PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V
MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYATUL MA’MUROH
JELOK KECAMATAN CEPOGO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
INDRI ASTUTI RAHMAWATI
NIM: 115-14-056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama :
NIM :
Fakultas :
Program Studi :
Judul :
Indri Astuti Rahmawati
115-14-056
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
UPAYA PENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND
EXPLAINING MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA
PADA SISWA KELAS V MADRASAH
IBTIDAIYAH SALAFIYATUL MA’MUROH JELOK
KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2018.
Telah kami setujui untuk dimunaqosyahkan.
Salatiga, 19 Maret 2018
Pembimbing,
Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si
NIP. 19700529 200003 2 001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Indri Astuti Rahmawati
NIM : 115-14-056
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository
IAIN Salatiga.
Salatiga, 19 Maret 2018
Yang menyatakan,
Indri Astuti Rahmawati
NIM. 115-14-056
v
PENGESAHAN KELULUSAN
vi
MOTTO
Kalau menyerah itu bukan menunjukkan besarnya hambatan, tapi itu cuma
menunjukkan besarnya alasan dan kemalasan
(IPPHO SANTOSA)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Mansur dan Ibu Mutamimah) yang
selalu mendukung, mendoakan dan memberikan kasih sayang yang tak
terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga bapak
dan ibuku senantiasa diberikan umur panjang, kesehatan, dan rizqi yang
berkah;
2. Adikku (Saadilah Mursyid) tersayang yang selalu memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga adikku menjadi anak yang
sholeh, diberikan umur yang panjang, kepandaian dan dimudahkan dalam
segala urusan;
3. Nenekku (Warsini) tersayang yang selalu mendokan dan memberikan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu,
semoga nenekku selalu diberikan kesehatan dan umur panjang;
4. My best partner (Muhammad Rifa’i) yang selalu menyemangati; dan
5. Sahabat-sahabatku semua.
vii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui
model pebelajaran Student Facilitator and explaining pada siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali Tahun 2018.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbngan, dan
bantuan dari segala pihak sebingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis
sampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Peni Susapti, S.Si., M.Si. selaku Kepala Program studi PGMI IAIN Salatiga;
4. Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing, memberikan saran, arahan, motivasi, dan meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;
5. Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan studi;
6. Bapak dan Ibu dosen serta staff karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
viii
7. Muh Kholil, S.Pd.I selaku Kepala MI Salafiyatul Ma’muroh yang telah
meluangkan waktu dan memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian;
8. Siswa kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh yang sudah berkenan menjadi subjek
penelitian dan mengikutii jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh; dan
9. Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama.
Atas jasa mereka sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
selesai tepat pada waktunya. Penulis juga memohon doa semoga amal yang telah
diberikan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Semoga dengan diselesaikannya
Skripsi ini, dapat bermanfaat bagi seluruh pihak baik bagi penulis sendiri maupun
bagi para pembaca. Penulis mengharapkan saran dan kritik guna meningkatkan
kesempurnaan dalam penulisn di masa yang akan datang.
Salatiga, 19 Maret 2018
Penulis,
Indri Astuti Rahmawati
NIM. 115-14-056
ix
ABSTRAK
Rahmawati, Indri Astuti. 2018. Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Mata
Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Materi Sifat-sifat Cahaya pada Siswa Kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali Tahun 2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Hj.
Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining
Pembelajaran IPA di MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali belum menggunakan berbagai model pembelajaran variatif.
Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan jenuh dalam pembelajaran oleh
guru terutama materi sifat-sifat cahaya. Terbukti dari rendahnya hasil belajar
siswa yang belum mencapai KKM 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah
apakah model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat
meningktkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali tahun 2018?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali yang berjumlah 16 siswa meliputi 4 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar tes evaluasi, lembar
pengamatan guru, dan lembar pengamatan guru dan siswa. Metode pengumpulan
data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan tes. Data dianalisis secara
statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar maka
siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran SFE dapat
meningkatkan hasil belajar siswa MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2018. Peningkatan siswa yang tuntas belajar
dari siklus I ke siklus II 6,25% dan siklus II ke siklus III 18, 75%. Hal ini dapat
dilihat perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 68,75% siswa tuntas
belajar, siklus II 75% siswa tuntas belajar, dan siklus III 93,75% siswa tuntas
belajar. Siswa yang belum tuntas pada Siklus III akan diberikan tindakan mandiri
oleh guru berupa remedial atau latihan-latihan sehingga diharapkan siswa dapat
tuntas belajar.
x
DAFTAR ISI
Halaman sampul ....................................................................................................... i
Halaman berlogo IAIN ............................................................................................ ii
Persetujuan Pembimbing ........................................................................................ iii
Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi .......................................... iv
Pengesahan Kelulusan ............................................................................................ iv
Motto dan Persembahan ......................................................................................... vi
Kata Pengantar ...................................................................................................... vii
Abstrak ................................................................................................................... ix
Daftar Isi.................................................................................................................. x
Daftar Tabel .......................................................................................................... xii
Daftar Gambar ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan ....................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
F. Definisi Operasional ................................................................................. 6
G. Metode Penelitian ..................................................................................... 7
H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 16
A. Kajian Teori ............................................................................................ 16
B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 36
A. Gambaran Umum Sekolah ..................................................................... 36
1. Identitas Sekolah ................................................................................. 36
2. Visi dan Misi ....................................................................................... 36
3. Keadaan Guru ..................................................................................... 37
4. Keadaan Siswa .................................................................................... 37
xi
5. Karakteristik Siswa ............................................................................. 38
6. Kolaborator Penelitian ........................................................................ 38
7. Waktu Penelitian ................................................................................. 39
B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 39
1. Deskripsi Siklus I ................................................................................ 39
2. Deskripsi Siklus 2 ............................................................................... 44
3. Deskripsi Siklus 3 ............................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 55
A. Deskripsi Paparan Siklus ........................................................................ 55
1. Deskripsi Data Siklus I ....................................................................... 55
2. Deskripsi data Siklus II ....................................................................... 56
3. Deskripsi Data Siklus III..................................................................... 58
B. Pembahasan ............................................................................................ 60
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64
A. Simpulan ................................................................................................. 64
B. Saran ....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
LAMPIRAN ............................................................................................................ 1
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Pengamatan Guru ............................................................... 12
Tabel 1.2 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa ............................................... 14
Tabel 3.1 Identitas Sekolah ............................................................................... 40
Tabel 3.2 Keadaan Guru ................................................................................... 41
Tabel 3.3 Keadaan Siswa .................................................................................. 41
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V ........................................................................ 42
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas................................ 43
Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siklus 1 ........................................................... 59
Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siklus 2 ........................................................... 61
Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siklus 3 ........................................................... 62
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus 1 sampai Siklus 3 .............. 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Rancangan Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 8
Gambar 2.1 Cahaya dapat Merambat Lurus ..................................................... 16
Gambar 2.2 Cahaya dapat Menembus Benda Bening ....................................... 17
Gambar 2.3 Cahaya dapat Dipantulkan ............................................................ 18
Gambar 2.4 Cahaya dapat Dibiaskan ................................................................ 18
Gambar 2.5 Bagan Sifat-sifat Cahaya ............................................................... 19
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus 1 sampai Siklus 3 ................... 65
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus 1 ........................................................ 66
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siklus 2 ........................................................ 67
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Siklus 3 ........................................................ 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, dan
meniru. Belajar adalah kewajiban yang dilakukan oleh semua orang. Belajar
dapat dipandang sebagai kebutuhan primer seseorang agar dapat mengetahui
atau memahami segala sesuatu dengan baik, dari yang mudah hingga yang
sulit. Belajar merupakan ciri khas manusia sehingga manusia dapat dibedakan
dengan binatang. Belajar dilakukan manusia seumur hidupnya, kapan saja dan
dimana saja baik di sekolah, kelas, jalanan, dan dalam waktu yang tidak
ditentukan sebelumnya (Hamdani, 2010: 21).
Allah Swt telah menjanjikan akan meninggikan derajat orang yang
mempelajari ilmu pengetahuan sebagaimana telah tertulis dalam potongan
surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
بما تعملون خبير الهذين آمنوا منكم و الهذين أوتوا العلم درجات و الله يرفع الله
Artinya: Allah Swt akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Allah SWT meneliti apa yang kamu kerjakan”.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia termasuk pada jenjang
Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang selama
ini dianggap sulit oleh sebagian siswa. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori, maka dari itu dalam
2
melaksanakan pembelajaran IPA harus secara aktif dan kreatif agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Peneliti melakukan wawancara pada Rabu 7 Maret 2018 dengan guru
mata pelajaran IPA kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali (Muh. Kholil, S.Pd.I) nilai ulangan harian siswa
masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dari 16
siswa hanya 7 siswa yang mencapai KKM, sedangkan 9 siswa lainnya masih
dibawah KKM, itu berarti persentase ketuntasan hanya sebesar 43,75%. Nilai
KKM mata pelajaran IPA di MI Salafiyatul Ma’muroh ini adalah 65. Guru
dalam melaksanakan pembelajaran IPA belum menggunakan model-model
pembelajaran variatif. Metode yang sering digunakan adalah ceramah. Guru
lebih banyak menerangkan pelajaran dan siswa menyimak melalui buku
pegangannya. Siswa hanya menjadi objek penerima materi pelajaran, tanpa
diminta untuk berdiskusi ataupun bertindak menjadi fasilitator teman
sebayanya, efeknya siswa menjadi pasif dan jenuh dalam pembelajaran.
Dinding ruang kelas V pun tidak terdapat satupun media pembelajaran yang
tertempel, hal itu menunjukkan kurangnya kreativitas guru dalam mengelola
pembelajaran. Shoimin (2014: 21) menyatakan keberhasilan belajar siswa
berkaitan erat dengan kreativitas guru dalam memilih model pembelajaran
yang tepat dan menarik.
Guru dituntut kreatif untuk dapat melakukan inovasi dalam proses
pembelajaran. Shoimin (2014: 21) menyatakan inovasi merupakan bentuk
kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran yang semula monoton,
3
membosankan, dan menjenuhkan, menuju pembelajaran yang menyenangkan,
dan bermakna. Inovasi yang dapat guru lakukan adalah dengan menggunakan
model pembelajaran yang dapat meng-cover pembelajaran menjadi
menyenangkan dan mengena. Model pembelajaran yang cocok diterapkan
dalam mata pelajaran IPA berdasarkan uraian diatas adalah Student Facilitator
and Explaining (SFE).
Berdasarkan permasalahan tersebut untuk menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan dan bermakna dengan mencoba menerapkan model
pembelajaran SFE. Sentosa, dkk (2015) dalam sebuah jurnal menunjukkan
keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SFE.
Hasil penelitian menunjukkan kenaikan pada setiap siklusnya. Persentase pada
siklus I adalah 73,75% meningkat pada siklus II sebesar 81,25% dan terhenti
pada siklus III sebesar 93,75%, dan Al Hasbi, dkk (2016) dalam sebuah jurnal
menunjukkan keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran SFE. Persentase pada siklus I adalah 82,5% meningkat pada
siklus II sebesar 89,5% dan terhenti pada siklus III sebesar 92,5%. Persentase
yang meningkat ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran SFE dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Shoimin
(2014: 183) menyatakan model pembelajaran SFE merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekanan pada struktur khusus yang
dirancang untuk memengaruhi pola interaksi peserta didik dan bertujuan untuk
meningkatkan penguasaan materi. Siswa dituntut aktif dalam berkomunikasi
dan keberanian dalam menyampaikan materi kepada teman-temannya. Siswa
4
lebih paham apabila dijelaskan oleh temannya sendiri melaui model
pembelajaran ini. Siswa lebih bebas dalam menyanggah atau memberi
masukan kepada siswa yang menjadi fasilitator. Model pembelajaran ini
diharapkaan dapat diterapkan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat
cahaya.
Mengatasi permasalahan di atas peneliti tertarik untuk mengadakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan hasil belajar
mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun
2018”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran
SFE dapat meningktkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa
kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
dengan menggunakan model pembelajaran SFE materi sifat-sifat cahaya pada
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018.
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara atau jawaban
sementara dari penelitian yang dilakukan. Hipotesis perlu diuji dalam
penelitian, sehingga dengan demikian setelah dilakukan penelitian dugaan
sementara menjadi sebuah kebenaran (Saputro, 2016: 27). Hipotesis dari
rumusan masalah ini jika model pembelajaran SFE diterapkan dengan baik
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa
kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian
dari tindakan yang diberikan. Penerapan model pembelajaran SFE
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator
ketuntasan siswa dapat diliihat secara individual adalah ketika siswa dapat
mencapai nilai > 65 pada materi sifat-sifat cahaya, dan siklus akan
berhenti secara klasikal apabila 85% dari total siswa satu kelas mendapat
nilai > 65 (Trianto, 2009: 241).
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
pembaca dalam memilih model pembelajaran yang tepat, khususnya
dalam pembelajaran IPA; dan
6
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih
referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praksis
a. Bagi Siswa
Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pengalaman belajar yang baru dan dapat mengingkatkan antusiasme
siswa dengan mempelajari IPA melalui model pembelajaran SFE pada
proses pembelajaran di MI.
b. Bagi Guru
Bagi guru hasil penelitian model pembelajaran SFE diharapkan
dapat menjadi masukan bagi guru dalam menumbuhkan kelas yang
aktif dan menyenangkan.
c. Bagi Sekolah
Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan mampum
mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan dan
menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar
siswa meningkat.
