Peralatan Anestesi

7
Peralatan Sebelum mengerjakan Intubasi Trakea, dapat diingat kata STATICS. S = scope, laringoskop dan stetoskop T = tubes, pipa endotrakeal A = airway tubes, pipa orofaring/nasofaring T = tape, plester I = introducer, stilet, mandren C = connector, sarnbungan-sambungan S = suction, penghisap lendir 1. Laringoskop Ada dua jenis laringoskop, yaitu: a. Blade lengkung (Macintosh). Biasa digunakan pada laringoskopi dewasa. Peganglah gagang dengan tangan kiri. Leher pasien difleksikan dan kepala diekstensikan. Mulut dibuka dengan jari telunjuk kanan, bibir atas disibakkan dengan jempol kanan. Ujung blade laringoskop dimasukkan perlahan sampai mencapai valekula menekan ligamentum hipoepiglotikum dan menggerakkannya ke atas untuk menampakkan laring dan pita suara. Gigi jangan digunakan sebagai bantalan untuk mengangkat ujung blade. Lampu laringoskop harus terang. b. Blade lurus. Laringoskopi dengan blade lurus (misalnya blade Magill) mempunyai teknik yang berbeda. Ujung blade tidak diletakkan pada valekula tetapi diteruskan melampaui batas bawah epiglotis. Epiglotis diangkat langsung dengan blade untuk menampilkan laring. Teknik ini biasa digunakan pada bayi dan anak karena mempunyai epiglotis relatif lebih panjang dan kaku, Trauma pada epiglotis lebih sering terjadi pada laringoskopi dengan blade lurus. 2. Pipa Endotrakeal Biasanya dibuat dari karet atau plastik. Pipa plastik yang sekali pakai dan lebih tidak mengiritasi mukosa trakea. Untuk operasi tertentu, misalnya di daerah kepala dan leher dibutuhkan pipa yang tidak bisa tertekuk yang mempunyai spiral nilon atau besi. Untuk mencegah kebocoran jalan napas, kebanyakan pipa endotrakeal mempunyai balon (cuff) pada ujung distalnya. Terdapat dua jenis balon yaitu balon dengan volume kecil dan besar. Balon volume kecil cenderung bertekanan tinggi pada sel-sel mukosa, dan mengurangi aliran darah kapiler. Sehingga dapat menyebabkan iskemia. Balon volume besar melingkupi daerah mukosa yang lebih luas dengan tekanan lebih rendah dibandingkan balon volume kecil.

description

peralatan anestesi

Transcript of Peralatan Anestesi

Page 1: Peralatan Anestesi

Peralatan

Sebelum mengerjakan Intubasi Trakea, dapat diingat kata STATICS.

S = scope, laringoskop dan stetoskop

T = tubes, pipa endotrakeal

A = airway tubes, pipa orofaring/nasofaring

T = tape, plester

I  = introducer, stilet, mandren

C = connector, sarnbungan-sambungan

S = suction, penghisap lendir

 

1. Laringoskop

Ada dua jenis laringoskop, yaitu:

a. Blade lengkung (Macintosh). Biasa digunakan pada laringoskopi dewasa. Peganglah gagang dengan

tangan kiri. Leher pasien difleksikan dan kepala diekstensikan. Mulut dibuka dengan jari telunjuk

kanan, bibir atas disibakkan dengan jempol kanan. Ujung blade laringoskop dimasukkan perlahan

sampai mencapai valekula menekan ligamentum hipoepiglotikum dan menggerakkannya ke atas

untuk menampakkan laring dan pita suara. Gigi jangan digunakan sebagai bantalan untuk

mengangkat ujung blade. Lampu laringoskop harus terang.

b. Blade lurus. Laringoskopi dengan blade lurus (misalnya blade Magill) mempunyai teknik yang

berbeda. Ujung blade tidak diletakkan pada valekula tetapi diteruskan melampaui batas bawah

epiglotis. Epiglotis diangkat langsung dengan blade untuk menampilkan laring. Teknik ini biasa

digunakan pada bayi dan anak karena mempunyai epiglotis relatif lebih panjang dan kaku, Trauma

pada epiglotis lebih sering terjadi pada laringoskopi dengan blade lurus.

