Penyakit Asma

71
MAKALAH FARMAKOTERAPI PENYAKIT ASMA Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan salah satu mata kuliah program studi Apoteker yaitu Farmakoterapi Disusun Oleh : Kelompok 5 Erba Epril Riadi (22013157) Giannisya Hayati (22013119) Heny Tresnaningsih (22013167) Laksa Rachma Pradhana (2201375) Neneng Sariningsih (22013128) Rudi Irawan (22013188)

description

makalah

Transcript of Penyakit Asma

MAKALAH FARMAKOTERAPI

PENYAKIT ASMA

Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan salah satu mata kuliah program studi Apoteker yaitu Farmakoterapi

Disusun Oleh

Kelompok 5

Erba Epril Riadi (22013157)

Giannisya Hayati (22013119)

Heny Tresnaningsih (22013167)

Laksa Rachma Pradhana (2201375)

Neneng Sariningsih (22013128)

Rudi Irawan (22013188)

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG

PROGRAM PROFESI APOTEKER

BANDUNG

2014

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Penyakit asma merupakan penyakit lima besar penyebab kematian di dunia yang

bervariasi antara 5-30 (berkisar 174) Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara

pasti namun diperkirakan 2-5 penduduk Indonesia menderita asma Hasil penelitian

International Study on Asthma and Allergies in Childhood menunjukkan bahwa di Indonesia

prevalensi penyakit asma meningkat dari 42 pada tahun 1995 menjadi 54 pada tahun

2003 DKI Jakarta memiliki prevalensi asma yang lebih besar yaitu 75 pada tahun 2007

Penyakit asma berasal dari keturunan sebesar 30 dan 70 disebabkan oleh berbagai faktor

lainnya Departemen Kesehatan memperkirakan penyakit asma termasuk 10 besar penyebab

kesakitan dan kematian di RS dan diperkirakan 10 dari 25 juta penduduk Indonesia menderita

asma Angka kejadian asma pada anak dan bayi sekitar 10-85 dan lebih tinggi dibandingkan

oleh orang dewasa(10-45) Pada anak penyakit asama dapat mempengaruhi masa

pertumbuhan karena anak yang menderita asma sering mengalami kambuh sehingga dapat

menurunkan prestasi belajar di sekolah Prevalensi asma di perkotaan umumnya lebih tinggi

dibandingkan dengan di pedesaan karena pola hidup di kota besar meningkatkan risiko

terjadinya asma

Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang ditandai oleh inflamasi

peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus dan sumbatan saluran napas yang bisa

kembali spontan atau dengan pengobatan yang sesuai Meskipun pengobatan efektif telah

dilakukan untuk menurunkan morbiditas karena asma keefektifan hanya tercapai jika

penggunaan obat telah sesuai Seiring dengan perlunya mengetahui hubungan antara terapi

yang baik dan keefektifan terapetik baik peneliti maupun tenaga kesehatan harus memahami

faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi asma di

masyarakat namun tanpa peran serta masyarakat tentunya tidak akan dicapai hasil yang

optimal Apoteker dalam hal ini dapat membantu penanganan penyakit asma dengan

mengarahkan pasien yang diduga menderita asma untuk memeriksakan dirinya memotivasi

pasien untuk patuh dalam pengobatan memberikan informasi dan konseling serta membantu

dalam pencatatan untuk pelaporan

Oleh karena itu untuk memberikan bekal pengetahuan bagi apoteker sebagai sumber

informasi terutama untuk masalah terkait dengan obat asma Penulis membuat makalah ini

Bandung 30 Januari 2014

Penulis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I DESKRIPSI PENYAKIT

11 Definisi

Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan

peran banyak sel dan komponennya Pada individu yang rentan inflamasi menyebabkan

episode berulang dari bengek sesak nafas sempit dada dan batuk Episode ini biasanya terkait

dengan obstruksi jalan udara yang sering reversible baik secara spontan maupun setelah

pemberian penanganan Inflamasi juga menyebabkan peningkatan hiperresponsifitas bronkus

(bronchus hyperresponsiveness BHR) terhadap berbagai stimulus

Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan

asma intrinsik Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa

Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen

(serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat

antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas

asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma

adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons

terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

12 Patofisiologi

Karakteristik utama asma termasuk obstruksi jalan udara dalam berbagai tingkatan

(tingkatan dengan bronkospasmus edema dan hipersekresi) BHR dan inflamasi jalan

udara

Serangan asma mendadak disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui maupun yang

diketahui seperti paparan terhadap alergen virusm atau polutan dalam maupun luar rumah

dan masing-masing faktor ini dapat menginduksi respon inflamasi

Alergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai dengan aktivasi sela

yang menghasilkan antibodi IgE yang spesifik alergen Terdapat aktivasi yang cepat dari

sel mastosit dan makrofag pada jalan udara yang membebaskan mediator proinflamasi

seperti histamin dan eikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos jalan udara

Kebocoran plasma protein menginduksi penebalan dan pembengkakan dinding jalan udara

serta penyempitan lumennya disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus

Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 sampai 9 jam setelah serangan alergen dan melibatkan

aktivasi eosinofil limfosit T basofil neutrofil dan makrofag

Eosinofil bermigrasi ke dalam jalan udara dan membebaskan mediator inflamasi

(leukotrien dan protein granul) mediator sitotoksik dan sitokin

Aktivasi limfosit T menyebabkan pembebasan sitokin dari sel T-helper tipe 2 (TH2) yang

memperentarai inflamasi alergik (interleukin [IL]4IL-5 IL-6 IL-9 dan IL-13) Sebaliknya

sel T-helper tipe 1 (TH1) menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk

mekanisme pertahanan selular Inflamasi asmatik alergik dapat ditimbulkan oleh

ketidakseimbangan antara sel TH1 dan sel TH2

Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan pembebasan

mediator seperti histamin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofilleukotrien C4D4 dan

