PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

80
PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 BONTANG Oleh : NURAENA FITRIYANI NIP. 199104152019032019 NDH : 29 PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN V PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMARINDA 2019

Transcript of PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN

DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 BONTANG

Oleh :

NURAENA FITRIYANI

NIP. 199104152019032019

NDH : 29

PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN V

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN

DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SAMARINDA

2019

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

i

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN

DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 BONTANG

Oleh :

NURAENA FITRIYANI

NIP. 199104152019032019

NDH : 29

PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN V

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN

DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SAMARINDA

2019

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN V

Judul : Peningkatan Pemahaman Tentang Bimbingan dan Konseling

di SMP Negeri 1 Bontang

Nama : Nuraena Fitriyani

NIP : 199104152019032019

Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling Ahli Pertama

Unit Kerja : SMP Negeri 1 Bontang

NDH : 29

Dinyatakan memenuhi syarat untuk diajukan dalam Seminar Laporan Aktualisasi

pada hari Selasa, tanggal 29 Oktober 2019 di Kampus Puslatbang KDOD LAN

Samarinda.

Mentor, Coach,

Drs. Riyanto, M.Pd. Daniel Muttaqin, SP, MP NIP. 196608312006041007 NIP. 198211242009031006

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN V

Judul : Peningkatan Pemahaman Tentang Bimbingan dan Konseling

di SMP Negeri 1 Bontang.

Nama : Nuraena Fitriyani

NIP : 199104152019032019

Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling Ahli Pertama

Unit Kerja : SMP Negeri 1 Bontang

NDH : 29

Telah diseminarkan dalam Seminar Laporan Aktualisasi pada hari Selasa tanggal

29 Oktober 2019 bertempat di Kampus Puslatbang KDOD LAN Samarinda.

Penguji, Coach,

Dr. Rahmat, MA Daniel Muttaqin, SP, MP

NIP. 197103031996031001 NIP. 198211242009031006

Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

iv

LEMBAR KONSULTASI COACH

PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN V

Nama : Nuraena Fitriyani

NIP : 199104152019032019

Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling Ahli Pertama

Unit Kerja : SMP Negeri 1 Bontang

NDH : 29

Judul : Peningkatan Pemahaman Tentang Bimbingan Dan Konseling

di SMP Negeri 1 Bontang

Coach : Daniel Muttaqin, SP, MP

No Hari / Tanggal Uraian Konsultasi Media Tanda

Tangan

Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

v

LEMBAR KONSULTASI MENTOR

PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN V

Nama : Nuraena Fitriyani

NIP : 199104152019032019

Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling Ahli Pertama

Unit Kerja : SMP Negeri 1 Bontang

NDH : 29

Judul : Peningkatan Pemahaman Tentang Bimbingan Dan Konseling

di SMP Negeri 1 Bontang

Mentor : Drs. Riyanto, S.Pd

No Hari / Tanggal Uraian Konsultasi Media Tanda

Tangan

Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat, rahmat

dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini

tepat pada waktunya. Laporan aktualisasi ini disusun dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

Angkatan V Tahun 2019 Pemerintah Kota Bontang yang diselenggarakan di Pusat

Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Lembaga Administrasi Negara di Samarinda.

Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan, bantuan dan dukungan dari banyak pihak sehingga laporan ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini dengan setulus hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Mariman Darto, M.Si selaku Kepala Pusat Pelatihan dan

Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah Lembaga

Administrasi Negara Kalimantan Timur beserta jajarannya yang telah

memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

2. Pemerintah Kota Bontang

3. Bapak Daniel Muttaqin, SP, MP selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,

masukan serta bimbingan yang diberikan dalam membuat laporan kegiatan

aktualisasi ini.

4. Bapak Drs. Riyanto, S.Pd selaku mentor atas semua dukungan, arahan,

motivasi, masukan dan bimbingan selama perancangan program aktualisasi

sampai dengan kegiatan tersebut terealisasikan.

5. Seluruh Widyaswara yang telah membimbing dan memberikan pengarahan

terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan di

instansi

6. Seluruh Panitia yang telah membantu memfasilitasi kegiatan Pelatihan Dasar

CPNS

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

vii

7. Seluruh Dewan guru dan Staf di SMP Negeri 1 Bontang.

8. Keluarga Besar Peserta Pendidikan Dasar CPNS Golongan III Angkatan V

Tahun 2019

Penulis sadar bahwa Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena ini penulis mengharapkan masukan dari berbagai

pihak agar Laporan Aktualisasi ini menjadi lebih baik sehingga dapat dijadikan

dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi nilai dasar ASN, serta

memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Samarinda, 09 Oktober 2019

Penulis

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

LEMBAR KONSULTASI COACH ............................................................ iv

LEMBAR KONSULTASI MENTOR ......................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Tujuan ...................................................................................... 3

1.3 Manfaat .................................................................................... 4

1.4 Ruang Lingkup ......................................................................... 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1 Gambaran Umum ..................................................................... 5

2.2 Visi dan Misi Sekolah .............................................................. 5

2.3 Nilai-nilai Organisasi ................................................................ 6

2.4 Struktur Organisasi .................................................................. 7

2.5 Sasaran Kinerja Pegawai .......................................................... 8

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Nilai-Nilai Dasar ASN

3.1.1 Akuntabilitas ................................................................. 10

3.1.2 Nasionalisme ................................................................. 12

3.1.3 Etika Publik ................................................................... 13

3.1.4 Komitmen Mutu ............................................................ 15

3.1.5 Anti Korupsi .................................................................. 18

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

ix

3.2 Kedudukan Dan Peran ASN dalam NKRI

3.2.1 Manajemen ASN ............................................................. 21

3.2.2 Pelayanan Publik ............................................................ 22

3.2.3 Whole of Government (WoG) .......................................... 23

BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI

4.1 Identifikasi Isu .......................................................................... 24

4.2 Tekhnik Analisis Isu ................................................................ 25

4.3 Isu Terpilih ............................................................................... 26

4.4 Uraian Kegiatan ........................................................................ 27

4.5 Rancangan Aktualisasi ............................................................. 29

4.6 Jadwal rencana Aktualisasi ...................................................... 38

BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI

5.1 Laporan Aktualisasi .................................................................. 39

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ............................................................................... 63

6.2 Saran .......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 65

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Bobot Penetapan Kriteria Isu USG ....................................... 25

Tabel 4.2 Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG ............................ 25

Tabel 4.3 Tabel Rancangan Aktualisasi ................................................ 29

Tabel 4.4 Jadwal Rencana Kegiatan ...................................................... 38

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Proses konsultasi dengan Kepala Sekolah Terkait Rancangan

Aktualisasi ........................................................................... 41

Gambar 5.2 Catatan hasil konsultasi dengan Kepala Sekolah ................ 41

Gambar 5.3 Isi pedoman BK .................................................................. 42

Gambar 5.4 Desain Pedoman BK ........................................................... 42

Gambar 5.5 Proses akhir Pedoman BK ................................................... 43

Gambar 5.6 Pedoman BK ....................................................................... 43

Gambar 5.7 Dokumentasi dengan siswa .................................................. 44

Gambar 5.8 Materi tentang BK ................................................................. 48

Gambar 5.9 Laptop Kerja.......................................................................... 48

Gambar 5.10 Powerpoint BK ...................................................................... 49

Gambar 5.11 Pemberian Edukasi BK ......................................................... 49

Gambar 5.12 Informasi BK yang akan dituangkan dalam leaflet ............... 53

Gambar 5.13 Laptop Kerja.......................................................................... 53

Gambar 5.14 Proses pembuatan desain leaflet............................................ 54

Gambar 5.15 Leaflet BK yang telah selesai dibuat ..................................... 54

Gambar 5.16 Pemasangan leaflet di mading kelas ..................................... 55

Gambar 5.17 Materi dan syarat mengenai Konselor Sebaya ...................... 58

Gambar 5.18 Pemberian layanan informasi Mengenai Konselor Sebaya ... 58

Gambar 5.19 Konselor Sebaya yang terpilih .............................................. 59

Gambar 5.20 Diskusi dengan Koselor Sebaya yang terpilih ...................... 60

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN), sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat

1 UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, adalah profesi bagi

pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja

pada instansi pemerintah. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara memberikan tanggung jawab kepada Lembaga

Administrasi Negara (LAN) untuk memberikan pelatihan bagi Aparatur Sipil

Negara khususnya kepada Calon Pegawai Negeri Sipil. Pengaturan ini diatur

lebih lanjut melalui Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)

Republik Indonesia Nomor 21 dan 22 Tahun 2016 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Prajabatan Golongan I, II, dan III yang menyatakan bahwa

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) prajabatan dilaksanakan

dengan pola baru.

Pasal 1 ayat 3 UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

menjelaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil merupakan warga negara Indonesia

yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap

oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

Untuk menanamkan nilai-nilai dasar ASN bagi PNS, perlu dilaksanakan

pembinaan melalui jalur pelatihan.

Nomenklatur Diklat Prajabatan diubah menjadi Pelatihan Dasar Calon

PNS, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Perka LAN No. 21 Tahun

2016, merupakan salah satu jenis Pelatihan yang strategis pasca disahkannya

UU ASN dalam rangka pembentukan karakter PNS dan membentuk

kemampuan bersikap dan bertindak profesional mengelola masalah

keragaman sosial cultural dengan menggunakan perspektif whole of

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

2

government atau one government yang di dasari nilai-nilai dasar PNS

berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan

masyarakat.

Dilihat fungsinya sebagai ASN sebagaimana disebutkan dalam Pasal

10 UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, Pegawai ASN

sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan public dan perekat dan

pemersatu bangsa, perlu mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN dalam setiap

kegiatan kerjanya. Pegawai Negeri Sipil atau disingkat PNS merupakan

bagian dari ASN sebagaimana diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 Tentang

Aparatur Sipil Negara.

Nilai-nilai dasar PNS yang dimaksud ialah meliputi lima materi

pokok yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan

Anti Korupsi (ANEKA). Sedangkan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI

diejawentahkan dalam materi Pelayanan Publik, Manajemen ASN, dan

Whole of Government.

Melalui pemahaman tentang nilai-nilai ANEKA ini penulis sebagai

guru berharap mampu menerapkannya untuk terwujudnya tujuan dari

pendidikan nasional mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3). Untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara efektif dan efeisen diperlukan

pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang

dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik sehingga membentuk

insan yang berkarakter, manusia yang cerdas baik secara intelektual,

emosional maupun spiritual.

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

3

Dalam hal ini, penulis sebagai guru di unit kerja SMP Negeri 1

Bontang yang memiliki visi “Menjadi sekolah unggul yang berlandaskan

IMTAQ dan IPTEK dengan berbudaya lingkungan”. Demi terwujudnya visi

utama dalam menjadi sekolah unggul, maka diharapkan dengan kurangnya

pemahaman peserta didik mengenai Bimbingan dan Konseling agar dapat

berubah dan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal

sehingga dapat berprestasi dan memiliki karakter yang baik. Oleh karena itu,

penulis membuat rancangan aktualisasi yang berjudul “Peningkatan

Pemahaman tentang Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1

Bontang”

1.2 Tujuan Aktualisasi

a. Tujuan Umum

Dengan mengikuti kegiatan aktualisasi ini diharapkan Calon Pegawai

Negeri Sipil (CPNS) dapat membentuk nilai-nilai dasar profesi

Pegawai Negeri Sipil, yaitu :

1. Berakuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;

2. Mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas

jabatannya;

3. Menjunjung tinggi standar etika public dalam pelaksanaan tugas

jabatannya;

4. Berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya;

5. Tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi

di lingkungan instansinya;

6. Menjaga sikap dan perilaku disiplin PNS dalam melaksanakan

tugas jabatannya;

7. Mampu memberikan pelayanan yang responsive dan tidak

deskriminatif;

8. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik, efisien, dan

efektif.

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

4

b. Tujuan Khusus

Dengan aktualisasi ini, sebagai guru BK mampu memberikan

pemahaman secara utuh sehingga dapat meningkatkan pemahaman

peserta didik tentang Bimbingan dan Konseling dengan baik dan

memahami bahwa guru BK adalah sahabat peserta didik.

1.3 Manfaat Aktualisasi

a. Bagi diri sendiri

1) Mampu menginternalisasi dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar

ASN kepada diri sendiri maupun dalam perkejaan yang dilakukan;

2) Mampu menambah kompetensi diri dan keahlian yang berdaya guna,

dinamis, dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan

kerja dan masyarakat.

b. Bagi unit kerja

1) Mampu mewujudkan pelayanan yang efektif dan efisien.

2) Meningkatkan kinerja unit kerja karena membawa perubahan yang

positif, juga bisa menjadi role model bagi rekan lain di unit kerja.

c. Bagi organisasi

Mampu berkontribusi terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan

organisasi.

d. Bagi masyarakat pada umumnya

Masyarakat mendapatkan hak-haknya dan informasi yang dibutuhkan

sehingga diperoleh pelayanan publik yang prima.

1.4 Ruang Lingkup

Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)

dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bontang pada tanggal 11 September sampai

dengan 26 Oktober 2019.

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

5

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1 Gambaran Umum SMP Negeri 1 Bontang

SMP Negeri 1 Bontang merupakan salah satu sekolah menengah

pertama yang terletak di Kota Bontang. Adapun profil sekolah pada SMP

Negeri 1 Bontang adalah :

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Bontang

2. No. Pokok Sekolah Nasional : 30401794

3. Alamat Sekolah : Jl. Piere Tandean No. 309, Kec.

Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur.

4. Telepone/HP/Fax : (0548) 21321

5. E-Mail : [email protected]

6. Status Sekolah : Negeri

Jumlah siswa pada tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 649 orang

dengan jumlah tenaga pendidik sebanyak 34 orang.

2.2 Visi dan Misi

a. Visi SMP Negeri 1 Bontang

“Menjadi sekolah unggul yang berlandaskan IMTAQ dan IPTEK dengan

berbudaya lingkungan”.

b. Misi SMP Negeri 1 Bontang

1. Mewujudkan SDM yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia

2. Mengembangkan SDM yang kreatif, terampil dan inovatif sesuai

dengan bidang nya

3. Membudayakan pola hidup jujur, disiplin dan bertanggung jawab

4. Menanamkan rasa cinta tanah air, kedamaian dan meningkatkan

semangat kebangsaan

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

6

5. Membudayakan pola hidup bersih, sehingga tercipta sekolah sehat

yang berwawasan lingkungan

6. Membudayakan lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan

non akademik

2.3 Nilai-Nilai Organisasi

Tata nilai SMP Negeri 1 Bontang :

1. Menghargai dan menghayati perilaku:

a. Jujur

b. Disiplin

c. Santun

d. Percaya diri

e. Peduli

f. Bertanggung jawab

2. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang:

a. Ilmu pengetahuan

b. Teknologi

c. Seni

d. Budaya

3. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji

secara:

a. Kreatif

b. Produktif

c. Kritis

d. Mandiri

e. Kolaboratif

f. Komunikatif

Page 19: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

7

2.4 Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Bontang

Kepala Sekolah

Drs. Riyanto, M.Pd

Komite sekolah

Tata usaha

WAKA KURIKULUM

Bintari Noorsjam, M.Pd

WAKA KESISWAAN

Muri Mukhrianto, S.Kom.,

M.Pd

WAKA HUMAS & penj.

mutu Anik Suwarti, M.Pd

KA. perpustakaan

Ninik Mulyaning R., S.Pd

Guru mata

pelajaran

Guru bk

Peserta didik

Wali kelas

Pembina osis

Suwanti, SE

Satiyah

Pembina ekskul

KA. laboratorium

Wasikin, S.Pd

Page 20: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

8

2.5 Sasaran Kinerja Pegawai

a. Tugas Guru :

Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal

20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang

Guru, yakni:

1) Merencanakan pembelajaran;

2) Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;

3) Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

4) Membimbing dan melatih peserta didik / siswa;

5) Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

6) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok

yang sesuai; dan

7) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutan.

b. Fungsi Guru:

Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam

tugas guru yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi

lain yang terkandung dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No.

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40

Ayat (2) Undnag-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yakni:

1) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

2) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan

kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;

3) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis dan dialogis;

Page 21: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

9

4) Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan

mutu pendidikan; dan

Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan

sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Page 22: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

10

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Nilai-Nilai Dasar ASN

Dalam materi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan

III, disebutkan bahwa PNS yang profesional adalah PNS yang karakternya

dibentuk oleh nila–nilai dasar profesi PNS sehingga mampu melaksanakan

tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai–

nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).

3.1.1 Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok

atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.

Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik

kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,

kelompok, dan pribadi;

b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan

mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;

c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan

sebagai penyelenggara pemerintahan.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk

menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah

korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Page 23: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

11

Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas

vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan

akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).

Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,

maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas

kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan

akuntabilitas kebijakan.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki

sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens

menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:

a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);

b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran

konstitusional);

c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan

akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:

a. Akuntabilitas personal

b. Akuntabilitas individu

c. Akuntabilitas kelompok

d. Akuntabilitas organisasi

e. Akuntabilitas stakeholder

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa

indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau

perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung

jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan

kewajiban.

b. Jujur : sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi

Page 24: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

12

c. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki

gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang

diharapkan.

d. Netral : Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta

keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan

kapasitas.

e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau

kelompok

f. Adil : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu

hal, baik menyangkut benda atau orang.

g. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang

dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

h. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan

sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

i. Partisipatif : semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya

monopoli oleh sebagian orang

j. Legal : adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat

dipertanggungjawabkan

3.1.2 Nasionalisme

Nasionalisme adalah pandangan atau faham kecintaan manusia

terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai

pancasila. Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam nasionalisme di

bagi atas 5 Pancasila dengan butir-butirnya sebagai berikut:

a. Sila Pertama (Ketuhanan yang Maha Esa)

1) Percaya dan taqwa kepada tuhan yang maha esa sesuai dengan

agama dan kepercayaan masing-masing

2) Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama

3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan

agama dan kepercayaan

Page 25: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

13

4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang

lain

b. Sila Kedua Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil Dan Beradab)

1) Berani membela kebenaran dan keadilan

2) Mengakui persamaan hak dan persamaan kewajiban antar sesama

manusia

3) Mencintai sesama manusia.

4) Mengembangkan sikap tenggang rasa

5) Tidak semena-mena terhadap orang lain

c. Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)

1) Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan dan keseimbangan

bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan

2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara

3) Cinta tanah air dan bangsa

4) Bangga sebagai bangsa indonesia,bertanahair indonesia

5) Memajukan persatuan dan kesatuan bangsa yang berineka tunggal

ika

d. Sila keempat (Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan)

1) Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat

2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama

4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat

kekeluargaan

e. Sila kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap

dan suasana kekeluargaan gotong royong

2) Bersikap adil

3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dan

Menghormati hak-hak orang lain.

Page 26: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

14

4) Suka memberi pertolongan kepada orang lain

3.1.3 Etika Publik

Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain

di dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik

atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana

melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan

pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang

menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan

untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung

jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan

pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan

mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan,

dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.

Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam

suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal

prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi

dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus

dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan

dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku

ASN yakni sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan

berintegritas tinggi;

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku;

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat

yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan etika pemerintahan;

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;

Page 27: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

15

g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung

jawab, efektif, dan efisien;

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan

tugasnya;

i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada

pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,

kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan

atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan

integritas ASN;

l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai

disiplin pegawai ASN.

Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik

yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan

relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan

netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik. Ketiga dimensi tersebut

dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika.

Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya

kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh

karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa

memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak

peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat

kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi

kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,

keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan

dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan diterapkannya

kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa

menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa

jabatan publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan

hanya di dunia namun juga di akhirat.

Page 28: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

16

3.1.4 Komitmen Mutu

LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam

menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar

yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian

target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun

mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat

efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam

menyelesaikan kegiatan.

Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan

organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang

terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa

proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa

juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah

satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.

Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut,

setidaknya empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang

harus diperhatikan, yaitu :

a. Efektif

Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan

target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target

yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil

kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk

mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan

alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan

terpenuhinya kebutuhan pelanggan.

b. Efisien

Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai

hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan

tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumber daya dan bagaimana

pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya

Page 29: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

17

pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan

prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.

c. Inovasi

Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang

konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk

membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk

profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan

sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.

d. Berorientasi pada Mutu

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi

harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa

yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan

keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah

satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.

Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan

keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam

mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:

a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik,

perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;

b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan

pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang

telah dijanjikan;

c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan

pelayanan dengan tanggap;

d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan

sifat dapat dipercaya;

e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap

kebutuhan pelanggan.

Page 30: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

18

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan

bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan

kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan

melampaui harapannya. Manajemen mutu harus dilaksanakan secara

terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk

senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan.

Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu

yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar

tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga

target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara

berkelanjutan.

Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah

mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja

aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini

masih banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.

3.1.5 Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya

kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai

kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan

kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan

kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun

waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.

(Widita, 2015).

Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang

harus diperhatikan, yaitu :

a. Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi

penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil

seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut

untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik

Page 31: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

19

terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi

diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

b. Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat

kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan

memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat

banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran

tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk

memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah

berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu

sesama.

c. Mandiri

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang

menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas

kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk

mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi

yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang

tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.

d. Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan

konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat

seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani

tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi

pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan

kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan

yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

e. Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari

bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan

perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak

tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan

Page 32: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

20

sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan

bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan

tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

f. Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil

kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.

Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan

tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau

memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

g. Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari

kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan

semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam

gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal

kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta

tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan

selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

h. Berani

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk

menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan

mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan

secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun

semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang

menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan

tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal

yang menyimpang.

i. Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia

terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk

mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang

pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada

Page 33: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

21

bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan

keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,

dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di

muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu

kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi

benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik

akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi

dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan

proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat

dipertanggungjawabkan secara publik.

3.2 Kedudukan Dan Peran ASN dalam NKRI

3.2.1 Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang professional, memiliki nilai dasar,

etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,

kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada

pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia

sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan

perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian

Kerja (PPPK).

PNS berhak memperoleh:

a) Gaji, tunjangan, dan fasilitas

b) Cuti

c) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua

d) Perlindungan

e) Pengembangan kompetensi

Sedangkan PPPK berhak memperoleh:

a) Gaji dan tunjangan

Page 34: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

22

b) Cuti

c) Perlindungan

d) Pengembangan kompetensi

Berdasarkanpasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan

perlindungan berupa:

a) Jaminan kesehatan

b) Jaminan kecelakaankerja

c) Jeminan kematian dan bantuan hukum

3.2.2 Pelayanan Publik

Amanat UUD 1945 bahwa layanan unuk kepentingan publik

menjadi tanggung jawab pemerintah. Pelayanan publik yang bermutu akan

menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah. Keberhasilan

institusi pemerintah memberikan layanan kepada masyarakat akan sangat

bergantung pada mutu sumber daya manusia serta bagaimana potensi

mereka. ASN sebagai sumber daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah

untuk melaksanakan amanah UUD 1945 memiliki fungsi sebagai pelayan

publik yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan prima

kepada masyarakat.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk

atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik. Tigaunsur penting dalam pelayanan

publik,yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan

(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan,

dan kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan

(pelanggan).

Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan

pelayanan prima yaitu:

Page 35: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

23

a) Partisipatif;

b) Transparan;

c) Responsif;

d) Non Diskriminatif;

e) Mudah dan Murah;

f) Efektif dan Efisien;

g) Aksesibel;

h) Akuntabel dan berkeadilan

3.2.3 Whole Of Government

WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model

pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk

mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena

berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas

sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.

Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-

Government. E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance)

yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi

IT, agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan

masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan

responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara

lain adalah:

a) Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance), efisien dan efektif

b) Hemat anggaran dan tepat waktu

c) Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan

korupsi akan banyak berkurang.

d) Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan

tingkat kesalahan berkurang

e) Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga

kepuasan publik juga meningkat.

Page 36: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

24

BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

4.1 Identifikasi Isu

Ada beberapa masalah yang terjadi di SMP Negeri 1 Bontang :

1. Kurangnya pemahaman peserta didik mengenai Bimbingan dan

Konseling.

Pemahaman peserta didik yang keliru terhadap Bimbingan dan Konseling

menjadi salah satu pemicu tidak optimalnya proses pelayanan BK di

sekolah. Hal ini telah lama terjadi dan bahkan sampai saat ini telah

menjadi masalah yang belum dapat diselesaikan. Peserta didik banyak

menganggap bahwa guru BK adalah polisi sekolah, guru yang

menghukum peserta didik, guru yang galak, hanya peserta didik yang

nakal yang masuk di ruang BK. Akan tetapi, apabila peserta didik

memahami mengenai apa peran, fungsi guru BK maka proses pelayanan

BK di sekolah dapat terlaksana secara maksimal dan menyeluruh.

2. Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran di kelas.

Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran di kelas akan mengakibatkan terganggu dan tidak efektifnya

proses belajar mengajar di kelas, serta membuat peserta didik terlambat

dalam menerima pelajaran.

3. Rendahnya pemahaman peserta didik tentang pentingnya

pendidikan.

Mengetahui pentingnya pendidikan merupakan hal yang sangat

berpengaruh terhadap motivasi peserta didik dalam mengikuti semua

proses pembelajaran di sekolah.

4. Kurangnya kepedulian orang tua peserta didik terhadap

perkembangan anaknya di sekolah.

Page 37: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

25

Kurangnya kepedulian orang tua terhadap perkembangan anaknya akan

mengakibatkan peserta didik tidak mementingkan proses pembelajaran di

sekolah.

4.2 Tekhnik Analisis Isu

Alat analisis kriteria penentuan kualitas isu dilakukan dengan

menggunakan alat analisis USG (Urgency {seberapa mendesak isu itu harus

dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti}, Seriousness { seberapa serius isu itu

harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan} , Growth{ seberapa

besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani

sebagaimana mestinya.} ).

Tabel 4.1

Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG

Bobot Keterangan

5 Sangat Kuat Pengaruhnya

4 Kuat Pengaruhnya

3 Sedang Pengaruhnya

2 Kurang Pengaruhnya

1 Sangat Kurang Pengaruhnya

Tabel 4.2

Tabel Anasisis Kualitas Isu Menggunakan USG

No Penilaian

Masalah

Kriteria JML Rank

U S G

1 Kurangnya pemahaman peserta didik

mengenai Bimbingan dan Konseling. 5 4 5 14 I

2

Kurangnya kedisiplinan peserta didik

dalam mengikuti proses pembelajaran

di kelas.

4 4 4 12 II

Page 38: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

26

3 Rendahnya kesadaran siswa tentang

pentingnya pendidikan 3 4 3 10 III

4

Kurangnya kepedulian orang tua

peserta didik terhadap perkembangan

anaknya di sekolah.

3 2 2 7 IV

Berdasarkan penentuan kualitas isu dengan menggunakan alat analisis

isu USG maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang

perlu dicarikan pemecahan masalah, yaitu: Kurangnya pemahaman peserta

didik mengenai Bimbingan dan Konseling.

Dampak dari isu terpilih :

1) Dampak apabila peserta didik telah memahami tentang bimbingan dan

konseling, proses pemberian layanan bimbingan dan konseling dapat

berjalan dengan baik. Sehingga peserta didik mampu mengembangkan

potensi dirinya secara optimal dalam bidang pribadi, social, belajar, dan

karir. Hal ini sangat menunjang perkembangan yang positif terkhusus

dalam hal proses belajarnya di kelas.

2) Dampak apabila peserta didik tidak memahami tentang bimbingan dan

konseling, maka proses layanan bimbingan dan konseling tidak berjalan

dengan baik. Peserta didik akan berpikir bahwa BK itu hanya untuk

peserta didik yang bermasalah, padahal BK harus dapat melayani peserta

didik secara keseluruhan.

4.3 Isu Terpilih

Berdasarkan isu yang diangkat kurangnya pemahaman peserta didik

mengenai Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Bontang, maka gagasan

pemecahan isu yang akan dilakukan yaitu “Peningkatan Pemahaman

tentang Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Bontang.”

Page 39: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

27

4.4 Uraian Kegiatan

Pada rancangan ini, isu yang diangkat adalah Kurangnya pemahaman

peserta didik mengenai Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Bontang.

Pertimbangan diambilnya isu ini berdasarkan realita yang terjadi di

lingkungan sekolah dimana masih kurangnya pemahaman peserta didik

tentang Bimbingan dan Konseling.

Keadaan tersebut tentunya akan menimbulkan dampak tidak

optimalnya proses layanan Bimbingan dan Konseling. Dengan tidak

memahami pengertian Bimbingan, pengertian Konseling, peran dan fungsi

guru BK di sekolah. Maka, peserta didik akan selalu menganggap bahwa

ruang BK adalah ruang yang menyeramkan hanya untuk anak-anak yang nakal

atau bermasalah di sekolah, guru BK adalah momok bagi peserta didik, guru

BK adalah guru yang selalu menghukum dan sebagai polisi sekolah.

Beberapa manfaat langsung dan tak langsung yang terjadi pada diri

peserta didik di sekolah apabila memahami tentang Bimbingan dan Konseling

maka, proses layanan BK di sekolah akan berjalan dengan optimal. Peserta

didik akan suka dan rela dalam mengikuti bimbingan maupun proses

konseling, akan memahami bahwa tidak semua anak yang bermasalah yang

masuk di ruang BK, karena BK mencakup empat bidang layanan, yaitu

pribadi, sosial, belajar dan karir. Sehingga, diharapkan dengan betul-betul

memahami, guru BK dapat menjadi tempat konsultasi mengenai

perkembangan empat bidang layanan tersebut dalam diri peserta didik.

Dengan jalannya proses layanan BK di sekolah dengan baik, maka

perkembangan peserta dalam bidang pribadi, social, belajar dan karir pun akan

optimal.

Dengan dipilihnya isu ini diharapkan agar seluruh warga sekolah

memahami dampak yang ditimbulkan oleh hal tersebut. Untuk mewujudkan

aktualisasi ini perlu dilakukan beberapa beberapa kegiatan yaitu:

1. Membuat pedoman/petunjuk BK.

2. Memberikan edukasi tentang BK kepada peserta didik kelas 7.

Page 40: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

28

3. Membuat leaflet BK yang akan di tempel di setiap mading kelas.

4. Membentuk konselor sebaya disetiap kelas 7.

Page 41: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

29

4.5 Rancangan Aktualisasi

Tabel 4.3

Tabel Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja SMP Negeri 1 Bontang

Identifikasi Isu 1. Kurangnya pemahaman peserta didik mengenai Bimbingan dan Konseling

2. Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas

3. Rendahnya kesadaran peserta didik tentang pentingnya pendidikan

4. Kurangnya kepedulian orang tua peserta didik terhadap perkembangan anaknya di sekolah.

Core Isu Kurangnya pemahaman peserta didik mengenai Bimbingan dan Konseling

Gagasan Pemecahan Isu Peningkatan Pemahaman tentang Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Bontang.

Page 42: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

30

NO KEGIATAN TAHAPAN

KEGIATAN

OUTPUT/

HASIL

KETERKAITAN

NILAI-NILAI DASAR

KONSTRIBUSI

TERHADAP VISI DAN

MISI ORGANISASI

PENGUATAN NILAI-

NILAI ORGANISASI

1. Membuat

pedoman/petunju

k BK.

1. Melakukan

konsultasi dengan

kepala sekolah.

2. Membahas rencana

kegiatan aktualisasi.

3. Menyiapkan Isi

pedoman BK.

4. Menyiapkan Desain

5. Menyusun isi

langkah-langkah

pedoman BK yang

akan dibuat.

1. H

asil konsultasi

2. C

atatan hasil

konsultasi.

3. Is

i pedoman

BK.

4.

Desain telah

tersedia.

5. L

Akuntabilitas,

Dalam melakukan

suatu kegiatan

dibutuhkan

perencanaan kegiatan

yang disetujui oleh

Kepala Sekolah,

sebagai dasar untuk

melakukan kegiatan.

Hal ini menyangkut

nilai Akuntabilitas,

yaitu menunjukkan

rasa tanggung

jawab, transparan.

Nasionalisme, dalam

penyusunan

pedoman/petunjuk

Dengan terlaksananya

konsultasi dan persetujuan

dari Pimpinan maka dapat

mewujudkan misi sekolah

“ Mengembangkan SDM

yang kreatif, terampil

dan inovatif sesuai

dengan bidang nya.”

Dan dengan terciptanya

Rencana Pembuatan

Pedoman dapat

meningkatkan keefektivan

Guru dalam memberikan

pelayanan maka

diharapkan dapat

mewujudkan misi sekolah

yaitu “ Membudayakan

Disiplin, yaitu kita dapat

mengambil contoh dan

masukan yang baik dari orang

yang bisa dijadikan suri

teladan dalam hal ini adalah

pimpinan, dan Santun, yaitu

dengan memulai

mengkonsultasikan dan

meminta persetujuan dengan

pimpinan agar tujuan dapat

tercapai dengan maksimal, dan

dalam menyusun Pedoman

BK, merupakan penguatan dari

nilai Tanggung Jawab, yaitu

hanya dengan kerja keras kita

akan mampu mencapai tujuan

dengan baik. yang mana

Page 43: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

31

6. Menyelesaikan

tahapan akhir

pedoman BK untuk

disetujui oleh kepala

sekolah.

angkah-

langkah

pedoman BK

telah tersusun.

6.

Pedoman telah

disetujui oleh

kepala

sekolah.

7. Dokume

ntasi

BK dibutuhkan

Musyawarah agar

tujuan bersama dapat

tercapai.

Etika Publik,

Menghadap Pimpinan

dengan berperilaku

sopan dan

berpenampilan rapi

Komitmen Mutu,

dengan adanya

persiapan yang

matang akan

memberikan strategi

efektif dan efisien

dalam berkomunikasi

dengan atasan

mengenai gagasan

pemecahan isu

sehingga telah

mengaktualisasikan

nilai komitmen mutu

pola hidup jujur, disiplin

dan bertanggung jawab

”.

sangat erat kaitannya dengan

nilai Akuntabilitas, Etika

Publik, Komitmen Mutu dan

WoG.

Page 44: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

32

yaitu : efektif dan

efisien.

Anti Korupsi,

Memiliki tanggung

jawab terhadap

penyusunan

pedoman/petunjuk

BK, tidak

mengerjakan dengan

jujur.

WoG, Melakukan

komunikasi dengan

Kepala Sekolah

merupakan

perwujudan aspek

WoG, karena

kegiatan ini

terlaksana karena

adanya koordinasi

antara berbagai

pihak.

2. Memberikan 1. Menyiapkan materi 1. M Akuntabilitas, Dalam Dengan memberikan Dalam kegiatan melaksanakan

Page 45: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

33

edukasi tentang

BK kepada

peserta didik

kelas 7.

layanan.

2. Menyiapkan sarana

pembuatan media

yaitu laptop

3. Membuat

powerpoint

mengenai

Bimbingan dan

Konseling .

4. Memberikan

edukasi melalui

layanan Informasi.

ateri layanan

telah siap.

2. T

ersedianya

laptop

3. T

ersedianya

powerpoint

mengenai

Bimbingan

dan

Konseling

4. L

ayanan

informasi

telah

dilakukan.

memberikan edukasi

dengan penuh

tanggung jawab yaitu

sesuai dengan

kurikulum dan Dan

diperlukan juga

adanya kejelasan

target dalam

pemberian materi.

Nasionalisme, Tidak

diskriminatif dalam

memberikan edukasi

kepada peserta didik.

Etika Publik, Dalam

memberikan edukasi

tetap bersikap sopan.

Komitmen mutu,

dalam memberikan

edukasi harus

dilakukan dengan

efektif dan memberi

inovasi sehingga tujuan

edukasi layanan informasi

maka diharapkan mampu

mewujudkan misi sekolah

yaitu “

Mengembangkan SDM

yang kreatif, terampil

dan inovatif sesuai

dengan bidang nya dan

Membudayakan pola

hidup jujur, disiplin dan

bertanggung jawab .”

pemberian layanan informasi,

merupakan penguatan dari

nilai Peduli , yaitu dalam

proses layanan peserta didik

dapat mencontoh hal yang baik

dari gurunya. Bertanggung

jawab, yaitu dalam proses

layanan ada tujuan yang harus

dicapai dengan kerja keras

dalam hal ini proses layanan

informasi kepada peserta didik.

Jujur, yaitu dalam pemberian

layanan informasi harus

merupakan informasi yang

benar-benar akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Sebagaimana sangat erat

kaitannya dengan nilai

Akuntabilitas, Nasionalisme,

Etika public, Komitmen

mutu, Anti korupsi, dan

Pelayanan publik.

Page 46: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

34

5. D

okumentasi

dapat tercapai.

Anti Korupsi,

Memiliki sikap

tanggung jawab

terhadap materi yang di

sampaikan.

Manajemen ASN,

Dalam pembuatan

powerpoint perlu

menyusun sesuai

dengan langkah-

langkah.

3. Membuat leaflet

BK yang akan di

tempel di setiap

mading kelas.

1. Menentukan

informasi yang akan

dituangkan dalam

leaflet.

2. Menyiapkan sarana

pembuatan media

yaitu laptop.

1. Informasi

yang akan

dituangkan

dalam leaflet

telah ditentukan.

2. Tersedianya

laptop.

Akuntabilitas,

Tersedianya media

akan

terimplementasikan

indikator dari

akuntabilitas yaitu

kejelasan target.

Nasionalisme, saat

proses pembuatan

leaflet melakukan

Dengan membuat media

layanan informasi dapat

meningkatkan keefektivan

Guru dalam memberikan

layanan maka diharapkan

dapat mewujudkan misi

sekolah yaitu “

Mengembangkan SDM

yang kreatif, terampil

dan inovatif sesuai

Dalam kegiatan membuat

media layanan informasi

merupakan penguatan nilai

dari Disiplin, yaitu dengan

membuat media berarti bekerja

agar tujuan layanan dapat

tecapai dengan maksimal.

Sebagaimana erat kaitannya

dengan nilai Akuntabilitas

dan Komitmen Mutu.

Page 47: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

35

3. Mencari desain

leaflet.

4. Membuat Leaflet

mengenai

Bimbingan dan

Konseling

3. Desain leaflet

telah

ditentukan.

4. Tersedianya

leaflet

mengenai

informasi

Bimbingan dan

Konseling.

5.Dokumentasi

dengan kerja keras

demi hasil yang

maksimal.

Etika Publik,

pembuatan leaflet ini

dilakukan dengan

integritas dan penuh

tanggung jawab

Komitmen Mutu,

Tersedianya media

informasi

memungkinkan

tercapainya tujuan yang

lebih efektif dan

memberi inovasi.

Anti Korupsi, Saat

pembuatan leaflet

diutamakan meteri

yang dituangan

Sederhana dan mampu

dipahami.

dengan bidang nya ”.

4. Membentuk 1. Menentukan syarat- 1. Syarat-syarat Akuntabilitas, Dengan membentuk Dalam kegiatan pembentukan

Page 48: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

36

Konselor Sebaya

di setiap kelas.

syarat wajib menjadi

konselor sebaya.

2. Melakukan kegiatan

layanan informasi ke

peserta didik tentang

pembentukan

konselor sebaya.

3. Melakukakn

pemilihan konselor

sebaya.

4. Melakukakan

diskusi mengenai

tugas dan

kewajiban para

konselor sebaya

yang telah terpilih

telah

ditentukan.

2. Sosialisasi ke

peserta didik

terlaksana.

3. Konselor

sebaya telah

terpilih.

4. Catatan hasil

Diskusi.

5. Dokumentasi

beroriantasi pada

partisipasi melakukan

kegiatan yang

inovatif dalam

pembentukan

konselor sebaya

kepada peserta didik

dan adanya

kejelasan target.

Nasionalisme, Saat

proses pembentukan

konselor sebaya guru

harus jujur dalam

memilih siswa.

Etika Publik, Guru

harus mampu

memilih konselor

sebaya secara

cermat.

Komitmen Mutu,

Dengan pemilihan

konselor sebaya yang

Konselor Sebaya untuk

membantu teman di kelas

maka diharapkan dapat

mewujudkan misi sekolah

yaitu “ Mewujudkan

SDM yang beriman,

bertaqwa, dan berakhlak

mulia dan

Membudayakan pola

hidup jujur, disiplin dan

bertanggung jawab .”

konselor sebaya, merupakan

penguatan dari nilai

Bertanggung jawab, yaitu

suatu proses pemilihan harus

dilakukan dengan baik karena

ada tujuan yang akan dicapai

dengan maksimal .

Sebagaimana sangat erat

kaitannya dengan nilai

Akuntabilitas, Komitmen

mutu, dan Anti korupsi.

Page 49: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

37

dilakukan dengan

efektif dan efisien

sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan

maka hasil akhirnya

bermutu tinggi.

Anti Korupsi,

dilakukan dengan

adil, jujur, mandiri

dan penuh tanggung

jawab. Dalam hal

pemilihan konselor

sebaya tidak pilih

kasih kepada satu

atau lebih peserta

didik.

Page 50: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

38

4.6 Jadwal Rencana Aktualisasi

Tabel 4.4

Jadwal Rencana Aktualisasi

No Kegiatan

Minggu Ke-

1 2 3 4

1 Membuat pedoman/petunjuk BK.

2 Memberikan edukasi tentang BK kepada peserta didik kelas 7.

3 Membuat leaflet BK yang akan di tempel di setiap mading kelas.

4 Membentuk Konselor Sebaya di setiap kelas 7.

Page 51: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

39

BAB V

PELAKSANAAN AKTUALISASI

Capaian aktualisasi direalisasikan berdasarkan rancangan aktualisasi

yang telah dibuat oleh peserta Pelatihan Dasar dengan menerapkan nilai-nilai

dasar profesi ASN serta peran dan kedudukan ASN. Dalam melaksanakan

kegiatan dalam rancangan aktualisasi, mentor dan coach sangat berperan besar

dalam membimbing peserta.

Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab peserta Pelatihan Dasar

CPNS Golongan III, kegiatan yang dilakukan peserta harus dikaitkan dengan

nilai-nilai dasar ASN serta peran dan kedudukan ASN. Terdapat 4 kegiatan

aktualisasi nilai dasar yang dilakukan di tempat kerja peserta Pelatihan Dasar

ini yaitu:

1. Membuat pedoman/petunjuk BK.

2. Memberikan edukasi tentang BK kepada peserta didik kelas 7.

3. Membuat leaflet BK yang akan di tempel di setiap mading kelas.

4. Membentuk Konselor Sebaya di setiap kelas.

5.1 Laporan Aktualisasi

1. Kegiatan 1 : Membuat pedoman/petunjuk BK.

Tanggal : 16 September 2019 - 20 September 2019

Tahapan Kegiatan :

1. Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah.

2. Membahas rencana kegiatan aktualisasi.

3. Menyiapkan Isi pedoman BK.

4. Menyiapkan Desain.

5. Menyusun isi langkah-langkah pedoman BK yang akan dibuat.

6. Menyelesaikan tahapan akhir pedoman BK untuk disetujui oleh kepala

sekolah.

Page 52: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

40

Hasil Kegiatan

Tahap awal yang dilakukan adalah meminta izin kepada kepala

sekolah dan melakukan konsultasi mengenai kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 12 September 2019

bertempat di ruang Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bontang, penulis

berkonsultasi dan meminta saran serta masukan dengan Kepala Sekolah

terkait kegiatan-kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan agar dapat

terlaksana dengan baik.

Selanjutnya menyiapkan isi pedoman BK, dalam tahapan ini penulis

menyiapakan isi pedoman BK yang akan dibuat dengan melakukan

pencarian referensi dari berbagai sumber yang dapat dipercaya. Kegiatan

ini dilaksanakan pada Jum’at, 13 September 2019 bertempat di ruang

Multimedia SMP Negeri 1 Bontang.

Lalu, Menyusun langkah-langkah pedoman BK yang akan dibuat.

Ditahapan ini penulis menyusun langkah-langkah pedoman BK yang akan

dibuat, agar pedoman BK tersusun dengan baik dan mudah dipahami

siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 16 September 2019 - 20

September 2019 bertempat di ruang Multimedia SMP Negeri 1 Bontang.

Tahap terakhir adalah menyiapkan desain dan menyelesaikan

pedoman BK untuk di setujui kepala sekolah. Dalam tahap ini penulis

menyiapkan desain sekaligus menyelesaikan pedoman BK agar dapat

terselesaikan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan dan

diserahkan ke Kepala Sekolah untuk disetujui, setelah disetujui pedoman

BK di perbanyak untuk di bagikan ke kelas-kelas. Kegiatan ini

dilaksanakan pada Senin, 23 September 2019 bertempat di ruang

Multimedia SMP Negeri 1 Bontang.

Berikut merupakan gambaran pelaksanaan masing-masing tahapan

kegiatan Membuat pedoman/petunjuk BK.

Page 53: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

41

Gambar 5.1 Proses konsultasi dengan Kepala Sekolah Terkait Rancangan

Aktualisasi.

Gambar 5.2 Catatan hasil konsultasi dengan Kepala Sekolah.

Page 54: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

42

Gambar 5.3 Isi pedoman BK.

Gambar 5.4 Desain Pedoman BK

Page 55: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

43

Gambar 5.5 Proses akhir Pedoman BK

Gambar 5.6 Pedoman BK

Page 56: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

44

Gambar 5.7 Dokumentasi dengan siswa

Analisis Dampak Keterkaitan Nilai-Nilai ANEKA

A : Akuntabilitas

(+) Akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang

harus dicapai. Dengan adanya akuntabilitas, sebuah proses dan

hasil kegiatan tentu akan lebih akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan. Salah satu output dari kegiatan ini adalah

membuat pedoman/petunjuk BK yang merupakan wujud tanggung

jawab untuk melakukan kegiatan.

(-) Tanpa adanya tanggung jawab dalam membuat

pedoman/petunjuk BK, maka bisa saja kegiatan yang akan

dilakukan tidak menghasilkan hasil yang maksimal.

N : Nasionalisme

(+) Konsultasi dan meminta persetujuan atasan merupakan bentuk

perwujudan dari nilai nasionalisme yaitu pengamalan sila ke-4

yaitu dalam hal bermusyawarah dengan pimpinan. Dengan adanya

nilai nasionalisme dengan musyawarah dengan atasan maka akan

ada tujuan yang akan dicapai bersama.

Page 57: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

45

(-) Tanpa adanya musyawarah dengan pimpinan maka tujuan kegiatan

tidak akan tercapai karena tidak adanya persetujuan dari pimpinan.

E : Etika Publik

(+) Dengan menerapkan etika publik dalam menyusun laporan maka

laporan akan disusun dengan cermat dan integritas tinggi. Serta

dalam membuat pedoman/petunjuk BK diperlukan juga bimbingan

dari mentor dan coach sehingga diperlukan etika public dalam

proses menyusunnya yaitu sopan dan taat perintah.

(-) Apabila dalam kegiatan ini tidak disertai dengan etika publik yang

baik, maka proses bimbingan dalam membuat pedoman/petunjuk

BK akan membuat mentor dan coach tidak nyaman sehingga

feedback atau timbal balik yang diberikan juga kurang baik yang

berakibat pada pedoman yang tidak selesai dengan tepat waktu.

K : Komitmen Mutu

(+) Prinsip komitmen mutu adalah melaksanakan kegiatan dengan

efektif dan efisien, inovatif, bermutu. Dengan adanya persiapan

yang matang akan memberikan strategi efektif dan efisien dalam

membuat pedoman/petunjuk BK.

(-) Apabila dalam kegiatan ini tidak memiliki nilai komitmen mutu,

maka kegiatan ini tidak akan berjalan tidak maksimal.

A : Anti Korupsi

(+) Dalam kegiatan ini, sikap anti korupsi yang diterapkan adalah

dalam mengumpulkan data dengan cara memilih informasi yang

dapat dipercaya, dan dalam proses mengumpulkan dan mengolah

data, dilakukan dengan jujur dan wujud dari bentuk kerja

keras.

(-) Apabila tidak ada sikap anti korupsi, maka dalam mengumpulkan

data bisa saja data yang direkayasa dan tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 58: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

46

Kontribusi Kegiatan terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan terlaksananya konsultasi dan persetujuan dari Pimpinan

maka dapat mewujudkan misi sekolah “Mengembangkan SDM yang

kreatif, terampil dan inovatif sesuai dengan bidang nya.”

Dan dengan terciptanya Rencana Pembuatan Pedoman dapat

meningkatkan keefektivan Guru dalam memberikan pelayanan maka

diharapkan dapat mewujudkan misi sekolah yaitu “ Membudayakan pola

hidup jujur, disiplin dan bertanggung jawab ”.

Kontribusi Kegiatan terhadap Penguatan Nilai Organisasi

Disiplin, yaitu kita dapat mengambil contoh dan masukan yang

baik dari orang yang bisa dijadikan suri teladan dalam hal ini adalah

pimpinan, dan Santun, yaitu dengan memulai mengkonsultasikan dan

meminta persetujuan dengan pimpinan agar tujuan dapat tercapai dengan

maksimal, dan dalam menyusun Pedoman BK, merupakan penguatan dari

nilai Tanggung Jawab, yaitu hanya dengan kerja keras kita akan mampu

mencapai tujuan dengan baik. yang mana sangat erat kaitannya dengan

nilai Akuntabilitas, Etika Publik, Komitmen Mutu dan WoG.

Kendala dan Strategi Pemecahan

Kendala : Pada awalnya tidak mengetahui jadwal secara pasti apakah ada

waktu untuk melakukan konsultasi awal dengan kepala sekolah

selaku mentor peserta latsar.

Strategi : Setelah mengetahui jadwal kegiatan kepala sekolah, peserta

latsar memanfaatkan waktu untuk melaksanakan konsultasi

awal tentang isu yang akan diangkat dalam rancangan

aktualisasi.

2. Kegiatan 2 : Memberikan edukasi tentang BK kepada peserta

didik kelas 7.

Tanggal : 02 Oktober 2019 – 08 Oktober 2019

Page 59: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

47

Tahapan Kegiatan :

1. Menyiapkan materi layanan.

2. Menyiapkan sarana pembuatan media yaitu laptop.

3. Membuat powerpoint mengenai Bimbingan dan Konseling .

4. Memberikan edukasi melalui layanan Informasi.

Hasil Kegiatan

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan materi layanan

dan sarana pembuatan media yaitu laptop. Kegiatan ini pada awalnya akan

di laksanakan pada Senin, 23 September 2019, namun karena adanya

kegiatan sekolah yaitu UTS, maka diputuskan untuk dilaksanakan pada

minggu berikutnya Senin, 30 September 2019 bertempat di ruang

Multimedia SMP Negeri 1 Bontang. Kegiatan ini diawali dengan mencari

materi dari berbagai sumber dengan menggunakan laptop yang telah

disediakan sebelumnya.

Setelah materi telah siap, selanjutnya membuat powerpoint

mengenai Bimbingan dan Konseling. Kegiatan ini dilaksanakan pada

Selasa, 01 Oktober 2019 bertempat di ruang Multimedia SMP Negeri 1

Bontang.

Tahap akhir ialah memberikan edukasi melalui layanan informasi.

Kegiatan ini dilakukan oleh penulis sebagai salah satu upaya untuk

mengubah pemikiran siswa tentang Bimbingan dan Konseling dan juga

sebagai pengenal. Kegiatan ini dilaksanakan pada setiap kelas selama 1

Minggu yang dimulai pada Rabu, 02 Oktober 2019 – 08 Oktober 2019

bertempat di Aula SMP Negeri 1 Bontang.

Berikut merupakan gambaran pelaksanaan masing-masing tahapan

kegiatan Memberikan edukasi tentang BK kepada peserta didik kelas

7.

Page 60: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

48

Gambar 5.8 Materi tentang BK

Gambar 5.9 Laptop Kerja

Page 61: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

49

Gambar 5.10 Powerpoint BK

Gambar 5.11 Pemberian Edukasi BK

Analisis Dampak Keterkaitan Nilai-Nilai ANEKA

A : Akuntabilitas

(+) Kegiatan ini dilakukan agar seluruh siswa kelas 7 mendapatan

pengetahuan tentang bagaimana BK yang sesungguhnya secara

Page 62: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

50

transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, tidak

menambah ataupun mengurangi informasi yang diberikan.

(-) Dengan tidak adanya nilai akuntabilitas pada kegiatan ini, maka

tidak adanya transparansi, tanggung jawab, kejelasan maupun

konsistensi dalam melakukan suatu kegiatan di lingkungan kerja.

N : Nasionalisme

(+) Dengan memberikan edukasi tentang BK kepada siswa kelas 7

merupakan bentuk perwujudan dari nilai nasionalisme yaitu

pengamalan sila ke-5 yaitu dalam hal keadilan, dimana dalam

proses tidak membeda-bedakan.

(-) Apabila tidak menerapkan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan

ini, maka proses pemberian edukasi tidak akan dilakukan secara

adil.

E : Etika Publik

(+) Dalam memberikan edukasi tentang BK harus menggunakan bahasa

yang baik, sopan dan santun, penyampaian informasi jelas

sehingga dapat dimengerti oleh seluruh siswa, sehingga mereka

merasa nyaman dan akan berdampak pada dukungan yang

diberikan di sekolah.

(-) Apabila dalam kegiatan ini tidak menerapkan etika publik, maka

proses penyampaian informasi menjadi tidak lancar sehingga siswa

menjadi bosan dan merasa tidak dihargai, sehingga akan

berdampak pada tujuan kegiatan yang dilaksanakan.

K : Komitmen Mutu

(+) Prinsip komitmen mutu terwujud dengan adanya persiapan yang

matang dengan mengumpulkan informasi dan data yang akurat

menunjukkan efektifitas kegiatan.

(-) Apabila kegiatan ini dilaksanakan tanpa adanya komitmen mutu

maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik.

Page 63: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

51

A : Anti Korupsi

(+) Dalam kegiatan ini, sikap anti korupsi yang diterapkan adalah dalam

penyampaian materi BK dilakukan dengan transparan, yaitu

menyampaikan dengan jelas informasi yang diberikan. Sehingga

peserta didik dapat memahami dengan baik. Serta tidak membeda-

bedakan peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya.

Selain itu penggunaan waktu dalam penyampaian materi BK ini

juga merupakan wujud dari nilai anti korupsi.

(-) Apabila tidak ada sikap anti korupsi, maka penyampaian materi BK

tidak tersampaikan dengan baik, sehingga peserta didik tidak

memahami dengan baik tentang kegiatan yang akan dilakukan.

Kontribusi Kegiatan terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan memberikan edukasi layanan informasi maka

diharapkan mampu mewujudkan misi sekolah yaitu

“Mengembangkan SDM yang kreatif, terampil dan inovatif

sesuai dengan bidang nya dan Membudayakan pola hidup jujur,

disiplin dan bertanggung jawab .”

Kontribusi Kegiatan terhadap Penguatan Nilai Organisasi

Dalam kegiatan melaksanakan pemberian layanan informasi,

merupakan penguatan dari nilai peduli , yaitu dalam proses layanan

peserta didik dapat mencontoh hal yang baik dari gurunya. Bertanggung

jawab, yaitu dalam proses layanan ada tujuan yang harus dicapai dengan

kerja keras dalam hal ini proses layanan informasi kepada peserta didik.

Jujur, yaitu dalam pemberian layanan informasi harus merupakan

informasi yang benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sebagaimana sangat erat kaitannya dengan nilai Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika public, Komitmen mutu, Anti korupsi, dan

Pelayanan publik.

Page 64: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

52

Kendala dan Strategi Pemecahan

Kendala : Sulit menentukan waktu yang tepat dengan peserta didik untuk

melakukan pemberian layanan BK.

Strategi : Langsung memberikan pemahaman awal peserta didik

mengenai Bimbingan dan Konseling disetiap kelas.

3. Kegiatan 3 : Membuat leaflet BK yang akan di tempel di

setiap mading kelas.

Tanggal : 09 Oktober 2019 - 11 Oktober 2019

Tahapan Kegiatan :

1. Menentukan informasi yang akan dituangkan dalam leaflet.

2. Menyiapkan sarana pembuatan media yaitu laptop.

3. Mencari desain leaflet.

4. Membuat Leaflet mengenai Bimbingan dan Konseling

5. Pemasangan leaflet di masing-masing madding kelas.

Hasil Kegiatan

Sebelum membuat leaflet, hal pertama yang dilakukan adalah

menentukan informasi yang akan dituangkan dalam leaflet dengan

menggunakan laptop yang telah disediakan sebelumnya. selanjutkan

membuat rancangan secara garis besar dalam membuat desain leaflet.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 09 Oktober 2019 - 11 Oktober 2019

bertempat di ruang Multimedia SMP Negeri 1 Bontang.

Setelah informasi yang akan dituangkan kedalam leaflet telah

ditentukan, selanjutnya adalah membuat leaflet tersebut dan menempel

disetiap kelas.

Berikut merupakan gambaran pelaksanaan masing-masing tahapan

kegiatan Membuat leaflet BK yang akan di tempel di setiap mading

kelas.

Page 65: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

53

Gambar 5. 12 Informasi BK yang akan dituangkan dalam leaflet

Gambar 5.13 Laptop Kerja

Page 66: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

54

Gambar 5.14 Proses pembuatan desain leaflet

Gambar 5.15 Leaflet BK yang telah selesai dibuat.

Page 67: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

55

Gambar 5.16 Pemasangan leaflet di mading kelas.

Analisis Dampak Keterkaitan Nilai-Nilai ANEKA

A : Akuntabilitas

(+) Dengan menerapkan akuntabilitas dalam kegiatan ini, penulis

membuat leaflet BK yang akan di tempel di setiap mading kelas

dengan penuh tanggung jawab yaitu menyusun sesuai dengan

informasi yang benar. Dan diperlukan juga adanya kejelasan

target dalam proses pembuatan leaflet.

(-) Dengan tidak adanya akuntabilitas dalam kegiatan ini maka penulis

akan membuat leaflet BK dengan tidak bertanggungjawab, dibuat

seadanya dan tanpa memperhitungkan tujuan yang jelas.

N : Nasionalisme

(+) Salah satu nilai nasionalisme dalam kegiatan ini adalah kerja keras.

Dengan adanya kerja keras dalam kegiatan ini maka membuat

leaflet BK yang akan di tempel di setiap mading kelas bisa selesai

dengan baik.

(-) Tanpa adanya kerja keras dalam kegiatan ini tidak akan selesai

tepat waktu.

Page 68: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

56

E : Etika Publik

(+) Dengan menerapkan etika publik saat membuat leaflet BK, maka

proses pembuatan leaflet ini dilakukan dengan integritas dan

penuh tanggung jawab.

(-) Apabila dalam kegiatan ini tidak menerapkan nilai etika publik,

maka leaflet yang dibuat mungkin saja ada ketidaksesuaian dengan

proses pelaksanaan layanan yang dilaksanakan.

K : Komitmen Mutu

(+) Dalam membuat leaflet BK yang akan di tempel di setiap mading

kelas berarti harus dilakukan dengan efektif dan memberi inovasi

sehingga tujuan dapat tercapai yang dimana merupakan prinsip dari

komitmen mutu.

(-) Apabila kegiatan ini dilaksanakan tanpa adanya komitmen mutu

maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik dan

pelaksanaan kegiatan tidak berjalan dengan maksimal.

A : Anti Korupsi

(+) Dalam kegiatan ini, sikap anti korupsi diterapkan adalah dalam

membuat leaflet BK dilakukan dengan disiplin sesuai dengan

rencana kegiatan dan penyusunan ini dilakukan secara mandiri.

(-) Apabila tidak ada sikap anti korupsi dalam kegiatan, maka dalam

membuat leaflet BK ini tidak terlaksana tepat waktu.

Kontribusi Kegiatan terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan membuat media layanan informasi dapat meningkatkan

keefektivan Guru dalam memberikan layanan maka diharapkan dapat

mewujudkan misi sekolah yaitu “Mengembangkan SDM yang kreatif,

terampil dan inovatif sesuai dengan bidang nya ”.

Kontribusi Kegiatan terhadap Penguatan Nilai Organisasi

Dalam kegiatan membuat media layanan informasi merupakan

penguatan nilai dari Disiplin, yaitu dengan membuat media berarti

Page 69: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

57

bekerja agar tujuan layanan dapat tecapai dengan maksimal. Sebagaimana

erat kaitannya dengan nilai Akuntabilitas dan Komitmen Mutu.

Kendala dan Strategi Pemecahan

Kendala : Sulitnya untuk menentukan jadwal pertemuan dengan kepala

sekolah guna untuk menyetujui leaflet BK yang telah dibuat.

Strategi : Melihat situasi dan kondisi, apabila kepala sekolah sedang

memiliki waktu luang.

4. Kegiatan 3 : Membentuk Konselor Sebaya di setiap kelas.

Tanggal : 09 Oktober 2019 – 15 Oktober 2019

Tahapan Kegiatan :

1. Menentukan syarat-syarat wajib menjadi konselor sebaya.

2. Melakukan kegiatan layanan informasi ke peserta didik tentang

pembentukan konselor sebaya.

3. Melakukakn pemilihan konselor sebaya.

4. Melakukakan diskusi mengenai tugas dan kewajiban para konselor

sebaya yang telah terpilih.

Hasil Kegiatan

Menentukan syarat-syarat wajib menjadi Konselor Sebaya dan

melakukan kegiatan layanan informasi ke peserta didik adalah salah satu

hal yang wajib dilakukan sebelum melakukan pemilihan/pembentukan

Konselor Sebaya. Dalam melakukan pemilihan Konselor Sebaya, harus

dilakukan secara benar dan memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Setelah para konselor sebaya telah terpilih, harus dilakukan diskusi

mengenai tugas dan kewajiban para Konselor Sebaya agar kedepannya

tidak terjadi kesalahan dalam proses konseling sebaya. Kegiatan ini pada

awalnya akan dilakukan pada Senin 23 September 2019 – 04 Oktober

2019, namun karena terkendala kegiatan sekolah yang tidak bisa di tunda

Page 70: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

58

yaitu UTS, maka di putuskan untuk di lakukan pada Rabu, 09 Oktober

2019 – 15 Oktober 2019 di Aula SMPN 1 Bontang.

Berikut merupakan gambaran pelaksanaan masing-masing tahapan

kegiatan dalam membentuk Konselor Sebaya di setiap kelas.

Gambar 5.17 Materi dan syarat mengenai Konselor Sebaya

Gambar 5.18 Pemberian layanan informasi Mengenai Konselor Sebaya

Page 71: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

59

Gambar 5.19 Konselor Sebaya yang terpilih

Page 72: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

60

Gambar 5.20 Diskusi dengan Koselor Sebaya yang terpilih.

Analisis Dampak Keterkaitan Nilai-Nilai ANEKA

A : Akuntabilitas

(+) Guru secara partisipatif memfasilitasi peserta didik dalam

memberikan layanan, salah satunya dengan membentuk Konselor

Sebaya sehingga tercipta layanan BK yang konsisten dan

menyenangkan.

(-) Apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan, maka guru tidak

melaksanakan layanan informasi dengan baik dan

bertanggungjawab.

N : Nasionalisme

(+) Nilai nasionalisme dalam kegiatan ini adalah adanya persamaan

derajat dan tidak diskriminatif. Dengan adanya nilai ini dalam

pelaksanaan kegiatan maka semua peserta didik bisa mendapatkan

kesempatan yang sama untuk mengikuti pemilihan Konselor

Sebaya di setiap kelas dengan tetap melihat syarat yang telah

ditentukan.

(-) Apabila tidak menerapkan nilai nasionalisme dalam kegiatan ini,

maka akan membuat beberapa peserta didik merasa tidak dihargai.

Page 73: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

61

Hal ini bisa memberikan pengaruh yang buruk bagi perkembangan

mental dan karakter peserta didik.

E : Etika Publik

(+) Dengan menerapkan etika publik saat membentuk Konselor Sebaya

di setiap kelas, maka proses pembentukan ini dilakukan dengan

jujur dan penuh tanggung jawab.

(-) Apabila dalam kegiatan ini tidak menerapkan nilai etika publik,

maka dalam pembentukan Konselor Sebaya di setiap kelas bisa

saja ada ketidaksesuaian dengan sayat yang telah ditetapkan.

K : Komitmen Mutu

(+) Tersedianya Konselor Sebaya di setiap kelas memungkinkan

tercapainya tujuan layanan yang lebih efektif, efisien, dan

menjaga mutu merupakan nilai dari komitmen mutu.

(-) Apabila kegiatan ini dilaksanakan tanpa adanya komitmen mutu

maka kegiatan ini tidak berjalan dengan maksimal.

A : Anti Korupsi

(+) Dalam kegiatan ini, sikap anti korupsi yang diterapkan dalam

membentuk Konselor Sebaya di setiap kelas adalah dilakukan

dengan adil, jujur, mandiri dan penuh tanggung jawab. sesuai

dengan syarat dan proses dilakukan secara mandiri.

(-) Apabila tidak ada sikap anti korupsi dalam kegiatan, maka dalam

membentuk Konselor Sebaya di setiap kelas ini tidak terlaksana

secara adil.

Kontribusi Kegiatan terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan membentuk Konselor Sebaya untuk membantu teman di

kelas dapat mewujudkan misi sekolah yaitu “Mewujudkan SDM yang

beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia dan Membudayakan pola

hidup jujur, disiplin dan bertanggung jawab .”

Page 74: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

62

Kontribusi Kegiatan terhadap Penguatan Nilai Organisasi

Dalam kegiatan pembentukan konselor sebaya, merupakan

penguatan dari nilai bertanggung jawab, yaitu suatu proses pemilihan

harus dilakukan dengan baik karena ada tujuan yang akan dicapai dengan

maksimal .Sebagaimana sangat erat kaitannya dengan nilai Akuntabilitas,

Komitmen mutu, dan Anti korupsi.

Kendala dan Strategi Pemecahan

Kendala : Sulitnya menentukan syarat-syarat wajib menjadi konselor

sebaya.

Strategi : Mencari dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, dan

menggunakannya sebagai salah satu acuan.

Page 75: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

63

BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

ASN harus dapat menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN

yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti

Korupsi (ANEKA) sesuai dengan tugas pokok dan fungsi agar dapat

memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi seorang ASN yang

profesional dan berkarakter sehingga hasil kegiatan yang dilakukan

diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi visi, misi dan penguatan

nilai-nilai organisasi.

Dalam tahap aktualisasi yang berlangsung selama 30 hari kerja, telah

terlaksana kegiatan berikut:

1. Membuat pedoman/petunjuk BK.

2. Memberikan edukasi tentang BK kepada peserta didik kelas 7.

3. Membuat leaflet BK yang akan di tempel di setiap mading kelas.

4. Membentuk Konselor Sebaya di setiap kelas.

6.2 SARAN

Dari kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa

saran yang dapat penulis berikan, yaitu:

a. Sebaiknya kegiatan bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai

kegiatan bimbingan rutin di sekolah, sehingga pemahaman peserta didik

mengenai bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan.

b. Sebagai tenaga pengajar/pendidik diharapkan dapat terus memunculkan

dan mengaplikasikan berbagai macam kegiatan yang inovatif dalam

proses pemberian layanan bimbingan dan konseling sehingga dapat

meningkatkan potensi peserta didik secara optimal. Selain itu, sebagai

ASN dengan adanya inovasi-inovasi dalam bekerja maka dapat

meningkatkan mutu dan kualitas diri serta menguatkan karakter diri

sebagai ASN. Dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA serta peran dan

Page 76: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

64

kedudukan ASN di lingkungan kerja selama masa aktualisasi agar dapat

menghabituasi ASN setelah menjalani kegiatan Pelatihan Dasar serta

menjadi role model bagi ASN lainnya di tempat kerja.

Dari beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, pelaksana

aktualisasi meminta maaf apabila ada kekurangan selama melakukan proses

aktualisasi. Semoga kegiatan yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan

diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran atau bahan

pertimbangan dalam kegiatan aktualisasi selanjutnya.

Page 77: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

65

DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 1 Bontang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang

Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai

Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

Purwanto, Agus Erwan, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Fatimah, Elly; Irawati, Erma. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

Manajemen Aparatur Sipil Negara . Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

Suwarno, Yogi; Sejati, Atmojo Tri. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

Whole of Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Page 78: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

65

LAMPIRAN

Page 79: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

65

Lampiran : Leaflet BK

Page 80: PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BIMBINGAN DAN …

65

Lampiran : Pedoman BK