Peralatan Anestesi
-
Upload
akbar-sidiq -
Category
Documents
-
view
73 -
download
6
description
Transcript of Peralatan Anestesi
Peralatan
Sebelum mengerjakan Intubasi Trakea, dapat diingat kata STATICS.
S = scope, laringoskop dan stetoskop
T = tubes, pipa endotrakeal
A = airway tubes, pipa orofaring/nasofaring
T = tape, plester
I = introducer, stilet, mandren
C = connector, sarnbungan-sambungan
S = suction, penghisap lendir
1. Laringoskop
Ada dua jenis laringoskop, yaitu:
a. Blade lengkung (Macintosh). Biasa digunakan pada laringoskopi dewasa. Peganglah gagang dengan
tangan kiri. Leher pasien difleksikan dan kepala diekstensikan. Mulut dibuka dengan jari telunjuk
kanan, bibir atas disibakkan dengan jempol kanan. Ujung blade laringoskop dimasukkan perlahan
sampai mencapai valekula menekan ligamentum hipoepiglotikum dan menggerakkannya ke atas
untuk menampakkan laring dan pita suara. Gigi jangan digunakan sebagai bantalan untuk
mengangkat ujung blade. Lampu laringoskop harus terang.
b. Blade lurus. Laringoskopi dengan blade lurus (misalnya blade Magill) mempunyai teknik yang
berbeda. Ujung blade tidak diletakkan pada valekula tetapi diteruskan melampaui batas bawah
epiglotis. Epiglotis diangkat langsung dengan blade untuk menampilkan laring. Teknik ini biasa
digunakan pada bayi dan anak karena mempunyai epiglotis relatif lebih panjang dan kaku, Trauma
pada epiglotis lebih sering terjadi pada laringoskopi dengan blade lurus.
2. Pipa Endotrakeal
Biasanya dibuat dari karet atau plastik. Pipa plastik yang sekali pakai dan lebih tidak mengiritasi
mukosa trakea. Untuk operasi tertentu, misalnya di daerah kepala dan leher dibutuhkan pipa yang
tidak bisa tertekuk yang mempunyai spiral nilon atau besi.
Untuk mencegah kebocoran jalan napas, kebanyakan pipa endotrakeal mempunyai balon (cuff) pada
ujung distalnya. Terdapat dua jenis balon yaitu balon dengan volume kecil dan besar. Balon volume
kecil cenderung bertekanan tinggi pada sel-sel mukosa, dan mengurangi aliran darah kapiler.
Sehingga dapat menyebabkan iskemia. Balon volume besar melingkupi daerah mukosa yang lebih luas
dengan tekanan lebih rendah dibandingkan balon volume kecil.
Pipa tanpa balon (cuff) biasa digunakan pada anak-anak karena bagian tersempit jalan napas adalah
pada daerah rawan krikoid. Pada orang dewasa biasa dipakai pipa dengan balon karena bagian
tersempit adalah trakea.
Pada orang dewasa, digunakan pipa endotrakeal dengan diameter internal yang besar untuk
mengurangi resistensi pernapasan. Diameter internal pipa untuk laki-laki dewasa biasanya berkisar 8,0
- 9,0 mm dan wanita 7,5 - 8,5 mm. Untuk intubasi oral panjang pipa yang masuk 20 - 23 cm. Pada
anak dipakai rumus:
Panjang pipa yang masuk (mm) = umur (tahun) + 4
4
Rumus di atas merupakan perkiraan dan harus disediakan pipa 0,5 mm lebih kecil dan lebih besar.
Untuk anak yang lebih kecil dapat diperkirakan dengan melihat kelingkingnya.
3. Pipa orafaring/nasofaring. Alat ini digunakan untuk mencegah obstruksi jalan napas karena jatuhnya
lidah dan faring pada pasien yang tidak diintubasi.
4. Plester untuk memfiksasi pipa trakea setelah tindakan intubasi
5. Stilet atau forsep intubasi. Stilet (mandren) digunakah untuk mengatur kelengkungan pipa
endotrakeal sebagai alat bantu saat insersi pipa. Forseps intubasi (Magill) digunakan untuk
memanipulasi pipa endotrakeal nasal atau pipa nasogastrik melalui orofaring.Biasanya dibantu
dengan laringoskopi.
6. Alat penghisap (suction).
Digunakan untuk membersihkan jalan napas.
AlatSebelum melakukan tindakan intubasi trakea, ada beberapa alat yang perlu disiapkan
yang disingkat dengan STATICS.1. S = Scope
Yang dimaksud scope di sini adalah stetoskop dan laringoskop. Stestoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung serta laringoskop untuk melihat laring secara langsung sehingga bisa memasukkan pipa trake dengan baik dan benar. Secara garis besar, dikenal dua macam laringoskop:a. Bilah/daun/blade lurus (Miller, Magill) untuk bayi-anak-dewasa.b. Bilah lengkung (Macintosh) untuk anak besar-dewasa.Pilih bilah sesuai dengan usia pasien. Yang perlu diperhatikan lagi adalah lampu pada laringoskop harus cukup terang sehingga laring jelas terlihat.2. T = Tubes
Yang dimaksud tubes adalah pipa trakea. Pada tindakan anestesia, pipa trakea mengantar gas anestetik langsung ke dalam trakea dan biasanya dibuat dari bahan standar polivinil klorida. Ukuran diameter pipa trakea dalam ukuran milimeter. Bentuk penampang pipa trakea untuk bayi,
anak kecil, dan dewasa berbeda. Untuk bayi dan anak kecil di bawah usia lima tahun, bentuk penampang melintang trakea hampir bulat, sedangkan untuk dewasa seperti huruf D. Oleh karena itu pada bayi dan anak di bawah lima tahun tidak menggunakan kaf (cuff) sedangkan untuk anak besar-dewasa menggunakan kaf supaya tidak bocor. Alasan lain adalah penggunaan kaf pada bayi-anak kecil dapat membuat trauma selaput lendir trakea dan postintubation croup.
Pipa trakea dapat dimasukkan melalui mulut (orotracheal tube) atau melalui hidung (nasotracheal tube). Nasotracheal tubeumumnya digunakan bila penggunaan orotracheal tube tidak memungkinkan, mislanya karena terbatasnya pembukaan mulut atau dapat menghalangi akses bedah. Namun penggunaan nasotracheal tube dikontraindikasikan pada pasien dengan farktur basis kranii.
Di pasaran bebas dikenal beberapa ukuran pipa trakea yang tampak pada tabel di bawah ini.
Usia Diameter (mm) Skala French Jarak Sampai BibirPrematur 2,0-2,5 10 10 cmNeonatus 2,5-3,5 12 11cm1-6 bulan 3,0-4,0 14 11 cm½-1 tahun 3,0-3,5 16 12 cm1-4 tahun 4,0-4,5 18 13 cm4-6 tahun 4,5-,50 20 14 cm6-8 tahun 5,0-5,5* 22 15-16 cm8-10 tahun 5,5-6,0* 24 16-17 cm10-12 tahun 6,0-6,5* 26 17-18 cm12-14 tahun 6,5-7,0 28-30 18-22 cm
Dewasa wanita 6,5-8,5 28-30 20-24 cmDewasa pria 7,5-10 32-34 20-24 cm
*Tersedia dengan atau tanpa cuffTabel 1. Pipa Trakea dan peruntukannya
Cara memilih pipa trakea untuk bayi dan anak kecil:Diameter dalam pipa trakea (mm) = 4,0 + ¼ umur (tahun)Panjang pipa orotrakeal (cm) = 12 + ½ umur (tahun)Panjang pipa nasotrakeal (cm) = 12 + ½ umur (tahun)
Pipa endotrakea adalah suatu alat yang dapat mengisolasi jalan nafas, mempertahankan patensi, mencegah aspirasi serta mempermudah ventilasi, oksigenasi dan pengisapan.
Gambar 4. Pipa endotrakeaPipa endotrakea terbuat dari material silicon PVC (Polyvinyl Chloride) yang bebas
lateks, dilengkapi dengan 15mm konektor standar. Termosensitif untuk melindungi jaringan mukosa dan memungkinkan pertukaran gas, serta struktur radioopak yang memungkinkan perkiraan lokasi pipa secara tepat. Pada tabung didapatkan ukuran dengan jarak setiap 1cm untuk memastikan kedalaman pipa.
Anatomi laring dan rima glotis harus dikenal lebih dulu. Besar pipa trakea disesuaikan dengan besarnya trakea. Besar trakea tergantung pada umur. Pipa endotrakea yang baik untuk seorang pasien adalah yang terbesar yang masih dapat melalui rima glotis tanpa trauma. Pada anak dibawah umur 8 tahun trakea berbentuk corong, karena ada penyempitan di daerah subglotis (makin kecil makin sempit). Oleh karena itu pipa endaotrakeal yang dipakai pada anak, terutama adalah pipa tanpa balon (cuff). Bila dipakai pipa tanpa balon hendaknya dipasang kasa yang ditempatkan di faring di sekeliling pipa tersebut untuk mencegah aspirasi untuk fiksasi dan agar tidak terjadi kebocoran udara inspirasi. Bila intubasi secara langsung (memakai laringoskop dan melihat rima glotis) tidak berhasil, intubasi dilakukan secara tidak langsung (tanpa melihat trakea) yang juga disebut intubasi tanpa lihat (blind). Cara lain adalah dengan menggunakan laringoskop serat optik
Untuk orang dewasa dan anak diatas 6 tahun dianjurkan untuk memakai pipa dengan balon lunak volume besar tekanan rendah, untuk anak kecil dan bayi pipa tanpa balon lebih baik. Balon sempit volume kecil tekanan tinggi hendaknya tidak dipakai karena dapat menyebabkan nekrosis mukosa trakea. Pengembangan balon yang terlalu besar dapat dihindari dengan memonitor tekanan dalam balon (yang pada balon lunak besar sama dengan tekanan dinding trakea dan jalan nafas) atau dengan memakai balon tekanan terbatas. Pipa hendaknya dibuat dari plastik yang tidak iritasif.
