peraltan proteksi distribusi

14
1. Switch A. Pengertian dan Fungsi Switch adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian saluran jaringan tegangan menengah (JTM) dan juga digunakan untuk menyalurkan daya. Alat pengaman ini biasanya dipasang di sekitar gardu distribusi (ujung jaringan tegangan menengah). B. Gambar dan Karakteristik Karakteristiknya switch yang terpenting dalam pemakaianya : 1. Tahan terhadap tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui. 2. Batas termis dimana kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau terjadi berulang – ulang. 2. Disconnecting Switch A. Pengertian dan Fungsi Disconnecting Switch adalah peraltan proteksi pada saluran distribusi atau disebut sebagai sakelar pemisah (PMS) yang berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS

description

peralatan dproteksi distribusi

Transcript of peraltan proteksi distribusi

Page 1: peraltan proteksi distribusi

1. Switch

A. Pengertian dan Fungsi

Switch adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian

saluran jaringan tegangan menengah (JTM) dan juga digunakan untuk menyalurkan

daya. Alat pengaman ini biasanya dipasang di sekitar gardu distribusi (ujung jaringan

tegangan menengah).

B. Gambar dan Karakteristik

Karakteristiknya switch yang terpenting dalam pemakaianya :

1. Tahan terhadap tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui.

2. Batas termis dimana kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang

lama atau terjadi berulang – ulang.

2. Disconnecting Switch

A. Pengertian dan Fungsi

Disconnecting Switch adalah peraltan proteksi pada saluran distribusi atau disebut

sebagai sakelar pemisah (PMS) yang berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik

dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau

ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban. Saklar pemisah atau PMS adalah

suatu saklar yang digunakan untuk memisahkan atau menghubungkan bagian-bagian

yang bertegangan satu sama lain tanpa beban. Pada saat penyulangan mengalami

masalah, maka pemisah ini akan bekerja untuk memindahkan penyulang tersebut ke

rel yang lain, agar penyulang tersebut tetap teraliri arus listrik. PMS ini ada yang

bergerak secara otomatis dan manual.

Page 2: peraltan proteksi distribusi

B. Gambar dan Karakteristik

Karakteristiknya PMS yang terpenting dalam pemakaianya :

1. Pms tidak boleh dioperasikan dalam keadaan berbeban.

2. Pms digunakan pada rangkaian yan arusnya rendah (± 5 A)

3. Saklar pemisah (SP) tidak dapat ditutup sebelum pemutus daya (PD) terkunci pada

posisi terbuka.

4. Saklar pembumian (SB) dapat ditutup hanya pada saaat sakalr pemisah terkunci

pada posisi terbuka dan tidak ada busur api.

5. Saklar pemisah dapat ditutup hanya saat pemutus daya dan saklar pembumian

dalam keadaan terbuka.

6. Pemutus daya hanya dapat ditutup setelah semua saklar pmisah terkunci dalam

posisi tertutup atau dalam posisi terbuka.

3. Load – Break Switch

A. Pengertian dan Fungsi

Saklar   pemutus   beban   (LSB)   digunakan    untuk   memutuskan   dan memisahkan

jaringan dari saluran utama. Saklar pemutus beban dibedakan atas dua jenis, yaitu

saklar dengan kontak di udara dan kontak di dalam minyak. Pada perkembangannya

saklar pemutus udara disempurnakan menjadi saklar pemutus beban (Load Break

Switch).

Page 3: peraltan proteksi distribusi

B. Gambar dan Karakteristik

Karakteristiknya LBS yang terpenting dalam pemakaianya :

1. Dapat digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban nominal.

2. Tidak dapat memutuskan jaringan dengan sendirinya pada waktu ada gangguan

listrik.

3. Dibuka dan ditutup hanya untuk memanipulasi.

4. Circuit Breaker

A. Pengertian dan Fungsinya

Circuit Breaker atau juga disebut sebagai saklar pemutus tenaga (PMT) adalah suatu

peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk

membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung

singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun

tidak normal.berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat

berbeban (pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan). Pada

waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu

suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus

dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6.

Page 4: peraltan proteksi distribusi

B. Gambar dan Karakteristiknya

Karakteristiknya PMT yang terpenting dalam pemakaianya :

1. Mampu meyalurkan arus maksimum sistem secara terus – menerus.

2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun

terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.

3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung

singkat tidak sampai merusak peraltan sistem, membuat sistem kehilangan

kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.

4. Pemasangan PMT mempunyai batas ketinggian maksimum 1000 meter diatas

permukaan laut.

5. Automatic circuit Recloser

A. Pengertian dan Fungsi

Automatic Circuit Recloser atau disebut juga sebagai Penutup Balik Otomatis(PBO)

adalah Alat perlindungan arus lebih berfungsi untuk memutuskan saluran secara

otomatis ketika terjadi gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu

kemudian sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini disetting untuk dua kali

bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan . Apabila kerja recloser

tidak kembali menutup, maka terjadi gangguan permanen. 

Page 5: peraltan proteksi distribusi

B. Gambar dan Karakteristik

Karakteristiknya PBO yang terpenting dalam pemakaianya :

1. Penggunaan sebagai pengaman saluran udara tegangan menengah dari arus hubung

singkat di jaringan dan terpasang setelah PMT out going penyulang 20 KV.

