Literasi Nusantara, 2019), hlm. 78. 46 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, hlm. 174.
32
b. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti
dengan informan atau subjek penelitian.
Bentuk bentuk wawancara yang dapat digunakan dalam
pengambilan data adalah:
1. Wawancara terstruktur digunakan bila peneliti telah mengetahui
secara pasti informasi yang akan diperoleh. Dalam prakteknya
peneliti membawa instrumen sebagai pedoman wawancara, juga
dapat menggunaka alat bantu seperti taperecorder, gambar,
brosur dll.
2. Wawancara semiterstruktur digunakan untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, yang diajak wawancara
diminta pendapat dan ide idenya.47
3. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam pengumpulan
datanya.48
Dalam tehnik wawancara ini, peneliti peneliti menggunakan
tehnik wawancara tak terstruktur untuk mendapatkan informasi lansung
melalui tanya jawab dengan imformen tanpa menggunakan pedoman
47Amir Hamzah, Metodologi Penelitian, (Malang: Literasi Nusantara, 2019), hlm. 77 48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Yogyakarta: Rineka
Cipta, 1997), hlm. 31.
33
wawancara, sehingga mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai
apa yang diteliti.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan perstiwa yang sudah lampau yang
dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk. Dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk lisan, misalnya rekaman gaya bicara/dialek
dalam berbahasa suku tertentu. Dokumen yang berbentuk karya,
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-
lain.49 Dengan teknik dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh
informasi bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka
memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari
dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya,
karya seni dan karya pikir.50
Dalam hal ini, peneliti mengambil catatan atau dokumentasi
tentang KSU BMT Al-Iqtishady berupa profil BMT, sejarah BMT,
jumlah Anggota BMT, Asset per tahun dari BMT, dan hal-hal yang
berkaitan dengan data yang peneliti butuhkan di tempat penelitian.
6. Teknik Analisis Data
49Djam’an Satori, dkk, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.
148. 50Ibid., hlm. 149.
34
Analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat
ditafsirkan. Penyusunan berarti menggolongkannya kedalam pola, tema atau
kategori. Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna kepada
analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai
konsep.51 Adapun metode analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitianya adalah denganmetode analisis data induktif, yaitu analisis data
yang berangkat dari fakta-fakta atau data yang khusus, pristiwa-pristiwa yang
konkerit kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat
umum. Adapun urutan analisisdata yang diterapkan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Reduksi Data (data reduction), data yang diperoleh di lapanagan di catat
secara teliti dan rinci. Untuk menghindari penumpukan data, maka
dilakukan reduksi data, yaitu dengan merangkum, memilih hal pokok,
memfokuskan pada hal penting, mencari tema dan pola, dan membuang
yang tidak perlu sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.52
b. Penyajian Data (data display), Setelah data direduksi, maka langkah
selanjutnya adalah data disajikan dalam bentuk teks naratif dan matrix
untuk mempermudahkan pengorganisasian dan penyusunan dalam pola
hubungan. Penyajian data dilakukan dengan alasan supaya peneliti dapat
menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan. Selain itu juga
51Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hlm. 215 52Amir Hamzah, Metodologi Penelitian, (Malang: Literasi Nusantara, 2019), hlm. 82-83
35
supaya peneliti mudah dalam memahami yang telah terjadi dan dapat
merencanakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
c. Verifikasi (verification), yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya.53
7. Validitas Data
Validitas data atau kesahihan data merupakan unsur yang tidak dapat
dipisahkan dari penelitian kualitatif. Karena keabsahan data dimaksud untuk
mengetahui tingkat validitas suatu data yang diperoleh dengan kenyataan
yang ada di lapanagan. Untuk mendapatkan data atau informasi yang benar-
benar valid, perlu adanya uji keshihan suatu data. Upaya-upaya dalam
pengujian kesahihan ini adalah sebagai berikut:
a. Penilaian Teman Sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau
hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan
sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu
teknik pemeriksaan keabsahan data. Pertama, untuk membuat agar
peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Kedua,
diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik
53Ibid, hlm. 82-83
36
untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari
pemikiran peneliti.54
b. Kecukupan Bahan Refrensi
Bahan refrensi di sini maksudnya adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh,
data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman
wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu
keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu perekam data
dalam penelitian kualitatif, seperti camera, handycam, alat rekam suara
sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah
ditemukan oleh peneliti.55
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data dan waktu. Triangulasi sumber, untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik, untuk menguji
kredibiltas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi waktu juga sering
mempengaruhi kredibiliats data. Data yang dikumpulkan dengan teknik
54Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 332. 55Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 476.
37
wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak
masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.56
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis
triangulasi sumber, di sini peneliti membandingkan dan mengecek hasil
temuan pengamatan selama penelitian dengan hasil wawancara yang
dilakukan di lapangan.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalan penelitian ini adala sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, Peneliti mengungkapkan latar belakang masalah
sehingga memunculkan keinginan untuk mengkaji permasalahan yang menjadi
tema dasar penelitian ini, termasuk juga dalam bab ini diantaranya, tujuan dan
manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, dan
kerangka teoritik yang menjadi acuan teori dari penelitian lapangan ini. Kemudian
dalam bab ini terdapat juga serangkaian teknis atau metode penelitian yang
peneliti gunakan dalam melakukan penelitian dan yang termasuk didalamnya
adalah pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, sumber dan jenis data, teknik
pengumpulan data, teknik analisa data, validitas data dan reliabilitas data serta
sistematika penulisan.
56Ibid., hlm. 464-466.
38
Selanjutnya dalam bab II, yang berisi paparan data dari penelitian yang
ditemukan dilapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba menggambarkan secara
singkat tentang gambaran lokasi penelitian dan temuan-temuan dalam melakukan
penelitian serta tanggapan dari beberapa responden tentang pembahasan dari
penelitian ini.
Pada bab III, berisikan tentang pembahasan dari penelitian ini yang
termasuk didalamnya adalah proses dari analisa peneliti dalam melakukan
penelitian dilapangan berdasarkan dari temuan-temuan yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya.
Bab IV, merupakan bab terakhir yang berisi penutup, memuat kesimpulan
dan saran-saran dalam penelitian ini.
39
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum KSU BMT Al - Iqtishady
1. Sejarah berdirinya KSU BMT Al- Iqtishady
Diawali dari keperihatinan terhadap kondisi ekonomi masyarakat
terutama pada tingkatan mikro dan kecil diwilayah NTB khususnya pulau
lombok, maka munculah pemikiran untuk membuat suatu organisasi
ekonomi yang bisa membantu meringankan beban tersebut. Pada tahun
2010, tepatnya pada tanggal 12 juni 2010 digedung Pasar Ikan Higenis
Kebon Roek Mataram berlangsung pertemuan beberapa orang untuk
menindak lanjuti pemikiran tersebut. Pada pertemuan tersebut disepakati
bahwa akan dibentuk lembaga ekonomi ummat yang dapat membantu
meringankan beban masyarakat terutama pelaku usaha kecil dan mikro
dari jerat rentenir yang sudah berakar dalam sistem ekonomi masyarakat.
Pada tanggal 18 juni 2010 berlangsung pertemuan lanjutan untuk
membahas jenis organiasi yang akan digunakan serta struktur
pengelolanya. Pada saat itu disepakati organisasi tersebut berbentuk
lembaga keuangan mikro dan disepakati namanya LKM BMTAl-
Iqtishady dengan pengelola 2 orang pada tahap rintisan yaitu Muh Nasir
Jailani dan Muhamad Syafarwadi.
Konsep baitul maal wat tamwil dipilih menjadi konsep operasional
karenakonsep ini dirasa paling cocok dan lengkap untuk menjadi
pendukung perbaikan dan perkembangan ekonomi ummat. Pada tahap
40
rintisan ini disepakati sektor tamwil akan dikembangkan terlebih dahulu,
sampai pada titik tertentu ketika sektor tamwil mampu menghasilkan
keuntungan yang bisa diberdayakan untuk program baitul maalkarena
penyisihan keuntungan dari sektor tamwil akan dijadikan sumber
pendanaan baitul maal pada awal operasionalnya nanti. Nama Al-
Iqtishady dipilih karena sesuai dengan tujuan pembentukan lembaga ini
yaitu pemberdayaan ekonomi, iqtishady berarti ekonomi. Diharapkan
anggota-anggota yang tergabung dalam KSU BMT Al-Iqtishady memiliki
ekonomi yang lebih berdaya dari sebelumnya. Kemudian pada tanggal 18
juni 2010 ditetapkan sebagai hari lahirnya KSU BMT Al-Iqtishady.
Mulai hari itu LKM BMT Al-Iqtishady resmi beroperasi dengan dana
awal Rp12.500.000,- dengan fasilitas hanya buku kas dan lembaran
kwitansi, tanpa peralatan yang lain dan juga tanpa kantor.
Kemudian pada tanggal 4 oktober 2010 LKM BMT Al-Iqtishady
untuk pertama kalinya berkantor di Jln. Pemuda Gomomg Mataram,
tepatnya di lt. 2 mini market sejahtera milik Bpk. M. Irfan Elhuda. Pada
saat itu terjadi penambahan pengelola dari dua orang menjadi tiga orang
yakni dengan kehadiran Haral Azmi untuk bagian pendanaan. Kemudian
seiring dengan perkembangan transaksi yang dilayani pada bulan
nopember 2010 terjadi penambahan 1 orang pengelola yaitu Verry
Satryadi Wangsa dibagian pembiayaan. Seiring dengan perkembangan
transaksi yang dilakukan LKM BMT Al-Iqtishady diikuti penambahan
aset dan anggota yang dilayani, terjadi juga penambahan pengelola dan
41
juga penambahan berbagai perangkat yang dibutuhkan. Singkatnya pada
tanggal 14 pebruari 2012 LKM BMT Al-Iqtishady melegalkan badan
hukumnya dengan memilih badan hukum koperasi dengan nama
Koperasi Serba Usaha BMT Al-Iqtishady yang berlokasi dikomplek ruko
Pegesangan di Jln. K. H. Ahmad Dahlan no. 8 Pagesangan Mataram
dengan unit usaha inti yaitu unit Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan
Syariah (USPPS) dan unit Baitul Maal Iqtishady.57
2. Visi dan Misi KSU BMT Al-Iqtishady
Adapun visi dan misi dari KSU BMT Al-Iqtishady adalah sebagai
berikut:58
a. Visi
Mewujudkan Lembaga yang istiqamah dan amanah, serta
senantiasa berusaha meningkatkan kualitas hidup anggota dan
masyarakat yang relevan dengan perkembangan zaman.
b. Misi
1) Mensejahterakan anggota dan masyarakat pada umumnya
2) Memberikan pelayanan sosial kepada anggota dan kepada
masyarakat dhu’afa yang membutuhkan bantuan
3) Meberikan pelayanan berupa pengelolaan baik pengumpulan
dana maupun penyaluran dana dengan menggunakan prinsip-
prinsip islami
57Dokumentasi, BMT Al-Iqtishady, 23 juli 2019, 13:33.
