Peradilan di timur tengah

25
Peradilan Islam di Timur Tengah (Arab Saudi, Mesir, Lebanon, Suriah dan Yordania) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sejarah Peradilan Islam” Dosen Pengampu : Rohmawati, MA. Disusun Oleh : Kelompok 10 1. Indah Nur Hidayati (1711143031) 2. Laily Tazqiah (1711143041) 3. Sukma Choliardika (1711143081) FAKULTAS SYARIAH & ILMU HUKUM

description

makalah

Transcript of Peradilan di timur tengah

Page 1: Peradilan di timur tengah

Peradilan Islam di Timur Tengah (Arab Saudi, Mesir,

Lebanon, Suriah dan Yordania)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sejarah Peradilan Islam”

Dosen Pengampu : Rohmawati, MA.

Disusun Oleh :

Kelompok 10

1. Indah Nur Hidayati (1711143031)

2. Laily Tazqiah (1711143041)

3. Sukma Choliardika (1711143081)

FAKULTAS SYARIAH & ILMU HUKUM

HUKUM EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG

November 2015

Page 2: Peradilan di timur tengah

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat

menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Peradilan Islam di Timur

Tengah (Arab Saudi, Mesir, Lebanon, Suriah dan Yordania)” dengan tepat waktu.

Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang kita tunggu syafa’atnya di yaumul akhir.

Tujuan dan maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi

salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradilan Islam pada semester III (tiga), serta

diharapkan dapat meperdalam pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang

akan dikaji.

Makalah ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu

tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Bu Rohmawati, MA., selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradilan

Islam yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan

makalah ini,

2. Teman-teman yang memberikan tanggapan dan masukan, serta

3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh dari

sempurna. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan

saran yang bersifat membangun demi perbaikan, untuk itu kami ucapkan terima

kasih.

           

Tulungagung, November 2015

Penyusun

ii

Page 3: Peradilan di timur tengah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2

A. Peradilan Islam di Arab Saudi................................................................ 2

B. Peradilan Islam di Mesir.........................................................................

C. Peradilan Islam di Lebanon....................................................................

D. Peradilan Islam di Suriah........................................................................

E. Peradilan Islam di Yordania...................................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................

B. Kritik dan Saran......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

iii

Page 4: Peradilan di timur tengah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam telah mengatur masalah kemaslahatan umat di dunia ini secara

sistematis, dari hal yang terkecil sampai kepada kerumitan suatu perkara, seperti

hukum yang erat kaitannya dengan keadilan. Berbicara mengenai keadilan, tentunya

tidak akan lepas dari adanya peradilan itu sendiri.

Peradilan merupakan Pranata Hukum sebagai bagian dari hukum untuk

memenuhi kebutuhan penegakkan hukum dan keadilan. Dimana Peradilan

diidentifikasikan sebagai pranata hukum.

Pengadilan merupakan organisasi yang menyelenggarakan penegakan hukum

dan keadilan tersebut, sebagai pelaksana sebagian kekuasaan negara, yaitu kekuasaan

kehakiman.

Pada makalah ini akan lebih berfokus pada pembahasan mengenai peradilan

Islam di Timur Tengah, khususnya untuk wilayah Arab Saudi, Mesir, Lebanon,

Suriah dan Yordania.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peradilan Islam di Arab Saudi ?

2. Bagaimana peradilan Islam di Mesir ?

3. Bagaimana peradilan Islam di Lebanon ?

4. Bagaimana peradilan Islam di Suriah ?

5. Bagaimana peradilan Islam di Yordania ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk memahami peradilan Islam di Arab Saudi.

2. Untuk memahami peradilan Islam di Mesir.

3. Untuk memahami peradilan Islam di Lebanon.

4. Untuk memahami peradilan Islam di Suriah.

5. Untuk memahami peradilan Islam di Yordania.

1

Page 5: Peradilan di timur tengah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Peradilan Islam di Arab Saudi

1. Kondisi Bangsa Arab Sebelum Islam

Secara geografis, Negara Arab digambarkan seperti empat persegi panjang

dan berakhir di Asia Selatan. Negara Arab dikelilingi oleh berbagai Negara: sebelah

utara olej Syiria, sebelah timur oleh Nejd, sebelah barat oleh Yaman, dan sebelah

selatan oleh Laut Erit. Karena letak geografisnya sangat strategis, maka kehidupan

perekonomian mereka berjalan sangat lancar. Mereka dikenal sebagai pedagang yang

berpengalaman di wilayah sekitarnya, terutama bagi orang yang hidup di kota.

