Perahu dan Pelayaran Nusantara

84

Click here to load reader

description

suatu presentase interaktif - download, buka di powerpoint, jalankan dan ikuti petunjuk2 yg diberikan. an interactive presentation - download, run and follow the instructions ...

Transcript of Perahu dan Pelayaran Nusantara

Page 1: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Perahu dan Pelayaran Nusantara

Horst LiebnerUniversity of Leeds

Page 2: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Horst H. Liebner – BRKP DKP

Klik!

Interaktif …Klik!

Klik!

• Presentase ini berjalan secara otomatis ….• …. dan menggunakan cukup banyak animasi

yang akan membantu Anda dalam memahaminya.

• Jadi, kalau tanda ini muncul ….• …. Anda dengan mengeklik tombol mouse

kiri dapat mengerakkan gambar dan keterangan!

• Cobalah sekarang!

... tetapi, jangan lupa bahwa animasi-animasi itu harus usai sebelum Anda mengeklik tombol mouse itu!

TUNGGULAH MUNCULNYA TANDA INI SEBELUM MELANJUTKAN!

Page 3: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Perahu? Kapal?

http://www.ijinmarine.net/apps/blog/month/2013/6/page/1

Siklopedia atau Kamus Universal

Kesenian dan Keilmuan …, 1728

• ‘[…] the most complex artefact routinely produced prior to the Industrial Revolution’; ‘[…] artefak paling kompleks yang dibuat secara rutin sebelum Revolusi Industri’

(Gibbins, David and Adams, Jonathan (2001), 'Shipwrecks and Maritime Archaeology', World Archaeology, 32 (3), 280)

… Kesenian dan Keilmuan …

Page 4: Perahu dan Pelayaran Nusantara

???

• ‘ The Art of Boatbuilding’

‘Kesenian Pembuatan Kapal’

PleaseClickNow!

Page 5: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Cole Estep., H. (1918), How Wooden Ships are Built. (New York) pg.59, Fig. 119.

Paasch, Heinrich (1901), Vom Kiel zum Flaggenknopf: Illustrirtes Marine-Wörterbuch in Englisch, Französisch und Deutsch (Hamburg), Pl.7.

http://www.abc.se/~pa/bld/img/cons_dwg.gif

… bukan hanya rumit dan terbuat dari banyak bagian saja …

Page 6: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Witsen, N. (1671), Aeloude and hedendaegsche Scheepsbouw en Bestier (Amsterdam)Fragments of Ancient English Shipwrightry, pertengahan abad ke-16, Magdalene College, Cambridge

Sutherland, W. (1711), The Ship-Builders Assistant : or, some essays towards compleating the art of marine architecture (London).… ‘the Art of Marine

Architecture’: ‘Kesenian Arsitektur Perkapalan’

PleaseClickNow!

… tetapi suatu objek yang perlu dikonsepkan dalam tiga dimensi!

Page 7: Perahu dan Pelayaran Nusantara

http://www.schoyencollection.com/smallercollect4.html#24.13

‘Kwitansi’ pengiriman kayu untuk galangan kapal, Umma, Mesopotamia, 2040 SM

… serta: Suatu Usaha yang Melibatkan Banyak Pihak – yang sebagiannya bukan pengrajin kapal …

PleaseClickNow!

Galangan Kapal, abad ke-17 (Witsen, N. 1671)

Tana Beru, 1987

Page 8: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Taiwan

3.000 SM

1.000 SM

1.500 SM

1.500 SM

1.000 SM

500 SM

2.000 SM

3.500 SM

Migrasi Penutur Bahasa-Bahasa

Austronesia

Page 9: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Pulau Paska

Madagaskar

Selandia Baru

1.500 SM

1.500 SM

1.000 SM

800 M

Hawaii500 M

500 M15.000 km500 M

PleaseClickNow!

4.000 km

Penyebaran Pelaut Viking, c.900 M

Page 10: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Pulau Paska

Madagaskar500 M

Selandia Baru

1.500 SM

1.500 SM

1.000 SM

800 M

Hawaii500 M

500 M

… penyebaran perahu bercadik …

PleaseClickNow!

Page 11: Perahu dan Pelayaran Nusantara

21/04/2023 Horst H. Liebner, P3MP UNHAS 11

INDONESIA/ MALAYSIA

katir cadik

Sulawesi Selatan

KONJO somang baratang

MAKASSAR somang baratang

BUGIS ati baratang

MANDAR palatto baratang

BAJAU (SulSel) katir baratang

Buton

WANCI barata ?

CIA-CIA polanto barata

SIOMPU polanto darangka

BINONGKO londe katiwa

BAJAU (Buton) katir jarangka

Indonesia Timur

TERNATE sama nadyu-nadyu ?

BACAN somang bairungan

GALELA suma sesa

TOBELO hama jaduku

TALIABU somang farotang

AMBON (Mal) semang

INDONESIA/ MALAYSIA

katir cadik

Jawa

JAWA blanjungan ?

MADURA katir pelejungan

Mikronesia

Ralik-Ratak gubak abid

Lamotrek tam kio, gio

Truk tam kio

Polinesia

HAWAII ama, akea iako

TAHITI ama iato

COOK ISL. ama kiato

SAMOA ama ‘iaito

TONGA hama, katea kiato, kaso

PleaseClickNow!

