penyuluhan-anjangsana

57
~ i ~ KATA PENGANTAR Pentingnya sebuah modul sebagai salah satu alat bantu dalam penyelenggaraan penyuluhan perikanan, disadari sepenuhnya oleh pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan penyuluhan. Berdasarkan kebutuhan penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha perlu ditindak lanjuti dengan penyusunan sejumlah modul. Untuk itu, disusun salah satu modul penyuluhan perikanan berupa Modul Kunjungan Pembinaan Kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Oleh Penyuluh Kepada Sasaran Perseorangan/Anjangsana dan Kelompok, yang disusun oleh Penyuluh Perikanan Pusat Sdr. Fahrur Razi, SST. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga modul ini dapat tersusun dengan baik. Kritik dan saran dalam upaya penyempurnaan modul ini sangat kami harapkan. Jakarta, November 2011 Kepala Pusat Penyuluhan KP, Ir. Herman Suherman, MM

Transcript of penyuluhan-anjangsana

Page 1: penyuluhan-anjangsana

~ i ~

KATA PENGANTAR

Pentingnya sebuah modul sebagai salah satu alat bantu dalam

penyelenggaraan penyuluhan perikanan, disadari sepenuhnya oleh pihak-pihak

yang terkait dalam penyelenggaraan penyuluhan.

Berdasarkan kebutuhan penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha perlu

ditindak lanjuti dengan penyusunan sejumlah modul. Untuk itu, disusun salah

satu modul penyuluhan perikanan berupa Modul Kunjungan Pembinaan

Kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Oleh Penyuluh Kepada Sasaran

Perseorangan/Anjangsana dan Kelompok, yang disusun oleh Penyuluh

Perikanan Pusat Sdr. Fahrur Razi, SST.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga modul

ini dapat tersusun dengan baik. Kritik dan saran dalam upaya penyempurnaan

modul ini sangat kami harapkan.

Jakarta, November 2011

Kepala Pusat Penyuluhan KP,

Ir. Herman Suherman, MM

Page 2: penyuluhan-anjangsana

~ ii ~

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii DAFTAR INFORMASI VISUAL .................................................................... iii PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .......................................................... iv I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Deskripsi Singkat ........................................................................... 2 1.3. Tujuan Pembelajaran .................................................................... 2 1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ............................................. 3

II. MATERI POKOK 1 ................................................................................. 4

2.1. Judul .............................................................................................. 4 2.2. Indikator Keberhasilan ................................................................... 4 2.3. Uraian ............................................................................................ 4 2.4. Latihan ........................................................................................... 6 2.5. Rangkuman ................................................................................... 7

III. MATERI POKOK 2 ................................................................................. 8

3.1. Judul .............................................................................................. 8 3.2. Indikator Keberhasilan ................................................................... 8 3.3. Uraian ............................................................................................ 8 3.4. Latihan ........................................................................................... 42 3.5. Rangkuman ................................................................................... 42

IV. PENUTUP .............................................................................................. 43

Page 3: penyuluhan-anjangsana

~ iii ~

KUNCI JAWABAN ........................................................................................ 44 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45 GLOSARIUM ................................................................................................ 46 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENYUSUN ..................................................... 47

DAFTAR INFORMASI VISUAL

Tabel 1. Format Buku Data Anggota Kelompok Pembudidaya Ikan ............. 25 Tabel 2. Format Buku Data Anggota Kelompok Penangkapan Ikan ............ 26 Tabel 3. Format Buku Data Anggota Kelompok Pengolahan Ikan ............... 27 Tabel 4. Format Buku Data Anggota Kelompok Gabungan ......................... 28 Tabel 5. Format Buku Kas Harian ................................................................ 29 Tabel 6. Format Buku Kas Bulanan .............................................................. 30 Tabel 7. Format Buku Inventarisir Barang .................................................... 31 Tabel 8. Format Buku Notulen ...................................................................... 32 Tabel 9. Format Buku Kehadiran Peserta Rapat/Kegiatan ........................... 33 Tabel 10. Format Buku Agenda Surat .......................................................... 34

Page 4: penyuluhan-anjangsana

~ iv ~

Tabel 11. Format Buku Tamu ....................................................................... 35 Tabel 12. Format Rencana Kegiatan ............................................................ 36 Tabel 13. Format Buku Kegiatan Usaha ...................................................... 37 Tabel 14. Format Buku Pola Tebar/Produksi Kelompok ............................... 38

Page 5: penyuluhan-anjangsana

~ v ~

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Sebagai pembaca, Anda kami sarankan mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Bacalah secara cermat, dan pahami tujuan pembelajaran (indikator

keberhasilan ) yang tertulis pada setiap awal pembelajaran,

2. Pelajari setiap materi pembelajaran secara berurutan,

3. Kerjakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas latihan pada

setiap akhir pembelajaran,

4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam modul ini tergantung pada

kesungguhan Anda. Untuk itu, belajarlah secara mandiri dan seksama.

Untuk belajar mandiri, Anda dapat melakukannya seorang diri, berdua atau

berkelompok dengan pembaca lain yang memiliki pandangan yang sama

dengan Anda dalam penguasaan materi pembelajaran yang baik, dan

5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti yang

tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan

bertanya kepada Penyuluh Perikanan.

Baiklah, selamat belajar ! Semoga Anda sukses menerapkan pengetahuan

dan keterampilan yang diuraikan dalam materi pembelajaran ini dalam upaya

mendalami modul yang baik, dan memadai untuk memenuhi kebutuhan Anda

sebagai pembaca.

Page 6: penyuluhan-anjangsana

~ 1 ~

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyuluhan perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama

serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitasnya, efisien usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (UU

Nomor 16 Tahun 2006). Penyuluhan sebagai sistem pendidikan non formal

harus dibedakan dengan sistem pendidikan formal, perbedaan ini meliputi

waktu, tempat, kurikulum, sasaran, filsafat dan lingkupnya.

Penyuluhan dilaksanakan dengan berpedoman pada programa

penyuluhan, penyuluhan juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan

partisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan

kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha. Keberhasilan proses

penyuluhan ditandai timbulnya partisipasi aktif dari pelaku utama dan pelaku

usaha di bidang perikanan (masyarakat sasaran), sehingga dalam

pengembangan penyuluhan ke depan harus diarahkan pada model yang

berpusat pada manusia, dimana peran penyuluh dalam proses penyuluhan

adalah sebagai relasi yang berorientasi pada masyarakat sasaran.

Dalam pelaksanaannya sebuah proses penyuluhan harus dimulai dari

pemahaman masyarakat terhadap potensi dan masalah yang dihadapinya,

sehingga terdorong untuk mengupayakan pemecahan masalah melalui

pengembangan semua potensi yang dimilikinya. Pada tahap inilah dimulai

Page 7: penyuluhan-anjangsana

~ 2 ~

peran seorang penyuluh “untuk membantu peningkatan kesejahteraan

masyarakat sasaran dari kegiatan usahanya”, dengan pola pikir yang coba

dibangun adalah pengembangan komoditas yang dia dimiliki melalui

pemanfatan semua potensi sumberdaya yang ada, jadi peran seorang penyuluh

adalah berupa fasilitasi, pengawalan, mobilisasi, pembentukan jaringan kerja

dan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha di bidang perikanan.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka seorang penyuluh perikanan harus

memahami tentang cara melakukan kunjungan pembinaan kepada pelaku

utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran:

(1)perseorangan/anjangsana; dan (2)kelompok.