 

2. Pipa Endotrakeal

Biasanya dibuat dari karet atau plastik. Pipa plastik yang sekali pakai dan lebih tidak mengiritasi

mukosa trakea. Untuk operasi tertentu, misalnya di daerah kepala dan leher dibutuhkan pipa yang

tidak bisa tertekuk yang mempunyai spiral nilon atau besi.

Untuk mencegah kebocoran jalan napas, kebanyakan pipa endotrakeal mempunyai balon (cuff) pada

ujung distalnya. Terdapat dua jenis balon yaitu balon dengan volume kecil dan besar. Balon volume

kecil cenderung bertekanan tinggi pada sel-sel mukosa, dan mengurangi aliran darah kapiler.

Sehingga dapat menyebabkan iskemia. Balon volume besar melingkupi daerah mukosa yang lebih luas

dengan tekanan lebih rendah dibandingkan balon volume kecil.

Pipa tanpa balon (cuff) biasa digunakan pada anak-anak karena bagian tersempit jalan napas adalah

pada daerah rawan krikoid. Pada orang dewasa biasa dipakai pipa dengan balon karena bagian

tersempit adalah trakea.

Page 2: Peralatan Anestesi

Pada orang dewasa, digunakan pipa endotrakeal dengan diameter internal yang besar untuk

mengurangi resistensi pernapasan. Diameter internal pipa untuk laki-laki dewasa biasanya berkisar 8,0

- 9,0 mm dan wanita 7,5 - 8,5 mm. Untuk intubasi oral panjang pipa yang masuk 20 - 23 cm. Pada

anak dipakai rumus:

Panjang pipa yang masuk (mm) =  umur (tahun) + 4

4

 

Rumus di atas merupakan perkiraan dan harus disediakan pipa 0,5 mm lebih kecil dan lebih besar.

Untuk anak yang lebih kecil dapat diperkirakan dengan melihat kelingkingnya.

 

3. Pipa orafaring/nasofaring. Alat ini digunakan untuk mencegah obstruksi jalan napas karena jatuhnya

lidah dan faring pada pasien yang tidak diintubasi.

4.  Plester untuk memfiksasi pipa trakea setelah tindakan intubasi

5. Stilet atau forsep intubasi. Stilet (mandren) digunakah untuk mengatur kelengkungan pipa

endotrakeal sebagai alat bantu saat insersi pipa. Forseps intubasi (Magill) digunakan untuk

memanipulasi pipa endotrakeal nasal atau pipa nasogastrik melalui orofaring.Biasanya dibantu

dengan laringoskopi.

6.  Alat penghisap (suction).

Digunakan untuk membersihkan jalan napas.

AlatSebelum melakukan tindakan intubasi trakea, ada beberapa alat yang perlu disiapkan

yang disingkat dengan STATICS.1. S = Scope   

Yang dimaksud scope di sini adalah stetoskop dan laringoskop. Stestoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung serta laringoskop untuk melihat laring secara langsung sehingga bisa memasukkan pipa trake dengan baik dan benar. Secara garis besar, dikenal dua macam laringoskop:a. Bilah/daun/blade lurus (Miller, Magill) untuk bayi-anak-dewasa.b. Bilah lengkung (Macintosh) untuk anak besar-dewasa.Pilih bilah sesuai dengan usia pasien. Yang perlu diperhatikan lagi adalah lampu pada laringoskop harus cukup terang sehingga laring jelas terlihat.2. T = Tubes

Yang dimaksud tubes adalah pipa trakea. Pada tindakan anestesia, pipa trakea mengantar gas anestetik langsung ke dalam trakea dan biasanya dibuat dari bahan standar polivinil klorida. Ukuran diameter pipa trakea dalam ukuran milimeter. Bentuk penampang pipa trakea untuk bayi,

Page 3: Peralatan Anestesi

anak kecil, dan dewasa berbeda. Untuk bayi dan anak kecil di bawah usia lima tahun, bentuk penampang melintang trakea hampir bulat, sedangkan untuk dewasa seperti huruf D. Oleh karena itu pada bayi dan anak di bawah lima tahun tidak menggunakan kaf (cuff) sedangkan untuk anak besar-dewasa menggunakan kaf supaya tidak bocor. Alasan lain adalah penggunaan kaf pada bayi-anak kecil dapat membuat trauma selaput lendir trakea dan postintubation croup.

Pipa trakea dapat dimasukkan melalui mulut (orotracheal tube) atau melalui hidung (nasotracheal tube). Nasotracheal tubeumumnya digunakan bila penggunaan orotracheal tube tidak memungkinkan, mislanya karena terbatasnya pembukaan mulut atau dapat menghalangi akses bedah. Namun penggunaan nasotracheal tube dikontraindikasikan pada pasien dengan farktur basis kranii.

Di pasaran bebas dikenal beberapa ukuran pipa trakea yang tampak pada tabel di bawah ini.

Usia Diameter (mm) Skala French Jarak Sampai BibirPrematur 2,0-2,5 10 10 cmNeonatus 2,5-3,5 12 11cm1-6 bulan 3,0-4,0 14 11 cm½-1 tahun 3,0-3,5 16 12 cm1-4 tahun 4,0-4,5 18 13 cm4-6 tahun 4,5-,50 20 14 cm6-8 tahun 5,0-5,5* 22 15-16 cm8-10 tahun 5,5-6,0* 24 16-17 cm10-12 tahun 6,0-6,5* 26 17-18 cm12-14 tahun 6,5-7,0 28-30 18-22 cm

Dewasa wanita 6,5-8,5 28-30 20-24 cmDewasa pria 7,5-10 32-34 20-24 cm

*Tersedia dengan atau tanpa cuffTabel 1. Pipa Trakea dan peruntukannya

Cara memilih pipa trakea untuk bayi dan anak kecil:Diameter dalam pipa trakea (mm)                               = 4,0 + ¼ umur (tahun)Panjang pipa orotrakeal (cm)                                      = 12 + ½ umur (tahun)Panjang pipa nasotrakeal (cm)                                    = 12 + ½ umur (tahun)

            Pipa endotrakea adalah suatu alat yang dapat mengisolasi jalan nafas, mempertahankan patensi, mencegah aspirasi serta mempermudah ventilasi, oksigenasi dan pengisapan.

Page 4: Peralatan Anestesi

Gambar  4. Pipa endotrakeaPipa endotrakea terbuat dari material silicon PVC (Polyvinyl Chloride) yang bebas

lateks, dilengkapi dengan 15mm konektor standar. Termosensitif untuk melindungi jaringan mukosa dan memungkinkan pertukaran gas, serta struktur radioopak yang memungkinkan perkiraan lokasi pipa secara tepat. Pada tabung didapatkan ukuran dengan jarak setiap 1cm untuk memastikan kedalaman pipa.

Anatomi laring dan rima glotis harus dikenal lebih dulu. Besar pipa trakea disesuaikan dengan besarnya trakea. Besar trakea tergantung pada umur. Pipa endotrakea yang baik untuk seorang pasien adalah yang terbesar yang masih dapat melalui rima glotis tanpa trauma. Pada anak dibawah umur 8 tahun trakea berbentuk corong, karena ada penyempitan di daerah subglotis (makin kecil makin sempit). Oleh karena itu pipa endaotrakeal yang dipakai pada anak, terutama adalah pipa tanpa balon (cuff). Bila dipakai pipa tanpa balon hendaknya dipasang kasa yang ditempatkan di faring di sekeliling pipa tersebut untuk mencegah aspirasi untuk fiksasi dan agar tidak terjadi kebocoran udara inspirasi. Bila intubasi secara langsung (memakai laringoskop dan melihat rima glotis) tidak berhasil, intubasi dilakukan secara tidak langsung (tanpa melihat trakea) yang juga disebut intubasi tanpa lihat (blind). Cara lain adalah dengan menggunakan laringoskop serat optik

Untuk orang dewasa dan anak diatas 6 tahun dianjurkan untuk memakai pipa dengan balon lunak volume besar tekanan rendah, untuk anak kecil dan bayi pipa tanpa balon lebih baik. Balon sempit volume kecil tekanan tinggi hendaknya tidak dipakai karena dapat menyebabkan nekrosis mukosa trakea. Pengembangan balon yang terlalu besar dapat dihindari dengan memonitor tekanan dalam balon (yang pada balon lunak besar sama dengan tekanan dinding trakea dan jalan nafas) atau dengan memakai balon tekanan terbatas. Pipa hendaknya dibuat dari plastik yang tidak iritasif. 

Berikut ditampilkan berbagai ukuran pipa endotrakea baik dengn atau tanpa cuff. Ukuran penggunaan bervariasi bergantung pada usia pasien. Untuk bayi dan anak kecil pemilihan diameter dalam pipa (mm) = 4 + ¼ umur (tahun).

