PENYELIDIKAN KEBERADAAN BATUAN PAGAR CANDI DI …digilib.uin-suka.ac.id/12201/1/BAB I, V, DAFTAR...
Transcript of PENYELIDIKAN KEBERADAAN BATUAN PAGAR CANDI DI …digilib.uin-suka.ac.id/12201/1/BAB I, V, DAFTAR...
PENYELIDIKAN KEBERADAAN BATUAN PAGAR CANDI
DI SITUS CANDI LOSARI DENGAN METODE RESISTIVITAS
DI DAERAH LOSARI SALAM MAGELANG JAWA TENGAH
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Fisika
Diajukan Oleh:
NIM 06620015 SAIBATUL ISLAMIAH
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
v
MOTO
“Bualatkan Niat, Luruskan Ikhtiar, Menggapai Ridho Illahi”
Jika kamu berpikir tidak bisa sebelum mencobanya, berarti kamu
sudah menyerah dan kalah sebelum berperang. Jika kamu berpikir
tidak berani, berarti kamu tidak akan berani. Jika kamu ingin bisa,
tetapi kamu tidak pernah mau mencoba dan
pikiranmu tidak berisi bahwa
kamu pasti bisa,
hampir bisa dipastikan kamu tidak akan bisa. Karena
kemenangan/kesuksesan berawal dari tekad/keinginan seseorang yg
kuat, kerja keras, tidak mudah putus asa. Itu semua ditentukan dari
pikiran kita sendiri.
*Saybah Geofisika UIN-SuKa*
[Pengalaman Pribadi]
#Berani SUKSES harus Berani GAGAL
Karena tidak ada kesuksesan tanpa mengalami kegagalan#
(Aku tak menghitung berapa kali Aku jatuh, tapi yang Ku hitung berapa kali Aku bisa bangkit dari jatuh.
vi
*Saybah Fisika UIN-SuKa* PERSEMBAHAN
Karya Mungil ini Buat ibu-iis dan Bapak-iis Tersayang
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." (Q.S Al Isroo: 24)
Buat: Adek-adek Teteh.....,
Teh Hung (Ibu Dzahrah), Mutivator-Ku,
AK’ (Syaiful Anwar) Penguat Tekad-Ku dan
Si Bungsu (Tatik Rohmawati) Pelembut Hati-Ku.
“Engkaulah cinta dan Cita-Ku......,
Dekatkan diriKu pada-MU yang merasa jauh,
Ku kan meminta selalu hanya pada-MU dalam do’a,
MunajadKu, ketundukan dan ketaatanKu,
dalam beribu kepasrahan kepada-MU,
jiwa ini dalam genggaman-MU.
Ya Allah Pertemukan Aku dengan hamba-MU yang selalu di jalan-MU dan
jika Aku jatuh cinta,
Cintakan Aku pada seseorang yang melabuhkan Cintanya hanya pada-MU,
agar bertambah keKuatanKu untuk mencintai-MU.
YakinKu yang terbaik untuk Ku dan pilihan terbaik-MU,
vii
sesuai dengan janji-MU, Amin............,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga sampai saat ini kita masih diberi
kenikmatan dan kesehatan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
tauladan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia
menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Bersama dengan segala
kerendahan hati, penulis mempersembahkan karya yang berjudul “Penyelidikan
Keberadaan Batuan Pagar Candi, Situs Candi Losari dengan Metode
Resistivitas di Daerah Losari, Salam, Magelang, Jawa Tengah”. sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1). Penulisan skripsi ini
tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Akh. Minhaji, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan izin
untuk penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Nita Handayani, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fisika.
3. Thaqibul Fikri Niyartama, M.Si selaku pembimbing yang dengan sabar
dan tekun memberikan saran dan kritik yang sangat membangun, serta
viii
memberikan bimbingan dengan penuh keikhlasan dan keterbukaan
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.
4. Semua Staf Tata Usaha dan Karyawan di lingkungan Fakultas sains dan
Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
5. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah yang telah
memberikan informasi terkait dengan penelitian.
6. Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta yang telah memberikan informasi
terkait dengan penelitian.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dengan
segala keterbatasan penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi
ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Kebenaran itu datangnya
dari Allah SWT, namun kesalahan dan kekurangan dari penulis sendiri.
Saran dan kritik diharapkan dari semua pihak demi perbaikan dan
peningkatan skripsi ini.
Demikian penyusun berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca dan seluruh praktisi yang berhubungan dengan skripsi ini.
Akhirnya, penulis hanya bisa mendoakan semoga Allah membalas semua
kebaikan-kebaikan mereka seluruhnya selama ini, Aamiin….Yaa Rabbal ‘Alamin.
Yogyakarta, 28 Juni 2013
Penulis
NIM 06620015 Saibatul Islamiah
ix
INVESTIGATION OF ROCK EXISTENCE FENCE TEMPLE IN SITUS OF LOSARI TEMPLE OF WITH THE METHOD
RESISTIVITAS IN AREA LOSARI SALAM MAGELANG MIDDLE JAVA
06620015 Saibatul Islamiah
ABSTRACT
This field Geophysics research have been done with the method of resistivitas mapping and sounding, in situs of Losari Temple which is located in Orchard Losari, Salam Village, Salam Subdistrict, Magelang Regency, Java Central. This Research aim to to know the spreading and deepness of compiler rock fence the temple at area survey by using data assess the resistivitas, so that can give the positive konstribusi in invention fence temple, in situs of Temple Losari.
Especial equipments used in data intake is Resistivitymeter ( Naniura NRD 22S) and Global of Positioning System (GPS) of Merk Garmin broadly research area 50 m2
Result Interpolation from program Res2DInv show the swampy forest of compiler rock fence the temple with the rock of temple compiler >100 s.d. <300 Ωm predominated at deepness 1 m, 4 m, 6 m and 8 m from surface with its spreading in do not flatten the. result Interpolasi from program Surfer 10 show the swampy forest of contour map 2D and 3D, is hence obtained by that value resistivitas as investigation of rock of andesit goals of located in West, North-East and South-East. result Pemodelan program the Res2DInv and program the Surfer 10 that geology structure of under surface in situs of Temple Losari in the form of rock of sand of Iihat lava from Natty Mount eruption and Harelip Mount brought by river stream.
and space usher the electrode 5 metre of while space usher the trajectory that is 10 metre. Method used by method resistivitas constituted by Ohm Law, with the current hypodermic of through two current electrode hence potential difference which emerge is measurable from potential electrode, that is dipole-dipole configuraton.
Keyword: Losari Temple, Naniura NRD 22 S, Dipole-dipole Configuraton,
Resistivitas.
x
PENYELIDIKAN KEBERADAAN BATUAN PAGAR CANDI DI SITUS CANDI LOSARI DENGAN METODE RESISTIVITAS
DI DAERAH LOSARI SALAM MAGELANG JAWA TENGAH
06620015 Saibatul Islamiah
INTISARI
Penelitian geofisika lapangan ini telah dilakukan dengan metode resistivitas mapping dan sounding, di situs Candi Losari yang terletak di Dusun Losari, Desa Salam, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran dan kedalaman batuan penyusun pagar candi pada daerah survei dengan menggunakan data nilai resistivitas, sehingga dapat memberikan konstribusi positif dalam penemuan pagar candi, di situs Candi Losari.
Peralatan utama yang digunakan dalam pengambilan data adalah Resistivitymeter (Naniura NRD 22S) dan Global Positioning System (GPS) merk Garmin dengan luas daerah penelitian 50 m2
Hasil interpolasi dari program Res2DInv menunjukkan sebaran batuan penyusun pagar candi dengan batuan penyusun candi >100 s.d <300 Ωm yang didominasi pada kedalaman 1 m, 4 m, 6 m dan 8 m dari permukaan dengan penyebarannya secara tidak merata. Hasil interpolasi dari program Surfer 10 menunjukkan sebaran peta kontur 2D dan 3D, maka diperoleh bahwa nilai resistivitas sebagai penyelidikan batuan andesit target terletak di Barat, Timur laut, dan Tenggara. Hasil pemodelan program Res2DInv dan program Surfer 10 bahwa struktur geologi bawah permukaan di situs Candi Losari berupa batuan pasir lahar yang tersusun atas lapisan kerikilan,
dan spasi antar elektroda 5 meter sedangkan spasi antar lintasan yaitu 10 meter. Metode yang digunakan metode resistivitas yang didasari oleh Hukum Ohm, dengan menginjeksikan arus melalui dua elektroda arus makabeda potensial yang muncul dapat diukur dari elektroda potensial, yaitu konfigurasi dipole-dipole.
xi
kerikilan pasir, batuan andesit, tanah lempung dari letusan Gunung Merapi dan Gunung Sumbing yang terbawa oleh aliran sungai.
Kata Kunci: Candi Losari, Naniura NRD 22 S, Konfigurasi Dipole-dipole,
Resistivitas.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN................................. iv
MOTTO ................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................... vii
ABSTRAKSI......................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................... xv
DAFTAR TABEL ................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................... 11
1.3 Rumusan Masalah ......................................................... 11
1.4 Batasan Masalah............................................................ 12
1.5 Tujuan Penelitian .......................................................... 12
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................ 13
1.7 Sistematika Penulisan.................................................... 13
xii
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian dengan Metode Resistivitas yang Releven ... 15
2.2 Geologi Daerah Penelitian ............................................ 18
2.3 Sejarah Arkeologi Candi ............................................... 22
2.3.1 Candi di Indonesia ...................................................... 22
2.3.2 Candi di Daerah Losari ............................................... 25
2.3.3 Penggunaan Metode Geolistrik di Bidang Arkeologi . 27
2.4 Landasan Teori ............................................................. 28
2.4.1 Prinsip Dasar Metode Resistivitas............................... 28
2.4.2 Teori Dasar Resistivitas .............................................. 30
2.4.3 Sifat Arus Listrik Sederhana ....................................... 32
2.4.4 Elektroda Arus Tunggal Dipermukaan ....................... 34
2.4.5 Potensial Di Sekitar Titik Arus ................................... 35
2.4.6 Titik Arus di dalam Bumi ........................................... 37
2.4.7 Dua Elektroda di Permukaan Bumi ............................ 39
2.4.8 Konfigurasi Elektroda ................................................. 41
2.4.9 Dipole-dipole Potensial pada Permukaan Tanah ........ 42
2.4.10 Teknik Pengukuran Resistivitas ............................... 43
2.4.11 Resistivitas Semua.................................................... 44
2.4.12 Faktor Geometri ....................................................... 45
2.4.13 Faktor yang Mempengaruhi Nilai Resistivitas ......... 46
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................ 48
3.2 Survei Pendahuluan ........................................................ 49
3.3 Alat dan Bahan Penelitian .............................................. 51
3.3.1 Alat Penelitian............................................................. 51
3.3.2 Bahan Penelitian ......................................................... 53
3.4 Pengambilan Data di Lapangan .................................... 53
3.5 Diagram Alir Penelitian ................................................ 54
3.6 Teknik Pengukuran di Lapangan .................................. 55
3.7 Metode Pengolahan dan Interpretasi Data .................... 56
3.7.1 Metode Pengolahan .................................................... 56
3.7.2 Pengolahan Data Sounding ......................................... 57
3.7.3 Pengolahan Data Mappinga ........................................ 58
3.7.4 Analisa dan Interpretasi Data ...................................... 58
3.8. Metode Peta Kontur 2D dan Rekontruksi Pemodelan
Lapisan resistivitas ....................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran dan Pemodelan Lintasan .................. 65
4.2 Hasil Penampang Program Res2Dinv ............................ 67
xiv
4.2.1 Lintasan Pertama ....................................................... 68
4.2.2 Lintasan Kedua .......................................................... 69
4.2.3 Lintasan Ketiga .......................................................... 70
4.2.4 Lintasan Keempat ...................................................... 72
4.2.5 Lintasan Kelima ......................................................... 73
4.2.6 Lintasan Keenam ....................................................... 74
4.2.7 Lintasan Ketujuh......................................................... 76
4.3 Hasil Penampang Program Surfer10 ........................ ..... 79
4.3.1 Interpretasi Nilai Resistivitas Situs Candi Losari 2D.. 79
A. Sebaran Resistivitas pada Kedalaman 0,85 Meter .......... 79
B. Sebaran Resistivitas pada Kedalaman 2,56 Meter.. ........ 81
C. Sebaran Resistivitas pada Kedalaman 4,36 Meter .......... 82
D. Sebaran Resistivitas pada Kedalaman 6,33 Meter .......... 83
E. Sebaran Resistivitas pada Kedalaman 8,5 Meter ............ 84
4.3.2 Interpretasi Nilai Resistivitas Situs Candi Losari 3D.. 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................. 96
5.2. Saran .............................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 98
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................... 100
xv
DAFTAR GAMBAR
`
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang Jawa Tengah ................... 3
Gambar 2.1 Peta Lokasi Situs Candi Losari di Jawa Tengah ........................ 19
Gambar 2.2 Peta Kabupaten Magelang dengan Sebaran Situs-situs
Candi ......... …………………………………………………….. 25
Gambar 2.3 Batuan-Batuan Candi Induk dan Pewara Situs Candi
Losari …………………………………………………… ......... 26
Gambar 2.4 Resistansi berbentuk balok ........................................................ 31
Gambar 2.6 Arus Listrik Merata dan Sejajar dalam Sebuah Silinder oleh
Gambar 2.5 Rangkaian Listrik Sederhana ..................................................... 32
Beda Potensial antara Kedua Ujungnya
Gambar 2.7 Titik Sumber Arus Tunggal Dipermukaan pada Medium
..................................... 33
Homogeny ................................................................................... 35
Gambar 2.8 Titik Sumber Arus yang Terkubur dalam Medium
Homogeny .................................................................................... 37
Gambar 2.9 Dua Pasang Elektroda Arus dan Potensial pada
Permukaan Medium homogen Isotropis ..................................... 40
Gambar 2.10 Pola aliran arus dan Bidang Ekipotensial antara Dua Elektroda
Arus dengan Polaritas Berlawanan ............................................. 41
Gambar 2.11 Susunan Elektroda Dipole-dipole............................................. 42
Gambar 2.12 Arus listrik dilewatkan pada.elektroda arus C1 dan C2
Elektroda P1 dan P2 adalah elektroda potensial ........................ 42
xvi
Gambar 3.1 Peta Daerah Losari sebagai Lokasi Survei ................................. 48
Gambar 3.2 Resistivitymeter Merk Naniura NRD 22 S ............................... 51
Gambar 3.3 Peralatan yang Digunakan dalam Pengambilan Data
Lapangan ..................................................................................... 52
Gambar 3.4 Diagram Alir Penelitian ............................................................ 54
Gambar 4.1 Peta Lintasan Pengukuran Resistivitas Situs Candi Losari ....... 64
Gambar 4.2 Hasil Model Inversi Res2DInv yang Tersusun atas Tiga
Kontur ........................................................................................ 66
Gambar 4.3 Daerah Penelitian Hasil Ekskavasi dan Lintasan 1s.d.7 ............ 78
Gambar 4.4 Peta Sebaran Resistivitas Kedalaman 0.85 m ........................... 80
Gambar 4.5 Peta Sebaran Resistivitas Kedalaman 2.56 m ............................ 81
Gambar 4.6 Peta Sebaran Resistivitas Kedalaman 4.36 m ............................ 82
Gambar 4.7 Peta Sebaran Resistivitas Kedalaman 6.33 m ............................ 83
Gambar 4.8 Peta Sebaran Resistivitas Kedalaman 8.5 m ............................. 84
Gambar 4.9 Penampang Peta Sebaran Resistivitas 3D Lintasan 1 s.d.7 Situs
Candi Losari ............................................................................... 87
Gambar 4.10 Penampang Peta Sebaran Resistivitas Batuan dari Lintasan
1 s.d. Lintasan 7 Situs Candi Losari. .......................................... 90
Gambar 4.11 Lokasi Target Sebaran Batuan Penyusun Pagar Situs Candi
Losari Sebelah Barat Daya, Tenggara, Dan Timur Laut dari
Candi Induk ............................................................................... 92
Gambar 4.12 Profil Stratigrafi Ekskavasi di Situs Candi Losari Berdasarkan
Nilai Resistivitas dan Ketebalan Lapisan .................................. 93
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel. E.1 Harga Resistivitas Lapisan Batuan Lintasan 1 ............................. 68
Tabel. E.2 Harga Resistivitas Lapisan Batuan Lintasan 2 ............................. 70
Tabel. E.3 Harga Resistivitas Lapisan Batuan Lintasan 3 ............................. 71
Tabel. E.4 Harga Resistivitas Lapisan Batuan Lintasan 4 ............................. 73
Tabel. E.5 Harga Resistivitas Lapisan Batuan Lintasan 5 ............................. 74
Tabel. E.6 Harga Resistivitas Lapisan Batuan Lintasan 6 ............................. 75
Tabel. E.7 Harga Resistivitas Lapisan Batuan Lintasan 7 ............................. 76
Tabel. Resistivitas Batuan dan Mineral ...................................................... 108
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Lembar Pengambilan Data Geolistrik ...................... 100
Lampiran B. Data Hasil Pengukuran ............................................ 101
Lampiran C. Tabel Resistivitas Batuan dan Mineral .................... 108
Lampiran D. Diagram Alir Penelitian Lapangan .......................... 110
Lampiran E. Spesifikasi Naniura NRD 22 S ................................. 113
Lampiran F. Peta Ekskavasi Situs Candi Losari ........................... 117
Lampiran G.Tahap-tahap Pengolahan Data .................................. 118
Lampiran H. Foto Kegiatan Penelitian.......................................... 139
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia terdiri dari pulau Jawa dan Bali yang mempunyai banyak
peninggalan sejarah, dimana peninggalan benda-benda bersejarah di Pulau
Jawa banyak ditemukan di daerah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur. Candi banyak ditemukan di Indonesia, dengan pusatnya di Pulau
Jawa, antara lain Candi Borobudur, Candi Prambanan dan beberapa candi
besar lainnya, maka tidak heran bila bangsa Indonesia mendapat julukan
“Negeri Seribu Candi”. Bangunan bersejarah biasanya mengandung nilai
kultural dan religius yang berupa Candi, Arca, Prasasti, Guci, Punden
Brundak dan Altar. Candi dapat berupa bangunan kuil yang berdiri sendiri
atau berkelompok, dapat pula berupa bangunan berbentuk gapura beratap
(Paduraksa) dan tidak beratap atau Candi Bentar, (Baskoro D.T., 2007).
Benda peninggalan sejarah tersebut dilindungi dan dilestarikan oleh
pemerintah Budaya Direktorat Jenderal dan Kebudayaan khususnya Dinas
Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP), sebagai benda cagar
budaya di Jawa Tengah. Usaha untuk menemukan situs candi terus
dilakukan sebagai upaya pelestarian kebudayaan zaman kuno serta sebagai
salah satu aset kekayaan bangsa akan budaya. Candi-candi Hindu di
Indonesia umumnya dibangun oleh para raja pada masa hidupnya. Arca
dewa, seperti Dewa Wisnu, Dewa Brahma, Dewi Tara, Dewi Durga, yang
2
ditempatkan dalam candi banyak yang dibuat sebagai perwujudan
leluhurnya. Bahkan kadang-kadang sejarah raja yang bersangkutan
dicantumkan dalam prasasti persembahan candi tersebut. Berbeda dengan
candi-candi Hindu, candi-candi Budha umumnya dibangun sebagai bentuk
pengabdian kepada agama dan untuk mendapatkan ganjaran (Tim SPSP,
2007).
Candi sebagai replika Gunung Mahameru dan replika Kosmos (alam
semesta) dimana candi harus didirikan di lingkungan yang suci, oleh karena
itu suatu tempat yang akan digunakan untuk mendirikan candi harus
disucikan terlebih dahulu. Tempat itu kemudian diberi tanda dengan
sembilan buah patok, satu di pusat dan lainnya pada keempat sudutnya yang
selanjutnya di halaman itu didirikan candi. Halaman candi kemudian
dinyatakan dengan tembok keliling (Soekmono, 1990). Halaman ini dalam
kompleks candi merupakan lingkungan yang suci atau sakral, sedangkan
pagar merupakan batas pemisah dengan dunia profan.
Candi-candi tersebut ada yang sudah ditemukan dan direkonstruksi,
misalnya Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Borobudur,
Sambisari dan lain sebagainya, namun masih banyak pula dari situs candi
tersebut yang belum ditemukan. Istilah candi umumnya hanya dikenal di
Jawa Tengah dan Yogyakarta. Daerah-daerah lain seperti Sumatra Utara
dikenal istilah Biaro dan Jawa Timur dengan istilah-istilah Cungkub, namun
masyarakat lebih mengenal istilah candi, apaun jenis bangunan kuno
termasuk reruntuhan dimanapun letaknya (Julianto, 2004).
3
Gambar 1.1. Peta Kabupaten Magelang dan lingkaran merah menyataan
penyebaran situs-situs candi di wilayah Magelang (Balar, 2007).
Situs-situs candi tersebut umumnya ditemukan dalam keadaan yang
sudah rusak dan tercerai-berai baik karena lapuk, ada yang berupa puing-
puing atau reruntuhan, beberapa bagiannya yang hilang atau sebagian masih
terkubur dalam tanah (terpendam), dan hampir semua peninggalan itu
ditemukan dalam keadaan tidak utuh. Candi-candi tersebut terpendam dalam
tanah karena adanya berbagai faktor seperti tertimbun lahar akibat letusan
Gunung Merapi dan gempa bumi. Candi dibangun tidak disembarang
tempat. Tempat-tempat dimana candi dibangun adalah tempat suci pilihan di
masa lalu. Tempat-tempat itu kini memiliki penampilan yang berbeda
dibandingkan beratus-ratus tahun silam (Baskoro D.T., 2007).
4
Salah satu penemuan berupa candi yang berada di Jawa Tengah adalah
Candi Losari yang terletak di areal perkebunan Salak yang secara
administratif termasuk wilayah Dusun Losari, Desa Salam, Kecamatan
Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Candi Losari ini
tergolong Candi Hindu, yang ditunjukkan oleh adanya komponen sudut atap
berupa ratna. Biasanya candi-candi Hindu di Jawa Tengah yang berukuran
sedang seperti Situs Candi Losari ini, jika berupa candi kompleks terdiri
dari sebuah Candi Induk dihadapkan oleh tiga buah Candi Perwara yang
berukuran lebih kecil dan dikelilingi oleh sebuah pagar, misal Candi
Sambisari dan Candi Kedulan.
Situs Losari ini tertutup tanah akibat letusan dari Gunung Merapi yang
letaknya hanya 25 Km ke arah Timur Laut situs tersebut, yang diperkirakan
terjadi pada 925 s.d. 928 Masehi. Berabad-abad candi ini terkubur dalam
tanah yang sangat keras di lembah sebelah Barat Daya Merapi yang tak
seorang pun tahu paling tidak sampai awal 2004. Daerah penelitian
merupakan tanah milik warga yang setelah penemuan benda-banda berupa
batu-batu candi telah disewakan pada Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BP3) Jawa Tengah untuk diadakan penelitian tentang benda-
benda purbakala tersebut (Baskoro D.T., 2007).
Situs Candi Losari ini pertama kali ditemukan oleh Pak M. Badri
selaku pemilik kebun Salak pada tahun 2002, kemudian ditahun 2004 Pak
Badri berinisiatif untuk mengangkat semua batu-batu yang pernah
ditemukan. Batu-batu itu lantas disusun di rumahnya, dari sanalah
5
keberadaan Situs Candi Losari terkuak ke publik, termasuk diantaranya
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah dan media
cetak yang datang meliput, hanya saja belum ditemukan pagar candi dari
situs candi tersebut. Pada bulan Agustus 2008, pihak BP3 Jawa Tengah
yang dibantu oleh tim Arkeologi dari Universitas Gadjah Mada mengadakan
ekskavasi penyelamatan bangunan candi tersebut dan pihak BP3 Jawa
Tengah sudah mulai membebaskan tanah-tanah di sekitar candi.
Berdasarkan pengamatan dapat diperkirakan bahwa candi tersebut relatif
masih utuh karena sebagian dari bagian candi yang lain masih belum
ditemukan terutama pagar candi itu sendiri (Baskoro D.T., 2007). Situs
Candi Losari merupakan candi kompleks, tidak menutup kemungkinan jika
candi ini mempunyai halaman satu lapis dengan pagar candi dari susunan
batu seperti Candi Ngempon, Candi Merak, dan ada yang tidak mempunyai
halaman yang dibatasi pagar seperti Candi Gebang, dan Candi Banyunimbo
(Atmadi, 1979).
Temuan permukaan situs-situs candi diberbagai lokasi seperti Candi
Losari, dapat dijadikan petunjuk adanya bangunan yang besar dengan pagar
candi yang masih terpendam dalam tanah. Berdasarkan informasi dari
masyarakat setempat khususnya pemilik lahan bahwa di sekitar temuan
Situs Candi Losari pernah ditemukan juga batu-batu candi. Kebun salak di
sebelah Barat Laut temuan ini oleh masyarakat dikenal sebagai sawah candi,
jadi tidak heran jika ada candi yang ditemukan di dasar sawah, diantara
himpitan pabrik, dan bahkan di tengah rimbunnya pohon salak, di daerah
6
Magelang, Jawa Tengah seperti Candi Losari (Tim Balar Yogyakarta.
2012).
Laporan Ekskavasi BP3 Jawa Tengah, menunjukkan bahwa kondisi
pada saat melakukan penggalian, lokasi tersebut dibuat banyak lubang-
lubang galian dengan ukuran 3x3 m dengan tujuan mempermudah dalam
penggalian karena lokasi tersebut merupakan lahan yang keras atau banyak
terdapat batuan-batuan dari letusan Gunung Merapi. Penggalian tersebut
dilakukan secara ilegal oleh pemilik tanah. Bagian sisi Utara dari daerah
penelitian, terdapat tumpukan batu-batu komponen candi yang telah
dipindahkan dari tempat semula ke rumah Bapak Badri. Batu-batu tersebut
terdiri atas batu-batu bertakik baik polos maupun berelief sejumlah ± 130
blok batu.
Proses ekskavasi pada tahap kedua dilakukan dengan bantuan
geolistrik dari mahasiswa Geografi Universitas Gadjah Mada pada tahun
2008 untuk memperkirakan letak batuan-batuan candi berdasarkan pola dari
tahanan jenis. Ekskavasi Situs Candi Losari yang secara bertahap tersebut
telah berhasil menampakkan tiga candi perwara dan satu candi induk yang
terbuat dari batu andesit, namun pagar candi masih belum ditemukan.
Proses ekskavasi Situs Candi Losari memiliki berbagai macam
kendala. Pertama lokasi situs berada di kebun salak yang masih produktif,
kedua tanah lokasi situs yang sangat keras, dan ketiga air tanah sudah keluar
pada kedalaman 3 meter. Tanah yang sangat keras tersebut hanya dapat
diatasi dengan menggunakan alat-alat berat seperti linggis, dandang (ganco),
7
dan betel. Penggunaan cangkul hanya dilakukan untuk mengangkat atau
membuang tanah. Kerasnya tempat penelitian menyulitkan dalam penentuan
kotak gali, sehingga perlu adanya disiplin ilmu lain untuk memperkirakan
sebaran dan kedalaman benda purbakala tersebut.
Berdasarkan posisi dan lokasi temuan, Candi Induk ditemukan dalam
satu lokasi yang berdekatan serta dalam posisi berhadapan dengan tiga
Candi Pewara, temuan tersebut bukan merupakan temuan yang insitu. Besar
kemungkinan benda-benda tersebut sesuai dengan yang biasanya, memiliki
batas pagar batuan candi sebagai candi kompleks yang tersebar di sekitar
lokasi dan terkubur oleh pasir dan batu akibat letusan Gunung Merapi.
Penggunaan lahan untuk bangunan yang didalamnya terdapat situs
purbakala dapat dihindari dengan melakukan survei pendugaan keberadaan
batu-batu situs kepurbakalaan. Benda-benda peninggalan sejarah dan juga
batuan penyusun candi yang masih banyak terkubur dalam tanah akibat
aktivitas Gunung Merapi dan belum diketahui dengan pasti tempat
keberadaannya seperti pagar pada candi Losari. Usaha penggalian yang
selama ini dilakukan pada kenyataannya masih terlalu banyak memerlukan
waktu dan biaya, terutama dalam penentuan letak dan kedalaman secara
tepat (Anonimous, 1994).
Wilayah di daerah Magelang Jawa Tengah sebagian besar material
penimbunnya adalah endapan pasir dari aktifitas gunung Merapi sedangkan
batuan penyusun yang digunakan untuk menyusun candi adalah batuan beku
andesit. Pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan zaman modern
8
yang semakin pesat menyebabkan kebutuhan lahan untuk pemukiman dan
industri juga semakin meningkat. Hal tersebut secara tidak langsung dapat
menjadi salah satu penyebab hancurnya situs-situs bersejarah bahkan akan
terancam hilang karena kemajuan pembangunan. Situs-situs candi
bersejarah yang ada di Indonesia masih memiliki banyak bagian candi
termasuk pagar candi yang masih terpendam. Kurangnya informasi tentang
keberadaan batuan penyusun pagar candi, di situs candi losari yang menjadi
dasar penelitian ini perlu dilakukan. Hal ini tidak dapat diabaikan begitu
saja, perlu adanya ketegasan dan kepedulian dari semua pihak mengenai
perlindungan terhadap benda-benda purbakala.
Penyelamatan situs pun terlebih dahulu harus memperhatikan hal-hal
penting terkait dengan efektivitas dan efisiensi. Salah satu peran ilmu
geofisika yaitu untuk memperkirakan persebaran dan kedalaman benda
purbakala yang masih terpendam. Perlindungan terhadap benda-benda
kepurbakalaan tersebut didasarkan pada ketentuan berikut :
1. Peraturan Pemerintah RI No.10 tahun 1993 mengenai pelaksanaan UU
RI No. 5 tentang Benda Cagar Alam.
2. UU RI No.5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (TIM BPPP, 2003)
Situs candi Losari merupakan obyek yang diteliti menggunakan
metode geolistrik. Metode geolistrik dapat membantu mengetahui
keberadaan dan sebaran batu candi yang masih terpendam didasarkan pada
perbedaan sifat-sifat fisis batuan penyusun candi terhadap batuan di
sekitarnya. Pemanfaatan metode geolistrik diharapkan dapat meningkatkan
9
efektifitas dan efisiensi dalam upaya penggalian dan pemekasan atau
pemugaran suatu candi. Perkembangan metode geolistrik tidak lagi terbatas
pada masalah-masalah eksplorasi mineral.
Aplikasi geolistrik telah sampai pada bidang arkeologi dan pelacakan
benda purbakala di lokasi penemuan menjadi lebih mudah dan efisien
dengan adanya metode resistivitas. Metode resistivitas merupakan salah satu
metode dalam geolistrik yang dapat digunakan dan terbukti mampu untuk
melacak keberadaan situs purbakala pada masa lampau dengan demikian
pelacakan dan penggalian situs purbakala tidak diperlukan banyak waktu
dan biaya karena letak dan kedalamannya dapat diketahui (Anonimous,
1994).
Metode resistivitas memanfaatkan perbedaan resistivitas batuan target
dengan lingkungannya. Batuan penyusun candi umumnya adalah batuan
beku (batu andesit) yang memiliki nilai resistivitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lingkungannya yang berupa batu pasir. Letusan
Merapi membawa material-material yang umumnya berupa endapan
material pasir hasil aktivitas vulkanik gunung api, sedangkan benda
purbakalanya sendiri adalah material beku andesit. Kedua material batuan
ini memiliki perbedaan dari segi nilai resistivitas dibandingkan dengan
lingkungannya sehingga dengan metode resistivitas diharapkan akan mampu
memberikan sumbangan yang berarti dalam usaha pelacakan batu-batu
candi dan dapat menemukan pagar situs candi Losari dengan menggunakan
data resisitivitas, konfigurasi dipole-dipole untuk mengetahui sebaran
10
batuan penyusun pagar situs candi Losari yang diduga berupa sisa batuan
candi yang masih terpendam, dan ikut andil membantu BP3 serta Arkeolog
dalam melengkapi bangunan Candi Losari.
Candi yang begitu banyak ditemukan dan tersebar di Wilayah Jawa
tengah merupakan gambaran kejayaan masa lampau. Jika hal ini ditangani
secara serius, bukan tidak mungkin akan mendapat tempat dihati para
wisatawan sebagai tempat pariwisata arkeologi. Hal tersebut dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi, penyedia lapangan pekerjaan,
peningkatan pendapatan dan peningkatan taraf hidup yang mampu
mengaktifkan sektor-sektor produksi lainnya. Candi Losari yang secara
keseluruhan kondisinya masih relatif utuh berpotensi untuk dikembangkan
sebagai tempat wisata. Sebagaimana diketahui situs Candi Losari berada di
lingkungan kebun salak. Selain sebagai tambahan penghasilan bagi
masyarakat lingkungan kebun salak ini juga berpotensi dikembangkan
sebagai wisata agro dan wisata budaya. Istilah yang mungkin tepat yaitu
“Sambil menyelam minum air” dengan kata lain, selain menikmati indahnya
kebudayaan bersejarah berupa candi, para pengunjung dapat menikmati
rindangnya pepohonan salak dan manisnya buah Salak pondoh yang baru
dipetik dari pohonnya (Baskoro D.T., 2007).
11
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat
diidentifikasi masalahnya yaitu:
1. Indonesia memiliki banyak peninggalan candi yang memiliki nilai
arkeologi tinggi yang belum diketahui secara pasti keberadaanya.
2. Ilmu geofisika dapat memperkirakan sebaran dan kedalaman benda
purbakala yang masih terpendam, namun penggunaan metode resistivitas ini
di situs candi Losari masih belum maksimal.
3. Kisaran bentuk dan belum diketahui seberapa besar persebaran batuan
candi sebagai dari pagar candi yang mengelilingi Candi Induk dan tiga
Candi Perwara yang masih terkubur di dalam tanah di Situs Candi Losari.
4. Situs candi Losari berpotensi dikembangkan sebagai wisata agro dan
wisata budaya, tetapi pagar candi masih terpendam dalam tanah yang
belum ditemukan dan terletak di kebun salak yang masih produktif.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latarbelakang penelitian di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemodelan struktur geologi bawah permukaan pada pagar
candi situs candi Losari yang masih terpendam?
2. Bagaimanakah pola atau kontur dari sebaran batuan candi penyusun pagar
candi situs candi Losari yang masih terpendam dengan menggunakan data
nilai resisitivitas suatu batuan?
12
3. Dimanakah keberadaan sebaran dan kedalaman batuan candi penyusun
pagar candi situs candi Losari?
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah penggunaan metode
resistivitas untuk menentukan pola atau kontur, kedalaman, dan keberadaan
dari sebaran batuan candi dengan metode resistivitas konfigurasi dipole-
dipole, sebagai usaha dalam pelacakan batuan candi serta pemodelan struktur
geologi bawah permukaan batuan candi penyusun pagar candi situs candi
Losari yang masih terpendam.
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari daerah kompleks situs candi Losari dan kondisi bawah
permukaan, yang pagar candi tersebut masih belum ditemukan dengan
menggunakan metode resisitivitas.
2. Membuat pola atau kontur dengan menggunakan data resisitivitas,
konfigurasi dipole-dipole untuk mengetahui sebaran batuan penyusun
pagar situs candi Losari yang diduga berupa sisa batuan candi yang
masih terpendam.
3. Menentukan keberadaan dan kedalaman dari sebaran batuan candi dari
situs candi Losari yang masih terpendam berdasarkan data nilai
resisitivitas suatu batuan.
13
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, mampu memahami dan menerapkan metode resistivitas serta
mengetahui kontur, kedalaman, dan keberadaan dari sebaran batuan candi
penyusun pagar candi, situs candi Losari yang masih terpendam.
2. Mampu memberikan sumbangan berupa informasi, baik informasi geologi
maupun informasi geolistrik khususnya dengan menggunakan metode
resistivitas konfigurasi dipole-dipole di situs Candi Losari di Desa Losari,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
3. Mampu menunjang kemajuan ilmu pengetahuan terutama ilmu geofisika
yang mengkaji penyebaran dan pelacakan situs purbakala candi-candi di
wilayah Magelang, Jawa Tengah.
4. Sumber referensi bagi peneliti, dosen, mahasiswa yang ingin melakukan
penelitian-penelitian selanjutnya.
5. Turut serta membantu BP3 dan Arkeolog dalam melengkapi bangunan
situs Candi Losari dengan ditemukan pagar candi yang masih terpendam
dalam tanah.
1.7 Sistematika Penulisan
Inti dari skripsi ini dikelompokkan menjadi lima bab, sehingga untuk
memudahkan pembacaan dan pemahaman terhadap laporan skripsi ini, maka
diberikan sistematika penulisan laporan skripsi, di antaranya sebagai berikut:
14
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian
serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan dibahas mengenai penelitian sebelumnya serta
menguraikan dasar teori yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan.
BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini berisikan tentang rancangan dari penelitian yang
dilakukan, serta bagaimana metode dan langkah kerja dalam
penelitian.
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini berisi data hasil pengambilan data yang sudah
dianalisis dengan program Res2DInv dengan output penampang
dari nilai resistivitas berupa kedalaman dan program Surfer 10
dengan output 2D dan 3D berupa peta kontur sebagai dugaan
sebaran dari berbagai batuan yang terdapat di lapangan terutama
batuan andesit.
BAB V : Penutup
Pada bab ini diberikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan
berdasarkan data-data yang diperoleh, serta diberikan saran sebagai
penunjang maupun pengembangan penelitian yang lebih lanjut.
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dengan metode resistivitas konfigurasi
dipole-dipole di Dusun Losari, Desa Salam, Kecamatan Salam, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah, selama 3 hari yaitu Juma't dan Sabtu, 13 s.d 14 Juli
2012, serta Rabu, 18 Juli 2012 pada cuaca yang cukup cerah dan hasil
pengolahan data, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Pendugaan batuan penyusun pagar candi dapat dipengaruhi oleh proses-
proses pada permukaan. Proses kandungan air, suhu, porositas, yang
mempunyai pengaruh besar terhadap nilai resistivitas dalam
memperkirakan batuan andesit sebagai penyusun pagar candi. Susunan
lapisan batuan pada daerah penelitian berdasarkan interpretasi
resistivitas tersusun atas lapisan kerikilan, kerikilan pasir, batuan
andesit, tanah lempung dan endapan pasir vulkanik.
2. Berdasarkan kontur resistivitas daerah penelitian untuk setiap lintasan,
terdapat nilai resistivitas yang tinggi pada situs Candi Losari pada
kedalaman 1 m, 4 m, 6 m dan 8 m, timbunan batu andesit berarah Barat
dari singkapan yang telah ada sebelumnya. Semakin ke arah Timur Laut
diperkirakan batuan andesit semakin rendah nilai resistivitasnya, akan
tetapi sebaliknya semakin ke arah Tenggara diperkirakan batuan andesit
semakin tinggi nilai resistivitasnya.
97
3. Lintasan yang terdeteksi memiliki harga resistivitas 1 s.d. 900 Ωm,
yaitu lintasan 1 s.d. 7 pada kedalaman 0,85 m; 2,56 m; 4,36 m; 6,33 m
dan 8,5 m, sedangkan harga resistivitas lebih besar dari 300 Ωm
diinterpretasikan sebagai hasil batuan beku penyusun pagar candi
Losari. Bentuk benda anomali dari hasil pemodelan berada pada
kedalaman 0,85 m; 4,36 m; 6,33 m dan 8,5 m, dengan nilai resistivitas
pada situs Candi Losari yaitu < 100 Ωm (tanah lempung) dan > 300 Ωm
(batu andesit) serta >100 s.d <300 Ωm (kerikil, kerikilan pasir).
5.2. Saran
1. Menguji hasil interpretasi keberadaan batuan penyusun pagar candi ,
hendaknya dilakukan penggalian pada lokasi yang diperkirakan
mengandung penyusun batuan pagar candi.
2. Memperluas daerah survei untuk melihat kemungkinan adanya
batuan penyusun pagar candi yang belum di temukan.
3. Perlu dilakukan pengukuran resistivitas dipole-dipole dengan n yang
lebih besar atau memperbesar a, agar target penyelidikan semakin
dalam sehingga batas ujung bawah dari batuan andesit dapat
terdeteksi.
4. Pembanding data penelitian dengan geolistrik metode resistivitas,
maka disarankan melakukan penelitian lanjutan dengan
menggunakan konfigurasi-konfigurasi lainnya.
98
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 1994, “Laporan Penyelamatan Situs Kedulan, Dusun Kedulan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Periode 1994” Suaka Peninggalan Sejarah Dan Purbakala, Yogyakarta.
Ari, dkk. 2008. “Candi Losari: Sebuah Kompleks Candi Hindu di Kawasan Sekitar Borobudur”,Yogyakarta: Jurusan geografi, UGM, Yogyakarta.
Asmanto, H., Sismanto, dan Hartantyo, E., 2002, Penyelidikan Situs Purbakala Candi Kadisuko di Kalasan DIY dengan menggunakan metode Resistivitas, Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian MIPA dan Pendidikan MIPA, Hotel Sahid Raya, Yogyakarta.
Asra, Arland. 2012. “Penentuan Sebaran Akuifer Dengan Metode Tahanan Jenis (Resistivity Method) di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten”. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Atmadi, Parmono, 1979, “Beberapa Patokan Perancangan Bangunan Candi, Suatu
Penelitian Melalui Ungkapan Bangunan Pada Relief Candi Borobudur”, proyek pelita pemugaran candi borobudur, departement pendidikan dan kebudayaan.
Baskoro, DT. 2007. “Candi Losari: Sebuah Candi di Kawasan Borobudur”, Yogyakarta: Yayasan Tahija & Balai Arkeologi Yogyakarta.
Diah, dkk. 2012, “Identifikasi Situs Candi Bukit Carang, Karanganyar, Menggunakan
Metode Geolistrik, Tahanan Jenis, Konfigurasi Dipole-Dipole”, Surakarta: Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret.
Hendrajaya. L, dan Idam. 1988. “Petunjuk Laboratorium Geolistrik Tahanan Jenis” Bandung: Laboratorium Geoteknik, Pusat antar Universitas-Ilmu Rekayasa, FMIPA, ITB.
Jayanti dkk, 2012. “Identifikasi Situs Candi Bukit Carang, Karanganyar, Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipol-Dipol”, Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2. Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Julianto, S, 2004. “Wisata Candi Bukan Hanya Tumpukan Batu”, Website
(www.sinarharapan.co.id).
Katsir, ibnu, 2007, Tafsir Juz’amma, Jakarta: Pustaka Azzam.
99
Novi, 2012. “Pemetaan sebaran Batuan Penyusun Pagar Candi di Situs Candi Losari, Desa Salam, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Berdasarkan Metode Magnetik”, Yogyakarta: Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN-SUKA.
Reynolds, J.M. 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysicsi. (Cambridge: Cambridge university press).
Santoso, Djoko. 2002 “Pengantar Teknik Geofisika”Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Sismanto dan Eddy Hartantyo, 2006, Studi Geofisika Pada Situs Candi Kedulan. Semarang: Proceeding 31st Annual Scientific Meeting (PIT) HAGI, November 13-15, 2006, (ISBN: 979-98933-2-1).
Soekmono, 1990, Candi Fungsi dan Pengertiannya, Semarang: IKIP Semarang Press
Sutantio, 2003. “Pembangunan Fisik dan Nasib Situs Arkeologi”. (www.arkeologi.net)
Team SPSP, 2007. Laporan Penyelamatan Situs Candi Losari, Jawa Tengah.
Telford W. M, Geldart L. P, Sheriff R.E, Keys D.A. 1990. Aplied Geophysics. New York : Cambridge University Press London.
Tim Balar Yogyakarta, 2012. “Candi Losari: Sebuah Candi di Kawasan Borobudur”, Yogyakarta: Yayasan Tahija & Balai Arkeologi Yogyakarta.
Usmardin. 2011. “Penyebaran Batuan Situs Purbakala Candi Palgading di Dusun Palgading Desa Sinduharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Menggunakan Metode Resistivitas Dipole-dipole”. Tesis, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Wahyono, S.C. 2008. Identifikasi Daerah Patahan dengan Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole di Desa Renokenongo Porong Sidoarjo. Jurnal Fisika Flux, Vol.5 No.2.
Wahyudi, 2001. “Panduan Workshop Eksplorasi Geofisika (Teori dan Aplikasi)”. Yogyakarta: Laboratorium FMIPA UGM.
Wirakusuma, dan Loebis. 1989. Peta Geologi Gunung Merapi, Jawa Tengah, Direktorat Vulkanologi, DIJ.
Yrama Widya. 2009. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung.
Zaman dan sismanto, 2005, “Penyelidikan Penyebaran Batuan Situs Purbakala Candi Morangan Dengan Metode Resistivitas” prosiding seminar nasional dalam rangka Dies ke-50; 17 September 2005, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Website: http://geophysics.ou.edu/gravmag/outline.html
100
LAMPIRAN A
Tabel Pengambilan Data Geolistrik Konfigurasi Dipole-dipole
n = Spasi antar Lintasan k = Geometri a = Spasi antar Elektroda ρ (Ωm)= Restivitas Semu C1 = Elektroda 1 V (mv) = Potensial C2 = Elektroda 2 I (mA) = Arus P1 = Potensial 1 R (Ω) = Hambatan Jenis P2 = Potensial 2
101
LAMPIRAN B
DATA HASIL PENGUKURAN
Tabel B.1. Data Hasil Pengukuran Lintasan 1
102
Tabel B.2. Data Hasil Pengukuran Lintasan 2
103
Tabel B.3. Data Hasil Pengukuran Lintasan 3
104
Tabel B.4. Data Hasil Pengukuran Lintasan 4
105
Tabel B.5. Data Hasil Pengukuran Lintasan 5
106
Tabel B.6. Data Hasil Pengukuran Lintasan 6
107
Tabel B.7. Data Hasil Pengukuran Lintasan 7
108
LAMPIRAN C
Tabel Resistivitas Batuan dan Mineral (Telford dkk, 1990)
Tabel C.1. Resistivitas Batuan Beku dan Metamorf Jenis Batuan Jangkauan Resistivitas (Ωm)
Granite 3 x 102 - 106 Granite prophiry 4.5 x 103(wet) – 1.5 x 106 (dry) Feldspar prophiry 4 x 103 (wet) Albite 3 x 102 (wet) – 3.3 x 103 (dry) Syenite 102 - 106 Diorit 104 - 105 Diorit prophiry 1.9 x 103 (wet) – 2.8 x 104 (dry) Porphyryte 10 – 5 x 104 (wet) – 3.3 x 103 (dry) Carbonatized porphyry 2.5 x 103 (wet) – 6 x 104 (dry) Quartz porphyry 3 x 102 – 9 x 105 Quartz diorite 2 x 104 – 2 x 106 (wet) – 1.8 x 105 (dry) Porphiry (various) 60 - 104 Dacite 2 x 104 (wet) Andesit 1.7 x 102 (wet) – 4.5 x 104 (dry) Diabase porphyry 103 (wet) – 1.7 x 105 (dry) Diabase (various) 20 – 5 x 107 Lavas 102 – 5 x 104 Gabbro 103 - 106 Basalt 10 – 1.3 x 107 (dry) Olivine norite 103 – 6 x 104 (wet) Peridotite 3 x 103 (wet) – 6.5 x 103 (dry) Hornfels 8 x 103 (wet) – 6.5 x 103 (dry) Schists (calcareous & mica) 20 - 104 Tuffs 2 x 103 (wet) – 105 (dry) Graphite schist 10 - 102 Slates (various) 6 x 102 – 4 x 107 Gneiss (various) 6.8 x 104 (wet) – 3 x 106 (dry) Marble 102 – 2.5 x 108 (dry) Skarn 2.5 x 102 (wet) – 2.5 x 108 (dry) Quartzites (various) 10 – 2 x 108
109
Tabel C.2. Resistivitas Batuan Sedimen Jenis Batuan Jangkauan Resistivitas (Ωm)
Consolidated shales 20 – 2 x 103 Argilites 10 – 8 x 102 Conglomerates 2 x 103 - 104 Sandstone 1 – 6.4 x 108 Limestones 50 - 107 Dolomit 3.5 x 102 – 5 x 103 Unconsolidated wet clay 20 Marls 3 – 70 Clays 1 – 100 Aluvium and sands 10 – 800 Oil Sands 4 – 800
Tabel C.3. Resistivitas Logam dan Unsur
Logam/Unsur Resistivitas range (Ωm) Range Average
Andesite 4.5 x 10-7 Arsenik 2.2 x 10-7 Bismuth 1.2 x 10-6 Copper 1.7 x 10-8 Gold 2.4 x 10-8 Graphite 5 x 10-7 10 – 10 -3 Iron 10-7 Lead 2.2 x 10-7 Mercury 9.6 x 10-7 Molybdenum 5.7 x 10-8 Nickel 7.8 x 10-8 Platinum 10-7 Silver 1.6 x 10-8 Sulphur 1014 Tellurium 107 - 10 1016 -7 Tin 10-4 – 2 x 10 1.1 x 10-3 -7 Uranium 3 x 10-7 Zinc 5.8 x 10-8
110
LAMPIRAN D
Diagram Alir Penelitian Lapangan
Gambar D.1. Diagram Alir Penelitian Lapangan
111
Diagram Alir Pengambilan Data
Gambar D.2. Diagram Alir Pengambilan Data
112
Gambar D.3. Diagram Alir Pengolahan Data
113
LAMPIRAN E
SPESIFIKASI NANIURA NRD 22 S
Gambar E.1. Spesifikasi Naniura NRD 22 S
Catu daya (Power Supply) : 12/24 Volt minimal 6 AH
Pemancar (Transmitter)
(untuk power maksimal gunakan aki
basah).
Daya (Power Output) : 200 Watt untuk catu daya 12 Volt dan 300
Watt untuk catu daya 24 Volt (otomatis).
Tegangan keluar (Output Voltage) : 350 Volt maksimum untuk catu daya 12
Volt dan 450 Volt untuk catu daya 24 Volt.
Arus keluar (Output Current) : 2000 mA maksimum
Ketelitian Arus (Current Accurancy) : 1 mA
Sistem pembacaan : Digital
Catu daya digital meter : 9 Volt, baterai kering
Fasilitas : Current loop indicator
Daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh alat ini sekitar 200 Watt dan 300
Watt (masing-masing untuk 12 V dan 24 V) dan untuk mencapai daya maksimum
114
dianjurkan menggunakan aki dengan kapasitas arus yang lebih besar (minimal 24
AH). Pada tegangan 24 Volt, aki dubungkan secara seri (gambar B.1). Tegangan
aki ditunjukkann oleh indikator Volt (jika menggunakan satu aki jarum akan
menunjuk disekitar pertengahan). Jika jarum menunjukkan kurang dari 24 Volt
(diluar daerah merah) sebaiknya aki diisi kembali.
24 V
+
Gambar E.2. Cara Menghubungkan Baterai secara Seri (24 Volt)
Tegangan keluar terbagi dalam 5 bagian yaitu:
0 : 0 Volt
1 : 25 Volt
2 : 50 Volt
3 : 100 Volt
4 : 250 Volt
5 : 350 Volt
6 : 450 Volt
-
-
115
Arus maksimum yang dapat dihasilkan sekitar 2000 mA tergantung tahanan
jenis batuan tersebut. Arus dapat diperbesar dengan menaikkan tegangan (scalar
Volt). Ketelitian pembacaan arus adalah 1 mA. Menghemat pemakaian catu daya,
disarankan agar untuk bentangan yang masih kecil, missal AB/2 sehingga 15
meter, digunakan tegangan rendah, missal 25 Volt atau 50 volt (posisi 1 atau 2 di
scalar OUTPUT).
Pemacaran ini dilengkapi dengan indikator “current loop”, yang dapat
membantu untuk mengecek kesinambungan elektroda arus. Sebaliknya jarum
indikator menunjuk di daerah merah, dan jika jarum menunjuk jauh dari daerah
merah berarti posisi elektroda masih kurang baik (perlu diperdalam lagi). Catu
daya dilengkapi dengan catu daya sekering sebesar 15 Ampere, dan disarankan
agar tidak menggunakan sekering yang melebihi 20 ampere.
Impedansi masukan (imput imp) : 10 M-ohm
Penerima (receiver)
Batas ukur pembacaan (range) : 0,1 mVolt hingga 500 Volt
Ketelitian (accurasi) : 0,1 mVolt
Kompensator, kasar : 10 kali putar (precision multi turn)
Potensiometer, halus : 1 x putar (wire wound resistor)
Sistem pembacaan : Digital (Auto range)
Catu daya digital meter : 3 Volt (2 buah baterai kering ukuran AA)
Fasilitas pembacaan data : HOLD (data disimpan di memori)
Berat alat : 10 Kg
Impedensi masukan alatini cukup tinggi (10 M-Ohm) sehingga tidak akan
terpengaruh oleh tahanan jenis batuan yang diukur. Jangkauan pengukuran dari
0,1 mVolt hingga 500 Volt dengan ketelitian 0,1 mVolt. Pembacaan dilengkapi
116
dengan fasilitas “HOLD”, sehingga memudahkan untuk membaca besarannya
harga potensial, dan harga ini akan tetap tersimpan walaupun arus sudah
dimatikan. Sistem pembacaan alat ini adalah “Auto range” yaitu skala dari mVolt
ke Volt akan berubah secara otomatis (tidak menggunakan saklar batas ukur).
Beberapa keunggulan alat Naniura yang digunakan pada pengukuran resistivitas
yaitu:
1. Mampu mengalirkan arus konstanata sampai 200mV
2. Mampu mengukur potensial listrik +_ 25 mV, +- 250 mV, +-2500 mV (Auto
range).
3. Ketelitian pengukuran 1 mikroV
4. Stack 1,4,16,64
5. Ketepatan 1 kali pengukuran 3,7 detik
6. Mempunyai data memory 2.000 nomer data.
117
LAMPIRAN F
PETA EKSKAVASI SITUS CANDI LOSARI
Peta Situasi Ikhtisar Ekskavasi Candi Losari di Kec. Salam,
Kab. Magelang Jawa Tengah (Baskoro D.T., 2007).
118
LAMPIRAN G
TAHAP-TAHAP PENGOLAHAN DATA
A. Program Notepad
Langkah-langkahnya pengolahan menggunakan program Res2DInv sebagai
berikut:
1. Sebelum kita mejalankan Software Res2DInv terlebih dahulu data yang kita
akan interpretasi ditulis kedalam notepad dengan susunan penulisan sebagai
berikut:
a) Line 1 adalah Nama Survei, contoh: (Losari 01)
b) Line 2 adalah spasi antara kedua elektroda potensial (C1 dan C2)
contoh: (05.0 m)
c) Line 3 adalah jenis susunan konfigurasi yang digunakan
(Wenner=1; Pole-pole=2; Dipole-dipole=3; Pole-dipole=6;
Schlumberger=7); contoh: (Dipole-dipole=3)
d) Line 4 adalah banyaknya titik data atau jumlah total data
pengukuran.
e) Line 5 adalah lokasi data untuk data pengukuran, contoh: (1)
f) Line 6 adalah ketik 0, contoh: (0)
g) Line 7 adalah masukkan data pengukuran dan perhitungan yaitu
jarak elektoda arus (I) yang merupakan jarak antara titik pusat
dengan elektroda arus, jarak antara dua elektroda potensia (C1 dan
C2), Llintasan pengukluran (n1, n2, n3, dan n4) serta nilai
119
Res2DInv semu yang diperoleh dari perhitungan (ditulis berurutan)
begitu pula untuk data berikutnya.
h) Line 8 adalah ketik 0 yang terdiri dari 4 line contoh: (0) untuk
cadanagan kenampakan yang lain.
Gambar G.1. Tampilan Data pada Program Notepad
i) Jika sudah maka save dalam bentuk ”Data File”.
2. Jalankan Program Res2DInv
3. Pilih file, kemudian read data file dan klik, kemudian ketika ada pernyataan
klik OK, seperti pada gambar dibawah ini.
120
Gambar G.2. Penampang pada Res2DInv Menu File
4. Kemudian pilih “Display” contoh: Least squares, Re2DInv Inversion
Gambar G.3. Penampang pada Res2DInv Menu Display
maka pada layar akan ditampilkan profil lapisan permukaan.
Gambar G.4. Hasil dari Program Res2Dinv.
5. Selesai
121
B. Program Res2DInv
Program notepad yang sudah di-save dalam bentuk data file, contoh: (Losari
01) selanjutnya untuk jalankan Program Res2Dinv. Pertama akan muncul
System resourse, lalu klik OK.
1) Pilih file, kemudian read data file dan klik.
122
2) Selanjutnya akan muncul notepad contoh: (Losari 01.txt) pada menu
Input 2D resistivity data file, kemudian klik open.
3) Selanjutnya akan muncul menu Message contoh: (Reading of data file
completed) klik OK.
123
4) Pilih menu Change Settings, klik Mesh refinement, maka akan muncul
menu Type of mesh for forward modeling method , kemudian pilih (finest
mesh dan choose 4 nodes) lalu klik OK.
124
5) Pilih menu Change Settings, klik Use finite-element method, maka akan
muncul menu Type of forward modeling method kemudian pilih (finite-
element, dan trapezoidal) lalu klik OK.
125
6) Pilih menu Change Settings, klik Finite mesh grid size maka akan
muncul menu Choose number of nodes kemudian klik (4 nodes) lalu klik
OK.
126
7) Pilih menu Inversion, klik Use model refinement maka akan muncul
menu model refinement kemudian klik (Use normal model cells with
widths of one unit spacing) lalu klik OK.
127
8) Selanjutnya akan muncul notepad contoh: (Losari 01.txt) pada menu
Input 2D resistivity data file, kemudian klik open, maka akan muncul
menu Message contoh: (Reading of data file completed) lalu klik OK.
128
9) Pilih menu Inversion, klik Use combined inversion method maka akan
muncul menu (Use combined marquardt and Occam inversion) klik
YES lalu OK.
129
10) Pilih menu Inversion, klik Include smoothing of model resistivity maka
akan muncul menu (Smoothness constrain) klik YES lalu OK.
11) Pilih menu Inversion, klik Least squares inversion maka akan muncul
menu (File name for inversion results) klik contoh: Losari 01,
selanjutnya Save as type: pilih inverion file (*.inv), lalu Save.
130
12) Selanjutnya akan muncul menu New convergence lalu klik YES.
13) Selanjutnya akan muncul menu New convergence limit for change in
RMS error , ketik pada kotak, contoh: (5) lalu klik OK.
131
C. Cara Pengeditan Program Res2DInv
Pilih menu “Edit” kemudian tekan “edit-terminate dad dentum points” lalu
OK, sehingga muncul jendela dibawah ini.
Gambar D.5. Tampilan dari Res2DInv dalam menu edit
Penghilangan data ini dimaksudkan untuk menghilangkan data yang
dianggap buruk yang dapat mengganggu model yang diperoleh sehingga RMS
error yang diperoleh sudah memuaskan, kita dapat menyimpannya dalam file
gambar ”*.bmp” permanen. Print “save screen as bmp file” kemudian akan
muncul jendela “Output bmp file”, pada kolom “file name” ketik nama file gambar
yang diinginkan kemudian tekan “save” kemudian kelik “OK”.
132
D. Program Surfer10
a. Copy data X, Y, Resistivitas, Conduktivitas dan lintasan masing-masing
kedalaman dari Microsoft Office Excel.
b. Buka Surfer10 lalu lakukan langkah berikut: File>New>Worksheet.
133
c. Paste data x,y, resistivitas, dan lintasan ke Window Worksheet pada
Surfer10.
Note : delete coloum D (informasi konduktiviti, karena yang dibutuhkan
hanya parameter resistivitas pada kolom C)
d. Simpan dengan cara klik: File>Save>simpan dalam format (*Dat)>tulis
nama File>OK. Setelah keluar Command Window pilih Comma>OK.
e. Pilih File>New>Plot
134
f. Pilih menu Grid>Data>buka.file yang disimpan dalam format
(*dat)>Open dan selanjutnya akan muncul Comment Window klik OK.
g. Proses Smoothing lakukan langkah Grid>Spline Smooth>buka data hasil
grid (*grd)>Open, selanjutnya Klik Output Gridfile untuk menyimpan
hasil Smoothing>OK.
135
h. Membuat peta klik menu: Map>New>Countur Map>buka file hasil
Smoothing (*grd).
i. Window plot akan memunculkan Kontur Map.
136
Memunculkan lintasan klik menu: Map>New>Post Map> maka akan muncul titik
lintasan.
j. Pemberian warna gradasi pada kontur klik menu Property Contur
Map>centang Fill kontur>ganti Fill Colour (Rainbow)>OK. Hasilnya
akan muncul skala, selanjutnya centang Colour Scale.
k. Memunculkan nama lintasan klik Property Post Map>pilih Lable>ganti
Whorksheet Coloum (Lintasan).
137
l. Merubah warna Line Contur lakukan langkah berikut: Klik Level >Edit
level >Line >ganti Gradational >pilih Rainbow
138
m. Save Project dengan cara klik File >Save >simpan sesuai nama peta.
n. Membuat peta yang lainya lakukan seperti langkah 1 – 14.
139
LAMPIRAN H
FOTO KEGIATAN PENELITIAN
Gambar H.1. Proses penginjeksian elektroda kedalam tanah dengan palu geologi dan pemindahan elektroda sesuai dengan konfigurasi yang telah ditentukan.
Gambar H.2. Proses pengambilan data dan penguluran serta penggulungan kabel
pada penginjeksian elektroda kedalam tanah.
140
Gambar H.3. Arah lintasan 1 dan 2 disebelah timur, lintasan 4 dan 6 disebelah barat (utara-selatan). Arah lintasan 3 disebelah utara, lintasan 5 dan 7 disebelah selatan (barat ke timur) melewati pagar kawat batas lokasi.
.
Gambar H.4. Proses penginjeksian elektroda kedalam tanah dengan palu geologi
oleh teman-teman geofisika dan pemindahan elektroda sesuai dengan konfigurasi yang telah ditentukan.*Kerjasama yang solid.
141
.
Gambar H.5. Posko lokasi pengambilan data, pemasangan kabel-kabel dan
perbaikan-perbaikan kabel dan alat yang error, serta suasana menunggu mobil untuk kembali pulang setelah kerja keras berjuang bersama.