PENYULUHAN AGAMA BERBASIS BANK SAMPAH DI MAJELIS...
Transcript of PENYULUHAN AGAMA BERBASIS BANK SAMPAH DI MAJELIS...
PENYULUHAN AGAMA BERBASIS BANK SAMPAH
DI MAJELIS TAKLIM PERUMAHAN
ATSIRI PERMAI BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S. Sos.)
Oleh:
Rakhmah Maulidina
NIM 1113052000039
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2020 M
PENYULUHAN AGAMA BERBASIS BANK SAMPAH
DI MAJELIS TAKLIM PERUMAHAN
ATSIRI PERMAI BOGOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S. Sos)
Oleh:
Rakhmah Maulidina
NIM 1113052000039
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2020 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “PENYULUHAN AGAMA BERBASIS
BANK SAMPAH DI MAJELIS TAKLIM PERUMAHAN
ATSIRI PERMAI BOGOR”, telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 April 2020. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam.
Jakarta, 23 Mei 2020
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang
Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si
NIP. 19650301 199903 1 001
Sekretaris Sidang
Artiarini Puspita Arwan, M.Psi
NIP. 19861109 201101 2 016
Anggota
Penguji I
Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si
NIP. 19690607 199503 2 003
Penguji II
Muhtar Mochamad Solihin, M.S
NUPN. 9920113247
Pembimbing
Dr. M. Taufik Hidayatulloh, M.Si
NIP. 19760626 200901 1 011
PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Rakhmah Maulidina
Nim : 1113052000039
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
PENYULUHAN AGAMA BERBASIS BANK SAMPAH DI
MAJELIS TAKLIM PERUMAHAN ATSIRI PERMAI BOGOR
adalah benar merupakan karya saya pribadi dan dalam
penyusunannya tidak melakukan tindakan plagiat. Adapun
kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia
melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau
keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 23 April 2020
Rakhmah Maulidina
i
ABSTRAK
Rakhmah Maulidina, 1113052000039, Penyuluhan Agama
Berbasis Bank Sampah Di Majelis Taklim Perumahan Atsiri
Permai Bogor. Dibawah bimbingan Dr. Taufik Hidayatulloh,
M.Si.
Kabupaten Bogor memiliki jumlah penduduk terbanyak di
Indonesia, yakni 5,8 juta jiwa. Penduduk yang banyak tersebut
menimbulkan beragam permasalahan, satu diantaranya timbulan
sampah yang pada tahun 2019 mencapai 2.800 ton/ hari.
Ironisnya dari jumlah tersebut yang dapat terangkut ke TPA
Galuga Bogor hanya 700 ton/ hari. Timbulan sampah yang tidak
terkendali diakibatkan gaya hidup masyarakat Bogor yang belum
sepenuhnya peduli terhadap lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk menjelaskan bentuk
pengelolaan majelis taklim berbasis bank sampah, 2) Untuk
menganalisis input, proses dan output penyuluhan agama berbasis
bank sampah di majelis taklim. Penelitian ini menggunakan teori
penyuluhan yaitu teori yang mempelajari sistem dan proses
perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud
perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan 1) Bentuk pengelolaan
majelis taklim berbasis bank sampah ditunjukan dengan
membentuk kepengurusan, membuat tahapan-tahapan dalam
mengelola sampah serta menentukan kriteria sampah yang dapat
ditukar. 2) Input penyuluhan berupa materi, metode dan media
penyuluhan. Proses penyuluhan berupa mengelola tahapan,
gangguan dan strategi penyuluhan. Output penyuluhan yaitu
warga lebih memiliki pengetahuan terkait kebersihan lingkungan,
memiliki pengetahuan dalam memilah sampah, lebih aktif dalam
mengajak menjaga kebersihan serta warga memiliki pendapatan
tambahan dari sampah pada bank sampah.
Kata Kunci: Penyuluhan Agama, Majelis Taklim, Bank
Sampah.
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW.
Proses terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan rasa terima kasih yang terdalam kepada
kedua orang tua penulis atas doa, semangat, kasih sayang,
pengorbanan dan ketulusan dalam mendoakan penulis.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam penelitian ini, diantaranya
kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed, Ph.D. Wakil
Dekan I Bidang Akademik Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW,
MSW. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Dr.
Sihabuddin Noor, M.Ag. dan Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Drs. Cecep
Castrawijaya, M.A.
iii
2. Ir. Noor Bekti Negoro, S.E, M.Si. selaku Ketua Prodi dan
Artiarini Puspita Arwan, M. Psi. selaku Sekretaris Prodi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Jakarta yang telah
banyak meluangkan waktu serta memberikan segenap ilmu,
arahan dan masukan kepada penulis.
3. Dr. M. Taufik Hidayatulloh, M. Si. selaku pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
dengan penuh kesabaran tanpa lelah untuk memberikan
masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dra. Hj. Mastanah, M. Si. selaku penasihat akademik yang
telah memberikan motivasi dan bimbingan selama penulis
menjalankan perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si. selaku Dosen Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang membimbing sejak
awal semprop sampai saat ini.
6. Ade Rina Farida, M. Si. selaku Dosen Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi dan juga selaku informan meluangkan
waktu untuk diwawancarai dan telah mendukung penulis
hingga saat ini.
7. Seluruh pengurus dan anggota Majelis Taklim Uswatun
Hasanah serta pengurus dan nasabah Bank Sampah Melati
Bersih (BSMB) yang telah mempermudah penulis dalam
penelitian di lapangan untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Dinara Oktaviana S.Sos. yang telah menjadi teman yang
selalu ada disaat penulis bingung.
9. Teman-teman seperjuangan di program studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2013.
iv
10. Seluruh dosen Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam serta
dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta serta Kepala dan Staf
Perpustakaan Utama serta Perpustakaan Fakultas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta serta seluruh civitas akademik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ucapan dan rasa Terimakasih juga penulis sampaikan
kepada seluruh pihak yang telah membantu proses skripsi ini dari
awal hingga akhir. Semoga seluruh bantuan dalam bentuk apapun
menjadi amal ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.
Semoga skripsi ini dapat memberi kemanfaatan, amiin.
Jakarta, 23 April 2020
Rakhmah Maulidina
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................ v
DAFTAR TABEL .................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................. 9
C. Batasan Masalah.................................................... 9
D. Rumusan Masalah ............................................... 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................... 10
1. Tujuan Penelitian .......................................... 10
2. Manfaat Penelitian ........................................ 11
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................. 11
G. Metode Penelitian................................................ 16
1. Model Penelitian ........................................... 16
2. Desain Penelitian ........................................... 18
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................ 19
4. Subyek dan Obyek Penelitian ....................... 19
5. Teknik Pengambilan Data ............................. 21
6. Sumber Data .................................................. 23
7. Teknik Analisis Data ..................................... 24
H. Sistematika Penulisan ......................................... 25
vi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .................................................... 28
B. Kajian Pustaka ..................................................... 29
1. Penyuluhan Agama ....................................... 29
2. Fungsi Penyuluhan Agama ........................... 33
3. Unsur-unsur Penyuluhan Agama .................. 34
4. Kelompok Majelis Taklim ............................ 46
5. Fungsi dan Tujuan Majelis Taklim ............... 48
6. Kegiatan Majelis Taklim ............................... 50
7. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Berkonsep 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) 50
C. Kerangka Berpikir ............................................... 55
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Profil Desa Ragajaya ........................................... 59
1. Kondisi Geografis ......................................... 59
2. Kondisi Demografis ...................................... 59
3. Kondisi Keagamaan ...................................... 61
B. Profil Majelis Taklim Uswatun Hasanah dan Bank
Sampah Melati Bersih Atsiri ............................... 62
C. Sejarah Berdiri Bank Sampah Melati Bersih
Atsiri....................................................................70
D. Visi-Misi Bank Sampah Melati Bersih Atsiri ..... 71
E. Program Bank Sampah ........................................ 71
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Informan.............................................. 74
B. Temuan Penelitian ............................................... 76
1. Materi penyuluhan Agama ............................. 76
2. Metode penyuluhan agama ........................... 79
vii
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Majelis Taklim Berbasis Bank
Sampah Pada Perumahan Atsiri Permai
Bogor...................................................................89
1. Membentuk kepengurusan ............................ 89
2. Keanggotaan majelis taklim dan bank sampah
....................................................................... 91
3. Nasabah bank sampah ................................... 93
4. Tahapan pada bank sampah .......................... 95
5. Kriteria sampah bernilai ekonomis ............... 97
6. Kemanfaatan majelis taklim berbasis bank
sampah........................................................... 99
B. Input, Proses dan Output/ Outcome dari
Penyuluhan Agama Berbasis Bank Sampah di
Majelis Taklim Perumahan Atsiri Permai
Bogor ................................................................ 102
1. Input Penyuluhan Agama Berbasis Bank
Sampah di Majelis Taklim Perumahan atsiri
Permai Bogor .............................................. 103
2. Proses Penyuluhan Agama berbasis Bank
Sampah di Majelis Taklim Perumahan atsiri
Permai Bogor. ............................................. 111
3. Output, Feedback, Outcome dan Impact dari
Penyuluhan Agama Berbasis Bank Sampah di
Majelis Taklim Perumahan atsiri Permai
Bogor. .......................................................... 116
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................... 125
B. Implikasi ............................................................ 127
C. Saran .................................................................. 127
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 129
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tinjauan Pustaka ......................................... 12
Tabel 3.1 Kondisi Demografis Desa Ragajaya ........... 60
Tabel 3.2 Etnis di Desa Ragajaya ............................... 60
Tabel 3.3 Agama yang Dianut di Desa Ragajaya ....... 61
Tabel 4.1 Identitas Subyek .......................................... 75
Tabel 5.1 Kelembagaan dalam Majelis Taklim .......... 101
Tabel 5.2 Input Penyuluhan Agama pada Majelis ...... 110
Tabel 5.3 Proses Penyuluhan Agama pada Majelis..... 115
Tabel 5.4 Output, Feedback, Outcome dan Impact …. 121
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sri Mulyani, realisasi pertumbuhan ekonomi
tahun 2018 diperkirakan meleset dari target karena hanya
tumbuh 5,05% dari target yang ditetapkan sebesar 5,2%,
maka permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi saat ini
akan berkembang atau berdampak pada kemiskinan yang
melanda masyarakat Indonesia.1
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Menteri
Dalam Negeri (Mendagri) RI Tjahjo Kumolo, jumlah
penduduk Indonesia per 30 Juni 2016 sebanyak 257.912.349
jiwa. Adapun jumlah wajib KTP per 31 Desember 2015
yakni 182.588.494 jiwa. Sedangkan laju pertumbuhan
penduduk Indonesia saat ini masih di angka 1,49 persen.
Maka dalam satu tahun penduduk Indonesia bertambah
sekitar 4 juta jiwa, sebagaimana dikatakan Kepala BKKBN
Pusat dr.Surya Chandra. Artinya, di bulan Juli 2017 jumlah
penduduk Indonesia lebih dari 262 juta jiwa.2
1 CNBC Indonesia, “Kondisi Perekonomian Indonesia 2018 Menurut
Sri Mulyani,” Diakses pada 25 April 2020 dari
http://www.cnbcindonesia.com 2 Tribun Jogja, “Hingga Juli 2017, Jumlah Penduduk Indonesia
Bertambah Jadi 262 Juta Jiwa Lebih,” Diakses pada 25 April 2020 dari
http://www.jogja.tribunnews.com
2
Sedangkan menurut data Badan Pusat Statistik, selama
30 tahun terakhir, jumlah penduduk Indonesia meningkat
hampir dua kali lipat, yaitu 147,49 juta jiwa pada tahun 1980
menjadi 179,37 juta jiwa pada tahun 1990 dan pada tahun
2000 bertambah mencapai 206,26 juta jiwa. Angka tersebut
terusmengalami peningkatan dan mencapai 218,86 juta jiwa
pada tahun 2005 hingga peningkatan itu terus meningkat
hingga pada tahun 2011 mencapai 259.940.857 jiwa.3
Jumlah penduduk yang tinggi dapat dimaknai sebagai
ketersediaan jumlah tenaga kerja yang tinggi namun di sisi
lain angka pertumbuhan ekonomi terus beranjak naik.
Seharusnya, apabila pertumbuhan penduduk menunjukkan
angka yang tinggi, maka harus diiringi dengan tingkat
pendapatan, kesejahteraan dan peningkatan ekonomi dalam
keluarga.
Ekonomi Jawa Barat triwulan III-2018 terhadap
triwulan III-2017 tumbuh 5,58 persen (y-on-y) meningkat
dibanding periode yang sama pada tahun 2017 yang tumbuh
sebesar 5,20 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi
sebesar 10,85 persen. Sementara dari sisi Pengeluaran oleh
3 Emilia dan Yuliansyah, “Metode Yuridis Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis di STT-PLN,” Jurnal Kajian Ilmu dan Teknologi,
Vol 7 No 1 (April 2018): h. 7
3
Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
tumbuh sebesar 18,92 persen.4
Angka kemiskinan yang tinggi di Kabupaten Bogor,
mengindikasikan masih banyak pengangguran dan kurangnya
kepedulian saling tolong menolong di masyarakat, sehingga
tidak memiliki rasa kesalehan terhadap lingkungan
sekitarnya. Bagi sebagian masyarakat kesalehan hanya
dipahami sebagai bentuk ketaatan terhadap hukum agama
yang dijalankan dalam ritual keagamaan seperti shalat, puasa,
dan menunaikan ibadah haji. Pandangan ini perlu diperluas
lagi, sebab kesalehan yang terbatas pada aktivitas ritual
agama saja akan menjadi sempit, karena menafikan relasi
manusia dengan lingkungan sebagai tempat berpijak.
Kesalehan terhadap lingkungan sesungguhnya mencakup
relasi manusia dengan Tuhan, relasi antar manusia, dan relasi
manusia dengan lingkungan.5
Jumlah manusia bisa dijadikan sebagai modal dasar
dalam aktivitas ekonomi, maka umat Islam semestinya bisa
menjadi sumber yang besar dan kuat. Satu hal yang belum
4 Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, Pertumbuhan Ekonomi
Jawa Barat Triwulan III-2018, Diakses pada Sabtu, 25 April 2020 pukul 16.00
WIB dari http://www.jabar.bps.go.id 5 Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan: Perspektif Islam (Jakarta:
Kencana, 2010), h. 245-246
4
digarap serius adalah pemberdayaan umat Islam secara
komprehensif.6
Al-Qur’an mengumpamakan tentang manusia dalam
mencari rezekinya untuk membantu kehidupan mereka seperti
dalam Q.S Saba’ ayat 24:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Siapakah yang memberi rezeki
kepadamu dari langit dan dari bumi?’ Katakanlah, ‘Allah’,
dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik),
pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang
nyata” (Q.S Saba: 24).
Dengan demikian, dalam ayat tersebut dijelaskan
bahwa Allah SWT sudah pasti memberikan rezeki kepada
seluruh umat manusia di muka bumi ini. Tugas kita hanyalah
terus berusaha memanfaatkan apa yang sudah Allah berikan.
Salah satu bentuk syukur dengan memanfaatkan apa
yang sudah Allah berikan ialah dengan memanfaatkan
sampah hasil buangan masyarakat. perilaku yang biasanya
tampak dalam kondisi masyarakat adalah dengan mengubur
sampah atau membakar sampah. Kondisi tersebut jauh dari
harmonis dengan alam. Perkembangan model pengelolaan
6 A. Qodri Azizy, Membangun Fondasi Ekonomi Umat (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), h. 11
5
sampah untuk dikumpulkan-angkut-buang belum menjadi
solusi dari permasalahan sampah. Hal tersebut hanya
didasarkan pada ‘sikap risih’ terhadap sampah disekitar
sehingga dibuatnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) namun
permasalahan sampah belum selesai.
Perkembangan pengelolaan sampah berkembang
dengan dibuatkannya Tempat Pembuangan Akhir dimana
model ini oleh beberapa orang dapat dimanfaatkan dengan
memilah sampah untuk dijual kembali. Model pengelolaan
sampah ini memiliki kelemahan antara lain tanah
pembuangan yang semakin sempit, biaya pembuangan
sampah, dan dampak terhadap lingkungan.7
Dalam mengelola sampah, diharapkan masyarakat
Indonesia mengubah paradigma kumpul-angkut-buang
menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan dan
penanganan sampah. Model 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan sampah.
Perkembangan dan kesadaran masyarakat melalui penguatan
ekonomi lokal dan bersama-sama menyelesaikan
permasalahan sampah dengan model pengelolaan bank
sampah.8
7 Dwi Wulandari, Bank Sampah: Model Pengelolaan Sampah dalam
Upaya Peningkatan Ekonomi Lokal, LPPM Universitas Negeri Malang. 2017.
h. 3 8 Dwi Wulandari, Bank Sampah: Model Pengelolaan Sampah dalam
Upaya Peningkatan Ekonomi Lokal, LPPM Universitas Negeri Malang. 2017.
h. 3
6
Seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta Peraturan
Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya
perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan
sampah yaitu dari paradigma kumpul-angkut-buang, menjadi
pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan
penanganan sampah.9
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah bank
sampah di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Pada
2018, bank sampah mencapai 7.488 unit. Angka ini naik
hingga lebih lima kali lipat dari 2014 yang sebanyak 1.172
unit.10
Sudah saatnya masyarakat menganggap sampah
sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis dan dapat
dimanfaatkan seperti untuk bahan energi, kompos, pupuk, dan
bahan baku industri. Pengelolaan sampah dapat dilakukan
dengan pendekatan secara menyeluruh. Dimulai dari hulu,
yaitu semenjak satu produk berpotensi menjadi sampah belum
dihasilkan kemudian dilanjutkan sampai ke hilir, yaitu pada
fase produk sudah digunakan, sehingga menjadi sampah,
9 Dwi Wulandari, Bank Sampah: Model Pengelolaan sampah dalam
Upaya Peningkatan Ekonomi Lokal, LPPM Universitas Negeri Malang. 2017.
h. 3-4. 10 Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, “Banyak Serap Tenaga Kerja, Ini
Jumlah Bank Sampah di Indonesia”, Di akses pada 19 Mei 2020 Dari
databoks.katadata.co.id
7
yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara
aman.11
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di
Komplek Atsiri Permai pada tanggal 21 April 2018
ditemukan bahwa masyarakat di Desa Ragajaya Kabupaten
Bogor merupakan salah satu desa yang peduli terhadap
lingkungan khususnya pengelolaan sampah. Bentuk
kepedulian mereka adalah mendirikan sebuah Bank Sampah.
Tujuan Bank sampah adalah untuk menumbuhkan kesadaran
dan rasa kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’
dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi
langsung dari sampah.12
Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan
(KLHK) menyebutkan, bank sampah berkontribusiterhadap
pengurangan sampah nasional sebesar 1,7 persen. Angka ini
setara dengan 1,4 juta ton sampah per tahun. Selain itu, bank
sampah juga berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja
di tanah air. Tercatat ada sebanyak 163.128 tenaga kerja yang
bekerja di bank sampah. Kebanyakan merupakan ibu rumah
tangga (49 persen).13
11 Dwi Wulandari, Bank Sampah: Model Pengelolaan Sampah dalam
Upaya Peningkatan Ekonomi Lokal, LPPM Universitas Negeri Malang. 2017.
h. 4 12 Observasi Penulis pada Perumahan Atsiri Permai Bogor, 21 April
2018 13 Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, “Banyak Serap Tenaga Kerja, Ini
Jumlah Bank Sampah di Indonesia”, Di akses pada 19 Mei 2020 Dari
databoks.katadata.co.id
8
Bank sampah tempat menabung sampah dalam arti
yang sebenarnya adalah masyarakat menabung dalam bentuk
sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya. Setiap
jenis sampah yang telah dikelompokan memiliki nilai rupiah
yang berbeda-beda. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor
rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka
tertera nilai rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung
dan memang bisa ditarik dalam bentuk rupiah (uang).14
Nilai dari sampah yang sudah ditabung dapat ditarik
dalam bentuk rupiah merupakan daya tarik tersendiri yang
dimiliki oleh Bank Sampah Atsiri Permai Bogor sehingga
pada saat dibentuk hanya beran ggotakan 17 orang, kini
Bank Sampah Atsiri Permai Bogor sudah beranggotakan 133
orang.
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di
atas, penulis tertarik untuk menulis sebuah skripsi berjudul:
“Penyuluhan Agama Berbasis Bank Sampah Di Majelis
Taklim Perumahan Atsiri Permai Bogor”.
14 Wawancara dengan Pengurus Bank Sampah pada Komplek Atsiri
Permai Bogor, Setiawan, Bogor, 21 April 2018
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di
atas, penulis mengidentifikasi masalah yaitu pengelolaan
sampah yang senantiasa muncul di tengah-tengah masyarakat.
Sampah perlu dikelola dengan baik sehingga menghasilkan
nilai ekonomi. Permasalahan sampah perlu ditangani dan
dikelola dengan lebih serius agar tidak semakin menjadi
problematika yang tak berkesudahan dengan cara diberikan
sentuhan berupa perhatian, pembinaan, pendampingan,
bimbingan dan penyuluhan terutama penyuluhan agama
kepada masyarakat.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam skripsi
ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut.
1. Penyuluhan menurut Kementerian Agama yaitu salah
satu bagian dari ilmu sosial yang mempelajari sistem
dan proses perubahan pada individu serta masyarakat
agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai
dengan yang diharapkan. Dalam penelitian ini,
penyuluhan dibatasi pada penyuluhan agama.
2. Pembatasan masalah pada penyuluhan agama yang
dilaksanakan tersebut meliputi materi, metode, media
dan strategi penyuluhan agama.
10
3. Majelis Taklim berbasis Bank Sampah dalam
penelitian ini dibatasi pada Majelis Taklim Uswatun
Hasanah dan Bank Sampah Melati Bersih (BSMB)
Atsiri.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan
masalah yang telah diuraikan, maka penulis dapat
merumuskan masalah yang akan menjadi acuan dalam
penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana pengelolaan majelis taklim berbasis bank
sampah pada Perumahan Atsiri Permai Bogor?
2. Bagaimana input, proses dan output/ outcome
penyuluhan agama berbasis bank sampah di majelis
taklim Perumahan Atsiri Permai Bogor?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk menganalisis pengelolaan majelis taklim
berbasis bank sampah pada Perumahan Atsiri
Permai Bogor.
b. Untuk menganalisis input, proses dan output/
outcome penyuluhan agama berbasis bank
sampah di majelis taklim Perumahan Atsiri
Permai Bogor.
11
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca agar menambah literatur dan khazanah
keilmuan.
b. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat
bermanfaat pada program studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi para pengurus bank
sampah di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sebelumnya
mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusun
menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis
tempuh adalah mencari informasi serta mengumpulkan
terlebih dahulu terhadap objek penelitian untuk dijadikan
sebuah karya ilmiah. Hal ini dilakukan untuk memperjelas
perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya dan menghindari plagiarism karya orang lain.
Penelitian terdahulu yang dimaksud ialah sebagai berikut.
12
Tabel 1. 1 Tinjauan Pustaka
No
Nama
Peneliti dan
Judul
Penelitian
Identitas Tulisan
(Skripsi,
Jurusan,
Fakultas/Jurnal,
Vol, No, Tahun)
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1
Muhtar
Mochamad
Solihin,
“Pengaruh
Penyuluhan
Agama
Terhadap
Kesadaran
Lingkungan
Melalui
Pendirian
Bank Sampah
di Desa
Ragajaya
Bogor”
Skripsi, Jurusan
Bimbingan
Penyuluhan
Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi,
Tahun 2014
Metode
Kuantitatif
dengan
jenis
deskriptif
analisis
Penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan
menganalisis:
(1) tingkat kesadaran
kelompok majelis taklim
Nurul Falah dalam
mengelola kebersihan
lingkungan sekitar
(2) pengaruh metode dan
media penyuluhan agama
terhadap kesadaran
lingkungan, dan
(3) pengaruh dari masing-
masing dimensi variabel
metode dan variabel media
penyuluhan terhadap
kesadaran lingkungan
kelompok majelis taklim
Nurul Falah.
(Halaman: 11)
Penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat kesadaran
Kelompok Majelis Taklim
Nurul Falah dalam
mengelola lingkungan
tempat tinggal sekitar sudah
mengetahui (kognitif), mau
(afektif) dan mampu
(konatif) melakukan
penjagaan dan pengelolaan
lingkungan yang tergolong
baik dengan nilai afektif
yang lebih tinggi daripada
aspek konatif yakni 53,80%
dan 52,03%
(Halaman: 84)
13
No
Nama
Peneliti dan
Judul
Penelitian
Identitas Tulisan
(Skripsi,
Jurusan,
Fakultas/Jurnal,
Vol, No, Tahun)
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
2
Aliedha
Noorrafisa
Putri,
“Partisipasi
Perempuan
Dalam
Pengelolaan
Sampah
Melalui
“Bengkel
Kerja
Kesehatan
Lingkungan”
Di Dusun
Badegan
Bantul”
Skripsi, Jurusan
Sosiologi,
Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu
Politik
Universitas
Sebelas Maret
Bantul
Metode
Penelitian
Kualitatif
dengan
menggunak
an metode
studi kasus
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
bagaimana partisipasi
perempuan dalam
pengelolaan sampah rumah
tangga melalui sebuah
lembaga masyarakat yakni
Bengkel Kerja Kesehatan
Lingkungan (BKKLBM) di
Dusun Badegan Bantul
serta bagaimana BKKLBM
berperan dalam
pemberdayaan perempuan
dan pengelolaan lingkungan
hidup
(Halaman: 8)
3
Ali
Munandar,
“Penyuluhan
Peningkatan
Ekonomi
Melalui
Pesantren
Agraria
(Pertanian) Di
Dusun
Peninis Desa
Windujaya”
Skripsi, Jurusan
Bimbingan dan
Penyuluhan
Islam,
UIN Syarif
Hidayatullah
angkatan 2012
Metodologi
kualitatif.
