PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA...
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI IMAN KEPADA ALLAH
DENGAN METODE MIND MAPPING
PADA SISWA KELAS X IPA 3
SMA NEGERI 3
SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
IRDIA AZIDAR
NIM. 11114220
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI IMAN KEPADA ALLAH
DENGAN METODE MIND MAPPING
PADA SISWA KELAS X IPA 3
SMA NEGERI 3
SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
IRDIA AZIDAR
NIM. 11114220
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364
Website:www.iainsalatiga.ac.ide-mail:[email protected]
NOTA PEMBIMBING
Hal : Skripsi Sdr. Irdia Azidar
NIM.11114220
Kepada:
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Pendidikan IAIN Salatiga
Di
Tempat
Assalamu‟alaikum wr.wb
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka saya selaku pembimbing skripsi
berpendapat bahwa skripsi saudara :
Nama : Irdia Azidar
NIM : 111-14-220
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul :
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada sidang munaqosyah skripsi guna
memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Demikian nota pembimbing ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Atas perhatiannya disampaikan terimakasih.
Wassalamu‟alaikum wr.wb
Salatiga, 16 Juni 2018
Dosen Pembimbing
Dr. Miftahuddin, M.Ag.
NIP. 19700922 199403 1002
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA ALLAH DENGAN METODE MIND MAPPING
PADA SISWA KELAS X IPA 3 SMA NEGERI 3 SALATIGA
v
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364
Website:www.iainsalatiga.ac.ide-mail:[email protected]
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA
ALLAH DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA
KELAS X IPA 3 SMA NEGERI 3 SALATIGA
DISUSUN OLEH
IRDIA AZIDAR
NIM. 111-14-220
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 25 September 2018 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).
Susunan Panitia Penguji
Salatiga, 25 September 2018
Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
Ketua Penguji : Dr. H. Imam Sutomo, M.Ag
Sekretaris Penguji : Dr. Miftahuddin, M.Ag
Penguji1 : Dr. Wahyudiana, M.Pd
Penguji 2 : Dra. Maslihah, M.Si
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN
PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Irdia Azidar
NIM : 111-14-220
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Iman Kepada Allah
Dengan Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas X IPA 3
SMA Negeri 3 Salatiga
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Selanjutnya, saya bersedia skripsi ini dipublikasikan oleh e-
repository IAIN Salatiga
Salatiga, 4 Juni 2018
Yang menyatakan,
vii
MOTTO
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat
(perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya.Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia".
Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku".
Allah berfirman:"Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
(Al-Baqarah 02:124)
viii
PERSEMBAHAN
Sekripsi ini penulis persembahkan kepada:
`Kedua orangtuaku, Ayahanda Sudaryo dan Ibunda tercinta Sriatun kalian
adalah malaikatku, terimakasih atas perjuangannya dengan cucuran
keringat, dan yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungannya.
ix
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji penulis haturkan kehadirah Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Iman
Kepada Allah Dengan Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas X IPA 3 SMA
Negeri 3 Salatiga. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya
dihari akhir nanti.
Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan
motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga;
3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI.
4. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan
dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir
penyusunan skripsi ini;
5. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingannya.
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis;
7. Kedua orang tua Ayahanda Sudaryo dan Ibunda Sriatun yang selalu
memberikan dukungan moral dan material;
8. Dra. Yuliati Eko Atmojo, M,Pd yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian;
9. Bapak Solikhin, S.Pd.I. yang turut membantu dalam penelitian;
x
10. Seluruh siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga yang telah
mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian;
11. Teman-teman PAI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama.
Selanjutnya penyusun hanya dapat berdo‟a, Penyusun sangat menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penyusun membuka tangan yang selebar-lebarnya
terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi
ini. Akhirnya, penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.
Salatiga, 29 Agustus 2018
Penulis,
Irdia Azidar
11114220
AZIS MULYANTO
NIM.115-14-128
xi
ABSTRAK
Azidar, Irdia. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Iman Kepada
Allah Dengan Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas X IPA 3
SMA Negeri 3 Salatiga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Miftahuddin, M.Ag.
Kata Kunci: Hasil Belajar PAI, Metode Mind Mapping
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan sejauh mana
penerapan metode Mind Mapping dengan materi iman kepada Allah dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga
tahun pelajaran 2017/2018. Rumusan masalah ini adalah apakah metode
Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi iman kepada
Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran
2017/2018.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-
masing siklus terdiri dari 4 tahap: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan,
dan Refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3
Salatiga yang berjumlah 25 siswa. Metode pengumpulan data yang di
gunakan yaitu observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data dilakukan
dengan menghitung pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai tingkat
pencapaian kriteria ketuntasan klasikal 85%.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwah metode Mind Mapping
dengan dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi iman kepada Allah
pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga. Peningkatan siswa yang
tuntas belajar dari pra siklus ke siklus I 16% dan siklus I ke siklus II 40%.
Dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus
44%, siklus I 60%, dan siklus II 100%. Penelitian Tindakan Kelas ini
dinyatakan berhasil karena hasil siklus II mencapai 100%.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................ i
LEMBAR LOGO ........................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL. .................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. .......................................... iv
HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI ............................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. .............................. vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian........................................................................... 7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................ 8
F. Metode Penelitian............................................................................... 9
1. Rancangan Penelitian ................................................................... 9
2. Subjek Penelitian ........................................................................ 11
3. Langkah-langkah Penelitian ....................................................... 11
4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 13
5. Instrumen Penelitian................................................................... 14
6. Pengumpulan Data ..................................................................... 14
7. Analisis Data .............................................................................. 15
G. Sistematika Penulisan....................................................................... 17
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ..................................................................................... 19
1. Hasil Belajar ............................................................................... 19
2. Klasifikasi Hasil belajar Belajar................................................. 20
3. Macam-macam Hasil Belajar ..................................................... 22
4. Faktor-faktor Hasil Belajar ........................................................ 23
5. Pengertian Metode Mind Mapping............................................. 27
6. Langkah-langkah Metode Mind Mapping .................................. 29
7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Mapping .................. 29
1. PAI Materi Iman Kepada Allah ................................................. 30
a. Pengertian PAI ..................................................................... 30
b. Ruang Lingkup Ajaran Islam ............................................... 32
c. Materi Al-Asma‟u Al-Husna................................................ 33
2. SK dan KD PAI Kelas X Semester I .......................................... 47
3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)......................................... 47
a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ................. 47
b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ....................... 49
c. Prinsip Penetapan KKM ....................................................... 51
a. Jenis Kriteria Ketuntasan Minimal....................................... 52
B. Kajian Pustaka .................................................................................. 53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ............................................................................. 57
1. Gambaran Umum SMA Negeri 3 Salatiga................................. 57
2. Visi,Misi dan Tujuan SMA Negeri 3 Salatiga ........................... 58
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................... 60
4. Keadaan Guru dan Siswa ........................................................... 61
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ............................................... 66
C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................................... 69
D. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................................ 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ............................................... 78
1. Deskripsi Pra Siklus ................................................................... 78
2. Deskripsi Data Siklus I............................................................... 80
3. Deskripsi Data Siklus II ............................................................. 84
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 86
1. Siklus I ....................................................................................... 88
2. Siklus II ...................................................................................... 94
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ........................ 100
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 102
B. Saran ......................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
PAI Kelas X SMA Semester I ..................................................... 12
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 61
Tabel 3.2 Daftar Guru .................................................................................. 62
Tabel 3.3 Daftar Keadaan Siswa ................................................................. 65
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ................................ 67
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra siklus .................................................................. 78
Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I ...................................................................... 81
Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II .................................................................... 84
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Siklus ........................ 87
Tabel 4.5 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I ................................ 90
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus I .................................................. 91
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ............................................... 96
Tabel 4.8 Lembar Observasi Guru Siklus II ................................................ 97
Tabel 4.9 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ......................... 101
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) .................................. 9
Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I .............................................................. 89
Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II ............................................................ 95
Gambar 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar............................. 101
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I
Lampiran 5 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II
Lampiran 6 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I
Lampiran 7 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II
Lampiran 8 Lembar Konsultasi
Lampiran 9 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 12 Daftar Nilai SKK
Lampiran 13 Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan anak merupakan suatu persoalan yang amat
menarik bagi seorang pendidik dan orang tua, karena setiap anak
membutuhkan pendidikan. Pendidikan menepati kedudukan yang paling
penting dalam kehidupan, ini berkaitan erat dengan generasi muda yang
masadepannya harus di persiapkan dengan baik, dan semuanya hanya dapat
tercapai melalui pendidikan. Keluarga menjadi tempat anak hidup dan dididik
untuk pertama kali. Sebagai lanjutan pendidikan dalam keluarga adalah
pendidikan dalam lingkungan sekolah. Islam dengan tegas telah mewajibkan
umatnya melakukan pendidikan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
Mujadilah 58:11.
Artinya : ....niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat”.(QS.Al-Mujadilah:11)
Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
2
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan peubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan
pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai
antisipasi kepentingan masa depan. (Trianto, 2014:1).
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah
menyelenggarakan perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai
jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. (Trianto, 2014:5).
Tujuan pendidikan seperti dalam rumusan diatas, merupakan rumusan
tujuan yang sangat ideal yang sulit diukur keberhasilannya, karena memang
tidak ada ukuran atau krikteria yang pasti. Sampai saat ini belum ada rumusan
dan ukuran yang jelas yang bagaimana yang berilmu itu atau manusia seperti
apa yang bertakwa itu. Oleh karena itulah, maka tujuan pendidikan yang
bersifat umum itu perlu dirumuskan lebih khusus. (Sanjaya, 2009:124).
Dalam situasi seperti ini peran guru sangatlah penting, guru
mempunyai peran ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Kedua peran
tersebut bisa dilihat perbedaannya tetapi tidak bisa dipisahkan. Tugas utama
sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara
psikologis, sosial dan moral. Sedangkan tugas utama sebagai pengajar adalah
3
membantu perkembangan intelektual, efektif dan psikomotor, melalui
penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah. Latihan latihan efektif dan
keterampilan. (Sukmadinata, 2003:252-253).
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna
kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah
bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak
didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan
guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai induvidu
dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai mahkluk sosial
dengan latar belakang yang berlainan. ( Bahri, 2002:1).
Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat, dan upaya yang
timbul dalam diri seseorang sehingga orang itu melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar yang dilakukan menyesuaikan dengan tingkah lakunya
dalam upaya meningkatkan kemampuan dirinya. Dalam hal ini, belajar adalah
perilaku mengembangkan diri melalui proses penyesuaian tingkah laku.
(Majid, 2014:33).
4
Penyesuaian tingkah laku dapat terwujud melalui kegiatan belajar,
bukan karena akibat langsung dari pertumbuhan seseorang yang melakukan
kegiatan belajar. (Sudjana, 2005:103).
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja
diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan peserta didik.
Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari dua unsur
manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai
mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal
guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran
dilaksanakan.
Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk
menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik
ketujuan. Disini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar
yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. Suasana
belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik
biasanya banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang
harmonis. ( Bahri, 200:43).
Kemudian, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Materi pelajaran dapat dipelajari
dengan baik bila peserta didik dapat memusatkan pemikirannya dan
menyenangi materi pelajaran tersebut. Peserta didik dapat menjadi kurang
berhasil dalam menerima materi pelajaran, disebabkan peserta didik tidak
5
tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan. Kemampuan intelektual
peserta didik juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam
memperoleh prestasi.
Setiap orang tua berkeinginan mempunyai anak yang berkepribadian
baik, atau setiap orang tua bercita cita mempunyai anak yang soleh, yang
senantiasa membawa harum nama orang tuanya, karena anak yang baik
merupakan kebanggaan orang tua, baik buruknya kelakuan akan
mempengaruhi nama baik orang tuanya.
Untuk mencapai hal yang diinginkan itu dapat diusahakan melalui
pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan dalam sekolah,
maupun pendidikan di masyarakat. (Majid, 2012:21).
Model-model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membantu
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep
itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
memahami, bukan mentrasfer pengetahuan dari guru kesiswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. (Trianto, 2014:15).
Salah satu metode yang bisa memudahkan siswa untuk lebih
memahami materi pembelajaran adalah metode mind map atau peta pikiran.
Mind map atau peta pikiran adalah suatu metode untuk memaksimalkan
6
potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya
secara simultan. (Alamsyah, 2015:172). Penerapan metode mind map selain
penggunaanya mencangkup manajemen organisasi serta pengembangan diri,
juga digunakan pada pembelajaran. Pemetaan pemikiran (mind map)
menggunakan teknik curah gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas,
simbol, atau gambar dan melukiskannya secara sentral. Prinsip dasar mind
map seperti pola pemikiran pada otak manusia, dengan memiliki banyak
bahkan sampai jutaan sel-sel cabang membentuk akar pengetahuan. Prinsip
perkembangan cabang strategi mind map sesungguhnya tanpa batas cabang-
cabang, semakin banyak cabang-cabang yang ditampilkan semakin
menguatkan informasi pengetahuan yang dipelajari siswa. (Alamsyah,
2015:173).
Pada tanggal 13 Agustus 2018 peneliti melakukan observasi di SMA
Negeri 3 Salatiga dan menemukan beberapa masalah yang dihadapi guru yaitu
ketika guru menyampaikan materi pelajaran, peserta didik tidak
memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi. Guru masih
menggunakan metode pembelajaran yang kurang efektif, contohnya saja
menggunakan metode ceramah. Guru juga belum menggunakan metode yang
kreatif dan inovatif seperti metode Mind Mapping
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar PAI
Materi Iman Kepada Allah Dengan Metode Mind Maaping Pada Siswa
Kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga”
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, maka dapat diambil sebuah
rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar
PAI materi Iman Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3
Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas maka peneliti dapat
menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:
Untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi Iman Kepada Allahmelalui
metode mind mapping pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan akan membawa beberapa
manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Didapatnya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran Iman
Kepada Allah melalui metode mind mapping pada siswa kelas X IPA
3 SMA Negeri 3 Salatiga
b. Memberikan kontribusi perbaikan pembelajaran yang digunakan oleh
guru agar sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga hasil
belajar dapat tercapai.
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan
cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan
berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa
diharapkan dapat meningkat.
b. Bagi Guru
PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki
pembelajaran yang dikelolahnya karena memang sasaran akhir PTK
adalah perbaikan pembelajaran. Dengan PTK guru dapat berkembang
secara profesonal karena dapat menunjukan bahwa ia mampu menilai
dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolahnya.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan dugaan sementara dari penelitian yang
akan dilakukan. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar PAI
materi Iman Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3
Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.
b. Penggunaan metode Mind Mapping dapat memenuhi target pencapaian
KKM PAI materi Iman Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA
Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018
9
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode mind maping dapat dikatakan berhasil jika
indikator keberhasilan dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Tindakan ini dikatakan berhasil jika hasil belajar PAI materi Iman
Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga
meningkat.
b. Tindakan ini dikatakn berhasil jika siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3
Salatiga 85% memperoleh ketuntasan atau memperoleh nilai minimal 67
sesuai dengan KKM.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dapat
disebut dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitianyang
dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2011:1.4).
Arikunto dalam bukunya mengungkapkan penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan (Arikunto, 2006:3). Secara keseluruhan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang secara bertahap dan terus menerus.
10
Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas kolaboratif.
PTK bentuk kolaboratif merupakan penelitian yang melibatkan beberapa
pihak, baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak, dengan
tujuan meningkatkan praktik pembelajaran, menyumbang perkembangan teori
dan peningkatan karier guru. Model penelitian ini dirancang dan dilaksanakan
oleh tim yang terdiri atas guru, dosen, dan kepala sekolah.
Dalam PTK kolaboratif, hubungan guru dan peneliti bersifat kemitraan
sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan persoalan-persoalan
yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas. Dalam proses PTK
kolaboratif bukan hanya penelitti yang bertindak sebagai innovator. Guru juga
dapat melakukannya sebagai bentuk kerja sama, saling belajar dan saling
mengisi terhadap proses peningkatan profesionalisme masing-masing.
Dalam PTK kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan adalah guru,
sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya tindakan
adalah peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan. Tahap-tahap penelitian
Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahap penting, meliputi; (1) Planning
(rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4)
Reflektion (refleksi).(Arikunto, 2006).
11
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006: 16)
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X
IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahap penting,
meliputi: (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation
(pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi).
Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui tehnik observasi,
wawancara dan pencatatan asrip.
?
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
12
2) Observasi awal kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat
menemukan permasalahan yang dihadapi guru dikelas, setelah
mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat
merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian.
3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode Mind Mapping.
4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat
proses pembelajaran.
5) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.
6) Pembuatan kisi-kisi dan pembuatan instrumen tes tiap akhir siklus
sebagai alat evaluasi pelaksanaan pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
1) Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menerapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak dikelas berdasarkan
metode pembelajaran Mind Mapping sebagaimana yang digunakan
peneliti meliputi pendahuluan, inti (Eksplorasi, Elaborasi dan
Konfirmasi) dan penutup.
2) Memberikan Motivasi
3) Menyajikan materi pelajaran
4) Memberi penjelasan tahapan Mind Mapping
5) Memberikan bimbingan
6) Memberikan penguatan dan kesimpulan
7) Melakukan pengamatan.
13
c. Pengamatan (Observation)
Pada tahapan pengamatan ini merupakan tahapan pengumpulan
data yang berkaitan dengan perbuatan yang terjadi dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan ini dapat dilaksanakan bersama-sama dengan
guru sebagai mitra peneliti. Pengamatan tersebut digunakan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam
meningkatkan pemahaman belajar siswa.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Data yang diperoleh dari tindakan dikumpulakan
selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisi
yang diperoleh sehinga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil
belajar setelah diadakan tindakan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
b. Tes
c. Dokumentasi
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Pedoman Observasi
14
Pedoman observasi ini untuk mengamati kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode mind mapp.
b. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping
materi Iman Kepada Allah. Soal tes ini berisi pertanyaan-pertanyaan
tertulis baik pilihan ganda maupun uraian.
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi untuk mengetahui kedaan sekolah sebagai tempat
penelitian yang berisi tentang profil sekolah, data sekolah dan foto
sekolah. Pedoman ini juga berisi dokumen-dokumen nilai siswa
sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan dan membuat RPP.
6. Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti
menggunakan cara seperti berikut:
a. Observasi
Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung
meliputi observasi aktivitas kegiatan siswa, observasi kegiatan guru
dalam penglolaan kelas, dan bagaimana proses belajar mengajar
yang berkaitan dengan upaya dari guru PAI dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar melalui metode
Mind Mapping untuk membuat kesimpulan pelaksanaan
15
pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan pada
siklus berikutnya.
b. Tes
Dengan pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan
menggunakan lembar tertulis untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami dan menguasai materi.
Tehnik tes ini dilakukan setelah siswa melaksanakan
pembelajaran Iman Kepada Allah dengan metode mind mapping
dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan
antara siklus pertama dengan siklus kedua. Bentuk tes yang
diberikan berupa tes objektif pilihan ganda 4 option (a, b, c, dan d)
dan tes uraian.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumentasi
adalah data tentang sekolah secara keseluruhan. Metode ini
mencangkup data tentang rencana pembelajaran dikelas.
Dokumentasi ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dan nilai siswa sebelum diterapkan metode mind mapping pada
materi iman kepada Allah.