Dibidang pertanian, bangsa Arab dikenal dalam pertanian dan peternakan, terutama

bagi orang-orang desa. Selain itu, kehidupan mereka sering berpindah-pindah dari

satu tempat ke tempat lain. Karena sebagian beasr wilayahnya dikelilingi ileh gurun

pasir yang sangat luas, maka sangat memengaruhi cara hidp mereka, sehingga

terkenal sebagai orang yang zalim dank keras.

Dalam bidang hukum bangsa Arab pra Islam menjadikan adat sebagai hukum

dengan berbagai bentuknya. Dalam perkawinan saja ada beberapa macam bentuk

seperti: istibdha’, poliandri, maqthu’, badal, dan shighar. Meskipun demikian masih

ada sebagian kecil bangsa Arab yang mempertahankan akidahnya dengan mengikuti

ajaran Ibrahim. Mereka disebut al-hunafa.

2. Peradilan pada Masa Jahiliah

Kata jahiliah dari bahasa Arab “jahila” yang berarti kebodohan. Menurut

istilah berarti berarti penyembahan berhala (watsaniyah) di Semenanjung Arabia pra

Islam. Istilah jahiliah menggambarkan masa kebodohan atau masa kegelapan. Ketika

itu bangsa Arab tidak memiliki aturan hukum, Nabi dan kitab suci.

Bagi masyarakat Arab zaman jahiliah pra Islam dapat dikataakn belum

memiliki bentuk maupun system peradilan yang mapan. Mereka juga tidak

mempunyai sulthah tasyri’iyah (badan legislatif) yang menyusun dan membuat

undang-undang atau hukum tertentu semacamnya yang dapat dijadikan referensi

dalam menyelesaikan berbbagai persoalan dan persengketaan yang sering terjadi

diantara mereka.1 Namun, mereka telah memiliki qadhi untuk menyelesaikan sngketa

diantara mereka. Mereka pada umumnya berpegang pada tradisi (kebiasaan) dan adat

1 Alaiddin Koto, Sejarah Peradilan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm.29.

2

Page 6: Peradilan di timur tengah

istiadat yang berlaku di masing-masing kabilah (suku) untuk menjadi pedoman

utama dalam menyelesaikan berbagai persoalan.

Dalam peradilan jahiliah, istilah yang mereka pakai dalam menyebut qadha

adalah hukumah, sedangkan qadhi mereka sebut hakam. Setiap kabilah memiliki

hakam sendiri dan hukuman (badan peradilan) bagi mereka tidak ada yang berdiri

sendiri kecuali bagi suku Quraisy.

Dalam menyelenggarakan peradilan tempat-tempat yang dipakai untuk

memutuskan perkara, siding-sidangnya dapat dilakukan di mana saja. Seperti di

bawah pepohonan atau kemah-kemah yang didirikan.

3. Macam-macam Peradilan di Masa Jahiliah

Ada beberapa bentuk penyelenggaraan peradilan pada masa jahiliah. Antara lain:

1. Badan hukum (Lembaga Kehakiman). Badan hukum ini dipegang oleh Banu

Saham, yaitu satu golongan diantara golongan-golongan Quraisy. Bila ada

persengketaan pada orang-orang Quraisy merka datang ke Makkah

mengadukan perkaranya kepada Banu Saham.

2. Badan Ihtikan dan Qur’ah (paranormal dan undian). Dalam suatu kondisi

kaum jahiliah terbiasa menyelesaikan kasus ataupun masalah mereka dengan

mendatangi paranormal (ikhtikan), para dukun (kahin), dan tukang ramal

(‘arraf) yang diyakini masyarakat Arab waktu itu memiliki kelebihan

pengetahuan perihal rahasia-rahasia gaib baik malalui ketajaman firasat atau

melalui hubungan dan kongsi dengan para jin.

3. Dewan Mazhalim. Dewan Mazhalim adalah para arbritator yang dikenal bijak

dalam menyelesaikan persengketaan. Dewan ini ditiru bangsa Arab dari

bansa Persia. Akan tetapi, keberadaan dan keputusan para arbitrator

masyarakat Arab pra Islam ini bersifat subyektif. Keputusannya pun tidak

sepenuhnya mengikat karena mereka sendiri tidak mempunyai peraturan

untuk mengeksekusi keputusan-keputusan mereka. Orang yang bersengketa

tidak diharuskan untuk datang kepada para arbitrator ketika menemukan

perselisihan, dan tidak pula harus tunduk menerima keputuan mereka.

Sebenarnya peradialan zaman jahiliah telah ada walaupun masih bersifat

kesukuan artinya peraturan itu hanya berlaku bagi suku itu sendiri.

4. Dasar Hukum Arab Saudi

Bagi Arab Saudi, Al-qur’an merupakan undang-undang dasar Negara dan

syariat yang diterapkan oleh mahkama-mahkam syariat sebagai hukum, ulama

3

Page 7: Peradilan di timur tengah

sebagai hakim dan penasihat-penasihat hukumnya. Kepala Negara adalah raja yang

dipilih oleh dan dari keluarga besar Saudi. Dalam jabatannya, raja merupakan

keluarga besar yang terdiri dari lebih empat pangeran yang dituakan diantara kepala-

kepala suku dan kabilah dalam wilayah kerajaan. Raja dibantu oleh suatu dewan

menteri mengawasi lembaga-lembaga eksekutif, legislative, dan yudikatif.

5. Syariat dalam Prespektif Arab Saudi

Al-Qur’an adalah undang-undang tertulis bagi kerajaan Arab Saudi,

konsekunsi logi dari pendirian tersebut adlah Negara tersebut telah menyatakan diri

terikat dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam atau hukum Islam. Karena itu,

Kerajaan Arab Saudi berkewajiban menerapkan semua ketentuan syariat dalam

Islam.

Pengertian syariat Islam menurut kerajaan Arab Saudi tidak terbatas pada

aturan-aturan yang bersumber pokok dari Al-qur’an an sunnah Nabi tetapi peraturan

perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang dan tidak

bertentangan dengan kaidah-kaidah pokok Islam menjadi bagian dari syariat Islam.

Dengan kata lain, tidak mungkin terjadi suatu peraturan atau suatu undang-undang

yang isinya bertentangan atau tidak sesuai dengan Al-qur’an dan sunnah.2

Kerajaan Arab Saudi adalah suatu Negara yang dengan tegas menyatakan

mendasarkan pemerintahannya pada hukum Islam. Oleh karena itu, Negara ini dapat

diartikan sebagai Negara Islam yang hakiki, dengan konsekuensi wajib menjalankan

semua prinsip-prinsip nomokrasi Islam yang digariskan dalam Al-qur’an dan

dicontohkan dalam sunnah Nabi Muhammad.

6. Wajah Peradilan Arab Saudi Sekarang

Terbentuknya peradilan Arab Saudi dengan berlakunya syaiat Islam adalah

tidak lepas dari peran Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman as-Saud yang membaiat

wilayah-wilayah. Negara Arab Saudi terbentuk pada tahun 1932. Amir Abdul Aziz

Saud telah berhasil menyatukan berbagai provinsi di bawah satu bendera.

Adapun wewenang peradilan yang sesuai dengan tingkatan, yaitu sebagai

berikut:

a. Majelis Pengadilan Tinggi

Majelis ini mempunyai 11 anggota sebagai berikut:

2 H.A. Basiq Djalil, Peradilan Islam, (Jakarta: Amzah, 2012), hlm.170.

4

Page 8: Peradilan di timur tengah

1. Lima orang anggota yang kosong (Mufarigin) dengan derajat sebagai ketua

pertimbangan, mereka dan ketuanya dipilih dengan keputusan kerajaan dan

mereka anggota tetap dalam majelis pengadilan tinggi.

2. Lima oranh yang anggotanya tidak kosong (Ghairu Mufarigin). Mereka

adalah ketua pengadilan pertimbangan atau wakilnya dan wakil menteri

kehakiman, tiga lainnya dari ketua pengadilan umum di kota Makkah, Madinah,

Riyadh, Jeddah, Damman, Jazan.

b. Pengadilan Pertimbangan

Pengadilan ini terdapat di kota Riyadh dan bisa membuka cabang sesuai

kebutuhan. Lembaga ini mempunyai anggota yang terdiri dari ketua dan

beberapa orang hakim yang disebut wakil-wakil ketua. Kewenangan lemabaga

ini adalah meneliti semua hukum-hukum yang dikeluarkan oleh para hakim

pengadilan yang disesuaikan dengan aturan-aturan syariat. Pengadilan ini

diputuskan oleh tiga orang hakim, sedangkan perkara qishash, pemotongan, dan

rajam diputuskan oleh lima hakim.

c. Pengadilan Umum

Kewenangan lembaga ini adalah memeriksa seluruh perkara perselisihan dan

muamalah sesuai dengan hukum syariat Islam. Semua perkaa yang diterbitkan

oleh raja atau wakilnya merupakan perkara di luar kewenangannya dari

pengadilan. Pengadilan ini diutuskan oleh seorang hakim kecuali perkara yang

menyangkut qishash, pemotongan, rajam dan perkara yang dikenakan hukum

had maka diputuskan oleh tiga hakim.

d. Pengadilan Cabang

Kewenangan lemabga ini mengamati semua tuntutan yang berkenaan dengan

harta yang tidak lebih dari 800.000 riyal, kecuali perkara-perkara mennyangkut

urusan suami istri, nafkah, harta yang tidak bergerak, pidana yang tidak lebih

dari ukuran pengganti, dan peringatan had yang tidak sampai dipotong.

Pengadilan ini diputuskan oleh satu orang hakim.

7. Independensi Hakim

Implementasi prinsip keadilan dapat pula dilihat pada eksistensi pengadilan

yang tidak dipengaruhi oleh badan eksekutif. Implementasi prinsip persamaan di

Kerajaan Arab Saudi tidak pernah bersikap dan bertindak diskriminatif terhadap

seseorang hanya karena asal-usul dan jenis kelamin.

5

Page 9: Peradilan di timur tengah

Hakim tidak lagi dipengaruhi penguasa sehingga mampumenjaga keadilan

dalam berbagai perkara. Pemilihan hakim sering digunakan pada zaman sekarang

melalui dua cara, yaitu pertama, dengan pemilihan oleh masyarakat. Cara ini

memiliki dua jalan sebagai berikt:

a. Doktrin yang mewajibkan memilihseorang hakim dengan cara pemilihan umum

atas satu atau dua tingkatan dan pada waktu yang terbatas.

b. Dengan jalan memilih salah satu diantara hakim, pengacara, dan sarjana-sarjana

hukum.

Kedua, dengan cara ditentukan oleh penguasa. Hal ini dilakukan dengan dua

cara yaitu sebagai berikut:

a. Hakim ditentukan oleh penguasa yang sedang bekuasa, seperti Raja Abdul Aziz

memilih langsung seorang yang memiliki ilmu, kecerdasan, akhlak mulia, dan

amanat.

b. Memberi kewenangan kepada lembaga peradilan dan memilih hakim.

B. Peradilan Islam di Mesir

1. Sekilas tentang Mesir

Mesir adalah sebuah Negara republik disudut Timur Laut Benua Afrika.

Negara ini berbatasan dengan Laut Tengah (utara), Laut Merah (timur), Sudan

(Selatan), dan Libia (barat). Luas daerahnya sekitar 1.001.450 km2 dengan kelompok

etnik terpenting adalah Mesir, Badui, dan Nubia. Ibu kota negaranya adalah Kairo

dengan bahasa resminya Arab dan Pound Mesir sebagai mata uang.3

Semenjak zaman kuno (400 tahun SM) Mesir telah mempunyai peradaban

yang tinggi. Keran potensi geografis dan buayanya, ketika masuk dalam wilayah

Islam, Mesir segera menjadi daerah yang mempunyai peranan penting dalam sejarah

perkembangan Islam. Islam masuk ke daerah ini pada masa Khalifah Umar bin

Khattab.

2. Sekilas Sejarah Perundang-Undnagn di Mesir

Perundang-undangan mesir mempunyai sejarah yang panjang. Mulai Mesir

Kuno yang dikuasai oleh Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan tentu semua

kebijakan ditentukan oleh raja, sampai kemuadian dikuasai oleh pemerintah Umar

bin Khattab, lalu masuklah orang Eropa yakni Prancis dipimpin Napoleon yang

3 Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar baru Van Hoeve, 2005), hlm.21

6

Page 10: Peradilan di timur tengah

mengalahkan Dinasti Turki Usmani tahun 1978. Setelah banyak orang asing

(prancis) tinggal disana, mereka mendapatkan hak istimewa, lalu mengangkat qadhi

sebagai perwakilan di Mahkamah Mukhalitah sebagai akibat dikeluarkannya

Undang-undang Perdata Mesir tahun 1876. Undang-undang itu dinamakan undang-

undang perdata campuran.

