Penyuluhan HIV (v)
-
Upload
ilisansa4321 -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
description
Transcript of Penyuluhan HIV (v)
LAPORAN KEGIATAN
Program Dokter Internship Periode Juni 2013 – Mei 2014
PENYULUHAN HIV/AIDS KEPADA REMAJA USIA SEKOLAH
DI MA AL-MUNIROH UJUNG PANGKAH
Disusun oleh:
dr. Anggyan Putriananda, S.Ked
Pembimbing:
dr. Setyorini
PUSKESMAS UJUNG PANGKAH
KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Penularan HIV/AIDS di kalangan anak muda Indonesia saat ini semakin
mengkhawatirkan. Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi dalam acara Rapat Kerja
Kesehatan Nasional yang dilaksanakan di Surabaya, menegaskan setiap tahun penularan
HIV/AIDS bagi anak muda terus meningkat.
Epidemi HIV/AIDS telah menyebar dengan cepat. Penyakit ini 20 tahun yang lalu
belum dikenal sama sekali, akan tetapi saat ini diperkirakan lebih dari 60 juta orang terinfeksi
dan lebih dari 21 juta orang meninggal karenanya. Rata-rata setiap harinya terdapat 14 ribu
orang terinfeksi, sebagian adalah usia remaja antara 15-24 tahun. AIDS telah menjadi
penyebab kematian terbesar keempat di seluruh dunia.
Perkiraan secara nasional oleh Kementerian Kesehatan tahun 2002 jumlah pengidap
HIV/AIDS di Indonesia adalah sekitar 90 – 130 ribu orang. Akan tetapi yang tercatat dan
dilaporkan hanya sekitar 6000 orang sejak 1987. Sampai sekarang di Indonesia telah
ditemukan banyak kasus terinfeksi HIV/AIDS yang jumlahnya cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. Kasus terbanyak infeksi HIV/AIDS di Indonesia berturut-turut ditemukan di
DKI Jakarta, Papua, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Barat,
Sulawesi Utara, Kepulauan Riau dan Riau. Sedangkan kelompok umur yang paling banyak
ditemukan kasus HIV/AIDS adalah kelompok umur dewasa muda yaitu usia 20 – 29 tahun,
disusul berturut-turut 30-39 tahun, 40-49 tahun dan 15-19 tahun. Menurut jenis penularannya
kasus HIV/AIDS terbanyak ditemukan pada pengguna jarum suntik (Intravenous Drugs
Users), disusul pasangan heteroseksual, homoseksual, penularan saat persalinan, transfusi
darah dan lain-lain. Saat ini Indonesia tidak lagi tergolong sebagai Negara dengan prevalensi
infeksi rendah, akan tetapi sudah terjadi peningkatan status menjadi epidemi terkonsentrasi.
Data sampai Desember 2001 menunjukkan, ada 1.978 kasus HIV positif dan 671
kasus AIDS di Indonesia. Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat hingga 80.000-
120.0000 kasus pada tahun 2010. Ironisnya, sekitar 30% penderitanya adalah remaja, baik
yang ditularkan melalui penyalahgunaan nafza, maupun yang ditularkan dari ibu pengidap
HIV/AIDS yang sejak muda telah mengkonsumsi napza kepada bayi-bayi yang
dilahirkannya. Bahkan, yang lebih parah lagi hanya sebagian kecil saja dari mereka yang tahu
kalau dirinya terinfeksi.
Faktor- faktor yang menyebabkan peningkatan cepat epidemi di Indonesia antara lain
terbanyak adalah penggunaan narkoba dengan jarum suntik yang tidak steril, peningkatan
atau meluasnya industri seks yang melayani 7-10 juta konsumen setiap tahun serta minimnya
penggunaan kondom oleh pelanggan pekerja seks komersil. Apabila tidak segera
ditanggulangi maka, HIV/AIDS akan dengan cepat meniadakan kemajuan pembangunan
yang telah dicapai bangsa selama ini.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan pengetahuan
komprehensif tentang HIV/ AIDS pada penduduk usia 15-24 masih rendah, hanya 11,4
persen.
RUMUSAN MASALAH
1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat terutama para remaja usia sekolah
mengenai HIV/AIDS.
2. Masih banyaknya angka kejadian HIV/AIDS terutama pada usia muda dikarenakan
pemahaman yang kurang mengenai HIV/AIDS.