Page 12: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Pulau Paska

Madagaskar500 M

Selandia Baru

1.500 SM

1.500 SM

1.000 SM

800 M

Hawaii500 M

500 M

… penyebaran perahu bercadik …

Page 13: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Doran, Edwin Jr. (1981), Wangka: Austronesian Canoe Origins (College Station), Fig.50

… pusat kompleksitasnya berada di Laut Jawa, sekitar

Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. … benar-benar

dapat bertahan di laut lepas …

PleaseClickNow!Perahu Bercadik?

Page 14: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Perahu Bercadik?PleaseClickNow!

… telah menjadi teladan bagi perahu layar tercanggih

pada masa kini.

Page 15: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Pengikat

Perahu Bercadik?

Batangan kayu yang dikosongkan

dan dibentuk …

Mnrt. Nooteboom (1932) cenderung patah …

Mnrt. Nooteboom ([1932], De

Boomstamkano in Indonesie [Leiden) sering dibiarkan ketika batang

kayu dikosongkan …

PleaseClickNow!

Page 16: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Perahu Bercadik?

Tambah satu urat papan meningkatkan daya tahan perahu batangan di laut …

... dapat dipasang dengan pasak …

... atau ‘dijahit’.Gerak cadik yang terangkat oleh ombak dapat melepaskan papan tambahan itu ...

… tetapi dapat dicegah dengan menambah balok melintang yang disandarkan pada …

... ‘tambuku’.

… atau dengan mengikat sebatang kayu fleksibel pada tambuku itu.

… atau kombinasikan dua cara itu tadi.

PleaseClickNow!

Tana Beru, Ara: Bhs. Konjo tambuguBhs. Makassar tambukuBhs. Bugis tampuku Rawas, Sumatera tamuku Bhs. Melayu tembuku Bacan tambuku Pilipina, abad ke-17 tamboko

Page 17: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Perahu Bercadik?Indonesia Timur, Horridge, A. (2006), 'The Austronesian Conquest of the Sea — Upwind ', in P. Bellwood, J. Fox, and D. Tryon (eds.), The Austronesians (Canberra), 148.

Buru,Hornell, J. (1920), 'The Outrigger Canoes of Indonesia', Madras Fisheries Bulletin, 12, 60

Tobelo, Friederici, G. (1912), 'Wissenschaftliche Ergebnisse einer Forschungsreise […]‘, Mitteilungen aus den deutschen Schutzgebieten, Ergänzungsheft Nr.5, 24

Lombok, Neyret, J. (1976), Pirogues Oceaniennes, 2 vols. (Paris), II: 210

Hawaii, Haddon, A.C. and J. Hornell (1935), Canoes of Oceania (Special Publication 27-9; Honolulu: Bernice B. Bishop Museum), 11

Manado, Hornell 1920: 80

PleaseClickNow!

Page 18: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Perahu Tertua Nusantara bukan perahu lesung yang bercadik: Pontian, Abad ke-4

Rekonstruksi tentatif, Gibson-Hill 2009 [1952b]: 145('Further Notes on the Old Boat Found at Pontian in Southern Pahang', in H.S. Barlow [ed.], Boats, Boatbuilding and Fishing in Malaysia [Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, 25 (1)] [Kuala Lumpur])

Cara pemasangan papan, rekonstruksi tentatif

... ‘tambuku’.

PleaseClickNow!

Page 19: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Perahu Tertua Indonesia: Punjulharjo, Abad ke-7

Foto2: Jaenab Tahir

Pengikat Papan

PleaseClickNow!

… tambuku

Page 20: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Sambirejo, Palembang, Abad ke-7/8

PleaseClickNow!

Foto2: PY Manguin

Page 21: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Kapal Karam Nan Han / Cirebon, 969-971

Page 22: Perahu dan Pelayaran Nusantara

© Horst H. Liebner, Univ. of Leeds, 2011

… kapal Nusantara abad ke-10 yang berdagang antara

Cina dan Jawa ….

Page 23: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Kapal Karam Nan Han / Cirebon, 969-971

s573 – 12/10/2006

Page 24: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Tambuku

PleaseClickNow!

Lubang untuk pasak

Page 25: Perahu dan Pelayaran Nusantara

… menyambungkan papan! Mengikat gading-gading!

Lashed Lug / Doweled:

… suatu teknologi indigen

‘Indonesia’!

Lashed Lug / Doweled:

… suatu teknologi indigen

‘Indonesia’!

PleaseClickNow!Pasak? Tambuku??

Perahu Punjulharjo

Page 26: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Lubang pasak “di bawah” tambuku sejajar dengan lubang di dalamnya.

(Hampir semua) pasak di samping tambuku ditambahi “pasak pengunci”.

PleaseClickNow!

Page 27: Perahu dan Pelayaran Nusantara

½ ½

Garis sejajar ujung tambuku menandai pertengahan di antara kedua lubang pasak terdekatnya.

Lubang pasak “di bawah” tambuku sejajar dengan lubang di dalamnya.

½ ½

PleaseClickNow!

Page 28: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Terulang Terbagi tiga

PleaseClickNow!

Page 29: Perahu dan Pelayaran Nusantara

… bukan pada fragmen papan s573 saja.

PleaseClickNow!

Terulang

Page 30: Perahu dan Pelayaran Nusantara

½ ½

Untuk membuat suatu konstruksi yang besar perlu

perencanaan.

Jarak ketiga bisa

dibiarkan

PleaseClickNow!

Page 31: Perahu dan Pelayaran Nusantara

PleaseClickNow!

Page 32: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Kapal Karam Nan Han / Cirebon, pola pemasangan papan.

Page 33: Perahu dan Pelayaran Nusantara

… “stacked scarfs”, diperkuat dengan dua buah gading-gading.

