Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah...

20
I. PENDAHULUHAN A. LATAR BELAKANG Beras merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 95 persen penduduk Indonesia. Usahatani padi menyediakan lapangan pekerjaan dan sebagai sumber pendapatan bagi sekitar 21 juta rumah tangga pertanian. Selain itu, beras juga merupakan komoditas politik yang sangat strategis, sehingga produksi beras dalam negeri menjadi tolok ukur ketersediaan pangan bagi Indonesia. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika campur tangan pemerintah Indonesia sangat besar dalam upaya peningkatan produksi dan stabilitas harga beras. Kecukupan pangan (terutama beras) dengan harga yang terjangkau telah menjadi tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian. Kekurangan pangan bisa menyebabkan kerawanan ekonomi, sosial, dan politik yang dapat menggoyahkan stabilitas nasional. Badan Pusat Statistik telah merilis Angka Ramalan I (ARAM I) produksi padi tahun 2011. Diperkirakan mencapai 67,31 juta ton GKG. Produksi ini naik 895,86 ribu ton (1,35%) bila dibandingkan dengan Angka Sementara (ASEM) 2010 sebesar 66,41 juta ton GKG. Sedangkan target yang ingin dicapai oleh pemerintah sebesar 70,6 juta ton pada tahun 2011. Dalam rangka mendukung program 4 (empat) sukses pembangunan pertanian yang telah dicanangkan Kementerian Pertanian maka pada tahun 2011 dan untuk mendukung Badan Penyuluhan dan pengembangan SDM Pertanian mendukung program peningkatan produksi beras nasional (P2BN) dengan tugas pokok

Transcript of Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah...

Page 1: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

I. PENDAHULUHAN

A. LATAR BELAKANG

Beras merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 95 persen penduduk Indonesia.

Usahatani padi menyediakan lapangan pekerjaan dan sebagai sumber pendapatan bagi

sekitar 21 juta rumah tangga pertanian. Selain itu, beras juga merupakan komoditas politik

yang sangat strategis, sehingga produksi beras dalam negeri menjadi tolok ukur

ketersediaan pangan bagi Indonesia. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika campur

tangan pemerintah Indonesia sangat besar dalam upaya peningkatan produksi dan stabilitas

harga beras. Kecukupan pangan (terutama beras) dengan harga yang terjangkau telah

menjadi tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian. Kekurangan pangan bisa

menyebabkan kerawanan ekonomi, sosial, dan politik yang dapat menggoyahkan stabilitas

nasional.

Badan Pusat Statistik telah merilis Angka Ramalan I (ARAM I) produksi padi tahun

2011. Diperkirakan mencapai 67,31 juta ton GKG. Produksi ini naik 895,86 ribu ton

(1,35%) bila dibandingkan dengan Angka Sementara (ASEM) 2010 sebesar 66,41 juta ton

GKG. Sedangkan target yang ingin dicapai oleh pemerintah sebesar 70,6 juta ton pada

tahun 2011.

Dalam rangka mendukung program 4 (empat) sukses pembangunan pertanian yang

telah dicanangkan Kementerian Pertanian maka pada tahun 2011 dan untuk mendukung

Badan Penyuluhan dan pengembangan SDM Pertanian mendukung program peningkatan

produksi beras nasional (P2BN) dengan tugas pokok dan fungsi meningkatkan SDM

pertanian melalui Diklat yang diawali dengan pelaksanaan TOMT Agribisnis Padi tingkat

nasional, TOT Agribisnis Padi tingkat regional dan Diklat Teknis Agribisnis Padi di

seluruh UPT Diklat Pertanian se Indonesia.

B. DESKRIPSI SINGKAT

Bahan ajar ini memberikan pemahaman tentang teknologi budidaya padi mulai dari :

Agroekosistem padi, Komponen Teknologi Dasar, Pilihan dan Pola Tanam dalam Spesifik

Lokalita.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kompetensi Dasar

Setelah pembelajaran, peserta dapat menguasai teknologi budidaya padi.

Page 2: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

2. Indikator Keberhasilan

Setelah selesai belajar diharapkan peserta dapat :

a. Menjelaskan persyaratan lahan (Agroekosistem) yang sesuai untuk tanaman padi

b. Menyebutkan Komponen Teknologi Dasar dan Teknologi pilihan

c. Menyebutkan Pola-pola tanam pada budidaya padi

D. POKOK BAHASAN

1. Agro ekosistem padi.

2. Komponen teknologi budidaya padi.

3. Pola tanam budidaya padi.

E. SUB POKOK BAHASAN

1. Agroekosistem padi sawah

2. Agroekosistem padi gogo

3. Komponen teknologi dasar

4. Komponen teknologi pilihan

5. Pola tanam.

F. METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah

gabungan berbagai metode pembelajaran orang dewasa seperti : ceramah, tanya jawab, dan

diskusi.