1.2. Deskripsi Singkat

Modul ini menguraikan tentang kunjungan pembinaan kepada pelaku

utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran

perseorangan/anjangsana dan kelompok.

1.3. Tujuan Pembelajaran

A. Kompetensi Dasar

Setelah mempelajari seluruh isi modul ini diharapkan dapat

memahami cara melakukan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama

dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran

perseorangan/anjangsana dan kelompok, serta dapat menerapkannya

dalam kegiatan dan proses penyuluhan perikanan.

B. Indikator Keberhasilan

Setelah mempelajari seluruh isi modul ini diharapkan dapat:

Page 8: penyuluhan-anjangsana

~ 3 ~

1. Menjelaskan pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama

dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran

perseorangan/anjangsana;

2. Memahami cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku

utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran

perseorangan/anjangsana;

3. Membuat laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan

pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran

perseorangan/anjangsana;

4. Menjelaskan pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama

dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok;

5. Memahami cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku

utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran

kelompok; dan

6. Membuat laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan

pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok.

1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

A. Kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan

oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana

1. Pengertian

2. Pendekatan perseorangan/anjangsana

3. Format Laporan

B. Kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan

oleh penyuluh kepada sasaran kelompok

1. Pengertian

2. Pendekatan kelompok

3. Format Laporan

Page 9: penyuluhan-anjangsana

~ 4 ~

II. MATERI POKOK 1

2.1. Judul

Kunjungan Pembinaan Kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dilakukan

Oleh Penyuluh Kepada Sasaran Perseorangan/Anjangsana.

2.2. Indikator Keberhasilan

Setelah mempelajari seluruh isi Materi Pokok 1 ini diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan

pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran

perseorangan/anjangsana;

2. Memahami cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku

utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran

perseorangan/anjangsana; dan

3. Membuat laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku

usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana.

2.3. Uraian

A. Pengertian

Kunjungan pembinaan kepada sasaran perseorangan/ anjangsana

merupakan metode penyuluhan perikanan langsung kepada pelaku

utama/pelaku usaha perikanan secara perorangan dengan mendatangi

rumah atau tempat usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan

(KepmenKP Nomor: KEP.54/MEN/2011).

Page 10: penyuluhan-anjangsana

~ 5 ~

B. Pendekatan Perseorangan/Anjangsana

Pendekatan Perorangan dilakukan khususnya untuk mencapai

sasaran penyuluhan potensial dan strategis yang diperkirakan akan

mendorong atau bahkan menghambat berlangsungnya kegiatan

penyuluhan. Pendekatan terhadap pihak-pihak strategis bertujuan untuk

mencari pengakuan tentang pentingnya inovasi yang akan disampaikan

lewat program yang diintroduksikan oleh penyuluh. Biasanya, jika pihak-

pihak strategis ini dapat diyakinkan tentang kemanfaatan inovasi tersebut

maka penduduk lainnya juga akan cepat terpengaruh.

Keunggulan pendekatan perorangan adalah relatif cepat terjadinya

perubahan perilaku sasaran penyuluhan setelah mencoba menerapkan

inovasi. Alasannya karena individu sangat strategis biasanya akan

menerima suatu inovasi jika dia benar-benar sudah yakin pada inovasi itu

dan terutama pada pembawa inovasi tersebut, yaitu penyuluh. Kelemahan

pendekatan perorangan yaitu memerlukan banyak tenaga dan waktu dari

penyuluh untuk mendatangi satu persatu individu strategis tersebut. Karena

itu, penentuan individu selaku "sasaran strategis" harus selektif. Selektifitas

ini akan dapat dilakukan dengan baik jika penyuluh dapat mengidentifikasi

dengan cermat dan tepat individu-individu strategis yang ada dimasyarakat.

Page 11: penyuluhan-anjangsana

~ 6 ~

C. Format Laporan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KUNJUNGAN PEMBINAAN PENYULUAN PERIKANAN

KEPADA SASARAN PERSEORANGAN/ANJANGSANA

1. Penyuluh Perikanan: a. Nama : .............................................................................. b. Status : Penyuluh Perikanan PNS / Swadaya / Swasta *) c. Wilayah Kerja : .............................................................................. d. Unit Kerja : ..............................................................................

2. Dasar Pelaksanaan:

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................

3. Nama Kegiatan: Pembinaan Perseorangan/Anjangsana tentang ................................ ............................................................................................................

4. Tujuan Kegiatan: Meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilan dan/atau sikap tentang ...............................................................................................

5. Pelaksanaan Kegiatan: a. Waktu : .............................................................................. b. Tempat : .............................................................................. c. Pelaksana : .............................................................................. d. Sasaran : .............................................................................. e. Pihak terkait : ..............................................................................

6. Hasil Pekerjaan:

Materi Pokok/ Submateri Pokok

Hasil/ Capaian Keterangan

Bertambahnya pengetahuan

dan/atau keterampilan dan/atau sikap

.... orang pembudidaya/

nelayan/ pengolah ikan/ .............

Page 12: penyuluhan-anjangsana

~ 7 ~

tentang .......................................

...................................................

Mengetahui,

Pimpinan Unit Kerja atau Pejabat yang ditunjuk,

( ....................................... )

................, .......................... 20.......

Penyuluh Perikanan,

( ....................................... )

2.4. Latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Kunjungan Pembinaan Kepada

Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dilakukan Oleh Penyuluh Kepada Sasaran

Perseorangan/Anjangsana”?

2. Menurut pendapat saudara, apa saja keunggulan pendekatan

perseorangan/anjangsana?

2.5. Rangkuman

Kunjungan pembinaan kepada sasaran perseorangan/ anjangsana

merupakan metode penyuluhan perikanan langsung kepada pelaku

utama/pelaku usaha perikanan secara perorangan dengan mendatangi rumah

atau tempat usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan.

Keunggulan pendekatan perorangan adalah relatif cepat terjadinya

perubahan perilaku sasaran penyuluhan setelah mencoba menerapkan inovasi.

Page 13: penyuluhan-anjangsana

~ 8 ~

Alasannya karena individu sangat strategis biasanya akan menerima suatu

inovasi jika dia benar-benar sudah yakin pada inovasi itu dan terutama pada

pembawa inovasi tersebut, yaitu penyuluh.

Page 14: penyuluhan-anjangsana

~ 9 ~

III. MATERI POKOK 2

3.1. Judul

Kunjungan Pembinaan Kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dilakukan

Oleh Penyuluh Kepada Sasaran Kelompok.

3.2. Indikator Keberhasilan

Setelah mempelajari seluruh isi Materi Pokok 2 ini diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan

pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok;

2. Memahami cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku

utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok;

dan

3. Membuat laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku

usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok.

3.3. Uraian

A. Pengertian

Kunjungan pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode

penyuluhan perikanan langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok

baik yang rutin maupun yang insidentil dalam rangka memberdayakan

kelompok pelaku utama/pelaku usaha perikanan (KepmenKP Nomor:

KEP.54/MEN/2011).