58Ibid
42
4) Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha
(enterpreneurship) dikalangan anggota dan masyarakat
5) Mengembangkan usaha kecil dan menengah yang viable,
modern danadaptive, sehingga mampu menyediakan lapangan
kerja baru
3. Letak Geografis KSU BMT Al-Iqtishady
Wilayah Kota Mataram merupakan dataran rendah dan sedang dan
sebagian lain berada pada ketinggian 50 meter di atas permukaan laut
(mdpl). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah
Kota Mataram adalah terdiri dari hamparan datar.Kota Mataram memiliki
banyak Kecamatan dan Kelurahan, salah satunya Kelurahan Pagesangan
Barat yang merupakan lokasi berdirinya KSU BMT Al-Iqtishady.
Pagesangan Barat merupakan pusat daerah yang banyak ditempati oleh
para pedagang kecil maupun menengah.
Gedung KSU BMT Al-Iqtishady terletak di lokasi yang sangat
sterategis, yaitu di pagesangan Mataram atau lebih tepatnya kompleks
pertokoan Pagesangan Mataram depan pasar Pagesangan Mataram Jln.
K.H. Ahmad Dahlan No. 8 Pagesangan Mataram.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan pasar Pagesangan
Barat
Sebelah Barat : Berbatasan dengan kampung perumahan
Pagesangan Mataram
43
Sebelah Utara : Berbatasan dengan jembatan Pagesangan
Mataram.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kuburan pagesangan.
Dilihat dari batas-batas tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi
KSU BMT Al-Iqtishady terletak pada lokasi yang sangat strategis.59
Adapun alasan KSU BMT Al-Iqtishady memilih lokasi tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Ditinjau dari segi ekonomi
Karena lokasi BMT berada pada lokasi perkotaan, membuat
BMT mudah untuk mencari anggota. Lokasi BMT berada pada pusat
Kota yang memudahkan anggota untuk dapat mendatangi kantor
dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan. Lokasi BMT juga
memudahkan anggota untuk mengunjungi tempat lain karena BMT
berada pada pusat pertokoan.
b. Ditinjau dari segi social
Lokasi BMT sangat strategis sehingga dapat memudahkan
masyarakat terutama anggota untuk datang ke kantor. Adanya KSU
BMT Al-Iqtishady juga dapat membantu masyarakat sekitar untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat.60
4. Jumlah Karyawan, Teknologi dan Keuangan
a. Jumlah Karyawan
59Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 23 Juli 2019, 09:30.
60Ibid
44
KSU BMT Al-Iqtishady mempunyai karyawan sebanyak empat
orang yaitu:
1. Afrianil M. Amd
2. Eka Hardianti
3. Yusron Jauhari, SE
4. Lalu M. Fadrisno
Dari empat karyawan yang dimiliki ini mempunyai tugas
masing-masing dalam proses produktivitas perusahaan. Satu orang
ditempatkan pada bagian pendanaan, satu orang pada bagian
pembiayaan, satu orang pada bagian teller dan satu orang pada
bagian Customer Service (CS).61
b. Teknologi dan Peralatan yang dimiliki
Adanya teknologi dan peralatan dalam perusahaan akan
membantu dalam setiap kegiatan guna menunjang kebutuhan
pengelola BMT maupun anggota BMT. Dalam KSU BMT Al-
Iqtishady memiliki computer yang digunakan untuk mempermudah
transaksi antara karyawan dengan anggota, penghitung uang yang
digunakan oleh teller, kipas angin, AC dan mobil ambulance yang
dapat digunakan untuk anggota dan masyarakat sekitar. KSU BMT
Al-Iqtishady juga memiliki layanan teknologi berupa PPOB
(Payment Point Online Bank) yaitu aplikasi yang dapat
mempermudah anggota untuk membayar listrik, membeli pulsa dan
61Ibid
45
membeli ticketing. Namun KSU BMT Al-Iqtishady belum memiliki
aplikasi berupa ATM Banking dan M-Banking.62
c. Keuangan
Untuk memperlancar kegiatan BMT tentu membutuhkan
modal yang cukup untuk membiayai dan mengembangkan
perusahaan. KSU BMT Al-Iqtishady menggunakan modal sendiri
dengan modal awal berjumlah Rp. 12.500.000,00 dan modal tersebut
terus berkembang hingga saat ini mencapai Rp. Rp. 2.157.078.456.
Modal awal digunakan untuk membeli peralatan yang digunakan
untuk menunjang kegiatan produktivitas perusahaan.63
Tabel 1.1
Peningkatan Jumlah Asset
No Tahun Asset Pertumbuhan
1 0 Rp. 12.500.000 -
2 2010 Rp. 30.410.348 59%
3 2011 Rp. 130.565.616 77%
4 2012 Rp. 339.696.919 62%
5 2013 Rp. 332.670.755 -2%
6 2014 Rp. 453.688.489 27%
7 2015 Rp. 745.152.575 39%
8 2016 Rp. 1.113.758.325 33%
9 2017 Rp. 1.662.217.033 33%
10 2018 Rp. 2.157.078.456 23%
62Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019, 09:30. 63Dokumentasi KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019.
46
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa asset yang dimiliki
oleh KSU BMT Al-Iqtishady selalu mengalami peningkatan jumlah
asset dari tahun ke tahun.
Sistem Upah dan Gaji yang diberlakukan oleh KSU BMT Al-
Iqtishady menentukan kebijakan upah atau gaji kepada karyawan
dengan sistem gaji perbulan, dimana gaji diberikan setiap bulannya
kepada karyawan sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku.
Gaji yang diberikan kepada karyawan relatif tetap dan tidak
membedakan karyawan satu dengan yang lainnya.64
5. Struktur Organisasi Lembaga
STRUKTUR ORGANISASI
KSU BMT AL-IQTISHADY PEGASANGAN MATARAM
64Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019. 09:30.
47
6. Tugas Masing-masing Jabatan di KSU BMT Al-Iqtishady
Adapun tugas masing-masing jabatan di KSU BMT Al-Iqtishady sebagai
berikut:65
a) General Manager
1) Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional BMT
2) Menentukan tugas masing-masing bagian personal BMT
3) Mengawasi pelaksanaan tugas dan masing-masing bagian yang
sudah ditetapkan
4) Melakukan evaluasi kinerja masing-masing bagian
5) Melakukan kordinat antara bidang-bidang dan personal BMT
b) Accounting Manager
1) Membuat form-form yang berkenaan dengan administrasi
keuangan dan melakukan penyempurnaan sesuai dengan
perkembangan BMT.
2) Membuat laporan keuangan rutin bulanan dan dokumen-
dokumen yang menyertainya
3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan unit multy finance
4) Melaksankan evaluasi rutin terhadap General Manager
65Observasi, BMT Al-Iqtishady, 23 juli 2019, 13:33.
48
c) Marketing Manager
1) Melaksanakan program pendanaan
2) Melakukan syi’ar (publikasi) program BMT melalui multi media
3) Bertanggung jawab terhadap Unit Ticketing
4) Bertanggung jawab terhadap General Manager
d) Operasional Manager
1) Memastikan ketersediaan prangkat operasional BMT
2) Bertanggung jawab terhadap Unit fastapay
3) Melaksanakan berita acara pemeriksaan kas pada setiap akhir
operasi
4) Bertanggung jawab terhadap General Manager
e) Office Manager
1) Bertanggung jawab terhadap unit foto copy, penjili dan dan
ATK
2) Bertanggung jawab atas investasi kantor
3) Bertanggung jawab atas kebersihan kantor
4) Bertanggung jawab terhadap General Manager
49
6. Produk dan Jasa yang diberikan KSU BMT Al-Iqtishady
KSU BMT Al-Iqtishady memiliki berbagai macam produk yang
ditawarkan kepada anggota diantaranya adalah produk tabungan, produk
pembiayaan.66
a. Produk tabungan di KSU BMT Al-Iqtishady
1) Tabungan Umroh-Haji
Yaitu tabungan yang diniatkan untuk ibadah umrah/haji
yang. Tabungan ini dapat diambil pada saat peserta akan
menjalankan ibadah umrah atau pada saat jatuh tempo.
Tabungan dapat diambil berupa dana sebesar dana pokok
beserta bagi hasil.
2) Tabungan Iqtishady
Yaitu tabungan yang menggunakan prinsip mudharabah,
besar setoranya minimal Rp.5000, dan dapat diambil kapan saja
dengan ketentuan yang berlaku.
3) Tabungan Siswa Mandiri
Yaitu tabungan yang diperlukan oleh siswa dan
mahasiswa untuk kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya berulang-
ulang. Contohnya seperti pembayaran SPP.
66Dokumentasi, 29 Juli 2019
50
4) Tabungan Qurban
Yaitu tabungan yang menggunakan prinsip akad
mudharabah yang diperuntukkan bagi persiapan
qurban.Tabungan ini dapat diambil saat pelaksanaan ibadah
qurban.
5) Tabungan Aqiqah
Yaitu tabungan yang diperuntukkan untuk melaksanakan
proses aqiqah, tabungan ini dapat diambil saat menunaikan atau
melaksanakan aqiqah saat kelahiran anaknya dan atau pada saat
jatuh tempo.
6) Tabungan Hari Raya
Yaitu tabungan persiapan mejelang menyambut lebaran
idul fitri dan idul adha, tabungan ini dapat diambil oleh peserta 5
hari sebelum lebaran.
7) Tabungan Walimah
Yaitu tabungan yang diperuntukkan bagi para lajang
yang sedang merencanakan pernikahan.tabungan walimah ini
dapat diambil pada saat peserta dalam proses lamaran.
8) Tabungan Ibu Siaga
Yaitu tabungan yang diperuntukkan bagi para ibu-ibu
muda yang sedang merencankan untuk mempunyai momongan.
51
Tabungan ini dapat diambil saat ibu tersebut berada dirumah
persalinan dan atau pada saat menjelang melahirkan.
Produk tabungan pada KSU BMT Al-Iqtishady menggunakan
akad wadi’ah. Akad wadi’ah adalah simpanan dalam bentuk tabungan
atau titipan yang di simpan oleh nasabah dengan tidak ada nya potongan
biaya sama sekali.
Tabel 1.2
Jumlah Anggota Penabungan KSU BMT Al-Iqtishady tahun 2016-2018
Anggota Penabungan Jumlah
2016 939
2017 1.113
2018 1.287
Sumber: Data olahan 2016-2018
b. Produk Pembiayaandi KSU BMT Al-Iqtishady
Produk pembiayaan adalah produk yang digunakan oleh
anggota untuk meminjam sejumlah uang untuk dijadikan sebagai
modal usaha atau dana usaha anggota. Produk pembiayaan
diantaranya adalah:
1) Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan modal kerja merupakan produk pembiayaan
KSU BMT Al-Iqtishady kepada sektor produktif usaha mikro
52
dan kecil (UMK) yang sudah berjalan minimal 2 tahun dengan
pembiayaan maksismal Rp.50 juta untuk kegunaan penambahan
modal kerja, pola pembiayaan sesuai dengan ketentuan syariah
dengan akad jual beli Murabahah. Sewa, Upah, Fee (Ijarah),
Mudharabah atau Musyarakah. Fasilitas pembiayaan yang dapat
digunakan untuk pembiayaan operasional usaha atau proyek dan
membiayai proses produksi.
2) Pembiayaan barang dan jasa
Pembiayaan barang dan jasa merupakan pembiayaan
KSU BMT Al-Iqtishady kepada sektor produktif usaha mikro
baik berbentuk badan usaha maupun perseorangan dengan
plafon maksimal Rp.10 juta.