16
7. Analisis Data
Data yang telah terkumpul perlu dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian, yang dalam PTK, analisis dilakukan sejak awal dan
mencangkup setiap aspek kegiatan penelitian, ketika pencatatan
lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan
pembelajaran dikelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa yang
diamatinya, iklim kelas suasana pembelajaran, cara guru mengajar dan
interaksi pembelajaran. Guru peneliti perlu memahami teknik analisis
data yang tepat agar hasil penelitiannya dapat memberikan manfaat dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kondisi
yang terjadi didalam kelas (Mulyasa, 2009:70).
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini:
a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes
b. Menentukan kriteria nilai (75-100 tuntas dan 0-75 tidak tuntas
c. Data keatifan siswa diambil dari ketifan siswa, ketika pembelajaran,
kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus
d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus
maupun indikator kinerja. Nilai pra siklus dan post tes dibandingkan
maka akan dapat dirumuskan mengetahui seberapa efektif
penggunaan metode Mind Maping dalam pembelajaran PAI.
17
Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap
dan mengetahui hasil akhir dari penelitian. Penulis menggunakan analis
diskriptif untuk memperoleh nilai rata-rata tes frmatif maka dapat
dirumuskan:
∑
Keterangan:
M = Mean (nilai rata-rata)
∑x = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan
nilai setiap individu
N = Banyaknya individu (Djamarah, 2005:302).
Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung prosentase
kentuntasan belajar siswa, digunkan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Nilai dalam Persen
F = Frekuensi
N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2005:264-265).
18
G. Sistematika Penulisan
Sistematiaka penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian inti dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri : Halaman Judul,
Persetujuan Pembimbing, Pernyataan Keaslian Tertulis, Pengesahan
Kelulusan, Moto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi,
Daftar Tabel, Daftar tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran.
Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari:
Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesisi
Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, Sistematika
Penulisan.
Bab II berisi Landasan Teori yang mencakup Kajian Teori, Kajian
Pustaka.
Bab III berisi Deskripsi Pelaksanaan Penelitian yang mencakup:
Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi
Pelaksanaan Siklus III.
Bab IV berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang
mencakup Analisis Hasil Pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, Analisis Hasil
Siklus II, dan Analisis Hasil Siklus III dan Pembahasan.
Bab V berisi Penutup tentang Kesimpulan dan Saran. Sedangkan
bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran yang terdiri
dari Keterangan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Soal Evaluasi, dan
Lembar Observasi.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/materi pelajaran. Disamping itu ada pula orang yang
memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada
latihan membaca dan menulis. Banyak definisi yang diberikan tentang
belajar. Menurut Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian
tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. (Muhibbin, 2010:64).
Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu belajar
merupakan upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui
intruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan
bimbingan dari seseorang pendidik atau guru. (Susanto, 2013:2).
Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang
kompleks. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang
berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pembelajaran. Dengan demikian, belajar merupakan seperangkat proses
kognitif yang menubah sifat stimulasi lingkungan, melewati penglolahan
informasi, menjadi kapabilitas baru. (Dimyati, 2002:10).
20
Hasil belajar pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Nawawi (dalam K.Brhim
(2007:39) menegaskan hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
(Susanto, 2013:5).
2. Klasifikasi Hasil Belajar
Hasil belajar yang baik dan sukses, secara garis besarnya akan
sesuia dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Selain itu hasil belajar yang baik apabila terjadi perubahan kearah yang
positif.
Menurut Gagne hasil belajar diklasifikasikan menjadi lima macam
(Susanto. 2013:2), yaitu:
a. Ketrampilan Motoris (motor skill)
Ketrampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan,
misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berlari, dan
loncat.
b. Informasi Verbal
Informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau
intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu
dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa
simbol yang tampak.
21
c. Kemampuan Intelektual
Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga mampu
melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan
intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan
ukuran.
d. Strategi Kognitif
Gagne menyebutkan sebagai organisasi ketrampilan yang
internal, yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berfikir.
Kemampuan kognitif ini lebih ditunjukan ke dunia luar, dan tidak
dapat dipelajari dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan
terus-menerus yang serius.
e. Sikap (attitude)
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa
kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang
dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dari
belajar tersebut. Sikap akan tergantung pada pendirian, kepribadian
dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu
kesadaran diri penuh.
3. Macam-macam Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013:6-11) macam-macam hasil belajar adalah
sebagai berikut:
a. Pemahaman Konsep
22
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:6) diartikan
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman ini berarti seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang dibaca, dilihat, dialami, atau dirasakan berapa hasil
penelitian atau observasi langsung yang dilakukan. Sedangkan
menurut Sumaatmadja dalam Susanto (2013:8) konsep adalah suatu
yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu
pengertian. Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat
dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau
suatu pengertian. Dari beberapa pengertian tersebut, untuk mengukur
hasil belajar siswa yang berupa memahami konsep, guru dapat
melakukan evaluasi produk. Hasil belajar siswa erat hubungannya
dengan tujuan instruksional yang telah direncanakan guru sebelum
melakukan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat
dilaksanakan dengan mengadakan berbagai tes baik secara lisan
maupun secara tertulis.
b. Keterampilan Proses
Indrawati dalam Susanto (2013:9) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan
untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk
23
mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Dengan kata lain
keterampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan
pengembangan konsep, prinsip, dan teori.
c. Sikap
Menurut Sardiman dalam Susanto (2013:11) sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan suatu dengan cara, metode, pola, dan
teknik tertentu terhadap dunia disekitarnya baik berupa individu-
individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,
perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungan dengan hasil
belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman
konsep. Karena pemahaman konsep, makadominan yang sangat
berperan adalah domainan kognitif.
4. Faktor-faktor yang Mempengarui Hasil Belajar
Menurut Slameto (1988:56-74), faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor
intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor intern yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu:
Faktor biologis, kondisi fisik yang sehat dan segar sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar. Dalam menjaga kesehatan fisik,
ada beberapa hal yang berlu diperhatikan antara lain makan dan
minum yang teratur, olehraga serta cukup tidur. Kondisi cacat tubuh
24
juga dapat mempengarugi belajar siswa.faktor Psikologis, kondisi
mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi
mental yang mantap dan stabil.
Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama,
intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang
memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.
Kedua, perhatian. Siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya agar dapat memperoleh hasil belajar yang baik.
Ketiga, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu
keberhasilan belajar seseorang. Keempat, bakat. Bakat ini bukan
menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang,
melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan
seseorang dalam suatu bidang. Kelima, motif. Motif yang kuat sangat
diperlukan dalam belajar, didalam membentuk motif yang kuat itu
dapat dilakukan dengan adanya latihan-latihan. Keenam, kematangan.
Belajar akan lebih berhasil jika siswa sudah siap (matang) dengan
adanya latihan-latihan dan pelajaran. Ketujuh, kesiapan. Kesiapan ini
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan
sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Faktor
kelelahan juga dapat mempengaruhi belajar dan untuk
menghindarinya perlu adanya upaya untuk menghindarkan kondisi
yang menyebabkan kelelahan pada saat proses belajar.
b. Faktor Ekstern
25
Yang dimaksud faktor ekstren adalah lingkungan keluarga,
cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar
belakang kebudayaan akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
Faktor lingkungan sekolah, hal yang paling mempengaruhi
keberhasilan belajar para siswa di disekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
Faktor lingkungan masyarakat, masyarakat merupakan faktor
ekstrn yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena
keberadaannya dalam masyarakat, di antaranya kegiatan siswa dalam
masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat. Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan, artinya secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungan. Pertama siswa, dalam
arti kemampuan berfikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat,
dan kesempatan siswa baik jasmani maupun rohani. Kedua,
lingkungan yaitu sarana dan prasarana, serta dukungan lingkungan,
keluarga dan lingkungannya. (Susanto, 2013:12).
c. Ranah Hasil Belajar
26
Proses belajar yang berlangsung menyebabkan terjadinya
perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan
keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun
efektif. Benyamin Bloom (dalam Sudjana (1990:22-23), secara garis
besar membagi tipe hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, efektif dan psikomotoris. Perinciannya adalah sebagai
berikut:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek
pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2) Ranah Afekif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi
dan internalisasi.
3) Ranah Psikomotoris
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek dalam
ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasr, kemampuan perceptual, kehormanisan atau ketepatan,
27
gerakan keterampilan komleks dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjjadi objek penilaian hasil belajar, namun
di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam mengatasi isi bahan pengajaran. Batasan hasil belajar yang
dimaksud pada penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif
siswa, di mana siswa dapat mengetahui, mamahami, menganalisis setiap
soal yang diberikan oleh guru.
5. Pengertian Mind Mapping
Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang berarti
suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan dalam dalam mencapai tujuan. Jika metode disandingkan
dengan kata pembelajaran, berarti suatu cara atau sistem yang digunakan
dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik mengetahui,
memahami, mempergunakan, menguasai bahan pembelajaran tertentu.
Pemilihan metode mengajar yang tepat sangat berpengaruh
terhadap efektifitas pembelajaran. Ketepatan penggunaan metode
mengajar tersebutt dipengaruhi banyak faktor, diantaranya: sifat dari
tujuan yang hendak dicapai, keadaan peserta didik, bahan pengajaran dan
situasi belajar mengajar.
Mind Mapping adalah cara termudah untuk menepatkan
informasi kedalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak, Mind
28
Mapping adalah cara mencatat kratif, efektif, dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran kita. Mind map juga sangat sederhana .
pemetaan pemikiran atau yang sering disebut mind map adalah cara
mencatat kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan
ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan
memerintahkan kepada peserta didik untuk membuat peta pikiran,
mereka akan menentukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas
dan kreatif apa yang mereka pelajari dan apa yang mereka rencanakan.
Mind maping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan.
Memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa
sehingga cara kerja alami otak dilibatkan secara awal. Ini berarti
mengingat informasi yang leih mudah dan lebih bisa diandalkan dari
pada menggunakan teknik pencatatan secara tradisional. Semua mind
map mempunyai kesamaan. Semua menggunakan warna. Semua
memiliki struktur alami yang memancar dari pusaat. Semuannya
menggunakan garis lengkung, simbol, dan gambar yang sesuai
dengansatu aturan yang sederhana, mendasar alami dan sesuai dengan
cara kerja otak. Dengan mind map, daftar isi yang panjang dapat
dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah
diingat yang bekerja selaras dan cara kerja alami otak dalam melakukan
berbagai hal. (Buzan, 1970).
29
6. langkah-langkah Metode Mind Maping
Untuk membuat peta pikiran, guru hendaknya menggunakan
bolpoint berwarna dan memulai dari bagian tengah kertas. Kalau biasa,
guru menggunakan kertas secara melebar untuk mendapatkan lebih
banyak tempat. Lalu ikuti langkah-langkah berikut:
1) Tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkuplah
dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain.
2) Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap
poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya akan bervariasi,
tergantung dari jumlah gagasan dan segmen. Gunakan warna yang
berbeda untuk tiap-tiap cabang.
3) Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang
dikembangkanya untuk detail. Kata kunci adalah kata-kata yang
menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan anda. Jika
anda menggunakan sinkatan tersebut sehingga anda dengan mudah
segera mengingat artinya selama berminggu-minggu setelahnya.
4) Tambahkan simbul-simbul dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan
ingatan yang lebih baik. (Buzan, 2003)
7. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping
Strategi Mind Mapping juga memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam proses pembelajarannya.
1) Kelebihan Mind Mapping, yaitu:
30
a) Mudah melihat gambaran keseluruhan.
b) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan.
c) Memudahkan pemahaman informasi baru
d) Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
e) Setiap peta bersifat unik.
f) Meningkakan imajinasi. (Buzan, 2003)
2) Kekurangan Mind Mapping
a) Tidak bisa memasukan jumlah detail dari materi.
b) Pertama diterapkan pada proses pembelajaran siswa masih bingung
terhadap metode yang dipakai guru.
1. PAI Materi Iman Kepada Allah (Al-Asma’u Al-Husna)
a. Pengertian PAI
Pendidikan dalam wacana keislaman lebih populer dengan
istilah tarbiyah, ta‟lim, ta‟dib, riyadhah, irsyad, dan tadris. Masing-
masing istilah tersebut memiliki keunikan makna tersendidri ketika
sebagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Namun
kesemuanya akan memiliki makna yang sama jika disebut salah
satunya, sebab salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah yang
lain. atas dasar itu, dalam beberapa buku pendidikan islam, semua
istilah itu digunakan secara bergantian dalam mewakili peristilahan
pendidikan islam.(Mujib.2006:10).
31
Pendidikan (tarbiyah) dapat juga diartikan dengan proses
transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik,
agar ia memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami
dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk ketakwaan, budi
pekerti, dan kepribadian yang luhur. Sebagai proses, pendidikan
menuntut adanya penjenjangan dalam tranformasi ilmu pengetahuan,
mulai dari pengetahuan yang dasar menuju pada pengetahuan yang
sulit. (Mujib. 2006:13).
Islam adalah doktrin agama, yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada hambanya melalui para rasul. Dalam islam memuat semua
ajaran yang tidak sebatas hanya aspek ritual, tetapi juga mencakup
aspek peradaban. Dengan misi utamanya sebagai rahmatan lil‟
alamin, islam hadir dengan menyuguhkan tata nilai yang besifat plural
dan inklusif yang merambah ke dalam semua ranah kehidupan. Para
ahli dari semua kalangan berusaha menerjemahkan dan menikmati
perjamuan islam menurut displinnya masing-masing. Tentu saja bagi
para pendidik, praktisi pendidikan dan teoretikus pendidikan lebih
care menikmati hidangan itu dalam suguhan yang dikemas dalam
bentuk pendidikan.
Islam adalah agama kepatuhan, kebersihan dari cacat, dan
perdamaian untuk memperoleh keselamatan dunia-akhirat. Hal itu
didasarkan atas arti harfiah islam yang seakar dengan kata: al-salam;
berarti menyerahkan diri, kepasrahan, ketundukan, dan kepatuhan: al-
32
silm dan al-salm; berarti damai dan aman dan al-salamah; berarti
bersih dan selamatdari cacat, baik lahir maupun batin. Orang yang
berislam adalah orang menyerah, tunduk, patuh dalam melakukan
perilaku yang baik, agar hidupnya bersih lahir batin yang pada
giliranya akan mendapatkan keselamatan dan kedamaian hidup di
dunia dan akhirat. (Mujib. 2006:1).
b. Ruang lingkup ajaran islam yaitu:
1) Kepercayaan (i‟tiqodiyah), yang berhubungan dengan rukun iman,
seperti iman kepada Allah, malaikat, kitabullah, rasullah, hari
kebangkitan, dan takdir.
2) Perbuatan („amaliyah), yang terbagi menjadi dua bagian: (1)
masalah ibadah, berkaitan dengan rukun islam, seperti syahadat,
shalat, zakat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah lain yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah SWT.; (2) masalah muamalah,
berkaitan dengan toleransi manusia dengan sesamanya, baik
perseorangan maupun kelompok seperti akad, pembelajaran,
hukuman, hukum jinayah.
3) Etika (khuluqiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab
atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam
rangka mencapai keutamaan. Nilai-nilai seperti jujur, terpercaya,
adil, sabar, syukur, pemaaf, zuhud, qana‟ah, berserah diri kepada
Allah, malu berbuat buruk, persaudaraan, toleransi, tolong-
33
menolong, dan saling menanggung adalah serangkaian bentuk
dari budi pekerti yang luhur. (Mujib. 2006:2).
c. Materi Al-Asma’u Al-Husna
1) Pengertian Al-Asma’u Al-Husna
Al-Asma‟u Al-Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma‟
yang berarti nama-nama, dan husna berarti baik atau indah. Jadi,
al-Asma‟u al-Husna dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik
lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. Sebagai bukti
keagungan-Nya. Kata al-Asma‟u al-Husna diambil dari ayat al-
Qur‟an Q.S Toha 20:8. Yang artinya, “Allah Swt tidak ada Tuhan
melainkan Dia. Dia memiliki al-Asma‟u al-Husna.
2) Dalil Tentang Al-Asma’u Al-Husna
a) Firman Allah Swt Dalam Q.S al-A‟raf 7:180
Artinya : “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah
kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran
dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang Telah mereka kerjaka”. (Q.S Al-A‟raf
7:180)
34
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asma‟u al-Husna
merupakan amalan yang bermanfaat dan mempunyai nilai yang
tidak terhingga tingginya. Berdoa dengan menyebut al-Asma‟u al-
Husna sangat dianjurkan menurut ayat tersebut.
b) Hadits Rasulullah SAW Yang Diriwayatkan Imam Bukhari
إن ا وتسعيه تسعة تعالى لل دخل أحصاهاه م واحدة غير مائة اسم
الجن ة
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah
SAW. Bersabda: sesungguhnya Allah SWT. Mempunyai
sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang
siapa yang menghafalnya, maka ia akan masuk surga”. (H.R
Bukhari)
Berdasarkan hadis di atas, menghafalkan as-Asma‟u al-
Husna akan mengantarkan orang yang melakukannya akan
masuk kedalam surga Allah Swt. Apakah hanya dengan
menghafalkannya seseorang dengan mudah akan masuk
kedalam surga? Jawabnya, tentu saja tidak. Karena
menghafalkan al-Asma‟u al-Husna harus diiringi juga dengan
menjaganya, baik menjaga hafalannya dan terus-menerus
menzikirkannya, maupun menjaganya dengan menghindari
perilaku-perilaku yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah
Swt. Dalam al-Asma‟u al-Husna tersebut.
3) Materi al-Asma’u al-Husna (al-Kariml, al-Mu’min, al-Wakil, al-
Matiin, al-Jaami, al-Adl,dan al-Akhiir)
a) Al-Karim
35
Secara bahasa, Al-Karim mempunyai arti Yang Maha
Mulia, Yang Maha Dermawan atau Yang Maha Pemurah.
Secara istilah, al-Karim diartikan bahwa Allah Swt. Yang
Maha Mulia lagi Maha Pemurah yang memberi anugerah atau
rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dapat pula dimaknai
sebagai Zat yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha
Pemurah, pemberi nikmat dan keutamaan, baik ketika diminta
maupun tidak. Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya:
Artinya: ”Hai manusia, apakah yang Telah memperdayakan
kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha
Pemurah?”.(Q.S al-Infitar:6).
Al-Karim dimaknai Maha Pemberi karena Allah Swt,
senantiasa memberi, tidak pernah terhenti pemberian-Nya.
Manusia tidak boleh berputus asa dari kedermawanan Allah
Swt. Jika miskin dalam harta, karena kedermawanan-Nya
tidak hanya dari harta yang dititipkan melainkan meliputi
segala hal. Manusia yang berharta dan dermawan hendaklah
tidak sombong karena telah memiliki sifat dermawan karena
Allah Swt tidak menyukai kesombongan. Dengan demikian,
bagi orang yang diberikan harta melimpah maupun orang tidak
dianugerahi harta oleh Allah Swt. Maka keduanya harus
36
bersyukur kepada-Nya karena orang yang miskin pun telah
dibeikan nikmat selain harta.
Al-Karim juga dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf
karena Allah Swt. Memaafkan dosa para hamba yang lalai
dalam melaksanakan kewajibannya kepada Allah Swt,
kemudian hamba itu mau bertobat kepada Allah Swt. Bagi
hamba yang berdosa, Allah Swt. Adalah Yang Maha
Pengampun, Allah Swt. Akan mengampuni seberapapun besar
dosa hamba-Nya selama hambanya tidak meragukan kasih
sayang dan kemurahan-Nya.
