PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan...

67
LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO SEBAGAI BAGIAN DARI PROSES MONITORING DAN EVALUASI Oleh: Desak Nyoman Arista Retno Dewi Dibiayai oleh Research Grant Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2012/2013

Transcript of PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan...

Page 1: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

1

LAPORAN PENELITIAN

PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWAMELALUI PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO

SEBAGAI BAGIAN DARI PROSESMONITORING DAN EVALUASI

Oleh:Desak Nyoman Arista Retno Dewi

Dibiayai oleh Research Grant Fakultas PsikologiUniversitas Katolik Widya Mandala Surabaya

2012/2013

Page 2: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

2

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Peningkatan Peran Pengurus Ormawa

Melalui Pelatihan Manajemen Risiko

Sebagai Bagian dari Proses Moitoring dan

Evaluasi

2. Tim Peneliti/Pelaksana : Desak Nyoman Arista Retno Dewi, M.Psi

3. Alamat Ketua Peneliti : Fakultas Psikologi

4. Telp/Fax. Ketua Peneliti : 031 5678478 pswt. 161

5. Alamat email Ketua Peneliti : [email protected]

6. Lama Penelitian : + 6 bulan

Surabaya, 27 Juli 2013

Menyetujui, Peneliti/PelaksanaDekan Fakultas Psikologi

F. Yuni Apsari, M.Si., Psi Desak Nyoman Arista RD, M.Psi., PsiNIK.711.99.0397 NIK.711.09.0636

Mengetahui,Ketua LPPM

M. Indah Epriliati, STP., M.Si., Ph.DNIK. 611.95.0238

Page 3: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan YME karena dengan berkat

dan rahmatnya penelitian “Peningkatan Peran Pengurus Ormawa Melalui

Pelatihan Manajemen Risiko Sebagai Bagian dari Proses Moitoring dan Evaluasi”

dapat terlaksana dengan lancar. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat

bagi pengurus organisasi mahasiswa (Ormawa) Fakultas Psikologi UKWMS

mengenai proses identifikasi risiko atau potensi risiko, dan pengelolaan risiko atau

potensi risiko sebagai bagian dari proses moniroting dan evaluasi organisasi.

Pada kesempatan ini pula, peneliti hendak menyampaikan terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini yaitu

kepada :

1. Pimpinan Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya, Ibu Yuni

Apsari, M.Si., Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi UKWMS, terimakasih

atas kesempatan dan dukungan untuk melakukan penelitian.

2. Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

(LPPM) Unika Widya Mandala Surabaya, Prof. Veronica L. Diptoadi,

M.Sc, yang mendorong terlaksananya pengabdian masyarakat.

Terimakasih atas dukungannya.

3. Pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2012/2013 dan

2013/2014 yang telah menjadi subyek penelitian dan peserta pelatihan atas

semangat, dukungan, komitmen, dan keinginan belajar yang tinggi untuk

menjadi lebih baik. Terimakasih dan sukses selalu.

Page 4: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

4

4. Para asisten pengabdian masyarakat yaitu Willy (2009), dan Ivon (2009)

terimakasih atas kerjasama dan kesediaannya dalam membantu

pelaksanaan penelitian ini. Semoga pengalaman sebagai asisten penelitian

memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman baru yang inspiratif.

5. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan memperlancar

pelaksanaan penelitian ini. Terimakasih.

Peneliti menyadari pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari kekurangan.

Masih perlu banyak belajar untuk melaksanakan penelitian dengan benar sesuai

dengan metode dan kaidah penelitian ilmiah. Untuk itu peneliti mohon maaf

kepada semua pihak jika sekiranya ada kekurangan atau kesalahan dalam

pelaksanaan penelitian ini. Semoga laporan penelitianini bisa diterima dan

memberikan inspirasi kepada siapa saja yang memiliki ketertarikan dengan proses

pengelolaan risiko atau potensi risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan

evaluasi organisasi. Terimakasih.

Peneliti,

Surabaya, Juli 2013.

Page 5: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

5

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul .................................................................................................... i

Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii

Kata Pengantar .................................................................................................. iii

Daftar Isi ........................................................................................................... v

Daftar Tabel ...................................................................................................... vii

Daftar Gambar .................................................................................................. viii

Daftar Lampiran ............................................................................................... ix

Abstraksi ........................................................................................................... X

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

1.5. Indikator Keberhasilan ................................................................... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 8

2.1. Konsep dasar risiko ........................................................................ 8

2.2. Konsep dasar manajemen risiko ..................................................... 11

2.3. Review Penelitian ........................................................................... 18

2.4. Kerangka Berpikir .......................................................................... 20

Page 6: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

6

BAB III. METODE PENELITIAN .......…...………..........………………... 22

3.1. Model Penelitian ...…...........................………….......................... 22

3.2. Bagan Penelitian ......................……………………....................... 22

3.3. Setting Penelitian ........................................................................... 23

3.4. Persiapan Penelitian ....................................................................... 23

3.5. Siklus Penelitian ............................................................................. 24

3.6. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 25

3.7. Teknik Analisa Data ....................................................................... 27

3.8. Peran Mahasiswa dalam Penelitian ................................................ 27

BAB IV. ANALISA DATA .......................................................................... 28

4.1. Penggalian Data Awal .................................................................... 28

4.2. Siklus Penelitian ............................................................................. 32

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN ......................................................... 45

5.1. Kesimpulan .................................................................................... 45

5.2. Saran ............................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 48

LAMPIRAN ..................................................................................................... 49

Page 7: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

7

DAFTAR TABEL

4.1. Nilai total tes pemahaman sebelum dan setelah pelatihan ........ 39

Page 8: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

8

DAFTAR GAMBAR

2.1. Gambar bagan konsep risiko ..................................................... 16

3.1. Gambar bagan penelitian ........................................................... 22

Page 9: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

9

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil olah data ............................................................................................. 49

Handout materi ............................................................................................ 50

Lembar absensi …………………………………………………………… 54

Dokumentasi ……………………………………………………………… 60

Page 10: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

10

Desak Nyoman Arista Retno Dewi. (2013). Peningkatan Peran PengurusOrmawa Melalui Pelatihan Manajemen Risiko Sebagai Bagian DariProsesMonitoring dan Evaluasi.

ABSTRAKSI

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai identifikasi risiko atau potensirisiko pada organisasi mahasiswa (Ormawa) Fakultas Psikologi UKWMS periode2013/2014 yang difokuskan pada pemberian pelatihan manajemen risiko sebagaibagian dari proses monitoring dan evaluasi. Diharapkan penelitian ini dapatmemberikan gambaran mengenai proses identifikasi risiko atau potensi risikoyang ada pada Ormawa dan proses pengelolaannya sebagai bagian dari prosesmonitoring dan evaluasi organisai. Pengambilan data dilakukan melaluiwawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi organisasi mahasiswa terkaitrencana strategi dan rencana operasional. Subyek penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMSperiode 2012/2013 dan 2013/2014 dan juga dosen pendamping kemahasiswaan.Pelatihan manajemen risiko diberikan pada para pengurus Ormawa FakultasPsikologi UKWMS Periode 2013/2014 yang terdiri dari 10 orang pengurus BadanPerwakilan Mahasiswa (BPM), 10 orang pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM), dan 10 orang pengurus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM). Hasilpengumpulan data akan diolah berdasarkan jenis data. Data hasil wawancara akandiolah menggunakan thematic analysis. Hasil kuesioner akan diolah berdasarkanstatistik paired samples test untuk merangkum dan menggambarkan pola datasecara keseluruhan dan uji perbedaan sebelum dan setelah pelatihan. Hasilpenelitian menunjukan 100% peserta pelatihan mengalami peningkatanpemahaman manajemen risiko dengan rerata peningkatan pemahaman manajemenrisiko sebelum dan setelah pelatihan sebesar 30,45%. Peserta juga memilikikemampuan aplikasi identifikasi risiko atau potensi risiko dan pengelolaan risikoatau potensi risiko tersebut (risk management) secara internal sebagai bagian dariproses monitoring dan evaluasi organisasi. Meski belum detail dan terstruktur,namun peserta mampu menyusun sebuah standar operasional prosedur berupa alurbirokrasi. dengan mengevaluasi rencana strategi dan rencana operasional yangtelah disusun sebelumnya menggunakan lembar kerja.

Kata kunci: identifikasi risiko, manajemen risiko, monitoring dan evaluasi.

Page 11: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

11

Page 12: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen risiko (risk management) adalah isu yang sangat penting

dalam organisasi. Dimana saat ini setiap level organisasi dihadapkan pada

berbagai risiko atau potensi risiko akibat kompleksitas lingkungan dan kebutuhan

dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan organisasi kedepannya. Risiko

yang dimaksud dapat berasal dari internal organisasi (internal risks), strategi

organisasi (strategy risks), maupun eksternal ornganisasi (external risks) (Kalpan

& Mikes, 2012). Internal risks adalah risiko yang berasal dari anggota organisasi,

kebijakan atau peraturan, dan operasional proses kerja yang dijalankan. Strategy

risks berkaitan dengan risiko yang muncul dari strategi atau langkah-langkah yang

diambil organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sedangkan external

risks merupakan risiko yang berasal dari luar organisasi yang diluar kendali atau

kontrol dari organisasi, seperti kondisi sosial, ekonomi, dan politik.

Seperti halnya organisasi lainnya, organisasi mahasiswa (Ormawa) juga

dihadapkan pada situasi atau kondisi yang berisiko atau memiliki potensi risiko

dalam upayanya memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kepuasan konsumen

(mahasiswa). Dalam pelaksanaan proses kerjanya, Ormawa memiliki fokus pada

peningkatan kemampuan atau skills mahasiswa, baik hard skill maupun soft skill,

melalui penciptaan produk-produk yang berkualitas. Untuk dapat menciptakan

produk-produk yang berkualitas maka organisasi perlu ditunjang dengan sistem

Page 13: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

2

manajemen yang juga berkualitas, mulai dari sistem kerja, program kerja, dan

sumberdaya manusianya, guna memastikan bahwa produk yang diciptakan benar-

benar berkualitas sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Dalam proses kerjanya Ormawa melaksanakan fungsinya sesuai dengan

yang tertera dalam peraturan organisasi kemahasiswaan (POK) universitas,

dimana telah diatur sistem kerja dan program kerja, termasuk sumberdaya

manusia dalam Ormawa. Dalam pelaksanaannya POK ini menjadi panduan yang

sifatnya umum bagi semua Ormawa tingkat Fakultas dan Jurusan. Untuk dapat

diaplikasikan pada masing-masing Ormawa tingkat Fakultas dan Jurusan harus

disesuaikan dengan value dan prosedur kerja yang ada pada Fakultas dan Jurusan.

Oleh karena itu dalam melaksanakan program kerja perlu ada suatu pedoman

kerja yang jelas dan detail, yang dapat dijadikan panduan dan membantu pengurus

Ormawa untuk menjalankan tugasnya dan melakukan proses manajemen

organisasi, seperti melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas

program kerjanya.

Pada Ormawa Fakultas Psikologi pedoman kerja yang jelas dan detail

guna mendukung proses manajemen organisasi terkait program kerja yang

dijalankan masih belum ada. Standar atau pedoman kerja yang digunakan selalu

berubah dan tidak baku. Hal ini disebabkan selalu adanya pergantian pengurus

Ormawa setiap tahunnya sebagai bagian dari regenerasi organisasi. Pergantian

pengurus ini membawa perubahan sistem kerja dan program kerja pada setiap

periodenya. Hal ini disebabkan setiap pengurus memiliki latar belakang

pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan value yang berbeda-beda tentang

Page 14: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

3

manajemen organisasi. Hal ini tentu dapat memunculkan risiko manajemen,

seperti tidak tercapainya tujuan organisasi, proses kerja yang tidak jelas, dan

semua yang membuat investasi organisasi menjadi mengalami kerugian. Investasi

organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan mahasiswa dalam

berorganisasi meliputi pengetahuan dan pengalaman yang dapat diaplikasikan

dalam organisasi lainnya atau saat bekerja nantinya.

Untuk mengantisipasi atau sebagai tindakan preventif terhadap manajemen

risiko, maka monitoring dan evaluasi terhadap proses kerja dan sikap atau

perilaku anggota tidaklah cukup. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh

peneliti (2011) tentang proses monitoring dan evaluasi pada Ormawa Fakultas

Psikologi UKWMS, diketahui bahwa aplikasi proses monitoring dan evaluasi

belum dapat berjalan dengan baik. Kondisi ini selain karena masih kurangnya

pemahaman dan kurangnya koordinasi antar pengurus, juga karena tidak jelasnya

pedoman yang dapat dijadikan panduan dalam proses kerja. Hal ini didukung

dengan pernyataan para ketua Ormawa yang menjadi subyek penelitian. PJ (ketua

BEM) menyatakan pelatihan monitoring dan evaluasi yang diberikan sangat

penting dan berguna, hanya untuk mengaplikasikannya masih bingung meski

sudah ada panduan lembar kerja. Menurutnya selain kemampuan pengurus yang

masih kurang, tidak adanya panduan atau standar kerja yang dapat dijadikan

pedoman juga menjadi penyebab kurang berjalannya proses monitoring dan

evaluasi dengan efektif.

Menurut PM (ketua BPM) aplikasi lembar kerja monitoring dan evaluasi

tidak dapat dilakukan karena sistem birokrasi yang berbelit. Selain itu tidak

Page 15: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

4

adanya standar yang pasti membuat proses monitoring dan evaluasi yang

dijalankan berbeda-beda pada setiap pengurus yang bertugas melakukan

monitoring dan evaluasi sehingga umpan balik yang diberikan juga berbeda-beda.

Kadang satu orang memonitor dang mengevaluasi secara detail, sedangkan yang

lainnya tidak terlalu detail atau secara umum saja. Sedangkan menurut PD (ketua

LPM) cara kerja pengurus yang berbeda-beda, menurut kemampuan masing-

masing, membuat sistematika menjadi tidak seragam. Ada yang sangat tertata, ada

yang tidak. Menurutnya hal ini disebabkan tidak adanya panduan yang jelas

sehingga proses monitoring dan evaluasinya juga berbeda-beda pada setiap

pengurus.

Demikian juga berdasarkan pengamatan peneliti (yang juga pendamping

kemahasiswaan Ormawa Fakultas Psikologi), tidak adanya panduan baku yang

dapat dijadikan standar atau pedoman dalam proses kerja Ormawa membuat

monitoring dan evaluasi kurang dapat dijalankan karena tidak jelas apa yang akan

dimonitoring dan dievaluasi, meski ada penduan berupa lembar kerja yang telah

diberikan sebelumnya sehingga surat atau proposal program kerja yang diperiksa

oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda.

Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian pengurus setiap

periode dan program kegiatan juga menjadi salah satu penyebabnya.

Upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi hal tersebut dan menghindari

investasi yang merugi karena tidak dikelolanya dengan baik potensi risiko yang

ada, adalah harus ada suatu panduan kerja yang dapat menjadi pedoman dalam

upaya mencapai tujuan organisasi. Pedoman dalam hal ini tentu meliputi nilai atau

Page 16: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

5

keyakinan (value) yang dimiliki bersama, aturan atau batasan yang dapat

dilakukan, dan standar operasional prosedur kerja. Diharapkan melalui pedoman

ini meskipun terjadi pergantian pengurus Ormawa setiap tahunnya tidak akan

mempengaruhi proses kerja yang ada. Selain itu adanya interna kontrol dan audit

dapat juga menjadi bentuk antisipasi terhadap manajemen risiko.

Keberhasilan suatru organisasi tidak saja dilihat dari sistem kerja, program

kerja, dan sumberdaya manusianya, tapi juga dari kemampuan organisasi tersebut

dalam mengelola risiko-risiko yang berpotensi mempengaruhi tercapainya tujuan

organisasi. Pengelolaan yang baik terhadap risiko atau potensi risiko dapat

menghasilkan keuntungan, efisiensi dan keberlanjutan organisasi, namun jika

tidak dikelola dengan baik, maka risiko atau potensi risiko yang ada dapat

berdampak pada proses kerja dan produktivitas organisasi sehingga pada akhirnya

dapat berpengaruh pada kepuasan konsumen. Mempertimbangkan hal tersebut

dan hasil kajian empiris terhadap penelitian terdahulu yang relevan (disajikan

pada bab kajian pustaka), maka akan dilakukan penelitian yang diberi judul

Peningkatan Peran Pengurus Ormawa Melalui Pelatihan Manajemen Risiko

sebagai Bagian Dari Proses Monitoring dan Evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pelatihan manajemen risiko dapat meningkatkan pemahaman

dan kemampuan pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode

2013/2014 dalam melakukan identifikasi terhadap risiko atau potensi risiko, dan

mengelola risiko atau potensi risiko internal Ormawa sebagai bagian dari proses

monitoring dan evaluasi?

Page 17: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

6

1.3 Tujuan

Meningkatkan pemahaman dan kemampuan pengurus Ormawa Fakultas

Psikologi UKWMS periode 2013/2014 dalam mengidentifikasi risiko atau potensi

risiko, dan mengelola risiko atau potensi risiko internal Ormawa melalui pelatihan

manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi sehingga

diharapkan dapat membentuk karakter pengurus Ormawa yang memiliki

sistematika kerja yang teratur, terencana, dan terkontrol.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS

Pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014

mendapatkan peningkatan pemahaman dan kemampuan dalam pengelolaan

risiko (risk management) secara internal sebagai bagian dari proses

monitoring dan evaluasi.

1.4.2 Manfaat bagi Fakultas Psikologi UKWMS

Terciptanya suatu bentuk kerjasama yang baik, terstruktur, dan terkontrol

antara Ormawa dengan Fakultas Psikologi dalam upaya pemenuhan

kebutuhan mahasiswa Fakultas Psikologi UKWMS.

1.5 Indikator Keberhasilan

Indikasi bahwa tujuan penelitian tercapai adalah:

1) Minimal 75% pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode

2013/2014 mengalami peningkatan skor pemahaman mengenai pentingnya

pengelolaan risiko atau potensi risiko (risk management) secara internal

Page 18: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

7

sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi, yang diukur melalui tes

pemahaman yang akan diberikan sebelum dan setelah perberian pelatihan.

2) Peningkatan kemampuan pengidentifikasian risiko atau potensi risiko, dan

melakukan pengelolaan risiko atau potensi risiko (risk management) secara

internal sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi yang diukur

berdasarkan hasil observasi dan interview pada pelaksanaan program kerja

disesuaikan pada pencapaian key performance indicators (KPI) dan tugas atau

tanggung jawab pada masing-masing posisi atau jabatan.

Page 19: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Risiko

Risiko memiliki beberapa pengertian, jika dijabarkan risiko dapat diartikan

sebagai kesempatan timbulnya kerugian; kemungkinan timbulnya kerugian;

ketidakpastian; penyimpangan dari kondisi aktual dan yang diharapkan; atau

probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan (Vaughan, 1997). Jika

disimpulkan risiko diartikan sebagai suatu ketidakpastian dan kerugian. Risiko

selalu berkaitan dengan keadaan yang memperbesar kemungkinan terjadinya

bencana (hazard) yang dapat menimbulkan kerugian (peril) sehingga

mengakibatkan dampak yang tidak diharapkan (losses). Jika digambarkan maka

konsep risiko sebagai berikut :

Hazard Peril Losses

Bagan 2.1 Konsep Risiko

2.1.1 Klasifikasi Risiko

Menurut Kaplan dan Mikes (2012), risiko dapat diklasifikasikan kedalam

tiga kategori, yaitu :

1. Internal organisasi (preventable or internal risks) yaitu risiko yang berasal dari

anggota organisasi, kebijakan atau peraturan, dan operasional proses kerja yang

dijalankan.

Page 20: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

9

2. Strategi organisasi (strategy risks) adalah risiko yang muncul dari strategi atau

langkah-langkah yang diambil organisasi dalam rangka mencapai tujuan

organisasi.

3. Eksternal organisasi (external risks) merupakan risiko yang berasal dari luar

organisasi yang diluar kendali atau kontrol dari organisasi, seperti kondisi

sosial, ekonomi, dan politik.

Dalam Vaughan (1997), risiko diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Financial dan nonfinancial risks

Financial risks merupakan risiko yang berkaitan dengan hal-hal keuangan dan

biaya-biaya perusahaan, sepereti aset, biaya produksi, ongkos, pajak, suku

bunga, dan hutang. Nonfinancial risks merupakan risiko yang berkaitan dengan

hal-hal diluar keuangan dan biaya perusahaan, seperti sumberdaya manusia,

kesehatan dan keselamatan kerja, kejahatan dan kecurangan kerja, dan kualitas

dan persaingan.

2. Static dan dynamic risks

Dynamic risks adalah risiko yang berasal dari kondisi lingkungan eksternal

yang dinamis dan tidak dapat diprediksi, seperti kondisi perekonomian,

kompetitor, dsan konsumen. Static risks adalah risiko yang berasal dari situasi

yang sudah pasti dan dapat diprediksikan, seperti over time, dan kerusakan

akibat kesalahan manusia.

3. Pure dan speculative risks

Speculative risks yaitu risiko yang disebabkan oleh situasi yang memiliki dua

kemungkinan untuk mengalami kerugian atau keuntungan. Pure risks yaitu

Page 21: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

10

risiko yang disebabkan oleh situasi yang hanya memiliki kemungkinan untuk

mengalami kerugian atau tidak rugi. Pure riks dapat diklasifikasikan sebagai :

a. Personal risks yaitu risiko yang disebabkan oleh kemungkinan kerugian atas

pendpatan atau aset sebagai akibat dari kondisi kematian yang mendadak,

tanggungan usia tua, sakit atau ketidakmampuan, dan pengangguran.

b. Property risks yaitu risiko pada properti yang meliputi kerugian secara

langsung, seperti kerusakan gedung karena kebakaran; dan kerugian yang

dialami akibat dari kerugian secara langsung, seperti tidak dapat

beroperasinya gedung sehingga tidak dapat menghasilkan pendapatan.

c. Liability risks yaitu risiko yang muncul dari kemungkinan kerugian atas aset

atau pendapatan yang akan didapat akibat kesalahan menilai, atau kerugian

akibat kesalahan hukum yang disengaja atau tidak disengaja, atau

pelanggaran terhadap hukum lainnya.

d. Risks arising from failure of other yaitu risiko yang muncul dari

pelanggaran perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat oleh salah satu

pihak.

4. Fundamental dan particular risks

Fundamental risks meliputi risiko yang berasal dari kelompok tertentu dan

merupakan suatu konsekuensi yang memiliki dampak luas, seperti kondisi

ekonomi, sosial, dan politik. Particular risks meliputi risiko yang berasal dari

perorangan atau kejadian yang disebabkan oleh seseorang, seperti kebakaran

gedung.

Page 22: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

11

2.1.2 Teknik Untuk Menghindari Risiko

Terdapat beberapa teknik yang dapat digunkan untuk menghindari risiko

sebagai berikut (Vaughan, 1997):

1. Risk avoidance, yaitu teknik menolak untuk tidak menerima risiko dan tidak

mengizinkan kehadirannya meski sesaat.

2. Risk reduction, yaitu teknik untuk mengurangi potensi menerima risiko dengan

melakukan tindakan preventif dan pengontrolan melalui monitoring dan

evaluasi.

3. Risk retention, yaitu teknik untuk menahan risiko sebelum dilakukan tindakan

untuk menolak, mengurangi, atau mentransfer risiko. Pada umumnya risiko

yang ditahan adalah risiko yang memiliki dampak terkecil.

4. Risk transfer, yaitu teknik untuk memindahkan risiko dari yang tidsak dapat

menghadapinya pada yang mampu mengatasinya.

5. Risk sharing, yaitu teknik untuk membagi risiko agar dampak yang diperoleh

tidak terlalu besar.

2.2 Konsep Dasar Manajemen Risiko

Manajemen risiko didefinisikan dalam beberapa pengertian, namun pada

prinsipnya manajemen risiko memiliki fokus pada pure risk dan pengelolaan pada

risiko-risiko yang ditimbulkannya. Berdasarkan dua konsep fokus ini, maka

manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan ilmiah yang

digunakan untuk mengatasi pure risk dengan mengantisipasi kemungkinan

mengalami kerugian dan merancang serta menerapkan prosedur yang dapat

meminimalkan terjadinya kerugian atau dampak finansial dari kerugian yang ada

Page 23: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

12

(Vaughan, 1997). Menurut PMI Standard Committee, manajemen risiko

dijalankan dalam bentuk proyek yang merupakan proses dinamis yang

meminimalkan tingkat risiko dengan mengidentifikasi dan menganalis peringkat

risiko yang potensial, mengembangkan rencana tindakan, dan pemantauan secara

aktif selama pelaksanaan proyek. Manajemen risiko adalah proses mengendalikan

kemungkinan dan keparahan potensi yang merugikan. Hal ini berkaitan dengan

proses mengidentifikasi secara sistematis, mengukur, membatasi, dan memantau

risiko yang dihadapi oleh intitusi (Von-Pischke, 1989).

Meski merupakan konsep manajemen yang tergolong baru, namum

manajemen risiko pada dasarnya telah dikenal sejak tahun 1950an dan

sebelumnya telah ditulis oleh Henri Fayol (penulis manajemen kebangsaan

Perancis) tahun 1916. Ia membagi aktivitas industri kedalam enam fungsi yang

salah satunya disebut security dan saat ini dikenal dengan risk management. Enam

fungsi dalam aktivitas industri menurut Fayol adalah sebagai berikut:

1. Technical yaitu aktivitas yang meliputi produksi, pembuatan, dan adaptasi.

2. Commercial yaitu aktivitas yang meliputi pembelian dan penjualan.

3. Financial yaitu aktivitas mencari sumber modal dan mengelola arus modal.

4. Security yaitu aktivitas perlindungan pada properti dan orang-orang dari

perusahaan.

5. Accounting yaitu aktivitas mengumpulkan dan menganalisa informasi

keuangan terkait aktivitas atau kegiatan yang dilakukan.

6. Managerial yaitu aktivitas yang terdiri dari pengelolaan, perencanaan,

perintah, koordinasi, dan kontrol.

Page 24: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

13

Menurut Fayol, security adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk menjaga

properti dan orang-oarang terhadap pencurian, kebakaran dan banjir, untuk

menangkal serangan dan tindak pidana berat dan luas atas semua gangguan sosial

atau gangguan alam yang dapat membhayakan kemajuan dan bahkan kehidupan

bisnis (dalam Vaughan, 1997).

2.2.1 Tujuan Manajemen Risiko

Dalam pelaksanaannya, manajemen risiko dilakukan untuk membantu

pencapaian tujuan organisasi dengan menghindarkan atau meminimalkan

kerugian dan kemungkinan kerugian yang dapat dialami. Secara terperinci,

manajemen risiko memiliki tujuan sebagai berikut (Vaughan, 1997):

1. Menjamin kecukupan sumberdaya

2. Meminimalkan biaya untuk menghadapi pure risks

3. Menjaga karyawan dari kecelakaan serius dan kematian

4. Menyesuaikan antara perjanjian kontrak dengan ketentuan hukum

5. Mengurangi kekhawatiran

2.2.2 Manfaat Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko memberikan beberapa manfaat (Fahmi,

2011) yaitu:

1. Organisasi memiliki ukuran yang kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap

keputusan, sehingga para pimpinan menjadi lebih berhati-hati dan selalu

menggunakan ukuran-ukuran dalam bernagai keputusan.

2. Mampu memberi arah bagi suatu organisasi dalam melihat pengaruh-pengaruh

yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.

Page 25: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

14

3. Mendorong peran pimpinan dalam mengambil keputusan untuk selalu

menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian,

khususnya kerugian dari segi finansial.

4. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.

5. Adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara detail dapat

membangun arah dan mekanisme organisasi secara berkelanjutan.

2.2.3 Prinsip-prinsip Manajemen Risiko

Manajemen risiko memiliki prinsip-prinsip dalam pelaksanaannya

terhadap organisasi (Djojosoedarso, 2003):

1. Manajemen risiko haruslah memberi nilai tambah berupa kontribusi terhadap

peningkatan kemungkinan pencapaian tujuan organisasi secara nyata. Selain

itu juga memberikan perbaikan dalam aspek keselamatan, kesehatan kerja,

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, perlindungan lingkungan

hidup, persepsi publik, kualitas produk, reputasi, dan lain-lain.

2. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi dan

merupakan bagian tanggung jawab manajemen, serta merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari proses organisasi, proyek, dan manajemen perubahan.

3. Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan yang

membantu para pengambil keputusan untuk mengambil keputusan atas dasar

pilihan-pilihan yang tersedia dengan informasi yang selengkap mungkin

mengenai semua risiko atau potensi risiko.

Page 26: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

15

4. Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidak pastian dalam

proses pengambilan keputusan dengan memperkirakan bagaimana sifat

ketidak pastian dan cara mengatasinya.

5. Manajemen risiko bersifat sistemik, terstruktur, dan tepat waktu dalam

memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan konsistensi manajemen risiko

sehingga dapat menjadi perbandingan dan memberikan hasil serta perbaikan.

6. Manajemen risiko berdasar pada informasi terbaik yang tersedia, seperti

pengalaman, observasi, penilaian ahli, dan data lain yang tersedia.

7. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya dan harus diselaraskan

dengan konteks internal dan eksternal organisasi, serta tujuan organisasi dan

profil risiko yang dihadapi organisasi tersebut.

8. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya dengan

mengenali kapabilitas organisasi, persepsi, dan tujuan masing-masing

individu di dalam dan luar organisasi, khususnya yang menunjang atau

menghambat pencapaian tujuan organisasi.

9. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif dengan melibatkan para

pemangku kepentingan dan pengambil keputusan. Keterlibatan ini juga harus

memungkinkan para pemangku kepentingan terwakili dan mendapatkan

kesempatan untuk menyampaikan pendapat serta kepentingannya, terutama

dalam merumuskan kriteria risiko.

10. Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap terhadap

perubahan baik di dalam maupun di luar organisasi.

Page 27: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

16

11. Manajemen risiko harus menfasilitasi terjadinya perbaikan dan peningkatan

organisasi secara berkelanjutan dengan senantiasa mengembangkan dan

menerapkan perbaikan strategi manajemen risiko serta meningkatkan

kematangan pelaksanaan manajemen risiko.

2.2.4 Tahapan Proses Manajemen Risiko

Manajemen risiko sebagai suatu pendekatan ilmiah yang berurusan dengan

pure risks memiliki tahapan pengembangan manajemen risiko yang setiap tahapan

dalam aplikasinya akan dapat saling bergabung. Enam tahap dalam proses

manajemen risiko adalah sebagai berikut (Vaughan, 1997):

1. Determining objectives. Tahap pertama dari proses manajemen risiko adalah

menentukan apa yang diharapkan organisasi dari program manajemen risiko.

Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk bertahan, untuk menjamin

keberadaan dan keberlangsungan organisasi sebagai suatu usaha dalam

perekonomian. Manajemen risiko membrikan kontribusi terhadap pencapaian

tujuan organisasi dengan meyakinkan bahwa usaha yang dilakukan dalam

upaya mencapai tujuan tidak akan diganggu oleh kemungkinan mengalami

kerugian yang terkait dengan risiko murni.

2. Identifying risks. Sebelum sesuatu dapat dilakukan terkait dengan penanganan

terhadap risiko organisasi, maka penting untuk mengidentifikasi dan mengenali

risiko. Risiko organisasi tidak dapat digeneraliasasikan karena berbeda bidang

usaha dan kondisi akan menghasilkan perbedaan risiko. Untuk itu perlu ada

pendekatan yang sistematis untuk dapat mengidentifikasi risiko. Proses

Page 28: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

17

identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner analisa

risiko, checklist kebijakan risiko, analisa keuangan, diagram alur keuangan.

3. Evaluating the risks. Setelah risiko dapat diidentifikasi selanjutnya dilakukan

evaluasi untuk mengetahui potensi besarnya kerugian dan kemungkinan

kerugian yang dapat disusun dalam bentuk rangking untuk menentukan

prioritas tindakan. Secara umum klasifikasi tingkatan risiko, yaitu:

a. Critical risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan

kerugian adalah yang akan mengakibatkan kebangkrutan.

b. Important risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan

kerugian tidak sampai menyebabkan kebangkrutan, namun mengakibatkan

perusahaan perlu meminjam untuk dapat melanjutkan operasionalnya.

c. Unimportant risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan

kerugian dapat dipenuhi dan diatasi dari aset atau penghasilan yang dimiliki

perusahaan tanpa memaksakan keuangan yang berlebihan.

4. Considering alternatives and selecting the risk treatment device. Langkah

selanjutnya adalah menentukan teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi

setiap risiko. Teknik yang dapat digunakan meliputi menolak risiko (risk

avoidance), mengurangi risiko (risk reduction), menahan risiko (risk

retention), memindah risiko (risk transfer), dan membagi risiko (risk sharing).

Pada tahap ini dilakukan pengambilan keputusan mengenai penanganan yang

akan dilakukan untuk menghadapi tiap risiko.

5. Implementing the decision. Setelah diputuskan teknik tindakan yang akan

dilakukan, maka selanjutnya adalah mengaplikasikannya.

Page 29: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

18

6. Evaluating and reviewing. Evaluasi dan tinjauan perlu dilakukan karena

manajemen risiko tidak dapat berhenti, karena ketika risiko lama dapat diatasi

maka akan muncul risiko yang baru. Untuk itu perlu perhatian yang konsisten

untuk memastikan risiko dan tindakan yang dilakukan. Selain itu kesalahan

dalam proses pengelolaan risiko tidak dapat dihindari, oleh karena itu untuk

menghindari risiko, evaluasi dan tinjauan sangat dibutuhkan.

Menurut Kaplan dan Mikes (2012), internal risks dapat diatasi dengan

melakukan antisipasi berupa pemberian panduan yang jelas mengenai tujuan,

values dan batasan dalam organisasi. Untuk itu misi organisasi yang berisi tujuan

organisasi harus dibuat dalam bentuk kalimat pernyataan yang jelas, rinci, mudah

dipahami, dan diketahui oleh semua anggota organisasi. Values atau nilai-nilai,

kebiasaan, atau keyakinan yang dapat memandu sikap dan perilaku anggota

organisasi juga harus jelas dan dimiliki bersama. Pernyataan value organisasi

yang jelas dapat membantu karyawan menghindari pelanggaran terhadap standar

organisasi sehingga menempatkan aset dan reputasi organisasi dalam risiko.

Selain itu adanya batasan berupa peraturan dan kebijakan yang dapat mengontrol

sikap dan perilaku juga diperlukan untuk menghindarkan atau meminimalkan

risiko.

2.3 Review Penelitian

Penelitian-penelitian mengenai pentingnya pengelolaan risiko atau potensi

risiko untuk menghindarkan atau meminimalkan risiko yang mungkin atau telah

dihadapi telah banyak dilakukan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Robinson

dan Levy (2011) mengenai hubungan antara risk assessment dan risk management

Page 30: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

19

berkaitan dengan pengambilan keputusan menunjukkan pentingnya pengukuran

risiko dalam mendukung pengelolaan risiko. Sebelum mengambil keputusan

untuk mengelola risiko, pertama yang harus dilakukan adalah melakukan

identifikasi terhadap permasalahan dan kemungkinan tindakan yang dapat

dilakukan untuk mengatasi. Lalu melakukan analisa dan meninjau hasilnya

sebagai bagian dari pengukuran risiko. Secara keseluruhan tujuan dari pengukuran

risiko adalah untuk mendukung pengambilan keputusan pengelolaan risiko.

Penelitian lain mengenai efektivitas risk management untuk mengurangi

risiko proyek melalui studi lintas industri dan negara yang dilakukan oleh Zwikael

dan Ahn (2011) menunjukkan penyelenggara proyek (negara atau industri) secara

signifikan berpengaruh pada level risiko proyek dan intensitas proses pengelolaan

risiko. Hasil penelitian juga menunjukkan peranan manajemen risiko dalam

menengahi hubungan antara level risiko dan kesuksesan proyek. Dimana

perencanaan manajemen risiko yang baik dapat mengurangi efek negatif dari level

risiko terhadap keberhasilan proyek. Kemudian penelitian yang dilakukan Kaplan

dan Mikes (2012) mengenai cara pandang baru dalam pengelolaan risiko. Kaplan

dan Mikes mengenalkan kategori baru dari risiko, dan menjelaskan risiko mana

yang dapat ditangani menggunakan pendekatan peraturan dan kebijakan dan mana

yang harus menggunakan pendekatan lain. Ketiga kategori risiko adalah

preventable or internal risks yang dapat dikelola dengan penerapan peraturan atau

kebijakan, strategy risks, dan external risks yang memerlukan strategi khusus

untuk mengelola risiko. Kesemua penelitian menunjukkan adanya kebutuhan dan

Page 31: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

20

pentingnya pengelolaan risiko dalam setiap kegiatan atau proyek yang bertujuan

untuk mengurangi atau meminimalkan efek negatif dari risiko.

2.4 Kerangka Berpikir

Manajemen risiko merupakan kegiatanyang penting untuk dilakukan

sebagai bentuk antisipasi dan penanganan terhadap risiko atau potensi risiko.

Melalui manajemen risiko dapat diketahui kemungkinan risiko, jenis risiko, dan

besaran risiko sehingga dapat ditentukan teknik penaganan risiko. Melalui

penanganan risiko, organisasi dapat mengetahui hambatan atau tantangan yang

dihadapi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Berdasar hal tersebut,

manajemen risiko dapat menjadi bagian dalam proses monitoring dan evaluasi

terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Terkait permasalahan yang terjadi pada Ormawa Fakultas Psikologi

UKWMS proses monitoring dan evaluasi belum dilakukan secara terstruktur dan

konsisten karena tidak adanya standar atau pedoman yang dapat dijadikan

panduan dalam menjalankan program kerja sehingga terjadi perbedaan dalam

setiap prosedur kerja pada setiap pengurus Ormawa. Hal ini terlihat dari isi

proposal atau surat terkait dengan program kerja. Oleh karena itu melalui

pelatihan manajemen risiko, para pengurus Ormawa akan dilatih mengidentifikasi

risiko yang dikhususkan terkait dengan risiko internal Ormawa dan menentukan

teknik atau metode pengelolaannya. Pengelolaan risiko akan melalui pembuatan

peraturan atau kebijakan standar operasional prosedur kerja yang diawali dengan

menentukan misi dan value Ormawa, yang dalam penyusunannya akan

melibatkan para pengurus. Diharapkan melalui pelatihan ini para pengurus

Page 32: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

21

Ormawa dapat melakukan analisa risiko dan mengatasinya sebagai bagian dari

proses monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan Ormawa secara

mandiri.

Page 33: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan pelatihan manajemen risiko dengan model

action research dari Kemmis dan McTaggart dalam www.ditplb.or.id (2000).

Model ini terdiri dari siklus-siklus, yang setiap siklusnya terdiri 4 komponen,

yaitu perencanaan, tindakan, observasi (pengamatan), dan refleksi.

3.2 Bagan Penelitian

3.2 HJK

Bagan 3.1 Bagan Pelatihan

Pengambilan data awal

Menuruskan masalah

Perencanaan tindakan

Penyusunan modul pelatihan

Evaluasi hasil pelatihan

Pelaksanaan pelatihan

Aplikasi hasil pelatihan

Analisa data

Refleksi

Jika indikator keberhasilan telah tercapai,maka cukup sampai disini

Jika indikator keberhasilanbelumtercapai, maka siklus dilakukan dengan

memperbaiki materi pelatihan sesuaihasil refleksi

Page 34: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

23

3.3 Setting Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian peningkatan peran pengurus Ormawa melalui pelatihan

manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi

dilaksanakan kepada para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi periode

2013/2014 yang berada di Unika Widya Mandala Surabaya (UKWMS) jalan

Dinoyo 42-44 Surabaya.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian manajemen risiko dan pelatihan manajemen risiko dilaksanakan

pada bulan Januari sampai bulan Juni 2013.

3.3.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi

UKWMS Periode 2012/2013 dan periode 2013/2014, serta dosen pendamping

kemahasiswaan. Sedangkan pelatihan manajemen risiko akan diberikan kepada

para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS Periode 2013/2014 yang

terdiri dari:

1) Pengurus Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) sebanyak 11 orang

2) Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebanyak 10 orang

3) Pengurus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) sebanyak 11 orang

3.4 Persiapan Penelitian

Dalam pelaksanaannya rancangan penelitian dimulai dari identifikasi dan

rumusan masalah sampai dengan penyusunan modul dan aplikasi ujicoba materi

modul pelatihan, kemudian hasil akan diolah dan dianalisa. Untuk itu persiapan

Page 35: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

24

penelitian yang dilakukan adalah membaca referensi, menyusun alat ukur, dan

menyusun modul pelatihan.

Selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan

penelitian awal yang dilakukan dengan metode wawancara pada para ketua

pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS untuk mengidentifikasi

permasalahan risiko terkait dengan proses monitoring dan evaluasi organisasi, dan

merumuskan masalah yang akan diteliti. Selanjutnya hasil identifikasi masalah

disusun dalam bentuk proposal penelitian untuk kemudian disiapkan rancangan

pelaksanaan penelitian dan pelatihan manajemen risiko. Pelatihan manajemen

risiko akan difokuskan pada pengelolaan risiko atau potensi risiko internal

organisasi sesuai dengan kemampuan dan kewenangan Ormawa Fakultas

Psikologi UKWMS dalam membuat peraturan atau kebijakan standar operasional

prosedur kerja.

3.5 Siklus Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui pelatihan yang efektifitasnya akan

diukur minimal dalam 2 siklus, dan dapat diteruskan jika belum memenuhi

indikator keberhasilan. Tiap siklus terdiri dari:

1) Perencanaan, yaitu menyusun persiapan untuk melakukan penelitian atau

pelatihan meliputi :

a) Menyiapkan referensi dalam rangka penyusunan alat ukur dan modul

pelatihan.

b) Menyiapkan alat ukur pengambilan data (panduan wawancara dan tes

pemahaman).

Page 36: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

25

c) Menyiapkan modul materi pelatihan

d) Menyiapkan lembar kerja

e) Menyiapkan lembar evaluasi

2) Pelaksanaan, yaitu melakukan pengambilan data dan pemberian materi

pelatihan pada pengurus Ormawa sesuai dengan modul pelatihan yang telah

disiapkan.

3) Pengamatan, yaitu mengamati sejauh mana hasil penelitian dapat diaplikasikan

dalam melakukan manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan

evaluasi serta meningkatkan efektifitas kerja Ormawa. Hal ini dilakukan

melalui lembar evaluasi yang diberikan saat pelaksanaan pelatihan dan selama

prosesa aplikasi.

4) Refleksi, yaitu peninjauan terhadap keberhasilan dan kegagalan yang terjadi

pada siklus yang sedang dilaksanakan, beserta hambatan atau tantangan yang

ditemui. Hasil refleksi dapat menjadi bahan evaluasi dalam menyusun siklus

selanjutnya.

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data primer yaitu para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode

2012/2013 dan periode 2013/2014, dan dosen pendamping kemahasiswaan..

2) Data sekunder yaitu dokumentasi program kerja Ormawa, yaitu renstra, renop,

proposal, dan surat program kerja.

Page 37: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

26

3.6.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data kualitatif yang meliputi:

a. Proses dan hasil kerja Ormawa (pengaplikasian sistem manajemen risiko)

b. Rencana strategi dan rencana operasional Ormawa

c. Proposal dan surat program kerja Ormawa

2) Data kuantitatif yang meliputi :

a. Skor pemahaman manajemen risiko

b. Hasil kerja dan evaluasi selama mengikuti pelatihan

3.6.3 Cara Pengumpulan Data

Cara yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

1) Data kualitatif yang meliputi :

a. Proses dan hasil kerja Ormawa (pengaplikasian sistem manajemen risiko)

didapatkan melalui wawancara semi terstruktur dan observasi

b. Rencana strategi dan rencana operasional Ormawa didapatkan dari

dokumentasi program kerja Ormawa

c. Proposal dan surat Ormawa didapatkan dari dokumentasi program kerja

Ormawa

2) Data kuantitatif yang meliputi :

a. Skor pemahaman manajemen risiko didapatkan memalui tes pemahaman

sebelum dan sesudah pelatihan

Page 38: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

27

b. Hasil kerja dan evaluasi selama mengikuti pelatihan didapatkan melalui

observasi dan lembar evaluasi (exit card)

3.7 Teknik Analisa Data

Hasil wawancara akan diolah menggunakan thematic analysis yaitu proses

analisis data yang melibatkan pemilahan informasi menjadi tema-tema yang

berupa konsep atau gagasan yang sering muncul dan dikenali sebagai sumber data

yang dianalisis. Hasil kuesioner akan diolah berdasarkan statistik deskriptif untuk

merangkum dan menggambarkan pola data secara keseluruhan. Selain itu terkait

dengan tes pemahaman akan dilakukan pengelolaan secara statistik menggunakan

paired samples t-test untuk merangkum dan menggambarkan pola data secara

keseluruhan dan uji perbedaan sebelum dan setelah pelatihan.

3.8 Peran mahasiswa Dalam Penelitian

Mahasiswa yang dilibatkan dalam penelitian ini akan mengikuti dan

terlibat dalam hampir semua aktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat.

Mulai dari pelaksanaan penelitian, pengambilan data, pelaksanaan pengabdian

masyarakat, analisa data berdasarkan hasil penelitian dan pegabdian masyarakat

yang dilakukan. Alasan melibatkan mahasiswa adalah agar mahasiswa memiliki

pengalaman praktis penelitian dan pengaplikasian ilmu yang didapat. Selain itu

diharapkan penelitian ini dapat menjadi penelitian payung bagi mahasiswa yang

terlibat.

Page 39: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

28

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Penggalian Data Awal

Pelaksanaan penelitian diawali dengan penggalian data berupa identifikasi

terhadap faktor-faktor risiko atau potensi risiko yang mempengaruhi pengelolaan

Ormawa. Proses identifikasi ini dilakukan menggunakan kuesioner guna

mengetahui pemahaman para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS

periode 2012/2013 dan periode 2013/2014 mengenai risiko atau potensi risiko

yang dimiliki, seberapa besar pengaruhnya terhadap keberhasilan atau kesuksesan

program kerja atau kegiatan, beserta dampak yang ditimbulkannya. Hasil data

kuesioner diolah menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan gambaran

data secara keseluruhan. Sedangkan penggalian data mengenai tindak lanjut

terhadap risiko atau potensi risiko dilakukan menggunakan wawancara semi

terstruktur, dan hasilnya akan dikodingkan guna melengkapi data sebelumnya.

Dari hasil pengelolaan data diketahui bahwa dari 28 jawaban, 20 jawaban

menyatakan bahwa sumberdaya manusia (SDM) Ormawa yaitu anggota atau

pengurus dan panitia kegiatan merupakan hal yang paling mempengaruhi

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu program kerja atau kegiatan

Ormawa. Hal ini disebabkan SDM merupakan faktor penentu yang mengatur

jalannya program kerja dan mempengaruhi kualitas dari program kerja yang

dijalankan. Selain itu kemampuan kognitif terkait dengan kompetensi yang

dimiliki dan sikap kerja dari SDM yang ada juga menjadi hal yang paling

Page 40: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

29

berpengaruh terhadap sukses tidaknya suatu program kerja atau kegiatan Ormawa.

Hal ini dinyatakan oleh 5 jawaban (kemampuan kognitif) dan 9 jawaban (sikap

kerja) dari 26 jawaban. Besarnya pengaruh dari SDM terkait dengan kemampuan

kognitif dan sikap kerja yang dimiliki para pengurus Ormawa, mayoritas jawaban

menyebutkan sangat besar yaitu 7 jawaban dari 14 jawaban. Sisanya 5 jawaban

menyatakan pengaruhnya besar dan 2 jawaban cukup besar. Dari besarnya

pengaruh tersebut, dampak yang ditimbulkan jika SDM terkait dengan

kemampuan kognitif dan sikap kerja diabaikan maka dapat membuat kualitas

program kerja menjadi kurang, deadline kegiatan menjadi mundur, bahkan bisa

sampai gagal, membuat image Fakultas Psikologi dan Ormawa menjadi negatif,

dan memunculkan konflik internal.

Hal lain yang juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan suatu program kerja atau kegiatan Ormawa adalah kualitas dari

program kerja yang dibuat (4 jawaban dari 28 jawaban). Besarnya pengaruh

kualitas program kerja ditunjukkan dengan mayoritas jawaban yang menjawab

sangat besar (3 jawaban dari 4 jawaban), sisanya menjawab 1 untuk pengaruh

yang besar. Kualitas program kerja menjadi hal yang paling penting karena

berdasarkan hal ini akan menentukan jumlah peserta yang hadir. Dimana jumlah

peserta yang hadir menjadi salah satu indikator keberhasilan dari suatu program

kerja, selain dampak atau pengaruh yang dihasilkan dari program kerja tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan sikap konsumen juga menjadi faktor yang

penting dalam mempengaruhi kesuksesan suatu kegiatan Ormawa dikarenakan

sikap konsumen ini menjadi salah satu indikator dalam mengukur kualitas suatu

Page 41: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

30

kegiatan. Menarik tidaknya atau berkualitas tidaknya suatu kegiatan Ormawa

dapat diukur dari minat konsumen (mahasiswa) untuk berpartisipasi dalam

kegiatan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan 6 jawaban dari 26 jawaban yang

menyatakan bahwa sikap konsumen dapat mempengaruhi kesuksesan suatu

kegiatan Ormawa. Besarnya pengaruh sikap konsumen ini ditunjukkan dengan 2

dari 6 jawaban menyatakan pengaruh yang sangat besar, dan sisanya masing-

masing juga menjawab 2 dari 6 jawaban menyatakan pengaruh yang besar dan

cukup besar. Oleh karena itu jika kualitas program dan sikap konsumen tidak

dapat dijaga dengan baik maka dapat menurunkan minat konsumen dalam

berpartisipasi sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan program kerja tersebut.

Aset (2 jawaban dari 28 jawaban) terkait dengan peralatan atau

perlengkapan juga menjadi hal yang paling penting dalam menentukan

keberhasilan suatu program kerja. Hal ini disebabkan aset memiliki pengaruh

terhadap efektifitas kinerja dari para pengurus atau panitia suatu program kerja,

sehingga jika aset tidak dikelola dengan baik maka dapat berdampak pada

program kerja. Oleh karena itu dari 2 jawaban, masing-masing menjawab sangat

besar dan besar pengaruh aset terhadap keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

suatu program kerja atau kegiatan Ormawa.

Selain itu biaya operasional juga menjadi hal yang berpengaruh dalam

menentukan keberhasilan suatu program kerja (2 jawaban dari 28 jawaban).

Meskipun pengaruhnya ada yang menjawab sangat besar dan cukup besar

(masing-masing 1 jawaban), namun biaya operasional dianggap menjadi hal yang

penting karena terkait dengan dana pelaksanaan. Dimana dana tersebut berkaitan

Page 42: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

31

dengan ongkos-ongkos atau biaya-biaya yang harus ada untuk mendukung

terlaksananya suatu program kerja.

Faktor lain yang mempengaruhi sukses tidaknya suatu kegiatan Ormawa

adalah sistem kerja (5 jawaban dari 26 jawaban). Hal ini disebabkan dalam sistem

kerja memuat mengenai peraturan dan prosedur kerja Ormawa, sehingga ketika

sistem kerja tidak jelas maka operasional pelaksanaan kegiatan Ormawa pun

menjadi tidak jelas. Oleh karena itu sistem kerja menjadi hal yang memiliki

pengaruh sangat besar (3 jawaban dari 5 jawaban) dan juga besar (2 jawaban dari

5 jawaban) dalam mendukung kesuksesan suatu kegiatan.

Satu faktor yang juga berpengaruh perhadap kesuksesan suatu kegiatan

Ormawa adalah kompetitor (1 jawaban dari 26 jawaban). Kompetitor manjadi hal

yang perlu diperhatikan dalam mendukung sukses tidaknya suatu kegiatan

dikarenakan sebagai pesaing, pihak kompetitor juga memiliki sasaran konsumen

yang sama sehingga berdampak pada minat keikutsertaan konsumen dalam

kegiatan Ormawa. Oleh karena itu meskipun besarnya pengaruh tidak terlalu

(cukup besar, dan hanya ada 1 jawaban) namun keberadaan kompetitor tidak

dapat dianggap remeh.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa para pengurus

Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2012/2013 dan 2013/2014 pada

dasarnya telah memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai risiko atau

potensi risiko yang dimiliki Ormawa, dan juga telah mengetahui dampak yang

ditimbulkan. Hanya saja para pengurus Ormawa belum menyadari hal tersebut

sebagai risiko atau potensi risiko. Hal tersebut dianggap sebagai suatu

Page 43: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

32

permasalahan yang dihadapi Ormawa dan memiliki pengaruh atau dampak

terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Selain itu berdasarkan hasil

wawancara diketahui bahwa proses identifikasi risiko atau potensi risiko tidak

dilakukan secara sistematis dan terstruktur diawal penyusunan renstra dan renop

Ormawa, namun lebih pada saat program kerja atau kegiatan berjalan. Hal ini

berdampak pada tidak dilakukannya persiapan atau pengelolaan yang matang dan

terencana dalam menghadapi risiko atau potensi risiko yang ada. Tindak lanjut

yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut juga sifatnya masih

parsial dan belum dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal ini berdampak

pada permasalahan yang sama akan diatasi dengan cara yang berbeda-beda sesuai

dengan pengurus atau panitia program kerja atau kegiatan Ormawa. Akibatnya

tidak ada standar atau pedoman yang jelas yang dapat dijadikan panduan.

Jika disimpulkan, maka ORMAWA Fakultas Psikologi UKWMS periode

2013/2014 belum menjalankan konsep manajemen risiko seutuhnya. Hal ini

ditunjukkan dengan belum adanya proses identifikasi risiko atau potensi risiko

yang dilakukan secara terstruktur dan terencana diawal penyusunan renstra dan

renop sehingga proses manajemen risiko yang dilakukan juga belum sistematis

dan holistik. Hal ini dapat terjadi karena adanya pemahaman pengurus Ormawa

yang kurang tepat mengenai manajemen risiko sebagai bagian dari proses

monitoring dan evaluasi.

4.2 Siklus Penelitian

Dari hasil penggalian data awal diketahui pemahaman pengurus

ORMAWA Fakultas Psikologi periode 2013/2014 mengenai risiko dan

Page 44: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

33

manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisasi

merupakan masalah yang mendesak untuk diselesaikan yaitu salah satunya

dengan melakukan pelatihan. Tahap-tahap dalam pelatihan terdiri dari

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi.

4.2.1 Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dilakukan dengan dalam rangka menyusun konsep

atau model penelitian dan tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan ini meliputi

beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, antara lain:

1) Membaca referensi. Hal ini dilakukan guna mendukung proses penyusunan

konsep atau model penelitian. Referensi dibutuhkan dalam rangka penyusunan

alat ukur guna menggali data mengenai gambaran manajemen risiko yang telah

dilakukan oleh subyek penelitian. Selain itu referensi juga digunakan dalam

penyusunan modul pelatihan manajemen risiko.

2) Menyusun alat ukur. Guna mendapatkan data yang dibutuhkan berupa

gambaran manajemen risiko yang telah dilakukan oleh organisasi mahasiswa

Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 serta pemahaman pengurus

Ormawa tersebut maka peneliti menyusun alat ukur yang meliputi kuesioner

penggalian data awal berupa identifikasi faktor-faktor risiko, kuesioner tes

pemahaman manajemen risiko, dan panduan wawancara.

3) Menyusun materi modul pelatihan. Modul pelatihan disusun berdasarkan

materi risiko dan manajemen risiko. Materi ini meliputi konsep dasar sampai

dengan aplikasi terkait dengan proses modifikasi dan intervensi terhadap

permasalahan risiko atau potensi risiko organisasi. Metode pembelajaran yang

Page 45: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

34

digunakan adalah sharing pikiran (diskusi kelompok/kelas, elaborasi dan

laporan kelompok maupun individu), pendapat dan reaksi, peta konsep (bagan

problem mapping), metafor (ilustrasi dan konfirmasi materi), dan pre-test dan

post-test.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan pemberian tindakan berupa

pelatihan manajemen risiko pada subyek penelitian. Pelatihan diberikan pada

tanggal 20 – 21 Juni 2013 dan dilakukan bersamaan dengan rencana kerja (Raker)

dan pra jabatan (Prajab) Ormawa Fakultas Psikologi periode 2013/2014 tahap

pertama. Dimana dalam raker dan prajab Ormawa tersebut, pengurus Ormawa

diberi beberapa pelatihan dan pembekalan yang dapat mendukung proses kerja

selama satu tahun periode jabatan.

Pada pelaksanaan pelatihan, peserta yang hadir adalah semua anggota

Ormawa yang baru (periode 2013/2014) yang terdiri dari tiga Ormawa. Dari 32

total pengurus Ormawa, total seluruh peserta adalah 30 peserta. Dimana Badan

Perwakilan Mahasiswa (BPM) yang hadir 10 orang, Badan Eksekufit Mahasiswa

(BEM) yang hadir 10 orang, dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) yang hadir 10

orang. Terdapat 2 orang pengurus Ormawa, BPM dan LPM, yang tidak dapat

diolah datanya karena tidak mengikuti pelatihan selama dua hari sehingga tidak

ikut mengisi salah satu kuesioner tes pemahaman (pre-test/post-test).

Pelaksanaan pelatihan diberikan dalam tiga sesi dan dilakukan dalam dua

hari. Rincian pelaksanaan pelatihan meliputi sebagai berikut:

Page 46: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

35

1) Sesi pertama diadakan pada hari pertama. Materi pelatihan meliputi konsep

dasar risiko yang terdiri dari pengertian, jenis, tingkatan, dampak, dan teknik

menghindari risiko beserta konteks-konteks aplikasinya. Metode

pembelajaran yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi

kelompok/kelas), pendapat dan reaksi, metafor (ilustrasi dan konfirmasi

materi), dan pre-test. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian ilustrasi

lisan dan materi secara berselingan tentang konsep dasar risiko dan bentuk-

bentuk aplikasi yang sering ditemui. Setelah pemberian materi, peserta

diminta berkelompok sesuai Ormawa masing-masing, lalu mengidentifikasi

risiko atau potensi risiko yang dimiliki. Selanjutnya dilakukan presentasi dan

diskusi seputar permasalahan Ormawa terkait dengan risiko atau potensi

risiko yang ada. Diskusi diakhiri dengan saling konfirmasi dan konklusi

umum dari kelas. Dalam konklusi tersebut, peserta distimulasi untuk

mendefinisikan sendiri kaitan risiko dengan program kerja atau kegiatan

Ormawa.

2) Sesi kedua diadakan pada hari kedua. Materi pelatihan meliputi konsep dasar

manajemen risiko yang terdiri dari pengertian, tujuan, manfaat, prinsip-

prinsip, dan proses pengelolaan risiko beserta konteks-konteks aplikasinya.

Metode pembelajaran yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi

kelompok/kelas), pendapat dan reaksi, metafor (ilustrasi dan konfirmasi

materi), dan kartu exit (refleksi pribadi tertulis). Kegiatan yang dilakukan

meliputi pemberian ilustrasi lisan dan materi secara berselingan tentang

konsep dasar manajemen risiko. Setelah pemberian materi, peserta diminta

Page 47: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

36

berkelompok sesuai Ormawa masing-masing lalu mendiskusikan solusi

dalam rangka mengelola risiko atau potensi risiko organisasi yang telah

diidentifikasi pada sesi 1. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi dan

diskusi seputar solusi risiko atau potensi risiko. Diskusi diakhiri dengan

saling konfirmasi dan konklusi umum dari kelas. Dalam konklusi tersebut,

peserta distimulasi untuk mendefinisikan sendiri kaitan manajemen risiko

dengan program kerja atau kegiatan Ormawa.

3) Sesi ketiga diadakan pada hari kedua. Materi pelatihan berupa kegiatan

aplikasi terkait dengan proses modifikasi dan intervensi terhadap

permasalahan risiko atau potensi risiko organisasi. Metode pembelajaran

yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi kelompok/kelas, elaborasi

dan laporan kelompok maupun individu), pendapat dan reaksi, peta konsep

(bagan problem mapping), metafor (ilustrasi dan konfirmasi materi), dan

post-test. Kegiatan yang dilakukan adalah semua kelompok kerja Ormawa

diminta untuk mendiskusikannya dan melakukan proses manajemen risiko

dengan mengikuti proses tahapannya berdasarkan hasil identifikasi risiko atau

potensi risiko dan solusi pengelolaan risiko atau potensi risiko yang telah

dilakukan. Setelah itu semua kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Tugas kelompok lain adalah memberikan pertanyaan dan masukan terkait

dengan hasil diskusi kelompok presenter. Kisi-kisi pokok presentasi dan

diskusi adalah validitas dan koherensi data dalam laporan, ketajaman

identifikasi masalah, sistematika bagan problem mapping, beserta relevansi

dan justifikasi kemungkinan-kemungkinan solusi yang bisa diajukan. Selama

Page 48: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

37

presentasi dan diskusi, setiap kelompok bisa menunjuk dua atau tiga anggota

kelompoknya untuk bertanya pada kelompok presenter, sehingga terjadi

pertukaran pengetahuan antara kelompok.

4.2.3 Pengamatan Tindakan

Pengamatan dilakukan selama dua hari proses pelatihan terkait dengan

pemahaman peserta terhadap materi pelatihan, dan kemampuan aplikasi hasil

pelatihan dalam penyusunan proses manajemen risiko yang dilakukan melalui

observasi dan kuesioner. Data hasil pengamatan kemudian diolah dan dianalisa.

Pengamatan peneliti melalui observasi didasarkan pada indikator

penilaian, yaitu kemampuan melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko yang

dimiliki masing-masing Ormawa, dan kemampuan melakukan manajemen risiko

terhadap proses identifikasi risiko atau potensi risiko yang telah dilakukan.

Hasil pengamatan peneliti selama proses pelatihan terlihat peserta telah

mampu melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko yang dimiliki masing-

masing Ormawa. Hal ini terlihat dari hasil kerja masing-masing kelompok

Ormawa saat diminta melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang berisiko atau

berpotensi berisiko dalam pelaksanaan proses kerja Ormawa selama satu tahun

periode. Masing-masing kelompok Ormawa mampu melakukan identifikasi risiko

atau potensi risiko terhadap setiap program kerja atau kegiatan yang disusun

dalam renstra dan renop satu tahun periode. Proses identifikasi yang dilakukan

meliputi penentuan sumber risiko, kejadian yang berisiko, konsekuensi yang

diterima, faktor pemicu, dan waktu terjadinya.

Page 49: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

38

Selain itu, peserta juga terlihat telah mampu melakukan proses manajemen

risiko terutama terkait dengan penentuan solusi sebagai bentuk pengelolaan atau

pengendalian terhadap risiko atau potensi risiko yang telah teridentifikasi. Hal ini

juga terlihat dari hasil kerja masing-masing kelompok Ormawa saat diminta

melakukan proses manajemen risiko yang sudah diawali dengan proses

identifikasi risiko atau potensi risiko, dan penentuan besarannya melalui ranking

risiko atau potensi risiko yang paling membahayakan. Dimana proses selanjutnya

adalah peserta menentukan alternatif solusi untuk mengatasi atau mengelola risiko

atau potensi risiko yang dimiliki. Meski alternatif solusi yang dibuat belum detail

dan aplikatif, namun sudah tampak beberapa alternatif solusi yang akan

digunakan dalam mengelola risiko atau potensi risiko. Belum detail dan

aplikatifnya solusi pengelolaan risiko disebabkan masing-masing kelompok

Ormawa juga masih harus mendiskusikan dan memastikan program kerja dan

kegiatan Ormawa yang akan dilakukan dalam satu tahun periode. Program kerja

atau kegiatan yang telah pengurus susun saat pelatihan sifatnya masih pra

proposal dan masih memungkinkan untuk berubah sesuai dengan hasil diskusi

intensif dengan dosen pendamping dan dekanat. Namun demikian saat raker dan

prajab tahap kedua Ormawa salah satu alternatif pengelolaan risiko terkait dengan

alur birokrasi telah berhasil disusun sebagai suatu bentuk standar operasional

prosedur (SOP) yang akan digunakan oleh semua Ormawa. Selain itu masing-

masing kelompok Ormawa juga telah menyusun visi dan misi organisasi yang

disesuaikan dengan visi dan misi Fakultas Psikologi UKWMS.

Page 50: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

39

Pengamatan peneliti terhadap perubahan pemahaman peserta akan konsep

manajemen risiko dilakukan melalui kuesioner tes pemahaman yang diberikan

sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil tes pemahaman menunjukkan bahwa ada

perbedaan tingkat pemahaman peserta sebelum dan sesudah pelatihan.

Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas didapatkan nilai sig p = 2,00 dan p > 0,05

maka data berdistribusi normal dan dapat dilakukan pengolahan selanjutnya

menggunakan paired samples t-test. Olah statistik data materi manajemen risiko

diperoleh nilai t hitung sebesar -12,649 dengan sig 0,000 < 0,50 yang berarti ada

perbedaan pemahaman manajemen kualitas sebelum dan setelah pelatihan. Hasil

uji perbedaan diperoleh selisih negatif (pre = -37,368 dan post = -26,965)

sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai post lebih tinggi dibandingkan nilai pre

atau dapat juga dikatakan pemahaman manajemen risiko setelah pelatihan lebih

tinggi dibandingkan sebelum pelatihan. Data perbedaan nilai pemahaman

manajemen risiko juga didukung dengan nilai total tes pemahaman sebelum dan

setelah pelatihan seperti tabel 4.1. sebagai berikut:

No Nama Pre Post1 Co 18 652 Te 16 573 Yo 13 38,54 Es 19 555 Ur 16 496 Ge 17 567 Cl 22 278 Em 15 329 Jo 25 5410 Ha 6 811 Hp 10 2912 Ek 15 3413 Ra 13 35

Page 51: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

40

14 Ge 18 3315 El 16 5516 Al 19 3817 Ag 13 6118 Jn 20 6319 Ma 13 6920 Ea 15 6421 In 18 6722 Vi 18 6323 He 16 5324 Ye 13 4525 Im 16 5026 Si 16 5327 Er 17 6828 De 16 5029 Kl 14 40,530 An 18 34

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui adanya perbedaan nilai

pemahaman manajemen risiko, dimana nilai setelah pelatihan lebih tinggi

dibandingkan nilai sebelum pelatihan. Pada nilai pemahaman manajemen risiko,

seluruh peserta (100%) mengalami peningkatan pemahaman. Hal ini dapat dilihat

pada tabel dan nilai rerata manajemen risiko yang juga mengalami peningkatkan

sebesar 30,45% (rerata pre = 14,55% dan rerata post = 45,00%).

Selain itu berdasarkan hasil exit cart yang merupakan evaluasi terhadap

pelatihan dengan mengikuti konsep model Kirkpatrick diketahui bahwa banyak

peserta mendapatkan pembelajaran baru mengenai risiko dan manajemen risiko

yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Peserta juga menyatakan manfaat

yang didapat dari mengikuti pelatihan manajemen risiko bagi Ormawa.

Diantaranya menyatakan pembelajaran baru ini, meliputi pengetahuan dan

pemahaman serta kemampuan aplikasi, akan sangat membantu Ormawa dalam

Page 52: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

41

menyusun perencanaan program kerja atau kegiatan. Perencanaan program kerja

atau kegiatan Ormawa dapat dilakukan dengan persiapan yang lebih detail dan

berhati-hati dengan mempertimbangkan risiko atau potensi risiko yang dimiliki.

Melalui pertimbangan yang matang dan hati-hati tersebut, peserta menyatakan

akan dapat mempersiapkan solusi untuk meminimalkan dampak dari risiko atau

potensi risiko yang ada. Melalui pembelajaran baru ini peserta juga menyatakan

akan dapat memperbaiki atau tidak lagi melakukan kesalahan yang pernah

dilakukan saat melakukan program kerja atau kegiatan Ormawa sebelumnya.

Selain itu pada beberapa peserta pelatihan, pembelajaran baru yang didapat

membawa pada pemahaman baru mengenai istilah risiko dan manajemen risiko

yang sebelumnya hanyalah dipahami sebagai suatu permasalahan yang dihadapi

Ormawa. Mayoritas peserta juga merasa senang dan terbantu dengan adanya

pelatihan manajemen ririko. Hal ini juga ditunjukkan dengan antusias yang

ditunjukkan peserta selama proses pelatihan, baik itu terkait dengan sesi materi

maupun sesi aplikasi.

4.2.4 Refleksi

Hasil pengamatan terhadap siklus penelitian terlihat bahwa siklus

penelitian tapat pertama telah terpenuhi. Dimulai dari proses pengambilan data

awal dan perumusan masalah telah dilakukan dengan baik. Hal ini terbukti dengan

telah ditemukannya data berupa permasalahan penelitian. Meskipun dalam

pelaksanaannya proses pengambilan data awal tidak dilakukan pada semua

pengurus Ormawa, hanya pada para ketua dan beberapa anggota Ormawa. Namun

demikian data yang diperoleh sudah cukup mengagambarkan permasalahan yang

Page 53: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

42

dimiliki Ormawa. Hal ini juga didukung dengan pernyataan dari dosen

pendamping kemahasiswaan yang memiliki intensitas sangat sering dalam

berhubungan dengan Ormawa, sehingga cukup memiliki gambaran mengenai

proses kerja Ormawa maupun kinerja pengurus Ormawa.

Pada proses perencanaan tindakan yang meliputi penyusunan proposal

penelitian dan modul pelatihan, dapat dilakukan dengan baik. Mesti mendapat

kesulitan dalam mencari referensi yang dibutuhkan, namun peneliti mampu

mengatasinya dengan mencari sumber referensi lainnya, yaitu menggunakan

media internal. Dalam penyusunan alat ukur dan lembar evaluasi pelatihan juga

telah dilakukan dengan baik. Alat ukur terkait dengan pemahaman dan

kemampuan aplikasi hasil pelatihan telah mampu mengukur sesuai dengan yang

diharapkan. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil pengamatan tindakan diketahui

adanya peningkatan pemahaman peserta pelatihan terkait dengan manajemen

risiko. Selain itu, juga berdasarkan hasil pengamatan tindakan, lembar evaluasi

berupa exit cart telah mampu memberikan gambaran mengenai pembelajaran baru

yang didapatkan dari hasil pelatihan.

Pada pelaksanaan tindakan hampir semua pengurus Ormawa dapat hadir,

yaitu 30 peserta pelatihan dan tidak sesuai dengan jumlah total pengurus pengurus

Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 yaitu 32 mahasiswa.

Hanya 2 pengurus yang berhalangan hadir. Selama proses pelaksanaan tindakan,

semua materi pelatihan dapat disampaikan dengan baik. Peserta pelatihan pun

mampu menerima materi dengan baik. Hal ini terlihat dari pengamatan tindakan

pada kemampuan peserta dalam mengaplikasikan materi pelatihan di kelas ketika

Page 54: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

43

diminta untuk melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko dan menentukan

solusi untuk mengelolanya.

Dalam perencanaan metode penelitian, penelitian ini akan dilakukan dalam

minimal 2 siklus penelitian dan sampai memenuhi indikator keberhasilan. Namun

dalam pelaksanaannya karena keterbatasan waktu penelitian dan kesibukan

peneliti terkait dengan tugas yang lainnya membuat penelitian ini hanya dapat

dilakukan dalam 1 siklus penelitian saja. Meskipun telah memenuhi indikator

keberhasilan penelitian, namun peneliti merasa hasil penelitian akan lebih

maksimal jika siklus kedua dapat dilakukan. Mengingat konsep manajemen risiko

merupakan konsep yang kompleks dan aplikatif, peneliti merasa dalam siklus

kedua harus dilakukan untuk lebih mengetahui pengaplikasiannya pada Ormawa.

Siklus kedua baru dapat dilakukan setelah program kerja atau kegiatan Ormawa

sudah ditentukan dengan pasti untuk kemudian disusun proses manajemen risiko

terkait program kerja atau kegiatan tersebut. Dengan demikian solusi pengelolaan

risiko atau potensi risiko dapat disusun secara lebih detail dan aplikatif. Namun

hal ini akan membutuhkan waktu penelitian yang lebih panjang dari batas waktu

pengumpulan penelitian karena menyesuaikan dengan periode kerja Ormawa.

Selain itu terkait dengan mahasiswa asisten penelitian. Selama proses

penelitian berjalan, asisten penelitian terlihat kurang memiliki inisiatif untuk

berpartisipasi aktif. Keterlibatan asisten penelitian hanya diawal penelitian berupa

koding hasil pengambilan data awal. Setelah itu keterlibatannya sangat kurang.

Hal ini disebabkan asisten penelitian merupakan mahasiswa tingkat akhir yang

Page 55: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

44

sedang menyusun skripsi sehingga waktunya tersita untuk menyelesaikan

skripsinya.

Page 56: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan penelitian Peningkatan Peran Pengurus Ormawa

Melalui Pelatihan Manajemen Risiko Sebagai Bagian Dari Proses Monitoring dan

Evaluasi pada Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 dapat

disimpulkan bahwa siklus pertama penelitian pelatihan manajemen risiko telah

terpenuhi. Selain itu indikator keberhasilan penelitian juga telah terpenuhi

sebagaimana berikut ini:

1. 100% pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014

telah mengalami peningkatan skor pemahaman mengenai pentingnya

pengelolaan risiko atau potensi risiko (risk management) secara internal

sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisasi. Hal ini

melebihi target awal yang minimal 75%.

2. Pengurus Ormawa telah memiliki kemampuan melakukan identifikasi risiko

atau potensi risiko dan melakukan pengelolaan teradap risiko atau potensi

risiko tersebut (risk management) secara internal sebagai bagian dari proses

monitoring dan evaluasi organisasi.

3. Meski belum detail dan terstruktur atau terstandarkan sebagai pedoman atau

panduan kerja Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS, namun pengurus

Ormawa telah mampu menyusun sebuah standar operasional prosedur terkait

dengan alur birokrasi.

Page 57: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

46

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan pengamatan selama proses penelitian dan

pelatihan pada Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014, maka

dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS

a. Dalam perencanaan program kerja atau kegiatan Ormawa, hendaknya

setiap program kerja atau kegiatan Ormawa disertai dengan

pengidentifikasian terhadap risiko atau potensi risiko yang dimiliki, dan

menentukan solusi pengelolaan risiko atau potensi risiko tersebut.

Dengan demikian Ormawa dapat meminimalkan kemungkinan

mendapatkan dampak negatif yang lebih besar.

b. Dalam mengaplikasikan proses manajemen risiko suatu program kerja

atau kegiatan Ormawa hendaknya para pengurus melibatkan seluruh

panitia program kerja atau kegiatan dengan lebih dulu memastikan

bahwa seluruh panitia atau pengurus memiliki pemahaman yang sama

tentang pentingnya proses manajemen risiko.

c. Para pengurus dapat melibatkan pendamping kemahasiswaan atau

dekanat dalam proses diskusi penyusunan proses monitoring dan

evaluasi program kerja atau kegiatan kemahasiswaan.

2. Bagi Fakultas Psikologi UKWMS

a. Fakultas lebih berperan aktif sebagai mitra ORMAWA dalam

mengontrol dan mengevaluasi proses penyusunan maupun

Page 58: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

47

pengaplikasian proses manajemen risiko program kerja atau kegiatan

Ormawa sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi.

b. Fakultas dapat lebih berperan aktif dalam membantu Ormawa untuk

dapat terus meningkatkan pemahaman dan kemampuan aplikasi

manajemen risiko dengan menyediakan sarana atau media pembelajaran

bersama, seperti memberikan seminar atau pelatihan.

3. Bagi Peneliti

a. Peneliti dapat memilih asisten penelitian yang sedang tidak dalam

proses pengerjaan skripsi. Mahasiswa yang sedang mengerjakan

proposal penelitian dapat menjadi alternatif pilihan untuk menjadi

asisten penelitian. Dengan demikian mahasiswa dapat belajar mengenai

proses pelaksanaan penelitian yang dapat mendukung pelaksanaan

penelitian skripsi.

b. Peneliti perlu lebih berperan aktif dalam melakukan koordinasi secara

berkala dengan Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS untuk

memastikan bahwa pemahaman yang telah dimiliki para pengurus

sebagai hasil pelatihan mampu diaplikasikan dalam bentuk proses

manajemen risiko pada setiap program kerja atau kegiatan Ormawa.

Dapat juga dengan melakukan koordinasi dalam bentuk pembelajaran

secara berkala untuk lebih memastikan pemahaman yang dimiliki para

pengurus tetap benar sehingga mendukung kemampuan aplikasinya.

Page 59: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

48

DAFTAR PUSTAKA

Djojosoedarso, S. (2003). Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi.

Jakarta: Salemba Empat

Fahmi, I. (2011). Manajemen Risiko, Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta

Kaplan, Robert S. And Anette Mikes. (2012). Managing Risks: A New

Framework. Harvard Business Review, June 2012

Padma K.M.S, A.M Suresh, and L Vijayashree. Micro Finance and its Risk

Management Practices in India : A Conceptual Study. Synergy (January,

2012), Vol.X, No. I.

PMI Standards Committee. A Guide to the Project Management Body of

Knowledge, 4th ed. Newtown Square, PA: Project Management Institute,

2008.

Robinson, Lisa A. And Jonathan I. Levy. The [R]Evolving Relationship Between

Risk Assessment and Risk Management. Risk Analysis, Vol. 31, No. 9,

2011.

Vaughan, Emmett J. (1997). Risk Management. Canada, Jhon Wiley & Sons.

Von_Pischke, JD. (1989). Risk: The Neglected Dimension in Rural Credit

Projects. Savings and Development, 13(2), 133-147.

Zwikael, Ofer. And Mark Ahn. The Effectiveness of Risk Management : An

Analysis of Project Risk Planning Across Industries and Countries. Risk

Analyasis, Vol. 31, No. 1, 2011.

Page 60: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

49

Tests of Normality

.130 30 .200* .948 30 .153

.127 30 .200* .943 30 .110Pre-testPost-test

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Paired Samples Statistics

16.03 30 3.528 .64448.20 30 14.858 2.713

Pre-testPost-test

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

30 .374 .042Pre-test & Post-testPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-32.167 13.929 2.543 -37.368 -26.965 -12.649 29 .000Pre-test - Post-testPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Page 61: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

50

Manajemen Risikodalam Pengelolaan

Ormawa

Desak Nyoman Arista RD

Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya

Risiko

• Kesempatan timbulnya kerugian;• Kemungkinan timbulnya kerugian;• Ketidakpastian• Penyimpangan dari kondisi aktual

dan yang diharapkan• Probabilitas suatu hasil akan berbeda

dari yang diharapkan

Klasifikasi risiko

• Finansial – Non Finansial• Statik – Dinamik• Murni – Spekulatif• Fundamental - Partikular

Tingkatan risiko

• Critical risks• Important risks• Unimportant risks

Teknik menghindari risiko

• Risk avoidance• Risk reduction• Risk retention• Risk transfer• Risk sharing

Manajemen risiko

Proses identifikasi dan analisaterhadap potensi risiko dan

menyusun rencana tindakan untukmengendalikan dan menghindarkan

kemungkinan keparahan potensiyang merugikan

Tujuan manajemen risiko

• Menjamin kecukupan sumberdaya• Meminimalkan biaya• Menjaga karyawan dari kecelakaan

kerja dan kematian• Menyesuaikan perjanjian kontrak

dengan ketentuan hukum• Mengurangi kekhawatiran

Manfaat manajemen risiko

• Pijakan untuk mengambil setiapkeputusan

• Memberi arah bagi suatu organisasi• Mendorong peran pimpinan• Meminimalkan risiko kerugian• Membangun arah dan mekanisme

berkelanjutan

Page 62: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

51

Prinsip manajemen risiko

• Memberi nilai tambah bagi organisasi• Menjadi tanggung jawab bersama• Bagian proses pengambilan

keputusan• Sistemik, terstruktur dan tepat waktu• Khas sesuai konteks organisasi

Cont..

• Dinamis, berulang dan tanggapterhadap perubahan

• Menfasilitasi perbaikan danpeningkatan organisasi

Proses manajemen risikoDeterminingobjectives

Identifying risks

Evaluating therisks

Consideringalternatives and

selecting therisk treatment

Implementingthe decision

Evaluating andreviewing

Determining objectives• Penentuan harapan organisasi terhadap

program manajemen risiko– Penetapan tujuan organisasi, terkait dengan visi dan

value organisasi– Penetapan tujuan manajemen risiko– Penetapan tanggung jawab untuk proses manajemen

risiko, terkait lingkup kegiatan manajemen risiko baikdari keluasan maupun kedalamannya

– Penentuan metode untuk melakukan pengukuranrisiko

– Penentuan kriteria penilaian kinerja manajemen risiko

Identifying risks• Proses mengidentifikasi dan mengenali risiko

– Sumber risiko, yaitu kondisi atau lingkungan yangdapat memicu timbulnya risiko

– Kejadian, yaitu peristiwa yang dapat terjadi danberdampak terhadap pencapaian tujuan organisasi

– Konsekuensi yaitu dampak yang dihasilkan risiko– Pemicu, yaitu faktor-faktor yang menjadi penyebab

munculnya suatu kondisi berisiko– Pengendalian, yaitu langkah-langkah antisipasi dan

pencegahan awal yang dapat dilakukan– Perkiraan kapan dan dimana risiko terjadi

Cont.. SWOT analysis• Pemetaan ririko berdasarkan analisa Strengths –

Weaknesses – Opportunities – Threats– Faktor eksternal yang mempengaruhi terbentuknya

opportunities dan threats (O dan P), mencakuplingkungan, ekonomi, politik, hukum, teknologi,kependudukan, dan sosial budaya.

– Faktor internal yang mempengaruhi terbentuknyastrengths dan weaknesses (S dan W) mencakuppemasaran, keuangan, operasi, sumberdayamanusia, penelitian dan pengembangan, sisteminformasi manajemen, dan budaya organisasi.

Evaluating the risks• Proses evaluasi besarnya potensi kerugian dan

kemaungkinan kerugian• Critical risks adalah semua objek yang rentan dimana

kemungkinan kerugian adalah yang akan mengakibatkankebangkrutan.

• Important risks adalah semua objek yang rentan dimanakemungkinan kerugian tidak sampai menyebabkankebangkrutan, namun mengakibatkan perusahaan perlumeminjam untuk dapat melanjutkan operasionalnya.

• Unimportant risks adalah semua objek yang rentandimana kemungkinan kerugian dapat dipenuhi dandiatasi dari aset atau penghasilan yang dimilikiperusahaan tanpa memaksakan keuangan yangberlebihan.

Cont..Faktor eksternal

Opportunities > Threats = okOpportunities < Threats = tidak ok

Faktor internal

Strengths > Weaknesses = okStrengths < Weaknesses = tidak ok

Page 63: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

52

Considering alternatives andselecting the risk treatment

• Menentukan teknik yang dapat digunakan untukmengatasi setiap risiko

• Risk avoidance, yaitu teknik menolak untuk tidak menerima risikodan tidak mengizinkan kehadirannya meski sesaat.

• Risk reduction, yaitu teknik untuk mengurangi potensi menerimarisiko dengan melakukan tindakan preventif dan pengontrolanmelalui monitoring dan evaluasi.

• Risk retention, yaitu teknik untuk menahan risiko sebelum dilakukantindakan untuk menolak, mengurangi, atau mentransfer risiko. Padaumumnya risiko yang ditahan adalah risiko yang memiliki dampakterkecil.

• Risk transfer, yaitu teknik untuk memindahkan risiko dari yang tidsakdapat menghadapinya pada yang mampu mengatasinya.

• Risk sharing, yaitu teknik untuk membagi risiko agar dampak yangdiperoleh tidak terlalu besar.

Implementing the decision• Proses mengaplikasikan teknik tindakan

yang telah diputuskan• Komunikasi• konsultasi

Evaluating and reviewing

• Untuk menghindari kesalahan dalamproses pengelolaan risiko

• Pemeriksaan biasa atau pengamatanterhadap apa yang sudah ada, baiksecara berkala maupun khusus dandilakukan secara terencana

TERIMAKASIH

Page 64: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

53

Presensi Pre

Presensi Post

Page 65: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

54

Page 66: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

55

Page 67: PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian

56