PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM...
-
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
MATERI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK
PADA SISWA KELAS X MA AL ISLAM SUSUKAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
DiajukanuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan
Oleh:
DARIYANTO
NIM 111-12-171
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
-
ii
-
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
MATERI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK
PADA SISWA KELAS X MA AL ISLAM SUSUKAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
DiajukanuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan
Oleh:
DARIYANTO
NIM 111-12-171
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Saatkitamemperbaikihubungan dengan Allah, niscaya
Allahakanmemperbaikisegalasesuatuuntukkita”.
“ Jalanihidupmumenurutversiterbaikmu, asaltidakmelanggarnormadanaturan
yang berlaku”.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya serta
hidayahnya sehingga skripsi ini dapat selesai.Skripsi ini saya persembahkan
untuk:
1. Kedua orangtuaku bapak Salaman dan Ibu Ngaminem yang telah
memberikan dukungan dan motivasi baik moral dan material serta doa
yang tak pernah putus.
2. Kakak serta adikku tercinta yang telah mewarnai hari-hari indah dalam
kebersamaannya dan yang selalu ada serta menemani hari-hariku dan
menghiburku setiap saat.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
-
viii
4. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu ada di saat suka maupun duka
Khairudin Aji Laksono, Nasirudin, Wildhan Akhsani TCP canda tawa kita
tak akan terlupakan.
5. Keluarga besar MA Al Islam Susukan yang telah memberikan kesempatan
penelitian dan memberi semangat.
-
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilah, Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan judul “Peningkatan Hasil
BelajarSejarah Kebudayaan Islam Materi Dakwah Nabi Muhammad Saw
Periode Madinah Dengan Model PembelajaranTalkingStick Pada Siswa
Kelas X MA Al Islam Susukan Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw, keluarga dan para sahabat yang selalu dijadikan suri tauladan
bagi umatnya dan membawa umatnya dari zaman kegelapan ke zaman yang
terang benderang.
Penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa motivasi dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku ketuajurusan PAI sekaligus dosen
pembimbing.
-
x
4. Bapak dan ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing dan
memberikan pengetahuannya.
-
xi
-
xii
ABSTRAK
Dariyanto,2019.Peningkatan Hasil
BelajarSejarahKebudayaanIslamMateriDakwahNabi Muhammad Saw
PeriodeMadinahdenganModel Pembelajaran Talking stick PadaSiswa MA
Al Islam SusukanTahunPelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. PembimbingDra. SitiAsdiqoh, M.Si.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Talking Stick,dan SKI.
Penelitian ini membahas upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas x
tentang materi DakwahNabi Muhammad Saw.periodeMadinah melalui model
pembelajaranTalking Stick.Studi ini dimaksudkan untuk
menjawabpermasalahan:Bagaimanapenerapanmodel pembelajaran Talking
Stickdalampembelajaran SKI materipembelajaranDakwahNabi Muhammad Saw
di Madinahdapatmeningkatkan hasil belajar siswa padakelas X MA Al Islam
Susukan?Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikanpenerapan model
pembelajaranTalking Stick untuk Meningkatkan hasil belajarsiswakelasX MA Al
Islam SusukanmateridakwahNabi Muhammad Saw periodeMadinah.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di MA Al Islam SusukanTahun Pelajaran 2018/2019 dengan subjek
penelitian sebanyak 15 siswa kelas X. Penelitian PTK ini berlangsung selama 3
siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi.
Hasil penelitianini mempengaruhi terhadap peningkatan hasil belajar siswa
dalam pembelajaranSKI didukung dengan peningkatan pengelolaan pembelajaran
oleh guru dan keaktifan belajar siswa. Model pembelajaran Talking Stick dapat
meningkatkannilai ketuntasan padaPraSiklus sebesar 20%, siklus I 60% dan
menjadi 93,33% pada siklus II, dan rata-rata nilai hasil belajar pada prasiklus
sebesar 52 menjadi 67,67 pada siklus I dan menjadi 79,67padasiklus II.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini pada penerapanmodel
pembelajaranTalking Stick bahwasannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X pada mata pelajaran SKI materi dakwahNabi Muhammad Saw di
Madinahpadasiswakelas X di MA Al Islam SusukanTahunPelajaran 2018/2019
telahmeningkatkan hasil belajarnya.
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ........................................................................ ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
ABSTRAK .............................................................................................. xi
DAFTAR ISI ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah..................................................................... 1
B. RumusanMasalah ............................................................................. 5
C. TujuanPenelitian .............................................................................. 5
D. HipotesisTindakan ........................................................................... 6
E. ManfaatPenelitian ............................................................................ 7
F. DefinisiOperasionalPenelitian ......................................................... 8
G. MetodePenelitian ............................................................................. 10
H. SistematikaPenelitian ....................................................................... 17
BAB IILANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar ..................................................................................... 18
-
xiv
B. SejarahKebudayaan Islam (SKI) ..................................................... 22
C. DakwahNabi Muhammad Saw di Madinah ..................................... 25
D. MetodeTalking Stick ........................................................................ 36
E. KajianPustaka .................................................................................. 40
BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN
A. GambaranUmum MA Al Islam Susukan ......................................... 42
B. Deskripsi per siklus .......................................................................... 44
BAB IVHASIL PENELITIAN
A. DeskripsiHasilPenelitian .................................................................. 55
B. Pembahasan ...................................................................................... 59
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 75
B. Saran ................................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar data Siswa MA Al Islam Susukankelas X ................... 9
Tabel 3.1 Daftar Guru MA Al Islam Susukan ........................................ 41
Tabel 3.2 Jumlah data siswa MA Al Islam Susukan ............................... 42
Tabel 4.1 Data hasilpenilaianformatifprasiklus ...................................... 56
Tabel 4.2 Data NilaiEvaluasisiklus I ....................................................... 58
Tabel 4.3 Data NilaiEvaluasisiklus II ..................................................... 59
Tabel 4.4 Lembarobservasisiswasiklus I................................................. 62
Tabel 4.5 Lembarobservasi Guru siklus I ............................................... 63
Tabel 4.6 Lembarobservasisiswasiklus II ............................................... 65
Tabel 4.7 Lembarobservasi Guru siklus II .............................................. 66
Tabel 4.8 Hasilrekapitulasinilaisiswa per siklus ..................................... 68
Tabel 4.9Presentaseprestasibelajarsiswa ................................................. 69
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambaranmetodepenelitian ................................................. 10
Gambar 4.1 Diagram nilaihasilbelajarprasiklus ...................................... 60
Gambar 4.2 Diagram hasilevaluasisiklus I.............................................. 61
Gambar 4.3Diagram hasilevaluasisiklus II ............................................. 65
Gambar 4.1 Grafik hasilrekapitulasinilaisiswa per siklus ....................... 69
Gambar 4.2 Grafik presentaseprestasibelajarsiswa ................................. 70
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Nota DosenPembibing Skripsi
2. LembarKonsultasi
3. SuratIjinPenelitian
4. SuratKeteranganTelahMelakukanPenelitian
5. RPP Siklus I
6. RPP Siklus II
7. SoalTessiklus I
8. SoalTesSiklus II
9. DokumentasiBerupaFoto
10. Satuan Kredit Kegiatan
11. Daftar Riwayat Hidup
12. Kesediaan di publiksikan
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup.(Binti Maunah, 2009:1). Dalam Undang-
Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menegaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (UU RI
No.20, 2003:2).
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia, yaitu manusia Indonesia yang beriman, mandiri,
maju, cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab,serta produktif. Berbagai upaya
pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya tersebut.
Salah satunya adalah dengan melakukan kajian-kajian dan pengembangan strategi
peningkatan kualitas proses belajar.
Firman Allah dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11:
حِ سَ فْ وا يَ ُح سَ افْ ِس فَ الِ َج َموا فِي الْ ُح َفَسَّ ْم ت كُ َ يَل ل ا قِ َ ذ نُوا إِ يَن آَم ِذ ا الَّ هَ َيُّ ا أ يَ
يَن ِذ الَّ ْم َو كُ نْ نُ وا ِم يَن آَم ُ الَّ ِذ فَعِ َّللاَّ ْر وا يَ ُز شُ انْ وا فَ ُز شُ يَل انْ ا قِ ذَ ِ إ ْم ۖ َو كُ َ ُ ل َّللاَّ
يٌر )11( بِ ُوَن َخ ل َم َعْ ا ت َم ِ ُ ب اٍت ۚ َوَّللاَّ َج مَ دََر لْ ِع ُوا الْ وتُ أ
-
2
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S.: Al-Mujadilah:11)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat dan
martabat orng-orang yang beriman dan orang-orang yang memiliki ilmu
pengetahuan. Hal ini berhubungan dengan begitu pentingnya pendidikan sehingga
harus dijadikan prioritas utama dalam pembangunan bangsa, oleh karena itu
diperlukan mutu pendidikan yang baik agar tercipta proses pendidikan yang
kompetitif.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar. Interaksi dalam proses belajar mengajar
mempunyai arti yang lebih bagus, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa,
tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan
berupa materi pelajaran, melainkan menanamkan sikap dan nilai pada siswa yang
sedang belajar, atau guru dapat dikatakan sentral pembelajaran.