3. Masih kurangnya pengetahua masyarakat terutama para remaja usia sekolah mengenai
cara penularan HIV/AIDS dan bahaya yang ditimbulkannya.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja usia sekolah
mengenai HIV/AIDS dilakukan melalui kegiatan penyuluhan yang menggunakan metode
ceramah dimana sasaran yang akan diberikan penyuluhan adalah siswa-siswi kelas 3 MA Al-
Muniroh Kecamatan Ujung Pangkah. Pada kegiatan tersebut juga dilakukan sesi tanya jawab
yang difasilitasi oleh penyuluh dari dokter internship Puskesmas Ujung Pangkah.
Pada kegiatan penyuluhan tersebut akan dijelaskan mengenai pengertian, bahaya
HIV/AIDS, penyebab, gejala, penularan, kelompok yang beresiko terkena HIV/AIDS,
pencegahan dari HIV/AIDS dan usaha yang dilakukan jika terkena AIDS.
HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia dan AIDS (Acguired Immuno–
Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit dari luar.
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS
selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan
penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa
mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental
dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau
menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan.
Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan
penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam
tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa
sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan.
Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
- Berat badan turun dengan drastis.
- Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)
- Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
- Mencret atau diare yang berkepanjangan.
- Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI
SARKOM).
- Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
- Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-
kelamaan akan berakhir dengan kematian.
Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular seperti virus influensa. Kita tidak usak
terlalu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan
cara – cara seperti di bawah ini :
- Hidup serumah dengan penderita AIDS (asal tidak mengadakan hubungan
seksual).
- Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
- Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
- Makan dan minum.
- Gigitan nyamuk dan serangga lain.
- Sama-sama berenang di kolam renang
Hal-hal diatas bukan penyebab menularnya AIDS. Penularan AIDS dapat terjadi melalui
cara-cara sbb :
- Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV
- Transfusi darah yang mengandung virus HIV
- Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang
yang mengidap virus AIDS
- Hubungan pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus
AIDS kepada janin yang dikandungnya.
Kelompok yang mempunyai resiko tinggi tertular AIDS antara lain:
- Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan
pria tuna susila dan pelanggannya.
- Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks
( melakukan hubungan dengan sesama laki-laki ), Biseks ( melakukan hubungan
seksual dengan sesama wanita ), Waria dan mucikari.
- Penerima transfusi darah
- Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
- Pecandu narkotika suntikan.
- Pasangan dari pengidap AIDS
Banyak hal yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terkena maupun menularkan
penyakit HIV/AIDS tersebut, yaitu:
- Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan
satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
- Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
- Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya
jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
- Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
- Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah
penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi
kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu
melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang
berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak
maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus
dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat
mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang
bisa menimbulkan virus AIDS.
Usaha-usaha yang dilakukan jika terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan
strategi pengobatan baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui
dinamika HIV, serta perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan
dan pengobatan tepat waktu.
PELAKSANAAN
Pelaksanaan penyuluhan kepada remaja usia sekolah dilaksanakan pada hari Senin, 8
September 2013 di MA Al-Muniroh Ujung Pangkah yang dihadiri oleh siswa-siswi kelas tiga
di sekolah tersebut, dengan pemberi penyuluhan dokter internship Puskesmas Ujung Pangkah
dan moderator yang merupakan staff dari puskesmas Ujung Pangkah. Alat bantu penyuluhan
yang digunakan berupa slide (power point). Setelah diberikan penyuluhan juga diadakan sesi
tanya jawab dimana para siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan terlihat cukup aktif dalam
bertanya.
MONITORING DAN EVALUASI
Evaluasi penyuluhan HIV/AIDS dinilai secara langsung dengan metode tanya jawab
yang dilakukan pada akhir penyuluhan. Hal itu dilakukan untuk menilai seberapa besar
pemahaman para siswa-siswi mengenai HIV/AIDS baik itu dari segi pengertian, gejala, cara
penularan, dan pencegahan dari HIV/AIDS tersebut. Pada evaluasi didapatkan terjadinya
peningkatan pemahaman dan pengetahuan para siswa-siswi daripada sebelum dilakukan
penyuluhan. Dengan peningkatan yang terjadi ini, diharapkan para siswa-siswi yang
mendapat penyuluhan dapat lebih menjaga akan dirinya sendiri dan orang disekitarnya
supaya tidak mengidap HIV/AIDS. Selain itu juga diharapkan siswa-siswi tersebut dapat
menyebarkan informasi yang didapatkan dari penyuluhan kepada keluarga maupun orang di
sekitarnya sehingga pemahaman masyarakat tentan HIV/AIDS juga dapat bertambah.
DOKUMENTASI ACARA