G. WAKTU

Waktu pembelajaran materi ini adalah sebanyak 4 JP @ 45 menit

Teori Fungsional 1

Page 3: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

II. PENGENALAN AGROEKOSISTEM TANAMAN PADI

A. Tanaman Padi Sawah

1. Iklim

Tanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap

air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4 bulan, curah

hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm. Suhu yang baik untuk

pertumbuhan tanaman padi 23o C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi sekitar

0-1500 m dpl.

2. Tanah

Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan

fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam

jumlah yang cukup.

Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18-22

cm dengan PH antara 4-7.

Gambar 1. Lahan sawah yang dilengkapi dengan sistem irigasi

2. Tanaman Padi Gogo

a. Iklim

Padi gogo tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 875 - 1000 mm per 3,5 - 4

bulan. Di Indonesia, curah dan periode hujan bervariasi, tidak hanya antar daerah tetapi

juga di daerah itu sendiri. Curah hujan tahunan sebesar 1000 mm atau 200 mm/bulan

selama pertumbuhan cukup memadai bagi tanaman padi gogo untuk berproduksi.

Page 4: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

Curah hujan kurang dari 200 mm/bulan menyebabkan pertumbuhan terhambat.

Adakalanya curah hujan harian menjadi lebih penting dibandingkan curah hujan bulanan

atau tahunan. Curah hujan harian 200 mm menyebabkan tanaman mengalami stress

karena kondisi lahan yang terlalu lembab ( moisture stress), dan tanaman menderita

kekeringan bila tidak ada hujan selama 20 hari.

Padi gogo yang tumbuh pada musim berawan dan suhu 24-250C umumnya

memberikan hasil yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan, makin tinggi intensitas

cahaya matahari pada saat tanaman dalam pase reproduktif sampai pemasakan gabah,

makin baik hasil padi gogo. Dilain pihak, intensitas cahaya matahari yang diharapkan

mencapai 16,5 kcal/cm2 pada pase pengisian sampai pase pemasakan gabah jarang terjadi.

b.Tanah

Karakteristik lahan pada daerah pertanaman padi gogo cukup beragam sebagaimana

halnya kondisi iklim. Tekstur tanah bervariasi dari pasir sampai liat, pH (kemasaman

tanah) 3-10, kandungan bahan organik 1-50%, kandungan garam 0-1%, dan ketersediaan

nutrisi bervariasi dari defisiensi akut sampai berlimpah.

Tekstur tanah mempengaruhi nilai kelembaban tanah melebihi sifat lainnya, kecuali

tofografi. Tekstur tanah merupakan hal yang penting di areal pengembangan padi gogo

yang tidak punya pengikat untuk menahan kelembaban. Profil tekstur tidak hanya

dilapisan atas, tetapi juga di lapisan bawah. Jika bagian bawah tanah mempunyai cukup

liat, maka fungsi tekstur lapisan atas menjadi berkurang.

Tanah grumusol dan andosol sangat peka erosi, sementara tanah mediteran merah-

kuning dan regosol peka erosi. Litosol yang mempunyai solum dangkal dan biasanya

berasosiasi dengan regosol, mediteran, dan grumusol dapat dikategorikan sebagai jenis

tanah yang telah tererosi. Tanah aluvial berada di bagian lembah dan tidak terancam

erosi. Tanah Planosol pada dataran rendah yang berombak mempunyai kesuburan rendah

dan berpeluang tererosi. Di antara jenis tanah tersebut hanya latosol yang tahan erosi.

Page 5: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

Gambar 2 . Tanah yang sudah diolah

Gambar 3. Tanah yang teksturnya miring dibuat terasering, untuk mencegah erosi.

Page 6: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

Teori Fungsional 2III. TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI

Teknologi budidaya padi yang dianjurkan adalah teknologi yang dirakit berdasarkan

pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) sebagai suatu pendekatan yang diyakini

mampu mengoptimalkan produktivitas. Secara sederhana PTT dapat diartikan sebagai suatu

pendekatan inovatif dalam pengelolaan tanaman dengan memadukan sejumlah komponen

teknologi dan sumberdaya sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal, keuntungan

maksimal dan sumberdaya alam terjaga kelestariannya untuk menjamin pertanian

berkelanjutan.

