PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan...
Transcript of PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI … · oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan...
1
LAPORAN PENELITIAN
PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWAMELALUI PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO
SEBAGAI BAGIAN DARI PROSESMONITORING DAN EVALUASI
Oleh:Desak Nyoman Arista Retno Dewi
Dibiayai oleh Research Grant Fakultas PsikologiUniversitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2012/2013
2
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul : Peningkatan Peran Pengurus Ormawa
Melalui Pelatihan Manajemen Risiko
Sebagai Bagian dari Proses Moitoring dan
Evaluasi
2. Tim Peneliti/Pelaksana : Desak Nyoman Arista Retno Dewi, M.Psi
3. Alamat Ketua Peneliti : Fakultas Psikologi
4. Telp/Fax. Ketua Peneliti : 031 5678478 pswt. 161
5. Alamat email Ketua Peneliti : [email protected]
6. Lama Penelitian : + 6 bulan
Surabaya, 27 Juli 2013
Menyetujui, Peneliti/PelaksanaDekan Fakultas Psikologi
F. Yuni Apsari, M.Si., Psi Desak Nyoman Arista RD, M.Psi., PsiNIK.711.99.0397 NIK.711.09.0636
Mengetahui,Ketua LPPM
M. Indah Epriliati, STP., M.Si., Ph.DNIK. 611.95.0238
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan YME karena dengan berkat
dan rahmatnya penelitian “Peningkatan Peran Pengurus Ormawa Melalui
Pelatihan Manajemen Risiko Sebagai Bagian dari Proses Moitoring dan Evaluasi”
dapat terlaksana dengan lancar. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
bagi pengurus organisasi mahasiswa (Ormawa) Fakultas Psikologi UKWMS
mengenai proses identifikasi risiko atau potensi risiko, dan pengelolaan risiko atau
potensi risiko sebagai bagian dari proses moniroting dan evaluasi organisasi.
Pada kesempatan ini pula, peneliti hendak menyampaikan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini yaitu
kepada :
1. Pimpinan Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya, Ibu Yuni
Apsari, M.Si., Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi UKWMS, terimakasih
atas kesempatan dan dukungan untuk melakukan penelitian.
2. Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) Unika Widya Mandala Surabaya, Prof. Veronica L. Diptoadi,
M.Sc, yang mendorong terlaksananya pengabdian masyarakat.
Terimakasih atas dukungannya.
3. Pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2012/2013 dan
2013/2014 yang telah menjadi subyek penelitian dan peserta pelatihan atas
semangat, dukungan, komitmen, dan keinginan belajar yang tinggi untuk
menjadi lebih baik. Terimakasih dan sukses selalu.
4
4. Para asisten pengabdian masyarakat yaitu Willy (2009), dan Ivon (2009)
terimakasih atas kerjasama dan kesediaannya dalam membantu
pelaksanaan penelitian ini. Semoga pengalaman sebagai asisten penelitian
memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman baru yang inspiratif.
5. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan memperlancar
pelaksanaan penelitian ini. Terimakasih.
Peneliti menyadari pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari kekurangan.
Masih perlu banyak belajar untuk melaksanakan penelitian dengan benar sesuai
dengan metode dan kaidah penelitian ilmiah. Untuk itu peneliti mohon maaf
kepada semua pihak jika sekiranya ada kekurangan atau kesalahan dalam
pelaksanaan penelitian ini. Semoga laporan penelitianini bisa diterima dan
memberikan inspirasi kepada siapa saja yang memiliki ketertarikan dengan proses
pengelolaan risiko atau potensi risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan
evaluasi organisasi. Terimakasih.
Peneliti,
Surabaya, Juli 2013.
5
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul .................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii
Kata Pengantar .................................................................................................. iii
Daftar Isi ........................................................................................................... v
Daftar Tabel ...................................................................................................... vii
Daftar Gambar .................................................................................................. viii
Daftar Lampiran ............................................................................................... ix
Abstraksi ........................................................................................................... X
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
1.5. Indikator Keberhasilan ................................................................... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 8
2.1. Konsep dasar risiko ........................................................................ 8
2.2. Konsep dasar manajemen risiko ..................................................... 11
2.3. Review Penelitian ........................................................................... 18
2.4. Kerangka Berpikir .......................................................................... 20
6
BAB III. METODE PENELITIAN .......…...………..........………………... 22
3.1. Model Penelitian ...…...........................………….......................... 22
3.2. Bagan Penelitian ......................……………………....................... 22
3.3. Setting Penelitian ........................................................................... 23
3.4. Persiapan Penelitian ....................................................................... 23
3.5. Siklus Penelitian ............................................................................. 24
3.6. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 25
3.7. Teknik Analisa Data ....................................................................... 27
3.8. Peran Mahasiswa dalam Penelitian ................................................ 27
BAB IV. ANALISA DATA .......................................................................... 28
4.1. Penggalian Data Awal .................................................................... 28
4.2. Siklus Penelitian ............................................................................. 32
BAB V. KESIMPULAN dan SARAN ......................................................... 45
5.1. Kesimpulan .................................................................................... 45
5.2. Saran ............................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 48
LAMPIRAN ..................................................................................................... 49
7
DAFTAR TABEL
4.1. Nilai total tes pemahaman sebelum dan setelah pelatihan ........ 39
8
DAFTAR GAMBAR
2.1. Gambar bagan konsep risiko ..................................................... 16
3.1. Gambar bagan penelitian ........................................................... 22
9
DAFTAR LAMPIRAN
Hasil olah data ............................................................................................. 49
Handout materi ............................................................................................ 50
Lembar absensi …………………………………………………………… 54
Dokumentasi ……………………………………………………………… 60
10
Desak Nyoman Arista Retno Dewi. (2013). Peningkatan Peran PengurusOrmawa Melalui Pelatihan Manajemen Risiko Sebagai Bagian DariProsesMonitoring dan Evaluasi.
ABSTRAKSI
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai identifikasi risiko atau potensirisiko pada organisasi mahasiswa (Ormawa) Fakultas Psikologi UKWMS periode2013/2014 yang difokuskan pada pemberian pelatihan manajemen risiko sebagaibagian dari proses monitoring dan evaluasi. Diharapkan penelitian ini dapatmemberikan gambaran mengenai proses identifikasi risiko atau potensi risikoyang ada pada Ormawa dan proses pengelolaannya sebagai bagian dari prosesmonitoring dan evaluasi organisai. Pengambilan data dilakukan melaluiwawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi organisasi mahasiswa terkaitrencana strategi dan rencana operasional. Subyek penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMSperiode 2012/2013 dan 2013/2014 dan juga dosen pendamping kemahasiswaan.Pelatihan manajemen risiko diberikan pada para pengurus Ormawa FakultasPsikologi UKWMS Periode 2013/2014 yang terdiri dari 10 orang pengurus BadanPerwakilan Mahasiswa (BPM), 10 orang pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM), dan 10 orang pengurus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM). Hasilpengumpulan data akan diolah berdasarkan jenis data. Data hasil wawancara akandiolah menggunakan thematic analysis. Hasil kuesioner akan diolah berdasarkanstatistik paired samples test untuk merangkum dan menggambarkan pola datasecara keseluruhan dan uji perbedaan sebelum dan setelah pelatihan. Hasilpenelitian menunjukan 100% peserta pelatihan mengalami peningkatanpemahaman manajemen risiko dengan rerata peningkatan pemahaman manajemenrisiko sebelum dan setelah pelatihan sebesar 30,45%. Peserta juga memilikikemampuan aplikasi identifikasi risiko atau potensi risiko dan pengelolaan risikoatau potensi risiko tersebut (risk management) secara internal sebagai bagian dariproses monitoring dan evaluasi organisasi. Meski belum detail dan terstruktur,namun peserta mampu menyusun sebuah standar operasional prosedur berupa alurbirokrasi. dengan mengevaluasi rencana strategi dan rencana operasional yangtelah disusun sebelumnya menggunakan lembar kerja.
Kata kunci: identifikasi risiko, manajemen risiko, monitoring dan evaluasi.
11
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen risiko (risk management) adalah isu yang sangat penting
dalam organisasi. Dimana saat ini setiap level organisasi dihadapkan pada
berbagai risiko atau potensi risiko akibat kompleksitas lingkungan dan kebutuhan
dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan organisasi kedepannya. Risiko
yang dimaksud dapat berasal dari internal organisasi (internal risks), strategi
organisasi (strategy risks), maupun eksternal ornganisasi (external risks) (Kalpan
& Mikes, 2012). Internal risks adalah risiko yang berasal dari anggota organisasi,
kebijakan atau peraturan, dan operasional proses kerja yang dijalankan. Strategy
risks berkaitan dengan risiko yang muncul dari strategi atau langkah-langkah yang
diambil organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sedangkan external
risks merupakan risiko yang berasal dari luar organisasi yang diluar kendali atau
kontrol dari organisasi, seperti kondisi sosial, ekonomi, dan politik.
Seperti halnya organisasi lainnya, organisasi mahasiswa (Ormawa) juga
dihadapkan pada situasi atau kondisi yang berisiko atau memiliki potensi risiko
dalam upayanya memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kepuasan konsumen
(mahasiswa). Dalam pelaksanaan proses kerjanya, Ormawa memiliki fokus pada
peningkatan kemampuan atau skills mahasiswa, baik hard skill maupun soft skill,
melalui penciptaan produk-produk yang berkualitas. Untuk dapat menciptakan
produk-produk yang berkualitas maka organisasi perlu ditunjang dengan sistem
2
manajemen yang juga berkualitas, mulai dari sistem kerja, program kerja, dan
sumberdaya manusianya, guna memastikan bahwa produk yang diciptakan benar-
benar berkualitas sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Dalam proses kerjanya Ormawa melaksanakan fungsinya sesuai dengan
yang tertera dalam peraturan organisasi kemahasiswaan (POK) universitas,
dimana telah diatur sistem kerja dan program kerja, termasuk sumberdaya
manusia dalam Ormawa. Dalam pelaksanaannya POK ini menjadi panduan yang
sifatnya umum bagi semua Ormawa tingkat Fakultas dan Jurusan. Untuk dapat
diaplikasikan pada masing-masing Ormawa tingkat Fakultas dan Jurusan harus
disesuaikan dengan value dan prosedur kerja yang ada pada Fakultas dan Jurusan.
Oleh karena itu dalam melaksanakan program kerja perlu ada suatu pedoman
kerja yang jelas dan detail, yang dapat dijadikan panduan dan membantu pengurus
Ormawa untuk menjalankan tugasnya dan melakukan proses manajemen
organisasi, seperti melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas
program kerjanya.
Pada Ormawa Fakultas Psikologi pedoman kerja yang jelas dan detail
guna mendukung proses manajemen organisasi terkait program kerja yang
dijalankan masih belum ada. Standar atau pedoman kerja yang digunakan selalu
berubah dan tidak baku. Hal ini disebabkan selalu adanya pergantian pengurus
Ormawa setiap tahunnya sebagai bagian dari regenerasi organisasi. Pergantian
pengurus ini membawa perubahan sistem kerja dan program kerja pada setiap
periodenya. Hal ini disebabkan setiap pengurus memiliki latar belakang
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan value yang berbeda-beda tentang
3
manajemen organisasi. Hal ini tentu dapat memunculkan risiko manajemen,
seperti tidak tercapainya tujuan organisasi, proses kerja yang tidak jelas, dan
semua yang membuat investasi organisasi menjadi mengalami kerugian. Investasi
organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan mahasiswa dalam
berorganisasi meliputi pengetahuan dan pengalaman yang dapat diaplikasikan
dalam organisasi lainnya atau saat bekerja nantinya.
Untuk mengantisipasi atau sebagai tindakan preventif terhadap manajemen
risiko, maka monitoring dan evaluasi terhadap proses kerja dan sikap atau
perilaku anggota tidaklah cukup. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh
peneliti (2011) tentang proses monitoring dan evaluasi pada Ormawa Fakultas
Psikologi UKWMS, diketahui bahwa aplikasi proses monitoring dan evaluasi
belum dapat berjalan dengan baik. Kondisi ini selain karena masih kurangnya
pemahaman dan kurangnya koordinasi antar pengurus, juga karena tidak jelasnya
pedoman yang dapat dijadikan panduan dalam proses kerja. Hal ini didukung
dengan pernyataan para ketua Ormawa yang menjadi subyek penelitian. PJ (ketua
BEM) menyatakan pelatihan monitoring dan evaluasi yang diberikan sangat
penting dan berguna, hanya untuk mengaplikasikannya masih bingung meski
sudah ada panduan lembar kerja. Menurutnya selain kemampuan pengurus yang
masih kurang, tidak adanya panduan atau standar kerja yang dapat dijadikan
pedoman juga menjadi penyebab kurang berjalannya proses monitoring dan
evaluasi dengan efektif.
Menurut PM (ketua BPM) aplikasi lembar kerja monitoring dan evaluasi
tidak dapat dilakukan karena sistem birokrasi yang berbelit. Selain itu tidak
4
adanya standar yang pasti membuat proses monitoring dan evaluasi yang
dijalankan berbeda-beda pada setiap pengurus yang bertugas melakukan
monitoring dan evaluasi sehingga umpan balik yang diberikan juga berbeda-beda.
Kadang satu orang memonitor dang mengevaluasi secara detail, sedangkan yang
lainnya tidak terlalu detail atau secara umum saja. Sedangkan menurut PD (ketua
LPM) cara kerja pengurus yang berbeda-beda, menurut kemampuan masing-
masing, membuat sistematika menjadi tidak seragam. Ada yang sangat tertata, ada
yang tidak. Menurutnya hal ini disebabkan tidak adanya panduan yang jelas
sehingga proses monitoring dan evaluasinya juga berbeda-beda pada setiap
pengurus.
Demikian juga berdasarkan pengamatan peneliti (yang juga pendamping
kemahasiswaan Ormawa Fakultas Psikologi), tidak adanya panduan baku yang
dapat dijadikan standar atau pedoman dalam proses kerja Ormawa membuat
monitoring dan evaluasi kurang dapat dijalankan karena tidak jelas apa yang akan
dimonitoring dan dievaluasi, meski ada penduan berupa lembar kerja yang telah
diberikan sebelumnya sehingga surat atau proposal program kerja yang diperiksa
oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda.
Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian pengurus setiap
periode dan program kegiatan juga menjadi salah satu penyebabnya.
Upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi hal tersebut dan menghindari
investasi yang merugi karena tidak dikelolanya dengan baik potensi risiko yang
ada, adalah harus ada suatu panduan kerja yang dapat menjadi pedoman dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Pedoman dalam hal ini tentu meliputi nilai atau
5
keyakinan (value) yang dimiliki bersama, aturan atau batasan yang dapat
dilakukan, dan standar operasional prosedur kerja. Diharapkan melalui pedoman
ini meskipun terjadi pergantian pengurus Ormawa setiap tahunnya tidak akan
mempengaruhi proses kerja yang ada. Selain itu adanya interna kontrol dan audit
dapat juga menjadi bentuk antisipasi terhadap manajemen risiko.
Keberhasilan suatru organisasi tidak saja dilihat dari sistem kerja, program
kerja, dan sumberdaya manusianya, tapi juga dari kemampuan organisasi tersebut
dalam mengelola risiko-risiko yang berpotensi mempengaruhi tercapainya tujuan
organisasi. Pengelolaan yang baik terhadap risiko atau potensi risiko dapat
menghasilkan keuntungan, efisiensi dan keberlanjutan organisasi, namun jika
tidak dikelola dengan baik, maka risiko atau potensi risiko yang ada dapat
berdampak pada proses kerja dan produktivitas organisasi sehingga pada akhirnya
dapat berpengaruh pada kepuasan konsumen. Mempertimbangkan hal tersebut
dan hasil kajian empiris terhadap penelitian terdahulu yang relevan (disajikan
pada bab kajian pustaka), maka akan dilakukan penelitian yang diberi judul
Peningkatan Peran Pengurus Ormawa Melalui Pelatihan Manajemen Risiko
sebagai Bagian Dari Proses Monitoring dan Evaluasi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pelatihan manajemen risiko dapat meningkatkan pemahaman
dan kemampuan pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode
2013/2014 dalam melakukan identifikasi terhadap risiko atau potensi risiko, dan
mengelola risiko atau potensi risiko internal Ormawa sebagai bagian dari proses
monitoring dan evaluasi?
6
1.3 Tujuan
Meningkatkan pemahaman dan kemampuan pengurus Ormawa Fakultas
Psikologi UKWMS periode 2013/2014 dalam mengidentifikasi risiko atau potensi
risiko, dan mengelola risiko atau potensi risiko internal Ormawa melalui pelatihan
manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi sehingga
diharapkan dapat membentuk karakter pengurus Ormawa yang memiliki
sistematika kerja yang teratur, terencana, dan terkontrol.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS
Pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014
mendapatkan peningkatan pemahaman dan kemampuan dalam pengelolaan
risiko (risk management) secara internal sebagai bagian dari proses
monitoring dan evaluasi.
1.4.2 Manfaat bagi Fakultas Psikologi UKWMS
Terciptanya suatu bentuk kerjasama yang baik, terstruktur, dan terkontrol
antara Ormawa dengan Fakultas Psikologi dalam upaya pemenuhan
kebutuhan mahasiswa Fakultas Psikologi UKWMS.
1.5 Indikator Keberhasilan
Indikasi bahwa tujuan penelitian tercapai adalah:
1) Minimal 75% pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode
2013/2014 mengalami peningkatan skor pemahaman mengenai pentingnya
pengelolaan risiko atau potensi risiko (risk management) secara internal
7
sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi, yang diukur melalui tes
pemahaman yang akan diberikan sebelum dan setelah perberian pelatihan.
2) Peningkatan kemampuan pengidentifikasian risiko atau potensi risiko, dan
melakukan pengelolaan risiko atau potensi risiko (risk management) secara
internal sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi yang diukur
berdasarkan hasil observasi dan interview pada pelaksanaan program kerja
disesuaikan pada pencapaian key performance indicators (KPI) dan tugas atau
tanggung jawab pada masing-masing posisi atau jabatan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Risiko
Risiko memiliki beberapa pengertian, jika dijabarkan risiko dapat diartikan
sebagai kesempatan timbulnya kerugian; kemungkinan timbulnya kerugian;
ketidakpastian; penyimpangan dari kondisi aktual dan yang diharapkan; atau
probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan (Vaughan, 1997). Jika
disimpulkan risiko diartikan sebagai suatu ketidakpastian dan kerugian. Risiko
selalu berkaitan dengan keadaan yang memperbesar kemungkinan terjadinya
bencana (hazard) yang dapat menimbulkan kerugian (peril) sehingga
mengakibatkan dampak yang tidak diharapkan (losses). Jika digambarkan maka
konsep risiko sebagai berikut :
Hazard Peril Losses
Bagan 2.1 Konsep Risiko
2.1.1 Klasifikasi Risiko
Menurut Kaplan dan Mikes (2012), risiko dapat diklasifikasikan kedalam
tiga kategori, yaitu :
1. Internal organisasi (preventable or internal risks) yaitu risiko yang berasal dari
anggota organisasi, kebijakan atau peraturan, dan operasional proses kerja yang
dijalankan.
9
2. Strategi organisasi (strategy risks) adalah risiko yang muncul dari strategi atau
langkah-langkah yang diambil organisasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
3. Eksternal organisasi (external risks) merupakan risiko yang berasal dari luar
organisasi yang diluar kendali atau kontrol dari organisasi, seperti kondisi
sosial, ekonomi, dan politik.
Dalam Vaughan (1997), risiko diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Financial dan nonfinancial risks
Financial risks merupakan risiko yang berkaitan dengan hal-hal keuangan dan
biaya-biaya perusahaan, sepereti aset, biaya produksi, ongkos, pajak, suku
bunga, dan hutang. Nonfinancial risks merupakan risiko yang berkaitan dengan
hal-hal diluar keuangan dan biaya perusahaan, seperti sumberdaya manusia,
kesehatan dan keselamatan kerja, kejahatan dan kecurangan kerja, dan kualitas
dan persaingan.
2. Static dan dynamic risks
Dynamic risks adalah risiko yang berasal dari kondisi lingkungan eksternal
yang dinamis dan tidak dapat diprediksi, seperti kondisi perekonomian,
kompetitor, dsan konsumen. Static risks adalah risiko yang berasal dari situasi
yang sudah pasti dan dapat diprediksikan, seperti over time, dan kerusakan
akibat kesalahan manusia.