Skripsi ini memiliki dua
point permasalahan yaitu
penyuluhan dalam
meningkatkan ekonomi
masyarakat dan penanaman
nilai-nilai keagamaan pada
masyarakat yang dilakukan
oleh Pesantren Pertanian
Taman Lestari di Dusun
Peninis Desa Windujaya.
Teori yang digunakan
dalam penelitian adalah
teori penyuluhan dan teori
penanaman nilai-nilai
keagamaan. Penyuluhan
yang di terapkan terfokus
dalam bagaimana untuk
meningkatkan
perekonomian dari
masyarakat, disertai
penerapan nilai-nilai
keagamaan dalam
kehidupan sehari-hari
khususnya di lingkungan
pertanian
(Halaman: i)
14
No
Nama
Peneliti dan
Judul
Penelitian
Identitas Tulisan
(Skripsi,
Jurusan,
Fakultas/Jurnal,
Vol, No, Tahun)
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Hasil penelitian
menggambarkan bagaimana
pola serta proses dari
pesantren Pertanian Taman
Lestari melakukan
penyuluhan terhadap
masyarakat guna
meningkatkan
perekonomian dengan
recovery tanah yang sudah
sulit untuk ditanami tanpa
menggunakan pupuk
anorganik, serta pelatihan-
pelatihan dalam
meningkatkan produksi dari
lahan pertanian yang secara
keseluruhan di kemas
dengan ciri khas dari
pesantren yang sangat
agamis.
(Halaman: i)
4
Dinda
Permata Hani,
“Pengelolaan
Program
Bank Sampah
dalam Upaya
Pemberdayaa
n Masyarakat
dan
Peningkatan
Ekonomi
Keluarga di
Bank Sampah
Mutiara
Kelurahan
Binjai
Kecamatan
Medan
Denai”
Skripsi,
Departemen
Kesejahteraan
Sosial, Fakultas
Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik,
Universitas
Sumatera Utara
Medan, Tahun
2017
Penelitian
kualitatif,
dengan
metode
deskriptif.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
bagaimana pengelolaan
program bank sampah
dalam upaya pemberdayaan
masyarakat dan
peningkatan ekonomi
keluarga di Bank Sampah
Mutiara Kelurahan Binjai
Kecamatan medan denai.
Berdasarkan hasil analisis
data disimpulkan bahwa
adanya pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan
oleh Bank Sampah Mutiara
kepada nasabah/
masyarakat. Tapi masih
disayangkan bank sampah
mutiara masih belum dapat
meningkatkan ekonomi
keluarga di kelurahan
binjai. (Halaman: i)
15
No
Nama
Peneliti dan
Judul
Penelitian
Identitas Tulisan
(Skripsi,
Jurusan,
Fakultas/Jurnal,
Vol, No, Tahun)
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
5
Dr. Dwi
Wulandari,
S.E., M.M.,
“Bank
Sampah:
Model
Pengelolaan
Sampah
dalam Upaya
Peningkatan
Ekonomi
Lokal
Penelitian
Mandiri,
Kementerian
Riset, Teknologi
dan Pendidikan
Tinggi,
Metode
kualitatif
dengan
jenis
deskriptif
analisis.
Penelitian ini dilaksanakan
di Bank Sampah Malang
(BSM) dan Komunitas
Bank Sampah Kabupaten
Malang yang bergabung
pada Ngalam Waste Bank.
Berdasarkan hasil
wawancara dan FGF
(Forum Group Discussion)
yang telah dilakukan
menunjukkan model bank
sampah memiliki relatif
kesamaan dalam
pengelolaan sampah dan
pemberdayaan masyarakat
lokal. Yang membedakan
terletak pada proses
pemasaran produk
kerajinan, kreativitas
pengelolaan dan juga dari
sisi geografis yang menutut
kreasi dari masing-masing
bank sampah.
(Halaman: 1)
16
Dari tinjauan pustaka di atas, penelitian yang akan
dilaksanakan ini memiliki perbedaan sebagai berikut.
1. Lokasi penelitian ini yaitu di Perumahan Atsiri Permai
Bogor. Lokasi penelitian ini berbeda dengan tinjauan
pustaka di atas.
2. Pada ranah subyek, obyek dan fokus masalah, penelitian
ini berbeda dengan tinjauan pustaka di atas. Pembahasan
dalam penelitian ini adalah bagaimana penyuluhan agama
berbasis bank sampah di majelis taklim Perumahan Atsiri
Permai Bogor.
G. Metode Penelitian
1. Model Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami
suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah
dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang
mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.15
Penelitian model kualitatif menurut Denzin dan
Lincoln adalah penelitian yang ditujukan untuk
mendapatkan pemahaman yang mendasar melalui
pengalaman first-hand dari peneliti yang langsung
berproses dan melebur menjadi satu bagian yang tidak
terpisahkan dengan subjek dan latar yang akan diteliti
15 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-
ilmu Sosial, Cet ke-3 (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 8
17
berupa laporan yang sebenar-benarnya, apa adanya dan
catatan-catatan lapangan yang aktual. Selain itu,
penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana para
subjek penelitian mengambil makna dari lingkungan
sekitar dan bagaimana makna-makna tersebut
memengaruhi perilaku subjek itu sendiri.16
Penelitian kualitatif berusaha memahami dan
menggambarkan apa yang dipahami dan digambarkan
subjek penelitian. Penelitian kualitatif lebih ditujukan
untuk mendapat pemahaman secara mendalam mengenai
organisasi atau peristiwa tertentu, ketimbang
mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel besar dari
populasi.17
Alasan penggunaan model pendekatan kualitatif
dalam penelitian ini agar penulis mendapatkan data yang
tepat dan hasil yang sesuai dari kondisi di lapangan yang
sebenarnya. Dengan model pendekatan kualitatif
diharapkan dapat menggambarkan bagaimana penyuluhan
agama berbasis bank sampah di majelis taklim Perumahan
Atsiri Permai Bogor.
16 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-
ilmu Sosial, Cet ke-3 (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 7 17 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet, Ke-1, h. 80-85
18
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah desain penelitian deskriptif. Desain deskriptif
adalah penelitian sosial menggunakan kondisi, situasi,
atau variabel yang muncul di masyarakat yang menjadi
objek penelitian tersebut, kemudian menarik kepermukaan
sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi
ataupun variabel tertentu.18 Penelitian kualitatif memiliki
ciri khas penyajian datanya dalam bentuk narasi, cerita
mendalam atau rinci dari para responden hasil wawancara
dan atau observasi.19
Desain penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah,
keadaan atau suatu peristiwa dengan sebagaimana adanya
berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Hasil penelitian
ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif
tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang sedang
diselidiki, akan tetapi untuk mendapatkan manfaat yang
lebih luas biasanya dalam jenis penelitian deskriptif ini
dilakukan pemberian berbagai interpretasi.20
18 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-
format Kuantitatif dan Kualitatif Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik,
Komunikasi, Manajemen dan Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2013), h. 48 19 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan
Proposal Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press, 2010), h. 55 20 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2015), h. 31
19
Alasan penulis menggunakan desain penelitian
deskriptif adalah agar penulis dengan leluasa dapat
menggambarkan secara keseluruhan mengenai bagaimana
penyuluhan agama berbasis bank sampah di majelis
taklim Perumahan Atsiri Permai Bogor.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Perumahan Atsiri
Permai Bogor yang berada di kawasan Desa Ragajaya
kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor Jawa Barat,
16920. Sedangkan waktu penelitian ini dimulai sejak
tahun 2018 sampai dengan April 2020.
4. Subyek dan Obyek Penelitian
a. Subyek Penelitian
Penulis merasa perlu terlebih dahulu
memaparkan tentang teknik teknik pemilihan subyek
dalam penelitian kualitatif ini. Teknik pemilihan
subyek dalam penelitian kualitatif umumnya
menggunakan pendekatan purposif. Sampel tidak
diambil secara acak tetapi justru dipilih mengikuti
kriteria tertentu. Pilihan prosedur yang ada
memberikan pilihan-pilihan pada peneliti untuk
mengambil prosedur yang dianggap paling sesuai
dengan masalah dan tujuan penelitian.21
21 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian
Perilaku Manusia, Cet ke-4 (Depok: LPSP3 UI, 2011), h. 118-119
20
Teknik purposif merupakan teknik yang
berdasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki oleh subyek
yang dipilih oleh peneliti karena ciri-ciri tersebut
sesuai dengan tujuan penelitian yang akan
dilakukan.22
Dengan demikian, subyek dalam penelitian ini
adalah orang-orang yang terlibat dalam penyuluhan
agama berbasis bank sampah di majelis taklim
Perumahan Atsiri Permai Bogor, yakni penyuluh
agama, pengurus dan jamaah majelis taklim serta
pengurus dan nasabah bank sampah pada perumahan
tersebut.
b. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah penyuluhan agama
berbasis bank sampah di majelis taklim Perumahan
Atsiri Permai Bogor.
22 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-
ilmu Sosial, Cet ke-3 (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 106
21
5. Teknik Pengambilan Data
Penulis menggunakan tiga teknik dalam
pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu.
a. Teknik Observasi
Observasi adalah suatu proses melihat,
mengamati dan mencermati serta ‘merekam’ perilaku
secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
Observasi juga berarti kegiatan mencari data yang
dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan
atau diagnosis.23
Dalam penelitian ini, penulis melakukan
observasi dalam bentuk observasi langsung, yaitu
pengamatan yang dilakukan secara langsung pada
objek yang diamati. Dalam artian penulis tidak
menggunakan media-media transparan, hal tersebut
agar penulis secara langsung melihat atau mengamati
apa yang terjadi di lapangan.
b. Teknik Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada
narasumber (informan) untuk mendapatkan informasi
23 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-
ilmu Sosial, Cet ke-3 (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 131
22
yang mendalam.24 Sedangkan menurut Lexy Moleong,
wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.25
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode wawancara sistematik yang kegiatan
wawancaranya telah dipersiapkan oleh penulis sebagai
pedoman (guide) secara tertulis terlebih dahulu.
Pedoman wawancara tersebut nantinya digunakan
oleh penulis sebagai prosedur yang harus diikuti,
karena pedoman wawancara berisikan susunan daftar
pertanyaan.
c. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah salah satu teknik
pengambilan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
Teknik dokumentasi merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan
gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu
24 Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian:
Kuantitatif, Kualitatif dan Campuran Untuk Manajemen Pembangunan dan
Pendidikan (Bandung: Refika Aditama, 2014), h. 136 25 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009), h. 186.
23
media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau
dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.26
Dokumentasi yang dimaksud adalah segala
catatan baik berbentuk catatan dalam kertas maupun
elektronik. Dokumentasi dapat berupa buku, artikel
maupun media massa, cetakan harian, manifesto,
undang-undang, notulen, halaman web, foto dan
lainnya.27
6. Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua sumber data, yaitu.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan
langsung dari sumber pertama di lapangan yaitu
Perumahan Atsiri Permai Bogor.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang
didapatkan dari sumber kedua yang terkait dengan
penelitian ini seperti arsip, dokumen, media cetak atau
online, website.
26 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-
ilmu Sosial, h. 143. 27 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar (Jakarta: Indeks,
2012), h. 61
24
7. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan
mengatur secara sistematik hasil dari wawancara, catatan,
bahan-bahan yang dikumpulkan untuk memahami
terhadap semua hal yang telah dikumpulkan dan
menyajikan hasil penemuan.28 Dalam menganalisis data
penelitian kualitatif ada tiga tahap yang harus dikerjakan,
yaitu reduksi data, paparan data, penarikan kesimpulan
dan verifikasi.
Mereduksi data dilakukan untuk merangkum,
memilih hal pokok, dan memfokuskan gambaran jelas,
dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya
memaparkan data. Pemaparan data digunakan untuk lebih
meningkatkan pemahaman terhadap kasus dan menjadi
acuan mengambil tindakan yang didasarkan pemahaman
dan analisis sajian data. Langkah berikutnya penarikan
kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah jawaban dari
fokus hasil penelitian berdasarkan hasil analisis data.
Penyajian kesimpulan dalam bentuk deskriptif objek
penelitian dengan perpedomanan pada kajian penelitian.
28 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 209
25
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari enam bab, yang
terdiri sebagai berikut.
BAB 1 Pendahuluan, berisi tentang latar
belakang, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan kajian
terdahulu dan metode penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka, mengemukakan teori-
teori yang melandasi dan mendukung
penelitian. Dimana dalam bab ini akan
membahas tentang penyuluhan agama
Islam, majelis taklim dan bank sampah.
BAB III Gambaran Umum Latar Penelitian,
meliputi kondisi geografis desa Ragajaya,
kondisi demografis desa Ragajaya, kondisi
keagamaan desa Ragajaya, sejarah
berdirinya bank sampah Melati Bersih
Atsiri, visi misi, program bank sampah,
struktur pengurus bank sampah.
BAB IV Data dan Temuan Penelitian, merupakan
bentuk analisa tentang klasifikasi
responden, karakteristik responden
berdasarkan ekonomi masyarakat.
BAB V Pembahasan, yang terdiri dari deskripsi
data, analisis data, analisis penyuluhan
26
agama berbasis bank sampah di majelis
taklim.
BAB VI Simpulan, Implikasi, dan Saran. Dalam
hal ini akan ditarik beberapa kesimpulan
dari pemikiran sebelumnya serta saran-
saran sebagai bentuk hasil dari analisa
dalam penelitian penulis.
27
28
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Penyuluhan Agama
Menurut Kementerian Agama, penyuluhan
adalah salah satu bagian dari ilmu sosial yang
mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu
serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang
lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.29
2. Teori Majelis Taklim
Menurut Kementerian Agama, majelis taklim
adalah lembaga atau kelompok masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan keagamaan Islam non-
formal sebagai sarana dakwah Islam.30
3. Teori Bank Sampah
Menurut Kementerian Negara Lingkungan
Hidup, bank sampah adalah tempat pemilahan dan
pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/ atau
diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi.31
29 Kementerian Agama RI, Naskah Akademik Bagi Penyuluh Agama,
(Puslitbang Kehidupan Keagamaan: Jakarta, 2015 ) h. 7 30 Kementerian Agama RI, Peraturan Menteri Agama RI Nomor 29
Tahun 2019 Tentang Majelis Taklim (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2019),
h. 2 31 Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI, Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah (Jakarta:
Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI, 2012), h. 2
29
B. Kajian Pustaka
1. Penyuluhan Agama
Kata penyuluhan secara bahasa berasal dari kata
suluh yang berarti obor atau alat untuk menerangi dalam
keadaan yang gelap. Ini artinya penyuluhan
dimaksudkan untuk memberi penerangan atau
penjelasan kepada tersuluh atau khalayak sasaran agar
tidak lagi berada dalam kegelapan mengenai suatu
masalah tertentu.32
Istilah penyuluhan dalam bahasa sehari-hari
sering digunakan untuk menyebut pada kegiatan
pemberian penerangan kepada masyarakat baik lembaga
pemerintah maupun non-pemerintah seperti penyuluhan
pertanian dan penyuluhan narkoba, yaitu pemberian
penerangan kepada masyarakat tentang tata cara, bahaya
dan cara penanggulangannya.33
Dalam pengertian umum, penyuluhan adalah
salah satu bagian dari ilmu sosial yang mempelajari
sistem dan proses perubahan individu serta masyarakat
agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai
32 Zulkarimein dalam Muhtar Mochamad Solihin, Pengaruh
Penyuluhan Agama Terhadap Kesadaran Lingkungan Melalui Pendirian Bank
Sampah di Desa Ragajaya Bogor, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014), h. 19. 33 Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam: Pengembangan
dakwah melalui Psikoterapi Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 49
30
dengan yang diharapkan.34 Sedangkan menurut
Kementerian Agama, penyuluhan adalah salah satu
bagian dari ilmu sosial yang mempelajari sistem dan
proses perubahan pada individu serta masyarakat agar
dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan
yang diharapkan.35
Penyuluhan merupakan proses perubahan sosial,
ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan
memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses
belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan
perilaku pada diri semua stakeholder (individu,
kelompok dan kelembagaan) yang terlibat demi
terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri
dan partisipatif yang semakin sejahtera dan
berkelanjutan.36
Setelah memahami arti dari penyuluhan maka
selanjutnya perlu dipaparkan pengertian agama agar
tercipta paduan kata menjadi penyuluhan agama.
Dikutip dari Nasution dalam Sari, kata agama berasal
dari bahasa sansekerta, yaitu ‘a’ artinya tidak dan ‘gam’
34 Amirulloh, Analisis Pengembangan Kompetensi Penyuluh Agama
pada Ditjen Bimas Islam Kemenag RI dalam Memelihara Kerukunan Umat
beragama (Tangerang Selatan: YPM, 2016), h. 17 35 Kementerian Agama RI, Naskah Akademik Bagi Penyuluh Agama,
(Puslitbang Kehidupan Keagamaan: Jakarta, 2015 ) h. 7 36 Mardikanto dalam Muhtar Mochamad Solihin, Pengaruh
Penyuluhan Agama Terhadap Kesadaran Lingkungan Melalui Pendirian Bank
Sampah di Desa Ragajaya Bogor, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014), h. 19
31
artinya pergi. Jadi agama artinya tidak pergi, tetap di
tempat, diwarisi turun temurun.37 Sedangkan menurut
Rais dalam Solihin, agama didefinisikan sebagai ajaran,
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar
manusia dan manusia dengan lingkungan.38
Menurut Zakiah Daradjat dalam Inayah, agama
adalah kebutuhan jiwa atau psikis manusia yang akan
mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan hidup,
kelakuan dan cara menghadapi tiap-tiap masalah.39
Agama juga dapat berfungsi sebagai etos pembangunan
dalam artian bahwa agama menjadi panutan seseorang
atau masyarakat jika diyakini dan dihayati secara
mendalam mampu memberikan suatu tatanan nilai
moral dan sikap, selanjutnya nilai moral tersebut akan
memberikan garis-garis pedoman tingkah laku
seseorang dalam bertindak sesuai dengan ajaran
agamanya.40
37 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta:
UI Press, 2011), Jilid 1, h.1 38 Muhtar Mochamad Solihin, Pengaruh Penyuluhan Agama
Terhadap Kesadaran Lingkungan Melalui Pendirian Bank Sampah di Desa
Ragajaya Bogor (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 20 39 Khomsiatul Inayah, Peran Penyuluh Agama dalam Menjalankan
Fungsi Profesi Untuk Kasus KDRT di Parung Bogor (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020), h. 36 40Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama (Jakarta: Raja
Grafindopersada, 2005), h. 264
32
Kemudian setelah kata penyuluhan dan agama
digabung maka menjadi paduan kata penyuluhan agama.
Penyuluhan agama yaitu suatu kegiatan bimbingan atau
penerangan agama dan pembangunan dengan bahasa
agama untuk meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pembangunan nasional.41 Jadi, penyuluhan agama
merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada
orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah
dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu
mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau
penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha
Esa.42
41 Dudung Abdul Rohman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh
Agama Profesional: Analisis Teoritis dan Praktis (Bandung: Lekkas, 2017), h.
1-2 42 Arifin dalam Muhtar Mochamad Solihin, Pengaruh Penyuluhan
Agama Terhadap Kesadaran Lingkungan Melalui Pendirian Bank Sampah di
Desa Ragajaya Bogor (Jakarta: UIN Jakarta Syarif Hidayatullah , 2014), h.20-
21
33
2. Fungsi Penyuluhan Agama
Kegiatan atau pelaksanaan penyuluhan dapat
berfungsi sebagai berikut.
a. Penyuluhan sebagai proses perubahan sosial
Penyuluhan tidak sekedar merupakan proses
perubahan perilaku pada diri seseorang, tetapi
merupakan proses perubahan sosial yang mencakup
banyak aspek, termasuk politik dan ekonomi yang
dalam jangka panjang secara bertahap mampu
diandalkan menciptakan pilihan-pilihan baru untuk
memperbaiki kehidupan masyarakat.43
b. Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan
masyarakat
Inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk
memberdayakan masyarakat. Memberdayakan
berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya
dan/ atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki
menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi
masyarakat yang bersangkutan. Dalam konsep
pemberdayaan tersebut terkandung pemahaman
bahwa pemberdayaan tersebut diarahkan agar
terwujudnya masyarakat madani (yang beradab) dan
43 Cess Leeuwis, Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan: Berpikir
Kembali Tentang Penyuluhan Pertanian (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 40
34
mandiri dalam artian dapat mengambil keputusan
(yang terbaik) bagi kesejahteraannya sendiri.44
c. Penyuluhan sebagai penguatan kapasitas
Penguatan kapasitas adalah penguatan
kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu
dalam masyarakat. Kemampuan atau kapasitas
masyarakat diartikan sebagai daya atau kekuatan
yang dimiliki oleh setiap individu dan
masyarakatnya untuk memobilisasi dan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara
lebih berhasil guna (efektif) dan berdaya guna
(efisien) secara berkelanjutan.45
3. Unsur-unsur Penyuluhan Agama
Terdapat beberapa unsur dalam penyuluhan
agama yang dijalankan sebagai berikut.
a. Penyuluh agama
Secara bahasa, kata penyuluh berasal dari
kata “suluh’ yang berarti barang yang dipakai untuk
menerangi (biasa dibuat dari daun kelapa yang
kering atau damar) obor. Penyuluh juga bisa
44 Cess Leeuwis, Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan: Berpikir
Kembali Tentang Penyuluhan Pertanian (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 50 45 Cess Leeuwis, Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan: Berpikir
Kembali Tentang Penyuluhan Pertanian (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 52
35
diartikan sebagai orang yang memberi penerangan
dan petunjuk kepada jalan yang benar.46
Istilah penyuluh agama mulai
disosialisasikan sejak tahun 1985, yaitu dengan
diterbitkannya Keputusan Menteri Agama RI Nomor
79 Tahun 1985 tentang honorarium bagi penyuluh
agama. Istilah penyuluh agama dipergunakan untuk
mengganti istilah Guru Agama Honoror (GAH)
yang dipakai sebelumnya di lingkungan kedinasan
Departemen Agama RI.47
Penyuluh agama mempunyai arti
pembimbing umat dalam rangka pembinaan mental,
moral dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selain itu,
penyuluh agama juga menerangkan dan
menjabarkan segala aspek pembangunan melalui
pintu dan bahasa agama. Penyampaian yang
dilakukan kepada masyarakat adalah dengan melalui
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
rakyat dengan pendekatan agama.48
46 Pusat Bahasa dalam Khomsiatul Inayah, Peran Penyuluh Agama
dalam Menjalankan Fungsi Profesi Untuk Kasus KDRT di Parung Bogor
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020), h. 36 47 Departemen Agama dalam Khomsiatul Inayah, Peran Penyuluh
Agama dalam Menjalankan Fungsi Profesi Untuk Kasus KDRT di Parung
Bogor (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020), h. 37. 48 Departemen Agama dalam Qois Dzulfaqqor, Peran Penyuluh
Agama Islam dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah di Kecamatan Cakung
Jakarta Timur (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 40-41
36
Dalam perjalanannya, ada dua jenis
penyuluh agama, yaitu.