F. Definisi Operasional
Penjelasan dari judul upaya peningkatkan hasil belajar mata
pelajaran IPA melalui model pembelajaran SFE materi sifat-sifat cahaya pada
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2018 peneliti paparkan sebagai berikut:
7
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubaahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).
2. Model Pembelajarana Student Facilitator and Explaining
Model Pembelajarana SFE merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mengetahui pola interaksi peserta didik (Shoimin, 2014:
183). Trianto (dalam Andari, 2013: 10) menyatakan pada model
pembelajaran ini siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan,
jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan (PTK). Istilah dalam bahasa Inggris
yaitu Classroom Action Research berarti action research (Penelitian
Tindakan Kelas) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2010: 17-18).
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui reFleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik (Uno, 2011: 41).
Penelitian Tindakan Kelas dapat disimpulkan bahwa sebuah
penelitian di dalam kelas dan dilakukan secara bersamaan. Penelitian
8
Tindakan Kelas menggunakan refleksi diri sebagai metode utama dalam
proses penelitiann dan bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru,
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Peneliti
meggunakan jenis PTK untuk memperbaiki kinerja guru dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran SFE
sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat meingkat. Penelitian
Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti
bertindak sebagai pengamat.
Penelitian Tindakan Kelas memiliki empat tahap dalam
pelaksanaannya. Yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Rancangan PTK ditampilkan pada gambar berikut:
Gambar Rancangan Pelaksanaan PTK
(Sumber: Suyadi, 2010: 50)
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I
SIKLUS II
Pengamatan
?
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
9
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh
Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018 pada mata
pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Jumlah siswa kelas V ada 16 siswa
meliputi 4 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan kolaborator
guru mata pelajaran umum bapak Muh Kholil S.Pd.I sehingga model
pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pelajaran IPA.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tahapan dalam perencanaan ini terdiri dari:
1) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan model pembelajaran SFE;
2) Peneliti menyiapkan media pembelajaran sebagai sarana
pendukung penelitian;
3) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru, dan guru dan siswa
untuk mengetahui jalannya pembembajaran berlangsung; dan
4) Peneliti menyiapkan lembar evaluasi sebagai sarana untuk
mengukur kemampuan siswa.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dari melakukan segala sesuatu yang
telah direncanakan dalam tahap 1. Peneliti diharapkan mampu
10
berkolaborasi dengan guru dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran SFE, selain itu diharapkan
dapat menciptakan pembelajaran yang evektif, menyenangkan dan
mengena bagi siswa.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk melihat sejauh
mana siswa mampu menyerap pembelajaran. Peneliti melakukan
pengamatan dengan mencatat seluruh kejadian selama pelajaran
berlangsung yang disesuaikan dengan instrument pengamatan guru dan
siswa serta memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa.
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Peneliti akan berdiskusi dengan
guru kelas mengenai kegiatan selanjutnya apakah perlu diadakan siklus
tambahan atau tidak, dan penelitian dianggap berhasil.
4. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan informasi mengenai objek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan
untuk menguji hipotesis. Peneliti menggunakan metode wawancara, tes
dan observasi sebagai metode pengumpulan data.
a. Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai awalan dalam penelitian.
Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui kondisi awal subjek
11
penelitian, baik materi penelitian, KKM, ataupun model pembelajaran
yang sering dipakai di sekolah sebelum menerapkan model
pembelajaran SFE.
b. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan
kepada seseorang (siswa) dengan maksud untuk mendapatkan
jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Uno, 2011:
104). Tes yang digunakan peneliti adalah tes tertulis jenis
menjodohkan yang akan diberikan setiap Siklusnya.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang terjadi
selama penelitian berlangsung baik berkaitan dengan guru, siswa
ataupun mengenai model pembelajaran SFE. Observasi yang dilakukan
peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru dan lembar
observasi guru dan siswa.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan observer untuk
mengukur sebagai tolak ukur keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan jalannya
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajarn SFE;
12
b. Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya
dengan menggunakan jenis tes menjodohkan yang diberikan setiap
Siklusnya;
c. Lembar pengamatan guru pada saat menggunkan model pembelajaran
SFE; ditampilkan pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Lembar Pengamatan Guru
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
I PEMBUKAAN
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Melakukan kegiatan apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBEAJARAN
A. PENGUASAAN MATERI
3. Penguasaan materi pembelajaran
4. Mengaitkan materi dengan pembelajaran
yang relevan
5. Kejelasan dalam penyampaian materi
6. Menghubungkan materi dengan
kehidupan nyata
B. PENDEKATAN ATAU STRATEGI
PEMBELAJARAN
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi (tujuan) yang akan
dicapai
8. Melaksanakan pembelajaran secara
runtut
9. Menguasai kelas
10. Melaksanakan pebelajaran yang bersifat
kontekstual
11. Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
positif
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai
alokasi waktu
C MEDIA DAN MODEL
PEMBELAJARAN
13. Mendayagunakan media secara efektif
dan efisiean
14. Menghasilkan pesan yang menarik
Bersambung…
13
Sambungan….
15. Melibatkan siswa dalam penggunaan
media pembelajaran
16 Menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan model SFE
17. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar mengajar melalui model
SFE
18 Memfasilitasi siswa selama kegiatan
belajar mengajar melalui model SFE
D PELIBATAN SISWA
19. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran
20. Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respons siswa
21. Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa
E PENILAIAN PROSES HASIL
BELAJAR
22. Memantau kemajuan belajar selama
proses
23. Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi (tujuan)
F PENGGUNAAN BAHASA
24. Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar
25. Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai
III PENUTUP
26 Melakukan refleksi atau membuat
rangkuman
27. Melakukan tindak lanjut
(Sumber: Mulyasa, 2013: 224-225)
d. Lebar pengamatan guru dan siswa saat mempraktikkan model
pembelajaran Student Facilitator and Explaining ditampilkan pada
Tabel 1.2.
14
Tabel 1.2. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Saat
Mempraktikkan Model Pembelajaran SFE.
No. Aspek yang dinilai Deskripsi
Guru Siswa
1. Penyampaian kompetensi
yang akan diraih
2. Penjelasan garis-garis besar
materi pembelajaran
3. Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
menjelaskan kepada siswa
lainnya.
4. Penggunaan bagan sebagai
media pembelajaran
5. Penyampaian ide atau
gagasan
6. Penyimpulan ide atau
gagasan
7. Penyampaian refleksi
8. Penutup
(Sumber:Shoimin, 2014: 184)
6. Analisis Data
Analisis data merupakan jiwanya PTK. Analisis data yang harus
ditempuh setelah pengumpulan data adalah menganalisis data tersebut
(Basrowi, 2008: 130). Analisis data dilakukan setiap siklusnya dengan
cara memberikan soal tes setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data
yang terkumpul dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa. Peneliti dalam membuktikan hipotesis tindakan menganalisis
menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal, apabila hasil
belajar siswa secara klasikal mencapai > 85% maka siklus dihentikan.
Rumus untuk menghitung ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:
P=∑
∑ (Aqib, 2009: 41)
15
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini meliputi
tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, bagian akhir. Tiap-tiap
bagian dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagian awal, memuat Halaman sampul, halaman judul (sama dengan
halaman sampul), lembar logo IAIN, persetujuan pembimbing, pengesahan
kelulusan pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar.
2. Bagian inti meliputi:
a. BAB I Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
b. BAB II Landasan teori, memuat kajian teori dan kajian pustaka
c. BAB III Pelaksanaan penelitian, memuat gambaran umum sekolah
dan deskripsi pelaksanaan siklus I (perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi). Deskripsi pelaksanaan siklus II, dan
deskripsi pelaksanaan siklus III.
d. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, memuat tentang deskripsi
paparan per siklus dan pembahasan hasil penelitian.
e. BAB V Penutup, terdiri dari simpulan dan saran.
3. Bagian akhir meliputi: daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,
mendengarkan, dan meniru. Belajar merupakan ciri khas manusia
sehingga manusia dapat dibedakan dengan binatang. Belajar
dilakukan manusia seumur hidupnya, kapan saja, dan di mana saja,
baik di sekolah, kelas, jalanan, dan dalam waktu yang tidak
ditentukan sebelumnya (Hamdani,2010: 17), Djamarah (2006: 10-
11) berpendapat bahwa Belajar adalah perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan, sedangkan Dimyani dan Mudjiono
(dalam Lestari, 2013: 253) berpendapat belajar adalah seperangkat
proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,
melewati pengelolaan informasi, menjadi kapabilitas baru. Tujuan
kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Kegiatan belajar seperti
mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar
mengajar, menilai proses, dan hasil belajar, kesemuanya termasuk
17
dalam cakupan tanggung jawab guru. Hakikat belajar adalah
perubahan
Berdasarkan definisi di atas belajar berarti suatu
perubahan yang dialami manusia, dalam jangka waktu ynag tidak
dapat ditentukan sebelumnya baik perubahan tingkah laku,
pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
2) Ciri-ciri Belajar Mengajar
Darsono (dalam Hamdani, 2010: 20) menyatakan ciri-ciri
belajar mengajar yaitu:
a) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai
kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan belajar;
b) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan
kepada orang lain;
c) Belajar merupakan proses interaksi antar individu dengan
lingkungan, hal ini berarti individu harus aktif apabila
dihadapkan ada lingkungan tertentu; dan
d) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang
yang belajar. Perubahan bersifat integral artinya perubahan
dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan
satu dengan yang lainnya;
3) Prinsip-prinsip Belajar
Hamdani (2010: 20) menyatakan prinsip-prinsip belajar
adalah: Kesiapan belajar, Perhatian, Motivasi, Keaktifan siswa,
18
Mengalami sendiri, Pengulatan, Materi pelajaran yang menantang,
Balikan dan penguatan, dan Perbedaan individual.
b. Hasil belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubaahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5),
sedangkan Suprijono (dalam Nuraini, 2015: 21) menyatakan hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
Berdasarkkan definisi di atas hasil belajar berarti
perubahan yang terjadi pada siswa yang menyangkut aspek
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
dan keterampilan.
2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Wasliman (dalam Susanto, 2013: 12) menyatakan hasil
belajar yang dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara
beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi
hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Secara rinci mengenai faktor internal dan
eksternal sebagai berikut:
19
a) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersuber dari
dalam peserta didik yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik, dan kesehatan.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari
luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit
keadaan ekonominya; pertengkaran suami istri; perhatian
orangtua yang kurang terhadap anaknya; serta kebiasaan
sehari-hari berperilaku yang kurang baik dan orangtua dalam
kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar siswa
(Susanto, 2013: 12).
3) Macam-macam Hasil Belajar
Macam-macam hasil belajar dapat dibedakan menjadi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotor), dan sikap (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Pemahaman Konsep (Aspek Kognitif)
20
Bloom (dalam Susanto, 2013:6) menyatakan
pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti
dari material atau bahan yang dipelajari. Pemahaman adalah
seberapa besar siswa dapat memahami serta mengerti apa yang
di baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang dirasakan.
b) Keterampilan Proses (Aspek Psikomotor)
Usman dan Setiawati (dalam Susanto, 2013: 9)
menyatakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran,
nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu hasil tertentu, termasuk krativitasnya.
c) Sikap (Aspek Afektif)
Sardiman (dalam Susanto, 2013: 11) menyatakan
bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan
sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap
dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun
objekobjek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku,
atau tindakan seseorang.
21
2. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam yang sering disebut juga dengan istilah
pendidikan sains disingkat menjadi IPA. Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan
di Indonesia, termasuk pada jenjang SD. Mata pelajaran IPA adalah mata
pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian peserta didik,
mulai dari jenjang sekolah dasar dampai sekolah menengah.
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah
lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di
sekolah, proses pembelajara yang terjadi selama ini kurang mampu
mengembangkan kemapuan peserta didik. Pembelajaran yang
berlangsung di kelas hanya diarakhan pada kemampuan siswa untuk
menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam
kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013: 165-166)
a. Hakikat IPA
Kata sains berasal dari kata Latin Scientia yang berarti “saya
tahu”. Istilah Inggris kata Science mula-mula berarti pengetahuan,
tetapi lama kelamaan bila orang berkata tentang sains, maka pada
umumnya yang dimaksud ialah apa yang dulu disebut natural
sciences. Natural sciences dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu
22
Pengetahuan Alam atau dengan singkat sekarang bisa dikenal dengan
sebutan IPA. (Sukarno, 1981: 1)
b. Karakteristik IPA
Ilmu Pengetahuan Alam memiliki karakteristik sebagai dasar
untuk memahaminya, Jacobson dan Bergman (dalam Susanto,
2013:170) menyatakan karakteristik IPA yaitu:
1) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan konsep, prinsip,
hukum, dan teori;
2) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan proses ilmiah dapat berupa
fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga
penerapannya;
3) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sikap keteguhan hati,
keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam;
4) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan tidak dapat membuktikan
semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja; dan
5) Ilmu Pengetahuan Alam memiliki keberanian yang bersifat
subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif.
c. Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan pebelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan
Nasional Standar Pendidikan/BSNP (dalam Susanto, 2013:171-172)
dimaksudkan untuk:
23
1) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk memperoleh
kayakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;
2) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
3) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengembangkan rasa
ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan
yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat;
4) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengembangkaan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah, dan membeuat keputusan;
5) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengingatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan alam;
6) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengingatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan
7) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk memperoleh bekal
pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP;
24
3. Model Pembelajaran
a. Hakikat Model Pembelajaran
Model pebelajaran digunakan untuk menunjukkan sosok utuh
konseptual dari aktvitas belajar mengajar yang secara keilmuan dapat
diterima dan secara operasional dapat dilakukan. Model dapat
diartikan secara khusus sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan Joyce dan Weil
(dalam Sutikno, 2014:57). Model pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertetu, model pembelajaran menggambarkan
keseluruhan urutan alur atau langkah-langkah yang pada umumnya
diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran Sutikno (2014: 58),
sedangkan Nurulwati (dalam Shoimin, 200: 10) menyatakan maksud
dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merancang aktivitas belajara mengajar. Hal ini
bermaksud model pembelajaran memberikan kerangka bagi guru yang
mengajar.
Berdasarkkan definisi di atas model pembelajaran berarti
suatu kerangka konseptual urutan alur atau langkah-langkah yang
25
pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran dan
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu dan dapat
dilakukan sebagai pengorganisasian pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu.
b. Fungsi Model Pembelajaran
Fungsi model pembelajarn adalah sebagai pedoman bagi
pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model
yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat
yang dipakai dalam pembelajaran tersebut Shoimin (2014: 24).
c. Ciri khas Model Pembelajaran
Kardi dan Nur (dalam Shoimin, 2014: 24) menyatakan ciri
khas model pembelajaran yaitu:
1) Model pembelajaran memiliki rasional teoritik logis yang disusun
oleh para pencipta atau pengembangnya;
2) Model pembelajaran memiliki landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
3) Model pembelajaran memiliki tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;
dan
4) Model pembelajaran memiliki lingkungan belajar yang diperlukan
agar tujuan pembelajaran tercapai.
26
4. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
a. Pengertian
Model pebelajaran SFE merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mengetahui pola interaksi peserta didik (Shoimin,
2014: 183). Model pembelajaran ini mengharapkan kemampuan guru
dalam menyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu
memberikan mereka kesempatan unruk menjelaskan kepada teman-
temannya (Huda, 2013: 228), sedangkan Trianto (dalam Andari, 2013:
10) menyatakan pada model pembelajaran ini siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang
sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras,
dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok
tersebut untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat
terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dari model pembelajaran SFE adalah untuk
meningkatkan penguasaan materi. Siswa terdorong untuk menguasai
beberapa keterampilan diantaraya berbicara, menyimak, dan
pemahaman pada materi (Shoimin, 2014: 183-184).
Berdasarkkan definisi di atas SFE berarti tipe pembelajaran
kooperatif yang menekan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mengetahui pola interaksi peserta didik, selain itu juga mengharapkan
kemampuan guru dalam mendemonstrasikan materi di depan siswa.
27
Model pembelajaran ini dapat dilakukan secara klasikal ataupun
berkelompok. Tujuan model pembelajaran ini agar siswa terdorong
untuk menguasai beberapa keterampilan diantaraya berbicara,
menyimak, dan pemahaman pada materi
b. Langkah-langkah
Suprijono (2009: 128-129) menyatakan langkah pembelajarn
dengan menggunakan model pembelajaran SFE adalah sebagai
betikut:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin diraih.
Guru menyampaikan tujuan dalam pembelajaran di
kelasnya yang bersumber pada RPP.
2) Guru mendemonstrasikan atau menjelaskan materi.
Guru menjelaskan materi dan siswa memerhatikan materi
yang disampaikan oleh guru. Guru dapat menjelaskan materi
dengan cara klasikal melalui bagan yang dibuatnya, setelah secara
klasikal guru dapat membagi menjadi beberapa kelompok kecil
bisa 8 siswa atau 4 siswa.
3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan
kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan atau peta konsep.
Siswa pada tahap ini memberikan penjelasan kepada siswa
yang lain secara klasikal dan kelompok. Tahap klasikal dilakukan
dengan menunjuk siswa yang mampu menjelaskan kepada siswa
lainnya melalui bagan, sama halnya pada tahap kelompok, dalam
28
hal ini guru dapat meminta kepada siswa yang mampu untuk
menjelaskan kepada siswa lainnya. Siswa dapat saling bertukar
pikiran, mengemukakan ide atau menyanggah penjelasan
temannya. Siswa menjadi lebih bebas dalam melakukan hal-hal
tersebut dan guru menampung seluruh ide atau pendapat yang
disampaikan selama proses SFE berlangsung.
4) Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.
Guru mengulas seluruh poin yang dikemukakan oleh siswa
di kelasnya dan guru berperan sebagai penengah bagi penjelasan
siswa yang kurang tepat, ide atau gagasan yang belum terjawb
ataupun bagian yang belum sempat dijelaskan oleh siswa yang
berperan sebagai fasilitator.
5) Guru menerangkan seluruh materi yang disajikan saat itu.
Guru menjelaskan kembali seluruh materi kepada siswa
agar siswa memahami materi yang dipelajari saat itu melalui proses
SFE.
6) Penutup.
c. Kelebihan dan Kekurangan
Shoimin (2014: 184-185) menyatakan kelebihan dan
kekurangan model SFE antara lain:
29
1) Kelebihan Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining
a) Model pembelajaran SFE menjadikan materi yang
disampaikan lebih jelas dan konkret;
b) Model pembelajaran SFE dapat meningkatkan daya serap
siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demontrasi;
c) Model pembelajaran SFE dapat melatih siswa untuk menjadi
guru, karena siswa diberikan kesempatan untuk mengulangi
penjelasan guru yang telah dia dengar;
d) Model pembelajaran SFE dapat memacu motivasi siswa untuk
menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar; dan
e) Siswa dalam menyampaikan ide atau agasan dapat dilihat
melalui model SFE.
2) Kekurangan model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining
a) Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa
yang diperintahkan oleh guru;
b) Siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
melakukannya (menjelaskan kembali kepada teman-temannya
karena keterbatasan waktu pembelajaran);
c) Siswa dalam berpendapat dimungkinkan ada kesamaan
sehingga hanya sebagian saja yang terampil; dan
30
d) siswa tidak mudah untuk membuat peta konsep atau
menerangkan materi ajar secara ringkas.
5. Sifat-sifat Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Cahaya berasal
dari benda yang dapat memancarkan cahaya. Benda yang dapat
menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya antara lain
lampu, api, kilat, dan matahari. Sumber cahaya terbesar di bumi adalah
matahari. Cahaya memiliki beberapa sifat antara lain cahaya dapat
merambat lurus; cahaya dapat menembus benda bening; cahaya dapat
dipantulkan; dan cahaya dapat dibiaskan.
a. Cahaya dapat Merambat Lurus
Cahaya dapat merambat lurus dapat dilihat dari sinar matahari
yang melalui celah pada genting yang bocor pada rumah kita. Genting
yang bocor tersebut dapat terlihat bahwa cahaya merambat lurus
seperti sebuah pipa. Lampu kendaraan bermotor yang menyala saat
malam hari merupakan contoh lain bahwa cahaya dapat merambat
lurus. Cahaya merambat lurus terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Cahaya Merambat Lurus.
(Sumber: Rositawaty, 2008: 100)
31
b. Cahaya Menembus Benda Bening
Cahaya dapat menembus benda bening dapat dibuktikan ketika
cahaya senter yang mengarah ke plastik bening, maka cahaya senter
tersebut akan menembus plastik bening tersebut. Plastik bening jika
dilapisi dengan karton hitam, maka cahaya senter tersebut tidak dapat
menembusnya dan kolam renang yang jernih, maka kita dapat melihat
dengan jelas dasar kolam tersebut. Cahaya menembus benda bening
terlihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Cahaya dapat Menembus Benda Bening.
(Sumber: Maryanto dan Purwanto, 2009: 123)
c. Cahaya dapat Dipantulkan
Sinar matahari yang mengenai cermin cahaya dari sinar
matahari tersebut akan memantul. Cermin datar akan memantulkan
sinar pada satu arah saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan
teratur. Cahaya mengenai permukaan yang kasar pantulan cahayanya
akan terhambur ke segala arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut
pemantulan baur (difus). Cahaya dapat dipantulkan terlihat pada
Gambar 2.3.
32
Gambar 2.3 Cahaya dapat Dipantulkan.
a) Pemantulan Teratur; b) Pemantulan Baur
(Sumber: Rositawaty, 2008: 103)
d. Cahaya dapat Dibiaskan
Cahaya dapat dibiaskan contohnya adalah ketika minum
dengan gelas menggunakan sedotan plastik, sedotan plastik
tersebut terlihat seperti patah dan lebih pendek. Pembiasan cahaya
terjadi karena cahaya merambat pada dua medium atau zat yang
berbeda yaitu dari udara ke air. Cahaya dapat dibiaskan terlihat
pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Cahaya dapat Dibiaskan
(Sumber: Priyono dkk, 2009: 128)
Pembiasan dapat dibagi menjadi 2, yaitu pembeiasan
mendekati garis normal, dam pembiasan menjauhi garis normal.
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal terjadi apabila cahaya
datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Air
33
lebih rapat daripada udara, sebaliknya jika cahaya datang dari zat
yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, akan dibiaskan menjauhi
garis normal.
Bagan sifat-sifat cahaya ditampilkan berikut ini pada
Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Bagan Sifat-sifat Cahaya
(Sumber: Rositawaty, 2009: 98)
B. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Dita Wuri Andari, 2013. Judul
penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran SFE Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Fisika Kelas VIII SMP Nurul Islam”. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran SFE dapat
meningkatkan hasil belajar Fisika kelas VIII SMP Nurul Islam?, sedangkan
tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan hasil belajar
fisika kelas VIII SMP Nurul Islam melalui penerapan model pembelajaran
SFE. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan dua siklus dengan subjek siswa kelas VIII SMP Nurul Islam
Sifat-sifat Cahaya
Cahaya merambat lurus
Cahaya dapat menembus benda bening
Cahaya dapat dipantulkan
Cahaya dapat dibiaskan
34
yang berjumlah 29 siswa. Hasi penelitian menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran SFE mampu meningkatkan hasil belajar fisika kelas VIII
SMP Nurul Islam. Hal ini terbukti dari hasil siklus I terdapat 72,41% siswa
yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 69,66, dan siklus II terdapat 89,66%
siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 79,08. Penelitian yang
dilakukan oleh Dita Wuri Andari ini memiliki kesamaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaan model pembelajaran SFE
untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada
subjek, materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Tya Susanti, Siswantoro dan A.
Sudirman, 2015. Judul penelitian tentang “penerapan moel SFE untuk
meninngkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa”. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran SFE dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar?, sedangkan tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melalui penerapan
model pembelajaran SFE. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan
kelas dengan mengguunakan dua siklus dengan subjek siswa kelas IV A SD
Negeri 1 Giriklopomulyo dengan jumlah 37 orang sisw. Hasi penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran SFE mampu
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil
siklus I terdapat 81,08% keaktifan siswa dan 48,65% siswa yang tuntas
belajar dengan nilai rata-rata 72.30, dan siklus II terdapat 89,19% keaktifan
siswa dan 91,89% siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 84, 41.
35
Penelitian yang dilakukan oleh Tya Susanti, Siswantoro dan A. Sudirman ini
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
penggunaan model pembelajaran SFE untuk meningkatkan hasil belajar,
sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan
waktu pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan dua hasil penelitian tentang penggunaan model
pembelajaran SFE di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
siswa melalui model pembelajaran SFE. Penelitian yang akan peneliti
lakukan berjudul upaya peningkatkan hasil belajar IPA melalui model
pembelajaran SFE Materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah
ibtidaiyah salafiyatul ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali Tahun 2018.
36
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Identitas Sekolah
Tabel 3.1 Identitas Sekolah
No. Identitas Keterangan
1. Nama MI Salafiyatul Ma’muroh
2. Akreditasi B
3.
NSM 111233090018/60711463
Status Swasta
Tahun berdiri 1960
Surat Keputusan Wk/5b/335/Pgm/MI/1990
Luas Sekolah 1.135 m2
4.
Dusun Jelok
Kelurahan Jelok
Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali
Provinsi Jawa Tengah
Kode Pos 57362
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
2. Visi dan Misi
Visi MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali terwujudnya generasi bangsa yang berilmu
pengetahuan, menguasai teknologi, berakhlaq mulia dan berkualitas.
Misi MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali:
1) Unggul dalam perolehan nilai ujian akhir;
2) Unggul dalam lomba kreativitas, seni, oleh raga, dan kesehatan;
3) Unggul dalam lomba dibidang akademik;
4) Unggul dalam lomba kepramukaan;
5) Unggul dalam disiplin, etika, dan estetika;
37
6) Unggul dalam aktivitas keagamaan;
7) Unggul dalam kepedulian sosial, dan
8) Unggul dalam upaya mengembangkan budaya bangsa.
