Pentingnya Surat Keterangan Kematian

download Pentingnya Surat Keterangan Kematian

of 4

description

dd

Transcript of Pentingnya Surat Keterangan Kematian

PENTINGNYA SURAT KETERANGAN KEMATIANBAGI AHLI WARISPekanbaru, 30 Januari 2015Narasumber : dr.Erwin Taslim

Surat Keterangan Kematian ialah surat yang berisi pernyataan bahwa seseorang telah meninggal dunia menurut Pemeriksaan Medis. Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad dalam prakteknya Surat Keterangan Kematian berisi tentang keterangan dokter yang menangani jenazah atau pasien pada saat sebelum kematiannya yaitu berupa nama, umur, pekerjaan, alamat, ruang rawat tempat pasien tersebut sebelum meninggal, sejak tanggal masuknya hingga pasien tersebut meninggal dunia. Untuk pengisian Surat Keterangan Kematian yang berasal dari ruangan harus diisi dengan lengkap contohnya nama dokter yang menangani pasien yang meninggal dari ruangan harus di isi harus di cantumkan. Surat Keterangan Kematian sangat penting bagi Ahli Waris. Beberapa diantaranya untukpengurusan :- Pemakaman.- Pensiunan.- Asuransi.- Warisan.- Hutang Piutang.- Hukum.- Statistik.Berdasarkan keterangan dari Kepala Instalasi Pemulasaran Jenazah yaitu dr. Erwin Taslim, Surat Keterangan Kematian dikeluarkan oleh Rumah sakit dan dilakukan registrasi untuk mendapatkan Surat Keterangan Kematian. Pada saat Registrasi, Ahli Waris atau penanggung jawab mengisi berita acara pengambilan jenazah. Isi dari berita acara pengambilan jenazah itu berupa data data Ahli Waris atau penanggung jawab seperti : Nama, Umur, Suku Bangsa, Agama, Alamat, No KTP, Hubungan Keluarga, dan No HP dan data data jenazah yaitu : Nama Jenazah, Umur Jenazah, Suku Bangsa, Agama, Alamat Jenazah, Tempat dirawat di Rumah Sakit, Ahli Waris atau penanggung jawab yang menerima Surat Keterangan Kematian Jenazah serta nama mobil atau ambulan yang membawa jenazah tersebut. Kemudian, berita acara pengambilan jenazah tersebut ditandatangani oleh Petugas Kamar Mayat dan Ahli waris atau Penanggung Jawab serta tercantum di dalamnya tempat dan tanggal surat berita acara pengambilan jenazah itu ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Setelah Ahli Waris atau penanggung jawab menandatangani berita acara pengambilan jenazah, maka diserahkan Surat Keterangan Kematian kepada Ahli Waris atau Penanggung Jawab. Surat Keterangan Kematian harus diberi Nomor Registrasi, dan di cap / distempel Rumah Sakit di bagian Sub Bag Hukum, Informasi dan Kemitraan ( H.I.K ) Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad barulah setelah itu dinyatakan sah. Selanjutnya Surat Keterangan Kematian tersebur harus diubah menjadi Akte Kematian di Dinas Pendaftaran Penduduk.

Dokumen Surat Kematian tersebut, Menurut Kebijakan Kepala Instalasi Pemulasaran Jenazah Arsipnya disimpan paling lama 10 Tahun yang nantinya apabila Pihak Ahli Waris ingin membutuhkan dapat meminta salinan copynya untuk keperluan Ahli Waris tersebut. Oleh sebab itu petugas Instalasi Kamar Mayat akan menyimpan dokumen tersebut dengan baik yang pada waktu waktu tertentu kadang kadang diperlukan oleh Ahli Waris untuk kepentingan hukum lainnya.Surat Keterangan Kematian dikeluarkan hanya sekali dan diberikan kepada Ahli Waris atau penanggung jawab yang berhak untuk menerimanya. Untuk memenuhi kepentingan yang lain lain berkaitan dengan kematian pasien, Ahli Waris dapat memperbanyak dengan memfotocopy serta di legalisir untuk pengurusan yang lainnya seperti : Pemakaman, Pensiunan, Asuransi, Warisan, Hutang Piutang, Hukum, dan Statistik. Menurut peraturan pemerintah no 88 tahun 99 tentang legalisasi dan pengalihan dokumen yaitu pasal 1 ayat 3 yang berbunyi : Legalisasi adalah tindakan pengesahan isi dokumen perusahaan yang dialihkan atau ditransformasikan kedalam mikrofilm atau media lain yang menerangkan atau menyatakan bahwa isi dokumen perusahaan yang terkandung di dalam mikrofilm atau media lainnya tersebut sesuai dengan aslinya. Serta pada Pasal 1888 Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata ) disebutkan bahwa : Kekuatan pembuktian dengan suatu tulisan terletak pada akta aslinya. Bila akta yang asli ada, maka salinan serta kutipan hanyalah dapat dipercaya sepanjang salinan serta kutipan itu sesuai dengan aslinya yang senantiasa dapat diperintahkan untuk ditunjukkan. Namun apabila Legalisir atau Fotocopy tersebut tidak bisa ditunjukkan keasliannya maka fotocopy atau legalisir tersebut tidak sah dan harus di kesampingkan sesuai dengan Yusprudensi Mahkamah Agung RI No. 701 K/Sip/1974 tertanggal 1 April 1974 yang berbunyi :Surat bukti yang hanya berupa fotokopi dan tidak pernah ada surat aslinya, oleh karena mana surat bukti tersebut harus dikesampingkanBerdasarkan pengalaman di Rumah Sakit Arifin Achmad dalam hal melegalisir Surat Keterangan Kematian tersebut tidak tercantum suatu tulisan yang menyatakan legalisir itu sesuai dengan aslinya. Untuk memenuhi sesuai dengan ketentuan undang undang tersebut sebaiknya Rumah Sakit menyatakan legalisir ini sesuai dengan aslinya.Penulis,Riky Aprian,S.KomDaftar Pustaka :- Narasumber : Dr Erwin Taslim ( Kepala Instalasi Pemulasaran Jenazah ).- Peraturan Pemerintah no. 88 Tahun 99 : www.Hukumonline.com- Undang undang Menkes, 756 Tahun 2006 : http://pppl.depkes.go.id/permenkes- Pasal 1888 Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata ) dan Yusprudensi Mahkamah Agung RI No. 701 K/Sip/1974 tertanggal 1 April 1974 : http://boedexx.blogspot.com/2012/03/alat-bukti-surat-tertulis.html