PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN...

2
xiii INTISARI Samarinda merupakan kota yang tengah berkembang pesat namun masih sering mengalami masalah banjir termasuk pada kawasan Kelurahan Temindung Permai. Salah satu penyebab terjadinya banjir adalah dampak dari perubahan tata guna lahan, apabila terjadi hujan dengan intensitas besar maka saluran drainase akan meluap memenuhi ruas jalan di beberapa bagian kota. Oleh sebab itu, penanganan efektif akibat padatnya pemukiman yang ada yaitu melalui konservasi air menggunakan metode sumur resapan pada setiap bangunan. Tahap analisis diawali menghitung perubahan tata guna lahan selama 10 tahun (2006-2015) pada kawasan penelitian menggunakan program ArcGIS 10.2 dan menentukan beberapa tipe bangunan dominan yang terdapat pada kawasan tersebut. Tahap analisis selanjutnya adalah menghitung kedalaman efektif sumur resapan pada setiap tipe bangunan dengan analisis intensitas hujan menggunakan metode intensitas-durasi-frekuensi (IDF) Mononobe dan pola distribusi alternating block method (ABM). Penggunaan sumur resapan pada setiap bangunan permukiman dan perkantoran akan merubah besar debit limpasan yang akan masuk pada saluran drainase dikarenakan aliran dari atap bangunan tersebut akan masuk pada sumur resapan sehingga berpengaruh terhadap kapasitas tampungan drainase yang telah ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 10 tahun luas permukiman telah meningkat dengan persentase sebesar 2,38% sedangkan daerah vegetasi menurun sebesar 4,17%. Dimensi sumur resapan pada tipe rumah kecil menggunakan intensitas hujan metode IDF Mononobe memerlukan kedalaman efektif sebesar 1,06 meter, sedangkan metode ABM memerlukan kedalaman efektif sebesar 1,97 meter. Perubahan debit puncak limpasan permukaan akibat adanya sumur resapan pada kawasan cukup signifikan, penurunan dapat mencapai 70,67%. Penurunan debit limpasan permukaan mempengaruhi kapasitas suatu saluran drainase dimana dimensi saluran drainase yang sudah ada masih mampu menampung aliran debit yang akan masuk. Kata kunci: tata guna lahan, IDF, ABM, sumur resapan, kapasitas drainase. PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN BANJIR MENGGUNAKAN SUMUR RESAPAN (STUDI KASUS KELURAHAN TEMINDUNG PERMAI KOTA SAMARINDA) EZRA H. PONGTULURAN Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN...

Page 1: PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/128201/potongan/S2-2015-389443... · dimensi saluran drainase yang sudah ada masih mampu menampung

xiii

INTISARI

Samarinda merupakan kota yang tengah berkembang pesat namun masih sering

mengalami masalah banjir termasuk pada kawasan Kelurahan Temindung Permai.

Salah satu penyebab terjadinya banjir adalah dampak dari perubahan tata guna

lahan, apabila terjadi hujan dengan intensitas besar maka saluran drainase akan

meluap memenuhi ruas jalan di beberapa bagian kota. Oleh sebab itu, penanganan

efektif akibat padatnya pemukiman yang ada yaitu melalui konservasi air

menggunakan metode sumur resapan pada setiap bangunan.

Tahap analisis diawali menghitung perubahan tata guna lahan selama 10 tahun

(2006-2015) pada kawasan penelitian menggunakan program ArcGIS 10.2 dan

menentukan beberapa tipe bangunan dominan yang terdapat pada kawasan tersebut.

Tahap analisis selanjutnya adalah menghitung kedalaman efektif sumur resapan

pada setiap tipe bangunan dengan analisis intensitas hujan menggunakan metode

intensitas-durasi-frekuensi (IDF) Mononobe dan pola distribusi alternating block

method (ABM). Penggunaan sumur resapan pada setiap bangunan permukiman dan

perkantoran akan merubah besar debit limpasan yang akan masuk pada saluran

drainase dikarenakan aliran dari atap bangunan tersebut akan masuk pada sumur

resapan sehingga berpengaruh terhadap kapasitas tampungan drainase yang telah

ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 10 tahun luas permukiman telah

meningkat dengan persentase sebesar 2,38% sedangkan daerah vegetasi menurun

sebesar 4,17%. Dimensi sumur resapan pada tipe rumah kecil menggunakan

intensitas hujan metode IDF Mononobe memerlukan kedalaman efektif sebesar

1,06 meter, sedangkan metode ABM memerlukan kedalaman efektif sebesar 1,97

meter. Perubahan debit puncak limpasan permukaan akibat adanya sumur resapan

pada kawasan cukup signifikan, penurunan dapat mencapai 70,67%. Penurunan

debit limpasan permukaan mempengaruhi kapasitas suatu saluran drainase dimana

dimensi saluran drainase yang sudah ada masih mampu menampung aliran debit

yang akan masuk.

Kata kunci: tata guna lahan, IDF, ABM, sumur resapan, kapasitas drainase.

PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN BANJIR MENGGUNAKAN SUMURRESAPAN (STUDI KASUSKELURAHAN TEMINDUNG PERMAI KOTA SAMARINDA)EZRA H. PONGTULURANUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/128201/potongan/S2-2015-389443... · dimensi saluran drainase yang sudah ada masih mampu menampung

xiv

ABSTRACT

Samarinda is a thriving city but still have some flooding problems including the

region of Kelurahan Temindung Permai. One of the major cause of flooding is land

use, if high intensity of rain occurs, drainage canal will overflow in some parts of

the city. Due to the density of existing settlements, therefore the most effective

soluiton is through water conservation using absorption wells method for each

building.

Analysis phase begins from calculation of the alteration of land use for 10 years

(2006-2015) Using the program ArcGis 10.2 and deterimining the dominant

building type in that region. The next analysis phase is calculate the effective depth

of absorption wells on each building type using rain intensity analysis by using

intensity-duration-frequency (IDF) Mononobe method and distribution system

alternating block method (ABM). The use of absorption wells on each settlement

and office building will change the amount of rain water going into the drainage

system because a certain amount of rain water will go into the absorption wells.

The results show that in 10 years the number of settlement areas has increased by

2.38%, while vegetation area decreased by 4.17%. The use of absorption wells in

small houses using the IDF Mononobe method, requires an effective depth equal to

1.06 meter, while using ABM method requires an effective depth equal to 1,97

meter. The changes of maximum surface runoff discharge due to the absorption

wells in the area are quite significant with a reduction can reach 70.67%. The

decrease of surface runoff discharge affect capacity of drainage canal where the

dimension of the existing canals can still able to accommodate the discharge.

Keywords: land use, IDF, ABM, absorption wells, drainage capacity.

PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN BANJIR MENGGUNAKAN SUMURRESAPAN (STUDI KASUSKELURAHAN TEMINDUNG PERMAI KOTA SAMARINDA)EZRA H. PONGTULURANUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/