3. Keadaan Guru
Keadaan guru MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok kecamatan Cepogo
kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Keadaan Guru
No. Nama Guru L/P Pendidikan Jabatan
1. Muh Kholil, S.Pd.I L PAI Kepala sekolah
dan Operator
sekolah
2. Siti Ngaisah, S.Pd.I P PAI Guru kelas VI
3. Munawaroh, S.Pd.I P PAI Guru kelas V
4. Kristiyani, S.H P Hukum Guru kelas IV
5. Sri Nuryati, S.Pd.I P PAI Guru kelas III
6. Qomarudin, S.Pd.I L PAI Guru kelas II
7. Sri Rahayu, S.Pd.I P PAI Guru keelas I
(Sumber:Dokumentasi Sekolah)
4. Keadaan Siswa
MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali pada tahun ajaran 2017/2018 memiliki siswa dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Keadaan Siswa
Kelas Jumlah siswa
Jumlah siswa Laki-laki Perempuan
I 5 3 8
II 8 10 18
III 7 7 14
IV 9 5 14
V 4 12 16
VI 5 7 12
Jumlah 37 45 82
(Sumber: Dokumentasi sekolah)
38
5. Karakteristik Siswa
Subjek penelitian yang peneliti lakukana adalah siswa kelas V
yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan. Rincian siswa kelas V adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V
No Nama Jenis kelamin
1. FDS Perempuan
2. UF Perempuan
3. WDS Laki-laki
4. AT Laki-laki
5. AA Perempuan
6. AWNA Perempuan
7. AY Perempuan
8. DADA Perempuan
9. ERP Perempuan
10. IDI Laki-laki
11. PCP Perempuan
12. RAA Perempuan
13. M Perempuan
14. ZNA Perempuan
15. MNJ Perempuan
16. AY Laki-laki
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Kolaborator Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif. Guru mata
pelajaran IPA (Muh Kholil, S.Pd.I) yang melakukan kegiatan
pembelajaran, dan peneliti sebagai pengamat terhadap kegiatan belajar
mengajar menggunakan model pembelajaran SFE dan membantu
menyiapkan media pembelajaran.
39
7. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 kali Siklus (3 pertemuan) di MI
Salafiyatul Ma’muroh jelok kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Kamis, 8 Maret 2018
2. Siklus II Rabu, 14 Maret 2018
3. Siklus III Kamis, 15 Maret 2018
(Sumber: Data Primer)
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga Siklus penelitian. Setiap Siklus
terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut uraian dar ketiga Siklus:
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) mata
pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model
pembelajaran SFE;
2) Peneliti menyiapkan soal evaluasi;
3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran bagan bergambar sifat-
sifat cahaya;
4) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru; dan
5) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
40
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas Siklus I dilaksanakan pada kamis 8
Maret 2018 di kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh jelok kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa.
Penelitian ini berlangsung pada dua jam pelajaran (2x35 menit),
dengan materi pembelajaran cahaya dapat merambat lurus dan cahaya
dapat menembus benda bening. Berikut langkah pembelajaran pada
Siklus I:
1) Kegiatan Awal/Pembuka (5 menit)
a) Guru membuka pelajaran dengan salam;
b) Guru menanyakan kabar siswa;
c) Guru menanyakan pelajaran yang telah lalu (apersepsi); dan
d) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarinya “sifat-
sifat cahaya (cahaya dapat merambat lurus dan cahaya dapat
menembus benda bening).”
2) Kegiatan Inti (60 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan garis besar materi sifat-sifat cahaya;
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
Cahaya berasal dari benda yang dapat memancarkan cahaya.
Benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber
cahaya. Sumber cahaya antara lain lampu, api, kilat dan
matahari. Sumber cahaya terbesar di bumi adalah matahari.
41
(a) Cahaya dapat Merambat Lurus
Cahaya dapat merambat lurus dapat dilihat dari
sinar matahari yang melalui celah pada genting yang
bocor pada rumah kita. Genting yang bocor tersebut
dapat terlihat bahwa cahaya merambat lurus seperti
sebuah pipa. Lampu kendaraan bermotor yang menyala
saat malam hari merupakan cara lain dalam
membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus.
(b) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Cahaya dapat menembus benda bening dapat
dibuktikan ketika cahaya senter yang mengarah ke
plastik bening, maka cahaya senter tersebut akan
menembus plastik bening tersebut. Plastik bening jika
dilapisi dengan karton hitam, maka cahaya senter
tersebut tidak dapat menembusnya dan kolam renang
yang jernih kita dapat melihat dengan jelas dasar kolam
tersebut.
(2) Guru memerlihatkan bagan gambar cahaya dapat merambat
lurus dan cahaya dapat menembus benada bening melalui
bagan.
b) Elaborasi
(1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan kepada temannya; dan
42
(2) Guru membimbing siswa mlakukan pembelajaran dengan
model pembelajaran SFE secara klasikal.
c) Konfirmasi
(1) Guru mempersilahkan kepada siswa untuk saling bertanya
dan mengemukakan ide atau gagasan;
(2) Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pahaman dan memberi penguatan;
(3) Guru menjadi penengah bagi penjelasan siswa yang kurang
tepat, ide atau gagasan yang belum terjawb ataupun bagian
yang belum sempat dijelaskan oleh siswa yang berperan
sebagai fasilitator; dan
(4) Guru memberikan lembar soal kepada siswa guna untuk
melihat tingkat pemahaman siswa.
3) Kegiatan akhir/penutup (5 menit)
(1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran;
(2) Guru menginformasikan materi pada pembelajaran
selanjutnya tentang cahaya dapat dipantukan dan cahaya
dapat dibiaskan;
(3) Guru memberikan kata-kata semangat kepada siswa agar
selalu giat belajar; dan
(4) Guru menutup pelajaran dengan doa.
43
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti mengamati jalannya
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas. Peneliti menyiapkan
instrumen pengamatan guru dan instrument pengamatan guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan bertujuan untuk
mengamati guru dan siswa dalam penggunaan model pembelajaran
SFE. Hasil pengamatan ditulis pada instrument yang telah disediakan.
d. Refleksi
Hasil penelitian dari Siklus I selanjutnya dilakukan refleksi
untuk mengetahui tindak lanjut yang akan dilakukan dalam Siklus II
agar hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat.
Kekurangan pada Siklus I antara lain:
1) Guru tidak memberikan motivasi awal;
2) Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran;
3) Guru sama sekali tidak menyinggung model pembelajaran SFE;
4) Kesimpulan yang disampaikan guru dalam pembelajaran kurang
ditekankan;
5) Guru tidak memberikan informasi mengenai materi yang akan
datang;
6) Guru tidak memberikan motivasi kepada siswa agar selalu belajar.
Menghadapi permasalahan diatas, maka peneliti bersama
kolaborator melakukan refleksi agar Siklus selanjutnya berjalan lebih
44
baik. Rencana perbaikan yang akan peneliti bicarakan dengan guru
antara lain:
1) Guru memberikan motivasi awal dalam pembelajaran;
2) Guru membacakan tujuan pembelajaran kepada siswa;
3) Guru menggunakan model pembelajaran dan SFE;
4) Guru lebih menekan kesimpulan selama proses pembelajaran; dan
5) Guru memberikan motivasi di setiap menutup pembelajaran.
2. Deskripsi Siklus 2
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) mata
pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model
pembelajaran SFE;
2) Peneliti menyiapkan soal evaluasi;
3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran bagan bergambar sifat-
sifat cahaya;
4) Menyiapkan lembar observasi guru; dan
5) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas Siklus II dilaksanakan pada Rabu 14
Maret 2018 di kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh jelok kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa.
45
Penelitian ini berlangsung pada dua jam pelajaran (2x35 menit),
dengan materi pembelajaran cahaya dapat dipantulkan dan cahaya
dapat dibiaskan. Berikut langkah pembelajaran pada Siklus II:
1) Kegiatan Awal (5menit)
a) Guru membuka pelajaran dengan salam;
b) Guru menanyakan kabar siswa;
c) Guru menanyakan pelajaran yang telah lalu (Apersepsi); dan
d) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarinya “sifat-
sifat cahaya (cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat
dibiaskan).”
2) Kegiatan inti (60 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan garis besar materi sifat-sifat cahaya;
(a) Cahaya dapat Dipantulkan
Sinar matahari yang mengenai cermin cahaya
dari sinar matahari tersebut akan memantul. Cermin
datar akan memantulkan sinar pada satu arah saja.
Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur.
Cahaya mengenai permukaan yang kasar pantulan
cahayanya akan terhambur ke segala arah.
Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan
baur (difus).
46
(b) Cahaya dapat Dibiaskan
Cahaya dapat dibiaskan contohnya adalah
ketika minum dengan gelas menggunakan sedotan
plastik, sedotan plastik tersebut terlihat seperti patah
dan lebih pendek. Pembiasan cahaya terjadi karena
cahaya merambat pada dua medium atau zat yang
berbeda yaitu dari udara ke air. Pembiasan dapat
dibagi menjadi 2, yaitu pembeiasan mendekati garis
normal, dam pembiasan menjauhi garis normal.
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal terjadi
apabila cahaya datang dari zat yang kurang rapat
menuju zat yang lebih rapat. Air lebih rapat daripada
udara, sebaliknya jika cahaya datang dari zat yang
lebih rapat ke zat yang kurang rapat, akan dibiaskan
menjauhi garis normal.
(2) Guru memperlihatkan bagan gambar cahaya dapat
dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan.
b) Elaborasi
(1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan kepada temannya;
(2) Guru membimbing siswa mlakukan pebelajaran dengan
model pembelajaran SFE secara berkelompok; dan
47
(3) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok dengan cara
berhitung.
c) Konfirmasi
(1) Guru mempersilahkan kepada siswa untuk saling bertanya
dan mengemukakan ide atau gagasan;
(2) Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pahaman dan memberi penguatan;
(3) Guru menjadi penengah bagi penjelasan siswa yang
kurang tepat, ide atau gagasan yang belum terjawab
ataupun bagian yang belum sempat dijelaskan oleh siswa
yang berperan sebagai fasilitator; dan
(4) Guru memberikan lembar soal kepada siswa guna untuk
melihat tingkat pemahaman siswa.
3) Kegiatan akhir/penutup (5 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran;
b) Guru menginformasikan materi pada pembelajaran selanjutnya
tentang cahaya dapat merambat lurus; cahaya dapat menembus
benda bening; cahaya dapat dipantukan dan cahaya dapat
dibiaskan;
c) Guru memberikan kata-kata semangat kepada siswa agar selalu
giat belajar; dan
d) Guru menutup pelajaran dengan doa.
48
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti mengamati jalannya
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas. Peneliti menyiapkan
instrumen pengamatan guru dan instrument pengamatan guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan bertujuan untuk
mengamati guru dan siswa dalam penggunaan model pembelajaran
SFE. Hasil pengamatan ditulis pada instrument yang telah disediakan.
d. Refleksi
Hasil penelitian dari Siklus II selanjutnya dilakukan refleksi
untuk mengetahui tindak lanjut yang akan dilakukan dalam Siklus III
agar hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat.
Materi refleksi untuk Siklus III antara lain:
1) Guru tidak memberikan motivasi awal;
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran belum secara
keseluruhan;
3) Guru menyinggung secara keseluruhan model pembelajaran SFE,
namun belum sempurna;
4) Guru tidak memberikan motivasi kepada siswa agar selalu belajar.
Menghadapi permasalahan diatas, maka peneliti bersama
kolaborator melakukan refleksi agar Siklus selanjutnya berjalan lebih
baik. Rencana perbaikan yang akan peneliti bicarakan dengan guru
antara lain:
1) Guru memberikan motivasi awal dalam pembelajaran;
49
2) Guru membacakan tujuan pembelajaran secara keseluruhan kepada
siswa;
3) Guru sepenuhnya menggunakan model pembelajaran SFE;
4) Guru memberikan motivasi di setiap menutup pembelajaran.
3. Deskripsi Siklus 3
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) mata
pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model
pembelajaran SFE;
2) Peneliti menyiapkan soal evaluasi;
3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran bagan bergambar sifat-
sifat cahaya;
4) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru; dan
6) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas Siklus III dilaksanakan pada Kamis 15
Maret 2018 di kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh jelok kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa.
Penelitian ini berlangsung pada dua jam pelajaran (2x35 menit),
dengan materi pembelajaran cahaya dapat merambat lurus; cahaya
50
dapat menembus benda bening; cahaya dapat dipantulkan; dan cahaya
dapat dibiaskan. Berikut langkah pembelajaran pada Siklus II:
1) Kegiatan Awal (5menit)
a) Guru membuka pelajaran dengan salam;
b) Guru menanyakan kabar siswa;
c) Guru menanyakan pelajaran yang telah lalu (Apersepsi); dan
d) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarinya “sifat-
sifat cahaya (Cahaya dapat merambat lurus; cahaya dapat
menembus benda bening; cahaya dapat dipantulkan dan cahaya
dapat dibiaskan).”
2) Kegiatan inti (60 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan garis besar materi sifat-sifat cahaya;
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
Cahaya berasal dari benda yang dapat memancarkan
cahaya. Benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut
sumber cahaya. Sumber cahaya antara lain lampu, api, kilat
dan matahari. Sumber cahaya terbesar di bumi adalah
matahari.
(a) Cahaya dapat Merambat Lurus
Cahaya dapat merambat lurus dapat dilihat
dari sinar matahari yang melalui celah genting yang
bocor pada rumah kita. Genting yang bocor tersebut
51
dapat terlihat bahwa cahaya merambat lurus seperti
sebuah pipa. Lampu kendaraan bermotor yang menyala
saat malam hari merupakan cara lain dalam
membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus.
(b) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Cahaya dapat menembus benda bening dapat
dibuktikan ketika cahaya senter yang mengarah ke
plastik bening, maka cahaya senter tersebut akan
menembus platik bening tersebut. Plastik bening jika
dilapisi dengan karton hitam, maka cahaya senter
tersebut tidak dapat menembusnya dan kolam renang
yang jernih kita dapat melihat dengan jelas dasar
kolam tersebut.
(c) Cahaya dapat Dipantulkan
Sinar matahari yang mengenai cermin cahaya
dari sinar matahari tersebut akan memantul. Cermin
datar akan memantulkan sinar pada satu arah saja.
Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur.
Cahaya mengenai permukaan yang kasar pantulan
cahayanya akan terhambur ke segala arah. Pemantulan
cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).
52
(d) Cahaya dapat Dibiaskan
Cahaya dapat dibiaskan contohnya adalah
ketika minum dengan gelas menggunakan sedotan
plastik, sedotan plastik tersebut terlihat seperti patah
dan lebih pendek. Pembiasan cahaya terjadi karena
cahaya merambat pada dua medium atau zat yang
berbeda yaitu dari udara ke air. Pembiasan dapat
dibagi menjadi 2, yaitu pembeiasan mendekati garis
normal, dam pembiasan menjauhi garis normal.
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal terjadi
apabila cahaya datang dari zat yang kurang rapat
menuju zat yang lebih rapat. Air lebih rapat daripada
udara, sebaliknya jika cahaya datang dari zat yang
lebih rapat ke zat yang kurang rapat, akan dibiaskan
menjauhi garis normal.
(2) Guru memperlihatkan bagan gambar cahaya dapat
dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan.
b) Elaborasi
(1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan kepada temannya;
(2) Guru membimbing siswa mlakukan pebelajaran dengan
model pembelajaran SFE secara berkelompok; dan
53
(3) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan cara
berhitung.
c) Konfirmasi
(1) Guru mempersilahkan kepada siswa untuk saling bertanya
dan mengemukakan ide atau gagasan;
(2) Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pahaman dan memberi penguatan;
(3) Guru menjadi penengah bagi penjelasan siswa yang kurang
tepat, ide atau gagasan yang belum terjawb ataupun bagian
yang belum sempat dijelaskan oleh siswa yang berperan
sebagai fasilitator; dan
(4) Guru memberikan lembar soal kepada siswa guna untuk
melihat tingkat pemahaman siswa.
3) Kegiatan akhir/penutup (5 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran;
b) Guru menginformasikan materi pada pembelajaran selanjutnya
tentang gaya;
c) Guru memberikan kata-kata semangat kepada siswa agar selalu
giat belajar; dan
d) Guru menutup pelajaran dengan doa.
c. Pengamatan
Sebagaimana pada saat Siklus I dan II, peneliti mengamati
jalannya pembelajaran dengan menggunakan acuan pengamatan yang
54
juga sudah dilakukan pada Siklus I dan II. Lembar pengamatan ini
bertujuan untuk mengamati keterampilan guru dalam mengelola
pelajaran dengan menggunakan model SFE. Peneliti juga mengamati
perubahan tingkah laku dan hasil belajar dari Siklus sebelumnya.
d. Refleksi
Selama tiga Siklus ini, siswa mengikuti pembelajaran dengan
baik. Kelemahan yang dialami selama Siklus II sudah teratasi pada
Siklus III ini. Penelitian ini berhenti pada Siklus III karena hasil
belajar siswa tuntas secara klasikal sudah mencapai angka > 85%.
Siswa yang belum tuntas pada Siklus III akan diberikan tindakan
mandiri berupa latihan-latihan atau remidial yang dipantau oleh guru
sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada Kamis 8 Maret 2018 selama
70 menit (2 x 35 menit). Materi pada Siklus I adalah cahaya dapat
merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening. Hasil
penelitian Siklus I menunjukkan proses pembelajaran dengan
menggunakan model SFE belum berjalan baik, dikarenakan guru belum
memahami cara kerja model tersebut dan siswa hanya menjai objek
penerima materi pembelajaran. Nilai siswa Siklus I dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1. FDS 70 Tuntas
2. UF 60 Tidak tuntas
3. WDS 100 Tuntas
4. AT 100 Tuntas
5. AA 80 Tuntas
6. AWNA 100 Tuntas
7. AY 50 Tidak tuntas
8. DADA 80 Tuntas
9. ERP 90 Tuntas
10. IDI 30 Tidak tuntas
11. PCP 90 Tuntas
12. RAA 40 Tidak tuntas
13. M 100 Tuntas
14. ZNA 70 Tuntas
15. MNJ 80 Tuntas
16. AY 40 Tidak tuntas
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 30
Rata-rata 73,75
(Sumber: Data Primer)
56
Keterangan:
Tuntas = 11 siswa
Tidak tuntas = 5 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Presentase ketuntasan=
x 100%
=
= 68,75%
Tabel 4.1 menunjukkan nilai rata-rata pada Siklus I sebesar 73,75
dari jumlah seluruh siswa kelas V. Siswa tuntas belajar sebesar 68,75%
(11 siswa) sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 31,25% (5 siswa).
Berdasarkan data diatas diketahui siswa tuntas hanya 68,75% dari jumlah
siswa keseluruhan. Data tersebut belum mencapai batas ketuntatsan
kasikal sebesar 85%, maka harus dilaksanakan Siklus II pada waktu yang
telah ditentukan.
2. Deskripsi data Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Rabu 14 Maret 2018 selama
70 menit (2 x 35 menit). Materi pada Siklus II adalah cahaya dapat
dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan. Hasil penelitian Siklus II
menunjukkan proses pembelajaran dengan menggunakan model SFE
sudah mulai membaik, hal ini ditunjukkan guru sudah memahami cara
kerja model tersebut dan siswa sudah diarahkan untuk berkelompok dan
berdiskusi, siswa juga terlihat antusias selama pembelajaran berlangsung.
57
Kekurangan pada Siklus I sudah diperbaiki pada Siklus II. Pembelajaran
pada Siklus II masih ditemui kelemahan, namun secara keseluruhan
pembelajaran pada Siklus II lebih baik daripada Siklus I. Nilai siswa pada
Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1. FDS 60 Tidak tuntas
2. UF 70 Tuntas
3. WDS 80 Tuntas
4. AT 80 Tuntas
5. AA 80 Tuntas
6. AWNA 90 Tuntas
7. AY 10 Tidak tuntas
8. DADA 100 Tuntas
9. ERP 90 Tuntas
10. IDI 80 Tuntas
11. PCP 70 Tuntas
12. RAA 50 Tidak tuntas
13. M 90 Tuntas
14. ZNA 90 Tuntas
15. MNJ 100 Tuntas
16. AY 50 Tidak tuntas
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 10
Rata-rata 74,37
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 12 siswa
Tidak tuntas = 4 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Presentase ketuntasan=
x 100%
=
= 75%
58
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata pada Siklus II
sebesar 74,37 dari jumlah seluruh siswa kelas V. Siswa tuntas belajar
sebesar 75% (12 siswa) sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 25% (4
siswa). Berdasarkan data diatas diketahui siswa tuntas hanya 75% dari
jumlah siswa keseluruhan. Data tersebut belum mencapai batas ketuntatsan
kasikal sebesar 85%, maka harus dilaksanakan Siklus III pada waktu yang
telah ditentukan.
3. Deskripsi Data Siklus III
Penelitian Siklus III dilaksanakan pada Kamis 15 Maret 2018
selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pada Siklus III adalah cahaya dapat
merambat lurus; cahaya dapat menembus benda bening; cahaya dapat
dipantulkan; dan cahaya dapat dibiaskan. Pembelajarn pada Siklus III
berlangsung sesuai yang telah direncanakan. Kekurangan pada Siklus II
sudah diperbaiki pada Siklus III. Keterampilan guru dalam melaksanakan
model pembelajaran sudah meningkat dari Siklus sebelumnya dan
antusiasme siswa selama pembelajaran berlangsung juga meningkat,
dibuktikan pada nilai hasil belajar siswa yang meningkat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III
No Nama Nilai Keterangan
1. FDS 70 Tuntas
2. UF 90 Tuntas
3. WDS 100 Tuntas
4. AT 100 Tuntas
5. AA 80 Tuntas
6. AWNA 100 Tuntas
7. AY 80 Tuntas
8. DADA 100 Tuntas
9. ERP 100 Tuntas
Bersambung…
59
Sambungan….
10. IDI 100 Tuntas
11. PCP 100 Tuntas
12. RAA 90 Tuntas
13. M 100 Tuntas
14. ZNA 100 Tuntas
15. MNJ 100 Tuntas
16. AY 60 Tidak tuntas
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 60
Rata-rata 91,87
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 15 siswa
Tidak tuntas = 1 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Presentase ketuntasan=
x 100%
=
= 93,75%
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan nilai rata-rata pada Siklus III
sebesar 91,87 dari jumlah seluruh siswa kelas V. Siswa tuntas belajar
sebesar 93,75% (15 siswa) sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar
6,25% (1 siswa). Berdasarkan data diatas diketahui siswa tuntas sebesar
93% berarti telah mencapai syarat ketuntasan klasikal > 85% dari jumlah
siswa keseluruhan. Pembelajaran pada Siklus III dianggap berhasil,
sehingga penelitian dihentikan pada Siklus III. Siswa yang belum tuntas
pada Siklus III akan diberikan tindakan mandiri oleh guru berupa remedial
atau latihan-latihan sehingga diharapkan siswa dapat tuntas belajar.
60
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Siklus I, II dan III
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil
belajar siswa dapat dilihat pada Tablel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai Siklus III
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
I 73,75 Tuntas 11 68,75%
Tidak Tuntas 5 31,25%
II 74,37 Tuntas 12 75%
Ridak Tuntas 4 25%
III 91,87 Tuntas 15 93,75%
Tidak Tuntas 1 6,25%
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat adanya peningkatan hasil belajar
siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model SFE terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 4.4 menunjukkan hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat 11
siswa tuntas (68,75%) dan 5 siswa tidak tuntas (31,25%) dengan rata-rata
nilai 73,75. Nilai siswa tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang
telah ditetapkan yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa tuntas belajar, maka
penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang berbeda.
Hasil belajar siswa pasa Siklus II terdapat 12 siswa tuntas (75%) dan
4 siswa tidak tuntas (25%) dengan rata-rata nilai 74,37. Data pada Siklus II
terlihat peningkatan persentase ketuntasan sebesar 6,25%, namun nilai siswa
pada Siklus II ini belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan
yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa tuntas belajar, maka penelitian
dilanjutkan pada Siklus III dengan materi dan waktu yang berbeda.
61
Hasil belajar siswa pasa Siklus III terdapat 15 siswa tuntas (93,75%)
dan 1 siswa tidak tuntas (6,25%) dengan rata-rata nilai 91,87. Data pada
Siklus III terlihat peningkatan persentase ketuntasan sebesar 18,75%.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III sudah memenuhi kriteria ketuntasan
belajar yang telah ditetapkan yaitu yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa
tuntas belajar sehingga penelitian dihentikan pada Siklus III. Siswa yang
belum tuntas pada Siklus III akan diberikan tindakan mandiri oleh guru
berupa remedial atau latihan-latihan sehingga diharapkan siswa dapat tuntas
belajar.
Pembahasan tersebut dapat digambarkan pada Gambar 4.1 diagram
ketuntasan belajar siswa Siklus I sampai Siklus III (dalam persen) dan
Gambar persentase tiap Siklus dari Siklus I sampai Siklus III berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II Siklus III
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I sampai Siklus III
(Sumber: Data Primer)
62
Gambar 4.1 menunjukkan hasil belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran SFE terjadi peningkatan dari Siklus I 68,75% siswa tuntas
belajar, Siklus II 75% siswa tuntas belajar, dan Siklus III 93,75% siswa tuntas
belajar. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke Siklus II 6,25
% dan Siklus II ke Siklus III 18,75%.
Ilustrasi pada diagram batang di atas dapat dilihat dalam gambar
diagram lingkatan di bawah ini:
Tuntas 68,75%
Tidak Tuntas
31,25%
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.2 menunjukkan hasil belajar siswa tuntas dan tidak tuntas
setelah diterapkan model pembelajaran SFE dengan persentase tuntas 68,75%
dan tidak tuntas 31,25%.
Tuntas 75%
Tidak Tuntas
25%
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
(Sumber: Data Primer)
63
Gambar 4.3 menunjukkan hasil belajar siswa tuntas dan tidak tuntas
setelah diterapkan model pembelajaran SFE dengan persentase tuntas 75%
dan tidak tuntas 25%.
Tuntas 93,75%
Tidak Tuntas
6,25%
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.4 menunjukkan hasil belajar siswa tuntas dan tidak tuntas
setelah diterapkan model pembelajaran SFE dengan persentase tuntas 93,75%
dan tidak tuntas 6,25%.
64
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Model pembelajaran SFE dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok
Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018. Presentase ketuntasan
siswa belajar dari Siklus I ke Siklus II 6,25% dan Siklus II ke Siklus III
18,75%. Hal ini dapat dilihat dari data perolehan ketuntasan siswa belajar
pada siklus I 68,75%, Siklus II 75%, dan Siklus III 93,75%. Siswa yang tidak
tuntas pada Siklus III akan diberikan remedial atau latihan-latihan yang
dipantau langsung oleh guru sehingga semua siswa dapat tuntas belajar.
B. Saran
1. Siswa
a. Siswa hendaknya memerhatikan penjelasan guru saat pembelajaran
berlangsung;
b. Siswa hendaknya memerhatikan penjelasan temannya saat
pembelajaran menggunakan model SFE berlangsung;
c. Siswa hendaknya percaya diri yang bertindak menjadi fasilitator dalam
menjelaskan kepada siswa lainnya; dan
d. Siswa yang menjadi audience hendaknya memperhatikan materi yang
di jelaskan oleh temannya yang menjadi fasilitator.
2. Guru
a. Guru hendaknya memberikan petunjuk teknis langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model SFE; dan
65
b. Guru hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran SFE pada
pembelajaran IPA dengan materi pokok lain, karena penelitian
menggunakan model SFE dapat meningkatnya hasil belajar.
3. Sekolah
Sekolah hendaknya melakukan pembinaan terhadap guru untuk
melatih kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan inovasi
model pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.
66
DAFTAR PUSTAKA
Al Hasbi, Kartika Cristiani Suryandari, Wahyudi. (2016). Penerapan Model
Student Facilitator and Explaining dengan Media Konkret dalam
Peningkatan Pembelajaran IPA Tentang Gaya pada Siswa Kelas V SDN 2
Wonoharjo. Volume 4, 5.1. 548
Andar, Dita Wuri. 2013. Penerapan Model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas VIII SMP
Nurul Islam. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Aqib, Zainal, Siti Jaiyaroh, Eko Diniati, dan Khusnul Khotimah 2009. Penelitian
Tindakan Kelas untuk guru SD, SLB, TK. Bandung: Yrama Widya
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Reinaka Cipta
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar . Bandung: CV Pustaka Setia
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Lestari, Atik. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Materi Keimanan melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization).
Volume 5, 2. 253
Maryanto dan Purwanto. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 5 : Untuk SD/MI Kelas 5.
Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional
Mulyasa, E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya offset
Nuraini, Desi. 2015. Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Materi Cahaya dan Sifat-sifatnya Bagi Siswa Kelas V
Semester II Mi Ma’arif Pulutan Sidorejo Salatiga Tahun pelajaran
2014/2015. Salatiga: IAIN Salatiga
Priyono, Amin, Choirul Amin, Katrin, dan Tri Martini. 2009. Ilmu Pengetahuan
Alam 5: untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan
Nasional
67
Rositawaty, S dan Aris Muharam. 2008. Senang belajar ilmu pengetahuan alam
5: untuk Kelas V Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat
Perbukuan Pendidikan Nasional
Saputro, Budiyono. 2016. Manajemen Penelitian Pengembangan (Research &
Development) bagi Penyusun Tesis dan Disertasi. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo
Sentosa, Satria Suja, Johorman, Tri Saptuti Susianti. 2015. Penerapan Student
Facilitator and Explaining dengan Multimedia dalam Peningkatan
Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SDN 2 Waluyorejo Tahun Ajaran
2014/2015. Volumme 3, 5.1. 509
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sukarno, N Kertiasa, Hasiat, dan D Padmawinata. 1981. Dasar-dasar Pendidikan
Sains. Jakarta: Bhatara karya aksara
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem).
yogyakarta: Puataka Pelajar
Suryanto. 2011. Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Susanti, Tya, Siswantoro, A Sudirman. 2015. Penerapan Model Student
Facilitator and Explaining Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa. Lampung: Universitas Lampung
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana
Sutikno, M. Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok:
Holistica
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva press
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)). Jakarta: Kencana.
Uno, Hamzah B. 2011. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi
aksara.
LAMPIRAN
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Indri Astuti Rahmawati
NIM : 115-14-056
Fakultas/Progdi : FTIK/PGMI
Dosen PA : Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai
1. Sertifikat OPAK STAIN Salatiga
2014 “Aktualisasi gerakan
mahasiswa yang beretika, disiplin
dan berfikir terbuka”
18-19 Agustus
2014
Peserta 3
2. Sertifikat OPAK Jurusan Tarbiyah
STAIN Salatiga 2014 “Aktualisasi
pendidikan karakter sebagai
pembentuk generasi yang religious,
educative, dan humanis”
20-21 Agustus
2014
Peserta 3
3. Sartifikat Pengakraban Mahasiswa
Baru PGMI STAIN Salatiga 2014
“Harmoni keluarga PGMI yang
Humanis dan Berkarakter”
27 Agustus
2014
Peserta 2
4. Sertifikat Libray User Education
UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
2014
28 Agustus
2014
Peserta 2
5. Sertifikat Orientasi dasar keislaman
“pemahaman islam rahmatan lil
‘alamin sebagai langkah awal
menjadi mahasiswa berkarakter”
21 Agustus
2014
Peserta 2
6. Sertifikat Achievement Motivation
Training (AMT) dengan tema
“Dengan AMT semangat
menyongsong prestasi”
23 Agustus
2014
Peserta 2
7. Sertifikat “Training pembuatan
makalah”
17 September
2014
Peserta 2
8. Sertifikat Talk show dengan tema
“Ciptakan karakter mahasiswa
raligius dan berakhlaq mulia”
19 September
2014
Peserta 2
9. Sertifikat Seminar Nasional bahasa 4 November Peserta 8
Arab ITTAQO “implementasi
kurikulum 2013 pada mapel bahasa
Arab tingkat dasar, dan tingkat
menengah dalam upaya menjawab
tantangan pengajaran Bahasa Arab”
2014
10. Sertifikat Seminar Nasional
“Perbaikan mutu pendidikan melalui
profesionalitas pendidikan”
13 November
2014
Peserta 8
11. Sertifikat pendidikan dan latihan
calon pramuka pandega XXV
dengan tema “Racana sebagai garda
terdepan pelaku perubahan”
25-27
September 2015
Peserta 3
12. SertifikatPendidikan dan Latihan
Calon Pramuka Pandega (PLCPP)
XXVI Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi 2016
30 September
2016- 2 oktober
2016
Fasilitator 3
13. Sertifikat IAIN Salatiga Bersholawat
dan Orientasi Kebangsaan dengan
tema “Menyelami nilai-nilai islam
Indonesia untuk emperkokoh NKRI
dalam mewujudkan Baldatun
Thoyyibatun Warobbun Ghofur”
6 November
2015
Peserta 2
14. Sertifikat Dialog Interaktif dengan
tema “Peran UU Sisdiknas dan
Permendikbud dalam penerapan
kurikulum 2013”
2 Mei 2016 Peserta 2
15. Sertifikat Seminar Nasional
“Nasionalisme sebagai benteng
dalam menghadapi proxy war di
Indonesia”
18 Mei 2016 Peserta 8
16. Sertifikat Seminar “Stay positive”
IAIN Salatiga 2016
26 Mei 2016 Peserta 2
17. Sertifikat Seminar Nasional
“Indonesia Budayaku Indonesia
Warisanku (Salatiga kota pusaka)”
2 juni 2016 Peserta 8
18. Sertifikat Tryning Hypnoterapy
dengan tema “Selangkah lebih baik
dengan hipnotis”
26 November
2016
Peserta 2
19. PREMIUM AWARD Penghargaan
(tap.) SEMINAR
INTERNASIONAL dengan tema
“menjadi mobilepreuneur dalam era
e-commerce”
25 April 2017 Peserta 8
20. SEMINAR INTERNASIONAL
dengan tema “menjadi
mobilepreuneur dalam era e-
25 April 2017 Peserta 8
commerce”
21. Sertifikat Islamic Economy
Discussion dengan tema “MLM
Konvensional Vs MLM Syariah”
16 Oktober
2017
Peserta 2
22. Sertifikat Seminar Nasional
“kontribusi bank syariah dalam
pengembangan UMKM demi
meningkatkan perekonomian
bangsa”
23 Oktober
2017
Peserta 8
23. Sertifikat Seminar Nasional
“Peluang mahasiswa dalam
berinvestasi menuju kemandirian
ekonomi”
8 November
2017
Peserta 8
24. Sertifikat Seminar Aswaja “Pelajari,
pahami, dan bela aqidahmu” pondok
pesantren Tarbiyatul Islmaiyah
Ahmad Bin Zain Boyolali.
11 Maret 2018 Peserta 2
Jumlah point 100
Salatiga, 14 Maret 2018
Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan
Achmad Maimun, M.Ag.
NIP. 19700510 199803 1 003
IDENTITAS KOLABORATOR
1. Nama : Muh Kholil
2. NIP : -
3. TTL : Boyolali, 23 Juni 1980
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Agama : Islam
6. Jabatan : Kepala Sekolah
NILAI ULANGAN HARIAN SEBELUM DITERAPKAN MODEL SFE
No Nama KKM Nilai Keterangan
1. FDS 65 61 Tidak tuntas
2. UF 65 61 Tidak tuntas
3. WDS 65 49 Tidak tuntas
4. AT 65 70 Tuntas
5. AA 65 75 Tuntas
6. AWNA 65 88 Tuntas
7. AY 65 61 Tidak tuntas
8. DADA 65 64 Tidak tuntas
9. ERP 65 69 Tuntas
10. IDI 65 25 Tidak tuntas
11. PCP 65 85 Tuntas
12. RAA 65 62 Tidak tuntas
13. M 65 89 Tuntas
14. ZNA 65 93 Tuntas
15. MNJ 65 61 Tidak tuntas
16. AY 65 36 Tidak tuntas
Nilai tertinggi 93
Nilai terendah 25
Rata-rata 61.81
Tuntas 7
Presentase tuntas 43,75%
Tidak tuntas 9
Presentase tidak tuntas 56.25%
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAARAN (RPP)
SIKLUS 1
A. Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model.
B. Kompetesi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi Dasar
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
2. Indikator
6.1.1 Siswa menjelaskan pengertian cahaya
6.1.2 Siswa dapat menyebutkan sumber cahaya terbesar bumi
6.1.3 Siswa mampu menjelaskan dan menunjukkan cahaya merambat
lurus
6.1.4 Siswa mampu menjelaskan dan menunjukkan cahaya menembus
benda bening
Sekolah : MI Salafiyatul Ma’muraoh
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Sifat-sifat cahaya
Alokasi Waktu : 2 JPL X 35 menit
Model Pembelajara : Student Facilitator and Explaining
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi dan mendengarkan penjelasann guru, siswa dapat
menjelaskan pengertian cahaya.
2. Dengan mendengarkan penjelasa dari guru, siswa dapat menunjukkan
sumber cahaya terbesar matahari
3. Melalui penjelasan guru dan penugasan siswa dapat menjelaskan dan
menunjukkan cahaya merambat lurus
4. Melalui penjelasan guru dan penugasan siswa dapat menjelaskan dan
menunjukkan cahaya menembus benda bening.
D. Karakter yang Diharapkan
Mandiri, rasa ingin tahu, mandiri, gemar membaca
E. Materi Pembelajaran
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Cahaya berasal dari
suatu benda yang dapat memancarkan cahaya. Benda yang dapat
menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya terbesar di
bumi ini adalah matahari.
1. Sifat cahaya dapat merambat lurus
Cahaya dapat merambat lurus dapat dilihat dari sinar matahari yang
melalui celah pada genting yang bocor pada rumah kita. Genting yang
bocor tersebut dapat terlihat bahwa cahaya merambat lurus seperti sebuah
pipa. Cara lain dalam membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus
adalah dengan mengamati lampu kendaraan bermotor saat malam hari,
cahaya lampu kendaraan bermotor tersebut merambat luurs. Banyak sekali
kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan yang dapat membuktikan
bahwa cahaya memiliki sifat yang dapat merambat lurus.
Gambar 1 cahaya merambat lurus.
(Sumber: Rositawaty, 2008: 100)
2. Sifat cahaya dapat menembus benda bening
Cahaya dapat menembus benda bening dapat dibuktikan ketika
cahaya senter yang mengarah ke platik bening, maka cahaya senter
tersebut akan menembus platik bening tersebut. Namun jika plastik bening
dilapisi dengan karton hitam, maka dcahaya senter tersebut tidak dapat
menembusnya. Contoh lain adalah ketika melihat kolang renang yang
jernih, maka kita dapat melihat dengan jelas dasar kolam tersebut. Selain
contoh diasa, juga banyak sekali contoh lain yang membuktikan cahaya
dapat menembus benda bening.
Gambar 2.2 cahaya dapat menembus benda bening.
(Sumber: Maryanto dan Purwanto, 2009: 123)
F. Media Pembelajaran
Bagan bergambar sifat-sifat cahaya
G. Sumber Pembeajaran
Maryanto dan Purwanto. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 5 : Untuk SD/MI
Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Pendidikan Nasional.
Rositawaty, S dan Aris Muharam. 2008. Senang belajar ilmu pengetahuan
alam 5: untuk Kelas V Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Pendidikan Nasional.
H. Langkah Pebelajaran
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pembuka 1. Guru membuka pelajaran dengan salam;
2. Guru menanyakan kabar siswa;
3. Guru menanyakan pelajaran yang telah lalu
(Apersepsi); dan
4. Guru menginformasikan materi yang akan
dipelajarinya “sifat-sifat cahaya”.
5 menit
Inti Eksplorasi
1. Guru menyampaikan materi sifat-sifat
cahaya; dan
2. Guru memperlihatkan bagan bergambar
cahaya dapat merambat lurus dan cahaya
dapat menembus benada bening.
Elaborasi
60 menit
(3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjelaskan kepada temannya; dan
(4) Guru membimbing siswa mlakukan
pebelajaran model pembelajaran SFE secara
klasikal.
Konfirmasi 1. Guru mempersilahkan kepada siswa untuk
saling bertanya dan mengemukakan ide atau
gagasan;
2. Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pahaman dan memberi penguatan
3. Guru menjadi penengah bagi penjelasan
siswa yang kurang tepat, ide atau gagasan
yang belum terjawab ataupun bagian yang
belum sempat dijelaskan oleh siswa yang
berperan sebagai fasilitator; dan
4. Guru memberikan lembar soal kepada siswa
guna untuk melihat tingkat pemahaman
siswa.
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
pelajaran;
2. Guru mwnginformasikan materi pada
pembelajaran selanjutnya tentang cahaya
dapat dipantukan dan cahaya dapat dibiaskan;
3. Guru memberikan kata-kata semangat kepada
siswa agar selalu giat belajar; dan
4. Guru menutup pelajaran dengan doa.
5 menit
I. Penialain Hasil Pebelajaran
1. Bentuk penilaian: tes
2. Jenis penilaian: tes tertulis (Terlampir)
Kunci jawaban:
1. E
2. F
3. D
4. J
6. I
7. G
8. B
9. H
5. C 10. A
Penskoran:
Skor perolehan
Nilai = ---------------------- x 100%
Skor maksimal
Mengetahui,
Kepala MI Salafiyatul Ma’muroh
Muh. Kholil
Boyolali, 8 Maret 2018
Guru mata pelajaran umum
Muh. kholil
LEMBAR EVALUASI SIKLUS 1
Nama :……………………
No. abs :……………………
Jodohkanlah, tulis hurufnya saja!
1. Cahaya merupakan…
2. Sumber cahaya terbesar bumi adalah…
3. Arah rambat cahaya adalah…
4. Benda yang dapat menembus cahaya adalah
benda…
5. Dasar kolam renang dapat terlihat, karena
cahaya dapat…
6. Jika cahaya mengenai kaca, maka cahaya
akan…
7. Jika cahaya senter mengenai tembok, maka
cahaya…
8. Benda yang termasuk benda bening
adalah…
9. Contoh cahaya yang dapat merambat lurus
adalah…
10. Contoh cahaya menembus benda bening
adalah…
a. Ketika melihat keluar
jendeka kaca
b. Kaca
c. Merambat lurus
d. Lurus
e. Gelombang
elektromagnetik
f. Matahari
g. Tidak akan menembus
h. Cahaya masuk rumah
melalui genting yang
bocor
i. Menembus benda
bening
j. Bening
k. Lampu
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 1
A. Lembar Observasi Guru
Nama sekolah : MI Salafiyatul Ma’muroh
Nama guru : Muh. Kholil
Mata pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Materi pelajaran : Sifat-sifat cahaya
Siklus : I
Kelas/semester : V/II
Waktu : Kamis, 8 Maret 2018
Petunjuk pengisian : Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
dengan yang diamati.
No.
Aspek yang diamati Ya Tidak
I PEMBUKAAN
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Melakukan kegiatan apersepsi √
II KEGIATAN INTI PEMBEAJARAN
A. PENGUASAAN MATERI
3. Penguasaan materi pembelajaran √
4. Mengaitkan materi dengan pembelajaran yang
relevan
√
5. Kejelasan dalam penyampaian materi √
6. Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata √
B. PENDEKATAN ATAU STRATEGI
PEMBELAJARAN
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
√
8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
9. Menguasai kelas √
10. Melaksanakan pebelajaran yang bersifat
kontekstual
√
Bersambung…
Sambungan….
11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
√
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu √
C MEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN
13. Mendayagunakan media secara efektif dan efisiean √
14. Menghasilkan pesan yang menarik √
15. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
pembelajaran
√
16 Menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan model SFE
√
17. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan
belajar mengajar melalui model SFE
√
18 Memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar
mengajar melalui model SFE
√
D PELIBATAN SISWA
19. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
√
20. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons
siswa
√
21. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa √
E PENILAIAN PROSES HASIL BELAJAR
22. Memantau kemajuan belajar selama proses √
23. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
√
F PENGGUNAAN BAHASA
24. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik dan benar
√
25. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √
III PENUTUP
26 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman √
27. Melakukan tindak lanjut √
B. Lembar Observasi Guru dan Siswa
No. Aspek yang dinilai Deskripsi
Guru Siswa
1. Penyampaian kompetensi yang
akan diraih
Guru tidak menyampaikan
kompetensi yang akan di raih
pada pembelajaran hari itu yang
bersumber dari RPP yang
dipegangnya.
-
2. Penjelasan garis-garis besar materi
pembelajaran
Guru menjelaskan garis besar
materi pada Siklus 1 (cahaya
dapat merambat lurus dan
cahaya dapat menembus benda
bening)
Siswa mendengarkan penjelasan
guru dan menyimak melalui buku
pegangannya.
3. Pemberian kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan kepada
siswa lainnya.
Guru tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
menjadi fasilitator, dikarenakan
guru lupa untuk meminta siswa
menjadi fasilitator
-
4. Penggunaan bagan sebagai media
pembelajaran
Guru menggunakan bagan dalam
proses penyampaian materi.
Siswa hanya memperhatikan
penjelasan guru, dikarenakan
tidak diminta menjadi fasilitator
untuk siswa lainnya.
5. Penyampaian ide atau gagasan - Belum ada respon dari siswa
selama pembelajaran
berlangsung, karena mereka
mengganggap sudah memahami
materi pelajaran.
Bersambung…
Sambungan….
6. Penyimpulan ide atau gagasan Guru tidak menyimpulkan ide
atau gagasan dari siswa lain,
dikarenakan belum ada ide atau
gagasan yang disampaikan
siswa.
-
7. Penyampaian refleksi Guru merefleksi siswa dengan
menunjuk siswa secara random
untuk menjawab perrtanyaan
dan memberikan lembar evaluasi
untuk mengukur kemampuan
siswa
Siswa menjawab pertanyaan dari
guru kemudian siswa mengerjakan
soal yang diberikan oleh guru.
8. Penutup guru memimpin doa penutup. Siswa berdoa bersama.
C. Deskripsi Hasil Pengamatan
Kegiatan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada Kamis 8 Maret 2018 selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pada
Siklus I adalah cahaya dapat merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening. Hasil penelitian Siklus I menunjukkan
proses pembelajaran dengan menggunakan model SFE belum berjalan dengan baik, dikarenakan guru belum memahami cara
kerja model tersebut dan siswa hanya menjai objek penerima materi pembelajaran.
Pembelajaarn dimulai dengan memeriksa kesiapan siswa dan melakukan apersepsi. Guru pada Siklus I ini tidak
memberikan motivasi awal kepada siswa. Guru tidak membacakan tujuan pembelajaran kepada siswa.
Guru bahkan tidak menyinggung sama sekali tentang model pembelajaran SFE, selama guru menjelaskan materi, guru
hanya menanyakan pemahaman siswa setelah itu langsung kepada soal evaluasi. siswa setelah menyelesaikan pembelajaran
diajak oleh guru untuk menyimpulkan bersama sama pembelajaran dan berdoa bersama menutup pembelajaran. Sikap guru
selama proses pembelajaran sudah baik, ditandai pada lembar observasi guru di atas.
Boyolali, 8 Maret 2018
Pengamat,
Indri Astuti Rahmawati
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAARAN (RPP)
SIKLUS 2
J. Standar Kompetensi
7. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model.
K. Kompetesi Dasar dan Indikator
3. Kompetensi Dasar
7.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
4. Indikator
7.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan menunjukkan cahaya dapat
dipantulkan
7.1.2 Siswa mampu menjelaskan dan menunjukkan cahaya dapat
dibiaskan
L. Tujuan Pembelajaran
5. Melalui penjelasan guru dan penugasan siswa dapat menjelaskan dan
menunjukkan cahaya dapat dipantulkan
Sekolah : MI Salafiyatul Ma’muraoh
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Cahaya
Alokasi Waktu : 2 JPL X 35 menit
Model : Student Facilitator and Explaining
6. Melalui penjelasan guru dan penugasan siswa dapat menjelaskan dan
menunjukkan cahaya dapat dibiaskan.
M. Karakter yang Diharapkan
Mandiri, rasa ingin tahu, mandiri, gemar membaca
N. Materi Pembelajaran
1. Cahaya dapat dipantulkan
Sinar matahari yang mengenai cermin cahaya dari sinar
matahari tersebut akan memantul. Cermin datar akan memantulkan sinar
pada satu arah saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur.
Cahaya mengenai permukaan yang kasar pantulan cahayanya akan
terhambur ke segala arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut
pemantulan baur (difus).
Gambar 1. Cahaya dapat dipantulkan. a) Pemantulan teratur; b)
Pemantulan baur
(Sumber: Rositawaty, 2008: 103)
2. Cahaya dapat dibiaskan
Cahaya dapat dibiaskan contohnya adalah ketika minum dengan
gelas menggunakan sedotan plastik, sedotan plastik tersebut terlihat
seperti patah dan lebih pendek. Pembiasan cahaya terjadi karena cahaya
merambat pada dua medium atau zat yang berbeda yaitu dari udara ke air
Gambar 2. Cahaya dapat dibiaskan
(Sumber: Priyono dkk, 2009: 128)
Pembiasan dapat dibagi menjadi 2, yaitu pembiasan mendekati
garis normal, dam pembiasan menjauhi garis normal. cahaya dibiaskan
mendekati garis normal terjadi apabila cahaya datang dari zat yang
kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal itu, air lebih rapat
daripada udara. Sebaliknya, jika cahaya datang dari zat yang lebih
rapat ke zat yang kurang rapat, akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Gambar 3. Skema pembiasan cahaya
(Sumber: Rositawaty, 2008: 104)
O. Media Pembelajaran
Bagan bergambar sifat-sifat cahaya
P. Sumber Pembeajaran
Priyono, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas V.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Pendidikan Nasional.
Rositawaty, S dan Aris Muharam. 2008. Senang belajar ilmu pengetahuan
alam 5: untuk Kelas V Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Pendidikan Nasional.
Q. Langkah Pebelajaran
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu
Pembuka 5. Guru membuka pelajaran dengan salam;
6. Guru menanyakan kabar siswa;
7. Guru menanyakan pelajaran yang telah
lalu (Apersepsi); dan
8. Guru menginformasikan materi yang
akan dipelajarinya “sifat-sifat cahaya
(Cahaya dapat dipantulkan dan cahaya
dapat dibiaskan)”
5 menit
Inti Eksplorasi
5. Guru menyampaikan materi sifat-sifat
cahaya
6. Guru memperlihatkan bagan bergambar
cahaya dapat di pantulkan dan cahaya
dapat di biaskan.
Elaborasi 1. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan kepada
temannya;
2. Guru membimbing siswa mlakukan
pebelajaran model pembelajaran SFE
secara berkelompok; dan
3. Guru membagi siswa menjadi 2
kelompok dengan cara berhitung
Konfirmasi 1. Guru mempersilahkan kepada siswa
untuk saling bertanya dan
mengemukakan ide atau gagasan;
2. Guru dan siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pahaman dan
memberi penguatan;
3. Guru menjadi penengah bagi penjelasan
siswa yang kurang tepat, ide atau
gagasan yang belum terjawb ataupun
60 menit
bagian yang belum sempat dijelaskan
oleh siswa yang berperan sebagai
fasilitator; dan
4. Guru memberikan lembar soal kepada
siswa guna untuk melihat tingkat
pemahaman siswa.
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi pelajaran;
2. Guru menginformasikan materi pada
pembelajaran selanjutnya tentang cahaya
dapat merambat lurus; cahaya dapat
menembus benda bening; cahaya dapat
dipantukan dan cahaya dapat dibiaskan;
3. Guru memberikan kata-kata semangat
kepada siswa agar selalu giat belajar; dan
4. Guru menutup pelajaran dengan doa.
5 menit
R. Penialain Hasil Pebelajaran
1. Bentuk penilaian: tes
2. Jenis penilaian: tes tertulis (Terlampir)
Kunci jawaban:
11. H
12. A
13. F
14. I
15. B
16. J
17. C
18. E
19. K
20. G
Penskoran:
Skor perolehan
Nilai = ---------------------- x 100%
Skor maksimal
Mengetahui,
Kepala MI Salafiyatul Ma’muroh
Muh. Kholil
Boyolali, 14 Maret 2018
Guru mata pelajaran umum
Muh. Kholil
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 2
A. Lembar Observasi Guru
Nama sekolah : MI Salafiyatul Ma’muroh
Nama guru : Muh. Kholil
Mata pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Materi pelajaran : Sifat-sifat cahaya
Siklus : 2
Kelas/semester : V/II
Waktu : Rabu, 14 Maret 2018
Petunjuk pengisian : Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
dengan yang diamati.
No.
Aspek yang diamati Ya Tidak
I PEMBUKAAN
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Melakukan kegiatan apersepsi √
II KEGIATAN INTI PEMBEAJARAN
A. PENGUASAAN MATERI
3. Penguasaan materi pembelajaran √
4. Mengaitkan materi dengan pembelajaran yang
relevan
5. Kejelasan dalam penyampaian materi √
6. Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata √
B. PENDEKATAN ATAU STRATEGI
PEMBELAJARAN
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
√
8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
9. Menguasai kelas √
10. Melaksanakan pebelajaran yang bersifat
kontekstual
√
Bersambung…
Sambungan….
11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
√
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu √
C MEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN
13. Mendayagunakan media secara efektif dan efisiean √
14. Menghasilkan pesan yang menarik √
15. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
pembelajaran
√
16 Menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan model SFE
√
17. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan
belajar mengajar melalui model SFE
√
18 Memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar
mengajar melalui model SFE
√
D PELIBATAN SISWA
19. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
√
20. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons
siswa
√
21. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa √
E PENILAIAN PROSES HASIL BELAJAR
22. Memantau kemajuan belajar selama proses √
23. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
√
F PENGGUNAAN BAHASA
24. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik dan benar
√
25. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √
III PENUTUP
26 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman √
27. Melakukan tindak lanjut √
B. Lembar Observasi Guru dan Siswa
No. Aspek yang dinilai Deskripsi
Guru Siswa
1. Penyampaian kompetensi yang akan
diraih
Guru menyampaikan kompetensi
yang akan di raih pada
pembelajaran hari itu yang
bersumber dari RPP yang
dipegangnya.
Siswa mendengarkan kompetensi
yang dibacakan oleh guru
2. Penjelasan garis-garis besar materi
pembelajaran
Guru menjelaskan garis besar
materi pada Siklus 2 (cahaya
dapat dipantulkan dan cahaya
dapat dibiaskan)
Siswa mendengarkan penjelasan
guru dan menyimak melalui buku
pegangannya.
3. Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk menjelaskan kepada siswa
lainnya.
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjadi
fasilitator, dengan cara membagi
siswa dalam 2 kelompok yang
berisi 8 siswa. Teknis
pembagian kelompok adalah
dengan berhitung.
Siswa berkelompok dan siswa
sebagai fasilitator menjelaskan
materi kepada teman-temannya
melalui gambar
4. Penggunaan bagan sebagai media
pembelajaran
Guru menggunakan bagan dalam
proses penyampaian materi, dan
guru juga melatih siswa dalam
pembuatan bagan sebagai media
untuk menjelaskan ke kelompok
siswa tersebut
Siswa membuat bagan sesuai
instruksi dan arahan guru, setelah
itu siwa yang menjadi audience
memerhatikan penjelasan siswa
lainnya dan
Bersambung…
Sambungan….
5. Penyampaian ide atau gagasan Guru memerhatikan dan
menyimak proses pertukaran
pendapat
Siswa tampak malu-malu saat
ingin bertanya
6. Penyimpulan ide atau gagasan Guru menyimpulkan seluruh
pertanyaan atau ide dari siswa
Siswa menyimak penjelasan guru
dengan seksama, namun masih
ada 2 siswa yang sibuk dengan
mainan yang dibawanya,
sehingga ketika ditanya oleh guru
mengenai materi, siswa tersebut
tidak bisa menjawab.
7. Penyampaian refleksi Guru merefleksi siswa dengan
menunjuk siswa secara random
untuk menjawab perrtanyaan.
Siswa menjawab pertanyaan dari
guru.
8. Penutup guru memimpin doa penutup. Siswa berdoa bersama.
C. Deskripsi Hasil Pengamatan
Kegiatan pembelajaran Siklus II dilaksanakan pada Rabu 14 Maret 2018 selama 70 menit (2 x 35 menit).
Materi pada Siklus II adalah cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan. Hasil penelitian Siklus II
menunjukkan proses pembelajaran dengan menggunakan model SFE sudah berjalan dengan baik, guru memahami
cara kerja model tersebut dan siswa sudah dijadikan kelompk dan fasilitator untuk siswa lainnya selama proses
pembelajaran.
Pembelajaarn dimulai dengan memeriksa kesiapan siswa dan melakukan apersepsi, namun guru pada Siklus
II ini belum memberikan motivasi awal kepada siswa. Guru tidak membacakan keseluruhan tujuan pembelajaran
kepada siswa.
Guru sudah menyinggung sama sekali tentang model pembelajaran SFE walaupun tidah secara keseluruhan,
guru membagi siswa menjadi 2 kelompok dengan cara berhitung. Guru sedikit mengarahkan kepada sswa untuk
menjadi fasilitator dalam kelompoknya, guru juga memberikan tugas membuat bagan berisi materi untuk dijadikan
media pembelajaran di kelompok tersebut. Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Siswa setelah
menyelesaikan pembelajaran diajak oleh guru untuk menyimpulkan bersama sama pembelajaran dan berdoa bersama
menutup pembelajaran. Sikap guru selama proses pembelajaran sudah baik, ditandai pada lembar observasi guru di
atas.
Boyolali, 14 Maret 2018
Pengamat,
Indri Astuti Rahmawati
LEMBAR EVALUASI SIKLUS 3
Nama :……………………
No. abs :……………………
Jodohkanlah, tulis hurufnya saja!
11. Cahaya merupakan…
12. Sumber cahaya terbesar bumi adalah…
13. Arah rambat cahaya adalah…
14. Benda yang dapat menembus cahaya adalah
benda…
15. Dasar kolam renang dapat terlihat, karena
cahaya dapat…
16. Benda yang termasuk benda bening adalah…
17. Jika cahaya mengenai cermin maka....
18. Pemantulan teratur terjadi jika cahaya
mengenai permukaan….
19. Apabila cahaya merambat dari udara ke air
cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah…
20. Apabila cahaya merambat dari air ke udara
cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah…
a. Bening
b. Gelombang
elektromagnetik
c. Lurus
d. Lampu
e. Matahari
f. Menembus benda
bening
g. Menjauhi garis
normal
h. Mendekati garis
normal
i. Cahaya akan
dipantulkan
j. Halus
k. Kaca
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 3
A. Lembar Observasi Guru
Nama sekolah : MI Salafiyatul Ma’muroh
Nama guru : Muh. Kholil
Mata pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Materi pelajaran : Sifat-sifat cahaya
Siklus : 3
Kelas/semester : V/II
Waktu : Kamis, 15 Maret 2018
Petunjuk pengisian : Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
dengan yang diamati.
No.
Aspek yang diamati Ya Tidak
I PEMBUKAAN
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Melakukan kegiatan apersepsi √
II KEGIATAN INTI PEMBEAJARAN
A. PENGUASAAN MATERI
3. Penguasaan materi pembelajaran √
4. Mengaitkan materi dengan pembelajaran yang
relevan
5. Kejelasan dalam penyampaian materi √
6. Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata √
B. PENDEKATAN ATAU STRATEGI
PEMBELAJARAN
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
√
8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
9. Menguasai kelas √
10. Melaksanakan pebelajaran yang bersifat kontekstual √
Bersambung…
Sambungan….
11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
√
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu √
C MEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN
13. Mendayagunakan media secara efektif dan efisiean √
14. Menghasilkan pesan yang menarik √
15. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
pembelajaran
√
16 Menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan model SFE
√
17. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan
belajar mengajar melalui model SFE
√
18 Memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar
mengajar melalui model SFE
√
D PELIBATAN SISWA
19. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
√
20. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa √
21. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa √
E PENILAIAN PROSES HASIL BELAJAR
22. Memantau kemajuan belajar selama proses √
23. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
√
F PENGGUNAAN BAHASA
24. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik dan benar
√
25. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √
III PENUTUP
26 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman √
27. Melakukan tindak lanjut √
122
B. Lembar Observasi Guru dan Siswa
No. Aspek yang dinilai Deskripsi
Guru Siswa
1. Penyampaian kompetensi yang akan
diraih
Guru menyampaikan kompetensi
yang akan di raih pada
pembelajaran hari itu yang
bersumber dari RPP yang
dipegangnya.
Siswa mendengarkan kompetensi
yang dibacakan oleh guru
2. Penjelasan garis-garis besar materi
pembelajaran
Guru menjelaskan garis besar
materi pada Siklus 3 (cahaya
dapat merambat lurus; cahaya
dapat menembus benda bening;
cahaya dapat dipantulkan; dan
cahaya dapat dibiaskan)
Siswa mendengarkan penjelasan
guru dan menyimak melalui buku
pegangannya.
3. Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk menjelaskan kepada siswa
lainnya.
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjadi
fasilitator, dengan cara membagi
siswa dalam 4 kelompok yang
berisi 4 siswa. Teknis
pembagian kelompok adalah
dengan berhitung.
Siswa berkelompok dan siswa
sebagai fasilitator menjelaskan
materi kepada teman-temannya
melalui gambar
4. Penggunaan bagan sebagai media
pembelajaran
Guru menggunakan bagan dalam
proses penyampaian materi, dan
guru juga melatih siswa dalam
pembuatan bagan sebagai media
untuk menjelaskan ke kelompok
siswa tersebut
Siswa membuat bagan sesuai
instruksi dan arahan guru, setelah
itu siwa yang menjadi audience
memerhatikan penjelasan siswa
lainnya dan
Bersambung…
123
Sambungan….
5. Penyampaian ide atau gagasan Guru memerhatikan dan
menyimak proses pertukaran
pendapat
Siswa bertanya kepada siswa
yang menjadi fasilitator, dan
proses diskudi dalam
pembelajaran model SFE berjalan
lancar
6. Penyimpulan ide atau gagasan Guru menyimpulkan seluruh
pertanyaan atau ide dari siswa
Siswa menyimak penjelasan guru
dengan seksama,
7. Penyampaian refleksi Guru mrefleksi siswa dengan
menunjuk siswa secara random
untuk menjawab perrtanyaan.
Siswa menjawab pertanyaan dari
guru.
8. Penutup guru memimpin doa penutup. Siswa berdoa bersama.
C. Deskripsi Hasil Pengamatan
Kegiatan pembelajaran Siklus III dilaksanakan pada Kamis 15 Maret 2018 selama 70 menit (2 x 35 menit).
Materi pada Siklus III adalah cahaya dapat merambat lurus; cahaya dapat menembus benda bening; cahaya dapat
dipantulkan; dan cahaya dapat dibiaskan. Hasil penelitian Siklus III menunjukkan proses pembelajaran dengan
menggunakan model SFE berjalan dengan baik, guru memahami cara kerja model tersebut dan siswa sudah dijadikan
kelompk dan fasilitator untuk siswa lainnya selama proses pembelajaran.
Pembelajaarn dimulai dengan memeriksa kesiapan siswa dan melakukan apersepsi, guru pada Siklus III ini
sudah memberikan motivasi awal kepada siswa. Guru membacakan keseluruhan tujuan pembelajaran kepada siswa.
124
Guru sudah menggunakan model pembelajaran SFE dengan baik. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
dengan cara berhitung. Guru mengarahkan kepada sswa untuk menjadi fasilitator dalam kelompoknya, guru juga
memberikan tugas membuat bagan berisi materi untuk dijadikan media pembelajaran di kelompok tersebut. Siswa
diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Siswa setelah menyelesaikan pembelajaran diajak oleh guru untuk
menyimpulkan bersama sama pembelajaran dan berdoa bersama menutup pembelajaran. Sikap guru selama proses
pembelajaran sudah baik, ditandai pada lembar observasi guru di atas.
Boyolali, 15 Maret 2018
Pengamat,
Indri Astuti Rahmawati
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambar 1. Papan Nama Sekolah
Gambar 2. Guru menjelaskan garis besar materi siklus I
Gambar 3. Guru menggunakan media pembelajaran Siklus I
Gambar 4. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi siklus I
Gambar 5. Guru menjelaskan garis besar materi siklus II
Gambar 6. Siswa membuat bagan
Gambar 7. Siswa menjadi fasilitator sikls II
Gambar 8. Siswa bertukar pendapat dan mengajukan peranyaan sikus II
Gambar 9. Guru menjelaskan ulang dari pertanyaan-pertanyaan dari siswa saat
pembelajarn model SFE
Gambar10. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II
Gambar 11. Guru menjelaskan materi siklus III
Gambar 12. Siswa membuat bagan
Bambar 13. Siswa membuat bagam
Gambar 14. Siswa menjadi fasilitator
Gambar 15. Siswa bertukar pendapat dan mengajukan peranyaan sikus III
Gambar 16. Guru menjelaskan ulang dari pertanyaan-pertanyaan dari siswa saat
pembelajarn model SFE
Gambar 17. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus III
.0