Fasilitas pembiayaan yang diberikan digunakan untuk
membayar sewa ruang usaha, kendaraan, membayar fasilitas
usaha dan membeli fasilitas usaha atau alat produksi.
3) Pembiayaan Konsumtif Multi Guna
Pembiayaan konsumtif ini digunakan untuk berbagai
keperluanpribadi dan keluarga yang bersifat non produktif.
Fasilitas yang diberikan pembiayaan ini dapat digunakan untuk
peralatan rumah tangga, membayar biaya pendidikan, membayar
biaya kesehatan dan membayar sewa rumah.
53
Adapun akad yang digunakan yang digunakan dalam
pembiayaan adalah sebagai berikut:
a) Akad Mudharabah
Akad mudharabah adalah kerja sama usaha antara
dua pihak dimana pertama (shahibul mal) menyediakan
seluruh dana 100% modal, sedangkan pihak lainya jadi
pengelola, ketuntungan usaha secara mudharabah dibagi
menurut kesepakatan sesuai perjanjian kontrak, sedangkan
kalau rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian
ini bukan kelalaian dari pihak pengelola. Misalnya terjadi
kerugian dan kerugian itu disebabkan oleh kelalaian
pengelola maka pengelolah harus bertanggung jawab atas
kerugian tersebut.
b) Akad Murabahah
Murabahah adalah transaksi jula beli, yaitu bank
syariah bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai
pembeli, dengan harga jual dari bank adalah harga beli dari
pemasok ditambah keuntungan dalam persentase bagi bank
syari’ah sesuai dengan kesepakatan.
c) Akad Qordul Hasan
Akad qordul hasan adalah pemberian harta benda
orang lain yang dapat ditagih atau dimintai kembali sesuai
54
dengan jumlah yang di pinjamkan tanpa adanya tambahan
atau imbalan yang diminta oleh bank syariah.67
d) Akad Musyarakah
Akad musyarakah yaitu pembiayaan di mana pihak
koperasi syariah dan anggota sama-sama memiliki
kontribusi dana dalam usaha. Pengembalian hasil usaha
tergantung kepada nisbah (bagi hasil) yang disepakati
anggota dan pengelola.68
e) Akad Ijarah
Akad ijarah merupakan akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang tersebut.69
Tabel 1.3
Jumlah Anggota Pembiayaan KSU BMT Al-Iqtishady tahun 2016-2018
Anggota Pembiayaan Jumlah
2016 105
2017 203
2018 235
67 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani,
2001), hlm. 95. 68 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, (Prenamedia Group:
Jakarta, 2010), hlm. 65. 69Ibid., hlm. 79.
55
Sumber: Data olahan 2016-2018
Adapun persyaratan permohonan dan administrasi
pembiayaan.70
Persyaratan Permohonan Pembiayaan
1. Warga negara Indonesia (WNI)
2. Usia minimal 19 tahun atau sudah menikah dan maksimal
55 tahun (pada saat pembiayaan berakhir)
3. Memiliki penghasilan tetap (karyawan) atau memiliki
usaha sendiri berkategori usaha mikro atau usaha kecil
4. Telah menjadi anggota di KSU BMT Al-Iqtishady
5. Memiliki rekening tabungan di KSU BMT Al-Iqtishady
6. Bersedia memenuhi semua ketentuan yang berlaku
Persyaratan Administrasi Pembiayaan
1. Foto copy kartu anggota
2. Foto copy rekening tabungan
3. Foto copy kartu identitas suami dan istri
4. Foto copy kartu keluarga
5. Foto copy buku nikah
6. Rincian kebutuhan atau penggunaan fasilitas pembiayaan
7. Mengisi formulir aplikasi pembiayaan
8. Foto copy rekening listrik atau telpon
9. Foto copy slip gaji (bagi karyawan)
70Brosur, BMT Al-Iqtishady, 2019
56
B. Peran Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Produk
KSU BMT Al-Iqtishady
KSU BMT Al-Iqtishady merupakan suatu lembaga keuangan mikro yang
berbasis syariah yang memberikan jasa pelayanan perkoperasian serba usaha
di Kota Mataram. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di BMT Al-
Iqtishady maka dapat dijelaskan bahwa peran bauran pemasaran dalam
meningkatkan penjualan produk di KSU BMT Al-Iqtishady sebagai berikut:
a. Produk (product)
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar,
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kotler
menyatakan “A produck is anything that can be offered to a market to
statisfy a want or need. produck that are marketed include physical
goods, services, experiences, event, persons, places, properties,
organizations, information, andideas.71 Dalam hal ini KSU BMT Al-
Iqtishady mempunyai beberapa produk yaitu produk tabungan dan
produk pembiayaan. Dalam produk tabungan dan pembiayaan ini
terdapat beberapa jenis tabuangan dan pembiayaan antaralain:
1. Produk Tabungan
Tabungan Umroh-Haji yaitu tabungan yang diniatkan
untuk ibadah umrah/haji yang. Tabungan ini dapat diambil pada saat
peserta akan menjalankan ibadah umrah atau pada saat jatuh tempo.
71 Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Alfabeta, Cet. 12, 2016:
Bandung),,hlm. 139
57
Tabungan dapat diambil berupa danasebesar dana pokok beserta bagi
hasil.
Tabungan Iqtishady yaitu tabungan yang menggunakan
prinsip mudharabah, besar setoranya minimal Rp.5000, dan dapat
diambil kapan saja dengan ketentuan yang berlaku.
Tabungan Siswa Mandiri yaitu tabungan yang diperlukan
oleh siswa dan mahasiswa untuk kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya
berulang-ulang. Contohnya seperti pembayaran SPP.
Tabungan Qurban yaitu tabungan yang diperuntukkan
untuk persiapan qurban. Tabungan ini dapat diambil pada saat
pelaksanaan ibadah qurban.
Tabungan Aqiqah yaitu tabungan yang diperuntukkan untuk
melaksanakan proses aqiqah, tabungan ini dapat diambil saat
menunaikan atau melaksanakan aqiqah saat kelahiran anaknya dan
atau pada saat jatuh tempo.
Tabungan Hari Raya yaitu tabungan persiapan mejelang
menyambut lebaran idhul fitri dan idhuladha, tabungan ini dapat
diambil oleh peserta 5 hari sebelum lebaran.
Tabungan Walimah yaitu tabungan yang diperuntukkan
bagi para lajang yang sedang merencanakan pernikahan. Tabungan
walimah ini dapat diambil pada saat peserta dalam proses lamaran.
58
Tabungan Ibu Siaga yaitu tabungan yang diperuntukkan
bagi para ibu-ibu muda yang sedang merencankan untuk mempunyai
momongan. Tabungan ini dapat diambil saat ibu tersebut berada
dirumah persalinan dan atau pada saat menjelang melahirkan.
Wawancara dengan Eka Hardianti selaku CS di KSU BMT
Al-Iqtishady.
“Persyaratan umum dalam melakukan pembukaan tabungan di KSU BMT Al-Iqtishady adalah dengan menyerahkan foto copy KTP/SIM, mengisi slip setoran awal, mengisi aplikasi akad tabungan, membayar biaya administrasi 20.000 dan setoran saldo awal 30.000. Dalam produk tabungan ini hanya menggunakan satu akad yaitu akad mudharabah dan wadi’ah.”72
2. Produk Pembiayaan
Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan modal kerja
merupakan produk pembiayaan KSU BMT Al-Iqtishady kepada
sektor produktif usaha mikro dan kecil (UMK) yang sudah berjalan
minimal 2 tahun dengan pembiayaan maksismalRp. 50 juta untuk
kegunaan penambahan modal kerja, pola pembiayaan sesuai dengan
ketentuan syariah dengan akad jual beli Murabahah. Sewa, Upah,
Fee (Ijarah), Mudharabah atau Musyarakah. Fasilitas pembiayaan
yang dapat digunakan untuk pembiayaan operasional usaha atau
proyek dan membiayai proses produksi.
72Eka Hardianti, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 27 Desember 2019. 14:00.
59
Pembiayaan barang dan jasa, Pembiayaan barang dan jasa
merupakan pembiayaan KSU BMT Al-Iqtishady kepada sektor
produktif usaha mikro baik berbentuk badan usaha maupun
perseorangan dengan plafon maksimal Rp.10 juta. Fasilitas
pembiayaan yang didapat digunakan untuk membayar sewa ruang
usaha, kendaraan, membayar fasilitas usaha dan membeli fasilitas
usaha atau alat produksi.
Pembiayaan Konsumtif Multi Guna, Pembiayaan
konsumtif digunakan untuk berbagai keperluanpribadi dan keluarga
yang bersifat non produktif. Fasilitas pembiayaan ini dapat
digunakan untuk peralatan rumah tangga, membayar biaya
pendidikan, membayar biaya kesehatan dan membayar sewa
rumah.73 Produk pembiayaan tersebut memiliki beberapa macam
akad sesuai kebutuhan anggota, yaitu:
a) Akad Mudharabah
Akad mudharabah adalah kerja sama usaha antara dua
pihak dimana pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh
dana 100% modal, sedangkan pihak lainya jadi pengelola,
ketuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan sesuai perjanjian kontrak, sedangkan kalau rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian ini bukan
kelalaian dari pihak pengelola. Seandainya kerugian itu
73Brosur, BMT Al-Iqtishady, 2019
60
diakibatkan karena kelalaian si pengelola maka si pengelola
harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
b) Akad Murabahah
Murabahah adalah transaksi jula beli, yaitu bank
syariah bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai
pembeli, dengan harga jual dari bank adalah harga beli dari
pemasok ditambah keuntungan dalam persentase bagi bank
syari’ah sesuai dengan kesepakatan.
c) Akad Qordul Hasan
Akad qordul hasan adalah pemberian harta benda
orang lain yang dapat ditagih atau dimintai kembali sesuai
dengan jumlah yang di pinjamkan tanpa adanya tambahan atau
imbalan yang diminta oleh bank syariah.74
d) Akad Musyarakah
Akad musyarakah yaitu pembiayaan di mana pihak
koperasi syariah dan anggota sama-sama memiliki kontribusi
dana dalam usaha. Pengembalian hasil usaha tergantung
kepada nisbah (bagi hasil) yang disepakati anggota dan
pengelola.75
74 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, (Jakarta Gema Insani:,
2001), hlm. 95. 75 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, (Prenamedia Group:
Jakarta, 2010), hlm. 65.
61
e) Akad Ijarah
Akad ijarah merupakan akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang tersebut.76
Adapun persyaratandalam mengajukan permohonan
pembiayaan:77
a. Warga Negara Indonesia (WNI)
b. Usia minimal 19 tahun atau sudah menikah dan maksimal 55
tahun (pada pembiayaan terakhir)
c. Memiliki penghasilan tetap (karyawan) atau memiliki usaha
kecil
d. Telah menjadi anggota KSU BMT Al-Iqtishady selama 3 bulan
e. Memiliki rekening tabungan KSU BMT Al-Iqtishady
f. Bersedia memenuhi ketentuan yang berlaku78
Wawancara dengan Buk. Ani selaku anggota penabung di
KSU BMT Al-Iqtishady.
