peraltan proteksi distribusi
-
Upload
jauzie-last -
Category
Documents
-
view
161 -
download
4
description
Transcript of peraltan proteksi distribusi
1. Switch
A. Pengertian dan Fungsi
Switch adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian
saluran jaringan tegangan menengah (JTM) dan juga digunakan untuk menyalurkan
daya. Alat pengaman ini biasanya dipasang di sekitar gardu distribusi (ujung jaringan
tegangan menengah).
B. Gambar dan Karakteristik
Karakteristiknya switch yang terpenting dalam pemakaianya :
1. Tahan terhadap tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui.
2. Batas termis dimana kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang
lama atau terjadi berulang – ulang.
2. Disconnecting Switch
A. Pengertian dan Fungsi
Disconnecting Switch adalah peraltan proteksi pada saluran distribusi atau disebut
sebagai sakelar pemisah (PMS) yang berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik
dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau
ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban. Saklar pemisah atau PMS adalah
suatu saklar yang digunakan untuk memisahkan atau menghubungkan bagian-bagian
yang bertegangan satu sama lain tanpa beban. Pada saat penyulangan mengalami
masalah, maka pemisah ini akan bekerja untuk memindahkan penyulang tersebut ke
rel yang lain, agar penyulang tersebut tetap teraliri arus listrik. PMS ini ada yang
bergerak secara otomatis dan manual.
B. Gambar dan Karakteristik
Karakteristiknya PMS yang terpenting dalam pemakaianya :
1. Pms tidak boleh dioperasikan dalam keadaan berbeban.
2. Pms digunakan pada rangkaian yan arusnya rendah (± 5 A)
3. Saklar pemisah (SP) tidak dapat ditutup sebelum pemutus daya (PD) terkunci pada
posisi terbuka.
4. Saklar pembumian (SB) dapat ditutup hanya pada saaat sakalr pemisah terkunci
pada posisi terbuka dan tidak ada busur api.
5. Saklar pemisah dapat ditutup hanya saat pemutus daya dan saklar pembumian
dalam keadaan terbuka.
6. Pemutus daya hanya dapat ditutup setelah semua saklar pmisah terkunci dalam
posisi tertutup atau dalam posisi terbuka.
3. Load – Break Switch
A. Pengertian dan Fungsi
Saklar pemutus beban (LSB) digunakan untuk memutuskan dan memisahkan
jaringan dari saluran utama. Saklar pemutus beban dibedakan atas dua jenis, yaitu
saklar dengan kontak di udara dan kontak di dalam minyak. Pada perkembangannya
saklar pemutus udara disempurnakan menjadi saklar pemutus beban (Load Break
Switch).
B. Gambar dan Karakteristik
Karakteristiknya LBS yang terpenting dalam pemakaianya :
1. Dapat digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban nominal.
2. Tidak dapat memutuskan jaringan dengan sendirinya pada waktu ada gangguan
listrik.
3. Dibuka dan ditutup hanya untuk memanipulasi.
4. Circuit Breaker
A. Pengertian dan Fungsinya
Circuit Breaker atau juga disebut sebagai saklar pemutus tenaga (PMT) adalah suatu
peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk
membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung
singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun
tidak normal.berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat
berbeban (pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan). Pada
waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu
suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus
dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6.
B. Gambar dan Karakteristiknya
Karakteristiknya PMT yang terpenting dalam pemakaianya :
1. Mampu meyalurkan arus maksimum sistem secara terus – menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung
singkat tidak sampai merusak peraltan sistem, membuat sistem kehilangan
kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.
4. Pemasangan PMT mempunyai batas ketinggian maksimum 1000 meter diatas
permukaan laut.
5. Automatic circuit Recloser
A. Pengertian dan Fungsi
Automatic Circuit Recloser atau disebut juga sebagai Penutup Balik Otomatis(PBO)
adalah Alat perlindungan arus lebih berfungsi untuk memutuskan saluran secara
otomatis ketika terjadi gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu
kemudian sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini disetting untuk dua kali
bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan . Apabila kerja recloser
tidak kembali menutup, maka terjadi gangguan permanen.
B. Gambar dan Karakteristik
Karakteristiknya PBO yang terpenting dalam pemakaianya :
1. Penggunaan sebagai pengaman saluran udara tegangan menengah dari arus hubung
singkat di jaringan dan terpasang setelah PMT out going penyulang 20 KV.
2. Maksimum dalam mengamankan jaringan 20 KV dari gangguna yang luas atau
memperkecil radius pemadaman akibat gangguan
6. Automatic Line Sectionalizer
A. Pengertian dan Fungsi
Automatic Line Sectionalizer atau yang disebut saklar seksi otomatis (SSO) adalah
Pengaman cadangan dari CB atau bekerja tidak sendirian merupakan sebuah alat
pemutus beban yg secara otomatis dapat dibebankan, seksi-seksi yang tergantung dari
suatu sistem distribusi atau dapat melokalisasi gangguan pada seksi yang terganggu,
sehingga sistem yang tidak mengalami gangguan tetap mendapat energi listrik.
Sectionalizer adalah alat pengaman yang bekerja secara otomatis memisahkan bagian
yang terganggu dari sistem jaringan. Alat ini mempunyai pendeteksi arus jaringan yang
menggerakkan alat penghitung kerja pada alat pengaman cadangan.
B. Gambar dan Karakteristiknya
Karakteristiknya PBO yang terpenting dalam pemakaianya :
1. Penginderaan : berdasarkan tegangan (AVS) atau berdasarkan Arus (Sectionlizer).
2. Media pemutus : minyak, vacuum, gas SF6.
3. Kontrol : Hidraulik ataiu elektronik.
4. Phase : fasa tunggal atau fasa tiga.
7. Cut Out Fuse
A. Pengertian dan Fungsi
Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap
arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas maksimum,
yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau beban lebih (over load).
Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan pemutus
beban (circuit breaker) yang terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse
cut out ini mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut
out ini hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu alat.
Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak
tiga buah. Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam
jaringan distribusi. Sebab fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat
yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang
diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan
pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki
daya hantar (conductivity) yang tinggi.
B. Gambar dan Karakteristiknya
Karakteristiknya FCO yang terpenting dalam pemakaianya :
1. Faktor lumer ditentukan oleh temperature bahan.
2. Bahan yang digunakan adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat
timbel atau kawat paduan dari bahan – bahan tersebut.
3. Konduktivita kawat perak 60,0 mho/cm dengan temperature 960°C.
8. Relay
A. Pengertian dan Fungsi
Dalam saluran distribusi terdapat beberpa jeni relay diantaranya :
Relay Bucholz
Relay Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan
oleh:
ü Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
ü Hubung singkat antar phasa
ü Hubung singkat antar phasa ke tanah
ü Busur api listrik antar laminasi
ü Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
Gambar Relay bucholz
Relay tekanan lebih
Relay ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan
terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan
tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.
Relay diferensial
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over
antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan
dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
Relay arus lebih
Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan
lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau
gangguan hubung singkat.
Relay tangki tanah
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
Relay hubung tanah
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu
phasa ke tanah.
Relay termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan,
akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di
dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
9. Lighting Arrester
A. Pengertian dan Fungsi
Biasa disebut dengan Arrester dan berfungsi sebagai pengaman instalasi (peralatan
listrik pada instalasi Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir
(ligthning Surge) maupun oleh surja hubung ( Switching Surge ). Arrester petir atau
disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system tenaga listrik
terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi melindungi
peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang
datang dan mengalirkannya ketanah. Berhubung dengan fungsinya itu ia harus dapat
menahan tegangan system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat
melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan
jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh
arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.
Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih
external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan
lebihinternal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci dalam
koordinasi isolasi suatu system tenaga listrik. Bila surja datang ke gardu induk arrester
bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan
mengenai peralatan dalam gardu induk.
B. Gambar dan karakteristik
Karakteristiknya Lighting Arrester yang terpenting dalam pemakaianya :
1. Tegangan rated (tegangan rata – rata) 50 c/s yang tidak boleh dilampaui.
Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan yang
menpunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh dikenakan
tegangan yang melebihi rating ini, maka didalam keadaan normal maupun dalam
keadaan abnormal. Oleh karena itu menjalankan funsingnya ia menanggung
tegangan system normal dan tegangan lebih transiens 50 c/s. Karakteristik
pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat ditahan oleh
terminal ketika melalukan arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat
baik sebelum arus mengalir maupun mulai bekerja.
2. Ia mempunai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage limiting) bila
dilalui oleh berbagai macam arus petir.
3. Batas termis
Untuk batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu
yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa menaikan suhunya. Meskipun
kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000
ampere, tetapi kemampuannya untuk melalukan surja hubung terutama bila saluran
menjadi panjang dan berisi tenaga besar masih rendah. Maka agar supaya tekanan
stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu system perlindungan
tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Dapat melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke
tanah ( saturated ground fault).
Dapat memutuskan aryus susulan.
Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya
tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.