1) Penyuluh Agama Islam Fungsional
Penyuluh agama adalah aparat
kementerian agama yang berfungsi menjalankan
tugas dan fungsi Kementerian Agama di tingkat
paling bawah, sehingga penyuluh agama
berperan sebagai ujung tombak dari
Kementerian Agama. Sebagai ujung tombak,
maka penyuluh agama memiliki peran penting
dalam menghadapi persoalan umat sehingga
sekelompok orang/ umat tersebut menjadi
mandiri (Surat Keputusan Bersama Menteri
Agama dan Kepala BKN Nomor 54 Tahun 1999
dan Nomor 178 Tahun 1999).49
Pada tahun 1999, dirumuskan maksud
dari penyuluh agama fungsional melalui
Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang
Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan
Aparatur Negara. Dalam keputusan tersebut
yang dimaksud penyuluh agama fungsional
adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
49 Agus Mulyono, “Pemberdayaan Penyuluh Agama dalam
Peningkatan Pelayanan Keagamaan di Kota Medan,” dalam Jurnal
Multikultural dan Multireligius, Vol 13 No 2 (2014) h. 160
37
melaksanakan bimbingan atau penyuluhan
agama dan pembangunan kepada masyarakat
melalui bahasa agama.50
2) Penyuluh Agama Honorer
Penyuluh Agama Honorer (PAH) adalah
petugas penyuluhan keagamaan bukan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang berada di bawah Kantor
Urusan Agama (KUA) dengan mendapatkan
Surat Kerja (SK) dari kepala Kantor Wilayah
Departemen Agama setempat untuk
diperbantukan di daerah-daerah yang mendapat
honor dari Departemen Agama karena
melaksanakan fungsinya.51
50 Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan
dan Pendayagunaan Aparatur Negara RI, Keputusan Menteri Negara
Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan
Aparatur Negara RI Nomor 54/KEP/MK.WASPAN/9/1999 Tahun 1999
Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya (Jakarta:
Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan
Pendayagunaan Aparatur Negara RI, 1999), h. 3 51 Departemen Agama dalam Riska Dewi Puspitasari, Peranan
Penyuluh Agama Honorer dalam Bimbingan Keagamaan di Wilayah
Mayoritas Non-muslim (Yogyakarta: Skripsi Prodi Bimbingan dan Penyuluhan
Islam UIN Yogyakarta, 2010), h. 2
38
b. Materi, metode dan media penyuluhan agama
1) Materi Penyuluhan
Materi yang disampaikan dalam
kegiatan penyuluhan agama tentunya harus
merujuk kepada sumber ajaran agama, dalam
hal ini al-Quran dan Sunah Rasul.52 Materi
penyuluhan adalah segala sesuatu yang
disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik
yang menyangkut ilmu maupun teknologi.53
Menurut Mardikanto dalam Iman, pada
dasarnya materi dapat dibedakan ke dalam
empat jenis, yaitu.
- Materi pokok, yaitu materi yang benar-
benar dibutuhkan dan harus diketahui
sasaran.
- Materi penting, yaitu materi yang berisi
dasar pemahaman tentang sesuatu yang
berkaitan dengan kebutuhan yang
dirasakan sasaran.
52 Muhtar Mochamad Solihin, “Pengaruh Penyuluhan Agama
Terhadap Kesadaran Lingkungan Melalui Pendirian Bank Sampah di Desa
Ragajaya Bogor” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014), h. 21 53 Khomsiatul Inayah, “Peran Penyuluh Agama dalam Menjalankan
Fungsi Profesi Untuk Kasus KDRT di Parung Bogor” (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2020), h. 47
39
- Materi penunjang, yaitu materi yang masih
berkaitan dengan kebutuhan sasaran,
namun hanya untuk memperluas
pembahasan.
- Materi mubazzir, yaitu materi yang
sebenarnya tidak ada kaitannya dengan
kebutuhan sasaran tetap terkadang tetap
dibahas.54
2) Metode Penyuluhan
Secara harfiah metode adalah segala
sarana yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.55 Tidak ada metode
baku dalam melakukan penyuluhan, namun ada
beberapa metode yang sering digunakan dalam
melakukan penyuluhan diantaranya.
a) Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang
dilakukan dengan maksud menyampaikan
keterangan, petunjuk, pengertian dan
penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar
dengan menggunakan lisan.56 Metode
ceramah efektif untuk jumlah sasaran yang
54 Mrdikanto dalam Sahrul Iman, “Peran Penyuluh Agama dalam
Meningkatkan Prososial Masyarakat Organik di Kebayoran Lama Jakarta
Selatan” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2018), h. 61 55 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta: Golden Terayon, 1982), h. 43 56 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amza, 2009), h. 102
40
relatif banyak dan tidak memerlukan respon
balik dari peserta penyuluhan secara
langsung atau tidak perlu interaktif.57
Menurut Kementerian Agama RI, metode
ceramah adalah suatu cara menyampaikan
materi secara lisan oleh tenaga penyuluh.
Sedangkan peran penerima pesan hanya
mendengarkan, memperhatikan dan mencatat
informasi bila diperlukan terhadap apa yang
disampaikan penyuluh.58
b) Metode tanya jawab
Pada dasarnya metode ini dapat
digunakan bersamaan dengan metode
ceramah. Cirikhas dari metode ini ialah
keterlibatan aktif sasaran penyuluhan untuk
mengungkapkan hal-hal yang masih belom
dipahami olehnya atau menjadi persoalan
bersama.59
57 Dudung Abdul Rohman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh
Agama Profesional: Analisis Teoritis dan Praktis (Bandung: Lekkas, 2017), h.
69 58 Departemen Agama RI, Pedoman Penyuluhan Wakaf Bagi
Penyuluh Agama (Jakarta: Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, 2010), h. 108 59 Dudung Abdul Rohman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh
Agama Profesional: Analisis Teoritis dan Praktis (Bandung: Lekkas, 2017), h.
70
41
c) Metode diskusi kelompok/ FGD
Pada dasarnya metode ini mirip
dengan metode tanya jawab pada aspek
keterlibatan dari sasaran penyuluhan, namun
yang membedakan metode ini efektif bagi
sasaran penyuluhan yang berpotensi
pengetahuannya memadai.60
d) Metode demonstrasi
Metode ini efektif untuk
menyampaikan hal-hal yang sifatnya praktis
dan memerlukan penjelasan secara
demonstratif atau praktek, misalnya praktek
wudhu, praktek sholat dan manasik haji.61
e) Metode konseling
Metode ini dilakukan bagi sasaran
penyuluhan selaku individu yang
memerlukan penjelasan-penjelasan mengenai
hal-hal yang mungkin menjadi permasalahan
baginya. Jika pada metode-metode lainnya di
atas penyuluh memerankan fungsi edukatif,
60 Dudung Abdul Rohman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh
Agama Profesional: Analisis Teoritis dan Praktis (Bandung: Lekkas, 2017), h.
70 61 Dudung Abdul Rohman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh
Agama Profesional: Analisis Teoritis dan Praktis (Bandung: Lekkas, 2017), h.
70
42
maka pada metode ini penyuluh memerankan
fungsi konsultatif.62
3) Media Penyuluhan
Media merupakan alat atau saluran
komunikasi yang dapat dimanfaatkan sumber
atau pengirim untuk menyalurkan atau
menyampaikan pesan-pesannya. Dengan kata
lain media/ alat/ saluran komunikasi dapat
dimanfaatkan oleh individu dan/ atau kelompok
yang berkomunikasi untuk menyampaikan
pesan-pesan penyuluhan.63
Media juga dapat diartikan sebagai berikut.
a. Media sebagai alat pembawa pesan.
b. Saluran yang dilalui oleh alat pembawa
pesan.
c. Media/ wahana yang memungkinkan alat
pembawa pesan itu melalui jalan atau saluran
yang harus dilaluinya.
62 Dudung Abdul Rohman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh
Agama Profesional: Analisis Teoritis dan Praktis (Bandung: Lekkas, 2017), h.
70 63 Rogers dalam Rushendi, dkk., Jurnal Agro Ekonomi Vol 34 No 2.
Pengaruh Saluran Komunikasi Interpersonal Terhadap Keputusan Adopsi
Inovasi Pertanian Bioindustri Integrasi Serai Wangi-Ternak di Provinsi Jawa
Barat. (Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Balitbang Pertanian RI:
Oktober 2016), h. 136.
43
d. Media/ wahana yang dapat dijadikan sarana
untuk berkomunikasi, seperti: pertemuan,
pertunjukkan dan lain-lain.64
Penyuluhan sebagai proses penyebaran
informasi tentu memerlukan media sebagai alat atau
saluran menyampaikan pesan penyuluhan. Media
penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan informasi yang ingin
disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran sehingga
sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
akhirnya dapat berubah perilakunya kearah positif.65
Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur
pesan, media dibagi menjadi tiga, yaitu.
a) Media cetak
Macam-macam media cetak adalah
sebagai berikut.
a. Booklet, ialah suatu media untuk
menyampaikan pesan penyuluhan dalam
bentuk buku, baik berupa tulisan maupun
gambar.
64 Berlo dalam Nia Rachmawati, Efektivitas Komunikasi Klinik
Agribisnis Pada Prima Tani di Kecamatan Leuwi Sadeng Bogor (Bogor: Tesis
Sekolah Pascasarjana IPB Bogor; 2009), h. 31. 65 Dwi Susilowati, Promosi Kesehatan (Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan Kemenkes RI, 2016), h. 77
44
b. Leaflet, ialah bentuk penyampaian
infromasi atau pesan penyuluhan melalui
lembaran yang dilipat, isi informasi dapat
dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau
kombinasi.
c. Flayer/ Selebaran, bentuknya seperti leaflet,
tetapi tidak berlipat.
d. Flip chart (lembar balik), media
penyampaian pesan atau informasi ini dalam
bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk
buku dimana tiap lembar (halaman) berisi
gambar peragaan dan lembaran baliknya
berisi kalimat sebagai pesan atau informasi
yang berkaitan dengan gambar tersebut.
e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar
atau majalah yang membahas suatu masalah
kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan.
f. Poster ialah bentuk media cetak yang berisi
pesan atau informasi di tempat-tempat umum
atau di kendaraan umum.66
66 Dwi Susilowati, Promosi Kesehatan (Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan Kemenkes RI, 2016), h. 77
45
b) Media elektronik
Macam-macam media elektronik antara lain.
a. Televisi, Penyampaian pesan atau informasi
dapat melalui media televisi, baik dalam
bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi
atau tanya jawab mengenai masalah yang
ada, pidato/ ceramah, talkshow, kuis atau
cerdas cermat dan sebagainya.
b. Radio, Penyampaian informasi atau pesan
penyuluhan melalui radio dapat bermacam-
macam bentuknya, antara lain obrolan (tanya
jawab), sandiwara, ceramah, radio spot dan
sebagainya.
c. Video, Penyampaian informasi atau pesan
penyuluhan dapat melalui video.67
c) Media papan
Papan (Billboard) yang dipasang
ditempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan
penyuluhan atau informasi-informasi. Media
papan ini juga mencakup pesan-pesan yang
ditulis pada lembaran seng yang di tempel pada
kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi).68
67 Dwi Susilowati, Promosi Kesehatan (Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan Kemenkes RI, 2016), h. 78 68 Dwi Susilowati, Promosi Kesehatan (Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan Kemenkes RI, 2016), h. 70
46
c. Khalayak sasaran penyuluhan agama
Khalayak sasaran adalah penerima
penyuluhan yaitu masyarakat di suatu tempat
diadakannya penyuluhan. Khalayak sasaran adalah
kelompok atau anggota masyarakat yang berada
dalam suatu wilayah kerja seorang penyuluh agama.
Apabila wilayah kerjanya tingkat kecamatan maka
khalayak sasarannya adalah kelompok masyarakat
yang ada di kecamatan tersebut.69
Salah satu sasaran dari penyuluhan agama
adalah majelsi taklim yang berada dalam wilayah
kerja seorang penyuluh agama.
4. Kelompok Majelis Taklim
Istilah majelis taklim berasal dari bahasa Arab
yang terdiri dari dua suku kata yaitu majelis yang berarti
tempat duduk dan taklim yang artinya belajar. Dengan
demikian, secara bahasa yang dimaksud majelis taklim
adalah tempat belajar. Adapun secara istilah, majelis
taklim adalah sebuah lembaga pendidikan non-formal
yang memiliki jamaah dengan jumlah yang relatif
banyak, usia yang heterogen, memiliki kurikulum
69 Dudung Abdul Rohman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh
Agama Profesional: Analisis Teoritis dan Praktis (Bandung: Lekkas, 2017), h.
51
47
berbasis keagamaan dan waktu yang fleksibel sesuai
kebutuhan jamaah.70
Menurut Muhsin majelis taklim adalah tempat
atau lembaga pendidikan, pelatihan dan kegiatan belajar
mengajar dalam mempelajari, mendalami dan
memahami ilmu pengetahuan agama Islam dan sebagai
wadah dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang
memberikan kemaslahatan kepada jamaah dan
masyarakat sekitarnya.71
Sedangkan Helmawati menuturkan bahwa
majelis taklim adalah tempat memberitahukan,
menerangkan dan mengabarkan suatu ilmu, baik ilmu
agama maupun ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga
maknanya dapat membekas pada diri muta’allim (yang
mengaji) untuk kemudian ilmu yang disampaikan
bermanfaat, melahirkan amal saleh, memberi petunjuk
ke jalan kebahagiaan dunia akhirat, untuk mencapai
ridha Allah SWT, serta untuk menanamkan dan
memperkokoh akhlak.72
70 Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Peningkatan Peran serta
Masyarakat dalam Pendalaman Ajaran Agama melalui Majelis Taklim
(Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2007), h. 32 71 Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim: Petunjuk Praktis
Pengelolaan dan Pembentukannya (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009), h. 1 72 Helmawati, Pendidikan Nasional dan Optimalisasi Majelis Taklim:
Peran Aktif Majelis Taklim Meningkatkan Mutu Pendidikan (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 85-86
48
Merujuk pada Peraturan Menteri Agama RI
Nomor 29 Tahun 2019 Tentang Majelis Taklim,
didefinisikan bahwa majelis taklim adalah lembaga atau
kelompok masyarakat yang menyelenggarakan
pendidikan keagamaan Islam non-formal sebagai sarana
dakwah Islam.73
5. Fungsi dan Tujuan Majelis Taklim
Majelis taklim mempunyai tugas meningkatkan
pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran
agama Islam.74 Dalam melaksanakan tugas tersebut,
majelis taklim menjalankan fungsi sebagai berikut.
a. Pendidikan agama Islam bagi masyarakat.
b. Pengkaderan ustadz dan/ atau ustadzah, pengurus
dan jamaah.
c. Penguatan silaturahmi.
d. Pemberian konsultasi agama dan keagamaan.
e. Pengembangan seni dan budaya Islam.
f. Pendidikan berbasis pengembangan masyarakat.
g. Pemberdayaan ekonomi umat.
73 Kementerian Agama RI, Peraturan Menteri Agama RI Nomor 29
Tahun 2019 Tentang Majelis Taklim (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2019),
h. 2 74 Kementerian Agama RI, Peraturan Menteri Agama RI Nomor 29
Tahun 2019 Tentang Majelis Taklim (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2019),
h. 3
49
h. Pencerahan umat dan kontrol sosial dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.75
Adapun tujuan majelis taklim adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
membaca dan memahami al-Quran.
b. Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa dan
berakhlak mulia.
c. Membentuk manusia yang memiliki pengetahuan
agama yang mendalam dan komprehensif.
d. Mewujudkan kehidupan beragama yang toleran dan
humanis.
e. Memperkokoh nasionalisme, kesatuan dan
ketahanan bangsa.76
Demikianlah tugas, fungsi dan tujuan majelis
taklim secara resmi yang diatur oleh Peraturan Menteri
Agama Republik Indonesia sejak tahun 2019.
75 Kementerian Agama RI, Peraturan Menteri Agama RI Nomor 29
Tahun 2019 Tentang Majelis Taklim (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2019),
h. 3 76 Kementerian Agama RI, Peraturan Menteri Agama RI Nomor 29
Tahun 2019 Tentang Majelis Taklim (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2019),
h. 4
50
6. Kegiatan Majelis Taklim
Menurut Hasyimi dalam Amanah, majelis taklim
sebagai wadah perkumpulan umat Islam secara umum
menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut.
a. Belajar-mengajar
b. Pendidikan dan keterampilan
c. Berkegiatan dan berkreatifitas
d. Pembinaan dan pengembangan
e. Jaringan komunikasi, ukhuwah dan silaturahmi.77
7. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Berkonsep 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah, mendefinisikan sampah sebagai
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam
yang berbentuk padat.78 Menurut Badan Standarisasi
Nasional (BSN RI), sampah adalah sesuatu yang
bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat anorganik
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
agar tidak membahayakan lingkungan.79
77 Hasyimi dalam Defi Nur Amanah, Kegiatan Majelis Taklim
Masyarakat di Masjid al-Adhar Desa Mercu Buana Kecamatan Way Kenanga
Kabupaten Tulang Bawang Barat (Lampung: Skripsi Prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam IAIN Metro, 2019), h. 12-13 78 Presiden Republik Indonesia, Undang-undang RI Nomor 18 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan sampah (Jakarta: Presiden RI, 2008), h. 3. 79 Badan Standarisasi Nasional, Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan (Jakarta: BSN RI, 2002), h. 1.
51
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang
dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan
sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar,
kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi
pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan sampah,
transfer dan transport, pengolahan dan pembuangan
akhir.80
Menurut UU No 18 tahun 2008,
penyelenggaraan pengelolaan sampah khususnya
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga terdiri atas:
a. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk
mengurangi timbulan sampah dari penghasil
sampah, pendauran ulang sampah dan pemanfaatan
kembali sampah. Kegiatan yang termasuk dalam
pengurangan sampah ini adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan sasaran pengurangan sampah.
2. Mengembangkan teknologi bersih.
3. Menggunakan bahan produksi yang dapat didaur
ulang.
4. Fasilitas kegiatan guna atau daur ulang.
5. Mengembangkan kesadaran masyarakat
mengenai program daur ulang.81
80 Yudhi Kartikawan, Pengelolaan Persampahan (Yogyakarta: Jurnal
Lingkungan Hidup, 2008), h. 200. 81 Presiden Republik Indonesia, Undang-undang RI Nomor 18 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan sampah (Jakarta: Presiden RI, 2008), h. 12-14.
52
b. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan
penanganan sampah dengan proses pemilahan
(pengelompokan dan pemisahan sampah menurut
jenis dan sifatnya), pengumpulan (memindahkan
sampah dari sumber sampah ke TPS), pengangkutan
(kegiatan memindahkan sampah dari sumber, TPS
atau tempat pengolahan sampah terpadu),
pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk,
komposisi, karakteristik dan jumlah sampah agar
diproses lebih lanjut). Residu hasil pengolahan
sebelumnya dimanfaatkan kembali agar lebih aman
ketika dikembalikan ke lingkungan.82
Berikut dipaparkan mengenai pola pengelolaan
sampah secara modern serta sistem bank sampah yang
menjadi salah satu solusi dalam penanganan sampah.
a. Pola Pengelolaan Sampah 3R
Yang dimaksud dengan 3R adalah reduce
(R1), reuse (R2), dan recycle (R3). Berikut
pengaplikasian dari konsep 3R dapat dilakukan
melalui pengelompokkan dan pemilahan jenis
sampah serta dilakukan pengolahan sesuai jenis
sampah. 83
82 Presiden Republik Indonesia, Undang-undang RI Nomor 18 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan sampah (Jakarta: Presiden RI, 2008), h. 15. 83Kementerian Pekerjaan Umum, Modul Pengolahan Sampah
Berbasis 3R, (Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman,
2010), h. 2
53
1) R1 (reduce) merupakan upaya mengurangi
volume sampah sebelum dan sesudah
diproduksi. Seperti memperbanyak teknik isi
ulang, memperbanyak pemakaian bungkus yang
mudah terdegradasi, membakar sampah kering,
mengurangi produksi kemasan.
2) R2 (reuse) merupakan upaya untuk memakai
kembali bahan atau material agar tidak menjadi
sampah secara langsung tanpa mengolahnya
terlebih dahulu. Seperti ember bekas dijadikan
pot tanaman, botol atau gelas plastik dijadikan
tempat bumbu, koran dijadikan pembungkus.
3) R3 (recycle) merupakan upaya memanfaatkan
kembali sampah yang telah didaur ulang dan
sudah melalui proses pengolahan tertentu.
Seperti sampah dapur menjadi pupuk kompos,
pecahan beling diolah menjadi gelas, potongan
plastik diolah menjadi ember atau gayung.
b. Sistem Bank Sampah
Merujuk pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan
Recycle Melalui Bank Sampah, dapat didefinisikan
bahwa bank sampah adalah tempat pemilahan dan
54
pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/
atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi.84
1) Pemilahan sampah;
2) Penyerahan sampah ke bank sampah;
3) Penimbangan sampah;
4) Pencatatan;
5) Hasil penjualan sampah yang diserahkan
dimasukkan ke dalam buku tabunngan; dan
6) Bagi hasil penjualan sampah antara penabung
dan pelaksana.
Sistem kerja bank sampah berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No.
13 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah
adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan sampah.
b. Penyerahan sampah ke bank sampah.
c. Penimbangan sampah.
d. Pencatatan.85
84 Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI, Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah (Jakarta:
Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI, 2012), h. 2. 85 Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI, Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah (Jakarta:
Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI, 2012), h. 8-9.
55
Hasil penjualan sampah yang diserahkan
dimasukkan ke dalam buku tabungan dan akan bagi
hasil penjualan sampah antara penabung dan
pelaksanaan.
C. Kerangka Berpikir
Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia bersama
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengesahkan dan
menerbitkan Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah. Undang-Undang ini bertujuan
untuk mengatur permasalahan sampah, meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan hidup serta
menjadikan sampah sebagai sumber daya.86 Undang-undang
tentang pengelolaan sampah ini menjadi dasar untuk
mengelola sampah yang ada di sekitar rumah tangga dan
juga menjadi acuan beridirinya bank sampah.
Pemerintah melalui berbagai instansinya memiliki
komitmen untuk menekan terjadinya lonjakan sampah yang
memang semakin tahun semakin hampir tidak terkendali.
Selain instansi pemerintah seperti Dinas Lingkungkan
Hidup yang merupakan instansi yang mengelola dan
mengurus sampah, sebenarnya masyarakat juga dapat turut
andil dalam mengatasi masalah sampah di lingkungan
sekitarnya, salah satunya dengan mendirikan bank sampah.
86 Presiden Republik Indonesia, Undang-undang RI Nomor 18 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan sampah (Jakarta: Presiden RI, 2008), h. 6
56
Untuk menjaga agar proses pengembangan bank
sampah terus berjalan, diperlukan sentuhan berupa
bimbingan, pembinaan, arahan dan memompa semangat
anggota bank sampah. Keterlibatan Penyuluh Agama dalam
membimbing dan membina anggota bank sampah agar terus
mengembangkan dan menjaga bank sampah menjadi sangat
dibutuhkan dan penting diperhatikan keberadaannya sebagai
salah satu upaya untuk menjaga dan meningkatkan
produktifitas bank sampah.
Dikutip dari Departemen Agama dalam Inayah,
berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 79
Tahun 1985, istilah penyuluh agama dipergunakan untuk
mengganti istilah Guru Agama Honorer (GAH) yang
dipakai sebelumnya di lingkungan dinas Departemen
Agama.87 Penyuluh agama tersebut bertugas memberikan
penerangan seputar kebersihan dalam Islam dan
pengembangan ekonomi kerakyatan dalam konteks Islami
melalui bank sampah.
Berdasarkan uraian dari segi instrumental dan
teoritis di atas, dapat dikatakan bahwa fungsi penyuluh
agama sangat dibutuhkan dalam berperan menekan
semrawutnya pengelolaan sampah yang menyebabkan
lingkungan tidak sehat. Maka itu diperlukan penyuluhan
87 Khomsiatul Inayah, Peran Penyuluh Agama dalam Menjalankan
Fungsi Profesi Untuk Kasus KDRT di Parung Bogor (Jakarta: Skripsi Prodi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Jakarta, 2020), h. 37
57
agama yang dapat diterapkan kepada pengurus dan anggota
bank sampah yang ada.
Penulis ingin meneliti apakah penerapan penyuluhan
agama sebagai upaya membimbing, mengarahkan dan
membina pengurus serta anggota bank sampah dapat
berperan secara maksimal dan menaikan nilai ekonomis
masyarakat. Penulis berasumsi bahwa dengan adanya
penyuluhan agama yang diterapkan tersebut akan
menambahkan penghasilan secara cuma-cuma dari sampah
yang terbuang di Perumahan Atsiri Permai Bogor. Maka
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif pada
penerapan penyuluhan agama untuk mengurangi sampah
dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar perumahan
Atsiri Permai Bogor.
58
59
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Profil Desa Ragajaya
Berikut adalah profil desa Ragajaya yang merupakan
daerah tempat berdirinya Perumahan Atsiri Permai Bogor.
1. Kondisi Geografis
Desa Ragajaya adalah desa yang terletak di
Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor dengan luas
wilayah 489 Ha. Batas wilayah Desa Ragajaya disebelah
utara ialah Kelurahan Pasir Putih atau Kelurahan Bedahan
Depok (Kecamatan Sawangan). Sedangkan sebelah
selatan Desa Ragajaya ialah Desa Naggerang (Kecamatan
Tajurhalang, sebelah Timur Kelurahan Pabuaran -
Kelurahan Cipayung Jaya Depok (Kecamatan
Bojonggede), dan sebelah barat berbatasan dengan Desa
Sasak Panjang (Kecamatan Tajurhalang).
2. Kondisi Demografis
Desa Ragajaya adalah organisasi perangkat daerah
di Kecamatan Bojonggede yang dibentuk pada tanggal 19
September 1987. Pada tahun 2018, jumlah penduduk Desa
Ragajaya sebanyak 23.185. Berikut rinciannya:
60
Tabel 3.1 Kondisi Demografis Desa Ragajaya
No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Persen
1 Laki-laki 11.112 orang 47,9%
2 Perempuan 12.073 orang 52,1%
Jumlah Total 23.185 orang 100%
Dilihat dari tabel di atas, jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Ada sebanyak
8.564 Kepala Keluarga tercatat di Desa Ragajaya dengan
kepadatan penduduk 5.350 jiwa/km2.