3. Pure dan speculative risks
Speculative risks yaitu risiko yang disebabkan oleh situasi yang memiliki dua
kemungkinan untuk mengalami kerugian atau keuntungan. Pure risks yaitu
10
risiko yang disebabkan oleh situasi yang hanya memiliki kemungkinan untuk
mengalami kerugian atau tidak rugi. Pure riks dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Personal risks yaitu risiko yang disebabkan oleh kemungkinan kerugian atas
pendpatan atau aset sebagai akibat dari kondisi kematian yang mendadak,
tanggungan usia tua, sakit atau ketidakmampuan, dan pengangguran.
b. Property risks yaitu risiko pada properti yang meliputi kerugian secara
langsung, seperti kerusakan gedung karena kebakaran; dan kerugian yang
dialami akibat dari kerugian secara langsung, seperti tidak dapat
beroperasinya gedung sehingga tidak dapat menghasilkan pendapatan.
c. Liability risks yaitu risiko yang muncul dari kemungkinan kerugian atas aset
atau pendapatan yang akan didapat akibat kesalahan menilai, atau kerugian
akibat kesalahan hukum yang disengaja atau tidak disengaja, atau
pelanggaran terhadap hukum lainnya.
d. Risks arising from failure of other yaitu risiko yang muncul dari
pelanggaran perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat oleh salah satu
pihak.
4. Fundamental dan particular risks
Fundamental risks meliputi risiko yang berasal dari kelompok tertentu dan
merupakan suatu konsekuensi yang memiliki dampak luas, seperti kondisi
ekonomi, sosial, dan politik. Particular risks meliputi risiko yang berasal dari
perorangan atau kejadian yang disebabkan oleh seseorang, seperti kebakaran
gedung.
11
2.1.2 Teknik Untuk Menghindari Risiko
Terdapat beberapa teknik yang dapat digunkan untuk menghindari risiko
sebagai berikut (Vaughan, 1997):
1. Risk avoidance, yaitu teknik menolak untuk tidak menerima risiko dan tidak
mengizinkan kehadirannya meski sesaat.
2. Risk reduction, yaitu teknik untuk mengurangi potensi menerima risiko dengan
melakukan tindakan preventif dan pengontrolan melalui monitoring dan
evaluasi.
3. Risk retention, yaitu teknik untuk menahan risiko sebelum dilakukan tindakan
untuk menolak, mengurangi, atau mentransfer risiko. Pada umumnya risiko
yang ditahan adalah risiko yang memiliki dampak terkecil.
4. Risk transfer, yaitu teknik untuk memindahkan risiko dari yang tidsak dapat
menghadapinya pada yang mampu mengatasinya.
5. Risk sharing, yaitu teknik untuk membagi risiko agar dampak yang diperoleh
tidak terlalu besar.
2.2 Konsep Dasar Manajemen Risiko
Manajemen risiko didefinisikan dalam beberapa pengertian, namun pada
prinsipnya manajemen risiko memiliki fokus pada pure risk dan pengelolaan pada
risiko-risiko yang ditimbulkannya. Berdasarkan dua konsep fokus ini, maka
manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan ilmiah yang
digunakan untuk mengatasi pure risk dengan mengantisipasi kemungkinan
mengalami kerugian dan merancang serta menerapkan prosedur yang dapat
meminimalkan terjadinya kerugian atau dampak finansial dari kerugian yang ada
12
(Vaughan, 1997). Menurut PMI Standard Committee, manajemen risiko
dijalankan dalam bentuk proyek yang merupakan proses dinamis yang
meminimalkan tingkat risiko dengan mengidentifikasi dan menganalis peringkat
risiko yang potensial, mengembangkan rencana tindakan, dan pemantauan secara
aktif selama pelaksanaan proyek. Manajemen risiko adalah proses mengendalikan
kemungkinan dan keparahan potensi yang merugikan. Hal ini berkaitan dengan
proses mengidentifikasi secara sistematis, mengukur, membatasi, dan memantau
risiko yang dihadapi oleh intitusi (Von-Pischke, 1989).
Meski merupakan konsep manajemen yang tergolong baru, namum
manajemen risiko pada dasarnya telah dikenal sejak tahun 1950an dan
sebelumnya telah ditulis oleh Henri Fayol (penulis manajemen kebangsaan
Perancis) tahun 1916. Ia membagi aktivitas industri kedalam enam fungsi yang
salah satunya disebut security dan saat ini dikenal dengan risk management. Enam
fungsi dalam aktivitas industri menurut Fayol adalah sebagai berikut:
1. Technical yaitu aktivitas yang meliputi produksi, pembuatan, dan adaptasi.
2. Commercial yaitu aktivitas yang meliputi pembelian dan penjualan.
3. Financial yaitu aktivitas mencari sumber modal dan mengelola arus modal.
4. Security yaitu aktivitas perlindungan pada properti dan orang-orang dari
perusahaan.
5. Accounting yaitu aktivitas mengumpulkan dan menganalisa informasi
keuangan terkait aktivitas atau kegiatan yang dilakukan.
6. Managerial yaitu aktivitas yang terdiri dari pengelolaan, perencanaan,
perintah, koordinasi, dan kontrol.
13
Menurut Fayol, security adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk menjaga
properti dan orang-oarang terhadap pencurian, kebakaran dan banjir, untuk
menangkal serangan dan tindak pidana berat dan luas atas semua gangguan sosial
atau gangguan alam yang dapat membhayakan kemajuan dan bahkan kehidupan
bisnis (dalam Vaughan, 1997).
2.2.1 Tujuan Manajemen Risiko
Dalam pelaksanaannya, manajemen risiko dilakukan untuk membantu
pencapaian tujuan organisasi dengan menghindarkan atau meminimalkan
kerugian dan kemungkinan kerugian yang dapat dialami. Secara terperinci,
manajemen risiko memiliki tujuan sebagai berikut (Vaughan, 1997):
1. Menjamin kecukupan sumberdaya
2. Meminimalkan biaya untuk menghadapi pure risks
3. Menjaga karyawan dari kecelakaan serius dan kematian
4. Menyesuaikan antara perjanjian kontrak dengan ketentuan hukum
5. Mengurangi kekhawatiran
2.2.2 Manfaat Manajemen Risiko
Penerapan manajemen risiko memberikan beberapa manfaat (Fahmi,
2011) yaitu:
1. Organisasi memiliki ukuran yang kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap
keputusan, sehingga para pimpinan menjadi lebih berhati-hati dan selalu
menggunakan ukuran-ukuran dalam bernagai keputusan.
2. Mampu memberi arah bagi suatu organisasi dalam melihat pengaruh-pengaruh
yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
14
3. Mendorong peran pimpinan dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian,
khususnya kerugian dari segi finansial.
4. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
5. Adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara detail dapat
membangun arah dan mekanisme organisasi secara berkelanjutan.
2.2.3 Prinsip-prinsip Manajemen Risiko
Manajemen risiko memiliki prinsip-prinsip dalam pelaksanaannya
terhadap organisasi (Djojosoedarso, 2003):
1. Manajemen risiko haruslah memberi nilai tambah berupa kontribusi terhadap
peningkatan kemungkinan pencapaian tujuan organisasi secara nyata. Selain
itu juga memberikan perbaikan dalam aspek keselamatan, kesehatan kerja,
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, perlindungan lingkungan
hidup, persepsi publik, kualitas produk, reputasi, dan lain-lain.
2. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi dan
merupakan bagian tanggung jawab manajemen, serta merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari proses organisasi, proyek, dan manajemen perubahan.
3. Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan yang
membantu para pengambil keputusan untuk mengambil keputusan atas dasar
pilihan-pilihan yang tersedia dengan informasi yang selengkap mungkin
mengenai semua risiko atau potensi risiko.
15
4. Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidak pastian dalam
proses pengambilan keputusan dengan memperkirakan bagaimana sifat
ketidak pastian dan cara mengatasinya.
5. Manajemen risiko bersifat sistemik, terstruktur, dan tepat waktu dalam
memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan konsistensi manajemen risiko
sehingga dapat menjadi perbandingan dan memberikan hasil serta perbaikan.
6. Manajemen risiko berdasar pada informasi terbaik yang tersedia, seperti
pengalaman, observasi, penilaian ahli, dan data lain yang tersedia.
7. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya dan harus diselaraskan
dengan konteks internal dan eksternal organisasi, serta tujuan organisasi dan
profil risiko yang dihadapi organisasi tersebut.
8. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya dengan
mengenali kapabilitas organisasi, persepsi, dan tujuan masing-masing
individu di dalam dan luar organisasi, khususnya yang menunjang atau
menghambat pencapaian tujuan organisasi.
9. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif dengan melibatkan para
pemangku kepentingan dan pengambil keputusan. Keterlibatan ini juga harus
memungkinkan para pemangku kepentingan terwakili dan mendapatkan
kesempatan untuk menyampaikan pendapat serta kepentingannya, terutama
dalam merumuskan kriteria risiko.
10. Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap terhadap
perubahan baik di dalam maupun di luar organisasi.
16
11. Manajemen risiko harus menfasilitasi terjadinya perbaikan dan peningkatan
organisasi secara berkelanjutan dengan senantiasa mengembangkan dan
menerapkan perbaikan strategi manajemen risiko serta meningkatkan
kematangan pelaksanaan manajemen risiko.
2.2.4 Tahapan Proses Manajemen Risiko
Manajemen risiko sebagai suatu pendekatan ilmiah yang berurusan dengan
pure risks memiliki tahapan pengembangan manajemen risiko yang setiap tahapan
dalam aplikasinya akan dapat saling bergabung. Enam tahap dalam proses
manajemen risiko adalah sebagai berikut (Vaughan, 1997):
1. Determining objectives. Tahap pertama dari proses manajemen risiko adalah
menentukan apa yang diharapkan organisasi dari program manajemen risiko.
Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk bertahan, untuk menjamin
keberadaan dan keberlangsungan organisasi sebagai suatu usaha dalam
perekonomian. Manajemen risiko membrikan kontribusi terhadap pencapaian
tujuan organisasi dengan meyakinkan bahwa usaha yang dilakukan dalam
upaya mencapai tujuan tidak akan diganggu oleh kemungkinan mengalami
kerugian yang terkait dengan risiko murni.
2. Identifying risks. Sebelum sesuatu dapat dilakukan terkait dengan penanganan
terhadap risiko organisasi, maka penting untuk mengidentifikasi dan mengenali
risiko. Risiko organisasi tidak dapat digeneraliasasikan karena berbeda bidang
usaha dan kondisi akan menghasilkan perbedaan risiko. Untuk itu perlu ada
pendekatan yang sistematis untuk dapat mengidentifikasi risiko. Proses
17
identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner analisa
risiko, checklist kebijakan risiko, analisa keuangan, diagram alur keuangan.
