PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL …... · BAB I PENDAHULUAN ... Gambar 7. Grafik Hasil...

download PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL …... · BAB I PENDAHULUAN ... Gambar 7. Grafik Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD Muhammadiyah ... Wonorejo pad Mata pelajaran IPS

If you can't read please download the document

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL …... · BAB I PENDAHULUAN ... Gambar 7. Grafik Hasil...

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

    ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV B

    SD MUHAMMADIYAH WONOREJO POLOKARTO

    KABUPATEN SUKOHARJO

    SKRIPSI

    Oleh :

    YUSRIKA FIRDA ISNAINI

    K7106050

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2010

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

    ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV B

    SD MUHAMMADIYAH WONOREJO POLOKARTO

    KABUPATEN SUKOHARJO

    SKRIPSI

    Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat

    Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Jurusan Ilmu Pendidikan

    Oleh :

    YUSRIKA FIRDA ISNAINI

    K7106050

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2010

  • PERSETUJUAN

    Skripsi dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI

    MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

    ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV B SD

    MUHAMMADIYAH WONOREJO POLOKARTO KABUPATEN

    SUKOHARJO.

    NAMA : YUSRIKA FIRDA ISNAINI

    NIM : K7106050

    Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Hari :

    Tanggal :

    Persetujuan Pembimbing

    Pembimbing I

    Drs. Chumdari, M.Pd

    NIP 19560512 198111 1 001

    Pembimbing II

    Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd

    NIP 19610121 198601 2 001

  • PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

    MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

    ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV B SD

    MUHAMMADIYAH WONOREJO POLOKARTO KABUPATEN

    SUKOHARJO.

    NAMA : YUSRIKA FIRDA ISNAINI

    NIM : K7106050

    Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

    persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

    Hari :

    Tanggal :

    Tim Penguji Skripsi :

    Nama Terang Tanda tangan

    Drs. Kartono, M.Pd

    Drs. Hasan Mahfud, M.Pd

    Drs. Chumdari, M.Pd

    Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd

    .

    .

    .

    .

    Disahkan oleh

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Dekan

    Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

    NIP 19600727 198702 1 001

  • ABSTRAK

    Yusrika Firda Isnaini. PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI

    MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

    ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH

    WONOREJO POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO. Skripsi. Surakarta :

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli

    2010.

    Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah memperbaiki proses

    pembelajaran sehingga hasil belajar IPS dapat ditingkatkan melalui pembelajaran

    kooperatif tipe Student Teams Achievement Division pada siswa kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo.

    Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo, Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran

    2009 / 2010 terdiri dari 36 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,

    pada setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Setiap siklus meliputi tahap

    perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Bentuk tindakan yang

    diberikan adalah pembelajaran IPS menggunakan model kooperatif tipe Student

    Teams Achievement Division. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, diadakan tes

    awal sebelum tindakan dan tes pada setiap akhir pertemuan. Teknik pengumpulan

    data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik

    analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif interaktif. Validitas data

    yang digunakan adalah triangulasi metode dan triangulasi data.

    Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal

    sebelum tindakan yaitu 65,39, dengan ketuntasan klasikal 52,78%. Pada siklus I

    menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 71,83 dan ketuntasan klasikal

    meningkat menjadi 72,22%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi

    79,39 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 86,11%. Dengan demikian

    dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS melalui model pembelajaran

    kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa kelas IV B SD Muhammadiyah Wonorejo, Polokarto, Kabupaten

    Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010.

    Kata kunci: hasil belajar IPS, model pembelajaran kooperatif tipe Student

    Teams Achievement Division

  • ABSTRACT

    Yusrika Firda Isnaini. THE IMPROVEMENT OF THE SOCIAL SCIENCE

    LEARNING OUTCOME THROUGH COOPERATIVE LEARNING IN TYPE

    STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION OF THE 4th

    B GRADE

    STUDENTS OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL,

    WONOREJO, POLOKARTO, SUKOHARJO. Skripsi. Surakarta: Teacher

    Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta. Juli

    2010.

    The purposes of this Classroom Action Research are to improve the

    learning process, so the learning outcome on the social science can be increased

    through cooperative learning in type Student Teams Achievement Division on the

    4th

    B grade students of Muhammadiyah elementary school, Wonorejo, Polokarto,

    Sukoharjo.

    The subject of this Classroom Action Research are student of 4th

    grade of

    the class B in Muhammadiyah elementary school, Wonorejo, Polokarto,

    Sukoharjo in the academic year of 2009/2010 which consist of 36 students. There

    are two cycle in this research, each cycle consist of two sessions. Each of the

    cycle consists of planning stage, implementation stage, observation stage, and

    reflection stage. The action form that given is social science learning through

    cooperative learning in type Student Teams Achievement Division. To know the

    students learning outcome there were a pre test before the action and post test in

    the end of every session. Data collecting technique that used were interview,

    observation, test and documentation techniques. Data analizing technique that

    used was the interactive descriptive analysis. Validity of the data that used was

    triangulation method and triangulation data.

    Based on results of the research, it was obtained that the average grade of

    the pre test before the action was 65,39, with the classical completeness was

    52,78%. In the first cycle, it indicates that average grade was up to 71,83 and

    classical completeness was raising up to 72,22%. In the second cycle, average

    grade was up to 79,39 with classical completeness was raising up to 86,11%.

    Therefore, it can be concluded that social science learning through cooperative

    learning in type Student Teams Achievement Division can improve the study

    outcomet of the 4th

    B grade students of Muhammadiyah elementary school,

    Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo in the academic year 2009/2010.

    Keyword: the social science learning outcome, cooperative learning in type

    Student Teams Achievement Division

  • MOTTO

    Sesungguhnya sesudah kesulitan akan dating kemudahan,

    maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh

    dan hanya kepada Alloh SWT kamu berharap.

    (QS. Al-Insyirah: 6-8)

  • PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

    Bapak dan Ibuku tercinta yang telah berjasa besar bagiku, membimbingku

    dalam meraih cita-cita, selalu mendoakan dan memberiku semangat

    Mbak Dyah dan Dek Khosi yang selalu membantuku dalam menyelesaikan

    skripsi ini

    Mas Muchsin yang selalu memberi perhatian, semangat, dan bantuan

    Sahabat-sahabatku selalu menemani

    Teman-teman mahasiswa S1 PGSD angkatan 2006 atas kebersamaan yang

    kuat dan selalu memberikan inspirasi dan ide

    UNS yang selalu kubanggakan

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini. Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan

    dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat-Nya akhirnya skripsi ini

    dapat terselesaikan. Penulisan Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian

    persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi telah melibatkan berbagai

    pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

    kasih. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat:

    1. Prof Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    4. Drs. Chumdari, M.Pd. selaku pembimbing I yang dengan sabar mengarahkan

    dan membimbing selama penyelesaian penelitian ini.

    5. Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd. selaku pembimbing II yang dengan sabar

    mengarahkan dan membimbing selama penyelesaian penelitian ini.

    6. Suroto, S.Pd. selaku Kepala SD Muhammadiyah Wonorejo, Polokarto,

    Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin untuk penelitian ini.

    7. Titik Romiyati, S. Pd. selaku guru kelas IV B SD Muhammadiyah Wonorejo,

    Polokarto, Kabupaten Sukoharjo yang telah membantu dalam kelancaran

    pelaksanaan penelitian ini.

    8. Guru-guru dan karyawan SD Muhammadiyah Wonorejo, Polokarto,

    Kabupaten Sukoharjo.

    9. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

  • Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan.

    Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

    harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

    berkepentingan dan dunia pendidikan pada umumnya.

