Penuntun Praktikum Blok 20 Revisi 2015

6
1. Morbus Hansen Penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae terutama menyerang kulit, mukosa nasal dan syaraf perifer. Leprosy menunjukan spektrum klinis yang khas yang berhubungan dengan perubahan histopatologi dan status imunologi penderita, yang dapat dikategorikan dalam: a. Tuberculoid leprosy( TT) Mikroskopik : dalam dermis tampak dijumpai adanya granuloma epiteloid, yang terdiri dari sel epitelioid, giant cell langhans serta limfosit dibagian perifer. Granuloma ini mengikuti adneksa kulit dan syaraf dermal. Granuloma dapat mengerosi tepi bawah lapisan epidermis . Basil lepra tidak dijumpai pada lesi yang telah tenang. b. Lepromatous leprosy (LL) Mikroskopik : Dalam dermis dijumpai granuloma yang terdiri dari foamy makrofag. Sel foamy makrofag ini disebut sel Lepra/ Sel Virchow. Granuloma mengikuti syaraf dan adneksa kulit. Lapisan epidermis dipisahkan dari granuloma oleh Grenz zone. BTA banyak dijumpai di dalam makrofag, kelenjar keringat, syaraf, sel Schwann dan endotel pempuluh darah. Patogenesis : Penderita dengan jenis LL mempunyai defect pada respon cellular- mediated immunity c. Borderline lepromatous leprosy (BL) Dijumpai granuloma terdiri dari sel makrofag dan sedikit sel epitelioid. Sitoplasma sel makrofag lebih granular. Grenz zone juga dijumpai pada lepra tipe BL d. Borderline Tuberculoid leprosy (BT) Granuloma epitelioid lebih sedikit dibanding dengan tipe TT, dan granuloma tidak mengerosi bagian bawah lapisan epidermis. Masih dapat dijumpai giant cell langhans e. Borderline leprosy (BB) Bisa dijumpai granuloma epitelioid, tidak dijumpai giant cell langhans, sel limfosit tersebar dalam granuloma 2. Tuberkulosis kulit Jarang terjadi secara primer pada kulit. Dapat terjadi pada anak maupun dewasa yang didapat akibat trauma minor atau kontak dengan bahan yang terinfeksi oleh basil TBC. Mikroskopik :

description

Penuntun Praktikum Blok 20 Revisi 2015

Transcript of Penuntun Praktikum Blok 20 Revisi 2015

Page 1: Penuntun Praktikum Blok 20 Revisi 2015

1. Morbus HansenPenyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae terutama menyerang kulit, mukosa nasal dan syaraf perifer.

Leprosy menunjukan spektrum klinis yang khas yang berhubungan dengan perubahan histopatologi dan status imunologi penderita, yang dapat dikategorikan dalam:

a. Tuberculoid leprosy( TT)Mikroskopik : dalam dermis tampak dijumpai adanya granuloma epiteloid, yang terdiri dari sel epitelioid, giant cell langhans serta limfosit dibagian perifer. Granuloma ini mengikuti adneksa kulit dan syaraf dermal. Granuloma dapat mengerosi tepi bawah lapisan epidermis . Basil lepra tidak dijumpai pada lesi yang telah tenang.

b. Lepromatous leprosy (LL)Mikroskopik : Dalam dermis dijumpai granuloma yang terdiri dari foamy makrofag. Sel foamy makrofag ini disebut sel Lepra/ Sel Virchow. Granuloma mengikuti syaraf dan adneksa kulit. Lapisan epidermis dipisahkan dari granuloma oleh Grenz zone. BTA banyak dijumpai di dalam makrofag, kelenjar keringat, syaraf, sel Schwann dan endotel pempuluh darah. Patogenesis : Penderita dengan jenis LL mempunyai defect pada respon cellular- mediated immunity

c. Borderline lepromatous leprosy (BL) Dijumpai granuloma terdiri dari sel makrofag dan sedikit sel epitelioid. Sitoplasma sel

makrofag lebih granular. Grenz zone juga dijumpai pada lepra tipe BL

d. Borderline Tuberculoid leprosy (BT) Granuloma epitelioid lebih sedikit dibanding dengan tipe TT, dan granuloma tidak

mengerosi bagian bawah lapisan epidermis. Masih dapat dijumpai giant cell langhans

e. Borderline leprosy (BB) Bisa dijumpai granuloma epitelioid, tidak dijumpai giant cell langhans, sel limfosit tersebar

dalam granuloma

2. Tuberkulosis kulitJarang terjadi secara primer pada kulit. Dapat terjadi pada anak maupun dewasa yang didapat akibat trauma minor atau kontak dengan bahan yang terinfeksi oleh basil TBC. Mikroskopik :Epidermis bereaksi lichenoid, sebagian dengan pola pertumbuhan verukosa, hiperkeratosis. Superfisial dermis bersebuk padat sel radang limfosit dan sel plasma, diantaranya dijumpai bentukan granuloma-granuloma terdiri dari sel datia Langhans, sel-sel epiteloid, nekrosis pengijuan. Dalam deep dermis tampak kelenjar sudorifera .

3. Moluscum contagiosumMerupakan kelainan kulit dan mukos diakibatkan oleh infeksi virus subgenus Molluscipoxvirus yang ditularkan secara kontak langsung melalui abrasi minor atau secara tidak langsung via fomited. Sering menyerang anak-anak, tapi dapat dijumpai pada semua usia.

Makroskopik : Terdiri dari sejumlah kecil papul ,waxy ,berbentuk kubah, berwarna seperti kulit, diskret, Ukuran 2 sampai 4 mm. Kadang papul disertai tanda peradangan dan lesi dapat involusi secara spontan. Dapat timbul pada folikel rambut.

Page 2: Penuntun Praktikum Blok 20 Revisi 2015

Mikroskopik : Epidermis akantosis, beberapa sel keratinosit berisi intracytoplasmic inclusion body yang disebut Moluscum bodies tepat diatas lapisan basal dan akan membesar secara progresif . Pada level stratum granulosum molluscum bodies menjadi bertambah besar dan menempati seluruh sel.

4. Verruca vulgaris (Warts)adalah : infeksi yang disebabkan oleh infeksi HPV-2 tapi kemungkinan diinduksi oleh HPV-1, -4, -7 dan -49, sering dijumpai pada anak dan remaja , tetapi juga bisa dijumpai pada semua usia. Transmisi melalui kontak langsung dan autoinoculation. Penyakit ini dapat sembuh sendiri dan regresi spontan pada usia 6-12 tahun. Predileksi : bagian dorsal jari tangan dan tangan.

Mikroskopik : Epidermis mengalami acanthosis , hyperkeratosis, parakeratosis, hypergranulosis dan papilomatosis (verrucous), rete rigde memanjang, inward kearah sentral.Tampak sel koilosit pada stratum granulosum dan lapisan diatasnya. Dermis terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen, tampak folikel rambut, glandula sudorifera.

5. Psoriasis vulgarisadalah radang kronik pada kulit ditandai adanya papul dan plaque yang merah kecoklatan. Lesi berbatas tegas, kering, biasanya ditutupi sisik bewarna keperakan (silvery/white scales). Predileksi : regio kepala, sacrum, permukaan extensor extremitas, pada penderita tertentu dapat mengenai area flexural dan intertrigineus.

Mikroskopik :Sediaan terdiri dari epidermis mengalami hiperplasia psoriasiformis, , rete ridges memanjang,akantosis, parakeratosis, hiperkeratosis. Pada stratum corneum, pada gundukan parakeratosis tampak mikroabses berisi sel radang neutrofil (abses Munro) . Pada lapisan di bawah stratum corneum yang mengalami parakeratotis tampak spongiosis intradermal bersebuk sel radang neutrofil (Kogoj spongioform pustule). Tampak fokus-fokus penipisan suprapapillary plate. Papila dermis memanjang , dengan pembuluh-pembuluh darah dilatasi dan berkelok, infiltrasi sel radang limfosit dan neutrofil di superfisial dermis.

6. Chromoblastomycosisadalah : penyakit infeksi jamur pada kulit yang disebabkan fungi yang berpigmen

(dermatiaceous).

Mikroskopik :Sediaan biopsi kulit menunjukkan gambaran granuloma supuratif, yaitu granuloma-granuloma yang terdiri dari sel-sel epiteloid, sel datia langhans, sel radang neutrofil. Dijumpai juga spora bentuk bulat-spheris dengan membran tebal warna kecoklatan dalam kelompok maupun terlepas satu-satu pada granuloma maupun dalam giant cell. Epidermis yang melapisi menunjukkan pola pseudoepitheliomatous hyperplasia.

7. KeloidAdalah pertumbuhan jaringan ikat yang tumbuh berlebihan pada kulit bekas lukaMikroskopik : Sediaan dari regio pipi kanan berupa massa tumor bentuk nodular terdiri dari epidermis berlapis epitel squamous kompleks parakeratosis, dengan rete ridges sebagian besar memendek dan rata (atrofik), dermis terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen yang hyperplastik bersebuk fokal ringan sel radang limfosit, PMN dan sel plasma serta tidak dijumpai adneksa kulit.

Page 3: Penuntun Praktikum Blok 20 Revisi 2015

8. Keratosis seboreik (seborrheic keratosis)Keratosis seborheik adalah tumor epidermal yang berpigmen ini paling sering terjadi pada usia pertengahan atau individu yang lebih tua. Tumbuh spontan dalam jumlah banyak di daerah badan, ekstremitas, kepala dan leher.

Makroskopis:Plak berbentuk bulat menyerupai koin, eksofitik dengan diameter yang bervariasi dari beberapa mm sampai beberapa cm.

Mikroskopis:Epidermis mengalami hiperkeratosis. Sel tumor tersusun membentuk pola lembaran-lembaran , sel-sel berukuran kecil menyerupai sel basal dari epidermis normal. Adanya pigmen melanin dalam jumlah bervariasi diantara sel basaloid. Kadang dijumpai kista kecil berisi keratin (horn cyst) atau pertumbuhan keratin ke arah bawah dan masuk ke dalam bagian massa tumor (pseudohorn cyst)

9. Karsinoma sel basalKarsinoma sel basal adalah tumor ganas epitelial yang berasal dari sel basal, tumor tumbuh lambat dan jarang bermetastasis. Cenderung pada tempat-tempat yang terpajan sinar matahari. Kelainan ini berhubungan dengan jalur Hedgehog akibat kecacatan pada gen PTCH (suatu tumor supressor gen) atau mutasi gen TP53.

Makroskopis: Biasanya berupa papula yang sering disertai dengan dilatasi pembuluh darah (telangiektasis) yang mencolok. Sebagian tumor mengandung pigmen melanin sehingga menyerupai suatu nevus melanositik atau melanoma.

Mikroskopis:Dua pola pertumbuhan yang sering adalah pertumbuhan multifokal yang berasal dari epidermis (pola superfisial) dan lesi nodular yang merupakan pertumbuhan ke arah bawah ke dalam dermis sebagai pulau-pulau dari sel basal yang bervariasi dengan inti yang hiperkromatik, diantara stroma yang fibrotik atau musinosa. Inti sel tumor di daerah perifer berderet sepanjang lapisan terluar membentuk pola seperti pagar (palisading), yang sering terpisah dari stroma membentuk gambaran khas celah/parit (silt like retraction)

10. Karsinoma Sel SkuamosaKarsinoma sel skuamosa adalah tumor ganas epitelial yang berasal dari sel skuamosa, lazimnya tumor ini tumbuh di daerah yang terpajan sinar matahari. Laki-laki lebih sering dari perempuan. Faktor predisposisi karsinogen dari industri (tar dan minyak), ulkus kronik, luka bakar lama, paparan arsenik dan radiasi pengion.

Makroskopis:Biasanya berupa plak berbatas tegas, merah dan bersisik. Pada kasus yang berat dapat berupa nodul ulseratif maupun verukosa.

Mikroskopis:Sel-sel skuamosa dengan atipia inti derajat tinggi, mengalami gangguan polaritas dan kohesifitas, dan sel tumor telah invasi ke dalam stroma menembus membrana basalis. Pada karsinoma yang mengalami keratinisasi dapat dijumpai mutiara tanduk atau individual diskeratosis.

11. Melanoma

Page 4: Penuntun Praktikum Blok 20 Revisi 2015

Melanoma adalah keganasan yang lebih jarang terjadi dibanding karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa tetapi lebih mematikan. Ada dua fase pertumbuhan :1. Fase pertumbuhan radial: tumor cenderung untuk tumbuh horizontal di dalam epidermis (in

situ) memerlukan waktu yang berlangsung lama, tidak memiliki kemampuan metastasi dan angiogenesis.

2. Fase pertumbuhan vertikal: tumor tumbuh ke arah bawah masuk ke lapisan dermis , sel tidak mengalami maturasi, memiliki potensi metastasis.

Makroskopis:Tumor dengan permukaan tidak rata, dengan variasi pigmentasi yang mencolok (kehitaman, coklat, merah, biru tua dan abu-abu), tepi tumor tidak rata, sering bertakik ( cekungan tajam seperti gergaji/notched).

Mikroskopis:Sel ganas tumbuh membentuk sarang-sarang atau pulau-pulau yang tidak beraturan, sebagian tersebar satu-satu dari lapisan epidermis yang meluas sampai ke lapisan dermis, sering tampak infiltrasi sel radang limfoisit pada stroma. Sel tumor berukuran besar, inti besar , ireguler, kromatin vesikuler berkumpul ditepi, anak inti eosinofilik ,mencolok. merah (cerry red), mitosis abnormal mudah dijumpai.