Berdasarkan pengertian tersebut PTT tidak sekedar meningkatkan produktivitas, tetapi

mengupayakan agar sumberdaya dan modal dimanfaatkan secara efisien untuk memperbesar

pendapatan. Pemanfaatan saprodi khususnya pupuk, pestisida, dan air, didasarkan pada

kebutuhan tanaman agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Berpedoman pada pengertian diatas, maka paket teknologi PTT dirumuskan berdasarkan

4 prinsip dasar yaitu:

1. Sinergi, paket teknologi tersusun atas komponen teknologi terbaik yang satu sama lain

saling mendukung sehingga menghasilkan kinerja maksimal.

2. Partisipatif, petani harus berperan aktif dalam penentuan, penerapan dan evaluasi paket

teknologi yang akan diterapkan.

3. Dinamis, teknologi yang diterapkan bukan merupakan paket tetap namun dapat berubah

sesuai perkembangan/kemajuan, perubahan dilakukan apabila dipandang lebih

menguntungkan.

4. Spesifik lokasi, paket teknologi yang diterapkan tidak mesti seragam namun disesuaikan

dengan kondisi agroekosistem, dan kondisi sosil-ekonomi petani, sehingga paket teknologi

PTT di suatu tempat dapat berbeda dengan paket teknologi PTT di tempat lain.

Mengacu pada pengertian PTT dan empat prinsip dasar tersebut, paket teknologi PTT

dipilah menjadi 2 yaitu teknologi dasar dan teknologi pilihan untuk mengakomodir perbedaan

lingkungan antar lokasi.

1. Teknologi Dasar

Merupakan komponen teknologi yang harus diterapkan pada budidaya padi dengan

tetap mempertimbangkan kondisi spesifik lokasi meliputi:

Page 7: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

a. Varietas unggul baru (VUB) yaitu varietas unggul padi yang dilepas dalam beberapa

tahun terakhir yang disesuiakan dengan agroekosistem dan hama penyakit endemis di

wilayah tertentu.

Untuk daerah endemis penyakit tungro dianjurkan: Bondoyudo, Tukad Patanu, Tukad

Unda, Kalimas, Inpari 7, Inpari 8 dam Inpari 9 untuk daerah endemis Tungro.

Untuk daerah endemis penyakit kresek (HDB) dianjurkan : Code, Angke, Inpari 1,

Inpari 4, dan Inpari 6.

Untuk daerah endemis penyakit blas dianjurkan: Lok Ulo, Batang Piaman, Batang

Lembang

Untuk daerah endemis hama wereng coklat dianjurkan: Konawe, Wera, Inpari 13

b. Benih bermutu dan berlabel, yaitu benih yang memenuhi standar mutu yang ditandai

dengan dikeluarkannya sertifikat BPSB., ciri-ciri benih tertera dengan jelas dalam label.

Benih bermutu dan berlabel djamin benih sumbernya, keseragamannya dan

kemurniannya

c. Pemberian bahan organik, sangat perlu ditambahkan karena bahan organik dapat

memperbaiki sifat fisik dan bilogis tanah. Bahan organik yang memadai akan

meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air, sumber energi mikroba tanah dan

memperbaiki keseimbangan unsur hara tanah. Berdasarkan hasil analisis tanah dari

seluruh wilayah di NTB, kandungan bahan organik tanah berada pada titik yang

menghawatirkan yakni berkisar 0,8%-1,2%, padahal kandungan bahan organik tanah

yang tergolong normal adalah 2,5%. Untuk meningkatkan bahan organik tanah sebesar

1,0% diperlukan sekitar 24 t kompos/ha. Penambahan bahan organik tanah dapat

dilakukan dengan mengembalikan jerami padi kedalam tanah (jangan dibakar) karena

selain meningkatkan bahan organik juga bermanfaat untuk meningkatkan kandungan

unsur Kalium tanah.

d. Pengaturan populasi tanaman secara optimum, populasi optimum penting artinya untuk

memberikan ruang tumbuh yang sama bagi setiap rumpun tanaman sehingga penggunaan

lahan menjadi efisien. Populasi optimum dapat diperoleh dengan pengaturan jarak tanam.

