Peningkatan Produksi Asi123.Paper

18
PENINGKATAN PRODUKSI ASI Makalah ini di susun untuk salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan yang di berikan oleh Lina Haryani,SST Oleh : Erika Irawanie ( D3E613002 ) Risma Pertiwi ( D3E613009 ) Yessi Nur Rosita ( D3E613011 ) Akademi Kebidanan Medika obgin Jl. Raya Lembang No 110 Bandung Barat

description

meningkatkan produksi asi

Transcript of Peningkatan Produksi Asi123.Paper

PENINGKATAN PRODUKSI ASI

Makalah ini di susun untuk salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan yang di berikan oleh

Lina Haryani,SST

Oleh :

Erika Irawanie ( D3E613002 )

Risma Pertiwi ( D3E613009 )

Yessi Nur Rosita ( D3E613011 )

Akademi Kebidanan Medika obgin

Jl. Raya Lembang No 110

Bandung Barat

2015

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi karena merupakan makanan alamiah yang sempurna, mudah dicerna oleh bayi dan mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan, kekebalan dan mencegah berbagai penyakit serta untuk kecerdasan bayi, aman dan terjamin kebersihannya karena langsung diberikan kepada bayi agar terhindar dari gangguan pencernaan seperti diare, muntah dan sebagainya (Setiawan A, 2009).

ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat.

Proses keluarnya Air Susu Ibu (ASI) sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut dokter spesialis anak dan konselor laktasi dr. Jeanne-Roos Tikoalu, Sp.A, IBCLC, unsur yang sangat berpengaruh dalam produksi ASI adalah hormonal yaitu prolaktin dan oksitosin.

Hormon prolaktin berperan dalam proses produksi ASI. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari, berada di dalam otak yang berpengaruh terhadap berbagai fungsi fisiologis tubuh. Prosesnya, saat bayi menyusu, rangsangan sensorik akan dikirim ke otak, lalu direspon otak dengan mengeluarkan hormon prolaktin yang akan kembali menuju payudara melalui aliran darah serta merangsang sel-sel pembuat ASI untuk memproduksi ASI.

Selain itu, bagi ibu menyusui penting untuk menjaga suasana hati dan jiwa agar dalam kondisi baik dan bahagia. Bila ibu dalam kondisi lelah atau stres, produksi hormone oksitosin bisa terhambat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1Defenisi ASI

ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu jenis makanan yang mencukupi semua seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual (Sripurwanti, 2004).

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose da garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Ambarwati, 2009).

ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi. Kolostrum merupakan cairan kental kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara ibu pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan.(Kristiyansari,2009)

2.2Manfaat Asi

a. Manfaat untuk bayi

ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,dan psikologis yang mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi. ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi, kadar selenium yang melindungi gigi dari kerusakan (Anik, 2009).

ASI juga dapat meningkatkan perkembangan psikomotorik, kognitif, penglihatan, emosi yang hangat, dan kepribadian yang percaya diri. ASI dapat memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak (Sitti, 2009).

Menurut penelitian Riva tahun 1977, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula (Danuatmaja, 2003).

b. Manfaat untuk Ibu

Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pada pasca bersalin berkurang. Naiknya kadar oksitosin selama menyusui akan menyebabkan semua otot polos akan mengalami kontraksi. Kondisi inilah yang menyebabkan uterus mengecil sekaligus menghentikan perdarahan (Anik, 2009).

Pemberian ASI secara Ekskluisif dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi sampai 6 bulan setelah kelahiran karena isapan bayi meransang hormon prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi sehingga menunda kesuburan. ASI juga dapat mencengah kanker payudara, kanker ovarium, dan anemia defisiensi zat besi (Sitti, 2009).

2.3Komposisi Dalam ASI

Komposisi yang terkandung dalam ASI menurut Sulistyawati, 2009 antara lain:

a. Protein

Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah larut yang sesuai dengan ukuran ginjal bayi yang belum matang (Christine,2006).

b. Lemak

Keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial, docosahexaenoic acid (DHA) dan arachnoic acid (AA) yang berperan penting dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai usia 1 tahun usia anak. Lemak ASI terdiri dari trigliserid (98-99%) yang dengan enzim lipase akan terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Enzim lipase tidak hanya terdapat pada sitem pencernaan bayi, tapi juga dalam ASI. Lemak ASI mudah dicerna karna sudah dalam bentuk emulsi. Kelebihan ASI dapat terjadi karena ASI selain mengandung n-3 dan n-6, dan juga mengandung DHA dan AA.

c. Vitamin dan Mineral

Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin A adalah salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnya dalam kolostrum dan menurun pada ASI biasa. ASI adalah sumber vitamin A yang baik engan konsentrasi sekitar 200 IU/ dl. Vitamin yang larut dalam lemak lainnya adalah vitamin D, E, dan K. Konsentrasi vitamin D dan K sedikit dalam ASI. Untuk negara tropis yang terdapat cukup sinar matahari, vitamin D tidak jadi masalah. Vitamin K akan terbentuk oleh bakteri di dalam usus bayi beberapa waktu kemudian.

Vitamin yang larut dalam air Vitamin C, sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan status gizi normal, tidak perlu diberi suplemen. Fluoride adalah mineral yang memperkuat email gigi, melindungi gigi dari karies (lubang). Hanya sejumlah kecil fluride yang ada dalam air susu ibu.

d. Zat Besi

Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5 1,0 mg/ liter), namun bayi yang menyusui jarang terkena anemia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi dan zat besi dari ASI diserap dengan baik (>70%) di bandingkan dengan penyerapan 30% dari susu sapi dan 10% dari susu formula.

e. Zat Anti Infeksi

ASI mengandung anti infeksi terhadap berbagai macam penyakit, seperti penyakit saluran pernapasan atas diare, dan penyakit saluran pencernaan. ASI juga disebut sebagai darah putih yang mengadung enzim, imunoglobin, dan leukosit.

Ada 5 macam Immunoglobin : IgA, IgM, IgE, IgD, dan IgG. Dari kelimanya secretory IgA (sIgA) disekresi oleh makrofag (disintesa dan di simpan dalam payudara), yang berperan dalam fungsi antibodi ASI melalui alur limposit. Bayi baru lahir mempuyai cadangan IgA sedikit dan karna itulah ia sangart memerlukan tambahan proteksi sIgA dalam ASI terhadap penyakit infeksi.

f. Laktoferin

Laktoferin banyak dalam ASI (1-6mg/ml), tapi tidak terdapat dalam susu sapi. Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari pencernaan sehingga menyebabkan terhindarnya suplai zat besi yang di butuhakan organisme patogenik, seperti Eschericia coli(E. Coli) dan Candida albikans karena itu, pemberian suplemen zat besi kepda bayi menyusui harus lebih dipertimbangkan.

g. Faktor bifidus

Faktor bifidus dalam ASI meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus bayi (lactobacillus Bifidus) yang melawan pertumbuahan bakteri patogen (seperti Shigela, Salmonela, dan E. Coli) yang di tandai PH rendah (5-6) bersifat asam dari tinja bayi.

h. Lisozim

Lisozim termasuk whey protein yang bersifat bakteriosidal, antiinflamasi, dan mempunyai kekuatan beberapa ribu kali lebih tinggi dari pada susu sapi. Lisozim dapat melawan serangan E.Coli dan Salmonela serta lebih unik dibandingkan antibodi lain karena jika yang lain menurun maka kadar lisoszim akan meningkat di ASI setelah bayi berumur di atas 6 bulan saat bayi sudah di berikan makana pendamping ASI (MP -ASI ). Oleh karena itu kemungkinan terkena infeksi akan lebih tinggi.

i. Taurin

Taurin adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak terdapat dalam susu sapi. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam maturasi otak bayi. Karena itu, susu formula bayi kebanyakan berusaha menambah taurin di dalam formulanya.

2. 4Fisiologi laktasi

Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. Dengan mengetahui bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti proses kerja menyusui sehingga dapat menyusui secara eklusif (Roesli, 2007).

ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Ketika bayi mulai mengisap ASI, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI keluar. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan atau refleks prolaktin yang dirangsang oleh hormon prolaktin dan refleks pengeluaran ASI atau disebut juga let down reflexs (Roesli, 2000).

Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormon prolaktin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang ada yang berada di dasar otak. Bila bayi mengisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari gudang ASI yang disebut sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang ujung saraf disekitar payudara untuk membawa pesan ke kelenjar hifofise anterior untuk memproduksi hormone prolaktin. Prolaktin kemudian akan dialirkan ke kelenjar payudara untuk merangsang pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin (Novak & Broom, 1999).

Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi atau ibunya. Oksitosin dibentuk lebih cepat dibandingkan prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk diisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi mengisap).

Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudaraseolah-olahtelah berhenti memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar. Efek oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Sehingga dapat membantu mengurangi perdarahan walaupun kadang mengakibatkan nyeri .

2.5 Produksi ASI

Berdasarkan waktu diproduksi ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

a. ASI stadium I (kolostrum)

Kolostrum merupakan ciran yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke empat yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150 300 ml/hari. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel- sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu pertama sering defekasi dan feses berwarna hitam (Hubertin, 2003).

b. ASI stadium II (ASI peralihan)

ASI ini diproduksi pada hari ke empat sampai hari ke sepuluh. Komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal in I merupakan pemenuhan terhadap aktifitas bayi yang semakin aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan (Hubertin, 2003)

c. ASI stadium III (ASI matur)

ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI. Dimulai dengan makanan yang lunak, kemudian padat, dan makanan biasa sesuai makanan biasa (Hubertin, 2003)

2.3. Volume ASI

Pada minggu bulan terakhir kehamilan,kelenjar-kelenjarpembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan50-100ml sehari dan jumlah akan terus bertambah sehingga mencapai400-450ml pada waktu mencapai usia minggu kedua. Dalam keadaan produksi ASI telah normal volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama pengisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama15-25menit (Hubertin, 2004).

Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI beberapa kriteria sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak yaitu:

1. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting

2. Sebelum disusukan payudara terasa tegang

3. Jika ASI cukup, setelah bayi menyusu bayi akan tertidur\tenang selama 3- 4 jam

4. Bayi BAK6-8kali dalam satu hari

5. Bayi BAB3-4kali sehari

6. Bayi paling sedikit menyusu8-10kali dalam 24 jam

7. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI

8. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusu

9. Urin bayi biasanya kuning pucat (Soetjiningsih, 1997)

2.4. Faktor-faktoryang mempengaruhi ASI

Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung dari stimulasi pada kelenjar payudara.Faktor-faktoryang mempengaruhi pembentukan dan produksi ASI antara lain:

1. Faktor makanan ibu

Dalam penelitian Arifin (2006) mengatakan ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan menurunnya jumlah ASI dan akhirnya berhenti. Hal ini menyebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui.

Makanan yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI, antara lain:

Daun katuk: Peneliti telah menunjukkan produksi ASI dapat meningkat hingga 50-70% pada Ibu yang mengonsumsi ekstrak daun katuk pada hari ke 2-3 setelah melahirkan selama 15 hari dibandingkan Ibu yang tidak mengonsumsi ekstrak daun katuk.

Biji wijen hitam (Black sesame seeds): mengandung banyak kalsium.

Daun kemangi: mengandung vitamin K, menyebabkan efek rileks dan memperbaiki gerakan usus Ibu, sehingga meningkatkan nafsu makan dan kesehatan.

Sayuran dan labu hijau: labu hijau seperti buah kundur dapat meningkatkan produksi ASI, juga mudah dicerna. Sayuran hijau seperti bayam, kacang panjang, daun bit dan asparagus merupakan sumber mineral dan fitoestrogen yang dapat meningkatkan produksi ASI.

Sayuran berwarna merah: wortel, ubi jalar dan bit mengandung beta karoten yang tinggi yang bermanfaat untuk nutrisi dalam ASI. Buah bit dan ubi mengandung zat besi yang tinggi yang dapat membantu mencegah anemia.

Kacang-kacangan: almond dan kacang mete dapat membantu melancarkan produksi ASI

Bawang putih: dapat dikonsumsi bersama sayuran lain dan daging dapat membantu meningkatkan produksi ASI

2. Faktor isapan bayi

Isapan mulut bayi akan menstimulus hipotalamus pada bagian hipofisis anterior dan posterior. Hipofisis anterior menghasilkan rangsangan (rangsangan prolaktin) untuk meningkatkan sekresi prolaktin. Prolaktin bekerja pada kelenjar susu (alveoli) untuk memproduksi ASI. Isapan bayi tidak sempurna atau puting susu ibu yang sangat kecil akan membuat produksi hormon oksitosin dan hormon prolaktin akan terus menurun dan ASI akan terhenti (Hubertin, 2003)

3. Frekuensi penyusuan

Pada studi 32 ibu dengan bayi premature disimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan menunjukan bhwa frekuensi penyusuan 10 lebih kurang 3 kali per hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara (Arifin, 2004).

4. Riwayat penyakit

Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI (Elly, 2007).

5. Faktor psikologis

Gangguan psikologi pada ibu menyebabkan berkurangnya produksi dan pengeluaran ASI. Laktasi memerlukan ketenangan, ketentraman, perasaan aman dari ibu, kecemasan, kesedihan, dapat menyebabkan ketegangan yang mempengaruhi saraf , pembuluh darah dansebagainya (Arifin, 2004) . Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui. Perasaan ibu yang bahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium dan mendengar bayinya menangis akan meningkatkan pengeluaran ASI (Hubertin, 2003).

6. Berat badan lahir

Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari ke-2 dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang mengakibatkan perbedaan inti yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI (Elly, 2007).

7. Perawatan payudaraPerawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke7-8memegang peranan penting dalam menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan dengan perawatan payudara yang baik, maka putting tidak akan lecet sewaktu diisap bayi (Soetjiningsih, 1999) . Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apabila terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar (Arifin, 2004).

8. Jenis persalinan

Pada persalinan normal proses menyusui dapat segera dilakukan setelah bayi lahir. Biasanya ASI sudah keluar pada hari pertama persalinan (saifudin, 2001). Sedangkan pada persalinan tindakan sectio ceasar seringkali sulit menyusui bayinya segera setelah lahir, terutama jika ibu diberikan anestesi umum. Ibu relatif tidak dapat bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Kondisi luka operasi di bagian perut membuat proses menyusui sedikit terhambat (Sinsin, 2004).

9. Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ (Arifin, 2004).

10. Konsumsi rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormone prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin (Arifin, 2004).

11. Konsumsi Alkohol

Menurut Matheson (1989), meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol0,5-0,8gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal, dan dosis0,9-1,1gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal (Elly, 2007).

12. Cara menyusui yang tidak tepat

Teknik menyusui yang kurang tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akhirnya akan menurunkan produksi ASI (Hubertin, 2003).

13. Rawat gabung

Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, dimana bayi mendapatkan nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui, maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim. Di samping itu akan timbul refleks prolaktin yang akan memacu proses produksi ASI (Soeningsih, 2006).

14. Pil Kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi (Elly, 2007).

2.5Cara meningkatkan Produksi Hormon Oksitosin

1. Pijat Oksitosin

Pijat oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang leher, punggung atau sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima sampai keenam.

Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan oleh suami pada ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin. Pijat oksitosin yang dilakukan oleh suami akan memberikan kenyamanan pada ibu sehingga akan memberikan kenyamanan pada bayi yang disusui .

Manfaat :

Membantu ibu secara psikologis,menenangkan, tidak stress

Membangkitkan rasa percaya diri

Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya

Meningkatkan ASI

Memperlancar ASI

Melepas leleh

Ekonomis

Praktis

Berikut langkah-langkahnya :

1. Sebelum mulai dipijat ibu sebaiknya dalam keadaan telanjang dada dan menyiapkan cangkir yang diletakkan di depan payudara untuk menampung ASI yang mungkin menetes keluar saat pemijatan dilakukan.

2. Jika mau Iibu juga bisa melakukan kompres hangat dan pijat pada payudara terlebih dahulu.

3. Mintalah bantuan pada orang lain untuk memijat. Lebih baik jika dibantu oleh suami.

4. Ada 2 posisi yang bisa ibu coba. Yang pertama ibu bisa telungkup di meja. Atau posisi ibu telungkup pada sandaran kursi.

5. Kemudian carilah tulang yang paling menonjol pada tengkuk/ leher bagian belakang atau disebut cervical vertebrae 7.

6. Dari titik tonjolan tulang tadi turun ke bawah kurang lebih 2 cm dan ke kiri kanan kurang lebih 2 cm. Nah di situlah posisi jari diletakkan untuk memijat.

7. Memijat bisa menggunakan jempol tangan kiri dan kanan atau punggung telunjuk kiri dan kanan.

8. Untuk ibu yang gemuk bisa dengan cara posisi tangan dikepal lalu gunakan tulang-tulang di sekitar punggung tangan.

9. Mulailah pemijatan dengan gerakan memutar perlahan-lahan lurus ke arah bawah sampai batas garis bra. Dapat juga diteruskan sampai ke pinggang.

10. Pijat oksitosin bisa dilakukan kapanpun ibu mau dengan durasi 3-5 menit. Lebih disarankan dilakukan sebelum menyusui atau memerah ASI

Kapan Pijat Oksitosin dilakukan

Jika memungkinkan atau jika ada waktu, sebelum menyusui atau memerah ASI, lebih disarankan. Atau saat banyak fikiran,dan saat badan pegal-pegal . Cukup 3-5 menit saja per sesi.

2. Lingkungan yang nyaman, tenang mampu membuat merasa tenang.

Ditamah suasana dengan penerangan liin saja yang tidak terlalu terang, bisa memuat hormon oksitosin meningkat

Karena peran dan bantuan dari hormon melatonin, yang disebabkan oleh istirahatnya korteks otak. Suasana dengan pencahayaan yang tidak terlalu terang memberi kesempatan otak istirahat, tidak dalam kondisi waspada atau berpikir. Ketika otak beristirahat, produksi oksitosin pun meningkat.

Berada di lingkungan yang nyaman, tenang, saling mendukung dan berpenerangan secukupnya

3.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati dan wulandari 2010.Asuhan kebidanan (Nifas).Yogyakarta :Mitra Cendekia

Saifudin, A.B dkk (2002) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, YBPSP, Jakarta .

Saleha, 2009. AsuhanKebidananPada MasaNifas .Jakarta: Salemba Medika

Soetjiningsih. 1997.ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Suherni, 2007.Perawatan MasaNifas.Yogyakarta: Fitramaya.

Sulistyawati, Ari. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.Andi : Yogyakarta.