3. Evaluating the risks. Setelah risiko dapat diidentifikasi selanjutnya dilakukan
evaluasi untuk mengetahui potensi besarnya kerugian dan kemungkinan
kerugian yang dapat disusun dalam bentuk rangking untuk menentukan
prioritas tindakan. Secara umum klasifikasi tingkatan risiko, yaitu:
a. Critical risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan
kerugian adalah yang akan mengakibatkan kebangkrutan.
b. Important risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan
kerugian tidak sampai menyebabkan kebangkrutan, namun mengakibatkan
perusahaan perlu meminjam untuk dapat melanjutkan operasionalnya.
c. Unimportant risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan
kerugian dapat dipenuhi dan diatasi dari aset atau penghasilan yang dimiliki
perusahaan tanpa memaksakan keuangan yang berlebihan.
4. Considering alternatives and selecting the risk treatment device. Langkah
selanjutnya adalah menentukan teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi
setiap risiko. Teknik yang dapat digunakan meliputi menolak risiko (risk
avoidance), mengurangi risiko (risk reduction), menahan risiko (risk
retention), memindah risiko (risk transfer), dan membagi risiko (risk sharing).
Pada tahap ini dilakukan pengambilan keputusan mengenai penanganan yang
akan dilakukan untuk menghadapi tiap risiko.
5. Implementing the decision. Setelah diputuskan teknik tindakan yang akan
dilakukan, maka selanjutnya adalah mengaplikasikannya.
18
6. Evaluating and reviewing. Evaluasi dan tinjauan perlu dilakukan karena
manajemen risiko tidak dapat berhenti, karena ketika risiko lama dapat diatasi
maka akan muncul risiko yang baru. Untuk itu perlu perhatian yang konsisten
untuk memastikan risiko dan tindakan yang dilakukan. Selain itu kesalahan
dalam proses pengelolaan risiko tidak dapat dihindari, oleh karena itu untuk
menghindari risiko, evaluasi dan tinjauan sangat dibutuhkan.
Menurut Kaplan dan Mikes (2012), internal risks dapat diatasi dengan
melakukan antisipasi berupa pemberian panduan yang jelas mengenai tujuan,
values dan batasan dalam organisasi. Untuk itu misi organisasi yang berisi tujuan
organisasi harus dibuat dalam bentuk kalimat pernyataan yang jelas, rinci, mudah
dipahami, dan diketahui oleh semua anggota organisasi. Values atau nilai-nilai,
kebiasaan, atau keyakinan yang dapat memandu sikap dan perilaku anggota
organisasi juga harus jelas dan dimiliki bersama. Pernyataan value organisasi
yang jelas dapat membantu karyawan menghindari pelanggaran terhadap standar
organisasi sehingga menempatkan aset dan reputasi organisasi dalam risiko.
Selain itu adanya batasan berupa peraturan dan kebijakan yang dapat mengontrol
sikap dan perilaku juga diperlukan untuk menghindarkan atau meminimalkan
risiko.
2.3 Review Penelitian
Penelitian-penelitian mengenai pentingnya pengelolaan risiko atau potensi
risiko untuk menghindarkan atau meminimalkan risiko yang mungkin atau telah
dihadapi telah banyak dilakukan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Robinson
dan Levy (2011) mengenai hubungan antara risk assessment dan risk management
19
berkaitan dengan pengambilan keputusan menunjukkan pentingnya pengukuran
risiko dalam mendukung pengelolaan risiko. Sebelum mengambil keputusan
untuk mengelola risiko, pertama yang harus dilakukan adalah melakukan
identifikasi terhadap permasalahan dan kemungkinan tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi. Lalu melakukan analisa dan meninjau hasilnya
sebagai bagian dari pengukuran risiko. Secara keseluruhan tujuan dari pengukuran
risiko adalah untuk mendukung pengambilan keputusan pengelolaan risiko.
Penelitian lain mengenai efektivitas risk management untuk mengurangi
risiko proyek melalui studi lintas industri dan negara yang dilakukan oleh Zwikael
dan Ahn (2011) menunjukkan penyelenggara proyek (negara atau industri) secara
signifikan berpengaruh pada level risiko proyek dan intensitas proses pengelolaan
risiko. Hasil penelitian juga menunjukkan peranan manajemen risiko dalam
menengahi hubungan antara level risiko dan kesuksesan proyek. Dimana
perencanaan manajemen risiko yang baik dapat mengurangi efek negatif dari level
risiko terhadap keberhasilan proyek. Kemudian penelitian yang dilakukan Kaplan
dan Mikes (2012) mengenai cara pandang baru dalam pengelolaan risiko. Kaplan
dan Mikes mengenalkan kategori baru dari risiko, dan menjelaskan risiko mana
yang dapat ditangani menggunakan pendekatan peraturan dan kebijakan dan mana
yang harus menggunakan pendekatan lain. Ketiga kategori risiko adalah
preventable or internal risks yang dapat dikelola dengan penerapan peraturan atau
kebijakan, strategy risks, dan external risks yang memerlukan strategi khusus
untuk mengelola risiko. Kesemua penelitian menunjukkan adanya kebutuhan dan
20
pentingnya pengelolaan risiko dalam setiap kegiatan atau proyek yang bertujuan
untuk mengurangi atau meminimalkan efek negatif dari risiko.
2.4 Kerangka Berpikir
Manajemen risiko merupakan kegiatanyang penting untuk dilakukan
sebagai bentuk antisipasi dan penanganan terhadap risiko atau potensi risiko.
Melalui manajemen risiko dapat diketahui kemungkinan risiko, jenis risiko, dan
besaran risiko sehingga dapat ditentukan teknik penaganan risiko. Melalui
penanganan risiko, organisasi dapat mengetahui hambatan atau tantangan yang
dihadapi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Berdasar hal tersebut,
manajemen risiko dapat menjadi bagian dalam proses monitoring dan evaluasi
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Terkait permasalahan yang terjadi pada Ormawa Fakultas Psikologi
UKWMS proses monitoring dan evaluasi belum dilakukan secara terstruktur dan
konsisten karena tidak adanya standar atau pedoman yang dapat dijadikan
panduan dalam menjalankan program kerja sehingga terjadi perbedaan dalam
setiap prosedur kerja pada setiap pengurus Ormawa. Hal ini terlihat dari isi
proposal atau surat terkait dengan program kerja. Oleh karena itu melalui
pelatihan manajemen risiko, para pengurus Ormawa akan dilatih mengidentifikasi
risiko yang dikhususkan terkait dengan risiko internal Ormawa dan menentukan
teknik atau metode pengelolaannya. Pengelolaan risiko akan melalui pembuatan
peraturan atau kebijakan standar operasional prosedur kerja yang diawali dengan
menentukan misi dan value Ormawa, yang dalam penyusunannya akan
melibatkan para pengurus. Diharapkan melalui pelatihan ini para pengurus
21
Ormawa dapat melakukan analisa risiko dan mengatasinya sebagai bagian dari
proses monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan Ormawa secara
mandiri.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan pelatihan manajemen risiko dengan model
action research dari Kemmis dan McTaggart dalam www.ditplb.or.id (2000).
Model ini terdiri dari siklus-siklus, yang setiap siklusnya terdiri 4 komponen,
yaitu perencanaan, tindakan, observasi (pengamatan), dan refleksi.
3.2 Bagan Penelitian
3.2 HJK
Bagan 3.1 Bagan Pelatihan
Pengambilan data awal
Menuruskan masalah
Perencanaan tindakan
Penyusunan modul pelatihan
Evaluasi hasil pelatihan
Pelaksanaan pelatihan
Aplikasi hasil pelatihan
Analisa data
Refleksi
Jika indikator keberhasilan telah tercapai,maka cukup sampai disini
Jika indikator keberhasilanbelumtercapai, maka siklus dilakukan dengan
memperbaiki materi pelatihan sesuaihasil refleksi
23
3.3 Setting Penelitian
3.3.1 Tempat Penelitian
Penelitian peningkatan peran pengurus Ormawa melalui pelatihan
manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi
dilaksanakan kepada para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi periode
2013/2014 yang berada di Unika Widya Mandala Surabaya (UKWMS) jalan
Dinoyo 42-44 Surabaya.
3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian manajemen risiko dan pelatihan manajemen risiko dilaksanakan
pada bulan Januari sampai bulan Juni 2013.
3.3.3 Subyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi
UKWMS Periode 2012/2013 dan periode 2013/2014, serta dosen pendamping
kemahasiswaan. Sedangkan pelatihan manajemen risiko akan diberikan kepada
para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS Periode 2013/2014 yang
terdiri dari:
1) Pengurus Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) sebanyak 11 orang
2) Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebanyak 10 orang
3) Pengurus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) sebanyak 11 orang
3.4 Persiapan Penelitian
Dalam pelaksanaannya rancangan penelitian dimulai dari identifikasi dan
rumusan masalah sampai dengan penyusunan modul dan aplikasi ujicoba materi
modul pelatihan, kemudian hasil akan diolah dan dianalisa. Untuk itu persiapan
24
penelitian yang dilakukan adalah membaca referensi, menyusun alat ukur, dan
menyusun modul pelatihan.
Selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan
penelitian awal yang dilakukan dengan metode wawancara pada para ketua
pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS untuk mengidentifikasi
permasalahan risiko terkait dengan proses monitoring dan evaluasi organisasi, dan
merumuskan masalah yang akan diteliti. Selanjutnya hasil identifikasi masalah
disusun dalam bentuk proposal penelitian untuk kemudian disiapkan rancangan
pelaksanaan penelitian dan pelatihan manajemen risiko. Pelatihan manajemen
risiko akan difokuskan pada pengelolaan risiko atau potensi risiko internal
organisasi sesuai dengan kemampuan dan kewenangan Ormawa Fakultas
Psikologi UKWMS dalam membuat peraturan atau kebijakan standar operasional
prosedur kerja.
3.5 Siklus Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui pelatihan yang efektifitasnya akan
diukur minimal dalam 2 siklus, dan dapat diteruskan jika belum memenuhi
indikator keberhasilan. Tiap siklus terdiri dari:
1) Perencanaan, yaitu menyusun persiapan untuk melakukan penelitian atau
pelatihan meliputi :
a) Menyiapkan referensi dalam rangka penyusunan alat ukur dan modul
pelatihan.
b) Menyiapkan alat ukur pengambilan data (panduan wawancara dan tes
pemahaman).
25
c) Menyiapkan modul materi pelatihan
d) Menyiapkan lembar kerja
e) Menyiapkan lembar evaluasi
2) Pelaksanaan, yaitu melakukan pengambilan data dan pemberian materi
pelatihan pada pengurus Ormawa sesuai dengan modul pelatihan yang telah
disiapkan.
3) Pengamatan, yaitu mengamati sejauh mana hasil penelitian dapat diaplikasikan
dalam melakukan manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan
evaluasi serta meningkatkan efektifitas kerja Ormawa. Hal ini dilakukan
melalui lembar evaluasi yang diberikan saat pelaksanaan pelatihan dan selama
prosesa aplikasi.
4) Refleksi, yaitu peninjauan terhadap keberhasilan dan kegagalan yang terjadi
pada siklus yang sedang dilaksanakan, beserta hambatan atau tantangan yang
ditemui. Hasil refleksi dapat menjadi bahan evaluasi dalam menyusun siklus
selanjutnya.
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Data primer yaitu para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode
2012/2013 dan periode 2013/2014, dan dosen pendamping kemahasiswaan..
2) Data sekunder yaitu dokumentasi program kerja Ormawa, yaitu renstra, renop,
proposal, dan surat program kerja.
26
3.6.2 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Data kualitatif yang meliputi:
a. Proses dan hasil kerja Ormawa (pengaplikasian sistem manajemen risiko)
b. Rencana strategi dan rencana operasional Ormawa
c. Proposal dan surat program kerja Ormawa
2) Data kuantitatif yang meliputi :
a. Skor pemahaman manajemen risiko
b. Hasil kerja dan evaluasi selama mengikuti pelatihan
3.6.3 Cara Pengumpulan Data
Cara yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
1) Data kualitatif yang meliputi :
a. Proses dan hasil kerja Ormawa (pengaplikasian sistem manajemen risiko)
didapatkan melalui wawancara semi terstruktur dan observasi
b. Rencana strategi dan rencana operasional Ormawa didapatkan dari
dokumentasi program kerja Ormawa
c. Proposal dan surat Ormawa didapatkan dari dokumentasi program kerja
Ormawa
2) Data kuantitatif yang meliputi :
a. Skor pemahaman manajemen risiko didapatkan memalui tes pemahaman
sebelum dan sesudah pelatihan
27
b. Hasil kerja dan evaluasi selama mengikuti pelatihan didapatkan melalui
observasi dan lembar evaluasi (exit card)
3.7 Teknik Analisa Data
Hasil wawancara akan diolah menggunakan thematic analysis yaitu proses
analisis data yang melibatkan pemilahan informasi menjadi tema-tema yang
berupa konsep atau gagasan yang sering muncul dan dikenali sebagai sumber data
yang dianalisis. Hasil kuesioner akan diolah berdasarkan statistik deskriptif untuk
merangkum dan menggambarkan pola data secara keseluruhan. Selain itu terkait
dengan tes pemahaman akan dilakukan pengelolaan secara statistik menggunakan
paired samples t-test untuk merangkum dan menggambarkan pola data secara
keseluruhan dan uji perbedaan sebelum dan setelah pelatihan.
3.8 Peran mahasiswa Dalam Penelitian
Mahasiswa yang dilibatkan dalam penelitian ini akan mengikuti dan
terlibat dalam hampir semua aktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat.
Mulai dari pelaksanaan penelitian, pengambilan data, pelaksanaan pengabdian
masyarakat, analisa data berdasarkan hasil penelitian dan pegabdian masyarakat
yang dilakukan. Alasan melibatkan mahasiswa adalah agar mahasiswa memiliki
pengalaman praktis penelitian dan pengaplikasian ilmu yang didapat. Selain itu
diharapkan penelitian ini dapat menjadi penelitian payung bagi mahasiswa yang
terlibat.
28
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Penggalian Data Awal
Pelaksanaan penelitian diawali dengan penggalian data berupa identifikasi
terhadap faktor-faktor risiko atau potensi risiko yang mempengaruhi pengelolaan
Ormawa. Proses identifikasi ini dilakukan menggunakan kuesioner guna
mengetahui pemahaman para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS
periode 2012/2013 dan periode 2013/2014 mengenai risiko atau potensi risiko
yang dimiliki, seberapa besar pengaruhnya terhadap keberhasilan atau kesuksesan
program kerja atau kegiatan, beserta dampak yang ditimbulkannya. Hasil data
kuesioner diolah menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan gambaran
data secara keseluruhan. Sedangkan penggalian data mengenai tindak lanjut
terhadap risiko atau potensi risiko dilakukan menggunakan wawancara semi
terstruktur, dan hasilnya akan dikodingkan guna melengkapi data sebelumnya.
Dari hasil pengelolaan data diketahui bahwa dari 28 jawaban, 20 jawaban
menyatakan bahwa sumberdaya manusia (SDM) Ormawa yaitu anggota atau
pengurus dan panitia kegiatan merupakan hal yang paling mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu program kerja atau kegiatan
Ormawa. Hal ini disebabkan SDM merupakan faktor penentu yang mengatur
jalannya program kerja dan mempengaruhi kualitas dari program kerja yang
dijalankan. Selain itu kemampuan kognitif terkait dengan kompetensi yang
dimiliki dan sikap kerja dari SDM yang ada juga menjadi hal yang paling
29
berpengaruh terhadap sukses tidaknya suatu program kerja atau kegiatan Ormawa.
Hal ini dinyatakan oleh 5 jawaban (kemampuan kognitif) dan 9 jawaban (sikap
kerja) dari 26 jawaban. Besarnya pengaruh dari SDM terkait dengan kemampuan
kognitif dan sikap kerja yang dimiliki para pengurus Ormawa, mayoritas jawaban
menyebutkan sangat besar yaitu 7 jawaban dari 14 jawaban. Sisanya 5 jawaban
menyatakan pengaruhnya besar dan 2 jawaban cukup besar. Dari besarnya
pengaruh tersebut, dampak yang ditimbulkan jika SDM terkait dengan
kemampuan kognitif dan sikap kerja diabaikan maka dapat membuat kualitas
program kerja menjadi kurang, deadline kegiatan menjadi mundur, bahkan bisa
sampai gagal, membuat image Fakultas Psikologi dan Ormawa menjadi negatif,
dan memunculkan konflik internal.
Hal lain yang juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan suatu program kerja atau kegiatan Ormawa adalah kualitas dari
program kerja yang dibuat (4 jawaban dari 28 jawaban). Besarnya pengaruh
kualitas program kerja ditunjukkan dengan mayoritas jawaban yang menjawab
sangat besar (3 jawaban dari 4 jawaban), sisanya menjawab 1 untuk pengaruh
yang besar. Kualitas program kerja menjadi hal yang paling penting karena
berdasarkan hal ini akan menentukan jumlah peserta yang hadir. Dimana jumlah
peserta yang hadir menjadi salah satu indikator keberhasilan dari suatu program
kerja, selain dampak atau pengaruh yang dihasilkan dari program kerja tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan sikap konsumen juga menjadi faktor yang
penting dalam mempengaruhi kesuksesan suatu kegiatan Ormawa dikarenakan
sikap konsumen ini menjadi salah satu indikator dalam mengukur kualitas suatu
30
kegiatan. Menarik tidaknya atau berkualitas tidaknya suatu kegiatan Ormawa
dapat diukur dari minat konsumen (mahasiswa) untuk berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan 6 jawaban dari 26 jawaban yang
menyatakan bahwa sikap konsumen dapat mempengaruhi kesuksesan suatu
kegiatan Ormawa. Besarnya pengaruh sikap konsumen ini ditunjukkan dengan 2
dari 6 jawaban menyatakan pengaruh yang sangat besar, dan sisanya masing-
masing juga menjawab 2 dari 6 jawaban menyatakan pengaruh yang besar dan
cukup besar. Oleh karena itu jika kualitas program dan sikap konsumen tidak
dapat dijaga dengan baik maka dapat menurunkan minat konsumen dalam
berpartisipasi sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan program kerja tersebut.
Aset (2 jawaban dari 28 jawaban) terkait dengan peralatan atau
perlengkapan juga menjadi hal yang paling penting dalam menentukan
keberhasilan suatu program kerja. Hal ini disebabkan aset memiliki pengaruh
terhadap efektifitas kinerja dari para pengurus atau panitia suatu program kerja,
sehingga jika aset tidak dikelola dengan baik maka dapat berdampak pada
program kerja. Oleh karena itu dari 2 jawaban, masing-masing menjawab sangat
besar dan besar pengaruh aset terhadap keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
suatu program kerja atau kegiatan Ormawa.
Selain itu biaya operasional juga menjadi hal yang berpengaruh dalam
menentukan keberhasilan suatu program kerja (2 jawaban dari 28 jawaban).
Meskipun pengaruhnya ada yang menjawab sangat besar dan cukup besar
(masing-masing 1 jawaban), namun biaya operasional dianggap menjadi hal yang
penting karena terkait dengan dana pelaksanaan. Dimana dana tersebut berkaitan
31
dengan ongkos-ongkos atau biaya-biaya yang harus ada untuk mendukung
terlaksananya suatu program kerja.
Faktor lain yang mempengaruhi sukses tidaknya suatu kegiatan Ormawa
adalah sistem kerja (5 jawaban dari 26 jawaban). Hal ini disebabkan dalam sistem
kerja memuat mengenai peraturan dan prosedur kerja Ormawa, sehingga ketika
sistem kerja tidak jelas maka operasional pelaksanaan kegiatan Ormawa pun
menjadi tidak jelas. Oleh karena itu sistem kerja menjadi hal yang memiliki
pengaruh sangat besar (3 jawaban dari 5 jawaban) dan juga besar (2 jawaban dari
5 jawaban) dalam mendukung kesuksesan suatu kegiatan.
Satu faktor yang juga berpengaruh perhadap kesuksesan suatu kegiatan
Ormawa adalah kompetitor (1 jawaban dari 26 jawaban). Kompetitor manjadi hal
yang perlu diperhatikan dalam mendukung sukses tidaknya suatu kegiatan
dikarenakan sebagai pesaing, pihak kompetitor juga memiliki sasaran konsumen
yang sama sehingga berdampak pada minat keikutsertaan konsumen dalam
kegiatan Ormawa. Oleh karena itu meskipun besarnya pengaruh tidak terlalu
(cukup besar, dan hanya ada 1 jawaban) namun keberadaan kompetitor tidak
dapat dianggap remeh.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa para pengurus
Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2012/2013 dan 2013/2014 pada
dasarnya telah memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai risiko atau
potensi risiko yang dimiliki Ormawa, dan juga telah mengetahui dampak yang
ditimbulkan. Hanya saja para pengurus Ormawa belum menyadari hal tersebut
sebagai risiko atau potensi risiko. Hal tersebut dianggap sebagai suatu
32
permasalahan yang dihadapi Ormawa dan memiliki pengaruh atau dampak
terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Selain itu berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa proses identifikasi risiko atau potensi risiko tidak
dilakukan secara sistematis dan terstruktur diawal penyusunan renstra dan renop
Ormawa, namun lebih pada saat program kerja atau kegiatan berjalan. Hal ini
berdampak pada tidak dilakukannya persiapan atau pengelolaan yang matang dan
terencana dalam menghadapi risiko atau potensi risiko yang ada. Tindak lanjut
yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut juga sifatnya masih
parsial dan belum dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal ini berdampak
pada permasalahan yang sama akan diatasi dengan cara yang berbeda-beda sesuai
dengan pengurus atau panitia program kerja atau kegiatan Ormawa. Akibatnya
tidak ada standar atau pedoman yang jelas yang dapat dijadikan panduan.
Jika disimpulkan, maka ORMAWA Fakultas Psikologi UKWMS periode
2013/2014 belum menjalankan konsep manajemen risiko seutuhnya. Hal ini
ditunjukkan dengan belum adanya proses identifikasi risiko atau potensi risiko
yang dilakukan secara terstruktur dan terencana diawal penyusunan renstra dan
renop sehingga proses manajemen risiko yang dilakukan juga belum sistematis
dan holistik. Hal ini dapat terjadi karena adanya pemahaman pengurus Ormawa
yang kurang tepat mengenai manajemen risiko sebagai bagian dari proses
monitoring dan evaluasi.
4.2 Siklus Penelitian
Dari hasil penggalian data awal diketahui pemahaman pengurus
ORMAWA Fakultas Psikologi periode 2013/2014 mengenai risiko dan
33
manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisasi
merupakan masalah yang mendesak untuk diselesaikan yaitu salah satunya
dengan melakukan pelatihan. Tahap-tahap dalam pelatihan terdiri dari
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi.
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dilakukan dengan dalam rangka menyusun konsep
atau model penelitian dan tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan ini meliputi
beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, antara lain:
1) Membaca referensi. Hal ini dilakukan guna mendukung proses penyusunan
konsep atau model penelitian. Referensi dibutuhkan dalam rangka penyusunan
alat ukur guna menggali data mengenai gambaran manajemen risiko yang telah
dilakukan oleh subyek penelitian. Selain itu referensi juga digunakan dalam
penyusunan modul pelatihan manajemen risiko.
2) Menyusun alat ukur. Guna mendapatkan data yang dibutuhkan berupa
gambaran manajemen risiko yang telah dilakukan oleh organisasi mahasiswa
Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 serta pemahaman pengurus
Ormawa tersebut maka peneliti menyusun alat ukur yang meliputi kuesioner
penggalian data awal berupa identifikasi faktor-faktor risiko, kuesioner tes
pemahaman manajemen risiko, dan panduan wawancara.
3) Menyusun materi modul pelatihan. Modul pelatihan disusun berdasarkan
materi risiko dan manajemen risiko. Materi ini meliputi konsep dasar sampai
dengan aplikasi terkait dengan proses modifikasi dan intervensi terhadap
permasalahan risiko atau potensi risiko organisasi. Metode pembelajaran yang
34
digunakan adalah sharing pikiran (diskusi kelompok/kelas, elaborasi dan
laporan kelompok maupun individu), pendapat dan reaksi, peta konsep (bagan
problem mapping), metafor (ilustrasi dan konfirmasi materi), dan pre-test dan
post-test.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan pemberian tindakan berupa
pelatihan manajemen risiko pada subyek penelitian. Pelatihan diberikan pada
tanggal 20 – 21 Juni 2013 dan dilakukan bersamaan dengan rencana kerja (Raker)
dan pra jabatan (Prajab) Ormawa Fakultas Psikologi periode 2013/2014 tahap
pertama. Dimana dalam raker dan prajab Ormawa tersebut, pengurus Ormawa
diberi beberapa pelatihan dan pembekalan yang dapat mendukung proses kerja
selama satu tahun periode jabatan.
Pada pelaksanaan pelatihan, peserta yang hadir adalah semua anggota
Ormawa yang baru (periode 2013/2014) yang terdiri dari tiga Ormawa. Dari 32
total pengurus Ormawa, total seluruh peserta adalah 30 peserta. Dimana Badan
Perwakilan Mahasiswa (BPM) yang hadir 10 orang, Badan Eksekufit Mahasiswa
(BEM) yang hadir 10 orang, dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) yang hadir 10
orang. Terdapat 2 orang pengurus Ormawa, BPM dan LPM, yang tidak dapat
diolah datanya karena tidak mengikuti pelatihan selama dua hari sehingga tidak
ikut mengisi salah satu kuesioner tes pemahaman (pre-test/post-test).
Pelaksanaan pelatihan diberikan dalam tiga sesi dan dilakukan dalam dua
hari. Rincian pelaksanaan pelatihan meliputi sebagai berikut:
35
1) Sesi pertama diadakan pada hari pertama. Materi pelatihan meliputi konsep
dasar risiko yang terdiri dari pengertian, jenis, tingkatan, dampak, dan teknik
menghindari risiko beserta konteks-konteks aplikasinya. Metode
pembelajaran yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi
kelompok/kelas), pendapat dan reaksi, metafor (ilustrasi dan konfirmasi
materi), dan pre-test. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian ilustrasi
lisan dan materi secara berselingan tentang konsep dasar risiko dan bentuk-
bentuk aplikasi yang sering ditemui. Setelah pemberian materi, peserta
diminta berkelompok sesuai Ormawa masing-masing, lalu mengidentifikasi
risiko atau potensi risiko yang dimiliki. Selanjutnya dilakukan presentasi dan
diskusi seputar permasalahan Ormawa terkait dengan risiko atau potensi
risiko yang ada. Diskusi diakhiri dengan saling konfirmasi dan konklusi
umum dari kelas. Dalam konklusi tersebut, peserta distimulasi untuk
mendefinisikan sendiri kaitan risiko dengan program kerja atau kegiatan
Ormawa.
2) Sesi kedua diadakan pada hari kedua. Materi pelatihan meliputi konsep dasar
manajemen risiko yang terdiri dari pengertian, tujuan, manfaat, prinsip-
prinsip, dan proses pengelolaan risiko beserta konteks-konteks aplikasinya.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi
kelompok/kelas), pendapat dan reaksi, metafor (ilustrasi dan konfirmasi
materi), dan kartu exit (refleksi pribadi tertulis). Kegiatan yang dilakukan
meliputi pemberian ilustrasi lisan dan materi secara berselingan tentang
konsep dasar manajemen risiko. Setelah pemberian materi, peserta diminta
36
berkelompok sesuai Ormawa masing-masing lalu mendiskusikan solusi
dalam rangka mengelola risiko atau potensi risiko organisasi yang telah
diidentifikasi pada sesi 1. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi dan
diskusi seputar solusi risiko atau potensi risiko. Diskusi diakhiri dengan
saling konfirmasi dan konklusi umum dari kelas. Dalam konklusi tersebut,
peserta distimulasi untuk mendefinisikan sendiri kaitan manajemen risiko
dengan program kerja atau kegiatan Ormawa.
3) Sesi ketiga diadakan pada hari kedua. Materi pelatihan berupa kegiatan
aplikasi terkait dengan proses modifikasi dan intervensi terhadap
permasalahan risiko atau potensi risiko organisasi. Metode pembelajaran
yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi kelompok/kelas, elaborasi
dan laporan kelompok maupun individu), pendapat dan reaksi, peta konsep
(bagan problem mapping), metafor (ilustrasi dan konfirmasi materi), dan
post-test. Kegiatan yang dilakukan adalah semua kelompok kerja Ormawa
diminta untuk mendiskusikannya dan melakukan proses manajemen risiko
dengan mengikuti proses tahapannya berdasarkan hasil identifikasi risiko atau
potensi risiko dan solusi pengelolaan risiko atau potensi risiko yang telah
dilakukan. Setelah itu semua kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Tugas kelompok lain adalah memberikan pertanyaan dan masukan terkait
dengan hasil diskusi kelompok presenter. Kisi-kisi pokok presentasi dan
diskusi adalah validitas dan koherensi data dalam laporan, ketajaman
identifikasi masalah, sistematika bagan problem mapping, beserta relevansi
dan justifikasi kemungkinan-kemungkinan solusi yang bisa diajukan. Selama
37
presentasi dan diskusi, setiap kelompok bisa menunjuk dua atau tiga anggota
kelompoknya untuk bertanya pada kelompok presenter, sehingga terjadi
pertukaran pengetahuan antara kelompok.
4.2.3 Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan selama dua hari proses pelatihan terkait dengan
pemahaman peserta terhadap materi pelatihan, dan kemampuan aplikasi hasil
pelatihan dalam penyusunan proses manajemen risiko yang dilakukan melalui
observasi dan kuesioner. Data hasil pengamatan kemudian diolah dan dianalisa.
Pengamatan peneliti melalui observasi didasarkan pada indikator
penilaian, yaitu kemampuan melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko yang
dimiliki masing-masing Ormawa, dan kemampuan melakukan manajemen risiko
terhadap proses identifikasi risiko atau potensi risiko yang telah dilakukan.
Hasil pengamatan peneliti selama proses pelatihan terlihat peserta telah
mampu melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko yang dimiliki masing-
masing Ormawa. Hal ini terlihat dari hasil kerja masing-masing kelompok
Ormawa saat diminta melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang berisiko atau
berpotensi berisiko dalam pelaksanaan proses kerja Ormawa selama satu tahun
periode. Masing-masing kelompok Ormawa mampu melakukan identifikasi risiko
atau potensi risiko terhadap setiap program kerja atau kegiatan yang disusun
dalam renstra dan renop satu tahun periode. Proses identifikasi yang dilakukan
meliputi penentuan sumber risiko, kejadian yang berisiko, konsekuensi yang
diterima, faktor pemicu, dan waktu terjadinya.
38
Selain itu, peserta juga terlihat telah mampu melakukan proses manajemen
risiko terutama terkait dengan penentuan solusi sebagai bentuk pengelolaan atau
pengendalian terhadap risiko atau potensi risiko yang telah teridentifikasi. Hal ini
juga terlihat dari hasil kerja masing-masing kelompok Ormawa saat diminta
melakukan proses manajemen risiko yang sudah diawali dengan proses
identifikasi risiko atau potensi risiko, dan penentuan besarannya melalui ranking
risiko atau potensi risiko yang paling membahayakan. Dimana proses selanjutnya
adalah peserta menentukan alternatif solusi untuk mengatasi atau mengelola risiko
atau potensi risiko yang dimiliki. Meski alternatif solusi yang dibuat belum detail
dan aplikatif, namun sudah tampak beberapa alternatif solusi yang akan
digunakan dalam mengelola risiko atau potensi risiko. Belum detail dan
aplikatifnya solusi pengelolaan risiko disebabkan masing-masing kelompok
Ormawa juga masih harus mendiskusikan dan memastikan program kerja dan
kegiatan Ormawa yang akan dilakukan dalam satu tahun periode. Program kerja
atau kegiatan yang telah pengurus susun saat pelatihan sifatnya masih pra
proposal dan masih memungkinkan untuk berubah sesuai dengan hasil diskusi
intensif dengan dosen pendamping dan dekanat. Namun demikian saat raker dan
prajab tahap kedua Ormawa salah satu alternatif pengelolaan risiko terkait dengan
alur birokrasi telah berhasil disusun sebagai suatu bentuk standar operasional
prosedur (SOP) yang akan digunakan oleh semua Ormawa. Selain itu masing-
masing kelompok Ormawa juga telah menyusun visi dan misi organisasi yang
disesuaikan dengan visi dan misi Fakultas Psikologi UKWMS.
39
Pengamatan peneliti terhadap perubahan pemahaman peserta akan konsep
manajemen risiko dilakukan melalui kuesioner tes pemahaman yang diberikan
sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil tes pemahaman menunjukkan bahwa ada
perbedaan tingkat pemahaman peserta sebelum dan sesudah pelatihan.
Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas didapatkan nilai sig p = 2,00 dan p > 0,05
maka data berdistribusi normal dan dapat dilakukan pengolahan selanjutnya
menggunakan paired samples t-test. Olah statistik data materi manajemen risiko
diperoleh nilai t hitung sebesar -12,649 dengan sig 0,000 < 0,50 yang berarti ada
perbedaan pemahaman manajemen kualitas sebelum dan setelah pelatihan. Hasil
uji perbedaan diperoleh selisih negatif (pre = -37,368 dan post = -26,965)
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai post lebih tinggi dibandingkan nilai pre
atau dapat juga dikatakan pemahaman manajemen risiko setelah pelatihan lebih
tinggi dibandingkan sebelum pelatihan. Data perbedaan nilai pemahaman
manajemen risiko juga didukung dengan nilai total tes pemahaman sebelum dan
setelah pelatihan seperti tabel 4.1. sebagai berikut:
No Nama Pre Post1 Co 18 652 Te 16 573 Yo 13 38,54 Es 19 555 Ur 16 496 Ge 17 567 Cl 22 278 Em 15 329 Jo 25 5410 Ha 6 811 Hp 10 2912 Ek 15 3413 Ra 13 35
40
14 Ge 18 3315 El 16 5516 Al 19 3817 Ag 13 6118 Jn 20 6319 Ma 13 6920 Ea 15 6421 In 18 6722 Vi 18 6323 He 16 5324 Ye 13 4525 Im 16 5026 Si 16 5327 Er 17 6828 De 16 5029 Kl 14 40,530 An 18 34
Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui adanya perbedaan nilai
pemahaman manajemen risiko, dimana nilai setelah pelatihan lebih tinggi
dibandingkan nilai sebelum pelatihan. Pada nilai pemahaman manajemen risiko,
seluruh peserta (100%) mengalami peningkatan pemahaman. Hal ini dapat dilihat
pada tabel dan nilai rerata manajemen risiko yang juga mengalami peningkatkan
sebesar 30,45% (rerata pre = 14,55% dan rerata post = 45,00%).
Selain itu berdasarkan hasil exit cart yang merupakan evaluasi terhadap
pelatihan dengan mengikuti konsep model Kirkpatrick diketahui bahwa banyak
peserta mendapatkan pembelajaran baru mengenai risiko dan manajemen risiko
yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Peserta juga menyatakan manfaat
yang didapat dari mengikuti pelatihan manajemen risiko bagi Ormawa.
Diantaranya menyatakan pembelajaran baru ini, meliputi pengetahuan dan
pemahaman serta kemampuan aplikasi, akan sangat membantu Ormawa dalam
41
menyusun perencanaan program kerja atau kegiatan. Perencanaan program kerja
atau kegiatan Ormawa dapat dilakukan dengan persiapan yang lebih detail dan
berhati-hati dengan mempertimbangkan risiko atau potensi risiko yang dimiliki.
Melalui pertimbangan yang matang dan hati-hati tersebut, peserta menyatakan
akan dapat mempersiapkan solusi untuk meminimalkan dampak dari risiko atau
potensi risiko yang ada. Melalui pembelajaran baru ini peserta juga menyatakan
akan dapat memperbaiki atau tidak lagi melakukan kesalahan yang pernah
dilakukan saat melakukan program kerja atau kegiatan Ormawa sebelumnya.
Selain itu pada beberapa peserta pelatihan, pembelajaran baru yang didapat
membawa pada pemahaman baru mengenai istilah risiko dan manajemen risiko
yang sebelumnya hanyalah dipahami sebagai suatu permasalahan yang dihadapi
Ormawa. Mayoritas peserta juga merasa senang dan terbantu dengan adanya
pelatihan manajemen ririko. Hal ini juga ditunjukkan dengan antusias yang
ditunjukkan peserta selama proses pelatihan, baik itu terkait dengan sesi materi
maupun sesi aplikasi.
4.2.4 Refleksi
Hasil pengamatan terhadap siklus penelitian terlihat bahwa siklus
penelitian tapat pertama telah terpenuhi. Dimulai dari proses pengambilan data
awal dan perumusan masalah telah dilakukan dengan baik. Hal ini terbukti dengan
telah ditemukannya data berupa permasalahan penelitian. Meskipun dalam
pelaksanaannya proses pengambilan data awal tidak dilakukan pada semua
pengurus Ormawa, hanya pada para ketua dan beberapa anggota Ormawa. Namun
demikian data yang diperoleh sudah cukup mengagambarkan permasalahan yang
42
dimiliki Ormawa. Hal ini juga didukung dengan pernyataan dari dosen
pendamping kemahasiswaan yang memiliki intensitas sangat sering dalam
berhubungan dengan Ormawa, sehingga cukup memiliki gambaran mengenai
proses kerja Ormawa maupun kinerja pengurus Ormawa.
Pada proses perencanaan tindakan yang meliputi penyusunan proposal
penelitian dan modul pelatihan, dapat dilakukan dengan baik. Mesti mendapat
kesulitan dalam mencari referensi yang dibutuhkan, namun peneliti mampu
mengatasinya dengan mencari sumber referensi lainnya, yaitu menggunakan
media internal. Dalam penyusunan alat ukur dan lembar evaluasi pelatihan juga
telah dilakukan dengan baik. Alat ukur terkait dengan pemahaman dan
kemampuan aplikasi hasil pelatihan telah mampu mengukur sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil pengamatan tindakan diketahui
adanya peningkatan pemahaman peserta pelatihan terkait dengan manajemen
risiko. Selain itu, juga berdasarkan hasil pengamatan tindakan, lembar evaluasi
berupa exit cart telah mampu memberikan gambaran mengenai pembelajaran baru
yang didapatkan dari hasil pelatihan.
Pada pelaksanaan tindakan hampir semua pengurus Ormawa dapat hadir,
yaitu 30 peserta pelatihan dan tidak sesuai dengan jumlah total pengurus pengurus
Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 yaitu 32 mahasiswa.
Hanya 2 pengurus yang berhalangan hadir. Selama proses pelaksanaan tindakan,
semua materi pelatihan dapat disampaikan dengan baik. Peserta pelatihan pun
mampu menerima materi dengan baik. Hal ini terlihat dari pengamatan tindakan
pada kemampuan peserta dalam mengaplikasikan materi pelatihan di kelas ketika
43
diminta untuk melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko dan menentukan
solusi untuk mengelolanya.
Dalam perencanaan metode penelitian, penelitian ini akan dilakukan dalam
minimal 2 siklus penelitian dan sampai memenuhi indikator keberhasilan. Namun
dalam pelaksanaannya karena keterbatasan waktu penelitian dan kesibukan
peneliti terkait dengan tugas yang lainnya membuat penelitian ini hanya dapat
dilakukan dalam 1 siklus penelitian saja. Meskipun telah memenuhi indikator
keberhasilan penelitian, namun peneliti merasa hasil penelitian akan lebih
maksimal jika siklus kedua dapat dilakukan. Mengingat konsep manajemen risiko
merupakan konsep yang kompleks dan aplikatif, peneliti merasa dalam siklus
kedua harus dilakukan untuk lebih mengetahui pengaplikasiannya pada Ormawa.
Siklus kedua baru dapat dilakukan setelah program kerja atau kegiatan Ormawa
sudah ditentukan dengan pasti untuk kemudian disusun proses manajemen risiko
terkait program kerja atau kegiatan tersebut. Dengan demikian solusi pengelolaan
risiko atau potensi risiko dapat disusun secara lebih detail dan aplikatif. Namun
hal ini akan membutuhkan waktu penelitian yang lebih panjang dari batas waktu
pengumpulan penelitian karena menyesuaikan dengan periode kerja Ormawa.
Selain itu terkait dengan mahasiswa asisten penelitian. Selama proses
penelitian berjalan, asisten penelitian terlihat kurang memiliki inisiatif untuk
berpartisipasi aktif. Keterlibatan asisten penelitian hanya diawal penelitian berupa
koding hasil pengambilan data awal. Setelah itu keterlibatannya sangat kurang.
Hal ini disebabkan asisten penelitian merupakan mahasiswa tingkat akhir yang
44
sedang menyusun skripsi sehingga waktunya tersita untuk menyelesaikan
skripsinya.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari seluruh kegiatan penelitian Peningkatan Peran Pengurus Ormawa
Melalui Pelatihan Manajemen Risiko Sebagai Bagian Dari Proses Monitoring dan
Evaluasi pada Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 dapat
disimpulkan bahwa siklus pertama penelitian pelatihan manajemen risiko telah
terpenuhi. Selain itu indikator keberhasilan penelitian juga telah terpenuhi
sebagaimana berikut ini:
1. 100% pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014
telah mengalami peningkatan skor pemahaman mengenai pentingnya
pengelolaan risiko atau potensi risiko (risk management) secara internal
sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisasi. Hal ini
melebihi target awal yang minimal 75%.
2. Pengurus Ormawa telah memiliki kemampuan melakukan identifikasi risiko
atau potensi risiko dan melakukan pengelolaan teradap risiko atau potensi
risiko tersebut (risk management) secara internal sebagai bagian dari proses
monitoring dan evaluasi organisasi.
3. Meski belum detail dan terstruktur atau terstandarkan sebagai pedoman atau
panduan kerja Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS, namun pengurus
Ormawa telah mampu menyusun sebuah standar operasional prosedur terkait
dengan alur birokrasi.
46
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pengamatan selama proses penelitian dan
pelatihan pada Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014, maka
dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS
a. Dalam perencanaan program kerja atau kegiatan Ormawa, hendaknya
setiap program kerja atau kegiatan Ormawa disertai dengan
pengidentifikasian terhadap risiko atau potensi risiko yang dimiliki, dan
menentukan solusi pengelolaan risiko atau potensi risiko tersebut.
Dengan demikian Ormawa dapat meminimalkan kemungkinan
mendapatkan dampak negatif yang lebih besar.
b. Dalam mengaplikasikan proses manajemen risiko suatu program kerja
atau kegiatan Ormawa hendaknya para pengurus melibatkan seluruh
panitia program kerja atau kegiatan dengan lebih dulu memastikan
bahwa seluruh panitia atau pengurus memiliki pemahaman yang sama
tentang pentingnya proses manajemen risiko.
c. Para pengurus dapat melibatkan pendamping kemahasiswaan atau
dekanat dalam proses diskusi penyusunan proses monitoring dan
evaluasi program kerja atau kegiatan kemahasiswaan.
2. Bagi Fakultas Psikologi UKWMS
a. Fakultas lebih berperan aktif sebagai mitra ORMAWA dalam
mengontrol dan mengevaluasi proses penyusunan maupun
47
pengaplikasian proses manajemen risiko program kerja atau kegiatan
Ormawa sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi.
b. Fakultas dapat lebih berperan aktif dalam membantu Ormawa untuk
dapat terus meningkatkan pemahaman dan kemampuan aplikasi
manajemen risiko dengan menyediakan sarana atau media pembelajaran
bersama, seperti memberikan seminar atau pelatihan.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat memilih asisten penelitian yang sedang tidak dalam
proses pengerjaan skripsi. Mahasiswa yang sedang mengerjakan
proposal penelitian dapat menjadi alternatif pilihan untuk menjadi
asisten penelitian. Dengan demikian mahasiswa dapat belajar mengenai
proses pelaksanaan penelitian yang dapat mendukung pelaksanaan
penelitian skripsi.
b. Peneliti perlu lebih berperan aktif dalam melakukan koordinasi secara
berkala dengan Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS untuk
memastikan bahwa pemahaman yang telah dimiliki para pengurus
sebagai hasil pelatihan mampu diaplikasikan dalam bentuk proses
manajemen risiko pada setiap program kerja atau kegiatan Ormawa.
Dapat juga dengan melakukan koordinasi dalam bentuk pembelajaran
secara berkala untuk lebih memastikan pemahaman yang dimiliki para
pengurus tetap benar sehingga mendukung kemampuan aplikasinya.
48
DAFTAR PUSTAKA
Djojosoedarso, S. (2003). Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi.
Jakarta: Salemba Empat
Fahmi, I. (2011). Manajemen Risiko, Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta
Kaplan, Robert S. And Anette Mikes. (2012). Managing Risks: A New
Framework. Harvard Business Review, June 2012
Padma K.M.S, A.M Suresh, and L Vijayashree. Micro Finance and its Risk
Management Practices in India : A Conceptual Study. Synergy (January,
2012), Vol.X, No. I.
PMI Standards Committee. A Guide to the Project Management Body of
Knowledge, 4th ed. Newtown Square, PA: Project Management Institute,
2008.
Robinson, Lisa A. And Jonathan I. Levy. The [R]Evolving Relationship Between
Risk Assessment and Risk Management. Risk Analysis, Vol. 31, No. 9,
2011.
Vaughan, Emmett J. (1997). Risk Management. Canada, Jhon Wiley & Sons.
Von_Pischke, JD. (1989). Risk: The Neglected Dimension in Rural Credit
Projects. Savings and Development, 13(2), 133-147.
Zwikael, Ofer. And Mark Ahn. The Effectiveness of Risk Management : An
Analysis of Project Risk Planning Across Industries and Countries. Risk
Analyasis, Vol. 31, No. 1, 2011.
49
Tests of Normality
.130 30 .200* .948 30 .153
.127 30 .200* .943 30 .110Pre-testPost-test
Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance.*.
Lilliefors Significance Correctiona.
Paired Samples Statistics
16.03 30 3.528 .64448.20 30 14.858 2.713
Pre-testPost-test
Pair1
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
Paired Samples Correlations
30 .374 .042Pre-test & Post-testPair 1N Correlation Sig.
Paired Samples Test
-32.167 13.929 2.543 -37.368 -26.965 -12.649 29 .000Pre-test - Post-testPair 1Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
50
Manajemen Risikodalam Pengelolaan
Ormawa
Desak Nyoman Arista RD
Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya
Risiko
• Kesempatan timbulnya kerugian;• Kemungkinan timbulnya kerugian;• Ketidakpastian• Penyimpangan dari kondisi aktual
dan yang diharapkan• Probabilitas suatu hasil akan berbeda
dari yang diharapkan
Klasifikasi risiko
• Finansial – Non Finansial• Statik – Dinamik• Murni – Spekulatif• Fundamental - Partikular
Tingkatan risiko
• Critical risks• Important risks• Unimportant risks
Teknik menghindari risiko
• Risk avoidance• Risk reduction• Risk retention• Risk transfer• Risk sharing
Manajemen risiko
Proses identifikasi dan analisaterhadap potensi risiko dan
menyusun rencana tindakan untukmengendalikan dan menghindarkan
kemungkinan keparahan potensiyang merugikan
Tujuan manajemen risiko
• Menjamin kecukupan sumberdaya• Meminimalkan biaya• Menjaga karyawan dari kecelakaan
kerja dan kematian• Menyesuaikan perjanjian kontrak
dengan ketentuan hukum• Mengurangi kekhawatiran
Manfaat manajemen risiko
• Pijakan untuk mengambil setiapkeputusan
• Memberi arah bagi suatu organisasi• Mendorong peran pimpinan• Meminimalkan risiko kerugian• Membangun arah dan mekanisme
berkelanjutan
51
Prinsip manajemen risiko
• Memberi nilai tambah bagi organisasi• Menjadi tanggung jawab bersama• Bagian proses pengambilan
keputusan• Sistemik, terstruktur dan tepat waktu• Khas sesuai konteks organisasi
Cont..
• Dinamis, berulang dan tanggapterhadap perubahan
• Menfasilitasi perbaikan danpeningkatan organisasi
Proses manajemen risikoDeterminingobjectives
Identifying risks
Evaluating therisks
Consideringalternatives and
selecting therisk treatment
Implementingthe decision
Evaluating andreviewing
Determining objectives• Penentuan harapan organisasi terhadap
program manajemen risiko– Penetapan tujuan organisasi, terkait dengan visi dan
value organisasi– Penetapan tujuan manajemen risiko– Penetapan tanggung jawab untuk proses manajemen
risiko, terkait lingkup kegiatan manajemen risiko baikdari keluasan maupun kedalamannya
– Penentuan metode untuk melakukan pengukuranrisiko
– Penentuan kriteria penilaian kinerja manajemen risiko
Identifying risks• Proses mengidentifikasi dan mengenali risiko
– Sumber risiko, yaitu kondisi atau lingkungan yangdapat memicu timbulnya risiko
– Kejadian, yaitu peristiwa yang dapat terjadi danberdampak terhadap pencapaian tujuan organisasi
– Konsekuensi yaitu dampak yang dihasilkan risiko– Pemicu, yaitu faktor-faktor yang menjadi penyebab
munculnya suatu kondisi berisiko– Pengendalian, yaitu langkah-langkah antisipasi dan
pencegahan awal yang dapat dilakukan– Perkiraan kapan dan dimana risiko terjadi
Cont.. SWOT analysis• Pemetaan ririko berdasarkan analisa Strengths –
Weaknesses – Opportunities – Threats– Faktor eksternal yang mempengaruhi terbentuknya
opportunities dan threats (O dan P), mencakuplingkungan, ekonomi, politik, hukum, teknologi,kependudukan, dan sosial budaya.
– Faktor internal yang mempengaruhi terbentuknyastrengths dan weaknesses (S dan W) mencakuppemasaran, keuangan, operasi, sumberdayamanusia, penelitian dan pengembangan, sisteminformasi manajemen, dan budaya organisasi.
Evaluating the risks• Proses evaluasi besarnya potensi kerugian dan
kemaungkinan kerugian• Critical risks adalah semua objek yang rentan dimana
kemungkinan kerugian adalah yang akan mengakibatkankebangkrutan.
• Important risks adalah semua objek yang rentan dimanakemungkinan kerugian tidak sampai menyebabkankebangkrutan, namun mengakibatkan perusahaan perlumeminjam untuk dapat melanjutkan operasionalnya.
• Unimportant risks adalah semua objek yang rentandimana kemungkinan kerugian dapat dipenuhi dandiatasi dari aset atau penghasilan yang dimilikiperusahaan tanpa memaksakan keuangan yangberlebihan.
Cont..Faktor eksternal
Opportunities > Threats = okOpportunities < Threats = tidak ok
Faktor internal
Strengths > Weaknesses = okStrengths < Weaknesses = tidak ok
52
Considering alternatives andselecting the risk treatment
• Menentukan teknik yang dapat digunakan untukmengatasi setiap risiko
• Risk avoidance, yaitu teknik menolak untuk tidak menerima risikodan tidak mengizinkan kehadirannya meski sesaat.
• Risk reduction, yaitu teknik untuk mengurangi potensi menerimarisiko dengan melakukan tindakan preventif dan pengontrolanmelalui monitoring dan evaluasi.
• Risk retention, yaitu teknik untuk menahan risiko sebelum dilakukantindakan untuk menolak, mengurangi, atau mentransfer risiko. Padaumumnya risiko yang ditahan adalah risiko yang memiliki dampakterkecil.
• Risk transfer, yaitu teknik untuk memindahkan risiko dari yang tidsakdapat menghadapinya pada yang mampu mengatasinya.
• Risk sharing, yaitu teknik untuk membagi risiko agar dampak yangdiperoleh tidak terlalu besar.
Implementing the decision• Proses mengaplikasikan teknik tindakan
yang telah diputuskan• Komunikasi• konsultasi
Evaluating and reviewing
• Untuk menghindari kesalahan dalamproses pengelolaan risiko
• Pemeriksaan biasa atau pengamatanterhadap apa yang sudah ada, baiksecara berkala maupun khusus dandilakukan secara terencana
TERIMAKASIH
53
Presensi Pre
Presensi Post
54
55
56