E4 prostaglandin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofil leukotrien C4 D4 dan E4

prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF) Histamin mampu menginduksi

konstriksi otot polos dan bronkospasme dan berperan dalam edema mukosa serta kesekresi

mukus

Makrofag alveolar membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF dan

leukotrien B4 C4 dan D4 Produksi faktor khemotaktik neutrofil dan eosinofil

memperkuat proses inflamasi

Neutrofil juga merupakan sumber mediator (PAF prostaglandin tromboksan dan

leukotrien) yang berkontribusi pada BHR dan inflamasi jalan udara

Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada

produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi

lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini

dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi

sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara

Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid

peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan

peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan

faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab

untuk penguraian neuropeptida inflamasi

Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak

transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat

baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus

yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi

Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi

nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas

eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi

berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang

tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik

dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan

bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida

13 Epidemiologi Asma

Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada

umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul

sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan

ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat

yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal

tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas

bermain dan fungsi dari hari ke hari

14 Etiologi asma

Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis

infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas

bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung

sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada

lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen

merangsang kontraksi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada

terbukanya jalan nafas

Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor

lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun

spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya

dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif

dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun

pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik

Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan

kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa

anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat

memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma

tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak

dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak

15 Faktor Resiko Asma

Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara

lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi

tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang

berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan

dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor

pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin

binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit

keluarga

a Asap rokok

Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-

orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih

parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih

sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah

asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat

badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya

gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)

Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan

campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis

kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon

monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)

b Debu

Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota

berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi

memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)

Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau

debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang

menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas

Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga

c Jenis kelamin

Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak

perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma

bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada

anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan

sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke

rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada

usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus

2006)

Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran

pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki

yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)

Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada

perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10

tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa

puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari

pada laki-laki (GINA 2006)

d Binatang piaraan

Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi

sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan

pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang

sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan

serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan

terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)

e Jenis makanan

Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma

meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada

2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)

Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan

asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan

tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang

berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus

serangan asma (Handayani 2004)

Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)

vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang

terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor

(Handayani 2004)

f Perubahan cuaca

Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan

asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan

dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)

Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara

Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran

lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama

musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan

(Ramaiah 2006)

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Penyakit asma merupakan penyakit lima besar penyebab kematian di dunia yang

bervariasi antara 5-30 (berkisar 174) Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara

pasti namun diperkirakan 2-5 penduduk Indonesia menderita asma Hasil penelitian

International Study on Asthma and Allergies in Childhood menunjukkan bahwa di Indonesia

prevalensi penyakit asma meningkat dari 42 pada tahun 1995 menjadi 54 pada tahun

2003 DKI Jakarta memiliki prevalensi asma yang lebih besar yaitu 75 pada tahun 2007

Penyakit asma berasal dari keturunan sebesar 30 dan 70 disebabkan oleh berbagai faktor

lainnya Departemen Kesehatan memperkirakan penyakit asma termasuk 10 besar penyebab

kesakitan dan kematian di RS dan diperkirakan 10 dari 25 juta penduduk Indonesia menderita

asma Angka kejadian asma pada anak dan bayi sekitar 10-85 dan lebih tinggi dibandingkan

oleh orang dewasa(10-45) Pada anak penyakit asama dapat mempengaruhi masa

pertumbuhan karena anak yang menderita asma sering mengalami kambuh sehingga dapat

menurunkan prestasi belajar di sekolah Prevalensi asma di perkotaan umumnya lebih tinggi

dibandingkan dengan di pedesaan karena pola hidup di kota besar meningkatkan risiko

terjadinya asma

Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang ditandai oleh inflamasi

peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus dan sumbatan saluran napas yang bisa

kembali spontan atau dengan pengobatan yang sesuai Meskipun pengobatan efektif telah

dilakukan untuk menurunkan morbiditas karena asma keefektifan hanya tercapai jika

penggunaan obat telah sesuai Seiring dengan perlunya mengetahui hubungan antara terapi

yang baik dan keefektifan terapetik baik peneliti maupun tenaga kesehatan harus memahami

faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi asma di

masyarakat namun tanpa peran serta masyarakat tentunya tidak akan dicapai hasil yang

optimal Apoteker dalam hal ini dapat membantu penanganan penyakit asma dengan

mengarahkan pasien yang diduga menderita asma untuk memeriksakan dirinya memotivasi

pasien untuk patuh dalam pengobatan memberikan informasi dan konseling serta membantu

dalam pencatatan untuk pelaporan

Oleh karena itu untuk memberikan bekal pengetahuan bagi apoteker sebagai sumber

informasi terutama untuk masalah terkait dengan obat asma Penulis membuat makalah ini

Bandung 30 Januari 2014

Penulis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I DESKRIPSI PENYAKIT

11 Definisi

Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan

peran banyak sel dan komponennya Pada individu yang rentan inflamasi menyebabkan

episode berulang dari bengek sesak nafas sempit dada dan batuk Episode ini biasanya terkait

dengan obstruksi jalan udara yang sering reversible baik secara spontan maupun setelah

pemberian penanganan Inflamasi juga menyebabkan peningkatan hiperresponsifitas bronkus

(bronchus hyperresponsiveness BHR) terhadap berbagai stimulus

Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan

asma intrinsik Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa

Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen

(serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat

antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas

asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma

adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons

terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

12 Patofisiologi

Karakteristik utama asma termasuk obstruksi jalan udara dalam berbagai tingkatan

(tingkatan dengan bronkospasmus edema dan hipersekresi) BHR dan inflamasi jalan

udara

Serangan asma mendadak disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui maupun yang

diketahui seperti paparan terhadap alergen virusm atau polutan dalam maupun luar rumah

dan masing-masing faktor ini dapat menginduksi respon inflamasi

Alergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai dengan aktivasi sela

yang menghasilkan antibodi IgE yang spesifik alergen Terdapat aktivasi yang cepat dari

sel mastosit dan makrofag pada jalan udara yang membebaskan mediator proinflamasi

seperti histamin dan eikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos jalan udara

Kebocoran plasma protein menginduksi penebalan dan pembengkakan dinding jalan udara

serta penyempitan lumennya disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus

Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 sampai 9 jam setelah serangan alergen dan melibatkan

aktivasi eosinofil limfosit T basofil neutrofil dan makrofag

Eosinofil bermigrasi ke dalam jalan udara dan membebaskan mediator inflamasi

(leukotrien dan protein granul) mediator sitotoksik dan sitokin

Aktivasi limfosit T menyebabkan pembebasan sitokin dari sel T-helper tipe 2 (TH2) yang

memperentarai inflamasi alergik (interleukin [IL]4IL-5 IL-6 IL-9 dan IL-13) Sebaliknya

sel T-helper tipe 1 (TH1) menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk

mekanisme pertahanan selular Inflamasi asmatik alergik dapat ditimbulkan oleh

ketidakseimbangan antara sel TH1 dan sel TH2

Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan pembebasan

mediator seperti histamin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofilleukotrien C4D4 dan

E4 prostaglandin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofil leukotrien C4 D4 dan E4

prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF) Histamin mampu menginduksi

konstriksi otot polos dan bronkospasme dan berperan dalam edema mukosa serta kesekresi

mukus

Makrofag alveolar membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF dan

leukotrien B4 C4 dan D4 Produksi faktor khemotaktik neutrofil dan eosinofil

memperkuat proses inflamasi

Neutrofil juga merupakan sumber mediator (PAF prostaglandin tromboksan dan

leukotrien) yang berkontribusi pada BHR dan inflamasi jalan udara

Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada

produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi

lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini

dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi

sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara

Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid

peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan

peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan

faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab

untuk penguraian neuropeptida inflamasi

Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak

transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat

baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus

yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi

Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi

nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas

eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi

berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang

tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik

dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan

bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida

13 Epidemiologi Asma

Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada

umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul

sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan

ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat

yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal

tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas

bermain dan fungsi dari hari ke hari

14 Etiologi asma

Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis

infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas

bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung

sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada

lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen

merangsang kontraksi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada

terbukanya jalan nafas

Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor

lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun

spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya

dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif

dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun

pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik

Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan

kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa

anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat

memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma

tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak

dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak

15 Faktor Resiko Asma

Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara

lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi

tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang

berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan

dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor

pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin

binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit

keluarga

a Asap rokok

Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-

orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih

parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih

sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah

asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat

badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya

gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)

Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan

campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis

kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon

monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)

b Debu

Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota

berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi

memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)

Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau

debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang

menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas

Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga

c Jenis kelamin

Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak

perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma

bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada

anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan

sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke

rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada

usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus

2006)

Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran

pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki

yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)

Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada

perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10

tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa

puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari

pada laki-laki (GINA 2006)

d Binatang piaraan

Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi

sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan

pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang

sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan

serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan

terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)

e Jenis makanan

Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma

meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada

2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)

Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan

asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan

tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang

berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus

serangan asma (Handayani 2004)

Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)

vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang

terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor

(Handayani 2004)

f Perubahan cuaca

Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan

asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan

dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)

Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara

Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran

lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama

musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan

(Ramaiah 2006)

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

pasien untuk patuh dalam pengobatan memberikan informasi dan konseling serta membantu

dalam pencatatan untuk pelaporan

Oleh karena itu untuk memberikan bekal pengetahuan bagi apoteker sebagai sumber

informasi terutama untuk masalah terkait dengan obat asma Penulis membuat makalah ini

Bandung 30 Januari 2014

Penulis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I DESKRIPSI PENYAKIT

11 Definisi

Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan

peran banyak sel dan komponennya Pada individu yang rentan inflamasi menyebabkan

episode berulang dari bengek sesak nafas sempit dada dan batuk Episode ini biasanya terkait

dengan obstruksi jalan udara yang sering reversible baik secara spontan maupun setelah

pemberian penanganan Inflamasi juga menyebabkan peningkatan hiperresponsifitas bronkus

(bronchus hyperresponsiveness BHR) terhadap berbagai stimulus

Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan

asma intrinsik Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa

Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen

(serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat

antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas

asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma

adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons

terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

12 Patofisiologi

Karakteristik utama asma termasuk obstruksi jalan udara dalam berbagai tingkatan

(tingkatan dengan bronkospasmus edema dan hipersekresi) BHR dan inflamasi jalan

udara

Serangan asma mendadak disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui maupun yang

diketahui seperti paparan terhadap alergen virusm atau polutan dalam maupun luar rumah

dan masing-masing faktor ini dapat menginduksi respon inflamasi

Alergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai dengan aktivasi sela

yang menghasilkan antibodi IgE yang spesifik alergen Terdapat aktivasi yang cepat dari

sel mastosit dan makrofag pada jalan udara yang membebaskan mediator proinflamasi

seperti histamin dan eikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos jalan udara

Kebocoran plasma protein menginduksi penebalan dan pembengkakan dinding jalan udara

serta penyempitan lumennya disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus

Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 sampai 9 jam setelah serangan alergen dan melibatkan

aktivasi eosinofil limfosit T basofil neutrofil dan makrofag

Eosinofil bermigrasi ke dalam jalan udara dan membebaskan mediator inflamasi

(leukotrien dan protein granul) mediator sitotoksik dan sitokin

Aktivasi limfosit T menyebabkan pembebasan sitokin dari sel T-helper tipe 2 (TH2) yang

memperentarai inflamasi alergik (interleukin [IL]4IL-5 IL-6 IL-9 dan IL-13) Sebaliknya

sel T-helper tipe 1 (TH1) menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk

mekanisme pertahanan selular Inflamasi asmatik alergik dapat ditimbulkan oleh

ketidakseimbangan antara sel TH1 dan sel TH2

Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan pembebasan

mediator seperti histamin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofilleukotrien C4D4 dan

E4 prostaglandin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofil leukotrien C4 D4 dan E4

prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF) Histamin mampu menginduksi

konstriksi otot polos dan bronkospasme dan berperan dalam edema mukosa serta kesekresi

mukus

Makrofag alveolar membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF dan

leukotrien B4 C4 dan D4 Produksi faktor khemotaktik neutrofil dan eosinofil

memperkuat proses inflamasi

Neutrofil juga merupakan sumber mediator (PAF prostaglandin tromboksan dan

leukotrien) yang berkontribusi pada BHR dan inflamasi jalan udara

Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada

produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi

lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini

dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi

sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara

Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid

peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan

peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan

faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab

untuk penguraian neuropeptida inflamasi

Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak

transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat

baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus

yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi

Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi

nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas

eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi

berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang

tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik

dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan

bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida

13 Epidemiologi Asma

Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada

umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul

sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan

ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat

yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal

tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas

bermain dan fungsi dari hari ke hari

14 Etiologi asma

Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis

infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas

bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung

sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada

lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen

merangsang kontraksi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada

terbukanya jalan nafas

Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor

lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun

spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya

dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif

dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun

pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik

Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan

kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa

anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat

memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma

tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak

dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak

15 Faktor Resiko Asma

Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara

lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi

tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang

berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan

dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor

pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin

binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit

keluarga

a Asap rokok

Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-

orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih

parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih

sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah

asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat

badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya

gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)

Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan

campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis

kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon

monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)

b Debu

Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota

berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi

memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)

Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau

debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang

menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas

Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga

c Jenis kelamin

Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak

perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma

bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada

anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan

sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke

rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada

usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus

2006)

Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran

pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki

yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)

Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada

perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10

tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa

puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari

pada laki-laki (GINA 2006)

d Binatang piaraan

Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi

sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan

pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang

sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan

serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan

terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)

e Jenis makanan

Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma

meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada

2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)

Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan

asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan

tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang

berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus

serangan asma (Handayani 2004)

Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)

vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang

terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor

(Handayani 2004)

f Perubahan cuaca

Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan

asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan

dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)

Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara

Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran

lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama

musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan

(Ramaiah 2006)

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I DESKRIPSI PENYAKIT

11 Definisi

Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan

peran banyak sel dan komponennya Pada individu yang rentan inflamasi menyebabkan

episode berulang dari bengek sesak nafas sempit dada dan batuk Episode ini biasanya terkait

dengan obstruksi jalan udara yang sering reversible baik secara spontan maupun setelah

pemberian penanganan Inflamasi juga menyebabkan peningkatan hiperresponsifitas bronkus

(bronchus hyperresponsiveness BHR) terhadap berbagai stimulus

Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan

asma intrinsik Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa

Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen

(serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat

antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas

asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma

adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons

terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

12 Patofisiologi

Karakteristik utama asma termasuk obstruksi jalan udara dalam berbagai tingkatan

(tingkatan dengan bronkospasmus edema dan hipersekresi) BHR dan inflamasi jalan

udara

Serangan asma mendadak disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui maupun yang

diketahui seperti paparan terhadap alergen virusm atau polutan dalam maupun luar rumah

dan masing-masing faktor ini dapat menginduksi respon inflamasi

Alergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai dengan aktivasi sela

yang menghasilkan antibodi IgE yang spesifik alergen Terdapat aktivasi yang cepat dari

sel mastosit dan makrofag pada jalan udara yang membebaskan mediator proinflamasi

seperti histamin dan eikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos jalan udara

Kebocoran plasma protein menginduksi penebalan dan pembengkakan dinding jalan udara

serta penyempitan lumennya disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus

Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 sampai 9 jam setelah serangan alergen dan melibatkan

aktivasi eosinofil limfosit T basofil neutrofil dan makrofag

Eosinofil bermigrasi ke dalam jalan udara dan membebaskan mediator inflamasi

(leukotrien dan protein granul) mediator sitotoksik dan sitokin

Aktivasi limfosit T menyebabkan pembebasan sitokin dari sel T-helper tipe 2 (TH2) yang

memperentarai inflamasi alergik (interleukin [IL]4IL-5 IL-6 IL-9 dan IL-13) Sebaliknya

sel T-helper tipe 1 (TH1) menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk

mekanisme pertahanan selular Inflamasi asmatik alergik dapat ditimbulkan oleh

ketidakseimbangan antara sel TH1 dan sel TH2

Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan pembebasan

mediator seperti histamin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofilleukotrien C4D4 dan

E4 prostaglandin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofil leukotrien C4 D4 dan E4

prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF) Histamin mampu menginduksi

konstriksi otot polos dan bronkospasme dan berperan dalam edema mukosa serta kesekresi

mukus

Makrofag alveolar membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF dan

leukotrien B4 C4 dan D4 Produksi faktor khemotaktik neutrofil dan eosinofil

memperkuat proses inflamasi

Neutrofil juga merupakan sumber mediator (PAF prostaglandin tromboksan dan

leukotrien) yang berkontribusi pada BHR dan inflamasi jalan udara

Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada

produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi

lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini

dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi

sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara

Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid

peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan

peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan

faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab

untuk penguraian neuropeptida inflamasi

Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak

transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat

baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus

yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi

Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi

nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas

eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi

berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang

tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik

dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan

bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida

13 Epidemiologi Asma

Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada

umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul

sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan

ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat

yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal

tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas

bermain dan fungsi dari hari ke hari

14 Etiologi asma

Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis

infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas

bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung

sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada

lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen

merangsang kontraksi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada

terbukanya jalan nafas

Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor

lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun

spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya

dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif

dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun

pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik

Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan

kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa

anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat

memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma

tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak

dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak

15 Faktor Resiko Asma

Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara

lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi

tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang

berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan

dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor

pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin

binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit

keluarga

a Asap rokok

Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-

orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih

parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih

sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah

asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat

badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya

gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)

Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan

campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis

kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon

monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)

b Debu

Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota

berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi

memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)

Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau

debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang

menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas

Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga

c Jenis kelamin

Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak

perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma

bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada

anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan

sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke

rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada

usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus

2006)

Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran

pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki

yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)

Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada

perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10

tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa

puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari

pada laki-laki (GINA 2006)

d Binatang piaraan

Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi

sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan

pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang

sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan

serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan

terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)

e Jenis makanan

Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma

meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada

2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)

Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan

asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan

tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang

berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus

serangan asma (Handayani 2004)

Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)

vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang

terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor

(Handayani 2004)

f Perubahan cuaca

Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan

asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan

dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)

Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara

Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran

lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama

musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan

(Ramaiah 2006)

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

12 Patofisiologi

Karakteristik utama asma termasuk obstruksi jalan udara dalam berbagai tingkatan

(tingkatan dengan bronkospasmus edema dan hipersekresi) BHR dan inflamasi jalan

udara

Serangan asma mendadak disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui maupun yang

diketahui seperti paparan terhadap alergen virusm atau polutan dalam maupun luar rumah

dan masing-masing faktor ini dapat menginduksi respon inflamasi

Alergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai dengan aktivasi sela

yang menghasilkan antibodi IgE yang spesifik alergen Terdapat aktivasi yang cepat dari

sel mastosit dan makrofag pada jalan udara yang membebaskan mediator proinflamasi

seperti histamin dan eikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos jalan udara

Kebocoran plasma protein menginduksi penebalan dan pembengkakan dinding jalan udara

serta penyempitan lumennya disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus

Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 sampai 9 jam setelah serangan alergen dan melibatkan

aktivasi eosinofil limfosit T basofil neutrofil dan makrofag

Eosinofil bermigrasi ke dalam jalan udara dan membebaskan mediator inflamasi

(leukotrien dan protein granul) mediator sitotoksik dan sitokin

Aktivasi limfosit T menyebabkan pembebasan sitokin dari sel T-helper tipe 2 (TH2) yang

memperentarai inflamasi alergik (interleukin [IL]4IL-5 IL-6 IL-9 dan IL-13) Sebaliknya

sel T-helper tipe 1 (TH1) menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk

mekanisme pertahanan selular Inflamasi asmatik alergik dapat ditimbulkan oleh

ketidakseimbangan antara sel TH1 dan sel TH2

Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan pembebasan

mediator seperti histamin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofilleukotrien C4D4 dan

E4 prostaglandin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofil leukotrien C4 D4 dan E4

prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF) Histamin mampu menginduksi

konstriksi otot polos dan bronkospasme dan berperan dalam edema mukosa serta kesekresi

mukus

Makrofag alveolar membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF dan

leukotrien B4 C4 dan D4 Produksi faktor khemotaktik neutrofil dan eosinofil

memperkuat proses inflamasi

Neutrofil juga merupakan sumber mediator (PAF prostaglandin tromboksan dan

leukotrien) yang berkontribusi pada BHR dan inflamasi jalan udara

Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada

produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi

lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini

dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi

sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara

Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid

peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan

peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan

faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab

untuk penguraian neuropeptida inflamasi

Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak

transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat

baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus

yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi

Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi

nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas

eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi

berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang

tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik

dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan

bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida

13 Epidemiologi Asma

Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada

umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul

sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan

ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat

yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal

tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas

bermain dan fungsi dari hari ke hari

14 Etiologi asma

Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis

infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas

bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung

sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada

lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen

merangsang kontraksi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada

terbukanya jalan nafas

Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor

lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun

spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya

dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif

dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun

pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik

Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan

kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa

anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat

memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma

tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak

dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak

15 Faktor Resiko Asma

Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara

lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi

tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang

berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan

dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor

pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin

binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit

keluarga

a Asap rokok

Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-

orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih

parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih

sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah

asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat

badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya

gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)

Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan

campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis

kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon

monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)

b Debu

Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota

berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi

memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)

Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau

debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang

menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas

Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga

c Jenis kelamin

Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak

perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma

bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada

anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan

sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke

rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada

usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus

2006)

Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran

pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki

yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)

Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada

perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10

tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa

puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari

pada laki-laki (GINA 2006)

d Binatang piaraan

Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi

sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan

pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang

sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan

serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan

terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)

e Jenis makanan

Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma

meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada

2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)

Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan

asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan

tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang

berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus

serangan asma (Handayani 2004)

Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)

vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang

terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor

(Handayani 2004)

f Perubahan cuaca

Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan

asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan

dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)

Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara

Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran

lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama

musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan

(Ramaiah 2006)

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada

produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi

lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini

dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi

sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara

Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid

peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan

peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan

faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab

untuk penguraian neuropeptida inflamasi

Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak

transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat

baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus

yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi

Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi

nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas

eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi

berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang

tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik

dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan

bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida

13 Epidemiologi Asma

Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada

umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul

sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan

ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat

yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal

tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas

bermain dan fungsi dari hari ke hari

14 Etiologi asma

Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis

infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas

bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung

sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada

lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen

merangsang kontraksi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada

terbukanya jalan nafas

Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor

lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun

spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya

dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif

dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun

pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik

Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan

kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa

anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat

memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma

tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak

dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak

15 Faktor Resiko Asma

Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara

lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi

tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang

berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan

dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor

pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin

binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit

keluarga

a Asap rokok

Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-

orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih

parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih

sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah

asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat

badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya

gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)

Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan

campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis

kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon

monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)

b Debu

Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota

berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi

memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)

Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau

debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang

menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas

Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga

c Jenis kelamin

Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak

perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma

bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada

anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan

sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke

rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada

usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus

2006)

Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran

pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki

yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)

Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada

perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10

tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa

puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari

pada laki-laki (GINA 2006)

d Binatang piaraan

Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi

sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan

pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang

sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan

serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan

terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)

e Jenis makanan

Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma

meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada

2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)

Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan

asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan

tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang

berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus

serangan asma (Handayani 2004)

Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)

vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang

terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor

(Handayani 2004)

f Perubahan cuaca

Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan

asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan

dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)

Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara

Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran

lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama

musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan

(Ramaiah 2006)

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis

infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas

bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung

sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada

lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen

merangsang kontraksi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus

Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada

terbukanya jalan nafas

Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor

lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun

spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya

dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif

dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun

pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik

Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan

kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa

anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat

memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma

tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak

dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak

15 Faktor Resiko Asma

Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara

lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi

tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang

berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan

dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor

pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin

binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit

keluarga

a Asap rokok

Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-

orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih

parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih

sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah

asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat

badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya

gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)

Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan

campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis

kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon

monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)

b Debu

Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota

berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi

memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)

Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau

debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang

menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas

Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga

c Jenis kelamin

Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak

perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma

bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada

anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan

sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke

rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada

usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus

2006)

Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran

pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki

yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)

Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada

perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10

tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa

puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari

pada laki-laki (GINA 2006)

d Binatang piaraan

Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi

sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan

pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang

sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan

serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan

terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)

e Jenis makanan

Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma

meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada

2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)

Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan

asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan

tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang

berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus

serangan asma (Handayani 2004)

Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)

vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang

terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor

(Handayani 2004)

f Perubahan cuaca

Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan

asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan

dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)

Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara

Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran

lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama

musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan

(Ramaiah 2006)

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit

keluarga

a Asap rokok

Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-

orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih

parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih

sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah

asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat

badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya

gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)

Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan

campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis

kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon

monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)

b Debu

Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota

berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi

memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)

Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau

debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang

menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas

Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga

c Jenis kelamin

Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak

perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma

bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada

anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan

sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke

rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada

usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus

2006)

Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran

pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki

yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)

Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada

perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10

tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa

puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari

pada laki-laki (GINA 2006)

d Binatang piaraan

Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi

sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan

pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang

sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan

serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan

terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)

e Jenis makanan

Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma

meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada

2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)

Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan

asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan

tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang

berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus

serangan asma (Handayani 2004)

Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)

vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang

terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor

(Handayani 2004)

f Perubahan cuaca

Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan

asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan

dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)

Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara

Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran

lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama

musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan

(Ramaiah 2006)

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus

2006)

Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran

pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki

yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)

Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada

perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10

tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa

puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari

pada laki-laki (GINA 2006)

d Binatang piaraan

Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi

sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan

pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang

sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan

serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan

terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)

e Jenis makanan

Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma

meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada

2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)

Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan

asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan

tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang

berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus

serangan asma (Handayani 2004)

Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)

vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang

terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor

(Handayani 2004)

f Perubahan cuaca

Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan

asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan

dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)

Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara

Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran

lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama

musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan

(Ramaiah 2006)

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor

(Handayani 2004)

f Perubahan cuaca

Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan

asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan

dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)

Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara

Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran

lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama

musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan

(Ramaiah 2006)

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

16 Manifestasi Klinik

161 Asma kronik

Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi

gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk

(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat

latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen

tertentu

Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi

batuk kering yang berulang atau tanda atopi

Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang

Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat

mingguan bulanan atau tahunan

Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi

disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat

menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau

hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat

juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan

berganda

162 Asma parah akut

Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi

edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah

menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif

terhadap terapi bronchodilator biasa

Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas

pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat

mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap

penanganan yang biasa

Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan

ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan

dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar

Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah

BAB III

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

TERAPI ASMA

21 Tujuan Terapi

Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah

mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan

fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang

mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah

latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi

kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum

dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan

terhadap pasien dan keluarga

Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia

signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)

pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali

pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk

22 Terapi farmakologi

1 Simpatomimetik

Mekanisme Kerja

Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut

1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi

dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah

2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan

irama jantung

3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens

mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet

Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama

penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat

simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling

efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih

cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan

(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila

diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan

sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma

Keterangan

a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat

b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor

c dapat digunakan melalui aerosol

Indikasi

Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan

bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala

yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah

bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti

albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan

gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Efek Samping

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek

kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada

beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu

KontraIndikasi

Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat

dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan

dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik

takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena

isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari

tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi

jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena

efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut

sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau

siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)

Peringatan

Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan

diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat

seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan

gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata

setelah pemberian isoproterenol

Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena

mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada

Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak

diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan

peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral

Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan

gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat

stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi

Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah

dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada

beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi

Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang

dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau

perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan

depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung

lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

aritmia ventrikular

Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan

intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi

koroner atau sakit jantung iskemik

Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)

berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan

angina ventrikular

Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan

kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum

diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif

Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol

isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam

tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik

Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin

diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala

tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah

Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi

terhadap sistem saraf pusat

Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan

kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam

hal ini mungkin diperlukan sedatif

Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut

Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2

menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi

dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan

Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum

diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis

asma akut yang diikuti dengan hipoksia

Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari

tidak dianjurkan

Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan

dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis

β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian

mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja

cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang

bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol

Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena

konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau

hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi

jantung

Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian

bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan

bronkodilator lain

Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan

sensitivitas simpatomimetik

Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin

Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)

Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi

lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia

aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan

detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada

penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan

Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080

Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak

diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu

Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin

salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum

diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol

untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya

Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih

Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak

kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati

Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak

Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang

dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2

tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja

diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan

efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan

Perhatian

Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya

Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme

intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem

kardiovaskular

Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan

epinefrin

Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor

secara temporer

Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati

terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau

bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga

atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari

vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan

Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak

direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika

pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan

menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena

menyebabkan efek adiksi

Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi

kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika

diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid

oral atau inhalasi

Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama

dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan

gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak

timbul

Interaksi Secara Umum

Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai

vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator

simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa

adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon

anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase

nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin

teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral

Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran

level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel

berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk

meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis

standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan

respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan

produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta

mencegah dan mengembalikan jalur nafas

Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif

untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya

terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski

dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah

dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk

sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis

pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan

reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang

sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama

setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu

Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada

tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek

samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia

yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk

memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung

kepada alat tersebut

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien

dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis

β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara

intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral

Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan

memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6

hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3

atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi

jangka pendek tidak diperlukan

Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma

akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari

(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga

10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak

menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis

tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang

memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik

Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik

kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi

dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Efek Samping

Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi

edema wajah dan sindrom flu

Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian

yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari

kortikosteroid sistemik ke aerosol

Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala

kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran

pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit

punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis

sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu

perubahan suara

Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri

dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi

saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan

indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-

gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit

kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada

sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi

telinga

Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala

faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza

kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan

demam

Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis

sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung

KontraIndikasi

Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode

asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa

komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk

Candida albicans

Peringatan

Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau

Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi

secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian

terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian

termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi

bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak

digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah

Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas

berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja

cepat

Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan

kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi

dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada

pasien yang telah menerima prednison

Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan

kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral

beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan

penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan

Kehamilan kategori C budesonid kategori B

Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah

kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi

ke dalam air susu

Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan

flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12

tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan

Perhatian

Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin

mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit

sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis

pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah

dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid

sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol

gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan

bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau

mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak

dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi

adrenal

Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor

pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)

Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur

penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama

dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA

Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak

juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi

Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski

belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses

imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada

informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk

tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat

penggunaan yang lama

Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada

penggunaan beklometason atau flunisolid

Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah

penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan

pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan

Interaksi Secara Umum

Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar

plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik

belum diketahui Gunakan dengan perhatian

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

3 Metilxantin

Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang

juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui

penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil

penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan

eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan

klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan

Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara

sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral

sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih

disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV

juga tidak tersedia

Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma

mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan

kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-

release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal

Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2

optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian

suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi

serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena

tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam

penanganan asma

Dosis dan Cara Penggunaan

A Aminofilin

Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal

untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral

monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan

waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima

pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat

atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau

injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25

mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume

besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat

langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan

kesehatan yang berarti

B Teofilin

Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan

respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan

teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20

mcgmL

Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum

menggunakan teofilin

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Terapi Kronis

Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi

dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam

Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan

interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai

Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan

bila dosis tidak dapat ditoleransi

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Efek Samping

Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL

Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia

iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia

jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan

otak dan kematian

Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom

ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin

pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif

dan urtikaria

Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia

ventrikular

Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan

dan kejang

Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum

atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin

dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi

terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus

Ginjal proteinuria potensiasi diuresis

Respiratori takhipnea henti nafas

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan

seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin

hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari

rektum atau kolon bagian bawah

Peringatan

Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak

langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral

tunggal tidak cukup untuk status asma

Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level

serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda

awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan

tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika

gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh

konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan

dengan efek samping yang menjadi parah

Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia

yang ada

Kehamilan Kategori C

Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu

Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun

bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang

direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke

tingkatan toksik

Perhatian

Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal

jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi

Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal

mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level

serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah

dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan

Interaksi Secara Umum

Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida

barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik

(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat

Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker

non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid

disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon

tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat

Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis

halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan

tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat

(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi

Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein

karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan

ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat

karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas

4 Antikolinergik

Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif

reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi

yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak

sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen

tergantung pada dosis

Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih

lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh

terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon

maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30

menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam

Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada

asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara

umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15

Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit

pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan

peningkatan pada asma kronik

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Efek Samping

Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang

semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis

gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas

faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya

Peringatan

Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan

bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian

ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema

orofaringeal

Kehamilan Kategori B

Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu

Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan

keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum

diketahui

Perhatian

Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit

hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Interaksi Secara Umum

Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta

adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit

paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping

Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan

obat antikolinergik

Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi

ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol

jika digunakan dalam waktu satu jam

B Tiotropium Bromida

Mekanisme Kerja

Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan

sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek

farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi

bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat

spesifik pada lokasi tertentu

Indikasi

Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan

penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema

Dosis dan Cara Penggunaan

1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler

Cara Penggunaan

Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong

kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul

lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang

Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian

buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung

Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo

kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka

Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut

menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat

lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke

bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler

dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir

tabung

Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang

cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian

tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan

handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis

tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi

Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil

kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk

dan simpan

Efek Samping

Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada

(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi

moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan

atas infeksi saluran urin dan muntah

Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau

komponen sediaan

Peringatan

Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal

bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat

menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan

dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan

penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami

perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan

plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec

Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah

pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan

pertimbangkan obat lain

Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan

penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan

(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan

AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru

obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma

obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah

pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat

( kliren kreatinin le50 mLmenit)

Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada

studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi

saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima

tiotropium

Kehamilan kategori C

Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu

Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui

Perhatian

Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian

pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau

kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)

Interaksi Secara Umum

Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik

belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

5 Metotreksat

Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk

mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut

bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien

tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat

harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut

bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap

fungsi hati dan paru-paru

22 Algoritma Penanganan Asma

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

BAB IV

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

KASUS ASMA

Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk

penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit

pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid

inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul

dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan

penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana

seharusnya hal ini dikelola

STRATEGI DAN BUKTI

Penilaian awal

Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat

untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak

Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini

sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal

Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan

status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang

mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua

atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan

pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan

eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan

Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk

kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon

dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah

darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung

( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )

Pengobatan di Departemen Darurat

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi

oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan

kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis

tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut

β2 - adrenergik Agonis

Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan

administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan

inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer

bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan

pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan

nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang

ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan

pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan

dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada

yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit

sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat

disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -

analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan

administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat

keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan

menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar

dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di

kalangan pasien dengan asma berat

Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk

manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada

setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum

konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan

bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi

diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk

eksaserbasi berat belum diteliti

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih

efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan

peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum

dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang

berlangsung

Agen antikolinergik

Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai

monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik

agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat

obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di

departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti

mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat

melanjutkan ipratropium setelah rawat inap

Kortikosteroid sistemik

Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat

kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat

terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak

percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang

dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa

penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan

peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih

rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan

kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-

paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status

mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis

optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang

melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan

tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison

equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan

( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua

dosis terbagi

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

inhalasi Kortikosteroid

Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati

memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung

penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam

department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma

jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada

pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk

pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006

pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada

penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan

kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam

tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan

asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan

pengobatan dengan kortikosteroid oral alone

Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan

Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen

darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa

meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus

disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )

nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik

direkomendasikan untuk exacerbations akut

Penilaian Respon untuk Pengobatan

Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan

sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus

mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi

paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri

Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis

bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari

departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi

sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah

penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta

kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik

diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan

penilaian awal dalam department38 darurat

Indikasi Pendaftaran

Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang

tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari

yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien

yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk

kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1

40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian

kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The

NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit

pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat

Manajemen Respiratory Insufficiency

Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk

intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi

dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk

memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang

tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk

memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam

sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status

asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar

Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi

pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs

dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah

menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari

penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk

memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi

noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway

pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada

kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan

atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive

airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure

bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari

rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa

ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi

dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih

banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini

Discharge dari Departemen Darurat

Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari

yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala

yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan

inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid

oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama

pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana

untuk mengurangi risiko relapse

Pendidikan Pasien

Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang

tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan

memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk

mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat

mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien

habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan

mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan

primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman

juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma

mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data

yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

WILAYAH KETIDAKPASTIAN

Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena

magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya

Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena

magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat

( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan

dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan

pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara

signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh

nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa

dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki

eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi

atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika

serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan

pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011

Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing

dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di

dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk

mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun

perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544

pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada

pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap

pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan

Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2

jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan

yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang

dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan

standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi

tidak mengurangi tingkat dari hospitalization

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

PEDOMAN

The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman

berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten

dengan panduan ini

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan

penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap

hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa

dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma

Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik

harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara

teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam

setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-

obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola

eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan

lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk

pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara

kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

BAB V

KESIMPULAN

1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya

2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik

3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik

4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil

5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok

6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta

Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and

PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari

2014]

Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir

Indo 24(3) 133-144

Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine

Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]

Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma

Departemen Kesehatan Jakarta

Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara

Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta

Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma

httpwwwdepkesgoidindexphp

option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]

Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc

Graw-Hill Companies United States

  • PENYAKIT ASMA