Page 15: penyuluhan-anjangsana

~ 10 ~

B. Pendekatan Kelompok

Pendekatan kelompok lebih cepat dan praktis dibanding pendekatan

perserorangan. Persoalannya hanyalah bagaimana menentukan kelompok

strategis yang akan dijadikan sasaran penyuluhan. Kelompok bidang

perikanan: Pokdakan, Lembaga Ekonomi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

(LEPMP), Pokmaswas, kelompok usaha bersama (KUB) adalah satu dari

sekian banyak kelompok sosial di masyarakat yang dapat dijadikan

kelompok sasaran strategis. Namun kelompok-kelompok lainnya pun tetap

harus didekati, khususnya dalam upaya mempersamakan pengertian dan

pandangan tentang arti, hakekat, dan program serta fungsi program sebagai

sarana untuk menebarkan inovasi (informasi baru) ke masyarakat.

Unsur-Unsur Yang Perlu Diperhatikan dalam Penumbuhan Kelompok:

1. Adanya saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya, akrab,

dan saling percaya mempercayai.

2. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha

3. Memiliki kesamaan dalam hal: tradisi/ kebiasaan, pemukiman, jenis

usaha, hamaparan, jenis alat tangkap/kapal dan lain-lain.

4. keanggotaan setiap kelompok berkisar 5-25 orang.

5. Memiliki motivasi untuk berkembang

Dasar Pengelompokan Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha

1. Kelembagaan Pelaku Utama berdasarkan

a) Segmen (pembenihan, pendederan, pembesaran, saprokan,

pemasaran, pengolah, penangkapan dll)

b) Usaha pada komoditas utama yang sama

Page 16: penyuluhan-anjangsana

~ 11 ~

2. Kelembagaan pelaku utama diarahkan menjadi asosiasi perikanan

(ASOKAN)

Pengelompokan dapat didasarkan pula kepada:

a) Jenis alat /usaha atau RTP (Rumah Tangga Perikanan) atau RTBP

(Rumah Tangga Buruh Perikanan)

b) Peranan anggota kelembagaan didalam RTP (apakah sebagai juragan,

penggarap, buruh) yang pada prinsipnya berperan sebagai decision

maker (penentu).

c) Lokasi atau sosiometri (anggota kelembagaan bebas memilih kontak

nelayan/pembudidaya ikan/pengolah, atau berdararkan hubungan

sejarah/famili)

d) Status anggota kelembagaan di dalam lingkungan keluarganya (Bapak,

Ibu, anak, Pemuda, wanita)

Langkah-langkah Penumbuhan Kelompok

Kelompok dapat terbentuk dengan sendirinya (tanpa bantuan pihak

luar) dan dapat pula terbentuk dengan bantuan pihak luar, sehingga agar

pelaku utama dapat membentuk kelompok, perlu adanya rangsang dan

motivasi, antara lain dengan cara-cara berikut :

1. Memberikan penerangan mengenai keuntungan membentuk kelompok,

melalui ceramah, diskusi, tanya-jawab, pemutaran film/slide, siaran

televisi, penyebaran brosur/leaflet dan lain-lain.

2. Mengajak para pelaku utama untuk mengunjungi kelompok-kelompok lain

yang sudah berhasil.

Dalam pelaksanaan penumbuhan kelompok, dapat mengikuti langkah-

langkah sebagai berikut:

Page 17: penyuluhan-anjangsana

~ 12 ~

1. Identifikasi potensi

Petugas/tenaga pendamping mengamati dan meneliti apakah ada pelaku

utama dan pelaku usaha bidang perikanan yang berpotensi untuk

dikembangkan menjadi suatu kelembagaan kelompok pelaku utama

antara lain:

a) Keberhasilan kegiatan usahanya dalam beberapa musim atau tahun.

b) Sering atau berani mencoba sesuatu teknologi baru.

c) Hubungan dengan aparat desa, Instansi/Dinas, lembaga lain, tokoh

masyarakat, Penyuluh atau pembina lainnya, cukup baik untuk

berkonsultasi atau dalam rangka mencari sesuatu informasi yang

berhubungan dengan pembangunan perikanan.

d) Mau dan mampu melaksanakan serta mengembangkan program

Pemerintah.

2. Pelaksanaan penumbuhan:

a) Koordinasi dengan pemerintah setempat, tokoh masyarakat dan kontak

pelaku utama yang ada wilayah kerja penyuluhan untuk terlaksananya

pertemuan para pelaku utama.

b) Musyawarah penumbuhan kelembagaan kelompok pelaku utama

c) Pengukuhan kelembagaan kelompok pelaku utama

Bila semua pelaku utama bekerja secara sendiri-sendiri tentu saja

tidak akan mampu mengembangkan usaha dengan baik. Namun setelah

digabung dalam kelompok dan masuk dalam wadah kelembagaan kelompok

maka berbagai keunggulan dan keuntungan pasti akan diperoleh, misalnya

mudah mendapatkan modal usaha, dapat bermitra dengan lembaga

keuangan serta mempermudah dalam akses pemasarannya. Dengan

Page 18: penyuluhan-anjangsana

~ 13 ~

manfaat berlembaga cukup besar dalam meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan pelaku utama dan masyarakat bidang kelautan dan perikanan.

Dalam rangka penumbuhan kelompok pelaku utama bidang kelautan

dan perikanan melalui pengelompokan yang antara lain dapat dibagi ke

dalam:

1) kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan jenis usaha

2) kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan skala usaha

3) kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan status usaha

4) kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan komoditas utama

5) kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan tempat tinggal/ domisili.

Pengukuhan Kelembagaan Pelaku Utama

Pengukuhan adalah suatu proses peningkatan kemampuan melalui

penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi,

pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran, dan

pendampingan serta fasilitasi. Dengan pemberdayaan tersebut bertujuan

sumber daya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan

manajerial, kewirausahaan, dan kelembagaan bisnis perikanan sehingga

pembangunan perikanan mampu membangun usaha dari hulu sampai

dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalam

melestarikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu upaya

dalam pemberdayaan kelembagaan kelompok pelaku utama adalah melalui

kegiatan fasilitasi dalam pengukuhan dan pengakuan terhadap kelembagaan

kelompok.

Page 19: penyuluhan-anjangsana

~ 14 ~

Pengukuhan dan atau pengakuan terhadap kelembagaan kelompok

pelaku utama merupakan salah satu bentuk penghargaan atas karya dan

prestasi kelompok yang telah dicapai dan merupakan kebanggaan bagi

para anggota kelompok. Kegiatan ini diharapkan akan tumbuh motivasi yang

lebih besar dari para anggota kelompok untuk belajar lebih giat, bekerja lebih

erat dan berusaha lebih efektif dalam usaha menigkatkan produksi dan

pendapatannya.

Adapun tujuan dari pelaksanaan pengukuhan kelompok antara lain:

1. Tumbuh dan berkembangnya rasa bangga kelompok sebagai prinsip

belajar dan kerjasama untuk meningkatkan produksi dan pendapatan.

2. Tumbuh dan berkembangnya dinamika kelembagaan dalam berorganisasi

untuk memanfaatkan peluang ekonomi.

3. Terciptanya metode pemberdayaan, bimbingan, dan pelayanan yang

sesuai dengan tingkat kemampuan kelompok pelaku utama.

Peran Kelompok

Sebuah kelembagaan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan

perikanan dapat memiliki peranan antara lain sebagai berikut :

1) Sebagai media komunikasi dan pergaulan sosial yang wajar, lestari

dan dinamis.