Tahun 1833 dikeluarkan peraturan lain yang mengatur tentang orang Mesir

atau orang asing yang tidak mempunyai hak istimewa. Peraturan ini dinamakan

undang-undang Perdata Ahliyah.

Kedua undang-undang di atas dikatakan sebagai undang-undang reformasi

meskipun banyak sekali kekurangannya. Kekurangan yang jelas nyata bahwa

undang-undang itu diadopsi secara buta tanpa memperhatikan keadaan yang

diperlukan. Hal ini karena mereka / qadhi membutuhkan undang-undang yang

dianggap modern. Kemudian undang-undang itu diperbaiki. Perbaikan itu memakan

waktu yang cukup lama. Tahun 1984 undang-undang itu selesai disusun dimana

syariat Islam mulai banyak dipakai di dalamnya.

Dari berbagai macam undang-undang di atas, Muhammadd Salam Madkur

menyebutkan ada lima peradilan yang timbul pada masa itu:

1. Peradilan Syar’i. ini adalah peradilan tertua dan sumber hukumnya adlah fiqh

Islami.

2. Peradilan Campuran, yang didirikan pada tahun 1875. Sumbernya adalah

undang-undang asing (campuran).

3. Peradilan Ahli. Didirikan pada tahun 1883. Sumbernya adalah UU Ahli.

4. Peradilan Milly (Peradilan Agama di luar Islam). Sumbernya adalah agama

yang bersangkutan.

5. Peradilan Qunsuli (Peradilan Negara Asing).

3. Peradilan Islam di Mesir

Hasbi ash-Shiddieqi membagi sejarah peradilan di Mesir dalam tiga periode:

Periode pertama, ketika Islam telah menyebar semakin luas. Seperti

disebutkan di atas, Mesir masuk dalam wilayah Islam saat pemerintahan Ummar bin

Khattab, dimana Amru bin ‘Ash sebagai gubernur pertamanya. Beberapa lama

setelah menjadi gubernur, khalifah meminta Amru bin ‘Ash supaya mengangkat

Ka’ab bin Dlannah sebagai qadhi, namun karena Ka’ab menolak, Amr bin ‘Ash

7

Page 11: Peradilan di timur tengah

mengangkat Usman bin Qais. Inilah qadhi pertama di Mesir. Hukum yang digunakan

pada masa ini adalah hukum Syari’at Islam dalam semua bidang kehidupan.

Periode kedua, pada masa ini peradilan tidak jauh berbda dengan periode

pertama, namun ada beberapa hal yang menarik di periode ini. Keputusan-keputusan

qadhi dalam menyelesaikan suatu perkara, sesuai dengan madzhab yang dianut oleh

qadhi tersebut.

Periode ketiga, ketika Said Pasya memerintah Mesir. Beliau meminta kepada

khalifah supaya hak menentukan atau mengangkat qadhi di Mesir diserahkan

kepadanya. Khalifah memberikan hak dan kewenangan mengangkat qadhi untuk

daerah-daerah dan wilayah Mesir, sedangkan qadhi kota Mesir tetap diangkat dan

ditetapkan khalifah. Kemudian pada masa Ismail Pasya, barulah diserakan secara

penuh dlam hal pengangkatan qadhi Mesir.

C. Peradilan Islam di Lebanon

Seperti negara-negara Arab lainnya, Lebanon juga pernah berada di bawah

kekuasaan Ustmaniyah. Lebanon dapat berdiri sendiri setelah terjadi perang dunia

dan memberlakukan hukum sendiri. Sistem hukum Lebanon berdasarkan hukum

syariat, di samping mengadopsi hukum Perancis dan hukum Eropa. Lebanon

membuat perundang-undangan seperti berikut:

1. UU tentang Pemilikan (hak milik) dengan UU No. 186-189 Tahun 1926

2. UU tentang Kewajiban dan Perjanjian Tahun 1932

3. UU Hukum Acara Perdata Tahun 1933

4. UU Hukum Dagang Laut/Kelauatan Tahun 1934

5. UU Hukum Acara Pidana Tahun 1948

Mengenai penulisan kitab-kitab fiqh, seperti halnya di Mesir, yaitu ditulis

dengan uraian secara keilmuan, tidak lagi menjadi kesatuan fiqh seluruhnay,

melainkan ditulis dalam satu maudhu’, seperti kitab Waqaf karya Zuhdi Yakun dan

kitab-kitab lain terbitan Lebanon yang mengompilasikan pendapat-pendapat mazhab.

Mahkamah Syariat Sunni untuk golongan Sunni, sedangkan untuk golongan Syi’ah

masalah diajukan ke Mahkamah Syar’iah Ja’fariyah. Sedangkan bagi nonmuslim

diundangkan undang-undang bagi nonmuslim,seperti hukum waris bagi nonmuslim

tahun 1959 dan undang-undang tentang wasiat.4

4 Djalil Basiq, Peradilan Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012) .hlm 179

8

Page 12: Peradilan di timur tengah

D. Peradilan Islam di Suriah

Sebelum perang dunia, Suriah juga berada di bawah kekuasaan Daulah

Utsmani seperti Lebanon. Suriah pernah menjadi wilayah kekuasaan berbagai

bangsa, mulai dari berada dibawah kekuasaan bangsa Funisia sebagai nenek moyang

mereka, lalu dibawah kekuasaan bangsa Mesir pada tahun 1600SM, bangsa Aranea

pada 1200SM yang pada saat itu menamai wilayah kekuasaannya “Suriah” serta

mendirikan kota Damaskus sebagai pusat kegiatan dan tempat tinggal

masyarakatnya.5

Dalam hukum Madianah, Suriah tunduk kepada Majadah al-Ahkam ad-

Adliyah. Kemudian diganti dengan Qamun Madani, seperti pada tahun 1974

dikeluarkan UU Hukum Sipil dan Dagang,sesuai dengan gambaran hukum syara’

dikeluarkan Undang-Undang Nomor 84 Tahun 1949 tentang Hukum Sipil yang

mengandung 1130 pasal. Kemudian pada tahun 1949 keluar pula undang-undang

tentang Hukum Pidana dan undang-undang tentang Hukum Dagang, yang meliputi

774 pasal yan diambil dari undang-undang Lebanon, Irak, dan Mesir dengan

pengecualian yang khusus untuk suriah juga dilengkapi dengan Undang-Undan

Nomor 31 Tahun 1953.

Pada tahun 1950 Suriah mengikuti Lebanon dalam penyusunan hukumsyara

baru. Undang-Undang Hukum laut, Undang-Undang hukum Acara Pidana, dan

Hukum Pidana Militer, semuanya mengmbil dari Lebanon.

Pada tahun 1953 Suriah juga mengeluarkan Undang-Undang tentang al-Ahwal

asy-Syakhsiyah dan Undang-Undang tentang Hukum Acara. Hukum Acara

dilengkapi dengan Undang-Undang Nomor 85 Tahun 1959. Suriah berpenduduk

mayoritas Sunni, mazhab Hanafi selalu menjadi mazhab resmi dalam hal fatwa dan

pengadilan , khususnya yang berkaitan dengan al-Ahwal asy-Syakhsiyah . Dan juga

pada tahun 1950 dalam Undang-Undang Suriahdisebutkan pada pasal 3 (tiga) tentang

kedudukan Fiqh Islam di Suriah.

1. Agama Presiden Republik Suriah huarus Islam.

2. Fiqh Islam adalah sumber pokok Undang-Undang Suriah.6

5 https://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/ diakses pada tanggal 14 November 2015 pukul 16.506 Djalil Basiq, Peradilan Islam, (Jakarta: Amzah, 2012).hlm 180-181

9

Page 13: Peradilan di timur tengah

E. Peradilan Islam di Yordania

Sebagaimana Lebanon dan suriah, yordania dan palestina memberlakukan

tasyri’ bagi kedua Negara ini. Oleh karna itu, pada 1946 dan tahun 1951 di yordania

dikeluarkan peraturan perundang-undangan, antara lain sebagai berikut

1. Undang-Undang Hukum Sipil dan Hukum Dagang. Undang-Undang ini

dasarnya Undang-Undang Ustmani, Mesir dan Suriah.

2. Undang-Undang Hukum Acara dilengkapi dengan Undang-Undang tahun 1928

dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946

3. Undang-undang Hukum Pidan, UndangUndang Ustmani berlaku sampai tahun

1951 dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pidana baru yordania, kemudian

diperbaiki lagi dengan undang-undang nomor 16 Tahun 1960

4. Undang-Undang Hukum pidana Militer dikeluarkan tahun 1952

5. Undang-Undang Hukum Acara Pidana

6. Undang-Undang Penerbangan Sipil tahun 1953

7. Undang-Undang Merk Perdagangan tahun 1953

8. Undang-Undang Hak Paten tahun 1953

9. Undang-Undang Kepegawaian/Buruh thun 1960

Tentang al-Ahwal al-Asyakhsiyah peerintah yordania, sangat menerhatikan

Hukum syara’ khususnya yang berhubungan dengan hal ini. Oleh karna tu,

dikeluarkan peraturan perundang-undangan tentang keluarga pada tahun 1972 yang

merujuk pada hukum ustmani, lalu dikeluarkan UU No. 2 tentang hukum

kekeluargaan yordania pada tahun 1951, yang mengatur tentang akhwal syakhsiyah

kecuali wasiat dan mawaris.

Dari pembahasan singkat diatas dapat dilihat bahwa meskipun Negara-negara

tersebut dikenal sebagai bagian dari Negara islam, namun kenyataanya hukum islam

tidak diberlakukan secara penuh atau setidaknya mendominasi system perundang-

undangan yang ada. Negara-negara tersebut masih banyak mengadopsi hukum barat,

khususnya prancis dalam mengkodifikasikan hukum nasional. Terlihat hanya arab

Saudi yang dominan menggunakan hukum syar’i. hal ini disebabkan karena sampai

sekarang Arab Saudi masih menjadikan al-Qur’an dan as-sunnah sebagai dasar

Negara.7

7 Djalil Basiq, Peradilan Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012), hlm. 181

10

Page 14: Peradilan di timur tengah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa peradilan di timur tengah

meliputi peradilan Arab Saudi, Mesir, Lebanon, Suriah dan Yordania. Adapun

peradilan di Arab Saudi terbagi menjadi dua yaitu peradilan pada masa arab pra

islam dan peradilan arab sekarang. Bagi masyarakat Arab zaman jahiliah pra Islam

dapat dikataakn belum memiliki bentuk maupun system peradilan yang mapan.

Mereka juga tidak mempunyai sulthah tasyri’iyah (badan legislatif) yang menyusun

dan membuat undang-undang atau hukum tertentu semacamnya yang dapat dijadikan

referensi dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan persengketaan yang sering

terjadi diantara mereka. Namun, mereka telah memiliki qadhi untuk menyelesaikan

sngketa diantara mereka. Dan Terbentuknya peradilan Arab Saudi dengan

berlakunya syaiat Islam adalah tidak lepas dari peran Raja Abdul Aziz bin Abdul

Rahman as-Saud yang membaiat wilayah-wilayah. Sedangkan peradilan Mesir

Hasbi ash-Shiddieqi membagi sejarah peradilan di Mesir dalam tiga periode: Periode

pertama, ketika Islam telah menyebar semakin luas, Amr bin ‘Ash mengangkat

Usman bin Qais. Inilah qadhi pertama di Mesir. periode kedua : Keputusan-

keputusan qadhi dalam menyelesaikan suatu perkara, sesuai dengan madzhab yang

dianut oleh qadhi tersebut. Dan periode ketiga pada masa Ismail Pasya, barulah

diserakan secara penuh dlam hal pengangkatan qadhi Mesir. Sebagaimana dengan

pradilan Lebanon dan suriah, yordania dan palestina memberlakukan tasyri’ bagi

kedua Negara ini.

B. Kritik dan Saran

Melalui penyusunan makalah ini, kami menyadari masih terdapat banyak

kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca untuk perbaikan di waktu mendatang.

11

Page 15: Peradilan di timur tengah

DAFTAR PUSTAKA

Ensiklopedi Islam. 2005. Jakarta: Ichtiar baru Van Hoeve

H.A. Djalil. Basiq. 2012. Peradilan Islam. Jakarta: Amzah

Koto.Alaiddin. 2012. Sejarah Peradilan Islam. Jakarta: Rajawali Pers

https://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-

lebanon/

12