Penuntun Praktikum PH UB 2013 by ASL Dan SH Version 2

8
PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGENDALIAN HAYATI OLEH: JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

description

ph

Transcript of Penuntun Praktikum PH UB 2013 by ASL Dan SH Version 2

Page 1: Penuntun Praktikum PH UB 2013 by ASL Dan SH Version 2

PETUNJUK PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENGENDALIAN HAYATI

OLEH:

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2013

Page 2: Penuntun Praktikum PH UB 2013 by ASL Dan SH Version 2

TOPIK I

HAMA DAN MUSUH ALAMI

Dasar Teori

Di dalam PH, banyak disinggung tentang Organisme Yang Dilindungi (OYD), Organisme

Pengganggu (OP) dan Organisme Musuh Alami (OMA). Ke tiganya dapat merupakan

tetumbuhan dan atau hewan dan atau mikroorganisme. Oleh karena itu, adalah hal yang sangat

penting untuk mengetahui organisme yang mana saja yang dikategorikan OYD, OP dan yang

OMA.

Hal tersebut di atas merupakan pengetahuan dasar yang mutlak harus dikuasai oleh

siapapun yang mempelajari PH terutama pada saat topik “Syarat-syarat yang harus dikuasai

sebelum melakukan tindakan-tindakan dalam PH”. Untuk lebih fokus lagi, dalam hal ini adalah

mengetahui dan menguasai hal-hal yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan OYD, OP

dan OMA. Sebelum lebih jauh lagi mencermati hal itu, pengetahuan dasar tentang beda pokok

OYD, OP dan OMA ini menjadi kajian utama dalam praktikum pertama ini.

Tujuan : Mengetahui perbedaan ciri-ciri OYD, OP dan OMA

Metode :

- Alat : kantong plastik, label, pensil, kamera digital, karet gelang, fly net

- Bahan : kapas, alkohol 70 % atau formalin 4 %

- Buku Kunci Identifikasi (Praktis, atau Field Guide Book)

Cara kerja :

Praktikan langsung mencari berbagai macam hewan yang tergolong serangga atau

Arthropoda yang ada di tetumbuhan tertentu di lapang dengan menggunakan fly net atau dapat

dipegang langsung dengan tangan (billa diketahui hewan tersebut tidak beracun atau menggigit)

kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label. Bila ditemukan hewan yang

bergerak cepat, maka dapat langsung diambil gambarnya dengan kamera digital tanpa harus

menangkap hewan. Perlu diamati dan dicatat juga jenis tanaman tempat hewan tersebut

menempel/hidup, karena hal ini akan menentukan jenis apakah hewan tersebut. Semua hewan

hasil tangkapan tersebut dikumpulkan menjadi satu dan diidentifikasi apakah tergolong OP

ataukah OMA.

Page 3: Penuntun Praktikum PH UB 2013 by ASL Dan SH Version 2

Rambu-rambu Mekanisme Kerja

1. Bagaimana cara membedakan antara OP dan OYD? Pkailah logika dan seluruh

pengetahuan yang telah ada peroleh

2. Dapatkah alat mulud dipakai untuk penentuan OP dan OYD?

3. Dapatkah perilaku mereka dipakai untuk penentuan OP dan OYD?

4. Dapatkah survey langsung pada orang yang bekerja sebagai pembudi-daya OYD dipakai

untuk memulai dalam membedakan OYD dan OP?

5. Dapatkah studi literatur dilakukan untuk tujuan ini?

6. Bagaimana dengan belajar dari orang yang telah berpengalaman di bidang ini?

7. Diskusikan dan buat skala prioritas untuk menentukan langkah mana yang harus

dilakukan dalam mewujudkan praktikum ini dan lakukan hal tsb.

Page 4: Penuntun Praktikum PH UB 2013 by ASL Dan SH Version 2

TOPIK II

ENDOPARASITOID GREGARIUS

Dasar Teori

Dari banyak OMA, parasitoid adalah hewan yang sangat unik untuk diamati. Hewan ini

dapat bersifat sangat spesifik dalam memilih inangnya. Dalam banyak hal, implementasi

parasitoid dalam melakukan tindakan dalam PH juga dapat sangat sederhana dan sudah efektif

dalam menurunkan populasi OP.

Parasitoid sendiri berasal dari kata “parasit” dan “oid“. Parasit sudah umum banyak

difahami orang, sedangkan “oid” artinya menyerupai. Jadi parasitoid adalah organisme yang

menyerupai parasit. Dikatakan menyerupai parasit karena organisme ini melakukan kegiatan

seperti halnya parasit tetapi pada akhirnya juga “membunuh” inangnya secara pelan-pelan

(killing softly and slowly). Jadi sebenarnya dilihat dari hasil akhirnya, organisme parasitoid ini

sama dengan predator yang juga membunuh mangsanya.

Berbagai ilmu yang pernah dipelajari tentang biologi pada umumnya, berikut adalah

cabang ilmu yang mutlak harus dijadikan dasar untuk memahami PH terutama fenomena

parasitoid: anatomi, taksonomi, prilaku, entomlogi, parasitologi, ekologi dll. Semuanya menjadi

berguna pada saat orang ingin mengembangkan implementasi PH di masyarakat.

Tujuan :

Praktikum ini mempunyai tujuan untuk mengetahui ada tidaknya endoparasitoid dan

mengembangkan pemikiran dalam penelitian untuk implementasinya di masyarakat

Metode Tanpa Melakukan Pembedahan

Alat yang dipakai: tabung plastik transparan, kamera digital, kertas dan alat tulis

Bahan : pupa dari serangga yang ada di tanaman Oleander

Cara kerja :

Sampel satu ekor pupa dari hama tanaman Oleander dimasukkan di dalam wadah

kemudian ditutup dengan plastik transparan yang diberi lubang banyak dan halus (dilubangi

dengan jarum yang kecil). Harus dipastikan bahwa di dalam wadah yng tertutup tersebut TIDAK

ADA organisme lain selain pupa itu sendiri. Pupa tersebut diamati dari luar setiap 2 jam sekali

tanpa membuka penutupnya. Hal-hal yang diamati adalah perubahan kulit pupa, ada tidaknya

parasitoid yang keluar, dan perubahan apapun yang terjadi pada pupa. Faktor abiotik yang perlu

Page 5: Penuntun Praktikum PH UB 2013 by ASL Dan SH Version 2

diperhatikan dalam penelitian ini antara lain suhu dan sirkulasi udara dalam botol sampel.

Semua hasil pengamatan dicatat pada tabel pengamatan sbb:

Tabel Pengamatan Parasitoid Setiap 2 Jam

Tanggal dan Jam Pengamatan Catatan Perubahan pada Parasitoid (Warna, Adanya Hewan

lain, Jumlah Hewan lain, Adanya lubang, Meleleh, Berjamur,

Mengering, Adanya Kupu-Kupu dari pua yang diamati, dll)

Rambu-rambu Mekanisme Kerja

1. Sehatkah pupa kita? Bagaimana menentukan apakah pupa kita sehat atau sudah

terparasiti?

2. Uraikan cara mengetahui ada tidaknya parasit/parasitoid di dalam tubuh pupa dengan dan

atau tanpa pembedahan

3. Pikirkan adanya cara mengetahui ada tidaknya parasitoid di dalam pupa dengan suatu set

percobaan

4. Pikirkan dari sisi fisiologinya, adakah perbedaan metabolisme pupa yang sehat dan pupa

yang terparasiti?

Metode Dengan Pembedahan

Pupa dibedah diatas petridisk atau wadah apapun dengan diberi lautan garam fisiologis. Adanya

“benda” asing yang bukan alat-alat bagian dalam pupa harus dicurigai sebagai “berbagai stadium

parasitoid”.

Page 6: Penuntun Praktikum PH UB 2013 by ASL Dan SH Version 2

TOPIK III

EKSPLORASI TUMBUHAN BERPOTENSI UNTUK MENARIK

MUSUH ALAMI HAMA

Dasar teori :

Keberadaan hama di alam, pasti diikuti oleh musuh alaminya. Hal ini termaktuf di dalam

pembahasan tentang „Rantai dan Jejaring Makanan‟ dalam ekosistem. Pangkal dari rantai

makanan PASTI berawal dari Produsen yang ada di ekosistem (baik alami ataupun yang buatan.

Semakin beranekaragam tetumbuhan dan tanaman, pada gilirannya, akan mengakibatkan

semakin beranekaragam pada konsumen tingkat satunya dan konsumen tingkat berikutnya. Inilah

prinsip dasar dalam Ekologi yang dipakai dalam pengelolaan hama di berbagai ekosistem,

termasuk ekosistem buatan (pekarangan).

Atas dasar hal tersebut di atas, potensi berbagai tetumbuhan dan tanaman di pekarangan

dalam meningkatkan keanekaragaman berbagai Arthropoda yang ada di pekarangan tersebut,

diamati untuk dipakai sebagai dasar pengetahuan tentang tindakan ketiga dalam pengendalian

hayati (tindakan konservasi). Untuk itu, praktikum ini dilakukan dengan kemampuan dasar yang

dituntut adalah tentang penguasaan dan penerapan Teori Ekologi dan kemampuan praktikan

untuk melakukan Identifikasi Arthropoda Jarak Jauh.

Tujuan :

Secara umum, praktikum ini mempunyai tujuan untuk menambah pengalaman praktikan

dalam mengimplementasikan nilai sebuah food web yang kompleks yang selalu berpangkal pada

produsen, dalam hal ini adalah tetumbuhan dan tanaman, dalam pengendalian hayati. Secara

khusus, praktikan diharapkan mendapatkan kesadaran betapa bermaknanya suatu spesies

tumbuhan dalam menghadirkan berbagai spesies Arthropoda yang mungkin berperan sebagai

musuh alami hama.

Cara kerja dengan Visual Control:

Setiap kelompok praktikan, dipandu oleh asisten, mempraktekkan salah satu metode

pengamatan kunjungan Arthropoda pada satu individu tetumbuhan dari spesies tertentu

(ditentukan asisten). Metode ini dikenal dengan Metode Visual Control yang pada prakteknya

dilaksanakan sebagai berikut:

Page 7: Penuntun Praktikum PH UB 2013 by ASL Dan SH Version 2

1. Pengamatan kunjungan Arthropoda pada satu individu spesies tumbuhan dilakukan dari

jarak jauh (sekitar dua meter) agar keberadaan pengamat SAMA SEKALI TIDAK

MENGGANGGU Arthropoda yang ada. Tumbuhan yang diamati juga yang belum terusik.

2. Lama pengamatan adalah 15 menit.

3. Selama pengamatan, semua Arthropoda yang hadir pada tumbuhan tersebut, baik yang

merayap, terbang, maupun yang meloncat, diidentifikasi jarak jauh dan dicatat.

4. Bisa jadi satu spesies akan mengunjungi tumbuhan tersebut lebih dari satu kali, sehingga

jumlah kunjungan spesies tersebut dicatat sebanyak sekian kali kunjungan.

5. Sementara itu, kemampuan praktikan untuk mengidentifikasi jarak jauh, DIPERCAYA

KEBENARANNYA. Untuk penelitian yang sesungguhnya, LATIHAN IDENTIFIKASI

JARAK JAUH MUTLAK HARUS DILAKUKAN agar kemungkinan salah identifikasi

menjadi berkurang.

6. Tabel pengamatan dibuat sebagai berikut :

Tabel pengamatan kunjungan Arthropoda pada satu individu tumbuhan

Spesies :

Lokasi :

Tanggal pengamatan :

Taksa

Arthropoda

Jumlah Arthropoda yang mengunjungi pada jam ke

07.00-07.15 0730-07.45 08.00-08.15 08.30-08.45 09.00-09.15

Page 8: Penuntun Praktikum PH UB 2013 by ASL Dan SH Version 2

TOPIK IV

PENGUJIAN KETERTARIKAN ORGANISME TETUMBUHAN

Pengujian ketertarikan Organisme pada tanaman dengan olfaktometer, dilakukan dengan

menyiapkan perangkat olfaktometer, pompa vakum, dan aspirator. Jika organisme yang akan

diamati, maka sebelum dilakukan pengujian dengan olfaktometer, dibutuhkan alat bantu

aspirator, untuk membantu organisme dapat dengan mudah diletakkan di bilik olfaktometer.

Pompa vakum dibutuhkan dalam pengujian ini digunakan untuk mengondisikan agar udara dari

bilik kaca tanaman dapat mengalir menuju bilik olfaktometer lewat lengan olfaktometer.

a. Tahapan pertama, dilakukan pengambilan tetumbuhan uji dari lapang. Tetumbuhan uji yang

digunakan sebanyak 3 spesies yang diambil dari lapang, kemudian harusn diperoleh 24 jam

sebelum diuji karena harus diaklimatisasi, untuk mengkondisikan agar tanaman dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan laboratorium.

b. Tahapan kedua, tanaman dari lapang yang telah diaklimatisasi dimasukkan ke dalam bilik

kaca tanaman. Dikarenakan bilik kaca tanaman hanya tersedia 4 bilik kaca maka pengujian yang

dilakukan untuk setiap 1 kali uji digunakan 3 jenis tanaman, dan 1 bilik kaca dikondisikan

kosong untuk difungsikan sebagai kontrol. Keempat bilik kaca tanaman ditutup dengan penutup

bilik.

c. Tahapan ketiga, setelah tanaman berada di dalam bilik kaca tanaman, maka pompa vakum

dihidupkan. Apabila skala penunjuk tekanan negatip telah menunjukkan nilai yang sama, maka

organisme yang akan diuji, dimasukkan ke dalam bilik olfaktometer dengan alat bantu berupa

aspirator.

d. Setelah itu diamati pergerakan organisme dalam mendekati lubang lengan olfaktometer A,

B, C, atau kontrol. Waktu orientasi organismenya juga dicatat mulai dari sejak bilik olfaktometer

ditutup sampai organisme mendekati lubang lengan olfaktometer dan atau masuk untuk yang

pertama kali. Pengamatan disudahi jika organisme yang diamati sudah masuk dan atau sekedar

mendekati lubang lengan olfaktometer