Guru adalah pendidik professional, karenanya secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan
yang terpikul dipundak para orang tua.(Zakiah Dradjat, 2011:39). Guru
merupakan pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar yang
-
3
mengarahkan bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Karena itu guru harus
dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga
bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan
merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam merealisasikan
tujuan pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia tujuan pendidikan yang ingin
dicapai melalui proses dan sistem pendidikan nasional yang telah dituangkan
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa: Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
bertaqwa kapada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki hati
yang mantab dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
(UU RI No.20, 2003:7)
Seorang guru seharusnya memiliki pemahaman-pemahaman yang
mendalam tentang pengajaran ataupun pembelajaran. Guru professional akan
dapat mengarahkan sasaran pendidikan membangun generasi muda menjadi suatu
generasi bangsa penuh harapan. Sermua guru berharap supaya semua bahan
pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai dan dipahami secara tuntas oleh anak
didik, namun hal itu merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh
guru. Kesulitan ini dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan
segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar
belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak
-
4
didik yang satu dengan lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, biologis.
(Saiful Bahri, 2010:1)
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, guru harus
meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa baik kualitas maupun kuantitas.
Kesempatan belajar siswa dapat di tingkatkan dengan cara melibatkan siswa
secara aktif dalam belajar. Guru harus menunjukkan keseriusan saat mengajar
sehingga dapat membangkitkan minat serta motivasi siswa untuk belajar. Selain
itu guru harus mengetahui tentang objek yang akan diajarinya sehingga dapat
mengajarkan materi pembelajaran dengan penuh dinamika dan inovasi.
Mata pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di MA.
Mata pelajaran ini dirasakan sebagai mata pelajaran yang kurang menarik bagi
siswa dan membosankan, karena cakupan materinya yang sangat luas. Apalagi
ketika sampai materi sejarah Nabi yaitu studi tentang riwayat hidup Rasulullah
SAW, sahabat-sahabat dan imam-imam pemberi petunjuk yang diceritakan
kepada murid-murid sebagai contoh teladan yang utama dari tingkah laku manusia
yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. (Chabib
Thoha,dkk, :2004:215)
Metode pembelajaran aktif kiranya merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk mengatasi pembelajaran SKI khususnya materi dakwah Nabi
Muhammad SAW di Madinah. Dengan menggunakan model Talking Stick
diharapkan mampu memberikan motivasi siswa terhadap minat belajar SKI dan
juga diharapkan siswa tertarik sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan
efektif.
-
5
Model Talking Stick merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan bantuan tongkat.
Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul, “Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam
Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah Dengan Model
Pembelajaran TalkingStick Pada Siswa Kelas X MA Al-Islam Susukan Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas, maka yang
menjadi permasalahan ini adalah:
Apakah model pembelajaran Talking stick dapat meningkatkan hasil belajar SKI
Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah Pada Siswa Kelas X
MA Al-Islam Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran
SKI Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah pada Siswa Kelas
X MA Al-Islam Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019
melalui model Talking Stick.
-
6
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji.
James E. Greinghton mendifinisikanhipotesis merupakan sebuah dugaan
sementara yang memprediksi situasi yang akan dihadapi (Martono, 2011).
Hipotesis dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah:
Jika Penerapan Model Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran SKI materi dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah pada
siswa kelas X MA Al-Islam Susukan semester 1 tahun pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan Model Talking Stick dapat dikatakan efektif jika hasil belajar
yang diharapkan bisa tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Secara Individu
Siswa mendapatkan nilai lebih dari KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu >70 pada mata pelajaran SKI materi dakwah Nabi
Muhammad SAW Periode Madinah.
b. Secara Klasikal
Siswa mencapai nilai yang melebihi dari KKM >70 pada mata
pelajaran SKI materi dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah
dengan presentase >85% dari jumlah siswa dalam satu kelas (Trianto,
2009:214).
-
7
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
untuk memperkaya khasanah ilmiah terutama tentang penggunaan model
pembelajaran Talking Stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran SKI.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti adalah untuk belajar dan memahami tugas guru sekaligus
mengetahui lebih jauh permasalahan di sekolah sehingga dapat mempersiapkan
diri menjadi calon guru yang professional serta menambah pengalaman dan
wawasan baik dalam bidang penulisan maupun penelitian tindakan kelas.
b. Bagi guru adalah dapat mengetahui serta melaksanakan model pembelajaran
yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran
di kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat diminimalkan.
c. Bagi siswa adalah penggunaan model ini dapat meningkatkan dan memotivasi
siswa untuk belajar aktif sehingga tujuan dari pembelajaran yang telah ditetapkan
akan tercapai.
d. Bagi sekolah adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka perbaikan kegiatan pembelajaran di sekolah.
-
8
F. Definisi Oprasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar. Pengertian tentang hasil belajar yang dipertegas oleh Nawawi dalam K.
Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran
tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki
arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki
pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu (Baharudin dan Wahyuni, 2007: 13).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakanhasil yang telah dicapai anak didik dalam menerima dan memahami
serta mengamalkan materi yang telah diberikan. Tolak ukurnya adalah
kemampuan siswa dalam mengerjakan atau menjawab soal-soal yang berkaitan
dengan materi yang telah diberikan dengan menggunakan penilaian kuantitatif
dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
2. Model Pembelajaran Talking Stick
Menurut Imas dan Belin (2016: 82-83) Model pembelajaran Talking Stick
merupakan satu dari sekian banyak metode pembelajaran kooperatif. Metode
pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai
-
9
jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah
siswa mempelajari materi pembelajaran.
Model ini cukup sederhana dan mudah untuk dipraktikkan. Selain sebagai
metode agar siswa mau berpendapat, tapi juga untuk melatih siswa supaya berani
berbicara. Dengan model pembelajaran ini suasana dalam kelas menjadi lebih
hidup dan tidak monoton.
Istilah Talking Stick (tongkat berbicara) sebenarnya istilah yang sudah
berumur panjang. Karena model ini berawal dari kebiasaan penduduk asli
Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat
dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Dengan perkembangan informasi dan
teknologi, model ini diadopsi untuk dipergunakan dalam sistem pembelajaran
disekolah-sekolah.
3. Sejarah Kebudayaan Islam
Menurut Munawar Cholil, sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi
kehidupan umat manusia.(Zuhairini, 2000:5).
Sejarah menyimpan kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan
melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
manusia.
Secara etimologi kata sejarah berasal dari bahasa arab “Asyajarah”, artinya
adalah pohon, asal usul juga dipadankan dengan silsilah, riwayat, babad dan
tarikh. (Mannan,2003:12).
Menurut Zianudi Sadar, sejarah terpisah dalam 2 konsep:
-
10
a. Sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau keseluruhan
pengalaman manusia.
b. Sejarah sebagai suatu cara yang dengan diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan dan
dianalisis.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama (Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006).
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
diperhatikan khusus untuk diamati.
Tahap-tahap dalam rancangan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:
2. Lokasi Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Islam susukan kelas X. Alamat
sekolah ini adalah Desa Susukan Kabupaten Semarang. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan
selama satu bulan yaitu bulan September – Oktober 2018 dan dimulai dari tanggal
27 September s.d. 27 Oktober 2018.
-
11
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas X MA Al-Islam Susukan tahun
pelajaran 2018/2019 dengan jumlah semua siswa 15 anak, yang terdiri dari 6
siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
Tabel 1.1 Data Siswa
NO NAMA JENIS KELAMIN
L P
1. AHMAD SYAIF THOHA ✓
2. DEWI SUSTIANI ✓
3. ELVA LISVIANA ✓
4. IBNU DWI CAHYO ✓
5. LATIFUL MAKSUM ✓
6 MUHAMMAD FAKHRUR ROZI ✓
7. MUHAMMAD SIDQON ✓
8. MUHAMMAD SOLEH ✓
9. RIZKI KHOIRUN NISA ✓
10. ROSID WARDANI ✓
11. RUSFAN HANAFI ✓
12. SUBHAN ASRO’I ✓
13. UMIYA AS’ADAH ✓
14. YUNI WULANDARI ✓
15. YUNI WAHYU SAPUTRI ✓
3. Langkah-langkah Penelitian
Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dibutuhkan tindakan –tindakan
sebagai berikut:
-
12
Gambar 1.1 gambaran metode penelitian
Gambar 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK
(Arikunto, 2014: 138).
