Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

32
14. Penyakit Non Infeksius 4 Faktor Lingkungan Sat Rahayuwati

Transcript of Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

Page 1: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

14. Penyakit Non Infeksius 4 Faktor Lingkungan

Sat Rahayuwati

Page 2: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

1. Cekaman Pindah Tanam (Transplanting Shock) Beratnya cekaman pindah tanam beragam: ringan –

sedang – berat atau tanaman mati Terlihat beberapa hari hingga 2 bulan setelah tanam Gejala ringan: daun termuda yang telah membuka penuh

layu. Gejala sedang: semua pelepah kecuali pupus tengah

menguning dan kering. Pupus tetap hijau, tanaman pulih kembali walaupun pertumbuhan terhambat selama beberapa bulan

Gejala berat: semua pelepah kering termasuk pupus kemudian tanaman mati. Bagian akar berwarna gelap dan sering ditumbuhi cendawan

Bila saat penanam akar benar-benar rusak, maka gejala awal dari transplanting shock adalah terkulainya pupus tengah

Page 3: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

Penyebab Cekaman Pindah TanamPenyebab utama cekaman adalah buruknya teknik pindah-tanam, ketika bibit dipindahkan dari pembibitan dan ketika penaman di lapangan

Teknik pindah tanam yang buruk Bibit dibuang akibat buruknya pindah tanam

Page 4: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

1. Faktor Pendorong Cekaman Pindah Tanam1. Bibit di pembibitan utama terlalu lama (bibit lewat umur)2. Kerusakan berat pada sistem perakaran3. Transportasi bibit yang kurang hati-hati4. Pindah tanam selama cuaca kering5. Penanaman tidak sempurna, sebagian besar akar

terkena panas matahari langsung6. Tanah pengisi lubang tanam terlalu kering dan tidak

padat

Bibit dalam kondisi baik setelah di lapangan

Page 5: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

1. Pengendalian Cekaman Pindah Tanam1. Pemutaran polibek ½ lingkaran (180o) hendaknya

dilakukan 3 minggu sebelum pindah tanam. Penyiraman tetap dilakukan secara rutin

2. Bibit tidak lewat umur3. Tanah dalam polibek tidak boleh terlalu kering, polibek

tidak rusak4. Bila tinggi bibit > 160 cm perlu dipangkas. Pelepah bawah

dipangkas hingga dekat batang dan pelepah lebih muda dipangkas lebih ringan

5. Sistem perakaran diusahakan rusak seminimal mungkin selama pengangkutan dan penanaman di lapangan

6. Pembukaan polibek dan penanaman harus hati-hati, hindari kerusakan massa akar-tanah

Page 6: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

1. Pengendalian Cekaman Pindah Tanam6. Hindari penanaman pada musim kemarau dan cuaca

kering7. Tanah pengisi lubang tanam tidak terlalu kering dan harus

dipadatkan sewaktu penanaman8. Lakukan pemeriksaan dan konsolidasi 1 minggu setelah

tanam

Kerusakan berat pada massa akar

Cekaman pindah tanam setelah 7 hari di lapangan

Page 7: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

2. Kerusakan Oleh Angin (Wind Damage) Sawit berbagai umur dapat rusak oleh terjangan angin

yang berhembus kencang Kerusakan pada tanaman muda dapat menyebabkan

kerugian ekonomi. Biaya rehabilitasi mahal dan terganggunya kemapanan tanaman di lapangan

Kerusakan oleh angin terjadi pada kelapa sawit muda yang ditanam di kaki bukit yang berhadapan langsung dengan arah laju angin

Kerusakan oleh angin pada tanaman muda berupa rusaknya anak-anak daun hingga tanaman tumbang

Pada tanaman tua umur 10-16 tahun, terjangan angin menyebabkan patah pucuk yang bisa berakibat kematian

Kerusakan berat menyebabkan terbentuknya bunga-bunga jantan sehingga produksi turun 1-2 tahun ke depan