Dari keseluruhan jumlah penduduk Desa Ragajaya
tersebut, pola kehidupan masyarakat Desa Ragajaya pada
umumnya berbudaya Betawi. Namun, tidak hanya Betawi
ada juga beberapa etnis lainnya seperti Sunda dan Jawa.
Berikut adalah rinciannya.
Tabel 3.2 Etnis di Desa Ragajaya
No Etnis Laki-Laki Persen Perempuan Persen
1 Betawi 3.213 orang 28,9% 2.314 orang 19,2%
2 Sunda 3.145 orang 28,3% 3.235 orang 26,8%
3 Jawa 3.865 orang 34,8% 3.754 orang 31,1%
4 Lainnya 889 orang 8% 2.770 orang 22,9%
Jumlah Total 11.112 orang 100% 12.073 orang 100%
61
Tabel di atas menunjukkan jika penduduk laki-laki
dan perempuan dijumlahkan maka etnis Jawa sebagai
etnis terbanyak di Desa Ragajaya dengan jumlah 7.619
jiwa. Kemudian diikuti dengan etnis Sunda sebanyak
6.380 jiwa dan etnis Betawi 5.527 jiwa.
3. Kondisi Keagamaan
Kegiatan keagamaan yang berlangsung di Desa
Ragajaya berlangsung dengan harmonis dan sesuai
dengan kepercayaan masing-masing berdasarkan data
berikut.
Tabel 3.3 Agama yang dianut di Desa Ragajaya
No Agama Laki-laki Persen Perempuan Persen
1 Islam 7.596 orang 68,4% 7.834 orang 64,9%
2 Kristen 1.876 orang 16,9% 2.575 orang 21,3%
3 Katholik 1.267 orang 11,4% 1.332 orang 11%
4 Hindu 187 orang 1,7% 178 orang 1,5%
5 Budha 186 orang 1,7% 154 orang 1,3%
Jumlah Total 11.112 orang 100% 12.073 orang 100%
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari segi
kondisi keagamaan di Desa Ragajaya cukup beragam,
dengan kondisi mayoritas muslim, yakni sebesar 68,4%
untuk jenis kelamin laki-laki dan 64,9% untuk jenis
kelamin perempuan.
62
B. Profil Majelis Taklim Uswatun Hasanah dan Bank
Sampah Melati Bersih Atsiri
Latar belakang dari hadirnya majelis taklim di
Perumahan Atsiri Awalnya karena di Perumahan Atsiri dulu
belum ada Majelis Taklim sebagai wadah kegiatan pengajian
ibu-ibu Atsiri permai. Akhirnya pada tahun 1997, majelis
taklim tersebut mendapatkan sarana dan prasaran untuk
kegiatan pengajian ibu-ibu oleh Ketua Yayasan Yarumtani
Departemen Pertanian yaitu Almarhum Bapak H. Husein Abu
Bakar di Jalan Kenanga 6 No. 5 Perumahan Atsiri Permai
yang sampai sekarang digunakan untuk sekretariat Majelis
Taklim Uswatun Hasanah.
Sedangkan latar belakang hadirnya Bank Sampah
ialah pada tahun 2013, Majelis Taklim Uswatun Hasanah
kedatangan utusan dari Fakultas Dakwah yaitu melalui Ibu
Ade Rina, beliau adalah dosen Fakultas Dakwah UIN Jakarta.
Kemudian beliau menyampaikan bahwa dari Fakultas
Dakwah UIN akan mengadakan sosialisasi dan kerjasama
dengan bank sampah melati bersih untuk membuka dan
mendirikan bank sampah yang berbasis majelis taklim ibu-
ibu.Sehingga berikutnya ditetapkan dari pihak Fakultas UIN
dengan beberapa pengurusnya hadir ke Majelis Taklim
Uswatun Hasanah.
Kemudian dari pihak pengurus majelis taklim sudah
mengumpulkan ibu-ibu Majelis Taklim untuk mendapatkan
informasi selengkap-lengakapnya dari utusan Fakultas
63
Dakwah UIN Syarif Jakarta yang saat itu dihadiri oleh Ibu
Ade Rina, Ibu Rini dan Bapak Bekti, kemudian ada
mahasiswa Kak Muhtar dengan tim lainnya, sekalian
menyampaikan rencana dan dari ibu-ibu Majelis Taklim
sangat merespon dan ditetapkan pengurus bank sampah
berbasis majelis taklim dan akhirnya dengan kesepakatan
bersama pada bulan agustus 2013/2014 dibukalah atau mulai
diresmikan kepengurusan bank sampah di Atsiri Permai
bertempatan dulu di Mushola Al-Furqon sekarang sudah
Masjid Al Furqon dan langsung dibentuk kepengurusan yang
diawali dengan pembukaan dari tim dosen UIN dan bank
sampah melati bersih yang dipimpin bapak Bambang dan
langsung hari itu mulai pembukaan untuk menerima nasabah
sampah, ibu-ibu yang membawa sampah langsung ditimbang
dan langsung disosialisasikan, dan dapat diterima kerjasama
dengan bank sampah melatih bersih pembeli dari sampah-
sampah tersebut.
Tentunya kehadiran dari majelis taklim dan bank
sampah memiliki visi-misi pendiriannya, berdasarkan hasil
wawancara dengan ketua majelis taklim dan ketua bank
sampah berikut ini visi-misi dari majelis taklim.
Visinya adalah menjalin silaturahmi dalam rangka
meningkatkan pengetahuan agama Islam kepada masyarakat
khususnya ibu-ibu yang ada di perumahan atsiri permai
menjadi semakin bertakwa, berakhlakul karimah karena
disaat itu pun kami adalah perintis yang memulai membuka
64
majelis taklim yang ada di atsiri permai kemudian misinya
adalah mengadakan kegiatan majelis taklim setiap seminggu
sekali pada hari sabtu bada’ zuhur, mengadakan pengajian
bulanan satu bulan sekali dengan mengundang penceramah
rutin, mengadakan kegiatan sosial yaitu santunan anak yatim
dan dhuafa disekitar perumahan atsiri permai. Sedangkan visi
misi untuk bank sampah ialah sebagai berikut.
Visinya yaitu terwujudnya bank sampah yang mandiri
untuk membangun ekonomi kerakyatan serta lingkungan yang
bersih dan hijau sehingga tercipta masyarakat yang sehat,
sedangkan misinya yaitu untuk mengurangi jumlah timbunan
sampah yang diangkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA),
juga mendayagunakan sampah menjadi barang bermanfaat
sehingga mempunyai nilai ekonomi dan potensi yang
produktif dan bermanfaat bagi masyarakat, merubah perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sampah secara benar dan
ramah lingkungan, menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat, menciptakan lapangan pekerjaan dan membudayakan
ekonomi kerakyatan.
Untuk mencapai tujuan dari visi-misi tersebut ada
beberapa program kerja yang dilakukan, untuk majelis taklim
memiliki program kerja yaitu setiap satu bulan sekali,
mengadakan kegiatan pengajian juga santunan kaum dhuafa
orang-orang kampung sekitar, juga 2 bulan sekali dipercaya
untuk membina kegiatan majelis taklim antar masjid dan
musola yang ada diwilayah atsiri permai, kegiatannya disebut
65
master (majelis taklim terpadu) di Perumahan Pertanian,
Bojonggede, Bogor.
Bank sampah memiliki program kerja yaitu kegiatan
penimbangan dan penghitungan sampah dari nasabah, juga
ada pelatihan tentang cara memilah-milah sampah, dan
pelatihan pembuatan tas dan aksesoris dari sampah.
Untuk bergabung di majelis taklim. Adapun syarat dan
kriteria nya yaitu beragama Islam, ingin menimba ilmu
pengetahuan agama Islam dan semangat untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Majelis Taklim.
Sedangkan menurut Ibu Ria tidak ada syarat dan kriteria
khusus untuk menjadi nasabah bank sampah. Calon anggota
dapat hadir dalam kegiatan pengajian mingguan yang
berlokasi di Jalan Kenanga 6 berbeda dengan bank sampah
yang terletak di tengah-tengah perumahan yakni di dekat
lapangan bola.
Waktu operasional dari majelis taklim dan bank
sampah berbeda, untuk bank sampah waktu penimbangan
akan diinformasikan melalui WhatsApp Group sebagaimana
yang dituturkan oleh Ibu Ria. Jumlah anggota dari majelis
taklim dan bank sampah yang aktif saat ini kurang lebih 40
orang, sebagai mana penuturan dari Ibu Titi dan Ibu Ria.
66
Majelis Taklim Uswatun Hasanah memiliki beberapa
perbedaan dengan majelis taklim yang lain, karena Majelis
Taklim Uswatun Hasanah adalah majelis taklim gabungan
dari beberapa taklim yang ada dan mengadakan kegiatan yang
rutin.
Cikal bakal berdirinya program bank sampah ialah
karena adanya tawaran dari pihak Fakultas Dakwah UIN,
kemudian menyampaikan kepada Majelis Taklim Uswatun
Hasanah selaku penanggung jawab akhirnya pengurus Majelis
Taklim langsung menerima dan merespon dengan semangat
karena dengan adanya bank sampah itu, tujuan majelis taklim
adalah dalam langka melaksanakan hadist kebersihan adalah
sabagian dari iman, karena dengan sampah ditimbang
mengurangi jumlah sampah di atsiri permai, dalam rangka
melaksakanakan hadist dan memperluas hubungan
silaturahmi antara ibu-ibu yang ada di atsiri permai khusunya
ibu-ibu pengajian.
Pada awal pembentukan bank sampah terdapat
beberapa masalah, salah satunya ialah pengurus yang belum
terbiasa dalam memilah sampah, sebagaimana yang
dituturkan oleh Ibu Titi. Pendekatan yang dilakukan dengan
masyarakat dominan komunikasi secara Whatsapp Group.
Hadirnya Majelis Taklim memberikan kemudahan dalam
pendekatan yang dilakukan kepada nasabah bank sampah. Hal
ini ditunjang dengan nasabah bank sampah yang secara tidak
langsung merupakan anggota majelis taklim.
67
Sedangkan dalam pemilihan pengurus sendiri
ditentukan secara musyawarah mufakat dan diambil suara
terbanyak, sebagaimana yang diucapkan oleh ketua Majelis
Taklim Uswatun Hasanah. Namun berdasarkan penuturan Ibu
Ria selaku Ketua Bank Sampah pemilihan pengurusnya telah
dimusyawarahkan sejak penyuluhan dilaksanakan.
Pengurusnya sendiri terdiri dari Pembina, bendahara
dan sekretaris. Untuk mengefektifkan kerja dari bank sampah
dan majelis taklim kepengurusan bank sampah dan majelis
taklim dipisahkan, namun keduanya saling kerjasama dan
saling membantu karena tujuannya untuk mengurangi sampah
yang ada di Atsiri.
Tupoksi atau kinerja kepengurusan majelis taklim dan
bank sampahpun berbeda, sebagaimana yang dituturkan oleh
Ibu Titi dan Ibu Ria, perbedaannya terlihat karena di pengurus
Majelis Taklim dalam rangka memberdayakan ataupun
menyampaikan dakwah khususnya untuk para jamaah
pengajian yang hadir juga untuk kegiatan sosial yang lain
sejenis santunan dhuafa, fakir miskin dan anak yatim. Majelis
Taklim juga melayani untuk pelatihan bagaimana
memandikan mayat khususnya perempuan. Sedangkan bank
sampah, disamping juga ada yang menjadi pengurus majelis
taklim tapi dihari tertentu khusus melayani bagian bank
sampah pencatatan penjualan dan lain sebagainya.
68
Jadi, pengurus bank sampah fokusnya hanya
mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan operasional
bank sampah baik anggota, nasabah, pembukuan pembelian
dan penjualan, juga pendataaan administrasinya, serta bekerja
sama dengan majelis taklim karena informasi disampaikan
dikegiatan majelis taklim.
Kemudian ditemukan fakta bahwa terdapat anggota
majelis taklim yang lebih aktif dalam kegiatan bank sampah
dibandingkan di kegiatan penyuluhan atau kegiatan lain yang
terdapat di majelis taklim karena termotivasi dengan
menambah penghasilan dan keuangan, anggota yang lebih
aktif di bank sampah itu sangat gigih mengumpulkan sampah
apa pun baik bentuk aqua gelas bekas, dan yang sekarang ini
ada dus juga minyak jelanta, minyak yang harusnya dibuang,
tapi dikumpulkan oleh mereka, dan alhamdulillah menambah
income.
Bank Sampah Melati Bersih (BSMB) Atsiri memiliki
beberapa perbedaan dengan bank sampah yang lainnya,
karena biasanya nasabah bank sampah juga anggota majelis
taklim jadi lebih solid dan kekeluargaan tiap anggota lebih
terasa.
69
Sedangkan alur pelayanan di bank sampah
sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu Ria adalah sebagai
berikut.
1. Nasabah memilah sampah di rumah.
2. Datang ke lokasi penimbangan.
3. Nasabah mendaftar untuk melakukan penimbangan.
4. Selanjutnya nasabah akan dipanggil sesuai daftar.
5. Nasabah menimbang sampah kering.
6. Nasabah menerima bukti timbang.
Sampah yang dapat diterima di Bank Sampah Melati
Bersih (BSMB) Atsiri seperti botol bekas, kardus, kaleng,
beling, kaca-kaca bahkan minyak jelantah. Seperti yang
dipaparkan oleh Ibu Sitiawan.
Sampah yang dapat dikumpulkan berbeda-beda
harganya. Penentuan harga sudah ditetapkan oleh pengepul,
walaupun dari bank sampah harganya ada sendiri. harga tidak
menentu, kadang dapat naik dapat turun. Setelah sampah
dikumpulkan, kemudian sampah akan ditimbang, ditentukan
harganya lalu diberikan ke pengepul. Waktu operasional bank
sampah saat ini sebulan sekali, biasanya informasi dipaparkan
melalui WhatsApp, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu Ria
dan Ibu Sitiawan. Sistem pembayaran sampah, biasanya
direkap kemudian diberikan ke pengepul dan akan di bayar
oleh pengepul di bulan berikutnya, sebagaimana yang
dituturkan oleh Ibu Sitiawan.
70
C. Sejarah Berdiri Bank Sampah Melati Bersih Atsiri
Bank sampah Melati Bersih Atsiri Permai didirikan atas
kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan
beberapa majelis taklim karena melihat aktivitas dan
keaktifan kegiatan majelis taklim di perumahan atsiri permai
Bogor.
Bank sampah Melati Bersih Atsiri Permai terletak di
Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Berdirinya bank sampah Melati Bersih Atsiri Permai tepatnya
pada tanggal 31 Agustus 2013 dengan jumlah nasabah
sebanyak 17 orang. Pada saat pembukaan bank sampah
bertepatan dengan kegiatan majelis taklim Uswatun Hasanah
berlangsung. Syarat menjadi nasabah bank sampah adalah
membawa sampah yang telah dipilih untuk penimbangan,
dengan begitu anggota majelis bisa menjadi nasabah bank
sampah dengan mendapat buku tabungan. Hingga saat ini
nasabah yang terdaftar aktif berjumlah 133 orang dan setiap
kegiatan bank sampah dilakukan tidak semuanya bisa
mengikuti. Untuk setiap kegiatan biasanya yang hadir kurang
lebih 50 orang.
71
D. Visi-Misi Bank Sampah Melati Bersih Atsiri
Visi dan misi bank sampah yaitu.
1. Visi
“Terwujudnya bank sampah yang mandiri untuk
membangun ekonomi kerakyatan serta lingkungan yang
bersih dan hijau sehingga tercipta masyarakat yang sehat”
2. Misi
a. Mengurangi jumlah timbunan sampah yang diangkut
ke tempat pemrosesan akhir (TPA).
b. Mendayagunakan sampah menjadi barang bermanfaat
sehingga mempunyai nilai ekonomi dan potensi yang
produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.
c. Merubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan
sampah secara benar dan ramah lingkungan.
d. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
e. Menciptakan lapangan pekerjaan.
f. Membudayakan ekonomi kerakyatan.
E. Program Bank Sampah
Program kegiatan bank sampah melati bersih atsiri
yaitu penyuluhan agama mengenai pentingnya kesadaran
ekonomi masyarakat melalui bank sampah. selain itu juga
dilakukan penyuluhan mengenai pemilahan sampah yang baik
menurut jenis-jenis sampahnya. Pengelolaan pemilahan dan
penimbangan sampah serta sosialisasi untuk memotivasi dan
72
mengajak masyarakat untuk mengelola sampah anorganik
melalui metode 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Demikianlah pemaparan mengenai gambaran secara
umum tentang Majelis Taklim Berbasis Bank Sampah Melati
Bersih Atsiri Bogor yang menjadi lokasi penelitian ini.
73
74
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Informan
Pada penelitian ini, penulis meminta keterangan
melalui teknik wawancara terhadap beberapa orang yang
penulis jadikan sebagai informan penelitian. Informan dalam
penelitian ini adalah orang yang dianggap mengetahui dan
dapat memberikan informasi mengenai penyuluhan agama
yang dijalankan bank sampah di majelis taklim Perumahan
Atsiri Permai Bogor.
Adapun karakteristik informan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penyuluh Agama / Penyuluh Swadaya
a. Memiliki peran dalam pemberdayaan masyarakat di
Perumahan Atsiri Permai.
b. Memiliki informasi terkait penyuluhan agama yang
berlangsung di majelis taklim berbasis bank sampah.
2. Ketua Majelis Taklim
a. Memiliki informasi terkait majelis taklim dan bank
sampah dari awal berdiri sampai sekarang.
b. Memiliki peran dalam majelis taklim di Perumahan
Atsiri Permai.
3. Ketua dan Bendahara Bank Sampah
a. Memiliki informasi terkait bank sampah dari awal
berdiri sampai sekarang.
75
b. Memiliki peran dalam bank sampah di Perumahan
Atsiri Permai.
4. Anggota Majelis Taklim dan Nasabah Bank Sampah
a. Berasal dari Perumahan Atsiri Permai.
b. Masyarakat yang terlibat secara langsung dalam
majelis taklim dan bank sampah.
c. Memiliki informasi terkait penyuluhan agama berbasis
bank sampah di majelis taklim Perumahan Atsiri
Permai.
Berikut merupakan tabel mengenai karakteristik
informan dalam penelitian ini.
Tabel 4.1
Identitas Subyek
Sumber: hasil wawancara dengan informan
Nama Usia
(tahun) Pendidikan Profesi Keterangan
Ade Rina F. 42 S-2 Dosen Penyuluh Agama
Swadaya
Titi Johaningsih 52 S-1 Guru Ketua Majelis
Taklim
Duriyatullum’ah 46 S-1 IRT Ketua Bank Sampah
Sitiawan 48 SMK IRT Bendahara Bank
Sampah
Hartati Jahari 61 SMA IRT Anggota
Tri Murni 54 SMA IRT Anggota
76
Dari beberapa kriteria pemilihan informan, orang-
orang dalam tabel di atas terpilih sebagai subyek penelitian
dikarenakan representatif dalam penyuluhan agama berbasis
bank sampah di Majelis Taklim Perumahan Atsiri Permai
Bogor.
B. Temuan Penelitian
Berikut ini merupakan penjabaran dari hasil temuan
penulis yang akan membahas tentang materi, metode, media
dan strategi penyuluhan agama berbasis bank sampah di
majelis taklim Perumahan Atsiri Permai Bogor.
1. Materi penyuluhan Agama
Penjelasan mengenai materi penyuluhan agama
dilakukan oleh penyuluh agama swadaya berbasis bank
sampah di majelis taklim Perumahan Atsiri Permai Bogor
adalah sebagai berikut:
a. Salah satu materi yang disampaikan adalah tentang
kebersihan yang merupakan bagian dari iman, hal
tersebut seperti yang dikatakan oleh penyuluh agama
swadaya pada majelis taklim tersebut:
“Salah satu materi yang penting untuk
disampaikan saat penyuluhan ialah materi
yang berkaitan dengan kebersihan dan
kesadaran lingkungan”88
88 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
77
b. Materi penyuluhan untuk masyarakat umum bersifat
informatif untuk mengetahui manfaat dari sampah, hal
tersebut seperti yang dikatakan oleh penyuluh agama
swadaya pada majelis taklim tersebut:
“Yang diberikan kepada masyarakat
dominan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan keadaan masyarakat, khususnya
masyarakat Indonesia yang masih belum
mengetahui manfaat dari sampah”89
c. Materi penyuluhan tergantung permintaan
penyelenggara, bukan penyuluh. hal tersebut seperti
yang dikatakan oleh penyuluh agama swadaya pada
majelis taklim tersebut:
“Biasanya kalau melakukan penyuluhan,
materinya telah ditentukan oleh
penyelenggara, sehingga materi dapat
bermacam-macam. Sebagai penyuluh yang
baik tentunya materi yang akan
disampaikan sudah dipersiapkan jauh
sebelum penyuluhan dimulai”90
d. Materi yang disampaikan bertujuan untuk kebaikan
masyarakat dengan mengetahui manfaat sampah, hal
tersebut seperti yang dikatakan oleh penyuluh agama
swadaya pada majelis taklim tersebut.
89 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 90 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
78
“Tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik
yang diharapkan tercapai dari materi yang
disampaikan ialah agar masyarakat
mengetahui bahwa sampah ada nilainya
setelah mereka sudah tahu mereka mulai
mengumpulkan sampah kemudian setelah
terkumpul baru disetorkan ke bank
sampah”91
Pernyataan dari penyuluh agama swadaya tentang
materi penyuluhan di atas dapat dikaitkan dengan teori
penyuluhan yang terdapat dalam buku Naskah Akademik
Bagi Penyuluh Agama yang diterbitkan oleh Kementerian
Agama RI. Dalam teori Penyuluhan tersebut dikatakan
bahwa penyuluhan adalah salah satu bagian dari ilmu
sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada
individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan
yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.92
Pada tahap selanjutnya, penulis melakukan
observasi di majelis taklim berbasis bank sampah yang
ada di Perumahan Atsiri Permai Bogor. Berdasarkan hasil
observasi diketahui bahwa memang materi penyuluhan
tidak ditentukan oleh penyuluh swadaya, namun
menyesuaikan dengan situasi dan permintaan dari
pengurus majelis taklim.Berdasarkan wawancara,
observasi dan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa
pelaksanaan penyuluhan agama penting dilakukan dan
91 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 92 Kementerian Agama RI, Naskah Akademik Bagi Penyuluh Agama,
(Puslitbang Kehidupan Keagamaan: Jakarta, 2015 ) h. 7.
79
sudah sangat efektif sebagai salah satu strategi memompa
semangat dan membimbing jamaah majelis taklim dalam
memanfaatkan sampah rumah tangga.
2. Metode penyuluhan agama
Secara harfiah metode adalah segala sarana yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.93
Tidak ada metode baku dalam melakukan penyuluhan,
namun ada beberapa metode yang sering digunakan dalam
melakukan penyuluhan diantaranya metode ceramah, tanya
jawab, diskusi kelompok/ FGD, demonstrasi dan konseling.
Penjelasan mengenai metode penyuluhan yang
diterapkan oleh penyuluh agama swadaya pada majelis
taklim berbasis bank sampah di Perumahan Atsiri Permai
Bogor adalah sebagai berikut:
a. Semua metode pernah dan telah digunakan oleh
penyuluh agama terutama metode ceramah, seperti yang
diungkapkan oleh ketua majelis taklim:
“Metode yang digunakan dalam
menyampaikan penyuluhan ialah ceramah,
diskusi, tanya jawab dan praktek. Paling
sering ceramah”94
93 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta: Golden Terayon, 1982), h. 43 94 Wawancara dengan Ketua Majelis Taklim pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Titi Johaningsih,
Bogor, 11 Januari 2019.
80
b. Metode yang digunakan penyuluh agama swadaya
berguna dan efektif, hal itu seperti yang diungkapkan
oleh ketua majelis taklim:
“Berguna dan memudahkan para jamaah
untuk memahami yang disampaikan.
Metode yang digunakan juga efektif untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya
bank sampah”95
c. Keuntungan dan kendala ditemukan dalam penerapan
metode penyuluhan agama, seperti yang dikatakan oleh
penyuluh agama swadaya:
“Keunggulan dari metode yang digunakan
ialah informasi langsung tersampaikan
kepada jamaah dan kelemahan dari
metode yang digunakan terletak pada
jamaah yang kurang aktif saat
penyuluhan”96
Penandasan dari ketua majelis taklim dan penyuluh
agama swadaya tentang materi penyuluhan di atas dapat
dikaitkan dengan teori metode ceramah yang dikemukakan
oleh Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI. Dalam
teori tersebut dikatakan bahwa metode ceramah adalah
suatu cara menyampaikan materi secara lisan oleh tenaga
penyuluh. Sedangkan peran penerima pesan hanya
95 Wawancara dengan Ketua Majelis Taklim pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Titi Johaningsih,
Bogor, 11 Januari 2019. 96 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
81
mendengarkan, memperhatikan dan mencatat informasi bila
diperlukan terhadap apa yang disampaikan penyuluh.97
Selanjutnya, penulis melakukan wawancara pada
pengurus bank sampah dan jamaah majelis taklim di
Perumahan Atsiri Permai Bogor. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa pelaksanaan metode
penyuluhan memang mengikuti situasi dan kondisi yang
ada, namun yang paling sering dilakukan adalah metode
ceramah.
