penyakit-penyakit

15
SATUAN ACARA PENYULUHAN “PENYAKIT PASCA BENCANA BANJIR” PADA KOMUNITAS MASYARAKAT RW3 KELURAHAN TULUSREJO KECAMATAN LOWOKWARU MALANG OLEH: ELLA LINTANG FINY ADINDA M. NURAN FATALIYAISMA A. S AFIF RIANTO KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

description

penyakit pada kedokteran

Transcript of penyakit-penyakit

Page 1: penyakit-penyakit

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENYAKIT PASCA BENCANA BANJIR”

PADA KOMUNITAS MASYARAKAT RW3

KELURAHAN TULUSREJO KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

OLEH:

ELLA LINTANG

FINY ADINDA M.

NURAN FATALIYAISMA A. S

AFIF RIANTO

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI KEPERAWATAN MALANG

2012

Page 2: penyakit-penyakit

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. TOPIK PENYULUHAN : Penyakit pasca bencana banjir

2. POKOK BAHASAN : Diare, DBD, Dermatitis, Leptospirosis, Cacingan

3. SUB POKOK BAHASAN :

Pengertian penyakit pasca bencana banjir

Penyebab penyakit pasca bencana banjir

Tanda dan gejala penyakit pasca bencana banjir

Perawatan penyakit pasca bencana banjir

Pencegahan penyakit pasca bencana banjir

4. SASARAN : Kelompok masyarakat RW 3 Tulusrejo

5. TEMPAT : Aula kantor kelurahan Tulusrejo

6. WAKTU PERTEMUAN :

HARI : Rabu

TANGGAL : 14 Maret 2012

PUKUL : 09.00 WIB

7. METODE : Ceramah, tanya jawab

8. MEDIA : Leaflet, Powerpoint

9. TUJUAN :

8.1 Tujuan umum :

Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit pasca bencana banjir pada masyarakat

RW3 kelurahan Tulusrejo, diharapkan peserta mampu mengerti, memahami tentang

penyakit pasca bencana banjir dan bagaimana penanganannya.

8.2 Tujuan khusus :

Peserta mengetahui tentang pengertian penyakit pasca bencana banjir

Peserta mengetahui penyebab penyakit pasca bencana banjir

Peserta mengetahui tanda dan gejala penyakit pasca bencana banjir

Peserta mengetahui perawatan penyakit pasca bencana banjir

Peserta mengetahui pencegahan penyakit pasca bencana banjir

Page 3: penyakit-penyakit

Tahap

KegiatanKegiatan perawat Kegiatan klien Metode

Lama

kegiatan

Pembukaan Salam pembuka

Memperkenalkan diri

Kontrak waktu

Menjelaskan maksud dan tujuan

Apersepsi untuk menggali

pengetahuan keluarga

Mendengarkan

keterangan

penyaji

Menjawab

Ceramah

3 menit

Penyajian A. Menyampaikan materi :

Pengertian penyakit

pasca bencana banjir

Penyebab penyakit pasca

bencana banjir

Tanda dan gejala

penyakit pasca bencana

banjir

Perawatan penyakit

pasca bencana banjir

Pencegahan penyakit

pasca bencana banjir

B. Tanya Jawab

Mengulangi kembali materi

yang tidak mengerti dan

mengajukan pertanyaan

untuk keluarga tentang

materi yang telah diberikan

C. Menyimpulkan

Memperhatikan

dan

mendengarkan

keterangan

penyaji

Bertanya

Menjawab

Ceramah

Tanya

jawab

25 menit

Penutup Menyampaikan harapan-harapan

Menutup pertemuan

Membagikan leaflet

Mendengarkan

penyaji

Ceramah

2 menit

Page 4: penyakit-penyakit

10. Evaluasi

a. Struktur

Keaktifan peserta 70 %

Kehadiran peserta 80 %

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan di-lakukan sebelum dan saat

penyuluhan.

b. Proses

Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan.

Sasaran konsentrasi mendengarkan penyuluhan.

Sasaran mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan

benar.

c. Hasil

Peserta mengetahui tentang pengertian penyakit pasca bencana banjir

Peserta mengetahui penyebab penyakit pasca bencana banjir

Peserta mengetahui tanda dan gejala penyakit pasca bencana banjir

Peserta mengetahui perawatan penyakit pasca bencana banjir

Peserta mengetahui pencegahan penyakit pasca bencana banjir

Page 5: penyakit-penyakit

MATERI PENYULUHAN

PENYAKIT PASCA BENCANA BANJIR

1. Diare

a. Pengertian

Penyakit Diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan

bentuk dan konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya

frekwensi berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari).

b. Penyebab

1. Kurang menjaga kebersihan makanan

2. Bakteri yang timbul pada makanan

3. Parasit pada makanan

4. Virus

5. Stress dan perubahan pola makan

6. Alergi makanan atau obat tertentu

7. Kandungan pemanis buatan pada makanan atau minuman

c. Tanda gejala

1. Buang air besar lebih dari 4x

2. Feses terlalu encer

3. Muntah

4. Badan lemah karena kehilangan banyak cairan

5. Tidak nafsu makan

6. Pada kondisi akut dapat menyebabkan keluarnya darah dan lendir pada kotoran.

d. Perawatan

1. Makan seperti biasa dan minum lebih sering

2. Berikan segera cairan oralit setiap kali buang air besar

3. Jika muntah, tunggu 10 menit kenudian lanjutkan lagi pemberian cairan oralit

4. Jika masih tetap diare, segera berobat ke petugas kesehatan atau dokter

e. Pencegahan

1. Penyiapan makanan yang higienis

2. Penyediaan air minum yang bersih

3. Cuci tangan sebelum makan

4. Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)

5. Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan

Page 6: penyakit-penyakit

6. Lingkungan hidup yang sehat

2. DBD (Demam Berdarah Dengue)

a. Pengertian

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue

Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana

menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan

darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan

b. Tanda gejala

1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).

2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.

3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan

(Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur

darah (Melena), dan lain-lainnya

4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).

5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.

6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit

dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit

diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).

7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah,

penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit

kepala.

8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.

9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada

persendian.

10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

c. Perawatan

Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan,

mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar

penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula

sirup atau susu). Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa

berdampak syok. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang

timbul, misalnya :

- Paracetamol membantu menurunkan demam

Page 7: penyakit-penyakit

- Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare

- Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder

d. Pencegahan

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi

tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan

desain rumah.

2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam,

dan bakteri (Bt.H-14).

3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).

4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti,

gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

3. Dermatitis

a. Pengertian

peradangan pada kulit

b. Penyebab

Stres emosional.

Perubahan suhu atau kelembaban udara.

Infeksi kulit oleh bakteri.

Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).

Pada beberapa anak-anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis

c. Tanda gejala

Gatal-gatal yang ditandai dengan kelainan kulit berupa kemerahan pada kulit,

bengkak, lepuh/berisi gelembung-gelembung air, luka akibat garukan, lesi tampak

basah. Pada keadaan kronis, lesi tampak kering, kulit bersisik, mengelupas, warna

kulit berubah menjadi lebih gelap.

d. Perawatan

Krim atau salep kortikosteroid bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa

gatal

Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan

sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk

bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau

kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas

yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit).

Page 8: penyakit-penyakit

Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama

dengan efek sedatifnya

Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada

dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat

merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik

e. Pencegahan

Hindari kontak dengan iritan atau alergen

Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah

Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat

Jaga kebersihan diri dan lingkungan

4. Leptospirosis

a. Pengertian

Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne

disease) Urin (air kencing) dari individu yang terserang penyakit ini merupakan

sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan.

b. Penyebab

Penyakit yang disebabkan kuman Leptospira yang ditemukan dalam air seni dan sel-

sel hewan yang terkena.

c. Tanda gejala

Gejala dini Leptospirosis umumnya adalah demam, sakit kepala parah, nyeri otot,

merah, muntah dan mata merah. Aneka gejala ini bisa meniru gejala penyakit lain

seperti selesma, jadi menyulitkan diagnosa. Malah ada penderita yang tidak mendapat

semua gejala itu. Ada penderita Leptospirosis yang lebih lanjut mendapat penyakit

parah, termasuk penyakit Weil yakni kegagalan ginjal, sakit kuning (menguningnya

kulit yang menandakan penyakit hati) dan perdarahan masuk ke kulit dan selaput

lendir. Pembengkakan selaput otak atau Meningitis dan perdarahan di paru-paru pun

dapat terjadi. Kebanyakan penderita yang sakit parah memerlukan rawat inap dan

Leptospirosis yang parah malah ada kalanya merenggut nyawa.

d. Perawatan

Pada umumnya Leptospirosis diobati dengan antibiotika seperti doxycycline atau

penicillin. Berhubung ujicobanya makan waktu dan penyakitnya mungkin parah,

dokter mungkin mulai memberi antibiotika itu sebelum meneguhkannya dengan

ujicoba. Pengobatan dengan antibiotika dianggap paling efektif jika dimulai dini.

Page 9: penyakit-penyakit

e. Pencegahan

1. Tutupilah luka dan lecet dengan balut kedap air.

2. Pakailah pakaian pelindung misalnya sarung tangan, pelindung atau perisai mata,

jubah kain dan sepatu bila menangani binatang yang mungkin terkena, terutama

jika ada kemungkinan menyentuh air seninya.

3. Pakailah sarung tangan jika menangani ari-ari hewan, janinnya yang mati di

dalam maupun digugurkan atau dagingnya.

4. Mandilah sesudah bekerja dan cucilah serta keringkan tangan sesudah menangani

apa pun yang mungkin terkena.

5. Jangan makan atau merokok sambil menangani binatang yang mungkin terkena.

Cuci dan keringkan tangan sebelum makan atau merokok.

6. Ikutilah anjuran dokter hewan kalau memberi vaksin kepada hewan.

7. Hindarkanlah berenang di dalam air yang mungkin dicemari dengan air seni

binatang.

8. Tutupilah luka dan lecet dengan balut kedap air terutama sebelum bersentuhan

dengan tanah, lumpur atau air yang mungkin dicemari air kencing binatang.

9. Pakailah sepatu bila keluar terutama jika tanahnya basah atau berlumpur

10. Pakailah sarung tangan bila berkebun.

11. Halaulah binatang pengerikit dengan cara membersihkan dan menjauhkan sampah

dan makanan dari perumahan.

12. Jangan memberi anjing jeroan mentah.

13. Cucilah tangan dengan sabun karena kuman Leptospira cepat mati oleh sabun,

pembasmi kuman dan jika tangannya kering.

5. Cacingan

a. Pengertian

Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis dan sub-tropis, dan biasanya

meningkat ketika musim hujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan

larva (masa hidup setelah telur) cacing menyebar ke berbagai sudut yang sangat

mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Larva (masa hidup setelah

telur) cacing yang masuk ke dalam tubuh perlu waktu 1-3 minggu untuk berkembang.

Cacing yang sering menyerang tubuh manusia adalah cacing tambang, cacing

gelang dan cacing kremi.

Page 10: penyakit-penyakit

b. Penyebab

- Kebersihan  lingkungan yang kurang

- Kurang menjaga kebersihan diri

- Makanan yang tercemar oleh larva cacing.

- Tanah yang mengandung larva cacing

c. Tanda gejala

Perut buncit, badan kurus, rambut seperti rambut jagung, lemas dan cepat lelah, muka

pucat, serta mata belekan. sakit perut, diare berulang dan kembung, kolik yang tidak

jelas dan berulang,

d. Perawatan

- Untuk pengobatan cacing gilig dapat digunakan Piperazine ataupun Levamisole

melalui air minum.

- Untuk cacing pita, dapat diobati dengan Albendazole melaui air minum atau

Niklosamid melalui pakan

e. Pencegahan

- Lakukan sanitasi yang ketat terhadap kandang dan lingkungan kandang.

- Jaga agar litter atau kotoran tetap kering. Dapat juga dilakukan pengeluaran kotoran

yang basah atau lembab dari kandang.

- Kontrol populasi serangga di kandang, terutama lalat (Musca domestica) yang

merupakan penyebar mekanis dari telur maupun larva cacing.

DAFTAR PUSTAKA

Soeparman, 1987. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Smeltzer, Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.vol 2. Jakarta : EGC

Price, Sylvia. 1995. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Jakarta : EGC