Penyakit Asma
-
Upload
princezz-marla-agung-lestari -
Category
Documents
-
view
83 -
download
4
description
Transcript of Penyakit Asma
MAKALAH FARMAKOTERAPI
PENYAKIT ASMA
Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan salah satu mata kuliah program studi Apoteker yaitu Farmakoterapi
Disusun Oleh
Kelompok 5
Erba Epril Riadi (22013157)
Giannisya Hayati (22013119)
Heny Tresnaningsih (22013167)
Laksa Rachma Pradhana (2201375)
Neneng Sariningsih (22013128)
Rudi Irawan (22013188)
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
PROGRAM PROFESI APOTEKER
BANDUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Penyakit asma merupakan penyakit lima besar penyebab kematian di dunia yang
bervariasi antara 5-30 (berkisar 174) Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara
pasti namun diperkirakan 2-5 penduduk Indonesia menderita asma Hasil penelitian
International Study on Asthma and Allergies in Childhood menunjukkan bahwa di Indonesia
prevalensi penyakit asma meningkat dari 42 pada tahun 1995 menjadi 54 pada tahun
2003 DKI Jakarta memiliki prevalensi asma yang lebih besar yaitu 75 pada tahun 2007
Penyakit asma berasal dari keturunan sebesar 30 dan 70 disebabkan oleh berbagai faktor
lainnya Departemen Kesehatan memperkirakan penyakit asma termasuk 10 besar penyebab
kesakitan dan kematian di RS dan diperkirakan 10 dari 25 juta penduduk Indonesia menderita
asma Angka kejadian asma pada anak dan bayi sekitar 10-85 dan lebih tinggi dibandingkan
oleh orang dewasa(10-45) Pada anak penyakit asama dapat mempengaruhi masa
pertumbuhan karena anak yang menderita asma sering mengalami kambuh sehingga dapat
menurunkan prestasi belajar di sekolah Prevalensi asma di perkotaan umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan di pedesaan karena pola hidup di kota besar meningkatkan risiko
terjadinya asma
Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang ditandai oleh inflamasi
peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus dan sumbatan saluran napas yang bisa
kembali spontan atau dengan pengobatan yang sesuai Meskipun pengobatan efektif telah
dilakukan untuk menurunkan morbiditas karena asma keefektifan hanya tercapai jika
penggunaan obat telah sesuai Seiring dengan perlunya mengetahui hubungan antara terapi
yang baik dan keefektifan terapetik baik peneliti maupun tenaga kesehatan harus memahami
faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi asma di
masyarakat namun tanpa peran serta masyarakat tentunya tidak akan dicapai hasil yang
optimal Apoteker dalam hal ini dapat membantu penanganan penyakit asma dengan
mengarahkan pasien yang diduga menderita asma untuk memeriksakan dirinya memotivasi
pasien untuk patuh dalam pengobatan memberikan informasi dan konseling serta membantu
dalam pencatatan untuk pelaporan
Oleh karena itu untuk memberikan bekal pengetahuan bagi apoteker sebagai sumber
informasi terutama untuk masalah terkait dengan obat asma Penulis membuat makalah ini
Bandung 30 Januari 2014
Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I DESKRIPSI PENYAKIT
11 Definisi
Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan
peran banyak sel dan komponennya Pada individu yang rentan inflamasi menyebabkan
episode berulang dari bengek sesak nafas sempit dada dan batuk Episode ini biasanya terkait
dengan obstruksi jalan udara yang sering reversible baik secara spontan maupun setelah
pemberian penanganan Inflamasi juga menyebabkan peningkatan hiperresponsifitas bronkus
(bronchus hyperresponsiveness BHR) terhadap berbagai stimulus
Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan
asma intrinsik Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa
Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen
(serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat
antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas
asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma
adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons
terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
12 Patofisiologi
Karakteristik utama asma termasuk obstruksi jalan udara dalam berbagai tingkatan
(tingkatan dengan bronkospasmus edema dan hipersekresi) BHR dan inflamasi jalan
udara
Serangan asma mendadak disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui maupun yang
diketahui seperti paparan terhadap alergen virusm atau polutan dalam maupun luar rumah
dan masing-masing faktor ini dapat menginduksi respon inflamasi
Alergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai dengan aktivasi sela
yang menghasilkan antibodi IgE yang spesifik alergen Terdapat aktivasi yang cepat dari
sel mastosit dan makrofag pada jalan udara yang membebaskan mediator proinflamasi
seperti histamin dan eikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos jalan udara
Kebocoran plasma protein menginduksi penebalan dan pembengkakan dinding jalan udara
serta penyempitan lumennya disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus
Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 sampai 9 jam setelah serangan alergen dan melibatkan
aktivasi eosinofil limfosit T basofil neutrofil dan makrofag
Eosinofil bermigrasi ke dalam jalan udara dan membebaskan mediator inflamasi
(leukotrien dan protein granul) mediator sitotoksik dan sitokin
Aktivasi limfosit T menyebabkan pembebasan sitokin dari sel T-helper tipe 2 (TH2) yang
memperentarai inflamasi alergik (interleukin [IL]4IL-5 IL-6 IL-9 dan IL-13) Sebaliknya
sel T-helper tipe 1 (TH1) menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk
mekanisme pertahanan selular Inflamasi asmatik alergik dapat ditimbulkan oleh
ketidakseimbangan antara sel TH1 dan sel TH2
Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan pembebasan
mediator seperti histamin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofilleukotrien C4D4 dan
E4 prostaglandin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofil leukotrien C4 D4 dan E4
prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF) Histamin mampu menginduksi
konstriksi otot polos dan bronkospasme dan berperan dalam edema mukosa serta kesekresi
mukus
Makrofag alveolar membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF dan
leukotrien B4 C4 dan D4 Produksi faktor khemotaktik neutrofil dan eosinofil
memperkuat proses inflamasi
Neutrofil juga merupakan sumber mediator (PAF prostaglandin tromboksan dan
leukotrien) yang berkontribusi pada BHR dan inflamasi jalan udara
Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada
produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi
lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini
dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi
sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara
Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid
peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan
peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan
faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab
untuk penguraian neuropeptida inflamasi
Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak
transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat
baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus
yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi
Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi
nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas
eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi
berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang
tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik
dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan
bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida
13 Epidemiologi Asma
Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada
umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul
sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan
ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat
yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal
tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas
bermain dan fungsi dari hari ke hari
14 Etiologi asma
Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis
infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas
bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung
sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada
lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen
merangsang kontraksi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada
terbukanya jalan nafas
Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor
lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun
spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya
dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif
dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun
pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik
Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan
kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa
anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat
memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma
tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak
dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak
15 Faktor Resiko Asma
Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara
lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi
tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang
berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan
dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor
pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin
binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit
keluarga
a Asap rokok
Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-
orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih
parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih
sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah
asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat
badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya
gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)
Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan
campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis
kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon
monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)
b Debu
Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota
berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi
memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)
Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau
debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang
menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas
Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga
c Jenis kelamin
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma
bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada
anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan
sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke
rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada
usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus
2006)
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran
pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki
yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)
Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada
perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10
tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa
puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki (GINA 2006)
d Binatang piaraan
Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi
sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan
pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang
sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan
serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan
terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)
e Jenis makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada
2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)
Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan
asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan
tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)
Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang
berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus
serangan asma (Handayani 2004)
Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)
vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang
terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor
(Handayani 2004)
f Perubahan cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)
Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara
Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran
lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama
musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan
(Ramaiah 2006)
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Penyakit asma merupakan penyakit lima besar penyebab kematian di dunia yang
bervariasi antara 5-30 (berkisar 174) Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara
pasti namun diperkirakan 2-5 penduduk Indonesia menderita asma Hasil penelitian
International Study on Asthma and Allergies in Childhood menunjukkan bahwa di Indonesia
prevalensi penyakit asma meningkat dari 42 pada tahun 1995 menjadi 54 pada tahun
2003 DKI Jakarta memiliki prevalensi asma yang lebih besar yaitu 75 pada tahun 2007
Penyakit asma berasal dari keturunan sebesar 30 dan 70 disebabkan oleh berbagai faktor
lainnya Departemen Kesehatan memperkirakan penyakit asma termasuk 10 besar penyebab
kesakitan dan kematian di RS dan diperkirakan 10 dari 25 juta penduduk Indonesia menderita
asma Angka kejadian asma pada anak dan bayi sekitar 10-85 dan lebih tinggi dibandingkan
oleh orang dewasa(10-45) Pada anak penyakit asama dapat mempengaruhi masa
pertumbuhan karena anak yang menderita asma sering mengalami kambuh sehingga dapat
menurunkan prestasi belajar di sekolah Prevalensi asma di perkotaan umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan di pedesaan karena pola hidup di kota besar meningkatkan risiko
terjadinya asma
Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang ditandai oleh inflamasi
peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus dan sumbatan saluran napas yang bisa
kembali spontan atau dengan pengobatan yang sesuai Meskipun pengobatan efektif telah
dilakukan untuk menurunkan morbiditas karena asma keefektifan hanya tercapai jika
penggunaan obat telah sesuai Seiring dengan perlunya mengetahui hubungan antara terapi
yang baik dan keefektifan terapetik baik peneliti maupun tenaga kesehatan harus memahami
faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi asma di
masyarakat namun tanpa peran serta masyarakat tentunya tidak akan dicapai hasil yang
optimal Apoteker dalam hal ini dapat membantu penanganan penyakit asma dengan
mengarahkan pasien yang diduga menderita asma untuk memeriksakan dirinya memotivasi
pasien untuk patuh dalam pengobatan memberikan informasi dan konseling serta membantu
dalam pencatatan untuk pelaporan
Oleh karena itu untuk memberikan bekal pengetahuan bagi apoteker sebagai sumber
informasi terutama untuk masalah terkait dengan obat asma Penulis membuat makalah ini
Bandung 30 Januari 2014
Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I DESKRIPSI PENYAKIT
11 Definisi
Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan
peran banyak sel dan komponennya Pada individu yang rentan inflamasi menyebabkan
episode berulang dari bengek sesak nafas sempit dada dan batuk Episode ini biasanya terkait
dengan obstruksi jalan udara yang sering reversible baik secara spontan maupun setelah
pemberian penanganan Inflamasi juga menyebabkan peningkatan hiperresponsifitas bronkus
(bronchus hyperresponsiveness BHR) terhadap berbagai stimulus
Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan
asma intrinsik Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa
Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen
(serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat
antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas
asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma
adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons
terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
12 Patofisiologi
Karakteristik utama asma termasuk obstruksi jalan udara dalam berbagai tingkatan
(tingkatan dengan bronkospasmus edema dan hipersekresi) BHR dan inflamasi jalan
udara
Serangan asma mendadak disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui maupun yang
diketahui seperti paparan terhadap alergen virusm atau polutan dalam maupun luar rumah
dan masing-masing faktor ini dapat menginduksi respon inflamasi
Alergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai dengan aktivasi sela
yang menghasilkan antibodi IgE yang spesifik alergen Terdapat aktivasi yang cepat dari
sel mastosit dan makrofag pada jalan udara yang membebaskan mediator proinflamasi
seperti histamin dan eikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos jalan udara
Kebocoran plasma protein menginduksi penebalan dan pembengkakan dinding jalan udara
serta penyempitan lumennya disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus
Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 sampai 9 jam setelah serangan alergen dan melibatkan
aktivasi eosinofil limfosit T basofil neutrofil dan makrofag
Eosinofil bermigrasi ke dalam jalan udara dan membebaskan mediator inflamasi
(leukotrien dan protein granul) mediator sitotoksik dan sitokin
Aktivasi limfosit T menyebabkan pembebasan sitokin dari sel T-helper tipe 2 (TH2) yang
memperentarai inflamasi alergik (interleukin [IL]4IL-5 IL-6 IL-9 dan IL-13) Sebaliknya
sel T-helper tipe 1 (TH1) menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk
mekanisme pertahanan selular Inflamasi asmatik alergik dapat ditimbulkan oleh
ketidakseimbangan antara sel TH1 dan sel TH2
Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan pembebasan
mediator seperti histamin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofilleukotrien C4D4 dan
E4 prostaglandin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofil leukotrien C4 D4 dan E4
prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF) Histamin mampu menginduksi
konstriksi otot polos dan bronkospasme dan berperan dalam edema mukosa serta kesekresi
mukus
Makrofag alveolar membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF dan
leukotrien B4 C4 dan D4 Produksi faktor khemotaktik neutrofil dan eosinofil
memperkuat proses inflamasi
Neutrofil juga merupakan sumber mediator (PAF prostaglandin tromboksan dan
leukotrien) yang berkontribusi pada BHR dan inflamasi jalan udara
Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada
produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi
lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini
dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi
sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara
Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid
peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan
peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan
faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab
untuk penguraian neuropeptida inflamasi
Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak
transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat
baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus
yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi
Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi
nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas
eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi
berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang
tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik
dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan
bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida
13 Epidemiologi Asma
Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada
umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul
sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan
ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat
yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal
tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas
bermain dan fungsi dari hari ke hari
14 Etiologi asma
Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis
infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas
bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung
sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada
lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen
merangsang kontraksi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada
terbukanya jalan nafas
Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor
lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun
spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya
dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif
dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun
pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik
Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan
kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa
anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat
memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma
tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak
dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak
15 Faktor Resiko Asma
Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara
lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi
tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang
berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan
dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor
pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin
binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit
keluarga
a Asap rokok
Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-
orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih
parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih
sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah
asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat
badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya
gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)
Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan
campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis
kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon
monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)
b Debu
Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota
berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi
memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)
Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau
debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang
menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas
Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga
c Jenis kelamin
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma
bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada
anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan
sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke
rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada
usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus
2006)
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran
pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki
yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)
Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada
perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10
tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa
puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki (GINA 2006)
d Binatang piaraan
Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi
sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan
pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang
sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan
serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan
terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)
e Jenis makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada
2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)
Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan
asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan
tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)
Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang
berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus
serangan asma (Handayani 2004)
Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)
vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang
terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor
(Handayani 2004)
f Perubahan cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)
Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara
Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran
lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama
musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan
(Ramaiah 2006)
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
pasien untuk patuh dalam pengobatan memberikan informasi dan konseling serta membantu
dalam pencatatan untuk pelaporan
Oleh karena itu untuk memberikan bekal pengetahuan bagi apoteker sebagai sumber
informasi terutama untuk masalah terkait dengan obat asma Penulis membuat makalah ini
Bandung 30 Januari 2014
Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I DESKRIPSI PENYAKIT
11 Definisi
Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan
peran banyak sel dan komponennya Pada individu yang rentan inflamasi menyebabkan
episode berulang dari bengek sesak nafas sempit dada dan batuk Episode ini biasanya terkait
dengan obstruksi jalan udara yang sering reversible baik secara spontan maupun setelah
pemberian penanganan Inflamasi juga menyebabkan peningkatan hiperresponsifitas bronkus
(bronchus hyperresponsiveness BHR) terhadap berbagai stimulus
Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan
asma intrinsik Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa
Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen
(serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat
antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas
asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma
adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons
terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
12 Patofisiologi
Karakteristik utama asma termasuk obstruksi jalan udara dalam berbagai tingkatan
(tingkatan dengan bronkospasmus edema dan hipersekresi) BHR dan inflamasi jalan
udara
Serangan asma mendadak disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui maupun yang
diketahui seperti paparan terhadap alergen virusm atau polutan dalam maupun luar rumah
dan masing-masing faktor ini dapat menginduksi respon inflamasi
Alergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai dengan aktivasi sela
yang menghasilkan antibodi IgE yang spesifik alergen Terdapat aktivasi yang cepat dari
sel mastosit dan makrofag pada jalan udara yang membebaskan mediator proinflamasi
seperti histamin dan eikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos jalan udara
Kebocoran plasma protein menginduksi penebalan dan pembengkakan dinding jalan udara
serta penyempitan lumennya disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus
Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 sampai 9 jam setelah serangan alergen dan melibatkan
aktivasi eosinofil limfosit T basofil neutrofil dan makrofag
Eosinofil bermigrasi ke dalam jalan udara dan membebaskan mediator inflamasi
(leukotrien dan protein granul) mediator sitotoksik dan sitokin
Aktivasi limfosit T menyebabkan pembebasan sitokin dari sel T-helper tipe 2 (TH2) yang
memperentarai inflamasi alergik (interleukin [IL]4IL-5 IL-6 IL-9 dan IL-13) Sebaliknya
sel T-helper tipe 1 (TH1) menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk
mekanisme pertahanan selular Inflamasi asmatik alergik dapat ditimbulkan oleh
ketidakseimbangan antara sel TH1 dan sel TH2
Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan pembebasan
mediator seperti histamin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofilleukotrien C4D4 dan
E4 prostaglandin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofil leukotrien C4 D4 dan E4
prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF) Histamin mampu menginduksi
konstriksi otot polos dan bronkospasme dan berperan dalam edema mukosa serta kesekresi
mukus
Makrofag alveolar membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF dan
leukotrien B4 C4 dan D4 Produksi faktor khemotaktik neutrofil dan eosinofil
memperkuat proses inflamasi
Neutrofil juga merupakan sumber mediator (PAF prostaglandin tromboksan dan
leukotrien) yang berkontribusi pada BHR dan inflamasi jalan udara
Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada
produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi
lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini
dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi
sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara
Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid
peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan
peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan
faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab
untuk penguraian neuropeptida inflamasi
Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak
transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat
baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus
yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi
Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi
nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas
eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi
berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang
tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik
dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan
bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida
13 Epidemiologi Asma
Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada
umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul
sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan
ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat
yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal
tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas
bermain dan fungsi dari hari ke hari
14 Etiologi asma
Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis
infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas
bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung
sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada
lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen
merangsang kontraksi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada
terbukanya jalan nafas
Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor
lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun
spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya
dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif
dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun
pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik
Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan
kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa
anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat
memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma
tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak
dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak
15 Faktor Resiko Asma
Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara
lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi
tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang
berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan
dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor
pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin
binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit
keluarga
a Asap rokok
Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-
orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih
parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih
sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah
asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat
badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya
gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)
Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan
campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis
kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon
monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)
b Debu
Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota
berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi
memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)
Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau
debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang
menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas
Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga
c Jenis kelamin
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma
bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada
anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan
sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke
rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada
usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus
2006)
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran
pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki
yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)
Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada
perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10
tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa
puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki (GINA 2006)
d Binatang piaraan
Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi
sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan
pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang
sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan
serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan
terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)
e Jenis makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada
2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)
Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan
asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan
tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)
Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang
berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus
serangan asma (Handayani 2004)
Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)
vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang
terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor
(Handayani 2004)
f Perubahan cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)
Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara
Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran
lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama
musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan
(Ramaiah 2006)
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I DESKRIPSI PENYAKIT
11 Definisi
Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan
peran banyak sel dan komponennya Pada individu yang rentan inflamasi menyebabkan
episode berulang dari bengek sesak nafas sempit dada dan batuk Episode ini biasanya terkait
dengan obstruksi jalan udara yang sering reversible baik secara spontan maupun setelah
pemberian penanganan Inflamasi juga menyebabkan peningkatan hiperresponsifitas bronkus
(bronchus hyperresponsiveness BHR) terhadap berbagai stimulus
Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan
asma intrinsik Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa
Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen
(serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat
antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas
asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma
adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons
terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
12 Patofisiologi
Karakteristik utama asma termasuk obstruksi jalan udara dalam berbagai tingkatan
(tingkatan dengan bronkospasmus edema dan hipersekresi) BHR dan inflamasi jalan
udara
Serangan asma mendadak disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui maupun yang
diketahui seperti paparan terhadap alergen virusm atau polutan dalam maupun luar rumah
dan masing-masing faktor ini dapat menginduksi respon inflamasi
Alergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai dengan aktivasi sela
yang menghasilkan antibodi IgE yang spesifik alergen Terdapat aktivasi yang cepat dari
sel mastosit dan makrofag pada jalan udara yang membebaskan mediator proinflamasi
seperti histamin dan eikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos jalan udara
Kebocoran plasma protein menginduksi penebalan dan pembengkakan dinding jalan udara
serta penyempitan lumennya disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus
Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 sampai 9 jam setelah serangan alergen dan melibatkan
aktivasi eosinofil limfosit T basofil neutrofil dan makrofag
Eosinofil bermigrasi ke dalam jalan udara dan membebaskan mediator inflamasi
(leukotrien dan protein granul) mediator sitotoksik dan sitokin
Aktivasi limfosit T menyebabkan pembebasan sitokin dari sel T-helper tipe 2 (TH2) yang
memperentarai inflamasi alergik (interleukin [IL]4IL-5 IL-6 IL-9 dan IL-13) Sebaliknya
sel T-helper tipe 1 (TH1) menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk
mekanisme pertahanan selular Inflamasi asmatik alergik dapat ditimbulkan oleh
ketidakseimbangan antara sel TH1 dan sel TH2
Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan pembebasan
mediator seperti histamin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofilleukotrien C4D4 dan
E4 prostaglandin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofil leukotrien C4 D4 dan E4
prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF) Histamin mampu menginduksi
konstriksi otot polos dan bronkospasme dan berperan dalam edema mukosa serta kesekresi
mukus
Makrofag alveolar membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF dan
leukotrien B4 C4 dan D4 Produksi faktor khemotaktik neutrofil dan eosinofil
memperkuat proses inflamasi
Neutrofil juga merupakan sumber mediator (PAF prostaglandin tromboksan dan
leukotrien) yang berkontribusi pada BHR dan inflamasi jalan udara
Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada
produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi
lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini
dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi
sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara
Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid
peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan
peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan
faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab
untuk penguraian neuropeptida inflamasi
Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak
transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat
baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus
yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi
Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi
nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas
eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi
berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang
tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik
dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan
bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida
13 Epidemiologi Asma
Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada
umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul
sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan
ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat
yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal
tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas
bermain dan fungsi dari hari ke hari
14 Etiologi asma
Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis
infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas
bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung
sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada
lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen
merangsang kontraksi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada
terbukanya jalan nafas
Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor
lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun
spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya
dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif
dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun
pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik
Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan
kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa
anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat
memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma
tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak
dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak
15 Faktor Resiko Asma
Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara
lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi
tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang
berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan
dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor
pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin
binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit
keluarga
a Asap rokok
Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-
orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih
parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih
sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah
asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat
badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya
gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)
Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan
campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis
kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon
monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)
b Debu
Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota
berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi
memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)
Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau
debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang
menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas
Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga
c Jenis kelamin
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma
bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada
anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan
sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke
rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada
usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus
2006)
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran
pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki
yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)
Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada
perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10
tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa
puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki (GINA 2006)
d Binatang piaraan
Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi
sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan
pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang
sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan
serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan
terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)
e Jenis makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada
2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)
Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan
asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan
tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)
Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang
berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus
serangan asma (Handayani 2004)
Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)
vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang
terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor
(Handayani 2004)
f Perubahan cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)
Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara
Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran
lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama
musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan
(Ramaiah 2006)
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
12 Patofisiologi
Karakteristik utama asma termasuk obstruksi jalan udara dalam berbagai tingkatan
(tingkatan dengan bronkospasmus edema dan hipersekresi) BHR dan inflamasi jalan
udara
Serangan asma mendadak disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui maupun yang
diketahui seperti paparan terhadap alergen virusm atau polutan dalam maupun luar rumah
dan masing-masing faktor ini dapat menginduksi respon inflamasi
Alergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai dengan aktivasi sela
yang menghasilkan antibodi IgE yang spesifik alergen Terdapat aktivasi yang cepat dari
sel mastosit dan makrofag pada jalan udara yang membebaskan mediator proinflamasi
seperti histamin dan eikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos jalan udara
Kebocoran plasma protein menginduksi penebalan dan pembengkakan dinding jalan udara
serta penyempitan lumennya disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus
Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 sampai 9 jam setelah serangan alergen dan melibatkan
aktivasi eosinofil limfosit T basofil neutrofil dan makrofag
Eosinofil bermigrasi ke dalam jalan udara dan membebaskan mediator inflamasi
(leukotrien dan protein granul) mediator sitotoksik dan sitokin
Aktivasi limfosit T menyebabkan pembebasan sitokin dari sel T-helper tipe 2 (TH2) yang
memperentarai inflamasi alergik (interleukin [IL]4IL-5 IL-6 IL-9 dan IL-13) Sebaliknya
sel T-helper tipe 1 (TH1) menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk
mekanisme pertahanan selular Inflamasi asmatik alergik dapat ditimbulkan oleh
ketidakseimbangan antara sel TH1 dan sel TH2
Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan pembebasan
mediator seperti histamin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofilleukotrien C4D4 dan
E4 prostaglandin faktor kemotaksis eosinofil dan neutrofil leukotrien C4 D4 dan E4
prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF) Histamin mampu menginduksi
konstriksi otot polos dan bronkospasme dan berperan dalam edema mukosa serta kesekresi
mukus
Makrofag alveolar membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF dan
leukotrien B4 C4 dan D4 Produksi faktor khemotaktik neutrofil dan eosinofil
memperkuat proses inflamasi
Neutrofil juga merupakan sumber mediator (PAF prostaglandin tromboksan dan
leukotrien) yang berkontribusi pada BHR dan inflamasi jalan udara
Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada
produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi
lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini
dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi
sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara
Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid
peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan
peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan
faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab
untuk penguraian neuropeptida inflamasi
Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak
transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat
baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus
yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi
Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi
nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas
eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi
berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang
tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik
dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan
bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida
13 Epidemiologi Asma
Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada
umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul
sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan
ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat
yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal
tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas
bermain dan fungsi dari hari ke hari
14 Etiologi asma
Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis
infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas
bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung
sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada
lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen
merangsang kontraksi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada
terbukanya jalan nafas
Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor
lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun
spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya
dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif
dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun
pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik
Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan
kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa
anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat
memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma
tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak
dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak
15 Faktor Resiko Asma
Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara
lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi
tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang
berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan
dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor
pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin
binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit
keluarga
a Asap rokok
Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-
orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih
parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih
sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah
asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat
badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya
gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)
Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan
campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis
kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon
monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)
b Debu
Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota
berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi
memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)
Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau
debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang
menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas
Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga
c Jenis kelamin
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma
bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada
anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan
sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke
rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada
usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus
2006)
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran
pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki
yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)
Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada
perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10
tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa
puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki (GINA 2006)
d Binatang piaraan
Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi
sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan
pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang
sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan
serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan
terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)
e Jenis makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada
2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)
Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan
asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan
tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)
Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang
berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus
serangan asma (Handayani 2004)
Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)
vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang
terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor
(Handayani 2004)
f Perubahan cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)
Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara
Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran
lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama
musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan
(Ramaiah 2006)
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Jalur 5-lipoksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat bertanggung jawab pada
produksi leukotrien Leukotrien B4 C4 dan D4 (sistenil leukotrien) menysusun zat reaksi
lambat anafilaksis (slow-reacting substance of anaphylaxis SRS-A) Leukotrien ini
dibebaskan selama proses inflamasi di paru-paru dan menyebabkan bronkokonstriksi
sekresi mukus permeabilitas mikrovaskular dan edema jalan udara
Sel epitel bronkial juga berpartisipasi dalam inflamasi dengan membebaskan eikosanoid
peptidase protein matiks sitokin dan nitrit oksida Pengikisan epitel mengakibatkan
peningkatan responsifitas da perubahan permeabilitas mukosa jalan udara pengurangan
faktor relaksan yang berasal dari mukosa dan kehilangan enzim yang bertanggungjawab
untuk penguraian neuropeptida inflamasi
Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen jalur udara merusak
transport mukosiliar Kelenjar bronkus menjadi berukuran besan dan sel goblet meningkat
baik ukuran maupun jumlahnya yang menunjukkan peningkatan produksi mukus Mukus
yang dikeluarkan oleh penderita asma cenderung memiliki viskositas yang tinggi
Jalan udara dipersyarafi oleh syaraf parasimpatik simpatik dan syaraf inhibisi
nonadrenergik Tonus istirahat normal otot polos jalan udara dipelihara oleh aktivitas
eferen vagal bronkokonstriksi dapat diperantarai oleh stimulasi vagal pada bronchi
berukuran kecil Semua otot polos jalan udara mengandung reseptor beta adrenergik yang
tidak dipersyarafi yang menyebabkan bronkodilatasi Pentingnya reseptor alfa adrenergik
dalam asma tidak diketahui Sistem syaraf nonadrenergik nonkolinergik pada trakea dan
bronchi dapat memperkuat inflamasi pada asma dengan melepaskan nitrit oksida
13 Epidemiologi Asma
Asma dapat timbul pada semua umur dimana 30 penderita mempunyai gejala pada
umur 1 tahun sedangkan 80-90 anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul
sebelum 4-5 tahunsebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan
ringan sampai sedang yang relatif mudah ditangani Sebagian kecil mengalami asma berat
yang berlarut-larut biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman Hal
tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah aktivitas
bermain dan fungsi dari hari ke hari
14 Etiologi asma
Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis
infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas
bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung
sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada
lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen
merangsang kontraksi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada
terbukanya jalan nafas
Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor
lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun
spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya
dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif
dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun
pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik
Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan
kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa
anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat
memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma
tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak
dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak
15 Faktor Resiko Asma
Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara
lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi
tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang
berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan
dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor
pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin
binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit
keluarga
a Asap rokok
Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-
orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih
parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih
sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah
asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat
badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya
gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)
Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan
campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis
kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon
monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)
b Debu
Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota
berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi
memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)
Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau
debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang
menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas
Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga
c Jenis kelamin
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma
bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada
anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan
sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke
rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada
usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus
2006)
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran
pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki
yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)
Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada
perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10
tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa
puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki (GINA 2006)
d Binatang piaraan
Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi
sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan
pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang
sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan
serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan
terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)
e Jenis makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada
2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)
Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan
asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan
tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)
Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang
berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus
serangan asma (Handayani 2004)
Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)
vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang
terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor
(Handayani 2004)
f Perubahan cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)
Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara
Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran
lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama
musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan
(Ramaiah 2006)
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan faktor autonom imunologis
infeksi endokrin dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu Aktivitas
bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom Ujung
sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut reseptor batuk atau iritan tergantung pada
lokasinya mencetuskan refleks arkus cabang aferen yang pada ujung cabang eferen
merangsang kontraksi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus
Neurotransmisi peptida vasoaktif merupakan suatu neuropeptida dominan yang dilibatkan pada
terbukanya jalan nafas
Faktor imunologi penderita asma atau alergi terjadi setelah pemaparan terhadap faktor
lingkungan seperti debu rumah tepung sari dan ketombe Seringkali kadar IgE total maupun
spesifik penderita seperti ini meningkat terhadap antigen yang terlibat Pada penderita lainnya
dengan asma yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif
dan kadar IgE rendah Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia 2 tahun
pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) disebut dengan asma intrinsik
Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya dengan
kehamilan dan menstruasi atau pada saat wanita menopause dan asma membaik pada beberapa
anak pubertas hal ini dikaitkan dengan hormonal Selain itu faktor psikologis emosi dapat
memicu gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa yang menderita penyakit asma
tetapi emosional atau sifat dan perilaku dijumpai pada anak asma lebih sering dari pada anak
dengan penyakit kronis lainnya dikaitkan dengan psikologi yang labil pada anak
15 Faktor Resiko Asma
Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial telah diketahui secara pasti antara
lain riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi
tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar faktor resiko yang
berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan
dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor
pencetus Adapun faktor pencetus asma bronkial antara lain asap rokok debuh jenis kelamin
binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit
keluarga
a Asap rokok
Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-
orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih
parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih
sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah
asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat
badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya
gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)
Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan
campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis
kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon
monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)
b Debu
Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota
berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi
memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)
Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau
debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang
menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas
Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga
c Jenis kelamin
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma
bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada
anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan
sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke
rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada
usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus
2006)
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran
pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki
yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)
Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada
perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10
tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa
puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki (GINA 2006)
d Binatang piaraan
Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi
sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan
pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang
sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan
serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan
terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)
e Jenis makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada
2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)
Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan
asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan
tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)
Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang
berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus
serangan asma (Handayani 2004)
Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)
vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang
terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor
(Handayani 2004)
f Perubahan cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)
Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara
Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran
lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama
musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan
(Ramaiah 2006)
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
binatang piaraan jenis makanan perabot rumah tangga perubahan cuaca riwayat penyakit
keluarga
a Asap rokok
Asap rokok dapat menyebabkan asma baik pada perokok itu sendiri maupun orang-
orang yang terkena asap rokok Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih
parah dibandingkan orang dewasa ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih
sempit sehingga jumlah nafas anak akan lebih cepat dari orang dewasa Akibatnya jumlah
asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat
badannya Selain itu karena system pertahanan tubuh yang belum berkembang munculnya
gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa (Ramaiah 2006)
Pembakaran tembakau sebagai zat sumber iritan dalam rumah yang menghasilkan
campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya Lebih dari 4500 jenis
kontaminan telah dideteksi dalam tembakau diantaranya hidrokarbon polisiklik karbon
monoksida karbon dioksida nitrit oksida nikotin dan akrolein (GINA 2010)
b Debu
Debu adalah penyebab paling umum alergi debu lebih sering terjadi di kota
berkembang Hal ini terjadi karena rumah modern dan penggunaan teknik insulasi
memungkinkan tungau hidup lebih baik (Ramaniah 2005)
Asma bronkial dikaitkan oleh masuknya suatu allergen misalnya tungau debu Tungau
debu akan mengeluarkan feses yang dilapisi protein pada setiap butir partikelnya yang
menyebabkan reaksi alergi bagi penderita asma apabila masuk ke dalam saluran nafas
Ketika tungau ini mati tubuhnya yang membusuk bercampur dnegan debu rumah tangga
c Jenis kelamin
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan (Sundarum 2006) Perbedaan jenis kelamin pada insidensi penyakit asma
bervatiasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi Insidensi penyakit asma pada
anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan
sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki 4 kali lebih sering Kunjungan ke
rumah sakit 3 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan pada usia tersebut tetapi pada
usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus
2006)
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran
pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki
yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)
Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada
perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10
tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa
puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki (GINA 2006)
d Binatang piaraan
Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi
sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan
pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang
sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan
serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan
terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)
e Jenis makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada
2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)
Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan
asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan
tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)
Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang
berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus
serangan asma (Handayani 2004)
Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)
vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang
terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor
(Handayani 2004)
f Perubahan cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)
Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara
Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran
lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama
musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan
(Ramaiah 2006)
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini (Yunus
2006)
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya saluran
pernapasan perubahan pada pita suara dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki
yang cenderung membatasi respon bernapas (Sundaru 2006)
Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada
perbedaan ratio diameter saluran pernafasan laki-laki dan perempuan setelah berumur 10
tahun kemungkinan disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa
puber sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki (GINA 2006)
d Binatang piaraan
Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing kucing hamster burung dapat menjadi
sumber allergen inhalan Sumber penyebab asma adalah allergen protein yang ditemukan
pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi Allergen tersebut memilki ukuran yang
sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan
serangan asma terutama dari burung dan hewan menysusui karena bulu akan rontok dan
terbang mengikuti udara (Sundaru 2006)
e Jenis makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokonstriksi pada
2-5 anak dengan asma (Ramaiah 2006)
Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan
asma masih diperdebatkan tetapi bayi dan anak-anak yang sensitif terhadap makanan
tertentu akan cenderung menderita asma (GINA 2010)
Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi ikan laut kacang
berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry mangga durian berperan menjadi pencetus
serangan asma (Handayani 2004)
Makanan produk industry dengan pewarna buatan (tartazine) pengawat (metabisulfit)
vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu serangan asma Makanan yang
terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor
(Handayani 2004)
f Perubahan cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)
Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara
Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran
lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama
musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan
(Ramaiah 2006)
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal adalah kacang ikan laur dan telor
(Handayani 2004)
f Perubahan cuaca
Kondisi cuaca seperti temperatur dingin tingginya kelembaban dapat menyebabkan
asma lebih parah epidemic yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan
dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik (Ramaiah 2006)
Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara
Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran
lendir yang berlebihan Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi hujan badai selama
musim dingin Udara yang kering dan dinin menyebabkan sesak di saluran pernafasan
(Ramaiah 2006)
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
16 Manifestasi Klinik
161 Asma kronik
Asma klasik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek tapi
gambaran klinik asma beragam Pasien dapat mengeluhkan sempit dada batuk
(terutama pada malam hari) atau bunyi saat bernafas Hal ini sering terjadi saat
latihan fisik tapi dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen
tertentu
Tanda-tandanya termasuk bunyi saat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi
batuk kering yang berulang atau tanda atopi
Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang
Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala dapat
mingguan bulanan atau tahunan
Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi
disamping jumlah obat yang diperlukan untuk mengontrol gejala Pasien dapat
menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau
hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat pasien dapat
juga menunjukkan gejala asma kronik walau sedang menjalani pengobatan
berganda
162 Asma parah akut
Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi
edema jalan udara akumulasi mucus berlebihanm dan bronkospasmus parah
menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius yang tidak responsif
terhadap terapi bronchodilator biasa
Pasien mungkin mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah nafas
pendek sempit dada atau rasa terbakar Mereka mungkin hanya dapat
mengatakan beberapa kata dalam satu nafas Gejala tidak responsif terhadap
penanganan yang biasa
Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan
ekspirasi batuk kering yang berulang takhipnea kulit pucat atau kebiruan dan
dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supraklavilar
Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah
BAB III
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
TERAPI ASMA
21 Tujuan Terapi
Asma kronik tujuan penanganan asma kronik diantaranya adalah
mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik) mempertahankan
fungsi paru-paru (mendekati) normal mencegah gejala kronis dan yang
mengganggu (batuk atau kesulitan bernafas di malam hari pagi hari atau setelah
latihan berat) mencegah memburuknya asma secara berulang dan meminimalisasi
kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap menyediakan farmakoterapi optimum
dengan tidak ada atau sedikit efek samping memenuhi keinginan pelayanan
terhadap pasien dan keluarga
Asma parah akut tujuan penanganan asma akut ialah perbaikan hipoksemia
signifikan pembalikan cepat penutupan jalan udaran (dalam hitungan menit)
pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk
22 Terapi farmakologi
1 Simpatomimetik
Mekanisme Kerja
Kerja farmakologi dari kelompok simpatomimetik ini adalah sebagai berikut
1 Stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan terjadinya asokonstriksi
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah
2 Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas dan
irama jantung
3 Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan bronkodilatasi peningkatan klirens
mukosiliari stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet
Selektifitas relatif obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping yang umum Obat
simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas memberikan efek yang lebih
cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan
(misalnya alergen latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila
diberikan secara sistemik Pada tabel 2 dapat dilihat perbandingan efek farmakologi dan
sifat farmakokinetik berbagai obat simpatomometik yang digunakan pada terapi asma
Keterangan
a potensi molar relatif 1 adalah yang paling kuat
b semua obat ini mempunyai aktivitas β1 minor
c dapat digunakan melalui aerosol
Indikasi
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala
yang timbul pada malam hari Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik Agonis β2 kerja singkat (seperti
albuterol bitolterol pirbuterol terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan
gejala akut dan bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Efek Samping
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak ada efek
kumulatif yang dilaporkan Akan tetapi tidak berarti pengobatan dihentikan pada
beberapa kasus perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu
KontraIndikasi
Obat simpatomimetik dikontraindikasikan untuk penderita yang alergi terhadap obat
dan komponennya (reaksi alergi jarang terjadi) aritmia jantung yang berhubungan
dengan takikardia angina aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik
takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol) dengan kerusakan otak organik anestesia lokal di daerah tertentu (jari
tangan jari kaki) karena adanya risiko penumpukan cairan di jaringan (udem) dilatasi
jantung insufisiensi jantung arteriosklerosis serebral penyakit jantung organik (karena
efinefrin) pada beberapa kasus vasopresor dapat dikontraindikasikan glukoma sudut
sempit syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau
siklopropan (karena epinefrin dan efedrin)
Peringatan
Peringatan untuk pasien khusus pergunakan dengan perhatian untuk pasien dengan
diabetes mellitus hipertiroidisme hipertropi prostat (karena efedrin) atau riwayat
seizure geriatri psikoneurotik riwayat asma bronkial dan emfisema pada penyakit
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
jantung degeneratif (karena efinefrin) Pada pasien dengan status asmatikus dan tekanan
gas darah abnormal mungkin tidak mengikuti hilangnya bronkospasmus secara nyata
setelah pemberian isoproterenol
Diabetes pemberian albuterol intravena dalam dosis besar dan terbuatalin intravena
mungkin dapat memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis yang sudah ada
Hubungan antara penggunaan albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral tidak
diketahui Pasien diabetes yang menggunakan salah satu dari obat ini memerlukan
peningkatan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral
Efek pada jantung gunakan obat-obat ini dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan fungsi jantung seperti insufisiensi jantung gangguan jantung iskemik riwayat
stroke penyakit jantung koroner aritmia jantung gagal jantung koroner dan hipertensi
Pemberian epinefrin perlu dimonitor Gagalnya induksi peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan angina pektoris ruptur aortik atau hemoragi serebral Pada
beberapa orang terjadi aritmia kardiak bahkan setelah dosis terapi
Agonis beta adrenergik dapat menyebabkan efek kardiovaskular yang bermakna yang
dapat diketahui dengan mengukur kecepatan ritme tekanan darah gejala atau
perubahan EKG (seperti mendatarnya gelombang T perpanjangan dari interval QTc dan
depresi dari segmen ST) Dosis isoprotenolol dapat meningkatkan kecepatan jantung
lebih dari 130 detak permenit yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
aritmia ventrikular
Efedrin mungkin dapat menyebabkan hipertensi yang menimbulkan pendarahan
intrakranial Hal ini dapat menginduksi nyeri angina pada pasien dengan insufisiensi
koroner atau sakit jantung iskemik
Salmeterol inhalasi atau oral dosis tinggi (12 sampai 20 kali dosis rekomendasi)
berhubungan dengan perpanjangan interval QTc yang berpotensi untuk menghasilkan
angina ventrikular
Paradoksial bronkospasmus Pasien yang menggunakan sediaan inhalasi berulang dan
kadang mengalami resistensi paradoks saluran pernafasan penyebab hal ini belum
diketahui Bila hal ini terjadi hentikan penggunaan obat ini dan cari terapi alternatif
Respon dosis yang umum sarankan pasien untuk terus mengontak dokter jika tidak ada
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
respon terhadap dosis simpatomimetik umum Terapi lebih jauh dengan aerosol
isoproterenol tidak dianjurkan jika setelah perawatan 3-5 kali dalam waktu 6-12 jam
tidak menghasilkan keadaan yang lebih baik
Jika terjadi iritasi bronkial gangguan saraf atau gangguan tidur dosis efineprin
diturunkan Jangan meneruskan penggunaan efineprin tapi hubungi dokter jika gejala
tidak hilang dalam 20 menit atau menjadi lebih parah
Efek terhadap sistem saraf pusat obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi
terhadap sistem saraf pusat
Penggunaan untuk waktu lama perpanjangan penggunaan efedrin dapat menyebabkan
kecemasan berulang beberapa pasien mengalami gangguan sistem saraf pusat dalam
hal ini mungkin diperlukan sedatif
Gejala akut jangan menggunakan salmeterol untuk menghilangkan gejala asma akut
Pada pasien yang mengkonsumsi simpatomimetik kerja cepat penggunaan agonis β2
menjadi kurang efektif (misalnya pasien memerlukan lebih banyak inhalasi
dibandingkan biasa) evaluasi medik diperlukan
Penggunaan inhalasi berlebihan kasus kematian ditemukan penyebab pastinya belum
diketahui tapi dicurigai terjadinya penghentian fungsi jantung setelah terjadinya krisis
asma akut yang diikuti dengan hipoksia
Morbiditasmortalitas Jadwalkan secara teratur penggunaan agonis beta setiap hari
tidak dianjurkan
Penggunaan bersama dengan agonis β2 kerja cepat saat pasien memulai perawatan
dengan salmeterol berikan peringatan kepada pasien yang telah menggunakan agonis
β2 kerja cepat inhalasi agonis β2 secara teratur untuk menghentikan rejimen harian
mereka dan sampaikan kepada pasien untuk menggunakan agonis β2 inhalasi kerja
cepat untuk menghilangkan gejala simpatomimetik jika pasien mengalami gejala yang
bertambah parah saat mengkonsumsi salmeterol
Kegagalan atau overdosis injeksi intravena kegagalan atau overdosis injeksi intravena
konvensional dari dosis epinefrin dapat menyebabkan hipertensi fatalparah atau
hemoragi serebrovaskular yang disebabkan oleh peningkatan tajam tekanan darah
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Kefatalan dapat terjadi karena edema paru-paru akibat konstriksi perifer dan stimulasi
jantung
Reaksi hipersensitivitas reaksi hipersensitivitas dapat terjadi setelah pemberian
bitolterol albuterol metaproterenol terbutalin efedrin salmeterol dan kemungkinan
bronkodilator lain
Pasien lanjut usia dosis yang lebih rendah dapat diberikan untuk meningkatkan
sensitivitas simpatomimetik
Kehamilan Terbutalin (kategori B) Albuterol Bitolterol Efedrin Efineprin Isoetarin
Isoproterenol Metaproterenol Salmeterol dan Pirbuterol (Kategori C)
Persalinan penggunaan simpatomimetik β2 aktif menghambat kontraksi uterus Reaksi
lain termasuk peningkatan detak jantung hiperglisemia transiensingkat hipokalemia
aritmia jantung edema paru-paru iskemia serebral dan miokardiak dan peningkatan
detak jantung fetus dan hipoglikemia pada bayi Meskipun efek ini tidak langsung pada
penggunaan aerosol pertimbangkan efek samping yang tidak diinginkan
Jangan menggunakan efedrin pada obstetri saat tekanan darah ibu lebih dari 13080
Ibu menyusui terbutalin efedrin dan epinefrin dieksresikan pada air susu Tidak
diketahui apakah ada obat lain yang dieksresikan ke dalam air susu
Anak-anak Inhalasi keamanan dan efikasi penggunaan bitolterol pirbuterol isoetarin
salmeterol dan terbutalin pada anak kurang dari 12 tahun dan lebih muda belum
diketahuiAlbuterol aerosol pada anak-anak di bawah 4 tahun dan larutan albuterol
untuk anak di bawah 2 tahun juga belum diketahu keamanan dan efikasinya
Metoproterenol dapat digunakan untuk anak berusia 6 tahun dan lebih
Injeksi terbutalin parenteral tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak
kurang dari 12 tahun Penggunaan epinefrin pada bayi dan anak-anak harus berhati-hati
Kehilangan kesadaran terjadi setelah pemberian obat pada anak-anak
Sediaan Oral terbutalin direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak kurang
dari 12 tahun Efikasi dan keamanan albuterol belum diketahui untuk anak kurang dari 2
tahun (albutetol sirup) 6 tahun (albuterol tablet) dan 12 tahun (albuterol tablet kerja
diperlambat) Pada anak-anak efedrin efektif untuk terapi oral asma Karena efek
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
stimulannya efedrin jarang digunakan tunggal Efek ini biasanya ditunjukkan dengan
efek sedasi yang sesuai namun rasionalitasnya dipertanyakan
Perhatian
Toleransi toleransi dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi
penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas awalnya
Hipokalemia terjadi penurunan kalium serum kemungkinan melalui mekanisme
intracelluler shunting yang akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan pada sistem
kardiovaskular
Hiperglisemia isoproterenol menyebabkan hiperglisemia lebih lemah dibandingkan
epinefrin
Penyakit Parkinson epinefrin dapat menyebabkan peningkatan rigiditas dan tremor
secara temporer
Penggunaan Parenteral Penggunaan epinefrin dilakukan dengan sangat berhati-hati
terutama penyuntikan pada bagian tubuh tertentu yang disuplai oleh ujung arteri atau
bagian lain dengan suplai darah yang terbatas (seperti jari tangan kaki hidung telinga
atau organ genital) atau jika ada penyakit vaskular perifer untuk menghindari
vasokonstriksi yang disebabkan oleh penyumbatan jaringan
Terapi kombinasi penggunaan bersama obat simpatomimetik lain tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan efek kerusakan kardiovaskular Jika
pemberian rutin kombinasi obat diperlukan pertimbangkan terapi alternatif Jangan
menggunakan dua atau lebih bronkodilator aerosol β adrenergik secara simultan karena
menyebabkan efek adiksi
Pasien harus diberikan peringatan untuk tidak menghentikan atau menurunkan terapi
kortikosteroid tanpa pertimbangan medis walau mereka sudah merasa lebih baik ketika
diterapi dengan agonis β2 Obat ini tidak digunakan sebagai pengganti kortikosteroid
oral atau inhalasi
Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan penyalahgunaan efedrin dalam waktu lama
dapat menyebabkan timbulnya gejala skizoprenia paranoid Pasien akan menunjukkan
gejala sebagai berikut takikardia higiene dan nutrisi yang rendah demam keringat
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
dingin dan dilatasi pupil Beberapa tanda-tanda toleransi meningkat tapi adiksi tidak
timbul
Interaksi Secara Umum
Interaksi banyak terjadi berkaitan dengan penggunaan simpatomimetik sebagai
vasopresor sehingga perlu pertimbangan saat menggunakan bronkodilator
simpatomimetik Obat-obat yang mungkin berinteraksi adalah antihistamin bloker alfa
adrenergik beta bloker glikosida jantung diuretik alkaloid ergotamin furazolidon
anestesi umum guanetidin levotiroksin metildopa inhibitor monoamin oksidase
nitrat obat oksitoksik fenotiazin alkaloid rauwolfia antidepresan trisiklik digoksin
teofilin insulin atau obat hipoglikemik oral
Interaksi antara obat dan hasil laboratorium isoproterenol menyebabkan pengukuran
level bilirubin yang berbeda dengan pengukuran in vitro secara analisa multipel
berturutan Inhalasi isoproterenol mungkin menyebabkan absorpsi yang cukup untuk
meningkatkan kadar epinefrin di urin Meskipun peningkatan ini kecil pada dosis
standar tapi cenderung meningkat pada pemberian dosis yang lebih besar
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan meningkatkan
respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang mengakibatkan penurunan
produksi mukus dan hipersekresi mengurangi hiperresponsivitas bronkus serta
mencegah dan mengembalikan jalur nafas
Kortikosteroid hirup merupakan terapi control jangka panjang paling efektif
untuk asma persisten tanpa memperhitungkan keparahan dan merupakan satu-satunya
terapi yang menunjukkan penurunan risiko kematian yang disebabkan asma meski
dalam dosis yang relatif kecil Kebanyakan pasien dengan tingkat keparahan menengah
dapat dikontrol dengan dosis dua kali sehari beberapa produk diindikasikan untuk
sekali pemberian sehari Pasien dengan sakit yang lebih parah memerlukan dosis
pemberian berulang dalam sehari Karena respon inflamasi asma menginhibisi ikatan
reseptor steroid pemberian obat harus dimulai dari dosis tinggi dan pemberian yang
sering lalu diturunkan ketika kontrol telah dicapai Respon terhadap kortikosteroid
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
hirup ditunda gejala meningkat pada kebanyakan pasien pada 1-2 minggu pertama
setelah pemberian dan mencapai peningkatan maksimum dalam 4 hingga 8 minggu
Toksisitas sistemik pada dosis hirup rendah hingga sedang hampir tidak ada
tetapi resiko terhadap efek sistemik meningkat seiring meningkatnya dosis Efek
samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeal yang tergantung dosis dan dysphonia
yang bisa dikurangi dengan penggunaan alat spacer Kemampuan alat spacer untuk
memperbesar penyampaian di paru-paru tidak konsisten dan tidak boleh bergantung
kepada alat tersebut
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan pasien
dengan asma parah kut yang sepenuhnya tidak member respon pada pemberian agonis
β2 inhaler secara agresif (setiap 20 menit untuk tiga atau empat dosis) Terapi secara
intravena tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pemberian secara oral
Pemberian dengan dosis berulang dapat diberikan sebagai terapi awal jika keadaan
memburuk secara akut Agar terjadi peningkatan fungsi paru-paru diperlukan waktu 6
hingga 8 jam setelah inisiasi terapi sistemik Kebanyakan pasien hanya memerlukan 3
atau 5 hari pemberian kortikosteroid sistemik Penurunan dosis steroid setelah terapi
jangka pendek tidak diperlukan
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk penanganan episode asma
akut yang tidak dapat diobati dengan terapi bronkodilator Prednison 1-2 mgkghari
(hingga 40-60 mghari) diberikan secara oral dalam dua dosis terbagi selama 3 hingga
10 hari Karena steroid sistemik dosis tinggi dalam jangka pendek (1-2 minggu) tidak
menimbulkan toksisitas yang serius maka metode idealnya adalah digunakan dosis
tinggi sesaat (burst) lalu menjaga pasien dalam terapi kontrol jangka panjang yang
memadai dengan periode panjang antara penanganan kortikosteroid sistemik
Pada pasien yang memerlukan kontrol asma dengan kortikosteroid sistemik
kronik harus digunakan dosis terendah yang paling berefek Toksisitas dapat dikurangi
dengan terapi berselang (dua hari sekali) atau kortikosteroid hirup dosis tinggi
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Efek Samping
Lokal iritasi tenggorokan suara serak batuk mulut kering ruam pernafasan berbunyi
edema wajah dan sindrom flu
Sistemik depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Terjadinya kematian
yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah terjadinya peralihan dari
kortikosteroid sistemik ke aerosol
Beclomethason efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti sakit kepala
kongesti nasal dismenorea dispepsia rhinitis faringitis batuk infeksi saluran
pernapasan atas infeksi virus dan sinusitis
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Budesonid efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih seperti nyeri sakit
punggung infeksi saluran pernapasan atas sinusitis faringitis batuk konjungtivitis
sakit kepala rhinitis epistaksis otitis media infeksi telinga infeksi virus gejala flu
perubahan suara
Flunisolid efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti palpitasi nyeri
dada pusing iritabilitas nervous limbung mual muntah anoreksia nyeri dada infeksi
saluran pernapasan atas kongesti hidung dan sinus pengecapan tidak enak kehilangan
indra penciuman dan pengecapan edema demam gangguan menstruasi eksim gatal-
gatalpruritus ruam sakit tenggorokan diare lambung sakit flu kandidiasis oral sakit
kepala rhinitis sinusitis gejala demam hidung berair sinusitis infeksikerusakan pada
sinus suara serak timbul sputum pernafasan berbunyi batuk bersin dan infeksi
telinga
Flutikason efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti sakit kepala
faringitis kongesti hidung sinusitis rhinitis infeksi saluran pernapasan atas influenza
kandidiasis oral diare disfonia gangguan menstruasi hidung berair rhinitis alergi dan
demam
Triamsinolon reaksi efek samping terjadi pada 3 atau lebih pasien seperti faringitis
sinusitis sindrom flu sakit kepala dan sakit punggung
KontraIndikasi
Bronkospasma akut yang membaik terapi utama pada status asmatikus atau episode
asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif hipersensitif terhadap beberapa
komponen infeksi jamur sistemik kultur sputum menunjukkan hasil positif untuk
Candida albicans
Peringatan
Infeksi terjadi infeksi jamur lokal yang disebabkan oleh Candida albicans atau
Aspergillus niger pada mulut faring dan secara umum pada laring Kejadian infeksi
secara klinik masih rendah dan mungkin memerlukan terapi anti jamur atau penghentian
terapi aerosol steroid Penggunaan kortikosteroid inhalasi harus disertai perhatian
termasuk pada pasien dengan infeksi TB saluran pernapasan pasif atau aktif infeksi
bakteri parasit atau virus atau herpes simpleks okular
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Asma akut golongan kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator dan tidak
digunakan untuk menghilangkan bronkospama parah
Bronkospasma Bronkospasma dapat terjadi dengan peningkatan mengik (nafas
berbunyi) setelah permberian obat obati segera dengan bronkodilator inhalasi kerja
cepat
Kombinasi dengan Prednisolon terapi kombinasi dari kortikosteroid inhalasi dengan
kortikosteroid sistemik akan meningkatkan risiko supresi HPA dibandingkan terapi
dengan salah satu obat saja Penggunaan kortikosteroid inhalasi disertai perhatian pada
pasien yang telah menerima prednison
Terapi Pengganti perpindahan dari terapi steroid dapat menyebabkan kekambuhan
kondisi alergi yang sebelumnya ditekan Selama penghentian terapi steroid oral
beberapa pasien mungkin mengalami gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan
penghentian obat tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan
atau perawatan
Kehamilan kategori C budesonid kategori B
Kehamilan Glukokortikoid diekskresikan pada air susu Tidak diketahui apakah
kortikosteroid inhalasi juga dieksresikan pada air susu kemungkinan besar terekskresi
ke dalam air susu
Anak-anak belum ada informasi yang memadai tentang keamanan penggunaan
flutikason dan beklometason pada anak-anak kurang dari 6 tahun atau kurang dari 12
tahun Monitor pertumbuhan anak-anak dan remaja karena ada bukti bahwa penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi pada waktu yang lama akan menekan pertumbuhan
Perhatian
Penghentian steroid selama penghentian steroid oral beberapa pasien mungkin
mengalami gejala penghentian terapi aktif dengan steroid sistemik (seperti contoh sakit
sendi atau otot lelah depresi) tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis
pemeliharaan atau perawatan Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah
dapat menimbulkan keparahan dan bahkan kekambuhan asma jika dosis kortikosteroid
sebelumnya melebihi dosis prednison 10mghari atau ekivalen
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Supresi HPA Pada pasien yang responsif kortikosteroid inhalasi memerlukan kontrol
gejala asma dengan supresi HPA yang rendah Karena obat-obat ini diabsorbsi dan
bersifat aktif secara sistemik efek yang bermanfaat dalam meminimaliskan atau
mencegah disfungsi HPA hanya mungkin jika dosis yang direkomendasi tidak
dilampaui Observasi pasien setelah pemakaian atau selama terjadi penurunan fungsi
adrenal
Flunisolid karena ada kemungkinan absorpsi sistemik yang lebih tinggi monitor
pasien yang menggunakan flunisolid (ada beberapa bukti terjadi efek steroid sistemik)
Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan obat secara perlahan sesuai dengan prosedur
penghentian kortikosteroid oral Jika flunisolid digunakan dalam waktu yang lama
dengan dosis 2 mghari monitoring pasien secara periodik terhadap efek HPA
Glukoma jarang terjadi kasus glukoma peningkatan tekanan intraokular dan katarak
juga terjadi setelah pemberian kortikosteroid inhalasi
Efek jangka panjang efek pemakaian glukokortikoid inhalasi belum diketahui Meski
belum ada bukti klinik terjadinya efek samping efek lokal dan sistemik dari proses
imunologi pada mulut faring trakea dan paru-paru belum diketahui Belum ada
informasi tentang efek akut berulang atau kronik pada infeksi paru-paru (termasuk
tuberkulosis akut atau tidak aktif) atau efek pada paru-paru atau jaringan lain akibat
penggunaan yang lama
Infiltrasi Paru-paru infiltrasi paru-paru dengan eosinofila mungkin terjadi pada
penggunaan beklometason atau flunisolid
Hambatan pada kecepatan pertumbuhan ikuti pertumbuhan pada remaja setelah
penggunaan kortikosteroid dan pertimbangkan manfaat terapi kortikosteroid dan
pengendalian asma terhadap kemungkinan terjadi hambatan pertumbuhan
Interaksi Secara Umum
Ketokonazol inhibitor kuat dari sitokrom P450 3A4 yang dapat meningkatkan kadar
plasma budesonid dan fluticason setelah pemberian secara bersamaan Dampak klinik
belum diketahui Gunakan dengan perhatian
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
3 Metilxantin
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase yang
juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivasi nonbronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast penurunan pelepasan protein dasar eosinofil
penurunan proliferasi limfosit T penurunan pelepasan sitokin sel T dan penurunan
eksudasi plasma Teofilin juga menginhibisi permeabilitas vascular meningkatkan
klirens mukosiliar dan memperkuat kontraksi diafragma yang kelelahan
Metilxanthin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan secara
sistemik (oral atau IV) Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian oral
sedangkan bentuk kompleksnya dengan pemberian etilendiamin (aminofilin) lebih
disukai untuk sediaan parenteral karena peningkatan kelarutannya Sediaan teofilin IV
juga tidak tersedia
Pemberian teofilin kronik pasien luar dapat mengurangi gejala asma
mengurangi jumlah agonis β2 inhaler yang digunakan dan mengurangi kebutuhan
kortikosteroid oral pada penderita asma yang tergantung steroid Teofilin sustained-
release yang diberikan sekali semalam efektif untuk asma nocturnal
Pada perubahan asma parah akut penambahan aminofilin terhadap agonis β2
optimal tidak memberikan keuntungan tambahan dan tidak direkomendasikan
Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai pemberian
suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia seizure dan kematian pada konsentrasi
serum yang hanya dua kali lebih besar daripada konsentrasi terapetik optimal Karena
tingginya rasio untung ruginya teofilin dianggap agen lapis kedua atau tiga dalam
penanganan asma
Dosis dan Cara Penggunaan
A Aminofilin
Status asmatikus seharusnya dipandang sebagai keadaan emergensi Terapi optimal
untuk pasien asma umumnya memerlukan obat yang diberikan secara parenteral
monitoring ketat dan perawatan intensif Berikut adalah dosis untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Untuk pasien yang sudah menggunakan teofilin pastikan jika memungkinkan
waktu jumlah bentuk sediaan dan rute pemberian dari dosis terakhir yang diterima
pasien Pemberian dosis awal dari aminofilin dapat diberikan melalui intravena lambat
atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam 100-200 mL) dekstrosa 5 atau
injeksi Na Cl 09 Kecepatan pemberian jangan melebihi 25
mgmL Setelah itu terapi pemeliharaan dapat diberikan melalui infus volume
besar untuk mencapai jumlah obat yang diinginkan pada setiap jam Terapi oral dapat
langsung diberikan sebagai pengganti terapi intravena segera setelah tercapai kemajuan
kesehatan yang berarti
B Teofilin
Dosis yang diberikan tergantung individu Penyesuaian dosis berdasarkan
respon klinik dan perkembangan pada fungsi paru-paru Dosis ekivalen berdasarkan
teofilin anhidrat yang dikandung Monitor level serum untuk level terapi dari 10-20
mcgmL
Berikut adalah dosis yang direkomendasikan untuk pasien yang belum
menggunakan teofilin
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Terapi Kronis
Dosis awal 16 mgkg dalam 24 jam atau 400 mg dalam sehari yang dibatasi
dengan pemberian teofilin anhidrous dalam interval 6-8 jam
Peningkatan dosis dosis di atas dapat ditingkatkan menjadi 25 dengan
interval 3 hari sebagaimana dapat ditoleransi sampai dosis maksimum tercapai
Dosis maksimum (bila konsentrasi serum tidak diukur) ndash jangan dipertahankan
bila dosis tidak dapat ditoleransi
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Efek Samping
Reaksi efek samping jarang terjadi pada level serum teofilin yang lt 20 mcgmL
Pada level lebih dari 20 mcgmL mual muntah diare sakit kepala insomnia
iritabilitas Pada level yang lebih dari 35 mcgmL hiperglisemia hipotensi aritmia
jantung takikardia (lebih besar dari 10 mcgmL pada bayi prematur) seizure kerusakan
otak dan kematian
Lain ndash lain demam wajah kemerah-merahan hiperglikemia sindrom
ketidaksesuaian dengan hormon antiduretik ruam kerontokan pada rambut Etildiamin
pada aminofilin dapat menyebabkan reaksi sensitivitas termasuk dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria
Kardiovaskular palpitasi takikardia hipotensi kegagalan sirkulasi aritmia
ventrikular
Susunan Saraf Pusat iritabilitas tidak bisa instirahat sakit kepala insomnia kedutan
dan kejang
Saluran Pencernaan mual muntah sakit epigastrik hematemesis diare iritasi rektum
atau pendarahan (karena penggunaan supositoria aminofilin) Dosis terapetik teofilin
dapat menginduksi refluks esofageal selama tidur atau berbaring meningkatkan potensi
terjadinya aspirasi yang dapat memperparah bronkospasmus
Ginjal proteinuria potensiasi diuresis
Respiratori takhipnea henti nafas
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap semua xantin peptik ulser mengalami gangguan
seizure (kecuali menerima obat-obat antikonvulsan yang sesuai) Aminofilin
hipersensitif terhadap etilendiamin Supositoria aminofilin iritasi atau infeksi dari
rektum atau kolon bagian bawah
Peringatan
Status asmatikus status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak
langsung memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator Sediaan teofilin oral
tunggal tidak cukup untuk status asma
Toksisitas dosis berlebihan dapat menyebabkan toksisitas parah monitor level
serum untuk memastikan manfaat lebih besar daripada risiko Efek samping serius
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
seperti aritmia ventrikular konvulsi atau bahkan kematian dapat timbul sebagai tanda
awal keracunan tanpa ada peringatan awal Tanda keracunan selanjutnya (mual dan
tidak bisa beristirahat) dapat sering timbul saat awal terapi yang bersifat sementara jika
gejala-gejala ini masih ada selama terapi perawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
konsentrasi serum yang lebih besar dari 20mcgmL Toksisitas serius tidak berhubungan
dengan efek samping yang menjadi parah
Efek pada Jantung teofilin dapat menyebabkan disaritmia atau memperparah aritmia
yang ada
Kehamilan Kategori C
Laktasi Teofilin terdistribusi ke dalam air susu
Anak-anak belum ada penelitian yang mendukung untuk bayi di bawah 1 tahun
bagaimanapun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan dosis yang
direkomendasikan untuk bayi di atas 1 tahun mungkin meningkatkan konsentrasi ke
tingkatan toksik
Perhatian
Perhatian untuk penyakit jantung hipoksemia penyakit hati hipertensi gagal
jantung kongestif pecandu alkohol pasien lanjut usia dan bayi
Efek pada saluran pencernaan perhatian untuk pasien peptik ulser iritasi lokal
mungkin terjadi efek saluran pencernaan akan meningkat secara sistemik untuk level
serum yang lebih tinggi dari 20 mcgmL Penurunan tekanan pada esofageal bawah
dapat menyebabkan refluks aspirasi dan memperparah kerusakan saluran pernapasan
Interaksi Secara Umum
Obat yang dapat menurunkan kadar teofilin termasuk aminoglutetimida
barbiturat hidantoin ketokonazol rifampin perokok sulfinperazon simpatomimetik
(β-agonis) tioamin karbamazepin isoniazida dan diuretik kuat
Obat yang dapat meningkatkan kadar teofilin termasuk alopurinol beta bloker
non selektif penghambat saluran kalsium simetidin kontrasepsi oral kortikosteroid
disulfiram efedrin vaksin virus influenza interferon makrolida meksiletin kuinolon
tiabendazol hormon tiroid karbamazepin isoniazid dan diuretik kuat
Obat-obat berikut dapat dipengaruhi oleh teofilin benzodiazepin β agonis
halotan ketamin lithium relaksan otot non depolarisasi propofol ranitidin dan
tetrasiklin Probenesid akan meningkatkan efek difilin
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Interaksi Obat dengan Makanan eleminasi teofilin akan meningkat
(mempersingkat waktu paruh) oleh karbohidrat rendah dan diet protein tinggi
Kebalikannya eleminasi menurun (memperpanjang waktu paruh) dengan diet protein
karbohidrat tinggi Makanan akan mempengaruhi bioavailabilitas dan absorpsi sediaan
ndash sediaan lepas lambat Beberapa sediaan lepas lambat akan dilepaskan secara cepat
karena pengaruh makanan sehingga akan menyebabkan toksisitas
4 Antikolinergik
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetitif
reseptor muskarinik zat ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokontriksi
yang dimediasi kolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak
sekuat agonis β2 Mereka menekan tetapi tidak memblok asma yang dipicu allergen
tergantung pada dosis
Waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum dan ipratropium aerosol lebih
lama daripada agonis β2 aksi pendek aerosol (2 jam vs 30 menit) Hal ini berpengaruh
terhadap klinis karena beberapa bronkodilator terlihat dalam 30 detik 50 dari respon
maksimum muncul dalam 3 menit dan 80 respons maksimum tercapai dalam 30
menit Durasi aksi ipratropium bromide adalah 4 hingga 8 jam
Inhalasi Ipratropium bromida hanya diindikasikan sebagai terapi tambahan pada
asma parah akut yang tidak merespon sepenuhnya terhadap agonis β2 saja Secara
umum zat ini menghasilkan peningkatan fungsi paru-paru sebanyak 10-15
Penambahan zat ini pada terapi dapat mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit
pada anak-anak dan dewasa dengan keparahan tinggi Zat ini tidak menunjukkan
peningkatan pada asma kronik
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Efek Samping
Sakit punggung sakit dada bronkhitis batuk penyakit paru obstruksi kronik yang
semakin parah rasa lelah berlebihan mulut kering dispepsia dipsnea epistaksis
gangguan pada saluran pencernaan sakit kepala gejala seperti influenza mual cemas
faringitis rinitis sinusitis infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida atropin dan turunannya
Peringatan
Bronkospasmus akut aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan
bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glukoma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Reaksi hipersenstivitas reaksi hipersensitivitas segera akan terjadi setelah pemberian
ipratropium seperti urtikaria angiodema ruam bronkospasmus anafilaksis dan edema
orofaringeal
Kehamilan Kategori B
Laktasi Belum diketahui apakah obat ini didistribusikan ke dalam air susu
Anak-anak keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui Sedangkan
keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak di bawah 12 tahun belum
diketahui
Perhatian
Pasien dengan risiko khusus perhatian untuk pasien dengan glaukuma sudut sempit
hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Interaksi Secara Umum
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta
adrenergik bronkodilator simpatomimetik metilxantin steroid dan obat untuk penyakit
paru-obstruksi kronis tanpa ada efek samping
Agen antikolinergik ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan
obat antikolinergik
Larutan inkompatibilitas berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi
ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol
jika digunakan dalam waktu satu jam
B Tiotropium Bromida
Mekanisme Kerja
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan
sebagai antikolinergik Pada saluran pernapasan tiotropium menunjukkan efek
farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi
bronkodilasi Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat
spesifik pada lokasi tertentu
Indikasi
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema
Dosis dan Cara Penggunaan
1 kapsul dihirup satu kali sehari dengan alat inhalasi Handihaler
Cara Penggunaan
Sebelum menggunakan buka kemasan sampai satu kapsul terlihat jelas Dorong
kemasan sampai pada tanda ldquoSTOPrdquo pada blister untuk menghindari terpaparnya kapsul
lain Segera pakai kapsul yang sudah terbuka jika tidak efikasinya akan berkurang
Buka bagian penutup serbuk dari handihaler dengan cara menariknya ke atas kemudian
buka bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut Masukkan kapsul ke dalam tabung
Tidak menjadi masalah bagian mana dari ujung kapsul yang akan dimasukkan ke dalam
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
tabung Tutup bagian mulut tabung dengan rapat sampai terdengar bunyi ldquoklikrdquo
kemudian biarkan bagian penutup sebuk terbuka
Pegang handihaler dengan kuat dengan bagian yang akan dimasukkan ke dalam mulut
menghadap ke atas tekan bagian tombol yang tajam dan lepaskan Ini akan membuat
lubang pada kapsul sehingga obat akan dibebaskan Buang napas Jangan bernapas ke
bagian tabung yang akan dimasukkan ke dalam mulut untuk beberapa saat Handihaler
dimasukkan ke dalam mulut dan tutup bibir rapat-rapat dan tempelkan pada bibir
tabung
Tegakkan kepala dan tarik napas perlahan-lahan dan dalam tapi dengan kecepatan yang
cukup untuk mendengar vibrasi kapsul Tarik napas sampai paru-paru penuh kemudian
tahan napas sedemikian sehingga terasa nyaman Pada saat yang bersamaan lepaskan
handihaler dari mulut Bernapas seperti biasa Untuk memastikan pemakaian dosis
tiotropium lengkap ulangi hal ini sekali lagi
Setelah melengkapi dosis tiotropium dalam sehari buka bagian atas tabung ambil
kapsul yang telah digunakan dan buang Tutup bagian atas tabung dan penutup serbuk
dan simpan
Efek Samping
Efek samping terjadi pada 3 pasien atau lebih terdiri dari sakit perut nyeri dada
(tidak spesifik) konstipasi mulut kering dispepsia edema epistaksis infeksi
moniliasis myalgia faringitis ruam rhinitis sinusitis infeksi pada saluran pernapasan
atas infeksi saluran urin dan muntah
Kontraindikasi
Riwayat hipersensitif terhadap atropin atau turunannya termasuk ipratropium atau
komponen sediaan
Peringatan
Bronkospasma tiotropium tidak diindikasikan untuk perawatan episode awal
bronkospasma (seperti terapi emergensi) Obat inhalasi termasuk tiotropium dapat
menyebabkan bronkospama paradoksikal Bila hal ini terjadi hentikan pengobatan
dengan tiotropium dan pertimbangkan obat lain
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Perpanjangan QT pada uji coba acak double blind terhadap 198 pasien dengan
penyakit paru-paru obstruktif kronik pasien yang menggunakan tiotropium mengalami
perubahan interval QT sekitar 30-60 msec yang dibandingkan yang menggunakan
plasebo Tidak ada pasien yang mengalami perubahan interval sampai dengan 500 msec
Reaksi hipersensitif reaksi hipersensitif segera seperti angiodema dapat terjadi setelah
pemberian tiotropium Jika hal ini terjadi hentikan penggunaan tiotropium dan
pertimbangkan obat lain
Gangguan fungsi ginjal gangguan ginjal berkaitan dengan kadar obat di plasma dan
penurunan klirens obat setelah infus intravena dan inhalasi Gangguan ginjal ringan
(klirens kreatinin 50-80 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma obat (peningkatan
AUC 39 sesudah pemberian infus) Gangguan ginjal berat pada pasien dengan paru
obstruksi kronis (klirens kreatinin lt 50 mLmenit) meningkatkan konsentrasi plasma
obat (peningkatan AUC 82 sesudah pemberian infus) perubahan juga sama setelah
pemberian secara inhalasi Monitor pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang ndashberat
( kliren kreatinin le50 mLmenit)
Geriatri Peningkatan usia sering berhubungan dengan penurunan klirens ginjal Pada
studi kontrol plasebo tingginya frekuensi kejadian mulut kering konstipasi infeksi
saluran urin ditemui dengan meningkatnya umur pada kelompok yang menerima
tiotropium
Kehamilan kategori C
Menyusui Belum diketahui apakah titropium diekskresi ke air susu ibu
Anak-anak Efikasi dan keamanan belum diketahui
Perhatian
Risiko khusus sebagai antikolinergik penggunaan tiotropium harus disertai perhatian
pada pasien dengan kondisi berikut glukoma sudut sempit hiperplasia prostat atau
kerusakan saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala)
Interaksi Secara Umum
Obat antikolinergik penggunaan tiptropium bersamaan dengan obat antikolinergik
belum dipelajari sehingga tidak direkomendasikan
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
5 Metotreksat
Metotreksat dalam dosis rendah (15 mgminggu) telah digunakan untuk
mengurangi dosis kortikosteroid sistemik pada pasien dengan asma parah akut
bergantung steroid Terjadi pengurangan dosis steroid sistemik pada beberapa pasien
tetapi beberapa studi menunjukkan tidak ada efek yang menguntungkan Metotreksat
harus dipertimbangkan secara eksperimental dan ditunda untuk asma parah akut
bergantung steroid dibawah pengawasan ahli dengan pemantauan yang cermat terhadap
fungsi hati dan paru-paru
22 Algoritma Penanganan Asma
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
BAB IV
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
KASUS ASMA
Seorang wanita 46 tahun yang telah dua kali masuk ke unit perawatan intensif ( ICU ) untuk
penyakit asma selama satu tahun terakhir Dengan sejarah selama 4 hari mengalami penyakit
pernapasan bagian atas dan 6 jam mengalami sesak napas dan bersuara mengi Kortikosteroid
inhalasi telah diberukan tapi pasien menggunakannya hanya ketika gejala penyakitnya muncul
dan itu jarang Pasien biasanya menggunakan albuterol dua kali per hari tetapi ditingkatkan
penggunaannya menjadi enam sampai delapan kali per hari selama 3 hari terakhir Bagaimana
seharusnya hal ini dikelola
STRATEGI DAN BUKTI
Penilaian awal
Pasien yang datang ke gawat darurat dengan asma harus dievaluasi dan diprioritaskan cepat
untuk menilai keparahan eksaserbasi dan kebutuhan untuk melakukan intervensi mendesak
Sejarah singkat harus diperoleh dan pemeriksaan fisik terbatas dilakukan Penilaian ini
sebaiknya tidak menunda pengobatan bisa dilakukan saat pasien menerima pengobatan awal
Kemudian harus mencari tanda-tanda yang mengancam kehidupan asma ( misalnya perubahan
status mental dada paradoks atau gerakan perut atau tidak adanya mengi ) yang
mengharuskan masuk Perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian akibat asma seperti intubasi sebelumnya atau masuk ke ICU dua
atau lebih rawat inap untuk asma selama satu tahun terakhir status sosial ekonomi rendah dan
pola hidup Pengukuran fungsi paru-paru ( misalnya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
[ FEV1 ] atau arus puncak ekspirasi [ PEF ] ) dapat membantu untuk menilai keparahan
eksaserbasi dan respon terhadap pengobatan tetapi tidak harus menunda memulai pengobatan
Laboratorium dan pencitraan harus dilakukan secara selektif untuk menilai pasien untuk
kegagalan akan datang pernapasan (misalnya dengan mengukur tekanan parsial karbon
dioksida arteri [ PaCO2 ] ) yang diduga pneumonia ( misalnya dengan mendapatkan jumlah
darah lengkap atau rontgen dada ) atau kondisi hidup bersama tertentu seperti penyakit jantung
( misalnya dengan mendapatkan elektrokardiogram )
Pengobatan di Departemen Darurat
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Semua pasien harus diperlakukan awalnya dengan oksigen tambahan untuk mencapai saturasi
oksigen arterial dari 90 atau lebih inhalasi short-acting agonis β2 - adrenergik dan
kortikosteroid sistemik Dosis dan waktu agen ini dan penggunaan terapi farmakologis
tambahan tergantung pada tingkat keparahan eksaserbasi tersebut
β2 - adrenergik Agonis
Inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting harus diberikan segera pada pasien dan
administrasi dapat diulang sampai tiga kali dalam satu jam pertama setelahnya Penggunaan
inhaler dosis terukur dengan ruang memegang valved seefektif penggunaan nebulizer
bertekanan dalam percobaan acak tapi teknik yang tepat seringkali sulit untuk memastikan
pada pasien yang sedang sakit Kebanyakan pedoman merekomendasikan penggunaan
nebulizers untuk pasien dengan eksaserbasi berat inhaler dosis terukur dengan memegang
ruang dapat digunakan untuk pasien dengan eksaserbasi ringan sampai sedang idealnya dengan
pengawasan dari terapis terlatih pernapasan atau tenaga keperawatan Dosis yang diberikan
dengan cara inhaler dosis terukur untuk eksaserbasi secara substansial lebih besar daripada
yang digunakan untuk bantuan rutin 4-8 gumpalan albuterol dapat diberikan setiap 20 menit
sampai 4 jam dan kemudian setiap 1 sampai 4 jam sesuai kebutuhan Albuterol dapat
disampaikan dengan cara nebulizer baik sebentar-sebentar atau terus-menerus Sebuah meta -
analisis hasil dari enam percobaan acak menunjukkan bahwa pemberian intermiten dan
administrasi terus menerus memiliki efek yang sama pada kedua fungsi paru-paru dan tingkat
keseluruhan rawat inap sedangkan review Cochrane temuan dari delapan percobaan
menunjukkan bahwa pemberian terus menerus menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam PEF dan FEV1 dan penurunan lebih besar dalam penerimaan rumah sakit khususnya di
kalangan pasien dengan asma berat
Albuterol adalah β2 - adrenergik agonis inhalasi yang paling banyak digunakan untuk
manajemen darurat Levalbuterol R - enansiomer dari albuterol telah terbukti efektif pada
setengah dosis albuterol tapi percobaan acak yang dilakukan di departemen darurat belum
konsisten menunjukkan keuntungan klinis levalbuterol atas albuterol Rasemat Pirbuterol dan
bitolterol yang efektif untuk eksaserbasi ringan atau sedang tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan dibandingkan dengan albuterol atau levalbuterol dan menggunakan mereka untuk
eksaserbasi berat belum diteliti
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
Oral atau parenteral agonis β2 - adrenergik tidak dianjurkan karena baik telah terbukti lebih
efektif daripada dihirup agonis β2 - adrenergik dan keduanya berhubungan dengan
peningkatan frekuensi efek samping The long-acting inhalasi β2 - adrenergik salmeterol belum
dipelajari untuk pengobatan eksaserbasi meskipun percobaan dengan formoterol sedang
berlangsung
Agen antikolinergik
Karena onset yang relatif lambat kerjanya ipratropium inhalasi tidak dianjurkan sebagai
monoterapi di departemen darurat tetapi dapat ditambahkan ke short acting β2 - adrenergik
agonis untuk effect bronkodilator lebih besar dan tahan lama Pada pasien dengan berat
obstruksi aliran udara penggunaan ipratropium bersama-sama dengan agonis β2 - adrenergik di
departemen darurat dibandingkan dengan agonis β2 - adrenergik saja telah terbukti
mengurangi tingkat rawat inap sekitar 25 1213 meskipun tidak ada jelas manfaat
melanjutkan ipratropium setelah rawat inap
Kortikosteroid sistemik
Pada kebanyakan pasien dengan eksaserbasi yang memerlukan perawatan di gawat darurat
kortikosteroid sistemik dijamin Pengecualian adalah pasien yang memiliki respon cepat
terhadap terapi awal dengan β2 - adrenergik agonis inhalasi Meskipun sebagian besar acak
percobaan dikontrol kortikosteroid pada pasien terlihat di departemen darurat dan mereka yang
dirawat di rumah sakit telah kecil studi ini perseorangan dan bersama menunjukkan bahwa
penggunaan dibandingkan dengan nonuse kortikosteroid sistemik dikaitkan dengan
peningkatan lebih cepat dalam fungsi paru-paru rawat inap lebih sedikit dan tarif yang lebih
rendah kambuh setelah keluar dari gawat darurat Karena perbandingan prednison oral dan
kortikosteroid intravena tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat perbaikan fungsi paru-
paru atau panjang tinggal di rumah sakit rute oral lebih disukai untuk pasien dengan status
mental normal dan tanpa syarat akan mengganggu penyerapan gastrointestinal Meskipun dosis
optimal kortikosteroid tidak diketahui data yang diperoleh dari percobaan terkontrol yang
melibatkan pasien terlihat di departemen darurat atau dirawat di rumah sakit telah menunjukkan
tidak ada keuntungan yang signifikan dari dosis lebih besar dari 100 mg per hari prednison
equivalent pedoman terbaru dari Asma Pendidikan Nasional dan Program Pencegahan
( NAEPP ) merekomendasikan penggunaan 40 sampai 80 mg per hari dalam satu dosis atau dua
dosis terbagi
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
inhalasi Kortikosteroid
Meski dosis tinggi kortikosteroid inhalasi yang sering digunakan untuk mengobati
memburuknya kontrol asma dan mencoba untuk mencegah eksaserbasi bukti tidak mendukung
penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai pengganti kortikosteroid sistemik dalam
department darurat kortikosteroid inhalasi bagaimanapun disukai untuk mengontrol asma
jangka panjang Pada saat dikeluarkan dari departemen darurat agen ini harus dilanjutkan pada
pasien yang telah mengambil mereka untuk kontrol jangka panjang dan harus diresepkan untuk
pasien yang belum pernah diambil mereka Dalam uji coba terkontrol secara acak dari 1006
pasien berturut-turut yang terdaftar dengan asma akut dirawat di gawat darurat Kanada
penambahan pada debit inhalasi budesonide ( selama 21 hari ) untuk pengobatan dengan
kortikosteroid oral ( selama 5 sampai 10 hari ) dikaitkan dengan 48 pengurangan dalam
tingkat kekambuhan pada 21 hari dan dengan peningkatan kualitas hidup sehubungan dengan
asma ( yang diukur dengan asma kualitas Hidup Kuesioner ) dan gejala dibandingkan dengan
pengobatan dengan kortikosteroid oral alone
Perawatan Yang Tidak Direkomendasikan
Meskipun methylxanthines pernah menjadi pengobatan standar untuk asma di departemen
darurat sekarang jelas bahwa penggunaannya meningkatkan risiko efek samping tanpa
meningkatkan outcomes Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin melainkan harus
disediakan untuk pasien yang infeksi bakteri ( misalnya pneumonia atau sinusitis )
nampaknya Demikian pula tidak hidrasi agresif maupun administrasi agen mukolitik
direkomendasikan untuk exacerbations akut
Penilaian Respon untuk Pengobatan
Pasien harus ditinjau kembali setelah pengobatan pertama dengan bronkodilator inhalasi dan
sekali lagi pada 60 sampai 90 menit (yaitu setelah tiga kali perawatan ) Penilaian ini harus
mencakup survei gejala pemeriksaan fisik dan pengukuran FEV1 atau PEF Untuk eksaserbasi
paling parah penilaian ulang ini mungkin harus mencakup pengukuran gas darah arteri
Kebanyakan pasien akan mengalami peningkatan klinis yang signifikan setelah satu dosis
bronkodilator inhalasi dan 60 sampai 70 akan memenuhi kriteria untuk debit dari
departemen darurat setelah tiga doses Derajat perbaikan subyektif dan obyektif yang terjadi
sebagai respon terhadap pengobatan memprediksi kebutuhan hospitalization Dalam sebuah
penelitian terhadap 720 pasien yang dirawat di 36 departemen darurat Australia kebutuhan
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
untuk masuk rumah sakit di antara pasien dinilai sebagai memiliki asma sedang serta
kebutuhan untuk perawatan ICU pasien dinilai sebagai memiliki asma berat itu lebih baik
diprediksi oleh penilaian keparahan asma setelah 1 jam pengobatan dibandingkan dengan
penilaian awal dalam department38 darurat
Indikasi Pendaftaran
Setelah pengobatan di gawat darurat selama 1 sampai 3 jam pasien yang memiliki respon yang
tidak lengkap atau kurang yang didefinisikan sebagai FEV1 atau PEF kurang dari 70 dari
yang terbaik atau prediksi nilai pribadi harus dievaluasi untuk masuk ke rumah sakit Pasien
yang memiliki FEV1 kurang dari 40 gejala sedang sampai berat terus-menerus mengantuk
kebingungan atau PaCO2 dari 42 mm Hg atau lebih harus diakui Pasien yang memiliki FEV1
40 sampai 69 dan gejala ringan harus dinilai secara individual untuk faktor risiko kematian
kemampuan untuk mematuhi rejimen ditentukan dan adanya pemicu asma di rumah The
NAEPP Expert Report Panel 3 menunjukkan bahwa keputusan untuk mengakui atau debit
pasien harus dilakukan dalam waktu 4 jam setelah presentasi kepada department darurat
Manajemen Respiratory Insufficiency
Pasien dengan status berubah mental kelelahan atau hypercapnia harus dipertimbangkan untuk
intubasi segera dan dukungan ventilasi Karena tekanan intratoraks positif yang tinggi intubasi
dan ventilasi dapat menyebabkan hipotensi dan barotrauma Perawatan harus diambil untuk
memastikan volume intravaskular yang memadai dan untuk menghindari tekanan udara yang
tinggi Sebuah strategi hiperkapnia permisif dicapai dengan menyesuaikan ventilator untuk
memperbaiki hipoksemia sambil menghindari tekanan udara yang tinggi dikaitkan dalam
sebuah studi observasional dengan penurunan mortalitas di antara pasien dengan status
asmatikus dan pendekatan ini telah menjadi standar
Pedoman menunjukkan bahwa setelah keputusan telah dibuat di departemen darurat intubasi
pasien prosedur harus semielective dan dilakukan di bawah kondisi yang terkendali ( vs
dilakukan sebagai prosedur darurat oleh staf pertama yang tersedia ) Percobaan acak telah
menunjukkan manfaat dari ventilasi tekanan positif non-invasif untuk eksaserbasi akut dari
penyakit paru obstruktif kronik tetapi sebagian besar informasi yang digunakan untuk
memandu strategi ventilasi untuk mengobati asma akut berasal dari laporan kasus atau studi
noncontrolled Sebuah studi crossover acak yang membandingkan penggunaan positive airway
pressure bilevel selama 2 jam dengan perawatan standar pada anak dengan asma akut
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
menunjukkan tingkat pernapasan secara signifikan lebih rendah dan meningkatkan nilai pada
kuesioner mengenai gejala asma dengan bilevel positive airway pressure tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arteri saturasi oksigen tingkat karbon dioksida transkutan
atau outcomes Lainnya dalam percobaan sham - acak terkontrol dari penggunaan positive
airway pressure bilevel dalam 30 orang dewasa dengan asma akut positive airway pressure
bilevel dikaitkan dengan nilai FEV1 lebih tinggi pada 4 jam dan tingkat yang lebih rendah dari
rawat inap ( 176 625 vs dengan pengobatan palsu ) Data ini menunjukkan bahwa
ventilasi tekanan positif noninvasif dapat dipertimbangkan untuk pasien yang menolak intubasi
dan untuk pasien tertentu yang cenderung untuk bekerja sama dengan terapi masker tapi lebih
banyak data diperlukan untuk merekomendasikan pendekatan ini
Discharge dari Departemen Darurat
Pasien mungkin akan habis jika FEV1 atau PEF setelah perawatan adalah 70 atau lebih dari
yang terbaik pribadi atau nilai prediksi dan jika perbaikan dalam fungsi paru-paru dan gejala
yang bertahan selama setidaknya 60 menit Setelah debit pasien harus terus menggunakan
inhalasi agonis β2 - adrenergik short-acting yang diperlukan dan harus diberikan kortikosteroid
oral untuk 3 sampai 10 hari Kortikosteroid inhalasi dapat dimulai setiap saat selama
pengobatan eksaserbasi tetapi inisiasi pada saat debit jika tidak sebelumnya adalah bijaksana
untuk mengurangi risiko relapse
Pendidikan Pasien
Kebutuhan untuk perawatan di gawat darurat sering mencerminkan terapi pemeliharaan yang
tidak memadai dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana untuk menangani dengan
memburuknya kontrol asma Presentasi ke gawat darurat memberikan kesempatan unik untuk
mendidik pasien tentang obat-obatan teknik inhaler dan langkah-langkah yang dapat
mengurangi paparan pemicu rumah tangga reaksi alergi dan untuk memastikan bahwa pasien
habis memiliki rencana tindakan asma dan petunjuk untuk memantau gejala dan menerapkan
mereka rencana Sebuah janji tindak lanjut harus dijadwalkan dengan penyedia perawatan
primer pasien atau dengan spesialis asma terjadi 1 sampai 4 minggu setelah debit Pedoman
juga merekomendasikan bahwa pasien didorong untuk menghubungi penyedia perawatan asma
mereka dalam 3 sampai 5 hari setelah pulang ketika risiko kambuh paling besar walaupun data
yang kurang untuk menunjukkan bahwa tindakan ini meningkatkan hasil
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
WILAYAH KETIDAKPASTIAN
Pada pasien dengan asma berat yang refrakter terhadap pengobatan standar intravena
magnesium sulfat digunakan secara luas tapi ada kontroversi mengenai kemanjurannya
Sebuah meta-analisis dari 1669 pasien dalam 24 studi yang menerima baik intravena
magnesium sulfat ( digunakan dalam 15 penelitian ) atau nebulasi magnesium sulfat
( digunakan dalam 9 penelitian ) menunjukkan bahwa pengobatan intravena lemah dikaitkan
dengan fungsi paru-paru meningkat pada orang dewasa tetapi tidak memiliki efek signifikan
pada penerimaan rumah sakit pada anak-anak penggunaan intravena magnesium sulfat secara
signifikan meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi tingkat rumah sakit Pengaruh
nebulasi magnesium sulfat kurang substantiated Para Ahli dan guidelines menunjukkan bahwa
dokter mempertimbangkan penggunaan magnesium sulfat intravena pada pasien yang memiliki
eksaserbasi parah dan yang FEV1 atau PEF tetap kurang dari 40 dari yang terbaik pribadi
atau nilai prediksi setelah awal perawatan Hasil percobaan multicenter besar di Amerika
serikat bandingkan pengobatan dengan intravena atau nebulasi magnesium sulfat dan
pengobatan standar pada pasien dengan asma berat yang diharapkan pada tahun 2011
Heliox adalah campuran helium dan oksigen biasanya 79 dan 21 masing-masing
dengan kepadatan sekitar sepertiga dari udara yang mengurangi hambatan aliran udara di
dalam wilayah pohon bronkial di mana aliran turbulen mendominasi Diperkirakan untuk
mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan penyediaan obat aerosol Namun
perannya dalam pengelolaan asma parah akut tidak jelas Sebuah analisis Cochrane dari 544
pasien di 10 uji coba mengarah pada kesimpulan bahwa heliox mungkin akan bermanfaat pada
pasien dengan obstruksi aliran udara yang parah yang tidak memiliki respon terhadap
pengobatan awal dan pedoman saat ini mencerminkan kesimpulan
Karena pemberian oral inhibitor leukotriene hasil dalam peningkatan FEV1 dalam 1 sampai 2
jam sering digunakan agen-agen di departemen darurat namun kegunaannya dalam pengaturan
yang jelas Dalam uji coba terkontrol plasebo acak dari montelukast intravena pada 583 orang
dewasa yang FEV1 tetap di 50 atau kurang dari nilai prediksi setelah 60 menit perawatan
standar penggunaan montelukast secara signifikan meningkatkan FEV1 pada 60 menit tapi
tidak mengurangi tingkat dari hospitalization
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
PEDOMAN
The NAEPP dan Inisiatif Global untuk Asma telah dikembangkan dan diperbarui pedoman
berbasis bukti untuk diagnosis dan pengelolaan asma Rekomendasi dalam artikel ini konsisten
dengan panduan ini
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pasien yang dijelaskan dalam sketsa memiliki asma tidak terkontrol kronis yang memerlukan
penggunaan penyelamatan harian albuterol tapi dia belum menerima terapi pengontrol setiap
hari Sejarahnya penerimaan ICU dan penggunaan albuterol berlebihan menunjukkan bahwa
dia adalah pada peningkatan risiko untuk kematian yang berhubungan dengan asma
Pengobatan dengan oksigen aerosol albuterol dan ipratropium dan kortikosteroid sistemik
harus dimulai Pasien harus dimonitor dan tanda-tanda dan gejala nya dinilai ulang secara
teratur dan keputusan untuk mengakui atau debit nya harus dilakukan dalam waktu 4 jam
setelah presentasi Jika dia sudah keluar dari gawat darurat ia harus dididik tentang obat-
obatan teknik inhaler dan langkah-langkah untuk memantau gejala dan untuk mengelola
eksaserbasi Staf gawat darurat harus memberikan dia dengan rencana debit jadwal pertemuan
lanjutan dan memastikan bahwa dia memiliki obat yang memadai atau resep yang benar untuk
pengobatannya Karena penerimaan sebelumnya ke ICU dan sejarah nya kontrol asma secara
kurang konsisten rujukan ke spesialis asma akan lebih bijaksana
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
BAB V
KESIMPULAN
1 Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel dan komponennya
2 Pasien asma dapat dibedakan menjadi 2 golongan utama yaitu asma ekstrinsik dan asma intrinsik
3 Asma ekstrinsik bervariasi menurut musim ditemukan pada anak dan dewasa Asma ini disebabkan oleh allergen spesifik yang diketahui seperti kemarahan debu polen (serbuk sari) dan makanan serangan asma dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan obat antiasma dan prosedur hiposensitisasi memberikan hasil yang baik
4 Asma intrinsik lebih berat meningkat pada pasien yang berumur 30 tahun ke atas asma ini lebih berat dan disebabkan oleh alergi yang tidak diketahui Factor pencetus asma adalah infeksi polusi dingin dan kerja fisik Serangan asma lebih mematikan dan respons terhadap obat antiasma dan prosedu hiposensitisasi kurang berhasil
5 Faktor Resiko Asma antara lain oleh riwayat keluarga tingkat sosial ekonomi rendah etnis daerah perkotaan letak geografi tempat tinggalm memelihara anjing atau kucing dalam rumah dan terpapar dalam asap rokok
6 Terapi farmakologi untuk pengobatan Asma adalah obat golongan Simpatomimetik Kortikosteroid Metilxantin Antikolinergik dan Metotreksat
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI 2007 Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik) Departemen Kesehatan Jakarta
Global Initiative For Asthma (GINA) 2010 Global Strategy for Asthma Management and
PreventionhttpwwwginasthmacomGuidelineItemaspintId=1170 [30 Januari
2014]
Handayani D Wiyono WH Faisal Y 2004 Penatalaksaan Alergi Makanan JRespir
Indo 24(3) 133-144
Lazarus Stephen C 2010 The New England Journal of Medicine Clinical Medicine
Emergency Treatment of Asthma NEJM England [25 Januari 2014]
Menteri Kesehatan RI 2008 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1023MENKESSKXI2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Departemen Kesehatan Jakarta
Ramaiah Savitri 2006 Asma Mengetahui Penyebab Gejala dan Cara
Penanggulangannya Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Sundaru Heru 2008 Apa yang Perlu Diketahui Tentang Asma
httpwwwdepkesgoidindexphp
option=articlesamptask=viewarticleampartid=204ampItemid=3 [25 Januari 2014]
Wells Barbara G et al 2012 Pharmacotherapy Handook Eight Edition-Dipiro The Mc
Graw-Hill Companies United States
- PENYAKIT ASMA
-