Kapal Karam Nan Han / Cirebon, pola pemasangan papan.

PleaseClickNow!

Page 34: Perahu dan Pelayaran Nusantara

‘Drop Planks’

Clark et al. (1993 'The Butuan Two Boat Known as Balangay in the National Museum Manila, Philippines', The

International Journal of Nautical Archaeology, 22 (2): 149-50), tentang rerunthan kapal Butuan 2:‘The large number of scarf joints in this area was unusual, suggesting a rapid change in the shape of the vessel, a change that would not have been possible by continuing the normal lines of the planks. Therefore more radically curved strakes were needed; hence the presence of the scarfs where these planks were fitted.’

PleaseClickNow!

Di haluan / buritan = 0

‘Perimeter’, ‘Girth’

Page 35: Perahu dan Pelayaran Nusantara

½ ½⅓⅓ ¼¼

⅕⅙ ⅙⅟12

⅕ ¼⅓

PleaseClickNow!

Page 36: Perahu dan Pelayaran Nusantara

12: • “highly composite” (‘A number whose number of divisors

exceeds that of all its predecessors’, Ramanujan, S. [1915], 'Highly Composite Numbers', Proceedings of the London Mathematical Society, 2.14 (1), 350)

• dan“praktikal” atau “panaritmik” (‘A number N [… with] [… where] every number less than N, other than a factor of N, admits of partition into unequal parts all of which are factors of N,’ Srinivasan, A. K. [1948], 'Practical Numbers', Current Science, 17, 179).

‘… a very remarkable property which ought to have been perceived by the ancients.’ (Srinivasan 1948: 179)

PleaseClickNow!

Page 37: Perahu dan Pelayaran Nusantara

http://medievaljames.blogspot.com/2011/05/medieval-construction-13-knot-rope.html

… ‘tali simpul tigabelas’ atau ‘tali pengukur tanah Mezir’: 13 simpul, 12 jarak …

PleaseClickNow!

Page 38: Perahu dan Pelayaran Nusantara

1 ½⅓

¼⅟12

PleaseClickNow!

Page 39: Perahu dan Pelayaran Nusantara

1 ½

PleaseClickNow!

½ ½

?>½

1/n

… ‘artefak paling kompleks yang dibuat secara rutin sebelum Revolusi Industri’

Page 40: Perahu dan Pelayaran Nusantara

12

3

Please Click

Now!!

?

X X

Page 41: Perahu dan Pelayaran Nusantara

?1 ½

½ ½

1/n

… SEMUA POSISI GADING-GADING HARUS DITENTUKAN PADA SAAT LUNAS KAPAL MULAI DIKERJAKAN -> DIRENCANAKAN DARI AWAL!!!

Please Click

Now!!

‘Kesenian Pembuatan Kapal’

Page 42: Perahu dan Pelayaran Nusantara

roang

tambugu

… sang ‘pengukur perahu’: sebatang bambu yang terbagi tujuh …

Palatta lopi …

PleaseClickNow!

Masa kini? Tana Beru, Sulawesi Selatan, perencanaan pembuatan perahu

Page 43: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Tana Beru, Sulawesi Selatan, pemasangan lunas perahu

tambuguroang

nilissu, salah satu dalam rangkaian upacara pemasangan lunas: menentukan dan menandai

garis-garis letak pasak

Ujung tambugu yang menandai ujung-ujung papan

Ujung-ujung papan tak boleh ‘kena pasak’ karena papan dan/atau pasak tidak akan bertahan lama: PERAHU AKAN CEPAT BOCOR DAN RUSAK!

kelu / soloroq: gading / wrang yang terletak di tengah-tengah

roang / tambugu …

… harus berjauhan dengan sambungan papan maupun pasak antara papan!

Dan sistem itu harus konsisten pada keseluruhan lambung!

pasoq kalli: pasak antara papan selalu berada pada

kedua garis ini!

kalebiseang / panyambung: lunas

Please Click

Now!!

Page 44: Perahu dan Pelayaran Nusantara

tambugu roang

possiq

+

Buritan

Haluan

… dirancang sekeliling titik tengah possiq …

… yang menjadi “pusat” simetrisnya konstruksi!

PleaseClickNow!

Tana Beru, Sulawesi Selatan, pola pemasangan papan tatta tallu

Page 45: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Kapal Karam Nan Han / Cirebon, pola pemasangan papan.

“The Art of Boat-Building”

‘[…] a homogenous assemblage, of which all the elements, from the largest to the most minute, are very closely linked and yet only express their true role in their relation to the whole’ - ‘suatu struktur homogen, di mana semua elemenya, dari yang besar sampai ke yang paling kecil, bertalian dengan erat, dan sekaligus hanya memperlihatkan peran sebenarnya dalam hubungannya pada keseluruhan [struktur itu]’.Pomey, Patrice (2011), 'Defining a Ship: Architecture, Function, and Human Space', in A. Catsambis, B. Ford, and D.L. Hamilton (eds.), The Oxford Handbook of Maritime Archaeology (New York: Oxford University Press), 26.

PleaseClickNow!

Page 46: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Perahu-perahu dan kapal-kapal di Laut Jawa, Lodewijk, 1598Rouffaer, G.P. and Ijzerman, J. W. (eds.) (1915-1929), De Eerste Schipvaart der Nederlanders naar Oost-Indie onder Cornelis de Houtman, 1595-1597: Journalen, Documenten en andere Bescheiden ('s-Gravenhage).