2. Maksimum dalam mengamankan jaringan 20 KV dari gangguna yang luas atau

memperkecil radius pemadaman akibat gangguan

6. Automatic Line Sectionalizer

A. Pengertian dan Fungsi

Automatic Line Sectionalizer atau yang disebut saklar seksi otomatis (SSO) adalah

Pengaman cadangan dari CB atau bekerja tidak sendirian merupakan sebuah alat

pemutus beban yg secara otomatis dapat dibebankan, seksi-seksi yang tergantung dari

suatu sistem distribusi atau dapat melokalisasi gangguan pada seksi yang terganggu,

sehingga sistem yang tidak mengalami gangguan tetap mendapat energi listrik.

Sectionalizer adalah alat pengaman yang bekerja secara otomatis memisahkan bagian

yang terganggu dari sistem jaringan. Alat ini mempunyai pendeteksi arus jaringan yang

menggerakkan alat penghitung kerja pada alat pengaman cadangan.

Page 6: peraltan proteksi distribusi

B. Gambar dan Karakteristiknya

Karakteristiknya PBO yang terpenting dalam pemakaianya :

1. Penginderaan : berdasarkan tegangan (AVS) atau berdasarkan Arus (Sectionlizer).

2. Media pemutus : minyak, vacuum, gas SF6.

3. Kontrol : Hidraulik ataiu elektronik.

4. Phase : fasa tunggal atau fasa tiga.

7. Cut Out Fuse

A. Pengertian dan Fungsi

Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap

arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas maksimum,

yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau beban lebih (over load).

Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan pemutus

beban (circuit breaker) yang terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse

cut out ini mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut

out ini hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu alat.

Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak

tiga buah. Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam

jaringan distribusi. Sebab fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat

yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang

diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan

pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki

daya hantar (conductivity) yang tinggi.

Page 7: peraltan proteksi distribusi

B. Gambar dan Karakteristiknya

Karakteristiknya FCO yang terpenting dalam pemakaianya :

1. Faktor lumer ditentukan oleh temperature bahan.

2. Bahan yang digunakan adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat

timbel atau kawat paduan dari bahan – bahan tersebut.

3. Konduktivita kawat perak 60,0 mho/cm dengan temperature 960°C.

8. Relay

A. Pengertian dan Fungsi

Dalam saluran distribusi terdapat beberpa jeni relay diantaranya :

Relay Bucholz

Relay Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap

gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas.  Gas yang timbul diakibatkan

oleh:

ü  Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa 

ü  Hubung singkat antar phasa 

ü  Hubung singkat antar phasa ke tanah 

ü  Busur api listrik antar laminasi

ü  Busur api listrik karena kontak yang kurang baik. 

Page 8: peraltan proteksi distribusi

Gambar Relay bucholz

Relay tekanan lebih

Relay ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan

terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan

tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.

Relay diferensial

Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over

antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan

dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.

Relay arus lebih

Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan

lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau

gangguan hubung singkat.

Relay tangki tanah

Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang

bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.

Relay hubung tanah

Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu

phasa ke tanah.

Relay termis

Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan,

akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di

dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.

Page 9: peraltan proteksi distribusi

9. Lighting Arrester

A. Pengertian dan Fungsi

Biasa disebut dengan Arrester dan berfungsi sebagai pengaman instalasi (peralatan

listrik pada instalasi Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir

(ligthning Surge) maupun oleh surja hubung ( Switching Surge ). Arrester petir atau

disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system tenaga listrik

terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi melindungi

peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang

datang dan mengalirkannya ketanah. Berhubung dengan fungsinya itu ia harus dapat

menahan tegangan system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat

melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan

jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh

arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.

Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih

external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan

lebihinternal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci dalam

koordinasi isolasi suatu system tenaga listrik. Bila surja datang ke gardu induk arrester

bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan

mengenai peralatan dalam gardu induk. 

B. Gambar dan karakteristik

Karakteristiknya Lighting Arrester yang terpenting dalam pemakaianya :

1. Tegangan rated (tegangan rata – rata) 50 c/s yang tidak boleh dilampaui.

Page 10: peraltan proteksi distribusi

Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan yang

menpunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh dikenakan

tegangan yang melebihi rating ini, maka didalam keadaan normal maupun dalam

keadaan abnormal. Oleh karena itu menjalankan funsingnya ia menanggung

tegangan system normal dan tegangan lebih transiens 50 c/s. Karakteristik

pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat ditahan oleh

terminal ketika melalukan arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat

baik sebelum arus mengalir maupun mulai bekerja.

2. Ia mempunai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage limiting) bila

dilalui oleh berbagai macam arus petir.

3. Batas termis

Untuk batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu

yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa menaikan suhunya. Meskipun

kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000

ampere, tetapi kemampuannya untuk melalukan surja hubung terutama bila saluran

menjadi panjang dan berisi tenaga besar masih rendah. Maka agar supaya tekanan

stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu system perlindungan

tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Dapat melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke

tanah ( saturated ground fault).

Dapat memutuskan aryus susulan.

Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya

tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.