Page 8: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

2. Kerusakan Oleh Angin (Wind Damage) Kasus patah pucuk lebih banyak terjadi ke kebun-kebun di

dekat pantai, di mana kerap bertiup angin kencang disertai dengan hujan lebat

Gejala1. Gejala kerusakan oleh angin pada tanaman tua dapat

dengan jelas terlihat dengan ciri: pelepah terpuntir, patah dengan posisi berlawanan arah dengan posisi normal

2. Tanaman rusak dengan kondisi sama berkelompok3. Tanaman tumbang khususnya pada tanah bertekstur

ringan4. Pangkal pupus hingga daun ke 5 dan 6 patah pada

pangkalnya, menggantung dengan berbagai besaran sudut dengan arah sama,

Page 9: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

2. Gejala kerusakan oleh angin (lanjutan)5. Jika jaringan patah tidak luas, segera terbentuk kalus

sehingga mikroorganisme tidak masuk6. Dalam keadaan lebih parah bakteri masuk menyebabkan

busuk pangkal pupus dan tanaman dapat mati7. Kerusakan tanaman mendorong terbentuknya bunga

jantan8. Tandan buah yang terbentuk akan berkembang hingga

matang fisiologis, namun hasil akan berkurang tergantung beratnya gejala kerusakan hingga tanaman pulih kembali

Page 10: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

2. Faktor Pendorong1. Penggunaan bibit lewat umur dan berukuran besar di

pertanaman baru rawan serangan angin2. Sawit yang tumbuh di tanah bertekstur ringan dan pada

tanah mineral di kaki bukit lebih rentan terhadap serangan angin

3. Defisiensi B berpengaruh terhadap kekuatan dan elastisitas jaringan sehingga lebih mudah patah

Page 11: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

Gejala kerusakan akibat angin

Page 12: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

2. Pengendalian Kerusakan Akibat Angin1. Tanaman baru di daerah rawan angin diberi tonggak

penyangga2. Pada tanaman tua, tumbangnya pohon dapat dicegah

dengan bantuan tiang penyangga yang kuat dan menimbun tanah di sekeliling pangkal batang.

3. Pemangkasan selektif pelepah patah untuk mendorong pertumbuhan pelepah muda

4. Tanaman mati harus dibongkar dan dihancurkan untuk mencegah dijadikannya tempat berkembang biak hama dan penyakit

5. Tanaman terserang angin yang masih selamat diberi ekstra pupuk N, P, K, Mg 25% selama se-tahun

Page 13: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

3. Tersambar Petir (Lightning Damage)1. Sering terjadi di areal berbukit 2. Sambaran petir hanya sesekali terjadi dengan kerugian

tidak nyata, namun menyebabkan tanaman mati3. Tingkat serangan petir beragam. Kerusakan biasanya

berkelompok 7 tanaman. Tanaman pusat mati setelah beberapa waktu, sedangkan 6 tanaman terdekat pulih

4. Gejala ringan tersambar petir berupa mengeringnya ujung-ujung pelepah yang bersinggungan langsung dengan tanaman pusat

Page 14: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

3. Gejala Tersambar Petir1. Tanaman muda: pelepah bagian dalam nekrosis,

berwarna coklat, kering2. Infeksi patogen menyebabkan jaringan terluka menjadi

busuk3. Perakaran tanaman berkembang secara normal4. Sambaran petir tanaman tua menyebabkan pelepah

jatuh terkulai dengan cepat. Pelepah menguning kemudian menjadi coklat

5. Sambaran petir pada batang menyebabkan ujung batang retak atau batang menjadi bengkok melengkung hingga tajuk menyentuh tanah

6. Ada kalanya kacangan penutup tanah ikut mati akibat sambaran petir

Page 15: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

Akibat tersambar petir, jaringan di bagian dalam pelepah nekrosis, warna coklat dan kring

Gejala tersambar petir pada tanaman muda

Sumber: PPKS 2009

Page 16: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

3. Pengendalian Sambaran Petir1. Tanaman tersambar petir dengan kerusakan ringan tidak

memerlukan tindakan pengendalian khusus2. Tanaman mati harus dibongkar dan dimusnahkan agar

tidak menjadi sarang tikus, Oryctes rhinoceros, Rhynchophorus.

Gejala sambaran petir pada tanaman tua

Sumber PPKS 2009

Page 17: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

4. Keracunan Herbisida dan Insektisida (fitotoksisitas)• Pengendalian gulma periode TBM dan TM diperlukan

untuk mengurangi persaingan dengan gulma dan memelihara konsidi lahan agar berbagai kegiatan lapangan dapat dijalankan lebih mudah

• Penggunaan pestisida secara sembrono dapat menyebabkan keracunan (fitotoksisitas)

• Kandungan logam berat dalam pestisida mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman di lapangan

• Kerusakan akibat fitotoksisitas mulai dari gejala ringan hingga berat. Produksi tanaman dapat menurun bahkan dapat menimbulkan kematian tanaman secara perlahan

• Pada TBM kerusakan oleh herbisida terjadi karena drift, semprotan yang mengenai daun, terserap secara kontak dan sistemik

Page 18: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

4. Fitotoksisitas• Pada tanaman dewasa, kerusakan oleh herbisida tidak

begitu nyata Gejala Herbisida Kontak Anorganik1. Herbisida anorganik yang umum digunakan yaitu Sodium

Arsenit dan Sodium Klorat2. Merusak jaringan yang langsung terkena semprotan3. Jaringan warna coklat terang kemudian mati4. Pada tanaman muda, pelepah bawah mengalami

kerusakan terberat jika tidak diangkat selama penyemprotan piringan

5. Daun bawah seperti terbakar menyebabkan terhambatnya pertumbuhan

6. Dropet yang mengenai buah menyebabkan lekukan-lekukan kecil pada buah, mengering dan menyebabkan warna gelap ketika buah matang

Page 19: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

Herbisida Kontak Organik1. Misalnya garam Metanarsonat (MSMA), Parakuat2. Kerusakan yang terlihat seperti akibat herbisida anorganik3. Aplikasi Parakuat kurang cahaya (pagi hari, mendung)

bersifat sistemik. Translokasi Parakuat dapat mencapai pucuk. Nekrotik terlihat sepanjang lidi

4. Aplikasi Parakuat cahaya penuh bersifat kontak, menyebabkan bercak-bercak dan kering pada daun

Page 20: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

Fitotoksis herbisida kontak anorganik

Fitotoksis herbisida kontak organik

Gejala fitotoksi herbisida kontak organik dan anorganik hampir sama yakni daun kering seperti terbakar

Page 21: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

4. Herbisida Sistemik Organik 2,4-D Herbisida 2,4 D dapat diserap melalui akar dan daun 2,4 D merupakan herbisida pengatur tumbuh Toksisitas 2,4 D dikenal dengan ciri adanya pembengkokan

ke samping pelepah muda Jika kerusakan berat, pelapah tengah menjadi horizontal

Sumber PPKS 2009

Page 22: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

4. Pengendalian Fitotoksisitas1. Kerusakan akibat herbisida dan insektisida tidak bisa

disembuhkan dengan suatu perlakuan2. Pengendalian dapat dilakukan dengan mencegah

terjadinya kesalahan aplikasi terhadap tanaman3. Pilih herbisida yang tidak menimbulkan masalah

fitotoksisitas4. Tidak melakukan aplikasi ketika cuaca berangin5. Pelepah bawah diangkat, diikat ke atas atau menggunakan

penghalang berupa lembaran plastik

Page 23: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

5. Dampak Kekeringan dan Kebakaran Kekeringan (El Nino) menyebabkan kebakaran hutan dan

perkebunan kelapa sawit (1997, 2015) Insiden klimatik berupa asap tebal di Asia Tenggara Di tambah pengusaha nakal yang membersihkan lahan

perkebunan baru dengan sengaja dibakar Kekeringan menyebabkan penurunan produksi buah sawit

21-65%, kebakaran langsung pada tanaman menyebabkan 100% produksi turun, sementara kabut asap hanya menurunkan 1,4-5,5%

Page 24: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

5. Dampak Kekeringan dan Kebakaran Kondisi optimum kelapa sawit adalah curah hujan tahunan

2000 mm dengan distribusi bulanan merata. Adanya defisit air berkepanjangan menyebabkan gangguan vegetatif.

Defisit 100 mm air menyebabkan penurunan produksi 10% pada tahun berikutnya

Sawit memerlukan penyinaran 2000 jam/tahun. Akumulasi asap selama 2 bulan menyebabkan penyinaran berkurang 300 jam (15%)

Page 25: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

5. Dampak Kekeringan dan KebakaranGejala Kekeringan1. Akumulasi daun tombak lebih dari 3 pelepah2. Pelepah mengering mulai dari yang terbawah3. Aborsi bunga betina terutama pada tanaman muda 3-5

tahun4. Bunga jantan banyak bermunculan5. Buah tua mengalami matang dini6. Berat tandan dan rendemen minyak turun 17-19%7. Dampak negatif terhadap produksi terlihat dalam 1-2

tahun kemudian

Page 26: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

5. Dampak Kekeringan dan KebakaranPenyebab1. Kemarau panjang menyebabkan defisit air > 200

mm/tahun2. Kebakaran menyebabkan semakin beratnya defisit air dan

menurunnya aktifitas fotosintesis akibat akumulasi asap tebal selama 2 bulan.

Gejala kekeringan pada tanaman muda menghasilkan

Sumber PPKS 2009

Page 27: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

5. Faktor Pendorong Kekeringan dan Kebakaran1. Kehilangan air berlebihan pada areal gambut dan pasang

surut2. Adanya pembakaran sengaja untuk penanaman baru3. Dampak kebakaran lahan gambut lebih berat

dibandingkan tanah mineral4. Kacangan penutup tanah lebih peka terhadap kekeringan

sehingga lebih mudah terbakar5. Kurang persiapan dalam menghadapi kekeringan dan

kebakaran• Tidak ada satgas penanggulangan kebakaran• Tidak ada pos pengintai kebakaran• Tidak ada zona isolasi sekat bakar• Tidak tersedia waduk penampungan air• Kurang koordinasi dengan fihak terkait: pemda, petani,

masyarakat

Page 28: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

Gejala kekeringan pada tanaman tua

Gejala kerusakan akibat kebakaran langsung pada TBM

Page 29: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

5. Pengendalian Kekeringan dan Kebakaran1. Memanfaatkan tandan kosong untuk konservasi tanah dan

air sebelum musim kemarau tiba2. Mengalirkan limbar cair dari PKS ke areal tanaman di

sekitarnya (land application)3. Saat kemarau menunda pengendalian gulma piringan,

penunasan dan pemupukan4. Saat kemarau menunda penyisipan5. Menyesuaikan rotasi panen dengan kematangan dan

kerapatan buah6. Setelah curah hujan mencapai 150 mm/bulan segera

lakukan pemupukan lengkap dengan dosis 125-150% dari dosis standar

7. Water management tepat terutama di lahan gambut8. Perlu persiapan mantap uk kekeringan di masa datang

Page 30: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

Pengaruh kebakaran pada TBM

Page 31: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

5. Pasca Kebakaran1. Pembukaan lahan baru dan peremajaan wajib

menggunakan sistem zero burning2. Rehabilitasi tanaman penutup tanah dengan memelihara

sisa-sisa kacangan dan menyisipnya3. Pengendalian gulma lalang yang biasanya tumbuh tahun

pertama pasca kebakaran4. Rehabilitas kelapa sawit dengan

1. Memangkas daun terbakar dan kering2. Membuang semua bunga dan tandan buah terbakar3. Pemberian pemupukan lengkap dengan dosis 125-

150% dosis standar4. Membongkar dan menyisip tanaman mati5. Pengendalian hama tikus dan Marasmius yang

biasanya muncul pasca kebakaran

Page 32: Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan

Daftar Pustaka

Darmosarkoro W, Harahap IY, Syamsudin E. 2001. Pengaruh kekeringan pada tanaman kelapa sawit dan upaya penanggulangannya. Warta PPKS 9 (3): 83-96

Purba RY, Susanto A, Akiyat. 2005. Buku 2 Penyakit-Penyakit Non-Infeksi Pada Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan

Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan.