Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

17
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK SINTESIS SENYAWA HIDRAT TEMBAGA(II) ASETAT (Cu(CH 3 COO) 2 .2H 2 O) DISUSUN OLEH: KELOMPOK II REGU II ANDI EKA KARTIKA (H31113305) DEWI INDRAWATY A. (H31113323) WINA KHATRINI D (H31113505)

description

Maping Kimia Anorganik 2015

Transcript of Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

Page 1: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

SINTESIS SENYAWA HIDRAT TEMBAGA(II) ASETAT(Cu(CH3COO)2.2H2O)

DISUSUN OLEH: KELOMPOK II REGU II

ANDI EKA KARTIKA (H31113305)

DEWI INDRAWATY A. (H31113323)

WINA KHATRINI D (H31113505)

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIKJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2015

Page 2: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

SINTESIS SENYAWA HIDRAT TEMBAGA(II) ASETAT (Cu(CH3-

COO)2.2H2O)

Peringatan Khusus : Bacalah seksama informasi berikut sebelum bekerja!

Nama

BahanBahaya

Penanganan

bahayaPertolongan

CH3COOH Mata: Menyebabkan

iritasi

Kulit:Menyebabkan

iritasi

Tertelan:

Menyebabkan

ketidaknyamanan

pencernaan.

Inhalasi

:Menyebabkan iritasi

pada saluran

pernapasan.

Penyimpanan:

Simpan di atas 62 0F, jauh dari

sumber pengapian

dan oksida.

Perlindungan

pribadi :

Perlindungan

pernapasan :

sebuah

NIOSH/MSHA

kimia cartridge

respirator harus

dipakai jika PEL

atau TLV

terlampaui.

Mata: Bilas dengan

air selama minimal

15 menit,

menaikkan dan

menurunkan

kelopak mata 15

sesekali. Dapatkan

perawatan medis

jika terjadi iritasi.

Kulit: Cuci dengan

air selama 15 menit.

Mencuci pakaian

yang terkontaminasi

sebelum digunakan

kembali. Dapatkan

perawatan medis

jika terjadi iritasi.

Tertelan: Jika

tertelan, jika sadar,

berikan banyak air

dan panggil dokter.

Jangan pernah

memberikan apapun

melalui mulut

kepada orang yang

Page 3: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

tidak sadarkan diri.

Inhalasi:Segera

pindahkan korban

ke tempat yang

memiliki udara

segar, berikan

pernafasan buatan

atau oksigen korban

segera bawa ke

dokter.

NH4OH Mata: Kontak

dengan luka bakar

cair atau uap

penyebab dan

kemungk inan

ke rusakan ma ta

permanen.

Kulit: Menyebabkan

gangguan pada kulit,

menyebabkan luka

bakar kulit, dapat

menembus borok dari

kulit, dapat

menyebabkan

pewarnaan, peradangan

dan penebalan kulit.

Tertelan: Berbahaya

jika tertelan dapat

menyebabkan

kerusakan parah dan

permanen pada saluran

pencernaan,

Penyimpanan:

Simpan di tempat

dingin, berventilasi

dan lantai gedung

harus tahan asam.

Perlindungan

pribadi : Kacamata

(goggles) atau

perisai muka (Full

face), dan sarung

tangan.

Mata: Segera basuh

mata dengan

banyak air selama

minimal 5 menit,

dapatkan bantuan

medis dengan

segera.

Kulit: segera siram

kulit dengan banyak

air selama minimal

5 menit sambil

melepaskan pakaian

dan sepatu yang

terkontaminasi,

dapatkan bantuan

medis dengan

segera, mencuci

pakaian sebelum

digunakan kembali.

Tertelan: jangan

dimuntahkan,

dapatkan bantuan

Page 4: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

menyebabkan luka

bakar saluran

pencernaan,

menyebabkan

penyempitan

tenggorokan hingga

muntah, kejang dan

bahkan dapat

menyebabkanshock.

Inhalasi:

Menyebabkan iritasi

parah dari saluran

pernapasan bagian atas

dengan batuk dan luka

kesulitan bernapas dan

kemungkinan koma.

medis dengan

segera, bila korban

tidak sepenuhnya

sadar, berikan

secangkir air

minum, dilarang

memberikan apapun

melalui mulut

korban terlebih

kepada orang yang

tidak sadar.

Inhalasi:

pindahkan ke udara

segar, jika tidak

bernapas, berikan

pernapasan buatan,

jika sulitbernapas

berikan oksigen,

dapatkan bantuan

medis.

CuSO4.5H2O Mata: Menyebabkan

kelainan kornea, iritasi

mata dan luka bakar.

Kulit:Menyebabkan

kulit menjadi sensitif,

alergi, yang akan

terlihat jelas pada

paparan bahan ini.

Tertelan:

Menyebabkan iritasi

saluran pencernaan

ditandai dengan mual

Penyimpanan:

Simpan dalam

wadah tertutup

rapat. Simpan di

daerah sejuk dan

kering, berventilasi

baik jauh dari zat-

zat yang tidak

kompatibel. Jangan

mengekspos ke

udara. Simpan di

bawah suasana

Mata: Bilas dengan

air mengalir

sekurang-kurangnya

15 menit.Dapatkan

perawatan medis

Kulit: Cuci dengan

air dan sabun

setidaknya selama

15 menit saat

mengeluarkan

pakaian yang

terkontaminasi dan

Page 5: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

dan muntah. Penelanan

garam tembaga dalam

jumlah besar dapat

menyebabkan tinja

berdarah dan muntah,

tekanan darah rendah,

sakit kuning dan koma.

Menelan senyawa

tembaga dapat

menghasilkan efek

toksik sistematik pada

ginjal dan hati dan

eksitasi saraf pusat

diikuti oleh depresi.

Inhalasi

:Menyebabkan ulserasi

dan perforasi septum

hidung jika dihirup

dalam jumlah

berlebihan. Dapat

menyebabkan iritasi

saluran pernafasan

dengan luka bakar.

inert.

Perlindungan

pribadi : Cuci

sampai bersih

setelah memegang.

Hubungi dokter

dan cuci sebelum

digunakan kembali.

Gunakan hanya di

daerah berventilasi

baik. Hindari

kontak dengan

mata, kulit pakaian,

dan hindari

konsumsi dan

inhalasi.

sepatu.

Tertelan: Bila

korban sadar,

berikan 2-4 cupfuls

susu atau air.

Jangan pernah

memberikan apapun

melalui mulut

kepada orang yang

tidak sadar.

Dapatkan bantuan

medis.

Inhalasi:Segera

pindahkan korban

ke tempat yang

cukup udara.

Jangan

menggunakan mulu

ke mulut resusitasi.

Jika mengalami

sesak napas,

berikan pernapasan

buatan

menggunakan

oksigen dan

perangkat mekanis.

Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah :

Mempelajari proses pembentukan senyawa hidrat Tembaga(II) Asetat

(Cu(CH3COO)2.2H2O).

Page 6: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Mensintesis senyawa hidrat tembaga(II) asetat (Cu(CH3COO)2.2H2O)

2. Mengidentifikasi dan menganalisis proses pembentukan senyawa hidrat

tembaga(II) asetat (Cu(CH3COO)2.2H2O)

3. Menentukan rendamen tembaga(II) asetat(Cu(CH3COO)2.2H2O)

1.1 Pendahuluan

Senyawa hidrat adalah senyawa kimia yang dapat mengikat air pada suhu

kamar dan akan melepas kembali airnya jika dipanaskan. Hidrat dalam senyawa

anorganik adalah garam yang mengandung molekul air dalam perbandingan tertentu

yang terikat baik pada atom pusat atau terkristalisasi dengan senyawa kompleks.

Hidrat seperti ini disebut juga sebagai air terkristalisasi atau air hidrasi.

Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar.

Kristal memilki bebearap sifat khas seperti regangan geser, elastisitas, penghantaran

listrik, indeks refraksi, dan kecepatan larut. Kristal yang terbentuk perlahan-lahan

mempunyai bentuk yang lebih sempurna dan berukuran lebih besar. Krisytal semacam

itu dapat diperoleh dengan caa mencairkan atau melehkan zat padat murni dan

kemudian mendinginkannya dengan amat perlahan-lahan dengan kecepatan

pendinginan yang diatur tetap.

Kristal-kristal dapat dibagi dalam jenis yang jelas yaitu: Kristal molekuler

(konduktor listrik yang buruk karena semua elektronnya terikat pada molekulnya

sendiri dan tidak bebas bergerak dalam padatan). Kristal ionic (ion-ion yang terletak

pada daerah kisi dan ikatan antara ion-ion tersebut umumnya secara elektrostatik.

Kristal kovalen terdapat jaringan ikatan kovalen antara atom-atomnya yang diperluas

Page 7: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

keseluruh zat padat dan merupakan konduktor listrik yang lemah karena elektron-

elektron pada zat padat.

Beberapa senyawa kimia dapat molekul-molekul air pada suhu kamar

membentuk hidrat, dan senyawa-senyawa seperti itu disebut senyawa hidrat.

Umumnya senyawa hidrat ini akan melepaskan molekul-molekul airnya jiaka

dipanaskan, meskipun proses penggabungan molekul air tersebut berlangsung secara

kimia.

Pada kenyataannya, molekul hidrat merupakan suatu persenyewaan kimia dan

bukan campuran.

1. Molekul air terikat dalam senyawa dengan perbandingan tertentu

2. Terdapat perbedaan sifat fisika antara senyawa dalam bentuk hidrat

anhidratnya. Jika molekulnya air hidratnya dilepaskan dengan cara pemanasan, maka

molekul anhidartnya berwarna putih dengan bnetuk molekul monoklin. Proses

pendinginan akan menyebabkan molekul anhidrat tadi menyerap uap air dari udara

dan pengikatan molekul air sebagai hidrat akan terjadi kembali sehingga senyawa

akan berubah menjadi biru dengan bentuk molekul triklin.

TEMBAGA

Tembaga memiliki warna cokelat kemerahan dengan nomor atom 29; Ar

63,546 g/mol; titik didih 2,582 0C; titik leleh 1.083,4 0C. tembaga dapat diekstraksi.

Air tidak bereaksi dengan tembaga, tetapi dalam atmosfer lembab, tembaga lambat

laun membentuk lapisan hijau pada permukaannya. Logam ini tidak bereaksi dengan

asam sulfat dan asan hidroklorida encer tetapi dengan asam nitrat membentuk oksida

nitrogen. Senyawaan tembaga mengandung unsur dengan bilangan oksidasi +1 dan

+2. Senyawaan tembaga(I) kebanyakan putih (oksidanya berwarna merah). Garam

Page 8: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

tembaga(II) dalam larutan berwarna biru. Logam ini membentuk banyak senyawaan

koordinasi (Daintith, 1999).

Tembaga tidak melimpah (55 ppm) namun terdistribusi secara luas sebagai

logam, dalam sulfida, arsenida, klorida, dan karbonat. Mineral yang paling umum

adalah chalcopyrite CuFeS2. Tembaga diekstraksi dengan pemanggangan dan

peleburan oksidatif, atau dengan pencucian dengan bantuan mikroba, yang diikuti

oleh elektrodeposisi dari larutan sulfat (Cotton dan Wilkinson, 1989).

Tembaga (II) sulfat pentahidrat, CuSO4.5H2O dikenal dengan sebutan biru

vitriol atau terusi. Senyawa ini sering digunakan sebagai larutan elektrolit dalam

proses elektrolit untuk pemurnian tembaga.

ASETAT

asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus

empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,

atau CH3CO2H.

Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat , misalnya menghasilkan

garam asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi

dengan logam, dan menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi

dengan garam karbonat atau bikarbonat.

TEMBAGA(II)ASETAT

Tembaga(II) asetat, atau kupri asetat adalah senyawa kimia dengan rumus

Cu2(CH3COO)4, atau disingkat Cu2(OAc)4 dimana AcO- adalah ion asetat (CH3CO2-).

Secara komersial senyawa ini biasanya tersedia dalam bentuk hidratnya, yang

Page 9: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

mengandung dua molekul air . Cu2(OAc)4 berwujud padatan kristal berwarna hijau

gelap, sedangkan hidratnya Cu2(OAc)4.2H2O berwarna hijau-kebiruan. Sejak dahulu

kala, beberapa senyawa tembaga asetat digunakan sebagai fungisida dan zat warna

hijau. Sekarang Cu2(OAc)4 digunakan dalam sintesis anorganik dan sebagai katalis

maupun agen oksidator pada sintesis organik. Senyawa ini memiliki warna nyala biru-

hijau.

Tembaga(II) asetat lebih banyak digunakan sebagai katalis atau agen

pengoksidasi dalam sintesis-sintesis organik. Tembaga(II) asetat lebih banyak

digunakan sebagai katalis atau agen pengoksidasi dalam sintesis-sintesis organik.

Molekul Cu2(OAc)4.2H2O memiliki struktur "lampion Tiongkok", seperti halnya

Rh(II) dan Cr(II) tetraasetat. Atom tembaga terikat pada satu atom oksigen dari tiap

asetat dengan panjang 1.97 Å (angstrom). Bola koordinasi ini dilengkapi dengan dua

ligan air , dengan jarak Cu-O 2.20 Å. Dua atom tembaga yang memiliki 5 koordinasi

berjarak 2.65 Å, yang hampir sama dengan jarak Cu-Cu pada logam tembaga.

1.2 Bahan

1. Kristal CuSO4.5H2O

2. Larutan NH4OH pekat

3. Larutan CH3COOH 0,1 M

4. Akuades

5. Es batu

6. Kertas saring

7. Etanol 70%

1.3 Alat

1. Gelas Kimia 250 mL

Page 10: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

2. Gelas Kimia 50 mL

3. Pipet Volume 10 mL

4. Pipet tetes

5. Sendok Tanduk

6. Neraca Analitik

7. Hot Plate

8. Erlenmeyer

9. Bulb

10. Corong

11. Pengaduk

12. Desikator

1.4 Prosedur Kerja

Sebanyak 5 gram Kristal CuSO4.5H2O ditimbang dan dilarutkan dalam 20 mL

aquadest. Setelah larut ditambahkan dengan 10 mL larutan CH3COOH. Setelah itu

ditambahkan setetes demi setetes larutan NH4OH pekat hingga tampak terbentuk

endapan. Larutan kemudian dipanaskan sampai mendidih, setelah itu didinginkan

dengan es batu. Selanjutnya disaring dengan kertas saring. Tapi sebelumnya, kertas

saring ditimbang terlebih dahulu. Endapan yang telah disaring kemudian dikeringkan

dalam desikator, setelah kering kemudian ditimbang.

1.5 Hasil Pengamatan

Berat kertas saring kosong = g

Berat kristal + kertas saring = g

Berat kristal secara praktek

Page 11: Penuntun Senyawa Hidrat Tembaga (II) Asetat Dihidrat

Berat kristal = (Berat kertas saring kosong) – (Berat kristal + kertas saring)

= g

Berat kristal secara teori

Mol CuSO4. 5H2Omol Cu(CH3COO)2.2H2O

Mol CuSO4.5H2O = g. Cu( CH3 COO)2 .2H 2 OMr CuSO 4 . 5H 2 O

g. Cu(CH3COO)2.2H2O = Mr Cu(CH3COO)2.2H2Ox Mol Cu(CH3COO)2.2H2O

= g

Perhitungan rendamen

Rendamen = berat praktikumberat teori

x 100 %

= %

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F, A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI-Pres, Jakarta

Daintith, J., 1999, Kamus Lengkap Kimia, diterjemahkan oleh Suminar Achmadi, Erlangga, Jakarta.

Petrucci, R., H. dan Suminar, 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3, Erlangga, Jakarta.

Sukardjo, 1985, Kimia Fisika, PT. Bina Aksara, Jakarta.