Sri suwanti - PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR SIPIL NEGARA
PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BAGI APARATUR …
Transcript of PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BAGI APARATUR …
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
655
PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BAGI APARATUR
SIPIL NEGARA DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Budi Prasetyo1, I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani
2, Adi Sulistiyono
3, Lego Karjoko
4
Universitas Sebelas Maret
Alamat Korespondensi: [email protected]
ABSTRAK
Dinamika perkembangan bangsa Indonesia terus berkembang mengikuti globalisasi industri yang
sedang berlangsung. Kondisi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik serta era Revolusi
Industri 4.0 semakin dipertahankan, sehingga tantangan dan tuntutan untuk menangani berbagai
masalah perlu segera ditangani dengan baik. Pelaksanaan jaminan sosial sebagaimana diamanatkan
dalam Pasal 34 UUD 1945 sebagai hasil dari Amandemen Keempat disahkan pada 10 Agustus
2000, khususnya ayat (2) yang berbunyi "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial untuk
semua orang dan memberdayakan yang lemah dan orang yang tidak mampu sesuai dengan
martabat manusia" adalah dasar hukum yang mewajibkan negara untuk menyusun dan
merealisasikannya. Jaminan Sosial bagi Aparatur Sipil Negara sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dimaksudkan untuk kesejahteraan Aparatur
Sipil Negara, sesuai dengan dogma negara kesejahteraan. Program Jaminan Sosial berisi konten
normatif yang mengatur hak setiap Aparatur Sipil Negara untuk memperoleh tingkat kesejahteraan
yang layak bagi kemanusiaan. Tujuan penulisan artikel ini untuk menganalisis penyelenggaraan
Jaminan Sosial Aparatur Sipil Negara sesuai dengan hak dan kewajibannya. Hasil dari penelitian
ini dapat dipahami bagi semua Aparatur Sipil Negara, sehingga mendapatkan kepastian atas hak-
haknya sebagai aparatur pemerintah. Pada penulisan artikel ini dapat disimpulkan bahwa Aparatur
Sipil Negara berhak atas Jaminan Sosial baik bagi diri sendiri maupun keluarganya. Implikasi
dalam penulisan artikel ini disajikan hak-hak dan kewajiban Aparatur Sipil Negara sesuai dengan
Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi Aparatur Sipil Negara beserta keluarganya dan penggunaan
aplikasi dalam pengelolaan Jaminan Sosial.
Kata kunci: Aparatur Sipil Negara, Jaminan Sosial
ABSTRACT
The dynamics of the development of the Indonesian people continue to develop following the
ongoing industrial globalization. The condition of economic growth and political stability and the
era of the Industrial Revolution 4.0 are increasingly maintained, so that the challenges and
demands to deal with problems need to be addressed as well. The implementation of social
security as mandated in Article 34 of the 1945 Constitution as a result of the Fourth Amendment
was ratified on August 10, 2000, specifically paragraph (2) which reads "The State develops a
social security system for all people and empowers the weak and the incapable according to
human dignity. " is the legal basis that obliges the state to compile and realize it. Social Security
for State Civil Apparatus in accordance with Law Number 5 of 2014 concerning State Civil
Apparatus, is intended for the welfare of the State Civil Apparatus, in accordance with the welfare
state dogma. The Social Security Program contains normative content that regulates the right of
each State Civil Apparatus to obtain a decent level of welfare for humanity. The purpose of writing
this article is to analyze the implementation of Social Security of State Civil Apparatuses in
accordance with their rights and obligations. The results of this study can be understood by all
State Civil Apparatuses, so that they receive certainty over their rights as government officials. At
the writing of this article it can be concluded that the State Civil Apparatus has the right to Social
Security for themselves and their families, both pension insurance, old age insurance, work
accident insurance and death insurance. Implications in writing this article are presented the
rights and obligations of the State Civil Apparatus in accordance with the National Social Security
System for State Civil Apparatuses and their families.
Keywords: Social Security, State Civil Apparatus.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
656
PENDAHULUAN
Masyarakat modern telah mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi canggih terlebih di era Revolusi 4.0 ini. Akan tetapi nilai-nilai
kejujuran, kebenaran, keadilan, empati kepada sesama harus tetap terbina mulai
sejak awal. Sehingga ketidak seimbangan kemajuan teknologi dengan peradaban
manusia seringkali terjadi benturan tajam. Tak dapat dipungkiri lagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mampu meningkatkan ekspektasi
kinerja masyarakat, demikian pula bagi Aparatur Sipil Negara. Sejalan dengan era
industry 4.0 penyelenggara Jaminan Sosial bagi Aparatur Sipil Negara akan terus
menghadirkan aplikasi-aplikasi sesuai dengan kebutuhan peserta.
Pelaksanaan jaminan sosial sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 34
UUD 1945 sebagai hasil dari Amandemen Keempat disahkan pada 10 Agustus
2000, khususnya ayat (2) yang berbunyi "Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial untuk semua orang dan memberdayakan yang lemah dan orang yang tidak
mampu sesuai dengan martabat manusia " adalah dasar hukum yang mewajibkan
negara untuk menyusun dan merealisasikannya. Sifat jaminan sosial diarahkan
untuk menyediakan sistem perlindungan bagi warga negara yang mengalami suatu
kejadian atas risiko bagi dirinya dan keluarganya.
Upaya pemerintah dalam mengimplementasikan kesejahteraan sosial
perlu didukung oleh semua lapisan masyarakat, karena tindakan ini sangat baik
dan harus dilakukan sesuai dengan program asuransi kesejahteraan sosial.
Jaminan Sosial dimaksudkan untuk kesejahteraan rakyat sesuai dengan dogma
negara kesejahteraan. Kerangka hukum untuk jaminan sosial terstruktur dengan
hati-hati dan benar serta dapat di implementasikan dalam lingkungan Aparatur
Sipil Negara.
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan artikel ini adalah Penyelenggaraan
perlindungan bagi Aparatur Sipil Negara dalam Era Revolusi Industri 4.0.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Pasal 91 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 hak
Aparatur Sipil Negara Jaminan Pensiun, dan Jaminan Hari Tua.
Pembayaran Pensiun akan diberikan jika Aparatur Sipil Negara telah
memasuki batas usia pensiun sebagaimana diatur oleh peraturan perundangan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
657
yang berlaku dan dibayarkan setiap bulan. Jaminan Hari Tua akan dibayarkan
apabilla Aparatur Sipil Negara telah memasuki batas usia pensiun atau
mengundurkan diri sebagai Aparatur Sipil Negara atau akan dibayarkan kepada
ahli warisnya apabila Aparatur Sipil Negara meninggal dunia pada masa aktif.
2. Rumusan Masalah
Penulisan artikel ini dapat diambil permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi Aparatur Pemerintah ?
2. Apakah kerangka Jaminan Sosial bagi Aparatur Sipil Negara sudah sesuai
dengan Undang-Undang ?
3. Tujuan Penulisan
Penulisan artikel menengenai penyelenggaraan Jaminan Sosial
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Bagi Aparatur Sipil Negara dalam Era Revolusi
Industri 4.0, memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengkaji penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi Aparatur Sipil Negara
2. Mengkaji dan menganalisi kerangka hukum penyelenggaraan Jaminan Sosial
bagi Aparatur Sipil Negara.
METODE PENELITIAN
Pengertian metodologi berasal dari kata metode yang mengandung
pengertian cara ilmiah untuk mencari kebenaran. Metodologi adalah ilmu-ilmu
atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan
penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung
dari realitas yang sedang dikaji. Metodologi tersusun dari cara-cara yang
terstruktur untuk memperoleh ilmu. Metodologi penelitian dapat dilakukan
dengan cara metode kualitatif. Metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos”
dan "logos," kata metodos terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti
melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara (Setiono,2017).
Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan, logos artinya ilmu.
Metodologi mempunyai arti logika dari penelitian ilmiah, studi terhadap
suatu prosedur dan teknik penelitian, dan suatu sistem dari prosedur dan teknik
penelitian. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metodologi berarti suatu
studi yang logis dan sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan suatu
penelitian (W.J.S Poerwodarminto,653).
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
658
Langka-langkah ilmiah menurut metodologi adalah terdapat masalah,
tujuan, tinjauan pustaka, kerangka teori, hipotesis (jika ada) dan cara penelitian.
Cara penelitian itulah yang disebut metode, dengan demikian pengertian
metodologi dan metode adalah berbeda.
Metode merupakan salah satu langkah atau cara dari metodologi. Secara
spesifik metodologi jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah
penelitian normatif. Penelitian normatif dalam melakukan suatu penelitian hukum
tidak dapat terlepas dengan penggunaan metode penelitian. Karena setiap
penelitian apa saja pastilah menggunakan metode untuk menganalisa
permasalahan yang diangkat.
Menurut Soerjono Soekanto (Soerjono Soekanto,1984) penelitian
merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan
pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala
hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan
pemeriksaan mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian
mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul di dalam gejala
yang ada pada pokok permasalahan.
Secara umum penelitian normatif biasanya dibedakan antara data yang
diperoleh secara langsung dari masyarakat (mengenai perilakunya dan/atau data
empiris di lapangan) dan dari bahan pustaka. Penelitian normatif merupakan
sistem bangunan normatif yang berupa asas-asas, norma, kaidah dari peraturan
perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin. Penelitian
normatif meliputi beberapa pendekatan, diantaranya adalah pendekatan
perundang-undangan, pendekatan kasus, pendekatan hiostoris, pendekatan
konsep, dan pendekatan perbandingan.
Metode penelitian ini menggunakan konten normatif yang mengatur hak
setiap warga negara untuk memperoleh tingkat kesejahteraan yang layak bagi
kemanusiaan. Negara memiliki hak untuk melaksanakan kebijakan dari berbagai
aspek pembangunan di bidang hukum, budaya dan sosial ekonomi. Pembangunan
sosial ekonomi sebagai salah satu implementasi kebijakan pembangunan nasional
telah menghasilkan banyak kemajuan, termasuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
659
Jenis penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah penelitian
normatif, yang merupakan dasar hukum dalam bentuk norma hukum, aturan
hukum, keputusan pengadilan dan doktrin yang digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan Jaminan Sosial untuk Aparatur Sipil Negara. Penelitian
normatif merupakan bangunan norma yang berupa asas-asas, norma, kaidah, dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku, putusan pengadilan, perjanjian serta
doktrin-doktrin para ahli. Penulis menggunakan pendekatan peraturan-perundang-
undangan dan pendekatan perbandingan terhadap fenomena yang ada di
masyarakat.
Konsep Jaminan Sosial negara sangat terkait erat dengan layanan sosial
(layanan sosial), serta untuk Aparatur Sipil Negara, negara bertanggung jawab
penuh untuk mengelola dan mempromosikan jaminan sosial untuk semua
Aparatur Sipil Negara dan keluarga mereka sehingga mereka dapat bekerja
dengan baik, nyaman dan terlindung dari risiko kecelakaan kerja, dan/atau
penyakit akibat kerja, kematian, pensiun dan asuransi hari tua. Konsep
kesejahteraan bagi Aparatur Sipil Negara saat ini benar dan dikelola secara hukum
oleh Penyelenggara, PT Taspen (Persero).
KERANGKA TEORI ATAU TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerangka Teori
1.1. Pengertian Sistem Jaminan Sosial Nasional
Jaminan sosial menurut suku kata berasal dari kata Social dan Security,
kata Social menggambarkan adanya suatu kumpulan orang atau masyarakat.
Selain itu istilah security, yang diambil dari bahasa Latin securus yang bermakna
“se”atau pembebasan dan “curus” yang berarti kesulitan (Soendoro Emir, 2009,
hal 50). Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak. Jaminan sosial sangat bermanfaat bagi aparatur pemerintah guna
meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang
sejahtera, adil dan makmur. Guna terwujudnya jaminan sosial yang menyeluruh,
Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan
program jaminan sosial oleh beberapa penyelenggara jaminan sosial.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
660
Penulis mengedepankan Teori Negara Kesejahteraan (Welfare State) dan
Teori Negara Hukum (Rechstats) yang selalu diidam-idamkan masyarakat dalam
menegakakan hukum (law enforcement). Kedua aspek yaitu Teori Negara
Kesejahteraan dan Teori Hukum menjadi grand theory dalam penulisan artikel ini.
Sedangkan Theori yang mendukung dalam penulisan makalah ini adalah Teori
Keadilan seperti yang dikemukakan oleh Hans Kelsen, Jhon Rawls, Aristoteles,
dan Immanuel Kant. Penerapan dalam implementasi jaminan sosial bagi Aparatur
Sipil Negara ini juga dikaitkan dengan Teori Legislasi dan Teori Kewenangan.
Teori legislasi merupakan teori yang mengetengahkan tentang proses
pembentukan dan penyusunan peraturan perundang - undangan. Seiring dengan
teori legislasi maka dapat dihindari proses penyusunan perundang - undangan
yang mengesampingkan hak-hak asasi masyarakat.
Teori kewenangan dalam istilah Belanda dikenal dengan nama theory van
het gezag, teori ini berasal dari dua suku kata yaitu teori dan kewenangan. H.D.
Stoud, sebagaimana dikutip oleh Ridwan HR, menyatakan bahwa arti kewenangan
adalah sebagai berikut:“ Keseluruhan aturan-aturan yang berkenaan dengan
perolehan, dan penggunaan wewenang pemerintah oleh subyek hukum publik di
dalam hubungan hukum public ” (Salim HS,2013). Teori kewenangan merupakan
teori yang menganalisis tentang kekuasaan dari organ pemerintahan dalam suatu
negara atau alat perlengkapan negara lainnya untuk melakukan kewenangannya
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Teori kewenangan dalam penerapan jaminan sosial ini akan dipengaruhi
oleh kebijakan yang dibentuk pemerintah. Dalam hal ini harmonisasi undang-
undang sebagai pelaksanaannya mengandung muatan berlawanan untuk program
yang berlainan jenis dan implementasinya berbeda dengan program yang
diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial bagi Aparatur Sipil Negara sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
harus dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan
bersifat spesifik, sesuai dengan kewenangan Negara sebagaimana diatur dalam
Dasar Negara dan Undang-Undang Dasar 1945 dan perubahannya.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
661
1.2. Prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional
Sesuai dengan makna yang terkandung di dalam Undang-Undang Dasar
1945, tujuan penyelenggaraan jaminan sosial yaitu guna memenuhi kebutuhan
dasar minimal hidup masyarakat. Bagi masyarakat yang tidak mampu maka
iurannya ditanggung sebagian atau keseluruhannya iurannya ditanggung sebagian
atau keseluruhannya oleh Pemerintah. Penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial
Nasional berdasarkan prinsip-prinsip: gotong royong,nirlaba, keterbukaan,
portabilitas, kepesertaan wajib, dana amanat dan hasil pengelolaan dipergunakan
seluruhnya untuk kepentingan peserta.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (UUSJSN), dimaksudkan untuk harmonisasi penyelenggaraan jaminan
sosial yang diselenggarakan oleh beberapa penyelenggara. Adapun program yang
menjadi tanggung jawab Sistem Jaminan Sosial Nasional meliputi:
a. Jaminan Kesehatan;
b. Jaminan Kecelakaan Kerja;
c. Jaminan Hari Tua;
d. Jaminan Penisun; dan
e. Jaminan Kematian.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun
Pegawai dan Pensiun Janda Duda telah diatur ketentuan mengenai pembayaran
pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil dan Janda/Dudanya pada saat memasuki usia
pensiun atau meninggal pada masa aktif. Sering berlakunya Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 Pegawai Negeri Sipil merupakan bagian dari Aparatur Sipil
Negara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Jaminan Sosial Aparatur Sipil Negara
Konsep negara kesejahteraan sangat erat hubungannya dengan Jaminan
Sosial (social services), demikian juga bagi Aparatur Sipil Negara, maka negara
bertanggung jawab penuh dalam mengelola dan mengedepankan jaminan sosial
bagi seluruh Aparatur Sipil Negara beserta keluarganya agar dapat bekerja dengan
baik, nyaman dan terlindungi atas risiko kecelakaan kerja, dan/atau penyakit
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
662
akibat kerja, kematian, pensiun dan jaminan hari tua. Konsep kesejahteraan bagi
Aparatur Sipil Negara pada saat ini sudah tepat dan secara hukum telah dikelola
oleh Penyelanggara yaitu PT Taspen (Persero).
Bertolak dari substansi itu maka pemerintah mempunyai Political Will
membentuk program kesejahteraan sosial bagi seluruh penduduk, terutama yang
sampai saat ini belum terpenuhi dalam Jaminan Sosial seutuhya.
Jaminan sosial merupakan kewajiban pemerintah, pemberi kerja dan
perseorangan. Tanggung jawab pemerintah dalam program jaminan sosial
(universal coverage) merupakan mekanisme perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat dalam memenuhi kebutuhan dasar (basic need) hidupnya secara
layak. Sistem jaminan sosial diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas
manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pelaksanaan perumusan konsep Sistem Jaminan Sosial Nasional tidaklah
semudah dalam pemikiran orang, tetapi diperlukan persepsi yang sama dalam
implementasi kerangka dasarnya. Sistem jaminan sosial disusun dengan mengacu
pada penyelenggaraan jaminan sosial yang berlaku secara universal dan telah
diselenggarakan di berbagai negara maju dan negara berkembang.
Penyelenggaraan jaminan sosial di berbagai negara berkembang masih
menunjukkan perbedaaan yang mendasar, ada yang memberlakukan secara
nasional tetapi ada juga yang hanya meliput sebagian penduduk saja.
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah sistem penyelenggaraan
program pemerintah dan masyarakat yang bertujuan untuk menyelenggarakan
jaminan (perlindungan) sosial agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan
dasar minimal hidupnya menuju terwujudnya kesejahteraan sosial. Jaminan
sosial diperlukan apabila terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki, yang dapat
mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya pendapatan seseoran, baik gangguan
kesehatan, cacat, kehilangan pekerjaan atau karena memasuki batas usia pensiun.
Pada awal tahun 2011 telah disahkan Undang-Undang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Keberadaan Undang-Undang ini menyelenggarakan program
jaminan sosial berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat dan berdasarkan keadilan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
663
Kehadiran undang-undang ini merupakan konsekuensi yang harus
dilaksanakan dan merupakan beban berat bagi Keuangan Negara, karena berkaitan
dengan pengelolaan keuangan kementerian/ lembaga. Program dalam Undang-
undang Sistem Jaminan Sosial Nasional akan sangat berpengaruh terhadap
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Selain itu program Sistem Jaminan Sosial
Nasional juga akan sangat berpengaruh terhadap kinerja lembaga dan
Kementerian terkait, baik lembaga program jaminan sosial daerah maupun pusat.
Bagaimanapun juga proyek Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) tidak akan
berhasil tanpa dukungan dari lembaga swadaya masyarakat dan kebijakan
pemerintah pusat.
Pada saat ini penyelenggaraan jaminan sosial dilaksanakan oleh badan
penyelenggara dalam bentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu
BPJS Kesehatan, dan Ketenagakerjaan serta 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara
yaitu PT TASPEN (Persero) dan PT ASABRI (Persero). Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi
masyarakat dan PNS/Penerima Pensiun PNS/ TNI/ POLRI/Veteran, Perintis
Kemerdekaan dan Pejabat Negara/Penerima Pensiun Pejabat Negara beserta
keluarganya.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
menyelenggarakan program jaminan sosial bagi tenaga kerja, yang meliputi
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan
Pensiun. PT TASPEN (PERSERO) menyelenggarakan jaminan sosial
sebagaimana diatur didalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, dalam bentuk
Tabungan Hari Tua, dan Program Pensiun bagi Pegawai Negeri dan Pejabat
Negara.
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2015 sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017. Sedangkan Program
Tabungan Hari Tua dan Pensiun diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 1981 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan pemerintah Nomor 20
Tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981. Dilain pihak PT
ASABRI (PERSERO) menyelenggarakan jaminan sosial dalam bentuk Jaminan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
664
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, Jaminan Tabungan Hari Tua, dan
Pensiun bagi anggota TNI dan POLRI dan Sipil ABRI yang diberikan pensiun
setelah 1 April 1989.Ketentuan mengenai Aparatur Sipil Negara (ASN) membawa
implikasi yang besar bagi pelaksanaan Program Jaminan Sosial bagi perangkat
pemerintah beserta keluarganya.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang - undangan. Pegawai Aparatur Sipil Negara terdiri atas
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS dan PPPK. Pegawai negeri
Sipil adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerjasama (PPPK) sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, menjadi paradigma baru
dalam tata kelolaan perangkat pemerintahan. Menurut Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pegawai ASN terdiri atas :
1. PNS; dan
2. PPPK
Jenis pegawai Aparatur Sipil Negara bersifat nasional. Managemen
Aparatur Sipil Negara akan dikelola secara independen oleh Komite Aparatur
Sipil Negara (KASN) yang diharapkan dapat mendorong profesionalisme dan
netralitas Aparatur Sipil Negara. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerjasama (PPPK) diatur melalui Manajemen PPPK yang didalamnya memuat
aturan tentang penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, gaji dan
tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin,
pemutusan hubungan kerja, sampai pada perlindungan yang dapat diperoleh
PPPK.
Keberadaan PPPK tidak dipungkiri sangat membantu Aparatur Sipil
Negara menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparatur pemerintah.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara memberikan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
665
perlindungan bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara yang dahulu hanya menerima
Jaminan Kesehatan (Persero) yang kini telah bertransformasi menjadi BPJS
Kesehatan. Dari hal tersebut terlihat adanya perkembangan manfaat dari
perlindungan hukum terhadap resiko kematian serta resiko kecelakaan kerja yang
akan muncul dan diterima oleh Pegawai Aparatur Sipil Negara maupun ahli
warisnya.
Saat ini PT.Taspen (Persero) masih menjalankan jaminan sosial bagi
Pegawai Negeri Sipil dan beberapa BUMN dan bagi Para Pejabat Negara. Konsep
negara kesejahteraan sangat erat hubungannya dengan pelayanan sosial (social
services), demikian juga bagi Aparatur Sipil Negara, maka negara bertanggung
jawab penuh dalam mengelola dan mengedepankan jaminan sosial bagi seluruh
Aparatus Sipil Negara beserta keluarganya agar dapat bekerja dengan baik,
nyaman dan terlindungi atas risiko kecelakaan kerja, dan/atau penyakit akibat
kerja, kematian, pensiun dan jaminan hari tua. Konsep kesejahteraan bagi
Aparatur Sipil Negara pada saat ini sudah tepat dan secara hukum telah dikelola
oleh Penyelanggara yaitu PT Taspen (Persero).
Disahkannya Undang - Undang tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
merupakan suatu paradigma perubahan dalam mengelola pegawai pemerintahan
dalam upaya mereformasi sumber daya di birokrasi pemerintahan. Secara umum
ketentuan dalam undang - undang itu mengupayakan adanya sebuah sistem yang
dapat mengoptimalkan potensi Aparatur Negara untuk pencapaian tujuan
birokrasi. Pada pasal 6 Undang - Undang Nomor 5 tahun 2014, disebutkan bahwa
pegawai ASN dapat dikategorikan atas dua jenis yaitu PNS yang berstatus
pegawai tetap dan PPPK sebagai pegawai dengan perjanjian kerja. PPPK menarik
untuk dibahas mengingat statusnya yang bukan pegawai tetap sehingga memang
dibutuhkan aturan yang secara tegas mengatur masa depan PPPK ini dan
bersinggungan dengan keuangan negara, karena dibutuhkan anggaran yang besar
dalam implementasinya.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, pemerintah
berupaya melakukan pengaturan ulang mengenai status pegawai PPPK. Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerjasama (PPPK) di dalam Undang-Undang No. 5
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara diatur dalam Peraturan Pemerintah
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
666
Nomor Manajemen 49 Tahun 2018 tentang Manajement Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerjasama (PPPK). Pada saat tenaga honorer yang tugasnya
membantu Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas. Pegawai honorer
dilaksanakan oleh perusahaan penyedia jasa pekerja, sedangkan tenaga PPPK
ditangani langsung oleh pemerintah dari mulai rekruitment, penggajian sampai
pada pemberhentiannya.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
memberikan perlindungan bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara berupa Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, yang dahulu hanya menerima Jaminan
Kesehatan dari PT.Askes (Persero) yang kini telah bertransformasi menjadi BPJS
Kesehatan.
Dari hal tersebut terlihat adanya perkembangan manfaat dari perlindungan
hukum terhadap resiko kematian serta resiko kecelakaan kerja yang akan muncul
dan diterima oleh Pegawai Aparatur Sipil Negara maupun ahli warisnya. Saat ini
PT.Taspen (Persero) masih menjalankan Jaminan Sosial bagi Pegawai Negeri
Sipil dan Pejabat Negara. Undang-Undang Aparatur Sipil Negara yang disahkan
pada tanggal 15 Januari 2014 dan diundangkan pada hari itu juga pada Lembaran
Negara Nomor 6 Tahun 2014, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5494. Sebagaimana pengertian Aparatur Sipil Negara yang termasuk
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
yang menjelaskan bahwa : “Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat
ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.”
Setiap warga negara berhak atas hak asasi dalam dalam mengembangkan
peri kehidupannya dan dijamin oleh Konstitusi, demikian juga Aparatur Sipil
Negara. “ Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.” (lihat Pasal 27 ayat (2) UUD 1945). Didalam Konstitusi
juga diatur mengenai perlakuan yang adil badi setiap warga negara : “Setiap orang
berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja.” (Pasal 28 ayat (2) UUD 1945). Aparatur Sipil Negara
sebagai abdi negara, maka segala hak dan kewajiban harus sama, adil dan setara
dengan segala macam jenis pekerjaan dan profesi yang ada di Indonesia. Profesi
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
667
Aparatur Sipil Negara dalam kaitannya dengan pengejewantahan UUD 1945
yakni hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan hak untuk memperoleh
kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
Sebagaimana yang dijamin dalam Pasal 27 ayat (1) “ Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya,” Pasal 28
(D) ayat (3) yang berbunyi “ Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan
yang sama dalam pemerintahan.” Maka profesi Aparatur Sipil Negara untuk
menduduki jabatan negara adalah hak asasi mereka yang tidak boleh dibatasi dan
diamputasi. Seiiring dengan Amandemen Keempat Pasal 34 ayat (2) Undang-
Undang Dasar 1945, yang berbunyi : ”Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.
Sebagai tindak lanjut dalam pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional,
maka Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dibentuk dua badan yaitu BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan yang dimulai pada
tanggal 1 Januari 2014. Pada saat BPJS Kesehatan mulai beroperasi maka PT
Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa likuidasi, semua aset dan liabilitas serta
hak dan kewajiban hukum PT Askes (Persero) menjadi aset, dan liabilitas serta
hak, dan kewajiban hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
(Pasal 60 UU 24 Tahun 2011 tentang BPJS). Semua pegawai PT Askes (Persero)
menjadi pegawai BPJS Kesehatan. PT Jamsostek (Persero) berubah menjadi BPJS
Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014 (Pasal 62 UU nomor 24 Tahun 2011
tentang BPJS).
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan menyelenggarakan
program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan
jaminan kematian bagi pegawai swasta. Pada saat PT Jamsostek (Persero) berubah
menjadi BPJS Ketenagakerjaan, maka PT Jamsostek (Persero) dinyatakan bubar
tanpa likuidasi, semua aset dan liabilitas serta, hak dan kewajiban hukum PT
Jamsostek (Persero), menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
668
Badan Penyelenggara Ketenagakerjaan.Semua pegawai PT Jamsostek (Persero)
menjadi pegawai BPJS Ketenagakerjaan.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan mulai beroperasi
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan
jaminan pensiun serta jaminan kematian bagi Peserta, selain peserta program yang
dikelola PT TASPEN (Persero) dan PT ASABRI (Persero), sesuai dengan
Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional paling lambat tanggal 1 Juli
2015. PT ASABRI (Persero) menyelesaikan pengalihan program Asuransi Sosial
Angkatan bersenjata Republik Indonesia dan program pembayaran ke BPJS
Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 (Pasal 65 ayat (1) UU nomor 24 Tahun
2011). PT TASPEN (Persero) menyelesaikan pengalihan program tabungan hari
tua dan program pembayaran pensiun dari PT TASPEN (Persero) ke BPJS
Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 (Pasal 65 ayat (1) UU nomor 24 Tahun
2011).
Secara subtansial maka kondisi ini akan meresahkan pegawai baik dalam
hal aset, liabilitas dan hak serta kewajiban hukum baik bagi PT ASABRI
(PERSERO) dan PT TASPEN (Persero). Sehingga seluruh jajaran PT ASABRI
(PERSERO) dan PT TASPEN (Persero) selalu menjaga eksistensi keberadaannya
dalam menjalankan program-program yang dikelolanya selama ini dengan baik.
Jika dipahami secara yuridis, program yang dikelola Badan Penyelengara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan, meliputi program jaminan sosial yang diemban dalam
Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang mencakup seluruh rakyat
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Sedangkan program yang
dikelola PT ASABRI (Persero) dan PT Taspen (Persero) merupakan program on
top khusus bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara, berupa program
jaminan sosial yang melebihi kebutuhan dasar masyarakat Indonesia.
Implementasi program keduanya merupakan program yang berbeda satu sama
lainnya. Berdasarkan uraian dan latar belakang yang telah dikemukaan diatas,
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial
pada Aparatur Sipil Negara.
2. Kerangka Hukum Jaminan Sosial Aparatur Sipil Negara
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
669
Program Jaminan Sosial memuat norma-norma yang diberikan kepada
setiap warga negara untuk memperoleh taraf kesejahteraan yang layak bagi
Aparatur Sipil Negara. Negara berhak pembangunan baik di bidang hukum,
budaya dan sosial ekonomi. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu
implementasi kebijakan pembangunan untuk memajukan kesejahteraan rakyat.
Penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi Aparatur Sipil Negara yang pada saat ini
pengelolaannya dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT
TASPEN (PERSERO), telah dilakukan melalui berbagai kebijakan dengan
menggunakan aplikasi berbasis informasi teknologi.
Jaminan sosial merupakan hak setiap warga negara untuk mendapatkan
kepastian atas perlindungan dan kesejahteraan masyarakat di masa depan. Negara
menjamin kepastian ini dengan membentuk lembaga Penyelenggara Jaminan
Sosial sebagai sarana untuk memenuhi kewajiban negara dalam melindungi warga
negaranya. Program jaminan sosial yang dimaksud mencakup Jaminan Kesehatan,
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian, dan Jaminan
Pensiun. Penyelenggara yang dibentuk oleh negara untuk menjalankan
program ini dibentuk berdasarkan ketentuan yang berlaku. Abdi Negara yang
lebih dikenal dengan nama Aparatur Sipil Negara semakin menunjukkan tingkat
profesionalisme yang tinggi.
Setiap Aparatur Sipil Negara berkedudukan sebagai unsur Aparatur
Negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
professional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara,
pemerintahan dan pembangunan. Didalam mengemban tugas sebagai abdi negara
maka setiap Aparatur Sipil Negara mendapatkan perlindungan jaminan sosial dari
negara. Perlindungan jaminan sosial pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan pekerja non Aparatur
Sipil Negara (ASN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015
juncto Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017 hanya diselenggarakan oleh
PT TASPEN (PERSERO). Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 70 Tahun 2015
merupakan implementasi dari Pasal 92 ayat (4) dan Pasal 107 Undang-Undang
Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
670
Adapun, materi muatan dalam peraturan perundangan, menegaskan bahwa
program perlindungan jaminan sosial dilaksanakan oleh PT TASPEN
(PERSERO). Dengan demikian, sudah jelas yang berhak untuk menyelenggarakan
jaminan sosial berupa jaminan kematian dan kecelakaan kerja bagi ASN dan non-
ASN adalah Badan Usaha Milik Negara ini. Untuk meningkatkan pelayanan
kepada Aparatur Sipil Negara PT Taspen selalu melakukan pelayanan melebihi
ekspektasi dengan berbasi teknologi. PT TASPEN (PERSERO) resmi menjadi
pengelola bagi Aparatur Sipil Negara berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
dan Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun
sedangkan bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan
pegawai non-PNS termasuk tenaga honorer yang bertugas pada instansi
pemerintah akan mendapatkan Jaminan Kecelakaan dan Jaminan Kematian.
Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian diatur dalam
dua kategori, yaitu yang bekerja pada penyelenggara negara dan bukan
penyelenggara negara.
Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM)
bagi penerima upah selain yang bekerja pada penyelenggara negara diatur
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Pegawai yang bekerja pada penyelenggara negara diatur berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan
Jaminan Kematian (JKM) bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara, PP No 66 Tahun
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015.
Didalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 dinyatakan
PPPK diberikan perlindungan jaminan sosial dan bantuan hukum (Pasal 75 PP 48
Tahun 2018).
Kongkritnya melalui Peraturan Pemerintah ini, keberadaan PPPK
dilindungi dan diberikan perlindungan berupa Jaminan Hari Tua, Jaminan
Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Bantuan Hukum.
PT Taspen (Persero) resmi mengelola perlindungan yang diberikan kepada
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan pegawai non-PNS
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
671
termasuk tenaga honorer yang bertugas pada instansi pemerintah. Penyelenggara
perlindungan itu meliputi program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian yang diatur dalam dua kategori, yaitu yang bekerja pada penyelenggara
negara dan bukan penyelenggara negara.
Program Jaminan Sosial mengandung muatan normatif yang mengatur
hak dari setiap warga negara untuk memperoleh taraf kesejahteraan yang layak
bagi kemanusiaan.
Negara berhak melakukan kebijakan dari berbagai aspek
pembangunan baik dalam bidang hukum, budaya dan sosial ekonomi.
Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan
pembangunan nasional telah menghasilkan banyak kemajuan, diantaranya telah
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pelaksanaan Jaminan Sosial bagi Aparatur
Sipil Negara mencakup Jaminan Kecelakaan Kerja, Tabungan Hari Tua, Pensiun,
dan Jaminan Kematian. Penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada saat ini telah dikelola oleh
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT TASPEN (PERSERO).
Peraturan Pemerintah (PP) No 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian yang dikelola oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Tenaga Kerja. Sedangkan untuk
pegawai pada penyelenggara negara diatur berdasarkan PP No 70 Tahun 2015
tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai Aparatur
Sipil Negara. Pasal 99 Peraturan Pemerintah 48 Tahun 2018 Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian bagi tenaga honorer diberikan jaminan sebagaimana
berlaku bagi PPPK. Peraturan yang berlaku bagi PPPK dalam hal ini PP 70
dimana pengelolaan JKK dan JKM diamanatkan kepada Taspen.
Kesejahteraan itu harus dinikmati secara berkelanjutan, adil dan
menjangkau bagi seluruh rakyat. Dinamika pembangunan bangsa Indonesia akan
terus berkembang mengikuti globalisasi industri yang sedang berjalan. Kondisi
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik dan supremasi hukum semakin
terpelihara, sehingga tantangan dan tuntutan penan Salah satu bentuk
pembangunan sosial ekonomi menjadi dinamika tersendiri dalam pembangunan
nasional bangsa Indonesia, karena dalam prakteknya masih banyak mengalami
tantangan dan tuntutan yang harus dipecahkan.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
672
Salah satunya adalah penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial sebagaimana
yang diamanatkan
oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik. Pasal 34
Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen Keempat yang disahkan pada
tanggal 10 Agustus 2000 khususnya ayat (2) yang berbunyi ” Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”
adalah dasar hukum yang mewajibkan negara menyusun dan mewujudkan Sistem
Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat. Hakekat Jaminan Kesejahteraan
Sosial diarahkan untuk menyediakan sistem perlindungan sosial terhadap warga
masyarakat yang mengalami dan atau menghadapi resiko, baik sosial maupun
ekonomi. Upaya pemerintah dalam melaksanakan kesejahteraan sosial perlu
didukung oleh semua lapisan masyarakat, karena tindakan ini sangat baik dan
harus dilaksanakan sesuai dengan sistem jaminan sosial.
Untuk sinkronisasi program-program Jaminan Sosial telah dilakukan
beberapa kajian, sosialiasasi, monitoring dan evaluasi ke stake holders terkait baik
Pusat maupun Daerah. Komitmen Pemerintah Pusat dan Daerah dalam
menjalankan SJSN terlihat dengan semakin di tingkatkannya sektor informal
dalam program jamsostek, cakupan masyarakat miskin dalam jaminan kesehatan
masyarakat dan jaminan kesehatan daerah dan peningkatan manfaat jaminan
kesehatan bagi Peggawai Negeri Sipil dan Pensiunan. Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) adalah sistem penyelenggaraan program pemerintah dan
masyarakat yang bertujuan untuk menyelenggarakan jaminan (perlindungan)
sosial agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal hidupnya
menuju terwujudnya kesejahteraan sosial. Jaminan sosial diperlukan apabila
terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki, yang dapat mengakibatkan hilangnya atau
berkurangnya pendapatan seseorang, baik gangguan kesehatan, cacat, kehilangan
pekerjaan atau karena memasuki batas usia pensiun. Jaminan sosial adalah hak
warga negara sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal
27 ayat 2. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) telah ditegaskan dalam Pasal
34 ayat 2 Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, tahun 2002 yang menyatakan
bahwa “ Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
673
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan”.
Secara umum Sistem Jaminan Sosial telah diamanatkan dalam Deklarasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Tahun 1948 tentang Hak Asasi Manusia. Konvensi
ILO No.102 Tahun 1952 menghimbau agar semua negara di dunia memberikan
perlindungan dasar kepada setiap warga negaranya dalam rangka memenuhi
Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Jaminan Sosial. Sejalan dengan
ketentuan tersebut, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dalam
TAP Nomor X/MPR/2001 menugaskan Presiden untuk membentuk Sistem
Jaminan Sosial Nasional dalam rangka memberikan perlindungan sosial yang
menyeluruh dan terpadu.
Pelaksanaan perumusan konsep Sistem Jaminan Sosial tidaklah semudah
dalam pemikiran orang, tetapi diperlukan persepsi yang sama dalam implementasi
kerangka dasarnya. Sistem jaminan sosial disusun dengan mengacu pada
penyelenggaraan jaminan sosial yang berlaku secara universal dan telah
diselenggarakan di berbagai negara maju dan negara berkembang.
Penyelenggaraan jaminan sosial di berbagai negara berkembang masih
menunjukkan perbedaaan yang mendasar, ada yang memberlakukan secara
nasional tetapi ada juga yang hanya meliput sebagian penduduk saja. Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah sistem penyelenggaraan program
pemerintah dan masyarakat yang bertujuan untuk menyelenggarakan jaminan
(perlindungan) sosial agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar
minimal hidupnya menuju terwujudnya kesejahteraan sosial. Jaminan sosial
diperlukan apabila terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki, yang dapat
mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya penghasilan dan berbagai persoalan
perlu ditangani dengan segera.
Pensiun pegawai dan pensiun janda/duda menurut Undang-undang No. 11
Tahun 1969 Pasal 1 dan penjelasannya, diberikan sebagai jaminan hari tua dan
sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja
dalam dinas Pemerintah serta untuk membina dan memelihara kesetiaan pegawai
terhadap Negara dan haluan Negara yang berdasarkan Pancasila. UU No 11
Tahun 1969 dalam Penjelasan Umum angka 7 menyatakan bahwa Pemberian
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
674
pensiun tidak dapat dilepaskan hubungannya dengan tujuan utama Undang-
undang Pokok Kepegawaian untuk menyusun dan memelihara Aparatur Negara
yang berdaya guna sebagai alat revolusi Nasional. Oleh sebab itu, untuk
memperoleh hak atas jaminan hari tua, pegawai yang bersangkutan antara lain
harus memenuhi syarat diberhentikan "dengan hormat" sebagai pegawai negeri.
Jaminan hari tua tidak diberikan kepada mereka yang diberhentikan tidak
dengan hormat sebagai pegawai negeri karena telah melakukan
perbuatan/tindakan yang tercela dan bertentangan dengan kepentingan dinas
dan/atau Negara. Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 43 Tahun 1999 Tentang
Perubahan Atas UU No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian
menetapkan bahwa untuk meningkatkan kegairahan bekerja, diselenggarakan
usaha kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil. Usaha kesejahteraan meliputi program
pensiun dan tabungan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan perumahan dan
asuransi pendidikan bagi putra-putri Pegawai Negeri Sipil.
Kepesertaan Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil wajib bagi semua
Pegawai Negeri Sipil, kecuali Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen
Pertahanan dan Keamanan (Pasal 2 ayat 1) Pegawai Negeri Sipil dari instansi di
lingkungan Departemen Pertahanan Keamanan berpindah ke instansi di
lingkungan Departemen lain, maka hak dan kewajiban dalam rangka Asuransi
Sosialnya akan mengikutinya (Pasal 2 ayat 2) Pegawai lain termasuk Pegawai
Badan Usaha Negara/Daerah dapat ditetapkan sebagai peserta Asuransi Sosial
(Pasal 3) PT TASPEN (Persero) juga melakukan pembayaran pensiun kepada:
Kepesertaan Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil wajib bagi semua
Pegawai Negeri Sipil, kecuali Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen
Pertahanan dan Keamanan (Pasal 2 ayat 1) Pegawai Negeri Sipil dari instansi di
lingkungan Departemen Pertahanan Keamanan berpindah ke instansi di
lingkungan Departemen lain, maka hak dan kewajiban dalam rangka Asuransi
Sosialnya akan mengikutinya (Pasal 2 ayat 2) Pegawai lain termasuk Pegawai
Badan Usaha Negara/Daerah dapat ditetapkan sebagai peserta Asuransi Sosial
(Pasal 3) PT TASPEN (Persero) juga melakukan pembayaran pensiun kepada:
Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelengara
program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara. Sistem Jaminan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
675
Sosial pada dasarnya merupakan program Negara yang bertujuan memberikan
kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui program Jaminan Sosial maka setiap penduduk akan dapat
memenuhi kebutuhan dasar yang layak apabila mengalami hal-hal yang
mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan karena sakit, mengalami
kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia pensiun dan meninggal dunia.
Kebutuhan dasar hidup yang layak adalah esensi bagi setiap orang agar dapat
hidup layak demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Jaminan sosial (social security) adalah sistem atau skema pemberian
tunjangan yang menyangkut pemeliharaan penghasilan (income maintenance). Di
AS dan beberapa negara Eropa, seperti Perancis, jaminan sosial umumnya
menyangkut asuransi sosial (social insurance), yakni tunjangan uang yang
diberikan kepada seseorang sesuai kontribusinya yang biasanya berupa
pembayaran premi. Asuransi kesehatan, pensiun, kecelakaan kerja, dan kematian
adalah beberapa contoh asuransi sosial. Di Negara lainnya, jaminan sosial
mencakup bantuan sosial (social assistance), yakni bantuan uang atau barang
yang biasanya diberikan kepada kelompok miskin tanpa mempertimbangkan
kontribusinya. Anak telantar, jompo telantar, penyandang cacat yang tidak mampu
bekerja biasanya merupakan sasaran utama bantuan sosial. Sebagai pelayanan
sosial publik, jaminan sosial merupakan perangkat negara yang didesain untuk
menjamin bahwa setiap orang sekurang-kurangnya memiliki pendapatan
minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Jaminan sosial
merupakan sektor kunci dari sistem negara kesejahteraan berdasarkan prinsip
bahwa negara harus berusaha dan mampu menjamin adanya jaring pengaman
pendapatan (financial safety net) atau pemeliharaan pendapatan (income
maintenance) bagi mereka yang tidak memiliki sumber pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kesejahteraan itu harus dapat dinikmati secara berkelanjutan, adil dan
menjangkau seluruh rakyat. Dinamika pembangunan bangsa Indonesia akan terus
berkembang mengikuti globalisasi industri yang sedang berjalan. Kondisi
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
676
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik dan supremasi hukum semakin
terpelihara, sehingga tantangan dan tuntutan penanganan berbagai persoalan perlu
ditangani dengan segera. Pemerintah Indonesia saat ini menghadapi tantangan
dalam melakukan reformasi sistem jaminan sosial seiring dengan tuntutan
masyarakat yang semakin beragam dalam mewujudkan kesejahteraannya. Salah
satu bentuk tuntutan masyarakat adalah penyelenggaraan jaminan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia seperti diamanatkan dalam Pasal 28 H ayat (3) dan Pasal
34 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa setiap orang berhak atas jaminan
sosial. Tantangan yang dihadapi Negara Indonesia pada saat ini adalah dibutuhkan
Aparatur Sipil Negara yang professional, visioner, memapu menggalang
kemitraan dengan pihak swasta, berkinerja, akuntabel, bersih dari praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta independensi (Riris Khatarina, 2018)
3. Penggunaan Inovasi Dalam Revolusi 4.0 Bagi Aparatur Sipil Negara
Masyarakat modern telah mengambangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi canggih terlebih di era Revolution 4.0 ini. Akan tetapi nilai-nilai
kejujuran, kebenaran, keadilan, empati kepada sesama harus tetap terbina mulai
sejak awal. Sehingga ketidak seimbangan kemajuan teknologi dengan peradaban
manusia seringkali terjadi benturan tajam. Tak dapat dipungkiri lagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu meningkatkan
moralitas atau akhlak yang mulia bagi sesama.
Kesejahteraan bagi Aparatur Sipil Negara harus itu harus dinikmati
secara berkelanjutan, adil dan menjangkau bagi seluruh rakyat. Dinamika
pembangunan bangsa Indonesia akan terus berkembang mengikuti globalisas
industri yang sedang berjalan. Kondisi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik
dan supremasi hukum semakin terpelihara, sehingga tantangan dan tuntutan
penanganan berbagai persoalan perlu ditangani dengan segera.
Numerik kata empat pada istilah Industri 4.0 merujuk pada revolusi
industry yang ke empat. Industri 4.0 merupakan gejala perkembangan
informasi dan transformasi yang unik jika dibandingkan dengan tiga revolusi
industri sebelumnya. Industri 4.0 diumumkan secara apriori karena peristiwa
nyatanya belum terjadi dan masih dalam bentuk gagasan.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
677
Pengelola Program Jaminan Sosial Aparatur Sipil Negara juga sudah
memberikan pelayanan kepada Aparatur Sipil Negara dengan mengedepankan
digitalisasi dengan menggunan internet. Peningkatan Kesejahteraan Aparatur Sipil
Negara telah dilakukan beberapa ragam inovasi yang dari PT Taspen (Persero)
selalu pengelola Jaminan Sosial Aparatur Sipil Negara.
Kinerja pelayanan yang digulirkan PT Taspen (Persero) sangat bermanfaat
bagi Aparatur Sipil Negara, diantaranya pemberian Loyalty Benefit dan
Digitalisasi Layanan yang didukung Akselesari Pertumbuhan Bisnis Taspen
Group. Terbukti dalam tahun 2019 Pengelola Jaminan Sosial Apataur Sipil
Negara yaitu PT Taspen telah menerima 4 (empat) penghargaan bergengsi yaitu:
1. TOP 40 Inovasi Pelayanan
2. Penganugerahan Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2019
3. Juara I ARA untuk Institusi Keuangan Non Listed
4. Juara Kewirausahaan.
Selain prestasi itu PT Taspen (Persero) selaku pengelola Jaminan Sosial
Aparatur Sipil Negara telah melahirkan banyak prestasi berwujud inovasi bagi
peserta. Penghargaan inovasi dan berbasis pelayanan diantaranya sebagai berikut:
1. PT Taspen (Persero) sebagai TOP Digital Implementation Insurance Sector
Level Star 4.
2. Iqbal Latanto, Direktur Utana Taspen sebagai TOP Leaderon Digital
Implementation;
3. DILAN (Digitalisasi Pelayanan) in Pension Payment (Kontan.co.id New Data
Finanacial Tool)
Penggunaan inovasi era Revolution 4.0 bagi peserta Jaminan Sosial sangat
menunjang kinerja Aparatur Sipil Negara, pasalnya ada penggabungan teknologi
untuk melayani Aparatur Sipil Negara baik yang masih aktif maupun yang tlah
pensiun. Tujuan dilakukan transformasi digital ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada Aparatur Sipil Negara. Pelayanan
melalui inovasi dilakukan untuk mengimbangi tuntutan Aparatur Sipil Negara
yang bertumpu pada pelayanan dan pemberdayaan aparatur yang profesional yang
memiliki kualitas yang mengacu pada moralitas yang luhur (Hidayat Mustahid,
2017).
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
678
Untuk meningkatkan kegairahan bekerja, diselenggarakan usaha
kesejahteraan Aparatur Sipil Negara. Usaha kesejahteraan meliputi program
pensiun dan tabungan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan perumahan dan
asuransi pendidikan bagi putra-putri Aparatur Sipil Negara telah dilakukan
melalui mekanisme aplikasi yang telah diterapkan oleh Pengelola Jaminan Sosial
bagi Aparatur Sipil Negara.
KESIMPULAN
Pada permasalahan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Bagi Aparatur Sipil
Negara dalam Era Revolusi Industri 4.0 ini dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan Jaminan Sosial Aparatur Negara baik Jaminan Pensiun,
Tabungan Hari tua, Jaminan Kecelakaan Kerja, dan Jaminan Kematian telah
dilaksanakan oleh Penyelenggara yaitu PT TASPEN (PERSERO).
2. Kerangka hukum penyelenggaraan Jaminan Sosial oleh PT TASPEN
(PERSERO) diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 jo
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2013, Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 1981, Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 jo Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017 dan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun
2018.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Setiono. (2017). Metodologi Penelitian. Surakarta, Program Studi Ilmu Hukum
Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
Soerjono Soekanto. (1984) Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta, UIP, hal 51
Soendoro, Emir. (2009). Jaminan Sosial Solusi Bangsa Indonesia . Jakarta, :
Berdikari,Dinov Pro, hal 50.
Soerjono Soekanto. (2010). Metode Penelitian Hukum, Pengantar Penelitian
Hukum. Jakarta, : UI Press, hal 5-6
Soendoro Emir. (2009) Jaminan Sosial Solusi Bangsa Indonesia, Berdikari, Dinov
Pro GRESS Indonesia, hal 50.
Online Newspaper
PROSIDING SIMPOSIUM NASIOAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
679
Kontan.co.id New Data Finanacial Tool. (29 November 2019), Taspen raih
Penghargaan Top Digital Award 2019.
Journal:
Hidayat, Mustahid. (2017), Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara melalui
Budaya Organisasi
TARBAWI. (2017). ISSN 2442-8809, 3 (01), 1-14
Riris, Khatarina. (2018). Spirit Publik,: P-ISSN.1907-1489 E-ISSN 2580-3875,
13(2), 1-16
Endang, Komara. (2019). Kompetensi Profesional Pegawai ASN (Aparatur Sipil
Negara) di Indonesia, 4(1), 73-84
Jurnal Pembangunan dan Kebijakan Publik Artisa. (2015). 6(1), 33-42
www.journal.uniga.ac.id 34
www.journal.uniga.ac.id
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar 1945, Amandemen keempat.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014