Perahu adalah ‘hardeware’ – takkan bergerak tanpa ‘software’nya …

• ‘Seamanship’: Cara mengendalikan kapal layar

• Mencari jalan: Navigasi

PleaseClickNow!

Page 47: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Horst H. Liebner, BRKP-DKP

IND: BERLAYAR DEKAT ANGINENG: CLOSEHAULEDKON: AQBILUQMAN: BILUQBAJ: PABBILUQ, TUTUKUQ KASANGEI ?BIN: KANTAD(H)ITOM, WAN, CIA: PABELUSIO: BELO PALETANGAMNL: (BERLAYAR) RAPAT ANGIN

IND: KE ARAH ANGINENG: COME ROUNDBUG: PABBILUQ MAK, MAN: BILUQ KON: PAQBILUQBAJ: BILUBIN, TOM: BELUWAN, SIO: BELOCIA: BELU NAIDE, PABELU ?MNL: BILLOK ??MAL: BELUK

IND: TURUT DENGAN ANGINENG: CAST TO LEE SIDEBUG: PATTURUQ MAK: TURUQ KON: PATTURUQ MAN: TURUQ BAJ, BIN, TOM, WAN, SIO : TURUCIA: CURU, PANUNCURU ?MAL: TURUT

IND: BELOK DENGAN ANGIN DARI BELAKANGENG: TO GYBEBUG, KON, MAN: TUNGGENG TURUQ BAJ: PABALLIQ TURUBIN, TOM, WAN: KOTI TURUCIA: BALI CURUSIO: BALI TURU

IND: ANGIN DARI TENGAH BURITANENG: SAIL WITH QUARTERING WINDMAK: TURUQKON: LARI SIHALIMAN: TURUQBAJ: SANGEI KAMANBULI, PASSAMBABIN: PASAMBATOM: PALETANGAWAN: LANGKE SAWENGKA ?CIA: PASAMBASIO: BANGU TURU PALETANGA

IND: BELOK KE ARAH ANGINENG: TO TACKMAK: SALURANG ??BUG, KON, MAN: TUNGGENG BILUQBAJ: PABBILUQ KA DIATABIN, TOM: KOTI BELUWAN: KOTI BELOCIA: BALI BELUSIO: BALI BELOMNL: BÉLOK ??MAL: PAL?

IND: ANGIN DARI BURITANENG: WIND RIGHT AFTKON: PANGGANG ?MAN: TURUQ PUARBAJ: PATTURU ?BIN, TOM, WAN, SIO: BANGU(N) TURUCIA: BANGU(N) CURU

IND: BEROPAL2, MEMAIRENG: BEATING TO WINDWARDBUG: MAGGARAGAJIKON: AQGARAGAJIMAN:MAGARAGAJIBAJ: TAQTADAANGBIN, TOM: OPALAWAN, SIO: KARAKAJICIA: KARAKACI

IND: ANGIN DARI SAMPINGENG: BEAM WIND, WIND ABEAMBUG: ANGING TENGNGAQKON, MAN: LARI SAMBANGBAJ: PASSAMPIRI, PANGISSI BIN: TANASAWENGKATOM: TANA ASAWENGKA ?WAN: LANGKE SAWENGKACIA: TANDAWONGKA ?SIO: PALETANGA ?

ARAH ANGIN

IND: IndonesiaENG: Inggris BUG: Bugis KON: KonjoMAN: MandarBAJ: BajauBIN: BinongkoTOM: TomeaWAN: Wanci CIA: Cia-CiaSIO: Siompu MAL: MalaysiaMNL: Bhs Melayu menurut kamus-kamus pelaut Belanda)

Shiphandling dan Seamanship PleaseClickNow!

Page 48: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Topser, layar paling atas

Layar Utama

Layar-Layar Depan

Penahan Tiang

Penahan Gaff

Mengarahkan l ayar paling depan

Mengarahkan l ayar kedua depan

Penahan Gaff depan

PleaseClickNow!

Page 49: Perahu dan Pelayaran Nusantara
Page 50: Perahu dan Pelayaran Nusantara

kalauq: “KE ARAH LAUT”anraiq: “KE ARAH *DARAT”

antama: “KE DALAM”ansuluq: “KE LUAR”

antaqle: “MENYEBERANG”maliang: “KEMBALI”

naiq: “KE ATAS”naung: “KE BAWAH”

Page 51: Perahu dan Pelayaran Nusantara

kalauq: “KE ARAH LAUT”

antamaq: “KE DALAM”

antaqle: “KE SEBERANG”

naung: “KE BAWAH”

naiq: “KE ATAS”

Orientasi Relatif, “Berpusat Bira”

Bira

PleaseClickNow!

Page 52: Perahu dan Pelayaran Nusantara

kalauq: “LAUT”

anraiq: “*TANAH”

antamaq: “DALAM”

naung: “BAWAH””

naiq: “ATAS”

antaqle: “KE SEBERANG”

Orientasi Relatif, “Berpusat Jawa”PleaseClickNow!

Page 53: Perahu dan Pelayaran Nusantara

N

NW

W

SW

S

SE

E

NE

Orientasi Absolut Pelaut Bira …

KON: utaraNML: utara

KON: timoroq lauqNML: timor laut

KON: timoroq tappaNML: timor

KON: tunggaraNML: tonggara

KON: salatangNML: selatan

KON: baraq dayaNML: barat daya

KON: baraq tappaNML: barat daya

KON: baraq lauqNML: barat laut

KON: Bahasa KonjoNML: Bahasa Melayu-Belanda

PleaseClickNow!

Page 54: Perahu dan Pelayaran Nusantara

*timuR: ‘Angin / Musim

Timur’

Tagalog: timog

Panapanyan: timor

Hanunoo: timugMangyan: timog

Savu: dimu

BUG: timoq, timoreng

“Tanah Leluhur” Orang Austronesia

Arah Migrasi Pertama

AgustusPilot Charts of the

Indian Ocean, 4th ed., 2001

Sumba: timu

Madura: temur

MAK: timoroq, timboroq

Minahasa: timu

Sangihe: timuhe

Sulu: timol

*timuR*ti

muR

PleaseClickNow!

Page 55: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Hujan, Asia Tenggara, Juli

+

__

Precipitation

“Tanah Leluhur” Orang Austronesia

Arah Migrasi Pertama

*timuR: ‘angin yang membawa hujan’

Panapanyan: timor

Musim Timur = Musim Kering

PleaseClickNow!

N

NW

W

SW

S

SE

E

NE

Page 56: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Precipitation, SEA, January

+

__

Precipitation

Proposed “Austronesian Homeland”

Proposed Direction of first Migration

Januari

N

NW - W

N-NE

N

NW

W

SW

SSE

E

NE

Hujan: Jakarta kena Banjir!

Basah

Kering

PleaseClickNow!

Page 57: Perahu dan Pelayaran Nusantara

????

“Tanah Leluhur” Orang Austronesia

Arah Migrasi Pertama

Matahari terbit, “naik”Matahari terbenam, “turun”

Angin Selatan

Angin Utara

turun

naik

turun

basah: Angin dari Selatan

kering: Angin dari Utara

kering: Angin dari Tenggara/Timur

basah: Angin dari Barat Laut / Barat

naiknaik

keringbasah

turunnaikke

ring

basah

S

W

turun

Axis utama orientasi orang-orang ‘Austronesia’ tidak

mengikuti perubahan pola angin di kawasan Asia Tenggara,

tetapi hujan musiman:

Siklus Pertanian!

*timuR

*tim

uRM

atah

ari

terb

enam

, “t

urun

”M

atah

ari

terb

it,

“nai

k”

PleaseClickNow!

Page 58: Perahu dan Pelayaran Nusantara

N

NW

W

SW

S

SE

E

NE

KON: utaraNML: utara

KON: timoroq lauqNML: timor laut

KON: timoroq tappaNML: timor

KON: tunggaraNML: tonggara

KON: salatangNML: selatan

KON: baraq dayaNML: barat daya

KON: baraq tappaNML: barat daya

KON: baraq lauqNML: barat laut

Page 59: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Horst H. Liebner, BRKP-DKP

‘Cakrawala’

~ 3-5 mil laut =

~6-9 km

‘Garis Penglihatan’

tidak terlihat karena ‘di bawah

cakrawala’

Jadi, sampai Anda dapat melihatnya secara langsung, maka Anda harus menggunakan sesuatu yang dapat

menujukan arah tempat itu!

ClickNow!‘Ilmu Navigasi’: Mencari Arah!

Page 60: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Horst H. Liebner, BRKP-DKP

… pada waktu malam …

… yang – kalau menuju ke arah Timur– seolah-olah ‘naik’ dari ‘Cakrawala di

sebelah Timur’ …

Bila mengetahui bintang-bintang

tertentu …

… Anda dapat menggunakannya sebagai ‘jalan’ ke

suatu tempat!

ClickNow!‘Ilmu Navigasi’: Mencari Arah!

Page 61: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Horst H. Liebner, BRKP-DKP

Sebaliknya, kalau menuju ke arah Barat, bintang-

bintang tertentu seakan-akan ‘terbenam di

belakang’ suatu tempat tertentu …

… dan merupakan dasar teknologi navigasi yang

memungkinan migrasi Suku-Suku Austronesia dalam

kawasan Samudera Pasifik.

ClickNow!

Cara navigasi ini dikenali di bawah

nama starpath navigation dan digunakan oleh

navigator-navigator Oseania ...

Page 62: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Horst H. Liebner, BRKP-DKP

Jadi, secara teoretis, kalau menuju ke arah timur, titik ‘terbitnya’ bintang-bintang tertentu yang kelihatannya ‘naik di belakang’

tujuan dapat menandai haluannya.

Akan tetapi, sudut arah bintang-bintang itu hanya berlaku di antara dua tempat

tertentu: Bila berangkat dari sebuah tempat yang lain dan menggunakan bintang yang

sama, perjalanannya akan meleset!

ClickNow!

Page 63: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Posisi Bintang di atas Kota Makassar …

… pada 07 September 2007, jam 22:00

DAN – BINTANG-BINTANG TERTENTU ITU HANYA DAPAT

DIGUNAKAN PADA WAKTU TERTENTU SAJA: BUMI BERPUTAR JUGA MENGELILINGI MATAHARI,

SEHINGGA LANGIT BINTANG BERUBAH TERUS SELAMA

SETAHUN!

ClickNow!

… dan pada 07 Maret 2007, jam 22:00

Page 64: Perahu dan Pelayaran Nusantara

132o

Kapal Nan-Han / Cirebon?

Posisi tenggelamnya di atas garis antara Selat Bangka dan …

Page 65: Perahu dan Pelayaran Nusantara

“… around the hills of Grobogan are found a

considerable amount of fragments of ceramics of

the 8th, 9th and 10th centuries.”

Lombard, D. 2005: Nusa Jawa, Jakarta. Bag.II:15 Pelabuhan Lama bagi kerajaan-kerajaan Jawa Tengah?

PleaseClickNow!

Page 66: Perahu dan Pelayaran Nusantara

PleaseClickNow!

Horst H. Liebner, BRKP-DKP

0h

1h

2h

3h

4h

5h

6h

7h

8h

9h

10h

17h

18h

19h

22h

23h

+60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Ankaa

Almaak

Naos

Mintaka

Algol

Saiph

Alpheratz

Mirach

Alnitak

Diphda

Hamal

Murzim

Castor Peacock

Alhena

Menkalinan

Wezen

Mirphak

Suhail al Muhlif

Alnair

Alnilam

Alnath

Bellatrix

Adara

Fomalhaut

Pollux

Aldebaran

Betelgeuse Achernar

Procyon

Rigel

Capella

Canopus

Sirius

Mercury

Venus

Jupiter

Saturn

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 25 Dec 969 AD 19h 0m 0s (U.T.7.5h)

0h

1h

2h

3h

4h

5h

6h

7h

8h

9h

10h

11h

18h

19h

20h

23h +60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Ankaa

Almaak

Naos

Turais

Mintaka

Alsuhail

Algol

Saiph

Alnitak

Diphda

Hamal

Murzim

Castor

Alhena

Menkalinan

Avior

Wezen

Mirphak

Suhail al Muhlif

Alnair

Alnilam

Miaplacidus

Alnath

Bellatrix

Adara

Fomalhaut

Pollux

Aldebaran

Betelgeuse

Achernar

Procyon

Rigel

Capella

Canopus

Sirius

Jupiter

Saturn

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 25 Dec 969 AD 20h 0m 0s (U.T.7.5h)

0h

1h

2h

3h

4h

5h

6h

7h

8h

9h

10h

11h

12h

19h

20h

21h

+60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Ankaa

Naos

Turais

Mintaka

Alsuhail

Algol

Saiph

Alnitak

Diphda

Hamal

Alphard

Murzim

Castor

Alhena

Menkalinan

Avior

Wezen

Suhail al Muhlif

Alnair

Alnilam

Miaplacidus

Alnath

Bellatrix

Adara

Regulus

Fomalhaut

Pollux

Aldebaran

Betelgeuse

Achernar Procyon

Rigel

Capella

Canopus

Sirius

Jupiter

Saturn

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 25 Dec 969 AD 21h 0m 0s (U.T.7.5h)

1h

2h

3h

4h

5h

6h

7h

8h

9h

10h

11h

12h

13h

20h

21h

22h

+60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Ankaa

Naos

Turais

Mintaka

Alsuhail

Saiph

Alnitak

Diphda

Alphard

Murzim

Castor

Alhena

Menkalinan

Avior

Wezen

Suhail al Muhlif

Alnilam

Miaplacidus

Alnath

Bellatrix

Adara

Regulus

Pollux

Aldebaran

Betelgeuse

Achernar

Procyon

Rigel

Capella

Canopus

Sirius

Mars

Jupiter

Saturn

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 25 Dec 969 AD 22h 0m 0s (U.T.7.5h)

2h

3h

4h

5h

6h

7h

8h

9h

10h

11h

12h

13h

14h

21h

22h

23h

+60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Ankaa

Merak

Naos

Turais

Mintaka

Alsuhail

Denebola

Saiph

Alnitak

Diphda

Alphard

Murzim

Castor

Alhena

Menkalinan

Avior

Wezen

Dubhe

Suhail al Muhlif

2

Alnilam

Miaplacidus

Alnath

Bellatrix

Gacrux

Adara Regulus

Acrux

Becrux

Pollux

Aldebaran

Betelgeuse

Achernar

Procyon

Rigel

Canopus

Sirius

Mars

Jupiter

Saturn

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 25 Dec 969 AD 23h 0m 0s (U.T.7.5h)

0h

3h

4h

5h

6h

7h

8h

9h

10h

11h

12h

13h

14h

15h

22h

23h

+60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Phad

Merak

Naos

Turais

Mintaka

Alsuhail

Denebola

Saiph

Alnitak

Alphard

Murzim

Castor

Alhena

Avior

Wezen

Dubhe

Suhail al Muhlif

2

Alnilam

Miaplacidus

Alnath

Bellatrix

Gacrux

Adara Regulus

Acrux

Becrux

Pollux

Aldebaran

Betelgeuse

Achernar

Procyon

Rigel

Canopus

Sirius

Mars

Jupiter

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 26 Dec 969 AD 0h 0m 0s (U.T.7.5h)

0h

1h

4h

5h

6h

7h

8h

9h

10h

11h

12h

13h

14h

15h

16h

23h

+60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Phad

Merak

Mizar

Naos

Turais

Mintaka

Alsuhail

Denebola

Saiph

Menkent

Alnitak

Alphard

Murzim

Castor

Alhena

Avior

Wezen

Dubhe

Suhail al Muhlif

Alioth

2

Alnilam

Miaplacidus

Bellatrix

Gacrux

Adara Regulus

Acrux

2

Becrux

Pollux

Spica

Agena

Betelgeuse

Achernar

Procyon

Rigel

Rigel Kentaurus

Canopus

Sirius

Mars

Jupiter

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 26 Dec 969 AD 1h 0m 0s (U.T.7.5h)