Menurut imam al-Gazali, al-Karim adalah Dia yang
apabila berjanji, menepatinya, bila memberi, melampaui batas
harapan, tidak peduli berapa dan kepada siapa Dia memberi
dan tidak rela bila da kebutuhan hambanya memohon kepada
selain-Nya, meminta pada orang lain. Dia yang bila kecil hati
menegur tanpa berlebih, tidak mengabaikan siapa yang menuju
dan berlindung kepada-Nya, dan tidak membutuhkan sarana
atau perantara.
b) Al-Mu‟min
Al-Mu‟min secara bahasa berasal dari kata amina yang
berarti pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Allah Swt. Al-
Mu‟min artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua
makhluk-Nya, terutama kepada manusia. Dengan demikian,
37
hati manusia menjadi tenang. Kehidupan ini penuh dengan
berbagai permasalahan, tantangan, dan cobaan. Jika bukan
karena Allah Swt. Yang memberikan rasa aman dalam hati,
niscaya kita akan senantiasa gelisah, takut, dan cemas.
Perhatikan firman Allah Swt berikut ini.
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Q.S al-An‟am
6:82).
Ketika kita akan menyeru dan berdoa kepada Allah
Swt dengan nama-Nya al-Mu‟min berarti kita memohon
diberikan keamanan, dihindarkan dari fitnah, bencana, dan
siksa. Karena Dialah Yang Maha Memberi keamanan, Dia
Yang Maha Pengaman. Dalam nama al-Mu‟min terdapat
kekuatan yang dahsyat dan luar biasa. Ada pertolongan dan
perlindungan, ada jaminan dan ada balabantuan.
Berzikir dengan mama Allah Swt al-Mu‟min
disamping menumbuhkan dan memperkuat keyakinan dan
keimanan kita, bahwa keamanan dan rasa aman yang
38
dirasakan manusia sebagai makhluk adalah suatu rahmat dan
karunia yang diberikan dari sisi Allah Swt. Sebagai al-
Mu‟min, yaitu Tuhan Yang Maha Pemberi Rasa Aman juga
terkandung pengertian bahwa sebagai hamba yang beriman,
seorang mukmin dituntut mampu menjadi bagian dari
pertumbuhan dan perkembangan rasa aman terhadap
lingkungannya.
Mengamalkan dan meneladani al-Asma‟u al-Husna al-
Mu‟min artinya bahwa seorang yang beriman harus
menjadikan orang yang ada di sekelilingnya aman dari
ganguan lidah dan tangannya.
c) Al-Wakil
Kata “al-Wakil” mengandung arti Maha Mewakili atau
Pemlihara. Al-Wakil (Yang Maha Mewakili atau Pemelihara),
yaitu Allah Swt yang memelihara dan mengurusi segala
kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun
urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang
diserahkan hambanya tanpa memberikan apa pun terbengkalai
Firman-Nya dalam al-Qur‟an:
Artinya: “Allah menciptakan segala sesuatu dan dia
memelihara segala sesuatu”.(Q.S az-Zumar 39:62).
39
Dengan demikian, orang yang mempercayakan segala
urusannya kepada Allah Swt akan memiliki kepastian bahwa
semua akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hal itu hanya
dapat dilakukan oleh hamba yang mengetahui bahwa Allah
Swt Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih adalah satu-satunya
yang dapat dipercaya oeleh para hamba-Nya. Seseorang yang
melakukan urusanya dengan sebaik-baiknya dan kemudian
akan menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt untuk
menentukan karunia-Nya.
Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt
melahirkan sikap tawakkal. Tawakkal bukan berarti
mengabaikan sebab-sebab dari suatu kejadian. Berdiam diri
dan tidak peduli terhadap sebab itu dan akibatnya adalah sikap
malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan menyadari
sebab-akibat. Orang harus berusaha untuk mendapatkan apa
yang diinginkannya.
Hamba yang al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada
Allah Swt ketika hamba tersebut telah melihat “tangan” Allah
Swt dalam sebab-sebab dan alasan segala sesuatu, dia
menyerahkan seluruh kehidupanya ditangan al-Wakil.
d) Al-Matin
Al-Matin artinya Maha Kukuh, Allah Swt adalah Maha
Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuahan
40
dalam prinsip sifat-sifat-Nya Alah Swt juga Maha Kukuh
dalam kekuatan-kekuatannya-Nya. Oleh karena itu, sifat al-
Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari
kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan demikian,
kekukuhan Allah Swt. Yang memiliki rahmat dan azab
terbukti ketika Allah Swt memberikan rahmat kepada hamba-
hamba-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat menghalangi
rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak
ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya.
Seseorang yang menemukan kekuatan dan kekukuhan
Allah Swt akan membuatnya menjadi manusia yang tawakkal,
memiliki kepercayaan dalam jiwanya dan tidak merasa rendah
di hadapan manusia lain manusia akan selalu merasa rendah
dihadapan Allah Swt. Hanya Allah Swt Yang Maha Menilai.
Oleh karena itu, Allah Swt melarang manusia bersikap atau
merasa lebih dari saudaranya. Karena hanya Allah Swt Yang
Maha Mengetahui baik buruknya seorang hamba Allah Swt
juga menganjurkan manusia bersabar karena Allah Swt Maha
Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Kekuatan dan
kekukuhan-Nya tidak terhingga dan tidak terbayangkan oleh
manusia yang lemah dan tidak memiliki daya upaya. Jadi,
karena kekukuhan-Nya, Allah Swt tidak terkalahkan dan tidak
tergoyahkan. Siapakah yang paling kuat dan kukuh selain
41
Allah Swt? Tidak ada satupun makhluk yang dapat
menundukan Allah Swt. Meskipun seluruh makhluk di bumi
bekerja sam. Allah Swt berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”.(Q.S az-Zariyat
51:58).
Dengan demikian, akhlak kita terhadap sifat al-Matin
adalah dengan beristiqomah, beribadah dengan kesungguhan
hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus
berusaha dan tidak putus asa serta bekerja sama dengan orang
lain sehingga menjadu lebih kuat.
e) Al-Jami
Al-jami secara bahasa artinya Yang Maha
Mengumpulkan/Menghimpun, yaitu bahwa Allah Swt Maha
Mengumpulkan/menghimpun segala sesuatu yang tersebar
atau terserak. Allah Swt Maha Mengumpulkan apa yang dia
kehendaki-Nya dan dimanapun Allah Swt berkehendak.
Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya,
diantaranya adalah mengumpulkan makhluknya yang beraneka
ragam, termasuk manusia dan lain-lainnya, dipermukaan bumi
42
ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar
pada hari kiamat. Allah Swt berfirman:
Artinya: "Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau
mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada)
hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah
tidak menyalahi janji”.(Q.S Ali-Imran 3:9)
Allah Swt akan menghimpun manusia di akhirat kelak
sama dengan orang-orang yang satu golongan di dunia. Hal ini
dapat dijadikan sebagai barometer, kepada siapa kita
berkumpul di dunia itulah yang akan menjadi teman kita di
akhirat. Walaupun kita berjauhan secara fisik, tetapi hati kita
berhimpun, di akhirat kelak kita juga akan terhimpun dengan
mereka. Begitupun sebaliknya, walaupun kita berdekatan secar
fisik, akan tetapi hati kita terhimpun, di akhirat kelak kita juga
akan terhimpun dengan mereka. Begitupun sebaliknya,
walaupun kita berdekatan secara fisik akan tetapi hati kita
jahu, maka kita juga tidak akan berkumpul dengan mereka.
Oleh karena itu, apabila di dunia kita terhimpun dengan
orang-orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya, di
43
akhirat kelak kita akan berkumpul dengan mereka didalam
neraka. Karena orang-orang yang memperturutkan hawa
nafsunya, tempatnya di neraka.
Begitu pula sebaliknya, apabila kecenderungan hati
kita terhimpun dengan orang-orang beriman, bertakwa dan
orang-orang saleh, dia akhirat kelak kita juga akan terhimpun
dengan mereka. Karena tidaklah mungkin orang-orang
beriman hatinya berhimpun dengan orang-orang kafir dan
orang-orang kafir juga tidak mungkin terhimpun dengan
orang-orang kafir dan orang-orang kafir juga tidak akan
terhimpun dengan terhimpun dengan orang-orang beriman.
Allah Swt juga mengumpulkan di dalam diri seorang
hamba ada yang lahir di anggota tubuh dan hakikat batin di
dalam hati. Barang siapa yang sempurna mari‟fatnya dan baik
tingkah lakunya, maka ia disebut juga sebagai al-jami.
Dikatakan bahwa al-jami ialah orang-orang yang tidak padam
cahaya mari‟fatnya.
f) Al-Adl
Al-Adl artinya Maha Adil. Keadilan Allah Swt bersifat
mutlak, tidak dipengaruhi oleh siapa pun. Keadilan Allah Swt
juga didasari dengan ilmu Allah Swt yang Maha Luas. Dengan
demikian, tidak mungkin keputusan-Nya itu salah Allah Swt
berfirman:
44
Artinya:”Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran)
sebagai kalimat yang benar dan adil. tidak ada yang dapat
merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan dia lah yang Maha
Mendenyar lagi Maha Mengetahui”.(Q.S al-An‟am 6:115).
Al-Adl berasal dari kata adala yang berarti lurus dan
sama. orang yang adil adalah orang yang berjalan lurus dan
sikap selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran
ganda. Persamaan inilah yang menunjukan orang yang adil
tidak berpihak kepada salah seorang yang berselisih. Adil juga
di maknai sebagai penetapan sesuatu pada tempat yang
semestinya.
Allah Swt dinamai al-Adl karena keadilan Allah Swt
adalah sempurna. Dengan demkian, semua yang diciptakan
dan ditentukan oleh Allah Swt sudah menunjukan keadilan
yang sempurna. Hanya saja, banyak diantara kita yang tidak
menyadari atau tidak mampu menangkap keadilan Allah Swt
terhadap apa yang menimpah mahkluk-Nya. Oleh karena itu,
sebelum menilai sesuatu itu adil atau tidak, kita harus dapat
memperhatikan dan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan
45
dengan kasus yang akan dinilai. Akal manusia tidak akan bisa
menembus dimensi tersebut. Seringkali ketika manusia
memandang sesuatu secara luas dan menyeluruh, justru
sebaliknya, merupakan suatu keindahan, kebaikan, atau
keadilan. Tahi lalat secara sepintas terlihat buruk, namun jika
berada di tengah-tengah wajah seseorang dapat terlihat indah.
Begitu juga memotong kaki seseorang terlihat kejam, namun
ketika dikaitkan dengan penyakit yang mengharuskannya
untuk dipotong, hal tersebut merupakan suatu kebaikan.
Disitulah makna keadilan yang tidak gampang menilainya.
Allah Swt Maha Adil. Dia menempatkan semua manusia pada
posisi yang sama dan sedrajat. Tidak ada yang ditinggikan
hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena jabatan. Dekat
jahunya posisi seseorang dengan Allah Swt. Hanya diukur dari
seberapa besar mereka berusaha meningkatkan takwanya.
Semakin tinggi takwa seseorang, semakin tinggi pula
posisinya, makin mulia dan dimuliakan oleh Allah Swt
begitupun sebaliknya.
Sebagian dari keadilan-Nya, Dia hanya menghukum
dan memberi sanksi kepada yang terlibat langsung dalam
perbuatan maksiat atau dosa. Istilah dosa turunan, hukum
karma, dan lain semisalnya tidak dikenal dalam syariat islam.
46
Semua manusia dihadapan Allah Swt akan mempertanggung
jawabkan dirinya sendiri.
Lebih dari itu, keadilan Allah Swt selalu disertai
dengan sifat kasih sayang. Dia memberi pahala sejak
seseorang berniat berbuat baik dan melipat gandakan
pahalanya jika kemudian direalisasikan dalam amal perbuatan.
Sebaliknya, Dia tidak langsung memberi catatan dosa selagi
masih berupa niat berbuat jahat. Sebuah dosa baru dicatat
apabila seseorang telah benar-benar berlaku jahat.
g) Al-Akhir
Al-Akhir artinya Yang Maha Akhir yang tidak ada
sesuatu pun setelah Allah Swt. Dia Maha Kekal tatkala semua
makhluk hancur, Maha Kekal dengan kekekalan-Nya. Adapun
kekekalan makhluk-Nya adalah kekekalan yang terbatas,
seperti halnya kekekalan surga, neraka, dan apa yang ada di
dalamnya. Surga adalah mkhluk yang Allah Swt ciptakan
dengan ketentuan, kehendak, dan perintah-Nya. Nama ini
disebutkan didalam firman-Nya:
Artinya: “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan
yang Bathin dan dia Maha mengetahui segala sesuatu”.(Q.S
al-Hadid 5:3)
47
Allah Swt berkehendak untuk menetapkan makhluk
yang kekal dan yang tidak, namun kekalan makhluk itu tidak
secara zat dan tabiat, seluruh makhluk ciptaan Allah Swt
adalah fana. Sifat kekal tidak dimiliki oleh makhluk,
kekekalan yang ada hanya sebatas kekal untuk beberapa masa
sesuai dengan ketentuan-Nya.
Orang yang mengesakan al-Akhir akan menjadikan
Allah Swt sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan
hidup selain-Nya, tidak ada permitaan kepada selain-Nya,
segala kesudahan tertuju hanya kepada-Nya. Oleh sebab itu,
jadikanlah akhir kesudahan kita hanya kepada-Nya. Karena
sungguh akhir kesudahan hanya kepada Rabb kita, seluruh
sebab dan tujua jalan akan berujung ke haribaan-Nya semata.
Orang yang mengesakan al-Akhir akan selalu merasa
membutuhkan Rabb-nya, ia akan selalu mendasarkan apa yang
diperbuatnya kepada apa yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
untuk hamba-Nya, karena manusia mengetahui bahwa Allah
Swt adalah pemilik segeal kehendak, hati, dan niat.
48
2. SK dan KD PAI Kelas X Semester I
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas X
SMA Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami makna al-Asma‟u al-
Husna: (al-Karim, al-Mu‟min, al-
Wakil, al-Matiin, al-Jaami, al-
Adl,dan al-Akhiir).
1.1 Menjelaskan makna al-Asma‟u
al-Husna (al-Karim, al-
Mu‟min, al-Wakil, al-Matiin,
al-Jaami, al-Adl,dan al-
Akhiir)
1.2 Memberikan contoh Asmaul
Husna (al-Kariim, al-
Mu‟min, al-Wakiil, al-
Matiin, al-Jamii, al-„Adl dan
al-Akhiir) dalam kehidupan.
3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria paling
rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan minimal.
KKM harus ditetapkan sebelum awal pelajaran baru dimulai.
Seberapapun besar jumlah peserta didik yang melampaui batas
ketuntasan minimal, tidak mengubah ketuntasan pendidik dalam
menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak
diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan
normal, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan
belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan.
49
Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan
sejumlah pesrta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuia proporsi kurva.
Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan
yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberi layanan remidial
bagi yang belum tuntas dan layanan pengayaan bagi yang sudah
melampaui kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan
hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau
beberapa satuan pendidikan yang memiliki karekteristik yang hampir
sama. pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis
menjadi pertimbangan utama penetapan KKM
Kriteria ketuntasan menunjukkan presentase tingkat
pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka. Target
ketuntasan secara Nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan
pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal dibawah
target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik,
peserta didik dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap penilaian disekolah berhak untuk
mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan orang
tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam
50
Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil
belajar pesrta didik (Buku KKM,2008:4).
b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Minimal mempunyai fungsi sebagai
berikut (Buku KKM, 2008:5-6).
1) Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi
peserta didik sesuai kompetensi dasar matapelajaran yang
diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui
pencapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik
harus memberi respon yang tepat terhadap pencapaian
kompetensi dasar dalam bentuk pemberian remedial atau
layanan pengayaan.
2) Sebagai acuan peserta didik dalam menyiapkan diri
mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap Kompetensi
Dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus
dicapai dan dikuasai oleh pesrta didik. Pesrta didik
diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti
penilaian agar mencapai KKM. Apabila hal tersebut tidak
bisa dicapai, peserta didik harus mengikuti KD-KD yang
belum tuntas dan perlu perbaikan.
3) Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam
melakukan evaluasi progam pembelajaran yang dilaksanakan
dalam sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil progam
51
kurikulum dapat dilihat dari keberasilan pencapaian KKM
sebagai tolak ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD
berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk
mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata
pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam
proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana
belajar disekolah.
4) Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dan peserta
didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat.
Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yag harus
dilakukan bersama antara pendidik, pesrta didik, pemimpin
satuan pendidikan dan orang tua. Pendidik melakukan upaya
pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses
pembelajaran dan penilaian. Pesrta didik melakukan upaya
pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan
pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah di
desain pendidik. Orang tua dapat membantu memberikan
motivasi dan dukungan penu terhadap putra-putrinya dalam
mengikutu pembelajaran. Sedangakn pimpinan satuan
pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan
untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan
penilaianan disekolah.
52
5) Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian
kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus
berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang
ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah
satu tolak ukur kinerja satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan progam pendidikan. Satuan pendidikan
dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara
bertanggung jawab dapat menjadi tolak ukur kualitas mutu
pendidikan bagi masyarakat.
c. Prinsip Penetapan KKM
Penetapan Kriteria Minimal perlu mempertimbangkan
ketentuan sebagai berikut (Buku KKM, 2008:7-8).
1) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan
keputusan melalui metode kualitatif atau kuantitatif.
2) Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakuakan
melalui analisis belajar minimal pada setiap indikator dengan
memperhatikan kompleksitas, daya dukug, dan intake pesrta
didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
setandar kompetensi.
3) Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD)
merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam
Kompetensi Dasar tersebut.
53
4) Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)
merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang
terdapat dalam SK tersebut.
5) Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-
rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester
atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam
Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapot) peserta didik.
6) Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk
membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH),
Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir
Semester (UAS).
7) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimukinkan
adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.
d. Jenis Kriteria Ketuntasan Minimal
Berdasarkan teori Mastery Learning KKM terdiri dari tiga
aspek antara lain:
1) KKM Individual
KKM Individual wajib dicapai oleh masing-masing
siswa pada mata pelajaran PAI kelas X IPA 3 SMA Negeri 3
Salatiga.
2) KKM Kelas
54
Pembelajaran dalam satu kelas dinyatakan berhasil
mencapai ketuntasan manakala dari siswa 85% telah
mencapai KKM.
3) KKM Nasional
KKM Nasional merupakan ketetapan yang telah
ditentukan oleh pemerintah di tingkat nasional yaitu 75.
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah uraian tentang hasi penelitian yang relevan
dengan penelitian yang sudah terencanakan. Fungsi kajian pustaka adalah
mengemukakan secara sistematis hasil penelitian terdahulu yang ada
hubungannya dengan penelitian yang dilakukannya. Selain itu juga untuk
memberikan gambaran tau batasan-batasan teori yang dipakai sebagai
landasan penelitian (Ksinyo, 2012:15).
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan dengan judul
skripsi yang peneliti lakukan:
1. Rastrid Dita Nugraheni, NIM: 111-13-164, Peningkatan Hasil Belajar
Mata Pelajaran PAI Materi Hidup Sehat Dengan Makanan Dan
Minuman Yang Halal Serta Bergizi Menggunakan Metode Mind
Mapping Siswa Kelas VII E Semester II SMP Negeri 7 Salatiga
Tahun Pelajaran 2016/2017. Pendekatan penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui penerapan metode Mind
Mapping akan dapat diketahui bagaimana Peningkatan Hasil Belajar
55
PAI dengan metode Mind Mapping Materi Hidup Sehat Dengan
Makanan Dan Minuman Yang Halal Serta Bergizi Menggunakan
Metode Mind Mapping Siswa Kelas VII E Semester II SMP Negeri 7
Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil
belajar siswa sebelum melakukan penerapan yaitu 12 atau 44,44%
siswa yang memenuhi KKM dan sesudah penerapan metode Mind
Mapping yaitu pada siklus I sebanyak 20 atau 74,07% siswa telah
tuntas dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak
100% atau 27 siswa yang telah memenuhi KKM.