2) Sebagai basis untuk mencapai pembaharuan secara merata.

3) Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat.

4) Sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja sama.

5) Sebagai teladan bagi masyarakat lainnya.

Page 20: penyuluhan-anjangsana

~ 15 ~

Fungsi Kelompok

Untuk dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok

seharusnya dapat berfungsi antara lain sebagai: (1) Kelas belajar; (2)

Wadah kerja sama; (3) Unit produksi; (4) Organisasi kegiatan bersama;

dan (5) Kesatuan swadaya dan swadana.

1) Kelompok Sebagai Kelas Belajar

Sebagai kelas belajar, kelompok merupakan media interaksi belajar

antar pelaku utama. Mereka dapat melakukan proses interaksi edukatif

dalam rangka mengadopsi inovasi. Mereka dapat saling Asah, Asih dan

Asuh dalam menyerap suatu informasi dari fasilitator, mediator,

pemandu, pendamping, penyuluh dan pihak lain. Mereka akan dapat

mengambil kesepakatan tindakan bersama apa yang akan diambil dari

hasil belajar tersebut. Dengan demikian proses kemandirian kelompok

akan dapat dicapai. Di dalam kelompok sebagai kelas belajar para

pelaku utama akan dapat melakukan komunikasi multi dimensional.

Mereka dapat mempertukarkan pengalaman masing-masing, sehingga

akan membuat pelaku utama semakin dewasa untuk dapat keluar dari

masalahnya sendiri, tanpa adanya ketergantungan pada petugas

(pendamping, penyuluh dan lain-lain).

2) Kelompok Sebagai Wadah Kerja Sama

Sebagai wadah kerja sama, kelompok pelaku utama merupakan

cerminan dari keberadaan suatu wadah kerjasama.

Kelembagaan pelaku utama sebagai wahana kerjasama antara anggota

kelompok dan antara kelompok dengan pihak lain:

a) menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan

selalu berkeinginan untuk berkejasama dalam bisnis perikanan.

Page 21: penyuluhan-anjangsana

~ 16 ~

b) menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan

pandangan-pandangan di antara anggota untuk mencapai tujuan

bersama dalam kegiatan bisnis perikanan.

c) mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama

anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.

d) mengembangkan kedisiplinan dan rasa/tanggung jawab diantara

sesama anggota kelompok dalam mencapai keberhasilan bisnis

perikanan.

e) merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan pertemuan-

pertemuan lainnya agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi

kelompoknya dalam menunjang bisnis perikanan.

f) mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama

dalam kelompok

g) melaksanakan tukar menukar pikiran.

h) bekerjasama dengan pihak-pihak penyedia kemudahan sarana

produksi perikanan, pengolahan, dan pemasaran hasil.

i) mengembangkan kader kepemimpinan di kalangan para anggota

kelompok dengan jalan memberikan kesempatan kepada setiap

anggota untuk megembangkan keterampilan dibidang tertentu

sehingga berperan sebagai agen teknologi.

j) mengadakan akses ke lembaga keuangan untuk keperluan

pengembangan usaha para anggota kelompok

k) melaksanakan hubungan melembaga dengan kios penyedia sarana

produksi perikanan dalam pelaksanakan RUK, pengolahan,

pemasaran hasil dan permodalan.

3) Kelompok Sebagai Unit Produksi

Page 22: penyuluhan-anjangsana

~ 17 ~

Kelompok pelaku utama sebagai unit produksi, erat hubungan dengan

wadah kerja sama misalnya kelompok pembudidaya ikan. Dengan

melaksanakan kegiatan budidaya secara bersama–sama dapat dicapai

efisiensi yang lebih tinggi misalnya, dalam pengadaan sarana produksi,

perkreditan, dan pemasaran hasil.

Oleh karena itu dengan fungsi kelompok sebagai unit produksi akan

dapat dicapai skala ekonomis usaha yang dapat memberikan

keuntungan yang lebih besar kepada para pelaku utama.

4) Kelompok Sebagai Organisasi Kegiatan Bersama

Dengan berkelompok maka pelaku utama akan belajar mengorganisasi

kegiatan bersama-sama, yaitu membagi pekerjaan dan mengkoordinisasi

pekerjaan dengan mengikuti tata tertib sebagai hasil kesepakatan

mereka. Mereka belajar membagi peranan dan melakukan peranan

tersebut. Mereka belajar bertindak atas nama kelompok yang kompak,

yaitu setiap anggota merasa memiliki commitment terhadap

kelompoknya. Mereka merasa "In Group" yaitu mengembangkan "ke-

kitaan bukan ke-kamian". Dengan demikian akan merasa bangga

sebagai suatu kelompok yang terorganisasi secara baik, dibandingkan

berbuat sendiri-sendiri.

5) Kelompok Sebagai Kasatuan Swadaya dan Swadana

Kelompok pelaku utama adalah kumpulan pelaku utama yang

mempunyai hubungan atau interaksi yang nyata, mempunyai daya tahan

dan struktur tertentu, berpartisipasi bersama dalam suatu kegiatan. Hal

ini tidak akan dapat terwujud tanpa adanya kesatuan kelompok tersebut.

Pelaku utama diharapkan dapat mandiri dalam arti mampu

merumuskan masalah, mengambil keputusan, merencanakan,

melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang

Page 23: penyuluhan-anjangsana

~ 18 ~

dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan dapat dilakukan

melalui kelompok.

Pengertian Dinamika Kelompok

Dalam Santoso (2004) dijelaskan bahwa; dinamika berarti tingkah

laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain

secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi dan interpedensi

antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain

secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara

keseluruhan.

Dynamic is facts or concepts which refer to condition of change,

expecially to forces. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok,

semangat kelompok(group spirit) terus-menerus berada dalam kelompok itu.

Oleh Karena itu, kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat

kelompok yang bersangkutan dapat berubah.

Individu sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang menurut

A. Maslow dikenal sebagai: a) kebutuhan fisik; b) kebutuhan rasa aman; c)

kabutuhan kasih sayang; d) kebutuhan prestasi dan prestise, serta e)

kebutuhan untuk melaksanakan sendiri.

Dilain pihak, individu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan

tersebut diatas, namun potensi yang ada pada individu tersebut terbatas

sehingga individu harus meminta bantuan kepada individu yang lain yang

sama-sama hidup dalam satu kelompok.

Dalam keadaan seperti itu, individu berusaha mengatasi kesulitan

yang ada pada dirinya melalui prinsip escapism, artinya salah satu bentuk

pelarian diri dengan mengorbankan pribadinya dan mempercayakan pada

orang lain yang menurut pendapatnya memiliki sesuatu yang tidak ada pada

Page 24: penyuluhan-anjangsana

~ 19 ~

dirinya. Bentuk penyerahan diri seperti ini mengakibatkan timbulnya

perasaan perlunya kemesraan didalam kehidupan bersama. Artinya,

kehidupan kelompok itu berkembang dengan baik.

Dengan keadaan seperti diatas, beberapa ahli mencoba memberikan

pengertian apa yang disebut kelompok.

a. W.Y.H. Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa orang

yang bergaul satu dengan yang lain.

b. Kurt Lewin berpendapat bahwa:

The essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members

but their interpendence.

c. H. Smith menguraikan:

“kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang

mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara

dan atas dasar kesatuan persepsi”.

Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua

atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara

anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami

(Purnawan, 2004).

Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok

berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang

mempunyai hubungan psikologis yang jelas antara anggota kelompok yang

satu dengan yang lain. Dengan kata lain, antara anggota kelompok

mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang

dialami secara bersama-sama.

Page 25: penyuluhan-anjangsana

~ 20 ~

Unsur-Unsur Dinamika Kelompok

Kelompok harus bisa produktif, harus bisa menghasilkan sesuatu,

bermanfaat bagi anggotanya. Agar kelompok produktif, kelompok harus

dinamis. Untuk bisa dinamis, unsur-unsur dinamika sebagai kekuatan

kelompok tersebut harus terpenuhi. Unsur-unsur dinamika kelompok tersebut

adalah :

A. Tujuan Kelompok

Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan

anggota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas

dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok

tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota. Hubungan

antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa : a) sepenuhnya

bertentangan, b) sebagian bertentangan, c) netral, d) searah dan e)

identik. Dengan demikian bentuk hubungan ”a” tidak menguntungkan

dan bentuk ”d” adalah yang paling baik

B. Struktur Kelompok

Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu

dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur

kelompok harus sesuai/mendukung tercapainya tujuan kelompok. Yang

berhubungan dengan struktur kelompok yaitu :

1. Struktur Komunikasi

Sistem komunikasi dalam kelompok harus lancar agar pesan sampai

kepada seluruh anggota, komunikasi yang tidak lancar akan

menimbulkan ketidakpuasan anggota, pada gilirannya kelompok

menjadi tidak kompak.

2. Struktur Tugas Atau Pengambilan Keputusan

Page 26: penyuluhan-anjangsana

~ 21 ~

Pembagian tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan,

peranan, dan posisi masing-masing anggota. Dengan demikian

seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi dan terlibat, sehingga

dinamika kelompok harus semakin kuat.

3. Struktur Kekuasaan atau Pengambilan Keputusan

Kedinamisan kelompok sangat erat dengan kecepatan pengambilan

keputusan selain harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan

ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan keputusan menunjukkan

lemahnya struktur kelompok

4. Sarana Terjadinya Interaksi

Interaksi di dalam kelompok sangat diperlukan sedangkan dalam

struktur kelompok harus menjamin kelancaran interaksi, kelancaran

interaksi memerlukan sarana (contoh ketersediaan ruang pertemuan

kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota.

C. Fungsi Tugas

Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok

dalam rangka mencapai tujuan. Secara keseluruhan fungsi ini sebaiknya

dilakukan dengan kondisi menyenangkan, dengan kondisi yang

menyenangkan dapat menjamin fungsi tugas ini dapat terpenuhi. Kriteria

yang dipergunakan pada fungsi tugas ini terpenuhi atau tidak adalah

terdapatnya:

1. Fungsi memberi informasi

Dengan kondisi yang menyenangkan gagasan yang muncul dan

penyebarannya kepada anggota lainnya akan berjalan dengan baik

2. Fungsi koordinasi

Page 27: penyuluhan-anjangsana

~ 22 ~

Dalam kelompok fungsi koordinasi ini sangat diperlukan untuk

mengatur berbagai pola-pola pemikiran/tindakan agar terjadi

kesepakatan tindakan.

3. Fungsi memuaskan anggota

Semakin anggota merasa senang dan puas, semakin baik

kekompakan kelompok.

4. Fungsi berinisiatif

Kelompok perlu merangsang dari semua anggota untuk bisa

memunculkan banyak inisiatif, makin banyak muncul inisiatif makin

kuat dinamika kelompok

5. Fungsi mengajak untuk berpartisipasi

6. Fungsi menyelaraskan

D. Mengembangkan dan Membina Kelompok

Mengembangkan dan membina kelompok dimaksudkan sebagai usaha

mempertahankan kehidupan kelompok, kehidupan berkelompok dapat

dilihat dari adanya kegiatan.

1. Mengusahakan/mendorong agar semua anggota kelompok ikut

berpartisipasi dalam setiap kegiatan kelompok. Dengan demikian rasa

memiliki kelompok dari para anggotanya akan tinggi.

2. Tersedianya fasilitas

3. Mengusahakan/mendorong menumbuhkan kegiatan, agar para

anggota bisa ikut aktif berperan

4. Menciptakan norma kelompok. Norma kelompok ini digunakan

sebagai acuan anggota kelompok bertindak.

Page 28: penyuluhan-anjangsana

~ 23 ~

5. Mengusahakan adanya kesempatan anggota baru, baik untuk

menambah jumlah maupun mengganti anggota yang keluar

6. Berjalannya proses sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya

anggota baru adanya norma kelompok adanya kesepakatan, dan

sebagainya.

E. Kekompakan Kelompok

Kekompakan kelompok menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal

dalam kelompok, hal ini dapat berupa : loyalitas, rasa memiliki, rasa

keterlibatan, dan keterikatan.

Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu:

1. Kepemimpinan Kelompok

Kepemimpinan kelompok yang melindungi, menimbulkan rasa aman,

dapat menetralisir setiap perbedaan.

2. Keanggotaan Kelompok

Anggota yang loyal dan tinggi rasa memiliki kelompok.

3. Nilai Tujuan Kelompok

Makin tinggi apresiai anggota terhadap tujuan kelompok, kelompok

semakin kompak.

4. Homogenitas Angota Kelompok

Setiap anggota tidak menonjolkan perbedaan masing-masing, bahkan

harus merasa sama, merasa satu.

5. Keterpaduan Kegiatan Kelompok

Keterpaduan anggota kelompok di dalam mencapai tujuan sangatlah

penting.

Page 29: penyuluhan-anjangsana

~ 24 ~

6. Jumlah Anggota Kelompok

Pada umumnya, bila jumlah anggota kelompok relatif kecil cenderung

lebih mudah kompak, dibandingkan dengan kelompok dengan jumlah

anggota besar.

F. Suasana Kelompok

Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan

bersemangat atau apatis yang ada dalam kelompok, suasana kelompok

yang baik bila anggotanya merasa saling menerima, saling menghargai,

saling mempercayai dan bersahabat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelompok adalah

1. hubungan antar anggota. Hubungan yang mendukung adalah

hubungan yang rukun, bersahabat, persaudaraan;

2. kebebasan berpartisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi, berkreasi

akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi; dan

3. lingkungan fisik yang mendukung.

G. Tekananan pada Kelompok

Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan

dalam kelompok yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya

ketegangan akan timbul dorongan untuk mempertahankan tujuan

kelompok. Tekanan kelompok yan cermat, dan terukur akan dapat

mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.

H. Efektifitas Kelompok

Efektifitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-

tugas kelompok dalam mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang

dapat dicapai, semakin banyak keberhasilan, anggota kelompok akan

Page 30: penyuluhan-anjangsana

~ 25 ~

semakin puas. Bila anggota kelompok merasa puas kekompakan dan

kedinamisan kelompok akan semakin kuat.

Tahapan Perkembangan Kelompok

Kelompok yang dinamis tidak dapat diwujudkan dengan mudah,

karena merupakan rangkaian dari perkembangan yang bertahap dan terus

berkembang sesuai dengan perkembangan manusia sebagai anggota

kelompok.

Menurut Richard (1999), tahapan perkembangan kelompok adalah

sebagai berikut:

1. Menetapkan arah (drive)

Dalam tahap ini kelompok harus memfokuskan pada misinya dan

membuat garis besar strategi yang akan ditempuh serta menetapkan

tujuan, prioritas dan prosedur kerja serta peraturan bagi kelompok.

2. Bergerak (strive)

Dalam tahap ini peran dan tanggungjawab anggota kelompok ditetapkan

dengan jelas. Dalam tahap ini beberapa kendala akan dihadapi dengan

penuh bijaksana bersama dengan seluruh anggota kelompok, sehingga

seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan bijaksana.

3. Mempercepat gerak (thrive)

Dalam tahap ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktivitas secara

maksimal. Dalam memecahkan masalah menggunakan umpan balik dari

sesama anggota, manajemen konflik, kerjasama dan pembuatan

keputusan yang efektif. Penguasaan terhadap wilayah secara cepat dan

efektif dengan daya tahan yang tangguh.

Page 31: penyuluhan-anjangsana

~ 26 ~

4. Sampai (arrive)

Dengan kerjasama kelompok yang kompas, maka kelompok akan

mencapai keberhasilan dengan mengatasi semua kendala-kendala yang

ada, akhirnya mencapai prestasi yang luar biasa. Namun apabila dalam

tahap ini, kelompok belum mencapai keberhasilan, idealnya dilakukan

peninjauan kembali dengan melaksanakan konsulidasi upaya misalnya

berkoordinasi secara maksimal. Disamping itu perlu meninjau kembali

sasaran-sasaran yang telah ada, masih relevan atau tidak.

Membangun Rasa Kebersamaan Kelompok

Tahapan-tahapan dalam membangun kelompok yang dinamis seperti

tersebut diatas akan berjalan dengan baik, apabila anggota-anggota

kelompok mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk

membangun rasa kebersamaan secara didalam suatu kelompok, maka

setiap anggota kelompok harus mampu untuk menerima keragaman anggota

kelompok. Oleh karena itu dalam suatu kelompok harus memiliki anggota

dengan karakteristik yang berorientasi pada opini, berorientasi pada

persamaan, serta berorientasi pada tujuan (Pranoto dan Suprapti, 2006).

1. Berorientasi pada opini

a. Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, akan mengarahkan

pada tindakan yang tidak mengutuk orang lain;

b. Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan

mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istemewa pada

gagasannya;

c. Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain, bukan

berorientasi pada gagasan perorangan; dan

Page 32: penyuluhan-anjangsana

~ 27 ~

d. Tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri, tetapi menginvestigasi

pendapat orang lain.

2. Berorientasi pada persamaan

a. Anggota kelompok yang berorientasi pada persamaan melihat

keragaman sebagai suatu keunggulan. Perbedaan yang dimiliki dapat

dipakai untuk mengecek setiap sisi, sudut, puncak dan dasar suatu

masalah;

b. Mengandalkan pada semua anggota; dan

c. Kepercayaan kepada anggota kelompok untuk meningkatkan

produktivitas.

3. Berorientasi pada tujuan

a. Anggota kelompok yang berorientasi pada tujuan kelompok kecil/tim

kemungkinan akan konflik disebabkan oleh keunikan masing-masing

kelompok;

b. Keseluruhan anggota kelompok nerorientasi pada tujuan yang sama;

c. Anggota kelompok mengakui bahwa masing-masing anggota kelompok

memiliki tujuan, dan ada kemungkinan tujuan tersebut bertentangan

dengan tujuan kelompok; dan

d. Keunikan anggota kelompok yang muncul segera dapat diatasi, tidak

dibiarkan melahirkan masalah baru.

Buku Administrasi Kelompok

Kesan pertama yang terlihat pada suatu kelompok pelaku utama

yang baik, adalah pengelolaan administrasi yang baik. Sehingga

Page 33: penyuluhan-anjangsana

~ 28 ~

kemampuan melaksanakan administrasi dengan baik perlu dibina terus

sampai mereka terbiasa melakukannya.

Untuk dapat mengetahui keberadaan kelompok dan tingkat maju

mundurnya kelompok, dokumentasi kelompok yang berupa pembukuan atau

administrasi kelompok perlu disusun. Beberapa buku yang harus dibuat

adalah: (1) Buku Data Anggota; (2) Buku Kas; (3) Buku Inventaris Barang;

(4) Buku Notulen; (5) Buku Kehadiran Peserta Rapat; (6) Buku Agenda

Surat; (7) Buku Tamu; (8) Buku Rencana Kegiatan; (9) Buku Kegiatan

Usaha; (10) Buku Pola Tanam/Tebar. Contoh format buku-buku diatas

seperti pada tabel d.ibawah ini.

Tabel 1. Format Buku Data Anggota Kelompok Pembudidaya Ikan

No Nama

Alamat

(No HP/Telp)

Jabatan

dalam

kelompok

Tingkat

pendidikan

Usia

(tahun)

Usaha

Pokok

Usaha

Sampingan

Kepemilikan lahan

usaha

Ket.

Luas

(m2)

Jumlah kolam/

tambak (buah)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Page 34: penyuluhan-anjangsana

~ 29 ~

Tabel 2. Format Buku Data Anggota Kelompok Penangkapan Ikan

No Nama

Alamat

(No HP/Telp)

Jabatan

dalam

kelompok

Tingkat

pendidikan

Usia

(tahun)

Usaha

Pokok

Usaha

Sampingan

Kepemilikan sarana

penangkapan

Ket. Kapal/

perahu

(buah)

Jenis alat

tangkap

(sebutkan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Page 35: penyuluhan-anjangsana

~ 30 ~

Page 36: penyuluhan-anjangsana

~ 31 ~

Tabel 3. Format Buku Data Anggota Kelompok Pengolahan Ikan

No Nama

Alamat

(No HP/Telp)

Jabatan

dalam

kelompok

Tingkat

pendidikan

Usia

(tahun)

Usaha

Pokok

Usaha

Sampingan

Kepemilikan sarana

pengolahan

Ket.

Jenis Banyaknya

(buah)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Page 37: penyuluhan-anjangsana

~ 32 ~

Tabel 4. Format Buku Data Anggota Kelompok Gabungan

No Nama

Alamat

(No HP/Telp)

Jabatan

dalam

kelompok

Tingkat

pendidik

an

Usia

(tahun)

Jenis

Usaha

Usaha

Pokok

Usaha

Sampi

ngan

Kepemilikan

lahan/sarana usaha

Ket.

Jenis

Banyakny

a/

luasnya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 38: penyuluhan-anjangsana

~ 33 ~

Tabel 5. Format Buku Kas Harian

No Tanggal Uraian Volume

(buah)

Harga per

satuan (Rp.)

Masuk

(Rp.)

Keluar

(Rp.)

Saldo

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 39: penyuluhan-anjangsana

~ 34 ~

Tabel 6. Format Buku Kas Bulanan

No Tanggal Uraian

Volume

(buah)

Harga per

satuan (Rp.)

Masuk

(Rp.)

Keluar

(Rp.)

1 2 3 4 5 6 7

TOTAL

SALDO/SISA

Tanggal dilaporkan :

Yang melaporkan :

Page 40: penyuluhan-anjangsana

~ 35 ~

Tabel 7. Format Buku Inventarisir Barang

No Jenis Barang

Jumlah

(buah)

Tanggal Terima Kondisi Barang

Keterangan

Kode No.

Dibeli Hibah

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 41: penyuluhan-anjangsana

~ 36 ~

Tabel 8. Format Buku Notulen

No Tanggal Nama Kegiatan Nama Pembicara Jabatan Pokok-pokok materi

yang disampaikan

Kesimpulan/

Rekomendasi

1 2 3 4 5 6 7

Page 42: penyuluhan-anjangsana

~ 37 ~

Tabel 9. Format Buku Kehadiran Peserta Rapat/Kegiatan

No Tanggal Nama Kegiatan Peserta Rapat/Kegiatan

Nama Jabatan Alamat Tanda Tangan

1 2 3 4 5 6 7

Page 43: penyuluhan-anjangsana

~ 38 ~

Tabel 10. Format Buku Agenda Surat

No No. Surat Tanggal

Surat

Pengirim/

Tujuan Surat

Tanggal

Surat

masuk

Perihal

Ket.

Surat Masuk Surat Keluar

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 44: penyuluhan-anjangsana

~ 39 ~

Tabel 11. Format Buku Tamu

No Nama Jabatan/

Instansi

Tanggal Tujuan/

keperluan Kesan Pesan

Tanda

Tangan Datang Pergi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Page 45: penyuluhan-anjangsana

~ 40 ~

Tabel 12. Format Rencana Kegiatan

No Uraian Volume/Frekuensi Waktu pelaksanaan Tempat pelaksanaan Keterangan

1 2 3 4 5 6

Page 46: penyuluhan-anjangsana

~ 41 ~

Tabel 13. Format Buku Kegiatan Usaha

No Hari/Tanggal Uraian Volume/

Frekuensi Pelaksana

Tempat

pelaksanaan Hasil Kegiatan Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 47: penyuluhan-anjangsana

~ 42 ~

Tabel 14. Format Buku Pola Tebar/Produksi Kelompok

Tahun: ..................

No

Nama

anggota

kelompok

Penebaran Bulan Perkiraan

Produksi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des Tangg

al

banyak

nya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Page 48: penyuluhan-anjangsana

~ 43 ~

Setiap orang atau perusahaan/kelompok yang bergerak dalam suatu

bisnis, tak terkecuali bisnis perikanan, tentu mengharapkan laba atau

keuntungan yang sesuai, tak seorang pun yang berniat merugi. Kerugian

berarti kehilangan sebagian modal atau tenaga dan pikiran yang telah

dicurahkan untuk kelangsungan bisnis itu. Sedangkan keuntungan berarti

memperoleh kelebihan hasil dari modal yang telah ditanamkan (investasi).

Persoalan modal dan keuangan merupakan aspek yang penting

dalam kegiatan suatu bisnis. Tanpa memiliki modal, suatu usaha tidak akan

dapat berjalan, walaupun syarat-syarat lain untuk mendirikan suatu bisnis

sudah dimiliki. Demikian pula, pengetahuan dan keberanian memulai usaha

saja tidak cukup.

Pengelolaan keuangan yang ketat dan berdisiplin memiliki pembukuan

yang teratur. Pembukuan itu harus memuat catatan harian, mingguan,

bulanan, dan seterusnya. Hal-hal penting yang perlu ditekankan dalam

pencatatan seperti jumlah hasil produksi, jumlah pembelian, pembayaran

tunai, utang, catatan gaji, stok, peralatan, jumlah penjualan, penerimaan

tunai, dan asuransi.

Agar catatan itu dapat digunakan sebagai sumber informasi maka

pengelolaannya haruslah dengan penuh disiplin. Dengan demikian, dapat

dilihat keadaan keuangan kelompok, apakah untung, rugi, atau hanya

kembali modal. Dari catatan itu dapat juga diambil suatu kebijaksanaan baru.

Misalnya, adanya keuntungan yang berlebih kemudian diinvestasikan ke

bidang lain atau bila terjadi kerugian, perlu pembenahan di sebagian/semua

sektor.

Prinsip mengelola keuangan yaitu usaha untuk memaksimalkan

keuntungan jangka panjang. Sedangkan keuntungan jangka pendek sendiri

Page 49: penyuluhan-anjangsana

~ 44 ~

tidak ada salahnya di dapat untuk menambah melancarkan usaha. Akan

tetapi, jika keuntungan jangka pendek yang diperoleh ternyata malah

merugikan usaha dalam jangka panjang maka diperlukan tindakan yang

bijaksana. Apakah usaha itu hanya mengejar keuntungan jangka pendek?

Ataukah lebih mengutamakan keuntungan jangka panjang? Jika usahanya

memang berorientasi ke jangka waktu yang lama, usaha yang hanya

menguntungkan dalam jangka pendek itu harus dilepas untuk menghindari

kerugian di masa mendatang.

Bisnis perikanan terdiri dari usaha jangka pendek dan jangka panjang.

Kedua usaha itu dapat dipilih salah satu atau keduanya. Usaha yang

orientasinya untuk jangka pendek misalnya usaha ikan hias. Dewasa ini telah

banyak usahawan yang mencoba-coba melakukan investasi jangka pendek

tersebut. Namun, ada usaha yang tidak dapat hanya berorientasi ke jangka

pendek saja, bahkan lebih ditekankan keuntungan jangka panjang. Usaha

tersebut biasanya yang membutuhkan biaya/modal besar. Misalnya, usaha

tambak udang dengan orientasi ekspor yang bila dicoba hanya dengan

investasi jangka pendek sama saja dengan membuang modal secara sia-sia.

Perencanaan keuangan yang teratur sangat bermanfaat bagi usaha

perikanan untuk mendapatkan sasaran berupa suatu usaha yang sehat dan

menguntungkan bagi kelangsungan usaha itu sendiri, juga imbalan untuk

tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan kelompok dan para anggotanya.

Bentuk umum informasi keuangan suatu kelompok adalah

seperangkat laporan keuangan, terutama yang terdiri atas: laporan posisi

keuangan (neraca), laporan rugi-laba (laporan aktivitas), laporan perubahan

modal, dan laporan arus kas, termasuk catatan penjelasan laporan keuangan

yang diperlukan.

Page 50: penyuluhan-anjangsana

~ 45 ~

C. Format Laporan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KUNJUNGAN PEMBINAAN PENYULUAN PERIKANAN

KEPADA SASARAN KELOMPOK

1. Penyuluh Perikanan: a. Nama : .............................................................................. b. Status : Penyuluh Perikanan PNS / Swadaya / Swasta *) c. Wilayah Kerja : .............................................................................. d. Unit Kerja : ..............................................................................

2. Dasar Pelaksanaan:

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................

3. Nama Kegiatan: Pembinaan Kelompok tentang ........................................................... ............................................................................................................

4. Tujuan Kegiatan: Meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilan dan/atau sikap tentang ...............................................................................................

5. Pelaksanaan Kegiatan: a. Waktu : .............................................................................. b. Tempat : .............................................................................. c. Pelaksana : .............................................................................. d. Sasaran : .............................................................................. e. Pihak terkait : ..............................................................................

6. Hasil Pekerjaan:

Materi Pokok/ Submateri Pokok

Hasil/ Capaian Keterangan

Bertambahnya pengetahuan

dan/atau keterampilan dan/atau sikap

Page 51: penyuluhan-anjangsana

~ 46 ~

.... orang anggota kelompok

............. tentang ........................

...................................................

Mengetahui,

Pimpinan Unit Kerja atau Pejabat yang ditunjuk,

( ....................................... )

................, .......................... 20.......

