penyuluhan

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vitamin merupakan suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Salah satu jenis vitamin yang harus diperhatikan adalah vitamin A. Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan dalam hati, serta tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar (esensial). Vitamin ini berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. 1 Sumber vitamin A bisa didapat dari produk hewani seperti susu, kuning telur, hati, dan ikan. Sedangkan karoten yang berfungsi sebagai prekursor vitamin A terkandung di dalam buah-buahan dan sayur-sayuran seperti, daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, 1

Transcript of penyuluhan

Page 1: penyuluhan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vitamin merupakan suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan

tubuh. Salah satu jenis vitamin yang harus diperhatikan adalah vitamin A.

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan

disimpan dalam hati, serta tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi

dari luar (esensial). Vitamin ini berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.1

Sumber vitamin A bisa didapat dari produk hewani seperti susu, kuning

telur, hati, dan ikan. Sedangkan karoten yang berfungsi sebagai prekursor vitamin

A terkandung di dalam buah-buahan dan sayur-sayuran seperti, daun singkong,

daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung

kuning, pepaya, mangga, nangka masak, dan jeruk. Aktivitas vitamin A

dinyatakan sebagai Retinol Equivalents (RE). Satu RE sebanding dengan 3.33

International Unit (IU).2

Menurut Tan KP (2008) dalam Eledrisi (2012) kadar vitamin A yang

direkomendasikan per harinya adalah 5000 International units (IU) untuk orang

dewasa dan 8000 IU untuk wanita hamil atau menyusui.3

Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat

gizi yang esensial bagi manusia. Karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi

1

Page 2: penyuluhan

2

makanan kita cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus

dipenuhi dari luar. Pada anak balita, KVA (Kekurangan Vitamin A) akan

meningkatkan kesakitan dan kematian, serta mudah terkena penyakit infeksi

seperti diare, radang paru-paru, pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain

yang berdampak sangat serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain

dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan kebutaan.4

Adapun alasan mengapa kekurangan vitamin A masih dianggap sebagai

suatu masalah ialah karena penyakit ini masih menjadi salah satu dari empat

masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia saat ini. Keempat masalah gizi utama

tersebut antara lain kurang kalori protein dan obesitas (masalah gizi ganda),

kurang vitamin A, gangguan akibat kurang iodium (GAKI), dan anemia zat besi.1

Di samping itu ada studi lain yang mengatakan bahwa pengetahuan

kebanyakan ibu rumah tangga masih kurang baik mengenai manfaat vitamin A.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Helen Keller International Nutrition

Bulletin dikatakan bahwa lebih dari 90% ibu-ibu memang pernah mendengar

tentang vitamin A. Namun, masih banyak ibu-ibu yang masih kurang akan

kesadaran terhadap target dari suplementasi vitamin A. Ditambah lagi hanya 55%

dari ibu-ibu mengetahui bahwa vitamin A baik untuk kesehatan mata dan 39%

dari mereka mengetahui vitamin A mampu meningkatkan derajat kesehatan.5

Cakupan suplementasi vitamin A pada anak pra sekolah di Indonesia

sebesar 81,70% dengan jumlah anak pra sekolah yang memperoleh vitamin A

sebanyak 15.068.779 anak. Cakupan ini secara nasional sudah memenuhi standar

yaitu 80% sesuai dengan indikator Indonesia Sehat 2010. Namun pada beberapa

Page 3: penyuluhan

3

provinsi cakupan suplementasi vitamin A-nya masih tergolong rendah. Ditambah

lagi cakupan tahun 2010 merupakan yang paling rendah selama empat tahun

terakhir untuk pemberian vitamin A pada anak pra sekolah.6

B. Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu yang

mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A

C. Tujuan Penelitian

Makalah ini bertujuan menjelaskan secara mendasar tentang manfaat

penting pemberian vitamin A.

D. Manfaat Penelitian

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis berupa

masukan kepada berbagai pihak :

1. Bagi Penulis

Dapat menambah informasi, dan wawasan bagi penulis.

2. Bagi Masyarakat (Ibu)

Sebagai informasi bagi ibu-ibu mengenai pentingnya pemberian vitamin A

yang tepat.

Page 4: penyuluhan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat

diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat

dengan baik), dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh,

jaringan epitel untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit

infeksi lain.7

Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia,

karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari

luar. Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya disebut Retinol atau Retinal

atau juga Asam Retinoat, dikenal dan dipromosikan sebagai faktor pencegahan

xeropthalmia, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan

rangsang sinar pada saraf retina mata, makanya disebut Retinol/Retinal. Jumlah

yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan per hari 400

ug retinol untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol.8

B. Manfaat Vitamin A

Vitamin A memiliki beberapa manfaat diantaranya ialah:1

a. Penglihatan

Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Bila

kita dari cahaya terang diluar kemudian memasuki ruangan yang remang-

remang cahayanya, maka kecepatan mata beradaptasi setelah terkena

Page 5: penyuluhan

5

cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia

didalam darah. Tanda pertama kekurangan vitamin A adalah rabun senja.

Suplementasi vitamin A dapat memperbaiki penglihatan yang kurang bila

itu disebabkan karena kekurangan vitamin A.

b. Pertumbuhan dan Perkembangan

Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang

membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A,

pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Pada anak-

anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam

pertumbuhannya. Dimana vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam

retinoat.

c. Reproduksi

Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan

perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam

bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu

hamil akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran dalam melahirkan.

Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan

kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh

dalam pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan

kandung kemih.

d. Fungsi Kekebalan

Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia.

Dimana kekurangan vitamin A dapat menurunkan respon antibody yang

Page 6: penyuluhan

6

bergantung pada limfosit yang berperan sebagai kekebalan pada tubuh

seseorang.

C. Sumber-Sumber Vitamin A

Vitamin A yaitu karoten terdapat dalam berbagai macam makanan.

Daging merah hati, susu, full cream, keju, mentega merupakan makanan yang

tinggi retinol. Sayur dan buah-buahan berwarna hijau dan kuning seperti wortel,

sayur hijau seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang

panjang, buncis, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, jeruk,

buah peach, apricot dan minyak sayur, yaitu minyak kelapa sawit yang berwarna

merah merupakan makanan yang tinggi karoten.9

D. Kebutuhan Vitamin A

Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan

kelangsungan hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang

Indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan

Gizi (2007) dengan mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh

orang Indonesia.10

Page 7: penyuluhan

7

E. Masalah-Masalah yang Berhubungan dengan Vitamin A

Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak atau minyak dan

mempunyai beberapa fungsi dalam tubuh manusia. Fungsi utama vitamin A

adalah untuk penglihatan. Hal ini karena vitamin A merupakan komponen penting

dalam retina mata. Disamping itu vitamin A juga membantu pertumbuhan dan

mempunyai peranan dalam jaringan epitel.2

Pada umumnya orang dewasa kecukupan vitamin A didapat dari

makanan yang dikonsumsi setiap hari. Demikian juga bagi anak-anak selain

didapat dari makanan juga dari suplemen vitamin A, sedangkan bagi bayi yang

berumur <6 bulan kebutuhan vitamin A diperoleh dari Air Susu Ibu (ASI).1

Page 8: penyuluhan

8

ASI umumnya mampu mencukupi vitamin A pada bayi, tetapi kadar

vitamin A dalam air susu sangat dipengaruhi oleh jumlah dan jenis makanan yang

dikonsumsi selama menyusui.7

1. Kelebihan Vitamin A

Hipervitaminosis vitamin A adalah suatu kondisi dimana kadar vitamin A

dalam darah atau jaringan tubuh sangat tinggi sehingga menyebabkan

timbulnya gejala-gejala yang tidak diinginkan. Hipervitaminosis ada 2

macam, yaitu:1,2

a. Hipervitaminosis akut yang disebabkan karena pemberian dosis tunggal

vitamin A yang sangat tinggi, atau pemberian berulang dosis tunggal yang

lebih kecil tetapi masih termasuk dosis besar karena dikonsumsi dalam

periode 1-2 hari. Pengobatannya adalah dengan menghentikan

suplementasi vitamin A dan pengobatan simptomatis.

b. Hipervitaminosis kronis yang disebabkan karena mengkonsumsi vitamin A

dosis tinggi yang berulang-ulang dalam jangka waktu beberapa bulan atau

beberapa tahun. Keadaan ini biasanya hanya terjadi pada orang dewasa

yang mengatur pengobatannya sendiri. Pengobatannya adalah dengan

menghentikan suplementasi vitamin A dan pengobatan simptomatis.

Jika seseorang mengkonsumsi vitamin A dosis tinggi yang melebihi

200.000 SI, maka sebagian besar vitamin A yang berlebihan tersebut dalam

bentuk yang tidak berubah akan dikeluarkan melalui air seni atau tinja dan

selebihnya disimpan didalam hati.

Page 9: penyuluhan

9

2. Kekurangan Vitamin A 1 ,2

Gejala dini akibat kekurangan vitamin A adalah buta senja (niktatopia).

Penderita buta senja tidak dapat melihat dalam keadaan gelap. Apabila gejala

buta senja ini tidak dapat ditanggulangi maka akan muncul gejala lebih lanjut

yaitu konjungtiva serosis (pengeringan selaput bening yang menutupi bagian

depan bola mata).

Dapat pula terjadi kelainan dalam bentuk lain yaitu adanya bercak pada

bola mata (bercak bitot). Bercak bitot merupakan bintik-bintik warna kelabu

terang dan berbusa yang terdapat di konjungtiva mata.

Tanda klinis selanjutnya adalah pengeringan pada kornea mata (kornea

serosis). Gejala kekurangan vitamin A yang paling serius, kornea mata

menjadi keruh, kering dan melunak. Gangguan penglihatan yang terjadi

tergantung besarnya kerusakan pada kornea. Pengobatan yang segera dan

tuntas dapat mengembalikan fungsi kornea mata, akan tetapi pengobatan yang

terlambat dapat menyebabkan kebutaan total. Keseluruhan gejala yang terjadi

pada mata akibat kekurangan vitamin A secara umum disebut Xerophtalmia.

Page 10: penyuluhan

10

3. Dampak Kekurangan Vitamin A bagi Anak 1,2

Dampak kekurangan vitamin A bagi anak ialah:

a. Hemarolopia (rabun senja)

b. Frinoderma, pembentukan epitelium kulit tangan dan kaki

terganggu sehingga kulit tangan dan kaki bersisik.

c. Perdarahan pada selaput usus, ginjal dan paru-paru.

d. Kerusakan pada bagian putih mata yang akan mengering dan

kusam (xerosis konjungtiva), bercak seperti busa pada bagian

putih mata (bercak bitot), bagian kornea kering dan kusam

(xerosis kornea), sebagian hitam mata melunak (keratomalasia),

Page 11: penyuluhan

11

seluruh kornea mata melunak seperti bubur (ulserasi kornea) dan

bola mata mengecil/mengempis (xerophtalamia scars).

e. Terhentinya proses pertumbuhan.

f. Terganggunya pertumbuhan pada bayi.

Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian vitamin A dosis tinggi

dalam waktu lama dapat menimbulkan akibat yang kurang baik, antara lain:

a. Hipervitaminosis A pada anak-anak dapat menyebabkan anak

cengeng, tulang sekitar tulang panjang membengkak, kulit kering,

dan gatal-gatal.

b. Hipervitaminosis A pada orang dewasa menimbulkan sait kepala,

mual-mual dan diare.

4. Faktor-faktor yang Bemubungan dengan KVA ( Kekurangan Vitamin A)

pada Bayi7

a. Status lnfeksi

Seperti diungkapkan oleh berbagai penelitian, antara lain penelitian

Sulaiman (1989) di Purwakarta, Jawa Barat, terdapat hubungan yang

bermakna antara riwayat diare dengan kadar vitamin A dalam serum.

Anak yang mempunyai riwayat diare, kadar vitamin A serumnya

lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak mernpunyai

riwayat diare (17). Penyakit infeksi juga memberikan risiko yang

lebih besar dibandingkan dengan anak yang sehat untuk mengalami

xerophtalmia. Hal ini diungkapkan oleh Sommer dkk (1987) di

perdesaan di Pulau Jawa. Temuannya adalah bahwa anak balita yang

Page 12: penyuluhan

12

menderita penyakit infeksi saluran pemapasan dan atau riwayat

diare, mempunyai risiko xerophtalmia 2,5 kali dibandingkan dengan

anak yang sehat setelah 18 bulan pengamatan. Pada bayi risiko

tersebut 5,5 kali (18). Dan gambaran penelitian-penelitian yang telah

dilakukan dan hasil penelitian ini menunjukkan adanya asosiasi yang

kuat antara status infeksi dengan status vitamin A dan sebaliknya,

meskipun cara pengukuran status infeksi tersebut berbeda.

b. Status Vitamin A Ibu

Faktor lain yang paling berhubungan dengan masalah KVA pada

bayi adalah keadaan kekurangan vitamin A yang tejadi pada ibu

menyusui. Besamya risiko bayi untuk mengalami KVA adalah 3 kali

bila ibu mengalami KVA dibandingkan dengan jika ibu yang tidak

KVA. Telah diketahui bahwa salah satu faktor yang menentukan

status gizi bayi menyusu adalah status gizi ibu. Demikian pula

dengan status vitamin A bayi. Melalui ASI, kualitas makanan yang

dikonsumsi oleh ibu terefleksikan ke dalam kandungan zat gizi yang

ada dalam ASI, yang selanjutnya dikonsumsi bayi. Sebelum

mencapai jaringan atau sel target, vitamin A berada dalam darah

dalam bentuk retinol (19). Oleh sebab itu kandungan retinol dalam

darah ibu secara tak langsung dapat menentukan status vitamin A

bayi menyusu. Beberapa penelitian mengungkapkan kuatnya

hubungan status vitamin A ibu dengan status vitamin A bayi. Saidin

S (16) di Kabupaten Bogor mendapatkan bahwa pemberian kapsul

Page 13: penyuluhan

13

vitamin A 400.000 IU kepada ibu masa nifas tidak saja

meningkatkan vitamin A dalam ASI ibu, melainkan juga status

vitamin A serum bayi secara bermakna hingga 4 bulan dibandingkan

dengan kelompok kontrol. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak

adanya data kandungan vitamin A dalam ASI yang dapat

menjelaskan hubungan antara status vitamin A ibu dan status vitamin

A bayi melalui ASI.

c. Pemberian ASI

Hasil penelitian di India mengungkapkan bahwa efek pemberian ASI

>10kali sehari terhadap perlindungan terjadinya xerophtalmia

sebesar 68% dibandingkan anak yang tidak mendapatkan ASI.

F. Pencegahan dan Pengobatan

Kekurangan makan makanan bergizi yang berlarut-larut, selain membuat

orang menjadi kurus juga kekurangan vitamin-vitamin, termasuk kekurangan

vitamin A. penyakit usus yang menahun akan mengakibatkan penyerapan vitamin

A dari usus terganggu. Untuk melakukan pengobatan harus berobat pada dokter

dan biasanya dokter akan memberikan suntikan vitamin A setiap hari sampai

gejalanya hilang. Untuk mencegah kekurangan vitamin A makanlah pepaya,

wortel dan sayur-sayuran yang berwarna.1,10

Program nasional pemberian suplemen vitamin A adalah upaya penting

untuk mencegah kekurangan vitamin A di antara anak-anak Indonesia. Tujuan

Program ini adalah untuk mendistribusikan kapsul vitamin A pada semua anak di

seluruh wilayah Indonesia dua kali dalam satu tahun. Setiap Februari dan

Page 14: penyuluhan

14

Agustus, kapsul vitamin A didistribusikan secara gratis kepada semua anak yang

mengunjungi Posyandu dan Puskesmas. Vitamin A yang terdapat dalam kapsul

tersebut cukup untuk membantu melindungi anak-anak dari timbulnya beberapa

penyakit yang pada gilirannya akan membantu menyelamatkan penglihatan dan

kehidupan mereka.2

Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan nyata dalam satu

sampai dua minggu. Dianjurkan bila diagnosa defisiensi vitamin A ditegakkan

maka berikan vitamin A 200.000 IU peroral dan pada hari kesatu dan kedua.

Belum ada perbaikan maka diberikan obat yang sama pada hari ketiga. Biasanya

diobati gangguan protein kalori mal nutrisi dengan menambah vitamin A,

sehingga perlu diberikan perbaikan gizi.8

Pencegahan dan pengobatan di kutip berdasarkan keterangan dari brosur

suplementasi vitamin A kapsul yang terdiri dari :8

a. Kapsul vitamin A berwarna biru (100.000 IU)

Tiap kapsul mengandung vitamin A palmitat 1,7 juta IU 64.7059 mg

(setara dengan vitamin A 100.000 IU) dengan dosis

1) Pencegahan bayi umur 6 bulan – 11 bulan : 1 kapsul

2) Bayi dengan tanda klinis xerofthalmia :

- Saat ditemukan segera beri 1 kapsul

- Hari berikutnya 1 kapsul

- 4 minggu berikutnya 1 kapsul (kelainan mata berupa bercak bitot,

mata keruh atau kering yang disertai luka perlu diberikan pengobatan

lokal seperti salep antibiotik)

Page 15: penyuluhan

15

3) Bayi dengan campak, pneumonia, diare, gizi buruk dan infeksi lainnya

diberi 1 kapsul. Catatan bila di suatu desa terdapat”kejadian Luar

Biasa (KLB)” campak, maka sebaiknya seluruh anak balita di desa

tersebut masing-masing diberi satu kapsul vitamin A

b. Kapsul vitamin A berwarna merah (200.000 IU) tiap kapsul vitamin A

mengandung palmitat 1,7 juta IU 129.5298 mg (setara dengan vitamin A

200.000 IU) dengan dosis :

1). Pencegahan balita umur 1 tahun – 5 tahun : 1 kapsul

2). Balita dengan tanda klinis xerofthalmia :

- Saat ditemukan segera beri 1 kapsul

- Hari berikutnya 1 kapsul

- 4 minggu berikutnya 1 kapsul (kelainan mata berupa bercak bitot,

mata keruh atau kering yang disertai luka perlu diberikan pengobatan

lokal seperti salep antibiotik)

3). Balita dengan campak, pneumonia, diare, gizi buruk dan infeksi dan

infeksi lainnya diberi 1 kapsul ( Puspitorini, 2006 ).

Anak-anak yang mengalami gizi kurang mempunyai resiko yang tinggi

untuk mengalami kebutaan sehubungan dengan defisiensi vitamin A, karena

alasan ini vitamin A dosis tinggi harus diberikan secara rutin untuk semua

anak yang mengalami gizi kurang pada hari pertama, kecuali bila dosis yang

sama telah diberikan pada bulan yang lalu. Dosis tersebut adalah sebagai

berikut: 50.000 IU untuk bayi berusia < 6 bulan, 100.000 IU untuk bayi

berumur 6 - 12 bulan , dan 200.000 IU untuk anak berusia > 12 bulan. Jika

Page 16: penyuluhan

16

terdapat tanda klinis dari defisiensi vitamin A (seperti rabun senja, xerosis

konjungtiva dengan bitot’s spot, xerosis kornea atau ulceration, atau

ketomalasia), maka dosis yang tinggi harus diberikan untuk dua hari

pertama, diikuti dosis ketiga sekurang-kurangnya 2 minggu kemudian.8

G. Metode Pemberian Vitamin A8

1. Bulan kapsul

Untuk tujuan pencegahan, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan

kepada bayi dan anak balita secara periodik, yaitu untuk bayi diberikan

setahun sekali pada bulan Februari dan Agustus.

Pemberian secara serentak dalam bulan Februari dan Agustus mempunyai

beberapa keuntungan:

Memudahkan dalam memantau kegiatan pemberian kapsul, termasuk

pencatatan dan pelaporannya, karena semua anak mempunyai jadwal

pemberian yang sama.

Memudahkan dalam upaya pengerakkan masyarakat, karena kampanye

dapat dilakukan secara nasional disamping secara spesifik daerah.

Page 17: penyuluhan

17

Memudahkan dalam pembuatan materi-materi penyuluhan (spot TV, spot

radio, barang-barang cetak) terutama yang dikembangkan, diproduksi dan

disebarluaskan oleh tingkat Pusat/Propinsi/Kabupaten.

Dalam rangka Hari Proklamasi RI (Agustus) biasanya banyak kegiatan-

kegiatan yang dapat digunakan untuk promosi kesehatan, termasuk pemberian

kapsul vitamin A dosis tinggi. Bulan Februari dan Agustus merupakan bulan

pemantauan garam beryodium di tingkat masyarakat sehingga kegiatan

tersebut dapat diintegrasikan di tingkat Puskesmas.

2. “Sweeping”/Kunjungan Rumah

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemberian

kapsul

vitamin A.

Bila masih ada bayi dan anak balita yang belum mendapat kapsul vitamin A

pada hari pemberian yang telah ditentukan, perlu dilakukan “Sweeping”

yaitu melacak/mencari bayi dan anak balita tersebut untuk diberi kapsul

vitamin A, dengan melakukan kunjungan rumah. Diharapkan dengan

kegiatan bulan kapsul dan sweeping semua bayi (6-11 bulan) dan anak

balita (1-5 tahun) dapat dicakup 100% dengan pemberian kapsul vitamin A.

“Sweeping”/kunjungan rumah sebaiknya dilakukan segera setelah hari

pemberian dan paling lambat sebulan setelahnya. Untuk memudahkan

pencatatan dan pelaporan, akhir minggu ketiga bulan Maret (untuk periode

Februari) dan akhir minggu ketiga bulan September (untuk periode Agustus)

seluruh kegiatan “Sweeping” hendaknya sudah selesai.

Page 18: penyuluhan

18

Bila setelah “Sweeping” masih ada anak yang belum mendapat kapsul,

maka agar diupayakan lagi meskipun sudah diluar periode pemberian.

Page 19: penyuluhan

19

3. Penggerakkan Masyarakat/Kampanye

Tujuan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dapat tercapai apabila

seluruh jajaran kesehatan dan sektor terkait, menjalankan peranannya dengan

baik, dan melibatkan semua pihak yang potensial seperti : kader, kepala desa,

tokoh masyarakat, tokoh agama, PKK dan organisasi lainnya.

Kegiatan kampanye bertujuan untuk meningkatkan kepedulian semua pihak

yang terkait pada program penanggulangan KVA, termasuk ibu-ibu balita,

khususnya pada kegiatan distribusi kapsul vitamin A.

Sebulan menjelang bulan kapsul vitamin A yaitu sekitar bulan Januari dan

Juli sampai dengan pelaksanaan distribusi, perlu diadakan gerakan

KIE/penyuluhan, berupa kampanye untuk menggerakkan masyarakat di

semua tingkat administrasi.

H. Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Cakupan Kapsul

Vitamin A

Tinggi atau rendahnya cakupan kapsul vitamin A terkait dengan berbagai

faktor yang spesifik menurut karakteristik anak, karakterisasi rumah tangga, akses

pelayanan kesehatan yang tersedia, dan strategi distribusi suplementasi vitamin

A.7

Semba dan Grover melakukan analisis cakupan kapsul vitamin A dengan

karakteristik rumah tangga. Menurut Semba, 2007 di Ethiopia didapati perbedaan

nyata cakupan kapsul vitamin A dengan pendidikan ibu dan ayah setelah dikontrol

dengan variabel lain. Anak balita dari ibu atau ayah yang berpendidikan lebih

tinggi cakupannya dibandingkan dengan anak balita yang ibu atau ayahnya tidak

Page 20: penyuluhan

20

bersekolah. Tetapi di Kamboja dan Bangladesh menunjukkan hanya pendidikan

ibu yang berperan dalam cakupan kapsul vitamin A, pendidikan ayah tidak

berperan nyata.7

Cakupan kapsul vitamin A lebih terkait dengan pengetahuan KK

terhadap lokasi dan akses pelayanan kesehatan yaitu posyandu, puskesmas, bidan

Praktik dan dokter Praktik. Terlihat bahwa tidak tahu lokasi dan tidak pernah ke

posyandu mempunyai peran penting dalam tingkatan cakupan kapsul vitamin A.

KK yang tidak tahu lokasi posyandu dan anak balita yang tidak pernah dibawa ke

posyandu berisiko 1,3 dan 1,7 kali tidak mendapatkan kapsul vitamin A dibanding

KK yang tahu lokasi posyandu dan anak balita dibawa ke posyandu. Sedangkan

KK yang tidak tahu lokasi bidan Praktik anak balitanya berisiko 1,3 kali untuk

tidak mendapatkan kapsul vitamin A. Hasil penelitian di Kabupaten Tapin

mengungkapkan bahwa bidan desa yang berperan aktif dapat meningkatkan

cakupan kapsul vitamin A untuk ibu nifas. Namun, hasil penelitian lain

menunjukkan bahwa tidak ada suatu cara yang baku untuk meningkatkan

distribusi kapsul vitamin A.7,8

Cakupan kapsul vitamin A yang tinggi perlu disinergikan dengan

program kesehatan yang ada. Di Ethiopia, cakupan kapsul vitamin A naik menjadi

83,1 persen karena disinergikan dengan strategi peningkatan pelayanan kesehatan

yang sudah ada seperti imunisasi, kunjungan rumah, program pemantauan

pertumbuhan. Horton 2008, menunjukkan bahwa di Chatissgarh, India, cakupan

menjadi tinggi (83,7%) karena diintegrasikan dengan peringatan proteksi anak

yang diadakan dua kali setahun, program imunisasi, pemberantasan cacing perut,

Page 21: penyuluhan

21

pemantauan pertumbuhan, dan pemeriksaan garam yodium. Di Bangladesh,

distribusi kapsul vitamin A untuk anak 6–11 bulan diintegrasikan dengan program

imunisasi, sedangkan untuk anak 12–59 bulan disinergikan dengan hari kesehatan

anak dan kampanye nasional vitamin A. Di Kenya, cakupan vitamin A lebih dari

80% jika diintegrasikan dengan program imunisasi, tetapi menurun menjadi hanya

20% karena sejak 2007 dilakukan tanpa integrasi dengan imunisasi. Penurunan

cakupan terutama terjadi pada anak 12–59 bulan (14,0%), sedangkan anak 6–11

bulan masih tinggi (65,0%) karena ada program imunisasi. Di Ghana

diintegrasikan dengan program imunisasi, program obat cacing, pembagian

kelambu berinsektisida, dan pemantauan pertumbuhan seperti Kartu Menuju

Sehat (KMS). Sebagaimana penelitian lainnya bahwa di Indonesia cakupan

suplementasi vitamin A pada anak balita memerlukan integrasi yang baik dengan

program kesehatan yang sudah ada.7

Kenyataan menunjukkan bahwa peran posyandu sebagai ujung tombak

pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat masih merupakan akses pelayanan

utama untuk menjangkau cakupan vitamin A anak balita dan perlu ditingkatkan

terus bersamaan dengan penguatan program kesehatan yang lain. Revitalisasi

posyandu berupa penyediaan sarana yang memadai, termasuk KMS untuk

pemantauan pertumbuhan balita, tenaga posyandu terlatih, keteraturan jadwal

pelayanan oleh puskesmas untuk program kesehatan ibu dan anak, termasuk

imunisasi, pelayanan kehamilan dan persalinan oleh bidan desa, dan cakupan

posyandu yang menjangkau seluruh rumah tangga di desa merupakan upaya yang

tepat.7

Page 22: penyuluhan

22

BAB III

PENUTUP

Suplementasi vitamin A pada anak balita memerlukan integrasi yang baik

dengan program kesehatan yang sudah ada, peran posyandu sebagai ujung tombak

pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat masih diandalkan untuk pencapaian

cakupan kapsul vitamin A. Revitalisasi posyandu secara menyeluruh merupakan

upaya yang tepat untuk memaksimalkan cakupan posyandu yang menjangkau

seluruh rumah tangga di perdesaan.

Asupan vitamin A yang cukup sangat berperan dalam kesehatan mata

(agar dapat melihat dengan baik), dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan

daya tahan tubuh, jaringan epitel untuk melawan penyakit misalnya campak, diare

dan penyakit infeksi lain.