Penanaman padi dengan jajar tegel maupun jajar legowo memberikan hasil lebih tinggi

dibanding jarak tanam tidak beraturan. Dari sejumlah pengkajian diketahui bahwa

penanaman padi dengan jajar legowo 2:1 memberikan hasil tertinggi disbanding jajar

tegel maupun jajar legowo 4:1. Hal ini disebabkan seluruh rumpun tanaman mendapatkan

pengaruh tanaman pinggir (border effect) karena kedua barisan tanaman berada pada

jarak antar baris yang cukup lebar (40 cm).

Page 8: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

e. Pemupukan berdasarkan status hara tanah, merupakan strategi yang paling rasional untuk

meningkatkan produktivitas dengan pemupukan yang efisien. Dengan pendekatan ini

jenis pupuk dan takaran pupuk yang diaplikasi sesuai kebutuhan tanaman dan terhindar

dari pemborosan pupuk. Status hara tanah dapat diketahui dari hasil analisis sampel tanah

di Laboratorium atau dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) yang

dapat dipergunakan oleh penyuluh lapangan dan hasil analisis dapat diketaui secara

instan.

Pemupukan berdasarkan status hara tanah dianjurkan untuk pemupukan P dan K

sedangkan untuk pemupukan N menggunkan alat bantu Bagan Warna Daun (BWD)

f. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan pendekatan Pengendalian

Hama Terpadu (PHT), prinsip dasar pendekatan PHT adalah memadukan sejumlah

komponen pengendalian yang saling bersinergi dengan mengutamakan pengendalian non

kimiawi. Komponen PHT untuk tanaman padi meliputi:

Penanaman serempak dengan interval 5 hari pada luasan minimal 50 ha dalam satu

hamparan

Penanaman varietas tahan

Pertanaman selalu dalam kondisi bebas gulma

Hindari penggunaan pupuk N berlebihan

Utamakan pengendalian hayati

Pestisida hanya digunakan apabila tingkat serangan atau populasi hama mencapai

ambang kendali.

2. Teknologi Pilihan

Teknologi Pilihan, merupakan komponen teknologi yang disesuaikan dengan kondisi dan

kemampuan petani setempat, diterapkan sebagai kelengkapan komponen teknologi dasar

yang meliputi:

a. Penanaman bibit muda (kurang dari 21 hari), bibit muda memiliki kemampuan

membentuk anakan lebih banyak, tidak mengalami cekaman berlebihan pasca pindah

tanam

b. Menanam bibit 1-3 batang per rumpun, jumlah bibit sedikit (1-3 batang)/rumpun) lebih

berpotensi untuk memberikan hasil tinggi dibanding bibit banyak (> 3 batang/rumpun).

Dengan 1-3 batang bibit/rumpun, tanaman akan memperoleh hara, air, oksigen dan sinar

dalam jumlah yang cukup, tidak terjadi persaingan berlebihan sehingga tanaman akan

tumbuh subur sejak fase pertumbuhan awal, sehingga membentuka anakan produktif

Page 9: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

lebih banyak. Selain itu penanaman benih sedikit menghemat penggunaan benih hingga

60%.

c. Pengairan secara efektif dan efisien, dengan metode pengairan berselang (intermittent)

untuk menciptakan kondisi basah dan kering secara bergantian. Pengairan berselang akan

meningkatlkan suplai oksigen ke dalam tanah ketika petakan dalam kondisi kering

sehingga penyerapan oksigen oleh tanaman maksimal. Dalam kondisi kering

pertumbuhan akar akan semakin cepat menyebabkan radius perakaran lebih luas

sehingga penyerapan hara lebih tinggi. Pengairan berselang dapat menghemat

penggunaan air hingga 40%.

d. Penyiangan dengan landak atau gasrok, dianjurkan untuk penghematan tenaga kerja

penyiangan dan mendapatkan hasil penyiangan yang bersih serta tanah sekitar perkaran

lebih melumpur.

e. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok yakni ketika sekitar 90% gabah dalam

malai telah menguning dan sangat tergantung pada varietas padi yang ditanam. Panen

terlambat menyebabkan kehilangan hasil akibat kerontokan atau tanaman rebah karena

batang tanaman mengering. Panen sebelum waktunya menyebabkan kehilangan hasil

akibat tingginya persentase gabah hampa/gabah muda.

Teori Fungsional 3POLA TANAM PADI SPESIFIK LOKALITA

A. Pengertian

Page 10: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

Pola tanam adalah pergiliran tanam setahun dengan tanaman sejenis atau tanaman lain

pada agroekosistem tertentu yang disesuaikan dengan potensi komoditas, kondisi lingkungan

dan sumberdaya tersedia.

B. Tujuan Penerapan Pola Tanam.

Adapun tujuan penerapan pengaturan pola tanam adalah sebagai berikut :

1. Memaksimalkan pemanfaatan lahan,

Umumnya tanaman padi dan palawija berumur pendek yaitu berkisar 80-125 hari

sehingga dalam kurun waktu satu tahun, lahan dapat ditanami lebih dari sekali. Bila

kondisi memungkinkan yakni irigasi cukup sisa waktu yang cukup panjang sebaiknya

dimanfaatkan untuk tanaman potensial. Tanaman yang dianjurkan setelah padi adalah

palawija berupa kacang-kacangan karena tanaman ini dapat meningkatkan kesuburan

tanah untuk tanaman berikutnya.

2. Memutus siklus hama dan penyakit,

Dalam penerapan pola tanam dianjurkan untuk melakukan pergiliran tanaman dengan

tanaman tidak sejenis, strategi ini sangat penting untuk memutus siklus kehidupan hama

penyakit. Penanaman tanaman sejenis secara berturut-turut sepanjang tahun berarti

menyediakan media dan makanan untuk berkembangnya hama penyakit. Bila kondisi ini

berlangsung dalam kurun waktu panjang dapat menyebabkan suatau wilayah menjadi

lingkungan endemis hama/penyakit.

3. Menciptakan suasana lingkungan optimal untuk pertumbuahan tanaman,

Pola tanam dengan pergiliran tanaman padi dengan tanaman palawija berarti menciptakan

pergiliran suasana dari basah menjadi kering. Kondisi kering menyebabkan meningkatnya

suplai oksigen kedalam tanah yang sangat penting untuk kehidupan mikroba aeroob yang

berfungsi mendekomposisi bahan organik. Kondisi kering bermanfaat untuk

mengeliminasi asam sulfida dan oksida besi yang dapat meracuni tanaman padi.

C. Pola tanam yang umum di sawah irigasi

Pola tanam yang umum dilakukan disawah irigasi :

1. Padi-Padi-Palawija,

Pola tanam yang dianjurkan karena diharapkan dapat memutus siklus hama penyakit dan

menciptakan kondisi kering selama semusim untuk memulihkan keseimbangan unsur

Page 11: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

hara dan menciptakan kesempatan untuk berlangsungnya perombakan (dekomposisi)

bahan organik oleh mikroba aerob.

2. Padi-Palawija-Bero,

Pola tanam yang meluas diterapkan di agroekosistem sawah tadah hujan, pada pola tanam

ini palawija hanya memanfaatkan air hujan dipenghujung musim hujan. Kondisi bero

selama semusim berpengaruh baik pada pemulihan kesuburan dan memperbaiki kondisi

fisik tanah.

3. Padi-Padi-Padi,

Pola tanam yang dominan diterapkan di sawah irigasi yang ketersediaan airnya berlebih

sepanjang tahun sehingga tidak sesuai untuk tanaman non padi. Penerapan pola tanam ini

harus diperkuat dengan antisipasi terhadap serangan OPT dengan pemantauan intensif.

Bila terjadi penyimpangan iklim khususnya Lanina penanaman padi tiga kali berturut-

turut tidak dianjurkan karena hujan yang terus menerus akan meningkatkan populasi

hama tertentu dan memperluas sebaran penyakit yang disebabkan jamur.

RANGKUMAN

1. Tanaman padi sawah cocok pada iklim berhawa panas dan banyak mengandung uap air

dengan curah hujan rata-rata 200 mm per bulan dengan distribusi selama 4 bulan. Tanah

Page 12: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

yang untuk pertumbuhan padi sawah dengan kandungan fraksi pasir, debu dan lempung

dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup serta pH

tanah yang dibutuhkan berkisar antara 4-7.

2. Padi gogo tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 875- 1000 mm per 3,5 - 4 bulan.

Curah hujan tahunan sebesar 1000 mm atau 200 mm/bulan selama pertumbuhan cukup

memadai bagi tanaman padi gogo untuk berproduksi. Curah hujan kurang dari 200

mm/bulan menyebabkan pertumbuhan terhambat. Adakalanya curah hujan harian menjadi

lebih penting dibandingkan curah hujan bulanan atau tahunan. Curah hujan harian 200 mm

menyebabkan tanaman mengalami stress karena kondisi lahan yang terlalu lembab

( moisture stress), dan tanaman menderita kekeringan bila tidak ada hujan selama 20 hari.

