PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

61
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB) PADA MURID KELAS IV SDN 4 AMARANG KECAMATAN TANRALILI KABUPATEN MAROS SKRIPSI Diajuakan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH HASNIAITI A 10540138308 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR PROGRM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2016

Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB) PADA

MURID KELAS IV SDN 4 AMARANG KECAMATAN TANRALILI

KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

Diajuakan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

HASNIAITI A

10540138308

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PROGRM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2016

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Mengabulkan do’a. Dialah yang menghilangkan

kesusahan dan bencana. Dia tidak menolak permohonan dan tidak pernah memupus

harapan. Dialah yang pantas dipuji dan dipuja. Saya memuji-Nya atas nikmat-nikmat Agung

yang tiada terkira yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini sebagai sdullah, alah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Shalawat salam yang melimpah selalu tercurah

kepada Nabiullah Muhammad bin’ Abdullah, keluarganya, sahabatnya, dan para pengiktnya

yang istiqomah dan setia di jalan-Nya, hingga akhir zaman nanti. Amin ya rabbal alamin.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik mungkin, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh

dari sempurna. Dan hanya Allahlah Dzat Yang Memiliki kesempurnaan mutlak. Olehnya itu,

saran dan kritik selalu penulis nantikan sebagai bahan acuan perbaikan dan penyempurnaan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan

terselesaikan, olehnya itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Dr.

Munirah, M. Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Aliem Bahri, S. Pd., M. Pd selaku Dosen

Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, motivasi, serta

bimbingan dengan penuh kesabaran dan ketulusan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Tidak lupa penulis juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Dr. Irwan Akib, M. Si Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. A. Syukri

Syamsuri, M. Hum Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dr. H. Bahrun Amin, M.

Hum Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sulfasyah, S. Pd, M. A, Ph

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Sitti Fitriani Saleh, S. Pd., M. Pd sekertaris

jurusan Pendidikan Guru Sekolah dasar. Bapak dan ibu pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bimbingan dan jasa-jasa beliau

selama penulis berada di kampus utamanya dalam mengikuti perkuliahan. Kepala Sekolah,

Bapak dan Ibu guru, serta staf SDN 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros yang

telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian.

Teristimewa penulis terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya dengan

segenap cinta dan hormat Ananda hanturkan kepada Ibunda Basniah dan Ayahanda Asis,

yang telah mencurahkan cinta kasih sayangnya, dan do’a restu serta keikhlasan dan

kepercayan kepada Ananda.

Terima kasih kepada saudara-saudaraku yang memberikan dukungan dan

persaudaraan yang sangat berharga, serta doa agar selalu mendapatkan keridhian Allah

Swt. Amin ya Rabbal Alamin

Penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada sahabat-sahabatku yang telah

memberikan persaudaraan dan bantuannya dalam segala hal dengan tulus dan ikhlas serta

semua pihak yanng telah memberikan motivasi dan bantuannya, yang tidak dapat

disebutkan namanya satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Dan terima ksiah pula kepada suamiku Mansur yang telah sabar, dan selalu memberikan

dorongan kepada penulis.

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda

dari Yang Maha Kuasa. Amin ya Robbal alamin

Maros, 18 agustus 2015

Penulis

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................................. v

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR................................................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR...................................................................... ................................ xiv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ ........................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................ ............................................. 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 7

1. Pengertian menulis ........................................................................ 7

2. Proses menulis ............................................................................... 12

3. Tujuan menulis ............................................................................... 12

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

4. Hakikat kemampuan berpikir dalam SPPKB .................................... 13

B. Kerangka Pikir....................................................................................... 16

C. Hipotesis .............................................................................................. 17

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian..................................................................................... 18

B. Fokus penelitian ................................................................................... 19

C. Lokasi dan Subjek penelitan ................................................................. 19

D. Rancangan tindakan ............................................................................. 20

E. Instumen penelitian ............................................................................. 28

F. Teknik pengumpulan data .................................................................... 28

G. Teknik analisis ...................................................................................... 30

H. Indikator keberhasilan .......................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 33

1. Siklus 1 ........................................................................................... 33

2. Siklus 2 ........................................................................................... 40

B. Pembahasan ......................................................................................... 46

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................................. 49

B. Saran .................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 3.1 Kategorisasi Hasil Belajar ................................................................................. 31

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid pada Siklus I ................................ 34

Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Menulis Pantun Murid pada Siklu I ..................................... 36

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan

Menulis Pantun pada Siklus I ...........................................................................

37

Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Menulis Pantun pada Siklus I ..........................................

38

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivasi Murid pada Siklus II.................................

42

Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil Menulis Pantun Murid pada Siklus II ................................... 43

Tabel 4.7 Distribusi Frekkuensi dan Persentase Skor Kemampuan Menulis

Pantun Murid pada Siklus II ............................................................................ 44

Tabel 4.8 Deskripsi KetuntasanMenulis Pantun pada Siklus II ............................................ 45

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar Bagan Kerangka Pikir.............................................................................

................................................................................................................................. 17

Gambar Alur Penelitian Tindakan Kelas ..............................................................

................................................................................................................................. 21

Gambar Diagram Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus I ............................

................................................................................................................................. 39

Gambar Diagram Distribusi Frekuensi Persentase Tes Siklus II ............................

................................................................................................................................. 45

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pantun merupakan salah satu karya sastra yang sering menjadi bahan

pembelajaran di sekolah seperti SDN 4 Amarang Kabupaten Maros yang

mengalami kesulitan dalam pembelajaran sastra seperti menulis puisi. Hal ini

ditandai oleh rendahnya hasil belajar murid dalam pembelajaran sastra seperti

menulis puisi. Di samping itu, dalam kegiatan pembelajaran menulis pantun,

murid kurang berminat mengikuti kegiatan pembelajaran. Jika diberi tugas

menulis pantun, murid hanya menulis pantun asal-asalan atau yang penting ada

ditulis meski tidak memenuhi kriteria penulisan pantun yang sesungguhnya. Di

lain piihak, ada beberapa tujuan yang harus dimiliki murid satu diantaranya yaitu

untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman dalam hal menulis pantun

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan terdapat

beberapa kajian materi yang harus dikuasai oleh murid SD. Guru diharapkan

memberikan pembelajaran yang kreatif dan menarik agar dapat meningkatkan

motivasi murid serta membangkitkan minat belajar dan menambah pemahaman

murid terhadap pembelajaran menulis pantun.

Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran menulis pantun di SDN 4

Amaranng Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros belum sesuai dengan harapan.

Hal ini disebabkan karena metode pembelajan yang sering dilaksanakan guru

berupa ceramah saja, sehingga murid sebagai objek pendengar setia bukan sebagai

subyek belajar sebab semua kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru sehingga

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

murid merasa jenuh saat mengikuti proses pembelajaran. Guru dalam mengajar

hanya mengejar target kurikulum tanpa memperhatikan apakah materi yang

diajarkan sudah dipahami oleh murid. Selain itu, guru lebih banyak menekankan

pada penghafalan saja tanpa melakukan pendekatan dan percobaan-percobaan

secara langsung yang dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar murid.

Berdasarkan hasil observasi guru terungkap bahwa: (1) selama ini guru

dalam menerapkan metode yang sering digunakan kurang berhasil dalam

meningkatkan hasil belajar murid, (2) guru masih kurang dalam melibatkan murid

secara aktif dan proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran menulis

pantun. Sedangkan pada murid ditemukan bahwa: (1) nilai hasil belajar murid

kelas IV SD belum mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) sebesar 65.

Hal ini disebabkan karena kurang menguasai materi pelajaran yang disajikan oleh

guru, khususnya dalam hal menulis pantun, (2) kurangnya aktivitas murid tentang

materi yanng disajikan hal ini menyebabkan murid cenderung pasif, kurang

bergairah dan kadang-kadang ada yang bermain. Observasi yang telah dilakukan

terhadap murid menggunakan instrumen dalam bentuk tes.

Pada observasi awal belum dapat mengetahui kemampuan siswa dalam

menulis pantun. Dalam pembelajaran ini guru kurang berhasil karena murid

kurang mengerti bagaimana cara menulis pantun yang benar, selain itu guru

selama ini hanya bertugas memberi pembelajaran yang hanya menggunakan teori

saja dan tidak melakukan praktek langsung untuk menulis pantun.

Setelah melihat situasi di atas menjadikan pembelajaran bahasa Indonesia

pada pokok bahasan menulis pantun sepenuhnya belum berhasil. Hal ini

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

disebabkan karena guru dalam melakukan pembelajaran masih menggunakan

metode yang tidak bervariasi, tanya jawab dan pemberian tugas, sehingga murid

kurang dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Belum ada

penelitian yang menggunakan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan

berpikir (SPPKB) di kelas IV SDN 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten

Maros. Melihat kondisi pembelajaran di kelas IV SDN 4 Amarang Kecamatan

Tanralili Kabupaten Maros. Perlu dicarikan solusi pemecahannya. Adapun

pemecahan yang dilakukan untuk membantu murid Kelas IV SDN 4 Amarang

Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros dalam meningkatkan hasil belajar murid

melalui pendekatan belajar mengajar yang mengarah kepada pengembangan

kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu murid, yaitu melalui strategi

pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB).

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) ini lebih

mengutamakan keaktifan murid dan memberikan kesempatan kepada murid untuk

mengembangkan potensi dan kreativitas secara maksimal.

Melalui strategi pembelaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB),

guru dapat menjadikan pembelajaran sastra lebih bermakna dan menumbuhkan

minat serta kreativitas murid dalam mempelajari karya sastra khususnya dalam

menulis pantun. Hal ini, dapat dijadikan sastra sebagai bahan pembelajaran yang

menyenangkan dan bukan sebagai bahan pembelajaran yang menjadi beban bagi

guru dan murid.

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Tujuan pengajaran sastra adalah agar murid mempunyai pengalaman

berekspresi sastra. Pengalaman berekspresi sastra ini dilakukan sebagai kegiatan

mengembangkan daya imajinasi, rasa, dan daya cipta. Pengalaman ekspresi sastra

ini pengalaman dalam bentuk puisi. Tahap yang terakhir adalah verifikasi, yaitu

kegiatan menulis pantun hasil karya sendiri.

Sebagai ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan, guru perlu

mengetahui hal-hal yang akan dicapai dan hasil belajar yang telah dicapai oleh

murid. Guru juga perlu mengetahui kompetensi peserta didik melalui

pembelajaran; hal yang harus yang harus dikembangkan secara maksimal serta

cara penerapannya. Selai itu, guru juga perlu memperhatikan keterkaitan materi

pelajaran dengan konteks kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, seorang guru

yang profesional harus mampu memiliki dan menerapkan metode atau strategi

yang tepat untuk meningkatkan prestasi murid.

Salah satu metode belajar mengajar yang didasarkan pada kurikulum

berbasis kompetensi yang diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan

meulis atau menbuat pantun adalah strategi pembelajaran peningkatan

kemampuan berpikir (SPPKB). Penggunaan SPPKB merupakan strategi

pembelajaran tidak disajikan begitu saja kepada murid. Akan tetapi, murid

dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melelui proses

dialogis yang teru menerus dengan memanfaatkan pengalaman murid merupakan

landasan berpikir murid sedikit demi sedikit yang diberi makna melalui

pengalaman nyata proses pembelajaran murid lebih maksimal, termasuk

pembelajaran menulis pantun.

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Dengan dasar itu msks peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan

kelas (action research) dengan menggunakan strategi pembelajaran peningkatan

kemampuan berpikir (SPPKB) oleh guru di kelas IV SDN 4 Amarang Kecamatan

Tanralili Kabupaten Maros. Dapat mengalami peningkatan yaitu peningkatan

kemampuan menulis pantun.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah yang diteliti

dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimanakah kemampuan menulis pantun pada

model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) meningkat pada

kelas IV SDN 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun

pada kelas IV SDN 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros melalui

model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah manfaat secara

teoretis dan manfaat secara praktis yang diperinci sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai masukan tentang penerapan model pembelajaran peningkatan

kemampuan berpikir (SPPKB) dalam peningkatan menulis murid pada

pembelajaran bahasa indonesia.

b. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti selanjutya yang

akan mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan efektif.

b. Bagi murid, dapat meningkatkan partisipasi, minat dan motivasimurid

dalam belajar Bahasa Indonesia khususnya menulis pantun.

c. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

penekitian tindakan kelas serta memberikan gambaran bagi peneliti sebagai

calon guru tentang bagaimana sistem pembelajaran yang baik di sekolah.

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kreativitas menuangkan gagasan ataupun ide-ide

yang ada di dalam pikiran ke dalam bntuk tulisan dengan tujuan tertentu. menulis

adalah suatu bentuk berpikir dimana yang dituangkan dalam kata-kata yang lebih

mudah dipahami dan dan mudah dimengerti.

Gie (2002:3) menyatakan menulis adalah segenap rangkaian seseorang

mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat

pembaca untuk dipahami. Yunus (2007:13) menyatakan menulis adalah suatu

kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai alat atau medianya.

Menulis sangat penting dalam belajar bahasa indonesia. Secara umum

belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu

dengan lingkungan. Perilaku itu mengandung pengertian yang luas. Hal ini

mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Setiap

perilaku yang nampak, bisa diamati, ada pula yang tidak bisa diamati. Perilaku

yanng dapat diamati disebut penampilan atau behavioral performance. Sedangkan

yang tidak bisa disebut “kecenderungan perilaku atau behavioral tendeney”.

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainyanyang

dimiliki seseorang tidak dapat diidentifikasi karena ini merupakan kecenderungan

perilaku saja. Hal ini dapat diidentifikasi bahkan dapat diukur dari penampilan

(behavioral performance). Penamilan ini dapat merupakan kemampuan

menjelaskan, menyebutkan sesuatu atau melakukan suatu perbuatan. Jadi, kita

dapat mengidentifikasi hasil belajar melalui penampilan. Namun demikian,

individu dapat dikatan telah menjadi proses belajar, meskipun hanya ada

perubahan dalam kecenderungan perilaku. (De Cecco dan Crawford, 1997 : 178).

Tidak semua perubahan perilaku sebagaimana digambarkan di atas itu

hasil belajar. Diantaranya terjadi dengan sendirinya, karena proses perkembangan.

Seperti halnya bayi dapat memegang sesuatu setelah mencapai usia tertentu.

Keadaan semacam ini pun bukan hasil belajar, melainkan “kematangan atau

maturation”. Ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar.

Artinya, belajar akan memperoleh hasil lebih baik bila ia telah matang melakukan

hal itu.

Perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi

dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara disengaja.

Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya faktor-faktor berikut:

a. Kesiapan (readines); yaitu kapasiti baik fisik maupun mental untuk

melakkukan sesuatu.

b. Motivasi; yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu.

c. Tujuan yang ingin dicapai

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Menurut Kimble dan Garmezy, sifat perubahan perilaku dalam belajar

relatif permanen. Dengan demikian hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya

kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang dengan

hasil yang sama. Kita membedakan antara perubahan perilaku hasil belajar dengan

yang terjadi secara kebetulan dapat melakukan sesuatu, tentu idak dapat

mengulangi perbuatan itu dengan hasil yang sama. Sedangkan orang dapat

melakukan sesuatu karena hasil belajar dapat melakukannya berulang-ulang

dengan hasil sama.

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan.

Maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu

peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai

tujuan yang memberikan arah/rambuh-rambuh serta tali pengikat suatu kegiatan,

dalam hal ini kegiatan pendidikan dan pengajaran juga dengan sendirinya proses

belajar mengajar itu belum selesai. Dalam pendidikan dan pengajaran, tujuan

dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang

diharapkan dari murid/subjek belajar, setelah menyelesaikan/memperoleh

pengalaman belajar. (Sardiman A.M, 2008: 57). Masalah proses belajar

merupakan masalah yanng kompleks sifatnya. Disebut demikian karena proses

belajar dapat terjadi dalam diri seseorangyang melakukan kegiatan belajar tanpa

biasa terlihat secara lahiria maka hal tersebut dinamakan proses intern, karena

tidak terlihat pengajar harus memperhatikan petunjuk-petunjuk (indikator-

indikator) tertentu, untuk menentukan apakah dalam diri seseorang yang belajar

terjadi sesuatu proses belajar. Petunjuk-petunjuk itu adalah kejadian-kejadian

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

yang nampak pada diri seseorang yang belajar sebagai cerminan terjadinya proses

intern. Kita namakan hal itu sebagai proses eksteren, terjadi disekeliling seorang

murid. Proses tersebut memberi pengaruh-pengaruh pada proses intern. Maka apa

yang harus dilakukan seorang pengajar? Engajar harus mengarahkan proses

ekstern sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi proses intern. Tanpa

terjadinya proses intern seorang murid tidak akan dapat mengerti suatu yang

diajarkan. Karena proses intern tidak dapat diamati secara langsung, pengajar

dapat melakukan hal itu lewat proses ekstern. Ia perlu tahu faktor-faktor apa yang

mempengaruhinya (Rooijakkers, 2008: 15). Para guru memberi kesempatan

belajar kepada para murid, memberikan peluang dilaksanakannya implikasi

prinsip keaktifan pada guru secara optimal. Peran guru mengorganisasikan

kesempatan belajar bagi masing-masing berarti merubah peran guru dari bersifat

didaktis menjadi lebih bersifat mengidividualis, yaitu menjamin bahwa setiap

murid memperoleh pengetahuan dan keterampilan didalam kondisi yang ada. Hal

ini berarti pula bahwa kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut murid

selalu aktif mencari, memperoleh dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk

dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri murid, maka guru diantaranya

dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut: a). Menggunakan multimetode dan

multimedia. b). Memberikan tugas secara individual dan kelompok. c).

Memberikan kesempatan pada murid melaksanakan eksperimen dalam kelompok

kecil (beranggotakan tidak lebih dari 3 orang). d). Memberikan tugas untuk

membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yanng kurang jelas. dan e). Mengadakan

tanya jawab dan diskusi (M. Joko Susilo, 2006: 63).

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Kehidupan seorang guru sangatlah penting pada zaman yang cepat

berubah seperti sekarang ini. Kehidupan seorang guru sangat terkait dengan

kehidupan bangsa dalam arti kata yang sangat luas. Ada kemungkinan kualitas

suatu bangsa ditentukan kualitas seorang guru. Maka guru harus kreatif

(Hernowo,2007:7).

Menurut Rina (2008), proses kreatif dalam pembelajaran sangat penting

bagi seorang guru. Menciptakan suasana kelas yang penuh inspirasi bagi murid,

kreatif, dan antusias merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab seorang

guru. Dengan begitu, waktu belajar menjadi saat yang dinanti-nantikan oleh

murid. Namun, tugas itu tidak mudah. Apalagi saat ini, dimana teknologi nformasi

sudah mulai merambah segala aspek kehidupan. Begitu pula persaingan hidup

yang menjadi semakin ketat. Menjadi figure dan contoh kreatif bagi setiap nilai

dan pencapaian kompetensi murid adalah sebagai sebuah tantangan.

Untuk meningkatkan kualitas belajar murid, dibutuhkan sebuah proses

kreatif dalam pembelajaran, yakni upaya-upaya penting yang dilakukan untuk

mendayagunakan potensi kognitif dan afektif dari murid secara optimal, sehingga

ide-ide baru dan cerdas lebih terakomodasi. Proses kreatif juga terjadi bagaimana

membuat setiap murid memiliki multiperspektif dan cara pandang yang luas

terhadap sebuah fakta. Selain itu, proseskreatif juga bahwa setiap murid mampu

mengamati hal-hal detail yang menjadi rujukan dalam hal berpendapat maupun

menyelesaikan permasalahan, baik untuk dirinya sendiri maupun komunitas

dalam bermasyarakat (Jamal, 2009 ; 27-28)

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

2. Proses Menulis

Dalam proses menulis, penekanan terletak pada keseimbangan antara

proses dan produk. Produk merupakan tujuan penulis dan juga merupakan

alasan melalui proses pra-menulis, konsep revisi, dan tahap editing (Brown,

1994:44). Dengan mengikuti langkah-langkah yang jelas murid diharapkan

dapat menhasilkan tulisan yang berkualitas.

Tahap prapenulisan adalah tahap berpikir sebelum menuliskan sesuatu.

Tahap ini meliputi memahami batasan menulis, pemilihan subjek yang

diminati, memperdalam subjek sehingga mendekati hal yang benar-benar

diinginkan. Setelah memperdalam subjek, penulis mengumpulkan ide-ide.

3. Tujuan Menulis

Setiap penulis senantiasa akan memproyeksikan sesuatu mengenai dirinya

kebentuk tulisan. Bahkan dalam tulisan yang objektif sekali pun keadaan

penulis masih tetap tercermin, karena gaya tulisannya senangtiasa dipengaruhi

oleh nada yang sesuai oleh keinginan penulisyang bersangkutan. Tujuan

menulis berdasarkan penulis dapat dikelompokkan menjadi empat macam

sebagai berikut: (1). Sebagai rekreasi atau hiburan untuk menghilangkan rasa

jenuh, (2). Sebagai praktisi atau ilmuan untuk disiplin ilmu atau sebagai

narasumber, (3). Sebagai upaya untuk mereka isi perasaan dan observasi yang

dilakukan, hal ini berupa bentuk surat, puisi, dan (4). Sebagai upaya untuk

mendeskripsikan sesuatu bentuk tulisa berupa laporan rangkaian peristiwa,

iklan, dan lain-lain.

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

4. Hakikat Kemampuan Berpikir dalam SPPKB

a. Pengertian

Strategi pemebelajaran kemampuan berpikir atau SPPKB merupakan

model pembelajaran bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan

kemampuan berpikir murid. Menurut Peter Reason (1981), berpikir (thinking)

adalah proses mental seseorang yang lebih sekedar mengingat (remebing).

Menurut Reason mengingat dan memahami lebih bersifat pasif daripada kegiatan

berpikir (thinking), menngingat pada dasarnya hanya melibatkan usaha

menyimpan sesuatu yang telah dialami intuk suatu saat dikeluarkan kembali atas

permintaan : sedangkan memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar

dan dibaca serta mellihat keterkaitan antar aspek dalam memori berpikir

seseorang untuk menemukan solusi baru dari persoalan yang dihadapi.

Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami,

oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam

mengembangkan kemampuan berpikir. Artinya belum tentu seseorang yang

memiliki juga dalam berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorang sudah

pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini seperti yang

ditemukan Peter Reason, bahwa berpikir tidak mungkin terjadi tanpa adanya

memori. Bila seseorang memiliki daya ingat (working memory), maka orang

tersebut tidak mungkin sanggup menyimpan masalah dan informasi yang cukup

lama. Jika seseorang kurang memiliki daya ingat jangka panjang (long term

memory), maka orang tersebut dipastikan tidak akan memiliki catatan masa lalu

yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pada

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

masa sekarang. Dengan demikian, verpikir sebagai kegiatan yang melibatkan

proses mental yang memerlukan kemampuan mengingat dan memahami,

sebaiknya untuk dapat mengingat dan memahami diperlukan proses mental yang

disebut berpikir.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka SPPKB bukan hanya sekedar model

pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengigat dan memahami

berbagai fakta dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih

kemampuan berpiki murid dalam menghadapi dan memecahkan suatu persoalan.

Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir, SPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai

berikut:

a. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses mental

murid secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya

menuntut murid sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki

aktivitas murid dalam proses berpikir. Hal ini sesuai dengan latar belakang

psikologis yang mnjadi tumpuannya, bahwa pelajaran itu adalah peristiwa

mental bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankan aktivitas fisik.

Artinya, setiap kegiatan belajar itu disebabkan karena dorongan mental yang

diatur oleh otaknya.

b. SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus-

menerus. Proses pembelajaran melalui diaolg dan tanya jawab itu diarahkan

untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir murid, yang pada

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu murid untuk memperoleh

pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri.

c. SPPKB adalah model pembelajaran yang menyadarkan kepada dua sisi yang

sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar

diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan atau penguasaan materi

pembelajaran baru pada murid yang belajar (Sanjaya 2008 : 230-232).

b. Langkah-langkah SPPKB

Penerapan SPPKB memiliki langkah-langkah yaitu sebagai berikut:

1. Guru memulai proses pembelajaran.

2. Guru menjelaskan pengertian pantun, jenis-jenis pantun dan ciri-ciri

pantun..

3. Guru membacakan contoh pantun.

4. Murid mendengarkan contoh pantun yang dibaca oleh guru.

5. Guru memberikan tugas membuat pantun kepada murid.

6. Setelah selesai membuat pantun, guru menyuruh murid maju ke depan

kelas untuk membacakan pantun yang dibuat.

7. Kesimpulan murid bersama-sama dengan guru.

8. penutup

c. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan SPPKB pada proses pembelajaran adalah menekankan pada

murid agar aktif dalam proses berpikir dan pada proses tanya-jawab agar

memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri sedangkan

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

kekurangannya adalah murid sering kurang memahami apa yang harus dipikirkan

dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung.

B. Kerangka Pikir

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan atau kualitas pengajar dan

pendidik yang melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah. Sebagai guru, harus

memiliki kemampuan mengajar berupa keterampilan mengajar agar proses

pembelajaran dapat berjalan secara baik dalam upaya mendukung kegiatan

kualitas pendidikan. Bahkan dapat diyakini bahwa apabila suatu pengajaran tidak

diiringi dengan keterampilan mengajar yang baik, mustahil tugas tersebut dapat

mencapai sasaran yang efektif, demikian pula dengan kompetensi guru dalam

kegiatan pembelajaran harus betul-betul dipahami dan dilaksanakan demi

efektivitas proses pembelajaran. Terarah, teratur dengan pertimbangan segala

aspeknya.salah satu diantaranya yaitungan memperhatikan model pembelajaran

sehingga murid dapat memperoleh kemampuan menulis pantun yang baik.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Adapun bagan kerangka pikir di atas adalah sebagai berikut:

Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “jika strategi

pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) di terapkan, maka

kemampuan membuat pantun murid oleh guru di kelas IV SDN 4 Amarang

Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros dapat meningkat.”

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Menyimak Berbicara Membaca Menulis

Menulis Pantun

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

Perencanaan Pembahasan Evaluasi

Siklus N

Temuan

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sukmadinata

(2006: 60) bahwa “penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menganallisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, pemikiran orang

secara individual maupun kelompok”. sedangkan “penelitian kualitatif

bertujuan, pertama untuk menggambarkan dan mengungkapkan (to describe

and explore), dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and

explain)”.

2. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas

(PTK), karena relevan dengan upaya pemecahan masalah pembelajaran.

Menurut Umar (2008: 10) bahwa “PTK bertujuan untuk perbaikan dan

peingkatan layanan profesional guru dalam menanngani kegiatan belajar

mengajar”.

Adapun model PTK yang dipilih adalah model sderhana yang ditawarkan

oleh Kurt Lewin (Umar, 2008: 19). Model ini terdiri dari empat komponen

dalam satu siklus, yaitu : “perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi”.

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah

model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemapuan berpikir

murid melalui fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan dalam

meningkatkan kreativitasnya dalam menciptakan sebuah karya mandiri dalam

membuat pantun.

2. Hasil belajar bahasa indonesia adalah hasil belajar yang diperoleh oleh murid

setelah murid mengikuti pembelajaran bahasa indonesia melalui strategi

pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB).

3. Kemampuan berpikir (SPPKB) dalam meningkatkan kemampuan murid

dalam membuat pantun.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 4 Amarang Kecamatan Tanralili

Kabupaten Maros. Penelitian memilih tempat atau lokasi ini pertimbangan: 1).

Tempatnya masih bisa dijangkau oleh penelitian, 2). Rendahnya hasil belajar

bahasa indonesia, 3). Adanya dukungan dari kepala sekolah dan guru terhadap

pelaksanaan di SDN 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah semua murid dan guru SDN 4 Amarang

Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros, tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa

39 orang

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

D. Rancangan Tindakan

Rancangan penelitian mengikuti prinsip dasar penelitian tindakan kelas

yaitu proses proses penelitian yang berdaur ulang (siklus) menurut Kurt Lewin

(Umar dan Kaco, 2008: 19) yang terdiri dari “empat tahapan yang dimulai dengan

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi terhadap hasil

yang telah dicapai pada siklus diakhir pembelajaran”. Penelitian dilakukan selama

2 siklus.

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Adapun rancangan pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut:

Gambar 3.1: Prosedur penelitian menurut pendapat Kurt Lewin (Umar, 2008: 19)

Perencanaan

SIKLUS I Tindakan Refleksi

observasi

Belum Berhasil Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Berhasil Kesimpulan

SIKLUS II

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Berdasarkan bagan di atas, maka peneliti melakukan penelitian tintadakan kelas

dengan prosedur sebagai berikut:

Siklus I

1. Pencernaan

Pada tahap ini, peneliti dan guru kelas menyusun dan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan. Persiapan

tersebut berupa: (1). Menyamakan persepsi antara peneliti dan guru tentang

konsep dan tujuan penggunaan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan

berpikir (SPPKB) dalam bahasa indonesia, (2). Menelaah kurikulum KTSP

maka pelajaran bahasa indonesia kelas IV, (3). Secara kalaboratif menyusun

RPP siklus satu berdasarkan kurikulum dan silabus, (4). Menetukan badan dan

media pembelajaran yang akan digunakan, (5). Membuat lembaran kerja

murid, (6). Lembar observasi guru dan murid, dan (7). Membuat lembar tes

untuk setiap akhir siklus pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, guru kelas bertindak sebagai pengajar melaksanakan

proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Pertemuan 1

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal aktivitas yang dilakukan adalah menkondisikan murid

untuk belajar (bersalam, berdoa, mengabsen). Apersepsi dengan cara membuat

pantun yang didapatkan dari pengalaman murid. Menanyakan pengalaman-

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

penngalaman murid yang berkaitan dengan materi dan tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini aktivitas yang dilakukan adalah membentuk

kelompok yang beranggotakan 4 orang secara heterogen, guru memberikan

contoh pantun sesuai dengan topik pembelajaran pada lembar kerja murid.

Bekerja sama saling membacakan dan menemukan jenis-jenis pantun dan

memberikan tanggapan terhadap pantun yang dibuat temannya dan ditulis

pada lembar kertas atau lembar kerja murid murid. Setiap murid membacakan

pantun yang telah dibuatnya, teman yang lain mendengarkan pantun yang

dibaca dengan baik. Guru menutup pembelajaran.

c) Kegatan Akhir

Pada kegiatan akhir aktivitas yang dilakukan adalah guru memberikan

test akhir pembelajaran secara individu, pemberian pesan-pesan moral. Dan

penutup sebagai akhir pembelajaran.

Pertemuan II

a). Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal aktivitas yang dilakukan adalah mengkondisikan

murid untuk belajar (berisalam, berdoa, mengabsen). Apersepsi dengan cara

menanyakan pengalaman-pengalaman murid yang berkaitan dengan pantun yang

akan dibuatnya : Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

b). Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti aktivitas yang dilakukan adalah membentuk membentuk

kelompok yang beranggotakan 4 orang secara heterogen. Guru memberikan cntoh

setiap jenis pantun sesuai dengan topik pembelajaran pada lembar kerja murid,

murid bekerja saling berbalas pantun dan menjelaskan maksud jenis pantun yang

dibuatnya yang telah ditulis pada lembar kertas atau lembar kerja murid. Setiap

mmurid membacakan membacakan pantun yang telah dibuatnya dan memberikan

penjelasan tentang jenis pantun yang telah dibuatnya. Guru menutup pembelajaran

sebagai akhir diskusi pembelajaran strategi pembelajaran peningkatan

kemampuan berpikir (SPPKB).

c). Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir aktivitas yang dilakukan adalah guru memberikan tes

akhir pembelajaran secara individu, pemberian pesan-pesan moral, dan penutup

sebagai akhir pembelajaran.

1. Observasi

Pada tahap ini observasi melakukan pengamatan terhadap aktivitas

mengajar guru dan belajar murid. Pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran yang jelas tentang pelaksanaan pembelajaran. Melalui

observasi ini akan diketahui aktivitas mengajar guru dan belajar murid sesuai

indikator yang telah ditetapkan.

2. Refleksi

Tahap refleki adalah tahap peninjauan kembali terhadap pelaksanaan tindakan

yang telah dilakukan. Pada tahap ini, guru dan observer menganalisis data yang

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

telah diperoleh. Kemudian melakukan diskusi untuk membahas kekurangan-

kekurangan dalam proses tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya mengadakan

perbaikan-perbaikan dengan tujuan agar pelaksanaan tindakan berikutnya

memberikan hasil yang lebih baik dan maksimal. Hasil refleksi menjadi bahan

pertimbangan bagi peneliti untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam

penelitian, apakah lanjut kesiklus berikutnya atau berhenti.

Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti dan guru kelas menyusun dan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan. Persiapan tersebut

berupa: 1) menyamakan persepsi antar peneliti dan guru tentang konsep dan

tujuan penggunaan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir

(SPPKB) dalam bahasa indonesia, 2) menelaah kurikulum KTSP mata pelajaran

bahasa indonesia kelas IV, 3) secara kolaoratif menyusun RPP siklus satu

berdasarkan kurikulum dan silabus, 4) menentukan bahan dan media

pembelajaran yang akan digunakan, 5) membuat lembar kerja murid, 6) lembar

observasi guru dan murid, dan 7) membuat lembar tes untuk setiap akhir siklus

pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, guru kelas bertindak sebagai pengajar melaksanakan proses

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Pertemuan I

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal aktivitas yang dilakukan adalah mengkondisikan

murid untuk belajar (bersalaman, berdoa, dan mengabsen).apersepsi dengan

cara menanyakan pengalaman-pengalaman murid yang berkaitan dengan

pantun yang dibuat murid. Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti aktivitas yang dilakukan adalah membentuk kelompok yang

beranggotakan 4 orang secara heterogen. Guru memberikan contoh setiap

jenis pantun sesuai dengan topik pembelajaran pada lembar kerja murid. Urid

bekerja sama saling membacakan dan menemukan jenis-jenis pantun dan

memberikan tanggapan terhadap pantun yanng dibuat dan ditulis pada lembar

kertas atau lembar kerja murid. Setiap kelompok salingberbahas pantun. Guru

membuat kesimpulan bersama murid tentang jenis-jenis pantun. Guru

menutup pembelajaran.

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir aktivitas yang dilakukan adalah guru memberikan tes

akhir pembelajaran secara individu, pemberian pesan-pesan moral, dan

penutupan sebagai akhir pembelajaran.

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Pertemuan II

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal aktivitas yang dilakukan adalah mengkondisikan

murid untuk belajar(bersalam, berdoa, dan mengabsen). Apersepsi dengan

dengan cara menanyakan pengalaman-pengalaman murid yang berkaitan

dengan pantun. Menyampaikan materi dan tujuan pembeajaran yang hendak

dicapai.

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan ini aktivitas yang dilakukan adalah membentuk

kelompok yang beranggotakan 4 orang secara heterogen. Guru memberikan

contoh setiap jenis pantun sesuai dengan topik pembelajaran pada lembar

kerja siswa. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan jenis-

jenis pantun dan memberikan tanggapan terhadap pantun yang dibuat murid

dan ditulis pada lembar kertas atau lembar kerja murid. Setiap kelompok

saling berbalas pantun antar kelompok yang satu dengan yang lainnya. Guru

membuat kesimpulan bersama murid tentang jenis-jenis pantun. Guru

menutup pembelajaran sebagai akhir pembelajaran.

c. Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir aktivitas yang dilakukan adalah guru memberikan

tes akhir pembelajaran secara individu, Pemberian pesan-pesan moral, dan

penutup sebagai akhir pembelajaran.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

1. Observasi

Pada tahap ini observasi melakukan pengamatan terhadap aktivitas mengajar

guru dan belajar mmurid. Pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran yang jelas tentang pelaksanaan pemebelajaran. Melalui

observasi ini akan diketahui aktivitas mengajar guru dan belajar murid sesuai

indikator yang telah ditetapkan.

2. Refleksi

Tahap refleksi adalah tahapan peninjauan kembali terhadap pelaksanaan

tindakan yang telah dilakukan. Pada tahap ini, peneliti dan guru menganalisis data

yang telah diperoleh. Kemudian melakukan diskusi untuk membahas kekurangan-

kekurangan dalam proses tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi adalah

pembelajaran tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya karena hasil belajar murid

telah mencapai KKM yang ditentukan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan murid

pada saat proses belajar mengajar, sedangkan tes digunakan untuk memperoleh

kemampuan menulis pantun.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,

tes dan dokumentasi. Tiga teknik tersebut diuraikan sebagai berikut:

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

1. Observasi

Tahap observasi adalah tahap dimana aktivitas mengajar guru dan

belajar murid dalam melaksanakan proses pembelajaran bahwa “observasi

adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pencatat terhadap apa

yang menjadi sasaran pengamatan”. Oleh karena itu, dipilihnya teknik

observasi karena peneliti ingin mengamati aktivitas belajar murid dan kegiatan

mengajar guru sebagai objek dalam penelitian. Adapun alat pengamatan yang

digunakan berupa model cheklist (√) untuk aktivitas belajar murid dan model

skala nilai untuk aktivitas mengajar guru.

2. Tes

Menurut Trianto (2009: 235) bahwa “tes hasil belajar merupakan butir

tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid setelah mengikuti

kegiatan belajar mengajar”. Tes hasil belajar dibuat dengan mengacu pada

kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan kedalam indikator

pencapaian hasil belajar. Tes dilaksanakan pada awal penelitian, dan pada

akhir setelah diberikan serangkaina tindakan tes tertulis. tes tertulis ini

memiliki aspek yang harus dinilai dalam menulis pantun. Aspek yang harus

dinilai adalah (1). Tema pantun yang berkaitan dengan pantun yang akan

ditulis, (2). Kosakata yang ditulis dalam pantun tersebut, dan (3). Melihat

teknis penulisan dalam menulis pantun.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan atau proses pekerjaan mencatat atau

merekam suatu peristiwa dan objek (aktivitas) yang dianggap berharga dan

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

penting dan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang lebih

jelas tentang situasi yang dapat memberi informasi dan keberhasilan murid

dan dokumen yang menggambarkan situasi pembelajaran.

G. Teknik Analisis

1. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan data aspek guru

dan aspek murid. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis dan kualitatif

yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, (Abimanyu, 2003: 25) yang

terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu “mereduksi data, menyajikan data, dan

mnarik kesimpulan dan verifikasi data”.

a. Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan

menyederhanakan semua data yang telah diperoleh mulai dari awal

pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian.

b. Menyajikan data adalah kegiatan mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara

menyusun secara naratif sekumpulan infirmasi yang telah diperoleh dari hasil

reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

c. Menarik kesimpulan dan verifikasi data adalah memberikan kesimpulan

terhadap hasil penafsiran dan evaluasi yang mncakup pencarian makna data

serta memberikan penjelasan selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi yaitu

menguji kebenaran, kekokohan makna-makna yang muncul dari data.

Mencari persentase aktivitas belajar murid dan mengajar guru, menggunakan

rumus:

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

P= 풇풏

X 100 % Keterangan:

P = Persentase

f = frekuensi

n = jumlah murid

Hasil belajar murid, menggunakan rumus:

N (A) :풔풌풐풓풑풆풓풐풍풆풉풂풏풔풌풐풓풌풆풔풆풍풖풓풖풉풂풏

X 100

Mencari nilai rata-rata yakni:

M = ∑푿풏

Keterangan:

M = nilai rata-rata

X = jumlah nilai hasil tes siswa

n = jumlah murid

Adapun skala pengukuran untuk indikator proses dan hasil belajar murid

adalah menggunakan skala deskriftif Departemen Pendidikan Nasional (Arikunto,

2003: 45) yang dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kategorisasi Hasil Belajar

No Nilai Kategori

1 85 – 100 Sangat Baik

2 75 – 84 Baik

3 65 – 74 Cukup

4 55 – 64 Kurang

5 0 – 54 Sangat Kurang

Sumber : Arikunto (2003 : 45)

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah bila hasil belajar

murid selama proses pembelajaran ttiap siklus mengalami peningkatan dari siklus

I ke siklus II. Hal ini ditandai dengan 85% murid mendapat nilai minimal 65 serta

observasi murid dan pengelolaan pembelajaran berada dalam kategori baik dan

sangat baik.

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan digambarkan hasil penelitian tentang menulis pantun

melalui penerapan model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB)

pada murid kelas IV SDN 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.

Pelaksanaan tindakan penelitian ini terdiri dari dua siklus, siklus I dan

siklus II sebanyak 4 kali pertemuan. 3 kali pertemuan untuk penjelasan materi dan 1

kali pertemuan untuk pemberian tes evaluasi siklus. Untuk lebih jelasnya penelitian

tindakan kelas ini akan diuraikan berikut.

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Menelaah kurikulum bahasa Indonesia SD kelas IV.

2) Mengecek kesiapan belajar murid, ruang kelas dan media yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

4) Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di kelas

ketika pelaksanaan tindakan berlangsung.

5) Menciptakan suasana yang menyenangkan dan memotivasi murid untuk

belajar.

6) Mengkomunikasikan garis besar tujuan dan penilaian yang alkan dicapai

dalam pembelajaran.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

b. Pelaksanaan Tindakan

Bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

1) Guru menjelaskan materi tentang menulis pantun.

2) Guru memberikan ciri-ciri pantun.

3) Murid menyimak penjelasan guru tentang menulis pantun.

4) Guru memberikan contoh pantun kepada murid.

5) Guru memberikan tugas kepada murid untuk membuat pantun.

6) Setelah menulis pantun, guru menyuruh murid maju ke depan kelas

membacakan pantun yang telah dibuat.

7) guru bersama murid memberikan kesimpulan.

8) Refleksi dan memberikan pesan-pesan moral pada murid.

c. Observasi

Pada siklus I keaktifan murid dapat dilihat pada lembar observasi yang

ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid pada Siklus I

No

Indikator yang Diamati

Pertemuan

Rata-

rata

perse

ntase

1

2

3

1 Murid yang hadir pada saat pembelajaran 28 34 37 33 84,62

2 Murid yang memperhatikan penjelasan

guru

15 25 29 23 58,97

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

3 Murid yang bertanya 6 10 29 23 58,87

4 Murid yang menjawab pertanyaan guru 12 20 25 19 48,72

5 Murid yang menulis pantun 15 24 28 22,3 57,18

6

Murid yang membacakan hasil menulis

pantun di depan kelas

5 10 15 10 25,64

7 Murid yang melakukan pekerjaan lain 14 10 8 10,7 27,44

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan hasil belajar murid pada sikluls

I dimana dari 39 murid kelas IV SDN 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten

Maros, dijelaskan murid yang hadir pada saat pembelajaran sebesar 84,62% atau

dalam kategori tinggi, murid yang memperhatikan penjelasan guru sebesar 58,97%

atau dalam kategori sedang, murid yang bertanya sebesar 30% atau berada dalam

kategori rendah, murid yang menjawab pertanyaan guru ssebesar 48,72% atau dalam

kategori rendah, murid yang menulis pantun sebesar 58,18% atau dalam kategori

sedang, murid yang membacakan hasil menulis pantun di depan kelas sebesar

25,64% atau dalam kategori rendah, dan murid yang melakukan pekerjaan lain

sebesar 27,44% atau dalam kategori sangat rendah.

Pada siklus ini hasil menulis pantun pada pertemuan keempat diperiksa

dan diberi nilai dengan aspek yang dinilai yaitu kualitas pantun, penggunaan suku

kata dan sajak.

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Adapun hasil analisis skor perolehan murid setelah menggunakan model

pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Menulis Pantun Murid pada Siklu I

Statistik Nilai Statistik

Subjek 39

Skor ideal 100

Skor tertinggi 80

Skor rendah 40

Rentang skor 40

Skor rata-rata 56,15

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan menulis pantun

murid setelah diberi tindakan adalah 56,15 dari skor ideal 100, skor tertinggi adalah

80, dan skor terendah adalah 40 dengan rentang skor 40. Apabila skor kemampuan

menulis pantun murid pada siklus I dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka

diperoleh distribusi frekuensi skor yang ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Menulis Pantun

pada Siklus I

No Skor Kategori Frekuensi Persentse

1 0 – 34 Sangat rendah 0 0

2 35 – 54 Rendah 22 56,41

3 55 – 64 Sedang 9 23,08

4 65 – 84 Tinggi 8 20,51

5 85 – 100 Sangat tinggi 0 0

Jumlah 39 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 39 murid

kelas IV SDN 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros, tak seorang pun

murid yang hasil belajarnya berda pada kategori sangat rendah, 22 orang atau

56,41% hasil belajarnya berada pada kategori rendah, 9 orang atau 23,08% hasil

belajarnya berada pada kategori sedang, 8 orang atau 20,51% hasil belajarnya

berada pada kategori tinggi dan tak seorang pun murid yang hasil belajarnya berada

pada kategori sangat tinggi.

Berdasarkan skor rata-rata kemampuan menulis pantun yang diperoleh

murid yaitu 56,15 maka dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh murid berada

pada kategori sedang.

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Untuk melihat persentase ketuntasan kemampuan menulis pantun murid

kelas IV SDN 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros setelah

moenerapkan modell pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) pada

siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Menulis Pantun pada Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 64 Tidak Tuntas 31 79,49

65 – 100 Tuntas 8 20,51

Jumlah 39 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa banyaknya murid yang

ketuntasan belajarnya berada pada kategori tidak tuntas sekitar 79,49% sedangkan

murid yang hasil belajarnya berada pada kategori tuntas sekitar 20,51%.

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

d. Refleksi

Siklus I dilaksanakan 4 kali pertemuan dengan menerapkan model

pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) dalam proses mengajar.

Pada pertemuan pertama merupakan pertemuan awal dengan menggunakan model

baru yang berbeda dengan apa yang dipergunakan pada pertemuan-pertemuan

sebelumnya sehingga pertemuan ini merupakan tahap awal perkenalan dan

penyesuaian terhadap model pembelajaran yang digunakan, hal ini menyebabkan

pada pertemuan pertama kurang berjalan efektif.

Pada pertemuan berikutnya, murid mulai beradaptasi dengan model

pembelajaran yang digunakan, walaupun penggunaannya pada pertemuan ini belum

stabil dan masih mengalami kekurangan-kekurangan terhhadap pembelajaran

menulis dengan menggunakan model tersebut.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

79,49

20,51

tidak tuntas

tuntas

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru selalu menyampaikan

tujuan pembelajran kemudian memberikan motivasi pada murid agar tertarik

terhadap materi pelajaran tersebut. Tetapi dengan begitu masih banyak murid yang

tidak memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan materi.

Dari skor kemampuan murid yang diperoleh murid pada siklus I masih

nampak bahwa banyak murid yang memiliki skor yang sangat rendah yaitu sekitar

53,33%. Dilihat dari kenyataan ini, maka peneliti harus berusaha untuk memperbaiki

semaksimal mungkin cara pengajarannya dengan menggunakan model SPPKB pada

siklus selanjutnya.

Karena hasil yang didapat pada siklus I belum menunjukkan hasil optimal

dan metode yang digunakan belum terserap dengan baik oleh murid, maka perlu

dilanjutkan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Menelaah kurikulum bahasa indonesia SD kelas IV.

2) Mengecek kesiapan belajar murid, ruang kelas dan media yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

3) Menyusun rencana pembelajaran.

4) Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di kelas

ketika pelaksanaan tindakan berlangsung.

5) Menciptakan suasana yang menyenangkan dan memotivasi murid untuk

belajar.

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

6) Mengkomunikasikan garis besar tujuan dan penilaian yang akan dicapai

dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

1) Membahas materi atau tugas yang diberikan pada pertemun sebelumnya.

2) Guru menjelaskan materi tentang menulis pantun.

3) Murid menyimak penjelasan guru tentang menulis pantun.

4) Guru memberikan contoh pantun.

5) Murid menulis pantun yang diberikan.

6) Guru meminta murid membuat pantun sesuai dengan contoh yang diberikan.

7) murid diminta maju ke depan kelas untuk membacakan pantun yang telah

dibuat.

8) Pemberian tugas/PR.

9) Guru bersama murid menyimpulkan pembelajaran.

10) Refleksi dan memberikan pesan-pesan moral pada murid.

c. Observasi

Pada siklus II keaktifan murid dapat dilihat pada lembar observasi yang

ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivasi Murid pada Siklus II

No

Indikator yang Diamati

Pertemuan

Rata-

rata

persen

tase 1 2 3

1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran. 38 38 39 38,3 98,21

2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru 34 35 38 35,7 91,54

3. Murid yang bertanya 10 20 25 18,3 46,92

4. Murid yang menjawab pertanyaan guru 30 32 35 32,3 82,82

5. Murid yang menulis pantun 32 35 39 35,3 90,51

6. Murid yang membacakan pantun di depan kelas 18 25 30 33,3 62,31

7. Murid yang melakukan pekerjaan lain. 5 3 1 3 7,69

Berdasarkan tabel 4.5 di atas hasil belajar murid pada siklus I dimana dari 39 siswa

kelas IV SD Negeri 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros, dijelaskan murid

yang hadir pada saat pembelajaran sebesar 98,21% atau dalam kategori sangat tinggi, murid

yang memperhatikan pembelajaran sebesar 91,54% atau dalam kategori sangat tinggi, murid

yang bertanya sebesar 46,92% atau dalam kategori sedang, murid yang menjawab

pertanyaan guru sebesar 82,82% atau dalam kategori tinggi, murid yang menulis pantun

sebesar 90,51% atau dalam kategori sangat tinggi, murid yang membacakan pantun di depan

kelas sebesar 62,31% atau dalam kategori sedang, dan murid yang melakukan pekerjaan lain

sebesar 7,69% atau dalam kategori sangat rendah.

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Pada siklus ini hasil menulis pantun pada pertemuan keempat diperiksa dan diberi nilai

dengan aspek yang dinilai yaitu jumlah kata, sajak ab-ab, dan tanda baca.

Adapun hasil analisis skor perolehan murid setelah menggunakan model pembelajaran

strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil Menulis Pantun Murid pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik

Subjek 39

Skor Ideal 100

Skor tertinggi 100

Skor terendah 60

Rentang skor 40

Skor rata-rata 85,13

Tabel 4.6 menunjukkan bahawa rata-rata kemempuan menulis pantun murid

setelah diberi tindakan adalah 85,13 dari skor ideal 100, skor tertinggi adalah 100, dan skor

terendah adalah 60 dengan rentang skor 40. Apabila skor kemampuan menulis pantun murid

pada siklus I dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor

yang ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut.

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Tabel 4.7 Distribusi Frekkuensi dan Persentase Skor Kemampuan Menulis Pantun Murid pada

Siklus II

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 0 – 34 Sangat rendah 0 0

2 35 – 54 Rendah 0 0

3 55 – 64 Sedang 1 2,56

4 65 – 84 Tinggi 16 41,03

5 85 – 100 Sangat tinggi 22 56,41

Jumlah 39 100

Berdasarkan tabel 4.7 dia atas dapat ditemukan bahwa dari 27 murid kelas IV SD

Negeri 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros, tak seorang pun murid yang hasil

belajarnya berada pada kategori sangat rendah dan rendah, 1 orang atau 2,56% hasil

belajarnya berada pada kategori sedang, 16 orang atau 41,03% hasil belajarnya berada pada

kategori tinggi dan 22 orang atau 56,41% hasil belajarnya berada pada kategori sangat tinggi.

Berdasarkan skor rata-rata kemampuan menulis pantun murid yaitu 85,13 maka

dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh murid masih berada pada kategori sedang.

Untuk melihat persentase ketuntasan kemampuan menulis pantun murid kelas IV

SD Negeri 4 Amarang Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros setelah menerapkan model

pembelajaran SPPKB pada siklus I dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Tabel 4.8 Deskripsi KetuntasanMenulis Pantun pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 64 Tidak tuntas 1 2,56

65 – 100 Tuntas 38 97,44

Jumlah 39 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa banyaknya murid yang

ketuntasan belajarnya pada kategori tidak tuntas sekitar 2,56% sedangkan murid yang hasil

belajarnya berada pada kategori tuntas sekitar 97,44%.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

tidak tuntas tuntas

2.56

97.44tidak tuntas

tuntas

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

d. Refleksi

Pada siklus II, perhatian keaktifan murid makin memperlihatkan kemajuan.

Murid yang aktif menulis pantun, mengumpulkan hasil pantunnya mengalami peningkatan

dengan pemberian soal dalam bentuk menulis, kemampuan murid juga lebih terasa sehingga

pemahaman terhadap materi yang diajarkan sedikit mengalami peningkatan.

Secara umum hasil yang telah dicapai pada siklus II setelah pelaksanaan

tindakan mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh murid

pada siklus I yaitu 56,15 mengalami peningkatan menjadi 85,13 pada siklus II, maupun dari

segi kemampuan murid menulis pantun secara individu sehingga memberikan dampak positif

terhadap peningkatan kemampuan menulis pantun murid siswa.

B. Pembahasan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dianalisis, dapat dilihat bahwa hasil

tes kemampuan menulis pantun murid setelah dilakukan pada siklus I dan siklus II dengan

menerapkna model pembelajaran strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir

(SPPKB) mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya skor rata-rata

murid selama penelitian ini dilakukan yaitu 56,15 pada siklus I dan 85,13 pada siklus II. Hal

ini berarti bahwa metode yang diterapkan mampu meningkatkan kemampuan menulis

pantundan berkurangnya berkurangnya siswa yang memperoleh angka rendah. Skor rata-rata

hasil kemampuan menulis pantun murid jika dikonversikan ke dalam kategori skala lima

berada dalam kategori sangat tinggi yang pada mulanya berada pada kategori sedang.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis pantun murid meningkat

seperti pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nirwana (2011) dengan judul

Peningkatan Menulis Teks Berita dengan pembelajaran Strategi Pembelajaran Peningkatan

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Kemampuan Berpikir (SPPKB) pada murid Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanralili Kabupaten

Maros, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: keterampilan menulis teks berita pada murid

kelas VIII SMP Negeri 1 Tanralili Kabupaten Maros meningkat setelah menggunakan

pembelajaran dengan model pembelajaran Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan

Berpikir (SPPKB) sebesar 12,39%. Rata-rata skor pada siklus I menunjukkan peningkatan

dibandingkan dengan rata-rata skor pada prasiklus 68,29% menjadi 74,51%. Rata-rata skor

yang dicapai pada siklus II sebesar 80,68%, ini menunjukkan peningkatan sebesar 13,50%

dari prasiklus ke siklus I. 69,29% dari siklus I ke siklus II, dan 18,93% dari prasiklus ke siklus

II. Perubahan tingkah laku yang tampak dari pembelajaran menulis berita dengan

pembelajaran menulis pantun yaitu murid merasa senang, lebih bersemangat, aktif, dan lebih

mandiri dalam mengerjakan tugasnya.

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran peningkatan

kemampuan berpikir (SPPKB) meningkat motivasi murid untuk belajar bahasa Indoneisa

karena pembelajaran menuntut murid untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan

sehingga murid dituntut untuk menuangkan proses berpikirnya tentang apa yang mereka

ketahui dan dituangkan ke dalam pantun yang ditulisnya.

Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dibutuhkan model tertentu yang

bisa meningkatkan kemampuan mereka, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan

mengubah metode pembelajaran yang difokuskan pada kemampuan menulis murid, seperti

yang diterapkan oleh Sudirman (2005;39) pada penelitiannya yang menggunakan model

strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) pada pembelajaran bahasa

indonesia ternyata dapat meningkat kemampuan murid menyelesaikan soal-soal.

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Sejumlah perubahan sikap murid secara terperinci mengalami peningkatan

berdasarkan data hasil observasi yang diperoleh dari lembar observasi yang merupakan hasil

pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:

Dapat dilihat bahwa sekitar 84,62%yang hadir pada saat pembelajaran pada

siklus I menjadi 98,21% atau berada pada kategori sangat tinggi pada siklus II, murid yang

memperhatikan pembelajaran pada siklus I sekitar 58,97% menjadi 91,54% atau dalam

kategori sangat tinggi, murid yang bertanya tentang materi pembelajaran pada siklus I sekitar

30% menjadi 46,92% atau berada dalam kategori sedang pada siklus II, murid yang menulis

pantun pada siklus I sekitar 57,18% menjadi 90,51% atau dalam kategori sangat tinggi pada

siklus II, murid yang membacakan hasil menulis pantunnya di depan kelas pada siklus I

sekitar 25,64% menjadi 62,31% atau dalam kategori tinggi pada siklus II, dan murid yang

mengerjakan pekerjaan lain pada siklus I sekitar 27,44% menjadi 7,69% atau dalam kategori

sangat rendah pada siklus II.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model strategi

pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) kelas IV SDN 4 Amarang

Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros dapat diketegorikan berhasil. Pembelajaran ini dapat

meningkatkan kualitas belajar murid dimana guru membimbing untuk bagaimana upaya

upaya murid agar bisa kreatif dalam berpikir dalam membuat pantun.

Kemampuan berpikir memerlukan mengingat dan memahami bagian terpenting

dalam menulis pantun. Oleh karena itu dalam model pembelajaran ini guru harus pintar dalam

menerapkan model yang telah dipilih.

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SDN 4 Amarang Kecamatan

Tanralili Kabupaten Maros dengan menggunakan model pembelajaran strategi pembelajaran

peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) meningkat, dari skor rata-rata yang diperoleh

murid setelah mengikuti tes akhir dari siklus I ke siklus II dengan menerapkan model

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) mengalami peningkatan

yaitu 56, 15 pada siklus I (kategori kurang) meningkat menjadi 85,13 pada siklus II

(kategori sangat tinggi), dari skor ideal yang dicapai yaitu 100, dan terjadi perubahan sikap

murid pada proses pembelajaran dengan menerapkan model strategi pembelajaran

peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB).

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh uraian sebelumnya, agar proses belajar

mengajar bahasa Indonesia lebih efektif dan memberikan hasil yang optimal bagi murid,

maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk menerapkan strategi pembelajaran melakukan persiapan yang cukup matang

sehingga guru mampu menentukan atau memilih model pembelajaran yang sesuai untuk

memperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan perstasi belajar murid, guru hendaknya lebih sering melatih

murid dengan strategi pembelajaran meskipun dalam taraf sederhana. Sehingga siswa

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

nantinya dapat memperoleh konsep dan keterampilan yang baru untuk memecahkan

masalah-masalah yang dihadapinya terkhusus pada mata pelajaran bahsa Indonesia.

3. Disarankan, kepada guru sebagai tindak lanjut penerapan model pembelajaran SPPKB

agar lebih kreatif dalam menyajikan materi sehingga murid lebih bermotivasi dan tertarik

dalam berpikir untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

4. Untuk penelitian yang serupa, hendaknya peneliti melakukan persiapan yang cukup

matang agar memperoleh hasil yang lebih baik.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

DAFTAR PUSTAKA

A,D, Rooijakkers, 2008. “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”. Bandung : Sinar Baru.

A.M. Sardiman, 2008. “Iteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar”. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Abimanyu, Soli dkk. “Pedoman Penulisan Skripsi”. Makassar: Universitas Negeri

Akhadi, Arsjad, MG dan Ridwan. 1993. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Ali, Muhammad, 2008. “Guru dalam Proses Belajar Mengajar”. Bandung : Sinar Baru Al Gensindo.

Anawaty, Eny, Rina, 2008. “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”. Bandung : Sinar Baru.

Arikunto, S. 2003. “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: Aksara.

Asmani, Ma’mur Jamal, 2009. “Tips Menjadi Guru Inspiratif, kreatif, dan Inovatif”.Jogjakarta : Diva PressMakassar.

Brwon. 1994. http/www/menulis.com. Diakses 25 Desember 2011.

De Cecco, John P, & William Crawfood, 1977, The Psychologi of Learning educational Psychology, New Delhi: Pretice Hall Of India, Private Ltd.

Enre., A. F. 1994. Penelitian Bahasa. “Diktat”. MKDU. Ujung Pandang: FPBS IKIP.

Fauzi, Ahmad. 2011. “Bahasa Indonesia Pengetahuan Sastra dan Tata Bahasa”. Jakarta: Mahirsindo Utama

Gie, 2003. “Buku Bahasa dan Sastra Indonesia”. Jakarta : Balai Pustaka.

Hernawo, 2007. “Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Kreatif”. Bandung : Mizan Learning Center.

Marahimin. 2001. Dari Pada Bete Menulis Aja. Bandung: KAIFA.

Mashuri. 1986. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Muslich, Masnur, 2009. “Tingkat satuan Pendidikan dasar Pemahaman dan Pengembangan”. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

Muslimin. & Alimin Umar. 2008. “Panduan Penulisan Skripsi”. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Rovijokkers Ad, 2008. “Mengajar dengan Sukses”. Jakarta: PT Gramedia.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina 2008, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Pandang: Angkasa Raya Padang.

Sugiarto, Eko. 2013. “Cara Mudah Menulis Pantun, Puisi, Cerpen”. Yogyakarta : Khitah Publishing

Susilo, Joko. M, 2006. “Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar” Yogyakarta : Pinus, Jakarta: Kencana.

Yunus,2007. “Buku Bahasa dan Sastra Indonesia”. Jakarta : Balai Pustaka.

Wahab dan Lestari. 1999. Catatn Kecil tentang Menulis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

HASNIATI. A, dilahirkan di Maros tanggal 02 Mei 1989. Anak

pertama dari dua bersaudara, hasil buah cinta dari pasangan

Ayahanda Azis dan Ibunda Basse. Penulis mulai jenjang Pendidikan

Sekolah Dasar pada tahun 1997 di SD Negeri 4 Amarang Kab.

Maros, dan tamat pada tahun 2002.

Setelah tamat Sd penulis kemudian melanjutkan Pendidikan pada tahun 2002 di

SLTP PGRI 5 Maros Kabupaten Maros dan tamat pada tahun 2004. Selanjtnya penulis

melanjutkan Pendidikan pada tahun 2002 di SMA Negeri 1 Tanralili Kabupaten Maros

dan tamat pada tahun 2007. Dengan izin Allah, pada tahun 2008 penulis kemudian

melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi dan alhamdulillah penulis berhasil diterima

dan terdaftar sebagai Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan program studi PGSD Strata Satu (S1), dan Insya

Allah akan selesai pada tahun ini, Amin.