PENJALA Edisi Agustus 2011

52

description

Tema: Kebahagiaan Dari Dalam

Transcript of PENJALA Edisi Agustus 2011

MAJALAH OIKUMENE PEMUDA DAN REMAJA GEREJA PERTAMA DI SULAWESI UTARA

TERBIT SETIAP BULAN NYA

BANTU KAMI DENGAN MEMBERIKAN KRITIK DAN SARAN TENTANG MAJALAH INI.MELALUI FACEBOOK DAN TWITTER

http://facebook.penjala.comTwitter: @penjala

Bagi sobat PENJALA yang memiliki Informasi Kegiatan Pemuda/Remaja Gereja yang telah dan yang akan

dilaksanakan, bisa di kirim melalui [email protected]

(TIDAK DIPUNGUT BIAYA)

CALLFOREVENTS:

“KAU BUKAN SEORANG KRISTEN jika belum menghancurkan kehidupan,

kebutuhan, dan impian pribadimu dan mengganti semuanya dengan Salib-Nya.”

Kematian tidaklah menyedihkan. Yang menyedihkan adalah banyak orang tidak

menjalani hidup sama sekali.

Kesia-siaan ialah saat menderita akan sesuatu yang tak bisa kita ubah tanpa

menyadari apa yang sebenarnya bisa kita ubah.

Yesus bukanlah jawaban.... Yesus adalah pertanyaan, dan jawabannya adalah YA !

Tuhan paling dimuliakan dalam dirimu ketika kau merasa puas akan Dia di tengah-tengah penderitaan, bukan

kemakmuran.

INSPIRASIPENJALA

Pemimpin Perusahaan : Peggy Mekel

Pemimpin Redaksi : Farly Dapamanis

Dewan Redaksi : Maikel Kawengian Ginna Mogontha

Distribusi: Candra D’Rooroh

Marketing & PR: Praisely Rumengan

Penulis: Victory N.J. Rotty Maikel Kawengian Jilly Gabriela Eman

Model Cover: Grifiet Luntas

Fotografer Cover: Ray Rampengan

Sumber Gambar: www.sxc.hu

Percetakan: Gajah Mada Offset

Desain: Orange Lemon Design Studio

Alamat Redaksi: Jl. Wolter Monginsidi, No.99 Manado, Sulawesi Utara

Telepon : +62-852-4041-9999

E-mail : [email protected]

REDAKSIPENJALA

SYALOMALEICHEMPENJALA adalah tempat bagi anak muda yang

ingin membagikan hidupnya dengan orang lain lewat tulisan mereka.

Hidup kita adalah kesaksian. Banyak hal telah kita pelajari dalam hidup. Bagilah itu dengan orang

lain. Tak ada yang akan menghakimi anda di sini. Dalam PENJALA kita saling belajar dari kesalahan

dan ketidaksempurnaan.

Jika anda sudah siap membagi hidup anda dengan anak muda yang lain, hubungi kami.

Tuhan menyertai kita semua.

TOMOHON: Kios Buku Tomohon; TONDANO: J-Smart, GMIM Betlehem Tataaran 1; MINAHASA UTARA: Sigma Printing Solution; MANADO: BPK Gunung Mulia, Pustaka Mulia, Toko Buku Gramedia, Toko Buku Imanuel, Golden Supermarket;

UNTUK BERLANGGANAN HUBUNGI: +62-852-4041-9999

DAPATKANDI:

PENJALA |

DAFTARISI

KEBAHAGIAANDALAM DIRI

BERIKU HARAPAN

KENAPA HARUSBERDOA?

LEBIH TERBUKATERHADAP SEGALA

YANG TERJADI

RENUNGAN HARIAN PENYESALAN TERBESARKU

11

07

14 16

18 49

INI JUGA AKANBERLALU

09

PENJA

LA01 - AG

USTU

S2011

5

Kirimkan kisah anda ke e-mail [email protected].

Nama anda takkan disebut untuk

menjaga identitas anda.

PENJALA | Beriku Harapan

Beberapa minggu lalu aku meninggalkan rumah untuk pergi sekolah ke

propinsi lain. Ayahku yang jarang menunjukkan emosinya mengantarku ke stasiun.

Ketika aku mengambil tasku, dengan sedikit menangis dia mengatakan

betapa bangganya dia padaku.

Aku tak pernah merasa disayangi seperti itu sebelumnya.

Hidupku sangat berantakan.

Aku mengatakan pada ayahku tak mau lanjut kuliah, dan aku tak tahu harus

melakukan apa dalam hidup. Beberapa jam kemudian, dia memanggilku dan

berkata,”Turunlah ke bawah, ayah ada di sini!”.

Dia ada di luar kota sejauh 100 kilometer, dan mau berlelah-lelahan pulang hanya

untuk menemuiku.

Aku berusia 6 tahun saat itu.

Kami sekeluarga pergi ke kolam renang. Aku tak tahu berenang tapi masih tetap

berenang.

Aku lalu tenggelam dan kakakku, yang tidak tahu berenang, melompat ke kolam dan berusaha sekuat tenaga

menyelamatkanku.

Ayah dari sahabatku sejak lahir meninggal 2

tahun lalu.Sahabatku sekarang ada di sekolah

yang baik, dan ibunya mendapatkan pekerjaan untuk mendukung

keluarganya.

Dia masih menggunakan cincin pernikahan dan tetap tegar, demikian

juga kedua anaknya.

Aku berusia 17 tahun.Aku pernah didiagnosa gagal jantung. Aku kembali setelah 2 minggu untuk

check-up pada dokter. Herannya, semua kondisiku kembali normal. Dokter mengatakan, dia tak bisa

menjelaskannya secara medis.

Aku berkata,”Aku bisa menjelaskannya. Tuhan.”

Aku baru saja akan pindah ke kota lain.

Pada hari terakhirku di kota sebelumnya, teman-temanku terus bersamaku

sampai pada menit terakhir, dan kami melewatkan waktu seharian penuh

bersama.

Kalian sangat baik, teman-temanku. Aku harap bisa bertemu kalian lagi.

PENJA

LA01 - AG

USTU

S2011

7

BER

IKU

HA

RA

PA

N

INI JUGA AKANBERLALU

PENJALA |

Alkisah, raja Salomo memutuskan untuk menguji Benaya bin Yoyada, menteri yang paling

dipercayanya. Dia berkata kepadanya, “Benaya, ada sebuah cincin yang aku ingin kau bawakan kepadaku. Aku hendak mengenakannya pada hari raya Sukkot. Kau punya enam bulan untuk mencarinya.”

“Apabila ada di dunia ini, tuanku,” jawab Benaya, “Aku akan mencarinya dan membawanya kepada tuanku, tapi apa yang membuat cincin ini begitu istimewa?”

“Cincin ini mempunyai kekuatan ajaib,” jawab sang raja. “Apabila seseorang yang bahagia melihatnya, dia akan menjadi sedih, dan apabila seseorang yang sedih melihatnya, dia akan menjadi bahagia.” Salomo tahu bahwa cincin seperti itu tidak ada di dunia ini, tapi dia ingin memberikan rasa malu bagi menterinya itu.

Musim semi berganti musim panas, dan Benaya belum juga menemukan cincin itu. Pada malam sebelum perayaan Sukkot, dia memutuskan untuk berjalan-jalan disalah satu bagian kota Yerusalem yang miskin. Dia melewati seorang pedagang tua yang hendak mengatur barang-barang dagangannya. “Apakah kau tahu cincin ajaib yang membuat orang bahagia melupakan kegembiraannya dan orang yang patah

hati melupakan kesedihannya?” tanya Benaya.

Dia melihat pedagang tua itu mengambil cincin emas dari antara barang-barang dagangannya lalu mengukir sesuatu di cincin emas itu. Saat Benaya membaca kata-kata yang tertulis di cincin, wajahnya langsung dihiasi

dengan senyuman yang lebar.

Malam itu, seluruh kota menyambut hari raya Sukkot dengan perayaan besar. “Bagaimana, kawanku,” kata Salomo, “apakah engkau telah menemukan apa yang kuperintahkan kau bawa

bagiku?” Semua menteri-menteri yang ada tertawa dan Salomo sendiri tersenyum.

Semua orang terkejut ketika Benaya maju dan memberikan cincin emas kecil kepada Salomo, “Ini dia, yang mulia!” Segera setelah Salomo membaca apa yang tertulis di cincin itu, senyuman hilang dari wajahnya. Sang pedagang tua telah mengukir tiga huruf Ibrani di cincin tersebut: “gimel, zayin, yud”, mengawali kata-kata “Gam zeh ya’avor” yang berarti “Ini juga akan berlalu.”

Di saat itu Salomo menyadari bahwa hikmat dan kekayaan yang luar biasa baginya serta kuasa yang ada padanya hanyalah hal sementara, dan suatu hari nanti hanyalah menjadi debu...

“Gimel, zayin, yudGam zeh ya’avor”

PENJA

LA01 - AG

USTU

S2011

9

INI JU

GA

AK

AN

BER

LALU

KEBAHAGIAAN DALAM

DIRI

PENJALA | Cover Story

Mungkin kau pernah mendengar istilah ‘kebahagiaan sejati ada di dalam diri’. Pernyataan itu

bukanlah sekedar kalimat indah yang bisa kita post di Facebook ataupun Twitter. Di balik ungkapan sederhana itu, terdapat proses yang sangat rumit tentang pencarian kebahagiaan dalam diri.

Bagi tiap orang, proses pencarian kebahagiaan dalam diri memiliki proses yang berbeda-beda. Setiap manusia mengalami hal-hal yang berbeda dalam hidup. Segala hal yang kita alami adalah proses kita untuk mendapatkan kebahagiaan sejati itu. Nietzsche pernah mengeluarkan pernyataan ‘What doesn’t kill you, makes you stronger’ (Apa yang tak membunuhmu, membuatmu lebih kuat). Segala hal yang baik dan buruk sekalipun yang terjadi dalam diri kita adalah untuk membuat kita lebih menyadari dan mengenal diri kita sendiri. Hingga pada akhirnya, kita bisa menemukan kebahagiaan dalam diri.

Kenapa kebahagiaan sejati ada dalam diri kita? Karena Tuhan ada dalam diri kita. Sebagai manusia, kita secara otomatis mencari kebahagiaan diri. Kita mengira kita mengenal diri kita, sehingga ketika kita penasaran ingin mendapatkan sesuatu, kita langsung menganggapnya sebagai kebahagiaan.

Ketika masih kecil dulu, saya terkagum-kagum dengan Playstation. Saya masih ingat bagaimana dulu saya terus membujuk orang tua untuk membelikan Playstation itu. Karena saya yakin benar, ketika saya sudah memiliki Playstation, sudah tak ada lagi yang lainnya yang akan saya inginkan. Seolah-olah Playstation itu adalah puncak kebahagiaan. Dan apa yang terjadi setelah itu? Playstation 2 muncul.