2. Synthia Wulan Sari, 115-12-060, Peningkatan Hasil Belajar IPA
Materi Lingkungan Melalui Teknik Mind Map Pada Sisa Kelas III MI
Tamrinul Ulum Jetis Gentan Tahun Pelajaran 2016/2017. Pendekatan
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui
penerapan metode mind map akan dapat diketahui bagaimana
Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Lingkungan Melalui Teknik
Mind Map Pada Sisa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Tahun
Pelajaran 2016/2017. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan metode Mind Mapping dalam pembelajaran yang
dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum
melakukan penerapan yaitu 4 atau 25% siswa yang memenuhi KKM
dan sesudah penerapan metode Mind Mapping yaitu pada siklus I
56
sebanyak 9 atau 56,25% siswa telah tuntas dan pada siklus II
mengalami peningkatan yaitu sebanyak 14 atau 87,5% siswa yang
telah memenuhi KKM.
3. Wulan Vita Sari, 115-12-100, Peningkatan, Hasil Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran IPS Materi Memahami Peta Lingkungan
Setempat Melalui Strategi Mind Mapping Siswa Kelas IV MI
Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017. Pendekatan penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui penerapan metode mind
map akan dapat diketahui bagaimana Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran IPS Materi Memahami Peta Lingkungan
Setempat Melalui Strategi Mind Mapping Siswa Kelas IV MI
Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017. Temuan penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan metode Mind Mapping dalam pembelajaran yang
dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum
melakukan penerapan yaitu 8 atau 33,33% siswa yang memenuhi
KKM dan sesudah penerapan metode Mind Mapping yaitu pada siklus
I sebanyak 12 atau 50% siswa telah tuntas dan pada siklus II
mengalami peningkatan yaitu sebanyak 22 atau 91% siswa yang telah
memenuhi KKM.
Dari ketiga penelitian yang sudah peneliti sebutkan diatas, maka
stand point penelitian yakni dari penelitian terdahulu yang didapatkan
57
sudah menemukan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode
Mind Mapping, dalam artian penggunaan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dari itu
peneliti berniat untuk melakukan penelitian dengan metode Mind
Mapping.
58
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Gambaran Umum SMA Negeri 3 Salatiga
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMA Negeri 3
Salatiga. Sekolah ini terletak di Jl. Kartini No. 34 Salatiga Jawa
Tengah. SMA Negeri 3 Salatiga merupakan salah satu Sekolah
Menengah Keatas Negeri yang ada di Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa
pendidikan sekolah di sekolah ini ditempuh dalam waktu tiga tahun
pelajaran, mulai dari kelas X sampai kelas XII.
SMA Negeri 3 Salatiga menepati seluruh gedung serta lokasi
SPG Negeri Salatiga sejak SPG Negeri Salatiga dialihfungsikan. Sejak
penjajahan Jepang sekolah ini digunakan untuk Sihang gakko. Pada
pada zaman penjajahan Belanda, sekolah ini digunakan sebagai
Gauverment Jonger Normal School. Tahun 1945-1947 digunakan
untuk Sekolah Guru Laki-laki (SGL). Pada pendudukan Belanda
tahun 1948nhingga tahun 1950 digunakan oleh tentara Belanda.
Tahun 1950-1951 digunakan oleh tentara Nasional.
Tahun 1951 digunakan lagi untuk Sekolah Pendidikan Guru
(SGB) hingga tahun 1960 dengan nama SGB Negeri 1. Tahun 1959-
1960 dipakai bersama-sama oleh SGB Negeri 1 dan SGTK Negeri.
Tahun 1960-1964 SGA dan SGTK dintegritas menjadi SPG hingga
59
tahun 1991. Tahun 1991 SPG Negeri salatiga diahlifungsikan menjadi
SMA 3 Salatiga.
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 3 Salatiga
Visi SMA Negeri 3 Salatiga:
“Unggul Prestasi Serasi Dalam Budi Pekerti Berdaya Saing Global”
Dengan Indikator sebagai berikut:
a. Peningkatan peroleh Nilai Ujian Nasional ( UN )
b. Peningkatan penerimaan seleksi Perguruan Tinggi melalui jalur
PMDK dan SPMB
c. Peningkatan kegiatan ekstrakurikuler
d. Peningkatan lomba kesenian, KIR dan Olahraga
e. Peningkatan kedisplinan siswa
f. Peningkatan penglolaan sekolah sebagai upaya mewujudkan
wawasan wiyata mandala
g. Pemberian pembekalan kecakapan hidup bagi siswa yang tidak
bisa melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai
dengan minat dan potensinya
Misi yang diterapkan dalam mewujudkan visi SMA Negeri 3
Salatiga sebagai berikut:
a. Menyediakan pelayanan belajar yang efektif dengan suber belajar
yang memadai
b. Melaksanakan remedial/pengayaan yang berkelanjutan
60
c. Penambahan jam pada pelajaran yang diujikan secara nasional
kepada siswa kelas X, XI, XII
d. Melaksanakan UHF (Ulangan Harian Terprogam) kepada siswa
kelas X, XI, XII pada semester I dan II
e. Bekerja sama dengan lembaga bimbingan belajar untuk persiapan
ke SPMB
f. Melakukan pelatihan dan mendorong siswa mengenal potensi diri
untuk bersaing dalam setiap even/kegiatan
g. Menyediakan wahana pembinaan siswa bidang non akademis,
melalui kegiatan ekstrakurikuler
h. Memasukan pelajaran bimbingan karier dan budi pekerti ke dalam
kegiatan intrakurikuler bagi siswa kelas X, XI
i. Menkoordinasi pembinaan mental spiritual yang
berkesinambungan
j. Mengajak orang tua/wali murid memberikan bimbingan dalam
hal budi pekerti yang baik
k. Menyediakan wahana komunikasi, koordinasi antara sekolah,
orang tua, masyarakat dan instansi yang terkait untuk menunjang
terlaksananya progam sekolah
l. Memberikan pelatihan ketrampilan komputer bagi siswa yang
tidak akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga
siswa mampu mengidentifikasi, menggunakan dan mereparasi
macam-macam peralatan elektronik.
61
Tujuan SMA Negeri 3 Salatiga
a. Rata-rata nilai Ujian Nasional mencapai 6,5
b. Jumlah susunan yang dapat diterima di perguruan Tinggi Negeri
minimal 40%
c. Dapat menghasilkan manusia yang berakhlak dan berprilaku baik
lewat pemberdayaan siswa dapat dijadikan asset sekolah
d. Kedisiplinan siswa dapat dijadikan asset sekolah
e. Memiliki klompok KIR yang mampu menampilkan menjadi
finalis LKIR dalam tingkat kota, profinsi dan nasional
f. Kegiatan ekstrakurikler mampu menampilkan menjadi fanalis
dalam lomba tingkat kota/kabupaten dan profinsi
g. Menghindarkan prilaku yang menyimpang
h. Pemberdayaan asset dan potensi yang dimiliki untuk menunjang
keberhasilan pelaksanaan pendidikan di SMA Negeri 3 Salatiga.
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 3
Salatiga. Waktu pelaksanaan dimulai tanggal 13 Agustus 2018 sampai
dengan tanggal 27 Agustus 2018. Penelitian dilaksanakan sesuai
dengan jadwal PAI kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga. Sehingga
tidak mengganggu jadwal mata pelajaran yang lainnya. Adapun
jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
62
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Waktu Kegiatan
1 13 Agustus 2018 Pelaksanaan Pra Siklus
2 20 Agustus 2018 Pelaksanaan Siklus I
3 27 Agustus 2018 Pelaksanaan Siklus II
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Guru atau tenaga pendidik SMA Negeri 3 Salatiga
sebanyak 67 orang guru. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan
keadaan pengajar dan staf yang lainnya yang membantu jalannya
proses pendidikan di SMA Negeri 3 Salatiga, dapat dilihat dari
hasil penelitian yang penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Daftar Guru SMA Negeri 3 Salatiga
No Nama Jabatan
1 Dra. Yuliati Eko Atmojo, M.Pd. Guru Utama Muda
2 Drs. Saptono Nugrohadi, M.Pd. Guru Madya
3 Aris Kusmanto, M.Pd. Guru Madya
4 Kristin Yulianti, M.Pd. Guru Madya
5 Drs. Takarina Guru Madya
6 Dra. Tyas Mardhi Astutie Guru Madya
7 Drs. Suwarjo Guru Madya
63
8 Drs. Hadiyanto Guru Madya
9 Dra. Sukmawati Guru Madya
10 Dra. Sri Mekar Widiyastuti, M.Pd. Guru Madya
11 Drs. Purwanto Guru Madya
12 Inti Artini Palupi, S.Pd., M.Si. Guru Madya
13 Eny Sri Handaruningsih, S.Pd. Guru Madya
14 Dra. Anita Liswati Sri Lestari Guru Madya
15 Respati Endah Pertiwi, S.Pd. Guru Madya
16 Dwi Hartati, S.Pd. Guru Madya
17 Sri Mulyatiningsih, S.Pd. Guru Madya
18 Budi Utami S.Pd. Guru Madya
19 Dra. Siti Mualimah Khotijah Guru Madya
20 Drs. Agus Supriyo Guru Muda
21 Sri Asih, S.Pd. Guru Muda
22 Firmaya Yulias Anggraini, S.Pd. Guru Muda
23 Amelia Handayani Widiasih, S.Pd.
M.Si.
Guru Muda
24 Novemberi Agus Hariyanto, S.Pd. Guru Muda
25 Budi Susila, S.Pd. Guru Muda
26 Retno Gianti, S.Pd. Guru Muda
27 Agus Supriadi, A.Md. Guru Muda
28 Agus Widiyanto, S.Pd. Guru Muda
64
29 Muhlasin, S.Pd. Guru Muda
30 Supriyatin Widodo, S.Pd, M.Pd. Guru Muda
31 Hanang Tugiyanto, S.Pd. Guru Muda
32 Syamsi Ariyah, S.Pd., M.Pd. Guru Muda
33 Muhamad Bashori, S.Pd. Guru Muda
34 Agus Nugroho, S.Pd. Guru Muda
35 Bangun Nugroho Echnatius, S.Pd. Guru Muda
36 Arief Prihastono, S.Pd. Guru Muda
37 Siti Mardyah, S.Pd. Guru Muda
38 Listyarini Nur Banun, S.Sos Guru Muda
39 Indriastuti Soewarto, S.Pd. Guru Muda
40 Dra. Rr. Sri Winarsih Guru Muda
41 Dra. Siti Nur Handayani Guru Muda
42 Sri Hartini, S.Pd. Guru Muda
43 Riya Suryana, S.Pd. Guru Pertama
44 Muh Sukron, M.Pd. Guru Pertama
45 Wahyu Wiyandani, S.Pd. Guru Pertama
46 R. Andi Nurcahyo Hadisaputro,
S.Pd.
Guru Pertama
47 Anna Rcyyana Nikmah, S.Pd. Guru Pertama
48 Anik Idhayati, S.Pd. Guru Pertama
49 Ndaru Dian Pratiwi, S.Pd. Guru Pertama
65
50 Suryo Handoko, S.Si. Guru Pertama
51 Drs. Sugeng Riyanto, M.Pd.I Guru Pertama
52 Danis Eko Suryanto, S.Ag. Guru Pertama
53 Mahetasari, S.Ant. Guru Pertama
54 Samuel Ngastoroso, S.Th. -
55 Saiful Barmawi, S.Pd. -
56 Ratna Imani, S.Pd. -
57 Daryati, S.Pd. -
58 Nanda Nur Mulatsih, S.Pd. -
59 Ferian Chayaning Riyastuti, S.Pd. -
60 Okto Dwi Widyanto, S.Pd. Guru Pertama
61 Hannif Purwo Prayogo, S.Pd. -
62 Maria Fransiska Myra Febri Anna,
S.Pd.
-
63 Sholikhin, S.Pd. -
64 Sugeng Basuki Rochmad, S.Pd. Guru Madya
65 Deny Frianto Utomo, S.Pd.M.Or -
66 Dra. Maria Immaculata Sri
Indyaswati
-
67 Inta Rafika Hudi, S.Pd. -
66
b. Keadaan Siswa
Tabel 3.3 Data Keadaan Peserta Didik SMA Negeri 3
Salatiga Kelas X IPA 3
No
Nama Peserta Didik Agama
L/P
L P
1 Aditya Dian Nugroho Islam L
2 Alfatar Brian Putra Prasetya Islam L
3 Ardiyan Syah Miftakhul F Islam L
4 Atika Salma Falihah Islam P
5 Aulia Shaka Tselam Islam P
6 Dava Ataya Shafi Andali Islam L
7 Dzamar Rafi‟Thariq P Islam L
8 Fatihatur Rizqiya Afifah Islam P
9 Feby Martiza Putri Harton Islam P
10 Fitria Anisa Rahmawati Islam P
11 Ikfiyah Khasib Muhammad Islam L
12 Linda Ardiani Islam P
13 Marginingsih Islam P
14 Melani Ainur Risyana Islam P
15 Muhammad Nur Shodiq Islam L
16 Muhammad Alif Ar Rafii Islam L
17 Muhammad Ifan Ardiansyah Islam L
18 Muhammad Lutfi Setiawan Islam L
19 Muhammad Riski Widianto Islam L
20 Mutiara Agustina Islam P
21 Nila Ni‟matun Nafi Islam P
22 Sagita Febrianti Islam P
23 Tyas Adi Novianto Islam P
67
24 Wahyu Khairunnisa Islam P
25 Wiwid Indriani Islam P
26 Agustinus Aditya Putra Pratama Katolik L
27 Andre Novan Andika Katolik L
28 Anselmus Damar Widiprastya N Katolik L
29 Carmenita Refika Katolik P
30 Fiona Maharani Katolik P
31 Janos Adya Sepasthika Katolik L
32 Katarina Wahyu Tiaradita Katolik P
33 Marcellius Raka Hardi Adtya Katolik L
34 Maria Florensia Putri KP Katolik p
B. Diskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kondisi awal merupakan tindakan awal pembelajaran sebelum
dilakukan tindakan penelitian yaitu tepatnya pada tanggal 13 Agustus
2018. Hasil belajar atau tes pra siklus dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa kelas X IPA 3 pada mata
pelajaran PAI di SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
Hasil pra siklus diperoleh melalui tes tertulis berupa hasil belajar atau
nilai sebelum diadakan penelitian pada mata pelajaran PAI.
Berdasarkan hasil tes awal didapat bahwa rata-rata hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PAI masih berada dibawah criteria ketuntasan
minimal yang telah ditetapkan yaitu 67. Sedangkan nilai yang diperoleh
44% dari seluruh total siswa. Hal tersebut dikarenakan dalam penggunaan
68
metode belum variatif sehingga hasil belajarnya masih kurang
memuaskan. Hasil belajar pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel: 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Nilai KKM Keterangan
1 Aditya Dian Nugroho 60 67 Belum Tuntas
2 Alfatar Brian Putra Prasetya 60 67 Belum Tuntas
3 Ardiyan Syah Miftakhul F 65 67 Belum Tuntas
4 Atika Salma Falihah 65 67 Belum Tuntas
5 Aulia Shaka Tselam 70 67 Tuntas
6 Dava Ataya Shafi Andali 60 67 Belum Tuntas
7 Dzamar Rafi‟Thariq P 70 67 Tuntas
8 Fatihatur Rizqiya Afifah 65 67 Belum Tuntas
9 Feby Martiza Putri Harton 75 67 Tuntas
10 Fitria Anisa Rahmawati 85 67 Tuntas
11 Ikfiyah Khasib Muhammad 60 67 Belum Tuntas
12 Linda Ardiani 75 67 Tuntas
13 Marginingsih 75 67 Tuntas
14 Melani Ainur Risyana 75 67 Tuntas
15 Muhammad Nur Shodiq 50 67 Belum Tuntas
16 Muhammad Alif Ar Rafii 60 67 Belum Tuntas
17 Muhammad Ifan Ardiansyah 55 67 Belum Tuntas
18 Muhammad Lutfi Setiawan 50 67 Belum Tuntas
19 Muhammad Riski Widianto 75 67 Tuntas
20 Mutiara Agustina 60 67 Belum Tuntas
21 Nila Ni‟matun Nafi 65 67 Belum Tuntas
22 Sagita Febrianti 85 67 Tuntas
69
23 Tyas Adi Novianto 55 67 Belum Tuntas
24 Wahyu Khairunnisa 70 67 Tuntas
25 Wiwid Indriani 80 67 Tuntas
Jumlah 1730
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terrendah 50
Rata-rata 69.2
Keterangan:
Tuntas = 11 siswa
Belum Tuntas = 14 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan presentase berikut:
P ∑
∑
=
= 44%
Dilihat dari tabel 3.4 diatas, masih banyak siswa yang belum
tuntas, pada proses pembelajaran pra siklus siswa tidak semangat dan
bermalas-malasan karena siswa merasa bosan dalam membaca materi.
Selain itu siswa belum aktif dalam bertanya dan diskusi. Untuk itu untuk
menumbuhkan semangat siswa dalam memahami materi iman kepada
Allah maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
metode mind mapping. Perbaikan tersebut dilakukan melalui penelitian
tindakan kelas dengan dua tahap, yaitu pembelajaran siklus I dan siklus II.
70
C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Tahap perencanaan siklus I meliputi:
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I
b. Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran
c. Membuat instrument penelitian, yaitu:
1) Lembar observasi untuk mengumpulakan data tentang
aktifitas pembelajaran (lembar observasi terlampir).
2) Tes Formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan
siswa pada materi yang telah disampaikan melalui metode
mind mapping (Soal terlampir).
3) Menyiapkan bahan metode Mind Mapping sebagai alat
untuk menyampaikan materi (bahan pembahasan
menggunakan metode mind mapping terlampir).
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Salam, do‟a, mengabsen siswa
2) Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan hal-hal
yang terkait dengan materi iman kepada Allah. Contoh siapa
yang tau pengertian iman kepada Allah?
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan di capai.
71
4) Guru menjelaskan cakupan materi tentang perjuangan
melawan penjajah melalui metode ceramah, tanya jawab,
diskusi, dan metode mind mapping.
b. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
1) Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru
dengan menggunakan metode ceramah dan mind mapping.
2) Guru memimpin untuk melakukan tanya jawab kepada
siswa tentang iman kepada Allah.
Elaborasi
1) Guru membentuk 4 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
kemudian menentukan ketua kelompok.
2) Guru meminta setiap kelompok untuk bekerjasama
membaca materi al-asma‟u al-husna lalu setiap kelompok
merangkum materi yang sudah disampaikan dengan metode
mind mapping.
3) Hal terakhir siswa mempersentasikan hasil diskusi mereka
didepan kelas. Lalu siswa yang lain mendengarkan dan
bertanya.
Konfirmasi
1) Guru memberi pujian terhadap tiap-tiap kelompok karena
sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan baik.
2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
72
3) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan
terhadap hasil pembelajaran tersebut.
c. Penutup (10 menit)
1) Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi iman
kepada Allah.