Saya memilih bergabung/menjadi anggota di KSU BMT Al-Iqtishady karena dalam melakukan pembukaan tabungan di KSU BMT Al-Iqtishady hanya dengan menyerahkan foto copy KTP/SIM, setoran awal yang dikenakan pada calon anggotanya hanya 20.000 sebagai biaya administrasi dan 30.000 sebagai saldo awal, nah untuk setoran selanjutnya kita hanya dikenaka biaya 5.000 keatas.
76Ibid., hlm. 79. 77Dokumentasi, 29 Juli 2019 78 Brosur, BMT Al-Iqtishady, 2019
62
Wawancara dengan Mas.Rian selaku anggota pembiayaan di
KSU BMT Al-Iqtishady.
Saya memilih melakukan pembiayaan di KSU BMT Al-Iqtishady karena dekat dengan ruko saya dan proses dalam melakukan pembiayaan tidak sulit, serta besar cicilan yang dikenakan pada anggota sesuai dengan kemampuan saya.
b. Harga (Price)
Harga merupakan suatu nilai yang dinyatakan dalam bentuk
rupiah guna pertukaran/transaksi atau sejumlah uang yang harus dibayar
konsumen untuk mendapatkan suatu barang dan jasa.Penetapan harga
memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan.79 Hal
ini sangat penting karena harga sebagai penentu laku atau tidaknya suatu
produk. Harga yang ditetapkan atas suatu produk harus mampu
memberikan dampak yang baik bagi anggota maupun lembaga.
Wawancara dengan L. M. Fadrison Finance KSU BMT Al-
Iqtishady.
“KSU BMT Al-Iqtishady menetapkan nisbah tergantung pada kesepakatan dan kemampuan antara pihak BMT dengan anggota dalam pengembalian dana nantinya.”80
Brikut adalah harga atau biaya yang harus dikeluarkan oleh
anggota dan calon anggota:
a. Tabungan
1) Biaya administrasi 20.000
79 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Jasa, (Malang: Bayumedia, 2008), hlm. 107. 80Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019. 09:30
63
2) Setoran awal 30.000
3) Setoran lanjutan 5.000
b. Pembiayaan
1) Pembiayaan maksimal 10.000.000 dengan syarat sudah menjadi
anggota di KSU BMT Al-Iqtishady selama 3 bulan
2) Pembiayaan maksimal 50.000.000 bagi usaha mikro yang sudah
berjalan 2 tahun ke atas81
c. Tempat (place)
Tempat sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan memudahkan dalam penyampaian barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan.82
Wawancara denagan M. Syafarwadi selaku manajer USPPS.
“Suatu barang tidak akan bergunabila tidak disediakan pada waktu dan tempat dimana barang tersebut dibutuhkan, maka BMT harus benar-benar teliti dalam memilih saluran distribusi. Pemilihan lokasi yang tepat berguna untuk menyampaikan atau mempermudah produk dijangkau oleh para anggota.”83
Lokasi kantorKSU BMT Al-Iqtishady berada di Jln. K.H. Ahmad
Dahlan No. 8 Pagesangan Mataram tepatnya dikompleks pertokoan yang
dekat dengan pemukiman masyarakat Pegasangan Mataram, serta berada
di depan pasar Pagesangan Mataram. Hal ini lebih memudahkan
81Ibid 82 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran jasa, (Malang : Banyumedia,2008,)hal.166 83Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019, 09:30.
64
terjangkaunya produk oleh anggota, serta memudahkan KSU BMT Al-
Iqtishady dalam memasarkan produknya.”84
d. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan perusahaan untuk mendorong
penjualan yang mengarahkan komunikasi-komunikasi yang dapat
meyakinkan para pembeli. Menurut Lamb, air, McDaniel startegi
promosi adalah rencana untuk penggunaan yang optimal dari elemen-
elemen promosi: periklanan, hubungan masyarakat, penjualan pribadi,
dan promosi penjualan.85
Promosi dilakukan guna memperkanalkan produk-produk yang
ada pada suatu lembaga, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung
untuk mempengaruhi konsumen.
Wawancara dengan Yusron Jauhari selaku Funding KSU BMT
Al-Iqtishady.
“Promosi yang dilakukan oleh KSU BMT Al-Iqtishady yaitu dengan melakukan periklanan, dimana periklanan yang dilakukan oleh KSU BMT Al-Iqtishady yaitu dengan menggunakan brosur yang menayangkan berupa gambar dan kata kata, media sosial seperti facebook dan instagram. Selain menggunakan periklanan KSU BMT Al-Iqtishady juga menggunakan personal sellingsebagai salah satu cara dalam memperkenalkan produknya, personal selling ini dilakuakan dengan cara mendatangi rumah atau pasar untuk mempromosikan secara lisan kepada calon
84Observasi, BMT Al-Iqtishady, 23 juli 2019, 13:33. 85 Murti Sumarni dan Jhon Soeprapto, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan),
(Yogyakarta:Liberty,2013), hlm. 273-274.
65
anggota. Selain itu penggunaan sistem jemput bola dan tunggu bola juga dilakukan oleh BMT dalam menjual produknya.”86
Wawancara dengan Eka Hardianti selaku CS di KSU BMT Al-
Iqtishady.
“Semua pegawai adalah marketing walaupun jabatanya bukan sebagai marketing, artinya semua pegawai harus bantu dalam proses penjualan produk-produknya.”87
e. Orang (People)
Orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Manusia
atau partisipan adalah orang yang memainkan suatu peran dalam waktu
riil (selama berlansungnya proses kosumsi dan jasa berlansung). Semua
sikap dan tindakan karyawan bahkan cara berpakaian dan berpenampilan
kayawan mempunyai pengaru terhada persepsi konsumen.88
Wawancara dengan Eka Hardianti selaku CS di KSU BMT Al-
Iqtishady.
"Pelayanan/service yang diberikan kepada anggota dengan sopan
dan sesuai standardan sesuai dengan tujuan oprasiaonalnya KSU
BMT Al-Iqtishady dan pemberian job description yang jelas
kepada karyawan akan berdapak positif kepada anggota.
Karyawan KSU BMT Al-Iqtishady selalu menunjukakan sikap
sopan, ramah bertindak sesuai dengan standar operasional kerja,
dan berpenampilan yang rapi agar para anggota atau calon
anggota merasakan kenyamanan saat bertemu dengan kartyawan
KSU BMT Al-Iqtishady. Sikap yang baik dan etika yang baik
86Yusron Jauhari, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 27 Desember 2019. 13: 00 87Eka Hardianti, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 27 Desember 2019. 14:00 88 Yazid, PemasaranJasa: KonsepdanImplementasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2001), hlm. 20.
66
akan dapat menjalin hubungan yang baik antara pihak BMT
dengan Para anggota atau calon anggota.”89
f. Proses (Process)
Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran
aktivitas yang di gunakan untuk menyampaikan jasa.90 Dalam proses ini
seperti prosedur tugas, jadwal, mekanisme, kegiatan jasa atau produk
yang disampaikan kepada para anggota oleh pihak KSU BMT Al-
Iqtishady.
Dari hasil wawancara dengan customer service, menjelaskan
tentang proses melakukan pembukaan tabungan dan proses dalam
melakukan pembiayaan yang diberikan oleh KSU BMT Al-Iqtishady:
“Proses melakukan pembukaan tabuangan calon anggota harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: menyerahkan foto copy KTP/SIM, mengisi slip setoran awal, mengisi aplikasi akad tabungan, membayar biaya administrasi 20.000 dan setoran saldo awal 30.000.91
Wawancara dengan L. M. Fadrison Finance KSU BMT Al-
Iqtishady.
“Dalam proses melakukan pembiayaan calon anggota haruslah memenuhi persyaratan dalam mengajukan permohonan pembiayaan yaitu: Warga Negara Indonesia (WNI), sudah berusia minimal 19 tahun atau sudah menikah dan maksimal 55 tahun (pada pembiayaan terakhir), memiliki penghasilan tetap (karyawan) atau memiliki usaha kecil, telah menjadi anggota KSU BMT Al-Iqtishady selama 3 bulan, memiliki rekening
89 Eka Hardianti, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 27 Desember 2019.14:00 90 Ratih Hurryati, BauranPemasarandanLoyalitasKonsumen, (Bandung: Alfabeta, 2005),
hlm. 55. 91 Eka Hardianti, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 27 Desember 2019.14:00
67
tabungan di KSU BMT Al-Iqtishady, bersedia memenuhi ketentuan yang berlaku.”92
L. M. Fadrison Finance KSU BMT Al-Iqtishady juga
menjelaskan:
“Proses dalam pemberian pembiayaan adalah dengan melakukan pendaftaran menjadi anggota bagi anggota yang baru dalam mengajukan pomohonan pembiayaan, setelah dilakukan pendaftaran dengan bukti pendaftaran seperti yang telah disediakan oleh costumer service, pengajuan pertama ini masih bersifat umum, dalam pengajuan ini pihak BMT menelusuri apa yang menjadi kebutuhan anggota, untuk apa, kegunaanya apa dan berapa nilainya. Saat melakukan pembiayaan anggota belum memutuskan akad mana yang akan digunakan. Setelah berkas yang dibutuhkan lengkap pihak BMT akan melakukan survei atau perivikasi, barulah pihak BMT akan mengajukan akad mana yang cocok digunakan, setelah akad yang digukan dan disepakati ansurannya berapa barulah pembiayaan akan diberikan.”93
g. Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik merupakan lingkungan dimana tempat jasa itu
diciptakan dan perusahaan berinteraksi dengan konsumen. Karakteristik
lingkungan fisik yang paling terlihat jelas adalah situasi dan kondisi
geografis dan lingkungan suatu perusahaan baik itu desain ruangan dan
layout bangunannya.94
Wawancara denagan M. Syafarwadi selaku manajer USPPS.
92L. M. Fadrison, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 27 Desember 2019. 10:33 93ibid 94 Arief, Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan, (Malang: Bayumedia Publising, 2017),
hlm.96.
68
“Fasilitas fisik yang dimiliki oleh KSU BMT Al-Iqtishady seperti brosur, buku tabungan, bangunan kantor, ruang pelayanan dan ruang rapat, mobil ambulan, kompeter, dan lapangan parkir.”95
C. Faktor Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penerapan Bauran
Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Produk di KSU BMT Al-
Iqtishady
Dalam setiap dunia usaha baik lembaga ataupun usaha mikro
pastiakan mempunyai yang namanya faktor pendukung dan faktor
penghambat, begitupun KSU BMT Al-Iqtishady selain banyak faktor
pendukungnya, dari faktor penghambat pun masih begitu banyak dan harus
siap untuk bisa menyeimbangkan antara faktor pendukung dengan faktor
penghambat.
Karena jika KSU BMT Al-Iqtishady tidak mempunyai faktor
pendukung yang kuat maka akan kalah dalam usahanya, dikarenakan banyak
pesaing lainya yang mengambil alih darilembaga tersebut. Berikut faktor
pendukung dan faktor penghambat peran bauran pemasaran dalam
meningkatkan penjualan produk KSU BMT Al-Iqtishady:
1. Faktor Pendukung
a. Pegawai KSU BMT Al-Iqtishady
Pegawai merupakan salah satu asset utama suatu instansi
yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari aktivitas organisasi.96
95Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019, 09:30. 09:33 96 Melayu Hasibuan, ManajemenSumberdayaManusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm.