Berdasarkan hasil wawancara dan pemaparan di atas
dapat diketahui bahwa pelaksanaan metode penyuluhan
menjadi penting untuk dipilih dan digunakan sebagai cara
untuk membimbing dan membina masyarakat terutama
mereka yang terlibat dalam bank sampah tersebut. Kendala
yang dihadapi penyuluh agama swadaya di lapangan adalah
kurangnya antusias, meskipun metode penyuluhan sudah
dikemas menarik. Namun kendala tersebut dapat disiasati
dengan kemampuan personal penyuluh agama swadaya
sehingga tidak menjadi halangan untuk terus membina
masyarakat.
97 Departemen Agama RI, Pedoman Penyuluhan Wakaf Bagi
Penyuluh Agama (Jakarta: Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, 2010), h. 108.
82
3. Media penyuluhan
Penjelasan mengenai media penyuluhan agama
yang dilakukan oleh penyuluh agama swadaya berbasis
bank sampah di majelis taklim Perumahan Atsiri Permai
Bogor adalah sebagai berikut.
a. Salah satu media yang digunakan adalah MS Power
Point dengan bantuan proyektor untuk dapat dilihat
oleh semua jamaah, hal tersebut seperti yang
dikatakan oleh ketua bank sampah:
“Power point untuk menunjang visualisasi
kita juga pernah menyediakan brosur dan
alat peraga”98
b. Media yang digunakan berhasil menarik perhatian
jamaah serta dianggap efektif, hal tersebut seperti yang
dikatakan oleh bendahara bank sampah:
“Media tersebut digunakan untuk menarik
perhatian para jamaah. Media yang
digunakan efektif sebagai penunjang
penyuluhan, karena jamaah dapat melihat
gambaran dari kondisi lingkungan dan
lebih tervisualisasi saat penyampaian”99
98 Wawancara dengan Ketua Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Duriyatullum’ah,
Bogor, 19 Desember 2019. 99 Wawancara dengan Bendahara Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Sitiawan, Bogor, 10
Desember 2019.
83
c. Media yang digunakan mempunyai kelebihan dan
kelemahan, hal tersebut seperti yang dikatakan oleh
nasabah bank sampah selaku jamaah majelis taklim:
“Keunggulan dari media yang digunakan
ialah jamaah jadi lebih paham dan tidak
gampang bosan. Sedangkan kelemahan
dari media yang digunakan ialah
keterbatasan jumlah dari alat peraga kalau
lagi pakai alat peraga”100
d. Media yang terus berkembang seiring perkembangan
teknologi disadari oleh penyuluh agama swadaya
selaku pengguna media tersebut, hal tersebut seperti
yang dikatakan oleh penyuluh agama swadaya pada
majelis taklim tersebut:
“Kita harus menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi dengan cara
memanfaatkan teknologi itu sendiri”101
Pernyataan dari pengurus majelis taklim, pengurus
bank sampah dan penyuluh agama tentang media
penyuluhan di atas dapat dikaitkan dengan teori media
penyuluhan yang terdapat dalam buku Petunjuk
Penyuluhan Pertanian yang ditulis oleh Totok Mardikanto.
Dalam teori media tersebut dikatakan bahwa media
merupakan alat atau saluran komunikasi yang dapat
100 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019. 101 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
84
dimanfaatkan sumber atau pengirim untuk menyalurkan
atau menyampaikan pesan-pesannya. Dengan kata lain
media/ alat/ saluran komunikasi dapat dimanfaatkan oleh
individu dan/ atau kelompok yang berkomunikasi untuk
menyampaikan pesan-pesan penyuluhan.102
Pada tahap selanjutnya, penulis melakukan
observasi dan wawancara di majelis taklim berbasis bank
sampah yang ada di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui
bahwa media yang digunakan tidak hanya bergantung
pada satu media saja, namun beragam dan menyesuaikan
dengan perkembangan zaman.
Berdasarkan wawancara, observasi dan pemaparan
di atas dapat diketahui bahwa media penyuluhan agama
yang diterapkan oleh penyuluh agama swadaya dapat
diterima oleh jamaah dan efektif untuk menarik perhatian
jamaah. Penggunaan media penting dilakukan dan sudah
sangat efektif sebagai salah satu strategi agar materi
penyuluhan dapat diterima oleh jamaah serta membimbing
jamaah majelis taklim dalam memanfaatkan sampah
rumah tangga.
102 Totok Mardikanto, Petunjuk Penyuluhan Pertanian (Surabaya:
Usaha Nasional, 2008), h. 127.
85
4. Strategi penyuluhan
Penjelasan mengenai strategi penyuluhan agama
yang dilakukan oleh penyuluh agama swadaya berbasis
bank sampah di majelis taklim Perumahan Atsiri Permai
Bogor adalah sebagai berikut.
a. Strategi penyuluhan yang diterapkan oleh penyuluh
adalah dengan memanfaatkan teknologi, hal tersebut
seperti yang dikatakan oleh penyuluh agama swadaya
pada majelis taklim tersebut:
“Manfaatkan komunikasi menggunakan
aplikasi yang terdapat dalam gawai para
jamaah”103
b. Tujuan penerapan strategi tersebut di atas agar lebih
variatif supaya diterima oleh jamaah, hal tersebut
seperti yang dikatakan oleh penyuluh agama swadaya
pada majelis taklim tersebut:
“Agar penyuluhan keagamaan dapat
diterima dengan baik dan agar penyuluh
swadaya dapat terus variatif dalam
menyampaikan penyuluhan agama”104
103 Wawancara dengan Penyuluh Agama pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Ade Rina F, Bogor,
14 Desember 2019. 104 Wawancara dengan Penyuluh Agama pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Ade Rina F, Bogor,
14 Desember 2019.
86
Pernyataan dari penyuluh agama swadaya tentang
strategi penyuluhan di atas dapat dikaitkan dengan teori
Strategi yang dikutip oleh Freddy Rangkuti dari Chris
Argyris. Dalam teori strategi tersebut dikatakan bahwa
strategi merupakan respons secara terus-menerus maupun
adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta
kekuatan dan kelemahan internal yang dapat memengaruhi
organisasi.105
Pada tahap selanjutnya, penulis melakukan
observasi dan wawancara di majelis taklim berbasis bank
sampah yang ada di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui
bahwa strategi yang diungkapkan oleh penyuluh agama
swadaya benar adanya.
Berdasarkan wawancara, observasi dan pemaparan
di atas dapat diketahui bahwa strategi penyuluhan penting
diterapkan sudah efektif agar lebih bervariasi dan tidak
monoton. Hal ini ditujukan untuk memompa semangat
dan membimbing jamaah majelis taklim dalam
memanfaatkan sampah rumah tangga.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa
penyuluhan agama swadaya yang dilakukan mengunakan
materi, metode, media dan strategi penyuluhan agama
yang terarah dan saling melengkapi serta menjadi strategi
105 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis: Analisis SWOT
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 3-4.
87
andalan penyuluh agama. Tujuan penyuluhan agama
menggunakan materi, metode, media dan strategi
penyuluhan agama yang terarah tersebut adalah semata-
mata untuk kebaikan masyarakat terutama jamaah majelis
taklim berbasis bank sampah di Perumahan Atsiri Permai
Bogor.
88
89
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Majelis Taklim Berbasis Bank Sampah di
Perumahan Atsiri Permai Bogor
Majelis taklim adalah tempat atau lembaga
pendidikan, pelatihan dan kegiatan belajar mengajar dalam
mempelajari, mendalami dan memahami ilmu pengetahuan
agama Islam dan sebagai wadah dalam melaksanakan
berbagai kegiatan yang memberikan kemaslahatan kepada
jamaah dan masyarakat sekitarnya.106
Adapun pembahasan tentang pengelolaan majelis
taklim berbasis bank sampah di Perumahan Atsiri Permai
Bogor adalah sebagai berikut.
1. Membentuk kepengurusan
Pada majelis taklim berbasis bank sampah di
Perumahan Atsiri Permai Bogor, pengelolaan majelis
taklim dibuktikan dengan membentuk kepengurusan
majelis taklim dan dibentuk juga kepengurusan bank
sampah agar lebih terkelola dengan baik. Hal tersebut
seperti yang dikatakan oleh Ketua Bank Sampah,
Duriyatullum’ah sebagai berikut.
106 Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim: Petunjuk Praktis
Pengelolaan dan Pembentukannya (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009), h. 1.
90
“Saat di awal ada pelatihan bank sampah,
selanjutnya langsung ada perkumpulan
untuk menentukan pengurus dan ketua. Ya
saat itu yang hadir dan menjadi anggota
majelis taklim ikut menjadi pengurus bank
sampah”107
Berdasarkan pernyataan pengurus bank sampah,
Duriyatullum’ah di atas, dapat diketahui bahwa
pembentukan kepengurusan terutama kepengurusan bank
sampah menjadi perhatian serius pengurus majelis taklim
sebagai upaya mengelola majelis taklim dan bank sampah,
hal itu dapat dibuktikan dengan bergerak cepat
membentuk pengurus sesaat setelah dilakukannya
pelatihan bank sampah pertama kali.
Sebelum pembentukan pengurus bank sampah,
majelis taklim sendiri telah berdiri sejak tahun 1992 dan
sudah memiliki struktur kepengurusan. Pemilihan dan
pembentukan pengurus majelis taklim dilakukan dengan
musyawarah mufakat dari anggota dan pengurus majelis
taklim yang hadir. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
ketua majelis taklim, Titi Johaningsih berikut ini.
107 Wawancara dengan Ketua Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Duriyatullum’ah,
Bogor, 19 Desember 2019.
91
“Disaat pemilihan tentunya diawali
dengan musyawarah mufakat diambil dari
suara terbanyak dari para anggota yang
memilih,kemudian ditambah lagi dengan
kepengurusan ada seksi pendidikan, seksi
sosial dan seksi dakwah atau rohani dan
seksi pembantu umum”108
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat
mengatakan bahwa pengelolaan dengan membentuk
kepengurusan bank sampah serta kepengurusan majelis
taklim terlebih langsung bergerak cepat saat pertama kali
diadakan pelatihan bank sampah merupakan langkah
serius pengurus majelis taklim dalam mengelola bank
sampah. Dengan keberadaan pengurus bank sampah dan
pengurus majelis taklim maka diharapkan roda organisasi
terus berjalan dengan baik dan lancar dan tidak mengenal
kata berhenti di tengah jalan.
2. Keanggotaan majelis taklim dan bank sampah
Pada majelis taklim berbasis bank sampah di
Perumahan Atsiri Permai Bogor, pengurus bank sampah
diambil dari anggota/ jamaah majelis taklim agar lebih
efektif. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Ketua
Majelis Taklim, Titi Johaningsih sebagai berikut:
108 Wawancara dengan Ketua Majelis Taklim pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Titi Johaningsih,
Bogor, 11 Januari 2019.
92
“Untuk mengefektifkan kerja dari pada
bank sampah maka kepengurusan untuk
bank sampah tersendri harus ada pengurus
yang bertanggungjawab total menangani
nasabah bank sampah, kalau digabung
dikhawatirkan tidak mampu untuk
melaksanakan dengan maksimal sehingga
dibentuklah pengurus bank sampah
tersendiri, majelis sendiri, tapi keduanya
saling kerja sama dan bantu, karena juga
kasih kabar ke majelis taklim kalau ada
penimbangan, karena tujuannya juga jelas
untuk mengurangi sampah yang ada di
atsiri dan juga bisa menambah
penghasilan”109
Berdasarkan pernyataan pengurus majelis taklim,
Titi Johaningsih di atas, dapat diketahui bahwa
keanggotaan bank sampah diambil dan diisi oleh anggota
majelis taklim yang bukan merupakan pengurus majelis
taklim agar tidak memiliki kerja ganda dan leboh fokus
menangani bank sampah.
Penulis juga mendapatkan data bahwa tidak semua
anggota majelis taklim terdaftar sebagai anggota bank
sampah, walaupun mayoritas nasabah bank sampah
adalah anggota majelis taklim. Terdapat beberapa syarat
untuk menjadi nasabah bank sampah, diantaranya calon
nasabah dapat membawa sampah kemudian mendaftarkan
109 Wawancara dengan Ketua Majelis Taklim pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Titi Johaningsih,
Bogor, 11 Januari 2019.
93
dirinya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh ketua bank
sampah, Duriyatullum’ah berikut ini:
“Biasanya sih mereka yang nasabah ya
ikut majelis taklim. Sebenarnya gak ada
kriteria khusus, tinggal datang bawa
sampah yang udah dipilah-pilah, dan
mendaftarkan diri”110
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat
menyatakan bahwa keanggotaan bank sampah mayoritas
berasal dari anggota majelis taklim, meski tidak
seluruhnya berasal dari majelis taklim. Kemudian
pengurus bank sampah bukanlah pengurus majelis taklim
agar tidak terjadi beban ganda pada pengurus bank
sampah di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
3. Nasabah bank sampah
Pada bank sampah di Perumahan Atsiri Permai
Bogor saat ini, jumlah nasabah bank sampah sekitar 40
orang yang aktif. Apabila ada perkumpulan membahas
bank sampah dan penimbangan sampah maka nasabah
akan diinfokan melalui pesan WhatsApp. Hal tersebut
seperti yang dikatakan oleh Ketua Bank Sampah,
Duriyatullum’ah sebagai berikut:
110 Wawancara dengan Ketua Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Duriyatullum’ah,
Bogor, 19 Desember 2019.
94
“Karena perumahan kita begitu luas, di
awal dulu berjumlah anggotanya 40 orang
kurang lebih, dengan berjalannya waktu
semakin banyak anggota. Waktu awal-
awal sih banyak ya, tapi sekarang kurang
lebih 40 orang lah yang aktif.
Sekarang sih biasanya nanti di WhatsApp
kalau misalkan ada penimbangan”111
Berdasarkan pernyataan pengurus bank sampah,
Duriyatullum’ah di atas, dapat diketahui bahwa bank
sampah cukup diminati, hal itu terbukti sejak pembukaan
sudah ada 40 anggota dan angka itu terus bertambah
banyak hingga kini.
Penulis juga mendapatkan data bahwa setelah
menjadi nasabah bank sampah, pengurus bank sampah
mengadakan pelatihan tentang cara memilah sampah bagi
nasabah. Selain itu dapat dilakukan penimbangan dan
penghitungan terhadap sampah nasabah. Hal ini seperti
yang disampaikan oleh ketua bank sampah,
Duriyatullum’ah berikut ini:
“Kegiatannya ya biasa penimbangan dan
penghitungan sampah dari nasabah, juga
ada pelatihan tentang cara memilah-milah
sampah, gimana sampah bisa jadi
aksesoris”112
111 Wawancara dengan Ketua Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Duriyatullum’ah,
Bogor, 19 Desember 2019. 112 Wawancara dengan Ketua Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Duriyatullum’ah,
Bogor, 19 Desember 2019.
95
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat
menyatakan bahwa setelah menjadi nasabah, anggota
bank sampah mendapatkan banyak keuntungan berupa
pelatihan dan dapat menimbang serta menukar sampah
dengan uang. Kemudahan itulah yang menyebabkan
anggota bank sampah kian hari kian bertambah.
4. Tahapan pada bank sampah
Terdapat beberapa tahapan yang dapat diikuti oleh
nasabah bank sampah, yakni pertama-tama nasabah
memilah sampah, kedua nasabah datang ke lokasi
penimbangan untuk mendaftarkan di bank sampah.
Selanjutnya nasabah akan dipanggil sesuai dengan urutan
daftar dan menimbang sampah kering kemudian diberikan
tanda bukti. Tahapan ini seperti yang dikatakan oleh Ketua
Bank Sampah, Duriyatullum’ah sebagai berikut:
“Pertama-tama nasabah memilah sampah
di rumah, kemudian datang ke lokasi
penimbangan, mendaftar nimbang, nanti
akan dipanggil sesuai daftar, yang
selanjutnya nasabah menimbang sampah
kering dan nanti akan menerima bukti
nimbang”113
113 Wawancara dengan Ketua Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Duriyatullum’ah,
Bogor, 19 Desember 2019.
96
Berdasarkan pernyataan pengurus bank sampah,
Duriyatullum’ah di atas, dapat diketahui bahwa tahapan-
tahapan bagi nasabah menukar sampah dengan uang sudah
cukup sistematis dan dapat diterima oleh seluruh nasabah
karena tahapan tersebut terbilang mudah.
Penulis juga mendapatkan data bahwa setelah
nasabah melakukan tahapan-tahapan penukaran sampah,
maka pihak pengurus bank sampah juga melakukan
tahapan-tahapan lanjutan terhadap sampah yang sudah
terkumpul. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
bendahara bank sampah, Sitiawan berikut ini:
“Setelah sampah terkumpul, kita timbang,
menentukan harga, lalu diberikan ke
pengempul”114
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat
menyatakan bahwa ada tahapan-tahapan yang sudah baku
yang diterapkan bank sampah di Perumahan Atsiri Permai
Bogor terhadap para nasabah dalam menukarkan
sampahnya. Tak hanya itu, pengurus bank sampahpun
menjalani tahapan-tahapan setelah sampah berhasil
terkumpul.
114 Wawancara dengan Bendahara Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Sitiawan, Bogor, 10
Desember 2019.
97
5. Kriteria sampah bernilai ekonomis
Pada bank sampah di Perumahan Atsiri Permai
Bogor, sampah yang dapat ditukarkan adalah sampah yang
berupa botol bekas minum seperti botol air mineral gelas,
kaleng, beling, kaca-kaca pecah, kardus, seng, alumunium
bahkan minyak jelantah. Hal ini seperti yang disampaikan
oleh bendahara bank sampah, Sitiawan berikut ini:
“Banyak jenisnya, seperti botol bekas
minuman. Botol yang bening seperti gelas
aqua beda harganya dengan botol yang
berwarna. Yang putih bening sama dengan
gelas aqua, yang bewarna campur campur
harganya lebih murah. Kaleng, beling,
kaca-kaca yang sudah pecah juga bisa.
Kardus yang coklat bekas kulkas harganya
beda dengan kardus seperti kardus beng-
beng. Seng, alumunium juga bisa. Minyak
jelantah juga diterima untuk bio gas,
karena pernah ada pelatihannya”115
Berdasarkan pernyataan pengurus bank sampah,
Sitiawan di atas, dapat diketahui bahwa kriteria sampah
yang dapat ditukarkan di bank sampah mayoritas sama
dengan kriteria sampah yang dapat ditukar di pengepul
sampah tempat lain. Sedikit perbedaan terletak pada bank
sampah disini menerima minyak jelantah untuk bio gas.
115 Wawancara dengan Bendahara Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Sitiawan, Bogor, 10
Desember 2019.
98
Penulis juga mendapatkan data bahwa bank
sampah di Perumahan Atsiri Permai Bogor ini hanya
mengumpulkan saja, tidak bertindak mengolah sampah
kecuali sampah untuk pembuatan aksesoris atau
cinderamata. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
bendahara bank sampah, Sitiawan berikut ini:
“Dari lapaknya yang mengolah, kalau kita
hanya mengumpulkan saja. Pernah juga
ada pelatihan keterampilan membuat
aksesoris lampu hias dari gelas aqua dan
botol, tempat tisu dan tas dari bungkus
kopi dan rinso”116
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat
menyatakan bahwa jenis sampah yang dapat ditukarkan
pada bank sampah adalah jenis-jenis sampah yang juga
dapat ditukarkan pada pengepul sampah atau tempat
rongsok lainnya. Tak hanya itu, bank sampah hanya
bertindak untuk mengumpulkan dan menyalurkan sampah
dari nasabah, belum untuk diolah sendiri. Namun ada
beberapa jenis sampah yang didaur ulang untuk dijadikan
aksesoris ataupun cinderamata.
116 Wawancara dengan Bendahara Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Sitiawan, Bogor, 10
Desember 2019.
99
6. Kemanfaatan majelis taklim berbasis bank sampah
Pada bank sampah di Perumahan Atsiri Permai
Bogor, selain dapat merubah sampah yang sudah tidak
terpakai dan tidak memiliki nilai ekonomis menjadi
bernilai ekonomis, keberadaan bank sampah juga
bermanfaat untuk menjaga tali silaturahmi dan menjadi
wadah berkumpulnya warga Perumahan Atsiri Permai
Bogor. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ketua Bank
Sampah, Duriyatullum’ah sebagai berikut:
“Sebenernya sama aja sih sama bank
sampah yang lain, paling kalau bank
sampah ini karena biasanya nasabah juga
anggota majelis taklim jadi lebih kuat aja
gitu silaturahminya. Awalnya kan udah
ada majelis taklim jadi ya ibu-ibu majelis
yang awal gabung. Lebih mudah
komunikasinya”117
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat
menyatakan bahwa banyak manfaat yang ditimbukan
dengan keberadaan bank sampah. Selain bermanfaat dari
segi ekonomi, juga bermanfaat dari segi sosial
keagamaan. Keberadaan serta kepengurusan bank sampah
yang memang dari unsur jamaah majelis taklim membuat
bank sampah ini diminati warga Perumahan Atsiri Permai
Bogor.
117 Wawancara dengan Ketua Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Duriyatullum’ah,
Bogor, 19 Desember 2019.
100
Pernyataan-pernyataan dari para pengurus bank
sampah serta pengurus majelis taklim di atas dapat
dikaitkan dengan teori Pengelolaan Sampah. Pengelolaan
sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam
menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan
pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam
pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulnya
sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport,
pengolahan dan pembuangan akhir.118
Pengelolaan sampah oleh bank sampah diminati
oleh warga Perumahan Atsiri Permai Bogor yang pada
awalnya sudah terlebih dahulu tergabung dalam
kelembagaan majelis taklim. Dengan demikian, majelis
taklim dan bank sampah sudah menjadi organisasi/
lembaga yang dimiliki warga Perumahan Atsiri Permai
Bogor.
Berkaitan dengan organisasi/ kelembagaan majelis
taklim dan bank sampah, terdapat tiga pilar utama dalam
kelembagaan, yaitu pilar regulatif, normatif dan kognitif
budaya. Regulatif artinya lembaga memiliki kemungkinan
dalam memberikan kekuasaan khusus dan manfaat bagi
lembaga itu sendiri. Normatif artinya dalam suatu
lembaga menekankan dalam mempengaruhi stabilitas
sosial dan norma-norma baik di masyarakat. Sedangkan
118 Yudhi Kartikawan, Pengelolaan Persampahan (Yogyakarta:
Jurnal Lingkungan Hidup, 2008), h. 200
101
pilar kognitif budaya yaitu pemikiran tentang suatu
budaya yang ada dalam lembaga semisal paham,
keyakinan dan kepercayaan.119
Secara singkat, organisasi perkumpulan/
kelembagaan majelis taklim berbasis bank sampah di
Perumahan Atsiri Permai dapat dilihat dalam tabel 5.1 di
bawah ini.
Tabel 5. 1 Kelembagaan dalam Majelis Taklim berbasis Bank
Sampah
Pilar
Kelembagaan Deskripsi Contoh
Regulatif
Dikarenakan majelis takim dan
bank sampah merupakan kegiatan
sosial yang bersifat sukarela maka
tidak ada regulasi yang megikat.
Ada beberapa anggota
majelis taklim tidak aktif
dalam kegiatan.
Normatif
Hadirnya bank sampah
menjadikan anggota majelis
taklim lebih terlibat dalam
kepedulian lingkungan.
Anggota majelis taklim dan
masyarakat bersama-sama
menciptakan lingkungan
bersih
Kognitif-Budaya
Keyakinan bahwa dengan adanya
Majelis Taklim berbasis bank
sampah akan memperdalam
pengetahuan tentang kebersihan
lingkungan
Bertambahnya
pengetahuan anggota
majelis taklim untuk
mengurangi dampak buruk
lingkungan
Sumber: Hasil wawancara dan observasi dengan informan dan
diinterpretasikan oleh peneliti
119 Richard Scott, Institution and Organizations. Penerjemah La Ode
Syaiful Islamy (Makassar: FISIP Universitas Hasanudin, 2014), h. 48
102
Dalam konteks lokasi penelitian yakni majelis
taklim berbasis bank sampah di Perumahan Atsiri Permai
Bogor, pilar regulatif yang dimaksud yaitu bank sampah
yang mampu memberikan manfaat bagi majelis taklim
yaitu berupa wadah untuk aplikasi pembelajaran yang
didapatkan didalam penyuluhan. Pilar normatif yaitu
terdapat disisi majelis taklim itu sendiri yang memiliki
pengaruh akan stabilitas norma-norma baik di masyarakat.
Pilar kognitif-budaya yaitu unsur keyakinan masyarakat
untuk memiliki lingkungan yang bersih.