Dan saya pun kembali mengejar ‘puncak kebahagiaan lainnya’.

Dirham Yang HilangSaya dulu sering berpikir bahwa, proses pencarian kebahagiaan itu sangat melelahkan. Kita seperti berusaha untuk mencapai suatu puncak, dan ketika kita sudah mencapainya, puncak lain yang lebih tinggi pun muncul. Ternyata itu bukanlah kebahagiaan, melainkan hanya semata-mata proses pemenuhan kebutuhan diri.

Kebahagiaan diri bukanlah sesuatu yang harus dicari, melainkan sesuatu yang harus disadari. Tuhan Yesus pernah memberikan perumpamaan tentang Dirham Yang Hilang, yaitu tentang seseorang yang kehilangan dirham, mencari-cari itu di dalam rumahnya, kemudian bersukaria karena mendapatkannya.

Dirham yang Tuhan maksudkan adalah Kerajaan Allah. Kerajaan Allah tak perlu dicari ke mana-mana karena sudah ada dalam dirimu, bahkan semenjak kau lahir. Kau sudah menemukan kebahagiaan sejati ketika kau sudah menyadari Kerajaan Allah yang ada dalam dirimu.

Ketika kau sudah menemukan kebahagiaan dalam diri, maka kau takkan menganggap kesuksesan mencapai sesuatu sebagai kebahagiaan, melainkan refleksi atau hasil karena berhasil menemukan kebahagiaan itu. Anak Tuhan yang sejati melakukan segala hal di dunia bukan karena dia ingin mendapatkan kebahagiaan, melainkan karena dia SUDAH mendapatkan kebahagiaan itu.

Kerajaan Allah dalam diri kita membuat

PENJA

LA01 - AG

USTU

S2011

11

CO

VERS

TOR

Y

kita sadar bahwa kita memiliki kekayaan yang terbesar di dunia. Kebahagiaan diri itu membuat kita sadar bahwa sebenarnya kita sudah memiliki segalanya. Tak ada gunanya mencari ‘hal-hal kecil’ semata-mata untuk pemuasan nafsu kita.

Menemukan Tuhan Dalam DiriApakah kau sudah menemukan Dirham itu dalam dirimu? Mungkin hingga sekarang kita hanya mengenal Dirham itu dari segala sesuatu di luar kita. Entah itu orang tua, sahabat, atau mungkin pendeta. Mereka berusaha mengenalkan Dirham itu kepada kita, tapi dalam hati sering kita menolak menerima Dirham tersebut. Mengapa? Karena kita tahu Dirham itu milik mereka, bukan milik kita.

Kita mungkin sering mendengar tentang Tuhan di segala tempat yang kita kunjungi. Kita bisa saja mengaku sudah menjadi orang Kristen puluhan tahun. Tapi, jika sampai sekarang kau masih mencari-cari Tuhan di luar diri kita, Tuhan akan terasa asing bagi kita.

Jika kau sering terlibat dalam pelayanan, dan berusaha mengenalkan Yesus kepada orang lain, jangan hanya berusaha mengenalkan Yesus yang kita kenal kepada orang lain. Tapi berusahalah untuk membantu mereka menemukan Yesus yang ada dalam diri mereka.

Temukanlah Tuhan yang berdiam dalam dirimu. Hanya dengan cara itu barulah kau bisa menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara PRIBADI.

Sekarang kau sudah tahu apa yang sebenarnya harus kau temukan dalam hidup ini. Jadi, bagaimana cara menemukan Tuhan dalam diri? Kenapa banyak orang yang gagal menemukan Dia?

Banyak yang mencari dan berseru pada

Tuhan. Seringkali mereka mencari Tuhan karena menganggap Tuhan bisa menyelesaikan segala masalah atau mencapai keinginan mereka. Tapi, jangan mencari Tuhan untuk menggunakan-Nya sebagai alat mencapai kebahagiaan kita. Carilah Tuhan karena kau tahu Tuhan adalah kebahagiaan dirimu yang sejati.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, tiap orang mengalami hal-hal yang berbeda dalam hidup mereka, sehingga proses pencarian kebahagiaan diri bagi tiap orang itu berbeda-beda. Tapi, semua proses itu memiliki langkah awal yang sama: Sadari bahwa ada sesuatu yang hilang dalam dirimu.

Banyak orang-orang yang

PENJALA | Cover Story

Tuhan. Seringkali mereka mencari Tuhan karena menganggap Tuhan bisa menyelesaikan segala masalah atau mencapai keinginan mereka. Tapi, jangan mencari Tuhan untuk menggunakan-Nya sebagai alat mencapai kebahagiaan kita. Carilah Tuhan karena kau tahu Tuhan adalah kebahagiaan dirimu yang sejati.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, tiap orang mengalami hal-hal yang berbeda dalam hidup mereka, sehingga proses pencarian kebahagiaan diri bagi tiap orang itu berbeda-beda. Tapi, semua proses itu memiliki langkah awal yang sama: Sadari bahwa ada sesuatu yang hilang dalam dirimu.

Banyak orang-orang yang

tak mencari Tuhan, karena mereka tak menyadari

bahwa mereka telah kehilangan Dirham yang

sangat berharga dalam hidup mereka. Karena

itulah mereka tak merasa ada yang

hilang.

Apakah kau pernah merasa bahwa kau sudah melakukan segalanya tapi tetap saja ada yang masih kurang? Apa kau pernah merasa bahwa bukan hidup seperti ini yang kau inginkan? Apa kau merasa depresi karena dengan semua yang kau punya sekarang, tak

ada yang bisa memberimu

kelegaan?

Janganlah khawatir. Jika

kau mengalami hal-hal di atas,

artinya dirimu sedang berusaha mengatakan

bahwa ada hal lain yang sebenarnya kau butuhkan.

Jika kau tak merasa ada yang hilang, kau takkan mulai mencari.

Sadari ada yang hilang dalam hidupmu. Itulah langkah awal menuju kebahagiaan diri.

Apakah langkah selanjutnya? Berusahalah untuk mendalami dirimu. Teruslah merefleksi segala yang terjadi dalam hidupmu. Cari tahu benar-benar alasan kenapa kau sangat ingin mendapatkan apa yang ingin kau dapat sekarang. Cari tahu hal-hal yang kau miliki di dalam diri. Berusahalah untuk menemukan Tuhan dalam dirimu.

Berdoalah. Berpuasalah. Bermeditasilah. Ada banyak hal yang bisa kau lakukan untuk semakin mendalami dirimu. Hal-hal itu adalah alat-alat yang Tuhan anugerahkan pada kita agar bisa menemukan Dia. Bagi orang-orang yang belum ingin menemukan Tuhan, hal-hal tersebut bisa menjadi sangat membosankan dan bersifat ritual belaka. Tapi tidak bagi mereka yang ingin menemukan Tuhan dalam diri.

Segala yang kita perlukan untuk mencari Tuhan telah Dia berikan pada kita. Kita memiliki kemampuan untuk langsung berhubungan dengan Dia secara pribadi. Ketika kita sudah merasa terhubung dengan Tuhan, kita akan merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang memiliki segalanya.

Dunia bisa saja berusaha merebut harta benda kita. Dunia bisa saja tak membiarkan kita mendapatkan apa yang kita mau. Dunia bisa saja mengambil segala yang kita punya, dan kita masih akan tetap merasa seperti orang yang paling kaya di dunia.

Kenapa? Karena dalam diri kita ada kekayaan terbesar di dalam kehidupan. Itulah kebahagiaan.

PENJA

LA01 - AG

USTU

S2011

13

CO

VERS

TOR

Y

Ada banyak sekali manfaat dari doa. Doa bisa membuat hati kita lebih tenang. Doa bisa membuat

masalah yang kita hadapi terasa lebih ringan. Doa bisa membawa permintaan kita pada Tuhan. Masih banyak sekali manfaatnya yang lain.

Akan tetapi, kita tidak berdoa hanya karena doa itu banyak manfaatnya. Doa, sadar atau tidak, adalah sesuatu yang HARUS kita lakukan jika kita mengaku adalah Anak Tuhan.

Dengan kata lain, walaupun tidak membuat hati kita tenang, kita harus tetap berdoa. Walaupun tidak membuat masalah kita menjadi lebih ringan, kita harus tetap berdoa. Walaupun

permintaan kita tidak terpenuhi, kita harus tetap berdoa.

Ketahuilah bahwa inti dari doa bukanlah karena ada manfaat yang bisa kau dapat dari situ. Doa adalah murni berkomunikasi dengan Tuhan.

Saya yakin kita semua pernah berkomunikasi dengan orang yang kita sayang. Apakah kita menikmati momen ketika berkomunikasi dengannya? Jelas. Apakah kita menikmatinya karena ada sesuatu yang bisa kita dapatkan dari komunikasi itu? Tidak. Justru komunikasi itu sendiri adalah hadiah bagi mereka. Jika kita memang menyayangi orang itu, kita akan melakukan segalanya agar bisa berkomunikasi dengan dia.

KENAPA HARUS BeRdoA?

PENJALA | Cover Story

Begitu juga demikian dengan berdoa. Kita berdoa karena kita rindu berkomunikasi dengan Tuhan. Kita berdoa karena dia adalah Bapa kita, dan kita adalah anak-Nya. Beritahulah kepada Tuhan apa yang terjadi dalam hidupmu setiap harinya, entah itu baik maupun tidak. Tuhan adalah Bapa kita. Dia wajib mengetahui segalanya tentang kita.

Tidak ada salahnya meminta sesuatu lewat doa, ataupun mendapatkan manfaat yang lainnya. Akan tetapi jangan sampai semuanya itu mengaburkan kemurnian dari doa yang sebenarnya. Kemurnian seorang anak yang rindu bertemu Bapanya.

Jika kau memang belum terbiasa dengan berdoa pada Tuhan, dan sulit sekali

bagimu untuk mengubah kebiasaan itu, cobalah dulu untuk terbiasa mengingat Tuhan. Ketika kau bangun, ingatlah pada Tuhan. Ketika kau menghadapi masalah, ingatlah pada Tuhan. Ketika kau sukses ingatlah pada Tuhan. Ketika di mana pun kau berada kau mulai terbiasa untuk mengingat Tuhan, ingatlah juga satu hal: Tuhan selalu menunggumu untuk mengatakan sesuatu pada-Nya.

Jangan simpan segala yang terjadi padamu di dalam hatimu saja. Cobalah katakan itu kepada-Nya. Awalnya mungkin itu akan terasa aneh dan tidak ada gunanya. Tapi perlahan-lahan saya yakin kerinduan untuk bertemu dengan Bapa akan muncul di hatimu. Karena kau juga adalah anak-Nya.

PENJA

LA01 - AG

USTU

S2011

15

KENA

PA H

AR

US B

EDO

A?

Ada suatu kisah unik tentang seorang petani yang sangat menyayangi anaknya.

Saking sayangnya hingga dia lalu menggunakan semua simpanan uangnya untuk membelikan seekor kuda poni bagi anaknya.

Anak tersebut sangat girang menerima hadiah dari ayahnya, karena sudah lama dia menginginkan kuda poni. Suatu hari, anak itu terjatuh dari kuda tersebut sehingga kakinya patah. Anak itu pun menjadi pincang seumur hidupnya. Tetangga-tetangganya lalu berkata pada sang petani,”Kalau saja kau tak membelikan kuda itu pada anakmu, maka dia takkan menjadi begini.”

Mereka pun heran ketika sang petani itu hanya tersenyum ketika mengalami hal buruk itu.

Beberapa hari kemudian, sang raja memerintahkan semua anak muda yang ada di desa untuk diwajibkan ikut dalam perang. Semua penduduk desa pun bersedih karena sampai sekarang belum ada satu pun anak muda yang kembali dari perang itu. Anak sang petani tersebut tak diikutkan dalam perang, karena keadaannya yang cacat.

Para tetangga petani itu pun langsung berkata,”Ternyata cacat anakmu itu adalah berkat dari Tuhan ! Kalau saja dia tidak cacat, maka sudah tentu dia akan pergi perang saat ini.”

Mereka pun kembali heran karena sang petani hanya tersenyum.

Pada malam berikutnya, anak sang petani itu bermain-main dengan api. Karena kecerobohannya, api itu lalu membakar seisi rumah petani itu. Yang

tersisa bagi mereka berdua hanyalah pakaian yang ada di tubuh mereka.

Para tetangganya pun kembali berkomentar,”Coba kalau anakmu pergi berperang. Maka kau takkan kehilangan segalanya seperti ini.”

Apa respon dari sang petani? Dia pun kembali tersenyum.

Keesokan harinya, sang petani dan anaknya membongkar puing-puing rumah untuk melihat apa ada sisa-sisa barang yang bisa mereka gunakan.

Ketika mereka menggali tanah di rumah mereka, mereka lalu menemukan peti berisi harta emas permata. Peti itu ternyata sudah terkubur sejak dulu di bawah tanah rumah mereka. Mereka pun lalu dengan sekejap menjadi orang paling kaya di desa tersebut.

Para tetangganya pun berkata,”Ternyata rumahmu yang terbakar adalah berkat dari Tuhan ! Kalau saja tidak terbakar, maka kau takkan menjadi orang kaya seperti sekarang.”

Dan untuk kesekian kalinya, mereka heran karena sang petani hanya tetap tersenyum.

Apakah kau adalah orang yang selalu mengaitkan segala hal yang terjadi dalam hidupmu?

Jika hal baik terjadi, kau katakan itu berkat. Jika hal buruk terjadi, kau katakan Tuhan tak menyayangimu. Jika hal baik itu membawamu pada hal buruk, maka kau tidak menganggapnya sebagai berkat. Jika hal buruk membawamu pada hal baik, kau akan menganggapnya berkat yang menyamar.

Jika kau terus melihat dunia seperti ini,

Lebih Terbuka Terhadap

PENJALA |

maka kau hanya akan menganggap dirimu seperti roda. Kadang di atas dan kadang di bawah.

Cobalah untuk lebih terbuka melihat segala yang terjadi dalam hidupmu. Saya tak mencoba mengatakan bahwa hal baik yang terjadi dalam hidup adalah berkat Tuhan. Yang ingin saya katakan bahwa, hidup ini adalah berkat Tuhan. Terimalah itu secara utuh, jangan hanya hal-hal yang kita anggap baik saja.

Bersyukurlah terlebih dahulu, bukan hanya karena banyak hal baik yang Dia anugerahkan, tapi karena dia sudah mengijinkanmu untuk mengalami banyak hal dalam hidup ini. Mungkin ada hal yang membuat hidupmu lebih mudah, ada juga yang membuat hidupmu lebih sulit. Tapi jika tidak berfokus dalam melihat kebaikan atau keburukan dari hal itu, dan lebih memusatkan pikiran pada apa respon kita terhadap hal-hal tersebut, maka disitulah jiwa kita akan lebih dewasa. Pikiran kita menjadi lebih terbuka

Persepsi kita terhadap apa yang baik dan buruk bagi hidup kita terbatas pada kebutuhan kita untuk bertahan hidup di dunia, atau apa yang kita anggap baik untuk kita. Belajarlah untuk menjadi lebih terbuka atas segala yang terjadi.

Menjadi lebih terbuka dalam segala hal, artinya:

- Mampu melihat keberadaan Tuhan dalam segala hal dan pada semua orang. Entah orang itu terlihat suci seperti malaikat ataupun jahat seperti iblis, sadari bahwa Tuhan tetap

tinggal di hati mereka.

- Mampu melihat kesempurnaan dalam segala hal, tanpa peduli apapun bentuknya. Entah kau memenangkan undian ratusan juta ataupun mengalami kecelakaan, terimalah segalanya sebagai hal yang alami terjadi dalam hidupmu. Seperti halnya kesempurnaan ketika kau lahir, terimalah juga kesempurnaan peristiwa ketika nantinya kau akan meninggal.

- Mampu melihat segala hal dan semua manusia, tanpa menaruh label apapun pada mereka. Melihat dunia, mengalaminya, dan tidak menghakiminya.

Ketika kau mengalami sesuatu, ingatlah semuanya ini. Ketika nantinya kau mengalami sesuatu yang buruk, atau mencoba meraih sesuatu dan gagal, ingatlah untuk menerima segala sesuatu tanpa menghakiminya.

Inilah yang lebih penting dari segala yang terjadi dalam hidupmu: Kau sudah memilih untuk mengikut Tuhan. Segala yang terjadi berikutnya dalam hidupmu, entah itu baik ataupun buruk, tidak ada bandingnya dibandingkan berkat yang sudah Dia anugerahkan sejak dulu padamu. Dia menganugerahkanmu menjadi anak-Nya.

Jika kau tak mampu bersyukur atas berkat yang paling besar yang Dia anugerahkan itu, saya ragu kau akan bersyukur atas berkat-berkat kecil yang akan Dia biarkan terjadi dalam hidupmu.

Lihatlah apa yang terjadi dalam hidupmu sekarang, dan bersyukurlah.

Segala Yang TerjadiPEN

JALA01 - A

GU

STUS2011

17

LEBIH TERBU

KA

TERHA

DA

P SEGA

LA YA

NG

TERJA

DI

Tuhan selalu ada besertamu. Bahkan pada saat kau sedang membaca renungan ini, Dialah yang menuntun

jalan pikiranmu. Tuhan selalu ada di mana pun hatimu berada, karena Dia bernaung di dalamnya.

Akan tetapi, pada saat ini pun pasti ada saja hal-hal yang membuat hatimu tak tenang. Apakah masalah yang sementara kau hadapi sekarang? Masalah uang? Masalah orang tua yang tak mau mengerti dirimu? Ada orang yang kau benci sekarang? Atau mungkin ada orang yang kau suka sekarang?

Cobalah ingat sejenak berbagai masalah yang kau hadapi... secara perlahan-lahan. Apa kau merasa ada hal-hal yang tidak dapat kau atasi?

Ketika kau sudah merasakan beratnya tumpukan masalah yang ada di kepalamu sekarang, renungkanlah satu hal: TUHAN ADA DI HATIMU.

Berdoalah pada-Nya di dalam hati. Bawalah segala kegelisahan hatimu pada-Nya.

Apakah dengan itu segala masalahmu akan selesai? Tidak. Tapi kau akan menghadapi segalanya dengan lebih tenang, karena kau tahu Dia selalu ada denganmu. Mungkin masalah itu datang untuk menguatkanmu. Mungkin juga masalah itu adalah kesempatan yang menyamar.

Ingatlah, jika dunia memberimu ribuan masalah, balaslah dunia dengan membawa satu Tuhan padanya. Itulah bentuk kekuatan hati kita.

TUHAN DI HATIMU

01AgustusYOSUA 1:9

“Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.” ~ Yosua 1:9

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

Perkataan ini diucapkan Hizkia ketika dia ingin menguduskan kembali rumah Tuhan. Bagaimana dengan

rumah Tuhan di dalam hatimu? Kapan terakhir kali kau mengunjunginya?

Dunia berusaha merendahkan dirimu. Dunia berusaha membuatmu lupa bahwa kau adalah makhluk yang dipilih oleh Tuhan. Dunia akan melakukan segala cara agar kau melupakah kehadiran Tuhan di dalam hatimu.

Dunia akan memindahkan fokus kehidupanmu, sehingga kau akan lupa betapa mulianya seorang yang melayani Tuhan di dalam hatinya. Dunia akan merendahkan kehendak dan keinginanmu, sehingga terkadang kau merasa lebih berharga diakui oleh orang lain daripada diakui oleh Tuhan.

Sadarilah hal mana yang lebih mulia. Jangan sampai kau menyadari kemuliaan yang sebenarnya ketika kau sudah di ujung kehidupan.

Jangan sia-siakan rumah Tuhan di hatimu. Kapanpun kau berbuat dosa, kau telah membuang ‘sampah’ di rumah Tuhan itu. Jadi, sudah berapa banyak ‘sampah’ yang telah kau buang di dalamnya sampai sekarang?

Meskipun begitu, Yesus tetap setia tinggal di dalammu. Bersihkanlah rumah Tuhan itu setiap hari. Layani Dia, adakan kebaktian dan korban bakaran bagi-Nya di dalam hatimu.

Rumah Tuhan yang kudus adalah kemuliaanmu yang sebenarnya. Orang lain mungkin takkan tahu itu dan akan menghargai dirimu sesuai ukuran mereka. Tapi ingatlah bahwa kau sudah dimuliakan sesuai dengan ukuran Tuhan yang ilahi.

RUMAH TUHAN

02Agustus2 TAWARIKH 29:11

“Anak-anakku, sekarang janganlah kamu lengah, karena kamu telah dipilih TUHAN untuk berdiri di hadapan-Nya untuk melayani Dia, untuk menyelenggarakan kebaktian dan membakar korban bagi-Nya.” ~ 2 Tawarikh 29:11

RENUNGAN HARIAN | 19

Tuhan yang sama yang mengijinkanmu lahir di dunia adalah Tuhan yang sama yang

mengijinkanmu mati meninggalkan dunia. Kelahiranmu, kehidupanmu, dan kematianmu adalah berharga di matanya.

Kematian kita berharga di mata Tuhan. Seharusnya itu adalah kalimat yang menenangkan kita.

Tapi mengapa banyak dari kita, termasuk saya, yang takut akan kematian?