27.
69
Dari hasil wawancara denagan M. Syafarwadi selaku manajer
USPPS.
“Dalam kegiatan memasarkan produk pegawai menjadi bagian yang sangat penting KSU BMT Al-Iqtishady memprioritasakan para anggota pegawai harus mempunyai ilmu pengetahuan yang luas, terutama dalam hal pemasaran. Dimana para pegawai dari awal harus dilakukan training yang berkelanjutan, dalam artiannya training berkelanjutan ini adalah pembelajaran yang dilakukan para karyawan walaupun sudah lama bekerja di KSU BMT Al-Iqtishady, dan selain itu juga pimpinan KSU BMT Al-Iqtishady harus selalu dapat motivasi baik secara Psikis maupun secara mental, karena setiap pekerjaan pasti akan memiliki rasa bosan dan putus asa, di sinilah motivasi ini dilakukan oleh pimpinan agar karyawan ksu BMT Al-Iqtishady kembali bersemangat dalam bekerja untuk mencapai tujuanya.97
b. Tujuan bekerja
Tujuan kerja merupakan target yang hendak dicapai suatu
lembaga. Tujuan kerja dapat menjadi sebuah motivasi bagi karyawan
dalam menetapkan target.
Dari hasil wawancara dengan M. Syafarwadi selaku manajer
USPPS.
“Tujuan kerjan menjadi sebuah motivasi dalam melakah maju dan menetapkan target. Tujuan dari BMT ini adalah untuk mewujudkan lembaga usaha islami yang professional dan bermanfaat bagi ummat selain itu, tujuan utamanya ialah untuk berjuang melangsungkan hidup bagi lembaga BMT agar tetap berjalan dan dapatmembantu sesama anggota, dan tujuan kedua ialah mencari materi demi anggota maupun bukan anggota karena uang yang diperolah ksu BMT Al-
97Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019, 09:30.
70
Iqtishady adalah uang masyarakat yang disalurkan kembali pada masyarakat sekitar BMT tersebut.98
L. M. Fadrison selaku Finance KSU BMT Al-Iqtishady juga
menjelaskan:
“Selain dari berjuang untuk meningkatkan penjualan produk BMT dan mencari materi untuk anggota tujuan KSU BMT Al-Iqtishady juga berdakwah dimasyarakat atau anggota, karena dalam islam punmenegasakan bahwasannya bagi yang mempunyai harta atau mampu diwajibkan membantu saudaranya yang kurang mampu,uang yang ada di BMT ini akan diputarkan sehingga harta yang diinvestasikan tidak hanya berhenti di satu titik, dan ini salahsatu cara membantu saudara muslim yang kurang mampu untuk mencukupi kebutuhannya.”99
c. Materi (Modal)
Materi adalah sekumpulan uang atau barang yang digunakan
sebagai dasar untuk melaksanakan suatu pekerjaan.100
Dari hasil wawancara dengan M. Syafarwadi selaku manajer
USPPS.
“Materi ini berupa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh KSU BMT Al-Iqtishady yang digunakan untuk para pegawai ataufasilitas kantor, seperti marketing yang harus mendapatkan uangatau materi guna mencukupi biaya makan, bensin transportasidan fasilitas fasilitas kantor yang menjadi salah satu kenyamananbagi anggota saat mengunjungi kantor.101
98Ibid 99L. M. Fadrison, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 27 Desember 2019. 12:00. 100https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-modal.html, 29 Desember 2019, 01:22. 101Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019. 09:30
71
d. Lokasi KSU BMT Al-Iqtishady
Lokasi menjadi faktor pendukung yang penting karena lokasi
sebagai tempat produk diciptakan dan dipasarkan.
Dari hasil wawancara dengan M. Syafarwadi selaku manajer
USPPS.
“Menurut Muhamad Syafawadi selaku manajer KSU BMT Al-Iqtishady pemilihan lokasi yang tepat dan strategis dapat menjadi faktor pendukung yang sangat penting dalam penyampaian produk yang ditawarkan serta dapat meningkatkan kualitas penjualan produk.102
Kantor KSU BMT Al-Iqtishady ini memiliki tempat yang
sangat strategis, yang mana kantornya berada di Jln. K.H. Ahmad
Dahlan No. 8 Pagesangan Mataram tepatnya dikompleks pertokoan
dekat dengan jalan yang sering dilalui masyarakat, selain itu
lokasinya berseberang jalan dengan pasar Pegasangan Mataram,
serta dekat dengan pemungkiman masyarakat sekitar. KSU BMT Al-
Iqtishady berada didaerah komplek pertokoan yang dekat dengan
pasar dikarenakan disinilah pemasaran dan target yang dituju oleh
KSU BMT Al-Iqtishady.103
e. Fasilitas fisik
Sarana fisik merupakan lingkungan dimana tempat jasa itu
diciptakan dan perusahaan berinteraksi dengan konsumen.
Karakteristik lingkungan fisik yang paling terlihat jelas adalah
102Ibid 103Observasi, KSU BMT Al-Iqtishady, 23 juli 2019, 13:33.
72
situasi dan kondisi geografis dan lingkungan suatu perusahaan baik
itu desain ruangan dan layout bangunannya.104 Dalam hal ini KSU
BMT Al-Iqtishady memilki fasilitas berupa bangunan kantor 2 lantai,
mobil ambulan gratis untuk masyarakat anggota KSU BMT Al-
Itishady, komputer untuk aktivitas BMT, ruang rapat dan pelayanan,
lapangan parker bagi pengunjung.105
f. Masyarakat yang tertarik dengan KSU BMT Al-Iqtishady karena
berbasis Syariah
Sebagian masyarakat mulai tertarik pada sistem syariah yang
ada di KSU BMT Al-Iqtishady. Masyarakat mulai dapat menerima
sistem syariah dan menganggap sistem syariah lebih mendatangkan
keamanan dan kenyamanan. Sistem syariah di KSU BMT Al-
Iqtishady dirasa lebihaman dunia akhirat.
Wawancara dengan Eka Hardianti selaku CS di KSU BMT
Al-Iqtishady.
“Masyarakat yang tertarik menjadi anggota di KSU BMT Al-
Iqtishady dikarenakan masyarakat sudah mulai paham
denagan fungsi dan sistem syariah yang dijalankan oleh KSU
BMT Al-Iqtishady dan menganggap sistem syariah lebih
aman dan nyaman dunia akhirat karena jauh dari riba.”106
2. Faktor penghambat
a. Modal
104 Arief, Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan, (Malang: Bayumedia Publising, 2017), hlm.96.
105Observasi, KSU BMT Al-Iqtishady, 23 juli 2019, 13:33.
106Eka Hardianti, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 27 Desember 2019.14:00.
73
Modal yang minim menjadi kendala bagi setiap lembaga
untuk beraktifitas dengan baik.
Wawancara dengan Eka Hardianti selaku CS di KSU BMT
Al-Iqtishady.
“Dalam kasus ini permodalan yang minim menjadi kendala dalam pemasaran produk KSU BMT Al-Iqtishady sehingga pemasaran yang dilakukan kurang maksimal, begitu banyak yang harus dikeluarkan oleh BMT menjadikan permodalan tidak sebanyak dari lembaga keuangan bank, karena modal yang adadi BMT ini ialah perputaran dari tabungan atau investasi anggota BMT.”107
b. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang kompeten
Sumber daya manusia merupakan suatu potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan peranya sebagai
mahluk sosial yang adabtif dan tranpormatif yang mampu mengelola
dirinya sendiri.Sumber daya yang kopeten dan berkualitas sangat
dibutuhkan dalam upaya mendukung aktivitas-aktivitas agar suatu
tujuan dapat tercapai.108
Wawancara dengan Muhamad Syafarwadi selaku manjer
USPPS.
“Kurangnya SDM yang kompeten di KSU BMT Al-Iqtishady ini ialah sebagian dari petugasnya bukan lulusan dari ekonomi marketing, walaupun dilakukan training yang berkelanjutan akan tetapi belum bisa seefektif pemasaran yang seharusnya dilakukan, sehingga berhasil tidaknya pemasaran yang dilakukan oleh marketing atau pegawai KSU
107Ibid 108Freshka Hasiani. S, “Analisi Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan”, Jurnal Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 hlm. 1.
74
BMT Al-Iqtishady tergantung pada pegawainya. Jika mereka giat danselalu berusaha dengan mempunyai target yang jelas maka hasil yang diperoleh juga pastinya akan baik.”109
c. Kurang pemahaman masyarakat terhadap BMT
Pengetahuan masyarakat tentang BMT menjadi salah satu
faktor penghambat, karena keadaan masyarakat masih awam dan
masih belum mengenal dan pahan akan sistem kerja BMT, serta
masih banyak yang menjadikan bank-bank sebagai tujuan mereka
menabung atau melakukan pembiayaan tanpa memikirkan riba
bunga yang ada di bank.
Dari hasil wawancara dengan Muhamad Syafarwadi selaku
manjer USPPS.
“BMTAl-Iqtishady masih blum banyak pengenal karena masyarakat awam tidak paham akan fungsi dari BMT serta kebanyakan dari mereka sudah terlebih dahulu menggunakan bank sebagai tempat untuk melakukan penabungan dan pembiayaan.”110
d. Pembiayaan yang bermasalah
Pembiayaan bermasalah adalah pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain guna mendukung investasi yang
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun kelompok atau
lembaga.111 BMT sebagai suatu lembaga yang penghimpun dana
yang kemudian disalurkan dalam bemtuk pembiayaan untuk
109Ibid 110Ibid 111Vaithzal Rivai, Arvian Arifin, IslamicBanking, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm.
618.
75
pengembangan usaha-usaha produktif. Seringkali menuai
permasalahan dalam kaitanya dengan pembiayaan.
Dari hasil wawancara dengan Muhamad Syafarwadi selaku
manjer USPPS.
“Pembiayaan bermasalah terjadi karena pengembalian ansuran pembiayaan tidak tepat waktu, kurangnya kemampuan masyarakat adalam mengelola dana pinjaman hinga membuatnya tidak mampu mengembalikan dana pinjaman.”112
e. Jumlah BMT
Banyaknya pendirian lembaga keuangan yang bergerak pada
jasa pelayanan simpan pinjam membuat persaingan yang cukup ketat
antar lembaga keuangan khususnya BMT.
Dari hasil wawancara dengan Muhamad Syafarwadi selaku
manjer USPPS.