B. Input, Proses dan Output/ Outcome dari Penyuluhan
Agama Berbasis Bank Sampah di Majelis Taklim
Perumahan Atsiri Permai Bogor
Pembahasan mengenai bagian ini akan dibagi pada
tiga bagian, yakni input penyuluhan agama berbasis bank
sampah di majelis taklim Perumahan Atsiri Permai Bogor
berupa materi ataupun persiapan penyuluhan, selanjutnya
pembahasan mengenai proses penyuluhan berupa pelaksanaan
penyuluhan dan terakhir akan dipaparkan mengenai output/
outcome dari penyuluhan agama berbasis bank sampah di
majelis taklim Perumahan Atsiri Permai Bogor berupa hasil
dan perubahan yang terjadi setelah penyuluhan.
103
1. Input Penyuluhan Agama Berbasis Bank Sampah di
Majelis Taklim Perumahan atsiri Permai Bogor
Penyuluhan agama Majelis Taklim Uswatun
Hasanah dilaksanakan setiap satu bulan sekali di Jalan
Kenanga 6 No. 5 yang sampai sekarang menjadi
sekretariat Majelis Taklim Uswatun Hasanah. Majelis
Taklim yang beranggotakan sekitar 40 orang ini berawal
dari pengajian ibu-ibu di Perumahan Atsiri Permai yang
kemudian pada tahun 1997 Majelis Taklim Uswatun
Hasanah mendapatkan sarana dan prasarana dari Ketua
Yayasan Yarumtani Departemen Pertanian saat itu,
Almarhum Bapak H. Husein Abu Bakar.
Materi kegiatan penyuluhan agama biasanya
menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi masyarakat,
khususnya kondisi Indonesia yang masih belum
mengetahui manfaat dari sampah. Ketidakpedulian akan
sampah dan pengelolaannya menjadi dampak buruk bagi
kondisi lingkungan yang ada.
Dalam pelaksanaannya, penyuluhan agama
memiliki materi, metode, media, dan strategi yang
dijadikan acuan oleh penyuluh. Materi/ bahan merupakan
salah satu komponen input. Berdasarkan hasil wawancara,
materi yang disampaikan saat penyuluhan agama
bermacam-macam menyesuaikan dengan materi yang
sudah ditentukan dari majelis taklim. Hal itu seperti
104
diungkapkan oleh penyuluh agama swadaya pada majelis
taklim tersebut:
“Kalau dikaitkan dengan bank sampah,
tentu saja materi tentang kebersihan dan
kesadaran lingkungan. Salah satu materi
yang diberikan menyesuaikan dengan
keadaan kondisi masyarakat, khususnya
kondisi masyarakat Indonesia yang masih
belum mengetahui manfaat dari
sampah”120
Pernyataan penyuluh agama swadaya tersebut
dibenarkan oleh penerima penyuluhan, seperti
diungkapkan oleh nasabah bank sampah yang juga jamaah
majelis taklim, Tri Murni dan Hartati Jahari:
“Banyak sekali, tapi kalau yang tentang
bank sampah ya tentang kebersihan
lingkungan”121
“Yang keseharian biasa saya temuin. Biar
gampang aja buat saya praktekinnya”122
120 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 121 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Tri Murni, Bogor, 19
Desember 2019. 122 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019.
105
Berkaitan dengan materi penyuluhan, penyuluh
sebagai ujung tombak telah mempersiapkan diri dengan
materi yang beragam, meskipun materi yang disampaikan
disesuaikan dengan permintaan pengurus majelis taklim
dan bank sampah. Hal itu diungkapkan oleh penyuluh
agama sebagai berikut:
“Biasanya karena sudah ditentukan, jadi
materi nya bisa macam-macam. Tapi ya
sudah, karena sebelum penyuluhan
dimulai, saya tetap sudah mempersiapkan
materi yang akan saya sampaikan”123
Selanjutnya, materi yang disampaikan dalam
penyuluhan merupakan materi yang diajukan dari Majelis
Taklim, untuk bank sampah sendiri, materi disusun
dengan tujuan agar masyarakat mengetahui bahwa
sampah memiliki nilai, sehingga setelah masyarakat sudah
tahu akan hal tersebut masyarakatkan mulai
mengumpulkan sampah kemudian setelah terkumpul
disetorkan ke bank sampah. Dalam hal ini tujuan tersebut
memberikan dampak langsung bagi penyuluhan yang
dilakukan. Seperti yang dikatakan oleh penyuluh agama
swadaya:
123 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
106
“Tujuannya agar masyarakat mengetahui
bahwa sampah ada nilainya, setelah
mereka sudah tahu mereka mulai
mengumpulkan sampah kemudian setelah
terkumpul baru disetorkan ke bank
sampah”124
Berkenaan dengan ungkapan dan pengakuan dari
penyuluh agama di atas, jamaah majelis taklim dan
anggota bank sampah mengaku materi yang disampaikan
oleh penyuluh dapat diaplikasikan dengan baik oleh
jamaah di kehidupan sehari-harinya. Seperti yang
dikatakan oleh Tri Murni dan Hartati Jahari:
“Ya bisa, kalau saya insya Allah kalau di
lingkungan keluarga ini saya terapkan”125
“Iya, kalau dulu biasanya punya sampah
dibuang-buang, sekarang sampah plastik,
misal bekas gula, jadi dikumpulin, saya
juga jadi bilang ke anak-anak buat sampah
bening itu dikumpulin”126
Komponen input selanjutnya yaitu metode.
Terdapat beberapa metode penyampaian dalam
penyuluhan, contohnya metode ceramah, metode forum
group discussion (FGD), metode peraga, dan lain
sebagainya. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara
124 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 125 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Tri Murni, Bogor, 19
Desember 2019. 126 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019.
107
metode yang digunakan dalam penyuluhan agama
berbasis bank sampah di majelis taklim menggunakan
metode ceramah, metode tanya-jawab dan metode praktek
(alat peraga) pemilahan sampah kering. Hal ini senada
dengan yang dikatakan penyuluh agama:
“Metode yang digunakan ceramah lalu
ada diskusi tanya jawab dan jika
dibutuhkan saya juga mempraktekkan cara
pilah-pilih sampah”127
Metode tersebut digunakan karena dapat
memudahkan jamaah untuk memahami materi yang
disampaikan. Seperti diungkapkan oleh penyuluh agama:
“Karena itu berguna dan memudahkan
kepada para jamaah agar mudah
dipahami”128
Berkenaan dengan ungkapan dan pengakuan dari
penyuluh agama di atas, jamaah majelis taklim dan
anggota bank sampah mengaku mudah mencerna materi
dengan metode yang digunakan. Seperti yang dikatakan
oleh Tri Murni dan Hartati Jahari:
“Bisa, paham sih biasanya juga bisa
langsung dilakuin”129
127 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 128 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 129 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Tri Murni, Bogor, 19
Desember 2019.
108
“InsyaAllah sejauh ini, saya paham yang
disampaikan”130
Metode yang digunakan terbukti efektif digunakan
dalam penyampaian materi penyuluhan, karena dapat
berinteraksi langsung dengan komukan (jamaah) dan
informasi langsung tersampaikan. Sedangkan kekurangan
dari metode yang digunakan untuk alat peraga, terdapat
keterbatasan dalam penggunaannya, atau tidak semua
jamaah dapat menggunakan alat peraga. Hal tersebut
dikatakan oleh penyuluh agama:
“Sangat efektif karna kita dapat
berkomunikasi langsung dengan para
jamaah. Keunggulannya informasi
langsung tersampaikan kepada jamaah.
Kelemahannya ada pada individu jamaah,
ada yang menerima dengan baik, ada juga
yang peduli dan tidak peduli akan kendala
lingkungan”131
Komponen input selanjutnya yaitu media yang
berperan penting dalam proses penyuluhan. Untuk
penyuluhan agama berbasis bank sampah di majelis
taklim menggunakan media power point, brosur, alat
peraga. Hal itu dikatakan oleh penyuluh agama swadaya:
130 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019. 131 Wawancara dengan Penyuluh Agama pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Ade Rina F, Bogor,
14 Desember 2019.
109
“Media yang digunakan yaitu power point
untuk menunjang visualisasi, kita juga
pernah menyediakan brosur dan alat
peraga”132
Media tersebut digunakan karena efektif dalam
menarik perhatian anggota dalam proses penyuluhan.
Dengan adanya jamaah dapat melihat gambaran kondisi
lingkungan dan terlebih visualisasi saat penyampaian.
Walaupun disisi lain adanya alat peraga menjadi
hambatan karena jumlah alat peraga yang tidak dapat
digunakan oleh seluruh jamaah. Hal ini kembali
diungkapkan oleh penyuluh agama swadaya:
“Untuk menarik perhatian anggota dalam
proses penyuluhan. Karena dengan adanya
jamaah bisa melihat gambaran kondisi
lingkungan dan lebih tervisualisasi saat
penyampaian. Jamaah jadi lebih paham
dan tidak gampang bosan. Untuk alat
peraga biasanya diberikan terbatas jadi
tidak semua jamaah bisa langsung praktek
satu-satu”133
Seiring dengan berkembangnya teknologi, sebagai
seorang penyuluh agama harus dapat menyesuaikan diri
dengan kondisi tersebut dengan memanfaatkan teknologi
dalam penyampaian materi. Seperti dikatakan oleh
penyuluh agama swadaya:
132 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 133 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
110
“Ya dengan memanfaatkan teknologi
dalam penyampaian materi”134
Untuk menyimpulkan komponen input penyuluhan
yang sudah dipaparkan di atas, berikut penulis sajikan
komponen input penyuluhan dalam bentuk tabel di bawah
ini.
Tabel 5. 2 Input Penyuluhan Agama berbasis Bank Sampah
di Majelis Taklim
Unsur
Input Bentuk Keterangan
Materi
Materi Pokok Materi pokok yaitu materi yang berkaitan
dengan kebersihan lingkungan.
Materi Pendukung
Materi yang disampaikan terkait kondisi
sehari-hari masyarakat. Dapat berupa materi
terkait tata cara ibadah dan kegiatan sosial
masyarakat.
Metode
Ceramah Metode ini digunakan karena dapat
memudahkan jamaah untuk memahami.
Diskusi Tanya-jawab Dalam proses penyuluhan masyarakat jadi ikut
terlibat aktif karena metode ini.
Praktek Memilah Sampah Agar jamaah dapat langsung mengaplikasikan
apa yang didapat saat penyuluhan.
Media
Power Point Menunjang visualisasi jamaah saat
penyuluhan berlangsung.
Brosur Petunjuk kepada jamaah regulasi dari bank
sampah
Alat Peraga
Media ini digunakan agar jamaah dapat
langsung mengaplikasikan pemanfaatan dari
sampah.
Sumber: Hasil wawancara dan observasi dengan informan dan
diinterpretasikan oleh penulis
134 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
111
Demikian pemaparan secara komprehensif dan
resume-nya berupa tabel mengenai input penyuluhan
agama berbasis Bank Sampah di majelis taklim
Perumahan Atsiri Permai Bogor.
2. Proses Penyuluhan Agama berbasis Bank Sampah di
Majelis Taklim Perumahan atsiri Permai Bogor.
Proses adalah urutan pelaksanaan penyuluhan ini
menentukan output dari penyuluhan. Proses penyuluhan
agama dikatakan berhasil apabila sesuai dengan
perencanaan. Proses penyuluhan agama dilaksanakan
dengan urutan pembukaan, isi dan penutup. Hal ini seperti
yang dikatakan oleh penyuluh agama swadaya:
“Tahapannya biasanya diawali dengan
pembukaan, kemudian penyampaian isi
dan diakhiri penutup”135
Penyuluhan menggunakan bahasa agama dalam
artian menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist
karena hal tersebut dapat membuat jamaah lebih yakin
untuk mengaplikasikan apa yang disampaikan dalam
penyuluhan. Seperti yang dikatakan oleh penyuluh agama
swadaya:
“Dalam penyuluhan pasti kita ada
gunakan hadis ataupun ayat Qur’an
karena itu kan pedoman hidup kita”136
135 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
112
Penyuluhan dilakukan di majelis taklim setiap
bulannya dan pengajian rutin setiap minggunya. Hal ini
menunjukkan konsistensi dari program majelis taklim
Uswatun Hasanah. Seperti yang dikatakan oleh Tri Murni
selaku nasabah bank sampah dan penyuluh agama
swadaya:
“Iya, saya kan awalnya juga dari majelis
taklim dan rutin setiap minggu ada
pengajian”137
“Setiap seminggu sekali ada penyuluhan di
majelis taklim”138
Tantangan kedepan bagi penyuluhan agama ialah
bagaimana penyuluh agama dapat memanfaatkan
teknologi, karena penggunaan teknologi yang telah
menjamur di segala bidang. Hal ini dikatakan oleh
penyuluh agama:
“Tantangannya kedepan bagaimana
penyuluh agama bisa memanfaatkan
teknologi, karena sekarang apa-apa udah
komputer, kalau penyuluhnya gak paham
akan ketinggalan”139
136 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 137 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Tri Murni, Bogor, 19
Desember 2019. 138 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 139 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
113
Strategi yang digunakan dalam penyebaran
penyuluhan keagamaan telah menggunakan teknologi
yang telah disebutkan. Untuk itu komunikasi yang terjadi
menggunakan gawai para jamaah dalam mempermudah
interaksi. Upaya itulah yang dapat membuat penyuluhan
dapat diterima oleh jamaah. Hal ini disampaikan oleh
penyuluh agama swadaya:
“Sekarangkan jaman udah maju ya, ibu-
ibu juga udah gak gaptek lagi, jadi
strateginya bisa komunikasi di handphone.
Upayanya dengan terus variatif dalam
penyampaian dan berinteraksi dengan
jamaah”140
Kesalahpahaman ketika menyampaikan
penyuluhan keagamaan dikarenakan penyampaian
dilakukan secara perlahan-lahan karena dengan hal itu
jamaah paham dan kalaupun terdapat kesalahpahaman itu
akan langsung diluruskan oleh penyuluh. Seperti yang
dikatakan oleh penyuluh agama swadaya:
“Tidak ada ya, karena asalkan
penyampaian kita pelan-pelan gitu
insyaAllah jamaah paham dan kalau pun
kesalahpahaman itu terjadi, yang pasti
akan langsung saya luruskan”141
140 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 141 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
114
Kesulitan dalam menyampaikan penyuluhan
apabila jamaah kurang responsif terhadap hal yang
disampaikan oleh penyuluh. Ataupun hal-hal teknis
semisal speaker ataupun mic yang digunakan bermasalah
sehingga mengganggu focus dari jamaah. Seperti
ungkapan penyuluh agama berikut ini:
“Sejauh ini sih oke-oke aja ya, paling
kalau dari jamaahnya yang kurang
responsif. Biasanya dari jamaahnya yang
malu bertanya dan bisa dari hal-hal
teknis”142
Interaksi yang terjadi dalam penyuluhan agama
ialah interaksi yang dapat dipahami oleh jamaahnya,
materi yang disiapkan, metode, dan media memang dapat
mempengaruhi respon dari jamaah namun hal tersebut
menjadi sia-sia apabila tidak membuat jamaah paham
akan materi yang disampaikan. Seperti diungkapkan oleh
penyuluh agama swadaya:
“Model penyuluhan apapun yang terbaik
yang bisa dipahami jamaahnya. Interaksi
yang baik ya yang bisa dipahami oleh
jamaahnya, percuma kita ribet-ribet kalau
jamaahnya gak paham”143
142 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor. 143 Wawancara pribadi dengan Ade Rina F (Penyuluh Swadaya) pada
tanggal 14 Desember 2019 di Perumahan Atsiri Permai Bogor.
115
Untuk menyimpulkan pembahasan mengenai
proses penyuluhan yang sudah dipaparkan di atas, berikut
penulis sajikan pembahasan proses penyuluhan di atas
dalam bentuk tabel di bawah ini.
Tabel 5. 3 Proses Penyuluhan Agama berbasis Bank Sampah
di Majelis Taklim
Unsur Proses Bentuk Deskripsi
Tahapan
Pembukaan
Proses pembukaan memiliki suasana keagamaan
yang kental dan melekat dengan jamaah yaitu dal-
engan melaksanakan pengajian sebelumnya.
Pembacaan Al-Qur’an dipimpin secara bergilir oleh
jamaah.
Isi
Penyuluh memberikan materi penyuluhan agama.
Materi yang disampaikan merupakan materi pokok
dan materi pendukung.
Penutup Jamaah dibimbing oleh penyuluh melakukan doa
dan istigfar sebagai bentuk penutup dan refleksi.
Gangguan Kesalahpahaman
Kesalahpahaman tidak akan terjadi apabila
penyampaian dilakukan secara perlahan, kalau pun
kesalahpahaman terjadi langsung diluruskan saat
penyuluhan berlangsung.
Strategi
Bahasa yang
digunakan
Penyuluhan dilakukan menggunakan bahasa agama
dalam hal ini dimaksudkan bahwa penyuluh
menggunakan Al-Qur’an ataupun Al-Hadits.
Materi yang
disampaikan
Penyuluh menyampaikan penyuluhan secara
bertahap dimulai dari materi yang termudah hingga
materi tersulit.
Sumber: Hasil wawancara dan observasi dengan informan dan diinterpretasikan oleh
penulis
116
Demikian pemaparan secara komprehensif dan
resume-nya berupa tabel mengenai input penyuluhan
agama berbasis Bank Sampah di majelis taklim
Perumahan Atsiri Permai Bogor.
3. Output, Feedback, Outcome dan Impact dari Penyuluhan
Agama Berbasis Bank Sampah di Majelis Taklim
Perumahan atsiri Permai Bogor.
Output merupakan hasil jangka pendek dari
pelaksanaan penyuluhan khususnya materi yang berkaitan
mengenai kebersihan. Sedangkan outcome adalah
dampak, manfaat dan harapan perubahan yang terjadi
setelah adanya penyuluhan agama. Dampak dari kegiatan
penyuluhan agama berbasis bank sampah di majelis
taklim Perumahan Atsiri Permai salah satunya adalah
berkurangnya jumlah sampah yang terdapat di Perumahan
Atsiri Permai. Hal ini seperti yang dikatakan penyuluh
agama swadaya berikut ini:
“Tentunya jadi lebih baik, sekarang
dilingkungan perumahan Atsiri permai
sudah jarang keliatan sampah-sampah
besar gitu. Berartikan masyarakat sudah
sadar akan pentingnya sampah dan
menjaga lingkungan”144
144 Wawancara dengan Penyuluh Agama pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Ade Rina F, Bogor,
14 Desember 2019.
117
Pernyataan penyuluh agama swadaya tersebut
senada dengan pernyataan nasabah bank sampah yang
juga jamaah majlis taklim, Tri Murni dan Hartati Jahari:
“Lingkungan jadi bersih, terus sampah
yang biasanya dibuang gitu aja jadi bisa
manfaat”145
“Lingkungan jadi bersih, udah jarang liat
sampah yang besar-besar gitu, terus jadi
menambah rasa kepedulian antar
anggota”146
Dengan adanya majelis taklim berbasis bank
sampah, bukan hanya berdampak kepada lingkungan di
Perumahan Atsiri Permai tetapi juga perubahan dalam diri
jamaah. Hal ini dikatakan oleh nasabah bank sampah yang
juga jamaah majlis taklim, Tri Murni dan Hartati Jahari:
“Dampaknya positif yaitu jadi lebih baik,
silaturahmi juga jadi tahu sampah yang
biasanya dibuang gitu aja bisa jadi
manfaat”147
145 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Tri Murni, Bogor, 19
Desember 2019. 146 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019. 147 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Tri Murni, Bogor, 19
Desember 2019.
118
“Yang tadinya saya gak tahu cara
memilah-milah sampah sekarang jadi
tahu”148
Dampak positif dari mengikuti penyuluhan pun,
jamaah dapat mengaplikasikan dalam lingkungan
keluarga, hal ini dikatakan oleh nasabah bank sampah
yang juga jamaah majlis taklim, Tri Murni dan Hartati
Jahari:
“Ya bisa, kalau saya insyaAllah kalau di
lingkungan keluarga ini saya terapkan”149
“Ya itu tadi, anak-anak jadi bisa ikut buat
kumpulin sampah”150
Bukan hanya mendapatkan manfaat dalam hal
silaturahmi, pengetahuan, dan aplikasi tetapi dengan
mengikuti majelis taklim berbasis bank sampah terbukti
mampu menambah pendapatan jamaah. Hal ini dikatakan
oleh Hartati Jahari:
“Terus bisa nambah pendapatan juga”151
148 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019. 149 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Tri Murni, Bogor, 19
Desember 2019. 150 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019. 151 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019.
119
Hadirnya bank sampah bukan hanya sebagai
aplikasi materi penyuluhan terkait kebersihan, tetapi juga
tanpa disadari menumbuhkan jiwa sosial dari masyarakat
karena selain program bank sampah, majelis taklim juga
memiliki program bakti sosial, sering kali jamaah
memanfaatkan uang pendapatannya di bank sampah untuk
berkontribusi dalam bakti sosial tersebut. Hal ini
dikatakan penyuluh agama swadaya dan Tri Murni selaku
nasabah bank sampah:
“Adanya bank sampah itu kan sebagai
pengamalan hadis ya, jangan sampai hafal
saja tapi gak kita terapkan, diem-diem
malem-malem buang sampah ke sungai,
mana aplikasinyakan kalau begitu”152
“Kalau uang bank sampah itu biasanya
diambil untuk kegiatan sosial, misalkan
mau baksos atau begitu, daripada keluar
dari kantong sendiri, ya biasanya keluar
dari uang bank sampah. Kalau diambil
untuk pribadi, saya belum pernah.
Seumpama ada yang sakit, ya biasanya
diambil”153
152 Wawancara dengan Penyuluh Agama pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Ade Rina F, Bogor,
14 Desember 2019. 153 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Tri Murni, Bogor, 19
Desember 2019.
120
Selain untuk kegiatan sosial, biasanya nasabah
memanfaatkan uang pendapatan bank sampah untuk
keadaan-keadaan darurat. Seperti diungkapkan Hartati
Jahari berikut:
“Walau uangnya gak pernah saya cek
karena niatnya emang buat momen
darurat”154
Untuk menyimpulkan pembahasan mengenai
proses penyuluhan yang sudah dipaparkan di atas, berikut
penulis sajikan pembahasan proses penyuluhan di atas
dalam bentuk tabel di bawah ini.
154 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019.
121
Tabel 5. 4 Output, Feedback, Outcome dan Impact
Penyuluhan Agama berbasis Bank Sampah di Majelis Taklim
No Unsur Bentuk Keterangan
1 Output
Masyarakat memiliki
pengetahuan terkait kebersihan
lingkungan
Penyuluhan agama berdampak dari segi
kognitif yaitu peningkatan pengetahuan
masyarakat
Masyarakat memiliki
pengetahuan memilah sampah
dan membuat aksesoris dari
sampah
Penyuluhan agama membuat dampak
psikomotorik (keterampilan) yaitu dalam
memilah sampah dan membuat aksesoris
dari sampah
2 Feedback
Jamaah mengajak seluruh
keluarganya untuk menjaga
kebersihan lingkungan
Jamaah mengajak keluarganya terlibat
dalam bank sampah dengan turut
membantu memilah sampah dan
menjaga kebersihan lingkungan dengan
tidak membuang sampah sembarangan.
3 Outcome
Tidak ada lagi masyarakat yang
buang sampah sembarangan
Perubahan perilaku (afektif) artinya
masyarakat dapat mengubah perilaku
kearah yang lebih baik
Kondisi lingkungan Perumahan
Atsiri Permai menjadi lebih
bersih
Perubahan lingkungan perumahan
menjadi lebih bersih.
Nasabah mendapatkan
pendapatan tambahan
Dengan mengikuti bank sampah, jamaah
mendapatkan penghasilan tambahan
Meningkatkan kepekaan
sosialmasyarakat
Uang yang didapatkan jamaah dari bank
sampah biasa digunakan untuk keperluan
bakti sosial ataupun apabila ada
kegiatan-kegiatan santunan hal ini
merupakan dampak tak terduga dari
hadirnya bank sampah dalam majelis
taklim sehingga apabila ada kebutuhan
sosial jamaah otomatis memberikan
uang dari hasil bank sampah.
122
No Unsur Bentuk Keterangan
4 Impact
Majellis Taklim Uswatun
Hasanah menjadi inspirasi bagi
majelis taklim lainnya dengan
memanfaatkan bank sampah
sebagai upaya meningkatkan
kebersihan lingkungan.
Dengan hadirnya bank sampah, majelis
taklim uswatun hasanah menjadi salah
satu majelis taklim yang cukup unik,
karena mampu membuat wadah untuk
jamaah berkontribusi dalam kebersihan
lingkungan.