0h

1h

2h

5h

6h

7h

8h

9h

10h

11h

12h

13h

14h

15h

16h

17h

+60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Phad

Merak

Mizar

Naos

Turais

Mintaka

Alsuhail

Denebola

Saiph

Menkent

Alnitak

Alphard

Murzim

Avior

Alkaid

Wezen

Dubhe

Suhail al Muhlif

Alioth

2

Alnilam

Miaplacidus

Gacrux

Adara Regulus

Acrux

2

Becrux

Pollux

Spica

Agena

Procyon

Rigel

Rigel Kentaurus

Arcturus

Canopus

Sirius

Mars

Uranus

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 26 Dec 969 AD 2h 0m 0s (U.T.7.5h)

1h

2h

3h

6h

7h

8h

9h

10h

11h

12h

13h

14h

15h

16h

17h

18h

+60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Phad

Merak

Dschubba

Mizar

Naos

Turais Alphecca (Gemma)

Alsuhail

Denebola

Saiph

Menkent

Alphard

Murzim

Avior

Alkaid Wezen

Suhail al Muhlif

Alioth

2

Miaplacidus

Gacrux

Adara Regulus

Acrux

2

Becrux

Spica

Antares

Agena

Procyon

Rigel Kentaurus

Arcturus

Canopus

Sirius

Mars

Uranus

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 26 Dec 969 AD 3h 0m 0s (U.T.7.5h)

2h

3h

4h

7h

8h

9h

10h

11h

12h

13h

14h

15h

16h

17h

18h

19h

+60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Phad

Sabik

Dschubba

Mizar

Naos

Turais

Alphecca (Gemma)

Alsuhail

Denebola

Menkent

Alphard

Murzim

Sargas

Avior

Alkaid Wezen

Suhail al Muhlif

Alioth

2

Miaplacidus

Gacrux

Shaula

Adara

Regulus

Acrux

2

Becrux

Spica

Antares

Agena

Rigel Kentaurus

Arcturus Canopus

Sirius

Mars

Uranus

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 26 Dec 969 AD 4h 0m 0s (U.T.7.5h)

3h

4h

5h

8h

9h

10h

11h

12h

13h

14h

15h

16h

17h

18h

19h

20h

+60°

+50°

+40°

+30°

+20°

+10°

-10°

-20°

-30°

-40°

-50°

-60°

-70°

-80°

S

225°

45°

E

135°

Aludra

Sabik

Dschubba

Mizar

Naos

Turais

Alphecca (Gemma)

Alsuhail

Denebola

Rasalhague

Menkent

Alphard

Sargas

Avior

Alkaid

Kaus Australis

Wezen

Suhail al Muhlif

Alioth

2

Miaplacidus Gacrux

Shaula

Adara

Regulus

Acrux

2

Becrux

Spica

Antares

Agena

Rigel Kentaurus

Arcturus

Canopus

Mars

Uranus

Long.:108.98° Lat.:-5.25° 26 Dec 969 AD 5h 0m 0s (U.T.7.5h)

132o

Bintang pada malam 25 Desember 969, sebagaimana terlihat dari posisi tenggelamnya.

Sebuah ‘Jalan Bintang’ yang mengarah ke destinasinya!132o

Page 67: Perahu dan Pelayaran Nusantara

‘The 58 Bright Navigation Stars’

AcamarAchernarAcruxAdharaAldebaran

AliothAlkaidAl Na'irAlnilamAlphard

AlpheccaAlpheratzAltairAnkaaAntares

ArcturusAtriaAviarBellatrixBetelgeuse

CanopusCapellaDenebDenebolaDiphda

Dubhe ElnathEltaninEnifFomalhaut

GacruxGienahHadar HamalKaus Aust.

KochabMarkabMenkarMenkentMiaplacidus

MirfakNunkiPeacockPolluxProcyon

RasalhagueRegulusRigelRigel Kent.Sabik

SchedarShaulaSiriusSpicaSuhail

VegaZuben'ubi

Sekurang-kurangnya empat dari bintang yang secara umum digunakan untuk navigasi terbit pada arah haluan itu, tepat pada perkiraan waktu pelayarannya!

PleaseClickNow!

Page 68: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Horst H. Liebner, BRKP-DKP

PleaseClickNow!Berdagang?

s/d ca.1000

setelah ca.1000

Kota pelabuhan

‘Wāqwāq’: Buzurgh ibn Shahriyar, ‘Aja’ib al-Hind, mengutip Ibn Laki, abad ke-10: ‘The people of Waqwaq do incredible things. For instance in 334 (945-6 AD), they arrived in [East Africa on] 1000 boats and fought them with extreme vigour [...] they were asked why they had been coming precisely there and not elsewhere. They answered that it was because they could get there the goods necessary for their country and China, like ivory, tortoise shell panther (skins), ambergis [...]. They said they had travelled from one year's distance [...] they [i.e., these islands] are in front of China’.

‘Budak Zenj / Zanggi / Seng-zhi’: ‘[…] African slaves […] who are very strong, […] their disposition is gentle, and they do not run away’; ‘The Tang dynastic histories record that from 670 to 742, Srivijaya actually included two midgets and two “Sengzhi women” in its regular tribute missions to the Tang court, while in 813, 815 and 818, the kingdom of Heling (usually identified as being in Java) sent tribute missions to the Tang including four “Sengzhi slaves”, “five Sengzhi servant boys”, and two Sengzhi women respectively”.

Page 69: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Horst H. Liebner, BRKP-DKP

PleaseClickNow!Berdagang?Sumber Arab, abad ke-11: Pelaut Zabaj [Srivijaya]

berlayar ke Sofala untuk mengambil biji besi yang dinimati tukang besi India untuk pembuatan wootz. Biji besi itu ditukar dengan besi wootz yang sudah jadi lalu dibawa pulang ke Sumatra.

Page 70: Perahu dan Pelayaran Nusantara

136202Berdagang? Kapal Karam Nan-Han/Cirebon?

PleaseClickNow!

Page 71: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Nidhana Kumbha atau Purna Ghata: Kornukopia India?

• ‘Bowl of Plenty’, ‘The Horn of Amaltheia’ – Mitologi Yunani:

• "Akhelous retrieved his horn by trading Herakles the horn of Amaltheia for it. Amaltheia, a daughter of Haimonios, had the horn of a bull, which, according to Pherecydes [Greek poet C6th BC], could provide bounteous amounts of food or drink, whichever one wished for." - Apollodorus, The Library 2.148

• "She [the goat nurse of Zeus] gave the god milk, but snapped her horn on a tree and was severed from half her loveliness. The Nympha picked the horn up, ringed it with fresh herbs, and took it fruit-filled to Jupiter’s lips. When he controlled the sky ... he made stars of the nurse and the nurse’s fruitful horn, which bears even now its mistress’ name [Amaltheia]." - Ovid, Fasti 5.111

PleaseClickNow!

… diukir dalam lapislazuli …

… yang terdapat dan mungkin dikerjakan di atas kapal.

Page 72: Perahu dan Pelayaran Nusantara

© Horst H. Liebner, Univ. of Leeds, 2012

• Dari Lembah Kokcha (Yamagan), Afghanistan Utara, atau Danau Baikal, Siberia

• Dua tambang terkenal: Sar-E-Sang, Darreh-Zu

PleaseClickNow!Berdagang? Lapislazuli?

Page 73: Perahu dan Pelayaran Nusantara

© Horst H. Liebner, Univ. of Leeds, 2012

PleaseClickNow!

Page 74: Perahu dan Pelayaran Nusantara

+4,500 mil laut

?+1,500km

PleaseClickNow!

… simbol itu terulang di atas penutup kaca …

… suatu ide yang sudah keliling di Samudra India sejak semilenium sebelum kapal Nan-

Han/Cirebon itu karam …

Page 75: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Horst H. Liebner, BRKP-DKP

PleaseClickNow!Berdagang?

s/d ca.1000

setelah ca.1000

Kota pelabuhan

Benda: Keramik,

Barang Besi

Ide: Agama, Organisasi

Sosial …

Page 76: Perahu dan Pelayaran Nusantara

“Seeing that the junco wanted to start fighting, the Governor got close to her with his whole fleet. The galleys started shooting at her, but this did not affect her in the least, and she went on sailing […] the Portuguese ships then shot at her masts, […] and she dropped her sails. Because she was very tall […] our people did not dare board her and our firing did not hurt her at all, for she had four super-imposed layers of planks, and our biggest canon would not penetrate more than two. […] Seeing this, the Governor ordered his own nau to come alongside her. This was the Flor de la Mar, which had the highest castles of all. When she managed to board the junco, her aft castle barely reached her bridge […] The crew of the junco defended herself so well that they had to sail away from her again. [After two days and nights of fighting] the Governor decided to have the two rudders she carried outside torn away … [the junco then surrendered].”

Corriera, 1858:216-18, terj. Manguin 1980:267

????PleaseClickNow!

Page 77: Perahu dan Pelayaran Nusantara

????

Jumlah kapal besar Nusantara tidak banyak karena permintaan pasar tidak besar …… kehilangan kapal sedikit saja sudah mengurangi daya perdagangan dan kekuatan di laut dengan berarti …

… dan bila dikorbankan untuk merebut kembali Melaka dari tangan Portugis …

PleaseClickNow!

Page 78: Perahu dan Pelayaran Nusantara

????

IND pintu palkaENG hatchMNL palkaBUG, MAK palakaqKON loeMAN petaqBAJ bongka petaBIN, CIA palakaWAN palaka; bong. petaLaskari, Marathi falkaGujerati dhooroPORTUGES escotilha; falca

IND layar topanENG forestaysail, jibMNL trinket, jibBUG, MAK,KON, MAN tarengkeBIN sosoro, jipuTOM jipuWAN sosoro, jipuCIA kapabelo, jipuSIO jipuMadura lajur panyucurBali cocorLaskari trikat, tringketMalagasy tringketyPerancis trinquetteItalia trinchetinaSpanyol trinquetillaPORTUGES trinquetilha

IND tali penahan bom

ENG boom-topping lift

MNL mantil boom

BUG manteleq

MAK pammanting ?

KON manteleq

MAN, BAJ mantel

BIN, TOM,

WAN, CIA, SIO mante

Laskari mantela

PORTUGES amantilho

PleaseClickNow!

Page 79: Perahu dan Pelayaran Nusantara

BUKAN SUATU KEADAAN STATIS – SUATU RANTAI

PERUBAHAN!

PleaseClickNow!Pelayaran Nusantara?

… yang melintasi waktu dan ruang …

Page 80: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Heide 1928

Padewang, 19/20th cent.

Page 81: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Kapal Karam Nan Han / Cirebon, 969-971

Page 82: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Tana Beru, Sulawesi Selatan, 1987

… suatu rantai perubahan …… yang meneruskan dan makin mengembangkan

sebuah tradisi beribuan tahun …

PleaseClickNow!

Page 83: Perahu dan Pelayaran Nusantara

… yang selama ini dipertahankan oleh pengrajin perahu dan pelaut tradisional.

Terima Kasih atas Perhatian Anda.

Page 84: Perahu dan Pelayaran Nusantara

Terima Kasih atas Perhatian Anda.