“Banyaknya pendirian lembaga keuangan syariah yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini terutama wilayah Mataram menjadi faktor penghambat. Hal ini dikarenakan tibul persaingan yang cukup ketat antar lembaga khususnya BMT, serta banyak lembaga baik itu pebankan ataupun lebaga keuangan lainnya yang menargetkan para pelaku usaha menengah kebawah, menjadikan KSU BMT Al-Iqtishady mempunyai banyak pesaing-pesaing yang juga berusahamendapatkan hasil usaha yang tinggi.”113
112Ibid 113Ibid
76
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Peran Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan
Produk KSU BMT Al-Iqtishady
Pada bab paparan data dan temuan, peneliti telah menjelaskan data hasil
penelitian yang diperoleh melalui metode obsevasi, wawancara, dan
dokumentasi terkait dengan peran bauran pemasara terhadap peningkatan
penjualan produk di KSU BMT Al-Iqtishady, penerapan bauran yang
diterapkan oleh BMT Al-Iqtishady bertujuan untuk peningkatan penjualan
produk produknya. Manager KSU BMT Al-Iqtishady menggunakan elemen
bauran pemasaran 7P dalam mencapai taraget pasarnya, elemen-elemen yang
digunakan yaitu; produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan sarana
fisik.
a. Produk (product)
Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau prosen yang
memberikan sejumlah nilai yang bermamfaat bagi konsumen.114 Produk
merupakan suatu faktor yang tidak bisa dipisahkan oleh keputusan
konsumen, karena besar kecilnya nilai dari suatu produk akan
berpengaruh kepada tingkat keputusan konsumen.
Produk yang ditawarkan KSU BMT Al-Iqtishady adalah produk
tabungan dan produk pembiayaan, dalam produk tabungan dan
pembiayaan ini terdapat beberapa jenis produk didalamnya yang sesuai
114Ririn Tri Ranasari, dan Mastuti H. Aksa, ManajemenPemasaranJasa, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), hlm. 37.
77
dengan kebutuhan dan keinginan anggota. Dalam produk tabungan
terdapat beberapa jenis tabungan yaitu tabuangan tabungan umroh-haji,
tabungan iqtishady, tabungan siswa mandiri, tabungan qurban, tabungan
aqiqah, tabungan hari raya, dan tabungan ibu siaga. Sedangkan pada
produk pembiayaan terdapat beberapa pembiayaan yang dilakukan oleh
KSU BMT Al-Iqtishady yaitu pembiayaan modal kerja, pembiayaan
barang/jasa, dan pembiayaan konsumtif multi guna.
KSU BMT Al-Iqtishady menerapkan akad wadi’ah dalam produk
tabungan, sedangkan pada produk pembiayaan KSU BMT Al-Iqtishady
menerapkan beberapa akad yaitu akad mudharabah, akad murabahah,
akad qordulhasan, akad musyarakah, dan akad ijarah. KSU BMT Al-
Iqtishady juga memberikan layananyang berprinsip syariah.
Dari hasil wawancara dengan Buk. Ani selaku anggota penabung
dan Mas. Rian selaku anggota pembiayaan di KSU BMT Al-Iqtishady
dapat disimpulkan bahwa KSU BMT Al-Iqtishady memberikan
kemudaha bagi anggota dalam melakukan proses taransaksinya baik itu
penabungan ataupun pembiayaan.
b. Harga (Price)
Harga merupakan sejumlah keseluruhan nilai yang dipertukarkan
konsumen untuk manfaat yang didapatkan atau digunakan atas produk
dan jasa.115
115Amir Taufiq, DinamikaPemasaran: Jelajahdanrasakan, (Jakarta: PT Grafindo Persada,
2005), hlm. 163.
78
Penetapan haraga pada suatu produk menjadi menjadi penentu
bagi anggota dalam memilih dan menggunakan produk tersebut. Harga
yang ditetapkan oleh KSU BMT Al-Iqtishady terbilang murah dan mudah
untuk didapatkan oleh anggota baik itu penabungan maupun pembiayaan,
seperti dalam melakukan penabungan anggota hanya perlu mengeluarkan
biaya sebesar 20.000 sebagai biaya admistrasi, kemudian 30.000 sebagai
saldo awal, dan untuk setorannya anggota bisa menyetor sejumlah 5.000,
ini bisa dilakukan kapan saja. Sedangkan dalam melakukan pembiayaan
KSU BMT Al-Iqtishady memberikan pembiayaan maksimal 10.000.000
dengan syarat sudah menjadi anggota di KSU BMT Al-Iqtishady selama
3 bulan, pembiayaan maksimal 50.000.000 bagi usaha mikro yang sudah
berjalan selama 2 tahun ke atas.KSU BMT Al-Iqtishady tidak
menetapkan nisbah yang pasti, penetapan nisbah dilakukan dengan
adanya kesepakatan dan kemampuan anggota dalam pengembalian dana
nantinya.
c. Tempat (place)
Tempat sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan memudahkan dalam penyampaian barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan.116
Pemilihan lokasi yang dilakukan oleh BMT Al-Iqtishady benar-
benar diperhatikan hal ini terlihat dari letak pendirian
116Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran jasa……., hlm.166.
79
kantornya.Pendirian kantordi Jln. K.H. Ahmad Dahlan No. 8 Pagesangan
Mataram tepatnya dikompleks pertokoan yang dekat dengan pemukiman
masyarakat Pegasangan Mataram, serta berada didepan pasar Pagesangan
Mataram. Hal ini bertujuan agar akses dalam memasarkan produk mudah
terjangkau oleh anggota yang ingin membeli produk di KSU BMT Al-
Iqtishady, pemilihan lokasi pendirian kantor yang strategis bagi KSU
BMT Al-Iqtishdy merupakan cara pemasaran yang baik.
d. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan perusahaan untuk mendorong
penjualan yang mengarahkan komunikasi-komunikasi yang dapat
meyakinkan para pembeli. Menurut Lamb, air, McDaniel startegi
promosi adalah rencana untuk penggunaan yang optimal dari elemen-
elemen promosi: periklanan, hubungan masyarakat, penjualan pribadi,
dan promosi penjualan.117
Promosi merupakan suatu cara dalam menyampaikan produk-
produk yang ada pada KSU BMT Al-Iqtishady baik itu secara langsung
ataupun tidak langsung untuk mempengaruhi anggota. Adapun kegiatan
promosi yang dilakukan oleh KSU BMT Al-Iqtishady:
a) Periklanan
Iklan adalah sarana yang digukan untuk mengiformasikan
segala sesuatu produk yang dihasilkan. Informasi yang diberikan
adalah manfaat produk, harga produk, serta keuntungan produk
117 Murti Sumarni dan Jhon Soeprapto, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan),
(Yogyakarta:Liberty,2013), hlm. 273-274.
80
dibandingkan pesaing. Penggunaan promosi sebagai iklan dapat
dilakuakan dengan berbagai media seperti: Koran, majalah, televisi,
radio, brosur, spanduk, dan billboard di jalan-jalan strategis.118
Periklanan yang dilakukan oleh KSU BMT Al-Iqtishady
dalam bentuk tayangan gambar dan kata kata yang tertuang dalam
bentuk brosur, spanduk. Dalam melakukan promosi KSU BMT Al-
Iqtishady juga menghampiri tempat tempat yang banyak orang
berkumpul seperti pasar dan disanalah terjadi intraksi lansung antara
karyawan BMT dengan masyarakat sekaligus menyebarkan brosur.
KSU BMT Al-Iqtishady juga melakukan sosialisasi ke sekolah
sekolah untuk mempromosikan produk tabung yang dikhususkan
untuk siswa. BMT Al-Iqtishady juga memililki akun media social
sebagai alat untuk mengiklankan produknya, namun dalam
penggunaan akun tersebut KSU BMT Al-Iqtishady kurang aktif, hal
ini sangat disayangkan mengingat penggunaan media social sebagai
alat promosi ataupun bisnis sangat berpeluang besar dalam
meningkatkat penjualan produk.
b) Personal selling
Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara umum
dilakukan oleh seluruh pegawai bank. Personal selling juga
dilakukan denagan merekrut tenaga-tenaga seles man dan seles girl
untuk melakukan penjualan door to door. Secara khusus personal
118Kasmir, PemasaranBank…….., hlm. 177
81
selling dilakukan oleh Costumer Service.119Personal selling
merupakan sarana penyampaian pesan atau promosi yang dilakukan
secara lisan melalui tenaga marketing untuk mempengaruhi calon
anggota. Selain menyebarkan brosur marketing BMT Al-Iqtishay
menghampiri tiap rumah ataupun sekolahan untuk mempromosikan
produknya.
c. Jemput bola dan tunggu bola
KSU BMT Al-Iqtishady memprpmosikan produknya dengan
sistem jemput bola, dimana pihak BMT mendatangi pasar atau
rumah penduduk dan mempromosikan produk-produknya.
Sedangkan pada sistem nunggu bola pihak BMT hanya menunggu
calon anggota yang berkunjung ke KSU BMT Al-Iqtishady. sistem
jemput bola dengan nunggu bola saling berkaitan dimana sistem
jemput bola digunakan sebagai salah satu cara untuk member
pemahaman yang jelas kepada calon anggota yang kemudian
anggota tertarik untuk membeli produk di BMT tersebut, kemudian
anggota yang merasa puas dengan produk dan pelayan yang
diberikan pihak BMT akan memberitahukan kepada keluaga atau
kerabatnya untuk menggunakan produk KSU BMT Al-Iqtishady.
e. Orang (People)
Orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Manusia
atau partisipan adalah orang yang memainkan suatu peran dalam waktu
119Ibid, hlm. 182
82
riil (selama berlansungnya proses kosumsi dan jasa berlansung). Semua
sikap dan tindakan karyawan bahkan cara berpakaian dan berpenampilan
kayawan mempunyai pengaru terhada persepsi konsumen.120
Orang menjadi sumber daya manusia yang harus dimilki oleh
setiap lembaga atau perusahaan khususnya KSU BMT Al-Iqtishady,
orang sebagai penyedia jasa dapat mejadi pengaruh bagi kualitas dan
kantitas yang diberikan kepada anggota.
Dalam hal ini manajer KSU BMT Al-Iqtishady selalu
memeberikan motivasi kerja kepada karyawannya serta pemberian job
description yang jelas kepada karyawan agar dapat meningkatkan
kualitas pelayanan yang diberikan kepada anggota. KSU BMT Al-
Iqtishady juga selalu berusaha menunjukan bersikap sopan, bersikap
ramah bertindak, dan bertindak sesuai dengan standar operasional kerja,
serta berpenampilan yang rapi agar para anggota atau calon anggota
merasakan kenyamanan saat bertemu dengan kartyawan KSU BMT Al-
Iqtishady. Sikap yang baik dan etika yang baik akan dapat menjalin
hubungan yang baik antara pihak BMT dengan Para anggota atau calon
anggota.
f. Proses (Process)
Proses merupakan gabungan dari semua aktivitas, yang umumnya
terdiri dari prosedur, jadwa pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal
yang rutin dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.121
120 Yazid, PemasaranJasa: KonsepdanImplementasi……., hlm. 20.
83
Dalam proses ini seperti prosedur tugas, jadwal, mekanisme,
kegiatan jasa atau produk yang disampaikan kepada para anggota oleh
pihak KSU BMT Al-Iqtishady. Proses dalam melakukan pembukaan
tabungan terbilang mudah karena, dalam melakukan pembukaan
tabungan calon anggota hanya menyerahkan foto copy KTP/SIM,
mengisi slip setoran awal, dan mengisi aplikasi akad tabungan, serta
membayar biaya administrasi 20.000 dan setoran saldo awal 30.000.
sedangkan dalam proses melakukan pembiayaan bagi calon anggota
haruslah sudah menjadi anggota di KSU BMT Al-Iqtishay dan memenuhi
persyaratandalam mengajukan permohonan pembiayaan yaitu: sudah
terdaftar warga negara indonesia (WNI), sudah berusia minimal 19 tahun
atau sudah menikah dan maksimal 55 tahun (pada pembiayaan terakhir),
memiliki penghasilan tetap (karyawan) atau memiliki usaha kecil, telah
menjadi anggota KSU BMT Al-Iqtishady selama 3 bulan, memiliki
rekening tabungan di KSU BMT Al-Iqtishady, bersedia memenuhi
ketentuan yang berlaku.