Penyuluh Perikanan,

( ....................................... )

3.4. Latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Kunjungan Pembinaan Kepada

Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dilakukan Oleh Penyuluh Kepada Sasaran

Kelompok”?

2. Menurut pendapat saudara, apa fungsi dari kelompok?

3.5. Rangkuman

Kunjungan pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode

penyuluhan perikanan langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok baik

yang rutin maupun yang insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok

pelaku utama/pelaku usaha perikanan.

Page 52: penyuluhan-anjangsana

~ 47 ~

Pendekatan kelompok lebih cepat dan praktis dibanding pendekatan

perserorangan. Persoalannya hanyalah bagaimana menentukan kelompok

strategis yang akan dijadikan sasaran penyuluhan.

Sebuah kelembagaan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan

perikanan dapat memiliki peranan antara lain sebagai berikut :

(1)Sebagai media komunikasi dan pergaulan sosial yang wajar, lestari dan

dinamis; (2)Sebagai basis untuk mencapai pembaharuan secara merata;

(3)Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat; (4)Sebagai wadah yang

efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja sama; dan (5)Sebagai teladan

bagi masyarakat lainnya.

Untuk dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok seharusnya

dapat berfungsi antara lain sebagai: (1) Kelas belajar; (2) Wadah kerja sama;

(3) Unit produksi; (4) Organisasi kegiatan bersama; dan (5) Kesatuan

swadaya dan swadana.

Page 53: penyuluhan-anjangsana

~ 48 ~

IV. PENUTUP

Dalam pelaksanaannya sebuah proses penyuluhan harus dimulai dari

pemahaman masyarakat terhadap potensi dan masalah yang dihadapinya, sehingga

terdorong untuk mengupayakan pemecahan masalah melalui pengembangan semua

potensi yang dimilikinya. Pada tahap inilah dimulai peran seorang penyuluh “untuk

membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat sasaran dari kegiatan usahanya”,

maka seorang penyuluh perikanan harus memahami tentang cara melakukan

kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh

penyuluh kepada sasaran: (1)perseorangan/anjangsana; dan (2)kelompok.

Modul ini menguraikan tentang kunjungan pembinaan kepada pelaku utama

dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran

perseorangan/anjangsana dan kelompok. Demikianlah paparan modul ini, semoga

dapat menambah kajian dan pemahaman para pembaca, dalam rangka memberikan

pemahaman cara melakukan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan

pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana

dan kelompok, serta dapat menerapkannya dalam kegiatan dan proses penyuluhan

perikanan.

Penulis menyadari akan keterbatasan kami dalam menyajikan modul ini, untuk

itu kami mengharapkan koreksi seperlunya, guna kesempurnaan dalam penulisan

modul ini, akhirnya kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

terkait langsung dalam penulisan modul ini, mudah-mudahan kehadiran modul ini

dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta, November 2011

Penyusun

Page 54: penyuluhan-anjangsana

~ 49 ~

KUNCI JAWABAN

MATERI POKOK 1:

1. Kunjungan pembinaan kepada sasaran perseorangan/anjangsana merupakan

metode penyuluhan perikanan langsung kepada pelaku utama/pelaku usaha

perikanan secara perorangan dengan mendatangi rumah atau tempat usaha

pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan.

2. Keunggulan pendekatan perorangan adalah relatif cepat terjadinya perubahan

perilaku sasaran penyuluhan setelah mencoba menerapkan inovasi. Alasannya

karena individu sangat strategis biasanya akan menerima suatu inovasi jika dia

benar-benar sudah yakin pada inovasi itu dan terutama pada pembawa inovasi

tersebut, yaitu penyuluh.

MATERI POKOK 2:

1. Kunjungan pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode penyuluhan

perikanan langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok baik yang rutin

maupun yang insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok pelaku

utama/pelaku usaha perikanan.

2. Kelompok seharusnya dapat berfungsi antara lain sebagai: (1) Kelas belajar; (2)

Wadah kerja sama; (3) Unit produksi; (4) Organisasi kegiatan bersama; dan (5)

Kesatuan swadaya dan swadana.

Page 55: penyuluhan-anjangsana

~ 50 ~

DAFTAR PUSTAKA

Juni Pranoto dan Wahyu Suprapti, 2006. Membangun Kerjasama Tim (Team Building). Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia, Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: KEP.54/MEN/2011 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya.

Santosa S., 2004. Dinamika Kelompok Edisi Revisi. Penerbit: Bumi Aksara, Jakarta.

Tim Pusbangluh, 2008. Modul Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Perikanan. Pusat Pengembangan Penyuluhan BPSDMKP, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan

Page 56: penyuluhan-anjangsana

~ 51 ~

GLOSARIUM

Kelompok pelaku utama/usaha adalah kumpulan pelaku utama/usaha yang

mempunyai hubungan atau interaksi yang nyata, mempunyai daya tahan dan

struktur tertentu, berpartisipasi bersama dalam suatu kegiatan. Hal ini tidak akan

dapat terwujud tanpa adanya kesatuan kelompok tersebut.

Kunjungan pembinaan kepada sasaran perseorangan/anjangsana merupakan

metode penyuluhan perikanan langsung kepada pelaku utama/pelaku usaha

perikanan secara perorangan dengan mendatangi rumah atau tempat usaha pelaku

utama dan/atau pelaku usaha perikanan.

Kunjungan pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode

penyuluhan perikanan langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok baik yang

rutin maupun yang insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok pelaku

utama/pelaku usaha perikanan.

Penyuluhan perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta

pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan

dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya

lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitasnya, efisien usaha,

pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam

pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Page 57: penyuluhan-anjangsana

~ 52 ~

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENYUSUN

Fahrur Razi, SST dilahirkan di Pematang Panjang (Banjarmasin) 26

Januari 1982, lulus dari Sekolah Pertanian Pembangunan

Banjarbaru pada Jurusan Budidaya Ikan Air Tawar tahun 1999 dan

menamatkan pendidikan D4 Penyuluhan Perikanan di STPP Bogor

tahun 2004, serta telah mengikuti berbagai pelatihan antara lain:

Pengelolaan budidaya ikan air tawar (Banjarnegara, 2003); HACCP

(Bogor, 2004); Pembekalan Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak

(Jakarta, 2004); Budidaya udang vaname di tambak (Bali, 2005);

Intensifikasi Budidaya Udang di Tambak (Jepara, 2005); Diseminasi Budidaya

Kerapu dan Perikanan di Laut (Gondol, 2006); Konsultan Keuangan Mitra Bank

(Denpasar, 2007); Pelatihan Dasar bagi Penyuluh Perikanan Tingkat Ahli

(Banjarbaru, 2008); Peningkatan Kapasitas Penyuluh Perikanan Kawasan

Minapolitan (Padang, 2010); Corporate Spriritual Training (Bogor, 2011); Bimbingan

Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Semi Populer bagi Penyuluh Perikanan Ahli

(Denpasar, 2011); TOT Nasional Perubahan Iklim bagi Penyuluh Perikanan (Bogor,

2011). Memulai karier sebagai Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak dengan

penempatan pada Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kabupaten Jembrana

tahun 2004 s/d 2007, sejak Januari 2008 mengemban amanah sebagai PNS dalam

Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan

Perikanan BPSDMKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan.