Penyakit Von Willebrand

7
Penyakit Von Willebrand Walaupun telah ditemukan pada tahun 1926, namun sampai saat ini penelitian dan pemahaman penyakit ini terus berkembang. Kelainan dasar dari penyakit ini adalah produksi yang abnormal dari faktor von Willebrand. Kelainan faktor ini dapat bersifat kuantitatif dan atau kualitatif. Faktor von Willebrand (FvW) di kode oleh gen pada kromosom 12. FvW merupakan protein adesif dengan multifungsi yang terikat pada berbagai ligands dalam plasma dan matriks subendothelium. Ada 2 peran utama faktor ini ialah: Sebagai protein pembawa/pelindung untuk kofaktor pembekuan FVIII yang akan melindung FVIII terhadap degradasi proteolitik oleh protein C aktif Berperan utama pada mekanisme hemostasis primer tingkat sel yaitu mempromosi adhesi dan agregasi trombosit. Epidemiologi dan penurunannya prevalensi penyakit von Willebrand (PvW) diperkirakan berkiras dari kurang lebih 1% dari populasi umum sampai 125 kasus yang terbukti secara klinis per satu juta populasi. Penyakit ini dapat timbul pada berbagai kelompok etnik. Dari penelitian ditemukan berbagai variasi PvW. Sekitar 81% PvW merupakan tipe 1 yang ringan sedangkan sisanya adalah tipe 2 dengan berbagai bentuk kelainan dan yang terbanyak tipe 2A, 2B dan 2N. Tipe 3 yang merupakan tipe paling berat sangan jarang. Diyakini bahwa tipe 1,

description

asda

Transcript of Penyakit Von Willebrand

Penyakit Von Willebrand Walaupun telah ditemukan pada tahun 1926, namun sampai saat ini penelitian dan pemahaman penyakit ini terus berkembang. Kelainan dasar dari penyakit ini adalah produksi yang abnormal dari faktor von Willebrand. Kelainan faktor ini dapat bersifat kuantitatif dan atau kualitatif. Faktor von Willebrand (FvW) di kode oleh gen pada kromosom 12. FvW merupakan protein adesif dengan multifungsi yang terikat pada berbagai ligands dalam plasma dan matriks subendothelium. Ada 2 peran utama faktor ini ialah: Sebagai protein pembawa/pelindung untuk kofaktor pembekuan FVIII yang akan melindung FVIII terhadap degradasi proteolitik oleh protein C aktif Berperan utama pada mekanisme hemostasis primer tingkat sel yaitu mempromosi adhesi dan agregasi trombosit. Epidemiologi dan penurunannya prevalensi penyakit von Willebrand (PvW) diperkirakan berkiras dari kurang lebih 1% dari populasi umum sampai 125 kasus yang terbukti secara klinis per satu juta populasi. Penyakit ini dapat timbul pada berbagai kelompok etnik. Dari penelitian ditemukan berbagai variasi PvW. Sekitar 81% PvW merupakan tipe 1 yang ringan sedangkan sisanya adalah tipe 2 dengan berbagai bentuk kelainan dan yang terbanyak tipe 2A, 2B dan 2N. Tipe 3 yang merupakan tipe paling berat sangan jarang. Diyakini bahwa tipe 1, 2A, dan 2B diturunkan secara autosomal dominant, sedangkan tipe 2N dan 3 merupakan keadaan yang resesif (autosomal recessive)klasifikasi (varian) penyakit von Willebrand Tipe 1 defisiensi kuantitatif parsial FvW Tipe 2 defisiensi kualitatif FvW Tipe 2A penurunan fungsi yang tergantung trombosit disertai tidak adanya multimer FvW berat molekul tinggi Tipe 2B varian dengan afinitas meningkat untuk glikoprotein Ib (GPIb) trombosit Tipe 2M seperti tipe 2A tetapi masih terdapat multimer FvW Tipe 2N varian dengan afinitas menurun terhadap FVII Tipe 3 defisiensi lengkap (total) FvW.Gambaran klinis Gejala klasik pada penyakit von Willebrand ialah terjadinya perdarahan dari ringan sampai berat berupa kebiruan dikulit epistaksis,perdarahan yang memanjang pada luka kecil, menoragia dan perdarahan yang berlebihan setelah trauma atau operasi, walaupun jarang membahayakan jiwa pasiennya demikina pula perdarahan yang memanjang setelah cabut gigi. Pada tipe berat (tipe 3) karena tidak adanya FvW disertai rendahnya FVII dapat menjadi perdarahan seperti pada hemophilia ialah hemartrosis, hematoma, dan perdarahan berat lain setelah trauma dengan tendesi perdarahan pada pembuluh darah kecil yang tidak dijumpai pada hemophilia. Diagnosis laboratorium Pemeriksaan laboratorium perlu untuk menegakkan diagnosis penyakit von Willebrand : hitung trombosit, masa perdarahan, FVII, FvW: Ag aktifitas kofaktor Ristocetin (R.Co) dan GPIb. Diagnosis laboratorium mudah ditegakkan bila ditemukan jumlah trombosit yang normal, masa perdarahan >10 menit kadar FVIII, FvW; Ag, R.co atau GPIb yang semuanya dibawah 40u/dl. Namun diagnosis menjadi sulit apabila diantra hasil pemeriksaan tersebut ada yang normal atau semuanya normal (misalnya pada tipe ringan) sehingga diperlukan pemeriksaan tambahan yang lebih spesifik seperti analisis multimer FvW.Penyakit von Willerbrand tipe 1Walaupun tipe ini merupakan yang terbanyak dijumpai, namun masih memberikan masalah pada diagnosisnya. Seperti telah disebutkan bahwa tipe ini berbagai pemeriksaan laboratorium dapat memperbaiki hasil yang normal dan hanya beberapa pasien hasil penapisan hemostasisnya abnormal. Oleh karena itu beberapa hal perlu diperhatikan untuk menegakan diagnosis PvW tipe 1 ini yaitu adanya bukti riwayat keluarga, adanya riwayat perdarahan abnormal dan pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan defisiensi FvW. Penurunan penyakit ini trait dominan dengan berbagai variasi pada penetrasi dan ekspresi fenotipik. Penyakit von Willerbrand 2 Tipe 2ATipe ini ditandai oleh FvW yang kekurangan multimer protein berukuran besar dan sedang akibat ketidak mampuan membentuk multimer berat molekul tinggi atau terbentuknya multimer yang mudah pecah secara proteolitik. Sub tipe ini mencakup sekitar 15% dari kasus PvW dan dalam kelurga bersifat autosomal dominant. Pemeriksaan kadar FvW:RCo relative rendah terhadap kadar FvW:Ag. Kadar FVIII dapat rendah atau normal sedanglan agregasi trombosit oleh ristocetin menurun. Tipe 2B Tipe ini merupakan bentuk mutan dalam (gain of function) dari penyakit von Willebrand karena pada tipe ini bentuk mutan FvW berikatan dengan afinitas tinggi pada reseptor GPIb dari trombosit, sehingga menyebabkan penurunan selektif FvW bentuk multimerik dari plasma. Peningkatan mutan FvW pada trombosit, mengakibatkan terbentuknya agregasi trombosit sehingga terjadi trombositopenia bawaan. Pasien dengan tipe 2B ini juga mempunyai kadar FvW;RCo yang relative rendah terhadap FvW;Ag, tetapi terdapat peningkatan agregasi trombosit yang di induksi resositin dosis rendah. Tipe ini juga diturunkan secra autosomal dominant. Tipe 2M Tipe ini jarang ditemukan dan ditandai oleh penurunan secara tidak proporsional kadar FvW;RCo relative terhadap FvW;Ag. Seperti pada tipe 2A dan 2B, tetapi multimer dalam plasma dalam trombosit normal serta agregasi trombosit oleh ristocetin menurun.Tipe 2N Tipe ini diturunkan secara resesif dan pada pemeriksaan laboratorium hanya ditemukan penurunan FVIII. Tipe 2N ini disebut juga sebagai bentuk autosomal hemophilia A. kecenderungan perdarahan biasanya ringan dengan FVIII yang rendah. Tipe 3Tipe ini diturunkan secara resesif dengan pembawa sifat asimptomatik. Namun demikian pernah dilaporkan adanya kasus tipe 3 dengan salah satu orang tua menderita PvW tipe 1. Hal ini menggambarkan bahwa penurunan penyakit sangat heterogen. Pasein dengan tipe ini menunjukkan gejala yang berat, seperti perdarahan mukokutaneus yang lebih berat daripada tipe 1 disertai hematoma dan hemartrosis seperti pada pasien hemophilia A, karena rendahnya kadar FVIII. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan APTT dan masa pendarahan yang memanjang serta kadar yang sangat rendah FvW: Ag, FvW:RCo dan kadar FVIII < 0,1%Pengobatan desmipressin Pasien dengan PvW ringan dan sedang biasanya lebih jarang memerlukan pengobatan dibandingkan denngan yang berat. Beratnya gambaran klinis berbanding terbalik secara kasar dengan aktifitas kofaktor ristocetin (FvW:RCo). Apabila penanganan local terhadap perdarahan tipe 1 tidak berhasil, dapat digunakan desmopressin {DDAVP (1-deamino-8-D-arginine vasopressin)} yaitu suatu analog sintesis dari hormone antidiuretik vasopressin. Pemberian desmospressin dapat dilakukan secara sub kutan, intervena dan intranasal dan akan menaikan kadar FvW dan FVIII dalam bentuk plasma sebanyak 2-8 kali dengan jalan melepaskan FvW dari penyimpanannya dalam sel endotel (badan Weibel Palade). Pemberian intravena dilakukan melalui infuse dengan dosisi 0,3 mg/kgBB (maksimal 20mg) dalam 10-50 ml saline selama kurang lebih dari 20 menit dan puncak respon dapat dilihat dalam waktu 30 menit. Sedangkan pemberian intrasanal (dosis lebih tinggi) akan tampak dalam waktu 90 menit. Efek samping yang dapat ialah muka merah, sakit kepala, peningkatan sedikit tekanan darah dan denyut jantung. Sebagian besar (>90%) pasien PvW tipe 1 pemberian hasil yang baik dengan pemberian desmopressin, tetapi hasil yang bervariasi dijumpai pada PvW tipe 2.Komponen darahPemberian komponen darah diperlukan untuk tindakan operasi yang cukup besar atau untuk mengatasi perdarahan berat yang mangancam jiwa. Walaupun cryopresipitate tidak banyak lagi dianjurkan karena keamanannya, namun dibeberapa Negara termasuk Indonesia penggunaanya masih cukup relevan. Komponen lain yang lebih baik yaitu konsentrat FVIII setengah murni. Dosis yang diberikan walaupun tidak terlalu tepat dapat mengikuti dosis untuk pengobatan hemophilia A. pemakaian sediaan FvW rekombinan masih terus dalam uji coba preklinis dan klinis. Pengobatan lain yang dapat diberikan pada pasien PvW ialah pemberian obat-obat anti fibrinolitik seperti asam traneksamat dan asam aminokaproat. Biasanya diberikan 2 hari sebelum suatu tindakan dan diteruskan sampai 7-10 hari sesudah tindakan. Dosis terapetik pemberian oral ialah 25mg/kgBB setiap 6-8 jam untuk asam traneksamat dan 100-200mg/kgBB setiap 6 jam untuk asam amino traneksamat. Sumber : H. Bambang Permono, sutaryo, IDG Ugrasena, Endang Windiastuti MA, editor. Buku Ajar Hematologi-onkologi anak. Badan Penerbit IDAI; 2012. p. 17881.