Proses dalam pemberian pembiayaan adalah dengan melakukan
pendaftaran menjadi anggota bagi anggota yang baru dalam mengajukan
pomohonan pembiayaan, setelah dilakukan pendaftaran dengan bukti
pendaftaran seperti yang telah disediakan oleh costumer service,
pengajuan pertama ini masih bersifat umum, dalam pengajuan ini pihak
BMT menelusuri apa yang menjadi kebutuhan anggota, untuk apa,
121Arief, Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan…………., hlm.96
84
kegunaanya apa dan berapa nilainya. Saat melakukan pembiayaan
anggota belum memutuskan akad mana yang akan digunakan. Setelah
berkas yang dibutuhkan lengkap pihak BMT akan melakukan survei atau
perivikasi, barulah pihak bmt akan mengajukan akad mana yang cocok
digunakan, setelah akad yang digukan dan disepakati ansurannya berapa
barulah pembiayaan akan diberikan.
g. Sarana Fisik (Physical Evidence)
Fasilitas fasilitas merupakan tempat jasa itu diciptakan dan
lansung berinteraksi dengan konsumen. Karakteristik lingkungan fisik
yang paling jelas terlihat adalah situasi dan kondisi geografis dan kondisi
lingkungan perusahaan mengenai bentuk dan desain bangunan, ruangan
dan lain-lain.122
Fasilitas fisik merupakan sesuatu hal yang turut ikut serta dalam
mempengaruhi minat konsumen dalam membeli atau menggunakan
produk-produk yang ditawarkan.Fasilitas fisik yangdimiki oleh KSU
BMT Al-Iqtishady menjadi sebuah sarana dalam mempengaruhi anngota
maupun calon anggota untuk menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan KSU BMT Al-Iqtishay. Unsur unsur fasilitas fisik yang
diterapkan oleh KSU BMT Al-Iqtishady diataranya brosur yang
digunakan untuk memasarkan produk, buku tabungan,bangunan kantor
sebagai tempat pelayanan. Bangunan kantor milik KSUBMT Al-
Iqtishady ini terdiri dari dua lantai lantai pertama digunakan sebagai
122Arief, Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan…………., hlm.94
85
tempat para karyawam BMT dalam melakukan pelayanan bagi para
anggota dan calon anggota, sedangkan lantai dua sebagai tempat
pimpinam melakukan rapat bersama karyawannya, serta digunakan juga
sebagai tempat ibadah sholat para karyawan, mobil ambulan yang
digunakan untuk melakukan pelayanan, kompeter untuk mencatat adan
menjalankan kegiatan KSU BMT Al-Iqtishady. Namun, pada banguna
kantor BMT ini masih memilki kekurang yakni lapangan parkiran yang
kecil hanya menampung sekitar 18 motor, serta ruang tunggu yng
dimiliki untuk anggota yang datang hanya mampu menampung 6 orang .
B. Analisis Faktor Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penerapan
Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Produk di KSU
BMT Al-Iqtishady
Di setiap lembaga BMT pastilah ada yang namanya faktor pendukung
dan faktor penghambat dalam setiap kegiatan memasarkan/menjual produk,
begitupun lembaga keuamgan mikro KSU BMT Al-Iqtishady pastilah
memilki faktor pendukung dan faktor penghambatnya.
Denga mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat BMT
bisa mengetahui cara atau kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas dari
BMT tersebut. Sedangkan dengan mengetahui faktor penghambat BMT bisa
mengetahui apa yang menjadi masalah dan bagaimana cara mengatasi
masalah.
1. Faktor Pendukung
a. Pegawai KSU BMT Al-Iqtishady
86
Menurut M. Safarwadi pegawai merupakan seseorang yang
bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan baik swasta maupun
pemerintahan dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan peraturan
udang-undang yang berlaku.123 KSU BMT Al-Iqtishady
memprioritasakan mempunyai ilmu pengetauan bagi karyawanya
khususnya ilmu pemasaran. Dimana para karyawan belajar kembali
untuk meningkatkan ilmu pengetahuan meskipun sudah memilki
pengalaman dalam bidangnya. Pemberlakuan training berkelanjutan
ini berguna untuk pembelajaran bagi karyawan selain itu, pemberian
motivasi kerja oleh pimpinan berguna bagi psikis dan mental
karyawan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan rasa bosan dan
putus asa dalam karyawan.
b. Tujuan bekerja
Tujuan utamanya ialah untuk berjuang melangsungkan hidup
bagi lembaga BMT agar tetap berjalan dan dapat membantu sesama
anggota, dan tujuan kedua ialah mencari materi demi anggota
maupun bukan anggota karena uang yang diperoleh KSU BMT Al-
Iqtishady adalah uang masyarakat yang disalurkan kembali pada
masyarakat sekitar BMT tersebut,selain dari berjuang untuk
meningkatkan penjualan produk BMT dan mencari materiuntuk
anggota tujuan KSU BMT Al-Iqtishady juga berdakwah
dimasyarakat atau anggota, karena dalam islampun menegasakan
123Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 29 Juli 2019. 09:30
87
bahwasannya bagi yang mempunyai harta atau mampu diwajibkan
membantu saudaranya yang kurang mampu, uang yang ada di BMT
ini akan diputarkan sehingga harta yang diinvestasikan tidak hanya
berhenti di satu titik, dan ini salah satu cara membantu saudara
muslim yang kurang mampu untuk mencukupi kebutuhannya.
c. Materi (Modal)
Materi adalah sekumpulan uang atau barang yang digunakan
sebagai dasar untuk melaksanakan suatu pekerjaan.124 Materi ini
berupa biaya-biaya yang dikeluarkan KSU BMT Al-Iqtishady yang
digunakan untuk para pegawai atau fasilitas kantor, seperti
marketing yang harus mendapatkan uangatau materi guna
mencukupi biaya makan, bensin transportasi dan fasilitas fasilitas
kantor yang menjadi salah satu kenyamanan bagi anggota saat
mengunjungi kantor.
d. Lokasi KSU BMT Al-Iqtishady
Kantor KSU BMT Al-Iqtishady ini memiliki tempat yang
sangat strategis, yang mana kantornya berada di Jln. K.H. Ahmad
Dahlan No. 8 Pagesangan Mataram tepatnya dikompleks pertokoan
dekat dengan jalan yang sering dilalui masyarakat, selain itu
lokasinya bersebrang jalan dengan pasar Pegasangan Mataram, serta
dekat dengan pemungkiman masyarakat sekitar. KSU BMT Al-
Iqtishady berada didaerah komplek pertokoan yang dekat dengan
124https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-modal.html, 29 Desember 2019, 01:22.
88
pasar dikarenakan disinilah pemasaran dan target yang dituju oleh
KSU BMT Al-Iqtishady.125
e. Fasilitas fisik
Kelengkapan fasilitas merupakan bentuk fisik dari suatu
lembaga yang dapat mempengaruhi kepuasan baik itu karyawan
ataupun anggota. KSU BMT Al-Iqtishady memilki fasilitas berupa
bangunan kantor 2 lantai, mobil ambulan gratis untuk masyarakat
anggota KSU BMT Al-Itishady, komputer untuk aktivitas BMT,
ruang rapat dan pelayanan, lapangan parkir bagi pengunjung.
f. Masyarakat yang tertarik dengan KSU BMT Al-Iqtishady karena
berbasis Syariah
Sebagian masyarakat mulai tertarik pada sistem syariah yang
ada di KSU BMT Al-Iqtishady. Masyarakat mulai dapat menerima
sistem syariah dan menganggap sistem syariah lebih mendatangkan
keamanan dan kenyamanan. Sistem syariah di KSU BMT Al-
Iqtishady dirasa lebihaman dunia akhirat.
2. Faktor penghambat
a. Modal
Eka Hardianti berpendapat bahwa modal juga menjadi factor
penghambat dalam perkembangan sebuah lembaga khususnya
lembaga keuangan.126 Dalam kasus ini permodalan yang minim
menjadi kendaladalam pemasaran produk KSU BMT Al-Iqtishady
125Ibid
126Eka Hardianti, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady, 27 Desember 2019.14:00.
89
sehingga pemasaran yang dilakukan kurang maksimal, begitu
banyak yang harus dikeluarkan oleh BMT menjadikan permodalan
tidak sebanyak dari lembaga keuangan bank, karena modal yang ada
di BMT, karena di BMT ini ialah perputaran dari tabungan atau
investasianggota BMT.
b. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang kompeten
Sumber daya manusia merupakan suatu potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan peranya sebagai
mahluk sosial yang adabtif dan tranpormatif yang mampu mengelola
dirinya sendiri. Sumber daya yang kopeten dan berkualitas sangat
dibutuhkan dalam upaya mendukung aktivitas-aktivitas agar suatu
tujuan dapat tercapai.127 Kurangnya SDM yang kompeten di KSU
BMT Al-Iqtishady ini ialah sebagian dari petugasnya bukan lulusan
dari ekonomi marketing, walaupun dilakukan training yang
berkelanjutan akan tetapi belum bisa seefektif pemasaran yang
seharusnya dilakukan, sehingga berhasil tidaknya pemasaran yang
dilakukan oleh marketing atau pegawai KSU BMT Al-Iqtishady
tergantung pada pegawainya. Jika mereka giat dan selalu berusaha
dengan mempunyai target yang jelas maka hasilyang diperoleh juga
pastinya akan baik.
127Freshka Hasiani. S, “Analisi Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan”, Jurnal Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 hlm. 1.
90
c. Kurang pemahaman masyarakat terhadap BMT
Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap BMT menjadi
faktor penghambat perkembangan BMT. Masyarakat awam yang
masih belum pahan akan kerja BMT dan masih banyak yang
menjadikan bank-bank sebagai tujuan mereka menabung atau
melakukan pembiayaan tanpa memikirkan riba bunga yang ada di
bank. Ini menjadikan BMTmasih belum banyak dikenal masyarakat
dan hasil usaha yangdidapatkan pun masih belum meningkat secara
efektif karenaanggota yang masih banyak belum mempercayai BMT
seperti mereka mempercayai bank-bank konvensional.
d. Pembiayaan yang bermasalah
Pembiayaan bermasalah adalah pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain guna mendukung investasi yang
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun kelompok atau
lembaga.128 Keberadaan BMT sebagai penghimpun dana yang
kemudian disalurkan dalam bemtuk pembiayaan untuk
pengembangan usaha-usaha produktif. Seringkali KSU BMT Al-
Iqtishady mengalami permasalahan dalam pembiayaan,
permasalahan ini biasanya dikarenakan kurang mampu dalam
mengembalikan dana pembiayaan dan terjadinya penunggakan
ansuran pembiayaan dalam 1 bulan.
128Vaithzal Rivai, Arvian Arifin, IslamicBanking, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm.
618.
91
e. Jumlah BMT
Banyaknya lembaga keuangan yang ada di Nusa Tenggara
Barat (NTB) menciptakan persaingan tinggi antar lembaga
khususnya saat inidi wilayah Mataram, pendirian lembaga keuangan
yang banyak membuat sebagian lembaga BMT terhambat
pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan banyaknya pesain dalam
memasarkan produk terlebih lagi lembaga keuangan yang bergerak
pada bidang tabungan dan pembiayaan yang target pasarnya ke
masyarakat menengah kebawah, menjadikan KSU BMT Al-Iqtishady
mempunyai banyak pesaing-pesaing yang juga berusaha
mendapatkan hasil usaha yang tinggi.
92
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis yang telah peneliti
paparkan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa peran bauran
pemasaran 7p yang digunakan oleh KSU BMT Al-Iqtishady sudah sesuai
dengan teori yang ada. Berikut kesimpulan mengenai peran bauran
pemasaran yan diterapkan oleh KSU BMT Al-Iqtishady Pegasangan
Mataram:
1. Peran bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualan produk di
KSU BMT Al-Iqtishady
Dalam peran produk (product) KSU BMT Al-Iqtishady telah
melakukanya dengan baik,hal ini dapat terlihat dengan banyaknya
produk yang ditawarkan oleh KSU BMT Al-Iqtishady yaitu produk
tabungan dan produk pembiayaan, dalam produk tabungan dan
pembiayaan ini terdapat beberapa jenis produk didalamnya yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anggota. Dalam produk
tabungan terdapat beberapa jenis tabungan yaitu tabungan umroh-
haji, tabungan iqtishady, tabungan siswa mandiri, tabungan qurban,
tabungan aqiqah, tabungan hari raya, dan tabungan ibu siaga.
Sedangkan pada produk pembiayaan terdapat beberapa pembiayaan
yang dilakukan oleh KSU BMT Al-Iqtishady yaitu pembiayaan
modal kerja, pembiayaan barang/jasa, dan pembiayaan konsumtif
93
multi guna. Dalam penggunaan produk KSU BMT Al-Iqtishady
mempunyai beberapa akad dalam produk-produknya, dalam produk
tabungan KSU BMT Al-Iqtishady menggunakan satu akad yaitu
akad wadi’ah, sedangkan dalam produk pembiayaan KSU BMT Al-
Iqtishady menggunakan akad mudharabah, akad murabahah, akad
qordulhasan, akad musyarakah, danakad ijarah.
Dalam perantempat (place) KSU BMT Al-Iqtishady memilih
lokasi yang sangat strategis agar memudahkan pihak BMT dalam
menjual produknya serta mudah untuk dijangkau oleh calon anggota.
Dalam peran harga (price) pada produk BMT adalah dengan
memberikan harga yang terjangkau kepada calon anggota dengan
biaya administrasi 20.000 dan saldo awal 30.000 serta penyetoran
tabungan bisa dilakukan sehari sekali atau bisa juga seminggu sekali
dengan nominal 5.000. Sedangkan dalam pemberian pembiayaan
BMT Al-Iqtishady memberikan pembiayaan maksimal 10.000.000
dengan syarat sudah menjadi anggota di KSU BMT Al-Iqtishady
selama 3 bulan, pembiayaan maksimal 50.000.000 bagi usaha mikro
yang sudah berjalan selama 2 tahun ke atas. KSU BMT Al-Iqtishady
tidak menetapkan nisbah yang pasti, penetapan nisbah dilakukan
dengan adanya kesepakatan dan kemampuan anggota dalam
pengembalian dana nantinya.
94
Dalam kegiatan promosi KSU BMT Al-Iqtishady melakukan
dengan tiga cara yaitu periklanan, personal selling, jemput bola dan
tunggu bola.
Dalam peran Orang (People), KSU BMT Al-Iqtishady
memberikan motivasi kerja kepada karyawan dan pemberian job
description yang jelas kepada karyawan ini dilakukan oleh manajer
agar anggota merakan kepuasan dengan pelayanan yang diberikan
oleh karyawan KSU BMT Al-Iqtishady.
Dalam proses (Process), KSU BMT Al-Iqtishady
memberikan proses pelayanan yang mudah bagi anggota dan calon
anggota baik itu pembukaan tabungan maupun pengajuan
permohonan pembiayaan, proses pembukaan tabungan bagi calon
anggota hanya perlu menyerahkan foto copy KTP/SIM, mengisi slip
setoran awal, dan mengisi aplikasi akad tabungan, serta membayar
biaya administrasi 20.000 dan setoran saldo awal 30.000. Sedangkan
dalam proses melakukan pembiayaan calon anggota harus sudah
menjadi anggota di KSU BMT Al-Iqtishay dan memenuhi
persyaratan dalam mengajukan permohonan pembiayaan yaitu:
sudah terdaftar di KSU BMT Al-Iqtishady,warga negara indonesia
(WNI), sudah berusia minimal 19 tahun atau sudah menikah dan
maksimal 55 tahun (pada pembiayaan terakhir), memiliki
penghasilan tetap (karyawan) atau memiliki usaha kecil, telah
menjadi anggota BMT Al-Iqtishady selama 3 bulan, memiliki
95
rekening tabungan di BMT Al-Iqtishady, kemudia dilakukan survei
atau perivikasi.
Dalam Sarana Fisik (Physical Evidence), KSU BMT Al-
Iqtishady memberikan fasilitas berupa buku tabungan, bangunan
kantor, mobil ambulan, kompeter,dan lapangan.
2. Faktor Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penerapan Bauran
Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Produk di KSU BMT
Al-Iqtishady
a. Faktor Pendukung
1) Pegawai KSU BMT Al-Iqtishady
2) Tujuan bekerja
3) Materi (Modal)
4) Lokasi KSU BMT Al-Iqtishady
5) Fasilitas fisik
6) Masyarakat yang tertarik dengan KSU BMT Al-Iqtishady
karena berbasis Syariah
b. Faktor penghambat
1) Modal
2) Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang kompeten
3) Pembiayaan yang bermasalah
4) Jumlah BMT
96
B. Saran
Penulismelakukan penelitian dan menyimpulkan maka ada
beberapasaran yang hendak penulis sampaikan yaitu sebagaiberikut:
1. KSU BMT Al-Iqtishady Pegasangan Mataram diharapkan mampu
mempertahankan jumlah anggota yang telah ada dan dapat
meningkatkan lagi jumlah anggota sebanyak mungkin dengan
senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik.
2. KSU BMT Al-Iqtishady diharapkan dapat meningkatkan kegiatan
promosi yang sudah dilaksanakan dengan memanfaatkan sarana
pemasaran yang sudah ada khususnya media social untuk
memperkenalkan produk dan keberadaan KSU BMT Al-Iqtishady
kepada masyarakat.
3. Komunikasi dengan tenaga pemasar harus lebih baik agar dapat
mengetahui keadaan atau keluhan tenaga pemasar dalam memasarkan
produk BMT.
4. Strategi pemasaran hendaklah perlu diperhatikan lagi dan
dikembangkan untuk mensosialisasikan produk-produk BMT di luar
masyarakat di mana BMT itu berada.
5. Dalam melakukan pembiayaan KSU BMT Al-Iqtishady perlu lebih
teliti lagi dalam melakukan survey kepada anggota yang mengajukan
permohonan pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Hamzah, Metodologi Penelitian. Malang: Literasi Nusantara, 2019.
Andhinie Rahmatul Jannah, “Implementasi Marketing Mix dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah Rahn di Pegadaian Syari’ah Kantor Cabang Sidoarjo”, Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018.
Arief, Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan, Malang: Bayumedia Publising, 2017.
Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty Offset, 2008.
Buchari Alma, Manajemen pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta, Cet. 12, 2016.
Buchari Alma, Manajemen pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta, 2004.
Brosur, BMT Al-Iqtishady, 2019
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Daryanto, Manajemen Pemasaran. Bandung: Satu Nusa, 2011.
Dokumentasi, BMT Al-Iqtishady.
Djam’an Satori, dkk, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Diana Ulfa, “Implementasi Marketing Mix Produk Tabungan Utama dalam Menarik Minat Nasabah di Bank Mega Syariah Kantor Cabang Mataram)”, Skripsi, FEBI Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, 2018).
Eius Amalia, Keadilam Distribusi Dalam Islam. Jakarta: Raja Garapindo Persada, 2009.
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011.
Eka Hardianti, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady. 2019.
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi & Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonosia, 2004.
Hariyanti, Meneliti tentang, “Urgensi Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaanmental Remaja Di Desa Sumbung-Narmada”. Skripsi, Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram, Mataram, 2002.
https://www.materibelajar.id/2016/01/definisi-peran-dan-pengelompokan-peran.html, di akses 19 Agustus 2019, 10:15
http://rifkiemuhammad.blogspot.com/2012/11/bauran-pemasaran-7p_8878.html, di akses 15 juni 2019, 12:24.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
L. M. Fadrison, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady. 2019
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Pres, 2001.
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Pres, 2004.
Melayu Hasibuan, Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Murti Sumarni dan Jhon Soeprapto, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan). Yogyakarta: Liberty, 2013.
Muhamad Syafarwadi, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady. 2019.
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Akuntansi dan Manajemen. Malang: Pusat Pengembangan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, 1998.
Nuri Arisa, “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Tingkat Penjualan Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam (Study Pada Rahmat Batik Lampung, Bandar Lampung)”. Skripsi, FEBI IAIN Raden Intan Lampung, 2017.
Nina Wahyu Amalia, “Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Produk Sijangka Di KJKS BMT Walisongo Semarang”, Skripsi, FEBI UIN Walisongo Semarang, 2016.
Observasi, BMT Al-Iqtishady.
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prisip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 2008.
Philip Kotler dan Kevin Lane, Manajemen Pemasaran, , Jakarta: PT Indeks, E.12, J.2, 2018.
Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram, 2018.
Rina Racmawati, “Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Peningkatan Penjualan”. Jurnal Kompetensi Teknik, Vol. 2, No.2, Mei 2011.
Ratih Hurryati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2012
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta, 1997.
Sari Nastiti, “Penerapan Marketing Mix Pada Produk Tabungan di BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Bringin”, Skripsi, FEBI Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017.
Vaithzal Rivai, Arvian Arifin, Islamic Banking, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984.
Yusron Jauhari, Wawancara, KSU BMT Al-Iqtishady. 2019.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Brosur KSU BMT Al-Iqtishady
Tabel Jumlah Anggota Pembiayaan BMT Al-Iqtishady tahun 2016-2018
Anggota Pembiayaan Jumlah
2016 105
2017 203
2018 235
Tabel Jumlah Anggota Penabungan BMT Al-Iqtishady tahun 2016-2018
Anggota Penabungan Jumlah
2016 939
2017 1.113
2018 1.287
Tabel Peningkatan Jumlah Asset
No Tahun Asset Pertumbuhan
1 0 Rp. 12.500.000 -
2 2010 Rp. 30.410.348 59%
3 2011 Rp. 130.565.616 77%
4 2012 Rp. 339.696.919 62%
5 2013 Rp. 332.670.755 -2%
6 2014 Rp. 453.688.489 27%
7 2015 Rp. 745.152.575 39%
8 2016 Rp. 1.113.758.325 33%
9 2017 Rp. 1.662.217.033 33%
10 2018 Rp. 2.157.078.456 23%