Berikut tahapan penelitiannya:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap ini merupakan tahap rencana atau tindakan apa yang harus
dilakukan peneliti untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran
didalam kelas. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan ini
dilakukan.
b. Tahap Tindakan (Action)
Tahap tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rancangan
didalam kelas. Dalam tahap ini pelaksana atau guru harus ingat dan taat
-
13
pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, namun juga harus
bersifat wajar agar siswa dapat memahami apa yang telah dijelaskan.
c. Tahap Pengamatan (Observation)
Pada tahap pengamatan ini dimaksudkan untuk melihat atau
mengamati serta mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang muncul
sebab akibat dari tndakan yang sudah dilakukan. Dalam hal ini peneliti
melakukan pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, mengukur ketercapaian indikator serta menganalisis dampak
yang timbul dari penggunaan metode talking stick dan metode ceramah.
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Pada tahap refleksi ini kegiatan yang dilakukan untuk
mengemukakan kembali apa yang telah terjadi. Data yang diperoleh dari
tahap observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil analisis
tersebut, guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
Siklus ke-I bertujuan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar
siswa mata pelajaran SKI, yang kemudian dijadikan bahan refleksi untuk
melakukan tindakan siklus selanjutnya yaitu siklus yang ke-II. Sedangkan
siklus yang ke-II dilakukan sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus ke-I.
-
14
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Tes merupakan alat pengukur data yang penting dalam penelitian. Tes
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.(Arikunto, 2010:53).
b. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat
kegiatan yang dilakukan.(Riduwan, 2004:104). Teknik ini digunakan untuk
mengamati dari dekat dalam upaya mencari dan menggali data melalui
pengamatan secara langsung dan mendalam terhadap subjek dan objek penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. (Sugiyono,
2013:240). Dalam penelitian ini lebih banyak dokumentasi berupa foto yang dapat
digunakan sebagai lampiran.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dimaksudkan dalam Penelitian perbaikan pembelajaran ini
adalah alat yang digunakan oleh guru atau peneliti untuk mengukur dan
mengambil data yang akan di manfaatkan untuk menen-tapkan Keberhasilan dari
rencana tindakan yang dilakukan (Somadayo, 2013)
Adapun instrumen penelitian dalam penelitian ini meliputi:
http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-metode-observasi-definisi.html
-
15
a. Lembar Pengmatan Guru
Instrumen pengamatan guru dalam penelitian ini ,mencakup
beberapa aspek diantaranya: kemampuan guru membuka pelajaran, sikap
guru dalam proses pembelajaran, penguasaan bahan belajar, kegiatan
belajar mengajar, pemanfaatan sumber belajar/ media pembelajaran,
evaluasi pembelajaran, kemampuan menutup pembelajaran dan tindak
lanjut.
b. Lembar Pengamatan Siswa
Lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran SKI materi Dakwah
Nabi Muhammad SAW Periode Madinah.
c. Soal Tes
Digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa materi SKI Dakwah
Nabi Muhammad SAW Periode Madinah.
d. Dokumentasi
Digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses
pembelajaran penerapan Model Talking Stick.
6. Analisis Data
Setelah data terkumpul semua, maka langkah-langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis data. Teknis analisis data dapat didefinisikan sebagai proses
analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber yaitu wawancara, prestasi observasi, prestasi angket, prestasi catatan
-
16
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagainya.(Moleong,2006:8)
Menurut Patton dalam Ahmad Tanzeh analisis data adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan
satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Suprayogo dalam Ahmad Tanzeh analisis
data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi,
penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial,
akademis, dan ilmiah.(Tanzeh,2011:95-96)
Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari sampel melalui
instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam
penelitian atau untuk menguji hipotesis yang diajukan melalui penyajian data.
Data yang terkumpul tidak pasti seluruhnya disajikan dalam pelaporan penelitian,
penyajian data ini adalah dalam rangka untuk memperlihatkan data kepada para
pembaca tentang realitas yang sebenarnya terjadi sesuai dengan fokus dan tema
penelitian, oleh karena itu data yang disajikan dalam penelitian tentunya adalah
data yang terkait tengan tema bahasan saja yang perlu disajikan.
Berdasarkan pemaparan diatas, analisis data pada penelitian ini
dilaksanakan selama maupun sesudah pengumpulan data. Analisis data dapat
dilakukan pada saat tahap refleksi dari siklus penelitian. Data yang digunakan
berasal dari hasil pekerjaan tes siswa, prestasi, observasi, dan dokumentasi.
-
17
H. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penulisan skripsi yang akan disusun
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Bagian awal terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan, halaman motto, persembahan, kata
pengantar, daftar isi, dan abstrak. Bagian inti terdiri dari :
Bab I Pendahuluan: pada bab ini membahas tentang latar belakang
masalah, rumusan dan pemecahan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian
dan indicator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi oprasional, metode
penelitian, sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka: pada bab ini membahas kajian teori yang meliputi
tinjauan tentang belajar dan prestasi belajar, tinjauan tentang pembelajaran SKI,
tinjauan tantang dakwah Nabi Muhammad di Madinah, tinjauan tentang metode
pembelajaran Talking Stick.
Bab III Pelaksanaan Penelitian: pelaksanaan penelitian memuat tentang
deskripsi Penelitian Tindakan Kelas meliputi: Deskripsi pelaksanaan pra siklus,
siklus I dan siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: Penelitian dan pembahasan
memuat tentang hasil penelitian meliputi: Pra siklus atau kondisi awal, Siklus I
dan Siklus II, Pembahasan.
Bab V Penutup: pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
Bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
-
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah
semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji
dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan
demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah
mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar
informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh
guru.(Muhibbin Syah, 1995:88)
Sedangkan menurut beberapa tokoh pengertian belajar adalah:
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi ada juga kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih
buruk.(M. Ngalim Purwanto, 2004:85)
b. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.(Slamet, 2003:2)
c. Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
luas daripada itu, yakni mengalami hasil belajar bukan suatu
-
19
penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.(Oemar
Hamalik, 2003:3)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku pada diri individu yang diperoleh melalui
pengalaman dari sejumlah aktivitas yang dilakukan melalui latihan.Perubahan
disini tidak hanya mengenai tingkah laku saja, akan tetapi juga mengenai
kecakapan, sikap, pengertian minat dan penyesuaian diri.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-polaperbuatan,nilai-nilai, pengertian-
pengertian,sikap-sikap,apresiasidanketerampilan.(Suprijono,2013:5).
Menurut Nana Sujana sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar hasil
belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan
alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik
tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Sedangkan S. Nasution
sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar hasil belajar adalah suatu
perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai
pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan
dalam diri individu yang belajar.(Kunandar,2011:276)
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya
proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan
oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok
-
20
bahasan. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat
berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan,
keuletan, ketabahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan
sebagaimana yang menuju pada perubahan positif. Hasil belajar
menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah
mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang
dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi
dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh
siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran
tertentu. Atas dasar itu maka seorang pendidik dapat
menentukanstrategi belajar mengajar yang lebih
baik.(Purwanto,2010:42).
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar sebagai suatu aktivitas yang berlangsung melalui proses,
banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, M. Ngalim Purwanto
menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar ada
dua, yaitu faktor yang ada pada diri individu sendiri yang disebut
faktor individual dan faktor yang ada di luar individu yang disebut
faktor social.(M. Ngalim Purwanto, 1985:102). Lebih rinci lagi
Sumadi Suryabrata (1999) menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar sebagai berikut:
1.) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
-
21
Faktor-faktor non-sosial yaitu faktor-faktor dari luar anak
itu sendiri serta bentuk kehidupan lainnya, meliputi keadaan
alam, seperti udara, waktu tempat dan sebagainya. Juga alat-
alat perlengkapan misalnya keadaan gedung, sarana, fasilitas
pendidikan, media masa dan alat-alat yang sejenis. Semua itu
berpengaruh terhadap belajar seseorang.
Faktor-faktor sosial yaitu faktor manusia itu sendiri dan
selain dirinya, baik kedatangannya itu langsung atau tidak
langsung. Faktor- faktor ini terdiri dari :
2.) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, dapat
digolongkan lagi menjadi dua, yaitu:
Faktor fisiologis meliputi kondisi jasmani, termasuk kondisi
indera terutama penglihatan dan pendengaran. Kondisi jasmani
yang sehat dan bugar akan lain pengaruhnya dengan kondisi
yang kurang sehat maupun kelelahan.
Faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan,
imajinasi, ingatan, fikiran, perasaan dan motif-motif. Faktor
psikologi memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya
mencapai tujuan belajar secara optimal.(Sardiman A.M,
2000:37). Faktor psikologi ada yang positif yaitu sebagai
pendorong, antara lain: adanya sifat ingin tahu, kreatif, ingin
mendapat simpati, ingin memperbaiki kegagalan dan lain-lain.
Sedang faktor psikologis yang menghambat antara lain karena
-
22
tujuan belajar yang tidak jelas dan kurang minat dalam
belajar.(Sumadi Suryabrata, 1999:288).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
ditentukan adanya struktur tubuh, panca indera (indera penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba dan indera perasa) yang semuanya bisa terlaksana, siswa
memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah
dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya.
Selain itu faktor psikologis juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
B. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
1. Pengertian SKI
Salah satu cabang dari pendidikan Islam adalah sejarah kebudayaan islam.
Menurut Munawar cholil, sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi
kehidupan umat manusia.(Zuhairini, 2000:5).
Sejarah menyimpan kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan
melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
manusia.
Secara etimologi kata sejarah berasal dari bahasa arab “Asyajarah”, artinya
adalah pohon, asl usul juga dipadankan dengan silsilah, riwayat, babad dan tarikh.
(Mannan, 2003:12).
Histori adalah suatu lukisan tanpa menghubungkan khusus dengan
manusia, atau kejadian kronologis. (Mannan, 2003:13). Kebudayaan berasal dari
-
23
bahasa sanskerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi”
(budi atau akal). Budi mempunyai arti akal, kelakuan dan norma. Sedangkan
“daya” berarti hasil karya cipta manusia. Dengan demikian, kebudayaan adalah
semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat. Istilah “ kebudayaan”
sering dikaitkan dengan istilah “peradaban”. Perbedaannya: kebudayaan lebih
banyak diwujudkan dalam bidang seni, sastra, religi dan moral, sedangkan
peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi dan teknologi. Apabila
dikaitkan dengan islam, maka kebudayaan islam adalah hasil karya, karsa dan
cipta umat islam yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran islam yang bersumber
hukum dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Islam berasal dari bahasa arab yaitu
“Aslama-Yuslimu-Islaman” yang artinya selamat. Menurut istilah, islam adalah
agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw
sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh
alam. Sehingga dapat disimpulkan pengertian Sejarah Kebudayaan Islam adalah
kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta
umat islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai islam.
2.Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Adapun tujuan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam adalah sebagai
berikut:
a). Memberikan pengetahuan tentang sejarah agama islam dan kebudayaan islam
kepada para peserta didik agar memiliki data yang objektif dan sistematis.
-
24
b). Mengapresiasikan dan mengambil ibrah nilai dan makna yang terdapat dalam
sejarah.
c). Menanamkan penghayatan dan kemampuan yang kuat untuk mengamalkan
nilai-nilai islam berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang ada.
d). Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya melalui imitasi
terhadap tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur.
(Soehendro, 2006:3).
3. Fungsi Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Pembelajaran SKI setidaknya memiliki 3 fungsi, yaitu:
a. Fungsi Edukatif
Melalui sejarah peserta didik ditanamkan menegaskan nilai, prinsip, sikap
hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
b. Fungsi Keilmuan
Peserta diik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu
islam dan kebudayaan.
c. Fungsi Transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam
merancang transformasi. (Soehendro, 2006:3).
4.Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Beberapa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari Sejarah
Kebudayaan Islam sebagai berikut:
-
25
a. Menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan islam yang merupakan buah
karya kaum muslimin masa lalu.
b. Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk
diteladani dalam kehidupan sehari-hari.
c. Membangun kesadaran generasi muslim akan tanggung jawab terhadap
kemajuan dunia islam.
d. Memberikan pelajaran kepada generasi muslim dari setiap kejadian untuk
mencontoh / meneladani dari perjuangan para tokoh di masa lalu guna perbaikan
dari dalam diri sendiri, masyarakat, lingkungan negeri serta demi kemajuan
peradaban Islam di masa depan.
5. Materi Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah
A. Faktor-faktor penyebab Hijrah Rasulullah Saw. ke Madinah
Nabi Muhammad Saw tiba di kota Yatsrib tahun 622 M. sebelum
memasuki kota yatsrib, beliau singgah di desa Quba selama empat hari dan
mendirikan masjid diatas tanah milik Khultsum bin Hamdan, keturunan keluarga
Bani Amr bin Auf dari golongan Aus, yang sekarang masjid itu dikenal dengan
masjid Quba, yang dalam Al-Qur’an dikenal dengan masjid Taqwa dan
merupakan masjid pertama yang didirikan Nabi Muhammad Saw. Setelah Nabi
Muhammad memasuki kota Yatsrib maka kota Yatsrib diubah namanya dengan
“al-Madinah al-Munawarah”, artinya kota yang bercahaya atau lebih dikenal
dengan sebutan Madinah.
Madinah pada saat itu menjadi tempat perlindungan yang sangat aman
bagi umat Islam, karena itu kaum muslimin mulai berhijrah ke sana. Namun,
-
26
kaum Quraisy tetap bertekad menghalangi mereka berhijrah. Sehingga beberapa
orang yang hendak berhijrah pasti akan mendapat berbagai macam penganiayaan
dan siksaan. Ketika itu kaum Muslimin berhijrah dengan cara sembunyi-sembunyi
menghindari kejaran kaum Quraisy. Berbeda dengan hijrahnya Umar bin Khatab
ra, yang menunjukkan keberanian dan tantangan. Karena ketika itu ia membawa
pedang dan juga panahnya tatkala keluar menuju ka’bah dan berthawaf di sana.
Kemudian, ia tampil dihadapan kaum musyrikin dan berkata kepada mereka:
‘Barangsiapa yang isterinya ingin menjadi janda atau anaknya menjadi yatim,
hendaklah ia menemuiku, karena aku akan berhijrah”. Kemudian, ia pergi dan tak
seorangpun yang berani merintanginya. Berbeda dengan Abu Bakar as-Shiddiq, ia
meminta izin kepada Rasulullah untuk ikut berhijrah, namun beliau menjawab:
“Jangan tergesa-gesa! Mudah-mudahan Allah memberimu teman (untuk
berhijrah)”.
Kondisi seperti ini berlangsung terus sampai sebagian besar kaum
Muslimin telah berhijrah. Kaum Quraisy semakin memberikan tekanan tatkala
mengetahui hal itu, dan mereka khawatir akan berkembangnya dakwah Nabi
Muhammad Saw dan pengikutnya. Kemudian mereka berkumpul guna
memusyawarahkan hal ini dan mereka bersepakat untuk membunuh Rasulullah
Saw. Abu Jahal berkata:
“Menurut pendapatku, kita beri sebilah pedang kepada pemuda yang kuat sari
masing-masing kabilah kita, lalu mereka mengepung Muhammad dan
memukulnya secara serentak, sehingga darahnya terpisah-pisah pada beberapa
kabilah dan Bani Hasyim tidak kuasa untuk memusuhi semua orang”. Namun
-
27
Allah Swt memberitahu Nabi-Nya yang mulia akan adanya persekongkolan jahat
tersebut. Kemudian, Rasulullah Saw. Mendatangi Abu Bakar as Shiddiq memberi
kabar aksi jahat kaum kafir Quraisy dan bersepakat untuk melakukan hijrah.
Menjelang keberangkatan Rasulullah dan Abu Bakar as Shiddiq ke
Madinah, pada malam harinya, Rasulullah meminta Ali bin Abi Thalib agar tidur
di tempat beliau, sehingga orang-orang mengira bahwa beliau masih berada di
rumah. Para komplotan ini pun tiba dan langsung mengepung rumah Rasulullah.
Mereka melihat Ali berada di tempat tidur dan menganggap ia adalah
Muhammad, lalu mereka menunggunya keluar untuk selanjutnya menghabisi dan
membunuhnya. Rasulullah keluar ketika mereka mengepung rumah, lalu beliau
menaburkan debu ke kepala mereka dan Allah mengalihkan penglihatan mereka.
Sehingga mereka tidak melihat kepergian Rasulullah Saw. Rasulullah menuju ke
rumah Abu Bakar as Shiddiq kemudian keduanya berjalan kurang lebih lima mil
dan bersembunyi di gua Tsur di sebelah selatan kota Makkah.
Para pemuda Quraisy yang mengepung rumah Nabi Muhammad Saw tetap
menunggu hingga subuh. Ketika memasuki subuh, Ali bangkit dari tempat tidur
Rasulullah dan langsung jatuh ke tangan mereka, lalu mereka bertanya tentang
Rasulullah, namun Ali tidak memberitahu apapun kepada mereka. Mereka
memukulnya dan melumurinya dengan lumpur, namun tetap tidak ada gunanya.
Kemudian kaum Quraisy mengirim pencarian di segala penjuru, dan akan
memberikan seratus ekor unta bagi siapa saja yang mendapatkan Muhammad
hidup atau mati.
-
28
Dalam pencarian itu mereka sampai ke gua Tsur, hampir saja salah
seorang dari mereka melihat kearah kedua telapak kaki, niscaya ia akan melihat
Nabi Muhammad dan Abu Bakar. Di saat atulah Abu Bakar sangat
mengkhawatirkan keselamatan Rasulullah Saw., kemudian beliau bersabda
kepadanya: “Hai Abu Bakar, bagaimana menurutmu tentang dua orang sedangkan
Allah yang ketiganya. Jangan kamu khawatir, sesungguhnya Allah bersama kita”.
Namun anehnya mereka tidak melihat Nabi dan Abu Bakar. Keduanya tetap
berada di dalam gua selama tiga hari kemudian keluarlah Rasulullah dan Abu
Bakar tepat pula waktunya Abdullah Ibnu Uraiqath membawakan dua ekor unta,
maka Rasulullah Saw dan Abu Bakar menaiki unta tersebut di iringi Abdullah
Ibnu Uraiqath menyusuri pantai laut merah menuju ke Madinah.
Pada waktu sore di hari kedua, keduanya melintasi sebuah kemah yang di
dalamnya ada seorang wanita bernama Ummu Ma’bad. Keduanya meminta
makanan dan minuman darinya, namun keduanya hanya mendapati seekor
kambing yang sangat kurus, yang karena lemahnya, tidak bisa pergi ke tempat
pengembalaanyya dan tidak memiliki air susu setetes pun. Lalu Rasulullah
bergegas menghampirinya dan mengusap susunya, lalu memerahnya hingga
memenuhi satu wadah besar. Ummu Ma’bad terdiam heran atas apa yang dilihat,
dan mereka semua meminumnya hingga mereka merasa kenyang. Lalu Rasulullah
memerahnya kembali sampai memenuhi wadah tersebut dan meninggalkannya
untuk Ummu Ma’bad. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya.
Pada hari ke lima, tepatnya pada hari Jum’at 16 Rabi’ul Awwal bertepatan
dengan tanggal 2 Juli 622 M Nabi Muhammad Saw beserta rombongan Muhajirin
-
29
disambut meriah oleh penduduk Madinah. Pada hari Jum’at ini pulalah untuk
pertama kalinya Rasulullah Saw mengadakan Shalat Jum’at bersama kaum
Muhajirin dan Anshar. Beliau berjalan dan kebanyakan kaum Anshar berusaha
meraih Rasulullah dan memperoleh kemuliaan dengan menjamu beliau di sisi
mereka. Maka mereka memegang tali kendali unta beliau dan beliaupun berterima
kasih kepada mereka dan bersabda: “Biarkanlah karena ia diperintah”. Tatkala
unta tersebut sampai di tempat yang Allah perintahkan, maka ia akan duduk.
Beliau tidak turun darinya sebelum unta tersebut bangkit dan berjalan sedikit, lalu
menoleh dan kembali lagi. Akhirnya, unta tersebut duduk di tempat semula, dan
beliau turun darinya. Tempat itulah yang kemudian menjadi masjid Nabawi,
Rasulullah Saw singgah di rumah Abu Ayub al-Anshari. Sedangkan Ali bin Abi
Thalib, ia tetap berada di Mekkah selama tiga hari sepeninggal Nabi, kemudian
keluar menuju Madinah berjumpa dengan Nabi di Quba.
B. Kebijakan Pemerintahan Rasulullah Saw. Pada Periode Islam di Madinah
1. Diperdamaikannya antara suku Khazraj dan Aus
Sebelum Islam datang, suku Aus dan Khazraj selalu terjadi
perselisihan dan bersitegang bahkan tidak jarang terjadi pertumpahan
darah hal ini dipicu oleh adanya pihak ketiga, yakni yahudi. Kedatangan
Rasulullah memberikan dampak yang positif pada kedua suku tersebut.
Kedua suku tersebut banyak yang memeluk Islam, sehingga semuanya
telah terikat di dalam hati tali keimanan. Walaupun tidak bisa
menghilangkan sama sekali sisi fanatisme kesukuan namun telah tertanam
-
30
dalam jiwa mereka bahwa semua manusia dalam pandangan Islam adalah
sama.
2. Mempersatukan sahabat Muhajirin dengan Anshar
Nabi Muhammad senantiasa menganjurkan persaudaraan antara
kedua sahabat, dan melarang semangat kesukuan, sehingga bersatu
menjadi kokoh dan kuat. Dengan mempersatukan kedua sahabat atas dasar
suatu agama, berarti merupakan satu kekuatan yang kokoh.
3. Membentuk kekuatan dan politik Islam
Nabi Muhammad juga mempersatukan antara golongan yahudi dari
Bani Nadhir dan Bani Quraidlah. Terhadap golongan Yahudi, Nabi
membentuk suatu perjanjian yang melindungi hak-hak asasi manusia, yang
dikenal dengan piagam Madinah.
4. Membangun Masjid
Setelah berada di Madinah, Nabi Muhammad membangun masjid
yang sekarang terkenal dengan nama masjid Nabawi.
5. Menciptakan kesejahteraan umum
Nabi selalu menganjurkan kepada pengikutnya bekerja dengan
tekun untuk meningkatkan meningkatkan taraf hidupnya yang lebih
sejahtera. Di bidang sosial Nabi Saw. mewajibkan orang kaya agar
mengeluarkan zakat untuk diberikan kepada fakir miskin, agar kaum
muslimin saling menolong.
-
31
Dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun Rasulullah telah berhasil
menguasai Jazirah Arab, hal ini menunjukkan kesuksesan Nabi dalam dakwahnya.
Adapun rahasia kesuksesan dakwah Nabi terdapat dua faktor, yaitu:
1. Faktor Internal
a. Dalam mengembangkan tugas kerasulannya senantiasa mendapat
bimbingan Allah Swt.
b. Kecerdasan Nabi Muhammad
c. Kepemimpinan Nabi Muhammad
d. Ketinggian akhlak dan kepribadian Nabi Muhammad
2. Faktor Eksternal
a. Karena adanya wahyu Allah SWT
b. Kesungguhan para sahabat dalam memperjuangkan wahyu tersebut,
dan mereka membela mati-matian bila menghadapi bahaya.
C. Peperangan Penting Sebelum Fatkhul Makkah
1) Perang Badar
Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H, di dekat
perigi bernama Badar, 125 km selatan Madinah antara Mekkah dan
Madinah karena itu peperangan ini terkenal dengan nama Perang
Badar. Sebab utama terjadinya perang Badar karena kaum kafir
Quraisy telah mengusir kaum Muslimin dari Mekkah.
Ketika kafilah perdagangan kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu
Sufyan bin Harb melintasi negeri Madinah, Rasulullah menyuruh
mencegatnya di pertengahan jalan, karena harta yang dibawa oleh
-
32
mereka sebagian besar adalah harta rampasan dari kaum Muslimin
ketika mereka akan berhijrah ke Madinah.
Pasukan Islam sebanyak 313 orang yang terdiri dari 210 orang
Muslim Anshar dan lebihnya dari Muslimin Muhajirin. Bendera
pasukan Islam dipegang oleh Mus’ab Bin Umar.
Mendengar Rasulullah Saw telah menyiagakan pasukan, maka Abu
Sufyan kembali ke Mekkah untuk mengabarkan kepada tokoh Quraisy.
Maka Abu Jahal membentuk pasukan berkekuatan 1000 orang yang
melindungi kafilah perdagangan mereka dari serangan pasukan
Muslim.
Ditengah berkecamuknya perang, Ruqayah, putri dari Rasulullah
yang merupaka istri dari Utsman bin Affan meninggal dunia. Ketika
itu ia ditemani suaminya di Madinah. Utsman tidak keluar ke medan
pertempuran karena permintaan Rasulullah untuk tetap mendampingi
istirnya yang sedang sakit. Setelah perang Badar Rasulullah
menikahkan Utsman dengan putrinya yang kedua, Ummu Kultsum.
Atas dasar ini maka Utsman mendapat gelar Dzunnurrain (yang
memiliki dua cahaya), karena ia telah menikahi dua orang putri
Rasulullah.
2) Perang Uhud
Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban tahun ke 3
hijriyah bertepatan dengan bulan Januari 625 M. perang ini terjadi di
kaki gunung Uhud yang terletak di sebelah utara kota Madinah. Sebab
-
33
utama terjadinya perang Uhud adalah kekalahan yang diderita kaum
Kafir Quraisy di peperanga Badar yang merupakan pukulan hebat
dirasakan oleh Quraisy. Peperangan kedua yang terjadi setelah perang
Badar adalah Perang Uhud.
Abu Sufyan mengumpulkan kekuatan yang berjumlah 3000 orang,
kemudian dari pihak Muslim di persiapkan 1000 orang. Namun, baru
saja berangkat untuk menghadapi pasukan Quraisy, seorang munafik
bernama Abdullah bin Ubai beserta 300 pengikutnya keluar dari
pasukan Islam. Dalam perang ini Rasulullah mengatur strategi pasukan
pemanah dibawah pimpinan Abdullah Ibnu Jabir ditempatkan di atas
bukit Uhud guna menghalau pasukan musuh.
Pada peperangan ini kaum Muslimin mengalami kekalahan.
Karena mereka telah menyalahi perintah Rasulullah dan tidak
mematuhi strategi yang telah beliau buat. Kaum Muslimin telah gugur
sebagai Syuhada ada tujuh puluh orang salah seorang diantaranya
adalah Hamzah paman Rasulullah.
3) Perang Ahzab (Khandaq)
Perang Khandaq/Ahzab terjadi pada bulan Syawwal tahun 5
hijriyah di sekitar kota Madinah bagia utara. Peperangan Ahzab
sebagaiman namanya adalah gaungan dari golongan-golongan yang
berkumpul dengan maksud menumpas Islam dan kaum Muslimin.
Rasa dendam Bani Nadhir terhadap Rasulullah yang telah
-
34
mengeluarkan mereka dari Madinah dilakukan dengan menghasut
tokoh Quraisy agar bersekutu dengannya.
Abu Sufyan menyiapkan pasukan Kafir 10.000 orang, melihat
kaum Quraisy telah siaga, kemudian Rasulullah bermusyawarah,
Salman al Farisi mengusulkan dengan membuat parit (khandaq) untuk
menghambat laju musuh. Rasulullah dan para sahabat menyetujui
usulan tersebut. Maka dibuatlah parit dari arah barat ke timur di
kawasan utara Madinah, lalu pasukan Islam yang berjuml;ah kurang
lebih 3000 orang juga telah disiap siagakan Zaid bin Harits sebagai
pembawa bendera Muhajirin dan Saad bin Ubadah sebagai pembawa
bendera Anshar.
Nabi Muhammad memerintahkan Nuaim bin Mas’ud untuk
melaksanakan taktik guna memecah belah kekuatan musuh yaitu
“menyerang untuk membela diri”(ad difa’ul hujumy). Taktik ini
berhasil hingga kaum Quraisy dan yahudi bermusuhan dalam barisan.
Dalam perang ini Allah juga memberikan pertolongan dengan angin
dan badai yang teramat besar yang memporak-porandakan pasukan
kafir. Akhirnya perang Khandaq dimenangkan oleh pasukan Islam.
D .Perjanjian Hudaibiyah
Setelah enam tahun lamanya kaum Muslimin tidak mengunjungi Mekkah
untuk melakukan umrah apalagi pada bulan yang dihormati rasa rindu untuk
mendatangi ka’bah menghinggapi kaum Muslimin, mengetahui hal tersebut
Rasulullah mengijinkan perjalanan ke Mekkah. Berangkatlah 1000 orang bersama
-
35
Rasulullah dengan pakaian ihram untuk menghilangkan kecurigaan kaum kafir
Quraisy.
Kaum kafir Quraisy mengirim utusan perdamaian dipimpin Suhail bin
Umar. Perundingan menghasilkan apa yang dinamakan perjanjian Hudaibiyah,
yang berisi:
1. Diadakan genjatan senjata pada kedua belah pihak selama 10 tahun.
2. Apabila seorang kafir Quraisy masuk agama Islam tanpa seizing
walinya, maka segera ditolak oleh kaum Muslimin.
3. Quraisy tidak menolak orang Muslim yang kembali kepada mereka.
4. Barang siapa yang hendak membuat perjanjian dengan Rasulullah
diperbolehkan, begitu juga siapa saja yang hendak membuat perjanjian
dengan Quraisy diperbolehkan.
5. Kaum Muslimin tidak jadi melaksanakan ibadah umrah di tahun ini,
akan tetapi ditangguhkan sampai tahun depan.
E. Faktor-faktor keberhasilan Fathul Mekkah tahun 9 hijriyah
Pada tahun tahun delapan hijriyah, Rasulullah memutuskan untuk
menakhlukkan kota Mekkah. Sebab penakhlukan kota Mekkah karena kaum
Quraisy telah mengkhianati perjanjian Hudaibiyah. Maka, pada tanggal 10
Ramadhan, beliau berangkat bersama sepulun ribu (10.000) pasukan menuju
Mekkah. Kaum Muslimin memasuki Mekkah tanpa terjadi peperangan, dimana
kaum Quraisy menyerah dan tidak melakukan perlawanan karena berbagai sebab.
-
36
Abbas mengajak Abu Sufyan untuk menyerah kepada Nabi Muhammad dan
menyatakan keislamannya.
C. Model Talking Stick
1) Pengertian Model Pembelajaran
Dalam Triyanto (2015: 52) Model Pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola sutu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-
tahap dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas (Arends, 1997: 7). Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce (1992: 4)
setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran,
tahap-tahap pembelajaran, lingkungan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan pengelolaan kelas.(Kardi, dan Nur,2006: 8). Dalam
penelitian ini yang dimaksud model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi
perancang pengajaran dan para guru melaksanakan pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaransangat dipengaruhi oleh sifat dari materi
-
37
yang disampaikan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaan
tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
Sebagaimana pendapat Joice, dkk. (1992: 1), model pembelajaran
adalah suatu sutu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk
merancang pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas, dan untuk
mengatur perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film-film, program-program media computer, dan kurikulum
pembelajaran yang dapat membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran.
Arends (1997) juga berpendapat tentang model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang
dan melaksanakan pembelajaran. Fungsi model pembelajaran menurut
Arends (2001) sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru
dalam melaksanakan pembelajaran.
2) Pengertian Model Talking Stick
Menurut kamus Inggris Indonesia (1992) talking stick berasal dari
dua kata yaitu talking yang artinya yang selalu berbicara dan stick yaitu
tongkat. Jadi dapat disimpulkan bahwa model talking stick yaitu
pembelajaran dimana guru menggunakan tongkat sebagai media agar
mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
-
38
Menurut (Imas Kurniasih dan Berlin) model pembelajaran Talking
Stick merupakan satu dari sekian banyak dari metode pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat
dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk mendapat atau menjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pembelajaran.
Selain sebagai metode agar siswa mau berpendapat, tetapi juga melatih
siswa untuk berani berbicara. Dengan model pembelajaran ini suasana
kelas terlihat lebih hidup dan tidak monoton.
Istilah Talking Stick (tongkat berbicara) sebenarnya istilah ini sudah
berumur panjang. Karena model ini berawal dari kebiasaan penduduk asli
Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan
pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Dan dengan
perkembangan informasi dan teknologi, model ini diadopsi untuk
dipergunakan dalam sistem pembelajaran di sekolah-sekolah.
3) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick
1. Kelebihan Model Pembelajaran Talking Stick
a) Menguji kesiapan siswa dalam penguasaan materi
pelajaran.
b) Melatih membaca dan memahami dengan cepat materi
yang telah diajarkan.
c) Agar lebih giat belajar karena siswa tidak pernah tau
tongkat akan sampai pada gilirannya.
-
39
2. Kekurangan Model Talking Stick
Jika ada siswa yang tidak memahami pelajaran, siswa akan
merasa gelisah dan khawatir ketika nanti giliran tongkat berada
pada tangannya.
4) Teknis Pelaksanaan Model Talking Stick
Langkah-langkah model pembelajaran talking stick menurut Uno
dan Muhammad (2015: 124), yaitu:
a) Guru mempersiapkan tongkat panjangnya sekitar 20 cm.
b) Guru menyampaikan materi yang hendak dipelajari, dan
memberikan kepada setiap kelompok untuk mempelajari
dan membaca materi.
c) Siswa melakukan diskusi untuk membahas permasalahan
dari sebuah wacana yang diberikan.
d) Setelah siswa melakukan diskusi dan mempelajari materi,
guru meeminta siswa untuk menutup bukunya.
e) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada
salah seorang teman, setelah itu guru memberikan suatu
pertanyaan dan bagi peserta didik yang memegang tongkat
tersebut harus menjawab pertanyaan dari guru. Demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
pertanyaan.
f) Guru membuat kesimpulan.
g) Kegiatan evaluasi atau penilaian.
-
40
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam penelitian ini berisi tentang penelitian yang relevan
dari peneliti-peneliti sebelumnya. Berikut ini diantaranya penelitian yang pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti dengan metode yang sama, yaitu:
Penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah Ulfa (2016) untuk meningkatkan
hasil belajar PAI materi berwudhu dengan menggunakan model pembelajaran
talking stick pada siswa kelas II semester I. Hasil penelitian itu menunjukkan
bahwa penggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil
belajar PAI kelas II di SDN Gogodalen 01 Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang. Hal ini terlihat dari setiap siklusnya yang mengalami peningkatan
dalam hasil belajar yaitu pada tahap pra siklus siswa berjumlah 16 siswa hanya 5
siswa (31%)yang mencapai KKM dan 11 siswa (69%) masih dibawah KKM.
Siklus I berhasil menaikkan jumlah siswa dari 5 siswa menjadi 12 siswa (75%)
yang mencapai KKM dan yang belum mencapai KKM 4 siswa (25%). Pada siklus
II tercatat 14 siswa (87%) dapat mencapai KKM dan 2 siswa (13%) masih belum
mencapai KKM. Persamaan skripsi ini adalah penggunaan Model Pembelajaran
Talking Stick. Sedangkan perbedaanya terdapat pada subjek dan materi yang di
teliti. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode talking
stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Ramlan (2012) Untuk Meningktkan Hasil
Belajar PAI Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa
Kelas VI Semester I. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa penggunaan model
-
41
pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI kelas VI SDS
007 Pasir Panjang Meral Karimun Tahun ajaran 2012. Terlihat dari setiap
siklusnya yang mengalami peningkatan pra siklus presentase ketuntasannya
46,7%, pada siklus I meningkat menjadi 76,7% dan pada siklus II menjadi 87,8%.
Persamaan skripsi ini terdapat pada model pembelajarannya yaitu model
pembelajaran Talking Stick. Perbedaannya terdapat pada materi yang diajarkan
yaitu PAI, sedangkan penulis meneliti tentang sejarah. Dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran talking stick dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Diah Laila Khasanah, jurusan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNNES Semarang tahun 2013
dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
Berbantuan Lembar Kegiatan Siswa Terhadap Hasil Belajar Materi Pokok
Aljabar. Persamaan penelitian ini terletak pada model pembelajarannya yaitu
Model pembelajaran Talking Stick. Sedangkan perbedaanya terdapat pada materi
pelajarannya, yaitu al jabar, sedankan penulis meneliti tentang sejarah kebudayaan
islam. Pembelajaran dengan model talking stick dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang penulis teliti yaitu pada metode
penelitiannya yaitu dalam skripsi ini menggunakan metode penelitian eksperimen
sedangkan skripsi yang penulis teliti menggunakan metode penelitian tindakan
kelas. Serta pada subjek, materi pelajaran dan tempat penelitian.
-
42
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran MA Al Islam Susukan
1. Profil Madrasah
Nama Madrasah : MA Al Islam
Kecamatan : Susukan
Kabupaten : Semarang
NSM : 131233220004
NPSN : 20363208
2. Visi dan Misi Madrasah
Visi Madrasah : “Membentuk peserta didik yang bertaqwa, cerdas dan
terempil”.
Misi Madrasah :
a. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan umum, agama
dan keterampilan.
b. Membentuk karakter islami yamg berakhlak mulia dan mampu
mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat.
c. Memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu.
-
43
3. Data Guru MA Al Islam
MA Al Islam Susukan memiliki 13 tenaga pendidik. Adapun data
pendidik MA Al Islam Susukan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Data Guru MA Al Islam Susukan
NO NAMA KETERANGAN
1. Dra. SRI HARTUTIK Kepala Madrasah
2. FAKHRUR ROZI, S.Pd Wakil Kepala Madrasah
3. UMI KHAMIDAH, S.Ag. Guru
4. SITI HASANAH Guru
5. MUHADHIB Guru
6. FANNI`MAH, S.Pd.I. Guru
7. AHMAD MUTAMASSIKIN, S.Pd.I. Guru
8. SYAMSIYAH, S.Kom Guru
9. HENI RISTANTI, S.Pd. Guru
10. NURUL MUHTADIN Guru
11. MACHRUS ALWI Guru
12. DARIYANTO Guru
13. DUWI NOVITASARI, S.Pd. Guru
4. Data Siswa MA Al Islam Susukan
Data siswa MA Al Islam Susukan adalah sebagai berikut:
-
44
Tabel 3.2 Data Siswa MA Al Islam Susukan
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. X 9 6 15
2. XI 5 6 11
3. XII 5 11 16
Jumlah 19 23 42
B. Deskripsi Per Siklus
1. Data Nilai Pra Siklus
Tabel 3.1 Data Nilai Pra Siklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 AST 70 60 Belum Tuntas
2 DS 70 50 Belum Tuntas
3 EL 70 40 Belum Tuntas
4 IDC 70 50 Belum Tuntas
5 LM 70 30 Belum Tuntas
6 MFR 70 75 Tuntas
7 MS 70 45 Belum Tuntas
8 MSH 70 55 Belum Tuntas
9 RKN 70 75 Tuntas
10 RW 70 40 Belum Tuntas
11 RH 70 50 Belum Tuntas
12 SA 70 40 Belum Tuntas
13 UA 70 80 Tuntas
14 YW 70 40 Belum Tuntas
15 YWS 70 50 Belum Tuntas
Jumlah 780
Rata-rata 52
-
45
Dari data nilai siswa diatas, menunjukan nilai tertinggi yang di-peroleh siswa
adalah 80 dan nilai terendah yang peroleh siswa adalah 30. Dari 15 siswa yang
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal hanya 3 siswa atau sebesar 20% dan
yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal 12 siswa atau sebesar 80%.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Beberapa hal yang dilakukan dan dipersiapkan pada tahap
perencanaan ini adalah sebagai berikut:
1) Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas dengan guru
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
2) Menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan pada Pra Siklus.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang akan di
perlukan di kelas.
5) Mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan untuk siklus I ini dilaksanakan pada tanggal
11Oktober 2018. Penerapan tindakan mengacu pada pembelajaran yang
tertera pada rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di
buat. Dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini peneliti bertindak
sebagai pengamat dan yang menjalankan penerapan Talking stickadalah
gurumata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Target yang ingin
-
46
dicapai adalah siswa mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Adapun materi yang dipilih dalam siklus satu ini
adalahPerkembangan Dakwah Nabi Muhammad Di Madinah. Dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kegiatan awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama
dengan membaca basmalah.
b. Guru memeriksa kehadiran siswa dan memeriksa kerapian
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
c. Guru memberikan motivasi dan memberikan pertanyaan secara
komunikatif yang berkaitan dengan materi sebelumnya.
d. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan
tujuan yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti ( 60 Menit )
a. Mengamati
1) Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang faktor-faktor
penyebab hijrah Nabi Saw. ke Madinah.
2) Peserta didik mengamati kebijakan pemerintahan Nabi
Muhammad Saw pada periode Islam di Madinah.
3) Peserta didik mengamati keterangan tentang rahasia kesuksesan
dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah.
-
47
b. Menanya
1) Peserta didik memberikan tanggapan / respon terhadap penjelasan
guru tentang faktor-faktor penyebeb hijrah Nabi Muhammad Saw
ke Madinah.
2) Peserta didik bertanya jawab tentang kebijakan pemerintahan Nabi
Saw. periode Islam di Madinah.
3) Peserta didik bertanya jawab tentang rahasia kesuksesan dakwah
Nabi Muhammad di Madinah.
c. Mengeksplorasi
1) Secara berkelompok siswa berdikusi dengan tema-tema yang
berkaitan dengan faktor-faktor penyebab hijrah Nabi ke madidah,
kebijakan pemerintahan Nabi Saw. peiode Islam di madinah, dan
rahasia kesuksesan dakwah Nabi di Madinah.
2) Guru mrnyiapkan sebuah tongkat.
3) Guru menjelaskan aturan metode pembelajaran talking stick.
4) Kelompok yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan
dari guru.
5) kelompok yang tidak menjawab pertanyaan tetap memperhatikan
sambil memikirkan pertanyaan yang diberikan guru.
6) Guru memberikan lembar soal tes untuk di kerjakan.
-
48
d. Mengasosiasi
1) Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan identifikasi
pengertian hijrah.
2) Peserta didik menuliskan simpulan tentang faktor-faktor
penyebab Nabi Hijrah ke Madinah.
3) Peserta didik menuliskan simpulan tentang kebijakan
pemerintahan Nabi Saw. periode Islam di Madinah.
4) Peserta didik menuliskan simpulan rahasia kesuksesan dakwah
Nabi di Madinah.
e. Mengkomunikasikan
1) Perwakilan kelompok untuk memprensentasikan hasil diskusi.
2) Guru bersama siswa membahas soal tes.
3) Guru mempersilahkan kelompok lain memberikan tanggapan dan
mengajukan petanyaan.
4) Guru bersama siswa meluruskan kesalah pemahaman dan
memberikan penguatan.
3. Penutup ( 10 menit )
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Bersama-sama melakukan reflesi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
-
49
d. Bersama- sama menutup pelajaran dengan berdoa dan guru
menutup dengan salam.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada siswa dan guru.
Dalam pengamatan ini peneliti menggunakan pedoman pengamatan guru
dan siswa yang terjadi saat pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahap evaluasi dan perbaikan terhadap
perencanaan dan pelaksaan pembelajaran yang telah dilakukan.refleksi di
lakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dalam perencanaan
dan pelaksasnaan tindakan kelas yang telah dibuat kemudian digunakan
untuk memperbaikai dan mengembangkan perencanaan untuk pelaksanaan
siklus selanjutnya. Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi
melalui lembar observasi guru dan Siswa serta mengolah nilai atas Latihan
Soal yang telah dikerjakan siswa.
Ditemukan Beberapa kelemahan yang perlu di perbaiki di siklus II
sebagai berikut:
a. untuk pengelolaan kelas masih perlu di tingkatkan lagi karena pada
saat guru menerangkan ada siswa yang berbicara dengan teman
sebagkunya.
b. Sebagaian siswa terlihat kurang siap menerima pembelajaran dan
kurang aktif karena banyak yang kurang memperhatikan.
-
50
c. Hanya ada beberapa saja anak yang aktif bertanya dan beberapa
merespon ketika guru mengajak berinteraksi.
d. Motivasi belajar yang masih belum terbangun dengan baik.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Pada siklus II ini sama dengan siklus I yaag terdiri dari 4 tahapan
yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan
tahap refleksi. Pada tahap perncanaan ini diadakan identifikasi masalah
pada siklus I. selanjutnya dilakukan perbaikan pada tahap tindakan pada
penyusunan konsep pembelajaran.
Pada sikus II ini peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, Lembar Soal dan Lembar Observasi.
b.Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan untuk Siklus II ini dilaksanakan pada tanggal
18 Oktober 2018 di MA Al Islam Susukan. Penerapan tindakan mengacu
pada pembelajaran yang tertera pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah di buat.Dalam Penelitian ini peneliti bertindak sebagai
pengamat dan yang menjalankan Penerapan Talking Stickadalah guru
mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Target yang ingin dicapai
adalah siswa mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri dari beberapa
langkah:
-
51
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama
dengan membaca basmalah.
b. Guru memeriksa kehadiran siswa dan memeriksa kerapian pakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
c. Guru memberikan motivasi dan memberikan pertanyaan secara
komunikatif yang berkaitan dengan materi sebelumnya.
d. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan tujuan
yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti ( 60 Menit )
a. Mengamati
1) Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang peperangan
sebelum penakhlukan Mekkah.
2) Peserta didik mengamati keterangan tentang Fathul Mekkah.
b. Menanya
1) Peserta didik memberikan tanggapan / respon terhadap
penjelasan guru tentang peperangan sbelum Fathul Mekkah.
2) Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang Fathul Mekkah.
3) Peserta didik bertanya jawab tentang peperangan sebelum
fathul Mekkah dan fathul Mekkah Nabi Saw di Madinah.
-
52
c. Mengeksplorasi
1) Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok setiap kelompok terdiri
dari 3 anggota.
2) Secara berkelompok siswa berdikusi dengan tema-tema yang
berkaitan dengan peperangan sebelum Fatkhul Mekkah, perjanjian
hudaibiyah dan Fathul Mekkah.
3) Guru menyiapkan sebuah tongkat.
4) Guru menjelaskan aturan metode pembelajaran talking stick.
5) Kelompok yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan
dari guru.
6) kelompok yang tidak menjawab pertanyaan tetap memperhatikan
sambil memikirkan pertanyaan yang diberikan guru.
7) Guru memberikan lembar soal tes untuk di kerjakan.
d. Mengasosiasi
1) Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan identifikasi tentang
peperangan sebelum fathul Mekkah.
2) Peserta didik menuliskan simpulan tentang perjanjian hudaibiyah
dan fathul Mekkah.
e. Mengkomunikasikan
1) Guru mempersilakan perwakilan kelompok berpresentasi, dimulai
dari kelompok satu.
-
53
2) Guru mempersilakan kelompok lain memberikan tanggapan dan
mengajukan petanyaan bagi kelompok yang berpresentasi.
3) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpemahaman dan
memberikan penguatan.
4) Guru memberikan lembar soal tes sebagai acuan hasil belajar
siswa.
3. Penutup ( 10 menit )
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
2) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan
3) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
4) Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa dan guru
menutup dengan salam.
d. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran
atau tindakan. Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh
informasi yang lebih mendalam tentang data aktivitas peneliti dan siswa
mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Atau bisa dikatakan sebagai
kegiatan merekam informasi dampak dari pelaksanaan tindakan. Dalam
melakukan observasi, peneliti mengamati dan mencatat gejala-gejala yang
terjadi pada siswa dalam proses pembelajaran. Hasil observasi dicatat dalam
lembar observasi.
-
54
e. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, kemudian peneliti
melakukan refleksi atas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai pada
proses tindakan tersebut. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika
peneliti sudah selesai melakukan tindakan, kemudian peneliti mengevaluasi
hasil implementasi rancangan tindakan. Refleksi yang dimaksud adalah
melakukan pemikiran ulang terhadap yang sudah dilakukan, apa yang belum
dilakukan, apa yang sudah dicapai, masalah apa saja yang belum
terpecahkan, dan menentukan tindakan apa lagi yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran selanjutnya.
-
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data Nilai Pra Siklus
Tabel 4.1 Data Hasil Penilaian Formatif Pra Siklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 AST 70 60 Belum Tuntas
2 DS 70 50 Belum Tuntas
3 EL 70 40 Belum Tuntas
4 IDC 70 50 Belum Tuntas
5 LM 70 30 Belum Tuntas
6 MFR 70 75 Tuntas
7 MS 70 45 Belum Tuntas
8 MSH 70 55 Belum Tuntas
9 RKN 70 75 Tuntas
10 RW 70 40 Belum Tuntas
11 RH 70 50 Belum Tuntas
12 SA 70 40 Belum Tuntas
13 UA 70 80 Tuntas
14 YW 70 40 Belum Tuntas
15 YWS 70 50 Belum Tuntas
Jumlah 780
Rata-rata 52
Dari data nilai siswa diatas, menunjukan nilai tertinggi yang di-peroleh
siswa adalah 80 dan nilai terendah yang peroleh siswa adalah 30. Dari 15 siswa
-
56
yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal hanya 3 siswa atau sebesar 20% dan
yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal 12 siswa atau sebesar 80%.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran
Talking Stick.Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disiapkan yaitu, menggunakan lembar pengamatan
siswa serta lembar observasi siswa.
Hasil tes evaluasisiklus I mengalami peningkatan dibandingkan hasil
nilai pra siklus yang telah dilakukan sebelumnya.Pra siklus sebelumnya siswa
yang tuntas hanya 3 siswa dan 12 siswa yang belum tuntas, sedangkan pada
siklus I sebanyak 9 siswa yang tuntas 60% dan 6 siswa yang belum tuntas
40%. Dengan demikian baru 60% yang sudah mencapai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada siklus I belum mencapai
kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85% dari jumlah siswa yang mencapai KKM.
-
57
Tabel 4.2 Data Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 AST 70 75 Tuntas
2 DS 70 75 Tuntas
3 EL 70 55 Belum Tuntas
4 IDC 70 75 Tuntas
5 LM 70 50 Belum Tuntas
6 MFR 70 80 Tuntas
7 MS 70 55 Belum Tuntas
8 MSH 70 60 Belum Tuntas
9 RKN 70 80 Tuntas
10 RW 70 50 Belum Tuntas
11 RH