Berikut ditampilkan berbagai ukuran pipa endotrakea baik dengn atau tanpa cuff. Ukuran penggunaan bervariasi bergantung pada usia pasien. Untuk bayi dan anak kecil pemilihan diameter dalam pipa (mm) = 4 + ¼ umur (tahun).
Pemakaian pipa endotrakea sesudah 7 sampai 10 hari hendaknya dipertimbangkan trakeostomi, bahkan pada beberapa kasus lebih dini. Pada hari ke-4 timbul kolonisasi bakteri yang dapat menyebabkan kondritis bahkan stenosis subglotis.
Kerusakan pada laringotrakea telah jauh berkurang dengan adanya perbaikan balon dan pipa. Jadi trakeostomi pada pasien koma dapat ditunda jika ekstubasi diperkirakan dapat dilakukan dalam waktu 1-2 minggu. Akan tetapi pasien sadar tertentu memerlukan ventilasi intratrakea jangka panjang mungkin merasa lebih nyaman dan diberi kemungkinan untuk mampu berbicara jika trakeotomi dilakukan lebih dini.
3. A = AirwayAirway yang dimaksud adalah alat untk menjaga terbukanya jalan napas yaitu pipa
mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-tracheal airway). Pipa ini berfungsi untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar agar lidah tidak menyumbat jalan napas.4. T = TapeTape yang dimaksud adalah plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.5. I = IntroducerIntroducer yang dimaksud adalah mandrin atau stilet dari kawat yang dibungkus plastik (kabel) yang mudah dibengkokkan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.6. C = Connector
Connector yang dimaksud adalah penyambung antara pipa dengan bag valve mask ataupun peralatan anestesia.7. S = Suction
Suction yang dimaksud adalah penyedot lendir, ludah, dan cairan lainnya.
1. Laringoskop
Ada dua jenis laringoskop yaitu:
a. Blade lengkung (macinthos) biasanya di gunakan pada laringoskopi dewasa. Peganglah gagang
dengan tangan kiri leher pasien di fleksikan dan kepala ekstensi mulut di buka dengan jari telunjuk kanan,
bibir atas di sibakkan dengan jempol kanan.Ujung blade laringoskop di masukkan perlahan sampai
menjadi palehula menekan ligamentum hipoepiglotikum dan menggerakkan nya keatas untuk
menampakkan laring dan pita suara
Size PLAIN
Size CUFFED
2.5 mm 4.5 mm
3.0 mm 5.0 mm
3.5 mm 5.5 mm
4.0 mm 6.0 mm4.5 mm 6.5 mm
7.0 mm
7.5 mm
8.0 mm
8.5 mm
9.0 mm
b. Blade lurus
Mempunyai tekhnik yang berbeda ujung blade tidak di letakkan pada palekula tetapi di teruskan
melampaui batas bawah epiglotis, tekhnik ini biasanya di gunakan pada bayi karena mempunyai
epigl;otis yang panjang dan kaku.
2. Pipa endotrakeal
Biasanya di buat dari karet atau plastik, pipa plastik yang sekali pakai dan lebih tidak mengiritasi mukosa
trakea, untuk oprasi tertentu misal daerah kepala dan leher. Untuk mencegah kebocoran jalan nafas pipa
endotrakeal mempunyai balon atau kaff.
3. Pipa orofaring / Nasofaring
Alat ini di gunaka untuk mencegah obstruksi jalan nafas karena jatuh nya lidah dan faring pada pasien
yang tidak di inubasi.
4. Pemasangan pipa endotrakeal
Pipa dimasukkan dengan tangan kanan mel;alui sudut kanan mulut sampai balon pipa tepat melewati
pipa suara, Asisten diminta untuk menrekan laring keposterior sehingga pita suara tampak jelas.
5. Mengontrol letak pipa
Dada di pastikan berkembang saat di berikan ventilasi sewaktu dilakukan ventilasi lakukan auskultasi
dada edengan stetoskop. Diharapkan suara nafas kanan kiri sama, bila terjadi intubasi indobronkial akan
terdapat tanda – tanda suara nafas kanan dan kiri berbeda, timbul wizing sekret lebih banyak dan
tahanan jalan nafas terasa lebih berat, sedangkan bila terjadi intubasi keeksofagus maka daerah
epigastrium terdengar suara saat ventilasi kadang – kadang keluar cairan lambung dan makin lama
pasien tampak biru.
6. Ventilasi
Pemberian ventilasi sesuai dengan kebutuhan pasien.