PENULISAN KARYA ILMIAH 2010

22
PENULISAN KARYA ILMIAH 1. Karya Ilmiah Istilah karya ilmiah mengacu pada karya tulis yang penyusunannya didasar pada kajian ilmiah. Penyusunan karya semacam ini didahului oleh penelitian pu dan/atau penelitian lapangan. Berdasarkan panjang-pendek uraian serta kedalam karya ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian/skripsi. 1.1 Makalah Pada umumnya makalah merupakan penyajian yang bersifat deskriptif ekspositif. Namun, ada juga makalah yang mengandung uraian yang argumentatif. 1.2 Laporan Penelitian/ Skripsi Pada umumnya laporan penelitian/skripsi merupakan penyajian yang uraiann lebih mendalam. Di dalam bagian pendahuluan dinyatakan secara eksplis pendekatan/metode, serta teknik yang digunakan dalam penelitian; juga sistematika penyusunankarya tersebut. Biasanya, lembaga pendidikan, instansi penyelenggara pertemuan ilmiah mempunyai persyaratan khsus tentang tek sistematika. 2. Topik dan Bahasa Penyusunankarya ilmiahdimulai dengan pemilihan tokikkarangan. Penyusunankarya ilmiah harusmemperhatikan ruang lingkup topikdengan mempertimbangkan waktu yang tersedia untuk mempersiapkan pembahasan yang bermutu. Betapa pun cemerlang gagasan yang akan dikemukakan dalam karya tulis, pembaca tidak akan dapat menangkap maksud dengan tepat jika gagas disampaikan dengan bahasa yang tidak jelas dan banyak menimbulkan tafsir ga 2.1 Pemilihan Topik Topik adalah pokok yang akan diperikan atau masalah yang hendak dikemukakan di dalam karya ilmiah, sedangkan judul adalah nama karya ilmiah Topik yang menarik akan memikat pembaca terhadap seluruh isi karya ilmiah. Karena itu, topik yang dipilih sebaiknya sesuai dengan masalah yan penulis. 2.2 Penggunaan Bahasa 1

Transcript of PENULISAN KARYA ILMIAH 2010

PENULISAN KARYA ILMIAH 1. Karya Ilmiah Istilah karya ilmiah mengacu pada karya tulis yang penyusunannya didasarkan pada kajian ilmiah. Penyusunan karya semacam ini didahului oleh penelitian pustaka dan/atau penelitian lapangan. Berdasarkan panjang-pendek uraian serta kedalamannya, karya ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian/skripsi. 1.1 Makalah Pada umumnya makalah merupakan penyajian yang bersifat deskriptif atau ekspositif. Namun, ada juga makalah yang mengandung uraian yang argumentatif. 1.2 Laporan Penelitian/ Skripsi Pada umumnya laporan penelitian/skripsi merupakan penyajian yang uraiannya lebih mendalam. Di dalam bagian pendahuluan dinyatakan secara eksplisit teori, pendekatan/metode, serta teknik yang digunakan dalam penelitian; juga dinyatakan sistematika penyusunan karya tersebut. Biasanya, lembaga pendidikan, instansi penyelenggara pertemuan ilmiah mempunyai persyaratan khsus tentang teknik dan sistematika. 2. Topik dan Bahasa Penyusunan karya ilmiah dimulai dengan pemilihan tokik karangan. Penyusunan karya ilmiah harus memperhatikan ruang lingkup topik dengan mempertimbangkan waktu yang tersedia untuk mempersiapkan pembahasan yang bermutu. Betapa pun cemerlang gagasan yang akan dikemukakan dalam karya tulis, pembaca tidak akan dapat menangkap maksud dengan tepat jika gagasan itu disampaikan dengan bahasa yang tidak jelas dan banyak menimbulkan tafsir ganda. 2.1 Pemilihan Topik Topik adalah pokok yang akan diperikan atau masalah yang hendak dikemukakan di dalam karya ilmiah, sedangkan judul adalah nama karya ilmiah. Topik yang menarik akan memikat pembaca terhadap seluruh isi karya ilmiah. Karena itu, topik yang dipilih sebaiknya sesuai dengan masalah yang dikuasai penulis.

