PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

80
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PBP) SISWA KELAS VII SMP 3 SUNGGUMINASA SKRIPSI Diajukan untuk Melakukan Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar O l e h TIARA OCTORA NIM 105331114116 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PBP)

SISWA KELAS VII SMP 3 SUNGGUMINASA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melakukan Penelitian

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar

O l e h

TIARA OCTORA

NIM 105331114116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

2

Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

3

Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

4

iv

Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

5

v

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

6

vi

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

7

vii

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, untaian Zikir lewat kata yang indah

terucap sebagai ungkapan rasa syukur penulis selaku hamba dalam balutan

kerendahan hati dan jiwa yang tulus kepada Sang Khaliq, yang menciptakan

manusia dari segumpal darah, Yang Maha Pemurah, mengajar kepada manusia

apa yang tidak diketahuinya dengan perantaraan kalam. Tiada upaya, tiada

kekuatan, dan tiada kuasa tanpa kehendak-Nya. Bingkisan salam dan salawat

tercurah kepada Kekasih Allah, Nabiullah Muhammad SAW, Para sahabat dan

keluarganya serta umat yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya.

Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan

tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,

akhirnya sampai di titik akhir penyelesaian proposal ini. Namun, semua itu tak

lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan serta

bantuan moril dan materil.

Terima kasih penulis ucapkan kepada beberapa pihak yang telah

membantu selama penulis menyusun proposal penelitian yaitu diantaranya :

Ayahanda M. Nur Syamsuddin dan Ibunda Alkendi serta semua keluarga yang

telah mencurahkan kasih sayang dan cintanya dalam membesarkan, mendidik dan

membiayai penulis serta doa restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan

penulis. Pembimbing 1 Bapak Muhammad Akhir dan Pembimbing II Bapak

Muhammad Dahlan yang telah meluangkan waktunya disela kesibukan beliau

untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan proposal

penelitian sampai tahap penyelesaian.

viii

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

9

Bapak Dr. H. Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar. Ibu Dr. Munirah, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak dan

Ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa yang

takternilai harganya kepada penulis.

Saudaraku yang telah memberikan doa dan dukungan kepada adinda

selama pendidikan baik berupa moril maupun materil selama penyusunan

Proposal ini. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 di Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia terkhusus kelas D yang telah bersama-sama berusaha

keras dan penuh semangat dalam menjalani studi dalam suka dan duka. Semua

pihak yang tidak bisa dituliskan Namanya satu-persatu namun tak mengurangi

rasa terima kasih penulis kepada mereka. Oleh karena itu, kritik dan saran dari

semua pihak sangat penulis harapkan sebagai bahan acuan untuk perbaikan dan

penyempurnaan proposal ini.Hanya kepada Allah swt kita memohon semoga

berkat dan rahmat serta limpahan pahala yang berlipat ganda selalu dicurahkan

kepada kita semua.

Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, 09 Januari 2020

Penulis

ix

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL -------------------------------------------------------------------- i

HALAMAN PENGESAHAN -------------------------------------------------------- ii

KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- iii

DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------- v

BAB I PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------- 1

A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------- 1

B. Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------- 6

C. Tujuan Penelitian ---------------------------------------------------------------- 7

D. Manfaat Penelitian ------------------------------------------------------------- 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ---------------------------------------------------- 8

A. Kajian Teori --------------------------------------------------------------------- 8

1. Penelitian yang Relevan -------------------------------------------------- 9

2. Hakikat Menulis ------------------------------------------------------------ 10

3. Manfaat Menulis ----------------------------------------------------------- 13

4. Kriteria tulisan yang baik ------------------------------------------------- 14

5. Menulis sebagai suatu proses -------------------------------------------- 16

6. Tahap kegiatan menulis --------------------------------------------------- 18

7. Hakikat Menulis Teks Anekdot ----------------------------------------- 20

8. Pembelajaran Menulis Anekdot ----------------------------------------- 22

9. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

(PBP)/Project-based learning(PBL) ----------------------------------- 28

x

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

11

B. Kerangka Pikir ------------------------------------------------------------------- 33

C. Hipotesis Tindakan ------------------------------------------------------------- 36

BAB III METODE PENELITIAN ------------------------------------------------- 37

A. Jenis Penelitian ------------------------------------------------------------------ 37

B. Lokasi Penelitian --------------------------------------------------------------- 37

C. Prosedur penelitian -------------------------------------------------------------- 38

D. Teknik Pengumpulan Data --------------------------------------------------- 40

E. Instrument Penelitian ---------------------------------------------------------- 42

F. Teknik Analisis Data ----------------------------------------------------------- 43

G. Indikator keberhasilan ------------------------------------------------------- 44

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------ 46

xi

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas bahasa mengenal adanya empat keterampilan berbahasa, yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut

saling berkorelasi satu dengan yang lain. Sebagai salah satu dari empat

keterampilan berbahasa, membaca menduduki posisi penting dalam kehidupan

manusia. Keterampilan membaca memberi pengaruh yang besar dalam

menguasai bahasa, baik secara lisan maupun tulisan.

Keberhasilan belajar seseorang akan sangat ditentukan oleh kemampuan

membacanya dalam memahami sebuah informasi. Selain itu, kegiatan membaca

juga dapat menambah pengetahuan dan informasi, serta memudahkan seseorang

dalam berkomunikasi. Terlebih lagi dalam dunia pendidikan, kegiatan membaca

sangat penting untuk dilakukan. Pentingnya sebuah kegiatan membaca

ditegaskan oleh (Nurgiyantoro, 2012:368) yang menyatakan bahwa ―dalam dunia

pendidikan aktivitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tidak dapat

ditawar- tawar‖.

Pentingnya menulis ditegaskan oleh Tarigan (2008:23) bahwa tulisan dapat

membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Peranan menulis yang sangat

tinggi sejalan dengan pendapat Horn (1988:12) yang menyatakan bahwa

―masyarakat yang tidak mampu mengekspresikan pikiran dalam bentuk tulisan,

akan tertinggal jauh dari kemajuan karena kegiatan menulis dapat mendorong

perkembangan intelektual seseorang sehingga mampu berpikir kritis‖. Hal senada

1

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

2

diungkapkan oleh Tarigan (1992: 44) bahwa ―indikasi kemajuan suatu bangsa

dapat dilihat maju-tidaknya komunikasi tulis bangsa itu‖

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

sangat penting diajarkan kepada siswa. Oleh karena itu, sejak dini, mulai sekolah

dasar sampai perguruan tinggi keterampilan menulis dijadikan aspek

pembelajaran bahasa yang mempunyai porsi yang cukup tinggi. Kenyataan

menunjukkan, bahwa keterampilan menulis merupakan suatu yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Hampir semua aktivitas manusia di berbagai sektor

membutuhkan keterampilan menulis, seperti menulis surat, menulis di surat

kabar, menulis laporan, menulis makalah, menulis karya sastra, menulis surat

perjanjian dan sebagainya. Karena pentingnya keterampilan menulis, maka para

ahli pengajaran bahasa menempatkan keterampilan menulis pada tingkatan

paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa.

Keterampilan menulis memang merupakan keterampilan produktif yang

hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca.

Dengan demikian, keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang

dianggap paling rumit. Kenyataan di atas mengharuskan pengajaran menulis

digalakkan sedini mungkin. Tidak mengherankan jika dalam Kurikulum 2006

maupun kurikulum 2013 di baik SD, SMP, maupun SMP, pembelajaran menulis

menjadi aspek pembelajaran bahasa Indonesia yang mendapat porsi cukup besar.

Pembelajaran menulis perlu ditingkatkan terutama dalam praktik. Menulis

melatih siswa untuk kreatif mengolah kata dari realita yang mereka lihat. Tulisan

yang tertata akan membawa pembaca mamahami maksud yang disampaikan

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

3

penulis. Pemahaman tepat yang disampaikan guru akan mempermudah siswa

dalam mencapai tujuan menulis yang telah ditetapkan sekolah.

Salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum 2013 untuk

Sekolah Menengah Atas (SMP) adalah memproduksi teks anekdot secara lisan

maupun tulisan dengan mengambil spesifikasi menulis teks anekdot. Dalam

kurikulum tersebut dinyatakan bahwa anekdot bertujuan menceritakan suatu

kejadian yang tidak biasa dan lucu. Sementara itu munculnya teks anekdot sebagai

teks yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia baru disampaikan

secara tersurat dalam kurikulum 2013. Sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa

Indonesia dalam kurikulum tersebut yakni berbasis teks. Teks anekdot menjadi

salah satu teks yang wajib dipelajari siswa. Hanya saja teks anekdot baru

dikenalkan mulai jenjang SMP.

Teks anekdot ialah sebuah cerita singkat yang menarik karena lucu dan

mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan

kejadian yang sebenarnya (Kemendikbud, 2013: 111). Teks anekdot dapat berisi

peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi partisipan yang

mengalaminya. Munculnya teks anekdot sebagai teks yang diajarkan dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia baru disampaikan secara tersurat dalam Kurikulum

2013. Hal tersebut tercantum dalam salah satu kompetensi dasar pada

Kurikulum 2013 yang menyatakan,―Siswa mampu memproduksi teks anekdot

yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat, baik secara

lisan maupun tulisan‖. Untuk tercapainya kompetensi dasar itu, siswa harus

terampil dalam menulis, khususnya menulis teks anekdot. Dalam keterampilan

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

4

menulis, siswa dituntut untuk menguasai kosakata, pengetahuan, dan

pengalaman agar dapat menyampaikan gagasan-gagasan dengan baik kepada

pembaca. Kartono (2009:17) menyatakan bahwa menulis adalah proses

menuangkan pikiran dan menyampaikan.

Model pembelajaran berbasis proyek (PBP) adalah model pembelajaran

yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran melalui

kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek tertentu,

proyek (project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang

menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini,

siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk

memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

Melalui pembelajaran berbasis proyek, peserta didik akan melakukan

eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan

berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek diterapkan untuk

memotivasi siswa lebih aktif dan berinisiatif untuk memperoleh hal-hal yang

mereka inginkan baik pada sisi pengetahuan, pemahaman, dan keterampilannya.

Pembelajaran menulis teks anekdot akan lebih kreatif dan aktif, apabila guru

memberikan banyak proyek atau tugas pada siswa. Pembelajaran berbasis

proyek memiliki potensi besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih

menarik dan bermanfaat bagi peserta didik.

Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta

didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan. Dalam pembelajaran

berbasis proyek, guru harus menekankan pada pendekatan saintifik agar peserta

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

5

didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Misalnya pada materi menulis teks

anekdot, guru mengarahkan siswa dengan memberi tugas untuk mencari contoh

teks anekdot, kemudian siswa akan merombaknya dengan mengganti subjek atau

tokohnya menjadi subjek atau tokoh yang dekat dengan sekitarnya.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa agar memiliki

kreativitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi serta membantu dalam

penyelidikan yang mengarah pada penyelesaian masalah- masalah nyata adalah

project-based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis proyek (Thomas, 1999).

Project-based learning dapat menstimulasi motivasi, proses, dan meningkatkan

prestasi belajar siswa dengan menggunakan masalah-masalah yang berkaitan

dengan mata kuliah tertentu pada situasi nyata.

Masalah-masalah dalam pengajaran puisi tersebut menyebabkan

pembelajaran menulis anekdot dianggap oleh siswa sesuatu yang cukup sulit,

sehingga motivasi pembelajaran menulis anekdot sangat minim. Akibatnya, pada

pelaksanaan pembelajaran menulis anekdot, siswa kurang aktif dalam

pembelajaran menulis puisi, siswa kesulitan berimajinasi untuk menemukan ide,

menentukan diksi, memulai menulis dan mengembangkan ide utama yang akan

menjadi pondasi untuk topik yang menjadi pilihan mereka.

Hasil wawancara dan pengamatan awal pada Desember 2019

menunjukkan bahwa kemampuan menulis kreatif anekdot siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Sungguminasa masih rendah. Dampak nyata dari masalah tersebut adalah

rata-rata hasil belajar siswa dalam menulis puisi secara klasikal belum mampu

mencapai angka 75 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

6

dirumuskan. Diketahui bahwa salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan

pembelajaran menulis anekdot adalah daya imajinasi yang terpasung. Kreatifitas

dan daya imajinasi mereka dibatasi dalam ruang, sehingga kurang mampu

mengeksplorasi daya imajinasi yang dimilikinya, kurang mampu menuangkan

daya imajinasi ekspresi jiwanya secara bebas terbuka dan bertanggung jawab

dalam bentuk teks anekdot.

Salah satu hal yang menarik dalam metode project-based learning penting

untuk diterapkan adalah ditunjukkan oleh beberapa penelitian yang

mendahuluinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% siswa yang mengikuti

proses belajar dengan implementasi project-based learning yakin dan optimis

dapat mengimplementasikan project-based learning dalam dunia kerja serta

dapat meningkatkan prestasi akademiknya Berdasarkan uraian latar belakang di

atas maka termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul, ―Peningkatan

Keterampilan Menulis Anekdot Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Proyek (PBP) Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang muncul berkaitan dengan batasan masalah di atas

dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana proses perencanaan menulis anekdot melalui penerapan model

pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII SMP Negeri 3

Sungguminasa?

2. Bagaimana proses pembelajaran menulis anekdot melalui penerapan model

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

7

pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII SMP Negeri 3

Sungguminasa?

3. Bagaimana mengevaluasi penulisan teks anekdot melalui penerapan model

pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII SMP Negeri 3

Sungguminasa?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini, adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses perencanaan menulis anekdot melalui penerapan

model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII SMP Negeri 3

Sungguminasa.

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran menulis anekdot melalui penerapan

model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII SMP Negeri 3

Sungguminasa.

3. Untuk mengetahui hasil evaluasi kegiatan menulis anekdot melalui penerapan

model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII SMP Negeri 3

Sungguminasa.

C. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat untuk

meningkatkan keterampilan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa dengan

menerapkan model pembelajaran berbasis proyek.

1. Bagi guru

Penerapan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) dalam pembelajaran

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

8

menulis teks anekdot diharapkan mampu menjadi alternatif strategi untuk

membantu guru meningkatkan keterampilan menulis anekdot siswa sehingga

kompetensi menulis siswa meningkat.

2. Bagi siswa

Model pembelajaran berbasis proyek (PBP) ini menyesuaikan dengan

kondisi siswa dalam belajar sehingga siswa lebih mudah menangkap dan

memahami pelajaran. Di samping itu, dapat meningkatkan keterampilan dalam

memproduksi anekdot dan membangkitkan semangat siswa bahwa menulis itu

menyenangkan.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa

Indonesia di kelas dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian yang Relevan

a. Sartianti Ayu 2012 dengan judul Peningkatan keterampilan menulis anekdot

melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII

SMP negeri 1 Sukasada pada siklus I dari 25 orang siswa yang tuntas 15

dan tidak tuntas 10 orang atau ketuntasan 60% , siklus II tuntas 24 orang

dan 1 orang tidak tuntas atau 96% jadi disimpulkan bahwa hasil pada

penelitian ini dikatakan meningkat.

b. Sastri Desy 2013 dengan judul Peningkatan keterampilan menulis anekdot

melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII

SMP negeri 1 Sukasada pada siklus I dari 28 orang siswa yang tuntas 14

dan tidak tuntas 14 orang atau ketuntasan 50% , siklus II tuntas 27 orang

dan 1 orang tidak tuntas atau 96,4% jadi disimpulkan bahwa hasil pada

penelitian ini dikatakan meningkat.

c. Faisal Sukadana 2014 dengan judul Peningkatan keterampilan menulis

anekdot melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa

kelas VII SMP negeri 1 Singosari pada siklus I dari 24 orang siswa yang

tuntas 13 dan tidak tuntas 11 orang atau ketuntasan 54,1%, siklus II

tuntas 23 orang dan 1 orang tidak tuntas atau 95,3% jadi disimpulkan bahwa

hasil pada penelitian ini dikatakan meningkat.

Berdasarkan penelitian relevan di atas hanya meneliti tingkat kemampuan

9

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

10

hasil menulis anekdot sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan yakni

meneliti aktivitas belajar dan kemampuan menulis anekdot

2. Hakikat Menulis

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa, agar dapat dipahami oleh seseorang sehingga orang

lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu (Tarigan, 2008:20). Seringkali

lambang atau grafik tersebut perlu didefinisikan agar dapat dipahami oleh semua

kalangan yang melihatnya.

Pada dasarnya menulis adalah upaya untuk mengkomunikasikan gagasan,

ide, pikiran, pendapat, opini, dan lain sebagainya. Media tulis memiliki bentuk

yang bermacam seperti: surat, koran, majalah, selebaran, jurnal, buku, dan

sejenisnya. Hal serupa diperkuat oleh pendapat Alwasilah (2008:83) bahwa

menulis merupakan rutinitas sehari-hari manusia sebagai upaya mengikat ilmu

agar tidak hanya terbang ke awan khilafan. Tabroni (2007:12), menyatakan bahwa

penulis adalah pelaku komunikasi yang sedang terlibat dalam proses penyampaian

pesan lewat media tulis.

Demikian pula, Sumarmo (1989: 7) mengemukakan, bahwa ―menulis adalah

mengungkapkan bahasa dalam bentuk simbol gambar.‖ Berdasarkan kedua

batasan di atas, dapat dinyatakan bahwa ada beberapa komponen menulis , yaitu

menulis adalah bentuk komunikasi, menulis adalah menggambarkan pikiran,

perasaan, dan ide menggunakan media visual.

Menulis pada hakekatnya menyampaikan ide atau pesan dengan

menggunakan lambang grafik (tulisan) kepada orang lain. Dalam kegiatan

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

11

menulis seseorang juga dituntut untuk menguasai komponen-komponen tulisan

yang meliputi isi (materi) tulisan, organisasi tulisan, kebahagiaan, (kaidah

bahasa tulis), gaya penulisan, dan mekanisme tulisan (Mulyati, 2002). Menulis

adalah rangkaian proses berpikir. Proses berpikir berkaitan erat dengan kegiatan

penalaran. Penalaran yang baik dapat menghasilkan tulisan yang baik pula,

bahkan tempat penalaran tidak akan ada pengetahuan yang benar, Syafi’ie (1988 :

182) mengemukakan bahwa salah satu substansi retorika menulis adalah

penalaran yang baik. Dalam hal ini, berari untuk menghasilkan kesimpulan yang

benar harus dilakukan penalaran secara cermat dengan berdasarkan pikiran yang

logis. Penalaran yang salah akan menuntun kepada kesimpulan yang salah.

Menulis merupakan proses pengungkapan ide atau gagasan, pikiran,

pengalaman, perasaan dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Hal-hal-

hal yang dikemukakan dalam tulisan bersumber dari pengalaman pribadi,

pengalaman orang lain, atau dari membaca buku. menulis seperti halnya

berbicara, merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif.

Perbedaannya, kegiatan menulis merupakan satu keterampilan berbahasa yang

dapat menggunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap

muka dengan orang lain (tidak langsung), sedangkan berbicara merupakan tatap

muka (langsung) (Tarigan, 2002).

Secara konseptual, para ahli mengemukakan batasan menulis antara laian

sebagai berikut Tarigan (1994:21) menyatakan bahwa, ‖Menulis adalah

menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafen yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

12

lambang-lambang grafen tersebut, jika mereka memahami bahasa atau gambaran

grafen itu.‖ Selanjutnya Enre (1994:5) memberikan pengertian bahwa: ‖Menulis

merupakan kegiatan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung.‖

Tarigan (1994) mengemukakan bahwa keterampilan menulis merupakan

keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain, sedangkankegiatan menulis

merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tuloisansebagai

medianya. Pesan yang dimaksud berupa isi atau muatan yang terkandung dalam

suatu tulisan. Tulisan merupakan sistem komunikasi antar manusia yang

menggunakan lambang-lambang yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya.

Jadi menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif.

Akhadiah, dkk., (1995) menjelaskan bahwa pemerolehan keterampilan

menulis dilakukan melalui proses karena hal ini merupakan kegiatan yang

produktif. Sebagai suatu proses, merupakan suatu rangkaian aktivitas yang terjadi

dari beberapa tahap, yaitu pramenulis, menulis, dan revisi. Selanjutnya dikatakan

bahwa dalam kegiatan menulis ini seseorang penulis harus memanfaatkan

pengetahuan tentang struktur bahasa, kosakata, dan pengetahuan yang mendukung

tulisannya.

Munirah (2015:2) mengungkapkan bahwa menulis merupakan kegiatan

yang memunyai beberapa komponen mulai dari hal yang sederhana, seperti

memilih kata, merakit kalimat, sampai ke hal-hal yang rumit, yaitu merakit

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

13

paragraf sampai menjadi sebuah wacana yang utuh.Di samping itu, penulis harus

juga kreatif dalam menyampaikan gagasan yang segar bagi pembaca setianya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

menulis adalah pengungkapan pikiran dan perasaan melalui tulisan. Tentu saja

tulisan yang dipakai harus dipahami dan merupakan kesepakatan pemakai bahasa.

3. Manfaat Menulis

Bagi sebagian besar orang, menulis adalah aktifitas yang membosankan.

Namun, pada hakikatnya menulis adalah aktifitas yang sangat menyenangkan

ketika dilakukan oleh siapa pun dan di mana pun. Hal tersebut dikarenakan,

menulis mampu menciptakan gagasan dan kreativitas yang baik. Selain itu,

menulis dapat memberikan manfaat ganda yang menggairahkan, seseorang dapat

menularkan ide yang bermanfaat kepada khalayak luas. Tabroni (2007: 51)

mengungkapkan bahwa tulisan dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyalurkan

aspirasi dan uneg-uneg kepada pemerintah atau siapa saja yang dapat

membahayakan dan merugikan orang banyak.

Menurut Tarigan (2008: 6), setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan

yang beraneka ragam, bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya

memperhatikan beberapa kategori di bawah ini.(1) Memberitahukan atau

mengajar; (2) Meyakinkan atau mendesak; (3) Menghibur atau menyenangkan; (4)

Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.

Pengertian maksud dan tujuan menulis (the writer’s intention), adalah

respon atau jawaban yang diharapkan oleh penulis dari pembaca‖. Berdasarkan

batasan ini, dapatlah dikatakan bahwa pertama, tulisan yang bertujuan untuk

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

14

memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif (informative

discourse). Kedua, tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak

disebut wacana persuasif (persuasive discourse). Ketiga, tulisan yang bertujuan

untuk menghibur mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana

kesastraan atau literary discourse). Keempat, tulisan yang mengekspresikan

perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif

(expressive discourse) (Tarigan, 2008: 6).

4. Kriteria tulisan yang baik

Menurut Thomkins (1990), untuk mengukur kriteria tulisan yang baik, hal-

hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Kesesuaian topik yang meliputi: (1) relevansi, dan (2) akurasi.

b. Kesesuaian antarparagraf yang meliputi: (1) pengaruh terhadap pembaca, (2)

kerekatan, argumen, dan butir (3) mudah dimengerti, (4) informasi diatur

dengan terstruktur, (5) hubungan antarkalimat berjalan dengan lembut, (6)

menukik langsung ke persoalan, (7) ide logis, dan (8) ide dan bukti relevan satu

dengan yang lain.

c. Perolehan kata dan rangkaian kalimat yang meliputi: (1) tidak ada kesalahan

‖spelling‖, (2) formasi kata teratur dengan baik, (3) pilihan kata bervariasi,

dan (4) model kalimat bervariasi.

Sedangkan menurut Enre (1994:5) tulisan yang baik memiliki ciri-ciri,

yaitu: (1) tulisan yang baik selalu bermakna; tulisan yang baik harus mampu

menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan

bukti terhadap apa yang dikatakan itu, (2) tulisan yang baik selalu jelas; sebuah

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

15

tulisan dapat disebut jelas jika pembaca yang kepadanya tukisan itu ditunjukkan

dapat membacanya dengan kecepatan yang tetap dan menangkap maknanya

sesudah ia berusaha dengan cara yang wajar, (3) tulisan yang baik selalu padu dan

utuh; sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat mengikutinya

dengan mudah karena ia diorganisasikan dengan jelas menurut suatu perencanaan

dan karena bahagian-bahagiannya dihubungkan satu dengan lainnya, baik dengan

perantaraan pola yang mendasarinya atau dengan kata atau frasa penghubung, (4)

tulisan yang baik selalu ekonomis; penulis yang baik selalu tidak akan

membiarkan waktu pembaca hilang dengan sia-sia, sehingga ia akan membuang

semua kata yang berlebihan dari tulisannya.

Seorang penulis yang ingin mengikat perhatian pembacanya harus berusaha

terus untuk menjaga agar karangannya padat dan lurus ke depan, (5) tulisan yang

baik selalu mengikuti kaidah gramatika; di sini biasa juga disebut tulisan yang

menggunakan bahasa yang baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh kebanyakan

anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan orang lain juga

menggunakannya dalam komunikasi formal dan informal khususnya dalam

bentuk tulisan, (6) penyaksian akhir; tulisan dikatakan mantap atau kuat jika

penulis memilih kata-kata yang menunjukkan kepada pembaca apa yang terjadi

melalui gambaran yang jelas dengan menggunakan contoh-contoh dengan

perbandingan yang menggugah, kongkrit, langsung dan efisien. Keperibadian

penulis muncul dari tulisannya, sehingga menjadikan pembaca merasakan dan

berusaha mengkonfirmasikan ide-ide dan informasi yang terdapat dalam tulisan

yang dibacanya.

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

16

Menurut Nursisto (2000:49) ciri-ciri karangan yang baik adalah: (1) berisi

hal-hal yang bermanfaat, (2) pengungkapan jelas, (3) penciptaan kesatuan dan

pengorganisasian, (4) efektif dan efisien, (5) ketepatan penggunaan bahasa, (6)

ada variasi kalimat, (6) vitalitas, (7) cermat, dan (8) objektif.

5. Menulis sebagai suatu proses

Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami

dan dipelajari. Menulis sebagai suatu proses terdiri dari beberapa tahapan. Nursito

(2000). menguraikan lima tahapan menulis, yaitu pramenulis, siswa diberi

kesempatan menentukan apa yang akan ditulis, tujuan menulis dan kerangka

tulisan, setelah siswa menentukan apa yang akan ditulis dan sistimatika tulisan,

siswa mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan menggunakan buku-buku dan

sumber lainnya untuk memudahkan dalam penulisan.

Pengendrapan, siswa dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan

perasaannya dalam bentuk draf kasar. Pada tahap perbaikan, siswa merevisi

drafan yang telah disusun. Siswa dapat meminta bantuan guru maupun teman

sekelompok untuk membantu dan mempertimbangkan gagasan yang

dikemukakan. Pada tahap penyuntingan, siswa dilatih untuk memperbaiki aspek

mekanis (ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan struktur kalimat) yang tidak sesuai

dengan kaidah penulisan. Hal ini dilakukan guna memperbaiki karangan sendiri

maupun teman kelompok atau teman sekelas. Pada tahap publikasi siswa

menyampaikan tulisan kepada teman sekelas untuk meminta masukan dari guru

dan teman sekelas, agar mereka dapat berbagi informasi sehingga tulisan menjadi

sempurna.

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

17

Menulis merupakan proses kreatif. Proses itu mulai munculnya ide dalam

benak penulis, menangkap dan menuangkan ide tersebut, mematangka ide tersebut

dan menatanya dan diakhiri dengan menuliskan ide tersebut dalam bentuk tulisan.

Penulis yang mampu menghasilkan tulisan sebenarnya hanyalah kebiasaan

saja. Karena terlalu seringnya proses tersebut dilakukannya, maka setiap kali

melakukan proses kreatif, seolah-olah proses tersebut berlangsung begitu cepat

dan singkat. Namun pada dasarnya, tahapan proses tersebut tetap dilakukannya,

hanya saja tahap yang satu dengan tahap yang berikutnya begitu berhimpitan

(Tarigan, 1985).

Cepat lambat proses kreatif berlangsung sangat bergantung pada tingkat

keterampilan penulis, semakin lama proses tersebut berlangsung. Sebaliknya,

semakin tinggi tingkat keterampilan seorang penulis semakin cepat proses

tersebut berlangsung.

Kreativitas dapat diartikan (1)Kreativitas dapat diartikan sebagai prilaku

yang berbeda dari prilaku umum. Misalnya, Khairil Anwar yang menetapkan

puisi-puisi ekspresif dengan aturan lirik dan bait yang longgar. (2) Kreativitas

merupakan kecenderungan jiwa (seseorang) untuk menciptakan sesuatu yang

baru/lain dari umum. Kecenderungan ini memacu tumbuhnya ide-ide baru.

Misalnya, Rianto mengangkat cerita Maling Kundang yang lain menyimpang dari

versi cerita yang berkembang selama ini. Akan tetapi, ternyata para kritikus Sastra

menganggap itu sebagai sesuatu yang kreatif dan bermakna. (3)Kreatif merupakan

bentuk pikiran yang cenderung menentang arus.

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

18

Orang yang kreatif menyukai hal-hal yang rumit dan selalu berusaha

menemukan sesuatu yang belum pernah ditemukan orang lain. Misalnya,

pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan pemanfaatan air sungai untuk

berbagai keperluan (4) Kreativitas bisa mengacu kepada pengertian hasil yang

baru, berbeda dengan yang pernah ada. Misalnya, puisi Sutardji didominasi

permainan bunyi yang banyak dikritisi oleh penyair saat itu. Akan tetapi, pada

akhirnya karya Sutardji diakui sebagai karya yang membawa perubahan di

Indonesia.

6. Tahap kegiatan menulis

Secara umum kegiatan menulis yang dilakukan sesungguhnya merupakan

suatu kegiatan tunggal jika yang ditulis hanyalah tulisan sederhana, pendek, dan

bahasanya sudah dikuasai. Akan tetapi, sebenarnya jika diamati secara cermat

kegiatan menulis adalah suatu proses. Artinya, kegiatan itu melalui tiga tahap

yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap revisi.

a) Tahap Prapenulisan

Tahap prapenulisan merupakan tahap persiapan menulis. Yang pertama

dilakukan adalah menentukan topik tulisan. Kemudian, membatasi topik itu jika

masih luas. Dengan membatasi topik sebenarnya menentukan tujuan. Selanjutnya

bahan penulisan dan sumbernya. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah menyusun

kerangka tulisan

Penyusunan kerangka tulisan merupakan kegiatan terakhir pada tahap

prapenulisan masuk ke tahapan menulis yang sebenarnya. Untuk itu, perlu untuk

menilai kembali persiapan yang sudah dibuat dengan mengajukan pertanyaan-

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

19

pertanyaan mengenai penulisan tujuan, kelengkapan kerangka, kelogisan kerangka

dan sebagainya.

b) Tahap penulisan

Pada tahap ini, penulis membahas setiap butir topik yang ada dalam

kerangka tulisan yang disusun. Hal ini berarti bahwa hendaknya menggunakan

bahan-bahan yang sudah diklasifikasi. Kadang-kadang pada saat ini disadari

bahwa masih diperlukan bahan lain. Dalam pengembangan gagasan menjadi suatu

tulisan yang utuh diperlukan bahasa.

Itulah sebabnya, seorang penulis harus mampu memilih kata dan istilah

yang tepat sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Kata-kata itu harus

dirangkaikan menjadi kalimat-kalimat yang efektif. Selanjutnya, kalimat-kalimat

harus disusun menjadi paragraf yang memenuhi persyaratan. tetapi itu saja belum

cukup, tulisan harus menggunakan ejaan yang berlaku dan disertai tanda baca

yang tepat.

c) Tahap revisi

Jika sudah selesai, tulisan yang dibuat dibaca kembali. Tulisan tersebut

perlu direvisi (diperbaiki, dikurangi, atau diperluas) sebenarnya revisi sudah

dilakukan pada tahap penulisan berlangsung, revisi yang dilakukan pada tahap ini

adalah revisi secara menyeluruh sebelum naskah ini diketik.

Pada tahap ini biasanya penulis meneliti secara menyeluruh mengenai,

sistematika penulisan, ejaan tanda baca, pilihan kata, hubungan antar kalimat

dalam paragraf, dan hubungan antar paragraf dalam karangan, jika tidak ada lagi

yang kurang memenuhi persyaratan, maka selesailah tulisan tersebut.

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

20

7. Hakikat Menulis Teks Anekdot

Anekdot merupakan salah satu jenis humor. Anekdot kadang sering

dianggap sebagai humor itu sendiri. Oleh karena itu, uraian mengenai humor juga

menjelaskan tentang anekdot. Secara konsep anekdot adalah sebuah cerita singkat

dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang

sebenarnya. [Anekdot bisa saja sesingkat pengaturan dan provokasi dari

sebuah kelakar. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian

nyata melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak,

biasanya di suatu tempat yang dapat diidentifikasi. Namun, seiring waktu,

modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot

tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tapi "terlalu bagus

untuk nyata".

Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya

adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan

suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk

melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam

kilasan pemahaman yang langsung pada intinya.

Istilah anekdot telah muncul dalam pembelajaran bahasa Inggris kurikulum

2004. Tersebut dalam kurikulum 2004 bahwa jenis anekdot telah dipelajari sejak

kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Kurikulum tersebut menyatakan bahwa

anekdot bertujuan untuk menceritakan suatu kejadian yang tidak biasa dan lucu.

Sementara itu munculnya teks anekdot sebagai teks yang diajarkan dalam mata

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

21

pelajaran Bahasa Indonesia baru disampaikan secara tersurat dalam Kurikulum

2013.

Berdasarkan paradigma kurikulum 2013 yang mencanangkan pembelajaran

bahasa berbasis teks, siswa sudah dituntut mampu mengonsumsi dan

memproduksi teks. Selain teks sastra non-naratif itu, hadir pula teks cerita naratif

dengan fungsi sosial berbeda. Perbedaan fungsi sosial tentu terdapat pada setiap

jenis teks, baik sastra maupun nonsastra, yaitu faktual dan tanggapan. Teks

anekdot dapat juga digunakan untuk mengkritik pihak lain dan suatu sistem

tertentu.

Ada berbagai pendapat tentang teks anekdot. Akan tetapi, berdasarkan

semua pendapat terdapat satu hal yang para ahli sepakati bahwa anekdot memuat

hal yang bersifat humor atau lucu. Menurut Wachidah (2004:1) jika dilihat dari

tujuannya untuk memaparkan suatu kejadian atau peristiwa yang telah lewat

anekdot mirip dengan teks recount. Dananjaja (2001: 11) berpendapat bahwa

anekdot adalah kisah fiktif lucu pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh yang

benar-benar ada.

Pengalaman yang tidak biasa tersebut disampaikan kepada orang lain

dengan tujuan untuk menghibur si pembaca. Teks Anekdot disebut pula dengan

cerita jenaka. Pada umumnya teks anekdot terdiri dari lima bagian atau struktur

generik. Lima bagian tersebut antara lain abstract, orientation, crisis, reaction,

dan coda (Gerot dan Wignell dalam Wachidah, 2004: 10).

Berikut penjelasan tentang struktur anekdot. (1) Abstraksi disebut juga

dengan pembukaan dan berisi pokok pikiran utama. (2) Orientasi berfungsi untuk

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

22

membangun konteks yang berisi kalimat penjelas dari absraksi. (3) Krisis

dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan. (4) Reaksi

berkenaan dengan tanggapan. (5) Koda atau penutup.

Menurut buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013, kaidah isi dan bahasa

teks anekdot memuat, (1) partisipan, (2) unsur lucu (3) sindiran yang diungkapkan

dengan pengandaian, (4) konjungsi yang menyatakan urutan peristiwa. Untuk

memahami atau menganalisis makna sebuah anekdot memerlukan kemampuan

dalam memahami makna kata, istilah, dan ungkapan.

Wijana (1995: 24) menuturkan bahwa teks humor adalah teks atau wacana

bermuatan humor untuk bersenda gurau, menyindir, atau mengkritik secara tidak

langsung segala macam kepincangan atau ketidakberesan yang tengah terjadi di

masyarakat penciptanya. Dengan demikian, teks anekdot merupakan cerita narasi

ataupun percakapan yang lucu dengan berbagai tujuan, baik hanya sekadar

hiburan atau senda gurau, sindiran, atau kritik tidak langsung. Pada akhirnya tidak

menutup kemungkinan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini berpotensi

untuk dijadikan sebagai bahan lelucon.

8. Pembelajaran Menulis Anekdot

Menurut Sudjana (2000: 6), mengajar adalah proses memberikan bantuan

atau bimbingan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. Konsep

tentang mengajar merupakan satu rangkaian dengan konsep yang berbeda.

Pemahaman tentang belajar adalah menunjuk pada apa yang harus dilakukan

seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar

menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Dalam

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

23

konsep tersebut, tersirat bahwa peran guru adalah pemimpin belajar dan fasilitator

belajar mengajar bukanlah kegiatan menyampaikan pelajaran melainkan suatu

proses pembelajaran siswa.

Aktifitas mengajar adalah proses yang terjadi pada guru, sedangkan belajar

adalah proses yang terjadi pada siswa. Pada umumnya, antara mengajar dan

belajar memiliki proses yang berbeda. Keduanya terikat pada tujuan akhir yang

sama, yaitu bagaimana agar terjadi perubahan yang optimal pada diri siswa.

Konteks semacam ini, mengungkapkan bahwa mengajar adalah perbuatan guru

untuk menciptakan situasi kelas dan persiapan siswa dalam melakukan proses

belajar. Keefektifan belajar mengajar sangat ditentukan bagaimana terjadi

interaksi yang dinamis antara mengajar dan belajar.

Menurut Sunendar (2009: 67), istilah pembelajaran dipakai untuk

menunjukan proses yang menekankan pada pola interaksi antara guru dan siswa

yaitu interaksi antara kegiatan mengajar dan kegiatan belajar. Pembelajaran di

dalamnya mencakup proses mengajar, berisi serangkaian perbuatan guru untuk

menciptakan situasi kelas yaitu proses belajar yang berisi perbuatan siswa untuk

menghasilkan perubahan pada diri siswa sebagai akibat dari kegiatan berlajar

mengajar. Proses belajar mengajar adalah interaksi antara manusia, sumber daya

dengan lingkungannya. Proses belajar mengajar, merupakan proses yang tersusun

secara teratur yang mampu mengubah kemampuan siswa dari satu tingkatan

ketingkatan lain yang lebih baik.

Hasil proses belajar mengajar dapat dicapai secara maksimal apabila

komponen-komponen yang berinteraksi dapat berfungsi secara optimal. Perlu

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

24

diupayakan terciptanya situasi kelas yang memungkinkan berlakunya hal tersebut.

Situasi kelas yang memotivasi dapat memperbaiki proses belajar dan perilaku para

siswa. Siswa yang termotivasi untuk belajar akan tertarik dengan berbagai tugas

belajar yang sedang dikerjakan. Dengan demikian, guru hendaknya mampu

menciptakan lingkungan belajar yang dapat memberikan rangsangan atau

tantangan sehingga para siswa tertarik untuk belajar aktif dan kreatif.

Dalam penelitian ini dituliskan proses menulis anekdot untuk siswa kelas

VII SMP Negeri 3 Sungguminasa . Kegiatan menulis anekdot tersebut

membutuhkan pengetahuan kebahasaan, keterampilan berbahasa dan penguasaan

kosakata. Berbekal ketiga itu, siswa diharapkan dapat menghasilkan tulisan yang

baik dengan kriteria antara lain: bermakna, jelas, merupakan kesatuan yang bulat,

singkat, dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan.

Upaya agar siswa mampu menghasilkan tulisan yang baik, dibutuhkan suatu

pembelajaran menulis yang efektif. Sementara untuk mencapai pembelajaran yang

efektif diperlukan suatu pendekatan yang tepat dan terarah. Salah satu pendekatan

tersebut adalah pendekatan proses.

Hal tersebut dikarenakan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis

menitikberatkan pada proses memproduksi suatu tulisan. Sementara guru tidak

hanya mengevalusi hasil akhir tulisan siswa, tetapi juga harus membimbing

siswanya sejak awal perencanaan menulis sampai siswa menghasilkan tulisan.

Adapun aspek penilaian menulis anekdot antara lain isi, organisasi, kosa

kata, penggunaan bahasa, dan mekanik. Untuk lebih jelasnya penilaian tugas

menulis anekdot dengan pembobotan masing-masing unsur yang dikemukakan

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

25

oleh Hartfield dalam Nurgiyantoro (2012), adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Model Penilaian Tugas Menulis Anekdot

Aspek Skor Kriteria S

kor ISI

27—30

Sangat baik—sempurna: lucu, sesuai dengan

topik, relevan dengan topik yang dibahas,

dan kreativitas dalam pengembangan

22—26

Cukup—baik: cukup lucu, menguasai

permasalahan, pengembangan tesis terbatas,

relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci,

cukup kreatif.

17—21

Sedang—cukup: sedikit lucu tetapi

penguasaan permasalahan terbatas, substansi

kurang, pengembangan topik tidak

memadai, kurang kreatif.

13—16

Sangat kurang—kurang: tidak lucu,

menguasai permasalahan, tidak relevan; tidak

layak dinilai, cerita tidak tuntas, tidak kreatif.

ORGA-

NISASI 18—20

Sangat baik—sempurna: gagasan terungkap

jelas; tertata dengan baik; urutan logis

(abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, koda).

14—17

Cukup—baik: kurang terorganisasi

(abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, koda), tetapi

ide utama ternyatakan; pendukung terbatas;

logis, tetapi tidak lengkap

10—13 Sedang—cukup: gagasan kacau atau tidak

terkait; urutan dan pengembangan kurang logis

7—9 Sangat kurang—kurang: tidak terorganisasi;

tidak layak dinilai

KOSA

KATA 22—25

Sangat baik—sempurna: pemanfaatan potensi

kata canggih, pilihan kata, ungkapan tepat, dan

menguasai pembentukan kata.

18—21

Cukup—baik: pemanfaatan kata cukup

canggih,pilihan kata dan ungkapan sesekali

kurang tepat tetapi tidak mengganggu.

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

26

11—17

Sedang—cukup: pemanfaatan potensi kata

terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan

kosakata dan dapat merusak makna

5—10

Sangat kurang—kurang: pemanfaatan potensi

kata asal-asalan, pengetahuan kosakata rendah,

tidak layak.

PENGGUN

AAN

BAHASA

18-20

Sangat baik—sempurna: konstruksi kompleks

dan efektif. Hanya terjadi sedikit kesalahan

kebahasaan.

14-17

Cukup—baik: konstruksi sederhana, tetapi

efektif; terdapat kesalahan kecil pada

konstruksi kompleks; terjadi sejumlah

kesalahan, tetapi makna tidak kabur.

10-13

Sedang-cukup: terjadi kesalahan serius

dalam konstruksi kalimat, makna

membingungkan atau kabur

7-9

Sangat kurang—kurang: tida menguasai tata kalimat; terdapat banyak

kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak

dinilai.

MEKA-NIK

5 Sangat baik—sempurna: menguasai aturan

penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf

4 Cukup—baik: kadang-kadang terjadi kesalahan

ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital,

dan penataan paragraf, tetapi tidak

mengaburkan makna

3 Sedang—cukup: sering terjadi kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas,

makna membingungkan atau kabur

2 Sangat kurang—kurang: tidak menguasai

aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan

ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital,

dan tidak layak dinilai

9. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) / Project-based learning(PBL)

a. Hakikat model pembelajaran berbasis proyek

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

27

Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang

menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan

eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan

berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode

belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan

dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam

beraktivitas secara nyata (Rudi, 2011).

Simkins (2002) mendefenisikan Project-Based Learning is a teaching

model in which students acquire new knowledge and skills in the course of

designing, planning, and producing some product or performance‖. Artinya:

model pembelajaran berbasis proyek model pembelajaran di mana siswa

memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam perjalanan merancang ,

perencanaan , dan memproduksi beberapa produk atau kinerja .

Pembelajaran berbasis proyek adalah pemanfaatan proyek dalam proses

belajar mengajar, dengan tujuan memperdalam pembelajaran, di mana siswa

menggunakan pertanyaan-pertanyaan investigatif dan juga teknologi yang relevan

dengan hidup mereka. Proyek-proyek ini juga berfungsi sebagai bahan menguji

dan menilai kompetensi siswa pada mata pelajaran tertentu, bukan dengan

menggunakan ujian tertulis konvensional. Project-based learning berfokus pada

konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama (central) dari suatu disiplin, melibatkan

siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainya,

memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

28

sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik

(Okudan. Gul E. dan Sarah E. Rzasa, 2004).

Project-based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah

banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, project based learning bermakna

sebagai pembelajaran berbasis proyek. Project-based learning adalah sebuah

model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar

kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Cord, 2001). Berbeda

dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik

kelas yang berdurasi pendek, terisolasi/lepas- lepas, dan aktivitas pembelajaran

berpusat pada dosen, maka model project- based learning lebih menekankan pada

kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, holistik-interdisipliner, perpusat

pada pebelajar, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Dalam

project-based learning siswa belajar dalam situasi problem yang nyata, yang

dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen dan mengorganisir proyek-

proyek dalam pembelajaran (Thomas, 2000).

Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu pendekatan pendidikan yang

efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi

antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan menggunakan

pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan dalam konteks pembelajaran aktif,

dialog ilmiah dengan supervisor yang aktif sebagai peneliti (Berenfeld, 1996;

Marchaim 2001; dan Asan, 2005).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, project-based learning

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

29

merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan faham

pembelajaran konstruktivis yang menuntut peserta didik menyusun sendiri

pengetahuannya (Doppelt, 2003). Konstruktivisme adalah teori belajar yang

mendapat dukungan luas yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun

pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri (Wilson,

1996). Pendekatan project-based learning dapat dipandang sebagai salah satu

pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa

mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal.

Asan (2005) menyebutkan bahwa project-based learning memiliki

karakteristik, yaitu: (a) siswa sebagai pembuat keputusan, dan membuat

kerangka kerja, (b) terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan

sebelumnya, (c) siswa sebagai perancang proses untuk mencapai hasil, (d) siswa

bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang

dikumpulkan, (e) melakukan evaluasi secara kontinu, (f) siswa secara teratur

melihat kembali apa yang mereka kerjakan, (g) hasil akhir berupa produk dan

dievaluasi kualitasnya, dan (h) kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi

kesalahan dan perubahan.

Project-based learning memiliki potensi yang besar untuk membuat

pengalaman belajar yang menarik dan bermakna bagi siswa untuk memasuki

lapangan kerja. Menurut Gaer (1998), di dalam project-based learning yang

diterapkan untuk mengembangkan kompetensi setelah siswa bekerja di

perusahaan, siswa menjadi lebih aktif di dalam belajar, dan banyak keterampilan

yang berhasil dibangun dari proyek di dalam kelasnya, seperti keterampilan

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

30

membangun tim, membuat keputusan kooperatif, pemecahan masalah kelompok,

dan pengelolaan tim. Keterampilan-keterampilan tersebut besar nilainya ketika

sudah memasuki lingkungan kerja. dan merupakan keterampilan yang sukar

diajarkan melalui pembelajaran tradisional.

b. Langkah-langkah dalam Project-Based Learning

Kegiatan pembelajaran project-based learning bagi tutor menurut

Rosenfeld (2001) terdiri dari: (1) membuat pertanyaan yang akan dijadikan

proyek, (2) memilih pertanyaan utama atau menentukan proyek, (3)

membaca dan mencari materi yang relevan dengan masalah, (4) merancang

masalah, (5) merancang/ metode yang tepat dalam memecahkan masalah, (6)

menulis proyek proposal, (7) implementasi dan membuat dokumen tugas, (8)

analisis data dan membuat simpulan, (9) membuat laporan final, (10)

mempresentasikan proyek final.

Langkah yang lebih singkat untuk setting siswa menurut Gabriella (2000)

dan Thomas (2000) adalah:

1. Pertama persiapan formulasi problem (memilih tema proyek,

membuat pertanyaan, membuat list, membuat defenisi, memilih dan

memutuskan proyek, memformulasi problem dan hipotesis). Ini adalah

tahapan standar pengantar pembelajaran dimana informasi dan jadwal

dibuat siswa berusaha memahami satu sama lain dengan

memperkenalkan diri dan mengumpulkan harapannya di dalam

keseluruhan aktivitas proyek.

2. Kedua integrasi, ini merupkan langkah proses yang terdiri dari

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

31

sejumlah aktifitas berkenaan dengan persiapan dan langkah penting

pengerjaan suatu proyek. (a) Merancang dan menyiapkan perlengkapan

untuk proyek, menentukan metode, tempat, dan gejala-gejala.(b)

Pembentukan kelompok dan pemilihan proyek: siswa diharapkan

untuk memecahkan permasalahan yang dipilih secara jujur dalam

kelompok kecil.(c) Pengumpulan informasi: presentasi ringkas dan

diskusi proyek individual, yang mendukung pengumpulan berbagai

pandangan atas proyek. (d)Langkah kerja proyek: langkah kerja

merupakan bagian penting dari kerja kelompok. Adapun hal-hal yang

dilihat berkaitan dengan bagaimana motivasi siswa dalam mengikuti

project-based learning, cara siswa dalam melakukan problem-solving,

proses kolaborasi antar siswa dan dosen, serta kemandirian siswa

dalam menyelesaikan proyek-proyek.

3. Ketiga adalah Evaluasi (interpretasi dan membuat perbandingan,

menyimpulkan & membuat laporan proyek). Hal-hal yang disiapkan

dalam PBL: kurikulum, perelengkapan proyek, lingkungan fisik,

lingkungan sosial, dan interaksi aspek-aspek tersebut. Pola ini menunjukan

bentuk aktivitas dalam melakukan penilaian terhadap mahasiswa.

Feedback membantu dosen dalam menafsirkan penguasaan siswa tehadap

proyek yang telah dikerjakannya.

Langkah project-based learning menunjukkan skenario pembelajaran yang

dijalankan. Menurut Waras (2007), skenario pembelajaran berbasis proyek

dalam Jurusan Teknik Mesin pada mata kuliah Teknologi Produksi terdiri dari:

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

32

1) Tahap 1: identifikasi masalah riil di industri kecil, dalam proses ini siswa

mengkaji proses perancangan mesin dan mengidentifikasi masalah yang

dihadapi industri kecil yang dikunjungi untuk diangkat menjadi mata

proyek.

2) Tahap 2: perumusan strategi/alternatif pemecahan masalah, hasil dari tahap

ini berupa ―artifak‖ produk teknologi yang akan dihasilkan dari proyek ini

untuk memecahkan masalah, yaitu apa mata proyek yang ditetapkan, apa

yang akan dicapai dari proyek ini, produk apa yang akan dihasilkan, dan

bagaimana cara merealisasikannya.

3) Tahap 3: perancangan produk, Pada tahap ini, proposal proyek

dilengkapi dengan rancangan/desain produk berupa alat atau mesin yang

akan dibuat untuk memecahkan masalah. Dalam perencanaan produk ini

siswa melakukan proses kalkulasi dimensi produk, kekuatan bahan, dan

kalkulasi teknik dan biaya yang kemudian ditampilkan dalam gambar kerja.

4) Tahap 4; proses produksi alat/mesin, dalam tahap ini, siswa dalam

kelompok masing-masing melakukan proses produksi alat yang telah

didesain dengan basis pekerjaan menggunakan mesin perkakas. Jadwal dan

prosedur kerja dalam tahap proses produksi dibuat oleh masing-masing

kelompok kerja, termuat di dalam proposal proyek

5) Tahap 5: tahap evaluasi, dalam tahap ini, siswa melakukan uji-coba produk

untuk mengetahui unjuk kerja alat yang dihasilkan, mengetahui kelebihan

dan kelemahannya. Proses uji- coba ini merupakan bentuk self-evaluation

yang menjadi umpan balik bagi unjuk kerja mereka.

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

33

6) Tahap 6: presentasi, pada tahap ini, dimaksudkan untuk

mengkomunikasikan secara aktual kreasi teknologi yang dapat mengatasi

masalah produksi tertentu. Melalui seminar kelas, setiap kelompok

menampilkan karya mereka. Pada tahap ini, kegiatan akan mendorong

munculnya pertanyaan baru yang dapat memicu munculnya ide-ide

teknologi baru.

Project-based learning sebagai model pembelajaran yang kooperatif dan

akomodatif terhadap kemampuan anak menuju proses berpikir yang bebas dan

kreatif. Implementasi project-based learning ialah pada keikutsertaan pebelajar

dalam memahami realitas kehidupan dari yang konkret sampai yang abstrak.

Realitas kehidupan ini akan menjadi sumber inspirasi dan kreativitas dalam

melakukan analisis dan membangun visi kehidupan. Thomas (2000) berpendapat

bahwa PBL terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Ini adalah tahapan standar pengantar pembelajaran dimana

informasi dan jadwal dibuat. siswa berusaha memahami satu sama lain dengan

memperkenalkan diri dan mengumpulkan harapannya di dalam keseluruhan

aktifitas proyek.

2. Proses PBL Ini adalah tahapan-utama pembelajaran dan terdiri dari sejumlah

aktifitas berkenaan dengan persiapan dan langkah penting pengerjaan suatu

proyek. Tahap ini meliputi: (a) pembentukan kelompok dan pemilihan proyek,

(b) pengumpulan informasi, dan (c) langkah kerja proyek. 3.Tahap Evaluasi

Pola ini menunjukan bentuk aktifitas di dalam melakukan penilaian terhadap

siswa. Feedback membantu guru dalam menafsirkan penguasaan ssiwa tehadap

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

34

proyek yang telah dikerjakannya. Lebih jelas gambaran proses kerja PBL dapat

dilihat pada gambar di bawah ini

B. Kerangka Pikir

Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi dalam

pembelajaran bahasa yang cukup sulit dibandingkan dengan kompetensi lainnya.

Keterampilan menulis tidak dapat dimiliki begitu saja, tapi perlu adanya proses

latihan secara terus menerus dan berkesinambungan. Kenyataannya, kondisi

pembelajaran di kelas, siswa kurang mempunyai motivasi dalam belajar

keterampilan menulis. Siswa malas setiap mengikuti pelajaran menulis anekdot,

dan menganggap menulis itu sesuatu yang tidak penting.

Salah satu strategi pembelajaran menulis anekdot yang dapat digunakan

adalah model pembelajaran berbasis proyek (PBP) . Pada model pembelajaran

berbasis proyek (PBP), guru berperan sebagai motivator dan fasilitator. Model

pembelajaran berbasis proyek (PBP) adalah strategi pembelajaran yang pada

intinya membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif

dan kondusif. Kondisi kondusif ini merupakan syarat mutlak demi tercapainya

hasil belajar yang maksimal.

Tahapan utama dalam PBP adalah (1) membuat pertanyaan yang akan

dijadikan proyek, (2) memilih pertanyaan utama atau menentukan

proyek, (3) membaca dan mencari materi yang relevan dengan masalah, (4)

merancang masalah, (5) merancang/ metode yang tepat dalam memecahkan

masalah, (6) menulis proyek proposal, (7) implementasi dan membuat dokumen

tugas, (8) analisis data dan membuat simpulan, (9) membuat laporan final, (10)

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

35

mempresentasikan proyek final.

Jadi, siswalah yang dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

Strategi tersebut sebagai salah satu upaya melakukan variasi, khususnya dalam

pembelajaran di dalam kelas agar siswa tidak merasa bosan dengan model

pembelajaran yang monoton sehingga menghasilkan tulisan teks anekdot sebagai

suatu produk.

ASPEK GURU

Teknik tradisional

(menulis bebas, berdasarkan

kerangka, topik)

Penilaian Hasil Belajar Menulis Teks Anekdot

Hasil Belajar Menulis Teks Anekdot Siswa

Meningkat

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

KETERAMPILAN MENULIS

Hasil belajar menulis

Anekdok Rendah

rendah

Siklus I dan Siklus II

o Membuat pertanyaan kunci

o Memilih pertanyaan utama

atau menentukan proyek

o Membaca dan mencari materi yang

relevan dengan masalah

o Merancang masalah

o Merancang/ metode yang tepat

dalam memecahkan masalah

proyek proposal,

o Membuat dokumen tugas,

o Analisis data dan membuat

simpulan,

ASPEK Siswa

Kurang Motivasi, kurang

penyaluran kreativitas

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

36

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah jika model pembelajaran berbasis proyek

(PBP) diterapkan dalam pembelajaran menulis anekdot dengan benar maka hasil

belajar , siswa kelas VII SMP 3 Sungguminasa akan meningkat.

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki

kecenderungan menggunakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini digunakan

dengan alasan peneliti dapat meningkatkan kemampuan menulis anekdot, meliputi

proses dan hasil pembelajaran, dengan diterapkannya model pembelajaran

berbasis proyek (PBP) . Penelitian melibatkan mahasiswa sebagai peneliti yang

berkolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Sungguminasa.

Berdasarkan keadaan tersebut, penelitian dengan model pembelajaran

berbasis proyek (PBP) diharapkan dapat membantu siswa untuk menciptakan

sebuah teks anekdot yang baik sekaligus dapat meningkatkan apresiasi terhadap

pembelajaran bahasa khususnya menulis. Desain penelitian tindakan kelas diawali

dengan perencanaan tindakan (planning), tindakan (action), observasi (observe,)

dan refleksi (reflect).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada di SMP Negeri 3 Sungguminasa yang

berlokasi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92351.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 30 siswa.

Sekolah ini dipilih dengan beberapa pertimbangan, antara lain dalam keterampilan

menulis siswanya masih tergolong rendah.

37

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

38

Penelitian ini dilaksanakan oleh guru mata pelajaran sebagai subjek yang

melaksanakan tindakan pembelajaran, sedangkan yang melakukan pengamatan

adalah mahasiswa peneliti. Waktu perencanaan penelitian dilaksanakan pada

bulan April 2020 karena bertepatan dengan semester ganjil, dimana kompetensi

inti menulis anekdot dilaksanakan.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui empat

langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Empat

langkah utama yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan

kelas sering disebut dengan istilah satu siklus.

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti bersama dengan kolaborator akan

menetapkan alternatif tindakan yang akan dilakukan dalam upaya peningkatan

keterampilan subjek yang diinginkan melalui tahap berikut:

a) menentukan KD/topik/pokok bahasan,

b) mengembangkan RPP dengan desain PBP,

c) menyiapkan media pembelajaran,

d) menyiapkan instrumen penelitian yang berupa tes, catatan lapangan, angket,

pedoman wawancara, dan alat dokumentasi,

e) mengembangkan format evaluasi.

2. Implementasi tindakan

Implementasi yaitu pelaksanakan KBM sesuai dengan RPP siklus 1 yang

telah dibuat bekerja sama dengan kolaborator. Inti pelaksanaannya adalah

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

39

pembelajaran menulis teks anekdot siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP). Langkah yang

akan dilakukan pada implementasi tindakan ini adalah sebagai berikut.

a. Guru menciptakan suasana yang kondusif sebelum memulai pembelajaran

dengan mengatur tata letak tempat duduk.

b. Guru membangun apersepsi siswa tentang menulis teks anekdot. Tujuannya

adalah membawa kesiapan siswa untuk masuk ke materi dengan menyesuaikan

keadaan siswa.

c. Guru memberitahukan prosedur pelaksanaan pembelajaran menulis teks

anekdot dengan menggunakan model pembelajaran genius learning agar siswa

dapat

d. memahami materi yang disampaikan, serta dapat memahami materi tentang

menulis teks anekdot.

e. Siswa memperhatikan guru memberikan materi tentang menulis teks anekdot

pada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang ruang lingkup penulisan.

f. Siswa dapat bertanya apabila merasa belum paham terhadap materi yang

disampaikan oleh guru.

g. Siswa berlatih menulis teks anekdot, dengan tema yang telah ditentukan, dari

pengalaman mereka.

h. Guru bersama mahasiswa peneliti menilai isi, proses, dan hasil menggunakan

strategi ini.

i. Pada akhir pembelajaran, guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah

berlangsung. Refleksi ini bertujuan agar siswa dapat mengevaluasi kegiatan

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

40

pembelajaran sehingga dapat diperbaiki pada siklus II.

3. Observasi

Pengamatan akan dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan pada tahap perencanaan.

Berikut hal-hal yang dilakukan mahasiswa peneliti saat proses pembelajaran

berlangsung.

a. Mengamati segala yang dilakukan siswa di dalam kelas yang berkaitan

dengan kegiatan menulis teks anekdot pada siswa dengan menerapkan

metode sebelumnya.

b. Mengamati guru, bagaimana guru memberi bimbingan, motivasi kepada

siswa dalam melakukan pembelajaran menulis teks anekdot dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) .

4. Refleksi

Kegiatan refleksi ini digunakan untuk merencanakan kegiatan siklus II.

Mahasiswa peneliti bersama guru berdiskusi dan menganalisis hasil pengamatan

pada siklus I, antara lain sebagai berikut:

a. mengambil kesimpulan tentang kemampuan siswa setelah dilakukan

tindakan penelitian,

b. menilai keaktifan siswa ketika berinteraksi dengan guru dan siswa lainnya,

c. menilai keterampilan masing-masing siswa dalam praktik menulis

cerpen berdasarkan hasil tugas siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data penelitian tindakan ini meliputi siswa, guru, dokumen hasil

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

41

pembelajaran, dan proses pembelajaran. Adapun teknik pengumpulan datanya

dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Metode Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan

langsung. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah jenis pengamatan

tak berstruktur, yaitu tidak membatasi pengamatan tersebut dengan kerangka kerja

tertentu. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan

pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dideskripsikan

melalui lembar catatan lapangan.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa saat di luar jam pelajaran.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru

terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Wawancara dengan

guru dilakukan secara terstruktur untuk mengetahui proses pembelajaran yang

telah dilakukan.

3. Tes

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur keterampilan siswa

dalam menulis teks anekdot baik sebelum implementasi tindakan dan sesudah

implementasi tindakan. Tes menulis teks anekdot diberikan dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis anekdot melalui model

pembelajaran berbasis proyek (PBP) .

4. Dokumentasi

Berupa foto-foto kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan di kelas, dari

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

42

awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

D. Instrumen Penelitiaan

1. Angket

Instrumen ini berupa pertanyaan yang memerlukan jawaban tertulis. Angket

meliputi angket pratindakan dan angket pasca tindakan. Angket pratindakan yang

diberikan sebelum tindakan dilakukan untuk mengetahui keterampilan menulis

teks anekdot siswa sebelum diberi tindakan. Angket pasca tindakan digunakan

untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis proyek

(PBP) dalam pembelajaran menulis teks anekdot dan mengetahui tingkat

pemahaman siswa setelah menerapkan model pembelajaran berbasis proyek

(PBP)

2. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis

Pedoman penilaian digunakan sebagai pijakan dalam menilai tulisan teks

anekdot siswa.Pedoman penilaian tersebut berpedoman dalam Penilaian

Pembelajaran Bahasa (Nurgiyantoro, 2012) yang telah dimodifikasi sesuai

kebutuhan

Tabel 3.1 Model Penilaian Tugas Menulis Anekdot

No. Aspek Deskripsi bobot Skor

1. Unsur-unsur

teks anekdot

Menemukan seluruh unsur 4

Menemukan 3-4 unsur 3

Menemukan 1-2 unsur 2

2. Struktur teks

anekdot

Menyebutkan struktur dengan lengkap,

tepat dan sistematis

4

Menyebutkan struktur kurang lengkap,

tepat dan sistematis

3

Menyebutkan struktur kurang lengkap,

tidak tepat dan tidak sistematis

2

3. Ciri

kebahasaan

Menyebutkan seluruh ciri-ciri kebahasaan

secara lengkap

4

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

43

Menyebutkan 3-4 ciri-ciri kebahasaan 3

Menyebutkan 1-2 ciri-ciri kebahasaan 2

4. Kata, istilah

dan

ungkapan

Menjelaskan makna kata, istilah dan

ungkapan seluruhnya

4

Menjelaskan makna kata, istilah dan

ungkapan sebagian besar

3

Menjelaskan makna kata, istilah dan

ungkapan sebagian kecil

2

5 Isi teks

anekdot

Menjelaskan isi anekdot dengan tepat

dengan bahasa yang santun, baik dan benar

4

Menjelaskan isi anekdot kurang tepat

dengan bahasa yang santun, baik dan benar

3

Menjelaskan isi anekdot kurang tepat,

dengan bahasa yang kurang santun, baik

dan benar

2

Perolehan Skor

Nilai = -------------------- X Skor ideal = NA

Skor Maksimal

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan

lapangan dibuat agar segala sesuatu yang terjadi pada saat pengambilan data dapat

terangkum. (lembar terlampir.

4. Lembar Observasi

Instrumen lembar observasi digunakan untuk mendata dan memberikan

gambaran mengenai proses pembelajaran di kelas. Di dalam lembar observasi,

penulis mencatat pengamatan mengenai proses pembelajaran anekdot pada setiap

rangkaian penelitian. Instrumen lembar observasi digunakan selama pelaksanaan

penelitian mulai pratindakan hingga siklus terakhir.

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

44

E. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data, peneliti membandingkan isi catatan yang dilakukan

dengan kolaborator, kemudian data diolah dan disajikan secara deskriptif

kuantitatif dan kualitatif.

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik deskripsi

kualitatif. Data yang dikumpulkan berupa wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi tugas siswa. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

a) Perbandingan antara data yaitu membandingkan data-data dari

setiap informasi yang diperoleh,

b) kategorisasi, mengelompokkan data-data dalam kategori tertentu,

c) pembuatan inferensi, memaknai data-data dan menarik kesimpulan.

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Analisis deskripsi kuantitatif, yaitu informasi yang muncul di lapangan dan

memiliki karakteristik yang dapat ditampilkan dalam bentuk angka, berupa hasil

pembelajaran prates dan angket yang diambil sebelum maupun sesudah

tindakan dilakukan. Data dapat dilihat dalam bentuk diagram atau tabel. Data yang

berupa angka dideskripsikan dengan cara penyajian dalam bentuk kesimpulan.

F. Indikator Keberhasilan

Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan penelitian

tindakan ini ditandai adanya perubahan ke arah perbaikan, baik terkait dengan

suasana belajar dan pembelajaran. Indikator keberhasilan dapat ditentukan

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

45

berdasarkan proses dan produk. Keberhasilan berdasarkan proses apabila dalam

penelitian ini terjadi peningkatan keterampilan dalam menulis teks anekdot

dibandingkan dengan sebelum diadakannya tindakan.

Hal ini, dapat dilihat adanya perubahan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran menulis teks anekdot dengan model pembelajaran genius learning,

meliputi siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran menulis anekdot.

Siswa mampu menulis ide atau gagasan dari hasil pengamatan dengan lingkungan

sekitarnya dengan demikian, siswa akan terampil dan kreatif dalam menulis teks

anekdot.

Indikator keberhasilan produk dideskripsikan dari keberhasilan siswa dalam

praktik menulis teks anekdot dengan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) .

Keberhasilan diperoleh jika telah terjadi peningkatan skor sebesar 75% dari

jumlah siswa sesudah diberikan tindakan.

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian ini dipaparkan data dan pembahasan pembelajaran menulis

anekdot model pembelajaran berbasis proyek (PBP). Data tindakan, temuan, dan

refleksi diperoleh melalui tes dan pengamatan. Data setiap siklus dipaparkan

secara terpisah, bertujuan untuk melihat persamaan, perbedaan, perubahan,

perkembangan alur setiap siklus. Menggunakan model pembelajaran berbasis

proyek (PBP) dalam pembelajaran menulis anekdot merupakan suatu kesatuan

dalam proses pembelajaran yang utuh dari setiap siklus. Pembelajaran menulis

anekdot melalui model pembelajaran berbasis proyek (PBP) sebagai suatu proses

mencakup (1) perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan/ tindakan pembelajaran,

(3) observasi penelitian, dan (4) refleksi tindakan.

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Hasil Belajar siswa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka diperoleh

data hasil belajar siswa siklus I. Data ini dikumpulkan melalui instrument hasil

belajar Bahasa Indonesia. Hasil tes siklus I dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 4.1. Nilai Teks Siklus I Peningkatkan kemampuan menulis anekdot

melalui model pembelajaran berbasis proyek (PBP) pada siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Sungguminasa.

46

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

47

Skor Rata-Rata Siklus I

Nomor

Subjek

SKOR

Ju

mla

h

Nil

ai

A B C

A1 A2 B1 B2 B3 C1 C2 C3

T1 3 1,5 2,5 2,5 1,5 3 3 2 23 76,66

T2 3 1 1 1 1 3 3 2,5 19 63,33

T3 3 1 2,5 2,5 2,5 3 2 2 22,5 74,99

T4 2 1,5 1,5 2 2,5 3 2 2,5 21 70

T5 3 1 2,5 2,5 2,5 3 2 2 22,5 74,99

T6 3 1 1,5 2 1,5 1 2,5 2,5 19 63,33

T7 1,5 1 1,5 2 2 3 2 2 18,5 61,66

T8 3 2 1,5 2,5 3 3 2,5 2,5 22 73,33

T9 3 1,5 1,5 2 3 3 2,5 2 22 73,33

T10 1,5 1 1,5 2 1 3 2 2 16 53,33

T11 2 1 1 2 3 3 2 2 20 66,66

T12 2 1,5 1,5 2 3 3 3 2,5 21,5 71,5

T13 2 1,5 1,5 2 2,5 3 2 2,5 21 70

T14 3 1 2,5 2,5 2,5 3 2 2 22,5 74,99

T15 3 1,5 2,5 2,5 1,5 3 3 2 23 76,66

T16 3 1 1 1 1 3 3 2,5 19 63,33

T17 3 1 2,5 2,5 2,5 3 2 2 22,5 74,99

T18 3 2 2,5 2,5 2,5 3 2 2,5 24 80

T19 3 1 2 1,5 1 3 1 1,5 18 60

T20 3 1 2 2 1,5 3 2 2,5 20 66,66

T21 3 1 1 2 1,5 3 2 2 17,5 58,33

T22 2 1 1 1,5 1 1 2 2 15,5 51,66

T23 3 1,5 1,5 1 2,5 1,5 3 2,5 19,5 64,99

T24 3 1 2 2 3 2,5 1,5 1,5 20,5 68,33

T25 2 2 3 2 1 3 2 3 22 73,33

T26 3 1,5 1,5 2 2 3 2 3 20 66,66

T27 1,5 1 1 1 1 1 2,5 2 15 50

T28 2 1 1 2 2,5 3 3 2 21,5 71,66

T29 2 1 1,5 2 2 3 1,5 2 19 63,33

T30 3 1 2 2 3 3 3 2 23 76,66

Jumlah 60,5 30 39,5 46 48,5 64 54 53 480 1599,73

Rata-Rata 4,84 2,4 3,16 3,68 3,88 5,12 4,32 4,24 19,83 127,98

Keterangan:

A₁ = Kesesuaian isi cerita dengan tema

A₂ = Kreatifitas pengembangan cerita

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

48

B₁ = Penyajian alur

B₂ = Penyajian tokoh

B₃ = Penyajian latar

C₁ =Penyajian sudut pandang

C₂ = Pemilihan diksi

C₃ = Penggunaan judul

Pada siklus ini dilaksanakan tes hasil belajar yang berbentuk teks anekdot,

setelah selesai pelaksanaan tindakan untuk siklus I. Adapun analisis deskriptif

skor hasil belajar menulis anekdot siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP).

Tabel 4.3 Statistik Skor Peningkatkan kemampuan menulis anekdot pada

siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa melalui model pembelajaran

berbasis proyek (PBP). pada Tes Akhir Siklus I.

Statistik Nilai Statistik

Subyek 30

Skor ideal 100

Skor Tertinggi 80

Skor Terendah 60

Jumlah Skor 1594,86

Skor rata-rata 66,66

Jika Skor hasil belajar membuat karangan siswa pada siklus I tersebut

dikelompokkan kedalam 4 kategori (kelas Interval), maka diperoleh distribusi

frekuensi sebagai berikut :

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

49

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Peresentase Skor Peningkatkan kemampuan

menulis cerpem dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek

(PBP) siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa. Akhir siklus I.

Interval Nilai Kategori Frekuensi Presentase (%)

0-74 Rendah 21 87,5

75-84 Sedang 9 12,5

85-95 Tinggi - -

96-100 Sangat tinggi - -

Jumlah 30 100

Berdasarkan Tabel 4.3 dan 4.4, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-

rata hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa pada siklus I

sebesar 67,1 berada pada kategori sedang. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa

dari 30 siswa yang menjadi subjek penelitian, 21 siswa (70 %) memperoleh skor

berada dalam kategori rendah sedangkan 9 siswa (30%) memperoleh skor berada

dalam kategori sedang.

b. Aktivitas Siswa

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis anekdot

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII

SMP Negeri 3 Sungguminasa. menunjukkan bahwa perolehan rata-rata skor

aktivitas siswa pada poin 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,,15,16 adalah 51,1% yang

berada pada kategori aktif. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa

aktivitas siswa pada siklus I belum efektif.

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

50

Tabel 4.5 hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama siklus I

No Indikator yang diamati Pertemuan Ke-

% 1 2 3

1. Kehadiran siswa 17 19 22 80

2. Siswa yang mengajukan solusi

ketika guru memberikan masalah

untuk memotivasi diawal

pembelajaran

10 11 13 37,77

3. Siswa yang mengajukan pertanyaan

terhadap masalah yang diberikan

4 6 10 22,22

4. Siswa yang mengajukan solusi

dalam kelompok terhadap masalah

yang diberikan

7 8 10 27,77

5. Siswa yang menanggapi solusi

permasalahan yang diajukan oleh

siswa lain dalam kelompok

8 8 10 28,88

6. Siswa yang aktif bekerja sama

dalam kelompok untuk

menyelesaikan masalah

7 9 10 28,88

7. Siswa yang melakukan kegiatan

lain ketika proses pembelajaran

berlangsung.

15 17 13 50,00

Pada siklus I siswa masih kurang termotivasi belajar sehingga kurang

terfokus pada materi. Hal ini nampak pada banyaknya siswa yang mengajukan

pertanyaan pada masalah yang diberikan masih tergolong rendah selain itu,

terlihat dari siswa yang mengajukan solusi kurang. Sikap siswa umumnya masih

kurang memberikan respon positif terhadap model yang digunakan. Hal ini

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

51

disebabkan siswa belum terbiasa diberikan pertanyaan sebelum proses

pembelajaran apalagi bekerja secara individu untuk menyelesaikan masalah.

2. Siklus II

a) Hasil Belajar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka diperoleh

data hasil belajar siswa siklus II. Data ini dikumpulkan melalui instruments hasil

belajar Bahasa Indonesia. Hasil tes siklus II dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4.2. Nilai Teks Siklus II Menulis anekdot dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis proyek (PBP). siswa kelas VII SMP Negeri 3

Sungguminasa.

Skor Rata-Rata Siklus II

Nomor

Subjek

SKOR

Ju

mla

h

Nil

ai

A B C

A1 A2 B1 B2 B3 C1 C2 C3

T1 3 2 2 2,5 3 3 2 1,5 21 70

T2 3 1 2,5 2 3 3 2 2 22,5 75

T3 3 1,5 3 2,5 2 3 2 2 22 73,33

T4 3 2 3 2,5 3 3 2 2 24,5 81,66

T5 2 1,5 1,5 2 3 3 2 2,5 21,5 71,66

T6 2,5 2 1,5 2 1,5 3 2 2,5 21,5 71,66

T7 3 2 2 2,5 2 3 2 2,5 24,5 81.66

T8 3 1 2 2 2 3 2 2 21,5 71,66

T9 3 2 2 2,5 3 3 2 1,5 21 70

T10 3 1 2,5 2 3 3 2 2 22,5 75

T11 3 1,5 3 2,5 2 3 2 2 22 73,33

T12 3 2 3 2,5 3 3 2 2 24,5 81,66

T13 3 2,5 3 2 3 3 2 3 25 83,33

T14 3 1 1,5 2 1 3 2,5 3 20 66,66

T15 3 1,5 3 1,5 3 1 2,5 2 21,5 71,66

T16 3 1,5 2,5 2,5 2,5 3 1,5 2,5 23,5 78,33

T17 3 1 2,5 1,5 3 2,5 2 2 2,5 75

T18 3 2 3 2 2,5 3 2 2,5 24 80

T19 3 2 2,5 2 3 3 2 2 23,5 78,33

T20 3 1,5 3 1 3 3 2,5 3 24 80

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

52

T21 3 2 3 2 2,5 2,5 2 2,5 24,5 81,66

T22 3 2 2,5 2 3 3 2 2 24 80

T23 3 1 2,5 2,5 2,5 3 2 2 22,5 74,99

T24 3 1 2 2,5 2,5 3 2 3 23 76,66

T25 3 2 2,5 2,5 2,5 3 2 2 23,5 78,33

T26 3 2 3 3 2,5 3 2,5 2 24,5 81,66

T27 3 1 2,5 2 2 3 2 2 21,5 71,66

T28 3 2 3 2,5 3 3 2 2 25 83,33

T29 3 1 2,5 2,5 2,5 3 2 2 22,5 74,99

T30 3 1 2 2,5 2,5 3 2 3 23 76,66

Jumlah 70,5 39 59,5 51,5 61 69 49,5 54,5 531,5 1756,57

Rata-Rata 5,64 3,12 4,76 4,12 4,88 5,52 3,96 4,36 42,52 146,38

Keterangan:

A₁ = Kesesuaian isi cerita dengan tema

A₂ = Kreatifitas pengembangan cerita

B₁ = Penyajian alur

B₂ = Penyajian tokoh

B₃ = Penyajian latar

C₁ =Penyajian sudut pandang

C₂ = Pemilihan diksi

C₃ = Penggunaan judul

Hasil analisis deskriktif skor hasil belajar siklus II berada pada kategori

baik, setelah dilakukan tindakan selama 2 kali pertemuan diadakan evalusi dengan

memberikan tes hasil belajar menulis anekdot dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII SMP Negeri 3

Sungguminasa. pada akhir siklus II disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6 Statistik Skor Peningkatkan kemampuan menulis anekdot dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Sungguminasa.

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

53

No. Statistik Nilai Statistik

1. Ukuran Sampel 30

2. Skor Ideal 100

3. Skor Tertinggi 83,33

4. Skor Terendah 67

5. Jumlah skor 2192,54

6. Skor Rata-rata 91,37

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa dari skor 0-100, skor

terendah yang diperoleh yaitu skor 67, sedangkan skor tertinggi yang diperoleh

siswa skor 83,33. Hal Ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II

mengenai menulis anekdot melalui model pembelajaran berbasis proyek (PBP)

siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa sudah mencapai nilai KKM.

Jika skor hasil belajar ini dikelompokkan, menjadi lima kategori maka

diperoleh distribusi frekuensi dan presentase sebagaimana berikut ini:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Presentase Hasil Belajar menulis anekdot

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII

SMP Negeri 3 Sungguminasa. Akhir Siklus II

Interval Nilai Kategori Frekuensi Presentase (%)

0-74 Rendah 5 17

75-84 Sedang 25 83

85-95 Tinggi

96-100 Sangat tinggi

Jumlah 30 100

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

54

Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata hasil belajar

siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa pada siklus II yaitu sebesar 17%

berada pada kategori rendah, 83% berada pada kategori sedang, 0% berada pada

kategori tinggi , 0% berada pada kategori sangat tinggi. Adapun Presentase

ketuntasan hasil menulis anekdot dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa siklus II

ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar menulis anekdot dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Sungguminasa.

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0-74 Tidak tuntas 5 17

2 75-100 Tuntas 25 83

Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 15

siswa dikategorikan tuntas dan 9 siswa dikategorikan tidak tuntas. Dari hasil yang

diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa pada siklus II ini telah terjadi peningkatan

hasil belajar.

b) Aktivitas siswa

Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II lebih meningkat dibanding

siklus II dimana perolehan rata-rata skor aktivitas siswa pada poin 1,2,3,4,5,6,7

adalah 85,3% yang berada pada kategori aktif. Dengan demikian, maka dapat

dikatakan bahwa aktivitas siswa pada siklus ini sudah efektif.

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

55

Tabel 4.9 hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama siklus II

No Indikator yang diamati Pertemuan Ke-

% 1 2 3

1. Kehadiran siswa 24 24 24 100

2. Siswa yang mengajukan solusi ketika guru

memberikan masalah untuk memotivasi

diawal pembelajaran

13 12 14 43,33

3. Siswa yang mengajukan pertanyaan terhadap

masalah yang diberikan

6 9 13 31,11

4. Siswa yang mengajukan solusi dalam

kelompok terhadap masalah yang diberikan

7 9 12 31,11

5. Siswa yang menanggapi solusi permasalahan

yang diajukan oleh siswa lain dalam kelompok

8 10 13 34,44

6. Siswa yang aktif bekerja sama dalam

kelompok untuk menyelesaikan masalah

8 11 13 35,55

7. Siswa yang melakukan kegiatan lain ketika

proses pembelajaran berlangsung.

11 9 8 31,11

Pada siklus II sudah nampak adanya kelompok yang bersaing dan kelihatan

bahwa sudah muncul rasa ingin tahu terhadap materi yang dibahas. Pada minggu

ke dua siklus II ini pada dasarnya hampir sama dengan siklus minggu pertama

siklus II hanya saja pada minggu ke dua ini perhatian dan motivasi semakin

meningkat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya frekuensi siswa yang

mengajukan solusi ketika guru memberikan masalah di awal pembelajaran,

mengajukan pertanyaan terhadap masalah yang diberikan, mengajukan solusi atau

memberikan tanggapan dalam kelompok.Hal ini menandakan bahwa kesungguhan

siswa untuk belajar.

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

56

B. Pembahasan

Subbab ini merupakan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan

sebelumnya pada peningkatan kemampuan siswa menulis anekdot melalui model

pembelajaran berbasis proyek (PBP). pada tahap ini peneliti memaparkan garis

besar hasil penelitian mulai dari pratindakan hingga siklus II.

Pada tahap pratindakan, dalam hal ini peneliti memberikan untuk siswa.

dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa sudah pernah mendapat

pengetahuan dan tugas menulis anekdot dari guru. Akan tetapi, hanya sebagian

siswa yang senang ketika diberi tugas oleh guru untuk menulis anekdot.

Terkadang siswa menulis karya satra lain seperti puisi atau novel. Hampir

sebagian siswa kurang mengetahui tahapan menulis anekdot dengan baik. Hal ini

disebabkan karena guru sering menggunakan model pembelajaran berbasis proyek

(PBP). Guru juga menggunakan buku paket ketika menyampaikan materi,

sehingga kurang memaksimalkan metode dan media pembelajaran. Selanjutnya,

siswa sering diberi tugas untuk dikerjakan di rumah. Hal ini menyebabkan siswa

merasa bosan saat mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu,

siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran menulis anekdot menggunakan

model pembelajaran berbasis proyek (PBP) dan media pembelajaran yang baru.

Pada siklus I siswa cukup bersemangat untuk mengikuti pembelajaran

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP), dalam hal ini guru

berinisiatif untuk membentuk sebuah membahas mengenai langkah-langkah

menulis anekdot yang benar. Siswa lebih mudah mendapatkan ide karena tema

menulis anekdot sudah ditentukan. Selain menentukan gagasan, siswa juga

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

57

mengingat tahapan menulis anekdot dengan benar. Setelah berdiskusi siswa

disuruh membuat sebuah anekdot.

Peningkatan hasil belajar menulis anekdot dapat dilihat pada skor setiap

aspek dari tahap siklus I hingga siklus II. Skor awal pada aspek isi rata-rata pada

siklus I sebesar 67 dan pada siklus II skor menjadi 91,37 Data tersebut

menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan menulis anekdot .

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

58

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasaan pada bab sebelumnya maka

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran keterampilan menulis anekdot dengan

menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa. Hal ini

ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan dari siklus I dengan pencapaian

ketuntasan belajar dari siklus I yaitu 15 siswa dengan persentase 67% dan

meningkat pada siklus II yaitu 22 siswa dengan persentase 91,37%.

Terjadi perubahan aktivitas atau sikap siswa dengan menerapkan model

pembelajaran berbasis proyek (PBP) dalam pembelajaran keterampilan menulis

anekdot yang dapat dilihat dari persentase kehadiran siswa dari siklus I yaitu 80%

dan meningkat pada siklus II menjadi 100%, keaktifan dalam memperhatikan

materi yang dijelaskan oleh guru dari siklus I yaitu 68,82% dan meningkat pada

siklus II menjadi 89,25%, siswa yang mengajukan pertanyaan dari siklus I yaitu

57,82% dan meningkat pada siklus II menjadi 70,62%, serta siswa yang

menganggu (ribut, bermain, tidur, dll) pada proses pembelajaran siklus I yaitu

20,60% dan meningkat pada siklus II menjadi 5,76%.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

58

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

59

1) Guru diharapkan dapat menjadikan menggunakan model pembelajaran

berbasis proyek (PBP) sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Menulis

anekdot untuk meningkatkan hasil belajar serta mengaktifkan siswa dalam

proses pembelajaran.

2) Kepada peneliti berikutnya, yang akan mengkaji rumusan yang serupa

diharapkan dapat mengembangkan peneliti ini dengan mengkaji pembelajaran

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) secara lebih

mendalam lagi.

3) Kepada peneliti lain yang berniat melakukan penelitian yang berkaitan dengan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat

menjadikan hasil penelitian ini sebagai alat perbandingan.

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

60

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. Dkk. 1995. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2008. Pokoknya Menulis. Bandung:Kiblat

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Asan, A dan Haliloglu, Z. 2005. Implementing Project Based Learning In Computer

Classroom. The Turkish Online Journal of Educational Technology – TOJET, volume

4 Issue 3. http://www.tojet.net/articles/ 4310.doc.Diakses 3 Desember 2015

Berenfeld B. (1996). Linking Students to the Info-sphere. Technology Horizon

Buck Institutute for Education. 1999. Project-Based Learning.

http://www.bgsu.edu/organizations/etl/proj.html.

Cord, 2001. Contextual Learning Resource. http://www.cord.org. Diakses 3 Desember 2015

Enre, Fahruddin Ambo. 1994. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Ujungpandang: IKIP

Esche, S.K. 2002. Project-Based Learning (PBL) in a Course on Mechanisms and Machine

Dynamics. World Transactions on Engineering and Technology Education. Volume

I. No. 2. 201-204. http://www.eng. monash.edu.au. Diakses 3 Desember 2015

Gabriella Bodnar dan Judit Hazy. 2000. Experiences of Project-Based Teaching Applied In The

Field of Psychology. Journal Social Management Science. 2000. Volume VII. Page

173-190

Gaer, S. 1998. What is Project-Based Learning?. http://members.aol.com

Gunawan, Adi.W. 2013. Genius Learning Strategy. Jakarta : PT Gramedia.

Horn, Van. 1988. Tulis Apa yang Kamu Lihat (terjemahan). Jakarta: Rosdakarya.

Kartono. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis. Yogyakarta:

Kanisius.

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan .

Kepala Badan PSDMPK-PMP. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi

Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK Bahasa Indonesia. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kerbudayaan RI.

Koch, Chlosta. S, & Klandt. H. 2006. Project Seminar Business Plan Development-An Analysis

Of Integrative Project-Based Project-Based Entrepreneurship Education. Journal of

Asia Entrepreneurship and Sustainability. Volume II (2). May. Page 1-16.

Lasonen, Johanna, Vesterinen, & Pirkko. 2000. Finland Work-Based Learning in Vocational

Higher Education Programmes: A Finish Case of Project Learning. Paper

Presentation. Institut for Educational Research University of Jyvakyla. Page 3-18.

60

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

61

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kulitatif. Bandung: PT Remaj Rosdakarya

Mulyati. 2002. Keterampilan Menulis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, Utami. 1999. Kreativitas dan keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi kreatif &

Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Munirah. 2015. Pengembangan Menulis Paragraf.Yogyakarta: deepublish.

Nuraini, Fatimah. 2013. Teks Anekdot Sebagai Sarana Pengembangan Kompetensi Bahasa dan

Karakter Siswa. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FKIP Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.

Nursito, 2000. Penuntung Mengarang. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Okudan. Gul E. dan Sarah E. Rzasa. 2004. A Project-Based Approach to Entreprenurial

Leadership Education. Journal Technovation. Desember. Volume XX. Page 1-16.

Rais 2010. Pengembangan Model Project Based Learning: Suatu Upaya Meningkatkan

Kecakapan Akademik Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UNM.Laporan Penelitian

Tahun II DP2M DIKTI-LEMLIT UNM.

Rudi. 2011. Pembelajaran Berbasis Proyek (project based learning) dalam Materi Statistika

SMP. Makalah Diklat. Tidak Terbit .

Simkins . 2002. 1990. Teaching Balancing Proses and Product. New York: Maximillang

Publishing Company.

Stevens, D. Dannelle & Levi, J. Antonia. 2005. Introduction to Rubrics. Stylus Publishing.

Sterling: Virginia.

Sudjana, Nana. 2000. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo..

Sumarmo, Agus. 1989. Keterampilan Menulis Bagi Siswa SMA. Jogjakarta: Analisis

Sunendar. 2009. Keterampilan Menulis (sebuah Pengantar). Jakarta: Gema Press

Syafe’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud

Syamsyah. 2003. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Gema Media

Tabroni, Roni. 2007. Melejit Potensi Mengasah Kreativitas Menulis Artikel. Bandung: Nuansa

Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1994. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

----------- 1992. Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

62

----------- 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Thomas, J.W., Margendoller, J.R., & Michaelson, A. 1999. Project-Based Learning: A.

Handbook for Middle and High School Teachers.

http://www.bgsu.edu/organizations/ctl/proj.html.

Wachidah, Siti. 2004. Pembelajaran Teks Anekdot. Jakarta: Departemen Penddidikan Nasional

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjut

Pertama.

Waras Kamdi. 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan Mutu

Pembelajaran. http://lubisgrafura. wordpress.com. Diakses 3 Desember 2015

Wijana, I dewa Putu. 1995. Pemanfaatan Teks Humor dalam Pegajaran Aspek- Aspek

Kebahasaan. II/1995. Halaman 23-30.

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

63

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

64

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP 3 Sungguminasa

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII

Tahun Pelajaran : 2020/2021

Alokasi Waktu : 2 x 5 menit (1x pertemuan)

Standar Kompetensi 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,

proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dan

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

Memproduksi teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan.

Indikator

Menentukan struktur teks anekdot berdasarkan abstraksi, orientasi, krisis,

reaksi, dan koda.

Menggunakan kaidah kebahasaan teks anekdok

Menyusun teks anekdot baru dengan tema bebas.

A. Kognitif

Produk

Mengidentifikasi isi teks anekdot tentang bebas berpikir dan bebas

belanja

Proses

Menentukan isi teks anekdot tentang bebas berpikir dan bebas belanja

B. Psikomotor

Menyampaikan isi teks anekdot secara lisan dengan baik dan benar

C. Afektif

1. Karakter

a. Ketekunan

b. Keantusiasan

c. Inisiatif

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

65

2. Keterampilan Sosial

a. Menyapaikan tek anekdot dengan bahasa yang baik dan benar

b. Menyumbang ide

c. Membantu teman yang mengalami kesulitan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek siswa diharapkan mampu:

A. Kognitif

Produk

Mengidentifikasi isi teks anekdot tentang bebas berpikir dan bebas

belanja

Proses Menentukan isi teks anekdot tentang bebas berpikir dan bebas belanja

B. Psikomotor

Menyampaikan teks anekdot secara lisan dengan baik dan benar

C. Afektif

1. Karakter

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan perilaku seperti:

ketekunan, keantusiasan, dan disiplin

2. Keterampilan Sosial

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran seperti : menyampaikan

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, menyumbang ide,

dan membantu teman yang mengalami kesulitan.

II. MATERI PEMBELAJARAN

Menganalisis Teks Anekdot

A. Teks Anekdot

B. Menyampaikan kaidah teks anekdot

Contoh Teks Anekdot

BEBAS PARKIR VS BEBAS BELANJA Pada suatu sore, Jono pergi ke sebuah minimarket untuk membeli

perlengkapan rumah tangga dengan menaiki sepeda motor. Pada saat tiba

di halaman supermarket tersebut, terlihat olehnya tulisan besar ―BEBAS

PARKIR.‖ ―Wah bisa hemat nih‖ katanya di dalam hati dengan riang.

Selesai membeli berbagai keperluan yang dibutuhkan dan

membayarnya, dia kemudian menuju ke sepeda motor miliknya untuk

kembali ke rumahnya. Di halaman parkir minimarket tersebut, dia

langsung menaiki motor dan menyalakannya. Pada saat dia akan

menjalankan sepeda motornya, tiba-tiba si tukang parkir berteriak, ―

Mas, Mas… uang parkirnya mana?.‖ Merasa heran, Jono malah balik

bertanya, ―Loh Pak, kan di sini bebas parkir, berarti tidak perlu

membanyar dong?‖ Si tukang parkir pun dengan ketus menjawab,

―Memang betul Mas, di sini bebas parkir, sampeyan bisa parkir di sana

(sambil menunjuk ke arah utara), disini (sambil menunjuk ke arah tepat

Jono), di depan sana, di sebalah kanan, kiri, di atas atap mini

market, terserah. Bebas kok. Cuma, kalau mau pulang tetap harus bayar‖

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

66

kata si tukang parkir dengan berapi-api ―Sini dua rebu.‖ Dia

menambahkan.

Jono pun dengan pasrah meroggoh saku celananya dan

memberikan uang seribu rupiah, sambil berlalu mengendarai sepeda

motornya, ia melambai dan berteriak ―Duitku tinggal segitu, habis buat

belanja. Lain kali di dalam minimarketnya saja buat tulisan ―BEBAS

BELANJA.‖ Si tukang parkirpun marah dan berusaha mengingat-ingat

wajah Jono untuk merencanakan balas dendam kalau Jono balik lagi.

III. MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran bebasis proyerk (PBP)

IV. BAHAN A. Buku paket bahasa Indonesia

B. Teks Anekdot (diakses dari internet)

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Penentuan projek

Guru bersama dengan peserta didik menentukan tema/topik projek

2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek

Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan

penyelesaian projek beserta pengelolaannya

3. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek

Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan

semua kegiatan yang telah dirancangnya

4. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru

Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan rancangan

projek yang telah dibuat

5. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek

Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan mempublikasikan

hasil karya

6. Evaluasi proses dan hasil projek,

Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil tugas projek.

VI. SUMBER PEMBELAJARAN

A. Buku paket bahasa Indonesia

B. File internet

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

67

Rentang Skor

Nilai Keterangan

91 – 100 Sangat Tinggi

76 – 90 Tinggi

61 – 75 Sedang

51 – 60 Rendah

<50 Sangat Rendah

(Nurgiyantoro, 2010: 399)

Gowa, September 2017

Mengetahui,

Mahasiswa,

Annisa Fitriana

Kepala Sekolah, Guru Pamong.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA TEKS ANEKDOT

Nama :

Kelas :

TEKS 1

Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan

cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama.

Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya.

Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah

menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh.

Saat si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan lagi. Sang cucu yang baru berusia 6 tahun mengamati

semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari si ayah

memerhatikan anaknya sedang membuat replika

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

68

mainan kayu. “Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada

anaknya.

“Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan

buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu

langsung terdiam.

Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali

diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan

saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Analisislah struktur teks anekdot di atas!(tulis kembali teksnya)

Struktur

Isi

Abstraksi

Orientasi

Krisis

Reaksi

Koda

2. Tuliskan hal yang dipelajari atau hikmah yang didapat dari cerita di atas!

3. Tuliskan hal yang dianggap lucu/aneh/ganjil yang terdapat dalam cerita di atas!

4. Tuliskan sebuah teks anekdot berdasarkan cerita atau

pengalaman sendiri dan teks tersebut harus sesuai

dengan struktur teks anekdot serta tentukan strukturnya!

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN ...

69