Kita takut mati karena masih banyak hal yang ingin kita lakukan. Kita takut mati karena tidak bisa lagi merasakan semua yang kita rasakan di dunia. Tapi alasan yang paling kuat mungkin adalah kita takut tidak akan masuk ke dalam sorga. Apakah hal yang membuat kita tidak bisa masuk ke dalam sorga? Dosa. Dosa adalah hal-hal yang menjauhkan kita dari Tuhan.

Jadi, alasan sebenarnya kita takut mati adalah karena kita merasa masih jauh dari Tuhan. Itulah yang membuat kita tak siap

untuk mati. Itulah yang membuat kita hanya mampu menghargai kelahiran dan kematian kita.

Apa kau sadar bahwa kita semua bisa mati kapan saja? Kalimat itu tidak bertujuan untuk menakuti, tapi kau pun sadar kebenaran di dalam kalimat itu. Ketika kita jauh dari Tuhan, segala ketakutan akan datang.

Ketika kita jauh dari Tuhan, kita akan merasa takut dengan kematian. Padahal, keadaan manusia yang jauh dari Tuhan adalah ‘kematian’ yang sebenarnya. Kematian rohani. Justru itulah yang harus kita takuti sebenarnya.

Kita semua akan HARUS TAKUT dengan kematian. Pertanyaannya sekarang, kematian mana yang kau lebih takuti: Kematian Jasmani? Atau Kematian Rohani?

Bertindaklah sekarang sesuai dengan apa yang kau takuti.

YANG HARUS KITA TAKUTI

03AgustusMAZMUR 116:15

“Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.” ~ Mazmur 116:15

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

Perkataan di atas dikatakan oleh seorang yang merobohkan seorang raksasa, yang mengalahkan

berlaksa-laksa musuh, dan yang diurapi Tuhan memimpin umat yang terpilih.

Bagaimana denganmu? Apakah sampai sekarang kau menunggu-nunggu Tuhan datang padamu dan memerintahkanmu untuk melakukan hal yang besar dan ajaib?

Apakah kau merasa rendah diri karena hanya mampu melakukan hal-hal yang biasa? Ingatlah bahwa Daud, entah dia sebagai raja atau gembala, selalu melakukan segalanya dengan sungguh-sungguh.

Daud tidak menjadi gembala karena ingin dilihat orang kehebatannya membunuh singa. Dia tidak merobohkan Goliat karena ingin dianggap pahlawan. Dia tak menjadi raja karena dia menganggap itu hal yang besar.

Daud melakukan apa yang dia anggap harus dia lakukan. Dia membunuh singa karena ingin melindungi domba-dombanya. Dia membunuh Goliat karena dia merasa harus menghukum orang

yang menghina bangsa pilihan Allah. Dia pun menjadi raja karena Tuhan yang telah memilih dia.

Sejak Daud masih menjadi gembala, Tuhan telah melihat kualitas seorang raja di dalam dirinya.

Dalam hidup ini, kau mungkin memiliki banyak sekali ‘label’, entah kau dilabeli sebagai seorang yang biasa-biasa saja, atau mungkin dilabeli sebagai seorang yang membosankan, ataupun juga berbagai label yang lain. Janganlah sampai label-label tersebut membuatmu lupa dengan dirimu yang sebenarnya. Janganlah pula berhasrat mengejar hal-hal besar agar diri kita menjadi besar.

Lakukanlah segalanya karena kau tahu hal itu harus kau lakukan. Entah itu kecil atau besar. Jangan terlalu terfokus pada hasil yang bisa kau dapat.

Jika Tuhan memberimu kemampuan untuk melakukan hal itu, maka itu adalah alasan yang lebih dari cukup bagimu untuk melakukannya.

LAKUKAN YANG BISA KAU LAKUKAN

04AgustusMAZMUR 131:1

“Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.” ~

Mazmur 131:1

RENUNGAN HARIAN | 21

05AgustusPENGKHOTBAH 2:24

Ada dua hal yang bisa kau renungkan dari ayat ini:

1. Kita akan menghargai sesuatu sebesar nilai usaha kita mendapatkan hal itu.

Dua orang bisa saja membeli barang yang sama dengan harga yang sama. Tapi apakah mereka akan merasa sama puas? Tentu tidak. Yang lebih puas adalah dia yang berusaha lebih keras mendapatkan hal itu. Apalah gunanya kau mendapat lebih banyak hal di dunia, tapi kau tidak lebih bahagia dari seorang yang berbahagia dengan hasil kerja kerasnya?

2. Jangan habiskan waktu mengejar kebahagiaan. Berhentilah sejenak dan rasakan kebahagiaan itu.

Perkataan Thomas Jefferson di atas mendukung apa yang dimaksudkan oleh Salomo. Seorang nelayan yang sedang nikmat memancing ikan ditemui oleh seorang pebisnis. Kata pebisnis itu,”Jika bapak menambah waktu untuk memancing, maka bapak bisa mendapat uang membeli perahu

yang lebih besar. Dengan perahu besar, bapak bisa mendapat ikan lebih banyak. Dalam waktu belasan tahun, bapak bisa memiliki pabrik ikan dan mempekerjakan orang lain agar bapak tak perlu bekerja lagi.”. Lalu tanya nelayan itu,”Lalu, apa yang bisa aku lakukan setelah itu?”. Dia pun menjawab,”Setelah itu, bapak bisa melakukan yang bapak suka dan menikmati sisa hidup dengan santai dan bahagia.”

Nelayan itu hanya tertawa dan berkata,”Menurutmu apa yang sedang kulakukan sekarang?”. Sang nelayan pun melanjutkan memancing ikan dengan santai dan bahagia.

Banyak orang yang menganggap akan menjadi bahagia ketika berhasil mencapai yang mereka mau. Segala pikiran mereka hanya terfokus pada masa depan sehingga mereka lupa menghargai kebahagiaan yang mereka punya sekarang.

Tidaklah salah mengejar kebahagiaan. Yang salah adalah tidak menyadari dan menghargai kebahagiaan ketika dia datang padamu.

MENGHARGAI KEBAHAGIAAN“Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah.” ~ Pengkhotbah 2:24

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

06AgustusPENGKHOTBAH 5:14

Berapa sisa waktu yang kau punya sekarang? 50 tahun? 40 tahun? 20 tahun?

Apakah penting untuk mengetahuinya? Bahkan pada saat ini juga, waktu terus berdetak menandakan sisa hidup kita yang semakin mendekati akhir perjalanan.

Saya yakin, kau yang sekarang memiliki banyak hal yang ingin dicapai. Akan tetapi, lihatlah baik-baik segala hal tersebut, lihatlah baik-baik semua yang menyita hampir semua waktumu, dan tanyakanlah ini dalam hati: Seberapa pentingkah hal yang sedang kulakukan ini?

Pencarian pendidikan adalah sia-sia. Pencarian pasangan hidup adalah sia-sia. Pencarian harta benda adalah sia-sia. Pencarian kehormatan adalah sia-sia. Pencarian sahabat adalah sia-sia. Pencarian jati diri adalah sia-sia. Pencarian kesuksesan adalah sia-sia. Bahkan, pencarian kebahagiaan pun adalah sia-sia. Semuanya adalah sia-sia

ketika kita sadar bahwa semuanya akan kita tinggalkan ketika mati nanti.

Jika begitu apakah yang membuat semuanya tidak sia-sia?

SEGALA HAL YANG KAU CARI TIDAK AKAN SIA-SIA JIKA KAU TAK MENJADIKANNYA SEBAGAI TUJUAN AKHIR, MELAINKAN SEBAGAI ALAT UNTUK LEBIH DEKAT DENGAN TUHAN.

Waktu kita di dunia ini memang tinggal sedikit, tapi jika kau menggunakannya untuk berusaha mencapai keberadaan Tuhan, waktu yang kau miliki adalah cukup.

Lihatlah semua yang kau lakukan sekarang ini. Buanglah apa yang tak penting, dan lewatkan lebih banyak waktu untuk hal yang penting, yaitu hal-hal yang membawamu lebih dekat pada Tuhan.

YANG MEMBUAT SEGALANYA TIDAK SIA-SIA “Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatu pun yang dapat dibawa dalam tangannya.” ~ Pengkhotbah 5:14

RENUNGAN HARIAN | 23

Bertindaklah sesuai apa yang benar.

Ingatlah ketika kau masih kecil dulu, ketika kau melakukan

banyak hal dalam pikiranmu tanpa mempedulikan apakah itu akan berhasil atau tidak. Kekhawatiran adalah penyakit orang dewasa. Wajar saja, karena sebagai anak kecil kita tidak tahu bahwa angin dan awan memiliki pengaruh terhadap apa yang kita tabur dan tuai. Dengan mengetahui hal itu, maka kita bisa lebih bijak untuk menabur dan menuai.

Yang salah adalah ketika kita terlalu berfokus pada angin dan awan, bukan pada apa yang kita tabur dan tuai.

Masalah yang kau hadapi sekarang memang penting. Tapi jika kau terus membawa masalah itu di kepalamu ke

mana pun kau pergi selama seharian ini, itu hanya akan membuat emosimu terganggu dan mungkin akan lebih temperamen daripada biasanya.

Cara memecahkan masalah yang paling efektif bukanlah dengan memikirkan masalah itu terus-menerus. Melainkan, bawalah masalah itu menuju pada gambaran yang lebih besar, seperti halnya kau berhenti memperhatikan awan dan angin. Sadarilah tugasmu bukanlah memperhatikan awan dan angin, tapi menabur dan menuai.

Jangan terlalu khawatir akan masalah, dan mulailah untuk bertindak. Mungkin hasil tindakanmu itu takkan sesuai dengan yang kau inginkan, tapi itu akan lebih baik daripada sekedar melihat awan dan angin.

AWAN, ANGIN, TABUR, TUAI

07AgustusPENGKHOTBAH 11:4

“Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.” ~ Pengkhotbah 11:4

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

YANG TERBAIK

08AgustusLUKAS 10: 41-42

Yang kita bisa pelajari dari kisah Maria dan Marta adalah: Jika Yesus sudah datang ke dalam rumahmu,

fokuskan dirimu hanya pada-Nya.

Tentu saja banyak hal bisa membuat fokus kita terganggu. Hal-hal tersebut memang rasanya adalah penting untuk dilakukan. Tapi sudah saatnya bagimu untuk menentukan prioritas dalam hidupmu. Apakah yang paling penting dalam hidupmu?

Terkadang kita mengakui bahwa hal yang satu adalah yang paling penting, tapi kita cenderung menghabiskan waktu melakukan hal lain yang bagi kita sebenarnya tidaklah penting.

Ambillah kendali dalam hidupmu. Jika kau memang menganggap Yesus

penting, maka kau akan memberikan lebih banyak perhatian bagi Yesus dalam hidupmu.

Jika kau menganggap Dia penting, tapi lebih banyak menghabiskan waktu pada apa yang tidak penting, maka hanya ada dua penjelasan, antara: 1) Kau belum mampu mengendalikan hidupmu secara penuh, atau... 2) Kau tidak benar-benar menganggap Yesus itu penting selama ini.

Pilihlah apa yang terbaik bagi hidupmu.

“Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri

dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian

yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” ~ Lukas 10:41-42

RENUNGAN HARIAN | 25

09Agustus

Apakah hidupmu penuh ketidakpastian? Mungkin ketidakpastian itu bahkan

membawamu menuju kekhawatiran yang mendalam. Tapi ingatlah, kau tidak sendirian. Malah kenyataannya hampir semua orang hidup dalam ketidakpastian. Mereka hanya lebih pandai menyembunyikannya.

Hidup memang selalu tidak pasti. Keberhasilan hari ini bisa diikuti kegagalan esok hari. Pacar yang menyayangi kita saat ini bisa juga menyukai orang lain nantinya. Jalan yang kita sangka menuju ke kiri, ternyata tiba-tiba berubah mengarah ke kanan.

Kita tak tahu apa yang akan kita dapatkan di dunia dengan mengasihi. Kita tak tahu kerugian apa yang akan terjadi jika kita terus mengampuni orang

lain. Kita tak tahu keuntungan apa yang akan kita lepaskan dengan terus berlaku jujur. Kita tak tahu apa yang akan kita alami dengan menempuh jalan yang ditunjuk Tuhan. Yang kita tahu adalah tujuan akhir kita adalah kerajaan Allah. Dan itu sudah cukup.

Kita tak perlu melihat seluruh anak tangga yang ada untuk mulai berjalan. Walaupun hidupmu kini mungkin penuh ketidakpastian dalam banyak hal, tapi yang terpenting adalah kau tetap berjalan di jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan, meski dengan mata yang tertutup sekalipun.

TAK PERLU MELIHAT SELURUH ANAK TANGGA

2 KORINTUS 5:7

”sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.”

~ 2 Korintus 5:7

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

10Agustus

Jika kau berhadap-hadapan dengan Tuhan dan menantang-Nya, Dia akan terlihat sangat menakutkan.

Tuhan akan menunjukkan kekuatan-Nya padamu dan akan memperlihatkan apa yang Dia maksud dengan ‘mata ganti mata, gigi ganti gigi’. Apa kau meragukan kekuasaan-Nya hanya karena Dia tidak menunjukkan-Nya padamu secara langsung? Kasih Allah menjadikan Israel bangsa yang besar, tapi murka-Nya pula yang menjadikan mereka bangsa budak.

Jika kau bernaung di samping Tuhan, segalanya akan terasa damai. Kau takkan merasa menderita dengan keadaan keuanganmu yang sedikit ataupun kesusahanmu yang lain. Semuanya akan terasa ringan bersama dengan Tuhan. Daripada berdoa meminta Tuhan mengatasi segala masalah, adalah lebih baik bila pertama-tama kita berdoa

meminta Tuhan selalu menyertai kita dalam segala keadaan.

Allah itu kasih, tapi Dia juga maha kuasa. Jangan lupakan posisi diri kita yang sebenarnya di hadapan-Nya. Jangan pernah sekalipun meragukan kekuasaan Tuhan. Adalah omong kosong jika seseorang mengaku mengasihi Tuhan tapi tidak terlebih dahulu takut akan Dia.

Jadi, bagaimanakah perlakuanmu terhadap Tuhan sekarang ini? Apakah kau sudah memperlakukan Tuhan selayaknya kau mau Tuhan memperlakukan dirimu?

PERLAKUANMU PADA TUHAN

AMSAL 3:34

“Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Ia pun mencemooh, tetapi orang

yang rendah hati dikasihani-Nya.” ~ Amsal 3:34

RENUNGAN HARIAN | 27

Kita semua telanjang di hadapan Tuhan. Bukan hanya telanjang jasmani, tapi juga roh dan jiwa kita

tak tersembunyi di hadapan-Nya. Itulah sebabnya Dia sangat ingin kita membawa semua keadaan diri kita kepada-Nya. Dia menginginkan kesungguhan kita untuk membuka diri kita kepada-Nya.

Hati anak muda seperti kita ini adalah hati yang terlihat kuat di luar tapi sebenarnya penuh kerapuhan dan noda di dalamnya. Terkadang kita menumpuk segala sampah di hati kita agar tak diketahui orang lain. Entah itu rasa tidak percaya diri, keraguan, ketakutan, atau apapun itu. Tapi bau busuk hati kita selalu tercium oleh Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan ada di mana saja, termasuk dalam hati kita.

Kau bisa dengan tenang mengatakan segalanya kepada Tuhan, karena Dia sudah tahu tentang segalanya tentangmu. Bahkan Dia lebih banyak tahu tentang dirimu dibandingkan denganmu sendiri. Mungkin kau mengira dirimu tak mampu melakukan suatu hal. Bawalah itu pada-Nya. Jika kau membawa kelemahan-kelemahanmu di hadapan-Nya, Dia akan membuka matamu dan menunjukkan bahwa dinding-dinding yang kau kira ada untuk membatasimu ternyata hanyalah ilusi semata.

HATI YANG TELANJANG

11AgustusAMSAL 15:11

“Dunia orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih hati anak manusia!”

~ Amsal 15:11

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

12AgustusLUKAS 10:20

Ayat ini membawa kita merenungkan hal apa yang paling penting dari semuanya.

Menjadi pewaris surga adalah alasan yang cukup bagi kita untuk berbahagia.Artinya, apakah cita – cita kita di dunia ini akan tercapai atau tidak takkan mengurangi kebahagiaan kita. Artinya, apakah kita diperlakukan dengan adil atau tidak oleh dunia bukanlah masalah yang terlalu besar.

Artinya, apakah kita menjadi raja atau penyapu jalanan tidak akan mengubah nilai diri kita yang sebenarnya. Pencapaian kita dalam hidup, bahkan

dalam pelayanan sekalipun, bukanlah yang terpenting. Sekalipun kita gagal dalam segala bagian dalam hidup kita, jika kita tidak gagal dalam mempertahankan status kita sebagai pewaris surga, maka itu sudah cukup. Jika kau merasa itu belum cukup, maka kau sudah merendahkan kebesaran dan kemuliaan dari surga itu sendiri, karena bagimu masih ada yang lebih besar daripada surga itu sendiri.

Segala tindakan kita di dunia hanyalah refleksi perwujudan dari sukacita dan kebahagiaan kita sebagai pewaris sah kerajaan surga. Jangan pernah menurunkan status dirimu yang mulia.

“Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada

terdaftar di sorga.” ~ Lukas 10:20

Hal Yang Terpenting

RENUNGAN HARIAN | 29

Hidup dalam Tuhan adalah lebih dari sekedar makanan yang kita makan dan ucapan yang kita

keluarkan. Bukan apa yang masuk, tapi apa yang keluarlah yang akan dinilai Tuhan.

Apakah keadaan yang saat ini ‘masuk’ ke dalam hidupmu? Mungkin keadaan itu membuatmu takut, malu, ataupun khawatir. Apapun masalah yang datang dalam hidupmu, selalu ingat prinsip dari Yesus: Bukan apa yang masuk, tapi apa yang keluar yang menajiskan.

Keadaan apapun yang kau alami sekarang mungkin akan membuat orang lain menganggapmu lebih rendah dari mereka. Justru merekalah yang telah

merendahkan prinsip Yesus. Jangan pernah merasa rendah atas keadaan apapun yang menimpamu.Akan tetapi, ingatlah pula bahwa yang menajiskan kita adalah apa yang keluar dari diri kita. Dengan kata lain, respon kita terhadap keadaan itulah yang dianggap penting bagi Yesus.

Apakah kau mampu menghadapinya dengan senyuman? Apakah kau mampu menahan marah di saat orang lain tak mampu? Apakah kau tidak mengambil untung pribadi di saat orang lain bisa? Hal-hal seperti itu mungkin dianggap kecil bagi banyak orang. Tapi justru berdasarkan hal-hal itulah diri kita dinilai oleh Tuhan. Selalu ingatlah: Bukan apa yang masuk, tapi apa yang keluar.

YANG MASUK, YANG KELUAR

13AgustusMARKUS 7:15

“Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang,

itulah yang menajiskannya.” ~ Markus 7:15

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

Kesuksesan pribadi seorang kristen berbeda dengan kesuksesan menurut dunia.

Salomo lebih menghargai orang yang sabar dan menguasai diri dibanding dengan pahlawan dan perebut kota.

Kesuksesan pribadi kita tidak ditentukan oleh ukuran orang lain. Malahan, jika kau mengukur dirimu berdasarkan ukuran orang lain, kau tidak akan pernah menjadi bahagia.

Dengan apakah kau mengukur kesuksesanmu sekarang? Apakah kau mengukur kesuksesanmu berdasarkan jumlah uang yang bisa kau dapat per bulan? Ataukah kau mengukur kesuksesan berdasarkan jumlah uang yang kau gunakan bagi orang lain dan bukan untuk dirimu?

Jika sampai sekarang kau belum merasa menuju kesuksesan, mungkin itu karena kau salah menentukan ukuran kesuksesan pribadimu, atau yang lebih parah lagi, kau belum menentukan ukuran apa-apa bagi kesuksesanmu.

Kesuksesan pribadi selalu datang dari dalam, tak pernah dari luar. Orang lain mungkin takkan menghargai kesabaran dan penguasaan dirimu sebesar mereka menghargai orang yang sukses finansial maupun hal eksternal lainnya.

Yang bisa menghargai kesuksesan pribadimu adalah dirimu dan Tuhan. Itulah sebabnya hal tersebut dinamakan kesuksesan pribadi.

KESUKSESAN PRIBADI

14AgustusAMSAL 16:32

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai

dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” ~ Amsal 16:32

RENUNGAN HARIAN | 31

Kita ada untuk memberi ‘rasa’ bagi dunia ini. Rasa ilahi yang berasal dari surga yang mustahil ada bagi

dunia.

Kita harus tetap menjadi garam bagi dunia walaupun dunia terus mempengaruhi kita dan membuat hati kita menjadi tawar.

Kita harus tetap kuat. Apapun yang menerpa hidup kita, kita harus terus ingat bahwa kita adalah garam yang secara alamiah akan selalu mengasinkan segala hati yang tawar.

Jika kau sekarang membenci seseorang yang melakukan sesuatu yang layak dibenci, itu artinya keadaan hatinya sudah menjadi tawar. Tapi apakah hatimu

juga ikut menjadi tawar? Jika begitu, maka apakah kau yang menggaraminya ataukah dia yang telah membuatmu menjadi tawar?

Renungkanlah: Dunia ini penuh dengan rasa curiga. Dengan apakah kau akan mengasinkannya? Dunia ini penuh dengan pengkhianatan. Dengan apakah kau akan mengasinkannya? Dunia ini penuh dengan rasa dendam. Dengan apakah kita akan mengasinkannya?

Jika kau sendiri sudah penuh dengan rasa curiga, pengkhianatan, dan dendam, maka kau sudah menjadi tawar dan tak layak menggarami dunia.

Segala yang tawar tidak memiliki tempat di kerajaan Allah.

MATA GANTI MATA

15AgustusMARKUS 9:49-50

“Karena setiap orang akan digarami dengan api. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.”

~ Markus 9:49-50

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

Saat waktu dan tempat harus memisahkan seseorang dengan orang yang dikasihinya maka cepat

atau lambat akan ada kerinduan kepada mereka yang dikasihi apalagi bila itu berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Seperti halnya saya, ketika orang tua diharuskan untuk berpindah-pindah kota selama bertahun-tahun karena tuntutan pekerjaan.

Pada awalnya saya merasa biasa saja namun seiring berjalannya waktu, tiba di suatu masa dimana saya ingin bertemu pada saat itu juga.

Dalam kehidupan rohanipun kita seringkali bersikap biasa-biasa saja terhadap Tuhan dan tetap menikmati kehidupan dosa kita. Berjalannya waktu,

kita semakin jauh dari Tuhan, kita makin tersesat, kosong dan hampa. Sebenarnya dalam keadaan inilah kita mudah terintimidasi oleh si jahat. Karena itu saudaraku bila keadan ini yang sedang kita hadapi, cepatlah berlari padaNya lewat doa dan firman dan Dia akan dengan setia menyambutmu dengan sukacita karena Dia adalah Tuhan yang selalu mengasihimu apa adanya dan merindukanmu dalam anugerahNya.

Kerinduan hati kita adalah pekerjaan Roh Kudus. Lakukanlah segala sesuatu dalam kerinduan kita untuk menyenangkan Tuhan bukan karena beban atau rutinitas namun karena kerinduan dan mengasihi Tuhan. Katakanlah: “God, I miss You…”

I MISS YOU

16AgustusMAZMUR 42:1-43:5

RENUNGAN HARIAN | 33

Hari itu saya menggunakan salah satu alat teknologi terbaru yang membantu saya untuk

menghasilkan data dokumen dalam bentuk kertas atau hardcopy. Ya, benar…Printer. Dimana sebelumnya saya berpikir bahwa alat tersebut terlalu mudah untuk digunakan tanpa perlu membaca buku petunjuk penggunaannya. Jadi dengan santai buku petunjuk tersebut saya abaikan.

Ternyata pemikiran saya sebelumnya keliru karena dalam penggunaan printer saya mengalami banyak hambatan dan kesalahan yang membuat saya bingung harus berbuat apa setelah ini dan setelah itu.

Sayapun langsung teringat dengan buku petunjuk. Akhirnya, saya menemukan solusi setelah sebelumnya cukup kesal karena salah menggunakan.

Ah, seandainya saya menaati petunjuk dalam buku itu pasti kesalahan akan terhindar.

Tuhan yang adalah Pencipta sangat mengasihi dan mengerti seluk-beluk ciptaanNya yang mulia. Akan lebih indah bila setiap hari kita membaca petunjuk lewat firmanNya. Melakukan firman Tuhan agar kita tidak tersesat, menjadi rusak atau tidak berguna lagi.

Hidup ini sangatlah berharga dan cara agar kita menghargai kehidupan pemberianNya yaitu lewat buku petunjuk firman Tuhan sehingga setiap orang yang melihat kita, memuliakan Tuhan sebagai Pencipta.

Sudahkah hari ini kau merenungkan dan melakukan apa yang kau baca dalam firman Tuhan?

BUKU PETUNJUK

17AgustusII TIMOTIUS 3:16

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

Sebuah sapaan atau nama panggilan memiliki arti dan pengaruh yang besar baik kepada yang menyapa

maupun orang yang disapa.

Panggilan “sayang”, seseorang kepada kekasihnya, atau panggilan seorang suami kepada istri ataupun anak tentu saja memiliki makna yang indah. Pernahkah kamu menyapal teman atau saudara dengan nama panggilan yang punya arti buruk dan ditanggapi dengan sukacita oleh yang bersangkutan? Hmm, tentu saja tidak. Karena nama panggilan atau nama sapaan mempunyai arti yang besar dan juga menunjukkan seberapa dekat dan karib hubungan kita dengan mereka.

Beberapa waktu terakhir ini, saya suka memanggil dan menyapa Bapa di surga dengan sebutan “Ayah”. Suatu panggilan yang berarti orang tua yang juga memilki makna sama dengan panggilan “Papa”. Ayah. Seorang ayah berarti dia yang menjadi orang tua, seseorang yang merawat, membesarkan, menjaga dan melindungi semenjak kita dilahirkan di dunia ini. Seseorang yang memilki peran besar dalam hidup kita. Entah mengapa,

panggilan “Ayah” ini sangat menyentuh relung hati saya dan sayapun rindu menjadi anak-Nya yang mendatangkan kesukaan bagi-Nya, membuat-Nya tersenyum atas segala hal yang saya lakukan dan setiap sisi dari kehidupan saya.

Bagaimana dengan Sobat PENJALA? Jangan berkecil hati bila ayahmu sudah menghadap Bapa di surga atau mungkin kamu mempunyai gambaran yang kurang menyenangkan kepada orang tuamu yang di dunia.

Bukankah Tuhan adalah Bapamu? Bukankah Dia mengasihimu dengan kasih yang yang kekal dan selalu menyambutmu dengan tangan terbuka?

Sapalah Bapamu di sorga sebagai seorang anak. Seorang anak yang selalu rindu akan ayahnya, buatlah Dia tersenyum dengan kehidupanmu, dan meski kau terus berjuang untuk hidup benar, ingatlah bahwa Ayahmu yang di sorga selalu mencintai dan tak pernah meninggalkanmu.

MEMANGGILNYA AYAH

18AgustusMAZMUR 27:10, ROMA 8:12-17

RENUNGAN HARIAN | 35

Beberapa waktu yang lalu, saya terlibat percakapan yang cukup serius dengan teman baik saya.

Berhubung jarak dan waktu yang memisahkan kami karena beliau sedang menempuh pendidikan di luar negeri maka hal-hal yang dibahas adalah soal kepastian kedatangannya, berbagai rencana yang telah kami susun, cita-cita maupun kerinduan kami sekembalinya dia ke Indonesia.

Pembicaraanpun berlanjut ke pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung soal kepastian. Dia berkata bahwa tidak ada yang pasti di dunia ini. Itu juga berarti bahwa segala sesuatu bisa saja berubah seiring berputarnya jarum jam. Apa yang ada hari ini mungkin besok

telah hilang, siapa yang datang saat ini mungkin sebentar bisa pergi.

Pelajarannya adalah: syukuri apa yang telah terjadi kemarin, jalani dan nikmati apa yang kau miliki, jangan pernah menyia-nyiakannya karena kau tak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Apa yang kau punya bisa saja dengan cepatnya habis, apa yang kau miliki bisa saja hilang, orang-orang yang kau kasihi bisa saja pergi meninggalkanmu.

Jadi, adakah yang pasti di dunia ini?

Ya, jawabannya. Yesus Kristus adalah kepastiannya. Dia tetap sama, baik kemarin, hari ini dan sampai selama-lamanya. Amin

ADAKAH YANG PASTI DI DUNIA INI?

19AgustusIBRANI 13:8

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

Pernahkah kita memperhatikan orang yang sedang mempersiapkan diri sebelum mudik atau pulang ke

kampung halaman?

Apa saja perlengkapan ataupun oleh-oleh yang dibawa untuk sanak saudara tercinta sebelum pulang ke daerah asal?

Mungkin saja berbagai hadiah, barang, makanan kesukaan keluarga ataupun uang yang diperoleh hasil dari kerja keras selama di perantauan.

Namun pernahkah kita memikirkan persiapan apa yang harus kita lakukan dan apa saja yang mesti kita bawa sebelum kita pulang ke rumah Bapa. Bukankah hal ini juga harus kita renungkan, sobat PENJALA?

Kapan persiapan itu kita mulai? Jawabannya adalah mulai sekarang. Ya, semasa hidup. Dan dua hal utama yang harus kita persiapkan adalah Iman dan Perbuatan.

Iman kepada Yesus Kristus kepada satu-satunya jalan keselamatan dan perbuatan kita yaitu kasih dan ketaatan. Kasih dan ketaatan kita yaitu perbuatan

kita, cara hidup kita, kebaikan yang kita lakukan, terlebih kasih kita kepada sesama dengan memberitakan bahwa Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan kekal. Pelayanan sebagai bentuk kasih kita kepada sesama. Dan sekali lagi pelayanan bukan soal karena jabatan struktural di gereja atau masalah uang. Sobatku, Tuhan lebih teramat rindu agar kita menjadi anggota kerajaan Allah dan hal ini kita peroleh hanya oleh karena kasih karunia bukan sekedar perbuatan baik yang kita lakukan.

Perbuatan baik bukanlah untuk menghapus dosa seperti yang selama ini mungkin ada dalam pemahaman kita. Perbuatan baik adalah sebagai wujud rasa syukur dan kasih kita kepada Dia yang telah lebih dahulu mengasihi kita. Jadi jelaslah, kematian bukan masalah mengapa dan kapan tapi apa yang akan kita bawa?

Maukah kau pergi dengan tangan kosong?

Bawalah iman dan perbuatanmu kepada Tuhan.

MAUKAH KAU PULANG DENGAN TANGAN KOSONG?

20AgustusPENGKHOTBAH 3:1-2; 11A

RENUNGAN HARIAN | 37

21AgustusYEREMIA 17:5-8

Saat memulai menulis ini, yang pertama terpikirkan sebenarnya : “Gak tau mo nulis apa” pikirku. Tapi

dengan keadaan yang serba mendesak dan ada tugas yang harus diselesaikan, saya berpikir bahwa harus ada sesuatu yang dikerjakan. Harus ada langkah awal yang diambil. Pijakan pertama itu sangat penting dalam pengambilan keputusan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi kita akan maju? Kalau tidak sekarang, kapan lagi kita punya waktu dan kesempatan?

“Gak tau mo nulis apa” adalah suatu pernyataan yang menjelaskan bahwa saya memiliki keinginan dan kemauan untuk memulai tapi saya merasa kemampuan yang dimiliki belumlah cukup ataupun tidak ada sama sekali sehingga terkesan ada nada menyerah dibaliknya.

Dalam kehidupan kita sebagai pemuda ataupun remaja, kitapun seringkali mengalami keadaan “gak tau mo nulis apa”. Kita malas mengejakan tugas-tugas sekolah atau kampus karena tidak tau harus dimulai dari mana, saat ditanya

orang lain apakah cita-cita kita 10 tahun mendatang, kita malah bengong dan berkata: “let it flow aja deh!”. Padahal kita sendiri yang tidak punya mimpi karena tidak bersedia membayar harganya. Kitapun bisa tidak mempunyai inisiatif memperbaiki hubungan yang renggang dan memburuk bersama mantan kekasih, dosen atau guru killer yang hobinya mencari-cari kesalahan, saudara atau bahkan orang tua karena kita tidak tau langkah apa yang harus diambil terlebih dahulu saat kita mau maju dan memperbaiki keadaan.

Sobat PENJALA, saat kita diperhadapkan pada suatu keadaan apapun itu, yang mengharuskan kita memilih bahkan memulai, andalkan saja Yesus, Tuhan kita yang memberi hikmat agar pikiran kita dapat berjalan dengan maksimal. So, andalkan Tuhan dalam menjalani hari ini. Saat gak punya ide atau gak yakin tuk ambil langkah pertama, call upon His name!! Percaya saja dan lakukan bagianmu, biarkan Tuhan menyempurnakannya. Amin.

GAK TAU MO NULIS APA

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

Sobat PENJALA yang dikasihi Tuhan Yesus, beragam pengalaman dan pelajaranpun telah kita pelajari

dan alami baik berdasarkan pengalaman pribadi ataupun mengamati dari kondisi teman-teman atau orang sekitar. Tuhan merindukan kita memiliki relasi khusus dengan sesama atau yang biasa disebut hubungan pacaran untuk menjadi saat dimana kita mewujudkan kasih yang dari Tuhan dan hanya oleh Tuhan kepada lawan jenis secara lebih khusus dan BUKAN kesempatan untuk saling menjatuhkan, coba-coba apalagi menenggelamkan diri dalam lumpur dosa.

Teman-teman pemuda dan remaja, umur, kedewasaan fisik atau pengalaman hidup bukan menjadi fokus utama seorang anak Tuhan untuk mulai berpacaran, tetapi kapan waktu yang dikehendaki Tuhan serta diizinkan-Nya terjadi dalam hidupmu. Berikut ini, ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan dalam sebuah hubungan yang sedang berjalan atau yang sementara dijalankan.

1. Perhatikan frekuensi pertemuan.. Sms 70 kali sehari, telponan 7 jam perhari, apel di rumah pacar atau diapelin7 hari dalam seminggu??? Remember, too much something is not good!!

2. Jangan ambil resiko ngobrol di tempat gelap. Kejahatan atau dosa bisa

terjadi dan beresiko besar menuju tahap dosa lainnya bukan hanya ada niat tapi karena ada peluang.

3. Jangan obral romantis!! Romantisme yang terlalu dipuja-puja dalam suatu hubungan yang belum diteguhkan secara sah dalam pernikahan malah bisa menyerempet bahaya.

4. Wanita harus berwibawa, terhormat dan menjadi “wasit” yang tegas dalam suatu hubungan. Jangan takut dan merasa enggan untuk berkata “tidak”.

5. Penyesuaian itu terjadi ke level atas bukan sebaliknya, ingat Galatia 6:1. Dalam hubungan dengan tingkat kedewasaan rohani yang berbeda, penyesuaian karakter, pembelajaran untuk kedewasaan rohani harus mengikuti yang levelnya lebih tinggi, dalam artian seseorang yang lebih rohani harus membimbing pacarnya ke arah yang lebih baik bukan sebaliknya.

Selain hal-hal di atas, ingatlah yang menjadi dasar dalam suatu hubungan adalah karena kasih kita kepada Kristus sendiri, Sang Sumber Cinta Kasih. Kesuksesan dalam pacaran ditentukan oleh kesuksesan hubungan kita dengan Tuhan. Ingat, jangan terlalu berharap pada manusia, karena manusia bisa saja mengecewakanmu, tapi Tuhan tak pernah lalai.

PACARAN

22AgustusKIDUNG AGUNG 8:6B

“Karena cinta kuat seperti maut”

(Kidung Agung 8:6b)

RENUNGAN HARIAN | 39

Sobat PENJALA yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan Yesus, kemalasan merupakan musuh

utama orang yang mau sukses dan memiliki masa depan yang cerah. Memang disadari, terkadang kemalasan merupakan suatu hal yang sulit untuk dihindari. Contohnya, saat guru di sekolah memberikan banyak PR atau tugas, kita berada dalam kondisi malas, tidak bergairah untuk mengerjakan apa-apa, tidak ada kemauan untuk ‘bergerak’ bahkan merasa tidak mampu ada juga yang berdalih bahwa sedang bad mood . Dalam pembacaan yang mungkin sudah sering kita baca ini, firman Tuhan kembali mengingatkan untuk belajar pada semut. Hewan yang dianggap kerapkali merugikan, kecil ataupun tidak berguna, tapi dalam hidupnya mengajari kita untuk menyiapkan diri dalam masa-masa kesukaran yang mungkin akan segera kita alami, meskipun tidak ada pemimpin, pengatur atau penguasanya tapi bangsa semut memiliki inisiatif yang besar untuk menyiapkan segala kebutuhannya. Bagaimana dengan kehidupan anak-anak Tuhan dalam menyiapkan segala kebutuhan?

Kita lebih sering bermalas-malasan di depan komputer untuk bermain game, online di warnet, tidur-tiduran ataupun bergosip ria padahal banyak tugas-tugas sekolah, dari dosen ataupun pekerjaan yang harus dikerjakan di kantor. Kemiskinan dan kekurangan merupakan dua contoh dari berbagai hal buruk yang akan dialami oleh anak-anak Tuhan yang malas untuk mengejar peluang, yang lebih memilih tidur saat orang lain sudah jauh hari belajar dan bekerja.

Ingat, kemalasan sama halnya dengan melepaskan berkat-berkat yang Tuhan telah sediakan, kemalasan berarti menolak masa depan yang cerah.

Jadi, siapakah yang pemalas?

SIAPA YANG PEMALAS?

23AgustusAMSAL 6:6

“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak.” ~ Amsal 6:6

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

Dalam hidup ini kita memiliki banyak target pribadi. Setiap target yang telah kita buat, kita

mau itu terjadi dalam kehidupan kita. Bahkan dengan keyakinan ‘saya sudah mendoakannya kepada Tuhan’, kita begitu percaya diri bahwa target kita tersebut akan terealisasi pada waktu yang sudah kita doakan. Akan tetapi, dalam kenyataannya hal ini kerap tak berjalan dengan semestinya.

Apa yang kita pikirkan akan berhasil atau tercapai ternyata dalam realisasinya tidaklah demikian. Kita mungkin di awal tahun membuat target agar di pertengahan tahun memiliki atau mendapatkan sesuatu. Tetapi, sampai waktu yang direncanakan, hal tersebut tidak terjadi. Rasa kecewa pasti ada ketika apa yang kita targetkan meleset. Namun, janganlah itu dilihat sebagai sebuah kegagalan.

Satu kekalahan atau tidak tercapainya target-target tertentu bukan berarti kita gagal. Justru ini adalah kesempatan terbaik untuk mengintrospeksi diri dan belajar bersyukur atas segala kebaikan yang sudah kita terima dari Tuhan.

Orang berhasil bukanlah orang yang targetnya tidak pernah meleset, tetapi orang yang tak pernah putus asa sekalipun apa yang ditargetkan meleset dari yang direncanakan.

Tidak Melihat Sebagai Kegagalan

24AgustusAMSAL 24:16

“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali” ~ Amsal 24:16

RENUNGAN HARIAN | 41

Setiap manusia pasti pernah bermimpi dalam hidupnya. Baik mereka yang hidup dalam perkotaan

maupun di desa-desa, semuanya pasti pernah memimpikan sesuatu. Namun, saya disini tidak berbicara mengenai mimpi-mimpi yang bersifat negatif, melainkan mimpi-mimpi yang membangkitkan semangat dan motivasi hidup.

Secara pribadi, saya sebenarnya bukanlah orang yang suka bermimpi ketika tidur. Sampai saat ini saja jumlah kejadian dimana saya bermimpi waktu sedang tidur adalah tidak lebih dari lima kali. Salah satu mimpi di tidur saya yang masih saya ingat hingga sekarang adalah mimpi dimana saya keliling Indonesia dan beberapa negara lain di dunia.

Sejujurnya, saya tidak pernah tahu mengapa saya memimpikan hal tersebut dan percaya apakah itu bisa terwujud. Bagi saya yang masih berusia 8 tahun, mimpi tersebut sangatlah tinggi. Namun berjalannya waktu, apa yang saya mimpikan dulu mulai tergenapi. Lewat jalur pendidikan, beberapa provinsi dan kota khususnya di pulau Jawa telah saya jalani.

Memang apa yang saya alami ini masih sangatlah jauh dari ukuran “mengelilingi Indonesia dan beberapa negara di dunia”, tetapi paling tidak jalan untuk tergenapinya salah satu mimpi saya ini telah terbuka. Saya yakin bahwa apa yang Tuhan lakukan di dalam kehidupan Yusuf anak Yakub dahulu kala dimana setiap mimpi Yusuf digenapi di dalam kehidupannya pasti juga terjadi di dalam kehidupan saya.

Adakah mimpi-mimpi di kala tidur Anda yang belum juga menjadi kenyataan hingga hari ini? Berapakah jumlahnya? Apakah ketika itu belum terwujud, rasa optimisme Anda menjadi berkurang? Seperti Yusuf anak Yakub, marilah percaya dengan mimpi-mimpi Anda. Berdoalah kepada Tuhan agar Dia membukakan jalan bagi tergenapinya mimpi-mimpi Anda tersebut. Tanamkan kata-kata penguatan ini di hati Anda masing-masing: “mimpi saya bukanlah mimpi belaka.”

Yang memutuskan mimpi Anda menjadi sebuah kenyataan atau tidak adalah diri Anda sendiri.

Bukan Mimpi Belaka

25AgustusKEJADIAN 37:5

“Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya”

~ Kejadian 37:5

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

Sebagai orang Kristen sudah seharusnya kita tidak berpikir seperti dunia ini. Dunia dengan

segala iklan, percakapan, dan filosofinya mengandung unsur-unsur pencucian otak besar-besaran. Orang-orang Kristen kadang kala tidak sadar bahwa mereka diserang dari berbagai arah propaganda duniawi, yang mendorong kita untuk hidup bagi diri sendiri dan menempatkan materi serta kesenangan pribadi melebihi Allah. Sistem limbah dunia membawa ancaman kontaminasi pada aliran pikiran orang Kristen.

Namun, di balik kebisingan kita dapat mendengar bunyi firman Tuhan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu

dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2).

Hitunglah waktu yang Anda luangkan bila nanti membaca Alkitab dan berdoa. Bandingkan dengan jumlah waktu menonton televisi atau bermain internet. Apakah Allah memperoleh bagian dalam waktu dan perhatian Anda? Apakah dunia ini yang membentuk pikiran Anda ataukah Kristus?

Sekuat apapun dunia mencoba meracuni pikiran Anda, itu tidak akan berhasil jika Anda terus mendekat kepada Allah.

Di Balik Kebisingan

26AgustusFILIPI 2:5

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” ~ Filipi 2:5

RENUNGAN HARIAN | 43

Mazmur 107 menceritakan tentang “orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal-

kapal” (ayat 23). Sepanjang perjalanan mereka di laut, mereka melihat Allah sebagai Pribadi yang berada di balik badai yang bergelora dan Pribadi yag menenangkan badai tersebut. Di dunia kapal layar, ada dua ketakutan besar, yaitu angin ribut yang menakutkan dan tidak ada angin sama sekali.

Di dalam puisi yang berjudul ‘The Rime of the Ancient Mariner’, penyair Inggris, Samuel Taylor Celeridge (1772-1834) menggambarkan badai dan kesunyian di laut. Dua kalimat dari puisi tersebut telah sangat terkenal. “Air, air di mana-mana. Dan tak setetes pun dapat menghapus dahaga.”

Pada posisi garis lintang tertentu, angin benar-benar berhenti bertiup sehingga kapal layar tidak bergerak. Kapten dan awak kapal “terjebak” tanpa

bantuan. Akhirnya, tanpa adanya angin yang bertiup, persediaan air mereka pun habis.

Kadang kala kehidupan menuntun kita untuk bertahan di dalam badai. Namun pada kesempatan yang lain, kita juga diuji di dalam kejemuan. Kita mungkin merasa terjebak. Sesuatu yang sangat kita idam-idamkan, sama sekali tidak dapat kita raih. Akan tetapi, sekalipun kita berada di dalam keadaan krisis atau berada di sebuah tempat di mana “angin” rohani telah diambil dari pelayaran kita, sangatlah penting bagi kita untuk mempercayai tuntunan Allah. Tuhan yang bertakhta atas situasi yang berubah-ubah, pada akhirnya akan menuntun kita menuju pelabuhan kesukaan kita (Mazmur 107:30).

Allah menentukan perhentian sekaligus perjalanan kita.

Percaya Pada Tuntunan Tuhan

27AgustusMAZMUR 107:30

“Dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka” ~ Mazmur 107:30

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

Seorang pendeta berkhotbah tentang Kristus yang memasuki kota Yerusalem dengan penuh

kemenangan. Ia lalu bertanya, “Bagaimana jika seandainya keledai yang dinaiki Yesus berpikir bahwa semua sorak-sorai itu ditujukan untuk dirinya? Bagaimana jika seandainya hewan kecil itu yakin bahwa seruan hosana dan ranting-ranting itu ditujukan untuk menghormati dia?”

Sang pendeta lalu menunjuk kepada dirinya sendiri dan berkata, “Saya adalah seekor keledai. Semakin lama saya berdiri di sini, maka Anda akan semakin menyadarinya. Saya hanyalah seorang pembawa Kristus, bukan pribadi yang menjadi pusat pujian.”

Pada Minggu Palem, sang keledai hanyalah pembawa Kristus, yang membawa Putra Allah ke dalam kota. Di

sana Dia akan memberikan nyawa-Nya bagi dosa dunia.

Apabila kita dapat mengembangkan “mentalitas keledai” yang sehat, maka kita akan memiliki aset yang luar biasa untuk menjalani hidup ini. Dengan mental seperti itu, kita tidak akan memikirkan hal yang dipikirkan orang lain tentang diri kita, tetapi kita justru akan bertanya, “Dapatkah mereka melihat Kristus Yesus, Sang Raja?” Kita tidak akan mengharapkan pujian atas pelayanan yang kita lakukan. Namun, sebaliknya kita akan puas bila dapat meninggikan Tuhan.

Hidup seorang Kristen bagaikan sebuah jendela yang melalui dirinya orang lain dapat melihat Yesus.

Pembawa Kristus

28AgustusMATIUS 21:5

“Lihat, Rajamu datang padamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda” ~ Matius 21:5

RENUNGAN HARIAN | 45

Mungkin tidak banyak dari Anda yang mengenal pasangan suami istri asal Amerika Serikat ini,

tetapi jika Anda mengetahui apa yang telah mereka lakukan di dalam kehidupan mereka pasti akan membuat mulut Anda terbuka lebar. Percy Arrowsmith dan Florence sempat masuk ke dalam buku rekor Guinness tahun 2005 sebagai suami istri tertua di dunia karena keduanya telah menikah selama 80 tahun.

Saat sebuah media lokal menanyakan mengenai rahasia keawetan rumah tangganya, pasangan kakek nenek ini menjawab bahwa mereka tidak akan pernah tidur sebelum konflik antarkeduanya selesai. Menurut mereka, membawa kemarahan di waktu tidur tidaklah mengenakkan. Mereka juga mengungkapkan, setiap bertengkar mereka selalu berusaha mengampuni sebelum larut malam agar hari itu bisa ditutup dengan ciuman dan genggaman tangan.

Kemarahan dapat datang tiba-tiba; ketika kita dicurangi, dituduh bersalah, atau saat melihat ketidakadilan. Pemazmur mengetahui apa yang dialami

oleh hampir setiap manusia di dunia ini sehingga ia menuliskan mengenai bagaimana cara meredakannya. Pemazmur memberikan nasihat agar bagi orang yang marah hendaklah memberhentikan amarahnya (Mazmur 37:8) dan menyerahkan masalah yang ia sedang hadapi kepada Tuhan (ayat 5). Biarkanlah Tuhan yang bertindak dan memunculkan keadilan di saat kita alami ketidakadilan (ayat 10:11). Kemarahan tidak berguna. Jika disimpan, ia bagai sampah yang membusuki hati.

Apakah Anda sedang marah atau seringkali marah? Datangnya marah tak bisa dicegah, tetapi ia bisa diredakan. Ceritakan kekesalan Anda kepada Tuhan, nantikan Dia bertindak, lalu padamkan amarah Anda sebelum mentari terbenam. Jangan biarkan kemarahan mengotorkan hati, mematahkan semangat, dan mengganggu waktu tidur Anda!

Kemarahan itu bagaikan kanker, ia harus segera dibabat sebelum merambat.

Meredakan Kemarahan

29AgustusEFESUS 4:26

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”

~ Efesus 4:26

PENJALA | RENUNGAN HARIAN

30Agustus

Sebait lagu di atas mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Allah yang peduli dan mengerti akan setiap

hal kecil bahkan setiap titik yang terjadi dalam kehidupan kita.

Akan ada saat-saat dimana Tuhan terasa sangat jauh atau mungkin kita seakan tak bisa merasakan kehadiranNya.

Namun sobatku, ingatlah bahwa apappun yang tejadi, Dia tetap mengerti akan keadaanmu karena kau sangat berharga bagi-Nya. Sebagai manusia,

kita tidak jauh dari berbagai masalah dan pergumulan, tapi ingatlah bahwa Dia pun merasakan kejatuhanmu. Diapun mengerti kalau kita ini debu.

Oleh karena itu, ingatlah betapa tinggi, lebar dan dalamnya kasih Allah bagimu. Dia sanggup menjawab doa lebih dari yang dapat kita bayangkan dan pikirkan.

….Tak akan pernah, dibiarkan-Nya ku bergumul sendiri sbab Allah mengerti. Amin.

Banyak perkara yang tak dapat ku mengerti…mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini…satu perkara yang kusimpan dalam hati…tiada sesuatu kan terjadi tanpa Allah peduli…

Allah Mengerti,Allah Peduli

RENUNGAN HARIAN | 47

PENJALA | Penyesalan Terbesarku

PENYESALAN TERBESARKU ADALAH MEMBIARKAN KAU PERGI DENGAN ABORSI.

Aku menyerah karena tak yakin mampu menjagamu. Sekarang kau telah pergi selamanya, dan aku harap bisa mengulang kembali semuanya.

[laki-laki, 18 tahun]

PENYESALAN TERBESARKU ADALAH

BERHARAP DIA BISA BERUBAH. Seharusnya aku bisa menerima dia apa adanya. Tapi sekarang semuanya sudah

terlambat.

[laki-laki, 22 tahun]

PENYESALAN TERBESARKU ADALAH BERMALAS-MALASAN DAN MENDAPAT NILAI RENDAH SAAT MASUK SMA.

Aku tahu aku mampu tapi aku tak melakukannya. Sekarang aku sedang mencari tempat kuliah yang bagus dan berharap nilai-nilai rendahku tak mempengaruhi

penilaian universitas pilihanku.

[perempuan, 17 tahun]

PENYESALAN TERBESARKU ADALAH JATUH CINTA PADAMU.

Kau sudah punya banyak pacar sebelumnya tapi aku tak mengindahkannya. Sekarang kita putus dan kau sudah bersama yang lainnya. Kau tak pernah layak

mendapatkan diriku.

[laki-laki, 20 tahun]

PENYESALAN TERBESARKU ADALAH KALAH MEMBIARKAN KEKALAHANKU YANG DULU TERUS MENGHANTUIKU.

Aku berhenti dari olahraga yang kusukai dan sekarang memiliki masalah dengan kepercayaan diriku. Semuanya terjadi karena aku tak bisa berjuang untuk diriku

sendiri.

[perempuan, 15 tahun]

PENJA

LA01 - AG

USTU

S2011

49

PEN

YESA

LAN

TE

RB

ES

AR

KU

31AgustusROMA 8:18-30

Sobat PENJALA yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan, seringkali dalam hidup ini kita mengalami

berbagai pilihan yang sulit.

Jadwal hidup yang berantakan, janji dengan teman atau saudara yang batal tiba-tiba atau berbagai halangan yang mengganggu rencana yang telah kita susun dari awal. Seringkali perasaan bersalah muncul, rasa kesal atau mungkin marah.

Tapi bila kita belajar lebih lagi dan mau berpikir positif maka akan selalu ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil.

Pada akhirnya kita hanya bisa tersenyum bahwa memang benar tidak ada satupun hal yang kebetulan. Seringkali dibalik ketidak beresan yang

terjadi dalam hidup, Tuhan mengajar kita untuk tetap percaya.

Ya, percaya bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita dan tetap bekerja dalam segala sesuatu yang terjadi. Tuhan mengajar kita untuk tetap sabar dalam ketidakberesan yang sedang kita hadapi.

Sabar menghadapi karakter orang lain yang tidak menepati janji. Sabar menghadapi ketidakberesan yang mungkin sekarang atau nanti bisa kita alami entah di sekolah, kampus, tempat kerja atau di rumah. Dan satu hal yang kiranya selalu kita yakini bahwa: “Dibalik ketidakberesan, Tuhan sedang membereskan hidup kita.” Amin.

Beresatau Tidak?

PENJALA | RENUNGAN HARIAN