Pentingnya teknik menulis deskripsi......
-
Upload
ismail-bisri -
Category
Documents
-
view
2.630 -
download
1
Transcript of Pentingnya teknik menulis deskripsi......
PENTINGNYA TEKNIK MENULIS DESKRIPSI
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGARANG
Oleh:
ISMAIL, S.Pd. M.Pd.
Kepala SDN Socorejo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban
Pengertian dan Tujuan Menulis
1) Pengertian Menulis
Tarigan (1986:3-4) mengemukakan bahwa menulis merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang yang bersifat produktif dan ekspresif untuk mengungkapkan
ide, pikiran, gagasan dan pengetahuan yang ada dalam pikiran orang tersebut. Dalam
kegiatan menulis ini, maka penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur
bahasa, dan kosakata. Disebut sebagai kegiatan produktif karena kegiatan menulis
menghasilkan tulisan, dan disebut sebagai kegiatan yang ekspresif karena kegiatan
menulis adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan
penulis kepada pembaca. Kegiatan menulis tersebut ditambahkan oleh Suparno &
Yunus (2010:1.3) menyatakan menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Pendapat itu didukung oleh Mulyati (2004:2.44), yang juga mendefinisikan
menulis penyampaian ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan media, akan
tetapi dalam hal ini yang dimaksud media adalah lambang grafis.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setidaknya ada
tiga hal yang ada dalam aktivitas menulis yaitu adanya ide atau gagasan yang
melandasi seseorang untuk menulis, adanya media berupa bahasa tulis, dan adanya
tujuan menjadikan pembaca memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh
penulis.
2) Tujuan Menulis
Sama dengan kegiatan yang lain, menulis juga mempunyai tujuan yang ingin
dicapai atau yang diharapkan dalam kegiatan menulis. Akhadiah dkk (1991:11),
menyatakan “setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang
akan digarapnya.” Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan
lebih dahulu karena hal ini akan merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis
tersebut. Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulis dalam kegiatan
menulis selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan, akan diketahui apa yang
harus dilakukan pada tahap penulisan. Kita akan tahu bahan-bahan yang diperlukan,
macam organisasi karangan yang akan diterapkan, atau mungkin juga sudut pandang
yang akan dipilih. Tujuan merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan
1
serta membatasi karangan. Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan akan
menjaga keutuhan tulisan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam bahasa tulis menurut Peck & Schulz dalam
Tarigan (1986:9) sebagai berikut:
1) membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan menulis
2) mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan3) mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi
tulis4) mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis.
Fungsi Menulis
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, siswa tidak akan lepas dari kegiatan
menulis, karena dalam pembelajaran di sekolah siswa dituntut untuk bisa menulis.
Kegiatan menulis mempunyai fungsi yang amat penting bagi kehidupan siswa, baik di
sekolah maupun di kehidupan selanjutnya. Tarigan (1986:22) mengatakan “bahwa pada
prinsipnya fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.”
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga
dapat menolong kita berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan
menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
Menulis dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang kita menemui
apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan,
masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual. Sejalan
dengan pendapat Tarigan mengenai fungsi menulis, Akhadiah dalam Purwanti (2007:23-
24) menyatakan banyak keuntungan yang dapat kita petik dari kegiatan menulis yaitu.
a. Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita. Kita
mengetahui sampai di mana pengetahuan kita tentang suatu topik. Untuk
mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan
pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar.
b. Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan. Kita terpaksa
bernalar menghubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah
kita lakukan jika kita tidak menulis.
c. Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai
informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis. Dengan demikian kegiatan menulis
memperluas wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang
berhubungan.
d. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya
secara tersurat. Dengan demikian, kita dapat menjelaskan permasalahan yang semula
masih samar bagi diri kita sendiri.
2
e. Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih
objektif.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi menulis yaitu
dengan menulis yang merupakan alat komunikasi tidak langsung kita dapat mengenali
kemampuan dan potensi diri kita, dapat mengembangkan berbagai gagasan, membiasakan
kita berpikir serta berbahasa secara tertib, senantiasa bertambah daya pikirnya, kemampuan
khayalnya sampai tingkat kecerdasannya.
Jenis Tulisan
Ada banyak jenis-jenis tulisan yang dikenal. Jenis tulisan tersebut sangat
dipengaruhi oleh siapa yang mengemukakan, untuk kepentingan apa, dan siapa sasarannya.
Akhadiah, dkk (1991:127-135), “pada dasarnya semua tulisan dapat dikelompokkan ke
dalam empat macam tulisan, yaitu: narasi (cerita), deskripsi, eksposisi (paparan), dan
argumentasi.” Sejalan dengan pendapat Akhadiah di atas mengenai jenis tulisan, Suparno
& Yunus (2010:4.4-5.56), mengemukakan ada lima jenis tulisan, yaitu: narasi (cerita),
deskripsi, eksposisi (paparan), argumentasi, dan persuasi.
Adapun penjelasan dari macam tulisan/karangan di atas sebagai berikut:
a. Narasi (cerita)
Menurut Akhadiah, dkk (1991:127), definisi dari narasi merupakan suatu bentuk
wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-
olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Melalui narasi ini, seorang
penulis memberitahu orang lain dengan sebuah cerita. Sejalan dengan pendapat di atas,
Suparno & Yunus (2010:4.31) mengemukakan pendapatnya tentang narasi, bahwa tulisan
narasi berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya
(kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian,
sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
b. Deskripsi
Akhadiah, dkk (1991:131) mengemukakan definisi tentang deskripsi yang
menurutnya deskripsi pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menggambarkan
dengan kata-kata suatu wujud atau sifat lahiriah dari suatu objek. Sehubungan dengan
pendapat di atas, Suparno & Yunus (2010:4.6) memaparkan definisi deskripsi lebih rinci
yaitu suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya,
sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa
yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
c. Eksposisi (paparan)
Akhadiah, dkk (1991:134) mengemukakan bahwa paparan merupakan tulisan yang
berusaha menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang dapat memperluas pandangan atau
pengetahuan seseorang mengenai suatu hal. Yang dimaksud dalam penjelasan tersebut
3
adalah semua tulisan yang berisi penjelasan atau informasi. Sejalan dengan Akhadiah,
definisi eksposisi juga dikemukakan oleh Suparno & Yunus (2010:5.4) bahwa tulisan
eksposisi itu merupakan tulisan yang bertujuan utama untuk memberitahu, mengupas,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
d. Argumentasi
Suparno & Yunus (2010:5.36), tulisan argumentasi ialah suatu tulisan yang terdiri
atas paparan, ulasan, dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.
Jenis tulisan ini mempunyai maksud untuk memberikan alasan, untuk memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
e. Persuasi
Pengertian persusasi menurut Suparno & Yunus (2010:5.47): tulisan persuasi
adalah tulisan yang berisi paparan berdaya-bujuk, berdaya-ajak, ataupun berdaya himbau
yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan
impilsit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.
Jenis tulisan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menulis dalam bentuk
tulisan deskripsi. Alasan pemilihan topik tersebut didasarkan pada materi (topik) yang akan
diteliti tentang peningkatan keterampilan/kemampuan siswa dalam menulis deskripsi.
Hakikat Tulisan Deskripsi
1) Pengertian Tulisan Deskripsi
Fungsi utama deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang-barang
atau objeknya, atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu. Tulisan deskripsi
bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya,
atau sesuatu yang lain kepada pembaca. Banyak para ahli mendefinisikan tulisan deskripsi.
Suparno & Yunus (2010:4.6):
Kata deskripsi berasal dari kata Latin describera yang berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
Akhadiah, dkk (1991:131), deskripsi pada hakikatnya merupakan usaha untuk
menggambarkan dengan kata-kata wujud atau sifat lahiriah suatu objek. Pendapat
Akhadiah tersebut didukung oleh ahli lain yaitu Tompkins dalam Kristiantari (2004:119)
yang mendefinisikan deskripsi sebagai penggambaran suatu objek tertentu. Sebuah objek
deskripsi tidak hanya terbatas pada apa yang dapat dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan
diraba. Akan tetapi seorang penulis deskripsi juga harus dapat mendeskripsikan perasaan
hatinya. Penggambaran objek dapat dilakukan dengan mengungkapkan rincian khusus dan
kesan yang ditimbulkan oleh tanggapan pancaindra. Untuk menggambarkannya diperlukan
pengamatan yang tajam dan perhatian yang penuh terhadap objek.
4
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil simpulan bahwa tulisan/karangan
deskripsi adalah sebuah karangan atau tulisan yang menggambarkan atau melukiskan suatu
objek atau barang tertentu, sehingga objek tersebut seolah-olah hidup dan kita juga seakan-
akan ikut merasakan apa yang dialami oleh objek tersebut.
2) Ciri-Ciri Tulisan Deskripsi
Sebuah karangan atau tulisan pada hakikatnya mempunyai berbagai macam ciri-ciri
atau karakteristik yang membedakan karangan tersebut dengan karangan lain:
Ciri-ciri dari karangan deskripsi diantaranya yaitu: (1) bersifat informatif, (2) pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati (menurut kesan) penulis, (3) susunan peristiwa tidak menjadi pertimbangan utama, yang penting pesan sampai kepada pembaca. (Rustamaji dalam Purwanti, 2007:35).
Sejalan dengan pendapat mengenai ciri tulisan deskripsi di atas, Semi dalam
Kristiantari (2004:120), menyatakan beberapa ciri tanda penulisan deskripsi yaitu:
a) deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek,b) deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas,c) deskripsi disampaikan dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata (diksi) yang
menggugah,d) deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan
dirasakan sehingga objeknya pada umumnya benda, alam, warna, dan manusia,e) organisasi penyampaian lebih banyak menggunakan susunan paparan terhadap suatu
detail.
3) Langkah-Langkah Menulis Deskripsi
Ada beberapa langkah atau cara mengajarkan materi menulis deskripsi kepada
siswa agar mereka mudah menerimanya. Langkah-langkah untuk membantu
mempermudah pendeskripsian seperti yang dikemukakan oleh (Suparno & Yunus,
2010:4.22) di bawah ini:
menentukan apa yang akan dideskripsikan, merumuskan tujuan yang akan dideskripsikan, menetapkan bagian yang akan dideskripsikan, dan memerinci dan mensistemasikan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan.
Pendapat di atas didukung oleh, Tompkins dalam Kristiantari (2004:124-127) yang
menyatakan bahwa ada empat macam teknik penulisan yang dapat digunakan dalam tulisan
deskripsi, yaitu: penambahan informasi khusus, penggambaran sesnsoris, perbandingan,
dan perdialogan. Teknik tersebut digunakan dengan tujuan agar tulisan deskripsi yang
dihasilkan terkesan hidup dan sesuai dengan tanggapan pancaindra. Keempat teknik yang
dimaksud akan diuraikan sebagai berikut.
a. Teknik penambahan informasi khusus
Tulisan deskripsi dapat ditulis dengan cara menambahkan informasi atau rincian
khusus. Penambahan informasi khusus ini dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi
kekhasan tingkah laku objek, menyebutkan karakter objek, mengidentifikasi latar objek,
dan mendaftar atribut objek.
5
b. Teknik penggambaran sensoris/pancaindra
Teknik ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu dengan mengaitkan
pengindraan, yakni: indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra peraba,
dan indra perasa. Meskipun dalam sebuah tulisan tidak selalu menyajikan tanggapan semua
indra, namun penggunaan teknik ini membuat tulisan lebih mengesankan bagi pembaca.
c. Teknik perbandingan
Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan membandingkannya
dengan sesuatu yang lain. Perbandingan yang baik adalah perbandingan yang dapat
menggambarkan sesuatu melebihi yang biasa dilakukan oleh sebuah kata. Artinya,
perbandingan yang dilakukan melebihi kemampuan sebuah kata untuk
menggambarkannya.
d. Teknik perdialogan
Cara lain untuk menunjukkan bukan mengatakan adalah dengan menambahkan
dialog dalam tulisan. Teknik ini digunakan sebagai pengganti ringkasan tentang karakter
objek yang ditulis.
4) Keterampilan Menulis Deskripsi
Akhadiah, dkk (1991:104), “mengatakan bahwa kemampuan menulis merupakan
kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan
sekaligus.” Untuk menulis sebuah karangan yang sederhana pun, secara teknis kita dituntut
memenuhi persyaratan dasar seperti kalau kita menulis karangan yang rumit. Kita harus
memilih topik, membatasinya, mengembangkan gagasan, menyajikannya dalam kalimat
dan paragraf yang tersusun secara logis, dan sebagainya. Sejalan dengan pendapat
mengenai definisi keterampilan menulis di atas, Susiamiharja, dkk dalam Purwanti
(2007:20), mengatakan definisi keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam
melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang
lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.
Dari paparan di atas dapat diambil simpulan bahwa keterampilan menulis adalah
keterampilan seseorang dalam melahirkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang
lain melalui lambang-lambang grafis yang dimengerti oleh penulis itu sendiri maupun
orang lain yang memiliki kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakannya.
Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa keterampilan menulis deskripsi adalah
keterampilan seseorang dalam melahirkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang
lain melalui lambang-lambang grafis yang dimengerti oleh penulis itu sendiri maupun
orang lain berupa sebuah karangan atau tulisan yang menggambarkan atau melukiskan
suatu objek atau barang tertentu, sehingga objek tersebut seolah-olah hidup dan kita juga
seakan-akan ikut merasakan apa yang dialami oleh objek tersebut.
6
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. dkk. 1991. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Ditjen Dikti.
Akhadiah, Sabarti. dkk. 1991. Bahasa Indonesia I1. Jakarta: Ditjen Dikti.
Azizah, N. Wiwin. 2007. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Metode Latihan Terbimbing Dengan Media Teks Lagu Siswa Kelas X-7 SMA Negeri Pemalang. Skripsi diakses dari http//:www.bpkpenabur.or.id (1 November 2009:4.51 PM).
Djamarah, B. Syaiful & Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Djiwandono, M. Soenardi. 2008. Tes Bahasa: Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Malang: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Farika & Warsidi, Edi. 2008. Bahasa Indonesia membuatku cerdas 4: Untuk kelas IV Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (hal: 65-70). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Darmadi, Kaswan & Nirbaya, Rita. 2008. Bahasa Indoensia IV: Untuk SD dan MI Kelas IV (hal: 16, 89). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
7