PENYEBARAN DAN MINERALISASI DARI BREKSI INTRUSI PADA KONTAK .doc

23
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PENYEBARAN DAN MINERALISASI DARI BREKSI INTRUSI PADA KONTAK INTRUSI BATUAN, SECTION X, BATU HIJAU DEPOSIT KECAMATAN JEREWEH, KABUPATEN SUMBAWA, PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Oleh :

Transcript of PENYEBARAN DAN MINERALISASI DARI BREKSI INTRUSI PADA KONTAK .doc

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PENYEBARAN DAN MINERALISASI DARI BREKSI INTRUSI PADA KONTAK INTRUSI BATUAN, SECTION X, BATU HIJAU DEPOSIT KECAMATAN JEREWEH, KABUPATEN SUMBAWA, PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Oleh :

Fenny Thamba

98/119437/TK/22540

PENYEBARAN DAN MINERALISASI DARI BREKSI INTRUSI PADA KONTAK INTRUSI , SECTION X, BATU HIJAU DEPOSIT KECAMATAN JEREWEH, KABUPATEN SUMBAWA, PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai

gelar sarjana geologi, Fakultas Teknik,

Jurusan Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada

Oleh :

Fenny Thamba

98/119437/TK/22540

Jurusan Teknik Geologi

Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada

2002

BAB I

PENDAHULUANI.1. Latar Belakang

PT. Newmont Nusa tenggara merupakan cabang dari sebuah perusahaan pertambangan terbesar didunia yang berpusat di Denver, Colorado, USA, yang membuka inverstasinya selain di Nusa tenggara juga Di Sulawesi yaitu PT. Newmont Minahasa Raya.

Batu Hijau merupakan endapan Tembaga-Emas porfiri dari busur kepulauan Calc-alkaline yang low K, terletak pada ujung barat daya pulau Sumbawa, kepulauan Banda bagian selatan Indonesia

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian geologi yang dilaksanakan di PT. Newmont Nusa Tenggara, daerah Batu Hijau, Sumbawa Barat Daya, NTB ini merupakan pelaksanaan tugas akhir sebagai syarat untuk meyelesaikan jenjang sarjana Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mencari penyebaran dari breksi intrusi berdasarkan data bawah permukaan (core)

2. Dapat menganalisa secara megaskopis dan petrografis karakteristik dari breksi intrusi

3. Dapat mengenal tipe-tipe alterasi dan mineralisasi yang terjadi pada breksi intrusi

4. Dapat menjelaskan proses pembentukan dari breksi intrusi

I.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Daerah penelitian berada di daerah kontrak kerja PT. Newmont Nusa Tenggara. Secara administratif Batu Hijau terletak pada Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat., sedangkan secara geografis Batu Hijau terletak pada bujur 08(57 55 dan lintang 116(52 21.

Daerah penelitian terletak sekitar km ke arah timur dari Jakarta yang dapat dicapai dengan menggunakan jasa pelayanan penerbangan domestik dari Garuda Indonesian Airway ke Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Mataram (pulau Lombok) selama kurang lebih 1 jam 45 menit. Perjalanan dari Mataram ke daerah penelitian dapat menggunakan kendaraan dan pelayaran Penguin Success boat. Perjalanan dengan menggunakan jalan darat dengan rute Mataram - pelabuhan Kayangan Lombok kurang lebih 2 jam sedangkan menggunakan jasa pelayanan kapal kurang lebih 1 jam 30 menit.I.4. Metoda dan Tahap Penelitian

Penelitian mulai dilakukan tanggal 26 Februari 2002 26 Mei 2002. Metoda penelitian dilakukan dengan cara mapping core (data bawah permukaan). Berikut ini merupakan bagan alir .

:Kerangka Dasar Penelitian ( Basic Framework of The Research )

:Proses Jalannya Penelitian ( Process of The Research )

:Konsep Dasar Penelitian ( Basic Concept of The Research )

Metoda ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain :

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan membaca dan mencari literatur mengenai kondisi daerah penelitian berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang ada di perpustakaan dan data-data yang diperlukan untuk penelitian di lapangan seperti data bor, thin section, dll.

2. Tahap penelitian Lapangan

Tahap penelitian di lapangan di mulai dengan menganalisa thin section dan menentukan titik-titik kontak antar batuan berdasarkan data bawah permukaan (core), kemudian mencari penyebaran dari breksi intrusi. Pada Tahap ini meliputi pengamatan kontak batuan, deskripsi megaskopis mengenai karakteristik breks intrusi dari tiap-tiap kontak batuan, pengamatan gejala ubahan (alterasi) dan mineralisasi pada breksi akibat adanya larutan hidrotermal serta mengambil contoh batuan dan dokumentasi.

3. Tahap Analisis Laboratorium

Tahap analisa Laboratorium merupakan tahap lanjut dari analisa di lapangan. Pada tahap ini dilakukan analisa petrografis yang terdiri dari sayatan tipis dan sayatan polish.

4. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap penyusunan laporan ini merupakan hasil akhir dari penelitian yang ditulis dalam bentuk tulisan.

I.5. Batasan Masalah

I.6. Peneliti Terdahulu

1. Hamilton, W, 1979. Tectonics of the Indonesian Region

2. Irianto,B & Clark, G, 1995, The Batu Hijau porphyry Copper-Gold deposit, Sumbawa Island, Indonesia

3. Edison Ali, 1997, Batu Hijau Porphyry Copper-Gold Deposit-Exploration and Evaluation.

4. Syafruddin Maula & Brian Levet, 19 , Porphyry Copper Gold Sidnatures and The Discovery of the Batu Hijau Deposit, Sumbawa, Indonesia.

5. Meldrum. SJ, et al, 1994. The Batu Hijau Porphyry Copper-Gold Deposit, Sumbawa Island, Indonesia.

BAB II

TATANAN STRATIGRAFI

2.1. GEOLOGI REGIONAL

2.1.1 Fisiografi

Pulau Lombok dan Sumbawa merupakan bagian tengah dari kepulauan sunda. Secara umum Topografi Lombok didominasi oleh tiga unsur fisiografi yang menggambarkan secara menyeluruh geologi regionalnya. Sebelah utara kepulauan Lombok didominasi oleh Gunung Rinjani yang merupakan Gunungapi terbesar kedua di Indonesia, dengan ketinggian 3.726 m. Gunungapi ini menunjukkan pola penyaluran yang radial, kecuali pada daerah-daerah yang tersingkap batuan vulkanik tua.

Bagian selatan dari Punggungan Rinjani merupakan pusat dataran yang rata dari central Lombok, daerah ini banyak terdapat populasi kehidupan dan persawahan. Lombok Selatan terdiri dari perbukitan dengan elevasi jarang melebihi 500 m, perbukitan ini berkembang pada batuan vulkanik tua. Perbukitan kerucut yang terisolasi merupakan bagian dari intrusi plugs dengan umur batuan yang tidak jelas.

Bagian Barat Sumbawa umumnya tidak datar dari Lombok dan tidak sama dengan daratan pusat Lombok. Dua pertiga ke arah selatan dari Sumbawa Barat terdiri dari pegunungan vulkanik dengan ketinggian diatas 1500 m, terdapat beberapa perlapisan pusat vulkanik muda diatas batuan tertua. Bagian utara dari Sumbawa Barat didominasi oleh tiga volkanik muda yaitu G. Sangenges (1923 m), G. Sakadet dan G. Bulupasak. Ketiga gunung ini memberikan kenampakan seperti G. Rinjani yang aktif dan berkembang pola penyaluran yang radial.

Bagian timur dari kontrak kerja area,memiliki daerah yanng lebih kering dan tidak datar. Kenampakan geologi mempunyai pengaruh yang kuat pada topografi Sumbawa Barat Daya, dengan melihat beberapa sungai yang terkontrol oleh sesaar pada batuan dasar.2.1.2. Startigrafi Regional

Pulau Lombok dan Sumbawa merupakan bagian dari kepulauan Sunda atau Nusa Tenggara. Kepulauan ini terletaak pada rekahan bagian barat dari Busur Banda.

Stratigrafi kedua kepulauan ini sama, Secara umum stratigrafi dari kepulauan Sumbawa dimulai dari yang termuda hingga yang tertua adalah sbb:

1. Hasil Gunungapi tua, merupakan hasil gunungapi Bulupasak, Sakedet, Sangenges, Lalumbu, Matua, Oromboha, Mariaa dan Gilibanta terdiri dari perselingan antara lahar daan tufa, lahar dan abu vulkanik andesitis, secara petrografis batuannya tersusun oleh andesit piroksin, gelas basalt, basalt dan basalt olivin.

2. Hasil Gunungapi Tanah Merah : Breksi vulkanik yang tersusun oleh andesitis.

3. Epiklastik (konglomerat) : Batuan epiklastik (konglomerat) yang komponen utamanya adalah andesit daan basalt.

4. Terumbu Koral Terangkat : Batugamping terumbu dan pecahan koral, di beberapa tempat mengandung kepingan batuan hasil gunungapi. Umurnya sekitar Miosen atas hingga Pliosen.

5. Lempung Tufaan : terdiri dari pasir dan kerikil hasil rombakan batuan gunungapi, berlapis baik, terletak tidak selaras di atas batuan yang lebih tua, diperkirakan berumur Tersier atas.

6. Formasi Ekas (Lombok), batugamping kalkarenit, setempat-setempat terhablurkan.

7. Batugaamping tufaan (Sumbawa), batugamping tufaan, batugamping pasirann, tufa dan napal tufaan, berwarna putih kekuningan, setempat agak megeras, mengandung banyak sekali foraminifera plangton dan cangkang. Umur Miosen Akhir Pliosen Awal.

8. Baatugamping berlapis : Batugamping berlapis pejal, mengandung sisipan batugamping tufaan, batupasir kuarsa, tufa, batupasir, batupasir gampingan dan rombakan hasil gunungapi gampingan. Pada bagian bawah terdapat konglomerat yang berkomponen andesit terprofilitkan dan rijang merah. Batuan ini mengandung fosil foraminifera, molusca dan koral. Setempat-setempat disertai urat kuarsa yang mengandung galena. Umur Miosen Tengah.

9. Tufa Dasitan : tufa dasitan berwarna kelabu, dicirikan oleh fenokris kuarsa (0.5-1 cm) berlapis daan sebagian pejal, bersisipan tufa hijau, tufa gampingan, batugamping dan batupasir tufaan, setempat-setempat terdapat sisipan breksi dan lava (dasit dan sebagian andesit). Umur Miosen Tengah.

10. Batuan hasil gunungapi: lava dan breksi dasit porfiri dicirikan oleh fenokris kuarsa 0.5-2 cm berwarna abu-abu tua, pejal bersisipan tufa dasitan dan tufa gampingan setempat terrsayat oleh urat kuarsa. Terkersikandan termineralisasi.

11. Formasi Kawangan : Perselingan batupasir kuarsa, batulempung dan breksi.

12. Batugamping : batugamping kelabu tua, berlapis baik bersisipan batugamping tufaan. Umur Miosen Awal.

13. Satuan batuan endapann: batupasir tufaan berlapis baik, batulempung tufa dan dibeberapa tempat breksi. Tufa yang lapuk dibeberapa tempat mengaandung pyrite.

14. Formasi Pengulung: breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping yang mengandung mineral-mineral sulfida dan urat-urat kuarsa. Terrdapat indikasi Au, Cu, Pb dan Fe.

15. Batuan gunungapi tua lava dan breksi andesitis dan basaltis, tufa piroklastik, lapili andesit dan batugamping hablur berwarna abu-abu kehitaman, hijau dan pada sisipan tufa ungu. Lavanya sebagian besar berstruktur bantal dan berrsisipan rijang merah. Umumnya terpropilitkan, termineralisasi dan terkersikkan tersayat urat-urat kuarsa dan kalsit.

16. Batuan retas/terobosan andesit, basalt, dasit, riolit, diorit, sienit, tonalit-tarkhit, granodiorit, granit, diorit kuarsa, dolerit dan dasit hypabisal. Retas-retas tersebut diperkirakan berumur Miosen Tengah. Batuan intrusi yang terdapat pada bagian tengah Sumbawa Timur tersusun oleh tonalit & trakhit dan dicirikan oleh fenokris feldspar yang berukuran beberapa mm-2 cm.

2.1.3 Geologi Struktur

Kepulauan Lombok dan Sumbawa dikontrol oleh sistem struktur sesar dengan arah dominan WNW-NW daan NE. Struktur sesar ini berhubungan secara langsung dengan gaya kompresi sepanjang busur volkanik Miosen.

Sesar geser dengan arah NE berada diantara Sumbawa Besar dan Lunyuk, pergeseran sesar sinistral strike slip tidak menerus dengan besar pergeseran 10 km. Miosen volkanic centres west merupakan struktur yang memanjang WNW dan kurang meluas pada arah NE, keduanya terletak pada bagian timur yang memanjang Timur-Barat.

2.2. GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

2.2.1 Fisiografi Daerah Penelitian

Batu Hijau merupakan endapan Copper-Gold porfiri dari busur kepulauan yang terletak sepanjang busur magmatik Sunda-Banda. Busur kepulauan ini dihasilkan dari tumbukan antara lempeng Indo-Pacifik dan bagian timurlaut merupakan penunjaman tepi benua dari lempeng Australia (Hamilton, 1979).Pada bagian selatan dari kepulauan Sumbawa Barat Daya dibatasi oleh kerak samudra yang berumur Early Tertiary, bersifat rendah Kalium kalk-alkaline sampai andesit vulkanik yang lemah alkaline dan batuan vulkniklastik berlapis, berasosiasi dengan intrusi intermediate dan sedikit sedimen marine dan batugamping.

2.2.2. Statigrafi Daerah Penelitian

Stratigrafi daerah penelitian dimulai dari batuan yang paling tua ke muda adalah Volcanic Succession dan Porphyriticv Andesite, Equigranular Quartz Diorite, Porphyritic Quartz Diorite, yang semua seri batuan ini dintrusi oleh batuan Tonalite mulai dari Old Tonalite, Intermediate Tonalite dan terakhir oleh Young Tonalite.

1. Volcanic Succession

Batuan Andesit vulkaniklastik merupakan tipe batuan yang paling banyak di Batu Hijau. Kenampakan batuan berwarna abu-abu kehijau-hijauan, struktur masif sampai berlapis, kaya akan kristal dan litic, tersusun oleh vulcaniclastic mudstone, batupasir, breksi dan konglomerat. Batuan andesit vulkaniklastik terdiri atas 2 unit yang besar yang berbatasan secara gradasi.

Unit terbawah tersusun oleh volcanic mudstone, sandstone dan breccia dengan ketebalan kurang lebih 150 200 m ( Geirteisen, 1998 ). Di dalam area tambang, batuan vulkanik berbutir halus tersusun oleh 10-20% broken plagioclase dan horblenda serta litic fragmen berukuran matriks (