2.2 Penggunaan Bahasa 1

Melalui karya ilmiah disampaikan suatu hasil pengamatan (observasi), percobaan (eksperimen), penelitian lapangan, atau studi pustaka. Penyampaian itu dilakukan dengan menggunakan media bahasa. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa ragam tulis, bukan ragam lisan. Ragam tulis dalam karya ilmiah harus jelas, lugas, dan komunikatif supaya pembaca dengan mudah dapat memahami isinya. Jelas berarti bahasa yang digunakan secara jelas memperlihatkan unsurunsur kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam setiap kalimat tampak jelas bagian-bagian mana yang menjadi unsur-unsur itu. Lugas berarti bahasa yang digunakan tidak menimbulkan tafsir ganda. Bentuk dan pemilihan kata serta susunan kalimat bahasa karya ilmiah hanya memungkinkan satu pilihan tafsiran, yakni tafsiran yang sesuai dengan maksud penulis. Setiap kata memiliki bobot makna yang wajar sehingga tidak perlu diulang dengan berbagai sinonim atau paralelisme. Hindarkan pleonasme! Bahasa lugas memperlihatkan ekonomi bahasa tanpa mengganggu kaidah tata bahasa, ejaan, atau pilihan kata. Komunikatif berarti apa yang ditangkap pembaca sama dengan yang dimaksud penulis. Wacana dapat menjadi komunikatif jika disajikan secara logis dan bersistem. Kelogisan itu terlihat pada hubungan antarbagian di dalam kalimat, antarkalimat di dalam alinea, dan antar alinea di dalam wacana, yaitu memperlihatkan hubungan yang masuk akal. Bersistem berarti uraian yang disajikan menunjukkan urutan yang mencerminkan hubungan yang teratur. Hubungan yang logis dan teratur itu tampak di dalam ketepatan penggunaan kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat. Di samping itu, tanda baca juga ikut menunjang penyajian uraian yang logis dan bersistem itu. Penggunaan kata/istilah asing atau daerah dan singkatan perlu pula mendapat perhatian. Penggunaan kata/istilah asing atau daerah yang telah ada padanannya dalam bahasa Indonesia harus dihindarkan. Jika kata/istilah Indonesia yang digunakan masih dianggap perlu dijelaskan dengan kata/istilah asing, kata/ istilah Indonesia ditulis terlebih dahulu diikuti kata/istilah asing yang diletakkan di dalam kurung, untuk selanjutnya digunakan kata/istilah bahasa Indonesia. Demikian juga, pemakaian singkatan sedapat-dapatnya dihindarkan karena pemakaian singkatan tidak memiliki nilai komunikasi yang efektif, kecuali yang sudah sangat umum diketahui masyarakat, seperti SD, SMP, MPR. Jika terpaksa digunakan, singkatan itu harus didahului dengan bentuk lengkap, singkatan diletakkan di dalam kurung, untuk selanjutnya digunakan singkatannya. Salah satu ciri keilmiahan adalah keobjektifan. Karena itu, karya ilmiah harus disajikan dengan seobjektif-objektifnya. 3. Sistematika Penulisan Sebuah karya ilmiah memiliki judul, kata pengantar, pendahuluan, isi, penutup, dan daftar pustaka. Karya yang agak panjang (lebih dari 10 halaman) biasanya dilengkapi daftar isi yang ditempatkan di antara kata pengantar dan pendahuluan. Hal-hal lain yang dianggap perlu di sertakan dapat dilampirkan, 2

misalnya korpus data, alat pengumpul data (kuesioner, tes), dan peta. Karya ilmiah dapat disajikan dengan berbagai metode dan sistematika penulisan, namun sebaiknya metode dan sistematika yang dipilih diterapkan secara taat asas. 3.1 Judul Judul karya ilmiah hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas tentang materi dan ancangan atau ruang lingkup masalah yang dibahas. Judul harus dapat ,menarik perhatian pembaca dan menggelitik rasa ingin tahu akan keseluruhan isi karya tersebut. 3.2 Kata Pengantar (1) (2) (3) (4) (5) Kata pengantar sekurang-kurangnya berisi: penjelasan tentang adanya tugas pembuatan karya ilmiah, penjelasan tentang pelaksanaan pembuatan karya ilmiah, informasi tentang pembimbingan atau pengarahan dan bantuan yang diperoleh dalam pembuatan karya ilmiah, ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan memungkinkan terwujunya karya ilmiah, dan penyebutan tempat (kota), tanggal, bulan, dan tahun pembuatan karya ilmiah.

3.3 Daftar Isi Daftar isi digunakan untuk memudahkan pembaca mengetahui isi karya ilmiah atau menemukan bagian-bagian yang dikehendaki. Dalam karya ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan laporan penelitian lain, bab dab subbab lebih banyak sehingga derajat penomoran sub-subbab lebih banyak pula. Dalam hubungan ini, derajat penomoran itu dibatasi sampai empat angka. Semua tajuk subbab yang mempunyai nomor perlu dimasukkan di dalam daftar isi. 3.4 Pendahuluan Pendahuluan bermaksud mengantar pembaca ke dalam pembahasan suatu masalah. Pendahuluan hendaknya menarik dan memudahkan pembaca memahami seluruh karya ilmiah itu. Bagian pendahuluan laporan penelitian/skripsi berisi: (1) latar belakang masalah, (2) tujuan pembahasan, (3) ruang lingkup/pembatasan masalah, (4) teori yang dipakai, (5) sumber data, (6) metode dan teknik yang digunakan, dan (7) sistematika penyajian. 3.4.1 Latar Belakang Masalah 3

Bagian ini mengemukakan: (1) penalaran pentingnya pembahasan masalah atau alasan yang mendorong pemilihan topik; (2) telaah studi pustaka atau komentar mengenai tulisan yang telah ada yang berhubungan dengan masalah yang dibahas; (3) manfaat praktis hasil pembahasan; (4) perumusan masalah pokok yang akan dibahas secara jelas dan eksplisit di dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang membangkitkan perhatian pembaca. 3.4.2 Tujuan Pembahasan Bagian ini mengungkapkan rumusan: (1) upaya pokok yang akan dilakukan; (2) garis besar hasil yang hendak dicapai. 3.4.3 Ruang Lingkup/Pembatasan Masalah Bagian ini menjelaskan: (1) pembatasan masalah yang dibahas; (2) perincian masalah yang dibahas; (3) perumusan istilah secara tepat (selanjutnya digunakan secara konsisten) 3.4.4 Teori Bagian ini mengungkapkan: (1) prinsip-prinsip teori yang menggambarkan langkah dan arah analisis; (2) alasan pemilihan teori yang dipakai. 3.4.5 Sumber Data Bagian ini menjelaskan: (1) kriteria penentuan jumlah data; (2) kriteria penentuan mutu data; (3) kesesuaiandata dengan sifat dan tujuan pembahasan. 3.4.6 Metode dan Teknik Bagian ini mengungkapkan: (1) metode yang digunakan, misalnya deskriptif, komparatif, atau eksperimen; (2) teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, misalnya wawancara, observasi, kuesioner, atau tes. 3.4.7 Sistematika Penyajian 4

Bagian ini mengemukakan: (1) penjelasan kode data (kalau ada); (2) urutan hal-hal yang dimuat di dalam karya ilmiah.

Kata Pengantar 1

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel yang berjudul Fenomena Pernikahan Dini di Indonesia dengan baik. Itu semua dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Akademik. Penyelesaian artikel ini tidak lepas dari bantuan narasumber media cetak maupun elektronik. Oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu. Tidak sedikit halangan dan rintangan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan artikel ini. Akan tetapi, berkat usaha yang keras dan dorongan yang telah diberikan, maka artikel ini dapat diselesaikan. Penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis nantikan5

demi kesempurnaan tugas penulis untuk yang selanjutnya. Sekian dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca. Amin. Hormat Saya, Penul is Kata Pengantar 2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Penggunaan Partikel Wa dalam Bahasa Jepang ini penulis ajukan untuk dipertahankan dalam ujian sidang sarjana di Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran, Bandung. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing yang dengan penuh6

perhatian telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada Dekan Fakultas Sastra beserta staf, Ketua Jurusan Sastra Jepang beserta staf, Ibu, Ayah, dan adik-adik penulis, rekan-rekan mahasiswa Jurusan Sastra Jepang, serta pihak-pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, yang dengan penuh kesabaran mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. semoga Allah Swt. membalas segala amal kebajikan mereka dengan ganjaran yang berlimpah. Amin. Skripsi ini merupakan karya penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis bertanggung jawab sepenuhnya terhadap isi skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan linguistik umunya dan Bahasa Jepang khususnya. Bandung, 2 Maret 2011 Penulis

7

Judul 1: Penggunaan Partikel Wa dalam Bahasa Jepang Identifikasi Masalah: 1. Bagaimana fungsi partikel Wa dalam kalimat? 2. Di mana posisi partikel Wa dalam kalimat? 3. Apa makna partikel Wa dalam kalimat? Tujuan Penelitian: 1.Mendeskripsikan fungsi partikel Wa dalam kalimat; 2.Mendeskripsikan posisi partikel Wa dalam kalimat; 3.Mendeskripsikan makna partikel Wa dalam kalimat. Judul 2: Penggunaan Bahasa Inggris dalam Dunia Kerja Identifikasi Masalah: 1. Bagaimana peranan bahasa Inggris dalam dunia kerja?8

2. Bagaimana pengaruh penggunaan bahasa Inggris dalam dunia kerja? Tujuan Penelitian: 1. Menjelaskan peranan bahasa Inggris dalam dunia kerja; 2. Menjelaskan pengaruh penggunaan bahasa Inggris dalam dunia kerja? Judul 3: Penyajian Narasi dalam Cerpen The Purloined Letter Karya Edgar Allan Poe Identifikasi Masalah 1.Apakah fungsi narasi dalam Cerpen The Purloined Letter Karya Edgar Allan Poe? 2. Bagaimana penggunaan diksi dalam narasi Cerpen The Purloined Letter Karya Edgar Allan Poe? 3. Bagaimana struktur narasi dalam Cerpen The Purloined Letter Karya Edgar Allan Poe? Tujuan Penelitian:9

1.Mengetahui fungsi narasi dalam Cerpen The Purloined Letter Karya Edgar Allan Poe; 2. Mengetahui penggunaan diksi dalam narasi Cerpen The Purloined Letter Karya Edgar Allan Poe; 3. Mengetahui struktur narasi dalam Cerpen The Purloined Letter Karya Edgar Allan Poe

Judul: Pengaruh Budaya Barat terhadap Gaya Hidup Remaja Indonesia pada Masa Kini Identifikasi Masalah: - Sejauh mana generasi muda khususnya para remaja dapat mengelola budaya barat tersebut. - *Bagaimana kemampuan generasi muda, khususnya para remaja, dalam mengelola budaya barat? - Sejauh mana budaya barat dapat dengan mudah masuk ke Indonesia. - *Bagaimana proses budaya barat masuk ke Indonesia?10

- Sejauh mana budaya nasional Indonesia ini dapat dilestarikan kembali khususnya di kalangan para remaja. - *Bagaimana pelestarian budaya nasional oleh para remaja? Tujuan Penelitian: Mendeskripsikan kemampuan generasi muda, khususnya para remaja, dalam mengelola budaya barat; - Mengetahui sejauh mana generasi muda khususnya para remaja dapat mengelola budaya barat tersebut. - Mengetahui sejauh mana budaya barat dapat dengan mudah masuk ke Indonesia. - Mengetahui sejauh mana budaya nasional Indonesia ini dapat dilestarikan kembali khususnya di kalangan para remaja.

11

Judul: Strategi Promosi Pembinaan Dinas Pariwisata terhadap Galeri Lukis di Kota Bandung Identifikasi Masalah: 1. Bagaimana pembinaan dinas pariwisata terhadap galeri lukis di Bandung? 2. Apa hambatan dinas pariwisata dalam membina galeri lukis di kota Bandung? 3. Apa hambatan promosi dalam menjadikan galeri lukis sebagai sektor pariwisata di kota Bandung? Tujuan Penelitian/Penulisan: 1. Mendeskripsikan pembinaan dinas pariwisata terhadap galeri lukis di Bandung; 2. Mendeskripsikan hambatan dinas pariwisata dalam membina galeri lukis di kota Bandung; 3. Mendeskripsikan hambatan promosi dalam menjadikan galeri lukis sebagai sektor pariwisata di kota Bandung.

12

Judul 1: Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Pekalongan Identifikasi Masalah: 1.Bagaimana strategi promosi objek wisata di Kabupaten Pekalongan? 2.Objek wisata apa saja yang dikembangkan di Kabupaten Pekalongan? 3.Upaya apa saja yang dilakukan dalam pengembangan objek wisata di Kabupaten Pekalongan? 4.Fasilitas apa saja yang diperlukan dalam pengembangan objek wisata di Kabupaten Pekalongan? Tujuan Penulisan: 1.Menjelaskan strategi promosi objek wisata di Kabupaten Pekalongan; 2.Menjelaskan objek wisata yang dikembangkan di Kabupaten Pekalongan; 3.Menjelaskan upaya yang dilakukan dalam pengembangan objek wisata di Kabupaten Pekalongan13

4.Menjelaskan fasilitas yang diperlukan dalam pengembangan objek wisata di Kabupaten Pekalongan. Judul 2: Promosi Paket Wisata Seni Ukir di Kabupaten Jepara 1. Seni ukir apa saja yang dapat dipromosikan di Kabupaten Jepara? 2.Bagaimana proses seni ukir di Kabupaten Jepara? 3.Apa strategi promosi paket wisata seni ukir yang dilakukan di Kabupaten Jepara? 4.Apa hambatan promosi paket wisata seni ukir di Kabupaten Jepara? 5.Apa pengaruh promosi paket wisata terhadap pekerja seni ukir di Kabupaten Jepara? Tujuan Penulisan: 1.Mendeskripsikan seni ukir yang dapat dipromosikan di Kabupaten Jepara; 2.Mendeskripsikan proses seni ukir di Kabupaten Jepara;

14

3.Medeskripsikan strategi promosi paket wisata seni ukir yang dilakukan di Kabupaten Jepara 4.Mendeskripsikan hambatan promosi paket wisata seni ukir di Kabupaten Jepara 5.Mendeskripsikan pengaruh promosi paket wisata terhadap pekerja seni ukir di Kabupaten Jepara PERWAJAHAN Perwajahan meliputi: a. Ukuran kertas: HVS A-4 b.Huruf: times new roman/12 c. Spasi: 2 ; abstrak: 1 d. Margin: kiri: 4; kanan: 3; atas: 4; bawah: 3 PENOMORAN a. Romawi kecil: halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar singkataran/lambang b.Romawi besar: penomoran tajuk bab (bab pendahuluan, landasan teori, objek penelitian, analisis, dan penutup)15

Angka biasa (Arab): halaman pertama bab I sampai dengan daftar pustaka d. Letak nomor: tengah bawah dan sudut kanan atas e. Sistem penomoran: penomoran dengan angka Arab menggunakan sistem digit. Angka terakhir pada sistem digit tidak diakhiri dengan tanda baca titik (.). Dalam gabungannya dengan huruf, tanda titik harus digunakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1.3.2 Kegunaan Penelitian Catatan tambahan: 3.2.1.a. Fungsi Keterangan yang Bersifat Wajib 3.2.1.b. Fungsi Keterangan yang Bersifat Manasukac.

16

KUTIPAN: Kutipan langsung: kutipan apa adanya; a) . .. .. b) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kutipan tidak langsung: kutipan menurut bahasa kita sendiri Dalam mengutip, kita harus jujur! Menurut Koentjaraningrat (1978:156), kebudayaan adalah . Koentjaraningrat (1978:156) mengatakan bahwa kebudayaan adalah . *Menurut Koentjaraningrat (1978:156) mengatakan bahwa kebudayaan adalah .17

Kebudayaan adalah (Koentjaraningrat, 1978:156). ------------------------- (----------------[-------]-------------------) PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital semua DAFTAR PUSTAKA. Buku, majalah, atau surat kabar yang dicantumkan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkannya. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Semua sumber acuan yang tercantum pada catatan pustaka harus dicantumkan di dalam daftar pustaka. Catatan kuliah tidak dibenarkan menjadi sumber acuan, kecuali diktat yang diterbitkan secara resmi.

A. Buku sebagai sumber acuan Urutan penyebutan: a. nama pengarang b. tahun terbit c. judul buku d. tempat terbit, dan e. nama penerbit

18

Setiap penyebutan keterangan di atas diikuti tanda titik (.), kecuali sesudah tempat terbit diikuti tanda titik dua (:). Jika tidak ada pengarang, melainkan nama lembaga yang menerbitkan, penyebutan dalam daftar pustaka menjadi: a. nama lembaga/badan/instansi b. tahun terbit c. judul, dan d. tempat terbit. Penjelasan: a. Nama Pengarang 1) Nama pengarang ditulis lengkap, tetapi gelar tidak dicantumkan. 2) Pencantuman nama pengarang dimulai dengan unsur nama terakhir diikuti nama pertama dan dipisahkan dengan tanda koma (,). William, Juanita H. Hassan, Fuad Penulisan nama pengarang seperti itu tidak berlaku untuk nama Tionghoa: Tan Sie Gie Lie Peng Sui 3) Jika di dalam buku acuan yang tercantum nama editor, tambahkan singkatan (Ed.) di antara nama dan tahun terbit. Koentjaraningrat (Ed.). 1981 Mahoto, Ode (Ed.). 2009 4) Jika pengarang terdiri atas dua orang, nama pengarang pertama ditulis sesuai dengan ketentuan19

5)

(2), sedangkan nama pengarang kedua ditulis menurut urutan biasa. Soemardjan, Selo dan Marta Susilo. Jika pengarang terdiri atas tiga orang atau lebih, cantumkan nama pengarang pertama saja sesuai dengan ketentuan (2) diikuti singkatan dkk. Singarimbun, Salmon dkk. Jika beberapa buku yang diacu ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang dicantumkan sekali pada buku pertama. Hassan, Fuad. ----------. ----------.

6)

b. Tahun Terbit 1) Mahoto, Ode (Ed.). 1984. 2) Hassan, Fuad. 1982a. ----------. 1982b. 3) Selano, Patti. 1956. ----------. 1967. ----------. 1984. 4) Suharja, Bambang. Tanpa Tahun. c. Judul Buku 1) Koentjaraningrat (Ed.). 1977. Metode Penelitian Masyarakat. 2) Ali, Hasan. 2009. Pengembangan Koperasi Pedesaan. Dalam Kompas. d. Tempat Terbit dan Nama Penerbit20

1) 2)

Koentjaraningrat (Ed.). 1977. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Biro Pusat Statistik. 2008. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta.

B. Majalah sebagai Sumber a. nama pengarang b. tahun terbit c. judul artikel d. judul majalah e. nomor majalah f. bulan terbit g. tahun terbitan yang keberapa h. tempat terbit Nasution, Anwar. 1975. Sistem Moneter Internasional. Dalam Prisma, 6 (Desember, IV). Jakarta. C. Surat Kabar sebagai Sumber a. nama pengarang b. tahun terbit c. judul artikel d. judul surat kabar e. tanggal terbit, dan f. tempat terbit Tabah, Anton. 1984. Polwan semakin Efektif dalam Penegakan Hukum. Dalam Kompas, 1 September 1984. Jakarta.

21

kearah ketidak harmonisan ijin bahasa sunda

: ke arah : ketidakharmonisan : izin : bahasa Sunda Bahasa Sunda disekeliling : di sekeliling mensiasati : menyasati tendan-gan : ten-dangan; tendang-an fakultas ekonomi : Fakultas Ekonomi 10 orang : sepuluh orang meminimalisasi : meminimalkan diatas : di atas mempengaruhi : memengaruhi mengkonsumsi : mengonsumsi saling bantu membantu : salingbantu; saling membantu mempertemukan : memertemukan* memperpanjang : memerpanjang* memperbaiki : memerbaiki* mensosialisasikan : menyosialisasikan* menyosialkan mengkritisi : mengeritik*

22