2) Guru memberi evaluasi dengan tes
3) Guru menilai hasil evaluasi
4) Guru memberi komentar terhadap aktivitas siswa saat
pembelajaran
5) Guru memberitahu materi yang akan datang
6) Guru meminta siswa belajar materi yang akan datang
7) Guru menutup dengan doa
8) Salam penutup
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:
a. Mengamati tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan
pembelajaran
b. Digunakan lembar observasi oleh peneliti unruk mengamati
aktivitas guru dalam menglola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
73
4. Refleksi
Hal-hal yang mendukung serta hal-hal yang menghambat suatu
pelaksanaan pembelajaran Siklus I akan dijadikan sebagai bahan
refleksi untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
a. Hal-hal yang mendukung:
1) Siswa duduk rapi pada tempat yang telah ditentukan
2) Semua siswa membawa buku PAI
3) Siswa nihil
b. Hal-hal yang menghambat:
1) Ada 5 siswa yang tidak fokus dalam pelaksanaan pembelajaran
sehingga siswa kesulitan untuk mencari sub materi yang akan
dipelajari
2) Terdapat 3 siswa yang merasa malas untuk membuat pertanyaan
sehingga akan mengalami kesulitan pada tahap berikutnya
3) Ada 4 siswa yang tidak membaca dengan maksimal
4) 2 siswa merasa tidak percaya diri saat mengungkapkan materi
yang telah dipahami
5) 2 siswa merasa bingung saat mereview materi yang telah
dipelajari.
c. Ide Perbaikan
1) Mengalokasikan waktu sesuai yang ditentukan.
2) Memberi arahan lebih detail lagi dalam penggunaan metode
mind mapping,
74
3) Memberi perhatian dan bimbingan terhadap siswa yang masih
kurang pada setiap kegiatan pertahap
4) Memotivasi siswa yang kurang aktif.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi:
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II
b. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran
c. Membuat instrumen penelitian, yaitu:
1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang aktifitas
siswa dalam pembelajaran dan kegiatan guru selama kegiatan
pembelajaran.
2) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan siswa
pada materi yang telah disampaikan melalui metode mind
mapping.
3) Menyiapkan pedoman pelaksanaan pembelajaran berupa RPP
siklus II
4) Revisi siklus I yaitu:
a) Mengalokasikan waktu sesuai yang ditentukan.
b) Memberi arahan lebih detail lagi dalam penggunaan
metode mind mapping.
c) Memberi perhatian dan bimbingan terhadap siswa yang
masih kurang pada setiap kegiatan pertahap
75
d) Memotivasi siswa yang kurang aktif
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Salam, doa, mengabsen siswa
2) Memberi apersepsi dengan menanyakan hal-hal yang terkait
dengan materi iman kepada Allah.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai.
4) Guru menjelaskan cakupan materi iman kepada Allah melalui
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, mind mapping
5) Mengidentifikasi dan perumusan masalah refleksi pada siklus
I
6) Mempersiapkan penerapan metode mind mapping dengan
baik dari siklus sebelumnya.
7) Merancang soal-soal untuk dikerjakan disiklus II
8) Merancang lembar observasi guru guna mengetahui
perubahan dan perkembangan siswa pada siklus II
9) Merancang lembar observasi guru guna mengetahui
perubahan dan perkembangannya dalam proses pembelajaran
pada siklus II
b. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
76
1) Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
menggunakan metode ceramah dan mind mapping.
2) Guru memimpin untuk melakukan tanya jawab kepada siswa
tentang contoh iman kepada Allah dalam kehidupan.
Elaborasi
1) Guru membentuk 4 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
kemudian menentukan ketua kelompok.
2) Guru meminta setiap kelompok untuk berkerjasama
membaca materi contoh iman kepada Allah dalam kehidupan
dengan metode mind mapping.
a) Siswa melakukan survey bacaan dengan mencari judul dan
sub judul serta paragraf pertama dan terakhir pada bacaan.
b) Siswa mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya
tentang isi bacaan dan ditulis lembar kelompok.
c) Setelah melakukan survey dan pertanyaan siswa membaca
isi bacaan dengan kritis dan mencari jawaban atas
pertanyaan yang telah dibuat.
d) Setelah membaca dan menentukan jawaban-jawaban
berhenti sejenak untuk membuat catatan seperlunya dan
mengutarakan hal telah dipahami dari isi bacaan.
e) Tahap terakhir melakukan membuat cataatan dengan
menulis hal-hal yang penting.
77
Konfirmasi
1) Guru memberikan pujian terhadap tiap-tiap kelompok karena
sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan baik.
2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
3) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan
terhadap hasil pembelajaran.
c. Penutup (10 menit)
1) Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi contoh
al-asma‟u al-husna dalam kehidupan.
2) Guru memberi evaluasi dengan tes
3) Guru menilai hasil evaluasi
4) Guru memberi komentar terhadap aktifitas siswa saat
pembelajaran
5) Guru memberi tahu materi yang akan datang
6) Guru meminta siswa untuk belajar materi yang akan datang
7) Guru menutup dengan doa dan salam penutup.
d. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:
1) Mengamati tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan
pembelajaran
78
2) Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati
aktivitas guru dalam mengola pembelajaran selam kegiatan
pembelajaran berlangsung.
79
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
Dari hasil penelitian ini menghasilkan beberapa deskripsi, yaitu:
1. Diskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)
Dalam pelaksanaan pra siklus guru menyampaikan materi
kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan
diskusi. Dari dokumentasi sebelum penerapan metode mind mapping
didapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum penerapan
metode mind mapping sebagai pemecah masalah. Nilai dalam
penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan
metode mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebagai patokan adalah nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM)
kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga pada mata pelajaran PAI yaitu
67.
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus
No Nama Nilai KKM Keterangan
1 Aditya Dian Nugroho 60 67 Belum Tuntas
2 Alfatar Brian Putra Prasetya 60 67 Belum Tuntas
3 Ardiyan Syah Miftakhul F 65 67 Belum Tuntas
4 Atika Salma Falihah 65 67 Belum Tuntas
5 Aulia Shaka Tselam 70 67 Tuntas
6 Dava Ataya Shafi Andali 60 67 Belum Tuntas
7 Dzamar Rafi‟Thariq P 70 67 Tuntas
80
8 Fatihatur Rizqiya Afifah 65 67 Belum Tuntas
9 Feby Martiza Putri Harton 75 67 Tuntas
10 Fitria Anisa Rahmawati 85 67 Tuntas
11 Ikfiyah Khasib Muhammad 60 67 Belum Tuntas
12 Linda Ardiani 75 67 Tuntas
13 Marginingsih 75 67 Tuntas
14 Melani Ainur Risyana 75 67 Tuntas
15 Muhammad Nur Shodiq 50 67 Belum Tuntas
16 Muhammad Alif Ar Rafii 60 67 Belum Tuntas
17 Muhammad Ifan
Ardiansyah 55
67 Belum Tuntas
18 Muhammad Lutfi Setiawan 50 67 Belum Tuntas
19 Muhammad Riski Widianto 75 67 Tuntas
20 Mutiara Agustina 60 67 Belum Tuntas
21 Nila Ni‟matun Nafi 65 67 Belum Tuntas
22 Sagita Febrianti 85 67 Tuntas
23 Tyas Adi Novianto 55 67 Belum Tuntas
24 Wahyu Khairunnisa 70 67 Tuntas
25 Wiwid Indriani 80 67 Tuntas
Jumlah 1665
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terrendah 50
Rata-rata 66
Keterangan:
Tuntas = 11 siswa
Belum Tuntas = 14 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan presentase berikut:
P ∑
∑
81
=
= 44%
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa masih banyak
siswa yang belum tuntas belajarnya yaitu sebanyak 14 atau 56%.
Sedangkan yang tuntas KKM sebanyak 11 siswa atau 44% dari siswa
yang ada di kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga. Nilai rata-rata
kelasnya adalah 66.
2. Diskripsi Hasil Siklus I
Pada siklus I ini dicari data menggunakan tes formatif dan
lembar observasi. Data instrument tersebut diperoleh data tentang nilai
siswa dalam pembelajaran.
a. Perencanaan Penelitian Siklus I
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari pembelajaran I, soal tes formatif
dan alat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga
dipersiapkan lembar observasi/pengamatan. Pada siklus I ini
peneliti menerapkan metode mind mapping saat pembelajaran dan
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga guru
hanya berpesan sebagai fasilitator.
82
b. Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada
tanggal 20 Agustus 2018 di kelas X IPA 3 dengan jumlah siswa
25 siswa, dalam hal ini penelitian bertindak sebagai kolabolator
dan guru yang mengajar. Adapun proses pembelajaran mengacu
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
dipersiapkan. Dalam siklus I pelaksanaan perbaikan pembelajaran
yang direncanakan difokuskan pada penerapan metode mind
mapping sebagai upaya meningkatkan hasil belajar.
Penelitian pada siklus I telah menunjukan bahwa
penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil
belajar PAI materi iman kepada Allah pada kelas X IPA 3,
adapun hasil penelitian siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai Siklus I
No Nama Nilai
KK
M Keterangan
1 Aditya Dian Nugroho 75 67 Tuntas
2 Alfatar Brian Putra P 65 67 Belum Tuntas
3 Ardiyan Syah M F 65 67 Belum Tuntas
4 Atika Salma Falihah 60 67 Belum Tuntas
5 Aulia Shaka Tselam 90 67 Tuntas
6 Dava Ataya Shafi A 65 67 Belum Tuntas
7 Dzamar Rafi‟Thariq P 75 67 Tuntas
8 Fatihatur Rizqiya A 60 67 Belum Tuntas
9 Feby Martiza Putri H 85 67 Tuntas
83
10 Fitria Anisa R 75 67 Tuntas
11 Ikfiyah Khasib M 65 67 Belum Tuntas
12 Linda Ardiani 85 67 Tuntas
13 Marginingsih 75 67 Tuntas
14 Melani Ainur Risyana 85 67 Tuntas
15 Muhammad Nur S 90 67 Tuntas
16 Muhammad Alif Ar R 65 67 Belum Tuntas
17 Muhammad Ifan A 85 67 Tuntas
18 Muhammad Lutfi S 65 67 Belum Tuntas
19 Muhammad Riski W 75 67 Tuntas
20 Mutiara Agustina 65 67 Belum Tuntas
21 Nila Ni‟matun Nafi 60 67 Belum Tuntas
22 Sagita Febrianti 85 67 Tuntas
23 Tyas Adi Novianto 70 67 Tuntas
24 Wahyu Khairunnisa 70 67 Tuntas
25 Wiwid Indriani 85 67 Tuntas
Jumlah 1840
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terrendah 55
Rata-rata 73.
Keterangan:
Tuntas = 15 siswa
Belum Tuntas = 10 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan presentase berikut:
P ∑
∑
=
= 60%
84
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
siswa yang tuntas dalam KKM 67 sebanyak 15 siswa atau 60%.
Dari jumlah siswa yang ada di kelas X IPA 3 SMA Negeri 3
Salatiga. Nilai rata-rata kelasnya adalah 73. Hasil tersebut selain
disebabkan karena kegiatan pembelajaran yang menggunakan
metode pembelajaran baru, juga disebabkan karena siswa tidak
fokus terhadap instruksi guru mengenai penerapan metode mind
mapping.
Hasil ini masih di bawah indikator keberhasilan yang
diharapkan disebabkan oleh berbagai faktor baik dari siswa
maupun faktor dari guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pada siklus I antara lain dari diri siswa yaitu
penerapan metode mind mapping. Hal ini terlihat dari siswa yang
masih banyak merasa bingung dalam memahami sub judul dan
membuat pertanyaan, sehingga mengalami hambatan pada tahap
selanjutnya.
c. Refleksi
Penerapan metode mind mapping pada siklus I masih
belum dimengerti oleh siswa. Hal tersebut dikarenakan ada
beberapa tahap yang harus mereka lalui.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi
pembelajaran pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan
kelemahan pembelajaran sebagai berikut:
85
1) Siswa belum bisa mengikuti langkah-langkah pembelajaran
dengan baik dan masih banyak yang bingung
2) Kemampuan siswa dalam memahami materi belum maksimal
sehingga guru harus mengulang-ulang tahap-tahap yang
harus dilaksanakan saat membaca materi.
3. Diskripsi Hasil Siklus II
Pada siklus II penelitian dilakukan pada hari Senin 27 Agustus
2018. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang telah
dipersiapkan sebelumnya dan pada siklus ini merubah posisi tempat
duduk siswa diharapkan supaya siswa yang pada siklus sebelumnya
kurang memperhatikan bisa terfokus pada guru.
Sedangkan proses pembelajaran menerapkan metode mind
mapping. Dalam pembelajaran ini guru bertindak sebagai fasilitator.
Kegiatan guru pada pembelajaran ini lebih baik dari pada siklus I.
Hasil siklus II dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.3 Nilai Siklus II
No Nama Nilai
KK
M Keterangan
1 Aditya Dian Nugroho 85 67 Tuntas
2 Alfatar Brian Putra Prasetya 80 67 Tuntas
3 Ardiyan Syah Miftakhul F 75 67 Tuntas
4 Atika Salma Falihah 85 67 Tuntas
5 Aulia Shaka Tselam 80 67 Tuntas
6 Dava Ataya Shafi Andali 85 67 Tuntas
7 Dzamar Rafi‟Thariq P 70 67 Tuntas
86
8 Fatihatur Rizqiya Afifah 85 67 Tuntas
9 Feby Martiza Putri Harton 75 67 Tuntas
10 Fitria Anisa Rahmawati 95 67 Tuntas
11 Ikfiyah Khasib Muhammad 95 67 Tuntas
12 Linda Ardiani 75 67 Tuntas
13 Marginingsih 85 67 Tuntas
14 Melani Ainur Risyana 75 67 Tuntas
15 Muhammad Nur Shodiq 80 67 Tuntas
16 Muhammad Alif Ar Rafii 80 67 Tuntas
17 Muhammad Ifan Ardiansyah 75 67 Tuntas
18 Muhammad Lutfi Setiawan 75 67 Tuntas
19 Muhammad Riski Widianto 75 67 Tuntas
20 Mutiara Agustina 80 67 Tuntas
21 Nila Ni‟matun Nafi 75 67 Tuntas
22 Sagita Febrianti 95 67 Tuntas
23 Tyas Adi Novianto 85 67 Tuntas
24 Wahyu Khairunnisa 85 67 Tuntas
25 Wiwid Indriani 80 67 Tuntas
Jumlah 2030
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terrendah 70
Rata-rata 81.
Keterangan:
Tuntas = 25 siswa
Belum Tuntas = 0 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan presentase berikut:
P ∑
∑
87
=
= 100%
Pada siklus II diperoleh data siswa yang tuntas ada 25 siswa
dengan kata lain seluruh siswa tuntas semua, sedangkan nilai rata-rata
pada siklus II adalah 81. Pada siklus II seluruh siswa sudah tuntas
belajar dan sudah melebihi kriteria ketuntasan klasikal yaitu 100%
dari nilai yang sudah ditetapkan ≥100%. Jadi pembelajaran di siklus II
dikatakan berhasil sehingga penelitian dihentikan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran PAI pada materi iman kepada Allah menggunakan
metode Mind Mapping memengaruhi hasil belajar siswa kelas X IPA 3
SMA Negeri 3 Salatiga, dapat dibuktikan dengan hasil belajar siswa dari
sebelum menggunakan dan sesudah menggunakan metode Mind Mapping.
Nilai pra siklus dengan siklus I dan siklus II selalu mengalami
peningkatan. Adapun data perbandingan nilai sebagai berikut:
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa
No. Nama
Nilai
Pra
siklus
Siklus
I
Siklus
II
1. Aditya Dian Nugroho 60 75 85
2. Alfatar Brian Putra Prasetya 60 65 80
3. Ardiyan Syah Miftakhul F 65 65 75
4. Atika Salma Falihah 65 60 85
5. Aulia Shaka Tselam 70 90 80
88
6. Dava Ataya Shafi Andali 60 65 85
7. Dzamar Rafi‟Thariq P 70 75 70
8. Fatihatur Rizqiya Afifah 65 60 85
9. Feby Martiza Putri Harton 75 85 75
10. Fitria Anisa Rahmawati 85 75 95
11. Ikfiyah Khasib Muhammad 60 65 95
12. Linda Ardiani 75 85 75
13. Marginingsih 75 75 85
14. Melani Ainur Risyana 75 85 75
15. Muhammad Nur Shodiq 50 90 80
16. Muhammad Alif Ar Rafii 60 65 80
17. Muhammad Ifan Ardiansyah 55 85 75
18. Muhammad Lutfi Setiawan 50 65 75
19. Muhammad Riski Widianto 75 75 75
20. Mutiara Agustina 60 65 80
21. Nila Ni‟matun Nafi 65 60 75
22. Sagita Febrianti 85 85 95
23. Tyas Adi Novianto 55 70 85
24. Wahyu Khairunnisa 70 70 85
25. Wiwid Indriani 80 85 80
Rata-rata 66.6 73.6 81.2
Ketuntasan Klasikal 44% 60% 100%
Dapat dilihat dari tabel diatas ketuntasan klasikal dari siklus ke
siklus mengalami peningkatan, dapat dilihat dari ketuntasan klasikal
prasiklus 44% meningkat di siklus I menjadi 60%. Kemudian dari siklus I
ke II meningkat menjadi 100%. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
menggunakan metode Mind Mapping bisa dinyatakan berhasil karena pada
89
presentase ketuntasan klasikal siklus II (100%) sudah melebihi kriteria
ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu ≥85% atau memperoleh nilai
minimal 67 sesuai KKM
Adapun penjabaran dari hasil penilaian yang telah dilakukan pada
siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus ini peneliti menggunakan tes dan lembar observasi.
Dari instrumen tersebut diperoleh data hasil pembelajaran.
a. Data Hasil Belajar Siswa
1) Nilai Hasil Belajar Siswa
Dapat dilihat dari pra siklus siswa yang tuntas belajar
yaitu 11 siswa (44%) sedangkan yang belum tuntas belajar
sejumlah 14 siswa (56%) dengan nilai rata-rata 66,6. Hasil
belajar siklus I diperoleh data yaitu 15 siswa (60%) yang tuntas
belajar dan yang belum tuntas belajar 10 siswa (40%), dengan
rata-rata nilai 73,6. Berdasarkan perolehan dari data tersebut
dapat diketahui hasil belajar dari pra siklus ke siklus I
meningakat 16 %. Akan tetapi, hasil belajar yag diperoleh
belum mencapai kriteria klasikal yang telah ditetapkan yaitu
≥85% dari jumlah seluruh siswa yang tuntas belajar, sehingga
penelitian ini dilanjutkan pada penelitian siklus berikutnya.
90
Perolehan nilai hasil tes evaluasi siklus I dapat dilihat
pada gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I
2) Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Berikut ini adalah lembar observasi yang peneliti
gunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa pada saat
pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I
No Aspek Yang Diamati Nilai
A B C D
1. Merespon terhadap apersepsi yang
diberikan guru
2. Mengetahui tujuan pembelajaran
√
3. Memperhatikan penjelasan guru
√
60%
40%
Nilai Evaluasi Siklus I
Tuntas
91
4.
Memahami langkah-langkah
penggunaan metode mind map
√
5.
Antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran
√
6.
Keaktifan dalam diskusi
kelompok
√
7.
Kebranian dalam
mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas
√
8.
Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru
√
9.
Menyimpulkan materi
pembelajaran
√
10.
Terciptanya suasana yang
kondusif
√
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sikap
siswa dalam pembelajaran siklus I masih tergolong cukup.