    Surakarta, Juni 2010

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

    PERSETUJUAN ............................................................................................. iii

    PENGESAHAN ............................................................................................... iv

    ABSTRAK ...................................................................................................... v

    ABSTRACT .................................................................................................... vi

    MOTTO ........................................................................................................ vii

    PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

    A. Latar Belakang ........................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

    BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 6

    A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 6

    1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar IPS .................................. 6

    2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Student Teams Achievement Division ................................ 22

    B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 33

    C. Kerangka Berpikir ................................................................... 34

    D. Hipotesis .................................................................................. 37

  • BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 38

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 38

    B. Subjek Penelitian .................................................................... 38

    C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................ 39

    D. Sumber Data ........................................................................... 40

    E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 40

    1. Observasi .......................................................................... 40

    2. Wawancara ........................................................................ 41

    3. Tes ..................................................................................... 41

    4. Dokumentasi ..................................................................... 41

    F. Validitas Data ......................................................................... 42

    G. Teknik Analisis Data .............................................................. 42

    H. Indikator Kerja ........................................................................ 43

    I. Prosedur Penelitian ................................................................. 44

    1. Rancangan Siklus 1 ........................................................... 44

    2. Rancangan Siklus II .......................................................... 47

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 51

    A. Deskripsi Tempat Penelitian ................................................... 51

    B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 54

    1. Siklus I .............................................................................. 54

    2. Siklus II ............................................................................. 63

    C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ............................. 72

    1. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Selama Proses

    Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran

    Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

    ............................................ .............................................. 72

    2. Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran

    Kooperatif Tipe STAD ................................................. .... 73

  • BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 79

    A. Simpulan ................................................................................. 79

    B. Implikasi .................................................................................. 80

    C. Saran ........................................................................................ 81

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83

    LAMPIRAN

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Lambang Koperasi Indonesia ....................................................... 17

    Gambar 2. Kerangka Berpikir .......................................................................... 36

    Gambar 3. Analisis Deskriptif Interaktif Model Miles dan Huberman .......... 43

    Gambar 4. Prosedur Penelitian ....................................................................... 44

    Gambar 5. Grafik Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD Muhammadiyah

    Wonorejo Sebelum Tindakan ....................................................... 54

    Gambar 6. Grafik Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD Muhammadiyah

    Wonorejo pada Siklus I ................................................................. 63

    Gambar 7. Grafik Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD Muhammadiyah

    Wonorejo pada Siklus II ............................................................... 72

    Gambar 8. Grafik Frekuensi Peningkatan Hasil Belajar dari Sebelum

    Tindakan, Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II ....................... 74

    Gambar 9. Grafik Rata-rata Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan

    Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 75

    Gambar 10. Grafik Prosentase Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan

    Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 76

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Silabus Sekolah Dasar Kelas IV Semester Dua ................................ 16

    Tabel 2. Rubrik Observasi Siswa oleh Suprijono ........................................... 26

    Tabel 3. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode

    Kelompok Konvensional .................................................................. 27

    Tabel 4. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu .......................... 30

    Tabel 5. Data Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo Sebelum Tindakan ................................. 53

    Tabel 6. Data Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo pada Siklus I .......................................... 62

    Tabel 7. Data Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo pada Siklus II ........................................ 71

    Tabel 8. Frekuensi Peningkatan Hasil Belajar dari Sebelum Tindakan,

    Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II ............................................ 74

    Tabel 9. Rata-rata Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD Muhammadiyah

    Wonorejo Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus

    II ........................................................................................................ 75

    Tabel 10. Prosentase Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan

    Siklus I dan Siklus II ......................................................................... 76

    Tabel 11. Skor Perkembangan Individu Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo dalam Pembelajaran IPS Melalui Model

    Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division pada Siklus I

    dan Siklus II ...................................................................................... 77

    Tabel 12. Skor Perolehan Kelompok dalam Pembelajaran IPS Melalui Model

    Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division pada Siklus I

    dan Siklus II ...................................................................................... 78

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Panduan Wawancara untuk Guru Sebelum Diterapkan Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement

    Division ...................................................................................... 86

    Lampiran 2 Hasil Tes Awal Siswa Kelas IV B SD Muhammadiyah

    Wonorejo pad Mata pelajaran IPS Pokok Bahasan Koperasi ..... 90

    Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 92

    Lampiran 4a Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru Melalui

    Model Kooperatif Tipe STAD pada Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 103

    Lampiran 4b Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru Melalui

    Model Kooperatif Tipe STAD pada Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo pada Siklus I Pertemuan Kedua ...... 107

    Lampiran 5a Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam Proses

    Pembelajaran IPS Model Kooperatif Tipe STAD pada Kelas IV

    B SD Muhammadiyah Wonorejo Siklus I Pertemuan Pertama .. 111

    Lampiran 5b Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam Proses

    Pembelajaran IPS Model Kooperatif Tipe STAD pada Kelas IV

    B SD Muhammadiyah Wonorejo Siklus I Pertemuan Kedua ..... 114

    Lampiran 6 Perolehan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo Setelah Menggunakan Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siklus I ................. 117

    Lampiran 7 Skor Perkembangan Individu Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo pada Pembelajaran IPS Melalui

    Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division

    Siklus I ........................................................................................ 119

  • Lampiran 8 Skor Perolehan Kelompok Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo pada Pembelajaran IPS Melalui

    Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division

    pada Siklus I ............................................................................... 121

    Lampiran 9 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I ......................................... 143

    Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 124

    Lampiran 11a Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru Melalui

    Model Kooperatif Tipe STAD pada Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo pada Siklus II Pertemuan Pertama .. 136

    Lampiran 11b Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru Melalui

    Model Kooperatif Tipe STAD pada Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo pada Siklus II Pertemuan Kedua ..... 140

    Lampiran 12a Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam Proses

    Pembelajaran IPS Model Kooperatif Tipe STAD pada Kelas IV

    B SD Muhammadiyah Wonorejo Siklus II Pertemuan Pertama . 144

    Lampiran 12b Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam Proses

    Pembelajaran IPS Model Kooperatif Tipe STAD pada Kelas IV

    B SD Muhammadiyah Wonorejo Siklus II Pertemuan Kedua .... 147

    Lampiran 13 Perolehan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo Setelah Menggunakan Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siklus II ................ 150

    Lampiran 14 Skor Perkembangan Individu Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo pada Pembelajaran IPS Melalui

    Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division

    Siklus II ...................................................................................... 152

  • Lampiran 15 Skor Perolehan Kelompok Siswa Kelas IV B SD

    Muhammadiyah Wonorejo pada Pembelajaran IPS Melalui

    Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division

    Siklus II ....................................................................................... 154

    Lampiran 16 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II ........................................ 156

    Lampiran 17 Perijinan Penelitian

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang

    untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

    pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1995:

    2). Dalam pembenahan proses belajar mengajar diharapkan dapat meningkatkan

    hasil belajar dan peningkatan kualitas pembelajaran akan terlihat dalam hasil

    belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar mengajar yang baik menuntut siswa

    untuk lebih aktif sehingga proses belajar mengajar mencerminkan komunikasi dua

    arah, tidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah dari guru tanpa

    mengembangkan mental siswa. Begitu pula pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan

    Sosial di sekolah dasar.

    Pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang

    mengaitkan permasalahan dan perkembangan masyarakat dari masa lampau

    hingga masa kini. IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan

    membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan

    moral, banyak memuat materi sosial sehingga pengetahuan dan informasi yang

    diterima siswa sebatas produk hafalan (Winataputra dkk, 2007: 9.4). Sifat materi

    pelajaran IPS tersebut membawa pengaruh terhadap proses pembelajaran yang

    didominasi dengan pendekatan ekspositori, terutama guru menggunakan metode

    ceramah sehingga siswa kurang terlibat dalam pembelajaran dan cenderung pasif.

    Hal itu selaras dengan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV SD

    Muhammadiyah Wonorejo menyatakan bahwa selama ini guru masih

    menggunakan metode ceramah dan penugasan. Guru menyadari bahwa belum

    memahami betul serta kurang adanya sosialisasi mengenai model pembelajaran

    inovatif. Dominasi kegiatan selama proses pembelajaran berada pada guru. Siswa

    menjadi pasif, kurang terlibat dalam proses pembelajaran, serta lebih banyak

    mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Hal itu mengakibatkan siswa

    cenderung bosan pada saat proses pembelajaran dan siswa hanya menghafalkan

  • materi pada saat menjelang ulangan, sehingga hasil belajar IPS masih rendah.

    Padahal seharusnya kegiatan belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi

    mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (taksonomi Bloom dalam

    Sardiman, 2009: 23). Dalam ranah kognitif, pembelajaran IPS mengenai manusia

    dan lingkungannya harus dapat dinalar agar dapat dijadikan alat pengambilan

    keputusan yang rasional, jadi bahan kajian IPS bukan hanya sekedar hafalan.

    Dalam ranah afektif, perolehan pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki

    siswa diharapkan dapat mendorong tindakan yang berdasarkan nalar, selanjutnya

    dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ranah psikomotorik,

    pengetahuan, nilai, dan sikap yang telah dimiliki siswa dapat dikembangkan

    dalam keterampilan-keterampilan seperti keterampilan berkomunikasi,

    bersosialisasi, atau bekerjasama.

    Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan

    konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan

    pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan

    kehidupannya (Faqih dan Bunyamin, 2001:1). Menurut Etin dan Raharjo

    (2008:15) pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan

    memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai

    dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannnya, serta sebagai bekal bagi

    siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penekanan

    pembelajaran IPS bukan sebatas pada upaya membekali siswa dengan sejumlah

    konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka

    mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami

    dan ikut serta dalam menjalani kehidupan di masyarakat, serta sebagai bekal bagi

    siswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya. Salah satu kompetensi

    dasar yang tercantum dalam silabus mata pelajaran IPS kelas IV semester dua

    adalah pokok bahasan Koperasi. Pada pokok bahasan Koperasi siswa-siswa kelas

    IV dikenalkan pada pentingnya peranan koperasi dalam meningkatkan

    kesejahteraan rakyat (Silabus IPS kelas IV SD). Pentingnya siswa dikenalkan

    pada koperasi agar siswa dapat melatih bekerjasama dalam mewujudkan cita-cita

    bersama. Apabila materi pokok bahasan koperasi tidak diajarkan secara

  • mendalam, maka dampak pada siswa yaitu tidak dapat meneladani pentingnya

    sebuah kerja sama dalam mewujudkan cita-cita bersama terutama pada organisasi

    koperasi yang merupakan soko guru perekonomian Indonesia. Dalam

    penyampaian materi koperasi guru dapat memulai dari contoh-contoh koperasi

    yang ada di sekitar lingkungan siswa seperti koperasi sekolah.

    Hasil belajar IPS kelas IV B SD Muhammadiyah Wonorejo Kabupaten

    Sukoharjo untuk mata pelajaran IPS pokok bahasan koperasi menunjukkan belum

    mencapai hasil yang maksimal. Indikator rendahnya kualitas belajar tersebut

    berdasarkan hasil nilai tes awal yang diadakan sebelum tindakan yaitu nilai

    tertinggi 85 dan nilai terendah 45 dengan nilai rata-rata kelas 65,39. Kriteria

    Ketuntasan Minimal yang harus dicapai siswa untuk mata pelajaran IPS adalah

    67. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 36, hanya 52,78% yang sudah

    mencapai KKM dan masih ada 17 siswa yang belum mencapai KKM.

    Penelitian Tindakan Kelas merupakan sarana yang sesuai untuk

    memperbaiki pembelajaran IPS dengan pendekatan yang sistemik (Semiawan,

    2002: 116). Dengan melakukan inovasi pada pendekatan atau model pembelajaran

    diharapkan kualitas proses maupun hasil belajar dapat ditingkatkan. Model

    pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student

    Teams Achievement Division yang dikembangkan oleh Robert Slavin pada tahun

    1970. Model pembelajaran ini menekankan pada adanya aktivitas dan interkasi

    diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai

    materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009: 51). Suatu

    model yang memungkinkan siswa dapat berinteraksi, berdiskusi, bertukar

    pendapat dan mengekspresikan ide-idenya secara lebih leluasa dengan temannya

    bahkan kepada guru. Di dalam model ini guru lebih berperan sebagai fasilitator

    dan pengarah daripada sebagai penguasa dan pemberi materi kepada siswa. Siswa

    diberi kesempatan untuk berdiskusi dan eksplorasi dengan teman satu timnya.

    Sementara itu, dalam pembelajaran konvensional dengan metode ceramah

    interaksi antara guru dan siswa hanya satu arah. Di sisi lain siswa lebih bersifat

    pasif, mendengarkan dan memperhatikan guru, mencatat materi, dan menunggu

    perintah guru.

  • Berdasarkan fakta tersebut dapat diidentifikasi bahwa masalah-masalah

    yang muncul yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi;

    interaksi guru dengan murid hanya satu arah sehingga siswa belum aktif dalam

    pembelajaran; kegiatan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan

    mengerjakan soal latihan atau tugas dari guru; serta hasil belajar siswa dalam mata

    pelajaran IPS pada pokok bahasan koperasi kelas IV B SD Muhammadiyah

    Wonorejo masih rendah. Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

    melalui pendekatan pembelajaran yang lebih menarik dan memberikan porsi lebih

    besar terhadap keterlibatan siswa, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian

    mengenai Student Teams Achievement Division yang diberi judul

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

    DIVISION PADA SISWA KELAS IV B SD MUHAMMADIYAH WONOREJO

    POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

    berikut:

    Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

    Achievement Division hasil belajar IPS siswa Kelas IV B SD Muhammmadiyah

    Wonorejo, Polokarto, Kabupaten Sukoharjo dapat ditingkatkan?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas ini penulis laksanakan dengan tujuan:

    Untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga hasil belajar IPS

    dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

    Achievement Division pada siswa kelas IV B SD Muhammadiyah Wonorejo,

    Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.

  • D. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian di atas, maka manfaat

    penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    a. Memberi sumbangan positif untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan

    dalam ilmu pendidikan khususnya mengenai inovasi model pembelajaran.

    b. Sebagai dasar teori bagi pengembangan penelitian yang relevan lebih

    lanjut.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa, memungkinkan siswa menjadi aktif dan lebih mudah

    memahami materi IPS pada pokok bahasan koperasi karena siswa terlibat

    langsung dalam pembelajaran sehingga hasil belajar IPS dapat meningkat.

    b. Bagi guru, diharapkan dapat memberikan pengalaman baru untuk

    menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

    Achievement Division dalam proses pembelajaran khususnya untuk mata

    pelajaran IPS pada pokok bahasan koperasi.

    Bagi sekolah, untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Student

    Teams Achievement Division agar diterapkan dalam proses pembelajaran IPS

    sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar IPS

    a. Pengertian Belajar

    Wetherington menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di

    dalam kepribadian yang mengatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang

    berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian (http://

    id.answers.yahoo.com, diakses pada tanggal 24 Oktober 2009). Belajar

    merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

    suatu perubahan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1995: 2).

    Morgan (dalam Suprijono, 2009:2) memberikan definisi mengenai

    belajar sebagai berikut Learning is any relatively permanent change in behavior

    that is a result of past experience. Ini berarti bahwa belajar adalah perubahan

    perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Jadi, belajar

    adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang

    diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan

    lingkungannya.

    Sedangkan Ngalim Purwanto dalam http: //id.answers.yahoo. com/

    (diakses pada tanggal 24 Oktober 2009), memberikan definisi belajar dari

    beberapa elemen :

    1) Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik tetapi

    ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

    2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

    pertumbuhan atau tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti

    perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

    3) Belajar adalah perubahan relatif mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu priode waktu yang cukup panjang.

    4) Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti : perubahan dalam

  • pengertian, pemecahan suatu masalah, berpikir, keterampilan,

    kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

    Analisis dari definisi-definisi belajar tersebut pada dasarnya belajar

    dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang yang berhubungan dengan belajar.

    Di dalam proses belajar terdapat suatu perubahan. Untuk memperoleh suatu

    perubahan, seseorang memerlukan suatu periode waktu dan harus dilatih dalam

    berbagai tingkah laku sehingga diperoleh suatu pola tingkah laku yang otomatis.

    Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan

    belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil suatu

    pengalaman seseorang dalam suatu periode waktu tertentu.

    b. Prinsip Belajar

    Ada tiga prinsip belajar yang dikemukakan oleh Suprijono (2009:4)

    yaitu prinsip perubahan perilaku, prinsip belajar merupakan proses, dan prinsip

    belajar merupakan pengalaman. Penjelasan prinsip-prinsip belajar tersebut adalah

    sebagai berikut:

    1) Prinsip perubahan perilaku, dengan ciri-ciri antara lain:

    Sebagai hasil tindakan rasional instrumental, berkesinambungan,

    fungsional, berakumulasi, aktif (direncanakan dan dilakukan), permanen,

    bertujuan dan terarah, serta mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

    2) Belajar merupakan proses

    Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik

    sehingga belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen

    belajar.

    3) Belajar merupakan bentuk pengalaman

    Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara siswa dengan

    lingkungannya.

    Dalam suatu usaha belajar terdapat perubahan pada perilaku seseorang

    dan memerlukan proses serta tahapan-tahapan tertentu. Belajar yang dilaksanakan

    melalui praktik atau pengalaman seseorang secara langsung akan lebih efektif

  • mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis seseorang bila

    dibandingkan dengan belajar hafalan saja.

    c. Tujuan Belajar

    Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi, seperti yang

    disampaikan Sardiman (2009: 26) terdapat dua tujuan belajar yaitu instructional

    effects dan nurturant effects. Berikut ini adalah penjabaran dari tujuan-tujuan

    belajar tersebut:

    1) Instructional effects adalah tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan

    untuk dicapai melalui tindakan instruksional dalam bentuk pengetahuan

    dan keterampilan.

    2) Nurturant effects adalah tujuan yang layaknya menyertai tujuan tindakan

    instruksional, berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, bersikap

    terbuka dan demokratis, dapat menerima pendapat orang lain, dan

    sebagainya.

    Jadi dalam proses belajar, guru harus dapat merancang perencanaan

    pembelajaran yang baik beserta strategi dalam penyampaiannya agar tujuan

    belajar dapat dicapai dengan maksimal.

    d. Hasil Belajar

    Menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

    nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil

    belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari

    sisi guru (Dimyati dan Mudjiono dalam http: //indramunawar. blogspot. com

    /2009/06/, diakses pada tanggal 24 Oktober 2009). Dari sisi siswa, hasil belajar

    merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada

    saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-

    jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil

    belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Dari segi hasil, proses

    pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif

  • pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%)

    (Mulyasa, 2006: 102).

    Berdasarkan teori taksonomi Bloom (dalam Suprijono, 2009: 6) hasil

    belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga ranah/domain, yaitu ranah

    kognitif, afektif, dan psikomotorik. Masing-masing domain/ranah tersebut dirinci

    lagi menjadi beberapa kemampuan sebagai berikut:

    1) Ranah Kognitif

    Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

    pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

    2) Ranah Afektif

    Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

    kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi

    dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

    3) Ranah Psikomotor

    Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

    neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

    Dari penjelasan di atas dapat disimpilkan hasil belajar adalah keluaran

    dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar yang mempengaruhi

    tingkat perkembangan mental seseorang meliputi kognitif, afektif, dan

    psikomotorik.

    e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi

    menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal (indra munawar,

    http://indramunawar. blogspot.com/ 2009 /06 /, diakses tanggal 24 Oktober 2009).

    1) Faktor Internal

    a) Faktor biologis (jasmaniah)

    Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik

    yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai

    sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi

    keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan

  • fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi

    keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa

    hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur,

    olahraga serta istirahat yang cukup.

    b) Faktor Psikologis

    Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar

    meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.

    Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah

    kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi

    intelegensi, kemauan, dan bakat. Pertama, intelegensi atau tingkat

    kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap

    keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan dapat dikatakan

    faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat

    tidak menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang,

    melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan

    seseorang dalam suatu bidang.

    2) Faktor Eksternal

    a) Faktor lingkungan keluarga

    Faktor lingkungan rumah atau keluarga merupakan lingkungan

    pertama dan utama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang.

    Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian

    orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-

    anaknya dapat mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

    b) Faktor lingkungan sekolah

    Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan

    keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi

    keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode

    pembelajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan

    siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin

    yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

  • c) Faktor lingkungan masyarakat

    Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat

    yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan

    faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena

    keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang

    keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan

    nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, organisasi

    remaja dan lain-lain.

    Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat

    meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari

    penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

    f. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

    Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu pengetahuan yang memadukan

    sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta

    kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan

    program pengajaran pada tingkat persekolahan (Taneo, 2009: 1-14). Menurut

    Faqih dan Bunyamin (2001: 1), Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata

    pelajaran yang memadukan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang disusun

    melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan

    kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.

    Menurut National Council for Social Studies dalam Agus Badrudin

    (http://beduatsuko.blogspot.com/, diakses pada tanggal 24 Oktober 2009),

    mendifisikan IPS sebagai berikut:

    Social studies is the integrated study of the science and humanities to

    promote civic competence. Within the school program, social studies

    provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as

    anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political

    science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content

    from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary

    purpose of social studies is to help young people develop the ability to make

    informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a

    culturally diverse, democratic society in an interdependent world.

    http://beduatsuko.blogspot.com/

  • Jarolimek dalam Taneo (2009: 1-14) mengatakan bahwa The social

    studies as a part of the elementary school curriculum draw subject matter content

    from the social science, history, sociology, political, science, social psychology,

    anthropology and economic. Dapat diartikan bahwa ilmu sosial adalah suatu

    bagian dari kurikulum SD yang menggambarkan materi pokok dari ilmu sosial,

    sejarah, sosiologi, ilmu politik, psikologi sosial, antropologi, dan ekonomi.

    Jadi, pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang

    mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat

    dinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. Memang pengetahuan sosial

    itu diperoleh secara alamiah dari kehidupan sehari-hari dan telah ada pada diri kita

    masing-masing, namun hal ini belum cukup mengingat kehidupan masyarakat

    dengan segala permasalahannya semakin berkembang. Untuk menghadapi

    keadaan demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah tidak cukup.

    Maka diperlukan pendidikan formal khususnya pendidikan Ilmu Pengetahuan

    Sosial.

    g. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

    Karakteristik Pendidikan IPS terutama di sekolah dasar dapat dilihat dari

    berbagai pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi

    dan strategi penyampaiannya.

    1) Materi IPS SD

    Materi IPS dapat bersumber dari segala aspek kehidupan praktis

    sehari-hari di masyarakat (Hidayati dkk, 2008: 26). Ada 5 macam sumber

    materi IPS untuk sekolah dasar, yaitu:

    a) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar siswa

    dimulai dari lingkup keluarga, sekolah, desa, kecamatan hingga

    lingkungan yang lebih luas yaitu negara dan dunia dengan berbagai

    permasalahannya.

    b) Kegiatan-kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, ekonomi

    pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi.

  • c) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan

    antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan tempat tinggal siswa

    yang terdekat sampai wilayah yang lebih jauh.

    d) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah

    yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh,

    tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang penting.

    e) Siswa sebagai sumber materi belajar meliputi berbagai segi, dari

    makanan, pakaian, permainan, keluarga, dan lain sebagainya.

    2) Strategi Penyampaian Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

    Karkteristik penyampaian pengajaran IPS sebagaian besar adalah

    didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam suatu urutan:

    anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, daerah, negara,

    hingga dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut The Wedining Horizons

    or Expanding Environment Curriculum (Mukminan dalam Agus

    Badrudin, 2009: http:// beduatsuko. blogspot.com/, diakses pada tanggal

    24 Oktober 2009).

    Menurut Hidayati, dkk (2008: 29) ada beberapa karakteristik yang

    dapat diidentifikasi pada siswa sekolah dasar berdasarkan tingkatan kelas-

    kelasnya.

    Karakteristik pada masa kelas rendah SD (Kelas 1, 2, dan 3):

    a) Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah

    b) Suka memuji diri sendiri

    c) Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak

    penting

    d) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang

    menguntungkan dirinya

    e) Suka meremehkan orang lain

    Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4, 5, dan 6);

    a) Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari

    b) Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis

    c) Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus

  • d) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi

    belajarnya di sekolah.

    Dalam teori belajar kognitivisme Jean Piaget (Lapono, 2008: 19), usia

    siswa SD (7-12 tahun) tingkat berpikirnya berada pada stadium

    operasional konkrit. Oleh karena itu guru harus mampu merancang

    pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya melalui model

    pembelajaran yang membuat siswa aktif, peristiwa belajar yang bervariasi,

    dan yang tidak kalah pentingnya sajian materi menggunakan media

    menarik bagi siswa.

    Dengan memperhatikan materi dan strategi penyampaian pembelajaran

    IPS SD, guru dapat menentukan perencanaan pembelajaran yang dapat

    disesuaikan dengan karakteristik dan tingkat perkembangan siswa SD.

    h. Fungsi IPS

    Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi untuk

    mengembangkan nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa

    dan negara Indonesia (Hidayati, dkk, 2008:45)

    Menurut Sofa dalam http://massofa.wordpress.com /2007 /12/21/

    hakekat -ips-sebagai program -studi/, diakses pada tanggal 24 Oktober 2009)

    fungsi IPS sebagai pendidikan adalah membekali anak didik dengan pengetahuan

    sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian

    serta kepedulian sosialnya sebagai sumber daya manusia yang bertanggung jawab

    dalam merealisasikan tujuan nasional.

    Dengan demikian, Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai salah satu mata

    pelajaran di SD berfungsi mengembangkan pengetahuan sosial dan keterampilan

    sosial siswa untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan

    sehari-harinya.

    i. Tujuan Pembelajaran IPS

    The purpose of social studies in the elementary school curriculum is to

    introduce children to the world of people. Students enter school with random

  • knowledge and ideas about people. They know some history and some geography,

    and they have some knowledge about culture patterns (Arthur Ellis, 1998: 1).

    Diartikan bahwa tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar adalah

    untuk mengenalkan dunia manusia kepada anak-anak. Siswa-siswa masuk sekolah

    dengan pengetahuan dan pemikiran yang berbeda-beda tentang manusia. Mereka

    mengetahui beberapa sejarah dan geografi, serta meraka mempunyai pengetahuan

    mengenai pola budaya.

    Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia untuk

    memberikan pengetahuan yang merupakan kemampuan untuk mengingat dan

    mengenal kembali ide-ide atau penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang

    sama atau dialami sebelumnya (Taneo, 2009: 26).

    Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, mata pelajaran IPS

    bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

    1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

    dan lingkungannya.

    2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

    inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

    3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

    kemanusiaan.

    4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

    dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

    Jadi, tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mengenalkan konsep-

    konsep kehidupan manusia dan lingkungannya dan untuk membekali siswa agar

    memiliki kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan

    sekitarnya.

    j. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

    Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan Sekolah Dasar tahun 2006,

    ruang lingkup mata pelajaran IPS sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai

    berikut:

  • 1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan

    2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

    3) Sistem Sosial dan Budaya

    4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

    Aspek yang digunakan untuk materi pembelajaran dalam penelitian ini

    adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan khususnya pada koperasi.

    k. Materi Pokok Pembelajaran IPS SD

    Untuk memperjelas materi pembelajaran IPS di kelas IV SD semester

    dua berikut dikemukakan rincian berdasarkan silabus kelas IV SD, pada tebel 1.

    Tabel 1. Silabus Sekolah Dasar kelas IV semester dua

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    2. Mengenal sumber daya alam,

    kegiatan ekonomi, dan

    kemajuan teknologi di

    lingkungan kabupaten/kota

    dan provinsi.

    2.2 Mengenal pentingnya koperasi

    dalam meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat.

    Sumber : Silabus IPS Kelas IV Sekolah Dasar

    Uraian materi IPS pokok bahasan Koperasi kelas IV sebagai berikut:

    1) Pengertian Koperasi

    Negara Indonesia mempunyai pandangan yang khusus tentang

    perekonomiannya. Hal ini tercantum dalam UUD 1945, Bab XIV Pasal 33

    ayat (1) yang menyebutkan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha

    bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Menurut para ahli ekonomi,

    lembaga atau badan perekonomian yang paling cocok dengan maksud Pasal

    33 ayat (1) UUD 1945 adalah koperasi.

    Koperasi berasal dari kata co yang berarti bersama dan operare yang

    berarti bekerja atau berkarya (Hisnu & Winardi, 2008: 157). Unsur dasar

    pengertian koperasi sudah terlihat dari kata dasarnya itu. Jadi, koperasi berarti

    kelompok atau perkumpulan orang/badan yang bersatu dalam cita-cita atas

  • dasar kekeluargaan dan gotong-royong untuk mewujudkan kemakmuran

    bersama.

    Koperasi Indonesia didirikan pada tanggal 12 Juli 1960 oleh Drs. Moh.

    Hatta. Pada waktu itu beliau menjabat sebagai Wakil Presiden. Menurut beliau

    ekonomi kerakyatanlah yang bisa mensejahterakan rakyat Indonesia. Karena

    kesetiaannya dalam mengembangkan koperasi di Indonesia, Drs. Muhammad

    Hatta mendapat anugerah gelar sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Pemikiran

    Drs. Muhammad Hatta tentang koperasi dituangkan dalam buku yang berjudul

    Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (Pujiati&Umi Yuliati,

    2008: 155). Tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai Hari Koperasi.

    Semangat dasar koperasi Indonesia, dapat kita lihat dalam lambang

    koperasi. Lambang ini adlah lambang yang biasanya digunakan oleh koperasi

    di Indonesia.

    Gambar 1. Lambang Koperasi Indonesia

    Sumber: http://ronisme.blogs.friendster.

    com/my_blog/images/200pxlogo_gerakan_koperasi.gif

    diakses pada tanggal 24 Oktober 2009

    Makna simbol-simbol dalam lambang Koperasi:

    a) Pohon beringin, melambangkan sifat kemasyarakatan dan persatuan

    yang kokoh.

    b) Bintang dan perisai, melambangkan Pancasila sebagai landasan idiil.

    c) Timbangan, melambangkan sifat adil.

    d) Gerigi roda, melambangkan kerja atau usaha yang terus-menerus.

    e) Padi dan kapas, melambangkan kemakmuran yang hendak dicapai.

  • f) Rantai, melambangkan persahabatan dan persatuan yang kuat.

    g) Warna merah dan putih, melambangkan sifat nasional koperasi.

    h) Tulisan Koperasi Indonesia, melambangkan kepribadian koperasi

    rakyat Indonesia.

    2) Tujuan dan Asas Koperasi

    Koperasi mempunyai tujuan sebagai berikut:

    a) Meningkatkan kesejahteraan anggota.

    b) Menyediakan kebutuhan anggota.

    c) Mempermudah anggota koperasi untuk memperoleh modal usaha.

    d) Mengembangkan usaha para anggota koperasi.

    e) Menghindarkan anggota koperasi dari praktek rentenir atau lintah

    darat.

    Usaha koperasi dilakukan atau dijalankan secara bersama. Koperasi

    dibangun dengan modal bersama. Dengan demikian, diharapkan koperasi akan

    lebih maju dibandingkan dengan badan usaha lainnya.

    Koperasi dijalankan secara bersama sesuai dengan asas koperasi, yakni

    kekeluargaan dan gotong royong. Artinya, dalam menjalankan perekonomian,

    rakyat secara bersama atau berkelompok membentuk suatu badan usaha.

    Caranya dengan mengelola modal bersama. Badan usaha yang didirikan

    bersama ini disesuaikan dengan kebutuhan para anggotanya.

    3) Fungsi Koperasi

    Fungsi koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992

    (Sadiman&Shendy Amalia, 2008:91) sebagai berikut.

    a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

    anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

    meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

    b) Koperasi berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

    kehidupan manusia dan masyarakat.

    c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

    ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko

    gurunya.

  • d) Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

    berdasarkan asas kekeluargaan.

    4) Prinsip Koperasi

    Koperasi merupakan kegiatan dalam bidang ekonomi, mempunyai

    prinsip (Sadiman&Shendy Amalia, 2008:91), sebagai berikut:

    a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

    b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

    c) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding

    dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

    d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

    e) Kemandirian, pendidikan, dan kerja sama antara koperasi.

    Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa

    koperasi. Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku anggota koperasi. Syarat

    untuk dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap WNI yang dapat

    memenuhi syarat. Syarat-syarat tersebut telah ditetapkan dalam anggaran

    dasar. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi.

    5) Jenis-jenis Koperasi dan Bidang Usahanya

    Dilihat dari jenis usahanya, koperasi dapat dibedakan menjadi tiga,

    yakni koperasi konsumsi, koperasi kredit, dan koperasi produksi.

    a) Koperasi konsumsi

    Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menyediakan kebutuhan

    pokok para anggota. Contoh kebutuhan pokok yang disediakan adalah

    beras, gula, kopi, tepung, dan sebagainya. Barang-barang yang disediakan

    harganya lebih murah dibandingkan toko lainnya.

    b) Koperasi kredit

    Koperasi kredit disebut juga koperasi simpan pinjam. Anggota

    koperasi mengumpulkan modal bersama. Modal yang terkumpul

    dipinjamkan kepada anggota. Koperasi simpan pinjam membantu para

    anggota untuk memperoleh kredit atau pinjaman uang.

  • c) Koperasi produksi

    Koperasi produksi membantu usaha anggota koperasi. Koperasilah

    yang melakukan suatu jenis usaha bersama-sama. Ada bermacam-macam

    koperasi produksi. Misalnya koperasi produksi para petani, koperasi

    produksi peternak sapi, koperasi produksi pengrajin, dan sebagainya.

    Koperasi produksi membantu anggota menghadapi kesulitan-kesulitan

    dalam berusaha. Misalnya koperasi membantu menyediakan bahan baku

    untuk kerajinan, menyediakan bibit dan pupuk untuk petani, dan lain-lain.

    Selain itu, anggota koperasi mencari jalan keluar dari permasalah secara

    bersama-sama. Koperasi produksi juga menampung hasil usaha

    anggotanya.

    Dilihat dari keanggotaannya dikenal beberapa bentuk koperasi, antara

    lain:

    a) Koperasi pertanian

    Koperasi ini beranggotakan para petani, buruh tani, dan orang-orang

    yang terlibat dalam usaha pertanian. Koperasi pertanian melakukan

    kegiatan yang berhubungan dengan pertanian, misalnya penyuluhan

    pertanian, pengadaan bibit unggul, penyediaan pupuk, obat-obatan, dan

    lain-lain.

    b) Koperasi pensiunan

    Koperasi pensiunan beranggotakan para pensiunan pegawai negeri.

    Koperasi ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan para pensiunan dan

    menyediakan kebutuhan para pensiunan.

    c) Koperasi pegawai negeri

    Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Koperasi ini

    didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri

    d) Koperasi sekolah

    Koperasi ini beranggotakan para warga suatu sekolah. Koperasi

    sekolah menyediakan kebutuhan warga sekolah, misalnya buku tulis, pena,

    penggaris, pensil, dan lain-lain. Koperasi sekolah diusahakan dan diurus

    oleh siswa. Di samping menyediakan kebutuhan sekolah, koperasi sekolah

  • juga merupakan tempat untuk latihan berorganisasi, latihan bekerja sama,

    latihan bertanggung jawab, dan latihan mengenal lingkungan.

    e) Koperasi Unit Desa

    Koperasi Unit Desa beranggotakan masyarakat pedesaan. KUD

    melakukan kegiatan usaha di bidang ekonomi. Beberapa usaha KUD,

    misalnya: menyalurkan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obat-

    obatan, alat-alat pertanian, dan memberikan penyuluhan teknis bersama

    dengan petugas penyuluh lapangan kepada para petani.

    6) Ketentuan Pokok dalam Koperasi

    a) Organisasi koperasi terdiri atas rapat anggota, pengurus, dan

    pengawas.

    b) Kekuasaan tertinggi dalam koperasi adalah rapat anggota. Rapat

    tersebut dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya telah diatur dalam

    anggaran dasar. Rapat anggota dilaksanakan paling sedikit sekali

    dalam satu tahun.

    c) Untuk pengesahan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas paling

    lambat 6 bulan.

    d) Persyaratan, tata cara, dan tempat penyelenggaraan rapat anggota dan

    rapat anggota luar biasa, diatur dalam anggaran dasar.

    e) Untuk meningkatkan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif,

    efektif, dan efisien. Hal ini dapat memberikan nilai tambah dan

    manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota yang tetap. Seperti

    memperoleh sisa hasil usaha yang wajar.

    f) Agar koperasi dapat mewujudkan fungsi dan perannya, usaha yang

    dikembangkan adalah usaha dalam kehidupan ekonomi rakyat. Salah

    satu di antaranya adalah simpan pinjam.

    7) Koperasi Sekolah

    Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan

    sekolah. Anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah. Koperasi sekolah

    dapat didirikan pada berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan. Sebagai

    contoh, koperasi sekolah dasar, koperasi sekolah menengah pertama, dan

  • seterusnya. Pengurus dan pengelola koperasi sekolah dilakukan oleh para

    siswa di bawah bimbingan kepala sekolah dan guru-guru. Tanggung jawab ke

    luar koperasi sekolah dilakukan oleh kepala sekolah. Pembinaan terhadap

    koperasi sekolah dilaksanakan bersama antara Kantor Menteri Negara

    Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Departemen Pendidikan Nasional.

    Koperasi sekolah tidak berbadan hukum seperti koperasi-koperasi

    lainnya karena siswa belum mampu melakukan tindakan hukum. Koperasi

    sekolah diharapkan menjadi sarana bagi pelajar untuk belajar melakukan

    usaha, mengembangkan kemampuan berorganisasi, mendorong untuk

    berinovasi, dan sebagainya.

    2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe Student Teams Achievement Division

    a. Pengertian Model Pembelajaran

    Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proes aktual yang

    memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan

    model itu (Mills dalam Suprijono, 2009: 45).

    Model pembelajaran menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2009: 50)

    adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan

    digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi

    petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Suprijono (2009: 46) mendefinisikan

    model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

    sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

    belajar.

    Model merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan

    situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi

    kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.

    Untuk mencapai hal-hal tersebut maka guru harus dapat memilih dan

    mengembangkan model pembelajaran yang tepat, efisien dan efektif sesuai

    dengan kebutuhan siswa serta materi yang diajarkan. Pemilihan model

    pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi belajar sehingga siswa benar-benar

  • memahami materi yang diberikan. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan

    bahwa model pembelajaran adalah suatu cara efektif yang digunakan dalam

    proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua

    jenis kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

    diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009:54). Secara umum pembelajaran kooperatif

    dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan

    pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang

    dirancang untuk membantu peserta didik.

    Dalam jurnal internasional yang ditulis oleh Johnson&Johnson (2000: 2,

    diakses pada tanggal 27 Desember 2009) menyatakan bahwa cooperative

    learning exists when students work together to accomplish shared learning

    goals. Diartikan bahwa pembelajaran kooperatif ada ketika siswa-siswa bekerja

    bersama untuk berbagi dalam menyelesaikan tujuan pembelajaran. Model

    pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran siswa dalam

    kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda-beda. (Faiq

    Dzaki, 2009: http://penelitian tindakankelas.blogspot.com/ diakses pada tanggal

    19 Maret 2009). Dalam perbedaan itu siswa-siswa dapat saling asah, asih, dan

    asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning Community) yang saling

    mencerdaskan. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerja

    sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pelajaran. Robert Slavin

    (1984) dalam Sholihatin dan Raharjo (2008:4) mengatakan bahwa In cooperative

    learning methods, students work together in four member teams to master

    material initially presented by teacher. Dapat diartikan bahwa pembelajaran

    kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja

    dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4

    sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

    Pembelajaran kooperatif yaitu sistem pembelajaran yang memberi

    kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

  • tugas-tugas yang terstruktur (Lie dalam Isjoni, 2009:16). Dalam jurnal

    internasional yang ditulis Jacobs&Hannah (dalam http://www.georgejacobs.net/

    cooperative.html, diakses pada tanggal 29 Desember 2009) menyatakan bahwa

    cooperative learning, also known as collaborative learning, is a body of concepts

    and techniques for helping to maximize the benefits of cooperation among

    students. Artinya, pembelajaran kooperatif yang juga dikenal sebagai

    pembelajaran kolaboratif, adalah suatu bentuk dari konsep dan tehnik untuk

    membantu memaksimalkan keuntungan-keuntungan kerjasama diantara siswa.

    Dengan demikian dapat disimpulkan cooperative learning mengandung

    pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

    membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam

    kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan kerja sangat dipengaruhi

    oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran

    kooperatif mempunyai tiga konsep sentral yang dikemukakan oleh Slavin (2005),

    tiga konsep tersebut yaitu:

    1) Penghargaan Kelompok

    Dalam pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok

    untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh

    jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan

    kelompok didasarkan pada perolehan individu sebagai anggota kelompok

    dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling

    membantu, dan saling peduli.

    2) Pertanggungjawaban Individu

    Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari

    seluruh anggota kelompok untuk saling membantu pada saat belajar dalam

    kelompok. Adanya pertanggungjawaban individu juga menjadikan setiap

    anggota bersiap untuk mengerjakan tes individu tanpa bantuan dari anggota

    kelompoknya.

    http://www.georgejacobs.net/%20cooperative.htmlhttp://www.georgejacobs.net/%20cooperative.html

  • 3) Kesempatan yang Sama untuk Mencapai Keberhasilan

    Di dalam pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang

    mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang

    diperoleh siswa pada setiap pertemuan. Dengan menggunakan metode skoring

    ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama

    memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi

    kelompoknya.

    Berdasarkan tiga konsep dalam model pambelajaran kooperatif tersebut

    diharapkan para siswa memiliki persepsi bahwa mereka harus bersama-sama,

    memiliki tanggung jawab diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi,

    berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama, membagi

    tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara anggota kelompok,

    serta mempertanggungjawabkan secara individu materi yang dipelajari.

    c. Keterampilan dalam Model Pembelajaran Kooperatif

    Dalam model pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi

    saja, tetapi siswa juga harus mempelajarai keterampilan-keterampilan khusus yang

    disebut keterampilan kooperatif (Lundgren, 1994). Keterampilan kooperatif ini

    berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas (Isjoni, 2009:46).

    Keterampilan-keterampilan tersebut antara lain:

    1) Keterampilan kooperatif tingkat awal, meliputi: menggunakan

    kesepakatan; menghargai kontribusi; mengambil giliran dan berbagi tugas;

    berada dalam kelompok; berada dalam tugas; mendorong partisipasi;

    mengundang orang lain; menyelesaikan tugas dalam waktunya; serta

    menghormati perbedaan individu.

    2) Keterampilan tingkat menengah, meliputi: menunjukkan penghargaan dan

    simpati; mengungkapkan pendapat; mendengarkan dengan bijaksana;

    bertanya; membuat ringkasan; dan menafsirkan.

    3) Keterampilan tingkat mahir, meliputi: berkolaborasi; memeriksa dengan

    cermat; menanyakan kebenaran; menetapkan tujuan; dan berkompromi.

  • d. Observasi dalam Proses Pembelajaran Kooperatif

    Selama proses pembelajaran kooperatif berlangsung, guru hendaknya

    juga mengamati kegiatan siswa untuk menilai sikap kooperatif siswa dalam

    berdiskusi. Rubrik yang digunakan dalam observasi kegiatan siswa dapat dalam

    bentuk sebagai berikut (Suprijono, 2009: 157):

    Tabel 2. Rubrik dalam observasi kegiatan siswa oleh Suprijono

    No Keterampilan Kooperatif Bobot Skor Nilai

    1 Menghargai pendapat orang lain 15

    2 Mengambil giliran dan berbagi tugas 15

    3 Mendorong orang lain untuk berpartisipasi 15

    4 Mendengarkan secara aktif 5

    5 Bertanya 15

    6 Berada dalam tugas 15

    7 Memeriksa ketepatan 5

    8 Memberi respons 15

    Jumlah 100

    Sumber: Suprijono (2009: 157)

    Rubrik observasi keterampilan kooperatif siswa ini dapat dikembangkan

    sendiri oleh guru disesuaikan dengan pengalaman yang dimiliki guru.

    e. Kelebihan dan Kekurangan dalam Model Pembelajaran Kooperatif

    Model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi belajar siswa sehingga

    kekurangan yang mungkin terjadi dapat diminimalisirkan. Namun di samping

    memiliki kelebihan, model pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa

    kekurangan (Faiq Dzaki, http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/:

    diakses tanggal 14 Oktober 2009).

    Beberapa kelebihan model pembelajaran kooperatif , antara lain:

    1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

    2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,

    informasi, pandangan-pandangan, dan perilaku sosial.

  • 3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial sehingga

    memingkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

    komitmen bersama.

    4) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

    5) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

    6) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasa lebih

    baik.

    7) Mengembangkan hubungan antara pribadi yang positif antara siswa yang

    berasal dari latar belakang yang berbeda.

    Kelemahan model pembelajaran kooperatif, yaitu:

    1) Guru khawatir bila akan terjadi kekacauan di dalam kelas.

    2) Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik

    atau keunikan pribadi karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok.

    3) Kemungkinan tugas tidak akan terbagi rata atau secara adil.

    Perbedaan model pembelajaran kooperatif dengan metode kelompok

    konvensional dikemukakan oleh Lundgren (1994: 5) dapat dilihat pada tebel 3.

    Tabel 3. Perbedaan Model Kooperatif dengan Metode Konvensional

    Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional

    1) Kepemimpinan bersama.

    2) Ada saling ketergantungan positif antar

    anggota kelompok.

    3) Keanggotaan bersifat heterogen

    4) Mempelajari keterampilan kooperatif.

    5) Tanggung jawab terhadap hasil belajar

    seluruh anggota kelompok.

    6) Menekankan tugas dan hubungan

    kooperatif.

    7) Ditunjang oleh guru.

    8) Satu hasil kelompok.

    9) Evaluasi kelompok.

    1) Satu pemimpin.

    2) Tidak ada saling ketergantungan

    antar anggota kelompok.

    3) Keanggotaan bersifat homogen.

    4) Asumsi adanya keterampilan-

    keterampilan sosial yang efektif.

    5) Tanggung jawab terhadap hasil

    belajar sendiri.

    6) Hanya menekankan pada tugas.

    7) Diarahkan oleh guru.

    8) Beberapa hasil individual.

    9) Evaluasi individu.

    Sumber: Lundgren (1994: 5)

  • f. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievements Division

    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

    Division adalah salah satu metode pambelajaran yang dikembangkan oleh Robert

    Slavin pada tahun 1970. Metode ini sebagai salah satu tipe kooperatif yang

    menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling

    memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna

    mencapai hasil belajar yang maksimal. Metode pembelajaran ini merupakan teori

    belajar kognitif, dalam hal ini para guru berfungsi sebagai fasilitator dan bukan

    sebagai pemberi informasi. Guru cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar

    yang kondusif bagi para siswa. Menurut teori ini siswa akan lebih mudah

    menemukan pengertian akan konsep-konsep yang sulit jika mereka dapat

    membicarakan masalah tersebut dengan temannya.

    Menurut jurnal internasional yang ditulis oleh Abu dan Flower (dalam

    http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/, diakses tanggal 27 Desember 2009)

    menyatakan bahwa Allen and Van Sickle (1984) used STAD as the experimental

    treatment in a study involving low achieving students. They found that the

    cooperative learning group scored significantly higher on a world geography

    test. Dalam jurnal tersebut menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh

    Allen dan Van Sickle (1984) menggunakan Student Teams Achievement Division

    sebagai perlakuan eksperimen di sebuah pembelajaran menyatakan prestasi yang

    rendah. Mereka menemukan bahwa pembelajaran kelompok kooperatif

    menghasilkan skor yang signifikan lebih tinggi pada tes geografi.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, pembelajaran kooperatif tipe

    Student Teams Achievement Division adalah pembelajaran yang

    mengorganisasikan siswa dalam suatu kelompok, di dalam kelompok tersebut

    semua anggota berperan dalam menguasai materi belajar, tanggung jawab

    individu sangat berpengaruh dalam mencapai keberhasilan kelompok.

    1) Komponen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

    Achievement Division

    ../../../referensi%20internet/international%20journal/Abu.html#Allen

  • Dalam proses pembelajarannya, metode Student Teams

    Achievement Division memiliki lima komponen utama yaitu a) tahap

    penyajian materi; b) tahap kegiatan kelompok; c) tahap tes individual;

    d) tahap perhitungan skor perbaikan/perkembangan individu; dan e)

    tahap pemberian penghargaan kepada kelompok (Slavin, 2009: 147).

    Penjelasannya adalah sebagai berikut:

    a) Tahap penyajian materi

    Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai

    pada hari itu dan memberi motivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi

    yang akan dipelajari, dalam penelitian ini adalah dalam pokok bahasan

    koperasi. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi dengan tujuan

    mengingatkan siswa terhadap materi prasarat yang telah dipelajari, agar

    siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan

    pengetahuan yang telah dimilikinya. Mengenal teknik penyajian materi

    pelajaran dapat dilakukan secara klasikal. Lamanya presentasi dan berapa

    kali harus dipresentasikan bergantung pada kekompleksan materi yang

    akan dibahas.

    b) Tahap kerja kelompok

    Menurut Savage&Amstrong (1996: 221) mengatakan bahwa each

    team includes some high achievers, some lo achievers, some boys, and

    some girls, ideally from different cultural and ethnic background.

    Diartikan bahwa, setiap tim terdiri dari beberapa siswa yang terdiri dari

    siswa dengan prestasi rendah, siswa dengan prestasi tinggi, siswa laki-

    laki, dan siswa perempuan, serta dari suku atau etnik yang berbeda. Fungsi

    utama dari tim adalah membentuk semua tim agar mengingat materi yang

    telah diberikan dan lebih memahami materi yang nantinya digunakan

    dalam persiapan mengerjakan kuis sehingga dapat mengerjakan dengan

    baik. Dalam kerja tim, siswa saling berbagi tugas dan saling membantu

    memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami

    materi yang dibahas. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan

    motivator kegiatan tiap tim.

  • c) Tahap tes individu

    Setelah melaksanakan kerja tim, siswa diberikan evaluasi untuk

    dikerjakan secara individu. Siswa tidak diperkenankan meminta bantuan

    pada siswa lain. Hal ini digunakan untuk mengetahui penguasaan materi

    setiap individu dan mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah

    dicapai. Skor perolehan individu ini akan digunakan pada perhitungan

    perolehan skor kelompok.

    d) Skor perbaikan/perkembangan individu

    Maksud dari skor perbaikan/perkembangan individu ini adalah

    memberikan nilai pada setiap siswa yang dapat dicapai jika mereka

    bekerja keras dan mengerjakannya hingga selesai. Masing-masing siswa

    diberi skor dasar yang berasal dari rata-rata siswa pada kuis yang sama.

    Setelah siswa mendapatkan nilai, maka siswa berhak mendapatkan urutan

    tingkatan nilai dari skor kuis dan berusaha untuk melampaui skor dasar.

    Adapun perhitungan skor perkembangan individu pada penelitian ini

    diambil dari penskoran perkembangan individu yang dikemukakan Slavin

    seperti terlihat pada tabel 4.

    Tabel 4. Pedoman pemberian skor perkembangan individu

    Skor tes Skor Perkembangan

    Individu

    a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

    b. 10 hingga 1 poin di bawah skor awal 10

    c. Skor awal sampai 10 poin di atasnya 20

    d. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

    e. Nilai sempurna

    (tidak berdasarkan skor awal)

    30

    Sumber: Slavin (dalam Isjoni, 2009: 53)

    e) Penghargaan kelompok

    Setelah melakukan kuis, perhitungan skor perkembangan individu

    dan skor kelompok dilakukan. Skor individu setiap anggota kelompok

    memberi sumbangan pada skor kelompok berdasarkan skor pada kuis

  • sebelumnya dengan skor kuis terakhir. Perhitungan skor kelompok

    dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor

    individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok (Isjoni,

    2009: 53). Penghargaan untuk kelompok dibagi menjadi tiga kategori yaitu

    kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super.

    Kriteria penentuan pemberian penghargaan:

    Kelompok dengan skor rata-rata 15 sebagai kelompok baik,

    kelompok dengan skor rata-rata 20 sebagai kelompok hebat, kelompok

    dengan skor rata-rata 25 sebagai kelompok super.

    2) Persiapan dalam Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Student Teams Achievement Division.

    Dalam pengguanaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

    Achievement Divisions, guru perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

    a) Bahan ajar

    Bahan ajar dapat dibuat oleh guru berupa penentuan pokok bahasan

    dan materi pembelajaran yang akan dibahas. Selain itu guru juga

    menggunakan buku sumber yang relevan dan guru mempersiapkan soal

    latihan untuk tiap inti atau kompetensi dasar yang telah direncanakan.

    b) Pemantapan siswa dalam tim/kelompok

    Sebuah tim dalam Student Teams Achievement Division merupakan

    sebuah kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen baik dalam

    kemampuan akademik (tinggi, sedang, rendah), jenis kelamin, dan

    sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan

    bantuan dan siapa yang memberikan bantuan.

    c) Penentuan skor dasar awal

    Skor awal siswa dapat diambil dari skor rata-rata siswa pada kuis

    sebelumnya. Apabila sebelumnya belum pernah diadakan kuis, maka skor

    dasar dapat diambil dari nilai final siswa dari tahun yang lalu. Tujuan dari

    dibuatnya skor awal dan poin kemajuan adalah untuk memungkinkan

    semua siswa memberikan poin maksimum bagi kelompok mereka, berapa

    pun tingkat kinerja mereka sebenarnya (Slavin, 2009: 159)

  • 3) Langkah-langkah Pembelajaran dalam Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe Student Teams Achievement Division

    a) Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim,

    masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim

    memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik,

    maupun kemampuan (tinggi, sedang, dan rendah)

    b) Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik kemudian

    saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau

    diskusi antar sesama anggota tim.

    c) Secara individual atau tim, pada setiap pertemuan guru memberikan

    evaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap materi yang

    telah dipelajari.

    d) Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap materi

    belajar dan untuk siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi

    tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.

    4) Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

    Teams Achievement Division

    Pembelajaran IPS dapat dilaksanakan dengan model pembelajaran

    kooperatif tipe Student Teams Achievement Division, karena di dalam

    kegiatan tim STAD terdapat interaksi antar siswa yang dapat melatih siswa

    untuk mengembangkan kemampuan berpikir, menumbuhkan tanggung

    jawab, menghargai pendapat orang lain, dan berpartisipasi dalam

    lingkungan sosial siswa yaitu tim kelompoknya.

    Dengan melaksanakan pembelajaran cooperative learning dapat

    melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir

    (thinking skill) maupun keterampilan social (social skill), seperti

    keterampilan untuk mengemukakan pendapat, bekerja sama, dan setia

    kawan (Stahl dalam Isjoni, 2009: 23).

    Pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe

    Student Teams Achievement Division dilaksanakan melalui beberapa

    tahapan, yaitu:

  • a) Tahap penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal, yaitu

    sebelum siswa berkelompok, terlebih dahulu guru menyampaikan

    pengenalan materi yang akan dipelajari serta memeberikan orientasi

    tugas yang akan dikerjakan saat siswa berkelompok.

    b) Tahap kerja kelompok, siswa berdiskusi, mempelajari materi, bertanya

    jawab, atau bertukar pikiran dengan teman satu timnya mengenai

    materi IPS pokok bahasan koperasi. Di sini guru berperan sebagai

    motivator dan fasilitator.

    c) Tahap tes individu, kegiatan yang dilakukan yaitu guru membagikan

    soal tes individu mengenai materi pokok bahasan koperasi dan siswa

    mengerjakan soal tes dengan kemampuan sendiri.

    d) Tahap perhitungan skor perkembangan individu, guru melakukan

    perhitungan skor perkembangan individu didasarkan pada skor awal

    yaitu nilai hasil evaluasi pada setiap akhir siklus. Setelah itu, guru

    melakukan perhitungan skor kelompok.

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Berikut adalah hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara

    lain:

    1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas oleh Sukarni dalam skripsinya dengan

    menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

    Division (STAD) menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa

    kelas V SD N 03 Lalung terbukti rata-rata hasil pratindakan 66,1 atau 72 % di

    atas KKM, pada siklus I menjadi 69,5 atau 86 % di atas KKM, pada siklus II

    menjadi 73,4 atau 90 % di atas KKM, dan pada siklus III nilai rata-rata 80,

    atau 100 % di atas KKM.

    2. Hasil penelitian Yona Kristianto Mutiasmoro dalam skripsinya dengan

    menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achieve