PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA …eprints.uny.ac.id/47115/1/Elda Sanfitri Sakerebau.pdf ·...

173
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI SURYODININGRATAN 1 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Elda Sanfitri Sakerebau NIM 12108249018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2016

Transcript of PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA …eprints.uny.ac.id/47115/1/Elda Sanfitri Sakerebau.pdf ·...

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

MAKE A MATCH PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI

SURYODININGRATAN 1

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Elda Sanfitri Sakerebau

NIM 12108249018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS

ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DESEMBER 2016

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul "Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan

Menggunakan Model Kooperatif Tipe Make a Match pada Pelajaran IPA Kelas

IV SD Negeri Suryodiningratan l " yang disusun oleh Elda Sanfitri Sakerebau,

NIM 12108249018 telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan.

11

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.

Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode

berikutnya.

Yogyakarta, 26 November 2016

Yang menyatakan

Elda Sanfitri Sakerebau

NIM 12108249018

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul "PENINGKATAN MOTIYASI BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE MAKH A MATCH PADA

PEMBELAJARA.i'f IPA KELAS IV SD N SURYODTh.TJNGRAT AN 1 " yang disusun oleh

Elda Sanfitri Sakerebau, N1M 12l08249018 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Skripsi pada tanggal 9 November 2016 dau dinyatakan lul us.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan

Dr. E. Kus Eddy Sartono, M. Si. Ketua Penguji

Tanggal

Ikhlasul Ardi Nugroho, M. Pd.

Suyantiningsih, M. Ed.

Sekretaris Penguji

Penguji Utama

iv

..2.5· ll - 20\11:,

.Z.S' , ll - ;.. 0 I "

v

MOTTO

Tidak banyak yang dapat kita lakukan sendirian, sangatlah banyak yang dapat kita

lakukan bersama-sama (Helen Keller).

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur atas segalah kebaikan yang telah diberikan oleh

Tuhan, karya ini penulisan persembahkan kepada:

1. Ayah, Ibu, kakak dan adek-adek tercinta yang senantiasa memberikan

doa, semangat yang tiada henti diberikan selama ini.

2. PEMDA Kabupaten Kepulauan Mentawai (Dinas Pendidikan)

3. Almamater FIP UNY

vii

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

MAKE A MATCH PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD

SURYODININGRATAN 1

Oleh

Elda Sanfitri Sakerebau

Nim 12108249018

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan

mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pelajaran

IPA kelas IV SD Negeri Suryodinigratan 1.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian

ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Suryodinigratan 1 yang berjumlah 20 anak.

Model penelitian ini mengunakan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dan

dokumentasi. Instrument penelitian menggunakan pedoman angket, lembar

observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskripsi

kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa model kooperatif tipe make a match

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan

hasil angket pra tindakan rata-rata persentase 56% kategori kurang, setelah

melakukan tindakan pada siklus I rata-rata persentase menjadi 67% dalam

kategori cukup, dan siklus II meningkat rata-rata persentase menjadi 87 dalam

kategori sangat baik.

Kata kunci : Motivasi Belajar, Kooperatif Tipe Make a Match, Pembelajaran IPA

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan rahmat, kasih, dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi

Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Make a Match pada Pelajaran IPA Kelas IV SD Suryodiningratan ”.

Pada kesempatan ini, penghargaan dan terima kasih yang sebesar-

besarnya ingin penulis berikan kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan berupa saran, dukungan dan semangat demi terselesaikannya

skripsi ini Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang

telah memberikan ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan PSD (Pendidikan Sekolah Dasar) yang telah membantu

dalam melancarkan penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Kus Eddy Sartono M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah memberikan waktunya untuk bimbingan dari awal hingga

terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Ernawati Budi Listyani, selaku dosen akademik yang telah

membimbing dan memberi dorongan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai yang telah

ix

memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh dan

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Ibu Sri Wahyuni, S. Pd. SD selaku kepala sekolah SD Negeri

Suryodiningratan 1 yang telah memberi izin penelitian di sekolah.

7. Thu F<;. Sri Wantini Rahayu, S. Pd selaku guru kelas IV yang telah

meluangkan waktu untuk membantu penelitian skripsi.

8. Ayah Thu, kakak dan adek-adek yang telah memberi dukungan, motivasi

dan doa selama penulisan skripsi.

9. Julianto Siatateitei yang selalu mendukung dan memberi semangat selama

penulisan skripsi.

10. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yangtelah

ikut berperan serta dalam penulisan skripsi.

Semoga amal kebaikan Saudara/ teman-teman mendapat balasan yang

setimpal dari tuhan yang Maha Kuasa

Yogyakarta, 26 November 2016

Penulis

Elda San:fitri Sakerebau

NIM 12108249018

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..…i

PERSETUJUAN…………………………………………………………………….…..ii

SURAT PERNYATAAN………………………………………………………..……...iii

SURAT PENGESAHAN……………………………………………………….……....iv

MOTTO……………………………………………………………………….…………v

PERSEMBAHAN……………………….……………………………………………...vi

ABSTRAK………………………….………………………………………………….vii

KATA PENGANTAR……………..…………………………………………………..viii

DAFTAR ISI………………………….…………………………………………………x

DAFTAR TABEL…………………….………………………………………………..xii

DAFTAR GAMBAR…………………….………………………………………….…xiii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………….…………………………………………......1 B. Identifikasi Masalah…………………….…………………………………………….6

C. Pembatasan Masalah………………………………………………………………….6

D. Rumusan Masalah…………………………………………………………….............7

E. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………..7

F. Manfaat penelitian…………………………………………………………………....7

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar…………………………………….……..……...9

1. Pengertian Motivasi…………………………………………….………..………..9

2. Pengertian Belajar…………………………………………….………………….10

3. Pengertian Motivasi Belajar…………………………………………..………….11

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar……………….…………...12

5. Fungsi Motivasi dalam Belajar………………………………….……………...13

6. Indikator Motivasi Belajar……………………………………….………………16

7. Menumbuhkan Motivasi Belajar………………………………………..………..17

B. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif……………………………..…..21

1. Pengertian Model Kooperatif……………………………………………………21

2. Model Pembelajaran Kooperatif………………………………………………...22

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif………………………………………………..23

4. Unsur Pembelajaran Kooperatif………………………………………………....25

5. Prinsip Pembelajaran Kooperatif………………………………………………..27

6. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif……………….………………29

7. Model Make A Match………………………………………………………..………... 31

xi

C. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam………………………….……………...33

1. Hakikat Tentang Ilmu Pengetahuan Alam……………………….……………..33

2. Tujuan Pembelajaran………………………………………………….………...36

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA…………………………………..………...38

D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar………………………………………..………...40

E. Penelitian yang Relevan…………………………………………………………..…47

F. Kerangka Berpikir…………………………………………………………………...48

G. Hipotetis Tindakan………………………………………………………..…………49

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian…………………………………………….………………………..50 B. Subjek Penelitian……………………………………………….…………………...51

C. Setting Penelitian…………………………………………………….……………...51

D. Desain Penelitian………………………………………………………….………...51

E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………..…54

F. Instrumen Penelitian…………………………………………………………….…..56

G. Teknik Analisis Data…………………………………………………………..…….59

H. Indikator Keberhasilan……………………………………………………………....62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian…………………….………………………63 B. Deskripsi Subjek Penelitian…………………….………..………………………….64

C. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………..………………………..…...65

D. Pembahasan …………………………………………………..……………………..97

E. Keterbatasan Peneliti……………………………………………….……………...102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………………….………..103 B. Saran……………………………………………………………………….………104

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………....106

LAMPIRAN……………………………………………………………………….….108

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar……………………………...….40

Tabel 2. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa pada pelajaran IPA…..……..……57

Tabel 3. Kisi-kisi lembar observasi aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

IPA menggunakan model make a match…………………………………………58

Tabel 4. Kisi- kisi lembar observasi aktifitas guru dalam proses pembelajaran…...…59

Tabel 5. Skor Variabel Motivasi…………………………………………...………....60

Tabel 6. Kriteria Keberhasilan tindakan…..…………………………...……………..61

Tabel 7. Pedoman Skor Observasi Aktivitas Siswa…………...……...………..……61

Tabel 8. Jumlah siswa di SD Suryodiningratan 1 ajaran 2015/2016...………..……..64

Tabel 9. Angket Motivasi belajar IPA Per Indikator Pra tindakan…..……......…….66

Tabel 10. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I……...…..….…………........74

Tabel 11. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I…….……………...………..76

Tabel 12. Hasil Angket Siklus I………… …………….……………..…………...….77

Tabel 13. Perbandingan Persentase Motivasi Belajar I…………..…………………..79

Tabel 14. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II …………..…...……….…..89

Tabel 15. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II….....…...........…………….91

Tabel 16. Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator pada Siklus II…... ..….....92

Tabel 17. Perbandingan Persentase Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per

Indikator antara Pra Tindakan, Siklus I, Siklus I……………..………..…..94

xii

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Model Penelitian Kemmis dan MC. Taggart…………………………….…..…52

Gambar 2. Rumus persentase……………………………………………………………….60

Gambar 3. Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Pra Tindakan……………………...67

Gambar 4. Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator Siklus........................78

Gambar 5. Diagram peningkatan motivasi belajar IPA pada pra tindakan dan siklus .........80

Gambar 6. Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPAPer Indikator Siklus II……………..94

Gambar 7. Diagram Peningkatan Motivasi Belajar IPA dari Pra Tindakan,

Siklus I, dan Siklus II…………………………………………………………...96

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran..................................................109

Lampiran 2. Instrument..........................................................................................133

Lampiran 3. Hasil Penelitian..................................................................................139

Lampiran 4. Dokumentasi......................................................................................154

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian............................................................................156

xiv

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional (sisdiknas) pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri,

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dengan

sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individual

maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan latihan (Sugihartono, 2013: 5). Dengan demikian

pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang

dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya

dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya

sendiri tidak dengan bantuan orang.

Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara

terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar

aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan (Dimyati

dan Mudjiono, 2006:3) hal tersebut tidak lepas oleh faktor guru untuk

membuat siswa belajar, guru memiliki peranan yang sangat penting

2

sehingga proses pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa ketujuan

pengajaran yang didapatkannya.

Belajar adalah kegiatan yang aktif dimana subjek belajar

membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri

makna dari suatu yang mereka pelajari, seseorang akan berhasil dalam

belajar, kalau dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau

dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi, motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai

(Sardirman A. M, 2007: 38).

Motivasi belajar pada siswa dapat menjadi lemah apabila siswa

kurang termotivasi atau tiadanya motivasi, oleh karena itu dalam proses

belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat

belajar dengan baik (Slameto, 2003:58). Memberikan motivasi kepada

siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin

melakukan sesuatu, sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu

bila merasa ada suatu kebutuhan karena motivasi seseorang adalah bagian

dari internal manusia menetapkan alasan dan membuat keputusannya

tentang bagaimana guru mempengaruhi motivasi siswa dengan

menciptakan situasi ekternal sehingga siswa akan bertindak sesuai dengan

yang diharapkan (Abdul Azis Wahab, 2012: 26).

3

Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk

membimbing, mendorong, mengubah sikap dan tingkah laku siswa, serta

memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Guru juga mempunyai tanggung jawab untuk untuk melihat

segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses

perkembangan belajar siswa. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di

sekolah pada umumnya muncul berbagai masalah yang mempengaruhi

para siswa, salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran

disekolah adalah rendahnya motivasi belajar siswa.

Selain itu, cara yang digunakan guru dalam memberikan pelajaran

masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam proses

belajar mengajar, sehingga siswanya tidak aktif. Berdasarkan observasi

dan wawancara yang peneliti lakukan dikelas dengan guru kelas SD

Negeri Suryodiningratan I khususnya di kelas IV SD,masih banyak

permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran diantaranya, dalam

proses belajar mengajar terlihat ketika siswa mengikuti pelajaran kurang

serius, tidak memperhatikan saat guru menjelaskan, ribut sendiri,

cenderung main-main dikelas. Terutama dalam pelajaran IPA siswa

merasa bosan selama mengikuti pembelajaran.

Hasil wawancara guru kelas IV SD menyatakan bahwa

Pembelajaran IPA merupakan pelajaran yang tidak disenangi siswa karena

banyak menggunakan hafalan verbal, di samping itu guru belum

4

mengoptimalkan penggunaan media atau model sehingga siswa malas

untuk belajar IPA. Pendidkan IPA di SD menjadi salah satu mata pelajaran

yang sangat penting untuk diberikan kepada siswa karena akan berguna

bagi kehidupan anak di kemudian hari, melatih anak berpikir kritis dan

mempunyai nilai-nilai yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi

anak secara keseluruhan. Siswa diharapkan dapat mengenal dan

mengetahui pengetahuan-pengetahuan alam tersebut dalam kehidupan

sehari-harinya

Selain itu banyak diantara siswa yang menganggap pelajaran IPA

sulit dan tidak memahami materi pelajaran yang disampaikan terutama

pelajaran IPA karena guru kurang melakukan diskusi kelompok pada saat

pembelajaran berlangsung, sehngga siswa kurang bekerjasama dalam

belajar. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran yang berpusat

pada siswa. Dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa diharapkan

dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas serta rasa keinginantahu siswa.

Salah satu upaya meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain

yang dapat dilakukan ialah menciptakan variasi dalam menggunakan

model pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa agar siswa lebih

aktif, kreatif, dan menyenangkan. Menurut Eysenck dkk (Slameto, 2003:

170) bahwa motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan

kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku

manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-

konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap. Untuk itu guru harus

5

memberikan motivasi yang besar supaya siswa punya dorongan tinggi

untuk belajar. Dalam hal ini maka perlu memberikan hal baru dalam

pembelajaran agar bisa meningkatkan motivasi belajar siswa. salah satu

model pembelajaran yang aktif adalah model kooperatif yang dapat

dijadikan solusi pembaharuan agar lebih menarik dan menyenangkan.

Kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi jenis kerja

kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

diarahkan oleh guru (Agus Suprijono, 2009: 54) Model pembelajaran

kooperatif ini menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil. Model

pembelarajan kooperatif terdapat beberapa teknik salah satunya adalah

model kooperatif Make a Match, model Make a Match merupakan

pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan siswa SD.karena dengan

model pembelajaran ini siswa dapat lebih aktif dan dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa. Make a Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu

tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan ini siswa merasa ada

tantangan untuk mendapatkan pasangan jawabannya lebih dulu dari teman

lain. Mencari kartu pasangan ini dapat membantu siswa lebih aktif serta

dapat bekerjasama dengan baik dan bertanggung jawab dalam kelompok

dengan waktu yang ditentukan. Aktivitas dalam pembelajaran make a

match dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,

menumbuhkan keaktifan siswa, dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.

dengan itu siswa akan termotivasi untuk belajar.

6

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian

dengan judul “Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada

Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Suryodiningratan

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka terdapat beberapa masalah

yang dapat diidentifikasi, antara lain:

1. Motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1

pada pembelajaran IPA masih rendah

2. Dalam proses pembelajaran kurang melakukan melakukan tanya jawab

sehingga siswa kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1 masih pasif

3. Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang tidak disukai siswa kelas IV

SD Negeri Suryodiningratan

4. Guru masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama

dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa kelas IV SD Negeri

Suryodiningratan 1 kurang aktif.

5. Proses pembelajaran yang monoton dan membosankan

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu diadakan pembatasan

masalah. Hal ini dilaksanakan agar hasil penelitian mendapat temuan yang

lebih fokus dan mendalami permasalahan. Oleh karena itu penelitian ini

difokuskan dengan Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan

7

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada

Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

disebutkan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada

pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada Pelajaran IPA Kelas IV

SD Negeri Suryodiningratan 1.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis,

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya yang lebih mendalam sehingga memperjelas

penyelesaian masalah yaitu rendahnya motivasi belajar IPA siswa

kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1.

2. Secara praktis penelitian ini juga memberikan manfaat bagi pihak

antara lain:

a. Bagi siswa, agar siswa dapat aktif mengikuti pembelajaran IPA

melalui penggunaan model kooperatif tipe make a match

8

pembembelajaran yang menyenangkan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran.

b. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan

dapat memberikan pengalaman menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Make a Match khususnya untuk meningkatkan

motivasi belajar IPA siswa dalam proses belajar mengajar.

c. Bagi peneliti, mendapat pengalaman langsung dari penerapan

penggunaan model pembelajaran make a match pada pembelajarn

IPA sebagai bekal untuk suatu saat ketika terjun kedunia

pendidikan sebagai pendidik dan pengajar.

9

BAB II KAJIAN

TEORI

A. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Menurut Sardirman A. M (2007: 73) motivasi dapat diartikan

sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif pada saat-saat tertentu.

Sedangkan menurut Mc. Donald dalam Sardirman A. M,

(2007: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesorang yang

ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan. Pengertian tersebut mengandung elemen

penting yaitu, motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi

pada diri setiap individu manusia, motivasi ditandai dengan

munculnya, rasa”feeling, afeksi seseorang, motivasi akan dirangsang

karena adanya tujuan.

Begitu juga dengan Dimyati dan Mudjino (2006: 80) motivasi

dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan, perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Motivasi

juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan

sesuatu, dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan

atau mengelakkan perasaan tidak suka.

10

Berbeda dengan Eysenck dkk (Slameto, 2003: 170) motivasi

sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas,

konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan

konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti

minat, konsep diri, sikap.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, motivasi itu dapat

dirangsang oleh faktor dari luar dan tumbuh di dalam diri seseorang.

Dan dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya penggerak

didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh anak dalam belajar dapat tercapai.

2. Pengertian belajar

Sugihartono, ddk (2003: 74) menjelaskan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil

interaksi individu dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Sedangkan menurut Slameto (2003: 2) belajar ialah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sardirman A. M. (2007: 21) belajar dimaksudkan

sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan

sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya,

bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan. Dapat dikatakan

bahwa belajar itu rangkaian kejiwaan jiwa raga, psiko-fisik untuk

11

menuju keperkembangan pribadi manusia seutunya, yang berarti

menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Berdasarkan pendapat diatas, maka belajar merupakan

perubahan tingkah laku dan hasil interaksi dengan lingkungan untuk

mencapai tujuan tertentu. Kegiatan belajar dapat dilakukan karena

adanya motivasi dan dorongan.

3. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

berpengaruh. Perbuatan belajar timbul karena adanya motivasi yang

mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar Sugihartono

dkk ( 2007: 74) menyatakan belajar adalah suatu proses memperoleh

pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku

dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena

adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Interaksi itu bisa timbul dari dalam diri subjek atau dari luar

sehingga subjek melakukan kegiatan belajar. motivasi belajar

merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya

yang khas adalah dalam hal penumbuhan semangat dan merasa senang

belajar siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak

energi untuk melakukan kegiatan belajar Sardirman A.M , (2007: 75).

Motivasi belajar dapat timbul karena adanya faktor intrinsik dan

ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan untuk

12

mencapai cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya

penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan-kegiatan

yang menarik. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan eksternal

pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Hamzah B. Uno (2010: 23), motivasi belajar

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor instrinsik dan faktor

ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan faktor yang timbul dari

dalam diri siswa yang berupa hasrat dan keinginan berhasil,

dorongan kebutuhan belajar dan harapan akan cita-cita. Sedangkan

faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa

berupa penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan

kegiatan yang menarik.

Priyanto (Abdul Hadis, 2006: 33) berpendapat bahwa

motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai aspek atau faktor

yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas, diantaranya

sikap dan perilaku guru dalam mengajar, sikap guru terhadap

perilaku siswa, sikap guru terhadap karakteristik siswa, sikap guru

terhadap siswa yang berbeda jenis kelamin dan latar belakang

kebudayaan yang berbeda serta sikap siswa terhadap perbedaan

prestasi belajar yang diperoleh siswa yang lain. Faktor metode

pembelajaran yang digunakan guru, metode penilaian, dan kondisi

13

lingkungan sekolah juga mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada

dua faktor utama yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu faktor

instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik yaitu yang berasal

dari diri siswa yang berupa hasrat, keinginan, dorongan untuk

belajar dan harapan akan cita-cita dari siswa tersebut. Sedangkan

faktor ekstrinsik yaitu berasal dari luar siswa yang berkaitan dengan

proses belajar mengajar meliputi sikap guru di dalam mengajar,

sikap guru di dalam menghadapi perilaku siswa yang memiliki

karakteristik, jenis kelamin, latar belakang dan prestasi siswa yang

berbeda-beda.

Selain itu, pemilihan materi, metode, dan media

pembelajaran serta kondisi lingkungan sekolah juga mempengaruhi

motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

model make a match merupakan salah satu faktor ekstrinsik dalam

meningkatkan motivasi belajar IPA siswa.

5. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi memiliki fungsi bagi sesorang, karena motivasi

dapat mendorong seseorang untuk melakukan seseuatu dan

menjadikan orang tersebut mengalami perubahan kearah yang lebih

baik. Berikut tiga fungsi motivasi menurut Sardiman A. M (2007:

85), antara lain:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak

14

atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujan yang

hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan

arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,

dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Pendapat tersebut sejalan dengan dari Syaiful Bahri

Djamarah (2002:122) yang mengatakan bahwa:

“Baik motivasi intrinsik maupun eksrinsik sama berfungsi sebagai

pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya

menyatu dalam sikap, terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan

adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat

untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan.

Karena itulah dorongan atau penggerak maupun penyeleksi

merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam

berlajar”.

Menurut Hamzah B. Uno (2010: 27) mengatakan bahwa

15

peranan motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila

seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang

memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat

bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.

b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Anak akan

tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya

sudah dapat diketahui dan dinikmati manfaatnya bagi anak.

c. Menentukan ketekunan balajar.

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan

berusaha memperlajarinya dengan baik dan tekun, dengan

harapan memperoleh hasil yang baik.

Menurut Oemar Hamalik (2010: 108) menyebutkan fungsi

motivasi adalah:

a) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa

motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarakan

perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakan

tingkah laku seseorang. besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Dari uraian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

16

fungsi motivasi belajar adalah untuk mendorong seseorang untuk

berbuat sesuatu, mengarahkan perbuatan yang sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai, menyeleksi perbuatan yang akan

dilakukan dan menjadikan seseorang tekun dalam belajar.

6. Indikator Motivasi Belajar

Hamzah B. Uno (2010: 23) menyebutkan motivasi belajar

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dengan

beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Adapun indikator

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya keinginan yang menarik dalam belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Orang yang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada

pada diri orang tersebut. Sardiman A. M. (2007: 83) berpendapat

bahwa motivasi yang ada pada setiap orang itu memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas

b. Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah

c. Lebih senang bekerja mandiri.

d. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.

17

e. Dapat mempertahankan pendapatnya.

f. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

g. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang yang memiliki ciri-ciri seperti yang

disebutkan di atas, berarti orang tersebut memiliki motivasi yang

cukup kuat. Ciri-ciri atau indikator motivasi tersebut sangatlah

penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

mengajar akan berhasil baik jika siswa tekun dan ulet dalam

menyelesaikan tugas, tidak mudah m enyerah sebelum mendapatkan

apa yang diinginkan, menunjukan minat dan senang memecahkan

masalah, serta mampu mempertahankan pendapatnya. Hal-hal itu

semua harus dipahami oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan

siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.

7. Menumbuhkan Motivasi Belajar

Beberapa cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan

belajar disekolah menurut Sardirman A.M. (2007: 92) yaitu:

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Angka yang baik bagi para siswa merupakan motivasi

yang kuat. Tetapi juga banyak siswa belajar hanya ingin mengejar

nilai ulangan atau nilai raport angkanya yang baik.namun demikian

semua ini harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angkah

18

belum merupakan hasil belajar yang sejati. Hasil belajar yang

bermakna.

b. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sbagai motivasi, tetapi tidak selalu

demikian.karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan

menarik bagi seseorangsiswa yang tidak memiliki bakat untuk

suatu pekejaan tersebut.

c. Saingan/ kompetensi.

Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong belajar siswa.persaingan individual

maupun persaingan kelompok sangat baik digunakan untuk

meningkatkan kegiatan belajar siswa.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga

bekerja keras dengan memertaruhkan harga diri, adalah sebagai

salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan

berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik

dengan menjaga harga dirinya.

e. Memberi ulangan.

19

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada

ulangan. oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan

sarana motivasi.

f. Mengetahui hasil.

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin

mengetahui grafik hasil belajar meningkat maka ada motivasi pada

diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus

meningkat.

g. Pujian

Apabila siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan

tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk

reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang

baik. oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi,

pemberiannya harus tepat.

h. Hukuman.

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau

diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh

karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian

hukuman.

20

i. Hasrat untuk belajar.

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada

maksud untuk belajar. Hal ini akan baik, bila dibandingkan segala

sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti

pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,

sehingg sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

j. Minat

Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga

minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang

pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai minat.

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa,

akan merupakan alat motivasi yang penting. Sebab dengan memahami

tujuan yang harus dicapai, karena dirasa angat beguna dan

menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Menurut Hamzah B. Uno (2007: 34-37) Selain cara-cara

menumbuhkan motivasi yang disebutkan diatas ada juga teknik-

teknik yang dapat dilakukan dalm pembelajaran yaitu:

1) Pernyataan penghargaan secara verbal.

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

3) Menumbuhkan rasa ingin tahu.

4) Dalam mengajar guru menggunakan model pembelajaran yang

bervariasi.

21

5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam

belajar

7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu

konsep dan prinsip yang sudah dipahami

8) Menuntun siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya.

9) Menggunakan simulasi dan permainan. Baik simulasi maupunn

permain merupakan proses yang menarik bagi siswa.

B. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran

Mills (Agus Suprijono, 2009: 45) berpendapat bahwa model

adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model itu model merupakan interpetasi terhadap hasil

observasi dan pengukuran yang diperoleh beberapa sistem.

Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara

terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar

aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3).Model pembelajaran ialah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas

maupun tutorial.

22

Berbeda dengan Arend (Agus Suprijono, 2009: 46) model

pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolahan

kelas.

Berdasarkan uraian diatas, melalui model pembelajaran guru

dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide,

keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model

pembelajaran berfungi pula sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin

oleh guru atau diarahkan oleh guru Agus Suprijono (2009: 54).

Menurut Slavin (Nur Asma, 2006: 11) bahwa dalam belajar

kooperatif siswa belajar bersama saling menyumbang pemikiran dan

bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu

maupun kelompok.

Sugiyanto (2010: 37) menjelaskan bahwa pembelajaraan kooperatif

adalah pendekataan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan

kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi

belajar untuk mencapai tujuan belajar.

23

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil bekerja

sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. belajar kooperatif

mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerja sama dalam belajar

kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktifitas

belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat

menguasai materi pelajaran dengan baik.

Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama antara siswa

dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih

mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka

mendiskusikan masaalah tersebut dengan temannya (Nur Asma 2006:12).

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Menurut (Nur Asma 2006: 12) tujuan pembelajaran kooperatif

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pencapaian Hasil Belajar.

Pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan

kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Meningkatkan penilaian

siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan

dengan hasil belajar. Disamping mengubah norma yang berhubungan

dengan hasil belajar pembelajaran kooperatif dapat memberi

keuntungan pada siswa yang bekerja menyelesaikan tugas akademik,

baik kelompok bawah maupun kelompok atas.

24

Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa

kelompok bawah dalam proses tutorial ini siswa kelompok atas akan

meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan

sebagai tutor kepada teman sebaya yang membutuhkan pemikiran

lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat didalam

materi tertentu.

b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu.

Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut

ras, budaya, tingkat sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan.

peluang kepada sisswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk

bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas bersama, dan

melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif serta belajar

untuk menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan Keterampilan Sosial

Untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan

kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki didalam

masyarakat, model ini sangat berguna untuk membantu siswa

menumbuhkan kemampuan kerjasama.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan kinerja siswa atau

hasil belajar sisiwa, menerima perbedaan dan menghargai satu sama

lain, serta mengembangkan keterampilan siswa dalam menumbuhkan

kemampuan kerjasama.

25

4. Unsur Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David (Agus Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa ada

lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan yaitu:

a. Positive interdependence (saling ketergantungan positif). Unsur ini

menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua

pertanggung jawaban kelompok. Pertama mempelajari bahan yang

ditugaskan kepada kelompok. kedua menjamin semua anggota kelompok

secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan). Pertanggung

jawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan

kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua

anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat,Tanggung jawab

perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang

diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.

c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif). unsur ini penting

karena dapat menghasilkan ketergantungan positif.

d. Interpersonal skill (komunikasi antaranggota). Keterampilan sosial.

Untuk mengoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapai tujuan

peserta didik harus saling mengenal dan memercayai, mampu

berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, mampu menyelesaikan

konflik secara konstruktif.

e. Group processing (pemprosesan kelompok). Pemprosesan mengandung

arti menilai. Melalui pemprosesan kelompok dapat diidentifikasi dari

26

urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota

kelompok.

Sama halnya dengan pendapat Nur Asma, (2006: 16) terdapat

beberapa unsur2 yaitu:

a. Saling ketergantungan positif, kegagalan dalam kelompok merupakan

tanggung jawab setiap anggota kelompok oleh karena itu sesama

kelompok harus merasa terikat dan saling tergantung positif

b. Tanggung jawab perorangan, setiap anggota kelompok bertanggung

jawab untuk menguasai materi pelajaran karena keberhasilan belajar

kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil belajar secara

perorangan

c. Tatap muka, interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan

keuntungan bagi semua kelompok karena memanfaatkan kelebihan dan

mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok

d. Komunikasi antar anggota kelompok, karena dalam setiap tatap muka

terjadi diskusi, maka keterampilan berkomunikasi antar anggota

kelompok sangatlah penting.

e. Evaluasi proses kelompok, keberhasilan belajar dalam kelompok

ditentukan oleh proses kerja kelompok. Untuk mengetahui keberhasilan

proses kerja kelompok dilakukan melalui evaluasi proses kelompok.

Sedangkan Arends (Nur Asma 2006: 16) berpendapat bahwa

unsur- unsur dasar belajar kooperatif adalah sebagai berikut:

27

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup

sepenanggungan bersama.

b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya,

seperti milik mereka sendiri.

c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama

d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya

e. Siswa akan dikenalkan atau akan diberikan hadiah atau penghargaan

yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

untuk belajar selama proses belajar

g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi

yang dipelajari dalam kelompoknya.

Berdasarkan pendapat diatas bahwa unsur pembelajaran kooperatif

adalah solusi ideal yang dapat menumbuhkan perasaan peserta didik,

mengajarkan kepada siswa untuk bertanggung jawab, saling percaya, saling

menerima dan saling mendukung untuk meningkatkan hubungan antar

kelompok demi mencapai tujuan bersama.

5. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Nur Asma (2006: 14) mengatakan bahwa prinsip dasar model

pembelajaran kooperatif terdapat 5 prinsip yaitu:

a. Belajar Siswa Aktif

28

Model pembelajaran kooperatif pada siswa, pengetahuan yang di bangun

dan ditemukan adalah dengan belajar bersama-sama dengan anggota

kelompok sampai masing-masing siswa memahami materi pembelajaran

dan mengakhiri dengan membuat laporan kelompok dan individual. Siswa

menggali seluruh informasi yang berkaitan dengan topik yang menjadi

bahan kajian kelompok dan mendiskusikan pula dengan kelompok lainnya.

b. Belajar kerjasama

Untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari. Seluruh siswa

terlibat secara aktif dalam kelompok untuk melakukan diskusi.

Pengetahuan yang diperoleh lebih bernilai permanen dalam pemahaman

masing-masing.

c. Pembelajaran Partisipatorik

Melakukan sesuatu secara bersama-sama untuk menemukan dan

membangun pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran. Begitu juga

dalam mengemukakan hasil dari kerja kelompok setiap kelompok juga

diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan mengkritik dan

mengkritik kelompok lainnya.

d. Reactive Teaching

Guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar seluruh siswa

mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi siswa dapat

dibangkitkan jika guru mampu menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan menarik serta dapat meyakinkan siswanya akan

manfaat pelajaran ini untuk masa depan mereka.

29

e. Pembelajaran yang menyenangkan

Pembelajaran harus berjalan dalam suasana yang menyenangkan, tidak ada

lagi suasana yang menakutkan bagi siswa atau suasana belajar yang

tertekan. suasana belajar harus dimulai dari sikap dan perilaku diluar

maupun di dalam kelas. Guru harus memiliki sikap yang ramah dengan

bahasa yang menyayangi siswa-siswinya.

6. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa teknik yang

dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dikelas Sugiyanto, (2010:

49) yaitu:

a. Mencari Pasangan (Make a Match)

Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make a Match) siswa

mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik

dalam suasana yang menyenangkan.

b. Bertukar Pasangan

Bertukar pasangan memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama

dengan orang lain

c. Berkirim Salam dan Soal

Berkirim salam dan soal memberi siswa kesempatan untuk melatih

pengetahuan dan keterampilan mereka. Siswa membuat pertanyaan

sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan

menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya

30

d. Bercerita Berpasangan

Dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk mengembangkan

kemampuan berpikir dan berimajinatif. Buah pemikiran mereka akan

dihargai sehingga siswa merasa makin mendorong untuk belajar. selain

itu siswa bekerja sama dalam suasana gotong royong dan mempunyai

banyak kesempatan untuk mengelolah informasi dan meningkatkan

keterampilan bekomunikasi.

e. Dua Tinggal Dua Tamu

Dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk

membagkan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak

kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan

individu. padahal dalam kenyataan hidup diluar sekolah, kehidupan dan

kerja manusia saling bergantung dengan satu sama lainnya.

f. Keliling Kelompok

Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota

mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi pada mereka

dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lain

g. Kancing Gemerincing

Kancing Gemerincing bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan

untuk berperan serta

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa model kooperatif

banyak macam dan teknik-teknik pembelajaran yang bisa dipakai salah

satu adalah teknik pembelajaran kooperatif mencari pasangan (Make a

31

Match). Peneliti dalam penelitian ini mengambil teknik pembelajaran

kooperatif Make a Match (mencari pasangan) anak dapat belajar melalui

berbuat, anak belajar melalui pancaindra, anak belajar melalui bahas, anak

belajar melalui bergerak Karena tujuan dari pembelajaran model Make a

Match menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat

memotivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

7. Model Make A Match

a. Pengertian Make a Match

Menurut Sugiyanto, (2010 : 49) Make a Match merupakan

model belajar mengajar mencari pasangan salah satu keunggulan

model ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai

suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. teknik ini

bisa digunakan dalam semua pelajaran dan untuk semua tingkat usia

anak didik.

Sedangkan menurut Agus Suprijono, (2009: 94-95) Make a

Match adalah kartu-kartu. kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan-

pertanyaan dan kartu- kartu lainya berisi jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan tersebut. jika masing-masing kelompok sudah berada

diposisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit

sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling

bergerak mereka bertemu, mencari pasangan pertanyaan-jawaban

yang cocok. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi.

32

b. Langkah - langkah Make a Match

Langkah-langkah penerapan model make and match adalah

sebagai berikut

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep

atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal

dan bagian lainnya kartu jawaban.

b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan

soal/jawaban.

c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan

kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama

tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan

nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).

e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

waktu diberi poin.

f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu

temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban)

akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang

memegang kartu yang cocok. Guru bersama-sama dengan siswa

membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

33

Model ini membutuhkan waktu lebih untuk permainan mencocokkan

kartu dan membahasnya satu persatu dan menarik kesimpulan. Persiapan

yang perlu dilaksanakan untuk pembelajaran make a match harus cukup

karena harus membuat soal atau jawaban yang berbeda dan ditempel di

kartu sebanyak jumlah siswa.

C. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

a. Ilmu Pengetahuan Sebagai Poduk

Kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan

Alam kata-kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan

dari kata-kata bahasa inggris Natural Science secara singkat sering

disebut Science artinya Natural artinya alamiah, berhungan dengan

alam bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu

pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan alam (IPA) atau science itu

secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang

mempelajari peristiwa- peristiwa yang terjadi dialam Srini M.

Iskandar, (1997: 2).

Begitu juga dengan pendapat Sri Sulistryrini, (2007: 9)

tentang IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para

perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap

dan sistematis dalam bentuk buku teks. Buku teks IPA Body of

knowledge dari IPA.

34

Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang

luas didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang

sitimatik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, serta

hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-hipotesa.

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin juga sebagai produk IPA.

Ini merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan

analitik yang dilakukan oleh para ilmuan selama berabad-abad.

Bentuk ilmu pengetahuan alam sebagai produk adalah fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Srini M.

Iskandar, (1997: 2).

b. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses

Yang dimaksud dengan poses adalah proses mendapatkan

IPA. IPA tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan

pengetahuan tentang benda- benda atau makluk-makluk tetapi IPA

juga merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan

masalah. Memahami IPA berarti memahami proses IPA, yaitu

memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan

menginterpretasikan. Prosedur-prosedur tersebut disebut proses

ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses IPA atau

keterampilan sains disebut juga keterampilan belajar seumur hidup,

sebab keterampilan keterampilan dapat juga dipakai untuk

kehidupan sehari- hari dan untuk bidang studi yang lain.

35

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang

dilakukan oleh ilmuan. Diantaranya adalah: mengamati, mengukur,

menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan

hipotesa, membuat grafik dan tabel data, membuat dedefinisi

operasional, dan melakukan eksperimen.

c. IPA Sebagai Pemupuk Sikap

Pada pengajaran IPA SD dibatasi pengertiannya pada

sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Menurut Wynne harlena dan

Hendro Darmodjo dalam Sri Sulityorini (2007: 10), ada sembilan

aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia anak

SD yaitu: 1) sikap ingin tahu, 2) sikap ingin mendapatkan sesuatu

yang baru, 3) sikap kerjasama, 4) sikap tidak putus asa, 5) sikap

tidak berprasangka, 6) sikap mawas diri, 7) sikap bertanggung

jawab, 8) sikap berpikir bebas, 9) sikap disiplin diri. Sikap ilmiah

ini bisa dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan,

simulasi, atau kegiatan dilapangan. Dalam hal ini, maksud dari

sikap ingin tahu sebagai bagian sikap ilmiah adalah suatu sikap

yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek

yang diamati.

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada

dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan diluar angkasa, baik

yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati oleh

36

indera. Oleh karena itu ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu

yang mempelajari tentang alam dan gejala-gejalanya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA

adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara

umum terbatas pada gejal-gejala alam. Lahir dan berkembang

melalui metode ilmiah secara observasi, penerapannya serta

menurut sikap ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta

menurut sikap ilmiah yaitu rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan

sebagainya.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kerikulum 2006 adalah agar

peserta didik mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

d. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs mulyasa, (2010:

111).

37

Lebih lanjut lagi Pusat kurikulum Depdiknas, (2006: 117)

menjelaskan tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) yaitu :

a. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positis terhadap sains,

teknologi dan masyarakat.

b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

c. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains

yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

d. Ikut serta memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

e. Menghargai alam sekiar dan segala keturunannya sebagai salah satu

ciptaan Tuhan.

Sedangkan menurut Usman Samatowa (2010: 6) menjelaskan

empat alasan tentang pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yaitu, a) bahwa

IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu dipersoalkan

panjang lebar, b) bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA

merupakan mata pelajaran yang melatih atau mengembangkan

kemampuan berpikir kritis, c) bila IPA diajarkan melalui percobaan-

percoabaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah

merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka, d) mata pelajaran

IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian

anak secara keseluruhan.

38

Berdasarkan jabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat melatih dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan proses dan dapat melatih siswa untuk dapat berpikir serta

bertindak secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah

yang ada di lingkungannya. Keterampilan-keterampilan yang diberikan

kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia dan

karakteristik siswa Sekolah Dasar. Sehingga siswa dapat memahami dan

menerapkannya dalam kehidupannya.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD Sri Sulistyorini, (2007:

40-41) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Makluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda atau materi, sifat- sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat

dan gas,

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Berdasarkan ruang lingkup IPA di SD materi kelas 4 semester 2

dalam KTSP dijabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Tabel 1 Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi Kompetensi dasar

6. Memahami gaya

dapat mengubah

gerak dan bentuk

suatu benda.

6.1.Menyimpulkan hasil percobaan bahwa

gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak suatu benda.

6.2.Menyimpulkan hasil percobaan bahwa

gaya dorongandan tarikan ) dapat

mengubah bentuk suatu benda.

7. Memahami berbagai

bentuk energi dan

cara penggunaannya

dalam kehidupan

sehari-hari

7.1. Mendeskripsikan energi panas dan

bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar

serta sifat-sifatnya.

7.2.Menjelaskan berbagai energi alternatif

dan cara pengguaannya.

7.3.Membuat suatu karya model untuk

menunjukkan perubahan energi gerak

akibat pengaruh udara, misalnya roket

dari kertas baling-baling pesawat kertas

parasut.

7.4.Menjelaskan perubahan energi bunyi

melalui penggunaan music

Bumi dan Alam Semesta

9. Memahami perubahan

kenampakan permukaan

bumi dan benda langit.

1.1.Mendeskripsikan perubahan

kenampakan bumi.

1.2.Mendeskripsikan posisi bulan dan

kenampakan bumi dari hari kehari

39

40

10. memahami perubahan

lingkungan fisik dan

pengaruhnya terhadap

daratan

10.1.Mendeskripsikan berbagai penyebab

perubahan lingkungan fisik ( angin,

hujan, cahaya matahari, dan gelombang

air laut,)

10.2.Menjelaskan pengaruh perubahan

lingkungan fisik terhadap daratan (erosi,

abrasi, banjir dan longsor)

10.3.Mendeskripsikan cara pencegahan

kerusakan lingkungan (erosi, abrasi,

banjir, dan longsor).

11. Memahami hubungan

antara sumber daya alam

dengan lingkungan,

teknologi, dan

masyarakat

11.1.Menjelaskan hubungan antara sumber

daya alam denganlngkungan.

11.2.Menjelaskan hubungan anara sumber

daya alam dengan teknologi yng

digunakan.

11.3.Menjelaskan dampak pengambilan

bahan alam terhadap pelestarian

lingkungan.

D. Karakteristik Siswa Sekolah dasar

Pada masa kanak-kanak awal terjadi pada rentang usia 2-6 tahun,

masa ini sekaligus merupakan masa prasekolah dimana anak umumnya

41

masuk kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Masa usia sekolah

dasar (sekitar 6-7) ini merupakan tahapan perkembangan penting dan

bahkan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya. Usia

kronologis ini diikuti dengan gambaran perkembangan kongnitif, emosi,

sosial, moral dan kecakapan psikomotorik. Meski antara satu siswa dengan

siswa lain terdapat perbedaan individual, namun pada umumnya mereka

memiliki persamaan pula. Status perkembangan siswa kelas I sangat

berbeda dengan status perkembangan siswa kelasVI.

Menurut Hurlock dalam Rita Ekan Izzaty (2008: 87) menyatakan

tiga alasan awal masa kana-kanak merupakan masa yang paling baik untuk

mempelajari keterampilan tertentu yaitu:

1. Anak senang mengulang-ulang, sehingga dengan senang hati mau

mengulang suatu aktivitas sampai terampil.

2. Anak-anak bersifat pemberani, sehingga tidak terhambat rasa takut

kalau mengalami sakit atau diejek teman-teman sebagaimana ditakuti

oleh anak yang besar.

3. Anak mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih lentur dan

keterampilan yang dimikili baru sedikit.

Usia sekolah Dasar berkisar 6-12 tahun pada masa ini anak sudah

matang untuk belajar atau sekolah. Dalam proses belajar hendaknya

disesuaikan dengan tahapan perkembangan siswa. Antara usia 5 dan 6

tahun sebagian besar anak-anak sudah pandai melempar dan menangkap

bola.

42

Pada masa kanak-kanak awal, anak berpikir konvergen menuju

kesuatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap suatu

persoalan. Menurut teori perkembangan kongnitif Piaget dalam Rita Eka

Izzaty (2008: 88) menyatakan anak pada masa kanak-kanak awal berda

pada tahap perkembangan praoperasional 2-7 tahun. Adapun ciri-cirinya

antara lain: semakin berkembangnya fungsi simbolis, tingkah laku imitasi

langsung maupun tertunda, cara berpikir masih egosentris, centralized atau

terpusat pada satu dimensi saja, serta cara berpikir yang tak dapat dibalik

dan terarah statis.

Menurut Piaget usia SD masuk pada tahap operasional konkret, anak

mampu berpikr logis, memahami konsep percakapan, mampu mengingat,

memahami dan memecahkan yang bersifat konkret. Piaget

mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak

yaitu: 1) tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, 2) tahap operasional usia 2-6

tahun, 3) tahap operasional konkret usia 7-11 atau 12 tahun, 4) tahap

operasional formal unsia 11 atau 12 tahun

Jean Piaget adalah psikolog perkembangan diri siswa yang meneliti

tentang tahap-tahap kongnitif. Piaget (Srini M. Iskadandar, 1997:26)

membagi tahap-tahap perkembangan kongnitif sebagai berikut.

1. Sensorimotor (0-2 tahun)

Anak mengadaptasi dunia luar melalui perbuatan, Pada awalnya

belum mengenal bahasa atau cara lain untuk memberi label pada obyek

perbuatan, Tak mempunyai cara-cara untuk memberi arti terhadap

43

sesuatu dan tidak berpikir tentang dunia luar, Diakhir tahap ini setelah

sampai pada pembentukan struktur kognitif sementara untuk

mengkoordinasikan perbuatan dalam hubungannya terhadap waktu,

ruang dan kausalitas, Mulai mempunyai atau mengenal bahasa untuk

memberi label terhadap benda atau perbuatan.

2. Pra Operasional (2-7 tahun)

Anak mulai meningkatkan kata, membuat penilaian berdasarkan

persepsi bukan pertimbangan konseptual, mengelompokkaan benda-

benda berdasarkan sifat sifat, mulai memiliki pengetahuan fisik

mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami tingkah laku dan

organisme didalam lingkungannya, tidak berpikir balik (secara

reversibel), tidak berpikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan

secara serentak, mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik

3. Operasi Konkret (6-11 atau 6-12 tahun)

Anak mulai memandang dunia secara objektif, mulai berpikir

secara operasional mempergunakan cara berpikir operasional untuk

mengklasifikasikan benda-benda. Sardiman, (2007: 120)

mengemukakan karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan

kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan

lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih

cita-citanya. Selanjutnya, menjelaskan tiga karakteristik siswa yang

perlu diperhatikan yaitu:

44

1. Karakteristik atau keadaan yang berkenan dengan kemampuan

awal atau prerequisite skill, seperti misalnya kemampuan

intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang

berkaitan dengan aspek psikomotor, dan lain-lain.

2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status

sosial (sociocultural).

3. Karakteristik yang berkenan dengan perbedaan-perbedaan

kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain.

Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa usia

sekolah atau masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak usia 6 tahun

sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar

pada usia 11-13 tahun (Rita Eka Izzaty, 2008: 104). Anak-anak SD

memiliki karakteristik pertumbuhan kejiwaan yang semakin

menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu juga

semakin bertumbuh minat tertentu dan ketergantungan kepada orang

dewasa semakin berkurang serta kurang memerlukan perlindungan

dewasa.

Rita Eka Izzati (2008: 116) menyebutkan ciri-ciri khas anak

masa kelas tinggi (4-5 dan 6) Sekolah Dasar adalah a) Perhatiannya

tertuju kepada kehidupan praktis sehari- hari, b) Ingin tahu, ingin

belajar realistis , c) Timbul minat kepada pelajaran- pelajaran khusus,

d) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai

prestasi belajarnya di sekolah, e) Anak-anak suka membentuk

45

kelompok sebaya atau peergroupmuntuk bermain bersama, mereka

membuat peraturn sendiri dalam kelompoknya.

Lebih lanjut Piaget menyatakan dalam teori perkembangan

kongnitif peserta didik dapat dibedakan menjadi empat stadiun yaitu:

1. Stadiun sensori motorik (0-8 bulan atau 24 bulan)

Stadiun ini terdiri dari 6 sub stadiun. Piaget berpendapat bahwa

dalam perkembangan kongnitif selama stadiun ini, intelegensi anak

baru tampak bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi

sensorik.

2. Stadiun pra-operasional (18 bulan-7 tahun)

Stadiun pra-operasional ini dimulai dari penguasaan bahasa

yang sistematis, imitasi (tidak langsung), serta bayangan dalam

mental. Menurut Piaget bahwa berpikir secara pra-operasional

masih bersifat egosentrisi.

3. Stadiun operasional kongkret (7 tahun-11 tahun)

Cara berpikir anak pada tahap ini kurang egosentris yang

ditandai dengan desentrasi yang besar, misalnya saja anak sudah

mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga

untuk menghubungkan dimensi-dimensi satu sama lain. Lebih

lanjut Piaget menyatakan bahwa anak sudah memperhatikan aspek

dinamis dalam perubahan situasi sehingga anak juga mampu

mengerti operasi logisnya pembalikan. Apabila anak dihadapkan

pada sesuatu masalah secara verbal tanpa adanya bahan yang

46

kongkret, maka anak belum mampu untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut dengan baik.

4. Stadiun Operasional Formal (11 tahun keatas)

Pada stadium operasional formal, terdapat dua sifat penting, yaitu:

a) sifat deduktif-hipotesis dan b) berpikir operasional juga berpikir

kombinasitoris.

Adapun jabaran masing-masing sifat adalah sebagai berikut.

a) Sifat deduktif-hipotesis ditunjukkan dengan anak yang berpikir

operasional formal memiliki cara untuk memecahkan masalah

yaitu dengan memikirnya terlebih dahulu secara teoritis.

b) Berpikir operasional formal juga berpikir kombinasitoris. Pada

tahap ini tampak kemungkinan orang mempunyai tingkah laku

“problem solving” yang betul-betul ilmiah serta memungkinkan

untuk mengadakan pengujian hipotesi dengan variabel

tergantung.

Perkembangan emosi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan

sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Ciri

yang membedakan manusia antara makhluk lainnya adalah ciri sosialnya.

Karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi

belajar mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai karakteristik

siswa senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-

pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar

bagi setiap siswa.

47

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa siswa sekolah dasar yang

berumur 6-12 tahun masih berada pada tahap operasional kongkret, pada

tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat

dengan fakta-fakta perseptual, dan mampu melakukan konservasi. Hal perlu

diperhatikan oleh guru, anak pada tahap pra operasional kemampuan

berpikir anak dapat ditandai dengan adanya aktifitas-aktivitas mental seperti

mengingat, memahami dan memecahkan masalah.

Untuk itu sangat cocok kalau guru memakai model pembelajaran

kooperatif tipe Make a Match dalam pembelajaran IPA karena penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dituntut untuk aktif, dan

menyenangkan sehingga siswa siswa tidak merasa bosan dalam belajar.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Erna Tri

Widyarini (2011) yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar

Siswa pada Pelajaran Siswa pada Pelajaran Matematika Materi Pecahan

dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Make A Match Kelas IV SD

Negeri 1 Bojong” yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran matematika dapat

meningkatkan motivasi dan hasil penelitian yang telah dilaksanaakn

menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe make a match

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Bojong hal ini dapat

dilihat dari data awal menunjukkan rata-rata hasil belajar matematika

siswa 50,23. Kemudian diberi tindakan pada siklus 1 dengan kegiatan

48

pembelajaran menggunakan model kooperatif make a match dan hasil tes

belajar matematika pada siswa mengalami peningkatan menjadi 62,61.

Peningkatan hasil belajar matematika kembali terjadi setelah

dilaksanaakan kegiatan pembelajaran siklus 2 meningkat menjadi 74.29.

Kejadian ini menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif make a

match dapat meningkatkan hasil belajar matematikan materi pecahan pada

siswa kelas IVSD Negeri 1 bojong.

F. Kerangka Berpikir

Kondisi pembelajaran IPA disekolah masih banyak masalah yang

ditemui, karena kurangnya motivasi belajar pada mata pelajaran IPA yang

masih rendah. dalam proses belajar mengajar terlihat ketika siswa

mengikuti pelajaran kurang serius atau kurang fokus, dan tidak

memperhatikan saat guru menjelaskan materi siswa hanya ribut atau sibuk

sendiri, cenderung main-main dikelas. Dalam hal tersebut menunjukkan

kurangnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran dikelas.

Selain itu dalam proses mengajar kebanyakan guru hanya

menggunakan metode dan pendekatan yang dipakai untuk menyampaikan

materi selalu sama yaitu dengan metode ceramah, sehingga siswa merasa

bosan. guru juga masih berperan sebagai sumber utama pengetahuan

jarang menggunakan media yang bisa membantu pemahaman siswa pada

materi yang disampaikan. Selama proses pembelajaran berlangsung.

Make a Match merupakan teknik belajar mengajar mencari

pasangan salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan

49

sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Dengan menggunakan model ini maka peserta didik lebih

aktif dan siswa lebih bersemangat Dalam proses pembelajaran guru

dituntut menerapkan berbagai metode yang bisa mendukung semangat dan

motivasi peserta didik. Motivasi peserta didik dapat dipacu dengan

penciptaan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam penciptaan

suasana belajara IPA yang menyenangkan dapat melalui penggunaaan

metode, pendekatan dan model yang tepat yang bisa membantu siswa

lebih memahami materi yang dipelajarinya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan suatu

variasi baru dalam metode, pendekatan dan model agar dapat membangkitkan

pemahaman dan motivasi siswa. Oleh karena itu peneliti menggunakan model

Make a Match sebagai cara baru dalam pembelajaran yang dapat

meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA. Dengan

menggunakan Model Make a Match harapannya dapat membantu peserta

didik untuk berpikir kritis serta dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

G. Hipotetis Tindakan

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotetis

tindakan dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa dapat

meningkat dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Make a Match

pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Suryodiningratan 1.

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (classroom

action research). Hal ini dikarenakan PTK sangatlah tepat untuk

mengukur tingkat keberhasilan guru menggunakan metode, media, dan alat

peraga yang tepat dalam mengajar. Selain itu karena PTK ditujukan untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 1) jenis penelitian ini

merupakan penelitian yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran, dan yang selanjutnya dapat meningkatkan kualitas

pendidikan secara luas. Menurut Ebbutt dalam (Rochiati Wiriaatmadja

2005: 12) mengemukakan penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari

upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru

dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan

refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Penelitian tindakan ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti

dengan guru kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1. Guru bertindak

sebagai pelaksana pembelajaran sedangkan peneliti sebagai observer.

pendekatan penelitian ini digunakan dengan jalan merancang,

melaksanakan, dan merefleksikan memperbaiki atau meningkatkan mutu

proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam

suatu siklus.

51

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri

Suryodiningratan 1, jumlah siswa sebanyak 20 orang, terdiri dari 12

perempuan dan 8 siswa laki-laki.

C. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) akan dilakukan di kelas IV SD

Negeri Suryodiningratan 1, Kelurahan Mantrijeron, Kabupaten Kota

Yogyakarta. Suryodiningratan, Kecamatan

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research) penelitian tindakan terdiri dari tiga

kata yang dapat dipahami pengertianya yaitu pertama penelitiannya:

kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi

tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat untuk

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

peneliti.

Kedua Tindakan: sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian

siklus kegiatan. ketiga kelas: adalah sekelompok siswa yang dalam waktu

yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru Suharsimi

Arikunto, (2006:91). Dari pengertian ketiga kata tersebut dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi

dalam sebuah kelas.

52

Model penelitian yang dipilih adalah model siklus yang dilakukan

secara berulang dan berkelanjutan. menurut Suharsimi Arikunto, (2006:

92) proses pembelajaran yang semakin lama semakin meningkat hasil

belajarnya. penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap

siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (action),

pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) jika divisualisasikan

dilihat dalam bentuk gambar, penelitian tindakan model Kemmis dan MC.

Taggart. alur penelitiannya adalah

Keterangan :

Siklus I: 1. Perencanaan I

2. Tindakan dan Observasi I

3. Refleksi I

Siklus II: 4. Perencanaan II

5. Tindakan dan Observasi II

6. Refleksi II

Gambar 1. Model Penelitian Kemmis dan MC. Taggart

1. Tahapan Pelaksanaan Siklus 1

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu persiapan segala sesuatu yang

dipersiapkan sebelum melakukan sebuah penelitian, hal yang harus

dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dimana

RPP ini berisi mengenai rencana kegiatan, setiap pertemuan yaitu

53

satu RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi sebagai

acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas.

2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

model Make a Match pada pembelajaran IPA.

3. Menyusun intsrumen penelitian berupa angket motivasi belajar, dan

membuat lembar observasi mengenai aktifitas guru dan siswa

dalam proses pembelajaran berlangsung.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam

dua kali pertemuan. Pada pelaksanaan ini guru melakukan tindakan

dalam proses pembelajaran menggunakan panduan perencanaan yang

dibuat dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

disusun. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal dan

dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas,

dan peneliti menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung bagaimana

aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan

maupun kelebihan-kelebihan yang terjadi selama proses pembelajaran.

54

Apabila dalam siklus I belum terlihat adanya peningkatan motivasi

belajar IPA seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan siklus II.

Pada tahap ini peneliti mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah

yang mungkin timbul agar dapat dibuat rencana perbaikan pada siklus

II setelah memperhatikan masalah- masalah yang timbul pada siklus I.

Keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan siklus

merupakan keputusan bersama antara guru kelas dan peneliti. Siklus

dihentikan jika peneliti dan guru kelas sepakat bahwa pembelajaran

IPA menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match yang

dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah berhasil

meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II dimaksudkan sebagai

perbaikan dari siklus sebelumya dengan melihat data yang telah diperoleh.

Tahapan yang dilakukan pada siklus ini sama dengan siklus sebelumnya,

hanya saja dilakukan lebih cermat dan memperhatikan hal-hal yang masih

belum tercapai pada saat siklus I. hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan

yang diharapkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

55

1. Angket

Menurut Sugiyono (2011: 142), kuesioner (angket) merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Angket ini akan diberikan oleh peneliti pada setiap

akhir siklus untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa belajar

IPA.

2. Observasi

Wina Sanjaya (2009: 86) Observasi merupakan teknik

mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang

sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-

hal yang akan diamati atau diteliti. Pada penelitian ini melibatkan 2

observer, antara lain guru dan peneliti, proses observasi dilakukan

dengan mengacu pada pedoman observasi yang telah disusun. melalui

observasi ini peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai

pelaksanaan pembelajaran dikelas untuk memperkuat hasil observasi,

digunakan lembar pengamatan, lembar pengamatan digunakan untuk

melihat secara langsung bagaimana proses pembelajaran IPA.

3. Dokumentasi

Studi dokumentar (documentary study) merupakan suatu teknik

pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-

dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.

56

Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah digunakan untuk

memperoleh data-data yang akurat sebagai cermin situasi atau kondisi

yang sebenarnya. Metode dokumentasi ini digunakan karena

mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

a. Semua data yang dibutuhkan atau dicari mudah di dapat dilokasi

penelitian.

b. Data-data dapat dilihat kembali jika suatu saat dibutuhkan.

c. Dengan dokumen yang ada dapat disajikan bukti dari data yang

dikumpulkan.

Dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya karena data yang

sudah dimuat dalam dokumentasi merupakan data yang sudah tersusun

rapi dan sewaktu-waktu dibutuhkan dapat dicari dengan mudah. Dalam

penelitian ini, dokumentasi berupa foto-foto pelaksanaan proses

pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Wina Sanjaya (2010: 84) instrumen penelitian adalah alat

yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dari pendapat

diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu

yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang mendukung

dalam menjawab permasalahan yang diteliti serta mempermudah peneliti

untuk menemukan solusi dari permasalahan, mendapat hasil yang baik

sehingga mudah diolah. instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

tindakan kelas adalah:

57

1. Angket

Instrument angket dalam penelitian ini dibuat untuk

mendapatkan data tentang motivasi belajar siswa terhadap mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Instrument ini disusun berdasarkan

variabel yang ditetapkan oleh peneliti kemudian dikembangkan dalam

bentuk indikator.

Tabel 2. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

Variabel Penelitian

Indikator Item Jumlah Butir

Positif negatif

Motivasi Belajar

Tekun menghadapi tugas 1, 2, 3, 4, 5 5

Ulet menghadapi kesulitan 6, 7, 9 8, 4

Lebih senang bekerja mandiri

10, 11, 12

13 4

Cepat bosan pada tugas- tugas yang rutin

15, 17 14, 16 4

Dapat mempertahankan pendapatnya

18, 19, 21

20 4

Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

22, 24 23, 25 4

Senang mencari dan memecahkan masalah

soal-soal

26, 28, 29

27, 30 5

Jumlah 18 12 30

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan

observasi atau pengamatan guna memperoleh data yang diinginkan.

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini berupa panduan observasi untuk mendapatkan

informasi mengenai keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

58

dengan menggunakan model kooperatif tipe Make A Match. Hasil

observasi kemudian ditulis dalam lembar observasi dan data observasi ini

adalah berupa hasil keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung dan

guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a

Match. Berikut ini kisi-kisi instrumen lembar observasi pembelajaran

dengan menggunakan model Make a Match yang digunakan pada

penelitian ini.

Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktifitas Siswa Dalam

Pembelajaran IPA dengan menggunakan Model Make a Match

Aspek Indikator No item Jumlah item

Menggunakan model make a match dalam

meningkatkan motivasi

belajar siswa

Memperhatikan penjelasan guru

1, 2 2

Menunjukan minat Danketertarikan

terhadap kartu-kartu

3 1

Melaksanakan perintah guru

4, 5 2

Kerjasama dalam Kelompok

6, 7, 8 3

Memperhatikan presentasi dari

kelompok lain

9 1

Berani memberi pendapat/tanggapan

10 1

59

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Guru dalam Menggunakan

Model Make a match Aspek pengamatan

Sub Aspek No item

Jumlah item

Menggunakan model

pembelajaran

kooperatif tipe

Make A Match

Menyampaikantujuandan mempersiapkan siswa

1, 2 2

Menyajikan informasi atau garis besar materi pelajaran

3 1

Memperkenalkan model make a match kepada siswa

4, 5 2

Mengorganisasikan kedalam kelompok- kelompok belajar

6 1

Mengatur posisi masing- masing kelompok

7 1

Membagikan kartu kepada siswa

8 1

Memberikan batasan waktu kepada siswa untuk mencari

pasangan kartu pertanyaan atau

kartu jawaban

9 1

Memberikan reward 10 1

Total 10

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis data Angket

Data angket digunakan untuk mengetahui seberapa besar

motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Angket ini akan

diberikan kepada kepada semua siswa kelas IV SD N Suryodinigratan

1, pada pertemuan akhir setiap siklus. Analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Analis data dengan

menggunakan metode deskriptif kuantitatif merupakan metode yang

dapat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang

60

diperoleh. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analis data melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan skor berdasarkan pilihan jawaban dalam angket berikut

ini kriterianya.

Tabel 5. Skor Variabel Motivasi

No Pilihan jawaban Skor

Pernyataan positif

Pernyataan negative

1 2

3

4

Sangat setuju(SS) Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju

(STS)

4 3

2

1

1 2

3

4

b. Menjumlah Skor yang diperoleh tiap aspek

c. Mencari persentase hasil angket motivasi belajar siswa dengan rumus

sebagai berikut:

Keterangan:

NP: nilai persen yang dicari atau diharapkan

R : skor mentah yang diperoleh siswa

SM: skor maksimum ideal dari angket yang bersangkutan

100: bilangan tetap

Sumber: Ngalim Purwanto (2013: 102)

61

Berdasarkan pendapat tersebut, hasil dan perhitungan persentase penelitian

ini ditafsirkan ke dalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 6. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Kriteria Persentase

Sangat baik 86% -100%

Baik 76% -85

Cukup 60% -75%

Kurang 55% -59%

Kurang sekali ≤ 54%

Sumber: Ngalim Purwanto (2013: 103)

2. Analisis data Observasi

Data observasi yang diperoleh dihitung kemudian diukur dengan

persentase untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dalam

pembelajaran menggunakan model make a match kemudian hasil analis

data observasi disajikan secara deskriptif yang berguna sebagai rencana

perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Setiap butir soal pada

observasi aktivitas siswa diberi skor antara 1- 4 dengan kriteria sebagai

berikut.

Tabel 7. Pedoman Skor Observasi Aktivitas Siswa

Skor Keterangan Ketentuan penerapan skor

1 Kurang Jika dilakukan oleh kurang dari 25% siswa dalam pembelajaran

2 Sedang Jika dilakukan oleh kurang dari 26%-50% siswa dalam pembelajaran

3 Baik Jika dilakukan oleh kurang dari 51%-75% siswa dalam pembelajaran

4 Sangat baik Jika dilakukan oleh kurang dari 75% siswa dalam pembelajaran

62

Terdapat 10 butir soal pada lembar observasi sehingga skor

maksimalnya adalah 40. Data diolah dengan mencari persentase aktifitas

siswa dengan cara sebagai berikut:

H. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dapat dinyatakan berhasil apabila terjadi peningkatan

motivasi siswa dalam pemebelajaran IPA setelah menggunakan model

pembelajaran Make a Match dan terjadi perubahan yaitu apabila subjek

penelitian telah mencapai kriteria baik yaitu ≥ 76%.

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri

Suryodiningratan1, yang terletak dikelurahan Suryodiningratan,

Kecamatan Mantrijeron, kabupaten/Kota Yogyakarta. Secara keseluruhan

kondisi fisik sekolah dalam keadaan baik

Peneliti memilih Sekolah Dasar Negeri Suryodiningratan I karena

berdasarkan hasil observasi awal motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV

masih rendah dibanding mata pelajaran lainnya. Model make a match

diharapkan dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan motivasi belajar

siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu Pelajaran Alam (IPA).

2. Kondisi Fisik Sekolah

Berdasarkan segi fisiknya, secara keseluruhan kondisi bangunan di

SD Suryodiningratan 1 cukup baik. Sekolah ini mempunyai 6 kelas,

ditunjang dengan adanya perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru,

ruang UKS, lab komputer, ruang TU, mushola, gudang dapur dan beberapa

toilet. Kondisi ruang kelas masih bagus sehingga dapat dimanfaatkan

secara optimal untuk belajar mengajar. Didalam ruangan terdapat meja,

kursi, almari, serta dilengkapi dengan hiasan dinding seperti peta globe,

gambar presiden dan wakil presiden, gambar toko pahlawan, jam dinding,

dan lain sebagainya. Selain itu banyak juga guru yang memasang hasil

karya siswa dikelas.

64

3. Kondisi Personalia

SD Suryodiningratan 1 terdiri dari 19 guru dan karyawan. Dengan

rincian sebagai berikut 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru penjas, 2

guru TPA, 1 guru tari, 1 guru qira‟ah, 1 guru agama, 1 TU, 1 pustakawan,

2 penjaga sekolah, 2 pembina pramuka, 1 guru ekstra computer

4. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan di SD Suryodiningratan 1 cukup baik dan

terpelihara. Disekolah ini terdapat UKS, tempat cuci tangan (wastafel),

toilet, dan beberapa tempat sampah yang berada di setiap sudut kelas dan

sekolah.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sekolah Dasar Negeri

Suryodiningratan 1 yang berjumlah 20 siswa. Terdiri dari 8 laki-laki dan

12 perempuan.

Data yang diperoleh ketika melakukan observasi dikelas IV yaitu

sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar yang rendah terhadap

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hal ini ditunjukkan dengan

perilaku-perilaku siswa kurang antusias menerima pelajaran, tidak

mendengarkan guru yang sedang menerangkan, dan sering bercanda

dengan temannya saat pelajaran berlangsung.

Tabel 8. Jumlah siswa di SD Suryodiningratan 1Ajaran 2015/2016

Kelas

Awal Bulan

Akhir Bulan

IV

p

L

Jumlah

p

L

Jumlah

12

8

20

12

8

20

65

C. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Penelitian Tahap Awal

Penelitian tindakan kelas ini berawal dari permasalahan yang ada

di sekolah yaitu masih rendahnya motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPA. Untuk mengetahui kondisi awal motivasi siswa, dilakukan

observasi dan kegiatan pra siklus. Observasi dilakukan 15 Februari sampai

dengan 22 Februari 2016. Sedangkan kegiatan pra siklus dilaksanakan

pada tanggal 29 April 2016. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pra

siklus ini adalah dengan meminta siswa mengisi angket tentang motivasi

belajar dimana pembelajaran sebelumnya belum menerapkan model make

a match di sela-sela pembelajarannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui

bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran IPA. Untuk mengukur

tingkat motivasi belajar IPA terdiri beberapa indikator yaitu Tekun

menghadapi tugas, Ulet menghadapi kesulitan, Lebih senang bekerja

mandiri, Cepat bosan pada tugas- tugas rutin, Dapat mempertahankan

pendapatnya, Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, Senang

mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Berikut ini merupakan

pencapaian motivasi belajar IPA pra tindakan yang dihitung per indikator.

66

Tabel 9. Angket Motivasi belajar IPA Per Indikator Pra tindakan

No Indikator Motivasi Belajar IPA Persentase Kategori

1 Tekun menghadapi tugas 55% Kurang

2 Ulet menghadapi kesulitan 56% Kurang

3 Lebih senang bekerja mandiri 55% Kurang

4 Cepat bosan pada tugas- tugas rutin 56% Kurang

5 Dapatmempertahankan pendapatnya 61% Cukup

6 Tidak muda melepaskan hal yang

diyakini itu

56% Kurang

7 Senang mencari dan memecahkan

masalah soal-soal

58% Kurang

Berdasarkan data dalam tabel diatas terlihat bahwa pencapaian

Motivasi belajar IPA siswa kelas IV pada indikator tekun menghadapi

tugas mencapai 55% termasuk dalam kategori kurang, indikator ulet

menghadapi kesulitan mencapai 56% termasuk dalam kategori kurang,

indikator lebih senang bekerja mandiri mencapai 55% termasuk dalam

kategori kurang, indikator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

mencapai 56 termasuk dalam kategori kurang, indicator dapat

mempertahankan pendapatnya mencapai 61% kategori cukup, indicator

tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu menapai 56% kategori

kurang, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal mencapai

58% kategori kurang. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram

sebagai berikut.

67

PER

SEN

TASE

Pencapaian Motivasi Belajar Pra Tindakan

62

60

58

56 55%

54

52

56%

55%

56%

61%

56%

58%

I II III IV V VI VII

INDIKATOR

Gambar 3. Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Pra Tindakan

2. Deskripsi Penelitian Siklus I

Penelitian tindakan I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2016, dan pertemuan

kedua tanggal 11 Mei 2016.

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Peneliti berdiskusi terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan

yang akan dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah: 1)

Menyiapkan instrument penelitian, 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), 3) Menyiapkan media, 4) Menyiapkan kartu-kartu

yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut.

Penjabaraan persiapan-persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut.

1) Peneliti melaksanakan diskusi dengan guru tentang penggunaan

instrumen untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti

menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama

68

mengikuti proses pembelajaran dan aktifitas guru dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Make a

Match.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model kooperatif tipe make a match. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Make dan

didiskusikan dengan guru. RPP ini berguna sebagai pedoman guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV.

3) Menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan

jawaban dari pertanyaan tersebut. Peneliti membuat pertanyaan-

pertanyaan dan jawabannya disesuaikan dengan materi pembelajaran

yang akan disampaikan pada siklus I. setiap sub materi dibuat 4 sampai

6 pertanyaan beserta jawabannya yang disesuaikan dengan kelas IV

yaitu 20 siswa, yang kemudian diketik pada kartu-kartu dengan warna

yang menarik.

4) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan guru untuk

menyampaikan materi ajar, pada saat guru menjelaskan materi. Media

yang digunakan adalah gambar.

5) Membuat lembar angket motivasi yang memuat sejumlah pernyataan

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SD

Suryodiningratan 1, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer.

1) Pertemuan 1 Siklus 1

69

Pada pertemuan 1 siklus 1 dilaksanakan pada hari rabu, 4 Mei

2016 Jam ketiga yaitu pukul 09.33 sampai dengan pukul 10:45 pada

pertemuan pertama materi pokok yang dibahas adalah sumber daya alam.

Kegiatan pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah pembelajaran IPA

menggunakan model kooperatif tipe make a match pada siklus I pertemuan

pertama terdiri dari: a) kegiatan awal, b) kegiatan inti, dan c) kegiatan

akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.

a) Kegitan Awal

Tepat pada pukul 09.33 siswa kelas IV SD Suryodiningratan 1

masuk keruang kelas untuk mengikuti proses pembelajaran IPA. Guru

kelas IV SD Suryodiningratan 1 memasuki ruang kelas dengan

mengucapkan salam pembuka kepada siswa, untuk memulai pembelajaran

guru kelas IV SD Suryodinigratan melakukan membuka pelajaran dengan

materi sumber daya alam sebagai pembuka materi yang akan dipelajari

pada hari ini.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu siswa mendengarkan

penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang sumber daya alam

berdasarkan jenis dan sifatnya. Langkah selanjutnya, siswa menyimak

penjelasan guru yang sedang memperkenalkan model make a match

kepada siswa “Anak- anak hari ini kita akan melakukan permainan make

a match atau mencari pasangan dengan menggunakan kartu.

70

Kartu-kartu ini berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban- jawaban

dari pertanyaan tadi. Tapi sebelum kita memulai permainan pertama-tama

ibu akan membentuk kelompok, kelompok pertama merupakan kelompok

pembawa kartu berisi pertanyaan-pertanyaan, kelompok kedua adalah

kelompok pembawa kartu yang berisi jawaban, Setelah siswa

mendapatkan kartu yang cocok siswa langsung berdiskusi dengan

temannya, dan apabila semua kelompok sudah menemukan pasangan

kartu pertanyaan dan kartu jawaban Setiap kelompok maju untuk

mempersentasikanya, guru membimbing dan mengarakan siswa agar

mendengarkan temanya.

Setelah itu siswa mendapatkan konfirmasi tentang kebenaran dan

kecocokan pertanyaan dan jawaban dari persentasi siswa, terdapat 6

pasang siswa yang belum cocok dengan pertanyaan dengan jawaban yang

ada. Guru memberikan pujian kepada siswa dengan bertepuk tangan. Hal

tersebut agar siswa tetap termotivasi dalam mengikuti pelajaranya.

Selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari

dengan menjawab pertanyan-pertanyaan tentang materi sumber daya alam

berdasarkan jenis dan sifatnya.

c) Kegiatan Akhir

Pada akhir pembelajaran guru tidak memberikan latihan kepada

siswa. Guru menutup pembelajaran berdoa dan salam.

2) Pertemuan 2 Siklus I

Pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Rabu,11

Mei yaitu pukul 09.33 sampai dengan pukul 10.45 pada pertemuan kedua

71

materi pokok yang dibahas adalah menyebutkan sumber daya alam

berdasarkan jenis dan sifatnya. Kegiatan pembelajaran mengacu pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-

langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe make a

match pada siklus I pertemuan kedua terdiri dari: a) kegiatan awal, b)

kegiatan inti, dan c) kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah

pembelajarannya adalah sebagai berikut.

a) Kegiatan Awal

Guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, bedoa

berrsama, memberikan apersepsi, guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari.

b) Kegiatan Inti

Pada pertemuan kedua ini siswa mempelajari materi jenis dan sifat

sumber daya alam. Sebelum guru bertanya kepada siswa terlebih dahulu,

guru menjelaskan bahwa berdasarkan jenisnya, sumber daya alam terdiri

atas sumber daya hayati dan sumber daya alam yang berasal dari makluk

hidup sedangkan sifat sumber daya alam terdiriatas sumber daya alam

yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Guru menyebutkan

satu contoh jenis sumber daya alam dengan menggunakan media gambar,

media gambar disediakan oleh peneliti.

Setelah guru menyebutkan salah satu contoh, guru mengadakan

Tanya jawab tentang materi contoh sumber daya alam berdasarkan jenis

dan sifatnya. Proses selanjutnya dalam pembelajaran pada tahap ini guru

membagi kartu-kartu kepada siswa seperti pertemuan sebelumnya. Pada

72

pertemuan kedua ini siswa sudah paham langkah-langkah make a match.

Namun belum semuanya dijelaskan sehingga masih ada langkah-langkah

yang tidak dilakukan guru, antara lain memberikan waktu kepada siswa

untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan, dan kelompok dibagi hanya 2

kelompok sedangkan pertemuan 1 ada 3 kelompok.

Selanjutnya siswa membentuk kelompok menjadi kelompok 1

sebanyak 7 siswa dan kelompok 2 sebanyak 5 siswa, kemudian siswa

diminta untuk berbaris berhadapan. Selanjutnya siswa mendapatkan kartu

dari guru. Setelah mendapatkan kartu Kelompok pertama dan kedua mulai

mencari pasangan kartu pertayaan dan kartu jawaban. Namun masih

terlihat beberapa siswa yang sudah mencari pasangan kartu pertanyaan dan

kartu jawaban sebelum aba-aba dari guru selama proses pencarian

pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban, siswa mendapatkan

motivasi dari guru agar tetap semangat dan dapat menemukan pasangan

kartu dengan cepat dan benar.

Setelah semua kelompok menemukan pasangan dari kartu, siswa

mendapat bimbingan dan kesempatan untuk mempresentasikan hasil

pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah dibentuk. Siswa

mendapat konfirmasi tentang kecocokan antara pertanyaan dan jawaban,

terdapat 4 siswa yang belum tepat dalam memasangkan antara contoh jenis

sumber daya alam dan sifat sumber daya alam.

Setelah semua kelompok melakukan persentasi, siswa bertepuk

tangan bersama-sama sebagai tanda jika siswa sudah mengikuti pelajaran

73

dengan baik.Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan apa yang

telah dipelajari.

c) Kegiatan Akhir

Pada akhir pembelajaran siswa tidak diberikan soal latihan oleh

guru. Siswa menjawab salam penutup dari guru dan mendapat nasehat agar

mempelajari materi berikutnya. Kemudian pada jam istirahat siswa

mengisi lembar angket motivasi belajar pada akhir tindakan siklus I.

c. Hasil Observasi Siklus I

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan lembar

observasi yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan

observasi antara lain meliputi aktifitas siswa dan guru. Adapun hasil

observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1) Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dengan

menggunakan model make a match berlangsung. Tujuan observasi ini

adalah untuk mengamati aktifitas siswa pada saat pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Setiap aspek yang diamati diberi skor 1-4.

Berikut pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I.

74

Tabel 10. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I

No Kegiatan yang diamati Hasil observasi

Pert1 Pert 2

1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian

1 1

2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru

2 3

3 Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang

menarik

2 3

4 Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari

kartu yang diperoleh dengan tenang

1 1

5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru

2 3

6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan

dari kartu yang dimilikinya

2 3

7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya

2 3

8 Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu

yang telah ditentukan

2 3

9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain

2 3

10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain

3 3

Jumlah 19 24

47,5

%

60%

Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai rata-rata aktifitas siswa

pada pertemuan 1 adalah 47,5% dan nilai rata-rata pada pertemuan 2

meningkat menjadi 60% artinya terjadi peningkatan aktifitas siswa

sebesar 12,5%.

Pada pengamatan siswa, ditemukan beberapa permasalahan yang

terjadi dalam proses pembelajaran siswa memperhatikan guru saat

menjelaskan materi dengan penuh perhatian yaitu masih kurang karena

75

dari pertemuan pertama dan kedua skor yang didapat tidak meningkat,

beberapa diantaranya masih terlihat bermain sendiri dan berbicara dengan

teman sebelahnya sehingga guru masih mengkondisikan kelas ditengah-

tengah proses pembelajaran berlangsung.

Begitu juga dengan kegiatan nomor 4, dan 10 tidak mengalami

peningkatan. Sedangkan pada kegiatan 2, 3, 5, 6,7,8, dan 9 dari

pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan, jumlah Siswa

menjawab pertanyaan guru sudah mulai bertambah walaupun tidak

banyak, siswa mulai tertarik dan semangat mengikuti pembelajaran

dengan kartu-kartu, siswa juga mulai memikirkan jawaban atau

pertanyaan dari kartu yang diperoleh walaupun ada beberapa siswa yang

masih salah dalam menemukan pasangan dan belum menemukan

pasangan sesuai dengan batas waktu, hasil dari diskusi dengan

pasangannya dipersentasikan dan mengalami peningkatan.

Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran

Ilmu pengetahuan Alam (IPA) mulai meningkat dengan penggunaan

model make a match.

2) Aktifitas Guru Selama Proses pembelajaran siklus I

Observasi terhadap aktifitas guru bertujuan untuk memperoleh

data apakah guru menerapkan pembelajaran menggunakan model make a

match dengan tepat. Instrument yang digunakan berupa lembar observasi

yang terdiri dari 10 item dengan dua pilihan jawaban yaitu ya (skor 1) dan

tidak (skor 0). Berikut hasil pengamatan terhadap aktifitas guru pada

siklus 1.

76

Tabel 11. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I

No Aspek yang diamati Hasil Observasi

Pert1 Pert2

1 Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang

akan diajarkan

1 1

2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa

untuk belajar

0 0

3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada siwa

1 1

4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa

1 1

5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa

1 1

6 Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu

pertanyaan dan kelompok pembawa kartu

jawaban

1 1

7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok

pembawa jawaban agar berdiri berhadapan

0 1

8 Guru mengawasi presentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang

berpasangan dan memberikan umpan balik

kepada siswa

0 1

9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu

0 0

10 Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan

dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang

telah ditentukan.

0 0

Jumlah 5 7

P 50% 70%

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui persentase pelaksanaan

aspek pembelajaran sesuai dengan model make a match pada pertemuan 1

adalah 50% dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 70%. Pada

pelaksanaan pertemuan 1, guru melaksanakan 5 aspek kemudian pada

pelaksanaan pertemuan 2, guru melaksanakan 7 aspek. terdapat 3 aspek

77

yang sama sekali belum dilakukan oleh guru baik pada pertemuan 1

maupun pertemuan 2 yaitu penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian

batasan waktu untuk mencari pasangan kartu, pemberian reward/ pujian

bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban

sebelum batas waktu yang telah ditentukan.

d. Hasil Angket Motivasi belajar

Penilaian terhadap kebehasilan tindakan pada siklus I dilakukan

dengan memberikan angket siklus I kepada siswa. Pada tindakan siklus I

ini mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Hasil angket

motivasi belajar pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 140.

Berikut persentase pencapaian motivasi belajar siswa. Siklus yang

dihitung per indikator.

Tabel 12. Hasil Angket Siklus I No Indikator Motivasi belajar Persentase Kategori

1 Tekun menghadapi tugas 67 Cukup

2 Ulet menghadapi kesulitan 62 Cukup

3 Lebih senang bekerja mandiri 67 Cukup

4 Cepat bosan pada tugas- tugas

rutin

69 Cukup

5 Dapat empertahankanpendapatnya 67 Cukup

6 Tidak mudah melepaskan hal yang

diyakini itu

65 Cukup

7 Senang mencari dan memecahkan

masalah soal-soal

77 Baik

Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa pencapaian motivasi

belajar IPA siswa pada siklus I pada indikator tekun menghadapi tugas

78

PER

SEN

TASE

mencapai 67% termasuk dalam kategori cukup, indikator ulet menghadapi

kesulitan mencapai 62% termasuk dalam kategori cukup, indicator lebih

senag bekerja mandiri mencapai 67% termasuk dalam kategori cukup,

indicator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin mencapai 69% termasuk

dalam kategori cukup, indicator dapat mempertahankan pendapatnya

mencapai 67% kategori cukup, indicator tidak mudah melepaskan hal yang

diyakini itu menapai 65% kategori cukup, senang mencari dan

memecahkan masalah soal-soal mencapai 77% kategori baik. Hasil

tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

100

Pencapaian Motivasi Belajar Siklus I

67% 62% 67% 69% 67% 65% 77

50

0

I II III IV V VI VII

INDIKATOR

Gambar 4.Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPAPer Indikator Siklus1

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semua indikator motivasi

belajar IPA mengalami peningkatan dari persentase indikator motivasi

belajar IPA pada pra tindakan. Perbandingan persentase pencapaian

motivasi belajar IPA siswa antara pra tindakan dan siklus I dapat dilihat

pada tabel berikut:

79

Tabel 13. Perbandingan Persentase Motivasi Belajar IPA Per Indikator

Pra tindakan dan Siklus I No Indikator Motivasi

Belajar

Persentase

Pra tindakan Siklus I

1 tekun menghadapi tugas 55% 67%

Kurang Cukup

2 ulet menghadapi

kesulitan

56% 62%

Kurang Cukup

3 lebih senang bekerja

mandiri

55% 67%

Kurang Cukup

4 cepat bosan pada tugas-

tugas yang rutin

53% 69%

Kurang Cukup

5 dapat mempertahankan

pendapatnya

61% 67%

Cukup Cukup

6 Tidak mudah

melepaskan hal yang

diyakini

56%

kurang

65%

cukup

7 Senang mencari dan

memecahkan masalah

soal-soal

58% 77%

Kurang Baik

Rata-rata 56 67

Kurang Cukup

Berdasarkan data dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa semua

indikator mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I. pada

indikator tekun menghadapi tugas meningkat sebesar 12% dari kondisi

awal 55% menjadi 67%, indikator ulet menghadapi kesulitan meningkat

sebesar 6% dari kondisi 56% menjadi 62%, indikator lebih senang bekerja

mandiri meningkat 12% dari kondisi 55% menjadi 67%, indikator cepat

bosan pada tugas-tugasyang rutin meningkat 16% dari kondisi 56

80

menjadi 69%, indikator dapat mempertahankan pendapatnya meningkat

6% dari kondisi 61% menjadi 67, indikator tidak mudah melepaskan hal

yang diyakini itu meningkat 9% dari kondisi 56% menjadi 65, senang

mencari dan memecahkan masalah soal-soal meningkat 19% dari kondisi

58% menjadi 77%. Data pada tabel diatas tentang hasil tindakan

peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus I dapat diperjelas melalui

diagram berikut ini:

80 67%

70

62%

67% 69% 67% 65% 61%

77%

60 55% 56% 55% 53%

50

40

30

20

10

0

56% 58% persentase pra tindakan

persentase Siklus I

I II III IV V VI VII

Gambar 5. Diagram peningkatan motivasi belajar IPA pada pra tindakan

dan siklus 1

e. Refleksi Tindakan Siklus I

Pada proses pembelajaran Siklus I pertemuan I dan 2 terdapat

beberapa kendala yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi

kurang optimal sehingga perlu refleksi yang dilakukan antara guru dan

peneliti. Refleksi ini dilakukan pada akhir pertemuan siklus I. kendala

yang ditemukan adalah pada saat pembelajaran berlangsung, ada beberapa

siswa yang masih bermain sendiri dan mengganggu teman lain, ketika

guru menjelaskan langkah-langkah make a match masih banyak siswa

81

yang tidak mendengarkan, sehingga pada siklus I ini masih ada beberapa

siswa yang kebingungan dalam mengikuti pembelajaan, selama proses

pencarian pasangan kartu, beberapa siswa hanya duduk dibangku dan

terlihat kurang bersemangat, ada beberapa siswa yang belum memahami

materi pembelajaran yang telah dipelajari, karena masih ada beberapa

kelompok yang belum dapat memasangkan antara kartu pertanyaan dan

kartu jawaban dengan tepat.

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Penelitian tindakan II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2016, dan pertemuan

kedua tanggal 15 Juni 2016.

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Peneliti berdiskusi terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan

yang akan dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah: 1)

Menyiapkan instrument penelitian, 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), 3) Menyiapkan media, 4) Menyiapkan kartu-kartu yang

berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut.

Penjabaran persiapan-persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut.

1) Peneliti melaksanakan diskusi dengan guru tentang penggunaan instrumen

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti menyiapkan lembar

observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama mengikuti proses

pembelajaran dan aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe Make a Match.

82

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model kooperatif tipe make a match. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Make A Make dan didiskusikan dengan guru.

RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran IPA di kelas IV.

3) Menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban

dari pertanyaan tersebut. Peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan dan

jawabannya disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan

disampaikan pada siklus I. setiap sub materi dibuat 4 sampai 6 pertanyan

beserta jawabannya yang disesuaikan dengan jumlah siswa kelas IV yaitu

20 siswa, yang kemudian diketik pada kartu-kartu dengan warna yang

menarik.

4) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan guru untuk

menyampaikan materi ajar, pada saat guru menjelaskan materi. Media

yang digunakan adalah gambar .

5) Membuat lembar angket motivasi yang memuat sejumlah pernyataan

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV

SD Suryodiningratan 1, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer.

Tindakan pada siklus II pertemuan pertama siklus II jam pelajaran dengan

alokasi waktu 70 menit, dan pertemuan kedua 2 jam pelajaran dengan

alokasi waktu 70 menit. Berikut ini penjabaran dari pelaksanaan tindakan

siklus II pada tiap pertemuan.

83

1) Pertemuan pertama Siklus 1I

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari jumat, 13 Mei

2016. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 70 menit yaitu

pukul07.00 sampai dengan pukul 08.10 WIB. Pada pertemuan pertama,

materi yang dibahas adalah penggunaan teknologi dalam pemanfaatan

sumber daya alam. Kegiatan pembelajaran mengacu pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah

pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe Make a Match

pada siklus II pertemuan pertama terdiri dari: a) kegiatan awal, b)

kegiatan inti c) kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

sebagai berikut.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran IPA dimulai tepat pada pukul 09.33.

siswa kelas IV SD Suryodiningratan 1 masuk keruang kelas untuk

mengikuti proses pembelajaran IPA. Guru membuka pelajaran dengan

salam dan berdoa dengan di pimpin oleh salah satu siswa. Guru melakukan

presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Kemudian kegiatan

pembelajaran dilanjutkan dengan Tanya jawab antara guru dan siswa

terkait dengan materi penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber

daya alam. Kegiatan ini merupakan apersepsi yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat pemahaman awal siswa tentang materi IPA yang akan

dipelajaridan menghubungkan materiyang telah dipelajari sebelumnya.

Selain melakuka Tanya jawab guru memotivasi siswa. Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

84

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu siswa

mendengarkan penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang

penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam dengan

menampilkan gambar didepan kelas yang berguna untuk membantu guru

dalam penyampaian materi dan memudahkan siswa memahami materi

yang diberikan. Siswa yang ramai sendiri diberi pertanyaan oleh guru,

agar siswa kembali fokus memperhatikan guru. Kegiatan pembelajaran

menekankan pada proses pembelajaran yang aktif, kegiatan pembelajaran

menggunakan model kooperatif tipe make a match. Dimulai dengan

membentuk menjadi 2 kelompok besar dan masing-masing kelompok

pembawa kartu Kemudian kelompok-kelompok tersebut berhadapan.

Guru membagi kartu-kartu kepada setiap siswa yang berupa kartu

pertanyaan dan kartu jawaban. Setiap siswa mendapat sebuah kartu.

Siswa memikirkan jawaban/pertanyaan dari kartu yang dipegang,

kemudian guru memberikan aba-aba untuk menemukan pasangan

kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan. Bagi siswa yang sudah

menemukan jawaban kartunya diminta mereka untuk berdekatan, siswa

yang tepat mencari jawaban dari pasangan kaartu. Maka akan mendapat

poin.

Setelah babak pertama selesai dilanjutkan babak kedua, peneliti

mengkocok kembali agar tercampur secara acak, setelah tercampur kartu

dibagikan lagi secara acak agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda

dari babak pertama begitu seterusnya. Siswa mendapat bimbingan dan

85

kesempatan untuk mempersentasekan hasil pasangan kartu yang telah

dibentuk dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk memberi

tanggapan. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa dan siswa

diberi kesempatan untuk menjawab soal.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada pembelajaran IPA siklus II pertemuan

pertama diisi dengan kegiatan guru dan siswa menyimpulkan materi yang

telah dipelajari. Guru tidak memberikan PR. Kemudian guru dan siswa

membuat kesimpulan materi pembelajaran. Guru memberikan motivasi

dan penguatan agar selalu mengingat serta mempelajari kembali materi

sebelumnya. Kemudian guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

Setelah pembelajaran berakhir peneliti melakukan diskusi terkait

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe

make a match. Pada siklus II petemuan pertama terlihat guru melakukan

langkah-langkah model kooperatif tipe make a match dengan baik.

Langkah-langkah pembelajaran yang sudah berjalan dengan baik

dilakukan kembali agar hasil yang hendak dicapai juga semakin baik.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Juni

2016. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 70 menit yaitu

pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.10 WIB. Pada pertemuan pertama,

materi yang dibahas adalah hubunganantara sumber daya alam dengan

teknologi yang digunakan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada

86

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-

langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe Make a

Match pada siklus II pertemuan kedua terdiri dari: a) kegiatan awal, b)

kegiatan inti c) kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

sebagai berikut.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pada pembelajaran IPA dimulai pada pukul 09.33

WIB. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, salah satu

siswa memimpin doa kemudian guru melaksanakan persensiuntuk

mengecek kehadiran siswa, kegiatan pembelajaran dilanjutkandengan

Tanya jawab antara guru dan siswa terkait dengan materi hubungan

sumber daya alam dengan lingkungan. Kegiatan ini merupakan apersepsi

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa tentang

materi IPA yang akan dipelajaridan menghubungkan materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Selain melakukan Tanya jawab guru memotivasi

siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti pembelajaran pada pertemuan kedua yaitu siswa

mendengarkan penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang

hubungan sumber daya alam dengan lingkungan dengan menampilkan

gambar didepan kelas yang berguna untuk membantu guru dalam

penyampaian materi dan memudahkan siswa memahami materi yang

diberikan. Kegiatan pembelajaran menekankan pada proses pembelajaran

87

yang aktif, kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe

make a match. Langkah-langkah make a match dijelaskan secara runtut,

dimulai dengan membentuk menjadi 2 kelompok besar dan masing-

masing kelompok pembawa kartu kemudian kelompok-kelompok tersebut

berhadapan. Guru membagi kartu-kartu kepada setiap siswa yang berupa

kartu pertanyaan dan kartu jawaban.

Setiap siswa mendapat sebuah kartu. Siswa memikirkan

jawaban/pertanyaan dari kartu yang dipegang, kemudian guru

memberikan aba-aba untuk menemukan pasangan kartunya sebelum batas

waktu yang ditentukan. Bagi siswa yang sudah menemukan jawaban

kartunya diminta mereka untuk berdekatan, siswa yang tepat mencari

jawaban dari pasangan kartu maka akan mendapat poin. Setelah babak

pertama selesai dilanjutkan babak kedua, peneliti mengkocok kembali

kartu make a match agar tercampur secara acak, setelah tercampur kartu

dibagikan lagi secara acak agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda

dari babak pertama.

Setelah semua kelompok menemukan pasangan kartu dari

permainan babak kedua, siswa mendapat bimbingan dan kesempatan

untuk mempersentasekan hasil pasangan kartu yang telah dibentuk dan

siswa yang lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan. Kemudian

guru memberikan lembar kerja siswa dan siswa diberi kesempatan untuk

menjawab soal.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada pembelajaran IPA siklus II pertemuan kedua

88

diisi dengan kegiatan guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari. Guru dan siswa mengevaluasi keseluruhan pembelajaran IPA

dengan mengungkapkan perasaan ketika siswa mencari kartu, seteah itu,

pembelajaran IPA ditutup dengan pemberian pesan moral kepada siswa.

Salah satu siswa meminpin doa serta guru mengucapkan salam.

Setelah pembelajaran berakhir peneliti melakukan diskusi terkait

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe

make a match. Pada siklus II petemuan kedua terlihat guru melakukan

langkah-langkah model kooperatif tipe make a match dengan baik guru

dan peneliti berdiskusi bahwa berdasarkan hasil observasi terlihat

peningkatan motivasi belajar siswa. Guru dan peneliti berdiskusi terkait

pelaksanaan pembelajaran dan motivasi belajar siswa, guru menyatakan

bahwa motivasi belaar siswa meningkat setelah belajar dengan model

pembelaaran kooperatif tipe make a match.

c. Hasil Observasi Siklus II

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan lembar

observasi yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan

observasi antara lain meliputi aktifitas siswa dan guru. Adapun hasil

observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1) Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan

model make a match berlangsung. Tujuan observasi ini adalah untuk

mengamati aktifitas siswa pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan

89

Alam (IPA). Setiap aspek yang diamati diberi skor 1-4. Berikut

pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II

Tabel 14. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II

No Aspek yang diamati Hasil observasi

Pert 1 Pert 2

1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh

perhatian

3 4

2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru

2 3

3 Siswa tertarik dan semangat untukmengikuti pembelajaran dengan

kartu-kartu yang menarik

4 4

4 Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari

kartu yang diperoleh dengan tenang

2 3

5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru

3 4

6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan

pasangan dari kartu yang dimilikinya

3 3

7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya

3 3

8 Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum

batas waktu yang telah ditentukan

3 4

9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain

3 3

10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain

3 3

Jumlah 29 34

72% 85%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata aktifitas

siswa pada siklusII pertemuan I adalah 72% dan nili rata-rata pada

pertemuan 2 meningkat menjadi 85%. Artinya terjadi peningkatan

90

aktifitas siswa sebesar 13%. Hal ini menunjukkan aktifitas siswa dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan make

a match padasiklus II ini sudah mencapai ketentuan skor yaitu angka 85

sudah termasuk sangat baik. Aktifitas yang tinggi membuktikan motivasi

belajar kelas IVterhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

mengalami peningkatan.

Hasil observasi menunjukkan kegiatan nomor 1, 2,4 5 mengalami

peningkatan pada pertemuan 2, sedangkan sisanya tidak mengalami

peningkatan. Skor 3 pada pertemuan 2 menunjukkan bahwa aktifitas

siswa dikatakan baik yaitu pada kegiatan siswa saling bekerja sama untuk

menemukan pasanganya , siswa saling memanfaatkan waktu dengan baik

untuk berdiskusi dan menemukan pasangan kartunya, siswa berusaha

untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas

waktuyang telah ditentukan, siswa memperhatikan hasil persentase

kelompok lain, dan siswa berani memberikan tanggapan kepada

kelompok lain. Dan skor 4 pada pertemuan 2 menunjukkan aktifitas siswa

pada kegiatan tersebut dapat dikatakan sangat baik.

2) Aktifitas Guru Selama Proses Pembelajaran Siklus II

Seperti pada siklus I, observasi terhadap aktifitas guru bertujuan

untuk memperoleh data apakah guru menerapkan pembelajaran

menggunakan model make a match dengan tepat. Instrumen yang

digunakan berupa lembar observasi yang terdiri dari 10 item dengan dua

pilihan jawaban yaitu ya (skor 1) dan tidak (skor 0). Berikut hasil

pengamatan terhadap aktifitas guru pada siklus II.

91

Tabel 15. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II

N

o

Aspek yang diamati Hasil Observasi

Pert1 Pert2

1 Guru melakukan apersepsi untuk

mengarahkan siswa pada materi IPA yang

akan diajarkan

1 1

2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dipelajari dan memotivasi siswa

untuk belajar

1 1

3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada

siwa

1 1

4 Guru memperkenalkan model make a

match kepada siswa

1 1

5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a

Match kepada siswa

1 1

6 Guru membagi masing-masing kelompok

menjadi kelompok pembawa kartu

pertanyaan dan kelompok pembawa kartu

jawaban

1 1

7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok

pembawa kartu pertanyaan dan kelompok

pembawa jawaban agar berdiri berhadapan

1 1

8 Guru mengawasi presentasi siswa

menjelaskan tentang dua kartu yang

berpasangan dan memberikan umpan balik

kepada siswa

1 1

9 Guru memberikan batasan waktu untuk

mencari pasangan kartu

0 1

10 Guru memberikan reward/ pujian bagi

siswa yang dapat memasangkan kartu

pertanyaan dan kartu jawaban sebelum

batas waktu yang telah ditentukan.

1 1

Jumlah 9 10

90% 100

%

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui persentas pelaksanaan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan model make a match pada

pertemuan I adalah 90% dan padapertemuan 2 meningkat menjadi 100%.

92

Pada pertemuan 1, guru masih belum memberikan batasan waktu untuk

mencari pasangan kartu sehingga siswa masih berusaha mencari pasangan

kartu walaupun batas waktu yang sudah ditentukan sudah habis. pada

pertemuan 2, guru baru memberikan batas waktu siswa pun bisa

menemukan kartu pasangan sebelum batas waktu sehingga pembelajaran

pun berlangsung secara efektif pula. Hasil akhir menunjukkan aktifitas

guru pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menggunakan

model make a match sudah optimal karena menunjukkan angka 100%.

d. Hasil Angket Motivasi belajar

Pada akhir pertemuan kelas IV SD Suryodiningratan I, pada akhir

pertemuan siklus II dilakukan dengan memberikan angket kepada siswa.

Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siwa setelah menggunakan

model make a match. Motivasi belajar IPA pada tindakan siklus II ini

mengalami peningkatan dari siklus I. Hasil angket motivasi belajar IPA

pada siklus II. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3 Halaman142

berikut ini merupakan persentase pencapaian motivasi belajar IPA siklus

II yang dihitung per indikator:

Tabel 16. Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator Siklus II

No Indikator Motivasi belajar Persentase Kategori

1 Tekun menghadapi tugas 88 Sangat baik

2 Ulet menghadapi kesulitan 86 Sangat baik

3 Lebih senang bekerja

mandiri

89 Sangat baik

4 Cepat bosan pada tugas-

tugas rutin

87 Sangat baik

93

5 Dapat mempertahankan

pendapatnya

85 Baik

6 Tidak muda melepaskan hal

yang diyakini itu

85 Baik

7 Senang mencari dan

memecahkan masalah soal-

soal

89 Sangat baik

Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa pencapaian motivasi

belajar IPA siswa pada siklus II pada indikator tekun menghadapi tugas

mencapai 88% termasuk dalam kategori sangat baik, indikator ulet

menghadapi kesulitan mencapai 86% termasuk dalam kategori sangat

baik, indicator lebih senang bekerja mandiri mencapai 89% termasuk

dalam kategori sangat baik, indicator cepat bosan pada tugas-tugas yang

rutin mencapai 87% termasuk dalam kategori sangat baik, indikator dapat

mempertahankan pendapatnya mencapai 85% kategori baik, indikator

tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu mencapai 85% kategori

baik, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal mencapai 89%

kategori sangat baik. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram

sebagai berikut:

94

Gambar 6. Pencapaian Motivasi Belajar IPAPer Indikator Siklus II

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semua indikator motivasi belajar

IPA mengalami peningkatan dari persentase indikator motivasi belajar

IPA pada pra tindakan dan siklus I. Perbandingan persentase pencapaian

motivasi belajar IPA antara pra tindakan, siklus I dan Siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17. Perbandingan Persentase Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per

Indikator antara Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II

No Indikator motivasi IPA

Persentase

PraTindakan Siklus I Siklus II

1 tekun menghadapi tugas

55 67 88

Kurang Cukup Sangat baik

2 ulet menghadapi kesulitan

56 62 86

Kurang Cukup Sangat baik

3 lebih senag bekerja mandiri

55 67 89

Kurang Cukup Sangat baik

4 cepat bosan pada tugas-tugas yang

rutin

53 69 87

Kurang Cukup Sangat baik

5 dapat mempertahankan

pendapatnya

61 67 85

Cukup Cukup Baik

95

6 tidak mudah melepaskan hal

yang diyakini itu

56 65 85

Kurang Cukup Baik

7 senang mencari dan memecahkan

masalah soal-soal

58 77 89

kurang Baik Sangat baik

Rata- rata 56 67 87

Kurang Cukup Sangat baik

Peningkatan Siklus II pada indikator mengalami peningkatan dari

pra tindakan ke siklus I. pada indikator tekun menghadapi tugas

meningkat sebesar 21% dari kondisi awal 67% menjadi 88%, indikator

ulet menghadapi kesulitan meningkat sebesar 24% dari kondisi 62%

menjadi 86%, indicator lebih senag bekerja mandiri meningkat 22% dari

kondisi 67% menjadi 89%, indikator cepat bosan pada tugas-tugasyang

rutin meningkat 19% dari kondisi 69 menjadi 87%, indicator dapat

mempertahankan pendapatnya meningkat 18% dari kondisi 67% menjadi

85%, indikator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu meningkat

20% dari kondisi 65% menjadi 85%, senang mencari dan memecahkan

masalah soal-soal meningkat 12% dari kondisi 77% menjadi 89%.

Data pada tabel diatas tentang hasil tindakan peningkat motivasi

belajar siswa pada siklus II dapat diperjelas melalui diagram berikut ini.

96

90

88% 86% 89% 87% 85% 85%

89%

77% 80

67% 70

62% 67% 69% 67% 65%

61%

60 55% 56% 55% 53%

50

40

30

20

10

0

56% 58 Persentase Pra Tindakan

Persentase Siklus I

Persentase Siklus II

I II III IV V VI VII

Gambar 7. Peningkatan Motivasi Belajar IPA dari Pra Tindakan, Siklus I,

dan Siklus II

e. Refleksi Tindakan Siklus II

Refleksi pada siklus II ini dilakukan peneliti bersama guru untuk

melakukan penilaian selama proses pembelajaran IPA dengan

menggunakan model make a match. Berdasarkan diskusi tersebut

diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

model make a match telah berjalan sesuai dengan rancangan yang telah

disusun sebelumnya.

Peningkatan motivasi belajar siswa juga terlihat dari hasil angket

pada siklus II telah mencapai 87% dan termasuk kategori sangat baik.

Selain itu melihat hasil observasi pembelajaran di dalam kelas sudah

optimal dan sudah mencapai angka 100%, diketahui bahwa penggunaan

model make a match telah meningkatkan motivasi belajar siswa dari

siklus I ke siklus II. Melihat hasil yang diperoleh pada akhir siklus

II, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas telah cukup

dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hal ini telah memenuhi

kriteria keberhasilan yaitu rata-rata motivasi belajar menggunakan model

97

make a match pada mata pelajaran IPA Kelas IV SD Suryodiningratan I

sudah termasuk kategori sangat baik atau ≥76%, berdasarkan hal

tersebut, maka peneliti dan guru kelas sepakat untuk menghentikan

pnelitian pada siklus II ini.

D. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan

dalam 2 siklus yang terdiri darisiklus I dan II. Setiap siklus tersebut terdiri

dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari beberapa tahap yaitu

tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan yang

ada pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. hasil yang diperoleh

dalam penelitian ini terdiri dari hasil observasi dan hasil angket motivasi

belajar. Kedua hasil tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan

motivasi belajar IPA kelas IV SD Suryodiningratan 1.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match

pada pelajaran IPA kelas IV SD Suryodiningratan I. Penelitian tindakan

dengan penerapan model kooperatif tipe make a match pada pelajaran

IPA dikelas IV SD suryodiningratan I menunjukkan bahwa motivasi

belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sugiyanto, (2010: 49) yang menyebutkan bahwa satu

keunggulan make a match ini adalah meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Peningkatan tersebut terjadi karena siswa belajar dalam suasana

yang menyenangkan. Dan keunggulan make a match ini bisa digunakan

98

dalam semua pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik.

Berdasarkan hasil observasi pada kondisi pra tindakan, siswa

terlihat masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena

pembelajaran yang berlangsung hanya mendengarkan penjelasan guru

kemudian mencatat materi-materi penting siswa juga terlihat kurang

antusias dalam menghadapi tugas dan menerima pelajaran hal ini

disebabkan karena pembelajaran masih berpusat pada guru, guru belum

memanfaatkan media dan belum menggunakan model pembelajaran yang

inovatif dalam pembelajaran IPA, sehingga siswa cepat merasa bosan dan

kurang tertarik untuk mempelajari IPA.

Untuk itu peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model

pembelajaran make a match supaya mengalami perbaikan, sehingga

dapat meningkatkan motivasi belajar IPA. Meningkatnya motivasi belajar

IPA pada siklus I ini dipengaruhi oleh keterlaksanaan pembelajaran

menggunakan model make a match yang dilakukan oleh guru sudah

cukup baik, walaupun masih ada langkah-langkah model make a match

yang belum dilaksanakan oleh guru. Selain itu meningkatnya motivasi

belajar siswa juga dipengaruhi oleh aktivitas siswa sendiri dalam

pembelajaran dengan model make a match tersebut.

Berdasarkan hasil angket motivasi belajar dan hasil observasi

aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dapat disimpulkan

bahwa motivasi belajar IPA siswa kelas IV sudah mengalami peningkatan

namun masih tergolong dalam kategori cukup dan masih ada beberapa

permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran yang berlangsung di

99

siklus I yaitu, siswa yang masih bermain sendiri dan mengganggu teman

lain, ketika guru menjelaskan langkah-langkah make a match masih

banyak siswa yang tidak mendengarkan sehingga pada siklus I ini masih

ada beberapa siswa yang kebingungan dalam mengikuti pembelajaran

selama proses pencarian pasangan kartu, ada beberapa siswa yang belum

memahami materi pembelajaran yang dipelajari, terlihat pada saat siswa

memasangkan antara kartu pertanyaan dan kartu jawban belum tepat.

Sehingga peneliti bersama guru perlu melakukan perbaikan-perbaikan

pada siklus II.

Hasil angket motivasi belajar pada siklus II mengalami

peningkatan dari siklus sebelumnya, yaitu berada pada rata-rata 87% atau

termasuk katergori sangat baik. Indikator-indikator dalam motivasi

belajar IPA juga mengalami peningkatan. Pada indikator tekun

menghadapi tugas meningkat sebesar 21% dari kondisi awal 67% menjadi

88%, indikator ulet menghadapi kesulitan meningkat sebesar 24% dari

kondisi 62% menjadi 86%, indicator lebih senang bekerja mandiri

meningkat 22% dari kondisi 67% menjadi 89%, indicator cepat bosan

pada tugas-tugasyang rutin meningkat 19% dari kondisi 69 menjadi 87%,

indicator dapat mempertahankan pendapatnya meningkat 18% dari

kondisi 67% menjadi 85%, indicator tidak mudah melepaskan hal yang

diyakini itu meningkat 20% dari kondisi 65% menjadi 85%, senang

mencari dan memecahkan masalah soal-soal meningkat 12% dari kondisi

77% menjadi 89%.

Pada siklus II siswa terlihat tertarik dan senang ketika guru

100100100

menyuruh siswa untuk melaksanakan permainan mencari pasangan

kartu atau make a match. yang pada awalnya tidak memperhatikan

guru saat menjelaskan materi IPA dan saat guru menjelaskan petunjuk

langkah-langkah make a match, kini sebagian besar siswa telah

memperhatikannya dengan seksama. Siswa merasa senang ketika belajar

dibentuk kelompok.

Siswa yang pada awalnya suka bermain-main sendiri dan

mengganggu temannya ketika mendapat perintah guru, kini sudah dapat

menjalankan perintah guru pada setiap tahap dalam make a match dengan

cukup tertib. Tugas untuk mencari pasangan kartu pertanyaan dan kartu

jawaban dilaksanakan siswa dengan bersemangat, sebab siswa ingin

menjadi pemenang sehingga siswaberlomba-lomba agar dapat

menemukan pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban lebih awal dari

kelompok lain.

Siswa juga tidak mudah putus asa dalam mencari pasangan kartu

pertanyaan dan kartu jawban yang dirasa sulit, hal ini ditunjukkan

dengan semua siswa telah berhasil memasangkan kartu pertanyaan dan

kartu jawaban dengan tepat. Kegiatan-kegiatan tersebut menunjukkan

bahwa siswa memiliki motivasi belajar IPA, hal ini sesuai dengan

pendapat Sardiman (2007: 83), yang menyatakan bahwa ciri-ciri adanya

motivasi pada diri seseorang yaitu tekun menghadapi tugas, ulet dalam

menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada

tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah

melepaskan hal-hal yang diyakini itu dan senang mencari dan

101101101

memecahkan masalah soal-soal.

Berdasarkan hasil angket motivasi belajar dan hasil observasi pada

siklus II, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar IPA siswa mengalami

peningkatan. Hal tersebut didukung dengan keterlaksanaan model

pembelajaran make a match, dimana guru sudah mampu melaksanakan

semua langkah-langkah dalam model make a match dengan baik.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model make a match juga

meningkat. Kondisi ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match dapat

meningkatkan motivasi belajar IPA.

Penggunaan model kooperatif tipe make a match dalam

pembelajaran IPA menempatkan siswa untuk mencari pasangan kartu

pertanyaan dan kartu jawaban sambil belajar memahami suatu konsep

atau topic dalam suasana belajar yang menyenangkan. Setelah dilakukan

analisis pada siklus II, hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa

motivasi belajar siswa telah mencapai rata-rata 87 dan termasuk dalam

ketegori sangat baik.

Perolehan tersebut sudah memenuhi kriteria keberhasilan dari

penelitian ini yaitu motivasi belajar IPA minimal termasuk dalam

kategori baik atau ≥76%, maka dari itu guru dan peneliti

menghentikan pemberian tindakan pada siklus II. Dari pembahasan di

atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model make a match pada

pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV

SD Negeri Suryodiningratan 1, Yogyakarta.

102102102

E. Keterbatasan Peneliti

Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Suryodiningratan 1 ini

telah diupayakan untuk memperoleh hasil yang maksimal, namun pada

kenyataannya masih terdapat kekurangan-kekurangan yang disebabkan

beberapa keterbatasan diantaranya adalah

1. Tempat duduk siswa tidak bisa dipindahkan karena panjang sehingga

kesulitan dalam membentuk kelompok

2. Ketika peneliti menyebarkan angket, beberapa siswa tidak masuk

sekolah terpaksa peneliti meminta bantuan kepada siswa yang hadir

saat itu untuk memberikan angket kepada siswa yang tidak hadir.

103

A. Kesimpulan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan

motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV SD Negeri

Suryodiningratan 1, dapat meningkat dengan menggunakan model

kooperatif tipe make a match. Proses kegiatan tersebut siswa mencari kartu

pertanyaan dan jawaban pada awalnya hasil dari angket motivasi belajar

siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match siklus I

dengan rata-rata 67%. Pada siklus I ini masih ada kendala yang ditemukan

adalah pada saat pembelajaran berlangsung, ada beberapa siswa yang

masih bermain sendiri dan mengganggu teman lain, ketika guru

menjelaskan langkah-langkah make a match masih banyak siswa yang

tidak mendengarkan, sehingga pada siklus I ini masih banyak siswa yang

kebingungan dalam mengikuti pembelajaran siswa hanya duduk pada saat

mencari kartu pertanyaan dan jawaban disebabkan karena guru belum

semua langkah-langkah model pembelajaran make a match antara lain

memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban atau

pertanyaan.

Pada siklus II maka mengalami peningkatan motivasi belajar siswa

menjadi 87% dalam kategori sangat baik. Begitu juga hasil observasi atau

pengamatan aktifitas siswa pada siklus I pertemuan pertama mencapai

47%, pertemuan kedua siklus I mecapai 60%, sedangkan pada siklus II

pertemuan pertama mencapai 72%, pertemuan keedua siklus II 85%. Dari

104

hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tipe make a match

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan pengamatan peneliti dalam melaksanaakan

pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatiftipe tipe make a match pada siswa kelas IV SD Negeri

Suryodiningratan 1, maka saran yang perlu disampaikan adalah sebagai

berikut.

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah disarankan untuk memotivasi guru, khususnya guru

kelas IV dan guru pada umumnya agar mengunakan model kooperatif

tipe make a match, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya menggunakan model kooperatif tipe make a match

hal ini bisa diterapkan dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa, baik dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) maupun mata pelajaran lain.

3. Bagi Penelitian Berikutnya

Saran bagi peneliti lebih lanjut agar dapat melakukan penelitian

terhadap mata pelajaran lain tidak hanya mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), dan juga peneliti harusnya melakukan

pengukuran terhadap hasil belajar siswa.

105

Hal ini menjadikan penelitian yang dilaksanakan akan lebih baik dari

penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya.

106106106

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadis. (2006). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Abdul Azis Wahab (2012). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung:

Alfabeta.

Agus Suprijono (2009). Kooperative Learning Teori & Aplikasi. Yogjakarta

Pustaka Pelajar.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Hamzah B. Uno. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Ngalim Purwanto. (2013). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaliasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdaya.

Nur Asma ( 2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Depdiknas.

Rita Eka Izzaty. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Uny Press

Rochiati Wiriaatmadja (2006) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Sardirman A.M. (2007) Interaksi dan Motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Sarwiji Suwandi (2010). Penelitian Tindakan Kelas.Surokarta:Yuma Pustaka.

Slameto. (2003) Belajar Dan Faktor- faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Srini M. Iskandar (1997) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugihartono, dkk. (2013) Psikologi Pendidikan.Yogjakarta: UNY Press.

Sugiyanto (2010) Model- Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Yuma Pustaka bekerjasama dengan FKIP UNS.

Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

107107107

Syaiful Bahri Djamara. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,

Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wina Sanjaya (2009) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Prenada Media

Group.

Zainal Aqib. (2014). Model-Model Media, dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual Inovatif. Bandung: Yrama Widya

Oemar Hamalik. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

LAMPIRAN

108

109109109

LAMPIRAN 1

1. RPP Siklus 1

2. RPP Siklus 2

3. Kartu Make A Match Siklus I

4. Kartu Make A Match Siklus II

110110110

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(SIKLUS 1)

Nama Sekolah : SD Negeri Suryodiningratan I

Mata Pelajara : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/ Semester : IV / II

Alokasi Waktu :2 x 35 menit ( 1x pertemuan)

Hari/ tanggal : Rabu/ 4 Mei 2016 (pertemuan 1)

A. Standar Kompetensi

11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,

teknologi, dan masyarakat

B. Kompetensi Dasar

11. 2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi

yang digunakan

C. Indikator

Menjelaskan pengertian jenis dan sifat sumber daya alam

D. Tujuan Pembelajaran

Menjelaskan pengertian jenis dan sumber daya alam dengan benar

E. Materi Pokok

Sumber Daya Alam

F. Pendekatan dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Kooperatif tipe

Model Pembelajaran : Make a Match

G. Langkah- Langkah Pembelajaran

111111111

1. Kegiatan Awal ( 7 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Salam

b. Salah satu siswa diminta untuk memimpin berdoa

c. Guru melakukan apersepsi

d. guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi sumber daya

alam tentang jenis dan sumber daya alam

b. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut

c. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

dengan model Make a Match

d. Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi topik atau materi yang

sedang dibahas

e. Siswa dibagi l menjadi 2 kelompok yaitu pembawa kartu

pertanyaan dan pembawa jawaban.

f. Siswa diminta untuk saling berhadapan antara pembawa kartu

pertanyaan dan pembawa kartu jawaban

g. Guru membagikan kartu-kartu pertanyaan dan jawaban kepada

masing-masing kelompok

h. Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan

dari kartu yang diperoleh

i. Guru memberikan batasan waktu untuk siswa berdiskusi dan

mencari pasangan dari kartu yang diperolehnya

j. Dengan bimbingan guru, siswa mempresentasikan pasangan kartu

yang telah terbentuk di depan kelas, dan kelompok lain

menanggapinya

k. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran atau kecocokan

kartu yang telah dipasangkan siswa

l. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

112112112

3. Kegiatan Akhir ( 13 menit)

a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari

b. Guru memberikan motivsi dan pesan moral kepada siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya

c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama

H. Sumber Belajar dan media pembelajaran

Sumber belajar

a. H. Panut. Dkk. 2006. Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV

Untuk SD/ MI Kelas 4. Bogor: Ghalia Indonesia

b. Silabus kelas IV SD

c. Buku IPA kelas IV terbitan BSE

Media

a. Gambar tentang sumber daya alam

I. Penilaian

Penilaian Afektif

a. Teknik Penilaian : Non-tes (angket dan pengamatan)

b. Pedoman Penilaian : terlampir

113113113

Rangkuman Materi

1. Pengertian sumber daya alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh

alam semesta yang dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

2. Sumber daya alam berdasarkan jenisnya

a. Sumber daya alam hayati Sumber daya alam hayati adalah sumber

daya alam yang berasal dari makluk hidup.

b. Sumber daya alam non hayati. adalah sumber daya alam yang

bukan berasal dari makluk hidup.

3. Sumber daya alam berdasarkan sifatnya

a. Sumber daya alam yang dpat diperbaharui adalah sumber daya

alam yang memiliki sifat dapat pulih kembali. Dengan sifat

tersebut, sumber daya alam ini dapat terus digunakan dan tidak

pernah habis

b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber

daya alam yang akan habis apabila digunakan secara terus menerus

114114114

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(SIKLUS I)

Nama Sekolah : SD Negeri Suryodiningratan

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Alokasi Waktu : 2x35 menit (1xpertemua)

Hari/Tanggal : Rabu/11 Mei 2016 (pertemuan 2)

A. Standar Kompetensi

11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,

teknologi, dan masyarakat

B. Kompetensi Dasar

11. 2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi

yang digunakan

C. Indikator

Menyebutkan contoh sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya.

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan mencaripasangan (make a match) siswa mampu

menyebutkan jenis dan sifat sumber daya alam dengan benar

E. Materi Pokok

Contoh sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya.

F. Pendekatan dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Kooperatif tipe

Model Pembelajaran : Make a Match

115115115

G. Langkah- Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal ( 7 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Salam

b. Salah satu siswa diminta untuk memimpin berdoa

c. Guru melakukan apersepsi

d. guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Guru menyebutkan contoh sumber daya alam jenis dan sifanya

dengan menggunakan media gambar,

b. Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru,

c. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut

d. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

dengan model Make a Match

e. Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi topik atau materi yang

sedang dibahas

f. Siswa dibagi l menjadi 2 kelompok yaitu pembawa kartu

pertanyaan dan pembawa jawaban.

g. Siswa diminta untuk saling berhadapan antara pembawa kartu

pertanyaan dan pembawa kartu jawaban

h. Guru membagikan kartu-kartu pertanyaan dan jawaban kepada

masing-masing kelompok

i. Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan

dari kartu yang diperoleh

j. Guru memberikan batasan waktu untuk siswa berdiskusi dan

mencari pasangan dari kartu yang diperolehnya

k. Dengan bimbingan guru, siswa mempresentasikan pasangan kartu

yang telah terbentuk di depan kelas, dan kelompok lain

menanggapinya

l. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran atau kecocokan

kartu yang telah dipasangkan siswa

116116116

m. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

3. Kegiatan Akhir ( 13 menit)

a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari

b. Siswa diberikan soal latihan

c. Guru memberikan motivsi dan pesan moral kepada siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya

d. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama

H. Sumber Belajar dan media pembelajaran

Sumber belajar

a. H. Panut. Dkk. 2006. Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV

Untuk SD/ MI Kelas 4. Bogor: Ghalia Indonesia

b. Silabus kelas IV SD

c. Buku IPA kelas IV terbitan BSE

Media

Gambar

I. Penilaian

Penilaian afektif

a. Teknik Penilaian : Non-tes (angket dan pengamatan)

b. Pedoman Penilaian : terlampir

117117117

Rangkuman Materi

1. Pengertian sumber daya alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh

alam semesta yang dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

2. Sumber daya alam berdasarkan jenisnya

a. Sumber daya alam hayati

Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari

makluk hidup. Beberapa contoh hasil sumber daya alam hayati dapat

berasal dari hewan maupun tumbuhan.

Contoh sumber daya alam hayati

b. Sumber daya alam non hayati adalah sumber daya alam yang bukan

berasal dari makluk hidup. Contoh sumber daya alam non hayati

antara lain, sinar matahari, udara, air, tanah.

118118118

Sumber daya alam nonhayati

3. Sumber daya alam berdasarkan sifatnya

a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam

yang memiliki sifat dapat pulih kembali. Dengan sifat tersebut,

sumber daya alam ini dapat terus digunakan dan tidak pernah habis.

Beberapa contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui antara

lain air, hewan dan tumbuhan. Air hewan dan tumbuhan termasuk

sumber daya alam yang dapat diperbaharui, karena air merupakan

sumber daya alam yang secara terus menerus mengalami

pembaharuan. Pembaharuan tersebut terjadi dengan cara daur air,

Hewan dan tumbuhan juga termasuk kedalam sumber sumber daya

alam yang dpat diperbaharui. Hal ini disebabkan hewan dan

tumbuhan dapat berkembang biak dengan menghasilkan keturunan

Gambar. hewan merupakan sumber daya alam yang dapat

diperbaharui karena dapat berkembang biak.

119119119

b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya

alam yang akan habis apabila digunakan secara terus menerus.

Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, antara lain

minyak bumi, batu bara, gas alam dan bahan tambang lainnya.

Minyak bumi, batu bara, dan gas alam merupakan salah satu

sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui

120120120

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(SIKLUS II)

Nama Sekolah : SD Negeri Suryodiningratan 1

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : IV/2

Alokasi Waktu : 2x35 menit (1x pertemuan)

Hari/Tanggal :Rabu/ 13 Mei 2016 (pertemuan 1)

A. Standar Kompetensi

11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,

teknologi, dan masyarakat

B. Kompetensi Dasar

11. 2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi

yang digunakan

C. Indikator

Menyebutkan contoh teknologi yang digunakan untuk sumber daya alam

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan mencari pasangan kelompok (Make a Match) siswa

mampu menyebutkan contoh teknologi yang digunakan untuk sumber

daya alam dengan baik.

E. Materi Pokok

Penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam

121121121

F. Pendekatan dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Kooperatif tipe

Model Pembelajaran : Make a Match

G. Langkah- Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal ( 7 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Salam

b. Salah satu siswa diminta untuk memimpin berdoa

c. Guru melakukan apersepsi

d. guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Guru menampilkan gambar didepan kelas terkit dengan materi

siswa pun mengamati gambar dengan penuh perhatian.

b. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut

c. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

dengan model Make a Match

d. Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi topik atau materi yang

sedang dibahas

e. Siswa dibagi l menjadi 2 kelompok yaitu pembawa kartu

pertanyaan dan pembawa jawaban.

f. Siswa diminta untuk saling berhadapan antara pembawa kartu

pertanyaan dan pembawa kartu jawaban

g. Guru membagikan kartu-kartu pertanyaan dan jawaban kepada

masing-masing kelompok

h. Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan

dari kartu yang diperoleh

i. Guru memberikan batasan waktu untuk siswa berdiskusi dan

mencari pasangan dari kartu yang diperolehnya

122122122

j. Dengan bimbingan guru, siswa mempresentasikan pasangan kartu

yang telah terbentuk di depan kelas, dan kelompok lain

menanggapinya

k. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran atau kecocokan

kartu yang telah dipasangkan siswa

l. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajara

3. Kegiatan Akhir ( 13 menit)

a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari

b. Guru memberikan motivsi dan pesan moral kepada siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya

c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama

H. Sumber Belajar dan media pembelajaran

Sumber belajar

a. H. Panut. Dkk. 2006. Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV

Untuk SD/ MI Kelas 4. Bogor: Ghalia Indonesia

b. Silabus kelas IV SD

c. Buku IPA kelas IV terbitan BSE

Media

Gambar

I. Penilaian

Penilaian Afektif

a. Teknik Penilaian : Non-tes (angket dan pengamatan)

b. Pedoman Penilaian : terlampir

123123123

Rangkuman Materi

1. Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat di

manfaatkan bagi kesejahteraan manusia

2. Teknologi adalah segala alat maupun bahan yang dapat mengolah

sumber daya alam menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat

Contoh-contoh teknologi

a. Sumber daya alam tumbuhan

1. Kacang kedelai untuk membuat tempe,

2. Traktor untuk membajak sawah,

3. Pengolahan padi menjadi beras,

4. Pengolahan ubi kayu menjadi kerupuk,

5. Mesin pembuat kertas untuk mengolah kayu menjadi kertas,

6. Mesin pemintal untuk mengolah kapas menjadi benang

b. Sumber daya alam hewan

1. Pengolahan kulit lembu menjadi gendang,

2. Pengolahan bulu domba menjadi benang wol,

3. Pengolahan kepompong ulat sutera menjadi benang sutera

4. sutera menjadi benang sutera,

c. Sumber daya alam tanah

1.Pengolahan tanah menjadi batu bata,

2.Pengolahan tanah menjadi keramik.

124124124

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( SIKLUS II)

Nama Sekolah : SD Negeri Suryodiningratan I

Mata Pelajara : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/ Semester : IV/ 2

Alokasi Waktu :2 x 35 menit ( 1x pertemuan)

Hari/ tanggal : Rabu/ 15 Juni 2016 ( pertemuan 2)

A. Standar Kompetensi

11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,

teknologi, dan masyarakat

B. Kompetensi Dasar

11. 2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi

yang digunakan

C. Indikator

Menjelaskan manfaat sumber daya alam

Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menjelaskan manfaat sumber daya alam dengan baik.

Siswa dapat menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan

lingkungan

E. Materi Pokok

Penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam

F. Pendekatan dan Model Pembelajaran

125125125

Pendekatan : Kooperatif tipe

Model Pembelajaran : Make a Match

G. Langkah- Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal ( 7 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Salam

b. Salah satu siswa diminta untuk memimpin berdoa

c. Guru melakukan apersepsi

d. guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Guru menampilkan gambar didepan kelas terkait dengan materi,

siswa pun mengamati gambar dengan penuh perhatian.

b. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut

c. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

dengan model Make a Match

d. Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi topik atau materi yang

sedang dibahas

e. Siswa dibagi l menjadi 2 kelompok yaitu pembawa kartu

pertanyaan dan pembawa jawaban.

f. Siswa diminta untuk saling berhadapan antara pembawa kartu

pertanyaan dan pembawa kartu jawaban

g. Guru membagikan kartu-kartu pertanyaan dan jawaban kepada

masing-masing kelompok

h. Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan

dari kartu yang diperoleh

i. Guru memberikan batasan waktu untuk siswa berdiskusi dan

mencari pasangan dari kartu yang diperolehnya

j. Dengan bimbingan guru, siswa mempresentasikan pasangan kartu

yang telah terbentuk di depan kelas, dan kelompok lain

menanggapinya

126126126

k. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran atau kecocokan

kartu yang telah dipasangkan siswa

l. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

3. Kegiatan Akhir ( 13 menit)

a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari

b. Guru memberikan motivsi dan pesan moral kepada siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya

c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama

H. Sumber Belajar dan media pembelajaran

Sumber belajar

a. H. Panut. Dkk. 2006. Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV

Untuk SD/ MI Kelas 4. Bogor: Ghalia Indonesia

b. Silabus kelas IV SD

c. Buku IPA kelas IV terbitan BSE

Media

Gambar

I. Penilaian

Penilaian Afektif

a. Teknik Penilaian : Non-tes (angket dan pengamatan)

b. Pedoman Penilaian : terlampir

127127127

Rangkuman Materi

1. Pemanfaatan sumber daya alam

Segala sesuatu yang berada dialam berguna untuk membantu

manusia memenuhi kebutuhan mereka. Contoh pemanfaatan sumber

daya alam dengan diolah sebagaimana fungsinya contoh:

a. Pasir

Pasir biasanya sering digunakan dalam pembuatan rumah

b. Pohon

Kayu dari pohon biasanya sering digunakan sebagai kayu bakar

dan juga biasa digunakan dalam membuata perabotan rumah,

misalkan almari, kursi dan lain-lain.

c. Minyak bumi digunakan sebagai bahan dasar ( dalam kompor gas

dll)

2. Hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan

Sumber daya alam yang kita miliki itu banyak sekali sumber daya

alam dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Namun sumber

daya alam ini akan habis kalau cara pemakaiannya tidak diperhatikan

pelestarian dan dapat menimbulkan dampak buat lingkungan. Contoh

dampak pengambilan sumber daya alam yang berlebihan terhadap

lingkungan:

a. Pemanfaatan hasil hutan yang tidak terkendali dampaknya hutan

menjadi gundul sehingga mudah terkena erosi, banjir dan tanah

longsor.

128128128

b. Pemanfaatan hasil tambang yang tidak terkendali

c. Pengeboran minyak bumi yang berlebihan dampaknya

menimbulkan kelangkaan bahan dimasa depan

d. Penambangangan pasir secara berlebihan akan menimbulkan

dampak longsornya tanah disekitar penambangan.

129129129

Draft Awal Kartu Make a Match

kartu pertanyaan kartu jawaban

Sebutkan pengertian

sumbe r da ya al am …

Segala sesuatu yang dapat diperoleh

dari lingkungan yang berguna untuk

kehidupan manusia

sumber daya alam hayati

adalah…..

Sumber daya alam yang

berasal dari makluk

hidup

Sumber daya alam

nonhayati adalah….

Sumber daya alam

yang bukan berasal

dari makluk hidup

Sumber daya alam yang

dapat diperbaharui

adalah

Sumber daya alam yang akan

tetap tersedia, meskipun

digunakan terus-menerus

Sumber daya alam yang

tidak dapat diperbaharui

adalah

Sumber daya alam yang jika digunakan

terus-menerus akan habis

130130130

Pertanyaan jawaban

Sebutkan 3 contoh sumber daya

alam hayati Bayam, kangkung,

wortel

Sebutkan 4 contoh sumber daya

alam hayati

Kertas, balok, kain katun,,

4Contohsumber

dayaalam nonhayati

Batu bata, pasir,

tambang, plastik

3 Contoh sumber daya

alam nonhayati

Gas, Bensin, solar

Emas, Gas bumi, Batu

bara, Mineral

4 contoh kelompok sumber

daya alam yang tidak dapat

diperbaharui

5 contoh Sumber Daya Alam Yang Dapat

Diperbarui

Tumbuhan, Hewan ,Air, Udara

Tanah

131131131

Draft akhir Kartu Make a Match

pertanyaan jawaban

Sebutkan contoh

penggunaan

teknologi dalam

pemanfaatkan

sumber daya alam

1. Kacang kedelai untuk

membuat tempe

2. Traktor untuk

membajak sawah

3. Pengolahan padi

menjadi beras

contoh-contoh

teknologi yang berasal

dari olahan sumber

daya alam hewan

4. Pengolahan ubi kayu

menjadi kerupuk

5. Mesin pembuat kertas untuk mengolah

kayu menjadi kertas

6. Mesin pemintal untuk mengolah kapas

menjadi benang

Pengelolahan kulit lembu

menjadi gendeng

Pengelolahan bulu domba

menjadi benang wol

132132132

Pohon dapat dimanfaatkan

….

Pengolahan kepompong ulat

menjadi benang sutra

rambut biri-biri

menjadi gulungan

benang

Pasir dapat

dimanfaatkan

pembuatan

rumah

133133133

Lampiran 2.

1. Instrument

134134134

ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA

Nama ………………………..

No. Absen ……………………

Kelas ………………………..

Hari/ Tanggal……………………..

Aturan menjawab angket :

1. Pada angket ini terdapat 30 butir pertanyaan. Berilah jawaban yang benar-

benar cocok dengan pilihanmu.

2. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban pernyataan lain, kamu tidak

perlu takut karena hasilnya tidak akan mempengaruhi nilaimu.

Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang disediakan sesuai

No Pertanyaan Pilihan jawaban

Sangat Setuju

Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak

Setuju

1 Saya mengerjakan tugas IPA dengan sungguh-sungguh

2 Saya menyelesaikan tugas IPA dengan tepat waktu

3 Ketika guru memberikan PR saya selalu mengerjakannya.

4 Saya malas mengerjakan tugas IPA.

5 Saya tidak menyelesaikan tugas IPA dengan tepat waktu.

6 Saya suka bertanya kepada guru ketika saya tidak mengerti materi

pelajan IPA yang dijelaskan oleh

guru.

7 Ketika nilai IPA saya jelek ,saya akan berusaha dan belajar terus

agar nilai saya lebih memuaskan

8 Saya cepat menyerah ketika menemui soal-soal IPA yang

sulit.

9 Apabila saya mendapat soal yang sulit maka saya berusaha

untuk mengerjakan sampai saya

menemukan jawabannya.

10 Saya lebih senang belajar sendiri

11 Saya lebih suka mengerjakan PR IPA dirumah dengan sendiri

12 Saya selalu mempersiapkan diri sebelum mulai belajar.

13 Dalam mengerjakan tugas maupun soal IPA saya

mencontoh milik teman.

14 Saya cepat bosan mengerjakan soal-soal IPA ketika guru

meminta berkelompok

15 Saya senang belajar IPA karena menggunakan media

pembelajaran yang menarik

16 Saya bosan pada materi pelajaran IPA yang kebanyakan

teori saja.

17

Saya senang belajar IPA karena pada saat pembelajaran dibentuk

kelompok-kelompok.

18 saya selalu mempertahankan pendapat saya ketika diskusi

dalam kelompok.

19 Saya selalu memberikan pendapat pada saat diskusi.

20 Saya hanya diam saja dan tidak pernah memberikan pendapat

saat diskusi.

21 Jika ada pendapat yang berbeda saya akan menanggapinya.

22 Saya tidak mudah terpengaruh dengan jawaban teman.

23 Jika jawaban saya berbeda dengan teman, maka saya akan

menggantinya dengan jawaban

teman yang sama.

24 Saya yakin akan mendapat nilai IPA yang tinggi, karena saya

mengerjakan seluruh soal

dengan serius

25 Jika saya mendapat nilai jelek,

135

saya yakin tidak akan mampu memperbaikinya.

26 Saya senang jika mendapat tugas dari guru

27 Saya lebih senang mengerjakan soal yang mudah daripada yang

sulit

28 Saya terus berusaha mengerjakn tugas walaupun mengalami kesulitan

29 Ketika saya mendapat soal IPA yang sulit saya mengajak teman-

teman bekerja kelompok

30 Saya tidak suka mengerjakan soal-soal IPA yang sulit

136

137137137

Lembar Observasi Aktifitas Guru

Hari, tangga :

Kelas :

Pertemuan :

No Aspek yang diamati Ya Tidak Deskripsi

1 Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang

akan diajarkan

2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa

untuk belajar

3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada siswa

4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa

5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa

6 Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu

pertanyaan dan kelompok pembawa kartu

jawaban

7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan

kelompokpembawa jawaban agar berdiri

berhadapan

8 Guru mengawasi presentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang

berpasangan dan memberikan umpan balik

kepada siswa

9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu

10 Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan

dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang

telah ditentukan.

Jika „ya‟ skor =1 Jika „tidak‟ skor =0

138138138

Lembar observasi aktifitas siswa

Hari, tanggal :

Kelas :

Pertemuan :

No Aspek yang diamati 4

3

2

1

deskripsi

1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian

2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru

3 Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-

kartu yang menarik

4 Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan

dari kartu yang diperoleh dengan

tenang

5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru

6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan

pasangan dari kartu yang dimilikinya

7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya

8 Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya

sebelum batas waktu yang telah

ditentukan

9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain

10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

139139139

LAMPIRAN 3

1. Hasil Penelitian

Pra Tindakan

No

ID

Butir Item Skor

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 APK 1 3 1 2 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 4 61 50

2 AKB 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 59 49

3 BN 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 1 66 55

4 BNH 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1 3 1 2 2 1 2 2 2 3 57 47

5 BUP 1 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 3 2 65 54

6 ANR 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 3 3 3 2 1 2 1 1 2 2 3 64 53

7 HML 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 1 2 3 1 2 2 1 2 3 1 65 54

8 HNH 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 3 67 55

9 HS 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 1 4 2 67 55

10 MR 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 4 2 3 71 59

11 NM 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 1 2 2 4 2 2 1 3 4 2 2 1 3 4 2 68 56

12 ON 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 4 71 59

13 RAK 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2 2 2 3 4 1 74 61

14 RNR 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 1 3 1 2 4 71 59

15 SAP 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 2 3 2 1 2 2 4 3 3 1 3 1 2 2 1 3 4 1 70 58

16 TRO 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 81 67

17 WA 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 75 62

18 HN 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 1 4 2 3 3 2 3 2 1 3 2 4 2 74 61

19 BS 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 4 1 2 4 4 3 3 3 1 2 1 3 3 3 4 81 67

20 KA 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 74 61

Jumlah 50 44 44 44 40 44 47 52 53 48 38 50 43 50 41 43 38 36 63 49 49 51 46 45 38 35 42 50 57 51 1381 56

% item 62.5 55

55 55 50 55 59 47 66 60 48 63 54 63 51 54 48 45 79 61 61 64 58 56 48 44 53 63 71 64 % Indikator 55 56 55 53 61 56 58

Rata-rata % 56

140

Kategori Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Suryodinigratan 1

Pra Tindakan

No

Nama Pra Tindakan

Kategori Skor %

1 APK 61 50 Kurang sekali

2 AKB 59 49 Kurang sekali

3 BN 66 55 Kurang

4 BNH 57 47 Kurang sekali

5 BUP 65 54 Kurang sekali

6 ANR 64 53 Kurang sekali

7 HML 65 54 Kurang sekali

8 HNH 6771 55 Kurang

9 HS 68 55 Kurang

10 MR 71 59 Kurang

11 NM 68 56 Kurang

12 ON 71 59 Kurang

13 RAK 70 61 Cukup

14 RNR 81 59 Kurang

15 SAP 75 58 Kurang

16 TRO 74 67 Cukup

17 WA 81 62 Cukup

18 HN 74 61 Cukup

19 BS 81 67 Cukup

20 KA 74 61 Cukup

141

Siklus I

No

ID

Butir Item Skor %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 APK 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 76 63

2 AKB 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 4 2 4 2 2 3 2 4 86 71

3 BN 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 85 70

4 BNH 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 1 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 85 70

5 BUP 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2 4 4 4 4 93 77

6 ANR 3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 4 1 3 4 4 89 74

7 HML 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 4 2 1 2 78 65

8 HNH 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 81 67

9 HS 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 88 73

10 MR 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 81 67

11 NM 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 86 71

12 ON 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 82 68

13 RAK 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 84 70

14 RNR 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 88 73

15 SAP 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 1 3 3 3 3 1 3 2 3 3 4 3 3 3 4 82 68

16 TRO 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 88 73

17 WA 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 4 4 4 3 72 60

18 HN 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 78 65

19 BS 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 3 2 3 4 3 4 3 79 65

20 KA 3 3 3 1 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 4 3 2 80 66

Jumlah 53 58 55 52 52 52 55 55 54 56 54 56 51 57 56 53 56 56 59 50 52 56 53 49 51 58 59 63 65 65 1661 67

% item 66 73 69 65 65 65 68 47 67 70 67 70 63 71 70 66 70 70 74 63 65 70 66 61 63 72 73 79 81 81

%Indikator 67 62 67 69 67 65 77

rata-rata 67

142

Kategori Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Suryodinigratan 1

Siklus I

No

Nama Siklus I

Kategori Skor %

1 APK 76 63 Cukup

2 AKB 86 71 Cukup

3 BN 85 70 Cukup

4 BNH 85 70 Cukup

5 BUP 93 77 Baik

6 ANR 89 74 Cukup

7 HML 78 65 Cukup

8 HNH 81 67 Cukup

9 HS 88 73 Cukup

10 MR 81 67 Cukup

11 NM 86 71 Cukup

12 ON 81 68 Cukup

13 RAK 86 70 Cukup

14 RNR 82 73 Cukup

15 SAP 84 68 Cukup

16 TRO 88 73 Cukup

17 WA 72 60 Cukup

18 HN 78 65 Cukup

19 BS 79 65 Cukup

20 KA 80 66 Cukup

143

Siklus II

NO

ID

Butir Item Skor %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 APK 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 101 84

2 AKB 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 99 83

3 BN 3 4 3 4 3 4 3 1 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 99 83

4 BNH 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 117 98

5 BUP 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 100 83

6 ANR 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 110 92

7 HML 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 109 91

8 HNH 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 112 93

9 HS 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 108 90

10 MR 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 104 87

11 NM 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 109 91

12 ON 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 104 87

13 RAK 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 105 88

14 RNR 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 105 88

15 SAP 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 104 87

16 TRO 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 104 87

17 WA 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 103 86

18 HN 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 107 89

19 BS 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 97 80

20 KA 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 103 86

Jumlah 70 70 70 72 72 72 70 67 67 71 71 71 72 69 72 67 72 70 70 66 69 69 71 67 65 73 70 73 72 70 2100 87

% item 88 88 88 90 90 90 88 84 84 89 89 89 90 86 90 84 90 88 88 83 86 86 89 84 81 91 88 91 90 88

% indikator 88 86 89 87 85 85 89

Rata-rata 87

144

145145145

Kategori Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Suryodinigratan 1

Siklus II

No

Nama Siklus II

Kategori Skor %

1 APK 101 84 Baik

2 AKB 99 83 Baik

3 BN 99 83 Baik

4 BNH 117 98 Sangat baik

5 BUP 100 83 Baik

6 ANR 110 92 Sangat baik

7 HML 109 91 Sangat baik

8 HNH 112 93 Sangat baik

9 HS 108 90 Sangat baik

10 MR 104 87 Sangat baik

11 NM 109 91 Sangat baik

12 ON 104 87 Sangat baik

13 RAK 105 88 Sangat baik

14 RNR 105 88 Sangat baik

15 SAP 104 87 Sangat baik

16 TRO 104 87 Sangat baik

17 WA 103 86 Sangat baik

18 HN 107 89 Sangat baik

19 BS 97 80 Baik

20 KA 103 86 Sangat baik

146146146

Lembar observasi aktifitas siswa

Hari, tanggal : Rabu 4 Mei

Kelas : IV

Pertemuan : 1 Siklus I

No

Aspek yang Diamati

Hasil Obsevasi

Deskripsi

4

3

2

1

1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian

√ Sebagian siswa asik berbicara

2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru

√ Siswayg menjawab hanya itu-itu saja

3 Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik

√ Belum terlihat

4 Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang

√ Sebagian siswa belum memanfaatkan waktu dengan baik

5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru

√ Beberapa siswa

6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya

√ Hanya beberapa kelompok saja

7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya

√ Belum terlihat

8 Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya

sebelum batas waktu yang telah

ditentukan

√ Belum terlihat

9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompok lain

√ Hanya beberapa kelompok saja

10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain

147147147

Lembar observasi aktifitas siswa

Hari, tanggal : Rabu 11 Mei 2016

Kelas : IV

Pertemuan : 2 Siklus II

No

Aspek yang Diamati

Hasil

Obsevasi

Deskripsi

4

3

2

1

1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian

√ Tidak meningkat

2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru

√ Sudah terlihat

3

Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik

4

Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang

√ Tidak meningkat

5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru

6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya

√ Sebagian siswa

7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya

√ meningkat

8

Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu yang telah ditentukan

√ meningkat

9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain

√ Terlihat

10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain

√ Tidak meningkat

Yogyakarta,

Observer

148148148

Lembar observasi aktifitas siswa

Hari, tanggal : Jumat, 13 Mei 2016

Kelas : IV SD

Pertemuan : 1 Siklus II

No

Aspek yang Diamati

Hasil Obsevasi Deskripsi

4

3

2

1

1

Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian

√ siswa terlihat memperhatikan guru saat menjelaskan materi

2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru

3

Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik

√ siswa terlihat tertarik dansemangatmengikuti

pembelajaran dengan kartu

4

Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang

5

Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru

√ siswa terlihat mencari pasangan setelah mendapat aba-aba

6

Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya

√ siswa terlihat memanfaatkan waktu

7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya

√ siswa terlihat bekerja sama

8

Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya

sebelum batas waktu yang telah

ditentukan

√ siswasudah terlihatberusaha menemukan

pasangankartusebelum batas

waktu

9

Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain

√ siswa terlihat memperhatikan persentase kelompok lain

10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain

√ meningkat

Yogyakarta,

Observer

149149149

Lembar observasi aktifitas siswa

Hari, tanggal : Rabu, 15 Juni 2016

Kelas : IV

Pertemuan : 2 Siklus II

No

Aspek yang Diamati

Hasil Obsevasi Deskripsi

4

3

2

1

1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian

√ meningkat

2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru

3

Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik

√ siswa terlihat tertarik dan semangat untukmengikuti pembelajaran dengan menggunkan kartu

4

Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang

5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru

√ siswa terlihat mencari karu setelah mendapat aba-aba dari guru

6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya

√ siswa terlihat memanfaatkan waktu dengan baik

7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya

√ siswa terlihat bekerja sama

8

Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu yang telah ditentukan

√ siswa terlihat berusaha

menemukan pasangan kartu sebelum batas waktu yang telah ditentukan

9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain

√ siswa terlihat sudah memperhatikan hasil persentase kelompok lain

10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain

√ siswa terlihat berani memberikan tanggapan kepada kelompoklain

Yogyakarta,

Observer

150150150

Lembar Observasi Aktifitas Guru

Hari, tanggal : Rabu, 4 Mei 2016

Kelas : IV

Pertemuan :1Siklus II

No

Aspek yang diamati

Hasil

Observasi

Deskripsi Ya Tidak

1

Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang akan diajarkan

√ guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai apersepsi

2

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar

3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada siswa

√ gurusudah terlihat menyajikan materi melalui Tanya jawab

4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa

√ gurusudah terlihat memperkenalkanmodel make a match.

5

Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa

√ guru terlihat sudah menjelaskan langkah-langkah make a match kepada siswa dengan runtut

6

Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban

√ guru sudah terlihat membagi kelompok pembawa kartu dan pembawa kartu jawaban

7

Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompokpembawa jawaban agar berdiri berhadapan

8

Guru mengawasi presentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik kepada siswa

9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu

10

Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan.

Yogyakarta,

Observer

151

Lembar Observasi Aktifitas Guru

Hari, tanggal : Rabu, 11 Mei 2016

Kelas : IV

Pertemuan : 2 Siklus I

No

Aspek yang diamati

Hasil

Observasi

Deskripsi Ya Tidak

1 Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang akan diajarkan

√ guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai apersepsi

2

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar

3

Guru meyajikan materi pelajaran kepada siswa √ gurusudah terlihat menyajikan materi melalui Tanya jawab,ceramah dan menggunakan media

4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa

√ gurusudah terlihat memperkenalkanmodel make a match.

5

Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa

√ guru terlihat sudah menjelaskan langkah- langkah make a match kepada siswa dengan runtut

6

Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban

√ guru sudah terlihat membagi kelompok pembawa kartu dan pembawa kartu jawaban

7

Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompokpembawa jawaban agar berdiri berhadapan

√ sudah terlihat

8

Guru mengawasi persentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik kepada siswa

√ guruterlihat mengawasi persentase dan memberi

tahu kebenaran dan

kecocokan dari

persentasi siswa

9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu

10

Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan.

Yogyakarta,

Observer

152152152

Lembar Observasi Aktifitas Guru

Hari, tanggal : Jumat, 13 Mei 2016

Kelas : IV

Pertemuan : 1 Siklus II

No

Aspek yang diamati

Hasil

Observasi

Deskripsi

Ya Tidak

1 Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang akan diajarkan

√ Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai apersepsi

2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar

3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada siswa

4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa

√ guruterlihatmemperke nalkan make a match

5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa

√ guru terlihat sudah menjelaskan langkah-

langkah make a match

kepada siswa dengan

runtut

6 Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu

pertanyaan dan kelompok pembawa kartu

jawaban

√ guru terlihat sudah membagi kelompok

pembawa kartu

pertanyaan dan

jawaban pada masing-

masing kelompok

7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompokpembawa jawaban agar berdiri berhadapan

√ guru terlihat sudah megarahkansetiap kelompokagar berdiri berhadapan

8 Guru mengawasi persentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik kepada siswa

√ sudah terlihat

9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu

10 Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan.

√ guru terlihat memberikan reward/pujian dengan bertepuk tangan

153153153

Lembar Observasi Aktifitas Guru

Hari, tanggal : Rabu, 15 Juni 2016

Kelas : IV

Pertemuan : 2 Siklus II

No

Aspek yang diamati

Hasil Observas

i

Deskripsi

Y a

Tida k

1

Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang akan diajarkan

√ Guru terlihat melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan

2

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar

√ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru meyajikan materi pelajaran kepada siswa √ Guru menyajikan materi pembelajaran melalui Tanya jawab.

4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa

5

Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa

√ Guruterlihat menjelaskan langkah-langkah make a match

6

Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban

7

Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompokpembawa jawaban agar berdiri berhadapan

√ Guru terlihat

8

Guru mengawasi persentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik kepada siswa

√ Guru terlihat mengawasi

9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu

10

Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan.

√ Guru terlihat

154154154

Lampiran 4

Dokumentasi

155155155

siswa menca

DOKUMENTASI

guru menjelaskan materi

ri kartu pasangan yang cocok

siswa mempersentasekan hasil pasangan kartu siswa mencari pasangan kartu

siswa mencari kartu

pasangan Siswa mencocokkan kartu pasangan

siswa mengisi angket

156156156

LAMPIRAN 5

Surat Ijin Penelitian

a. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

b. Surat Ijin dari Dinas Perizinan

c. Surat Ijin dari Sekolah

157157157

158158158

159159159