3) Hasil Pengamatan Kinerja Guru
Berikut ini adalah lembar observasi yang peneliti
gunakan untuk mengamati kinerja dalam proses pembelajaran
menggunakan metode Mind Mapping sebagai berikut:
Keterangan:
A=4 (Baik Sekali)
B=3 (Baik)
C=2 (Cukup)
D=1(Kurang)
92
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek Yang Dinilai
Skala
Penilaian
K C B
1. Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
a. Mengkondisikan siswa
b. Menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
d. Melakukan apersepsi
2. Sikap Guru Dalam Proses
Pembelajaran
a. Kemampuan
mengendalikan kelas
b. Kejelasan artikulasi suara
93
c. Antusiasme dalam
penampilan
d. Menarik perhatian siswa
dalam proses
pembelajaran
menggunakan metode
mind map
e. Memberi perhatian yang
sama antar kelompok
3. Penguasaan Materi Pelajaran
a. Bahan ajar di sajikan
sesuai RPP
b. Kejelasan dalam
menjelaskan materi
c. Kejelasan dalam
memberikan contoh
4. Kegiatan Belajar Mengajar
a. Penyajian materi ajar
sesuai dengan tujuan dan
indikator yang telah di
tetapkan
94
b. Mendemonstrasikan
langkah-langkah kegiatan
belajar dengan metode
Mind Map
c. Ketepatan dalam
penggunaan alokasi waktu
yang ditentukan
5. Evaluasi Pembelajarang
a. Penilaian relevan dengan
tujuan yang telah
ditetapkan
b. Penilaian yang diberikan
sesuai dengan RPP
6. Kemampuan Menutup
Kegiatan Pembelajaran
a. Meninjau kembali materi
yang diberikan
b. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
c. Memberi kesimpulan
Keterangan:
A=4 (Baik Sekali)
B=3 (Baik)
C=2 (Cukup)
95
Berdasrkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa kinerja
guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I berada
dalam kategori cukup.
2. Siklus II
Pada siklus ini peneliti menggunakan tes dan lembar observasi.
Dari isnstrumen tersebut diperoleh data hasil pembelajaran.
a. Data Hasil Belajar Siswa
1) Nilai Hasi Belajar Siswa
Hasil belajar pada siklus II masih menggunakan metode
yang sama dan media yang sama tetapi dengan materi yang
berbeda. Terdapat 25 (100%) siswa yang tuntas belajar, dengan
kata lain pada siklus II semua siswa tuntas belajar dengan nilai
rata-rata yaitu 81,2. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa
nilai hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat
40%. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah
memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu
87% dari seluruh siswa yang tuntas belajar sehingga penelitian
dihentikan pada siklus II.
96
Perolehan nilai hasil tes evaluasi siklus sebagai berikut:
Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II
2) Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Berikut ini adalah lembar observasi yang peneliti
gunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa pada saat
pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II
SIKLUS II
No Aspek Yang Diamati Nilai
A B C D
1. Merespon terhadap apersepsi yang
diberikan guru √
2. Mengetahui tujuan pembelajaran
√
Nilai Evaluasi Siklus II
Tuntas
97
3. Memperhatikan penjelasan guru
√
4.
Memahami langkah-langkah
penggunaan metode mind map √
5.
Antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran
√
6. Keaktifan dalam diskusi kelompok
√
7.
Kebranian dalam
mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas
√
8.
Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru
√
9.
Menyimpulkan materi
pembelajaran
√
10. Terciptanya suasana yang kondusif
√
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sikap
siswa dalam pembelajaran siklus II sudah tergolong baik.
3) Hasil Pengamatan Kinerja Guru
Keterangan:
A=4 (Baik Sekali)
B=3 (Baik)
C=2 (Cukup)
D=1(Kurang)
98
Berikut ini adalah lembar observasi yang peneliti
gunakan untuk mengamati kinerja guru dalam proses
pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping sebagai
berikut
Tabel 4.8 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II
No Aspek Yang Dinilai
Skala Penilaian
K C B
1. Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
e. Mengkondisikan siswa
√
f. Menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
√
g. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
h. Melakukan apersepsi √
2. Sikap Guru Dalam Proses
Pembelajaran
f. Kemampuan
mengendalikan kelas
√
99
g. Kejelasan artikulasi suara
√
h. Antusiasme dalam
penampilan
√
i. Menarik perhatian siswa
dalam proses pembelajaran
menggunakan metode mind
map
√
j. Memberi perhatian yang
sama antar kelompok
√
3. Penguasaan Materi Pelajaran
d. Bahan ajar di sajikan sesuai
RPP
√
e. Kejelasan dalam
menjelaskan materi
√
f. Kejelasan dalam
memberikan contoh
√
4. Kegiatan Belajar Mengajar
d. Penyajian materi ajar sesuai
dengan tujuan dan indikator
√
100
yang telah di tetapkan
e. Mendemonstrasikan
langkah-langkah kegiatan
belajar dengan metode
Mind Map
√
f. Ketepatan dalam
penggunaan alokasi waktu
yang ditentukan
√
5. Evaluasi Pembelajarang
c. Penilaian relevan dengan
tujuan yang telah ditetapkan
√
d. Penilaian yang diberikan
sesuai dengan RPP
√
6. Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
d. Meninjau kembali materi
yang diberikan
√
e. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
√
f. Memberi kesimpulan √
Keterangan:
A=4 (Baik Sekali)
B=3 (Baik)
C=2 (Cukup)
101
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh
kesimpulan tentang data dari hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil
belajar siswa dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil belajar Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II.
SIKLU
S
NILAI
RATA-
RATA
KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
Pra
Siklus 66,6
Tuntas 11 44%
Belum Tuntas 14
Siklus I 73,6 Tuntas 15
60% Belum Tuntas 10
Siklus
II 81,2
Tuntas 25 100%
Belum Tuntas 0
Bedasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil belajar PAI
materi iman kepada Allah menggunakan metode Mind Mapping pada
siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga meningkat dari pra siklus
sampai siklus II.
Apabila digambarkan menggunakan diagram batang sebagai
berikut:
102
Gambar 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Belajar
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Series 1
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode
Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi iman kepada
Allah pada siswa kelas X IPA3 SMA Negeri 3 Salatiga. Ketuntasan hasil
belajar siswa pada pra siklus 44% siswa tuntas belajar, siklus I 60% siswa
tuntas belajar dan siklus II 100% siswa tuntas belajar. Peningkatan siswa
yang tuntas belajar dari pra siklus ke siklus 1 yaitu 16% dan siklus I ke
siklus II yaitu 40%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut:
1. Guru
Guru seharusnya menerapkan metode Mind Mapping pada
mata pelajaran yang lain. Karena hasil penelitian Tindakan Kelas
menggunakan metode ini berhasil.
2. Siswa
Hendaknya memperhatikan guru saat sedang menyampaikan
materi pelajaran, dan harus percaya diri saat menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
3. Sekolah
104
Pihak sekolah melakukan pembinaan terhadap guru untuk
melatih kreativitas dan meningkatkan profesionalitas guru
105
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabany Ibnu Badar Trianto (Ed.). 2014. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Buzan, T. 2003. The Power of Creative Intelligence Sepuluh cara Jadi Orang
yang Jenius Kreatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Djamarah, Zain Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung:RemajaRosdakarya.
Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung:RosdaKarya.
Mujib Abdul. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rastrid, Dita Nugraheni, 2017. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI
Materi Hidup Sehat Dengan Makan Dan Minum Yang Halal Seta
Bergizi Menggunakan Metode Mind Mapping Siswa Kelas VII E
Semester II SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.
Skripsi diterbitkan. Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN
Salatiga.
106
Said Alamsyah, Budimanjaya Andi. 2015. 95 Strategi Mengajar Multiple
Intelligences Mengajar Sesuai KerjaOtak dan Gaya Belajar
Siswa. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sanjaya Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Prenada media Group.
Susanto Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Synthia, Wulan Sari, 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Lingkungan
Melalui Teknik Mind Map Pada Siswa Kelas II MI Tamrinul Ulum
Jetis Gentan Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi diterbitkan.
Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN
Salatiga.
Wardhani, Igak. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wulan, Vita Sari, 2017. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
IPS Materi Memahami Peta Lingkungan Setempat Melalui Strategi
Mind Mapping Siswa Kelas IV MI Tholabiyah Tegarong
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017. Skripsi diterbitkan. Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
LAMPIRAN
2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pokok : Iman Kepada Allah Swt (al-Karim, al-Mu‟min, al-
Wakil, al-Matin, al-Jamii, al-Adl, al-Akhiir
Pokok Bahasan : Menjelaskan makna al-Asma‟u al-Husna (al-Wakil,
al-Mu‟min, al-Wakil, al-Matiin, al-Jaami, al-
Adl,dan al-Akhiir)
Kelas/Semester : X/I
Waktu : 2 X 3 Jam Pelajaran
Hari/Tanggal :
A. Standar Kompetensi
- Memahami makna Beriman Kepada Allah SWT
B. Kompetensi Dasar
- Menjelaskan makna al-Asma‟u al-Husna (al-Wakil, al-Mu‟min, al-
Wakil, al-Matiin, al-Jaami, al-Adl,dan al-Akhiir)
- Memberikan contoh Asmaul Husna (al-kariim, al-mu‟min, al-wakiil,
al-matiin, al-jamii‟, al-„adl dan al-akhiir) dalam kehidupan.
3
C. Indikator
- Menjelaskan makna al-Asma‟u al-Husna (al-Wakil, al-Mu‟min, al-
Wakil, al-Matiin, al-Jaami, al-Adl,dan al-Akhiir)
D. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menjelaskan makna al-Asma‟u al-Husna (al-Wakil, al-
Mu‟min, al-Wakil, al-Matiin, al-Jaami, al-Adl dan al-Akhir)
E. Materi Pelajaran
Pengertian al-Asma’u al-Husna
Al-Asma‟u Al-Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma‟ yang berarti
nama-nama, dan husna berarti baik atau indah. Jadi, al-Asma‟u al-Husna
dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi indah yang hanya
dimiliki oleh Allah Swt. Sebagai bukti keagungan-Nya. Kata al-Asma‟u al-
Husna diambil dari ayat al-Qur‟an Q.S Toha 20:8. Yang artinya, “Allah Swt
tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki al-Asma‟u al-Husna.
1. Dalil Tentang al-Asma‟u al-Husna
Artinya : “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-
Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.
nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang Telah mereka
kerjaka”. (Q.S Al-A‟raf 7:180)
4
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asma‟u al-Husna merupakan
amalan yang bermanfaat dan mempunyai nilai yang tidak terhingga
tingginya. Berdoa dengan menyebut al-Asma‟u al-Husna sangat dianjurkan
menurut ayat tersebut.
2. Hadits Rasulullah SAW Yang Diriwayatkan Oleh Imam Bukhari.
ا مائة غير واحدة مه أحصاها دخل تعالى تسعة وتسعيه اسم إن لل
الجن ة
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW.
Bersabda: sesungguhnya Allah SWT. Mempunyai sembilan puluh sembilan
nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalnya, maka ia akan
masuk surga”. (H.R Bukhari)
Berdasarkan hadis di atas, menghafalkan as-Asma‟u al-Husna akan
mengantarkan orang yang melakukannya akan masuk kedalam surga Allah
Swt. Apakah hanya dengan menghafalkannya seseorang dengan mudah
akan masuk kedalam surga? Jawabnya, tentu saja tidak. Karena
menghafalkan al-Asma‟u al-Husna harus diiringi juga dengan menjaganya,
baik menjaga hafalannya dan terus-menerus menzikirkannya, maupun
menjaganya dengan menghindari perilaku-perilaku yang bertentangan
dengan sifat-sifat Allah Swt. Dalam al-Asma‟u al-Husna tersebut.
a) Al-Karim
Secara bahasa, Al-Karim mempunyai arti Yang Maha Mulia, Yang
Maha Dermawan atau Yang Maha Pemurah. Secara istilah, al-Karim
diartikan bahwa Allah Swt. Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah yang
memberi anugerah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dapat pula
dimaknai sebagai Zat yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha
5
Pemurah, pemberi nikmat dan keutamaan, baik ketika diminta maupun
tidak. Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya:
Artinya: ”Hai manusia, apakah yang Telah memperdayakan kamu (berbuat
durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah?”.(Q.S al-Infitar:6).
Al-Karim dimaknai Maha Pemberi karena Allah Swt, senantiasa
memberi, tidak pernah terhenti pemberian-Nya. Manusia tidak boleh
berputus asa dari kedermawanan Allah Swt. Jika miskin dalam harta, karena
kedermawanan-Nya tidak hanya dari harta yang dititipkan melainkan
meliputi segala hal. Manusia yang berharta dan dermawan hendaklah tidak
sombong karena telah memiliki sifat dermawan karena Allah Swt tidak
menyukai kesombongan. Dengan demikian, bagi orang yang diberikan harta
melimpah maupun orang tidak dianugerahi harta oleh Allah Swt. Maka
keduanya harus bersyukur kepada-Nya karena orang yang miskin pun telah
dibeikan nikmat selain harta.
Al-Karim juga dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf karena Allah
Swt. Memaafkan dosa para hamba yang lalai dalam melaksanakan
kewajibannya kepada Allah Swt, kemudian hamba itu mau bertobat kepada
Allah Swt. Bagi hamba yang berdosa, Allah Swt. Adalah Yang Maha
Pengampun, Allah Swt. Akan mengampuni seberapapun besar dosa hamba-
Nya selama hambanya tidak meragukan kasih sayang dan kemurahan-Nya.
6
Menurut imam al-Gazali, al-Karim adalah Dia yang apabila
berjanji, menepatinya, bila memberi, melampaui batas harapan, tidak peduli
berapa dan kepada siapa Dia memberi dan tidak rela bila da kebutuhan
hambanya memohon kepada selain-Nya, meminta pada orang lain. Dia yang
bila kecil hati menegur tanpa berlebih, tidak mengabaikan siapa yang
menuju dan berlindung kepada-Nya, dan tidak membutuhkan sarana atau
perantara.
b) Al-Mu‟min
Al-Mu‟min secara bahasa berasal dari kata amina yang berarti
pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Allah Swt. Al-Mu‟min artinya Dia
Maha Pemberi rasa aman kepada semua makhluk-Nya, terutama kepada
manusia. Dengan demikian, hati manusia menjadi tenang. Kehidupan ini
penuh dengan berbagai permasalahan, tantangan, dan cobaan. Jika bukan
karena Allah Swt. Yang memberikan rasa aman dalam hati, niscaya kita
akan senantiasa gelisah, takut, dan cemas. Perhatikan firman Allah Swt
berikut ini.
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan
dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Q.S al-
An‟am 6:82).
Ketika kita akan menyeru dan berdoa kepada Allah Swt dengan
nama-Nya al-Mu‟min berarti kita memohon diberikan keamanan,
7
dihindarkan dari fitnah, bencana, dan siksa. Karena Dialah Yang Maha
Memberi keamanan, Dia Yang Maha Pengaman. Dalam nama al-Mu‟min
terdapat kekuatan yang dahsyat dan luar biasa. Ada pertolongan dan
perlindungan, ada jaminan dan ada balabantuan.
Berzikir dengan mama Allah Swt al-Mu‟min disamping
menumbuhkan dan memperkuat keyakinan dan keimanan kita, bahwa
keamanan dan rasa aman yang dirasakan manusia sebagai makhluk adalah
suatu rahmat dan karunia yang diberikan dari sisi Allah Swt. Sebagai al-
Mu‟min, yaitu Tuhan Yang Maha Pemberi Rasa Aman juga terkandung
pengertian bahwa sebagai hamba yang beriman, seorang mukmin dituntut
mampu menjadi bagian dari pertumbuhan dan perkembangan rasa aman
terhadap lingkungannya.
Mengamalkan dan meneladani al-Asma‟u al-Husna al-Mu‟min
artinya bahwa seorang yang beriman harus menjadikan orang yang ada di
sekelilingnya aman dari ganguan lidah dan tangannya.
c) Al-Wakil
Kata “al-Wakil” mengandung arti Maha Mewakili atau Pemlihara.
Al-Wakil (Yang Maha Mewakili atau Pemelihara), yaitu Allah Swt yang
memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam
urusan dunia maupun urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu
yang diserahkan hambanya tanpa memberikan apa pun terbengkalai
Firman-Nya dalam al-Qur‟an:
8
Artinya: “Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala
sesuatu”.(Q.S az-Zumar 39:62).
Dengan demikian, orang yang mempercayakan segala urusannya
kepada Allah Swt akan memiliki kepastian bahwa semua akan diselesaikan
dengan sebaik-baiknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh hamba yang
mengetahui bahwa Allah Swt Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih adalah
satu-satunya yang dapat dipercaya oeleh para hamba-Nya. Seseorang yang
melakukan urusanya dengan sebaik-baiknya dan kemudian akan
menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt untuk menentukan karunia-
Nya.
Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt melahirkan
sikap tawakkal. Tawakkal bukan berarti mengabaikan sebab-sebab dari
suatu kejadian. Berdiam diri dan tidak peduli terhadap sebab itu dan
akibatnya adalah sikap malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan
menyadari sebab-akibat. Orang harus berusaha untuk mendapatkan apa
yang diinginkannya.
Hamba yang al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada Allah Swt
ketika hamba tersebut telah melihat “tangan” Allah Swt dalam sebab-sebab
dan alasan segala sesuatu, dia menyerahkan seluruh kehidupanya ditangan
al-Wakil.
d) Al-Matin
Al-Matin artinya Maha Kukuh, Allah Swt adalah Maha Sempurna
dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuahan dalam prinsip sifat-sifat-
Nya Alah Swt juga Maha Kukuh dalam kekuatan-kekuatannya-Nya. Oleh
9
karena itu, sifat al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh
dari kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan demikian, kekukuhan Allah
Swt. Yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah Swt memberikan
rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat
menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak
ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya.
Seseorang yang menemukan kekuatan dan kekukuhan Allah Swt
akan membuatnya menjadi manusia yang tawakkal, memiliki kepercayaan
dalam jiwanya dan tidak merasa rendah di hadapan manusia lain manusia
akan selalu merasa rendah dihadapan Allah Swt. Hanya Allah Swt Yang
Maha Menilai. Oleh karena itu, Allah Swt melarang manusia bersikap atau
merasa lebih dari saudaranya. Karena hanya Allah Swt Yang Maha
Mengetahui baik buruknya seorang hamba Allah Swt juga menganjurkan
manusia bersabar karena Allah Swt Maha Tahu apa yang terbaik untuk
hamba-Nya. Kekuatan dan kekukuhan-Nya tidak terhingga dan tidak
terbayangkan oleh manusia yang lemah dan tidak memiliki daya upaya.
Jadi, karena kekukuhan-Nya, Allah Swt tidak terkalahkan dan tidak
tergoyahkan. Siapakah yang paling kuat dan kukuh selain Allah Swt? Tidak
ada satupun makhluk yang dapat menundukan Allah Swt. Meskipun seluruh
makhluk di bumi bekerja sam. Allah Swt berfirman:
10
Artinya:“Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai
kekuatan lagi sangat kokoh”.(Q.S az-Zariyat 51:58).
Dengan demikian, akhlak kita terhadap sifat al-Matin adalah dengan
beristiqomah, beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh
bisikan menyesatkan, terus berusaha dan tidak putus asa serta bekerja sama
dengan orang lain sehingga menjadu lebih kuat.
e) Al-Jami
Al-jami secara bahasa artinya Yang Maha
Mengumpulkan/Menghimpun, yaitu bahwa Allah Swt Maha
Mengumpulkan/menghimpun segala sesuatu yang tersebar atau terserak.
Allah Swt Maha Mengumpulkan apa yang dia kehendaki-Nya dan
dimanapun Allah Swt berkehendak.
Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, diantaranya
adalah mengumpulkan makhluknya yang beraneka ragam, termasuk
manusia dan lain-lainnya, dipermukaan bumi ini dan kemudian
mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat. Allah Swt
berfirman:
Artinya: "Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia
untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya".
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji”.(Q.S Ali-Imran 3:9)
11
Allah Swt akan menghimpun manusia di akhirat kelak sama dengan
orang-orang yang satu golongan di dunia. Hal ini dapat dijadikan sebagai
barometer, kepada siapa kita berkumpul didunia itulah yang akan menjadi
teman kita di akhirat. Walaupun kita berjauhan secara fisik, tetapi hati kita
berhimpun, di akhirat kelak kita juga akan terhimpun dengan mereka.
Begitupun sebaliknya, walaupun kita berdekatan secar fisik, akan tetapi hati
kita terhimpun, di akhirat kelak kita juga akan terhimpun dengan mereka.
Begitupun sebaliknya, walaupun kita berdekatan secara fisik akan tetapi
hati kita jahu, maka kita juga tidak akan berkumpul dengan mereka.
Oleh karena itu, apabila didunia kita terhimpun dengan orang-orang
yang selalu memperturutkan hawa nafsunya, di akhirat kelak kita akan
berkumpul dengan mereka didalam neraka. Karena orang-orang yang
memperturutkan hawa nafsunya, tempatnya di neraka.
Begitu pula sebaliknya, apabila kecenderungan hati kita terhimpun
dengan orang-orang beriman, bertakwa dan orang-orang saleh, dia akhirat
kelak kita juga akan terhimpun dengan mereka. Karena tidaklah mungkin
orang-orang beriman hatinya berhimpun dengan orang-orang kafir dan
orang-orang kafir juga tidak mungkin terhimpun dengan orang-orang kafir
dan orang-orang kafir juga tidak akan terhimpun dengan terhimpun dengan
orang-orang beriman.
Allah Swt juga mengumpulkan didalam diri seorang hamba ada
yang lahir di anggota tubuh dan hakikat batin di dalam hati. Barang siapa
yang sempurna mari‟fatnya dan baik tingkah lakunya, maka ia disebut juga
12
sebagai al-jami. Dikatakan bahwa al-jami ialah orang-orang yang tidak
padam cahaya mari‟fatnya.
f) Al-Adl
Al-Adl artinyaMaha Adil. Keadilan Allah Swt bersifat mutlak, tidak
dipengaruhi oleh siapa pun. Keadilan Allah Swt juga didasari dengan ilmu
Allah Swt yang Maha Luas. Dengan demikian, tidak mungkin keputusan-
Nya itu salah Allah Swt berfirman:
Artinya:”Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat
yang benar dan adil. tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-
Nya dan dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui”.(Q.S al-
An‟am 6:115).
Al-Adl berasal dari kata adala yang berarti lurus dan sama. orang
yang adil adalah orang yang berjalan lurus dan sikap selalu menggunakan
ukuran yang sama, bukan ukuran ganda. Persamaan inilah yang
menunjukan orang yang adil tidak berpihak kepada salah seorang yang
berselisih. Adil juga di maknai sebagai penetapan sesuatu pada tempat yang
semestinya.
Allah Swt dinamai al-Adl karena keadilan Allah Swt adalah
sempurna. Dengan demkian, semua yang diciptakan dan ditentukan oleh
Allah Swt sudah menunjukan keadilan yang sempurna. Hanya saja, banyak
diantara kita yang tidak menyadari atau tidak mampu menangkap keadilan
13
Allah Swt terhadap apa yang menimpah mahkluk-Nya. Oleh karena itu,
sebelum menilai sesuatu itu adil atau tidak, kita harus dapat memperhatikan
dan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus yang akan
dinilai. Akal manusia tidak akan bisa menembus dimensi tersebut.
Seringkali ketika manusia memandang sesuatu secara luas dan menyeluruh,
justru sebaliknya, merupakan suatu keindahan, kebaikan, atau keadilan.
Tahi lalat secara sepintas terlihat buruk, namun jika berada di tengah-tengah
wajah seseorang dapat terlihat indah. Bekitu juga memotong kaki seseorang
terlihat kejam, namun ketika dikaitkan dengan penyakit yang
mengharuskannya untuk dipotong, hal tersebut merupakan suatu kebaikan.
Disitulah makna keadilan yang tidak gampang menilainya. Allah Swt Maha
Adil. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan sedrajat.
Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena
jabata. Dekat jahunya posisi seseorang dengan Allah Swt. Hanya diukur
dari seberapa besar mereka berusaha meningkatkan takwanya. Semakin
tinggi takwa seseorang, semakin tinggi pula posisinya, makin mulia dan
dimuliakan oleh Allah Swt begitupun sebaliknya.
Sebagian dari keadilan-Nya, Dia hanya menghukum dan memberi
sanksi kepada yang terlibat langsung dalam perbuatan maksiat atau dosa.
Istilah dosa turunan, hukum karma, dan lain semisalnya tidak dikenal dalam
syariat islam. Semua manusia dihadapan Allah Swt akan mempertanggung
jawabkan dirinya sendiri.
14
Lebih dari itu, keadilan Allah Swt selalu disertai dengan sifat kasih
sayang. Dia memberi pahala sejak seseorang berniat berbuat baik dan
melipat gandakan pahalanya jika kemudian direalisasikan dalam amal
perbuatan. Sebaliknya, Dia tidak langsung memberi catatan dosa selagi
masih berupa niat berbuat jahat. Sebuah dosa baru dicatat apabila seseorang
telah benar-benar berlaku jahat.
g) Al-Akhir
Al-Akhir artinya Yang Maha Akhir yang tidak ada sesuatu pun
setelah Allah Swt. Dia Maha Kekal tatkala semua makhluk hancur, Maha
Kekal dengan kekekalan-Nya. Adapun kekekalan makhluk-Nya adalah
kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan surga, neraka, dan apa
yang ada di dalamnya. Surga adalah mkhluk yang Allah Swt ciptakan
dengan ketentuan, kehendak, dan perintah-Nya. Nama ini disebutkan
didalam firman-Nya:
Artinya: “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin
dan dia Maha mengetahui segala sesuatu”.(Q.S al-Hadid 57:3)
Allah Swt berkehendak untuk menetapkan makhluk yang kekal dan
yang tidak, namun kekalan makhluk itu tidak secara zat dan tabiat, seluruh
makhluk ciptaan Allah Swt adalah fana. Sifat kekal tidak dimiliki oleh
makhluk, kekekalan yang ada hanya sebatas kekal untuk beberapa masa
sesuai dengan ketentuan-Nya.
15
Orang yang mengesakan al-Akhir akan menjadikan Allah Swt
sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selain-Nya, tidak
ada permitaan kepada selain-Nya, segala kesudahan tertuju hanya kepada-
Nya. Oleh sebab itu, jadikanlah akhir kesudahan kita hanya kepada-Nya.
Karena sungguh akhir kesudahan hanya kepada Rabb kita, seluruh sebab
dan tujua jalan akan berujung ke haribaan-Nya semata.
Orang yang mengesakan al-Akhir akan selalu merasa membutuhkan
Rabb-nya, ia akan selalu mendasarkan apa yang diperbuatnya kepada apa
yang telah ditetapkan oleh Allah Swt untuk hamba-Nya, karena manusia
mengetahui bahwa Allah Swt adalah pemilik segeal kehendak, hati, dan
niat.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Mind Map
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media dan Alat
- Karton
- Teks Bacaan
2. Sumber Belajar
- Buku
H. Langkah-langkah Pembelajaran
16
1. Kegiatan Awal (15 menit)
a. Salam, do‟a, mengabsen siswa
b. Guru memberi apersepsi dengan menanyakan hal-hal yang terkait
dengan materi al-Asma‟u al-Husna.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai
d. Guru menjelaskan cangkupan materi al-Asma‟u al-Husna melalui
metode cerama, tanya jawab, mind map
2. Kegiatan Inti (120 menit)
Eksplorasi
a. Secara klasik siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
menggunakan metode ceramah
b. Guru memimpin untuk melakukan tanya jawab siswa tentang
pengertian al-Asma‟u al-Husna
c. Selesai tanya jawab guru meminta siswa untuk membuat
rangkuman materi al-Asma‟u al-Husna dengan metode Mind Map
Elaborasi
a. Guru membentukan 4-5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
kemudian menentukan ketua kelompok
b. Guru meminta stiap kelompok untuk bekerjasama membuat
kesimpulan dari materi al-Asma‟u al-Husna yang telah
disampaikan dengan metode mind map
c. Kemudian hasil dari kerjasama dipresentasikan didepan kelas
17
Konfirmasi
a. Guru memberikan pujian terhadap tiap-tiap kelompok karena
sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan baik
b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
c. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap
hasil pembelajaran.
Penutup (15 menit)
a. Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi al-Asma‟u
al-Husna
b. Guru memberi evaluasi dengan tes
c. Guru menilai hasil evaluasi
d. Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat
pembelajran
e. Guru memberi tahu materi yang akan datang
f. Guru meminta siswa belajar materi yang akan datang
g. Guru menutup dengan doa
h. Salam penutup
Skor Penilaian
Pilihan Ganda
Nilai = Benar x 1 = 10 x 1 = 10
Isian
Nilai = Benar x 2 = 5 x 2 = 10
Penilaian = Jumlah Skor x 5 =100
18
19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pokok : Iman Kepada Allah Swt (al-Karim, al-Mu‟min, al-
Wakil, al-Matin, al-Jamii, al-Adl, al-Akhiir
Pokok Bahasan : Menjelaskan makna al-Asma‟u al-Husna (al-Wakil,
al-Mu‟min, al-Wakil, al-Matiin, al-Jaami, al-
Adl,dan al-Akhiir)
Kelas/Semester : X/I
Waktu : 2 Jam Pelajaran
Hari/Tanggal : Senin 27 Agustus 2018
A. Standar Kompetensi
- Memahami makna Beriman Kepada Allah SWT
B. Kompetensi Dasar
- Menjelaskan makna al-Asma‟u al-Husna (al-Wakil, al-Mu‟min, al-
Wakil, al-Matiin, al-Jaami, al-Adl,dan al-Akhiir)
- Memberikan contoh Asmaul Husna (al-kariim, al-mu‟min, al-wakiil,
al-matiin, al-jamii‟, al-„adl dan al-akhiir) dalam kehidupan.
20
C. Indikator
- Memberikan contoh al-Asma‟u al-Husna (al-Wakil, al-Mu‟min, al-
Wakil, al-Matiin, al-Jaami, al-Adl, dan al-Akhiir)
D. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat memberikan contoh al-Asma‟u al-Husna (al-Karim, al-
Mu‟min, al-Wakil, al-Matiin, al-Jaami, al-Adl dan al-Akhir)
E. Materi Pelajaran
Pengertian al-Asma’u al-Husna
Al-Asma‟u Al-Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma‟ yang berarti
nama-nama, dan husna berarti baik atau indah. Jadi, al-Asma‟u al-Husna
dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi indah yang hanya
dimiliki oleh Allah Swt. Sebagai bukti keagungan-Nya. Kata al-Asma‟u al-
Husna diambil dari ayat al-Qur‟an Q.S Toha 20:8. Yang artinya, “Allah Swt
tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki al-Asma‟u al-Husna.
3. Dalil Tentang al-Asma‟u al-Husna
Artinya : “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-
Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.
nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang Telah mereka
kerjaka”. (Q.S Al-A‟raf 7:180)
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asma‟u al-Husna merupakan
amalan yang bermanfaat dan mempunyai nilai yang tidak terhingga
21
tingginya. Berdoa dengan menyebut al-Asma‟u al-Husna sangat dianjurkan
menurut ayat tersebut.
4. Hadits Rasulullah SAW Yang Diriwayatkan Oleh Imam Bukhari.
ا مائة غير واحدة مه أحصاها دخل تعالى تسعة وتسعيه اسم إن لل
الجن ة
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW.
Bersabda: sesungguhnya Allah SWT. Mempunyai sembilan puluh sembilan
nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalnya, maka ia akan
masuk surga”. (H.R Bukhari)
Berdasarkan hadis di atas, menghafalkan as-Asma‟u al-Husna akan
mengantarkan orang yang melakukannya akan masuk kedalam surga Allah
Swt. Apakah hanya dengan menghafalkannya seseorang dengan mudah
akan masuk kedalam surga? Jawabnya, tentu saja tidak. Karena
menghafalkan al-Asma‟u al-Husna harus diiringi juga dengan menjaganya,
baik menjaga hafalannya dan terus-menerus menzikirkannya, maupun
menjaganya dengan menghindari perilaku-perilaku yang bertentangan
dengan sifat-sifat Allah Swt. Dalam al-Asma‟u al-Husna tersebut.
a) Al-Karim
Al-Karim dimaknai Maha Pemberi karena Allah Swt, senantiasa
memberi, tidak pernah terhenti pemberian-Nya. Manusia tidak boleh
berputus asa dari kedermawanan Allah Swt. Jika miskin dalam harta, karena
kedermawanan-Nya tidak hanya dari harta yang dititipkan melainkan
meliputi segala hal. Manusia yang berharta dan dermawan hendaklah tidak
sombong karena telah memiliki sifat dermawan karena Allah Swt tidak
menyukai kesombongan. Dengan demikian, bagi orang yang diberikan harta
22
melimpah maupun orang tidak dianugerahi harta oleh Allah Swt. Maka
keduanya harus bersyukur kepada-Nya karena orang yang miskin pun telah
dibeikan nikmat selain harta.
Al-Karim juga dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf karena Allah
Swt. Memaafkan dosa para hamba yang lalai dalam melaksanakan
kewajibannya kepada Allah Swt, kemudian hamba itu mau bertobat kepada
Allah Swt. Bagi hamba yang berdosa, Allah Swt. Adalah Yang Maha
Pengampun, Allah Swt. Akan mengampuni seberapapun besar dosa hamba-
Nya selama hambanya tidak meragukan kasih sayang dan kemurahan-Nya.
Menurut imam al-Gazali, al-Karim adalah Dia yang apabila
berjanji, menepatinya, bila memberi, melampaui batas harapan, tidak peduli
berapa dan kepada siapa Dia memberi dan tidak rela bila da kebutuhan
hambanya memohon kepada selain-Nya, meminta pada orang lain. Dia yang
bila kecil hati menegur tanpa berlebih, tidak mengabaikan siapa yang
menuju dan berlindung kepada-Nya, dan tidak membutuhkan sarana atau
perantara.
b) Al-Mu‟min
Ketika kita akan menyeru dan berdoa kepada Allah Swt dengan
nama-Nya al-Mu‟min berarti kita memohon diberikan keamanan,
dihindarkan dari fitnah, bencana, dan siksa. Karena Dialah Yang Maha
Memberi keamanan, Dia Yang Maha Pengaman. Dalam nama al-Mu‟min
terdapat kekuatan yang dahsyat dan luar biasa. Ada pertolongan dan
perlindungan, ada jaminan dan ada balabantuan.
23
Berzikir dengan mama Allah Swt al-Mu‟min disamping
menumbuhkan dan memperkuat keyakinan dan keimanan kita, bahwa
keamanan dan rasa aman yang dirasakan manusia sebagai makhluk adalah
suatu rahmat dan karunia yang diberikan dari sisi Allah Swt. Sebagai al-
Mu‟min, yaitu Tuhan Yang Maha Pemberi Rasa Aman juga terkandung
pengertian bahwa sebagai hamba yang beriman, seorang mukmin dituntut
mampu menjadi bagian dari pertumbuhan dan perkembangan rasa aman
terhadap lingkungannya.
Mengamalkan dan meneladani al-Asma‟u al-Husna al-Mu‟min
artinya bahwa seorang yang beriman harus menjadikan orang yang ada di
sekelilingnya aman dari ganguan lidah dan tangannya.
c) Al-Wakil
Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt melahirkan
sikap tawakkal. Tawakkal bukan berarti mengabaikan sebab-sebab dari
suatu kejadian. Berdiam diri dan tidak peduli terhadap sebab itu dan
akibatnya adalah sikap malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan
menyadari sebab-akibat. Orang harus berusaha untuk mendapatkan apa
yang diinginkannya.
Hamba yang al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada Allah Swt
ketika hamba tersebut telah melihat “tangan” Allah Swt dalam sebab-sebab
dan alasan segala sesuatu, dia menyerahkan seluruh kehidupanya ditangan
al-Wakil.
d) Al-Matin
24
Al-Matin artinya Maha Kukuh, Allah Swt adalah Maha Sempurna
dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuahan dalam prinsip sifat-sifat-
Nya Alah Swt juga Maha Kukuh dalam kekuatan-kekuatannya-Nya. Oleh
karena itu, sifat al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh
dari kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan demikian, kekukuhan Allah
Swt. Yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah Swt memberikan
rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat
menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak
ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya.
Seseorang yang menemukan kekuatan dan kekukuhan Allah Swt
akan membuatnya menjadi manusia yang tawakkal, memiliki kepercayaan
dalam jiwanya dan tidak merasa rendah di hadapan manusia lain manusia
akan selalu merasa rendah dihadapan Allah Swt. Hanya Allah Swt Yang
Maha Menilai. Oleh karena itu, Allah Swt melarang manusia bersikap atau
merasa lebih dari saudaranya. Karena hanya Allah Swt Yang Maha
Mengetahui baik buruknya seorang hamba Allah Swt juga menganjurkan
manusia bersabar karena Allah Swt Maha Tahu apa yang terbaik untuk
hamba-Nya. Kekuatan dan kekukuhan-Nya tidak terhingga dan tidak
terbayangkan oleh manusia yang lemah dan tidak memiliki daya upaya.
Jadi, karena kekukuhan-Nya, Allah Swt tidak terkalahkan dan tidak
tergoyahkan. Siapakah yang paling kuat dan kukuh selain Allah Swt? Tidak
ada satupun makhluk yang dapat menundukan Allah Swt. Meskipun seluruh
makhluk di bumi bekerja sam. Allah Swt berfirman:
25
Artinya: “Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezki yang
mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”.(Q.S az-Zariyat 51:58).
Dengan demikian, akhlak kita terhadap sifat al-Matin adalah dengan
beristiqomah, beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh
bisikan menyesatkan, terus berusaha dan tidak putus asa serta bekerja sama
dengan orang lain sehingga menjadu lebih kuat.
e) Al-Jami
Al-jami secara bahasa artinya Yang Maha
Mengumpulkan/Menghimpun, yaitu bahwa Allah Swt Maha
Mengumpulkan/menghimpun segala sesuatu yang tersebar atau terserak.
Allah Swt Maha Mengumpulkan apa yang dia kehendaki-Nya dan
dimanapun Allah Swt berkehendak.
Allah Swt akan menghimpun manusia di akhirat kelak sama dengan
orang-orang yang satu golongan di dunia. Hal ini dapat dijadikan sebagai
barometer, kepada siapa kita berkumpul didunia itulah yang akan menjadi
teman kita di akhirat. Walaupun kita berjauhan secara fisik, tetapi hati kita
berhimpun, di akhirat kelak kita juga akan terhimpun dengan mereka.
Begitupun sebaliknya, walaupun kita berdekatan secar fisik, akan tetapi hati
kita terhimpun, di akhirat kelak kita juga akan terhimpun dengan mereka.
Begitupun sebaliknya, walaupun kita berdekatan secara fisik akan tetapi
hati kita jahu, maka kita juga tidak akan berkumpul dengan mereka.
Oleh karena itu, apabila didunia kita terhimpun dengan orang-orang
yang selalu memperturutkan hawa nafsunya, di akhirat kelak kita akan
26
berkumpul dengan mereka didalam neraka. Karena orang-orang yang
memperturutkan hawa nafsunya, tempatnya di neraka.
Begitu pula sebaliknya, apabila kecenderungan hati kita terhimpun
dengan orang-orang beriman, bertakwa dan orang-orang saleh, dia akhirat
kelak kita juga akan terhimpun dengan mereka. Karena tidaklah mungkin
orang-orang beriman hatinya berhimpun dengan orang-orang kafir dan
orang-orang kafir juga tidak mungkin terhimpun dengan orang-orang kafir
dan orang-orang kafir juga tidak akan terhimpun dengan terhimpun dengan
orang-orang beriman.
Allah Swt juga mengumpulkan didalam diri seorang hamba ada
yang lahir di anggota tubuh dan hakikat batin di dalam hati. Barang siapa
yang sempurna mari‟fatnya dan baik tingkah lakunya, maka ia disebut juga
sebagai al-jami. Dikatakan bahwa al-jami ialah orang-orang yang tidak
padam cahaya ma‟rifatnya.
f) Al-Adl
Al-Adl berasal dari kata adala yang berarti lurus dan sama. orang
yang adil adalah orang yang berjalan lurus dan sikap selalu menggunakan
ukuran yang sama, bukan ukuran ganda. Persamaan inilah yang
menunjukan orang yang adil tidak berpihak kepada salah seorang yang
berselisih. Adil juga di maknai sebagai penetapan sesuatu pada tempat yang
semestinya.
Allah Swt dinamai al-Adl karena keadilan Allah Swt adalah
sempurna. Dengan demkian, semua yang diciptakan dan ditentukan oleh
27
Allah Swt sudah menunjukan keadilan yang sempurna. Hanya saja, banyak
diantara kita yang tidak menyadari atau tidak mampu menangkap keadilan
Allah Swt terhadap apa yang menimpah mahkluk-Nya. Oleh karena itu,
sebelum menilai sesuatu itu adil atau tidak, kita harus dapat memperhatikan
dan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus yang akan
dinilai. Akal manusia tidak akan bisa menembus dimensi tersebut.
Seringkali ketika manusia memandang sesuatu secara luas dan menyeluruh,
justru sebaliknya, merupakan suatu keindahan, kebaikan, atau keadilan.
Tahi lalat secara sepintas terlihat buruk, namun jika berada di tengah-tengah
wajah seseorang dapat terlihat indah. Bekitu juga memotong kaki seseorang
terlihat kejam, namun ketika dikaitkan dengan penyakit yang
mengharuskannya untuk dipotong, hal tersebut merupakan suatu kebaikan.
Disitulah makna keadilan yang tidak gampang menilainya. Allah Swt Maha
Adil. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan sedrajat.
Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena
jabata. Dekat jahunya posisi seseorang dengan Allah Swt. Hanya diukur
dari seberapa besar mereka berusaha meningkatkan takwanya. Semakin
tinggi takwa seseorang, semakin tinggi pula posisinya, makin mulia dan
dimuliakan oleh Allah Swt begitupun sebaliknya.
Sebagian dari keadilan-Nya, Dia hanya menghukum dan memberi
sanksi kepada yang terlibat langsung dalam perbuatan maksiat atau dosa.
Istilah dosa turunan, hukum karma, dan lain semisalnya tidak dikenal dalam
28
syariat islam. Semua manusia dihadapan Allah Swt akan mempertanggung
jawabkan dirinya sendiri.
Lebih dari itu, keadilan Allah Swt selalu disertai dengan sifat kasih
sayang. Dia memberi pahala sejak seseorang berniat berbuat baik dan
melipat gandakan pahalanya jika kemudian direalisasikan dalam amal
perbuatan. Sebaliknya, Dia tidak langsung memberi catatan dosa selagi
masih berupa niat berbuat jahat. Sebuah dosa baru dicatat apabila seseorang
telah benar-benar berlaku jahat.
g) Al-Akhir
Allah Swt berkehendak untuk menetapkan makhluk yang kekal dan
yang tidak, namun kekalan makhluk itu tidak secara zat dan tabiat, seluruh
makhluk ciptaan Allah Swt adalah fana. Sifat kekal tidak dimiliki oleh
makhluk, kekekalan yang ada hanya sebatas kekal untuk beberapa masa
sesuai dengan ketentuan-Nya.
Orang yang mengesakan al-Akhir akan menjadikan Allah Swt
sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selain-Nya, tidak
ada permitaan kepada selain-Nya, segala kesudahan tertuju hanya kepada-
Nya. Oleh sebab itu, jadikanlah akhir kesudahan kita hanya kepada-Nya.
Karena sungguh akhir kesudahan hanya kepada Rabb kita, seluruh sebab
dan tujua jalan akan berujung ke haribaan-Nya semata.
Orang yang mengesakan al-Akhir akan selalu merasa membutuhkan
Rabb-nya, ia akan selalu mendasarkan apa yang diperbuatnya kepada apa
yang telah ditetapkan oleh Allah Swt untuk hamba-Nya, karena manusia
29
mengetahui bahwa Allah Swt adalah pemilik segeal kehendak, hati, dan
niat.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Mind Map
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media dan Alat
- Karton
- Teks Bacaan
2. Sumber Belajar
- Buku
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (20 menit)
a. Salam, do‟a, mengabsen siswa
b. Guru memberi apersepsi dengan menanyakan hal-hal yang terkait
dengan materi al-Asma‟u al-Husna.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai
d. Guru menjelaskan cangkupan materi al-Asma‟u al-Husna melalui
metode cerama, tanya jawab, mind map
30
2. Kegiatan Inti (80menit)
Eksplorasi
a. Secara klasik siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
menggunakan metode ceramah
b. Guru memimpin untuk melakukan tanya jawab siswa tentang
pengertian al-Asma‟u al-Husna
c. Selesai tanya jawab guru meminta siswa untuk membuat rangkuman
materi al-Asma‟u al-Husna dengan metode Mind Map
Elaborasi
a. Guru membentukan 4-5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
kemudian menentukan ketua kelompok
b. Guru meminta stiap kelompok untuk bekerjasama membuat
kesimpulan dari materi al-Asma‟u al-Husna yang telah
disampaikan dengan metode mind map
c. Kemudian hasil dari kerjasama dipresentasikan didepan kelas
Konfirmasi
a. Guru memberikan pujian terhadap tiap-tiap kelompok karena
sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan baik
b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
c. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap
hasil pembelajaran.
Penutup (20menit)
31
a. Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi al-Asma‟u
al-Husna
b. Guru memberi evaluasi dengan tes
c. Guru menilai hasil evaluasi
d. Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat
pembelajran
e. Guru memberi tahu materi yang akan datang
f. Guru meminta siswa belajar materi yang akan datang
g. Guru menutup dengan doa
h. Salam penutup
32
Skor Penilaian
Pilihan Ganda
Nilai = Benar x 1 = 10 x 1 = 10
Isian
Nilai = Benar x 2 = 5 x 2 = 10
Penilaian = Jumlah Skor x 5 =100
33
Dokumentasi Penelitian
Guru Sedang Membuat Materi dengan Metode Mind Mapping
Guru Sedang Memberi Arahan Tentang Materi Iman Kepada Allah
Menggunakan Metode Mind Mapping
34
Siswa Sedang Berdikusi Untuk Membuat Rangkuman Menggunakan
Metode Mind Mapping
Siswa Mempersentasikan Hasil Diskusi Rangkuman Yang Mereka
Buat Dengan Metode Mind Mapping
35
Lembar Observasi Guru
LEMBAR PENGAMATAN PENGLOLAAN PEMBELAJARAN
DENGAN METODE MIND MAPPING
SIKLUS I
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Salatiga
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : X IPA 3/I
Materi : Iman Kepada Allah
Hari/Tanggal : Senin, 20 Agustus 2018
Jam Pelajaran Ke : Pertama
Berikut ini daftar penglolaan pembelajaran dengan metode Mind Mapping yang
dilakukan oleh guru dalam kelas. Berikan penilaian anda dengan memberikan
tanda ( ) pada kolom yang sesuai.
No Aspek Yang Dinilai
Skala Penilaian
K C B
1. Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
i. Mengkondisikan siswa
36
j. Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
k. Menyampaikan tujuan pembelajaran
l. Melakukan apersepsi
2. Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran
k. Kemampuan mengendalikan kelas
l. Kejelasan artikulasi suara
m. Antusiasme dalam penampilan
n. Menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran menggunakan
metode mind map
o. Memberi perhatian yang sama antar
kelompok
3. Penguasaan Materi Pelajaran
g. Bahan ajar di sajikan sesuai RPP
h. Kejelasan dalam menjelaskan materi
37
i. Kejelasan dalam memberikan contoh
4. Kegiatan Belajar Mengajar
g. Penyajian materi ajar sesuai dengan
tujuan dan indikator yang telah di
tetapkan
h. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar dengan metode Mind
Map
i. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang ditentukan
5. Evaluasi Pembelajarang
e. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
f. Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
6. Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
g. Meninjau kembali materi yang
diberikan
h. Memberikan kesempatan untuk
bertanya
i. Memberi kesimpulan
38
Salatiga,20 Agustus 2018
Guru Kelas X
Solikhin, S.Pd.I.
Keterangan:
A=4 (Baik Sekali)
B=3 (Baik)
C=2 (Cukup)
39
LEMBAR PENGAMATAN PENGLOLAAN PEMBELAJARAN
DENGAN METODE MIND MAPPING
SIKLUS II
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Salatiga
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : X IPA 3/I
Materi : Iman Kepada Allah
Hari/Tanggal : Senin, 27Agustus 2018
Jam Pelajaran Ke : Pertama
Berikut ini daftar penglolaan pembelajaran dengan metode Mind Mapping yang
dilakukan oleh guru dalam kelas. Berikan penilaian anda dengan memberikan
tanda ( ) pada kolom yang sesuai.
No Aspek Yang Dinilai
Skala Penilaian
K C B
1. Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
m. Mengkondisikan siswa
√
40
n. Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
√
o. Menyampaikan tujuan pembelajaran
√
p. Melakukan apersepsi √
2. Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran
p. Kemampuan mengendalikan kelas
√
q. Kejelasan artikulasi suara
√
r. Antusiasme dalam penampilan
√
s. Menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran menggunakan
metode mind map
√
t. Memberi perhatian yang sama antar
kelompok
√
3. Penguasaan Materi Pelajaran
j. Bahan ajar di sajikan sesuai RPP
√
k. Kejelasan dalam menjelaskan materi √
l. Kejelasan dalam memberikan contoh √
41
4. Kegiatan Belajar Mengajar
j. Penyajian materi ajar sesuai dengan
tujuan dan indikator yang telah di
tetapkan
√
k. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar dengan metode Mind
Map
√
l. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang ditentukan
√
5. Evaluasi Pembelajarang
g. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
h. Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
6. Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
j. Meninjau kembali materi yang
diberikan
√
k. Memberikan kesempatan untuk
bertanya
√
l. Memberi kesimpulan √
42
Salatiga,20 Agustus 2018
Guru Kelas X
Solikhin, S.Pd.I.
Keterangan:
A=4 (Baik Sekali)
B=3 (Baik)
C=2 (Cukup)
43
Lembar Observasi Siswa
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Metode Mind Mapping
SIKLUS I
No Aspek Yang Diamati Nilai
A B C D
1. Merespon terhadap apersepsi yang
diberikan guru
2. Mengetahui tujuan pembelajaran
√
3. Memperhatikan penjelasan guru
√
4.
Memahami langkah-langkah
penggunaan metode mind map
√
5.
Antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran
√
6. Keaktifan dalam diskusi kelompok
√
7.
Kebranian dalam mempresentasikan
hasil diskusi didepan kelas
√
8.
Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru
√
9. Menyimpulkan materi pembelajaran
√
10. Terciptanya suasana yang kondusif
√
44
Guru
Solikhin, S.Pd.I.
Salatiga,20 Agustus 2018
Peneliti
Irdia Azidar
11114220
Keterangan:
A=4 (Baik Sekali)
B=3 (Baik)
C=2 (Cukup)
D=1(Kurang)
45
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Metode Mind Mapping
SIKLUS II
No Aspek Yang Diamati Nilai
A B C D
1. Merespon terhadap apersepsi yang
diberikan guru √
2. Mengetahui tujuan pembelajaran
√
3. Memperhatikan penjelasan guru
√
4.
Memahami langkah-langkah
penggunaan metode mind map √
5.
Antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran
√
6. Keaktifan dalam diskusi kelompok
√
7.
Kebranian dalam mempresentasikan
hasil diskusi didepan kelas
√
8.
Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru
√
9. Menyimpulkan materi pembelajaran
√
10. Terciptanya suasana yang kondusif
√
46
Guru
Solikhin, S.Pd.I.
Salatiga,27 Agustus 2018
Peneliti
Irdia Azidar
11114220
Keterangan:
A=4 (Baik Sekali)
B=3 (Baik)
C=2 (Cukup)
D=1(Kurang)
47
Lembar Konsultasi Skripsi
48
Surat Pembimbing
49
Surat Pengantar Lembaga
50
Surat Keterangan Penelitian
51
Daftar Nilai SKK
SATUAN KETERANGAN KEGIATAN
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. OPAK STAIN Salatiga
Tahun 2014 ”Aktualisasi
Gerakan Mahasiswa Yang
Beretika, Disiplin dan
Berfikir Terbuka” oleh
DEMA STAIN Salatiga
Tahun 2014
18-19 Agustus 2014 Peserta
3
2. OPAK JURUSAN
TARBIYAH STAIN
Salatiga 2014 Dengan
Tema “Aktualisasi
Pendidikan Karakter
Sbagai Pembentuk
Generasi Religius,
Educative, dan Humanis”
Oleh HMJ Tarbiyah
STAIN Salatiga
20-21 Agustus 2014 Pesrta
3
3. Orientasi Dasar
Keislaman (ODK) dengan
tema” Pemahaman Islam
Rahmatan Lil Alamin
Sebagai Langkah Awal
Menjadi Mahasiswa
Berkarakter” Oleh LDK
Darul Amal
21 Agustus 2014 Peserta
2
4. Achievement Motivation
Training (AMT), dengan
tema” Dengan AMT
Semangat Menyongsong
Peserta” oleh CEC dan
JQH STAIN Salatiga
23 Agustus 2014 Peserta
2
5. UPT Perpustakaan 28 Agustus 2014 Peserta 2
Nama : Irdia Azidar
Nim : 111-14-220
Jurusan :Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing Akademik : Dra. Siti Asdiqoh,M.Si.
52
STAIN Salatiga “ Library
User Education”
6. Dalam Rangka Ibtida
2014 dengan Tema “
Ikatan Bingkai Cinta
Dalam Titian Dakwah
Menuju Insan Kamil”
Oleh LDK Darul Amal
STAIN Salatiga
18-19 Oktober 2014 Peserta
3
7 Seminar Nasional Bahasa
Arab Ittaqo dengan Tema
“Implementasi Kurikulum
2013 pada Mapel Bahasa
Arab Tingkat Dasar, dan
Tingkat Menengah Dalam
Upayah Menjawab
Tantangan Pengajar
Bahasa Arab” Oleh
ITTAQO IAIN Salatiga
Tahun 2014
4 November 2014 Peserta
8
8 Seminar Nasional Dengan
Tema “ Perbaikan Mutu
Pendidikan Melalui
Profesionalitas
Pendidikan” di
Selenggarakan Oleh HMJ
Tarbiyah IAIN Salatiga
Tahun 2014
13 November 2014 Peserta
8
9 Seminar Nasional Dengan
Tema “Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha
Mikro Menghadapi Pasar
Bebas Asean” Oleh
HMPS AS STAIN
Salatiga Tahun 2014
2014 Peserta
8
10 “Studi Banding Ke
Rumah Pintar ABK Kota
Salatiga Tentang Proses
Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus
(ABK)” Oleh Jurusan
Pendidikan Guru
Raudhatul Athbal
(PGRA) IAIN Salatiga
Tahun 2015
20 Mei 2015 Peserta
2
11 Seminar Nasional Dengan 2 September 2015 Peserta 8
53
Tema“ Pemuda Peradaban
Islam dan Kemandirian”
Oleh KARIMA Learing
dan Training Center
Tahun 2015
12 Seminar Nasional Dengan
Tema “Mencegah
Generasi Pemuda Islam
dari Pengaruh
Radikalisme ISIS” Oleh
Anjangsana Al-
Syakhshiyyah (AS) IAIN
Salatiga Tahun 2015
06 Mei 2015
8
13 Seminar & Workshop
Hypnoparenting dengan
Tema “Mengungkap
Rahasia Mendidik
Anak/Siswa Dengan
Metode Hipnosis Oleh
Optima Hypno Center
Tahun 2016
17 Desember 2016 Peserta
3
14 Seminar Nasional dengan
Tema “Khilafah Tinjauan
Akidah dan Syariah” Oleh
Fakultas Ushuluddin,
Adab dan Humaniora
Bersama Jemaat
Ahmadiyah Indonesia
pada Tahun 2016
25 Mei 2016 Peserta
8
15 Seminar Internasional
dengan Tema “Menjadi
Mobilepreuneur Dalam
Era E-Commerce”
25 April 2017 Peserta
10
16 Pelantikan Pengurus
Cabang dan Kohati HMI
Cabang Salatiga Preode
2017/2018 dan Seminar
Nasional Dengan Tema
“Peneguhan Kembali
Ikhtiar Perjuangan HMI
Dalam Rangka Mengawal
Kemasalahatan Umat dan
Bangsa Oleh HMI Cabang
Salatiga Tahun 2017
29 Agustus 2017 Peserta
8
17 Partisipasi Dalam Rangka
“Short Story Writing
1 November 2016-
10 Januari
Peserta 3
54
Contest 2017” Oleh
Community Held On
1November 2018-10
Januari 2017
2017
18 Partisipasi Dalam Rangka
“Nasional Poetry
Competition” Oleh
Ofainthasm Community 1
November 2016-10
Januari 2017
1 November 2016-
10 Januari
2017
Peserta
3
19 Seminar dengan Tema “
Talkshow Sukses Kuliah
Bersama KAMMI
Salatiga” Oleh KAMMI
Salatiga Pada Tahun 2015
16 September 2015 Peserta
2
20 Dengan Tema “ Pelatihan
Menulis Makalah Bagi
Mahasiswa Bidik Misi
Tahun 2014” Oleh Unit
Pelayanan
Kemahasiswaan (UPK)
Sekolah Tinggi Agama
27 November 2014 Peserta
2
21 Seminar Kewirausahaan
Dengan Tema “Meraih
Kesuksesan Dengan
Berwirausaha” Oleh
KAMMI Pada Tahun
2014
21 Desember 2014 Peserta
2
22 Seminar Nasional
Dengan Tema “Analisis
Metode Imsakiyah yang
Berkembang di
Indonesia” Oleh DEMA
Fakultas Syari‟ah IAIN
Salatiga Pada Tahun 2016
02 Juni 2016 Peserta
8
Jumlah 106
Salatiga, 21 Agustus 2018
Mengetahui
Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan
Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.
NIP. 19710309200001001
55
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama :Irdia Azidar
Tempat, Tanggal Lahir : Kendal, 24 November 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dusun Pojoksari RT 001 RW 001 Kec. Rowosari
Kab. Kendal.
Pendidikan : SD Negeri 1 Sendangkulon Lulus Tahun 2008
Mts Assalaam Temanggung Lulus tahun 2011
MA Assalaam Temanggung Lulus tahun 2014
Salatiga, 06 September 2018
Peneliti
Irdia Azidar
NIM.11114220