Tekstur tanah bervariasi dari pasir sampai liat, pH (kemasaman tanah) 3-10, kandungan

bahan organik 1-50%, kandungan garam 0-1%, dan ketersediaan nutrisi bervariasi dari

defisiensi akut sampai berlimpah. Tekstur tanah merupakan hal yang penting di areal

pengembangan padi gogo yang tidak punya pengikat untuk menahan kelembaban. Profil

tekstur tidak hanya dilapisan atas, tetapi juga di lapisan bawah.

3. Prinsip dasar paket teknologi PTT yaitu a). Sinergi, paket teknologi tersusun atas komponen

teknologi terbaik yang satu sama lain saling mendukung sehingga menghasilkan kinerja

maksimal, b). Partisipatif, petani harus berperan aktif dalam penentuan, penerapan dan

evaluasi paket teknologi yang akan diterapkan, c). Dinamis, teknologi yang diterapkan

bukan merupakan paket tetap namun dapat berubah sesuai perkembangan/kemajuan,

perubahan dilakukan apabila dipandang lebih menguntungkan dan d). Spesifik lokasi, paket

teknologi yang diterapkan tidak mesti seragam namun disesuaikan dengan kondisi

agroekosistem, dan kondisi sosil-ekonomi petani, sehingga paket teknologi PTT di suatu

tempat dapat berbeda dengan paket teknologi PTT di tempat lain.

4. Paket teknologi PTT dipilah menjadi 2 yaitu komponen teknologi dasar dan komponen

teknologi pilihan untuk mengakomodir perbedaan lingkungan antar lokasi.

5. Komponen teknologi dasar meliputi a).Varietas unggul baru (VUB), b). Benih bermutu dan

berlabel, c). Benih bermutu dan berlabel, d). Pemberian bahan organik, e).Pengaturan

populasi tanaman secara optimum, f). Pemupukan berdasarkan status hara tanah,

h). Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan pendekatan Pengendalian

Hama Terpadu (PHT). Sedangkan komponen teknologi pilihan meliputi a). Penanaman

bibit muda (kurang dari 21 hari), b). Menanam bibit 1-3 batang per rumpun, c). Pengairan

secara efektif dan efisien, dengan metode pengairan berselang (intermittent), d). Penyiangan

dengan landak atau gasrok, e). Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok.

Page 13: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

6. Pola tanam adalah pergiliran tanam setahun dengan tanaman sejenis atau tanaman lain pada

agroekosistem tertentu yang disesuaikan dengan potensi komoditas, kondisi lingkungan dan

sumberdaya tersedia.

7. Pola tanam yang umum dilakukan disawah irigasi a) Padi-Padi-Palawija, b). Padi-Palawija-

Bero, c). Padi-Padi-Padi.

PUSTAKA ACUAN

Anonimous, 2008. Pelatihan TOT SL-PTT Padi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembagan Pertanian., Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Page 14: Web viewTanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, dengan distrubusi selama 4

Anonimous, 2010. Panduan Umum Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi Gogo. Badan Penelitian dan Pengembnagan Pertanian., Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Anonimous, 2004. Petunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor.

Anonimous, 2004. Petunjuk Lapang. Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Meningkatkan Hasil dan Pendapatan Menjaga Kelestarian Lingkungan. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Utara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusatenggara Barat. Balai Penelitian Tanaman Padi International Rice Research Institute.

Anonimous, 2007. Petunjuk Teknis Lapang. Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida. Badan Pnelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Hamdan Pane Dkk, 2010. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Lahan Rawa Pasang Surut. Bian dan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian.

Pane Hamdan dkk, 2010, PTT Padi Lahan Rawa Pasang Surut, Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian.

Samaullah Yamin.dkk. 2008. Modul TOT SL- Padi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai BesarPenelitian Tanaman Padi, Sukamandi, Subang.

Suprihatno Bambang dkk, 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengem bangan Pertanian Kementrian Pertanian Sukamandi.

Samaullah Yamin.dkk, 2008, Modul TOT SL- Padi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai BesarPenelitian Tanaman Padi, Sukamandi, Subang.

Wahyuni, S.U.S. Nugraha dan Soejadi.2004. Karakteristik Dormansi dan Metode Efektif untuk pematahan dormansi benih plasmanutfah padi. Jurnal Peneltian Tanaman Pangan.

Zaini Zulkifli dkk, 2010, Pedoman Umum PTT Padi Sawah, Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian.