PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI...

125
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV MI. “FATHURRACHMAN” JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh AGHNIA PUSPARINI NIM. 18090183000057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M /1436 H

Transcript of PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI...

Page 1: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS

MATERI PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV

MI. “FATHURRACHMAN” JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

AGHNIA PUSPARINI

NIM. 18090183000057

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M /1436 H

Page 2: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPSMATERI PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV

MI. 6(FATHURRACHMAN'' JAKARTA SELATAN

SkripsiDiajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat MemperolehGelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OlehAGHNIA PUSPARININrM. 18090183000057

Di bawah bimbingan :

t0-Qj.l.L.-DR. FAUZAIY, MA

NrP. r97 61107200701 1013

PROGRAM STUDIPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMT)

FAI(ULTAS TLMU TARBIYAII DAI{ KEGURUANUIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2015 M /1436 H

Page 3: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

PENGESAIIAN PAIYITIA UJIAIY

Skripsi berjudul Peningkatan Keaktifan Belajar IPS Materi Permasalahan SosialMelalui Strategi Pembelajaran Koperatif Tipe Index card Match Pada SiswaKelas IV Mi. "Fathurrachman'o Jakarta Selatan, disusun oleh Aghnia Pusparini,NIM. 18090183000057, Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan(FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15Januari 2015 dinyatakan lulus dalam sidang munaqasah dihadapan dewan penguji.Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Shata I (S.Pd) padajurusanKependidikan Islam Program Studi Pendidkan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Jakart+ 04 Maret 2015

Panitia Ujian Munaqasahn

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda tangan

:T*t..*r..

Tanggal

r0s!.!.1--[ _DR. FAUZAN. MANrP. 19761 107200701 1013

Sekretaris (Ketua Prodi PGM)

ASEP EDIANA -LATIP. M.PdNrP. 198106n2009nrc03

Penguji I

DR. rWAN PURWANTO. M.PdNIP. 197304242008mrcn

Penguji II

NAI'rA WAFTONT. M.PdNrP. 1 98 1 t0032009n2004

l? bl^n:

Tanggal Tanda tangan-.-

?f ^ 1'rrrs 4It/

Tanggal T

oa lu f ',ts

Dekan Fakultas Ilnu Ta%*!)svm

anda tangan.}

W

MP, 19591 0201 986032001

Page 4: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

/-

PER}IYATAAII KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NamaTempat/Tanggal lahirNIMJurusan / ProdiJudul Skripsi

Dosen PembimbingNIP.

AGHNIA PUSPARIMJakarta, 13 September 1 990180901830000s7PGMI i DMSPeningkatan Keaktifan Belajar IPS MateriPermasalahan Sosial Melalui StrategiPembelajaran Koperatif Tipe Index CardMatch Pada Siswa Kelas W Mi."Fathurrachm an" J akarta Se latan.

DR. FAUZAN, MA1976n 072007011013

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah benar-benarhasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yangsaya tulis didalamnya.

November 2014

NIM. 809018300934

Page 5: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

ABSTRAK

Aghnia Pusparini, NIM : 18090183000057. “Peningkatan Keaktifan Belajar

IPS Materi Permasalahan Sosial Melalui Strategi Pembelajaran Koperatif

Tipe Index Card Match Pada Siswa Kelas IV MI. Fathurrachman Jakarta

Selatan”. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata Kunci: Keaktifan belajar, Materi permasalahan sosial, Pembelajaran

Koperatif Tipe Index Card Match.

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran IPS pra siklus pada siswa kelas

IV MI Fathurrahman, Jakarta Selatan, ditemukan beberapa permasalahan, yaitu:

[1] rendahnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, [2] kegiatan

pembelajaran yang berlangsung sangat monoton, [3] kegiatan pembelajaran masih

di dominasi oleh peran guru sebagai pusat pembelajaran, [4] kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran sangat rendah. Untuk itu, perlu diadakan tindakan

perbaikan pembelajaran untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang ada.

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini melalui penerapan

strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dalam

pelaksanaannya dilakukan selama 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan subjek

yang diteliti yaitu siswa kelas IV MI Fathurrachman yang berjumlah 25 orang.

Sedangkan, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunkan teknik non tes berupa lembar observasi yang kemudian dianalisis

secara deskriptif kuantitatif berupa angka yang diperoleh dari hasil observasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebesar 17,30% siswa yang

menunjukan keaktifan belajar pada kegiatan pembelajaan pra siklus. Kemudian

pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I, keaktifan belajar siswa meningkat

sebesar 30,97%, sehingga persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 48,27%. Selanjutnya pada kegiatan

penyempurnaan pembelajaran siklus II, keaktifan siswa kembali meningkat

sebesar 33,60%, sehingga persentase rata-rata keaktifan siswa pada kegiatan

pembelajaran siklus II sebesar 81,87%.

Dengan demikian, berdasarkan analisis data yang dilakukan menunjukkan

bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan

diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa

kelas IV MI Fathurrachman, Jakarta Selatan.

Page 6: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

ABSTRACT

Aghnia Pusparini, NIM: 18090183000057. "Increased activeness Learning

Material IPS Social Issues Through Cooperative Learning Strategies Type of

Index Card Match In Grade IV MI. Fathurrachman South Jakarta ". Thesis

Teacher Education Program Government Elementary School (primary

education) Department of Islamic Education Faculty Tarbiyah and teacher,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keywords: learning activeness, material social issues, Cooperative Learning

Index Card Match mode.

Based on the results of learning activities IPS pre cycles in grade IV MI

Fathurrahman, South Jakarta, found several problems, namely: [1] the low activity

of students in the learning activities, [2] the learning activities that take place very

monotonous, [3] are still in the learning activities domination by the teacher's role

as a center of learning, [4] the ability of teachers to manage the learning is very

low. To that end, there should be learning corrective action to improve the

conditions existing learning. Improvement of learning undertaken in this study

through the implementation of cooperative learning strategies match the type of

index cards.

This research is a classroom action research which in practice is done for 2

cycles, each cycle consisting of planning, implementation, analysis and reflection.

This study aims to increase students' activity in learning activities with the

subjects studied were grade IV MI Fathurrachman totaling 25 people. Meanwhile,

data collection techniques in this research using the non-test techniques such as

observation sheet which is then analyzed by descriptive quantitative numerical

results obtained from observation.

The results showed that only amounted to 17.30% of students who show

learning activeness in pembelajaan pre-cycle activity. Then on the first cycle of

learning improvement activities, students' learning activeness increased by

30.97%, so that the average percentage of the activity of students in the first cycle

of learning activities reached 48.27%. Later in the second cycle of learning

improvement activities, student activity again increased by 33.60%, so that the

average percentage of active students in learning activities by 81.87% second

cycle.

Thus, based on the data analysis showed that the increased activity of

students in learning activities with the implementation of cooperative learning

strategies match the type of index card in grade IV MI Fathurrachman, South

Jakarta.

Page 7: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Belajar IPS Materi

Permasalahan Sosial Melalui Strategi Pembelajaran Koperatif Tipe Index Card

Match Pada Siswa Kelas IV MI. Fathurrachman, Jakarta Selatan” dengan baik.

Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1)

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud selain dari usaha serta

kemampuan yang ada pada diri penulis sendiri, namun tak lepas dari dukungan

dan bimbingan pihak-pihak terkait. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini

penulis ingin berterima kasih kepada kepada :

1. Dra. Nurlena, MA., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. DR. Fauzan, MA. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

sekaligus selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing penulisan

skripsi dari awal hingga akhir dengan penuh ketelitian dan kesabaran..

3. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Staff dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. H. Achmad Sidik, S.PdI., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam dan

Yatim Piatu “Fathurrachman”, Jakarta Selatan.

6. Suyatna, S.PdI., selaku Kepala MI. Fathurrachman yang telah mengizinkan

penulis melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinnya.

7. Dewan Guru MI. Fathurrachman - Jakarta Selatan yang telah membantu dan

memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi.

Page 8: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

8. Teman-teman mahasiswa Dual Mode System Program studi Pendidikan

Guru Madrasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Keluarga yang telah membantu secara moril maupun materil dari awal

sampai akhir sehingga terselesainya skripsi ini dengan baik.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

membantu penyusunan skripsi hingga akhir.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan.

Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi lembaga pendidkan dan para

pembaca serta dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 8 November 2014

Penulis,

AGHNIA PUSPARINI

NIM. 18090183000057

Page 9: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR DIAGRAM xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah 1

B. Identifikasi area dan fokus penelitian 5

C. Pembatasan fokus peneliltian 6

D. Perumusan masalah penelitian 6

E. Tujuan dan kegunaan hasil penelitian 7

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan teori area dan fokus yang diteliti 8

1. Pembelajaran kooperatif 8

a. Pengertian pembelajaran kooperatif 8

b. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif 9

c. Karakteristik pembelajaran kooperatif 10

d. Tujuan pembelajaran kooperatif 12

e. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif 13

f. Prosedur pembelajaran kooperatif 13

g. Keunggulan strategi pembelajaran kooperatif 16

h. Kelemahan strategi pembelajaran kooperatif 16

Page 10: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

2. Model pembelajaran Index Card Match 17

3. Keaktifan siswa 18

a. Kadar keaktifan siswa dilihat dari proses perencanaan 20

b. Kadar keaktifan siswa dilihat dari proses pembelajaran 20

c. Kadar keaktifan siswa dilihat dari kegiatan evaluasi

pembelajaran 20

4. Ilmu pengetahuan sosial 21

a. Pengertian ilmu pengetahuan sosial 21

b. Karakteristik ilmu pengetahuan sosial 23

c. Fokus kajian ilmu pengetahuan sosial 23

d. Tujuan ilmu pengetahuan sosial 24

e. Kompetensi pendidikan IPS sekolah dasar 24

f. Standar kompetensi & kompetensi dasar IPS kelas IV 25

g. Permasalahan sosial 26

B. Hasil penelitian yang relevan 28

C. Kerangka berpikir 29

D. Hipotesis tindakan 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian 30

B. Metode penelitian dan rancangan siklus penelitian 30

C. Subjek dan objek penelitian 32

D. Peran dan posisi peneliti dalam penelitian 33

E. Tahapan intervensi tindakan 33

1. Kegiatan pendahuluan 33

2. Kegiatan penelitian pra siklus 34

3. Kegiatan penelitian siklus I 34

4. Kegiatan penelitian siklus II 40

F. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan 46

G. Data dan sumber data 46

H. Teknik pengumpulan data 46

Page 11: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

I. Instrumen pengumpul data 47

J. Indikator kinerja 48

K. Analisis data dan interpretasi data 48

BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi 50

1. Deskripsi kegiatan pra siklus 50

2. Deskripsi kegiatan siklus I 51

3. Deskripsi kegiatan siklus II 56

B. Analisa data 62

1. Analisa data pra siklus 62

2. Analisa data siklus I 64

3. Analisa data siklus II 65

C. Pembahasan 67

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan 73

B. Implikasi 73

C. Saran-saran 74

Lampiran-lampiran

Page 12: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembelajaran kooperatif vs pembelajaran konvensional 10

Tabel 2.2 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif 15

Tabel 2.3 Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS kelas IV 25

Tabel 3.1 Kisi-kisi lembar observasi siswa 48

Tabel 3.2 Kisi-kisi lembar obsrvasi guru 48

Tabel 4.1 Keaktifan siswa pra siklus 63

Tabel 4.2 Keaktifan siswa siklus I 64

Tabel 4.3 Keaktifan siswa siklus II 66

Page 13: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran pra siklus 67

Diagram 4.2 Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I 68

Diagram 4.3 Persentase perbandingan keaktifan siswa pada kegiatan 69

pembelajaran pra siklus dengan siklus I

Diagram 4.4 Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II 70

Diagram 4.5 Persentase perbandingan keaktifan siswa pada kegiatan 71

pembelajaran siklus I dengan siklus II

Diagram 4.6 Persentase perbandingan keaktifan siswa pada kegiatan 72

pembelajaran pra siklus, siklus I dengan siklus II

Page 14: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kunci kesuksesan dalam meraih masa depan yang

gemilang. Berbicara tentang proses pendidikan, sudah tentu tak terpisahkan

dengan upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas adalah manusia yang

memiliki kemampuan melaksanakan perannya di masa yang akan datang.

Untuk menjadi manusia yang berkualitas harus melalui proses pendidikan

yang berkualitas pula, karena kualitas pendidikan yang dimiliki seseorang

akan menentukan kualitas hidupnya di masa yang akan datang. Dengan

demikian, untuk memiliki kemampuan melaksanakan peran di masa yang

akan datang harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan

dengan proses pembelajaran. Namun, kegiatan pembelajaran tidak akan

terjadi apabila hanya ada pendidik dan pendidikan juga tidak akan terjadi

apabila hanya ada peserta didik. Pendidik dan peserta didik merupakan satu

kesatuan yang menjadi faktor utama terjadinya proses pembelajaran, karena

pada hakekatnya kegiatan pembelajaran merupakan proses timbal balik antara

pendidik dan peserta didik dalam satuan pembelajaran. Sedangkan menurut

Oemar Hamalik, unsur-unsur minimal yang harus ada dalam sistem

pembelajaran adalah peserta didik, suatu tujuan dan prosedur untuk mencapai

tujuan tersebut. Dalam hal ini, pendidik tidak termasuk sebagai unsur sistem

pembelajaran, fungsinya dapat dialihkan kepada media sebagai pengganti.1

Dengan demikian, berhasil tidaknya tujuan pendidikan bergantung pada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Tetapi tidak dapat

dipungkiri bahwa, dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran peran guru

sangatlah menentukan dalam dunia pendidikan. Untuk menjadi seorang guru

yang profesional bukanlah hal yang mudah dan tidak pula diperoleh dari

proses yang singkat. Untuk itu, kegiatan pembelajaran akan berjalan baik

1Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta:Bumi Aksara, 1999) Cet. 2 h. 66

Page 15: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

2

apabila guru selalu membuat perencanaan sebelum mengajar. Dengan

persiapan yang matang maka guru akan mantap mengajar di depan kelas.

Perencanaan yang matang dapat menimbulkan inisiatif dan daya kreatif guru

ketika mengajar. Selain itu, guru harus tepat dalam memilih dan

menggunakan metode pembelajaran agar bahan pelajaran lebih menarik

perhatian siswa sehingga kelas menjadi hidup, karena metode penyajian yang

selalu sama akan membosankan siswa. Selanjutnya, guru hendaknya memilih

dan menggunakan metode pembelajaran yang banyak melibatkan siswa untuk

aktif dalam belajar karena siswa akan belajar secara aktif jika model

pembelajaran yang di rencanakan guru mengharuskan siswa baik secara

sukarela maupun terpaksa untuk melakukan kegiatan belajar. Seperti yang

diungkapkan Slameto bahwa, penerimaan pelajaran jika dengan aktifitas

siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu bergitu saja tetapi dipikirkan,

diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.2

Siswa aktif bukan hanya sekedar hadir dikelas, menghapal materi

kemudian mengerjakan latihan diakhir pelajaran, tetapi siswa terlibat dalam

bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktifitas dalam kegiatan pembelajaran

guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat

dari kegiatan tersebut. Siswa akan terlihat aktif dengan berpartisipasi

konstributif dalam proses pembelajaran seperti menyampaikan dan menjawab

pertanyaan seputar materi pelajaran, mengajukan gagasan yang dimiliki, serta

berinteraksi multi arah antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan

siswa. Oleh sebab itu, mengingat pentingnya keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran, maka guru dituntut untuk melakukan usaha yang kreatif agar

dapat menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisien. Belajar yang

efektif dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan yang diharapkan

sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai.3 Sedangkan belajar

yang efisien tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat.4

2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2003)

h.36 3Ibid., h.74

4Ibid., h.76

Page 16: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

3

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diajarkan di sekolah dasar. Materi pembahasan dalam pelajaran IPS

yang bersifat teoritis serta cenderung hapalan tersebut semakin membuat

pelajaran IPS terlihat membosankan. Seperti hasil observasi yang peneliti

lakukan di MI Fathurrachman yang menggambarkan bahwa peristiwa yang

menonjol dari pihak guru adalah dalam proses pembelajaran tidak

menggunakan metode yang membuat siswa aktif, tetapi pembelajaran

berlangsung pasif dengan masih mengandalkan metode ceramah yang

dianggap nyaman dalam pelaksanaannya serta aman dari pertanyaan siswa

karena tidak ada yang membantah keterangan guru. Padahal, apabila

pembelajaran berlangsung pasif maka potensi siswa tidak dapat tergali

dengan baik sehingga menghambat keberhasilan pendidikan. Seharusnya,

guru harus membuat siswa berani mencoba, berani bertanya, serta berani

mengemukakan gagasan. Selanjutnya, masih rendahnya kemampuan guru

dalam mengelola kelas merupakan persoalan lain yang menambah kemacetan

dalam pembelajaran yang dinamis dan dialogis. Persoalan tersebut juga

diperparah oleh perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru belum

digarap secara serius sehingga semakin memperparah proses pembelajaran.

Sedangkan peristiwa yang menonjol dari pihak siswa adalah kurangnya

keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena metode pembelajaran

yang digunakan guru meminimalkan keterlibatan siswa. Guru terlihat lebih

aktif dibandingkan siswa dengan memberikan materi pelajaran tanpa memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan argumennya. Sehingga,

kegiatan siswa hanya sekedar mendengarkan dan mencatat materi yang

disampaikan meskipun mereka tidak mengerti apa yang disampaikan. Semua

bahan pelajaran yang diberikan guru diterima begitu saja tanpa diolah dan

tanpa diragukan kebenarannya. Padahal, apabila siswa dapat berpartisipasi

dalam proses pembelajaran, tidak hanya aspek kognitifnya saja yang diperoleh

tetapi juga aspek afektif dan aspek psikomotorik. Lagipula, sikap pasif siswa

dalam proses pembelajaran mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan

malu bertanya kepada guru mengenai materi yang kurang dipahami.

Page 17: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

4

Dengan demikian, secara keseluruhan proses pembelajaran yang

seharusnya terdapat partisipasi berupa keaktifan siswa hanya berupa kegiatan

mendengar dan mencatat materi yang guru sampaikan, sehingga siswa tidak

memiliki kesempatan untuk mengeluarkan kemampuan yang dimilikinya. Hal

tersebut menyebabkan terjadinya kesenjangan pembelajaran, karena siswa

yang mampu beradaptasi dengan baik akan semakin cerdas sedangkan siswa

yang kemampuan berpikirnya kurang akan semakin terperosok disebabkan

ketidakpahaman materi yang di sampaikan guru. Keadaan tersebut

merupakan sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan, seolah guru hanya

mengerjakan tugas pendidikan sebagai kegiatan formalitas semata. Sehingga,

upaya untuk mengerjakan tugas pendidikan sebagai alat untuk mencerdasksan

kehidupan bangsa masih sebatas retorika.

Apabila masalah tersebut terus dibiarkan dan tidak segera diatasi, maka

kualitas mutu pembelajaran akan semakin menurun bahkan tidak akan

meningkat ketaraf yang lebih baik. Padahal, perbaikan mutu pendidikan harus

terus diupayakan demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Karena melalui

peningkatan kualitas pembelajaran, potensi siswa dapat tergali dengan baik

sehingga dapat menuju keberhasilan pendidikan. Untuk itu, salah satu upaya

yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran agar siswa terlibat

secara aktif adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif.

Wina Sanjaya mengatakan bahwa, “pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil,

yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda

(heterogen)”.5 Sedangkan Rusman mengemukakan bahwa, “cooperative

learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja

terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya

terdiri dari 4-5 orang”.6

Lebih lanjut, Johnson (dalam Hasan, 1996)

5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet. 7, h.242 6 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed. 2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet. 5, h. 204

Page 18: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

5

menjelaskan bahwa “belajar cooperative adalan pemanfaatan kelompok kecil

dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok

tersebut”.7 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah kegiatan belajar yang mengarahkan siswa harus mampu

mencapai tujuan bersama secara kelompok. Dalam situasi ini, akan tumbuh

rasa kebersamaan dan memiliki sikap kooperatif dengan sesama anggota

kelompok, sehingga pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada

siswa yang berbeda latar belakang untuk menghargai satu sama lain.

Sedangkan salah satu jenis strategi pembelajaran kooperatif yang

peneliti terapkan dalam penelitian ini adalah tipe Index Card Match. Menurut

Mel Silberman, “pembelajaran Index Card Match adalah cara menyenangkan

lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta

didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.8 Salah

satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu topik dalam suasana menyenangkan, sehingga siswa tidak

akan merasa jenuh dengan pembelajaran yang biasanya mengharuskan siswa

duduk ditempat duduknya melainkan dapat berinteraksi secara aktif selama

proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran kooperatif tipe index card match dapat dijadikan strategi yang

efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa pada proses pembelajaran.

Sehingga peneliti perlu mengambil tindakan melalui Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan menerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe index

card match dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV MI.

Fathurrachman pada pelajaran IPS.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Dari situasi pembelajaran yang telah diuraikan, maka kondisi pembelajaran

yang menjadi fokus penelitian ini dapat dijabarkan dalam 2 aspek, yaitu:

7 Ibid.

8 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:Pustaka Insan

Madani:2009) Cet. 6 h. 240

Page 19: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

6

1. Fokus siswa

a. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran karena metode

pembelajaran yang digunakan guru meminimalkan keterlibatan siswa.

b. Tidak adanya kesempatan siswa untuk mengembangkan argumen yang

dimilikinya karena guru terlihat lebih aktif dibandingkan siswa.

c. Kegiatan siswa hanya sekedar mendengarkan dan mencatat materi yang

disampaikan meskipun mereka tidak mengerti apa yang disampaikan.

d. Sebagian besar siswa takut dan malu bertanya kepada guru mengenai

materi yang kurang dipahami.

2. Fokus guru

a. Guru ketika melakukan proses belajar mengajar masih mengandalkan

metode ceramah sehingga kondisi belajar belum kondusif.

b. Rendahnya kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan

persoalan lain yang menambah kemacetan dalam pembelajaran.

c. Perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru belum mampu digarap

secara serius sehingga semakin memperparah proses pembelajaran..

d. Pembelajaran didomisasi oleh guru yang secara aktif mengajarkan

materi sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat materi.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

masalah yang diteliti dibatasi pada keaktifan siswa berinteraksi dengan guru,

keaktifan siswa berinteraksi dengan siswa lain serta keaktifan siswa terhadap

materi pembelajaran.

D. Perumusan Masalah Peelitian

1. “Bagaimana penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card

Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS?”

2. “Apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dapat

meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran IPS?”

Page 20: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

7

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

1. Tujuan Hasil Penelitian

a. Tujuan umum

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS yang selama ini bersifat

konvensional dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif

tipe Index Card Match.

b. Tujuan khusus

Untuk meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran IPS dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match

sehingga siswa dapat berpartisipasi dengan guru maupun dengan siswa

lainnya dalam kegiatan pembelajaran.

2. Kegunaan Hasil Penelitian

a. Bagi guru

1.1 Menjadikan pertimbangan untuk meningkatkan keaktifan siswa

melalui pemilihan dan penggunaan model pembelajaran untuk

digunakan pada saat proses belajar mengajar.

1.2 Memberikan masukan dalam menentukan strategi belajar yang

tepat, yang bisa menjadi alternatif lain dalam mata pelajaran IPS.

1.3 Memberikan pengalaman bagi guru dalam penerapan metode

Index Card Match pada mata pelajaran IPS.

b. Bagi siswa

1.1 Meningkatkan keaktifan siswa melalui penerapan strategi

pembelajaran kooperatif tipe index card match.

1.2 Meningkatkan pemahaman materi pelajaran dengan

diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe index card match.

c. Bagi sekolah

1.1 Sebagai masukan dalam rangka mewujudkan pembelajaran aktif

yang bermuara pada peningkataan hasil belajar siswa.

1.2 Meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak pada

peningkatan mutu pendidikan di MI Fathurrachman.

Page 21: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

8

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI

TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Wina Sanjaya, “pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu

antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda

(heterogen)”.1 Sedangkan menurut Rusman, “cooperative learning adalah

teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan

belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5

orang”.2

Lebih lanjut, Johnson (dalam Hasan, 1996) menjelaskan bahwa

“belajar cooperative adalan pemanfaatan kelompok kecil dalam

pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam

kelompok tersebut”.3 Senada dengan pendapat tersebut, Artzt & Newman

(1990:448) menyatakan bahwa “dalam belajar kooperatif siswa belajar

bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok

untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap angggota kelompok memiliki

tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya”.4 Dalam hal

ini, Trianto menegaskan bahwa, “tujaan dibentuknya kelompok tersebut

adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat

terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar”.5

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet.7, h.242 2 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet.5, h.204 3 Ibid.

4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet.4,

h.56 5 Ibid.

Page 22: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

9

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah kegiatan belajar siswa dalam kelompok yang akan mengarahkan

siswa untuk mencapai tujuan bersama secara kelompok. Jadi, strategi

pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda

latar belakang untuk saling menghargai satu sama lain.

b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Wina Sanjaya, terdapat empat unsur penting dalam strategi

pembelajaran kooperatif, yaitu , yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok;

2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar setiap anggota

kelompok; dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.

1.1 Adanya peserta dalam kelompok

Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam

setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa diterapkan

berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan yang

berdasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokan yang

didasarkan latar belakang kemampuan, pengelompokan yang

didasarkan atas campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun

campuran ditinjau dari kemampuan.

1.2 Adanya aturan kelompok

Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan

semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik maupun

siswa sebagai anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian

tugas setiap anggota kelompok, waku dan tempat pelaksanaan dan lain

sebagainya.

1.3 Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok

Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan

baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun

keterampilan. Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam

kegiatan kelompok, sehingga antar peserta saling membelajarkan

melalui tukar pikiran, pengalaman maupun gagasan-gagasan.

1.4 Adanya tujuan yang harus dicapai Aspek tujuan yang dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota

kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar.6

6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet.7, h.241-242

Page 23: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

10

Dengan demikian, hal yang menarik dalam strategi pembelajaran

kooperatif adalah setiap anggota kelompok akan bersikap kooperatif

dengan sesama anggota kelompoknya, sehingga tumbuh rasa kebersamaan

dengan sesama anggota kelompok. Selain itu, dalam pembelajaran

kooperatif juga terdapat dampak pengiring seperti kemampuan hubungan

sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta

dapat meningkatkan harga diri. Dari alasan tersebut, maka pembelajaran

kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki

sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi

pembelajaran lain, karena pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada

proses kerja sama kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya

kemampuan penguasaan materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur

kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerjasama inilah

yang menjadi ciri khas pembelajaran kooperatif. Berikut adalah perbedaan

pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran konvensional yang

dikemukakan oleh Killen (1996) dalam Trianto:

Tabel 2.1

Pembelajaran kooperatif vs pembelajaran konvensional

Pembelajaran kooperatif Pembelajaran konvensional

Adanya saling ketergantungan

positif, saling membantu dan

saling memberikan motivasi

sehingga ada interaksi promotif.

Guru sering membiarkan adanya

siswa yang mendominasi kelompok

atau menggantungkan diri pada

kelompok.

Adanya akuntabilitas individual

yang mengukur penguasaan

materi pelajaran tiap anggota

kelompok, dan kelompok diberi

umpan balik tentang hasil

belajar anggotanya sehingga

dapat saling mengetahui siapa

yang memerlukan bantuan dan

Akuntabilitas individual sering

diabaikan sehingga tugas-tugas

sering diborong oleh salah seorang

anggota kelompok sedangkan

anggota kelompok lainnya hanya

“mendompleng” keberhasilan

“pemborong”

Page 24: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

11

siapa yang dapat memberikan

bantuan.

Kelompok belajar heterogen,

baik dalam kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras,

etnik dan sebagainya sehingga

saling mengetahui siapa yang

memerlukan bantuan dan siapa

yang memberikan bantuan.

Kelompok belajar biasanya

homogen.

Pimpinan kelompok dipilih

secara demokratis atau bergilir

untuk memberikan pengalaman

memimpin bagi para anggota

kelompok.

Pimpinan kelompok sering

ditentukan oleh guru atau kelompok

dibiarkan untuk memilih

pemimpinnya dsengan cara masing-

masing.

Keterampilan sosial yang

diperlukan dalam kerja gotong

royong seperti kepemimpinan,

kemampuan berkomunikasi,

memercayai orang lain dan

mengelola konflik secara

langsung diajarkan.

Keterampilan sosial sering tidak

secara langsung diajarkan.

Pada saat belajar kooperatif

sedang berlangsung guru terus

melakukan pemantauan melalui

observasi dan melakukan

intervensi jika terjadi masalah

dalam kerja sama antar anggota

kelompok.

Pemantauan melalui observasi dan

intervensi sering tidak dilakukan

oleh guru pada saat belajar

kelompok sedang berlangsung.

Guru memperhatikan secara

proses kelompok yang terjadi

dalam kelompok-kelompok

belajar.

Guru sering tidak memperhatikan

proses kelompok yang terjadi dalam

kelompok-kelompok belajar.

Penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas tetapi juga

hubungan interpersonal

(hubungan antara pribadi yang

salking menghargai)

Penekanan sering hanya pada

penyelesaian tugas.

(Killen, 1996)7

Selanjutnya, dalam strategi pembelajaran kooperatif terdapat dua

komponen utama seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya yaitu

komponen tugas kooperatif dan komponen struktur insentif kooperatif.

7 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet.4,

h.58-59

Page 25: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

12

Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota

bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan

struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan

motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok.

Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran

kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok

bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain

menguasai materi pelajaran, sehingga mecapai tujuan kelompok.8

Selain itu, pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dari berbagai

perspektif seperti yang dikutip oleh Rusman sebagai berikut:

[1] Perspektif motivasi, artinya penghargaan yang diberikan kepada

kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk

memperjuangkan keberhasilan kelompok; [2] Perspektif sosial,

artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam

belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok

memperoleh keberhasilan; [3] Perspektif perkembangan kognitif,

artinya dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat

mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai

informasi. (Sanjaya, 2006:242)9

Dengan demikian, pembelajaran kooperatif disusun dalam suatu

usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan

pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam

kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi

dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Para ahli menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat

membantu siswa meningkatkan kinerja dalam tugas akademik serta

memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang untuk

bekerja satu sama lain dan belajar untuk menghargai satu sama lain.

Selanjutnya, berikut adalah ungkapan para ahli mengenai tujuan

pembelajaran kooperatif yang dikutip dalam Trianto.

8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet.7, h.243 9 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet.5, h.206

Page 26: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

13

Slavin (1995) mengemukakan bahwa belajar kooperatif menekankan

pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika

semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasan materi.

Sedangkan Johnson dan Johnson (1994) menyatakan bahwa tujuan

pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok. Lebih lanjut, Zamroni (2000)

mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah

dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud

input pada level individual.10

e. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima unsur dasar dalam

pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut:

1.1 Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam

pembelajaran kooperatif keberhasilan dalam penyelesaian tugas

tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok

akan merasakan saling ketergantungan.

1.2 Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu

keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota

kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai

tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok

tersebut.

1.3 Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu

memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok

untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling

memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

1.4 Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu

melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi

dalam kegiatan pembelajaran.

1.5 Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi

kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil

kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama lebih efektif.11

f. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Wina Sanjaya merumuskan bahwa prosedur strategi pembelajaran

kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu:

10

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet.4,

h.57 11

Op.cit., h.212

Page 27: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

14

1.1 Penjelasan materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok

materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan

utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok

materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum

tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa

akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok.

1.2 Belajar dalam kelompok

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang materi pelajaran,

selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-

masing yang telah dibentuk sebelumnya. Menurut Yudhi Munadi

terdapat beberapa teknik dalam pembentukan kelompok, antara lain.

1.2.1 Random (acak)

Cara ini dapat dilakukan dengan cara meminta siswa berhitung

1 sampai 4. Kemudian siswa yang menyebuut angka 1

berkumpul dengan siswa yang menyebut angka 1, begitu

selanjutnya.

1.2.2 Purposive (ada tujuan tertetu)

Cara ini dilakukan jika seorang guru mempunyai tujuan tertentu

dan langkah ini dapat dilakukan apabila karakter siswa telah

dikenali satu persatu.12

1.3 Penilaian

Penilaian dalam strategi pembelajaran kooperatif bisa dilakukan

dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual

maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan

infomasi kemampuan setiap siswa; dan tes kelompok akan

memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir

setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai

setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini

disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya

yang merupakan hasil kerjasama setiap anggota kelompok.

1.4 Pengakuan tim

Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling berprestasi,

kemudian diberikan penghargaan. Pengakuan dan pemberian

penghargaan diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi

dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu

meningkatkan prestasi mereka.13

Sedangkan, Rusman membagi prosedur pembelajaran kooperatif

kedalam 6 tahapan yang jelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

12

Yudhi Munadi, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Jakarta:FITK

UIN Syarif Hidayatullah2011), Cet.2, h.41 13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet.7, h.248-249

Page 28: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

15

Tabel 2.2

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

TAHAP TINGKAH LAKU GURU

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan

pelajaran yang akan dicapai pada

kegiatan pelajaran dan menekankan

pentingnya topik yang akan

dipelajari dan memotivasi siswa

belajar.

Tahap 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi atau

materi kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau melalui bahan

bacaan.

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok-kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membimbing

setiap kelompok agar melalukan

transisi secara efektif dan efisien.

Tahap 4`

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun

hasil belajar individu dan kelompok.

(Rusman, 2012) 14

Dengan demikian, secara garis besar prosedur pembelajaran kooperatif

diawali dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran selanjutnya

memotivasi siswa untuk belajar. Kemudian dilanjutkan dengan penyajian

informasi yang selanjutnya pembentukan kelompok siswa. Tahap ini

diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjsama dalam kelompok. Fase

terakhir meliputi presentasi hasil kerja kelompok atau evaluasi tentang apa

yang telah dipelajari dan pemberian penghargaan terhadap hasil kerja

kelompok maupun individu.

14

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet.5, h.211

Page 29: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

16

g. Keunggulan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Wina Sanjaya merumuskan bahwa dalam pembelajaran kooperatif,

setidaknya memiliki keunggulan sebagai berikut

1.1. Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu

menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan

kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai

sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

1.2 Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan

mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan

membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

1.3 Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak respek pada

orang lain serta menerima segala perbedaan.

1.4 Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan

setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

1.5 Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup

ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan

sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan

interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan

keterampilan me-manage waktu dan sikap positif terhadap sekolah.

1.6 Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan

kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,

menerima umpan balik, Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah

tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah

tanggung jawab kelompoknya.

1.7 Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan

siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak

menjadi nyata (rill).

1.8 Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi

dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk

proses pendidikan jangka panjang.15

h. Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Selain keunggulan, dalam pembelajaran kooperatif juga memiliki

kelemahan, seperti yang dirumuskan oleh Wina Sanjaya sebagai berikut:

1.1. Untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran

kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalu kita

mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami

filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki

kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang

dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaaan

semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

15

Op.cit., h.249-250

Page 30: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

17

1.2. Ciri utama dari strategi pembelajaran kooperatif adalah siswa saling

membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif,

maka bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya

dipelajari dan dipahami tidak dapat dicapai oleh siswa.

1.3. Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif

didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu

menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan

adalah prestasi setiap individu siswa.

1.4. Keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif dalam upaya

mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu

yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya

dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.

1.5. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang

sangat penting untuk siswa, tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan

yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual. Oleh karena

itu, melalui strategi pembelajarn kooperatif selain siswa belajar

bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun

kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam strategi

pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.16

2. Model Pembelajaran Index Card Match

Perubahan cara pandang siswa sebagai objek belajar menjadi subjek

belajar menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan

pembelajaran. Sehingga, guru dituntut dapat memilih model pembelajaran

yang dapat memacu semangat siswa untuk aktif dalam pengalaman

belajarnya. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan dapat

membantu meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match. Menurut Mel Silberman,

“pembelajaran Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk

meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk

berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas”.17

Berdasarkan hal

tersebut, perlu kiranya ada sebuah bahan kajian yang mendalam tentang apa

dan bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match ini

diterapkan dalam proses pembelajaran. Mel Silberman menjelaskan prosedur

pelaksanaan model pembelajaran Index Card Match, sebagai berikut:

16

Ibid., h.250-251 17

Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:Pustaka Insan

Madani:2009) Cet.6 h.240-241

Page 31: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

18

a. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang

diajarkan didalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk

menyamai satu setengah jumlah siswa.

b. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan

tersebut.

c. Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar

tercampur.

d. Berikan satu kartu kepada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah

latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan review dan sebagian

lain memagang jawaban.

e. Perintahkan kepada peserta didik untuk menemukan kartu permainannya.

Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain untuk

mencari tempat duduk bersama (beritahu mereka jangan menyatakan

kepada peserta didik lain apa yang ada pada kartunya.

f. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya,

perintahkan setiap pasangan menguji peserta didik yang lain dengan

membaca keras pertanyaannya dan menantang teman sekelas untuk

menginformasikan jawaban kepadanya. 18

3. Keaktifan siswa

Dalam proses pendidikan, pembelajaran di desain untuk membelajarkan

siswa. Artinya, pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar.

Dengan kata lain, pendidikan mengarahkan guru untuk menerapkan

pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Dalam hal ini, Dasim Busimansyah

menjelaskan bahwa, “aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran

guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif

mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan dan mencari data dan

informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah”19

Dengan demikian, keaktifan siswa adalah keterlibatan siswa dalam

bentuk sikap, pikiran dan aktifitas dalam kegiatan pembelajaran guna

menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari

kegiatan tersebut. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan

prinsip utama dalam proses pembelajaran karena dengan keaktifan siswa

tersebut, maka lambat laun akan mengantar mereka menuju belajar mandiri.

18

Ibid. 19

Dasim Budimansyah, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (PT.

Ganesindo, 2009), Cet.3, h.70

Page 32: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

19

Namun, seperti yang dikatakan oleh Rusman bahwa “keaktifan siswa dalam

pembelajaran bukan berarti siswa dibuat aktif menggantikan peran guru

sehingga guru tidak perlu memainkan perannya dalam pembelajaran. Tetapi,

aktifitas belajar siswa diciptakan dan dikondisikan oleh guru sebagai mediator

dan fasilitator belajar siswa”.20

Dengan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran, mereka akan mampu mengembangkan potensi yang

dimilikinya secara optimal. Walaupun demikian, jika dalam proses

pembelajaran hanya mengandalkan keaktifan siswa saja tidaklah cukup, sebab

pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai. Apabila pembelajaran

hanya membuat siswa aktif tetapi tidak efektif maka pembelajaran tersebut

tak ubahnya seperti pemahaman biasa. Keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan berupa

kegiatan fisik yang mudah diamati seperti membaca, menulis, berdiskusi,

melakukan pengamatan dan kegiatan psikis yang sulit diamati seperti

mendengarkan dan menyimak. Sehingga, kadar keaktifan siswa tidak hanya

ditentukan oleh aktifitas fisik akan tetapi juga ditentukan oleh aktifitas

nonfisik seperti mental, intelektual dan emosional.21

Oleh sebab itu, aktif tidaknya siswa dalam pembelajaran hanya siswa

sendiri yang mengetahuinya. Sehingga, apabila siswa yang tampaknya hanya

mendengarkan saja tidak berarti memiliki kadar keaktifan yang rendah

dibandingkan dengan siswa yang sibuk mencatat. Sebab, mungkin saja siswa

yang hanya mendengarkan itu tidak sekedar mendengarkan tetapi menyimak,

menganalisa dalam pikirannya dari setiap informasi yang disampaikan.

Sebaliknya, siswa yang sibuk mencatat tidak bisa dikatakan memiliki kadar

keaktifan yang tinggi jika hanya sekedar aktif mencatat tanpa diikuti aktifitas

mental dan emosi. Dengan demikian, siswa dapat dikatakan belajar secara

aktif apabila siswa tersebut memadukan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik dalam kegiatan belajarnya.

20

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet.5, h.394 21

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet.7, h.141

Page 33: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

20

Untuk mengetahui proses pembelajaran memiliki kadar keaktifan yang

tinggi, sedang atau lemah dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam

pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajatan

maupun dalam mengevaluasi pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam

ketiga aspek tersebut, maka kadar keaktifan siswa semakin tinggi.

.

a. Kadar keaktifan siswa dilihat dari proses perencanaan

1.1 Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan

motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

kegiatan pembelajaran.

1.2 Adanya keterlibatan siswa dalam meyusun rancangan pembelajaran.

1.3 Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber

belajar yang diperlukan.

1.4 Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media

pembelajaran yang akan digunakan.

b. Kadar keaktifan siswa dilihat dari proses pembelajaran

1.1 Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun

intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap

tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

1.2 Siswa belajar secara langsung (experiental learning). Dalam proses

pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui

pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,

melakukan sendiri dan lain sebagainya. Demikian juga pengalaman itu

bisa dilakukan dalam bentuk kerjasama dan interaksi dalam kelompok.

1.3 Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang

kondusif.

1.4 Keterlibatan siswa dalam memanfaatkan setiap sumber belajar yang

tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.

1.5 Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab

dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang

diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.

1.6 Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa

atau antara guru dan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan

keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya, pembelajaran atau

proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu.

c. Kadar keaktifan siswa dilihat dari kegiatan evaluasi pembelajaran

1.1 Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil

pembelajaran yang telah dilakukannya.

1.2 Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan

semacam tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakannya.

Page 34: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

21

1.3 Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun secara

lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya. 22

Selanjutnya, Yuhdi Munadi (2011) mengemukakan ciri-ciri pokok

pembelajaran aktif, antara lain adalah:

a. Interaktif yang ditandai dengan adanya dialog antara siswa dengan siswa

dan dialog antara siswa dengan guru dan bisanya memanfaatkan sumber-

sumber belajar yang bervariasi (media pembelajaran).

b. Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dengan sikap berikut:

1.1 Mendorong setiap siswa untuk ikut aktif memberi pendapat

1.2 Mendorong setiap siswa untuk ikut berbuat

1.3 Mendorong setiap siswa utuk ikut aktif mencari sumber

c. Menantang, yakni ditandai dengan sikap sebagai berikut:

1.1 Mendorong kompetensi antar siswa

1.2 Mengundang siswa untuk terlibat penuh

1.3 Membangkitkan gairah belajar siswa.23

Selanjutnya, secara khusus Wina Sanjaya mengemukakan bahwa

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bertujuan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna, artinya siswa

tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi tetapi juga

bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya.

b. Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, artinya melalui

keaktifan siswa diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja yang

berkembang tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental. 24

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Mengutip pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang

dikemukakan oleh Ali Imran Udin dalam Abu Ahmadi menyatakan bahwa

“Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang

disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah

dasar dan menengah”.25

Sedangkan, Abu Ahmadi sendiri menyatakan

bahwa “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang

22

Ibid. 23

Yudhi Munadi, Pembelajarn Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan, (Jakarta: FITK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), Cet.2, h.33 24

Op.cit., h.138

Page 35: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

22

merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial.26

Selanjutnya, menurut A. Kosasih Djahiri, “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan

dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah

berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program

pengajaran pada tingkat persekolahan.27

Dalam hal ini, Sapriya

menegaskan bahwa:

“Pengertian IPS ditingkat persekolahan itu sendiri mempunyai

perbedaan makna khususnya antara IPS untuk sekolah dasar (SD)

dengan IPS untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan IPS untuk

sekolah menengah atas (SMA). Pengertian IPS dipersekolahan

tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata

pelajaran yang berdiri sendiri, dan ada yang berarti gabungan

(paduan) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu”.28

Lebih lanjut, Kurikulum 2006 yang dikutip oleh Sapriya dalam buku

yang berbeda dari sebelumnya menjelaskan bahwa:

“IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji sperangkat

isu sosial.Pada jenjang SD/MI/SDLB, mata pelajaran IPS memuat

materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga

negara Indonesia yang demokrasi dan bertanggung jawab, serta

warga dunia yang cinta damai.29

Namun, pada jenjang SD/MI/SDLB, materi pembelajaran IPS

disajikan secara terpadu sehingga tidak menunjukan label dari disiplin

ilmu sosial, serta disusun secara tematik dengan mengambil tema-tema

sosial yang terjadi di lingkungan siswa. Demikian juga tema-tema sosial

yang dikaji berangkat dari fenomena serta aktifitas sosial yang terjadi

disekitar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ilmu-ilmu

sosial merupakan dasar dari IPS tetapi tidak semua ilmu-ilmu sosial dapat

25

H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta:PT. Rineka Cipta,2003) Cet.4, h.2 26

Ibid. h.3 27

Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Ed.1 (Bandung:UPI PRESS, 2006),

Cet.1, h.7 28

Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS, Ed.1, (Bandung:UPI PRESS,2006), Cet.1 h.3 29

Loc.cit.

Page 36: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

23

menjadi pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan dan

perkembangan pengetahuan anak didik sangat menentukan materi-materi

ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi pokok bahasan dalam IPS.

Melalui substansi materi dalam pembelajaran IPS, siswa diharapkan tidak

hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan di dalam masyarakat tetapi

mampu menjalani kehidupan nyata secara bijaksana.

b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam kurikulum 2006

yang dikutip oleh Sapriya, menjelaskan bahwa mata pelajaran IPS disusun

secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran

menuju kedewasaan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan

tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang

lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.30

Dengan

demikian, kunci utama dalam pembelajaran IPS adalah bagaimana

membina kecerdasan sosial siswa yang mampu berpikir kritis, analitis,

kreatif, inovatif, berwatak dan berkepribadian luhur, bersikap ilmiah dalam

cara memandang, menganalisa serta menelaah kehidupan nyata yang

dihadapinya.31

Oleh karena itu, guru IPS dituntut untuk mampu

merencanakan pembelajaran IPS sedemikian rupa dengan memperhatikan

prinsip dan karakteristik IPS itu sendiri sehingga tujuan dalam

pembelajaran IPS dapat tercapai.

c. Fokus kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Fokus kajian pendidikan IPS adalah kehidupan manusia dengan

sejumlah aktifitas sosialnya. Seperti yang dikemukakan Nana Supriatna

bahwa berbagai dimensi manusia dalam kehidupan sosialnya . merupakan

fokus kajian IPS. Aktifitas manusia dilihat dari dimensi waktu meliputi

masa lalu, masa kini dan masa depan. Aktifitas manusia yang berkaitan

30

Ibid., h.9 31

Ibid.

Page 37: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

24

dalam hubungan dan interaksin dengan aspek keruangan atau geografis.

Aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dalam dimensi

arus produksi, distribusi dan konsumsi. Pada intinya, fokus kajian IPS

adalah berbagai aktifitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial

sesuai dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial.32

d. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Hasan (1996), tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan

ke dalam tiga kategori, yaitu pengembangan kemampuan intelektual siswa,

pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota

masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi.

Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual

yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu pengetahuan

khususnya ilmu-ilmu sosial. Tujuan kedua berorientasi pada

pengembanagn diri siswa dan kepentingan masyarakat. Sedangkan tujuan

ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik untuk

kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu.33

e. Kompetensi Pendidikan IPS Sekolah Dasar

Dalam kurikulum KTSP terdapat dua aspek perkembangan

kompetensi dalam pembelajaran IPS, yaitu aspek pengembangan

intelektual dan aspek pengembangan keterampilan sosial. Aspek

pengembangan intelektual meliputi pengembangan kemampuan untuk

mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya serta memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis

dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keretampilan

dalam kehidupan sosial. Sementara, aspek pengembangan keterampilan

sosial meliputi kemampuan untuk memiliki komitmen dan kesadaran

terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta memiliki kemampuan

32

Nana Supriatna, Pendidikan IPS di SD, Ed.I, (Bandung:UPI PRESS,2007) Cet.I. h.4 33

Ibid., h.5

Page 38: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

25

berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang

majemuk ditingkat lokal, nasional maupun global.34

f. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV

Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu.35

Sedangkan,

kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus

dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai standar kompetensi mata

pelajaran tersebut.36

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi

landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kompetensi. Berikut adalah standar kompetensi dan

kompetensi dasar pelajaran IPS kelas IV.

Tabel 2.3

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas IV

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami sejarah,

kenampakan alam dan

keragaman suku bangsa di

lingkungan kabupaten/kota

dan provinsi.

1.1. Membaca peta lingkungan

setempat (kabupaten/kota,

provinsi) dengan

menggunakan skala

sederhana.

1.2. Mendeskripsikan kenampakan

alam di lingkungan

kabupaten/kota dan provinsi

serta hubungannya dengan

keragaman sosial budaya.

1.3. Menunjukkan jenis dan

persebaran sumber daya alam

serta pemanfaatannya untuk

kegiatan ekonomi di

lingkungan setempat.

34

Ibid., h. 21-22 35

KTSP, Perangkat Pembelajaran MI/SD dan SDLB; Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, h.1 36

Ibid., h.2

Page 39: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

26

1.4. Menghargai keragaman suku

bangsa dan budaya setempat

(kabupaten/kota, provinsi).

1.5. Menghargai berbagai

peninggalan sejarah di

lingkungan setempat dan

menjaga kelestariannya.

(kabupaten/kota, provinsi).

1.6. Meneladani kepahlawanan dan

patriotisme tokoh-tokoh di

lingkungannya.

2. Mengenal sumber daya alam,

kegiatan ekonomi, dan

kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota

dan provinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi

yang berkaitan dengan sumber

daya alam dan potensi lain di

daerahnya

2.2 Mengenal pentingnya

koperasi dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

2.3 Mengenal perkembangan

teknologi produksi,

komunikasi, dan transportasi

serta pengalaman

menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan sosial di

daerahnya

Sapriya, (2008)37

g. Permasalahan Sosial

Masalah sosial merupakan suatu keadaan di masyarakat yang tidak

normal atau tidak semestinya. Masalah-masalah sosial dapat berupa

masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama dan

masalah lainnya. Abu Ahmadi menjelaskan bahwa “masalah-masalah

sosial yang dihadapi oleh setiap masyarakat tidaklah sama antara satu

dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan

tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya serta keadaan

lingkungan alamnya dimana masyarakat itu hidup”.38

Selanjutnya, menurut

Nisbet (1961) yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya

adalah bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya dengan nilai-nilai moral

37

Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung:UPI Press,2008), h.163

Page 40: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

27

dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitannya dengan hubungan-

hubungan manusia dan dengan konteks-konteks normatif dimana

hubungan-manusia manusia itu terwujud.39

Masalah sosial memiliki dua pendefinisian; [1] pendefinisian

menurut umum, dan; [2] pendefinisian merurut para ahli. Menurut

pendefinisian umum, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum

adalah masalah sosial. Sedangkan pendefinisian menurut para ahli, masalah

sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam

masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat

menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara

keseluruhan.40

Sebagai contoh, masalah pedagang kaki lima. Menurut

definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah sosial karena

merupakan upaya mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya.

Sedangkan menurut definisi ahli perencanaan kota, pedagang kaki lima

adalah masalah sosial karena menjadi sumber kekacauan lalu lintas.

Namun kenyataannya, permasalahan sosial tidak dirasakan secara

sama oleh setiap warga masyarakat. Suatu kondisi yang dianggap

merugikan sejumlah warga masyarakat belum tentu dirasakan oleh

sejumlah masyarakat lainnya sebagai sesuatu yang menguntungkan.

Misalnya masalah sampah, sampah yang bertebaran disebagian kota

dirasakan merugikan kebersihan, kesehatan, keindahan tetapi para

pengumpul barang bekas dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan.

Dengan demikian, suatu masalah yang digolongkan sebagai masalah

sosial oleh para ahli belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh

umum. Sebaliknya, masalah-masalah sosial yang dianggap sebagai masalah

sosial oleh umum belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh para

ahli. Dengan demikian, batasan masalah sosial agak sedikit rumit karena

mengingat masalah sosial berkaitan dengan sistem nilai yang berlaku di

38

H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta:PT. Rineka Cipta,2003) Cet.4, h.12 39

Ibid. 40

Ibid., h.12-13

Page 41: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

28

masyarakat yang bersangkutan. Tetapi yang jelas, tidak ada satu pun

tingkah laku manusia yang dapat dianggap sebagai suatu masalah sosial

apabila tidak dianggap sebagai penyimpangan secara moral dari norma-

norma masyarakat yang telah diterima secara umum.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Roro Fattahu

Sarah, Mahasiswi

Jurusan Sejarah,

Fakultas Ilmu

Sosial Universitas

Negeri Semarang,

2013

Peningkatan keaktifan

belajar IPS Sejarah

siswa melalui model

pembelajaran index

card match (icm) kelas

viii di smp negeri 4

semarang tahun ajaran

2012/2013.

Dari hasil penerapan

strategi pembelajaran

kooperatif tipe index card

match dalam proses

pembelajaran, mampu

meningkatkan keaktifan

siswa dalam berpikir

kreatif dan berpikir kritis.

2. Tatmimatun

Ni’mah,

Mahasiswi

Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

Fakultas

Keguruan dan

Ilmu Pendidikan,

Universitas

Negeri Semarang

Penerapan metode

index card match untuk

meningkatkan

keaktifan dalam

pembelajaran ips siswa

kelas IV SDN 1

Petanahan, semester II

tahun ajaran

2012/2013.

Dari hasil penerapan

strategi pembelajaran

kooperatif tipe index card

match dalam proses

pembelajaran, mampu

meningkatkan keaktifan

siswa dalam komunikasi

yang bersifat multi arah,

baik komunikasi siswa

dengan guru maupun

siswa dengan siswa.

3. Ratih Ariyanti,

Mahasiswi

Program Studi

Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

Fakultas

Keguruan dan

Ilmu Pendidikan,

Universitas

Kristen Satya

Wacana, Salatiga.

Peningkatan keaktifan

dan hasil belajar

melalui model

pembelajaran

kooperatif tipe index

card match siswa kelas

IV SD Negeri Tugurejo

01 Semarang Semester

II Tahun Pelajaran

2012/2013.

Dari hasil penerapan

strategi pembelajaran

kooperatif tipe index card

match dalam proses

pembelajaran, mampu

meningkatkan keaktifan

siswa dalam membuat

rangkuman materi yang

telah telah dipelajari, serta

aktif menyelesaikan tugas

yang dberikan guru.

4. Anis Fitrotunnisa,

Mahasiswi

Jurusan

Pendidikan

Bahasa Arab,

Fakultas Tarbiyah

Penerapan Metode

Index Card Match

Dalam Meningkatkan

Keaktifan Belajar

Bahasa Arab Kelas

VIII C Mtsn Lab. UIN

Dari hasil penerapan

strategi pembelajaran

kooperatif tipe index card

match dalam proses

pembelajaran, mampu

meningkatkan keaktifan

Page 42: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

29

dan Keguruan,

Universitas Islam

Negeri Sunan

Kalijaga,

Yogyakarta.

Yogyakarta, Bantul. siswa dalam mencari

sumber belajar lain dalam

mengerjakan tugas yang

diberikan guru serta

meningkatkan antusiasme

siswa dalam mengerjakan

tugas dengan tepat waktu.

5. Winda Pramita

Sari, Mahasiswi

Program Studi

Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

Fakultas

Keguruan dan

Ilmu Pendidikan,

Universitas

Kristen Satya

Wacana, Salatiga.

Upaya Meningkatkan

Keaktifan dan Prestasi

Belajar Siswa Melalui

Metode Index Card

Match Pada Mata

Pelajaran IPS Kelas

Ivsd Negeri Kopeng 01

Tahun Pelajaran

2011/2012.

Dari hasil penerapan

strategi pembelajaran

kooperatif tipe index card

match dalam proses

pembelajaran, mampu

meningkatkan keaktifan

siswa dalam bertanya

kepada siswa lain atau

guru apabila tidak

memahami persoalan yang

dihadapinya.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoritis serta mengkaji laporan dari hasil penelitian

sebelumnya sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian

ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:

1) Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match akan

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif.

2) Adanya keterkaitan antara penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match dengan peningkatkan keaktifan belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori dan kerangka berfikir

diatas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Penggunaan

metode kooperatif tipe Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa

kelas IV MI Fathurrachnman pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Page 43: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Fathurrachman yang

terletak di Jl. Pekayon I No. 4 Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu,

Jakarta Selatan. MI Fathurrachman dipilih karena peneliti bertugas ditempat

tersebut sehingga peneliti memiliki peluang waktu yang cukup luas dalam

mencari dan mengolah data. Alasan tersebut diperkuat oleh hasil observasi yang

menggambarlan bahwa perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru belum

mampu digarap secara serius sehingga kemampuan guru dalam mengelola kelas

sangat rendah, serta proses pembelajaran yang dilakukan masih mengandalkan

metode ceramah, sehingga proses pembelajaran belum menunjukkan keaktifan

siswa. Dengan demikian, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan

waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 6 bulan, yaitu sejak bulan

Januari sampai bulan Juli 2014. Dengan kata lain penelitian ini dilaksanakan

pada semester II tahun pelajaran 2013/2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode agar hasil yang diharapkan

sesuai dengan rencana yang ditentukan. Dilihat dari tujuan yang ingin dicapai

oleh penelitian yaitu ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas

maka penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau lebih

dikenal dengan istilah classroom action research. Basrowi (2008) mengatakan

bahwa “penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan

untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan

dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang

diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas”.1 Senada dengan pernyataan tersebut,

1 H. M. Basrowi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), Cet. 2, h. 25

Page 44: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

31

Hopkins (1992) menyatakan bahwa “classroom action research merupakan salah

satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini

menyangkut kegiatan yang dipraktikan guru sehari-hari. Permasalahan yang

diangkat adalah permasalahan yang ada di dalam pekerjaan guru. Oleh karena

itu, penelitian ini dilakukan dalam kancah kelas tempat guru mengajar”.2

Untuk metode penelitian yang digunakan dalam penbelitian ini adalah

dengan menggunakan metode Descriptive Research. Hadeli menjelaskan bahwa

“penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk mendeskripsikan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, situasi atau kejadian dan

karakteristik populasi”.3 Lebih lanjut, Sumadi Suryabrata dalam Hadeli

mengemukakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk:

(1) Mencari informasi faktual yang detail, menggambarkan gejala yang ada;

(2) Mengidentifikasi masalah-masalah atau mendapatkan justifikasi keadaan

dan praktek-praktek yang telah dan sedang berlangsung; (3) Membuat

komparasi dan evaluasi; (4) Mengetahui apa yang dikerjakan orang lain

dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari

mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan

di masa datang.4

Dalam penelitian tindakan kelas, diperlukan adanya rancangan penelitian

karena penelitian tindakan kelas tidak sekedar mengungkapkan penyebab

permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas tetapi mencari cara mengatasi

permasalahan tersebut. Rancangan penelitian merupakan prosedur yang akan

dilalui dalam mengumpulkan informasi untuk menjawab permasalahan

penelitian. Seperti yang dikatakan oleh Hadeli bahwa “rancangan penelitian

berisi gambaran tentang kapan penelitian dilakukan, darimana data diperoleh,

dalam kondisi bagaimana subjek yang diteliti dan bagaimana mengolah data

dan melaporkannya”.5 Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti akan melakukan

penelitian dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing

siklus terdiri dari 4 kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan

refleksi. Setiap siklus terdiri dari 2x pertemuan yang masing-masing

2 Ibid., h. 26

3 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat:Quantum Teaching,2006), Cet. 1, h. 63

4 Ibid., h. 64

Page 45: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

32

dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Apabila pembelajaran siklus I sudah

menunjukan indikator keaktifan siswa, maka tindakan tidak dilanjutkan, tetapi

apabila pada siklus I belum menunjukkan indikator keaktifan siswa dari

tindakan yang dilakukan, maka akan dilaksanakan pembelajaran pada siklus II.

Apabila pembelajaran siklus II belum menunjukkan indikator keaktifan siswa

dari tindakan yang dilakukan, maka akan dilaksanakan pembelajaran pada

siklus selanjutnya. Tetapi apabila sudah menunjukkan keberhasilan indikator

keaktifan siswa, maka tidak dilakukan pengulangan tindakan.

Namun demikian, peneliti akan berusaha melakukan penelitian dalam dua

siklus dikarenakan peneliti dan guru yang bersangkutan akan berusaha secara

optimal dengan menerapkan cara dan prosedur yang tepat sehingga dalam dua

siklus tersebut dapat menunjukkan indikator keberhasilan penelitian yaitu

meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Namun perlu

diperhatikan bahwa penelitian tindakan kelas bersifat situasional, kondisional

dan kontekstual. Dengan demikian, peneliti akan mengadaptasi pedoman yang

disampaikan secara fleksibel, artinya peneliti akan mempertimbangkan

kelayakan waktu, sarana dan prasarana yang dapat digunakan serta

permasalahan yang mana pada waktu penelitian bisa dirasakan hasilnya.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Berdasarkan judul penelitian dalam penelitian ini, maka subjek

penelitiannya adalah siswa kelas IV MI Fathurrahman tahun pelajaran

2013/2014 yang berjumlah 25 orang dengan rincian 15 orang siswa dan 10

orang siswi. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah penerapan

strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match sebagai upaya untuk

mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Karena pada umumnya, siswa

tingkat dasar cenderung menyukai proses pembelajaran yang aktif dan

bervariasi sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran dalam

kelas. Dengan demikian, siswa akan lebih antusias mengikuti pembelajaran

sehingga dapat menunjukkan seluruh potensi yang dimilikinya.

5 Ibid., h. 59

Page 46: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

33

D. Peran dan posisi peneliti dalam penelitian

Peneliti dalam penelitian ini berkolaborasi dengan guru kelas yang bertugas

sebagai pelaksana tindakan, sedangkan peneliti sebagai observer bertugas

mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses

pembelajaran, serta aktivitas guru dalan melaksanakan proses pembelajaran

dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match.

Kemudian, peneliti berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan dicermati

sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian, agar hasil

penelitian tersebut benar-benar tepat dan data dapat diperoleh secara lengkap.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

1. Kegiatan pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan, peneliti melakukan observasi untuk

menjajaki proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh guru

kelas. Kemudian, peneliti menganalisis permasalahan yang terjadi serta

permasalahan yang ditimbulkan dari kegiatan pembelajaran tersebut.

Setelah peneliti melakukan observasi, terlihat bahwa pemasalahan

pembelajaran yang timbul berupa rendahnya keaktifan siswa dalam

pembelajaran yang disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan

guru bersifat konvensional. Selanjutnya, peneliti mengajukan penawaran

kepada guru kelas tehadap solusi permasalahan yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran. Solusi yang peneliti tawarkan adalah penerapan strategi

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dalam upaya meningkatkan

keaktifan siswa dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya,

peneliti memberikan penguatan kepada guru kelas terhadap pengertian,

prosedur serta kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran tersebut.

Setelah pengajuan penawaran terhadap perbaikan pembelajaran

disetujui oleh guru kelas, selanjutnya kegiatan yang peneliti lakukan adalah

membuat instumen penelitian berupa lembar observasi kinerja guru serta

lembar observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang akan

digunakan dalam kegiatan pembelajaran pra siklus.

Page 47: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

34

2. Kegiatan pembelajaran pra siklus

Pihak yang menjadi pelaksana tindakan dalam kegiatan pembelajaran

pra siklus adalah guru kelas. Sedangkan peneliti berada pada tempat dimana

data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi

pada waktu penelitian yaitu di dalam kelas, selanjutnya peneliti mengamati

keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran pra siklus masih dengan metode

konvensional yang biasa dilakukakan guru kelas guna mengetahui ada atau

tidak adanya perubahan kondisi pembelajaran setelah dilakukannya

perbaikan pembelajaran melalui penggunaaan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Index Card Match pada kegiatan pembelajaran siklus I.

3. Kegiatan pembelajaran siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahapan ini, guru membuat instrumen yang akan digunakan

dalam penelitian yaitu lembar observasi kinerja guru serta lembar

observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 2 kali

pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam

pelajaran. Kandungan yang tertuang dalam RPP sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match

dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran. Selanjutnya, materi pelajaran yang akan digunakan

dalam penelitian siklus I yaitu pada pertemuan pertama mengenai

pengertian permasalahan sosial dan pertemuan kedua mengenai

penyebab terjadinya permasalahan sosial. Materi tersebut sesuai dengan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum KTSP.

Selanjutnya, peneliti mempersiapkan perlengkapan pembelajaran sesuai

dengan yang dibutuhkan dalam strategi pembelajaran index card match

yang terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban.

Page 48: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

35

b. Tahap pelaksanaan pertemuan pertama

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ádalah pelaksanaan

rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Namun,

pelaksanaan ini bersifat fleksibel artinya dapat dikondisikan sesuai

kebutuhan pengajaran yang berlangsung. Adapun pihak yang menjadi

pelaksana tindakan dalam kegiatan pembelajaran adalah guru kelas.

Sedangkan peneliti berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan

dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian

yaitu di dalam kelas, selanjutnya peneliti mengamati keaktifan siswa

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card

Match. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui seberapa besar

strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match mampu

merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan keaktifan

siswa yang dimaksud dalam penelitian ini berupa keaktifan berinteraksi

dengan guru, keaktifan siswa berinteraksi siswa lain serta keaktifan

terhadap materi pembelajaran. Adapun dalam pelaksanaannya, kegiatan

pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir yang masing-masing kegiatan akan diuraikan sebagai berikut:

1.1 Kegiatan awal

1.1.1 Guru mengkondisikan kelas berupa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

1.1.2 Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi

daftar hadir siswa.

1.1.3 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang

dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang berhubungan

dengan materi yang akan dipelajari.

1.2 Kegiatan inti

1.2.1 Guru menjelaskan secara kontekstual materi pembelajaran

yang akan dipelajari yaitu mengenai permasalahan sosial dan

permasalahan pribadi.

Page 49: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

36

1.2.2 Guru memberi stimulus pertanyaan yang mengarah pada

materi agar siswa terdorong untuk mengemukakan dugaan

sementara berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

1.2.3 Guru memperkenalkan siswa pada strategi pembelajaran

kooperatif tipe Index Card Match melalui penjelasan

terhadap prosedur pelaksanaan pembelajaran tersebut.

1.2.4 Guru membagikan kartu indeks berupa kartu soal atau kartu

jawaban kepada masing-masing siswa.

1.2.5 Guru berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi

siswa dalam melaksanakan permainan kartu.

1.2.6 Siswa yang memegang kartu soal mencari jawaban terhadap

kartu dimilikinya dengan cara membacakan pertanyaan

kemudian menantang teman sekelas yang memegang kartu

jawaban tersebut untuk membacakan jawabannya.

1.2.7 Siswa yang telah mendapatkan pasangan kartu duduk

berkelompok sambil menunggu siswa yang lainnya

mendapatkan kelompoknya.

1.2.8 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan

hasil bermain kartunya dengan membacakan kartu

pertanyaan sekaligus jawabannya kepada kelompok lain.

Sedangkan kelompok yang tidak melakukan presentasi

memberikan tanggapannya

1.2.9 Setelah permainan kartu Index Card Match selesai, guru

meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya.

1.3 Kegiatan akhir

1.3.1 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

mengajukan argumen yang dimiliknya.

1.3.2 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami.

1.3.3 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari.

Page 50: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

37

1.3.4 Guru menjelaskan kepada siswa mengenai rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya yakni

mengidentifikasi penyebab terjadinya permasalahan sosial.

c. Tahap pelaksanaan pertemuan kedua

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ádalah pelaksanaan

rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Namun,

pelaksanaan ini bersifat fleksibel artinya dapat dikondisikan sesuai

kebutuhan pengajaran yang berlangsung. Adapun pihak yang menjadi

pelaksana tindakan dalam kegiatan pembelajaran adalah guru kelas.

Sedangkan peneliti berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan

dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian

yaitu di dalam kelas, selanjutnya peneliti mengamati keaktifan siswa

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card

Match. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui seberapa besar

strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match mampu

merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan keaktifan

siswa yang dimaksud dalam penelitian ini berupa keaktifan berinteraksi

dengan guru, keaktifan siswa berinteraksi siswa lain serta keaktifan

terhadap materi pembelajaran. Adapun dalam pelaksanaannya, kegiatan

pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir yang masing-masing kegiatan akan diuraikan sebagai berikut:

1.1 Kegiatan awal

1.1.1 Guru mengkondisikan kelas berupa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

1.1.2 Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi

daftar hadir siswa.

1.1.3 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang

dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang berhubungan

dengan materi yang akan dipelajari.

Page 51: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

38

1.2 Kegiatan inti

1.2.1 Guru mengulas sedikit materi yang disampaikan pada

pertemuan sebelumnya agar siswa siap menerima materi

selanjutnya yang masih berkaitan, kemudian memberikan

stimulus pertanyaan yang mengarah pada materi agar siswa

terdorong untuk mengemukakan dugaan sementara berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari.

1.2.2 Guru menjelaskan secara kontekstual materi pembelajaran

yang akan dipelajari yaitu mengenai penyebab terjadinya

permasalahan sosial.

1.2.3 Guru menjelaskan kembali kepada siswa mengenai prosedur

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match.

1.2.4 Guru membagikan kartu indeks berupa kartu soal atau kartu

jawaban kepada masing-masing siswa.

1.2.5 Guru berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi

siswa dalam melaksanakan permainan kartu.

1.2.6 Siswa yang memegang kartu soal mencari jawaban terhadap

kartu dimilikinya dengan cara membacakan pertanyaan

kemudian menantang teman sekelas yang memegang kartu

jawaban tersebut untuk membacakan jawabannya.

1.2.7 Siswa yang telah mendapatkan pasangan kartu duduk

berkelompok sambil menunggu siswa yang lainnya

mendapatkan kelompoknya.

1.2.8 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan

hasil bermain kartunya dengan membacakan kartu

pertanyaan sekaligus jawabannya kepada kelompok lain.

Sedangkan kelompok yang tidak melakukan presentasi

memberikan tanggapannya

1.2.9 Setelah permainan kartu Index Card Match selesai, guru

meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya.

Page 52: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

39

1.3 Kegiatan akhir

1.3.1 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

mengajukan argumen yang dimiliknya.

1.3.2 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami.

1.3.3 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari.

1.3.4 Guru menjelaskan kepada siswa mengenai rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya yakni

mengidentifikasi penyebab terjadinya permasalahan sosial.

d. Tahap analisis

Pada tahap ini, peneliti dan guru kelas melakukan analisis hasil

pengamatan terhadap seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran berupa:

1.1 Seberapa aktif siswa melakukan proses pembelajaran setelah

dilakukan tindakan siklus I

1.2 Seberapa besar penurunan siswa yang tidak aktif pada proses

pembelajaran setelah tindakan siklus I

1.3 Seberapa besar penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match mampu merangsang siswa untuk berperan aktif

selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Tahap refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan untuk melihat apa yang sudah dihasilkan atau apa yang

belum dihasilkan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I

yang telah terekam dalam lembar observasi kemudian

membandingkannya dengan kegiatan pra siklus. Refleksi tersebut

dilakukan sebagai pengamatan akan keberhasilan atau kegagalan dalam

mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatnya keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran. Apabila hasil analisis siklus I sudah menunjukan

Page 53: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

40

indikator keaktifan siswa, maka penelitian dihentikan. Adapun indikator

keaktifan siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini berupa

keaktifan berinteraksi dengan guru, keaktifan berinteraksi dengan

siswa lain serta keaktifan terhadap materi pembelajaran. Tetapi apabila

indikator keaktifan siswa tersebut belum tercapai, maka penelitian

dilanjutkan pada siklus II. Selanjutnya, peneliti dengan guru kelas

melakukan diskusi untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran Index

Card Match terhadap keaktifan siswa. Hasil diskusi tersebut digunakan

untuk melaksanakan tindakan pada siklus II.

4. Kegiatan penelitian siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada siklus II, peneliti dan guru kelas akan berusaha lebih optimal

dalam menerapkan prosedur pembelajaran sehingga pada siklus II dapat

menunjukkan indikator keberhasilan penelitian yaitu meningkatnya

keaktifan siswa melalui pengggunaan strategi pembelajaran kooperatif

tipe index card match. Kegiatan perencanaan dimulai dengan kegiatan

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 2 kali

pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam

pelajaran. Kandungan yang tertuang dalam RPP sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match

dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya, materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian

siklus II yaitu pada pertemuan pertama mengenai dampak terjadinya

permasalahan sosial dan pertemuan kedua mengenai cara mencegah

terjadinya permasalahan sosial. Materi tersebut sesuai dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum KTSP.

Selanjutnya peneliti mempersiapkan perlengkapan pembelajaran sesuai

dengan yang dibutuhkan dalam strategi pembelajaran index card match

yang terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban.

Page 54: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

41

b. Tahap pelaksanaan pertemuan pertama

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ádalah pelaksanaan

rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Namun,

pelaksanaan ini bersifat fleksibel artinya dapat dikondisikan sesuai

kebutuhan pengajaran yang berlangsung. Adapun pihak yang menjadi

pelaksana tindakan dalam kegiatan pembelajaran adalah guru kelas.

Sedangkan peneliti berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan

dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian

yaitu di dalam kelas, selanjutnya peneliti mengamati keaktifan siswa

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card

Match. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui seberapa besar

strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match mampu

merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Adapun kegiatan

pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir yang masing-masing kegiatan akan diuraikan sebagai berikut:

1.1 Kegiatan awal

1.1.1 Guru mengkondisikan kelas berupa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

1.1.2 Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi

daftar hadir siswa.

1.1.3 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang

dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang berhubungan

dengan materi yang akan dipelajari.

1.2 Kegiatan inti

1.2.1 Guru mengulas sedikit materi yang disampaikan pada

pertemuan sebelumnya agar siswa siap menerima materi

selanjutnya yang masih berkaitan, kemudian memberikan

stimulus pertanyaan yang mengarah pada materi agar siswa

terdorong untuk mengemukakan dugaan sementara berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari.

Page 55: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

42

1.2.2 Guru menjelaskan secara kontekstual materi pembelajaran

yang akan dipelajari yaitu mengenai dampak terjadinya

permasalahan sosial.

1.2.3 Guru menjelaskan kembali kepada siswa mengenai prosedur

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match.

1.2.4 Guru membagikan kartu indeks berupa kartu soal atau kartu

jawaban kepada masing-masing siswa.

1.2.5 Guru berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi

siswa dalam melaksanakan permainan kartu.

1.2.6 Siswa yang memegang kartu soal mencari jawaban terhadap

kartu dimilikinya dengan cara membacakan pertanyaan

kemudian menantang teman sekelas yang memegang kartu

jawaban tersebut untuk membacakan jawabannya.

1.2.7 Siswa yang telah mendapatkan pasangan kartu duduk

berkelompok sambil menunggu siswa yang lainnya

mendapatkan kelompoknya.

1.2.8 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan

hasil bermain kartunya dengan membacakan kartu

pertanyaan sekaligus jawabannya kepada kelompok lain.

Sedangkan kelompok yang tidak melakukan presentasi

memberikan tanggapannya

1.2.9 Setelah permainan kartu Index Card Match selesai, guru

meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya.

1.3 Kegiatan akhir

1.3.1 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

mengajukan argumen yang dimiliknya.

1.3.2 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami.

1.3.3 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari.

Page 56: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

43

1.3.4 Guru menjelaskan kepada siswa mengenai rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya yakni cara

mencegah terjadinya permasalahan sosial.

c. Tahap pelaksanaan pertemuan kedua

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ádalah pelaksanaan

rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Namun,

pelaksanaan ini bersifat fleksibel artinya dapat dikondisikan sesuai

kebutuhan pengajaran yang berlangsung. Adapun pihak yang menjadi

pelaksana tindakan dalam kegiatan pembelajaran adalah guru kelas.

Sedangkan peneliti berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan

dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian

yaitu di dalam kelas, selanjutnya peneliti mengamati keaktifan siswa

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card

Match. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui seberapa besar

strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match mampu

merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Adapun kegiatan

pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir yang masing-masing kegiatan akan diuraikan sebagai berikut:

1.1 Kegiatan awal

1.1.1 Guru mengkondisikan kelas berupa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

1.1.2 Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi

daftar hadir siswa.

1.1.3 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang

dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang berhubungan

dengan materi yang akan dipelajari.

1.2 Kegiatan inti

1.2.1 Guru mengulas sedikit materi yang disampaikan pada

petemuan sebelumnya agar siswa siap menerima materi

Page 57: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

44

selanjutnya yang masih berkaitan, kemudian memberikan

stimulus pertanyaan yang mengarah pada materi agar siswa

terdorong untuk mengemukakan dugaan sementara berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari.

1.2.2 Guru menjelaskan secara kontekstual materi pembelajaran

yang akan dipelajari yaitu mengenai cara mencegah

terjadinya permasalahan sosial.

1.2.3 Guru menjelaskan kembali kepada siswa mengenai prosedur

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match.

1.2.4 Guru membagikan kartu indeks berupa kartu soal atau kartu

jawaban kepada masing-masing siswa.

1.2.5 Guru berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi

siswa dalam melaksanakan permainan kartu.

1.2.6 Siswa yang memegang kartu soal mencari jawaban terhadap

kartu dimilikinya dengan cara membacakan pertanyaan

kemudian menantang teman sekelas yang memegang kartu

jawaban tersebut untuk membacakan jawabannya.

1.2.7 Siswa yang telah mendapatkan pasangan kartu duduk

berkelompok sambil menunggu siswa yang lainnya

mendapatkan kelompoknya.

1.2.8 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan

hasil bermain kartunya dengan membacakan kartu

pertanyaan sekaligus jawabannya kepada kelompok lain.

Sedangkan kelompok yang tidak melakukan presentasi

memberikan tanggapannya

1.2.9 Setelah permainan kartu Index Card Match selesai, guru

meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya.

1.3 Kegiatan akhir

1.3.1 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

mengajukan argumen yang dimiliknya.

Page 58: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

45

1.3.2 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami.

1.3.3 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari.

d. Tahap analisis

Pada tahap ini, peneliti dan guru kelas melakukan analisis hasil

pengamatan terhadap seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran berupa:

1.4 Seberapa aktif siswa melakukan proses pembelajaran setelah

dilakukan tindakan siklus II.

1.5 Seberapa besar penurunan siswa yang tidak aktif pada proses

pembelajaran setelah tindakan siklus II.

1.6 Seberapa besar penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match mampu merangsang siswa untuk berperan aktif

selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Tahap refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan untuk melihat apa yang sudah dihasilkan atau apa

yang belum dihasilkan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran

siklus II yang telah terekam dalam lembar observasi kemudian

membandingkannya dengan kegiatan pra siklus dan dengan kegiatan

siklus I. Refleksi tersebut dilakukan sebagai pengamatan akan

keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu

meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Apabila

hasil analisis siklus II sudah menunjukan indikator keaktifan siswa,

maka penelitian dihentikan. Adapun indikator keaktifan siswa yang

dimaksudkan dalam penelitian ini berupa keaktifan berinteraksi dengan

guru, keaktifan berinteraksi dengan siswa lain serta keaktifan terhadap

materi pembelajaran. Tetapi apabila indikator keaktifan siswa tersebut

belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

Page 59: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

46

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) berupa penerapan

strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match diharapkan dapat

meningkatkan keaktifan siswa kelas IV MI fathurrachman pada pelajaran IPS.

Peningkatan keaktifan tersebut ditunjukan dengan adanya kenaikan taraf

keaktifan siswa pada setiap siklusnya. Keaktifan siswa yang dimaksudkan

dalam penelitian ini berupa keaktifan siswa berinteraksi dengan guru, keaktifan

siswa berinteraksi siswa lain serta keaktifan terhadap materi pembelajaran.

G. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa

kegiatan siswa dan kegiatan guru dalam melakukan penerapan strategi

pembelajaran kooperatif tipe index card match. Muhammad Idrus mengatakan

bahwa “data kualitatif merujuk pada data kualitas objek penelitian, yaitu ukuran

data berupa nonangka tetapi berupa satuan kualitas (misalnya istimewa, baik,

buruk, tinggi, rendah, sedang), atau juga serangkaian informasi verbal dan

nonverbal yang disampaikan informan kepada peneliti untuk menjelaskan

perilaku ataupun peristiwa yang sedang menjadi fokus penelitian”.6 Sedangkan,

sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa dan guru kelas IV MI

Fathurrachman, semester II tahun pelajaran 2013/2014.

H. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal teknik pengumpulan data, Sugiyono menjelaskan bahwa “teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama dari peneitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui

teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan”.7 Untuk itu, teknik pengumpulan data

yang gunakan dalam penelitian ini adalah teknik non tes berupa observasi,

karena kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas merupakan bagian

6 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta:2009), h. 84

Page 60: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

47

yang tidak terpisahkan dari tindakan di setiap siklusnya. Observasi dilakukan

untuk mengamati kinerja guru serta mengamati keaktifan siswa melalui

penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match dalam

kegiatan pembelajaran. Dengan observasi, peneliti dapat secara langsung

melihat objek yang diteliti tanpa melalui perantara yang mungkin bisa

melebihkan atau mengurangi data sebenarnya.

Menurut Wina Sanjaya, “observasi merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan

mencatatnya dengan alat observasi tetang hal-hal yang akan diamati atau

diteliti”.8 Sedangkan Muhammad Idrus mengemukakan bahwa, “observasi

merupakan aktifitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis”.9

Selanjutnya, Sugiono menegaskan bahwa “observasi sebagai teknik

pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan

teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan

kuesioner selalui berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas

pada orang tetapi juga objek-objek alam yang lain”.10

I. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

yang akan diteliti sehingga dalam penelitian harus ada alat ukur yang baik. Alat

ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kinerja guru dan

lembar observasi keaktifan siswa dalam pelaksanaan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Index Card Match. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh

peneliti sebagai pengamat pembelajaran. Untuk memudahkan penyusunan

instrumen, maka perlu digunakan kisi-kisi instrumen. Berikut ini merupakan

kisi-kisi instrumen penggumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian.

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11,

h. 224 8 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, h.86

9 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta:2009), h. 101

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11,

h. 145

Page 61: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

48

Tabel 3.1

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

No. Aspek Jumlah butir

1. Keaktifan siswa berinteraksi dengan guru 6

2. Keaktifan siswa berinteraksi dengan siswa lain 7

3. Keaktifan siswa terhadap materi pelajaran 2

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

No. Aspek Jumlah butir

1. Kinerja guru pada kegiatan pembuka 7

2. Kinerja guru pada kegiatan inti 10

3. Kinerja guru pada kegiatan penutup 4

J. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan

keaktifan siswa dalam pengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS.

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan tolak ukur

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dengan demikian,

penelitian ini mengacu pada indikator ketercapaian proses pembelajaran

terhadap penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match

dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Keaktifan siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini berupa keaktifan siswa

berinteraksi dengan guru, keaktifan siswa berinteraksi siswa lain serta

keaktifan terhadap materi pembelajaran. Strategi pembelajaran kooperatif tipe

index card match dapat dinyatakan efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa

apabila porsentase keaktifan siswa dalam pembelajaran sebesar ≥80%.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis data merupakan proses menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil pengamatan. Dalam hal ini, Nasution dalam Sugiono

Page 62: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

49

menjelaskan bahwa “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan

masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan

hasil penelitian”.11

Selanjutnya dalam membahas analisis data dalam penelitian

kuantitatif, Miles and Huberman dalam Sugiono mengemukakan bahwa,

“aktifitas dalam analisis data kuantitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.”12

Selanjutnya, Miles dan Huberman dalam Muhammad

Idrus menambahkan bahwa, “ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang

jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam

bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis”.13

11

Sugiono, Metode Penelitianp Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.

11, h. 245 12

Ibid., h.59 13

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta:2009), h. 148

Page 63: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

50

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan tindakan

1. Deskripsi kegiatan pra siklus

Kegiatan pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada hari Senin, 2 Juni

2014 dengan masih menerapkan metode yang biasa dilakukan oleh guru

dalam kegiatan pembelajaran yaitu metode pembelajaran konvensional.

Dalam hal ini, peneliti mulai melakukan pengamatan bersamaan dengan

proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Agar hasil pengamatan tersebut

benar-benar tepat dan data dapat diperoleh secara lengkap, maka peneliti

berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan

yang sebenarnya terjadi pada waktu pengamatan yaitu di dalam kelas.

Selanjutnya, pengamatan difokuskan pada aspek keaktifan siswa dengan

menerapkan metode pembelajaran konvensional.

Adapun dalam pelaksanaannya, pada kegiatan awal sebelum memulai

pembelajaran guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi daftar hadir

siswa. Kemudian, guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari

materi pembelajaran yang dilanjutkan dengan memberikan apersepsi yang

berhubungan dengan materi sebelumnya. Pada kegiatan inti, guru meminta

siswa membuka buku paket IPS materi permasalahan sosial lalu menunjuk

beberapa orang siswa untuk membaca materi tersebut. Langkah berikutnya,

guru menyampaikan materi permasalahan sosial secara kontekstual.

Sedangkan siswa diminta untuk mencatat hal-hal penting mengenai materi

yang disampaikan. Kegiatan selanjutnya memberikan siswa soal evaluasi

sebagai penguatan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari. Pada

kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

bertanya mengenai materi yang belum dipahami dilanjutkan menyampaikan

kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari secara lisan yang

dilanjutkan dengan menutup pembelajaran.

Page 64: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

51

2. Deskripsi kegiatan siklus 1

Pada tahapan ini, guru membuat perencanaan sebelum dilaksanakannya

tindakan berupa pembuatan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

yaitu lembar observasi kinerja guru serta lembar observasi keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran. Selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) selama 2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan

dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Kandungan yang tertuang dalam RPP

sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card

match dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran. Selanjutnya, penyusunan materi pelajaran yang akan

digunakan dalam penelitian yaitu pengertian dan penyebab terjadinya

permasalahan sosial. Materi tersebut sesuai dengan Standar Kompetensi (SK)

dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kegiatan perencanaan terakhir yaitu mempersiapkan perlengkapan

pembelajaran sesuai dengan yang dibutuhkan dalam strategi pembelajaran

index card match yang terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban.

2.1 Deskripsi pembelajaran pertemuan pertama

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Kamis, 5 Juni 2014. Dalam hal ini, peneliti mulai melakukan

pengamatan bersamaan dengan proses kegiatan pembelajaran

berlangsung. Agar hasil pengamatan tersebut benar-benar tepat dan data

dapat diperoleh secara lengkap, maka peneliti berada pada tempat dimana

data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi

pada waktu pengamatan yaitu di dalam kelas. Selanjutnya, pengamatan

difokuskan pada aspek keaktifan siswa dalam pembelajaran melalui

penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match.

Adapun dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang. masing-masing

kegiatan akan dijelaskan sebagai berikut:

Page 65: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

52

2.1.1 Kegiatan awal

Sebelum memulai pembelajaran, guru melakukan

pengkondisian kelas berupa kesiapan sarana dan prasarana

pembelajaran. Selanjutnya, guru membuka kegiatan pembelajaran

dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum

belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, guru

menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi

pembelajaran yang dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

Apersepsi tersebut berupa mengajukan pertanyaan kepada

siswa seperti, “siapakah diantara kalian yang pernah dimarahi guru

karena tidak mengerjakan PR?” dan “siapakah diantara kalian yang

pernah mengalami pencurian?” Kegiatan apersepsi dimaksudkan

agar terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta mendorong

siswa untuk memberikan dugaan sementara yang berkaitan dengan

materi pembelajaran melalui pendapat yang dikemukakannya.

2.1.2 Kegiatan inti

Pada kegiatan ini, guru menjelaskan bahwa terdapat

perbedaan pada kedua permasalahan tersebut, yaitu permasalahan

pribadi dan permasalahan sosial. Selanjutnya, guru menyampaikan

materi mengenai permasalahan sosial dan permasalahan pribadi

secara kontekstual yang dilanjutkan dengan pemberian pertanyaan

yang mengarah pada pertanyaan sebelumnya yaitu, “Setelah kalian

mengetahui perbedaan antara masalah pribadi dan masalah sosial,

sekarang manakah yang termasuk masalah sosial dan manakah

yang termasuk masalah pribadi pada kasus dimarahi guru karena

tidak mengerjakan PR dengan kasus pencurian?”.

Setelah jawaban para siswa dianggap cukup, selanjutnya

guru melakukan penguatan terhadap pemahaman siswa dengan

memperkenalkan siswa pada pembelajaran index card match

melalui penjelasan terhadap prosedur pelaksanaan pembelajaran

Page 66: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

53

tersebut. Selanjutnya guru membimbing siswa dalam

melaksanakan pembelajaran tersebut yang dimulai dengan

pembagian kartu kepada masing-masing siswa. Setelah masing-

masing siswa menerima kartu yang dibagikan guru, selanjutnya

guru berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi siswa

dalam melakukan permainan index card match. Selanjutnya, guru

mengintruksikan kepada siswa yang memegang kartu pertanyaan

untuk mencari jawabannya dengan cara membacakan kartu

pertanyaannya kemudian menantang teman sekelas yang

memegang kartu jawaban dari pertanyaan tersebut untuk

menjawabnya. Siswa yang memiliki kartu jawaban tersebut duduk

berkelompok dengan siswa yang memiliki kartu pertanyaan.

Setelah seluruh siswa mendapatkan kelompoknya, guru

mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk membacakan

kartu pertanyaan sekaligus jawabannya sedangkan kelompok lain

memberikan tanggapan. Kegiatan tersebut berlangsung hingga

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil bermain

kartunya. Setelah permainan kartu selesai, guru meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduknya.

2.1.3 Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir untuk memantapkan siswa mengenai

materi yang telah dipelajari, guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang ingin memberikan contoh permasalahan sosial yang

terdapat di daerahnya. Selanjutnya, guru melakukan penguatan

kepada siswa berupa tanya jawab mengenai materi yang belum

dipahami kemudian membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Selanjutnya,

guru menjelaskan kepada siswa mengenai rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya yakni mengidentifikasi penyebab

terjadinya permasalahan sosial yang di lanjutkan dengan kegiatan

guru dalam menutup kegiatan pembelajaran.

Page 67: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

54

2.2 Deskripsi pembelajaran pertemuan kedua

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Senin, 9 Juni 2014. Dalam hal ini, peneliti mulai melakukan

pengamatan bersamaan dengan proses kegiatan pembelajaran

berlangsung. Agar hasil pengamatan tersebut benar-benar tepat dan data

dapat diperoleh secara lengkap, maka peneliti berada pada tempat dimana

data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi

pada waktu pengamatan yaitu di dalam kelas. Selanjutnya, pengamatan

difokuskan pada aspek keaktifan siswa dalam pembelajaran melalui

penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match.

Adapun dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang. masing-masing

kegiatan akan dijelaskan sebagai berikut:

2.2.1 Kegiatan awal

Sebelum memulai pembelajaran, guru melakukan

pengkondisian kelas berupa kesiapan sarana dan prasarana

pembelajaran. Selanjutnya, guru membuka kegiatan pembelajaran

dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum

belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, guru

menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi

pembelajaran yang dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

Apersepsi tersebut berupa mengajukan pertanyaan kepada

siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya seperti, “Anak-anak, pada pertemuan sebelumya

kalian telah belajar mengenai pengertian permasalahan pribadi dan

permasalahan sosial. Sekarang, dapatkan diantara kalian

menyebutkan contoh dari masing-masing permasalahan tersebut?”

Kegiatan apersepsi dimaksudkan agar terjadi interaksi antara guru

dengan siswa serta mendorong siswa untuk mengingat kembali

materi sebelumnya sehingga siswa siap menerima materi lanjutan.

Page 68: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

55

2.2.2 Kegiatan inti

Dalam kegiatan ini, guru mengulas sedikit materi yang

disampaikan pada pertemuan sebelumnya agar siswa siap

menerima materi selanjutnya yang masih berkaitan. Kemudian,

kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan penjelasan

bahwa pada setiap permasalahan pasti terdapat penyebab mengapa

masalah tersebut dapat terjadi, ibarat pepatah yang mengatakan

bahwa tidak mungkin ada asap apabila tidak ada api. Selanjutnya

guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang mengarah pada

materi yang akan dipelajari, seperti “anak-anak, setiap hari kalian

pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu guna menggapai masa depan

yang gemilang, namun masih banyak anak-anak kurang seusia

kalian yang kurang beruntung, mereka tidak dapat bersekolah

dikarenakan oleh sesuatu hal. Tahukah kalian apa yang

menyebabkan mereka putus sekolah?”. Setelah jawaban para siswa

dianggap cukup, selanjutnya guru menyampaikan materi mengenai

penyebab terjadinya permasalahan sosial secara kontekstual.

Selanjutnya sebagai penguatan terhadap pemahaman siswa,

guru menjelaskan kembali pembelajaran index card match melalui

penjelasan terhadap prosedur pelaksanaannya. Selanjutnya guru

membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran tersebut

yang dimulai dengan pembagian kartu kepada masing-masing

siswa. Setelah masing-masing siswa menerima kartu yang

dibagikan guru, selanjutnya guru berperan sebagai fasilitator yang

akan memfasilitasi siswa dalam melakukan permainan kartu

dengan mengintruksikan kepada siswa yang memegang kartu

pertanyaan untuk mencari jawabannya dengan cara membacakan

kartu pertanyaannya kemudian menantang teman sekelas yang

memegang kartu jawaban untuk menginformasikan jawabannya.

Siswa yang memiliki kartu jawaban tersebut duduk berkelompok

dengan siswa yang memiliki kartu pertanyaan.

Page 69: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

56

Setelah seluruh siswa mendapatkan kelompoknya, guru

mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk membacakan

kartu pertanyaan sekaligus jawabannya sedangkan kelompok lain

memberikan tanggapan. Kegiatan tersebut berlangsung hingga

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil bermain

kartunya. Setelah permainan kartu selesai, guru meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduknya.

2.2.3 Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir untuk memantapkan siswa mengenai

materi yang telah dipelajari, guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang ingin mengidentifikasi penyebab terjadinya

permasalahan sosial yang terdapat didaerahnya. Selanjutnya, guru

melakukan penguatan kepada siswa berupa tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami kemudian membimbing siswa untuk

membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

Selanjutnya, guru menjelaskan kepada siswa mengenai rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya yakni mengidentifikasi

dampak terjadinya permasalahan sosial yang di lanjutkan dengan

kegiatan guru dalam menutup kegiatan pembelajaran.

3. Deskripsi kegiatan siklus II

Pada tahapan ini, guru membuat perencanaan sebelum dilaksanakannya

tindakan berupa penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

selama 2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan selama

2 jam pelajaran. Kandungan yang tertuang dalam RPP sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match dalam

upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya, penyusunan materi pelajaran yang akan digunakan dalam

penelitian yaitu dampak permasalahan sosial serta cara mencegah terjadinya

permasalahan sosial. Materi tersebut sesuai dengan Standar Kompetensi (SK)

Page 70: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

57

dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kegiatan perencanaan terakhir yaitu mempersiapkan perlengkapan

pembelajaran sesuai dengan yang dibutuhkan dalam strategi pembelajaran

index card match yang terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban.

3.1 Deskripsi pembelajaran pertemuan pertama

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Kamis, 12 Juni 2014. Dalam hal ini, peneliti mulai melakukan

pengamatan bersamaan dengan proses kegiatan pembelajaran

berlangsung. Agar hasil pengamatan tersebut benar-benar tepat dan data

dapat diperoleh secara lengkap, maka peneliti berada pada tempat dimana

data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi

pada waktu pengamatan yaitu di dalam kelas. Selanjutnya, pengamatan

difokuskan pada aspek keaktifan siswa dalam pembelajaran melalui

penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match.

Adapun dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang. masing-masing

kegiatan akan dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Kegiatan awal

Sebelum memulai pembelajaran, guru melakukan

pengkondisian kelas berupa kesiapan sarana dan prasarana

pembelajaran. Selanjutnya, guru membuka kegiatan pembelajaran

dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum

belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, guru

menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi

pembelajaran yang dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

Apersepsi tersebut berupa mengajukan pertanyaan kepada

siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya seperti, “Anak-anak, pada pertemuan sebelumnya

kalian telah belajar mengenai penyebab terjadinya berbagai jenis

Page 71: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

58

permasalahan sosial yang terjadi disekitar kita. Sekarang, dapatkah

diantara kalian mengidentifikasi penyebab munculnya masalah

anak putus sekolah?”. Kegiatan apersepsi dimaksudkan agar terjadi

interaksi antara guru dengan siswa serta mendorong siswa untuk

mengingat kembali materi sebelumnya sehingga siswa siap

menerima materi lanjutan.

2.1.2 Kegiatan inti

Dalam kegiatan ini, guru mengulas sedikit materi yang

disampaikan pada pertemuan sebelumnya agar siswa siap

menerima materi selanjutnya yang masih berkaitan. Kemudian,

kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan penjelasan

bahwa selain penyebab terdapat pula dampak dari masalah yang

ditimbulkan. Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian pertanyaan

yang mengarah pada materi yang akan dipelajari, seperti “Anak-

anak, kalian telah mengetahui bahwa kemiskinan merupakan salah

satu penyebab seseorang putus sekolah. Sekarang, dapatkah kalian

mengidentifikasi dampak yang timbul apabila seseorang putus

sekolah?”. Setelah jawaban para siswa dianggap cukup,

selanjutnya guru menyampaikan materi dampak terjadinya

permasalahan sosial secara kontekstual.

Selanjutnya sebagai penguatan terhadap pemahaman siswa,

guru menjelaskan kembali pembelajaran index card match melalui

penjelasan terhadap prosedur pelaksanaannya. Selanjutnya guru

membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran tersebut

yang dimulai dengan pembagian kartu kepada masing-masing

siswa. Setelah masing-masing siswa menerima kartu yang

dibagikan guru, selanjutnya guru berperan sebagai fasilitator yang

akan memfasilitasi siswa dalam melakukan permainan kartu

dengan mengintruksikan kepada siswa yang memegang kartu

pertanyaan untuk mencari jawabannya dengan cara membacakan

kartu pertanyaannya kemudian menantang teman sekelas yang

Page 72: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

59

memegang kartu jawaban untuk menginformasikan jawabannya.

Siswa yang memiliki kartu jawaban tersebut duduk berkelompok

dengan siswa yang memiliki kartu pertanyaan.

Setelah seluruh siswa mendapatkan kelompoknya, guru

mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk membacakan

kartu pertanyaan sekaligus jawabannya sedangkan kelompok lain

memberikan tanggapan. Kegiatan tersebut berlangsung hingga

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil bermain

kartunya. Setelah permainan kartu selesai, guru meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduknya.

2.1.3 Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir untuk memantapkan siswa mengenai

materi yang telah dipelajari, guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang ingin mengidentifikasi dampak permasalahan sosial

yang terdapat di daerahnya. Selanjutnya, guru melakukan

penguatan kepada siswa berupa tanya jawab mengenai materi yang

belum dipahami kemudian membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Selanjutnya,

guru menjelaskan kepada siswa mengenai rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya yaitu cara mengatasi permasalahan

sosial yang dilanjutkan dengan kegiatan guru dalam menutup

kegiatan pembelajaran.

4.1 Deskripsi pembelajaran pertemuan kedua

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Senin, 16 Juni 2014. Dalam hal ini, peneliti mulai melakukan

pengamatan bersamaan dengan proses kegiatan pembelajaran

berlangsung. Agar hasil pengamatan tersebut benar-benar tepat dan data

dapat diperoleh secara lengkap, maka peneliti berada pada tempat dimana

data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi

pada waktu pengamatan yaitu di dalam kelas. Selanjutnya, pengamatan

Page 73: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

60

difokuskan pada aspek keaktifan siswa dalam pembelajaran melalui

penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match.

Adapun dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang. masing-masing

kegiatan akan dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Kegiatan awal

Sebelum memulai pembelajaran, guru melakukan

pengkondisian kelas berupa kesiapan sarana dan prasarana

pembelajaran. Selanjutnya, guru membuka kegiatan pembelajaran

dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum

belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, guru

menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi

pembelajaran yang dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

Apersepsi tersebut berupa mengajukan pertanyaan kepada

siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya seperti, “Anak-anak, pada pertemuan sebelumnya

kalian telah belajar mengenai dampak berbagai jenis permasalahan

sosial yang terjadi disekitar kita. Sekarang, dapatkah diantara

kalian mengidentifikasi dampak yang timbul apabila seseorang

putus sekolah?”. Kegiatan apersepsi dimaksudkan agar terjadi

interaksi antara guru dengan siswa serta mendorong siswa untuk

mengingat kembali materi sebelumnya sehingga siswa siap

menerima materi lanjutan.

2.1.2 Kegiatan inti

Dalam kegiatan ini, guru mengulas sedikit materi yang

disampaikan pada pertemuan sebelumnya agar siswa siap

menerima materi selanjutnya yang masih berkaitan. Kemudian,

kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan penjelasan

bahwa terdapat cara mencegah agar permasalahan sosial tidak

yang terjadi disekitar kita. Kemudian, dilanjutkan dengan

Page 74: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

61

pemberian pertanyaan kepada siswa yang mengarah pada materi

selanjutnya, seperti “Anak-anak, sebagaimana yang telah kalian

ketahui bahwa pencurian merupakan salah satu jenis permasalahan

sosial. Sekarang, apa yang akan kalian lakukan apabila kalian

ditinggal pergi ayah atau ibu ke suatu tempat sehingga kalian

ditugasi untuk menjaga rumah, sedangkan kalian ingin pergi

bermain dengan teman tetapi rumah yang kalian tinggalkan aman

dari pencurian?”. Setelah jawaban para siswa dianggap cukup,

selanjutnya guru menyampaikan materi cara mencegah terjadinya

permasalahan sosial secara kontekstual.

Selanjutnya sebagai penguatan terhadap pemahaman siswa,

guru menjelaskan kembali pembelajaran index card match melalui

penjelasan terhadap prosedur pelaksanaannya. Selanjutnya, guru

membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran tersebut

yang dimulai dengan pembagian kartu kepada masing-masing

siswa. Setelah masing-masing siswa menerima kartu yang

dibagikan guru, selanjutnya guru berperan sebagai fasilitator yang

akan memfasilitasi siswa dalam melakukan permainan kartu

dengan mengintruksikan kepada siswa yang memegang kartu

pertanyaan untuk mencari jawabannya dengan cara membacakan

kartu pertanyaannya kemudian menantang teman sekelas yang

memegang kartu jawaban untuk menginformasikan jawabannya.

Siswa yang memiliki kartu jawaban tersebut duduk berkelompok

dengan siswa yang memiliki kartu pertanyaan.

Setelah seluruh siswa mendapatkan kelompoknya, guru

mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk membacakan

kartu pertanyaan sekaligus jawabannya sedangkan kelompok lain

memberikan tanggapan. Kegiatan tersebut berlangsung hingga

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil bermain

kartunya. Setelah permainan kartu selesai, guru meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduknya.

Page 75: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

62

2.1.3 Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir untuk memantapkan siswa mengenai

materi yang telah dipelajari, guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang ingin menjelaskan cara mencegah terjadinya

permasalahan sosial. Selanjutnya, guru melakukan penguatan

kepada siswa berupa tanya jawab mengenai materi yang belum

dipahami kemudian membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari yang dilanjutkan

dengan kegiatan guru dalam menutup kegiatan pembelajaran.

B. Analisis data

1. Analisis data pra siklus

Berdasarkan hasil obervasi yang telah peneliti lakukan pada pra siklus

menggambarkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat

rendah dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan masih di dominasi

oleh peran guru sebagai pusat pembelajaran sehingga guru terlihat lebih aktif

dibandingkan siswa. Hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran sangat rendah, karena kegiatan siswa pada

kegiatan pembelajaran hanya sekedar mendengarkan dan mencatat materi

yang disampaikan guru kemudian mengerjakan soal evaluasi. Maka tidak

heran apabila pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, hanya

beberapa siswa saja yang memperhatikan sedangkan beberapa siswa lain ada

yang melamun bahkan tertidur terutama siswa yang duduk paling belakang.

Materi pelajaran yang disampaikan guru pun tidak runtut dikarenakan guru

tidak mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang matang. Masalah-

masalah tersebut berakibat pada minimnya interaksi siswa dengan guru

bahkan tidak ada interaksi dengan siswa lain. Dengan demikian, kegiatan

pembelajaran pada pra siklus belum menunjukkan indikator keaktifan belajar

siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh hasil persentase

rata-rata keaktifan siswa yang hanya sebesar 17,30%. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 76: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

63

Table 4.1

Keaktifan siswa pra siklus

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Aspek 1

1 16 64% 9 48%

2 - 0% 25 40%

3 9 36% 16 84%

4 11 44% 14 100%

5 - 0% 25 76%

6 11 44% 14

Aspek 2

1 - 0% 25 100%

2 - 0% 25 100%

3 - 0% 25 100%

4 - 0% 25 100%

5 - 0% 25 100%

6 - 0% 25 100%

7 - 0% 25 100%

Aspek 3

1 18 72% 7 28%

2 - 0% 25 100%

Rata-rata 17,30% 82,70%

Dari tabel rekapitulasi terhadap pengamatan keaktifan siswa pada

kegiatan pra siklus menggambarkan bahwa, siswa yang menunjukan keaktifan

belajar sesuai dengan lembar observasi dalam penelitian hanya sebesar

17,30%, sedangkan siswa yang belum menunjukkan keaktifan mencapai

83,70%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada

pembelajaran pra siklus termasuk ke dalam kategori rendah sehingga

diperlukan perbaikan pembelajaran siklus I.

Page 77: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

64

2. Analisis data siklus I

Berdasarkan hasil obervasi yang telah peneliti lakukan pada siklus I

menggambarkan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah

mulai terlihat walaupun belum menyeluruh. Hal tersebut berupa gambaran

siswa yang cenderung pendiam sudah mulai membaur dengan teman saat

pelaksanaan permainan kartu walaupun sedikit kebingungan dan suasana

kelas menjadi sedikit ramai, keaktifan siswa berinteraksi dengan guru pun

sudah mulai terlihat yang dibuktikan dengan siswa dapat merespon berbagai

intruksi yang diberikan guru. Selanjutnya, pada kegiatan akhir pun siswa

dapat mengajukan argumen yang dimilikinya dengan penuh semangat dan

antusias serta dapat menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari

dengan bahasa sendiri. Dengan demikian, persentase rata-rata keaktifan

belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 48,27%. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Table 4.2

Keaktifan siswa siklus I

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Aspek 1

1 13 52% 12 48%

2 12 48% 13 52%

3 18 72% 7 28%

4 11 44% 14 56%

5 15 60% 10 40%

6 9 36% 16 64%

Aspek 2

1 11 44% 14 56%

2 10 40% 15 60%

3 9 36% 16 64%

Page 78: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

65

4 14 56% 11 44%

5 17 68% 8 32%

6 13 52% 12 48%

7 7 28% 18 72%

Aspek 3

1 9 36% 16 64%

2 13 52% 12 48%

Rata-rata 48,27% 51,73%

Dari tabel rekapitulasi terhadap pengamatan keaktifan siswa pada

kegiatan siklus I menggambarkan bahwa, siswa yang menunjukan keaktifan

belajar sesuai dengan lembar observasi dalam penelitian mencapai 48,27%,

sedangkan siswa yang belum menunjukkan keaktifan sebesar 51,73%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada pembelajaran

siklus I termasuk ke dalam kategori sedang sehingga diperlukan perbaikan

pembelajaran siklus II agar keaktifan siswa lebih meningkat.

3. Analisis data siklus II

Berdasarkan hasil obervasi yang telah peneliti lakukan pada siklus II

menggambarkan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah

mulai menyeluruh. Peningkatan nampak pada saat siswa sangat antusiasme

dalam merespon berbagai intruksi yang diberikan guru. Serta, pada saat

memulai pembelajaran index card match terlihat bahwa siswa ingin segera

mendapatkan kartu dan tak sabar untuk segera membuat kelompok. Setelah

mendapatkan kelompok, siswa terlihat saling bekerja sama antar anggota

kelompok sehingga terjalin komunikasi aktif antara siswa dengan siswa lain.

Pada kegiatan akhir pun, siswa saling merebut kesempatan untuk mengajukan

argumen yang dimilikinya, serta terlihat siswa semakin aktif dalam membuat

catatan-catatan kecil terhadap materi yang guru sampaikan. Sehingga,

persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus

I I mencapai 81,87%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 79: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

66

Table 4.3

Keaktifan siswa siklus II

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Aspek 1

1 21 84% 4 16%

2 23 92% 2 8%

3 20 80% 5 20%

4 23 92% 2 8%

5 22 88% 3 12%

6 8 32% 17 68%

Aspek 2

1 23 92% 2 8%

2 19 76% 6 24%

3 18 72% 7 28%

4 20 80% 5 20%

5 23 92% 2 8%

6 23 92% 2 8%

7 20 80% 5 20%

Aspek 3

1 21 84% 4 16%

2 23 92% 2 8%

Rata-rata 81,87% 18,13%

Dari tabel rekapitulasi terhadap pengamatan keaktifan siswa pada

kegiatan siklus II menggambarkan bahwa, siswa yang menunjukan keaktifan

belajar sesuai dengan lembar observasi dalam penelitian telah mencapai

81,87%, sedangkan siswa yang belum aktif hanya sebesar 18,13%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada pembelajaran

siklus II termasuk ke dalam kategori sangat baik sehingga tidak diperlukan

perbaikan pembelajaran siklus selanjutnya.

Page 80: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

67

C. Pembahasan

Kondisi kegiatan pembelajaran pra siklus merupakan keadaan siswa

sebelum tindakan perbaikan pembelajaran dilakukan. Kegiatan pembelajaran pra

siklus sangat diperlukan untuk dijadikan landasan guna mengetahui ada atau

tidak adanya peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukan tindakan. Setelah

kegiatan pembelajaran pra siklus dilakukan terdapat data yang dihasilkan yaitu

seperti yang disajikan dalam diagram berikut.

Diagram 4.1

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran pra siklus

Diagram tersebut menggambarkan bahwa pada kegiatan pembelajaran pra

siklus, hanya sebesar 17,30% siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai

dengan lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat 82,70% siswa yang

belum aktif. Rendahnya keaktifan siswa tersebut dipengaruhi oleh rasa bosan

siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung sangat monoton

sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa. Sehingga tingkat

keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran pra siklus termasuk ke dalam

kategori rendah, maka diperlukan perbaikan pembelajaran pada siklus I.

Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilakukan, peneliti melakukan

kegiatan refleksi untuk melihat apa yang telah dihasilkan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung melalui pelaksanaan tindakan yang terekam dalam

lembar observasi. Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilakukan, terdapat data

yang dihasilkan yaitu seperti yang disajikan dalam diagram berikut.

Page 81: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

68

Diagram 4.2

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I

Diagram tersebut menggambarkan bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus

I, terdapat 48,27% siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan

lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat 51,73% siswa yang belum

aktif. Masih rendahnya keaktifan siswa tersebut dapat dipengaruhi karena

metode pembelajaran index card match belum pernah diterapkan sehingga masih

terdapat siswa yang bingung saat mengikuti pembelajaran dengan metode index

card match, untuk itu guru banyak memberikan pengarahan kepada siswa

sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih lama. Guru pun terlihat sedikit

bingung karena kondisi kelas pada saat itu terlihat ramai. Namun, pada akhirnya

guru dapat mengelola dan mengendalikan keberlangsungan proses pembelajaran

dengan cara meminta siswa yang sudah mendapatkan pasangan kartu untuk

segera membuat kelompok sehingga tidak mengganggu iklim belajar.

Walaupun demikian, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan

kegiatan pembelajaran pra siklus. Meningkatnya keaktifan siswa tersebut

dikarenakan siswa merasa tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran karena tidak

mengharuskan siswa untuk selalu duduk di tempat duduknya melainkan dapat

berpindah untuk berinteraksi dengan guru dan siswa lain. Sehingga kegiatan

pembelajaran lebih menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam

menjalani kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, peningkatan keaktifan siswa

tersebut dapat dilihat secara rinci pada diagram berikut.

Page 82: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

69

Diagram 4.3

Persentase perbandingan keaktifan siswa

Pada kegiatan pembelajaran pra siklus dengan siklus I

Diagram tersebut merupakan gambaran perbandingn keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran pra siklus dengan kegiatan pembelajaran siklus I. Pada

diagram tersebut, menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada kegiatan

pembelajaran siklus I mengalami peningkatan setelah dilakukannya tindakan

perbaikan pembelajaran dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif

tipe index card match dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan

kegiatan pembelajaran pra siklus dengan metode pembelajaran konvensional.

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaan pra siklus hanya

sebesar 17,30%, kemudian setelah dilakukan kegiatan pembelajaran siklus I

dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match

dalam kegiatan pembelajaran meningkat sebesar 30, 97%, sehingga persentase

rata-rata keaktifan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I mencapai

48,27%. Walaupun demikian, meskipun terjadinya peningkatan keaktifan siswa

pada kegiatan pembelajaran siklus I tetapi persentase yang dihasilkan masih

termasuk ke dalam kategori sedang sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran

pada siklus II dengan melaksanakan prosedur pembelajaran yang lebih optimal

agar keaktifan siswa lebih meningkat dari siklus sebelumnya.

Page 83: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

70

Selanjutnya, setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilakukan, peneliti

melakukan kegiatan refleksi untuk melihat apa yang telah dihasilkan selama

kegiatan pembelajaran berlangsung melalui pelaksanaan tindakan yang terekam

dalam lembar observasi. Setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilakukan,

terdapat data yang dihasilkan yaitu seperti yang disajikan dalam diagram berikut.

Diagram 4.4

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II

Diagram tersebut menggambarkan bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus

II, terdapat 80,53% siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan

lembar observasi penelitian, sehingga hanya tersisa 18,13% siswa yang belum

aktif. Meningkatnya keaktifan siswa tersebut dikarenakan kegiatan pembelajaran

Index Card Match yang dilakukan sudah berjalan dengan baik karena guru

membimbing siswa pada kegiatan pembelajaran tersebut dengan baik pula.

Siswa tidak lagi canggung dalam melaksanakan permainan kartu melainkan

sangat antusias dalam kegiatan pembelajaan.

Keadaan tersebut membuat kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih

menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam menjalani kegiatan

pembelajaran sehingga siswa penuh semangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa

pada kegiatan pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dibandingkan

dengan kegiatan pembelajaran siklus I. Selanjutnya, peningkatan keaktifan siswa

tersebut dapat dilihat secara rinci pada diagram berikut.

Page 84: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

71

Diagram 4.5

Persentase perbandingan keaktifan siswa

Pada kegiatan pembelajaran siklus I dengan siklus II

Diagram tersebut merupakan gambaran perbandingan keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus I dengan kegiatan pembelajaran siklus II. Pada

diagram tersebut, menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada kegiatan

pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan kegiatan

pembelajaran siklus I. Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaan

siklus I hanya sebesar 48,27%, kemudian setelah dilakukan penyempurnaan

kegiatan pembelajaran pada siklus II meningkat sebesar 33,60%, sehingga

persentase rata-rata keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II sebesar

81,87%. Dengan demikian, persentase keaktifan siswa pada kegiatan

pembelajaan siklus II termasuk ke dalam kategori sangat baik sehingga tidak

diperlukan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya karena kegiatan

pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan indikator keberhasilan

penelitian yaitu meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dengan diterapkannya strategi pembelajaran koopeatif tipe index card match.

Selanjutnya, berikut adalah diagram keberhasilan penelitian berupa

meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dari pelaksanaan

pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II.

Page 85: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

72

Diagram 4.6

Persentase perbandingan keaktifan siswa

Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dengan siklus II

Diagram tersebut merupakan gambaran perbandingan keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada kegiatan pra siklus,

hanya sebesar 17,30% siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan

lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat 82,70% siswa yang belum

aktif. Sedangkan pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I keaktifan siswa

meningkat sebesar 30,97%, sehingga persentase rata-rata keaktifan belajar siswa

pada kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 48,27%. Selanjutnya pada

kegiatan penyempurnaan pembelajaran siklus II, keaktifan siswa kembali

meningkat sebesar 33,60%, sehingga persentase rata-rata keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus II sebesar 81,87%.

Dengan demikian, berdasarkan diagram tersebut ditunjukkan bahwa adanya

peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dimulai dari

kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal tersebut menandakan

keberhasilan penelitian berupa meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran dengan diterapkannya strategi pembelajaran koopeatif tipe index

card match. yang peneliti lakukan pada mata pelajaran IPS terhadap siswa kelas

IV MI Fathurrahman tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 orang

dengan rincian 10 siswa dan 15 siswi.

Page 86: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

73

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data terhadap penelitian yang dilakukan peneliti

dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV MI Fathurrachman Tahun Pelajaran

2013/2014, dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaraan

kooperatif tipe index card match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa

pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada kegiatan

pembelajaan pra siklus, persentase keaktifan siswa hanya sebesar 17,30%,

setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I meningkat sebesar

30,97% sehingga persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I

sebesar 48,27%, bahkan pada penyempurnaan pembelajaran yang dilakukan

pada siklus II meningkat lagi sebesar 33,60% dari siklus I sehingga persentase

keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II mencapai 81,87%. Dengan

demikian, perbaikan pembelajaran yang dilakukakan sudah mencapai indikator

penelitian yaitu meningkatkan keaktian siswa dalam pembelajaran.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian menyatakan bahwa, meningkatnya keaktifan siswa

dalam kegiatan pembelajaran melalui strategi pembelajaraan kooperatif tipe

index card match. Dengan demikian, implikasi yang diharapkan dari penelitian

ini yaitu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru

untuk memilih dan menerapkan metode pembelajaran index card match dalam

kegiatan pembelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman dalam mengajar.

Selain itu implikasi praktis bagi siswa yaitu diharapkan siswa tidak malu-malu

lagi dalam mengeluarkan argumen yang dimiliki dan turut serta dalam kegiatan

pembelajaran dengan aktif berinteraksi dengan teman dan guru dalam kegiatan

pembelajaran sehingga dapat menambah pengalaman siswa dan meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Sedangkan implikasi praktis bagi

Page 87: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

74

sekolah yaitu diharapkan kepala sekolah selaku pimpinan dapat memberikan

dukungan dalam pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

index card match untuk perbaikan pembelajaran. Selain itu juga, melalui

berbagai metode pembelajaran terutama index card match dapat menimbulkan

variasi dalam proses belajar mengajar di sekolah.

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kegiatan penelitian, peneliti

memberikan saran agar kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran tipe index card match dapat menarik perhatian siswa sehingga

siswa memiliki semangat dan antusias dalam kegiatan belajarnya.

1. Guru harus lebih memahami prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Index Card Match sehingga pelaksanaan pembelajaran di

kelas dapat berjalan dengan lancar dan siswa tidak lagi merasa kebingungan.

2. Guru memberi penjelasan dengan jelas kepada siswa mengenai langkah-

langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match agar siswa

paham apa yang harus mereka lakukan nantinya.

3. Guru harus membimbing siswa dengan baik dalam pelaksanaan strategi

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match agar siswa tidak lagi merasa

kebingungan.

4. Kepala sekolah selaku pimpinan dapat memberikan dukungan dalam

pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card

match untuk perbaikan pembelajaran guna meningkatkan keaktifan siswa

dalam kegiatan belajarnya.

Page 88: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.

Basrowi. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia, 2008.

Budimansyah, Dasim. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan. PT. Ganesindo, 2009.

Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: Quantum Teaching, 2006.

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 199

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: 2009.

Munadi, Yudhi. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.

Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011.

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru.

Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana, 2010.

Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2010.

Sapriya. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS,

2006.

Sapriya. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS, 2006.

Sapriya. Pendidikan IPS. Bandung: UPI PRESS, 2008.

Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif,. Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 2009.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2003

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2010

Supriatna, Nana. Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS, 2007.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,

2010.

Page 89: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

KISI KISI LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

No. Aspek Indikator Nomor

pernyataan

Jumlah

butir

1. Keaktifan siswa

berinteraksi dengan guru

1. Merespon apersepsi yang diberikan guru

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru

3. Menyimak penjelasan yang sampaikan guru

4. Melaksanakan intruksi yang diberikan guru dengan antusias

5. Mengajukan argumen yang dimiliki dengan penuh semangat

6. Mengajukan pertanyaan yang belum dipahami

1

2

3

4

5

6

1

1

1

1

1

1

2. Keaktifan siswa

berinteraksi dengan siswa lain

1. Membuat kelompok dengan penuh semangat

2. Melakukan pembagian kerja dalam kelompok

3. Mengemukakan pendapat dalam kelompok

4. Mendiskusikan kesimpulan kerja kelompok

5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan semangat

6. Mendengarkan dengan baik ketika kelompok lain presentasi

7. Memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok lain

7

8

9

10

11

12

13

1

1

1

1

1

1

1

3. Keaktifan siswa

terhadap materi pelajaran

1. Membuat catatan-catatan kecil terhadap penjelasan guru

2. Menyimpulkan materi pelajaran dengan bahasanya sendiri

14

15

1

1

Page 90: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

KISI KISI LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

No. Aspek Indikator Nomor

pernyataan

Jumlah

butir

1. Kinerja guru pada

kegiatan pembuka

1. Memeriksa kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran.

2. Membuka kegiatan pembelajaan dengan mengucapkan salam.

3. Mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran.

4. Mengisi daftar hadir siswa.

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

6. Menjelaskan manfaat mempelajari materi pelajaran.

7. Menyampaikan apersepsi pembelajaran.

1

2

3

4

5

6

7

1

1

1

1

1

1

1

2. Kinerja guru pada

kegiatan inti

1. Menjelaskan materi pelajaran secara kontekstual.

2. Mengajukan pertanyaan kepada siswa.

3. Menjelaskan pembelajaran index card match.

4. Membagikan kartu index kepada siswa.

5. Memfasilitasi siswa dalam melaksanakan permainan kartu.

8

9

10

11

12-17

1

1

1

1

6

3. Kinerja guru pada

kegiatan penutup

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan argumen.

2. Melakukan tanya jawab kepada siswa seputar materi yang belum dipahami.

3. Menjelaskan kepada siswa mengenai rencana pembelajaran selanjutnya.

18

19

20

1

1

1

Page 91: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS 1, Pertemuan 1

Sekolah : MI Fathurrachman

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas I Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar

Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

C. Indikator

1. Mendeskripsikan pengertian masalah sosial

2. Mendeskripsikan pengertian masalah individu

3. Menyebutkan contoh masalahan sosial

4. Menyebutkan contoh masalah individu

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian masalah sosial

2. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian masalah individu

3. Siswa dapat menyebutkan contoh masalah sosial

4. Siswa dapat menyebutkan contoh masalah individu

E. Materi Pembelajaran

Permasalahan sosial

F. Model Pembelajaran

Pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match

Page 92: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan awal

Guru memeriksa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

Siswa mempersiapkan sarana dan

prasarana pembelajaran.

Guru membuka kegiatan pembelajaan

dengan mengucapkan salam.

Siswa menjawab salam yang diberikan

guru.

Guru mengajak siswa untuk berdoa

sebelum memulai pembelajaran.

Siswa berdoa sebelum memulai

pelajaran dengan tekun.

Guru mengisi daftar hadir siswa Siswa mempersiapkan diri sebelum

belajar.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menjelaskan manfaat

mempelajari materi pelajaran.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menyampaikan apersepsi

pembelajaran.

Siswa merespon apersepsi yang

diberikan guru.

Kegiatan inti

Guru menjelaskan materi pelajaran

secara kontekstual

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru mengajukan pertanyaan kepada

siswa terkait dengan materi yang telah

dipelajari.

Siswa menjawab pertanyaan yang

diajukan guru.

Guru menjelaskan pembelajaran index

card match melalui penjelasan

terhadap prosedur pelaksanaannya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru membagikan kartu index yang

terdiri dari kartu pertanyaan dan kartu

jawaban kepada seluruh siswa.

Siswa menerima kartu index yang

dibagikan guru.

Guru memfasilitasi siswa dalam Siswa melaksanakan intruksi yang

Page 93: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

melaksanakan permainan kartu. diberikan guru.

Guru mengintruksikan siswa yang

menerima kartu soal untuk mencari

kartu jawaban yang sesuai dengan

kartu miliknya.

Siswa yang memegang kartu soal

membacakan pertanyaannya kemudian

menantang teman yang memegang

kartu jawaban terhadap pertanyaan

tersebut untuk membacakan

jawabannya.

Guru mengintruksikan kepada siswa

yang telah mendapatkan pasangan

kartunya untuk duduk berkelompok

sambil menunggu siswa yang lain

mendapatkan kartu pasangannya.

Siswa yang telah mendapatkan

pasangan kartu membuat kelompok

sedangkan siswa yang belum

mendapatkan pasangan kartu tetap

mencari pasangannya.

Guru mengintruksikan setiap

kelompok untuk melakukan presentasi

terhadap hasil bermain kartunya.

Setiap kelompok melakukan presentasi

terhadap hasil bermain kartunya kepada

kelompok lain,

Guru mengintruksikan kepada siswa

untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok.

Siswa memberikan tanggapan terhadap

hasil presentasi kelompok.

Guru mengintruksikan kepada siswa

untuk kembali ke tempat duduknya

masing-masing.

Siswa kembali ke tempat duduknya

masing-masing dengan tertib.

Kegiatan akhir

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang ingin mengajukan argumen

yang dimilikinya melalui pemberian

contoh mengenai permasalahan sosial

yang terjadi di daerahnya.

Siswa mengajukan diri untuk mencoba

mengajukan argumen yang dimilikinya.

Guru melakukan kegiatan tanya jawab

kepada siswa seputar materi yang

belum dipahami.

Siswa mengajukan pertanyaan seputar

materi yang belum dipahami

Page 94: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Guru membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran yang telah dipelajari.

Siswa membuat kesimpulan terhadap

materi pelajaran yang telh dipelajari

dengan kata-katanya sendiri.

Guru menjelaskan kepada siswa

mengenai rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Kartu index

2. Lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

3. Buku paket Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) kelas IV

I. Penilaian pembelajaran

1. Instrumen penilaian : Lembar observasi guru

: Lembar observasi siswa

2. Teknik penilaian : Daftar cocok (Cek list)

J. Analisis penilaian

1. Kinerja guru dalam proses pembelajaran

Kinerja sangat baik : bila rentang kinerja antara 81-100%

Kinerja baik : bila rentang kinerja antara 61-80%

Kinerja sedang : bila rentang kinerja antara 41-60%

Kinerja rendah : bila rentang kinerja antara 21-40%

Kinerja sangat rendah : bila rentang kinerja antara 0-20%

2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

skor yang diperoleh

% skor = x 100

skor maksimal

skor yang diperoleh

% skor = x 100

skor maksimal

Page 95: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Keaktifan sangat baik : bila rentang keaktifan antara 81-100%

Keaktifan baik : bila rentang keaktifan antara 61-80%

Keaktifan sedang : bila rentang keaktifan antara 41-60%

Keaktifan rendah : bila rentang keaktifan antara 21-40%

Keaktifan sangat rendah : bila rentang keaktifan antara 0-20%

Jakarta, 5 Juni 2014

Peneliti Guru kelas

Aghnia Pusparini Abdul Mughni, S.Pd

Mengetahui

Kepala Sekolah

Suyatna, S.PdI

NIP. 195505101980031008

Page 96: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS 1, Pertemuan 2

Sekolah : MI Fathurrachman

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas I Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar

Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

C. Indikator

Mengidentifikasi penyebab terjadinya permasalahan sosial

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya permasalahan sosial

E. Materi Pembelajaran

Penyebab terjadinya permasalahan sosial

F. Model Pembelajaran

Pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan awal

Guru memeriksa kesiapan sarana dan Siswa mempersiapkan sarana dan

Page 97: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

prasarana pembelajaran. prasarana pembelajaran.

Guru membuka kegiatan pembelajaan

dengan mengucapkan salam.

Siswa menjawab salam yang diberikan

guru.

Guru mengajak siswa untuk berdoa

sebelum memulai pembelajaran.

Siswa berdoa sebelum memulai

pelajaran dengan tekun.

Guru mengisi daftar hadir siswa Siswa mempersiapkan diri sebelum

belajar.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menjelaskan manfaat

mempelajari materi pelajaran.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menyampaikan apersepsi

pembelajaran.

Siswa merespon apersepsi yang

diberikan guru.

Kegiatan inti

Guru mengulas sedikit materi yang

disampaikan pada pembelajaran di

pertemuan sebelumnya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru mengajukan pertanyaan kepada

siswa terkait dengan materi yang akan

dipelajari.

Siswa menjawab pertanyaan yang

diajukan guru.

Guru menjelaskan materi pelajaran

secara kontekstual

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menjelaskan pembelajaran index

card match melalui penjelasan

terhadap prosedur pelaksanaannya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru membagikan kartu index yang

terdiri dari kartu pertanyaan dan kartu

jawaban kepada seluruh siswa.

Siswa menerima kartu index yang

dibagikan guru.

Guru memfasilitasi siswa dalam

melaksanakan permainan kartu.

Siswa melaksanakan intruksi yang

diberikan guru.

Page 98: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Guru mengintruksikan siswa yang

menerima kartu soal untuk mencari

kartu jawaban yang sesuai dengan

kartu miliknya.

Siswa yang memegang kartu soal

membacakan pertanyaannya kemudian

menantang teman yang memegang

kartu jawaban terhadap pertanyaan

tersebut untuk membacakan

jawabannya.

Guru mengintruksikan kepada siswa

yang telah mendapatkan pasangan

kartunya untuk duduk berkelompok

sambil menunggu siswa yang lain

mendapatkan kartu pasangannya.

Siswa yang telah mendapatkan

pasangan kartu membuat kelompok

sedangkan siswa yang belum

mendapatkan pasangan kartu tetap

mencari pasangannya.

Guru mengintruksikan setiap

kelompok untuk melakukan presentasi

terhadap hasil bermain kartunya.

Setiap kelompok melakukan presentasi

terhadap hasil bermain kartunya kepada

kelompok lain,

Guru mengintruksikan kepada siswa

untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok.

Siswa memberikan tanggapan terhadap

hasil presentasi kelompok.

Guru mengintruksikan kepada siswa

untuk kembali ke tempat duduknya

masing-masing.

Siswa kembali ke tempat duduknya

masing-masing dengan tertib.

Kegiatan akhir

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang ingin mengajukan argumen

yang dimilikinya melalui

pengidentifikasian penyebab

terjadinya permasalahan sosial yang

terjadi di daerahnya.

Siswa mengajukan diri untuk mencoba

mengajukan argumen yang dimilikinya.

Guru melakukan kegiatan tanya jawab

kepada siswa seputar materi yang

belum dipahami.

Siswa mengajukan pertanyaan seputar

materi yang belum dipahami

Page 99: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Guru membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran yang telah dipelajari.

Siswa membuat kesimpulan terhadap

materi pelajaran yang telh dipelajari

dengan kata-katanya sendiri.

Guru menjelaskan kepada siswa

mengenai rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Kartu index

2. Lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

3. Buku paket Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) kelas IV

I. Penilaian pembelajaran

1. Instrumen penilaian : Lembar observasi guru

: Lembar observasi siswa

2. Teknik penilaian : Daftar cocok (Cek list)

J. Analisis penilaian

1. Kinerja guru dalam proses pembelajaran

Kinerja sangat baik : bila rentang kinerja antara 81-100%

Kinerja baik : bila rentang kinerja antara 61-80%

Kinerja sedang : bila rentang kinerja antara 41-60%

Kinerja rendah : bila rentang kinerja antara 21-40%

Kinerja sangat rendah : bila rentang kinerja antara 0-20%

2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

skor yang diperoleh

% skor = x 100

skor maksimal

skor yang diperoleh

% skor = x 100

skor maksimal

Page 100: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Keaktifan sangat baik : bila rentang keaktifan antara 81-100%

Keaktifan baik : bila rentang keaktifan antara 61-80%

Keaktifan sedang : bila rentang keaktifan antara 41-60%

Keaktifan rendah : bila rentang keaktifan antara 21-40%

Keaktifan sangat rendah : bila rentang keaktifan antara 0-20%

Jakarta, 9 Juni 2014

Peneliti Guru kelas

Aghnia Pusparini Abdul Mughni, S.Pd

Mengetahui

Kepala Sekolah

Suyatna, S.PdI

NIP. 195505101980031008

Page 101: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

SIKLUS I

Sekolah : MI Fathurrachman

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : IV/II

Tahun ajaran : 2013/2014

Waktu : 2x35 menit

Petunjuk:

1. Perhatikan kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung

2. Berilah tanda (√) disetiap butir-butir indikator apabila indikator tersebut

dilaksanakan atau tanda (-) apabila indikator tersebut tidak dilaksanakan.

No. Langkah

kegiatan

Indikator Pelaksanaan

Ya Tidak

1. Kegiatan

Awal

1. Memeriksa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

√ -

2. Membuka kegiatan pembelajaan

dengan mengucapkan salam.

√ -

3. Mengajak siswa untuk berdoa

sebelum memulai pembelajaran.

√ -

4. Mengisi daftar hadir siswa √ -

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √ -

6. Menjelaskan manfaat mempelajari

materi pelajaran.

√ -

7. Menyampaikan apersepsi

pembelajaran.

√ -

2. Kegiatan inti

8. Menjelaskan materi pelajaran secara

kontekstual

√ -

Page 102: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

9. Mengajukan pertanyaan kepada siswa

terkait dengan materi yang telah

dipelajari.

√ -

10. Menjelaskan pembelajaran index

card match melalui penjelasan

terhadap prosedur pelaksanaannya.

√ -

11. Membagikan kartu index yang

terdiri dari kartu pertanyaan dan

kartu jawaban kepada seluruh

siswa.

√ -

12. Memfasilitasi siswa dalam

melaksanakan permainan kartu.

√ -

13. Mengintruksikan siswa yang

menerima kartu soal untuk mencari

kartu jawaban yang sesuai dengan

kartu miliknya.

√ -

14. Mengintruksikan kepada siswa yang

telah mendapatkan pasangan

kartunya untuk duduk berkelompok.

√ -

15. Mengintruksikan setiap kelompok

untuk melakukan presentasi

terhadap hasil bermain kartunya.

√ -

16. Mengintruksikan kepada siswa

untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok.

√ -

17. Mengintruksikan kepada siswa

untuk kembali ke tempat duduknya

masing-masing.

√ -

3. Kegiatan

akhir

18. Memberikan kesempatan kepada

siswa yang ingin mengajukan

-

Page 103: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

argumen yang dimilikinya.

19. Melakukan kegiatan tanya jawab

kepada siswa seputar materi yang

belum dipahami.

√ -

20. Membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan terhadap materi

pelajaran yang telah dipelajari.

√ -

21. Menjelaskan kepada siswa

mengenai rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya.

√ -

Page 104: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

SIKLUS I

Sekolah : MI Fathurrachman

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : IV/II

Tahun ajaran : 2013/2014

Waktu : 2x35 menit

Petunjuk:

1. Perhatikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

2. Berilah tanda (√) disetiap butir-butir indikator apabila indikator tersebut

dilaksanakan atau tanda (-) apabila indikator tersebut tidak dilaksanakan.

No. Nama Siswa Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 1 2

1 Ludyanawati √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - √

2 Fikri Zaeylani √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ - √

3 M. Fadila - - √ √ √ - - √ - √ - √ - √ -

4 Silvilia - √ - - √ - √ - - √ √ - - √ √

5 Eko Megantoro - - - √ √ - √ - - √ - - - √ -

6 Irnawati √ √ √ - √ √ - √ √ - √ √ √ - √

7 M. Rizqi √ - √ √ - √ - - - - - - - √ -

8 Lusiana √ - - - - - - √ - √ √ - - - √

9 Maulana Diva - - √ √ √ - √ - √ - - √ √ - √

10 Ahmad fauzi - √ √ - √ √ - - √ - - - - - √

11 Kamalia Larasati √ - - - √ - √ - - √ √ √ √ - -

12 Jhohan Akbar √ √ - - √ - √ - - √ √ √ - - √

13 Muhammad Afif √ - √ - - - - √ - √ √ - - √ -

14 Feri Hartanto √ √ √ √ √ √ √ - √ - √ √ √ - √

Page 105: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

15 Susi Setiowati - √ √ √ √ √ √ - √ - √ √ √ - √

16 Virgiana Putri - - - - - - - √ - √ √ - - √ -

17 Afandi - √ √ √ - √ - - - √ √ √ - - √

18 Arya Pratama √ - √ - - - - √ - √ - - - √ -

19 Rivandi Fakhar √ - - - √ - √ - - - - - - - -

20 Suci Fitriyani - √ √ √ - √ - - √ - √ √ - - √

21 Fathir Zikri - - √ - - - - √ - √ - - - √ -

22 David Hindika √ √ √ - - - √ - - - √ √ - - -

23 Irfan Zaki - - √ √ √ √ - - - √ √ √ - - √

24 Amaliya Zahra √ - √ - √ - √ - √ - √ - - - -

25 Reisyah Cantika - √ √ - - - - √ - √ √ - - √ -

Keterangan:

Aspek 1 : Keaktifan siswa berinteraksi dengan guru

1. Merespon apersepsi yang diberikan guru

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru

3. Menyimak penjelasan yang sampaikan guru

4. Melaksanakan intruksi yang diberikan guru dengan antusias

5. Mengajukan argumen yang dimiliki dengan penuh semangat

6. Mengajukan pertanyaan yang belum dipahami

Aspek 2 : Keaktifan siswa berinteraksi dengan siswa lain

1. Membuat kelompok dengan penuh semangat

2. Melakukan pembagian kerja dalam kelompok

3. Mengemukakan pendapat dalam kelompok

4. Mendiskusikan kesimpulan kerja kelompok

5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan semangat

6. Mendengarkan dengan baik ketika kelompok lain presentasi

7. Memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok lain

Aspek 3 : Keaktifan siswa terhadap materi pelajaran

1. Membuat catatan-catatan kecil terhadap penjelasan guru

2. Menyimpulkan materi pelajaran dengan bahasanya sendiri

Page 106: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS 2, Pertemuan 1

Sekolah : MI Fathurrachman

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas I Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar

Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

C. Indikator

Merumuskan dampak terjadinya permasalahan sosial

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat merumuskan dampak terjadinya permasalahan sosial

E. Materi Pembelajaran

Dampak permasalahan sosial

F. Model Pembelajaran

Index Card Match

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan awal

Guru memeriksa kesiapan sarana dan Siswa mempersiapkan sarana dan

Page 107: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

prasarana pembelajaran. prasarana pembelajaran.

Guru membuka kegiatan pembelajaan

dengan mengucapkan salam.

Siswa menjawab salam yang diberikan

guru.

Guru mengajak siswa untuk berdoa

sebelum memulai pembelajaran.

Siswa berdoa sebelum memulai

pelajaran dengan tekun.

Guru mengisi daftar hadir siswa Siswa mempersiapkan diri sebelum

belajar.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menjelaskan manfaat

mempelajari materi pelajaran.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menyampaikan apersepsi

pembelajaran.

Siswa merespon apersepsi yang

diberikan guru.

Kegiatan inti

Guru mengulas sedikit materi yang

disampaikan pada pembelajaran di

pertemuan sebelumnya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru mengajukan pertanyaan kepada

siswa terkait dengan materi yang akan

dipelajari.

Siswa menjawab pertanyaan yang

diajukan guru.

Guru menjelaskan materi pelajaran

secara kontekstual

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menjelaskan pembelajaran index

card match melalui penjelasan

terhadap prosedur pelaksanaannya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru membagikan kartu index yang

terdiri dari kartu pertanyaan dan kartu

jawaban kepada seluruh siswa.

Siswa menerima kartu index yang

dibagikan guru.

Guru memfasilitasi siswa dalam

melaksanakan permainan kartu.

Siswa melaksanakan intruksi yang

diberikan guru.

Page 108: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Guru mengintruksikan siswa yang

menerima kartu soal untuk mencari

kartu jawaban yang sesuai dengan

kartu miliknya.

Siswa yang memegang kartu soal

membacakan pertanyaannya kemudian

menantang teman yang memegang

kartu jawaban terhadap pertanyaan

tersebut untuk membacakan

jawabannya.

Guru mengintruksikan kepada siswa

yang telah mendapatkan pasangan

kartunya untuk duduk berkelompok

sambil menunggu siswa yang lain

mendapatkan kartu pasangannya.

Siswa yang telah mendapatkan

pasangan kartu membuat kelompok

sedangkan siswa yang belum

mendapatkan pasangan kartu tetap

mencari pasangannya.

Guru mengintruksikan setiap

kelompok untuk melakukan presentasi

terhadap hasil bermain kartunya.

Setiap kelompok melakukan presentasi

terhadap hasil bermain kartunya kepada

kelompok lain,

Guru mengintruksikan kepada siswa

untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok.

Siswa memberikan tanggapan terhadap

hasil presentasi kelompok.

Guru mengintruksikan kepada siswa

untuk kembali ke tempat duduknya

masing-masing.

Siswa kembali ke tempat duduknya

masing-masing dengan tertib.

Kegiatan akhir

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang ingin mengajukan argumen

yang dimilikinya melalui perumusan

dampak terjadinya permasalahan

sosial yang terjadi di daerahnya.

Siswa mengajukan diri untuk mencoba

mengajukan argumen yang dimilikinya.

Guru melakukan kegiatan tanya jawab

kepada siswa seputar materi yang

belum dipahami.

Siswa mengajukan pertanyaan seputar

materi yang belum dipahami

Page 109: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Guru membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran yang telah dipelajari.

Siswa membuat kesimpulan terhadap

materi pelajaran yang telh dipelajari

dengan kata-katanya sendiri.

Guru menjelaskan kepada siswa

mengenai rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Kartu index

2. Lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

3. Buku paket Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) kelas IV

I. Penilaian pembelajaran

1. Instrumen penilaian : Lembar observasi guru

: Lembar observasi siswa

2. Teknik penilaian : Daftar cocok (Cek list)

J. Analisis penilaian

1. Kinerja guru dalam proses pembelajaran

Kinerja sangat baik : bila rentang kinerja antara 81-100%

Kinerja baik : bila rentang kinerja antara 61-80%

Kinerja sedang : bila rentang kinerja antara 41-60%

Kinerja rendah : bila rentang kinerja antara 21-40%

Kinerja sangat rendah : bila rentang kinerja antara 0-20%

2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

skor yang diperoleh

% skor = x 100

skor maksimal

skor yang diperoleh

% skor = x 100

skor maksimal

Page 110: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Keaktifan sangat baik : bila rentang keaktifan antara 81-100%

Keaktifan baik : bila rentang keaktifan antara 61-80%

Keaktifan sedang : bila rentang keaktifan antara 41-60%

Keaktifan rendah : bila rentang keaktifan antara 21-40%

Keaktifan sangat rendah : bila rentang keaktifan antara 0-20%

Jakarta, 12 Juni 2014

Peneliti Guru kelas

Aghnia Pusparini Abdul Mughni, S.Pd

Mengetahui

Kepala Sekolah

Suyatna, S.PdI

NIP. 195505101980031008

Page 111: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS 2, Pertemuan 2

Sekolah : MI Fathurrachman

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas I Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar

Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

C. Indikator

Merumuskan cara mencegah terjadinya permasalahan sosial

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat merumuskan cara mencegah terjadinya permasalahan sosial

E. Materi Pembelajaran

Mencegah permasalahan sosial

F. Model Pembelajaran

Index Card Match

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan awal

Guru memeriksa kesiapan sarana dan Siswa mempersiapkan sarana dan

Page 112: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

prasarana pembelajaran. prasarana pembelajaran.

Guru membuka kegiatan pembelajaan

dengan mengucapkan salam.

Siswa menjawab salam yang diberikan

guru.

Guru mengajak siswa untuk berdoa

sebelum memulai pembelajaran.

Siswa berdoa sebelum memulai

pelajaran dengan tekun.

Guru mengisi daftar hadir siswa Siswa mempersiapkan diri sebelum

belajar.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menjelaskan manfaat

mempelajari materi pelajaran.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menyampaikan apersepsi

pembelajaran.

Siswa merespon apersepsi yang

diberikan guru.

Kegiatan inti

Guru mengulas sedikit materi yang

disampaikan pada pembelajaran di

pertemuan sebelumnya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru mengajukan pertanyaan kepada

siswa terkait dengan materi yang akan

dipelajari.

Siswa menjawab pertanyaan yang

diajukan guru.

Guru menjelaskan materi pelajaran

secara kontekstual

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru menjelaskan pembelajaran index

card match melalui penjelasan

terhadap prosedur pelaksanaannya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

Guru membagikan kartu index yang

terdiri dari kartu pertanyaan dan kartu

jawaban kepada seluruh siswa.

Siswa menerima kartu index yang

dibagikan guru.

Guru memfasilitasi siswa dalam

melaksanakan permainan kartu.

Siswa melaksanakan intruksi yang

diberikan guru.

Page 113: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Guru mengintruksikan siswa yang

menerima kartu soal untuk mencari

kartu jawaban yang sesuai dengan

kartu miliknya.

Siswa yang memegang kartu soal

membacakan pertanyaannya kemudian

menantang teman yang memegang

kartu jawaban terhadap pertanyaan

tersebut untuk membacakan

jawabannya.

Guru mengintruksikan kepada siswa

yang telah mendapatkan pasangan

kartunya untuk duduk berkelompok

sambil menunggu siswa yang lain

mendapatkan kartu pasangannya.

Siswa yang telah mendapatkan

pasangan kartu membuat kelompok

sedangkan siswa yang belum

mendapatkan pasangan kartu tetap

mencari pasangannya.

Guru mengintruksikan setiap

kelompok untuk melakukan presentasi

terhadap hasil bermain kartunya.

Setiap kelompok melakukan presentasi

terhadap hasil bermain kartunya kepada

kelompok lain,

Guru mengintruksikan kepada siswa

untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok.

Siswa memberikan tanggapan terhadap

hasil presentasi kelompok.

Guru mengintruksikan kepada siswa

untuk kembali ke tempat duduknya

masing-masing.

Siswa kembali ke tempat duduknya

masing-masing dengan tertib.

Kegiatan akhir

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang ingin mengajukan argumen

yang dimilikinya melalui perumusan

caa mencegah terjadinya permasalahan

sosial yang terjadi di daerahnya.

Siswa mengajukan diri untuk mencoba

mengajukan argumen yang dimilikinya.

Guru melakukan kegiatan tanya jawab

kepada siswa seputar materi yang

belum dipahami.

Siswa mengajukan pertanyaan seputar

materi yang belum dipahami

Page 114: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Guru membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran yang telah dipelajari.

Siswa membuat kesimpulan terhadap

materi pelajaran yang telh dipelajari

dengan kata-katanya sendiri.

Guru menjelaskan kepada siswa

mengenai rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya.

Siswa menyimak penjelasan yang

disampaikan guru.

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Kartu index

2. Lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

3. Buku paket Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) kelas IV

I. Penilaian pembelajaran

1. Instrumen penilaian : Lembar observasi guru

: Lembar observasi siswa

2. Teknik penilaian : Daftar cocok (Cek list)

J. Analisis penilaian

1. Kinerja guru dalam proses pembelajaran

Kinerja sangat baik : bila rentang kinerja antara 81-100%

Kinerja baik : bila rentang kinerja antara 61-80%

Kinerja sedang : bila rentang kinerja antara 41-60%

Kinerja rendah : bila rentang kinerja antara 21-40%

Kinerja sangat rendah : bila rentang kinerja antara 0-20%

2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

skor yang diperoleh

% skor = x 100

skor maksimal

skor yang diperoleh

% skor = x 100

skor maksimal

Page 115: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Keaktifan sangat baik : bila rentang keaktifan antara 81-100%

Keaktifan baik : bila rentang keaktifan antara 61-80%

Keaktifan sedang : bila rentang keaktifan antara 41-60%

Keaktifan rendah : bila rentang keaktifan antara 21-40%

Keaktifan sangat rendah : bila rentang keaktifan antara 0-20%

Jakarta, 16 Juni 2014

Peneliti Guru kelas

Aghnia Pusparini Abdul Mughni, S.Pd

Mengetahui

Kepala Sekolah

Suyatna, S.PdI

NIP. 195505101980031008

Page 116: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

SIKLUS II

Sekolah : MI Fathurrachman

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : IV/II

Tahun ajaran : 2013/2014

Waktu : 2x35 menit

Petunjuk:

3. Perhatikan kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung

4. Berilah tanda (√) disetiap butir-butir indikator apabila indikator tersebut

dilaksanakan atau tanda (-) apabila indikator tersebut tidak dilaksanakan.

No. Langkah

kegiatan

Indikator Pelaksanaan

Ya Tidak

1. Kegiatan

Awal

1. Memeriksa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

√ -

2. Membuka kegiatan pembelajaan

dengan mengucapkan salam.

√ -

3. Mengajak siswa untuk berdoa

sebelum memulai pembelajaran.

√ -

4. Mengisi daftar hadir siswa √ -

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √ -

6. Menjelaskan manfaat mempelajari

materi pelajaran.

√ -

7. Menyampaikan apersepsi

pembelajaran.

√ -

2. Kegiatan inti

8. Menjelaskan materi pelajaran secara

kontekstual

√ -

Page 117: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

9. Mengajukan pertanyaan kepada siswa

terkait dengan materi yang telah

dipelajari.

√ -

10. Menjelaskan pembelajaran index

card match melalui penjelasan

terhadap prosedur pelaksanaannya.

√ -

11. Membagikan kartu index yang

terdiri dari kartu pertanyaan dan

kartu jawaban kepada seluruh

siswa.

√ -

12. Memfasilitasi siswa dalam

melaksanakan permainan kartu.

√ -

13. Mengintruksikan siswa yang

menerima kartu soal untuk mencari

kartu jawaban yang sesuai dengan

kartu miliknya.

√ -

14. Mengintruksikan kepada siswa yang

telah mendapatkan pasangan

kartunya untuk duduk berkelompok.

√ -

15. Mengintruksikan setiap kelompok

untuk melakukan presentasi

terhadap hasil bermain kartunya.

√ -

16. Mengintruksikan kepada siswa

untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok.

√ -

17. Mengintruksikan kepada siswa

untuk kembali ke tempat duduknya

masing-masing.

√ -

3. Kegiatan

akhir

18. Memberikan kesempatan kepada

siswa yang ingin mengajukan

-

Page 118: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

argumen yang dimilikinya.

19. Melakukan kegiatan tanya jawab

kepada siswa seputar materi yang

belum dipahami.

√ -

20. Membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan terhadap materi

pelajaran yang telah dipelajari.

√ -

21. Menjelaskan kepada siswa

mengenai rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya.

√ -

Peneliti Guru kelas

Aghnia Pusparini Abdul Mughni, S.Pd

Page 119: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

SIKLUS II

Sekolah : MI Fathurrachman

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : IV/II

Tahun ajaran : 2013/2014

Waktu : 2x35 menit

Petunjuk:

3. Perhatikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

4. Berilah tanda (√) disetiap butir-butir indikator apabila indikator tersebut

dilaksanakan atau tanda (-) apabila indikator tersebut tidak dilaksanakan.

No. Nama Siswa Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 1 2

1 Ludyanawati √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Fikri Zaeylani - - - - - - - - - - - - - - -

3 M. Fadila √ √ √ √ - - √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Silvilia √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Eko Megantoro √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - √

6 Irnawati √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 M. Rizqi √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 Lusiana √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 Maulana Diva √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 Ahmad fauzi - √ √ - - - - - √ √ - √ - √ √

11 Kamalia Larasati √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √

12 Jhohan Akbar - - - - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 Muhammad Afif √ √ - √ √ - √ - - √ √ √ √ √ √

14 Feri Hartanto √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √

Page 120: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

15 Susi Setiowati √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 Virgiana Putri √ √ √ √ √ - √ - - - √ - - - -

17 Afandi - √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 Arya Pratama √ √ √ √ √ - √ √ √ - √ √ √ - √

19 Rivandi Fakhar √ - √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √

20 Suci Fitriyani - √ √ - √ √ √ √ - - √ - √ √ √

21 Fathir Zikri √ - √ √ - √ √ - - - √ √ √ √ -

22 David Hindika √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - -

23 Irfan Zaki - √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √

24 Amaliya Zahra √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √

25 Reisyah Cantika √ √ √ - √ √ - - - √ - √ - √ √

Keterangan:

Aspek 1 : Keaktifan siswa berinteraksi dengan guru

1. Merespon apersepsi yang diberikan guru

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru

3. Menyimak penjelasan yang sampaikan guru

4. Melaksanakan intruksi yang diberikan guru dengan antusias

5. Mengajukan argumen yang dimiliki dengan penuh semangat

6. Mengajukan pertanyaan yang belum dipahami

Aspek 2 : Keaktifan siswa berinteraksi dengan siswa lain

1. Membuat kelompok dengan penuh semangat

2. Melakukan pembagian kerja dalam kelompok

3. Mengemukakan pendapat dalam kelompok

4. Mendiskusikan kesimpulan kerja kelompok

5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan semangat

6. Mendengarkan dengan baik ketika kelompok lain presentasi

7. Memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok lain

Aspek 3 : Keaktifan siswa terhadap materi pelajaran

1. Membuat catatan-catatan kecil terhadap penjelasan guru

2. Menyimpulkan materi pelajaran dengan bahasanya sendiri.

Page 121: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

KEMENTERIAN APAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr H. Juanda No 95 Ciputat t!i412 tndanesja

No. Dokumen

Tgl. TerbilFORM

SURAT PERMOI{ONAN IZ.IN PENELITIAN

Nomor : Un.01/F. 1/KM 01 .3t3049t2014Lamp.'. Outline/ProposalHal : Perrnohonan lzin Penelitian

l.lama

N thn

J urusan

Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta, 30 M 2014

Kepada YthKepala Ml Fathurrachr,ranRagunan, Jakarta SelatanDi tempat

Assal a nr u' al a iku m wr.wb.

Dengan hormat kami sarrrpaikan bahwa,

: Aghnia Pusparini

:18090183000057

" : Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah (PGMI)

Semester : 1C

Judul skripsi : Peningkatan l(eaktifan Belajar IPS Materi permasalat

Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe lndex C

Pada Siswa Kelas lV Ml Fathurrachman, Jakarta Selatar

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jasedang menyusun skripsi dan akan mengadakan penelitianrnsiansi/sekolah/madrasah yang Saudara ptrrptn

Untuk itu kami mohon Sauoara dapat. rnengizinkan rnahasiswe.;melaksanakan penelitian dirnaksud.

Atas perhatian dan kerja sa'na Saudara, kanri ucapkan terima kasih.

Wassal am u' al aiku rn wr.wb.

a.n. Dekanl(ajuriKaprodi PGMI

rFLQqt!_,[)r. Fauzan, MAt'ilP. 19761107 200701 101

r Sosial

C Matclt

rta yangset) di

tersebut

Page 122: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

/III

I

I

YAYASAN

NSM. : 111231740046

PENDIDIKAN ISLAM DAN YATIM PIATUMADRASAII IBTIDAIYAIIFATITUKKACIIMAN

Jalan Pekayon 1 No. 04 Kel. Ragunan Kec. Pasar MingguJakarta Selatan 12550, Telp. (021) 7802519, 98188700, 40967510

N,P.S.N. .20102856

ST'RAT KETERANGAI\

Nomor : 26lSIVVIItuII-f1IW2gl4

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Ibtidaiyah MI

Fathurrachman, Pasar Minggu JakartaSelatan menerangkan bahwa:

Nama

Tempat tanggal lahir

NIM

Jurusan

Judul skripsi

AGHI\TIA PUSPARIM

Jakarta, 13 S'eptember 1990

18090183000057

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Peningkatan Keaktifan Belajar IPS Materi

Permasalahan Sosial Melalui Strategi Pembelajaran

Koperatif Tip Index Card Match Pada Siswa Kelas

lll gFathurrachman" Jakarta Selatan,

Nama tersebut di atas adalah benar telah melalsanakan penelitian di MI

Fathurrachman, Pasar Minggu Jakarta Selatan dari tanggal 2 Juni s.d 16 Jvni2014

Demikian sumt keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Jakartu17 Juni20l4

Kepala MI. Fathurrachman

S.PdI

101980031008

Page 123: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : AGHNIA PUSPARIMNIM : 18090183000057jiidiil Skiipsi : Penir'gkatan Keaktifan Belajar IPS Materi

Permasalahan Sosial Melalui Strategi PembelajaranKoperatif Tipe Index Card Match Pada Siswa Kelas IVt t: 6.I]^+L.,#^^L*^-:t l^l,a*a Q-la+anrYIl. I d,Llttllt€lVlllll3lll JqAgr 4 Jwl$Brr.

No. Judul BukuHalamanSkrinsi Paraf

Oemar Hamalih Kurikulum dan Pembelqjaran{Jakar.ta:Bumi Aksara. 1999) Cet. 2

I0,f

2. Slameto, Belajar dan FsWor-I-aktor yangMe mpengaruhirrya (I akarta:PT. Rineka Cipta2003)

r,2,3 q3. Wina Saqiay a" S*ate gi Peubelajaran

Berorientas i Standar Pra se s P endidikan, FA. I(Jakarta: Kencana 2010), Cet.7

4,8,9012,L4,16,17,19,21 q{

4. RusmarL Model-model PembelajaranMengembangkan Profesionalitas Guru, Ed. 2,(Jakarta: Rqiawali Pers, 2012), Cet. 5

4.5,&12,13,15, l9 u4

5 Mel Silbermwr, Active Learning, lAI SnarcgiP emb e laj aran Akt if (Y ogyaka*a: Fustaka InsanMadani:2009) Cet.6

5,17iltt

6. Triantg Mendesain Model Pembelaj aranIrnvatif-Progresfi Ed, 1, (Jakarta:Kencana2010). Cet.4

8,1 l,l3{

7. Yudhi Munadi, P e mbe lajaran Akt if, Irnvatif,Kreatif,, EfeHif dan Menyenongkan,(Jaka*a:FITK UIN Syarif Hidayatullah20l l),Cet.2

14,21

nj

8. Dasim Budimansyah, PAKEM Pembelai aranAkt if,, Kreatif, Etektif dan Me nycnangkan, (W .

Ganesindo 2009). Cet.3

l8u

9. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta:PT.Rineka Cipta2003) Cet.4

22,27 0{

10. Sapriya, dlr,k, Pembelqiaran dan Evaluasi HasilBelajar IPS, Ed.t (Bandung:UPl PRESS, 2006),Cet.1

22,23

u4

1l Sapriy4 dkk" Konsep Dasar IPS, Ed.l,{Bandune:UPl PRESS.2000" Cet. I

22bl\

12. Nana Supriatna, Pendidikan IPS di SD, Ed.I,(Bandune:UPl PRESS.2007) Cet. I

2404

13. KTSR Perangkat Pembelajaran MUSD dan,}{

Page 124: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

SDLB; Panduan Pengembangan Rencana

Pelaksanaan Pembelaiaran. ${

14. Sapriya, Pendidikan fP,S, (Bandung:UPlPress.2008).

26{

15. H. M. Basrowi, Prosetlur Penelitian TindakanKelas. {Boeor:Ghalia Indonesiq 2008}, Cel2

30,3104

t6, Hadeli, Me tode Pene litian Kependiditan,(Ciputat:Ouantum Teaching,2006), Cet. 1

31,32f4

t7. Muhammad ldrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial,

{Yosvakana:2009)46,47"49

0{

18. Sugiyono, Me to& Perelitian Kuanlitatif,Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta" 20 10),

Cet. 11

47,49

q{

19. Wina Sa4iaya, Penelitian Tindakan Kelas, Ed. l,(Jakar&a: Kencana, 2010), Cet. 7

86 -,ltJakerts, 8 November 2014

n^^^- D^*L:-L:-^llusgll r9lrlurrrruutE,

DR. FAUZAI\I,MANIP. 197 61107200701 1013

Page 125: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MATERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28393/3/AGHNIA... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : AGHNIA PUSPARINI

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 13 September 1990

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru

Alamat Rumah : Jl. Kalibata Selatan II G No. 38

RT. 002/RW. 04 Kel. Kalibata

Kec. Pancoran, Jakarta Selatan 12740

Telp. 085813776045

Status : Menikah

PENDIDIKAN

1. SD : SD Negeri Kalibata 01 Pagi

Lulus tahun 2002

2. SMP : SMP Negeri 163 Pejaten Timur

Lulus tahun 2005

3. SMA : SMK Tanjung Barat

Lulus tahun 2008

4. Perguruan Tinggi : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta