PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI...

48
PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN TN. D MENJALANI RAWAT INAP DENGAN KEADAAN BEDREST DI RSUD Dr. SLAMET KABUPATEN GARUT KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III pada Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung HENI HERLIYANI MULYANA P17325112030 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG JURUSAN KEPERAWATAN GIGI 2015

Transcript of PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI...

Page 1: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN

GIGI DAN MULUT PASIEN TN. D MENJALANI RAWAT INAP

DENGAN KEADAAN BEDREST

DI RSUD Dr. SLAMET KABUPATEN GARUT

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

Program Diploma III pada Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Bandung

HENI HERLIYANI MULYANA

P17325112030

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2015

Page 2: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

ii

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul

PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN

GIGI DAN MULUT PASIEN TN. D MENJALANI RAWAT INAP

DENGAN KEADAAN BEDREST

DI RSUD Dr. SLAMET KABUPATEN GARUT

Diujikan pada hari Selasa tanggal 4 bulan Agustus tahun 2015

Penguji 1

Isa Insanuddin, S.Si.T., M.Kes

NIP. 1962 06 26 1982 11 1001

Penguji 2

Hera Nurnaningsih, S.Si.T., M.Kes

NIP. 1975 10 04 1996 03 2001

Penguji 3

Drg. Dewi Sodja Laela, M.Kes

NIP. 1965 07 09 1993 12 2001

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah

Page 3: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah

PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN

GIGI DAN MULUT PASIEN TN. D MENJALANI RAWAT INAP

DENGAN KEADAAN BEDREST

DI RSUD Dr. SLAMET KABUPATEN GARUT

Telah disetujui dan disahkan pada hari ....... tanggal .... bulan ............. tahun 2015

Pembimbing

Drg. Dewi Sodja Laela, M.Kes

NIP. 1965 07 09 1993 12 2001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Politeknik Kesehatan Bandung

Drg. Hj, Hetty Anggrawati K,M.Kes, AIFO

NIP. 1956 10 05 1987 12 2001

Page 4: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

iv

PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN

GIGI DAN MULUT PASIEN TN. D MENJALANI RAWAT INAP

DENGAN KEADAAN BEDREST

DI RSUD Dr. SLAMET KABUPATEN GARUT

Heni Herliyani Mulyana 1) , Dewi Sodja Laela

2)

Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Bandung

ABSTRAK

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut seharusnya dapat dilaksanakan oleh semua

orang, bahkan orang yang sakit hingga mengalami bedrest. Bedrest dilakukan

untuk alasan terapeutik yang ditandai dengan berkurangnya pergerakan tubuh dan

berada di tempat tidur dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, tergantung pada

penyakit dan keadaan kesehatan pasien sebelumnya. Hal ini berhubungan dengan

perilaku individu dalam memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut pasien bedrest, untuk mendapatkan gambaran keadaan

umum pasien bedrest, mendapat gambaran status kesehatan gigi dan mulut pasien

bedrest serta mendapat gambaran perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

pasien bedrest di RSUD Dr. Slamet Garut, sebelum dan setelah diberikan

penyuluhan. Metode penulisan yang dipakai adalah laporan kasus. Data yang

diperoleh berdasarkan hasil anamnesa dan observasi yang dilakukan selama tujuh

hari menunjukkan keadaan umum pasien adalah bedrest atau tirah baring sebagian

post operasi fraktur tulang bahu sebelah kiri dan kondisinya cukup baik. Hasil

pemeriksaan intra oral, pasien memiliki Indeks Pengalaman Karies (DMF-T)

sebanyak 7 gigi. Indeks Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) rata-rata adalah

sedang. Dalam kurun waktu tujuh hari, tidak dapat merubah perilaku pasien

karena perubahan perilaku membutuhkan waktu paling sedikit selama 21 hari

yang dilakukan secara intensif. Namun, dalam penelitian ini terlihat adanya

peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien yaitu dalam

hal meyikat gigi. Perilaku pasien dalam hal menyikat gigi, sebelum diberikan

penyuluhan kurang baik dan setelah dilakukan penyuluhan perilakunya dalam

menyikat gigi menjadi lebih baik. Pasien mulai menyikat gigi dengan teknik dan

waktu yang tepat. Sebaiknya, perawat dapat memotivasi setiap pasien agar selalu

menjaga kesehatannya terutama kesehatan gigi dan mulut, disamping kesehatan

secara umum.

Kata Kunci : Bedrest, Pemeliharaan, Perilaku

Page 5: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Sang Pencipta, yang tiada lain

hanyalah Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya serta

shalawat dan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “PENINGKATAN PERILAKU

PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN TN. D

MENJALANI RAWAT INAP DENGAN KEADAAN BEDREST DI RSUD Dr.

SLAMET KABUPATEN GARUT”.

Karya tulis ilmiah ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III (D-III) Jurusan Keperawatan

Gigi Politeknik Kesehatan Bandung.

Penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan orang lain

karena penulis mempunyai keterbatasan tertentu. Penulis banyak mendapatkan

bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, Pencipta yang Maha Esa, pemberi kemudahan dan kelancaran

dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

2. Dr.Ir.Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan Bandung

3. Drg. Hj. Hetty Anggrawati Kusumah, M.Kes, AIFO selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Bandung

4. Drg. Dewi Sodja Laela, M.Kes selaku pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran selama proses penyusunan karya tulis

ilmiah ini

Page 6: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

vi

5. Hera Nurnaningsih, S.Si.T., M.Kes dan Isa Insanuddin, S.Si.T., M.Kes selaku

dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis

6. Drg. Nurhayati, M.Kes selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan perhatian, pengarahan dan motivasi

7. Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Bandung

8. Kedua orang tua tercinta atas kasih sayang, perjuangan dan doa yang tiada

henti selama ini. Tak lupa kedua adik tersayang, Nuroniah Maharani dan

Rendi Febriyana, serta nenek dan kakek yang selalu mendoakan dan

mengajari banyak hal kepada penulis

9. Kepala RSUD Dr. Slamet Garut yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian dan Tn. D yang telah bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

Tentu karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa

mendatang.

Akhir kata, semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang

membacanya, khususnya bagi penulis sendiri. Mohon maaf bila ada kata-kata

yang kurang berkenan di hati para pembaca.

Bandung, Agustus 2015

Penulis

Page 7: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3

1. Tujuan Umum .............................................................................................. 3

2. Tujuan Khusus ............................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5

A. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut ...................................... 5

1. Perilaku ........................................................................................................ 5

2. Pengertian Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut .................................. 6

3. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut ...................................... 6

4. Standar Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut ....................................... 8

B. Rawat Inap ................................................................................................. 10

1. Pengertian Pasien ....................................................................................... 10

2. Rawat Inap ................................................................................................. 11

3. Bedrest ....................................................................................................... 11

4. Macam-macam Bedrest ............................................................................. 12

C. Status Kesehatan Gigi dan Mulut .............................................................. 13

1. Status Kesehatan Gigi dan Mulut .............................................................. 13

2. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Bedrest ...................................... 14

BAB III PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PADA PASIEN RAWAT INAP DENGAN KEADAAN BEDREST ..................... 15

A. Data Pasien................................................................................................. 15

Page 8: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

viii

B. Uraian Kasus .............................................................................................. 15

C. Kronologi Kasus ........................................................................................ 17

D. Pemeriksaan Awal ..................................................................................... 18

1. Index Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) ............................................... 18

2. Status Kesehatan Gigi ................................................................................ 19

3. Index Pengalaman Karies .......................................................................... 19

E. Penatalaksanaan Kasus .............................................................................. 20

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 34

A. Kesimpulan ................................................................................................ 34

B. Saran .......................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Pemeriksaan

Lampiran 2 : Lembar Ceklist Observasi

Lampiran 3 : Informed Consent

Lampiran 4 : Surat Pengantar Penelitian dari Jurusan Keperawatan Gigi

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit

Page 10: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan secara umum

yang perlu diperhatikan oleh masyarakat. Oleh karena itu, kesehatan gigi

dan mulut harus sangat diperhatikan (Radiah dkk, 2013).

Kesehatan gigi dan mulut dapat dipelihara, salah satunya yaitu

menyikat gigi dengan baik dan benar. Pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut merupakan tindakan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut

agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut (Radiah dkk, 2013).

Menurut hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013, yang

dimaksud dengan perilaku benar dalam menyikat gigi sangat berkaitan

dengan faktor gender, ekonomi, dan daerah tempat tinggal. Ditemukan

sebagian besar penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat mandi pagi

maupun mandi sore, (76,6%). Menyikat gigi dengan benar adalah setelah

makan pagi dan sebelum tidur malam, untuk Indonesia ditemukan hanya

2,3%. Dari data tersebut, diketahui bahwa perilaku pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih buruk.

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dapat dilaksanakan oleh

semua orang, baik orang yang sehat maupun sakit bahkan bedrest (istirahat

atau berbaring). Bedrest adalah istirahat di tempat tidur yang ditandai

dengan berkurangnya pergerakan tubuh, pembatasan gerak fisik dan

Page 11: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

2

pergerakan yang terbatas (Kusnanto, 2006). Dalam keadaan sehat, banyak

upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilakukan seperti

menyikat gigi, kumur-kumur dengan larutan fluor (Sutjipto dkk, 2013).

Sedangkan, dalam keadaan bedrest mobilisasinya akan terhambat. Ada

salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membantu orang yang bedrest

untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya, yaitu dengan memberikan

pendidikan kesehatan gigi untuk memotivasi agar dapat memelihara

kesehatan gigi dan mulut dengan efektif (Bastian, 2010).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis ketika

melakukan PBL (Praktek Belajar Lapangan) di Rumah Sakit Sariningsih

Bandung, bulan Oktober 2014, pada beberapa orang pasien rawat inap

yang mengalami bedrest pasca operasi, didapatkan data bahwa rata-rata

indeks kebersihan gigi dan mulut atau OHI-S (Oral Hygiene Index

Simplified) sedang hingga buruk, serta memiliki indeks pengalaman karies

atau DMF-T (Decay Missing Filling Teeth) ≥ 2. Data tersebut didukung

juga oleh hasil observasi yang dilakukan mahasiswa Poltekkes Bandung

dan didapat hasil 6 dari 8 pasien bedrest memiliki oral hygiene yang buruk

serta index DMF-T ≥ 2. Hal tersebut menunjukkan kesehatan gigi dan

mulut pasien buruk yang berkaitan dengan kurangnya pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut. Dengan demikian, berdasarkan pemaparan

diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Peningkatan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Tn.

Page 12: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

3

D menjalani Rawat Inap dengan keadaan Bedrest di RSUD Dr. Slamet

Kabupaten Garut.”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut pasien Tn. D menjalani rawat inap dengan keadaan bedrest di

RSUD Dr. Slamet Kabupaten Garut ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut pasien Tn. D menjalani rawat inap dengan keadaan bedrest

di RSUD Dr. Slamet Kabupaten Garut.

2. Tujuan Khusus

a. Mendapat gambaran keadaan umum pasien Tn. D yang mengalami

bedrest di RSUD Dr. Slamet Kabupaten Garut.

b. Mendapat gambaran status kesehatan gigi dan mulut pasien Tn. D

yang mengalami bedrest di RSUD Dr. Slamet Kabupaten Garut.

c. Mendapat gambaran perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut pasien Tn. D yang mengalami bedrest di RSUD Dr. Slamet

Kabupaten Garut, sebelum dan setelah diberikan penyuluhan.

D. Manfaat Penelitian

Untuk dijadikan sebagai dasar penelitian tentang peningkatan

perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien Tn. D yang

menjalani rawat inap dengan keadaan bedrest di RSUD Dr. Slamet

Page 13: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

4

Kabupaten Garut dan sebagai gambaran bagi tenaga kesehatan gigi dalam

upaya mewujudkan kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

Page 14: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

1. Perilaku

Perilaku adalah respon atau reaksi individu terhadap

stimulasi yang berasal dari luar dan atau dari dalam dirinya (Ali,

2010). Para penganut teori perilaku Skinner percaya bahwa perilaku

adalah respons terhadap lingkungan dan umpan balik yang diterima

dari respons tersebut. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus

ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2012).

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung

atau tertutup (covert). Misal, seorang ibu hamil tahu pentingnya

periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat

menular melalui hubungan seks dan sebagainya.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata

atau terbuka. Misal, seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau

membawa anaknya ke Puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB

paru minum obat secara teratur dan sebagainya.

Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut, maka perilaku

kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

Page 15: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

6

sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta

lingkungan (Notoatmodjo, 2012).

2. Pengertian Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan dan

merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan yang

memerlukan penanganan segera sebelum terlambat dan dapat

mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Pola pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut merupakan tindakan untuk memelihara

kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.

Tindakan tersebut berupa mengurangi konsumsi makanan kariogenik,

memperbanyak konsumsi sayur dan buah, menggosok gigi sesudah

makan dan kunjungan rutin kedokter gigi setiap 6 bulan sekali (Radiah

dkk, 2013).

3. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

a. Pada orang sehat

Perilaku memegang peranan yang penting dalam

mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut secara langsung,

perilaku dapat mempengaruhi faktor lingkungan maupun pelayanan

kesehatan. Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal,

maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat

dimulai dari memperhatikan diet makanan, jangan terlalu banyak

makan makanan yang mengandung gula dan makanan yang

lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan

Page 16: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

7

menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur

gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang

berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak

bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan

berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan

ataupun tidak ada keluhan (Sihite, 2011).

b. Pada orang sakit (bedrest)

Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik

akan sangat berperan dalam menentukan derajat kesehatan dari

masing-masing individu. Jika seseorang sakit, biasanya masalah

kesehatan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena mengganggap

masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal

tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi kesehatan secara

umum terutama pasien immobilisasi atau keterbatasan gerak fisik

(Damayanti, 2010).

Pasien immobilisasi di Rumah Sakit memerlukan perawat

dan peralatan untuk membersihkan diri mereka sendiri di tempat

dimana orang dengan keluhan kesehatannya (penyakit) datang

berobat. Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan

psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang

tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya

(Damayanti, 2010).

Page 17: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

8

Pasien immobilisasi post operasi fraktur cenderung

mengalami bedrest sehingga pemenuhan kebutuhan personal

hygiene pasien sangat penting untuk diperhatikan untuk mencegah

berbagai dampak yang timbul akibat keadaan immobilisasi pasien.

Sejalan dengan pendapat Potter, 2005 dalam Pratiwi, 2008 jika

pasien tidak mampu melakukan personal hygiene maka tugas

perawat memberikan bantuan dan mengajarkan keluarga dalam

melaksanakan pemenuhan kebutuhan personal hygiene dari pasien.

Pendidikan kesehatan gigi merupakan metode untuk

memotivasi pasien agar membersihkan mulut mereka dengan

efektif. Pendekatan ini sebaiknya tidak dianggap sebagai instruksi

dokter tetapi lebih merupakan dorongan atau ajakan agar pasien

sadar akan pentingnya kebersihan mulut (Bastian, 2010).

4. Standar Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Prosedur Menyikat Gigi

Alat dan Bahan yang harus dipersiapkan (Laela, 2012) :

1. Adanya pasien rawat inap

2. Adanya alat pemeriksaan

3. Adanya sikat gigi dan pasta gigi

4. Adanya gelas plastik berisi air

5. Adanya bengkok besar

6. Adanya tissue

Page 18: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

9

Cara menyikat gigi (Kusumawardani, 2011) :

1. Kumur-kumur

2. Membubuhi pasta gigi secukupnya yang telah dibasahi terlebih

dahulu

3. Menyikat gigi sampai bersih

a. Membersihkan permukaan luar gigi dengan gerakan naik turun

dari bagian depan gigi seri, baik yang atas maupun bawah

b. Membersihkan permukaan gigi bagian luar yang menghadap ke

pipi dengan gerakan memutar. Lakukan pada kedua sisi

c. Membersihkan permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi

sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur

d. Membersihkan permukaan dalam gigi yang menghadap ke lidah

dan langit-langit dengan gerakan menarik dari gusi ke arah

mahkota gigi. Lakukan pada rahang atas terlebih dahulu dan

dilanjutkan dengan rahang bawah

e. Membersihkan lidah dari belakang ke depan

f. Berkumur

Page 19: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

10

Hal yang harus diperhatikan dalam menyikat gigi (Kusumawardani, 2011):

1. Menyikat gigi dengan lembut

2. Menyikat seluruh permukaan gigi

3. Menyikat gigi secara berurutan agar tidak ada bagian yang terlewat

4. Menggunakan pasta gigi mengandung fluoride

5. Pemilihan sikat gigi yang benar (gagang lurus, kepala sikat sesuai

dengan mulut, bulu sikat halus)

6. Menyikat gigi 2x sehari (pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur)

7. Menjaga kebersihan sikat gigi

B. Rawat Inap

1. Pengertian Pasien

Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima

perawatan medis. Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan

kata patient dari bahasa Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin

yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang

artinya “menderita”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter), penderita

(sakit). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

2004 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa pasien adalah

setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk

memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara

langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi. Dari

Page 20: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

11

beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pasien

yaitu (Husna, 2012) :

a. Setiap orang

b. Menerima atau memperoleh pelayanan kesehatan

c. Secara langsung maupun tidak langsung

d. Dari tenaga kesehatan

2. Rawat Inap

Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit

dimana penderita tinggal atau mondok sedikitnya satu hari

berdasarkan rujukan dari pelaksana pelayanan kesehatan atau rumah

sakit pelaksana pelayanan kesehatan lain. Rawat inap adalah

pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,

pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik, dengan menginap di

ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan

swasta serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang karena

penyakitnya penderita harus menginap (Mahesa, 2009).

3. Bedrest

Menurut Kozier dalam Kusnanto, 2006:2 bedrest adalah

istirahat di tempat tidur yang ditandai dengan berkurangnya

pergerakan tubuh, pembatasan gerak fisik dan pergerakan yang

terbatas. Perubahan posisi tubuh yang terbatas ini ditandai dengan

hilangnya kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan yang

ada, contohnya: pada pasien yang melakukan bedrest lama tidak dapat

Page 21: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

12

mempertahankan tekanan darahnya saat tiba-tiba duduk. Immobilisasi

yang lama (prolonged bedrest) dapat terjadi karena sakit, pasca-

operasi, fraktur, cedera olahraga dan lain sebagainya.

4. Macam-macam Bedrest

Menurut Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM), yang diakses dari www.obgyn-rscmfkui.com, ada

bermacam-macam kategori bedrest. Ada yang memang benar-benar

harus beristirahat di tempat tidur dan tidak boleh melakukan aktivitas

apapun, ada yang diizinkan untuk ke kamar mandi sendiri, bahkan ada

yang hanya diminta untuk mengurangi aktivitasnya dan hanya

beristirahat di tempat tidur dalam periode yang lebih singkat.

Artikel yang ditulis oleh Fenita Agustina pada tahun 2014,

menyebutkan bahwa ada tiga tipe bedrest, yaitu sebagai berikut.

a. Bedrest Modifikasi

Ibu hamil harus terus menerus berada di tempat tidur, tapi masih

diperbolehkan beraktivitas ringan.

Page 22: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

13

b. Bedrest Ketat

Ibu hamil harus berada di tempat tidur atau sofa, tidak boleh

bergerak terlalu banyak dan hanya boleh turun dari tempat tidur

ketika ke kamar mandi saja.

c. Bedrest Lengkap

Ibu hamil harus beristirahat total di rumah sakit, tidak boleh turun

dari tempat tidur, buang air kecil menggunakan pispot dan

mewajibkan ibu hamil berbaring dengan aturan posisi tertentu,

seperti berbaring pada salah satu sisi tubuh saja untuk mengurangi

tekanan dari rahim terhadap serviks.

C. Status Kesehatan Gigi dan Mulut

1. Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut adalah kondisi mulut klien yang

terdapat dalam satu rentang (kontinum) yang dimulai dari kondisi

kesehatan yang optimal sampai kepada kondisi sakit. Status kesehatan

gigi meliputi pemeriksaan karies dan kebersihan gigi dan mulut oleh

karena kedua keadaan ini diderita oleh masyarakat Indonesia (Depkes

RI, 2004).

Menurut Depkes RI (2008), status kesehatan gigi dan

mulut dapat diukur dengan derajat keparahan penyakit gigi dan mulut

masyarakat, untuk itu diperlukan indikator-indikator dan standar

penilaian yang sesuai dengan WHO, seperti indikator kesehatan gigi

dan status periodontal. Indikator status kesehatan gigi untuk menilai

Page 23: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

14

karies digunakan indeks DMF-T. Indikator untuk menilai kebersihan

gigi dan mulut yang sering digunakan adalah OHI-S.

2. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Bedrest

Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan

manusia. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan

secara umum yang perlu diperhatikan oleh masyarakat. Oleh karena

itu, kesehatan gigi dan mulut harus sangat diperhatikan. Masalah

kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi adalah karies. Karies

merupakan suatu penyakit yang terjadi pada jaringan keras gigi, yaitu

email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik

yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses terjadinya

karies dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi (Radiah dkk,

2013).

Page 24: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

15

BAB III

PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA

PASIEN RAWAT INAP DENGAN KEADAAN BEDREST

A. Data Pasien

Nama : Tn. D

Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 20 Agustus 1990

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Pasirwangi, Garut

Jenis Kelamin : L

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Golongan Darah : O

B. Uraian Kasus

Pasien bernama Tn. D yang sedang dirawat di RSUD Dr. Slamet

Ruang Cempaka Z5 Garut, mengalami bedrest post operasi dengan kasus

fraktur (patah tulang). Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi

disintegritas tulang, penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan, tetapi

faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap

kejadian fraktur. Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur

tulang berupa retakan, pengisutan atau patahan yang lengkap dengan

fragmen tulang bergeser (Novelandi, 2011).

Page 25: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

16

Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan

dengan umur di bawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga,

pekerjaan atau luka yang disebabkan oleh kendaraan bermotor. Mobilisasi

yang lebih banyak dilakukan oleh laki-laki menjadi penyebab tingginya

risiko fraktur. Sedangkan pada orang tua, perempuan lebih sering

mengalami fraktur daripada laki-laki yang berhubungan dengan

meningkatnya insidens osteoporosis yang terkait dengan perubahan

hormon pada menopause (Novelandi, 2011).

Faktor etiologi fraktur adalah peristiwa yang dapat menyebabkan

terjadinya fraktur diantaranya peristiwa trauma (kekerasan) yang meliputi

kekerasan langsung , tidak langsung dan kekerasan akibat tarikan otot serta

peristiwa patologis yang meliputi kelelahan atau stres fraktur dan

kelemahan tulang. Beberapa faktor yang berhubungan dengan orang yang

mengalami fraktur atau patah tulang antara lain dipengaruhi oleh usia,

jenis kelamin, aktivitas olah raga dan massa tulang (Novelandi, 2011).

Klasifikasi fraktur berdasarkan hubungan tulang dengan jaringan

sekitar, dapat dibagi menjadi dua, yaitu (Novelandi, 2011) :

1. Fraktur tertutup (closed), yaitu bila tidak terdapat hubungan antara

fragmen tulang dengan dunia luar.

2. Fraktur terbuka (open/compound), yaitu bila terdapat hubungan antara

fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya luka di bagian kulit.

Page 26: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

17

C. Kronologi Kasus

Responden pada penelitian ini adalah pasien rawat inap di RSUD

Dr. Slamet Garut. Pasien Tn. D yang dirawat inap di ruang Cempaka bed

5, pertama kali datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Slamet

Kabupaten Garut pada hari Kamis tanggal 9 Juli 2015 dengan keluhan

terdapat luka dan terasa nyeri pada bagian bahu sebelah kiri. Setelah

dilakukan diagnosa oleh dokter, Tn. D yang berusia 24 tahun mengalami

fraktur tulang bahu sebelah kiri atas. Dokter telah melakukan tindakan

operasi pada hari Kamis tanggal 9 Juli 2015 pukul 16.45 Wib, karena

kasus tersebut dapat mengganggu aktivitas pasien. Operasi dilakukan

selama ± 1 jam. Setelah selesai operasi, kondisi pasien setengah sadar dan

diberi obat-obatan seperti antibiotik, analgetik dan semacam obat anti

inflamasi.

Pada hari Jumat tanggal 10 Juli 2015, kondisi pasien tirah baring

(bedrest) sebagian. Pada post operasi hari pertama ini, pasien diberi

perawatan seperti injeksi dan pemasangan kateter.

Pada hari Sabtu tanggal 11 Juli 2015 dan hari Minggu tanggal 12

Juli 2015, kondisi pasien sudah lebih baik. Kemudian, pada hari Senin

tanggal 13 Juli 2015, dokter melakukan pengecekan kesehatan.

Pada hari Selasa tanggal 14 Juli 2015 dan hari Rabu tanggal 15 Juli

2015, pasien dianjurkan untuk melakukan mobilitas ringan secara perlahan

dan hari Kamis tanggal 16 Juli 2015, pasien sudah diizinkan pulang karena

kondisinya sudah lebih baik dengan syarat perban atau bantalan pada

Page 27: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

18

lengan dan bahunya harus tetap terpasang dan tidak boleh terkena air.

Pasien diberikan penyuluhan kesehatan, dibekali obat seperti analgetik dan

dianjurkan untuk kontrol satu minggu kemudian.

D. Pemeriksaan Awal

1. Index Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S)

Gigi Index

a. Sebelum Menyikat Gigi

Debris Index

Skor DI = Error! Reference source not found.

Kriteria : buruk

Kalkulus Index

Skor CI = Error! Reference source not found.

OHI-S = Error! Reference source not found.

Kriteria : buruk

b. Setelah Menyikat Gigi

Debris Index

16 11 26

46 31 36

3 2 3

3 1 2

2 0 1

2 1 2

1 0 1

1 0 1

Page 28: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

19

Skor DI = Error! Reference source not found.

Kriteria : sedang

Kalkulus Index

Skor CI = Error! Reference source not found.

OHI-S = Error! Reference source not found.

Kriteria : sedang

2. Status Kesehatan Gigi

KME = Gigi 16, 21, 26 dan 27

KMD = Gigi 24 dan 37

KMP Vital = Tidak ada

KMP Non Vital = Gigi 46

KMA = Tidak ada

Jumlah Karies = 7 gigi

3. Index Pengalaman Karies

def-t DMF-T

d = - D = 7

e = - M = 0

f = - F = 0

def-t = - DMF-T = 7

2 0 1

2 1 2

Page 29: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

20

E. Penatalaksanaan Kasus

1. Hari Pertama

a. Pada hari pertama peneliti melakukan anamnesa, kondisi responden

secara umum masih bedrest sebagian. Responden pernah mengalami

permasalahan kesehatan gigi yaitu ngilu pada gigi sebelah kiri bawah

jika mengunyah makanan atau minum yang dingin sejak tiga bulan

yang lalu dan responden merasa giginya berwarna kuning.

b. Responden belum pernah memeriksakan kesehatan gigi dan

mulutnya ke klinik gigi atau pusat kesehatan gigi dan mulut lainnya.

c. Dari hasil anamnesa riwayat kesehatan gigi, waktu dan teknik

menyikat gigi yang biasa dilakukan sehari-hari oleh responden

belum tepat. Responden menyikat gigi 1 kali dalam sehari yaitu pada

saat mandi pagi.

d. Hasil pemeriksaan intra oral memperlihatkan status kebersihan gigi

dan mulut atau Index OHI-S (Oral Hygiene Index Simplyfied)

responden sebelum menyikat gigi memiliki kriteria buruk dan

setelah menyikat gigi memiliki kriteria sedang.

e. Indeks pengalaman karies atau DMF-T yang dialami oleh responden

>2, sehingga perlu diberikan perawatan secepatnya dengan

penambalan untuk mencegah infeksi lebih lanjut.

f. Peneliti melakukan penyuluhan tentang cara pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut seperti waktu dan teknik menyikat gigi yang tepat,

cara memilih dan memelihara kebersihan sikat gigi, pencegahan

Page 30: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

21

penyakit gigi dan mulut serta demonstrasi cara menyikat gigi

menggunakan model gigi.

2. Hari Kedua

a. Pada hari kedua peneliti melakukan kegiatan yang hampir sama

dengan hari pertama. Hasil anamnesa yaitu kondisi responden secara

umum masih lemas dan luka operasi pada bagian bahu sebelah kiri

belum kering.

b. Setelah diberikan penyuluhan yang dilakukan pada hari pertama,

teknik menyikat gigi responden sudah mulai baik walaupun masih

ada bagian yang terlewat. Pada hari kedua ini, responden menyikat

gigi 1x sehari yaitu pagi setelah sarapan.

c. Hasil pemeriksaan intra oral memperlihatkan status kebersihan gigi

dan mulut atau Index OHI-S (Oral Hygiene Index Simplyfied)

responden sebelum dan setelah menyikat gigi sama, yaitu memiliki

kriteria sedang.

d. Peneliti melakukan demonstrasi kembali tentang cara menyikat gigi

dengan menggunakan model gigi, karena pada hasil observasi

menyikat gigi, responden terlihat bingung serta agar responden lebih

memahami tentang teknik menyikat gigi dengan baik.

3. Hari Ketiga

a. Pada hari ketiga peneliti melakukan kegiatan yang hampir sama

dengan hari sebelumnya. Hasil anamnesa yaitu kondisi responden

secara umum sudah lebih baik.

Page 31: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

22

b. Teknik menyikat gigi yang dilakukan responden sudah cukup baik

dari hari sebelumnya. Pada hari ketiga ini responden menyikat gigi

2x sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

c. Hasil pemeriksaan intra oral memperlihatkan status kebersihan gigi

dan mulut atau Index OHI-S (Oral Hygiene Index Simplyfied)

responden sebelum dan setelah menyikat gigi sama, yaitu memiliki

kriteria sedang.

4. Hari Keempat

a. Pada hari keempat peneliti melakukan kegiatan yang hampir sama

dengan hari sebelumnya. Hasil anamnesa yaitu kondisi responden

secara umum sudah cukup baik.

b. Teknik menyikat gigi yang dilakukan responden sudah lebih baik.

Pada hari keempat ini, responden menyikat gigi 2x sehari, pagi

setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

c. Hasil pemeriksaan intra oral memperlihatkan status kebersihan gigi

dan mulut atau Index OHI-S (Oral Hygiene Index Simplyfied)

responden sebelum dan setelah menyikat gigi sama, yaitu memiliki

kriteria sedang.

Page 32: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

23

5. Hari Kelima

a. Pada hari kelima peneliti melakukan kegiatan yang hampir sama

dengan hari sebelumnya. Hasil anamnesa yaitu kondisi responden

sudah membaik dan dianjurkan untuk mobilitas ringan.

b. Teknik menyikat gigi yang dilakukan responden sudah baik. Pada

hari kelima ini responden menyikat gigi 1x sehari, yaitu pagi setelah

sarapan.

c. Hasil pemeriksaan intra oral memperlihatkan status kebersihan gigi

dan mulut atau Index OHI-S (Oral Hygiene Index Simplyfied)

responden sebelum dan setelah menyikat gigi sama, yaitu memiliki

kriteria sedang.

6. Hari Keenam

a. Pada hari keenam peneliti melakukan kegiatan yang hampir sama

dengan hari sebelumnya. Hasil anamnesa yaitu kondisi responden

sudah lebih baik.

b. Teknik menyikat gigi yang dilakukan responden sudah baik. Pada

hari keenam ini responden menyikat gigi 2x sehari, pagi setelah

sarapan dan malam sebelum tidur.

c. Hasil pemeriksaan intra oral memperlihatkan status kebersihan gigi

dan mulut atau Index OHI-S (Oral Hygiene Index Simplyfied)

responden sebelum dan setelah menyikat gigi sama, yaitu memiliki

kriteria sedang.

Page 33: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

24

7. Hari Ketujuh

a. Pada hari ketujuh peneliti melakukan kegiatan yang hampir sama

dengan hari sebelumnya. Hasil anamnesa yaitu kondisi pasien

responden sudah lebih baik dan sudah diizinkan pulang.

b. Teknik menyikat gigi yang dilakukan responden sudah sangat baik.

Pada hari ketujuh ini responden menyikat gigi 2x sehari, pagi setelah

sarapan dan malam sebelum tidur.

c. Hasil pemeriksaan intra oral memperlihatkan status kebersihan gigi

dan mulut atau Index OHI-S (Oral Hygiene Index Simplyfied)

responden sebelum dan setelah menyikat gigi sama, yaitu memiliki

kriteria sedang.

Hasil pemeriksaan intra oral yang dilakukan selama 7 hari adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Indeks Pengalaman Karies

Nama Responden Decay (D) Missing (M) Filling (F) DMF-T

Tn. D 7 0 0 7

Tabel 2. Indeks Kebersihan Gigi dan Mulut

Debris Indeks (DI) Calculus Indeks (CI) OHI-S

Sebelum

Menyikat

Gigi

Setelah

Menyikat

Gigi

Sebelum

Menyikat

Gigi

Setelah

Menyikat

Gigi

Sebelum

Menyikat

Gigi

Setelah

Menyikat

Gigi

Hari ke-1 2.33

(buruk)

0.67

(sedang) 1.33 1.33

3.67

(buruk)

2.00

(sedang)

Hari ke-2 0.50

(baik) 0.33 (baik) 1.33 1.33

1.83

(sedang)

1.67

(sedang)

Hari ke-3 0.33

(baik) 0.17 (baik) 1.33 1.33

1.67

(sedang)

1.50

(sedang)

Hari ke-4 0.33

(baik) 0.17 (baik) 1.33 1.33

1.67

(sedang)

1.50

(sedang)

Hari ke-5 0.33

(baik) 0.17 (baik) 1.33 1.33

1.67

(sedang)

1.50

(sedang)

Hari ke-6 0.50

(baik) 0.33 (baik) 1.33 1.33

1.83

(sedang)

1.67

(sedang)

Hari ke-7 0.33

(baik) 0.00 (baik) 1.33 1.33

1.67

(sedang)

1.33

(sedang)

Page 34: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

25

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada hari Kamis tanggal 9 Juli 2015, seorang pria bernama Tn. D dengan

usia 24 tahun datang ke RSUD Dr. Slamet Garut dengan keluhan terdapat luka

dan terasa nyeri pada bagian bahu sebelah kiri. Hasil diagnosa dokter

menyebutkan bahwa pasien Tn. D mengalami fraktur pada tulang bahu sebelah

kiri dan harus dilakukan operasi. Pasien Tn. D dirawat di Ruang Cempaka kelas 3

Z5 dan mengalami bedrest post operasi.

Pada hari kedua post operasi yaitu pada tanggal 10 Juli 2015, pasien Tn. D

mengalami bedrest atau tirah baring sebagian dan kondisinya sudah cukup pulih,

sehingga peneliti sudah bisa melakukan anamnesa dan observasi. Sedangkan pada

tanggal 11 Juli 2015 sampai dengan tanggal 15 Juli 2015, kondisi kesehatan

pasien sudah lebih baik dan pada tanggal 16 Juli 2015 pasien sudah diizinkan

pulang, sehingga observasi mengenai kasus perilaku pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut pasien Tn. D ini dilakukan dari tanggal 10 Juli 2015 sampai dengan

tanggal 16 Juli 2015.

Laporan kasus ini dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien secara

umum yang dapat berpengaruh terhadap perilaku, sehingga dapat diketahuinya

peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama pasien

menjalani perawatan. Hal ini sejalan dengan teori bahwa kesehatan gigi dan mulut

sangat erat hubungannya dengan perilaku. Perilaku merupakan suatu bentuk

pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang

menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang

Page 35: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

26

berhubungan dengan kesehatan. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

yang baik akan sangat berperan dalam menentukan derajat kesehatan dari masing-

masing individu (Sutjipto dkk, 2013).

Masalah kesehatan gigi, bila ditinjau dari tingkat kebersihan mulut

mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan

kesehatan gigi dan jaringan periodontal, sehingga peranan kebersihan gigi dan

mulut dalam upaya peningkatan derajat kesehatan yang optimal sangat perlu

diperhatikan, sebab penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit dengan

prevalensi terbesar dari masalah-masalah kesehatan nasional (Bastian, 2010).

Salah satu upaya dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut seseorang yaitu

dengan menyikat gigi secara benar dan tepat, 2 kali sehari, pagi setelah sarapan

dan malam sebelum tidur. Sedangkan menurut Riskesdas 2013, perilaku benar

dalam menyikat gigi pada orang Indonesia hanya 2,3%.

Berdasarkan hasil anamnesa yang dilakukan pada hari pertama, kondisi

umum responden masih dalam keadaan bedrest sebagian, sehingga

memungkinkan untuk melakukan tindakan menyikat gigi sebagai upaya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut walaupun dilakukan di atas tempat tidur.

Pasien yang mengalami bedrest mempunyai keterbatasan pergerakan, namun

kebersihan diri terutama kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang penting

dan biasa dilupakan oleh kebanyakan orang. Hal ini didukung oleh teori yang

disebutkan dalam Pratiwi, 2008 bahwa personal hygiene menjadi penting karena

personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry)

mikroorganisme dan mencegah seseorang terkena penyakit. Dengan membantu

Page 36: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

27

memelihara personal hygiene perorangan bermanfaat untuk mencegah penyakit-

penyakit tertentu akibat dari penekanan tubuh yang terlalu lama.

Responden bisa meminta wadah untuk menyikat gigi kepada perawat,

biasanya tersedia seperti bengkok. Namun, responden mengatakan tidak bisa

menyikat gigi dalam kondisi sakit dan tangannya yang sedang mengalami cedera.

Padahal, tangan kanannya bisa digunakan untuk menyikat gigi dengan dibantu

oleh keluarga. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran terhadap

pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut. Perawat seharusnya bisa

memotivasi setiap pasien agar jangan mengabaikan kesehatan gigi dan mulutnya,

disamping kesehatan secara umum.

Responden mempunyai kebiasaan menyikat gigi satu kali sehari yaitu pada

saat mandi pagi dan mengatakan takut untuk pergi ke dokter gigi, karena

permasalahan kesehatan gigi yang dialaminya, sehingga responden belum pernah

memeriksakan giginya ke klinik gigi atau pusat kesehatan gigi dan mulut lainnya.

Seharusnya, setelah munculnya permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang

dialami oleh responden, dapat menjadi acuan agar memeriksakan giginya dan

menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dengan baik agar tidak terjadi permasalahan

kesehatan gigi dan mulut yang lebih parah.

Kesadaran orang dewasa untuk datang ke dokter gigi kurang dari 7% dan

pada anak-anak hanya sekitar 4% kunjungan ke dokter gigi (Radiah dkk, 2013).

Dalam hal ini orang tua atau keluarga terdekat penting untuk membimbing

individu agar berperilaku hidup sehat. Seperti teori yang dikemukakan oleh

Becker pada tahun 1979 dalam Notoatmodjo, 2012 bahwa perilaku hidup sehat

Page 37: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

28

(healthy life style) adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau

kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya atau

pola atau gaya hidup sehat (healthy life style). Oleh karena itu, diperlukan

kesadaran dan pengetahuan setiap individu tentang kesehatan gigi dan mulut

melalui program peningkatan kesehatan (promotif) yang biasa dilakukan oleh

tenaga kesehatan di masyarakat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan intra oral responden pada hari pertama,

Indeks Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) sebelum menyikat gigi adalah buruk

dan setelah menyikat gigi adalah sedang, serta memiliki Indeks Pengalaman

Karies (DMF-T) atau gigi berlubang >2 sehingga sudah harus dilakukan

perawatan. Hal tersebut disebabkan karena perilaku dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut antara lain meliputi tindakan menyikat gigi, kumur-kumur dengan

larutan fluor. Tindakan menyikat gigi merupakan hal yang utama dalam upaya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Peran orang terdekat atau masyarakat

sekitar dibutuhkan untuk menjelaskan, memberi contoh, membimbing serta

mendorong individu untuk memiliki perilaku yang baik terutama perilaku dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut (Sutjipto dkk, 2013).

Pada hari pertama, dilakukan penyuluhan setelah selesai melakukan

observasi terhadap responden. Penyuluhan tersebut dilakukan untuk menambah

pengetahuan responden dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut serta

dilakukan demonstrasi cara menyikat gigi karena melihat hasil observasi menyikat

gigi yang dilakukan oleh responden terlihat belum tepat.

Page 38: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

29

Pendidikan kesehatan gigi diperlukan dengan tujuan agar individu mampu

mengatasi masalah kesehatan gigi dan mulut yang menimpanya. Pendidikan

kesehatan gigi merupakan metode untuk memotivasi pasien agar membersihkan

mulut mereka dengan efektif. Pendekatan ini sebaiknya tidak dianggap sebagai

instruksi dokter tetapi lebih merupakan dorongan atau ajakan agar pasien sadar

akan pentingnya kebersihan mulut (Donna, 2009 dalam Bastian, 2010).

Teori dental hygiene juga menekankan pentingnya peranan upaya

pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi guna meningkatkan status kesehatan

gigi masyarakat secara optimal (Dahlan, 2008). Responden diberikan penyuluhan

cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yang meliputi, waktu dan teknik

menyikat gigi dengan tepat, cara memilih dan memelihara kebersihan sikat gigi,

pencegahan penyakit gigi dan mulut serta diajarkan cara menyikat gigi dengan

baik dan benar melalui demonstrasi menggunakan model gigi (phantom).

Responden terlihat antusias dan mau mengikuti apa yang diajarkan. Responden

pun sudah mulai memahaminya, terlihat dari hasil post test yang diberikan dan

responden mampu menjawabnya dengan cukup baik. Dengan penyuluhan tersebut

akan menambah pengetahuan responden dan diharapkan dapat memberi kebiasaan

yang baik, yang jika dilakukan setiap hari dapat merubah perilaku responden

dalam memelihara kesehatan gigi dan mulutnya sehingga menjadi lebih baik.

Dalam penelitian yang dilakukan selama 7 hari ini, tidak bisa merubah perilaku

responden karena menurut teori yang dikemukakan dalam Dian, 2013 bahwa

perubahan perilaku membutuhkan waktu paling sedikit 21 hari untuk

mempraktekkan suatu perilaku baru tersebut menjadi suatu kebiasaan.

Page 39: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

30

Hasil observasi yang dilakukan pada pertama ini menunjukkan bahwa

responden kurang mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut,

sehingga dapat dikatakan responden belum mampu memelihara kesehatan gigi

dan mulutnya dengan baik, terutama dalam hal menyikat gigi sebagai upaya

pemelihatan kesehatan gigi dan mulut yang paling utama. Pola pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut merupakan tindakan untuk memelihara kesehatan gigi

dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Tindakan tersebut berupa

mengurangi konsumsi makanan kariogenik, banyak mengkonsumsi sayur dan

buah, menggosok gigi sesudah makan dan kunjungan rutin ke dokter gigi setiap 6

bulan sekali (Radiah dkk, 2013).

Hasil pemeriksaan OHI-S yang dilakukan pada hari kedua, sebelum dan

setelah menyikat gigi adalah sedang dan hasil observasi menyikat gigi

menunjukkan bahwa responden menyikat gigi dengan teknik yang cukup baik

dibandingkan hari pertama, walaupun masih ada bagian yang terlewat serta

responden terlihat bingung. Oleh karena itu, pada hari kedua ini dilakukan

demonstrasi kembali tentang cara menyikat gigi menggunakan model gigi, agar

responden dapat mengingat kembali dan lebih memahami cara menyikat gigi

dengan baik dan benar.

Adapun hasil pemeriksaan OHI-S yang dilakukan pada hari ketiga sampai

dengan hari ketujuh, sebelum dan setelah menyikat gigi adalah sedang, serta hasil

observasi menyikat gigi responden sudah menunjukkan lebih baik. Responden

juga sudah mulai menyikat gigi secara teratur yaitu dua kali sehari, pagi setelah

sarapan dan malam sebelum tidur.

Page 40: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

31

Hasil pemeriksaan OHI-S rata-rata sebelum dan setelah responden

melakukan menyikat gigi adalah sedang. Nilai OHI-S responden tidak bisa

menjadi baik karena terdapat kalkulus atau karang gigi. Setidaknya, terjadi

penurunan nilai DI (Debris Index) responden yang semula buruk menjadi baik.

Responden sudah mengetahui cara menyikat gigi dengan tepat sehingga bisa

menurunkan nilai DI (Debris Index). Sedangkan, untuk membersihkan kalkulus

atau karang gigi tersebut harus dilakukan perawatan dengan skeling agar nilai

OHI-S bisa menjadi baik untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut.

Penurunan DI (Debris Index) juga bisa terjadi karena responden sudah

membiasakan menyikat gigi malam sebelum tidur dengan dibantu oleh keluarga

serta adanya asupan buah-buahan berserat selama menjalani perawatan di rumah

sakit, yang juga dapat membantu membersihkan gigi dan mulut. Perilaku yang

ditunjukkan responden sudah cukup baik.

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada responden yaitu karies

atau lubang gigi dan kalkulus atau karang gigi, seperti pada hasil pemeriksaan

intra oral yang telah dilakukan, disebabkan karena responden mempunyai perilaku

kesehatan yang kurang baik. Perilaku responden yang kurang baik dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tersebut terjadi karena kurangnya

kesadaran akan pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut, tidak

dibiasakan sejak dini, kurangnya dukungan dan motivasi keluarga dalam

mewujudkan perilaku hidup sehat, kurangnya pendidikan dan pengetahuan

tentang kesehatan gigi dan mulut serta responden belum pernah memeriksakan

giginya ke dokter atau klinik gigi (Radiah dkk, 2013).

Page 41: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

32

Seseorang yang sedang sakit tetap harus bisa memelihara kesehatan

dirinya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Setidaknya, pasien

mengetahui cara yang tepat untuk membersihkan gigi dan mulutnya agar terhindar

dari plak yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit gigi dan

mulut, seperti karies (gigi berlubang) dan kalkulus.

Lingkungan sangat berperan dalam pembentukkan perilaku seseorang, di

samping faktor bawaan. Lingkungan masyarakat dimana individu itu berada akan

ikut berperan dalam pembentukkan perilaku seseorang. Perilaku manusia

merupakan pencerminan dari berbagai unsur kejiwaan yang mencakup hasrat,

sikap, reaksi, rasa takut atau cemas, dan sebagainya. Oleh karena itu, perilaku

manusia dipengaruhi atau dibentuk dari faktor-faktor yang ada dalam diri manusia

atau unsur kejiwaannya (Sihite, 2011). Untuk mengubah perilaku dibutuhkan

peran serta masyarakat dimana individu tersebut berada (Sutjipto dkk, 2013).

Pasien di rumah sakit mungkin mampu bangun dan menyikat gigi serta

mencuci mulut mereka. Bila perawat membawa sikat gigi dan sebaskom air,

pasien dapat duduk di tempat tidur dan menyikat gigi mereka di atasnya. Bila

mungkin, gigi dan gusi harus disikat dengan perlahan memakai sikat halus. Bila

tidak tersedia sikat gigi, pasien dapat mengunyah serat-serat pada ujung batang,

dengan menggunakannya sebagai sikat atau dapat dengan membungkuskan kain

handuk atau kasa pada ujung batang atau jari dan gunakan sebagai sikat gigi.

Pasta gigi dapat membantu tetapi tidak perlu (Monica, 2005). Dengan demikian,

perawat harus selalu memotivasi pasien apalagi dalam keadaan bedrest, agar

Page 42: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

33

selalu menjaga kesehatannya, terutama kesehatan gigi dan mulut dan membantu

serta membimbing pasien agar dapat meningkatkan kesehatannya.

Faktor yang terpenting dalam usaha menjaga kebersihan gigi dan mulut

adalah faktor kesadaran dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

secara personal karena kegiatannya dilakukan di rumah tanpa ada pengawasan

dari siapa pun, sepenuhnya tergantung dari pengetahuan, pemahaman, kesadaran

serta kemauan pihak individu untuk menjaga kebersihan mulutnya (Sutjipto dkk,

2013).

Page 43: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam kurun waktu tujuh hari, terlihat adanya peningkatan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut responden yaitu dalam hal

menyikat gigi. Responden mulai membiasakan menyikat gigi dengan

teknik dan waktu yang tepat.

2. Berdasarkan hasil anamnesa pada tanggal 10 Juli 2015, responden

mengalami bedrest atau tirah baring sebagian. Kondisi kesehatannya

semakin baik dan sudah diizinkan pulang pada tanggal 16 Juli 2015.

3. Berdasarkan hasil pemeriksaan intra oral, responden memiliki Indeks

DMF-T sebanyak 7 gigi. Pada hari pertama, Indeks OHI-S responden

sebelum menyikat gigi adalah buruk dan setelah menyikat gigi adalah

sedang. Pada hari kedua sampai dengan hari ketujuh, Indeks OHI-S

responden sebelum dan setelah menyikat gigi adalah sedang.

4. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut responden dalam hal

menyikat gigi, sebelum dilakukan penyuluhan adalah buruk. Setelah

dilakukan penyuluhan, perilakunya dalam menyikat gigi menjadi lebih

baik.

B. Saran

1. Sebaiknya perawat di Rumah Sakit dapat memotivasi pasien agar selalu

memelihara kesehatan gigi dan mulutnya, karena kesehatan gigi dan mulut

merupakan bagian yang penting selain dari kesehatan secara umum.

Page 44: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

35

2. Bila ada yang ingin meneliti tentang perubahan perilaku seperti pada kasus

dalam Karya Tulis Ilmiah ini, sebaiknya waktu penelitian dilakukan

minimal 21 hari untuk melihat ada atau tidaknya perubahan perilaku.

3. Untuk kebutuhan penelitian berikutnya, bagi yang berminat meneliti

tentang perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada pasien

bedrest, bisa ditambahkan dengan pola asuh orang tua atau keluarga

terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien yang mengalami

bedrest di rumah.

Page 45: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2010. Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi

Kesehatan. Jakarta : TIM.

Bastian, Widi G. 2010. Frekuensi Menyikat Gigi Terhadap Tingkat Kebersihan

Mulut Kelas 4 – 5 di SD 277 Pallatae, diakses dari www.academia.edu

pada tanggal 30 Januari 2015.

Dahlan, Zaeni. 2008. Diktat Konsep Pelayanan Asuhan Asuhan Keperawatan

Gigi. Diktat tidak diterbitkan. Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Depkes

Bandung.

Damayanti, Maria Dwi. 2010. “Efektifitas Tindakan Personal Hygiene Terhadap

Tingkat Kepuasan Pasien Imobilisasi Di RS Mardi Rahayu Kudus”,

diakses dari eprints.undip.ac.id pada tanggal 2 Februari 2015.

Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), 2014. Alasan Bedrest Pada

Ibu Dengan Penyakit Obstetri Ginekologi, diakses dari www.obgyn-

rscmfkui.com pada tanggal 20 April 2015.

Depkes RI, 2004. Status Kesehatan Gigi dan Mulut, diakses dari

www.pps.unud.ac.id pada tanggal 12 Desember 2014.

__________, 2008. Status Kesehatan Gigi dan Mulut, diakses dari

www.pps.unud.ac.id pada tanggal 12 Desember 2014.

__________. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.

Dian A., Nurdianaturrahma BR., Yulianti, 2013. “Penerapan Pendekatan Positive

Deviance dalam Menanggulangi Masalah Malnutrisi pada Balita Melalui

Program Pos Gizi”, Jurnal IKESMA, Vol. 9, No. 1.

Fenita Agustina. 2014. Manfaat Bedrest Pada Ibu Hamil, diakses dari

www.ibudanmama.com pada tanggal 20 April 2015.

Husna, 2012. Pengertian Pasien Sebagai Konsumen Jasa Pelayanan Kesehatan,

diakses dari repository.usu.ac.id pada tanggal 15 April 2015.

Kusnanto. 2006. “Terapi Latihan dan Bedrest”, diakses dari staff.uny.ac.id pada

tanggal 11 Januari 2015.

Kusumawardani, Endah. 2011. Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta

: Hanggar Kreator.

Laela, Dewi Sodja. 2012. Diktat Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan

Mulut. Diktat tidak diterbitkan. Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes

Kemenkes Bandung.

Page 46: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

Mahesa, Yel. 2009. Gambaran Klaim Bermasalah Gakin dan SKTM Pada

Pelayanan Rawat Inap di RSUD Pasar Rebo Tahun 2008, diakses dari

lib.ui.ac.id pada tanggal 11 Januari 2015.

Monica Ester (Penterjemah). 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta : Rineka Cipta.

Novelandi, R. 2011. Fraktur, diakses dari repository.usu.ac.id pada tanggal 11 Juli

2015.

Pratiwi. 2008. Pelaksanaan Pemenuhan Personal Hygiene Pasien, diakses dari

www.usu.ac.id pada tanggal 11 Januari 2015.

Radiah, Mintjelungan C., dan Mariati NW., 2013. “Gambaran Status Karies dan

Pola Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Mahasiswa Asal

Ternate di Manado”, Jurnal e-Gigi (eG), Vol. 1, No. 1:45-51.

Sihite, JN. 2011. Perilaku, diakses dari repository.usu.ac.id pada tanggal 12

Januari 2015.

Sutjipto C., Wowor V.N.S., Kaunang W.P.J., 2013. “Gambaran Tindakan

Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia 10 – 12 Tahun di SD

Kristen Eben Haezar 02 Manado”, Jurnal e-Biomedik (eBM), Vol. 1, No.

1:697-706.

Page 47: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

LAMPIRAN

Page 48: PENINGKATAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI …repository.poltekkesbdg.info/files/original/bea318cf5691df6e09e150… · peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

INFORMED CONSENT

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang penelitian

yang akan dilaksanakan dengan judul “PERILAKU PEMELIHARAAN

KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN TN. D MENJALANI

RAWAT INAP DENGAN KEADAAN BEDREST DI RSUD Dr.

SLAMET KABUPATEN GARUT”, saya/wali yang bertandatangan

dibawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

No. Telp :

Bersedia menjadi responden dalam penelitian tersebut, persetujuan

ini diberikan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh rasa tanggung

jawab.

NAMA PENELITI

TANDA TANGAN

(Garut, ........................)

NAMA RESPONDEN/WALI

TANDA TANGAN

(Garut, ........................)

NAMA SAKSI

TANDA TANGAN

(Garut, ........................)