Sumber: Hasil wawancara dan observasi dengan informan dan diinterpretasikan oleh
penulis
Dampak positif yang dirasakan jamaah itulah yang
membuat jamaah semakin rajin untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan majelis taklim. Hal ini diungkapkan nasabah
bank sampah, Hartati Jahari:
“Iya, setiap ada ceramah di majelis taklim
saya pasti ikut. Karena saya rasa itu
kegiatan yang positif dan saya juga
kosong, jadi menurut saya kenapa
enggak”155
Hadirnya majelis taklim juga mampu memberikan
kesadaran untuk berbuat baik didiri jamaahnya. Hal ini
kembali diungkapkan Hartati Jahari:
“Karena awalnya terjunnyakan di majelis
taklim, inikan untuk istilahnya gerakan
masyarakat biar lingkungan bersih”156
155 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019. 156 Wawancara dengan Nasabah Bank Sampah pada Majelis Taklim
Berbasis Bank Sampah Perumahan Atsiri Permai Bogor, Hartati Jahari, Bogor,
19 Desember 2019.
123
Demikian pemaparan secara komprehensif dan
resume-nya berupa tabel mengenai input penyuluhan
agama berbasis Bank Sampah di majelis taklim
Perumahan Atsiri Permai Bogor.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa ada 3
bagian atau tahapan pada penyuluhan, yakni input
penyuluhan berupa persiapan penyuluhan, proses
penyuluhan berupa pelaksanaan penyuluhan dan output/
outcome dari penyuluhan berupa hasil dan perubahan
yang terjadi setelah penyuluhan.
124
125
BAB VI
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis penelitian
mengenai penyuluhan agama berbasis Bank Sampah di
majelis taklim Perumahan Atsiri Permai Bogor, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Pengelolaan majelis taklim berbasis bank sampah pada
Perumahan Atsiri Permai Bogor dijalankan dengan
membentuk kepengurusan terpisah, yakni merawat
kepengurusan majelis taklim yang sudah lebih dahulu ada
kemudian membentuk kepengurusan bank sampah yang
pengurus serta nasabahnya berasal dari majelis taklim
yang menaungi bank sampah.
Selain membentuk kepengurusan, pengelolaan
yang baik juga ditunjukan dengan membuat tahapan-
tahapan yang perlu dilalui nasabah dan pengurus dalam
mengelola sampah serta menentukan kriteria sampah yang
dapat ditukarkan dengan nilai rupiah.
Keberadaan bank sampah sangat bermanfaat bagi
warga di Perumahan Atsiri Permai Bogor, hal itu
dirasakan terutama oleh para nasabah bank sampah dan
jamaah majelis taklim. Selain kemanfaatan yang bernilai
ekonomi, keberadaan bank sampah juga bermanfaat untuk
menjaga silaturahmi dan kerukunan warga di Perumahan
Atsiri Permai Bogor.
126
2. Pada ranah input/ persiapan penyuluhan agama, penyuluh
swadaya selaku ujung tombak penyuluhan
mempersiapkan untuk selanjutnya diwujudkan berupa
materi penyuluhan, metode penyuluhan, media
penyuluhan dan strategi penyuluhan.
Selanjutnya, pada ranah proses/ pelaksanaan
penyuluhan agama, penyuluh memiliki tahapan-tahapan
dan strategi dalam menerapkan penyuluhan agama kepada
jamaah majelis taklim berbasis bank sampah. Tak jarang
dalam melakukan pelaksanaan penyuluhan ditemui
kendala dan gangguan yang menjadi tantangan bagi
penyuluh.
Pada ranah output/ outcome penyuluhan agama,
didapati hasil yaitu warga menjadi lebih memiliki
pengetahuan terkait kebersihan lingkungan, terutama
dalam memilah sampah dan membuat aksesoris dari
sampah. Selanjutnya warga menjadi lebih aktif dalam
mengajak seluruh keluarganya untuk menjaga kebersihan
lingkungan sehingga kondisi lingkungan Perumahan
Atsiri Permai Bogor menjadi lebih bersih serta warga
mendapatkan pendapatan tambahan dari sampah yang
ditabung di bank sampah.
127
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas maka pihak majelis
taklim dan bank sampah perlu menentukan cara yang akan
dilakukan di masa mendatang agar keberadaan bank sampah
tetap terjaga baik. Strategi yang dapat dilakukan antara lain.
1. Memperbaiki dan memperluas jangkauan, terutama di
seluruh area Perumahan Atsiri Permai Bogor yang
memang sangat luas serta menambah peralatan yang
diperlukan dalam menjalankan seluruh kegiatan.
2. Bank sampah berpotensi mengembangkan strategi lain
sebagai strategi tambahan dalam mengelola organisasi
majelis taklim dan bank sampah.
3. Majelis taklim dan bank sampah harus sigap dan punya
mekanisme tersendiri terhadap permasalahan yang
dialami organisasi dan/ atau pengurus serta anggota aktif.
C. Saran
Dari hasil pembahasan dan kesimpulan mengenai
penyuluhan agama berbasis Bank Sampah di majelis taklim
Perumahan Atsiri Permai Bogor, penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Untuk bank sampah agar meningkatkan intensitas
kegiatan, terutama pelatihan dan demonstrasi berkaitan
dengan pemanfaatan sampah.
2. Untuk majelis taklim dan penyuluh swadaya, karya ini
dapat dijadikan masukan untuk membenahi pelaksanaan
128
penyuluhan agama, terutama dalam mengurangi
hambatan-hambatan yang dihadapi.
129
DAFTAR PUSTAKA
Amanah, Defi Nur. “Kegiatan Majelis Taklim Masyarakat di
Masjid al-Adhar Desa Mercu Buana Kecamatan Way
Kenanga Kabupaten Tulang Bawang Barat”. Skripsi
S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi” IAIN Metro
Lampung, 2019.
Amirulloh, Analisis Pengembangan Kompetensi Penyuluh Agama
pada Ditjen Bimas Islam Kemenag RI dalam
Memelihara Kerukunan Umat beragama. Tangerang
Selatan: YPM, 2016.
Aprianto, Try Prasetyo. “Strategi Komunikasi Penyuluhan pada
Pembinaan Mualaf di Yayasan An-Naba’ Center
Sawah Baru Ciputat”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Arifin, Isep Zainal. Bimbingan Penyuluhan Islam:
Pengembangan dakwah melalui Psikoterapi Islam.
Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Arifin, M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama. Jakarta: Golden Terayon, 1982.
Azizy A. Qodri. Membangun Fondasi Ekonomi Umat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
130
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, “Pertumbuhan
Ekonomi Jawa Barat Triwulan III-2018, diakses pada
25 April 2020 dari http://www.jabar.bps.go.id
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi:
Format-format Kuantitatif dan Kualitatif Untuk Studi
Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen
dan Pemasaran. Jakarta: Kencana, 2013.
CNBC Indonesia, “Kondisi Perekonomian Indonesia 2018
Menurut Sri Mulyani”, diakses pada 25 April 2020 dari
http://www.cnbcindonesia.com
Departemen Agama RI. Pedoman Penyuluhan Wakaf Bagi
Penyuluh Agama. Jakarta: Dirjen Bimas Islam
Kemenag RI, 2010.
Dzulfaqqor, Qois. “Peran Penyuluh Agama Islam dalam
Mewujudkan Keluarga Sakinah di Kecamatan Cakung
Jakarta Timur”. ”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan
Praktek. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis
Penulisan Proposal Laporan Penelitian. Malang:
UMM Press, 2010.
131
Helmawati. Pendidikan Nasional dan Optimalisasi Majelis
Taklim: Peran Aktif Majelis Taklim Meningkatkan
Mutu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk
Ilmu-ilmu Sosial, Cet ke-3.Jakarta: Salemba Humanika,
2012.
Iman, Sahrul “Peran Penyuluh Agama dalam Meningkatkan
Prososial Masyarakat Organik di Kebayoran Lama
Jakarta Selatan”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.
Inayah, Khomsiatul. “Peran Penyuluh Agama dalam
Menjalankan Fungsi Profesi Untuk Kasus KDRT di
Parung Bogor”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2020.
Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian:
Kuantitatif, Kualitatif dan Campuran Untuk
Manajemen Pembangunan dan Pendidikan. Bandung:
Refika Aditama, 2014.
Jurnal, Redaksi Tim. "Metode Yuridis Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis di Stt-
pln" Kilat 7.1 (2018).
132
Kementerian Agama RI. Naskah Akademik Bagi Penyuluh
Agama. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan,
2015.
Kementerian Pekerjaan Umum, Modul Pengolahan Sampah
Berbasis 3R. Bandung: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Permukiman, 2010.
Leeuwis, Cess. Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan: Berpikir
Kembali Tentang Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta:
Kanisius, 2009.
Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009
Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim: Petunjuk Praktis
Pengelolaan dan Pembentukannya. Jakarta: Pustaka
Intermasa, 2009.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2015
Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-
prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Poerwandari E. Kristi. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian
Perilaku Manusia, Cet ke-4 Depok: LPSP3 UI, 2011.
133
Puslitbang Kehidupan Keagamaan. Peningkatan Peran serta
Masyarakat dalam Pendalaman Ajaran Agama melalui
Majelis Taklim. Jakarta: Puslitbang Kehidupan
Keagamaan, 2007.
Puspitawati, Yuni dan Mardwi Rahdriawan. “Kajian Pengelolaan
Sampah Berbasis Masyarakat dengan Konsep 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) di Kelurahan Larangan
Kota Cirebon”. Jurnal Pembangunan Wilayah &
Kota, vol. 8, no. 4, (2012).
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: Raja
Grafindopersada, 2005.
Rohman, Abdul Dudung dan Firman Nugraha. Menjadi Penyuluh
Agama Profesional: Analisis Teoritis dan Praktis.
Bandung: Lekkas, 2017.
Sari, Jeri Liwinda. “Hubungan Religiusitas Terhadap
Pengambilan Keputusan dalam Memilih Pasangan
Hidup Mahasiswi Psikologi UIN Malang”. Skripsi S1
Fakultas Psikologi, UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang, 2014.
Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar. Jakarta:
Indeks, 2012.
Solihin, Muhtar Mochamad. “Pengaruh Penyuluhan Agama
Terhadap Kesadaran Lingkungan Melalui Pendirian
Bank Sampah di Desa Ragajaya Bogor”. Skripsi S1
134
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Subekti, Sri. “Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis
Masyarakat”. Prosiding SNST Fakultas Teknik 1.1,
(2010).
Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan: Perspektif Islam. Jakarta:
Kencana, 2010.
Tribun Jogja, “Hingga Juli 2017, Jumlah Penduduk Indonesia
Bertambah Jadi 262 Juta Jiwa Lebih” diakses pada 25
April 2020 dari http://www.jogja.tribunnews.com
Utami, Eka. Buku Panduan Sistem Bank Sampah dan 10 Kisah
Sukses. Jakarta: Yayasan Unilever Indonesia, 2013.
Wulandari, Dwi. Bank Sampah: Model Pengelolaan Sampah
dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Lokal. Malang:
LPPM Universitas Negeri Malang, 2017.
135
L
A
M
P
I
R
A
N
136
Lampiran 1
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPPD)
PENELITIAN TENTANG PENYULUHAN AGAMA
BERBASIS BANK SAMPAH DI MAJELIS TAKLIM
PERUMAHAN ATSIRI PERMAI BOGOR
NO DATA SUB DATA TEKNIK SUMBER
DATA
Umum
1 Data Pribadi
Informan
Profil Informan
a. Nama
b. Usia
c. Jenis Kelamin
d. Pekerjaan/Jabatan
e. Pendidikan
f. Lama waktu melakukan penyuluhan
agama/menjabat
Wawancara 1. Penyuluh
agama
2. Ketua
Majelis
Taklim
3. Ketua
Bank
Sampah
2 Gambaran
Umum Lokasi
Penelitian
Profil Kabupaten Bogor
a. Kondisi geografi dan demografis
b. Kehidupan keagamaan
Studi
Kepustakaan
BPS
Penyuluhan Agama
3 Materi Materi yang digunakan pada penyuluhan
agama
a. Menurut Anda saat ini materi apa
yang penting untuk disampaikan
saat penyuluhan?
b. Apa saja materi yang diberikan
kepada masyarakat? Dominan
dibidang apa? Contohnya?
c. Mengapa Anda memilih materi
tersebut saat penyuluhan?
d. Apakah materi telah ditentukan
sebelumnya?
e. Apakah tujuan kognitif, afektif dan
psikomotorik yang diharapkan
tercapai dari materi yang
Wawancara Penyuluh
Agama
Swadaya
137
disampaikan?
4 Metode Metode yang digunakan pada
penyuluhan agama
a. Metode apa yang Anda gunakan
dalam menyampaikan penyuluhan?
b. Mengapa Anda menggunakan
metode tersebut?
c. Apakah metode yang digunakan
efektif untuk meningkatkan
kesadaran akan pentingnya bank
sampah?
d. Apakah keunggulan dari metode
yang Anda gunakan?
e. Apakah kelemahan dari metode
yang Anda gunakan?
Wawancara Penyuluh
Agama
Swadaya
5 Media Media yang digunakan pada penyuluhan
agama
a. Media apa yang Anda gunakan saat
menyampaikan penyuluhan?
b. Mengapa Anda menggunakan
media tersebut?
c. Apakah media yang Anda gunakan
efektif sebagai penunjang
penyuluhan? Mengapa?
d. Apakah keunggulan dari media
yang Anda gunakan?
e. Apakah kelemahan dari media yang
Anda gunakan?
f. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, bagaimana Anda sebagai
seorang penyuluh agama
menyesuaikan diri dengan kondisi
tersebut?
Wawancara Penyuluh
Agama
Swadaya
6 Strategi
Penyuluhan
Agama
Strategi penyampaian penyuluhan agama
a. Apa saja tahapan yang Anda
gunakan dalam menyampaikan
penyuluhan?
Wawancara Penyuluh
Agama
Swadaya
138
b. Apakah penyuluhan dilaksanakan
dengan bahasa agama?
c. Bagaimana keadaan masyarakat
setelah diberikan penyuluhan?
d. Berapa kali penyuluhan dilakukan?
e. Menurut Anda seperti apa tantangan
penyuluhan agama kedepan?
Mengapa?
f. Bagaimana strategi Anda dalam
menyebarkan penyuluhan
keagamaan?
g. Bagaimana upaya Anda agar
penyuluhan keagamaan dapat
diterima dengan baik oleh orang
lain?
h. Apakah pernah terjadi
kesalahpahaman ketika
menyampaikan penyuluhan
keagamaan? Mengapa hal tersebut
bisa terjadi? Bagaimana upaya Anda
memperbaiki hal tersebut?
i. Apa kesulitan Anda dalam
menyampaikan penyuluhan?
j. Hambatan apa yang dapat
mempengaruhi penyuluhan
keagamaan?
k. Menurut Anda model penyuluhan
agama yang terbaik seperti apa?
l. Interaksi dalam penyuluhan agama
yang terbaik seperti apa?
m. Dari perkembangan media dan
teknologi yang semakin beragam,
menurut Anda apakah penyuluhan
agama sangat diperlukan?
Khususnya yang berkaitan dengan
bank sampah? Mengapa? Berikan
contohnya?
139
7 Gambaran
Umum
Kelembagaan
Majelis
Taklim
Profil Kelembagaan Majelis Taklim
a. Apa latar belakang dibentuknya
Majelis Taklim?
b. Apa visi dan misi Majelis Taklim?
c. Apa saja program ataupun kegiatan
yang dilakukan di Majelis Taklim?
d. Bagaimana cara bergabung di
Majelis Taklim?
e. Syarat dan kriteria apa saja untuk
menjadi anggota Majelis Taklim?
f. Berapakah jumlah anggota Majelis
Taklim?
g. Kapan waktu operasional Majelis
Taklim?
h. Dimanakah lokasi Majelis Taklim?
Apakah bersamaan dengan lokasi
Bank Sampah?
i. Apakah yang membedakan Majelis
Taklim ini dengan Majelis Taklim
yang lain?
j. Bagaimana cikal bakal adanya
program Bank sampah di Majelis
taklim?
k. Apa masalah yang pertama kali
ditemui saat dimulainya program?
l. Bagaimana pendekatan yang
dilakukan kepada masyarakat?
m. Siapakah saja yang menjadi
pengurus Majelis Taklim?
n. Bagaimana pemilihan ketua atau
pengurus?
o. Mengapa kepengurusan di Bank
Sampah dibedakan dengan Majelis
Taklim?
p. Apakah terdapat anggota Majelis
Taklim yang lebih aktif dalam
kegiatan Bank Sampah
dibandingkan kegiatan
penyuluhan/kegiatan lain yang
Wawancara Ketua Majelis
Taklim
140
terdapat di Majelis Taklim?
q. Apakah perbedaan tupoksi antara
pengurus Majelis Taklim dan
pengurus Bank Sampah?
8 Gambaran
Umum Bank
Sampah
Profil Bank Sampah
a. Apa latar belakang dibentuknya
Bank Sampah di Atsiri Permai?
b. Apa visi dan misi Bank Sampah di
Atsiri Permai?
c. Apa saja program ataupun kegiatan
yang dilakukan di Bank Sampah
Atsiri Permai?
d. Bagaimana alur pelayanan di Bank
Sampah Atsiri Permai?
e. Syarat dan kriteria apa saja untuk
menjadi nasabah Bank Sampah
Atsiri Permai?
f. Berapakah jumlah nasabah di Bank
Sampah Atsiri Permai?
g. Apakah harus mengikuti Majelis
Taklim apabila ingin menjadi
nasabah Bank Sampah?
h. Kapan waktu operasional Bank
Sampah Atsiri Permai?
i. Dimanakah lokasi Bank Sampah
Atsiri Permai? Apakah berbarengan
dengan lokasi Majelis Taklim
j. Apakah yang membedakan Bank
Sampah ini dengan Bank Sampah
lain yang tidak bersamaan dengan
Majelis Taklim?
k. Bagaimana pendekatan yang
dilakukan kepada masyarakat?
l. Siapakah saja yang menjadi
pengurus Bank Sampah?
m. Bagaimana pemilihan ketua atau
pengurus?
Wawancara Ketua Bank
Sampah
141
9 Penyuluhan
menurut
Nasabah Bank
Sampah dan
Anggota
Majelis
Taklim
a. Menurut Anda saat ini materi apa
yang penting untuk disampaikan
pada penyuluhan? Mengapa?
b. Apakah materi yang disampaikan
oleh penyuluh dapat dipahami?
c. Apakah materi yang disampaikan
dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari?
d. Apakah dampak positif dan negatif
yang Anda rasakan sehabis
mengikuti penyuluhan?
e. Perubahan apa yang terjadi sesudah
diberikan penyuluhan?
f. Maukah Anda untuk mengikuti
kembali apabila terdapat
penyuluhan lagi?
g. Hal apa yang membuat Anda
mendalamai berita atau informasi di
penyuluhan agama? Contohnya?
Wawancara Nasabah Bank
Sampah dan
Anggota
Majelis
Taklim
10 Bank Sampah
dan kondisi
ekonomi
Nasabah Bank
Sampah dan
Anggota
Majelis
Taklim
a. Sudah berapa lama Anda menjadi
nasabah bank sampah?
b. Apakah Anda memahami
bagaimana alur pelayanan Bank
Sampah Atsiri Permai?
c. Mengapa Anda tertarik untuk
mengikuti Bank Sampah?
d. Apa manfaat yang Anda rasakan
setelah mengikuti Bank Sampah
Atsiri Permai?
e. Berapakah pendapatan bulanan
Anda?
f. Berapakah biaya yang Anda
keluarkan setiap bulannya?
g. Apakah Anda memiliki hambatan
dalam ekonomi?
h. Apakah keterlibatan sebagai
nasabah bank sampah
mempengaruhi ekonomi Anda?
Wawancara Nasabah Bank
Sampah dan
Anggota
Majelis
Taklim
142
Lampiran 2
TRANSKRIP WAWANCARA
Hari, tanggal : Sabtu, 14 Desember 2019
Waktu : 17.00 WIB
Lokasi : Jalan Kecubung Perumahan Atsiri Permai
Informan : Ade Rina Farida, M. Si.
Usia : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S-2 Ilmu Komunikasi UI
Pekerjaan : Dosen
Materi Wawancara : Penyuluh Agama
No Pertanyaan Jawaban
Materi yang digunakan pada penyuluhan agama
1 Menurut Anda saat ini materi
apa yang penting untuk
disampaikan saat
penyuluhan?
Kalau dikaitkan dengan bank sampah, tentu saja
materi tentang kebersihan dan kesadaran lingkungan.
2 Apa saja materi yang
diberikan kepada masyarakat?
Dominan dibidang apa?
Contohnya?
Salah satu materi yang diberikan menyesuaikan
dengan keadaan kondisi masyarakat, khususnya
kondisi masyarakat Indonesia yang masih belum
mengetahui manfaat dari sampah.
3 Mengapa Anda memilih
materi tersebut saat
penyuluhan?
Biasanya karena sudah ditentukan, jadi materi nya
bisa macam-macam
4 Apakah materi telah
ditentukan sebelumnya?
Iya sudah. Karena sebelum penyuluhan dimulai, saya
sudah mempersiapkan materi yang akan saya
sampaikan.
143
5 Apakah tujuan kognitif,
afektif dan psikomotorik yang
diharapkan tercapai dari
materi yang disampaikan?
Tujuannya agar masyarakat mengetahui bahwa
sampah da nilainya setelah mereka sudah tahu mereka
mulai mengumpulkan sampah kemudian setelah
terkumpul baru disetorkan ke bank sampah.
Metode yang digunakan pada penyuluhan agama
6 Metode apa yang Anda
gunakan dalam
menyampaikan penyuluhan?
Metode yang digunakan ceramah lalu ada diskusi
tanya jawab dan jika dibutuhkan saya juga
mempraktekkan cara pilah-pilih sampah.
7 Mengapa Anda menggunakan
metode tersebut?
Karena itu berguna dan memudahkan kepada para
jamaah agar mudah dipahami.
8 Apakah metode yang
digunakan efektif untuk
meningkatkan kesadaran akan
pentingnya bank sampah?
Sangat efektif karna kita dapat berkomunikasi
langsung dengan para jamaah.
9 Apakah keunggulan dari
metode yang Anda gunakan?
Keunggulannya informasi langsung tersampaikan
kepada jamaah.
10 Apakah kelemahan dari
metode yang Anda gunakan?
Kelemahannya ada pada individu jamaah, ada yang
menerima dengan baik, ada juga yang peduli dan tidak
peduli akan kendala lingkungan.
Media yang digunakan pada penyuluhan agama
11 Media apa yang Anda
gunakan saat menyampaikan
penyuluhan?
Media yang digunakan yaitu power point untuk
menunjang visualisasi kita juga pernah menyediakan
brosur dan alat peraga
12 Mengapa Anda menggunakan
media tersebut?
Untuk menarik perhatian anggota dalam proses
penyuluhan
13 Apakah media yang Anda
gunakan efektif sebagai
penunjang penyuluhan?
Mengapa?
Karena dengan adanya jamaah bisa melihat gambaran
kondisi lingkungan dan lebih tervisualisasi saat
penyampaian
14 Apakah keunggulan dari
media yang Anda gunakan?
Jamaah jadi lebih paham dan tidak gampang bosan
15 Apakah kelemahan dari
media yang Anda gunakan?
Untuk alat peraga biasanya diberikan terbatas jadi
tidak semua jamaah bisa langsung praktek satu per
satu.
16 Seiring dengan
berkembangnya teknologi,
bagaimana Anda sebagai
seorang penyuluh agama
menyesuaikan diri dengan
kondisi tersebut?
Ya dengan memanfaatkan teknologi dalam
penyampaian materi
144
Strategi penyampaian penyuluhan agama
17 Apa saja tahapan yang Anda
gunakan dalam
menyampaikan penyuluhan?
Tahapannya biasanya diawali dengan pembukaan,
kemudian penyampaian isi dan diakhiri penutup
18 Apakah penyuluhan
dilaksanakan dengan bahasa
agama?
Dalam penyuluhan pasti kita ada gunakan hadis
ataupun ayat Qur’an karena itu kan pedoman hidup
kita
19 Bagaimana keadaan
masyarakat setelah diberikan
penyuluhan?
Tentunya jadi lebih baik, sekarang dilingkungan
perumahan atsiri permai sudah jarang keliatan
sampah-sampah besar gitu. Berartikan masyarakat
sudah sadar akan pentingnya sampah dan menjaga
lingkungan
20 Berapa kali penyuluhan
dilakukan?
Setiap seminggu sekali ada penyuluhan di majelis
taklim
21 Menurut Anda seperti apa
tantangan penyuluhan agama
kedepan? Mengapa?
Tantangannya kedepan bagaimana penyuluh agama
bisa memanfaatkan teknologi, karena sekarang apa-
apa udah komputer, kalau penyuluhnya gak paham
akan ketinggalan.
22 Bagaimana strategi Anda
dalam menyebarkan
penyuluhan keagamaan?
Sekarangkan jaman udah maju ya, ibu-ibu juga udah
gak gaptek lagi, jadi strateginya bisa komunikasi di
handphone.
23 Bagaimana upaya Anda agar
penyuluhan keagamaan dapat
diterima dengan baik oleh
orang lain?
Upayanya dengan terus variatif dalam penyampaian
dan berinteraksi dengan jamaah.
24 Apakah pernah terjadi
kesalahpahaman ketika
menyampaikan penyuluhan
keagamaan? Mengapa hal
tersebut bisa terjadi?
Bagaimana upaya Anda
memperbaiki hal tersebut?
Tidak ada ya, karena asalkan penyampaian kita pelan-
pelan gitu insyaAllah jamaah paham dan kalau pun
kesalahpahaman itu terjadi, yang pasti akan langsung
saya luruskan.
25 Apa kesulitan Anda dalam
menyampaikan penyuluhan?
Sejauh ini sih oke-oke aja ya, paling kalau dari
jamaahnya yang kurang responsif.
26 Hambatan apa yang dapat
mempengaruhi penyuluhan
keagamaan?
Biasanya dari jamaahnya yang malu bertanya dan bisa
dari hal-hal teknis.
27 Menurut Anda model
penyuluhan agama yang
terbaik seperti apa?
Model penyuluhan apapun yang terbaik yang bisa
dipahami jamaahnya.
145
28 Interaksi dalam penyuluhan
agama yang terbaik seperti
apa?
Interaksi yang baik ya yang bisa dipahami oleh
jamaahnya, percuma kita ribet-ribet kalau jamaahnya
gak paham
29 Dari perkembangan media
dan teknologi yang semakin
beragam, menurut Anda
apakah penyuluhan agama
sangat diperlukan?
Khususnya yang berkaitan
dengan bank sampah?
Mengapa? Berikan
contohnya?
Tentunya penyuluhan agama malah semakin
diperlukan, semakin berkembang teknologi
pengetahuan dan daya ingin tahu jamaah juga makin
tinggi, misalnya jadi bisa komunikasi di WhatsApp
kalau mau tanya-tanya.
Adanya bank sampah itu kan sebagai pengamalan
hadis ya, jangan sampai hafal saja tapi gak kita
terapkan, diem-diem malem-malem buang sampah ke
sungai, mana aplikasinyakan kalau begitu.
146
Lampiran 3
TRANSKRIP WAWANCARA
Hari, tanggal : Sabtu, 14 Desember 2019
Waktu : 16.00 WIB
Lokasi : Jalan Akar Wangi IV No. 16
Informan : Titi Johaningsih
Usia : 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Pendidikan S-1
Pekerjaan : Guru
Materi Wawancara : Ketua Majelis Taklim
No Pertanyaan Jawaban
Profil Kelembagaan Majelis Taklim
1 Apa latar belakang
dibentuknya Majelis Taklim?
Awalnya karena di perumahan ini dulu belum ada
majelis taklim sebagai wadah kegiatan pengajian
ibu-ibu atsiri permai. Akhirnya pada tahun 1997,
Alhamdulilah mendapatkan sarana dan prasaran
untuk kegiatan pengajian ibu-ibu oleh Ketua
Yayasan Yarumtani Departemen Pertanian yaitu
Almarhum Bapak H. Husein Abu Bakar di Jalan
Kenanga 6 No. 5 Perumahan Atsiri Permai yang
sampai sekarang digunakan untuk secretariat Majelis
Taklim Uswatun Hasanah.
147
2 Apa visi dan misi Majelis
Taklim?
Visinya adalah menjalin silaturahmi dalam rangka
meningkatkan pengetahuan agama Islam kepada
masyarakat khususnya ibu-ibu yang ada di komplek
atsiri permai menjadi semakin bertakwa, berakhlakul
karimah karena disaat itu pun kami adalah perintis
yang memulai membuka majelis taklim yang ada di
atsiri permai kemudian misinya adalah: mengadakan
kegiatan majelis taklim setiap seminggu sekali pada
hari sabtu bada’ zuhur, mengadakan pengajian
bulanan satu bulan sekali dengan mengundang
penceramah rutin, mengadakan kegiatan sosial yaitu
santunan anak yatim dan dhuafa disekitar perumahan
atsiri permai.
3 Apa saja program ataupun
kegiatan yang dilakukan di
Majelis Taklim?
Setiap satu bulan sekali, mengadakan kegiatan
pengajian juga santunan kaum dhuafa orang-orang
kampung sekitar, juga 2 bulan sekali dipercaya untuk
membina kegiatan majelis taklim antar masjid dan
musola yang ada diwilayah atsiri permai,
kegiatannya disebut master (majelis taklim terpadu)
di Perumahan Atsiri Permai, Bojonggede, Bogor.
4 Bagaimana cara bergabung di
Majelis Taklim?
Tinggal menghubungi pengurus majelis taklim.
5 Syarat dan kriteria apa saja
untuk menjadi anggota Majelis
Taklim?
Untuk menjadi anggota majelis taklim tidak ada
syarat yang pasti, yang jelas beragama Islam, ingin
menimba ilmu pengetahuan agama Islam dan
semangat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di majelis taklim.
6 Berapakah jumlah anggota
Majelis Taklim?
Diawal karena perumahan kita begitu luas, diawal
berjumlah anggotanya 40 orang kurang lebih, dengan
berjalannya waktu semakin banyak anggota.
7 Kapan waktu operasional
Majelis Taklim?
Setiap minggu sih ada pengajian rutin ya,.
8 Dimanakah lokasi Majelis
Taklim? Apakah bersamaan
dengan lokasi Bank Sampah?
Lokasi majelis talim berbeda dengan bank sampah,
untuk lebih strategis bank sampah di lapangan bola,
dipusat atsiri permai ditengah-tengah lapangan bola,
di jalan widuri dan jalan sedap malam raya, disitulah
tempat penimbangan sampah berjalan beberapa
tahun ini.
9 Apakah yang membedakan
Majelis Taklim ini dengan
Majelis Taklim yang lain?
Yang membedakan majelis taklim pada dasarnya
sama saja, hanya saja majelis taklim Uswatun
Hasanah adalah majelis taklim gabungan dari
beberapa taklim yang ada dan mengadakan kegiatan
yang rutin
148
10 Bagaimana cikal bakal adanya
program Bank sampah di
Majelis taklim?
Karena adanya tawaran dari pihak fakutlas dakwah
uin, kemudian menyampaikan kepada kami selaku
pelnanggung jawab akhirnya kami dan pengurus
langsung menerima dan meresoin dengan semagnat
dkarena dengan adanya bank sampah itu, tujuan kita
adalah dalam langka melaksanakan hadist kebersihan
adalah sabagian dari iman, karena dengan sampah
ditimbang mengurangi jumlah sampah di atsiri
permai, dalam rangka melaksakanakan hadist dan
memperluas hubungan silaturahmi antara ibu-ibu
yang ada di atsiri permai khusunya ibu-ibu
pengajian.
11 Apa masalah yang pertama kali
ditemui saat dimulainya
program?
Saat di mulai tentunya ada kendala dan masalah,
karena belum pengalamannya pengurus dalam
rangka memilah-milah jenis sampah yang ada, tapi
Alhamdulillah seiring berjalannya waktu dari bank
sampah Melati Bersih memberikan kriteria harga
sampah, sehingga pengurus jadi lebih mudah untuk
memilah-milah sampah dari nasabah itu sendiri.
12 Bagaimana pendekatan yang
dilakukan kepada masyarakat?
Ya kitakan ada grup biasanya disitu dikabarin kalau
misalkan ada penimbangan atau ada pengajian.
13 Siapakah saja yang menjadi
pengurus Majelis Taklim?
Pengurusnya adalah sebagai ketua majelis taklim Ibu
Titi Johaningsih, kemudian dari pembinanya adalah
Ketua RW012 Bapak Astir Syafaat kemudian
bendaharanya Ibu Bayu Murni dan sekretarisnya
adalah Ibu Eviriana Sari, S. Pd.
14 Bagaimana pemilihan ketua
atau pengurus?
Disaat pemilihan tentunya diawali dengan
musyawarah mufakat diambil dari suara terbanyak
dari para anggota yang memilih,kemudian ditambah
lagi dengan kepengurusan ada seksi pendidikan,
seksi sosial dan seksi dakwah atau rohani dan seksi
pembantu umum.
15 Mengapa kepengurusan di
Bank Sampah dibedakan
dengan Majelis Taklim?
Untuk mengefektifkan kerja dari pada bank sampah
maka kepengurusan untuk bank sampah tersendri
harus ada pengurus yang bertanggunjawab total
menangani nasabah bank sampah, kalau digabung
dikhawatirkan tidak mampu untuk melaksanakna
dengan maksimal sehingga dibentuklah pengurus
bank sampah tersendiri, majelis sendiri, tapi
keduanya saling kerja sama dan bantu, karena juga
kasih kabar ke majelis taklim kalau ada
penimbangan, karena tujuannya juga jelas untuk
mengurangi sampah yang ada di atsiri dan juga bisa
menambah penghasilan.
149
16 Apakah terdapat anggota
Majelis Taklim yang lebih aktif
dalam kegiatan Bank Sampah
dibandingkan kegiatan
penyuluhan/kegiatan lain yang
terdapat di Majelis Taklim?
Ada, mereka itu sangat semangat karena termotivasi
dengan menambah penghasilan dan keuangan,
beliau-beliau sangat gigih mengumpulkan sampah
apa pun baik bentuk aqua gelas bekas, dan yang
sekarang ini ada dus juga minyak jelanta, minyak
yang harusnya dibuang, tapi dikumpulkan oleh
mereka, dan alhamdulillah menambah income.
17 Apakah perbedaan tupoksi
antara pengurus Majelis
Taklim dan pengurus Bank
Sampah?
Perbedaanya sangat terlihat karena di pengurus
majelis taklim intinya adalah dalam rangka
memberdayakan ataupun menyampaikan dakwah
ataupun siraman rohani khususnya untuk para
jamaah pengajian yang hadir juga untuk kegiatan
sosial yang lain sejenis santunan dhuafa, fakir miskin
dan anak yatim. Kami juga melayani untuk pelatihan
bagaimana memandikan mayat khususnya
perempuan. Sedangkan bank sampah, disamping
juga ada yang menjadi pengurus majelis taklim tapi
dihari tertentu dia khusus melayani bagian bank
sampah pencatatan penjualan dan lain sebagainya.
Jadi pengurus bank sampah fokusnya hanya
mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan
operasional bank sampah baik anggota, nasabah,
pembukuan pembelian dan penjualan, juga
pendataaan administrasinya, serta bekerja sama
dengan majelis taklim karena informasi disampaikan
dikegiatan majelis taklim.
150
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA
Hari, tanggal : Kamis, 19 Desember 2019
Waktu : 16.00 WIB
Lokasi : Jalan Kenanga Perumahan Atsiri Permai
Informan : Duriyatullum’ah
Usia : 46 Tahun
Pendidikan : S-1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Materi Wawancara : Ketua Bank Sampah
No Pertanyaan Jawaban
Profil Kelembagaan Bank Sampah
1 Apa latar belakang
dibentuknya Bank
Sampah di Atsiri Permai?
Pada tahun 2013, Majelis Taklim Uswatun Hasanah kedatangan
utusan dari Fakultas Dakwah yaitu melalui Ibu Ade Rina, beliau
adalah dosen Fakultas Dakwah UIN Jakarta. Kemudian beliau
menyampaikan kepada saya bahwa dari Fakultas Dakwah UIN
akan mengadakan sosialisasi dan kerjasama dengan bank sampah
Melati Bsersih untuk membuka dan mendirikan bank sampah
yang berbasis majelis taklim ibu-ibu. Sehingga berikutnya
ditetapkan dari pihak fakultas uin dengan beberapa pengurusnya
hadir ke Majelis Taklim Uswatun Hasanah kemudian kami juga
sudah mengumpulkan ibu-ibu Majelis Taklim untuk
mendapatkan informasi selengkap-lengakapnya dari utusan
Fakultas Dakwah UIN Syarif Jakarta yang saat itu dihadiri oleh
Ibu Ade Rina, Ibu Rini dan Bapak Bekti, kemudian ada
mahasiswa Kak Muhtar dengan tim lainnya. Alhamdulillah disitu
sekalian menyampaikan rencana dan dari kami ibu-ibu Majelis
Taklim sangat mereson dan ditetapkan pengurus bank sampah
berbasis majelis taklim dan akhirnya dengan kesepakatan
bersama pada bulan agustus 2013/2014 dibukalah atau mulai
diresmikan kepengurusan bank sampah di atsiri permai
bertempatan dulu di Musolah Al Furqon sekarang sudah Masjid
Al Furqon dan langsung dibentuk kepengurusan yang diawali
dengan pembukaan dari tim dosen uin dan bank sampah Melati
Bersih yang dipimpin bapak bambang dan langsung hari itu
mulai pembukaan untuk menerima nasabah sampah, ibu-ibu
yang membawa sampah langsung ditimbang dan langsung
151
disosialisasikan, dan alhamudilllah bisa diterima kerjasama
dengan bank sampah melatih bersih pembeli dari sampah sampah
tersebut.
2 Apa visi dan misi Bank
Sampah di Atsiri Permai?
Visinya yaitu terwujudnya bank sampah yang mandiri untuk
membangun ekonomi kerakyatan serta lingkungan yang bersih
dan hijau sehingga tercipta masyarakat yang sehat, sedangkan
misinya yaitu untuk mengurangi jumlah timbunan sampah yang
diangkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA), juga
mendayagunakan sampah menjadi barang bermanfaat sehingga
mempunyai nilai ekonomi dan potensi yang produktif dan
bermanfaat bagi masyarakat, merubah perilaku masyarakat
dalam pengelolaan sampah secara benar dan ramah lingkungan,
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, menciptakan
lapangan pekerjaan dan membudayakan ekonomi kerakyatan.
3 Apa saja program ataupun
kegiatan yang dilakukan
di Bank Sampah Atsiri
Permai?
Kegiatannya ya biasa penimbangan dan penghitungan sampah
dari nasabah, juga ada pelatihan tentang cara memilah-milah
sampah, gimana sampah bisa jadi aksesoris.
4 Bagaimana alur pelayanan
di Bank Sampah Atsiri
Permai?
Pertama-tama nasabah memilah sampah di rumah, kemudian
datang kelokasi penimbangan, mendaftar nimbang, nanti akan
dipanggil sesuai daftar, yang selanjutnya nasabah menimbang
sampah kering dan nanti akan menerima bukti nimbang.
5 Syarat dan kriteria apa
saja untuk menjadi
nasabah Bank Sampah
Atsiri Permai?
Gak ada kriteria khusus, tinggal datang bawa sampah yang udah
dipilah-pilah, dan mendaftarkan diri.
6 Berapakah jumlah
nasabah di Bank Sampah
Atsiri Permai?
Waktu awal sih banyak ya tapi sekarang kurang lebih 40 orang
lah yang aktif.
7 Apakah harus mengikuti
Majelis Taklim apabila
ingin menjadi nasabah
Bank Sampah?
Biasanya sih mereka yang nasabah ya ikut majelis taklim.
8 Kapan waktu operasional
Bank Sampah Atsiri
Permai?
Sekarang sih biasanya nanti di WhatsApp kalau misalkan ada
penimbangan.
9 Apakah yang
membedakan Bank
Sampah ini dengan Bank
Sampah lain yang tidak
bersamaan dengan
Majelis Taklim?
Sebenernya sama aja sih sama bank sampah yang lain, paling
kalau bank sampah ini karena biasanya nasabah juga anggota
majelis taklim jadi lebih kuat aja gitu silaturahminya.
152
10 Bagaimana pendekatan
yang dilakukan kepada
masyarakat?
Awalnyakan udah ada majelis taklim jadi ya ibu-ibu majelis
yang awal gabung. Lebih mudah komunikasinya.
11 Siapa saja yang menjadi
pengurus Bank Sampah?
Ya saat itu yang hadir dan menjadi anggota majelis taklim ikut
menjadi pengurus bank sampah.
12 Bagaimana pemilihan
ketua atau pengurus?
Saat diawal ada pelatihan bank sampah, selanjutnya langsung
ada perkumpulan untuk menentukan pengurus dan ketua.
153
Lampiran 5
TRANSKRIP WAWANCARA
Hari, tanggal : Selasa, 10 Desember 2019
Waktu : 19.30 WIB
Lokasi : Jalan Sambiloto Perumahan Atsiri Permai
Informan : Sitiawan
Usia : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Materi Wawancara : Bendahara Bank Sampah
No Pertanyaan Jawaban
Bank Sampah
1 Sebagai bendahara, bagaimana
menentukan harga untuk setiap
barang yang akan ditimbang?
Sudah ada daftar harga dari lapak (pengepul),
walaupun dari bank sampah ada harganya sendiri.
Harga tidak menentu, bisa naik bisa turun.
2 Sampah apa saja yang bisa
diterima oleh bank sampah?
Banyak, seperti botol bekas minuman. Botol yang
bening seperti gelas aqua beda harganya dengan
botol yang berwarna. Yang putih bening sama
dengan gelas aqua, yang berwarna campur campur
harganya lebih murah. Kaleng, beling, kaca-kaca
yang sudah pecah juga bisa. Kardus yang coklat
bekas kulkas harganya beda dengan kardus seperti
kardus beng-beng (masuknya boncos karena butek-
butek warnanya). Seng, alumunium juga bisa.
Minyak jelantah juga diterima untuk bio gas, karena
pernah ada pelatihannya. Dari lapaknya yang
mengolah, kalau kita hanya mengumpulkan saja.
Pernah juga ada pelatihan keterampilan membuat
aksesoris lampu hias dari gelas aqua dan botol,
tempat tisu dan tas dari bungkus kopi dan rinso.
154
3 Apakah setiap sampah memiliki
harga yang sama?
Berbeda beda tergantung sampahnya
4 Setelah sampah terkumpul apa
yang dilakukan?
Setelah sampah terkumpul, kita timbang,
menentukan harga, lalu diberikan ke pengempul.
5 Kapan waktu operasional bank
sampah?
Sebulan sekali sekarang ini.
6 Bagaimana sistem pembayaran
sampah?
Kalau dulu untuk bulan ini kita sudah direkap kita
kasih pengepul, nanti bulan berikutnya pengepul
bayar bulan kemarin. Tapi akhir akhir ini karena
pengurus banyak kesibukan tidak tiap bulan
laporannya hanya serapihnya laporan. Namun jika
nasabah ingin mengambil langsung bisa juga.
Meskipun memang seharusnya ditabung hasilnya.
Hanya beberapa bulan sekali boleh diambil.
7 Sejak kapan Anda menjadi
bendahara bank sampah?
Sejak dari awal bank sampah didirikan 31 Agustus
2013
8 Mengapa Anda ingin mengikuti
bank sampah?
Karena dulu anggota majelis taklim, lalu didirikan
bank sampah. Lalu mengadakan rapat untuk
pemilihan pengurus bank sampah saya ditunjuk
sebagai bendahara.
155
Lampiran 6
TRANSKRIP WAWANCARA
Hari, tanggal : Kamis, 19 Desember 2019
Waktu : 17.00 WIB
Lokasi : Jalan Sambiloto Perumahan Atsiri Permai
Informan : Tri Murni
Usia : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMEA/SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Materi Wawancara : Nasabah Bank Sampah
No Pertanyaan Jawaban
Penyuluhan 1 Menurut Anda saat ini materi apa yang
penting untuk disampaikan pada
penyuluhan? Mengapa?
Banyak sekali, tapi kalau yang tentang bank
sampah ya tentang kebersihan lingkungan
2 Apakah materi yang disampaikan oleh
penyuluh dapat dipahami?
Bisa, paham sih biasanya juga bisa langsung
dilakuin.
3 Apakah materi yang disampaikan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari?
Ya bisa, kalau saya insyaAllah kalau di
lingkungan keluarga ini saya terapkan.
4 Apakah dampak positif dan negatif
yang Anda rasakan sehabis mengikuti
penyuluhan?
Dampaknya positif yaitu jadi lebih baik,
silaturahmi juga jadi tahu sampah yang
biasanya dibuang gitu aja bisa jadi manfaat.
5 Perubahan apa yang terjadi sesudah
diberikan penyuluhan?
Tentunya jadi lebih baik, dapet temen baru
jugakan silaturahmi
6 Maukah Anda untuk mengikuti kembali
apabila terdapat penyuluhan lagi?
Iya, saya kan awalnya juga dari majelis taklim
dan rutin setiap minggu ada pengajian.
156
7 Hal apa yang membuat Anda
mendalamai berita atau informasi di
penyuluhan agama? Contohnya?
Iya inikan buat berbuat baik, toh baiknya buat
kita.
Bank Sampah
8 Sudah berapa lama Anda menjadi
nasabah bank sampah?
Saya dari awal emang terlibat bahkan
dipendirian bank sampah.
9 Apakah Anda memahami bagaimana
alur pelayanan Bank Sampah Atsiri
Permai?
Iya paham, ada penjelasannya juga kalau kita
ke sana
10 Mengapa Anda tertarik untuk mengikuti
Bank Sampah?
Karena awalnya terjunnyakan di majelis
taklim, inikan untuk istilahnya gerakan
masyarakat biar lingkungan bersih.
11 Apa manfaat yang Anda rasakan setelah
mengikuti Bank Sampah Atsiri Permai?
Lingkungan jadi bersih, terus sampah yang
biasanya dibuang gitu aja jadi bisa manfaat.
12 Berapakah pendapatan bulanan Anda? Ya dapet dari anak-anak juga kan ya,
Alhamdulillah cukup untuk makan dan biaya
lainnya.
13 Berapakah biaya yang Anda keluarkan
setiap bulannya?
Kurang lebih 2-3 juta
14 Apakah Anda memiliki hambatan dalam
ekonomi?
Alhamdulillah sejauh ini ada aja rezekinya.
15 Apakah keterlibatan sebagai nasabah
bank sampah mempengaruhi ekonomi
Anda?
Kalau uang bank sampah itu biasanya diambil
untuk kegiatan sosial, misalkan mau baksos
atau begitu, daripada keluar dari kantong
sendiri, ya biasanya keluar dari uang bank
sampah. Kalau diambil untuk pribadi, saya
belum pernah. Seumpama ada yang sakit, ya
biasanya diambil.
157
Lampiran 7
TRANSKRIP WAWANCARA
Hari, tanggal : Kamis, 19 Desember 2019
Waktu : 15.30 WIB
Lokasi : Jalan Akar Wangi V Perumahan Atsiri
Informan : Hartati Jahari
Usia : 61 Tahun
Pendidikan : SMEA/SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Materi Wawancara : Nasabah Bank Sampah
No Pertanyaan Jawaban
Penyuluhan
1 Menurut Anda saat ini materi apa
yang penting untuk disampaikan
pada penyuluhan? Mengapa?
Yang keseharian biasa saya temuin. Biar gampang
aja buat saya praktekinnya.
2 Apakah materi yang disampaikan
oleh penyuluh dapat dipahami?
InsyaAllah sejauh ini, saya paham yang
disampaikan.
3 Apakah materi yang disampaikan
dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari?
Iya, kalau dulu biasanya punya sampah dibuang-
buang, sekarang sampah plastik, misal bekas gula,
jadi dikumpulin, saya juga jadi bilang ke anak-
anak buat sampah bening itu dikumpulin.
4 Apakah dampak positif dan negatif
yang Anda rasakan sehabis
mengikuti penyuluhan?
Ya itu tadi, anak-anak jadi bisa ikut buat kumpulin
sampah, jadi sampah gak numpuk lagi, terus bisa
nambahin pendapatan, kalau dampak negatifnya
gak ada sih.
5 Perubahan apa yang terjadi sesudah
diberikan penyuluhan?
Yang tadinya saya gak tahu cara memilah-milah
sampah sekarang jadi tahu, terus bisa nambah
pendapatan juga.
158
6 Maukah Anda untuk mengikuti
kembali apabila terdapat
penyuluhan lagi?
Iya, setiap ada ceramah di majelis taklim saya
pasti ikut.
7 Hal apa yang membuat Anda
mendalami berita atau informasi di
penyuluhan agama? Contohnya?
Karena saya rasa itu kegiatan yang positif dan saya
juga kosong, jadi menurut saya kenapa enggak.
Bank Sampah
8 Sudah berapa lama Anda menjadi
nasabah bank sampah?
Sudah lama banget, dari awal bank sampah ini.
9 Apakah Anda memahami
bagaimana alur pelayanan Bank
Sampah Atsiri Permai?
Awalnya sih bingung, tapi setelah dikasih tahu
gimana saya jadi paham.
10 Mengapa Anda tertarik untuk
mengikuti Bank Sampah?
Ya karena itu kegiatan yang positif.
11 Apa manfaat yang Anda rasakan
setelah mengikuti Bank Sampah
Atsiri Permai?
Lingkungan jadi bersih, udah jarang liat sampah
yang besar-besar gitu, terus jadi menambah rasa
kepedulian antar anggota.
12 Berapakah pendapatan bulanan
Anda?
Ya paling gak seberapa, karena anak-anak kan
sudah sendiri.
13 Berapakah biaya yang Anda
keluarkan setiap bulannya?
Paling buat makan aja sih.
14 Apakah Anda memiliki hambatan
dalam ekonomi?
Biasa aja sih sejauh ini, namanya kurang duit mah
pasti pernah.
15 Apakah keterlibatan sebagai
nasabah bank sampah
mempengaruhi ekonomi Anda?
Walau uangnya gak pernah saya cek karena
niatnya emang buat momen darurat.
159
160
161
162
163
164
Lampiran 7
DOKUMENTASI
165
DOKUMENTASI SIDANG ONLINE