Page 5: Peralatan Anestesi

Pemakaian pipa endotrakea sesudah 7 sampai 10 hari hendaknya dipertimbangkan trakeostomi, bahkan pada beberapa kasus lebih dini. Pada hari ke-4 timbul kolonisasi bakteri yang dapat menyebabkan kondritis bahkan stenosis subglotis.

Kerusakan pada laringotrakea telah jauh berkurang dengan adanya perbaikan balon dan pipa. Jadi trakeostomi pada pasien koma dapat ditunda jika ekstubasi diperkirakan dapat dilakukan dalam waktu 1-2 minggu. Akan tetapi pasien sadar tertentu memerlukan ventilasi intratrakea jangka panjang mungkin merasa lebih nyaman dan diberi kemungkinan untuk mampu berbicara jika trakeotomi dilakukan lebih dini.

3. A = AirwayAirway yang dimaksud adalah alat untk menjaga terbukanya jalan napas yaitu pipa

mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-tracheal airway). Pipa ini berfungsi untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar agar lidah tidak menyumbat jalan napas.4. T = TapeTape yang dimaksud adalah plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.5. I = IntroducerIntroducer yang dimaksud adalah mandrin atau stilet dari kawat yang dibungkus plastik (kabel) yang mudah dibengkokkan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.6. C = Connector

Connector yang dimaksud adalah penyambung antara pipa dengan bag valve mask ataupun peralatan anestesia.7. S = Suction

Suction yang dimaksud adalah penyedot lendir, ludah, dan cairan lainnya.

1. Laringoskop

Ada dua jenis laringoskop yaitu:

a. Blade lengkung (macinthos) biasanya di gunakan pada laringoskopi dewasa. Peganglah gagang

dengan tangan kiri leher pasien di fleksikan dan kepala ekstensi mulut di buka dengan jari telunjuk kanan,

bibir atas di sibakkan dengan jempol kanan.Ujung blade laringoskop di masukkan perlahan sampai

menjadi palehula menekan ligamentum hipoepiglotikum dan menggerakkan nya keatas untuk

menampakkan laring dan pita suara

Size PLAIN

Size CUFFED

2.5 mm 4.5 mm

3.0 mm 5.0 mm

3.5 mm 5.5 mm

4.0 mm 6.0 mm4.5 mm 6.5 mm

7.0 mm

7.5 mm

8.0 mm

8.5 mm

9.0 mm

Page 6: Peralatan Anestesi

b. Blade lurus

Mempunyai tekhnik yang berbeda ujung blade tidak di letakkan pada palekula tetapi di teruskan

melampaui batas bawah epiglotis, tekhnik ini biasanya di gunakan pada bayi karena mempunyai

epigl;otis yang panjang dan kaku.

2. Pipa endotrakeal

Biasanya di buat dari karet atau plastik, pipa plastik yang sekali pakai dan lebih tidak mengiritasi mukosa

trakea, untuk oprasi tertentu misal daerah kepala dan leher. Untuk mencegah kebocoran jalan nafas pipa

endotrakeal mempunyai balon atau kaff.

3. Pipa orofaring / Nasofaring

Alat ini di gunaka untuk mencegah obstruksi jalan nafas karena jatuh nya lidah dan faring pada pasien

yang tidak di inubasi.

4. Pemasangan pipa endotrakeal

Pipa dimasukkan dengan tangan kanan mel;alui sudut kanan mulut sampai balon pipa tepat melewati

pipa suara, Asisten diminta untuk menrekan laring keposterior sehingga pita suara tampak jelas.

5. Mengontrol letak pipa

Dada di pastikan berkembang saat di berikan ventilasi sewaktu dilakukan ventilasi lakukan auskultasi

dada edengan stetoskop. Diharapkan suara nafas kanan kiri sama, bila terjadi intubasi indobronkial akan

terdapat tanda – tanda suara nafas kanan dan kiri berbeda, timbul wizing sekret lebih banyak dan

tahanan jalan nafas terasa lebih berat, sedangkan bila terjadi intubasi keeksofagus maka daerah

epigastrium terdengar suara saat ventilasi kadang – kadang keluar cairan lambung dan makin lama

pasien tampak biru.

6. Ventilasi 

Pemberian ventilasi sesuai dengan kebutuhan pasien.